UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI KETERTINGGALAN PEMBELAJARAN DI LINGKUNGAN TERPENCIL Ketua : Fuji Astuti (13113600) Pemasok : Faris Ghosy Armada (13113252) Penyunting : Vini Dwi Hadyanti (19113157) Penyelaras : Mohamad Saeful Rokhman (15113602) Pembimbing : Yuniarso Arif Kresno Soedrasono DEPOK 2013
Memasuki abad ke-21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia terutama di daerah tepencil dan di perbatasan Negara Republik Indonesia. Ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar. Salah satunya adalah memasuki abad ke-21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain. Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun nonformal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah dengan sumber daya manusia di negara-negara lain. Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun nonformal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang. ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi, antara lain sebagai berikut : 1. Rendahnya pemerataan kesempatan belajar (equity) disertai banyaknya peserta didik yang putus sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini identik dengan ciri-ciri kemiskinan. 2. Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam (IPA), matematika, serta bahasa terutama Bahasa Inggris padahal penguasaan materi tersebut merupakan kunci dalam menguasai dan mengembangkan IPTEK. 3. Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi yang melampaui waktu standard yang sudah ditentukan. 4. Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat. Secara empiris, kecenderungan meningkatnya pengangguran tenaga terdidik disebabkan oleh perkembangan dunia usaha yang masih di dominasi oleh pengusaha besar yang jumlahnya terbatas dan sangat mengutamakan efisiensi (padat modal dan padat teknologi). Dengan demikian, pertambahan kebutuhan akan tenaga kerja jauh lebuh kecil dibandingkan pertambahan jumlah lulusan lembaga pendidikan. 5. Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan lunturnya tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial. Seperti terjadinya tawuran pelajar dan kenakalan remaja. Dalam hal ini pemberian pendidikan agama menjadi sangat penting sebagai landasan akhlak dan moral. Selain itu, budi pekerti yang luhur juga perlu diberikan kepada peserta didik sejak dini. Dengan demikian, hal itu akan menjadi landasan yang kuat bagi kekokohan moral dan etika setelah terjun ke masyarakat. Masalah-masalah diatas erat kaitanya dengan kendala seperti keadaan geografis, demografis, serta sosio-ekonomi besarnya jumlah penduduk yang tersebar di seluruh wilayah geografis Indinesia cukup luas. Kemiskinan juga merupakan salah satu kendala yang memiliki hubungan erat dengan masalah pendidikan. Rendahnya mutu kinerja sistem pendidikan tidak hanya disebabkan oleh adanya kelemahan menejemen pendidikan tingkat mikro lembaga pendidikan, tetapi karena juga menejemen pendidikan pada tingkat makro seperti rendahnya efisiensi dan efektivitas pengolahan sistem pendidikan. Sistem dan dan tata kehidupan masyarakat yang tidak kondusif turut menentukan rendahnya mutu sistem
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
KETERTINGGALAN PEMBELAJARAN DI LINGKUNGAN TERPENCIL
Ketua : Fuji Astuti (13113600)
Pemasok : Faris Ghosy Armada (13113252)
Penyunting : Vini Dwi Hadyanti (19113157)
Penyelaras : Mohamad Saeful Rokhman (15113602)
Pembimbing : Yuniarso Arif Kresno Soedrasono
DEPOK
2013
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI
Kami yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama (NPM) : Fuji Astuti (13113600)
Faris Ghosy Armada (13113252)
Vini Dwi Hadyanti (19113157)
Mohamad Saeful Rokhman (15113602)
Judul : KETERTINGGALAN PEMBELAJARAN DI LINGKUNGAN
TERPENCIL
Menyatakan bahwa tulisan ini merupakan hasil karya kami sendiri dan dapat
dipublikasikan sepenuhnya oleh pihak Universitas Gunadarma. Segala kutipan dalam
bentuk apa pun telah mengikuti kaidah dan etika yang berlaku. Mengenai isi dan tulisan
adalah tanggung jawab Penulis, bukan Universitas Gunadarma.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran.
Depok, 25 Oktober 2013
(Fuji Astuti)
(Faris Ghosy Armada)
(Vini Dwi Hadyanti)
(Mohamad Saeful Rokhman)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : KETERTINGGALAN PEMBELAJARAN DI LINGKUNGAN
TERPENCIL
Nama (NPM) : Fuji Astuti (13113600)
Faris Ghosy Armada (13113252)
Vini Dwi Hadyanti (19113157)
Mohamad Saeful Rokhman (15113602)
Menyetujui,
Pembimbing
Yuniarso Arif Kresno Soedrasono
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan berkat, anugerah dan karunia yang melimpah, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Penulisan Ilmiah ini.
Penulisan Ilmiah ini disusun guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai
gelar Setara Sarjana Muda pada jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan
Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma. Adapaun judul Penulisan Ilmiah ini adalah
“KETERTINGGALAN PEMBELAJARAN DI LINGKUNGAN TERPENCIL”.
Walaupun banyak kesulitan yang penulis harus hadapi ketika menyusun Penulisan
Ilmiah ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya tugas ini
dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih, kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Orang Tua dan Keluarga
3. Rektor
4. Dekan
5. Ketua Jurusan
6. Pembimbing
7. Teman
Akhir kata, hanya kepada Tuhan jualah segalanya dikembalikan dan penulis sadari
bahwa penuisan ini masih jauh dari sempurna, disebabkan karena berbagai keterbatasan
yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menjadi perbaikan di masa yang akan datang.
Depok, 25 Oktober 2013
Penulis
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Memasuki abad ke-21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan
tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih
banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di
Indonesia terutama di daerah tepencil dan di perbatasan Negara Republik Indonesia. Ini
disebabkan karena beberapa hal yang mendasar.
Salah satunya adalah memasuki abad ke-21 gelombang globalisasi dirasakan kuat
dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran
baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah
dunia yang baru, sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu
pendidikan. Baik pendidikan formal maupun nonformal. Dan hasil itu diperoleh setelah
kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi
penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan
bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia
Indonesia yang tidak kalah dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.
Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan
mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang
pendidikan, baik pendidikan formal maupun nonformal. Dan hal itulah yang
menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya
menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan
bangsa di berbagai bidang.
ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi, antara lain sebagai
berikut :
1. Rendahnya pemerataan kesempatan belajar (equity) disertai banyaknya peserta
didik yang putus sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini identik dengan ciri-ciri kemiskinan.
2. Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam (IPA),
matematika, serta bahasa terutama Bahasa Inggris padahal penguasaan materi
tersebut merupakan kunci dalam menguasai dan mengembangkan IPTEK.
3. Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi yang melampaui waktu
standard yang sudah ditentukan.
4. Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi
pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang
cenderung terus meningkat. Secara empiris, kecenderungan meningkatnya
pengangguran tenaga terdidik disebabkan oleh perkembangan dunia usaha yang
masih di dominasi oleh pengusaha besar yang jumlahnya terbatas dan sangat
mengutamakan efisiensi (padat modal dan padat teknologi). Dengan demikian,
pertambahan kebutuhan akan tenaga kerja jauh lebuh kecil dibandingkan
pertambahan jumlah lulusan lembaga pendidikan.
5. Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan
lunturnya tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial. Seperti terjadinya tawuran
pelajar dan kenakalan remaja. Dalam hal ini pemberian pendidikan agama menjadi
sangat penting sebagai landasan akhlak dan moral. Selain itu, budi pekerti yang
luhur juga perlu diberikan kepada peserta didik sejak dini. Dengan demikian, hal itu
akan menjadi landasan yang kuat bagi kekokohan moral dan etika setelah terjun ke
masyarakat. Masalah-masalah diatas erat kaitanya dengan kendala seperti keadaan
geografis, demografis, serta sosio-ekonomi besarnya jumlah penduduk yang
tersebar di seluruh wilayah geografis Indinesia cukup luas. Kemiskinan juga
merupakan salah satu kendala yang memiliki hubungan erat dengan masalah
pendidikan. Rendahnya mutu kinerja sistem pendidikan tidak hanya disebabkan
oleh adanya kelemahan menejemen pendidikan tingkat mikro lembaga pendidikan,
tetapi karena juga menejemen pendidikan pada tingkat makro seperti rendahnya
efisiensi dan efektivitas pengolahan sistem pendidikan. Sistem dan dan tata
kehidupan masyarakat yang tidak kondusif turut menentukan rendahnya mutu
sistem pendidikan di sekolah yang ada gilirannya menyebabkan rendahnya mutu
peserta didik dan lulusannya. Kebijaksanaan dan progran yang ditujukan untuk
mengatasi berbagai permasalahan di atas, harus di rumuskan secara spesifik karena
fenomena dan penyebab timbulnya masalah juga berbeda-beda di seluruh wilayah
Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
1. Daerah-daerah yang pendidikannya masih tertinggal dibanding daerah-daerah lain
di Indonesia.
2. Kondisi dan proses pembelajaran di daerah terpencil.
3. Fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan di daerah terpencil.
4. Standardisasi pendidikan dan kesejahteraan pendidikan.
RUANG LINGKUP
Makalah ini membahas mengenai :
a. Artikel terkait tentang pendidikan di daerah tertinggal.
b. Daftar daerah tertinggal.
c. Keterkaitan antara daerah tertinggal, rendahnya pendidikan, dan ilmu sosial dasar.
TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain :
a. Mengetahui faktor penyebab suatu daerah dikatakan daerah tertinggal.
b. Menyelaraskan antara faktor penyebab daerah tertinggal dan rendahnya pendidikan
serta ilmu sosial dasar.
c. Membangkitkan rasa ingin peduli terhadap lingkungan bagi pemuda pemudi.
METODE PENELITIAN
Disesuaikan dengan tema yang kami pilih dan keterbatasan untuk menjangkau
daerah tersebut, maka metode penelitian yang kami ambil adalah metode pengamatan dan
diskusi. Pengamatan yang kami lakukan hanya sebatas berasal dari internet dan
diselaraskan dengan teori ilmu sosial dasar yang kami dapatkan.
SISTEMATIKA TULISAN ILMIAH
Berikut adalah sistematika dari makalah yang kami susun ini :
1. BAB I Pendahuluan
Berisi cakupan materi yang akan dibahas dan disertai tujuan dan latar belakang dari
masalah tersebut.
2. BAB II Tinjauan Pustaka
Berisi pembahasan lebih rinci mengenai topik masalah yang diambil dengan
menyertakan juga artikel-artikel terkait dan diselaraskan dengan teori ilmu sosial
dasar yang ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Artikel
Berikut adalah artikel-artikel yang kami jadikan bahan acuan dalam membahas
masalah pembelajaran yang tertinggal di wilayah terpencil :
INDONESIA adalah salah satu negara yang memiliki kemajemukan (unitax multipeks) dalam pelbagai
dimensi kehidupan, baik strata sosio-kultur, politik, ekonomi, juga kondisi geografis dan topografi
alamnya. Diversity yang dimiliki masyarakat bangsa Indonesia itu di suatu pihak menjadi kebanggaan, tetapi
di lain pihak menjadi penghambat dalam menjalankan roda pembangunan bangsa, khususnya pembangunan
di dunia pendidikan.
Kondisi dan karakter alam yang berbeda-beda berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat, dan
perbedaan ekonomi berpengaruh pada partisipasi masyarakat dalam memajukan dunia pendidikan di negara
ini. Perbedaan kondisi topografi alam juga berdampak pada lambat dan tidak meratanya penyebaran tenaga
guru, sarana dan informasi yang bisa menunjang kegiatan pendidikan di setiap sekolah yang ada. Akibatnya,
kita masih menemukan adanya daerah-daerah yang tergolong tertinggal, terbelakang, terdepan dan belum
tersentuh oleh pelayanan pendidikan yang layak dan memadai.
Permasalahan Pendidikan di Daerah 3T
Beberapa permasalahan penyelenggaraan pendidikan, khususnya di daerah Terdepan, Terpencil dan
Tertinggal (3T) antara lain; persedian tenaga pendidik, distribusi tidak seimbang, insentif rendah, kualifikasi
yang di bawah standard, guru-guru yang kurang kompeten serta ketidaksesuaian antara kualifikasi
pendidikan dengan bidang yang ditempuh, penerapan kurikulum di sekolah belum sesuai dengan mekanisme
dan proses yang distandardkan. Permasalahan lainnya adalah angka putus sekolah juga masih relatif tinggi.
Berangkat dari sejumlah permasalahan yang disebutkan di atas, pendidikan di daerah 3T perlu dikelola secara
khusus dan sungguh-sungguh supaya bisa maju sejajar dengan daerah lain. Hal ini bisa terwujud bila ada
perhatian dan keterlibatan dari semua komponen bangsa ini, baik yang ada di daerah maupun di pusat. Selain
itu, kebijakan pembangunan pemerintah daerah dan pusat memperioritaskan daerah 3T itu. Menteri