Top Banner
- Edisi IV 2020 Analisis Perkembangan Industri Pengolahan Non Migas Indonesia
57

Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Nov 26, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

- Edisi IV2020

Analisis PerkembanganIndustri PengolahanNon Migas Indonesia

Page 2: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

- Edisi IV2020

Analisis PerkembanganIndustri PengolahanNon Migas Indonesia

Triwulan III - 2020

Page 3: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV
Page 4: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

01

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN NONMIGAS INDONESIA

TRIWULAN III - 2020

Pada triwulan III 2020, pertumbuhan ekonomi nasi-onal kembali mengalami kontraksi sebesar 3,49% (year on year). Kontraksi pertum-buhan ini lebih rendah dari kontraksi pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (triwulan II 2020) yang sebesar 5,32% (yoy).

Pada triwulan III 2020, pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, kembali mengalami kontraksi sebesar 3,49% (year on year). Kontraksi pertumbuhan ini lebih rendah dari kontraksi pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (triwulan II 2020) yang sebesar 5,32% (yoy), yang menunjukkan lebih baiknya kondisi ekonomi pada triwulan III 2020 dibandingkan dengan triwulan II 2020. Hal ini juga ditunjukkan oleh pertumbuhan triwulanan ekonomi nasional yang pada

triwulan III 2020 mengalami kenaikan (pertumbuhan positif) sebesar 5,05% (q to q) terhadap triwulan II 2020.

Lebih baiknya kondisi perekonomian pada triwulan III 2020 dibandingkan dengan kondisi pada triwulan II 2020 antara lain karena terjadinya pertumbuhan positif pada pengeluaran konsumsi peme-rintah, sedangkan lima (5) jenis pengeluaran lainnya dalam Produk Domestik Bruto (PDB) masih mengalami kontraksi pertumbuhan, meskipun dengan kontraksi yang lebih rendah. Pada triwulan III 2020 pertumbuhan konsumsi peme-rintah tercatat sebesar 9,76% (yoy), yang meningkat tinggi dari pertumbuhan negatif sebesar 6,9% (yoy) pada triwulan II 2020. Sementara itu pada triwulan III 2020 pertumbuhan konsumsi rumah tangga tercatat masih mengalami pertumbuhan negatif sebesar 4,04% (yoy), melanjutkan pertumbuhan negatif sebesar 5,52% (yoy) pada triwulan II 2020.

Melambatnya kontraksi pertum-buhan komponen konsumsi

Pendahuluan

� � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � �� � �� � � � � � � � � � � � � � � �� � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRIPENGOLAHAN NONMIGAS INDONESIA

Page 5: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

02

rumah tangga antara lain disumbangkan oleh kenaikan pertumbuhan konsumsi Kese-hatan Dan Pendidikan dari sebesar 2,02% (yoy) pada triwulan II 2020 menjadi sebesar 2,06% (yoy) pada triwulan III 2020. Selain itu kontraksi pertumbuhan pada lima (5) komponen pengeluaran kon-sumsi lainnya juga menga-lami penurunan. Konsumsi untuk Pakaian, Alas Kaki & Jasa Perawatannya yang pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 5,14% (yoy), pada triwulan III 2020 mengalami penurunan kon-traksi menjadi sebesar 4,27% (yoy). Pengeluaran konsumsi untuk Transportasi dan Komunikasi yang pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 15,33% (yoy), pada triwulan III 2020 mengalami penurunan kon-traksi menjadi sebesar 11,56% (yoy). Begitu juga dengan pengeluaran konsumsi untuk Restoran dan Hotel pada

triwulan III 2020 mengalami penurunan kontraksi menjadi sebesar 10,90% (yoy) dari kontraksi sebesar 16,55% (yoy) pada triwulan II 2020.

Penurunan kontraksi pertum-buhan secara berarti terjadi pada investasi fisik (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto). Jika pada triwulan II 2020 kontraksi pertumbuhan inves-tasi fisik mencapai sebesar 8,61% (yoy), maka pada triwulan III 2020 kontraksi pertumbuhannya tercatat sebesar 6,48% (yoy). Lebih rendahnya kontraksi pertumbuhan investasi pada triwulan III 2020 disebabkan karena lebih rendahnya kontraksi pertumbuhan pada investasi berupa Kendaraan dan Peralatan Lainnya, sedangkan kontraksi pertumbuhan inves-tasi berupa Bangunan serta Mesin dan Perlengkapan justru mengalami kenaikan. Pada triwulan III 2020, kontraksi pertumbuhan investasi berupa Kendaraan turun dari sebesar

I II III I s/d III IV Total I II III I s/d III

Konsumsi Rumah Tangga 5,02 5,18 5,01 5,07 4,97 5,04 2,83 (5,52) (4,04) (2,29) a Makanan & Minuman, Selain Restoran 5,32 5,20 5,06 5,19 5,08 5,16 5,01 (0,73) (0,69) 1,16 b Pakaian, Alas Kaki & Jasa Perawatannya 4,48 4,88 3,96 4,44 3,76 4,27 (3,31) (5,14) (4,27) (4,25) c Perumahan & Perlengkapan RT 4,39 4,76 4,54 4,56 4,93 4,66 4,32 2,35 1,82 2,82 d Kesehatan dan Pendidikan 5,54 6,30 7,15 6,34 7,35 6,60 7,86 2,02 2,06 3,94 e Tranportasi dan Komunikasi 5,13 5,08 4,59 4,93 4,37 4,78 (1,69) (15,33) (11,56) (9,60) f Restoran & Hotel 5,64 6,24 5,78 5,89 6,18 5,96 2,43 (16,55) (10,90) (8,44) g Lainnya 2,40 3,33 4,24 3,33 2,38 3,09 3,65 (3,23) (2,04) (0,57)

Sumber: Badan Pusat Statistik*) Angka Sementara**) Angka Sangat Sementara

Tabel 1.Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga (yoy)

2019* 2020**KOMPONENKOMPONEN

2019*I II III I s/d III I II III I s/d IIIIV Total

2020**

Page 6: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

03

34,12% (yoy) pada triwulan II 2020 menjadi sebesar 14,63% (yoy) pada triwulan III 2020. Begitu juga kontraksi pertumbuhan investasi dalam bentuk Peralatan Lainnya juga turun dari sebesar 26,09% (yoy) pada triwulan II 2020 menjadi sebesar 15,23% (yoy) pada triwulan III 2020.

Sementara pada triwulan III 2020, kontraksi pertumbuhan investasi dalam bentuk Bangunan tercatat sebesar 5,60% (yoy), lebih besar dibandingkan dengan kontraksi pertumbuhan sebesar 5,26% (yoy) pada triwulan II 2020. Dengan kontribusi investasi berupa bangunan yang sekitar 76% dari total investasi, maka kontraksi pertumbuhan investasi berupa bangunan akan sangat berpengaruh pada kontraksi pertumbuhan investasi fisik secara keseluruhan. Namun kondisi ini telah diimbangi oleh penurunan

kontraksi pertumbuhan yang sangat berarti pada investasi berupa Kendaraan dan Peralatan Lainnya.

Dengan kontraksi pertum-buhan investasi yang sebesar 6,48% pada triwulan III 2020, maka dalam tiga triwulan pertama tahun 2020 investasi fisik mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 4,51% (yoy), sementara pada periode yang sama tahun 2019 jenis pengeluaran ini mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 4,59% (yoy).

Kenaikan kontraksi pertum-buhan juga terjadi pada investasi berupa Mesin dan Perlengkapan. Pada triwulan III 2020 kontraksi

I II III I s/d III IV Total I II III I s/d III

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 5,02 5,18 5,01 5,07 4,97 5,04 2,83 (5,52) (4,04) (2,29) 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 16,96 15,29 7,41 13,14 3,53 10,62 (5,09) (7,75) (2,12) (5,04) 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 5,22 8,23 0,98 4,69 0,48 3,25 3,75 (6,90) 9,76 2,03 4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 5,03 4,55 4,21 4,59 4,06 4,45 1,70 (8,61) (6,48) (4,51)

a. Bangunan 5,48 5,46 5,03 5,32 5,53 5,37 2,76 (5,26) (5,60) (2,75) b. Mesin dan Perlengkapan 8,40 7,18 7,79 7,79 (2,30) 4,93 (3,92) (12,86) (21,01) (13,00) c. Kendaraan (7,37) (2,21) (6,34) (5,37) (2,03) (4,52) 2,72 (34,12) (14,63) (15,32) d. Peralatan Lainnya (6,76) (3,94) (1,13) (3,92) (0,27) (2,99) 2,39 (26,09) (15,23) (12,95) e. CBR 9,32 (0,14) 3,00 3,79 8,65 5,05 (0,04) (14,89) 23,08 2,83 f. Produk Kekayaan Intelektual 9,13 (0,20) (4,14) 1,09 (4,45) (0,23) (5,89) (11,45) (3,61) (6,97)

6 Ekspor Barang dan Jasa (1,58) (1,73) 0,10 (1,04) (0,39) (0,87) 0,23 (11,68) (10,82) (7,52) 7 Dikurangi Impor Barang dan Jasa (7,47) (6,84) (8,30) (7,56) (8,05) (7,69) (2,18) (16,98) (21,86) (13,88) 8 PRODUK DOMESTIK BRUTO 5,07 5,05 5,02 5,04 4,97 5,02 2,97 (5,32) (3,49) (2,03)

Sumber: Badan Pusat Statistik*) Angka Sementara**) Angka Sangat Sementara

Tabel 2.Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Tahunan (yoy ) Menurut Penggunaan (%)

2019* 2020**JENIS PENGELUARANJENIS PENGELUARAN2019*

I II III I s/d III I II III I s/d IIIIV Total

2020**

� � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � ��   � � � � � � �� � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � �� � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � ­ � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � ­ � � � � � � � � � � � � � � � � � � �

Page 7: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

04

pertumbuhan investasi berupa Mesin dan Perlengkapannya tercatat sebesar 21,01% (yoy), lebih tinggi dari kontraksi pertumbuhan sebesar 12,86% (yoy) pada triwulan II 2020. Kenaikan kontraksi pertum-buhan ini (semakin tingginya tingkat penurunan) jelas menunjukkan kondisi yang lebih buruk, karena pada triwulan III 2019 investasi berupa Mesin dan Perlengkapannya tumbuh sebesar 7,79% (yoy). Sementara pada triwulan III 2018 investasi berupa Mesin dan Perleng-kapannya mengalami pertum-buhan sebesar 22,13% (yoy). Kondisi ini sejalan dengan penurunan impor barang modal yang terjadi pada triwulan III 2020 (24,9%), yang merupakan indikasi dari menurunnya kegiatan produksi di Sektor Industri Manufaktur. Apalagi investasi berupa Kendaraan masih mengalami kontraksi pertumbuhan yang cukup berarti pada triwulan III 2020 (-14,63%).

Dengan kontraksi pertumbuhan investasi yang sebesar 6,48% pada triwulan III 2020, maka dalam tiga triwulan pertama tahun 2020 investasi fisik mengalami kontraksi pertum-buhan sebesar 4,51% (yoy), sementara pada periode yang sama tahun 2019 jenis pengeluaran ini mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 4,59% (yoy). Hal ini merupakan indikasi dari terjadinya

penurunan kegiatan pem-bangunan infrastruktur pada periode Januari-September 2020 dibandingkan dengan periode Januari-September 2019.

Melambatnya kontraksi pertum-buhan juga terjadi ekspor barang dan jasa, meskipun tidak terlalu berarti. Pada triwulan III 2020 kontraksi pertumbuhan pada ekspor barang dan jasa tercatat sebesar 10,82% (yoy) lebih rendah dari kontraksi pertumbuhan sebesar 11,68% (yoy) pada triwulan II 2020. Lebih rendahnya kontraksi pertum-buhan ekspor barang dan jasa ini pada triwulan III 2020 tidak saja terjadi pada ekspor barang, yang turun dari kontraksi pertum-buhan sebesar 6,51% (yoy) pada triwulan II 2020 menjadi sebesar 5,58% (yoy) pada triwulan III 2020, tetapi juga pada ekspor jasa yang turun dari kontraksi pertumbuhan sebesar 52,98% (yoy) pada triwulan II 2020 menjadi sebesar 51,75% (yoy) pada triwulan III 2020. Dalam hal ini, pada periode yang sama kontraksi pertumbuhan ekspor barang non migas turun dari sebesar 7,51% (yoy) pada triwulan II 2020 menjadi sebesar 4,85% (yoy) pada triwulan III 2020, sementara ekspor barang migas malah mengalami penurunan kinerja, dari pertumbuhan positif sebesar 3,83% (yoy) pada triwulan II 2020 menjadi pertumbuhan negatif sebesar 12,48% (yoy) pada triwulan III 2020.

Page 8: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

05

Dengan kontraksi pertum-buhan sebesar 10,82% (yoy) pada triwulan III 2020, maka selama tiga triwulan pertama tahun 2020 (Januari-September 2020) ekspor barang dan jasa dalam PDB mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar 7,52% (c to c), lebih besar dari kontraksi pertumbuhan sebesar 1,04% (c to c) pada periode yang sama tahun 2019.

Dengan kontraksi pertumbuhan sebesar 10,82% (yoy) pada triwulan III 2020, maka selama tiga triwulan pertama tahun 2020 (Januari-September 2020) ekspor barang dan jasa dalam PDB mencatatkan pertum-buhan negatif sebesar 7,52% (c to c), lebih besar dari kontraksi pertumbuhan sebesar 1,04% (c to c) pada periode yang sama tahun 2019 (Januari-September 2019). Dari pertumbuhan negatif ekspor barang dan jasa yang sebesar 7,52% selama tiga triwulan pertama tahun 2020 tersebut, terjadi kontraksi pertumbuhan ekspor barang sebesar 3,26% (c to c), dimana ekspor barang nonmigas turun sebesar 2,66% (c to c) pada Januari - September 2020.

Sementara itu pada periode yang sama ekspor barang migas mengalami pertumbuhan nega-tif sebesar 8,85% (c to c), dan ekspor jasa turun sebesar 41,69% (c to c).

Terjadinya kontraksi pertum-buhan ekspor barang dan jasa pada triwulan III 2020 menyebabkan peranan ekspor dalam Produk Domestik Bruto (PDB) kembali mengalami penurunan. Kontribusi ekspor dalam PDB turun dari sebesar 18,79% pada triwulan III 2019 menjadi sebesar 17,47% pada triwulan III 2020. Peranan investasi fisik juga turun dari sebesar 32,25% pada triwulan III 2019 menjadi sebesar 31,12% pada triwulan III 2020. Namun, relatif masih tingginya kontribusi komponen investasi dalam PDB diharapkan bisa meningkatkan kembali pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun mendatang. Apalagi jika pertumbuhan ekspor barang dan jasa bisa kembali ditingkatkan dan daya beli masyarakat tidak lagi mengalami penurunan.

Sementara itu, kontraksi pertumbuhan Impor barang dan jasa juga masih berlangsung hingga triwulan III 2020. Bahkan kontraksi pertumbuhan pada triwulan III 2020, yang sebesar 21,86% (yoy), tidak saja lebih tinggi dari kontraksi pertum-buhan pada dua triwulan sebelumnya, tetapi juga merupakan kontraksi pertum-

� � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � �� � �   � � � � � � � � � � � � � �� � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � ­ � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � �� �� � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � �

Page 9: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

06

buhan terbesar sejak triwulan I 2019. Dengan kontraksi pertumbuhan tersebut, maka secara kumulatif pada tiga triwulan pertama tahun 2020 impor barang dan jasa dalam PDB mengalami penurunan sebesar 13,88% (c to c), lebih tinggi dari kontraksi pertum-buhan sebesar 7,56% ( c to c) pada periode yang sama tahun 2019.

Terjadinya penurunan impor pada tahun 2020 memang mengurangi defisit pada neraca perdagangan Indonesia (ekspor dikurangi impor) dan juga berdampak positif pada perhitungan PDB, namun karena penurunan terutama terjadi pada impor bahan baku dan barang modal yang sangat dibutuhkan bagi perkembangan sektor industri pengolahan, maka penurunan impor yang sangat berarti ini menjadi kontra produktif. Pada tiga triwulan

pertama tahun 2020 penurunan impor bahan baku dan impor barang modal masing-masing tercatat sebesar 18,86% (c to c) dan 19,83% (c to c), dan ini menjadi indikasi bahwa kegiatan produksi di dalam negeri telah mengalami penurunan secara berarti, khususnya pada sektor industri pengolahan. Sementara itu, pada periode yang sama penurunan impor barang konsumsi juga tercatat cukup tinggi, yaitu sebesar 9,36% (c to c) pada Januari-September 2020. Namun, penurunan ini tetap menyebabkan kontribusi impor barang konsumsi terhadap total impor nonmigas mencapai sebesar 10,23%, atau terus menunjukkan peningkatan. Sebelumnya pada Januari - September 2019 kontribusi impor barang konsumsi terhadap total impor nonmigas tercatat sekitar 9,24%.

Setelah pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi pertum-buhan yang cukup tinggi, pada triwulan III 2020 sektor Industri Pengolahan (migas dan nonmigas) kembali mengalami kontraksi pertumbuhan, namun dengan tingkatan yang lebih rendah. Kontraksi pertumbuhan sektor Industri Pengolahan pada triwulan III 2020, tercatat sebesar 4,31% (yoy), lebih rendah dari

kontraksi pertumbuhan sebesar 6,19% (yoy) pada triwulan II 2020. Melambatnya kontraksi pertum-buhan Sektor Industri Pengolahan (migas dan nonmigas) pada triwulan III 2020 didukung oleh menurunnya kontraksi pertumbuhan Industri Non Migas, yang pada triwulan III 2020 tercatat sebesar 4,02% (yoy), dan juga turunnya kontraksi pertumbuhan pada

Pertumbuhan Industri Pengolahan Triwulan III 2020

Page 10: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

07

industri batubara dan pengilangan migas yang pada triwulan III 2020 tercatat mengalami penurunan (kontraksi) sebesar 7,17% (yoy) dari kontraksi pertumbuhan sebesar 10,31% (yoy) pada triwulan II 2020.

Pada triwulan III 2020, sektor Industri Pengolahan (migas dan nonmigas) kembali mengalami kontraksi per-tumbuhan, namun dengan tingkatan yang lebih rendah, yaitu sebesar 4,31% (yoy), lebih rendah dari kontraksi pertumbuhan sebesar 6,19% (yoy) pada triwulan II 2020.

Secara kumulatif pada tiga triwulan pertama tahun 2020, pertumbuhan Industri Pengo-lahan total (migas dan nonmigas) tercatat mengalami kontraksi sebesar 2,86% (c to c), sedangkan pada periode yang sama tahun 2019 sektor ini mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,85% (c to c). Sementara itu pertumbuhan Industri Batubara dan Pengilangan Migas yang tercatat sebesar minus 5,05% (c to c) pada tiga triwulan pertama tahun 2020, lebih buruk dibandingkan dengan pertumbuhan minus 1,79% (c to c) pada periode yang sama tahun 2019.

4,68

-5,7

4

-4,0

2

4,48

-2,6

3

4,14

-6,1

9

-4,3

1

3,85

-2,8

6

5,02

-5,3

2

-3,4

9

5,04

-2,0

3

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

Trw III 2019 Trw II 2020 Trw III 2020 Trw I s/d III2019

Trw I s/d III2020

%

Grafik 1.Pertumbuhan Industri Non Migas, Industri Manufaktur,

dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional (yoy, %)

Industri Non Migas Industri Manufaktur (Migas+Nonmigas) Ekonomi Nasional

� � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � �� �� � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � �� � � � � � � � �

Page 11: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

08

Pertumbuhan Industri Nonmigas Triwulan III 2020 Seperti halnya pada Industri Pengolahan secara total (migas dan nonmigas), pada triwulan III 2020 industri nonmigas juga kembali mengalami kontraksi pertumbuhan, yaitu sebesar 4,02% (yoy). Kontraksi pertumbuhan industri nonmigas pada triwulan III 2020 tersebut juga lebih rendah dari kontraksi pertumbuhan pada triwulan II 2020 yang sebesar 5,74% (yoy). Sehingga secara kumulatif selama tiga triwulan pertama tahun 2020 (Triwulan I s/d Triwulan III 2020) pertumbuhan industri nonmigas mengalami kontraksi sebesar 2,63% (c to c), dimana pada periode yang sama tahun 2019 tercatat mengalami pertumbuhan positif sebesar

4,48% (c to c).

Seperti halnya pada Industri Pengolahan secara total (migas dan nonmigas), pada triwulan III 2020 industri nonmigas juga kembali mengalami kontraksi pertumbuhan, yaitu sebesar 4,02% (yoy). Kontraksi pertumbuhan industri nonmigas pada triwulan III 2020 tersebut juga lebih rendah dari kontraksi pertumbuhan pada triwulan II 2020 yang sebesar 5,74% (yoy). Sehingga secara kumulatif selama tiga triwulan pertama tahun 2020 (Triwulan I s/d Triwulan III 2020) pertumbuhan industri nonmigas mengalami kontraksi sebesar 2,63% (c to c), dimana pada periode yang sama tahun 2019 tercatat mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,48% (c to c).

4,68

3,94

2,01

-5,7

4

-4,0

2

4,14

3,66

2,06

-6,1

9

-4,3

1

5,02

4,97

2,97

-5,3

2

-3,4

9

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

Trw III 2019 Trw IV 2019 Trw I 2020 Trw II 2020 Trw III 2020

%

Grafik 2.Pertumbuhan Industri Non Migas, Industri Manufaktur, dan

Pertumbuhan Ekonomi Nasional (yoy, %)

Industri Non Migas Industri Manufaktur (Migas+Nonmigas) Ekonomi Nasional

Page 12: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

09

Kontraksi pertumbuhan Industri Pengolahan Nonmigas pada triwulan III 2020 kembali lebih besar dari kontraksi pertumbuhan ekonomi nasional, yang pada triwulan III 2020, pertumbuhan Industri Pengolahan Nonmigas sebesar -4,02% (yoy), sedangkan pertumbuhan ekonomi na-sional tercatat sebesar -3,49% (yoy).

Meskipun kontraksi pertum-buhan industri Nonmigas pada triwulan III 2020 lebih rendah dari kontraksi pertumbuhannya pada triwulan II 2020, namun kontraksi pertumbuhan ini tetap berada di atas kontraksi pertumbuhan ekonomi nasional, yang pada triwulan III 2020 tercatat sebesar 3,49% (yoy). Lebih besarnya kontraksi pertumbuhan industri nonmigas dibandingkan dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi nasional, menunjukkan bahwa kinerja sektor ini berada di bawah rata-rata kinerja pertumbuhan seluruh sektor ekonomi dalam Produk Domestik Bruto (PDB). Hal tersebut telah berdampak pada semakin berkurangnya

peranan Sektor Industri Pengolahan dalam Produk Domestik Bruto, yang dapat dipastikan akan berimplikasi pada semakin berkurangnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri pengolahan. Hal ini akan mengurangi daya dorong sektor ini pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, meskipun sampai saat ini peranan Industri Pengolahan dalam PDB masih tetap yang terbesar.

Lebih rendahnya kontraksi pertumbuhan industri nonmigas pada triwulan III 2020 dibanding dengan kontraksi pertumbu-hannya pada triwulan II 2020 didukung oleh lebih rendahnya kontraksi pertumbuhan pada beberapa kelompok industri yang mengalami pertumbuhan negatif, dan juga lebih tingginya pertumbuhan beberapa kelompok industri yang mengalami pertumbuhan positif. Namun, beberapa industri juga mengalami perlambatan pertumbuhan, dan bahkan mengalami penurunan (kontraksi). Kontraksi pertumbuhan dialami antara lain oleh kelompok Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer; Industri Mesin dan Perlengkapan; Industri Pengolahan Tembakau; serta Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik.

� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �

Page 13: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

10

Industri yang Mengalami Penurunan (Kontraksi) Pertumbuhan

Kontraksi pertumbuhan tertinggi masih dialami oleh Industri Alat Angkutan, yang pada triwulan III 2020 tercatat sebesar 29,98% (yoy). Kontraksi pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan II 2020, yang tercatat sebesar 34,29% (yoy).

Kontraksi pertumbuhan tertinggi masih dialami oleh Industri Alat Angkutan, yang pada triwulan III 2020 tercatat sebesar 29,98% (yoy). Kontraksi pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan II 2020, yang tercatat sebesar 34,29% (yoy). Terjadinya penurunan kontraksi pertumbuhan pada Industri Alat Angkutan sejalan dengan lebih baiknya kinerja ekspor industri ini. Jika pada triwulan II 2020 Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer mengalami penurunan volume ekspor sebesar 56,25% (yoy), dimana nilai ekspornya juga turun sebesar 55,17% (yoy), maka pada triwulan III 2020 volume ekspornya hanya turun sebesar

40,4% (yoy) dengan nilai ekspor turun sebesar 42,54% (yoy). Penurunan volume ekspor industri ini pada triwulan III 2020 terutama disebabkan oleh penurunan volume ekspor Kendaraan Bermotor Roda 4 dan Lebih yang tercatat turun sebesar 48,47% (yoy), dengan nilai ekspor turun sebesar 49,28% (yoy).

Sementara itu, volume ekspor industri Angkutan Lainnya yang pada triwulan II 2020 mengalami penurunan sebesar 168,8%, pada triwulan III 2020 mengalami kenaikan sebesar 27,99% (yoy) meskipun dengan nilai ekspor turun sebesar 6,65% (yoy).

Kontraksi pertumbuhan tertinggi berikutnya terjadi pada Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki, yaitu sebesar minus 19,75% (yoy). Kontraksi pertumbuhan ini lebih besar dari kontraksi yang terjadi pada triwulan II 2020 yang sebesar 8,55% (yoy), dan jauh lebih besar dari kontraksi pada triwulan I 2020 dan juga triwulan IV 2019, setelah industri ini pada triwulan III 2019 tumbuh positif sebesar 5,94%. Pada seluruh tahun 2019 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki tercatat mengalami kontraksi pertum-buhan sebesar 0,99% (yoy), setelah pada tahun 2018 tumbuh positif sebesar 9,42%.

Semakin besarnya kontraksi pertumbuhan pada Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas

� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �   � �� � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � �

Page 14: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

11

Kaki pada triwulan III 2020 nampaknya dipengaruhi oleh semakin besarnya penurunan ekspor industri ini. Jika pada triwulan II 2020 volume ekspor industri ini mengalami penurunan sebesar 2,52% (yoy), namun dengan nilai ekspor yang tetap naik sebesar 4,33% (yoy), maka pada triwulan III 2020 volume ekspor industri ini turun sebesar 2,87% (yoy) dengan nilai ekspor yang juga turun sebesar 4,47% (yoy).

Pada triwulan III 2020 kontraksi pertumbuhan yang tinggi juga terjadi pada Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki, yaitu sebesar minus 19,75% (yoy). Kontraksi pertumbuhan ini lebih besar dari kontraksi yang terjadi pada triwulan II 2020 yang sebesar 8,55% (yoy), dan jauh lebih besar dari kontraksi pada triwulan I 2020 dan juga triwulan IV 2019.

Penurunan ekspor ini terutama terjadi pada ekspor Sepatu Teknik Lapangan/Keperluan Industri, dan juga pada ekspor Alas Kaki untuk Keperluan Sehari-hari. Pada triwulan III 2020, volume ekspor Sepatu

Teknik Lapangan/Keperluan Industri turun sebesar 36,61% (yoy), dan volume ekspor Alas Kaki untuk Keperluan Sehari-hari turun sebesar 6,03% (yoy). Sedangkan volume ekspor Sepatu Olahraga masih mengalami kenaikan sebesar 17,82% (yoy), dengan nilai ekspornya naik sebesar 10,99% (yoy).

Pada triwulan III 2020, kontraksi pertumbuhan terbesar berikut-nya terjadi pada Industri Mesin dan Perlengkapan yang turun sebesar 10,76% (yoy), namun lebih rendah dari kontraksi sebesar 13,42% (yoy) pada triwulan II 2020. Kondisi industri ini, yang sudah mengalami kontraksi pertumbuhan sejak triwulan II 2019, nampaknya tidak saja terkait dengan melambatnya pembangunan infrastruktur di dalam negeri, tetapi juga dengan terjadinya penurunan produksi sektor industri manufaktur secara keseluruhan. Penurunan ekspor industri ini pada triwulan III 2020 terus berlanjut, meskipun dengan tingkatan yang lebih rendah. Jika pada triwulan II 2020 volume ekspor industri Mesin dan Perlengkapan turun sebesar 23,82% (yoy), maka pada triwulan III 2020 volume ekspornya turun sebesar 13,22% (yoy). Sementara itu pada triwulan II 2020 nilai ekspornya turun sebesar 19,12% (yoy), dan pada triwulan III 2020 turun sebesar 9,91% (yoy). Pada

� � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � �� � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � �   � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � �� � � � � � � � � �

Page 15: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

12

triwulan III 2020 penurunan volume ekspor terjadi baik pada Mesin Untuk Keperluan Khusus, yang tercatat sebesar 9,70% (yoy), maupun pada Mesin Untuk Keperluan Umum yang turun sebesar 17,07% (yoy).

Kontraksi pertumbuhan keempat terbesar terjadi kembali pada Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik yang pada triwulan III 2020 turun sebesar 9,61% (yoy), yang juga lebih rendah dari kontraksi pertumbuhan sebesar 11,98% (yoy) pada triwulan II 2020. Seperti halnya industri Mesin dan Perlengkapan, industri ini juga sudah mengalami kontraksi pertumbuhan sejak triwulan I 2019, akibat turunnya harga karet yang berdampak pada berkurangnya pasokan bahan baku karet. Sehingga pada tiga

triwulan pertama tahun 2020, Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik mencatatkan kontraksi pertumbuhan sebesar 7,49% (c to c), dimana pada tiga triwulan pertama tahun 2019 industri ini juga mencatatkan kontraksi pertumbuhan sebesar 5,71% (yoy).

Masih berlanjutnya penurunan permintaan dalam dan luar negeri merupakan penyebab utama turunnya nilai tambah industri ini pada triwulan III 2020. Belum membaiknya harga karet di pasar dunia terus menurunkan nilai ekspor industri ini sejak awal tahun 2018 hingga triwulan III 2020, kecuali pada triwulan I 2020 tercatat mengalami kenaikan. Pada triwulan III 2020 nilai ekspor Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik tercatat mengalami

-1,2

3

5,94

-6,6

9 -3,4

2

15,0

8

-0,8

9

-34,

29

-8,5

5

-13,

42

-11,

98

-14,

23 -9,1

3

-29,

98

-19,

75

-10,

76 -9,6

1

-9,3

2

-9,1

1

-40

-30

-20

-10

0

10

20

Industri AlatAngkutan

Industri Kulit,Barang dari Kulit

dan Alas Kaki

Industri Mesin danPerlengkapan

Industri Karet,Barang dari Karet

dan Plastik

Industri Tekstil danPakaian Jadi

Industri BarangGalian bukan Logam

%

Grafik 3a. Industri Yang Mengalami Pertumbuhan Negatif Pada

Triwulan III 2020 (%, yoy)

Trw III 2019 Trw II 2020 Trw III 2020

Page 16: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

13

penurunan sebesar 14,19% (yoy), dimana volume ekspornya juga turun sebesar 10,33% (yoy). Penurunan nilai ekspor terutama terjadi pada Karet Remah (crumb rubber), sebesar 32,54% (yoy). Begitu juga nilai ekspor Ban Luar dan Ban Dalam juga masih mengalami penurunan nilai ekspor, yaitu sebesar 1,77% (yoy) dengan volume ekspor yang juga turun sebesar 2,23% (yoy).

Pada triwulan III 2020, nilai ekspor Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik tercatat mengalami penurunan sebesar 14,19% (yoy), dimana volume ekspornya juga turun sebesar 10,33% (yoy). Penurunan nilai ekspor terutama terjadi pada Karet Remah (crumb rubber), sebesar 32,54% (yoy).

Kontraksi pertumbuhan yang relatif tinggi juga terjadi pada kelompok Industri Tekstil dan Pakaian Jadi yang turun sebesar 9,32% (yoy) pada triwulan III 2020, namun lebih rendah dari kontraksi sebesar 14,23% (yoy) pada triwulan II 2020. Masih terjadinya kontraksi pertum-buhan pada industri Tekstil dan Pakaian Jadi tentu sangat memprihatinkan, karena industri ini baru saja lepas dari

keterpurukan, setelah pada tahun 2015 dan 2016 mengalami kontraksi pertumbuhan yang cukup berarti. Industri yang berkembang kembali sejak awal tahun 2017 hingga tahun 2019 ini, terpaksa menghadapi pandemi COVID-19 yang telah menurunkan kembali kiner-janya, sehingga industri ini sudah mengalami kontraksi pertumbuhan sejak triwulan I 2020. Kontraksi pertumbuhan industri ini semakin membesar pada triwulan II 2020 dan masih mengalami kontraksi pada triwulan III 2020, yang berdampak pada tutupnya sebagian pabrik-pabrik dan dirumahkannya para pekerja.

Menurunnya permintaan dalam negeri akibat turunnya daya beli masyarakat, dan memburuknya perekonomian Amerika Serikat dan negara-negara importir utama lainnya, merupakan penyebab utama terjadinya kontraksi pertumbuhan industri ini hingga triwulan III 2020. Hal ini menyebabkan turunnya penjualan di dalam negeri dan juga turunnya ekspor industri ini. Jika pada triwulan I 2020 volume ekspor industri Tekstil masih naik sebesar 0,34% (yoy), maka pada triwulan II 2020 volume ekspor industri ini tercatat turun sebesar 34,90% (yoy) dan pada triwulan III 2020 turun sebesar 11,96% (yoy), dimana nilai ekspornya pada triwulan III 2020 turun sebesar 25,95% (yoy). Sementara itu pada periode

� � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � �� � � � � � � � �� � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �

Page 17: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

14

yang sama nilai ekspor Pakaian Jadi turun sebesar 12,90% (yoy), dan volume ekspornya turun sebesar 7,91% (yoy).

Seperti halnya kondisi pada triwulan II 2020, terjadinya kontraksi pertumbuhan pada industri Barang Galian bukan Logam pada triwulan III 2020 juga tidak sejalan dengan kondisi ekspornya. Hal ini berbeda dengan kondisi pada triwulan I 2020, dimana volume ekspor industri mengalami penurunan yang sangat berarti, yaitu sebesar 20,83% (yoy), dan nilai ekspornya turun sebesar 9,58 (yoy).

Pada triwulan III 2020 kontraksi pertumbuhan juga masih terjadi pada kelompok Industri Barang Galian bukan Logam, namun dengan tingkatan yang sedikit lebih rendah. Setelah mengalami pertumbuhan positif pada triwulan IV 2019 Industri Barang Galian bukan Logam kembali mengalami penurunan sejak triwulan I 2020, dengan penurunan sebesar 5,30% (yoy). Pada triwulan II 2020 industri ini mengalami kontraksi pertum-buhan (penurunan) yang lebih tinggi, yaitu sebesar 9,13% (yoy), dan pada triwulan III kembali

mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 9,11% (yoy).

Seperti halnya kondisi pada triwulan II 2020, terjadinya kontraksi pertumbuhan pada industri Barang Galian bukan Logam pada triwulan III 2020 juga tidak sejalan dengan kondisi ekspornya. Hal ini berbeda dengan kondisi pada triwulan I 2020, dimana volume ekspor industri mengalami penurunan yang sangat berarti, yaitu sebesar 20,83% (yoy), dan nilai ekspornya turun sebesar 9,58 (yoy). Pada triwulan III 2020 volume ekspor industri Barang Galian bukan Logam tercatat mengalami kenaikan yang sangat berarti, yaitu sebesar 66,64% (yoy), jauh lebih tinggi dari kenaikan volume ekspor sebesar 29,46% (yoy) pada triwulan II 2020. Namun berbeda dengan kondisi pada triwulan II 2020 dimana nilai ekspornya turun sebesar 18,48% (yoy), maka pada triwulan III 2020 nilai ekspor industri ini mencatatkan kenaikan sebesar 9,41% (yoy). Kenaikan volume ekspor pada triwulan III 2020 terutama terjadi pada komoditi Semen yang naik sebesar 76,79% (yoy), namun dengan nilai ekspor yang juga naik sebesar 44,43% (yoy)

Kontraksi pertumbuhan juga terjadi pada Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik. Pada triwulan III 2020

� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � �� � � � � � � �� � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � �   � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � �   � � � � � � �

Page 18: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

15

industri ini mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar minus 6,86% (yoy), melanjutkan kontraksi pertumbuhan triwulan II 2020 yang sebesar 9,29% (yoy).

Terjadinya kontraksi pertum-buhan pada Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik pada triwulan III 2020 seiring dengan penurunan volume ekspor Industri Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya yang tercatat sebesar 12,20% (yoy), dengan nilai ekspornya juga turun sebesar 1,31% (yoy).

Terjadinya kontraksi pertum-buhan pada Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik pada triwulan III 2020 seiring dengan penurunan volume ekspor Industri Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya yang tercatat sebesar 12,20% (yoy), dengan nilai ekspornya juga turun sebesar 1,31% (yoy). Terjadinya penurunan volume ekspor Industri Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya yang sebesar 12,20% tersebut, disebabkan terutama oleh penurunan volume ekspor

komoditi Konstruksi Berat Siap Pasang Dari Baja yang turun sebesar 46,1% (yoy), dan juga komoditi Barang Logam Lainnya yang turun sebesar 25,19% (yoy).

Namun, pada periode yang sama volume ekspor pada Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik dan pada Industri Peralatan Listrik justru mencatatkan kenaikan. Pada triwulan III 2020 volume ekspor Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik tercatat mengalami kenaikan sebesar 26,64% (yoy), dengan nilai ekspornya naik sebesar 4,71% (yoy). Terjadinya kenaikan volume ekspor Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik tersebut, disebabkan terutama oleh kenaikan volume ekspor komoditi Televisi Dan Perlengkapan Televisi serta komoditi Semi Konduktor Dan Komponen Elektronik Lainnya yang masing-masing naik sebesar 33,28% (yoy) dan 240,55% (yoy).

Sementara itu, pada periode yang sama volume ekspor Industri Peralatan Listrik tercatat mengalami kenaikan sebesar 12,35% (yoy), namun dengan nilai ekspornya turun sebesar 0,51% (yoy). Kenaikan volume ekspor Industri Peralatan Listrik terutama terjadi pada komoditi Peralatan Listrik yang naik sebesar 12,48% (yoy).

� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �

Page 19: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

16

Kontraksi pertumbuhan juga kembali terjadi pada Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya, yaitu sebesar 5,92% (yoy). Hal ini terjadi setelah industri ini juga mengalami pertumbuhan negatif sebesar 1,23% (yoy) pada triwulan II 2020. Dengan kontraksi pertumbuhan sebesar 5,92% (yoy) pada triwulan III 2020, maka selama tiga triwulan pertama tahun 2020 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya mengalami kontraksi pertum-buhan sebesar 1,42% (c to c), sementara pada periode yang sama tahun 2019 industri ini mengalami pertumbuhan negatif sebesar 5,93% (c to c), dan untuk seluruh tahun 2019 juga tumbuh negatif sebesar 4,55%.

Kembali terjadinya kontraksi pertumbuhan pada Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya pada triwulan III 2020 sejalan dengan penurunan nilai ekspornya yang sebesar 5,52% (yoy). Penurunan nilai ekspor ini melanjutkan penurunan nilai ekspor industri ini pada triwulan II 2020 yang sebesar 2,19% (yoy). Namun pada periode yang sama (triwulan III 2020) volume ekspor industri ini tercatat masih mengalami kenaikan sebesar 4,43% (yoy), melanjutkan kenaikan volume ekspor pada

triwulan II 2020 yang tercatat sebesar 10,85% (yoy). Penurunan nilai ekspor pada triwulan III 2020 terutama terjadi pada nilai ekspor Panel Kayu Lainnya yang turun sebesar 14,40% (yoy), dan juga nilai ekspor Kayu Lapis yang turun sebesar 6,21% (yoy). Penurunan nilai ekspor juga terjadi pada Kerajinan Ukiran Dari Kayu Bukan Mebeller dan juga pada Veneer masing-masing sebesar 21,89% (yoy) dan 19,30% (yoy), dimana volume ekspor dari kedua komoditi ini masing-masing juga turun sebesar 24,63% (yoy) 13,87% (yoy).

Kembali terjadinya kontraksi pertumbuhan pada Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya pada triwulan III 2020 sejalan dengan penurunan nilai ekspornya yang sebesar 5,52% (yoy).

Kontraksi juga terjadi pada Industri Pengolahan Tembakau. Setelah mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,49% (yoy) pada triwulan I 2020, Industri Pengolahan Tembakau pada triwulan II 2020 mencatatkan kontraksi pertumbuhan sebesar 10,84% (yoy), dan kontraksi ini berlanjut

� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �

Page 20: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

17

pada triwulan III 2020, yang tercatat sebesar 5,19% (yoy). Kembali turunnya ekspor industri pengolahan tembakau pada triwulan III 2020 merupakan salah satu penyebab turunnya produksi industri ini. Pada triwulan III 2020 volume ekspor industri Pengolahan Tembakau turun sebesar 3,51% terhadap volume ekspornya pada triwulan III 2019. Sementara pada periode yang sama nilai ekspornya turun sebesar 7,41% (yoy). Berdasarkan komoditi, penurunan ekspor pada industri Pengolahan Tembakau terjadi pada semua komoditi ekspornya, dimana penurunan terbesar dialami oleh komoditi Rokok Dan Cerutu Lainnya yang volume ekspornya turun sebesar 26,52% (yoy) dan nilai ekspornya turun sebesar

5,57% (yoy). Penurunan volume ekspor secara berarti juga terjadi Tembakau Olahan, yang pada triwulan III 2020 mengalami penurunan sebesar 3,07% (yoy), dimana nilai ekspornya turun sebesar 26,32% (yoy).

Kontraksi pertumbuhan juga terjadi pada Industri Furnitur. Pada triwulan III 2020 Industri Furnitur mengalami pertumbuhan negatif sebesar 1,69% (yoy), melanjutkan pertumbuhan negatif sebesar 2,57% (yoy) pada triwulan II 2020, dan pertumbuhan negatif sebesar 7,28% (yoy) pada triwulan I 2020. Kembali terjadinya kontraksi pertumbuhan pada industri furnitur pada triwulan III 2020 diperkirakan masih dipengaruhi oleh turunnya permintaan

2,21

-1,3

0

-3,8

3

6,94

6,93

-9,2

9

-1,2

3

-10,

84

1,10

-2,5

7

-6,8

6 -5,9

2

-5,1

9

-1,4

2

-1,6

9

-12

-8

-4

0

4

8

Industri Barang Logam;Komputer, Barang

Elektronik, Optik; danPeralatan Listrik

Industri Kayu, Barangdari Kayu dan Gabusdan Barang Anyaman

dari Bambu, Rotan danSejenisnya

Industri PengolahanTembakau

Industri Kertas danBarang dari Kertas;

Percetakan danReproduksi Media

Rekaman

Industri Furnitur

%

Grafik 3b. Industri Yang Mengalami Pertumbuhan Negatif

pada Triwulan III 2020 (%, yoy)

Trw III 2019 Trw II 2020 Trw III 2020

Page 21: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

18

dalam negeri terhadap komoditi furnitur, karena pada periode yang sama masih terjadi kenaikan ekspor yang cukup berarti. Pada triwulan III 2020 volume ekspor industri furnitur mengalami kenaikan sebesar 21,99% (yoy), dimana nilai ekspornya naik sebesar 19,55% (yoy). Sebelumnya pada triwulan II 2020 volume ekspor industri furnitur juga mengalami kenaikan sebesar 10,17% (yoy), dimana nilai ekspornya naik sebesar 5,38% (yoy).

Industri yang Mengalami Pertumbuhan Positif pada Triwulan III 2020

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kelompok Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional, yang pada triwulan II 2020 menjadi satu-satunya kelompok industri nonmigas yang mengalami kenaikan pertumbuhan, dan berlanjut hingga triwulan III 2020.

Lebih rendahnya kontraksi pertumbuhan industri nonmigas pada triwulan III 2020 dibandingkan dengan triwulan II 2020 juga didukung oleh kenaikan pertumbuhan pada empat (4) kelompok industri,

yaitu Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional; Industri Logam Dasar; Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan; dan Industri Makanan dan Minuman.

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kelompok Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional, yang pada triwulan II 2020 menjadi satu-satunya kelompok industri nonmigas yang mengalami kenaikan pertumbuhan, dan berlanjut hingga triwulan III 2020. Pada triwulan III 2020, pertumbuhan kelompok industri ini mencapai sebesar 14,96% (yoy), yang meningkat dari pertumbuhan sebesar 8,65% (yoy) pada triwulan II 2020. Seperti halnya pada triwulan II 2020, kenaikan pertumbuhan industri ini diperkirakan sangat didukung oleh pertumbuhan Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional, yang di masa pandemi COVID-19 ini mengalami peningkatan per-mintaan yang sangat berarti.

Setelah mengalami pertum-buhan negatif pada tiga triwulan pertama tahun 2018, Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional mengalami pertum-buhan yang sangat signifikan pada triwulan IV 2018. Pertumbuhan positif terus berlanjut hingga saat ini, dimana pada triwulan III 2020 ini mencatatkan angka pertum-buhan tertingginya.

� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � �

Page 22: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

19

Tumbuh tingginya pertum-buhan Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional diperkirakan karena mening-katnya permintaan dalam negeri, terkait meningkatnya permintaan obat-obatan dan peralatan kesehatan akibat adanya pandemi COVID-19. Sedangkan kinerja ekspor industri ini mengalami penurunan yang cukup berarti, dimana volume ekspor Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia pada triwulan III 2020 turun sebesar 5,06%, dengan nilai ekspor turun sebesar 5,26%. Bahkan, volume ekspor Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional mengalami penurunan yang lebih besar lagi, yaitu sebesar 11,58% pada triwulan III 2020, namun dengan nilai ekspor naik

sebesar 1,71%.

Kenaikan pertumbuhan yang cukup berarti dicapai oleh Industri Logam Dasar. Pada triwulan III 2020 Industri Logam Dasar tercatat tumbuh sebesar 5,19% (yoy), tidak saja lebih tinggi dari pertumbuhan sebesar 2,76% (yoy) pada triwulan II 2020, namun juga lebih tinggi dari pertumbuhan pada triwulan III 2019 yang sebesar 4,62% (yoy). Sementara itu, pada triwulan III 2018 pertumbuhan industri Logam Dasar tercatat sebesar 8,10% (yoy), dan pada triwulan III 2017 pertumbuhan industri Logam Dasar jauh lebih tinggi lagi, yaitu mencapai sebesar 12,45% (yoy), setelah sebelumnya industri ini mengalami perlambatan yang cukup berarti selama tahun 2016, bahkan mengalami kontraksi pertum-

-6,24

-2,93 -2,79

6,86

11,53

5,04 4,76

12,73

5,59

8,65

14,96

-8

-4

0

4

8

12

16

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III

2018 2019 2020

%

Grafik 4.Pertumbuhan Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional

(%,yoy)

Page 23: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

20

buhan pada triwulan III 2016 (-2,86%) dan pada triwulan I 2017 (- 2,17%).

Meskipun harga komoditas dunia secara keseluruhan mengalami penurunan, kecuali harga Logam Dasar Mulia, namun tidak berpengaruh pada kenaikan produksi industri Logam dasar pada triwulan III 2020. Turunnya harga komoditas logam dasar menyebabkan nilai ekspor industri ini hanya mengalami kenaikan sebesar 26,50% (yoy) pada triwulan III 2020, padahal volume ekspornya mengalami kenaikan sebesar 41,50% (yoy). Sementara itu pada triwulan III 2019 nilai ekspor industri ini tercatat naik sebesar 13,11% (yoy), namun volume ekspornya turun sebesar 1,98% (yoy).

Berdasarkan komoditi, kenaikan nilai ekspor terbesar dalam kelompok industri logam dasar pada triwulan III 2020 diperoleh dari Besi/Baja dan Logam Dasar Mulia yang masing-masing naik sebesar 33,96% (yoy) dan 30,46% (yoy), dimana volume ekspor Besi/Baja naik sebesar 56,29% (yoy), namun untuk Logam Dasar Mulia turun sebesar 24,32% (yoy). Kenaikan terbesar berikutnya dihasilkan dari Tembaga yang nilai ekspornya naik sebesar 15,06% (yoy) pada triwulan III 2020, dan volume ekspornya naik sebesar 5,53% (yoy).

Pada triwulan III 2020 kenaikan pertumbuhan juga terjadi pada industri Makanan dan Minuman, meskipun tidak terlalu berarti. Pada triwulan III 2020,

4,76 4,62

10,33

8,33

12,73

-4,51-2,87

7,95

5,593,98

-4,73

3,94

8,65

2,76

-5,19

0,22

14,96

5,19

1,15 0,66

-10

-5

0

5

10

15

20

Industri Kimia, Farmasidan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar Industri PengolahanLainnya; Jasa Reparasidan Pemasangan Mesin

dan Peralatan

Industri Makanan danMinuman

%

Grafik 5.Industri Yang Mengalami Pertumbuhan Positif

Pada Triwulan III 2020 (%,yoy)

Trw III 2019 Trw IV 2019 Trw I 2020 Trw II 2020 Trw III 2020

Page 24: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

21

pertumbuhan industri Makanan dan Minuman tercatat sebesar 0,66% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertum-buhannya yang sebesar 0,22% (yoy) pada triwulan II 2020. Pertumbuhan ini jauh lebih rendah dari pertumbuhan pada triwulan III 2019 yang tercatat sebesar 8,33% (yoy).

Meningkatnya pertumbuhan industri Makanan dan Minuman pada triwulan III 2020 tidak dapat dikaitkan dengan kondisi ekspor industri ini. Karena pada triwulan III 2020 volume ekspor industri Makanan mengalami penu-runan sebesar 5,88% (yoy), industri Minuman mengalami penurunan sebesar 30,43% (yoy).

Meningkatnya pertumbuhan industri Makanan dan Minuman pada triwulan III 2020 tidak dapat dikaitkan dengan kondisi ekspor industri ini. Karena pada triwulan III 2020 volume ekspor industri Makanan mengalami penurunan sebesar 5,88% (yoy), setelah pada triwulan I 2020 dan triwulan II 2020 volume ekspor industri Makanan juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 11,79% (yoy), dan

3,61% (yoy). Sementara itu pada triwulan III 2020 volume ekspor industri Minuman mengalami penurunan sebesar 30,43% (yoy). Dari penurunan volume ekspor Makanan yang sebesar 5,88% (yoy) tersebut, volume ekspor Minyak Kelapa Sawit, yang mendominasi sekitar 68% dari volume ekspor Industri Makanan, turun sebesar 10,24% (yoy).

Meningkatnya pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman juga tidak sejalan dengan kinerja impor industri ini. Karena pada triwulan III 2020 terjadi kenaikan volume impor Industri Makanan sebesar 3,64% (yoy), walaupun volume impor Industri Minuman turun sebesar 29,81% (yoy). Kenaikan volume impor Industri Makanan terjadi setelah pada triwulan II 2020 volume impor industri ini juga naik sebesar 34,73% (yoy) dan pada triwulan I 2020 naik sebesar 6,04% (yoy). Kenaikan volume impor terbesar pada triwulan III 2020 terjadi pada komoditi Makanan Olahan Lainnya, yang secara persentase mencapai sebesar 7,72% (yoy). Sementara itu pada triwulan II 2020 kenaikan volume impornya tercatat sebesar 63,96% (yoy). Sehingga selama tiga triwulan pertama tahun 2020 volume impor Makanan Olahan lainnya mencatatkan kenaikan sebesar 24,64% (c to c), dan kontribusi nilai impor Makanan Olahan Lainnya terhadap total nilai impor Industri Makanan juga

� � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �     � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � �� � � � � �

Page 25: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

22

naik menjadi sebesar 60,28% pada triwulan III 2020 dari sekitar 58% pada triwulan II 2020.

Q2/19 Q3/19 Q2/20 Q3/20 Q2/19 Q3/19 Q2/20 Q3/20

Industri Pengolahan 3,54 4,14 -6,19 -4,31 3,69 3,85 -2,10 -2,86

1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas -0,31 -0,80 -10,31 -7,17 -2,28 -1,79 -3,99 -5,05

Industri Pengolahan Non Migas 3,98 4,68 -5,74 -4,02 4,38 4,48 -1,90 -2,63

1 Industri Makanan dan Minuman 7,99 8,33 0,22 0,66 7,40 7,72 2,03 1,55

2 Industri Pengolahan Tembakau 0,68 -3,83 -10,84 -5,19 8,01 3,87 -3,51 -4,06

3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 20,71 15,08 -14,23 -9,32 19,86 18,23 -7,90 -8,37

4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki -6,42 5,94 -8,55 -19,75 -3,86 -0,73 -4,45 -9,66

5Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

-7,85 -1,30 -1,23 -5,92 -8,21 -5,93 0,97 -1,42

6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 12,49 6,94 1,10 -1,42 10,87 9,48 2,76 1,31

7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 5,04 4,76 8,65 14,96 8,19 7,02 7,12 9,73

8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik -7,22 -3,42 -11,98 -9,61 -6,87 -5,71 -6,39 -7,49

9 Industri Barang Galian bukan Logam -2,09 -0,89 -9,13 -9,11 -3,64 -2,69 -7,17 -7,85

10 Industri Logam Dasar 3,40 4,62 2,76 5,19 6,02 5,53 3,39 4,01

11 Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik -2,52 2,21 -9,29 -6,86 -1,07 0,04 -6,40 -6,56

12 Industri Mesin dan Perlengkapan -3,96 -6,69 -13,42 -10,76 -1,30 -3,08 -11,29 -11,12

13 Industri Alat Angkutan -3,73 -1,23 -34,29 -29,98 -5,20 -3,83 -14,77 -20,17

14 Industri Furnitur 5,81 6,93 -2,57 -1,69 9,35 8,54 -5,00 -3,91

15 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 8,31 10,33 -5,19 1,15 6,82 7,98 -4,96 -2,90

PRODUK DOMESTIK BRUTO 5,07 5,05 -5,32 -3,49 5,07 5,06 -1,26 -2,03

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

LAPANGAN USAHAyear on year Pertumbuhan Kumulatif (c to c)

Tabel 3.LAJU PERTUMBUHAN PDB TRIWULANAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 (%, yoy)

LAPANGAN USAHAyear on year

Q2/19 Q3/19 Q2/20 Q3/20Q2/19 Q3/19 Q2/20 Q3/20

Perubahan Kumulatif (c to c)

Page 26: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

23

Dengan terjadinya kontraksi pertumbuhan sebesar 4,02% (yoy) pada triwulan III 2020, maka secara kumulatif pada tiga triwulan pertama tahun 2020 (Januari-September 2020) pertumbuhan Industri Non-migas tercatat mengalami kontraksi sebesar 2,63% (c to c). Sementara pada periode yang sama tahun 2019 Industri Pengolahan Nonmigas mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,48% (c to c).

Secara kumulatif pada tiga triwulan pertama tahun 2020, pertumbuhan Industri Non-migas tercatat mengalami kontraksi sebesar 2,63% (c to c). Sementara pada periode yang sama tahun 2019 Industri Pengolahan Nonmigas menga-lami pertumbuhan positif sebesar 4,48% (c to c).

Terjadinya kontraksi pertum-buhan pada Industri Nonmigas, pada tiga triwulan pertama tahun 2020 (Triwulan I – Triwulan III 2020), disebabkan tidak saja karena terjadinya pertumbuhan negatif (kontraksi) pada sebanyak sebelas (11) kelompok industri, tetapi juga karena

terjadinya perlambatan pertumbuhan pada dua (2) kelompok industri lainnya. Pada periode tersebut hanya ada satu kelompok industri yang mengalami kenaikan pertumbuhan yang sangat berarti, jika dibandingkan dengan nilai tambahnya pada periode yang sama tahun 2019 (Triwulan I – Triwulan III 2019), yaitu Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional.

Industri yang Mengalami Penurunan Pertumbuhan pada Triwulan I - Triwulan III 2020

Secara kumulatif pada tiga triwulan pertama tahun 2020, terdapat sepuluh (11) kelompok industri yang mengalami pertumbuhan negatif (penu-runan). Penurunan terbesar dialami oleh Industri Alat Angkutan, yang pada triwulan I - triwulan III 2020 turun sebesar 20,17% (c to c). Sebelumnya pada triwulan I - triwulan III 2019 kelompok industri ini juga sudah mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar 3,83% (c to c).

Penurunan terbesar berikutnya dialami oleh kelompok Industri Mesin dan Perlengkapan yang mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar 11,12% (c to c) pada triwulan I - triwulan III 2020. Sementara pada triwulan I -

Pertumbuhan Industri Nonmigas Triwulan I – Triwulan III 2020

� � � � � � � � � � � � � � � ­ � � � � � � � � � �� � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � ­ � � � � � � � � � �   � � � � � � � � � � � � � �

Page 27: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

24

triwulan III 2019 kelompok industri ini juga sudah mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar 3,08% (c to c).

Kenaikan ekspor Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki pada periode Januari-September 2020 terjadi hanya pada ekspor Sepatu Olahraga, karena komoditi lainnya sudah mengalami penurunan yang cukup berarti.

Kontraksi pertumbuhan ketiga terbesar pada triwulan I - triwulan III 2020 dialami oleh kelompok Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki, yang tercatat sebesar 9,66% (c to c)

dari pertumbuhan yang juga sudah negatif sebesar 0,73% (c to c) pada triwulan I - triwulan III 2019. Namun, terjadinya kontraksi pertumbuhan ini tidak sejalan dengan kinerja ekspor industri ini. Pada periode Januari-September 2020 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki masih mencatatkan kenaikan volume ekspor sebesar 2,4% (c to c), bahkan dengan nilai ekspor yang tumbuh lebih tinggi lagi, yaitu sebesar 5,2% (c to c). Hal ini disebabkan karena pada semester I 2020 industri ini mengalami kenaikan volume ekspor sebesar 4,85% (c to c) dengan nilai ekspor naik sebesar 9,79% (c to c).

Kenaikan ekspor Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki pada periode Januari-

-3,83 -3,08-0,73

18,23

-2,69-5,71

-20,17

-11,12 -9,66 -8,37 -7,85 -7,49

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

Industri AlatAngkutan

Industri Mesin danPerlengkapan

Industri Kulit,Barang dari Kulit

dan Alas Kaki

Industri Tekstil danPakaian Jadi

Industri BarangGalian bukan

Logam

Industri Karet,Barang dari Karet

dan Plastik

%

Grafik 6a.Industri yang Mengalami Pertumbuhan NegatifPada Triwulan I s/d Triwulan III 2020 (%, c to c)

Trw I s/d Trw III 2019 Trw I s/d Trw III 2020

� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �

Page 28: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

25

September 2020 terjadi hanya pada ekspor Sepatu Olahraga, karena komoditi lainnya sudah mengalami penurunan yang cukup berarti. Pada triwulan I - triwulan III 2020, volume ekspor Sepatu Olahraga naik sebesar 34,09% (c to c), dengan nilai ekspor yang naik sebesar 34,77% (c to c). Sedangkan volume ekspor Sepatu Teknik Lapangan/Keperluan Industri, dan juga volume ekspor Alas Kaki untuk Keperluan Sehari-hari mengalami penurunan masing-masing sebesar 43,78% (c to c) dan 11,37% (c to c).

Penurunan terbesar berikutnya terjadi pada kelompok Industri Tekstil dan Pakaian Jadi yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar 8,37% (yoy) pada triwulan I - triwulan III 2020 dari

pertumbuhan positif sebesar 18,23% (c to c) pada triwulan I - triwulan III 2019. Menurunnya permintaan dalam negeri akibat turunnya daya beli masyarakat nampaknya masih menjadi penyebab utama turunnya produksi industri ini, khususnya Pakaian Jadi. Memburuknya perekonomian Amerika Serikat dan negara-negara importir utama lainnya juga berperan penting dalam turunnya ekspor industri Tekstil dan Pakaian Jadi Indonesia. Pada triwulan I - triwulan III 2020 (Januari-September 2020) volume ekspor Tekstil turun sebesar 15,52% (c to c), dimana nilai ekspornya turun sebesar 24,63% (yoy). Begitu juga volume ekspor Pakaian Jadi turun sebesar 6,28% (yoy), dan nilai ekspornya turun sebesar

0,04

3,87

8,54 7,98

-5,93-6,56

-4,06 -3,91-2,90

-1,42

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

Industri Barang Logam;Komputer, Barang

Elektronik, Optik; danPeralatan Listrik

Industri PengolahanTembakau

Industri Furnitur Industri PengolahanLainnya; Jasa Reparasi

dan PemasanganMesin dan Peralatan

Industri Kayu, Barangdari Kayu dan Gabusdan Barang Anyaman

dari Bambu, Rotan danSejenisnya

%

Grafik 6b.Industri Yang Mengalami Pertumbuhan NegatifPada Triwulan I s/d Triwulan III 2020 (%, c to c)

Trw I s/d Trw III 2019 Trw I s/d Trw III 2020

Page 29: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

26

15,18% (yoy) pada triwulan I - triwulan III 2020.

Pada triwulan I - triwulan III 2020 kontraksi pertumbuhan juga terjadi pada Industri Barang Galian bukan Logam yang turun sebesar 7,85% (c to c), dan Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik yang turun sebesar 6,56% (c to c). Kontraksi pertumbuhan juga terjadi pada Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik yang mengalami penurunan sebesar 7,49% (c to c). Sebelumnya, pada triwulan I - triwulan III 2019 industri ini juga sudah mengalami penurunan sebesar 5,71% (c to c). Kontraksi pertumbuhan juga dialami oleh kelompok Industri Furnitur yang pada triwulan I - triwulan III 2020 tercatat turun sebesar 3,91% (c to c), dari pertumbuhan positif sebesar 8,54% (c to c) pada triwulan I - triwulan III 2019. Pertumbuhan negatif juga dialami oleh kelompok Industri Pengolahan Tembakau yang tercatat sebesar 4,06% (c to c) dari pertumbuhan positif sebesar 3,87% (c to c) pada triwulan I - triwulan III 2019.

Industri yang Mengalami Perlambatan Pertumbuhan Triwulan I - Triwulan III 2020

Selain karena terjadi pertumbuhan negatif (kontraksi)

pada sebelas (11) kelompok industri di atas, terjadinya kontraksi pertumbuhan pada industri non migas pada triwulan I - triwulan III 2020 juga disebabkan oleh terjadinya perlambatan pertumbuhan pada tiga (3) kelompok industri, yaitu Industri Logam Dasar; Industri Makanan dan Minuman; dan Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman. Sementara itu Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional merupakan satu-satunya industri yang mengalami kenaikan pertumbuhan yang sangat berarti, yaitu dari pertumbuhan sebesar 7,02% (c to c) pada triwulan I - triwulan III 2019 menjadi sebesar 9,73% (c to c) pada triwulan I - triwulan III 2020.

Perlambatan pertumbuhan yang paling berarti terjadi pada Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman, yang pertumbuhannya melambat dari sebesar 9,48% (c to c) pada triwulan I - triwulan III 2019 menjadi hanya sebesar 1,31% (c to c) pada triwulan I - triwulan III 2020.

� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � ��   � � � � � � � � � � �� � � � � � � �� � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � �� � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � �

Page 30: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

27

Perlambatan pertumbuhan yang paling berarti terjadi pada Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman, yang pertumbuhannya melam-bat dari sebesar 9,48% (c to c) pada triwulan I - triwulan III 2019 menjadi hanya sebesar 1,31% (c to c) pada triwulan I - triwulan III 2020. Perlambatan ini diper-kirakan disebabkan karena terjadinya perlambatan pertum-buhan konsumsi dalam negeri, karena pada triwulan I - triwulan III 2020 volume ekspor Industri Kertas dan Barang dari Kertas mengalami kenaikan yang cukup berarti, yaitu sebesar 19,69% (c to c), namun dengan nilai ekspor yang turun sebesar 5,76% (c to c). Sementara itu pada periode yang sama (triwulan I - triwulan III 2020) volume ekspor Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman tercatat turun sebesar 4,79% (c to c), dimana nilai ekspornya naik secara signifikan, yaitu sebesar 27,81% (c to c).

Perlambatan yang juga sangat berarti terjadi Industri Makanan dan Minuman yang pertum-buhannya melambat dari sebesar 7,72% (c to c) pada triwulan I - triwulan III 2019 menjadi hanya sebesar 1,55% (c to c) pada triwulan I - triwulan III 2020. Jauh lebih rendahnya pertumbuhan Industri Makanan pada triwulan I - triwulan III 2020, dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan I - triwulan III 2019, erat kaitannya dengan turunnya volume ekspor industri Makanan. Selama triwulan I - triwulan III 2020 volume ekspor industri makanan mengalami penurunan sebesar 7,16% (c to c), meskipun nilai ekspornya naik sebesar 10,50% (c to c). Kenaikan nilai ekspor ini terutama disebabkan oleh kenaikan nilai ekspor Minyak Kelapa Sawit yang mengalami kenaikan sebesar 11,08% (c to c) pada triwulan I - triwulan III 2020, meskipun pada periode yang sama volume ekspornya turun sebesar 10,17% (c to c).

Selain dipengaruhi oleh penurunan ekspor Minyak Kelapa Sawit, terjadinya penurunan ekspor Industri Makanan juga disebabkan oleh penurunan ekspor Bungkil dan Residu, dan juga penurunan ekspor Margarin, dimana pada triwulan I - triwulan III 2020 penurunan volume ekspor Bungkil dan Residu tercatat sebesar 8,68% (c to c), namun nilai ekspornya naik sebesar 16,17% ( c to c). Pada periode yang sama volume ekspor Margarin tercatat turun sebesar 5,96% (c to c), dimana nilai ekspor komoditi Margarin juga naik sebesar 1,98% (c to c).

Sementara itu, pada Triwulan I - triwulan III 2020 terjadi kenaikan impor pada industri Makanan secara berarti, termasuk pada industri Makanan Olahan Lainnya. Pada Triwulan I -

Page 31: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

28

triwulan III 2020 volume impor Industri Makanan tercatat naik sebesar 15,16% (c to c), dimana volume impor industri Makanan Olahan Lainnya naik sebesar 24,64% (c to c). Pada periode yang sama kenaikan nilai impor Industri Makanan tercatat sebesar 8,87% (c to c), dimana nilai impor industri Makanan Olahan Lainnya naik lebih besar lagi, yaitu sebesar 24,67% (c to c).

Perlambatan pertumbuhan juga terjadi pada industri Logam Dasar, yang melambat dari pertumbuhan sebesar 5,53% (c to c) pada tiga triwulan pertama tahun 2019 menjadi sebesar 4,01% (c to c) pada tiga triwulan p e r t a m a t a h u n 2 0 2 0 .

Melambatnya pertumbuhan Industri Logam Dasar pada tiga triwulan pertama tahun 2020 ternyata juga tidak seiring dengan kondisi ekspornya.

Pada Januari-September 2020 volume ekspor industri Logam Dasar justru mengalami kenaikan yang cukup berarti, yaitu sebesar 29,54% (c to c), dengan nilai ekspor yang naik sebesar 30,76% (yoy). Hal ini terutama akibat kenaikan volume ekspor Besi/Baja yang pada Januari-September 2020 tercatat sebesar 39,56% ( c to c), dan juga kenaikan nilai ekspor Alumunium sebesar 37,09% (c to c).

7,02

5,53

7,72

9,489,73

4,01

1,55 1,31

0

2

4

6

8

10

12

Industri Kimia, Farmasi danObat Tradisional

Industri Logam Dasar Industri Makanan danMinuman

Industri Kertas dan Barangdari Kertas; Percetakandan Reproduksi Media

Rekaman

%Grafik 7.

Industri yang Mengalami Pertumbuhan Positifpada Triwulan I s/d Triwulan III 2020 (%, c to c)

Trw I s/d Trw III 2019 Trw I s/d Trw III 2020

Page 32: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

29

Industri yang Mengalami Kenaikan Pertumbuhan pada Triwulan I - Triwulan III 2020

Jika pada semester I 2020 satu-satunya kelompok industri nonmigas yang mengalami kenaikan pertumbuhan hanyalah Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya, maka pada periode triwulan I - triwulan III 2020 hanya Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional yang mengalami kenaikan. Pada triwulan I - triwulan III 2020 pertumbuhan kelompok industri ini tercatat sebesar 9,73% (yoy), yang meningkat dari pertumbuhan sebesar 7,02% (yoy) pada triwulan I - triwulan III 2019. Terjadinya kenaikan pertumbuhan ini disebabkan antara lain karena pada triwulan III 2020 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional mengalami peningkatan yang sangat berarti, yaitu sebesar 14,96% (yoy), yang merupakan pertumbuhan tertinggi yang pernah dicapai oleh industri ini sejak tahun 2013.

Tumbuh tingginya pertumbuhan Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional terutama disebabkan karena meningkatkan permintaan dalam negeri, karena kinerja

ekspor Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia, dan juga Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional justru menunjukkan penurunan. Pada triwulan I - triwulan III 2020 volume ekspor Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia tercatat mengalami penurunan sebesar 2,79% (c to c), dengan nilai ekspor yang juga turun sebesar 7,03% (c to c). Sebelumnya, pada tahun 2019 volume ekspor industri ini naik sebesar 9,24%, namun dengan nilai ekspor yang turun sebesar 8,69%.

Begitu juga volume ekspor Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional pada triwulan I - triwulan III 2020 turun sebesar 3,67% (c to c), namun dengan nilai ekspor yang naik cukup tinggi, yaitu sebesar 10,14% (c to c). Sebelumnya pada tahun volume ekspor Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional pada seluruh tahun 2019 juga mencatatkan penurunan volume ekspor sebesar 7,45%, namun dengan nilai ekspor yang naik sebesar 1,07%. Penurunan volume ekspor sebesar 7,45% pada tahun 2019 tersebut merupakan perbaikan dari penurunan volume ekspor yang sebesar 28,30% pada tahun 2018, dengan nilai ekspor yang turun sebesar 4,64%.

Page 33: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

30

Pada bulan Oktober 2020 nilai ekspor Industri Pengolahan Nonmigas, yang tercatat sekitar USD 11,79 miliar, naik sebesar 2,08% terhadap nilai ekspor bulan September 2020, yang sebesar USD 11,55 miliar.

Setelah sempat kembali mengalami penurunan pada Agustus 2020, sejak September 2020 nilai ekspor Industri Pengolahan Nonmigas kembali mencatatkan kenaikan. Pada bulan Oktober 2020 nilai ekspor

Industri Pengolahan Nonmigas, yang tercatat sekitar USD 11,79 miliar, naik sebesar 2,08% terhadap nilai ekspor bulan September 2020, yang sebesar USD 11,55 miliar. Dan jika dibandingkan dengan nilai ekspor bulan Oktober 2019 yang sebesar USD 11,35 miliar, nilai ekspor industri nonmigas pada Oktober 2020 tersebut juga mengalami kenaikan sebesar 3,86% (yoy).

Sementara itu, pada Oktober 2020 nilai impor Industri Pengolahan Nonmigas, yang tercatat sebesar USD 8,89 miliar, tercatat mengalami penurunan sebesar 6,62% terhadap nilai impor bulan September 2020

Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan

11,4

10,6 10

,9

10,7 11

,1

11,1

9,8

8,3

9,6

11,3

10,8 11

,5 11,812,0

12,1

11,3 11,6

8,9

10,8

10,7

7,0

9,1

8,8 9,1 9,

5

8,9

0

2

4

6

8

10

12

14

US$

Mili

ar

Grafik 8.Nilai Ekspor dan Nilai Impor Industri Pengolahan (US$ Miliar)

Ekspor Impor

� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� ��   � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � �

Page 34: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

31

yang sebesar USD 9,52 miliar. Dan juga terhadap nilai impor bulan Oktober 2019 (secara tahunan) nilai impor pada Oktober 2020 mengalami penurunan sebesar 26,02% (yoy). Terjadinya kenaikan pada nilai ekspor, sementara impor turun, menyebabkan surplus neraca perdagangan Industri Pengolahan Nonmigas pada bulan Oktober 2020 mengalami kenaikan yang cukup berarti, yaitu dari sebesar USD 2,03 miliar pada September 2020 menjadi sekitar USD 2,90 miliar pada Oktober 2020. Kondisi neraca perdagangan pada Oktober 2020 itu jauh lebih baik dibandingkan kondisinya pada Oktober 2019, karena pada bulan Oktober 2019 terjadi defisit

neraca perdagangan sebesar USD 662,28 juta.

Kenaikan nilai ekspor industri pada bulan Oktober 2020 menyebabkan nilai ekspor kumulatif pada Januari-Oktober 2020 mencapai sekitar USD 106,14 miliar. Nilai ekspor ini lebih tinggi sekitar 0,18% terhadap nilai ekspor pada Januari-Oktober 2019 yang sebesar USD 105,95 miliar. Sementara itu, nilai impor Industri Pengolahan, yang pada Oktober 2020 mengalami penurunan, menyebabkan secara kumulatif pada periode Januari-Oktober 2020 nilai impor industri pengolahan juga mengalami penurunan, yaitu sebesar 17,59% (yoy). Sehingga neraca perdagangan industri pengolahan pada Januari-Oktober 2020 mencatatkan

-0,66

-1,46

-0,48

-0,85

2,24

0,31

-0,90

1,30

0,52

2,49

1,722,03

2,90

-2

-1

0

1

2

3

USD

Mili

ar

Grafik 9.Neraca Perdagangan Industri Pengolahan Nonmigas (USD Miliar)

Page 35: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

32

surplus sebesar USD 11,76 miliar, suatu kondisi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan terjadinya defisit sebesar USD 8,86 miliar pada Januari-Oktober 2019.

Sementara itu jika 1 1Qdilihat dari kondisi impor berdasarkan golongan penggunaan barang, penurunan nilai impor terjadi pada semua golongan barang. Secara persentase, penurunan terbesar terjadi pada golongan barang modal, yang pada Oktober 2020 mengalami penurunan sebesar 13,33% (m to m), yaitu dari sekitar USD 2,13 miliar pada September 2020 menjadi sekitar USD 1,85 miliar pada Oktober 2020. Nilai impor Bahan Baku/Penolong pada Oktober 2020 mengalami penurunan sebesar 5,0% (m to m), dari sekitar USD 8,32 miliar pada September 2020 menjadi

sekitar USD 7,90 miliar pada Oktober 2020. Sementara itu pada Oktober 2020 nilai impor barang konsumsi yang tercatat sekitar USD 1,04 miliar, mengalami penurunan sebesar 7,58% (m to m) terhadap nilai impornya yang sekitar USD 1,12 miliar pada September 2020.

Meskipun begitu, dengan penurunan sebesar 7,58% (m to m) tersebut, pada periode Januari-Oktober 2020 nilai impor barang konsumsi tercatat mengalami penurunan paling rendah, yaitu sebesar 11,39% (c to c). Sementara itu nilai impor bahan baku/penolong yang periode Januari-Oktober 2020 tercatat sekitar USD 84,09 miliar merupakan penurunan sekitar 19,75% (c to c) terhadap nilai impor Januari-Oktober 2019 yang sekitar USD 104,78 miliar, dan impor barang modal yang

73,4

98,0

122,

2

116,

1

113,

0

117,

3

108,

6

110,

5 125,

1

130,

1

126,

6

105,

9

106,

1

72,4

101,

1

126,

1 139,

7

131,

4

123,

8

109,

5

108,

2 122,

2

147,

6

137,

4

114,

5

94,4

0

40

80

120

160

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Jan-Okt2019

Jan-Okt2020

USD

Mili

ar

Grafik 10.Nilai Ekspor dan Nilai Impor Industri Manufaktur (USD Miliar)

Nilai Ekspor Industri Nilai Impor Industri

Page 36: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

33

sebesar USD 18,74 miliar pada Januari-Oktober 2020 merupakan penurunan sebesar 20,29% (c to c) terhadap nilai impornya pada Januari-Oktober 2019.

Lebih rendahnya penurunan impor barang konsumsi pada bulan Oktober 2020 telah semakin meningkatnya peranan impor barang konsumsi dalam total impor Indonesia. Pada Januari-Oktober 2020 peranan barang konsumsi dalam total impor meningkat menjadi 10,17% dari sebesar 9,29% pada Januari- Oktober 2019. Padahal pada tahun 2015 peranan barang konsumsi dalam total impor Indonesia masih sekitar 7,62%. Sebaliknya pada periode yang sama, peranan impor bahan b a k u /p e n o l o n g t u r u n d a r i

74,09% menjadi 73,46%. Begitu juga peranan impor barang modal turun dari 16,62% pada Januari-Oktober 2019 menjadi 16,37% pada Januari-Oktober 2020.

Turunnya nilai impor bahan baku/penolong dan juga barang modal pada Januari-Oktober 2020 dikhawatirkan telah menurunkan kegiatan produksi di sektor industri nasional. Karena itulah, pertumbuhan industri non migas pada tiga triwulan pertama tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,63% (c to c), sementara pada tiga triwulan pertama tahun 2019 mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 4,48% (c to c).

10,9 12,4 14,1 17,2 16,4 13,1 11,6

107,1100,9

117,9

141,6

125,9

104,8

84,1

24,7 22,4 25,129,9 28,4

23,518,7

0

20

40

60

80

100

120

140

160

2015 2016 2017 2018 2019 Jan-Okt2019

Jan-Okt2020

USD

Mili

ar

Grafik 11a.Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang (USD Miliar)

Barang Konsumsi Bahan Baku Barang ModalSumber: BPS

Page 37: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

34

Perkembangan Ekspor Industri Pengolahan Nonmigas Menurut Komoditi Pada Oktober 2020, dari 20 komoditi penghasil ekspor terbesar sebanyak tiga belas (13) komoditi mengalami kenaikan nilai ekspor terhadap nilai ekspornya pada September 2020, dan sebanyak tujuh (7) komoditi lainnya mengalami penurunan nilai ekspor. Kenaikan nilai ekspor terbesar terjadi pada komoditi Minyak Kelapa Sawit dan Sepatu Olahraga, yang masing-masing naik sebesar USD 170,46 juta (11,09%) dan USD 59,68 juta (25,79%). Kenaikan nilai ekspor terbesar lainnya terjadi pada

komoditi Karet Remah (crumb rubber) sebesar USD 56,15 juta (24,56%), dan juga pada komoditi Kimia Dasar Organik Yang Bersumber Dari Minyak yang naik sebesar USD 28,39 juta (35,45%).

Secara persentase, kenaikan terbesar nilai ekspor pada Oktober 2019 terjadi pada komoditi Kimia Dasar Organik Yang Bersumber Dari Minyak yang nilai ekspornya naik sekitar 35,45% (m to m), dan juga pada komoditi Sepatu Olah raga, yang naik sekitar 25,79% (m to m). Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan nilai ekspor terbesar adalah Barang Perhiasan Dan Barang Berharga dan komoditi Pakaian Jadi

-14,

1

13,6

14,0

22,1

-4,5

-11,

4

-21,

4

-5,7

16,7

20,1

-11,

1

-19,

8

-15,

6

-9,6

12,1

19,5

-5,1

-20,

3

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

2015 2016 2017 2018 2019 Jan-Okt 2020

%Grafik 11b.

Pertumbuhan Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang (%)

Barang Konsumsi Bahan Baku Barang Modal

Page 38: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

35

(Konveksi) dari Tekstil, yang masing-masing turun sekitar USD 170,85 juta (57,97%) dan USD 79,26 juta (16,09%).

Secara tahunan, yaitu jika nilai ekspor sektor industri bulan Oktober 2020 dibandingkan dengan nilai ekspor pada Oktober 2019, terjadi kenaikan sebesar 3,86% (yoy). Kenaikan nilai ekspor terbesar dialami oleh komoditi Minyak Kelapa Sawit yang naik sebesar USD 349,84 juta (25,77%). Diikuti oleh komoditi Besi/Baja sebesar USD 272,25 juta (33,0%). Kemudian komoditi Peralatan Listrik sebesar USD 62,48 juta (14,16%). Secara tahunan (yoy), komoditi yang juga mengalami kenaikan nilai ekspor cukup besar adalah komoditi Sepatu Olahraga sebesar USD 37,93 juta (14,99%)

dan Tembaga sekitar USD 31,61 juta (20,90%).

Kembali terjadinya kenaikan harga minyak kelapa sawit dunia serta meningkatnya kembali daya saing minyak kelapa sawit Indonesia secara keseluruhan, menyebabkan nilai ekspor Minyak Kelapa Sawit pada Oktober 2020 lebih tinggi 25,77% dari nilai ekspornya pada Oktober 2019, dimana volume ekspornya mengalami penurunan sebesar 7,46% (yoy) pada periode yang sama.

1.35

7,6

253,

1

267,

2

155,

2

140,

9

1.53

6,9

231,

4

228,

7

80,1

95,3

1.70

7,4

291,

1

284,

8

108,

5

118,

1

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

MINYAK KELAPASAWIT

SEPATU OLAHRAGA KARET REMAH(CRUMB RUBBER)(KARET MENTAH)

KIMIA DASARORGANIK YANG

BERSUMBER DARIMINYAK

PERLENGKAPANKOMPUTER

USD

Juta

Grafik 12.Komoditi Yang Mengalami Kenaikan Nilai Ekspor TerbesarPada Oktober 2020 terhadap September 2020 (USD Juta)

Okt-19 Sep-20 Okt-20

� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � �� � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �

Page 39: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

36

Pada Oktober 2020, nilai ekspor kedua terbesar diperoleh dari ekspor Besi/Baja hampir sebesar USD 1,1 miliar, namun turun sebesar 1,3% terhadap nilai ekspor September 2020. Nilai ekspor terbesar berikutnya berturut-turut dihasilkan dari ekspor Peralatan Listrik sebesar USD 503,80 juta; Logam Dasar Mulia sebesar USD 457,73 juta; Pakaian Jadi (Konveksi) dari Tekstil sebesar USD 413,19 juta; dan Kimia Dasar Organik Yang bersumber Dari Hasil Pertanian sebesar USD 338,40 juta.

Sementara itu, meskipun pada Januari-Oktober 2020 nilai ekspor industri naik sebesar 0,18% terhadap nilai ekspor pada

periode yang sama tahun 2019, namun dari 20 komoditi ekspor terbesar, hanya lima (5) komoditi yang mengalami kenaikan nilai ekspor pada periode tersebut. Sementara sebanyak 15 komoditi lainnya mengalami penurunan nilai ekspor.

Kenaikan nilai ekspor terbesar dialami oleh komoditi Logam Dasar Mulia sebesar USD 2,30 miliar (57,33%), kemudian diikuti oleh Besi/Baja yang naik sebesar USD 2,12 miliar (32,14%); Minyak Kelapa Sawit yang naik sebesar USD 1,59 miliar (12,66%); Sepatu Olahraga yang naik sekitar USD 665,95 juta (32,33%); dan Tembaga yang naik sebesar USD 82,20 juta (5,30%).

1.35

7,6

825,

0

441,

3

253,

1

151,

3 308,

3

1.53

6,9

1.11

1,7

481,

8

231,

4

203,

4 325,

6

1.70

7,4

1.09

7,3

503,

8

291,

1

182,

9 338,

4

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

MINYAK KELAPASAWIT

BESI/BAJA PERALATANLISTRIK

SEPATUOLAHRAGA

TEMBAGA KIMIA DASARORGANIK YANG

BERSUMBER DARIHASIL PERTANIAN

USD

Juta

Grafik 13.Komoditi Yang Mengalami Kenaikan Nilai Ekspor Terbesar

Pada Oktober 2020 Terhadap Oktober 2019 (USD Juta)

Okt-19 Sep-20 Okt-20

Page 40: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

37

Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan nilai ekspor terbesar pada Januari-Oktober 2020 adalah Kendaraan Bermotor Roda 4 Dan Lebih yang turun sebesar USD 1,28 miliar (35,0%); diikuti komoditi Pakaian Jadi (Konveksi) Dari Tekstil, yang turun sekitar USD 1,03 miliar (17,37%). Pada periode yang sama Karet Remah (Crumb

Rubber) turun sebesar USD 601,28 juta (20,38%); Barang Perhiasan dan Barang Berharga turun sebesar USD 547,75 juta (32,17%); dan Benang Pintal yang turun sebesar USD 522,33 miliar (33,81%). Penurunan nilai ekspor juga terjadi pada komoditi Kimia Dasar Organik Yang Bersumber Dari Minyak yang turun sebesar USD 429,33 juta (30,37%).

4,01

6,59

12,57

2,06 1,55

6,31

8,71

14,17

2,731,63

0

2

4

6

8

10

12

14

16

LOGAM DASARMULIA

BESI/BAJA MINYAK KELAPASAWIT

SEPATU OLAHRAGA TEMBAGA

USD

Mili

ar

Grafik 14.Komoditi Yang Mengalami Kenaikan Nilai Ekspor Terbesar

Pada Januari - Oktober 2020 (USD Miliar)

Jan-Okt 2019 Jan-Okt 2020

3,65

5,92

2,95

1,76 1,54 1,41

2,37

4,89

2,35

1,21 1,02 0,98

0

1

2

3

4

5

6

7

KENDARAANBERMOTOR RODA

4 DAN LEBIH

PAKAIAN JADI(KONVEKSI) DARI

TEKSTIL

KARET REMAH(CRUMB RUBBER)(KARET MENTAH)

BARANGPERHIASAN DAN

BARANGBERHARGA

BENANG PINTAL KIMIA DASARORGANIK YANG

BERSUMBER DARIMINYAK

USD

Mili

ar

Grafik 15.Komoditi Yang Mengalami Penurunan Nilai Ekspor Terbesar

Pada Januari - Oktober 2020 (USD Miliar)

Jan-Okt 2019 Jan-Okt 2020

Page 41: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

38

Perkembangan Impor Industri Pengolahan Nonmigas Menurut Komoditi Pada Oktober 2020, dari 20 komoditi impor terbesar sebanyak tiga belas (13) komoditi mengalami penurunan nilai impor terhadap nilai impornya pada September 2020, dan sebanyak tujuh (7) komoditi lainnya mengalami kenaikan nilai impor. Penurunan nilai impor terbesar dialami oleh komoditi Mesin Untuk Keperluan Umum dan komoditi Makanan Olahan Lainnya, yang masing-masing turun sebesar USD 198,19 juta (20,18%) dan USD 83,65 juta (23,51%). Kemudian diikuti oleh penurunan nilai impor komoditi Bungkil dan Residu yang tercatat sebesar

USD 55,41 juta (35,72%), dan selanjutnya pada komoditi Komputer dan Perlengkapan Komputer sebesar USD 47,54 juta (25,78%). Penurunan nilai impor yang cukup besar juga terjadi pada komoditi Peralatan Listrik yang turun sebesar USD 47,24 juta (7,77%) pada Oktober 2020.

Secara persentase, penurunan terbesar nilai impor pada Oktober 2020 terjadi pada komoditi Bungkil Dan Residu, yang nilai impornya turun sekitar 35,72% (m to m) dari nilai ekspornya pada September 2020. Dan penurunan nilai impor terbesar selanjutnya terjadi pada komoditi Komputer dan Perlengkapan Komputer, yang turun sekitar 25,78% (m to m).

1.14

5,4

302,

9

172,

0

137,

0

708,

6

275,

4

982,

1

355,

9

155,

1

184,

4

607,

8

276,

5

783,

9

272,

2

99,7 13

6,9

560,

6

239,

1

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

MESIN UNTUKKEPERLUAN

UMUM

MAKANANOLAHAN LAINNYA

BUNGKIL DANRESIDU

KOMPUTER DANPERLENGKAPAN

KOMPUTER

PERALATANLISTRIK

SEMI KONDUKTORDAN KOMPONEN

ELEKTRONIKLAINNYA

USD

Juta

Grafik 16.Komoditi Yang Mengalami Penurunan Nilai Impor Tertinggi Pada Oktober 2020 terhadap September 2020 (USD Juta)

Okt-19 Sep-20 Okt-20

Page 42: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

39

Secara tahunan, yaitu jika nilai impor sektor industri bulan Oktober 2020 dibandingkan dengan nilai impor pada Oktober 2019, terjadi penurunan yang lebih besar lagi, yaitu sebesar 26,02% (yoy). Secara tahunan, penurunan nilai impor terbesar dialami oleh komoditi Besi Baja dan komoditi Mesin Untuk Keperluan Umum, yang masing-masing turun sebesar USD 478,24 juta (42,85%) dan USD 361,48 juta (31,56%). Kemudian diikuti oleh penurunan nilai impor komoditi Suku Cadang Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih yang tercatat sebesar USD 230,28 juta (65,24%), dan selan-

jutnya pada komoditi Kendaraan Bermotor Roda 4 Dan Lebih sebesar USD 176,01 juta (61,36%). Penurunan nilai impor yang cukup besar juga terjadi pada komoditi Damar Buatan (Resin Sintetis) Dan Bahan Baku yang turun sebesar USD 172,42 juta (34,49%) pada Oktober 2020.

Sedangkan komoditi yang mengalami kenaikan nilai impor terbesar jika dibandingkan dengan bulan September 2020 adalah Mesin untuk Keperluan Khusus dan Kain Tenunan, yang masing-masing naik sebesar USD 116,38 juta (21,34%) dan USD 22,14 juta (21,48%).

1.11

6,1

1.14

5,4

353,

0

286,

8

500,

0

708,

6

660,

8

982,

1

107,

7

94,9

340,

3

607,

8

637,

9 783,

9

122,

7

110,

8

327,

6

560,

6

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

BESI/BAJA MESIN UNTUKKEPERLUAN

UMUM

SUKU CADANGKENDARAAN

BERMOTOR RODAEMPAT ATAU

LEBIH

KENDARAANBERMOTOR RODA

4 DAN LEBIH

DAMAR BUATAN(RESIN SINTETIS)DAN BAHAN BAKU

PERALATANLISTRIK

USD

Juta

Grafik 17.Komoditi Yang Mengalami Penurunan Nilai Impor Tertinggi

Pada Oktober 2020 terhadap Oktober 2019 (USD Juta)

Okt-19 Sep-20 Okt-20

Page 43: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

40

Akibat nilai impor sektor industri pengolahan yang terus mengalami penurunan hingga bulan Oktober 2020, maka secara kumulatif pada Januari-Oktober 2020 nilai impor sektor industri pengolahan mengalami penurunan yang cukup berarti, yaitu sebesar 17,59% (c to c). Pada Januari-Oktober 2020 hanya tiga (3) komoditi dari 20 komoditi impor terbesar mengalami kenaikan nilai impor, sisanya sebanyak tujuh belas (17) komoditi mengalami penurunan. Penurunan nilai impor terbesar dialami oleh komoditi Besi Baja sebesar USD 3,26 miliar (32,85%), kemudian diikuti oleh komoditi Mesin Untuk Keperluan Khusus yang turun sebesar USD 1,97 miliar (25,78%); Mesin Untuk Keperluan Umum yang turun sebesar USD

1,59 miliar (14,70%); Suku Cadang Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih yang turun sekitar USD 1,46 miliar (46,31%); dan Kendaraan Bermotor Roda 4 Dan Lebih yang turun sebesar USD 1,36 miliar (50,94%).

Dengan penurunan nilai impor Besi/Baja sebesar 32,85% (c to c) pada periode Januari-Oktober 2020, sementara ekspornya naik sebesar 32,14% (c to c), maka pada periode tersebut neraca perdagangan industri Besi/Baja mencatatkan surplus sebesar USD 2,05 miliar, suatu kinerja yang jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Januari-Oktober 2019 neraca perdagangan Besi/Baja mencatatkan defisit sebesar USD 3,33 miliar.

727,

1

238,

1 286,

8

102,

8

353,

0

137,

9

545,

4

103,

0

94,9

92,5 107,

7

113,

4

661,

8

125,

2

110,

8

107,

9

122,

7

118,

8

0

100

200

300

400

500

600

700

800

MESIN UNTUKKEPERLUAN

KHUSUS

KAIN TENUNAN KENDARAANBERMOTOR RODA

4 DAN LEBIH

PUPUK SUKU CADANGKENDARAAN

BERMOTOR RODAEMPAT ATAU

LEBIH

KAIN RAJUTAN

USD

Juta

Grafik 18.Komoditi Yang Mengalami Kenaikan Nilai Impor Tertinggi Pada Oktober 2020 terhadap September 2020 (USD Juta)

Okt-19 Sep-20 Okt-20

Page 44: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

41

Sementara itu, dua dari tiga komoditi yang mengalami kenaikan nilai impor pada periode Januari-Oktober 2020 merupakan komoditi yang mengalami penurunan impor terbesar pada bulan Oktober 2020, yaitu Makanan Olahan Lainnya dan Bungkil serta Residu. Artinya kedua komoditi tersebut mengalami kenaikan

nilai impor yang sangat berarti pada Semester I 2020. Pada Januari-Oktober 2020 nilai impor Makanan Olahan naik sebesar USD 679,05 juta (21,35%), dan nilai impor Bungkil dan Residu naik sebesar USD 125,50 juta (9,18%). Sementara itu Peralatan Komunikasi Lainnya nilai impornya naik sebesar USD 187,98 juta juga (3,90%).

9,92

7,65

10,83

3,16 2,67

4,95

6,665,68

9,24

1,70 1,31

3,68

0

2

4

6

8

10

12

BESI/BAJA MESIN UNTUKKEPERLUAN

KHUSUS

MESIN UNTUKKEPERLUAN UMUM

SUKU CADANGKENDARAAN

BERMOTOR RODAEMPAT ATAU

LEBIH

KENDARAANBERMOTOR RODA

4 DAN LEBIH

DAMAR BUATAN(RESIN SINTETIS)DAN BAHAN BAKU

USD

Mili

ar

Grafik 19.Komoditi Yang Mengalami Penurunan Nilai Impor Terbesar

Pada Januari - Oktober 2020 (USD Miliar)

Jan-Okt 2019 Jan-Okt 2020

3,18

4,82

1,37

3,86

5,01

1,49

0

1

2

3

4

5

6

MAKANAN OLAHAN LAINNYA PERALATAN KOMUNIKASI LAINNYA BUNGKIL DAN RESIDU

USD

Mili

ar

Grafik 20.Tiga Komoditi Yang Mengalami Kenaikan Nilai Impor

Pada Januari - Oktober 2020 (USD Miliar)

Jan-Okt 2019 Jan-Okt 2020

Page 45: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

42

Ekspor Industri Pengolahan Menurut Negara Tujuan Kenaikan nilai ekspor hasil industri Indonesia pada Oktober 2020 terjadi pada beberapa negara tujuan utama ekspor Indonesia, seperti China, Jepang, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Sedangkan nilai ekspor ke Amerika Serikat, Singapura, Korea Selatan, Australia, dan Taiwan mengalami penurunan. Belum membaiknya perekonomian global secara keseluruhan nampaknya berpengaruh pada belum meningkatnya kembali permintaan dunia secara berarti terhadap produk-produk industri Indonesia.

Pada Oktober 2020, nilai ekspor Indonesia ke Amerika Serikat mengalami penurunan sebesar USD 40,61 juta (2,46%) terhadap nilai ekspornya pada September 2020, penurunan nilai ekspor ketiga terbesar di antara negara-negara tujuan utama ekspor Indonesia, setelah ke Singapura (USD 60,94 juta) dan Australia (USD 47,44 juta).

Pada Oktober 2020, nilai ekspor Indonesia ke Amerika Serikat mengalami penurunan sebesar

USD 40,61 juta (2,46%) terhadap nilai ekspornya pada September 2020. Penurunan nilai ekspor ini merupakan penurunan nilai ekspor ketiga terbesar di antara negara-negara tujuan utama ekspor Indonesia, setelah ke Singapura (USD 60,94 juta) dan Australia (USD 47,44 juta). Namun secara tahunan (year on year), nilai ekspor ke Amerika Serikat pada Oktober 2020 (terhadap nilai ekspor Oktober 2019) mencatatkan kenaikan yang cukup berarti, yaitu sebesar USD 107,29 juta (7,14%).

Sementaa itu, secara bulanan pada Otober 2020 kenaikan nilai ekspor terbesar adalah ke negara China, yang naik sebesar USD 165,09 juta (7,54%). Membaiknya perekonomian China diperkirakan sebagai salah satu penyebab dari kenaikan ekspor Indonesia ke negara tersebut. Secara tahunan (dibandingkan dengan nilai ekspor bulan Oktober 2019), kenaikan nilai ekspor ke China mencapai sebesar USD 617,04 juta atau naik sebesar 35,51% (yoy). Begitu juga ke Jepang, nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2020 juga mengalami kenaikan yang cukup berarti, yaitu sebesar USD 27,84 juta (3,15%) terhadap nilai ekspornya pada September 2020. Namun kenaikan nilai ekspor bulanan ke negara Jepang hanya nomor enam (6) terbesar di antara kenaikan ekspor ke negara-negara tujuan ekspor Indonesia lainnya. Selain

� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � �� � � � � �

Page 46: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

43

itu secara tahunan (year on year), nilai ekspor ke negara Jepang pada Oktober 2020 tercatat mengalami penurunan yang cukup berarti, yaitu sebesar USD 123,34 juta (11,91%).

Kenaikan nilai ekspor bulanan kedua terbesar pada Oktober 2020 adalah ke Vietnam yang tercatat sebesar USD 69,24 juta (18,08%), diikuti ke Filipina sebesar USD 53,01 juta (12,58%), kemudian ke Malaysia yang naik sebesar USD 50,82 juta (11,08%), lalu ke Pakistan yang naik sebesar USD 31,86 juta (19,11%), dan barulah ke Jepang. Dan dari keempat negara diatas, hanya ke Filipina yang nilai ekspornya pada Oktober 2020 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada Oktober 2019, yaitu turun

sebesar USD 14,76 juta atau sebesar 3,02% (yoy).

Kenaikan nilai ekspor yang cukup berarti terjadi ke Myanmar. Pada Oktober 2020, nilai ekspor hasil industri ke negara ini, yang mencapai sekitar USD 107,29 juta, merupakan kenaikan sekitar USD 16,12 juta (17,68%) terhadap nilai ekspor pada September 2020.

Sementara itu secara persentase, di antara dua puluh (20) negara tujuan ekspor utama industri pengolahan nonmigas, kenaikan nilai ekspor bulanan (m

1.73

7,6

1.50

3,2

1.03

5,9

774,

3

554,

7

486,

5

2.18

9,5

1.65

1,1

884,

7

659,

2

538,

6

458,

5

2.35

4,6

1.61

0,4

912,

6

598,

3

516,

6

509,

4

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

CHINA UNITED STATES JAPAN SINGAPORE INDIA MALAYSIA

USD

Juta

Grafik 21.Nilai Ekspor Pada Enam Negara Tujuan Utama

Pada Oktober 2020 (USD Juta)

Okt-19 Sep-20 Okt-20

� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � �� � � � � � � � � �   � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � �

Page 47: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

44

to m) terbesar pada Oktober 2020 adalah ke Italia, yaitu sebesar 19,88% (m to m). Kenaikan nilai ekspor terbesar berikutnya adalah ke Pakistan sebesar 19,11% (m to m), yang diikuti oleh kenaikan nilai ekspor ke Vietnam sebesar 18,08% (m to m).

Sementara itu, kenaikan nilai ekspor yang cukup berarti terjadi ke Myanmar. Pada Oktober 2020 nilai ekspor hasil industri ke negara ini, yang mencapai sekitar USD 107,29 juta, merupakan kenaikan sekitar USD 16,12 juta (17,68%) terhadap nilai ekspor pada September

2020. Nilai ekspor ke negara ini juga naik sebesar USD 27,63 juta (34,68%) terhadap nilai ekspor pada Oktober 2019. Hal ini menunjukkan mulai berhasilnya diversifikasi tujuan ekspor Indonesia ke negara-negara non-tradisional dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekspor nasional. Pada tahun 2019, nilai ekspor ke Myanmar tercatat mengalami penurunan sebesar -0,47%, namun pada Januari-Oktober 2020, nilai ekspor ke negara ini tercatat mengalami kenaikan yang cukup berarti, yaitu sebesar 24,73% (c to c).

Page 48: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

45

Tidak sejalan dengan penurunan investasi fisik dalam PDB, pada triwulan III 2020 investasi di Sektor Industri bahkan mengalami kenaikan yang sangat tinggi. Pada triwulan III 2020, realisasi penanaman modal asing (PMA) di sektor industri naik secara sangat berarti, yaitu sebesar 95,14% (yoy) terhadap realisasinya pada triwulan III 2019, setelah pada triwulan II 2020 naik sebesar 16,07% (yoy). Kondisi ini seiring dengan realisasi PMA secara keseluruhan, yang pada triwulan III 2020 naik sebesar 5,29% (yoy), dengan realisasi PMA total tercatat sekitar USD 7,37 miliar. Realisasi investasi PMA total ini jauh lebih tinggi (sebesar 8,71%)

dari realisasi PMA total pada triwulan II 2020 yang sebesar USD 6,78 miliar.

Pada triwulan III 2020, realisasi penanaman modal asing (PMA) di sektor industri naik secara sangat berarti, yaitu sebesar 95,14% (yoy) terhadap realisasinya pada triwulan III 2019, setelah pada triwulan II 2020 naik sebesar 16,07% (yoy).

Pertumbuhan Investasi Industri Pengolahan Nonmigas

7,00 7,02 6,80 6,78

7,37

1,88

3,25 3,07 2,95

3,67

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Q3 2019 Q4 2019 Q1 2020 Q2 2020 Q3 2020

USD

Mili

ar

Grafik 22.Realisasi PMA Total Dan PMA Sektor Industri Triwulan III 2020

Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal BKPM (USD Miliar)

Total PMA PMA Sektor Industri

� � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � �� � � � � �

Page 49: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

46

Secara triwulanan, pada triwulan III 2020 realisasi penanaman modal asing (PMA) di sektor industri yang tercatat sebesar USD 3,67 miliar, mengalami kenaikan sebesar 24,08% (q to q) terhadap realisasinya pada triwulan II 2020 yang sebesar USD 2,95 miliar, setelah pada triwulan II 2020 turun sebesar 3,74% (q to q) terhadap realisasinya pada triwulan I 2020, yang sebesar USD 3,07 miliar.

Naiknya kembali realisasi PMA Sektor Industri pada triwulan III 2020 sangat menggembirakan di tengah perekonomian yang sedang dilanda resesi, karena naiknya realisasi PMA diharapkan akan menjadi pendorong pertumbuhan sektor industri pada tahun-tahun mendatang. Harapan ini semakin bertambah karena kenaikan realisasi PMA terutama terjadi pada industri-industri

andalan, seperti Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan Kimia yang pada triwulan III 2020 naik sebesar USD 117,16 juta atau sebesar 42,30% (q to q); Industri Logam Dasar yang naik sebesar USD 287,93 juta atau sekitar 21,88% (q to q); dan Industri Mesin dan Perlengkapan yang naik sebesar USD 90,13 juta atau sekitar 141,29% (q to q).

Secara tahunan (year on year), kenaikan investasi PMA yang cukup besar pada triwulan III 2020 juga terjadi pada industri Logam Dasar yang naik sebesar USD 1,03 miliar (177,23%) terhadap investasi pada triwulan III 2019. Kenaikan investasi yang besar juga terjadi pada industri Mesin dan Perlengkapan yang naik sebesar USD 138,26 juta (883,39%). Sementara itu realisasi PMA pada Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia yang tercatat

6,79

11,77

15,86

13,0211,76

16,69

13,15

10,359,55

3,07 2,953,67

103,

4

73,4

34,7

-17,

9 -9,6

41,9

-21,

2

-21,

3 -7,7

63,9

16,1

95,3

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Q12020

Q22020

Q32020

%

USD

Mili

ar

Grafik 23.Realisasi PMA Sektor Industri

Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal BKPM (USD Miliar)

PMA Sektor Industri Pertumbuhan PMA Sektor Industri

Page 50: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

47

sebesar USD 394,15 juta pada triwulan III 2020 merupakan kenaikan sebesar USD 90,64 juta (29,86%) terhadap realisasi PMA-nya yang sebesar USD 303,51 juta pada triwulan III 2019.

Sementara i tu , j ika d i l ihat

menurut jenis industri, realisasi investasi PMA terbesar pada triwulan III 2020 dicapai pada Industri Logam Dasar yang mencapai sebesar USD 1,60 miliar. Realisasi investasi ini naik sebesar 177,23% terhadap realisasi investasi pada triwulan

1.603,9

394,2 328,4

153,9 167,8

177,

2

29,9

16,6

883,

4

194,

8

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1.000

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

2.000

Industri logam dasar Industri bahan kimiadan barang dari bahan

kimia

Industri makanan Industri mesin danperlengkapan ytdl

Industri kendaraanbermotor, trailer dan

semi trailer

%USD

Juta

Grafik 24.Realisasi PMA Terbesar Pada sektor Industri Manufaktur

Pada Triwulan III 2020 (USD Juta, % yoy)

PMA Sektor Industri Pertumbuhan PMA Sektor Industri

578,

5

303,

5

281,

7

15,7 56,9

1.60

3,9

394,

2

328,

4

153,

9

167,

8

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

Industri logam dasarIndustri bahan kimiadan barang dari

bahan kimia

Industri makanan Industri mesin danperlengkapan ytdl

Industri kendaraanbermotor, trailer dan

semi trailer

USD

Jut

a

Grafik 25. Perkembangan Realisasi Investasi PMA

Lima Industri Terbesar pada Triwulan III 2020 (USD Juta)

Trw III 2019 Trw III 2020

Page 51: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

48

III 2019. Realisasi investasi PMA terbesar berikutnya dicapai oleh Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia sebesar USD 394,2 juta, yang naik sebesar 29,86% dari realisasi investasinya pada triwulan III 2019.

Secara kumulatif pada Januari-September 2020, kenaikan PMA terbesar juga terjadi pada Industri Logam Dasar, yang naik sebesar 121,77% (c to c), yaitu dari sekitar USD 2,00 miliar pada Januari-September 2019 menjadi sebesar USD 4,44 miliar pada Januari-September 2020. Kemudian diikuti oleh Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia yang naik sebesar USD 440,42 juta atau 56,87% (c to c). Sementara itu realisasi PMA Industri Makanan, yang pada Januari-September 2020 tercatat sekitar USD 1,07 miliar, merupakan kenaikan sebesar

18,24% (yoy) dari realisasi investasinya pada Januari-September 2019.

Sementara itu pada triwulan III 2020 realisasi PMDN Sektor Industri tercatat sekitar Rp 19,52 triliun, atau turun sebesar 15,17% (q to q) dari realisasi PMDN triwulan II 2020 yang sekitar Rp 23,01 triliun. Meskipun terhadap realisasi PMDN triwulan III 2019 (pertumbuhan tahunan), realisasi PMDN sektor industri pada triwulan III 2020 mencatatkan kenaikan sebesar 34,32% (yoy), namun hal ini lebih disebabkan karena adanya kecenderungan penurunan realisasi investasi PMDN setiap triwulan III setiap tahunnya. Dan secara keseluruhan terlihat adanya kecenderungan investasi PMDN sejak triwulan III 2018, dimana untuk seluruh tahun 2018 realisasi PMDN turun sekitar 15,67%, dan pada tahun 2019 turun sebesar 13,12%.

4.438,8

1.214,8

1.065,3

420,2340,0

121,

8

56,9

18,2

-3,1 -11,

3

(20)

-

20

40

60

80

100

120

140

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

Industri logam dasar Industri bahan kimiadan barang dari bahan

kimia

Industri makanan Industri kendaraanbermotor, trailer dan

semi trailer

Industri kertas danbarang dari kertas

%

USD

Juta

Grafik 26.Realisasi PMA Terbesar Pada sektor Industri Manufaktur

Pada Januari - September 2020 (USD Juta, % yoy)

PMA Sektor Industri Pertumbuhan PMA Sektor Industri

Page 52: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

49

Dibandingkan dengan triwulan II 2020 (secara triwulanan), penurunan investasi PMDN yang paling besar pada triwulan III 2020 terjadi pada Industri Makanan yang mencapai sebesar Rp 4,33 triliun atau

43,31% (q to q). Penurunan investasi terbesar selanjutnya terjadi pada Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional yang tercatat sebesar Rp 850,67 miliar atau 57,29% (q to q). Sementara itu realisasi PMDN

100,69 102,98

112,73

94,29102,85

14,5319,84 19,79 23,01 19,52

0

20

40

60

80

100

120

Q3 2019 Q4 2019 Q1 2020 Q2 2020 Q3 2020

Rp T

riliu

n

Grafik 27.Realisasi PMDN Total Dan PMDN Sektor Industri Triwulan III 2020

Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal BKPM (Rp Triliun)

Total PMDN PMDN Sektor Industri

38,53

49,89 51,1759,03

89,05

106,7899,19

83,6472,67

19,79 23,01 19,52

50,4

29,5

2,6

15,4

50,8

19,9

-7,1

-15,

7

-13,

1

22,9

3,6

34,3

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

60

0

20

40

60

80

100

120

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Q12020

Q22020

Q32020

%

Rp T

riliu

n

Grafik 28.Realisasi PMDN Sektor Industri

Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal BKPM (Rp Triliun)

PMDN Sektor Industri Pertumbuhan PMDN Sektor Industri

Page 53: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

50

pada Industri Bahan Kimia dan Barang Dari Bahan Kimia yang tercatat sebesar Rp 5,04 triliun pada triwulan III 2020 merupakan kenaikan sebesar 146,16% (q to q) terhadap realisasi

PMDN-nya yang sebesar Rp 2,05 triliun pada triwulan II 2020.

Dilihat menurut jenis industri, realisasi investasi PMDN terbesar pada triwulan III 2020 terjadi pada Industri Makanan, yang

4,77

1,47 1,39 1,291,17

5,67

1,55

0,14

5,04

0,98

0

1

2

3

4

5

6

Industri makanan Industri baranggalian bukan logam

Industri baranglogam, bukan mesin

dan peralatannya

Industri bahan kimiadan barang dari

bahan kimia

Industri karet, barangdari karet dan plastik

Rp T

riliu

n

Grafik 29. Perkembangan Realisasi Investasi PMDN

Lima Industri Terbesar Pada Triwulan III 2020 (Rp Triliun)

Trw III 2019 Trw III 2020

5,67

1,55

0,14

5,04

0,98

18,8

5,1

-89,

6

289,

5

-15,

7

-150

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

350

0

1

2

3

4

5

6

Industri makanan Industri baranggalian bukan logam

Industri baranglogam, bukan mesin

dan peralatannya

Industri bahan kimiadan barang dari

bahan kimia

Industri karet, barangdari karet dan plastik

%Rp T

riliu

n

Grafik 30.Realisasi PMDN Terbesar Pada Sektor Industri Manufaktur

Pada Triwulan III 2020 ( Rp riliun, % yoy)

PMDN Sektor Industri Pertumbuhan PMDN Sektor Industri

Page 54: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

51

mencapai sekitar Rp 5,67 triliun. Realisasi PMDN di industri ini mengalami kenaikan sekitar 18,81% (yoy) terhadap investasi PMDN pada triwulan III 2019. Investasi tertinggi berikutnya terjadi pada Industri Bahan Kimia dan Barang Dari Bahan Kimia sebesar Rp 5,04 triliun yang naik sebesar 289,53% (yoy) terhadap realisasi investasinya pada triwulan III 2019. Kemudian diikuti oleh investasi Industri Barang Galian Bukan Logam sekitar Rp 1,55 triliun, yang naik sebesar 5,15% (yoy). Setelah itu Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik sebesar Rp 984,78 miliar, tetapi turun sebesar 15,72% (yoy).

Secara kumulatif pada Januari-September 2020, realisasi PMDN terbesar juga terjadi pada Industri Makanan yang tercatat sebesar Rp 21,85 triliun, namun turun sebesar 6,62% (c to c). Kemudian diikuti oleh Industri Bahan Kimia dan Barang Dari Bahan Kimia yang sebesar Rp 7,93 triliun, atau naik sebesar 111,57% (c to c). Sementara itu realisasi PMDN Industri Barang Galian Bukan Logam, yang pada Januari-September 2020 tercatat sekitar Rp 5,31 triliun, merupakan kenaikan sebesar 92,20% (yoy) dari realisasi investasinya pada Januari-September 2019.

21,85

7,935,31

3.58 3,71-6

,6

111,

6

92,2

-13,

2

55,4

(20)

-

20

40

60

80

100

120

0

5

10

15

20

25

Industri makanan Industri bahan kimiadan barang dari

bahan kimia

Industri baranggalian bukan logam

Industri logam dasar Industri karet, barangdari karet dan plastik

%

Rp T

riliu

n

Grafik 31.Realisasi PMDN Terbesar Pada Sektor Industri Manufaktur

Pada Januari - September 2020 ( Rp Triliun, % yoy)

PMDN Sektor Industri Pertumbuhan PMDN Sektor Industri

Page 55: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

52

Berdasarkan Indeks Harga Produsen (IHP), kenaikan harga (inflasi) barang-barang industri pada triwulan III 2020 tercatat sebesar 1,45% (yoy), atau sebesar 0,43% (q to q). Tingkat inflasi pada triwulan III 2020 tersebut lebih tinggi dari inflasi sebesar 1,26% (yoy) pada triwulan II 2020, dan juga lebih tinggi dari deflasi sebesar 0,01% (q to q) pada triwulan II 2020.

Tingkat inflasi industri pada triwulan III 2020 juga lebih rendah dari tingkat inflasi sebesar 1,59% (yoy) pada triwulan III 2019. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap produk-produk industri secara keseluruhan selama triwulan III

2020 lebih rendah dibandingkan dengan permintaan pada triwulan III 2019, yang antara lain disebabkan oleh banyaknya barang impor atau relatif rendahnya daya beli masyarakat sepanjang triwulan III 2020.

Pada triwulan III 2020 sebagian besar subsektor mengalami inflasi. Subsektor yang mengalami inflasi paling tinggi adalah Subsektor Industri Pengolahan dan Pengawetan Daging, Ikan, Buah-Buahan, Sayuran, Minyak dan Lemak, yang mengalami inflasi sebesar 5,80% (yoy), yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan inflasinya pada triwulan III 2019 yang tercatat sebesar 0,93%

Indeks Harga Produsen (IHP) Sektor Industri Pengolahan

0,93

1,84

3,553,11

2,46

0,77

5,80

2,912,39

2,04 2,02 1,94

0

1

2

3

4

5

6

7

IndustriPengolahan dan

PengawetanDaging, Ikan,Buah-Buahan,

Sayuran, Minyakdan Lemak

Industri KimiaDasar, Bahan

Kimia, dan Barangdari Bahan Kimia

IndustriPemintalan dan

PertenunanTekstil

Industri Minumandan Rokok

IndustriPerabotan Rumah

Tangga danBarang Lainnya

Industri BarangMineral Bukan

Logam

%

Grafik 32. Beberapa Industri Pengolahan Nonmigas Yang Mengalami Inflasi

Triwulan III 2020 (%, yoy)

Trw III 2019 Trw III 2020

Page 56: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Edisi IV - 2020 aSD

AN

ALISIS P

ER

KE

MB

AN

GA

N IN

DU

STRI

53

(yoy). Inflasi yang tinggi juga terjadi pada Subsektor Industri Kimia Dasar, Bahan Kimia, dan Barang dari Bahan Kimia dengan inflasi sebesar 2,91% (yoy), juga lebih tinggi dibandingkan dengan inflasinya pada triwulan III 2019 yang sebesar 1,84% (yoy).

Inflasi tinggi berikutnya terjadi pada Subsektor Industri Pemintalan dan Pertenunan Tekstil yang tercatat sebesar 2,39% (yoy), kemudian diikuti oleh Subsektor Industri Minuman dan Rokok dengan inflasi sebesar 2,04% (yoy), kemudian Subsektor Industri Perabotan Rumah Tangga dan Barang Lainnya sebesar 2,02% (yoy) , tetapi lebih rendah

dibandingkan dengan inflasinya pada triwulan III 2019 sebesar 2,46% (yoy).

Jika dibandingkan dengan dua sektor lainnya, yaitu sektor Pertanian dan sektor Pertambangan & Penggalian, maka inflasi tahunan (year on year) harga produsen Industri Pengolahan pada triwulan III 2020 berada di bawah inflasi sektor Pertanian, namun di atas sektor Pertambangan & Penggalian yang mengalami deflasi. Pada triwulan III 2020 Sektor Pertambangan & Penggalian tercatat mengalami deflasi sebesar 10,84% (yoy), sedang inflasi Sektor Pertanian tercatat sebesar 1,84% (yoy).

Page 57: Industri Pengolahan Non Migas Indonesia 2020 - Edisi IV

Pusat Data dan InformasiJl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53, Lt. 3

Hotline: (021) 5265029www.kemenperin.go.id