KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN ANGKA KUMAN PADA COASS DAN PERAWAT SETELAH MELAKUKAN TINDAKAN HAND HYGIENE Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Disusun oleh PIPIT PUSPITA DEWI 20100310084 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER i
100
Embed
Indikasi mencuci tangan menurut World Health …thesis.umy.ac.id/datapublik/t35431.docx · Web viewPenyedia layanan kesehatan harus berlatih dan membiasakan dengan kebersihan tangan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KARYA TULIS ILMIAH
PERBEDAAN ANGKA KUMAN PADA COASS DAN PERAWAT SETELAH
MELAKUKAN TINDAKAN HAND HYGIENE
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Derajat Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh
PIPIT PUSPITA DEWI
20100310084
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
i
HALAMAN PENGESAHAN KTI
PERBEDAAN ANGKA KUMAN PADA COASS DAN PERAWAT SETELAH MELAKUKAN TINDAKAN HAND HYGIENE
Disusun oleh:
PIPIT PUSPITA DEWI
20100310084
Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal 18 Januari 2014
Dosen Pembimbing Dosen penguji
dr. Inayati Habib, M.Kes dr. Kusbaryanto
NIK: 173025 NIK: 173022
Mengetahui
Kaprodi Pendidikan Dokter Dekan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta Yogyakarta
dr. Alfaina Wahyuni, Sp.OG, M.Kes dr. H. Ardi Pramono, Sp.An, M.Kes
NIK: 173.027 NIK: 173.031
ii
Karya tulis ini kupersembahkan untuk Kedua orangtuaku, Aiptu Sugiyono dan Eko Budi Hartati, S.E, M.Si
Alm. Kakek atas doanya selama ini untukku
Kedua adikku, Nana Diana P dan Yuda Adipradana
MOTTO
“Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri.” (Q.S. Al-
Ankabut (29) : 6)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
iii
(Q.S. Alam Nasyrah 94:6)
Knowledge comes from experience. “Information is not knowledge. The only source of knowledge is Experience”. (Albert
Einstein)
Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang
harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak (Ernest Newman)
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh (Muhammad Ali)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan
saat mereka menyerah (Thomas Alva Edison)
Follow your curiosity. “I have no special talent. I am only passionately curious.” (Albert Einstein)
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Pipit Puspita Dewi
NIM : 20100310084
Program Studi : Pendidikan Dokter
Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
iv
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Yogyakarta, 18 Januari 2014
Yang membuat pernyataan,
Tanda tangan
Pipit Puspita Dewi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan begitu banyak nikmat, rahmat, karunia dan
perlindungan-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan
v
kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya, dan semoga
sampai kepada kita selaku umat yang taat dan patuh terhadap risalah yang dibawa
olehnya.
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Perbandingan Angka Kuman pada
Coass dan Perawat Setelah Melakukan Tindakan Hand Hygiene” disusun untuk
memperoleh gelar derajat sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. dr. Ardi Pramono, Sp.An, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. dr. Kusbaryanto, M.Kes selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah ini.
3. dr. Inayati Habib, M.Kes selaku dosen pembimbing utama selama proses
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Pak jamhari di laboratorium mikrobiologi UMY yang telah banyak
membantu dalam proses kerja di laboratorium.
5. Kedua orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan baik moral
ataupun materiil serta memberikan doa untuk kelancaran dan kemudahan
dalam melaksanakan penelitian ini.
vi
6. Adikku tercinta Nana Diana Pramudita dan Yuda Adi Pradana yang telah
memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
7. Sahabatku dan teman-teman sejawat Pendidikan Dokter UMY angkatan
2010 yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah berjuang
bersama-sama untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Teman seperjuangan penelitian ini, yaitu Diana Kartika Sary yang telah
berjuang bersama-sama dalam suka dan duka untuk menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini dengan baik.
Penulis menyadari dalam penulisan Karya tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga saran dan kritik membangun sangat penulis
harapkan. Penulis juga berharap apa yang telah disajikan dalam Karya tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
masukan bagi semua pihak.
Yogyakarta, 18 Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................... i
vii
Halaman Pengesahan........................................................................................... ii
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1B. Rumusan Masalah................................................................................... 8C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 8D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 9E. Keaslian Penelitian................................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka..................................................................................... 11B. Kerangka Konsep.................................................................................... 28C. Hipotesis................................................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian.....................................................................................30B. Populasi dan Sampel............................................................................... 30C. Variabel dan Definisi Operasional...........................................................31
viii
D. Instrumen Penelitian................................................................................32E. Cara Pengumpulan Data........................................................................ .32F. Analisis Data...........................................................................................34G. Etika Penelitian.......................................................................................34H. Kesulitan Penelitian................................................................................34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian........................................................................................35B. Pembahasan.............................................................................................40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..............................................................................................47B. Saran........................................................................................................47
1. My five Moments for Hand Hygiene............................................... 20
2. Teknik mencuci tangan dengan sabun dan air................................. 22
x
3. Metode streak plate.......................................................................... 33
4. Hasil pengkulturan bakteri setelah cuci tangan................................46
The Differences of Bacterial Count on Coass and Nurses After Doing
Hand Hygiene
Pipit Puspita Dewi1, Inayati Habib2
1Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMY, 2Bagian Mikrobiologi FK UMY
xi
ABSTRACT
Nosocomial infection is the infection obtained from hospital or infection appears after 72 hours caring in hospital. Nosocomial infection may come from inside of body (endogen infection) or outside of body (exogenous infection). Source of transmission of nosokomial infection are medical personnels. The prevention and control of nosocomial infection is to prevent the spread of pathogenic microba. Hand hygiene is one of the most important ways to prevent the spread of nosocomial infections.
This research aimed to know about the differences of bacterial count between coass and nurses after do hand hygiene. The type of this research is an analityc observational study. This research has been done at microbiology laboratory Medical Faculty of Muhammadiyah University Yogyakarta and sample taken in hospital. The number of respondent is 48, consist of 24 coass and 24 nurses, the samples is taken by total sampling (coass) and quota sampling (nurses). Sample taking on the palm of the hand after respondent doing hand washing. After that, culturing into TSA media along 24 hours on 37oC, and then the number of exist colony was counted. Analyzing of data used mann-whitney test.
The result showed that the differences of bacterial count of coass and nurses are p value = 0,003 (p<0,05). It means that there are significant differences or statistically significant. Total of bacterial count on coass after doing hand hygiene are <847 CFU/cm2 as big as 62,5% and total of bacterial count on nurses after doing hand hygiene are <847 CFU/cm2 as big as 100%.
The conclusion is there are significant differences or statistically significant of bacterial count on coass and nurses after doing hand hygiene.
Keyword : nosocomial infection, hand hygiene, bacterial count
Perbedaan Angka Kuman pada Coass dan Perawat Setelah Melakukan Tindakan Hand Hygiene
Pipit Puspita Dewi1, Inayati Habib2
1Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMY, 2Bagian Mikrobiologi FK UMY
xii
INTISARI
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit atau infeksi yang timbul sesudah 72 jam perawatan pada pasien rawat inap. Infeksi nosokomial dapat berasal dari dalam tubuh penderita (infeksi endogen) maupun luar tubuh (infeksi eksogen). Sumber penularan infeksi nosokomial adalah tenaga medis. Pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial yaitu mencegah penyebaran mikroba patogen. Kebersihan tangan merupakan salah satu cara yang paling penting untuk mencegah penyebaran infeksi nosokomial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan angka kuman pada coass dan perawat setelah melakukan tindakan hand hygiene. Metode penelitian ini menggunakan analitik observasional. Tempat penelitian di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY dan pengambilan swab telapak tangan di rumah sakit. Jumlah responden 48 orang yang terdiri dari 24 coass dan 24 perawat, teknik pengambilan sampel dengan total sampling (coass) dan quota sampling (perawat). Pengambilan sampel pada telapak tangan dilakukan setelah responden mencuci tangan. Setelah itu dikultur pada media TSA selama 24 jam pada 37oC dan kemudian dilakukan penghitungan jumlah koloni yang ada. Analisis data yang digunakan adalah mann-whitney test.
Hasil menunjukkan terdapat perbedaan angka kuman pada coass dan perawat setelah melakukan tindakan hand hygiene dengan nilai p = 0,003 (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan atau bermakna secara statistik. Jumlah angka kuman pada coass setelah melakukan tindakan hand hygiene adalah <847 CFU/cm2 sebanyak 62,5%, sedangkan jumlah angka kuman pada perawat setelah melakukan tindakan hand hygiene adalah <847 CFU/cm2
sebanyak 100%.
Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan yang signifikan atau bermakna secara statistik angka kuman pada coass dan perawat setelah melakukan tindakan hand hygiene.
Kata kunci : infeksi nosokomial, cuci tangan, angka kuman
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi Nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit
(hospital aquired infection) atau infeksi yang timbul atau terjadi sesudah
72 jam perawatan pada pasien rawat inap. Pada suatu rumah sakit yang
mempunyai ICU, angka infeksi nosokomialnya lebih tinggi dibanding
yang tidak mempunyai ICU. Kejadian infeksi nosokomial juga lebih tinggi
di rumah sakit pendidikan oleh karena lebih banyak dilakukan tindakan
pemeriksaan (diagnostik) dan pengobatan yang bersifat invasif
(Zulkarnain, 2009).
Penularan dapat terjadi melalui cara silang (cross infection) dari
satu pasien kepada pasien yang lainnya atau infeksi diri sendiri di mana
kuman sudah ada pada pasien kemudian melalui suatu migrasi (gesekan)
pindah tempat dan di tempat yang baru menyebabkan infeksi (self
infection atau auto infection). Tidak hanya pasien rawat yang dapat
tertular, tapi juga seluruh personil rumah sakit yang berhubungan dengan
pasien, juga penunggu dan pengunjung pasien. Infeksi ini dapat terbawa ke
tengah keluarganya masing-masing (Zulkarnain, 2009).
Infeksi rumah sakit sering terjadi pada pasien berisiko tinggi yaitu
pasien dengan karakteristik usia tua, berbaring lama, penggunaan obat
imunosupresan dan steroid, daya tahan tubuh menurun pada pasien luka
bakar, pada pasien yang melakukan prosedur diagnostik invasif, infus
1
lama atau pemasangan kateter urin yang lama dan infeksi nosokomial pada
luka operasi. Sebagai sumber penularan dan cara penularan terutama
melalui tangan, jarum suntik, kateter intravena, kateter urin, kain kasa atau
verban, cara keliru dalam menangani luka, peralatan operasi yang
terkontaminasi, dan lain-lain. Kuman penyebab infeksi nosokomial yang
tersering adalah Proteus, E.coli, S.aureus, dan Pseudo-monas. Selain itu
terdapat juga peningkatan infeksi nosokomial oleh kuman Enterocococus
Artinya: “Agama Islam itu adalah (agama) yang bersih/suci, maka hendaklah kamu menjaga kebersihan. Sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang bersih” ( HR. Baihaqi ).
Mencuci tangan merupakan hal yang penting pada setiap
lingkungan tempat klien dirawat, termasuk rumah sakit. Mencuci tangan
merupakan tindakan paling efektif untuk mengontrol infeksi nosokomial
dan didefinisikan sebagai menggosok seluruh permukaan kedua tangan
yang bersabun atau berbusa dengan kuat atau secara bersamaan (Garner
dan Favero dalam Bermen, 1998).
6
Mencuci tangan merupakan hal yang sederhana yang biasa
dilakukan, tetapi sangat besar manfaatnya. Penelitian yang dilakukan oleh
Sari et al (2012) membuktikan bahwa cairan pencuci tangan dari formula
World Health Organization (WHO) yaitu alcohol-based handrub, terdapat
dua jenis handrub formulasi WHO yaitu formulasi pertama memiliki
komposisi yang terdiri dari ethanol, glycerol dan hydrogen peroxide,
sedangkan formulasi kedua terdiri dari isopropyl alcohol, glycerol, dan
hydrogen peroxide, berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis pada
tangan subjek penelitian sebelum, setelah, dan rata-rata penurunan angka
kuman mencuci tangan menggunakan cairan pencuci tangan formula
WHO berdasarkan Total Plate Count adalah terdapat perbedaan yang
bermakna jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah mencuci tangan
menggunakan cairan pencuci tangan formula WHO. Perbedaan penurunan
angka kuman setelah menggunakan cairan pencuci tangan formula WHO
lebih tinggi dibandingkan dengan dengan rata-rata penurunan angka
kuman setelah mencuci tangan menggunakan cairan pencuci tangan
komersial.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengkaji tentang
perbedaan angka kuman pada coass dan perawat setelah melakukan
tindakan hand hygiene. Peneliti memilih coass dan perawat sebagai
subyek penelitian karena coass merupakan mahasiswa kedokteran yang
sedang menjalankan pendidikan profesi di rumah sakit untuk lebih
mengenalkan dunia kedokteran kepada calon dokter. Coass dan perawat
7
merupakan tenaga kesehatan yang lebih banyak berinteraksi dengan pasien
di rumah sakit dan selama ini penelitian-penelitian yang lain lebih banyak
memilih perawat sebagai subyek penelitian. Oleh karena itu, peneliti juga
ingin mengkaji coass sebagai subyek penelitian dalam penelitian ini
dikarenakan coass juga merupakan tenaga medis terdepan yang nantinya
akan menjadi dokter yang akan berinteraksi dengan pasien banyak dan
berbagai macam jenis penyakit.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka perlu dirumuskan masalah:
1. Apakah terdapat perbedaan angka kuman pada coass dan perawat
setelah melakukan tindakan hand hygiene?
2. Berapakah jumlah angka kuman pada coass dan perawat setelah
melakukan tindakan hand hygiene?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :
1. Untuk mengetahui perbedaan nilai angka kuman setelah melakukan
tindakan hand hygiene
2. Untuk mengetahui infeksi nosokomial pada beberapa bangsal di rumah
sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui nilai angka kuman antar coass pada beberapa bangsal
setelah melakukan tindakan hand hygiene
8
2. Mengetahui nilai angka kuman antar perawat pada beberapa bangsal
setelah melakukan tindakan hand hygiene
3. Mengetahui perbedaan angka kuman pada coass dan perawat setelah
melakukan tindakan hand hygiene pada beberapa bangsal
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu menambah pengetahuan
tentang perilaku hand hygiene dan infeksi nosokomial. Serta untuk
proses pembelajaran yang bisa dikembangkan dalam proses
pencegahan infeksi nosokomial.
2. Manfaat penelitian ini bagi klinisi yaitu dapat mengetahui pentingnya
mencuci tangan dan dapat melakukan serta menerapkan perilaku
mencuci tangan dengan baik dan benar sebelum dan sesudah
melakukan tindakan medis terhadap pasien.
3. Manfaat penelitian ini bagi masyarakat adalah memberikan informasi
tentang pentingnya mencuci tangan untuk mencegah berbagai macam
penyakit karena infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme.
4. Manfaat penelitian ini bagi rumah sakit adalah memberikan informasi
tentang kejadian infeksi nosokomial serta upaya penanganan dan
pencegahan infeksi di rumah sakit.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang cuci tangan dan angka kuman sebelumnya sudah
pernah dilakukan oleh:
9
1. Meila dengan judul “Hubungan Perilaku Cuci Tangan Perawat dengan
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
38
Berdasarkan tabel korelasi di atas, nilai p=0,001 (p<0,05) yang
artinya terdapat hubungan antara bangsal tempat coass dan perawat
bertugas dengan kekuatan korelasi sedang (r=0,482).
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lama kerja coass
dan perawat dengan angka kuman yang dihasilkan, dilakukan analisis
menggunakan korelasi dengan hasil sebagai berikut:
Correlations
lama kerja angkakuman
Spearman's rho lama kerja Correlation Coefficient 1.000 .392**
Sig. (2-tailed) . .006
N 48 48
angkakuman Correlation Coefficient .392** 1.000
Sig. (2-tailed) .006 .
N 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel korelasi di atas, nilai p=0,257 (p>0,05) yang
artinya tidak terdapat hubungan antara lama kerja coass dan perawat
dengan kekuatan korelasinya lemah (r=0,392).
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan hasil bahwa setelah cuci
tangan, jumlah kuman pada coass dan perawat telah sesuai dengan tabel
referensi yang ada. Tabel angka kuman didapatkan dari referensi.
39
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, paling banyak coass
memiliki angka kuman 0-500 CFU/cm2 yaitu 62,5% setelah melakukan
cuci tangan dan paling banyak perawat memiliki angka kuman 0-100
CFU/cm2 yaitu 50 % setelah melakukan cuci tangan. Kemudian dilakukan
olah data dengan Mann-Whitney test dengan hasil terdapat perbedaan
angka kuman pada coass dan perawat setelah melakukan tindakan hand
hygiene.
Perbedaan jumlah angka kuman pada coass dan perawat bisa
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya lama kerja, aktivitas yang
dilakukan, bangsal tempat bertugas, durasi mencuci tangan, pengetahuan
dan pengalaman. Infeksi nosokomial dapat ditransmisikan antara pasien
yang berada di rumah sakit dengan tenaga kesehatan atau tenaga medis
termasuk koas dan perawat. Pasien yang ditangani oleh tenaga medis
(khususnya koas dan perawat) dengan pelatihan dan pengetahuan yang
kurang merupakan risiko tinggi untuk terjadinya kontak dengan infeksi
nosokomial (HCAIs). Tingkat pengetahuan dan ketrampilan koas dan
perawat dipengaruhi oleh sumber belajar seperti kuliah formal,
pengalaman waktu bertugas, hospital guidelines, dan artikel sains (Huang,
et al, 2013).
Lama kerja koas dan perawat pada data yang didapatkan peneliti,
tidak berpengaruh pada angka kuman yang dihasilkan. Hal ini mungkin
berkaitan dengan langkah-langkah mencuci tangan yang tidak sesuai
dengan referensi yang ada sehingga angka kuman yang dihasilkan juga
40
berbeda. Berdasarkan analisis spss menggunakan korelasi menunjukkan
bahwa lama kerja coass dan perawat tidak berpengaruh, dibuktikan dengan
nilai p=0,257 (p>0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan antara lama
kerja coass dan perawat serta kekuatan korelasinya (r) = 0,241 yang
artinya kekuatan korelasinya lemah.
Aktivitas yang dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis di
bangsal juga akan mempengaruhi hasil angka kuman. Semakin padatnya
aktivitas yang dilakukan akan mempengaruhi jumlah mikroorganisme
yang ada di tangan. Berdasarkan hasil yang didapatkan peneliti, angka
kuman pada perawat cenderung lebih rendah daripada coass karena
kemungkinan perawat banyak melakukan tindakan medis sehingga lebih
sering untuk melakukan cuci tangan. Berdasarkan analisis spss
menggunakan korelasi menunjukkan bahwa bangsal tempat coass dan
perawat bertugas berpengaruh terhadap angka kuman yang dihasilkan,
dibuktikan dengan nilai p=0,001 (p<0,05) yang artinya terdapat hubungan
antara bangsal tempat coass dan perawat bertugas dengan kekuatan
korelasinya (r) = 0,482 yang artinya kekuatan korelasinya sedang.
Sikap perawat dan koas yang baik dalam mencegah infeksi
nosokomial dapat meningkatkan perilaku perawat dan koas dalam
melaksanakan universal precaution. Pengetahuan perawat dan koas
tentang infeksi nosokomial sangat berpengaruh terhadap sikap yang
ditunjukkan perawat dan koas terhadap upaya pencegahan secara
menyeluruh (universal precaution), sedangkan sikap tidak mendukung
41
perawat ataupun koas dalam upaya universal precaution sering
ditunjukkan dengan sikap tidak peduli dan mengesampingkan cuci tangan
setelah melakukan tindakan medis karena menganggap tidak kotor, atau
bahkan mencuci tangan tetapi tidak sesuai dengan referensi yang
dianjurkan oleh WHO.
Banyak koas dan perawat yang mengetahui prosedur hand hygiene
yang benar menurut referensi, tetapi pada kenyataannya banyak dari
mereka tidak mengikuti referensi pada waktu melakukan cuci tangan
sehingga angka kuman yang dihasilkan juga berbeda atau tidak sama satu
dengan yang lainnya (Huang et al, 2013).
Pengalaman melakukan cuci tangan juga berpengaruh terhadap
angka kuman yang dihasilkan. Semakin sering tenaga medis dan
paramedis melakukan cuci tangan, maka pengalaman semakin banyak
sehingga tingkat kesadaran akan universal precaution terhadap infeksi
nosokomial juga semakin tinggi.
Faktor tentang durasi atau lamanya mencuci tangan juga
berpengaruh terhadap angka kuman yang dihasilkan. Mencuci tangan
sesuai durasi yang telah ada dan ditetapkan oleh WHO, yaitu 40-60 detik
dapat menurunkan jumlah angka bakteri di tangan (Lucet et al, 2002).
Rekomendasi optimal dari durasi mencuci tangan kurang lebih 30 detik
sampai 1 menit (Girou, et al, 2002).
Tangan tenaga medis merupakan wahana yang paling umum untuk
penularan patogen kesehatan terkait dari pasien ke pasien dan dalam
42
lingkungan kesehatan. Hal ini sangat memudahkan terjadinya kontak
dengan mikroorganisme dan mentransfernya ke objek lain (Allegranzi &
Pittet, 2009).
Dari hasil analisis penelitian yang saya dapatkan, terdapat
perbedaan angka kuman pada coas dan perawat setelah melakukan
tindakan hand hygiene. Pada coass didapatkan hasil angka kuman tertinggi
adalah 0-500 CFU/cm2 yaitu sebesar 62,5% setelah melakukan cuci
tangan, sedangkan pada perawat angka kuman tertinggi adalah 0-100
CFU/cm2 yaitu sebesar 50%. Jika dibandingkan dengan penelitian dari
Meila Supeni dengan hasil tidak terdapat hubungan yang signifikan atau
bermakna secara statistik antara perilaku atau teknik cuci tangan perawat
dengan angka bakteri (p>0,05). Hasil yang berbeda dari penelitian kami
dapat disebabkan oleh bebarapa faktor. Faktor tersebut ada yang berasal
dari dalam (coass dan perawat) dan faktor yang berasal dari luar
(lingkungan).
Faktor dari dalam (coass dan perawat) bisa disebabkan oleh lama
kerja, durasi mencuci tangan, aktivitas yang dilakukan, pengetahuan dan
pengalaman, serta perilaku atau teknik cuci tangan. Sedangkan faktor dari
luar berupa terjadinya kontaminasi dari lingkungan.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Pinter Hartono, dengan hasil
terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah koloni bakteri sebelum
43
dan sesudah cuci tangan menggunakan antiseptik alkohol (p<0,05). Hal ini
sebanding dengan penelitian yang saya lakukan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat perbedaan
angka kuman pada coass dan perawat setelah melakukan tindakan hand
hygiene. Perbedaan angka kuman bisa disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya lama kerja, durasi mencuci tangan, aktivitas yang dilakukan,
dan tingkat pengetahuan dari tenaga medis dan paramedis.
Lama kerja koas dan perawat pada data yang didapatkan peneliti,
tidak berpengaruh pada angka kuman yang dihasilkan. Berdasarkan
analisis spss menggunakan korelasi menunjukkan bahwa lama kerja coass
dan perawat tidak berpengaruh, dibuktikan dengan nilai p=0,257 (p>0,05)
yang artinya tidak terdapat hubungan antara lama kerja coass dan perawat
serta kekuatan korelasinya (r) = 0,241 yang artinya kekuatan korelasinya
lemah. Selain lama kerja, bangsal tempat coass dan perawat bertugas
berpengaruh terhadap angka kuman yang dihasilkan, dibuktikan dengan
nilai p=0,001 (p<0,05) yang artinya terdapat hubungan antara bangsal
tempat coass dan perawat bertugas dengan kekuatan korelasinya (r) =
0,482 yang artinya kekuatan korelasinya sedang.
44
Gambar Hasil pengkulturan bakteri setelah cuci tangan
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat perbedaan yang signifikan atau bermakna secara statistik
angka kuman pada coass dan perawat setelah melakukan tindakan
hand hygiene (p= 0,003 atau p<0,05).
2. Jumlah angka kuman pada coass setelah melakukan tindakan hand
hygiene berkisar antara <847 CFU/cm2 sampai dengan >1500
CFU/cm2 sedangkan jumlah angka kuman pada perawat setelah
melakukan tindakan hand hygiene adalah <847 CFU/cm2
B. SARAN
a. Perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut, yaitu dengan
menambah sampel dan melakukan pengulangan pada tiap sampel.
b. Perlu diperhatikan adanya kontaminasi sebelum dilakukan
inkubasi.
c. Perlu informasi yang benar kepada petugas medis dan paramedis
tentang tindakan cuci tangan dan pentingnya melakukan tindakan
cuci tangan.
46
d. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melibatkan
supporting staff di rumah sakit (dokter yang bertugas, gizi, laboran,
dll ).
47
DAFTAR PUSTAKA
Allegranzi, B., Pittet, D. 2009. Role of hand hygiene in healthcare-associated infection prevention. Journal of Hospital Infection, 73, 305-315. Diakses 12 november 2013 dari www.elseiverhealth.com/journals/jhin.
Barbara C.C. Lam, M. F. (2004). Hand Hygiene Practices in a Neonatal Intensive Care Unit: A Multimodal Intervention and Impact on Nosocomial Infection. Official Journal of The American Academy of pediatrics. Diakses 10 April 2013, dari http://pediatrics.aappublications.org/content/114/5/e565.full.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2012). Hand Hygiene in Healthcare Settings. Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 08 April 2013 dari http://www.cdc.gov/handhygiene/Basics.html.
Centers for Disease Control and Prevention. (2012). Hand Hygiene Basics. Centers for Disease Control and Prevention. Diakses 09 April 2013, dari http://www.cdc.gov/handhygiene/Basics.html
Darmadi. (2008). Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Medika.
DepKes RI dalam Novi Hediyani. (2012). Manfaat Mencuci Tangan bagi Kesehatan. Diakses 08 April 2013, dari http://www.dokterku-online.com/index.php/article/88-manfaat-mencuci-tangan-bagi-kesehatan
Erasmus, Vicki., Daha, Thea J., Brug, Hans., Richardus, Jan H., Behrendt, M., Vos, M., et al. (2010). Systematic Review of Studies on Compliance with Hand Hygiene Guidelines in Hospital Care. Chicago Journal. Diakses 26 April 2013 dari http://www.jstor.org/stable/pdfplus/10.1086/650451.pd f?acceptTC=true.
Erasmus, Vicki., Daha, Thea J., Brug, Hans., Richardus, Jan H., Behrendt, M., Vos, M., et al .(2010). Systematic Review of Studies on Compliance with Hand Hygiene Guidelines in Hospital Care. Chicago Journal. , http://www.jstor.org/stable/10.1086/650451.
Garner dan Favero dalam Bermen. (1998). Buku Ajar Praktik keperawatan Klinis Kozier Erb. Diakses 30 Maret 2013, dari http://books.google.co.id/books?id=9tLaDcEaV7wC&pg=PA2&dq=cuci+tangan&hl=en&sa=X&ei=wspaUf3PHMeGrAfTsoCACw&redir_esc=y#v=onepage&q=cuci%20tangan&f=false
Girou, E., Loyeau, S., & Buisson, C. (2002). Efficacy of handrubbing with alcohol based solution versus standard handwashing with antiseptic soap:
randomised clinical trial. Diakses 14 oktober 2013, dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC117885
hand hygiene europe. (2012). Diakses 04 April 2013, dari hand hygiene europe: http://www.handhygieneeurope.com/acatalog/Information_facts_and_figures.html
Hartono, P. (2007). Perbandingan efektivitas cuci tangan menggunakan alkohol
70%, sabun dan irgasan dp 300 terhadap penurunan jumlah bakteri. Karya Tulis Ilmiah strata satu, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta
Huang, Yuanchun., Xie, Wenni., Zeng, Jun., et al. 2013. Limited knowledge and practice of Chinese medical students regarding health-care associated infections. J Infect Dev Ctries, 7(2):144-151
Lankford, Marry, et al. (2003). Influence of Role Models and Hospital design on the Hand Hygiene of Health-Care Workers. Emerging Infectious Disease, 217-223. Diakses 14 Mei 2013 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc /articles/PMC2901948/#!po=76.3158
Lucet, J.C, et al. (2002). Hand contamination before and after different hand hygiene techniques: a randomized clinical trial. Journal of Hospital Infection, 276-280. Diakses 15 oktober 2013 dari http://medisafe.ph/articles/Article.Hand%20contamination.pdf
Mandal, B., et al. (2008). Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga Medical Series.
Musadad, D. Anwar, et al. (1993). Kebiasaan cuci tangan petugas rumah sakit dalam pencegahan infeksi nosokomial. Cermin Dunia Kedokteran No. 82.
Number of Microorganism on Your Hands. (2008). Number of Microorganism on Your Hands. Dipetik 08 April 2013, dari http://www.handhygiene.net /antisepsis/microorganisms.hands.html
Pratiwi, S. T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga Medical Series.
Sax H, et al. (2007). About SAVE LIVES: Clean Your Hands. Diakses 04 April 2013, dari http://www.who.int/gpsc/5may/background/5moments/en/index. html
Sax H, et al. (2007). ‘My five moments for hand hygiene’:a user-centred design approach to understand, train, monitor and report hand hygiene, Journal of Hospital Infection., 67, 9-21.
Schaffer, g. h. (2000). Pencegahan infeksi dan praktik yang aman. Jakarta: EGC.
Soedarmo, dkk. (2008). Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis (2nd.ed). Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Supeni, M. (2006). Hubungan perilaku cuci tangan perawat dengan angka bakteri aerob penyebab infeksi nosokomial. Karya Tulis Ilmiah strata satu, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta
Suwarni, A. (2001). Studi Diskriptif Pola Upaya Penyehatan Lingkungan Hubungannya dengan Rerata Lama Hari Perawatan dan Kejadian Infeksi Nosokomial Studi Kasus: Penderita Pasca bedah Rawat Inap di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Provinsi DIY tahun 1999. Badan Litbang Kesehatan Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial yogyakarta .
World Health Organization. (2006). Health-care facility recommendations for standard precautions key elements at a glance. European Tissue Symposium. Diakses 06 April 2013, dari http://www.europeantissue.com/wp-content/uploads/World-Health-Organization-Hands-Washing-Instructions.pdf
World Health Organization. (2009). WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care: a Sumary. Diakses 07 Juni 2013, dari http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241597906_eng.pdf
Data hasil angka kuman pada coass setelah melakukan tindakan hand hygiene di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
No Nama Bangsal Lama Kerja Aktivitas Angka Kuman
1. Reni
Anak
8 bulan Follow up 8602. Aji 9,5 bulan Mengantar pasien
post op1100
3. Priya 9 bulan Follow up, asisten dokter di poli
300
4. Waskito 8 bulan Perawatan bayi 3385. Dwi 9 bulan Follow up 756. Fauziyah 1 bulan Follow up 337. Maya 1 bulan Follow up 1288. Charly
Bedah
8 bulan Asisten op 5739. Ramdhan 8 bulan Asisten op 24310. Ali 1,7 tahun Asisten op di OK 53311. Fasha 8 bulan Asisten op 8512. Dimas 8 bulan Asisten op, medikasi
luka di poli, follow up pasien bangsal
870
13. Arutala 1 bulan Vital sign 30014. Firman
Interna9,5 bulan Vital sign 108
15. Fara 9,5 bulan Follow up 6016. Novita 9,5 bulan Vital sign 19017. Bianda 1 bulan Follow up 4018. Harry
Syaraf4 bulan Vital sign 2320
19. Tejo 4 bulan Vital sign 35320. Shintia 9 bulan Vital sign 232021. Dian Vital sign 62822. Annisa Mata 8 bulan Pemeriksaan mata 135023. Arif 4 bulan Pemeriksaan mata 30024. Agung Obsgyn 10 bulan Vital sign 328
51
Data hasil angka kuman pada perawat setelah melakukan tindakan hand hygiene di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
No Nama Bangsal Lama Kerja
Aktivitas Angka Kuman
1. Novi
Ibnu Sina
1 bulan Infus, injeksi 1892. Mey 1 bulan Infus, nebul, vital
sign46
3. Henty 1 bulan Infus 154. Lila 1 bulan Infus 855. Aulia 1 bulan Infus, melepas
kateter123
6. Nurul 1 bulan Infus, nebul 157. Safitri 1 bulan Infus, melepas
kateter103
8. Falita
Marwah
7 bulan Mengantar pasien hemodialisa
152
9. Wahyu 1 bulan Injeksi 3110. Vivi 1 bulan Injeksi 8711. Eko 1 bulan Injeksi 4012. Nur 1 bulan Infus 613. Dela 1 bulan Bersihin feses 8214. Ratna Raudah 1 bulan Nebul 12815. Dewi 1 bulan Forbeden 2816. Lia
Sakinah
1 bulan Mengantar bayi, nyiapin obat
34
17. Nindi 1 bulan Bersihin feses, ganti infus
102
18. Vika 2 bulan Injeksi 419. Baiti
Arafah1 bulan EKG 30
20. Dina 1 bulan EKG 13021. Harni 1 bulan EKG, injeksi 3722. Ema 1 bulan Vital sign 22023. Anggun Poli bedah 1,5 bulan Vital sign 14824. Sinta Poli obsgyn 1 bulan Vital sign 20