Top Banner

of 26

Info Pub Lik 20131119123742

Jul 07, 2018

Download

Documents

Virdilla Randy
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    1/78

    66 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008  

    PEREMAJAAN PERMUKIMANMELALUI KESWADAYAAN MASYARAKAT

    (Membangun dengan potensi masyarakat di Cigugur Tengah, Cimahi,Jawa Barat) 

    Oleh : Gundhi MarwatiPusat Litbang Permukiman

    E-mail: [email protected]

     AbstrakTumbuhnya permukiman kumuh di daerah perkotaan pada umumnya akibat dari

    kebutuhan perumahan yang belum terpenuhi bagi masyarakat berpenghasilan rendah.Penerapan penataan kembali kawasan kumuh di Cigugur Tengah-Cimahi diharapkansebagai model yang bisa diterapkan di berbagai daerah yang kondisinya sama. CigugurTengah adalah salah satu kawasan di kota Cimahi yang letaknya sangat strategis, terletakdekat perbatasan kota Bandung dan kota Cimahi. Karena kawasan tersebutberdampingan dengan kawasan industri, maka keberadaan kaum buruh yang jumlahnyacukup tinggi menyebabkan banyak yang menyewa atau mendirikan pondok-pondoksecara ilegal. Tidak terkendalinya pembangunan perumahan Cigugur Tengah,menyebabkan kawasan tersebut mengalami penurunan kualitas lingkungan secarakeseluruhan. Adanya program peremajan kawasan kumuh pemerintah kota Cimahi, akanmemberi peluang untuk peremajaan permukiman kawasan Cigugur Tengah. Dalam

    konsep ini, selain menerapkan konsep membangun tidak menggusur, juga diterapkankonsep membangun keswadayaan masyarakat berkelanjutan.

    Kata Kunci : peremajaan permukiman, tanpa menggusur, membangun keswadayaanmasyarakat berkelanjutan.

     AbstractThe growth of slum housing in the urban areas is mostly influenced by the housingdemand of the low income group. The rearrangement of slum area in Cigugur-Tengah,Cimahi, is expected tobe a model, which can be applied in other areas having similarcondition. Cigugur-Tengah is one of the strategic location of slum area in Cimahi city,because it is close to the boundary of Bandung and Cimahi city. As the location is verynear from industrial area, this condition attracts a big number of industrial workers to livein slum areas, and it makes the condition become worse. Many illegal uncontrolledshelters have been built, that make discomfort settlements. Uncontrolled housingconstruction in Cigugur-Tengah, has caused the area to become totally degraded in itsquality. The planning program of urban renewal slum area of the government Cimahicity, therefore, will open an opportunity for an urban renewal in Cigugur-Tengah area. Inthis concept, “to build without drag ging away the dweller’, wiil also “   build sustainable

    community where self-help participation ” will also  be apllied.

    Keyword:   Urban renewal slum area, without dragging away, build sustainablecommunity  

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    2/78

    Peremajaan Permukiman Melalui … (Gundhi M.)   67

    PENDAHULUAN

    Kebutuhan perumahan bagi masyarakatberpenghasilan rendah sangat terasasekali di daerah perkotaan, terutama dikota-kota besar dan metropolitan.

     Akibat kebutuhan perumahan ini,tumbuh permukiman kumuh di lokasiyang strategis, berdekatan dengandaerah komersial, menduduki tanahnegara atau tanah milik masyarakat.

    Sesuai dengan kebijakan pada Pelita VI yang lalu,  untuk menata kembalikawasan kumuh ini, tidak dilakukanpenggusuran. Karena itu, lahan yangada dimanfaatkan seefektif dan seefisien

    mungkin dapat menampung penduduksetempat yang ada, dilengkapi dengansarana dan prasarana, dan cukup ruang-ruang terbuka dan taman, sehinggamemenuhi lingkungan yang sehat.

    Konsep skala lapangan Kawasan CigugurTengah-Cimahi sebagai model, diharap-kan dapat diterapkan di daerah-daerahyang kondisinya serupa.

    Kawasan Cigugur Tengah adalah salah

    satu kawasan kumuh di kota Cimahiyang masuk dalam program peremajaankota. Karena lokasi kawasan tersebutberdampingan dengan kawasan industri,maka desakan kebutuhan akanpermukiman terutama kaum pendatangyang bekerja sebagai buruh,mengakibat-kan penduduk dan bangunan menjadipadat. Lokasi kawasan Cigugur Tengahmerupakan suatu potensi kawasan,

    karena berdekatan dengan daerahindustri, daerah bisnis dan perkantoran,serta jalur angkutan umum. Bagipenduduk kawasan Cigugur Tengah,keberadaan industri dan daerah bisnismendatangkan tambahan pendapatan,karena karyawan industri kebanyakan

    menyewa kamar atau rumah di kawasantersebut. Penambahan penduduk danpenambahanbangunan-bangunan rumah

    yang pada umumnya liar tidakterkendali, menyebabkan penurunankualitas kawasan, akibat dari jalan-jalansetapak semakin sempit, minimnya airbersih dan sanitasi lingkungan.

     Adanya rencana pemerintah kota Cimahiuntuk meremajakan kawasan CigugurTengah, peluang penataan kembalikawasan ini belum dapat diterima olehmasyarakat, karena masyarakat akanmerasa kehilangan pendapatan dari

    menyewakan kamar atau rumahnya,atau bahkan penghuni kawasan akantergusur dan akan kehilangan ruang-ruang untuk berdagang atau membuatindustri rumahan.

    Telaah peremajan kawasan permukiman

    direncanakan menggalang semuapotensi masyarakat menjadi kekuatanbersama yang lebih besar danmenguntungkan untuk bersama. Konsepperemajaan dalam studi ini tidak akanmenggusur penduduk. Cara ini dipilihdengan pertimbangan  –  pertimbanganpemerintah kota tidak perlu menyiapkanlahan bagi penduduk tersebut, danpenduduk tidak banyak terganggu dalam

    mencapai tempat kerja atau aktivitaslainnya. Konsep peremajaan kota diCigugur Tengah akan mendorongpembangunan bukan saja untukpenataan fisik kawasan, tetapi lebih luasakan meningkatkan kualitas kota Cimahi,serta mendorong ekonomi masyarakat,dengan cara penataan dengan polaekonomi kawasan, yaitu membangun

    hunian beserta fasilitas sosial, fasilitasumum dan fasilitas usaha untukmenunjang kehidupan ekonomi. Tujuanpembangunan seperti ini adalahmendorong peningkatan ekonomimasyarakat, dengancara memberdaya-kan masyarakat,mengikutsertakan masya-rakat secara aktif berperan serta,pemerintah dan swasta bertindaksebagai pendorong atau katalisator,

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    3/78

    68 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008  

    turut membina dan memberikanberbagai kemudahan untuk kelancaranpembangunan.

    Konsep-konsep perbaikan kota telahdicoba diterapkan di beberapa kota pada

    sekitar tahun tujuh puluhan, antara laindi Jakarta, Bandung dan Surabaya,diperuntukkan bagi masyarakat miskin.Salah satu sasaran pemerintah adalahpenyediaan dan perbaikan papan sertalingkungannya bagi masyarakat

    menengah ke bawah. Tetapi, ternyatakonsep-konsep Kampung InprovementProgram (KIP) yang diterapkan diIndonesia tidak dapat berjalan sesuaiyang diharapkan. Strategi pemerintahyang diterapkan untuk penyediaanpapan dan KIP dijalankan dengan caratop down, masyarakat tidak diikutsertakan dalam penentuan kebutuhansarana maupun prasarananya, juga tidakdilibatkan dalam perencanaan dan

    pelaksanaan. Perbaikan kampung kotaini justru cenderung mendorong pihak-pihak bermodal besar membeli rumahpenduduk di lingkungan yang sudah

    tertata, selanjutnya karena tekananekonomi, penghuni asli melepaskanrumahnya, tergusur secara alami pindahlagi menciptakan daerah kumuh baru.Konsep peremajaan permukiman denganpola keswadayaan masyarakat, membang-un dengan potensi masyarakat, diarti-

    kan bahwa peremaja-an permukiman inidiharapkan dapat memecahkanpermasalahan secara mendasar. Konsepini mengutamakan semua penduduklama diusahakan dapat ditampungkembali dalam rumah yang dibangun dilokasi yang sama, dengan tujuan agarmasyarakat dapat manfaat dalampenatan kembali kawasannya, antaralain perumahan mereka menjadi lebihbaik dan sehat, mereka tidak kehilangan

    segi-segi yang positif dari lokasi yanglama, yang sebelumnya telah mereka

    nikmati, karena masih tetapbertetangga, dekat dengan tempatkerja, tempat sekolah, dan fasilitasumum lainnya. Dengan peningkatankualitas yang lebih baik, pengganti-

    an tanah/rumah milik, ataupunrumah/tanah sewa sesuai dengan

    peraturan yang jelas dan adil,diharapkan masyarakat penghuni akantermotivasi untuk lebih meningkatkantaraf hidup mereka. Tersedianya ruang-ruang usaha komersial yang bisa dimilikimaupun disewakan, dapat mendorongmenaikkan taraf ekonomi mereka.

    KAJIAN PUSTAKA

    Peremajaan PermukimanSesuai dengan Undang-Undang RI No. 4tahun 1992 tentang Perumahan danPermukiman ditentukan bahwa,peremajaan merupakan kegiatan denganperombakan mendasar bersifat menyeluruhdan memerlukan peran sertamasyarakat secara menyeluruh pula (UURI No. 4 tahun 1992:55). Sejak Pelita VIyang lalu, telah diterapkan

    strategi,bahwa peremajaan lingkungan /kawasan permukiman diarahkan tidak

    menggusur penduduk. Menurut JokoSujarto, peremajaan kota dapat dilihatdalam tiga lingkup, yaitu sebagai proses,fungsi dan program.

    Sebagai proses peremajaan, diartikan

    pengembangan kembali bagian wilayahterbangun kota untuk meningkatkanproduktivitas dan kegunaan bagian kota

    tersebut. Sebagai fungsi peremajaan,berarti kegiatan untuk menguasai,menata kembali dan merehabilitasi suatukawasan yang dinilai telah rusak ataumenurun kualitasnya untuk dapatmenampung kegiatan-kegiatan yangsesuai dengan rencana kota. Sebagaisuatu program, peremajaan kota harusdilakukan secara terkoordinir danterpadu.

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    4/78

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    5/78

    70 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008  

    dan memiliki kekuatan; (7) jenis danlokasi aktivitas sebaiknya disetujui olehmasyarakat pemakai; (8) tersedianya

     jalan penghubung yang nyaman danaman, misalnya bisa dipakai untuk

     jogging, berkendaraan sepeda dangerobag.

    Dalam merencanakan kawasan permukim-an, Clarence Perry   lebih mementingkan

     jaringan jalan kaki. Jalur jalankendaraan roda empat diusahakan tidak

    menembus kawasan perumahan. Jalan juga dimanfaatkan sebagai pembataslingkungan dalam kawasan. Untukmembatasi pergerakan kendaraanbermotor, jalan dibuat pola  cul de sacdan pola curva.  Bagi kelompokpenduduk berjumlah sekitar 5000 jiwa,dilengkapi pusat lingkungan berupaSekolah Dasar, fasilitas pertokoan danperpustakaan. Konsep perencanaankawasan permukiman Clarence Stein

    hampir sama dengan konsep Perry,pusat lingkungan permukiman sebaiknyaberupa fasilitas Sekolah Dasar, danpertokoan dengan radius pencapaian

    perumahan maksimum 900 meter. Tigalingkungan permukiman dengan fasilitasSekolah Dasar, diikat dengan pusatfasilitas Sekolah Menengah Pertama.

    The New Urbanism menurut Peter Kartz(1992), bertujuan untuk menciptakankonsep perencanaan lingkungan yangmempunyai visi ke masa depan denganmengkombinasikan keadaan masalampau, sekarang dan masa yang akan

    datang. Memiliki kecenderungan memeli-hara dan melestarikan lingkungan yangberkelanjutan. Komponen pembentuklingkungan berupa taman, lapanganterbuka difungsikan sebagai pusatlingkungan. Komponen pertokoan,sebagai pembatas lingkungan /kawasan, atau batas-batas lingkungan /kawasan berupa unsur-unsur alami,yaitu sungai atau jalan.

    METODE PENELITIAN

      Mengkaji data sekunder yang

    didapat dari Dinas Perumahan danTata Kota Cimahi, kelurahanCigugur Tengah, berupa peta

    wilayah studi, kepadatan pendudukdan kepadatan bangunan. Daripeta wilayah dan data kelurahan,didapat kejelasan perihal tanahmilik dan tanah negara yang telahdipakai mendirikan bangunan olehpenduduk.

      Observasi lapangan dan teknik

    pengumpulan data : wawancaradengan tokoh-tokoh masyarakat

    dan penduduk asli yang memilikitanah warisan turun temurun,menyewa rumah/tanah ataupunmendirikan rumah di atasnya.Melakukan wawancara dengan :pimpinan pesantren At Taqwa danpara santri yang menjadi ustadz dipesantren tersebut, para RW danRT, Lurah Cigugur Tengah, KetuaBappeda, Kepala Dinas Perumahandan Tata Ruang, pengelola rumah

    susun di Ciputri Cigugur Tengah,Guru SD dan SMP, dan masyarakatlainnya di kawasan tersebut.

     

    Bersama masyarakat melakukansurvei kampung sendiri. Data yangdikumpulkan berupa potensi danpermasalahan yang ada, baik fisikmaupun sosial ekonomi.

      Telaah data : informasi yangdidapat di lapangan ditelaah

    berdasarkan metode eksploratif danteori penataan kawasan permukim-an, dibantu dengan teknik-teknikpengukuran lapangan dan simulasi.

    Telaah mengaitkan latar belakangmasyarakat penghuni, sosialekonomi, kondisi lokasi, keinginan

     /usulantokoh-okohmasyarakat,sertaperhitung-an ekonomi kawasanterbangun dengan cara simulasi.

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    6/78

    Peremajaan Permukiman Melalui … (Gundhi M.)   71

    TELAAH DATA

    Lokasi penelitian terletak di kelurahanCigugur Tengah kota Cimahi, seluas12,60 Ha, dengan kondisi permukimanyang sangat kumuh. Permasalahan yang

    dihadapi adalah jumlah penduduk danbangunan yang sangat padat, saranadan sanitasi lingkungan yang tidakmemenuhi kesehatan. Apabila musimhujan, perumahan yang didirikan dibantaran sungai terancam banjir, tetapi

    sangat kekurangan air bersih. Tumbuhdan berkembang rumah-rumah bedengyang dibangun ilegal oleh parapendatang yang umumnya buruh

    industri atau dibangun penduduksetempat untuk dikontrakan. Dari jumlahbangunan yang ada, 80% berdiri tanpaizin. Bangunan yang memiliki izinterletak di pinggir jalan raya.Berdasarkan analisa sosial ekonomi, dari7.648 keluarga yang tercatat di CigugurTengah, hanya 4.599 (60%) yangtercatat mempunyai pekerjaan /penghasilan teratur, sehingga 40%diperkirakan belum memiliki pekerjaan.

    Kelompok dominan sebesar 28%keluarga bergantung kepada sektor lain-lain, berdasarkan pengamatan lapanganmasuk kedalam kelompok buruh industridan penyewaan kamar/rumah. Sektorperdagangan 11%,sektor PNS/TNI/POLRIdan 6% jasa dan pensiunan dan 4% di

    sektor angkutan (termasuk pengemudiojek). Pemerintah kotasudah memprogram-kan untuk dilakukan penataan kembali

    melalui peremajaan kota.Dari hasil penelitian dengan carapendekatan masyarakat di beberapalokasi penelitian, yaitu di lokasi kawasankumuh kota Jakarta, Yogyakarta,

    Semarang dan Cimahi, karakteristikmasyarakat adalah seperti berikut: a)pada dasarnya masyarakat mengingin-kan adanya perubahan kehidupan sosial

    ekonominya, yaitu terpenuhinya tigadasar kebutuhan hidup : pangan, papan,dan sandang. b) masyarakatmengharapkan adanya kemudahan-kemudahan akses ke arah perubahan,

    ke berbagai sistem sumber daya danpotensi yang diperlukan. c) masyarakat

    belum menyadari sepenuhnya terhadapkondisi potensi dan kemungkinanpeluang yang lebih besar dalammeningkatkan kualitas kawasannya,terutama penyatuan lahan sebagaimodal awal pembangunan.

    Disamping permukiman kumuh, masihada sektor-sektor ekonomi masyarakat

    berupa jasa dan perdagangan skalarumahan. Sektor-sektor ini merupakanpotensi dan memiliki peluang untukditumbuhkembangkan dengan fasilitasipemerintah daerah, ditingkatkanmenjadi kawasan komersial bagimasyarakat setempat yang tertata.

    Untuk mengubah pemikiran masyarakat(mindset ) bahwa apabila permukiman-nya ditata, maka lingkungan huniannya

    akan lebih sehat, sudah dapat dicernadan diterima dengan baik. Tetapi untukmengubah pemikiran bahwa apabilapermukimannya ditata kembali, ekonomimasyarakat akan naik, diperlukanpembuktian nyata. Karena hal ini belumpernah ada contohnya di Indonesia,maka dalam penelitian ini dilakukansimulasi analisis daya dukung kawasandan konsep perencanaan serta analisisinvestasi pembangunan, sebagai alat

    untuk sosialisasi kepada masyarakat.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

     Analisis Daya Dukung KawasanKawasan Cigugur Tengah seluas 12,60Ha dengan penduduk sejumlah 7.648

     jiwa, terdiri dari 1530 KK serta jumlahrumah 1071 unit. Untuk memenuhikebutuhan rumah, dibutuhkan 43% dari

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    7/78

    72 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008  

     jumlah rumah yang ada. Dalammenganalisis kawasan, diperhitungkankebutuhan rumah untuk 10 tahun yangakan datang dihitung sejak tahun 2006,dengan pertumbuhan penduduk setiap

    tahun rata-rata 2,63%. Analisis datalapangan perihal laju pertumbuhan

    penduduk sampai dengan tahun 2016,seperti pada Tabel 1.

    Model penataan kawasan dengankonsep pola ekonomi kawasan,menciptakan peluang usaha, denganmenerapkan penatan bangunan mixeduse,  diutamakan perumahan rumahsusun beserta bangunan fasilitas

    umumnya, dan selebihnya dibangunbangunan komersial, yang direncanakan

    dikelola oleh masyarakat, digunakansendiri atau disewakan. PerhitunganKoefisien Lantai Bangunan (KLB),Koefisien Dasar Bangunan (KDB), jumlahlantai tingkat yang dapat dibangun,

    kepadatan bangunan dan kepadatanorang/jiwa yang dapat ditampung,

    dihitung sesuai ketentuan SNI 03-2846-1992, tentang Tata Cara PerencanaanKepadatan Bangunan LingkunganPerumahan Rumah Susun. Karenakawasan dilalui jalur pesawat terbangdengan ketinggian 38 meter, makabangunan tertinggi diperbolehkan hanyasampai 8 lantai. Konsep perencanaanseperti pada Tabel 2.

    Tabel 1.Perkiraan Jumlah Penduduk Kawasan Cigugur Tengah Tahun 2016 dengan laju

    pertumbuhan 2,63%/TahunJumlah

    penduduktahun 2006

    (jiwa)

    Lajupertumbuhan/tahun

    (%)

    Pertumbuhanselama 10

    tahun(jiwa)

    Tahun 2016(jiwa)

    Jumlah KK AsumsiJiwa/KK

    7.648,00 2,63 2.011 9.659 2.415 4

    Sumber : Analisis simulasi (2007), GM.

    Jumlah penduduk saat ini (2006) adalah7.648 jiwa, dengan luas lahan 12,60 Ha.Jadi jumlah penduduk per hektar 606.98

     jiwa, dibulatkan menjadi 607 jiwa/Ha.

    Dari standar perencanan kepadatanbangunan, ditentukan bahwa penduduklebih dari 500 jiwa/Ha harus dibangunrumah kearah vertikal.

    Tabel 2.Konsep Program Pembangunan Kawasan Cigugur Tengah berdasarkan Daya

    Dukung Kawasan 

    NoTipe(m2)

    Lokasi(Blok)

    JmlUnit

    JmlBlok

    LuasSeluruhLantai

    (m2)

    LuasLantaiDasar

    (m2)

    KDB(%)

    KLBLuasPersil(m2)

    JmlOrg

    /Unit

    JmlOrang

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    1 F36 MBR C1 384 4 21.384 2.376 22 1,94 10.800 4 1.536

    D3 864 9 48.114 5.346 18,26 1,40 29.277 4 3.456

    D4 288 3 16.038 1.782 26,70 1,48 6.674 4 1.152

    2 F54 MBM B 400 5 29968 3.662 21 1,93 17431 4 1.600

    C1 160 2 11.988 1.332 22 1,94 6.055 4 640

    C2 240 3 17.982 1.998 33 1,91 6.055 4 960

    3 F78 MBA B 48 1 10.404 578 21 1,93 2751 4 192

    4 F108 MBA B 36 1 6.912 768 21 1,93 3654 4 144

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    8/78

    Peremajaan Permukiman Melalui … (Gundhi M.)   73

    NoTipe(m2)

    Lokasi(Blok)

    JmlUnit

    JmlBlok

    LuasSeluruhLantai(m2)

    LuasLantaiDasar(m2)

    KDB(%)

    KLBLuasPersil(m2)

    JmlOrg

    /Unit

    JmlOrang

    5  Asrama santri D1 104 1 3.774 936 45 0,49 2.701 4 416

    6 Infrastruktur 0 0 0 0 0 0 0 19.078

    7 Bg. Sekolah D1 1 1.704 568 15,05 0,49 2.774

    8 Bg. Masjid D2 1 600 300 20 0,49 1.500

    9 Poliklinik D1 1 400 200 40 0,49 500

    10Bg.Komersil A 15900

    (m2)1 16800 2800 48,00 2,31 3.247

    Ruko 56 D4 32 4 7.200 2.400 26,70 1,48 5.988 3 96

    Ruko 75 C2 32 4 7.200 2.400 33,00 1,91 5.273 4 128

    11RT Hijau total di luarkavling bangunan

    1.055

    12Rg.Parkir/ruangterbuka-Di luarkavling

    1.187

    Jml.orang 10.608Luas kawasan 126000

    MBA : MBM : MBR = 10% : 32% : 58% , mendekati pedoman, yaitu 1:3:6Rencana jumlah yang dapat ditampung 9.659 jiwa. Dengan perencanAan ini, masih memberikan angkakeamanan, yaitu kawasan masih bisa menampung lagi 10.608 jiwa-9.659 jiwa = 949 jiwa.Sumber : Analisis simulasi (2007), GM.

    Gambar 1. Blok Plan Kawasan Cigugur Tengah Cimahi Sumber Gambar : Sindu

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    9/78

    74 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008  

    Gambar 2. Hunian MBR dan Fasilitas Umum Dua blok Rusuna 5 lantai Puslitbang Permukimansudah terbangun

    Peran Perancang dan Perencanadalam Peremajaan LingkunganKumuhPermasalahan permukiman kumuh baik

    di negara maju maupun di negaraberkembang hampir sama, yaitu akibatdegradasi lingkungan. Dari berbagaipengalaman yang telah berhasil dinegara-negara tersebut, sebaiknyaprogram peremajaan dilakukan dengan

    konsep tanpa menggusur, dilakukansekaligus pemberdayaan masyarakat,dibentuk kelompok dan diajak berperanaktif sejak prakarsa, dan diberlakukan

    sebagai pemeran utama.Koperasi atau paguyuban yang sudahada di masyarakat ditingkatkan denganmenambahkan kegiatannya yaitu dalamlingkup perumahan. Dengan diberi peran

    lebih, dan difasilitasi oleh pemerintahdaerah setempat, koperasi ataupunpaguyuban tersebut ditingkatkanmenjadi lembaga penyelenggara

    pembangunan perumahan. Dengandemikian, lembaga ini dapat menjadiperantara dalam pencarian dana, yangbisa didapat dari berbagai sumber,

    misalnya infrastruktur dari PemerintahDaerah, dari Departemen PekerjaanUmum, melalui jalur APBN berupaprasarana dan sarana dasar (PSD-PU),bahkan memungkinkan pendanaanuntuk membangun rumah susun.

    Lembaga ini bekerjasama denganlembaga pemerintah yang khususnyamenangani perumahan, yaitu yangtergabung dalam Badan Pengendalian

    Pembangunan Perumahan dan Permukim-an Daerah (BP4D), yang anggota-anggotanya antara lain dari Dinas TataRuang Kota dan Perumahan, DinasSarana dan Prasarana Kota, Badan

    Pertanahan Nasional, PDAM, PLN, danLembaga Keuangan.

    Pada waktu pelaksanaan pembangunan,membutuhkan tempat sementara untuk

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    10/78

    Peremajaan Permukiman Melalui … (Gundhi M.)   75

    menampung warga yang rumahnyatelah dibongkar. Untuk itu, dalamkegiatan ini, telah dibangun dua blokrumah susun Puskim sebanyak 64 unithunian untuk menampung penghuni

    yang perumahannya sedang dibongkar.Maka, master plan keseluruhan harus

    dirancang dan direncanakan secaramatang bersama masyarakat, sedang-kan pembangunan bertahap sesuairencana tersebut, atau per lisiba.

    Perencanaan Fisik lingkunganRancangan rumah susun yang dibangunadalah tipe F36 untuk MasyarakatBerpenghasilan Rendah (MBR), tipe F54

    untuk Masyarakat BerpenghasilanMenengah (MBM), dan F78 serta F108untuk Masyarakat Berpenghasilan Atas(MBA). Pesantren yang telah adadiperbaiki dengan membangun asramasantri dan mesjid. Fasilitas umum yanglain adalah bangunan sekolah danpoliklinik.

    Setiap bangunan ditata berbentukcluster, dilengkapi dengan penghijauan

    dan tempat bermain. Sesuai denganteori Ornsbe, faktor alami dan buatanharus seimbang. Dibuat node-nodeaktivitas untuk menciptakan lingkunganyang nyaman. Dalam perencanaan, lebihmementingkan jalur jalan kaki, untukmenciptakan lingkungan yang tenang(Ornsbe, Perry). Jalan jalan penghubungaman buat pejalan kaki, kendaraansepeda dan gerobag dorong. Jalur

     jalan direncanakan tidak menembus

    kawasan. Untuk membatasi pergerakankendaraan, direncanakan pola jalan culde sac  dan curva . Bangunan pendidikanatau fasilitas umum lainnya, dijadikansebagai pusat lingkungan denganpenduduk 5000 jiwa.

     Analisis Investasi Pembangunan Analisis investasi pembangunan ini untukmemberikan sosialisasi kepada masyarakat,

    agar masyarakat diharapkan bisamengubah  mindset   bahwa adanyapenataan dengan pola ekonomi kawasandapat menguntungkan masyarakatpenghuni. Dengan menerapkan pola

    ekonomi kawasan, rencana kawasanakan dibangun : blok hunian berupa

    rumah susun MBR, MBM, dan MBA yangdapat menampung 9.659 jiwa,bangunan fasilitas umum dan fasilitassosial, dan bangunan komersial (lihatGambar 1 dan 2; jumlah blok dan unit,lihat Tabel).

    Setiap keluarga akan didata dalam halkepemilikan / sewa tanah/rumah, luas

    tanah / rumah, dan ditaksir harganya.untuk dikonversikan dengan harga unitrumah susun. Sesuai PP No. 80/1999tentang Kawasan Siap Bangun danLingkungan Siap Bangun yang BerdiriSendiri, pada pasal 20 dinyatakan“konsolidasi lahan   masyarakat untukselanjutnya diganti dengan lahan baru,

    atau unit rusun”. Dalam hal ini penggantian diganti dengan suratberharga berupa  lembaran saham. Bagi

    yang tidak memiliki tanah, hanyamemiliki bangunan rumah diatasnya,

    ataupun hanya menyewa rumah, akanditempatkan kembali di rumah susun.

    Delapan puluh persen (80%) lahankawasan ini adalah milik masyarakat.Bangunan akan didirikan diatas lahanbersama tersebut. Dengan bantuanPemerintah daerah dan investor,bangunan ini diasumsikan dalam

    tenggang waktu tertentu, akan menjadimilik bersama dan dikelola bersama,dengan analisis investasi seperti terterapada Tabel 3 dan Tabel 4.

    Perhitungan pembiayaan dengan bungasliding rate, bunga bank 8% per tahun,atau 0,67% per bulan, dalam jangkawaktu 15 tahun atau 180 bulan.

    Darihasil analisis investasi pembangunan,

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    11/78

    76 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008  

    dengan simulasi seperti rencana gambardiatas, pengembalian investasi dalam

     jangka waktu 15 bulan. Setelah limabelas bulan mereka tidak menyewa lagi,bahkan kelebihan unit rusun dan unit

    komersial atau bangunan komersial,yang dapat disewakan ke perorangan /

    perusahaan yang membutuhkan.Selanjutnya, dengan dibentuknya BadanPengelola, kawasan ini dapat dikelolauntuk kepentingan bersama, terutama

    dalam hal tambahan income bersama,diperhitungkan sesuai dengan besarnyasaham mereka (sebagai penggantitanah yang dimiliki) dalam pembangun-an kawasan. Dengan demikian,

    masyarakat diharapkan dapat mengubahpikirannya, bahwa kawasan kumuh yang

    ditata kembali dengan pola ekonomikawasan, dapat memberikan nilai positifbagi penghuninya.

    Tabel 3.Biaya Konstruksi dan Pengembalian Modal

    No A. INVESTASI BANGUNAN LUAS (m2)HARGA SATUAN (Rp)

    /m2/blok/m’  TOTAL HARGA

    (Rp)

    1 Hunian 162.790,00 1800000/ m2 293.022.000.0002 Sekolah 1.704 1000000 /m2 1.704.000.000

    3 Komersial Ruko 14.400,00 1800000 /m2 25.920.000.000

    4 Komersial (Retail) 16800 1800000 /m2 30.240.000.000

    5 Tempat parkir 1187 150000 /m2 178.050.000

    6 Mesjid 600 1000000 /m2 600.000.000

    7 Pesantren 3.774 1000000 /m2 3.774.000.000

    8 Poliklinik 400 1200000 /m2 480.000.000

    9 Ruang terbuka hijau 1.055 150000 /m2 158.250.000

    10 Pembongkaran 126000 5000 /m2 630.000.000

    11 Instalasi lingkungan 46,00 3000000/blok 138.000.000

    12 Penyambungan listrik 46,00 1000000/blok 46.000.000

    13 Infrastruktur jalan, drainase, dan

     jaringan listrik

    2.921,50 2000000/m’   5.843.000.000

    14 Perizinan 46,0 1000000/blok 46.000.000

    Jumlah Harga A 362.733.300.000

    No B. BIAYA PENUNJANGPROSENTASE

    (%)HARGA TOTAL A

    (Rp)HARGA (Rp)

    1 Konsultasi 7 362.733.300.000 25.391.331.000

    2 Manajemen konstruksi 7 362.733.300.000 25.391.331.000

    3 Pengelola teknis 0,50 362.733.300.000 3.627.333.000

    4 Administrasi umum 0,30 362.733.300.000 3.627.333.000

    Jumlah harga B 58.037.328.000

    C. HARGA LAHAN LUAS (m2)HARGA/m2

    (tahun 2006)HARGA

    Kasiba 126000 700000 88.200.000.000,00

    Harga C (investasilahan)

    88.200.000.000,00

    Investasi total (A + B + C) = 508.970.628.000

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    12/78

    Peremajaan Permukiman Melalui … (Gundhi M.)   77

    D. ASUMSIPEMASUKAN

    SEWAHUNIANDANUSAHA PERBULANNo

    TIPEBANGUNAN

    JUMLAHUNIT

    HARGASEWA/UNIT

    (Rp)HARGA (Rp)

    PENGHASILAN/BULAN(Rp)

    1 Tipe 36 1.536 125000 192.000.000 500000≤P≤900000

    2 Tipe 54 800 200000 160.000.000 900000≤P≤1500000

    3 Tipe 78 48 350000 16.800.000 P≥1500000

    4 Tipe 108 36 650000 23.400.000 P≥1500000

    5 Asramasantri

    104 60000 6.240.000

    Pemasukan dari hunian(a)

    398.440.000

    6 Ruang usahabangunankomersial

    Ruko 56 32 2000000 64.000.000

    Ruko 75 32 2000000 64.000.000

    Retail (m2) 16800 150000 2.520.000.000Pemasukan dari sewa ruang usaha (b) 2.648.000.000

    J u m l a h ( a dan b) 3.046.440.000

    Tabel 4.Nilai Asumsi Jenis Bangunan Yang

    Mendapat Subsidi NO ASUMSI JENIS

    BANGUNAN YANGMENDAPAT SUBSIDI

    NILAI/HARGA

    SUBSIDI (Rp)

    1 Sekolah 1.704.000.000

    2 Mesjid 600.000.000

    3 Pesantren 3.774.000.000

    4 Poliklinik 480.000.0005 Ruang terbuka hijau 158.250.000

    6 Pembongkaran 630.000.000

    7 Infrastruktur 5.843.000.000

    8 Perizinan 46.000.000

    9 Penunjang (Konstruksi,MK, dll)

    58.037.328.000

    J u m l a h 71.272.578.000

    KESIMPULAN DAN SARAN

      Kawasan Cigugur Tengah

    memungkinkan untuk ditata kembalitanpa menggusur penduduknya,dengan menerapkan kriteria-kriteriaperencanaan pola ekonomi kawasanatau pola mixed use.

      Penerapan pola bangunan mixeduse   akan menguntungkan penghuni

    dalam memberikan peluang untukmengembangkan usahanya, yaituusaha jasa dan perdagangan.

     

    Keberadaan Koperasi danPaguyuban Warga, dapat menjadi

    embriyo untuk menjadi lembagayang menangani penyelenggaraanpembangunan perumahan/ kawasan,sampai dengan pengelolaannya.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. 

     Abbot, J.,1996, “Sharing The City - Community Participation in UrbanManagement” London : EarthscanPublication.

    2.  Howard, 1984, “The Garden City”,Time Saver Standards for ResidentialDevelopment, USA : McGraw Hill,Inc.

    3.  John, O, 1984, “Time SaverStandards for Residential

    Development”, USA : McGraw Hill,Inc.

    4.  Neil, Carol, 1986, “Process andParticipation”,  A World BankPublication.

    5.  PP RI No. 69 tahun 1996, tentangPelaksanaan Hak dan Kewajiban,serta Bentuk dan Tata Cara Peran

    Serta Masyarakat dalam PenataanRuang.

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    13/78

    78 Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008  

    6.  Perry, Stein, & Sett, J., 1984,“Physical Elements In TheOrganization Of The Neighbourhood,Time Saver Standards For

    Residential Development”, USA :

    McGraw-Hill, Inc 7. 

    SNI 03-2846-1992, tentang Tata

    Cara Perencanaan Kepadatan

    Bangunan Lingkungan PerumahanRumah Susun.

    8.  Tim Puslitbang Permukiman, (2006),“Penerapan Penataan KembaliKawasan Kumuh Melalui Keswadaya- 

    an Masyarakat”, Puslitbang Permukim-an, Bandung.

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    14/78

    Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto )   1 

    PENINGKATAN MUTU AGREGAT RINGAN BUATANUNTUK BETON RINGAN STRUKTURAL

    Oleh : Andriati Amir Husin & Bambang SugihartoPusat Litbang Permukiman

    E-mail : [email protected]

     AbstrakKegagalan yang sering terjadi pada pembuatan beton ringan buatan untuk beton ringanstruktural akhir-akhir ini disebabkan pemilihan bahan baku yang tidak memenuhipersyaratan. Masalah ini apabila tidak diatasi segera akan menghambat kelancaranpenyediaan bahan bangunan terutama untuk perumahan dan bangunan bertingkat.Penelitian peningkatan mutu agregat ringan dimaksudkan untuk mengembangkan

    agregat ringan buatan dan bertujuan untuk mendapatkan inovasi teknologi dalampembuatan agregat ringan untuk beton ringan struktural menggunakan bahan baku

    lempung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lempung dengan bahan tambahan batuobsidian dan pembakaran sampai kondisi sintering dapat menghasilkan agregat ringanyang memenuhi persyaratan untuk pembuatan beton ringan struktural. Untuk campuranmenggunakan 30% batu obsidian dan temperatur pembakaran 1150 o C. Nilai 10%kehalusan diperoleh sebesar 9,27% dan hasil uji kuat tekan benda uji selinder betonumur 28 hari mencapai 26,03 MPa. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa denganpenambahan bahan lain dan pengaturan temperatur pembakaran dapat meningkatkanmutu agregat ringan buatan. Disarankan bahwa dalam penggunaan bahan bakusebaiknya dilakukan analisis dahulu agar dapat memenuhi persyaratan.

    Kata kunci  : Agregat ringan buatan, beton ringan struktural

     Abstract At present the common failure of the lightweight concrete production for structurallightweight concrete is often attributed to the nonconformance raw materials. Given thatthis encountered problem is not soon resolved, it may cause supply managementproblems for especially housing and multistory building construction. The research on the

    quality improvement of lightweight aggregate is aimed at making artificial clay-basedlightweight materials and introducing innovation technologies in the production process ofthe lightweight aggregate. This research demonstrate that the clay material mixed withaddictive obsidian and combusted at the sintered condition results in lightweight

    aggregate that meets the specification of structural lightweight concrete materials. Amixture of 30% obsidian and the combustion temperature at 1.150 o C generates afineness coefficient of 9.27% based on the 10% value test and 28 day strength of 26.03MPa. This finding suggests that the use of addictives and setting the temperature canimprove the quality of artificial lightweight aggregate. It is recommended that the rawmaterials to use are subject to being analyzed for ensuring the specificationconformance.

    Key word  : Artificial lightweight aggregate, structural lightweight concrete

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    15/78

    2  Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008 

     

    PENDAHULUAN

    Latar BelakangProgram pembangunan perumahan yangdicanangkan oleh pemerintah perludidukung dengan ketersediaaan bahan

    dan komponen yang layak secara teknis,ekonomis dan teknologis, sehinggadalam pelaksanaannya tidak mengalamihambatan. Dalam upaya memenuhikebutuhan tersebut perlu dikembangkansuatu bahan dan komponen bangunan

    yang bermutu dan dapat menunjangkelancaran pelaksanaan pembangunanperumahan dan gedung.

    Layak secara teknis berarti memenuhi

    persyaratan teknis sesuai denganstandar yang berlaku. Cukup ekonomisberarti tersedia deposit yang cukupbesar dan dekat lokasinya sehinggadapat mengurangi biaya transportasidengan demikian harganya akanmenjadi murah dengan teknologi yangmudah.

    Beton bertulang adalah salah satubahan yang banyak digunakan untuk

    struktur khususnya bangunan gedung.Namun ada suatu kendala disuatudaerah tertentu yang sama sekali tidakmemiliki potensi agregat alam, walaupunada mutunya kurang baik. Oleh karena

    itu masih terbuka kemungkinan untukmenggunakan agregat buatan yangmenggunakan bahan baku shale   ataulempung. Namun untuk beton ringan,bahan baku lempung yang memenuhipersyaratan sudah jarang didapatkan di

    Pulau Jawa begitu juga bahan bakushale .

    Penelitian agregat ringan buatan atau ALWA ( Artificial Lightweight Aggregate )dilakukan pada awal tahun 70-andengan tujuan mencari kemungkinandidapatkannya bahan baku di Indonesia.Pada saat itu seluruh daerah di PulauJawa telah diteliti. Bahan baku dari

    Cibinong lebih bagus daripada Cilacap,namun bahan baku dari daerah Cibinongsudah dimanfaatkan oleh pabrik semen.Pabrik ALWA di Ingris dikenal sebagai

     Aglite , di Denmark dikenal sebagai Leca  

    dan di Jepang dikenal sebagai Medalite .Pada umumnya mereka menggunakan

     ALWA untuk bangunan bertingkatsampai 30 tingkat dan untuk jembatanlayang di Tokyo. Agar diperoleh hasilyang baik maka temperatur pembakarandilakukan sampai temperatur sintering.

    Dalam penelitian ini akan dilakukanpengujian pembekahan dengan mengguna-kan bahan baku lempung dan bahantambahan yang dapat memperkuat danmemperingan agregat yang dibuatnantinya untuk beton ringan strukturalyang cocok untuk bangunan bertingkatdi tanah lembek baik di Pulau Jawamaupun diluar Pulau Jawa.

    Permasalahan  Berkembangnya produksi bahan

    agregat alami yang berkualitas akanmenghambat pembangunan perumah-

    an dan gedung;  Produksi agregat ringan buatan

    pada akhir-akhir ini kebanyakantidak memenuhi persyaratan untukbeton ringan struktural.

      Belum optimalnya pemanfaatanbahan baku lempung sebagai bahanagregat pengganti, terutama diluarPulau Jawa.

    Maksud dan Tujuan

    Penelitian ini dimaksudkan untukmengembangkan agregat ringan buatansebagai bahan pembuatan beton ringanstruktural, terutama untuk bidang

    perumahan dan gedung bertingkat.

    Tujuan penelitian ini adalah untukmendapatkan inovasi teknologi pembuat-an agregat ringan buatan menggunakan

    bahan baku lempung dan bahan

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    16/78

    Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto )   3 

    tambahan guna dapat memberikanrekomendasi bagi pihak yang terkaitdalam penyediaan dan penggunaanagregat ringan buatan untuk betonringan struktural.

    SasaranOutput  Mendapatkan bahan bangunan

    agregat ringan buatan yangmemenuhi syarat baik kekuatanmaupun keringanannya untuk betonringan struktural.

      Diperolehnya campuran dan optimal

    agregat ringan buatan untuk betonstruktural dan batu obsidian.

    OutcomeTersusunnya panduan cara pembuatanagregat ringan buatan dan beton ringanstruktural menggunakan bahan bakulempung yang ada.ManfaatDapat memberikan kontribusi dalampenyediaan agregat untuk beton ringanstruktural.

    Dampak

    Dapat menambah kelancaran pembangun-an dibidang ke PU-an dan terbukanyakesempatan kerja.Lingkup Penelitian  Pembuatan agregat ringan buatan

    yang memenuhi persyaratan.  Pembuatan benda uji selinder beton

    ringan yang menggunakan agregat

    ringan buatan yang memenuhipersyaratan.

    KAJIAN PUSTAKA

    1. Bahan Baku Lempung Agregat lempung bekah adalah agregatringan buatan merupakan hasilpengolahan lempung yang dipanaskansampai temperatur tertentu (sintering),di mana mulai terjadi keadaan “piroplastis”, akan membekah ataumengembang dan setelah dingin akan

    menjadi keras dan ringan, mempunyaisel-sel berbentuk seperti sarang tawon.Untuk terjadinya pembekahan menurutC.M. Riley diperlukan dua kondisi yaitu:1.  Material lempung harus mempunyai

    komposisi yang seimbang antarafluxes (oksida-oksida), silika dan

    alumina.2.  Material lempung harus mengandung

    beberapa zat yang dapat teruraiatau bereaksi dengan zat-zat lain.

    Diagram C.M. Riley menunjukkan batasdaerah yang baik untuk bahan baku

     ALWA. Dalam batas daerah tersebutbahan lempung apabila dibakar akanmenghasilkan ALWA bermutu tinggiartinya mempunyai kekuatan hancurtinggi sehingga dapat digunakan untuktujuan struktural. Gambar diagram dapatdilihat pada Gambar 1.

    Gambar 1. Komposisi diagram bloting Clay

    di Indonesia

    a. Mekanisme PemanasanPerubahan bahan lempung selamapemanasan dijelaskan secara terperincioleh Naokiyo, Tadaki Matsunaga danKoji Nitta sebagai berikut :

     Apabila lempung dipanaskan, mula-mulaair dikeluarkan pada temperatur antara500°C - 600°C, air kristal dihilangkan

    Keterangan

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    80

    70

    60

    50

    40

    30

    20

    10

    10203090 80 70 60 50 40

    (Fluxing

    Agent)

    CaO, Mg

    FeO, Fe2O3 

    (K , Na)2O 

    Al 2O3 

    SiO2 

    = komposisi diagram C.M. RILEY= komposisi diagram untuk daerah di

    INDONESIA

    10 90

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    17/78

    4  Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008 

     

    dan lempung menjadi reaktif. Prosessintering mulai pada temperatur tinggi.

     Apabila lempung mengandung K 2O danatau Na2O, peleburan terjadi sekitartemperatur 900 °C. Makin tinggi

    temperatur makin banyak peleburanterjadi. Kebanyakan pengembangan

    atau pembekahan terjadi padatemperatur 1000 °C-1250 °C denganmengandung 3-6% R 2O (K 2O dan Na2O).

     Al2O3 >10% sebagai fluxing agent , tetapiapabila

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    18/78

    Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto )   5 

    yang lebih halus, kuat dan dapatmenurunkan temperatur pembekahan ±100 °C di bawah temperatur optimumpada pembakaran lambat.

    2. Batu ObsidianBatu obsidian merupakan batuanvulkanik berupa gelas berwarna abu-abugelap sampai hitam, berkilau, juga dapatmenampakkan warna emas atau hijau,kuning, biru dan atau warna ”purple”dan kadang-kadang berwarna putih.Kekerasan 5 – 5,5. Spesifik Gravity  rata-rata 2,6 dan kadar air < 2% .

    Batu obsidian merupakan batuan yangterbentuk dari hasil kegiatan erupsi

    gunung api bersusunan asam hinggabasa yang pembekuannya sangat cepatsehingga akan terbentuk gelas ataukaca. Obsidian adalah batuan yangdisusun secara keseluruhan dari kacaamorf dan sedikit felspar, mineral hitamdan kuarsa. Batu obsidian dapatdigunakan sebagai bahan baku agregatringan untuk beton ringan isolasi,plesteran, isolator temperatur tinggi,

    bahan penggosok, saringan/filter, bahanmedia dan campuran makanan ternak.

    Bahan galian ini ditemukan di GunungKiamis dan sekitarnya, KecamatanPasirwangi, Garut dengan jumlahcadangan diperkirakan sebesar 72 jutaton. Selama beberapa puluh tahunsilam, batu obsidian telah dimanfaatkanuntuk pembuatan perlit dengan caramemanaskannya pada temperaturtinggi. Menurut standar Australia: AS

    1465  –  1971, tentang Dense Natural Aggregates for Concrete , dijelaskanbahwa batu obsidian termasuk batuanyang riskan terhadap keawetan beton.

    Dalam penelitian ini batu obsidian akandigunakan sebagai bahan tambahanpada pembuatan agregat ringan.

    Pada saat pemanasan tinggi, batuobsidian yang telah tercampur lempungakan membentuk senyawa komplekssehingga agregat ringan yang terbentukakan semakin kuat.

    3. BatubaraBatubara merupakan salah satu sumberenergi yang tidak terbarukan darikelompok bahan bakar fosil, yangberasal dari sisa tumbuh-tumbuhansehingga terbentuknya secara geologisuatu campuran kompleks dari senyawa-senyawa organik berupa bahankarbonan yang dapat terbakar dananorganik berupa bahan mineral yang

    tidak dapat terbakar. Karena itu, unsur-unsur yang terbentuk dalam batubaraterdiri dari : unsur-unsur utama(C,H,O,N,S, kadang-kadang Al, Si),unsur-unsur kedua (Fe, Ca, Mg, K, Na,P, Ti) dan unsur-unsur runutan berupalogam-logam berat dengan berat jenis diatas 5g/cm3. Potensi sumber dayabatubara Indonesia sekarang ini yangditaksir secara geologi sebesar 57,85milyar ton (2006), terutama terdapat di

    Sumatra dan di Kalimantan.

    4. Agregat RinganDua jenis agregat yang dapat digunakanuntuk beton ringan struktural adalah:1)  Agregat hasil proses pengembang-

    an, pemanasan atau sintering danbahan terak tanur tinggi, lempung,serpih, batu sabak, abu terbangmbatu obsidian atau batu perlit, tanahdiatome.

    2)  Agregat alam seperti batu apungdan skoria.

     Adapun persyaratan agregat ringanuntuk beton ringan struktural menurut C330-2004 adalah sebagai berikut :1)  Persyaratan komposisi kimia :

     Agregat ringan yang digunakan tidakmengandung bahan kimia yangmerusak, yaitu :

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    19/78

    6  Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008 

     

    a)  Kadar zat organis pada agregatringan tidakboleh memperlihat-kan warna yang lebih gelap daripada warna pembanding,

    b)  Noda warna kandungan besi

    oksida yang menyebabkan noda(Fe2O3) pada agregat tidak

    boleh lebih dari 1,5 mg setiap200 gr contoh,

    c)  Hilang pijar tidak boleh lebihbesar dari 5%.

    2) Persyaratan sifat fisis dan mekanis:

    a) Gradasi agregat ringan yang diujiharus memenuhi syarat gradasiyang tercantum dalam Tabel 1,

    c) Sifat fisis agregat ringan yangdiuji harus memenuhi syarat

    seperti yang tercantum dalamTabel 2.

    3) Persyaratan beton ringan adalahsebagai berikut:a)  Kuat tekan, kuat tarik beton

    ringan harus memenuhi ketentu-an dalam Tabel 3.

    b) Penyusutan akibat pengeringantidak boleh > 0,07%

    Tabel 1.

    Persyaratan susunan besar butir agregat ringan untuk beton ringan struktural

    UkuranProsentasi yang lulus angka (% berat)

    25,0 19,0 12,5 9,5 4,75 2,36 1,18 0,30 0,15

     Agregat halus:(4,75 - 0) mm

     Agregat kasar:(25,0 - 4,75) mm

    (19,0 – 4,75) mm

    (12,5 – 4,75) mm

    (9,5 – 8) mm

    Kombinasi agregathalus dan kasar:(12,5 – 8) mm

    (9,5 – 8) mm

    -

    95-100

    100

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    90-100

    -

    -

    100

    -

    25-60

    -

    90-100

    100

    95-100

    100

    100

    10-50

    40-80

    80-100

    -

    90-100

    85 -100

    0-10

    0-15

    0-20

    5-40

    50-80

    65-90

    -

    -

    -

    0-10

    0-20

    -

    35-65

    40-80

    -

    -

    0-10

    -

    -

    10-35

    -

    -

    -

    -

    5-20

    10-25

    5-25

    -

    -

    -

    -

    2-15

    5-15

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    20/78

    Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto )   7 

    Tabel 2.Persyaratan sifat fisis agregat ringan untuk beton ringan struktural

    No Sifat fisis Persyaratan

    1.2.

    3.

    4.5.

    6.

    Berat jenisPenyerapan air setelah direndam 24 jam, maks (%)

    Berat isi gembur kering oven, maksimum (kg/m3):- agregat halus- agregat kasar- campuran agregat kasar dan halusNilai 10 % kehalusan (%)Gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah dalam agregat berdasarkanberat kering (%)Nilai keawetan, jika direndam dalam larutan magnesium sulfat selama 16-18 jam, bagian yang larut maks (%)

    1,0-1,820

    11208801040

    7,5-12,5

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    21/78

    8  Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008 

     

    Gambar 2. Alur pola pikir penelitian

    Bahan dan PeralatanBahan yang digunakan adalah :Lempung dari Cikakak, LumbirdanJeruklegi; batu obsidian dari Garut;

    batubara; semen portland; agregatringan buatan dan pasir alam.

    Peralatan yang digunakan adalah :mesin pemecah; penggiling; saringan;tungku listrik; tungku gas; oven; mixertimbangan/takaran; pelletizer; cetakandan alat uji kuat tekan dan lain-lain.

    Rancangan Campuran1)  Rancangan campuran untuk uji

    bakar adalah sebagai berikut :

    Tabel 4.Rancangan campuran untuk uji bakar

    No Bahan

    Lempung 1,2,3,4 (% berat)

    I II III IV

    1 Lempung 100 80 70 70

    2 Batubara - 10 20 10

    3 Batu Obsidian 0 10 10 20

    Catatan : L1 dan L2 = lempung Cikakak

    L3 = lempung Lumpir

    L4 = lempung Jeruk Legi

    2) Pemanasan dilakukan pada temperatur1100 °C, 1150 °C dan 1200 °Cuntuk uji pembekahan

    3) Pembakaran dilakukan dengan

    tungku putar,4) Pembuatan beton ringan struktural

    untuk kekuatan 22,5Mpa mengguna-kan perhitungan rancangan campuranmenurut SNI 03-3449-1994.

    Uji Laboratorium 

    1.   Analisa kimia Analisa kimia dilakukan terhadapbatu absidian, lempung dari Jeruk

    Legi, Cikakak dan Lumbir.2.  Uji bakar

    Uji bakar dilakukan dengan carapemanasan lambat dalam tungkulistrik (muffle furnace)   terhadapketiga jenis lempung yang sudahberbentuk butiran baik yang tanpabahan tambahan maupun yangsudah dicampur dengan bahan

    Identifikasi Masalah:

    -  bahan baku

    -  temperatur

    pembakaran

    Penyebab Masalah:

    Komposisi kimia bahan

    baku yang belum

    memenuhi persyaratan

    Hipotesis:Komposisi kimia lempung

    harus memenuhi komposisi

    diagram segitiga C.M. Riley

    Parameter Penelitian:

    -   Variabel; temperatur,

    komposisi campuran-  Tipe penelitian: Eksperimental

    Uji bahan butiran bahan dengan

    tungku listrik

    Pembakaran dengantungku pular

    Pembuatan Benda Uji dan

    pengujian

     Analisis DataKesimpulan

    Uji Pembekahan dengan

    tungku gas

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    22/78

    Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto )   9 

    tambahan batubara dan batuobsidian dengan beberapa variasicampuran.

    Pembuatan butiran berukuran ± 1cm diameternya terdiri dari

    beberapa campuran sesuai denganyang direncanakan. Agregat hasil uji

    pemanasan lambat masing-masingdilakukan pengamatan baik sifatpermukaan , penyerapan air, berat

     jenis dan uji impak Dari hasiltersebut diambil nilai yang terbaikkemudian dilakukan uji pembekahanatau pemanasan secara cepat.

    3.  Uji pembekahan

    Uji pembekahan dengan pemanasancepat (flash heating ) untukcampuran terpilih adalah L3 dan L5.Temperatur ditentukan tiga variasiyaitu 1100 oC, 1150 oC dan 1200oC dengan lama pemanasan selama5 menit.

    Hasil uji pembekahan secara cepatberupa agregat ringan dan keraskemudian diuji penyerapan air dan

    berat jenisnya. Hasil terbaik dipilihuntuk pembakaran dengan tungkuputar.

    Pembakaran dengan TungkuPutarPembakaran dengan tungku putardilakukan terhadap contoh L3 (80%),batubara 10%, obsidian 10% danlempung L3 (70%) dan 30 % batuobsidian (L5).

    Contoh lempung berbentuk gumpalandikeringkan diudara, selanjutnya dipecahmelalui mesin pemecah. Butiran kasarhasil pemecahan maksimum 5 cm

    langsung dihaluskan menjadi butiranhalus lewat saringan No.100menggunakan mesin penggiling.Pembuatan pelet dilakukan setelahbahan-bahan dicampur. Mesin pelet

    dilengkapi dengan penyemprot air yangkeluar terus menerus selama mesinpelletizer berputar. Penambahan bahancampuran dilakukan sedikit demi sedikitsehingga terbentuk butiran yang makin

    lama makin besar. Butiran yangbesarnya melebihi 1 cm dihancurkan

    dengan tangan. Setelah butiranterkumpul semua baru dilakukanpembakaran. Pembakaran dengantungku putar dilakukan pada temperatur1150 oC selama 5 menit dalam tungku.

    1.  Uji keremukan agregat ringan(Nilai 10 % kehalusan)Masing-masing agregat hasilpembakaran diuji keremukanya,menggunakan standar BS-812,

    yang menjabarkan metode untukmenentukan nilai 10 % kehalusandari bahan agregat ringan. Nilaitersebut memberikan suatu ukuranrelatif dari ketahanan suatu bahanagregat terhadap keremukan yangdisebabkan oleh beban tekan yangmeningkat secara berangsur-angsur. Nilai 10 % kehalusan

    menunjukkan angka keremukanagregat menurut persyaratan Tabel2 adalah antara 7,5 – 12,5%.

    2.  Uji kuat tekan beton ringanUji kuat tekan beton ringandilakukan dengan membuat bendauji silinder dengan komposisicampuran yang direncanakan untukbeton ringan struktural. Tujuanpengujian kuat tekan benda uji

    silinder untuk mengetahui apakahbeton ringan yang dibuat sudahmemenuhi persyaratan. Komposisicampuran ditentukan berdasarkanstandar SNI 03-3449-1994 tentangTatacara rencana pembuatancampuran beton ringan denganagregat ringan.

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    23/78

    10  Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008 

     

    Pada pembuatan beton ringan yangperlu diperhatikan adalah carapencampurannya. Cara yangtermudah untuk mencampurkanagregat dalam keadaan kering oven

    yaitu dengan terlebih dahulumencampurkan agregat tersebut

    dengan setengah dari jumlah airyang dibutuhkan dan membiarkan-nya selama 10 menit sehingga

    agregat tadi mempunyaikesempatan untuk menyerap air,kemudian sisa air dicampurkan.

     Air yang mula-mula ditambahkankepada agregat haruslah sebanyak

    kapasitas penyerapan agregatringan untuk mencapai keadaankering permukaan dan berat air iniharus dikurangi dari seluruh jumlahair yang diperlukan.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

     Analisa KimiaHasil analisa kimia bahan tercantum pada

    Tabel 5 berikut ini.Tabel 5.

    Hasil analisa kimia bahan

    Jenis

    bahan

    Kandungan kimia (% berat)

    SiO2  Al2O3  CaO MgO HP SO4 

    Lempung 1 42,36 34,58 5,60 0,93 13,26 0,49

    Lempung 2 37,02 35,84 12,44 1,72 12,66 0

    Lempung 3 45,73 28,56 13,70 1,39 17,01 0

    Lempung 4 44,46 39,60 9,00 1,67 1,20 0

    Obsidian 63,52 2,62 25,64 1,86 1,44 0

    Hasil analisa kimia menunjukkan bahwaketiga jenis lempung yang diambilapabila komposisinya diplotkan ke dalamkomposisi diagram C.M. Riley tidak adayang masuk didalam daerah yangditentukan. Semua berada dibawahdaerah yang dipersyaratkan, berarti

    kandungan silikanya rendah dibawah 50%. Batu obsidian mempunyai

    kandungan silika dan kapur lebih tinggi.Oleh karena itu ketiga lempung tersebutperlu penambahan silika yang diambildari batu obsidian. Salah satu contohperhitungan jumlah silika yang harusditambahkan agar masuk kedaerahC.M.Riley diambil titik A dengankomposisi sebagai berikut:

    SiO2  = 65 %, Al2O3 =18 % danCaO, MgO,Fe2O3= 18 %

    Jadi jumlah penambahan silika dariobsidian untuk masing-masing lempungadalah sebagai berikut :Contoh perhitungan untuk lempung 2- Kadar silika = 37,02 %- Kekurangan silika yang harus

    ditambahkan adalah :

    65% - 37,02% = 27,98%- Jadi kadar obsidian yang harus

    ditambahkan adalah :27,98

    ----------- X 100 % = 44,25 %63,52

    Dengan perhitungan yang sama denganyang di atas maka untuk lempung 3

    kadar obsidian yang harus ditambahkan

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    24/78

    14  Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto )  

    sebesar 30,34% dan untuk lempung 4kadar obsidian yang harus ditambahkansebesar 32,12%

    Gambar 3. Hasil analisa kimia dari ketiga lempung

    Uji Sifat Fisik Hasil Pembakarandengan Tungku Listrik

    1. Sifat permukaanPermukaan butiran setelah pembakaranberubah warna menjadi krem, coklat

    tua, coklat kemerahan, bahan ada yangcoklat tua tergantung komposisikimianya. Sedangkan permukaan adayang kasar, halus, bahkan ada yangretak-retak, hal ini mungkin disebabkantemperatur pembakaran untuk masing-masing berbeda saat terjadinyasintering. Dilihat dari besar butir adayang sedikit mengembang ada yang

    susut, hal ini kemungkinan pengaruhbanyak sedikitnya bahan tambahanbatubara yang ditambahkan.

    2. Penyerapan air dan berat jenisPenyerapan air agregat tanpa bahantambahan rata-rata lebih kecil , hal inikemungkinan belum ada pembekahanwalaupun ada baru sedikit. Sedangkanpenyerapan air agregat yang sudahdiberi bahan tambahan hasilnya lebih

    besar, hal ini mungkin disebabkankarena gas yang terbentuk padatemperatur tinggi membentuk pori-porisehingga permukaan agregat menjaditerbuka maka air dapat masuk ke dalam.

    Lempung L3 mempunyai penyerapan airyang paling kecil, hal ini menunjukkan

    bahwa agregat yang dibuat mempunyaipermukaan tertutup. Cairan yangterbentuk dapat menahan gas, berarticukup viskous.

    Dari hasil uji berat jenis menunjukkanbahwa untuk setiap campuran yangsama dari ketiga jenis lempungmengalami penurunan dan kenaikkanberat jenis serupa. Agregat denganpenambahan bahan tambahanmempunyai berat jenis rata-rata lebihkecil dari pada agregat yang tanpabahan tambahan begitu juga sebaliknyauntuk penyerapan air. Agregat denganbahan tambahan batubara sebanyak

    20% dan obsidian sebanyak 10%menunjukkan berat jenis yang palingkecil. Ini berarti makin ringan beratnya.

    Tabel 6.Hasil uji penyerapan air dan berat

     jenis

    KodePenyerapan

    air (%)Berat

     jenis(g/cc)

    L1 29,11 1,91

    L1,1 31,97 1,73

    L1,2 39,44 1,65

    L1,3 32,74 1,71

    L2 11,42 1,99

    L2,1 29,57 1,54

    L2,2 35,09 1,48

    L2,3 26,74 1,50L3 8,76 2,09

    L3,1 12,04 1,72

    L3,2 15,13 1,57

    L3,3 19,70 1,74

    L4 25,71 1,93

    L4,1 35,54 1,67

    L4,2 14,29 1,57

    L4,3 29,48 1,74

    Keterangan

     A = Titik yang diambil sebagai titik yang memenuhi persyaratan.Nomor 2, 3, dan 4  merupakan titik lokasi lempung. Terletakdiluar daerah yang memenuhi syarat.

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    80

    70

    60

    50

    40

    30

    20

    10

    10203090 80 70 60 50 40(Fluxing

    Agent)

    CaO, Mg

    FeO, Fe2O3 

    (K , Na)2O 

    Al 2O3 

    SiO2 

    = komposisi diagram C.M. RILEY= komposisi diagram untuk daerah di INDONESIA

    2

    34

    A

    10 90

    A

    Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto ) 11 

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    25/78

    Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto )   15 

    3. Uji impakData hasil uji impak dapat dilihat padatabel berikut ini :

    Tabel 7.Data hasil uji impak

    Kode % di atas2,36 mm

    % lewat2,36 mm

    L1 0,51 99,49

    L1,1 0,77 99,23

    L1,2 0,84 99,16

    L1,3 1,77 98,23

    L2 75,46 24,54

    L2,1 80,13 19,87

    L2,2 71,82 28,18

    L2,3 82,73 17,27

    L3 63,02 36,98

    L3,1 83,89 16,11L3,2 80,00 20,00

    L3,3 72,35 27,65

    L4 82,80 17,20

    L4,1 59,13 40,87

    L4,2 52,15 47,85

    L4,3 70,71 29,29

    Setelah uji impak agregat akan hancur,seberapa banyaknya yang hancurtergantung pada kekerasan agregatyang dihasilkan. Untuk itu dilakukanpenyaringan dengan ayakan 2,36mm.Dari tabel diatas ternyata bahwa agregatyang diberi bahan tambahan sisaagregat diatas ayakan yang paling besaradalah L3,1 yaitu sebesar 83,89%, iniberarti agregat tersebut mempunyaikekerasan paling tinggi.

    Dari hasil uji di atas dapat disimpulkanbahwa agregat hasil pembakaranlempung dengan komposisi campuran

    80% lempung, 10% batubara dan 10%obsidian mempunyai sifat fisik yangpaling baik. Campuran ini digunakanuntuk uji pembekahan. Uji pembekahan

     juga dilakukan terhadap campuran 70%lempung (L3) dan 30% obsidian.

    Komposisi ini yang masuk dalamdiagram C.M. Rilley. (L5)

    Uji Sifat Fisik Hasil Pembakarandengan Tungku Gas Hasil uji penyerapan air dan berat jenisdari hasil uji pembekahan adalahsebagai berikut :

    Tabel 8.Data hasil uji penyerapan air dan

    berat jenisTemperatur

    (oC)Penyerapan

    air (%)Berat

     jenis(g/cc)

    1100L3,2L5

    6,7020,53

    1,981,95

    1150L3,2L5

    10,8420,69

    1,981,97

    1200

    L3,2L5 10,6419,95 1,881,88

    Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwadari kedua campuran tersebut nilai berat

     jenis menunjukkan hasil yang samasetelah mengalami pemanasan sampaitemperatur 1200oC . Penyerapan air dariagregat dapat memenuhi syarat dimanapenyerpan air yang dipersyaratkanadalah 20%. Perbedaan pembacaantemperatur pada termokopel dan di

    dalam tungku menggunakan segerberbeda 200oC.

    Uji Sifat Fisik Hasil Pembakarandengan Tungku PutarHasil pembakaran menunjukkan bahwatemperatur pembakaran sampai 1150oCsudah mulai terjadi sintering yangditandai dengan terjadinya lengket padabutiran yang menggunakan bahantambahan. Hal ini dapat dijelaskan

    bahwa batu obsidian mempunyaikandungan kapur cukup tinggi yangmengakibatkan menurunnya titik lelehlempung. Untuk pembakaran lebihmenguntungkan karena temperatur lelehatau sintering akan lebih rendah.Pembakaran dengan tungku putarhasilnya lebih seragam dan lebih rata.

    12  Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008  

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    26/78

    16  Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto )  

    Hasil uji sepuluh persen kehalusan,penyerapan air, bobot isi, berat jenisagregat ringan dan kuat tekan dapatdilihat pada tabel di bawah ini :

    Tabel 9.

    Data hasil pengujian agregat ringan

    No.10%

    Kehalusan (%)

    Penyerapan(%)

    Bobotisi

    (kg/L)

    Berat jenis(kg/L)

    1. 10,27 24,55 1,20 1,634

    2. 8,34 24,33 1,00 1,727

    3. 9,21 27,23 1,10 1,538

    Rata-rata

    9,27 25,37 1,10 1,633

    Tabel 10.Data hasil pengujian kuat tekan

    betonNo.

    Kuat tekan (hari, MPa)

    7 14 28

    1. 20,76 25,23 26,24

    2. 21,91 24,99 24,84

    3. 20,38 25,73 27,01

    Rata-rata 21,02 25,32 26,03

    Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwanilai sepuluh persen kehalusan dapatmemenuhi syarat SNI 03-6477-2000Metode Penentuan Nilai Sepuluh PersenKehalusan untuk Agregat dimana nilai

    yang disyaratkan adalah 7,5-12,5 %.Penyerapan airnya lebih besar dari yangdipersyaratkan, hal ini kemungkinansudah terbentuk pori-pori yang terbukadipermukaan agregat. Bobot isi dapatdikatakan memenuhi syarat karena yangdipersyaratkan adalah 1,12 gk/L. Berat

     jenis dapat memenuhi syarat dimanaberat jenis yang dipersyaratkan adalah

    1,800 kg/L. Hasil uji kuat tekanmemenuhi target yang dipersyaratkanuntuk beton ringan struktural yaitu 22,5MPa.

    KESIMPULAN

    1.  Potensi lempung di daerah Cilacapdan sekitarnya masih cukup besar,

    2.  Dari hasil analisa kimia, terbukti

    tidak ada lempung yang masuk kedalam daerah yang dipersyaratkanoleh diagram C.M. Rilley,

    3.  Dari hasil pengujian danperhitungan, untuk mendapatkan

    agregat ringan seperti yangdipersyaratkan obsidian yang harus

    ditambahkan adalah 30%4.  Pengujian nilai 10% kehalusan dari

    agregat yang dibuat didapat nilaisebesar 9,27%, nilai ini memenuhipersyaratan sebagai agregat untukbeton ringan,

    5.  Pengujian kuat tekan pada umur 28hari adalah 26,03 Mpa

    DAFTAR PUSTAKA 

    1.  ----------, 2000. SNI 03-6477-2000Metode Penentuan Nilai SepuluhPersen Kehalusan untuk Agregat ,SNI 03-6477, BSN.

    2.  ---------, 1994, Tatacara RencanaPembuatan Campuran Beton Ringandengan Agregat Ringan, SNI 03-3449.

    3.  ----------,2006, Pedoman Pengolahan Abu Batubara , Kementerian NegaraLingkungan Hidup.

    4.  -----------,2004, ASTM, C 330,Specification for Lightwight

     Aggregates for Structural Concrete.5.   Andrew Short, Struct E and

    WilliamKinburg, 1963, LightweightConcrete, first edition.

    6.  Goodman, R.E., EngineeringGeology, Rock in Engineering

    Construction, Chapter IV, Shale,Sandstones and Associated Rocks,Department of Civil Engineering,University of California, Berkley,John Wiley & Sons, Inc.

    7.  Masruri, N., 1977, Agregat LempungBekah untuk Beton Ringan ,Simposium Peningkatan Mutu danEfisiensi Penggunaan Bahan

    Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto ) 13 

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    27/78

    Peningkatan Mutu Agregat ... ( Andriati & B. Sugiharto )   17 

    Bangunan pada Bangunan, TeknikSipil, ITB.

    8.  Masruri, N., 1994, PenelitianKemungkinan Penggunaan BatuObsidian untuk Agregat Beton,

    Jurnal Penelitian Permukiman,  ISSN0215-0778, Vol. X, No. 5-6,

    Bandung.9.  Rilley, C.M., 1951, Relation of

    Chemical Properties to the Bloatingof Clays, Journal of the AmericanCeramic Society, SOC, 34,(4).

    10. Suhendar, 1994/1995, Perlit, danObsidian -Potensi, Teknologi danKegunaan, Laporan Ekonomi BahanGalian, No.34,Proyek PengembanganManajemen Sumberdaya, Puslitbang

    Teknologi Mineral, Bandung.11. Tadaki, M et.al., Artificial Lightweight

     Aggregate, Technical Report, OnodaBranch Research Laboratory, OnodaCement, Co.Ltd.

    14  Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008  

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    28/78

    44  Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008

    PENGARUH GETARAN PEMASANGAN PONDASITIANG PANCANG TERHADAP LINGKUNGAN PERMUKIMAN

    Oleh : Mohamad RidwanPusat Litbang Permukiman

    E-mail: [email protected]

     AbstrakJenis pondasi tiang pancang sudah banyak digunakan untuk gedung bertingkat maupun

     jembatan karena mempunyai daya dukung yang sangat baik, tetapi proses yangdilakukan saat pemancangan akan menimbulkan getaran yang cukup besar dan akanmengganggu terhadap kenyamanan manusia maupun kerusakan bangunan. Untukmengetahui dampak langsung dari getaran saat dilakukan proses pemancangan makaperlu diketahui intensitas getaran dan dibandingkan dengan standar yang berlaku.Pengukuran dilakukan pada jarak 25 –  200 m dari sumber getar dengan interval 25 m

    dengan menggunakan alat mikrotremometer yaitu sejenis seismograf dengan sensitivitasyang sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada beberapa lokasidiketahui bahwa secara empirik dampak getaran tiang pancang sampai jarak 200 madalah kategori B dan C terhadap kenyamanan manusia dan kategori B terhadapkerusakan bangunan.

    Kata Kunci  : tiang pancang, getaran, kenyamanan manusia, kerusakan bangunan.

     AbstractPile fondation has already been used by most of multistory buildings and bridges as it

    has a good bearing capacity, however the process of the pilling could caused vibrationthat might be disturbed human comfort and effect to the building. To find the effect ofvibration when the pilling process, the vibration intensity and soil type in the locationshould be observed. Data measurement is conducted in the range 25 –  200 m with 25 minteval by using microtremometer a kind of seismograph with very high sensitivity. Basedon data analysis on several locations, we got the effect of vibration until 200 m is B and Ccategories to human comfort and B to building damage.

    Key Words  : pile, vibration, human comfort, building damage.

    PENDAHULUAN

    Seiring dengan semakin meningkatnya

    perkembangan pembangunan infrastrukturperkotaan seperti jembatan dan jugapembangunan gedung-gedung tinggikhususnya di kota-kota besar diIndonesia,maka perkembangan teknologipondasi juga semakin meningkat karena

    bangunan-bangunan tinggi dan jembat-an besar sangat membutuhkan jenis dansistem pondasi yang kuat untukmenopang struktur atas. Jenis pondasiyang sudah umum digunakan diIndonesia adalah menggunakan pondasitiang pancang yang memang sudahteruji memiliki daya dukung yang sangat

    tinggi.

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    29/78

    Pengaruh Getaran Pemasangan …. (M. Ridwan) 45

    Tetapi dalam pelaksanaannya, pemasang-an pondasi jenis tiang pancang banyakmengalami kendala terutama bilakebetulan berada dilokasi dekatpermukiman yang cukup padat. Kendala

    yang terjadi saat proses pemancanganadalah getaran dan kebisingan yang

    ditimbulkannya akan mengakibatkandampak negatif terhadap lingkungandisekitarnya yaitu kerusakan bangunandan kenyamanan manusia. Dalam upayauntuk mencarikan solusi untukmengurangi dampak getaran tersebut,perlu diketahui terlebih dahulu data ukuramplitudo dan frekuensi getaran yangditimbulkan sampai radius tertentu dan

    dibandingkan dengan standar yangdipersyaratkan sehingga dapat diketahuikategori kerusakan dan tingkat gangguankenyamanan terhadap manusia.

    Intensitas getaran pada suatu lokasiyang ditinjau yang ditimbulkan olehproses pemancangan akan tergantungpada beberapa faktor antara lain :kondisi tanah setempat yang berfungsisebagai media rambat gelombang,

    intensitas sumber getar, dan jaraksumber getar. Sehingga dampakterhadap lingkungan disekitarnya akanberbeda-beda tergantung pada jenis dandimensi tiang pancang, jenis mesin yangdigunakan, jenis tanah setempat, dankondisi bangunan disekitar lokasipemancangan.

    Dalam tulisan ini, analisis akan dibatasipada masalah getaran saja yang

    ditimbulkan oleh proses pemancangandan dampak yang ditimbulkannya baikterhadap kenyamanan manusia maupunterhadap kondisi fisik bangunan. Selainitu klasifikasi tanah setempat akandianalisis berdasarkan karakteristikgetaran mikro yang direkam dalamkondisi tanpa ada proses pemancangan.Maksud dan tujuan dari penelitian ini

    adalah mengukur dan menganalisisparameter vibrasi yang mempengaruhidampak terhadap lingkungan permukim-an yaitu amplitudo dan frekuensigetaran pada beberapa kondisi yang

    berbeda seperti : lokasi, dimensi tiangpancang, jenis mesin yang digunakan,

    dan kondisi tanah setempat. Klasifikasidampak yang ditimbulkan akibat getarantersebut baik terhadap kenyamananmanusia maupun terhadap kerusakanbangunan dilakukan berdasarkanstandar yang dikeluarkan oleh MenteriNegara Lingkungan Hidup Kepmen LH.Nomor 48/11/96.

    KAJIAN PUSTAKAPemasangan pondasi tiang pancangdibagi menjadi 2 berdasarkan cara yangdigunakan yaitu :

    1)  Sistem tumbuk (Impact )

    Sistem tumbuk dibedakan lagi menjadi 3

    bagian yaitu :a.  Palu Kerja Tunggal (Single Acting

    Hammer ).

    Palu besi diangkat denganmenggunakan uap atau tekananudara lalu dijatuhkan oleh bebangravitasi dan energi ini ditransmisi-kan ke tiang pancang. Padaumumnya perbandingan beratantara palu dengan taing pancang

    adalah 0.5  – 1.0.

    b.  Palu Kerja Rangkap (Double ActingHammer )

    Tenaga uap digunakan untukmengangkat palu dan percepatan jatuhan. Jumlah energi akan lebihtinggi disbanding palu kerja tunggal.Panjang palu akan lebih pendekdengan jangkauan antara 2  – 4.5 m.

    c. 

    Palu Diesel (Diesel Hammer )

    Tenaga mesin diesel digunakanuntuk mengangkat palu kemudian

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    30/78

    46  Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008

    dilepaskan mengikuti gravitasi. Paludiesel sangat mudah bergerak,pemakaian bahan bakar rendahyaitu sekitar 4  –  16 liter/jam.Panjang palu antara 4.5  – 6 m, dan

    perbandingan berat palu terhadaptiang pancang adalah 0.25  – 1.0.

    2)  Sistem pendorong bergetar(Vibratory Drivers )

    Sistem ini menggunakan prinsipmendorong dengan memutar berateksentris dalam arah relatif. Pendorong

    mempunyai dua impuls verticalsebanyak 700kN pada amplitudo sebesar6  –  50 mm untuk setiap siklik. Cara inisangat cocok untuk jenis tanah kohesif.

      Klasifikasi Jenis TanahKlasifikasi jenis tanah dapat dilakukanberdasarkan hasil uji beberapa metodakonvensional yang sudah umumdilakukan yaitu uji SPT, sondir, atau

    kecepatan rambat gelombang geserrata-rata. Dengan hasil uji tersebut,tanah dapat diklasifikasikan menjadi tigaseperti yang tercantum pada SNI-1726-

    2002 sebagai berikut :

    Tebel 1.

    Jenis TanahJenisTanah

     Vs rata2(m/det)

    N SPTrata-rata

    Su (kPa)rata-rata

    TanahKeras

     Vs ≥ 350 N ≥ 50 Su ≥ 100

    Tanah

    Sedang

    175 ≤ Vs <

    350

    15 ≤ N <

    50

    50 ≤ Su

    < 100TanahLunak

     Vs < 175 N < 15 Su < 50

    Tetapi karena dalam operasionalnyametoda uji tersebut cukup berat danmahal, maka dalam penelitian ini

    digunakan metoda yang relatif lebihsimpel dan murah yaitu analisismikrotremor. Metoda ini dikembangkanoleh Kanai dengan memanfaatkan

    gelombang alami yang setiap saatterjadi pada tanah/batuan.

    Berdasarkan karakteristik gelombangmikrotremor Kanai mengklasifikasikan

     jenis tanah menjadi empat yaitu tipe 1,

    2, 3, dan 4 seperti terlihat pada gambar1 (kurva A dan B). Kurva A berdasarkanhubungan antara perioda maksimumdan perioda rata-rata, sedangkan kurvaB berdasarkan hubungan amplitudo

    maksimum dan perioda predominant.

     

    Gambar 1. Kurva klasifikasi jenis tanah berdasarkan analisis Mikrotremor 

     A B

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    31/78

    Pengaruh Getaran Pemasangan …. (M. Ridwan) 47

    Omote dan Nakajima mengidentikantanah tipe 1 dan 2 dengan tanah keras,

     jenis 3 dengan tanah sedang, dan jenis4 dengan tanah lunak.

    METODOLOGIMetoda yang digunakan dalam penelitianini adalah studi eksperimental dilapang-an dengan cara melakukan pengukuranlangsung dilokasi pemancangan padabeberapa kota yang sedang melakukanpemancangan baik untuk pondasi

     jembatan maupun untuk bangunan.Pengukuran dilakukan pada jarak-jaraktertentu yang sudah dirancang

    sebelumnya.Proses perekaman data dilakukan denganmenggunakan alat mikrotremometer yaitusejenis seismograf dengan sensitivitastertentu. Dikarenakan kondisi peralatanmasih menggunakan system analogmaka dalam proses analisis harusdilakukan terlebih dahulu konversianalog  – digital.

     Analisis dampak yang ditimbulkan oleh

    vibrasi tiang pancang ini dilakukandengan cara membandingkan hasil ujidengan standar vibrasi yang dikeluarkanoleh Departemen Lingkungan Hidup

    tahun 1990 untuk mengetahui tingkatatau klasifikasi bahaya terhadapmanusia maupun bangunan.

      Teknik Pengukuran

    Pada penelitian ini pengukuran vibrasitiang pancang dilakukan di empat lokasi

    yang sedang melakukan pemancanganyaitu di Surabaya, Cikarang, Jatibarang,dan Bandung. Teknik pengukurandilakukan dengan cara meletakan alatdiatas permukaan tanah dengan jarakterdekat 50 m sampai sampai 150 mdengan interval 25 m.

    Setting peralatan dilakukan dilokasipengukuran sesuai dengan tujuan yang

    diinginkan dalam kesempatan ini dipilihparameter kecepatan terhadap deretwaktu dengan maksud untukmemudahkan proses pengolahan data.

    Perekaman data untuk setiap titik ukur

    dilakukan dengan durasi selama prosessatu pemancangan berlangsung.

    Perpindahan ke titik berikutnyadilakukan setelah selesai satu prosespemancangan.

    Untuk mengetahui klasifikasi jenis tanahdilokasi pengukuran, dilakukan analisismikrotremor pada saat kondisi diam(tidak ada pemancangan), dan dilakukananalisis predominant frekuensi dan

    amplitude maksimum (menggunakankurva B gambar 1)

      Teknik Pengolahan Data

    Untuk mengetahui berapa parametervibrasi dari proses pemancangandiperlukan teknik pengolahan data yangtergantung kepada sistem kerja alat.

    Secara umum system kerja alat dapatdigambarkan dalam diagram alir sebagai

    berikut :

    Gambar 2. Diagram alir sistem kerjaalat mikrotremometer Proses digitasi dilakukan denganmenggunakan Analog Digital Converter(ADC) dengan frekuensi natural 100 Hz.Data digital yang berupa deret waktuterhadap kecepatan harus dikalikandengan faktor koreksi sensor, settingrecorder dan linear corder pada saatproses pengukuran.

    Sensor Amp. Data RecorderPen

    Recorder

     A  – DConverter Curve Reader

    Computer

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    32/78

    48  Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008

     Amplitudo maksimum dapat diperolehdengan cara proses integrasi datakecepatan dengan menggunakan softwarehasil pengembangan dari ADFFT-2keluaran Katsujima. Begitupun untuk

    memperoleh frekuensi atau periodapredominan dapat menggunakan

    software ini dengan cara mentransferdata dari domain waktu ke domainfrekuensi/perioda dengan menggunakanmetoda Fast Fourier Transform (FFT)dengan persamaan sebagai berikut :

    1  f ( t ) =   f*( p ) eipt dp

    2  - 

    yang mana invers dari f* ( p ) adalah : 

    f *( p ) =   f ( t ) e-ipt dt- 

    Dari hasil transformasi Fourier diperolehkurva distribusi frekuensi terhadap

     Amplitudo Fourier sehingga akan didapatfrekuensi atau perioda predominant.

      Peralatan

    Peralatan yang digunakan untuk

    perekaman data vibrasi adalah satu setmikrotremometer (foto 1). Alat ini terdiridari: tiga komponen sensor(seismometer),amplifier, recorder, linear corder, dansumber arus battery kering.

    Foto 1. Peralatan mikrotremometer

     ANALISIS DATA DANPEMBAHASAN

     

     Analisis dataHasil analisis data getaran tiang pancangdan jenis tanah pada setiap lokasi

    terlihat pada tabel 2  –  6. Jenis tanahberdasarkan analisis mikrotremormerupakan nilai rata-rata untuk lapisantanah diatas batuan dasar. Karenaberdasarkan latar belakang teorinyamikrotremor merupakan multiplegelombang seismic pada lapisan tanahpermukaan diatas batuan dasar.

    1. Lokasi : Jl Jend. A. Yani, SurabayaDimensi Tiang Pancang : Segitiga,

    32x32 cm panjang 6 m.Jenis alat pancang : Palu biasadengan berat 1.5 ton.

    Tabel 2.Hasil uji vibrasi tiang pancang

    di Jl. Ahmad Yani, Surabaya

    No JarakKeda-laman

    JenisTanah

    f (Hz)

    Simpang

    an (x10-

    6 m)

    Kecepatan

    (x10

    mm/dt

    k)

    1 25 0  – 17 Tipe-1T =

    0.07 secdan A =

    0.28 µm

    15.6 102 9.982 50 0  – 18 11.18 139 9,79

    3 75 0  – 12 4.98 313 9.78

    4 100 0  – 18 3.71 393 9.16

    5 150 0  – 16 7.6 192 9.14

    6 200 0  – 17 6.25 227 8.90

    Spektrum Fourier gelombang mikrotremordilokasi yang berjarak sekitar 100 m darilokasi titik pancang :

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    0 10 20 30 40Freq-Hz

         A    m    p .    m    m     /     d    e     t     2

    N- S

    E- W

    V

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    33/78

    Pengaruh Getaran Pemasangan …. (M. Ridwan) 49

    2. Lokasi : Galaxi Bumi Permai,SurabayaDimensi Tiang Pancang : Segiempat,20x20 cm panjang 6mJenis alat pancang : Palu Diesel

    berat 3.5 ton.Tabel 3.

    Hasil uji vibrasi tiang pancangdi Surabaya 

    No JarakKeda-

    laman

    Jenis

    Tanah

    f

    (Hz)

    Simpang

    an (x10-

    6 m)

    Kecepatan

    (x10

    mm/dtk)

    1 25 0  – 6 Tipe-3T = 0.05

    sec dan A = 0.25

    µm

    5.32 295 9.85

    2 50 0  – 12 4.00 390 9.79

    3 75 0  – 12 4.90 213 6.55

    4 100 0  – 12 4.78 114 3.42

    5 125 0  – 12 4.98 103 3.22

    Spektrum Fourier gelombang mikrotremordilokasi yang berjarak sekitar 100 m darilokasi titik pancang :

    3. Lokasi : Cikarang BekasiDimensi Tiang Pancang : Bulatdiameter 40 cm panjang 12 m Jenisalat pancang : Palu Diesel berat 3.5ton.

    Tabel 4.Hasil uji vibrasi tiang pancang

    di Cikarang 

    No JarakKedalam-

    anJenisTanah

    f(Hz)

    Simpangan(x10-6 m)

    Kecepatan(x10

    mm/dtk)

    1 25 0  – 24 Tipe-3T =

    0.13

    sec

     A =0.32

    µm

    4.40 359 9.93

    2 50 0  – 20 4.70 336 9.92

    3 75 0  – 23 2.39 619 9.30

    4 100 0  – 22 4.24 331 8.82

    5 150 0  – 18 4.32 314 8.52

    6 200 0  – 22 3.98 329 8.23

    Spektrum Fourier gelombang mikrotremordilokasi yang berjarak sekitar 100 m darilokasi titik pancang :

    4. Lokasi : Jati Barang IndramayuDimensi Tiang Pancang : Segi empat

    40 x 40 cm panjang 15 mJenis alat pancang : Palu Dieselberat 4.5 ton.

    Tabel 5.Hasil uji vibrasi tiang pancang

    di J. Barang

    No Jarak KedalamanJenis

    Tanah

    f

    (Hz)

    Simpangan

    (x10-6 m)

    Kecepatan(x10

    mm/dtk)

    1 50 0  – 29 Tipe-3T =

    0.27sec A

    = 0.58µm

    3.9 385 9.43

    2 75 0  – 27 3.6 213 4.82

    3 100 0  – 30 5.42 119 4.054 150 0  – 29 3.66 144 3.31

    5 200 0  – 28 3.72 137 3.20

    Spektrum Fourier gelombang mikrotremordilokasi yang berjarak sekitar 100 m darilokasi titik pancang :

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    0 10 20 30 40Freq-Hz

          A     m     p   -     m     m      /      d     e      t      2

    N-S

    E-W

    V

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    0 10 20 30 40Freq-Hz

          A     m     p   -     m     m      /      d     e      t      2

    N-S

    E- W

    V

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    0 10 20 30 40

    Freq-Hz

         A    m    p  -    m    m     /     d    e

         t     2

    N-S

    E- W

    V

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    34/78

    50  Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008

    5. Lokasi : Setrasari Mall, BandungDimensi Tiang Pancang : Segitiga 28x 28 cm cm panjang 6 mJenis alat pancang : Palu Dieselberat 1.5 ton.

    Tabel 6.Hasil uji vibrasi tiang pancang

    di Bandung 

    No JarakKedalam-

    an

    Jenis

    Tanah

    f

    (Hz)

    Simpangan

    (x10-6 m)

    Kecepatan

    (x10mm/dtk)

    1 25 0  – 12 Tipe-2T =

    0.10

    sec A =

    0.25

    µm

    2.58 615 9.96

    2 50 0  – 12 4.00 392 9.85

    3 75 0  – 12 3.71 419 9.77

    4 100 0  – 12 5.24 273 9.00

    5 150 0  – 12 4.26 318 8.5

    Spektrum Fourier gelombang mikrotremordilokasi yang berjarak sekitar 100 m darilokasi titik pancang :

      Pembahasan

    Untuk menganalisis dampak getaran

    tiang pancang, penulis menggunakanstandar getaran yang telah dikeluarkanoleh Departemen Lingkungan Hidup No.KEP  –  48/MENLH/11/96. Berdasarkan

    standar tersebut dampak getaran dibagidua yaitu terhadap kenyamananmanusia dan terhadap kerusakan fisikbangunan.

    -  Dampak getaran terhadapkenyaman-an dan kesehatan manusia.

    Dampak getaran terhadap kenyamananmanusia dibagi menjadi empat kategoriberdasarkan besaran frekuensi dan

    amplitudo maksimum seperti terlihatpada tabel standar dibawah ini :

    Tabel 7.Standar getaran terhadap kenyamanan

    manusia 

    Frek.(Hz) Simpangan dalam mikron (10

    -6

     meter)Kategori A

    KategoriB

    KategoriC

    KategoriD

    4 < 100 100  – 500  500  – 1000  > 1000

    5 < 80 80  – 350 350 - 1000 > 1000

    6.3 < 70 70  – 275 275  – 1000 > 1000

    8 < 50 50  – 160 160  – 500 > 500

    10 300

    12.5 < 32 32  – 90 90  – 220 > 220

    16 < 25 25  – 60 60  – 120 > 120

    20 < 20 20  – 40 40  – 85 > 85

    25 < 17 17  – 30 30  – 50 > 50

    31.5 < 12 12  – 20 20  – 30 > 30

    40 < 9 9  – 15 15  – 20 > 2050 < 8 8  – 12 12  – 15 > 15

    63 < 6 6 - 9 9  – 12 > 12

    Keterangan :Kategori A = tidak menggangguKategori B = menggangguKategori C = tidak nyamanKategori D = menyakitkan

    -  Dampak getaran terhadap kerusak-an fisik bangunan

    Dampak getaran terhadap kerusakanfisik bangunan dibagi menjadi empatkategori berdasarkan besaran frekuensidan cepat rambat gelombang sepertiterlihat pada table standar berikut ini :

    Tabel 8.Standar getaran terhadap kerusakan

    bangunan

    Frek.

    (Hz)

    Kecepatan dalam mm/det

    Kategori

     AKategori B

    Kategori

    C

    Kategori

    D

    4 < 2 2  – 27 27  – 140 > 140

    5 < 7.5 7.5  – 25 25  – 130 > 130

    6.3 < 7 7  – 21 21  – 110 > 110

    8 < 6 6  – 19 19  – 100 > 100

    10 < 5.2 5.2  – 16 16  – 90 > 90

    12.5 < 4.8 4.8  – 15 15  – 80 > 80

    16 < 4 4  – 14 14  – 70 > 70

    20 < 3.8 3.8  – 12 12  – 67 > 67

    25 < 3.2 3.2  – 10 10  – 60 > 60

    31.5 < 3 3  – 9 9  – 53 > 53

    40 < 2 2  – 8 8  – 50 > 50

    50 < 1 1  – 7 7  – 42 > 42

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    0 10 20 30 40Freq-Hz

         A    m    p .    m

        m     /     d    e     t     2

    N-S

    E-W

    V

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    35/78

    Pengaruh Getaran Pemasangan …. (M. Ridwan) 51

    Keterangan :Kategori A = tidak menimbulkan kerusa-

    an.Kategori B = kemungkinan kerusakan

    pada plesteran dinding

    bangunan.Kategori C = kemungkinan kerusakan

    pada bagian struktur dandinding pemikul beban,

    Kategori D = kerusakan pada dindingpemikul beban.

    Berdasarkan hasil analisis getaran tiangpancang pada beberapa lokasi, dapatdiketahui dampak yang ditimbulkan baikterhadap kenyamanan manusia maupun

    kerusakan fisik bangunan pada jarakdan kondisi tanah tertentu sebagaiberikut :

    1) Lokasi : Jl Jend. A. Yani, Surabaya

    Pemancangan dengan menggunakanpalu biasa seberat 1.5 ton pada tiangpancang berdimensi 32 x 32 cm denganpanjang 6 m sampai jarak 200 m masihmenimbulkan dampak terhadapkenyaman-

    an manusia yang termasuk kategori Bseperti terlihat pada kurva 1. Kategori Bini bisa diartikan cukup mengganggu.

    Pada radius 75  –  100 m menunjukkansimpangan yang cukup tinggi dibandingpada 200 m tetapi frekuensinya sangat

    kecil sehingga masih termasuk kategoriB.

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    0 50 100 150 200

    Jarak (m)

       S   i  m  p  a  n  g  a  n   (  x   1   0  -   6  m   )

     

    Ket.:▲  = Batas maksimum kategori B■  = Batas maksimum kategori A

    ●  = Hasil pengukuran

    Kurva 1. Kategori dampak getaran

    terhadapkenyamanan manusiaSedangkan pengaruhnya terhadapkomponen bangunan perumahan sampairadius 200 m termasuk kategori B yaitudapat menimbulkan retakan padaplesteran dinding bangunan.

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    0 50 100 150 200Jarak (m )

       K  e  c  e  p  a   t  a  n   (  c  m   /   d  e   t   )

     Ket.:▲  = Batas maksimum kategori B■  = Batas maksimum kategori A

    ●  = Hasil pengukuran

    Kurva 2. Kategori dampak getaran

    terhadap bangunan perumahan2) Lokasi : Galaxi Bumi Permai,Surabaya

    Pemancangan dengan menggunakanpalu diesel seberat 3.5 ton pada tiangpancang berdimensi 20 x 20 cm denganpanjang 6 m sampai jarak 125 m,getarannya masih menimbulkan dampaknegatif terhadap kenyamanan manusiayaitu termasuk kategori C (kurva 3)

    yang menimbulkan rasa tidak nyaman.

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    0 50 100 150Jarak (m)

       S   i  m  p  a  n  g  a  n   (  x   1   0  -   6  m   )

     

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    36/78

    52  Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 1 Mei 2008

    Ket.:▲  = Batas maksimum kategori C■  = Batas maksimum kategori B

    ●  = Hasil pengukuran

    Kurva 3. Kategori dampak getaran

    terhadap kenyamanan manusiaSedangkan pengaruhnya terhadapkomponen bangunan termasuk kategoriB (kurva 4) yaitu dapat menimbulkanretakan pada plesteran dindingbangunan.

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    0 50 100 150

    Jarak (m)

       K  e  c  e  p  a

       t  a  n   (  c  m   /   d  e   t   )

     Ket.:▲  = Batas maksimum kategori B■  = Batas maksimum kategori A

    ●  = Hasil pengukuran

    Kurva 4. Kategori dampak getaran

    terhadap bangunan perumahan

    3) Lokasi : Cikarang BekasiDilokasi ini digunakan palu dieselseberat 3.5 ton pada tiang pancangbulat dengan diameter 40 cm. Dampakterhadap kenyamanan manusia sampairadius 75 m termasuk ketegori C yaitu

    menimbulkan rasa tidak nyamansedangkan sampai jarak 200 mtermasuk kategori B yang artinya sangat

    mengganggu (kurva 5).

    0

    200

    400

    600

    800

    100 0

    120 0

    0 50 100 150 200Jarak (m)

       S   i  m  p  a  n  g  a  n   (  x   1   0  -   6  m   )

     

    Ket.:▲= Batas maksimum kategori C■ = Batas maksimum kategori B

    ● = Hasil pengukuran

    Kurva 5. Kategori dampak getaran

    terhadap kenyamanan manusiaPengaruhnya terhadap komponenbangunan termasuk kategori B (kurva 6)yaitu dapat menimbulkan retakan padaplesteran dinding bangunan.

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    0 50 100 150 200

    Jarak (m)

       K  e  c  e  p  a   t  a  n   (  c  m   /   d  e   t   )

     Ket.:▲  = Batas maksimum kategori B

    ■  = Batas maksimum kategori A

    ●  = Hasil pengukuran

    Kurva 6. Kategori dampak getaranterhadap bangunan perumahan

    4) Lokasi : Jati Barang Indramayu

    Pada pemasangan tiang pancang untukpondasi jembatan, digunakan palu diesel

    seberat 4.5 ton dan dimensi tiangpancang 4 0 x 40 cm dengan panjang 15m.

    Pengaruhnya terhadap kenyamananmanusia yang terjadi sampai radius 200m termasuk kategori B yang dapat

    diartikan cukup mengganggu.

    0

    200

    400

    600

    800

    100 0

    120 0

    0 50 100 150 200Jarak (m)

       S   i  m  p  a  n  g  a  n   (  x   1   0  -   6  m   )

     

  • 8/19/2019 Info Pub Lik 20131119123742

    37/78

    Pengaruh Getaran Pemasangan …. (M. Ridwan) 53

    Ket.:▲  = Batas maksimum kategori C■  = Batas maksimum kategori B

    ●  = Hasil pengukuran

    Kurva 7. Kategori dampak getaran

    terhadap kenyamanan manusiaSedangkan pengaruhnya terhadapkomponen bangunan termasuk kategoriB (kurva 8) yaitu dapat menimbulkanretakan pada plesteran dindingbangunan.

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    0 50 100 150 200

    Jarak (m)

       K  e  c  e  p  a

       t  a  n   (  c  m   /   d  e   t   )

     Ket.:▲  = Batas maksimum kategori B■  = Batas maksimum kategori A

    ●  = Hasil pengukuran

    Kurva 8. Kategori dampak getaran

    terhadap bangunan perumahan5) Lokasi : Setrasari, BandungPemancangan di Jl. Setrasari Bandung,menggunakan tian