ALFIN HIKMATUROKHMAN,ST.,MT HTTP://ALFIN.DOSEN.ST3TELKOM.AC.ID/ Introduction to spread spectrum (SS) 1 Alfin Hikmaturokhman,MT http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
ALFIN HIKMATUROKHMAN,ST . ,MT
HTTP: / /ALFIN .DOSEN.ST3TELKOM.AC . ID/
Introduction to spread spectrum (SS)
1
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
LATAR BELAKANG
CDMA merupakan salah satu jenis sistem aksesjamak yang akan memberikan kode untuk unik (ID)yang dikenakan pada setiap panggilan atau data,dan menyebarkan pada frekuensi yang tersedia.
Teknologi CDMA merupakan teknologi memisahkanpanggilan pengguna satu dengan lainnyamenggunakan kode.
Hasilnya, semua frekuensi CDMA dapat digunakansemua sel, sehingga dapat meningkatkan jumlahtotal kanal suara yang tersedia dan kapasitas sistemsecara keseluruhan
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
2
Sistem telekomunikasi dengan teknologi spreadspektrum mula-mula dipakai dalam dunia militer.Hal ini disebabkan karena kemampuan-kemampuan secara istimewa yang secara potensialdimiliki teknologi ini, yaitu: kemampuan menolakderau, menembus jamming, menyelundupkaninformasi (signal hiding), mengacak (scrambling)data dan pengalamatan (addressing) terminal.
3
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
Cont…
Sistem spread spectrum memiliki ciri yang khas,yaitu sinyal yang ditransmisikan memiliki lebar pitayang jauh lebih besar dibandingkan dengan lebarpita sinyal informasi yang ditransmisikan.
Penyebaran spectrum yang terjadi dilakukan olehfungsi penyebar tersendiri, yang tidak tergantungpada informasi yang disampaikan.
4
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
Teori Shannon
Konsep pemikiran pengiriman informasi denganpenyebaran spectrum didasarkan pada teori Shannonuntuk kapasitas saluran.
Pada teori ini dinyatakan bahwa besarnya kapasitas saluran(C) ditentukan oleh lebar pita (B) dan sinyal to noise ratio(S/N) yaitu:
C = Kapasitas kanal transmisi (bps)
Bω = Lebar pita frekuensi transmisi (Hz)
S = Daya Sinyal (watt)
N = Daya derau(watt)
5
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
Dari teori tersebut terlihat bahwa untukmenyalurkan informasi pada suatu saluran berderaudapat ditempuh dengan 2 cara yaitu:
a. Cara konvensional, dimana B kecil dan S/N besar(kerapatan spektral daya besar ).
b. Cara spread spectrum, dimana B besar, S/N kecildan P besar.
6
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
Tradisional Communication System VsSpread Spectrum Systems
7
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
TEKNIK SPREAD SPECTRUM
PENGERTIAN
Spread spectrum signal digunakan untuk mentransmisikan informasi digitalyang dipengaruhi oleh karakteristik bandwidth W yang lebih besar dariinformation rate R dalam bits/s, sehingga daya yang dibutuhkan sedikit.
Pengertian lain dari teknik spread spectrum adalah suatu teknik yangmemungkinkan beberapa user menggunakan bandwidth yang sama padawaktu yang sama tanpa terjadi interferensi satu sama lain.
Suatu sistem dapat disebut sistem spread spectrum jika memenuhipersyaratan:
1. Sinyalnya membutuhkan bandwidth yang besar untuk mengirimkan informasi.
2. Spreading signal atau disebut code signal merupakan data independen.
3. Pada receiver, despreading dilakukan dengan menyesuaikan spread sinyal yangditerima dengan replika sinkronisasi dari spread sinyal informasi.
8
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
Sinyal spread spectrum digunakan untuk:
1. Menghilangkan atau menekan efek interferensidetrimental pada jamming, interferensi dari userlain pada kanal dan interferensi karenamultipath propagation.
Jammer harus dihilangkan karena akanmengganggu komunikasi karenamembingungkan penerima. Interferensi dari userlain terjadi karena user berbagi kanal bandwidthyang sama untuk mengirimkan berbagaiinformasi ke berbagai tujuan pada saat yangbersamaan.
9
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
Cont..
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
10
Cont..
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
11
2. Menyembunyikan sinyal dengan mentransmisikanpada daya rendah yang tertutup oleh noise.Penyembunyian pesan dibalik noise dilakukandengan menyebarkan bandwidthnya dengan codingdan transmitting sinyal resultan pada daya rendah.Pada keadaan ini probabilitas pendengar lain untukmengetahui isi pean sangat rendah, atau dikenaldengan Low-probability-of- intercept (LPI).
Diagram Blok dari spread-spectrum:
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
12
Cont..
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
13
Komponen utama dari sistem ini adalah kanal encoderdan decoder, modulator dan demodulator.
Untuk menyebarkan frekuensi dari sinyal-sinyal yangdikirim, pada modulator dan demodulator ditambahkangenerator pola pseudo-random.
Generator ini menghasilkan nilai biner pseudo-noise,yang ditambahkan pada modulator sebelum sinyalditransmisikan dan memisahkannya setelah sinyalditerima di demodulator.
Sinkronisasi pada generator PN di penerima dengansequence PN pada sinyal yang diterima dibutuhkan agarsinyal bisa didemodulasi kembali
Pembangkitan Kode pada CDMA
Pseudo-Noise (PN) Sequence
PN Sequence disebut juga maximum-length sequence (m-sequence). Sebuah m-sequence dibangkitkan dari linier SRG(Shift Register Generator ). SRG ini mem-feedback-kansinyal untuk dikembalikan pada satu input dari shift register(delay line) dimana fungsi feedback ditunjukkan denganmodulo-2 adder (XOR).
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
14
Cara Pembangkitan Kode PN
Kode yang dihasilkan oleh sebuah susunan shiftregister dengan feedback bergantung pada :
• Jumlah register (elemen flip-flop) yang digunakan
• Konfigurasi dari sambungan feedback (jumlahadder modulo dua)
• Kondisi awal (state awal) dari register-register.
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
15
Contoh SSRG dengan 3 stage di-tap pada stage 2 dan stage 3
Contoh pembangkitkan kode menggunakan registerseperti yang ditunjukkan pada gambar diatas adalah sebagai berikut, misal nilai dari stage-stage tersebut adalah [ 0,0,1 ]. Setelah clock dilakukan untuk setiap bit sepanjang register, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
16
x1 x2 x3
Modulo-2 adder
Stage 1 Stage 2 Stage 3 Output
register
Cont..
Shift
Output
Stage 1 Stage 2 Stage 3 Register
0
1
2
3
4
5
6
0 0 1 1
1 0 0 0
0 1 0 0
1 0 1 1
1 1 0 0
1 1 1 1
0 1 1 1
7 0 0 1 1
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
17
Cont..
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
18
Pada pergeseran ketujuh, nilai register dari masing-masing stage kembali ke nilai awal atau keadaansemula, dan untuk pergeseran selanjutnya akandiperoleh pola bit output yang sama. Jadi panjangkode PN efektifnya adalah 7.
Kode PN yang dihasilkan dengan register ini adalah: P = [ 1 0 0 1 0 1 1 ]
Latihan 1
1. Dengan gambar Shift Register Generator yang sama carilah outputnya apabila stage-stage tersebut adalah : [ 1,0,0 ].
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
19
Latihan 2
Sebuah shift register yang tersusun dari 4 stageseperti Gambar di bawah ini. Carilah outputnyadengan asumsi suatu kondisi untuk X1 = 1,sementara yang lain adalah 0.
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
20
Jawaban Latihan 2
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
21
Proses Spreading dan Despreading
Pseudorandom Noise (PN Sequences) merupakan suatu fungsipenebar yang bebas terhadap sinyal informasinya berupa deretankode acak semu yang memiliki karakteristik spektral mirip derau(noise).
Deretan kode ini dibangkitkan oleh suatu Pseudonoise Generator(PNG) berupa Linear Feedback Shift Register.
PN Sequences ini disebarkan melalui kanal transmisi bersamadengan sinyal informasi asli dari pengirim.
Proses penyebaran ini dikenal dengan proses spreading. Sedangkan proses untuk mengembalikan sinyal spreading
menjadi sinyal informasi asli disebut despreading. Proses spreading dan dispreading sinyal informasi dilakukan
dengan cara menjumlahkan bit informasi yang dikirim denganPN Sequences menggunakan penjumlahan modulo-2 atau fungsilogika X-OR dengan simbol
.
22
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
Fungsi logika X-OR merupakan suatu fungsilogika yang memiliki keluaran yang akanberlogika ‘1’ jika jumlah masukan yangberlogika ‘1’ adalah ganjil.
Dan keluarannya akan berlogika ‘0’ jikamasukan yang berlogika ‘1’ berjumlah genap .
23
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
Proses Spreading dan Despreading
24
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
Parameter yang digunakan dalam proses perhitungan antara lain
Bit informasi
Merupakan sinyal informasi yang akanditransmisikan berupa deretan bit biner, yaitu 0 dan1.
Kondisi awal
Merupakan bit yang dimasukkan pada LinearFeedback Shift Register untuk memperolehderetan PN Sequences. Sama halnya dengan bitinformasi, kondisi awal adalah berupa bit biner.
25
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
PN Sequences
Merupakan suatu fungsi penebar yang bebasterhadap sinyal informasinya berupa deretan kodeacak semu yang memiliki karakteristik spektralmirip derau (noise).
Sinyal spreading
Sinyal ini merupakan sinyal hasil kombinasi darideretan PN Sequences dengan bit informasi. Untukmengkombinasikan keduanya digunakan suatufungsi penjumlahan modulo-2.
26
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
Sinyal despreading
Merupakan sinyal yang sama dengan sinyalinformasi asli yang dikirimkan oleh bagianpengirim. Sinyal ini diperoleh dengan caramengkorelasikan sinyal spreading dengan PNSequences yang sama seperti pada bagianpengirim.
27
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
PERHITUNGAN PN SEQUENCES
Berikut ini adalah perhitungan untuk memperolehPN Sequences, sinyal spreading dan despreading.
1. Perhitungan PN Sequences dengan kondisi awal 2 bit
Bit informasi = 1010
Kondisi awal = 01
PN Sequences = 101
Isi tingkat penyimpan register geser dengan kondisiawal 2 bit.
28
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
29
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
Soal 3 stage
Perhitungan PN Sequences dengan kondisi awal 3 bit
Bit informasi = 1010
Kondisi awal = 001 (ganjil) ; 010 (genap)
PN Sequences = ?????
Spreading ????
De spreading ???
30
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
Soal 4 stage
4 stage dengan kondisi awal s4=1 yg lainnya 0.
a. Tentukan spreading dan despreadingnya apabila sinyal informasinya 0110
31
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
X 1 X 4X 3X 2
Keluaran
Pergeseran
ke
Isi PenyimpanKeluaran
Stage 1 Stage 2 Stage 3 Stage 4
Kondisi awal 1 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1
2 0 1 1 1 1
3 1 0 1 1 1
4 0 1 0 1 1
5 1 0 1 0 0
6 1 1 0 1 1
7 0 1 1 0 0
8 0 0 1 1 1
9 1 0 0 1 1
10 0 1 0 0 0
11 0 0 1 0 0
12 0 0 0 1 1
13 1 0 0 0 0
14 1 1 0 0 0
15 1 1 1 0 0
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
32
Sinyal spreading
=1 011110101100100 + 0 011110101100100 + 1 011110101100100 + 0 011110101100100
=100001010011011011110101100100100001010011011011110101100100
Despreading
=10000101001101101 1110101100100 + 011110101100100 011110101100100 + 100001010011011 011110101100100 + 011110101100100 011110101100100
=111111111111111000000000000000111111111111111000000000000000
= 1010
Alfin Hikmaturokhman,MT
http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/
33