Top Banner
INDUSTRI
106

INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

Apr 23, 2019

Download

Documents

lexuyen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

INDUSTRI

Page 2: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya
Page 3: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

BAB XII

I N D U S T R I

A. PENDAHULUAN

Sesuai amanat GBHN 1993, pembangunan industri bertujuan untuk memperkukuh struktur ekonomi nasional dengan keterkaitan yang kuat dan Baling mendukung antarsektor, meningkatkan daya tahan perekonomian nasional, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, dan sekaligus mendorong berkembangnya kegiatan berbagai sektor pembangunan lainnya.

Strategi industrialisasi dalam Repelita VI diarahkan untuk mendorong pengembangan industri-industri yang bertumpu pada upaya pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan kehidupan rakyat, industri yang berorientasi pada ekspor, industri yang menggunakan sumber daya nasional, industri yang memiliki nilai strategis serta berdampak pada pengembangan industri lainnya, dan industri yang dapat mengembangkan kegiatan ekonomi di daerah-daerah di luar Jawa, terutama di kawasan timur Indonesia (KTI).

XII/3

Page 4: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

Sejak awal PJP I, terjadi perubahan yang cukup mendasar dalam struktur pertumbuhan sektor industri. Bila selama tiga Repelita yang pertama pertumbuhan sektor industri lebih banyak bertumpu pada perkembangan pasar dalam negeri, maka dalam tiga Repelita berikutnya sektor industri tumbuh makin pesat didorong oleh perkembangan ekspor hasil industri yang makin meningkat. Memasuki PJP II, sektor industri telah berperan semakin penting baik dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional maupun dalam menunjang pemerataan hasil-hasil pembangunan. Kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi turut mendukung percepatan pembangunan di sektor industri melalui paket-paket kebijaksanaan-nya, dengan semakin dikaitkannya kebijaksanaan industri dengan perdagangan.

Atas dasar harga konstan tahun 1973, laju pertumbuhan sektor industri dalam tiga Repelita yang pertama, yaitu dari tahun 1969 sampai dengan tahun 1983, rata-rata adalah sebesar 12,0 persen per tahun. Selanjutnya, atas dasar harga konstan tahun 1983, selama Repelita IV dan Repelita V, yaitu dari tahun 1984 sampai dengan tahun 1992, sektor industri tumbuh rata-rata per tahun sebesar 11,9 persen, sedangkan industri nonmigas tumbuh rata-rata sebesar 9,1 persen per tahun.

Berdasarkan harga konstan tahun 1993, industri pengolahan termasuk industri pengolahan migas, selama empat tahun pe -laksanaan Repelita VI, telah tumbuh rata-rata sekitar 10,3 persen per tahun, sedangkan industri pengolahan nonmigas tumbuh sekitar 11,4 persen per tahun. Laju pertumbuhan tersebut telah melampaui sasaran pertumbuhan rata-rata per tahun yang ditetapkan dalam Repelita VI, yakni 10,2 persen untuk industri pengolahan dan 11,3 persen untuk industri pengolahan nonmigas.

XII/4

Page 5: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

Proses industrialisasi memberikan perubahan yang sangat berarti pada struktur ekonomi nasional dari titik berat pada pertanian ke industri. Sejalan dengan pertumbuhannya, sumbangan sektor industri dalam perekonomian nasional menunjukkan peningkatan yang pesat. Peranan sektor industri, termasuk industri migas, dalam Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 1993 adalah sekitar 22,5 persen, dan pada tahun 1996 peranannya telah meningkat menjadi sebesar 25,5 persen, sehingga pada akhir tahun 1998, peranannya diperkirakan akan melampaui sasaran yang telah ditetapkan dalam Repelita VI, yaitu sebesar 25,9 persen.

Dalam proses perkembangannya itu, telah terjadi pergeseran sumbangan pertanian pada produksi nasional dari sebesar 47,0 persen pada awal PJP I menjadi 15,2 persen pada tahun 1996/97. Bergesernya peranan pertanian kepada sektor industri dalam Repelita VI, telah mendorong Indonesia menuju negara industri baru.

Dari segi pertambahan tenaga kerja, penyerapan tenaga kerja pada sektor industri sampai tahun 1996 adalah sebesar 2,3 juta orang, dimana industri kecil merupakan industri yang memberikan sumbangan terbesar dalam penyerapan tenaga kerja di sektor industri secara keseluruhan.

Perkembangan sektor industri tidak hanya ditandai oleh pertumbuhan volume produksi, melainkan juga oleh makin beranekaragamnya jenis produk yang dihasilkan dan disertai dengan mutu produk yang juga makin meningkat.

Di bidang ekspor, ekspor hasil industri pengolahan nonmigas dalam Repelita VI sampai tahun keempat cenderung meningkat.

XII/5

Page 6: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

Apabila pada tahun 1993 nilai ekspornya baru mencapai US$ 23,3 miliar, pada tahun 1996 meningkat menjadi US$ 32,1 miliar, dan pada tahun 1997 diperkirakan akan mencapai lebih dari US$ 34,0 miliar. Peranan ekspor industri pengolahan nonmigas terhadap keseluruhan ekspor nasional meningkat dari sebesar 63,3 persen pada tahun 1993 menjadi sekitar 65,0 persen tahun 1997.

Pertumbuhan ekspor hasil industri terutama berasal dari kenaikan yang cukup tinggi pada komoditi unggulan seperti tekstil, kayu olahan, produk kulit dan sepatu/alas kaki, besi baja, permesinan dan otomotif, elektronika, produk karet olahan, produk kimia dasar, emas, perak, dan logam mulia perhiasan lainnya.

Industri kecil berperan makin besar dalam perluasan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja, pengembangan ekonomi perdesaan, pengentasan kemiskinan, bahkan juga pada ekspor. Pengembangan industri kecil, terutama industri kerajinan dan rumah tangga di perdesaan, telah menjadi salah satu program prioritas sektor industri dalam Repelita VI. Upaya ini dilaksanakan melalui pembinaan sentra-sentra yang tersebar di seluruh daerah meliputi antara lain bimbingan dan pelatihan keterampilan, pengembangan iklim usaha, serta pengembangan sistem pendukung. Sebagai hasil upaya pembinaan, perkembangan jumlah unit usaha industri kecil yang terus meningkat. Nilai ekspor industri kecil juga meningkat. Selama kurun waktu 1993 - 1996, ekspor industri kecil meningkat dengan rata-rata sekitar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya pada tahun 1996 mencapai US$ 2,5 miliar.

Seperti halnya perkembangan di sektor-sektor lain, pertumbuhan sektor industri terkena dampak krisis moneter yang

XII/6

Page 7: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

terjadi pada tahun 1997/98. Industri yang tidak tergantung pada sumber daya yang diimpor ada yang diuntungkan oleh perkembangan ini. Namun banyak industri yang terkena dampak negatifnya. Keadaan ini masih berlanjut dan berbagai langkah sedang diupayakan untuk mengatasinya.

B. SASARAN, KEBIJAKSANAAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

Sasaran pembangunan industri dalam Repelita VI sebagai bagian dari sasaran bidang ekonomi sesuai amanat GBHN 1993 adalah tertata dan mantapnya industri nasional yang mengarah pada penguatan, pendalaman, peningkatan, perluasan, dan penyebaran industri ke seluruh wilayah Indonesia, dan makin kukuhnya struktur industri dengan peningkatan keterkaitan antara industri hulu, industri antara, dan industri hilir serta antara industri besar, industri menengah, industri kecil, dan industri rakyat; serta keterkaitan antara sektor industri dengan sektor ekonomi lainnya.

Sasaran pembangunan industri dalam Repelita VI tersebut dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut: tercapainya tingkat pertumbuhan industri yang cukup tinggi, baik dalam nilai tambah, kesempatan kerja maupun ekspor, sehingga sektor industri makin efektif menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi; ter -ciptanya struktur industri yang makin kuat dan dalam, didukung oleh kemampuan teknologi yang makin meningkat dan pemanfaatan sumber daya ekonomi yang optimal; meningkatnya daya saing industri sehingga menghasilkan produk-produk unggulan yang mampu menerobos pasar internasional dan mengurangi keter-gantungan pada impor; berkembangnya industri kecil dan menengah,

XII/7

Page 8: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

termasuk industri-industri di perdesaan, sehingga makin me-ningkatkan peran serta masyarakat secara produktif dalam kegiatan industri; dan meluasnya persebaran lokasi industri ke daerah, termasuk KTI, sehingga mampu mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di daerah dan potensi sumber daya daerah, dalam upaya lebih memeratakan pembangunan.

Sasaran pertumbuhan ekonomi dalam Repelita VI mengalami revisi dari rata-rata 6,2 persen menjadi 7,1 persen per tahun. Sejalan dengan perubahan tersebut, sasaran pertumbuhan industri pengolahan dan industri pengolahan nonmigas disesuaikan yaitu dari masing-masing rata-rata 9,4 persen dan 10,3 persen per tahun menjadi 10,2 persen dan 11,3 persen per tahun.

Pada tingkat pertumbuhan industri seperti tersebut di atas, peranan industri pengolahan dalam PDB secara keseluruhan pada akhir Repelita VI akan mencapai 25,9 persen dan peranan industri pengolahan nonmigas adalah 23,6 persen. Berkaitan dengan perubahan sasaran pertumbuhan sektor industri tersebut, pencapaian sasaran ekspor hasil industri pada akhir Repelita VI tetap diharapkan mencapai sebesar US$ 54,8 miliar atau meningkat dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 17,8 persen per tahun. Demikian pula, sasaran penyerapan tenaga kerja di sektor industri selama Repelita VI tetap sebesar 12.960 ribu orang pada akhir Repelita VI, yang diharapkan menciptakan perluasan lapangan kerja baru di sektor industri untuk 3.020 ribu orang.

Untuk mencapai sasaran dalam Repelita VI ditempuh serangkaian kebijaksanaan, yang pada dasarnya bertumpu pada strategi pembangunan industri yang berspektrum luas dan berorientasi pada pasar internasional, baik yang meliputi industri

XII/8

Page 9: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

padat sumber daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang makin maju, industri padat karya yang makin padat keterampilan maupun industri padat teknologi; pembangunan industri dengan mempercepat penguasaan teknologi dalam rangka memantapkan basis industrialisasi untuk menghasilkan produk industri unggulan; pembangunan industri yang bertumpu pada mekanisme pasar dengan dunia usaha sebagai pemeran utamanya; dan pembangunan industri yang mengutamakan tercapainya pertumbuhan bersamaan dengan pemerataan dengan memberikan prioritas pada berbagai industri yang mampu tumbuh dengan cepat dan meningkatkan peran serta masyarakat secara luas dan produktif.

Sebagai pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan industri untuk mendukung tercapainya sasaran pembangunan industri dalam Repelita VI disusun program pembangunan industri. Program pembangunan industri terdiri dari tiga program pokok, yaitu program pengembangan industri rumah tangga, industri kecil dan menengah; program peningkatan kemampuan teknologi industri; dan program penataan struktur industri. Program-program tersebut didukung oleh program penunjang terdiri atas program pengendalian pencemaran Iingkungan hidup, program pengembangan informasi industri, program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan industri, dan program penelitian dan pengembangan industri.

C. PELAKSANAAN DAN HASIL PEMBANGUNAN SAMPAI DENGAN TAHUN KEEMPAT REPELITA VI

Pembangunan sektor industri sampai dengan tahun keempat Repelita VI menunjukkan kemajuan yang cukup berarti dan memberikan sumbangan yang makin besar bagi perekonomian

XII/9

Page 10: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

nasional. Atas dasar harga konstan tahun 1993, industri pengolahan termasuk industri pengolahan migas, dalam kurun waktu 1993 - 1996 tumbuh rata-rata sebesar 11,6 persen per tahun, sedangkan industri pengolahan nonmigas tumbuh rata-rata 12,8 persen. Sementara itu, peranan industri pengolahan dalam PDB, atas dasar harga berlaku, dalam kurun waktu yang sama cenderung terus meningkat. Apabila pada tahun 1993 peranan industri pengolahan tercatat sebesar 22,5 persen dan pengolahan nonmigas sebesar 19,5 persen, maka pada tahun 1996, peranannya meningkat masing-masing menjadi 25,5 persen dan 22,8 persen.

Meningkatnya sumbangan sektor industri dalam pe-rekonomian nasional dimungkinkan karena adanya perubahan yang terjadi secara bertahap pada struktur penggerak pertumbuhannya. Dari Repelita I sampai dengan Repelita III, pertumbuhan sektor industri ditunjang oleh berkembangnya industri-industri hilir terutama industri yang menghasilkan barang-barang pokok kebutuhan rakyat banyak, industri yang menunjang sektor pertanian, dan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku, dengan orientasi pada pemenuhan permintaan pasar dalam negeri. Selanjutnya, sejak Repelita III terus sampai Repelita VI, sektor industri didorong perkembangannya melalui penguatan dan pendalaman struktur industri nasional. Perkembangan ini menghasilkan industri yang semakin bernilai tambah tinggi dan berdaya saing kuat sehingga makin mampu bersaing di pasar ekspor.

Perubahan yang cukup mendasar tampak pula pada semakin luasnya kesempatan kerja yang tercipta di sektor industri, seiring dengan kemajuan yang dicapai dan tambahan investasi industri. Sampai dengan tahun 1996 penyerapan tenaga kerja di sektor

XII/10

Page 11: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

industri pengolahan telah mencapai 10,6 juta orang, atau meliputi 12,7 persen dari keseluruhan jumlah tenaga kerja. Namun demikian, dengan adanya krisis moneter yang berlangsung sejak pertengahan tahun 1997, penyerapan tenaga kerja di sektor industri pada tahun 1997/98 akan terhambat dan akan masih berlangsung ke tahun 1998/99.

Perkembangan sektor industri yang mantap dalam perekonomian nasional dimungkinkan karena dukungan upaya debirokratisasi dan deregulasi yang konsisten dan ber-kesinambungan, serta berbagai kebijaksanaan ekonomi pada umumnya dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pembangunan industri pada khususnya. Industri hulu yang menghasilkan bahan baku dan penolong yang mengolah sumber daya alam secara luas semakin berkembang. Demikian pula berbagai barang modal seperti mesin dan peralatan pabrik termasuk produk komponen dan subperakitan telah berkembang. Kemampuan industri dalam negeri meningkat baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun menjalin keterkaitan antarindustri yang semakin kukuh. Perkembangan industri didukung pula oleh meningkatnya investasi baik dalam negeri maupun luar negeri, meningkatnya penguasaan teknologi industri termasuk rancang bangun dan perekayasaan industri, dan makin tersedianya prasarana dasar secara lebih memadai.

Kondisi industri memasuki pertengahan 1997/98 dihadapi oleh gejolak moneter yang dampaknya sangat dirasakan oleh dunia industri. Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar cukup menyulitkan bagi perkembangan industri nasional, antara lain karena kenaikan harga bahan baku dan barang modal untuk produksi, inflasi yang berakibat pada menurunnya daya beli masyarakat dan kelesuan pasar dalam negeri , serta sul itnya

XII/11

Page 12: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

memperoleh tambahan modal sebagai akibat tingginya tingkat suku bunga pinjaman. Keadaan ini akan memperlambat pertumbuhan sektor industri di tahun-tahun mendatang.

1. Program Pokok

a. Program Pengembangan Industri Rumah Tangga, Industri Kecil dan Menengah

Sampai dengan tahun keempat Repelita VI, program pengembangan industri rumah tangga, industri kecil dan menengah diarahkan pelaksanaannya untuk menumbuhkembangkan kegiatan usaha ekonomi skala kecil yang produktif, serta untuk mendukung perluasan kesempatan kerja dan pengentasan masyarakat dari kemiskinan.

Industri kecil, termasuk industri kecil kerajinan dan rumah tangga, telah berkembang menjadi bagian integral dari industri nasional sehingga mempunyai potensi besar sebagai sumber pertumbuhan industri dalam jangka panjang. Dalam Repelita VI, industri kecil berperan makin penting dalam penyediaan kesempatan berusaha, perluasan lapangan kerja, pemerataan pendapatan masyarakat, dan pengentasan kemiskinan. industri kecil yang menghasilkan barang ekspor juga makin berkembang. Sebagian besar usaha industri kecil berada di perdesaan, sehingga upaya untuk mendorong berkembangnya industri kecil pada gilirannya akan menumbuhkan kegiatan ekonomi di perdesaan, dan diharapkan semakin mengurangi urbanisasi. Dalam rangka lebih mendorong pengembangan usaha kecil termasuk industri kecil, telah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pembinaan Usaha Kecil, dan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan.

XII/12

Page 13: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

Kegiatan pengembangan industri kecil sampai dengan tahun keempat Repelita VI dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun dunia usaha dengan memberikan bantuan dan bimbingan teknis berupa pelatihan keterampilan dalam teknologi produksi, pemasaran, dan manajemen pengelolaan usaha. Industri kerajinan dan industri rumah tangga yang menghasilkan berbagai barang seni dan kerajinan tradisional, berkembang pula berlandas pada budaya dan dengan memanfaatkan potensi daerah setempat, seperti hasil pertanian dan pertambangan bukan logam. industri perdesaan yang menghasilkan peralatan dan mesin pengolah hasil pertanian juga berkembang dan mulai mampu menghasilkan produk yang mempunyai peluang ekspor. Pengembangan industri kecil juga diupayakan untuk daerah perbatasan, daerah terpencil, dan daerah transmigrasi. Demikian pula pengembangannya untuk industri kecil subkontrak yang terkait dengan industri di dalam kawasan industri.

Pengembangan industri kecil telah dilaksanakan melalui pola pengembangan sentra industri yang tersebar di 27 propinsi, khususnya industri kecil kerajinan dan rumah tangga yang berlokasi di perdesaan. Pendekatan ini diharapkan membuat berkembangnya industri kecil menjadi lebih efektif, karena selain para perajin tidak perlu disediakan lokasi khusus, juga pengadaan bahan baku, penyediaan informasi, bantuan teknologi, serta pembinaan kelembagaan usaha, dapat berlangsung lebih efisien, terarah dan terpadu. Jumlah sentra industri yang telah dibina terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Sampai tahun 1997/98, sentra industri yang telah dibina secara kumulatif berjumlah sekitar 10.500 sentra.

Pengembangan industri kecil yang dilaksanakan melalui sentra industri memberikan dampak positif terhadap penumbuhan

XII/13

Page 14: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

unit usaha baru dan wirausaha baru, terutama di perdesaan. Dengan dukungan iklim usaha yang makin membaik, jumlah unit usaha industri kecil memperlihatkan peningkatan dari tahun ke tahun. Apabila di tahun 1993 tercatat sebesar 2,0 juta unit usaha, maka pada tahun 1996 jumlah usaha industri kecil meningkat menjadi sekitar 2,2 juta unit.

Ditinjau dari persebarannya, sebagian besar unit usaha industri kecil masih terkonsentrasi di wilayah kawasan barat Indonesia (KBI) yaitu sekitar 84,7 persen. Sebaliknya, ditinjau dari laju pertumbuhannya, kenaikan rata-rata per tahun jumlah unit industri kecil di KTI sejak tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah sebesar 4,7 persen, yang berarti lebih tinggi dibanding kenaikan rata-rata per tahun industri di KBI yang sebesar 2,0 persen per tahun.

Sejalan dengan meningkatnya jumlah unit usaha, jumlah tenaga kerja yang diserap oleh industri kecil juga meningkat. Secara kumulatif, sampai tahun 1996 industri kecil telah menyerap tenaga kerja sekitar 8,3 juta orang. Tambahan tenaga kerja baru yang bekerja di industri kecil dalam Repelita VI adalah sebesar 905 ribu orang.

Perkembangan nilai ekspor industri kecil juga menunjukkan kecenderungan peningkatan. Pertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya pada tahun 1996 menjadi US$ 2,5 miliar. Komoditi industri kecil yang memberikan kontribusi besar antara lain adalah industri tekstil dan produk tekstil, industri barang dari kulit, dan industri perhiasan dan kerajinan dari logam.

XII/14

Page 15: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

Guna mendukung percepatan pengembangan industri kecil yang berorientasi ekspor, sejak tahun 1996/97 dilakukan pembinaan langsung (support at company level) kepada 350 perusahaan berupa bantuan teknis manajemen dan produksi, serta aksesibilitas pada sumber-sumber permodalan, dengan cara menempatkan tenaga ahli di perusahaan terpilih yang akan dibina. Pada tahun 1998/99 beberapa industri kecil yang terpilih akan terus didorong jumlah dan kualitasnya melalui kegiatan promosi investasi dan pameran produksi untuk lebih mengembangkan jaringan pemasarannya di pasar internasional.

Dalam rangka meningkatkan mutu dan daya saing hasil produksi, usaha industri kecil dibantu dengan upaya pengendalian dan manajemen mutu. Bimbingannya diberikan melalui kelompok gugus kendali mutu (GKM) pada unit usaha mereka. Upaya ini terus ditingkatkan agar kesadaran akan perlunya penerapan manajemen mutu membudaya dan menjadi bagian integral dalam kegiatan produksi. Untuk mendukung industri kecil yang mempunyai potensi ekspor agar mampu menerobos pasar internasional, pemasyarakatan dan bimbingan penerapan sistem manajemen mutu ISO-9000 (International Standards Organization 9000 series) makin diperluas. Sampai dengan tahun 1997/98 lebih dari 110 perusahaan telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9000. Dalam rangka mendorong ekspor industri kecil, jumlah industri kecil yang menerapkan sistem ISO-9000 diupayakan untuk terus ditingkatkan hingga mencapai target yang ditetapkan Repelita VI, yaitu sebanyak 500 perusahaan.

Sebagai upaya untuk mengatasi lemahnya akses pada teknologi, termasuk fasilitas produksi, informasi dan pemasaran, unit pelayanan teknis (UPT) sebagai sarana penunjang pe -

XII/15

Page 16: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

ngembangan industri kecil juga ditingkatkan daya gunanya, antara lain melalui upaya restrukturisasi: Sampai dengan tahun keempat Repelita VI telah beroperasi sebanyak 100 UPT yang tersebar di 24 propinsi. Selanjutnya, pada tahun 1998/99 akan dilakukan. restrukturisasi UPT untuk mendorong industri kecil dan menengah mengembangkan kemampuan produksinya dengan kesempatan mendapatkan peluang ekspor.

Untuk lebih meningkatkan peran serta swasta dan masyarakat dalam mengembangkan usaha industri kecil dikembangkan kemitraan usaha antara industri kecil dan menengah dengan pengusaha/industri besar, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), secara saling memperkuat dan menguntungkan. Bentuk kemitraan yang berkembang adalah melalui pola dagang, vendor, dan subkontrak. Sampai dengan tahun 1996 telah ditandatangani kerja sama antara sekitar 30 ribu perusahaan sebagai mitra usaha dengan sekitar 115 ribu industri kecil. Sebagai penghargaan kepada perusahaan besar maupun perorangan yang berhasil membina serta mengembangkan usaha industri kecil, sampai dengan tahun keempat Repelita VI, secara kumulatif telah diberikan sebanyak 863 penghargaan Upakarti yang meliputi 395 penghargaan jasa pengabdian, 438 penghargaan jasa kepeloporan, dan 30 penghargaan jasa kepedulian. Semua ini ditujukan untuk mendorong daya saing industri kecil dan menengah sekaligus meraih peluang ekspor.

Kegiatan pembinaan dan upaya pengembangan industri kecil terus ditingkatkan melalui upaya pembinaan yang makin terpadu dalam mewujudkan kemandirian, peningkatan daya saing, produktivitas, dan efisiensi. Beberapa program terobosan pembinaan usaha kecil dan menengah seperti pemberian bantuan

XII/16

Page 17: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

langsung hingga tingkat perusahaan dan pelaksanaan program keterpaduan pembinaan lintas sektoral makin dikembangkan dan didorong untuk memantapkan program menghapus kemiskinan (MPMK).

Krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan 1997 berdampak juga bagi industri kecil. Beberapa jenis industri kecil, terutama yang masih menggunakan bahan baku impor seperti industri tekstil dan pakaian jadi, industri komponen kendaraan bermotor, dan industri pengecoran logam, terkena dampak yang paling besar. Sedangkan industri kecil berorientasi ekspor yang menggunakan bahan baku dalam negeri, seperti industri kerajinan, industri mebel (furniture), industri makanan, serta industri obat tradisional, cukup diuntungkan dengan keadaan ini.

b. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

Program peningkatan kemampuan teknologi industri dilaksanakan untuk meningkatkan nilai tambah produk industri, dan secara bertahap mengubah struktur kandungan nilai tambah sehingga makin bertumpu pada kemampuan teknologi dan sumber daya manusia yang berkualitas; meningkatkan efisiensi, mutu dan daya saing produk hasil industri dengan ciri keunggulan kompetitif serta berkinerja tinggi; serta mempercepat proses alih teknologi industri. Langkah-langkah strategis ini ditempuh agar kemampuan industri dapat terus berkembang.

Proses penguasaan teknologi industri, baik teknologi manufaktur maupun teknologi produk, dilakukan secara bertahap dan te lah menunjukkan kemajuan yang berart i . Penguasaan

XII/ 17

Page 18: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

teknologi diperoleh antara lain melalui berbagai proses alih teknologi, adaptasi teknologi serta penelitian dan pengembangan teknologi terapan, baik yang diselenggarakan melalui lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) industri milik pemerintah maupun dalam kegiatan industri sendiri. Balai litbang milik pemerintah diarahkan untuk membuat berbagai purwarupa peralatan yang sesuai dengan kebutuhan industri kecil, antara lain peralatan pengolahan hasil pertanian, industri kulit, industri logam dan mesin, serta kerajinan. Untuk itu, profesionalisme dan kemandirian balai-balai litbang milik pemerintah terus didorong agar kualitas jasa pelayanan teknis dari lembaga tersebut makin meningkat sesuai dengan perkembangan kebutuhan industri terutama dalam menghadapi perdagangan bebas. Dalam tahun 1998/99, peningkatan kemampuan teknologi industri diarahkan untuk mendukung penguatan daya saing industri nasional melalui kegiatan-kegiatan seperti penyebarluasan hasil penelitian dan pengembangan teknologi industri yang telah dilakukan dalam Repelita VI di 250 perusahaan industri, peningkatan kemitraan penguasaan teknologi industri dengan 200 perusahaan industri kecil dan menengah, serta pengembangan sistem jaringan informasi teknologi industri di 10 balai litbang industri.

Di bidang rancang bangun dan perekayasaan industri tampak pula kemajuan, dan bahkan beberapa perusahaan telah mampu memberikan jasa dalam pembangunan pabrik di luar negeri, antara lain untuk pembangunan pabrik pupuk, pabrik kertas dan pabrik aluminium fluorida, pabrik tekstil dan serat sintetik, serta pabrik amoniak. Demikian pula untuk rancang bangun pada industri alat angkut, pengembangan produksi komersil pesawat N-250 terus dikembangkan, dan persiapan cetak biru pesawat jet penumpang N-2130 sedang dikerjakan.

XII/18

Page 19: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

Upaya standardisasi dan normalisasi produk industri untuk peningkatan mutu produk dan efisiensi industri terus dilanjutkan. Sejak ditetapkannya Standar Nasional Indonesia (SNI) melalui Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1994, sampai dengan tahun keempat Repelita VI standar industri yang telah ditetapkan sebagai SNI secara kumulatif berjumlah 3.331 SNI. Sistem jaringan kalibrasi dan pengujian mutu produk hasil industri juga terus dikembangkan termasuk sistem jaringan akreditasi dan sertifikasinya, sehingga sampai dapat memperoleh pengakuan internasional. Demikian pula langkah-langkah untuk me-masyarakatkan penerapan standar ISO-9000 juga ditingkatkan bersamaan dengan pengembangan kelembagaan dan pelatihan asessor ISO-9000. Keberhasilan pemasyarakatan manajemen mutu ini, sampai dengan tahun keempat Repelita VI telah mendorong lebih dari 330 perusahaan manufaktur mendapatkan sertifikat ISO-9000.

Untuk menggairahkan kegiatan pengembangan teknologi, sangat penting adanya perlindungan atas hasil dan bagi yang menghasilkannya, antara lain melalui perlindungan paten. Sejak Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten mulai berlaku pada tanggal 1 Agustus 1991, sampai dengan tahun keempat Repelita VI jumlah permintaan paten termasuk baru dan ulang telah mencapai 9.024 buah paten.

c. Program Penataan Struktur Industri

Penataan struktur industri dititikberatkan pada kegiatan penguatan dan pendalaman struktur industri agar terwujud industri yang kuat, maju, dan mandiri.

XII/19

Page 20: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

Program penataan struktur industri diarahkan untuk meningkatkan kandungan nilai tambah hasil industri, mengurangi ketergantungan impor barang hasil industri secara ekonomis, memperluas basis produksi industri nasional secara vertikal dan horizontal termasuk mengembangkan industri baru dalam rangka mengisi rangkaian hulu-hilir yang masih kosong secara efisien, meningkatkan efisiensi dan daya saing serta memperluas jenis industri yang berorientasi ekspor, dan memperkuat struktur industri ditinjau dari aspek kelembagaan usaha dan pelaku industri. Penataan struktur industri juga berkaitan erat dengan upaya persebaran industri ke daerah untuk meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya sekaligus mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri.

1) Perkembangan Basis Produksi Hasil Industri

a) Perkembangan Industri Hasil Pertanian

Industri hasil pertanian semakin berperan penting dalam pembangunan industri. Industri ini bukan saja untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat tetapi juga telah tumbuh menjadi industri berorientasi ekspor. Secara umum, produksi industri hasil pertanian sampai dengan tahun 1997/98 menunjukkan perkembangan yang cukup berarti, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel XII-1.

Beberapa jenis industri yang tergolong dalam industri makanan dan minuman dalam Repelita VI mengalami peningkatan produksi yang makin pesat. Produksi susu cair, minyak goreng kelapa sawit, makanan ternak, susu bubuk, dan tepung terigu, masing-masing naik rata-rata per tahun sebesar 20,6 persen, 14,4 persen, 13,9 persen, 13,4 persen, dan 13,2 persen. Peningkatan

XII/20

Page 21: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

produksi ini disebabkan permintaan kebutuhan dalam negeri yang semakin besar.

Meskipun jumlah bahan baku yang tersedia makin terbatas, produksi industri kayu olahan menunjukkan perkembangan yang semakin mantap. Pada tahun keempat Repelita VI, produksi industri kusen/daun pintu/jendela mencapai sebesar 2,0 juta meter kubik, atau telah meningkat menjadi dua kalinya dibanding produksi tahun 1993/94. Berkembangnya keanekaragaman dan produksi barang kayu olahan termasuk kayu lapis dekoratif menunjukkan meningkatnya nilai tambah industri pengolahan kayu yang semula hanya terdiri atas kayu gergajian dan kayu lapis.

Hasil industri barang dari kulit dan alas kaki, yaitu sepatu karet atau kanvas dan produk kulit imitasi menunjukkan kenaikan cukup pesat selama empat tahun Repelita VI, masing-masing meningkat rata-rata sebesar 11,7 persen dan 7,5 persen per tahun. Produksi sepatu karet atau kanvas dan produk kulit yang terus meningkat memberikan sumbangan yang cukup berarti terhadap peningkatan ekspor hasil industri.

Demikian pula dengan produksi industri kertas dan pulpa juga meningkat cukup mantap, terutama dengan telah selesainya perluasan dan optimalisasi kapasitas terpasang beberapa pabrik kertas dan pulpa. Dalam Repelita VI, produksi kertas dan produksi pulpa masing-masing mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 17,2 persen dan 15,6 persen, sehingga produksi tahun 1997/98 masing-masing mencapai sebesar 5,5 juta ton dan 2,7 juta ton.

XII/21

Page 22: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

Industri barang dari karet juga menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, diantaranya produksi ban kendaraan bermotor roda dua dan ban sepeda. Produksi yang dihasilkan pada tahun 1997/98 masing-masing sebesar 39,0 juta buah dan 69,6 juta buah, meningkat sekitar lima kali lipat dan tiga kali lipat dibanding produksi tahun 1993/94.

Secara umum, pembangunan industri pengolahan hasil pertanian dalam Repelita VI telah memperluas basis produksi dan sekaligus memperkuat struktur industri. Dengan krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997, industri yang masih didominasi oleh komponen bahan baku impor, seperti produk kulit imitasi, susu, dan ban kendaraan bermotor, pada tahun 1998 cenderung akan mengalami penurunan produksi karena meningkatnya biaya bahan baku akibat penurunan nilai rupiah terhadap dolar. Sedangkan produk industri hasil pertanian yang banyak menggunakan sumber daya dalam negeri (resource-base), seperti produk minyak goreng, kayu olahan, kertas dan pulpa, serta produk agroindustri lainnya, di tahun-tahun mendatang diperkirakan akan mengalami peningkatan produksi dan ekspornya.

b) Perkembangan Industri Logam, Mesin, dan Elektronika

Hasil industri logam, mesin dan elektronika pada umumnya adalah barang modal yang diperlukan baik untuk kegiatan industri sendiri maupun untuk kegiatan sektor ekonomi lainnya seperti pertanian, pertambangan dan energi, perhubungan dan sektor jasa lainnya. Dengan demikian kemajuan industri ini cukup berperan dalam menunjang kemajuan sektor lainnya.

XII/22

Page 23: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

Produksi industri-industri yang termasuk dalam kelompok industri logam, mesin dan elektronika sampai tahun keempat Repelita VI pada umumnya menunjukkan perkembangan yang cukup meningkat, dan perkembangan produksinya dapat dilihat dalam Tabel XII-2.

Industri logam, mesin dan elektronika yang telah berkembang meliputi industri permesinan, terutama industri mesin dan peralatan pabrik, industri alat-alat berat/konstruksi, industri alat dan mesin pertanian dan pengolahan hasil pertanian, industri mesin dan peralatan tenaga listrik, dan industri komponen mesin; industri elektronika, terutama industri elektronika profesional, baik perangkat keras maupun perangkat lunak, serta industri elektronika konsumsi; berbagai jenis industri alat angkut yang menunjang sektor perhubungan, termasuk industri komponennya; dan industri logam yang menghasilkan bahan baku dan produk antara bagi industri hilir.

Sampai tahun keempat Repelita VI, produksi batang tembaga, dan aluminium foil masing-masing menunjukkan kenaikan rata-rata lebih dari 10 persen per tahun.

Industri permesinan yang berkembang antara lain adalah industri mesin perkakas, industri alat dan mesin pertanian, industri alat-alat konstruksi, dan industri mesin listrik. Untuk industri mesin perkakas, perkembangan produksinya menunjukkan kecenderungan yang positif meskipun berfluktuasi karena industri ini masih mengandalkan pasar dalam negeri, sementara daya saing produknya belum cukup tinggi menghadapi barang-barang impor. Sejak tahun 1993/94 sampai dengan tahun 1997/98, beberapa jenis produknya seper t i mes in potong, mes in f re i s , dan mes in ger inda ra ta

XII/23

Page 24: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

mengalami kenaikan rata-rata per tahun yang tinggi, masing-masing sebesar 30,9 persen, 15,7 persen, dan 15,4 persen.

Selama Repelita VI sampai dengan tahun keempat, produksi industri alat dan mesin pertanian pada umumnya meningkat. Peningkatan ini didorong oleh program intensifikasi pertanian untuk meningkatkan produksi pangan. Dari tahun 1993/94 sampai dengan tahun 1997/98, produksi pompa irigasi, traktor tangan, dan mesin perontok padi masing-masing meningkat rata-rata per tahun sebesar 10,5 persen, 5,9 persen, dan 5,4 persen.

Produksi industri alat berat dan konstruksi menunjukkan perkembangan yang positif meskipun berfluktuasi. Salah satu produk dari industri ini yang menunjukkan kecenderungan terus meningkat yakni produksi alat pemecah batu (stone crusher) naik hampir dua kali lipat pada tahun 1997/98 menjadi 90,0 unit dibanding produksi tahun 1993/94 sebesar 52,0 unit. Kenaikan yang pesat ini disebabkan permintaan dalam negeri yang tinggi didorong oleh makin pesatnya pertumbuhan bisnis properti di waktu sebelumnya.

Produksi industri mesin listrik juga cenderung meningkat, seiring dengan makin besarnya peranan pengelolaan listrik oleh swasta. Produksi motor listrik pada tahun 1997/98 telah meningkat menjadi dua kali lipat dari produksi tahun 1993/94, yaitu dari sebesar 64,1 ribu menjadi 133,3 ribu buah. Kenaikan produksi ini dipengaruhi pula oleh perkembangan beberapa produk industri lainnya seperti industri perkakas, industri alat pertanian, dan industri konstruksi.

XII/24

Page 25: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

Sampai dengan tahun 1997/98, produksi industri elektronika meningkat dengan mantap. Produksi elektronika rumah tangga seperti kipas angin, alat pendingin, dan lampu pijar dan TL masing-masing meningkat rata-rata per tahun sebesar 44,0 persen, 19,4 persen, dan 13,8 persen. Perkembangan produksi ini juga diikuti oleh industri elektronika profesional yang mendukung perkembangan sektor telekomunikasi, antara lain sentral telepon dan PABX, pesawat telepon, dan VHF/UHF single channel.

Industri alat angkut berkembang dengan menggembirakan, baik industri kendaraan bermotor, kereta api, pesawat terbang maupun kapal. Industri kendaraan bermotor meliputi industri kendaraan roda empat dan roda dua, serta industri komponen kendaraan bermotor. Dalam Repelita VI sampai tahun keempat, industri kendaraan bermotor roda empat dan roda dua menunjukkan kecenderungan produksi yang meningkat. Peningkatan produksi tersebut memberi pengaruh pada kenaikan produksi industri komponen. Sampai tahun keempat Repelita VI, produksi komponen kendaraan bermotor rata-rata mengalami kenaikan sebesar 16,4 persen per tahun, kecuali produksi sepeda yang menurun sebesar 35,5 persen, yaitu dari 2,0 juta unit pada tahun 1993/94 menjadi hanya 1,4 juta unit di tahun 1997/98.

Produksi pesawat terbang (fixed wing) dan pesawat helikopter (rotary wing) pada tahun keempat Repelita VI masing-masing berjumlah 11 unit, atau meningkat masing-masing sebesar 83,3 persen dan 57,1 persen dibanding produksinya tahun 1993/94. Pengembangan pesawat baru jenis N-250 berkapasitas 70 penumpang, yang prototipnya telah berhasil diluncurkan pada tahun 1995. Sementara itu, untuk menjawab tantangan akan kebutuhan alat angkut udara di masa mendatang sedang disiapkan jenis N -

XII/25

Page 26: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

2130. Industri pesawat terbang dan komponennya serta helikopter sampai dengan saat ini telah mampu diekspor ke berbagai negara.

Posisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan telah mendorong perkembangan industri perkapalan dalam negeri. Dalam industri perkapalan, pada tahun 1997/98, produksi kapal baja baru meningkat menjadi 120,7 juta bruto registered tons (BRT), atau meningkat sebesar 30,5 persen dibandingkan dengan produksi tahun 1993/94. Meningkatnya produksi kapal baja diikuti pula dengan peningkatan kegiatan reparasi kapal baja. Untuk memenuhi berbagai pesanan luar negeri akan kapal angkut trailer dan kapal tanker, kemampuan rekayasa dan rancang bangun industri perkapalan terus berkembang. Demikian pula untuk kebutuhan kapal penumpang, kapal cargo, dan kapal semi container telah dikembangkan antara lain melalui program pembangunan kapal Caraka Jaya.

Berkembangnya proses industrialisasi dalam perekonomian nasional terutama sejak memasuki Repelita VI telah mendorong peningkatan produksi industri mesin dan peralatan pabrik pada hampir semua jenis industri ini. Selama empat tahun Repelita VI, produksi industri mesin dan peralatan pabrik pada umumnya mengalami kenaikan rata-rata tiap tahunnya sekitar 6,0 persen. Beberapa produk industri ini seperti boiler kecil, serta mesin dan peralatan pabrik kopi, produksinya tahun 1997/98 masing-masing meningkat hampir dua kalinya menjadi sebesar 620,4 unit dan 750,0 ton dibanding produksi tahun 1993/94. Selain produksi industri peralatan dan mesin pabrik, industri nasional juga telah mampu menghasilkan berbagai mesin dan peralatan untuk kegiatan pertambangan maupun industri pengolahannya, seperti industri petrokimia, industri farmasi, industri mesin tekstil, dan industri

XII/26

Page 27: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

pengolahan hasil hutan. Kemampuan jasa rancang bangun dan perekayasaan selama Repelita VI juga berkembang, seperti pembangunan pabrik tekstil, pabrik penghasil kertas tanpa karbon, pabrik aluminium fluorida, pabrik farmasi dan pabrik pupuk fosfat.

Secara keseluruhan, industri logam, mesin, dan elektronika sampai tahun keempat Repelita VI berkembang baik. Namun, gejolak moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997/98 akan mengakibatkan produksi sebagian besar industri logam, mesin, dan elektronika dalam tahun 1998 mengalami penurunan, karena komponen bahan baku dan bahan penunjangnya masih me-ngandalkan dari impor.

c) Perkembangan Industri Kimia

Industri kimia pada umumnya menggunakan teknologi maju, padat energi serta padat modal. Di samping itu, industri kimia juga berkembang sebagai industri penghasil bahan baku dan bahan setengah jadi. Oleh karena itu perkembangan industri ini berperan penting dalam penguatan dan pendalaman struktur industri, terutama yang berbasis pada pengolahan sumber daya alam sehingga memperkukuh keterkaitan antara industri hulu dengan industri hilir maupun antara sektor industri dengan sektor ekonomi lainnya seperti pertanian dan pertambangan. Industri kimia meliputi berbagai jenis industri termasuk industri agrokimia, industri kimia organik, industri kimia anorganik, dan industri mineral bukan logam terutama industri semen.

Secara umum, industri barang kimia menunjukkan kenaikan produksi yang cukup mantap. Hal tersebut dimungkinkan berkat adanya per luasan kapasi tas produks i beberapa pabr ik dan

XII/27

Page 28: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

pembangunan pabrik-pabrik kimia baru. Perkembangan volume produksi beberapa jenis industri kimia sampai dengan 1997/98 disajikan dalam XII-3.

Dalam industri agrokimia, produksi pupuk urea dari tahun terakhir Repelita V sampai empat tahun Repelita VI cenderung meningkat, dengan rata-rata kenaikan sebesar 4,9 persen per tahun. Dalam kurun waktu yang sama, produksi pupuk ZA juga meningkat meskipun berfluktuatif, dengan kenaikan rata-rata per tahun sebesar 3,6 persen. Peningkatan produksi berbagai jenis pupuk ini ditujukan untuk mendukung pembangunan di sektor pertanian terutama dalam hal swasembada beras.

Produksi industri kimia organik juga menunjukkan pe -ningkatan yang cukup berarti. Peningkatan ini disertai dengan semakin berkembangnya industri ini kearah hulu serta makin beragamnya industri hilirnya, antara lain industri kimia organik yang mengolah sumber daya nabati. Beberapa produk kimia dasar seperti polystyrene, ethylene dichloride (EDC), dan polypropylene, produksinya pada tahun 1997/98 meningkat sangat pesat dibanding produksi tahun 1993/94, yaitu masing-masing dari sebesar 19,9 ribu ton, 135,9 ribu ton, dan 133,0 ribu ton, menjadi sebesar 93,5 ribu ton, 344,9 ribu ton, dan 428,0 ribu ton. Peningkatan yang pesat ini selain didorong oleh meningkatnya permintaan ekspor sehingga beberapa pabrik melakukan perluasan kapasitas produksi, juga bertambahnya permohonan investasi baru untuk pembangunan pabrik-pabrik kimia hulu/dasar.

Pertumbuhan yang lebih stabil tampak pada produksi industri kimia anorganik, khususnya pada jenis industri bahan galian bukan logam. Dalam kurun waktu 1993/94 - 1997/98, semen portland

XII/28

Page 29: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

sebagai bahan dasar penting bagi industri konstruksi meningkat rata-rata sekitar 7,9 persen per tahun, atau meningkat dari 17,3 juta ton tahun 1993/94 menjadi sebesar 27,7 juta ton pada tahun 1997/98.

Walaupun secara keseluruhan industri kimia sampai tahun keempat Repelita VI masih menunjukkan perkembangan produksi, krisis moneter yang terjadi di tahun 1997 akan memberi dampak yang besar bagi produksinya di tahun mendatang. Pada tahun 1997/98 secara keseluruhan mungkin masih akan meningkat produksinya, karena masih menggunakan persediaan bahan baku yang ada sebelumnya. Namun dalam tahun 1998/99 ada kecenderungan produksinya akan menurun disebabkan oleh meningkatnya beban biaya pada bahan baku impor sebagai akibat nilai tukar rupiah yang masih belum stabil. Industri kimia yang berorientasi ekspor mungkin dapat pulih lebih cepat, dan tumbuh lebih kuat apabila tidak ada persoalan bahan baku impor.

d) Perkembangan Industri Barang Penting Lainnya

Perkembangan produksi industri barang-barang penting lainnya sampai dengan tahun keempat Repelita VI dapat dilihat dalam Tabel XII-4.

Dalam kelompok industri barang penting lainnya, tekstil dan produk tekstil (TPT), berperan besar sebagai industri ekspor. Perkembangan industri TPT telah memacu pula tumbuhnya industri baru pada kelompok industri kimia yang menghasilkan bahan baku dan bahan penolong bagi industri TPT.

XII/29

Page 30: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

Produksi industri tekstil masih terus mengalami peningkatan sampai dengan tahun keempat Repelita VI meskipun telah mengalami perlambatan. Perlambatan ini disebabkan mesin-mesin tekstil yang beroperasi sudah saatnya direstrukturisasi sehingga kapasitasnya menjadi berkurang. Selama Repelita VI, produksi industri tekstil yang terdiri dari kain tenun dan rajut, serta pakaian jadi masing-masing meningkat rata-rata sebesar 5,2 persen dan 7,9 persen per tahun, sehingga mencapai sebesar 10,2 miliar meter dan 135,9 juta lusin pada tahun 1997/98.

Selama kurun waktu dari tahun 1993/94 sampai dengan 1997/98, selain menunjukkan peningkatan produksi yang terus berlanjut dalam tahun-tahun terakhir ini, industri percetakan dan produk hasil industri lainnya seperti kertas diazo, pensil, kamera, organ, piano, dan ball point telah mampu menembus pasaran ekspor dengan kenaikan produksi rata-rata sebesar 21,3 persen per tahun.

Perkembangan produksi di sektor industri ini sampai tahun keempat Repelita VI secara umum masih menunjukkan peningkatan. Sampai akhir tahun 1997, perkembangan produksi dan ekspor kelompok ini termasuk industri tekstil dan pakaian jadi, masih cukup stabil. Krisis ekonomi akhir-akhir ini belum mempengaruhi permintaan pasar ekspor, namun dalam tahun 1998, diperkirakan produksi dan ekspornya akan menurun karena komponen impornya cukup besar, seperti kapas dan serat sintetik. Demikian pula, beberapa produk industri lainnya, seperti kamera dan organ/piano, di tahun 1998, cenderung menurun karena sarat dengan komponen impor, dan lemahnya daya beli di dalam negeri.

XII/30

Page 31: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

2) Perkembangan Industri Berorientasi Ekspor

Kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi di berbagai sektor riil yang dilaksanakan terus-menerus secara konsisten sejak tahun 1983 sampai dengan saat ini, telah mendorong banyak industri yang sebelumnya berorientasi pada pasar dalam negeri berkembang dan memperluas pasarnya ke luar negeri. Industri TPT dan industri elektronika, yang sebelumnya ber-kembang sebagai industri substitusi impor, telah tumbuh pesat sebagai industri ekspor yang penting. Perubahan orientasi ini tidak saja mempercepat proses industrialisasi, tetapi juga telah menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian pengembangan industri berorientasi ekspor telah menjadi bagian penting dalam strategi pengembangan industri.

Upaya mendorong pengembangan industri berorientasi ekspor digerakkan melalui perbaikan iklim investasi maupun melalui berbagai kemudahan ekspor dengan dukungan prasarana, pelayanan aparatur serta peningkatan efisiensi dan mutu yang dilakukan oleh dunia usaha sendiri.

Industri yang berdaya saing kuat dan yang berorientasi pada pasar luar negeri tidak hanya industri yang berskala besar tetapi juga industri kecil yang secara bertahap telah memberikan sumbangan cukup berarti dalam meningkatkan ekspor hasil industri. Sampai dengan tahun keempat Repelita VI, peranan industri kecil terhadap keseluruhan ekspor hasil industri pengolahan nonmigas rata-rata adalah sebesar 7,4 persen.

Beberapa industri menunjukkan perkembangan pesat dan mencapa i n i l a i ekspor yang cukup t inggi . Ekspor indus t r i

XII/31

Page 32: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

elektronika dalam kurun waktu 1993/94 sampai 1997/98 tumbuh rata-rata 14,9 persen per tahun, atau nilainya meningkat dari US$ 1,7 miliar tahun 1993/94 menjadi sekitar US$ 3,6 miliar pada tahun 1997/98. Peningkatan ekspor ini didorong oleh permintaan pasar dunia yang makin besar terutama terhadap jenis barang-barang elektronika konsumen yang menjadi andalan industri elektronika nasional.

Jenis industri lainnya yang telah berkembang sebagai industri berorientasi ekspor sejak akhir Repelita V sampai dengan tahun keempat Repelita VI antara lain adalah industri kulit, barang kulit, sepatu dan alas kaki dengan pertumbuhan ekspornya adalah rata-rata sebesar 4,1 persen per tahun. Bila ekspornya pada akhir Repelita V adalah sebesar US$ 1,8 miliar, maka nilai ekspornya pada tahun 1997 menjadi sebesar US$ 2,1 miliar. Dalam kurun waktu yang sama, Industri alat olahraga, musik, pendidikan dan mainan jugs mengalami pertumbuhan dengan rata-rata sebesar 10,0 persen setiap tahunnya.

Selanjutnya, ekspor industri jasa dalam bidang rancang bangun dan perekayasaan pembangunan pabrik industri menunjukkan perkembangan yang paling menonjol. Tingkat per-tumbuhan ekspornya selama Repelita VI naik rata-rata mencapai 43,5 persen per tahun, sehingga nilai ekspornya tahun 1997/98 meningkat menjadi sekitar US$ 970,1 juta.

Dengan munculnya banyak pesaing baru di kawasan Asia, pertumbuhan ekspor industri TPT masih mengalami peningkatan walaupun tampak mulai melambat. Nilai ekspornya naik dari sebesar US$ 4,6 miliar pada tahun 1993/94 menjadi sekitar US$ 5,8 miliar pada tahun 1997/98, atau meningkat rata-rata sebesar 6,5 persen per tahun.

XII/32

Page 33: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

Secara keseluruhan perkembangan industri sampai dengan pertengahan tahun keempat Repelita VI selain mengalami kenaikan juga menunjukkan adanya penguatan pada struktur industri yang berorientasi ekspor. Meskipun demikian, sebagai akibat gejolak moneter, berbagai industri telah mengalami kesulitan, terutama kelompok industri yang masih bergantung kepada komponen bahan baku dan barang modal yang berasal dari impor, apalagi yang semata-mata bergantung pada pasar dalam negeri.

3) Perkembangan Investasi Industri

Sejalan dengan perbaikan iklim investasi yang sehat dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sejak akhir Repelita V sampai dengan tahun keempat Repelita VI, penanaman modal di sektor industri yang telah mendapatkan persetujuan yang terdiri dari penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) secara kumulatif masing-masing mencapai nilai sebesar US$ 87.6 miliar dan Rp. 234,5 triliun. Minat investasi di sektor industri terhadap keseluruhan investasi yang disetujui baik untuk PMA maupun PMDN menunjukkan peranan yang cukup dominan, masing-masing adalah sebesar 66,1 persen dan 62,1 persen. Selama kurun waktu yang sama, persetujuan PMA pada industri kimia mengalami kenaikan rata-rata tertinggi yaitu sebesar 62,7 persen per tahun, sementara untuk persetujuan PMDN, industri logam dasar dengan kenaikan rata-rata sebesar 48,9 persen per tahun.

XII/33

Page 34: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

2. Program Penunjang

a. Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup

Program ini bertujuan untuk mendukung pengembangan industri yang berwawasan lingkungan sehingga percepatan laju pembangunan industri senantiasa selaras dengan berlangsungnya fungsi lingkungan hidup yang lestari. Upaya pencegahan dan pengendalian pencemaran limbah industri telah dilaksanakan selama Repelita VI melalui penggunaan teknologi bersih serta teknologi pengolahan limbah industri. Di dalamnya termasuk pengkajian dan penerapan teknologi bersih (clean technology) bagi industri tekstil, kulit, tapioka, dan crumb rubber. Dalam rangka meningkatkan kesadaran lingkungan, selama Repelita VI telah dilakukan kegiatan penyuluhan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) di 23 propinsi dan pengolahan limbah cair industri tekstil, galvanis, dan electroplatting, terutama limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun. Bimbingan dan bantuan teknis kepada industri kecil juga dilanjutkan dan ditingkatkan melalui sentra-sentra industri antara lain industri kulit, industri pencelupan tekstil dan batik, serta industri logam.

Dalam Repelita VI, kegiatan AMDAL telah menyelesaikan sebanyak 1.449 dokumen AMDAL dari perusahaan industri yang sudah berdiri. Selama kurun waktu tersebut, lebih dari 286 upaya pemantauan lingkungan (UPL) dan upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dari perusahaan industri telah selesai dilakukan. Secara kumulatif, upaya pemantauan telah dilakukan pada 2.345 perusahaan yang tersebar di 15 propinsi, dan dari jumlah tersebut 1.382 perusahaan telah memiliki instalasi pengolahan air limbah

XII/34

Page 35: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

(IPAL). Untuk meningkatkan kemampuan aparat dalam memantau baku mutu limbah, UKL dan UPL di perusahaan industri telah dilaksanakan pelatihan kepada lebih dari 250 orang aparat pengawas dari 27 propinsi.

Dalam tahun 1998/99 akan dilaksanakan penyelenggaraan arena konsultasi dan diskusi antar industri dalam hal pengelolaan lingkungan di 15 propinsi, dan pelaksanaan pemantauan sebanyak 600 industri yang berpotensi mencemari lingkungan.

b. Program Pengembangan Informasi Industri

Program ini bertujuan untuk terselenggaranya pe nyediaan berbagai jenis informasi yang andal dan mutakhir sesuai dengan kebutuhan baik dalam rangka kepentingan ke-bijaksanaan dan strategi pembangunan industri maupun sebagai sarana dalam rangka peningkatan dan perluasan kegiatan dunia usaha. informasi keindustrian yang dikembangkan selama Repelita VI mencakup antara lain informasi teknologi, usaha industri, pemasaran hasil industri, peluang usaha dan investasi, profil komoditi industri, dan informasi industri penting lainnya. Dalam hubungan ini, data dasar yang tersedia baik yang bersumber dari dalam maupun luar negeri telah mencapai lebih dari 130 jenis data. Demikian pula perangkat lunak pendukung yang dikembangkan untuk melancarkan pelayanan informasi industri telah mencapai tidak kurang dari 40 jenis perangkat. Sistem dan pelayanan informasi bagi industri kecil juga dikembangkan dan dilanjutkan baik dalam rangka mendukung peningkatan ekspor hasil industri kecil maupun bagi industri yang masih lemah dalam akses kepada informasi. Agar penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat dan tepat, upaya pengembangan jaringan informasi industri

XII/35

Page 36: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

antara Pemerintah dan dunia usaha, antardaerah, serta antara daerah di dalam negeri dan luar negeri telah diupayakan untuk memperbaiki dan meningkatkan sistemnya. Sejak tahun 1995/96, pelayanan informasi industri yang memanfaatkan jaringan internet melalui warung sistem informasi (WARSI) telah dibuka dan beroperasi 2 kota di Indonesia, yakni di Sukohardjo dan Tasikmalaya.

Pada tahun 1998/99 akan dilakukan pemasyarakatan peran dan penyebaran informasi kebijaksanaan di sektor industri dan perdagangan melalui audio visual dan 9 jenis media cetak, penyusunan informasi pasar bagi pengusaha dan industri kecil dan menengah dalam suatu homepage untuk lebih dari 30 jenis komoditi.

c. Program Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Industri

Program ini bertujuan untuk mendorong pengembangan kemampuan lembaga pendidikan industrial dan memantapkan serta meningkatkan koordinasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dalam rangka penyediaan tenaga-tenaga industrial yang terampil baik jumlah maupun kualifikasinya sesuai dengan kebutuhan industri yang terus berkembang, termasuk mengurangi ketergantungan pada tenaga ahli asing. Dalam Repelita VI, upaya penyediaan dan peningkatan kualitas tenaga industrial itu antara lain telah diselenggarakan pada 17 unit pendidikan kejuruan industri baik di tingkat lanjutan atas maupun di tingkat pendidikan tinggi, pelatihan dan pengalaman kerja dengan sistem magang, dan penyusunan sistem dan pola pelatihan kerja industri yang secara keseluruhan telah mencapai sekitar 11.000 orang. Dalam rangka

XII/36

Page 37: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

mendukung kegiatan penyuluhan industri tersebut telah dilaksanakan pula pelatihan bagi 660 penyuluh, termasuk 180 orang aparat sebagai penyuluh spesialis.

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan antara lain melalui berbagai media komunikasi baik cetak maupun elektronik dan pelaksanaan temu wicara sebagai upaya mendorong peran serta masyarakat secara meluas dalam pembangunan industri untuk terwujudnya tatanan masyarakat industri yang memiliki perilaku dan semangat yang tangguh, berwawasan maju, serta mempunyai rasa tanggung jawab sebagai pelaku pembangunan industri. Selama Repelita VI, kegiatan temu wicara, temu usaha dan temu mitra yang melibatkan masyarakat luas, dunia usaha, akademisi, dan pemerintah telah dilaksanakan di 12 propinsi dengan jumlah peserta kurang lebih 9.500 orang.

d. Program Penelitian dan Pengembangan Industri

Program penelitian dan pengembangan (litbang) baik oleh Pemerintah maupun dunia usaha bertujuan untuk menghasilkan berbagai informasi dan temuan dalam bidang teknologi dan manajemen industri guna memecahkan masalah praktis yang dihadapi oleh dunia usaha untuk mempercepat proses \ alih teknologi, peningkatan daya saing, dan memperkukuh struktur industri. Kegiatan litbang yang dilakukan oleh lembaga litbang industri dalam Repelita VI telah menghasilkan sekitar 450 judul pengkajian yang mencakup kegiatan rancang bangun dan rekayasa, serta kegiatan penelitian dan pengembangan kebijaksanaan industri. Berbagai kajian tersebut dilakukan dalam rangka pengembangan industri prospektif meliputi aspek tekno-ekonominya serta iklim industri yang mendukung maupun industri yang ada dalam berbagai

XII/37

Page 38: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

jenis industri seperti agroindustri, industri logam, mesin dan elektronika, industri kimia, dan industri barang penting lainnya, termasuk bagi pengembangan industri kecil dan menengah.

Pada tahun 1998/99 selanjutnya akan dikembangkan kajian strategis dalam upaya peningkatan daya saing produk ekspor hasil industri dan pemantapan perdagangan internasional, serta penelitian tentang sistem distribusi di dalam negeri untuk mendukung upaya reformasi di bidang ekonomi.

D. PENUTUP

Pembangunan industri dalam Repelita VI menunjukkan perkembangan yang makin mantap dan telah memberikan sumbangan yang makin besar kepada pembangunan nasional. Hal ini ditunjukkan oleh laju pertumbuhan rata-rata sektor industri, termasuk industri pengolahan nonmigas, serta peranannya pada PDB yang masing-masing telah melampaui sasaran yang ditetapkan dalam Repelita VI. Dengan demikian, proses industrialisasi telah berhasil membawa perubahan pada struktur ekonomi nasional dan makin mengarahkan Indonesia menuju negara industri baru.

Secara umum, pembangunan industri dalam Repelita VI sampai tahun keempat telah berhasil meningkatkan kemampuan bersaing, dan menaikkan pangsa pasar dalam negeri dan luar negeri. Strategi industrialisasi telah berlanjut dengan dukungan iklim usaha yang menunjang, serta pemberian prioritas bagi perkembangan industri unggulan. Pembangunan industri, yang tidak mungkin hanya dilakukan oleh sektor industri sendiri telah mendapatkan dukungan dari sektor penghasil bahan baku, prasarana, perdagangan, jasa, lembaga keuangan, dan sektor-sektor produktif lainnya.

XII/38

Page 39: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

Pembangunan industri juga makin memantapkan struktur produksi yang ditandai tidak hanya oleh pertumbuhan volume produksi, melainkan juga oleh keanekaragaman jenis produk yang dihasilkan dan disertai dengan mutu produk yang juga makin meningkat, sehingga memenuhi kebutuhan rakyat dan pasar untuk ekspor. Selain itu peran industri kecil dan menengah juga telah meningkat, yang ditunjukkan antara lain oleh semakin besarnya kontribusi ekspor industri kecil terhadap keseluruhan ekspor nasional, penyerapan angkatan kerja, dan perluasan lapangan usaha.

Tantangan pembangunan industri di masa mendatang akan semakin berat. Krisis moneter pada akhir Repelita VI memberikan dampak pada penggunaan faktor-faktor produksi. Industri-industri yang banyak menggunakan komponen impor seperti industri permesinan, industri alat angkut, industri kimia, serta elektronika cenderung mengalami penurunan produksi maupun ekspornya. Sebaliknya, industri yang menggunakan bahan baku dari sumber daya dalam negeri (resource-base) akan meningkat produksinya serta berpeluang untuk ekspor, seperti minyak goreng kelapa sawit, kayu olahan, kertas dan pulpa, serta keramik. Namun demikian, untuk dapat mencapai sasaran ekspor hash industri sebesar US$ 54,8 miliar pada akhir Repelita VI kiranya amatlah sulit.

Untuk menghadapi berbagai kesulitan yang dewasa ini sedang dihadapi, disamping berbagai kebijaksanaan yang telah ditempuh di bidang fiskal dan moneter, dan bidang-bidang lainnya, langkah-langkah deregulasi di sektor riil dan debirokratisasi perlu dilanjutkan terutama kebijaksanaan industri yang mendorong iklim usaha dan investasi yang menarik. Promosi ekspor perlu terus ditingkatkan, sementara itu pelbagai aspek yang menghambat ekspor dan berpotensi distorsi pada mekanisme pasar perlu di -

XII/39

Page 40: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

kurangi dan secara bertahap dihapus. Industri kecil dan menengah perlu terus didorong karena berpotensi besar dalam perluasan kesempatan berusaha, kesempatan kerja, peningkatan ekspor, serta dalam memperkukuh struktur industri nasional.

XII/40

Page 41: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya
Page 42: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

TABEL XII – 1PERKEMBANGAN PRODUKSI AGROINDUSTRI

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XII/41

Page 43: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

GRAFIK XII – 1PRODUKSI MINYAK GORENG

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

XII/42

Page 44: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

GRAFIK XII – 2PRODUKSI KERTAS

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

XII/43

Page 45: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

TABEL XII – 1.APERKEMBANGAN PRODUKSI AGROINDUSTRI

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

XII/44

Page 46: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

TABEL XII – 2PERKEMBANGAN PRODUKSI INDUSTRI LOGAM, MESIN DAN ELEKTRONIKA

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

XII/45

Page 47: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

(Lanjutan Tabel XII – 2)

XII/46

Page 48: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

(Lanjutan Tabel XII – 2)

XII/47

Page 49: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

(Lanjutan Tabel XII – 2)

XII/48

Page 50: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

(Lanjutan Tabel XII – 2)

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XII/49

Page 51: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

GRAFIK XII – 3PRODUKSI BESI BETON/PROFILE1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

XII/50

Page 52: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

TABEL XII – 2.APERKEMBANGAN PRODUKSI INDUSTRI LOGAM, MESIN DAN ELEKTRONIKA

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

XII/51

Page 53: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

(Lanjutan Tabel XII – 2.A )

XII/52

Page 54: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

(Lanjutan Tabel XII – 2.A )

XII/53

Page 55: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

TABEL XII – 3PERKEMBANGAN PRODUKSI INDUSTRI BARANG-BARANG DARI KIMIA

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

XII/54

Page 56: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

(Lanjutan Tabel XII – 3)

XII/55

Page 57: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

(Lanjutan Tabel XII – 3)

XII/56

Page 58: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

(Lanjutan Tabel XII – 3)

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 19973) Angka produksi disesuaikan menurut perubahan satuan dari juta kotak menjadi ribu ton

XII/57

Page 59: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

GRAFIK XII – 4PRODUKSI PUPUK UREA

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

XII/58

Page 60: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

GRAFIK XII – 5PRODUKSI SEMEN PORTLAND

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

XII/59

Page 61: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

TABEL XII – 3.APERKEMBANGAN PRODUKSI INDUSTRI BARANG-BARANG DARI KIMIA

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

XII/60

Page 62: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

(Lanjutan Tabel XII – 3.A)

XII/61

Page 63: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

TABEL XII – 4PERKEMBANGAN PRODUKSI INDUSTRI BARANG-BARANG PENTING LAINNYA

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 19973) Termasuk rajut

XII/62

Page 64: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

GRAFIK XII – 6PRODUKSI TEKSTIL/TEKSTIL LEMBARAN

DAN PAKAIAN JADI1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

XII/63

Page 65: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPertumbuhan nilai ekspornya dari tahun 1993 sampai tahun 1996 adalah rata-rata sebesar 4,4 persen per tahun, dan nilai ekspornya

TABEL XII – 4.APERKEMBANGAN PRODUKSI INDUSTRI BARANG-BARANG PENTING LAINNYA

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

XII/64