INPASTER Alat Pencegah Paus Terdampar Karya Mahasiswa UB Dikirim oleh oky_dian pada 10 Juli 2017 | Komentar : 0 | Dilihat : 1198 INPASTER Sering terdamparnya paus di Indonesia merupakan fenomena yang memprihatinkan. Banyak faktor penyebab paus terdampar salah satunya gangguan pada sistem ekolokasi akibat alat buatan manusia yang menyebabkan polusi suara. Paus memiliki sistem ekolokasi (echolocation) untuk mencari makan dan mendapatkan petunjuk arah. Suara asing yang ditimbulkan dari kegiatan manusia mampu menyamarkan suara yang diproduksi para mamalia laut tersebut, kebisingan di laut juga mengubah perilaku dan membuat mereka menjauh dari habitat asalnya dan akhirnya mendekati bibir pantai. Oleh karena itu, lima mahasiswa UB yang terdiri dari Melynda Dwi Puspita (FPIK), Anas Nurhidayah (FPIK), Dino Keylas (FILKOM), Achmad Andriansyah (FILKOM) serta Rizky Agung Pratama (FT) menggagas sebuah alat yang diberi nama Instrumentasi Pencegah Paus Terdampar (INPASTER). Alat ini menggunakan gelombang ultrasonik yang dapat diatur kekuatan frekuensi gelombangnya agar dapat diterima paus. Tim INPASTER Komponen utama INPASTER adalah ultrasonic generator, piezoelectric dan solar cell. INPASTER memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi yang digunakan untuk memberi daya pada ultrasonic generator untuk menghasilkan gelombang listrik dengan frekuensi tertentu. INPASTER mampu menghasilkan gelombang ultrasonik dengan rentang frekuensinya (0-1000 kHz) sehingga tidak hanya dapat digunakan untuk mencegah paus terdampar tapi juga hewan laut lain dengan kemampuan ekolokasi. Alat yang masih berbentuk prototype tersebut selain diterapkan pada paus, juga bisa digunakan untuk Bangsa Cetacea atau mamalia laut, seperti lumba-lumba dan duyung (dugong). "Untuk menerapkan pada mamalia laut lain, hanya tinggal mengatur kekuatan frekuensi gelombang sonar yang