BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPromosi kesehatan memerlukan adanya advokasi
kiebijakan untuk menciptakan dukungan bagi pengembangan perilaku
dan lingkingan sehat.Hal ini merupakan law enforcement yang dapat
memaksa atau memobilisasi masyarakat untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu.Advokasi merupakan strategi penting dalam promosi
kesehatan.Banyak orang masih belum menyadari pentingnya kesehatan
dalam hidupnya. Kesehatan adalah hak asasi manusia dadn modal
investasi bangsa yang dapat mempengaruhi kualitas sumber daya
manusia. Kesehatan di pengaruhi oleh banyak factor yang bersifat
lintas sector sehingga masalah kesehatan sering kali kalah
perioritas di bandingkan masalh ekonomi dan kebutuhan fisik
lainnya. Oleh karena itu, upaya mengenalkan kesehatan kepada
berbagain pihak perlu dipacu agar memperolehg hubungan dan
kepedulian semua pihak.Untuk mencapai hal ini, perlu dilakukan
pendekatan persuasive, inovatif yang memperhatikan setiap segmen
sasaran untuk meningkatan kesadaran semua pihak terhadap
kesehatan.Oleh karena itu perlu dilakukan advokasi kesehatan kepada
berbagai pihak agar kesehatan dianggap sebagai sesuatu yang penting
oleh pihak lain terutama para penentu kebijakan dari berbgai sector
termasuk lembaga perwakilan rakyat baik di pusat maupun daerah
1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Apa yang dimaksud dengan advokasi
?1.2.2Apa tujuan advokasi ?1.2.3Apakah hasil yang diharapkan dari
advokasi ?1.2.4Siapa saja sasaran dan pelaku dalam advokasi
?1.2.5Apa saja persyaratan dalam advokasi ?1.2.6Apa saja pendekatan
utama advokasi ?1.2.7 Bagaimana arus komunikasi advokasi kesehatan
?1.2.8 Bagaimana argumentasi untuk advokasi ?1.2.9 Bagaimana metode
atau cara dan tehnik advokasi ?1.2.10 Bagaimana proses advokasi
?1.3 Tujuan 1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari advokasi1.3.2
Untuk mengetahui tujuan dari advokasi1.3.3 Untuk mengetahui hasil
yang diharapkan dari advokasi1.3.4 Untuk mengetahui sasaran dan
pelaku dalam advokasi1.3.5 Untuk mengetahui persyaratan dalam
advokasi1.3.6 Untuk mengetahui pendekatan utama advokasi1.3.7 Untuk
mengetahui arus komunikasi advokasi kesehatan1.3.8 Untuk
menegetahui argumentasi dalam advokasi 1.3.9 Untuk mengetahui
metode atau cara dan tehnik advokasi1.3.10 Untuk mengetahui proses
advokasi
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 PengertianAdvokasi Kesehatan, yaitu pendekatan kepada para
pimpinan atau pengambil kebijakan agar dapat memberikan dukungan
masksimal, kemudahan perlindungan pada upaya kesehatan (Depkes
2001). Menurut para ahli retorikaFossdanFosset. All 1980,Toulmin
1981(Fatma Saleh 2004), advokasi adalah suatu upaya persuasif yang
mencakup kegiatan-kegiatan penyadaran, rasionalisasi, argumentasi
dan rekomendasi tindak lanjut mngenai sesuatu.Menurut Hopkins
(1990) advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik
melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif.WHO ( 1989)
diukutip dalam UNFPA dan BKKBN (2002) menggunakan advocacy is a
combination on individual and social action design to gain
political commitment, policy support, social acceptance and systems
support for particular health goal or programme. Jadi advokasi
adalah kombinasi kegiatan individu dan sosial yang dirancang untuk
memperoleh komitmen politis, dukungan kebijakan, penerimaan sosial
dan sistem yang mendukung tujuan atau program kesehatan
tertentu.
2.2 TujuanMenurut Departemen Kesehatan RI (2007) , tujuan
advokasi adalah :1. Tujuan umumDiperolehnya komitmen dan dukungan
dalam upaya kesehatan baik berupa
kebijakan,tenaga,dana,sarana,kemudahan,keikutsertaan dalam
kegiatan,maupun berbagai bentuk lainnya sesuai keadaan dan
usaha.
2. Tujuan khususa. Adanya pemahaman atau pengenalan atau
kesadaranb. Adanya ketertarikan atau peminatan atau tanpa penolakan
c. Adanya kemauan atau kepedulian atau kesanggupan untuk membantu
dan menerima perubahan.d. Adanya tindakan atau perbuatan atau
kegiatan yang nyata(yang diperlukan)e. Adanya kelanjutan
kegiatan(kesinambungan kegiatan)
2.3 Hasil Yang DiharapkanAdanya kedekatan, kepedulian dan
kepercayaaan serta dukungan terhadap kebijakan,sumber daya, dan
keterlibatan langsung dalam kegiatan bidang kesehatan.
2.4 Sasaran dan Pelaku Advokasi
Pelaku advokasi antara lain :1. Pakar2. Pejabat yang berwenang3.
Perguruan tinggi4. Media massa5. Swasta6. Orang profesi7. Orang
masyarakat/agama8. LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), tokoh
publicDengan syarat :1. Peduli kesehtan2. Paham masalah3.
Berkemampuan4. Dipercaya/dihormati5. Tidak tercela
Sasaran advokasi antara lain :1. Pengambil keputusan2. Pembuat
kebijakan3. Pembuat opini4. Penyusun draft
Seperti :1. Unsur pemerintah/ DPR/DPRD2. Pengusaha/penyandang
dana3. Media massa4. Orang profesi,orang masyarakat/agama,LSM5.
Tokoh public, kelompok potensial6. Penentang/lawan
2.5Persyaratan untuk Advokasia) Dipercaya (Credible), dimana
program yang ditawarkan harus dapat meyakinkan para penentu
kebijakan atau pembuat keputusan , oleh karena itu harus didukung
akurasi data dan masalah.b) Layak (Feasible), program yang
ditawarkan harus mampu dilaksanakan secara teknik politik maupun
sosial.c) Memenuhi Kebutuhan Masyarakat (Relevant)d) Penting dan
mendesak (Urgent), program yang ditawarkan harus mempunyai
prioritas tinggi
2.6 Pendekatan Utama AdvokasiAda 5 pendekatan utama dalam
advokasi (UNFPA dan BKKBN 2002) yaitu:1. Melibatkan para
pemimpinPara pembuat undang-undang, mereka yang terlibat dalam
penyusunan hukum, peraturan maupun pemimpin politik, yaitu mereka
yang menetapkan kebijakan publik sangat berpengaruh dalam
menciptakan perubahan yang terkait dengan masalah sosial termasuk
kesehatan dan kependudukan. Oleh karena itu sangat penting
melibatkan meraka semaksimum mungkin dalam isu yang akan
diadvokasikan.2. Bekerja dengan media massaMedia massa sangat
penting berperan dalam membentuk opini publik. Media juga sangat
kuat dalam mempengaruhi persepsi publik atas isu atau masalah
tertentu. Mengenal, membangun dan menjaga kemitraan dengan media
massa sangat penting dalam proses advokasi.3. Membangun
kemitraanDalam upaya advokasi sangat penting dilakukan upaya
jaringan, kemitraan yang berkelanjutan dengan individu,
organisasi-organisasi dan sektor lain yang bergerak dalam isu yang
sama. Kemitraan ini dibentuk oleh individu, kelompok yang bekerja
sama yang bertujuan untuk mencapai tujuan umum yang sama/hampir
sama.4. Memobilisasi massaMemobilisasi massa merupakam suatu proses
mengorganisasikan individu yang telah termotivasi ke dalam
kelompok-kelompok atau mengorganisasikan kelompok yang sudah ada.
Dengan mobilisasi dimaksudkan agar termotivasi individu dapat
diubah menjadi tindakan kolektif5. Membangun kapasitasMembangu
kapasitas disini di maksudkan melembagakan kemampuan untuk
mengembangakan dan mengelola program yang komprehensif dan
membanguncritical masspendukung yang memiliki keterampilan
advokasi. Kelompok ini dapat diidentifikasi dari LSM tertentu,
kelompok profesi serta kelompok lain.
2.7 Arus Komunikasi Advokasi Kesehatan
Komunikasi dalam rangka advokasi kesehatan memerlukan kiat
khusus agar komunikasi tersebut efektif antara lain sebagai
berikut:1. Jelas (clear): pesan yang disampaikan kepada sasaran
harus disusun sedemikian rupa sehingga jelas, baik isinya maupun
bahasa yang digunakan.2. Benar (correct): apa yg disampaikan
(pesan) harus didasarkan kepada kebenaran. Pesan yang benar adalah
pesan yang disertai fakta atau data empiris.3. Kongkret (concrete):
apabila petugas kesehatan dalam advokasi mengajukan usulan program
yang dimintakan dukungan dari para pejabat terkait, maka harus
dirumuskan dalam bentuk yang kongkrit (bukan kira-kira) atau dalam
bentuk operasional.4. Lengkap (complete): timbulnya kesalahpahaman
atau mis komunikasi adalah karena belum lengkapnya pesan yang
disampaikan kepada orang lain.5. Ringkas (concise) : pesan
komunikasi harus lengkap, tetapi padat, tidak bertele-tele.6.
Meyakinkan ( convince) : agar komunikasi advokasi kita di terima
oleh para pejabat, maka harus meyakinkan, agar komunikasi advokasi
kita diterima7. Kontekstual ( contextual): advokasi kesehatan
hendaknya bersifat kontekstual. Artinya pesan atau program yang
akan diadvokasi harus diletakkan atau di kaitkan dengan masalah
pembangunan daerah bersangkutan. Pesan-pesan atau program-program
kesehatan apapun harus dikaitkan dengan upaya-upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat pemerintah setempat.8. Berani (courage):
seorang petugas kesehatan yang akan melakukan advokasi kepada para
pejabat, harus mempunyai keberanian berargumentasi dan berdiskusi
dengan para pejabat yang bersangkutan.9. Hati-hati ( contious):
meskipun berani, tetapi harus hati-hati dan tidak boleh keluar dari
etika berkomunikasi dengan para pejabat, hindari sikap "menggurui"
para pejabat yang bersangkutan.10. Sopan (courteous): disamping
hati-hati, advokator harus bersikap sopan, baik sopan dalam tutur
kata maupun penampilan fisik, termasuk cara berpakaian.
2.8 Argumentasi untuk AdvokasiDi bawah ini ada beberapa hal yang
dapat memperkuat argumen dalam melakukan kegiatan advokasi antara
lain:1. CreadibleKredibilitas adalah suatu sifat pada seseorang
atau institusi yang menyebabkan orang atau pihak lain
mempercayainya atau meyakinkan. Karena advokasi bertujuan agar
pihak lain, dalam hal ini para pembuat keputusan meyakini dan
mendukung program kesehatan,maka orang yang akan melakukan
advokasi(petugas kesehatan) harus creadible. Seseorang itu
creadible apabila mempunyai 3 sifat, yakni:a. Capability
(kapabilitas) yakni mempunyai kemampuan tentang bidangya.a.
Autority (otoritas) yakni adanya otoritas atau wewenang yang
dimiliki seseorang berdasarkan aturan organisasi yang
bersangkutan.b. Intergrity (integritas) adalah komitmen seseorang
terhadap jabatan atau tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.Seseorang dikatakan credible apabila mempunyai ketiga
sifat tersebut. Disamping orang atau subjek yang credible maka
program kesehatan yang akan di advokasikan pun haruscredible.
Artinya program yang ditawarkan atau di ajukan itu harus
menyakinkan para penentu kebijakan atau pembuat keputusan.Hal ini
berarti bahwa program yang diajukan tersebut harus didasari dengan
permasalahan yang utama dan faktual, artinya masalah tersebut
memang ditemukan di lapngan dan penting untuk segera ditangani.2.
LayakProgram yang diajukan tersebut baik secara teknik, politik,
maupun ekonomi dimungkinkan atau layak.Secara teknik layak
(feasible) artinya program tersebut dapat dilaksanakan. Artinya
dari segi petugas yang akan melaksanakan program tersebut mempunyai
kemampuan yang baik atau cukup.3. Relevan (relevant)Program yang
diajukan tersebut paling tidak harus mencakup 2 kriteria yakni:
memenuhi kebutuhan masyarakat dan benar-benar memecahkan masalah
yang dirasakan masyarakat.4. Penting dan mendesak (urgent)Program
yang diajukan harus mempunyai urgensi yang tinggi : harus segera
dilaksanakan dn kalau tidak segera dilaksanakan akan menimbulkan
masalah yang lebih besar lagi.5. Prioritas tinggi (hight
priority)Program yang diajukan tersebut harus mempunyai prioritas
yang tinggi.agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan
menilai bahwa program tersebut mempunyai prioritas tinggi,
diperlukan analisis yang cermat baik terhadap masalhnya sendiri,
maupun terhadap alternatif pemecahan masalah atau program yang akan
diajukan.
2.9 Metode atau Cara dan Tehnik Advokasi Metode atau cara dan
tehnik advokasi untuk mencapai tujuan itu semua ada bermacam-macam,
antara lain:1. Lobi Politik(political lobying)Lobi adalah
bincang-bincangsecara informal dengan para pejabat untuk
menginformasikan dan membahas masalah dan program kesehatan yang
dilaksanakan.2. Serminar / PresentasiSeminar / presentasi yang di
hadiri oleh para pejabat lintas program dan sektoral. Petugas
kesehatan menyajikan maslah kesehatan diwilayah kerjanya, lengkap
dengan data dan ilustrasi yang menarik, serta rencana program
pemecahannya. Kemudian dibahas bersama-sama, yang akhirnya
dharafkan memproleh komitmen dan dukungan terhadap program yang
akan dilaksanakan tersebut.3. MediaAdvokasi media(media
advocacy)adalah melakukan kegiatan advokasi dengan mengumpulkan
media, khususnya media massa.4. Perkumpulan (asosiasi)
PeminatAsosiasi atau perkumpulan orang-orang yang mempunyai minat
atau interes terhadap permaslahan tertentu atau perkumpulan
profesi, juga merupakan bentuk advokasi.
2.10 Proses Advokasi1. Tahap persiapanPersiapan advokasi yang
paling penting adalah menyusun bahan (materi) atau instrumen
advokasi.2.Tahap pelaksanaanPelaksanaan advokasi sangat tergantung
dari metode atau cara advokasi. Cara advokasi yang sering digunakan
adalah lobbi dan seminar atau presentasi.3.Tahap penilaianSeperti
yang disebutkan diatas bahwa hasil advokasi yang diharafkan adalah
adanya dukungan dari pembuat keputusan, baik dalam bentuk perangkat
lunak(software)maupun perangkat keras(hardware).Oleh sebab itu,
untuk menilai atau mengevaluasi keberhasilan advokasi dapat
menggunakan indikator-indikator seperti dibawah ini:a.
Software(piranti lunak): misalnya dikeluarkannya:1) Undang-undang2)
Peraturan pemerintah3) Peraturan pemerintah daerah (perda)4)
Keputusan menteri5) Surat keputusan gubernur/ bupati6) Nota
kesepahaman(MOU), dan sebagainya
b. Hardware(piranti keras): misalnya:1) Meningkatnya anggaran
kesehatan dalam APBN atau APBD2) Meningkatnya anggaran untuk satu
program yang di prioritaskan3) Adanya bantuan peralatan, sarana
atau prasarana program dan sebagainya.
BAB IIIPENUTUP
3.1 KesimpulanPromosi kesehatan memerlukan adanya advokasi
kiebijakan untuk menciptakan dukungan bagi pengembangan perilaku
dan lingkingan sehat.Hal ini merupakan law enforcement yang dapat
memaksa atau memobilisasi masyarakat untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu.Advokasi merupakan strategi penting dalam promosi
kesehatan.
3.2 SaranSebaiknya masyarakat paham mengenai advokasi dan dapat
menerapkan ke dalam kehidupan agar dapat berguna dalam bidang
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Soekidjo Notoadmojo. 2010.Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.Maulana, Heri. 2002. Promosi Kesehatan. Jakarta :
EGCNotoatmojo S.2007. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta.Boediro .2001. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Semarang : Undip
1