Top Banner
ISBN : 978-602-8054-89-8
23

ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat...

Jul 28, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

ISBN : 978-602-8054-89-8

Page 2: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

ii

PROSIDING

SEMAR (Seminar Kepakaran) BIPA 1

Editor:

Wati Istanti, S.Pd., M.Pd.

M. Badrus Siroj, M.Pd.

Desain Cover: R. Arief Nugroho, M.Hum.

Setting & Layout: Deti Tri Meliana

Cetakan Pertama : Oktober 2016

ISBN : 978-602-8054-89-8

Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Cipta Prima Nusantara (CPN) bekerja sama

dengan Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)

Jawa Tengah.

Penerbit Cipta Prima Nusantara (CPN)

Perum Green Village Kav.115, Ngijo, Gunungpati, Semarang

e-mail: [email protected]

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk apapun dan dengan cara apapun,

tanpa izin tertulis dari Penulis dan Penerbit.

Page 3: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

iii

PRAKATA

Salam BIPA!

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah,

rahmat dan hidayah-Nya sehingga Prosiding Seminar Kepakaran BIPA 1 (SEMAR

BIPA 1) ini dapat diterbitkan.

SEMAR BIPA 1 merupakan seminar nasional tentang Bahasa Indonesia bagi

Penutur Asing (BIPA) yang mencakup pengajaran, budaya, serta perkembanganya.

Kegiatan ini kali pertama diselenggarakan oleh Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa

Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA) Jawa Tengah bekerja sama dengan

Universitas Negeri Semarang dan Balai Bahasa Jawa Tengah. Kegiatan seminar ini

berlangsung selama satu hari, yaitu Sabtu 15 Oktober 2016 di Laboratorium Budaya dan

Pusat Eduwisata, Kampung Budaya Universitas Negeri Semarang.

Kegiatan SEMAR BIPA 1 merupakan realisasi dari salah satu program kerja

APPBIPA Jawa Tengah tahun 2016 yang terkait dengan peningkatan mutu

penyelenggaraan pengajaran BIPA. Melalui seminar ini, informasi tentang BIPA baik

yang mencakup pengajaran, kebudayaan, serta perkembangannya akan didapat dari para

pakar, peneliti, dan praktisi ke-BIPA-an yang nantinya dapat dibagikan kepada seluruh

pengajar dan penggiat BIPA.

SEMAR BIPA 1 diseleggarakan dengan tujuan meningkatkan peran lembaga-

lembaga penyelenggara pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang

tergabung dalam Afiliasi Pengajar dan Penggiat BIPA. Melalui seminar ini diharapkan

akan terjalin silaturahmi keilmuan yang mampu menumbuhkan kinerja positif bagi

penyelenggaraan pembelajar BIPA di seluruh Indonesia. SEMAR BIPA 1 mendorong

Pengajaran BIPA dapat lebih berperan aktif sebagai penunjang keberhasilan diplomasi

budaya Indonesia di dunia internasional serta dalam menghadapi perkembangan MEA

maupun era globalisasi.

Untuk itu kiranya, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada pembicara kunci, pembicara tamu, pemakalah, peserta, dan panitia,

serta pihak-pihak lainnya yang telah turut serta menyumbangkan pikiran, gagasan,

tenaga, materi, serta waktu dan kesempatan yang luar biasa, hingga prosiding ini hadir

di hadapan pembaca dengan baik.

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada APPBIPA Jawa Tengah,

Universitas Negeri Semarang, dan Balai Bahasa Jawa Tengah atas terlaksananya

kegiatan SEMAR BIPA 1 ini. Segala kekurangan dan kekhilafan atas penyusunan

prosiding dan penyelenggaraan seminar, kami mohon maaf yang sedalam-dalamnya.

Semarang, 15 Oktober 2016

Hormat kami

Panitia

Page 4: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

iv

DAFTAR ISI

Prakata ........................................................................................................................... iii

Daftar Isi ..........................................................................................................................iv

PEMAKALAH UTAMA

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI TENAGA KERJA

ASING ………………………………………………………………………

Yusro Edy Nugroh

1

TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN BIPA DI MASA

MENDATANG:PENGUATAN DIMENSI-DIMENSI BIPA…………………

Totok Suhardijanto

10

PENGEMBANGAN DAN PEMBELAJARAN BIPA BERBASIS LINTAS

BUDAYA……………………………………………………………………...

Arif Budi Wurianto

18

INTERNALISASI WAWASAN KEBANGSAAN DALAM

MENGUATKAN CITRA DIRI BANGSA PARA PENGAJAR BIPA……….

Vismaia S. Damaianti

26

PEMAKALAH PENDAMPING

PERAN TEKS NEGOSIASI DALAM PEMBELAJARAN BIPA:

MENJAWAB TANTANGAN MEA…………………………………………

Agus Tri Laksono

30

TRADISI SESAJI REWANDA DI SEMARANG SEBAGAI SARANA

PENGENALAN BUDAYA KEPADA PESERTA BIPA…………………….

Ahmad Pramudiyanto

37

PENGIMPLEMENTASIAN NILAI-NILAI BUDAYA DALAM BAHAN

AJAR BIPA…………………………………………………………………..

Alimatussa’diyah

41

UPACARA TRADISIONAL BEGALAN BANYUMASAN SEBAGAI

BAHAN PEMBELAJARAN UNTUK PELAJAR BIPA…………………….

Alva Kurniawan

49

INOVASI MODEL PEMBELAJARAN MENUJU PERAN BAHASA

INDONESIA SEBAGAI BAHASA INTERNASIONAL DI ERA “MEA”..

Andayani

56

GAMBIT DALAM PEMBELAJARAN BIPA……………………………….

A. Soerjowardhana, R. Arief Nugroho

68

Page 5: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

v

PEMENTASAN KETHOPRAK SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN

BERBICARA BERBASIS KEARIFAN LOKAL BAGI DARMASISWA

BIPA TINGKAT LANJUT…………………………………………………..

Asri Meilia Annisa

73

MUATAN BUDAYA DALAM KEMAHIRAN BERBICARA

DI PROGRAM BIPA UNIVERSITAS INDONESIA……………….. Barbara Pesulima, Sukojati Prasnowo

79

ALTERNATIF PEMBELAJARAN BAHASA INDONESI UNTUK CALON

TENAGA KERJA ORANG JEPANG di JEPANG

(PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS)……………………………...

Bayu Aryanto, Akhmad Saifudin, Setyo Prasiyanto Cahyono

85

PELUANG BIPA DI ERA MEA……………………………………………..

Candradewi Wahyu Anggraeni

90

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA PEKERJAAN RUMAH

BAHASA INDONESIA KELAS INTERMEDIATE PENUTUR ASING DI

POLANDIA…………………………………………………………………..

Donie Fadjar Kurniawan

97

BUDAYA LOKAL JOGLOSEMAR DALAM PEMBELAJARAN

MEMBACA-MENULIS BAGI PEMBELAJAR BIPA TINGKAT DASAR..

Eko Widianto

102

MOZAIK PENGAJARAN BIPA DAN BUDAYA………………………….

Endah Ratnaningsih

109

MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN TATA BAHASA

INDONESIA BAGI PENUTUR ASING…………………………………….

Ermi Dyah Kunia

115

PENGAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING

PENGGUNAAN LAGU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK

MENGAJARKAN “kan” SEBAGAI BENTUK PENDEK DAN “kan”

SEBAGAI IMBUHAN DAN : MENGAJARKAN KETERAMPILAN

MENDENGAR………………………………………………………………………..

Ermyna Seri

122

STRATEGI PEMBELAJARAN UNSUR BUDAYA PADA PROGRAM

BIPA………………………………………………………………………….

Erni C. Westi, Agung Prasetia

130

PENERAPAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DENGAN

MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN BACAAN SISWA PADA LEVEL A1 DI MENTARI

SCHOOL JAKARTA (PENELITIAN SUBJEK TUNGGAL)……………… Evi Yesifina Dumarista

140

Page 6: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

vi

PEMANFAATAN MEDIA INTERAKTIF SEBAGAI MEDIA

PERCEPATAN PENGUASAAAN KETERAMPILAN BAHASA

INDONESIA PEMBELAJAR BIPA…………………………………………

Faizin

149

PEMBELAJARAN BIPA BAGI PEMBELAJAR DEWASA……………….

Kartika Nuswantara

157

PENGAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA ASING:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS BUDAYA JAWA

DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-TEMATIK………………………

Kundharu Saddhono

165

PETA KOMPETENSI BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA ASING

Laili Etika Rahmawati, Sarwiji Suwandi, Kundharu Saddhono, Budhi

Setiawan

180

BAHAN AJAR BIPA BERMUATAN BUDAYA LOKAL JAWA TENGAH

Laily Nurlina, Andayani, Retno Winarni, St.Y.Slamet

191

IMPLEMENTASI BLOG SEBAGAI PENUNJANG KETERAMPILAN

MENULIS MAHASISWA ASING DALAM PEMBELAJARAN BIPA......

Latif Anshori Kurniawan

199

EKSKURSI BUDAYA DALAM PEMBELAJARAN BIPA UNTUK

MENGENALKAN TOLERANSI DAN KEARIFAN LOKAL

MASYARAKAT KUDUS……………………………………………………

Mahda Haidar Rahman

209

FENOMENA PEMBELAJARAN BIPA ORANG KOREA…………………

Meilina Haris

218

PENGAJARAN BIPA DENGAN MEDIA GAMBAR – TULIS NARASI…

M. Isnaini

223

PELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM NONFORMAL:

TANTANGAN PENGAJARAN BAHASA PRODUKTIF YANG TIDAK

TERKODIFIKASI……………………………………………………………

Muhammad Abduh

237

ANALISIS KONTEN BUDAYA DALAM BUKU AJAR BIPA KARYA

MAHASISWA UPI…………………………………………………………..

Muhammad Asyura

242

PEMBELAJARAN BIPA BERBASIS BUDAYA

(Refleksi Pengalaman Lapangan)……………………………………………

Moh. Muzakka Mussaif

249

PEMBELAJARAN PELAFALAN MELALUI MEDIA TEXT-TO-SPEECH

UNTUK PEMELAJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING

Mohammad Noor Zuhri

256

Page 7: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

vii

KACINDO: KAMUS BERGAMBAR BERWAWASAN CINTA

INDONESIA BERBASIS APLIKASI ANDROID SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA BIPA…………………………….

Nike Aditya Putri

266

KARYAWISATA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA

UNTUK SISWA BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)

Nina Setyaningsih, Valentina Widya Suryaningtyas, Anisa Larassati

273

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TEMBANG DOLANAN “LIR-

ILIR”(SEBUAH KAJIAN SEMANTIK)……………………………………. Prima Veronika

279

BAHASA PEER TUTOR DALAM KEGIATAN TUTORIAL

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING

(BIPA)………………………………………………………………………..

Putri Caesar Ramadhani, Nurchasanah

287

INTEGRASI PENGAJARAN BIPA BERBASIS FALSAFAH DAN

KEARIFAN BUDAYA LOKAL INDONESIA: NASI TUMPENG………..

R. Yusuf Sidiq Budiawan

294

STRATEGI PENGOPTIMALAN PENGAJARAN BIPA MENGHADAPI

MEA …………………………………………………………………………

Riris Tiani

304

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA

BERBASIS WHOLE LANGUAGE……………………………………………

Sabarti Akhadiah, Nini Ibrahim

311

PENGETAHUAN BAHASA “GAUL” DALAM PENGAJARAN BIPA…..

Sang Ayu Putu Eny Parwati

319

PENUBIAN STRUKTUR LAFAL PADA PENGAJARAN BAHASA

INDONESIA SEBAGAI BAHASA ASING DI UNIVERSITAS DARMA

PERSADA JAKARTA……………………………………………………….

Santi Prahmanati Mardikarno, Apriliya Dwi Prihatiningtyas

325

ANALISIS INTERJEKSI PADA BUKU TEKS BIPA TINGKAT PEMULA

Septian Cahyo Putro

333

PENDEKATAN LINGUISTIK DALAM KAJIAN PEMEROLEHAN

BAHASA ASING DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DALAM

PENELITIAN KE-BIPA-AN………………………………………………...

Suharsono

342

ANALISIS KEBUTUHAN BELAJAR UNTUK PENYUSUNAN BAHAN

AJAR BIPA TINGKAT PEMULA BERORIENTASI ACTFL……………..

Susandi, Azza Aulia Ramadhani

350

Page 8: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

viii

POTENSI PEMINATAN BIPA DI JURUSAN BAHASA DAN

SASTRA INDONESIA…………………………………………… U’um Qomariyah

359

STRATEGI PENGAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR

ASING (BIPA) DI LUAR NEGERI…………………………………………

Wati Istanti

368

METODE TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN BIPA…………

Wirani Atqia

375

BUDAYA INDONESIA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA)…………………………

Yanti Sariasih

384

PEMILIHAN BUKU TEKS BIPA……………………………….. Yusuf Hendrawanto

389

Page 9: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

223

PENGAJARAN BIPA DENGAN MEDIA GAMBAR – TULIS NARASI

M. Isnaini

Prodi Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP

Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected]

ABSTRAK

Pembelajaran Bahasa Indonesia

bagi penutur asing ini dimaksudkan

guna memperkenalkan bahasa Indonesia

kepada penutur asing untutk berbagai

kepentingan, baik pengajaran maupun

komunikasi praktis. Selain itu,

pembelajaran bahasa Indonesia sebagai

bahasa asing, sebagaimana pula bahasa

lain sebagai bahasa asing, ditunjukkan

guna memberikan penguasaan lisan dan

tertulis kepada para pembelajar. Hal ini

mengandung maksud bahwa mereka

diharapkan mampu mempergunakan

bahasa Indonesia untuk berbicara

dengan lancar dan sekaligus dapat

mengerti bahasa yang diujarkan penutur

asli.

Membelajarkan bahasa

Indonesia kepada orang asing harus

memahami karakter dan kebutuhan

belajar mereka sehingga mampu

menemukan masalha dan memberika

solusi. Kesulita siswa/mahasiswa BIPA

sering terjadi pada keterampilan

menulis sehingga perlu teknik belajar

menulis narasi seperti teknik Gambar

Tulis Narasi.

Pelajar BIPA adalah pelajar asing

yang memiliki latar belakang bahasa

dan budaya berbeda dengan budaya

bahasa yang dipelajarinya. Perbedaan

bahasa dan budaya tersebut memiliki

konsekuensi pada pemilihan materi

bahasa Indonesia yang akan diajarkan

kepada mereka karena pemerolehan

bahasa kedua, termasuk bahasa

Indonesia utnuk penutur asing,

dipengaruhi secara kuat oleh bahasa

pertama (Ellis 1986:19). Lebih lanjut,

Lee mengatakan bahwa satu-satunya

penyebab kesulitan dan kesalahan

dalam belajar bahasa kedua atau bahasa

asing adalah pengaruh bahasa pertama

pelajar (Ellis 1986:23).

Media gambar merupakan salah

satu dari media pembelajaran yang

paling umum dipakai dan merupakan

bahasa ynag umum dan dapat

dimengerti dan dinikamti di mana-

mana. Media gambar adalah suatu

gambar yang berkaitan dengan materi

pelajaran yagng berfungsi utnuk

menyampaikan pesan dan guru kepada

siswa. Media gambar ini dapat

membantu siswa untuk

mengungkapakan informasi yang

terkandung dalam masalah sehingga

hubungan antar komponen dalam

naskah tersebut dapat terlihat dengan

lebih jelas.

Pada tingkat pemula teknik-

teknik pembelajaran keterampilan

menulis yang dapat digunakan seperti

ulang ucap tulis, lihat tulis, permainan

kartu kata untuk kata kunci menyusun

kalimat atau paragraph, wawancara,

reka cerita gambar, biografi, manajemen

kelas, permainan kalimat, dan

permainan alfabet.

Pelajar BIPA adalah pelajar

asing yang memiliki latar belakang

bahasa dan budaya berbeda dengan

budaya bahasa yang dipelajarinya.

Perbedaan bahasa dan budaya tersebut

memiliki konsekuensi pada pemilihan

materi bahasa Indonesia yang akan

diajarkan kepada mereka karena

Page 10: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

224

pemerolehan bahasa kedua, termasuk

bahasa Indonesia utnuk penutur asing.

Kesulitan yang terdapat bagi

penutur asing: kandungan makna yang

terdapat dalam struktur kalimat BI

masih kurang mereka pahami,

pemahaman terhadap konsep struktur

kalimat BI masih samar-samar, dan

satuan-satuan linguistik yang mnejadi

unsur pembangun kalimat BI belum

mereka kuasai.

Model keterampilan menulis

menggunakan teknik penggunaan media

gambar tulis narasi sedangkan media

adalah alat atau sarana yang digunakan

untuk menyampaikan pesan dari

komunikator kepada khalayak. Media

yang digunakan dalam proses

pengajaran Bahasa Indonesia

menggunakan media gambar.

Kata kunci : BIPA, menulis, media,

metode, gambar, tulisan narasi

I. PENDAHULUAN

Pembelajaran Bahasa Indonesia

bagi penutur asing ini dimaksudkan

guna memperkenalkan bahasa Indonesia

kepada penutur asing untutk berbagai

kepentingan, baik pengajaran maupun

komunikasi praktis. Selain itu,

pembelajaran bahasa Indonesia sebagai

bahasa asing, sebagaimana pula bahasa

lain sebagai bahasa asing, ditunjukkan

guna memberikan penguasaan lisan dan

tertulis kepada para pembelajar. Hal ini

mengandung maksud bahwa mereka

diharapkan mampu mempergunakan

bahasa Indonesia untuk berbicara

dengan lancar dan sekaligus dapat

mengerti bahasa yang diujarkan penutur

asli. Permasalahan dalam penelitian ini

yaitu: 1) bagaimana pengajaran bahasa

Indonesia bagi penutur asing; 2) apa

saja kesulitan bahasa Indonesia bagi

penutur asing; 3) bagaimana

keterampilan menulis mahasiswa BIPA;

4) bagaimana strategi pembelajaran

bahasa Indonesia untuk penutur asing;

5) apa saja yang dimaksud media; dan

6) apa yang dimaksud teknik gambar –

tulis narasi?

II. PEMBAHASAN

A. Pengajaran Bahasa Indonesia

untuk Penutur Asing (BIPA)

Pelajar BIPA adalah pelajar asing

yang memiliki latar belakang bahasa

dan budaya berbeda dengan budaya

bahasa yang dipelajarinya. Perbedaan

bahasa dan budaya tersebut memiliki

konsekuensi pada pemilihan materi

bahasa Indonesia yang akan diajarkan

kepada mereka karena pemerolehan

bahasa kedua, termasuk bahasa

Indonesia utnuk penutur asing,

dipengaruhi secara kuat oleh bahasa

pertama (Ellis 1986:19). Lebih lanjut,

Lee mengatakan bahwa satu-satunya

penyebab kesulitan dan kesalahan

Page 11: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

225

dalam belajar bahasa kedua atau bahasa

asing adalah pengaruh bahasa pertama

pelajar (Ellis 1986:23).

Sugiono (1995:6) menjelaskan

bahwa ada beberapa sifat yang harus

diperhatikan dalam pemilihan materi

BIPA, yang pertama, orang dewasa

sudah memiliki cukup banyak

pengetahuan dan wawasan, sehingga

kebutuhan mereka juga kebutuhan

orang dewasa bukan lagi kebutuhan

anak-anak. Oleh karena itu, toik actual

yang ingin mereka pelajari adalah topic

umum seperti misalnya, masalah

lingkungan, hubungan antarmanusia,

peristiwsa dunia, dan sebagainya. Yang

kedua, bahwa orang asing (orang Barat)

suka mengekspresikan diri mereka,

mempresentasikan sesuatu,

mengemukakan pendapat, sehingga

tugas di luar kelas atau membuat proyek

sederhana akan sangat menarik.

Terkahir, untuk mengakomodfasi minat

dan kebutuhan yang mungkin berbbeda

dari yang satu dengan yang lain perlu

disiapkan materi yang bervariasi.

Gambaran yang terwujud BIPA

dapat ditinjau dari segi tujuan belajar

BIPA. Tujuan pembelajaran BIPA

memiliki kaitan erat dengan masalah

pemenuhan kebutuhan. Sejalan dengan

masalah ini, Mackey dan Mountford

(dalam Sofyan, 1983) menjelaskan

bahwa ada tiga kebutuhan yang

mendorong seseorang belajar bahasa,

yakni (1) kebutuhan akan pekerjaan, (2)

kebutuhan program latihan kejuruan,

dan (3) kebutuhan untuk belajar. Sesuai

dengan pendapat itu, Hoed (1995)

menyatakan bahwa program BIPA

bertujuan utnuk (1) mengikuti kuliah di

perguruan tinggi Indonesia, (2)

membaca buku dan surat kabar guna

keperluan penelitian, dan (3)

berkomunikasi secara lisan dalam

kehidupan sehari-hari di Indonesia.

Ketiga tujuan iru masing-masing masih

dapat diperluas lagi menjadi bebrapa

tujuan khusus, misalnya, utnuk

mengikuti kuliah di perguruan tinggi di

Indonesia memerlukan pengetahuan

bahasa Indonesia sesuai bidang ilmu

yang diikuti (ilmu social, ilmu teknik,

ekonomi, dan sebagainya). Begitu pula

untuk keperluan penelitian tergantung

dari bidang apa yang akan ditelti. Utnuk

belajar bahasa Indonesia lisan guna

keperluasn komnikasi dengan penduudk

diperlukan pula pengkhususan,

misalnya komunikasi formal atau

informal.

Penekanan pengajaraan BIPA perlu

dibedakan sesuai dengan tujuan yang

akna dicapai. Soewandi (1994:4-6)

Page 12: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

226

menjelaskan bahwa tujuan pengajaran

BIPA yang sangat menonjol adalah (1)

untuk berkomunikasi keseharian dengan

penutur bahasa Indonesia (tujuan

umum), dan (2) utnuk menggali

kebudayaan Indonesia dengan segala

aspeknya (tujuan khusus). Tujuan yang

pertama, penekanannya pada

penguasaan bahasa sehari-hari yang

dapat dipakai utnuk kepentingan

praktis, seperti menyapa, menawar,

menolak, mempersilahkan,

mengucapkan terima kasih, minta izin,

mengajak, mengeluh, memuji,

memperkenalkan, berpamitan, dan

sebagainya. Ciri khas bahasa untuk

kepentingan ini adalah lebih sering (1)

dipergunakannya bentuk-bentuk kata

yang nonformal, (2) dipergunakannya

kosakata yang tidak baku, (3)

dihilangkannya imbuhan, dan (4)

digunakannya susunan kalimat yang

sederhana. Adapun ciri bahasa utnuk

tujuan kedua adalah penggunaan (1)

bentuk kata baku, (2) kosakata teknis,

(3) imbuhan secara lengkap, (4) kaidah

penulisan yang benar, dan (5) susunan

kalimat yang baku.

Dalam pengajaran BIPA, yang

perlu mendapatkan perhatian adalah

para pelajarnya sehingga pembelajaran

berorientasi pada siswa sebagai pusat

(learner centered) (Robinson 1980:10).

Munby (1980:2) menjelaskan bahwa

pemusatan perhatian pada siswa dalam

pembelajaran bahasa merupakan ciri

yang membedakan pengajaran bahasa

utnuk penutur asing dengan pengajaran

bahasa untuk penutur asli (yang

membedakan BIPA dari yang bukan

BIPA). Oleh karena itu, materi

pembelajaran harus berupa materi yang

fungsional.

Pembelajaran BIPA memiliki

karakteristik dan norma pedagogik yang

berbeda dengan pembelajaran bahasa

Indonesia pada penutur asli. Perbedaan

tersebut terjadi karena (a) pelajar BIPA

pada umumnya telah memiliki

jangkauan dan target hasil pembelajaran

secara tegas, (b) dilihat dari tingkat

pendidikannya, pada umumnya pelajar

BIPA adalah 0rang-orang terpelajar, (c)

para pelajar BIPA memilliki gaya

belajar yang khas dan kadang-kadang

didominasi oleh latar belakang budaya,

(d) sebagian besar pelajar BIPA

memiliki minat dan motivasi yang

tinggi terhadap bahasa Indonesia, (e)

para pelajar BIPA memiliki latar

belakang keilmuan yang berbeda-beda,

dan (f) karena perbedaan sistem bahasa,

menyebabkan pelajar BIPA banyak

menghadapi kesulitan terutama dalam

Page 13: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

227

masalah pelafalan dan penulisan

(Suyitno 2000).

Pemahaman terhadap karakteristik

pelajar asing diperlukan, terutama

dalam upaya memilih dan

mengembangkan bahan pembelajaran

BIPA. Untuk itulah pembelajaran BIPA

ditentukan oleh berbagai unsur yang

masing-masing memiliki batasan fungsi

dan peran di dalam mewujudkan tujuan

yang telah ditetapkan. Unsur-unsur

yang terlibat dalam proses pembelajaran

tersebut, antara lain tujuan, materi,

prosedur didaktik (metode/teknik),

media, evaluasi, siswa (pelajar), guru

(tutor/pamong), dan pengelolaan kelas.

Sebagai sebuah sistem proses,

optimalisasi pembelajaran BIPA

bergantung pada ketuntasan di dalam

pengelolaan keseluruhan unsurnya, baik

secara bebas maupun secara simultan.

Pengelolaan tersebut harus disertai

dengan pola dan langkah yang

sistematis dengan tetap memperhatikan

dan mempertimbangkan tujuan sebagai

target dan tuntutannya. Oleh karena itu,

diperlukan sejumlah pola dan langkah

yang jelas dan terarah aagar dapat

mempercepat pencapaian tujuan

pembelajaran dan pengimplementasian

kualitas isi dan muatan kompetensi

pembelajaran. Upaya untuk mengelola

materi pembelajaran yang sedemikian

rupa tidaklah mudah. Hal ini

memerlukan sejumlah wawasan,

keterampilan, dan kiat khusus, karena

pengelolaan materi pembelajaran BIPA

berkaitan dengan cara memilih,

memilah, mengembangkan, dan

mengemasnya secara proporional dan

fungsional.

Materi pembelajran BIPA pada

hakikatnya adalah saran yang digunakan

utnuk mebelajarkan pelajar BIPA yang

secara langsung digunakan sebagai

bahan belajar utnuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

Secara sederhana, materi pembelajaran

dapat diartikan sebagai bahan yang

digunakan utnuk belajra dan membantu

pencapaian tujuan pembelajaran, di

tempat pelajar dituntut melakukan

sesuatu terhadapnya dsengan jenis

perilaku tertentu.

Berdasarkan kekhususan ciri dalam

proses pembelajaran BIPA, persoalan

yang harus dijawab adalah bagaimana

mengarahkan para pelajar asing agar

termotivasi untuk belajar bahasa

Indonesia sesuai dengan minat mereka.

Padahal, hingga saat ini masih banyak

perselisihan tentang bagaimana

mengajarkan bahasa asing (termasuk

bahasa Indonesia), baik yang berkaitan

Page 14: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

228

dengan alat-alat utnuk mencapai tujuan,

materi yang semestinya diajarkan,

maupun metode pembelajarannya

(Wojowasito 1976:1). Salah satu contoh

permasalahan tersebut, sebagaimana

dikemukakan oleh Toda dan Sinaga

yang menyatakan bahwa dalam

menentukan pilihan metode

pembelajaran BIPA, tantangan pertama

yang akan dihadapi adalah menentukan

pilihan yang tepat untuk diikuti dalam

kaitannya dengan konsep dasar dan

saran-saran pembelajaran bahasa yang

dikemukakan oleh para ahli.

Untuk mengatasi permasalahan

tersebut dan mempertahankan motivasi

belajar pelajar asing, diperlukan upaya

yang sungguh-sungguh dalam

menciptakan perangkat pembelajaran

yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Hal itu berimplikasi pada, antara lain,

upaya penyusunan program

pembelajaran, pemilihan metode

pembelajaran, pengadaan bahan ajar,

penyelenggaraan evaluasi, penyiapan

tenaga pengajar, pengadaan media, dan

sumber belajar dan sebagainya yang

sesuai dengan kebutuhan pelajar. Upaya

awal yang perlu dilakukan untuk

mengembangkan perangkat

pembelajaran yang sesuai dengan

kebutuha pelajar BIPA adalah

melakukan analisis kebutuhan belajar

pelajar BIPA. Melalui analsisi

kebutuhan belajar tersebut akan

diketahui kemampuan awal pelajar

BIPA, tujuan belajar BIPA, bidang

keahlian yang dimiliki pelajar BIPA,

strategi dan gaya belajar pelajar BIPA,

pengalaman belajar pelajar BIPA, dan

minat dan motivasi belajar BIPA, dan

sebagainya. Dengan pemahaman

tersebut, dapat disusun dan

dikembangkan bahan ajar BIPA yang

sesuai dengan kondisi pelajar.

B. Kesulitan Bahasa Indonesia

untuk Penutur Asing

Berkaitan dengan beberapa kesulitan

pengajaran BIPA, Sunendar (2000)

menyatakan beberapa permasalahan

pada pengajaran BIPA, yaitu:

a. Kurangnya penanaman impresi yang

baik

b. Kesulitan menentukan/ menemukan

materi-materi

c. Pengajar dan pembelajar

terperangkap pada masalah struktur/

tata bahasa pada penulisan

d. Pembelajar memiliki latar belakang

bahasa yang memiliki karakter huruf

berbeda dengan bahasa Indonesia

(Karakter huruf latin) sehingga

cenderung sulit untuk menulis

Page 15: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

229

dengan struktur bahasa Indonesia

yang baik.

Selanjutnya, Hidayat (2001)

mengemukakan pula berbagai kendala

yang menyebabkan peserta didik asing

kurang menguasai struktur kalimat

bahasa Indonesia, yaitu:

a. Kandungan makna yang terdapat

dalam struktur kalimat BI masih

kurang mereka pahami

b. Pemahaman terhadap konsep struktur

kalimat BI masih samar-samar

c. Satuan-satuan linguistik yang

menjadi unsur pembangun kalimat

BI belum mereka kuasai

d. Kerancuan pemahaman terhadap

posisi fungsi, kategori, dan peran

dalam sebuah kalimat

e. Penggunaan BI masih dipengaruhi

kebiasaan penggunaan bahasa ibunya

f. Struktur pola kalimat BI berbeda

dengan struktur kalimat bahasa ibu

mereka

g. Penggunaan kosakata dan proses

pembentukannya belum banyak

mereka ketahui

h. Penguasaan membaca buku-buku

kebiasaan masih kurang

C. Strategi pembelajaran Bahasa

Indonesia sebagai Bahasa Asing

Penelitian yang dilakukan oleh

Lengkanawati (1997) menunjukkan

beberapa strategi belajar mandiri yang

dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampua pembelajaran dalam

keempat keterampilan berbahasa, yaitu:

1. Keterampilan menyimak, yaitu:

a. Mentraskripsi bahan tugas

menyimak untuk meningkatkan

pemahamannya dalam

menyimak dan sekaligus dapat

meningkatkan kemampuan

dalam melafalkan bunyi-bunyi

bahasa target sehingga

mendekati pelafalan menurut

asli.

b. Memperhatikan pengajaran

dengan seksama tatkala pengajar

mengoreksi kesalahan tuturan

dirinya atau tuturan pelajaran

lainnya.

c. Menyimak tuturan penutur asli

dengan seksama baik dari media

elektronik maupun dari tuturan

langsung.

d. Memperhatikan isi maupun

bentuk bahasa yang digunakan

pengajar di kelas

Page 16: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

230

2. Keterampilan berbicara, yaitu:

a. Meniru dan melafalkan kata-kata

atau frase-frase yang digunakan

penutur asli dalam rekaman.

b. Mencoba mengingat pola kalimat

yang benar yang ditemukannya

sewaktu mentraskripsikan wacana

bahasa target yang didengarnya.

c. Menggunakan pola kalimat yang

baik yang digunakan oleh para

penulis yang baik yang

dikemukakan dalam teks yang

dibacanya untuk digunakan dalam

berbicara.

d. Pada tahap awal memaksa diri

untuk menggunakan bahasa target

dengan tidak terlalu khawatir

melakukan kesalahan dalam

menggunakan bahasa tersebut.

3. Keterampilan membaca, yaitu banyak

membaca berbagai macam wacana

untuk meningkatkan kemampuan

membacanya dan memperluas

kosakata bahasa target.

4. Keterampilan menulis yaitu:

a. Menggunakan kemampuan

menulis untuk meningkatkan

kemampuan menulis dalam

bahasa target.

b. Meniru gaya tulisan dan pola

kalimat yang digunakan para

penulis yang baik yang

ditemukannya sewaktu membaca

teks berbahasa target untuk

digunakannya dalam membuat

tulisan dalam bahasa target.

D. Model Pembelajaran

Keterampilan Menulis

Ada beberapa konsep dasar yang

harus dipahami oleh pengajar sebelum

mengajarkan bahasa kedua dengan

model pembelajaran keterampilan

menulis:

1. Menulis adalah kegiatan

menelaah

2. Menulis adalah proses

penyampain informasi tidak

langsung

3. Menulis adalah ekspresi kreatif

tidak langsung

4. Menulis adalah kecermatan

5. Menulis dipengaruhi kekayaan

pengalaman

6. Menulis merupakan sarana

memperluas cakrawala ilmiah

E. Tujuan Pembelajaran

Keterampilan Menulis

Untuk tingkat pemula tingkat

pembelajaran keterampilan menulis

Page 17: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

231

dapat dirumuskan bahwa peserta didik

dapat:

(1) menulis kosa kata dengan tepat, (2)

menulis kalimat sederhana, (3) menulis

kalimat narasi, (4) menyusun paragraf,

(5) mendeskripsikan cerita dalam

bentuk tulisan narasi, dan (6) membuat

tulisan ilmiah seperti artikel, makalah,

dan mini riset.

Untuk tingkat menengah, tujuan

pembelajaran keterampilan menulis

dapat dirumuskan bahwa peserta didik

dapat:

(1) Menyampaikan informasi dalam

bentuk tulis, (2) membuat tulisan-

tulisan harian, (3) Mnuliskan identitas

diri, (4) mendeskripsikan/merangkum,

(5) membuat laporan.

Untuk tingkat yang paling tinggi, yaitu

tingkat lanjut, tujuan pembelajaran

keterampilan menulis dapat dirumuskan

bahwa peserta didik dapat:

(1) Menulis kalimat yang terstruktur,

(2) Mampu menulis karanagan narasi,

(3) Mampu mendeskripsikan informasi

dalam bentuk tulis, (4) Menulis

informasi yang disimak, (5) Menulis

laporan.

F. Media Pembelajaran

1. Definisi Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa

Latin medius yang secara harfiah berarti

“tengah”, “perantara” atau “pengantar.

Dalam bahasa Arab, media adalah

perantara atau pengantar pesan dari

pengirim kepada penerima pesan.

Cangara (2000:131) media

adalah alat atau sarana yagn digunakan

untuk menyampaikan pesan dari

komunikator kepada khalayak. Sejalan

dengan pendapat tersebut, Sabri

(2007:107) mengatakan bahwa media

adalah alat yang idgunakan untuk

menyampaikan pesan yang dapat

mendorong terjadinya proses belajar

mengajar.

Hal senada diungkapkan oleh

Noor (2010:3) media adalah sesuatu

yagn dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke

penirima sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, dan minat

serta perhatian siswa sedemikian rupa

sehingga proses belajar terjadi.

Berkenaan dengan media, Gerlach dan

Ely (dalam Arsyad, 2011:3)

mengatakan bahwa media apabila

dipahami secara garis besar

adalahmanusia, materi atau kejadian

yang membangun kondisi yang

Page 18: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

232

membuat siswa mampu memeroleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Secara lebih khusus, pengertian media

dalam proses belajar mengajar

cenderung diartikan sebagai alat-alat

grafis, photografis, atau elektronis

untuk menangkap, meproses, dan

menyusun kembali informasi visual

atau verbal. Berdasarkan pendapat para

pakar, yang dimaksud media adalah alat

ayng digunkaan untuk menyampaikan

pesan yang mampu merangsang pikiran,

perasaan,serta kemauan siswa sehingga

dapat terlibat dalam proses

pembelajaran.

2. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Gerlach dan Ely (dalam Arsyad,

2011:12-14) mengemukakan tiga ciri

media, yaitu ciri fiksatif (fixative

property), ciri manipulatif

(manipulative property), dan ciri

distributif (distributive property).

a) Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan

kemampuan media merekam,

menyimpan, melestarikan, dan

merekonstruksi suatu peristiwa atau

objek. Dengan ciri fiksatif ini, media

memungkinkan suatu rekaman kejadian

atau objek yang terjadi pada suatu

rekaman kejadian atau objek yang

terjadi pada suatu rekaman kejadian

atau objek yang terjadi pada satu waktu

tertentu ditransportasikan tanppa

mengenal waktu. Ciri ini amat penting

bagi guru karena kejadian-kejadian atau

objek yang telah direkam atau disimpan

dengan format media yang ada dapat

digunakan setiap saat.

b) Ciri Manipulatif (Manipulative

Property)

Transformasi suatu kejadian

atau objek dimungkinkan karena media

memiliki ciri manipulatif. Kejadian

yang memakan waktu berhari-hari dapat

disajikan kepada siswa dalam waktu

dua atau tiga menit. Manipulasi

kejadian atau objek dengan jalan

mengedit hasil rekaman dapat

menghemat waktu.

c) Ciri Distributif (Distributive

Property)

Ciri distributif dari media

memungkinkan suatu objek atau

kejadian ditransportasikan melalui

ruang secara bersamaan kejadian

tersebut disajikan kepada sejumlah

besar siswa dengan stimulus

pengalaman yang relatif sama dengan

kejadian itu. Informasi direkam dalam

format media apa saja, ia dapat

direproduksi seberapa kali pun dan siap

digunakan secara bersamaan di berbagai

Page 19: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

233

tempat atau digunakan secara berulang-

ulang di sutau tempat. Konsistensi

informasi yangtelah direkam akan

terjamin sama atau hampir sama dengan

aslinya.

2. Fungsi dan Manfaat Media sebagai

Alat Pembelajaran

Fungsi dan manfaat media

pembelajaran dalam proses belajar

siswa yang diungkapkan Sudjana dan

Rivai (dalam Arsyad, 2011: 24-25),

ada empat yaitu.

a. Pembelajaran akan lebih menarik

perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas

maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan

memungkinkannya menguasai dan

mencapai tujuan pembelajaran.

c. Metode mengajar akan lebih

bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan

kata-kata oleh guru, sehingga siswa

tidak bosan dan guru tidak kehabisan

tenaga, apalagi kalau guru mengajar

pada setiap jam pelajaran.

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan

kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi

juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan,

memerankan, dan lain-lain.

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki

banyak jenis. Dari yang paling

sederhana dan murah hingga canggih

dan mahal. Secara umum diungkapakan

oleh Noor (2010: 16-19) bahwa media

pembelajaran dapat digolongkan

menjadi tiga jenis, yaitu media visual,

media audio, dan media audio-visual).

4. Media Gambar

Media gambar merupakan salah

satu dari media pembelajaran yang

paling umum dipakai dan merupakan

bahasa ynag umum dan dapat

dimengerti dan dinikamti di mana-

mana. Media gambar adalah suatu

gambar yang berkaitan dengan materi

pelajaran yagng berfungsi utnuk

menyampaikan pesan dan guru kepada

siswa. Media gambar ini dapat

membantu siswa untuk

mengungkapakan informasi yang

terkandung dalam masalah sehingga

hubungan antar komponen dalam

naskah tersebut dapat terlihat dengan

lebih jelas.

Page 20: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

234

Kelebihan media gambar adalah:

a. Sifatnya konkrit, gambar lebih

realistis menunjukkan pokok

masalah dibandingkan dengan media

verbal semata.Gambar dapat

mengatasi batasan ruang dan waktu.

b. Media gambar dapat mengatasi

keterbatasan pengamatan.

c. Dapat memperjelas suatu masalah,

dalam bidang apa saja.

d. Murah harganya, mudah didapatkan

dan digunakan.

Kelemahan media gambar adalah:

a. Gambar menekankan presepsi indera

mata.

b. Gambar berada yang terlalu

kompleks kurang efektif utnuk

kegiatan pembelajaran.

c. Ukurannya sangat terbatas utnuk

kelompok besar.

G. Teknik-teknik Pembelajaran

Keterampilan Menulis

Untuk tingkat pemula teknik-teknik

pembelajaran keterampilan menulis

yang dapat digunakan adalah sebagai

berikut.

1. Ulang ucap tulis

Teknik ucap sangat baik

digunakan dalam melatih siswa

mengucapkan atau melafalkan bunyi

bahasa kata, kelompok kata, kalimat,

ungkapan, peribahasa, semboyan, kata-

kata mutiara, paragraf, dan puisi yang

pendek. Setelah diucap, kalimat tersebut

dituliskan kembali. Pada kelas-kelas

rendah teknik ini biasa digunakan dalam

melatih siswa mengucapkan fonem

kata-kata, dan kaliamt-kalimat pendek

kemudian melatih menulis kata-kata

yang didengarkan.

2. Lihat tulis

Teknik lihat-tulis digunakan

dalam merangsang siswa

mengekspresikan hasil pengamatannya

dalam bentuk tulis. Yang diamati dapat

berbagai hal atau benda, gambar benda,

atau duplikat benda. Pada kelas-kelas

rendah benda yang diperlihatkan untuk

diamati sebaiknya benda-benda yang

dekat dengan kehidupan siswa sehingga

mudah untuk menarasikan dalam

bentuk tulis.

1. Permainan kartu kata untuk kata

kunci menyusun kalimat atau paragraph

2. Wawancara

3. Reka cerita gambar

4. Biografi

5. Manajemen kelas

6. Permainan kalimat

7. Permainan alfabet

Page 21: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

235

A. Penerapan Media melalui

Teknik Gambar Tulis Narasi pada

Pengajaran Bahasa Indonesia untuk

Penutur Asing (BIPA)

1. Langkah-langkah Penerapan media

melalui teknik Gambar Tulis Narasi

pada Pengajaran Bahasa Indonesia

untuk Penutur Asing (BIPA):

a. Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

b. Guru menyiapkan media gambar

berupa benda-benda yang biasa

dijumpai

c. Siswa mengamati gambar

d. Siswa membuat kalimat sederhana

dengan kata kunci dari nama benda

yang ditampilkan oleh guru

e. Guru memperbaiki struktur kalimat

atau pilihan kata siswa jika terjadi

kesalahan

f. Siswa diminta merangkai satu

kalimat narasi berdasarkan nama

benda yang tampak pada gambar

yang ditampilkan

g. Demikian seterusnya sampain

seluruh gambar yang disajikan guru

telah selesai dipresentasikan

h. Evaluasi, meliputi struktur kalimat

yang tepat, penulisan nama benda

sesuai dengan media gambar,

struktur kalimat yang tepat

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Pelajar BIPA adalah pelajar asing

yang memiliki latar belakang bahasa

dan budaya berbeda dengan budaya

bahasa yang dipelajarinya.

Perbedaan bahasa dan budaya

tersebut memiliki konsekuensi pada

pemilihan materi bahasa Indonesia

yang akan diajarkan kepada mereka

karena pemerolehan bahasa kedua,

termasuk bahasa Indonesia utnuk

penutur asing.

2) Kesulitan yang terdapat bagi penutur

asing: kandungan makna yang

terdapat dalam struktur kalimat BI

masih kurang mereka pahami,

pemahaman terhadap konsep struktur

kalimat BI masih samar-samar, dan

satuan-satuan linguistik yang

mnejadi unsur pembangun kalimat

BI belum mereka kuasai.

3) Model keterampilan menulis

menggunakan teknik penggunaan

media gambar tulis narasi.

4) Media adalah alat atau sarana yang

digunakan untuk menyampaikan

pesan dari komunikator kepada

khalayak.

Page 22: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..

236

5) Media yang digunakan dalam proses

pengajaran Bahasa Indonesia

menggunakan media gambar.

DAFTAR PUSTAKA

Eliis, Rod. 1986. Understanding Second

Languange Acquisition. Oxford

University Press.

http://embunisd.blogspot.co.id/2012/06/

strategi-pembelajaran-

bahasaIndonesia.html

Robinson, Pauline. 1980. English for

Specific Purposes. Oxford: Pergamon

Press.

Soewandi, A.M. 1994. Pengajaran

Bahasa Indonesia sebagai Bahasa

Asing: Tujuan, pendekatan, Bahan Ajar,

dan Pengurutannya. KIPBIPA UKSW:

Salatiga.

Sofyam, Lia Angela S. 1983.

”Pengajaran ESP pada tingkat

Perguruan tinggi”, dalam Linguistik

Indonesia, Tahun NO. 1, Januari 1983.

Sugiono, S. 1995. Pendekatan

Komunikatif-Integratif-Tematis dalam

Pengembangan Bahan dan Metodologi

Pengajaran BIPA di Indonesia.

Kongres BIPA 1995 Fakultas Sastra

Universitas Indonesia Jakarta.

Wojowasito, S. 1976. Perkembangan

Ilmu Bahasa (Linguistik) Abad 20.

Bandung: Shinta Dharma.

Page 23: ISBN : 978-602-8054-89-8 · 2020. 8. 7. · v pementasan kethoprak sebagai model pembelajaran berbicara berbasis kearifan lokal bagi darmasiswa bipa tingkat lanjut…………………………………………………..