7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
1/41
INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA IPM)
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2 14
INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA IPM)
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2 14
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
2/41
ii
ANALISIS
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2010- 2014
Ukuran Buku : 21 x 29,7 cm
Jumlah Halaman : vii + 35 halaman
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
3/41
iii
KATA PENGANTAR
Dalam kesempatan ini, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena rahmat-Nya lah kami dapat menyusun dan menerbitkan publikasi Indeks
Pembangunan Manusia Kota Palangka Raya Tahun 2014.
Dengan kehadiran laporan ini diharapkan mampu untuk memberikan gambaran
sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai oleh Kota Palangka Raya dalam bidang
pembangunan manusia, dan juga semoga kehadiran buku publikasi ini dapat menjawab
kebutuhan dari konsumen data baik dari pemerintah maupun dari swasta, terutama
data/informasi dalam aspek sosial ekonomi yang berkaitan dengan konteks pembangunan
manusia di Palangka Raya.
Dalam penyusunan laporan ini, walaupun telah dilakukan usaha semaksimal
mungkin namun masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang ada. Sehingga saran
dan kritik yang membangun sangatlah kami perlukan untuk perbaikan di masa yang akan
datang.
Tidak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu proses penyusunan dan penerbitan buku
publikasi ini.
KEPALA BAPPEDA
KOTA PALANGKA RAYA,
H. RAHMADI HN
Nip. 19590518 198603 1 013
Palangka Raya, Desember 2015
KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK
KOTA PALANGKA RAYA,
SINDAI M. O. SEA, SE.
Nip. 19580910 197803 2 001
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
4/41
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................... vii
I. PENJELASAN UMUM 1
1.1 Pengertian Indeks Pembangunan Manusia....................................................... 1
1.2 Kegunaan Indeks Pembangunan Manusia........................................................ 3
1.3 Perubahan Metode Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia.................. 5
II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN................................................... 8
2.1 Pencapaian Pembangunan Manusia................................................................. 8
2.2 Tahapan Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia................................... 8
III. ANALISIS IPM KOTA PALANGKA RAYA...................................................................... 133.1 Struktur Ekonomi.............................................................................................. 13
3.2 Status Pembangunan Manusia Palangka Raya................................................. 14
3.3 Perkembangan Dimensi IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014............... 15
IV. KESIMPULAN............................................................................................................ 27
LAMPIRAN..................................................................................................................... 29
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
5/41
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.1 Tahapan Perubahan Metodologi Penghitungan IPM........................................ 5
1.2Perbandingan Metode Lama dan Metode Penghitungan IPM Antara BPS dan
UNDP Menurut Dimensi IPM.............................................................................7
3.1 Perkembangan IPM Kota Palangka Raya, Tahun 2010-2014............................. 15
3.2Perkembangan Indikator Komponen IPM Kota Palangka Raya, Tahun 2010-
2014...................................................................................................................16
3.3Angka Harapan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah dan Kota Palangka Raya,
Tahun 20102014(Tahun)...............................................................................17
3.4
Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota se-Kalimantan Tengah Tahun 2014
(Tahun).............................................................................................................. 18
3.5Percepatan pertumbuhan Rata-Rata lama sekolah di Kota Palangka Raya,
Tahun 2010-2014 (Persen)................................................................................19
3.6 RLS Kabupaten/Kota Se Kalimantan Tengah,Tahun 2014 (Tahun).................... 20
3.7 HLS Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah, Tahun 2014. (Tahun).................. 21
3.8Pertumbuhan Angka HLS Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah, Tahun 2010
-2014 (Persen)..........................................................................................21
3.9Percepatan Pertumbuhan Pengeluaran Perkapita Disesuaikan Kota Palangka
Raya Tahun 2010-2014 (Persen).......................................................................
23
3.10Pengeluaran Perkapita Disesuaikan Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah,
Tahun 2014 (Ribu,Rp) .......................................................................................24
3.11Percepatan Pertumbuhan Pengeluaran Perkapita Disesuaikan Kabupaten
/Kota di Kalimantan Tengah, Tahun 2014 (Persen)...........................................25
3.12Laju Pertumbuhan IPM Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah, Tahun 2014
(Persen).............................................................................................................26
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
6/41
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Indikator Minimum dan Maksimum Komponen IPM....................................... 4
1.2Perbandingan Metode Lama dan Metode Baru Dimensi IPM Antara BPS dan
UNDP.................................................................................................................6
2.1 Daftar Paket Komoditi yang Digunakan Dalam Penghitungan PPP................... 11
3.1Perkembangan Indikator Komponen IPM Kota Palangka Raya, Tahun 2010-
2014...................................................................................................................16
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
7/41
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Tabel 1. Angka Harapan Hidup Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi KalimantanTengah Tahun 2010-2014 (Tahun)...............................................................
29
Tabel 2. Angka Harapan Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan
Tengah Tahun 2010-2014 (Tahun)...............................................................30
Tabel 3. Angka Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan
Tengah Tahun 2010-2014 (Tahun)...............................................................31
Tabel 4. Pengeluaran Perkapita Disesuaikan Penduduk Kabupaten/Kota di
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2014 (ribu rupiah).......................32
Tabel 5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/Kota di Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2010-2014 (Tahun)............................................33
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
8/41
Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014 1
I. PENJELASAN UMUM
1.1
Pengertian Indeks Pembangunan Manusia
Strategi pembangunan selama ini lebih menekankan pada bagaimana meningkatkan
laju pertumbuhan ekonomi. Metode ini di beberapa negara berkembang, termasuk
Indonesia tidak mampu menekan angka pengangguran serta mengatasi kemiskinan. Hal
ini membuktikan bahwa sukses dan tidaknya pembangunan disuatu daerah tidak hanya
cukup diukur dengan pertumbuhan ekonomi saja. Konferensi Internasional Kependudukan
dan Pembangunan atau yang lebih dikenal dengan ICPD (International Conference on
Population and Development) yang dilaksanakan pada tahun 1994 di Kairo, Mesir, dandihadiri oleh 179 negara menyepakati hal-hal penting untuk menuntaskan permasalahan
kependudukan dalam bentuk Program Aksi Kependudukan dan Pembangunan untuk 20
tahun yang akan datang. Pada dasarnya ICPD Kairo mempunyai konsep mendasar
tentang bagaimana mengintegrasikan aspek kependudukan dalam strategi pembangunan.
Dengan demikian diharapkan pembangunan ekonomi bisa sejalan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Pertanyaanpun sering muncul dari para pengambil kebijakan baik di daerah maupun
di pusat adalah, Mengapa pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi angka kemiskinan dan
pengangguran juga tinggi? Jawabannya adalah, pertumbuhan ekonomi sering tidak
diimbangi oleh perluasan lapangan pekerjaan yang sesuai (Growth without employment).
Jika kita perhatikan lebih lanjut, sektor-sektor apa saja yang memicu pertumbuhan ekonomi
di Indonesia? Kita akan dapatkan bahwa sektor yang berkembang di Indonesia adalah
sektor- sektor yang modern seperti perbankan, sektor finansial, informasi teknologi,
telekomunikasi, dan lain-lain. Sektor ini membutuhkan SDM yang berkualitas dan
mempunyai pendidikan serta keterampilan yang tinggi. Jika dilihat lebih dalam lagi, SDM
yang tersedia di Indonesia adalah SDM dengan tingkat pendidikan yang rendah, tidak
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
9/41
2 Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014
punya keterampilan, serta sedikit yang mampu menguasai bahasa asing. Itulah
penyebabnya mengapa angka pengangguran masih cukup tinggi di Indonesia.
Manusia merupakan sumber daya sesungguhnya yang akan melakukan
pembangunan dan juga sebagai tujuan akhir dari pembangunan itu sendiri Meskipun
pembangunan ekonomi dipandang lebih utama daripada pembangunan manusia, namun
pembangunan manusia tidak dapat diabaikan.
Konsep Pembangunan manusia yang didefinisikan oleh United Nations
Development Program (UNDP) adalah suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi
penduduk. Berdasarkan konsep tersebut, penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir, dan
upaya pembangunan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan
utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat untuk
menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif (UNDP).
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator komposit tunggal yang
digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan di
suatu wilayah. Walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan
manusia, indeks ini mampu mengukur dimensi pokok pembangunan manusia yang dinilai
mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. IPM menjelaskan
bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembagunan dalam memperoleh pendapatan,
kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Ketiga kemampuan dasar itu adalah umur panjang
dan sehat yang diukur melalui angka harapan hidup waktu lahir, berpengetahuan yang
diukur melalui angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, serta akses
terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak
yang diukur dengan pengeluaran konsumsi.
Sebagai indikator komposit, IPM mempunyai manfaat terbatas, terutama kalau
disajikan tersendiri hanya dapat menunjukkan status pembangunan manusia suatu daerah.
Namun demikian, manfaat yang terbatas tersebut dapat diperluas apabila dilakukan
perbandingan antar waktu dan antar daerah, sehingga posisi relatif suatu daerah terhadap
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
10/41
Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014 3
daerah yang lain dapat diketahui serta kemajuan/pencapaian antar waktu di suatu daerah
dan perbandingannya dengan pencapaian daerah lain dapat dibahas.
IPM bernilai 0-100 yang semakin tinggi menyatakan status pencapaian yang lebih
tinggi. UNDP membagi nilai IPM menjadi tiga kriteria, yaitu:
1. Rendah : IPM kurang dari 60,
2. Sedang : IPM antara 60-69,
3. Tinggi : IPM antara 70-79,
4. Sangat Tinggi : IPM bernilai 80 atau lebih
1.2
Kegunaan Indeks Pembangunan Manusia
Tujuan utama dari IPM pada dasarnya adalah untuk memperlihatkan apakah
pembangunan di suatu daerah sudah mengakomodasikan partisipasi seluruh
penduduk dalam setiap tahapan pembangunan. Dalam pengertian ini, penduduk tidak lagi
dipandang sebagai objek atau sasaran pembangunan saja, tetapi dilibatkan dalam proses
pembangunan sebagai subjek yang ikut mengambil keputusan. Dalam terminologi
pembangunan, hal itu dikenal sebagai people centered development.
Paradigma pembangunan manusia memandang pembangunan bukan tujuan,
melainkan sebagai sarana (means) memperluas peluang melalui peningkatan kapasitas
dasar dan daya beli penduduk. IPM sebagai alat ukur, dengan demikian dapat digunakan
untuk melihat kinerja pembangunan manusia di suatu daerah, yang dalam bahasa
pemerintahan berarti menilai kinerja dan peranan birokrasi dalam pencapaian menuju
hidup layak.
Penghitungan IPM pertama kali dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sejak tahun
1990 untuk level provinsi dan tahun 1996 pada level kabupaten, setiap tiga tahun sekali.
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
11/41
4 Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014
Sejak tahun 2004 penghitungan IPM dilakukan rutin setiap tahun. Hal ini dilakukan untuk
berbagai kepentingan sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya
membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).
2. Dapat menentukan peringkat atau level pembangunan antar wilayah/negara
3. Sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU) Distribusi PDRB
harga berlaku menurut lapangan usaha menunjukkan struktur perekonomian atau
peranan setiap kategori ekonomi dalam suatu wilayah. Kategori-kategori ekonomi
yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah.
4. Salah satu indikator target pembangunan pemerintah dalam pembahasan asumsi
makro di DPR-RI.
Untuk keperluan membandingkan antar Kabupaten/Kota yang lain, tingkatan
status IPM adalah indikator dampak sehingga memberikan gambaran tentang dampak
pembangunan. Indikator yang digunakan serta kondisi terburuk dan kondisi terbaik dari
setiap faktor adalah sebagai berikut;
Tabel 1.1 Indikator Minimum dan Maksimum Komponen IPM
Sumber : BPS
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
12/41
Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014 5
1.3
Perubahan Metode Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia
Selama dua puluh lima tahun terakhir sejak tahun 1990 dimana IPM pertama kali
launching, telah dilakukan beberapa kali perubahan baik indikator maupun metode
penghitungan bahkan penyempurnaan itu dimulai mulai tahun 1991 dilanjutkan tahun 1995 ,
tahun 2010 , tahun 2011 dan terakhir tahun 2014. Perubahan tersebut terus dilakukan dalam
upaya agar menghasilkan indeks yang representatif sesuai dengan kondisi zaman dan
perekonomian terkini.
Gambar 1.1 Tahapan Perubahan Metodologi Penghitungan IPM
Sumber : BPS
Tahun 2015 adalah tahun dimana BPS mengadaptasi perubahan metode
penghitungan IPM 2014. UNDP sendiri sudah merubah metodologi sejak tahun 2010 dan
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
13/41
6 Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014
direvisi tahun 2011 bahkan India dan Filipina telah memulai mengaplikasikan metode baru
sejak tahun 2011. Adapun alasan dilakukan perubahan terhadap metodologi penghitungan
IPM adalah:
1.
Indikator Angka melek Huruf sudah tidak sensitif dalam menggambarkan kualitas
pendidikan mengingat AMH hampir mendekati 100 di semua daerah yang berarti
hampir semua bisa penduduk baca tulis sehingga tidak relefan dalam mengukur
pendidikan secara utuh karena tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antar
daerah dengan baik.
2. PDB Perkapita tidak dapat lebih menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu
wilayah.
3.
Penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan IPM menggambarkan
bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi dari
dimensi lain.
Tabel 1.2 Perbandingan Metode Lama dan Metode Baru Dimensi IPM Antara BPS dan
UNDP
Sumber : BPS
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
14/41
Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014 7
.Gambar 1.2 Perbandingan Metode Lama dan Metode Penghitungan IPM Antara BPS dan
UNDP Menurut Dimensi IPM
Sumber: BPS
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
15/41
8 Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014
II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN
2.1 Pencapaian Pembangunan Manusia
Pencapaian pembangunan manusia dapat dilihat percepatan pertumbuhan IPM.
Dengan percepatan yang lebih tinggi bukan tidak mungkin suatu daerah akan mengejar
ketertinggalannya dari daerah yang lebih tinggi dengan mempertahankan speed atau
kecepatannya dan bila memungkinkan melakukan upaya untuk meningkatkan lagi. Berikut
adalah formula untuk percepatan pertumbuhan IPM ;
IPM dihitung berdasarkan penggabungan ketiga indeks dimensi komponen IPM,
yaitu indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pendapatan/daya beli. Indeks
harapan hidup diperoleh dari angka harapan hidup, indeks pengetahuan diperoleh dari
harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, dan indeks pendapatan diperoleh
dari pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan
2.2 Tahapan Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia
Dimensi Kesehatan
Dimensi kesehatan dihitung dengan menggunakan indikator Angka Harapan Hidup
(AHH). AHH didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh
oleh seseorang sejak lahir. Indikator ini mencerminkan kualitas kesehatan suatu masyarakat.
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
16/41
Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014 9
AHH dihitung dari hasil proyeksi Sensus Penduduk 2010 (SP2010). Dimana nilai minimum
digunakan adalah 20 tahun dan nilai maksimum sebesar 83,4 tahun.
Proses indeks kesehatan dirumuskan sebagai berikut :
Angka Harapan Hidup Dihitung dengan cara tidak langsung dengan paket program
Micro Computer Program for Demographic Analysis (MCPDA) atau Mortpack. AHH negara
berkembang lebih rendah dibandingkan AHH negara maju karena AHH dipengaruhi oleh
tingkat kematian bayi yang tinggi.
Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan dihitung dengan menggunakan indikator Harapan Lama
Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Kedua indikator ini menggambarkan kualitas
pendidikan atau capaian pembangunan dibidang pendidikan di suatu wilayah.
HLS didefinisikan sebagai lamanya sekolah yang diharapkan akan dirasakan oleh anak
pada umur tertentu di masa yang akan datang. Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut
akan tetap bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang penduduk yang
bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang sama saat ini. HLS dihitung untuk
penduduk berumur 7 tahun keatas sesuai dengan kebijakan pemerintah mengenai wajib
belajar. HLS digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan system pendidikan di
berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan yang diharapkan dapat
dicapai oleh setiap anak.
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
17/41
10 Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014
Sedangkan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) didefinisikan sebagai jumlah tahun yang
digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. RLS dihitung untuk penduduk
usia 25 tahun ke atas. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa pada usia 25 tahun proses
pendidikan sudah berakhir. Diasumsikan juga bahwa dalam kondisi normal rata-rata lama
sekolah suatu wilayah tidak akan turun. Adapun sumber data yang digunagan adalah Survei
Sosial Ekonomi Nasional atau yang dikenal dengan Susenas.
Proses penghitungan AHS dan RLS serta indeks pendidikan adalah sebagai berikut :
Dimana HLS minimum yang digunakan adalah 0 tahun dan maksimum 18 tahun. SedangkanRLS minimum yang digunakan adalah 0 tahun dan maksimum 15 tahun.
Dimensi Standar Hidup Layak
BPS menghitung IPM hingga level kabupaten, dimana tidak tersedia data PNB
menurut kabupaten untuk menggunakan indikator seperti halnya UNDP. Oleh sebab itu
digunakan pengeluaran per kapita disesuaikan.
Pengeluaran per kapita disesuaikan dihitung dari nilai pengeluaran per kapita dan
paritas daya beli (Purcashing Power Parity PPP). Nilai ini dapat menggambarkan mengenai
kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak.
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
18/41
Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014 11
Penghitungan rata-rata pengeluaran per kapita dihitung dari data SUSENAS dan
dibuat konstan/riil dengan tahun dasar 2012=100. Dengan demikian dapat menggambarkan
perkembangan kemampuan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat secara riil.
Komoditi yang digunakan bertambah dari 27 komoditi di metode penghitungan
sebelumnya, ditambah menjadi 96 komoditi yang terdiri dari 66 komoditi makanan dan 30
komoditi non makanan.
Tabel 2.1 Daftar Paket Komoditi yang Digunakan Dalam Penghitungan PPP
Sumber : BPS
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
19/41
12 Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014
Proses penghitungan indeks pengeluaran per kapita yang disesuaikan dirumuskan
sebagai berikut
Daya beli minimum yang digunakan merupakan garis kemiskinan terendah kabupaten tahun
2010 (data empiris) yaitu kabupaten Tolikara Provinsi Papua sebesar Rp 1.007,436,00 .
Sedangkan daya beli maksimum merupakan nilai tertinggi kabupaten yang diproyeksikan
hingga tahun 2025 (akhir RPJPN) yaitu perkiraan pengeluaran per kapita Jakarta Selatan
tahun 2025 sebesar Rp 26.572.352,00 .
Penghitungan IPM
Dalam metode penghitungan yang baru digunakan rata-rata geometrik dari indeks
kesehatan, pendidikan dan pengeluaran yang disesuaikan. Proses dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Diharapkan dengan metode penghitungan agregasi secara geometrik ini, dapat memperbaiki
kelemahan pada metode aritmatik sebelumnya.
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
20/41
Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014 13
III. ANALISIS IPM KOTA PALANGKA RAYA
3.1
Struktur Ekonomi
Kota Palangka Raya merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya berbagai
aktivitas-aktivitas ekonomi mulai dari perdagangan, pendidikan, perbankan, industri
pengolahan, transportasi, pemerintahan dan banyak aktivitas bisnis lainnya. Perusahaan-
perusahaan yang bergerak di berbagai industri ekonomi memiliki cabang yang tersebar di
berbagai kabupaten di wilayah provinsi Kalimantan Tengah, berinduk atau memiliki kantor
pusat di Palangka Raya. Hal inilah yang membuat Palangka Raya memiliki ciri sebagai ibu
Kota provinsi Kalimantan Tengah memiliki industri-industri unggulan diantaranya sebagai
Kota pusat pemerintahan dengan share sebesar 21,75 persen, share industri perdagangan
sebesar 18,85 persen, industri jasa keuangan dengan share 7,73 persen, industri konstruksi
9,97 persen dan industri pengolahan sebesar 12,56 persen.
Industri perdagangan adalah industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja,
yaitu sebesar 34,57 persen pada tahun 2014. Pada tahun yang sama penyerapan tenaga
kerja pada industri Jasa-jasa sebesar 29,83 persen disusul industri konstruksi sebesar 11,73
persen. Perkembangan industri-industri yang banyak menyerap tenaga kerja menyebabkan
migrasi masuk ke Palangka Raya yang secara tidak langsung mempengaruhi sektor-sektor
lain untuk ikut berkembang, kehadiran migran di Palangka Raya ini secara tidak langsung
berpengaruh terhadap ekonomi di Kota Palangka Raya, mempengaruhi industri
perdagangan, hotel dan restoran; dan industri keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
Dinamika penduduk pribumi dan pendatang menghadirkan komposisi dan sekaligus
tantangan tersendiri dalam wacana pembangunan manusia di Palangka Raya, dimana faktor
manusia sebagai modal pembangunan diharapkan mampu menjadi subjek dan sekaligus
objek dari pembangunan itu sendiri. Bab ini akan membahas status pembangunan manusia
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
21/41
14 Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014
Kota Palangka Raya dalam kurun waktu lima tahun terakhir, dengan fokus pada kondisi
tahun 2014.
3.2 Status Pembangunan Manusia Palangka Raya
Status pembangunan manusia Kota Palangka Raya, secara umum dapat
digambarkan dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Palangka Raya.
Untuk melihat seberapa besar status pembangunan manusianya, perlu adanya
keterbandingan pencapaian antar daerah, khususnya dalam satu provinsi yang sama.
Berikut disajikan capaian IPM Kabupaten/Kota se-Provinsi Kalimantan Tengah,
sebagaimana pada Tabel 3.1 di bawah ini.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Kalimantan Tengah,
IPM Kota Palangka Raya selalu menduduki peringkat pertama. Apabila dilihat dari
angkanya, nilainya selalu berada di atas 76 dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Hal ini menggambarkan pembangunan manusia di Kota Palangka Raya selama periode
2010-2014 masuk dalam kategori tinggi dalam pencapaian pembangunan manusia.
Peningkatan IPM setiap tahunnya mengindikasikan semakin baiknya kualitas hidup
masyarakat Palangka Raya yang ditandai dengan peningkatan taraf hidup berupameningkatnya kemampuan daya beli, angka harapan hidup yang semakin tinggi, serta
tingkat pendidikan yang semakin membaik.
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
22/41
Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014 15
Gambar 3.1 Perkembangan IPM Kota Palangka Raya, Tahun 2010-2014
3.3 Perkembangan Dimensi IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014
IPM adalah Indikator komposit yang memadukan dimensi kesehatan, dimensi
pengetahuan, dan dimensi standar hidup layak suatu daerah dalam satu angka tunggal.
Dengan kata lain, IPM merupakan indeks yang mengukur pencapaian keseluruhan
pembangunan non fisik suatu daerah yang dipresentasikan oleh tiga dimensi, yaitu umur
panjang dan sehat, pengetahuan, dan kualitas hidup yang layak. Upaya yang mengarah
kepada peningkatan kualitas hidup manusia dilaksanakan seiring dengan peningkatan
indikator-indikator sosial yang berkaitan dengan pembangunan. Tabel 3.1 menggambarkan
perkembangan indikator IPM di Kota Palangka Raya selama periode lima tahun terakhir.
76,53
76,98
77,40
78,02
78,50
75,50
76,00
76,50
77,00
77,50
78,00
78,50
79,00
2010 2011 2012 2013 2014
IPM
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
23/41
16 Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014
Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Komponen IPM Kota Palangka Raya,
Tahun 2010-2014
Tahun
Angka Harapan
Hidup
AHH
(Tahun)
Harapan Lama
Sekolah
HLS
(Tahun)
Rata-rata Lama
Sekolah
RLS
(Tahun)
Pengeluaraan riil per
kapita disesuaikan
PPd
(ribu Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
2010 72,57 14,19 10,13 12.008,66
2011 72,68 14,25 10,27 12.230,34
2012 72,77 14,31 10,48 12.310,72
2013 72,85 14,58 10,69 12.397,24
2014 72,95 14,89 10,73 12.521,04
Sumber: BPS Kota Palangka Raya
Gambar 3.2 Perkembangan Indikator Komponen IPM Kota Palangka Raya, Tahun 2010-
2014
Sumber: BPS Kota Palangka Raya
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
2010 2011 2012 2013 2014
PPd (juta Rp)
RLS (tahun)
HLS (tahun)
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
24/41
Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014 17
Dimensi Kesehatan
Representasi dari dimensi kesehatan adalah angka harapan hidup. Angka harapan
hidup menggambarkan seberapa lama peluang seseorang untuk bertahan hidup. Semakin
tinggi indikator harapan hidup mencerminkan semakin tingginya derajat kesehatan di
suatu daerah karena seseorang yang hidupnya panjang cenderung didukung dengan
kondisi kesehatan yang baik. Perkembangan angka harapan hidup Kota Palangka Raya
dalam lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang pelan, tetapi pasti. Dari
angka harapan hidup sebesar 72,57 tahun pada tahun 2010, kini pada tahun telah
mencapai 72,95 tahun pada tahun 2014, yang berarti makin mendekati angka 73
tahun. Lambatnya kenaikan angka harapan hidup ini menggambarkan bahwa memang
tidak mudah untuk menaikkan satu tahun dari indikator ini. Perlu upaya yang keras di
bidang kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkannya, apalagi jika angka yang
dicapainya sudah tinggi. Dari Gambar 3.2 dapat diketahui bahwa angka harapan hidup
penduduk di Palangka Raya masih lebih tinggi dari rata-rata penduduk di Provinsi
Kalimantan Tengah dengan selisih sekitar 3 poin.
Gambar 3.3 Angka Harapan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah dan Kota Palangka Raya,
Tahun 20102014 (Tahun)
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
2010 2011 2012 2013 2014
Kalteng Palangka Raya
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
25/41
18 Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014
Untuk melihat keterbandingan nilai angka harapan hidup dengan Kabupaten lainnya dalam
satu provinsi di Kalimantan Tengah dapat kita lihat pada gambar 3.4 berikut.
Gambar 3.4. Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota se-Kalimantan Tengah Tahun 2014
(Tahun)
Dapat dilihat bahwa Palangka Raya adalah kota yang memiliki AHH tertinggi disusul
oleh Sukamara dan Barito Utara. Adapun Angka harapan hidup terendah berturut-turut
Kabupaten Katingan, Barito Selatan dan Barito Timur.
Dimensi Pengetahuan
Sementara itu, dimensi pengetahuan diukur dengan indikator angka harapan
lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Harapan lama sekolah menunjukkan berapa
tahun penduduk usia 7 tahun ke atas yang ingin menempuh pendidikan formal,
sedangkan rata-rata lama sekolah menunjukkan berapa tahun penduduk usia 25 tahun
60,00
62,00
64,00
66,00
68,00
70,00
72,00
74,00
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
26/41
Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014 19
ke atas menempuh pendidikannya. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa pada usia 25
tahun proses pendidikan sudah berakhir seseorang menduduki bangku sekolah.
Adapun rata-rata lama sekolah lebih mengalami perkembangan yang relatif lebih
cepat dibanding perkembangan angka harapan hidup, yaitu sebesar 10,13 tahun pada tahun
2010 dan sebesar 10,73 tahun pada tahun 2014. Hal ini berarti rata-rata lama sekolah
penduduk Palangka Raya sampai dengan kelas 2 SLTA. Sulitnya menggeser angka rata-
rata lama sekolah ini disebabkan karena penduduk yang tidak bersekolah lagi
cenderung akan tetap seperti itu dan akan terus diperhitungkan selama penduduk itu
masih ada. Dengan demikian, perbaikan angka rata-rata lama sekolah lebih banyak
dipengaruhi oleh generasi-generasi baru yang menimba ilmu di sekolah, di mana
proporsinya mungkin lebih sedikit.
Peningkatan angka rata-rata lama sekolah di Palangka Raya selama tahun 2010
sampai tahun 2014 cukup fluktuatif. Peningkatan tertinggi terjadi di tahun 2012 dengan laju
2,08 persen sedangkan di tahun 2014 menurun menjadi hanya sebesar 0,36 persen. Hal ini
mengingat angka rata-rata lama sekolah sudah relatif tinggi sehingga pertumbuhannya
menjadi semakin tipis.
Gambar 3.5 Pertumbuhan Rata-Rata lama sekolah di Kota Palangka Raya, Tahun 2010-2014 (Tahun)
Sumber : BPS
1,35
2,08 2,04
0,36
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
2011 2012 2013 2014
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
27/41
20 Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014
Gambar 3.6 RLS Kabupaten/Kota Se Kalimantan Tengah,Tahun 2014 (Tahun)
Sumber : BPS
Meskipun Palangka Raya menduduki peringkat teratas rata-rata lama sekolah,
tetapi percepatan pertumbuhan rata-rata lama sekolah tahun 2014 diduduki oleh
Kabupaten Kotawaringin Barat dengan kecepatan 3,11 persen disusul Seruyan sebesar 1,86
persen, dan Lamandau sebesar 1,66 persen.
Pada tahun 2010 di Kota Palangka Raya angka harapan lama sekolah sebesar 14,19
tahun. Tahun 2014 penduduk di Kota Palangka Raya berharap supaya dapat menempuh
pendidikan setidaknya selama 14,89 tahun. Hal ini berarti rata-rata penduduk usia 7 tahun
ke atas ingin agar dapat menempuh pendidikan setidaknya sampai jenjang universitas atau
setidaknya program Diploma 3. Perkembangan angka harapan lama sekolah lebih lambat
dari pada perkembangan angka rata-rata lama sekolah. Adapun salah satu faktor yang
diduga paling berengaruh terhadap perkembangan angka ini adalah faktor biaya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin besar
pula biaya yang diperlukan, hal ini yang menyebabkan mengapa angka harapan lama
sekolah perkembangannnya tidak seoptimis angka rata-rata lama sekolah.
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
28/41
Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014 21
Gambar 3.7 HLS Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah, Tahun 2014 (Tahun)
Sumber : BPS
Gambar 3.8 Pertumbuhan Angka HLS Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah, Tahun
2014 (Tahun)
Sumber : BPS
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
29/41
22 Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014
Dari gambar 3.7 di atas dapat diketahui bahwa Kota Palangka Raya memiliki angka
harapan lama sekolah tertinggi disusul Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten
Kotawaringin Timur pada posisi ke tiga teratas. Dalam hal percepatan pertumbuhan angka
harapan lama sekolah nampak pada gambar 3.8, kabupaten pemekaran lebih optimis
dalam merencanakan masa depan pendidikannya, bagaimana tidak bila ternyata tiga
kabupaten dengan laju HLS tertinggi adalah kabupaten pemekaran, yaitu Kabupaten
Seruyan dengan laju sebesar 3,59 persen disusul Kabupaten Murung Raya dengan laju
sebesar 3,04 persen dan Katingan dengan laju sebesar 2,85 persen sementara palangka
hanya puas dengan laju 2,1 persen.
Dimensi Hidup Layak
Indikator komponen IPM lainnya yaitu pengeluaran/konsumsi riil per kapita yang
disesuaikan, atau disebut juga dengan paritas daya beli yang disesuaikan. Indikator
ini memberikan gambaran mengenai keadaan perekonomian penduduk. Dalam konteks
ini, satu rupiah di Palangka Raya akan memiliki daya beli yang sama dengan satu rupiah di
Jakarta. Pada tahun 2014, konsumsi riil per kapita Kota Palangka Raya mencapai 12.521
ribu rupiah. Jika dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya, terdapat peningkatan
sebesar 124 ribu rupiah. Namun, jika dibandingkan dengan kondisi lima tahun yang lalu,
peningkatannya sebesar 512 ribu rupiah. Hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian
penduduk semakin membaik yang ditandai dengan meningkatnya daya beli.
Dengan nilai per kapita sebesar 12.521 ribu rupiah, dapat dikatakan bahwa untuk
memenuhi standard hidup layak di Kota Palangka Raya dibutuhkan sebesar 1.043 ribu
rupiah per bulan per kapita. Nilai ini relatif cukup tinggi mengingat Palangka Raya adalah Ibu
Kota Kalimantan Tengah dengan tingkat harga dan kebutuhan yang sangat beragam
menyebabkan beragam pula ketersediaan pilihan akan barang dan jasa konsumsi penduduk
dan tingginya akan daya beli penduduk yang bersangkutan, tentu saja gaya hidup penduduk
kota besar membutuhkan biaya yang relatif lebih tinggi.
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
30/41
Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014 23
Gambar 3.9 Percepatan Pertumbuhan Pengeluaran Perkapita Disesuaikan Kota
Palangka Raya Tahun 2010-2014 (Persen)
Sumber : BPS
Pertumbuhan pengeluaran perkapita di Kota Palangka Raya kian lama kian
mengalami penurunan kecepatan yang menandakan bahwa angka pengeluaran perkapita
sudah relatif cukup tinggi sehingga lajunya menjadi kian menurun.
Dimensi standar hidup layak digunakan untuk mengukur kemampuan akan
pemenuhan kebutuhan hidup baik makanan ataupun non makanan secara riil. Riil ini
dimaksudkan agar dapat melihat perkembangan peningkatan ataupun penurunan kuantitas
ataupun kualitas konsumsi/pemenuhan kebutuhan hidup tersebut. Dengan demikian dapat
dilihat perkembangan hasil pembangunan manusia.
1,85
0,66 0,70
1,00
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
1,80
2,00
2011 2012 2013 2014
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
31/41
24 Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014
Gambar 3.10 Pengeluaran Perkapita Disesuaikan Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah,
Tahun 2014 (Ribu, RP)
Sumber : BPS
Apabila dilihat dari besaran nilai pengeluaran konsumsi perkapita maka lagi-lagi
Kota Palangka Raya menduduki peringkat pertama disusul Kabupaten Kotawaringin Timur
dan kemudian Kabupaten Barito Timur. Kabupaten dengan nilai terendah tiga diantaranya
berturut-turut Kabupaten Sukamara, Seruyan dan Barito Utara.
Sebagai Kabupaten dengan nilai pengeluaran riil perkapita terendah, yaitu sebesar
7.568 ribu rupiah, dapat dikatakan bahwa untuk memenuhi standard hidup layak di
Kabupaten Sukamara dibutuhkan sebesar 630 ribu rupiah per bulan per kapita. Nilai rendah
ini menunjukan akan kurangnya ketersediaan pilihan akan barang dan jasa konsumsi
penduduk dan juga rendahnya akan daya beli penduduk yang bersangkutan.
0,00
2000,00
4000,00
6000,00
8000,00
10000,00
12000,00
14000,00
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
32/41
Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014 25
Gambar 3.11 Percepatan Pertumbuhan Pengeluaran Perkapita Disesuaikan
Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah, Tahun 2014 (Persen)
Sumber : BPS
Dilihat dari pertumbuhan Pengeluaran Perkapita Disesuaikan dapat diketahui
bahwa Barito utara memiliki kecepatan yang paling tinggi dalam mengejar
ketertinggalannya pada dimensi standar hidup layak dengan kecepatan 9,34 persen pada
tahun 2014, disusul Kabupaten Gunung Mas dengan kecepatan 1,45 persen dan pada posisi
ke-tiga diduduki Kota Palangka Raya dengan laju sebesar 1 persen.
Setelah mengetahui komponen penentu besaran IPM maka di bawah ini dapat kita
lihat bagaimana keterbandingan Kota Palangka Raya dengan Kabupaten-kabupaten lainnya
dalam mengejar ketertinggalannya dalam hal Pembangunan Manusia.
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
33/41
26 Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014
Gambar 3.12 Laju Pertumbuhan IPM Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah, Tahun 2014
(Persen)
Sumber : BPS
Dari gambar 3.12 dapat kita ketahui bahwa tiga kabupaten yang unggul dalam
mengejar ketertinggalan dalam pembangunan manusia di tahun 2014 adalah Kabupaten
Barito Utara dengan laju sebesar 1,81 persen, disusul Kabupaten Seruyan dengan laju
sebesar 1,08 persen dan Kotawaringin barat dengan laju 0,91 persen. Sementara itu
kabupaten Pulang Pisau mengalami pembangunan manusia dengan laju yang paling lambat
di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu dengan laju sebesar 0,38 persen
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
1,802,00
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
34/41
Analisis IPM Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014 27
IV. KESIMPULAN
Antara tahun 2010-2014, capaian pembangunan manusia Kota Palangka Raya
cenderung mengalami peningkatan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari76,53 pada tahun 2010 menjadi 78,50 pada tahun 2014. Selama kurun waktu lima tahun IPM
naik sebesar 1,98 poin. Percepatan pertumbuhan IPM tiap tahunnya menunjukkan trend
penurunan. Hal ini mengindikasikan kecepatan Kota Palangka Raya untuk mencapai
pembangunan manusia yang ideal semakin menurun. Di samping itu ada beberapa hal yang
bisa disimpulkan, yaitu:
1. IPM Kota Palangka Raya terus meningkat selama tahun 2010-2014, namun tidak
mengubah status pembangunan manusia yaitu masuk dalam kategori tinggi. Dan dari
sisi peringkat regional Kalimantan Tengah, juga tidak menunjukkan perubahan.
2. Indikator IPM meraih posisi tertinggi di Kalimantan Tengah untuk semua dimensi
kesehatan, pengetahuan ataupun dimensi hidup layak Hidup.
3. Laju rata-rata pertumbuhan angka harapan hidup selama empat tahun terakhir
sebesar 0,13 persen.
4. Laju rata-rata pertumbuhan harapan lama sekolah sebesar 1,21 persen dengan laju
yang naik setiap tahunnya.
5. Laju rata-rata pertumbuhan rata-rata lama sekolah selama empat tahun terakhir
sebesar 1,46 persen dengan laju yang kian menurun setiap tahunnya.
6. Dalam mengejar ketertinggalan pembangunan manusia, Kota Palangka Raya
menduduki urutan ke 9 dari 14 kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
35/41
28
LAMPIRAN
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
36/41
29
TABEL 1. Angka Harapan Hidup Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan
Tengah Tahun 2010-2014 (Tahun)
Prov/Kab/KotaAHH
2010 2011 2012 2013 2014
KALIMANTAN TENGAH 68,98 69,09 69,18 69,29 69,39
Kotawaringin Barat 69,41 69,51 69,60 69,68 69,77
Kotawaringin Timur 69,05 69,15 69,24 69,32 69,41
Kapuas 67,94 68,04 68,13 68,21 68,30
Barito Selatan 65,74 65,83 65,92 65,99 66,08
Barito Utara 70,54 70,64 70,73 70,81 70,91
Sukamara 70,82 70,92 71,02 71,10 71,19
Lamandau 68,71 68,81 68,90 68,98 69,07
Seruyan 68,23 68,32 68,41 68,49 68,58
Katingan 64,64 64,73 64,82 64,89 64,98
Pulang Pisau 67,09 67,19 67,27 67,35 67,44
Gunung Mas 69,23 69,33 69,42 69,50 69,59
Barito Timur 67,06 67,16 67,24 67,32 67,41Murung Raya 68,75 68,85 68,94 69,02 69,11
Kota Palangka Raya 72,57 72,68 72,77 72,85 72,95
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
37/41
30
TABEL 2. Angka Harapan Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan
Tengah Tahun 2010-2014 (Tahun)
Prov/Kab/KotaHLS
2010 2011 2012 2013 2014
KALIMANTAN TENGAH 11,09 11,15 11,22 11,71 11,93
Kotawaringin Barat 11,27 11,28 11,29 11,90 12,12
Kotawaringin Timur 10,47 10,47 10,89 11,82 12,04
Kapuas 10,40 10,58 10,76 10,95 11,14
Barito Selatan 10,61 10,79 10,96 11,01 11,14
Barito Utara 10,97 10,99 11,00 11,01 11,15
Sukamara 10,56 10,59 10,69 10,79 11,09
Lamandau 10,99 11,17 11,34 11,75 11,80
Seruyan 10,32 10,44 10,57 10,70 11,08
Katingan 10,58 10,98 11,14 11,40 11,69
Pulang Pisau 11,37 11,41 11,44 11,48 11,63
Gunung Mas 10,57 10,60 10,62 10,65 10,82
Barito Timur 10,88 11,08 11,27 11,77 11,98
Murung Raya 9,64 10,42 10,73 11,33 11,68
Kota Palangka Raya 14,19 14,25 14,31 14,58 14,89
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
38/41
31
TABEL 3. Angka Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan
Tengah Tahun 2010-2014 (Tahun)
Prov/Kab/KotaRLS
2010 2011 2012 2013 2014
KALIMANTAN TENGAH 7,62 7,68 7,73 7,79 7,82
Kotawaringin Barat 7,48 7,48 7,49 7,58 7,82
Kotawaringin Timur 7,29 7,39 7,48 7,59 7,69
Kapuas 6,75 6,79 6,82 6,84 6,94
Barito Selatan 7,71 7,80 8,01 8,16 8,27
Barito Utara 7,43 7,55 7,74 7,97 8,00
Sukamara 6,62 6,67 7,04 7,21 7,30
Lamandau 6,92 7,21 7,38 7,55 7,67
Seruyan 6,66 6,76 6,76 6,90 7,03
Katingan 7,66 8,13 8,15 8,17 8,23
Pulang Pisau 7,18 7,20 7,29 7,55 7,58
Gunung Mas 8,57 8,57 8,65 8,73 8,74
Barito Timur 8,31 8,43 8,75 8,98 9,01
Murung Raya 7,06 7,09 7,12 7,15 7,18
Kota Palangka Raya 10,13 10,27 10,48 10,69 10,73
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
39/41
32
TABEL 4. Pengeluaran Perkapita Disesuaikan Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2010-2014 (ribu rupiah)
Prov/Kab/KotaPENGELUARAN
2010 2011 2012 2013 2014
KALIMANTAN TENGAH 9.257,46 9.471,94 9.556,60 9.641,41 9.681,87
Kotawaringin Barat 11.706,66 11.756,63 11.806,80 11.857,19 11.907,80
Kotawaringin Timur 9.622,75 9.801,98 10.170,32 10.342,81 10.430,15
Kapuas 9.022,38 9.387,82 9.478,69 9.633,08 9.726,32
Barito Selatan 9.669,43 9.926,68 10.101,36 10.282,51 10.374,29
Barito Utara 7.333,05 7.519,21 7.563,88 7.614,50 8.326,00
Sukamara 7.293,25 7.498,48 7.521,54 7.544,61 7.567,74
Lamandau 9.750,22 9.793,70 9.837,38 9.881,25 9.925,31
Seruyan 7.649,49 7.831,86 7.872,59 7.919,12 7.957,93
Katingan 9.039,98 9.268,92 9.357,23 9.452,35 9.542,40
Pulang Pisau 8.308,11 8.460,65 8.479,28 8.536,78 8.555,58
Gunung Mas 8.885,15 9.281,02 9.544,37 9.822,97 9.965,31
Barito Timur 10.267,48 10.421,58 10.435,90 10.450,22 10.464,57
Murung Raya 8.986,60 9.200,24 9.222,68 9.245,13 9.267,68
Kota Palangka Raya 12.008,66 12.230,34 12.310,72 12.397,24 12.521,04
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
40/41
33
TABEL 5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/Kota di Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2010-2014 (Tahun)
Prov/Kab/KotaIPM
2010 2011 2012 2013 2014
KALIMANTAN TENGAH 65,96 66,38 66,66 67,41 67,77
Kotawaringin Barat 68,43 68,53 68,63 69,51 70,14
Kotawaringin Timur 65,24 65,60 66,61 67,95 68,45
Kapuas 63,32 64,01 64,38 64,82 65,29
Barito Selatan 64,51 65,10 65,76 66,20 66,61
Barito Utara 63,87 64,36 64,72 65,12 66,30
Sukamara 62,41 62,86 63,52 63,92 64,44
Lamandau 65,32 65,99 66,49 67,23 67,53
Seruyan 61,60 62,16 62,39 62,81 63,49
Katingan 63,25 64,54 64,87 65,29 65,79
Pulang Pisau 63,76 64,06 64,28 64,76 65,00
Gunung Mas 66,33 66,85 67,30 67,75 68,13
Barito Timur 66,76 67,31 67,97 68,82 69,12
Murung Raya 63,18 64,39 64,85 65,62 66,10
Kota Palangka Raya 76,53 76,98 77,40 78,02 78,50
7/25/2019 Indeks Pembangunan Manusia 2014.pdf
41/41