LAPORAN KASUS INISIASI PEMBERIAN OAT PADA PASIEN TB DENGAN HIV Diajukan Kepada : Pembimbing : dr. Soroy Lardo, Sp.PD, FINASIM Disusun Oleh : Reza Angga Pratama 1410221025 Divisi Penyakit Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto Fakultas Kedokteran UPN Veteran
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN KASUSINISIASI PEMBERIAN OAT PADA PASIEN TB DENGAN
HIV
Diajukan Kepada :Pembimbing : dr. Soroy Lardo, Sp.PD, FINASIM
Disusun Oleh :
Reza Angga Pratama 1410221025
Divisi Penyakit Tropik Infeksi Departemen Penyakit DalamRSPAD Gatot Soebroto
Fakultas Kedokteran UPN Veteran
Pendahuluan
• HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV.
• Di seluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta orang hidup dengan HIV yang meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15 tahun.
• Jumlah infeksi baru HIV pada tahun 2013 sebesar 2,1juta yang terdiri dari 1,9 juta dewasa dan 240.000 anak berusia <15 tahun. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,5 juta yang terdiri dari 1,3 juta dewasa dan 190.000 anak berusia <15 tahun.1
• Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu infeksi oportunistik (IO) tersering pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia. Infeksi HIV memudahkan terjadinya infeksi Mycobacterium tuberculosis.
• Meskipun risiko TB turun 70-90% pada pasien yang meminum ART, TB masih merupakan penyebab tersering kematian pada penderita HIV. Pada tahun 2012, 4.1 juta orang yang terdaftar pengobatan HIV dengan TB, meningkat dari 3.5 juta ditahun 2011.
Tinjauan Pustaka
HIV/AIDS
• Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala atau penyakit yang diakibatkan karena penurunan kekebalan tubuh akibat adanya infeksi oleh Human Imunodeficiency Virus (HIV) yang termasuk famili retroviridae.
• AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.3
ETIOLOGI
HIV merupakan suatu virus RNA bentuk sferis dengan diameter 1000 angstrom yang termasuk retrovirus dari family lentivirus. Strukturnya terdiri dari lapisan luar atau envelop yang terdiri atas glikoprotein gp120 yang melekat pada glikoprotein gp4.
Dibagian dalamnya terdapat lapisan kedua yang terdiri dari protein p17. Setelah itu terdapat inti HIV yang dibentuk oleh protein p24. Didalam inti terdapat komponen penting terdiri dari 2 buah rantai RNA dan enzim reverse transkriptase 3
Transmisi
• HIV bisa ditularkan oleh kontak seksual baik homoseksual atau heteroseksual, oleh darah atau produk darah, dan oleh infeksi ibu ke bayi baik intrapartum, perinatal, atau oleh ASI.4
Patogenesis
• Limfosit CD4+ (sel T helper atau Th) merupakan target utama infeksi HIV karena virus mempunyai afinitas terhadap molekul permukaan CD4.
• Kejadian infeksi HIV primer dapat dipelajari pada model infeksi akut Simian Immunodeficiency Virus (SIV).
• SIV dapat menginfeksi limfosit CD4+dan monosit pada mukosa vagina. Virus dibawa oleh antigen presenting cells ke kelenjar getah bening regional.
• Pada model ini, virus dideteksi pada kelenjar getah bening dalah 5 hari setelah inokulasi.
• Sel individual di kelenjar getah bening yang mengekspresikan SIV dapat dideteksi dengan hibridisasi in situ dalam 7 sampai 14 hari setelah inokulasi.
• Viremia SIV dideteksi 7 – 21 hari setelah infeksi. • Jumlah sel yang mengekspresikan virus
dijaringan limfoid kemudian menurun secara cepatdan dihubungkan sementara dengan pembentukan respon imun spesifik.
• Koinsiden dengan menghilangnyaviremia adalah peningkatan sel limfosit CD8.
• Replikasi HIV berada dalam keadaan steady-state beberapa bulan setelah infeksi. Kondisi ini bertahan relative stabil selama beberapa tahun, namun lamanya sangat bervariasi
Diagnosis
• Test standar skrining darah untuk infeksi HIV berdasarkan pada deteksi antibody HIV. Platform yang umum adalah ELISA, juga disebut sebagai enzim immunoassay (EIA) sensitivitas > 99.5%.
• Ketika EIA test yang sangat sensitive dikonfirmasi dengan western blot.
• Hasil tes dinyatakan positif bila tes penyaring dua kali positif ditambah dengan tes konfirmasi dengan WB positif.
Stadium klinisStadium 1 AsimptomatikTidak ada penurunan berat badanTidak ada gejala atau hanya : Limfadenopati Generalisata PersistenStadium 2 Sakit ringanPenurunan BB 5-10%ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitisHerpes zoster dalam 5 tahun terakhirLuka di sekitar bibir (keilitis angularis)Ulkus mulut berulangRuam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo -PPE)Dermatitis seboroikInfeksi jamur kuku
Stadium 3 Sakit sedang
Penurunan berat badan > 10%Diare, Demam yang tidak diketahui penyebabnya, lebih dari 1 bulan Kandidosis oral atau vaginalOral hairy leukoplakiaTB Paru dalam 1 tahun terakhirInfeksi bakterial yang berat (pneumoni, piomiositis, dll)TB limfadenopatiGingivitis/Periodontitis ulseratif nekrotikan akutAnemia (Hb <8 g%), netropenia (<5000/ml), trombositopeni kronis (<50.000/ml)
Stadium 4 Sakit berat (AIDS)
Sindroma wasting HIVPneumonia pnemosistis*, Pnemoni bakterial yang berat berulangHerpes Simpleks ulseratif lebih dari satu bulan.Kandidosis esophagealTB Extraparu*Sarkoma kaposiRetinitis CMV*Abses otak Toksoplasmosis*Encefalopati HIVMeningitis Kriptokokus*Infeksi mikobakteria non-TB meluas
Tuberculosis
• Tuberkulosis ( TB ) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (MTB).
• Kuman batang aerobik dan tahan asam ini, merupakan organisme patogen maupun saprofit.
• Jalan masuk untuk organisme MTB adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit.
• Sebagian besar infeksi TB menyebar lewat udara, melalui terhirupnya nukleus droplet yang berisikan organisme basil tuberkel dari seseorang yang terinfeksi.
• Pleuritis TB : gejala sesak nafas dan kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan
Pemeriksaan Fisik :• Kelainan paru pada umumnya terletak didaerah lobus superior terutama
didaerah apeks dan segmen posteriot, serta didaerah apeks lobus posterior. Biasa ditemukan :
• Suara nafas bronkial• Amforik• Suara nafas melemah• Ronkhi basah• Tanda – tanda penarikan paru diafragma, mediastinum• Peluritis TB : pada perkusi ditemukan redup atau pekak, pada auskultasi suara
nafas yang melemah sampai tidak terdengar pada sisi yang terdapat cairan• Limfadenitis TB : pembesaran KGB tersering didaerah leher, kadang didaerah
ketiak. Pemebesaran tersebut dapat menjadi cold abscess.
Pemeriksaan radiologi :Gambaran radiologi yang dicurigai lesi TB aktif adalah :• Bayangan berawan/nodular
disegmen apical dan posterior lobus atas paru dan segemn superior lobus bawah
• Kavitas terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh baying opak berawan atau nodular
• Bayangan bercak milier• Efusi pleura unilateral
(umumnya) atau bilateral (jarang)
• Gambaran radiologi yang disurigai lesi TB inaktif
• Fibrotic• Kalsifikasi• Schwarte atau penebalan
pleura
Jenis PemeriksaanInfeksi dini (CD4
>200/mm3
Infeksi lanjut (CD4<200/mm3)
Sputum mikroskopis Sering positif Sering negatif
TB ekstra pulmonal Jarang Umum atau banyak
Mikobakteriemia Tidak ada Ada
Tubekulin Positif Negatif
Foto thoraksaktivasi TB, kaviti di
puncakTipikal pimer TB milier
atau intestisial
Adenopati hilus atau mediastinum
Tidak ada Ada
Efusi pleura Tidak ada Ada
Pemberian OAT pada pasien TB dengan HIV
• Pada prinsipnya, pemberian OAT pada odha tidak berbeda dengan HIV negative
• Interaksi antar OAT dan ARV terutama efek hepatotoksisitasnya harus sangat diperhatikan.3
• Rekomendasi untuk pengobatan TB dengan HIV pada orang dewasa sama dengan orang dengan TB yang tidak terinfeksi HIV yang mana pengobatannya selama 6 bulan terdiri atas :– Fase awal terdiri atas isoniazid, rifampisisn,
pirazinamid, dan etambutol selama 2 bulan lalu diikuti dengan
– Isoniazid dan rifampisin selama 4 bulan
• Pengobatan antituberculosis (OAT) harus diinisiasi atau diberikan pertama, diikuti oleh obat ARV bila memungkinkan dalam 8 minggu pertama pengobatan.10
DATA DASAR• Nama : Tn. TS• Jenis kelamin : Laki-laki• Usia : 22 tahun• Alamat : Jalan Kramat Kwitang III/189C RT004/005 Kwitang,
Senen.• Agama : Islam• Pekerjaan : SPG• Status Pernikahan : belum menikah • Rekam Medis : 821295• Tanggal masuk RS : 29 Desember 2015• Tanggal Pemeriksaan : 11 Januari 2016
DATA DASAR
Autoanamnesa pada 28 Maret 2014• Keluhan utama : Sesak nafas ketika batuk sejak 2 hari SMRS
DATA DASAR
Riwayat penyakit sekarang :
• Lima bulan SMRS, pasien mulai mengeluh batuk – batuk. Batuk berdahak berwarna kehijauan, tidak berdarah, diare (-), mual (-), muntah (-), makan (+) normal, minum (+) normal, BAB (+) normal, BAK (+) normal.
• Pasien mengaku sudah datang berobat keklinik dan diberi obat, tetapi batuk diakui tidak kunjung sembuh. Pasien mengaku mengeluhkan demam hilang timbul (+) yang hilang dengan paracetamol namun muncul kembali, tidak kunjung sembuh, menggigil (-).
DATA DASAR
• Satu minggu SMRS, pasien datang ke rumah sakit X dengan keluhan batuk – batuk yang tidak kunjung sembuh.
• Pasien mengaku batuk – batuk tersebut sudah dialami sejak bulan juli 2015, semakin hari semakin memberat, tidak berdarah, berdahak berwarna kehijauan. demam (+), keringat ketika malam hari (+).
DATA DASAR
• Di rumah sakit X dilakukan foto thorax tanggal 20 Desember 2015 dengan hasil kesan TB paru dan hasil test HIV dengan menggunakan rapid test yang dilakukan pada tanggal 22 Desember 2015 yaitu anti HIV screening (+).
• Pasien dirawat inap seminggu dan diberikan obat OAT lalu pasien dirujuk ke RSPAD Gatot soebroto.
DATA DASAR
• Pasien datang ke IGD RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan sesak nafas ketika batuk sejak 1 hari SMRS. Pasien mengaku sesak nafas bertambah berat ketika batuk – batuk. Batuk (+) berdahak berwarna kehijauan, tidak berdarah,. Demam (-), diare (-), mual (-), muntah (-), lemas (+), makan (+) menurun, minum (+) normal, BAB (+) normal, BAK (+) normal.
• Pasien mengaku berat badannya turun dari 53 kg menjadi 47 kg dalam kurun waktu 3 minggu.
DATA DASARRiwayat Penyakit Dahulu• Riwayat hipertensi disangkal.• Riwayat diabetes disangkal.• Riwayat penyakit ginjal dan jantung disangkal.• Riwayat asma disangkal• Riwayat alergi disangkal Riwayat Penyakit Keluarga• Riwayat HIV tidak ada • Riwayat batuk lama tidak ada• Riwayat hipertensi tidak ada.• Riwayat diabetes tidak ada. • Riwayat penyakit ginjal dan jantung tidak ada. • Riwayat asma dan alergi tidak ada
DATA DASARRiwayat Pengobatan• Pasien sedang mendapatkan pengobatan OAT yaitu, rifampisin
Riwayat Pribadi, Sosial Ekonomi dan Budaya• Pasien bekerja sebagai SPG dan sering pulang sampai pagi. Sejak
SMA kelas 1, pasien mengaku sering ke club malam dan pernah melakukan hubungan sex dengan beberapa teman SPGnya. Pasien merokok sejak usia 17 tahun, dan mengkonsumsi alkohol. Pasien mengaku menggunakan narkoba tetapi penggunaan jarum suntik disangkal. Keadaan sosio ekonomi keluarga pasien adalah menengah kebawah.
Pemeriksaan Fisik
• Dilakukan pada tanggal 11 Januari 2016 pukul 10.00 WIB
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang• Kesadaran : compos mentis
Pemeriksaan Fisik
• Vital Sign• Tekanan darah : 110/70 mmHg • Frekuensi Nadi : 80 x/menit, isi dan
tekanan cukup, teratur • Frekuensi nafas : 24 x/menit• Suhu : 36.5 °C • Berat badan : 47 kg • Tinggi badan : 165 cm • IMT : 17.26 kg/m2 (underweight)
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalisata• Kepala : Normochepal• Rambut : Warna hitam,pendek, tidak mudah
radang (-)• Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera anikterik,
kedudukan bola mata simetris, pupil bulat isokor, reflek cahaya langsung maupun tidak langsung positif, edema palpebra tidak ada. Visus tidak diperiksa.
hemitoraks simetris pada saat statis dan dinamis• Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri• Perkusi : Sonor di hemithoraks kiri dan kanan• Auskultasi : Suara napas vesikuler +/+ menurun,
Procalcitonin <0.05 <0.5 ng/dl : normal atau kemungkinan infeksi lokal0.5- <1.2 ng/dl: kemungkinan sepsis, harus diinterpretasikan bersamaan dengan riwayat pasien dan disarankan periksa ulang (6-24 jam)>2 ng/dl: resiko tinggi sepsis/infeksi sistemik
Pemeriksaan PenunjangMIKROBIOLOGI
30 DESEMBER 2015NILAI NILAI RUJUKAN
Pemeriksaan BTA- jenis bahan- tanggal diperiksa- hasil
Sputum
30/12/2015Negative
Negative
MIKROBIOLOGI31 DESEMBER 2015
NILAI NILAI RUJUKAN
Pemeriksaan BTA 2- jenis bahan- tanggal diperiksa- hasil
Sputum
31/12/2015Negative
Negative
MIKROBIOLOGI5 DESEMBER 2015
NILAI NILAI RUJUKAN
Pemeriksaan BTA- jenis bahan- tanggal diperiksa- hasil
Sputum
5/1/2016Negative
Negative
Pemeriksaan Penunjang• X-ray Thoraks PA 20/12/2015
• Jantung : kesan tidak membesar• Tampak infiltrate diperihiler kanan – kiri dan pericardial
kanan - kiri serta lapangan atas paru kanan.• Kedua hilus suram.• Sinus kostofrenikus dan lengkung diafragma kanan – kiri baik.• Jaringan lunak dan tulang – tulang dinding dada baik.
• Kesan : infiltrate di perihiler kanan – kiri dan parakardial kanan kiri serta lapangan atas paru kanan DD pneumonia, TB paru.
• X-ray Thoraks 04/01/2016
• Jantung : kesan tidak membesar, CTR <50• Aorta dan mediastinum superior tidak membesar• Trakea ditengah. Kedua hilus tidak menebal.• Tampak infitrat disuprahiler kanan, perihiler dan
Pasien seorang laki – laki, Tn TS 22 tahun datang dengan keluhan sesak nafas ketika batuk sejak 1 hari SMRS. Pasien sudah diagnosis HIV (+) dan TB (+) dalam pengobatan OAT sejak 1 minggu SMRS.
Pasien mengaku sesak nafas bertambah berat ketika batuk – batuk. Batuk (+) berdahak berwarna kehijauan, tidak berdarah. Pasien mulai mengeluh batuk – batuk sejak 5 bulan SMRS.
Pasien mengaku mengeluhkan demam hilang timbul (+) yang hilang dengan paracetamol namun muncul kembali dan tidak kunjung sembuh.
Satu minggu SMRS, pasien datang ke rumah sakit MMA dengan keluhan batuk – batuk yang tidak kunjung sembuh, keringat ketika malam hari (+), dan pasien dirawat 1 minggu di rumah sakit MMA.Pasien mengaku berat badannya turun dari 53 kg menjadi 47 kg dalam kurun waktu 3 minggu.
Resume
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, TD = 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, RR 24x/menit, T= 36.5oC, konjungtiva pucat (+), oral thrush pada lidah (+), stomatitis (+), suara vesikuler (+) menurun, suara ronkhi basah kasar (+) kedua lapang paru.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai Hb, Ht, nilai MCV, MHC, menurun. Anti HIV screening positif, nilai CD4+ rendah. Pada pemeriksaan BTA negative. Dari pemeriksaan radiologi menunjukkan infiltrate kedua paru DD TB paru, pneumonia.
Daftar Masalah
• HIV dengan TB paru BTA negatif DD Pneumonia dan Candidiasis oral
• Anemia hipokromik mikrositer ec Penyakit Kronik
PengkajianHIV dengan TB paru BTA negatif DD pneumonia dan kandidiasis oralAtas dasar:
Anamnesis: - keluhan sesak nafas ketika batuk sejak 1 hari SMRS. - Pasien sudah diagnosis HIV (+) dan TB (+) dan dalam pengobatan OAT sejak 1 minggu SMRS. - Batuk (+) berdahak berwarna kehijauan, tidak berdarah, sejak 5 bulan SMRS. - Pasien mengaku mengeluhkan demam hilang timbul (+) yang hilang dengan paracetamol namun muncul kembali dan tidak kunjung sembuh., - Pasien mengeluhkan keringat ketika malam hari (+)- Pasien mengaku berat badannya turun dari 53 kg menjadi 47 kg dalam kurun waktu 3 minggu.
• Quo ad Vitam : ad malam• Quo ad Functionam : ad malam• Quo ad Sanationam : ad malam
Kesimpulan
• HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia.
• AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh maka orang tersebut sangat mudah terkena berbagai penyakit infeksi (infeksi oportunistik) yang sering berakibat fatal
• Tuberkulosis (TB) adalah infeksi oportunistik yang tersering pada ODHA di Indonesia. Gejala TB pada penderita HIV dan non HIV tidak berbeda.
• Masalah koinfeksi tuberculosis dengan HIV merupakan masalah yang sering dihadapi di Indonesia. Pada prinsipnya, pemberian OAT pada odha tidak berbeda dengan HIV negative.Interaksi antar OAT dan ARV terutama efek hepatotoksisitasnya harus sangat diperhatikan.
Daftar pustaka• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi dan Analisis HIV AIDS. Jakarta: kementerian kesehatan
RI, 2014. 1p • UNAIDS. Briefing Book. The Joint United Nations Programme on HIV/AIDS, 2014. • Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta:
InternaPublishing, 2009• Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo. Harrison’s Principles of Internal Medicine.
19th ed. The United States of America: McGraw-Hill, 2015• Isbaniyah F. dkk. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: PDPI, 2011• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI, 2014• Malaysia Health Technology Assessment Section. Management of Tuberculosis. Malaysia. 3rded. Malaysia:
Malaysia Health Technology Assessment Section, 2012• WHO Europe Region. Management of Tuberculosis and HIV Coinfection.• Scientific Committee on AIDS and STI. Recommendation on The Management of Human Immunodeficiency
Virus and Tuberculosis Coinfection. Hongkong: Scientific Committee on AIDS and STI, 2015• WHO. WHO Policy on Collaborative TB/HIV activities Guidelines for National Programmes and Other