Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang mikroorganisme itu banyak sekali sumbernya misalnya saja dari makanan, minuman, kotoran, tanah, air, dan udara. Untuk memperoleh biakan murni atau biakan yang sebenarnya dibutuhkan suatu cara atau metode. Dalam praktikum ini ada dua metode yang dilakukan yaitu inokulasi dan isolasi. Dimana inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni
37

Inokulasi Dan Isolasi

Dec 01, 2015

Download

Documents

Hardiyanti Ndy
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Inokulasi Dan Isolasi

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Berbicara tentang mikroorganisme itu banyak sekali

sumbernya misalnya saja dari makanan, minuman, kotoran,

tanah, air, dan udara. Untuk memperoleh biakan murni atau

biakan yang sebenarnya dibutuhkan suatu cara atau metode.

Dalam praktikum ini ada dua metode yang dilakukan yaitu

inokulasi dan isolasi. Dimana inokulasi merupakan suatu

pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke

medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.

Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang

dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada

praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi biakan

mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari

mikrobiologi dengan satu kultur murni saja. Sedangkan isolasi

adalah cara untuk memisahkan mikroorganisme tertentu dari

lingkungan.

Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan

pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran.

Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik

Page 2: Inokulasi Dan Isolasi

untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan

berulangkali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan

cair atau padat. Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya

pertumbuhan mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk

pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen, sedangkan

pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel.

B.      Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada percobaan ini adalah :

1.    Bagaimana cara mengisolasi dan menginokulasi

mikroorganisme?

2.    Bagaimana morfologi dari pertumbuhan mikroorganisme

tersebut ?

C.      Maksud Praktikum

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara

mengisolasi mikroorganisme dari lingkungannya dan

menginokulasi kultur murni mikroorganisme ke media

pertumbuhan yang sesuai.

D.     Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum adalah:

1.    Untuk menentukan bentuk koloni, elevasi, tepi dan struktur

dalam dari mikroorganisme hasil isolasi dari substrat padat,

cairan dari lingkungan pada medium TEA.

Page 3: Inokulasi Dan Isolasi

2.    Untuk menentukan bentuk pertumbuhan koloni mikroba

Candida albicans, Streptococcus aereus, Streptococcus mutans

dan E. coli dari medium miring, tegak dan cair.

E.      Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu untuk melihat

keanekaragaman mikroorganisme pada berbagai bahan di

lingkungan sekitar kita.

Page 4: Inokulasi Dan Isolasi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Mikroorganisme terdapat dimana-mana disekitar

kita.mereka menghuni tanah, air dan atmosfer. Mikroorganisme

dalam lingkungan alamiah jarang terdapat sebagai biakan murni.

Berbagai sedimen tanah atau air boleh jadi mengandung

bermacam-macam spesies cendawan, protozoa, algae, bakteri

dan virus. Karena itu konsep kultur murni yang ditekankan

terdahulu harus dinilai kembali dalam penelaan ekosistem

mikroba. Setiap spesies mikroorganisme akan tumbuh dengan

baik didalam lingkungan hanya selama kondisinya

menguntungkan bagi pertumbuhan dan untuk mempertahankan

dirinya. Begitu terjadi perubahan radialdalam hal suhu atau pH,

yang membuat kondisi bagi pertumbuhan spesies lain lebih

menguntungkan, maka organisme yang telah teradaptasi dengan

baik dalam keadaan lingkungan terdahulu (Pelezaer Jr. Michael,

ESC Chan., 2001).

Page 5: Inokulasi Dan Isolasi

Di dalam alam, mikroba terdapat berbagai populasi

campuran dari berbagai jenis mikroba yang berbeda. Dengan

ilmu pengetahuan tentang mikrobiologi, maka dapat dipelajari

spesies mikroba yang telah dipisahkan (diisolasi), tumbuh dalam

suatu lingkungan yang bebas dari pencemaran  oleh bentuk-

bentuk kehidupan lain. Untuk mempelajari kehidupan

mikroba  perlu dilakukan kulturisasi  (pembiakan) dan isolasi

(pemisahan) mikroba yang umumnya membutuhkan teknik-

teknik tertentu (Sutedjo, 1997).

Beberapa mikroorganisme merupakan mikroorganisme

yang dapat tumbuh dimana-mana, sehingga secara umum dapat

dibagi menjadi beberapa spesies. Dalam proses pemisahan harus

dilakukan dengan tepat dan penuh ketelitian. Setelah suatu

medium telah terisi mikroba maka kegiatan identifikasi dapat

dilakukan (Oetomo Hadi, Ratna Sari., 1990).

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa mikroorganisme di

alam terdistribusi dimana-mana dalam jumlah yang besar dan

sangat kompleks. Beratus-ratus spesies mikrorganisme yang

meghuni bermacam-macam pada bagian tubuh kita, seperti di

dalam mulut, saluran pencernaan dan kulit, dan mereka dalam

jumlah yang banyak. Sebagai contoh adalah sekali bersin dapat

menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Penelitian perlu

Page 6: Inokulasi Dan Isolasi

dilakukan, terutama apabila akan memisahkan populasi

campuran mikroorgansime dari alam yang disebut biakan

campuran menjadi spesies-spesies yang berbeda-beda menjadi

suatu biakan murni yang terdiri atas satu jenis mikroorganisme

(Jide, 2003).

Inokulasi (penanaman bakteri) merupakan pekerjaan

memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang

baru minta banyak ketelitian. Untuk itu terlebih dahulu harus

diusahakan agar semua alat-alat yang ada sangkut-paut dengan

medium dan pekerjaan inokulasi itu benar-benar steril, ini untuk

menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroorganisme yang

tidak kita inginkan (Dwidjaseputro, 1998).

Untuk meumbuhkan suatu biakan bakteri dalam media

steril sejumlah sel-sel (inokulum) dipindahkan (diinokulasi)

kedalam media dengan perlakuan khusus untuk

mempertahankan kemurnian dari biakan. Pada waktu inokulasi,

jarum yang digunakan untuk memindahkan mikroba harus

dipijarkan diatas api  segera sebelum dan sesudah melakukan

pemindahan. Pemanasan ini menghancurkan setiap bentuk

kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindah

(Sutedjo, 1997).

Page 7: Inokulasi Dan Isolasi

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis

mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran

bermacam-macam mikroba. Hal ini dapa dilakukan dengan

menumbuhkannya dalam media padat, karena dalam media

padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang

tetap pada tempatnya. Bila digunakan media cair, sel-sel

mikroba sulit dipisahkan secara individu karena terlalu kecil dan

tidak tetap tinggal ditempatnya (Sutedjo, 1997).

Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai

bentuk, permukaan, dan tepi. Bentuk koloni dilukiskan sebagai

titik-titik, bulat, benang, serupa akar, serupa kumparan. Sifat-

sifat koloni pada agar-agar miring berkisar bentuk dan tepi koloni

dan sifat itu dinyatakan dengan pedang, seperti duri, serupa

tasbih, serupa titik, serupa batang, dan serupa akar (Volk W.A.F

Wheeter., 1998).

B. Uraian Bahan

1.    Agar  (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi                :  Agar

Sinonim                      :  Agar-Agar

Pemerian                    :  Berkas potongan memanjang, berlekatan

atau berbentuk keping, serpih atau

butiran, jingga lemah kekuningan sampai

Page 8: Inokulasi Dan Isolasi

kuning pucat atau berwarna, tidak berbau

atau lemah, rasa berlendir.

Kelarutan                   :  Praktis tidak larut dalam air , dan larut

dalam air mendidih.

Penyimpanan             :  Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan                  :  Sebagai bahan pemadat medium NA.

2.    Alkohol 70 % (Ditjen POM III, 1979)

Nama resmi              :   Aethanolum

Sinonim                    :   Alkohol

Pemerian                  :   Cairan tak berwarna, jernih, mudah

menguap dan   mudah bergerak; bau

khas rasa panas. Mudah terbakar

dengan memberikan nyala biru yang

tidak berasap.

Kelarutan                  :  Sangat mudah larut dalam air,

kloroform P dan dalam eter P.

Page 9: Inokulasi Dan Isolasi

Penyimpanan           :  Dalam wadah tertutup rapat,

terlindung dari cahaya; di tempat

sejuk, jauh dari nyala api.

Kegunaan                 : Sebagai aseptis

3.    Aquades ( Ditjen POM, 1979)

Nama resmi               :  Aqua destillata

Sinonim                    :  Aquades, air suling

RM / BM                    : H2O / 18,02

Pemerian                   : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak

berbau, tidak berasa.

Kegunaan                 :  Sebagai pelarut

4.    Glukosa (Dirjen POM , FI III, 1979 : 268)

Nama Resmi             :     GLUKOSUM

Nama Lain                :     Glukosa

RM / BM                   :     C6H12O6  / 198,17

Pemerian                  :     Hablur tidak berwarna, serbuk

hablur atau butiran putih, tidak

berbau, rasa manis

Kelarutan                  :     Mudah larut dalam air, sangat

mudah larut dalam air  mendidih,

Page 10: Inokulasi Dan Isolasi

agak sukar larut dalam etanol (95) P.

Mendidih

Penyimpanan            :     dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan                  :     sebagai pereaksi

C.   Uraian sampel

1.    Air laut Akkarena

2.    Air sumur bor Muhammad Yamin

3.    Air sumur Singa

4.    Air PDAM Daya

5.    Kotoran hidung

6.    Kotoran kulit

7.    Urin

8.    Saliva

9.    Slay O’lay

Komposisi: tepung terigu, fruktosa, minyak nabati, glukosa, gula,

puree nanas, susu bubuk, garam, pengatur keasaman, lesithin

kedelai, pectin, bahan pengembang ( ammonium bikarbonat,

natrium bikarbonat), kalsium bikarbonat, kalsium karbonat,

panile, perisa nanas, pewarna makanan, premis piramin,

Informasi nilai gizi:

·      Energy total                                        170 kkal

·      Energy lemak                                     45kkal

Page 11: Inokulasi Dan Isolasi

·      Lemak total                                         5g           5%akg

·      Protein                                                 2g           3%akg

·      Karbohidrat total                                 30g         10%akg

·      Gula                                                     13g

·      Natrium                                               120mg    5%akg

·      Vitamin b1                                                         25%akg

·      Vitamin b2                                                         10%

·      Vitamin b6                                                         20%

·      Vitamin b12                                                       15%

·      Kalsium                                                              6%

Produksi             : PT. Mayora Indah

10. Nissin Crispy

Komposisi             : Tepung Terigu, Lemak Nabati, Gula, Keju,

Susu Bubuk, Soda Kue, Garam, Lesitin Kedelai, Bumbu Sapi

Panggang, Penguat Rasa (MSG), Perisa Keju, Pewarna Makanan

Tartrazin Cl 19140

Produksi                : PT. NISSIN BISCUIT INDONESIA

11. Teh Pucuk Harum

Komposisi           : Air, Gula, Teh Melati (Pucuk daun teh

pilihan)

Informasi gizi         : Kandungan energi total 150 kkal. Lemak

dan protein 0 g, karbohidrat 39 g, gula 20 g, dan natrium 20 mg

Page 12: Inokulasi Dan Isolasi

Produksi                : PT. Mayora Indah

12. Buavita Jambu Biji

Komposisi                : Sukrosa, perisa jambu, vitamin C,

garam, pewarna alami karmin (CI 73015),  pengatur keasaman

asam sitrat, pemantap nabati, vitamin A, air, dan buah jambu.

Informasi gizi           : Lemak total 0 g, Protein 17 g,

Karbohidrat 1 g, serat 10 g, Gula 55 g, Natrium, Kalium, Vitamin

C, Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin B3, Vitamin B6, Asam folat,

dan Vitamin C.

Produksi                   : PT. Ultra Jaya Milk

Page 13: Inokulasi Dan Isolasi

13. Tanah BTP

14. Tanah Hj. Kalla

15. Tanah Rappocini

16. Tanah Pettarani (Maros)

D. Uraian Mikroba

1. Escherichia coli (Chairuddin,  1999)

Kingdom   :  Prokariotik

Divisio       :  Cyanobacteria/Bacteria

Class         :  Schizomycetes

Ordo           :  Eubacteriales

Familia      :  Enterobacteriaceae / Escherichieae

Genus       :  Escherichia

Spesies     :  Escherichia coli

Morfologi     :   Sel bakteri Escherichia coli berbentuk batang

dengan kedua sisinya sejajar dan kedua kutub atau ujungnya

berbentuk cembung; mempunyai ukuran panjang dengan

rentang 2 – 3 mm, dan lebar 0,6 mm, dan bersifat gram-negatif.

2. Staphylococcus aureus (Chairuddin, 1999)

Kingdom :  Prokariotik

Divisio     :  Scotobacteria

Page 14: Inokulasi Dan Isolasi

Ordo        :  Eubacteriales

Familia    :  Micrococeaceae

Genus     :  Staphylococcus

Spesies   :  Staphylococcus aureus

Morfologi: Kuman ini berbentuk sferis, bila menggerombol dalam

susunan yang tidak teratur mungkin sisinya, agak rata karena

tertekan. Diameter kuman antara 0,8 – 1,0 mikron. Pada sediaan

langsung yang berasal dari nanah dapat terlihat sendiri,

berpasangan, menggerombol, dan bahkan dapat tersusun seperti

rantai pendek. Susunan gerombol yang tidak teratur biasanya

ditemukan pada sediaan yang dibuat dari pembenihan padat,

sedangkan dari pembenihan kaldu biasanya ditemukan tersendiri

atau tersusun sebagai rantai pendek. Kuman ini tidak bergerak,

tidak berspora dan gram positif. Hanya kadang-kadang yang

gram negatif dapat ditemukan pada bagian tengah gerombolan

kuman, pada kuman yang telah difagositosis dan pada biakan

tua yang hampir mati.

3. Salmonella thyposa (Pelczaer,1986)

Kingdom   :  Procaryotae

Divisio       :  Protophyta

Class         :  Schizomycetes

Ordo           :  Eubacteriales

Page 15: Inokulasi Dan Isolasi

Family       :  Enterobacteriaceae

Genus       :  Salmonella

Species     :  Salmonella thyposa

Morfologi :Merupakan kuman gram negatif, tidak berspora,

banyaknya/besarnya bervariasi, bergerak dengan flagel peritrik

tumbuh dengan cepat pada pembenihan biasa tetapi tidak

merugikan laktosa/sukrosa. Cenderung menghasilkan hydrogen

sulfide, dapat hidup dalam air yang dibekukan. Untuk masa yang

lama resisten terhadap zat kimia tertentu seperti hijau brilliant,

Na-tetrationat, Na-dioksi kholat, menghambat kuman koliform

dan bermanfaat untuk mengisolasi.

4. Streptococcus mutans (Pelczaer, 1986)

Kingdom   :  Procaryotae

Divisio       :  Protophyta (Schizophyta)

Class         :  Schyzomycetes

Ordo           :  Eubacteriales

Famili        :  Micrococcaceae

Genus       :  Streptococcus

Spesies     :  Streptococcus mutans

Morfologi   :  Sel berupa batang, bersifat aerobik, bergerak dengan flagel,

membentuk endospora tersebar luas dalam tanah dan terbawa

oleh partikel-partikel debu diudara, mempunyai habitat pada

Page 16: Inokulasi Dan Isolasi

tanah, air, lingkungan aquatic sel pencernaan hewan maupun

pada manusia.

D.   Prosedur Kerja (Suriawira,2005)

a.    Penuangan Media

1. Media yang telah kita buat minggu kemarin, kita panaskan

sampai cair.

2. Telah tersedia 3 cawan petri dan 6 tabung reaksi. Cawan

petri masing-masing diisi 15 ml media NA, MCA dan SDA. Pipet

menggunakan pipet volume 20 ml. sedangkan tabung reaksi diisi

2 ml media yang sama dengan tegak dan miring. Pipet

menggunakan pipet volume 5 ml. beri label.

3. Pada cawan putar sekali saja dan jangan diganggu atau

digoncang agar tidak terjadi gumpalan. Pada tabung media

miring, setelah diisi media taung disandarkan pada rak tabung

agar miring. Biarkan memadat.

4. Setelah memadat, media siap digores. Lebih baik diamkan

sampai dingin pada suhu kamar.

b.    Inokulasi Mikroorganisme

1. Inokulasikan masing-masing 1 isolat mikroorganisme yang

telah disediakan, yaitu ; air bak, air ledeng, dan air selokan. Cara

melakukan inokulasi yaitu dengan cara menggores media plat

Page 17: Inokulasi Dan Isolasi

dan miring meggunakan ose bulat, sedangkan media tegak

ditusuk dengan menggunakan kawat ose lurus.

2. Air bak, Air ledeng dan air selokan digores pada cawan

petri yang masing-masing telah berisi media NA, SDA dan MCA.

Tiap cawan diberi tanda untuk masing-masing air.

3. Sedangkan pada tabung reaksi masing-masing berisi

madia yang sama namun dibuat tegak dan miring. Kita hanya

menggores dan menusuk air selokan saja pada tabung ini.

4. Setiap selesai melakukan inokulasi satu galur

mikroorganisme, kawat ose harus di flambir (dibakar sempurna

msampai membara) untuk menghidari kontaminasi. Galur

kapang lebih baik diinokuasi akhir untuk menghindari

penyebaran spora yang tidak diinginkan.

c.    Inkubasi Hasil Inokulasi

1. Semua cawan dan tabung di inkubasi pada suhu yang

optimum dan waktu yang tepat untuk pertumbuhan

mikroorganisme yang diinokulasi. Biakan bakteri pada 35-370C

selama 24 jam sampai 48 jam, khamir pada 30-350C selama 3

hari dan kapang pada 20-250C selama 5-7 hari.

2. Untuk hasil inokulasi pada media MCA dan NA dimasukkan

dalam incubator. Dibungkus dengan kertas coklat (duplo) dan

Page 18: Inokulasi Dan Isolasi

diberi label agar tidak tertukar dengan yang lain. Sedangkan

pada SDA dimasukkan dalam lemari kayu dibungkus an diberi

label.

3. Pengamatan dilakukan terhadap seluruh cirri makroskopis

yang dapat dilihat. Jika perlu dapat dilihat cirri makroskopisnya

juga. Catat seluruh pengamatan dengan lengkap dan teliti bila

perlu dengan foto.

4. Hasil percobaan inokulasi yang terbaik dapat disimpan

dalam lemari pendingin untuk dipergunakan pada percobaan

minggu depannya atau untuk identifikasi.

Page 19: Inokulasi Dan Isolasi

B. Pembahasan

Isolasi mikroorganisme adalah cara pemindahan

mikroorganisme darii lingkungan untuk mendapatkan biakan

yang murni. Sedangkan inokulasi mikroorganisme adalah suatu

cara penanaman mikroba ke dalam suatu medium. Isolasi

mikroorganisme bertujuan memperlihatkan keanekaragaman

mikroorganisme diudara atau dilingkungan sekitar kita dan

inokulasi dilakukan bertujuan untuk mengamati pengaruh-

pengaruh lingkungan terhadap  pertumbuhan mikroba yang ada

disekitar kita selama ini.

Pada praktikum isolasi, metode yang digunakan adalah

metode tuang, metode sebar, metoge gores dan metode tabur.

Pada praktikum inokulasi metode yang digunakan adalh metode

miring, metode tegak, dan metode cair.

Untuk metode isolasi, pada metode tuang dilakukan

dengan menuang sampel kedalam cawan petri terlebih dahulu,

kemudian menuang medium sebanyak 10 ml. Setelah itu

diingkubasi selama 1 x 24 jam dan diamati. Untuk metode gores

kedalam cawan Petri dituang tunggu hingga memadat setelah itu

dimasukkan sample sebanyak 1 ose dan digores pada

permukaan medium secara zig-zag dan diingkubasi 1 x 24 jam.

Pada metode sebar dimasukkan medium dahulu sebanyak 10 ml

Page 20: Inokulasi Dan Isolasi

tunggu hingga memadat, kemudian dimasukkan sampel pada

permukaan medium dengan cara disebar. Dan untuk metode

tabur, yaitu sampel terlebih dahulu ditabur pada cawan petri,

kemudian dimasukkan medium sebanyak 10 ml, dan diingkubasi

1 x 24 jam.

Untuk metode inokulasi, metode tegak dengan cara

menuang medium NA sebanyak 10 ml kedalam tabung reaksi

steril,  kemudian dimasukkan 1 ose Streptococus mutans dan

diingkubasi selama 1 x 24 jam. Untuk metode miring dengan

cara menuang 10 ml medium NA kedalam tabung reaksi steril,

kemudian dibiarkan memadat dengan kemiringan 45o, setelah itu

diambil 1 ose Sreptococcus mutans dan digores pada permukaan

medium dengan cara zig-zag. Untuk metude cair dengan cara

menuang medium NB kedalam tabung reaksi steril kemudian

dituang sampel mikroba dan diingkubasi 1 x 24 jam.

Untuk uji Streptococcus mutans pada Na tegak ditemukan

bentuk koloni yang papiliate, pada NA miring bentuk koloninya

flocculent growth, dan untuk NB bentuk koloninya sediment.

Untuk Rhizopusbentuk koloninya untuk NA tegak pellide, NA

miring uniform turbidity dan untuk metode cair bentuk koloninya

cerab.

Page 21: Inokulasi Dan Isolasi

Untuk uji beberapa sampel pada metode isolasi bakteri

diperoleh urin dengan metode gores mempunyai bentuk yang

circular, tepinya entire, dan elevasinya convex. Buavita dengan

metode sebar mempunyai bentuk yang irregular, tepinya lobate,

dan elevasinya umbonate. Air PAM Daya dengan metode tuang

mempunyai bentuk yang circular, tepinya entire, dan elevasinya

convex. Tanah Rappocini dengan metode sebar mempunyai

bentuk yang rhizoid, tepinya serrate, dan elevasinya flat.

Sedangkan pada isolasi jamur diperoleh urin dengan

metode gores mempunyai bentuk yang circular, tepinya entire,

dan elevasinya convex. Buavita dengan metode sebar

mempunyai bentuk yang circular, tepinya entire, dan elevasinya

convex. Air PAM Daya dengan metode tuang mempunyai bentuk

yang circular, tepinya entire, dan elevasinya convex. Tanah

Rappocini dengan metode sebar mempunyai bentuk yang

filamentous, tepinya undulate, dan elevasinya umbonate.

BAB III

KAJIAN PRAKTIKUM

A.   Alat yang dipakai

Adapun alat-alat yang dipakai pada percobaan kali ini

adalah autoklaf, botol coklat, cawan petri, cutton bud,

Page 22: Inokulasi Dan Isolasi

erlenmeyer, enkas, inkubator, kompor gas, lampu spritus, ose

bulat, ose lurus, oven, rak tabung, sendok tanduk, spatula, spoit,

tabung reaksi, timbangan analitik.

B.   Bahan yang digunakan

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum

kali ini adalah Air sumur, air PAM Daya, air Akkarena, air sumur

bor Muh. Yamin, tanah pettarani (Maros), tanah Hj. Kalla,tanah

Rappocini, Tanah BTP, teh pucuk, buavita, slai olai, Nissin

crispy, Escherichia coli,Streptococus mutans, Streptococcus

aereuns, Candida albican, Sallmonella thypii.

C.   Cara Kerja

1.    Inokulasi Mikroorganisme

a.    Medium Agar Tegak

·         Disiapkan medium GNA tegak dengan mengambil sebanyak

10 mL menggunakan spoit kemudian dimasukkan ke dalam

tabung reaksi dan dibiarkan membeku dengan posisi tegak.

Mulut tabung reaksi dan labu erlemeyer berisikan GNA dipijarkan

sebentar di atas nyala lampu spiritus.

·         Dimasukkan ke dalam autoklaft dan dibiarkan memadat

dalam posisi tegak.

·         Dipijarkan ose lurus di atas nyala lampu spiritus ose yang

telah disterilkan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi

Page 23: Inokulasi Dan Isolasi

Strephococcus muttans dan kemudian ditusukkan pada medium

GNA tegak dengan cara ose diusahakan tegak lurus dan

dilakukan dekat dengan nyala api spiritus dan ditutup kapas. Ose

dipijarkan kembali.

·         Diberikan label pada tabung reaksi dan diinkubasi selam 1 x

24 jam pada suhu 37o C.

b.    Medium Agar Miring

·         Disiapkan medium GNA dengan cara mengambil GNA

sebanyak 10 mL menggunakan spoit lalu dipindahkan ke dalam

tabung reaksi dan diatur kemiringan agar GNA miring dapat

terbentuk dengan baik. Sebelum dituang mulut tabung reakasi

dan labu erlemeyer dipijarkan sebentar di atas nyala api.

·         Dimasukkan ke dalam autoklaft dan diatur kemiringannya

agar NA miring dapat memadat dengan baik.

·         Dipijarkan ose bulat di atas nyala lampu spiritus, kemudian

ose dimasukkan ke dalam tabung yang berisi biakan

Strephococcus muttans dan lalu digores secara zig-zag ke dalam

GNA miring, lalu ose disterilkan.

·         Diberikan label pada tabung reaksi dan diinkubasi selam 1 x

24 jam pada suhu 37o C.

c.    Medium Cair

Page 24: Inokulasi Dan Isolasi

·         Diambil 10 mL GNB menggunakan spoit steril yang telah

disiapkan ke dalam tabung reaksi yang sebelumnya pada mulut

tabung reaksi dan labu erlemeyer telah dipijarkan sebentar.

·         Dibiarkan tabung reaksi berdiri tegak dan ose yang telah

disterilkan ditusukkan pada tabung reaksi biakan yang berisi

Strephococcus muttans dan kemudian dimasukkan ke dalam

tabung reaksi medium cair.

·         Diberikan label pada tabung reaksi dan diinkubasi selam 1 x

24 jam pada suhu 37o C.

Page 25: Inokulasi Dan Isolasi

2.    Isolasi Mikroorganisme

a.    Metode Sebar

·         Dituang medium GNA 10 mL ke dalam cawan petri steril

kemudian ditutup dan dihomogenkan permukaan medium

dengan cara menggoyang-goyangkan dengan putaran yang

sama/ seimbang. Dibiarkan memadat pada suhu kamar.

Sebelumnya mulut labu erlemeyer telah dipijarkan sebentar,

atau penuangan dilakukan secara aseptis.

·         Diambil sedikit sampel (Buavita) kemudian disebar merata di

atas permukaan medium dalam cawan petri.

·         Diinkubasi selam 1 x 24 jam dalam incubator.

b.    Metode Tabur

·         Dituang medium GNA 10 mL ke dalam cawan petri steril

kemudian ditutup dan dihomogenkan permukaan medium

dengan cara menggoyang-goyangkan dengan putaran yang

sama/ seimbang. Dibiarkan memadat pada suhu kamar.

Sebelumnya mulut labu erlemeyer telah dijarkan sebentar atau

penuangan dilakukan secara aseptis.

·         Diambil sedikit sampel (Tanah jl. Rappocini) kemudian ditabur

merata di atas permukaan medium dalam cawan petri dengan

bantuan spatel steril.

·         Diinkubasi selama 1 x 24 jam dalam incubator.

Page 26: Inokulasi Dan Isolasi

c.    Metode Tuang

·         Dituangkan sampel (Air PAM DAYA) sebanyak 1 mL ke dalam

cawan petri steril.

·         Dituangkan medium GNA sebanyak 10 mL ke dalam cawan

petri tersebut dengan cara aseptic (dipijarkan sebentar mulut

labu erlemeyer).

·         Dihomogenkan permukaan medium dengan cara

menggoyang-goyangkan dengan putaran yang sama/ seimbang.

·         Dibiarkan medium memadat

·         Diinkubasi selama 1 x 24 jam di dalam incubator.

d.    Metode Gores

·         Dituang medium GNA 10 mL ke dalam cawan petri steril

kemudian ditutup dan dihomogenkan permukaan medium

dengan cara menggoyang-goyangkan dengan putaran yang

sama/ seimbang. Dibiarkan memadat pada suhu kamar.

Sebelumnya mulut labu erlemeyer telah dijarkan sebentar atau

penuangan dilakukan secara aseptis.

·         Digoreskan sampel urine di atas medium dengan cara zig-zag

dengan menggunakan swab steril.

·         Diinkubasi medium selama 1 x 24 jam di dalam incubator.

Page 27: Inokulasi Dan Isolasi
Page 28: Inokulasi Dan Isolasi
Page 29: Inokulasi Dan Isolasi

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjaseputro., 1998., “Dasar-dasar Mikrobiologi”.,  Djambatan.,

Malang.

Jide, N., Sartini., 2003., “Mikrobiologi Farmasi Dasar., Universitas

Hasanuddin., Makassar.

Oetomo hadi, Ratna sari., 1990., ”Mikrobiologi Dasar Dalam

Praktek”.,PT.Gramedia., Jakarta.

Pelczaer Jr, ECS Chan., 1986., “Dasar-Dasar Mikrobiologi”., Universitas

Indonesia., Jakarta.

Sutedjo, M, dkk., 1997., “ Mikrobiologi Tanah” ., Rineka Cipta., Jakarta.

Volk  W. A. F , Wheeter  ,  1998  ,  Mikrobiologi Dasar  , Erlangga;

Jakarta