Top Banner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan Fidel Castro) SKRIPSI Oleh: Fitriyanto K 4406023 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
95

INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

Mar 03, 2019

Download

Documents

vukhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

INTERVENSI AS KE KUBA

(Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap

Pemerintahan Fidel Castro)

SKRIPSI

Oleh:

Fitriyanto

K 4406023

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

INTERVENSI AS KE KUBA

(Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap

Pemerintahan Fidel Castro)

Oleh :

Fitriyanto

K 4406023

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 6 Januari 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Sutiyah M. Pd. M. Hum. NIP. 195907081986012001

Drs. Syaiful Bachri, M. Pd. NIP. 195206031985031001

Page 4: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Senin

Tanggal : 10 Januari 2011

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Djono, M. Pd. ………………

Sekretaris : Dra. Sri Wahyuni, M. Pd. ………………

Anggota I : Dra. Sutiyah, M. Pd. M. Hum ………………

Anggota II : Drs. Saiful Bachri, M.Pd ………………

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Fitriyanto. U.S. INTERVENTION TO CUBA (Study About U.S. Economic Embargo Against Government and Political Implications of Fidel Castro). Skripsi, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, December 2010.

The purpose of this study is to describe: (1) The background and motivation of the United States to intervene Cuba, (2) Realization of U.S. intervention into Cuba, (3) The implications of political and economic intervention against Cuba.

This study uses the historical method. Data sources used were primary written sources and secondary sources written in the form of books, newspapers and magazines that are relevant to the research problem. Technique of collecting data used is book study, using the card system / catalog or computer and use the Internet. while technique of Analysis used is historical analysis, which analyzes the priority sharpness and sensitivity in interpreting the historical data approach the theoretical framework derived from the history of science with science approach of Politics and Sociology. The procedure through four stages of research with activities that are heuristic, criticism, interpretation, and historiography.

Based on the results of this study, it is concluded: (1) Since Fidel Castro seized power in 1959, began a renewal of adverse U.S. capitalism by; (a) establishing the Agrarian Law tahun1959. This Act contains provisions to nationalize 1 / 3 of land owned by individuals and do not allow foreigners to own land in Cuba. This situation makes the United States suffered losses of up to U.S. $ 1.5 million; (b) Castro's nationalization program economy exacerbated in diplomatic relations with Cuba-Soviet Union that threaten U.S. hegemony in the Caribbean region (2) Realization of the U.S. intervention against Cuba by performing the invasion and economic blockade, starting from the Bay of Pigs invasion that carried the president to bring 14,000 troops Kennedy . The U.S. also hit Cuba in the fields of politics by inviting the OAS states to decide the relationship refional and remove Cuba from the OAS membership. Economic blockade against Cuba continued after Kennedy is on the Caribbean Basin Initiative, Reagan, George Bush with the Cuban Democracy Act, and Bill Clinton with the Helms Burton Act. U.S. economic embargo was strengthened in 2000 with presence: (a) ban on import - export to Cuba, (b) prohibition of foreign ships docked, (c) ban on visits to Cuba, (d) restrictions on cash remittances to Cuba (3) U.S. economic embargo has caused Cuba to lag behind in development in the country for 15 years. The imlication of politics and economic intervention, in the economic this embargo also led to loss of a significant Cuban economy, Cuban trade in the area suffer a loss of 3,8 billion U.S. dollars, from the tourism sector losses reached 900 million U.S. dollars. U.S. Intervention in the political field brings a result of Castro's rule pattern. Cuban government changed to Communism as a response to intervention and the U.S. embargo.

Page 6: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Fitriyanto. INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan Fidel Castro). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Desember 2010.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan: (1) Latar belakang dan motivasi Amerika Serikat (AS) melakukan intervensi ke Kuba, (2) Realisasi intervensi AS ke Kuba, (3) Dampak intervensi terhadap politik dan perekonomian Kuba.

Penelitian ini menggunakan metode historis. Sumber data yang digunakan adalah sumber tertulis primer dan sumber tertulis sekunder yang berupa buku-buku, surat kabar dan majalah yang relevan dengan masalah penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi pustaka, dengan menggunakan sistem kartu/katalog atau komputer dan memanfaatkan internet. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis historis, yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dan kepekaan dalam menginterpretasi data sejarah dengan pendekatan kerangka teoritik yang berasal dari ilmu sejarah dengan pendekatan Politik dan Sosiologi. Prosedur penelitian dengan melalui empat tahap kegiatan yaitu: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Sejak Fidel Castro berhasil merebut kekuasaan pada tahun 1959, mulai mengadakan pembaruan yang merugikan kapitalisme AS yaitu dengan; (a) menetapkan Undang-undang Agraria tahun1959. Undang-Undang ini memuat ketentuan menasionalisasi 1/3 tanah milik perorangan serta tidak mengijinkan orang asing memiliki tanah di Kuba. Keadaan ini membuat AS mengalami kerugian hingga mencapai US $ 1,5 juta; (b) Program nasionalisasi ekonomi Castro semakin diperparah dengan terjalinya hubungan diplomatik Kuba-Uni Sovyet yang mengancam hegemoni AS di kawasan Karibia (2) Realisasi intervensi AS terhadap Kuba yaitu dengan melakukan invasi dan blokade ekonomi, dimulai dari Invasi Teluk Babi yang dilakukan presiden Kenney dengan membawa 14.000 pasukan. AS juga menekan Kuba dalam bidang politik dengan mengajak negara OAS untuk memutuskan hubungan regional dan mengeluarkan Kuba dari keanggotaan OAS. Blokade ekonomi terhadap Kuba dilanjutkan setelah Kennedy yaitu pada masa Reagan dengan Carribean Basin Initiative, George Bush dengan Cuban Democracy Act, dan Bill Clinton dengan Helms Burton Act. Embargo ekonomi AS semakin diperkuat pada tahun 2000 dengan adanya: (a) larangan ekspor – impor ke Kuba, (b) larangan berlabuh bagi kapal asing yang masuk ke Kuba dan singgah di AS, (c) larangan kunjungan ke Kuba, (d) pembatasan pengiriman uang kontan ke Kuba (3) Implikasi intervensi terhadap politik dan ekonomi. Dalam bidang ekonomi, embargo ekonomi AS telah mengakibatkan Kuba mengalami ketertinggalan pembangunan dalam negeri selama 15 tahun. Embargo ini juga menyebabkan kerugian perekonomian Kuba yang cukup signifikan, dalam bidang perdagangan Kuba menderita kerugian sebesar 3,8 milyar dollar AS, dari sektor pariwisata kerugian mencapai 900 juta dollar AS. Dalam bidang politik intervensi AS membawa akibat terhadap pola pemerintahan Castro. Pemerintahan Kuba berganti kepada Komunisme sebagai langkah mengatasi intervensi dan embargo AS.

Page 7: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Ø Patria o Muerte (tanah air atau mati). Che Guevara

Ø Berusaha bukan untuk menjadi pemenang namun berusaha untuk tidak

kalah (Sieze The Day)

Ø Nilai seseorang itu ditentukan dari keberaniannya memikul tanggung

jawab, mencintai hidup dan pekerjaannya (Kahlil Gibran)

Page 8: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

1. Ayah dan ibu tercinta

2. Adikku Rini dan Yuni tersayang

3. Seluruh keluarga besarku

4. Jakamnia Solo Raya

5. Bang U dan Edwin atas saran dan

motivasinya

6. Almamater

Page 9: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk

memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan

Hambatan dan rintangan yang penulis hadapi dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini telah hilang berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak

akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui

atas permohonan skripsi ini.

3. Ketua Program Pendidikan Sejarah yang telah memberikan pengarahan dan

ijin atas penyusunan skripsi ini.

4. Dra. Sutiyah, M. Pd. M. Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Saiful Bachri, M. Pd. selaku dosen Pembimbing II yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Drs. Herimanto, M. Pd. M. Si. selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan perkuliahan.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang secara tulus memberikan ilmu kepada penulis selama ini, mohon

maaf atas segala tindakan dan perkataan yang tidak berkenan di hati.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 10: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Semoga Allah SWT membalas amal baik kepada semua pihak yang telah

membantu di dalam menyelesaikan skripsi ini dengan mendapatkan pahala yang

setimpal.

Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan

skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan perkembangan Ilmu Pengetahuan pada umumnya.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 11: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv

ABSTRACT ….. ......................................................................................... v

ABSTRAK.................................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................ vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ viii

KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

DAFTAR ISI .............. ................................................................................. xi

DAFTAR TABEL........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. . xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .............................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ................................................................. 7

1. Hakekat Intervensi ......................................................... 7

2. Hakekat Hubungan Internasional … ............................... 10

3. Hakekat Kekuasaan ......................................................... 16

B. Kerangka Berfikir ................................................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 25

B. Metode Penelitian ................................................................ 26

C. Sumber Sejarah ................................................................ ..... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 29

E. Teknik Analisi Data ............................................................. 29

Page 12: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

F. Prosedur Penelitian .............................................................. 31

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Motivasi AS Melakukan Intervensi ke Kuba ....................... 34

1. Sejarah Singkat Kuba ...................................................... 34

2. Perjuangan Fidel Castro dalam Revolusi Kuba ............. 47

3. Kuba di bawah Fidel Castro ............................................ 42

B. Realisasi Intervensi AS ke Kuba ........................................... 46

1. .................................................................................. Kuba

Pasca Revolusi............................................. ................... 46

2. .................................................................................. Sanksi

Ekonomi............................................................... ...... 51

C. Implikasi Terhadap Politik dan ekonomi Kuba .................... 59

1. .................................................................................. Dampa

k Bidang Ekonomi................................................ ...... 59

2. .................................................................................. Dampa

k Bidang Politik.................................................... ...... 62

3. .................................................................................. Kebija

kan Castro Menghadapi Embargo Ekonomi AS... ..... 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 79

B. Implikasi................................................................................ 80

1. Teoritis .............................................................................. 80

2. Praktis ............................................................................... 81

3. Metodologis ...................................................................... 81

C. Saran...................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 83

LAMPIRAN ....... ... ...................................................................................... 87

Page 13: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Pertumbuhan Ekonomi Kuba Tahun 1962-1980.................... 56

Tabel 2. Tabel Kerugian rata-rata Kuba per Tahun....................................... 61

Page 14: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Teluk Babi....................................................................... 88

Lampiran 2. Gambar Fidel Castro Presiden Kuba....................................... 89

Lampiran 3. Gambar Presiden AS John F Kennedy.................................... 90

Lampiran 4 Gambar Ronald Reagan Presiden AS....................................... 91

Lampiran 5. GDP perkapita Kuba................................................................ 92

Lampiran 6 Cuban Liberty and Democratic Solidarity Act of 1995............ 93

Lampiran 7. Jurnal Ines Handayani “Berdikari Cara Kuba”........................ 119

Lampiran 8. Castro, Tak Tumbang di Guncang Amerika............................ 121

Lampiran 9. Surat Permohonan Ijin Research / Try Out.............................. 122

Lampiran 10. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi.............................. 123

Lampiran 11. Surat keputusan Dekan FKIP tentang ijin penyusunan skripsi... 124

Page 15: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setelah mengalami penjajahan bangsa Eropa selama tiga abad membuat

hasrat daerah jajahan di Amerika Latin untuk mencapai kemerdekaan. Perjuangan

kemerdekaan di Amerika Latin tidak terjadi secara serentak, tetapi secara sendiri –

sendiri oleh rakyat masing – masing jajahan tanpa ada koordinasi perjuangan

dengan bangsa lain. Secara umum motivasi untuk melepaskan dari belenggu

penjajahan asing dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu intern dan ekstern. Faktor

intern berasal dari dalam negeri, yaitu terjadinya diskriminasi serta adanya

pemerasan demi kepentingan merkantilisme ekonomi. Faktor ekstern berasal dari

luar, komunikasi rakyat di berbagai daerah jajahan dengan dunia luar baik secara

langsung maupun tidak langsung merupakan inspirasi terbesar bagi munculnya

gagasan – gagasan baru dalam menemukan cara – cara memperjuangkan

kemerdekaan.

Kuba merupakan negara di kawasan Amerika Latin yang menjadi jajahan

Spanyol. Pada waktu negara – negara jajahan Spanyol dan Portugal di Amerika

Latin telah berhasil merebut kemerdekaan, Kuba masih berada dalam jajahan

Spanyol. Ini tidak berarti kejadian – kejadian revolusioner Amerika Latin tidak

mempengaruhi hasrat Kuba untuk mendapatkan kemerdekaan. Upaya untuk

menggulingkan pemerintahan penjajah timbul antara tahun 1826 – 1868, tetapi

upaya tersebut selalu gagal. Baik melalui gerakan bawah tanah maupun perang

terbuka dengan penjajah Spanyol.

Pada tahun 1895 muncul revolusi besar – besaran dan terorganisasi

melawan Spanyol dengan tokoh Jose Martii. Perang ini berakhir dengan kematian

Jose Martii yang kemudian menjadi simbol perjuangan rayat Kuba. Revolusi ini

menyebabkan intervensi secara langsung dari Amerika Serikat (AS) terhadap

penjajahan Spanyol di Kuba, karena banyak penduduk AS yang meninggal dan

menjadi korban (Gabriel, 1971: 86)

Page 16: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Keterlibatan AS dalam perang Spanyol – AS 1899 karena terjadi

peledakan terhadap kapal perang AS “Maine” yang mengangkut pengungsi warga

AS dari Kuba di pelabuhan Havana. Peledakan ini mendapat reaksi keras dari AS

dengan mengatakan rakyat Kuba berhak merdeka. Dengan reaksi ini mulai pecah

perang antara Spanyol dan AS secara resmi dan berakhir dengan pendudukan

Kuba oleh AS pada tanggal 1 Januari 1899, sebagai akibat dari kekalahan

Spanyol. Kekalahan ini juga membawa dampak lepasnya Puerto Rico, Filipina,

dan Guam dari tangan Spanyol ke AS.

Kemenangan AS dalam perang antara AS dengan Spanyol tidak membuat

Kuba mendapatkan kemerdekaan sejati, yang terjadi hanya sebuah transisi

pengaruh dari Spanyol ke tangan AS. Kuba mendapatkan kemerdekaan secara

resmi pada tahun 1902 dengan Estrada Palma sebagai presiden, namun Kuba

mendapat kemerdekaan setelah menerima Plat Amandemen sebagai konstitusi

baru bagi Kuba. Plat Amandemen itu membuat Kuba menjadi suatu jajahan AS.

Plat Amandemen itu menjadikan AS dapat menerapkan sebuah tekanan yang

besar terhadap Kuba atas dasar hak istimewa yang dimiliki AS.

Keterlibatan AS ini merupakan intervensi asing yang timbul sebagai akibat

dari campur tangan AS terhadap Kuba. Intervensi asing merupakan sebuah era

baru neokolonialisme penjajahan asing. Sebagai alasan adalah untuk melindungi

jiwa dan harta yang dimiliki warga negara yang berada di luar negeri atau dengan

menyatakan ikut bertanggung jawab membina perdamaian kawasan. Intervensi itu

digunakan untuk menangkal kekhawatiran pengaruh asing yang timbul setelah

perang kemerdekaan berakhir. Saat AS dan Inggris memperluas perdagangan,

muncul suatu kekhawatiran bangsa – bangsa di Amerika Latin terhadap pengaruh

asing, baik dalam bidang ekonomi, perdagangan, investasi modal asing dalam

sektor industri, serta lebih luas lagi kepada pengaruh dari nilai – nilai kebudayaan

asing. Di Kuba terjadi serangkaian pemberontakan, kudeta, dan perjuangan intern

pada tahun 1910 yang melahirkan sebuah pemerintahan diktator di bawah Gerardo

Machado Y. Morales. Pemerintahan diktator Machado kemudian berhasil

digulingkan oleh gerakan revolusioner pimpinan Fulgencio Batista, namun Batista

Page 17: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

juga menerapkan pemerintahan diktator mulai tahun 1934 dan mendapatkan

dukungan penuh dari AS (Widyadara, 1989: 242).

Selama masa pemerintahan diktator Batista membuat kesengsaraan bagi

rakyat Kuba. Selain itu juga terjadi penjualan aset – aset negara kepada swasta

yang sebagian besar dijual kepada orang – orang AS. Keadaan ini semakin

membuat Kuba terlilit masalah ekonomi dan semakin menggantungkan diri pada

AS. Selama pemerintahan Batista pengaruh kapitalisme Kuba cukup kuat, selain

dari status kepemilikan aset negara dikuasai swasta juga dalam sistem

pemerintahan sendiri dengan adanya orang AS mendapatkan jabatan penting

dalam pemerintahan.

Kondisi ini menjadi alasan bagi Fidel Castro melakukan perlawanan

terhadap pemerintahan Batista dengan melakukan penyerangan terhadap kesatuan

Tentara di Santiago de Cuba. Upaya penyerangan pertama itu gagal dan Fidel

Castro dijatuhi hukuman 15 tahun, namun baru 11 bulan menjalani hukuman

Castro mendapat pengampunan dari Batista dan dibebaskan.

Sejak bebas dari penjara perjuangan Castro kembali dimulai. Berawal dari

pendaratan pasukan kecil di pantai Provinsi Oriente, pasukan ini berhasil

dihancurkan oleh tentara Batista dan hanya tersisa 12 orang. Dengan 12 orang

inilah Castro mulai melakukan gerilya di Sierra Mastra. Keadaan pemerintahan

Batista semakin memburuk dengan adanya demonstrasi dan pemogokan secara

massal. Pada 17 Maret 1958 Castro secara terbuka mengumumkan perang

terhadap Batista. Gerakan Castro makin memperoleh simpati dan dukungan dari

rakyat Kuba, bahkan dari kalangan AS. Sebaliknya tidak ada satupun adari negara

komunis memnbantu. Perjuangan ini ditutup dengan merebut kekuasaan Batista

tanpa bantuan Uni Sovyet dan dari negara Komunis lain. Hal ini merupakan

kebanggan Castro yang semula bukan orang komunis, tetapi lebih merupakan

Ultranasionalis yang revolusioner. Babak selanjutnya adalah konsolidasi

kemenangan, dengan mengadakan perubahan besar dalam pemerintahan mulai

Januari 1959. Pembersihan dari sisa – sisa kekuatan Batista, penahanan dan

pembunuhan yang mengejutkan dunia. Pada tanggal 27 Januari 1959 misi militer

AS berhasil diusir. Penguasa di Kuba sebagian besar berasal dari militer, ini

Page 18: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

menunjukkan golongan militer lebih dominan karena golongan militer merupakan

faktor dinamisasi pendobrak dalam perjuangan kemerdekaan melawan AS.

Dalam pemerintahan Castro cenderung anti AS dan menandai permusuhan

antara Castro dengan AS. Fase awal permusuhan ditandai dengan adanya program

nasionalisasi asset dan landreform. Dengan kebijakan itu membuat AS merasa

dilecehkan. Kemarahan AS semakin menjadi ketika Castro melancarkan agresi

retoris yang anti – AS. Upaya ini semakin membuat Castro semakin kuat dengan

komunisme yang menjadikan AS semakin geram, karena maksud intervensi AS

terhadap Kuba adalah untuk melindungi negara – negara Amerika Latin terhadap

paham komunisme Uni Sovyet. (Andrik Purwasito, 1981: 71). Semakin kuatnya

Castro dengan komunisme menandakan kegagalan AS dalam melindungi negara –

negara Amerika Latin dari pengaruh komunisme.

Sebagai balasan dari tindakan Castro, AS memperkecil jumlah kuota

pembelian gula dari Kuba. Hal ini membuat Uni Sovyet mendekati Kuba, melalui

wakil Perdana Menteri Anastas Mikoyan, Uni Sovyet menyanggupi membeli gula

dari Kuba. Keadaan ini membuat AS memutuskan hubungan diplomatik dengan

Kuba dan mengumumkan embargo setiap bahan ke Kuba kecuali beberapa bahan

makanan dan obat – obatan pada tanggal 19 Oktober 1960. Tindakan ini

kemudian membuat Castro menasionalisasi semua perusahaan AS tanpa ganti rugi

yang membuat AS menderita kerugian sekitar US $ 1,5 billion (Hidayat Mukmin,

1981: 138).

Hubungan AS – Kuba semakin memburuk, sehingga Kuba semakin

mendekatkan diri dengan Uni Sovyet, membuat Castro secara lantang menyatakan

diri sebagai Marxis – Leninis selamanya. Pada tahun 1961 AS melakukan

penyerbuan di Teluk Babi. (Widyadara, 1989: 224). Penyerangan Teluk Babi

mengalami kegagalan, serta menurunkan citra AS dimata internasional. Bagi

Kennedy kegagalan ini merupakan aib, untuk menutupi langkah menyerbu Kuba

AS meluncurkan Proyek Kuba. Perkembangan Kuba dengan AS semakin

memburuk ketika dengan bantuan Uni Sovyet, Kuba membangun pangkalan rudal

balistik rahasia. Presiden AS John F. Kennedy langsung memerintahkan Angkatan

Page 19: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Laut dan Korps Marinir untuk memblokade dan dalam keadaan siap tempur,

meskipun akhirnya tidak terjadi perang terbuka (Hidayat Mukmin, 1981: 140).

Perjuangan mengisolasi Kuba pindah ke arena politik melalui negara OAS

(Organitation of American State). Awalnya AS mengajak negara – negara

Amerika Latin secara individual memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba.

Di bawah Rezim Fidel Castro, Kuba tidak hanya bertahan dalam mengalami

tekanan isolasi, tetapi sedikit demi sedikit tumbuh menjadi negara sosialis,,

namun sosialisme ini belum sepenuhnya melembaga di Kuba (Hidayat Mukkmin,

1981: 247).

Pada pemerintahan Castro, Kuba melakukan perubahan mendasar dalam

berbagai bidang dan berusaha melepaskan diri dari belenggu kapitalisme di

bawah kendali AS. Saat ini Kuba merupakan salah satu negara di Amerika Latin

yang bebas dari belenggu ekonomi dan politik AS, meskipun masih terkena

embargo ekonomi yang dikenakan AS sejak tahun 1960. Pasca embargo di tahun

1960 – an, Kuba praktis hanya mendapatkan bantuan ekonomi dari Uni Sovyet

dan negara – negara Eropa Timur. Meski hingga kini Kuba masih terkena sanksi

embargo oleh AS, tetapi rakyat Kuba mampu menyediakan bahan pangan yang

memadai serta mengalami kemajuan di bidang pendidikan dan kesehatan.

Pendidikan dan kesehatan gratis untuk rakyat yang diterapkan Kuba, telah

memajukan banyak aspek kehidupan mereka. Kemajuan pada pengembangan

teknologi pertanian telah berhasil menyamai sistem pertanian termaju di AS.

Dari uraian masalah tersebut perlu kiranya dikaji lebih jauh tentang Kuba,

dibawah judul skripsi “Intervensi Amerika Serikat ke Kuba ( Studi Tentang

Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan Fidel

Castro)”. Dalam pembahasan ini penulis melakukan pembatasan masalah yaitu

sejak Fidel Castro berkuasa di Kuba sampai masa Castro meletakan jabatanya,

yaitu dri tshun 1960 - 2006. Hal ini dikarenakan terjadi kebijakan – kebijakan

politik yang diambil oleh Castro dalam mengatasi embargo yang dilakukan AS,

dimana kebijakan politik tersebut akan menjadikan pertentangan antara AS

dengan Castro.

Page 20: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dapat dijadikan

rumusan masalah sebagai berikut :

1) Apa motivasi AS mengadakan intervensi ke Kuba ?

2) Bagaimana realisasi intervensi AS ke Kuba ?

3) Bagaimana dampak intervensi AS terhadap perekonomian dan

politik Kuba ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah :

1) Untuk mengetahui sebab dan motivasi AS mengadakan intervensi

ke Kuba.

2) Untuk mengetahui realisasi pelaksanaan intervensi AS ke Kuba.

3) Untuk mengetahui penggaruh dari intervensi AS terhadap politik

dan perekonomian Kuba.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

a) Menambah kajian tentang strategi negara – negara besar

(superpower) terhadap saingan politik.

b) Dapat menambah wawasan pembaca khususnya mahasiswa

intervensi AS ke Kuba sehingga diharapkan nantinya ada studi

lebih lanjut mengenai intervensi AS ke negara – negara lain.

2. Manfaat Praktis

a) Menambah perbendaharaan referensi di Perpustakaan Program

Sejarah FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b) Merupakan sumber referensi bagi mahasiswa Program Sejarah

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang akan meneliti

lebih lanjut mengenai intervensi AS ke Kuba.

c) Mencoba memberi sumbangan pemikiran bagi masyarakat

mengenai intervensi AS ke Kuba.

Page 21: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Hakekat Intervensi

a. Pengertian Intervensi

Soepono (1950: 161) mengatakan bahwa intervensi merupakan istilah

dalam politik internasional yang berarti “ikut campur tangan suatu negara dalam

soal – soal negara lain.”

Dalam Encyclopedia Americana (1990: 322) diuraikan bahwa: “Intervention in international law means the dictatorial interference by a state in internal affairs of another state or in relations between two other state.”

Intervensi yang dilakukan negara asing (khsusnya negara besar)

merupakan tindakan yang sangat dramatik, karena diorganisasikan dengan amat

baik. Intervensi merupakan semua tindakan yang mempunyai dampak tertentu

secara langsung atau lambat laun pada politik dalam negeri suatu negara lain,

termasuk di dalamnya semua bentuk bujukan dan program diplomatik, ekonomi

serta militer (K.J. Holtsi, 1988: 9).

James Rosenau yang dikutip K.J. Holtsi (1988: 9) mengemukakan bahwa

intervensi dapat dibedakan dari bentuk – bentuk lain tindakan negara, karena

intervensi (a) merupakan pemutusan tajam dari bentuk-bentuk intervensi

konvensional dalam hubungan suatu negara, (b) dengan sadar diarahkan untuk

mengubah atau mempertahankan struktur penguasa politik di negara sasaran.

Dengan demikian program-program bantuan asing walaupun mungkin

mempunyai konsekuensi langsung atas penguasa politik dalam suatu masyarakat,

tidak akan dianggap sebagai intervensi, karena tidak merupakan pemutusan

radikal dari suatu hubungan konvensional.

Dari beberapa pendapat bentuk intervensi diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa intervensi adalah bagian dari politik luar negeri lain dengan cara

melakukan campur tangan terhadap masalah dalam negeri negara lain sebagai

sarana untuk mencapai tujuan atau meningkatkan nilai sosial diluar negeri melalui

Page 22: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

berbagai kegiatan dibidang politik, ekonmi, maupun militer. Intervensi merupakan

suatu akibat dari kemelut, kemudian pengiriman pasukan dengan cepat, sering

juga dengan menangkap pemimpin rezim sasaran.

b. Hal Pendorong Intervensi

Ada 3 hal yang menyebabkan berlansungnya intervensi terhadap suatu

negara yaitu :

1) Banyak pemerintahan yang menyatakan bahwa mereka terpaksa melakukan

intervensi militer ke negara lain karena adanya upaya destabilisasi pihak lain.

2) Intervensi sebagai awal dari sebuah revolusi melawan imperialisme dan

kolonialisme.

3) Adanya perselisihan domestik yang mengancam kepentingan ekonomi negara-

negara asing tertentu (Walter S. Jones, 1993: 201).

K.J.Holtsi (1988: 4) menguraikan situasi modern yang dapat mendorong

munculnya intervensi antara lain :

1) Semua negara besar dan juga beberapa negara yang lebih kecil telah

menambahkan pada teknik-teknik perundingan diplomatik tradisional mereka

sebuah program bantuan militer dan ekonomi. Hal ini akan mempengaruhi

perkembangan politik, ekonomi dan sosial dalam negeri negara penerima.

2) Terdapat banyak ketidaksesuaian antara batas wilayah negara di satu pihak,

dan batas wilayah suku, keagamaan, dan kebahasaan di lain pihak. Jika ada

perpecahan sosial di dalam dan beberapa kelompok masyarakat merasa

tertindas, maka kemungkinan kekacauan sipil meningkat. Jika kelompok –

kelompok minoritas ini merumuskan suatu strategi yang membutuhkan

tindakan politik yang diorganisasi dengan sangat baik, mereka akan condong

memerlukan dukungan dari luar.

3) Loyalitas politik yang secara tradisional telah meluas ke lembaga-lembaga

politik atau para penguasa terkadang justru diarahkan ke badan-badan atau

ideology politik luar negeri. Hal ini akan membuka peluang bagi negara –

negara asing yang melambangkan ideologi trans nasional ini, untuk menjadi

terlibat dalam politik dalam negeri bangsa lain.

Page 23: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

4) Terdapatnya jalan buntu terhadap penyelesaian masalah nuklir. Ini membuat

para musuh utama perang dingin masuk ke sektor peperangan dan subversi

yang tidak teratur, di mana kemungkinan peningkatan militer yang tidak

terkendali kecil sekali.

5) Dengan tujuan revolusioner pemerintah cenderung menggunakan untuk tujuan

luar negeri jenis-jenis teknik yang sama degan teknik yang sudah berhasil

digunakan pemimpin mereka dalam memperoleh kekuasaan dalam negeri.

Intervensi Amerika Serikat (AS) ke Kuba dilatar belakangi oleh adanya upaya

perlindungan terhadap warga negara AS yang berada di Kuba. Selain itu

intervensi ini juga dimaksudkan untuk melindungi kawasan Amerika Latin dalam

hal ini Kuba dari serangan negara – negara Eropa.

c. Bentuk Intervensi

Bentuk intervensi dibedakan menjadi 5 kelompok yaitu :

1) Berbagai tindakan politik rahasia, yaitu adanya penyuapan penyebaran

propaganda tersendiri.

2) Demonstrasi kekuatan, yaitu memperlihatkan atau mengancam untuk

menggunakan kekuatan baik untuk membantu maupun menghalangi

pemberontakan dalam negeri dalam sebuah negara asing.

3) Subversi, yaitu merupakan kegiatan pemberontakan yang diatur, didukung

atau diarahkan oleh kekuatan asing dengan menggunakan berbagai unsur yang

tidak puas dalam suatu masyarakat bagi tujuanya sendiri.

4) Perang gerilya, yaitu jenis kegiatan yang menggabungkan teror dengan terang

– terangan dan gerilya yang berpindah- pindah.

5) Intervensi militer, yaitu pengiriman sejumlah pasukan baik untuk

memantapkan suatu rezim terhadap para pemberontak atau membantu para

pemberontak untuk menggulingkan suatu perangkat penguasa yang telah

mapan (K.J.Holtsi, 1988: 9).

Pelaksanaan intervensi AS ke Kuba diawali dengan adanya penggunaan Plat

Amandemen sebagai konstitusi baru Kuba. Plat Amandemen ini membuat AS

memiliki hak istimewa di Kuba, selain itu AS juga mengadakan propaganda

Page 24: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

politik dengan mendukung pemerintahan Batista serta mampu menguasai lebih

dari 70% aset negara Kuba.

2. Hakekat Hubungan Internasional

a. Pengertian Hubungan Internasional

Hubungan Internasional adalah cabang dari ilmu politik merupakan suatu

studi tentang persoalan-persoalan luar negeri dan isu-isu global di antara negara-

negara dalam sistem internasional, termasuk peran negara-negara, organisasi-

organisasi antarpemerintah, organisasi-organisasi nonpemerintah atau lembaga

swadaya masyarakat, dan perusahaan-perusahaan multinasional. Hubungan

Internasional adalah suatu bidang akademis dan kebijakan publik dan dapat

bersifat positif atau normatif karena hubungan internasional berusaha

menganalisis serta merumuskan kebijakan luar negeri negara-negara tertentu (K.J

Holtsi, 1988: 286).

Hubungan internasional dapat dikatakan suatu kerjasama antar negara

yang satu dengan yang lain. Istilah hubungan internasional dapat mengacu pada

semua bentuk interaksi antara masyarakat yang berbeda. Sebagaimana manusia

tidak dapat lepas dari pergaulan dengan sesama manusia, begitupun negara tidak

lepas dari hubungan dengan sesama negara. Hubungan internasional dapat

diartikan secara mendasar sebagai usaha – usaha negara – negara di dunia untuk

saling berhubungan dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan dari kepentingan

negara masing – masing (Leo Agung, 1992: 28). Adanya ketergantungan dengan

negara lain inilah yang menyebabkan tumbuhnya hubungan internasional. Dengan

demikian hubungan internasional maing – masing negara bertujuan untuk

mencapai kebutuhan negara, sehingga terbentuk suatu kerjasama dalam berbagai

bidang baik dalam bidang politik, ekonomi, kebudayaan, ideology, dan lain – lain.

K.J. Holtsi ( 1988: 21) mengatakan bahwa “studi hubungan internasional

mencakup analisis kebijaksanaan luar negeri atau proses antara bangsa – bangsa

mencakup juga studi mengenai serikat perdagangan, turisme, perdagangan

Page 25: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

internasional, transportasi, komunikasi dan perkembangan nilai dan etika

internasional.”

Hubungan internasional merupakan studi tentang interaksi antara jenis

kesatuan – kesatuan sosial tertentu, termasuk studi tentang keadaan – keadaan

relevan yang mengelilingi interaksi (Mc. Clelland, 1986: 27). Dalam hubungan

internasional hubungan antara seseorang dengan orang yang lain merupakan arti

utama. Pola hubungan atau interaksi ini dapat berupa kerjasama (Cooperation),

persaingan (Competition), dan pertentangan (Conflict) (May Rudy, 2003: 2). Hal

yang diharapkan dari suatu hubungan atau interaksi berupa kerjasama. Di dalam

hubungan internasional tidak dapat terhindar dari adanya persaingan dan konflik

(pertentangan).

Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa hubungan internasional adalah

hubungan antara satu negara dengan negara lain untuk mencapai tujuan dan dalam

rangka memenuhi tuntutan serta kepentingan negara sendiri.

b. Jenis Hubungan Internasional

1). Hubungan Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu unsure yang memperkuat suatu

negara. Hubungan internasional dibidang ekonomi sudah ada sejak dahulu.

Suatu bangsa merupakan perkembangan dari ekonomi dunia (Fernandes:

1988: 32). Dalam menjamin hubungan ekonomi dapat terjadi konflik,

sehingga untuk menghindari hal tersebut dibentuklah organisasi –

organisasi yang berhubungan dengan ekonomi seperti ILO (International

Labour Organitation). FAO (Food And Agriculture Organitation), IMF

(International Monetery Found).

2). Hubungan Hukum

Hukum internasional merupakan suatu sistem norma yang merinci

hak dan kewajiban, serta mengatur perilaku negara (Jones, 1993: 328).

Schwareenberger yang dikutip Frans S. Fernandes (1988: 30)

mengemukakan tiga prinsip utama dalam pembentukan hukum

internasional : (a) Prinsip umum hukum serta lebih luas dari peraturan

Page 26: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

undang – undang yang fungsinya terbatas, (b) Diakui bangsa – bangsa

beradab, (c) Disusun oleh tokoh – tokoh bangsa beradab dan dapat

dibuktikan sebagai prinsip hukum dunia. Hukum internasional bersumber

pada : (a) Konvensi internasional, (b) Kebiasaan internasional, (c) Prinsip

– prinsip umum hukum intenasional (Jones, 1993: 331).

3). Hubungan Diplomatik

Hubungan internasional berkaitan dengan hubungan beberapa

negara. Hubungan intenasional dilaksanakan berdasarkan persamaan dan

saling menghormati keanekaragaman atau perbedaan seperti kebudayaan,

adapt istiadat, dan suku bangsa yang dimiliki masing – masing negara.

Hubungan internasional ditandai dengan saling menempatkan

seorang diplomat. Seorang diplomat menjalankan tugas dalam bidang

politik di bawah Menteri Luar Negeri. Hubungan antar negara akan

berjalan dengan baik apabila diplomat mampu menjalankan tugas secara

professional.

Diplomat menjalankan fungsi sebagai wakil kepala negara atau

raja. Dua fungsi utama yang dilakukan duta mencakup : (a)

Menginformasikan tentang situasi dan kondisi pemerintah di mana

ditugaskan, (b) Melaksanakan misi politik luar negeri terutama

mengadakan perundingan dengan negara tempat dia bertugas (Fernandes,

1988: 28).

Diplomasi merupakan suatu proses yang menggunakan

kebijaksanaan serta penuh taktik dalam menjalankan hubungan resmi antar

negara. Seorang diplomat harus bijaksana dalam menjalankan tugas dan

penuh perhitungan dalam menolak hal – hal yang tidak sesuai dengan

tujuan negara.

4). Hubungan pendidikan dan kebudayaan

UNESCO (Organisasi Pendidikan dan Kebudayaan Perserikatan

Bangsa – Bangsa) merupakan bentuk kerjasama di bidang pendidikan dan

kebudayaan. UNESCO memprioritaskan tercapainya pendidikan dasar

untuk sema yang disesuaikan dengan kebutuhan masa kini dan

Page 27: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

mengembangkan pendidikan tinggi. Melalui komite nasional UNESCO,

tiap negara dianjurkan untuk memajukan kerjasama antar negara dalam

bidang pendidikan, pengetahuan, dan kebudayaan dengan harapan bahwa

kerjasama akan membawa perdamaian (Saifril Djamain, 1993: 25).

c. Perangkat Hubungan Internasional

1) Diplomasi adalah praktik komunikasi dan negosiasi antara pelbagai

perwakilan negara-negara. Pada suatu tingkat, semua perangkat hubungan

internasional yang lain dapat dianggap sebagai kegagalan diplomasi. Perlu

diingat, penggunaan alat-alat yang lain merupakan bagian dari komunikasi

dan negosiasi yang tak terpisahkan di dalam negosiasi. Pemberian sanksi,

penggunaan kekuatan, dan penyesuaian aturan perdagangan, walau bukan

merupakan bagian dari diplomasi yang biasa dipertimbangkan, merupakan

perangkat-perangkat yang berharga untuk mempermudah serta

mempermulus proses negosiasi.

2) Pemberian sanksi biasanya merupakan tindakan pertama yang diambil

setelah gagalnya diplomasi dan merupakan salah satu perangkat utama

yang digunakan untuk menegakkan pelbagai perjanjian (treaties). Sanksi

dapat berbentuk sanksi diplomatik atau ekonomi dan pemutusan hubungan

dan penerapan batasan-batasan terhadap komunikasi atau perdagangan.

3) Mobilisasi tindakan mempermalukan secara internasional juga dapat

dianggap sebagai alat dalam Hubungan Internasional. Hal ini adalah untuk

mengubah tindakan negara-negara lewat “menyebut dan mempermalukan”

pada level internasional. Penggunaan yang terkemuka dalam hal ini adalah

prosedur Komisi PBB untuk Hak-hak Asasi Manusia 1235, yang secara

publik memaparkan negara-negara yang melakukan pelanggaran terhadap

hak asasi manusia.

4) Pemberian keuntungan-keuntungan ekonomi dan/atau diplomatik. Salah

satu contohnya adalah kebijakan memperbanyak keanggotaan Uni Eropa.

Negara-negara kandidat diperbolehkan menjadi anggota Uni Eropa setelah

memenuhi kriteria Copenhagen.

Page 28: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

5) Faktor-faktor psikologis dalam Hubungan Internasional berupa

pengevaluasian faktor-faktor psikologis dalam hubungan internasional

berasal dari pemahaman bahwa negara bukan merupakan kotak hitam

seperti yang dikemukakan oleh Realisme bahwa terdapat pengaruh-

pengaruh lain terhadap keputusan-keputusan kebijakan luar negeri.

Meneliti peran pelbagai kepribadian dalam proses pembuatan keputusan

dapat memiliki suatu daya penjelas, seperti halnya peran mispersepsi di

antara pelbagai aktor. Contoh yang menonjol dalam faktor-faktor level

sub-unit dalam hubungan internasional adalah konsep pemikiran-

kelompok (Groupthink), aplikasi lain yang menonjol adalah

kecenderungan para pembuat kebijakan untuk berpikir berkaitan dengan

pelbagai analogi-analogi.

6) Politik birokrat mengamati peran birokrasi dalam pembuatan keputusan,

dan menganggap berbagai keputusan sebagai hasil pertarungan internal

birokratis (bureaucratic in-fighting), dan sebagai dibentuk oleh pelbagai

kendala.

7) Kelompok-kelompok keagamaan, etnis, dan yang menarik diri. Mengamati

aspek-aspek ini dalam level sub-unit memiliki daya penjelas berkaitan

dengan konflik-konflik etnis, perang-perang keagamaan, dan aktor-aktor

lain yang tidak menganggap diri mereka cocok dengan batas-batas negara

yang pasti. Hal ini terutama bermanfaat dalam konteks dunia negara-

negara lemah pra-modern.

8) Ilmu dan teknologi, bagaimana ilmu dan teknologi berdampak pada

perkembangan, teknologi, lingkungan, bisnis, dan kesehatan dunia yang

akan menjadikan jaringan antar wilayah dunia semakin mudah dilakukan.

d. Faktor Pendorong Hubungan Internasional

1) Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi sangat besar doronganya terhadap suatu negara untuk

melakukan hubungan internasional. Abad sekarang ini sulit bagi suatu

negara untuk mengisolir dari dunia internasional. Hubungan internasional

Page 29: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dari segi ekonomi demi memenuhi kebutuhan negara. Kebutuhan negara

teraebut mengharuskan mereka untuk berhubungan dengan negara lain (Leo

Agung, 1992: 5). Indonesia mengadakan hubungan dengan negara industri

untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat diproduksi sendiri. Jepang

berhubungan dengan nengara agraris dan penghasil bahan baku untuk

kepentingan produksi industri.

2) Faktor Budaya

Faktor budaya dan peranan sejrah masa lampau juga berperan dalam

mendorong suatu negara berhubungan dengan negara lain. Hubungan

kebudayaan antar negara merupakan hubungan intelek, atau merupakan

proses psikologi (Fernandes, 1988: 34). Di dalam zaman modern hubungan

antar budaya berbentuk misi kesenian, dan pertukaran pelajar. Tujuan dari

kegiatan ini untuk menciptakan citra suatu bangsa di negara lain. Lebih

lanjut dapat memberikan dampak dalam menumbuhkan saling pengertian

sihingga menciptakan iklim baru dalam dunia internasional.

3) Faktor Pendidikan

Negara – negara berkembang membuthkan ilmu dan teknologi untuk

mengejar ketertinggalan dari negara lain. Untuk itu mereka membutuhkan

pertukaran informasi ilmiah dan meminta bantuan dari negara maju untuk

membantu mereka mengembangkan ilmu teknologi di negara mereka (Leo

Agung, 1992: 5). Bidang pendidikan merupakan salah satu cara untuk

mengakses perkembangan teknologi negara lain.

e) Faktor Penghambat Hubungan Internasional

Kata terorisme saat ini gencar dibicarakanm isu terorisme

menimbulkan kecurigaan yang mengakibatkan ketegangan hubungan antar

negara. Definisi terorisme dikemukakan Pertahanan Amerika Serikat yang

dikutip Ridwan Al – Makassary (2003: 10) yaitu “penggunaan kekuatan atau

kekerasan yang tidak berdasarkan hukum atau mengancam menghancurkan

individu dan harta benda untuk memaksa mengintimidasi pemerintah dan

masyarakat, seringkali untuk mencapai tujuan – tujuan politik, agama, atau

ideologi.”

Page 30: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Salah satu korban dari isu terorisme adalah Afghanistan, negara ini

telah di serang demi mencari tokoh Osama bin Laden. Tokoh yang diduga

sebagai dalang teroris dunia. Indonesia tidak luput dari sasaran aksi

terorisme yang memperburuk citra Indonesia dalam dunia internasional. Isu

terorisme merupakan salah satu pengahambat dalam menjalin hubungan

dengan negara lain di kawasan internasional.

3. Hakekat Kekuasaan

a. Pengertian Kekuasaan

Kekuasaan adalah kemampuan untuk bertindak atau memerintah sehingga

dapat menyebabkan orang lain bertindak, pengertian disini harus meliputi

kemampuan untuk membuat keputusan mempngaruhi orang lain dan mengatasi

pelaksanaan keputusan itu. Biasanya dibedakan antara kekuasaan yang berarti

dalam kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga dapat menyebabkan

orang lain tersebut bertindak dan wewenang yang berarti hak untuk memerintah

orang lain.

Pengertian kekuasaan secara umum adalah ‘’kemampuan pelaku untuk

mempengaruhi tingkah laku pelaku lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku

pelaku terakhir menjadi sesuai dengan keinginan dari pelaku yang mempunyai

kekuasaan’’ (Harold D. Laswell, 1984:9). Sejalan dengan itu, dinyatakan Robert

A. Dahl (1978:29) bahwa ‘’kekuasaan merujuk pada adanya kemampuan untuk

mempengaruhi dari seseorang kepada orang lain, atau dari satu pihak kepada

pihak lain’’.

Kekuasaan merupakan kemampuan seseorang atau sekelompok orang

untuk mempengaruhi pikiran atau tingkah laku orang atau kelompok orang lain,

sehingga orang yang dipengaruhi itu mau melakukan sesuatu yang sebetulnya

orang itu enggan melakukannya. Bagian penting dari pengertian kekuasaan adalah

syarat adanya keterpaksaan, yakni keterpaksaan pihak yang dipengaruhi untuk

mengikuti pemikiran ataupun tingkah laku pihak yang mempengaruhi (Mochtar

Mas’oed dan Nasikun, 1987:22). Dinyatakan oleh Ramlan Surbakti (1992:58)

Page 31: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

bahwa kekuasaan merupakan suatu kemampuan menggunakan sumber-sumber

pengaruh yang dimiliki untuk mempengaruhi perilaku pihak lain, sehingga pihak

lain berperilaku sesuai dengan kehendak pihak yang mempengaruhi. Dalam

pengertian yang lebih sempit, kekuasaan dapat dirumuskan sebagai kemampuan

menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan

dan pelaksanaan keputusan, sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya,

kelompoknya dan masyarakat pada umumnya.

‘’Kekuasaan merupakan penggunaan sejumlah besar sumber daya (aset,

kemampuan) untuk mendapat kepatuhan dan tingkah laku menyesuaikan dari

orang lain’’ (Charles F. Andrain, 1992:130).

Menurut Miriam Budiarjo (1982:35) kekuasaan adalah ‘’kemampuan

seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku

seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku orang ltu

menjadi sesuai dengan keinginn dan tujuan dari orang yang mempunyai

kekuasaan’’.

Menurut Walter S. Jones (1993:3) kekuasaan dapat didefinisikan sebagai

berikut :

(1) Kekuasaan adalah alat aktor-aktor internasional untuk berhubungan satu dengan lainnya. Itu berarti kepemilikan, atau lebih tepat koleksi kepemilikan untuk menciptakan suatu kepemimpinan; (2) Kekuasaan bukanlah atribut politik alamiah melainkan produk sumber daya material (berwujud) dan tingkah laku (yang tidak berwujud) yang masing-masing menduduki posisi khusus dalam keseluruhan kekuasaan seluruh aktor; (3) Kekuasaan adalah salah satu sarana untuk menancapkan pengaruh atas aktor-aktor lainnya yang bersaing menggapai hasil yang paling sesuai dengan tujuan masing-masing; dan (4) Penggunaan kekuasaan secara rasional merupakan upaya untuk membentuk hasil dari peristiwa internasional untuk dapat mempertahankan atau menyempurnakan kepuasan aktor dalam lingkungan politik internasional. Lebih lanjut Walter S. Jones (1993:6) menyatakan unsur-unsur potensi

kekuasaan adalah :

(1) Sumber daya alam sebagai sumber kekuasaan, dalam hal ini sumber daya alam yang penting adalah sumber daya alam geografi; (2) Unsur psikologis dan sosiologis kekuasaan, sama halnya besarnya penduduk

Page 32: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

suatu bangsa yang mempunyai arti penting bagi kekuasaan, seperti halnya citra, sikap, dan harapan penduduk. Yang paling penting adalah citra diri bangsa, yang sangat mempengaruhi konsep peran yang harus dimainkan bangsa itu; dan (3) Unsur-unsur sintetik dari kekuasaan ketrampilan penggunaan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain dalam rangka mengkoordinir, mengembangkan, menyiagakan kekuasaan negara yang paling penting adalah kapasitas industri dan kesiagaan. Menurut Benedict Anderson (1972:48) kekuasaan dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu konsep pemikiran barat dan konsep pemikiran Jawa.

Menurutnya kekuasaan dalam konsep pemikiran Barat adalah abstrak, bersifat

homogen, tidak ada batasnya, dan dapat dipersoalkan keabsahannya. Sedangkan

kekuasaan menurut konsep Jawa adalah konkrit, bersifat homogen, jumlahnya

terbatas atau tetap dan tidak mempersoalkan keabsahan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kekuasaan sangat penting

kedudukannya dalam masyarakat, yang mana dengan kekuasaan suatu kelompok

dapat melakukan apa saja yang diinginkan dan dapat mempengaruhi perbuatan-

perbuatan kelompok lain agar taat dan patuh terhadap pemegang kekuasaan.

b. Tipe Kekuasaan

Walter S. Jones (1993: 15) mengidentifikasi ada lima bentuk kekuasaan

yang dirasakan mungkin dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu :

1) Kekuasaan ganjaran (Reward Power)

Merupakan suatu kekuasan yang diadasarkan atas pemberian harapan,

pujian, penghargan atau pendapatan bagi terpenuhinya permintaan

seseorang pemimpin terhadap bawahannya.

2) Kekuasaan paksaan (Coercive Power)

Yaitu suatu kekuasaan yang didasarkan atas rasa takut, seorang pengikut

merasa bahwa kegagalan memenuhi permintaan seorang pemimpin dapat

menyebabkan dijatuhkannya sesuatu bentuk hukuman.

3) Kekuasaan legal (Legitimate Power)

Yaitu suatu kekuasaan yang diperoleh secara sah karena posisi seseorang

dalam kelompok atau hirarhi keorganisasian.

Page 33: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

4) Kekuasaan keahlian (Expert Power)

Yaitu kekuasasan yang didasarkan atas ketrampilan khusus, keahlian atau

pengetahuan yang dimiliki oleh pemimpin dimana para pengikutnya

menganggap bahwa orang itu mempunyai keahlian yang relevan dan yakin

keahliannya itu melebihi keahlian mereka sendiri.

5) Kekuasaan acuan (Referent Power)

Yaitu suatu kekuasaan yang diasarkan atas daya tarik seseorang, seorang

pemimpin dikagumi oleh pra pengikutnya karena memiliki suatu ciri khas,

bentuk kekuasaan ini secara populer dinamakan kharisma. Pemimpin yang

memiliki daya kharisma yang tinggi dapat meningkatkan semangat dan

menarik pengikutnya untuk melakukan sesuatu, pemimpin yang demikian

tidak hanya diterima secara mutlak namun diikuti sepenuhnya.

c. Cara Memperoleh Kekuasaan

Menurut Haryanto (2005:22) kekuasaan dapat diperoleh dengan beberapa

cara, yaitu :

1) Dari kedudukan

Kedudukan dapat memberikan kekuasaan kepada seseorang atau

sekelompok orang karena yang bersangkutan menduduki posisi tadi. Semakin

tinggi kedudukan maka akan semakin besar pula kekuasaan yang berada pada

genggaman orang yang menduduki posisi tersebut.

2) Dari kekayaan

Atas dasar kekayaan yang dimilikinya, seseorang atau sekelompok

orang dapat sedikit banyak memaksakan keinginannya kepada pihak-pihak lain

agar bersedia mengikuti kehendaknya. Kekayaan yang digunakan untuk

memperoleh kekuasaan biasanya dikaitkan dengan pemilikan sumber-sumber

ekonomi. Semakin besar kepemilikan terhadap sumber-sumber ekonomi, apalagi

kalau sumber-sumber ekonomi itu merupakan sumber yang langka dan merupakan

kebutuhan primer, maka akan semakin besar pula kekuatan pemilik sumber-

sumber ekonomi untuk memaksakan keinginannya kepada pihak-pihak lain.

Dalam realitas kehidupan, kekuasaan yang bersumberkan pada kekayaan akan

Page 34: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

lebih terasa besar pengaruhnya apabila berlangsung di masyarakat yang relatif

kurang sejahtera, dan sekaligus juga merupakan masyarakat dengan tingkat

kesejahteraan yang tidak merata.

3) Dari kepercayaan

Seseorang atau sekelompok orang dapat memiliki kekuasaan karena

yang bersangkutan memang dipercaya untuk memilikinya atas dasar kepercayaan

yang dianut masyarakat. Kekuasaan yang bersumber dari kepercayaan hanya

muncul di masyarakat di mana anggota-anggotanya mempunyai kepercayaan yang

dimiliki pemegang kekuasaan.

Menurut Miriam Budiardjo (1982:36) kekuasaan bisa diperoleh dari

kekerasan fisik (misalnya, seorang Polisi dapat memaksa penjahat untuk

mengakui kejahatannya karena dari segi persenjataan polisi lebih kuat); pada

kedudukan (misalnya, seorang komandan terhadap bawahannya, seorang atasan

dapat memecat pegawainya); pada kekayaan (misalnya seorang pengusaha kaya

dapat mempengaruhi seorang politikus melalui kekayaannya); atau pada

kepercayaan (misalnya, seorang pendeta terhadap umatnya).

d. Cara Mempertahankan Kekuasaan

Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu

negara terhadap terhadap pihak lain, dapat membuat penguasa tersebut berupaya

untuk mencapai apa yang menjadi keinginan dan tujuannya. Untuk itu, penguasa

berkeinginan mempertahankan kekuasaannya. Cara untuk mempertahankan

kekuasaan dapat dilakukan dengan cara damai, antara lain dengan demokrasi dan

mencari dukungan pihak lain, atau dengan kekerasan, antara lain dengan

penindasan dan memerangi pihak yang menentang kekuasaannya.

Menurut Haryanto (2005:57) tindakan penguasa untuk mempertahankan

kekuasaannya berbeda-beda. Dalam masyarakat yang demokrasis, penguasa

mencari dukungan warga masyarakat secara konseptual dan memperbesar

kepercayaan warga terhadap penguasa. Sedang dalam masyarakat yang tidak

demokratis, penguasa mempertahankan kekuasaannya dengan paksaan. Di

masyarakat yang tidak demokratis, ada kecenderungan penguasa untuk masuk

Page 35: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

terlalu jauh dalam mengatur kehidupan dan kepercayaan serta pribadi warganya

sesuai dengan keinginan penguasa. Dengan paksaan, warga digiring untuk patuh

pada penguasa.

Di antara banyak bentuk kekuasaan, kekuasaan politik merupakan hal

yang paling penting untuk dipertahankan, karena dengan kekuasaan politik,

penguasa dapat mempengaruhi kebijakan umum (pemerintah) baik terbentuknya

maupun akibat-akibatnya sesuai dengan tujuan-tujuan pemegang kekuasaan.

Kekuasaan politik tidak hanya mencakup kekuasaan untuk mendapat ketaatan

warga masyarakat, tetapi juga menyangkut pengendalian orang lain dengan tujuan

untuk mempengaruhi tindakan dan aktivitas penguasa di bidang administratif,

legislatif dan yudikatif (Miriam Budiardjo,1982:37).

Ibnu Khaldun dalam Rahman Zainudin (1992:125) menjelaskan kekuasaan

itu mempunyai dinamika dan prosesnya sendiri, yang dilaluinya mulai dari

kelahirannya sampai kehancurannya. Penguasa atau kelompok yang berkuasa

harus mempertahankan hubungan secara moralitas dan sifat-sifat kebaikan. Sifat-

sifat terpuji itulah yang menunjukkan adanya kekuasaan. Selama sifat-sifat seperti

itu ada, maka kekuasaan masih tetap ada. Dinyatakan Robert M. Macluer dalam

Miriam Budiardjo (1982:36) bahwa untuk mempertahankan kekuasaan, penguasa

harus meluaskan pengaruhnya untuk meningkatkan kepercayaan dan ketaatan dari

masyarakat atau warga di mana penguasa itu berkuasa.

Jadi meskipun dalam mempertahankan kekuasaan ada berbagai macam

cara, tetapi ada beberapa persamaannya yaitu pihak satu ingin selalu memerintah

pihak lain, ingin lebih tinggi dari pihak lain dan menginginkan ketaatan pihak

lain.

Fidel Castro dalam upaya mempertahankan kekuasaanya dari pengaruh

intervensi AS dengan cara menggandeng Uni Sovyet serta mengedepankan

komunis sebagai langkah tandingan dari kapitalisme AS.

Page 36: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

e. Faktor Runtuhnya Kekuasaan

Dalam pemikiran Ibnu Khaldun yang dikutip A. Rahman Zainuddin (1992

: 233) ada beberapa tahapan proses jatuhnya kekuasaan, yaitu :

1) Kekuasaan yang sentralistik, dimana pemusatan kekuasaan dan kemegahan

berada pada seorang atau sekelompok penguasa.

2) Kekuasaan yang mempunyai tata cara dan kebiasaan hidup dalam

kemegahan.

3) Kekuasaan yang memiliki pertahanan lemah, tidak mempunyai kekuatan

legitimasi.

Hancurnya kekuasaan tidak hanya disebabkan oleh factor internal dalam

kekuasaan itu sendiri, akan tetapi bias dari factor eksternal, antara lain karena

peperangan yang melibatkan dua negara atau lebih, konflik dan perang saudara,

kudeta (penggulingan kekuasaan) baik oleh militer maupun sipil dan aksi-aksi

demonstrasi yang memungkinkan pergantian kekuasaan (Rahman Zainudin,

1992:321)

Page 37: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

B. KERANGKA BERPIKIR

Keterangan :

Langkah Kuba melepaskan diri dari penjajahan Spanyol memperoleh hasil

karena bantuan dari Amerika Serikat (AS). Hal ini menjadikan Kuba mempunyai

ketergantungan yang sangat besar terhadap AS. Berawal dari pemerintahan

diktator Kuba di bawah pimpinan Fulgencio Batista setelah menyingkirkan

Morales. Pemerintahan Batista ini mendapat dukungan penuh dari AS. Pada masa

ini penduduk AS memiliki hamper 70% dari aset negara Kuba. Akibat dari

pendudukan ini maka pada tahun 1959 terjadi kudeta dari kaum revolusioner di

Pemerintahan Diktator Batista

Kolonial AS

Revolusi Kuba Paham Komunisme

Pemerintahan Fidel Castro

Kuba Negara Komunis

Embargo Ekonomi

Dampak Intervensi

Intervensi AS

Kebijakan Fidel Castro

Page 38: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

bawah pipinan Fidel Castro serta berhasil menggulingkan kedektatoran Batista.

Masa inilah yang menjadi babak utama dalam persaingan pandangan politik Kuba

dan AS. Secara berani Castro mengatakan bahwa dia adalah seorang komunis. AS

yang merupakan negara liberal merasa terancam dengan tampilnya Castro sebagai

pemimpin Kuba, lebih-lebih dengan adanya nasionalisasi aset serta landreform

sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan negara. Hal ini mendorong AS

melakukan isolasi terhadap Kuba berupa embargo dengan menjatuhkan semua

sektor riil perekonomian Kuba. Isolai ini membuat Kuba mau tidak mau

menggandeng Uni Sovyet untuk mengatasi masalah perekonomian dan membuat

Kuba menjadikan komunisme sebagai haluan negara karena hanya itulah yang

dapat menyelamatkan perekonomian Kuba.

Page 39: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul Intervensi Amerika Serikat ke Kuba (Studi

Tentang Embargo Ekonomi dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan Fidel

Castro), penulis melakukan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka.

Adapun perpustakaan yang digunakan sebagai berikut:

a. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b.Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

c. Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

d.Perpustakaan Monumen Pers Surakarta.

e. Perpustakaan Universitas Gajah Mada Yogyakarta

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk penelitian ini direncanakan mulai dari bulan

Maret 2010, sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini yaitu pada bulan

Desember 2010. Perencanaan pelaksanaan adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Kegiatan Penelitian

Kegiatan 2010

Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Pengajuan Judul Skripsi

Pengajuan Proposal dan Perijinan

Pengumpulan Data

Analisis Data

Penyusunan Laporan

Page 40: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

B. Metode Penelitian

Dalam setiap penelitian ilmiah selalu diperlukan suatu metode tertentu

yang berkaitan dengan obyek atau pemasalahan yang akan diteliti. Menurut

Koentjaraningrat (1986 : 7) kata metode berasal dari bahasa Yunani, methodos

yang berarti cara atau jalan. Sehubungan dengan karya ilmiah, maka metode

menyangkut masalah cara kerja, yaitu cara kerja untuk memahami obyek yang

menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.

Menurut Dudung Abdurahman (1999 : 43) metode adalah suatu cara,

jalan, atau petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis. Sedangkan menurut Helius

Sjamsuddin (2007 : 13) metode ada hubungannya dengan prosedur, proses, atau

teknik yang sistematis dalam penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk

mendapatkan obyek yang diteliti.

Penelitian ini merupakan penelitian yang berusaha merekonstruksikan,

mendiskripsikan dan memaparkan Intervensi Amerika Serikat ke Kuba (Studi

Tentang Embargo Ekonomi dan Implikasi Politik terhadap Pemerintahan Fidel

Castro). Peristiwa yang menjadi pokok penelitian tersebut adalah peristiwa masa

lampau, sehingga metode yang digunakan adalah metode historis atau sejarah.

Dengan metode sejarah penulis mencoba merekonstruksi kembali suatu peristiwa

di masa lampau sehingga dapat menghasilkan historiografi sejarah yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Louis Gottschalk (1975 : 32) mengemukakan bahwa metode sejarah

adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan

masa lampau. Sedangkan Nugroho Notosusanto (1971 : 17) menyatakan bahwa

metode penelitian sejarah merupakan proses pengumpulan, menguji, menganalisis

secara kritis rekaman-rekaman dan penggalian-penggalian masa lampau menjadi

kisah sejarah yang dapat dipercaya, metode ini merupakan proses merekonstruksi

peristiwa-peristiwa masa lampau, sehingga menjadi kisah yang nyata.

Gilbert J Garraghan yang dikutip Dudung Abdurahman (1999 : 43-44)

mengemukakan bahwa metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan dan

prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif,

menilainya secara kritis, dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai

Page 41: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dalam bentuk tertulis. Menurut Louis Gottschalk (1975 : 32) metode sejarah

adalah proses menguji serta menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan

masa lampau berdasarkan data yang diperoleh guna menentukan proses

historiografi.

Metode sejarah adalah rekontruksi imajinatif gambaran masa lampau

peristiwa-peristiwa sejarah secara kritis dan analitis berdasarkan bukti-bukti dan

data peninggalan masa lampau yang disebut sumber sejarah. Dalam penulisan

kisah masa lampau berdasarkan bukti-bukti yang ditinggalkan, sejarawan

diharuskan memiliki prosedur kerja. Prosedur kerja inilah yang disebut metode

sejarah, antara lain mencari jejak-jejak masa lampau, meneliti secara kritis,

menggambarkan masa lampau berdasarkan informasi yang diperoleh dari jejak-

jejak dan imajinasi ilmiah (Helius Sjamsuddin & Ismaun, 1994 : 19-24).

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode

penelitian sejarah adalah kegiatan mengumpulkan, menguji dan menganalisis

secara kritis data peninggalan masa lampau dan menyajikannya sebagai hasil

karya melalui historiografi. Oleh karena metode penelitian yang digunakan adalah

metode historis, maka dilakukan langkah-langkah metode historis yang meliputi

pengumpulan sumber-sumber sejarah, menguji validitas dan reliabilitas data

sejarah tersebut kemudian menganalisis secara kritis untuk menghasilkan tulisan

atau cerita sejarah yang menarik dan dapat dipercaya.

C. Sumber Sejarah

Setiap peristiwa sosial selalu mempunyai sejarah yang mendahuluinya

yaitu berupa satu bentuk data sejarah yang di ketahui sekarang. Data sejarah itu

memberi keterangan tentang kondisi penyebab sampai berakhirnya suatu peristiwa

yang selanjutnya dapat dipergunakan untuk memahami implikasinya lebih luas.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data

sejarah. Sumber data sejarah sering disebut juga data sejarah. Menurut

Kuntowijoyo kata “data” merupakan bentuk jamak dari kata tunggal datum

(bahasa Latin) yang berarti pemberitaan (Dudung Abdurahman, 1999 : 30).

Page 42: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Menurut Nugroho Notosusanto (1971 : 19) sumber sejarah terdiri atas

sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang

keterangannnya diperoleh secara langsung dari seseorang yang menyaksikan suatu

peristiwa dengan mata kepala sendiri, sedangkan sumber sekunder adalah sumber

yang keterangannya diperoleh oleh pengarangnya dari orang lain atau sumber lain.

Klasifikasi sumber sejarah dapat dibedakan menurut bahannya, asal-

usulnya atau urutan penyampaiannya dan tujuan sumber itu dibuat. Sumber

menurut bahannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu sumber tertulis dan sumber

tidak tertulis. Menurut urutan penyampaiannya sumber-sumber dapat dibedakan

menjadi sumber primer dan sumber sekunder sedangkan menurut tujuannya

sumber-sumber dapat dibagi atas sumber formal dan informal (Dudung

Abdurahman, 1999 : 31).

Pada penelitian ini penulis digunakan sumber data tertulis sebagai sumber

primer dan sekunder. Sebagai sumber primer digunakan surat – surat kabar antara

tahun 1960 – 1990, antara lain dari surat kabar Kompas tahun 1980, surat kabar

Republika tahun 1990, sebagai pembanding juga menggunakan surat kabar luar

negeri yaitu News terbitan tahun 1980 – 1990. Selain dari surat kabar juga

digunakan artikel – artikel serta buku – buku yang relevan dengan penelitian

sebagai sumber sekunder antara lain buku ”Pergolakan di Amerika Latin dalam

Dasawarsa Ini” karangan Hidayat Mukmin terbitan tahun 1988, karya David

Deutschmann yang telah di alih bahasakan oleh Sovia Veronika Purba yang

berjudul ”Che Guevara dan Revolusi Kuba” terbitan tahun 2004, jurnal CSIS

terbitan tahun 1980, karya Hugh S Thomas dkk. ”The Cuban Revolution 25 Years

Later” terbitan tahun 1992, karya Philip Brener “From Confrontation to

Negoitation, terbitan tahun 1988. Sumber data yang telah diperoleh kemudian

dikaji, diklasifikasikan dan selanjutnya dibandingkan antara sumber yang satu

dengan yang lainnya serta dianalisis data tersebut sehingga diperoleh data sejarah

yang akurat yang dapat digunakan untuk menyusun cerita sejarah yang menarik

dan dapat dipertanggungjawabkan.

Page 43: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan cara teknik studi pustaka.

Teknik studi pustaka adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis

terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori,

dalil atau hukum-hukum dan yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.

Dalam melakukan studi pustaka diperlukan pengetahuan tentang perpustakaan

sebagai sumber literatur yang diperlukan dalam mencari materi yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti dari literatur yang tersedia (Hadari Nawawi, 1993 :

133). Studi pustaka merupakan sebuah penelitian di perpustakaan yang bertujuan

mengumpulkan data dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di

ruang perpustakaan, misalnya : buku, surat kabar, majalah dan dokumen. Data

tersebut berfungsi sebagai wahana informasi terhadap materi yang akan dibahas

dalam penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi maka peneliti juga bisa

memenfaatkan internet dalam rangka studi pustaka untuk mengumpulkan data-

data yang berkaitan dengan tema penelitian.

Studi pustaka ini dilakukan sistem kartu/katalog atau menggunakan

komputer dengan cara mencatat beberapa sumber tertentu yang berkaitan dengan

penelitian dengan mencantumkan keterangan mengenai nama pengarang, judul

buku maupun subyek yang dicari.. Oleh karena itu perlu mengingat kata kunci

yang terdapat dalam subyek yang dibahasnya, sehingga menemukan buku dan

artikel yang dimaksudkan dalam katalog atau komputer. Buku-buku dan artikel

yang telah ditemukan di perpustakaan dibaca dan dipahami, kemudian mencatat

hal-hal yang dianggap penting dan relevan dengan permasalahan yang akan

diteliti. Dengan demikian diperoleh data yang akan digunakan dalam penulisan

skipsi ini.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah teknik

analisis historis. Analisa data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan,

memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca

(Mohammad Nazir, 1988 : 419).

Page 44: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Menurut Sartono Kartodirjo (1993 : 88) bahan utama yang digunakan

sejarawan menyusun suatu cerita atau analisis sejarah adalah fakta, dan fakta itu

pada hakikatnya adalah konstruk yang dibuat oleh sejarawan, sehingga

interpretasi, baik analisis maupun sintesis orang bisa berbicara pendapat.

Perbedaan pendapat itu sah meskipun datanya sama. Dari sinilah interpretasi

sering disebut juga sebagai penyebab subyektivitas.

Sementara itu Sidi Gazalba (1981 : 38) mendefinisikan fakta sebagai usaha

pikiran manusia untuk merumuskan kenyataan itu sendiri dari bahan-bahan yang

diwarisi. Untuk menganalisa suatu karya sejarah diperlukan adanya kritik ektern

dan kritik intern. Hal ini dilakukan karena setiap peneliti cenderung memiliki

unsur subyektivitas terutama dalam abstraksi fakta. Untuk mengurangi

kecenderungan tersebut, seorang peneliti harus mempunyai kerangka teoritis dan

metodologi yang kuat, sehingga fakta-fakta sejarah yang telah dianalisa, dikritik

dan diinterpretasikan akan menjadi suatu penelitian sejarah yang dapat diakui

kebenarannya

Pengkajian fakta-fakta oleh sejarawan memang tidak bisa lepas dari

subyektivitas, karena itulah diperlukan alat-alat analisis seperti konsep-konsep dan

teori-teori sebagai penyeleksi fakta, interpretasi dan kesimpulan yang cenderung

memiliki subyektivitas terutama dalam abtraksi fakta, maka untuk menguranginya

seseorang peneliti harus mempunyai kerangka berpikir teroritik dan metodologi

yang kuat, setelah diadakan analisis, kritik sumber dan interpretasi, maka fakta

sejarah dapat menjadi suatu cerita yang dapat dipercaya kebenarannya.

Dalam hal ini menggunakan teori – teori intervensi, hubungan

internasional, dan kekuasaan untuk menganalisis dan mendapatkan fakta sejarah

mengenai 1) Motivasi AS melakukan intervensi terhadap Kuba, 2) Realisasi

pelaksanaan intervensi AS terhadap Kuba, 3) Implikasi intervensi terhadap politik

dan perekonomian Kuba.

Page 45: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

F. Prosedur Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian harus melalui prosedur atau urutan

kerja yang baik agar suatu penelitian tersebut mencapai hasil yang maksimal.

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah penelitian dari awal yaitu

membuat proposal sampai dengan penulisan hasil penelitian. Penelitian ini

menggunakan metode historis, maka ada empat tahap yang harus dipenuhi, yaitu

heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Adapun prosedur penelitian yang

dilakukan, sesuai dengan yang digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

1) Heuristik

Menurut Nugroho Notosusanto (1971 : 11), heuristik berasal dari kata

Yunani yaitu ”heuriskein” yang berarti mencari dahulu, baru menemukan.

Heuristik berarti proses mencari data untuk menemukakan sumber-sumber. Sidi

Gazalba (1981 : 15) mengemukakan bahwa heuristik adalah kegiatan mencari

bahan atau menyelidiki sumber sejarah untuk mendapatkan hasil penelitian. Pada

tahap ini diusahakan mencari dan menemukan sumber-sumber tertulis berupa

buku-buku serta bentuk kepustakaan lain yang relevan dengan penelitian.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari surat kabar Kompas

tahun 1980, surat kabar Republika tahun 1990, surat kabar News , terbitan tahun

1980, jurnal CSIS terbitan tahun 1980. Buku – buku antara lain ”Pergolakan di

Amerika Latin dalam Dasawarsa Ini” karangan Hidayat Mukmin terbitan tahun

1988, karya David Deutschmann yang telah di alih bahasakan oleh Sovia

Veronika Purba yang berjudul ”Che Guevara dan Revolusi Kuba” terbitan tahun

2004, jurnal CSIS terbitan tahun 1980, karya Hugh S Thomas dkk. ”The Cuban

Revolution 25 Years Later” terbitan tahun 1992. Sumber-sumber tersebut diatas

Kritik Heuristik Historiografi Interpretasi

Fakta Sejarah

Page 46: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

diperoleh dari beberapa perpustakaan di antaranya: Perpustakaan Pusat

Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Jurusan FKIP, Perpustakaan Program

Studi Sejarah FKIP UNS, dan Perpustakaan Monumen Pers Surakarta

2) Kritik Sumber

Kritik yaitu kegiatan untuk menyelidiki apakah jejak-jejak sejarah itu asli

atau autentik dan dapat dipercaya atau tidak. Setelah ditemukan sumber-sumber

yang mendukung permasalahan diatas, maka sumber-sumber tersebut diadakan

kritik sumber secara intern dan ekstern. Langkah ini dilakukan untuk memperoleh

keabsahan sumber.

Kritik ekstern adalah kritik terhadap keaslian sumber, apakah sumber yang

dikehendaki asli atau tidak, utuh atau turunan (salinan). Kritik ekstern dilakukan

terhadap sumber yang diperoleh berdasarkan bentuk fisik atau luarnya berupa

bahan (kertas atau tinta) yang digunakan, jenis tulisan, gaya bahasa, hurufnya, dan

segi penampilan yang lain. Uji keaslian sumber dilakukan dengan pertanyaan :

kapan sumber dibuat?, di mana sumber dibuat?, siapa yang membuat?, dan dari

bahan apa sumber dibuat?. Kritik ekstern dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara melihat kapan sumber itu dibuat, di mana sumber itu dibuat, siapa

pengarangnya dan bagaimana latar belakang pendidikan pengarang. Sebagai

contoh kritik ekstern terhadap buku“Pergolakan di Amerika Latin Dalam

Dasawarsa Ini” karya Hidayat Mukmin, yang di buat tahun 1988 buku tersebut

ditulis ketika sedang bertugas di Meksiko tahun 1973 – 1976 yang difokuskan

pada masalah tertentu yang dapat menimbulkan pergolakan dalam hal ini yang

terjadi di Kuba yang telah terjadi pergolakan terhadap kepemimpinan diktator

Batista.

Kritik intern adalah kritik yang berhubungan dengan kredibilitas dari

sumber sejarah apakah isi, fakta dan ceritanya dapat dipercaya dan dapat

memberikan informasi yang dibutuhkan. Kritik intern dapat ditempuh dengan cara

membandingkan berbagai isi dan fakta yang terdapat dalam sumber, misalnya

kritik intern terhadap buku “Che Guevara dan Revolusi Kuba” yang membahas

perjuangan Fidel Castro bersama Che Guevara menggulingkan pemerintahan

Batista serta terhadap tekanan Amerika Serikat, dengan buku “Komunisme Uni

Page 47: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Sovyet” yang membahas strategi Uni Sovyet dalam mengahadapi kapitalisme

Amerika Serikat yaitu dengan menggandeng Kuba menjadi negara komunis.

3) Interpretasi

Interpretasi sering disebut dengan analisis sejarah. Menurut Mohammad

Nazir (1988 : 438) interpretasi merupakan penjelasan yang terperinci tentang arti

yang sebenarnya dari materi yang dipaparkan. Sedangkan interpretasi atau analisis

historis menurut Berkhofer yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (1999 : 64)

bertujuan untuk melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari

sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu

ke dalam suatu interpretasi yang menyeluruh, jadi interpretasi juga biasa

dikatakan sebagai suatu bentuk analisa. Dalam melaksanakan kegiatan interpretasi

penulis harus meninggalkan unsur subyektivitas yang disebabkan

keanekaragaman data yang diperoleh dari berbagai buku. Sehingga penulis harus

membandingkan buku satu dengan buku yang lain agar memperkuat kebenaran

dari buku tersebut.

Data yang telah dikumpulkan dan diseleksi dicari berbagai artian yang satu

dengan yang lain untuk dicari makna yang didasarkan pada teori yang digunakan

untuk menemukan kebenaran data yang dicari yaitu: 1) Motivasi AS melakukan

intervensi terhadap Kuba, 2) Realisasi pelaksanaan intervensi AS terhadap Kuba,

3) Implikasi intervensi terhadap politik dan perekonomian Kuba.

4) Historiografi

Langkah terakhir dalam metode sejarah yaitu historiografi, yaitu

merupakan cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian sejarah

yang telah dilakukan (Dudung Abdurrahman, 1999 : 67).

Dalam hal ini imajinasi sangat diperlukan untuk merangkai fakta satu

dengan fakta yang lain, sehingga dapat menjadi suatu kisah sejarah yang menarik

dan dapat dipercaya kebenarannya. Penelitian ini bersifat historis, oleh karena itu

pemaparan faktanya yang telah diperoleh tersebut menjadi suatu cerita sejarah

yang kronologis atau urutan waktu sehingga menghasilkan sebuah karya tulis

yang berwujud skripsi tentang ”Intervensi Amerika Serikat di Kuba (Studi

Tentang Embargo Ekonomi dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

Fidel Castro)”.

Page 48: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Motivasi AS Melakukan Intervensi ke Kuba

1. Sejarah Singkat Kuba

Letak geografis Kuba sangat menentukan sejarah politik dan sosial

ekonominya. Tidak ada satu entitas politik yang lain di belahan bumi bagian Barat

yang sedinamis Kuba, dan tak ada negara yang telah berulang kali mengubah

status negara mulai dari kolonial dan republik sampai sosialis, paling tidak pada

seratus tahun terakhir. Daratan yang terluas dan yang paling barat dari Kepulauan

Antilles, Kuba secara terpusat berlokasi di antara Utara dan Selatan Amerika, dan

sebagai gerbang Laut Karibia. Selama beratus-ratus tahun, posisinya yang

strategis, kekayaan lahan, pelabuhan yang berlimpah, cadangan mineral telah

memikat kekuatan-kekuatan asing, yang pertama Spanyol, Amerika Serikat, dan

kemudian Uni Soviet (www.wikipedia.org/kuba/geografi, diunduh tanggal 28 Juli

2010).

Kuba berada pada 90 mil sebelah selatan dari pulau-pulau rendah di Barat,

dan terletak di pintu masuk Teluk Mexico antara Florida dan Amerika Tengah.

Kuba adalah pulau terluas di Hindia Barat. Secara geografis Kuba memiliki

kondisi yang berbeda dengan negara Amerika lainya, mayoritas daratan di Kuba

adalah dataran rendah, dan dikelilingi oleh perbukitan. Ujung Timur pulau

tersebut adalah pegunungan. Bagian Selatan pulau sangat datar dan sering terkena

tsunami yang didahului dengan angin topan. Puncak tertinggi Kuba adalah Pico

Turquino di bagian Selatan pulau dengan ketinggian 2005 m. Penduduk pertama

Kuba adalah suku Ciboney yang tiba melalui jalan laut, mengikuti angin pasat

menuju ke barat dari pantai Venezuela sepanjang daratan Karibia. Arawakan

adalah suku selanjutnya mendarat di pulau ini dengan dua gelombang. Dimulai

dengan sub-Tainos yang tiba sekitar 900 tahun masehi, secara perlahan-lahan

mendesak suku Ciboney ke bagian barat pulau. Gelombang migrasi yang kedua,

Suku Tainos, didesak ke arah timur lokasi pantai Kuba yang bersebelahan dengan

Page 49: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

pulau Hispaniola pada abad ke-15, sesaat sebelum penaklukan oleh Spanyol

(www.wikipedia.org/kuba/goegrafi, diunduh tanggal 28 Juli 2010).

Ketika Christopher Colombus tiba di pulau tersebut pada tanggal 28

Oktober 1492, jumlah populasi suku asli Kuba kurang lebih 112.000, dengan

92.000 sub-Tainos, 10.000 Tainos, dan 10.000 Ciboney. Colombus mengklaim

pulau tersebut dikuasai Spanyol, bangsa yang telah mendukung perjalanannya.

Pada tahun 1508 Sebastian de Ocampo membuat peta keseluruhan garis pantai

dan menentukan bahwa daratan tersebut adalah Kuba

(www.microsoftencarta.com/cuban/history, diunduh tanggal 29 Juli 2010).

Sejak tahun 1500-an, Kuba telah menjadi daerah jajahan Spanyol. Hal ini

dapat dilihat dengan upaya untuk menyingkirkan suku-suku asli yang telah lama

menetap di Kuba. Masyarakat Kuba merupakan suatu produk penaklukan belahan

bumi Barat Spanyol, diawali dengan penemuan Christopher Colombus pada tahun

1492. orang-orang Indian asli yang berbahasa Arawak disapu bersih atau terserap

ke dalam budaya pendatang (Wolf, 2004: 132).

Selama berabad-abad pendudukan Spanyol, pulau itu terutama menjadi

basis strategis, menjaga garis laut yang menghubungkan pelabuhan Cadiz di

Spanyol dengan pelabuhan-pelabuhan Amerika di Panama dan Meksiko. Havana

tumbuh dalam respon langsung terhadap kebutuhan organisasionalarmada perak

Spanyol dan usaha Spanyol untuk memasuki koloni-koloni Amerika dengan

barang-barang Eropa. Sejak awal, Havana menghadapkan wajahnya ke laut, ke

arah kontak-kontak dengan dunia luar yang mengurung pulau tersebut. Gula

adalah produk andalan dari negara ini dan kemudian menjadi incaran dari negara-

negara kolonial. Pada tahun 1740, Kuba menghasilkan keuntungan yang besar

dari produkasi gula. Akan tetapi, keuntungan tersebut hanya dinikmati oleh

segelintir elit Spanyol yang memonopoli produksi gula Kuba. Monopoli tersebut

terjadi akibat lahan serta pabrik penyulingan tebu yang tadinya dimiliki oleh para

petani diambil alih kepemilikannya oleh Spanyol (Wolf, 2004: 132).

Berkembangnya produksi gula diikuti dengan peningkatan impor budak

dari benua Afrika yang menggantikan para penduduk asli yang terus berkurang

akibat penindasan yang dilakukan oleh Spanyol. Selama abad ke-19, perbudakan

Page 50: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

menjadi hal yang fundamental dalam produksi gula di Kuba. Sistem perbudakan

yang dilakukan oleh Spanyol semakin menampakkan watak aslinya sebagai

penjajah dan hal tersebut memicu perlawanan tidak hanya dari para budak yang

kemudian melarikan diri dan mengorganisir warga berkulit hitam akan tetapi

perlawanan juga muncul dari para petani yang hak-haknya dirampas oleh Spanyol

(Wolf, 2004: 133).

Selama pendudukan Spanyol, tercatat beberapa kali terjadi pemberontakan

yang dilakukan oleh beberapa kelompok dengan membawa tuntutan-tuntutan yang

berbeda-beda akan tetapi pada umumnya mereka meminta diwujudkannya

kesetaraan ras dan sosial ekonomi. Pada tahun 1868, Carlos Manuel de Cespedes,

melakukan sebuah pemberontakan yang kemudian dikenal dengan Perang

Sepuluh Tahun. Pada tahun 1895, Jose Marti bersama Partai Revolusioner Kuba

(PRC) yang merupakan gabungan dari kelompok-kelompok revolusioner di Kuba,

mengobarkan perang kemerdekaan terhadap Spanyol. Perang ini berakhir dengan

kematian Jose Marti yang kemudian menjadi simbol perlawanan rakyat Kuba.

Dan yang terakhir yaitu Perang Spanyol-Amerika yang terjadi pada tahun 1898,

perang ini pada awalnya dipelopori oleh PRC yang kembali melakukan

pengorganisiran setelah kalah dalam perang sebelumnya. Akan tetapi

pemberontakan rakyat Kuba ini berubah menjadi kemenangan Amerika Serikat

(AS) setelah negara itu melakukan intervensi terhadap persoalan yang terjadi di

Kuba (Wolf, 2004: 134).

Intervensi AS terhadap Kuba telah lama dimulai ketika negara tersebut

membuka pasar seluas-luasnya untuk produksi gula Kuba. Kemenangan

ASterhadap Spanyol semakin mengukuhkan dominasi ekonomi politiknya

terhadap Kuba. Untuk menjamin bahwa arah pemerintahan baru Kuba mengikuti

kebijakan AS, maka dilakukan proses “Amerikanisasi” terhadap pemimpin-

pemimpin baru Kuba sebelum mengakhiri pendudukannya. Sejak saat itu, para elit

Kuba mulai tunduk terhadap pengaruh Amerika Serikat.

Pada tahun 1900, dibentuk Dewan Konstitusional yang akan merumuskan

konstitusi baru Kuba. Untuk meyakinkan bahwa dewan tersebut tidak menolak

pengaruh AS, pemerintah AS meminta dengan tegas bahwa konstitusi baru harus

Page 51: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

memasukkan sejumlah syarat yang menjelaskan hubungan antara kedua bangsa.

Syarat-syarat ini, yang kemudian dikenal dengan Platt Amandemen yang diambil

dari nama penginisiatifnya, senator AS Orville Platt. Amandemen itu menetapkan

bahwa Kuba tak akan membuat perjanjian untuk mengurangi kedaulatannya, tak

ada kontak hutang luar negeri tanpa jaminan dimana bunga dapat diperoleh dari

pajak biasa, menjamin AS berhak untuk campur tangan dalam melindungi

kedaulatan Kuba, dan adanya suatu pemerintahan yang mampu melindungi

kehidupan, kemerdekaan dan hak milik, serta mengijinkan AS membeli atau

menyewa tanah untuk stasiun-stasiun batu bara dan laut (Wolf, 2004: 137).

AS juga meminta agar pendudukan militer tidak berakhir sampai Kuba

menerima Platt Amandemen sebagai bagian dari konstitusi baru. Sebagai balasan

penerimaan amandemen tersebut, AS mensahkan suatu beban pajak yang

memperluas peluang pasar tebu Kuba di AS dan kebebasan untuk menyeleksi

produk-produk AS di pasar Kuba. Tindakan AS menyebabkan produksi gula

mendominasi ekonomi Kuba sementara konsumsi domestik Kuba diintegrasikan

ke dalam pasar AS yang lebih luas. Tak mengherankan jika para nasionalis Kuba

memandang AS dengan kegetiran dan kebencian.

Revolusi Kuba tahun 1868-1898 menyelesaikan cita-citanya

menghancurkan dasar-dasar struktur politik, ekonomi, dan sosial negeri tersebut

dalam rangka merekonstruksinya untuk keuntungan nasional. Obor pembakar

perjuangan, kamp-kamp rekonsentrasi, kekalahan Partai Spanyol sedang

menyediakan masa depan Kuba yang baru ketika intervensi AS mendirikan

kembali dan mengkonsolidasikan aspek-aspek ekonomi dan sosial rezim yang

dihancurkan dengan seluruh implikasi politik mereka. (Herminio Vila:79-83)

Mayoritas rakyat kuba menolak dengan tegas terhadap pemberlakuan Platt

Amandemen. Anggota-anggota perwakilan dan rakyat Kuba melakukan protes.

Mayoritas rakyat Kuba melihat bahwa Platt Amandemen sebagai pelanggaran

terhadap keadaulatan Kuba dan sebagai usaha AS untuk melanggengkan

kontrolnya. Kondisi tersebut membangun semangat anti Amerika yang sangat

kuat diantara rakyat Kuba.

Page 52: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2. Perjuangan Fidel Castro dalam Revolusi Kuba

Munculnya Kuba sebagai negara sosialis dimulai dari dua sebab utama,

yaitu keadaan intern dan dari luar berupa isolasi negara-negara tetangga Kuba

sebagai corak pemerintahan Fidel Castro. Seperti halnya dengan negara-negara

Amerika Latin lainya Kuba mengalami gejolak-gejolak politik dalam negeri yang

mengakibatkan terjadinya instabilitas. Kondisi demikian timbul terutama pada

saat menjelang dan semasa perrang Dunia ke-2 (Hidayat Mukmin, 1981: 134).

Kolonel Fulgencio Batista, sebagai hasil dari pemilihan umum kemudian

diangkat sebagai presiden Kuba pada tanggal 10 Oktober 1940. Di dalam perang

dunia ke-2, Kuba memihak Sekutu melawan negara-negara poros dan

memperoleh bantuan dari AS. Sehabis perang, pada tahun 1945 Kuba

menandatangani Piagam PBB dan menjadi anggota. Pada tahun 1944-1948 Kuba

di pimpin oleh presiden Ramon Grau San Martin, dan sejak Oktober 1948

dipimpin oleh presiden Carlos Prio Socarras (Hidayat Mukmin, 1981:135).

Keadaan dalam negeri yang mengalami instabilitas seperti banyaknya

korupsi, gangster, serta kerusuhan sosial membuat alasan bagi Batista untuk

melakukan kudeta pada tanggal 10 Maret 1952. Kudeta itu tidak mendapat

dukungan dan simpati sehingga menyebabkan para perwira menengah, politisi,

serta mahasiswa bergabung untuk menentang kediktatoran Rezim Batista.

Pemerintahan diktator Batista yang diktatorial membuat Fidel Castro seorang

pengacara muda mengadakan pemberontakan. Ketika pemilihan dibatalkan,

Castro dengan cepat mengorganisasikan lebih dari 150 musuh rezim yang marah

sebagai upaya untuk menggulingkan rezim tersebut dengan melakukan

penyerangan terhadap Kesatuan Tentara di Santiago de Cuba pada tanggal 26 Juli

1953. Upaya penyerangan tersebut gagal dan Castro ditahan pemerintah, dijatuhi

hukuman selama 15 tahun, tetapi baru 11 bulan menjalani hukuman ia dibebaskan

atas pengampunan dari Batista, kemudian mencari perlindungan ke Meksiko

(Hidayat Mukmin, 1981: 136).

Upaya penyerangan di Moncada memang gagal, kegagalan itu diakibatkan

karena pasukan Fidel Castro mengalami perpecahan internal. Kegagalan itu

disusul pembelaan Castro di ruang sidang di Havana, telah menempatkan Fidel

Page 53: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Castro sebagai figur utama terhadap perjuangan revolusi Kuba. Dalam

persembunyianya di Kuba, Castro berupaya kembali menghimpun kekuatan

kembali untuk menyerang Kuba. Fidel Castro dengan Pasukan yang sangat kecil

menggunakan kapal Granma untuk mendarat di Pantai Propinsi Oriente. Pasukan

ini dapat dihancurkan oleh pasukan Batista dan hanya tersisa 12 orang. Dengan

sisa pasukan ini Castro kembali melakukan gerilya di Sierra Maestra (Hidayat

Mukmin,1981: 136).

Pada tanggal 17 Maret 1958, Castro mengumumkan perang total terhadap

Rezim Batista. Gerakan Castro makin mendapat simpati dan dukungan secara

luas, juga dikalangan orang AS sendiri. Sebaliknya, tidak ada satu pun dari negara

Komunis membantu upaya Castro. Pemilihan presiden tahun 1958 dimenangkan

oleh Andres Rivero, dengan dukungan Batista. Tetapi sebelum presiden terpilih

dapat dilantik, pemerintahan Batista telah jatuh. Hakim Manuel Urrutia diangkat

sebagai persiden sementara, namun Castro telah berhasil merebut Havana pada

tanggal 8 Januari 1959. Sejak saat itu Castro menjadi pemimpin negara Kuba

(Hidayat Mukmin, 1981: 137).

Kepribadian Castro yang keras dan tegas menjadi ciri khas dalam gaya

kepemimpinanya. Sejak dalam perjuangan revolusi, ia selalu menyuarakan kata

hati melalui pidato dengan ucapan yang tegas. Castro tidak pernah melihat siapa

yang menjadi lawan politiknya apakah seorang pemimpin negara ataukah negara

pemimpin. Hal ini pula yang telah dikatakanya dalam pidato pembelaan di depan

pengadilan Havana tahun 1953. Pidato yang berjudul ”sejarah akan

membebeaskan saya” mengungkapkan kritik dari Castro terhadap kondisi Kuba di

bawah kekuasaan rezim Batista dan pengaruh AS

(www.wikipedia.org/fidel/castro, diunduh tanggal 2 Agustus 2010)

Fidel Castro menunjukan gaya kepemimpinan yang melihat pada

kemampuan dan kekuatan sendiri (self ability). Castro selalu berusaha

meyakinkan pengikutnya dan rakyat Kuba bahwa ”kita akan mengambil tindakan

apapun yang dituntut oleh keadaan”. Bahkan ketika Kuba terancam tindakan

quota dan embargo ekonomi AS pada tahun-tahun awal kekuasaanya, Fidel Castro

menyatakan kepada The Journal of Commerce bahwa :

Page 54: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

jika AS mengambil tindakan ekonomi, biarlah mereka melakukanya, kami pasti akan menemukan solusinya. Biarkan AS mengatakan akan memotong kuota gula kami. Hei, Amerika dengarkan! Rakyat Kuba akan menemukan jalan keluar dari setiap situasi, dan mengorbankan apapun yang diperlukan bagi negara (Cotayo, 191: 12-13). Salah satu pola pemikiran Castro yang paling esensial dalam melihat

kepribadian dan gaya kepemimpinanya sampai saat beralih tampuk kekuasaanya

adalah pandangan terhadap doktrin Marxisme-Leninisme, yaitu ajaran komunisme

yang memadukan antara pandangan Karl Marx dan Lenin. Inti ideologi ini adalah

menciptakan suatu perubahan sosial melalui suatu gerakan revolusi, hingga

terciptanya suatu bentuk masyarakat tertinggi, yaitu masyarakat yang tanpa kelas.

Oleh karena itu, dibutuhkan revolusionis-revolusionis profesional yang mampu

melakukan tindakan propaganda infiltrasi, bahkan tindakan kekerasan dalam

bentuk apapun untuk mencapai masyarakat komunis (Hidayat Mukmin, 1981:

142).

Dengan melihat falsafah Marxis-Leninisme, Castro memandang bahw

kondisi Kuba saat ini adalah karena adanya perbedaan kelas, di mana kelas atas

(borjuis) menguasai dan mengeksploitasi kelas bawah (proletar). Selain itu

intervensi dan kontrol asing terhadap kedaulatan Kuba akan semakin membuka

peluang terciptanya distorsi kehidupan sosial ekonomi rakyat. Oleh sebab itu

diperlukan perjuangan kelas melalui suatu revolusi sampai suatu keadaan tanpa

kelas dapat terwujud. Dampak panjang dari pandangan Lenin adalah penguasaan

di segala bidnag kehidupan masyarakat tidak lagi terletak pada kemampuan rakyat

itu sendiri, melainkan terpusat pada kekuasaan pemimpin yang mengatasnamakan

Partai Komunis (www.wikipedia.org/fidel/castro, diunduh tanggal 2 Agustus

2010).

Sikap dan perjuangan Fidel Castro untuk menciptakan kuba yang berbeda

dengan berusaha menggulingkan kediktatoran Batista bukan saja mampu menarik

perhatian rakyat Kuba, tetapi ia juga mampu mengubah opini publik AS.

Kegagalan serangan di barak Moncada menjadi kegagalan bagi Castro untuk

mengubah strategi dan taktik perjuangan. Dari Meksiko, Castro bersama adiknya

Raul Castro dan seorang dokter berkebangsan Argentina, Ernesto ”Che” Guevara

Page 55: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dengan pasukan kecil yang berhasil mendarat di pantai Provinsi Oriente namun

pasukan ini dapat dihancurkan oleh tentara Batista, kemudian Castro melakukan

gerilya dengan sisa pasukan dan berhasil merebut wilayah pegunungan Sierra

Maestra (Hidayat Mukmin, 1981: 135).

Castro berupaya mengungkapkan kepada masyarakat Kuba dan AS

mengenai perjuanganya serta penyelewengan-penyelewengan Batista terhadap

rakyat Kuba. Hal ini kemudian banyak mengubah opini AS yang semula

mendukung pemerintahan Batista berbalik mengecam dan mereka bersimpati

terhadap perjuangan kaum muda di bawah kendali Fidel Castro.

Kegigihan Castro dalam memperjuangkan ide-ide perdamaian, demokrasi,

dan kemanusiaan mendapat dukungan dari rakyat Kuba. Pasukanya menjadi 800-

an orang, dan dalam waktu singkat berkembang menjadi puluhan ribu. Untuk

menumpas gerakan Castro, pada 24 Mei 1958 Batista menggelar ”Operacion

Veran” dengan mengerahkan 17 batalyon pasukan. Kekuatan Batista terus saja

terdesak, bahkan dari kalangan militer tertentu mulai berbalik mendukung

perjuangan Castro. Berakhir pada tanggal 28 Desember 1958, Jendral Fulgencio

Batista meninggalkan Kuba. Fidel Castro dan gerakan revolusionernya kemudian

memasuki Havana pada 1 Januari 1959, dan lima hari kemudian, Castro

memasuki Istana Presiden dan mengumumkan bahwa keadaan telah terkendali di

bawah gerakan revolusioner (Sovia, 2004: 34).

Fidel Castro adalah pribadi yang unik karena ia identik dengan Kuba. Ia

menjadi orang kuat di Kuba dan seperti karakter para pemimpin Amerika Latin

pada umumnya, Castro bertindak sebagai kepala keluarga dan pemiimpin utama

bagi rakyatnya. Sebagai pemimpin Kuba, walau cenderung menjadi penguasa

yang otoriter ia menunjukan kejeniusan dalam pergaulan internasional. Castro

mempunyai kemampuan membangkitkan nasionalisme bukan saja bagi rakyat

Kuba tetapi juga bagi negara Dunia Ketiga dalam menghadapi tekanan negara-

negara besar (Gonzales, 1996: 36).

Page 56: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

3. Kuba di bawah Fidel Castro

Keberhasilan revolusi Kuba membawa Fidel Castro secara otomatis

menjadi pemimpin Kuba yang baru. Perjuangan Fidel Castro dan gerakan

revolusionernya memasuki babak baru, yaitu konsolidasi kemenangan. Dari sini

dimulai perubahan besar dalam corak politik pemerintahan Castro. Pada Januari

1959, Fidel Castro melakukan pembersihan secara luar biasa terhadap sisa-sisa

kekuatan Batista, dengan penahanan dan pembunuhan besar-besaran yang

mengejutkan dunia. Castro melakukan penahanan 30.000 pasukan Batista serta

melakukan pembunuhan terhadap 50 orang tentara Batista (Sovia, 2004: 22). Pada

tanggal 27 Januari 1959, misi militer AS diusir pulang, serta pada bulan Juli 1959,

Presiden Manuel Urrutia di ganti dengan Osvaldo Dorcitos Torrado, karena

berselisih paham dengan Castro. Castro sendiri menjabat sebagai Perdana Menteri

dan setelah konstitusi Kuba diamandemen pada tahun 1976, ia menjadi Presiden

sampai 2006 (Hidayat Mukmin, 1981: 137).

Seperti cita-cita perjuangan semula, Castro ingin menciptakan Kuba

berbeda dari yang pernah ada tanpa eksploitasi, kemiskinan, dan lepas dari

pengaruh-pengaruh kekuatan asing. Untuk cita-cita itu Fidel Castro mengambil

langkah-langkah kontroversial yang menyebabkan ketegangan hubungan antara

Kuba dengan AS. Kebijakan-kebijakan Fidel Castro yang menjadi faktor utama

penyebab ketidakharmonisan hubungan Kuba-AS pada awal 1960-an adalah

dengan progam nasionalisasi ekonomi dan persekutuan dengan Uni Sovyet,

dimana kebijakan ini merupakan refleksi dari kebencian Fidel Castro terhadap AS

dan usaha untuk melepaskan diri dari pengaruh AS (Hidayat Mukmin, 1981: 138).

a. Nasionalisasi Ekonomi

Selama hampir 60 tahun menjadi protektorrat AS, ekonomi Kuba praktis

berada di bawah kontrol kepentingan AS melalui investasi perusahan-perusahan

multinasionalnya. Kondisi ini dianggap Castro sebagai penyebab utama

ketidakmandirian rakyat dan kebobrokan politik Kuba. Untuk mangatasi hal itu

langkah yang dirasa perlu adalah menasionalkan ekonomi ke tangan Kuba sendiri,

walau harus menanggung resiko tekanan dari AS.

Page 57: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Undang-Undang reformasi Agraria tanggal 17 Mei 1959 merupakan

kebijakan pertama yang diambil Castro. Undang-Undang ini memuat ketentuan

menasionalkan hampir 1/3 dari seluruh tanah pertaian Kuba dan tidak satu orang

asing pun diijnkan memiliki tanah pertanian. Padahal sebagian besar tanah

pertanian yang produktif banyak yang dikuasai oleh industriawan AS dan Eropa

Barat. Reformasi ini di jalankan oleh INRA ( Instituto Nacional de Reforma

Agraria) dan dikoordinir oleh Antonio Nunez Jimenez. Kehadiran INRA dan

Jimenez yang komunis mendapat kecaman keras dari pihak AS yang mempunyai

kepentingan ekonomi besar di Kuba. Suatu nota diplomatik yang ditandatangani

oleh Menteri Luar Negeri AS Christiant A. Herter tertanggal 12 Juni 1959 dikirim

kepada Havana sebagai penolakan terhadap sikap penguasa revolusi Kuba

(Cotayo, 1991: 14).

Reaksi masyarakat AS pun tidak kalah keras terhadap tindakan Castro.

Mereka menilai bahwa revolusi sosial dan reformasi agraria merupakan sumber

kekacauan sosial. Di sisi lain mereka berkepentingan langsung dengan

perdagangan gula Kuba, mendesak Kongres untuk mengambil tindakan tegas

untuk menghukum Fidel Castro dan menghapus hukum tersebut (Cotayo, 1991:

16).

Di dalam negeri Kuba, Castro tetap melakukan usaha untuk tetap

menasionalkan industri dan ekonomi. Setelah Reformasi Agraria, Castro

memutuskan untuk menasionalisasi perusahan minyak AS di Kuba seperti

Texaco, Shell, dan Esso sebagai jawaban atas penolakan terhadap perusahan-

perusahan tersebut untuk menyuling minyak mentah dari Uni Sovyet. Tindakan

Castro ini menyulut kemarahan presiden AS, Dwight D. Esienhower. Di depan

Senat, Esienhower megajukan Rancangan Undang-Undang untuk memberikan

sanksi terhadap pemasaran gula Kuba di AS. Didukung oleh partai Demokrat dan

Republik, Esienhower memutuskan untuk memotong ekspor gula Kuba sebanyak

80% (Hidayat Mukmin, 1981: 137).

Akhir tahun 1960, hubungan Kuba-AS semakin kritis karena Fidel Castro

telah menasionalisasikan seluruh perusahan-perusahan komersil dan industri asing

di Kuba, antara lain dalam bidang listrik, telepon, tekstil, tembakau, dan nikel.

Page 58: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Nasionalisasi perusahan yang dilakukan Fidel Castro tanpa diberlakukan ganti

rugi sehingga AS mengalami kerugian sekitar US $ 1,5 billon. Sanksi ekonomi

dari AS juga melibatkan negara-negara anggota OAS (Organitation of American

State) yang didesak untuk tidak lagi melakukan perdagangan dengan Kuba.

Namun bagi Kuba, tekanan ini dapat diatasi dengan ditandatanganinya perjanjian

dagang antara Kuba-Uni Sovyet pada tanggal 13 Februari 1960 (Hidayat Mukmin,

1981: 138).

b. Persekutuan dengan Uni Sovyet

Kekhawatiran AS akan kemungkinan adanya tetangga yang berbeda

ideologi semakin mendekati kenyataan ketika pada tanggal 4-13 Februari 1960

Menteri Luar Negeri Uni Sovyet Anastas mikoyan mengunjungi Kuba.

Kunjungan perdana ini membuat cerita penting dalam sejarah Kuba, yaitu

ditandatangani perjanjian perdagangan dan pemberian bantuan antara Uni Sovyet

dan Kuba. Walau perjanjian ini bukan determinan pengubah kepada sosialisme,

namun menjadi titik balik ekonomi dan politik bagi revolusi Kuba (Aquita, 1984:

56).

Hubungan diplomatik Kuba-Uni Sovyet secara resmi mulai berjalan pada

tanggal 8 Mei 1960. Berbagai subsidi dari Uni Soyet untuk membantu

terbentuknya Kuba komunis. Modernisasi militer Kuba dilakukan dengan

mengirim perangkat militer modern kepada Kuba. Bahkan pada bulan Oktober

1962, pemerintah Uni Sovyet memutuskan untuk menempatkan dan membangun

fasilitas untuk peluru kendali nuklir jarak jauh IRBM (Inter Range Ballistic

Missiles) di Cienfugos, Kuba. Peristiwa yang dikenal sebagai ”krisis nuklir Kuba”

ini memberikan pengaruh tersendiri bagi Kuba untuk melihat posisinya di dunia

internasional, yaitu bahwa kedekatan hubungan Kuba dengan Uni Sovyet

merupakan ancaman bagi keamanan AS. Oleh karena itu, Kuba selalu diawasi dan

ditekan oleh AS, dan persekutuan dengan Uni Sovyet adalah satu-satunya jalan

untuk menghadapi tekanan AS (Brener, 1988: 97).

Ketegasan Castro terhadap ideologi komunis dinyatakan dalam suatu

pidato yang sangat terkenal ”May Day” tanggal 1 Desember 1961, ”saya adalah

Page 59: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

seorang Marxis-Leninis dan akan tetap bertahan hingga akhir hayat saya”. Bagi

Castro, ajaran komunis khususnya Marxis-Leninis adalah senjata untuk

melenyapkan kapitalisme dalam masyarakat Kuba. Apa yang selama ini terjadi

dalam kehidupan sosial ekonomi Kuba adalah karena adanya perbedaan kelas,

damana kelas atas (borjuis) menguasai dan mengeksploitasi kelas bawah

(proletar). Oleh karena itu, perlu adanya masyarakat tanpa kelas dan

perekonomian dijalankan secara kolektif dan produktif, tidak ada hak milik

individu, yang ada adalah hak milik kolektif berdasarkan sistem kerja kolektif

(Brener, 1988: 99).

Untuk membuktikan peran aktifnya dalam mendukung penyebaran

komunisme, Kuba menyediakan diri sebagai ”agen pembantu” kebijakan luar

negeri Uni Sovyet di berbagai belahan dunia khususnya di negara-negara dunia

ketiga. Selama tahun 1975-1976, Kuba telah mengirimkan sekitar 36.000 tentara

untuk membantu gerakan kaum revolusioner di Angola, 12.000 pasukan di

Ethiopia, juga mendukung kelompok Sandinista di Nikaragua, serta gerakan

Marxis-Leninis di El Salvador. Sikap Castro ini menciptakan ketegangan bukan

saja dengan AS, tetapi juga dengan negara-negara di Afrika dan Amerika Latin,

sehingga beberapa diantara negara tersebut memutuskan hubungan dengan Kuba.

Dua kebijakan yang diambil Fidel Castro dengan melakukan nasionalisasi

ekonomi serta menggandeng Uni Sovyet merupakan suatu pukulan bagi AS yang

sebelumnya menguasai Kuba dengan Amandemen Platt. Keadaan ini membuat

AS terancam dengan pengaruh komunis Uni Sovyet, yang kemudian AS

melakukan intervensi ke Kuba. Wilayah Kuba yang berada di perairan Karibia

akan membuat AS mudah mengawasi negara – negara di wilayah Amerika Latin,

dengan masuknya pengaruh komunisme ke Kuba akan membawa dampak bagi

AS yang menjalankan Doktrin Monroe. Keadaan ini menjadi motivasi bagi AS

untuk melakukan intervensi ke Kuba agar misi ”America for American” dapat

tercapai (Mochammad Shoelhi, 2003:169).

Page 60: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

B. Realisasi Intervensi AS ke Kuba

1. Kuba Pasca Revolusi

Dua kebijakan utama Fidel Castro yaitu dengan menasionalisasi ekonomi

dan persekutuan dengan Uni Sovyet merupakan ancaman serius bagi kepentingan

dan keamanan AS di kawasan Karibia dan Amerika Latin. Oleh karena itu, AS

memutuskan untuk menekan Kuba agar Fidel Castro mau mengubah haluan

politik pemerintahan. Presiden AS John F. Kennedy adalah yang pertama kali

memulai konfrontasi dengan Kuba, melalui operasi intelejen CIA di Bay Pig of

Piasco, yang dirancang dengan merekrut 14.000 warga imigran Kuba untuk

menyerang pemerintahan Fidel Castro dari wilayah tenggara Coastel, yang

kemudian disebut dengan invasi Teluk Babi (www.panjimas.com/

agustus/leadership.htm, diunduh tanggal 28 Juli 2010).

Invasi Teluk Babi merupakan sebuah rekayasa dari presiden Kennedy

yang melalui CIA melatih pasukan gerilya yang sesuai rencana akan didaratkan di

Kuba. pasukan ini terdiri dari orang-orang AS, serta para imigran Kuba yang

melarikan diri ke AS setelah Fidel Castro berkuasa yang dilatih di Lousiana,

Florida, dan Guatemala (Hidayat Mukmin, 1981: 138). Kennedy berkeyakinan

ivasi ini akan mencapai sasaran maksimal karena dilakukan oleh pasukan yang

terlatih. Selain itu keadaan pasukan pertahanan Fidel Castro juga belum kuat, hal

ini disebabkan Castro baru dalam tahap konsolidasi dan rekonstruksi

pemerintahan yang baru. Invasi ini dilakukan dengan rencana operasi yang

dibuat tergesa-gesa dan kurang matang karena Presiden Kennedy terbawa emosi

yang berakibat pada kegagalan yang dilakukan karena terlambat kedatangan

pasukan. Pendaratan yanag dilakukan terlambat satu minggu. keadaan ini

semaikin diperparah dengan kurang megenalnya medan peperangan. Wilayah

Coastel yang berupa lembah-lembah menyulitkan pasukan AS untuk mendarat,

sehingga pasukan tidak dapat mendarat bersama. Pendaratan pasukan ini dapat di

hancurkan oleh tentara Castro yang telah siap menunggu kedatangan pasukan AS

serta berhasil menawan 1200 pasukan (Kompas, 19 April 1961).

Kegagalan invasi Teluk Babi tidak menyurutkan langkah AS untuk

menjatuhkan pemerintahan Fidel Castro. Presiden John F. Kennedy kemudian

Page 61: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

mengeluarkan Dekrit No. 3447, tertanggal 3 Februari 1962, yang berisi ketentuan

bahwa ” tidak satupun produk asli Kuba yang datang dari dan melalui Kuba boleh

diimpor AS” (Cotayo, 1991: 28). Selain itu, AS juga mengancam akan

mengenakan sanksi keras terhadap siapa saja yang berhubungan dengan Kuba. AS

tidak segan sanksi politik, ekonomi, militer kepada negara yang dianggap tidak

demokratis dan melakukan hubungan dengan Kuba. Selain jalur ekonomi, AS

juga menggunakan jalur politik untuk menekan Fidel Castro, yaitu dengan

mengajak negara-negara lain khususnya yang tergabung dalam anggota OAS

(Organitaion of American States) untuk melakukan embargo regional terhadap

Kuba dengan mengeluarkan Kuba dari OAS. Awal mulanya AS mengajak negara

Amerika Latin secara individual memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba.

Hal ini dipenuhi oleh negara kawasan Amerika Tengah, Karibia, dan Amerika

Selatan. Atas prakarsa Venezuela diadakan pertemuan menteri luar negeri negara-

negara OAS di Washington pada 21-26 Juli 1964. Pertemuan ini memutuskan

agar negara-negara Amerika Latin memutuskan hubungan diplomatik, ekonomi,

dan perdagangan terhadap Kuba. Keputusan ini diikuti oleh 15 negara Amerika

Latin, kecuali Meksiko, Chili,Bolivia, dan Uruguay. Ketiga negara kecuali

Meksiko juga melakukan pemutusan hubungan diplomatik, ekonomi, dan

perdagangan dengan Kuba atas desakan dari AS. Dengan demikian Kuba semakin

diisolasi karena sejak tahun 1961 Kuba telah diisolasi oleh AS sedangkan pada

tahun 1964 Kuba juga diisolaisi oleh negara-negara Amerika Latin (Hidayat

Mukmin, 1981: 140).

Perkembangan situasi Kuba mancapai puncak ketegangan pada tahun 1962

setelah AS mengetahui bahwa Uni Sovyet memiliki pangkalan peluru kendali

yang dapat dipergunakan untuk langsung menyerang AS. Dengan bantuan Uni

Sovyet, Kuba membangun 11 pangkalan rudal balistik rahasia yang menghadap

langsung ke AS. Peluru kendali itu dikirim dan ditempatkan dalam pertahanan

Kuba. Hal ini memicu ketegangan antara AS dan Uni Sovyet karena ditengarai

akan terjadi perang nuklir. Presiden Kennedy langsung memerintahkan Angkatan

Laut dan Korps Marinir untuk memblokade Kuba dalam keadaan siap tempur.

Tentara Angkatan Laut AS melakukan blokade perairan dengan membawa

Page 62: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

persenjataan perang. Keadaan ini tidak membawa sampai perang terbuka, karena

Uni Sovyet menarik semua pangkalan dan kembali dibawa ke Sovyet, denganh

janji AS akan menarik misil-misil nuklir di Turki dan tidak akan pernah

menyerang Kuba, sedangkan dari Uni Sovyet akan mengangkut senjata kembali

ke Sovyet (Hidayat Mukmin, 1981: 140).

Pada dekade 1970-1980 an, hubungan Kuba – AS digambarkan sebagai

”The Roller Coaster Decade” dimana terdapat banyak usaha untuk memulihkan

keharmonisan antara kedua negara. Kebijakan detente antara AS dengan Uni

Sovyet dan Cina juga mempengaruhi sikap AS terhadap Kuba. Salah satu upaya

untuk mengurangi ketegangan antara Kuba – AS dilakukan oleh anggota Kongres

AS. Para anggota Kongres AS melakukan upaya diplomasi untuk mengurangi

ketegangan antara kedua negara. Hal ini terbukti pada tahun 1974, senator

Claiborne Pell dari partai Demokrat, dan Jacob Javits dari partai Republik

mengunjungi Kuba. Mereka melihat bahwa kebijakan AS terhadap Kuba pada

dasarnya merugikan kepentingan bisnis AS sendiri. Politik isolasi AS terhadap

Kuba merupakan langkah mundur dalam hubungan internasional AS di kawasan

Amerika Latin, karena sejumlah negara di kawasan tersebut telah melakukan

hubungan ekonomi dengan Kuba, bahkan mengajak OAS untuk merevisi embargo

terhadap Kuba (Brener, 1988: 17).

Walaupun pada dekade tersebut Kuba banyak melakukan infiltrasi militer

ke beberapa negara Afrika dan Amerika Latin, namun langkah untuk menciptakan

hubungan lebih baik tetap dilakukan. Beberapa perjanjian bilateral pada masa

dicetuskan pada masa ini, seperti perjanjian anti pembajakan (1973), yang intinya

mengatur perlindungan terhadap kapal-kapal yang berlayar melalui wilayah antar

negara, dan perjanjian perikanan dan perbatasan maritim (1977), yang mengatur

batas wilayah kelautan antar negara kawasan Amerika Latin. Pada tahun 1978 dan

1979, Castro mengijinkan para imigran Kuba di AS untuk mengunjungi keluarga

mereka di Kuba, serta membebaskan 46 tahanan politik yang kemudian diijinkan

untuk beremigrasi ke AS. Dari bidang ekonomi AS atas desakan negara-negara

Amerika Latin mencabut embargo OAS, namun AS sendiri tetap melanjutkan

embargo ekonominya (Brener, 1988: 21)

Page 63: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Semua kebijakan AS terhadap Kuba sangat dipengaruhi oleh mereka yang

memegang kekuasaan. Bila di bawah pemerintahan Jimy Carter, hubungan AS-

Kuba berada pada situasi yang lebih fleksibel, maka pada masa pemerintahan

Ronald Reagan mengalami ketegangan yang serius. Reagan mulai melakukan

tindakan menghapuskan hubungan-hubungan normalisasi. Pada tahun 1981, AS

mengajukan kebijakan yang menentang ekspansi Uni Soviet melalui Kuba. Kebijakan

ini dinamakan Caribbean Basin Initiative (CBI), yang intinya: 1) melanjutkan

penentangan secara agresif terhadap ekspansionisme Soviet; 2) menganggap

kemiskinan sebagai penyebab ketidakstabilan; 3) membentuk suatu program

perdagangan terpilih dan bantuan ekonomi bagi pemerintah negara-negara karibia

yang bersahabat dengan AS. AS tetap tidak akan berbicara dengan pemerintah

Kuba sampai mereka segala kegiatan intervensi di Amerika Latin dan menarik

pasukan militer dari Afrika. Jika Havana menolak Washington tidak akan

memberikan kebebasan termasuk blokade atau intervensi terhadap Kuba (Brener,

1988: 31).

Bagi Reagan, Kuba menjadi ancaman untuk memperluas aksesnya di jalur

laut Karibia yang disebut sebagai ”garis hidup ke dunia luar”. Untuk menekan

Kuba, Reagan menjalankan memperketat embargo ekonomi seperti tahun 1962.

Peringatan pertama yang dilakukanya adalah mengusir soerang diplomat Kuba di

Washington karena diduga telah merencanakan suatu ekspor barang ke Kuba

melalui negara dunia ketiga. Selain itu, untuk mencegah terjadi perdagangan

antara Kuba dengan negara-negara non sosialis secara meluas, maka Reagan

mengancam akan menyita semua impor barang yang berhubungan dengan Kuba.

AS juga melarang masyarakat Uni Eropa untuk menegoisasikan kembali pinjaman

kepada pemerintah Sosialis Kuba, dan untuk beberapa tahun hal ini dipatuhi oleh

Eropa (Brener, 1988: 33).

Tidak cukup dengan tindakan internasional, Reagan juga melakukan

propaganda melalui sarana teknologi dengan membuat stasiun radio gelombang

menengah yang dinamakan ”Radio Marti”. Radio ini digunakan untuk menyiarkan

berbagai invasi Kuba di Afrika, manuver-manuver Castro yang komunis, dan

yang terpenting adalah untuk menyampaikan propaganda AS tentang demokrasi

Page 64: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

kapada rakyat Kuba. Bagi Castro, radio ini tidak lebih dari sekedar hadiah

simbolik dari masyarakat Kuba-AS yang anti Castro

(www.wikipedia.org/reagan/propaganda, diunduh pada tanggal 29 Juli 2010).

Kebijakan-kebijakan Reagan ini kemudian diperkatat oleh para

penerusnya, George Bush, yang pada tahun 1992 mengeluarkan kebijakan yang

disebut CDA (Cuban Democracy Act), berisi ketentuan bahwa embargo akan

ditinggalkan jika Kuba melaksanakan pemilu yang demokratis, menghormati hak

asasi manusia, dan menjalankan suatu ekonomi pasar. Berbeda dengan Dekrit no.

3447, CDA lebih bersifat menekan dan memaksa sekutu AS untuk tidak

melakukan aktivitas perdagangan dengan Kuba. AS mengancam akan

mengenakan sanksi dagang kepada mereka yang megimpor barang yang

mengandung material dari Kuba (Gonzales, 1988: 10).

Pada masa pemerintahan Bill Clinton, AS mengeluarkan kebijakan Helms

Burton Act (1995), yang berlanjut perlawanan AS terhadap agen-agen

internasional yang memberikan bantuan dan pinjaman kepada Kuba. Kebijakan

ini juga memberikan hak kepada presiden AS untuk memotong bantuan luar

negeri kepada Rusia, jika Rusia memberikan bantuan ekonomi kepada Kuba.

Selain itu, dimuat ketentuan bahwa AS akan mengenakan sanksi hukum kepada

negara-negara dunia ketiga, perusahaan multinasional dan wakil-wakil bisnis

mereka yang melanggar embargo ini (Gonzales, 1988:70).

Dalam Bab 3 Helms Burton Act tersebut, pemerintah AS akan

memberikan wewenang kepada warga AS untuk menuntut perusahaan asing yang

melakukan hubungan dengan Kuba berkaitan dengan hak milik warga AS yang

disita oleh pemerintah Kuba setelah revolusi Kuba tahun 1959. Namun karena

adanya perlawanan yang keras dari negara-negara sahabat AS terutama Uni Eropa

dan Kanada, maka Presiden Bill Clinton tidak pernah menerapkan ketentuan itu

(Gonzales, 1988: 72).

Tanggung jawab kepemimpinan AS selanjutnya dipegang oleh George

Walker Bush yang menggantikan Bill Clinton pada tahun 2001. Mengenai

hubungan AS-Kuba, Bush telah memutuskan untuk tetap mempertahankan

bahkan meningkatkan tekanan-tekanan para pendahulu yang ingin menggulingkan

Page 65: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

pemerintahan Fidel Castro dan mengganti dengan pemerintahan baru yang

demokratis dan sesuai dengan kepemimpinan AS. Presiden George Walker Bush

menegaskan bahwa normalisasi penuh hubungan dengan Kuba, pengakuan

diplomatik, perdagangan terbuka, dan sebuah program bantuan yang sehat hanya

akan mungkin terjadi jika Kuba memiliki sebuah pemerintahan baru yang

demokratis berdasarkan hukum dan hak asasi rakyat Kuba terlindungi

(www.kompas.com, diakses pada tanggal 2 Juli 2010). Bagi Bush, kebijakan-

kebijakan Kuba ini hanya akan membuat kaya Fidel Castro dan kronni-kroninya,

serta memperkuat kekuasaan dan kediktatoran mereka tanpa memperdulikan

aspisasi dan nasib rakyat Kuba.

Upaya penekanan terhadap Kuba oleh AS mulai tidak mendapat perhatian

utama sejak AS memutuskan untuk lebih fokus terhadap masalah Timur Tengah,

sampai saat berakhirnya kekuasaan Fidel Castro. Saat pemerintahan AS dibawah

Barack Obama kegiatan diplomatik Kuba mulai diberlakukan kembali, tindakan

yang paling mengejutkan adalah penutupan Camp tahanan AS di Guantanamo.

2. Sanksi Ekonomi

Sanksi merupakan suatu tindakan hukuman di bidang dplomatik, ekonomi,

atau miter melalui sistem keamanan kolektif yang dikenakan terhadap negara

pelanggar hukum internasonal. Sistem keamanan PBB menyebutkan bahwa bila

Dewan Keamanan menetapkan telah terjadi ancaman perdamaian, pelanggaran

perdamaian, atau tindakan agresi maka Dewan Keamanan dapat meminta secara

sukarela atau menjatuhkan sangsi mengikat terhadap negara pelanggar hukum.

Piagam PBB merinci bahwa Dewan Keamanan dibantu oleh Komite Staf Militer

dapat meminta negara anggota untuk melakukan tindakan yang bisa meliputi

unjuk rasa, blokade, serta operasi militer dengan kekuatan darat, laut, dan udara.

Sedangakan sanksi non militer mencakup penghentian secara penuh atau sebagian

hubungan ekonomi dan jalur perhubungan darat, laut, udara, pos, telegraf, dan

sarana komunikasi lain, dan pemutusan hubungan diplomatik (Plano dan Olton,

1990: 281).

Page 66: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Berdasarkan Uniting for Peace Recsolution 1950, Majelis Umum dapat

memberi wewenang kepada negara anggota 2/3 suara untuk melakukan tindakan

terhadap negara agresor, jika Dewan Keamanan tidak dapat melakukan indakan

yang disebabkan adanya veto. Untuk memudahkan pelaksanaan sanksi, Piagam

PBB pasal 43 mencantumkan bahwa negara anggota harus membuat ikatan

khusus dengan Dewan Keamanan untuk meungkinkan tindakan persenjataan yang

dilakukan dalam rangka memelihara keamanan dan perdamaian. Selain itu sanksi

juga bisa diterapkan oleh organisasi regional seperti yang dilakukan oleh Uni

Eropa terhadap Yugoslavia, atau juga bisa dilakukan secara unilateral oleh suatu

negara terhadap negara lain, seperti embargo perdagangan yang diterapkan AS

terhadap pemerintahan Fidel Castro di Kuba (Plano dan Olton, 1990: 282).

Berakhirnya perang dingin dan runtuhnya kekuatan blok komunis, maka

AS menjadi satu negara adidaya dan tidak lagi berhadapan dengan Uni Sovyet,

melainkan berhadapan dengan negara-negara yang dikategorikan tidak dapat

dikendalikan secara pennuh oleh AS. Pada intinya, AS akan menekan negara-

negara yang dianggap merintangi upaya untuk menciptakan tatanan dunia dengan

sistem uni polar dibawah kekuasaan AS. Salah satu negara tersebut adalah Kuba

yang telah dianggap menganggu keberadaan AS secara geostrategis dan geopolitik

di benua Amerika, khususnya untuk kawasan Amerika Latin dan Karibia.

Untuk menghadapi negara-negara tersebut, AS tidak segan untuk

menjatuhkan sanksi baik dibidang ekonomi, politik, maupun militer. Bakhan AS

sering terkesan represif terhadap negara-negara lain terutama yang berkaitan

dengan sanksi perdagangan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya negara yang

terkena sanksi perdagangan oleh pemerintah AS melaui USTR (United States

Trade Representative) dengan klasifikasi pelanggaran yang berbeda-

beda.(www.Republika.co.id, diunduh tanggal 28 Juli 2010).

USTR adalah lembaga pemerintah dibawah Executive Office of the

President, yang ditugasi presiden untuk melakukan investigasi terhadap negara-

negara mitra dagang AS yang dianggap melakukan pelanggaran. USTR setiap

tahun sejak tahun 1985 melakukan review dengan membuat National Trade

Estimate on Foreign Trade Barriers (NTE). Laporan ini kemudian disampaikan

Page 67: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

kepada presiden, Finance Committe of the Senate, dan Approciate Committe of the

House (DPR). Langkah ini bertujuan menginventarisasi semua hambatan yang

dianggap sesuai dengan national agrrement. Informasi yang sampai ke tangan

USTR didapat dari berbagai lembaga pemrintah AS, terutama dari perwakilan di

luar negeri, serta laporan dan petisi-petisi dari swasta yang

berkepentingan.(www.Republika.co.id, diunduh tanggal 28 Juli 2010).

Dalam hubungan dengan Kuba, AS telah melakukan sanksi ekonomi

berupa embargo perdagangan sejak tahun 1961. Mulai 1961, AS memberlakukan

pembatasan kuota impor gula Kuba hingga mencapai 7.000.000 ton per tahun

yang menyebabkan Kuba semakin condong kepada Uni Sovyet. Uni Sovyet

membantu perekonomian Kuba sebesar US $ 1,5 juta setiap hari. Pada tahun 1960

Kuba dihadapkan pada awal pemutusan huungan Kuba-AS sebagai tindak lanjut

dari kebijakan Castro melakukan nasonalisasi aset. Pada tahun 1970

perekeonomian Kuba mengalami penurunan akibat gagal panen tebu sebesar

10.000.000 ton ditambah dengan semakin kuatnya blokade ekonomi AS. Keadaan

perekonomian Kuba pada dekade 1980 dihadapkan pada tantangan besar dari

tekanan embargo AS, sehingga kondisi perekonomian menunjukan stagnasi.

Keadaan embargo perdagangan tetap dilakukan AS sampai mencapai klimaks

pada tahun 1990 ketika terjadi perang dingin yang berakhir dengan runtuhnya

komunisme Uni Sovyet yang membuat Kuba harus mulai melakukan alternatif

untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Kuba. Pada tahun 2000 embargo

perdagangan AS tetap dilanjutkan dibawah kendali Goerge W. Bush (Hidayat

Mukmin, 1981: 142).

Kebijakan AS yang masih mempertahankan embargo perdagangan

mendapat kecaman dari mantan Presiden AS Jimmy Carter untuk mencabut

embargo perdagangan AS terhadap Kuba. AS ekan mencabut embargo

perdagangan jika Kuba mengubah sistem politik dan pemerintahan dengan

menjalankan suatu pemerintahan yang demokratis, berdasarkan hukum, dan

menghormati HAM. Bagi AS kebijakan Kuba saat ini hanya akan memperkaya

Fidel Castro serta para kroni semata, serta memperkuat kekuasaan dan

Page 68: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

kediktatoran tanpa memperdulikan nasib dan aspirasi rakyat Kuba (Brener, 1988:

53).

AS kemudian melakukan kebijakan baru pada masa George W. Bush

untuk memperketat sanksi ekonomi terhadap Kuba, yaitu dengan adanya larangan

perdagangan, kunjungan, pertukaran ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta

pembatasan pengiriman uang kontan dan parcel dari imigran Kuba di AS kepada

keluarga di Kuba.

a. Larangan Perdagangan

Hubungan perdagangan Kuba – AS sudah berakhir sejak embargo

ekonomi telah dilakukan pada tahun 1962. Larangan perdagangan AS ini

bertujuan untuk melemahkan dan mengakhiri kekuasaan Fidel Castro di Kuba

yang membuat kebijakan revolusioner dengan menasionalisasi perusahaan-

perusahaan AS di Kuba dan menjadi sekutu Uni Sovyet dengan menganut paham

sosialisme-komunisme.

Larangan hubungan perdagangan AS dengan Kuba mulai dilakukan pada

saat pembatasan kuota impor gula Kuba oleh AS 1960 sebagai balasan bagi

gerakan Castro. Pembatasan kuota impor gula kemudian membawa Uni Sovyet

mendekat ke Kuba dengan menyanggupi membeli gula Kuba, sehingga membuat

Kuba masih melakukan program nasionalisasi perusahaan AS. Keadaan yang

demikian membuat AS menjadi geram, kemudian AS mengumumkan embargo

setiap bahan ke Kuba kecuali beberapa bahan makanan dan obat – obatan sejak 19

Oktober 1960. Tindakan AS itu dibalas oleh Castro dengan menasionalisasi

perusahaan AS tanpa ganti rugi yang menyebabkan AS mengalami kerugian

hingga mencapai US $ 1,5 billion (Hidayat Mukmin, 1981: 138).

Sebelum tahun 1961, AS mengimpor 3,3 juta ton gula dari Kuba lebih dari

1/3 konsumsi dalam negeri AS setiap tahun. Selain itu juga AS juga mengimpor

tembakau 30,5 juta pounds dan cerutu 23,5 juta batang setiap tahun. Sebaliknya

Kuba mengimpor dari AS melalui Florida barang-barang kebutuhan sehari-hari

sebesar US $ 500 juta. Peranan ini kemudian diganti oleh Uni Sovyet ketika AS

melakukan embargo ekonomi ke Kuba. Walau Uni Sovyet merupakan negara

Page 69: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

penghasil gula terbesar ke-2, namun tetap mengimpor gula dari Kuba untuk

kemudian disalurkan ke kawasan Eropa Timur. Dari Uni Sovyet diimpor bahan

baku minyak bumi dan barang – barang keperluan industri (Hidayat Mukmin,

1981: 142).

Sejak diberlakukan embargo ekonomi AS, Kuba harus mencari upaya

alternatif untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri di samping bantuan dari Uni

Sovyet. Cara yang dilakukan adalah perluasan pemasaran hasil produksi Kuba dan

diverifikasi dalam perdagangan yang dilakukan oleh Uni Sovyet. Perluasan daerah

pemasaran hingga mencakup Eropa Barat dan Jepang. Dalam tahun 1973 ditengah

adnaya perlakuan embargo AS, Kuba masih sanggup mengekspor US $ 1.302 juta

barang, dan mengimpor seharga US $ 1.497 juta. Sejak tahun 1974 mulai

ditembuslah blokade ekonomi terhadap Kuba (Hidayat Mukmin, 1981: 142).

Di awal tahun 1970-an, ekonomi Kuba diperhadapkan dengan semakin

kuatnya blokade Amerika Serikat dan gagalnya panen tebu sebesar 10 juta ton.

Kondisi ini mengharuskan Kuba untuk menjalin kerjasama dengan Uni Soviet,

dan ikut serta dalam COMECON (blok ekonomi negara-negara Eropa Timur)

pada tahun 1972. COMECON adalah kontributor vital bagi Kuba lewat investasi

dan bantuan- bantuan material sementara, juga teknologi untuk pembangunan

secara umum maupun pada proyek-poyek yang penting. Integrasi ekonomi

menghasilkan pasar yang stabil dan spesialisasi produksi. Sebanyak 85%

perdagangan Kuba—81% ekspor dan 88% impor--adalah dengan COMECON.

Sebanyak 95% persen minyak Kuba diimpor dari Uni Soviet. Pasar utama gula

dan buah sitrus Kuba, adalah Uni Soviet dan negeri-negeri Eropa Timur. Hubugan

perdagangan didasarkan kepada pemberian prioritas kepada Kuba dengan

pertimbangan negeri yang masih sedikit terbangun. Hubungan di bawah ini

COMECON mendukung hubungan yang relatif stabil dan sanling

menguntungkan. Dari tahun 1971 hingga tahun 1989, ekonomi tumbuh rata-rata 6

persen setiap tahunnya. Pertumbuhan rata-rata negeri Amerika Latin pada periode

tersebut adalah 3,6%. Dalam rentang waktu 1980-an, Kuba memiliki tingkat

kualitas pembangunan yang lebih tinggi dibanding negeri manapun di Karibia.

Sebenarnya, dalam periode ini dibandingkan dengan keseluruhan negeri yang

Page 70: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

terdapat di regional, penampilan ekonomi Kuba adalah sebuah negeri yang sehat

dan stabil. Bertentangan dengan hubungan ekonomi negeri berkembang lainnya

dengan Barat, hubungan ekonomi Kuba dengan COMECON dapat memperoleh

kontrol yang makin penting terhadap pembangunan ekonomi dan otonomi yang

lebih efektif. Jadi, apa saja yang mungkin menjadi motiv intrinsik Uni Soviet,

struktur dan cara bantuan yang diberikan di dalam Kasus Kuba lebih banyak

membantu daripada menghambat jalannya revololusi. Maka, jika Kuba menjadi

terngantung kepada Uni Soviet, hubungan ini secara kualitas berbeda dengan

hubungan negeri-negeri berkembang lainnya khususnya di Amerika Latin dan

Karibia yang melakukan hubungan dengan Barat ( Isaac Saney,2003: 47).

Secara rinci pertumbuhan ekonomi Kuba dari tahun 1962 sampai 1980

tampak pada tabel 1 di bawah :

Tabel 1. Pertumbuhan ekonomi Kuba tahun 1962-1980

No Tahun GMP (Juta Pesso) GSP (Juta Pesso) Prosentase Rata-rata 1 1962 6.082,1 3.698,2 - 2 1963 6.013,2 3.736,7 1,0 % 3 1964 6.454,5 4.078,4 9,0 % 4 1965 6.770,9 4.137,5 1,5 % 5 1966 6.709,3 3.985,5 -3,7 % 6 1967 7.221,6 4.081,0 2,4 % 7 1968 7.330,9 4.352,6 6,7 % 8 1969 7.236,1 4.180,6 -4,0 % 9 1970 8.335,6 4.203,9 0,6 % 10 1971 8.936,4 4.818,2 14,6 % 11 1972 10.349,2 6.026,9 25,1 % 12 1973 11.910,3 6.710,4 11,3 % 13 1974 13.423,5 7.414,1 10,5 % 14 1975 15.779,3 8.886,3 19,8 % 15 1976 15.860,5 8.881,8 -0,1 % 16 1977 16.510,8 9.246,0 4,1 % 17 1978 18.062,8 10.115,2 9,4 % 18 1979 18.830,5 10.545,1 4,3 % 19 1980 19.395,4 10.61,4 3,0 %

Sumber : Hugh Thomas, 1992: 26-27

Page 71: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Pada periode 1980-1990 kondisi ekonomi Kuba semakin mencapai

klimaks kehancuran. Hal ini ditandai dengan faktor runtuhnya Uni Sovyet sebagai

penopang sektor perekonomian Kuba. Keadaan ini membawa akibat yaitu

hancurnya fondasi perekonomian Kuba seiring dengan pelaksanaan embargo yang

tetap dilakukan AS. Tantangan bagi Kuba sebagai implikasi runtuhnya Uni

Sovyet sebagai sandaran ekonomi adalah bagimana upaya Kuba untuk bertahan

dibalik belenggu embargo AS sambil tetap menjaga prinsip revolusi (Isac Saney,

2003: 49).

Pada periode tahun 2000 larangan perdaganga AS terhadap Kuba semakin

ditingkatkan dengan dikeluarkan kebijakan baru terhadap Kuba, yaitu :

1) Larangan ekspor – impor dari dan menuju Kuba

Larangan ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari embargo ekonomi

yang ditetapkan oleh John F. Kennedy, yaitu larangan untuk mengekspor barang –

barang buatan AS ke Kuba, serta larangn mengimpor barang – barang dari Kuba

baik yang merupakan produk asli Kuba maupun yang datang dari dan melalui

Kuba. Namun sejak tanggal 1 Juli 2000 pemerintah AS menyetujui Rancangan

Undang – Undang proposal pelonggaran embargo AS mengenai penjualan

makanan dan obat – obatan ke Kuba. Dengan demikian, pemerintah AS akan

melakukan ekspor – impor makanan dan obat – obatan ke Kuba dengan batasan

tertentu, yaitu dana untuk penjualan makanan dan obat - obatan tersebut tidak

boleh menggunakan pinjaman dari bank swasta atau bank pemerintah AS. Kuba

harus membayar secara tunai atau meminta pinjaman dari negara ketiga.

2) Larangan terhadap kapal asing yang berlabuh di Kuba untuk tidak berlabuh di

AS selama 6 bulan.

Kebijakan ini bertujuan untuk menekan negara-negara lain agar tidak

berdagang dengan Kuba, karena apabila kapal mereka berlabuh di Kuba, maka

untuk 6 bulan kedepan kapal tersebut tidak boleh berlabuh di AS. Hal ini akan

menjadi kerugian bagi pemilik kapal karena tidak dapat mengangkut atau

mengirim barang ke pasar AS.

Page 72: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

3) Larangan transaksi komersial antara cabang- cabang atau anak perusahaan AS

diluar negeri dengan Kuba.

Kebijakan ini bertujuan untuk menghadapi perusahaan-perusahaan

multinasional AS yang berani melakukan trasaksi perdagangan dengan Kuba

melalui anak perusahaan diluar negeri.

4) Larangan pemberian merk dagang oleh perusahaan Kuba melaui hasil

nasionalisasi Fidel Castro tanpa ijin dari pemilik asli sebelum dinasionalisasi.

Kebijakan ini diambil menyusul sengketa yang terjadi selama tahun 2001,

yaitu European Comission (EC) menginformasikan bahwa Dewan Arbitrase WTO

(World Trade Organitation) membatalkan keputusan pengadilan AS berupa

Appropriation Act tahun 1998 dan mengharuskan pemerintah Washington

memberikan peluang penaftaran merk dagang rum Havana Club di AS

(www.cs.indiana.edu/gasser/PFC/cuba-forum204.ppt, diunduh tanggal 28 Juli

2010).

Keadaan demikian membuat Kuba semakin tertinggal dalam

pembangunan. Selain itu hutang negara Kuba mngalami peningkatan akibat biaya

impor yang terlalu jauh. Jumlah devisa negara Kuba juga mengalami penurunan

yang signifikan akibat diberlakukanya larangan perdagangan.

b. Larangan Kunjungan

Kebijakan pemerintah AS untuk melarang warga AS berkunjung ke Kuba

bertujuan untuk mengurangi pendapatan nasional Kuba dari sektor pariwisata

yang merupakan salah satu sumber utama penghasilan Kuba. Pemerintah AS

menyadari bahwa kunjungan turis AS dan warga keturunan ke Kuba akan

mendatangkan banyak pemasukan bagi Kuba. Dengan adanya larangan bagi

warga AS berkunjung ke Kuba, pemerintah AS berharap dapat menghancurkan

bisnis pariwisata Kuba. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah AS

antara lain: 1) larangan kunjungan warga AS ke Kuba, termasuk bagi program-

program pendidikan dan perjalanan yang berhubungan dengan Kuba; 2)

pemerintah AS akan menangkap dan menghukum bagi warga yang melanggar

peraturan larangan kunjungan termasuk bagi agen-agen perjalanan; 3) penolakan

Page 73: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

AS untuk memberikan visa pelajar, seniman, musisi, dan pejabat Kuba yang ingin

berkunjung ke Kuba; 4) pembatasan kunjungan warga keturunan Kuba ke

keluarga di Kuba (www.cs.indiana.edu/gasser/PFC/cuba-forum204.ppt, diakses

tanggal 28 Juli 2010).

c. Pembatasan pengiriman Uang Kontan dan Parcel dari Imigran Kuba di

AS ke Kuba.

Pembatasan pengiriman uang kontan dan parcel dari imigran Kuba di AS

mulai dilakukan pada periode tahun 2000. Langkah ini dilakukan untuk menekan

dan menghancurkan perekonomian Kuba. Hal ini menjadi suatu pukulan bagi

Kuba karena selama ini pengiriman uang kontan dari imigran Kuba di AS

merupakan salah satu sumber utama penghasilan Kuba. Menurut AS, sebelum

Castro lengser atau meninggal bersama dengan ideologinya yang sudah

ketinggalan jaman, baik itu karena mati dengan alami atau lengser karena tuntutan

keadilan, maka tidak akan ada uang yang mengalir dari AS ke Kuba

(www.cs.indiana.edu/gasser/PFC/cuba-forum204.ppt, diakses tanggal 28 Juli

2010)

Sedangkan pembatasan pengiriman parcel ditetapkan, karena selama ini

pengiriman parcel justru akan mengurangi tekanan AS pada pemerintah Kuba.

Pengiriman pacel ini juga akan memberikan kebutuhan dasar terhadap penduduk

Kuba, sehingga memungkinkan Kuba mencurahkan lebih banyak sumber untuk

memperkuat perangkat represifnya (www.cs.indiana.edu/gasser/PFC/cuba-

forum204.ppt, diunduh tanggal 28 Juli 2010)

C. Implikasi terhadap pemerintahan Fidel Castro.

1. Dampak Embargo Ekonomi AS terhadap Kuba

Dalam bidang ekonomi, Fidel Castro menerapkan sistem ekonomi

sentralisatis yang dikendalikan oleh pemerintah pusat. Dalam sistem ini tidak ada

sistem pasar dan pengusaha. Sumber utama pendapatan Kuba melalui sektor gula,

pariwisata, dan dari imigran Kuba di AS baik yang berkunjung ke Kuba atau

mengirim uang kepada keluarga di Kuba. Pemerintah Kuba juga gencar

Page 74: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

meningkatkan pemasukan devisa dari bidang medis, farmasi, dan bioteknologi

dengan cara meningkatkan promosi dan penjualan produk dan jasa, serta

kerjasama dibidang tersebut dengan negara–negara lain. dari bidang medis Kuba

mulai mengirimkan dokter dan tenaga perawat ke negara – negara kawasan

Amerika Latin, dalam bidang farmasi Kuba membuat obat-obatan kemudian

memasarkan baik dalam lingkup dalam negeri maupun Luar negeri. dalam bidang

bioteknologi Kuba mulai bekerjasama dengan negara lain untuk mendapatkan

suatu teknologi yang lebih maju. (www.cs.indiana.edu/gasser/PFC/cuba-

forum204.ppt, diunduh tanggal 28 Juli 2010).

Meski kinerja ekonomi relatif lebih baik dibanding dengan Chili, Meksiko,

dan Kosta Rica, Kuba banyak mengalami masalah ekonomi terutama disebabkan

oleh embargo ekonomi AS yang telah berlangsung selama lebih dari 40 tahun.

Pemerintah Kuba mengecam AS yang selalu mengabaikan keinginan masyarakat

internasional agar mencabut embargo ekonomi terhadap Kuba. Pemerintah AS

bahkan selalu meningkatkan tekanan terhadap Kuba dengan menerapkan Cuban

Democracy Act pada tahun1992, kemudian Helms Burton Act pada tahun 1996

serta masih ditambah dengan kebijakan agresif dari George W. Bush yang

berkuasa sejak tahun 2001 (www.cs.indiana.edu/gasser/PFC/cuba-forum204.ppt,

diunduh tanggal 28 Juli 2010).

Menurut pemerintah Kuba, blokade ekonomi dan perdagangn AS telah

menyebabkan ketertinggalan pembangunan dalam negeri selama 15 tahun, yang

nilainya setara dengan 4 kali GDP Kuba, dan 1,5 kali jumlah hutang luar negeri

Kuba pada tahun 2000. Pemerintah Kuba harus membayar lebih dari 38 juta dollar

AS untuk membeli bahan makanan dari Asia san Eropa, yang seharusnya lebih

murah jika dibeli dari benua Amerika. Selain iru setiap tahun biaya impor

makanan mencapai 50 juta dollar AS, dengan kerugian sektor industri gula

sebesar 155 juta dollar AS (lihat lampiran 2).

Larangan penjualan cerutu dan produk tembakau Kuba ke AS,

mengakibatkan Kuba menderita kerugian yang cukup merugikan Kuba. Kemudian

larangan wisatawan AS ke Kuba menyebabkan Kuba menderita penurunan devisa

melalui sektor pariwisata. Dalam sektor pelayaran laut, Kuba mengalami kerugian

Page 75: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

dalam melakukan ekspor, karena harus membayar biaya tambahan untuk

pengangkutan barang. Pembekuan uang simpanan Pemerintah Kuba di bank AS

dari perusahaan telepon, menyebabkan kerugian yang besar per tahun. Kemudian

pembatasan kunjungan dan pengiriman uang kontan dari imigran Kuba di AS

kepada keluarga di Kuba menyebabkan Kuba kehilangan salah satu sumber utama

penghasilan dari biaya jasa pengiriman(www.republika.co.id, diunduh tanggal 29

Juli 2010).

Secara rinci kerugian rata – rata pendapatan Kuba per tahun dapat dilihat

pada tabel di bawah :

tabel 2. Daftar rata-rata kerugian perekonomian Kuba per tahun

No Sektor Jumlah

1 Perdagangan Tembakau 69,7 juta dollas AS

2 Pariwisata 900 juta dollar AS

3 Pelayaran 12 juta dollar AS

4 Pembekuan uang 137 juta dollar AS

5 Pembatasan Pengiriman Uang Kontan 1,2 milyar dollar AS

sumber : www.cs.indiana.edu/gasser/PFC/cuba-forum204.ppt

Dampak embargo ekonomi AS, juga dapat dilihat dalam kehidupan sehari-

hari rakyat Kuba, diantaranya kurangnya angkutan umum yang dapat disediakan

oleh pemerintah karena pemerintah berada dalam tagihan utang yang sangat besar

sebagai akibat embargo ekonomi AS. sejak diberlakukanya embargo sektor

perekonomian menurn tajam, selama lebih dari 15 tahun Kuba kehilangan 181

milyar dollar AS. Hal ini berdampak pada keadaan produksi alam negeri yang

menurun hampir 6% per tahun. Akibatnya setiap hari banyak orang-orang yang

hendak berangkat dan pulang dari sekolah atau kerja akan beerdiri dipinggir jalan

untuk mendapatkan tumpangan dari kendaraan yang lewat. Sedangkan warga

yang tidak mau merepotkan oran lain, memilih menggunakan sepeda sebagai alat

transportasi (www.republika.co.id, diunduh tanggal 29 Juli 2010).

Gaji pegawai negeri dan BUMN sangat kecil, yang tidak lebih dari 2/3 dari

hasil pendapatan tiap bulan yaitu 498 peso. Hal ini membuat dokter, guru, dan

profesional lain harus mencari penghasilan tambahan menjadi sopir, pemandu

Page 76: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

wisata, menyewakan kamar yang tersisa, atau terlibat dalam bisnis atau terlibat

dalam bisnis prostitusi. Sedangkan pegawai perusahaan asing, kedutaan besar, dan

perusahaan swasta yang bergaji dollar tidak bisa menerima gajinya karena mereka

dibayar melalui badan pemerintah urusan konversi gaji dari dollar ke pesso

(www.republika.co.id, diunduh tanggal 29 Juli 2010).

Embargo ekonomi AS, juga membuat kegiatan perdagangan makin

kompleks dan berbiaya tinggi. Produsen peralatan medis tidak bisa memasukan

produk ke Kuba, apabila mengandung komponen asal AS. Selain itu, Kuba juga

terisolasidari pasar modal internasional, karena dikeluarkan dari IMF dan badan-

badan pemberi kredit lain (www.republika.co.id, diunduh tanggal 29 Juli 2010).

Dengan segala kesulitan ekonomi tersebut, Fidel Castro masih tetap

berkuasa dan tetap menjalankan sistem pemerintahan sosialisme-komunisme,

serta menolak kemauan AS yang menginginkan adanya demokrasi, kebebasan,

dan sistem pasar bebas di Kuba. Bahkan, saat Fidel Castro menyerahkan tahta

pemerintahan kepada sang adik Raul Castro, Raul Castro tetap menjalankan

pemerintahan seperti yang dilakukan oleh Fidel Castro.

2. Kebijakan Fidel Castro dalam Menghadapi Embargo Ekonomi AS

a. Pembangunan Ekonomi

Pada dekade awal setelah 1959, pembangunan ekonomi Kuba didominasi

dengan kebijakan reformasi agrarian. Kebijakan yang pertama kali dilakukan pada

tahun 1962, yang mengalihkan status 40% tanah pribadi menjadi milik negara,

Tambahan, 40% tanah telah didistribusikan kepada produser-produser (petani

skala kecil) desa skala kecil mencakup 120.000 petani dan menyisakan 20% untuk

pemilik tanah yang berukuran menengah dan luas. Distribusi tanah ini membuka

lapangan kerja yang begitu luas bagi para petani yang selama beberapa abad tidak

berhak atas tanah mereka sendiri (Hidayat Mukmin, 1981: 136).

Sektor industri dan perbankan utama dinasionalisasi. Sistem partisipasi

buruh yang demokratis diperkenalkan dan didasarkan pada sistem pemilihan

delegasi tempat bekerja. Selama tahun 1960-an, ekonomi Kuba menerapkan

Page 77: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

sistem penganggaran keuangan yang dipegang oleh Che Guevara yang saat itu

menjabat sebagai Kepala Perbankan dan Menteri Perindustrian. Sistem tersebut

menekankan pada insentif moral dan materil, kerja sukarela dan upaya untuk

meningkatkan kesadaran buruh.

Meskipun kerjasama ekonomi secara umum menguntungkan bagi

perekonomian Kuba, hal tersebut telah menciptakan distorsi dalam struktur

ekonomi. Pada tahun 1970-an dan di awal tahun 1980-an, Kuba memperkuat

pembangunan ekonomi dan memperkenalkan organisasi-organisasi kekuatan

rakyat, yang bertujuan untuk mendemokratiskan pengambilan kebijakan. Pada

pertengahan tahun 1980-an, situasi ekonomi politik mulai memperlihatkan

tantangan-tantangan besar bagi revolusi Kuba. Kondisi perekonomian mulai

memperlihatkan tanda-tanda akan terjadinya stagnasi dan meningkatnya praktek-

praktek birokrasi. Pada tahun 1980 Kuba menitik beratkan pada tindakan-tindakan

politik daripada melakukan konsolidasi bidang sosial ekonomi. Kuba mengalami

penurunan kehidupan ekonomi perdagangan akibat dari blokade AS serta keadaan

intern dalam negeri yang membuat para penduduk Kuba berupaya ke luar negeri

untuk mencari penghidupan. Hal ini semain diperparah dengan penurunan

produksi tebu dan gula. Berakhirnya Perang Dingin di akhir tahun 1980-an dan

hancurnya Uni Soviet serta negara-negara Eropa Timur yang merupakan aliansi

ketat Kuba kemudian membawa perubahan yang sangat drastis bagi negara

sosialis tersebut. Kuba dengan segera melakukan perbaikan ekonomi yang

mengalami stagnasi akibat 70 % impor negara tersebut berasal dari wilayah Eropa

Timur praktis terhenti. Berhentinya proses dagang dengan Uni Soviet secara tiba-

tiba mengakibatkan penurunan pemasukan nasional sebesar 55% dari tahun 1989-

1992 (Issac Saney, 2003: 36).

Kondisi sosial ekonomi yang tidak menentu tersebut semakin diperparah

dengan pengetatan embargo oleh AS. Bahkan pada tahun 1992, AS semakin

mengintensifkan tekanan ekonominya, yang paling menonjol yaitu dengan

dikeluarkannya Cuba Democracy Act pada tahun 1992 dan Cuban Liberty and

Democratic Solidarity (Libertad) Act pada tahun 1996. Legislasi ini merupakan

merupakan sebuah coup de grace, yang melemaskan Kuba dari sumber-sumber

Page 78: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

kapital, peluang komersial dan hubungan dagang yang tersisa (diperkirakan,

akibat blokade ekonomi, Kuba harus membayar lebih $60 milyar AS). Sebuah

studi yang dilakukan menyatakan jika dilakukan pelonggaran terhadap blokade

ekonomi yang ketat akan menambah secara signifikan kemampuan impor Kuba,

dan pendapatan nasional akan bertambah seperempatnya (Gonzales, 1988: 72).

Krisis ekonomi yang semakin parah saat itu, memaksa pemerintah Kuba

untuk mengimplementasikan program pembenahan di segala bidang. Pada masa

ini pemerintah mengumukan “ A Special Period In The Time Of Peace” (Periode

Khusus Dalam Masa Damai) yang dasarnya meletakkan negara pada sikap

penghematan ekonomi masa perang. Pada periode ini, Kuba harus melakukan

pengurangan produksi dan melakukan reformasi untuk mendapatkan kembali

keseimbangan makro ekonomi dan dengan demikian dimulailah pembenahan

tanpa mereduksi kemajuan- kemajuan sosial yang telah didapatkan sebelumnya.

Salah satu faktor utama dalam hal peningkatan kualitas hidup rakyat Kuba

adalah fakta bahwa sumber-sumber ekonomi tidak dikuasai oleh minoritas kecil

yang memiliki modal seperti di kebanyakan negara. Di negara-negara kapitalis,

seluruh proses produksi berada dalam kerangka proses akumulasi para kapitalis.

Logikanya bahwa selama proses tersebut dapat menciptakan keuntungan, maka

kepuasan rakyat kemudian tidak menjadi arah proses pembangunan bahkan yang

terjadi justru proses tersebut berakibat pada rusaknya alam dan masyarakat.

Di Kuba, keputusan tentang alokasi investasi atau pengadaan lapangan

pekerjaan tidak hanya ditentukan oleh para pemilik modal. Itulah mengapa saat ini

ketika hampir semua negara melakukan pemotongan subsidi terhadap pendidikan,

kesehatan, jaminan sosial, Kuba justru menyediakan dan disediakan secara gratis

buat rakyat.

Pokok yang menjadi awal pembenahan dan peningkatan ekonomi dalam

masa pembenahan adalah menjalankan tindakan-tindakan yang bertujuan secara

internal mereorganisasi ekonomi dan memasukkan Kuba ke dalam ekonomi

dunia. Tindakan- tindakan ini yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan

efisiensi, utamanya dirancang untuk melindungi dan menjaga pencapaian-

pencapaian sosial dan revolusi--tertulis di dalam Pasal 8 dan Bab VI Konsititusi

Page 79: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Kuba sebagai hak mendasar dari rakyat Kuba, terutama pekerjaan, perawatan

kesehatan, pendidikan, dan program-program jaminan sosial. Pemerintah Kuba

berupaya membuka lapangan pekerjaan sebagai langkah untuk mensejahterakan

rakyat. dalam hal perawatan dan pendidikan dalam konsitusi Kuba, pemerintah

Kuba akan berupaya menyelenggarakan jasa pelayanan kesehatan dan pendidikan

secara gratis bagi penduduk Kuba. Dalam hal jaminan sosial Kuba mengambil

langkah dengan cara menyediakan pangan yang cukup bagi seluruh rakyat Kuba.

Sebagai konsekuensi hak -hak ini, Kuba lebih baik dalam beberapa indikator jika

dibandingkan dengan negeri yang telah mengembangkan terindustrialisasi. Lebih

jauh dari itu, walaupun ekonomi menurun dengan tajam pada awal tahun 1990-an,

tidak ada kebijakan-kebijakan pasar yang signifikan. Pemerintahan Kuba

menolak, untuk mengopy model-model deregulasi, kontraksi negara, privatisasi

dan pengurangan program-program sosial dan mengadobsi praktek- praktek

neoliberal yang dijalankan oleh negeri-negeri Eropa Timur, Amerika Latin dan

banyak negeri di belakan dunia ini. Negeri ini menolak untuk mengikuti apa yang

disebut dengan "transisi" yang dibela-bela oleh pendukung pasar bebas dan

menerapkannya tanpa ampun kepada negeri-negeri blok sosialis sebelumnya

( Jorquera, 2000: 22)

Kuba menghadapi yang tidak bisa dihindarkan dengan memasukkan

dirinya kembali ke dalam ekonomi kapitalis. Negeri ini mengatur untuk beroperasi

kedalam sistem ekonomi internasional yang berbasiskan pada prinsip-prinsip dan

praktek yang berbeda -setelah selama tiga puluh lima tahun terintegarasi secara

struktur kedalam COMECON yang sebelumnya diandalkan dan menjadi basis

pembangungan ekonomi.

Keharusan untuk menentukan kembali arah strategi pembangunan dan

sejumlah tindakan ekonomi yang implementasinya untuk mengaktifkan kembali

ekonomi dintaranya melalui (Issac Saney, 2003:100-103) :

1) Rasionalisasi produksi yang bertujuan untuk lebih mengefisienkan

penggunaan sumber-sumber yang ada

Ini sering berarti adalah penggunaan teknologi lama dan manual, (misalnya

menggunakan kembali sapi untuk membajak). Subsidi negara dikurangi 70%

Page 80: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

bersamaan dengan pengurangan belanja negara secara umum. Kebijakan ini

disertai dengan penguatan rejim substitusi impor yang telah ada.

2) Pendirian pekerjaan mandiri dan perusahaan-perusahaan kecil

Pada tahun 1993 dikeluarkan undang-undang yang mengesahkan pendirian

usaha-usaha mandiri terhadap ratusan pekerjaan, sebagian besar usaha yang

berorientasi kepada jasa, seperti restoran, toko-toko perbaikan sepeda, lemari

pendingin, dan televisi. Ukuran dari usaha mandiri ini bervariasi dari tahun ke

tahun. Bagaimanapun, seiring dengan pertumbuhan ekonomi, jenis usaha

mandiri ini berkurang: dari jumlah yang cukup tinggi pada tahun 1996,

205.000 menjadi 160.000 pada tahun 1998.

3) Legislasi kepemilikan mata uang luar negeri, khsususnya dollar AS, agar

menambah pasokan domestik dan dapat menstabilkan dan menaikkan nilai

peso.

Ditengah-tengah krisis, bersamaan dengan produksi dan distribusi yang

menurun dengan tajam, ekonomi bawah tanah berkembang. Uang yang

digunakan adalah dollar AS, yang hanya bisa diperoleh di pasar gelap dengan

nilai 150 peso per dollar AS pada tahun 1993. Pengaruhnya sangat

menghancurkan kehidupan mayoritas rakyat Kuba yang perbulannya rata-rata

berpenghasilan dibawah 200 peso pada awal tahun 1990-an. Daya beli peso

makin terpangkas. Barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh rakyat makin

langka, karena penurunan produksi, dan hanya bisa dibeli dengan peso.

Tujuan untuk melegalisasi kepemilikan mata uang luar negeri adalah agar

rakyat makin memperoleh akses terhadap dollar AS dan membuat negara bisa

memperoleh langsung yang menjadi sumber domestik pertukuran luar negeri.

Kebijakan ini bersamaan dengan penambahan jumlah produksi dan

mengontrol persediaan peso, yang hasilnya yaitu menurunnya secara drastis

tingkat pertukaran peso-dollar. Sebenarnya, nilai peso terapresiasi tujuh kali

lipat dengan tingkat pertukuran yang telah ditetapkan selama bertahun-tahun

dengan 20 peso per dollar AS. Pada saat sekarang ini, sebagai konsekuensi

langsung dari menurunnya ekonomi dunia-khususnya industri wisata pada

tahun 2001- tingkat pertukaran sekarang adalah 26 peso terhadap 1 dollar AS.

Page 81: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

4) Menginstitusikan penetapan harga dan kebijakan-kebijakan yang lainnya

untuk dapat mengurangi defisit dan jumlah uang yang beredar

Bersamaan dengan tindakan tindakan yang lain yang dijalankan adalah

penghapusan bebarapa pelayanan jasa yang gratis dan penciptaan pajak, hal

yang telah dihapuskan pada masa awal revolusi. Pajak tidak dikenakan

terhadap upah, namun kepada keuntungan dan pendapatan investasi.

Tindakan ini sangat berdampak terhadap keuangan di dalam negeri. Dari

tahun 1994 hingga 1998, sebanyak 2,5 milyar dollar ditarik dari sirkulasi, dan

defisit anggaran berkurang dari 33,5 % menjadi 2%. Pemangkasan persediaan

peso ini merupakan faktor utama untuk menaikkan nilai peso.

5) Transformasi struktur kepemilikan tanah

Ini dapat disebut dengan sebuah reformasi agraria yang ketiga, pertanian-

pertanian negara digantikan dengan koperasi, pasar pertanian swasta dibuka

untuk menstimulasi bahan produksi bahan pangan. Pertanian-pertanian negara

sebelumnya menjadi Satuan Basis Koperasi Produksi (Basics Unit of

Cooperative Production) atau UPBC, bekerja di atas tanah dengan

mendapatkan hak guna.Koperasi-koperasi produksi menjual dengan kuota

yang telah ditetapkan kepada negara, selebihnya bisa disimpan sendiri atau

dijual ke pasar pertanian swasta. Pada saat sekarang ini, pertanian negara

hanya terdiri dari sepertiga dari tanah pertanian. Sebanyak 44% tanah

pertanian dikelola oleh berbagai UPBC, 10 % oleh bentuk koperasi lainnya

dan 15% oleh pertanian swasta. Ini sangat bertentangan tajam jika

dibandingkan dengan sebelum Periode Khusus, sebanyak 75% dari tanah

dikuasai oleh pertanian negara. Pemerintah Kuba memperhitungkan dengan

perubahan ini, sebanyak 316.000 hektar tanah telah ditangan petani, yang kini

memegang 25% tanah yang dapat ditanami. Sekarang, Asosiasi Nasional

Petani Kecil memiliki anggota lebih dari 300.000 dengan 57.000 orang

bergabung dalam asosiasi-asosiasi sejak perubahan struktur pegolahan tanah

ini. Tingkat produksi bahan pangan, khsususnya sayur - sayuran telah

meningkat dengan signifikan. Disamping itu, metode taman perkotaan dan

pertanian organik didorong dan telah dikerjakan dengan luas. UPBC sekarang

Page 82: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

menghasilkan 53% sayuran umbi-umbian, 56% sayuran segar, 90%

tembakau, 75% jagung, 76 % buncis, 73 % buah-buahan, 73% kelapa, 58%

kopi, 63% kokoa, 61% madu dan 18% gula.

6) Reorganisasi dan penyederhanaan struktur negara

Otonomi yang lebih besar diberikan kepada perusahaan-perusahaan negara

dan desentralisasi administrasi diperluas. Ini disertai dengan jurisdiksi yang

lebih luas kepada kekuatan pengambil keputusan yang lebih kuat.

Perusahaan-perusahaan negara diijinkan untuk beroperasi dalam mata uang

luar negeri menuju kepada kemampuan membiayai sendiri. Jumlah menteri

pemerintahan dikurangi dari lima puluh lima pada tahun 1993 menjadi

tigapuluh tiga pada tahun 1998. Sistem perencanaan ditransformasikan dari

produksi material ke pada yang berbasiskan finansial. Kini, biaya produksi

ditentukan oleh masing-masing perusahaan negara, bagian dari

mempromosikan efesiensi yang lebih besar di dalam ekonomi negara. Bagian

dari kebijakan ini, angkatan bersenjata mengimplementasikan program-

program untuk mencukupi kebutuhannya sendiri, sebagai contoh dalam

penyediaan bahan makanan. Baik anggaran angkatan bersenjata Kuba dan

keseluruhan anggaran militer berkurang sangat jauh.

7) Pembangunan sektor pariwisata skala besar

Sebagaimana negeri ini kesulitan untuk memperoleh mata uang luar negeri

sebagai pembayaran, usaha penambahan jumlah turis yang datang dipacu,

telah mencatat hasil yang penting. Pendapatan turisme pada tahun 1996, 50%

lebih besar dari pendapatan tahun 1995. Pada waktu itu, untuk pertama

kalinya pendapatan dari turis menggeser peran gula sebagai sebagai sumber

pendapatan utama, dengan perolehan $1,38 milyar dollar AS. Disamping itu

juga terjadi investasi sebesar $ 300 juta AS dalam turisme. Pada tahun 1994,

sebanyak 1,14 juta turis mendatangi Kuba membawa pendapatan ke negeri

tersebut sebesar $ 1,5 milyar AS, pada tahun 1999 menghasilkan $ 2 milyar

AS. Pada tahun 2000 dan 2001, hampir dua juta turis mendatangi Kuba.

Sektor ini mengalamai pertumbuhan 15-20 % per tahun. Menteri Pariwisata

mengatakan margin keuntungan buat negara sebanyak 20%. Dengan berbagai

Page 83: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

cara, sektor pariwisata telah menjadi motor ekonomi, secara signifikan

menyumbangkan pertumbuhan industri ringan dan pasar kerajinan.

8) Mendukung dan mengejar investasi dari luar negeri terhadap semua sektor

ekonomi

Investasi luar negeri dicari untuk semua sektor, kecuali kesehatan, pendidikan

dan pertahanan. Proses ini diawasi dan diarahkan langsung oleh negara ke

bidang-bidang ekonomi yang diperhitungkan, investasi luar negeri tidak akan

mengkompromikan kemerdekaan Kuba, kedaulatannya, atau masa depan

sumber- sumber dayanya. Investasi yang signifikan telah terjadi di dalam

pariwisata, petrolium, nikel, telekomunikasi, bioteknologi, dan industri-

industri manufaktur lainnya. Investasi luar negeri memainkan peran yang

signifikan di dalam ekonomi Kuba saat ini, terhitung pada tahun 1998

mencatat 3 % dari GDP. Pada saat sekarang ini tercatat 397 buah usaha

patungan dengan modal internasional. pada tahun 1999, terdapat 36

persetujuan promosi dan proteksi dengan 36 negara. Pada tahun 2001, usahan

patungan Kuba paling besar dilakukan dengan negeri Spanyol (99), Kanada

(74) dan Itali (57). Ratusan proyek lainnya sekarang sedang dipelajari. Sejak

dibukanya investasi dengan modal Barat, paling tidak kesepakatan yang telah

dibuat mencapai $5,5 milyar AS dan yang sudah diinvestasikan sebanyak $3

milyar AS. Investasi rata-rata tahunan dari 1996 hingga 2001 diperkirakan

sebanyak $ 288 juta AS. Hal ini menandaskan, Kuba dapat mencapai tingkat

yang telah digambarkan diatas walaupun AS memberlakukan Toricelli Act

dan Helms-Burton Bill yang dirancang untuk melumpuhkan dan

memundurkan proses investasi dari luar negeri. Sebenarnya, lebih dari 40%

investasi luar negeri terjadi setelah Maret 1996 ketika Helms-Burton Bill

diberlakukan. Namun, bagaimanapun, pemerintahan setelah pemerintahan

Bush mengintensifkan tekanan ekonomi, telah menciptakan dampak yang

besar terhadap investasi luar negeri.

Pada tahun 2001 investasi menurun menjadi $ 38.9 juta AS dari $ 488 juta

AS pada tahun. Seperti yang telah diceritakan sebelumnya, gula memainkan peran

utama di dalam ekonomi Kuba. Sebelum dilampaui oleh pendapatan yang

Page 84: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

diperoleh dari turisme, ekspor Kuba merupakan bagian yang besar untuk

memperoleh uang pertukaran luar negeri. Oleh karena itu pemulihan produksi

gula dan merevitalisasi industri menjadi perhatian utama. Sektor gula telah mulai

kembali pulih setelah mencapai titik nadirnya pada awal tahun 1990-an, tumbuh

24,3 persen pada tahun 1999 dan 18 persen dalam enam bulan tahun 2000.

Walaupun telah dilakukan pemulihan yang cukup baik, restrukturisasi yang

dramatis dalam industri gula dimulai pada tahun 2002, merespon berlanjutnya dan

makin tidak menguntungkan, karena harga gula yang rendah di pasar dunia; harga

dibawah biaya produksi menghadapi kompetisi dari gula Eropa. Harga gula jatuh

dari 8,5 sen per pon ( 1 pon = 0, 5 kg) pada Januari 1999 menjadi 5,99 sen per pon

pada kuartal pertama tahun 2000 dan naik sedikit menjadi 6,5 sen per pon pada

kwartal terakhir tahun 2001. Nilai ekspor pada tahun 1999 menurun 4 persen

akibat kejatuhan harga gula. Sebanyak tujuh puluh satu buah dari 156 pabrik gula

ditutup, membuat 100.000 orang kehilangan pekerjaan dalam sektor gula.

Restrukturisasi mendesakkan efesiensi dan diversifikasi yang lebih besar,

dibarengi dengan rencana memperkerjakan mereka dalam bidang bioteknologi

untuk menciptakan sebuah fruktosa, berlawanan dengan sukrosa yang dihasilkan

oleh gula tebu. Buruh-buruh yang dipindahkan tidak mengalami pemotongan upah

demikian juga dengan harus mencari pekerjaan baru, mereka dilatih atau kembali

disekolahkan. Bagian dari tanah yang kini tidak lagi digunakan untuk perkebunan

tebu sekarang dipakai untuk menghasilkan bahan pangan dan meningkatkan

cadangan pangan. Sekali lagi yang perlu dipahami bahwa rangkaian kebijakan-

kebijakan yang diambil dalam rangka mengefektifkan mesin-mesin perekonomian

Kuba setelah embargo dan pada masa krisis tidak mengikuti format yang

digunakan oleh mayoritas negara-negara Dunia Ketiga yang mengikuti arahan

lembaga-lembaga keuangan internasional (Issac Saney, 2003: 105).

b. Pembangunan Sosial

Pada saat Kuba berada di bawah kekuasaan AS keadaan sosial di Kuba

mengalami banyak perubahan yang menjadikan keadaan soaial masyarakat Kuba

mengalami keadaan yang jauh dari kesejahteraan sebagai dampak dari campur

Page 85: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

tangan AS terhadap semua sektor riil Kuba. Adanya revolusi Kuba pada tahun

1959 membuat struktur sosial Kuba berubah sebagai dampak dari ekonomi

sentralis sehingga terjadi kesetaraan kesejahteraan bagi rakyat Kuba. ketahanan

nasional dan kemajuan Kuba terlatak pada organisasi dan disiplin yang membaja

serta keadaan rakyatnya yang mau menderita demi kepentingan negara (Hidayat

Mukmin, 1981: 142).

Krisis ekonomi pada tahun 1990-an memaksa Kuba untuk

mengimplementasikan sebuah program untuk menciptakan stabilisasi dan

beberapa tindakan yang menurut mekanisme pasar, karena akibat dari krisis

ekonomi tersebut Kuba kehilangan 4/5 jalur perdagangan yang berdampak pada

terhentinya proses produksi. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan ini berbeda

tajam dengan kebijakan IMF yang telah banyak menipu negeri Selatan. Seperti

sudah disebutkan sebelumnya, tidak ada terapi “kejutan” yang dilakukan.

Walaupun terjadi penurunan ekonomi secara tajam, pendanaan terhadap

kesehatan, pendidikan, jaminan sosial dan olahraga bertambah. Sebenarnya, 65 %

pendapatan dari gula pada tahun 2002 dialokasikan demi perawatan kesehatan,

pendidikan dan jaminan sosial. Terlebih lagi, pendidikan, kesehatan terus

berlanjut gratis, hak-hak rakyat Kuba yang telah tertulis di dalam Konstitusi Kuba

(Constitution of Republic of Cuba 1993).Tidak ada satupun sekolah, rumah sakit,

poliklinik dan perawatan sehari-hari ditutup. Konsekuensinya, Kuba tidak hanya

mampu mempertahankan indikator-indikator sosialnya, namun juga memperoleh

perbaikan yang lumayan cukup.

Meskipun terjadi krisis pada tahun 1990-an, Kuba telah mulai

memperbaiki kerusakan dalam sistem kesehatan pada tahun 1996. Pemerintah

mempertahankan investasi yang tinggi didalam bidang ini, yakni sebesar 9,1 %

GDP , sebuah rasio yang sama dengan dilakukan oleh Kanada (IBRD). Salah satu

hasil yang paling mengagumkan dari target investasi ini adalah keberhasilan

negeri ini menciptakan sekitar 67.500 dokter medis dan memiliki perdandingan

dokter yang tertinggi di dunia, dengan lebih dari lima orang dokter per seribu

penduduk. Perawatan kesehatan hampir mencakup universal, sistem perawatan

kesehatan mencakup 99% dari rakyat Kuba. Angka harapan hidup di Kuba dengan

Page 86: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

batas 75 tahun adalah tertinggi di antara negeri dunia ketiga. Standar ukuran baru

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tingkat Harapan Hidup Sehat (Healthy Life

Expectancy), mengukur usia orang hidup dengan kesehatan penuh. Kuba seperti

yang dicatat oleh WHO memiliki harapan hidup sehat yang tertinggi di regional

(Amerika Latin dan Karibia), 68,4 tahun, mendekati angka yang dicapai oleh

Amerika Serikat pada tahun 2000. Pada ulang tahunnya yang ke-50 WHO

memberikan penghargaan kepada Presiden Castro “Medali Emas demi Kesehatan

bagi Semua”, menghargai pekerjaan yang telah dilakukan oleh Kuba. WHO

menyatakan bahwa Kuba dalam banyak jalan menjadi sebuah model bagi negeri

berkembang lainnya didalam melakukan pencerahan dan kemajuan

kesehatannya.(www.who.int/en/, 2002, diunduh tanggal 28 Juli 2010)

Kuba dengan konsisten memiliki catatan yang baik dalam laporan tahunan

Perserikatan Bangsa Bangsa dalam laporan perkembangan manusia. Laporan

tingkat pada basis Indeks Perkembangan Manusia, Human Development Index

(HDI) membuat tiga kategori negara: pengembangan manusia yang tinggi,

pengembangan manusia yang menengah dan pengembangan manusia yang

rendah. Dalam laporan pada tahun 2002, Kuba berada dalam peringkat 55 dari

173 negara dan tempatnya ini merupakan diujung paling atas tingkat

perkembangan manusia yang menengah, dengan HDI 0,795; hanya 0,005 persen

diluar 0,008 nilai yang diperoleh negeri yang dikategorikan status pengembangan

manusianya yang tinggi. Jadi, dengan penilaian yang rendah pendapatan per

kapita Kuba, berlawanan dengan dukungan sosial yang ekstensif, menghasilkan

HDI yang rendah dalam rangking dunia dibanding dengan apa yang telah

dibuktikannya.

Antara tahun 1990 hingga 2000, Kuba mengurangi tingkat kematian bayi

dari 11 per seribu kelahiran menjadi 6,2. Dibandingkan dengan negeri Barat, ini

merupakan urutan ke enam dan paling tinggi di Amerika. Kontras dengan rata-rata

tingkat angka kematian bayi di Amerika Latin dan Karibia sebesar 30% pada

tahun 1999. Pada waktu tersebut, Argentina tercatat 18, Chili 10, dan Kosta Rika

12. Di samping itu, angka kematian anak di bawah 5 tahun telah berkurang dari 13

menjadi 8 per seribu pada tahun 1990-an. Sedangkan untuk rata-rata Amerika

Page 87: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Latin pada tahun 1999 adalah 38. Angka kematian bayi di Kuba lebih rendah 50%

dari Chili yang berada di posisi kedua di Amerika Latin.

Di Kuba, 90 persen anak-anak divaksin penuh terhadap penyakit utama

yang bisa dicegah yang bisa menimpa anak, seperti tubercolosis, polio, dan

campak. Investasi dalam pendidikan 6,7 persen dari GDP. Ini adalah dua kali lipat

dari yang dialokasikan oleh rata-rata kawasan. Tingkat rata-rata pendidikan yang

dicapai oleh Kuba adalah sepuluh tahun, melampaui rata-rata pendidikan regional,

yang hanya lima tahun. Pada tahun 1998 dan 2001, UNESCO mempelajari

pendidikan di Amerika Latin, dan dalam evaluasinya menyatakan sistem

pendidikan di Kuba adalah yang terbaik di regional. Angka buta huruf di Amerika

Latin bagi anak yang berusia lima belas hingga dua puluh empat tahun adalah 7%,

sedangkan Kuba adalah nol. Dari tahun 1990 hingga 1997, anak-anak Kuba laki-

laki dan perempuan yang menamatkan pendidikan dasar naik dari 92% menjadi

100%. Angka ini tidak hanya melewati angka di kawasan (80-90%), namun juga

melampaui Amerika Serikat. Pada tahun 1997, perbandingan antara pengajar dan

murid adalah 1 berbanding 12, setara dengan Swedia. Rata-rata bagi Amerika

Latin dan Asia adalah 1 banding 25. Kuba terus yang terdepan di kawasan dalam

kualitas pendidikan dasarnya (http//portal.unesco.org, diunduh tanggal 28 Juli

2010).

Hak ini dibarengi dengan perhatian yang cukup terhadap pendidikan yang

lebih tinggi dan penelitian, sehingga jumlah orang yang tamat dari peguruan

tinggi juga terus bertambah. Pada tahun 1999, Kuba menghasilkan lebih dari

700.000 tamatan universitas. Saat ini diperkirakan 24.000 orang profesor

universitas mengajar 130.000 mahasiswa. Investasi terhadap pendidikan yang

lebih tinggi ini tercermin dalam bidang penelitian ilmiah, Di kawasan para peneliti

hanya berjumlah 2% dari penduduk, sedangkan Kuba mencapai 11%.

Infrastruktur penelitian juga mengagumkan, dengan lebih dari dua ratus pusat

penelitian dan institut.

Jaringan keamanan sosial juga tidak diabaikan. Sebagian besar para

pekerja yang menganggur dipindahkan ke tempat kerja yang baru, sedangkan

yang memasuki pelatihan kembali tetap mendapatkan gaji 60%. Banyak dari

Page 88: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

penganggur ini bekerja mandiri. Dengan membaiknya sektor negara, jumlah

mereka ini kemudian terserap kembali. Pada tahun 1999, lebih dari 60% pekerja,

khsususnya bidang kesehatan, pendidikan dan polisi mengalami kenaikan upah

yang lumayan besar antara 12 hingga 40%. Jaminan pengamanan sosial dan

program-program kesejahteraan diperluas. Pada tahun 2002, alokasi anggaran

jaminan pengaman sosial ini naik 342 juta peso dibanding dengan tahun

sebelumnya. Lebih dari 17 juta peso dibayarkan dalam bentuk pensiun sejak

permulaan masa Periode Khsusus (http://www.radiohc.org, diunduh tanggal 28

Juli 2010).

Pada saat bebarapa harga barang dan pelayanan mengalami kenaikan,

seperti sekolah, tembakau, angkutan antar propinsi dan penerbangan, kebutuhan

pokok; sebagai contoh makanan pokok, ongkos transit lokal, namun harganya

tetap bisa terjangkau dan dapat dibeli dengan peso. Pemerintahan Kuba

mengalokasikan $ 700 juta AS untuk subsidi pangan. Sewa-sewa tidak bertambah,

membutuhkan alokasi 6- 8% dari upah. Dan lebih dari 85% penduduk Kuba

memiliki rumah yang ditinggalinya.

Para komentator sering berargumentasi, menggunakan angka pertukaran

peso - dollar AS 26 berbanding 1, bahwa Kuba telah mengalami privatisasi yang

ekstrim. Ini adalah distorsi yang keji terhadap kenyataan sosial dan ekonomi

Kuba. Pengeluaran rata-rata bulanan sebuah keluarga di Kuba adalah sebagai

berikut: Sewa; 26,6 peso ($1,02 AS), listrik; 13,60 peso ($0,52 AS), telepone;

6,25 peso ($0,24 AS), gas memasak ; 7,63 peso ($ 0,29 AS), air; 1,30 peso ($0,05

AS), makanan; 45,56 peso ($1,75 AS) (http://www.radiohc.org, diakses tanggal

28 Juli 2010).

Total biaya bulanan untuk kebutuhan hidup adalah 100,98 peso. Dengan

rata-rata upah bulanan 249 peso ($9,58 AS). Dengan dua orang tua didalam

sebuah keluarga, menambah jumlah konsumsi yang harus dikeluarkan. Upah laki-

laki dan perempuan di Kuba adalah setara, maka pendapatan sebuah keluarga

adalah 498 peso. Dengan demikian, belanja bulanan yang sebesar 100,98 peso

menghabiskan 20,23 persen pendapatan bulanan sebuah keluarga. Walaupun

bahan makanan yang dijatah oleh negara tidak mencukupi sepanjang bulan,

Page 89: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

namun barang-barang ini tersedia di pasar pertanian dan industri swasta dan

pemerintah. Terlebih lagi, penjatahan tiap bulanan disertai dengan aspek-aspek

tunjangan sosial yang diberikan oleh negara.

Di samping subsidi rumah, makanan, peralatan termasuk perawatan

kesehatan dan pendidikan yang gratis, dan subsidi pakaian. Dengan demikian,

walaupun negeri ini mengalami krisis ekonomi yang parah yang belum pernah

terjadi sebelumnya, Kuba terhindar dari permasalahan sosial dan keguncancangan

politik yang melanda keseluruhan negeri Amerika Latin. Sudah dijelaskan

sebelumnya, ECLAC dalam studinya menyatakan, bertentangan dengan dengan

apa yang terjadi di Amerika Latin, liberalisasi pasar dalam lingkungan sosial telah

mengurangi berbagai distorsi kemunduran akibat naiknya harga pada masa yang

disebut dengan periode khusus ( http://www.eclac.cl/mexico, diunduh tanggal

28 Juli 2010).

Studi yang lebih jauh menyimpulkan, dalam menghadapi kegoncangan

eksternal yang besar, kebijakan harga untuk stabilitas relatif rendah dan

didistribusikan lebih setara dibanding dengan ekonomi negeri Amerika Latin

lainnya, berkat kebijakan yang menjamin pekerjaan dan pendapatan bagi semua

populasi. Lebih lagi, bertentangan dengan “pengalaman negeri yang lain yang

menerapkan pasar, privatisasi, dan desentralisasi yang telah memperdalam

kemiskinan dan kehancuran, kelas pekerja Kuba dan petani telah diuntungkan

dengan perubahan. Jadi, bila di sepanjang Amerika Latin kemiskinan di pedesaan,

dan pengangguran bertambah, ketidaksetaraan yang makin tumbuh, kebijakan-

kebijakan dan tindakan pemerintah Kuba telah menambah produksi dan

memfasilitasi pertumbuhan ekonomi “namun tidak untuk segelitir orang yang

makmur dengan dibiayai oleh mayoritas rakyat yang menderita”

(http://www.eclac.cl/mexico, diunduh tanggal 28 Juli 2010).

c. Pembangunan Politik

Sejak tampilnya Castro menjadi pemimpin Kuba sistem pemerintahan dan

politik Kuba mengalami perubahan yang signifikan. Pada era Batista corak

pemerintahan dan politik yang liberal dan kapitalis cukup kental di Kuba.

Page 90: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Dukungan penuh dari AS membuat negara itu mempunyai hak yang dapat

menekan pemerintahan. Hal ini berbeda sejak Castro menjadi pemimimpin, Casto

menghapus corak politik yang kapitalis liberalis menjadi komunis. perubahan

corak politik ini menjadi pemicu ketegangan AS – Kuba, karena mengancam

perekonomian kapitalis ala AS. Keadaan ini semakin diperparah dengan adanya

kebijakan Land Reform serta Nasionalisasi perusahaan AS yang berada di Kuba.

Kuba menjalankan perekonomian sentralis yang berpusat pada rakyat (Hidayat

Mukmin, 1981: 135).

Sejak Kuba di bawah Fidel Castro, Kuba tidak hanya bertahan dalam

dalam mengalami tekanan isolasi AS, tetapi juga mengubah Kuba menjadi negara

sosialis. Sosialisme ini belum sepenuhnya melembaga di Kuba, sistem sosialisme

masih memerlukan koreksi, baik dalam falsafah maupun penerapan di Kuba

sendiri. adanya embargo ekonomi AS terhadap Kuba pembangunan politik Kuba

semakin mengarah kepada sosialis. hal ini dibuktikan dengan adanya amandemen

Konstitusi negara Kuba pada tanggal 27 Juni 2002 sehingga sistem sosialis Kuba

tidak dapat di ganggu gugat serta menutup peluang masuknya sistem kapitalis.

langkah ini dilakukan untuk menjawab tantangan dari luar, khususnya AS

yang menghendaki perubahan sistem politik Kuba ke arah reformasi yang

lebih demokratis (www.mail-archive.com/[email protected]/msg00280.html,

diunduh pada 4 Agustus 2010).

Perkembangan politik Kuba semakin tidak menentu sejak adanya tekanan

dari berbagai pihak, baik PBB maupun negara – negara Amerika Latin serta Uni

Eropa. Bahkan dari AS sendiri terdapat kalangan yang menghendaki pencabutan

blokade ekonomi terhadap Kuba. Upaya itu semua tidak membuat AS mencabut

embargo ekonomi terhadap Kuba melainkan semakin meningkatkan tekanan

terhadap Kuba. Sampai saat ini blokade ekonomi terhadap Kuba masih tetap

dilakukan AS, namun blokade itu semakin membuat Kuba bertahan dengan

Komunisme serta menjadi negara yang berhaluan kiri di dalam kawasan pengaruh

Kapitalis AS.

Embargo ekonomi AS terhadap Kuba yang diberlakukan pada tahun

1960-an dan berbagai tekanan-tekanan ekonomi dan politik lainnya telah

Page 91: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

menghancurkan berbagai sendi kehidupan di negara tersebut. Di berbagai negara

yang juga terkena embargo harus berhadapan dengan rentannya konflik dan

pertikaian horizontal akibat ketidakmampuan pemerintah menyediakan kebutuhan

pokok rakyat. Keputusan untuk mengakhiri hubungan ekonomi dan politik AS di

Kuba dan memilih untuk tidak mengadopsi pola kebijakan ekonomi politik yang

didiktekan oleh negara-negara maju melalui agen-agennya adalah bacaan objektif

yang menjadi kehendak rakyat Kuba. Ratusan tahun berada dalam dominasi

negara-negara imperialis telah menguatkan komitmen rakyat Kuba untuk

membentuk tatanan yang betul-betul baru meski harus berhadapan dengan

kekuatan-kekuatan yang tidak menghendaki hal tersebut. Hal ini tentunya tidak

terjadi dengan begitu saja, akan tetapi membutuhkan waktu untuk menginjeksikan

kesadaran politik ke rakyat bahwa mereka adalah bagian yang terpenting dalam

pengambilan kebijakan (www.cubanpolitic.com, diunduh tanggal 29 Juli 2010).

Kebijakan Castro dalam bidang politik adalah semakin menata sistem

sosialis komunis yang diterapkan dalam pemerintahan Kuba sehingga mampu

membawa Kuba bertahan dalam menghadapi tekanan kapitalisme AS. Sampai

saat Castro meletakan jabatan, Kuba menjadi negara sosialis yang murni yang

mampu bertahan di bawah tekanan AS untuk menancapkan hegemoni kapitalis di

seluruh kawasan dunia.

Page 92: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian intervensi AS terhadap Kuba maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Motivasi AS melakukan intervensi terhadap Kuba adalah, sejak Fidel

Castro berhasil merebut kekuasaan pada tahun 1959, Castro mulai

mengadakan pembaruan yang merugikan kapitalisme AS. Pertama kali

yang dilakukan Castro adalah dengan menetapkan Undang-undang

Agraria tahun1959. Undang-Undang ini memuat ketentuan

menasionalisasi 1/3 tanah milik perorangan serta tidak mengijinkan orang

asing memiliki tanah di Kuba. Keadaan ini mendapat kecaman dari pihak

AS yang mempunyai kepentingan besar di Kuba. Setelah itu Castro

menasionalisasikan seluruh peruasahaan di Kuba tanpa ganti rugi.

Keadaan ini membuat AS mengalami kerugian hingga mencapai US $ 1,5

juta. Program nasionalisasi ekonomi Castro semakin diperparah dengan

terjalinya hubungan diplomatik Kuba-Uni Sovyet yang mengancam

hegemoni AS di kawasan Karibia. Kebijakan Castro itu membuat AS

merasa terancam serta menjadi pemicu blokade ekonomi AS terhadap

Kuba yang berlangsung lebih dari 60 tahun yang meruntuhkan seluruh

perekonomian Kuba.

2. Realisasi intervensi AS terhadap Kuba adalah, AS melakukan invasi dan

blokade terhadap Kuba. Hal pertama yang dilakukan AS adalah dengan

melakukan sebuah penyerangan di Teluk Babi yang dilakukan oleh

Presiden Kennedy dengan membawa 14.000 pasukan ke Kuba.

Penyerangan ini gagal namun berlanjut dengan adanya Dekrit No. 3447,

yang berisi ketentuan tidak ada satu produk asli Kuba yang datang dari dan

melalui Kuba diimpor AS. AS juga menekan Kuba dalam bidang politik

yaitu dengan mengajak negara anggota OAS untuk memutuskan hubungan

Page 93: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

regional dengan mengeluarkan Kuba dari keanggotaan OAS. Kegiatan

melakukan blokade ekonomi terhadap Kuba terus dalukan pada masa

setalah Kennedy, yaitu pada masa Reagan dengan program Caribbean

Basin Initiative (1981), George Bush dengan Cuban Democracy Act

(1992), dan Bill Clinton dengan Helms Burton Act (1995) yang semuanya

berintikan menekan Kuba dengan melakukan embargo ekonomi, serta

mamaksa para sekutu AS memutuskan hubungan perdagangan dengan

Kuba. Pemberlakuan embargo ekonomi semakin diperkuat pada tahun

2000 yang melarang ekspor – impor ke Kuba, larangan berlabuh bagi

kapal asing, larangan kunjungan ke Kuba serta adanaya pembatasan

pengiriman uang kontan ke Kuba.

3. Dampak Intervensi AS terhadap Kuba bagi sektor perekonomian yaitu,

runtuhnya sektor-sektor riil perekonomian Kuba. Embargo ekonomi AS

telah mengakibatkan Kuba mengalami ketertinggalan pembangunan dalam

negeri selama 15 tahun. Embargo ini juga menyebabkan kerugian

perekonomian Kuba yang cukup signifikan, dalam bidang perdagangan

Kuba menderita kerugian sebesar 69,7 juta dollar AS, dari sektor

pariwisata kerugian mencapai 900 juta dollar AS.. Dalam bidang politik

intervensi AS membawa akibat terhadap pola pemerintahan Castro.

Pemerintahan Kuba berganti kepada Komunisme sebagai balasan terhadap

intervensi dan embargo AS.

B. Implikasi

1. Teoritis

Secara teoritis implikasi dari intervensi AS terhadap Kuba adalah, adanya

intervensi AS terhadap Kuba memunculkan sikap anti Amerika dari negara –

negara Kawasan Amerika Latin seperti, Kuba, Bolivia, dan Venezuela. Ketiga

negara tersebut berani menentang AS dan melakukan perlawanan terhadap

kapitalisme AS.

Negara – negara Amerika Latin seperti Kuba, Bolivia, dan Venezuela

melakukan pola pemerintahan dan sistem ekonomi yang mengacu pada

Page 94: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

komunisme Uni Sovyet. Hal ini dilakukan sebagai upaya menentang kebijakan

kapitalisme dan intervensi AS di kawasan Amerika Latin. ketiga negara tersebut

mampu bertahan menghadapi tekanan AS dan tetap berpandangan pada

komunisme sampai saat ini.

2. Praktis

Munculnya masalah di Kuba terjadi karena AS sebagai negara Super

Power dengan kekuatanya ingin menghancurkan negara yang menentang serta

mengahalangi kepentingan AS di kawasan Amerika Latin. AS ingin menerapkan

prinsip America for American yang tercantum dalam Doktrin Monroe sehingga

AS merasa berkepentingan terhadap pengaruh Asing dalam hal ini pengaruh

komunisme yang telah mengubah haluan Kuba. Intervensi AS ke Kuba akan

menimbulkan reaksi dari dunia internasional karena akan menghambat

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Kuba.

Dalam bidang pendidikan mahasiswa diharapkan mampu dalam

pengembangan analisis sejarah Amerika Latin dan sejarah AS, sehingga

diharapkan dapat memunculkan pemikir-pemikir baru yang handal dalam

menganalisis dan memahami segala permasalahan di Amerika Latin yang

melibatkan AS. Intervensi AS ke Kuba juga dapat memberi pelajaran bagi rakyat

Indonesia untuk menambah rasa nasionalisme dan patriotisme terhadap tanah air,

serta menjunjung tinggi kedaulatan negara Indonesia agar tidak diinjak-injak oleh

bangsa lain.

3. Metodologis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode historis yang

bertujuan untuk merekonstruksi kembali suatu peristiwa di masa lampau sehingga

dapat menghasilkan historiografi sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah melalui prosedur sejarah yang sistematis dengan menggunakan

tahap-tahap tertentu. Dalam teknik pengumpulan data, peneliti mencari sumber-

sumber primer terutama surat kabar dan majalah di tahun 1970-an dan 1980-an.

Page 95: INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS ...eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf · (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Dari sumber surat kabar, masih mempunyai unsur subjektifitas yang tinggi

sehingga diperlukan sumber pendamping sebagai pembanding. Peneliti mencari

data dari surat kabar di Monumen Pers Surakarta, namun sumber yang di peroleh

belum cukup sehingga perlu dicari dari surat kabar negara lain dan data dari

kedutaan kedua negara sebagai sumber pendamping. Dari sumber sekunder

peneliti juga menggunakan buku dalam bahasa Asing antara lain karangan Philip

Brener yang berjudul “From Confrontation to Negoitation” terbitan tahun 1988.

C. Saran

1. Bagi Perpustakaan

Peneliti berharap kepada perpustakaan di program Studi Sejarah untuk

lebih banyak menyediakan buku – buku tentang perjuangan Fidel Castro

melakukan revolusi Kuba, karena buku – buku yang membahas masalah Amerika

Latin khususnya Kuba masih sangat sedikit sekali. Peneliti juga berharap

perpustakaan memberikan kumpulan jurnal – jurnal atau artikel – artikel tentang

embargo ekonomi AS ke Kuba sehingga akan mempermudah lagi dalam

pengumpulan sumber penulisan skripsi.

2. Bagi Mahasiswa Sejarah

Peneliti mengharapkan bagi mahasiswa sejarah hendaknya dapat

melakukan penelitian secara lebih mendalam mengenai Intervensi AS yang masih

sedikit kajiaannya seperti perjuangan Hugo Chaves dalam menghadapi tekanan

AS.

Bagi mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian tentang

intervensi AS baik ke Libya, Irak, Venezuela dapat mengumpulkan sumber-

sumber primer di Monumen Pers Surakarta dan Perpustakaan Daerah Yogyakarta

yang berupa surat kabar dan majalah.