ISBN : 978-602-8054-89-8
ISBN : 978-602-8054-89-8
ii
PROSIDING
SEMAR (Seminar Kepakaran) BIPA 1
Editor:
Wati Istanti, S.Pd., M.Pd.
M. Badrus Siroj, M.Pd.
Desain Cover: R. Arief Nugroho, M.Hum.
Setting & Layout: Deti Tri Meliana
Cetakan Pertama : Oktober 2016
ISBN : 978-602-8054-89-8
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Cipta Prima Nusantara (CPN) bekerja sama
dengan Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
Jawa Tengah.
Penerbit Cipta Prima Nusantara (CPN)
Perum Green Village Kav.115, Ngijo, Gunungpati, Semarang
e-mail: [email protected]
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk apapun dan dengan cara apapun,
tanpa izin tertulis dari Penulis dan Penerbit.
iii
PRAKATA
Salam BIPA!
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah,
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Prosiding Seminar Kepakaran BIPA 1 (SEMAR
BIPA 1) ini dapat diterbitkan.
SEMAR BIPA 1 merupakan seminar nasional tentang Bahasa Indonesia bagi
Penutur Asing (BIPA) yang mencakup pengajaran, budaya, serta perkembanganya.
Kegiatan ini kali pertama diselenggarakan oleh Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa
Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA) Jawa Tengah bekerja sama dengan
Universitas Negeri Semarang dan Balai Bahasa Jawa Tengah. Kegiatan seminar ini
berlangsung selama satu hari, yaitu Sabtu 15 Oktober 2016 di Laboratorium Budaya dan
Pusat Eduwisata, Kampung Budaya Universitas Negeri Semarang.
Kegiatan SEMAR BIPA 1 merupakan realisasi dari salah satu program kerja
APPBIPA Jawa Tengah tahun 2016 yang terkait dengan peningkatan mutu
penyelenggaraan pengajaran BIPA. Melalui seminar ini, informasi tentang BIPA baik
yang mencakup pengajaran, kebudayaan, serta perkembangannya akan didapat dari para
pakar, peneliti, dan praktisi ke-BIPA-an yang nantinya dapat dibagikan kepada seluruh
pengajar dan penggiat BIPA.
SEMAR BIPA 1 diseleggarakan dengan tujuan meningkatkan peran lembaga-
lembaga penyelenggara pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang
tergabung dalam Afiliasi Pengajar dan Penggiat BIPA. Melalui seminar ini diharapkan
akan terjalin silaturahmi keilmuan yang mampu menumbuhkan kinerja positif bagi
penyelenggaraan pembelajar BIPA di seluruh Indonesia. SEMAR BIPA 1 mendorong
Pengajaran BIPA dapat lebih berperan aktif sebagai penunjang keberhasilan diplomasi
budaya Indonesia di dunia internasional serta dalam menghadapi perkembangan MEA
maupun era globalisasi.
Untuk itu kiranya, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pembicara kunci, pembicara tamu, pemakalah, peserta, dan panitia,
serta pihak-pihak lainnya yang telah turut serta menyumbangkan pikiran, gagasan,
tenaga, materi, serta waktu dan kesempatan yang luar biasa, hingga prosiding ini hadir
di hadapan pembaca dengan baik.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada APPBIPA Jawa Tengah,
Universitas Negeri Semarang, dan Balai Bahasa Jawa Tengah atas terlaksananya
kegiatan SEMAR BIPA 1 ini. Segala kekurangan dan kekhilafan atas penyusunan
prosiding dan penyelenggaraan seminar, kami mohon maaf yang sedalam-dalamnya.
Semarang, 15 Oktober 2016
Hormat kami
Panitia
iv
DAFTAR ISI
Prakata ........................................................................................................................... iii
Daftar Isi ..........................................................................................................................iv
PEMAKALAH UTAMA
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI TENAGA KERJA
ASING ………………………………………………………………………
Yusro Edy Nugroh
1
TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN BIPA DI MASA
MENDATANG:PENGUATAN DIMENSI-DIMENSI BIPA…………………
Totok Suhardijanto
10
PENGEMBANGAN DAN PEMBELAJARAN BIPA BERBASIS LINTAS
BUDAYA……………………………………………………………………...
Arif Budi Wurianto
18
INTERNALISASI WAWASAN KEBANGSAAN DALAM
MENGUATKAN CITRA DIRI BANGSA PARA PENGAJAR BIPA……….
Vismaia S. Damaianti
26
PEMAKALAH PENDAMPING
PERAN TEKS NEGOSIASI DALAM PEMBELAJARAN BIPA:
MENJAWAB TANTANGAN MEA…………………………………………
Agus Tri Laksono
30
TRADISI SESAJI REWANDA DI SEMARANG SEBAGAI SARANA
PENGENALAN BUDAYA KEPADA PESERTA BIPA…………………….
Ahmad Pramudiyanto
37
PENGIMPLEMENTASIAN NILAI-NILAI BUDAYA DALAM BAHAN
AJAR BIPA…………………………………………………………………..
Alimatussa’diyah
41
UPACARA TRADISIONAL BEGALAN BANYUMASAN SEBAGAI
BAHAN PEMBELAJARAN UNTUK PELAJAR BIPA…………………….
Alva Kurniawan
49
INOVASI MODEL PEMBELAJARAN MENUJU PERAN BAHASA
INDONESIA SEBAGAI BAHASA INTERNASIONAL DI ERA “MEA”..
Andayani
56
GAMBIT DALAM PEMBELAJARAN BIPA……………………………….
A. Soerjowardhana, R. Arief Nugroho
68
v
PEMENTASAN KETHOPRAK SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN
BERBICARA BERBASIS KEARIFAN LOKAL BAGI DARMASISWA
BIPA TINGKAT LANJUT…………………………………………………..
Asri Meilia Annisa
73
MUATAN BUDAYA DALAM KEMAHIRAN BERBICARA
DI PROGRAM BIPA UNIVERSITAS INDONESIA……………….. Barbara Pesulima, Sukojati Prasnowo
79
ALTERNATIF PEMBELAJARAN BAHASA INDONESI UNTUK CALON
TENAGA KERJA ORANG JEPANG di JEPANG
(PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS)……………………………...
Bayu Aryanto, Akhmad Saifudin, Setyo Prasiyanto Cahyono
85
PELUANG BIPA DI ERA MEA……………………………………………..
Candradewi Wahyu Anggraeni
90
ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA PEKERJAAN RUMAH
BAHASA INDONESIA KELAS INTERMEDIATE PENUTUR ASING DI
POLANDIA…………………………………………………………………..
Donie Fadjar Kurniawan
97
BUDAYA LOKAL JOGLOSEMAR DALAM PEMBELAJARAN
MEMBACA-MENULIS BAGI PEMBELAJAR BIPA TINGKAT DASAR..
Eko Widianto
102
MOZAIK PENGAJARAN BIPA DAN BUDAYA………………………….
Endah Ratnaningsih
109
MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN TATA BAHASA
INDONESIA BAGI PENUTUR ASING…………………………………….
Ermi Dyah Kunia
115
PENGAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING
PENGGUNAAN LAGU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK
MENGAJARKAN “kan” SEBAGAI BENTUK PENDEK DAN “kan”
SEBAGAI IMBUHAN DAN : MENGAJARKAN KETERAMPILAN
MENDENGAR………………………………………………………………………..
Ermyna Seri
122
STRATEGI PEMBELAJARAN UNSUR BUDAYA PADA PROGRAM
BIPA………………………………………………………………………….
Erni C. Westi, Agung Prasetia
130
PENERAPAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DENGAN
MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN BACAAN SISWA PADA LEVEL A1 DI MENTARI
SCHOOL JAKARTA (PENELITIAN SUBJEK TUNGGAL)……………… Evi Yesifina Dumarista
140
vi
PEMANFAATAN MEDIA INTERAKTIF SEBAGAI MEDIA
PERCEPATAN PENGUASAAAN KETERAMPILAN BAHASA
INDONESIA PEMBELAJAR BIPA…………………………………………
Faizin
149
PEMBELAJARAN BIPA BAGI PEMBELAJAR DEWASA……………….
Kartika Nuswantara
157
PENGAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA ASING:
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS BUDAYA JAWA
DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-TEMATIK………………………
Kundharu Saddhono
165
PETA KOMPETENSI BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA ASING
Laili Etika Rahmawati, Sarwiji Suwandi, Kundharu Saddhono, Budhi
Setiawan
180
BAHAN AJAR BIPA BERMUATAN BUDAYA LOKAL JAWA TENGAH
Laily Nurlina, Andayani, Retno Winarni, St.Y.Slamet
191
IMPLEMENTASI BLOG SEBAGAI PENUNJANG KETERAMPILAN
MENULIS MAHASISWA ASING DALAM PEMBELAJARAN BIPA......
Latif Anshori Kurniawan
199
EKSKURSI BUDAYA DALAM PEMBELAJARAN BIPA UNTUK
MENGENALKAN TOLERANSI DAN KEARIFAN LOKAL
MASYARAKAT KUDUS……………………………………………………
Mahda Haidar Rahman
209
FENOMENA PEMBELAJARAN BIPA ORANG KOREA…………………
Meilina Haris
218
PENGAJARAN BIPA DENGAN MEDIA GAMBAR – TULIS NARASI…
M. Isnaini
223
PELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM NONFORMAL:
TANTANGAN PENGAJARAN BAHASA PRODUKTIF YANG TIDAK
TERKODIFIKASI……………………………………………………………
Muhammad Abduh
237
ANALISIS KONTEN BUDAYA DALAM BUKU AJAR BIPA KARYA
MAHASISWA UPI…………………………………………………………..
Muhammad Asyura
242
PEMBELAJARAN BIPA BERBASIS BUDAYA
(Refleksi Pengalaman Lapangan)……………………………………………
Moh. Muzakka Mussaif
249
PEMBELAJARAN PELAFALAN MELALUI MEDIA TEXT-TO-SPEECH
UNTUK PEMELAJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING
Mohammad Noor Zuhri
256
vii
KACINDO: KAMUS BERGAMBAR BERWAWASAN CINTA
INDONESIA BERBASIS APLIKASI ANDROID SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA BIPA…………………………….
Nike Aditya Putri
266
KARYAWISATA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA
UNTUK SISWA BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
Nina Setyaningsih, Valentina Widya Suryaningtyas, Anisa Larassati
273
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TEMBANG DOLANAN “LIR-
ILIR”(SEBUAH KAJIAN SEMANTIK)……………………………………. Prima Veronika
279
BAHASA PEER TUTOR DALAM KEGIATAN TUTORIAL
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING
(BIPA)………………………………………………………………………..
Putri Caesar Ramadhani, Nurchasanah
287
INTEGRASI PENGAJARAN BIPA BERBASIS FALSAFAH DAN
KEARIFAN BUDAYA LOKAL INDONESIA: NASI TUMPENG………..
R. Yusuf Sidiq Budiawan
294
STRATEGI PENGOPTIMALAN PENGAJARAN BIPA MENGHADAPI
MEA …………………………………………………………………………
Riris Tiani
304
KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA
BERBASIS WHOLE LANGUAGE……………………………………………
Sabarti Akhadiah, Nini Ibrahim
311
PENGETAHUAN BAHASA “GAUL” DALAM PENGAJARAN BIPA…..
Sang Ayu Putu Eny Parwati
319
PENUBIAN STRUKTUR LAFAL PADA PENGAJARAN BAHASA
INDONESIA SEBAGAI BAHASA ASING DI UNIVERSITAS DARMA
PERSADA JAKARTA……………………………………………………….
Santi Prahmanati Mardikarno, Apriliya Dwi Prihatiningtyas
325
ANALISIS INTERJEKSI PADA BUKU TEKS BIPA TINGKAT PEMULA
Septian Cahyo Putro
333
PENDEKATAN LINGUISTIK DALAM KAJIAN PEMEROLEHAN
BAHASA ASING DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DALAM
PENELITIAN KE-BIPA-AN………………………………………………...
Suharsono
342
ANALISIS KEBUTUHAN BELAJAR UNTUK PENYUSUNAN BAHAN
AJAR BIPA TINGKAT PEMULA BERORIENTASI ACTFL……………..
Susandi, Azza Aulia Ramadhani
350
viii
POTENSI PEMINATAN BIPA DI JURUSAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA…………………………………………… U’um Qomariyah
359
STRATEGI PENGAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR
ASING (BIPA) DI LUAR NEGERI…………………………………………
Wati Istanti
368
METODE TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN BIPA…………
Wirani Atqia
375
BUDAYA INDONESIA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA)…………………………
Yanti Sariasih
384
PEMILIHAN BUKU TEKS BIPA……………………………….. Yusuf Hendrawanto
389
223
PENGAJARAN BIPA DENGAN MEDIA GAMBAR – TULIS NARASI
M. Isnaini
Prodi Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP
Universitas Muhammadiyah Malang
ABSTRAK
Pembelajaran Bahasa Indonesia
bagi penutur asing ini dimaksudkan
guna memperkenalkan bahasa Indonesia
kepada penutur asing untutk berbagai
kepentingan, baik pengajaran maupun
komunikasi praktis. Selain itu,
pembelajaran bahasa Indonesia sebagai
bahasa asing, sebagaimana pula bahasa
lain sebagai bahasa asing, ditunjukkan
guna memberikan penguasaan lisan dan
tertulis kepada para pembelajar. Hal ini
mengandung maksud bahwa mereka
diharapkan mampu mempergunakan
bahasa Indonesia untuk berbicara
dengan lancar dan sekaligus dapat
mengerti bahasa yang diujarkan penutur
asli.
Membelajarkan bahasa
Indonesia kepada orang asing harus
memahami karakter dan kebutuhan
belajar mereka sehingga mampu
menemukan masalha dan memberika
solusi. Kesulita siswa/mahasiswa BIPA
sering terjadi pada keterampilan
menulis sehingga perlu teknik belajar
menulis narasi seperti teknik Gambar
Tulis Narasi.
Pelajar BIPA adalah pelajar asing
yang memiliki latar belakang bahasa
dan budaya berbeda dengan budaya
bahasa yang dipelajarinya. Perbedaan
bahasa dan budaya tersebut memiliki
konsekuensi pada pemilihan materi
bahasa Indonesia yang akan diajarkan
kepada mereka karena pemerolehan
bahasa kedua, termasuk bahasa
Indonesia utnuk penutur asing,
dipengaruhi secara kuat oleh bahasa
pertama (Ellis 1986:19). Lebih lanjut,
Lee mengatakan bahwa satu-satunya
penyebab kesulitan dan kesalahan
dalam belajar bahasa kedua atau bahasa
asing adalah pengaruh bahasa pertama
pelajar (Ellis 1986:23).
Media gambar merupakan salah
satu dari media pembelajaran yang
paling umum dipakai dan merupakan
bahasa ynag umum dan dapat
dimengerti dan dinikamti di mana-
mana. Media gambar adalah suatu
gambar yang berkaitan dengan materi
pelajaran yagng berfungsi utnuk
menyampaikan pesan dan guru kepada
siswa. Media gambar ini dapat
membantu siswa untuk
mengungkapakan informasi yang
terkandung dalam masalah sehingga
hubungan antar komponen dalam
naskah tersebut dapat terlihat dengan
lebih jelas.
Pada tingkat pemula teknik-
teknik pembelajaran keterampilan
menulis yang dapat digunakan seperti
ulang ucap tulis, lihat tulis, permainan
kartu kata untuk kata kunci menyusun
kalimat atau paragraph, wawancara,
reka cerita gambar, biografi, manajemen
kelas, permainan kalimat, dan
permainan alfabet.
Pelajar BIPA adalah pelajar
asing yang memiliki latar belakang
bahasa dan budaya berbeda dengan
budaya bahasa yang dipelajarinya.
Perbedaan bahasa dan budaya tersebut
memiliki konsekuensi pada pemilihan
materi bahasa Indonesia yang akan
diajarkan kepada mereka karena
224
pemerolehan bahasa kedua, termasuk
bahasa Indonesia utnuk penutur asing.
Kesulitan yang terdapat bagi
penutur asing: kandungan makna yang
terdapat dalam struktur kalimat BI
masih kurang mereka pahami,
pemahaman terhadap konsep struktur
kalimat BI masih samar-samar, dan
satuan-satuan linguistik yang mnejadi
unsur pembangun kalimat BI belum
mereka kuasai.
Model keterampilan menulis
menggunakan teknik penggunaan media
gambar tulis narasi sedangkan media
adalah alat atau sarana yang digunakan
untuk menyampaikan pesan dari
komunikator kepada khalayak. Media
yang digunakan dalam proses
pengajaran Bahasa Indonesia
menggunakan media gambar.
Kata kunci : BIPA, menulis, media,
metode, gambar, tulisan narasi
I. PENDAHULUAN
Pembelajaran Bahasa Indonesia
bagi penutur asing ini dimaksudkan
guna memperkenalkan bahasa Indonesia
kepada penutur asing untutk berbagai
kepentingan, baik pengajaran maupun
komunikasi praktis. Selain itu,
pembelajaran bahasa Indonesia sebagai
bahasa asing, sebagaimana pula bahasa
lain sebagai bahasa asing, ditunjukkan
guna memberikan penguasaan lisan dan
tertulis kepada para pembelajar. Hal ini
mengandung maksud bahwa mereka
diharapkan mampu mempergunakan
bahasa Indonesia untuk berbicara
dengan lancar dan sekaligus dapat
mengerti bahasa yang diujarkan penutur
asli. Permasalahan dalam penelitian ini
yaitu: 1) bagaimana pengajaran bahasa
Indonesia bagi penutur asing; 2) apa
saja kesulitan bahasa Indonesia bagi
penutur asing; 3) bagaimana
keterampilan menulis mahasiswa BIPA;
4) bagaimana strategi pembelajaran
bahasa Indonesia untuk penutur asing;
5) apa saja yang dimaksud media; dan
6) apa yang dimaksud teknik gambar –
tulis narasi?
II. PEMBAHASAN
A. Pengajaran Bahasa Indonesia
untuk Penutur Asing (BIPA)
Pelajar BIPA adalah pelajar asing
yang memiliki latar belakang bahasa
dan budaya berbeda dengan budaya
bahasa yang dipelajarinya. Perbedaan
bahasa dan budaya tersebut memiliki
konsekuensi pada pemilihan materi
bahasa Indonesia yang akan diajarkan
kepada mereka karena pemerolehan
bahasa kedua, termasuk bahasa
Indonesia utnuk penutur asing,
dipengaruhi secara kuat oleh bahasa
pertama (Ellis 1986:19). Lebih lanjut,
Lee mengatakan bahwa satu-satunya
penyebab kesulitan dan kesalahan
225
dalam belajar bahasa kedua atau bahasa
asing adalah pengaruh bahasa pertama
pelajar (Ellis 1986:23).
Sugiono (1995:6) menjelaskan
bahwa ada beberapa sifat yang harus
diperhatikan dalam pemilihan materi
BIPA, yang pertama, orang dewasa
sudah memiliki cukup banyak
pengetahuan dan wawasan, sehingga
kebutuhan mereka juga kebutuhan
orang dewasa bukan lagi kebutuhan
anak-anak. Oleh karena itu, toik actual
yang ingin mereka pelajari adalah topic
umum seperti misalnya, masalah
lingkungan, hubungan antarmanusia,
peristiwsa dunia, dan sebagainya. Yang
kedua, bahwa orang asing (orang Barat)
suka mengekspresikan diri mereka,
mempresentasikan sesuatu,
mengemukakan pendapat, sehingga
tugas di luar kelas atau membuat proyek
sederhana akan sangat menarik.
Terkahir, untuk mengakomodfasi minat
dan kebutuhan yang mungkin berbbeda
dari yang satu dengan yang lain perlu
disiapkan materi yang bervariasi.
Gambaran yang terwujud BIPA
dapat ditinjau dari segi tujuan belajar
BIPA. Tujuan pembelajaran BIPA
memiliki kaitan erat dengan masalah
pemenuhan kebutuhan. Sejalan dengan
masalah ini, Mackey dan Mountford
(dalam Sofyan, 1983) menjelaskan
bahwa ada tiga kebutuhan yang
mendorong seseorang belajar bahasa,
yakni (1) kebutuhan akan pekerjaan, (2)
kebutuhan program latihan kejuruan,
dan (3) kebutuhan untuk belajar. Sesuai
dengan pendapat itu, Hoed (1995)
menyatakan bahwa program BIPA
bertujuan utnuk (1) mengikuti kuliah di
perguruan tinggi Indonesia, (2)
membaca buku dan surat kabar guna
keperluan penelitian, dan (3)
berkomunikasi secara lisan dalam
kehidupan sehari-hari di Indonesia.
Ketiga tujuan iru masing-masing masih
dapat diperluas lagi menjadi bebrapa
tujuan khusus, misalnya, utnuk
mengikuti kuliah di perguruan tinggi di
Indonesia memerlukan pengetahuan
bahasa Indonesia sesuai bidang ilmu
yang diikuti (ilmu social, ilmu teknik,
ekonomi, dan sebagainya). Begitu pula
untuk keperluan penelitian tergantung
dari bidang apa yang akan ditelti. Utnuk
belajar bahasa Indonesia lisan guna
keperluasn komnikasi dengan penduudk
diperlukan pula pengkhususan,
misalnya komunikasi formal atau
informal.
Penekanan pengajaraan BIPA perlu
dibedakan sesuai dengan tujuan yang
akna dicapai. Soewandi (1994:4-6)
226
menjelaskan bahwa tujuan pengajaran
BIPA yang sangat menonjol adalah (1)
untuk berkomunikasi keseharian dengan
penutur bahasa Indonesia (tujuan
umum), dan (2) utnuk menggali
kebudayaan Indonesia dengan segala
aspeknya (tujuan khusus). Tujuan yang
pertama, penekanannya pada
penguasaan bahasa sehari-hari yang
dapat dipakai utnuk kepentingan
praktis, seperti menyapa, menawar,
menolak, mempersilahkan,
mengucapkan terima kasih, minta izin,
mengajak, mengeluh, memuji,
memperkenalkan, berpamitan, dan
sebagainya. Ciri khas bahasa untuk
kepentingan ini adalah lebih sering (1)
dipergunakannya bentuk-bentuk kata
yang nonformal, (2) dipergunakannya
kosakata yang tidak baku, (3)
dihilangkannya imbuhan, dan (4)
digunakannya susunan kalimat yang
sederhana. Adapun ciri bahasa utnuk
tujuan kedua adalah penggunaan (1)
bentuk kata baku, (2) kosakata teknis,
(3) imbuhan secara lengkap, (4) kaidah
penulisan yang benar, dan (5) susunan
kalimat yang baku.
Dalam pengajaran BIPA, yang
perlu mendapatkan perhatian adalah
para pelajarnya sehingga pembelajaran
berorientasi pada siswa sebagai pusat
(learner centered) (Robinson 1980:10).
Munby (1980:2) menjelaskan bahwa
pemusatan perhatian pada siswa dalam
pembelajaran bahasa merupakan ciri
yang membedakan pengajaran bahasa
utnuk penutur asing dengan pengajaran
bahasa untuk penutur asli (yang
membedakan BIPA dari yang bukan
BIPA). Oleh karena itu, materi
pembelajaran harus berupa materi yang
fungsional.
Pembelajaran BIPA memiliki
karakteristik dan norma pedagogik yang
berbeda dengan pembelajaran bahasa
Indonesia pada penutur asli. Perbedaan
tersebut terjadi karena (a) pelajar BIPA
pada umumnya telah memiliki
jangkauan dan target hasil pembelajaran
secara tegas, (b) dilihat dari tingkat
pendidikannya, pada umumnya pelajar
BIPA adalah 0rang-orang terpelajar, (c)
para pelajar BIPA memilliki gaya
belajar yang khas dan kadang-kadang
didominasi oleh latar belakang budaya,
(d) sebagian besar pelajar BIPA
memiliki minat dan motivasi yang
tinggi terhadap bahasa Indonesia, (e)
para pelajar BIPA memiliki latar
belakang keilmuan yang berbeda-beda,
dan (f) karena perbedaan sistem bahasa,
menyebabkan pelajar BIPA banyak
menghadapi kesulitan terutama dalam
227
masalah pelafalan dan penulisan
(Suyitno 2000).
Pemahaman terhadap karakteristik
pelajar asing diperlukan, terutama
dalam upaya memilih dan
mengembangkan bahan pembelajaran
BIPA. Untuk itulah pembelajaran BIPA
ditentukan oleh berbagai unsur yang
masing-masing memiliki batasan fungsi
dan peran di dalam mewujudkan tujuan
yang telah ditetapkan. Unsur-unsur
yang terlibat dalam proses pembelajaran
tersebut, antara lain tujuan, materi,
prosedur didaktik (metode/teknik),
media, evaluasi, siswa (pelajar), guru
(tutor/pamong), dan pengelolaan kelas.
Sebagai sebuah sistem proses,
optimalisasi pembelajaran BIPA
bergantung pada ketuntasan di dalam
pengelolaan keseluruhan unsurnya, baik
secara bebas maupun secara simultan.
Pengelolaan tersebut harus disertai
dengan pola dan langkah yang
sistematis dengan tetap memperhatikan
dan mempertimbangkan tujuan sebagai
target dan tuntutannya. Oleh karena itu,
diperlukan sejumlah pola dan langkah
yang jelas dan terarah aagar dapat
mempercepat pencapaian tujuan
pembelajaran dan pengimplementasian
kualitas isi dan muatan kompetensi
pembelajaran. Upaya untuk mengelola
materi pembelajaran yang sedemikian
rupa tidaklah mudah. Hal ini
memerlukan sejumlah wawasan,
keterampilan, dan kiat khusus, karena
pengelolaan materi pembelajaran BIPA
berkaitan dengan cara memilih,
memilah, mengembangkan, dan
mengemasnya secara proporional dan
fungsional.
Materi pembelajran BIPA pada
hakikatnya adalah saran yang digunakan
utnuk mebelajarkan pelajar BIPA yang
secara langsung digunakan sebagai
bahan belajar utnuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Secara sederhana, materi pembelajaran
dapat diartikan sebagai bahan yang
digunakan utnuk belajra dan membantu
pencapaian tujuan pembelajaran, di
tempat pelajar dituntut melakukan
sesuatu terhadapnya dsengan jenis
perilaku tertentu.
Berdasarkan kekhususan ciri dalam
proses pembelajaran BIPA, persoalan
yang harus dijawab adalah bagaimana
mengarahkan para pelajar asing agar
termotivasi untuk belajar bahasa
Indonesia sesuai dengan minat mereka.
Padahal, hingga saat ini masih banyak
perselisihan tentang bagaimana
mengajarkan bahasa asing (termasuk
bahasa Indonesia), baik yang berkaitan
228
dengan alat-alat utnuk mencapai tujuan,
materi yang semestinya diajarkan,
maupun metode pembelajarannya
(Wojowasito 1976:1). Salah satu contoh
permasalahan tersebut, sebagaimana
dikemukakan oleh Toda dan Sinaga
yang menyatakan bahwa dalam
menentukan pilihan metode
pembelajaran BIPA, tantangan pertama
yang akan dihadapi adalah menentukan
pilihan yang tepat untuk diikuti dalam
kaitannya dengan konsep dasar dan
saran-saran pembelajaran bahasa yang
dikemukakan oleh para ahli.
Untuk mengatasi permasalahan
tersebut dan mempertahankan motivasi
belajar pelajar asing, diperlukan upaya
yang sungguh-sungguh dalam
menciptakan perangkat pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Hal itu berimplikasi pada, antara lain,
upaya penyusunan program
pembelajaran, pemilihan metode
pembelajaran, pengadaan bahan ajar,
penyelenggaraan evaluasi, penyiapan
tenaga pengajar, pengadaan media, dan
sumber belajar dan sebagainya yang
sesuai dengan kebutuhan pelajar. Upaya
awal yang perlu dilakukan untuk
mengembangkan perangkat
pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuha pelajar BIPA adalah
melakukan analisis kebutuhan belajar
pelajar BIPA. Melalui analsisi
kebutuhan belajar tersebut akan
diketahui kemampuan awal pelajar
BIPA, tujuan belajar BIPA, bidang
keahlian yang dimiliki pelajar BIPA,
strategi dan gaya belajar pelajar BIPA,
pengalaman belajar pelajar BIPA, dan
minat dan motivasi belajar BIPA, dan
sebagainya. Dengan pemahaman
tersebut, dapat disusun dan
dikembangkan bahan ajar BIPA yang
sesuai dengan kondisi pelajar.
B. Kesulitan Bahasa Indonesia
untuk Penutur Asing
Berkaitan dengan beberapa kesulitan
pengajaran BIPA, Sunendar (2000)
menyatakan beberapa permasalahan
pada pengajaran BIPA, yaitu:
a. Kurangnya penanaman impresi yang
baik
b. Kesulitan menentukan/ menemukan
materi-materi
c. Pengajar dan pembelajar
terperangkap pada masalah struktur/
tata bahasa pada penulisan
d. Pembelajar memiliki latar belakang
bahasa yang memiliki karakter huruf
berbeda dengan bahasa Indonesia
(Karakter huruf latin) sehingga
cenderung sulit untuk menulis
229
dengan struktur bahasa Indonesia
yang baik.
Selanjutnya, Hidayat (2001)
mengemukakan pula berbagai kendala
yang menyebabkan peserta didik asing
kurang menguasai struktur kalimat
bahasa Indonesia, yaitu:
a. Kandungan makna yang terdapat
dalam struktur kalimat BI masih
kurang mereka pahami
b. Pemahaman terhadap konsep struktur
kalimat BI masih samar-samar
c. Satuan-satuan linguistik yang
menjadi unsur pembangun kalimat
BI belum mereka kuasai
d. Kerancuan pemahaman terhadap
posisi fungsi, kategori, dan peran
dalam sebuah kalimat
e. Penggunaan BI masih dipengaruhi
kebiasaan penggunaan bahasa ibunya
f. Struktur pola kalimat BI berbeda
dengan struktur kalimat bahasa ibu
mereka
g. Penggunaan kosakata dan proses
pembentukannya belum banyak
mereka ketahui
h. Penguasaan membaca buku-buku
kebiasaan masih kurang
C. Strategi pembelajaran Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa Asing
Penelitian yang dilakukan oleh
Lengkanawati (1997) menunjukkan
beberapa strategi belajar mandiri yang
dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampua pembelajaran dalam
keempat keterampilan berbahasa, yaitu:
1. Keterampilan menyimak, yaitu:
a. Mentraskripsi bahan tugas
menyimak untuk meningkatkan
pemahamannya dalam
menyimak dan sekaligus dapat
meningkatkan kemampuan
dalam melafalkan bunyi-bunyi
bahasa target sehingga
mendekati pelafalan menurut
asli.
b. Memperhatikan pengajaran
dengan seksama tatkala pengajar
mengoreksi kesalahan tuturan
dirinya atau tuturan pelajaran
lainnya.
c. Menyimak tuturan penutur asli
dengan seksama baik dari media
elektronik maupun dari tuturan
langsung.
d. Memperhatikan isi maupun
bentuk bahasa yang digunakan
pengajar di kelas
230
2. Keterampilan berbicara, yaitu:
a. Meniru dan melafalkan kata-kata
atau frase-frase yang digunakan
penutur asli dalam rekaman.
b. Mencoba mengingat pola kalimat
yang benar yang ditemukannya
sewaktu mentraskripsikan wacana
bahasa target yang didengarnya.
c. Menggunakan pola kalimat yang
baik yang digunakan oleh para
penulis yang baik yang
dikemukakan dalam teks yang
dibacanya untuk digunakan dalam
berbicara.
d. Pada tahap awal memaksa diri
untuk menggunakan bahasa target
dengan tidak terlalu khawatir
melakukan kesalahan dalam
menggunakan bahasa tersebut.
3. Keterampilan membaca, yaitu banyak
membaca berbagai macam wacana
untuk meningkatkan kemampuan
membacanya dan memperluas
kosakata bahasa target.
4. Keterampilan menulis yaitu:
a. Menggunakan kemampuan
menulis untuk meningkatkan
kemampuan menulis dalam
bahasa target.
b. Meniru gaya tulisan dan pola
kalimat yang digunakan para
penulis yang baik yang
ditemukannya sewaktu membaca
teks berbahasa target untuk
digunakannya dalam membuat
tulisan dalam bahasa target.
D. Model Pembelajaran
Keterampilan Menulis
Ada beberapa konsep dasar yang
harus dipahami oleh pengajar sebelum
mengajarkan bahasa kedua dengan
model pembelajaran keterampilan
menulis:
1. Menulis adalah kegiatan
menelaah
2. Menulis adalah proses
penyampain informasi tidak
langsung
3. Menulis adalah ekspresi kreatif
tidak langsung
4. Menulis adalah kecermatan
5. Menulis dipengaruhi kekayaan
pengalaman
6. Menulis merupakan sarana
memperluas cakrawala ilmiah
E. Tujuan Pembelajaran
Keterampilan Menulis
Untuk tingkat pemula tingkat
pembelajaran keterampilan menulis
231
dapat dirumuskan bahwa peserta didik
dapat:
(1) menulis kosa kata dengan tepat, (2)
menulis kalimat sederhana, (3) menulis
kalimat narasi, (4) menyusun paragraf,
(5) mendeskripsikan cerita dalam
bentuk tulisan narasi, dan (6) membuat
tulisan ilmiah seperti artikel, makalah,
dan mini riset.
Untuk tingkat menengah, tujuan
pembelajaran keterampilan menulis
dapat dirumuskan bahwa peserta didik
dapat:
(1) Menyampaikan informasi dalam
bentuk tulis, (2) membuat tulisan-
tulisan harian, (3) Mnuliskan identitas
diri, (4) mendeskripsikan/merangkum,
(5) membuat laporan.
Untuk tingkat yang paling tinggi, yaitu
tingkat lanjut, tujuan pembelajaran
keterampilan menulis dapat dirumuskan
bahwa peserta didik dapat:
(1) Menulis kalimat yang terstruktur,
(2) Mampu menulis karanagan narasi,
(3) Mampu mendeskripsikan informasi
dalam bentuk tulis, (4) Menulis
informasi yang disimak, (5) Menulis
laporan.
F. Media Pembelajaran
1. Definisi Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa
Latin medius yang secara harfiah berarti
“tengah”, “perantara” atau “pengantar.
Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan.
Cangara (2000:131) media
adalah alat atau sarana yagn digunakan
untuk menyampaikan pesan dari
komunikator kepada khalayak. Sejalan
dengan pendapat tersebut, Sabri
(2007:107) mengatakan bahwa media
adalah alat yang idgunakan untuk
menyampaikan pesan yang dapat
mendorong terjadinya proses belajar
mengajar.
Hal senada diungkapkan oleh
Noor (2010:3) media adalah sesuatu
yagn dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke
penirima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.
Berkenaan dengan media, Gerlach dan
Ely (dalam Arsyad, 2011:3)
mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar
adalahmanusia, materi atau kejadian
yang membangun kondisi yang
232
membuat siswa mampu memeroleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat
grafis, photografis, atau elektronis
untuk menangkap, meproses, dan
menyusun kembali informasi visual
atau verbal. Berdasarkan pendapat para
pakar, yang dimaksud media adalah alat
ayng digunkaan untuk menyampaikan
pesan yang mampu merangsang pikiran,
perasaan,serta kemauan siswa sehingga
dapat terlibat dalam proses
pembelajaran.
2. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach dan Ely (dalam Arsyad,
2011:12-14) mengemukakan tiga ciri
media, yaitu ciri fiksatif (fixative
property), ciri manipulatif
(manipulative property), dan ciri
distributif (distributive property).
a) Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan
kemampuan media merekam,
menyimpan, melestarikan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa atau
objek. Dengan ciri fiksatif ini, media
memungkinkan suatu rekaman kejadian
atau objek yang terjadi pada suatu
rekaman kejadian atau objek yang
terjadi pada suatu rekaman kejadian
atau objek yang terjadi pada satu waktu
tertentu ditransportasikan tanppa
mengenal waktu. Ciri ini amat penting
bagi guru karena kejadian-kejadian atau
objek yang telah direkam atau disimpan
dengan format media yang ada dapat
digunakan setiap saat.
b) Ciri Manipulatif (Manipulative
Property)
Transformasi suatu kejadian
atau objek dimungkinkan karena media
memiliki ciri manipulatif. Kejadian
yang memakan waktu berhari-hari dapat
disajikan kepada siswa dalam waktu
dua atau tiga menit. Manipulasi
kejadian atau objek dengan jalan
mengedit hasil rekaman dapat
menghemat waktu.
c) Ciri Distributif (Distributive
Property)
Ciri distributif dari media
memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditransportasikan melalui
ruang secara bersamaan kejadian
tersebut disajikan kepada sejumlah
besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama dengan
kejadian itu. Informasi direkam dalam
format media apa saja, ia dapat
direproduksi seberapa kali pun dan siap
digunakan secara bersamaan di berbagai
233
tempat atau digunakan secara berulang-
ulang di sutau tempat. Konsistensi
informasi yangtelah direkam akan
terjamin sama atau hampir sama dengan
aslinya.
2. Fungsi dan Manfaat Media sebagai
Alat Pembelajaran
Fungsi dan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar
siswa yang diungkapkan Sudjana dan
Rivai (dalam Arsyad, 2011: 24-25),
ada empat yaitu.
a. Pembelajaran akan lebih menarik
perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan
memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran.
c. Metode mengajar akan lebih
bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan
kata-kata oleh guru, sehingga siswa
tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga, apalagi kalau guru mengajar
pada setiap jam pelajaran.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan
kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi
juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan,
memerankan, dan lain-lain.
3. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki
banyak jenis. Dari yang paling
sederhana dan murah hingga canggih
dan mahal. Secara umum diungkapakan
oleh Noor (2010: 16-19) bahwa media
pembelajaran dapat digolongkan
menjadi tiga jenis, yaitu media visual,
media audio, dan media audio-visual).
4. Media Gambar
Media gambar merupakan salah
satu dari media pembelajaran yang
paling umum dipakai dan merupakan
bahasa ynag umum dan dapat
dimengerti dan dinikamti di mana-
mana. Media gambar adalah suatu
gambar yang berkaitan dengan materi
pelajaran yagng berfungsi utnuk
menyampaikan pesan dan guru kepada
siswa. Media gambar ini dapat
membantu siswa untuk
mengungkapakan informasi yang
terkandung dalam masalah sehingga
hubungan antar komponen dalam
naskah tersebut dapat terlihat dengan
lebih jelas.
234
Kelebihan media gambar adalah:
a. Sifatnya konkrit, gambar lebih
realistis menunjukkan pokok
masalah dibandingkan dengan media
verbal semata.Gambar dapat
mengatasi batasan ruang dan waktu.
b. Media gambar dapat mengatasi
keterbatasan pengamatan.
c. Dapat memperjelas suatu masalah,
dalam bidang apa saja.
d. Murah harganya, mudah didapatkan
dan digunakan.
Kelemahan media gambar adalah:
a. Gambar menekankan presepsi indera
mata.
b. Gambar berada yang terlalu
kompleks kurang efektif utnuk
kegiatan pembelajaran.
c. Ukurannya sangat terbatas utnuk
kelompok besar.
G. Teknik-teknik Pembelajaran
Keterampilan Menulis
Untuk tingkat pemula teknik-teknik
pembelajaran keterampilan menulis
yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut.
1. Ulang ucap tulis
Teknik ucap sangat baik
digunakan dalam melatih siswa
mengucapkan atau melafalkan bunyi
bahasa kata, kelompok kata, kalimat,
ungkapan, peribahasa, semboyan, kata-
kata mutiara, paragraf, dan puisi yang
pendek. Setelah diucap, kalimat tersebut
dituliskan kembali. Pada kelas-kelas
rendah teknik ini biasa digunakan dalam
melatih siswa mengucapkan fonem
kata-kata, dan kaliamt-kalimat pendek
kemudian melatih menulis kata-kata
yang didengarkan.
2. Lihat tulis
Teknik lihat-tulis digunakan
dalam merangsang siswa
mengekspresikan hasil pengamatannya
dalam bentuk tulis. Yang diamati dapat
berbagai hal atau benda, gambar benda,
atau duplikat benda. Pada kelas-kelas
rendah benda yang diperlihatkan untuk
diamati sebaiknya benda-benda yang
dekat dengan kehidupan siswa sehingga
mudah untuk menarasikan dalam
bentuk tulis.
1. Permainan kartu kata untuk kata
kunci menyusun kalimat atau paragraph
2. Wawancara
3. Reka cerita gambar
4. Biografi
5. Manajemen kelas
6. Permainan kalimat
7. Permainan alfabet
235
A. Penerapan Media melalui
Teknik Gambar Tulis Narasi pada
Pengajaran Bahasa Indonesia untuk
Penutur Asing (BIPA)
1. Langkah-langkah Penerapan media
melalui teknik Gambar Tulis Narasi
pada Pengajaran Bahasa Indonesia
untuk Penutur Asing (BIPA):
a. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
b. Guru menyiapkan media gambar
berupa benda-benda yang biasa
dijumpai
c. Siswa mengamati gambar
d. Siswa membuat kalimat sederhana
dengan kata kunci dari nama benda
yang ditampilkan oleh guru
e. Guru memperbaiki struktur kalimat
atau pilihan kata siswa jika terjadi
kesalahan
f. Siswa diminta merangkai satu
kalimat narasi berdasarkan nama
benda yang tampak pada gambar
yang ditampilkan
g. Demikian seterusnya sampain
seluruh gambar yang disajikan guru
telah selesai dipresentasikan
h. Evaluasi, meliputi struktur kalimat
yang tepat, penulisan nama benda
sesuai dengan media gambar,
struktur kalimat yang tepat
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Pelajar BIPA adalah pelajar asing
yang memiliki latar belakang bahasa
dan budaya berbeda dengan budaya
bahasa yang dipelajarinya.
Perbedaan bahasa dan budaya
tersebut memiliki konsekuensi pada
pemilihan materi bahasa Indonesia
yang akan diajarkan kepada mereka
karena pemerolehan bahasa kedua,
termasuk bahasa Indonesia utnuk
penutur asing.
2) Kesulitan yang terdapat bagi penutur
asing: kandungan makna yang
terdapat dalam struktur kalimat BI
masih kurang mereka pahami,
pemahaman terhadap konsep struktur
kalimat BI masih samar-samar, dan
satuan-satuan linguistik yang
mnejadi unsur pembangun kalimat
BI belum mereka kuasai.
3) Model keterampilan menulis
menggunakan teknik penggunaan
media gambar tulis narasi.
4) Media adalah alat atau sarana yang
digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada
khalayak.
236
5) Media yang digunakan dalam proses
pengajaran Bahasa Indonesia
menggunakan media gambar.
DAFTAR PUSTAKA
Eliis, Rod. 1986. Understanding Second
Languange Acquisition. Oxford
University Press.
http://embunisd.blogspot.co.id/2012/06/
strategi-pembelajaran-
bahasaIndonesia.html
Robinson, Pauline. 1980. English for
Specific Purposes. Oxford: Pergamon
Press.
Soewandi, A.M. 1994. Pengajaran
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Asing: Tujuan, pendekatan, Bahan Ajar,
dan Pengurutannya. KIPBIPA UKSW:
Salatiga.
Sofyam, Lia Angela S. 1983.
”Pengajaran ESP pada tingkat
Perguruan tinggi”, dalam Linguistik
Indonesia, Tahun NO. 1, Januari 1983.
Sugiono, S. 1995. Pendekatan
Komunikatif-Integratif-Tematis dalam
Pengembangan Bahan dan Metodologi
Pengajaran BIPA di Indonesia.
Kongres BIPA 1995 Fakultas Sastra
Universitas Indonesia Jakarta.
Wojowasito, S. 1976. Perkembangan
Ilmu Bahasa (Linguistik) Abad 20.
Bandung: Shinta Dharma.