8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
1/78
66 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
PEREMAJAAN PERMUKIMANMELALUI KESWADAYAAN MASYARAKAT
(Membangun dengan potensi masyarakat di Cigugur Tengah, Cimahi,Jawa Barat)
Oleh : Gundhi MarwatiPusat Litbang Permukiman
E-mail: [email protected]
AbstrakTumbuhnya permukiman kumuh di daerah perkotaan pada umumnya akibat dari
kebutuhan perumahan yang belum terpenuhi bagi masyarakat berpenghasilan rendah.Penerapan penataan kembali kawasan kumuh di Cigugur Tengah-Cimahi diharapkansebagai model yang bisa diterapkan di berbagai daerah yang kondisinya sama. CigugurTengah adalah salah satu kawasan di kota Cimahi yang letaknya sangat strategis, terletakdekat perbatasan kota Bandung dan kota Cimahi. Karena kawasan tersebutberdampingan dengan kawasan industri, maka keberadaan kaum buruh yang jumlahnyacukup tinggi menyebabkan banyak yang menyewa atau mendirikan pondok-pondoksecara ilegal. Tidak terkendalinya pembangunan perumahan Cigugur Tengah,menyebabkan kawasan tersebut mengalami penurunan kualitas lingkungan secarakeseluruhan. Adanya program peremajan kawasan kumuh pemerintah kota Cimahi, akanmemberi peluang untuk peremajaan permukiman kawasan Cigugur Tengah. Dalam
konsep ini, selain menerapkan konsep membangun tidak menggusur, juga diterapkankonsep membangun keswadayaan masyarakat berkelanjutan.
Kata Kunci : peremajaan permukiman, tanpa menggusur, membangun keswadayaanmasyarakat berkelanjutan.
AbstractThe growth of slum housing in the urban areas is mostly influenced by the housingdemand of the low income group. The rearrangement of slum area in Cigugur-Tengah,Cimahi, is expected tobe a model, which can be applied in other areas having similarcondition. Cigugur-Tengah is one of the strategic location of slum area in Cimahi city,because it is close to the boundary of Bandung and Cimahi city. As the location is verynear from industrial area, this condition attracts a big number of industrial workers to livein slum areas, and it makes the condition become worse. Many illegal uncontrolledshelters have been built, that make discomfort settlements. Uncontrolled housingconstruction in Cigugur-Tengah, has caused the area to become totally degraded in itsquality. The planning program of urban renewal slum area of the government Cimahicity, therefore, will open an opportunity for an urban renewal in Cigugur-Tengah area. Inthis concept, “to build without drag ging away the dweller’, wiil also “ build sustainable
community where self-help participation ” will also be apllied.
Keyword: Urban renewal slum area, without dragging away, build sustainablecommunity
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
2/78
Peremajaan Permukiman Melalui … (Gundhi M.) 67
PENDAHULUAN
Kebutuhan perumahan bagi masyarakatberpenghasilan rendah sangat terasasekali di daerah perkotaan, terutama dikota-kota besar dan metropolitan.
Akibat kebutuhan perumahan ini,tumbuh permukiman kumuh di lokasiyang strategis, berdekatan dengandaerah komersial, menduduki tanahnegara atau tanah milik masyarakat.
Sesuai dengan kebijakan pada Pelita VI yang lalu, untuk menata kembalikawasan kumuh ini, tidak dilakukanpenggusuran. Karena itu, lahan yangada dimanfaatkan seefektif dan seefisien
mungkin dapat menampung penduduksetempat yang ada, dilengkapi dengansarana dan prasarana, dan cukup ruang-ruang terbuka dan taman, sehinggamemenuhi lingkungan yang sehat.
Konsep skala lapangan Kawasan CigugurTengah-Cimahi sebagai model, diharap-kan dapat diterapkan di daerah-daerahyang kondisinya serupa.
Kawasan Cigugur Tengah adalah salah
satu kawasan kumuh di kota Cimahiyang masuk dalam program peremajaankota. Karena lokasi kawasan tersebutberdampingan dengan kawasan industri,maka desakan kebutuhan akanpermukiman terutama kaum pendatangyang bekerja sebagai buruh,mengakibat-kan penduduk dan bangunan menjadipadat. Lokasi kawasan Cigugur Tengahmerupakan suatu potensi kawasan,
karena berdekatan dengan daerahindustri, daerah bisnis dan perkantoran,serta jalur angkutan umum. Bagipenduduk kawasan Cigugur Tengah,keberadaan industri dan daerah bisnismendatangkan tambahan pendapatan,karena karyawan industri kebanyakan
menyewa kamar atau rumah di kawasantersebut. Penambahan penduduk danpenambahanbangunan-bangunan rumah
yang pada umumnya liar tidakterkendali, menyebabkan penurunankualitas kawasan, akibat dari jalan-jalansetapak semakin sempit, minimnya airbersih dan sanitasi lingkungan.
Adanya rencana pemerintah kota Cimahiuntuk meremajakan kawasan CigugurTengah, peluang penataan kembalikawasan ini belum dapat diterima olehmasyarakat, karena masyarakat akanmerasa kehilangan pendapatan dari
menyewakan kamar atau rumahnya,atau bahkan penghuni kawasan akantergusur dan akan kehilangan ruang-ruang untuk berdagang atau membuatindustri rumahan.
Telaah peremajan kawasan permukiman
direncanakan menggalang semuapotensi masyarakat menjadi kekuatanbersama yang lebih besar danmenguntungkan untuk bersama. Konsepperemajaan dalam studi ini tidak akanmenggusur penduduk. Cara ini dipilihdengan pertimbangan – pertimbanganpemerintah kota tidak perlu menyiapkanlahan bagi penduduk tersebut, danpenduduk tidak banyak terganggu dalam
mencapai tempat kerja atau aktivitaslainnya. Konsep peremajaan kota diCigugur Tengah akan mendorongpembangunan bukan saja untukpenataan fisik kawasan, tetapi lebih luasakan meningkatkan kualitas kota Cimahi,serta mendorong ekonomi masyarakat,dengan cara penataan dengan polaekonomi kawasan, yaitu membangun
hunian beserta fasilitas sosial, fasilitasumum dan fasilitas usaha untukmenunjang kehidupan ekonomi. Tujuanpembangunan seperti ini adalahmendorong peningkatan ekonomimasyarakat, dengancara memberdaya-kan masyarakat,mengikutsertakan masya-rakat secara aktif berperan serta,pemerintah dan swasta bertindaksebagai pendorong atau katalisator,
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
3/78
68 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
turut membina dan memberikanberbagai kemudahan untuk kelancaranpembangunan.
Konsep-konsep perbaikan kota telahdicoba diterapkan di beberapa kota pada
sekitar tahun tujuh puluhan, antara laindi Jakarta, Bandung dan Surabaya,diperuntukkan bagi masyarakat miskin.Salah satu sasaran pemerintah adalahpenyediaan dan perbaikan papan sertalingkungannya bagi masyarakat
menengah ke bawah. Tetapi, ternyatakonsep-konsep Kampung InprovementProgram (KIP) yang diterapkan diIndonesia tidak dapat berjalan sesuaiyang diharapkan. Strategi pemerintahyang diterapkan untuk penyediaanpapan dan KIP dijalankan dengan caratop down, masyarakat tidak diikutsertakan dalam penentuan kebutuhansarana maupun prasarananya, juga tidakdilibatkan dalam perencanaan dan
pelaksanaan. Perbaikan kampung kotaini justru cenderung mendorong pihak-pihak bermodal besar membeli rumahpenduduk di lingkungan yang sudah
tertata, selanjutnya karena tekananekonomi, penghuni asli melepaskanrumahnya, tergusur secara alami pindahlagi menciptakan daerah kumuh baru.Konsep peremajaan permukiman denganpola keswadayaan masyarakat, membang-un dengan potensi masyarakat, diarti-
kan bahwa peremaja-an permukiman inidiharapkan dapat memecahkanpermasalahan secara mendasar. Konsepini mengutamakan semua penduduklama diusahakan dapat ditampungkembali dalam rumah yang dibangun dilokasi yang sama, dengan tujuan agarmasyarakat dapat manfaat dalampenatan kembali kawasannya, antaralain perumahan mereka menjadi lebihbaik dan sehat, mereka tidak kehilangan
segi-segi yang positif dari lokasi yanglama, yang sebelumnya telah mereka
nikmati, karena masih tetapbertetangga, dekat dengan tempatkerja, tempat sekolah, dan fasilitasumum lainnya. Dengan peningkatankualitas yang lebih baik, pengganti-
an tanah/rumah milik, ataupunrumah/tanah sewa sesuai dengan
peraturan yang jelas dan adil,diharapkan masyarakat penghuni akantermotivasi untuk lebih meningkatkantaraf hidup mereka. Tersedianya ruang-ruang usaha komersial yang bisa dimilikimaupun disewakan, dapat mendorongmenaikkan taraf ekonomi mereka.
KAJIAN PUSTAKA
Peremajaan PermukimanSesuai dengan Undang-Undang RI No. 4tahun 1992 tentang Perumahan danPermukiman ditentukan bahwa,peremajaan merupakan kegiatan denganperombakan mendasar bersifat menyeluruhdan memerlukan peran sertamasyarakat secara menyeluruh pula (UURI No. 4 tahun 1992:55). Sejak Pelita VIyang lalu, telah diterapkan
strategi,bahwa peremajaan lingkungan /kawasan permukiman diarahkan tidak
menggusur penduduk. Menurut JokoSujarto, peremajaan kota dapat dilihatdalam tiga lingkup, yaitu sebagai proses,fungsi dan program.
Sebagai proses peremajaan, diartikan
pengembangan kembali bagian wilayahterbangun kota untuk meningkatkanproduktivitas dan kegunaan bagian kota
tersebut. Sebagai fungsi peremajaan,berarti kegiatan untuk menguasai,menata kembali dan merehabilitasi suatukawasan yang dinilai telah rusak ataumenurun kualitasnya untuk dapatmenampung kegiatan-kegiatan yangsesuai dengan rencana kota. Sebagaisuatu program, peremajaan kota harusdilakukan secara terkoordinir danterpadu.
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
4/78
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
5/78
70 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
dan memiliki kekuatan; (7) jenis danlokasi aktivitas sebaiknya disetujui olehmasyarakat pemakai; (8) tersedianya
jalan penghubung yang nyaman danaman, misalnya bisa dipakai untuk
jogging, berkendaraan sepeda dangerobag.
Dalam merencanakan kawasan permukim-an, Clarence Perry lebih mementingkan
jaringan jalan kaki. Jalur jalankendaraan roda empat diusahakan tidak
menembus kawasan perumahan. Jalan juga dimanfaatkan sebagai pembataslingkungan dalam kawasan. Untukmembatasi pergerakan kendaraanbermotor, jalan dibuat pola cul de sacdan pola curva. Bagi kelompokpenduduk berjumlah sekitar 5000 jiwa,dilengkapi pusat lingkungan berupaSekolah Dasar, fasilitas pertokoan danperpustakaan. Konsep perencanaankawasan permukiman Clarence Stein
hampir sama dengan konsep Perry,pusat lingkungan permukiman sebaiknyaberupa fasilitas Sekolah Dasar, danpertokoan dengan radius pencapaian
perumahan maksimum 900 meter. Tigalingkungan permukiman dengan fasilitasSekolah Dasar, diikat dengan pusatfasilitas Sekolah Menengah Pertama.
The New Urbanism menurut Peter Kartz(1992), bertujuan untuk menciptakankonsep perencanaan lingkungan yangmempunyai visi ke masa depan denganmengkombinasikan keadaan masalampau, sekarang dan masa yang akan
datang. Memiliki kecenderungan memeli-hara dan melestarikan lingkungan yangberkelanjutan. Komponen pembentuklingkungan berupa taman, lapanganterbuka difungsikan sebagai pusatlingkungan. Komponen pertokoan,sebagai pembatas lingkungan /kawasan, atau batas-batas lingkungan /kawasan berupa unsur-unsur alami,yaitu sungai atau jalan.
METODE PENELITIAN
Mengkaji data sekunder yang
didapat dari Dinas Perumahan danTata Kota Cimahi, kelurahanCigugur Tengah, berupa peta
wilayah studi, kepadatan pendudukdan kepadatan bangunan. Daripeta wilayah dan data kelurahan,didapat kejelasan perihal tanahmilik dan tanah negara yang telahdipakai mendirikan bangunan olehpenduduk.
Observasi lapangan dan teknik
pengumpulan data : wawancaradengan tokoh-tokoh masyarakat
dan penduduk asli yang memilikitanah warisan turun temurun,menyewa rumah/tanah ataupunmendirikan rumah di atasnya.Melakukan wawancara dengan :pimpinan pesantren At Taqwa danpara santri yang menjadi ustadz dipesantren tersebut, para RW danRT, Lurah Cigugur Tengah, KetuaBappeda, Kepala Dinas Perumahandan Tata Ruang, pengelola rumah
susun di Ciputri Cigugur Tengah,Guru SD dan SMP, dan masyarakatlainnya di kawasan tersebut.
Bersama masyarakat melakukansurvei kampung sendiri. Data yangdikumpulkan berupa potensi danpermasalahan yang ada, baik fisikmaupun sosial ekonomi.
Telaah data : informasi yangdidapat di lapangan ditelaah
berdasarkan metode eksploratif danteori penataan kawasan permukim-an, dibantu dengan teknik-teknikpengukuran lapangan dan simulasi.
Telaah mengaitkan latar belakangmasyarakat penghuni, sosialekonomi, kondisi lokasi, keinginan
/usulantokoh-okohmasyarakat,sertaperhitung-an ekonomi kawasanterbangun dengan cara simulasi.
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
6/78
Peremajaan Permukiman Melalui … (Gundhi M.) 71
TELAAH DATA
Lokasi penelitian terletak di kelurahanCigugur Tengah kota Cimahi, seluas12,60 Ha, dengan kondisi permukimanyang sangat kumuh. Permasalahan yang
dihadapi adalah jumlah penduduk danbangunan yang sangat padat, saranadan sanitasi lingkungan yang tidakmemenuhi kesehatan. Apabila musimhujan, perumahan yang didirikan dibantaran sungai terancam banjir, tetapi
sangat kekurangan air bersih. Tumbuhdan berkembang rumah-rumah bedengyang dibangun ilegal oleh parapendatang yang umumnya buruh
industri atau dibangun penduduksetempat untuk dikontrakan. Dari jumlahbangunan yang ada, 80% berdiri tanpaizin. Bangunan yang memiliki izinterletak di pinggir jalan raya.Berdasarkan analisa sosial ekonomi, dari7.648 keluarga yang tercatat di CigugurTengah, hanya 4.599 (60%) yangtercatat mempunyai pekerjaan /penghasilan teratur, sehingga 40%diperkirakan belum memiliki pekerjaan.
Kelompok dominan sebesar 28%keluarga bergantung kepada sektor lain-lain, berdasarkan pengamatan lapanganmasuk kedalam kelompok buruh industridan penyewaan kamar/rumah. Sektorperdagangan 11%,sektor PNS/TNI/POLRIdan 6% jasa dan pensiunan dan 4% di
sektor angkutan (termasuk pengemudiojek). Pemerintah kotasudah memprogram-kan untuk dilakukan penataan kembali
melalui peremajaan kota.Dari hasil penelitian dengan carapendekatan masyarakat di beberapalokasi penelitian, yaitu di lokasi kawasankumuh kota Jakarta, Yogyakarta,
Semarang dan Cimahi, karakteristikmasyarakat adalah seperti berikut: a)pada dasarnya masyarakat mengingin-kan adanya perubahan kehidupan sosial
ekonominya, yaitu terpenuhinya tigadasar kebutuhan hidup : pangan, papan,dan sandang. b) masyarakatmengharapkan adanya kemudahan-kemudahan akses ke arah perubahan,
ke berbagai sistem sumber daya danpotensi yang diperlukan. c) masyarakat
belum menyadari sepenuhnya terhadapkondisi potensi dan kemungkinanpeluang yang lebih besar dalammeningkatkan kualitas kawasannya,terutama penyatuan lahan sebagaimodal awal pembangunan.
Disamping permukiman kumuh, masihada sektor-sektor ekonomi masyarakat
berupa jasa dan perdagangan skalarumahan. Sektor-sektor ini merupakanpotensi dan memiliki peluang untukditumbuhkembangkan dengan fasilitasipemerintah daerah, ditingkatkanmenjadi kawasan komersial bagimasyarakat setempat yang tertata.
Untuk mengubah pemikiran masyarakat(mindset ) bahwa apabila permukiman-nya ditata, maka lingkungan huniannya
akan lebih sehat, sudah dapat dicernadan diterima dengan baik. Tetapi untukmengubah pemikiran bahwa apabilapermukimannya ditata kembali, ekonomimasyarakat akan naik, diperlukanpembuktian nyata. Karena hal ini belumpernah ada contohnya di Indonesia,maka dalam penelitian ini dilakukansimulasi analisis daya dukung kawasandan konsep perencanaan serta analisisinvestasi pembangunan, sebagai alat
untuk sosialisasi kepada masyarakat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Daya Dukung KawasanKawasan Cigugur Tengah seluas 12,60Ha dengan penduduk sejumlah 7.648
jiwa, terdiri dari 1530 KK serta jumlahrumah 1071 unit. Untuk memenuhikebutuhan rumah, dibutuhkan 43% dari
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
7/78
72 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
jumlah rumah yang ada. Dalammenganalisis kawasan, diperhitungkankebutuhan rumah untuk 10 tahun yangakan datang dihitung sejak tahun 2006,dengan pertumbuhan penduduk setiap
tahun rata-rata 2,63%. Analisis datalapangan perihal laju pertumbuhan
penduduk sampai dengan tahun 2016,seperti pada Tabel 1.
Model penataan kawasan dengankonsep pola ekonomi kawasan,menciptakan peluang usaha, denganmenerapkan penatan bangunan mixeduse, diutamakan perumahan rumahsusun beserta bangunan fasilitas
umumnya, dan selebihnya dibangunbangunan komersial, yang direncanakan
dikelola oleh masyarakat, digunakansendiri atau disewakan. PerhitunganKoefisien Lantai Bangunan (KLB),Koefisien Dasar Bangunan (KDB), jumlahlantai tingkat yang dapat dibangun,
kepadatan bangunan dan kepadatanorang/jiwa yang dapat ditampung,
dihitung sesuai ketentuan SNI 03-2846-1992, tentang Tata Cara PerencanaanKepadatan Bangunan LingkunganPerumahan Rumah Susun. Karenakawasan dilalui jalur pesawat terbangdengan ketinggian 38 meter, makabangunan tertinggi diperbolehkan hanyasampai 8 lantai. Konsep perencanaanseperti pada Tabel 2.
Tabel 1.Perkiraan Jumlah Penduduk Kawasan Cigugur Tengah Tahun 2016 dengan laju
pertumbuhan 2,63%/TahunJumlah
penduduktahun 2006
(jiwa)
Lajupertumbuhan/tahun
(%)
Pertumbuhanselama 10
tahun(jiwa)
Tahun 2016(jiwa)
Jumlah KK AsumsiJiwa/KK
7.648,00 2,63 2.011 9.659 2.415 4
Sumber : Analisis simulasi (2007), GM.
Jumlah penduduk saat ini (2006) adalah7.648 jiwa, dengan luas lahan 12,60 Ha.Jadi jumlah penduduk per hektar 606.98
jiwa, dibulatkan menjadi 607 jiwa/Ha.
Dari standar perencanan kepadatanbangunan, ditentukan bahwa penduduklebih dari 500 jiwa/Ha harus dibangunrumah kearah vertikal.
Tabel 2.Konsep Program Pembangunan Kawasan Cigugur Tengah berdasarkan Daya
Dukung Kawasan
NoTipe(m2)
Lokasi(Blok)
JmlUnit
JmlBlok
LuasSeluruhLantai
(m2)
LuasLantaiDasar
(m2)
KDB(%)
KLBLuasPersil(m2)
JmlOrg
/Unit
JmlOrang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 F36 MBR C1 384 4 21.384 2.376 22 1,94 10.800 4 1.536
D3 864 9 48.114 5.346 18,26 1,40 29.277 4 3.456
D4 288 3 16.038 1.782 26,70 1,48 6.674 4 1.152
2 F54 MBM B 400 5 29968 3.662 21 1,93 17431 4 1.600
C1 160 2 11.988 1.332 22 1,94 6.055 4 640
C2 240 3 17.982 1.998 33 1,91 6.055 4 960
3 F78 MBA B 48 1 10.404 578 21 1,93 2751 4 192
4 F108 MBA B 36 1 6.912 768 21 1,93 3654 4 144
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
8/78
Peremajaan Permukiman Melalui … (Gundhi M.) 73
NoTipe(m2)
Lokasi(Blok)
JmlUnit
JmlBlok
LuasSeluruhLantai(m2)
LuasLantaiDasar(m2)
KDB(%)
KLBLuasPersil(m2)
JmlOrg
/Unit
JmlOrang
5 Asrama santri D1 104 1 3.774 936 45 0,49 2.701 4 416
6 Infrastruktur 0 0 0 0 0 0 0 19.078
7 Bg. Sekolah D1 1 1.704 568 15,05 0,49 2.774
8 Bg. Masjid D2 1 600 300 20 0,49 1.500
9 Poliklinik D1 1 400 200 40 0,49 500
10Bg.Komersil A 15900
(m2)1 16800 2800 48,00 2,31 3.247
Ruko 56 D4 32 4 7.200 2.400 26,70 1,48 5.988 3 96
Ruko 75 C2 32 4 7.200 2.400 33,00 1,91 5.273 4 128
11RT Hijau total di luarkavling bangunan
1.055
12Rg.Parkir/ruangterbuka-Di luarkavling
1.187
Jml.orang 10.608Luas kawasan 126000
MBA : MBM : MBR = 10% : 32% : 58% , mendekati pedoman, yaitu 1:3:6Rencana jumlah yang dapat ditampung 9.659 jiwa. Dengan perencanAan ini, masih memberikan angkakeamanan, yaitu kawasan masih bisa menampung lagi 10.608 jiwa-9.659 jiwa = 949 jiwa.Sumber : Analisis simulasi (2007), GM.
Gambar 1. Blok Plan Kawasan Cigugur Tengah Cimahi Sumber Gambar : Sindu
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
9/78
74 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
Gambar 2. Hunian MBR dan Fasilitas Umum Dua blok Rusuna 5 lantai Puslitbang Permukimansudah terbangun
Peran Perancang dan Perencanadalam Peremajaan LingkunganKumuhPermasalahan permukiman kumuh baik
di negara maju maupun di negaraberkembang hampir sama, yaitu akibatdegradasi lingkungan. Dari berbagaipengalaman yang telah berhasil dinegara-negara tersebut, sebaiknyaprogram peremajaan dilakukan dengan
konsep tanpa menggusur, dilakukansekaligus pemberdayaan masyarakat,dibentuk kelompok dan diajak berperanaktif sejak prakarsa, dan diberlakukan
sebagai pemeran utama.Koperasi atau paguyuban yang sudahada di masyarakat ditingkatkan denganmenambahkan kegiatannya yaitu dalamlingkup perumahan. Dengan diberi peran
lebih, dan difasilitasi oleh pemerintahdaerah setempat, koperasi ataupunpaguyuban tersebut ditingkatkanmenjadi lembaga penyelenggara
pembangunan perumahan. Dengandemikian, lembaga ini dapat menjadiperantara dalam pencarian dana, yangbisa didapat dari berbagai sumber,
misalnya infrastruktur dari PemerintahDaerah, dari Departemen PekerjaanUmum, melalui jalur APBN berupaprasarana dan sarana dasar (PSD-PU),bahkan memungkinkan pendanaanuntuk membangun rumah susun.
Lembaga ini bekerjasama denganlembaga pemerintah yang khususnyamenangani perumahan, yaitu yangtergabung dalam Badan Pengendalian
Pembangunan Perumahan dan Permukim-an Daerah (BP4D), yang anggota-anggotanya antara lain dari Dinas TataRuang Kota dan Perumahan, DinasSarana dan Prasarana Kota, Badan
Pertanahan Nasional, PDAM, PLN, danLembaga Keuangan.
Pada waktu pelaksanaan pembangunan,membutuhkan tempat sementara untuk
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
10/78
Peremajaan Permukiman Melalui … (Gundhi M.) 75
menampung warga yang rumahnyatelah dibongkar. Untuk itu, dalamkegiatan ini, telah dibangun dua blokrumah susun Puskim sebanyak 64 unithunian untuk menampung penghuni
yang perumahannya sedang dibongkar.Maka, master plan keseluruhan harus
dirancang dan direncanakan secaramatang bersama masyarakat, sedang-kan pembangunan bertahap sesuairencana tersebut, atau per lisiba.
Perencanaan Fisik lingkunganRancangan rumah susun yang dibangunadalah tipe F36 untuk MasyarakatBerpenghasilan Rendah (MBR), tipe F54
untuk Masyarakat BerpenghasilanMenengah (MBM), dan F78 serta F108untuk Masyarakat Berpenghasilan Atas(MBA). Pesantren yang telah adadiperbaiki dengan membangun asramasantri dan mesjid. Fasilitas umum yanglain adalah bangunan sekolah danpoliklinik.
Setiap bangunan ditata berbentukcluster, dilengkapi dengan penghijauan
dan tempat bermain. Sesuai denganteori Ornsbe, faktor alami dan buatanharus seimbang. Dibuat node-nodeaktivitas untuk menciptakan lingkunganyang nyaman. Dalam perencanaan, lebihmementingkan jalur jalan kaki, untukmenciptakan lingkungan yang tenang(Ornsbe, Perry). Jalan jalan penghubungaman buat pejalan kaki, kendaraansepeda dan gerobag dorong. Jalur
jalan direncanakan tidak menembus
kawasan. Untuk membatasi pergerakankendaraan, direncanakan pola jalan culde sac dan curva . Bangunan pendidikanatau fasilitas umum lainnya, dijadikansebagai pusat lingkungan denganpenduduk 5000 jiwa.
Analisis Investasi Pembangunan Analisis investasi pembangunan ini untukmemberikan sosialisasi kepada masyarakat,
agar masyarakat diharapkan bisamengubah mindset bahwa adanyapenataan dengan pola ekonomi kawasandapat menguntungkan masyarakatpenghuni. Dengan menerapkan pola
ekonomi kawasan, rencana kawasanakan dibangun : blok hunian berupa
rumah susun MBR, MBM, dan MBA yangdapat menampung 9.659 jiwa,bangunan fasilitas umum dan fasilitassosial, dan bangunan komersial (lihatGambar 1 dan 2; jumlah blok dan unit,lihat Tabel).
Setiap keluarga akan didata dalam halkepemilikan / sewa tanah/rumah, luas
tanah / rumah, dan ditaksir harganya.untuk dikonversikan dengan harga unitrumah susun. Sesuai PP No. 80/1999tentang Kawasan Siap Bangun danLingkungan Siap Bangun yang BerdiriSendiri, pada pasal 20 dinyatakan“konsolidasi lahan masyarakat untukselanjutnya diganti dengan lahan baru,
atau unit rusun”. Dalam hal ini penggantian diganti dengan suratberharga berupa lembaran saham. Bagi
yang tidak memiliki tanah, hanyamemiliki bangunan rumah diatasnya,
ataupun hanya menyewa rumah, akanditempatkan kembali di rumah susun.
Delapan puluh persen (80%) lahankawasan ini adalah milik masyarakat.Bangunan akan didirikan diatas lahanbersama tersebut. Dengan bantuanPemerintah daerah dan investor,bangunan ini diasumsikan dalam
tenggang waktu tertentu, akan menjadimilik bersama dan dikelola bersama,dengan analisis investasi seperti terterapada Tabel 3 dan Tabel 4.
Perhitungan pembiayaan dengan bungasliding rate, bunga bank 8% per tahun,atau 0,67% per bulan, dalam jangkawaktu 15 tahun atau 180 bulan.
Darihasil analisis investasi pembangunan,
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
11/78
76 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
dengan simulasi seperti rencana gambardiatas, pengembalian investasi dalam
jangka waktu 15 bulan. Setelah limabelas bulan mereka tidak menyewa lagi,bahkan kelebihan unit rusun dan unit
komersial atau bangunan komersial,yang dapat disewakan ke perorangan /
perusahaan yang membutuhkan.Selanjutnya, dengan dibentuknya BadanPengelola, kawasan ini dapat dikelolauntuk kepentingan bersama, terutama
dalam hal tambahan income bersama,diperhitungkan sesuai dengan besarnyasaham mereka (sebagai penggantitanah yang dimiliki) dalam pembangun-an kawasan. Dengan demikian,
masyarakat diharapkan dapat mengubahpikirannya, bahwa kawasan kumuh yang
ditata kembali dengan pola ekonomikawasan, dapat memberikan nilai positifbagi penghuninya.
Tabel 3.Biaya Konstruksi dan Pengembalian Modal
No A. INVESTASI BANGUNAN LUAS (m2)HARGA SATUAN (Rp)
/m2/blok/m’ TOTAL HARGA
(Rp)
1 Hunian 162.790,00 1800000/ m2 293.022.000.0002 Sekolah 1.704 1000000 /m2 1.704.000.000
3 Komersial Ruko 14.400,00 1800000 /m2 25.920.000.000
4 Komersial (Retail) 16800 1800000 /m2 30.240.000.000
5 Tempat parkir 1187 150000 /m2 178.050.000
6 Mesjid 600 1000000 /m2 600.000.000
7 Pesantren 3.774 1000000 /m2 3.774.000.000
8 Poliklinik 400 1200000 /m2 480.000.000
9 Ruang terbuka hijau 1.055 150000 /m2 158.250.000
10 Pembongkaran 126000 5000 /m2 630.000.000
11 Instalasi lingkungan 46,00 3000000/blok 138.000.000
12 Penyambungan listrik 46,00 1000000/blok 46.000.000
13 Infrastruktur jalan, drainase, dan
jaringan listrik
2.921,50 2000000/m’ 5.843.000.000
14 Perizinan 46,0 1000000/blok 46.000.000
Jumlah Harga A 362.733.300.000
No B. BIAYA PENUNJANGPROSENTASE
(%)HARGA TOTAL A
(Rp)HARGA (Rp)
1 Konsultasi 7 362.733.300.000 25.391.331.000
2 Manajemen konstruksi 7 362.733.300.000 25.391.331.000
3 Pengelola teknis 0,50 362.733.300.000 3.627.333.000
4 Administrasi umum 0,30 362.733.300.000 3.627.333.000
Jumlah harga B 58.037.328.000
C. HARGA LAHAN LUAS (m2)HARGA/m2
(tahun 2006)HARGA
Kasiba 126000 700000 88.200.000.000,00
Harga C (investasilahan)
88.200.000.000,00
Investasi total (A + B + C) = 508.970.628.000
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
12/78
Peremajaan Permukiman Melalui … (Gundhi M.) 77
D. ASUMSIPEMASUKAN
SEWAHUNIANDANUSAHA PERBULANNo
TIPEBANGUNAN
JUMLAHUNIT
HARGASEWA/UNIT
(Rp)HARGA (Rp)
PENGHASILAN/BULAN(Rp)
1 Tipe 36 1.536 125000 192.000.000 500000≤P≤900000
2 Tipe 54 800 200000 160.000.000 900000≤P≤1500000
3 Tipe 78 48 350000 16.800.000 P≥1500000
4 Tipe 108 36 650000 23.400.000 P≥1500000
5 Asramasantri
104 60000 6.240.000
Pemasukan dari hunian(a)
398.440.000
6 Ruang usahabangunankomersial
Ruko 56 32 2000000 64.000.000
Ruko 75 32 2000000 64.000.000
Retail (m2) 16800 150000 2.520.000.000Pemasukan dari sewa ruang usaha (b) 2.648.000.000
J u m l a h ( a dan b) 3.046.440.000
Tabel 4.Nilai Asumsi Jenis Bangunan Yang
Mendapat Subsidi NO ASUMSI JENIS
BANGUNAN YANGMENDAPAT SUBSIDI
NILAI/HARGA
SUBSIDI (Rp)
1 Sekolah 1.704.000.000
2 Mesjid 600.000.000
3 Pesantren 3.774.000.000
4 Poliklinik 480.000.0005 Ruang terbuka hijau 158.250.000
6 Pembongkaran 630.000.000
7 Infrastruktur 5.843.000.000
8 Perizinan 46.000.000
9 Penunjang (Konstruksi,MK, dll)
58.037.328.000
J u m l a h 71.272.578.000
KESIMPULAN DAN SARAN
Kawasan Cigugur Tengah
memungkinkan untuk ditata kembalitanpa menggusur penduduknya,dengan menerapkan kriteria-kriteriaperencanaan pola ekonomi kawasanatau pola mixed use.
Penerapan pola bangunan mixeduse akan menguntungkan penghuni
dalam memberikan peluang untukmengembangkan usahanya, yaituusaha jasa dan perdagangan.
Keberadaan Koperasi danPaguyuban Warga, dapat menjadi
embriyo untuk menjadi lembagayang menangani penyelenggaraanpembangunan perumahan/ kawasan,sampai dengan pengelolaannya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Abbot, J.,1996, “Sharing The City - Community Participation in UrbanManagement” London : EarthscanPublication.
2. Howard, 1984, “The Garden City”,Time Saver Standards for ResidentialDevelopment, USA : McGraw Hill,Inc.
3. John, O, 1984, “Time SaverStandards for Residential
Development”, USA : McGraw Hill,Inc.
4. Neil, Carol, 1986, “Process andParticipation”, A World BankPublication.
5. PP RI No. 69 tahun 1996, tentangPelaksanaan Hak dan Kewajiban,serta Bentuk dan Tata Cara Peran
Serta Masyarakat dalam PenataanRuang.
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
13/78
78 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
6. Perry, Stein, & Sett, J., 1984,“Physical Elements In TheOrganization Of The Neighbourhood,Time Saver Standards For
Residential Development”, USA :
McGraw-Hill, Inc 7.
SNI 03-2846-1992, tentang Tata
Cara Perencanaan Kepadatan
Bangunan Lingkungan PerumahanRumah Susun.
8. Tim Puslitbang Permukiman, (2006),“Penerapan Penataan KembaliKawasan Kumuh Melalui Keswadaya-
an Masyarakat”, Puslitbang Permukim-an, Bandung.
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
14/78
Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto ) 1
PENINGKATAN MUTU AGREGAT RINGAN BUATANUNTUK BETON RINGAN STRUKTURAL
Oleh : Andriati Amir Husin & Bambang SugihartoPusat Litbang Permukiman
E-mail : [email protected]
AbstrakKegagalan yang sering terjadi pada pembuatan beton ringan buatan untuk beton ringanstruktural akhir-akhir ini disebabkan pemilihan bahan baku yang tidak memenuhipersyaratan. Masalah ini apabila tidak diatasi segera akan menghambat kelancaranpenyediaan bahan bangunan terutama untuk perumahan dan bangunan bertingkat.Penelitian peningkatan mutu agregat ringan dimaksudkan untuk mengembangkan
agregat ringan buatan dan bertujuan untuk mendapatkan inovasi teknologi dalampembuatan agregat ringan untuk beton ringan struktural menggunakan bahan baku
lempung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lempung dengan bahan tambahan batuobsidian dan pembakaran sampai kondisi sintering dapat menghasilkan agregat ringanyang memenuhi persyaratan untuk pembuatan beton ringan struktural. Untuk campuranmenggunakan 30% batu obsidian dan temperatur pembakaran 1150 o C. Nilai 10%kehalusan diperoleh sebesar 9,27% dan hasil uji kuat tekan benda uji selinder betonumur 28 hari mencapai 26,03 MPa. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa denganpenambahan bahan lain dan pengaturan temperatur pembakaran dapat meningkatkanmutu agregat ringan buatan. Disarankan bahwa dalam penggunaan bahan bakusebaiknya dilakukan analisis dahulu agar dapat memenuhi persyaratan.
Kata kunci : Agregat ringan buatan, beton ringan struktural
Abstract At present the common failure of the lightweight concrete production for structurallightweight concrete is often attributed to the nonconformance raw materials. Given thatthis encountered problem is not soon resolved, it may cause supply managementproblems for especially housing and multistory building construction. The research on the
quality improvement of lightweight aggregate is aimed at making artificial clay-basedlightweight materials and introducing innovation technologies in the production process ofthe lightweight aggregate. This research demonstrate that the clay material mixed withaddictive obsidian and combusted at the sintered condition results in lightweight
aggregate that meets the specification of structural lightweight concrete materials. Amixture of 30% obsidian and the combustion temperature at 1.150 o C generates afineness coefficient of 9.27% based on the 10% value test and 28 day strength of 26.03MPa. This finding suggests that the use of addictives and setting the temperature canimprove the quality of artificial lightweight aggregate. It is recommended that the rawmaterials to use are subject to being analyzed for ensuring the specificationconformance.
Key word : Artificial lightweight aggregate, structural lightweight concrete
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
15/78
2 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
PENDAHULUAN
Latar BelakangProgram pembangunan perumahan yangdicanangkan oleh pemerintah perludidukung dengan ketersediaaan bahan
dan komponen yang layak secara teknis,ekonomis dan teknologis, sehinggadalam pelaksanaannya tidak mengalamihambatan. Dalam upaya memenuhikebutuhan tersebut perlu dikembangkansuatu bahan dan komponen bangunan
yang bermutu dan dapat menunjangkelancaran pelaksanaan pembangunanperumahan dan gedung.
Layak secara teknis berarti memenuhi
persyaratan teknis sesuai denganstandar yang berlaku. Cukup ekonomisberarti tersedia deposit yang cukupbesar dan dekat lokasinya sehinggadapat mengurangi biaya transportasidengan demikian harganya akanmenjadi murah dengan teknologi yangmudah.
Beton bertulang adalah salah satubahan yang banyak digunakan untuk
struktur khususnya bangunan gedung.Namun ada suatu kendala disuatudaerah tertentu yang sama sekali tidakmemiliki potensi agregat alam, walaupunada mutunya kurang baik. Oleh karena
itu masih terbuka kemungkinan untukmenggunakan agregat buatan yangmenggunakan bahan baku shale ataulempung. Namun untuk beton ringan,bahan baku lempung yang memenuhipersyaratan sudah jarang didapatkan di
Pulau Jawa begitu juga bahan bakushale .
Penelitian agregat ringan buatan atau ALWA ( Artificial Lightweight Aggregate )dilakukan pada awal tahun 70-andengan tujuan mencari kemungkinandidapatkannya bahan baku di Indonesia.Pada saat itu seluruh daerah di PulauJawa telah diteliti. Bahan baku dari
Cibinong lebih bagus daripada Cilacap,namun bahan baku dari daerah Cibinongsudah dimanfaatkan oleh pabrik semen.Pabrik ALWA di Ingris dikenal sebagai
Aglite , di Denmark dikenal sebagai Leca
dan di Jepang dikenal sebagai Medalite .Pada umumnya mereka menggunakan
ALWA untuk bangunan bertingkatsampai 30 tingkat dan untuk jembatanlayang di Tokyo. Agar diperoleh hasilyang baik maka temperatur pembakarandilakukan sampai temperatur sintering.
Dalam penelitian ini akan dilakukanpengujian pembekahan dengan mengguna-kan bahan baku lempung dan bahantambahan yang dapat memperkuat danmemperingan agregat yang dibuatnantinya untuk beton ringan strukturalyang cocok untuk bangunan bertingkatdi tanah lembek baik di Pulau Jawamaupun diluar Pulau Jawa.
Permasalahan Berkembangnya produksi bahan
agregat alami yang berkualitas akanmenghambat pembangunan perumah-
an dan gedung; Produksi agregat ringan buatan
pada akhir-akhir ini kebanyakantidak memenuhi persyaratan untukbeton ringan struktural.
Belum optimalnya pemanfaatanbahan baku lempung sebagai bahanagregat pengganti, terutama diluarPulau Jawa.
Maksud dan Tujuan
Penelitian ini dimaksudkan untukmengembangkan agregat ringan buatansebagai bahan pembuatan beton ringanstruktural, terutama untuk bidang
perumahan dan gedung bertingkat.
Tujuan penelitian ini adalah untukmendapatkan inovasi teknologi pembuat-an agregat ringan buatan menggunakan
bahan baku lempung dan bahan
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
16/78
Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto ) 3
tambahan guna dapat memberikanrekomendasi bagi pihak yang terkaitdalam penyediaan dan penggunaanagregat ringan buatan untuk betonringan struktural.
SasaranOutput Mendapatkan bahan bangunan
agregat ringan buatan yangmemenuhi syarat baik kekuatanmaupun keringanannya untuk betonringan struktural.
Diperolehnya campuran dan optimal
agregat ringan buatan untuk betonstruktural dan batu obsidian.
OutcomeTersusunnya panduan cara pembuatanagregat ringan buatan dan beton ringanstruktural menggunakan bahan bakulempung yang ada.ManfaatDapat memberikan kontribusi dalampenyediaan agregat untuk beton ringanstruktural.
Dampak
Dapat menambah kelancaran pembangun-an dibidang ke PU-an dan terbukanyakesempatan kerja.Lingkup Penelitian Pembuatan agregat ringan buatan
yang memenuhi persyaratan. Pembuatan benda uji selinder beton
ringan yang menggunakan agregat
ringan buatan yang memenuhipersyaratan.
KAJIAN PUSTAKA
1. Bahan Baku Lempung Agregat lempung bekah adalah agregatringan buatan merupakan hasilpengolahan lempung yang dipanaskansampai temperatur tertentu (sintering),di mana mulai terjadi keadaan “piroplastis”, akan membekah ataumengembang dan setelah dingin akan
menjadi keras dan ringan, mempunyaisel-sel berbentuk seperti sarang tawon.Untuk terjadinya pembekahan menurutC.M. Riley diperlukan dua kondisi yaitu:1. Material lempung harus mempunyai
komposisi yang seimbang antarafluxes (oksida-oksida), silika dan
alumina.2. Material lempung harus mengandung
beberapa zat yang dapat teruraiatau bereaksi dengan zat-zat lain.
Diagram C.M. Riley menunjukkan batasdaerah yang baik untuk bahan baku
ALWA. Dalam batas daerah tersebutbahan lempung apabila dibakar akanmenghasilkan ALWA bermutu tinggiartinya mempunyai kekuatan hancurtinggi sehingga dapat digunakan untuktujuan struktural. Gambar diagram dapatdilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Komposisi diagram bloting Clay
di Indonesia
a. Mekanisme PemanasanPerubahan bahan lempung selamapemanasan dijelaskan secara terperincioleh Naokiyo, Tadaki Matsunaga danKoji Nitta sebagai berikut :
Apabila lempung dipanaskan, mula-mulaair dikeluarkan pada temperatur antara500°C - 600°C, air kristal dihilangkan
Keterangan
20
30
40
50
60
70
80
90
80
70
60
50
40
30
20
10
10203090 80 70 60 50 40
(Fluxing
Agent)
CaO, Mg
FeO, Fe2O3
(K , Na)2O
Al 2O3
SiO2
= komposisi diagram C.M. RILEY= komposisi diagram untuk daerah di
INDONESIA
10 90
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
17/78
4 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
dan lempung menjadi reaktif. Prosessintering mulai pada temperatur tinggi.
Apabila lempung mengandung K 2O danatau Na2O, peleburan terjadi sekitartemperatur 900 °C. Makin tinggi
temperatur makin banyak peleburanterjadi. Kebanyakan pengembangan
atau pembekahan terjadi padatemperatur 1000 °C-1250 °C denganmengandung 3-6% R 2O (K 2O dan Na2O).
Al2O3 >10% sebagai fluxing agent , tetapiapabila
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
18/78
Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto ) 5
yang lebih halus, kuat dan dapatmenurunkan temperatur pembekahan ±100 °C di bawah temperatur optimumpada pembakaran lambat.
2. Batu ObsidianBatu obsidian merupakan batuanvulkanik berupa gelas berwarna abu-abugelap sampai hitam, berkilau, juga dapatmenampakkan warna emas atau hijau,kuning, biru dan atau warna ”purple”dan kadang-kadang berwarna putih.Kekerasan 5 – 5,5. Spesifik Gravity rata-rata 2,6 dan kadar air < 2% .
Batu obsidian merupakan batuan yangterbentuk dari hasil kegiatan erupsi
gunung api bersusunan asam hinggabasa yang pembekuannya sangat cepatsehingga akan terbentuk gelas ataukaca. Obsidian adalah batuan yangdisusun secara keseluruhan dari kacaamorf dan sedikit felspar, mineral hitamdan kuarsa. Batu obsidian dapatdigunakan sebagai bahan baku agregatringan untuk beton ringan isolasi,plesteran, isolator temperatur tinggi,
bahan penggosok, saringan/filter, bahanmedia dan campuran makanan ternak.
Bahan galian ini ditemukan di GunungKiamis dan sekitarnya, KecamatanPasirwangi, Garut dengan jumlahcadangan diperkirakan sebesar 72 jutaton. Selama beberapa puluh tahunsilam, batu obsidian telah dimanfaatkanuntuk pembuatan perlit dengan caramemanaskannya pada temperaturtinggi. Menurut standar Australia: AS
1465 – 1971, tentang Dense Natural Aggregates for Concrete , dijelaskanbahwa batu obsidian termasuk batuanyang riskan terhadap keawetan beton.
Dalam penelitian ini batu obsidian akandigunakan sebagai bahan tambahanpada pembuatan agregat ringan.
Pada saat pemanasan tinggi, batuobsidian yang telah tercampur lempungakan membentuk senyawa komplekssehingga agregat ringan yang terbentukakan semakin kuat.
3. BatubaraBatubara merupakan salah satu sumberenergi yang tidak terbarukan darikelompok bahan bakar fosil, yangberasal dari sisa tumbuh-tumbuhansehingga terbentuknya secara geologisuatu campuran kompleks dari senyawa-senyawa organik berupa bahankarbonan yang dapat terbakar dananorganik berupa bahan mineral yang
tidak dapat terbakar. Karena itu, unsur-unsur yang terbentuk dalam batubaraterdiri dari : unsur-unsur utama(C,H,O,N,S, kadang-kadang Al, Si),unsur-unsur kedua (Fe, Ca, Mg, K, Na,P, Ti) dan unsur-unsur runutan berupalogam-logam berat dengan berat jenis diatas 5g/cm3. Potensi sumber dayabatubara Indonesia sekarang ini yangditaksir secara geologi sebesar 57,85milyar ton (2006), terutama terdapat di
Sumatra dan di Kalimantan.
4. Agregat RinganDua jenis agregat yang dapat digunakanuntuk beton ringan struktural adalah:1) Agregat hasil proses pengembang-
an, pemanasan atau sintering danbahan terak tanur tinggi, lempung,serpih, batu sabak, abu terbangmbatu obsidian atau batu perlit, tanahdiatome.
2) Agregat alam seperti batu apungdan skoria.
Adapun persyaratan agregat ringanuntuk beton ringan struktural menurut C330-2004 adalah sebagai berikut :1) Persyaratan komposisi kimia :
Agregat ringan yang digunakan tidakmengandung bahan kimia yangmerusak, yaitu :
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
19/78
6 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
a) Kadar zat organis pada agregatringan tidakboleh memperlihat-kan warna yang lebih gelap daripada warna pembanding,
b) Noda warna kandungan besi
oksida yang menyebabkan noda(Fe2O3) pada agregat tidak
boleh lebih dari 1,5 mg setiap200 gr contoh,
c) Hilang pijar tidak boleh lebihbesar dari 5%.
2) Persyaratan sifat fisis dan mekanis:
a) Gradasi agregat ringan yang diujiharus memenuhi syarat gradasiyang tercantum dalam Tabel 1,
c) Sifat fisis agregat ringan yangdiuji harus memenuhi syarat
seperti yang tercantum dalamTabel 2.
3) Persyaratan beton ringan adalahsebagai berikut:a) Kuat tekan, kuat tarik beton
ringan harus memenuhi ketentu-an dalam Tabel 3.
b) Penyusutan akibat pengeringantidak boleh > 0,07%
Tabel 1.
Persyaratan susunan besar butir agregat ringan untuk beton ringan struktural
UkuranProsentasi yang lulus angka (% berat)
25,0 19,0 12,5 9,5 4,75 2,36 1,18 0,30 0,15
Agregat halus:(4,75 - 0) mm
Agregat kasar:(25,0 - 4,75) mm
(19,0 – 4,75) mm
(12,5 – 4,75) mm
(9,5 – 8) mm
Kombinasi agregathalus dan kasar:(12,5 – 8) mm
(9,5 – 8) mm
-
95-100
100
-
-
-
-
-
-
90-100
-
-
100
-
25-60
-
90-100
100
95-100
100
100
10-50
40-80
80-100
-
90-100
85 -100
0-10
0-15
0-20
5-40
50-80
65-90
-
-
-
0-10
0-20
-
35-65
40-80
-
-
0-10
-
-
10-35
-
-
-
-
5-20
10-25
5-25
-
-
-
-
2-15
5-15
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
20/78
Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto ) 7
Tabel 2.Persyaratan sifat fisis agregat ringan untuk beton ringan struktural
No Sifat fisis Persyaratan
1.2.
3.
4.5.
6.
Berat jenisPenyerapan air setelah direndam 24 jam, maks (%)
Berat isi gembur kering oven, maksimum (kg/m3):- agregat halus- agregat kasar- campuran agregat kasar dan halusNilai 10 % kehalusan (%)Gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah dalam agregat berdasarkanberat kering (%)Nilai keawetan, jika direndam dalam larutan magnesium sulfat selama 16-18 jam, bagian yang larut maks (%)
1,0-1,820
11208801040
7,5-12,5
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
21/78
8 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
Gambar 2. Alur pola pikir penelitian
Bahan dan PeralatanBahan yang digunakan adalah :Lempung dari Cikakak, LumbirdanJeruklegi; batu obsidian dari Garut;
batubara; semen portland; agregatringan buatan dan pasir alam.
Peralatan yang digunakan adalah :mesin pemecah; penggiling; saringan;tungku listrik; tungku gas; oven; mixertimbangan/takaran; pelletizer; cetakandan alat uji kuat tekan dan lain-lain.
Rancangan Campuran1) Rancangan campuran untuk uji
bakar adalah sebagai berikut :
Tabel 4.Rancangan campuran untuk uji bakar
No Bahan
Lempung 1,2,3,4 (% berat)
I II III IV
1 Lempung 100 80 70 70
2 Batubara - 10 20 10
3 Batu Obsidian 0 10 10 20
Catatan : L1 dan L2 = lempung Cikakak
L3 = lempung Lumpir
L4 = lempung Jeruk Legi
2) Pemanasan dilakukan pada temperatur1100 °C, 1150 °C dan 1200 °Cuntuk uji pembekahan
3) Pembakaran dilakukan dengan
tungku putar,4) Pembuatan beton ringan struktural
untuk kekuatan 22,5Mpa mengguna-kan perhitungan rancangan campuranmenurut SNI 03-3449-1994.
Uji Laboratorium
1. Analisa kimia Analisa kimia dilakukan terhadapbatu absidian, lempung dari Jeruk
Legi, Cikakak dan Lumbir.2. Uji bakar
Uji bakar dilakukan dengan carapemanasan lambat dalam tungkulistrik (muffle furnace) terhadapketiga jenis lempung yang sudahberbentuk butiran baik yang tanpabahan tambahan maupun yangsudah dicampur dengan bahan
Identifikasi Masalah:
- bahan baku
- temperatur
pembakaran
Penyebab Masalah:
Komposisi kimia bahan
baku yang belum
memenuhi persyaratan
Hipotesis:Komposisi kimia lempung
harus memenuhi komposisi
diagram segitiga C.M. Riley
Parameter Penelitian:
- Variabel; temperatur,
komposisi campuran- Tipe penelitian: Eksperimental
Uji bahan butiran bahan dengan
tungku listrik
Pembakaran dengantungku pular
Pembuatan Benda Uji dan
pengujian
Analisis DataKesimpulan
Uji Pembekahan dengan
tungku gas
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
22/78
Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto ) 9
tambahan batubara dan batuobsidian dengan beberapa variasicampuran.
Pembuatan butiran berukuran ± 1cm diameternya terdiri dari
beberapa campuran sesuai denganyang direncanakan. Agregat hasil uji
pemanasan lambat masing-masingdilakukan pengamatan baik sifatpermukaan , penyerapan air, berat
jenis dan uji impak Dari hasiltersebut diambil nilai yang terbaikkemudian dilakukan uji pembekahanatau pemanasan secara cepat.
3. Uji pembekahan
Uji pembekahan dengan pemanasancepat (flash heating ) untukcampuran terpilih adalah L3 dan L5.Temperatur ditentukan tiga variasiyaitu 1100 oC, 1150 oC dan 1200oC dengan lama pemanasan selama5 menit.
Hasil uji pembekahan secara cepatberupa agregat ringan dan keraskemudian diuji penyerapan air dan
berat jenisnya. Hasil terbaik dipilihuntuk pembakaran dengan tungkuputar.
Pembakaran dengan TungkuPutarPembakaran dengan tungku putardilakukan terhadap contoh L3 (80%),batubara 10%, obsidian 10% danlempung L3 (70%) dan 30 % batuobsidian (L5).
Contoh lempung berbentuk gumpalandikeringkan diudara, selanjutnya dipecahmelalui mesin pemecah. Butiran kasarhasil pemecahan maksimum 5 cm
langsung dihaluskan menjadi butiranhalus lewat saringan No.100menggunakan mesin penggiling.Pembuatan pelet dilakukan setelahbahan-bahan dicampur. Mesin pelet
dilengkapi dengan penyemprot air yangkeluar terus menerus selama mesinpelletizer berputar. Penambahan bahancampuran dilakukan sedikit demi sedikitsehingga terbentuk butiran yang makin
lama makin besar. Butiran yangbesarnya melebihi 1 cm dihancurkan
dengan tangan. Setelah butiranterkumpul semua baru dilakukanpembakaran. Pembakaran dengantungku putar dilakukan pada temperatur1150 oC selama 5 menit dalam tungku.
1. Uji keremukan agregat ringan(Nilai 10 % kehalusan)Masing-masing agregat hasilpembakaran diuji keremukanya,menggunakan standar BS-812,
yang menjabarkan metode untukmenentukan nilai 10 % kehalusandari bahan agregat ringan. Nilaitersebut memberikan suatu ukuranrelatif dari ketahanan suatu bahanagregat terhadap keremukan yangdisebabkan oleh beban tekan yangmeningkat secara berangsur-angsur. Nilai 10 % kehalusan
menunjukkan angka keremukanagregat menurut persyaratan Tabel2 adalah antara 7,5 – 12,5%.
2. Uji kuat tekan beton ringanUji kuat tekan beton ringandilakukan dengan membuat bendauji silinder dengan komposisicampuran yang direncanakan untukbeton ringan struktural. Tujuanpengujian kuat tekan benda uji
silinder untuk mengetahui apakahbeton ringan yang dibuat sudahmemenuhi persyaratan. Komposisicampuran ditentukan berdasarkanstandar SNI 03-3449-1994 tentangTatacara rencana pembuatancampuran beton ringan denganagregat ringan.
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
23/78
10 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
Pada pembuatan beton ringan yangperlu diperhatikan adalah carapencampurannya. Cara yangtermudah untuk mencampurkanagregat dalam keadaan kering oven
yaitu dengan terlebih dahulumencampurkan agregat tersebut
dengan setengah dari jumlah airyang dibutuhkan dan membiarkan-nya selama 10 menit sehingga
agregat tadi mempunyaikesempatan untuk menyerap air,kemudian sisa air dicampurkan.
Air yang mula-mula ditambahkankepada agregat haruslah sebanyak
kapasitas penyerapan agregatringan untuk mencapai keadaankering permukaan dan berat air iniharus dikurangi dari seluruh jumlahair yang diperlukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa KimiaHasil analisa kimia bahan tercantum pada
Tabel 5 berikut ini.Tabel 5.
Hasil analisa kimia bahan
Jenis
bahan
Kandungan kimia (% berat)
SiO2 Al2O3 CaO MgO HP SO4
Lempung 1 42,36 34,58 5,60 0,93 13,26 0,49
Lempung 2 37,02 35,84 12,44 1,72 12,66 0
Lempung 3 45,73 28,56 13,70 1,39 17,01 0
Lempung 4 44,46 39,60 9,00 1,67 1,20 0
Obsidian 63,52 2,62 25,64 1,86 1,44 0
Hasil analisa kimia menunjukkan bahwaketiga jenis lempung yang diambilapabila komposisinya diplotkan ke dalamkomposisi diagram C.M. Riley tidak adayang masuk didalam daerah yangditentukan. Semua berada dibawahdaerah yang dipersyaratkan, berarti
kandungan silikanya rendah dibawah 50%. Batu obsidian mempunyai
kandungan silika dan kapur lebih tinggi.Oleh karena itu ketiga lempung tersebutperlu penambahan silika yang diambildari batu obsidian. Salah satu contohperhitungan jumlah silika yang harusditambahkan agar masuk kedaerahC.M.Riley diambil titik A dengankomposisi sebagai berikut:
SiO2 = 65 %, Al2O3 =18 % danCaO, MgO,Fe2O3= 18 %
Jadi jumlah penambahan silika dariobsidian untuk masing-masing lempungadalah sebagai berikut :Contoh perhitungan untuk lempung 2- Kadar silika = 37,02 %- Kekurangan silika yang harus
ditambahkan adalah :
65% - 37,02% = 27,98%- Jadi kadar obsidian yang harus
ditambahkan adalah :27,98
----------- X 100 % = 44,25 %63,52
Dengan perhitungan yang sama denganyang di atas maka untuk lempung 3
kadar obsidian yang harus ditambahkan
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
24/78
14 Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto )
sebesar 30,34% dan untuk lempung 4kadar obsidian yang harus ditambahkansebesar 32,12%
Gambar 3. Hasil analisa kimia dari ketiga lempung
Uji Sifat Fisik Hasil Pembakarandengan Tungku Listrik
1. Sifat permukaanPermukaan butiran setelah pembakaranberubah warna menjadi krem, coklat
tua, coklat kemerahan, bahan ada yangcoklat tua tergantung komposisikimianya. Sedangkan permukaan adayang kasar, halus, bahkan ada yangretak-retak, hal ini mungkin disebabkantemperatur pembakaran untuk masing-masing berbeda saat terjadinyasintering. Dilihat dari besar butir adayang sedikit mengembang ada yang
susut, hal ini kemungkinan pengaruhbanyak sedikitnya bahan tambahanbatubara yang ditambahkan.
2. Penyerapan air dan berat jenisPenyerapan air agregat tanpa bahantambahan rata-rata lebih kecil , hal inikemungkinan belum ada pembekahanwalaupun ada baru sedikit. Sedangkanpenyerapan air agregat yang sudahdiberi bahan tambahan hasilnya lebih
besar, hal ini mungkin disebabkankarena gas yang terbentuk padatemperatur tinggi membentuk pori-porisehingga permukaan agregat menjaditerbuka maka air dapat masuk ke dalam.
Lempung L3 mempunyai penyerapan airyang paling kecil, hal ini menunjukkan
bahwa agregat yang dibuat mempunyaipermukaan tertutup. Cairan yangterbentuk dapat menahan gas, berarticukup viskous.
Dari hasil uji berat jenis menunjukkanbahwa untuk setiap campuran yangsama dari ketiga jenis lempungmengalami penurunan dan kenaikkanberat jenis serupa. Agregat denganpenambahan bahan tambahanmempunyai berat jenis rata-rata lebihkecil dari pada agregat yang tanpabahan tambahan begitu juga sebaliknyauntuk penyerapan air. Agregat denganbahan tambahan batubara sebanyak
20% dan obsidian sebanyak 10%menunjukkan berat jenis yang palingkecil. Ini berarti makin ringan beratnya.
Tabel 6.Hasil uji penyerapan air dan berat
jenis
KodePenyerapan
air (%)Berat
jenis(g/cc)
L1 29,11 1,91
L1,1 31,97 1,73
L1,2 39,44 1,65
L1,3 32,74 1,71
L2 11,42 1,99
L2,1 29,57 1,54
L2,2 35,09 1,48
L2,3 26,74 1,50L3 8,76 2,09
L3,1 12,04 1,72
L3,2 15,13 1,57
L3,3 19,70 1,74
L4 25,71 1,93
L4,1 35,54 1,67
L4,2 14,29 1,57
L4,3 29,48 1,74
Keterangan
A = Titik yang diambil sebagai titik yang memenuhi persyaratan.Nomor 2, 3, dan 4 merupakan titik lokasi lempung. Terletakdiluar daerah yang memenuhi syarat.
20
30
40
50
60
70
80
90
80
70
60
50
40
30
20
10
10203090 80 70 60 50 40(Fluxing
Agent)
CaO, Mg
FeO, Fe2O3
(K , Na)2O
Al 2O3
SiO2
= komposisi diagram C.M. RILEY= komposisi diagram untuk daerah di INDONESIA
2
34
A
10 90
A
Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto ) 11
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
25/78
Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto ) 15
3. Uji impakData hasil uji impak dapat dilihat padatabel berikut ini :
Tabel 7.Data hasil uji impak
Kode % di atas2,36 mm
% lewat2,36 mm
L1 0,51 99,49
L1,1 0,77 99,23
L1,2 0,84 99,16
L1,3 1,77 98,23
L2 75,46 24,54
L2,1 80,13 19,87
L2,2 71,82 28,18
L2,3 82,73 17,27
L3 63,02 36,98
L3,1 83,89 16,11L3,2 80,00 20,00
L3,3 72,35 27,65
L4 82,80 17,20
L4,1 59,13 40,87
L4,2 52,15 47,85
L4,3 70,71 29,29
Setelah uji impak agregat akan hancur,seberapa banyaknya yang hancurtergantung pada kekerasan agregatyang dihasilkan. Untuk itu dilakukanpenyaringan dengan ayakan 2,36mm.Dari tabel diatas ternyata bahwa agregatyang diberi bahan tambahan sisaagregat diatas ayakan yang paling besaradalah L3,1 yaitu sebesar 83,89%, iniberarti agregat tersebut mempunyaikekerasan paling tinggi.
Dari hasil uji di atas dapat disimpulkanbahwa agregat hasil pembakaranlempung dengan komposisi campuran
80% lempung, 10% batubara dan 10%obsidian mempunyai sifat fisik yangpaling baik. Campuran ini digunakanuntuk uji pembekahan. Uji pembekahan
juga dilakukan terhadap campuran 70%lempung (L3) dan 30% obsidian.
Komposisi ini yang masuk dalamdiagram C.M. Rilley. (L5)
Uji Sifat Fisik Hasil Pembakarandengan Tungku Gas Hasil uji penyerapan air dan berat jenisdari hasil uji pembekahan adalahsebagai berikut :
Tabel 8.Data hasil uji penyerapan air dan
berat jenisTemperatur
(oC)Penyerapan
air (%)Berat
jenis(g/cc)
1100L3,2L5
6,7020,53
1,981,95
1150L3,2L5
10,8420,69
1,981,97
1200
L3,2L5 10,6419,95 1,881,88
Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwadari kedua campuran tersebut nilai berat
jenis menunjukkan hasil yang samasetelah mengalami pemanasan sampaitemperatur 1200oC . Penyerapan air dariagregat dapat memenuhi syarat dimanapenyerpan air yang dipersyaratkanadalah 20%. Perbedaan pembacaantemperatur pada termokopel dan di
dalam tungku menggunakan segerberbeda 200oC.
Uji Sifat Fisik Hasil Pembakarandengan Tungku PutarHasil pembakaran menunjukkan bahwatemperatur pembakaran sampai 1150oCsudah mulai terjadi sintering yangditandai dengan terjadinya lengket padabutiran yang menggunakan bahantambahan. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa batu obsidian mempunyaikandungan kapur cukup tinggi yangmengakibatkan menurunnya titik lelehlempung. Untuk pembakaran lebihmenguntungkan karena temperatur lelehatau sintering akan lebih rendah.Pembakaran dengan tungku putarhasilnya lebih seragam dan lebih rata.
12 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
26/78
16 Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto )
Hasil uji sepuluh persen kehalusan,penyerapan air, bobot isi, berat jenisagregat ringan dan kuat tekan dapatdilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 9.
Data hasil pengujian agregat ringan
No.10%
Kehalusan (%)
Penyerapan(%)
Bobotisi
(kg/L)
Berat jenis(kg/L)
1. 10,27 24,55 1,20 1,634
2. 8,34 24,33 1,00 1,727
3. 9,21 27,23 1,10 1,538
Rata-rata
9,27 25,37 1,10 1,633
Tabel 10.Data hasil pengujian kuat tekan
betonNo.
Kuat tekan (hari, MPa)
7 14 28
1. 20,76 25,23 26,24
2. 21,91 24,99 24,84
3. 20,38 25,73 27,01
Rata-rata 21,02 25,32 26,03
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwanilai sepuluh persen kehalusan dapatmemenuhi syarat SNI 03-6477-2000Metode Penentuan Nilai Sepuluh PersenKehalusan untuk Agregat dimana nilai
yang disyaratkan adalah 7,5-12,5 %.Penyerapan airnya lebih besar dari yangdipersyaratkan, hal ini kemungkinansudah terbentuk pori-pori yang terbukadipermukaan agregat. Bobot isi dapatdikatakan memenuhi syarat karena yangdipersyaratkan adalah 1,12 gk/L. Berat
jenis dapat memenuhi syarat dimanaberat jenis yang dipersyaratkan adalah
1,800 kg/L. Hasil uji kuat tekanmemenuhi target yang dipersyaratkanuntuk beton ringan struktural yaitu 22,5MPa.
KESIMPULAN
1. Potensi lempung di daerah Cilacapdan sekitarnya masih cukup besar,
2. Dari hasil analisa kimia, terbukti
tidak ada lempung yang masuk kedalam daerah yang dipersyaratkanoleh diagram C.M. Rilley,
3. Dari hasil pengujian danperhitungan, untuk mendapatkan
agregat ringan seperti yangdipersyaratkan obsidian yang harus
ditambahkan adalah 30%4. Pengujian nilai 10% kehalusan dari
agregat yang dibuat didapat nilaisebesar 9,27%, nilai ini memenuhipersyaratan sebagai agregat untukbeton ringan,
5. Pengujian kuat tekan pada umur 28hari adalah 26,03 Mpa
DAFTAR PUSTAKA
1. ----------, 2000. SNI 03-6477-2000Metode Penentuan Nilai SepuluhPersen Kehalusan untuk Agregat ,SNI 03-6477, BSN.
2. ---------, 1994, Tatacara RencanaPembuatan Campuran Beton Ringandengan Agregat Ringan, SNI 03-3449.
3. ----------,2006, Pedoman Pengolahan Abu Batubara , Kementerian NegaraLingkungan Hidup.
4. -----------,2004, ASTM, C 330,Specification for Lightwight
Aggregates for Structural Concrete.5. Andrew Short, Struct E and
WilliamKinburg, 1963, LightweightConcrete, first edition.
6. Goodman, R.E., EngineeringGeology, Rock in Engineering
Construction, Chapter IV, Shale,Sandstones and Associated Rocks,Department of Civil Engineering,University of California, Berkley,John Wiley & Sons, Inc.
7. Masruri, N., 1977, Agregat LempungBekah untuk Beton Ringan ,Simposium Peningkatan Mutu danEfisiensi Penggunaan Bahan
Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto ) 13
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
27/78
Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto ) 17
Bangunan pada Bangunan, TeknikSipil, ITB.
8. Masruri, N., 1994, PenelitianKemungkinan Penggunaan BatuObsidian untuk Agregat Beton,
Jurnal Penelitian Permukiman, ISSN0215-0778, Vol. X, No. 5-6,
Bandung.9. Rilley, C.M., 1951, Relation of
Chemical Properties to the Bloatingof Clays, Journal of the AmericanCeramic Society, SOC, 34,(4).
10. Suhendar, 1994/1995, Perlit, danObsidian -Potensi, Teknologi danKegunaan, Laporan Ekonomi BahanGalian, No.34,Proyek PengembanganManajemen Sumberdaya, Puslitbang
Teknologi Mineral, Bandung.11. Tadaki, M et.al., Artificial Lightweight
Aggregate, Technical Report, OnodaBranch Research Laboratory, OnodaCement, Co.Ltd.
14 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
28/78
44 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
PENGARUH GETARAN PEMASANGAN PONDASITIANG PANCANG TERHADAP LINGKUNGAN PERMUKIMAN
Oleh : Mohamad RidwanPusat Litbang Permukiman
E-mail: [email protected]
AbstrakJenis pondasi tiang pancang sudah banyak digunakan untuk gedung bertingkat maupun
jembatan karena mempunyai daya dukung yang sangat baik, tetapi proses yangdilakukan saat pemancangan akan menimbulkan getaran yang cukup besar dan akanmengganggu terhadap kenyamanan manusia maupun kerusakan bangunan. Untukmengetahui dampak langsung dari getaran saat dilakukan proses pemancangan makaperlu diketahui intensitas getaran dan dibandingkan dengan standar yang berlaku.Pengukuran dilakukan pada jarak 25 – 200 m dari sumber getar dengan interval 25 m
dengan menggunakan alat mikrotremometer yaitu sejenis seismograf dengan sensitivitasyang sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada beberapa lokasidiketahui bahwa secara empirik dampak getaran tiang pancang sampai jarak 200 madalah kategori B dan C terhadap kenyamanan manusia dan kategori B terhadapkerusakan bangunan.
Kata Kunci : tiang pancang, getaran, kenyamanan manusia, kerusakan bangunan.
AbstractPile fondation has already been used by most of multistory buildings and bridges as it
has a good bearing capacity, however the process of the pilling could caused vibrationthat might be disturbed human comfort and effect to the building. To find the effect ofvibration when the pilling process, the vibration intensity and soil type in the locationshould be observed. Data measurement is conducted in the range 25 – 200 m with 25 minteval by using microtremometer a kind of seismograph with very high sensitivity. Basedon data analysis on several locations, we got the effect of vibration until 200 m is B and Ccategories to human comfort and B to building damage.
Key Words : pile, vibration, human comfort, building damage.
PENDAHULUAN
Seiring dengan semakin meningkatnya
perkembangan pembangunan infrastrukturperkotaan seperti jembatan dan jugapembangunan gedung-gedung tinggikhususnya di kota-kota besar diIndonesia,maka perkembangan teknologipondasi juga semakin meningkat karena
bangunan-bangunan tinggi dan jembat-an besar sangat membutuhkan jenis dansistem pondasi yang kuat untukmenopang struktur atas. Jenis pondasiyang sudah umum digunakan diIndonesia adalah menggunakan pondasitiang pancang yang memang sudahteruji memiliki daya dukung yang sangat
tinggi.
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
29/78
Pengaruh Getaran Pemasangan …. (M. Ridwan) 45
Tetapi dalam pelaksanaannya, pemasang-an pondasi jenis tiang pancang banyakmengalami kendala terutama bilakebetulan berada dilokasi dekatpermukiman yang cukup padat. Kendala
yang terjadi saat proses pemancanganadalah getaran dan kebisingan yang
ditimbulkannya akan mengakibatkandampak negatif terhadap lingkungandisekitarnya yaitu kerusakan bangunandan kenyamanan manusia. Dalam upayauntuk mencarikan solusi untukmengurangi dampak getaran tersebut,perlu diketahui terlebih dahulu data ukuramplitudo dan frekuensi getaran yangditimbulkan sampai radius tertentu dan
dibandingkan dengan standar yangdipersyaratkan sehingga dapat diketahuikategori kerusakan dan tingkat gangguankenyamanan terhadap manusia.
Intensitas getaran pada suatu lokasiyang ditinjau yang ditimbulkan olehproses pemancangan akan tergantungpada beberapa faktor antara lain :kondisi tanah setempat yang berfungsisebagai media rambat gelombang,
intensitas sumber getar, dan jaraksumber getar. Sehingga dampakterhadap lingkungan disekitarnya akanberbeda-beda tergantung pada jenis dandimensi tiang pancang, jenis mesin yangdigunakan, jenis tanah setempat, dankondisi bangunan disekitar lokasipemancangan.
Dalam tulisan ini, analisis akan dibatasipada masalah getaran saja yang
ditimbulkan oleh proses pemancangandan dampak yang ditimbulkannya baikterhadap kenyamanan manusia maupunterhadap kondisi fisik bangunan. Selainitu klasifikasi tanah setempat akandianalisis berdasarkan karakteristikgetaran mikro yang direkam dalamkondisi tanpa ada proses pemancangan.Maksud dan tujuan dari penelitian ini
adalah mengukur dan menganalisisparameter vibrasi yang mempengaruhidampak terhadap lingkungan permukim-an yaitu amplitudo dan frekuensigetaran pada beberapa kondisi yang
berbeda seperti : lokasi, dimensi tiangpancang, jenis mesin yang digunakan,
dan kondisi tanah setempat. Klasifikasidampak yang ditimbulkan akibat getarantersebut baik terhadap kenyamananmanusia maupun terhadap kerusakanbangunan dilakukan berdasarkanstandar yang dikeluarkan oleh MenteriNegara Lingkungan Hidup Kepmen LH.Nomor 48/11/96.
KAJIAN PUSTAKAPemasangan pondasi tiang pancangdibagi menjadi 2 berdasarkan cara yangdigunakan yaitu :
1) Sistem tumbuk (Impact )
Sistem tumbuk dibedakan lagi menjadi 3
bagian yaitu :a. Palu Kerja Tunggal (Single Acting
Hammer ).
Palu besi diangkat denganmenggunakan uap atau tekananudara lalu dijatuhkan oleh bebangravitasi dan energi ini ditransmisi-kan ke tiang pancang. Padaumumnya perbandingan beratantara palu dengan taing pancang
adalah 0.5 – 1.0.
b. Palu Kerja Rangkap (Double ActingHammer )
Tenaga uap digunakan untukmengangkat palu dan percepatan jatuhan. Jumlah energi akan lebihtinggi disbanding palu kerja tunggal.Panjang palu akan lebih pendekdengan jangkauan antara 2 – 4.5 m.
c.
Palu Diesel (Diesel Hammer )
Tenaga mesin diesel digunakanuntuk mengangkat palu kemudian
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
30/78
46 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
dilepaskan mengikuti gravitasi. Paludiesel sangat mudah bergerak,pemakaian bahan bakar rendahyaitu sekitar 4 – 16 liter/jam.Panjang palu antara 4.5 – 6 m, dan
perbandingan berat palu terhadaptiang pancang adalah 0.25 – 1.0.
2) Sistem pendorong bergetar(Vibratory Drivers )
Sistem ini menggunakan prinsipmendorong dengan memutar berateksentris dalam arah relatif. Pendorong
mempunyai dua impuls verticalsebanyak 700kN pada amplitudo sebesar6 – 50 mm untuk setiap siklik. Cara inisangat cocok untuk jenis tanah kohesif.
Klasifikasi Jenis TanahKlasifikasi jenis tanah dapat dilakukanberdasarkan hasil uji beberapa metodakonvensional yang sudah umumdilakukan yaitu uji SPT, sondir, atau
kecepatan rambat gelombang geserrata-rata. Dengan hasil uji tersebut,tanah dapat diklasifikasikan menjadi tigaseperti yang tercantum pada SNI-1726-
2002 sebagai berikut :
Tebel 1.
Jenis TanahJenisTanah
Vs rata2(m/det)
N SPTrata-rata
Su (kPa)rata-rata
TanahKeras
Vs ≥ 350 N ≥ 50 Su ≥ 100
Tanah
Sedang
175 ≤ Vs <
350
15 ≤ N <
50
50 ≤ Su
< 100TanahLunak
Vs < 175 N < 15 Su < 50
Tetapi karena dalam operasionalnyametoda uji tersebut cukup berat danmahal, maka dalam penelitian ini
digunakan metoda yang relatif lebihsimpel dan murah yaitu analisismikrotremor. Metoda ini dikembangkanoleh Kanai dengan memanfaatkan
gelombang alami yang setiap saatterjadi pada tanah/batuan.
Berdasarkan karakteristik gelombangmikrotremor Kanai mengklasifikasikan
jenis tanah menjadi empat yaitu tipe 1,
2, 3, dan 4 seperti terlihat pada gambar1 (kurva A dan B). Kurva A berdasarkanhubungan antara perioda maksimumdan perioda rata-rata, sedangkan kurvaB berdasarkan hubungan amplitudo
maksimum dan perioda predominant.
Gambar 1. Kurva klasifikasi jenis tanah berdasarkan analisis Mikrotremor
A B
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
31/78
Pengaruh Getaran Pemasangan …. (M. Ridwan) 47
Omote dan Nakajima mengidentikantanah tipe 1 dan 2 dengan tanah keras,
jenis 3 dengan tanah sedang, dan jenis4 dengan tanah lunak.
METODOLOGIMetoda yang digunakan dalam penelitianini adalah studi eksperimental dilapang-an dengan cara melakukan pengukuranlangsung dilokasi pemancangan padabeberapa kota yang sedang melakukanpemancangan baik untuk pondasi
jembatan maupun untuk bangunan.Pengukuran dilakukan pada jarak-jaraktertentu yang sudah dirancang
sebelumnya.Proses perekaman data dilakukan denganmenggunakan alat mikrotremometer yaitusejenis seismograf dengan sensitivitastertentu. Dikarenakan kondisi peralatanmasih menggunakan system analogmaka dalam proses analisis harusdilakukan terlebih dahulu konversianalog – digital.
Analisis dampak yang ditimbulkan oleh
vibrasi tiang pancang ini dilakukandengan cara membandingkan hasil ujidengan standar vibrasi yang dikeluarkanoleh Departemen Lingkungan Hidup
tahun 1990 untuk mengetahui tingkatatau klasifikasi bahaya terhadapmanusia maupun bangunan.
Teknik Pengukuran
Pada penelitian ini pengukuran vibrasitiang pancang dilakukan di empat lokasi
yang sedang melakukan pemancanganyaitu di Surabaya, Cikarang, Jatibarang,dan Bandung. Teknik pengukurandilakukan dengan cara meletakan alatdiatas permukaan tanah dengan jarakterdekat 50 m sampai sampai 150 mdengan interval 25 m.
Setting peralatan dilakukan dilokasipengukuran sesuai dengan tujuan yang
diinginkan dalam kesempatan ini dipilihparameter kecepatan terhadap deretwaktu dengan maksud untukmemudahkan proses pengolahan data.
Perekaman data untuk setiap titik ukur
dilakukan dengan durasi selama prosessatu pemancangan berlangsung.
Perpindahan ke titik berikutnyadilakukan setelah selesai satu prosespemancangan.
Untuk mengetahui klasifikasi jenis tanahdilokasi pengukuran, dilakukan analisismikrotremor pada saat kondisi diam(tidak ada pemancangan), dan dilakukananalisis predominant frekuensi dan
amplitude maksimum (menggunakankurva B gambar 1)
Teknik Pengolahan Data
Untuk mengetahui berapa parametervibrasi dari proses pemancangandiperlukan teknik pengolahan data yangtergantung kepada sistem kerja alat.
Secara umum system kerja alat dapatdigambarkan dalam diagram alir sebagai
berikut :
Gambar 2. Diagram alir sistem kerjaalat mikrotremometer Proses digitasi dilakukan denganmenggunakan Analog Digital Converter(ADC) dengan frekuensi natural 100 Hz.Data digital yang berupa deret waktuterhadap kecepatan harus dikalikandengan faktor koreksi sensor, settingrecorder dan linear corder pada saatproses pengukuran.
Sensor Amp. Data RecorderPen
Recorder
A – DConverter Curve Reader
Computer
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
32/78
48 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
Amplitudo maksimum dapat diperolehdengan cara proses integrasi datakecepatan dengan menggunakan softwarehasil pengembangan dari ADFFT-2keluaran Katsujima. Begitupun untuk
memperoleh frekuensi atau periodapredominan dapat menggunakan
software ini dengan cara mentransferdata dari domain waktu ke domainfrekuensi/perioda dengan menggunakanmetoda Fast Fourier Transform (FFT)dengan persamaan sebagai berikut :
1 f ( t ) = f*( p ) eipt dp
2 -
yang mana invers dari f* ( p ) adalah :
f *( p ) = f ( t ) e-ipt dt-
Dari hasil transformasi Fourier diperolehkurva distribusi frekuensi terhadap
Amplitudo Fourier sehingga akan didapatfrekuensi atau perioda predominant.
Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk
perekaman data vibrasi adalah satu setmikrotremometer (foto 1). Alat ini terdiridari: tiga komponen sensor(seismometer),amplifier, recorder, linear corder, dansumber arus battery kering.
Foto 1. Peralatan mikrotremometer
ANALISIS DATA DANPEMBAHASAN
Analisis dataHasil analisis data getaran tiang pancangdan jenis tanah pada setiap lokasi
terlihat pada tabel 2 – 6. Jenis tanahberdasarkan analisis mikrotremormerupakan nilai rata-rata untuk lapisantanah diatas batuan dasar. Karenaberdasarkan latar belakang teorinyamikrotremor merupakan multiplegelombang seismic pada lapisan tanahpermukaan diatas batuan dasar.
1. Lokasi : Jl Jend. A. Yani, SurabayaDimensi Tiang Pancang : Segitiga,
32x32 cm panjang 6 m.Jenis alat pancang : Palu biasadengan berat 1.5 ton.
Tabel 2.Hasil uji vibrasi tiang pancang
di Jl. Ahmad Yani, Surabaya
No JarakKeda-laman
JenisTanah
f (Hz)
Simpang
an (x10-
6 m)
Kecepatan
(x10
mm/dt
k)
1 25 0 – 17 Tipe-1T =
0.07 secdan A =
0.28 µm
15.6 102 9.982 50 0 – 18 11.18 139 9,79
3 75 0 – 12 4.98 313 9.78
4 100 0 – 18 3.71 393 9.16
5 150 0 – 16 7.6 192 9.14
6 200 0 – 17 6.25 227 8.90
Spektrum Fourier gelombang mikrotremordilokasi yang berjarak sekitar 100 m darilokasi titik pancang :
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 10 20 30 40Freq-Hz
A m p . m m / d e t 2
N- S
E- W
V
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
33/78
Pengaruh Getaran Pemasangan …. (M. Ridwan) 49
2. Lokasi : Galaxi Bumi Permai,SurabayaDimensi Tiang Pancang : Segiempat,20x20 cm panjang 6mJenis alat pancang : Palu Diesel
berat 3.5 ton.Tabel 3.
Hasil uji vibrasi tiang pancangdi Surabaya
No JarakKeda-
laman
Jenis
Tanah
f
(Hz)
Simpang
an (x10-
6 m)
Kecepatan
(x10
mm/dtk)
1 25 0 – 6 Tipe-3T = 0.05
sec dan A = 0.25
µm
5.32 295 9.85
2 50 0 – 12 4.00 390 9.79
3 75 0 – 12 4.90 213 6.55
4 100 0 – 12 4.78 114 3.42
5 125 0 – 12 4.98 103 3.22
Spektrum Fourier gelombang mikrotremordilokasi yang berjarak sekitar 100 m darilokasi titik pancang :
3. Lokasi : Cikarang BekasiDimensi Tiang Pancang : Bulatdiameter 40 cm panjang 12 m Jenisalat pancang : Palu Diesel berat 3.5ton.
Tabel 4.Hasil uji vibrasi tiang pancang
di Cikarang
No JarakKedalam-
anJenisTanah
f(Hz)
Simpangan(x10-6 m)
Kecepatan(x10
mm/dtk)
1 25 0 – 24 Tipe-3T =
0.13
sec
A =0.32
µm
4.40 359 9.93
2 50 0 – 20 4.70 336 9.92
3 75 0 – 23 2.39 619 9.30
4 100 0 – 22 4.24 331 8.82
5 150 0 – 18 4.32 314 8.52
6 200 0 – 22 3.98 329 8.23
Spektrum Fourier gelombang mikrotremordilokasi yang berjarak sekitar 100 m darilokasi titik pancang :
4. Lokasi : Jati Barang IndramayuDimensi Tiang Pancang : Segi empat
40 x 40 cm panjang 15 mJenis alat pancang : Palu Dieselberat 4.5 ton.
Tabel 5.Hasil uji vibrasi tiang pancang
di J. Barang
No Jarak KedalamanJenis
Tanah
f
(Hz)
Simpangan
(x10-6 m)
Kecepatan(x10
mm/dtk)
1 50 0 – 29 Tipe-3T =
0.27sec A
= 0.58µm
3.9 385 9.43
2 75 0 – 27 3.6 213 4.82
3 100 0 – 30 5.42 119 4.054 150 0 – 29 3.66 144 3.31
5 200 0 – 28 3.72 137 3.20
Spektrum Fourier gelombang mikrotremordilokasi yang berjarak sekitar 100 m darilokasi titik pancang :
0
1
2
3
4
5
0 10 20 30 40Freq-Hz
A m p - m m / d e t 2
N-S
E-W
V
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 10 20 30 40Freq-Hz
A m p - m m / d e t 2
N-S
E- W
V
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
0 10 20 30 40
Freq-Hz
A m p - m m / d e
t 2
N-S
E- W
V
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
34/78
50 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
5. Lokasi : Setrasari Mall, BandungDimensi Tiang Pancang : Segitiga 28x 28 cm cm panjang 6 mJenis alat pancang : Palu Dieselberat 1.5 ton.
Tabel 6.Hasil uji vibrasi tiang pancang
di Bandung
No JarakKedalam-
an
Jenis
Tanah
f
(Hz)
Simpangan
(x10-6 m)
Kecepatan
(x10mm/dtk)
1 25 0 – 12 Tipe-2T =
0.10
sec A =
0.25
µm
2.58 615 9.96
2 50 0 – 12 4.00 392 9.85
3 75 0 – 12 3.71 419 9.77
4 100 0 – 12 5.24 273 9.00
5 150 0 – 12 4.26 318 8.5
Spektrum Fourier gelombang mikrotremordilokasi yang berjarak sekitar 100 m darilokasi titik pancang :
Pembahasan
Untuk menganalisis dampak getaran
tiang pancang, penulis menggunakanstandar getaran yang telah dikeluarkanoleh Departemen Lingkungan Hidup No.KEP – 48/MENLH/11/96. Berdasarkan
standar tersebut dampak getaran dibagidua yaitu terhadap kenyamananmanusia dan terhadap kerusakan fisikbangunan.
- Dampak getaran terhadapkenyaman-an dan kesehatan manusia.
Dampak getaran terhadap kenyamananmanusia dibagi menjadi empat kategoriberdasarkan besaran frekuensi dan
amplitudo maksimum seperti terlihatpada tabel standar dibawah ini :
Tabel 7.Standar getaran terhadap kenyamanan
manusia
Frek.(Hz) Simpangan dalam mikron (10
-6
meter)Kategori A
KategoriB
KategoriC
KategoriD
4 < 100 100 – 500 500 – 1000 > 1000
5 < 80 80 – 350 350 - 1000 > 1000
6.3 < 70 70 – 275 275 – 1000 > 1000
8 < 50 50 – 160 160 – 500 > 500
10 300
12.5 < 32 32 – 90 90 – 220 > 220
16 < 25 25 – 60 60 – 120 > 120
20 < 20 20 – 40 40 – 85 > 85
25 < 17 17 – 30 30 – 50 > 50
31.5 < 12 12 – 20 20 – 30 > 30
40 < 9 9 – 15 15 – 20 > 2050 < 8 8 – 12 12 – 15 > 15
63 < 6 6 - 9 9 – 12 > 12
Keterangan :Kategori A = tidak menggangguKategori B = menggangguKategori C = tidak nyamanKategori D = menyakitkan
- Dampak getaran terhadap kerusak-an fisik bangunan
Dampak getaran terhadap kerusakanfisik bangunan dibagi menjadi empatkategori berdasarkan besaran frekuensidan cepat rambat gelombang sepertiterlihat pada table standar berikut ini :
Tabel 8.Standar getaran terhadap kerusakan
bangunan
Frek.
(Hz)
Kecepatan dalam mm/det
Kategori
AKategori B
Kategori
C
Kategori
D
4 < 2 2 – 27 27 – 140 > 140
5 < 7.5 7.5 – 25 25 – 130 > 130
6.3 < 7 7 – 21 21 – 110 > 110
8 < 6 6 – 19 19 – 100 > 100
10 < 5.2 5.2 – 16 16 – 90 > 90
12.5 < 4.8 4.8 – 15 15 – 80 > 80
16 < 4 4 – 14 14 – 70 > 70
20 < 3.8 3.8 – 12 12 – 67 > 67
25 < 3.2 3.2 – 10 10 – 60 > 60
31.5 < 3 3 – 9 9 – 53 > 53
40 < 2 2 – 8 8 – 50 > 50
50 < 1 1 – 7 7 – 42 > 42
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 10 20 30 40Freq-Hz
A m p . m
m / d e t 2
N-S
E-W
V
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
35/78
Pengaruh Getaran Pemasangan …. (M. Ridwan) 51
Keterangan :Kategori A = tidak menimbulkan kerusa-
an.Kategori B = kemungkinan kerusakan
pada plesteran dinding
bangunan.Kategori C = kemungkinan kerusakan
pada bagian struktur dandinding pemikul beban,
Kategori D = kerusakan pada dindingpemikul beban.
Berdasarkan hasil analisis getaran tiangpancang pada beberapa lokasi, dapatdiketahui dampak yang ditimbulkan baikterhadap kenyamanan manusia maupun
kerusakan fisik bangunan pada jarakdan kondisi tanah tertentu sebagaiberikut :
1) Lokasi : Jl Jend. A. Yani, Surabaya
Pemancangan dengan menggunakanpalu biasa seberat 1.5 ton pada tiangpancang berdimensi 32 x 32 cm denganpanjang 6 m sampai jarak 200 m masihmenimbulkan dampak terhadapkenyaman-
an manusia yang termasuk kategori Bseperti terlihat pada kurva 1. Kategori Bini bisa diartikan cukup mengganggu.
Pada radius 75 – 100 m menunjukkansimpangan yang cukup tinggi dibandingpada 200 m tetapi frekuensinya sangat
kecil sehingga masih termasuk kategoriB.
0
100
200
300
400
500
600
0 50 100 150 200
Jarak (m)
S i m p a n g a n ( x 1 0 - 6 m )
Ket.:▲ = Batas maksimum kategori B■ = Batas maksimum kategori A
● = Hasil pengukuran
Kurva 1. Kategori dampak getaran
terhadapkenyamanan manusiaSedangkan pengaruhnya terhadapkomponen bangunan perumahan sampairadius 200 m termasuk kategori B yaitudapat menimbulkan retakan padaplesteran dinding bangunan.
0
5
10
15
20
25
30
0 50 100 150 200Jarak (m )
K e c e p a t a n ( c m / d e t )
Ket.:▲ = Batas maksimum kategori B■ = Batas maksimum kategori A
● = Hasil pengukuran
Kurva 2. Kategori dampak getaran
terhadap bangunan perumahan2) Lokasi : Galaxi Bumi Permai,Surabaya
Pemancangan dengan menggunakanpalu diesel seberat 3.5 ton pada tiangpancang berdimensi 20 x 20 cm denganpanjang 6 m sampai jarak 125 m,getarannya masih menimbulkan dampaknegatif terhadap kenyamanan manusiayaitu termasuk kategori C (kurva 3)
yang menimbulkan rasa tidak nyaman.
0
100
200
300
400
500
600
0 50 100 150Jarak (m)
S i m p a n g a n ( x 1 0 - 6 m )
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
36/78
52 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008
Ket.:▲ = Batas maksimum kategori C■ = Batas maksimum kategori B
● = Hasil pengukuran
Kurva 3. Kategori dampak getaran
terhadap kenyamanan manusiaSedangkan pengaruhnya terhadapkomponen bangunan termasuk kategoriB (kurva 4) yaitu dapat menimbulkanretakan pada plesteran dindingbangunan.
0
5
10
15
20
25
30
0 50 100 150
Jarak (m)
K e c e p a
t a n ( c m / d e t )
Ket.:▲ = Batas maksimum kategori B■ = Batas maksimum kategori A
● = Hasil pengukuran
Kurva 4. Kategori dampak getaran
terhadap bangunan perumahan
3) Lokasi : Cikarang BekasiDilokasi ini digunakan palu dieselseberat 3.5 ton pada tiang pancangbulat dengan diameter 40 cm. Dampakterhadap kenyamanan manusia sampairadius 75 m termasuk ketegori C yaitu
menimbulkan rasa tidak nyamansedangkan sampai jarak 200 mtermasuk kategori B yang artinya sangat
mengganggu (kurva 5).
0
200
400
600
800
100 0
120 0
0 50 100 150 200Jarak (m)
S i m p a n g a n ( x 1 0 - 6 m )
Ket.:▲= Batas maksimum kategori C■ = Batas maksimum kategori B
● = Hasil pengukuran
Kurva 5. Kategori dampak getaran
terhadap kenyamanan manusiaPengaruhnya terhadap komponenbangunan termasuk kategori B (kurva 6)yaitu dapat menimbulkan retakan padaplesteran dinding bangunan.
0
5
10
15
20
25
30
0 50 100 150 200
Jarak (m)
K e c e p a t a n ( c m / d e t )
Ket.:▲ = Batas maksimum kategori B
■ = Batas maksimum kategori A
● = Hasil pengukuran
Kurva 6. Kategori dampak getaranterhadap bangunan perumahan
4) Lokasi : Jati Barang Indramayu
Pada pemasangan tiang pancang untukpondasi jembatan, digunakan palu diesel
seberat 4.5 ton dan dimensi tiangpancang 4 0 x 40 cm dengan panjang 15m.
Pengaruhnya terhadap kenyamananmanusia yang terjadi sampai radius 200m termasuk kategori B yang dapat
diartikan cukup mengganggu.
0
200
400
600
800
100 0
120 0
0 50 100 150 200Jarak (m)
S i m p a n g a n ( x 1 0 - 6 m )
8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742
37/78
Pengaruh Getaran Pemasangan …. (M. Ridwan) 53
Ket.:▲ = Batas maksimum kategori C■ = Batas maksimum kategori B
● = Hasil pengukuran
Kurva 7. Kategori dampak getaran
terhadap kenyamanan manusiaSedangkan pengaruhnya terhadapkomponen bangunan termasuk kategoriB (kurva 8) yaitu dapat menimbulkanretakan pada plesteran dindingbangunan.
0
5
10
15
20
25
30
0 50 100 150 200
Jarak (m)
K e c e p a
t a n ( c m / d e t )
Ket.:▲ = Batas maksimum kategori B■ = Batas maksimum kategori A
● = Hasil pengukuran
Kurva 8. Kategori dampak getaran
terhadap bangunan perumahan5) Lokasi : Setrasari, BandungPemancangan di Jl. Setrasari Bandung,menggunakan tian