1 INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH ( ILPPD ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN Penyampaian Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ini merupakan kewajiban konstitusional Kepala Daerah sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 27 Ayat (2) Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang No 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menyebutkan bahwa Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk menginformasikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat sekaligus juga untuk melaksanakan amanat pasal 27 ayat (1) Peraturan Pemerintah No 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat. Penyampaian ini disusun dengan maksud untuk menginformasikan kemajuan dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah selama tahun 2011 kepada masyarakat, sehingga diharapkan dapat memperoleh masukan dan sasaran guna peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di tahun-tahun mendatang. II. GAMBARAN UMUM DAERAH 1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah daratan seluas 3.711.654,00 hektar dan garis pantai sepanjang 724,85 km, secara geografis, terletak pada 5 0 50’- 7 0 50’ Lintang Selatan dan 104 0 48’-108 0 48’ Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebelah utara, berbatasan dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta, sebelah Timur, berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, sebelah selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia dan sebelah Barat, beratasan dengan Provinsi Banten. Kondisi topografi Jawa Barat, dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam (9,5% dari total luas wilayah) yang terletak di bagian Selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai (36,48%) yang terletak di bagian Tengah dengan ketinggian 10-1.500 m dpl., dan wilayah daratan landai (54,03%) yang terletak di bagian Utara dengan ketinggian 0-10 m dpl. Jawa Barat memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata berkisar antara 17,4 0 -30,7 0 C dan kelembaban udara 73-84%. Secara administratif Provinsi Jawa Barat terdiri dari 17 kabupaten dan 9 kota, yaitu: Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten
33
Embed
INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH … · Barat memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata berkisar antara 17,40-30,70C dan kelembaban udara 73-84%. ... Kabupaten Sumedang,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH ( ILPPD ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2011
I. PENDAHULUAN
Penyampaian Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ini merupakan kewajiban konstitusional Kepala Daerah sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 27 Ayat (2) Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang No 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menyebutkan bahwa Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk menginformasikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat sekaligus juga untuk melaksanakan amanat pasal 27 ayat (1) Peraturan Pemerintah No 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat.
Penyampaian ini disusun dengan maksud untuk menginformasikan kemajuan dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah selama tahun 2011 kepada masyarakat, sehingga diharapkan dapat memperoleh masukan dan sasaran guna peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di tahun-tahun mendatang.
II. GAMBARAN UMUM DAERAH 1. Kondisi Geografis dan Demografis
Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah daratan seluas 3.711.654,00 hektar dan garis pantai sepanjang 724,85 km, secara geografis, terletak pada 5050’-7050’ Lintang Selatan dan 104048’-108048’ Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebelah utara, berbatasan dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta, sebelah Timur, berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, sebelah selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia dan sebelah Barat, beratasan dengan Provinsi Banten.
Kondisi topografi Jawa Barat, dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam (9,5% dari total luas wilayah) yang terletak di bagian Selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai (36,48%) yang terletak di bagian Tengah dengan ketinggian 10-1.500 m dpl., dan wilayah daratan landai (54,03%) yang terletak di bagian Utara dengan ketinggian 0-10 m dpl. Jawa Barat memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata berkisar antara 17,40-30,70C dan kelembaban udara 73-84%.
Secara administratif Provinsi Jawa Barat terdiri dari 17 kabupaten dan 9 kota, yaitu: Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten
2
Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, serta Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar.
Provinsi Jawa Barat memiliki curah hujan tahunan rata-rata paling tinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia yaitu berkisar antara 2000-4000 mm/tahun dan mempunyai potensi sumber daya air khususnya air permukaan mencapai rata-rata 35,155 milyar m3/ tahun dalam kondisi normal. Potensi tersebut baru dimanfaatkan sekitar 40,94% atau 14,391 Milyar m3/tahun sedang sisanya masih terbuang ke laut, dan mengaliri 40 Daerah Aliran Sungai (DAS) Jawa Barat dengan Luas Wilayah DAS sebesar 39.629,86 km2, terdiri dari 3.504 sungai yang dibagi menjadi lima wilayah sungai (WS.) yaitu WS. Cidanau-Ciujung-Cidurian-Cisadane-Ciliwung-Citarum; WS. Cimanuk-Cisanggarung; WS. Citanduy; WS. Ciwulan-Cilaki; dan WS. Cisadea-Cibareno. Wilayah Sungai yang menjadi kewenangan provinsi mencakup WS. Ciwulan-Cilaki dan Cisadea-Cibareno.
Selain sumber daya air alami, Jawa Barat memiliki situ-situ dan waduk-waduk buatan. Tidak kurang dari 20 waduk mempunyai kapasitas tampung lebih dari 6,8 Milyar m3, diantaranya 3 waduk dibangun pada Sungai Citarum yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata, dan Waduk Juanda. Ketiga waduk tersebut mempunyai daya tampung total mencapai 5,83 Milyar m3. Sedangkan situ/danau dan embung di Jawa Barat sebagian besar dibangun pada jaman pemerintahan Belanda, sampai dengan tahun 2010 telah terinventarisir sebanyak 663 buah situ.
Jawa Barat dialiri oleh 40 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan luas wilayah DAS sebesar 32.074,40 km2, 3.502 sungai dan lima wilayah aliran sungai dengan wilayah sungai yang menjadi kewenangan provinsi sebanyak dua buah, yaitu: wilayah Ciwulan-Cilaki dan Cisadea-Cibareno. Jawa Barat juga memiliki 663 waduk, 20 situ, dan 23 embung, dengan potensi air permukaan maksimum pada tahun 2009 sebesar 44.712,91 juta m3. Air permukaan tersebut dimanfaatkan untuk kebutuhan air minum, industri, pertanian, dan lain-lain. Pemanfaatan air ini mengalami peningkatan sebesar 20,75% selama kurun waktu 2006-2009 yang disebabkan adanya peningkatan jumlah perusahaan yang aktif memanfaatkan air permukaan dari 625 perusahaan menjadi 650 perusahaan pada tahun 2009.
Jawa Barat merupakan wilayah dengan kejadian bencana cukup besar mulai dari bencana geologi, vulkanologi, klimatologi, lingkungan, dan lain-laina. Akibatnya, penggunaan ruang Jawa Barat yang cenderung semakin intensif menjadikan kondisi fisik kawasan terbangun dan kawasan budidaya semakin rentan terhadap bencana. Wilayah-wilayah kabupaten yang merupakan rawan bencana terutama di wilayah Jawa Barat bagian Selatan dan Tengah, seperti: Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Bogor, Bandung dan Kuningan. Selain kondisi fisik yang rentan, struktur bangunan rumah, gedung, maupun infrastruktur juga memperparah keadaan karena cenderung tidak tahan gempa dan tidak tahan gerakan tanah, serta konstruksinya tidak ramah banjir.
Berdasarkan hasil estimasi BPS Provinsi Jawa Barat, jumlah penduduk Jawa Barat pada tahun 2011 mencapai 44.286.519 jiwa dengan komposisi 22.534.319 jiwa penduduk laki-laki dan 21.752.200 jiwa penduduk perempuan. Jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2010, jumlah penduduk di Jawa Barat mengalami kenaikan
3
sebesar 1.264.693 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,90 persen. Kepadatan penduduk tahun 2011 sebesar 1.193 jiwa/km2 sedangkan sex ratio sebesar 104 yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 104 penduduk laki-laki.
Tabel 1.1
Indikator Satuan 2010 2011
Jumlah Penduduk jiwa 43.021.826 44.286.519
- Laki-laki jiwa 21.876.572 22.534.319
- Perempuan jiwa 21.145.254 21.752.200
Laju Pertumbuhan Penduduk persen 1,89 1,90
Kepadatan Penduduk jiwa/km2 1.159 1.193
Sex ratio persen 103 104Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
Kondisi Demografi Provinsi Jawa BaratTahun 2010-2011
2. Perkembangan Indikator Jawa Barat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai indikator pembangunan di Provinsi Jawa Barat setiap tahun selalu mengalami peningkatan, namun pencapaian (IPM) pada kurun tahun 2010-2011 menunjukkan peningkatan yang paling besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan angka estimasi keadaan Nopember 2011 dari BPS Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2011 capaian IPM Provinsi Jawa Barat berada pada posisi 72,82 poin, meningkat 0,74 poin dibandingkan capaian IPM tahun 2010 yang mencapai 72,08 poin. Peningkatan IPM setiap tahunnya ini sebagai dampak dari meningkatnya komponen-komponen pembentuk IPM. Pada kurun tahun 2010-2011, kontributor peningkatan IPM terbesar disumbangkan oleh indeks daya beli yang meningkat sebesar 1,00 poin.
Komponen pendidikan pada tahun 2011 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2010. Indeks Pendidikan pada tahun 2010 mencapai 81,67 poin dan meningkat pada tahun 2011 menjadi 82,55 poin. Peningkatan indeks pendidikan diakibatkan oleh peningkatan dua komponen penyusunnya, yaitu indeks melek huruf dan indeks rata-rata lama sekolah, yang mana keduanya mengalami peningkatan. Angka Melek Huruf tahun 2011 mencapai 96,48 persen meningkat 0,48 persen dibandingkan tahun 2010 dan Rata-rata Lama Sekolah tahun 2011 mencapai 8,20 tahun meningkat 0,25 tahun dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 7,95 tahun.
Komponen kesehatan mengalami peningkatan sebagai dampak dari meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH) di Jawa Barat. Angka Harapan Hidup pada tahun 2011 sebesar 68,40 tahun, meningkat sebesar 0,20 tahun dibandingkan tahun 2010 yaitu 68,20 tahun. Peningkatan Angka Harapan Hidup ini mengindikasikan bahwa adanya peningkatan akses masyarakat Jawa Barat terhadap sarana dan fasilitas kesehatan.
Komponen pembentuk IPM lainnya, yaitu indeks daya beli juga mengalami peningkatan pada tahun 2011. Indeks daya beli ini menunjukkan kemampuan masyarakat untuk mengakses perekonomian. Pada tahun 2011 indeks daya beli sebesar 63,57 poin, meningkat sebesar 1,00 poin dibandingkan tahun 2010 yaitu
4
62,57 poin. Sedangkan angka indeks daya beli tahun 2011 sebesar Rp. 635,10 ribu, meningkat dibandingkan tahun 2010 yang sebesar Rp. 630,77 ribu.
Untuk tahun 2011, pola pencapaian IPM kabupaten/kota di Jawa Barat tidak jauh berbeda dengan tahun 2010. IPM tertinggi masih ditempati Kota Depok sebesar 79,49 poin, sedangkan yang terendah juga masih ditempati Kabupaten Indramayu yaitu sebesar 68,18 poin. Namun, secara umum kabupaten/kota di Jawa Barat mengalami peningkatan angka IPM dari tahun 2010-2011.
Tabel 1.2
RKPD KUA Perubahan
1 a. Jumlah Penduduk 43.021.826 - 43,7 juta 44.286.519
b. Laju Pertumbuhan Penduduk (persen) 1,89 - 1,20 - 1,30 1,90
2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 72,08 73,24 - 73,39 73,24 - 73,39 72,82
b. Tingkat Pengangguran Terbuka (persen) 10,33 10,47 9 - 10 9,83
4 a. Jumlah Penduduk Miskin 4.773.720 - - 4.650.810
b. Persentase Penduduk Miskin (persen) 11,27 10,31 12 - 13 10,57
5 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) 6,09 5,0 - 6,0 6,0 - 6,5 6,48
6 Inflasi (persen) 6,46 4,0 - 6,0 4,9 - 6,0 3,10
7PDRB menurut Lapangan Usaha atas dasar harga konstan 2000 (triliun) 321,87 340,79 335,03 - 339,09 343,11
8 Investasi / PMTB atas dasar harga berlaku (triliun) 136,63 139,32 131,57 - 136,46 156,34
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
Capaian dan Target Indikator Makro Pembangunan Jawa BaratTahun 2010 - 2011
Target 2011No Indikator Capaian 2011Capaian 2010
Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, kondisi angkatan
kerja di Jawa Barat pada Agustus 2011 dibandingkan dengan keadaan pada Agustus 2010, mengalami peningkatan jumlah angkatan kerja. Pada Agustus 2010 jumlah angkatan kerja mencapai 18.893.835 orang, sedangkan pada Agustus 2011 mencapai 19.356.624 orang. Begitu pula jumlah penduduk yang bekerja di Jawa Barat pada Agustus 2011 mengalami peningkatan dibandingkan dengan Agustus tahun 2010. Pada bulan Agustus 2011 penduduk yang bekerja tercatat sebanyak 17.454.781 orang, sementara pada bulan Agustus tahun 2010 sebanyak 16.942.444 orang, berarti bertambah 512.337 orang atau bertambah sebesar 3,02 persen.
Selama kurun waktu satu tahun terjadi penurunan jumlah penganggur sebanyak 49.548 orang (2,54 persen). Pada Agustus 2010 penganggur di Jawa Barat tercatat sebanyak 1.951.391 orang, sedangkan pada Agustus 2011 penganggur tercatat sebanyak 1.901.843 orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada bulan Agustus 2010 sebesar 62,38 persen dan pada Agustus 2011 sebesar 62,27 persen, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Barat mengalami penurunan dibanding Agustus 2010 sebesar 0,50 persen, yang mana bulan Agustus 2010 TPT mencapai 10,33 persen dan pada bulan Agustus 2011 mencapai 9,83 persen.
Di Provinsi Jawa Barat, penyerap terbesar tenaga kerja pada Agustus 2011 adalah sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi yang mampu menyerap sebanyak 4.554.503 orang (26,09 persen), berikutnya adalah pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan yang menyerap 3.675.713 orang (21,06 persen), industri dengan tenaga kerja sebanyak
5
3.571.915 orang (20,46 persen), jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan dengan tenaga kerja 2.699.014 orang (15,46 persen) dan sektor lainnya 2.953.636 orang (16,92 persen).
Berdasarkan status pekerjaan, pada bulan Agustus 2011 tenaga kerja yang bekerja pada sektor informal mencakup 56,55 persen dari seluruh penduduk yang bekerja, sedangkan pada Agustus 2010 sekitar 62,67 persen. Dengan demikian terjadi penurunan sebesar 6,12 persen untuk tenaga kerja yang bekerja di sektor informal dan sebaliknya terjadi peningkatan tenaga kerja di sektor formal.
Dalam mengukur kemiskinan, BPS menggunakan pendekatan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar, artinya kemiskinan dipandang sebagai ketidak mampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan) di Jawa Barat pada bulan September 2011 sebesar 4.650.810 orang (10,57 persen). Dibandingkan dengan bulan Maret 2010 yang berjumlah 4.773.720 orang (11,27 persen), jumlah penduduk miskin bulan September 2011 mengalami penurunan sebesar 122.910. Sebaran penduduk miskin pada bulan September 2011, untuk daerah perkotaan sebanyak 2.628.350 orang sedangkan di daerah perdesaan sebanyak 2.022.450 orang.
3. Kondisi Ekonomi
a. Potensi Unggulan Daerah
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029, digambarkan sektor unggulan yang dikembangkan di masing-masing Wilayah Pengembangan adalah sebagai berikut :
Tabel 1.3
Sektor Unggulan Daerah
No Kawasan Kegiatan Utama
I Bodebekpunjur (Bogor, Depok, Bekasi, Puncak, Cianjur)
pariwisata, industri manufaktur, perikanan, perdagangan, jasa, pertambangan, agribisnis dan agrowisata
II Purwasuka (Purwakarta, Subang, Karawang)
pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, bisnis kelautan, industri pengolahan, pariwisata dan pertambangan.
III Sukabumi, dsk agribisnis, peternakan, pariwisata, dan bisnis kelautan
IV Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Sumedang)
agribisnis, agroindustri, perikanan, pertambangan dan pariwisata.
V Priangan Timur-Pangandaran (Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Banjar)
pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan, industri kerajinan dan pertambangan mineral.
VI Sukabumi dan sekitarnya (Sukabumi, Cianjur)
peternakan, pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan dan bisnis kelautan, serta pertambangan mineral.
VII Kawasan Khusus Cekungan Bandung
pertanian, hortikultura, industri non-polutif, industri kreatif, perdagangan, jasa, pariwisata dan perkebunan, dengan meningkatkan manajemen pembangunan yang berkarakter lintas kabupaten/kota yang secara kolektif berbagi peran membangun dan mempercepat perwujudan PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya.
6
b. Pertumbuhan Ekonomi Perekonomian Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,46 persen
dibanding tahun 2010. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian. Besaran PDB Indonesia tahun 2011 atas dasar harga berlaku mencapai Rp.7.427,1 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp.2.463,2 triliun.
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan IV tahun 2011 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 57,5 persen. Berdasarkan perbandingan provinsi-provinsi di Indonesia, Jawa Barat menempati urutan ketiga dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 14,3 persen, dibawah DKI Jakarta dan Jawa Timur yang masing-masing sebesar 16,5 persen dan 14,7 persen.
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) PDRB Jawa Barat secara kumulatif Januari-Desember 2011 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010 (c to c) mencapai 6,48 persen sedikit diatas LPE Indonesia yang mencapai 6,46 persen. Jika dibandingkan dengan target pencapaian LPE yang ditetapkan dalam RKPD dan KUA Perubahan tahun 2011, capaian LPE tahun 2011 telah melebihi target yang ditetapkan dalam RKPD dan mencapai target yang ditetapkan dalam KUA Perubahan sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1.2. Dilihat dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi, yaitu sebesar 14,93 persen, disusul sektor Bangunan sebesar 14,16 persen lalu sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, sebesar 13,45 persen. Sedangkan sektor Pertambangan dan Penggalian serta sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan mengalami penurunan masing-masing sebesar -5,09 persen dan -0,09 persen.
Besaran PDRB Jawa Barat atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 mencapai Rp.861,01 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp.343,11 triliun. Dari sisi lapangan usaha, struktur perekonomian Jawa Barat didominasi oleh peranan tiga sektor utama yakni sektor Industri Pengolahan (37,16%), sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (22,58%) serta sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan (11,98%). Sementara dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB Provinsi Jawa Barat digunakan untuk Konsumsi Rumah Tangga termasuk Lembaga Non Profit sebesar 59,69 persen, Ekspor sebesar 35,40 persen dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 18,16 persen.
7
Tabel 1.4 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2010-2011 (Triliun Rupiah)
Lapangan Usaha 2010 2011**)
(1) (2) (3) I. Primer
1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian
49,60 42,14
7,46
49,18 42,10
7,08 II. Sekunder
1. Industri Pengolahan 2. Listrik, Gas dan Air Bersih 3. Bangunan
154,38 135,25
7,32 11,81
164,89 144,01
7,42 13,48
III. Tersier 1. Perdagangan Hotel, & Restoran 2. Pengangkutan & Komunikasi 3. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4. Jasa-jasa
117,89 70,08 15,35 10,56 21,90
128,99 75,77 17,64 11,98 23,60
PDRB 321,88 343,11 Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat Catatan : **) Angka Sangat Sementara
Berdasarkan pengelompokan kegiatan ekonomi yang dibedakan ke dalam sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier, kinerja masing-masing sektor atas dasar harga konstan (tahun dasar 2000), sektor primer mengalami penurunan besaran PDRB pada tahun 2011 dibandingkan tahun 2010. Tahun 2011 nilai PDRB sektor primer sebesar Rp.49,18 triliun, sedangkan tahun 2010 sebesar Rp.49,60 triliun. Berbeda dengan sektor primer, kinerja sektor sekunder pada tahun 2011 mengalami peningkatan, tercatat nilai PDRB sektor sekunder pada tahun 2010 sebesar Rp.154,38 triliun dan meningkat menjadi Rp.164,89 triliun pada tahun 2011. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada sektor tersier, dimana besaran sektor tersier pada tahun 2010 mencapai Rp.117,89 triliun, dan meningkat pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp.128,99 triliun.
Tabel 1.5
Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010-2011 (Persen)
Sektor Tahun
2010 2011**) 1. Pertanian 2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas & Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7. Pengangkutan & Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa
1,00 0,54 2,90 6,97
14,67 11,77 16,23 9,84 8,64
-0,09 -5,09 6,21 1,51
14,16 8,11
14,93 13,45 7,79
PDRB 6,09 6,48 Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat Catatan **) Angka Sangat Sementara
8
Tabel 1.5 menyajikan laju pertumbuhan PDRB menurut sektor atas dasar harga konstan (tahun dasar 2000) dari sisi lapangan usaha, terlihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi (LPE) PDRB Jawa Barat tahun 2011 yang mencapai 6,48 persen didorong oleh peningkatan hampir seluruh sektor kecuali sektor Pertanian dan sektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami penurunan sebesar masing-masing (-0,09%) dan (-5,09%). Laju Pertumbuhan tertinggi pada tahun 2011 dicapai oleh Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 14,93 persen, disusul oleh sektor Bangunan sebesar 14,16 persen dan sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 13,45 persen.
c. Struktur Ekonomi
Peranan sektor ekonomi suatu daerah terhadap pembentukan PDRB
menggambarkan potensi perekonomian suatu wilayah. Tingginya peranan suatu sektor dalam perekonomian, memberikan gambaran bahwa sektor tersebut merupakan sektor andalan yang terus dapat dikembangkan serta menjadi pendorong roda perekonomian semakin berkembang.
Struktur perekonomian Jawa Barat jika dilihat kontribusi dari pengelompokan 3 sektor : sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier, distribusi PDRB Jawa Barat masih didominasi sektor sekunder dengan peranan mencapai 43,70 persen, selanjutnya sektor tersier 42,29 persen dan sektor primer 14,00 persen. Sedangkan jika dilihat peranan masing-masing sektor ekonomi atau lapangan usaha masih didominasi oleh 3 sektor utama yaitu sektor industri pengolahan (37,16%), sektor PHR (22,58%) dan sektor pertanian (11,98%), ketiga sektor tersebut menyumbang 71,72% terhadap total PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011.
2. Pertambangan dan Penggalian 2,02 2,32 2,02 2,06
SEKUNDER 44,26 47,96 43,70 48,06
3. Industri Pengolahan 37,73 42,02 37,16 41,97
4. Listrik, Gas dan air Bersih 2,76 2,27 2,55 2,16
5. Bangunan/Konstruksi 3,77 3,67 3,99 3,93
TERSIER 41,11 36,62 42,29 37,59
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 22,41 21,77 22,58 22,08
7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,09 4,77 7,7 5,14
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2,75 3,28 2,84 3,49
9. Jasa-jasa 8,86 6,80 9,17 6,88
PDRB 100 100 100 100
Sumber : BPS Provinsi Jawa BaratKeterangan : **) Angka Sangat Sementara
(persentase)
2010 2011**)
Lapangan Usaha
Distribusi PDRB Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2011
9
Tabel 1.7 Distribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Barat
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan Tahun 2010-2011 (Persen)
No Komponen Penggunaan PDRB
Distribusi Laju Pertumbuhan 2010 2011**)
1 2 3 4
5
6
Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Lembaga Nirlaba Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Inventory Diskrepansi Statistik Ekspor Dikurangi Impor
60,39 0,44 8,63
17,73
3,94 1,30
36,08 28,51
59,69 1)
- 8,89
18,16
4,57 2,69
35,40 29,40
5,79 -
5,94 9,77
16,60
- 6,51
13,59 Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat Catatan : **) Angka Sangat Sementara
1) Konsumsi Rumah Tangga termasuk Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011 sebesar Rp.861,00 triliun, sebagian
besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar 59,69 persen. Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi pemerintah sebesar Rp.8,89 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik sebesar 18,16 persen, perubahan inventori sebesar 4,57 persen, persentase transaksi ekspor mencapai 35,40 persen, dan impor sebesar 29,40 persen. Dibandingkan dengan tahun 2010, PRDB atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp.770,66 triliun menjadi Rp.861,01 triliun. Hal tersebut didukung oleh kenaikan komponen penggunaan PMTB dan konsumsi pemerintah, seperti terlihat pada tabel 1.7.
d. PDRB per Kapita
Tingkat kemakmuran masyarakat secara makro dapat digambarkan dengan
indikator pendapatan per kapita atau percapita income. Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik.
Dengan asumsi bahwa pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir keluar sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk maka pendapatan regional sama besar dengan PDRB perkapita. Asumsi ini digunakan karena sulitnya untuk mendapatkan data pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk dan keluar. Angka PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
10
Tabel 1.8
PDRB per Kapita Jawa Barat Tahun 2010-2011
PDRB per Kapita Tahun 2010 Tahun 2011**)
(1) (2) (3) Atas Dasar Harga Berlaku (rupiah)
17.899.970 19.645.670
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (rupiah)
7.476.143 7.828.804
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat Keterangan : **) Angka Sangat Sementara
Tabel 1.8 memperlihatkan bahwa PDRB perkapita Jawa Barat terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi selama periode 2010-2011. Tahun 2010, PDRB perkapita atas dasar harga berlaku masyarakat Jawa Barat mencapai Rp.17.899.970 sedangkan pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp.19.645.670. Sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan meningkat dari Rp.7.476.143 pada tahun 2010 menjadi Rp.7.828.804 pada tahun 2011.
Tingkat inflasi Jawa Barat dapat ditunjukan dengan indeks harga konsumen gabungan di tujuh kota besar di Jawa Barat yaitu Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Sukabumi dan Kota Depok. Inflasi tahun 2011 mencapai 3,10 persen dengan sepuluh kali inflasi bulanan dan dua kali deflasi.
Dari tujuh kelompok pengeluaran rumah tangga, enam kelompok mengalami inflasi, tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,43 persen, diikuti sandang 1,16 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,54 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 0,31 persen, kelompok kesehatan 0,19 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga 0,08 persen, sedangkan satu kelompok yaitu kelompok transport, komunikasi & jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,06 persen.
Tujuh kota pantauan di Jawa Barat pada Desember 2011 mengalami inflasi, tertinggi terjadi di Kota Bandung sebesar 0,84 persen diikuti Kota Bekasi 0,79 persen, Kota Cirebon 0,67 persen, Kota Tasikmalaya 0,51 persen, Kota Sukabumi 0,50 persen, Kota Depok 0,38 persen dan Kota Bogor 0,07 persen.
III. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Volume APBD Tahun Anggaran 2011 setelah perubahan sebesar RP. 11.717 Trilyun, dengan
rincian sebagai berikut : 1. Realisasi Pendapatan Daerah sebesar Rp. 11,053 Trilyun melebihi target yang telah
ditetapkan sebesar Rp. 9,267 Trilyun. (Kenaikan sebesar 19,28 %) terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 8,502 Trilyun, pendapatan daerah yang bersumber dari Dana Perimbangan sebesar Rp. 2,526 Trilyun dan pendapatan daerah yang bersumber dari lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp. 25,138 Milyar.
2. Belanja Daerah dialokasikan sebesar Rp. 11,313 Trilyun terealisasi sebesar Rp. 10,295 Trilyun.
3. Belanja Daerah terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp. 8,159 Trilyun terealisasi sebesar Rp. 7,606 Trilyun dan belanja langsung sebesar Rp. 3,154 Trilyun terealisasi sebesar Rp. 2,688 Trilyun yang terurai dalam 95 program dan 1662 kegiatan.
11
4. Pembiayaan daerah dialokasikan sebesar Rp. 2,449 Trilyun terealisasi sebesar Rp. 2,246 Trilyun, terdiri dari penerimaan pembiayaan dari SILPA sebesar Rp. 2,449 Trilyun dan pengeluaran pembiayaan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 403,348 Milyar terealisasi sebesar Rp. 203,348 Milyar.
IV. CAPAIAN KINERJA BERBASIS MISI DAN URUSAN PEMBANGUNAN
MISI I : Mewujudkan Sumberdaya Manusia Jawa Barat yang Produktif dan Berdaya Saing
Tabel IV.1 Capaian Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2011
Angka Capaian IPM
TAHUN 2010
TAHUN 2011
Keterangan
Angka IPM 72,08 72,82 Naik 0,74
Indeks Pendidikan 81,67 82,55 Naik 0,88
Indeks Kesehatan 72,00 72,34 Naik 0,34
Indeks Daya Beli 62,57 63,57 Naik 1,00
1. Urusan Pendidikan:
Tabel IV.2 Pendidikan Non Formal :
Pendidikan Non Formal 2011 Keterangan
Paket B 100 Kelompok Kelas Lanjutan I
Paket B 400 Kelompok Kelas Lanjutan II
Paket C 158 kelompok Kelas Lanjutan I
Paket C 75 kelompok Kelas Lanjutan II
Taman Bacaan Masyarakat 26 taman bacaan
Keaksaraan Usaha Mandiri 50 kelompok
Kelompok Belajar Usaha Mandiri
50 kelompok
Tabel IV.3
Percepatan Keberhasilan Program Wajib Belajar 9 Tahun Dan 12 Tahun
Keberhasilan 2010 2011 Keterangan
Rata-rata Lama Sekolah
7,95 8,20 Naik 0,25%
Angka Melek Huruf 96,00% 96,48% Naik 0,48%
12
Tabel IV.4 Percepatan keberhasilan program Wajib Belajar 9 tahun dan 12 tahun
Jenis Bantuan
SD/MI SMP/MTs SMA/MA SMK Ket.
BOS 5,36 juta siswa
2,13 juta siswa
- - Total Rp. 405,6 Milyar
Beasiswa 6,250 Siswa
6.250 siswa
Ruang Kelas Baru
5.000 ruang kelas
Tabel IV.5
Capaian Angka Partisipasi Kasar (APK)
Keberhasilan 2009/2010 2010/2011 Keterangan
SD/MI 117,18 % 119,06 % Naik 1,88 %
SMP/MTs 93,97 % 94,03 % Naik 0,06 %
SMA/SMK/MA 57,50 % 59,56 % Naik 2,06 %
2. Urusan Perpustakaan
Tabel IV.6 Capaian Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan
Keberhasilan Jumlah Keterangan
Pengadaan untuk Perpustakaan
Umum
7.200 Buku 901 judul/8.657 eksemplar
Pengadaan untuk Perpustakaan
Pontren
62.000 Buku 200 judul untuk perpustakaan Pondok Pesantren di
Capaian Penanggulangan Kebutaan, Gizi Buruk dan Revitalisasi Posyandu
Keberhasilan Tahun 2011 Keterangan
Penanggulangan kebutaan
1.000 kasus di 15 Kabupaten dan 5 Kota
Pemberian Makanan Tambahan
3.200 balita gizi buruk 16 kabupaten dan 8 kota selama 90 hari
Revitalisasi 37.807 posyandu di 22 Kabupaten/Kota
14
4. Urusan Ketenagakerjaan Tabel IV.11
Capaian Ketenagakerjaan
keberhasilan Tahun 2011 Keterangan
Penduduk Usia Kerja 31,08 juta orang menurun 0,23%
TPAK 62,27% menurun 0,23% dari 62,38%
AKL 187.174 orang
AKAD 1.358 orang
AKAN 29.932 orang
Penyerapan Tenaga Kerja
1.281.766 orang
5. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Tabel IV.12
Capaian kinerja bidang Pemberdayaan dan Perlindungan Anak
keberhasilan 2011 Keterangan
pemberdayaan perempuan 168 kelompok 3.024 orang tersebar di 112 desa dan kelurahan
penanganan korban trafficking
75 orang
Kota Layak Anak 11 Kota
6. Urusan Pembangunan Kesejahteraan Sosial
Tabel IV.13 Penanganan masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Tahun 2011 Keterangan
Di Dalam Balai/Sub Unit
3.259 orang
Di Luar Balai/Sub Unit 6.568 orang
Total 9.827 PMKS meningkat 65% dari 5.949 Tahun 2010
15
7. Urusan Kepemudaan dan Olahraga
Tabel IV.14 Capaian kinerja Keolahragaan
Emas Perak Perunggu Keterangan
SEA GAMES 44 73 58
POPNAS meraih peringkat ke-2
8. Fasilitasi Penyelenggaraan Keagamaan
Capaian kinerja keagamaan : 1) Bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah meredam potensi konflik SARA yang
terjadi sehingga secara umum kondisi terkendali. 2) Provinsi Jawa Barat mendapat penghargaan sebagai Badan Amil Zakat Daerah
(BAZDA) Provinsi terbaik tingkat nasional, sehingga menjadi percontohan untuk BAZDA di seluruh Indonesia.
9. Urusan Kebudayaan
Capaian kinerja kebudayaan : 1) Konservasi Situs Batujaya dan Situs Gunung Padang, 2) Revitalisasi Seni Ketuk Tilu, Uyeg, Randu Ketir dan Topeng Menor, 3) Dialog Seni, Budaya, dan Pariwisata dengan nama acara “Jawa Barat Memikat” di
TVOne, 4) Event World Etnic Music Festival, 5) Pergelaran seni Angklung Kolosal Jawa Barat di Washington DC, Amerika Serikat
dengan mencatat rekor Guiness Book of Record sebagai pergelaran angklung kolosal terbesar yang melibatkan 5.182 peserta dari berbagai bangsa di dunia,
6) Kirab Budaya Zona Budaya Cirebon, Zona Budaya Priangan, Zona Budaya Melayu Betawi,
7) Pergelaran Angklung Kolosal yang diselenggarakan di Gedung Sentul International Convention Center (SICC) Kabupaten Bogor dengan melibatkan 10.000 (sepuluh ribu) orang lebih pemain angklung.
MISI II : Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Regional Berbasis Potensi Lokal
1. Urusan Pertanian
Tabel IV.15 Capaian Kinerja Bidang Pertanian
Produksi 2010 2011
Padi 11.632 juta ton 11,633 juta ton
Produktivitas Padi
57,60 kuintal per hektar (Ku/Ha)
59,22 kuintal per hektar (Ku/Ha)
Palawija 3.538.868 ton 3.538.133 ton
16
2. Urusan Peternakan
Tabel IV.16 Capaian kinerja Bidang Peternakan:
Produksi Tahun 2011
Ket.
Daging 604.326 ton Meningkat 9,73 % Dari Tahun 2010
Telur 186.253 ton Meningkat 0,81 % dari Tahun 2010
Susu 304.602 ton Meningkat 16,18% dari Tahun 2010
3. Bidang Perikanan dan Kelautan
Tabel IV.17 Capaian keberhasilan Bidang Perikanan dan Kelautan :
Keberhasilan 2011 Ket.
Produksi 908.351 ton Meningkat 12,81% dari Tahun 2010
Ketersediaan ikan untuk dikonsumsi 27,50 kg/kap/tahun
naik 2,50% dari tahun 2010.
Volume ekspor 21.921.923,44 Kg naik 31,28% dari tahun 2010
Nilai ekspor US$ 67.733.587,96,
naik 21,89% dari tahun 2010
4. Urusan KUMKM
Tabel IV.18 Pengembangan KUMKM
Program Alokasi Keterangan
Pembinaan dan Bantuan 35 Miliar
KCR 165 Miliar kerjasama dengan Bank Jabar Banten
Total 200 Miliar
17
5. Urusan Kehutanan
Tabel IV.19 Capaian kinerja pengembangan Kehutanan
Produksi 2011
kayu hutan Negara 265.520 m3
kayu rakyat 2,138 juta m3
jamur kayu 2,788 juta ton
lebah madu 41,56 ton
sutra alam 9,41 ton
bambu 41,056 juta batang
Tabel IV.20
Capaian kinerja Produksi Perkebunan
Produksi 2011
teh 97,037 ton
tebu 84.196 ton
karet 32.252 ton
kopi 13.981 ton
kakao 1.999 ton,
tembakau 7.743 ton,
cengkeh 5.177 ton,
kemiri sunan 32.850 pohon
kelapa 85.625 ton,
aren 10.494 ton,
nilam dan lada 7.853.361 benih.
6. Urusan Perindustrian
Tabel IV.21 Capaian kinerja Urusan Perindustrian
Keberhasilan 2010 2011
Unit usaha 203.060 unit 231.458 unit
Nilai Ekspor U$ 23.241 juta U$ 23.405 juta
Nilai Impor U$ 11,433 juta U$ 10,576 juta
18
7. Urusan Pariwisata
Tabel IV.22 Capaian kinerja Urusan Pariwisata
Wisatawan Tahun 2011
Mancanegara 1,34 juta orang
Nusantara 35,37 juta orang
MISI III : Meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur Wilayah
1. Pengelolaan Jalan
Tabel IV.23 Capaian dalam Pengelolaan Jalan
Keberhasilan Tahun 2011 Keterangan
kemantapan jalan 95,03% Naik 2,95%
Pembangunan jalan Lingkar Selatan Sukabumi
2,76 km Target 6,9 km
Pembangunan jalan Cikajang-Pameungpeuk
6,2 km Target 24,9 km
Jalan Tol Cisumdawu pengerjaan konstruksi pada seksi II
ruas Rancakalong – Sumedang
Tol Cikopo – Palimanan Baru mulai pengerjaan konstruksi
2. Pengelolaan Jaringan Irigasi
Tabel IV.24 Capaian Pengelolaan Jaringan Irigasi
Keberhasilan 2010 2011
Perbaikan jaringan irigasi 61,72% 63,67%
Penurunan kerusakan jaringan irigasi 24,82% 23,06%
Kondisi rusak berat 13,46% 13,27%
19
3. Urusan Perumahan dan Permukiman
Tabel IV.25 Capaian dalam Urusan Perumahan dan Permukiman
Keberhasilan 2010 2011
Cakupan Pelayanan persampahan 56 % 61,8 %
Cakupan Pelayanan air minum perkotaan 35,05% 49,66%
Cakupan Pelayanan air limbah 52% 60,2 %
MISI IV : Meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Untuk Pembangunan yang Berkelanjutan
1. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
Tabel IV.26 Laju Pertumbuhan Penduduk Jawa Barat
Laju Pertumbuhan Penduduk 2010 2011
Tingkat LPP 1,89% 1,90 %
2. Urusan Penataan Ruang
Tabel IV.27 Capaian Penataan Ruang
Keberhasilan 2011 Keterangan
Percepatan proses penyusunan RTRW
Kabupaten/Kota
12 Raperda
Pembentukan kawasan khusus
Perumusan Metropolitan Development Management
Bodebekkarpur, Metropolitan
Bandung Raya dan Cirebon Raya
3. Pengelolaan Lingkungan
Tabel IV.28
Capaian dalam Pengelolaan Lingkungan
Keberhasilan 2010 2011 Keterangan
Pelayanan air limbah domestik 52% 53,94% -
Penanganan Pencemaran Udara Pengujian emisi
kendaraan bermotor 1.187 unit
11 Kab/Kota terdapat 50 hari kategori baik dan 135 hari kategori
20
(6 jam)
sedang
Penanganan Limbah B3 Penerapan Manajemen Lingkungan, ekolabel dan
teknologi berwawasan lingkungan
West Java Green Province Sosialisasi budaya baru
Penanganan Lahan Kritis GRLK 12.400 ha dan hutan mangroe 250 ha
Gerakan Penanaman 11 Juta Pohon di 26 Kab/Kota secara
serentak
Capaian Kawasan Lindung 35,2 %
4. Urusan Energi
Tabel IV.29 Capaian Urusan Energi
Keberhasilan 2011 Keterangan
Pembangunan PLTMH 3 PLTMH Kab. Bogor, Kab. Garut dan Kab.
Cianjur
Pemasangan PLTS 270 Unit yang terdiri
dari 250 Unit Solar
home system
Kab. Cianjur, Kab. Sukabumi dan Kab.
Garut
Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya
20 Unit
Pengembangan Biogas dari Kotoran Ternak
10 Unit Desa Suntenjaya Kab. Bandung Barat
Pemanfaatan Potensi Panas Bumi 1.075 megawatt
- PLTP Gunung Salak 377 mw, PLTP Wayang Windu 227 mw, PLTP Kamojang 200 mw dan PLTP
Peralatan Tim Rescue 5 Unit, Personal Equipmen 15 Unit, Sepatu boat 200
buah, Lampu Sorot 14 Unit dan Peralatan bantuan dari Bank Mandiri dan BRI
berupa Perahu 5 unit, dan genset 5 Unit, Tenda Pleton 10 serta 5 set
Peralatan Dapur Umum Lapangan.
Menyusun Standarisasi dan Prosedur Penanggulangan Banjir dan Longsor
yang akan dilaksanakan oleh seluruh OPD terkait di lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kab/Kota di Jawa Barat;
Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana Bajir dan
Tanah Longsor di Jawa Barat;
Melakukan Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana, sebagai bahan
pengambilan keputusan dan perencanaan kegiatan pengurangan resiko
bencana;
Menyelenggarakan Pelatihan Mitigasi Bencana di tingkat masyarakat, untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam merencanakan dan
melaksanakan kegiatan pengurangan resiko bencana di lingkungan
perumahan dan permukiman;
Menyelenggarakan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan dalam
Kegiatan Mitigasi Bencana;
Menyelenggarakan Sosialisasi Kegiatan Pengurangan Resiko Bencana kepada
seluruh Stakeholders kebencanaan Jawa Barat.
Memetakan Daerah Rawan Bencana secara komprehensif, guna optimalisasi
dan sinkronisasi program mitigasi bencana di Jawa Barat.
Melakukan Simulasi & Sosialisasi Kebencanaan secara berlanjut kepada
masyarakat, sehingga tercapai masyarakat sadar bencana di Jawa Barat,
khususnya di daerah rawan bencana.
Melakukan Penguatan Kelembagaan Pusdalops BPBD Provinsi Jawa Barat,
sebagai basis data pengambilan kebijakan dan pengendalian operasional
kebencanaan di Jawa Barat.
Melakukan sinergi program dan kegiatan lintas SKPD, baik dalam lingkup kab/kota, provinsi maupun dengan Kementerian & Lembaga di tingkat pusat.
32
6. Penyelenggaraan Ketentraman Dan Ketertiban Umum Program dan kegiatan yang dilaksanakan guna meningkatkan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat diantaranya kegiatan pemeliharaan trantibum secara sinergis
kerjasama dengan Satpol PP Kabupaten/kota, unsur TNI, POlRI dan OPD teknis daerah di
Jawa Barat dan di wilayah perbatasan Provinsi Jawa Barat. Adapun anggaran untuk
menangani ketentraman dan ketertiban umum di Jawa Barat sebesar Rp. 18.011.368.120,62
dari APBD Provinsi Jawa Barat pada Satpol PP Provinsi Jawa Barat, dan sebesar Rp
200.000.000 pada Biro pemerintahan Umum Setda Provinsi Jawa Barat.
Dalam upaya memelihara ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di Jawa Barat,
perlu upaya untuk lebih meningkatkan kesadaran hukum bagi aparatur pemerintah, badan
usaha/ badan hukum maupun masyarakat. Hal tersebut bukan hanya tanggungjawab Satpol
PP dan Biro Pemerintahan umum saja tetapi perlu keterlibatan semua stake holders di Jawa
Barat.
VII. PRESTASI YANG DIRAIH
Tabel VII
Penghargaan Kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat Selama Tahun 2011
No Nama Penghargaan Bidang Pemberi Penghargaan
1 Penghargaan Enterpreneurship Development
KUMKM Menteri Koperasi dan UKM
2 Rekor Muri Kendaraan Terbanyak Uji Emisi Gas Buang
Lingkungan Museum Rekor Indonesia (MURI)
3 Anugerah Pangripta Nusantara, Perencanaan Pembangunan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
4 Anugerah Bhawa Sasana Desa, Hukum dan HAM Menteri Hukum dan HAM
5 Penghargaan Inclusive Education
Award
Pembukaan Ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) X Di Manado, Sulawesi Utara
Kementrian Pendidikan Nasional
6 Adiupaya Puritama, Bidang Penyelenggara Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2011
Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera)
7 Ganesa Prajamanggala Bakti Adi
Utama,
Ilmu Pengetahuan Institut Teknologi Bandung (ITB)
8 Doktor Honouris Causa Manajemen Pemerintahan Youngsan University Korea Selatan,
9 Adibakti Mina Bahari, kelautan dan perikanan Wakil Presiden Boediono
33
10 Satya Lencana Kebaktian Sosial, Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
11 Transmigrasi Award, Transmigrasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
12 LPSE : terbaik dua tahun berturut-
turut dari LKPP telah menerapkan
ISO 9001 : 2008
LKPP LKPP
13 Peringkat III badan publik terbaik se-
Wil. Jawa, Bali dan Nusa Tenggara
Keterbukaan Informasi Publik Komisi Informasi Pusat
14 Peringkat I dalam Pemeringkatan e-
Government Indonesia (PeGI),
Kominfo Kementrian Kominfo
15 Penghargaan dari PT. Telkom sebagai
pengguna sistem informasi dan
komunikasi berbasis cloud computing
untuk (SIPKD).
Kominfo PT Telkom
16 Juara umum lomba Anugerah Media
Humas Tahun 2011
Kehumasan Kementrian Kominfo
17 Penganugerahan Terbaik ICT Pura
dan USO Award Tahun 2011
Kominfo Kementrian Kominfo
18 Juara ke III Perlombaan Pertunjukan
Kesenian
Kehumasan Kementrian Kominfo
VIII. PENUTUP Informasi secara lengkap dapat dilihat pada website www.jabarprov.go.id Bagi masyarakat yang peduli dan ingin menyampaikan masukan, saran, pendapat/tanggapan guna peningkatan penyelenggaraan pemerintahan kedepan, dapat menyampaikan melalui : Biro Pemerintahan Umum atau Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Jl. Diponegoro No. 22 Bandung 40115, Tlp (022) 4232448; 4233347; 4230963, Fax. (022) 4203450, Email: [email protected] atau [email protected]