Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang mikroorganisme itu banyak sekali
sumbernya misalnya saja dari makanan, minuman, kotoran,
tanah, air, dan udara. Untuk memperoleh biakan murni atau
biakan yang sebenarnya dibutuhkan suatu cara atau metode.
Dalam praktikum ini ada dua metode yang dilakukan yaitu
inokulasi dan isolasi. Dimana inokulasi merupakan suatu
pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke
medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.
Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang
dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada
praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi biakan
mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari
mikrobiologi dengan satu kultur murni saja. Sedangkan isolasi
adalah cara untuk memisahkan mikroorganisme tertentu dari
lingkungan.
Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan
pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran.
Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik
Page 2
untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan
berulangkali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan
cair atau padat. Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya
pertumbuhan mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk
pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen, sedangkan
pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini adalah :
1. Bagaimana cara mengisolasi dan menginokulasi
mikroorganisme?
2. Bagaimana morfologi dari pertumbuhan mikroorganisme
tersebut ?
C. Maksud Praktikum
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara
mengisolasi mikroorganisme dari lingkungannya dan
menginokulasi kultur murni mikroorganisme ke media
pertumbuhan yang sesuai.
D. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum adalah:
1. Untuk menentukan bentuk koloni, elevasi, tepi dan struktur
dalam dari mikroorganisme hasil isolasi dari substrat padat,
cairan dari lingkungan pada medium TEA.
Page 3
2. Untuk menentukan bentuk pertumbuhan koloni mikroba
Candida albicans, Streptococcus aereus, Streptococcus mutans
dan E. coli dari medium miring, tegak dan cair.
E. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu untuk melihat
keanekaragaman mikroorganisme pada berbagai bahan di
lingkungan sekitar kita.
Page 4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Mikroorganisme terdapat dimana-mana disekitar
kita.mereka menghuni tanah, air dan atmosfer. Mikroorganisme
dalam lingkungan alamiah jarang terdapat sebagai biakan murni.
Berbagai sedimen tanah atau air boleh jadi mengandung
bermacam-macam spesies cendawan, protozoa, algae, bakteri
dan virus. Karena itu konsep kultur murni yang ditekankan
terdahulu harus dinilai kembali dalam penelaan ekosistem
mikroba. Setiap spesies mikroorganisme akan tumbuh dengan
baik didalam lingkungan hanya selama kondisinya
menguntungkan bagi pertumbuhan dan untuk mempertahankan
dirinya. Begitu terjadi perubahan radialdalam hal suhu atau pH,
yang membuat kondisi bagi pertumbuhan spesies lain lebih
menguntungkan, maka organisme yang telah teradaptasi dengan
baik dalam keadaan lingkungan terdahulu (Pelezaer Jr. Michael,
ESC Chan., 2001).
Page 5
Di dalam alam, mikroba terdapat berbagai populasi
campuran dari berbagai jenis mikroba yang berbeda. Dengan
ilmu pengetahuan tentang mikrobiologi, maka dapat dipelajari
spesies mikroba yang telah dipisahkan (diisolasi), tumbuh dalam
suatu lingkungan yang bebas dari pencemaran oleh bentuk-
bentuk kehidupan lain. Untuk mempelajari kehidupan
mikroba perlu dilakukan kulturisasi (pembiakan) dan isolasi
(pemisahan) mikroba yang umumnya membutuhkan teknik-
teknik tertentu (Sutedjo, 1997).
Beberapa mikroorganisme merupakan mikroorganisme
yang dapat tumbuh dimana-mana, sehingga secara umum dapat
dibagi menjadi beberapa spesies. Dalam proses pemisahan harus
dilakukan dengan tepat dan penuh ketelitian. Setelah suatu
medium telah terisi mikroba maka kegiatan identifikasi dapat
dilakukan (Oetomo Hadi, Ratna Sari., 1990).
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa mikroorganisme di
alam terdistribusi dimana-mana dalam jumlah yang besar dan
sangat kompleks. Beratus-ratus spesies mikrorganisme yang
meghuni bermacam-macam pada bagian tubuh kita, seperti di
dalam mulut, saluran pencernaan dan kulit, dan mereka dalam
jumlah yang banyak. Sebagai contoh adalah sekali bersin dapat
menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Penelitian perlu
Page 6
dilakukan, terutama apabila akan memisahkan populasi
campuran mikroorgansime dari alam yang disebut biakan
campuran menjadi spesies-spesies yang berbeda-beda menjadi
suatu biakan murni yang terdiri atas satu jenis mikroorganisme
(Jide, 2003).
Inokulasi (penanaman bakteri) merupakan pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang
baru minta banyak ketelitian. Untuk itu terlebih dahulu harus
diusahakan agar semua alat-alat yang ada sangkut-paut dengan
medium dan pekerjaan inokulasi itu benar-benar steril, ini untuk
menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroorganisme yang
tidak kita inginkan (Dwidjaseputro, 1998).
Untuk meumbuhkan suatu biakan bakteri dalam media
steril sejumlah sel-sel (inokulum) dipindahkan (diinokulasi)
kedalam media dengan perlakuan khusus untuk
mempertahankan kemurnian dari biakan. Pada waktu inokulasi,
jarum yang digunakan untuk memindahkan mikroba harus
dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah melakukan
pemindahan. Pemanasan ini menghancurkan setiap bentuk
kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindah
(Sutedjo, 1997).
Page 7
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis
mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Hal ini dapa dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat, karena dalam media
padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang
tetap pada tempatnya. Bila digunakan media cair, sel-sel
mikroba sulit dipisahkan secara individu karena terlalu kecil dan
tidak tetap tinggal ditempatnya (Sutedjo, 1997).
Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai
bentuk, permukaan, dan tepi. Bentuk koloni dilukiskan sebagai
titik-titik, bulat, benang, serupa akar, serupa kumparan. Sifat-
sifat koloni pada agar-agar miring berkisar bentuk dan tepi koloni
dan sifat itu dinyatakan dengan pedang, seperti duri, serupa
tasbih, serupa titik, serupa batang, dan serupa akar (Volk W.A.F
Wheeter., 1998).
B. Uraian Bahan
1. Agar (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Agar
Sinonim : Agar-Agar
Pemerian : Berkas potongan memanjang, berlekatan
atau berbentuk keping, serpih atau
butiran, jingga lemah kekuningan sampai
Page 8
kuning pucat atau berwarna, tidak berbau
atau lemah, rasa berlendir.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air , dan larut
dalam air mendidih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium NA.
2. Alkohol 70 % (Ditjen POM III, 1979)
Nama resmi : Aethanolum
Sinonim : Alkohol
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah
menguap dan mudah bergerak; bau
khas rasa panas. Mudah terbakar
dengan memberikan nyala biru yang
tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air,
kloroform P dan dalam eter P.
Page 9
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya; di tempat
sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Sebagai aseptis
3. Aquades ( Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Aqua destillata
Sinonim : Aquades, air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa.
Kegunaan : Sebagai pelarut
4. Glukosa (Dirjen POM , FI III, 1979 : 268)
Nama Resmi : GLUKOSUM
Nama Lain : Glukosa
RM / BM : C6H12O6 / 198,17
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk
hablur atau butiran putih, tidak
berbau, rasa manis
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat
mudah larut dalam air mendidih,
Page 10
agak sukar larut dalam etanol (95) P.
Mendidih
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai pereaksi
C. Uraian sampel
1. Air laut Akkarena
2. Air sumur bor Muhammad Yamin
3. Air sumur Singa
4. Air PDAM Daya
5. Kotoran hidung
6. Kotoran kulit
7. Urin
8. Saliva
9. Slay O’lay
Komposisi: tepung terigu, fruktosa, minyak nabati, glukosa, gula,
puree nanas, susu bubuk, garam, pengatur keasaman, lesithin
kedelai, pectin, bahan pengembang ( ammonium bikarbonat,
natrium bikarbonat), kalsium bikarbonat, kalsium karbonat,
panile, perisa nanas, pewarna makanan, premis piramin,
Informasi nilai gizi:
· Energy total 170 kkal
· Energy lemak 45kkal
Page 11
· Lemak total 5g 5%akg
· Protein 2g 3%akg
· Karbohidrat total 30g 10%akg
· Gula 13g
· Natrium 120mg 5%akg
· Vitamin b1 25%akg
· Vitamin b2 10%
· Vitamin b6 20%
· Vitamin b12 15%
· Kalsium 6%
Produksi : PT. Mayora Indah
10. Nissin Crispy
Komposisi : Tepung Terigu, Lemak Nabati, Gula, Keju,
Susu Bubuk, Soda Kue, Garam, Lesitin Kedelai, Bumbu Sapi
Panggang, Penguat Rasa (MSG), Perisa Keju, Pewarna Makanan
Tartrazin Cl 19140
Produksi : PT. NISSIN BISCUIT INDONESIA
11. Teh Pucuk Harum
Komposisi : Air, Gula, Teh Melati (Pucuk daun teh
pilihan)
Informasi gizi : Kandungan energi total 150 kkal. Lemak
dan protein 0 g, karbohidrat 39 g, gula 20 g, dan natrium 20 mg
Page 12
Produksi : PT. Mayora Indah
12. Buavita Jambu Biji
Komposisi : Sukrosa, perisa jambu, vitamin C,
garam, pewarna alami karmin (CI 73015), pengatur keasaman
asam sitrat, pemantap nabati, vitamin A, air, dan buah jambu.
Informasi gizi : Lemak total 0 g, Protein 17 g,
Karbohidrat 1 g, serat 10 g, Gula 55 g, Natrium, Kalium, Vitamin
C, Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin B3, Vitamin B6, Asam folat,
dan Vitamin C.
Produksi : PT. Ultra Jaya Milk
Page 13
13. Tanah BTP
14. Tanah Hj. Kalla
15. Tanah Rappocini
16. Tanah Pettarani (Maros)
D. Uraian Mikroba
1. Escherichia coli (Chairuddin, 1999)
Kingdom : Prokariotik
Divisio : Cyanobacteria/Bacteria
Class : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Familia : Enterobacteriaceae / Escherichieae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
Morfologi : Sel bakteri Escherichia coli berbentuk batang
dengan kedua sisinya sejajar dan kedua kutub atau ujungnya
berbentuk cembung; mempunyai ukuran panjang dengan
rentang 2 – 3 mm, dan lebar 0,6 mm, dan bersifat gram-negatif.
2. Staphylococcus aureus (Chairuddin, 1999)
Kingdom : Prokariotik
Divisio : Scotobacteria
Page 14
Ordo : Eubacteriales
Familia : Micrococeaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus
Morfologi: Kuman ini berbentuk sferis, bila menggerombol dalam
susunan yang tidak teratur mungkin sisinya, agak rata karena
tertekan. Diameter kuman antara 0,8 – 1,0 mikron. Pada sediaan
langsung yang berasal dari nanah dapat terlihat sendiri,
berpasangan, menggerombol, dan bahkan dapat tersusun seperti
rantai pendek. Susunan gerombol yang tidak teratur biasanya
ditemukan pada sediaan yang dibuat dari pembenihan padat,
sedangkan dari pembenihan kaldu biasanya ditemukan tersendiri
atau tersusun sebagai rantai pendek. Kuman ini tidak bergerak,
tidak berspora dan gram positif. Hanya kadang-kadang yang
gram negatif dapat ditemukan pada bagian tengah gerombolan
kuman, pada kuman yang telah difagositosis dan pada biakan
tua yang hampir mati.
3. Salmonella thyposa (Pelczaer,1986)
Kingdom : Procaryotae
Divisio : Protophyta
Class : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Page 15
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Species : Salmonella thyposa
Morfologi :Merupakan kuman gram negatif, tidak berspora,
banyaknya/besarnya bervariasi, bergerak dengan flagel peritrik
tumbuh dengan cepat pada pembenihan biasa tetapi tidak
merugikan laktosa/sukrosa. Cenderung menghasilkan hydrogen
sulfide, dapat hidup dalam air yang dibekukan. Untuk masa yang
lama resisten terhadap zat kimia tertentu seperti hijau brilliant,
Na-tetrationat, Na-dioksi kholat, menghambat kuman koliform
dan bermanfaat untuk mengisolasi.
4. Streptococcus mutans (Pelczaer, 1986)
Kingdom : Procaryotae
Divisio : Protophyta (Schizophyta)
Class : Schyzomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Micrococcaceae
Genus : Streptococcus
Spesies : Streptococcus mutans
Morfologi : Sel berupa batang, bersifat aerobik, bergerak dengan flagel,
membentuk endospora tersebar luas dalam tanah dan terbawa
oleh partikel-partikel debu diudara, mempunyai habitat pada
Page 16
tanah, air, lingkungan aquatic sel pencernaan hewan maupun
pada manusia.
D. Prosedur Kerja (Suriawira,2005)
a. Penuangan Media
1. Media yang telah kita buat minggu kemarin, kita panaskan
sampai cair.
2. Telah tersedia 3 cawan petri dan 6 tabung reaksi. Cawan
petri masing-masing diisi 15 ml media NA, MCA dan SDA. Pipet
menggunakan pipet volume 20 ml. sedangkan tabung reaksi diisi
2 ml media yang sama dengan tegak dan miring. Pipet
menggunakan pipet volume 5 ml. beri label.
3. Pada cawan putar sekali saja dan jangan diganggu atau
digoncang agar tidak terjadi gumpalan. Pada tabung media
miring, setelah diisi media taung disandarkan pada rak tabung
agar miring. Biarkan memadat.
4. Setelah memadat, media siap digores. Lebih baik diamkan
sampai dingin pada suhu kamar.
b. Inokulasi Mikroorganisme
1. Inokulasikan masing-masing 1 isolat mikroorganisme yang
telah disediakan, yaitu ; air bak, air ledeng, dan air selokan. Cara
melakukan inokulasi yaitu dengan cara menggores media plat
Page 17
dan miring meggunakan ose bulat, sedangkan media tegak
ditusuk dengan menggunakan kawat ose lurus.
2. Air bak, Air ledeng dan air selokan digores pada cawan
petri yang masing-masing telah berisi media NA, SDA dan MCA.
Tiap cawan diberi tanda untuk masing-masing air.
3. Sedangkan pada tabung reaksi masing-masing berisi
madia yang sama namun dibuat tegak dan miring. Kita hanya
menggores dan menusuk air selokan saja pada tabung ini.
4. Setiap selesai melakukan inokulasi satu galur
mikroorganisme, kawat ose harus di flambir (dibakar sempurna
msampai membara) untuk menghidari kontaminasi. Galur
kapang lebih baik diinokuasi akhir untuk menghindari
penyebaran spora yang tidak diinginkan.
c. Inkubasi Hasil Inokulasi
1. Semua cawan dan tabung di inkubasi pada suhu yang
optimum dan waktu yang tepat untuk pertumbuhan
mikroorganisme yang diinokulasi. Biakan bakteri pada 35-370C
selama 24 jam sampai 48 jam, khamir pada 30-350C selama 3
hari dan kapang pada 20-250C selama 5-7 hari.
2. Untuk hasil inokulasi pada media MCA dan NA dimasukkan
dalam incubator. Dibungkus dengan kertas coklat (duplo) dan
Page 18
diberi label agar tidak tertukar dengan yang lain. Sedangkan
pada SDA dimasukkan dalam lemari kayu dibungkus an diberi
label.
3. Pengamatan dilakukan terhadap seluruh cirri makroskopis
yang dapat dilihat. Jika perlu dapat dilihat cirri makroskopisnya
juga. Catat seluruh pengamatan dengan lengkap dan teliti bila
perlu dengan foto.
4. Hasil percobaan inokulasi yang terbaik dapat disimpan
dalam lemari pendingin untuk dipergunakan pada percobaan
minggu depannya atau untuk identifikasi.
Page 19
B. Pembahasan
Isolasi mikroorganisme adalah cara pemindahan
mikroorganisme darii lingkungan untuk mendapatkan biakan
yang murni. Sedangkan inokulasi mikroorganisme adalah suatu
cara penanaman mikroba ke dalam suatu medium. Isolasi
mikroorganisme bertujuan memperlihatkan keanekaragaman
mikroorganisme diudara atau dilingkungan sekitar kita dan
inokulasi dilakukan bertujuan untuk mengamati pengaruh-
pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan mikroba yang ada
disekitar kita selama ini.
Pada praktikum isolasi, metode yang digunakan adalah
metode tuang, metode sebar, metoge gores dan metode tabur.
Pada praktikum inokulasi metode yang digunakan adalh metode
miring, metode tegak, dan metode cair.
Untuk metode isolasi, pada metode tuang dilakukan
dengan menuang sampel kedalam cawan petri terlebih dahulu,
kemudian menuang medium sebanyak 10 ml. Setelah itu
diingkubasi selama 1 x 24 jam dan diamati. Untuk metode gores
kedalam cawan Petri dituang tunggu hingga memadat setelah itu
dimasukkan sample sebanyak 1 ose dan digores pada
permukaan medium secara zig-zag dan diingkubasi 1 x 24 jam.
Pada metode sebar dimasukkan medium dahulu sebanyak 10 ml
Page 20
tunggu hingga memadat, kemudian dimasukkan sampel pada
permukaan medium dengan cara disebar. Dan untuk metode
tabur, yaitu sampel terlebih dahulu ditabur pada cawan petri,
kemudian dimasukkan medium sebanyak 10 ml, dan diingkubasi
1 x 24 jam.
Untuk metode inokulasi, metode tegak dengan cara
menuang medium NA sebanyak 10 ml kedalam tabung reaksi
steril, kemudian dimasukkan 1 ose Streptococus mutans dan
diingkubasi selama 1 x 24 jam. Untuk metode miring dengan
cara menuang 10 ml medium NA kedalam tabung reaksi steril,
kemudian dibiarkan memadat dengan kemiringan 45o, setelah itu
diambil 1 ose Sreptococcus mutans dan digores pada permukaan
medium dengan cara zig-zag. Untuk metude cair dengan cara
menuang medium NB kedalam tabung reaksi steril kemudian
dituang sampel mikroba dan diingkubasi 1 x 24 jam.
Untuk uji Streptococcus mutans pada Na tegak ditemukan
bentuk koloni yang papiliate, pada NA miring bentuk koloninya
flocculent growth, dan untuk NB bentuk koloninya sediment.
Untuk Rhizopusbentuk koloninya untuk NA tegak pellide, NA
miring uniform turbidity dan untuk metode cair bentuk koloninya
cerab.
Page 21
Untuk uji beberapa sampel pada metode isolasi bakteri
diperoleh urin dengan metode gores mempunyai bentuk yang
circular, tepinya entire, dan elevasinya convex. Buavita dengan
metode sebar mempunyai bentuk yang irregular, tepinya lobate,
dan elevasinya umbonate. Air PAM Daya dengan metode tuang
mempunyai bentuk yang circular, tepinya entire, dan elevasinya
convex. Tanah Rappocini dengan metode sebar mempunyai
bentuk yang rhizoid, tepinya serrate, dan elevasinya flat.
Sedangkan pada isolasi jamur diperoleh urin dengan
metode gores mempunyai bentuk yang circular, tepinya entire,
dan elevasinya convex. Buavita dengan metode sebar
mempunyai bentuk yang circular, tepinya entire, dan elevasinya
convex. Air PAM Daya dengan metode tuang mempunyai bentuk
yang circular, tepinya entire, dan elevasinya convex. Tanah
Rappocini dengan metode sebar mempunyai bentuk yang
filamentous, tepinya undulate, dan elevasinya umbonate.
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A. Alat yang dipakai
Adapun alat-alat yang dipakai pada percobaan kali ini
adalah autoklaf, botol coklat, cawan petri, cutton bud,
Page 22
erlenmeyer, enkas, inkubator, kompor gas, lampu spritus, ose
bulat, ose lurus, oven, rak tabung, sendok tanduk, spatula, spoit,
tabung reaksi, timbangan analitik.
B. Bahan yang digunakan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum
kali ini adalah Air sumur, air PAM Daya, air Akkarena, air sumur
bor Muh. Yamin, tanah pettarani (Maros), tanah Hj. Kalla,tanah
Rappocini, Tanah BTP, teh pucuk, buavita, slai olai, Nissin
crispy, Escherichia coli,Streptococus mutans, Streptococcus
aereuns, Candida albican, Sallmonella thypii.
C. Cara Kerja
1. Inokulasi Mikroorganisme
a. Medium Agar Tegak
· Disiapkan medium GNA tegak dengan mengambil sebanyak
10 mL menggunakan spoit kemudian dimasukkan ke dalam
tabung reaksi dan dibiarkan membeku dengan posisi tegak.
Mulut tabung reaksi dan labu erlemeyer berisikan GNA dipijarkan
sebentar di atas nyala lampu spiritus.
· Dimasukkan ke dalam autoklaft dan dibiarkan memadat
dalam posisi tegak.
· Dipijarkan ose lurus di atas nyala lampu spiritus ose yang
telah disterilkan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi
Page 23
Strephococcus muttans dan kemudian ditusukkan pada medium
GNA tegak dengan cara ose diusahakan tegak lurus dan
dilakukan dekat dengan nyala api spiritus dan ditutup kapas. Ose
dipijarkan kembali.
· Diberikan label pada tabung reaksi dan diinkubasi selam 1 x
24 jam pada suhu 37o C.
b. Medium Agar Miring
· Disiapkan medium GNA dengan cara mengambil GNA
sebanyak 10 mL menggunakan spoit lalu dipindahkan ke dalam
tabung reaksi dan diatur kemiringan agar GNA miring dapat
terbentuk dengan baik. Sebelum dituang mulut tabung reakasi
dan labu erlemeyer dipijarkan sebentar di atas nyala api.
· Dimasukkan ke dalam autoklaft dan diatur kemiringannya
agar NA miring dapat memadat dengan baik.
· Dipijarkan ose bulat di atas nyala lampu spiritus, kemudian
ose dimasukkan ke dalam tabung yang berisi biakan
Strephococcus muttans dan lalu digores secara zig-zag ke dalam
GNA miring, lalu ose disterilkan.
· Diberikan label pada tabung reaksi dan diinkubasi selam 1 x
24 jam pada suhu 37o C.
c. Medium Cair
Page 24
· Diambil 10 mL GNB menggunakan spoit steril yang telah
disiapkan ke dalam tabung reaksi yang sebelumnya pada mulut
tabung reaksi dan labu erlemeyer telah dipijarkan sebentar.
· Dibiarkan tabung reaksi berdiri tegak dan ose yang telah
disterilkan ditusukkan pada tabung reaksi biakan yang berisi
Strephococcus muttans dan kemudian dimasukkan ke dalam
tabung reaksi medium cair.
· Diberikan label pada tabung reaksi dan diinkubasi selam 1 x
24 jam pada suhu 37o C.
Page 25
2. Isolasi Mikroorganisme
a. Metode Sebar
· Dituang medium GNA 10 mL ke dalam cawan petri steril
kemudian ditutup dan dihomogenkan permukaan medium
dengan cara menggoyang-goyangkan dengan putaran yang
sama/ seimbang. Dibiarkan memadat pada suhu kamar.
Sebelumnya mulut labu erlemeyer telah dipijarkan sebentar,
atau penuangan dilakukan secara aseptis.
· Diambil sedikit sampel (Buavita) kemudian disebar merata di
atas permukaan medium dalam cawan petri.
· Diinkubasi selam 1 x 24 jam dalam incubator.
b. Metode Tabur
· Dituang medium GNA 10 mL ke dalam cawan petri steril
kemudian ditutup dan dihomogenkan permukaan medium
dengan cara menggoyang-goyangkan dengan putaran yang
sama/ seimbang. Dibiarkan memadat pada suhu kamar.
Sebelumnya mulut labu erlemeyer telah dijarkan sebentar atau
penuangan dilakukan secara aseptis.
· Diambil sedikit sampel (Tanah jl. Rappocini) kemudian ditabur
merata di atas permukaan medium dalam cawan petri dengan
bantuan spatel steril.
· Diinkubasi selama 1 x 24 jam dalam incubator.
Page 26
c. Metode Tuang
· Dituangkan sampel (Air PAM DAYA) sebanyak 1 mL ke dalam
cawan petri steril.
· Dituangkan medium GNA sebanyak 10 mL ke dalam cawan
petri tersebut dengan cara aseptic (dipijarkan sebentar mulut
labu erlemeyer).
· Dihomogenkan permukaan medium dengan cara
menggoyang-goyangkan dengan putaran yang sama/ seimbang.
· Dibiarkan medium memadat
· Diinkubasi selama 1 x 24 jam di dalam incubator.
d. Metode Gores
· Dituang medium GNA 10 mL ke dalam cawan petri steril
kemudian ditutup dan dihomogenkan permukaan medium
dengan cara menggoyang-goyangkan dengan putaran yang
sama/ seimbang. Dibiarkan memadat pada suhu kamar.
Sebelumnya mulut labu erlemeyer telah dijarkan sebentar atau
penuangan dilakukan secara aseptis.
· Digoreskan sampel urine di atas medium dengan cara zig-zag
dengan menggunakan swab steril.
· Diinkubasi medium selama 1 x 24 jam di dalam incubator.
Page 29
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjaseputro., 1998., “Dasar-dasar Mikrobiologi”., Djambatan.,
Malang.
Jide, N., Sartini., 2003., “Mikrobiologi Farmasi Dasar., Universitas
Hasanuddin., Makassar.
Oetomo hadi, Ratna sari., 1990., ”Mikrobiologi Dasar Dalam
Praktek”.,PT.Gramedia., Jakarta.
Pelczaer Jr, ECS Chan., 1986., “Dasar-Dasar Mikrobiologi”., Universitas
Indonesia., Jakarta.
Sutedjo, M, dkk., 1997., “ Mikrobiologi Tanah” ., Rineka Cipta., Jakarta.
Volk W. A. F , Wheeter , 1998 , Mikrobiologi Dasar , Erlangga;
Jakarta