Top Banner
55 Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018 PENDAHULUAN Pertunjukan wayang perjuangan merupakan salah satu genre wayang di Indonesia yang menceritakan liku-liku perjuangan para tokoh bangsa. Setidaknya terdapat tiga genre pertunjukan wayang berbasis cerita perjuangan, seperti wayang Jawa, wayang suluh, dan wayang perjuangan itu sendiri. Pertunjukan wayang Jawa mengisahkan perjuangan bangsa Jawa melawan penjajah, dengan contoh lakon Perang Diponegoro; pertunjukan wayang suluh juga mengangkat persoalan perjuangan bangsa Indonesia untuk disampaikan kepada penonton; dan pertunjukan wayang revolusi atau perjuangan berkisah tentang perjuangan para pahlawan bangsa Indonesia dalam usaha mengusir penjajah (Mulyono, 1982:162-163). Pada dasarnya, pertunjukan wayang dengan cerita perjuangan telah dipakai untuk propaganda dan pengajaran bela negara bagi masyarakat. Ini menunjukkan bahwa kreativitas seniman dalam menciptakan dan menyajikan pertunjukan wayang perjuangan searah dengan keinginan mereka untuk memberikan penguatan bela negara bagi rakyat Indo- nesia. Wayang perjuangan atau wayang revolusi, yang dulunya bernama wayang perdjoengan telah diciptakan oleh Raden Mas Sayid dariMangkunegaran Surakarta. Tujuan penciptaan adalah untuk INOVASI PERTUNJUKAN WAYANG PERJUANGAN LAKON UNTUNG SURAPATI SEBAGAI PENGUATAN PENGAJARAN NILAI-NILAI BELA NEGARA*) Sunardi, Kuwato, Sudarsono Jurusan Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta Email: [email protected] ABSTRACT This paper aims to describe the innovation of wayangperjuangan (wayang of struggle) show entitled UntungSurapatias the reinforcement for the teaching of state defense values. There are three problems stud- ied, namely: (1) what is the description of lakonUntungSurapati; (2) how the innovation of the wayangperjuangan show entitledUntungSurapati; and (3) why wayangperjuangan show entitledUntungSurapati teaches about the state defense for the people. The problems are examined by the theory of innovation to show the novelty aspect of the wayangperjuangan show. The results of the study indicate that firstly, lakonUntungSurapati provides an overview of the intricacies in the struggle in defending the nation; secondly, the innovation of wayangperjuangan show lakonUntungSurapati is known through the novelty in making puppets, the renewal of puppet plays, and the renewal of wayangperjuangan music; and thirdly, the wayangperjuangan show has a significant contribution as a reinforcement for the teaching of the state defense values for the community through the example of UntungSurapati struggle in defending the country. Keywords: innovation, wayangperjuangan, teachings, state defense values, society membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indo- nesia. Wayang perjuangan ini dibeli dan disimpan di Wereldmuseum di Rotterdam, Belanda. Pada tahun 2005 wayang ini dikembalikan ke Indonesia serta disimpan di Musem Wayang Jakarta dengan penggantian nama menjadi wayang revolusi. Pada masa berikutnya, pertunjukan wayang perjuangan atau wayang revolusi mengalami kemadegan bahkan kepunahan. Wayang perjuangan hanya dapat ditemui di museum sebagai benda seni dan jarang dipentaskan untuk masyarakat. Pertunjukan wayang perjuangan jika dicermati, memiliki kandungan isi yang signifikan, terutama dari lakon yang dipergelarkan oleh dalang. Muatan penting pada pertunjukan wayang perjuangan adalah semangat perjuangan para tokoh bangsa dalam membela dan mempertahankan bangsa Indonesia. Di sinilah pentingnya nilai-nilai bela negara yang dapat menggugah kesadaran masyarakat Indonesia untuk selalu mencintai, mempertahankan, dan membela bangsanya. Semangat patriotisme dan nasionalisme menjadi spirit utama dari pertunjukan wayang perjuangan yang dikemas dalam lakon-lakon wayang. Untuk menjaga keberlangsungan semangat patriotisme dan bela negara, perlu dilakukan upaya merevitalisasi pertunjukan wayang yang telah langka ini dengan cara melakukan inovasi pertunjukan wayang perjuangan. Inovasi yang dimaksud adalah melakukan
10

INOVASI PERTUNJUKAN WAYANG PERJUANGAN LAKON …

Oct 15, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: INOVASI PERTUNJUKAN WAYANG PERJUANGAN LAKON …

 

55

Inovasi Pertunjukan Wayang Perjuangan Lakon Untung Surapati... - Sunardi, Kuwato, dan Sudarsono

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

PENDAHULUAN

Pertunjukan wayang perjuangan merupakansalah satu genre wayang di Indonesia yangmenceritakan liku-liku perjuangan para tokoh bangsa.Setidaknya terdapat tiga genre pertunjukan wayangberbasis cerita perjuangan, seperti wayang Jawa,wayang suluh, dan wayang perjuangan itu sendiri.Pertunjukan wayang Jawa mengisahkan perjuanganbangsa Jawa melawan penjajah, dengan contoh lakonPerang Diponegoro; pertunjukan wayang suluh jugamengangkat persoalan perjuangan bangsa Indonesiauntuk disampaikan kepada penonton; dan pertunjukanwayang revolusi atau perjuangan berkisah tentangperjuangan para pahlawan bangsa Indonesia dalamusaha mengusir penjajah (Mulyono, 1982:162-163).Pada dasarnya, pertunjukan wayang dengan ceritaperjuangan telah dipakai untuk propaganda danpengajaran bela negara bagi masyarakat. Inimenunjukkan bahwa kreativitas seniman dalammenciptakan dan menyajikan pertunjukan wayangperjuangan searah dengan keinginan mereka untukmemberikan penguatan bela negara bagi rakyat Indo-nesia.

Wayang perjuangan atau wayang revolusi,yang dulunya bernama wayang perdjoengan telahdiciptakan oleh Raden Mas Sayid dariMangkunegaranSurakarta. Tujuan penciptaan adalah untuk

INOVASI PERTUNJUKAN WAYANG PERJUANGANLAKON UNTUNG SURAPATI SEBAGAI PENGUATAN

PENGAJARAN NILAI-NILAI BELA NEGARA*)

Sunardi, Kuwato, SudarsonoJurusan Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta

Email: [email protected]

ABSTRACT

This paper aims to describe the innovation of wayangperjuangan (wayang of struggle) show entitledUntungSurapatias the reinforcement for the teaching of state defense values. There are three problems stud-ied, namely: (1) what is the description of lakonUntungSurapati; (2) how the innovation of the wayangperjuanganshow entitledUntungSurapati; and (3) why wayangperjuangan show entitledUntungSurapati teaches about thestate defense for the people. The problems are examined by the theory of innovation to show the noveltyaspect of the wayangperjuangan show. The results of the study indicate that firstly, lakonUntungSurapatiprovides an overview of the intricacies in the struggle in defending the nation; secondly, the innovation ofwayangperjuangan show lakonUntungSurapati is known through the novelty in making puppets, the renewal ofpuppet plays, and the renewal of wayangperjuangan music; and thirdly, the wayangperjuangan show has asignificant contribution as a reinforcement for the teaching of the state defense values for the communitythrough the example of UntungSurapati struggle in defending the country.

Keywords: innovation, wayangperjuangan, teachings, state defense values, society

membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indo-nesia. Wayang perjuangan ini dibeli dan disimpan diWereldmuseum di Rotterdam, Belanda. Pada tahun2005 wayang ini dikembalikan ke Indonesia sertadisimpan di Musem Wayang Jakarta denganpenggantian nama menjadi wayang revolusi. Padamasa berikutnya, pertunjukan wayang perjuangan atauwayang revolusi mengalami kemadegan bahkankepunahan. Wayang perjuangan hanya dapat ditemuidi museum sebagai benda seni dan jarang dipentaskanuntuk masyarakat.

Pertunjukan wayang perjuangan jika dicermati,memiliki kandungan isi yang signifikan, terutama darilakon yang dipergelarkan oleh dalang. Muatan pentingpada pertunjukan wayang perjuangan adalah semangatperjuangan para tokoh bangsa dalam membela danmempertahankan bangsa Indonesia. Di sinilahpentingnya nilai-ni lai bela negara yang dapatmenggugah kesadaran masyarakat Indonesia untukselalu mencintai, mempertahankan, dan membelabangsanya. Semangat patriotisme dan nasionalismemenjadi spirit utama dari pertunjukan wayangperjuangan yang dikemas dalam lakon-lakon wayang.Untuk menjaga keberlangsungan semangat patriotismedan bela negara, perlu dilakukan upaya merevitalisasipertunjukan wayang yang telah langka ini dengan caramelakukan inovasi pertunjukan wayang perjuangan.Inovasi yang dimaksud adalah melakukan

Page 2: INOVASI PERTUNJUKAN WAYANG PERJUANGAN LAKON …

 

56

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat III

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

pembaharuan pertunjukan wayang perjuangan, baikdari unsur boneka wayang, musik wayang, bahasapengantar, maupun lakon yang disajikan. Dengandemikian inovasi pertunjukan wayang perjuangan lakonUntung Surapati untuk memberikan penguatan padapengajaran nilai bela negara bagi masyarakat sangatrelevan dilakukan.

PEMBAHASAN

A. Gambaran Lakon Untung Surapati

Lakon wayang Perjuangan, setidaknya adaempat versi cerita dalam lakon “Untung Surapati”, yaitu:(a) versi kepustakaan, cerita yang diperoleh dari buku-buku yang mengupas tokoh Untung Surapati; (b) versifilm pendek, yakni cerita yang diperoleh dari tayanganfilm pendek mengenai sepak terjang perjuanganUntung Surapati; dan (c) versi pertunjukan senitradisional (ketoprak ataupun ludruk), yakni ceritaUntung Surapati yang seringkali dipergelarkan paraseniman dalam genre ketoprak maupun ludruk.

Kisah Untung Surapati Versi Kepustakaan

Beberapa li teratur yang mengisahkanperjuangan Untung Surapati memiliki substansi yangsama, yakni masa kelahiran, masa perbudakan, masapercintaan, masa perjuangan, dan masa kejayaan(Agus Maryanto, 2017; Muis, 2014, Heriwibowo, 2010).Kisah kelahiran Untung dikaitkan sebagai keturunanSunan Amangkurat I dengan Putri Boyongan (Bali)anak Rangga Setata. Ketika ibunya wafat, Untungdititipkan Juni Wirapraba; dibekali pusaka agar keMataram, namun Untung pergi ke Batavia.

Pada masa perbudakan, dikisahkan VanBaber memungut Untung dan dijual kepada EdeleerMoor. Untung ikut keluarga Moor, bertugas menjagaSuzane. Masa ini Untung mendapat bimbingan dariNi Temi dan I Pugug. Untung bertemu dan bersahabatdengan Kyai Ebun, yang membakar semangatperjuangan. Pada masa percintaan, Untung danSuzane saling jatuh cinta dan dinikahkan Kyai Ebun.Tuan Moor marah kemudian meminta kompenimemenjarakan Untung dan mengungsikan Suzane keBelanda. Untung dipenjara berjumpa Wirayuda, yangberencana meloloskan diri dengan membunuh parapenjaga penjara.

Untung memimpin gerombolan menujupinggiran Batavia dengan menyeberang kali Ciliwung.Untung bertemu dengan Kyai Ebun yang sama-samadiburu Belanda, mereka berada di Kampung BentengAlang-alang. Selanjutnya mereka ke Depok minta

petunjuk guru bernama Syekh Lintung. Di Udug-udugUntung menengahi perkelahian para gerombolanpengacau, Untung bersahabat dengan Wirayuda.Wirayuda menulis surat kepada Kapten Hartsincktentang kematian Untung. Hartsinck mengetahui jikaUntung belum mati maka dia melapor atasannya.Selanjutnya Hartsinck, Kapten Ruys dan PangeranBuleleng memburu Untung.

Syeh Yusuf dan Pangeran Purbaya bergerilyadiburu kompeni. Kapten Buleleng melalui perantaraorang Bali mengirim surat kepada Untung untukbergabung dengan kompeni. Untung merasa bimbangakan pilihan hati atas isi surat; mengenang masa indahbersama keluarga Belanda yang terhormat atau tetapmencurugai kompeni. Ia minta pertimbangan KyaiEbun dan Wirayuda. Untung menggunakan siasatmenyerah, namun Wirayuda akan pura-pura menyerahdulu di Cikalong

Kapten Ruys berhasil membujuk Untungbergabung kompeni untuk menangkap Purbaya.Pertemuan Purbaya dengan Untung diikuti KaptenRuys yang dilaporkan kepada pimpinan kompeni.Willem Kuffeler memperlakukan Purbaya secara kasaryang membuat Untung kecewa. Terjadi perseteruanKuffeler versus Purbaya. Pada malam hari Purbayamelarikan diri. Untung berbalik menyerang Kuffelerbersama pasukan Cisero.

Untung menuju Cirebon karena diburu olehkompeni. Ia bertemu dengan Surapati anak angkatSultan Cirebon, hingga terjadi perkelahian. Surapatidianggap bersalah oleh Sultan hingga ia dihukum mati.Namanya dianugerahkan kepada Untung menjadiUntung Surapati. Untung Surapati menuju Matarambersama Raden Gusik Kusuma, isteri Purbaya. Iasinggah di Ajibarang menumpas gerombolanSuradenta-Suradenti atas perintah Amangkurat II.Amangkubumi Nerangkusuma membawa Untungmenghadap Amangkurat II di Kartasura.

Untung bergabung dengan WangsanataSingabarong, Mangkuyuda, Kyai Ebun Jaladiryamenunpas gerombolan di Ajibarang Banyumas.Untung dan pasukan menghadap Amangkurat II dandianugerahi tanah Babarong. Kompeni membujukAmangkurat untuk menyerahkan Untung. Untungmenikah dengan Raden Gesik Kusuma.

Kompeni mengirim Kapten Tack untukmenangkap Untung. Tack tiba di Semarang disambutSindurejo dan Suranata, menyarankan agarkedatangan ke Kartasura ditangguhkan, dan mengirimpasukan lebih dahulu. Cakraningrat II menyarankanAmangkurat II untuk menyerahkan Untung kepada

Page 3: INOVASI PERTUNJUKAN WAYANG PERJUANGAN LAKON …

 

57

Inovasi Pertunjukan Wayang Perjuangan Lakon Untung Surapati... - Sunardi, Kuwato, dan Sudarsono

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

Kompeni. Nerangkusuma dan Amangkurat II menyusunsiasat perang sandiwara saja. Cakraningrat II menemuiTack dan melaporkan siasat Grev ink yangmenimbulkan kemarahan Tack. Tack menyusunstrategi untuk menangkap Untung melalui orangpribumi. Peperangan dan kekacauan di Gumpang.Peperangan antara Untung melawann serdaduBelanda, para pembesar belanda mati. Tack melarikandiri dengan kuda namun dapat dibunuh Untung. Hujanderas mengguyur Kartasura, menghapus darah parapejuang di alun alun Kartasura. Sunan Amangkurat IIkeluar diiringi gamelan kemenangan lagu Banyu Banjir.Untung diangkat sebagai Adipati Pasuruan BergelarAdipati Aria Wiranegara

Cerita Untung Surapati Versi Film Pendek

Cerita Untung Surapati juga telah dikreasidalam bentuk film pendek. Inti ceritanya adalahperjuangan Untung Surapati pada masa penjajahanBelanda. Untung diposisikan sebagai tokoh sentraldalam keseluruhan alur film. Pada mulanya, Untungbersama ibunya melarikan diri dari peristiwapeperangan di daerah Bali. Untung harus berpisahdengan ibunya untuk dapat mempertahankanhidupnya.

Untung menjadi tawanan perang, dirinyamerasakan pahitnya kehidupan sebagai budak,sehingga berniat melarikan diri dari cengkeramanBelanda. Perjalanan Untung dari satu wilayah kewilayah lain di pulau Jawa dengan berbagai liku-likukehidupan. Untung sangat membenci Belanda karenapengalaman masa lalunya yang disiksa dan dijadikanbudak. Pada peristiwa peperangan yang melibatkanPangeran Purbaya, Untung diminta tolongmenyelamatkan Gusik Kesuma. Perjalanan Untungsampai di Cirebon untuk menyelamatkan istri Purbaya.Dia dihadang punggawa kerajaan bernama Surapati,hingga terjadi salah paham dan perselisihan yangberlanjut adu kesaktian. Peristiwa ini segera diketahuiSultan Cirebon, hingga keduanya dipanggil danmendapatkan pengadilan. Surapati dinyatakanbersalah karena merintangi maksud baik dari Untung.Sebagai hukumannya Surapati dijatuhi hukuman mati,dan nama Surapati dianugerahkan kepada Untung darisang raja. Untung memiliki nama baru yakni UntungSurapati.

Lakon Untung Surapati Versi PergelaranKetoprak dan Ludruk

Pada versi pergelaran ketoprak maupunludruk, cerita Untung Surapati digubah dengan garisbesar yang sama dengan sumber lain, yakni peristiwaperjuangan Untung Surapati dalam merebutkemerdekaan dari penjajah Belanda. Pada ceritaketoprak dan ludruk, tokoh utama yakni UntungSurapati mendapatkan porsi yang dominan sebagaipembangun alur lakon. Menurut Sakirun (wawancara,September 2018) tokoh Untung memiliki peran sentraldari pengarapan lakon ludruk maupun ketoprak. Untungdigambarkan sebagai putra keturunan bangsawanyang dititipkan kepada seseorang, kemudian setelahremaja dijual kepada Belanda sebagai budak. Liku-liku perjuangan Untung diawali dari keberhasilannyakeluar dari perbudakan hingga mengabdi saudagarBelanda. Bahkan Untung menjalin cinta kasih denganSuzanne anak Belanda. Untung menjadi pribadi yangsangat ditakuti Belanda karena keberanian dankepeloporannya memusuhi Belanda dan antek-anteknya. Mengenai nama tambahan Surapati,menurut Sakirun didasarkan pada siasat Untung untukmengelabuhi Belanda, yakni dengan menambahkannama menjadi Untung Surapati.

B. Inovasi Pertunjukan Wayang PerjuanganLakon Untung Surapati

Pengertian Inovasi

Inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktikatau objek yang disadari dan diterima sebagai suatuhal yang baru oleh seseorang atau kelompok untukdiadopsi (Rogers, 1983). Pendapat lain menyatakanbahwa inovasi sebagai suatu gagasan baru yangditerapkan untuk memprakarsai atau memperbaikisuatu produk atau proses dan jasa (Robbins,1994).Atas dasar pengertian tersebut, Robbinsmemfokuskan tiga hal, yaitu: pertama, gagasan baruyang dimaknai sebagai suatu olah pikir dalammengamati fenomena yang sedang terjadi; kedua,produk dan jasa yakni hasil langkah lanjutan dariadanya gagasan baru yang ditindak lanjuti denganberbagai aktivitas, kajian, penelitian dan percobaansehingga melahirkan konsep yang lebih konkret dalambentuk produk dan jasa yang siap dikembangkan dandimplementasikan; dan ketiga, upaya perbaikan yaituusaha sistematis dalam melakukan penyempurnaandan perbaikan secara berkesinambungan sehinggainovasi dapat bermanfaat.

Page 4: INOVASI PERTUNJUKAN WAYANG PERJUANGAN LAKON …

 

58

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat III

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

Inovasi pertunjukan wayang perjuangan lakonUntung Surapati dimaknai sebagai usahapembaharuan wayang langka melalui riset sehinggamenghasilkan model pertunjukan wayang yang dapatdiimplementasikan untuk kepentingan pengajaran nilai-nilai bela negara bagi masyarakat. Dalam hal ini,produk dalam bentuk model pertunjukan wayangmemiliki aspek kebaharuan estetika, bentuk, maupunmakna yang dikandungnya. Pertunjukan wayangperjuangan lakon Untung Surapati memil ikikebaharuan dalam hal garap lakon, boneka wayang,musik wayang, bentuk pertunjukan, dan jangkauanpublik yang lebih luas.

Inovasi memiliki ciri khusus, yaitu: (1) memilikikekhasan, artinya inovasi memiliki ciri yang khasdalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasukkemungkinan hasil yang diharapkan; (2) memiliki ciriatau unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harusmemiliki karakteristik sebagai sebuah karya pemikiranyang memiliki kadar kebaruan; (3) program inovasidilaksanakan melalui program yang terencana, dalamarti bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatuproses yang tidak tergesa-gesa, namun dipersiapkansecara matang dengan program yang jelas danterencana; dan (4) inovasi yang dirancang memilikitujuan, arah dan strategi yang baik.

Latar Belakang Inovasi Pertunjukan WayangPerjuangan

Faktor-faktor terjadinya inovasi karenadidorong oleh beberapa hal, yaitu: (1) kesadaran paraindividu terhadap kekurangan yang terdapat dalamkebudayaan mereka; (2) mutu dari keahlian individuyang bersangkutan; (3) adanya sistem perangsangdalam masyarakat yang mendorong mutu; dan (4)adanya krisis dalam masyarakat (Koentjaraningrat,1996:162). Inovasi pertunjukan wayang perjuangandidasarkan pada: (1) keinginan untuk merevitalisasiwayang langka yang semakin punah; (2) keinginanmemberikan cakrawala baru bagi masyarakat untukmengapresiasi wayang perjuangan; serta (3) adanyausaha untuk mengembangkan wayang Indonesiasebagai warisan budaya dunia serta memajukankebudayaan bangsa melalui seni.

Inovasi dapat terjadi karena adanya kreativitasmanusia. Parnes menerangkan bahwa unsurkreativitas terdiri dari sensitivitas, sinergi, dan seren-dipity. Sensitivitas melibatkan kesadaran dan persepsiuntuk menemukan problem dan pemecahannya.Sinergi merupakan perilaku dari sistem total yang tidakdapat diramalkan melalui kebiasaan dari setiap

komponen, adapun serendipity merujuk padakesadaran tentang relevansi kejadian yang aksidental(dalam Evans, 1994:42-43). Hawkins merumuskanbahwa kreativitas melibatkan pemikiran dan tindakanimajinatif yang mencakup penyerapan inderawi (sens-ing), penghayatan batin (feeling), kemampuan imajinasi(imaging), serta pencarian dan pemaparan kebenaran(1991:6).

Inovasi pertunjukan wayang perjuangan lakonUntung Surapati dimaknai sebagai upaya untukmenghidupkan kembali serta memberikan sentuhanbaru agar memiliki kebaruan. Pada pembaruan ini,dilakukan dengan proses yang berorientasi untukmenghasilkan produk baru. Proses inovasi dilakukandengan tahapan, yaitu: (1) melakukan penelitian awalmengenai cerita Untung Surapati dari berbagai versi;(2) menyusun konsep pembaruan pertunjukan wayangperjuangan lakon Untung Surapati; (3) melakukanproses kreasi dan inovasi pertunjukan wayangperjuangan lakon Untung Surapat i; dan (4)mempergelarkan pertunjukan wayang perjuangan bagimasyarakat untuk pengajaran nilai bela negara

Proses Inovasi Boneka Wayang PerjuanganLakon Untung Surapati

Kisah perjuangan Untung Surapati memilikidurasi waktu yang panjang dengan melibatkanbeberapa tokoh penting dari Belanda maupun Indone-sia, serta dengan cakupan wilayah kejadian yang luas.Identifikasi tokoh ini menjadi penting karena terkaitdengan upaya untuk mewujudkan tokoh Belandamaupun Indonesia dalam bentuk boneka wayang kulit.Beberapa tokoh Belanda yang teridentifikasi adalah:Edeleer Moor, Suzanne, Kapten Van Baber, Van Dijck,Kapten Hartsinck, Kapten Ruys, Van Happel, VaandrigWillem Kuffeler, Yacobus Cauper, Kapten Grevink,Kapten Francois Tack, Jeremis Van Vliet, Van DerMeer, Leeman, Dirk Vonk, Anthony, Van Eygel, danJohan Van Hoorn.

Tokoh penting dari Indonesia, baik yangmemihak Belanda ataupun yang melawan Belandaadalah: Untung, Ni Temi, I Pugug, Kyai Ebun Jaladirya,Wirayuda, Syekh Lintung, Wira Angun-angun, WiraDadaha, Kapten Buleleng (Singawiludra), Syekh Yusuf,Pangeran Purbaya, Raden Gusik Kusuma, PatihNerangkusuma, Amangkurat II, Surapati, SultanCirebon, Suradenta, Suradenti, Bupati Martanaya,Pangeran Cakraningrat II, Sindurejo, Pangeran AdipatiAnom (Sunan Mas), Pangeran Puger, AdipatiJayanegara, dan Adipati Aria Wiranegara (UntungSurapati)

Page 5: INOVASI PERTUNJUKAN WAYANG PERJUANGAN LAKON …

 

59

Inovasi Pertunjukan Wayang Perjuangan Lakon Untung Surapati... - Sunardi, Kuwato, dan Sudarsono

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

Tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwaperjuangan Untung Surapati ditafsir dalam bentuk figurwayang dengan memperhatikan beberapa indikatorutama, seperti bentuk kepala, bentuk badan, bentukkaki, pakaian dan sebagainya. Contoh gambarantentang reinterpretasi ini dapat dilihat pada tabelberikut.

Berdasarkan indikator dan konsep figurwayang maka dihasilkan desain wayang perjuangansebagai berikut.

dengan menduplikasi dari bagian kepala hingga bagiankaki.

Setelah pola wayang tergambar di kulit,seniman pengrajin wayang akan melakukan langkahberikutnya, yakni memahat (natah) wayang. Memahatwayang dimulai dari bagian luar pada keseluruhan polasehingga bentuk utuh dari suatu tokoh wayang dapatdiwujudkan. Pada tahapan selanjutnya memahatbagian-bagian tertentu, seperti rambut, asesoris,pakaian, hingga bagian raut muka tokoh wayang.Setelah keseluruhan corekan dipahat maka terciptalahboneka wayang putihan, atau belum diberi warna.Boneka wayang putihan ini pada gilirannya akan diberiwarna yang dikenal dengan sunggingan wayang.

Tahapan penting dalam pembuatan bonekawayang perjuangan adalah mewarnai atau nyungging.Mewarnai dimulai dari warna dasar putih dilanjutkanberbagai warna secara gradasi, mulai warna termudahingga warna tertua. Selain itu, ada proses finishingpewarnaan dengan cara memberikan isen-isen padasunggingan, seperti nyawi, njejemi, dan memberibentuk motif tertentu.Proses pembuatan wayangdiakhiri dengan memberikan tangkai (nggapiti) padaboneka wayang. Dalam hal ini, seorang pengrajinmemulai dengan memilih gapit sesuai ukuran tubuhboneka wayang, selanjutnya tangkai dipanaskan padalampu teplok seraya ditekan agar memperoleh bentukluk-lukan sesuai alur tubuh boneka wayang.

Tangkai ini berfungsi untuk pegangan dalangdalam menggerakkan boneka wayang. Tangkai (gapit)terbuat dari tanduk kerbau yang telah diolehsedemikian rupa yang dipasang pada badan, adapunpada bagian tangan boneka wayang menggunakantangkai dari bambu. Proses memberikan tangkaidisebut ngeluk, yakni membuat tangkai berkelak-kelokmengikuti alur tubuh wayang.

Untung Pemuda jangkahan, tokoh

gagahan, sumuruh (antara

lanyap dan luruh), asesoris

udheng dan keris, pakaian

zaman mataram, berkalung,

sumping, gelang, sandal

pendekar

Kapten Tack Putran jangkahan, berjenggot,

lanyapan, pakaian tentara

Belanda, asesoris pedang dan

pistol, sumping, kalung,

gelang, topi pimpinan tentara

Figur Kapten Tack Figur Untung

Desain tokoh wayang menjadi dasar ataubabon dari pembuatan wayang. Setelah desain wayangtersedia, seorang pengrajin atau seniman mempolawayang dari desain wayang pada kertas yangselanjutnya diduplikasi pada kuli t dengan caramenempelkan kulit yang bening pada permukaandesain wayang. Teknik mempola wayang dilakukan

Figur Kapten Tack Figur Untung

Page 6: INOVASI PERTUNJUKAN WAYANG PERJUANGAN LAKON …

 

60

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat III

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

Berdasarkan keseluruhan proses pembuatanboneka wayang perjuangan dapat dihasilkan sepuluhtokoh sebagai pembangun cerita Untung Surapati.Tokoh-tokoh ini berujud boneka wayang yang telahditatah dan disungging serta digapiti sehingga siapuntuk dipergunakan dalam pergelaran wayangperjuangan.

Proses Inovasi Lakon Untung Surapati

Proses inovasi lakon Untung Surapatidilakukan dengan beberapa langkah, yaitu: (1)menentukan tema, gagasan pokok, dan judul lakon;(2) menentukan penokohan; (3) menentukan alur dansetting lakon; (4) menyusun garis besar lakon(balungan lakon); dan (5) menyusun naskah lakonsecara lengkap.

Tema merupakan esensi atau visi yang akandiwujudkan di dalam lakon. Sumanto merumuskankarakteristik tema lakon wayang antara lain berupasebuah kalimat, menyiratkan suatu nilai, dan tidakmenunjuk personal. Tema lakon dibentuk dari beberapasub tema yang terdapat dalam tiap adegan padasebuah lakon. Sub tema ini merupakan esensi atauvisi dari suatu adegan (2002: 9-10). Tema dalam halini merupakan pertanyaan mendasar yang akan dijawabmenjadi amanat dari keseluruhan lakon. Padadasarnya, dalam setiap tema mengandung nilaitertentu yang tersirat maupun tersurat dalam lakon.Tema lakon Untung Surapati mengandung nilaikepahlawanan. Nilai ini tercermin pada tokoh UntungSurapati yang berusaha keras membebaskan diri danbangsanya dari cengkeraman Belanda.

Gagasan pokok yang dijadikan dasar dalampenyusunan lakon bertumpu pada liku-liku kehidupantokoh utama, yaitu: Untung Surapati dan Kapten Tack.Gagasan pokok memiliki peran penting sebagaibingkai dalam menggarap lakon. Gagasan pokokdisusun berdasarkan interpretasi dan analisis yangterkait dengan karakter, sikap, dan perilaku tokoh yangmasih tersamar; permasalahan dan konflik yang akandihadapi tokoh serta penyelesaiannya; dan gambaranakhir dari lakon (Sumanto, 2003:11-12).

Gagasan pokok pada lakon UntungSurapatiyaitu bahwa: seseorang yang tertindas akanberusaha bertahan hidup dan berusaha menyingkirkanpenindasnya. Dengan usaha keras dirinya mampumengatasi berbagai persoalan yang mengitarinya.Dirinya selalu dalam bahaya karena ancaman musuh.Dirinya juga dihadapkan pada pilihan untuk bergabungdengan musuh sang penindas ataupun akanmenyirnakan penindasnya. Dengan keyakinan yang

mendalam akhirnya dirinya memilih untuk melawanketertindasan dengan cara membinasakan sangpenindas. Berkat usaha keras dan keyaninannyadirinya mampu menjadi orang yang bebas daripenindasan serta memperoleh kedudukan yang lebihtinggi.

Judul lakon dipilih berdasarkan kategori namatokoh ataupun peristiwa yang terjadi dalam pertunjukanwayang perjuangan. Kategori nama tokoh berarti lakonyang dipilih diberi judul sesuai tokoh utama yangditampilkan, baik tokoh tunggal ataupun ganda.Kategori peristiwa berarti pemilihan judul atas peristiwayang sedang terjadi, seperti: perang, kelahiran,perkawinan dan sebagainya. Pada pertunjukan wayangperjuangan ini, lakon Untung Surapati merujuk padanama tokoh utama yang membangun keseluruhan alurlakon. Artinya bahwa judul lakon menunjuk padaseorang tokoh yang memiliki peranan penting dalammembangun peristiwa. Judul lakon Untung Surapatimemberikan pemahaman bahwa tokoh UntungSurapati ditempatkan sebagai pusat penggarapanpertunjukan wayang perjuangan ini.

Karakterisasi tokoh menjadi bagian pentingdalam garap lakon pada pertunjukan wayangperjuangan, seperti halnya konsep teater umumnya,Penokohan merupakan proses penampilan tokohsebagai pembawa peran watak tokoh dalampementasan lakon. Watak tokoh tersebut dapatterungkap lewat tindakan, ucapan, pikiran, perasaan,kehendak, penampilan fisik, dan apa yang dipikirkan,dirasakan, dan dikehendaki tentang diri sendiri danorang lain (Satoto, 1989:43). Penggarapan tokoh padapertunjukan wayang perjuangan lebih menyesuaikanaspek mungguh, yaitu kesesuaian antara kenyataandan yang digambarkannya serta selalu mengandungsifat aktual sesuai paradigma yang berkembang dimasyarakat. Ini artinya karakter tokoh tidak disajikanapa adanya seperti dalam pertunjukan wayangsemalam, yaitu diungkapkan secara stereotip, namundigarap secara serius dan mencerminkan watak tokohyang lebih mantap.

Pertunjukan wayang perjuangan lakon UntungSurapati terdapat beragam penokohan sesuai dengankarakteristik tokohnya. Tokoh Untung Surapatidigambarkan sebagai tokoh yang tegas, kuat,berwibawa, sakti, dan setia. Karakteristik tokoh UntungSurapati dijabarkan melalui tindakan, ucapan, maupunpikirannya yang selalu menentang penjajah Belandakarena dirasakan sebagai biang dari penistaan derajadkemanusiaan Bangsa Indonesia. Tokoh Suzannedigambarkan sebagai figur yang perhatian, halus, dan

Page 7: INOVASI PERTUNJUKAN WAYANG PERJUANGAN LAKON …

 

61

Inovasi Pertunjukan Wayang Perjuangan Lakon Untung Surapati... - Sunardi, Kuwato, dan Sudarsono

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

penurut. Karakteristik Suzanne terimplementasi ketikadirinya mencintai Untung Surapati, namun harusmengikuti kehendak orang tuanya untuk kembali keBelanda meningalkan kekasihnya. Pada pihak lain,terdapat penokohan Kapten Tack dan Edeller Moor.Kapten Tack sebagai pimpinan tentara Belandaditokohkan sebagai figur yang tegas, pemberani danlicik. Adapun Edeller Moor adalah orang tua Suzanneyang berkarakter penyayang dan dermawan. Namundemikian posisi Kapten Tack dan Edeller Moor sebagaiBangsa Belanda memiliki karakter yang ingin berkuasaatas para pribumi.

Jika dicermati, terdapat tokoh protagonis,yakni Untung Surapati melawan tokoh antagonis yaituKapten Tack. Untung Surapati merepresentasikanpara pejuang bangsa yang memiliki keberanian tinggiuntuk melawan Kompeni Belanda denganmengandalkan kesaktian dan siasatnya. AdapunKapten Tack merupakan gambaran tentara Belandayang berkeinginan menguasai Bangsa Indonesiadengan cara menundukkan orang-orang pribumi yangmemiliki pengaruh besar bagi pergerakan rakyat.

Pada pertunjukan wayang perjuangan lakonUntung Surapati, terdapat beberapa penokohan yangmerepresentasikan watak dan karakter masing-masing tokoh. Setidaknya terdapat tokoh pejuang yangmenentang Belanda, tokoh penjajah yakni pimpinandan tentara Belanda, dan tokoh pribumi yang berperansebagai antek Belanda. Tokoh pejuang digambarkansebagai tokoh pemberani, tokoh penjajah digambarkansebagai tokoh yang bengis dan licik serta tokoh antekBelanda yang digambarkan sebagai penghianatbangsa sendiri.

Waluyo (2002:16) membedakan klasifikasitokoh berdasarkan peranannya dalam lakon, yaitu:pertama, tokoh sentral, merupakan tokoh yang sangatmenentukan perjalanan lakon. Tokoh jenis ini palingterlibat dalam perputaran lakon, bahkan sebagai biangkeladi munculnya permasalahan dan pertikaian. Tokohsentral adalah tokoh protagonis dan antagonis; kedua,tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau penentangtokoh sentral. Tokoh ini dapat juga berfungsi sebagaimediator bagi tokoh sentral. Tokoh utama dinamakansebagai tokoh tritagonis; ketiga, tokoh pembantu yangmerupakan tokoh pelengkap dalam rangkaian lakon.

Gambaran peran tokoh dalam penyusunannaskah lakon sangat penting, karena dapat digunakansebagai acuan dan bingkai penggarapan tokohhubungannya dengan permasalahan, konflik, danpenyelesaiannya. Dengan demikian pada waktumenggarap tokoh, apa yang diucapkan, diputuskan,

disarankan, dan dilakukan tidak akan menyimpangjauh dari gambaran peran tokoh yang telah dibuat.Apabila terdapat tokoh yang telah ditentukan, tetapiperanannya dalam lakon tidak signifikan, tokohtersebut dapat ditiadakan atau diberi peranan yangrelevan dengan permasalahan lakon. Pemberiangambaran tokoh dan peranannya mengacu pada aspekkejiwaan tokoh, posisi, kode sosial, dan kode budayadengan selalu mempertimbangkan aspek moral danmungguh (Sumanto, 2002:16—17).

Alur cerita dan setting menjadi elemen pentingdalam membangun lakon, di samping tema danpenokohan. Alur merupakan rangkaian peristiwa yangdijal in berdasarkan hukum sebab akibat danmerupakan pola, juga merupakan perkaitan peristiwayang menggerakkan jalannya cerita ke arah konflikdan penyelesaian (Sarumpaet, 1977:1; Sujiman,1984:4). Penyajian plot dalam pertunjukan wayangperjuangan memiliki variasi yang lebih banyak apabiladibandingkan dengan alur dalam pakeliran padaumumnya. Alur lakon disajikan tidak secara monoton,namun terdapat beberapa alternatif penggarapan,seperti kilas balik, tumpang tindih dan sebagainya.

Penyusun naskah membuat kerangka garisbesar lakon atau garap lakon setelah menentukantokoh dan peranannya dalam lakon. Umumnya,kerangka garis besar lakon berisi peristiwa-peristiwapokok dari suatu lakon yang disusun atau dikatakansebagai alur lakon. Garap lakon ini sangat terkaitdengan tema dan gagasan pokok yang telah ditentukansebelumnya, karena tema secara signifikan sebagaiesensi lakon dan gagasan pokok sebagai bingkai danacuan dasar. Peristiwa pokok lakon yang telahdisusun, kemudian dikaj i secara krit is untukmenentukan signifikansinya. Peristiwa yang dianggaptidak relevan dapat dibuang, sedangkan peristiwa yangrelevan disusun secara sistematis sesuai bangunanlakon yang dikehendaki (Sumanto, 2002:17). LakonUntung Surapati didasarkan pada kerangka garis besarperistiwa-peristiwa lakon sebagai berikut: pertama,masa perbudakan Untung; kedua, masa percintaanUntung dengan Suzanne; ketiga, masa penyekapanUntung dipenjara; keempat, Untung meloloskan diridari penjara; kelima, Untung bergabung dengankelompoknya membuat keonaran; keenam, Untungdihadapkan dua pilihan yaitu ikut Belanda ataumelawan; ketujuh, Untung menumpas gerombolanSuradenta-Suradenti; kedelapan, Untung bergabungdengan Amangkurat II, kesembilan, Untung melawanKapten Tack; kesepuluh, Untung dinobatkan menjadiBupati.

Page 8: INOVASI PERTUNJUKAN WAYANG PERJUANGAN LAKON …

 

62

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat III

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

Garap lakon dipergunakan sebagai acuanuntuk menyusun garap adegan atau alur lakon.Dengan melihat garap lakon berarti mendapatkangambaran garap adegan, karena dalam garap lakontelah ditentukan adegan yang akan ditampilkan. Garapadegan merupakan usaha memilih dan menyusunadegan-adegan menjadi kesatuan alur lakon yangwutuh, kempel, mulih, dan mungguh yang dapatmenampung tema dasar (Sumanto, 2002:20; Sudarko,2003:83). Sesuai konsep pertunjukan wayangperjuangan, penentuan adegan menghindari terjadinyapengulangan, baik tempat kejadian maupun tokohyang tampil. Hal penting yang menjadi pertimbanganlain adalah tingkat relevansi dan signifikansi adeganyang dipilih. Apabila tidak memiliki relevansi dansignifikansi dengan tema, gagasan pokok, maupunpermasalahan lakon, adegan tersebut dapatdihi langkan. Pertunjukan wayang perjuanganmengacu pada konsep pakeliran baru. Adegan untuklakon yang sama dapat dibuat berlainan sesuai dengantingkat kreativ itas penyusunnya. Humardanimenjelaskan bahwa bentuk “pakeliran baru” padahakekatnya merupakan bentuk yang sifatnyasementara. Usaha menciptakan bentuk “pakeliranbaru” tidak ditujukan untuk menghasilkan bentuk yangtetap atau paten. “Pakeliran baru” dengan lakon-lakonyang berbeda akan tampil dengan bentuk yangberbeda pula, karena setiap lakon atau ceritamengandung sifat dan karakter yang berbeda-beda(dalam Rustopo, 1991:127).

Setting tempat dan waktu menunjukkandimana adegan terjadi dan kapan berlangsung.Penentuan tempat berlangsungnya adegan maupunwaktu dari peristiwa yang terjadi dilakukan denganmengkaji berbagai alternatif tempat dan waktu,kemudian penyusun naskah memilih tempat dan waktuberlangsungnya adegan yang dianggap paling relevan.Pada lakon Untung Surapati, dipi l ih adeganperbudakan sebagai awal dari lakon dengan mengambilsetting di Jawa. Pengertian setting secara lengkapmeliputi aspek ruang, waktu, dan suasana yang terjadidi dalam lakon. Setting dipandang sebagailatarbelakang yang mengiringi kapan, dimana dan saatatau waktu masalah apa kejadian itu ditempatkan.Aspek ruang menggambarkan tempat terjadinyaperistiwa, sedang aspek waktu menggambarkan waktuterjadinya peristiwa di dalam lakon (Satoto, 1989:58—59). Di dalam pertunjukan wayang perjuangan, set-ting lakon digarap menurut kebutuhan lakon yangditampilkan. Alur dan setting ini terkait erat dengansistem pembabakan atau garap adegan dalam

pertunjukan wayang perjuangan. Dalam garap adegan,seniman dapat leluasa menampilkan adegan manayang akan dipilih tanpa terikat konvensi seperti dalampakeliran wayang purwa semalam. Pembabakan tidakharus dimulai pada adegan kerajaan, namun secarabebas dapat disajikan adegan manapun tergantungkonteks cerita. Hal yang lebih penting bahwa sistempembabakan dalam pertunjukan wayang perjuangantidak ada pengulangan adegan yang kurang bermakna,namun lebih efisien dan proporsional.

Pertunjukan wayang perjuangan, setting yangdipilih beraneka ragam, yaitu: kerajaan, pedesaan,rumah, sungai, hutan, penjara, dan sebagainya.Adapun waktu yang ditampilkan adalah siang hari,malam hari, sore hari, dan pagi hari.

Balungan lakon merupakan garis besar ceritayang dijabarkan dalam tiga bagian, yaitu: (a) bagianpathet nem; (b) bagian pathet sanga; dan (c) bagianpathet manyura. Adapun urutan adegannya adalahsebagai berikut.

Bagian Pathet Nem:

· Perbudakan Untung (Untung diperlakukan sebagaibudak, dan peristiwa perbudakan oleh Kompeni)

· Percintaan Untung (pertemuan Untung denganSuzane hingga perkawinan yang dirahasiakan)

· Penahanan Untung (Untung masuk penjara danberhasil meloloskan diri bersama teman-temannya)

· Menyusun kekuatan untuk perlawanan (Untungbersama Kyai Ebun, Wirayuda, dkk mengadakankekacauan terhadap kompeni dan pedagang Cina)

Bagian Pathet Sanga:

· Gara-gara (intermezo)· Kebimbangan Untung (Untung menemui

kebimbangan untuk bergabung dengan Kompeniatau melakukan perlawanan)

· Mendapat anugerah nama Surapati di Cirebon(perseteruan Untung dengan Surapati di Cirebon,ia mendapat anugerah nama Surapati dari SultanCirebon)

· Penumpasan Suradenta-suradenti di Ajibarang(Untung bersama kawannya menumpasgerombolan Suradenta-Suradenti atas ijin SunanAmangkurat II)

Bagian Pathet Manyura:

· Pengabdian Untung di Kartasura (Untung diterimasebagai kekuatan tambahan Amangkurat II, danbersinergi dengan Nerangkusuma)

Page 9: INOVASI PERTUNJUKAN WAYANG PERJUANGAN LAKON …

 

63

Inovasi Pertunjukan Wayang Perjuangan Lakon Untung Surapati... - Sunardi, Kuwato, dan Sudarsono

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

· Pembunuhan Kapten Tack (kerusuhan diGumpang, taktik Amangkurat II dan pembunuhanKapten Tack)

Inovasi Musik Pertunjukan Wayang Perjuangan

Pada umumnya pertunjukan wayangmenggunakan gamelan laras slendro ataupun pelogdengan menampilkan vokabuler gending-gendingtradisional. Pada pertunjukan wayang perjuangangending-gending yang dipergunakan untuk mengiringilakon adalah gending garapan baru namun masihberpijak pada pola tradisional. Penggunaan polaladrang, ketawang, srepeg, kemuda, ayak-ayakan,masih mewarnai iringan musik wayang perjuangan ini.Inovasi terletak pada vokabuler gending yangditampilkan, sebagian besar menggunakan gendingbaru gubahan Blacius Subono.

Inovasi musik wayang perjuanganmementingkan rasa musikalnya untuk memenuhi ataumendukung suasana adegan dan suasana batin tokohwayang. Dengan demikian terjadi sinkronisasi danharmonisasi antara adegan pada lakon Untung Surapatidengan rasa musikal yang dipilih. Beberapa gendingyang dipergunakan adalah: (1) srepeg untukmendukung suasana greget disambung sampakkebumen untuk mendukung suasana kisruh padaadegan bernuansa kekacauan (masa perbudakan); (2)ladrang dengan suasana merdika untuk menguatkanadegan tokoh Untung dalam liku-liku kehidupannya;(3) gantungan dengan suasana galau dan gantungandengan suasana asmara menjadi pendukung adeganperjumpaan dan percintaan Untung dengan Suzannedan lain sebagainya. Pada dasarnya musik wayangatau gending yang dikreasi bertujuan untukmenebalkan kesan rasa, membangun suasana, danmenguatkan adegan pada lakon Untung Surapati.

C. Lakon Untung Surapati dan PenguatanPengajaran Nilai-nilai Bela Negara

Pandangan Robbins (1994) bahwa inovasimemberikan prakarsa baru terkait dengan berbagaiaspek yang dapat bermanfaat bagi kehidupanmanusia. Inovasi pertunjukan wayang perjuangan lakonUntung Surapati memiliki kandungan kebaharuandalam aspek wadah maupun isinya. Wadah mencakupberbagai unsur pakeliran, adapun isi mencakupmuatan nilai yang dikandung dalam lakon tersebut.Isi atau value menjadi substansi dari pertunjukanwayang perjuangan, sehingga makna terdalamnyamampu memberikan kontribusi bagi pengajaran nilai-

nilai bela negara bagi masyarakat Indonesia. Nilai-nilaibela negara meliputi cinta tanah air dan bangsa,memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara,meyakini nilai-nilai Pancasila, rela berkorban, dan nilaiyang bersifat psikis maupun fisik.

Pada pertunjukan wayang perjuangan lakonUntung Surapati, nilai-nilai bela negara terimplementasidari perilaku dan tindakan tokoh utama, yakni UntungSurapati. Tokoh ini menjadi sentral dari bangunan lakonwayang. Untung Surapati merepresentasikan salahsatu tokoh pejuang bangsa yang memiliki komitmenbela negara dengan baik, bakhan menjadi suri tauladanbagi masyarakat dan Bangsa Indonesia. Sepak terjangperjuangan Untung Surapati memberikan semangatbela negara bagi para pejuang lainnya bahkan hinggadewasa ini, nilai bela negara dari tokoh tersebut sangatrelevan untuk diimplementasikan dalam kehidupanberbangsa dan bernegara.

Ada beberapa referensi terkait nilai belanegara dari lakon Untung Surapati, yaitu: (1) nilai juangdalam mewujudkan kemerdekaan; (2) nilai persamaanderajat; (3) nilai rela berkorban; dan (4) nilai kesadaransebagai bangsa. Poin pertama, terkait dengan nilaidaya juang diimplementasikan Untung Surapati ketikamampu memerdekakan diri dari perbudakan. Selainitu, Untung Surapati mampu membebaskan paratahanan kompeni dari penjara dan kematian. BahkanUntung Surapati mengedepankan cinta tanah air danbangsa yang direpresentasikan melalui perilakunyaselalu menentang pihak Kompeni. Di sini jelas bahwacinta tanah air dan bangsa sebagai wujud bela negarayang sangat mendasar.

Kedua, persamaan derajat sebagai manusiadiperlihatkan Untung Surapati melalui tekadnyamengawini putri Belanda bernama Suzanne, anakjuragannya. Pandangan tentang persamaan derajatmerobohkan sekat-sekat strata sosial yang dibangunpenjajah Belanda. Ketiga, hidup rukun, toleransi, danpersatuan sebagai nilai kesadaran berbangsa telahditunjukkan Untung Surapati dalam pergaulannyadengan para pejuang, seperti Wirayuda, Kyai Ebun,Nerangkusuma, Amangkurat II dan sebagainya. UntungSurapati menjadi pelopor bagi persatuan dan kerukunanpara pejuang bangsa. Keempat, nilai rela berkorbandemi kepentingan bangsa ditunjukkan Untung Surapatidalam peristiwa pembelaannya kepada masyarakatAjibarang untuk menumpas gerombolan pengacaumasyarakat. Selain itu, Untung Surapati memberikanpertolongan kepada Pangeran Purbaya maupunkepada Sunan Amangkurat II. Jika kita cermati darirangkaian pertunjukan wayang perjuangan lakon

Page 10: INOVASI PERTUNJUKAN WAYANG PERJUANGAN LAKON …

 

64

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat III

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

Untung Surapati memberikan pelajaran berhargamengenai pentingnya ni lai bela negara bagimasyarakat. Relevansi cerita ini memberikanpenguatan kepada masyarakat dalam mencintai danmenjunjung tinggi bangsa dan negaranya. Atas dasarcinta tanah air, kesadaran berbangsa, dan relaberkorban demi nusa dan bangsa menjadi pilar bagiketahanan kehidupan bernegara.

PENUTUP

Pertunjukan wayang perjuangan sangatsignifikan untuk dikembangkan agar tidak terjadikepunahan. Dalam sejarah pewayangan Indonesia,wayang perjuangan pernah hadir sebagai hiburan danalat propaganda untuk membakar semangat pejuangBangsa Indonesia. Usaha merevitalisasi wayanglangka ini dilakukan dengan inovasi pertunjukanwayang perjuangan dengan paradigma baru. Aspekkebaharuan terletak pada boneka wayang, garap lakonwayang, garap gending, bentuk penyajian, dan bahasapengantar cerita.

Lakon Untung Surapati menjadi pilihan padainovasi wayang perjuangan. Lakon ini mengandungmuatan nilai yang mampu memberikan spirit kepadamasyarakat Indonesia, terutama nilai-nilai bela negara.Kontribusi nilai-nilai bela negara memberikanpenguatan pada ketahanan masyarakat dan ketahanannegara dari berbagai ancaman. Nilai bela negaramengajarkan keyakinan akan pentingnya rasanasionalisme, semangat berjuangan, patriotisme, danrasa cinta tanah air. Nilai-nilai bela negara tersebutdapat dipresentasikan melalui inovasi pertunjukanwayang perjuangan lakon Untung Surapati.

Urgensi yang patut diresapi bahwa tokohUntung Surapati menjadi simbol bagi implementasinilai-nila bela negara. Semangat perjuangan UntungSurapati mampu memerdekakan dirinya dariperbudakan, mempelopori perjuangan melawanpenjajah, dan menjadi role model bagi bangsa Indo-nesia untuk selalu mencintai tanah airnya.

DAFTAR PUSTAKA

Evans, James R. 1994. Berpikir Kreatif. Jakarta: BumiAksara.

Hawkins, Alma M. 1991. Creating Trough Dance. NewYork: Prentice.

————————. 1991. Moving from Within: A NewMethod for Dance Making. Chicago: ACappella Books.

Heriwibowo, Yudhi. 2010. Untung Surapati. Jakarta:Metamind.

Koentjaraningrat. 1996. Antropologi I. Jakarta: RinekaCipta.

Maryanto, Daniel Agus. 2017. Untung Surapati.Jakarta: Grasindo.

Muis, Abdul. 2014. Surapati. Jakarta: Balai Pustaka.Mulyono, Sri. 1982. Wayang Asal-usul Filsafat dan

Masa Depannya. Jakarta: Alda.Robbins, Stephen P., 1994. Teori Organisasi: Struktur,

Desain dan Aplikasi, Alih Bahasa JusufUdaya, Jakarta, Arcan.

Rogers, Everett M., 1983, Diffusion of Innovations.London: The Free Press.

Rustopo [Ed.]. 1991. Gendhon Humardani Pemikirandan Kritiknya, Surakarta: STSI Press.

Sarumpaet, Riris K. 1977. Istilah Drama dan Teater.Jakarta: FSUI

Satoto, Soediro. 1989. Pengkajian Drama I. Surakarta:Sebelas Maret University Press.

Sudarko. 2003. Pakeliran Padat Pembentukan danPenyebarannya. Surakarta: Citra Etnika.

Sujiman, Panuti. 1984. Kamus Istilah Sastra. Jakarta:Gramedia.

Sumanto. 2002. “Teknik Membimbing Garap Lakon:Sebuah Alternatif”. Modul disampaikan padaLokakarya Penerapan Konsep-konsepGarap Pakeliran untuk Dosen pada tanggal22 s.d. 30 Nopember 2002 di STSISurakarta.

Waluyo, J. Herman. 2002. Drama Teori danPengajarannya. Yogyakarta: Hanindita GrahaWidya