-
INVENTARISASI TUMBUHAN OBAT DI KAMPUS IPB DARMAGA, BOGOR, JAWA
BARAT
INVENTARISATION OF MEDICINAL PLANTS IN CAMPUS OF IPB DARMAGA,
BOGOR, WEST JAVA
1 1 Primadhika Al Manar , Ervizal A.M. Zuhud
1Divisi Bioprospeksi dan Konservasi Tumbuhan Tropika, Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680
Naskah diterima tanggal 6 Desember 2019
ABSTRACTIPB University has been declared as a biodiversity
campus in 2016. The potential of medicinal plants on the campus of
IPB Darmaga is unknown, even though this is very important in the
development of science and technology in the field of conservation
of medicinal plants. This study aims to identify the diversity of
species and the potential benefits of medicinal plants on the
campus of IPB Darmaga. The method used in this research is
exploration and literature study. The number of medicinal plants
found on the campus of IPB Darmaga was 170 species from 68
families. Medicinal plants family that has most found which are
Euphorbiaceae and Fabaceae of 11 species. Habitus from medicinal
plants on the campus of IPB Darmaga was dominated by 60 species of
trees (35.29%). The largest percentage of parts of plants that can
be used as medicine is the leaf portion of 35.58%. In general,
medicinal plants found on the campus of IPB Darmaga are cultivated
plants. The diversity of medicinal plants found on campus of IPB
Darmaga has the most efficacy for digestive tract diseases.
Keywords : exploration, IPB, medicinal plants
ABSTRAKKampus Institut Pertanian Bogor (IPB) telah
dideklarasikan sebagai kampus biodiversitas pada 2016. Potensi
tumbuhan obat di kampus IPB Darmaga belum diketahui, padahal hal
tersebut sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang konservasi tumbuhan obat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman jenis dan potensi
manfaat tumbuhan berkhasiat obat di kampus IPB Darmaga, Bogor, Jawa
Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplorasi
dan studi pustaka. Jumlah tumbuhan berkhasiat obat yang ditemukan
di kampus IPB Darmaga yaitu 170 spesies dari 68 famili. Famili
tumbuhan berkhasiat obat yang paling banyak ditemukan adalah famili
Euphorbiaceae dan Fabaceae sebanyak 11 spesies. Habitus dari
tumbuhan obat di kampus IPB Darmaga didominasi oleh pohon sebanyak
60 spesies (35.29%). Persentase bagian dari tumbuhan yang dapat
digunakan sebagai obat yang paling besar adalah bagian daun sebesar
35.58%. Secara umum tumbuhan berkhasiat obat yang ditemukan di
kampus IPB Darmaga merupakan tumbuhan yang dibudidayakan.
Keanekaragaman jenis tumbuhan obat yang ditemukan di kampus IPB
Darmaga memiliki khasiat paling banyak untuk penyakit saluran
pencernaan.
Kata Kunci : eksplorasi, IPB, tumbuhan obat
Alamat korespondensi :[email protected]
PENDAHULUAN Tahun 2016 kampus Institut Pertanian Bogor (IPB)
dideklarasikan menjadi kampus biodiversitas. Kampus IPB Darmaga
memiliki potensi keanekaragaman hayati yang cukup tinggi meliputi
keragaman flora maupun fauna
yang ada. Kampus IPB Darmaga memiliki areal seluas 256,97
hektar, dengan luasan tersebut kampus IPB Darmaga memiliki tipe
vegetasi yang bervariasi. Vegetasi yang bervariasi tersebut
meliputi vegetasi homogen maupun campuran (Hernowo, 1991). Potensi
tumbuhan obat di kampus IPB Darmaga belum diketahui, padahal h a l
t e r s e b u t s a n g a t p e n t i n g d a l a m pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi
41
Primadhika Al Manar, Ervizal A.M. Zuhud PROSIDING POKJANAS TOI
KE 57
-
di bidang konservasi tumbuhan obat. Tumbuhan obat merupakan
seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui dan dipercaya
mempunyai khasiat obat (Zuhud, 1994).
Penelitian sebelumya diperoleh jumlah spesies tumbuhan obat yang
ada di kampus IPB Darmaga sebanyak 100 spesies dari 48 famili (Al
Manar, 2019). Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Tujuan dilakukan
penelitian ini adalah untuk memperoleh data potensi tumbuhan obat
di kampus IPB Darmaga yang dapat d igunakan sebagai sarana
pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan ser ta pengambi lan keb i
jakan. Dengan mengetahui potensi dan manfaatnya diharapkan
penghargaan terhadap sumber daya hayati dan keanekaragaman gene t i
knya semak in meningkat, sehingga kerusakan yang terjadi dapat
ditekan (Suhartrislakhadi, 2007).
METODE PENELITIANAlat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, alat
tulis, fieldguide tumbuhan obat, dan beberapa pustaka ilmiah yang
mendukung data penelitian. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplorasi dan
studi pustaka. Metode eksplorasi dilakukan dengan cara mencatat se
l u ruh t umbuhan yang d i t emu i saa t pengambilan data di
lapangan. Metode studi pustaka digunakan untuk mengetahui khasiat
dan bagian yang digunakan dari spesies tumbuhan yang ditemukan di
lapangan.Analisa Data
Analisis data menggunakan tabulasi, dan deskriptif kualitatif
dan kuantitatif. Berikut merupakan rumusan yang digunakan dalam
analisis data:1. Persentase Famili
∑ spesies famili tertentu x 100% …… (1) ∑ seluruh spesies
2. Persentase Habitus
∑ spesies habitus tertentu x 100% …… (2) ∑ seluruh spesies
3. Persentase bagian yang digunakan
∑ bagian yang digunakan x 100% (3) ∑ seluruh bagian yang
digunakan
4. P e r s e n t a s e s t a t u s t u m b u h a n
(budidaya/liar)
∑ spesies budidaya x 100% …… (4) ∑ seluruh spesies
5. Persentase manfaat obat
∑ manfaat obat tertentu x 100% .… (5) ∑ seluruh manfaat obat
HASIL DAN PEMBAHASAN Tumbuhan berkhas ia t obat yang
ditemukan di Kampus IPB sebanyak 170 spesies. Kondisi tutupan
lahan di Kampus IPB Darmaga yang masih tergolong rapat menjadi
faktor utama ditemukannya banyak spesies tumbuhan. Tumbuhan obat
adalah tanaman yang salah satu, beberapa atau seluruh bagian
tanaman tersebut mengandung zat aktif yang berkhasiat untuk
menyembuhkan penyakit (Rahardi, 1996).
1. Keanekaragaman Tumbuhan Obat Berdasarkan Famili
Berdasarkan kelompok fami l inya, spesies-spesies tumbuhan obat
yang ada dapat dikelompokkan dalam 68 macam famili. Jumlah spesies
tumbuhan obat terbanyak termasuk dalam famili Euphorbiaceae, yaitu
sebanyak 8 spesies. Secara umum terdapat 10 macam famili yang
memiliki spesies tumbuhan obat lebih dari 3, sedangkan 29 famili
lainnya memiliki jumlah spesies tumbuhan obat kurang dari 3,
seperti disajikan Tabel 1.
Famili Euphorbiaceae dan Fabaceae merupakan famili yang paling
banyak dijumpai. Famili Euphorbiaceae tersebar luas di muka bumi
(kosmopolit) dan merupakan spesies pionir (Manar, 2019). Jenis
tumbuhan berkhasiat obat di Kampus IPB Darmaga yang berasal dari
famili Euphorbiaceae adalah sambang darah (Excoecaria
cochinchinensis) yang memiliki khasiat untuk mengobati muntah
darah, batuk darah, luka berdarah dan disentri (Wijayakusuma dkk,
1996; KEHATI, 2008; Albertus dkk, 2015; Fadilah dkk, 2015). Selain
sambang darah, jenis tumbuhan berkhasiat obat di Kampus IPB Darmaga
yang berasal dari famili Euphorbiaceae adalah meniran (Phyllanthus
niruri) yang memiliki khasiat untuk pelancar kencing, diare,
infeksi pencernaan, luka, radang ginjal, infeksi saluran kencing
dan radang selaput mata (Wijayakusuma dkk, 1992). Meniran tumbuh
liar pada tempat yang lembab dan berbatu, di pinggir jalan, tanah
kosong antara rumput-rumput dan pinggir selokan.
Selain famili Euphorbiaceae, jenis famili yang paling banyak
ditemukan di kampus IPB
42
Budidaya Tanaman Obat Inventarisasi Tumbuhan Obat
-
Darmaga adalah famili Fabaceae. Fabaceae merupakan famili
tumbuhan obat terbesar kedua yang terdiri dari lebih 490 spesies
tumbuhan obat. S p e s i e s - s p e s i e s d a r i f a m i l i t
e r s e b u t mengandung zat kimia yang penting bagi pengobatan dan
kini telah banyak digunakan dalam berbagai produk kesehatan (Gao
dkk, 2010). Salah satu jenis tumbuhan berkhasiat obat dari famili
Fabaceae yang ditemukan di kampus IPB Darmaga adalah secang
(Caesalpinia sappan) . Secang (Caesalpinia sappan) dimanfaatkan
kulit kayunya sebagai obat tradisional. Menurut Anariawati (2009)
ekstrak kayu secang berkhasiat untuk mengobati diare, sifilis,
darah kotor, berak darah, malaria, dan tumor. Mufidah dkk (2012)
mengemukakan bahwa ekstrak etanol kayu secang mampu menstimulasi
sel osteoblast dan juga dapat menghambat pembentukan sel
osteoclast. Ekstrak kayu secang juga bersifat antibakteri, yaitu
dapat menghambat aktivitas bakteri dalam s a l u r a n p e n c e r
n a a n , k a r e n a d i d u g a mengandung asam galat di dalam
ekstrak kayu secang (Fazri, 2009).
2. Keanekaragaman Tumbuhan Obat Berdasarkan Habitus
Berdasarkan hasil eksplorasi diperoleh jenis habitus tumbuhan
berkhasiat obat sangat beragam dari jenis pohon, perdu, semak,
herba, liana maupun epifit. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Tjitrosoepomo (2005) habitus dari spesies tumbuhan dapat dibagi ke
dalam beberapa kelompok, yaitu herba, pohon, semak, perdu, liana
dan epifit. Persentase jenis habitus
terbesar adalah pada habitus pohon, yaitu sebanyak 60 spesies
(35.29%), sedangkan epifit merupakan habitus yang paling sedikit
dijumpai, yaitu sebanyak 1 spesies (0.59%) seperti tersaji pada
Gambar 1.
Gambar 1 menunjukkan bahwa upaya konservasi tumbuhan obat dapat
dilaksanakan dengan memerlukan ekosistem hutan yang alami dengan
stratifikasi tajuk yang beragam, sehingga segala jenis habitus
tumbuhan dapat hidup dengan nyaman, seperti pohon, perdu, semak,
herba serta liana. Oleh karena itu, berkaitan dengan hal tersebut
kampus IPB Darmaga harus menjaga ekosistem alami yang ada sehingga
keanekaragaman tumbuhan obat di kampus IPB Darmaga tetap ada dan
lestari guna menunjang kegiatan pendidikan dan pengembangan
IPTEK.
3. K e a n e k a r a g a m a n S p e s i e s Berdasarkan Bagian
yang Digunakan
Bagian dari tumbuhan obat yang dapat digunakan sebagai obat
antara lain bunga, buah, daun, batang, kulit batang, akar, rimpang
dan umbi. Persentase bagian yang dapat digunakan sebagai obat
paling banyak yaitu bagian daun (Gambar 2).
Gambar 2 menunjukkan bahwa bagian dari tumbuhan yang dapat
digunakan sebagai obat dengan persentase terbesar adalah daun
(35.58%) dan bagian dengan persentase terkecil adalah kulit umbi
dan cairan daun (0.37%). Penggunaan daun sebagai obat berbanding
lurus dengan usaha konservasi tumbuhan, karena daun merupakan
bagian dari tumbuhan yang mudah didapatkan tanpa harus merusak
tumbuhan tersebut (Zenebe dkk, 2012). Bagian daun merupakan bagian
yang mudah dijumpai dan se la lu tersed ia , pengambi lan dan
pemanfaatannya tergolong mudah dan sederhana. Selain itu,
penggunaan daun sebagai bahan obat tidak berdampak negatif pada
pertumbuhan tanaman, karena daun dapat tumbuh kembali pada
pucuk-pucuk tumbuhan. Sedangkan penggunaan bagian lain, seperti
No Famili Jumlah Spesies
1 Euphorbiaceae 11
2 Fabaceae 11
3 Asteraceae 9
4 Lamiaceae 9
5 Zingiberaceae 9
6 Apocynaceae 7
7 Acanthaceae 6
8 Moraceae 6
9 Piperaceae 5
10 Annonaceae 4
11 Myrtaceae 4
12 Rubiaceae 4
13 Rutaceae 4
14 Solanaceae 4
15 Famili lainnya (54 famili)
-
akar, batang, rimpang, umbi atau seluruh bagian tumbuhan dapat
mengganggu proses ekologi dan kemampuan bertahan hidup tumbuhan
tersebut (Wakhidah dkk, 2017)
4. Keanekaragaman Tumbuhan Obat
Berdasarkan Kondisi Tumbuhan Kondisi tumbuhan obat dibedakan
menjadi dua, yaitu tumbuhan budidaya dan liar. Tumbuhan budi
daya merupakan jenis tumbuhan yang sengaja dibudidayakan atau
ditanam serta mendapatkan per lakuan dar i manusia. Tumbuhan liar
merupakan jenis tumbuhan yang hidup liar tanpa perlakuan manusia.
Kondisi tumbuhan obat di kampus IPB Darmaga tersaji pada Gambar
3.
Berdasarkan hasil eksplorasi, kondisi tumbuhan obat di kampus
IPB Darmaga yang banyak ditemukan adalah jenis tumbuhan budi daya
sebesar 77.00%, sedangkan tumbuhan liar sebesar 23.00%. Hal
tersebut dikarenakan
sebagian besar tumbuhan yang ditemukan di kampus IPB Darmaga
merupakan tumbuhan yang ditanam oleh pihak kampus IPB, sehingga
persentase tumbuhan budi daya lebih besar dibandingkan tumbuhan
liar. Hal tersebut menunjukkan bahwa, upaya konservasi tumbuhan
harus terus dilakukan karena tumbuhan liar yang berkhasiat obat
sudah jarang ditemukan akibat adanya pembangunan dan alih fungsi
lahan di kampus IPB Darmaga.
5. K e a n e k a r a g a m a n S p e s i e s Berdasarkan
Kelompok Penyakit
Berdasarkan hasil eksplorasi spesies tumbuhan obat, dapat
diklasifikasikan ke dalam 25 kelompok penyakit. Dilihat dari
komposisi jumlah spesies tumbuhan obatnya, kelompok penyakit yang
tertinggi adalah penyakit saluran pencernaan (62 spesies tumbuhan
obat) dan kelompok penyakit terendah adalah KB, patah tulang dan
penyakit saraf (1 spesies tumbuhan
44
Gambar 2. Persentase bagian tumbuhan yang digunakan sebagai
obat
Gambar 3. Persentase kondisi tumbuhan obat di Kampus IPB
Darmaga
Budidaya Tanaman Obat Inventarisasi Tumbuhan Obat
-
obat). Adapun data macam penyakit dan jumlah spesies tumbuhan
obat yang dapat digunakan pada masing-masing kelompok penyakit
tersaji pada Tabel 2.
KESIMPULAN Tumbuhan di kampus IPB Darmaga yang
berpotensi sebagai obat ditemukan sebanyak 170 spesies dari 68
famili. Tumbuhan obat yang ditemukan di kampus IPB Darmaga
didominasi oleh famili Euphorbiaceae dan Fabaceae.
DAFTAR PUSTAKAAlbertus, I., Dewantara, Herawatiningsih, R.,
2015. Jenis dan Potensi Tumbuhan Obat pada Kawasan Hutan Adat
Gunung Semarong Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau. Jurnal
Hutan Lestari 3(3), 446-455
Al Manar, P., 2019. Potensi tumbuhan berkhasiat obat di kampus
IPB Darmaga, Bogor,
Jawa Barat. In Prociding Seminar Nasional Tumbuhan Obat
Indonesia Ke-55. LPPM-PMP Universitas Tidar. Magelang. Halm
148-155
Anariawati. 2009. Studi eksperimen pembuatan serbuk instan kayu
secang (Caesalpinia sappan) dengan menggunakan jumlah gula yang
berbeda sebagai minuman berkhasiat [skripsi]. Universitas Negeri
Semarang. Semarang
Fadilah, Lovadi I., Linda, R., 2015. Pemanfaatan tumbuhan dalam
pengobatan tradisional masyarakat suku Dayak Kanayatn di Desa
Ambawang Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya. Protobiont 4(3),
49-59
Fazri, M.E. 2009. Uji efektivitas antibakteri e k s t r a k m e
t a n o l k a y u s e c a n g (Caesalpinia sappan L.) terhadap
Helicobacter pylori secara in vitro [skripsi]. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
Gao, T., Yao, H., Song, J., Liu, C., Zhu, Y., Ma, X., Pang, X.,
Xu, H., Chen, S., 2010. Identification of Medical Plants in Famili
Fabaceae Using a Potential DNA Barcode ITS2. Journal of
Ethnopharmacology 120, 116-121
Hernowo, J.B., Soekmadi, R., Ekarelawan, 1991. Kajian
Pelestarian Satwaliar di Kampus IPB Darmaga. Media Konservasi 3(2),
43-65
Mufidah, Subehan, Yusn i ta , R . , 2012. Karakterisasi dan uji
antiosteoporosis ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan). In
Prociding Seminar Insentif Riset SINas Membangun Sinergi Riset
Nasional Untuk Kemandirian Teknologi. Kementerian Riset dan
Teknologi. Jakarta
Rahardi, F. 1996. Membuat Kebun Tanaman Obat. Puspa Swara.
Jakarta
Suhartr is lakhadi , D. , 2007. Konservasi Sumberdaya Genetik
Tanaman Hutan. Buletin Konservasi Alam 7(2), 22-27
Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan ( S p e r m a t o p h
y t a ) . U G M P r e s s . Yogyakarta
Wakhidah, A.Z., Pratiwi, I., Azzizah, I.N., 2017. Studi
Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Bahan Obat oleh Masyarakat Desa
Marimbate di Kecamatan Jai lolo, Halmahera Barat. Jurnal Pro-Life
4, 275-286
Wijayakusuma, H.M.H., Wirian, A.S., Yaputra, T., Dalimartha, S.,
Wibowo, B., 1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Edisi 1.
Pustaka Kartini. Jakarta. Halm 66-67
Wijayakusuma, H.M.H., Dalimartha, S., Wirian, A.S. 1996. Tanaman
Berkhasiat Obat di
Primadhika Al Manar, Ervizal A.M. Zuhud PROSIDING POKJANAS TOI
KE 57
45
No Kelompok Penyakit Jumlah Spesies
1 Penyakit saluran pencernaan
62
2 Penyakit kulit 45
3 Penyakit saluran pernafasan 41
4 Pengobatan luka 34
5 Sakit kepala dan demam 30
6 Penyakit saluran pembuangan
27
7 Penyakit khusus wanita 27
8 Gangguan peredaran darah 25
9 Penyakit diabetes 23
10 Kanker 22
11 Penyakit otot dan persendian
21
12 Penyakit mulut 13
13 Penyakit liver 13
14 Radang 12
15 Penyakit Paru-paru 7
16 Penyakit gigi 9
17 Penyakit malaria 8
18 Penyakit ginjal 5
19 Penyakit mata 4
20 Penyakit jantung 4
21 Penawar racun 4
22 Perawatan rambut 3
23 Keluarga Berencana (KB) 1
24 Patah tulang 1
25 Penyakit saraf 1
Tabel 2. Keanekaragaman spesies tumbuhan obat berdasarkan
kelompok penyakit
-
Indonesia. Edisi 3. Pustaka Kartini. Jakarta
Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia. 2008. Tumbuhan untuk
Pengobatan. Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Jakarta
Zenebe, G., Zerihun, M., Solomon, Z., 2012. An Ethnobotanical
Study of Medicinal Plants in Asgede Tsimbila District, Northwestern
Tigray, Northen Ethiopia. A Journal of Plants, People, and Applied
Research: Ethnobotany Research & Applications 10, 305-320
Zuhud, E.A.M., Ekarelawan, Riswan, S., 1994. Hutan Tropika
Indonesia Sebagai Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan
Obat. In Prociding P e l e s t a r i a n P e m a n f a a t a n
Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor. Halm
1-15
46
Budidaya Tanaman Obat Inventarisasi Tumbuhan Obat
Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6