Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap anak adalah istimewa. Seperti halnya kita, orang dewasa, anak juga punya
kekurangan dan kelebihan. Bayi yang lahir di dunia ini tidak semuanya lahir dengan
normal. Ada yang mengalami kelainan atau cacat, atau ada juga yang lahir sebelum waktu
lahirnya yang seharusnya. Bayi yang lahir sebelum waktu lahir normalnya yaitu 37
minggu disebut dengan bayi prematur. Bayi prematur umumnya lahir sebelum organ-
organ tubuhnya belum terbentuk sempurna sehingga dapat mengalami gangguan saat bayi
tersebut tumbuh dan berkembang. Selain itu, pertumbuhan dan perkembangan anak juga
dipengaruh oleh faktor sosial dan ekonomi orang tua. Jika bayi tersebut lahir dari
keluarga yang berkecukupan, maka besar kemungkinan bayi mendapatkan gizi dan
imunisasi yang cukup. Namun sebaliknya, jika bayi tersebut lahir dari keluarga dengan
status sosial dan ekonomi yang rendah, kemungkinan cukupnya gizi dan imunisasi yang
akan didapatkan bayi sangat kecil. Oleh karena itu, perlu adanya pembahasan tentang
tumbuh kembang bayi prematur.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan anamnesis yang dilakukan terhadap pasien.
2. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap bayi prematur.
3. Menjelaskan tentang skor APGAR.
4. Menjelaskan imunisasi yang perlu diberikan.
5. Menjelaskan tumbuh kembang bayi prematur.
6. Menjelaskan riwayat makanan yang harus dijalani oleh bayi prematur.
7. Menjelaskan penatalaksanaan yang dilakukan terhadap bayi prematur.
1
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
Anamnesis
Anamnesis harus dilakukan secara teliti, teratur, dan lengkap karena sebagian besar
data yang diperlukan diperoleh dari anamnesis untuk menegakkan diagnosis. Untuk bayi
prematur yang lahir dari keluarga dengan status sosial rendah, hal-hal yang perlu
ditanyakan dalam anamnesis yaitu :
Riwayat kehamilan ibu yaitu kesehatan ibu saat kehamilan, pernah sakit atau tidak,
makan obat-obatan, atau tetanus toxoid.
Riwayat kelahiran, yaitu :
o Tanggal lahir,
o Tempat lahir,
o Ditolong oleh siapa,
o Cara kelahiran,
o Kehamilan ganda,
o Keadaan segera setelah lahir, pasca lahir, hari-hari pertama kehidupan,
o Masa kehamilan,
o Berat badan dan panjang badan lahir (apakah sesuai dengan masa kehamilan,
kurang atau besar)
Riwayat pertumbuhan, yaitu kurva berat badan dan panjang badan terhadap umur.
Riwayat perkembangan, yaitu patokan perkembangan pada bidang motor kasar,
motor halus, dan sosial-personal.
Riwayat imunisasi
Riwayat makanan
Riwayat penyakit yang pernah diderita
Riwayat keluarga
Corak reproduksi ibu
Data perumahan
2
Page 3
Pemeriksaan Fisik
Cara pemeriksaan harus disesuaikan dengan umur anak.1 Suara tenang, sikap yang
sabar, perhatian penuh terhadap penderita memudahkan pemeriksaan. Anak yang
ketakutan mungkin menolak semua percobaan pemeriksaan, namun sering anak dapat
diperiksa seluruhnya di dalam pelukan ibu. Pemeriksaan yang dilakukan pada umumnya
adalah pengukuran antropometri.
Panjang badan
Pada anak, tinggi badan harus diukur untuk mengetahui pertumbuhannya. Bayi
ditidurkan terlentang dengan posisi kepala pada bagian yang statis dan letak kaki
pada sisi dinamis dan dilakukan pembacaan. Pada anak besar, tinggi badan diukur
secara berdiri. Orang tua yang tinggi biasanya memiliki anak yang lebih tinggi
dibanding anak dari orang tua yang pendek. Badan yang sangat pendek (dwarfism)
mundkin dapat disebabkan oleh penyakit menahun yang mempengaruhi absorbsi
atau penggunaan makanan, misanya malnutrisi energi protein, kelainan mental, atau
alergi terhadap makanan. Sebaliknya, badan yang sangat tinggi dapat disebabkan
makan yang terlalu banyak, kadang juga ditemukan pada anak dengan retardasi
mental.
Berat badan
Anak sebaiknya ditimbang teratur, sekurang-kurangnya sebulan sekali untuk 6
bulan pertama, 2-3 bulan sekali untuk 6 bulan kedua, 2 kali setahun untuk 3 tahun
berikutnya dan selanjutnya setiap tahun.
Pemantauan berat badan membantu mendeteksi gangguan pertumbuhan.2
Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan di-plot dalam kurva berat
dan tinggi NCHS. Balita normal pada umumnya mempunyai berat badan di atas
persentil 5 NCHS, tetapi berat badan dapat naik atau turun memotong 1 - 2 kurva
persentil berat badan. Jika kurva berat badan memotong lebih dari 2 kurva persentil,
keadaan ini disebut failure to thrive (gagal tumbuh), yang dapat disebabkan oleh
faktor medis (penyakit), faktor nutrisi, maupun faktor psikososial (deprivasi
maternal).
3
Page 4
Lingkar kepala
Lingkar kepala diukur pada bayi yang kurang dari 2 tahun dari glabela ke
protuberans occipitalis dan dlakukan secara berkala.
Suhu tubuh
Umumnya suhu tubuh diukur secara rektal. Anak ditengkurapkan pada pangkuan ibu
dan ditahan oleh lengan kiri ibu. Dengan 2 jari tangan kirinya, ibu memisahkan
dinding anus bagian kanan dan kiri dan memasukkan termometer ke dalam anus
dengan tangan kanannya. Pengukuran suhu tubuh secara oral hanya dilakukan pada
anak yang berumur lebih dari 6 tahun dan telah mengerti maksud pemeriksaan.1,2
Tekanan darah
Sebaiknya diukur jika anak sedang tenang dan tidak menangis. Besat manset
sebaiknya antara setengah dan dua pertiga panjang lengan atas. Kalau manset terlalu
besat, akan memberikan anagka yang terlalu rendah, sedangkan manset yang terlalu
kecil memberikan angka yang tinggi. Tekanan darah pada waktu lahir ialah 60 – 90
mmHg sistolik dan 20-60 mmHg diastolik. Keduanya biasnya naik 2-3 mmHg tiap-
tiap tahun dan sesudah pubertas mencapai tekanan darah orang dewasa. Sampa umur
1 tahun tekanan diastolik di lengan sama dengan di paha, sesudahnya tekanan sistolik
di paha lebih tinggi 10-30 mmHg, sedangkan tekanan diastolik hampir tetap sama.
Pernapasan
Frekuensi, tipe/pola pernapasan, kedalaman, maupun irama merupakan hal-hal yang
diperhatikan saat mengukur pernapasan bayi. Tipe pernapasan yang normal adalah
pernapasan abdminal/diafragmatikal dan semakin besar maka akan menjadi torakal.
Selain pemeriksaan antropometri, pemeriksaan menurut Denver II juga selalu
digunakan. Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver
Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening
Test (DDST-R) adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan
anak.3 Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.
Adapun tujuan dari DDST II antara lain sebagai berikut :
4
Page 5
1. Mendeteksi dini perekembangan anak.
2. Menilai dan memantau perkembangan anak sesua usia (0 – 6 tahun)
3. Salah satu antisipasi bagi orang tua.
4. Identifikasi perhatian orang tua dan anak tentang perkembangan
5. Mengajarkan perilaku yang tepat sesuai usia anak
Aspek perkembangan yang dinilai ada 4 sektor, yaitu :
a. Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
c. Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan
d. Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Alat yang digunakan adalah :
Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, peralatan makan, peralatan
gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil,
kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis
anak saat diperiksa).
Lembar formulir DDST II
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan
cara penilaiannya.
Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:
a. 3-6 bulan
5
Page 6
b. 9-12 bulan
c. 18-24 bulan
d. 3 tahun
e. 4 tahun
f. 5 tahun
2) Tahap kedua dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan
pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang
lengkap.
Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan
melakukan tugas (No Opportunity = NO).
Cara pemeriksaan Denver II
Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan
diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama
dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST.
Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.
Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal,
Meragukan dan tidak dapat dites.
1) Abnormal
Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih.
Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1
sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama
tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
vertikal usia.
2) Meragukan
Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor
yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
vertikal usia.
6
Page 7
3) Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.
4) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer. Pada
anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun.
Interpretasi dari nilai Denver II adalah sebaga berikut.
Advanced
Bila anak mampu melaksanakan tugas pada item disebelah kanan garis umur, lulus
kurang dari 25% anak yang lebih tua dari usia tersebut.
Normal
Bila anak gagal/ menolak tugas pada item disebelah kanan garis umur,
lulus/gagal/menolak pada item antara 25-75% (warna putih).
Caution
Tulis C pada sebelah kanan blok, gagal/menolak pada item antara 75-100% (warna
hijau).
Delay
Gagal/menolak item yang ada disebelah kiri dari garis umur.
Pemeriksaan penunjang lain yang harus dilakukan
Pemeriksaan fungsi penglihatan. Bayi dengan berat lahir kurang dari 1700
gram, 50 % menderita ROP dan 5 % di antaranya ROP berat. Semua bayi dengan
resiko tinggi harus dilakukan pemeriksaan mata pada umur 4-6 minggu. Bila
ditemukan kelainan, diperlukan pemeriksaan berkala tiap 2 minggu, sehingga
progesivitas penyakit dapat sangat diketahui. Bila tidak ditemukan kelainan,
pemeriksaan mata diulangi pada umur 12-24 bulan.
Pemeriksaan fungsi pendengaran. Tuli kongenital lebih sering ditemukan pada
bayi beresiko tinggi, termasuk bayi prematur. Intervensi dini akan memberikan
perubahan bermakna pada kesempatan bicara. Fungsi pendengaran perlu
dievaluasi ulang pada umur 12-24 bulan
7
Page 8
Pemantauan Gangguan lainnya. Bayi prematur mempunyai kemungkinan
empat kali lebih tinggi untuk dirawat kembali di rumah sakit dalam usia pertama
kehidupan. Gangguan yang mungkin timbul adalah gangguan hipersensitifitas
saluran cerna, resiko penyakit alergi meningkat, anemia defisiensi besi dan
hipertensi.
8
Gambar 1. Denver II
Page 9
APGAR
Skor Apgar atau nilai Apgar adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali
pada tahun 1952 oleh seorang ahli anestesiologi, Dr. Virginia Apgar, sebagai sebuah
metde sederhana untuk segera cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir dan
sekaligus mengenali adanya tanda-tanda darurat yang memerlukan adanya tindakan
segera terhadap bayi baru lahir. Pada tahun 1962, seorang ahli anak bernama Dr. Joseph
Butterfield membuat akronim dari kata APGAR, yaitu Activity (aktivitas), Pulse (nadi),
Grimace (mimik), Appearance (tampilan kasat mata), dan Respiration (pernapasan).
Tes ini biasanya diberikan kepada bayi sebanyak dua kali, yaitu pada menit pertama
setelah lahir dan dilakukan kembali pada menit ke-5 setelah lahir. Hal-hal yang dinilai
adalah :
Penilaian 0 1 2
Appearance (warna
kulit)
Seluruh tubuh bayi
berwarna kebiru-
biruan atau pucat
Warna kulit tubuh
normal, tetapi
tangan dan kaki
berwarna kebiruan
Warna kulit seluruh
tubuh normal
Pulse (denyut
jantung)
Tidak ada denyut
jantung
Denyut jantung
kurang dari 100 kali
per menit
Denyut jantung
lebih atau di atas
100 kali per menit
Grimace (respon
refleks)
Tidak ada respon
terhadap stimulasi
Wajah meringis saat
distimulasi
Meringis, menarik,
batuk, atau bersin
saat distimulasi
Activity (tonus otot)Lemah, tidak ada
gerakan
Lengan dan kaki
dalam keadaan
fleksi dengan sedikit
gerakan
Bergerak aktif dan
spontan
Respiration
(pernapasan)
Tidak bernapas Menangis lemah,
seperti merintih,
pernapasan lambat
Menangis kuat,
pernapasan baik dan
teratur
9
Page 10
dan tidak teratur
Bayi dengan hasil total 7 atau lebih pada menit pertama setelah lahir, secara umum
berada pada keadaan sehat. Bukan berarti skor yang rendah menunjukkan bahwa bayi
tersebut tidak sehat atau tidak normal. Hasil yang rendah dalam penilaian itu,
menunjukkan bahwa anak Anda membutuhkan tindakan yang sifatnya segera,4 seperti
menyedot/mengeluarkan cairan dari saluran pernapasan atau pemberian oksigen untuk
membantu pernapasan, tindakan tersebut dapat memberikan perbaikan keadaan bayi
secara umum.
Pada menit ke-5 setelah lahir, penilaian kembali dilakukan, dan jika skor bayi Anda
tidak naik hingga nilai 7 atau lebih dan pertimbangan lainnya dari keadaan bayi maka
dokter dan perawat akan melanjutkan tindakan medis yang perlu untuk dilakukan dan
pemantauan intensif. Beberapa bayi yang lahir dengan masalah pada organ jantung dan
paru-paru akan membutuhkan tindakan medis lanjutan, sedangkan yang lain hanya
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan luar.
Jika Apgar menunjukan skor 7 – 10 berarti bayi normal. Skor yang agak rendah
yaitu 4 – 6 berarti bayi memerlukan tindakan segera, dan tindakan yang lebih intensif
dilakukan pada bayi dengan skor 0-3.
Imunisasi
Imunisasi diberikan kepada bayi dengan tujuan untuk mendapatkan atau
meningkatkan imunitas tubuh.5 Imunitas dapat bersifat pasif dan aktif. Imunitas bersifat
pasif berarti imunitas didapatkan setelah orang tersebut terserang penyakit, sedangkan
imunitas aktif didapatkan dengan cara memberikan secara langsung antigen yang telah
dilemahkan seperti imunitas terhadap penyakit cacar.
BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Imunisasi BCG bermanfaat untuk mencegah TBC. Waktu pemberian imunisasi ini
adalah saat bayi berumur bulan atau lebih dengan cara suntikan intrakutan sebanyak
0,05 ml pada pangkal lengan atas kanan atau pangkal paha atas.
DPT (Difteri – Pertusis – Tetanus)
10
Tabel 1. Skor APGAR
Page 11
Imunisasi ini untuk mencegah ketiga penyakit tersebut. Waktu untuk pemberian
imunsasi ini adalah pada :
usia 3 bulan
usia 4 bulan
usia 5 bulan
satu tahun setelah pemberian pada usia 5 bulan
umur masuk sekolah (UMS) : 5 tahun (DT saja)
umut keluar sekolah (UKS) : 10 – 12 tahun
pemberian dengan cara suntikan intramuskular pada lengan atas khususnya deltoid
atau paha sebanyak 0,5 mL
Polio
Imunisasi polio bermanfaat untuk mencegah Poliomielitis yang dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu :
virus hidup yang dilemahkan atau disebut juga vaksin sabin yang diberikan
secara oral sebanyak 2 liter.
Virus mati yang disebut juga killed vaccine atau vaksin salk yang diberikan
secara parenteral.
Waktu pemberiannya :
1. Umur 2 bulan (bisa bersama BCG)
2. Umur 3 bulan (bisa bersama DPT I)
3. Umur 4 bulan (bisa bersama DPT II)
4. Umur 5 bulan (nisa bersama DPT III)
5. Satu tahun setelah imunisasi ke-4
6. Saat umur masuk sekolah
Campak / Measles / Rubeola
Imunisasi ini bermanfaat untuk mencegah penyakit campak dengan virus hidup yang
dilemahkan. Imunisasi ini diberikan saat usia 9 bulan dengan suntikan subkutan
sebanyak 0,5 mL dengan reaksi umumnya adalah menimbulkan demam ringan selama
5 sampai 7 hari setelah imunisasi.
11
Page 12
Hepatitis B (rekombinan)
Imunisasi ini bermanfaat untuk mencegah hepatitis B (purified surface virus).
Imunisasi ini diberikan sesegera mungkin, satu bulan setelah pemberian pertama, dan
enam bulan setelah pemberian kedua. Pemberian dilakukan dengan cara suntikan
intramuscular sebanyak 0,5 mL
TIPA
Imunisasi ini bermanfaat untuk mencegah penyakit demam tyfoid dan demam
paratiroid. Usia pemberiannya adalah :
Umur 21 bulan atau lebih
Umur tahun atau lebih
Umur 5 tahun atau lebih
Pemberian diberikan dengan suntikan subkutan.
MMR (Measles – Mumps – Rubella)
Imunisasi ini bermanfaat untuk mencegah penyakit campak, gondong, dan campak
jerman. Imunisasi diberikan pada usia 15 sampai 24 bulan atau lebih dengan suntikan
subkutan
HIB (conjugate)
Imunisasi ini bermanfaat untuk mencegah penyakit infeksi Hemophilus incluenzae tipe
B (meningitis, septisemia, selulitis, artritis, epiglotis, dan sebagainya). Imunisasi
diberikan pada usia :
0-6 bulan => sebanyak 3 kali dengan interval 1 bulan, buster umur 18 bulan
6-12 bulan => sebanyak 2 kali dengan interval 1 bulan, buster umur 18 bulan
12-60 bulan => 1 kali
Imunisasi diberikan dengan suntikan subkutan.
Varicela (cacar air)
12
Page 13
Imunisasi ini bermanfaat untuk mencegah infeksi varisela dengan usia pemberian lebih
dari 1 tahun dan diberikan kembali pada usia 18 tahun dengan suntikan subkutan.
Tumbuh Kembang
Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisik yang ditandai
denganbertambahnya ukuran berbagai organ tubuh yang disebabkan adanya penambahan
perbesaran sel-sel tubuh. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,1-3
sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari
sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian
rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan
emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat
badan lahir pada saat kelahiran adalah kurang dari 2500 gram. Namun tidak semua bayi
yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram disebut bayi prematur. Pada
kongres “European Perinatal Medicine” ke I di London, telah diusulkan definisi berikut.
Bayi kurang bulan ialah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259
hari).
Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42
minggu (259 sampai 293 hari).
Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih
(294 hari atau lebih).
Dengan pengertian seperti di atas, bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
a. Prematuritas murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat
badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan-sesuai untuk
masa kehamilan.
b. Dismaturitas
13
Page 14
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi itu. berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.
Menurut besarnya penyebab kelahiran bayi prematur dapat dibagi menjadi faktor
ibu dan faktor janin. Faktor ibu itu sendiri adalah sebagai berikut.
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya toksemia
gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis, dan psikologis. Penyakit lainnya
ialah nefritis akut, diabetes melitus, infeksi akut, atau tindakan operatif dapat
merupakan faktor etiologi prematuritas.
Usia. Angka kejadian prematuritas tinggi pada usia ibu di bawah 20 tahun dan pada
multigravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat. Kejadian terendah adalah
pada ibu berusia antara 26 – 35 tahun.
Keadaan sosial-ekonomi juga sangat berperan di mana kejadian tertinggi terdapat
pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi dan
pengawasan antenatal yang kurang.
Faktor janin yaitu Hidramnion, kehamilan ganda umumnya akan mengakibatkan
lahir bayi BBLR.
Fase-fase tumbuh kembang adalah sebagai berikut.
1. Tumbuh Kembang Neonatus
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari,
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi
diluar rahim. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses
fisiologik sebagai berikut.
Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru.
Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan.
Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi.
Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun.
Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi.
Sistem kardiovaskular
14
Page 15
2. Tumbuh Kembang Bayi
Bayi Bulan Pertama
Berat badan: 3,0 – 14,3 kg, panjang badan: 49,8 - 54,6 cm, lingkar kepala: 33
– 39 cm.
Bayi Bulan Kedua
Inilah masa yang datar, yaitu saat di mana keluarga mulai menyesuaikan kehidupan
dengan seorang bayi yang baru. Berat badan: 3,6-5,2 kg Panjang badan: 52,8-58,1
cm Lingkar kepala: 35-41 cm.
3. Masa Toddler
Saat menginjak usia satu tahun, anak mulai belajar beragam hal dari lingkungannya.
Orangtua juga dapat belajar bagaimana menyokong perkembangan anak baik
kognitif, fisik, dan mental anak. Berat badan: 8,9 – 11,5 kg, panjang badan: 75,9 –
82,4 cm, lingkar kepala: 44,5 – 50,5 cm.
4. Tumbuh Kembang Pra Sekolah
Anak yang terkategori para sekolah adalah anak dengan usia 3-5 tahun. Seorang
ahli psikologi Elizabeth B. Hurlock mengatakan bahwa kurun usia pra sekolah
disebut sebagai masa keemasan (the golden age). Di usia ini anak mengalami
banyak perubahan baik fisik dan mental, dengan karakteristik sebagai berikut:
Berkembangnya konsep diri
Munculnya egosentris
Rasa ingin tahu
Imanjinasi
Belajar menimbang rasa
Munculnya control internal
Belajar dari lingkungannya
Berkembangnya cara berpikir
berkembangnya kemampuan berbahasa
munculnya perilaku
5. Tumbuh Kembang Sekolah
Tahap perkembangan ini banyak ditentukan oleh rangsangan awalnya sehingga
bagaimana menumbuhkan kreatifitas dan sosialisasinya terhadap lingkungan
menjadi tantangan bagi orang tua.
6. Tumbuh Kembang Remaja
15
Page 16
Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita.
Menurut sektor yang diperhatikan pada Denver II, perkembangan bayi tiap bulannya
adalah sebagai berikut.
Umur 0 bulan
Personal sosial : menatap muka
16
Gambar 2. Kartu Menuju Sehat
Page 17
Motor halus-adaptiv : -
Bahasa : suara vokal dan bereaksi pada suara bel
Motor kasar : mengangkat kepala dan gerakan tubuh merata
Umur 1 bulan
Personal sosial :
Membalas senyum (80 %)
Memandang muka (90 %)
Motor halus-adaptif : mengikuti sampai garis tengah
Bahasa
Suara vokal (> 90 %)
Bereaksi pada suara bel (> 90 %)
Motor kasar
Mengangkat kepala (> 90 %)
Gerakan merata (> 90 %)
Umur 2 bulan
Personal sosial
Tersenyum spontan (85 %)
Membalas senyum (80 %)
Memandang muka (90 %)
Motor halus-adaptif : mengikuti dan melewati garis tengah (75 %)
Bahasa : bersuara “ooo / aaa” (80 %)
Motor kasar : kepala terangkat 450 (80 %)
Umur 3 bulan
Personal sosial
Memandang tangan sendiri (75 %)
Tersenyum spontan (> 90 %)
Motor halus – adaptif
Kedua tangan bersentuhan / bersatu (80 %)
Mengikuti melewati garis tengah (> 90 %)
Bahasa
Memekik (80 %)
17
Page 18
Tertawa (90 %)
Bersuara “ooo / aaa” (> 90 %)
Motor kasar
Duduk : kepala mantap (75 %)
Kepala terangkat 900 (80 %)
Umur 4 bulan
Personal sosial
Memandang tangan sendiri (90 %)
Motor halus – adaptif
Mengikuti 1800 (80 %)
Kedua tangan bersentuhan / bersatu (90 %)
Menggenggam icik-icik (> 90 %)
Bahasa
Memekik (85 %)
Tertawa (90 %)
Motor kasar
Duduk : kepala mantap (> 90 %)
Menumpu berat badan pada kaki (80 %)
Dada terangkat dan lengan menumpu (75 %)
Umur 5 bulan
Personal sosial
Memandang tangan sendiri (> 90 %)
Mencoba mengambil mainan (< 75 %)
Motor halus – adaptif
Mengikuti 1800 (> 90 %)
Meraih benda (< 75 %)
Memandang manik-manik (85 %)
Bahasa
Memekik (> 90 %)
Menoleh ke bunyi menderik (80 %)
Motor kasar
18
Page 19
Ditarik untuk duduk : kepala tidak tertinggal (80 %)
Berbalik (85 %)
Dada terangkat dan lengan menumpu (> 90 %)
Umur 6 bulan
Personal sosial
Makan sendiri (75 %)
Mencoba mengambil mainan (> 90 %)
Motor halus – adaptif
Meraih benda (> 90 %)
Mencari benang wol (< 75 %)
Bahasa
Menirukan bunyi / bicara (75 %)
Menoleh ke arah suara (80 %)
Suku kata tunggal (> 75 %)
Motor kasar
Ditarik untuk duduk : kepala tidak tertinggal (> 85 %)
Berbalik (> 90 %)
Duduk tanpa ditumpu (< 75 %)
Umur 7 bulan
Personal sosial
Makan sendiri (> 90 %)
Melambaikan tangan (< 75 %)
Motor halus – adaptif
Mengambil 2 kubus (< 75 %)
Memindahkan kubus (75 %)
Mengambil manik-manik dengan gerakan menggaruk (80 %)
Mencari benang wol (85 %)
Bahasa
Menirukan bunyi / bicara (80 %)
Menoleh ke arah suara (> 90 %)
Suku kata tunggal (80 %)
Motor kasar
19
Page 20
Duduk tanpa ditumpu (> 90 %)
Umur 8 bulan
Personal sosial
Menepuk tangan (< 75 %)
Melambaikan tangan (< 75 %)
Motor halus – adaptif
Mengambil 2 kubus (80 %)
Memindahkan kubus (> 90 %)
Bahasa
Menirukan bunyi / bicara (85 %)
Suku kata tunggal (> 90 %)
Mengoceh (< 75 %)
Mengkombinasi 2 suku kata (80 %)
“da da mama” non spesifik (80 %)
Motor kasar
Berdiri, berpegangan (80 %)
Umur 9 bulan
Personal sosial
Menepuk tangan (< 75 %)
Melambaikan tangan (< 75 %)
Motor halus – adaptif
Mengambil 2 kubus (85 %)
Membenturkan 2 kubus (< 75 %)
Menggenggam pinset (< 75 %)
Bahasa
Menirukan bunyi / bicara (90 %)
Mengoceh (80 %)
“da da mama” non spesifik (85 %)
Motor kasar
Berdiri, berpegangan (> 90 %)
Bangkit untuk berdiri (< 75 %)
Duduk sendiri (< 75 %)
20
Page 21
Umur 10 bulan
Personal sosial
Menepuk tangan (< 75 %)
Bermain bola dengan pemeriksa (< 75 %)
Melambaikan tangan (80 %)
Menyatakan keinginan (< 75 %)
Motor halus – adaptif
Mengambil 2 kubus (> 90 %)
Membenturkan 2 kubus (< 75 %)
Menggenggam pinset (85 %)
Bahasa
Menirukan bunyi / bicara (> 90 %)
Mengoceh (80 %)
“da da mama” non spesifik (> 90 %)
“da da mama” spesifik (< 75 %)
Kombinasi suku kata (85 %)
Motor kasar
Berdiri, berpegangan (> 90 %)
Bangkit untuk berdiri (90 %)
Duduk sendiri (85 %)
Berdiri 2 detik (< 75 %)
Umur 11 bulan
Personal sosial
Bermain bola dengan pemeriksa (< 75 %)
Melambaikan tangan (80 %)
Menyatakan keinginan (75 %)
Motor halus – adaptif
Membenturkan 2 kubus (85 %)
Menggenggam pinset (> 90 %)
Bahasa
Mengoceh (85 %)
“da da mama” spesifik (< 75 %)
21
Page 22
Kombinasi suku kata (> 90 %)
Motor kasar
Bangkit untuk berdiri (> 90 %)
Duduk sendiri (> 90 %)
Berdiri 2 detik ( 75 %)
Umur 24 bulan (2 tahun)
Personal sosial
Mengenakan baju (< 75 %)
Menyuapi boneka (90 %)
Membuka pakaian (90 %)
Motor halus – adaptif
Menara 6 kubus (75 %)
Menara 4 kubus (> 90 %)
Bahasa
Kombinasi kata (85 %)
Menunjuk 4 gambar (< 75 %)
Berbicara sebagian dimengerti (< 75 %)
Bagian badan (80 %)
Menyebut 1 gambar (75 %)
Menunjuk 2 gambar (>90 %)
Motor kasar
Melempar bola tangan ke atas (< 75 %)
Menendang bola ke depan (> 90 %)
Umur 36 bulan (3 tahun)
Personal sosial
Mengenakan T-shirrt (75 %)
Menyebut nama teman (85 %)
Mencuci dan mengeringkan tangan (85 %)
Motor halus – adaptif
Menara 8 kubus (80 %)
Menara 4 kubus (> 90 %)
Meniru garis vertikal (85 %)
22
Page 23
Bahasa
Mengetahui dua nama sifat (75 %)
Mengetahui dua kegiatan (85 %)
Menyebut 4 gambar (> 90 %)
Motor kasar
Melempar bola tangan ke atas (> 90 %)
Berdiri pada satu kaki selama 1 detik (80 %)
Lompatan lebar (75 %)
Umur 48 bulan (4 tahun)
Personal sosial
Mengenakan T-shirrt (> 90 %)
Berpakaian tanpa bantuan (80 %)
Motor halus – adaptif
Mencontohkan ‘+’ (< 75 %)
Memilih garis yanglebih panjang (75 %)
23
Gambar 3. Tumbuh kembang anak
Page 24
Mencontohkan O (85 %)
Bahasa
Mengetahui tiga kata sifat (80 %)
Mengetahui empat kata depan (80 %)
Berbicara seluruhnya dimengerti (85 %)
Mengetahui empat kegiatan (85)
Kegunaan 3 benda (85 %)
Menghitung 1 kubus (> 90 %)
Motor kasar
Berdiri pada satu kaki selama 3 detik (80 %)
Berdiri pada satu kaki selama 2 detik (90 %)
Melompat dengan satu kaki (85 %)
Umur 60 bulan (5 tahun)
Personal sosial
Mengambil makanan (85 %)
Menggosok gigi tanpa bantuan (90 %)
Bermain ular tangga (> 90 %)
Motor halus – adaptif
Mencontohkan ‘+’ (> 90 %)
Memilih garis yang lebih panjang (85 %)
Mencontohkan (< 25 %)
Menggambar orang 6 bagian (> 25 %)
Bahasa
Lawan kata (25 %)
Menghitung 5 kubus (25 %)
Mengetahui 3 kata sifat (85 %)
Mengartikan 5 kata (85 %)
Menyebutkan 4 warna (> 90 %)
Motor kasar
Berdiri pada satu kaki selama 5 detik (80 %)
Berdiri pada satu kaki selama 4 detik (90 %)
Berjalan tumit ke jari kaki (< 25 %)
Melompat dengan satu kaki (85 %)
24
Page 25
Kecerdasan seorang anak ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu faktor genetik,
nutrisi, dan stimulasi. Faktor genetik tentu tidak dapat diubah karena diturunkan dari
orang tua kepada sang anak. Orang tua bisa mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dan
anak melalui pemberian nutrisi yang bergizi baik dan seimbang serta melalui stimulasi
positif secara kontinu dan berkualitas. Berikut adalah stimulasi (rangsangan) umum yang
dapat diberikan kepada bayi:
1. Limpahkan banyak cinta dan kasih sayang untuk bayi dan anak.
Cinta adalah kebutuhan utama yang nyata bagi bayi. Bentuk kasih sayang ini
mampu menumbuhkan rasa optimisme yang kuat dalam dirinya. Selain itu,
limpahan kasih sayang dan cinta juga dapat meningkatkan perkembangan otak bayi.
2. Berbicara kepada bayi dengan suara yang lemah lembut dan memakai berbagai kosa
kata yang disertai juga dengan ekspresi. Suara ibu adalah suara favorit mereka,
karena bayi sudah mendengar dan akrab dengan suara ibu sejak mereka masih di
dalam rahim.
3. Berikan respon atau tanggapan atas apa yang dibutuhkan dan diinginkan bayi tanpa
keraguan. Hal semacam ini akan membuat mereka belajar bahwa mereka dapat
membangun komunikasi dengan orang lain, sehingga mereka akan lebih percaya
diri dan juga sisi emosional mereka akan lebih stabil.
4. Berikan sentuhan lembut kepada bayi, karena beberapa penelitian menunjukkan
bahwa bayi yang sering mendapatkan sentuhan, belaian, pemijatan atau bentuk
stimulasi taktil lainnya akan berkembang lebih cepat dan juga sedikit menangis.
5. Dorong bayi untuk meniru karena mereka akan terus menganalisa setiap gerak dan
tindakan.
6. Biarkan dan berikan kesempatan kepada bayi untuk mengeksplorasi lingkungan
sekitar dan lingkungan-lingkungan baru. Tetapi tentu orang tua juga harus
memastikan dan memerhatikan segala aspek keamanannya
7. Aktivitas membacakan cerita amat penting dan besar manfaatnya untuk tumbuh
kembang bayi. Stimulasi bagian otaknya akan lebih optimal dan efektif dengan
aktivitas ini. Daya imajinasi dan kosa katanya pun akan semakin berkembang.
25
Page 26
8. Musik dapat mengoptimalkan perkembangan sisi kanan dan sisi kiri otak bayi.
Riwayat Makanan
Kebutuhan bayi akan zat-zat gizi adalah yang paling tinggi, bila dinyatakan dalam
satuan berat badan karena bayi sedang berada dalam periode pertumbuhan yang sangat
pesat. Kebutuhan bayi akan energi adalah 110-100 kal/kg berat badan per harinya dan
kebutuhan akan protein adalah 3-4 gr/ kg BB sehari. Untuk pertumbuhan tulang kerangka,
kebutuhan Ca dan P harus sangat diperhatikan.6 Di daerah tropik di mana sinar matahari
cukup berlimpah, kebutuhan vitamin D bagi pertumbuhan bayi tidak merupakan
persoalan, asal bayi tersebut cukup terkena sinar matahari tersebut.
Ketika dilahirkan, bayi tidak cukup dibekali cadangan vitamin A dan vitamin K
sehingga harus diberi kedua vitamin ini sejak umur dini postnatal, juga unsur Fe termasuk
yang cepat menyusut pada neonatus.
Air Susu Ibu (ASI)
Bayi normal sudah dapat disusui segera sesudah lahir. Lamanya disusui hanya
untuk satu dua menit pada setiap payudara ibu. Dengan mengisapnya bayi terjadi
perangsangan terhadap pembentukan air susu ibu dan secara tidak langsung rangsang isap
membantu mempercepat pengecilan uterus.3 Walaupun air susu ibu yang berupa
kolostrum itu hanya dapat diisap beberapa tetes, ini sudah cukup untuk untuk kebutuhan
bayi dalam hari pertama. Klostrum lebih pekat, kuning, dan transparan. Kolostrum
mengandung tinggi protein dan lemak lebih rendah serta kaya akan imunglobulin.
Kolostrum juga memiliki faktor Lactbacillus bifidus.
Lebih dari 50 % energi ASI berasal dari lemak. Pada hari ketiga, bayi sudah harus
menyusu selama 10 menit dengan jarak waktu tiap 3 jam. Pemberian ASI harus
dianjurkan kepada setiap ibu yang melahirkan oleh karena :
1. ASI yang pertama (kolostrum) mengandung beberapa benda penangkis (anti-body
yang dapat mencegah infeksi pada bayi.
2. Bayi yang minum ASI jarang menderita gastroenteritis.
26
Page 27
3. Lemak dan protein ASI mudah dicerna dan diserap secara lengkap dalam saluran
pencernaan. ASI merupakan susu yang paling baik untuk pertumbuhan dan tidak
mungkin bayi akan menjadi gemuk berlebihan dengan ASI (obese).
4. Kemungkinan bayi menderita kejang oleh karena hipokalsemia sangat sedikit.
5. Pemberian ASI merupakan satu-satunya jalan yang paling baik untuk mengeratkan
hubungan antara ibu dan bayi, dan hal ini sangat dibutuhkan bagi perkembangan
bayi normal terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan.
6. ASI merupakan susu buatan alam yang lebih baik daripada susu buatan manapun
juga oleh karena mengandung benda penangkis (colostrum mengandung 15 kali
lebih banyak daripada ASI), bebas hama, segar, murah, tersedia setiap waktu
dengan suhu yang sebaik-baiknya untuk diminum.
Sampai umur 6 bulan, bayi cukup diberi ASI, dapat pula diberi suplemen sari buah
sejak 1 – 1 bulan postnatal. Frekuensi pemberian makanan dan bentuk makanan yang
diberikan kepada bayi sebaiknya sesuai dengan kondisi anatomis dan fungsional alat
pencernaannya. Pada neonatus, enzim untuk mencernakan lemak masih belum maksimal
dibandingkan dengan enzim untuk mencerna karbohidrat dan protein, sehingga makanan
bayi jangan terlalu banyak mengandung lemak tersebut. Kadar lemak pada ASI jauh lebih
rendah dibandingkan dengan kadarnya dalam susu sapi. Susunan ASI setiap 100 mL kira-
kira :
Energi : 60 – 65 kal
Protein : 1,0 – 1,2 gram
Lemak : 2,5 – 3,5 gram
Radio prot/kal : 7,7 %
ASI diberikan kepada bayi sampai umur dua tahun, di mana ASI berangsur
dikurangi sedangkan makanan tambahan secara bertingkat ditambah, sehingga akhirnya
ASI dihentikan dan bayi mendapat makanan dewasa pada umur 2 tahun. Bila masih
mungkin, setelah umur 2 tahun anak balita masih diberi air susu formula, baik cair atau
pun bubuk yang dicairkan. Dalam menyusun makanan tambahan (sapihan) harus
diperhatikan :
a) Digestibilitas
Gigi susu anak bertambah secara berangsur, sehingga menjadi lengkap pada umur
sekitar dua tahun. Jadi bentuk dan konsistensi makanan harus juga berangsur dari
27
Page 28
bentuk cair, lunak sekali (bubur sumsum), lunak (bubur), setengah padat (nasi
tim), sampai akhirnya padat (makanan orang dewasa).
b) Caloric density
Karena kapasitas volume gaster anak terbatas, maka dosis makanan yang mula-
mula diberikan setiap kali jangan terlalu banyak. Untuk memenuhi jumlah yang
dibutuhkan, frekuensi pemberian makanan harus sering, setiap 2-3 jam sekali.
Semakin bertambah umur anak, kapasitas ventrikulus bertambah dan dengan
demikian sanggup mengkonsumsi makanan yang semakin banyak setiap kalinya,
sehingga frekuensinya semakin dikurangi, sampai akhirnya hanya 3-4 kali sehari.
c) Protein quality
Baik diingatkan kembali bahwa untuk keperluan pertumbuhan, protein yang
diberikan kepada anak bayi harus yang berkualitas protein lengkap, yand apat
diukur dengan nilai NPU 75 atau lebih.
Pengganti ASI
Memberi makanan buatan dapat dilakukan apabila terdapat kontra indikasi untuk
menyusui, porduksi ASI sangat kurang atau tidak ada, atau ibu tidak bersedia menyusui
leh karena takut kehilangan daya tarik atau bekerja di luar rumah. Oleh karena minuman
buatan ini fungsinya sebagai pengganti susu ibu, maka seterusnya akan disebut pengganti
ASI. Pengganti ASI dapat dibagi dalam berbagai jenis, yaitu :
a) Menurut rasa
Manis, misalnya susu sapi yang diencerkan sendiri, SGM, Morinaga manis,
Isomil, Vitalac, dan lain-lain.
Asam, misalnya Camelpo, Eledon, Dumex, Cap bendera asam. Penggant ASI
asam sesudah diencerkan lebih tahan terhadap kontaminasi daripada yang
manis.
b) Menurut pH cairan, yaitu diasamkan dan tidak diasamkan. Contoh dan sifat serupa
dengan pengganti ASI yang manis.
c) Menurut kadar nutrien
Rendah laktosa, misalnya Almiron, Isomil
Rendah lemak
28
Page 29
Dengan lemak yang terdiri atas asam lemak dengan rantai C8-10 (middle chain
triglycerides atau MCT), misalnya Portagen, terutama untuk bayi dengan berat
badan lahir rendah.
d) Menurut sumber protein dibuat dari kacangi kedele, misalnya Sobee, Isomil.
Umumnya bahan makanan ini tidak berasal dari susu dan digunakan untuk bayi
yang alergik terhadap susu ibu atau susu sapi.
e) Menurut maksud penggunaan yaitu makanan bagi bayi dengan gangguan
penyerapan atau kelainan metabolik bawaan, misalnya Lofenalac untuk bayi dengan
fenilketoonuria, Portagen untuk gangguan pencernaaan lemak pada fibrosis sistika,
Nutramigen, Sbee, Isomil untuk bayi dengan galaktosemia, dan sebagainya.
f) Selanjutnya terdapat penggolongan berdasarkan komposisi nutrien yaitu Adapted
Formula yang memiliki komposisi nutrien serupa ASI dan formula lain yang
mengandung lengkap nutrien.
Pada umumnya bayi berat lahir rendah sudah diberi minum dalam waktu 2 jam
setelah lahir. Bila mungkin berikanlah susu ibu yang dipompa (expressed breast milk) dan
yang segar. Oleh karena ASI dari bank ASI mengandung nilai energi yang rendah bila
dibandingkan dengan ASI yang segar.6 Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kadar
lemak di dalam susu dari bank ASI. Untuk bayi berat lahir rendah sesuai masa kehamilan
yang sehat, volume susu yang diberikan adalah sebagai berikut.
Umur 1 hari : 60 ml/kg
Umur 2 hari : 90 ml/kg
Umur 3 hari : 120 ml/kg
Umur 4 hari : 150 ml/kg
Umur 10 hari : 180 ml/kg
Umur 14 hari : 200 ml/kg
Pada bayi dengan berat di atas 1500 gr dapat dimulai dengan 3 ml/kg/ 2 jam, pada
bayi dengan berat kurang daripada 1500 gr dimulai dengan 1-2 ml/kg BB/ 2 jam dan
setiap kali bayi akan diberi minum cairan lambung harus dikeluarkan. Pemberian minum
berikutnya dapat ditambah 1 ml – 20 ml setiap kali minum. Berikutnya mungkin dapat
diberi minum setiap 3 jam. Bila cairan lambung yang diisap lebih dari 2 ml, maka jumlah
susu yang akan diberikan harus dikurang dengan jumlah cairan yang dikeluarkan
sebelumnya. Kegagalan pemberian pengganti ASI dapat dilihat dari turunnya berat badan
29
Page 30
yang lebih dari 10 % yang disebabkan oleh pencernaan kuman patogen atau susunan
nutrien yang tidak sesuai dengan kebutuhan bayi.
Makanan Pendamping
Setelah 0-6 bulan, bayi diberikan ASI eksklusif atau susu formula. Setelah itu, bayi
juga membutuhkan makanan pendamping ASI untuk mencukupi kebutuhan gizinya, yaitu
bubur sereal, jus buah, atau sayuran saring. Setelah 7-9 bulan, perlu ditambahkan lagi roti
gandum dan setelah 10-12 bulan ditambahkan lagi jus buah yang tinggi vitamin C dan
daging giling.
Penatalaksanaan
Medicamentosa
Pada dasarnya semua orang perlu diberi imunisasi dasar yang lengkap, terutama orang-
orang yang beresiko tinggi terkena penyakit seperti bayi, anak usia balita, anak sekolah,
dan wanita hamil. Ada 2 cara melakukan imunisasi, yaitu oral dan penyuntikan.7 Kelima
jenis imunisasi yang harus diperoleh anak, yaitu:
BCG diberikan 1 kali (pada usia 1 bulan)
DPT diberikan 3 kali (pada usia 2,3,dan 4 bulan)
Polio diberikan 4 kali (pada usia 1,2,3, dan 4 bulan)
Campak diberikan 1 kali (pada usia 9 bulan)
Hepatitis B diberikan 1 kali (pada usia 0-7 hari)
Non-medicamentosa
Penatalaksanaan non-medikamentosa dapat berupa informasi yang bersifat edukatif
terhadap orang tua bayi yang bersangkutan. Informasi tersebut dapat berupa info gizi,
peran imunisasi, dan pentingnya kasih sayang orang tua terhadap tumbuh kembang bayi.
30
Page 31
BAB III
PENUTUP
Pertumbuhan dan perkembangan dialami oleh setiap orang dalam suatu siklus
kehidupan. Pertumbuhan dan perkembangan itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu
faktor genetik, nutrisi, dan stimulasi. Faktor-faktor tersebut juga tidak terlepas dari faktor
sosial ekonomi keluarga bayi itu berasal. Status gizi yang rendah dapat menghambat
perkembangan otak bayi yang tidak terlepas dari masalah kontak sosial, motor halus-
adaptif, kemampuan bahasa, dan motor kasar. Oleh karena itu, perlu adanya pemberian
informasi yang bersifat edukatif terhadap orang tua dari bayi yang bersangkutan.
31
Page 32
DAFTAR PUSTAKA
1. Hassan R, Alatas H, editor. Ilmu kesehatan anak. Edisi ke-4. Jakarta: Infomedika;
2007. h. 1051-165.
2. Gunardi H. Pemantauan tumbuh kembang balita. Edisi 2004. Diunduh dari
www.pikhospital.co.id.html, 15 Januari 2011.
3. Simarmata M. Tumbuh kembang anak. Edisi Mei 2008. Diunduh dari
www.docstoc.com, 15 Januari 2011.
4. NN. Menilai bayi dengan cepat. Edisi November 2007. Diunduh dari
www.wartamedika.com, 15 Januari 2011.
5. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni EW. Biologi 2. Edisi pertama. Jakarta:
Erlangga; 2007. h. 321-31.
6. Sediaoetama AD. Ilmu gizi. Edisi pertama. Jakarta: Dian Rakyat; 2004. h. 235-9.
7. Pujiyanto S. Menjelajah dunia biologi 3. Edisi pertama. Solo: Platinum; 2008. h.
63-80.
32