BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak tidur hingga larut malam atau begadang merupakan suatu
aktivitas yang tidak jarang dilakukan oleh beberapa orang. Banyak
faktor yang menyebabkan mengapa mereka terjaga hingga larut malam,
mulai dari kerjaan kantor, tugas, dan lain lain. Kebiasaan ini
banyak dilakukan karena satu dan banyak hal, terutama dalam
kehidupan mahasiswa. Mahasiswa tidak terlepas dari kebiasaan buruk
mereka mengenai pola tidur yang tidak teratur. Kebiasaan tidur yang
buruk ini rupanya sudah melekat pada beberapa mahasiswa.Secara umum
kebutuhan tidur mahasiswa meningkat menjadi 8,5-9,25 jam setiap
harinya. Tetapi waktu tidurnya berubah, rasa kantuk baru menyerang
sekitar tengah malam, dimana orang lain sudah tertidur. Saat orang
lain mulai mengantuk pada pukul 21:00 atau 22:00, golongan
remaja/mahasiswa justru baru bersemangat untuk berkarya, baik itu
belajar atau menyelesaikan pekerjaan. Sementara di pagi hari sudah
harus bangun awal untuk mempersiapkan diri kuliah. Secara umum,
mahasiswa sebenarnya mengalami kekurangan tidur, sehingga banyak
diantara mereka yang tertidur di kelas. Belum lagi karena tuntutan
sosial yang menggoda untuk bermain hingga larut, bahkan pagi
hari.Dalam segi kesehatan pola tidur yang baik adalah 6-8 jam
perhari, itu adalah batas minimal untuk orang dewasa. Melihat dari
banyaknya mahasiswa yang tidur kurang dari 6 jam perhari dapat
mempengaruhi beberapa fungsi dalam tubuhnya dan menyebabkan
imunitas didalam tubuh kita menurun karena ada beberapa hormon yang
seharusnya berhenti bekerja akibat kita begadang menyebabkan hormon
tersebut terus bekerja. Ditambah lagi dengan makan makanan berat
pada malam hari, tubuh harus bekerja ekstra sehingga proses
metabolisme didalam tubuh kita terganggu. Untuk itu, kami
mengangkat analisis mengenai pola tidur pada kalangan mahasiswa
Universitas Padjadjaran di tingkat dua ini.1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pola tidur mahasiswa (responden) ketika masih SMA?
Bagaimana pola tidur mahasiswa (responden) ketika perkuliahan
tingkat dua?
Apa penyebab / faktor dominan yang mengakibatkan para mahasiswa
(responden) memiliki pola tidur seperti sekarang? Usaha apa yang
telah dilakukan mahasiswa (responden) untuk memperbaiki pola
tidur?
Seberapa besar pengaruh pola tidur terhadap stamina dan
kesehatan?
Apakah mahasiswa nyaman dengan pola tidur seperti sekarang?
Apa langkah tepat dalam mengembalikan pola tidur mahasiswa?1.3
Ruang LingkupPada analisis kali ini, kami hanya membahas mengenai
pola tidur yang terjadi di kalangan mahasiswa tingkat dua pada
Universitas Padjadjaran. Dimana analisis ini dilakukan berdasarkan
hasil kuesioner yang telah disebar ke seluruh fakultas dan
mahasiswa tingkat dua di Universitas Padjadjaran.
BAB IIISI
2.1. Statistik Responden
Dalam penelitian ini, para responden adalah sampel dari populasi
mahasiswa/i Universitas Padjadjaran tingkat dua atau dengan nama
lain mahasiswa/i yang sedang menempuh semester IV pada saat
dilakukan penelitian ini. Berikut ini adalah statistik responden
kami yang berjumlah 50 orang.
Umur
FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent
Valid191632.032.032.0
202244.044.076.0
21816.016.092.0
2236.06.098.0
2512.02.0100.0
Total50100.0100.0
Jenis_kelamin
FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent
ValidL2244.044.044.0
P2856.056.0100.0
Total50100.0100.0
Dari 50 orang responden yang diambil secara acak, terlihat bahwa
22 orang responden merupaakan perempuan dan selebihnya yaitu 28
orang responden merupakan laki-laki. Dimana pada umumnya (dominan)
mereka berumur 20 tahun. Ke 50 responden ini berasal dari seluruh
fakultas yang ada di Universitas Padjadjaran yang kemudian kami
kelompokkan lagi kedalam bidang keilmuan Ipa dan bidang keilmuan
Ips seperti pada table dibwah ini.Fakultas
FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent
ValidFAPERTA48.08.08.0
FAPET24.04.012.0
FARMASI24.04.016.0
FE12.02.018.0
FH36.06.024.0
FIB36.06.030.0
FIKOM918.018.048.0
FISIP612.012.060.0
FK12.02.062.0
FKEP510.010.072.0
FKG24.04.076.0
FMIPA12.02.078.0
FPIK12.02.080.0
FPSI36.06.086.0
FTG48.08.094.0
FTIP36.06.0100.0
Total50100.0100.0
Kategori Bidang Keilmuan Fakultas
FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent
ValidIPA2856.056.056.0
IPS2244.044.0100.0
Total50100.0100.0
2.2. Perbandingan rata-rata lama tidur mahasiswa/i perhariTabel
perbandingan lama jam tidur perhari
NMinimumMaximumMeanStd. DeviationVariance
Lama.tidur_wktsma505.0012.008.08001.648622.718
Lama.tidur_mhsw503.008.006.00001.281741.643
Valid N (listwise)50
Dapat dilihat dari tabel di atas, rata-rata lama tidur
mahasiswa/i sewaktu SMA lebih banyak waktunya perhari dibandingkan
sewaktu masa kuliah. Bukti ini bisa melahirkan beberapa hipotesis
bagi kami yaitu
1. Apa yang menyebabkan lama jam tidur mahasiswa menjadi lebih
sedikit waktunya ketika masa kuliah daripada sewaktu masa SMA ? 2.
Bagaimana pola tidur mahasiswa/i di tingkat dua masa perkuliahan
?3. Apa efek samping tidak teraturnya pola tidur mahasiswa/i
terhadap jasmani mereka ?2.2 Analisis Faktor PenyebabDalam bagian
ini kami memilih faktor kesibukan atau rutinitas sehari-hari
mahasiswa sebagai faktor penyebab kurang baiknya pola tidur
mahasiswa/i tingkat dua di Universitas Padjadjaran.2.2.1. Kesibukan
(rutinitas) dengan Waktu TidurA. Kesibukan (rutinitas)Kesibukan
sehari-hari atau rutinitas sudah tentu menyita waktu kita. Terlebih
lagi bila kita tidak mampu membagi waktu untuk dapat menyelesaikan
semua pekerjaan itu tepat pada waktunya sehingga tidak perlu
mengurangi jam tidur keseharian kita. Namun, dari hasil responden
di bwah ini, memiliki kecenderungan bahwa kesibukan yang sedang
dijalani saat ini bahkan menyita waktu tidur.Tabel kesibukan
mahasiswa/i yang paling menyita waktu
FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent
ValidKlh3366.066.066.0
Lain_lain612.012.078.0
O1122.022.0100.0
Total50100.0100.0
** Klh: perkuliahan, O: Organisasi
Hasil survey dari responden menunjukkan, kesibukan mereka saat
ini yang paling menyita waktu pada masa kuliah tingkat dua
didominasi oleh kegiatan perkuliahan. Ditunjukkan dengan besar 66%
dari seluruh responden memilih pilihan kesibukan perkuliahan
sebagai aktivitas yang paling menyita waktu mereka. Kegiatan
perkuliahan dalam konteks ini lebih kepada kegiatan akademiknya
seperti tugas perkuliahan, praktikum, dll. Sedangkan kesibukan
berorganisasi hanya 22% dari seluruh responden saja yang
memilih.
B. Waktu tidur (Jam Tidur)
Waktu tidur (jam tidur) sudah menjadi bagian inti dari pola
tidur, mereka yang terbiasa mengulur jam untuk tidur sudah tentu
memiliki pola tidur yang aan bergeser juga. Namun bergesernya jam
tidur dapat diimbangi dengan tidur tambahan disiang hari. Dari
analisis mengenai kesibukan atau rutinitas para responden, kami
kaitkan dengan jam tidur yang akhirnya mereka gunakan.
Dari table berikut ini, terlihat bahwa kesibukan yang dijalani
ternyata mempengaruhi jam tidur para responden (mahasiswa). Menurut
beberapa pendapat ahli, hal ini dikarenakan psikologis para
responden yang belum matang dan baru pertama kali bertanggung jawab
pada diri mereka sendiri. Tabel perbandingan rata-rata lama tidur
mahasiswa/i berdasarkan kesibukan yang paling menyita waktu
Lama_tidur
KesibukanMeanNStd. Deviation
Klh6.1970331.23705
Lain_lain5.333361.03280
O5.7727111.47247
Total6.0000501.28174
** Klh: perkuliahan, O: Organisasi
Pada grafik dan tabel di atas menunjukkan, mahasiswa yang
memilih perkuliahan sebagai kesibukan yang paling menyita waktu
mereka memiliki rata-rata lama waktu tidur dalam satu hari selama
6,2 jam/hari, sedangkan responden yang memilih Organisasi sebagai
kesibukan yang paling menyita waktu memiliki rata-rata lama waktu
tidur 5,33 jam/hari. Idealnya tidur malam itu dijalani adalah
6,5-7,5 jam/hari Dari bukti ini kita bisa menarik asumsi, bahwa
kegiatan berorganisasi itu tidak lebih banyak menyita waktu
mahasiswa/i daripada kegiatan perkuliahan. Para responden mengakui,
seringkali tugas-tugas dan praktikum perkuliahan mereka sangat
menyita tenaga, pikiran dan waktu. Tugas-tugas dan praktikum
tersebut sering sekali datang secara berdekatan atau bahkan
bersamaan dan yang lebih berat lagi adalah waktu pengumpulan
tugas-tugas dan laporan praktikum pun jadwalnya sering bersamaan.C.
Waktu mulai tidur malamJam tidur sudah halnya menjadi patokan dalam
mengatur pola tidur. Karena idealnya jam tidur tidak boleh
mengakibatkan fungsi organ dalam tubuh menjadi ikut terus bekerja
dalam waktu yang lebih. Berikuta adalah table jam mulai tidur para
responden.Mulai_tidur
FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent
Valid10:00:00.00036.06.06.0
11:00:00.0001734.034.040.0
11:30:00.00012.02.042.0
12:00:00.0001530.030.072.0
13:00:00.000816.016.088.0
14:00:00.000510.010.098.0
15:00:00.00012.02.0100.0
Total50100.0100.0
Descriptive Statistics
NMinimumMaximumMeanStd. DeviationVariance
Mulai_tidur5010:0015:0011:5701:091.749E7
Valid N (listwise)50
Dari hasil analisis, terlihat bahwa para responden memiliki
waktu tidur rata-rata jam 11:57. Dimana yang memiliki jam tidur
lebih awal adalah sekitar jam 10:00 malam dan yang paling lama
menunggu jam untuk tidur pada jam 03:00 dini hari. Untuk
mempermudah analisa, kami tampilkan dalam bentuk diagram batang
mengenai waktu tidur dominan yang menjadi kebiasaan para
responden.
**untuk jam tidur diatas jam 12 malam, kami kemas dalam bentuk
12+X untuk mempermudah perhitungan. (jam 1 malam = 13:00)
Bila dilihat dari modusnya, responden banyak yang mulai tidur
pada jam 11:00 yaitu sebanyak 17 orang, namun hal ini hanya berbeda
jumlah sebanyak 2 orang dengan yang memiliki kebiasaan tidur jam
12:00. Sudah menjadi kebiasaan yang seelalu terjadi di kalangan
mahasiswa. Mereka baru memiliki waktu untuk mengerjakan tugas dari
jam 8:00 ataupun jam 9:00 malam, sehingga mereka baru dapat tidur
pada jam 11:00 hingga 12:00 tengah malam.D. Faktor Dominan
Perubahan Pola TidurSetiap akibat pasti ada sebabnya. Begitu juga
dengan pola tidur mahasiswa yang mengalami pergeseran hingga larut
malam. Untuk itu kami juga menganalisa faktor dominan apa yang
mengakibatkan mahasiswa memiliki pola tidur seperti sekarang ini.
Berikut di tampilkan dalam diagram batang faktor dominan yang
dirasakan responden.
Bagi para responden, faktor yang lebih dominan menyebabkan pola
tidur mereka berubah dari masa SMA adalah 58% karena tugas, 32%
karena lingkungan seperti teman-teman kostan yang sering tidur
larut malam juga akan mempengaruhi pola tidur kita, dan selebihnya
dikarenakan faktor lain-lain seperti googling, nonton dsb) sekitar
10%. Para responden mengeluhkan banyaknya tugas ataupun laporan
pratikum yang harus diselesaikan seringkali membuat jadwal tidur
mereka berkurang. Namun pada kenyataannya tetap permasalahannya
terletak pada manajemen waktu, sebisa mungkin kita mengatur waktu
antara kuliah, organisasi, tugas, kesehatan dll secara seimbang.
Karena bila tugas bisa diselesaikan lebih awal nantinya tidak
banyak mengurangi jam tidur harian kita.Bila kita kelompokkan lagi
data tersebut untuk melihat responden mana yang lebih menganggap
faktor dominan, berikut kami tampilkan datanya.Jenis_kelamin *
Faktor_dominan Crosstabulation
Faktor_dominanTotal
Lain_lainLkTgs
Jenis_kelaminL191222
P471728
Total5162950
Pada data tersebut, terlihat bahwa lebih banyak perempuan
dibandingkan laki-laki yang mengeluhkan tugas sebagai faktor yang
seringkali membuat mereka mengubah pola tidur. Namun bila dilihat
dari faktor lingkungan, para lelaki yang lebih banyak mengakui
lingkungan yang dapat mengubah pola tidur mereka. Hal ini dapat
kita kaitkan pada kenyataan sehri-hari bahwa tingkat solidaritas
laki-laki lebih tinggi, terutama untuk hal kebersamaan seperti
menonton bola. Berikut ini diagram perbandingan anta laki-laki
dengan perempuan terhadap faktor yang mereka anggap paling
dominan.
Setelah mengetahui hasil analisis dari faktor dominan yang
paling mempengaruhi pola tidur responden, kami melanjutkan analisa
kepada jam tidur yang dijalani akibat adanya faktor dominan
tersebut. Dari hasil analisis ini selanjutnya dapat dilihat
rata-rata tidur mereka berdasarkan kesibukan yang sedang dijalani
para responden. Berikut adalah diagram perbandingan jam mulai tidur
antara mahasiswa dengan faktor penyebab kesibukannya.Faktor Dominan
terhadap Jam tidur
**LK: Lingkungan, Tgs: TugasDari hasil survey, rata-rata jam
mulai tidur para 50 sampel mahasiswa/i di tingkat dua ini adalah
pukul 11:57 malam. Jam mulai tidur terlama adalah jam 3 malam
sebanyak satu orang dan tugas saja yang menyebabkan responden
tersebut tidur jam 3 pagi. Lalu yang tercepat adalah jam 10:00
malam sebanyak satu orang juga. Dari setiap kategori jam mulai
tidur yang terkumpulkan dari para responden, hampir di setiap
kategori penyebab dominan para responden mempunyai kebiasaan tidur
pada pukul tersebut adalah karena tugas.
Pada tabel dibawah ini kita akan mengaitkan rata-rata jam mulai
tidur para responden dengan kesibukan yang paling menyita waktu
mereka.Tabel rata-rata jam mulai tidur mahasiswa/i berdasarkan
kesibukan yang paling menyita waktuMulai_tidur
KesibukanMeanNStd. Deviation
Klh11:573301:04
Lain_lain12:00601:32
O11:541101:18
Total11:575001:09
** Klh: perkuliahan, O: Organisasi
Rata-rata jam mulai tidur mahasiswa/i ternyata hampir sama untuk
setiap kategori mahasiswa dengan kesibukan yang paling menyita
waktu mereka. Apakah mulai tidur di tengah malam sudah menjadi
kebiasaan mahasiswa/i ? bisa jadi iya. Hal ini bisa disebabkan oleh
terbiasanya mereka mulai tidur di tengah malam hari karena
kesibukan mereka, sehingga ketika mereka senggang pun mereka juga
tidur di tengah malam pula. Dari data ini pula kita bisa
menyimpulkan bahwa sudah mulai menunjukkan pola tidur mahasiswa/i
tidak sehat, karena idealnya tidur malam itu dimulai pukul 10:00
malam. Berikut ini adalah tabel rata-rata waktu mahasiswa/i memulai
aktivitas di hari kerja.
Descriptive Statistics
NMinimumMaximumMeanStd. DeviationVariance
Mulai_beraktivitas5003:0011:0007:1601:343.197E7
Valid N (listwise)50
Rata-rata mereka memulai aktivitas di hari kerja pada pukul
07:16. Namun bila dilihat dari modusnya banyak mahasiswa yang mulai
beraktivitas jam 08:00 di hari kerja/perkuliahan (senin hingga
jumat).E. Tingkat kenyamanan Mahasiswa terhadap pola
tidurnya.Kenyamanan pada pola tidur sangat mempengaruhi dalam
pengelolaan waktu tidur. Sah saja bila seeseorang memulai
aktivitasnya jam 9 pagi dan baru tidur jam 12 malam. Namun tentu
saja seluruh hal tersebut harus dilakukan dengan seimbang, yaitu
tidak melebihi waktu kerja organ tubuh layaknya dan harus merasa
nyaman dengan pola tersebut. Ketidaknyamanan pada pola tidur akan
mempengaruhi kualitas tidur. Berikut ini data responden yang merasa
tdk nyaman dengan pola tidur yang dijalaninya.
Nyaman/Tidak dengan pola tidur terganggu
FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent
ValidT3264.064.064.0
Y1836.036.0100.0
Total50100.0100.0
Dari hasil kuesioner yang tersebar, tercatat bahwa sekitar 64%
para responden tidak nyaman dengan pola tidur yang dijalaninya saat
ini. Dimana dari 50 responden tersebut ada 32 orang yang merasa
tidak nyaman dan 18 orang merasa nyaman dengan pola tidur yang
dilakukan saat ini. dan untuk mempermudahnya kami sajikan juga
dalam bentuk diagram pie.
**Y: Ya, T: TidakF. Gangguan Kesehatan akibat Pola TidurGangguan
kesehatan merupakan salah satu akibat dari kurang seimbangnya pola
tidur yang kita jalani. Biasanya gangguan kesehatan jangka pendek
yang dirasakan dapat berupa pusing ketika bangun tidur, masuk
angin, namun efek jangka panjang yang dirasakan sangat banyak dan
merusak fungsi kerja organ. Pada analisis ini kami menganalisi
gangguan kesehatan jangka pendek para responden yang mengalami
perubahan pola tidur tersebut.
Jenis_kelamin * Gangguan_kesehatan Crosstabulation
Count
Gangguan_kesehatanTotal
KdgTY
Jenis_kelaminL163322
P192728
Total3551050
** Y: sering Kdg: kadang T:tdk pernah
Gangguan kesehatan jangka pendek pada umumnya hanya
kadang-kadang saja dirasakan oleh para responden dimana dari total
keseluruhan perempuan memiliki jumlah antara sering dan
kadang-kadang, perempuan memiliki nilai lebih banyak yaitu 26 orang
perempuan lebih banyak di bandingkan laka-laki yang berjumlah 19
yang merasakan adanya gangguan kesehatan akibat terganggunya pola
tidur, baik itu sering ataupun kadang-kadang. Sedangkan selebihnya
tidak merasakan efek dari berubahnya pola tidur terhadap kesehatan
mereka.2.3 Hasil Analisis Keseluruhan
Dari lima puluh orang responden yang kami ambil secara acak dari
seluruh mahasiswa tingkat dua yang berstatus aktif di Universitas
Padjadjaran, tercatat 28 orang responden merupakan perempuan dan 22
orang responden sisanya adalah laki-laki. Pola tidur para responden
mengalami perubahan dari masa SMA ke masa perkuliahan tingkat dua
ini. Pada saat SMA biasanya mereka tidur jam 10 malam, namun kini
mereka tidur rata-rata jam 11 hingga jam 12 malam.Hal yang
menyebabkan adanya perubahan pola tidur ini dirasakan oleh
responden sebagai akibat dari tugas. Karena ketika ditanya, 58%
dari responden atau sekitar 29 orang menjawab karena tugas (laporan
pratikum dsb) yang harus selesai segera lebih menyita waktu tidur.
Dan 32% atau 16 orang merasakan kurangnya tidur dikarenakan
pergaulan dlingkungan, baik itu suasana kostan, pergaulan, acara tv
dan sebagainya. Sedangkan sisanya memilih lain-lain sebanyak
10%.Kesibukan yang paling menyita waktu 33 responden adalah
perkuliahan, sedangkan 11 lainnya sibuk dengan organisasi dan 6
orang sisanya sibuk dengan hobi ataupun hal yang cukup mneyita
perhatian. Dengan kesibukan dominan di perkuliahan, wajar saja para
responden merasa perkuliahan menyita waktu dan perhatian yang
sangat banyak karena hal ini tercermin dari analisis sebelumnya
dimana tugas menjadi faktor dominan dalam perubahan pola tidur.
Akibat yang dirasakan oleh responden dari adanya perubahan pola
tidur ini berupa gangguan kesehatan jangka pendek seperti pusing,
masuk angina dan lain sebagainya. Namun banyak dari mereka (70%)
yang merasakan efek gangguan kesehatan itu kadang-kadang saja/tidak
menentu kapan terjadinya.
Sebanyak 64% dari responden merasa tidak nyaman dengan pola
tidur yang mereka alami sekarang, namun mereka menyadari hal ini
telah menjadi kebiasaan dan dikarenakan keadaan perkuliahan. Para
responden mengetahui pola tidur yang baik dan ideal, namun belum
bisa menerapkannya dikarenakan adaptasi kembali terhadap jam tidur
dini sulit dilakukan dan 64% responden memilih olahraga untuk
menyeimbangkan serta mengembalikan pola tidur yang ideal bagi
mereka.
2.4 Pola Tidur Sehat yang Ideal
Tidur didefinisikan dengan sebuah proses fisiologis yang
bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari
keterjagaan dan juga suatu keadaan di bawah sadar dimana seseorang
itu masih dapat untuk dibangunkan dengan pemberian rangsang
sensorik atau dengan rangsang lainnya.Manusia normal seperti kita
pada umumnya tentunya juga melakukan aktifitas ini, meskipun cuma 1
jam tiap hari. Kurang lebih begitu pengertian tidur yang bisa
disimpulkan dari kalimat di atas.
Pola tidur yang sehat tentunya kita butuhkan dalam kehidupan
sehari-hari. Baik itu dalam hal kualitas tidur yang baik atau pun
kwantitas tidur yang baik pula. Dan semoga pula dengan kita
mengenal akan pola tidur yang baik akan bisa bermanfaat bagi kita
semuanya dan tentunya pula bagi kesehatan kita sendiri. Sehingga
tidur yang baik untuk kesehatan perlu juga kita ketahui
bersama.
Posisi Tidur yang Baik
Posisi tidur yang baik dalam kaitannya dengan tidur yang baik
bagi kesehatan ini adalah posisi tubuh miring ke kanan dengan kaki
bagian atas di tekuk, dan tangan kiri sebagai bantal. Tidur dengan
posisi ini dapat bermanfaat agar mengalirkan darah ke otak dengan
sempurna, karena posisi kepala lebih rendah dari jantung. Posisi
tidur yang membuat bodoh adalah dengan tidur terlentang, tengkurap,
dan kaki mengangkang. Posisi ini tidak baik hal ini disebabkan
karena aliran darah tidak lancar, perut dan dada tertekan, juga
aliran darah ke otak juga terhambat.
Waktu / jam Tidur yang Ideal
Tubuh memang memerlukan istirahat atau tidur untuk mengembalikan
energi dan bisa beraktivitas kembali. Waktu tidur yang normal untuk
usia 18 tahun atau remaja ialah sekitar 6-7 jam setiap malamnya.
Namun kebiasaan buruk yang umumnya dilakukan para remaja ialah
begadang. Bila dilihat waktu tidur yang baik atau jam tidur yang
baik adalah berkisar pada jam 20.00 WIB 01.00 Pagi. Selanjutnya
01.00-04.00 digunakan untuk belajar, pukul 04.00 06.00 untuk
olahraga, dan seterusnya.Hanya saja hal ini tidak lazim di
kebanyakan masyarakat kita ini. Bagi usia remaja dan dewasa, waktu
terbaik untuk tidur ialah antara pukul 9-12 malam. Asumsikan Anda
tidur 7 jam, maka Anda akan terbangun pukul 4-5 pagi. Jika
aktivitas Anda baru dimulai lebih siang, pergunakan waktu di pagi
hari ini untuk aktivitas lain, misalnya belajar. Lakukan pola tidur
ini terus selama seminggu hingga tubuh akhirnya terbiasa. Saat
tidur yang tidak baik adalah pukul 06.30 WIB setelah matahari
terbit, pada tengah hari pukul 11.30 12.00 WIB dan pukul 17.30 WIB
saat matahari tenggelam. Tidur pada saat tersebut akan
mengakibatkan seseorang linglung dan separuh kesadarannya hilang,
diakibatkan oleh keseimbangan alam yang pada waktu-waktu tersebut
harus berada pada kondisi sadar.
Keadaan Saat Tidur
Tidur yang baik berada dalam keadaan atau ruang yang gelap,
terhindar dari cahaya yang menyengat dan silau. Rangsang cahaya
yang terlalu banyak, menyebabkan otak tidak optimal dalam melakukan
defragmentasi data-data yang terekam sebelum tidur, hal ini akan
berdampak kepada daya ingat pada jangka waktu yang lama.
Pembentukan Pola Tidur Sehat
Lakukan juga olahraga rutin pada sore hari, serta kurangi
konsumsi stimulan seperti kopi dan rokok saat hendak tidur. Selain
itu buatlah suasana kamar menjadi nyaman serta buatlah pikiran Anda
lebih rileks.Studi terbaru menunjukkan pola tidur yang berbeda
antara remaja dengan anak-anak dan orang dewasa dikarenakan hormon
melatonin pada remaja diproduksi di malam hari, berbeda dengan
anak-anak dan orang dewasa. Hormon inilah yang menyebabkan remaja
lebih sulit untuk tidur lebih awal.
Bila hal ini terus menerus terjadi, disertai dengan beban
aktivitas fisik yang berlebih, remaja akan menjadi stres karena
hanya memikirkan hal-hal sepele yang membuatnya tidak dapat tidur.
Selain itu, kesulitan tidur akan berdampak pada tingkat konsentrasi
belajar dan bekerja, serta secara emosional akan menjadi mudah
sedih dan depresi. Yang terpenting, bila Anda mengantuk pada siang
hari, hindari tidur siang. Ingatkanlah diri bahwa Anda sedang
berusaha untuk membentuk pola tidur AndaDengan kita mengamalkan dan
menjalankan pola tidur yang baik akan bisa menjaga kesehatan dan
juga kebugaran tubuh kita masing-masing yang dalam kesehariannya
telah menjalani aktifitas kehidupan dan bergelut dengan rutinitas
pekerjaan kita. 2.5 Akibat dari pola tidur tidak sehatBanyak yang
menganggap remeh terhadap waktu istirahat atau tidur. Padahal tidur
merupakan obat mujarab untuk mengobati kelelahan yang terjadi pada
tubuh kita setelah seharian melakukan aktivitas. Dampak yang
terjadi apabila kita kurang tidur padahal sangat jelas sekali.
Biasanya ketika kita kurang istirahat kita sering uring-uringan dan
pusing. 1. Kecelakaan
Sebuah penelitian yang dilakukan Lembaga Keselamatan Lalu Lintas
Jalan Raya Nasional Amerika menunjukkan bahwa kelelahan merupakan
penyebab 100.000 kecelakaan mobil dan 1.500 kematian selama setahun
di AS. Korbannya orang di bawah umur 25 tahun. Studi yang sama
menunjukkan, jika Anda kurang tidur atau memiliki kualitas tidur
yang rendah, maka hal itu dapat menyebabkan kecelakaan dan cedera
saat bekerja. Dalam sebuah penelitian, pekerja yang mengeluh
mengantuk berlebihan pada siang hari rentan terluka saat bekerja
dan secara terus-menerus mengalami kecelakaan yang sama saat
bekerja.
2. Konsentrasi menurun
Tidur yang baik memainkan peran penting dalam berpikir dan
belajar. Kurang tidur dapat memengaruhi banyak hal. Pertama,
mengganggu kewaspadaan, konsentrasi, penalaran, dan pemecahan
masalah. Hal ini membuat belajar menjadi sulit dan tidak efisien.
Kedua, siklus tidur pada malam hari berperan dalam menguatkan
memori dalam pikiran. Jika tidak cukup tidur, maka Anda tidak akan
mampu mengingat apa yang Anda pelajari dan alami selama
seharian.
3. Masalah kesehatan serius
Gangguan tidur dan kurang tidur tahap kronis dapat mengakibatkan
:
* Penyakit jantung
* Serangan jantung
* Gagal jantung
* Detak jantung tidak teratur
* Tekanan darah tinggi
* Stroke
Menurut beberapa penelitian, 90 persen penderita
insomniagangguan tidur yang ditandai dengan sulit tidur dan tetap
terjaga sepanjang malamjuga mengalami risiko kesehatan serupa. Jadi
kurang tidur sangat buruk untuk kesehatan.
4. Gairah seks menurun
Para ahli melaporkan, kurang tidur pada pria dan wanita
menurunkan tingkat libido dan dorongan melakukan hubungan seksual.
Hal ini dikarenakan energi terkuras, mengantuk, dan tensi yang
meningkat. Bagi pria yang mengidap sleep apnea (masalah pernapasan
yang mengganggu saat tidur) kurang tidur menyebabkan gairah seksual
melempem. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical
Endocrinology & Metabolism 2002 menunjukkan, hampir semua orang
yang menderita sleep apnea memiliki kadar testosteron yang rendah.
Hampir setengah dari orang yang menderita sleep apnea parah
memiliki tingkat testosteron yang rendah pada malam hari.5.
Menyebabkan depresi
Gangguan tidur yang paling umum adalah insomnia, yang memiliki
kaitan kuat dengan depresi. Dalam studi tahun 2007 yang melibatkan
10.000 orang terungkap bahwa pengidap insomnia 5 kali lebih rentan
mengalami depresi. Bahkan, insomnia sering menjadi salah satu
gejala pertama depresi. Insomnia dan tidak nafsu makan akibat
depresi saling berhubungan. Kurang tidur memperparah gejala depresi
dan depresi membuat Anda lebih sulit tidur. Sisi positifnya, pola
tidur yang baik dapat membantu mengobati depresi.
6. Memengaruhi kesehatan kulit
Bila Anda tidak mendapatkan cukup tidur, tubuh Anda melepaskan
lebih banyak hormon stres atau kortisol. Dalam jumlah yang
berlebihan, kortisol dapat memecah kolagen kulit atau protein yang
membuat kulit tetap halus dan elastis. Kurang tidur juga dapat
menyebabkan tubuh lebih sedikit mengeluarkan hormon pertumbuhan.
Ketika kita masih muda, hormon pertumbuhan manusia mendorong
pertumbuhan. Dalam hal ini, hormon tersebut membantu meningkatkan
massa otot, menebalkan kulit, dan memperkuat tulang.
7. Pelupa
Tidak ingin lupa dengan kenangan terbaik dalam hidup Anda?
Cobalah perbanyak tidur. Pada tahun 2009, peneliti dari Amerika dan
Perancis menemukan bahwa peristiwa otak yang disebut sharp wave
ripples bertanggung jawab menguatkan memori pada otak. Peristiwa
ini juga mentransfer informasi dari hipokampus ke neokorteks di
otak, tempat kenangan jangka panjang disimpan. Sharp wave ripples
kebanyakan terjadi pada saat tidur.
8. Tubuh jadi melar
Kurang tidur berhubungan dengan peningkatan rasa lapar dan nafsu
makan, dan kemungkinan bisa menjadi obesitas. Menurut sebuah studi
tahun 2004, hampir 30 persen dari orang-orang yang tidur kurang
dari enam jam sehari cenderung menjadi lebih gemuk daripada mereka
yang tidur tujuh sampai sembilan jam sehari.
9. Meningkatkan risiko kematian
Dalam penelitian Whitehall ke-2, peneliti Inggris menemukan
bagaimana pola tidur memengaruhi angka kematian lebih dari 10.000
pegawai sipil Inggris selama dua dekade. Berdasarkan hasil
penelitian yang dipublikasikan pada 2007, mereka yang telah tidur
kurang dari 5-7 jam sehari mengalami kenaikan risiko kematian
akibat berbagai faktor. Bahkan kurang tidur meningkatkan dua kali
lipat risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Berikut ada beberapa bahaya kesehatan yang muncul akibat kurang
tidur atau kebiasaan begadang.
1. Anti Bodi Melemah.
Mereka yang tidur kurang dari 7 jam per malam bisa 3 kali lebih
rentan mengalami rasa dingin. Penelitian menemukan, kurang tidur
akan menyebabkan tubuh mengalami kegagalan untuk menjaga respon
imun atau kekebalan tubuh secara normal. Untuk memperbaikinya, maka
rubahlah pola tidur Anda mulai dari sekarang.
2. Rentan Terserang Diabetes.
Sering begadang juga bisa membuat tubuh rentan terserang
penyakit diabetes. Kurang tidur bisa mengembangkan resistansi
terhadap insulin, yakni hormon yang membantu mengangkut glukosa
dari aliran darah ke dalam sel. Hal ini menyebabkan terjadi proses
metabolisme gula yang tidak semestinya. Alhasil tubuh akan terkena
diabetes.
3. Resiko Terkena Kanker.
Penggemar olahraga yang tidur kurang dari 7 jam per malam 50 %
lebih mudah terkena kanker dibanding mereka yang memiliki kualitas
tidur yang baik. Hal ini terjadi karena kurang tidur menyebabkan
gangguan metabolisme hormonal sehingga lebih beresiko terkena
kanker.
4. Berbagai Rasa Sakit Bisa Timbul.
Tidaklah mengherankan jika sakit punggung atau badan terasa
pegal-pegal terjadi dipagi hari setelah begadang. Karena kurang
tidur bisa memicu tubuh lebih mudah mengalami nyeri karena kurang
istirahat.
5. Mudah Letih atau Lelah.
Tidur yang cukup adalah cara yang terbaik untuk mengistirahatkan
tubuh setelah beraktivitas seharian. Jadi jika kurang tidur, maka
tubuh juga akan kurang istirahat dan tidak akan kembali bugar.
Karenanya tubuh akan mudah terasa letih atau lelah saat
beraktivitas. Inilah yang menyebabkan munculnya rasa ngatuk meski
sedang bekerja atau kuliah.
6. Tampak Lebih Tua.
Efek dari kurang tidur tidak hanya dirasakan di organ bagian
dalam saja, tapi bagian luar juga akan terkena efeknya. Mereka yang
kurang tidur biasanya akan memiliki kulit yang pucat dan wajah
lelah. Bahkan, kulit juga bisa mengalami keriput akibat kurang
tidur.Menurut sebuah penelitian, waktu tidur yang tidak mencukupi
dapat mengakibatkan masalah hidup dan mati. Sejumlah ilmuwan
mengungkapkan bahwa tidur kurang dari enam jam pada malam hari
dapat meningkatkan resiko kematian dini, sementara tidur lebih dari
sembilan jam juga dapat beresiko mengurangi usia.
BAB III
PENUTUP
3.1 KesimpulanDalam segi kesehatan pola tidur yang baik adalah
6-8 jam perhari, itu adalah batas minimal untuk orang dewasa.
Melihat dari banyaknya mahasiswa yang tidur kurang dari 6 jam
perhari dapat mempengaruhi beberapa fungsi dalam tubuhnya dan
menyebabkan imunitas didalam tubuh kita menurun karena ada beberapa
hormon yang seharusnya berhenti bekerja akibat kita begadang
menyebabkan hormon tersebut terus bekerja. Ditambah lagi dengan
makan makanan berat pada malam hari, tubuh harus bekerja ekstra
sehingga proses metabolisme didalam tubuh kita terganggu.3.2
SaranMetode pencatatan seperti yang dilakukan menurut kami cukup
baik dan cukup efisien. Karena dengan data hasil kuesioner tersebut
akan lebih mudah dalam pengerjaannya maupun pengkajiannya yaitu
diambil sample secara acak sebanyak 50 orang dari seluruh fakultas.
Metode ini memudahkan dalam mengambil garis kesimpula. Namun hasil
kesimpulan masih sangat kisaran kasar, dimana yang diperhitungkan
hanya beberapa faktor dan pendataan yang kami lakukan masih sangat
sederhana. Kedepannya sebelum membuat analisis seperti ini,
henddaknya membuat kerangka dan inti analisis sehingga dapat
dikerucutkan dengan mudah.DAFTAR ISI
Internet:
Anonym. 2012. Tidur yang Baik untuk Kesehatan
http://cardiacku.blogspot.com diakses 15 Juni 2013Suriansyah. 2012.
Pola Waktu Tidur yang Baik. http://www.suriansyah.com diakses 15
Juni 2013
Mutiara, Mega. 2013. Mahasiswa Begadang. http://djatinangor.com
diakses 15 Juni 2013 Anonym. 2012. Tidur pada Mahasiswa.
http://id.prmob.net diakses 15 Juni 2013 Harnowo, Putro. 2013.
Mahasiswa (anak kuliahan) Rajin Bangun Pagi.
http://health.detik.com/read/ diakses 15 Juni 2013Gamat, Gold.
2012. Dampak Buruk Kurang Istirahat.
http://carasehatalami.com/artikel-kesehatan diakses 15 Juni 2013
EMBED Excel.Chart.8 \s
Analisis Pola Tidur Mahasiswa Tingkat Dua
_1432821555.xlsChart1
58
10
32
Sales
Faktor Dominan
Sheet1
Sales
Tugas58
lain-lain10
Lingkungan32