Page 1
Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila
penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan
yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan.
A. KINERJA KEUANGAN TAHUN 2011 - 2015
1. Kinerja Pelaksanaan APBD Tahun 2011 - 2015
Sebagai instrument fiscal pemerintah daerah, APBD menjabarkan kebijakan
pengalokasian sumber daya kepada satuan kerja dalam bentuk anggaran program dan
kegiatan. Pada RPJMD 2011-2015, APBD Kabupaten Gorontalo difokuskan pada :
- Pencapaian visi misi pemerintah daerah untuk mewujudkan masyarakat sejahtera
dan mandiri
- Menciptakan pertumbuhan ekonomi bagi seluruh masyarakat Kabupaten Gorontalo,
dengan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah serta
menjamin kesinambungan produktivitas sektor – sektor penggerak roda
perekonomian daerah
- Menjamin ketersediaan pembiayaan daerah bagi program – program pengentasan
kemiskinan sehingga diharapkan angka kemiskinan dapat terus berkurang
- Menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi angka pengangguran dengan
memacu dan meningkatkan kreatifitas serta mengembangkan produk – produk
unggulan daerah
- Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembangunan daerah untuk mencegah
terjadinya pemborosan sumber daya, termasuk eksploitasi alam yang berlebihan
untuk mendukung terciptanya pembangunan berwawasan lingkungan
- Menjamin ketersediaan pembiayaan pelayanan dasar masyarakat untuk menjamin
keberpihakan anggaran bagi kepentingan publik.
Pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) yang merupakan satu kesatuan yang terdiri dari: Pendapatan
Daerah, Belanja Daerah, dan Pembiayaan Daerah, sebagaimana gambaran berikut:
Page 2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
86
a. Pengelolaan Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas
umum daerah untuk menambah ekuitas dana lancar yang merupakan hak
pemerintah daerah dalam 1 tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh
daerah. Perkembangan realisasi pendapatan daerah Kabupaten Gorontalo Tahun
Anggaran 2011 – 2015 dapat dilihat pada tabel berikut.
Page 3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
Tabel 3.1
Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Kabupaten Gorontalo, Tahun 2011 s/d Tahun 2015
No Uraian 2011 (Rp) 2012( Rp) 2013 ( Rp) 2014 ( Rp) 2015 ( Rp) Rata-Rata
Pertumbuhan (%)
1 PENDAPATAN 654,969,284,635.90 701,999,806,396.50 800,101,203,151.44 916,843,957,946.29 1,090,725,325,981.67 13.68
1.1 Pendapatan Asli
Daerah
40,183,873,508,- 50,683,527,045.50 60,166,455,179.44 105,365,567,589.29 110.876.605.630,67 31.30
1.1.1 Pajak Daerah 3,998,115,677.00 10,724,537,479.00 7,620,016,896.00 12,389,129,907.00 15,085,249,201.00 55.91
1.1.2 Retribusi Daerah 3,987,710,578.00 7,241,840,494.00 7,409,739,876.00 5,625,088,308.00 4,755,005,139.00 18.82
1.1.3 Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah Yang
Dipisahkan
2,569,499,594.00 2,674,182,646.00 5,839,149,970.00 3,879,043,790.00 4,045,325,515.00 23.29
1.1.4 Lain-lain PAD yang sah 29,628,547,658.90 30,042,966,426.50 39,297,548,436.94 83,472,305,584.29 86,991,025,775.67 37.21
1.2 Dana Perimbangan 461,383,337,061.00 539,369,686,009.00 595,849,833,639 678.889.236.526,-
728,929,737,398.00 9.17
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak
/Bagi Hasil Bukan Pajak
22,813,288,446.00 19,104,420,009.00 17,693,115,639 15.803.449.978,- 13,902,066,398.00 (11.59)
1.2.2 Dana Alokasi Umum 338,845,034,000.00 462,746,446,000.00 517,229,988,000 599.129.886.548,- 625,486,841,000.00 17.14
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 59,382,000,000.00 60,764,400,000.00 60,926,730,000 63.955.900.000,- 89,540,830,000.00 11.89
1.3 Lain-Lain Pendapatan
Daerah yang Sah
153,402,074,067 111,946,593,342 144,084,914,333 132.589.153.831,- 250,918,982,953.00 20.74
1.3.1 Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi
9,700,506,107 10,727,169,342 18,628,975,13
26.696.041.731,- 30,096,768,353.00 35.07
1.3.2 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
143,701,567,960 101,219,424,000 120,445,104,000 101.286.068.000,- 217,395,761,000 .00 22.04
1.3.3 Bantuan Keuangan Dari
Provinsi
5,456,050,300 5,010,835,200 4.607.044.100,- 2,749,034,700.00 (37.10)
1.3.4 Pendatan Hibah - - - - 677,418,900.00 -
Sumber : DPPKAD Kabupaten Gorontalo, 2016
Page 4
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
88
Persentase pertumbuhanPendapatan Daerah terbesar bersumber dari pendapatan
asli daerah sebesar 31.30% per tahun, selanjutnya Lain-lain pendapatan daerah yang
sah sebesar 20.74% per tahun, dan dana perimbangan sebesar 9,17% per tahun.
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)
PAD terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
Keuangan Daerah Yang Dipisahkan dan Lain - Lain PAD Yang Sah.Pada tahun
2011,PAD Kabupaten Gorontalo sebesar Rp.40,183,873,508,- dan tahun 2015
mencapai Rp.110.876.605.630,67 ataumeningkat sebesar Rp.70,692,732,122.67
mencapai 175,92% dibanding lima tahun sebelumnya dengan rata – rata
pertumbuhan sebesar 55.91% per tahun.
Meskipun demikian, dilihat dari sisi kemandirian keuangan Daerah dengan
cara membandingkan PAD dengan total pendapatan daerah, Nampak bahwa daerah
Kabupaten Gorontalo belum mandiri. Karena rasio PAD terhadap total pendapatan
hanya sebesar 10.16, artinya ketergantungan terhadap dana perimbangan masih
sebesar 89.84%. Berikut grafik kemandirian keuangan daerah seluruh Kabupaten
dan Kota se Propinsi Gorontalo.
Grafik 3.1
Rasio PAD terhadap Total Pendapatan Pemerintah
Kabupaten/Kota se-Provinsi Gorontalo Tahun 2015.
Sumber : Statistik Keuangan Provinsi Gorontalo dan Kabupaten/Kota, BPS 2015
2) Dana Perimbangan
Danaperimbangan mencakup Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana
Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan
tahun 2011 hingga tahun 2015 tumbuh rata-rata sebesar 11,76 dengan pertumbuhan
terbesar pada alokasi yang bersumber dari dana alokasi khusus dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar15,08% per tahun, dana alokasi umum sebesar 10,67% per
tahun, dan untuk bagi hasil pajak bukan pajak cenderung mengalami penurunan
rata-rata 24,18% per tahun disebabkan bea perolehan hak atas tanah dan pajak bumi
bangunan telah beralih menjadi pendapatan asli daerah.
4,04
5,15
5,74
8,33
10,16
17,18
Gorontalo Utara
Boalemo
Pohuwato
Bone Bolango
Kabupaten Gorontalo
Kota Gorontalo
Page 5
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
89
3) Lain – Lain Pendapatan Yang Sah
Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah berfluktuasi dari tahun ke
tahun. Realisasi pendapatan jenis ini terus meningkat terutama berasal dari
pendapatan transfer untuk tunjangan profesi guru. Tahun 2015 jenis pendapatan ini
meningkat lagi dengan masuknya dana desa. Rata-rata pertumbuhan per tahun
mencapai 36,66% dengan kontribusi tertinggi berasal dari dana penyesuaian
otonomi khusus. Sedangkan rata-rata pertumbuhan tertinggi berasal dari bagi hasil
pajak dengan pemerintah provinsi yang mencapai 43,23% per tahun. Salah satu
penyebab berfluktuasinya lain-lain pendapatan yang sah adalah perolehan dana
insentif daerah yang bukan merupakan jenis pendapatan tetap per tahun.
Dalam kurun waktu lima tahun tampak bahwa pendapatan asli daerah terus
tumbuh walaupun untuk retribusi daerah terjadi penurunan. Jenis pajak daerah yang
menunjukkan peningkatan yakni pajak mineral bukan logam, bea perolehan hak
atas tanah dan bangunan serta pajak bumi dan bangunan. Pajak bumi dan bangunan
walaupun realisasinya meningkat dalam waktu dua tahun terakhir (2014-2015)
kondisi sebenarnya terjadi penurunan. Karena jenis pendapatan ini sebelumnya
dimasukkan sebagai PAD, tahun 2013 berubah menjadi bgian dari dana
perimbangan yang dikelompokkan sebagai pendapatan bagi hasil pajak. Kondisi
ini menunjukkkan bahwa bagian Pemerintah Kabupaten Gorontalo lebih besar
terkontribusi dari pendapatan daerah lain yang dibagi secara merata oleh
Pemerintah Pusat kepada semua daerah bukan disebabkan oleh potensi yang
sebenarnya.
Disamping itu terjadi penurunan untuk retribusi daerah khususnya untuk
jenis retribusi jasa umum yang salah satunya bersumber dari retribusi pelayanan
kesehatan di puskesmas, disebabkan adanya program jaminan kesehatan nasional
yang jumlah pesertanya terus meningkat sehingga menyebabkan pendapatan
puskesmas hanya berasal dari pasien umum yang jumlahnya semakin berkurang.
Berdasarkan fenomena tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten Gorontalo perlu
mengupayakan peningkatan pendapatan daerah khususnya pajak daerah yang
sangat berpotensi untuk mengoptimalkan jumlah pendapatan asli daerah. Antara
lain upaya yang dilakukan melalui intensifikasi adalah mengefektifkan
pemungutan pajak serta mengefisienkan cara pemungutannya yang dapat dilakukan
dengan beberapa langkah sebagai berikut;
- Perhitungan potensi secara akurat
- Penyuluhan
- Pengawasan dan pelayanan
Page 6
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
90
Disamping itu perlu dilakukan pula upaya ekstensifikasi yakni melakukan
usaha-usaha untuk meningkatkan pendapatan dengan cara menjaring wajib pajak
baru. Caranya pendataan dan pendaftaran serta melakukan peninjauan kembali
terhadap beberapa objek pajak yang disesuaikan dengan kondisi dan nilai objek
pajak yang berlaku. Peneriman dari retribusi daerah meningkat. Pemerintah
Kabupaten Gorontalo memberi stimulus agar laju pergerakan ekonomi semakin
meningkat sehingga berdampak pada peningkatan pajak dan retribusi daerah.
Tabel 3.2
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Kabupaten GorontaloTahun 2013 – 2015
No. Uraian 2013 2014 2015
Rp. % Rp. % Rp. %
A Belanja Tidak
Langsung
477,278,820,009.00 62.02 532,030,562,356.00 60.80 682,053,363,639.00 61.00
1 Belanja Pegawai 442,857,703,607.00 57.55 491,240,578,097.00 56.14 537,154,137,398.00 48.04
2 Belanja Bunga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3 Belanja Subsidi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4 Belanja Hibah 10,061,779,501.00 1.31 12,467,903,948.00 1.42 24,100,122,650.00 2.16
5 Belanja Bantuan
Sosial
3,751,674,000.00 0.49 3,812,550,160.00 0.44 577,500,000.00 0.05
6 Belanja Bagi Hasil 527,747,873.00 0.07 1,231,290,540.00 0.14 1,467,490,240.00 0.13
7 Belanja Bantuan
Keuangan
19,834,915,028.00 2.58 23,210,704,611.00 2.65 118,385,508,351.00 10.59
8 Belanja Tidak
Terduga
245,000,000.00 0.03 67,535,000.00 0.01 368,605,000.00 0.03
B Belanja
Langsung
292,248,303,089.56 37.98 342,948,901,633.74 39.20 436,013,344,416.45 39.00
1 Belanja Pegawai 44,823,641,363.00 5.82 53,405,813,720.00 6.10 70,990,669,660.00 6.35
2 Belanja Barang
dan Jasa
102,529,525,784.56 13.32 140,966,227,584.74 16.11 165,985,452,761.45 14.85
3 Belanja Modal 144,895,135,942.00 18.83 148,576,860,329.00 16.98 199,037,221,995.00 17.80
Total Belanja 769,527,123,098.56 874,979,463,989.74 1,118,066,708,055.45
Sumber : Olahan TIM RPJMD
Total belanja daerah meningkat pada angka Rp.769,527,123,098.56 di tahun
2013, meningkat menjadi Rp.1,118,066,708,055.45 pada tahun 2015. Peningkatan
belanja daerah sebesar Rp.348,539,584,956.89 atau terdapat pertumbuhan sebesar
45,29 persen dari tahun 2013 sampai dengan 2015. Porsi belanja tidak langsung pada
tahun tahun 2014 mengalami penurunan dibanding tahun 2013, namun pada tahun 2015
terjadi peningkatan disebabkan naiknya alokasi dana desa yang tersalurkan melalui
belanja bantuan keuangan.
Porsi terbesar belanja daerah teralokasi pada belanja pegawai yang realisasinya
terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini karena kebijakan pemerintah
menaikkan gaji Aparat Sipil Negara (ASN) dan pemberian gaji bulan ketigabelas serta
perubahan gaji akibat kenaikan pangkat, golongan, berkala maupun perubahan status
pegawai. Proporsi belanja pegawai terhadap total belanja daerah menurun, berakibat
pada peningkatan belanja langsung. Porsi belanja langsung dalam kurun waktu 3 tahun
terakhir berfluktuasi, pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 1,22% sedangkan
untuk tahun 2015 terjadi penurunan 0,20% dari tahun sebelumnya. Sementara porsi
belanja modal pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 1,85% dibanding tahun
Page 7
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
91
2013 dan kembali mengalami peningkatan sebesar 0,82% pada tahun 2015. Walaupun
belanja langsung dan belanja modal berfluktuasi, namun pada hakekatnya alokasi untuk
kedua belanja ini terus mengalami peningkatan.
Bagian lain dari belanja langsung adalah belanja pegawai yang jumlah dan
proporsinya terus meningkat. Terhadap hal ini perlu dilakukan efisiensi agar
semaksimal mungkin belanja langsung dapat benar-benar dialokasikan untuk
kebutuhan publik. Hal yang sama juga berlaku untuk belanja barang dan jasa yang
dalam kurun tiga tahun terakhir jumlahnya bervariasi. Pemerintah perlu
mengalokasikan lebih banyak lagi belanja barang dan jasa dalam rangka optimalisasi
pelayanan publik dibanding belanja barang dan jasa untuk kepentingan aparatur.
2. Neraca Daerah
Perhitungan Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Rasio Aktivitas serta kemampuan
aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah adalah komponen neraca
daerah.Berikut digambarkan perkembangan Neraca Daerah Kabupaten Gorontalo:
Page 8
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
Tabel 3.3
Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Gorontalo, Tahun 2011 – 2015
No Uraian Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
1 ASET
1.1 ASET LANCAR 47,122,096,125.39 74,773,549,147.74 100,791,709,094.76 149,983,151,784.09 130,042,106,256.84
1.1.1 Kas 35,798,143,509.00 56,843,691,647.01 86,937,931,856.89 128,027,715,691.44 105,947,120,323.66
1.1.2 Piutang 8,255,565,489.79 13,893,100,249.32 8,763,610,139.40 15,924,438,613.45 17,575,773,258.86
1.1.3 Penyisihan Piutang 0.00 0.00 0.00 0.00 (1,675,781,948.63)
1.1.4 Beban Dibayar Dimuka 0.00 0.00 0.00 0.00 58.603.892.84
1.1.5 Persediaan 3,068,387,125.00 4,036,757,251.41 5,090,167,098.47 6,030,997,479.20 8,136,390,730.11
1.2 Investasi Jangka Panjang 29,893,450,330.00 36,544,707,612.22 36,455,283,058.17 57,915,445,055.85 44,266,341,633.03
1.2.1 Investasi Non Permanen 818,881,930.00 824,404,562.40 726,301,222.00 630,471,458.47 475,059,527.83
1.2.2 Investasi Permanen 29,074,568,400.00 35,720,303,049.82 35,728,981,836.00 57,584,973,597.38 43,751,282,105.20
1.3 ASET TETAP 1,540,103,617,481.70 1,593,592,084,381.90 1,759,244,665,672.10 1,904,863,894,389.10 992,295,602,928.50
1.2.1 Tanah 79,792,522,350.00 65,051,909,850.00 112,332,657,250.00 113,331,637,251.00 113,824,658,251.00
1.2.2 Peralatan dan mesin 181,932,890,089.44 211,656,514,619.64 214,037,058,771.84 232,831,248,348.84 227,512,293,612.21
1.2.3 Gedung dan bangunan 389,467,851,785.47 368,924,815,956.47 424,976,124,379.47 462,885,831,200.47 499,889,521,655.47
1.2.4 Jalan, irigasi, dan jaringan 846,851,677,663.00 900,452,716,435.00 958,674,783.904.00 1,041,271,216,349.00 1,141,582,505,974.00
1.2.5 Aset tetap lainnya 27,406,036,570.79 35,966,621,963.79 38,668,146,932.79 44,220,685,237.79 47,706,790,198.82
1.2.6 Konstruksi dalam pengerjaan 14,652,639,023.00 11,539,505,557.00 10,555,894,434.00 10,323,276,002.00 14,740,976,633.00
1.2.7 Akumulasi Penyusutan 0.00 0.00 0.00 0.00 (1,052,961,143,396)
1.4 Dana Cadangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1.5 ASET LAINNYA 7,736,719,746.31 59,809,487,144.87 12,875,219,496.41 10,377,016,596.11 62,775,934,347.92
1.3.1 Tagihan penjualan angsuran 0.00 0.00 0.00 0,00 0.00
1.3.2 Tagihan tuntutan ganti kerugian
daerah 4,065,926,331.31 2,966,940,988.07 2,509,416,477.41 720,296,351.11 945,048,367.80
1.3.3 Kemitraan dengan pihak kedua 859,157,750.00 859,157,750.00 859,157,750.00 859,157,750.00 0.00
1.3.4 Aset tak berwujud 790,570,000.00 1,973,598,000.00 2,202,678,000.00 2,308,678,000.00 1,724,241,584.52
1.3.5 Aset lain-lain 2,021,065,665.00 54,009,790,406.80 7,303,967,269.00 6,488,884,495.00 60,106,644,395.60
JUMLAH ASET DAERAH 1,624,855,883,683.40 1,764,719,828,286.73 1,909,366,877,321.44 2,123,139,507,825.14 1,299,339,985,166.29
2 KEWAJIBAN 5,614,884,183.00 8,465,141,614.00 17,127,189,918.00 7,253,843,526.20 8,305,491,273,31
2.1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 4,689,884,183.00 7,540,141,614.00 16,202,189,918.00 7,253,843,526.20 8,305,491,273,31
2.2 KEWAJIBAN JANGKA
PANJANG 925,000,000.00 925,000,000.00 925,000,000,000.00 0,00 0.00
3 EKUITAS DANA 1,619,240,999,500.40 1,756,254,686,672.73 1,892,239,687,403.44 2,115,885,664,298.94 1,221,034,493,892.98
3.1 EKUITAS DANA LANCAR 42,432,211,942.39 67,233,407,533.74 84,589,519,176.76 142,729,308,257.89 130,042,106,256.84
3.2 EKUITAS DANA INVESTASI 1,576,808,787,558.01 1,689,021,279,138.99 1.807.650.168.226,68 1,973,156,356,041.06 969,295,772,652.61
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS DANA 1,624,855,883,683.40 1,764,719,828,286.73 1,909,366,877,321.44 2,123,139,507,825.14 1,229,339,985,166.29
Sumber : DPPKAD Kabupaten Gorontalo, 2016
Page 9
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
93
Berdasarkan tabel tersebut berikut dijabarkan beberapa rasio keuangan tahun
selama 2011 sampai dengan 2015
Tabel 3.4
Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Gorontalo
Tahun 2013 s/d 2015
No Uraian Tahun
2013 2014 2015
1 Rasio lancar (current ratio)% 622.08 2067.64 1565.74
2 Rasio quick (quick ratio)% 590.67 1984.49 1467.77
3 Rasio total hutang terhadap total aset(%) 0.90 0.34 0.68
4 Rasio hutang terhadap modal(%) 0.91 0.34 0.68
5 Rata-rata umur piutang (hari) 8.34 6.64 7.99
6 Rata-rata umur persediaan (hari) 471.96 490.56 453
Sumber : DPPKAD Kabupaten Gorontalo, 2016
Analisis data neraca daerah sekurang-kurangnya dilakukan untuk hal-hal sebagai
berikut:
a. Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio Likuiditas yang digunakan
dalam analisis ini yaitu:
1) Current Ratio, yang menunjukkan kemampuan untuk membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Semakin besar nilai Current Ratio
artinya semakin likuid, dengan nilai proporsional berada pada batas 200%.
Berdasarkan tabel di atas current ratio yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten
Gorontalo berada di atas 200% yang artinya pemerintah daerah memiliki
kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2) Quick Ratio, yaitu ukuran kemampuan Pemerintah Daerah dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid,
dimana nilai yang baik berada pada batas 100 persen. Berdasarkan tabel tersebut
di atas maka kemampuan Pemerintah Kabupaten Gorontalo dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva yang lebih likuid (aktiva lancar-
persediaan) sangat baik berada pada angka di atas 100 persen.
b. Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio yang digunakan
yaitu:
1) Rasio total hutang terhadap total aset, yang menunjukkan seberapa besar
pengaruh hutang terhadap aktiva, dimana semakin besar nilainya diartikan
semakin besar pula pengaruh hutang terhadap pembiayaan, juga menandakan
semakin besar resiko yang dihadapi oleh kreditur. Pada tabel 3.4 rasio hutang
terhadap aset setiap tahun semakin kecil. Hal ini menandakan bahwa total aset
masih jauh lebih tinggi nilainya dari total hutang. Dengan demikian aset
Page 10
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
94
Pemerintah Kabupaten Gorontalo masih mampu untuk dijadikan sebagai
jaminan kewajibannya.
2) Rasio hutang terhadap modal digunakan untuk mengukur seberapa besarnya
hutang jika dibandingkan dengan kemampuan modal yang dimiliki, dimana
semakin kecil nilainya berarti semakin mandiri, tidak tergantung pembiayaan
dari kreditur. Berdasarkan tabel tersebut di atas tampak bahwa berangsur –
angsur rasio hutang terhadap modal semakin kecil dimana hal ini menandakan
besarnya kemandirian Pemerintah Kabupaten Gorontalo untuk membiayai
aktivitasnya tanpa harus bergantung pada pinjaman.
c. Rasio Aktivitas adalah rasio untuk melihat tingkat aktivitas tertentu pada kegiatan
pelayanan Pemerintah Daerah. Rasio Aktivitas yang digunakan dalam analisis ini
yaitu :
1) Rata-rata umur piutang menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk
melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas. Angka rata-rata umur
piutang yang terlalu tinggi menunjukkan kemungkinan tidak kembalinya piutang
yang lebih tinggi. Sebaliknya, angka yang terlalu rendah bisa jadi merupakan
indikasi kebijakan piutang yang terlalu ketat. Pada tabel di atas terlihat bahwa pd
tahun 2013 rata-rata umur piutang adalah 8,34 hari, pada tahun 2014 turun
menjadi 6,64 hari dan 2015 7,99 hari .
Kondisi ini menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun waktu yang diperlukan
untuk merealisasikan piutang menjadi kas semakin singkat.
2) Rata-rata umur persediaan menandakan berapa lama waktu perputaran
persediaan. Semakin besar rata-rata umur persediaan menandakan efektifitas
manajemen persediaan. Sebaliknya, rata-rata umur persediaan yang rendah
menandakan tanda-tanda mis-manajemen seperti kurangnya pengendalian
persediaan yang efektif. Pada Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten
Gorontalo 2013 menunjukka rata-rata umur persediaan mencapai 471,96 hari,
untuk tahun 2014 mencapai 490,56 hari dan 2015 453 hari. Hal ini menunjukkan
tingkat efektivitas pengendalian persedian yang semakin baik. Angka – angka ini
dapat digunakan sebagai dasar kebijakan dalam pengadaan barang di tahun
anggaran selanjutnya.
B. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN TAHUN 2011 - 2015
1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Analisis terhadap proporsi penggunaan anggaran menjadi dasar untuk
menentukan kebijakan efisiensi anggaran aparatur selama periode yang direncanakan.
Page 11
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
95
Untuk melihat upaya pemenuhan kebutuhan aparatur selama 5 (lima) tahun terakhir,
dapat dilihat rincian proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
No Tahun
Anggaran
Total Belanja untuk
Pemenuhan Kebutuhan
Aparatur (Rp)
Total pengeluaran (Belanja +
Pembiayaan Pengeluaran)
(Rp)
Prosentase (%)
1 Tahun 2013 387,982,353,535.00 769,527,123,098.56 50,42
2 Tahun 2014 485,089,536,326.00 874,979,463,989.74 55,44
3 Tahun 2015 529,526,793,829.00 1,118,066,708,055.45 47,36
Sumber : DPPKAD Kabupaten Gorontalo, 2016
Tabel di atas menunjukkan bahwa belanja yang harus dikeluarkan untuk
pemenuhan kebutuhan aparatur setiap tahun semakin bertambah, meskipun proporsi
terhadap total pengeluaran daerah makin menurun.
2. Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan daerah dilakukan melalui:
a. Analisis Sumber Penutup Defisit Riil
Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran masa lalu tentang kebijakan
anggaran untuk menutup defisit riil anggaran Pemerintah Daerah.
Tabel 3.6
Defisit Riil Anggaran No Tahun Anggaran Tahun 2013 (Rp) Tahun 2014
(Rp)
Tahun 2015 (Rp)
1 Realisasi Pendapatan Daerah 800,101,203,151.44 916,843,957,946.29 1,090,725,325,981.67
Dikurangi realisasi:
2 Belanja Daerah 769,527,123,098.56 874,979,463,989.74 1,118,066,708,055.45
3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 0.00 0.00 0.00
Surplus/(Defisit riil) 30,574,080,052.88 41,864,493,956.55 (27,341,382,073.78)
Sumber : DPPKAD Kabupaten Gorontalo, 2016
Pada tahun 2013 dan 2014 struktur APBD Pemerintah Kabupaten Gorontalo berada
pada posisi surplus. Hal ini disebabkan realisasi pendapatan daerah lebih besar
dibanding realisasi belanja. Pada tahun 2015 realisasi belanja lebih besar dibanding
pendapatan daerah, mengakibatkan terjadinya defisit. Berdasarkan tabel di atas,
kemudian disusun tabel analisis untuk mengetahui gambaran komposisi penutup
defisit riil sebagai berikut.
Tabel 3.7
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
No Tahun Anggaran
Proporsi Dari Total Defisit Riil
Tahun
2013 (%)
Tahun 2014
(%) Tahun 2015 (%)
1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun
Anggaran sebelumnya
- - 127,849,585,067.00
2 Pencairan Dana Cadangan - -
3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan - -
4 Penerimaan Pinjaman Daerah - -
5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - -
6 Penerimaan Piutang Daerah - -
Sumber : DPPKAD Kabupaten Gorontalo, 2016
Page 12
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
96
Berdasarkan tabel di atas komposisi penutup defisit berasal dari peneriman SiLPA.
Sementara transaksi penerimaan pembiayaan yang lain seperti dana cadangan,
penjualan, pinjaman maupun peneriman piutang tidak dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Gorontalo. Hal ini disebabkan jumlah silpa masih mencukupi sebagai
penutup defisit belanja daerah .
b. Analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Gambaran terkait komposisi realisasi anggaran SILPA Pemerintah Daerah
pada 3 tahun terakhir, disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3.8
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
No Tahun Anggaran
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Rp
%
Dari
SiLPA
Rp
%
Dari
SiLPA
Rp
%
Dari
SiLPA
1 Jumlah SiLPA 56,336,099,949.01 86,910,091,110.89 127,849,585,067.00
2 Pelampauan
penerimaan PAD
5,071,725,809.00 9 6,774,925,316.94 7.79 8,283,441,679.67 6.48
3 Pelampauan
penerimaan dana
perimbangan
3,436,313,547.00 6.09 4,314,911,702.00 4.96 0.00 0.00
4 Pelampauan penerimaan lain-lain
pendapatan daerah yang
sah
0.00 0.00 4,324,678,773.00 4.97 0.00 0.00
5 Sisa penghematan belanja atau akibat
lainnya
40,199,656,084.00 71.35 65,495,218,162.02 75.36 103,587,299,353.55 81.02
6 Kewajiban kepada
pihak ketiga sampai dengan akhir tahun
belum terselesaikan
1,323,044,314.00 2.34 1,384,875,131.00 1.60 0.00 0.00
7 Kegiatan lanjutan 2,551,906,931.00 4.53 0.00 0.00
8 SiLPA BLUD 3,750,453,264.01 6.65 4,615,482,025.00 5.31 15,978,844,033.78 12.50
Sumber : DPPKAD Kabupaten Gorontalo, 2016
SILPA terbesar berasal dari sisa penghematan belanja atau akibat lainnya. Perolehan
SILPA terbesar juga berasal dari terjadinya pelampauan penerimaan target
pendapatan derah baik yang berasal dari pendapatan asli daerah, pelampauan dana
perimbangan maupun yang berasal dari lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Pekerjaan atau kegiatan yang tidak terselesaikan pada tahun berjalan atau disebut
kegiatan lanjutan juga menjadi penyebab terjadinya SiLPA. Kegiatan lanjutan
menjadi penambah pada akun konstruksi dalam pekerjaan yang tercatat pada neraca
daerah.
c. Analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
Analisis ini menggambarkan secara riil sisa lebih pembiayaan anggaran yang
dapat digunakan dalam penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah
Page 13
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
97
Tabel 3.9
Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
No Tahun Anggaran Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Rp Rp Rp
1 Saldo Kas Neraca Daerah 86,937,931,856.89 128,027,715,691.44
Dikurangi:
2 Kewajiban kepada pihak ketiga
sampai dengan akhir tahun belum
terselesaikan
1,323,044,314.00 1,384,875,131.00
3 Kegiatan lanjutan 2,551,906,931.00 0.00
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan
Anggaran
83,062,980,611.89 126,642,840,560.44
Sumber : DPPKAD Kabupaten Gorontalo, 2016
Tabel tersebut di atas nampak bahwa sisa lebih (riil) pembiayan anggaran yang
diperoleh dari jumlah SiLPA atau jumlah akumulasi kas daerah dikurangi dengan
kewajiban kepada pihak ketiga, masih sangat besar. Jumlah ini dapat dijadikan
sumber pembiyaan ditahun anggaran berikutnya setelah dikurangi dengan alokasi
pembiayaan untuk kegiatan lanjutan serta mengidentifikasi sisa belanja yang harus
dianggarkan kembali sesuai dengan peruntukannya sebagaimana ketentuan yang
berlaku.
C. KERANGKA PENDANAAN
Kerangka pendanaan menggambarkan kapasitas riil keuangan daerah yang akan
dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5
(lima) tahun ke depan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh
penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung pada bagian di atas, kemudian pada pos-pos
mana sumber penerimaan tersebut dapat dialokasikan. Kapasitas riil keuangan daerah
merupakan selisih dari berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib
dan mengikat serta prioritas utama.
Sebelum dialokasikan ke berbagai pos belanja dan pengeluaran, besaran masing-
masing sumber penerimaan memiliki kebijakan pengalokasian yang harus diperhatikan,
antara lain : (1) Penerimaan retribusi pajak diupayakan alokasi belanjanya pada program
atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan peningkatan layanan dimana retribusi
pajak tersebut dipungut; (2) Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang
dipisahkan dialokasikan kembali untuk upaya-upaya peningkatan kapasitas. Dana
penyertaan dialokasikan akan menghasilkan tingkat pengembalian investasi terbaik bagi
kas daerah; (3) Penerimaan dana alokasi umum diprioritaskan bagi belanja umum pegawai
dan operasional rutin pemerintahan daerah; (4) Penerimaan dari dana alokasi khusus
dialokasikan sesuai dengan tujuan dimana dana tersebut dialokasikan; dan (5) Penerimaan
dana bagi hasil agar dialokasikan secara memadai untuk perbaikan layanan atau perbaikan
lingkungan sesuai jenis dana bagi hasil didapat.
Page 14
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
98
1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib Dan Mengikat Serta Prioritas Utama
Belanja periodik yang wajib dan mengikat merupakan pengeluaran yang wajib
dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh
Pemerintah Daerah seperti gaji, tunjangan pegawai, anggota dewan, bunga, belanja jasa
kantor, sewa kantor yang telah ada kontrak jangka panjang atau belanja sejenis lainnya.
Belanja periodik prioritas utama merupakan pengeluaran yang harus dibayar
setiap periodik oleh Pemerintah Daerah dalam rangka keberlangsungan pelayanan dasar
prioritas Pemerintah Daerah yaitu pelayanan pendidikan dan kesehatan, seperti
honorarium guru dan tenaga medis serta belanja sejenis lainnya.
Tabel 3.10
Pengeluaran Periodik,Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
No Uraian 2013
(Rp)
2014
(Rp)
2015
(Rp)
Rata-rata
Pertumbuhan
A Belanja Tidak Langsung 327,638,655,943.00 352,916,223,212.00 373,090,054,769.00 6.25
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 325,322,655,943.00 350,584,223,216.00 370,930,254,773.00
6.34
2 Belanja Penerimaan Anggota dan
Pimpinan DPRD serta
Operasional KDH/WKDH
2,316,000,000.00
2,331,999,996.00
2,159,799,996.00
-3.64
3 Belanja Bagi Hasil 527,747,873.00
1,231,290,540.00
1,467,490,240.00
36.61
B Belanja Langsung 5,742,805,751.00 7,023,048,235.00 1,701,724,234.00 18.86
1 Belanja Honorarium PNS (Guru &
Tenaga Medis)
2,187,750,000.00 2,896,450,000.00
3,379,800,00.00
19.38
3 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 100,750,000.00 203,250,000.00 350,250,000.00 46.20
4 Belanja Jasa Kantor (Listrik,
Telpon & Air)
3,454,305,751.00
3,923,348,235.00
4,994,722,469.00 16.70
5 Belanja Sewa Gedung Kantor 0.00 0.00 0.00
0.00
6 Belanja Sewa Perlengkapan &
Peralatan Kantor
0.00
0.00
0.00 0.00
C Pengeluaran Pembiayaan 0.00 925,000,000.00
0.00 0.00
8 Pembentukan Dana Cadangan 0.00
0.00
0.00
0.00
9 Pembayaran Pokok Hutang 0.00 925,000,000.00
0.00
0.00
TOTAL 333,381,461,694.00 360,864,271,447.00 381,814,827,238,00
6.55
Sumber : DPPKAD Kabupaten Gorontalo, 2016
Tabel di atas menjelaskan bahwa alokasi belanja pemenuhan kebutuhan belanja
wajib dan mengikat terus meningkat dari tahun ke tahun. Rata-rata pertumbuhan
tertinggi terdapat pada belanja beasiswa pendidikan PNS sedangkan pemenuhan belanja
terbesar terdapat pada belanja gaji dan tunjangan PNS serta belanja jasa kantor untuk
pembayaran listrik, telepon dan air. Untuk pengeluaran pembiayaan pada tahun 2014
terdapat pembayaran pokok hutang pada Bank BRI yang ditujukan untuk pembangunan
Shoping Center. Selanjutnya pada tahun 2015 tidak terdapat realisasi pengeluaran
pembiayaan.
Total pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama pada tabel diatas
menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan anggaran belanja yang tidak dapat dihindari
dan tidak dapat ditunda dalam rangka penghitungan kapasitas riil keuangan daerah dan
analisis kerangka pendanaan. Berdasarkan data belanja wajib mengikat tiga tahun
Page 15
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
99
terakhir sebagaimana tabel tersebut di atas maka diproyeksikan belanja wajib mengikat
untuk lima tahun kedepan (2016-2021) sebagaimana berikut :
Tabel 3.11
Proyeksi Pengeluaran Periodik,Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
2016-2021
No Uraian 2016
(Rp)
2017
(Rp)
2018
(Rp)
2019
(Rp)
2020
(Rp)
2021
(Rp)
A Belanja Tidak
Langsung
373,090,054,769.00 424,575,040,138.55 452,290,186,240.98 482,064,372,784.51
514,139,172,891.19
548,379,527,895.44
1 Belanja Gaji dan
Tunjangan
370,930,254,773.00 419,455,187,492.48 446,048,646,379.50 474,328,130,559.96
504,400,534,037.46
536,379,527,895.44
2 Belanja Penerimaan
Anggota dan
Pimpinan DPRD
serta Operasional
KDH/WKDH
2,159,799,996.00 2,381,179,494.79 2,500,238,469.53 2,625,250,393.01 2,756,512,912.66 2,894,338,558.29
3 Belanja Bagi Hasil
1,467,490,240.00 2,738,673,151.27 3,741,301,391.95 5,110,991,831.54
6,982,125,941.07
9,538,282,248.10
B Belanja Langsung 5,742,805,751.00 12,367647,845.09 14,782,982,678.00 17,728,727,972.41 21,345,449,489.79
25,819,905,231.90
1 Belanja Honorarium
PNS (Guru &
Tenaga Medis)
3,379,800,000.00 4,816,750,495.51 5,750,236,741.54 6,864,632,622.05
8,194,998,424.15
9,783,189,118.75
3 Belanja Beasiswa
Pendidikan PNS
512,065,500.00 748,639,761.00 1,094,511,330.58 1,600,175,565.31 2,339,456,676.48 3,420,285,661.02
4 Belanja Jasa Kantor
(Listrik, Telpon &
Air)
5,828,841,121.32 6,802,257,588.58 7,938,234,605.87 9,263,919,785,05 10,810,994,389.15 12,616,430,452.14
5 Belanja Sewa
Gedung Kantor
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
6 Belanja Sewa
Perlengkapan &
Peralatan Kantor
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
C Pengeluaran
Pembiayaan
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
8 Pembentukan Dana
Cadangan
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
9 Pembayaran Pokok
Hutang
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
TOTAL
409,095,473,199.60 436,942,687,983.64 467,073,168,918.98 499,793,100,756.92 535,484,622,380.98 574,632,053,933.73
Sumber : DPPKAD Kabupaten Gorontalo, 2016
2. Proyeksi Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Tahun 2016 -2021
a. Kebijakan Dan Proyeksi Pendapatan Tahun 2016 - 2021
Bercermin dari performa pendapatan daerah tahun 2011-2015, pada masa yang
akan datang pendapatan daerah diharapkan dapat meningkat lebih tinggi. Tahun
2016 -2021, dirumuskan beberapa kebijakan pendapatan yang diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan daerah, yaitu sebagai berikut:
Kebijakan terkait dana transfer pemerintah;
1) Penyediaan data akurat untuk seluruh variabel yang diperhitungkan dalam
menetapkan besaran dana perimbangan seperti jumlah penduduk, jumlah
penduduk miskin, jumlah pegawai, luas wilayah, kondisi infrastruktur daerah
maupun indeks kemahalan konstruksi
2) Membantu memobilisasi pajak – pajak pusat untuk meningkatkan jumlah bagi
hasil ke daerah
Page 16
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
100
3) Meningkatkan kinerja pelayanan publik, penataan kelembagaan dan
administrasi daerah untuk memperbesar peluang memperoleh dana insentif yang
pengalokasiannya berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut
4) Berupaya untuk memenuhi segala persyaratan baik teknis maupun administrasi
yang dipersyaratkan untuk memperoleh dana transfer pemerintah
Kebijakan pendapatan dalam rangka optimalisasi perolehan pendapatan asli daerah;
1) Identifikasi data potensi PAD, objek pajak dan retribusi daerah yang dapat
dijadikan acuan dalam penetapan target PAD
2) Memperkuat proses pemungutan mulai dari tingkat kolektor sampai dengan
realisasi ke kas daerah
3) Meningkatkan sistem pengawasan untuk dapat mendeteksi terjadinya
penyimpangan pengelolaan pendapatan asli daerah
4) Meningkatkan efisiensi biaya pemungutan untuk menghindari terjadinya
ekonomi biaya tinggi
5) Memberi kemudahan prosedur pelayan perijinan untuk mendorong terciptanya
iklim usaha yang kondusif
6) Meninjau kembali besaran tarif pajak untuk beberapa objek tertentu yang tidak
sesuai lagi dengan nilai atau manfat yang diperoleh dari objek pajak tersebut
Memperhatikan rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah baik total pendapatan
maupun jenis pendapatan serta dengan mempertimbangkan kebijakan pendapatan
yang akan diterapkan maka Pemerintah Kabupaten Gorontalo menetapkan angka
proyeksi pendapatan untuk lima tahun kedepan. Terdapat beberapa pertimbangan
terkait proyeksi pendapatan lima tahun kedepan untuk masing-masing jenis
pendapatan :
1) Pajak daerah diproyeksikan sebesar rata-rata pertumbuhan tiga tahun terakhir
sebesar 18.47 persen. Kondisi ini disebabkan untuk pertumbuhan 2011-2012
pajak daerah belum memperhitungkan bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan dan pajak bumi bangunan
2) Retribusi daerah diproyeksikan sebesar rata-rata pertumbuhan lima tahun
terakhir sebesar 18.82 persen. Kecenderungan penurunan untuk retribusi
pelayanan kesehatan diakibatkan adanya kebijakan pemerintah melalui jaminan
kesehatan nasional dihrapkan dapat diimbangi dengan peningkatan jenis retibusi
pelayanan umum lainnya.
3) Hasil kekayaan daerah yang dipisahkan diproyeksikan sebesar pertumbuhan
tahun lalu pada angka 4.29 persen mengingat pertumbuhan beberapa tahun
Page 17
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
101
sebelumnya meningkat karena adanya penambahan penyertaan modal pada PT
Bank Sulut.
4) Lain-lain PAD diproyeksikan sebesar pertumbuhan tahun lalu terakhir sebesar
4.22 persen. Hal ini disebabkan angka pertumbuhan kurun waktu 2011 sampai
dengan 2013 belum memperhitungkan dana kapitasi jaminan kesehatan.
5) Memperhatikan angka bagi hasil pajak/bukan pajak periode RPJMD
sebelumnya maka ditetapkan proyeksi penurunan sebesar 11.59 persen. Dana
bagi hasil pajak/bukan pajak dalam kurun waktu lima tahun terakhir terus
menunjukkan terjadinya trend penurunan. Kondisi ini disebabkan penerimaan
BPHTB sejak tahun 2012 ditetapkan menjadi kewenangan pemerintah daerah
dan masuk menjadi bagian dari pajak daerah. Sementara untuk penerimaan yang
berasal dari pajak bumi bangunan telah menjadi kewenangan daerah sejak tahun
2013. Kedepan kecenderungan penurunan akan terus berlanjut dengan
ditariknya kewenangan bidang kehutanan dan pertambangan oleh pemerintah
provinsi sehingga akan mempengaruhi nilai bagi hasil sumber daya alam.
6) Untuk proyeksi dana alokasi umum dan dana alokasi khusus dihitung
berdasarkan rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir sebagaimana pada tabel
3.11 rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah
7) Dana bagi hasil pajak provinsi diproyeksikan sebesar pertumbuhan tahun lalu
yakni 12,74 persen disebabkan angka rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir
terlalu tinggi untuk dijadikan dasar perhitungan lima tahun kedepan mengingat
perlambatan pertumbuhan ekonomi juga berdampak pada kepemilikan kendaran
bermotor. Disamping itu angka pertumbuhan tiga tahun terakhir juga terus
mengalami penurunan hingga tahun 2015.
8) Dana penyesuaian otonomi khusus walaupun rata-rata pertumbuhan berada pada
angka 22.04% namun proyeksi lima tahun kedepan dipatok sebesar 5 persen.
Kondisi ini mengingat dana insentif daerah yang merupakan salah satu bagian
dari jenis pendapatan ini bukan merupakan variable tetap karena alokasinya
sangat tergantung pada penilaian kinerja daerah oleh pemerintah.
9) Bantuan keuangan dari pemerintah provinsi dialokasikan sebesar realisasi
penerimaan tahun 2015 apabila tidak terdapat perubahan kebijakan oleh
pemerintah provinsi.
Pendapatan hibah tidak dianggarkan berhubung realisasi penerimaan terakhir pada
tahun 2011 dan hingga saat ini tidak teralokasikan lagi.
Page 18
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
Tabel 3.12
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Gorontalo, Tahun 2016 s/d Tahun 2021
No Uraian 2016 (Rp) 2017 (Rp) 2018 (Rp) 2019 (Rp) 2020 (Rp) 2021 (Rp)
1 PENDAPATAN 1,228,521,326,405.63 1,389,635,266,780.23 1,577,208,234,095.68 1,795,747,872,593.83 2,050,579,298,716.25 2,348,412,863,824.98
1.1 Pendapatan Asli
Daerah
127,708,421,619.49 124,754,039,781.87 139,245,608,968.21 153,584,147,347.63 171,446,815,429.78 193,751,064,392.82
1.1.1 Pajak Daerah 17,871,494,728.42 21,172,359,804.76 25,082,894,660.70 29,715,705,304.54 35,204,196,074.28 41,706,411,089.21
1.1.2 Retribusi Daerah 4,227,675,069.08 3,758,825,903.92 4,175,679,696.67 4,638,762,575.03 5,153,201,344.60 5,724,691,373.72
1.1.3 Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah Yang
Dipisahkan
4,218,869,979.59 4,399,859,501.72 4,588,613,474.34 4,785,464,992.39 4,990,761,440.56 5,204,865,106.36
1.1.4 Lain-lain PAD yang sah 90,662,047,063.40 95,422,994,571.46 101,597,467,394.67 1,809,765,495,063.61 119,990,293,356.03 133,458,797,188.37
1.2 Dana Perimbangan 845,360.983.189.17 981,684,739,070.13 1,140,423,355,048.38 1,326,546,877,409.67 1,544,108,909,197.70 1,798,781,713,823.68
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak /Bagi Hasil Bukan
Pajak
12,290,816,902.47 10,866,311,223.48 9,606,905,752.67 8.493.465.375.94 7,509,072,738.87 6,638,771,208.43
1.2.2 Dana Alokasi Umum 732,695,285,547.40 858,279,257,490.22 1,005,388,322,224.05 1,177,711,880,653.25 1,379,571,696,997.22 1,616,444,157,371.64
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 100,187,234,687.00 112,099,496,891.28 125,428,127,071.66 140,341,531,380.48 157,028,139,461.62 175,698,785,243.60
1.3 Lain-Lain Pendapatan
Daerah yang Sah
264,945,680,391.17 280,681,779,555.76 297,539,270,079.09 315,616,847,836.53 335,023,574,088.77 355,880,085,608.48
1.3.1 Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi 33,931,096,641.17 38,253,918,353.26 43,127,467,551.46 48,621,906,917.52 54,816,337,858.81 61,799,939,302.02
1.3.2 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
228,265,549,050.00
239,678,826,502.50
251,662,767,827.63
239,678,826,502.50
277,458,201,529.96
291,331,111,606.45
1.3.3 Bantuan Keuangan Dari
Provinsi 2,749,034,700.00 2,749,034,700.00 2,749,034,700.00 2,749,034,700.00 2,749,034,700.00 2,749,034,700.00
1.3.4 Hibah - - - - - -
Sumber : Data Olahan Tim Penyusun RPJMD Kabupaten Gorontalo, 2016
Page 19
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
103
b. Kebijakan dan Proyeksi Belanja Tahun 2016 -2021
Pemerintah daerah mengatur arah kebijakan belanja daerah agar pencapaian
sasaran dan target kinerja yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan optimal.
Pemerintah Kabupaten Gorontalo menetapkan kebijakan belanja daerah pada
penekanan beberapa hal berikut ini;
1) Penerapan anggaran berbasis kinerja, dengan meninggalkan metode
penganggaran yang selama ini dianut yakni metode perhitungan incremental
budgeting. Penerapan anggaran berbasis kinerja akan lebih mengefisienkan serta
mengefektifkan belanja pemerintah berdasarkan target out come program
prioritas.
2) Belanja merupakan batas pengeluaran tertinggi yang tidak dapat dilampaui.
3) Satuan kerja tidak diperkenankan melakukan pengeluaran yang tidak tersedia
anggaran belanjanya
4) Pengalokasian belanja diutamakan pada pencapaian prioritas pembangunan
daerah setelah sebelumnya memenuhi pengalokasian pada belanja wajib dan
mengikat
5) Belanja tidak langsung untuk membiayai gaji dan tunjangan dialokasikan
dengan mempertimbangkan kebijakan pemerintah tentang gaji dan tunjangan
meliputi gaji pokok, tunjangan jabatan, keluarga, beras serta kebijakan terkait
pembayaran gaji tambahan yang diberikan sebagai upaya untuk mengimbangi
inflasi maupun karena pertimbangan lainnya
6) Belanja tidak langsung untuk membiayai tambahan penghasilan pegawai
dialokasikan sebesar periode sebelumnya sepanjang tidak terjadi perubahan
kebijakan kepala daerah yang harus selaras dengan kebijakan pemerintah
7) Belanja tidak langsung untuk membiayai subsidi, hibah, bansos dialokasikan
sesuai kemampuan keuangan pemerintah daerah setelah terlebih dahulu telah
memperhitungkan belanja wajib dan mengikat serta alokasi pada prioritas
pembangunan daerah
8) Belanja bagi hasil kepada pemerintah desa dilokasikan sesuai jumlah
penerimaan yang terkontribusi dari masing-masing desa
9) Belanja bantuan keuangan pada pemerintah desa dialokasikan paling sedikit
10% dari dana perimbangan yang diterima kabupaten dalam anggaran
pendapatan dan belanja daerah setelah dikurangi dana alokasi khusus.
Pemerintah dapat menetapkan kebijakan pemanfaatan dana desa yang
bersumber dari APBD untuk menunjang pencapaian visi misi kepala daerah
sedangkan yang berasal dari dana transfer pemerintah dimanfaatkan sesuai
Page 20
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
104
peraturan pemerintah yang berlaku. Belanja bantuan keuangan kepada partai
politik ditetapkan berdasarkan perolehan kursi yang ada di legislatif daerah.
10) Belanja langsung dialokasikan berdasarkan prinsip “money follow priority
program” yakni dengan mendahulukan program prioritas pembangunan daerah.
Satuan kerja yang bertanggungjawab secara langsung atas pelaksanaan program
prioritas daerah memperoleh alokasi yang lebih besar dibanding satuan kerja
yang hanya melaksanakan fungsi administrasi, koordinasi dan pengawasan
11) Belanja langsung lebih diutamakan pada pencapaian 20% urusan pendidikan
dan 10% kesehatan. Urusan pemerintah daerah lainnya memperoleh alokasi
sesuai kebijakan prioritas yang ditetapkan pada setiap tahun dalam rencana kerja
tahunan daerah
12) Belanja pegawai pada belanja langsung dialokasikan sesuai beban kegiatan yang
dilaksanakan mengacu pada standar harga atau keputusan kepala daerah yang
ditetapkan setiap tahun
13) Belanja barang dialokasikan seefisien mungkin, lebih diutamakan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan public
14) Alokasi belanja modal berangsur-angsur lebih ditingkatkan terutama yang
terkait langsung dengan pemenuhan sarana prasarana publik, memiliki daya
ungkit untuk pertumbuhan ekonomi dan fiskal daerah maupun dalam rangka
pengentasan kemiskinan dan kesenjangan
Berdasarkan beberapa kebijakan tersebut di atas dan dengan mempertimbangkan
pertumbuhan periode sebelumnya diproyeksikan belanja daerah lima tahun kedepan sebagai
berikut;
Page 21
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
Tabel 3.13
Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Gorontalo
Tahun 2016 - 2021
No Uraian 2016
(Rp)
2017
(Rp)
2018
(Rp)
2019
(Rp)
2020
(Rp)
2021
(Rp)
A Belanja Tidak
Langsung
708,865,299,111.19
761,924,439,402.91
819,069,517,423.70 880,624,016,227.07 972,718,598,319.55 1,018,722,551,955.73
1 Belanja Pegawai 580,126,468,389.84
626,536,585,861.03 676,659,512,729.91 730,792,273,748.30 789,255,655,648.17 852,396,108,100.02
2 Belanja Bunga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3 Belanja Subsidi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4 Belanja Hibah 1,945,000,000.00
2,042,250,000.00
2,144,362,500.00
2,251,580,625.00
28,144,757,812.50
2,814,475,781.25
5 Belanja Bantuan Sosial 606,375,000.00 636,693,750.00 668,528,437.50 701,954,859.38 737,052,602.34 773,905,232.46
6 Belanja Bagi Hasil 1,495,636,702.80 1,782,499,822.40 2,124,383,288.34 2,531,840,003.04 3,017,446,915.62 3,596,193,234.04
7 Belanja Bantuan
Keuangan
124,304,783,768.55 130,520,022,956.98 137,046,024,104.83 143,898,325,310.07 151,093,241,575.57 158,647,903,654.35
8 Belanja Tidak Terduga 387,035,250.00 406,387,012.50 426,706,363.13 448,041,681.28 470,443,765.35 493,965,953.61
B Belanja Langsung 514,922,507,343.42 627,710,827,377.33 758,138,716,671.98 915,123,856,366.77 1,077,860,700,396.70 1,329,690,311,869.24
5 Belanja Pegawai
83,530,956,420.44
85,753,073,333.04 87,825,217,181.32 88,181,961,037.31
89,481,478,415.55 90,902,526,201.56
6 Belanja Barang dan Jasa
184,278,198,960.84
208,445,290,017.03 228,695,193,943.87 252,302,576,099.43
270,676,467,430.55 299,422,640,137.69
7 Belanja Modal 251,846,871,913.15 333,512,464,027.26 441,618,305,546.79 574,639,319,230.03 717,702,754,550.60 939,365,145,529.99
TOTAL 1,228,521,326,405.63 1,389,635,266,780.23 1,577,208,234,095.68 1,795,747,872,593.83 2,050,579,298,716.25 2,348,412,863,824.98
Sumber : Data Olahatn Tim RPJMD
Page 22
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
106
Belanja pegawai diperkirakan akan tumbuh sebesar 8% per tahun dapat ditekan dengan adanya
kebijakan moratorium. Untuk belanja hibah dan bansos pertumbuhan diproyeksikan sebesar 5%
namun untuk belanja hibah pada tahun 2020 diperhitungkan akan mengalami peningkatan lebih
besar karena adanya alokasi ke KPU dan PANWAS sehubungan kegiatan pemilihan Kepala
Daerah. Belanja bagi hasil diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 5% yang dialokasikan
kepada pemerintah desa secara proporsional sesuai kontribusi pajak dan retribusi dari masing-
masing desa. Belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga juga diproyeksikan
pertumbuhannya pada angka 5 persen.
Alokasi belanja langsung diupayakan meningkat sehingga dapat menambah anggaran publik.
Pertumbuhan belanja modal diproyeksikan sebesar 20,50% - 40% mulai tahun 2016 – 2021.
Belanja barang walaupun secara absolute terus mengalami peningkatan namun pada dasarnya
diproyeksikan pada trend menurun pada angka 15% - 12,75 persen. Belanja pegawai
pengalokasiannya diperhitungkan setelah seluaruh akun belanja teranggarkan pada pertumbuhan
sebesar 0,37% - 4,83 persen.
Sebelum mengalokasikan belanja untuk membiayai program-program prioritas daerah terlebih
dahulu perlu diperhitungkan alokasi untuk belanja prioritas utama yang bersifat wajib dan
mengikat terkait aparatur. Belanja ini bersifat rutin dan tetap terkait penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Page 23
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
Tabel 3.14
Proyeksi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 – 2021
No
Uraian 2016
(Rp)
2017
(Rp)
2018
(Rp)
2019 2020 2021
A Belanja Tidak Langsung 537,154,137,398.00 626,536,585,861.03 676,659,512,729.91 730,792,273,748.30 789,255,655,648.17 852,396,108,100.02
1 Belanja Pegawai
(gaji, TPP, Penerimaan DPRD/KDH/WKDH, Upah Pungut
Pajak/Retribusi)
537,154,137,398.00
626,536,585,861.03
676,659,512,729.91
730,792,273,748.30 789,255,655,648.17 852,396,108,100.02
B Belanja Langsung 116,685,947,897.05
130,982,757,114.99 147,643,092,133.58 167,166,717,644.08 190,180,699,235.12 217,477,501,429.05
1 Belanja Honorarium PNS**)
27,063,160,403.70
33,528,549,424.14
41,538,519,881.56
51,462,072,281.27 63,756,361,349.27 78,987,756,075.60
2 Belanja Uang Lembur**) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 525,375,000.00 788,062,500.00 1,182,093,750.00 1,773,140,625.00 2,659,710,937.50 3,989,566,406,25
4 Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi
dan Bimbingan Teknis PNS**) 1,747,214,604.90 1,889088,430.00 2,042,482,411.40 2,208,331,983.21 2,387,648,540.24 2,581,525,601,71
5 Belanja premi asuransi kesehatan 110,770,986.00 110,770,986.00
110,770,986.00
110,770,986.00 110,770,986.00 110,770,986.00
6 Belanja makanan dan minuman
pegawai***) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
7 Belanja pakaian dinas dan atributnya**) 1,808,288,889.15 1,933,964,966.95 2,068,375,532.15 2,212,127,631.63 2,365,870,502.03 2,530,298,501,92
8 Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari
Tertentu*) 1.164,878,059.05 1,244,439,230.48 1,329,434,429,93 1,420,234,801.49 1,517,236,838.43 1,620,864,114.50
9 Belanja perjalanan dinas**) 60,166,172,492,80 66,182,789,742.08 72,801,068,716.29 80,081,175,587.92 88,089,293,146.71 96,898,222,461,38
10 Belanja perjalanan pindah tugas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
11 Belanja Pemulangan Pegawai 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
12 Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas,
Meubelair, peralatan dan perlengkapan dll)
24,100,087,461.45
25,305,091,834.52
26,570,346,425.25
27,898,863,747.56 29,293,806,934.94 30,758,497,281,69
TOTAL 653,840,085,295.05 757,519,342,976.02 824,302,604,863.49 897,958,991,392.38 979,436,354,883.29 1,069,873,609,527.07
Sumber : Data diolah Tim Teknis RPJMD Kabupaten Gorontalo 2016
Page 24
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
108
c. Kebijakan Dan Proyeksi Pembiayaan Tahun 2016 -2021
Struktur APBD Kbupaten Gorontalo dalam lima tahun kedepan dirancang
pada posisi berimbang yakni jumlah proyeksi untuk pendapatan dan belanja daerah
berada pada jumlah yang sama. Selama kurun waktu 2011-2015 defisit anggaran
belanja dibiayai melalui penerimaan sisa lebih perhitungan anggaran. Kedepan
kebijakan pembiayaan ini sangat mungkin untuk ditempuh kembali dan berdasarkan
perhitungan rasio keuangan, pemerintah daerah dimungkinkan untuk melakukan
pinjaman.
1. Penghitungan Kerangka Pendanaan
Dalam merumuskan kapasitas riil keuangan daerah untuk membiayai
program prioritas pembangunan tarlebih dahulu harus diidentifikasi seluruh
penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung pada bagian di atas dan ke pos-
pos mana sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan. Suatu kapasitas riil
keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan
berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat
serta prioritas utama
Dari total dana alokasi pagu indikatif yang tersedia, kemudian
dialokasikan ke berbagai program/kegiatan sesuai urutan prioritas. Prioritas
program/kegiatan dipisahkan menjadi prioritas I, prioritas II dan prioritas III,
dimana prioritas I mendapatkan prioritas pertama sebelum prioritas II. Prioritas
III mendapatkan alokasi anggaran setelah prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan
dananya.
Prioritas I terdiri daripendidikan minimal sebesar 20%, bidang kesehatan
minimal sebesar 10 % dan alokasi dana desa minimal sebesar 10 % (setelah
dikurangi alokasi DAK). Prioritas I diperuntukkan bagi prioritas belanja wajib
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Program Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat SKPD yang
merupakan penjabaran dari analisis per urusan. Prioritas II berhubungan dengan
program/kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada masing-
masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan
permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan
fungsi SKPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan
dengan itu.
Prioritas III dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja tidak langsung
seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial
organisasi kemasyarakatan, serta belanja tidak terduga. Pengalokasian dana pada
Page 25
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
109
prioritas III harus memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada
prioritas I dan II terlebih dahulu untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar.
Dengan demikian, kapasitas riil keuangan daerah dapat dialokasikan
sebagaimana tabel berikut:
Page 26
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
Tabel 3.15
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerahuntuk
Mendanai Pembangunan Daerah
NO URAIAN
PROYEKSI
Tahun 2016 (Rp) Tahun 2017 (Rp) Tahun 2018 (Rp) Tahun 2019 (Rp) Tahun 2020 (Rp) Tahun 2021 (Rp)
1 Pendapatan
1,228,521,326,405.63
1,389,635,266,780.23
1,577,208,234,095.68
1,795,747,872,593.83
2,050,579,298,716.25
2,348,412,863,824.98
2
Pencairan dana
cadangan (sesuai
Perda)
0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
3
Sisa Lebih Riil
Perhitungan
Anggaran
0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
Total
penerimaan
1,228,521,326,405.63
1,389,635,266,780.23
1,577,208,234,095.68
1,795,747,872,593.83
2,050,579,298,716.25
2,348,412,863,824.98
Dikurangi:
4
Belanja dan
Pengeluaran
Pembiayaan yang Wajib dan
Mengikat serta
Prioritas Utama
409,095,473,199.60 436,942,687,983.64 467,073,168,918.98
499,793100,756.92 535,484,622,380.98 574,632,933.73
KAPASITAS
RIIL
KEMAMPUAN
KEUANGAN
819,425,853,206.03
952,692,578,796.59
1,110,135,065,176.70
1,295,954,771,836.91
1,515,094,676,335.27
2,347,838,230,891.25
Sumber : Data Olahan Tim Penyusun RPJMD Kabupaten Gorontalo, 2016
Page 27
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
Tabel 3.16
Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah
No Jenis Dana
Proyeksi
Tahun 2016 (Rp) Tahun 2017 (Rp) Tahun 2018 (Rp) Tahun 2019 (Rp) Tahun 2020 (Rp) Tahun 2021 (Rp)
I Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan 819,425,853,206.03 952,692,578,796.59 1,110,135,065,176.70 1,295,954,771,836.91 1,515,094,676,335.27 2,347,838,230,891.25
Rencana Alokasi Pengeluaran
Prioritas I
IIa Belanja Langsung 514,922,507,343.42 627,710,827,377.33 758,138,716,671.98 915,123,856,366.77 1,077,860,700,396.70 1,329,690,311,869.24
IIb Pembentukan dana cadangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Dikurangi:
IIc
Belanja Langsung yang wajib dan
mengikat serta
prioritas utama
409,095,473,199.60 436,942,687,983.64 467,073,168,918.98
499,793100,756.92 535,484,622,380.98 574,632,933.73
IId Pengeluaran pembiayaan yang wajib
mengikat serta prioritas utama 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00
II Total Rencana Pengeluaran Prioritas I
(II.a+II.b-II.c-II.d)
105,827,034,143.82
190,768,139,393.69
291,065,547,753.00
415,330,755,609.85
542,376,078,015.72
1,329,115,678,935.51
Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan
daerah
setelah menghitung alokasi pengeluaran
prioritas I (I-II)
713,598,819,062.21
761,924,439,402.90
819,069,517,423.70
880,624,016,227.06
972,718,598,319.55
1,018,722,551,955.74
Rencana Alokasi Pengeluaran
Prioritas II
IIIa Belanja Tidak Langsung 708,865,299,111.19
761,924,439,402.91
819,069,517,423.70 880,624,016,227.07 972,718,598,319.55 1,018,722,551,955.73
Dikurangi:
IIIb
Belanja tidak langsung yang wajib dan
mengikat
serta prioritas utama
580,126,468,389.84
626,536,585,861.03 676,659,512,729.91 730,792,273,748.30 789,255,655,648.17 852,396,108,100.02
III Total rencana pengeluaran prioritas II
(III.a-III.b)
128,738,830,721.35
135,387,853,541.88
142,410,004,693.79
149,831,742,478.77
183,462,942,671.38
166,326,443,855.71
Surplus Anggaran Riil Atau Berimbang (I-II-
III)
584,859,988,340.86
626,536,585,861.02
676,659,512,729.91
730,792,273,748.29
789,255,655,648.17
852,396,108,100.03
Sumber : Data Olahan Tim Penyusun RPJMD Kabupaten Gorontalo, 2016
Page 28
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
Tabel 3.17
Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah
No
Jenis
Dana
Alokasi
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp
1
Prioritas
I
49.92
409,095,473,199.60
45.86 436,942,687,983.64
42.07 467,073,168,918.98
38.57 499,793,100,756.92
35.34 535,484,622,380.98
0.02 574,632,933.73
2
Prioritas
II
15.71
128,738,830,721.35
14.21 135,387,853,541.88
12.83 142,410,004,693.79
11.56
149,831,742,478.77
12.11
183,462,942,671.38
7.08
166,326,443,855.71
3
Prioritas
III
34.36 281,591,549,285.08
39.92
380,362,037,271.07
45.10
500,651,891,563.93
49.87
646,329,928,601.22
52.55
796,147,111,282.91
92.89
2,180,937,154,101.81
TOTAL
819,425,853,206.03
952,692,578,796.59
1,110,135,065,176.70
1,295,954,771,836.91
1,515,094,676,335.27
2,347,838,230,891.25
Sumber : Data Olahan Tim Penyusun RPJMD Kabupaten Gorontalo, 2016