INTEGRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN MATA PELAJARAN UMUM DI SMP TARA SALVIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : AFIF FAIZIN 1113011000043 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M / 1439 H
191
Embed
INTEGRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42175/2/AFIF... · sekitar dengan tema yang ada. Kata Kunci: Integrasi, Pendidikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
INTEGRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN
MATA PELAJARAN UMUM DI SMP TARA SALVIA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Oleh :
AFIF FAIZIN
1113011000043
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1439 H
i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “Integrasi Pendidikan Agama Islam dan Mata Pelajaran
Umum di SMP Tara Salvia” disusun oleh Afif Faizin, NIM 1113011000043,
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan
dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas.
Jakarta, 05 Februari 2018
Yang mengesahkan,
Dosen Pembimbing
Wahdi Sayuti, MA
19760422 200701 1 012
iii
LEMBAR PENGESAHAN
iv
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
v
ABSTRAK
Afif Faizin (NIM: 1113011000043): Integrasi Pendidikan Agama Islam dan
Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui integrasi Pendidikan Agama
Islam (PAI) dan Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yaitu
untuk mengungkap fenomena dan realita. Pengumpulan data dilakukan dengan
mengadakan observasi (pengamatan), interview (wawancara) dan dokumentasi.
Analisi data dilakukan dengan melakukan pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model integrasi Pendidikan Agama
Islam dan Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia mengacu kepada 10 model
atau cara pembelajaran tematik terpadu terintegrasi dari Robin Fogarty, salah
satunya adalah model pembelajaran laba-laba (webbed). Model pembelajaran laba-
laba (webbed) merupakan model pembelajaran terpadu dengan menggunakan
pendekatan tematik. Yaitu mengaitkan materi pembelajaran pada penerapan
kehidupan sehari-hari dan situasi yang sedang terjadi. Dengan demikian,
Pendidikan Agama Islam mampu menghadirkan suatu kontruksi wacana
keagamaan yang kontekstual dengan memperhatikan apa yang ada di lingkungan
sekitar dengan tema yang ada.
Kata Kunci: Integrasi, Pendidikan Agama Islam, Mata Pelajaran Umum
vi
ABSTRACT
Afif Faizin (NIM: 1113011000043): Integration of Islamic Education Subject
Matter and General Subjects Mater at Tara Salvia Junior High School.
This research aims to determine the integration of Islamic Education subject
matter and General Subjects matter in Tara Salvia Junior High School. In this
research, used a qualitative method with phenomenological approach, namely to
uncover the phenomenon and reality. Data collected by conducting observation
(observation), interviews (interviews) and documentation. Data analysis was
conducted by data collection, data reduction, data presentation, and conclusion.
The results showed that the integration model of Islamic education and
General Subjects in the Junior Tara Salvia reference to 10 model or an integrated
thematic learning integrated manner of Robin Fogarty, one of which is a learning
model spiders (webbed).The learning model spiders (webbed) is an integrated
learning model using a thematic approach. That is linking learning materials to the
application of everyday life and the situation that is happening. Thus, Islamic
Religious Education is able to present a contextual religious discourse construction
with attention to what is in the environment with the theme.
Key Word: Integration, Islamic Education, General Subject matter
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt., Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan nikmat serta taufik dan hidayah-Nya kepada
penulis. Shalawat teriringkan salam senantiasa tersampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, sehingga penulis memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Integrasi
Pendidikan Agama Islam dan Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia” dalam
rangka menyelesaikan Studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama
Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan,
motivasi, arahan dan semangat dari berbagai pihak yang tidak ternilai harganya,
semoga bantuan dan dukungan tersebut menjadi amal ibadah disisi Allah swt.
Penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Prof. Dr. Ahmad Thib
Raya, MA
3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag.
4. Wahdi Sayuti, MA, selaku Dosen Pembimbing skripsi, terimakasih atas segala
waktu, tenaga, ilmu, kesabaran, dan keikhlasannya dalam memberikan ilmu
serta bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5. Orang tua tercinta, Bapak Maslikhin dan Ibu Mursidah serta adikku Luthfi
yang dengan segala perhatian, bimbingan, doa dan cinta kasih sayangnya
dalam mendidik dan mengasuh penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas
belajar dengan baik.
6. Bapak, ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis mengikuti
perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi kami.
7. Seluruh Guru dan Staff SMP Tara Salvia, Bapak Afriki, Ibu Meila, Ibu Rani,
Ibu Hanni, Pak Anggih, Pak Agus, Bu Kikis, Bu Desta, Bu Tuty, Bu Dian, Bu
Lina yang telah banyak membantu penulis.
viii
8. Ayahanda Hasniel dan Bunda Lies serta Crew Bait Al Hasan yang selama ini
berjuang dan menjalin silaturahim yang senantiasa memberikan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh teman-teman Cabhe 2013 yang telah memberikan motivasi dan
bantuannya, khususnya sahabatku Ridwan dan Amala.
10. Para pengurus serta pembina Pondok Pesantreneur Tahfidzul Qur’an Al Amien
Ciater serta seluruh dewan asatidz dan asatidzah yang senantiasa memberikan
support kepada penulis.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam proses penyelesaian penulisan ini.
Hanya harapan dan doa, semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat
ganda kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis
serahkan segalanya dalam mengharapkan keridhaan, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi masyarakat umumnya dan bagi penulis khususnya serta anak
dan keturunan penulis kelak. Aamiin.
Jakarta, 05 Februari 2018
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ........................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................... 8
A. Kajian Teori ................................................................................................ 8
1. Integrasi Ilmu dan Agama ..................................................................... 8
2. Pendidikan Agama Islam ..................................................................... 14
3. Pendidikan Umum ................................................................................ 21
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 27
B. Latar Penelitian ........................................................................................ 27
x
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ..................................... 29
E. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................................ 31
F. Analisis Data ............................................................................................. 31
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 34
A. Kondisi Objektif Tempat Penelitian ...................................................... 34
1. Sejarah Singkat SMP Tara Salvia ..................................................... 34
tabassarun dan seterusnya. Istilah-istilah mengacu kepada keharusan
berfikir, merenungkan sesuatu yang tersirat, mengingat ciptaan Allah,
memeras akal pikiran, memahami agama, mengobservasi dan menemukan.
Perintah-perintah agama yang demikian dapat dijumpai prakteknya dalam
ilmu pengetahuan. Dengan kata lain kerja ilmu pengetahuan adalah
perintah agama.
Kedua, di dalam wahyu terdapat perintah Allah untuk
melaksanakan ibdah, mengolah alam dalam rangka pelaksanaan fungsi
sebagai khalifah di muka bumi, memcahkan berbagai masalah dalam
kehidupan lain sebagainya. Untuk dapat melaksanakan semua perintah
agama ini jelas membutuhkan agama. Dengan kata lain perintah
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam Islam terintegrasi dengan
perintah melaksanakan ibadah dan lainya. Nabi Muhammad SAW dalam
haditsnya sebagaimana dikutip oleh Ibn Ruslan dalam kitab al-Zubad
mengatakan fakullu man bi ghairi ilmu ya’malu a’maluhu mardudatun la
tuqbalu (setiap orang yang melakukan perbuatan tanpa didukung oleh ilmu
pengetahuan, maka ibadahnya itu tidak akan diterima Tuhan).
2 Abuddin Nata, dkk, Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, (Ciputat: UIN Jakarta Press,
2003), cet.1. h. 84-87
10
Ketiga, agama berisikan ajaran-ajaran tentang bersyukur dan
ibadah kepada Allah, berbuat salih dan hal-hal yang bermanfaat dan
berguna bagi kehidupan manusia. Agama juga menjelaskan bagaimana
seharusnya berusaha dan berbuat yang baik di dunia ini? Untuk apa hidup
ini? Dan kemana seharusnya aktifitas kita dipertanggungjawabkan? Ilmu
pengetahuan tidak dapat menjawab semua pertanyaan ini. Semua
pertanyaan ini hanya dijawab oleh agama. Di satu pihak ilmu pengetahuan
dan teknologi melalui teori yang dirumuskannya telah menawarkan
berbagai kemudahan-kemudahan bagi manusia, seperti kemudahan dalam
berkomunikasi, kemudahan mendapatkan makanan, minuman, pakaian,
kendaraan, dan berbagai kenikmatan lainnya. Namun ilmu pengetahuan
dan teknologi yang menawarkan berbagai kemudahan tersebut tidak tahu
tujuan apa yang harus dicapai dengan dengan semua itu. Dengan kata lain
ilmu pengetahuan telah menghasilkan kemajuan untuk mencapai
percepatan sampai pada tujuan. Namun ilmu pengetahuan itu tidak tahu
tujuan apa yang harus dicapai semua itu. Agamalah yang memberikan
landasan dana rah bagi penggunaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan teknologi tersebut. Untuk ini tepat sekali ungkapan Albert Enstein
yang mengingatkan bahwa ilmu pengetauan tanpa agama adalah buta
(science without religion is blame).
Keempat, agama berfungsi membenarkan, melengkapi dan
mengoreksi terhadap berbagai temuan dalam bidang ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan bisa jadi sampai kepada kebenaran yang sesuai dengan
yang dinyatakan dalam agama. Terhadap keadaan yang demikian agama
membenarnya. Dalam keadaan demikian agama berfungsi sebagai pengait
(konformator). Ilmu pengetahuan yang berbasiskan pada akal misalnya
mengatakan bahwa mencuri itu tidak baik karena merugikan orang lain,
dan agamapun membenarkannya. Ilmu pengetahuan terkadang tidak
mengetahui semuanya, karena memiliki keterbatasan. Dalam keadaan
demikian, agama datang menyempurnakannya. Ilmu pengetahuan
misalnya tidak tahu bahwa setelah mati ada kehidupan di akhirat, atau
11
berzina itu dilarang. Dalam keadaan demikian, agama datang memberitahu
bahwa perbuatan itu tidak baik. Dengan demikian antara ilmu agama dan
ilmu pengetahuan dalam pandangan Islam bukan untuk dipertentangkan
melainkan untuk saling melengkapi, dengan catatan harus bertolak dari
keyakinan dan realitas yang obyektif bahwa ilmu pengetahuan sifatnya
terbatas dan nisbi. Dengan sifatnya itu tidak dimungkinkan ilmu
pengetahuan menentang keputusan agama.
Kelima, agama berbicara tentang kebahagiaan hidup di dunia dan
di akhirat. Kehidupan di dunia harus menjadi sarana atau media untuk
mencapai hidup bahagia di akhirat. Untuk itu agama membutuhkan sarana
kehidupan duniawi karena itu kehidupan duniawi yang memerlukan
dukungan ilmu pengetahuan agama itu membutuhkan bimbingan agama.
Keenam, agama berbicara tentang alam gaib, dan kepercayaan
terhadap alam gaib ini termasuk hal yang amat ditekankan dalam al-
Qur’an, dan menjadi salah satu ciri dari orang yang bertaqwa, yaitu orang
yang percaya kepada yang gaib, mendirikan shalat, dan menafkahkan
sebagian rezekinya, percaya kepada apa yang diturunkan kepada Nabi
sebelumnya, serta percaya kepada hari akhirat.3
Pada poin keenam ini, adanya yang gaib ini sama sekali tidak
bertentangan dengan sifat ilmu pengetahuan yang bertumpu pada hal-hal
yang empiris, rasionalistik, dan realistik. Beberapa temuan para ilmu
mutakhir telah sampai pada kesimpulan bahwa antara yang gaib dan yang
tampak terdapat hubungan fungsional yang intensif dan saling mengisi.
Ketika manusia secara berangsur-angsur dapat mengenal sifat dan
perilaku alam, dan selanjutnya dapat mengendalikan, mengolah dan
memanfaatkannya dengan ilmu dan akal meraka, maka sifat dan perilaku
3 “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan
sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Dan mereka beriman kepada (al-Qur’an) yang
diturunkan kepada mu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan
mereka yakin akan adanya akhirat. Lihat Al Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Departemen
Agama Republik Indonesia, 2009, h. 2
12
alam yang tadinya sangat ditakuti mereka secara berangsur-angsur tidak
lagi menakutkan. Konsep ketuhanan mereka pun bergeser. Ada yang
mengatakan bahwa agama tidak lebih dari objek pelarian manusia yang
gagal menghadapi serta mengatasi problema kehidupanya atau merupakan
hasil tahap perkembangan yang terbelakang dari suatu masyarakat atau
juga sekedar obsesi manusia tatkala mereka berusia kanak-kanak. Mengapa
demikian? Sebab, sebagai contoh, dengan kemajuan sains dan teknologi
dapat diketahui bahwa gempa terjadi karena adanya pergeseran atau
patahan kulit bumi, bukan karena Allah murka, sehingga manusia tidak
perlu takut lagi.
Di samping itu, meninjau ke ranah psikologis batiniyah, sebagai
misal, orang barat yang terdepan dalam keilmuan dan sebagai kiblat
kemajuan teknologi, jika ditinjau dari kacamata Islam sebagian dari
mereka hidup tidak sejahtera, tidak tenteram dan tidak tenang. Kehidupan
mereka kelihatan semrawut, bebas tanpa aturan. Hal ini disebabkan
kurangnya sentuhan-sentuhan nilai-nilai religi karena ilmunya telah
terdikotomikan dari ilmu agama.
Sistem pendidikan Islam harus dibangun atas konsep kesatuan
(integrasi) antara pendidikan jasmani dan ruhani sehingga mampu
menghasilkan manusia muslim yang pintar secara fisik-biologis dan cerdas
secara sosial, intelektual, dan spiritual. Kedua hal ini perlu diseimbangkan
agar ia mampu menjadi pribadi-pribadi yang sempurna (insan kamil).4
b. Berbagai Model Integrasi Ilmu dan Agama
Menurut Armahedi Mahzar, setidaknya ada 3 (tiga) model integrasi
ilmu dan agama, yaitu model monadik, diadik dan triadik. Pertama, model
monadik merupakan model yang popular dikalangan fundamentalis
religious maupun sekuler, kalangan fundamentalis religious berasumsi
bahwa agama adalah kalangan konsep universal yang mengandung semua
4 Nur’aini Ahmad, Pendidikan Islam Humanis, (Tangsel: Onglom Books, 2017), h. 190
13
cabang kebudayaan. Agama dianggap sebagai satu-satunya kebenaran dan
sains hanyalah salah satu cabang kebudayaan. Sedangkan menurut
kalangan sekuler, agama hanyalah salah satu cabang dari kebudayaan. Oleh
karena itu, kebudayaanlah yang merupakan ekspresi manusia dalam
mewujudkan kehidupan yang berdasarkan sains sebagai satu-satunya
kebenaran. Dengan model monadik seperti ini, tidak mungkin terjadi
koeksistensi antara agama dan sains, karena keduanya menegasikan
eksistensi atau kebenaran yang lainnya.
Kedua, model diadik. Model ini memiliki beberapa varian. Varian
pertama, varian yang mengatakan bahwa sains dan agama adalah dua
kebenaran yang setara. Sains membicarakan fakta alamiah, sedangkan
agama membicarakan nilai ilahiyah. Varian kedua berpendapat bahwa,
agama dan sains merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Sedangkan varian ketiga berpendapat bahwa antara agama dan sains
memiliki kesamaan. Kesamaan inilah yang bisa dijadikan bahan integrasi
keduanya.
Ketiga, model triadik. Dalam model triadik ini ada unsur ketiga
yang menjembatani sains dan agama. Jembatan itu adalah filsafat. Model
ini diajukan oleh kaum teosofis yang bersemboyan “there is no religion
higher that truth,” kebenaran adalah kebersamaan antara sains, filsafat dan
agama. Tampaknya, model ini merupakan perluasan dari model diadik,
dengan memasukkan filsafat sebagai komponen ketiga yang letaknya
diantara sains dan agama. Model ini barangkali bisa dikembangkan lagi
dengan mengganti komponen ketiga, yaitu filsafat dengan humaniora
ataupun ilmu-ilmu kebudayaan.5
Menurut Amin Abdullah, integrasi keilmuan memiliki kesulitan,
yaitu kesulitan memadukan studi Islam dan umum yang kadang tidak
5 Luthfi Hadi Aminuddin, “ Integrasi Ilmu dan Agama: Studi Atas Paradigma Integratif-
Interkonektif UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta”, KODIFIKASIA Jurnal Penelitian Keagamaan dan
Sosial-Budaya Nomor 1 Vol. 4, 2010, h. 188-189
14
saling akur karena keduanya ingin saling mengalahkan. Oleh karena itu
diperlukan usaha interkoneksitas yang lebih arif dan bijaksana.6
Pendekatan integratif-interkonektif merupakan pendekatan yang
tidak akan saling melumatkan dan peleburan antara keilmuan umum dan
agama. Pendekatan keilmuan umum dan Islam sebenarnya dapat dibagi
menjadi tiga corak, yaitu parallel, linear dan sirkular.7
Pendekatan integratif-interkonektif menegaskan bahwa antara
keilmuan umum dan agama (Islamic Studies) akan saling tegur sapa dalam
hal materi, metodologi dan pendekatannya.8
Dari berbagai pengertian integrasi di atas, dapat dipahami bahwa
integrasi ilmu dalam skripsi ini adalah suatu keterpaduan atau
penggabungan satu mapel dengan mapel yang lain, sehingga setiap mata
pelajaran itu menyatukan dan tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya.
2. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut Zakiah Darajat, yang dikutip oleh Dr. Maksudin, M.Ag
dalam bukunya yang berjudul Pengembangan Metodologi Pendidikan
Agama Islam Pendekatan Dialektik,
6Dalam hal interkoneksitas, menurut Amin adalah usaha memahami kompleksitas
fenomena kehidupan yang dihadapi dan dijalani manusia, sehingga setiap bangunan keilmuan
apapun, baik keilmuan agama (Islam, Kristen, Budha, dll) keilmuan Sosial, humaniora, maupun
kealaman tidak dapat berdiri sendiri …maka dibutuhkan kerjasama, saling tegur sapa, saling
membutuhkan, saling koreksi, dan saling keterhubungan antara disiplin keilmuan. Lihat Amin
Abdullah, dkk, Islamic Studies: Dalam Paradigma Integrasi-Interkoneksi, (Yogyaakarta: SUKA
Press, 2007), h. 52 7 Hubungan antara keilmuan umum dan agama dapat didekati dalam tiga pendekatan.
Pertama, corak parallel, dimana masing-masing corak keilmuan umum dan agama akan berjalan
sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dan persentuhan antara satu dengan yang lain. Kedua, bercorak
linear, dimana salah satu dari keduanya akan menjadi primadona sehingga ada kemungkinan berat
sebelah dan ketiga, sirkular, dimana masing-masing corak keilmuan dapat memahami keterbatasan,
kekurangan dan kelemahan yang melekat pada masing-masing dan sekaligus bersedia mengambil
manfaat dari temuan-temuan yang ditawarkan oleh tradisi keilmuan yang lain serta memiliki
kemampuan untuk memperbaiki kekurangan yang melekat pada diri sendiri. Ibid, h. 53 8 Ibid, h. 56
15
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu usaha bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari
pendidikan dapat memahami apa yang terkandung dalam Islam
secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya,
dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-
ajaran agama Islam, yang telah dianutnya sebagai pandangan hidup
(way of life), sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia
akhirat.9
Tayar Yusuf mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha
sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan,
kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi
manusia bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut A. Tafsir
Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang
kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan
ajaran Islam.10
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa Pendidikan Agama Islam
meliputi adanya:
1) Usaha bimbingan dan pengasuhan
2) Anak didik sebagai yang dibimbing
3) Tujuan bimbingan
4) Pembimbing/pengasuh
5) Lembaga yang melakukan bimbingan dan asuhan, serta
6) Sarana dan prasarana dalam bimbingan dan asuhan.
Sedangkan tujuan yang hendak dicapai meliputi:
1) Anak didik mampu memahami apa yang terkandung di dalam Islam
2) Anak didik menghayati makna dan maksud tujuan ajaran Islam
9 Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan Dialektik,
(Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2015), cet. 1, h. 10 10 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) cet. Ke-3, h. 130
16
3) Anak didik menjalankan ajaran Islam yang dianutnya sebagai
pandangan hidupnya, sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia
dan akhirat
Berdasarkan pada pengertian umum Pendidikan Agama tersebut,
Alisuf Sabri memaparkan pengertian Pendidikan Agama Islam menurut
Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departmen Agama
Republik Indonesia, bahwa:
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar untuk
menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan
mengamalkan adama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk
menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional.11
Pendidikan Islam membina anak didik tidak hanya segi
jasmaniahnya saja, akan tetapi juga membina segi rohaniah. Pendidikan
Islam memberikan penekanan yang lebih kepada keimanan, kerohanian
dan akhlak. Sebab menurut Ramayulis bahwa, dalam Pendidikan Islam
tidak hanya menyiapkan seorang anak didik memainkan peranananya
sebagai individu dan anggota masyarakat saja, tetapi juga membina
sikapnya terhadap agama, tekun beribadah, mematuhi pertauran agama,
serta menghayati dan mengamalkan nilai luhur agama dalam kehidupan
sehari-hari.12
Dari definisi-definisi tersebut dapat dilihat cara pandang yang
berbeda mengenai definisi Pendidikan Agama Islam di atas, maka dapat
penulis simpulkan bahwa Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar yang
dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk bisa
menyakini, memahami serta mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam
11 M, Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 111 12 Ramayulis, Metodologi Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005) Cet. V, h. 20
17
kehidupan sehari-hari, sehingga menambah keimanan dan ketakwaan
mereka kepada Allah SWT.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan merupakan kegiatan yang paling penting dalam suatu
kegiatan. Tujuan inilah yang menentukan kegiatan dan apa yang hendak
dicapai dalam kegiatan tersebut. Suatu kegiatan akan berakhir bila
tujuannya telah tercapai.
Dalam Pendidikan Agama Islam dijelaskan bahwa semua mata
pelajaran pendidikan agama ini adalah agar peserta didik memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan
berakhlak mulia. Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di sekolah di
mulai dari tahapan kognisi. Kemudian menuju tahapan afeksi selanjutnya
tahapan psikomotorik yaitu pengamalan ajaran Islam oleh peserta didik.
Khusus di lembaga pendidikan umum, Pendidikan agama disajikan
pada dataran memperkenalkan ajaran-ajaran agama yang ada di Indonesia.
Namun ketika ada hal-hal yang dipandang dapat menyentuh permasalahan
akidah (keyakinan) maka diambil kebijaksanaan dengan menyajikan hal
tersebut secara terpisah sesuai dengan kondisi peserta didik dilihat dari
keyakinannya masing-masing.13
Pendidikan agama Islam di sekolah/madarasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehinggamenjadi manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan
13Syamsul Aripin, Modernisasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Unggulan, (Tangsel: Onglam Books, 2017), h. 62
18
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.14
Sedangkan menurut Ahmad Susanto, yang dikutip oleh Syamsul
Aripin dalam bukunya Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar,
ada tiga tujuan utama pendidikan atau pembelajaran agama di sekolah
yaitu mengetahui (knowing) terampil (doing) dan melaksanakan (being).15
c. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Agama dalam kehidupan sosial mempunyai fungsi sebagai
sosialisasi individu, yang berarti bahwa agama bagi seorang anak akan
mengantarkannya menjadi dewasa. Sebab untuk menjadi dewasa seseorang
memerlukan semacam tuntunan umum untuk mengarahkan aktifitasnya
dalam masyarakat dan juga merupakan tujuan pengembangan kepribadian,
dan dalam ajaran Islam inilah anak tersebut dibimbing pertumbuhan
jasmani dan rohaninya dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan,
melatih, mengasuh dan mengawasi berlaku ajaran Islam.16
Kurikulum Pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah
berfungsi sebagai berikut:17
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam
lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban
menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang
tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui
bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan
14Abdul Majid dan Dian Andayani, op.cit. , h. 135 15 Ibid, h. 63 16 Akmal Hawi, Kompetensi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat
3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyeseuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negative dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seuutuhnya.
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
(alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.
7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusu di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan bagi orang lain.
d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Adapun ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara:
1) Hubungan manusia dengan Allah Swt
2) Hubungan manusia dengan manusia
3) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
20
4) Hubungan dengan makhluk lain dan lingkungannya.18
Bahan pengajaran PAI meliputi tujuh unsur:
1) Keimanan
2) Ibadah
3) Al Quran
4) Muamalah
5) Akhlak
6) Syariah
7) Tarikh
Pada tingkat SD tekanan diberikan pada empat unsur pokok yaitu
keimanan, akhlak, ibadah, dan Al Quran, sedangkan pada SLTP dan
SMU/SMK disamping ke-4 unsur pokok tersebut di atas maka unsur pokok
muamalah dan syariah semakin dikembangkan, unsur pokok tarikh
diberikan secara seimbang pada setiap satuan pendidikan.19
e. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan.20 Lulusan SMP/Mts/SMPLB/Paket B memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:21
1) Aspek Afektif, siswa diharapakan memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu,
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
18Standar isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menangah Pertama (SMP),
PERMENDIKBUD No. 21 Tahun 2016 , h.13. Kompetensi inti yang diinginkan terdiri dari: a)
Kompetensi inti sikap spiritual, 2) Kompetensi inti sikap sosial, 3) Kompetensi inti pengetahuan, 4)
Kompetensi inti keterampilan. Lihat PERMENDIKBUD No. 22 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar, h. 3 19 Akmal Hawi, op. cit. , h.26 20 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 tahun 2013 tentang Standar
kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan menengah, h.1 21 Ibid, h.2
21
efektif dengan lingkungan sosial dana lam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
2) Aspek Pengetahuan, siswa diharapkan memiliki pengetahuan
factual, konseptual, dan procedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian yang tampak mata.
3) Aspek Keterampilan, siswa diharapkan memiliki kemampuan piker
dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses,
standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
3. Pendidikan Umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah
yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta
didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.22
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pasal 5 no.
58 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah23, kurikulum untuk mata pelajaran umum
terdiri atas:
a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti;
b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;
c. Bahasa Indonesia;
d. Matematika;
22 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 23 23 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 tahun 2014 tentang kurikulum
2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, h. 3-4
22
e. Ilmu Pengetahuan Alam;
f. Ilmu Pengetahuan Sosial;
g. Bahasa Inggris;
h. Seni Budaya;
i. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan; dan
j. Prakarya
Dengan demikian, mata pelajaran umum yang diberikan di sekolah
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan
penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.24
Ilmu-ilmu umum (al-ulum al-aqliyah) adalah ilmu yang dicapai
atau diperoleh melalui pemikiran manusia semata. AL-Ghazali membagi
kategori ilmu-ilmu umum ke dalam beberapa ilmu, yaitu:25
a. Matematika, yaitu terdiri dari: (a) aritmatika; (b) geomatri; (c)
astronomi dan astrologi; (d) music
b. Logika
c. Fisika atau Ilmu Alam, yang terdiri dari: (a) kedokteran; (b)
meteorologi; (c) minerologi; (d) kimia.
d. Ilmu-ilmu tentang wujud di luar alam atau metafisika, meliputi:
(a) ontology; (b) pengetahuan tentang esensi, sifat dan aktifitas
ilahi; (c) pengetahuan tentang substansi sederhana, yaitu
intelegensi dan substansi malakut; (d) pengetahuan tentang dunia
halus; (e) ilmu tentang kenabian dan fenomena kewalian, ilmu
tentang mimpi; dan (f) teurgi, yakni ilmu menggunakan kekuatan-
kekuatan bumi untuk menghasilkan efek tampak seperti
supernatural.
24 Ibid, h. 3 25 Armai Arief, Reformasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press: 2005), h. 136-137
23
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk mendukung penelitian agar lebih detail, penulis berusaha
untuk melakukan kajian terhadap beberapa contoh penelitian yang temanya
sama dengan judul penulis yakni Integrasi Pendidikan Agama dan
Pendidikan Umum, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:
1. Jaenal Mustopa, dalam penelitiannya yang berjudul “ Konsep
Pendidikan Islam Integralistik Menurut Muhammad Abduh,”,
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan library research.
Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa pendidikan
islam Integralistik adalah paradigma pendidikan terpadu, artinya
perpaduan dari berbagai sistem pendidikan tanpa adanya
dikotomi ilmu agama dan ilmu umum, atau sistem pendidikan
yang memadukan antara nilai-nilai agama dan nilai-nilai ilmu
pengetahuan yang pada gilirannya mampu melahirkan manusia
yang memiliki kematangan profesional dan kematangan
spiritual. Konsep pendidikan Islam integralistik menurut
Muhammad Abduh, yaitu format pendidikan dibangun dengan
memadukan antara kurikulum Pendidikan umum dengan
kurikulum Pendidikan Islam, dengan memperbaharui komponen
pendidikan yang sebelumnya. Pendidikan Islam pada masanya
hanya mempelajari ilmu-ilmu agama diperbaharui dengan
memadukan materi pendidikan umum, sehingga Pendidikan
tersebut bisa terpadu dan tidak dikotomi.26
Bila dihubungkan dengan penelitian yang akan penulis
lakukan bahwa penelitian ini library research, sedangkan dalam
26 Jaenal Mustopa, “Konsep Pendidikan Islam Integralistik Menurut Muhammad Abduh”,
Skripsi pada Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, (Jakarta: 2013), h. 61, tidak
dipublikasikan
24
penelitian yang akan penulis lakukan fokusnya adalah integrasi
Pendidikan agama Islam dan Pendidikan umum di SMP Tara
Salvia dengan menggunakan metode fenomenologi.
2. Muh. Nasekun, S.Pd, dalam tesisnya berjudul “Integrasi Nilai-
Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran IPS Sejarah di Kelas
VIII MTs Ma’arif Wadas Kandangan Temanggung Tahun
Pelajaran 2014/2015”. Penelitian ini termasuk dalam dalam
deskriptif eksploratif dengan menggunakan metode naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting). Latarbelakang penelitian ini adalah adanya
kontradiksi antara tujuan pengajaran sejarah dengan materi
pembelajaran sejarah. Agama dijadikan tujuan, tapi sumber-
sumberyang berasal dari agama seperti wahyu tidak dipercayai
sebagai azas pengetahuan. Pelajaran sejarah terlanjur
diapersepsi secara sekular, sehingga harus ada upaya untuk
meluruskan kontradiksi tersebut dengan pengintegrasian nilai-
nilai Islam dalam pembelajaran IPS Sejarah apalagi di madrasah
yang nyata-nyata merupakan Lembaga Pendidikan Islam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa
implementasi integrasi ilmu-ilmu agama Islam dalam
pembelajaran IPS Sejarah dilakukan dengan menetapkan bidang
kajian yang akan dipadukan antara mata pelajaran IPS Sejarah
dengan Pendidikan Agama Islam. Kemudian mempelajari
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Sejarah dengan
Pendidikan Agama Islam. Berikutnya mengidentifikasi beberapa
Kompetensi Dasar dalam berbagai Standar Kompetensi yang
memiliki potensi untuk diintegrasikan. Menyusun Silabus dan
25
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), serta menyajikan di
kelas.27
Bila dihubungkan dengan penelitian yang akan penulis
lakukan bahwa penelitian ini penelitian ini mengintegrasikan
ilmu-ilmu agama Islam dalam pembelajaran IPS Sejarah pada
tingkat Madrasah Tsanawiyah. Kelemahannya keterbatasan guru
IPS Sejarah tentang pemahaman dalil-dalil al-Qur’an dan Hadits
karena memang bukan berlatarbelakang Pendidikan agama
Islam, sedangkan dalam penelitian yang akan penulis lakukan
adalah integrasi Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan
Umum di SMP Tara Salvia.
3. M. Ramli, dalam jurnalnya berjudul “Integrasi Pendidikan
Agama Islam ke Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
di Madrasah Tsanawiyah Negeri Mulawarman Banjarmasin”.
Penelitian ini termasuk dalam dalam analisis deskriptif kualitatif
dan yang menjadi objek penelitian adalah guru mata pelajaran
IPA (Biologi dan Fisika). Latarbelakang penelitian ini berawal
dari sekolah adalah lembaga formal yang merupakan sebuah
sarana untuk mewariskan budaya, ilmu pengetahuan dan
keterampilan, serta membentuk anak didik sesuai dengan
perkembangan zaman. Maka sangat diperlukan keterampilan
atau keahlian, cara atau metode penyajian pelajaran yang
diberikan secara terpadu antara pendidikan agama dengan mata
pelajaran lainnya, khususnya mata pelajaran IPA. Selain itu,
pendidikan agama sendiri harus menjiwai mata pelajaran
lainnya. Untuk dapat berfungsi sebagaimana demikian, guru
umum harus mempunyai kompetensi itu dalam upaya
27 Muh. Nasekun, “Integrasi Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran IPS Sejarah di
Kelas VIII MTs Ma’arif Wadas Kandangan Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015”, Tesis pada
Sekolah Pascasarjana IAIN Salatiga, (Salatiga: 2015), h. vi, tidak dipublikasikan.
26
mengintegrasikan pendidikan agama dalam mata pelajaran yang
dipegangnya, sehingga pelajaran itu tidak terlepas dari nilai-nilai
agama. Dengan begitu, guru umum tidak hanya dituntut untuk
menguasai ilmu pengetahuan umum, namun dia juga wajib
menguasai ilmu pengetahuan agama. Hal ini tentu saja lebih
penting dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan Islam.28
Hasil penelitian ini menunjukkan, Integrasi Pendidikan
Agama Islam dalam mata pelajaran IPA di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Mulawarman Banjarmasin kurang
terlaksana dengan baik. Dengan beberapa indikator; cara/metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru IPA dalam
mengintegrasikan pendidikan agama hanya sebatas
menyampaikan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT; tujuan
yang ingin belum mencapai hasil yang sesuai dengan kurikulum;
sebagian guru IPA yang mengintegrasikan hanya apabila materi
pelajaran tersebut lebih besar konteksnya kepada pendidikan
agama; penugasan pelajaran IPA yang berkaitan dengan agama
maupun diskusi tentang agama sangat jarang dilaksanakan.
Bila dihubungkan dengan penelitian yang akan penulis
lakukan bahwa penelitian ini yang lebih berperan adalah guru
mata pelajaran IPA bukan guru mata pelajaran PAI, jadi dalam
mengintegrasikan ilmu agamanya belum mencapai hasil yang
diinginkan. Kemudian sekolah yang peneliti teliti adalah bukan
sekolah berbasis agama seperti Madrasah Tsanawiyah Negeri
Mulawarman Banjarmasin, melainkan sekolah umum dan yang
berperan adalah guru mata pelajaran PAI.
28 M. Ramli, dalam jurnalnya berjudul “Integrasi Pendidikan Agama Islam ke Dalam Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Mulawarman Banjarmasin”,
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan, Volume 11, 2014, h. 112
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dan objektif ada beberapa
metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini:
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tara Salvia Tangerang
Selatan dan waktu pelaksanaan penelitiannya dari bulan Agustus 2016 -
Januari 2018.
B. Latar Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Tara Salvia terletak di
jalan Menjangan No. 9 Pondok Ranji (Bintaro), Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten-Indonesia. SMP Tara
Salvia memiliki lokasi yang sangat strategis, hanya sekitar 10 menit
berkendaraan dari gerbang Tol Pondok Ranji, Sekolah Tara Salvia
berlokasi pada sebuah kompleks yang aman di kehijauan alam seluas 1,2
hektar. Pengenalan sawah, sungai, kolam ikan dan berbagai kegiatan
interaksi alam lainnya adalah merupakan bagaian dari proses
pembelajaran para siswa/i sehari-hari. Tidak terlalu jauh dari SMP Tara
Salvia Pondok Ranji terdapat beberapa perguruan tinggi yaitu
Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Universitas Muhammadiyah
Jakarta (UMJ), STIE Ahmad Dahlan Jakarta, Universitas Pamulang
(UNPAM), Sekolah Tinggi Multimedia dan Institut Teknologi Indonesia.
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penelitian lapangan yang bersifat
kualitatif. Yang dimaksud dengan metode penelitian kualitatif
(qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
28
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.1
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi
strategi, strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi
diri, kemandirian dan kemampuan memecahkan masalah juga sangat penting
untuk siswa SMP dalam belajarnya. Program ini masuk ke dalam muatan lokal
yang sengaja dipilih dan dikembangkan untuk membantu siswa menjalani
pengalaman belajarnya agar hasilnya lebih baik lagi. Program tutorial
merupakan bagian dari program ini. 6
“Seorang tutor dipersiapkan untuk berdiskusi dengan sekitar 10 siswa
yang menjadi tanggung jawabnya untuk mendiskusikan banyak hal yang
berhubungan dengan pengembangan diri pada hari jum’at pak”.7 Ajang tutorial
ini juga dapat digunakan untuk mendiskusikan isu-isu yang terjadi di sekolah
atau isu umum yang perlu mereka sikapi dengan positif sekaligus mencari solusi
apabila dibutuhkan.
b. Pendidikan Karakter
Di SMP, pendidikan karakter siswa sangat penting dan merupakan
pendidikan yang memayungi semua aspek Pendidikan. Empat karakter yang
akan diperkuat di SMP adalah Sikap positif (positive attitude), respek (respect),
tanggung jawab (responsibility), dan disiplin diri (self-discipline). 8
Keempat aspek pendidikan karakter ini dikembangkan lewat
pembiasaan sehari-hari, terintegrasi di setiap mata pelajaran dan diingatkan
terus menerus oleh wali kelas. Wali kelas akan membicarakan tentang karakter
ini setiap minggu di sesi refleksi.
c. Program Matematika – Klinik Matematika
Klinik matematika terbuka bagi siswa yang mengalami masalah dalam
mengikuti pelajaran matematika bukan karena kurang terampilnya berhitung
atau tidak menguasai strategi atau kurang pahamnya terhadap suatu konsep,
melainkan karena adanya masalah psikologis yang menyebabkan timbulnya
permasalahan dalam belajar matematika. Para siswa yang akan ditangani di
6 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari 11Desember 2017, pukul 13.05) 7 Berdasarkan wawancara dengan Olis Meilawati, guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, Rabu, 12 oktober 2018 8 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari 11Desember 2017, pukul 13.05)
Islam, Iqra dijadikan sebagai kegiatan ekstra kurikuler yang dapat dipilih
siswa.
Tujuan pendidikan agama di SMP adalah menumbuh kembangkan
akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada sang pencipta.
2) Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan sebagai berikut :
Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta antikorupsi, berkembang secara positif dan demokratis
untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia
agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, berinteraksi
dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
3) llmu Pengetahuan Sosial
Lewat pembelajaran ilmu-ilmu sosial, diharapkan siswa dapat
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama
dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.
50
4) Bahasa Indonesia
Lewat pelajaran Bahasa Indonesia, siswa SMP diharapkan dapat
lebih mengembangkan kemampuan berkomunikasi mereka, berkomunikasi
secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan
maupun tulis, menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, memahami bahasa Indonesia
dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan,
Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi
pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa,
menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia.
5) Bahasa Inggris
Reading workshop dan writing workshop merupakan kegiatan
lanjutan dari apa yang sudah dilakukan di SD. Penggunaan novel sederhana
akan diberikan dalam kegiatan reading workshop Novel-novel sederhana
diharapkan dapat meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya tulis.
Penguatan tata bahasa untuk bahasa Inggris diterapkan lewat
kegiatan agar siswa mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
tersebut dengan baik.
Tujuan dari pembelajaran Bahasa Inggris adalah agar siswa dapat
mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis
untuk mencapai tingkat literasi functional, memiliki kesadaran tentang
hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing
bangsa dalam masyarakat global, mengembangkan pemahaman peserta
didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya.
51
Di akhir masa belajarnya di Tara Salvia, para siswa diharapkan dapat
menghasilkan karya tulis dalam bahasa Inggris dan dapat
mempresentasikannya di hadapan forum.
Reading log, yang merupakan media untuk membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan membaca, lebih dikembangkan lagi di SMP.
Keterampilan membaca merupakan keterampilan yang sangat penting
mengingat keterampilan ini sangat mempengaruhi penguasaan materi
terhadap bahan bacaan.
6) Mandarin, Bahasa Asing Selain Bahasa Inggris
Bahasa Mandarin, yang merupakan bahasa asing yang dipelajari
selain bahasa Inggris merupakan pelajaran yang sifatnya pengenalan
sehingga diharapkan siswa mampu berkomunikasi secara sederhana.
Bahasa Mandarin merupakan bahasa yang digunakan oleh sekitar 1 milyar
penduduk dan memiliki kemungkinan untuk digunakan sebagai bahasa yang
digunakan dalam perdagangan internasional. Mengingat belajar bahasa ini
cukup menjadi tantangan bagi siswa, diharapkan siswa memiliki semangat,
motivasi dan keinginan yang besar untuk memfokuskan diri dalam
mempelajari bahasa ini.
7) Matematika
Matematika di SMP bertujuan lebih memperdalam lagi kemahiran
matematika (math profeciencies) lewat kegiatan-kegiatan pemecahan
masalah yang membutuhkan analisa dan pemikiran kritis siswa. Guru
banyak memberikan kegiatan eksplorasi dan siswa diberi kesempatan untuk
mengaplikasikan strategi yang dimilikinya.
Keterampilan logical reasoning, problem solving dan abstract
thinking dikembangkan melalui kegiatan yang menantang.
52
Di SMP, diharapkan siswa dapat memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan
masalah. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
8) Ilmu Pengetahuan Alam
Pengembangan kompetensi IPA lewat kimia, biologi dan fisika
diharapkan dapat lebih berkembang lewat pembelajaran yang
mengembangkan inquiry skill siswa. Lewat penemuan-penemuan dalam
eksperimennya, siswa diberi kesempatan untuk mendapat jawaban dari apa
yang menjadi pertanyaannya selama ini. Kerja ilmiah merupakan sarana
bagi siswa dalam mengembangkan rasa ingin tahunya.
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SMP bertujuan meningkatkan
keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya, mengembangkan
pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat, melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi,
53
meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga,
dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam, meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah
satu ciptaan Tuhan, meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan
IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
9) Seni
Program seni terdiri dari tiga program: visual art, drama dan musik.
Visual art mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak,
dan sebagainya. Hasil karya siswa akan dipamerkan sebulan sekali di tempat
terbuka.
Seni musik mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal,
memainkan alat musik, apresiasi karya musik. Seni teater mencakup
keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya
memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran.
10) IT
Program IT atau Informasi Teknologi merupakan program dimana
siswa diminta untuk membawa laptop sendiri dan belajar beberapa program
yang memang akan sangat bermanfaat dalam membuat laporan, art design,
presentasi yang dapat menunjang pelajaran dengan menggunakan beberapa
format yang berbeda. Media ini pun dapat menjadi ajang untuk
mengekspresikan diri mereka. Dalam mata pelajaran ini siswa diajak untuk
belajar memutuskan informasi mana yang patut mereka miliki.
54
2. Integrasi Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum pada siswa
kelas IX SMP Tara Salvia
a. Model Pembelajaran Terpadu di SMP Tara salvia
Belajar itu pada hakikatnya untuk berkarya, dan setiap manusia tidak
bisa dibangun hanya dengan satu cabang atau bidang ilmu saja. Seorang
sarjana ekonomi yang akan berbisnis, dia tidak bisa melakukan bisnis hanya
dengan satu cabang ilmu ekonomi, tapi dia juga perlu memahami sosiologi,
matematika, dan bahkan akhlak mulia.14
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab.15
Kalimat-kalimat di atas menekankan pada integritas dan sinergi
pendidikan, yaitu terbentuknya watak dan karakter dan peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalimat
tersebut biasanya, dalam praktik pendidikan di sekolah-sekolah sangat erat
kaitannya dengan Pendidikan Agama.
Oleh karenanya, pengintegrasian Pendidikan Agama Islam dan
Pendidikan Umum di sekolah sangat berperan penting dan sangat
diperlukan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar sebagai salah satu
14 Dede Rosyada, Madrasah dan Profesionalisme Guru dalam Arus Dinamika Pendidikan
Islam di Era Otonomi Daerah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2017), h. 336 15 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, Bab II, Pasal 3,
(Pusat data dan Informasi Pendidikan, Balitbang-Depdiknas)
55
indikator keberhasilan pendidikan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi anak.16 Dengan demikian, siswa
diberikan kesempatan untuk memahami masalah yang kompleks yang ada
di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh.
Berdasarkan wawancara penulis dengan kepala SMP Tara Salvia,
pembelajaran terpadu dan terintegrasi yang ada di Tara Salvia mengacu
pada 10 cara atau model pembelajaran terpadu dari Robin Fogarty.17
Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: 1) fragmented; 2) connected; 3)
immersed; dan 10) networked. Akan tetapi yang digunakan di Tara Salvia
adalah model webbed.
Model pembelajaran laba-laba (webbed) merupakan model
pembelajaran terpadu dengan menggunakan pendekatan tematik.
Pengembangan pendekatan ini dimulai dengan menentukan tema. Tema
bisa ditetapkan dengan negosiasi antara guru dan siswa, tetapi dapat pula
dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema disepakati dan subtemanya
dikembangkan dengan memerhatikan kaitannya dengan bidang-bidang
studi, selanjutnya dari subtema ini dikembangkan aktifitas yang harus
dilakukan siswa.18
16 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015), h. 119 17 Hasil wawancara dengan Afriki (Kepala SMP Tara Salvia) pada hari jum’at, 12 Januari
2018 18 Abdul Majid, op. cit., h. 121-122
56
(Sumber: Strategi Pembelajaran Karya Abdul Majid, (2015))
Manfaat penggunaan pembelajaran terpadu model ini adalah sebagai
berikut:19
1) Mengangkat realita sehari-hari dalam kegiatan pembelajaran dapat
meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran;
2) Realita sehari-hari tersebut antara lain: berkebun, membersihkan
rumah, belanja Bersama ibu di pasar, pengalaman di posyandu,
memancing di sungai, dan bermain dingdong;
3) Semua realita sehari-hari tidak berdiri sendiri dalam tatanan konsep-
konsep pada satu mata pelajaran;
4) Pengajaran terpadu model webbed merupakan wahana ideal untuk
mengangkat realita sehari-hari sebagai tema pengajaran;
5) Keterpaduan topik merupakan realita sehari-hari, pengalaman, dan
dunia siswa;
6) Pengajaran akan lebih bermakna kalua dimulai dari realita sehari-hari
sebagai pengalaman siswa.
19 Abdul Majid, op. cit., h.124
57
b. Prinsip Pembelajaran Terpadu di SMP Tara Salvia
Beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran terpadu
adalah sebagai berikut:20
1) Pembelajaran terpadu memiliki satu tema yang aktual, dekat dunia
siswa, dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat
pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran;
2) Pembelajaran terpadu perlu memilih materi beberapa mata
pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, materi-
materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna.
Mungkin saja ada materi pengayaan horizontal dalam bentuk
contoh aplikasi yang tidak termuat dalam standar isi. Tetapi
penyajian materi pengayaan seperti ini perlu dibuat dengan
mengacu pada tujuan pembelajaran;
3) Pembelajaran terpadu tidak boleh bertentangan dengan tujuan
kurikulum yang berlaku, tetapi harus mendukung pencapaian
tujuan utuh terhadap kegiatan pembelajaran yang termuat dalam
kurikulum;
4) Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu
mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan,
kebutuhan, dan pengetahuan;
5) Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya
materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.
Sedangkan prinsip pembelajaran terpadu yang ada di Tara salvia
berdasarkan pengamatan penulis selama menjalani Praktek Profesi
Keguruan Terpadu (PPKT) selama kurang lebih 3 bulan mendapati
beberapa hal, sebagai berikut:
20 Abdul Majid, op. cit., h. 120
58
1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, guru sekedar membantu
menyediakan sarana dan situasi agar proses kontruksi siswa
berjalan lancar.
2) Pembelajaran terpadu memiliki tema yang aktual, dekat dengan
siswa, dan ada dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat pemersatu
materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.
3) Pembelajaran terpadu dirancang sebagai program untuk
merealisasikan visi misi sekolah.
4) Materi pelajaran yang tidak dapat diintegrasikan tidak terlalu
dipaksakan, artinya materi tersebut berjalan sendiri tanpa
diintegrasikan.
c. Teknik Penerapan Pembelajaran Terpadu di Tara Salvia
SMP Tara Salvia sebagai salah satu lembaga pendidikan yang ada di
Indonesia menerapkan pendidikan terpadu dan terintegrasi antara
Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum. Proses integrasi
Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum dapat dilihat dari berbagai
macam aspek, diantaranya sebagai berikut:
1) Keunikan Sekolah
Setiap sekolah mempunyai keunikan-keunikan tersendiri, baik
dalam sarana dan pra-sarana yang disajikan, metode pembelajaran,
peraturan maupun yang lainnya, karena pada dasarnya setiap sekolah ingin
berbeda dengan sekolah lain, dan keunikan-keunikan tersebut yang
membuat masyarakat tertarik.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan ada beberapa keunikan
yang ada di SMP Tara Salvia, diantara sebagai berikut:
59
a) Penataan meja dan kursi dibuat berkelompok, tidak sendiri-sendiri
sebagaimana umumnya.
b) Menitikberatkan pada praktik dan refleksi di setiap pelajaran.
c) Kegiatan belajar dan mengajar tanpa menggunakan seragam-seragam
resmi.
60
d) Tidak ada perbedaan antara peserta didik yang normal dan yang
bekebutuhan khusus.
2) Sistem Pengajaran SMP Tara Salvia
Sebagaimana wawancara penulis dengan Kepala SMP Tara Salvia,
pembelajaran di SMP Tara Salvia tidak membeda-bedakan antara
Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum:
“Seluruh mata pelajaran di Tara Salvia itu kita upayakan tematik
terpadu dan terintegrasi, termasuk Pendidikan Agama Islam di
dalamnya. Jadi, ketika kita merancang kurikulum dan program
mengupayakan semaksimal mungkin, menganalisis terhadap
seluruh kempetensi dasar dan memilah-milah mana KD-KD dari
agama Islam yang bisa diintegrasikan dengan seluruh mata pelajaran
dengan tema yang ada, sehingga pelajaran agama lebih bermakna,
lebih kontekstual”.21
Teknis pembelajaran tematik terpadu dan terintegrasi di Tara Salvia
sebagai berikut:22
a) Guru menyiapkan kertas plano
b) Guru menyiapkan lembar KD-KD setiap pelajaran kemudian
disusun dan dibagi berapa pekan efektif dalam 1 semester.
c) KD-KD disusun secara urutan konsep, tapi apabila konsep tidak
berurutan itu akan lebih baik dan guru lebih bebas dalam
mengeksplorasinya.
d) Kemudian KD-KD digunting sesuai mata pelajaran, dari situ guru
bisa menentukan tema yang cocok dari unit atau tema itu.
e) Dari tema itulah sumatif disusun.
21 Berdasarkan wawancara dengan Afriki, Kepala SMP Tara Salvia, Tangerang Selatan,
Jum’at, 12 Januari 2018 22 Berdasarkan wawancara dengan Al Farani, Koordinator Senior SMP di SMP Tara Salvia,
tabassarun dan seterusnya. Istilah-istilah mengacu kepada keharusan
berfikir, merenungkan sesuatu yang tersirat, mengingat ciptaan Allah,
memeras akal pikiran, memahami agama, mengobservasi dan menemukan.
Perintah-perintah agama yang demikian dapat dijumpai prakteknya dalam
ilmu pengetahuan. Dengan kata lain kerja ilmu pengetahuan adalah
perintah agama.
Kedua, di dalam wahyu terdapat perintah Allah untuk
melaksanakan ibdah, mengolah alam dalam rangka pelaksanaan fungsi
sebagai khalifah di muka bumi, memcahkan berbagai masalah dalam
kehidupan lain sebagainya. Untuk dapat melaksanakan semua perintah
agama ini jelas membutuhkan agama. Dengan kata lain perintah
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam Islam terintegrasi dengan
perintah melaksanakan ibadah dan lainya. Nabi Muhammad SAW dalam
haditsnya sebagaimana dikutip oleh Ibn Ruslan dalam kitab al-Zubad
mengatakan fakullu man bi ghairi ilmu ya’malu a’maluhu mardudatun la
tuqbalu (setiap orang yang melakukan perbuatan tanpa didukung oleh ilmu
pengetahuan, maka ibadahnya itu tidak akan diterima Tuhan).
2 Abuddin Nata, dkk, Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, (Ciputat: UIN Jakarta Press,
2003), cet.1. h. 84-87
10
Ketiga, agama berisikan ajaran-ajaran tentang bersyukur dan
ibadah kepada Allah, berbuat salih dan hal-hal yang bermanfaat dan
berguna bagi kehidupan manusia. Agama juga menjelaskan bagaimana
seharusnya berusaha dan berbuat yang baik di dunia ini? Untuk apa hidup
ini? Dan kemana seharusnya aktifitas kita dipertanggungjawabkan? Ilmu
pengetahuan tidak dapat menjawab semua pertanyaan ini. Semua
pertanyaan ini hanya dijawab oleh agama. Di satu pihak ilmu pengetahuan
dan teknologi melalui teori yang dirumuskannya telah menawarkan
berbagai kemudahan-kemudahan bagi manusia, seperti kemudahan dalam
berkomunikasi, kemudahan mendapatkan makanan, minuman, pakaian,
kendaraan, dan berbagai kenikmatan lainnya. Namun ilmu pengetahuan
dan teknologi yang menawarkan berbagai kemudahan tersebut tidak tahu
tujuan apa yang harus dicapai dengan dengan semua itu. Dengan kata lain
ilmu pengetahuan telah menghasilkan kemajuan untuk mencapai
percepatan sampai pada tujuan. Namun ilmu pengetahuan itu tidak tahu
tujuan apa yang harus dicapai semua itu. Agamalah yang memberikan
landasan dana rah bagi penggunaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan teknologi tersebut. Untuk ini tepat sekali ungkapan Albert Enstein
yang mengingatkan bahwa ilmu pengetauan tanpa agama adalah buta
(science without religion is blame).
Keempat, agama berfungsi membenarkan, melengkapi dan
mengoreksi terhadap berbagai temuan dalam bidang ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan bisa jadi sampai kepada kebenaran yang sesuai dengan
yang dinyatakan dalam agama. Terhadap keadaan yang demikian agama
membenarnya. Dalam keadaan demikian agama berfungsi sebagai pengait
(konformator). Ilmu pengetahuan yang berbasiskan pada akal misalnya
mengatakan bahwa mencuri itu tidak baik karena merugikan orang lain,
dan agamapun membenarkannya. Ilmu pengetahuan terkadang tidak
mengetahui semuanya, karena memiliki keterbatasan. Dalam keadaan
demikian, agama datang menyempurnakannya. Ilmu pengetahuan
misalnya tidak tahu bahwa setelah mati ada kehidupan di akhirat, atau
11
berzina itu dilarang. Dalam keadaan demikian, agama datang memberitahu
bahwa perbuatan itu tidak baik. Dengan demikian antara ilmu agama dan
ilmu pengetahuan dalam pandangan Islam bukan untuk dipertentangkan
melainkan untuk saling melengkapi, dengan catatan harus bertolak dari
keyakinan dan realitas yang obyektif bahwa ilmu pengetahuan sifatnya
terbatas dan nisbi. Dengan sifatnya itu tidak dimungkinkan ilmu
pengetahuan menentang keputusan agama.
Kelima, agama berbicara tentang kebahagiaan hidup di dunia dan
di akhirat. Kehidupan di dunia harus menjadi sarana atau media untuk
mencapai hidup bahagia di akhirat. Untuk itu agama membutuhkan sarana
kehidupan duniawi karena itu kehidupan duniawi yang memerlukan
dukungan ilmu pengetahuan agama itu membutuhkan bimbingan agama.
Keenam, agama berbicara tentang alam gaib, dan kepercayaan
terhadap alam gaib ini termasuk hal yang amat ditekankan dalam al-
Qur’an, dan menjadi salah satu ciri dari orang yang bertaqwa, yaitu orang
yang percaya kepada yang gaib, mendirikan shalat, dan menafkahkan
sebagian rezekinya, percaya kepada apa yang diturunkan kepada Nabi
sebelumnya, serta percaya kepada hari akhirat.3
Pada poin keenam ini, adanya yang gaib ini sama sekali tidak
bertentangan dengan sifat ilmu pengetahuan yang bertumpu pada hal-hal
yang empiris, rasionalistik, dan realistik. Beberapa temuan para ilmu
mutakhir telah sampai pada kesimpulan bahwa antara yang gaib dan yang
tampak terdapat hubungan fungsional yang intensif dan saling mengisi.
Ketika manusia secara berangsur-angsur dapat mengenal sifat dan
perilaku alam, dan selanjutnya dapat mengendalikan, mengolah dan
memanfaatkannya dengan ilmu dan akal meraka, maka sifat dan perilaku
3 “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan
sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Dan mereka beriman kepada (al-Qur’an) yang
diturunkan kepada mu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan
mereka yakin akan adanya akhirat. Lihat Al Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Departemen
Agama Republik Indonesia, 2009, h. 2
12
alam yang tadinya sangat ditakuti mereka secara berangsur-angsur tidak
lagi menakutkan. Konsep ketuhanan mereka pun bergeser. Ada yang
mengatakan bahwa agama tidak lebih dari objek pelarian manusia yang
gagal menghadapi serta mengatasi problema kehidupanya atau merupakan
hasil tahap perkembangan yang terbelakang dari suatu masyarakat atau
juga sekedar obsesi manusia tatkala mereka berusia kanak-kanak. Mengapa
demikian? Sebab, sebagai contoh, dengan kemajuan sains dan teknologi
dapat diketahui bahwa gempa terjadi karena adanya pergeseran atau
patahan kulit bumi, bukan karena Allah murka, sehingga manusia tidak
perlu takut lagi.
Di samping itu, meninjau ke ranah psikologis batiniyah, sebagai
misal, orang barat yang terdepan dalam keilmuan dan sebagai kiblat
kemajuan teknologi, jika ditinjau dari kacamata Islam sebagian dari
mereka hidup tidak sejahtera, tidak tenteram dan tidak tenang. Kehidupan
mereka kelihatan semrawut, bebas tanpa aturan. Hal ini disebabkan
kurangnya sentuhan-sentuhan nilai-nilai religi karena ilmunya telah
terdikotomikan dari ilmu agama.
Sistem pendidikan Islam harus dibangun atas konsep kesatuan
(integrasi) antara pendidikan jasmani dan ruhani sehingga mampu
menghasilkan manusia muslim yang pintar secara fisik-biologis dan cerdas
secara sosial, intelektual, dan spiritual. Kedua hal ini perlu diseimbangkan
agar ia mampu menjadi pribadi-pribadi yang sempurna (insan kamil).4
b. Berbagai Model Integrasi Ilmu dan Agama
Menurut Armahedi Mahzar, setidaknya ada 3 (tiga) model integrasi
ilmu dan agama, yaitu model monadik, diadik dan triadik. Pertama, model
monadik merupakan model yang popular dikalangan fundamentalis
religious maupun sekuler, kalangan fundamentalis religious berasumsi
bahwa agama adalah kalangan konsep universal yang mengandung semua
4 Nur’aini Ahmad, Pendidikan Islam Humanis, (Tangsel: Onglom Books, 2017), h. 190
13
cabang kebudayaan. Agama dianggap sebagai satu-satunya kebenaran dan
sains hanyalah salah satu cabang kebudayaan. Sedangkan menurut
kalangan sekuler, agama hanyalah salah satu cabang dari kebudayaan. Oleh
karena itu, kebudayaanlah yang merupakan ekspresi manusia dalam
mewujudkan kehidupan yang berdasarkan sains sebagai satu-satunya
kebenaran. Dengan model monadik seperti ini, tidak mungkin terjadi
koeksistensi antara agama dan sains, karena keduanya menegasikan
eksistensi atau kebenaran yang lainnya.
Kedua, model diadik. Model ini memiliki beberapa varian. Varian
pertama, varian yang mengatakan bahwa sains dan agama adalah dua
kebenaran yang setara. Sains membicarakan fakta alamiah, sedangkan
agama membicarakan nilai ilahiyah. Varian kedua berpendapat bahwa,
agama dan sains merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Sedangkan varian ketiga berpendapat bahwa antara agama dan sains
memiliki kesamaan. Kesamaan inilah yang bisa dijadikan bahan integrasi
keduanya.
Ketiga, model triadik. Dalam model triadik ini ada unsur ketiga
yang menjembatani sains dan agama. Jembatan itu adalah filsafat. Model
ini diajukan oleh kaum teosofis yang bersemboyan “there is no religion
higher that truth,” kebenaran adalah kebersamaan antara sains, filsafat dan
agama. Tampaknya, model ini merupakan perluasan dari model diadik,
dengan memasukkan filsafat sebagai komponen ketiga yang letaknya
diantara sains dan agama. Model ini barangkali bisa dikembangkan lagi
dengan mengganti komponen ketiga, yaitu filsafat dengan humaniora
ataupun ilmu-ilmu kebudayaan.5
Menurut Amin Abdullah, integrasi keilmuan memiliki kesulitan,
yaitu kesulitan memadukan studi Islam dan umum yang kadang tidak
5 Luthfi Hadi Aminuddin, “ Integrasi Ilmu dan Agama: Studi Atas Paradigma Integratif-
Interkonektif UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta”, KODIFIKASIA Jurnal Penelitian Keagamaan dan
Sosial-Budaya Nomor 1 Vol. 4, 2010, h. 188-189
14
saling akur karena keduanya ingin saling mengalahkan. Oleh karena itu
diperlukan usaha interkoneksitas yang lebih arif dan bijaksana.6
Pendekatan integratif-interkonektif merupakan pendekatan yang
tidak akan saling melumatkan dan peleburan antara keilmuan umum dan
agama. Pendekatan keilmuan umum dan Islam sebenarnya dapat dibagi
menjadi tiga corak, yaitu parallel, linear dan sirkular.7
Pendekatan integratif-interkonektif menegaskan bahwa antara
keilmuan umum dan agama (Islamic Studies) akan saling tegur sapa dalam
hal materi, metodologi dan pendekatannya.8
Dari berbagai pengertian integrasi di atas, dapat dipahami bahwa
integrasi ilmu dalam skripsi ini adalah suatu keterpaduan atau
penggabungan satu mapel dengan mapel yang lain, sehingga setiap mata
pelajaran itu menyatukan dan tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya.
2. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut Zakiah Darajat, yang dikutip oleh Dr. Maksudin, M.Ag
dalam bukunya yang berjudul Pengembangan Metodologi Pendidikan
Agama Islam Pendekatan Dialektik,
6Dalam hal interkoneksitas, menurut Amin adalah usaha memahami kompleksitas
fenomena kehidupan yang dihadapi dan dijalani manusia, sehingga setiap bangunan keilmuan
apapun, baik keilmuan agama (Islam, Kristen, Budha, dll) keilmuan Sosial, humaniora, maupun
kealaman tidak dapat berdiri sendiri …maka dibutuhkan kerjasama, saling tegur sapa, saling
membutuhkan, saling koreksi, dan saling keterhubungan antara disiplin keilmuan. Lihat Amin
Abdullah, dkk, Islamic Studies: Dalam Paradigma Integrasi-Interkoneksi, (Yogyaakarta: SUKA
Press, 2007), h. 52 7 Hubungan antara keilmuan umum dan agama dapat didekati dalam tiga pendekatan.
Pertama, corak parallel, dimana masing-masing corak keilmuan umum dan agama akan berjalan
sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dan persentuhan antara satu dengan yang lain. Kedua, bercorak
linear, dimana salah satu dari keduanya akan menjadi primadona sehingga ada kemungkinan berat
sebelah dan ketiga, sirkular, dimana masing-masing corak keilmuan dapat memahami keterbatasan,
kekurangan dan kelemahan yang melekat pada masing-masing dan sekaligus bersedia mengambil
manfaat dari temuan-temuan yang ditawarkan oleh tradisi keilmuan yang lain serta memiliki
kemampuan untuk memperbaiki kekurangan yang melekat pada diri sendiri. Ibid, h. 53 8 Ibid, h. 56
15
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu usaha bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari
pendidikan dapat memahami apa yang terkandung dalam Islam
secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya,
dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-
ajaran agama Islam, yang telah dianutnya sebagai pandangan hidup
(way of life), sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia
akhirat.9
Tayar Yusuf mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha
sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan,
kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi
manusia bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut A. Tafsir
Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang
kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan
ajaran Islam.10
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa Pendidikan Agama Islam
meliputi adanya:
1) Usaha bimbingan dan pengasuhan
2) Anak didik sebagai yang dibimbing
3) Tujuan bimbingan
4) Pembimbing/pengasuh
5) Lembaga yang melakukan bimbingan dan asuhan, serta
6) Sarana dan prasarana dalam bimbingan dan asuhan.
Sedangkan tujuan yang hendak dicapai meliputi:
1) Anak didik mampu memahami apa yang terkandung di dalam Islam
2) Anak didik menghayati makna dan maksud tujuan ajaran Islam
9 Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan Dialektik,
(Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2015), cet. 1, h. 10 10 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) cet. Ke-3, h. 130
16
3) Anak didik menjalankan ajaran Islam yang dianutnya sebagai
pandangan hidupnya, sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia
dan akhirat
Berdasarkan pada pengertian umum Pendidikan Agama tersebut,
Alisuf Sabri memaparkan pengertian Pendidikan Agama Islam menurut
Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departmen Agama
Republik Indonesia, bahwa:
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar untuk
menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan
mengamalkan adama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk
menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional.11
Pendidikan Islam membina anak didik tidak hanya segi
jasmaniahnya saja, akan tetapi juga membina segi rohaniah. Pendidikan
Islam memberikan penekanan yang lebih kepada keimanan, kerohanian
dan akhlak. Sebab menurut Ramayulis bahwa, dalam Pendidikan Islam
tidak hanya menyiapkan seorang anak didik memainkan peranananya
sebagai individu dan anggota masyarakat saja, tetapi juga membina
sikapnya terhadap agama, tekun beribadah, mematuhi pertauran agama,
serta menghayati dan mengamalkan nilai luhur agama dalam kehidupan
sehari-hari.12
Dari definisi-definisi tersebut dapat dilihat cara pandang yang
berbeda mengenai definisi Pendidikan Agama Islam di atas, maka dapat
penulis simpulkan bahwa Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar yang
dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk bisa
menyakini, memahami serta mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam
11 M, Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 111 12 Ramayulis, Metodologi Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005) Cet. V, h. 20
17
kehidupan sehari-hari, sehingga menambah keimanan dan ketakwaan
mereka kepada Allah SWT.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan merupakan kegiatan yang paling penting dalam suatu
kegiatan. Tujuan inilah yang menentukan kegiatan dan apa yang hendak
dicapai dalam kegiatan tersebut. Suatu kegiatan akan berakhir bila
tujuannya telah tercapai.
Dalam Pendidikan Agama Islam dijelaskan bahwa semua mata
pelajaran pendidikan agama ini adalah agar peserta didik memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan
berakhlak mulia. Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di sekolah di
mulai dari tahapan kognisi. Kemudian menuju tahapan afeksi selanjutnya
tahapan psikomotorik yaitu pengamalan ajaran Islam oleh peserta didik.
Khusus di lembaga pendidikan umum, Pendidikan agama disajikan
pada dataran memperkenalkan ajaran-ajaran agama yang ada di Indonesia.
Namun ketika ada hal-hal yang dipandang dapat menyentuh permasalahan
akidah (keyakinan) maka diambil kebijaksanaan dengan menyajikan hal
tersebut secara terpisah sesuai dengan kondisi peserta didik dilihat dari
keyakinannya masing-masing.13
Pendidikan agama Islam di sekolah/madarasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehinggamenjadi manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan
13Syamsul Aripin, Modernisasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Unggulan, (Tangsel: Onglam Books, 2017), h. 62
18
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.14
Sedangkan menurut Ahmad Susanto, yang dikutip oleh Syamsul
Aripin dalam bukunya Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar,
ada tiga tujuan utama pendidikan atau pembelajaran agama di sekolah
yaitu mengetahui (knowing) terampil (doing) dan melaksanakan (being).15
c. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Agama dalam kehidupan sosial mempunyai fungsi sebagai
sosialisasi individu, yang berarti bahwa agama bagi seorang anak akan
mengantarkannya menjadi dewasa. Sebab untuk menjadi dewasa seseorang
memerlukan semacam tuntunan umum untuk mengarahkan aktifitasnya
dalam masyarakat dan juga merupakan tujuan pengembangan kepribadian,
dan dalam ajaran Islam inilah anak tersebut dibimbing pertumbuhan
jasmani dan rohaninya dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan,
melatih, mengasuh dan mengawasi berlaku ajaran Islam.16
Kurikulum Pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah
berfungsi sebagai berikut:17
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam
lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban
menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang
tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui
bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan
14Abdul Majid dan Dian Andayani, op.cit. , h. 135 15 Ibid, h. 63 16 Akmal Hawi, Kompetensi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat
3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyeseuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negative dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seuutuhnya.
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
(alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.
7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusu di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan bagi orang lain.
d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Adapun ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara:
1) Hubungan manusia dengan Allah Swt
2) Hubungan manusia dengan manusia
3) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
20
4) Hubungan dengan makhluk lain dan lingkungannya.18
Bahan pengajaran PAI meliputi tujuh unsur:
1) Keimanan
2) Ibadah
3) Al Quran
4) Muamalah
5) Akhlak
6) Syariah
7) Tarikh
Pada tingkat SD tekanan diberikan pada empat unsur pokok yaitu
keimanan, akhlak, ibadah, dan Al Quran, sedangkan pada SLTP dan
SMU/SMK disamping ke-4 unsur pokok tersebut di atas maka unsur pokok
muamalah dan syariah semakin dikembangkan, unsur pokok tarikh
diberikan secara seimbang pada setiap satuan pendidikan.19
e. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan.20 Lulusan SMP/Mts/SMPLB/Paket B memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:21
1) Aspek Afektif, siswa diharapakan memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu,
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
18Standar isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menangah Pertama (SMP),
PERMENDIKBUD No. 21 Tahun 2016 , h.13. Kompetensi inti yang diinginkan terdiri dari: a)
Kompetensi inti sikap spiritual, 2) Kompetensi inti sikap sosial, 3) Kompetensi inti pengetahuan, 4)
Kompetensi inti keterampilan. Lihat PERMENDIKBUD No. 22 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar, h. 3 19 Akmal Hawi, op. cit. , h.26 20 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 tahun 2013 tentang Standar
kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan menengah, h.1 21 Ibid, h.2
21
efektif dengan lingkungan sosial dana lam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
2) Aspek Pengetahuan, siswa diharapkan memiliki pengetahuan
factual, konseptual, dan procedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian yang tampak mata.
3) Aspek Keterampilan, siswa diharapkan memiliki kemampuan piker
dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses,
standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
3. Pendidikan Umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah
yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta
didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.22
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pasal 5 no.
58 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah23, kurikulum untuk mata pelajaran umum
terdiri atas:
a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti;
b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;
c. Bahasa Indonesia;
d. Matematika;
22 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 23 23 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 tahun 2014 tentang kurikulum
2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, h. 3-4
22
e. Ilmu Pengetahuan Alam;
f. Ilmu Pengetahuan Sosial;
g. Bahasa Inggris;
h. Seni Budaya;
i. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan; dan
j. Prakarya
Dengan demikian, mata pelajaran umum yang diberikan di sekolah
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan
penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.24
Ilmu-ilmu umum (al-ulum al-aqliyah) adalah ilmu yang dicapai
atau diperoleh melalui pemikiran manusia semata. AL-Ghazali membagi
kategori ilmu-ilmu umum ke dalam beberapa ilmu, yaitu:25
a. Matematika, yaitu terdiri dari: (a) aritmatika; (b) geomatri; (c)
astronomi dan astrologi; (d) music
b. Logika
c. Fisika atau Ilmu Alam, yang terdiri dari: (a) kedokteran; (b)
meteorologi; (c) minerologi; (d) kimia.
d. Ilmu-ilmu tentang wujud di luar alam atau metafisika, meliputi:
(a) ontology; (b) pengetahuan tentang esensi, sifat dan aktifitas
ilahi; (c) pengetahuan tentang substansi sederhana, yaitu
intelegensi dan substansi malakut; (d) pengetahuan tentang dunia
halus; (e) ilmu tentang kenabian dan fenomena kewalian, ilmu
tentang mimpi; dan (f) teurgi, yakni ilmu menggunakan kekuatan-
kekuatan bumi untuk menghasilkan efek tampak seperti
supernatural.
24 Ibid, h. 3 25 Armai Arief, Reformasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press: 2005), h. 136-137
23
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk mendukung penelitian agar lebih detail, penulis berusaha
untuk melakukan kajian terhadap beberapa contoh penelitian yang temanya
sama dengan judul penulis yakni Integrasi Pendidikan Agama dan
Pendidikan Umum, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:
1. Jaenal Mustopa, dalam penelitiannya yang berjudul “ Konsep
Pendidikan Islam Integralistik Menurut Muhammad Abduh,”,
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan library research.
Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa pendidikan
islam Integralistik adalah paradigma pendidikan terpadu, artinya
perpaduan dari berbagai sistem pendidikan tanpa adanya
dikotomi ilmu agama dan ilmu umum, atau sistem pendidikan
yang memadukan antara nilai-nilai agama dan nilai-nilai ilmu
pengetahuan yang pada gilirannya mampu melahirkan manusia
yang memiliki kematangan profesional dan kematangan
spiritual. Konsep pendidikan Islam integralistik menurut
Muhammad Abduh, yaitu format pendidikan dibangun dengan
memadukan antara kurikulum Pendidikan umum dengan
kurikulum Pendidikan Islam, dengan memperbaharui komponen
pendidikan yang sebelumnya. Pendidikan Islam pada masanya
hanya mempelajari ilmu-ilmu agama diperbaharui dengan
memadukan materi pendidikan umum, sehingga Pendidikan
tersebut bisa terpadu dan tidak dikotomi.26
Bila dihubungkan dengan penelitian yang akan penulis
lakukan bahwa penelitian ini library research, sedangkan dalam
26 Jaenal Mustopa, “Konsep Pendidikan Islam Integralistik Menurut Muhammad Abduh”,
Skripsi pada Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, (Jakarta: 2013), h. 61, tidak
dipublikasikan
24
penelitian yang akan penulis lakukan fokusnya adalah integrasi
Pendidikan agama Islam dan Pendidikan umum di SMP Tara
Salvia dengan menggunakan metode fenomenologi.
2. Muh. Nasekun, S.Pd, dalam tesisnya berjudul “Integrasi Nilai-
Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran IPS Sejarah di Kelas
VIII MTs Ma’arif Wadas Kandangan Temanggung Tahun
Pelajaran 2014/2015”. Penelitian ini termasuk dalam dalam
deskriptif eksploratif dengan menggunakan metode naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting). Latarbelakang penelitian ini adalah adanya
kontradiksi antara tujuan pengajaran sejarah dengan materi
pembelajaran sejarah. Agama dijadikan tujuan, tapi sumber-
sumberyang berasal dari agama seperti wahyu tidak dipercayai
sebagai azas pengetahuan. Pelajaran sejarah terlanjur
diapersepsi secara sekular, sehingga harus ada upaya untuk
meluruskan kontradiksi tersebut dengan pengintegrasian nilai-
nilai Islam dalam pembelajaran IPS Sejarah apalagi di madrasah
yang nyata-nyata merupakan Lembaga Pendidikan Islam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa
implementasi integrasi ilmu-ilmu agama Islam dalam
pembelajaran IPS Sejarah dilakukan dengan menetapkan bidang
kajian yang akan dipadukan antara mata pelajaran IPS Sejarah
dengan Pendidikan Agama Islam. Kemudian mempelajari
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Sejarah dengan
Pendidikan Agama Islam. Berikutnya mengidentifikasi beberapa
Kompetensi Dasar dalam berbagai Standar Kompetensi yang
memiliki potensi untuk diintegrasikan. Menyusun Silabus dan
25
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), serta menyajikan di
kelas.27
Bila dihubungkan dengan penelitian yang akan penulis
lakukan bahwa penelitian ini penelitian ini mengintegrasikan
ilmu-ilmu agama Islam dalam pembelajaran IPS Sejarah pada
tingkat Madrasah Tsanawiyah. Kelemahannya keterbatasan guru
IPS Sejarah tentang pemahaman dalil-dalil al-Qur’an dan Hadits
karena memang bukan berlatarbelakang Pendidikan agama
Islam, sedangkan dalam penelitian yang akan penulis lakukan
adalah integrasi Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan
Umum di SMP Tara Salvia.
3. M. Ramli, dalam jurnalnya berjudul “Integrasi Pendidikan
Agama Islam ke Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
di Madrasah Tsanawiyah Negeri Mulawarman Banjarmasin”.
Penelitian ini termasuk dalam dalam analisis deskriptif kualitatif
dan yang menjadi objek penelitian adalah guru mata pelajaran
IPA (Biologi dan Fisika). Latarbelakang penelitian ini berawal
dari sekolah adalah lembaga formal yang merupakan sebuah
sarana untuk mewariskan budaya, ilmu pengetahuan dan
keterampilan, serta membentuk anak didik sesuai dengan
perkembangan zaman. Maka sangat diperlukan keterampilan
atau keahlian, cara atau metode penyajian pelajaran yang
diberikan secara terpadu antara pendidikan agama dengan mata
pelajaran lainnya, khususnya mata pelajaran IPA. Selain itu,
pendidikan agama sendiri harus menjiwai mata pelajaran
lainnya. Untuk dapat berfungsi sebagaimana demikian, guru
umum harus mempunyai kompetensi itu dalam upaya
27 Muh. Nasekun, “Integrasi Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran IPS Sejarah di
Kelas VIII MTs Ma’arif Wadas Kandangan Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015”, Tesis pada
Sekolah Pascasarjana IAIN Salatiga, (Salatiga: 2015), h. vi, tidak dipublikasikan.
26
mengintegrasikan pendidikan agama dalam mata pelajaran yang
dipegangnya, sehingga pelajaran itu tidak terlepas dari nilai-nilai
agama. Dengan begitu, guru umum tidak hanya dituntut untuk
menguasai ilmu pengetahuan umum, namun dia juga wajib
menguasai ilmu pengetahuan agama. Hal ini tentu saja lebih
penting dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan Islam.28
Hasil penelitian ini menunjukkan, Integrasi Pendidikan
Agama Islam dalam mata pelajaran IPA di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Mulawarman Banjarmasin kurang
terlaksana dengan baik. Dengan beberapa indikator; cara/metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru IPA dalam
mengintegrasikan pendidikan agama hanya sebatas
menyampaikan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT; tujuan
yang ingin belum mencapai hasil yang sesuai dengan kurikulum;
sebagian guru IPA yang mengintegrasikan hanya apabila materi
pelajaran tersebut lebih besar konteksnya kepada pendidikan
agama; penugasan pelajaran IPA yang berkaitan dengan agama
maupun diskusi tentang agama sangat jarang dilaksanakan.
Bila dihubungkan dengan penelitian yang akan penulis
lakukan bahwa penelitian ini yang lebih berperan adalah guru
mata pelajaran IPA bukan guru mata pelajaran PAI, jadi dalam
mengintegrasikan ilmu agamanya belum mencapai hasil yang
diinginkan. Kemudian sekolah yang peneliti teliti adalah bukan
sekolah berbasis agama seperti Madrasah Tsanawiyah Negeri
Mulawarman Banjarmasin, melainkan sekolah umum dan yang
berperan adalah guru mata pelajaran PAI.
28 M. Ramli, dalam jurnalnya berjudul “Integrasi Pendidikan Agama Islam ke Dalam Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Mulawarman Banjarmasin”,
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan, Volume 11, 2014, h. 112
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dan objektif ada beberapa
metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini:
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tara Salvia Tangerang
Selatan dan waktu pelaksanaan penelitiannya dari bulan Agustus 2016 -
Januari 2018.
B. Latar Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Tara Salvia terletak di
jalan Menjangan No. 9 Pondok Ranji (Bintaro), Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten-Indonesia. SMP Tara
Salvia memiliki lokasi yang sangat strategis, hanya sekitar 10 menit
berkendaraan dari gerbang Tol Pondok Ranji, Sekolah Tara Salvia
berlokasi pada sebuah kompleks yang aman di kehijauan alam seluas 1,2
hektar. Pengenalan sawah, sungai, kolam ikan dan berbagai kegiatan
interaksi alam lainnya adalah merupakan bagaian dari proses
pembelajaran para siswa/i sehari-hari. Tidak terlalu jauh dari SMP Tara
Salvia Pondok Ranji terdapat beberapa perguruan tinggi yaitu
Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Universitas Muhammadiyah
Jakarta (UMJ), STIE Ahmad Dahlan Jakarta, Universitas Pamulang
(UNPAM), Sekolah Tinggi Multimedia dan Institut Teknologi Indonesia.
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penelitian lapangan yang bersifat
kualitatif. Yang dimaksud dengan metode penelitian kualitatif
(qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
28
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.1
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi
strategi, strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi
diri, kemandirian dan kemampuan memecahkan masalah juga sangat penting
untuk siswa SMP dalam belajarnya. Program ini masuk ke dalam muatan lokal
yang sengaja dipilih dan dikembangkan untuk membantu siswa menjalani
pengalaman belajarnya agar hasilnya lebih baik lagi. Program tutorial
merupakan bagian dari program ini. 6
“Seorang tutor dipersiapkan untuk berdiskusi dengan sekitar 10 siswa
yang menjadi tanggung jawabnya untuk mendiskusikan banyak hal yang
berhubungan dengan pengembangan diri pada hari jum’at pak”.7 Ajang tutorial
ini juga dapat digunakan untuk mendiskusikan isu-isu yang terjadi di sekolah
atau isu umum yang perlu mereka sikapi dengan positif sekaligus mencari solusi
apabila dibutuhkan.
b. Pendidikan Karakter
Di SMP, pendidikan karakter siswa sangat penting dan merupakan
pendidikan yang memayungi semua aspek Pendidikan. Empat karakter yang
akan diperkuat di SMP adalah Sikap positif (positive attitude), respek (respect),
tanggung jawab (responsibility), dan disiplin diri (self-discipline). 8
Keempat aspek pendidikan karakter ini dikembangkan lewat
pembiasaan sehari-hari, terintegrasi di setiap mata pelajaran dan diingatkan
terus menerus oleh wali kelas. Wali kelas akan membicarakan tentang karakter
ini setiap minggu di sesi refleksi.
c. Program Matematika – Klinik Matematika
Klinik matematika terbuka bagi siswa yang mengalami masalah dalam
mengikuti pelajaran matematika bukan karena kurang terampilnya berhitung
atau tidak menguasai strategi atau kurang pahamnya terhadap suatu konsep,
melainkan karena adanya masalah psikologis yang menyebabkan timbulnya
permasalahan dalam belajar matematika. Para siswa yang akan ditangani di
6 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari 11Desember 2017, pukul 13.05) 7 Berdasarkan wawancara dengan Olis Meilawati, guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, Rabu, 12 oktober 2018 8 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari 11Desember 2017, pukul 13.05)
Islam, Iqra dijadikan sebagai kegiatan ekstra kurikuler yang dapat dipilih
siswa.
Tujuan pendidikan agama di SMP adalah menumbuh kembangkan
akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada sang pencipta.
2) Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan sebagai berikut :
Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta antikorupsi, berkembang secara positif dan demokratis
untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia
agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, berinteraksi
dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
3) llmu Pengetahuan Sosial
Lewat pembelajaran ilmu-ilmu sosial, diharapkan siswa dapat
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama
dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.
50
4) Bahasa Indonesia
Lewat pelajaran Bahasa Indonesia, siswa SMP diharapkan dapat
lebih mengembangkan kemampuan berkomunikasi mereka, berkomunikasi
secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan
maupun tulis, menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, memahami bahasa Indonesia
dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan,
Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi
pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa,
menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia.
5) Bahasa Inggris
Reading workshop dan writing workshop merupakan kegiatan
lanjutan dari apa yang sudah dilakukan di SD. Penggunaan novel sederhana
akan diberikan dalam kegiatan reading workshop Novel-novel sederhana
diharapkan dapat meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya tulis.
Penguatan tata bahasa untuk bahasa Inggris diterapkan lewat
kegiatan agar siswa mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
tersebut dengan baik.
Tujuan dari pembelajaran Bahasa Inggris adalah agar siswa dapat
mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis
untuk mencapai tingkat literasi functional, memiliki kesadaran tentang
hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing
bangsa dalam masyarakat global, mengembangkan pemahaman peserta
didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya.
51
Di akhir masa belajarnya di Tara Salvia, para siswa diharapkan dapat
menghasilkan karya tulis dalam bahasa Inggris dan dapat
mempresentasikannya di hadapan forum.
Reading log, yang merupakan media untuk membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan membaca, lebih dikembangkan lagi di SMP.
Keterampilan membaca merupakan keterampilan yang sangat penting
mengingat keterampilan ini sangat mempengaruhi penguasaan materi
terhadap bahan bacaan.
6) Mandarin, Bahasa Asing Selain Bahasa Inggris
Bahasa Mandarin, yang merupakan bahasa asing yang dipelajari
selain bahasa Inggris merupakan pelajaran yang sifatnya pengenalan
sehingga diharapkan siswa mampu berkomunikasi secara sederhana.
Bahasa Mandarin merupakan bahasa yang digunakan oleh sekitar 1 milyar
penduduk dan memiliki kemungkinan untuk digunakan sebagai bahasa yang
digunakan dalam perdagangan internasional. Mengingat belajar bahasa ini
cukup menjadi tantangan bagi siswa, diharapkan siswa memiliki semangat,
motivasi dan keinginan yang besar untuk memfokuskan diri dalam
mempelajari bahasa ini.
7) Matematika
Matematika di SMP bertujuan lebih memperdalam lagi kemahiran
matematika (math profeciencies) lewat kegiatan-kegiatan pemecahan
masalah yang membutuhkan analisa dan pemikiran kritis siswa. Guru
banyak memberikan kegiatan eksplorasi dan siswa diberi kesempatan untuk
mengaplikasikan strategi yang dimilikinya.
Keterampilan logical reasoning, problem solving dan abstract
thinking dikembangkan melalui kegiatan yang menantang.
52
Di SMP, diharapkan siswa dapat memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan
masalah. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
8) Ilmu Pengetahuan Alam
Pengembangan kompetensi IPA lewat kimia, biologi dan fisika
diharapkan dapat lebih berkembang lewat pembelajaran yang
mengembangkan inquiry skill siswa. Lewat penemuan-penemuan dalam
eksperimennya, siswa diberi kesempatan untuk mendapat jawaban dari apa
yang menjadi pertanyaannya selama ini. Kerja ilmiah merupakan sarana
bagi siswa dalam mengembangkan rasa ingin tahunya.
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SMP bertujuan meningkatkan
keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya, mengembangkan
pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat, melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi,
53
meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga,
dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam, meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah
satu ciptaan Tuhan, meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan
IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
9) Seni
Program seni terdiri dari tiga program: visual art, drama dan musik.
Visual art mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak,
dan sebagainya. Hasil karya siswa akan dipamerkan sebulan sekali di tempat
terbuka.
Seni musik mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal,
memainkan alat musik, apresiasi karya musik. Seni teater mencakup
keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya
memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran.
10) IT
Program IT atau Informasi Teknologi merupakan program dimana
siswa diminta untuk membawa laptop sendiri dan belajar beberapa program
yang memang akan sangat bermanfaat dalam membuat laporan, art design,
presentasi yang dapat menunjang pelajaran dengan menggunakan beberapa
format yang berbeda. Media ini pun dapat menjadi ajang untuk
mengekspresikan diri mereka. Dalam mata pelajaran ini siswa diajak untuk
belajar memutuskan informasi mana yang patut mereka miliki.
54
2. Integrasi Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum pada siswa
kelas IX SMP Tara Salvia
a. Model Pembelajaran Terpadu di SMP Tara salvia
Belajar itu pada hakikatnya untuk berkarya, dan setiap manusia tidak
bisa dibangun hanya dengan satu cabang atau bidang ilmu saja. Seorang
sarjana ekonomi yang akan berbisnis, dia tidak bisa melakukan bisnis hanya
dengan satu cabang ilmu ekonomi, tapi dia juga perlu memahami sosiologi,
matematika, dan bahkan akhlak mulia.14
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab.15
Kalimat-kalimat di atas menekankan pada integritas dan sinergi
pendidikan, yaitu terbentuknya watak dan karakter dan peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalimat
tersebut biasanya, dalam praktik pendidikan di sekolah-sekolah sangat erat
kaitannya dengan Pendidikan Agama.
Oleh karenanya, pengintegrasian Pendidikan Agama Islam dan
Pendidikan Umum di sekolah sangat berperan penting dan sangat
diperlukan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar sebagai salah satu
14 Dede Rosyada, Madrasah dan Profesionalisme Guru dalam Arus Dinamika Pendidikan
Islam di Era Otonomi Daerah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2017), h. 336 15 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, Bab II, Pasal 3,
(Pusat data dan Informasi Pendidikan, Balitbang-Depdiknas)
55
indikator keberhasilan pendidikan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi anak.16 Dengan demikian, siswa
diberikan kesempatan untuk memahami masalah yang kompleks yang ada
di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh.
Berdasarkan wawancara penulis dengan kepala SMP Tara Salvia,
pembelajaran terpadu dan terintegrasi yang ada di Tara Salvia mengacu
pada 10 cara atau model pembelajaran terpadu dari Robin Fogarty.17
Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: 1) fragmented; 2) connected; 3)
immersed; dan 10) networked. Akan tetapi yang digunakan di Tara Salvia
adalah model webbed.
Model pembelajaran laba-laba (webbed) merupakan model
pembelajaran terpadu dengan menggunakan pendekatan tematik.
Pengembangan pendekatan ini dimulai dengan menentukan tema. Tema
bisa ditetapkan dengan negosiasi antara guru dan siswa, tetapi dapat pula
dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema disepakati dan subtemanya
dikembangkan dengan memerhatikan kaitannya dengan bidang-bidang
studi, selanjutnya dari subtema ini dikembangkan aktifitas yang harus
dilakukan siswa.18
16 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015), h. 119 17 Hasil wawancara dengan Afriki (Kepala SMP Tara Salvia) pada hari jum’at, 12 Januari
2018 18 Abdul Majid, op. cit., h. 121-122
56
(Sumber: Strategi Pembelajaran Karya Abdul Majid, (2015))
Manfaat penggunaan pembelajaran terpadu model ini adalah sebagai
berikut:19
1) Mengangkat realita sehari-hari dalam kegiatan pembelajaran dapat
meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran;
2) Realita sehari-hari tersebut antara lain: berkebun, membersihkan
rumah, belanja Bersama ibu di pasar, pengalaman di posyandu,
memancing di sungai, dan bermain dingdong;
3) Semua realita sehari-hari tidak berdiri sendiri dalam tatanan konsep-
konsep pada satu mata pelajaran;
4) Pengajaran terpadu model webbed merupakan wahana ideal untuk
mengangkat realita sehari-hari sebagai tema pengajaran;
5) Keterpaduan topik merupakan realita sehari-hari, pengalaman, dan
dunia siswa;
6) Pengajaran akan lebih bermakna kalua dimulai dari realita sehari-hari
sebagai pengalaman siswa.
19 Abdul Majid, op. cit., h.124
57
b. Prinsip Pembelajaran Terpadu di SMP Tara Salvia
Beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran terpadu
adalah sebagai berikut:20
1) Pembelajaran terpadu memiliki satu tema yang aktual, dekat dunia
siswa, dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat
pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran;
2) Pembelajaran terpadu perlu memilih materi beberapa mata
pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, materi-
materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna.
Mungkin saja ada materi pengayaan horizontal dalam bentuk
contoh aplikasi yang tidak termuat dalam standar isi. Tetapi
penyajian materi pengayaan seperti ini perlu dibuat dengan
mengacu pada tujuan pembelajaran;
3) Pembelajaran terpadu tidak boleh bertentangan dengan tujuan
kurikulum yang berlaku, tetapi harus mendukung pencapaian
tujuan utuh terhadap kegiatan pembelajaran yang termuat dalam
kurikulum;
4) Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu
mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan,
kebutuhan, dan pengetahuan;
5) Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya
materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.
Sedangkan prinsip pembelajaran terpadu yang ada di Tara salvia
berdasarkan pengamatan penulis selama menjalani Praktek Profesi
Keguruan Terpadu (PPKT) selama kurang lebih 3 bulan mendapati
beberapa hal, sebagai berikut:
20 Abdul Majid, op. cit., h. 120
58
1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, guru sekedar membantu
menyediakan sarana dan situasi agar proses kontruksi siswa
berjalan lancar.
2) Pembelajaran terpadu memiliki tema yang aktual, dekat dengan
siswa, dan ada dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat pemersatu
materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.
3) Pembelajaran terpadu dirancang sebagai program untuk
merealisasikan visi misi sekolah.
4) Materi pelajaran yang tidak dapat diintegrasikan tidak terlalu
dipaksakan, artinya materi tersebut berjalan sendiri tanpa
diintegrasikan.
c. Teknik Penerapan Pembelajaran Terpadu di Tara Salvia
SMP Tara Salvia sebagai salah satu lembaga pendidikan yang ada di
Indonesia menerapkan pendidikan terpadu dan terintegrasi antara
Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum. Proses integrasi
Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum dapat dilihat dari berbagai
macam aspek, diantaranya sebagai berikut:
1) Keunikan Sekolah
Setiap sekolah mempunyai keunikan-keunikan tersendiri, baik
dalam sarana dan pra-sarana yang disajikan, metode pembelajaran,
peraturan maupun yang lainnya, karena pada dasarnya setiap sekolah ingin
berbeda dengan sekolah lain, dan keunikan-keunikan tersebut yang
membuat masyarakat tertarik.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan ada beberapa keunikan
yang ada di SMP Tara Salvia, diantara sebagai berikut:
59
a) Penataan meja dan kursi dibuat berkelompok, tidak sendiri-sendiri
sebagaimana umumnya.
b) Menitikberatkan pada praktik dan refleksi di setiap pelajaran.
c) Kegiatan belajar dan mengajar tanpa menggunakan seragam-seragam
resmi.
60
d) Tidak ada perbedaan antara peserta didik yang normal dan yang
bekebutuhan khusus.
2) Sistem Pengajaran SMP Tara Salvia
Sebagaimana wawancara penulis dengan Kepala SMP Tara Salvia,
pembelajaran di SMP Tara Salvia tidak membeda-bedakan antara
Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum:
“Seluruh mata pelajaran di Tara Salvia itu kita upayakan tematik
terpadu dan terintegrasi, termasuk Pendidikan Agama Islam di
dalamnya. Jadi, ketika kita merancang kurikulum dan program
mengupayakan semaksimal mungkin, menganalisis terhadap
seluruh kempetensi dasar dan memilah-milah mana KD-KD dari
agama Islam yang bisa diintegrasikan dengan seluruh mata pelajaran
dengan tema yang ada, sehingga pelajaran agama lebih bermakna,
lebih kontekstual”.21
Teknis pembelajaran tematik terpadu dan terintegrasi di Tara Salvia
sebagai berikut:22
a) Guru menyiapkan kertas plano
b) Guru menyiapkan lembar KD-KD setiap pelajaran kemudian
disusun dan dibagi berapa pekan efektif dalam 1 semester.
c) KD-KD disusun secara urutan konsep, tapi apabila konsep tidak
berurutan itu akan lebih baik dan guru lebih bebas dalam
mengeksplorasinya.
d) Kemudian KD-KD digunting sesuai mata pelajaran, dari situ guru
bisa menentukan tema yang cocok dari unit atau tema itu.
e) Dari tema itulah sumatif disusun.
21 Berdasarkan wawancara dengan Afriki, Kepala SMP Tara Salvia, Tangerang Selatan,
Jum’at, 12 Januari 2018 22 Berdasarkan wawancara dengan Al Farani, Koordinator Senior SMP di SMP Tara Salvia,