BAB I PENDAHULUAN Parasit dapat menyebabkan kelainan pada kulit. Parasit-parasit yang sering menginfeksi kulit manusia adalah pedikulosis, scabies, dan creeping disease. Pedikulosis adalah infeksi kulit atau rambut pada manusia yang desebabkan oleh pediculus (tergolong family pediculae). Selain menyerang manusia penyakit ini juga menyerang binatang oleh karena itu dibedakan pediculus humanus dengan pediculus animalis. Pediculus ini merupakan parasir obligat artinya harus menghisap darah manusia untuk dapat bertahan hidup. Penyakit ini banyak terjadi di lingkungan yang padat dan penularannya dapt melalui benda yang dipakai oleh penderita ataupun secara kontak langsung. 2 Pengetahuan dasar tentang penyakit scabies diletakkan oleh Von Hebra, bapak dermatologi modern. Penyebabnya pertama kali ditemukan oleh Benomo pada tahun 1687, kemudian oleh Mellanby dilakukan percobaan induksi pada sukarelawan selama perang dunia II. 2 Invasi penyakit creeping disease sering terjadi pada anak-anak terutama yang sering berjalan tanpa alas kaki, atau yang sering berhubungan dengan tanah atau pasir.Demikian pula para petani dan tentara sering mengalami hal yang sama. Penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis atau subtropis yang hangat dan lembab. 2 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Parasit dapat menyebabkan kelainan pada kulit. Parasit-parasit yang sering
menginfeksi kulit manusia adalah pedikulosis, scabies, dan creeping disease.
Pedikulosis adalah infeksi kulit atau rambut pada manusia yang desebabkan
oleh pediculus (tergolong family pediculae). Selain menyerang manusia penyakit ini
juga menyerang binatang oleh karena itu dibedakan pediculus humanus dengan
pediculus animalis. Pediculus ini merupakan parasir obligat artinya harus menghisap
darah manusia untuk dapat bertahan hidup. Penyakit ini banyak terjadi di lingkungan
yang padat dan penularannya dapt melalui benda yang dipakai oleh penderita
ataupun secara kontak langsung.2
Pengetahuan dasar tentang penyakit scabies diletakkan oleh Von Hebra, bapak
dermatologi modern. Penyebabnya pertama kali ditemukan oleh Benomo pada tahun
1687, kemudian oleh Mellanby dilakukan percobaan induksi pada sukarelawan
selama perang dunia II.2
Invasi penyakit creeping disease sering terjadi pada anak-anak terutama yang
sering berjalan tanpa alas kaki, atau yang sering berhubungan dengan tanah atau
pasir.Demikian pula para petani dan tentara sering mengalami hal yang sama.
Penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis atau subtropis yang hangat dan
lembab.2
Infeksi parasit pada kulit manusia dapat menular melalui kontak secara langsung
atau kontak secara tidak langsung. Untuk itu melakukan pengobatan terhadap
seseorang yang memiliki keluhan yang sama dengan penderita dalam waktu yang
bersamaan sangat dianjurkan. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi ulang dari
parasit tersebut (rekuren).
BAB II
1
PENYAKIT PARASIT PADA KULIT
Penyakit parasit yang sering terjadi pada manusia diantaranya: pedikulosis,
scabies, dan creeping disease.
2.1 Pedikulosis
Pedikulosis merupakan infeksi kulit dan rambut manusia yang disebabkan
oleh Pediculus dari famili Pediculidae. Pediculus ini dapat menyerang manusia
maupun hewan sehingga dibedakan Pediculus humanus untuk yang menyerang
manusia dan Pediculus animalis untuk yang menyerang hewan. Pediculus
merupakan parasit obligat yang harus menghisap darah manusia untuk dapat
mempertahankan hidup.
Pada manusia sendiri, terdapat klasifikasi pedikulosis berdasarkan spesies
pediculus yang menyerang beserta tempat predileksinya yaitu:2
1. Pediculus humanus capitis yang menyebabkan pedikulosis kapitis2. Pediculus humanus corporis yang menyebabkan pedikulosis korporis3. Pthirus pubis yang menyebabkan pedikulosis pubis
2.1.1 Pedikulosis Kapitis
Definisi
Pedikulosis Kapitis merupakan infeksi kulit dan rambut kepala yang
disebabkan oleh Pediculus humanus capitis.2
Epidemiologi
Infestasi dari Pediculus humanus capitis ini tersebar luar diseluruh
dunia dan biasanya menyerang anak-anak usia sekolah. Penyakit ini cepat
meluas dalam lingkungan hidup yang padat misalnya di asrama dan panti
asuhan. Selain itu faktor kebersihan yang kurang baik seperti jarang
membersihkan rambut atau rambut yang susah dibersihkan (rambut panjang
pada wanita) juga turut berperan dalam penyebaran penyakit ini. Cara
penularan penyakit ini biasanya melalui perantara seperti sisir, bantal, kasur,
Terdapat beberapa bentukskabies atipik yang jarang ditemuan dan sulit dikenal, sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk tersebut antara lain 6 :
1. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated)
Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.6
2. Skabies incognito
Bentuk ini timbul pada skabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip penyakit lain.
13
3. Skabies nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus biasanya terdapat di daerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau skabies.
Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin daat menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti skabies dan kortikosteroid
4. Skabies yang ditularkan melalui hewan
Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang seringkontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu paha, perut, dada dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4-8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena S. scabei var binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.6
5. Skabies Norwegia
Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta, skuama generalisatadan hyperkeratosis yang tebal. Tempat presileksi biasanya kilit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan). Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat berkembang biak dengan mudah.
6. Skabies pada bayi dan anak
Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi di muka. 6
14
7. Skabies terbaring di tempat tidur (bed ridden)
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.6
Gejala Klinis
Terdapat 4 tanda kardinal :
a. Pruritus nokturna, gatal pada malam hari disebabkan karena aktivitas Sarcoptes scabiei ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
b. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Pada sebuah perkampungan padat penduduk, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan terkena infeksi dari Sarcoptes scabiei juga. Selain itu dapat terjadi hiposensitisasi dimana seluruh keluarganya terkena infestasi dari Sarcoptes scabiei namun tidak menunjukkan gejala. Di sini penderita tersebut hanya bertindak sebagai carrier.
c. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, dengan rata-rata panjang 1 cm. Pada ujung kunikulus ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulit menjadi polimorf (pustul, erosi, eskoriasi, dsb). Tempat predileksinya biasanya madalah tempat dengan stratum korneum yang tipis yaitu: sela-sela jari tangan, pergelangan, siku bagian luar, areola mammae, umbilikus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi biasanya pada telapak tangan dan kaki.
d. Ditemukan S.scabiei pada satu atau lebih stadium hidup. Menemukan Sarcoptes scabiei merupakan hal paling diagnostik. 2
Gambar 10: Lesi pada skabiesSumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/10/Scabies-
korporis, prurigo, reaksi gigitan serangga, dan lain-lain.2,5
Pengobatan
Syarat obat yang ideal untuk skabies adalah:
a. Efektif untuk seluruh stadium b. Tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksikc. Tidak berbau dan kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaiand. Mudah diperoleh dan murahCara pengobatan skabies adalah seluruh anggota keluarga harus diobati
termasuk penderita yang hiposensitisasi.
Jenis obat topikal:
a. Sulfur presipitatum dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Jenis obat ini kurang efektif terhadap stadium telur karena itu penggunaannya tidak boleh kurang dari 3 hari. Kekurangan yang lain adalah berbau dan mengotori pakaian serta terkadang dapat menimbulkan iritasi. Namun obat ini aman untuk bayi kurang dari 2 tahun.
b. Benzil-benzoat (20-25%) efektif untuk seluruh stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.
c. Gammexane (Gama Benzena Heksa Klorida), kadarnya 1% dalam krim atau lotio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap seluruh stadium, mudah digunakan, dan jarang menyebabkan iritasi. Obat ini tidak dianjurkan untuk anak di bawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberian cukup sekali dan dapat diulangi seminggu kemudian jika gejala masih ada.
d. Krotamiton 10% dalam krim atau lotio, juga merupakan obat pilihan yang memiliki 2 efek sebagai anti skabies dan anti gatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra.
16
e. Permetrin 5% dalam krim, kurang toksik dibandingkan gammexane dengan efektivitas yang sama. Aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah 10 jam. Dapat diulangi setelah seminggu jika belum sembuh. Tidak dianjurkan untuk bayi di bawah 2 bulan. 2,4,5
Keluhan gatal dapat diberi antihistamin dengan setengah dosis dan infeksi sekunder diberi antibiotika.4
Prognosis
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat serta
pengobatan dan menghilangkan factor predisposisi, maka penyakit ini dapat
diberantasa dan member prognosis yang lebih baik. 2
2.3 Creeping disease
Definisi
Cutaneous Larva Migrans adalah kelainan kulit yang merupakan
peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif,
disebabkan invasi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing. 2
Epidemiologi
Penyakit ini ditemuka tersebar luas di daerah tropis dan subtropis
terutama Afrika, India, Amerika Serikat bagian tenggara, Amerika Tengah
dan Selatan, dan Asia Tenggara. Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak
terutama yang berjalan tanpa alas kaki, bermain tanah atau pasir, ataupun
berjalan di daerah pantai. Demikian juga terjadi pada petani dan tentara. 2
Etiopatogenesis
Penyebab utama dari penyakit ini adalah larva yang berasal dari
cacing tambang anjing dan kucing yaitu Ancylostoma braziliense dan
Ancylostoma caninum. Selain itu dapat pula oleh Bunostomum phlebotomum
(cacing pada sapi) dan Uncinaria stenocephala (cacing pada anjing-anjing
Eropa). Larva lalat misalnya Castrophilus dan cattle fly juga dapat
menyebabkan penyakit ini. Biasanya larva yang menginfeksi ini merupakan
stadium ketiga dari siklus hidupnya. Nematoda hidup di hospes, telurnya
tedapat pada kotoran binatang dan menjadi larva yang mampu melakukan
17
penetrasi ke kulit. Larva ini tinggal di kulit dan berjalan-jalan sepanjang
dermo-epidermal, setelah beberapa jam atau hari akan timbul gejala di kulit.2
Gambar 11 : Lesi pada creeping diseaseSumber: Wolff K et al. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine 7th ed. New York: McGraw-Hill;2007.
Gejala Klinis
Masuknya larva biasanya disertai rasa gatal dan panas. Mula-mula
timbul papul yang kemudian diikuti lesi yang khas yaitu lesi berbentuk linear
atau berkelok-kelok dengan diameter 2-3 mm berwarna kemerahan. Adanya
lesi papul eritematosa menunjukkan bahwa larva tersebut telah berada di kulit
selama beberapa jam atau hari.2,4
Perkembangan papul merah ini menjalar seperti benang berkelok-
kelok, polisiklik, serpiginosa, menimbul, dan membentuk terowongan.
Mencapai panjang beberapa cm. Rasa gatal biasanya lebih hebat malam
hari.Tempat predileksi adalah tungkai, plantar, tangan, anus, bokong, dan
paha.
Diagnosis
Berdasarkan bentuk khas, yakni terdapatnya kelainan seperti benang
yang lurus dan berkelok-kelok ,menimbul dan terdapat papul atau vesikel
diatasnya. 2
Diagnosis banding
18
Dengan melihat adanya terowongan harus dibedakan dengan scabies,
pada scabies terowongan yang terbentuk tidak akan sepanjang penyakit ini.
Bila melihat bentuk polisiklik sering dikacaukan dengan dermatofitosis. Pada
permukaan lesi berupa papula, karena itu sering diduga insect bite. Bila invasi
larva yang timbul serentak ,papul-papul lesi dini sering menyerupai herpes
zoster stadium permulaan. 2,4,5
Pengobatan
Tiabendazol cukup efektif dengan dosis 50 mg/kg BB/ hari, sehari 2
kali, diberikan berturut-turut selama 2 hari. Dosis maksimum adalah 3 gr
sehari. Jika belum sembuh dapat diulang setelah beberapa hari. Efek
sampingnya adalah mual, pusing, dan muntah. Obat ini sukar didapat. Obat
lain adalah Albendazole dengan dosis 400mg sebagai dosis tunggal diberikan
3 hari berturut-turut.
Cara lain adalah dengan cyrotherapy menggunakan CO2 snow (dry
ice) dengan penekanan selama 45 menit sampai 1 jam selama 2 hari berturut-
turut. 2,4
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Terjadinya penyakit parasit pada kulit, kebanyakan terjadi pada orang yang memiliki higienis yang kurang baik seperti pada orang yang jarang mandi, jarang keramas, jarang mencuci pakaian, dan jarang mencuci tangan setelah kontak dengan tanah . Maka dari itu timbullah infeksi dari parasit hewani ini seperti pedikulosis, scabies dan creeping disease.
19
Selain faktor kebersihan yang kurang, infeksi yang disebabkan oleh parasit juga banyak terjadi pada orang-orang yang memiliki kehidupan sosioekonomi yang rendah dan orang-orang yang tinggal di tempat yang padat penghuni.
Pengobatan sebaiknya dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan penderita yang memiliki keluhan yang sama, yang tinggal dilingkugan sekitar penderita. Hal ini dilakukan untuk mengulangi kejadian rekurensi.
3.2 Saran
Penyakit yang disebabkan oleh parasit dapat dicegah dengan meningkatkan kesadaran diri atas kebersihan diri baik lingkungan. Perilaku sehat yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi parasit pada kulit diantaranya:
a. Mandi setiap hari minimal dua kali sehari, dengan menggunakan sabun.
b. Menggunakan pakaian bersih setiap haric. Mencuci tangan setelah berkontak dengan tanah atau setelah berkebun
atau setelah membersihkan lingkungand. Menggunakan sarung tangan saat berkebun atau membersihkan
lingkungane. Menjauhkan binatang liar seperti kucing dan anjing dari lingkungan
tempat tinggalf. Menghindari pemakaian baju, handuk, topi sisir rambut secara
bersama-sama dalam satu rumahg. Mengkonsumsi makanan yang bergizi agar daya tahan tubuh terjaga.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Wolff K et al. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine 7th ed. New York: McGraw-Hill;2007.p.2023-2037.
2. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi kelima. Jakarta: FKUI;2007. P.119-126.
3. Gandahusada S dkk. Parasitologi Kedokteran edisi ketiga. Jakarta :FKUI;2006
20
4. Bag/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK.Unair/RSU Dr.Sutomo Surabaya. Penyakit kulit dan Kelamin.Surabaya:Airlangga University Press;2008
5. Siregar RS. Saripati Penyakit kulit edisi dua .Jakarta:EGC;20046. Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipocrates.