Top Banner
IPB P a r i w a r a PARIWARA IPB/ Januari 2015/ Volume 186 Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Rio Fatahillah Reporter : Siti Zulaedah, Dedeh H, Farida Yasribi, Awaludin, Waluya S, Nabila Rizky A Layout : Devi Fotografer: Cecep AW, Bambang A, Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected] Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at Dalam rangka percepatan pencapaian swasembada pangan di Indonesia, Institut Pertanian Bogor (IPB), melakukan penandatanganan kerjasama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) di Gedung A Kantor Pusat Kementerian Pertanian RI, Jakarta belum lama ini. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan oleh Rektor IPB Prof.Dr.Herry Suhardiyanto dan Menteri Pertanian RI, Dr. Andi Amran Sulaiman. Penandatangan MoU tersebut dilanjutkan dengan penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) antara Dekan Fakultas Pertanian (Faperta) IPB, Dr Ernan Rustiadi dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan, Dr Haryono. Kerjasama tersebut terkait dengan kegiatan verifikasi adaptasi varietas IPB 3S dan IPB 4S dalam rangka mendukung swasembada pangan (padi). Selain itu, Dekan Faperta IPB juga melakukan penandatanganan SPK dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, terkait dengan kegiatan demonstration farm dalam rangka mendukung swasembada pangan. Penandatanganan MoU dan SPK ini dihadiri oleh Sekjen dan Para Dirjen di lingkungan Kementerian Pertanian, Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama IPB, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Dekan Fakultas Ekologi Manusia, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura, dan sejumlah dosen IPB. Melalui kerjasama ini, IPB dan Kementan akan bersinergi dalam upaya meningkatkan produksi pertanian.*** IPB - Kementan RI Tandatangani MoU Pencapaian Swasembada Pangan www.ipb.ac.id RABUAN BERSAMA SIVITAS AKADEMIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR “Capaian Kinerja IPB 2014 dan Outlook 2015 dalam Konteks Relevansi dan Substansi” Rabu, 28 Januari 2015 Pukul : 08.30 - 11.30 WIB Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Darmaga Bogor
2

IPB P a r i w a r a

Jan 04, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IPB P a r i w a r a

IPBP a

r i

w a

r a

PARIWARA IPB/ Januari 2015/ Volume 186

Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Rio Fatahillah

Reporter : Siti Zulaedah, Dedeh H, Farida Yasribi, Awaludin, Waluya S, Nabila Rizky A Layout : Devi Fotografer: Cecep

AW, Bambang A, Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat

Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]

Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at

Dalam rangka percepatan pencapaian swasembada pangan di Indonesia, Institut Pertanian Bogor ( IPB), melakukan penandatanganan kerjasama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) di Gedung A Kantor Pusat Kementerian Pertanian R I , Jakarta belum lama ini . Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan oleh Rektor IPB Prof.Dr.Herry Suhardiyanto dan Menteri Pertanian RI, Dr. Andi Amran Sulaiman.

Penandatangan MoU tersebut d i lan jutkan dengan penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) antara Dekan Fakultas Pertanian (Faperta) IPB, Dr Ernan Rustiadi dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan, Dr Haryono. Kerjasama tersebut terkait dengan kegiatan verifikasi adaptasi varietas IPB 3S dan IPB 4S dalam

rangka mendukung swasembada pangan (padi). Selain itu, Dekan Faperta IPB juga melakukan penandatanganan SPK dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, terkait dengan kegiatan demonstration farm dalam rangka mendukung swasembada pangan.

Penandatanganan MoU dan SPK ini dihadiri oleh Sekjen dan Para Dirjen di lingkungan Kementerian Pertanian, Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama IPB, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Dekan Fakultas Ekologi Manusia, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura, dan sejumlah dosen IPB. Melalui kerjasama ini, IPB dan Kementan akan bersinergi dalam upaya meningkatkan produksi pertanian.***

IPB - Kementan RI Tandatangani MoU Pencapaian Swasembada Pangan

www.ipb.ac.id

RABUAN BERSAMASIVITAS AKADEMIKA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

“Capaian Kinerja IPB 2014 dan Outlook 2015 dalam Konteks Relevansi dan Substansi”

Rabu, 28 Januari 2015 Pukul : 08.30 - 11.30 WIBGraha Widya Wisuda, Kampus IPB Darmaga Bogor

Page 2: IPB P a r i w a r a

Alat pemindai dan penanda untuk biota laut yang diberi nama OCEANTAG telah diserahterimakan dari Kepala Laboratorium Biodiversitas dan Biosistematika Kelautan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (ITK FPIK) IPB Dr. Hawis Madduppa kepada World Wildlife Fund (WWF) Indonesia yang diwakili Beny A Noor, S.Hut. Alat pemindai ini merupakan salah satu hasil kerjasama penelitian antara ITK IPB dengan WWF Indonesia tentang Hiu Paus di Teluk Cendrawasih.

Selain itu, kerjasama ini menghasilkan beberapa tulisan ilmiah tentang bioekologi Hiu Paus di Teluk Cendrawasih dan Genetika Populasi Hiu Paus di Teluk Cendrawasih. Penelitian ini bekerjasama juga dengan Universitas Papua, Taman Nasional Teluk Cendrawasih dan Kalilemon Resort. “OCEANTAG ini merupakan salah satu wujud kemandirian teknologi kelautan yang merupakan salah satu jargon dari Departemen ITK IPB”, ungkap salah satu tim peneliti, Beginer Subhan, M.Si.

OCEANTAG menggunakan teknologi RFID yang diserahterimakan kepada pihak WWF Indonesia merupakan versi terbaru setelah ujicoba di Teluk Cendrawasih pada pertengahan tahun 2014. “Beberapa perangkat keras seperti GPS dan sensor suhu sudah ditambahkan”, ungkap Dr Hawis Madduppa “Hal lain adalah ukuran

Globalisasi dan liberalisasi ekonomi maupun keuangan di seluruh dunia berkembang cepat seiring dengan perkembangan Information and Communications Technology (ICT). Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (FEM IPB), Prof. Dr. Noer Azam Achsani mengatakan, contoh nyata hal tersebut yang dirasakan beberapa tahun terakhir ini adalah terjadinya krisis subprime mortgage atau sebuah keadaan dimana banyak rumah yang disita yang dimulai dari negara Amerika Serikat pada tahun 2008 serta krisis hutang Eropa tahun 2011.

“Dampak kedua krisis tersebut merembet ke seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Walaupun sebenarnya kita sama sekali tidak bersalah”, ujarnya saat bicara dalam Dialog Pakar di RRI Bogor, Selasa (20/1). Dikatakan, sejarah menunjukkan bahwa krisis selalu terjadi secara berulang dengan dampak yang semakin besar. “Untuk meredam dampak krisis demikian, pepatah lama mengatakan 'air besar batu bersibak'. Dalam keadaan air bah atau banjir, batu‐batu akan cenderung berkumpul satu sama lain agar tidak hanyut”, tutur Prof. Noer Azam.

Menurutnya, di tengah serbuan globalisasi dan liberalisasi perdagangan, mau tidak mau akan muncul blok‐blok ekonomi, sebut saja eropa yang telah membentuk Pasar Tunggal Eropa. Begitu pula dengan negara‐negara Amerika Utara yang membentuk North American Free Trade Area (NAFTA). Sedangkan, negara Amerika Tengah dan Karibia serta Amerika Latin kini tengah membentuk pola yang sama. Karenanya, tanpa membentuk blok perdagangan dengan negara tetangga, akan sangat sulit bagi Indonesia untuk bisa bersaing dengan blok perdagangan lain. “Oleh karena itu, sangat wajar bila

Alat Pemindai Hiu Paus

chip penanda lebih kecil sehingga dapat lebih mudah dimasukkan ke kulit Hiu Paus”, imbuhnya.

Pengembangan alat ini memadukan dua bagian di ITK IPB yaitu Bagian Hidrobiologi Laut dan Bagian Akustik dan Instrumentasi Kelautan. Tim peneliti IPB untuk alat ini terdiri dari Dr. Hawis Madduppa, Dr. Totok H, Mahardika R Himawan S.Ik dan Diwa Perkasa, S.Ik, Beginer Subhan, M.Si dan Dondy Arafat, M.Si.***

Prof. Noer Azam: AEC Menyatukan Kekuatan ASEAN

kemudian ASEAN membentuk ASEAN Economic Community atau Komunitas Ekonomi ASEAN yang akan efektif berlaku akhir 2015 ini. AEC akan menyatukan kekuatan ASEAN dengan 530 juta penduduknya ke dalam satu pasar tunggal sebagaimana dalam satu negara,” tuturnya.

Ia menilai, kecenderungan saat ini diarahkan ke ASEAN plus Three dengan memasukkan Jepang, China dan Korea Selatan ke dalam blok ekonomi tersebut. “ASEAN+3 bahkan dianggap sebagai salah satu kutub baru yang bisa menjadi penyeimbang kekuatan USA dan European Union (EU),” tegasnya. (wrw)