Page 1
i
PENGALAMAN STRES PRAKTIK KLINIK DAN TINGKAT
STRES PADA MAHASISWA KEPERAWATAN TAHUN
PERTAMA DAN TAHUN KEDUA PRAKTIK KLINIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S.Kep)
OLEH :
INAYATI SALSABILA
NIM : 1111104000022
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Page 3
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY
OF JAKARTA
Undergraduate Thesis, December 2015
Inayati Salsabila, NIM : 1111104000022
Perceived of Stress Clinical Practice and Level of Stress on the First Year and
Second Year Nursing Student in Clinical Practice.
ABSTRACT
Clicinical Practice is the Important Part of nursing education. Clinical Practice makes
it possible for students to have a chance at connecting theories with nursing clients. In
giving treatments to the patients, Nursing students will often meet difficult
environments and stress because direct contacts from disease, pain, illness, disability,
and death. These things happens because new students are shocked with the new
environment clinic for a first step of clinical practice in their first year. The aim of
this study is to describe experience of stress and compare level of stress between first
and second year nursing students in their clinical practice. These types of researches
are quantitative on descriptive design comparison with cross sectional closer, research
samples are 81 students of nursery of Syarif Hidayatullah State Islamic University of
Jakarta 2012 class (second year students) and 2013 class (first Year Students) with
the technique of Total Sampling. Collection the quantitive data is adopted from
Perceived Stress Scale with 29 questions, the results of the stress meter shows that
100% respondents is first year students and 91.7% second year students is at the
medium stress level, and 8.3% respondents from second year students have high
stress level. with the highest source of stress is 95.1 % from the instructor staff and
nursery staff, 93.8% from take care of patients, and 88.9% from the lack of
knowledge and skill. the result of stress level comparisons gives information that
First Year students (mean = 2.05) have higher stress than the second year students
(mean = 1.59) of the clinic practice, which have a higher level of stress from the 1st
year student. Attention from lecturers to the student at clinical practice is important to
have for improving and motivating the process of learning for students at the clinical
practice environment in the hospital.
Keywords : Experience, Clinical Practice, Nursing Students.
Page 4
iv
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Desember 2015
Inayati Salsabila, NIM : 1111104000022
Pengalaman Stres Praktik Klinik, dan Tingkat Stres pada Mahasiswa
Keperawatan Tahun Pertama dan Tahun kedua Praktik Klinik Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ABSTRAK
Praktik klinik adalah bagian penting dari pendidikan Keperawatan. Praktik klinik ini
memungkinkan mahasiswa memiliki kesempatan untuk menghubungkan teori dengan
praktik merawat klien. Dalam memberikan perawatan kepada pasien, mahasiswa
seringkali menghadapi situasi sulit, dan sering menimbulkan stres karena kontak
langsung dengan penyakit, rasa sakit, penderitaan, kecacatan, dan kematian pasien.
hal ini terjadi dikarenakan mahasiswa baru terpapar dengan lingkungan klinik
sebagai tahap awal penempatan praktik klinik pada tahun pertama. Tujuan penelitian
adalah mengetahui gambaran stres mahasiswa dan membandingkan tingkat stres pada
mahasiswa tahun pertama dan tahun kedua praktik klinik. Jenis penelitian ini adalah
kuantitatif dengan desain deskriptif komparasi menggunakan pendekatan cross
sectional, sampel penelitian adalah 81 orang mahasiswa keperawatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012 (Tahun kedua) dan
Angkatan 2013 (Tahun pertama) dengan teknik Total Sampling. Pengambilan data
kuantitatif diadopsi dari Perceived Stress Scale (PSS) sebanyak 29 pertanyaan. Hasil
pengukuran tingkat stres menunjukan 100% responden dari angkatan 2012 dan
91.7% dari angkatan 2013 berada pada tingkat stres sedang, dan 8.3% responden dari
angkatan 2013 berada pada tingkat stres berat. Adapun Sumber stres paling sering
dirasakan adalah 95.1% dari staf pengajar dan staf keperawatan, 93.8% dari merawat
pasien, dan 88.9% dari kurang pengetahuan dan skill. Mahasiswa tahun kedua
memiliki tingkat stres yang lebih tinggi (mean= 2.05) dibandingkan dengan
mahasiswa tahun pertama praktik klinik memiliki tingkat stres yang lebih tinggi
dibandingkan dengan mahasiswa tahun pertama praktik klinik (mean= 1.59).
penelitian ini menyarankan ada nya perhatian dari pengajar kepada mahasiswa ketika
menjalani praktik klinik adalah sangat dibutuhkan guna untuk membangun dan
mendukung proses belajar mahasiswa dalam lingkungan praktik klinik di Rumah
Sakit.
Kata Kunci : Pengalaman, Praktik Klinik, Mahasiswa Keperawatan
Page 8
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Inayati Salsabila
Tempat, tanggal Lahir : Serang, 29 Mei 1993
Alamat : Kp. Kroya Baru 007/002 Serang-Banten
Telepon : 081911027084
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 1 Kramatwatu [2000-2006]
2. SMP Negeri 1 Kramatwatu [2006-2008]
3. SMA Negeri 1 Kramatwatu [ 2008-2011]
Pengalaman Organisasi
1. Pramuka SMPN 1 Kramatwatu [2006-2007]
2. Seni Rupa SMAN 1 Kramatwatu [2009-2010]
3. Pandora Squad Design Graphic UIN Jakarta [2012-2013]
Page 9
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Subhanahuwata’ala, kita memuji, meminta pertolongan
dan memohon pengampunan kepada-nya, dan kita berlindung kepada Allah dari
keburukan diri dan kejahatan amal perbuatan kita. Atas berkat rahmat, karunia, dan
ridha-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengalaman Stres
Praktik Klinik, dan Tingkat Stres pada Mahasiswa Keperawatan Tahun
Pertama dan Tahun kedua Praktik Klinik Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta”. Sholawat serta salam juga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi dan
sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa
penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena ini, segala kritik dan saran yang
berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka
dan rasa terima kasih.
Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan
yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada
waktunya. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Saya, H. Makmun dan Ibu Saya Hj. Aryati yang telah mendidik,
mencurahkan semua kasih sayang yang tiada tara, serta memberikan bantuan
baik moril maupun materil kepada penulis selama proses menyelesaikan
Page 10
x
skripsi ini. tak lupa, Kakak Saya Insan Kamil Ahmad Panata Gama, Serta
Adik saya Hurina Aini Sundus yang telah memberikan semangat tanpa
pamrih.
2. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.ke, selaku dekan fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku ketua Program Studi dan Ernawati,
S.Kp, M.Kep, SP.KMB, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Maftuhah, M.Kep, Ph.D dan Ibu Uswatun Khasanah, S.kep. MNS selaku
dosen pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah
meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada
penulis selama proses pembuatan skripsi ini.
5. Ibu Nia Damiati, S.Kp, MSN, selaku dosen Pembimbing Akademik, terima
kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing dan memberi
motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah.
6. Bapak/Ibu dosen program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negerti
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Teman-teman PSIK 2011, yang telah berjuang bersama selama 4 tahun di
bangku kuliah ini dan memotivasi dalam mencapai cita-cita.
Page 11
xi
Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya tulisan ini masih jauh dari sempurna,
namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang
memerlukannya.
Ciputat, 25 Desember 2015
Inayati Salsabila
Page 12
xii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .................................................................................................. . i
Pernyataan Keaslian.................. ....................................................................... . ii
Abstract ............................................................................................................ . iii
Abstrak. ............................................................................................................ . iv
Pernyataan Persetujuan .................................................................................... . v
Lembar Pengesahan ......................................................................................... . vi
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... . viii
Kata Pengantar ................................................................................................. . ix
Daftar Isi....................................................................................................... xi
Daftar Singkatan........................................................................................... xv
Daftar Bagan................................................................................................. xvi
Daftar Tabel.................................................................................................. xvii
Daftar Lampiran............................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................... .............................................. 1
B. Rumusan Permasalahan ........................................................ 4
C. Pertanyaan Penelitian............................................................. 5
D. Tujuan Penelitian .................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
F. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Page 13
xiii
A. Definisi Stres .................................................................... 8
1. Pengertian Stres ............................................................ 8
2. Jenis Stres .................................................................... 9
a. Eustres
b. Distres
3. Tahapan stres ................................................................ 9
4. Tingkat stres ................................................................. 10
5. Sumber-Sumber Stres dalam
Kehidupan dan Pendidikan di Rumah Sakit ................ 11
a. Sumber-Sumber Stres dalam Kehidupan
b. Sumber –Sumber Stres dalam Pendidikan
di Rumah Sakit
6. Perceived Stress Scale (PSS) ................................... .. 13
B. Definisi Praktik Klinik...................................................... .... 15
a. Pengertian Praktik Klinik ............................................ 15
b. Pentingnya Penempatan Klinis .................................... 16
c. Reality Shock in Nursing Clinical Practice ............... 16
1. Fase Bulan madu
2. Fase Shock
3. Fase pemulihan dan resolusi
C. Kerangka Teori................................................................ 18
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep .................................................................. 19
B. Definisi Operasional ............................................................. 21
C. Hipotesis Penelitian ............................................................... 22
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ................................................................... 24
B. Populasi dan Sampel ............................................................. 24
Page 14
xiv
a. Populasi
b. Sampel
C. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................... ... 25
D. Instrumen Penelitian........................................................ ..... 25
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen................................ ... 27
a. Validitas
b. Reliabilitas
F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data............................... 30
G. Pengolahan Data............................................................. ... 31
a. Analisis Data........ ............................................ 32
b. Analisa Univariat ............................................. 32
c. Analisa Bivariat ................................................ 32
H. Etika Penelitian .................................................................. 33
Bab V HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian… ...................................................... 34
B. Hasil Uji Normalitas.......................................................... 34
C. Hasil Penelitian Univariat .................................................. 34
a. Karakteristik Responden ................................................. 34
b. Tingkat stres ................................................................... 35
c. Sumber Stres Paling Sering dirasakan............................ 36
D. Hasil Analisis Bivariat ....................................................... 37
BAB VI PEMBAHASAN
A. Usia Responden……. ............................................................ 39
B. Hasil Analisis Univariat ....................................................... 40
1. Gambaran Tingkat Stres Pada Mahasiswa
2. Gambaran Sumber Stres yang Paling
Banyak dirasakan Mahasiswa
C. Hasil Analisis Bivariat ……. ................................................ 43
Page 15
xv
D. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 45
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……. ................................................................. 46
B. Saran.............. ........................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Page 16
xvi
DAFTAR SINGKATAN
UIN : Universitas Islam Negeri
FKIK : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan
PSS : Perceived Stress Scale
Page 17
xvii
DAFTAR BAGAN
Halaman
2.1 Kerangka Teori 18
2.2 Kerangka Konsep 21
Page 18
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.2 : Definisi Operasional Variabel Penelitian 21
Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi usia Responden 35
Tabel 5.2 : Hasil Uji Normalitas Data 35
Tabel 5.3 : Distribusi Tingkat Stres Responden 35
Tabel 5.4 : Distribusi Sumber Stres Responden 36
Tabel 5.5 : Hasil Uji Mann Whitney 37
Page 19
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Penjelasan Penelitian untuk Responden
Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Kuesioner Perceived Stress Scale (PSS)
Lampiran 4 : Hasil Uji Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat Stres
Lampiran 5 : Hasil Uji Analisis Univariat
Lampiran 6 : Hasil Uji Analisis Bivariat
Page 20
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik klinik adalah bagian penting dari pendidikan Keperawatan. Praktik
klinik ini memungkinkan mahasiswa memiliki kesempatan untuk menghubungkan
teori dengan praktik merawat klien (Chapman, 2000). Praktik klinik juga dapat
mengembangkan kompetensi siswa Keperawatan, dan praktik klinik memberikan
wawasan yang lebih untuk mengembangkan strategi mengajar klinik yang efektif
dalam pendidikan keperawatan. Tujuan dari praktik klinik adalah sebagai kunci
pembentukan mahasiswa keperawatan karena dapat meningkatkan kemampuan siswa
keperawatan secara komprehensif dan sistematis dalam menyelesaikan masalah
perawatan klien, dengan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diperlukan dalam perawatan (Yang, 2012).
Praktik klinik dikatakan sebagai kunci dalam pembentukan mahasiswa
keperawatan karena mahasiswa dapat menerapkan teori pengetahuan dan
mengembangkan keterampilan untuk memberikan perawatan kepada pasien mereka
secara langsung. Dalam memberikan perawatan kepada pasien, mahasiswa praktik
klinik seringkali menghadapi situasi sulit, dan sering menimbulkan stres karena
kontak langsung dengan penyakit, rasa sakit, penderitaan, kecacatan, dan kematian
pasien. hal ini terjadi dikarenakan mahasiswa baru terpapar dengan lingkungan klinik
Page 21
2
sebagai tahap awal penempatan praktik klinik pada tahun pertama mereka (Nicholas,
et, al, 2013).
Tahap awal penempatan praktik klinik pada tahun pertama disebut sebagai
fase observasi dan hal ini disebut juga sebagai masa transisi. masa transisi yaitu masa
dari pendidikan dikelas menjadi pendidikan diklinik, dan ketika mahasiswa bergerak
dari pengamat pasif ke peserta aktif. dalam masa transisi ini mahasiswa tahun
pertama praktik klinik sering mengalami stres. Hal yang menyebabkan stres tersebut
adalah akibat dari kurangnya pengetahuan dan keterampilan klinik, kekhawatiran
merawat pasien dan takut membuat kesalahan. stres yang diwujudkan melalui
kecemasan dan kesulitan dalam membuat keputusan (Brien, 2012).
Penempatan praktik klinik tahun pertama mahasiswa mungkin memiliki
tingkat stres yang tinggi karena merasa asing dengan lingkungan institusi rumah
sakit, kurang percaya diri, dan tidak memiliki pengalaman klinis sebelumnya dimana
hal tersebut bisa menjadi sumber stres saat praktik klinik (Khater, Zaheya, 2012). Hal
ini sejalan dengan penelitian Chan (2006) yang membandingkan tingkat stres
mahasiswa keperawatan dalam menjalani praktik klinik, hasil menunjukan bahwa
tingkat stres bervariasi tergantung pada tingkat semester, dan penempatan klinis. Dan
menurut Kleehammer et al, (1990 dalam Chan, 2006) ditemukan bahwa mahasiswa
tahun pertama menunjukan skor stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan
mahasiswa tahun kedua.
Page 22
3
Stres praktik klinik pada mahasiwa merupakan suatu reaksi adaptif yang
bersifat sangat individual, sehingga stres pada seseorang belum tentu sama
tanggapannya bagi orang lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan
berpikir, tingkat pendidikan dan kemampuan adaptasi seseorang terhadap
lingkungannya. (Hartono,2007).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan
Januari 2015, peneliti mengambil 10 orang mahasiswa keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, didapatkan hasil studi pendahuluan adalah, 10 mahasiswa
mengatakan bahwa praktik klinik merupakan stresor bagi mereka, sumber-sumber
stresor yang sering kali mahasiswa rasakan yaitu 10 mahasiswa merasakan stres
dalam merawat pasien, 9 orang mahasiswa merasa stres dengan tugas-tugas dan
beban kerja, 7 mahasiswa merasa takut jika tidak bisa menjawab pertanyaan
pasien,10 mahasiswa merasa stres dengan sikap staf perawat dan pembimbing klinis,
8 mahasiswa merasa stres jika tidak dapat memberikan perawatan yang baik kepada
pasien, 10 mahasiswa merasa takut jika membuat kesalahan, dan 7 mahasiswa merasa
asing dengan profesional skill dalam keperawatan.
Hasil wawancara peneliti dengan Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan,
Waras Budi Utomo, mengatakan bahwa berdasarkan kurikulum 2012 mahasiswa
keperawatan memulai praktik klinis sejak semester 3 dimana mahasiswa telah
mempelajari konsep dan teori praktikum tindakan keperawatan dasar 1 dan 2. dalam
praktik klinik ini juga untuk mengawali keterpaparan suasana klinis di Rumah Sakit
agar mahasiswa tidak mengalami reality shock ketika mulai memasuki tahap profesi.
Page 23
4
Kompetensi secara umum mahasiswa keperawatan semester 3 lebih mengarah pada
pemenuhan kebutuhan dasar manusia secara umum yang mana mereka baru
menjalani tahun pertama praktik klinik, dan kompetensi secara umum mahasiswa
keperawatan semester 5 adalah melaksanakan tindakan keperawatan pada kasus
maternitas yang mana mereka sudah mendapatkan praktik klinik pada semester 3 dan
4 sebelum nya.
Lin (2006), melakukan penelitian Perceived Stress and Coping Strategies of
baccalaureate Nursing Students in Clinical Practice untuk meneliti stres, kesehatan
fisik dan koping strategi dalam menjalani praktik klinik, dengan desain penelitian
deskriptif cross sectional, instrumen penilaian menggunakan survey demografi,
perceived stress scale (PSS) oleh Sheu et al 2002, Phsio-psycho respons scale
(PPRS), dan coping behavior inventory (CBI) oleh Sheu et al 2002, hasil menunjukan
bahwa mahasiswa dengan tingkat stres sedang [mean (SD) = 2.10 (0.04)] memiliki
kesehatan fisik yang baik [mean(SD) = 1.40 (0.065). stres yang paling sering
dirasakan berasal dari kurang nya pengetahuan dan keterampilan profesional [mean
(SD) = 2.34 (0.63), dan strategi koping yang paling sering mahasiswa gunakan adalah
tranference coping strategies (Pemindahan).
Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya peneliti belum menemukan
adanya penelitian untuk mengetahui sumber-sumber stres pada mahasiswa praktik
klinik, karena peneliti berpikir bahwa mengetahui sumber-sumber yang dapat
menyebabkan mahasiswa stres selama praktik klinik adalah penting untuk diteliti.
Page 24
5
Melihat dari fenomena diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini
guna mengetahui gambaran sumber-sumber yang menyebabkan stres saat praktik
klinik yang kemudian akan di ukur serta membandingkan tingkat stres mahasiswa
keperawatan di tahun pertama dan tahun kedua praktik klinik di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil literatur mahasiswa keperawatan melaporkan bahwa
praktik klinik merupakan stresor bagi mahasiswa, kebanyakan mahasiswa
mengatakan bahwa merawat pasien, stres dari tugas dan beban kerja, kurang
pengetahuan dan skill, dan stres dengan teman sebaya menjadi salah satu sumber
stresor mahasiswa saat menjalani praktik klinik. Sumber stres tingkat stres pada tiap
individu adalah berbeda-beda. Berdasarkan data diatas peneliti tertarik untuk
mengetahui apakah sumber-sumber stres praktik klinik dan bagaiamana tingkat stres
mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan yang signifikan tingkat stres mahasiswa keperawatan
angkatan 2012 dan mahasiswa keperawatan angkatan 2013 di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Page 25
6
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran rata-rata tingkat stres praktik klinik mahasiswa
keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ?
2. Bagaimana gambaran sumber-sumber stres yang menyebabkan stres praktik
klinik mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ?
3. Apakah terdapat perbedaan tingkat stres yang signifikan antara mahasiswa
yang baru menjalani praktik klinik di tahun pertama, dengan mahasiswa yang
telah menjalani praktik klinik sampai tahun kedua ?
D. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran sumber-sumber stres, dan tingkat stres, serta
membandingkan tingkat stres mahasiswa keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun pertama praktik klinik dengan mahasiswa tahun
kedua praktik klinik saat praktik klinik di Rumah Sakit.
b. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat stres yang dirasakan oleh mahasiswa keperawatan
UIN Jakarta selama Praktik klinik
2. Mengidentifikasi sumber-sumber stres yang dialami oleh mahasiswa
keperawatan UIN Jakarta selama praktik klinik
3. Membandingkan tingkat stres mahasiswa keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta berdasarkan tingkat semester : Semester 3 dan semester 5
Page 26
7
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Perguruan Tinggi
a. Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan
fungsi atau tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian
msyarakat.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi bagi PSIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menerapkan metode
praktik klinik agar memiliki tingkat stres yang rendah guna
meningkatkan kualitas lulusan PSIK UIN Syrif Hidayatullah
Jakarta.
2. Manfaat bagi Mahasiswa Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi
mahasiswa guna meningkatkan pengetahuan mengenai gambaran
sumber stres dan tingkat stres mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dalam melaksanakan praktik klinik.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang bertujuan untuk mengetahui sumber stres
praktik klinik dan tingkat stres pada mahasiswa praktik klinik Program
Page 27
8
Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi
komparasi dan menggunakan pendekatan cross sectional. Metode
pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner Perceived Stress
Scale (PSS) yang diadaptasi dari Sheu (1997). Subjek yang diteliti
adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2012 dan angkatan 2013. Waktu
penelitian berkisar dari April-Mei 2015.
Page 28
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Stres
1. Pengertian Stres
Kata stres memiliki banyak arti dalam kehidupan modern saat ini. Wijono
(2006), Stres adalah reaksi alami tubuh untuk mempertahankan diri dari
tekanan secara psikis. Tubuh manusia dirancang khusus agar bisa merasakan
dan merespon gangguan psikis ini. Tujuannya agar manusia tetap waspada
dan siap untuk menghindari bahaya. Kondisi ini jika berlangsung lama akan
menimbulkan perasaan takut dan tegang.
Stres adalah reaksi dari tubuh (respons) terhadap lingkungan yang dapat
memproteksi diri kita yang juga merupakan bagian dari sistem pertahanan
yang membuat kita tetap hidup, stres adalah kondisi yang tidak
menyenangkan di mana manusia melihat adanya tuntutan dalam suatu situasi
sebagai beban atau di luar batasan kemampuan mereka untuk memenuhi
tuntutan tersebut ( Nasir, 2011).
Menurut (Durand,2006) Stres merupakan respon fisiologis tubuh terhadap
stresor, yaitu kejadian atau perubahan apa pun yang membutuhkan adaptasi.
Stres adalah suatu keadaan di mana beban yang dirasakan seseorang tidak
sepadan dengan kemampuan untuk mengatasi beban ini ( Slamet, 2003).
Page 29
10
Istilah stres atau ketegangan dikemukakan oleh Hans dan Selye yang
mendefinisikan Stress sebagai respon yang tidak spesifik dari tubuh pada tiap
tuntutan yang dikenakan padanya (Sehnert, 1981 dalam Prawitasari, 2011).
2. Jenis Stres
Menurut Kurniawati (2013) terdapat 2 jenis stres antara lain adalah :
a. Eustres
adalah stres positif yang terjadi ketika tingkatan stres cukup tinggi untuk
memotivasi agar bertindak untuk mencapai sesuatu eustres adalah stres yang
baik yang menguntungkan kesehatan seperti latihan fisik.
b. Distres
adalah stres negatif yang terjadi ketika tingkatan stres terlalu tinggi atau
terlalu rendah dan tubuh mulai menanggapi stresor dengan negatif. Distres
dilain pihak merupakan stres yang mengganggu kesehatan dan sering
menyebabkan ketidakseimbangan antara tuntutan stres dan kemampuan
untuk memenuhi tuntutan.
Page 30
11
3. Tahapan Stres
Menurut (Amberg 1979 dalam Sunaryo, 2004), bahwa tahapan stres sebagai
berikut :
a. Stres tahap pertama (paling ringan), yaitu stres yang disertai perasaan
nafsu bekerja yang besar dan berlebihan, mampu menyelesaikan pekerjaan
tanpa memperhitungkan tenaga yang dimiliki, dan penglihatan menjadi
tajam.
b. Stres tahap kedua, yaitu stres yang disertai keluhan, seperti bangun pagi
tidak segar atau letih, lekas capek pada saat menjelang sore, lekas lelah
sesudah makan, tidak dapat rileks, lambung atau perut tidak nyaman
(bowel discomfort), jantung berdebar, otot tengkuk, dan panggung tegang.
Hal tersebut karena cadangan tenaga tidak memadai.
c. Stres tahap ketiga, yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti defekasi
tidak teratur (kadang-kadang diare), otot semakin tegang, emosional,
insomnia, mudah terjaga dan sulit tidur kembali (middle insomnia),
bangun terlalu pagi dan sulit tidur kembai (late insomnia), koordinasi
tubuh terganggu, dan mau jatuh pingsan.
d. Stres tahap keempat, yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti tidak
mampu bekerja sepanjang hari (loyo), aktivitas pekerjaan terasa sulit dan
menjenuhkan, respon tidak adekuat, kegiatan rutin terganggu, gangguan
pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi daya ingat menurun, serta
timbul ketakutan dan kecemasan.
Page 31
12
e. Stres tahap kelima, yaitu tahapan stres yang ditandai dengan kelelahan
fisik dan mental (physical and psychological exhaustion),
ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan yang sederhana dan ringan
gangguan pencernaan berat meningkatnya rasa takut dan cemas, bingung,
panik.
f. Stres tahap keenam (paling berat, yaitu tahapan stres dengan tanda-tanda,
seperti jantung berdebar keras, sesak napas, badan gemetar, dingin dan
banyak keluar keringat, loyo, serta pingsan atau collaps (Sunaryo, 2004).
4. Tingkat Stres
Menurut Rasmun (2004), Stres dibagi menjadi tiga tingkatan yang terdiri dari:
1. Stres ringan
Adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari seseorang. Stres
ringan umumnya dirasakan oleh setiap orang contohnya, lupa, ketiduran
dikritik, dan kemacetan. Stres ringan biasanya terjadi dalam beberapa
menit atau beberapa jam, situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit
kecuali jika dihadapi terus menerus.
2. Stres sedang
Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari.
Contoh dari stresor yang dapat menimbulkan stres sedang adalah
kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang berlebihan,
mengharapkan pekerjaan baru, dan anggota keluarga yang pergi dalam
waktu lama.
Page 32
13
3. Stres Berat
Adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa tahun.
Contoh dari stresor yang dapat menimbulkan stres berat adalah hubungan
suami istri yang tidak harmonis, kesulitan finansial, dan penyakit fisik
yang lama.
5. Sumber-Sumber Stres dalam Kehidupan dan Pendidikan di
Rumah Sakit
a. Sumber-Sumber Stres dalam Kehidupan
Menurut Nasir, dkk (2011) Berikut ini adalah sumber-sumber stres yang
biasa terjadi dalam kehidupan :
1. Sumber stres dari individu.
Terkadang sumber stres berasal dari individunya sendiri. Salah satu yang
dapat menimbulkan stres dari pribadi sendiri adalah melalui penyakit yang
diderita oleh seseorang. Menjadi menempatkan demands pada sistem
biologis dan psikologis, dan tingkatan stres yang dihasilkan dari orang
tersebut bergantung pada keseriusan penyakit dan usia dari orang tersebut.
Hal lain yang dapat menimbulkan stres dari individu sendiri adalah
melalui penilaian dari dorongan motivasi yang bertentangan, ketika terjadi
konflik dalam diri seseorang dan biasanya orang tersebut berada dalam
kondisi dimana dia harus menentukan pilihan, dan pilihan tersebut sama
pentingnya.
Page 33
14
2. Sumber stres dalam keluarga
Perilaku, kebutuhan, dan kepribadian dari tiap anggota keluarga yang
mempunyai pengaruh dan beriteraksi dengan anggota keluarga lainnya,
kadang menimbulkan gesekan, konflik interpersonal dapat timbul akibat
dari masalah keuangan, inconsiderate behavior, atau tujuan yang bertolak
belakang.
3. Sumber stres dalam komunitas dan lingkungan
Jika kita terlepas dari stres akibat pekerjaan, sangatlah penting untuk
mengevaluasi gaya bekerja. Kepuasan kerja dan kecocokan kerja antara
kita dengan atasan dan bawahan, serta organisasi. Mereka yang merasakan
sedikit stres adalah mereka yang bekerja di lingkungan di mana mereka
dapat berkembang dibandingkan dengan mereka yang bekerja di
lingkungan yang sulit untuk berkembang. Hubungan yang dibuat
seseorang di luar lingkungan keluarganya dapat menghasilkan banyak
sumber stres. Salah satunya adalah bahwa hampir semua orang pada suatu
saat dalam kehidupannya mengalami stres yang berhubungan dengan
pekerjaanya. Hal ini disebabkan karena tuntutan pekerjaan yang dapat
menghasilkan stres dalam dua cara.
1. Beban pekerjaan yang terlalu tinggi.
2. Beberapa macam aktivitas dapat menyebabkan stres lebih daripada
yang lainnya, apabila pekerjaan yang dilakukan terus menerus
dibawah kemampuannya.
Page 34
15
Beberapa aspek dari pekerjaan dapat meningkatkan stres pada pekerja,
diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Lingkungan kerja
2. Reliabilitas peralatan kerja
3. Hubungan interpersonal yang buruk
b. Sumber –Sumber Stres dalam Pendidikan di Rumah Sakit.
Sumber stres dalam praktik klinis di rumah sakit menurut Khater (2012)
adalah :
1. Kurangnya pengalaman mahasiswa di area rumah sakit
2. Ketakutan dalam mebuat kesalahan
3. Kurangnya kepercayaan diri mahasiswa dalam memberikan perawatan
kepada pasien
4. Mempertahankan hubungan yang baik dengan Clinical Instructor di
rumah sakit.
5. kurang familiar dengan setting rumah sakit.
6. Stres dari tugas dan beban kerja selama menjalani praktik klinis.
6. Perceived Stress Scale (PSS)
Perceived stress scale (PSS) yang diadopsi dari Sheu et al (1997) yang
bertujuan untuk mengukur sumber stres dan tingkat stres mahasiswa selama
praktik klinik. 4 poin skala likert yang digunakan untuk menilai 29 item
pertanyaan yang terdiri dari 6 kelompok faktor-faktor sumber stres. 6 faktor
ini terdiri dari stres merawat pasien, stres dari pengajar dan staf perawat, stres
Page 35
16
dari tugas-tugas dan beban kerja, stres dari teman sebaya dan kehidupan
sehari-hari, stres dari kurang nya pengetahuan dan skill dan stres dari
lingkungan klinis, total skor PSS adalah 0-116 semakin tinggi skor maka di
indikasikan memiliki tingkat stres yang tinggi dan sebaliknya (Sheu et al,
2002).
Tabel
Original PSS by Sheu et, al.(1997)
Stress Factor/item
Overall perceived stress
I. Stress from taking care of patients
Lack of experience and ability in providing
nursing care and in making judgements
Do not know how to help patients with
physio-psycho-social problems
Unable to reach one’s expectations
Unable to provide appropriate respons to
doctors, teachers, and patients questions
Worry about not being trusted or accepted by
patience or patience’s family
Unable to provide patient with good nursing
care
Do not know how to communicate with
patientes
Experience difficulties in changing from the
role of a student to that of a nurse
II. Stress from teachers and nursing staff
Experience discrepancy between theory and
practice
Do not know how to discuss patients illness
with teachers, and medical and nutrsing
personnel
Feel stressed that teacher’s instruction is
different from one’s expectations
Page 36
17
Feel that teachers do not give fair evaluation
on students
Lack of care and guidance from teachers
III. Stress from assignments and workload
Worry about bad grades
Experience pressure from nature and quality
of clinical practice
Feel that one’s performance does not meet
teachers’ expectations
Feel that the requirements of clinical practice
exceed one’s physical and emotional
endurance
Feel that dull and inflexible clinical practice
affects one’s family and social life
IV. Stress from peers and daily life
Experience competition from peers in
school and clinical practice
Feel pressure from teachers who evaluate
students’ performance by comparison
Feel that clinical practice affects one’s
involvement in extracurricular activities
Cannot get along with other peers in the
group
V. Stress from lack of professional knowledge
and skills
Unfamiliar with medical history and terms
Unfamiliar with professional nursing skills
Unfamiliar with patients’ diagnoses and
treatments
VI. stress from the environment
Feel stressed in the hospital environment
where clinical practice take place
Unfamiliar with the ward facilities
Feel stressed from the rapid change in
patient’s condition
Page 37
18
B. Definisi Praktik Klinik
a. Pengertian Praktik Klinik
Praktik klinik merupakan komponen penting dari sarjana program ilmu
keperawatan. Praktik klinik memberikan siswa kesempatan untuk mencapai
kompetensi dalam praktek kerja yang aman dan efektif serta berguna untuk
mengembangkan keterampilan, pengetahuan, sikap, nilai-nilai, dan
kemampuan sesuai dengan strandar kompetensi nasional untuk perawat.
Keperawatan adalah profesi yang berbasis praktik. Oleh karena itu clinical
education merupakan bagian penting dalam kurikulum sarjana keperawatan.
Kualitas pendidikan perawat tergantung pada kualitas pengalaman klinis
siswa memerlukan penempatan klinis efektif untuk memungkinkan
penerapan teori ke praktik (Elliot, 2002 dalam Nursing Times.net, 2006)
pengalaman ini adalah pusat untuk memasuki dunia kerja sebagai praktisi
yang kompeten dan independen (Penman, 2005; dalam Nursing Times.net,
2006).
b. Pentingnya Penempatan Klinis
Penempatan klinis memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengamati
model peran, latihan, mengembangkan keterampilan dan kemampuan
pemecahan masalah, dan merefleksikan apa yang mereka lihat, dengar dan
lakukan (Landers, 2000; Theorell-Ekstrand dan Bjorvellm, 1995; dalam
NursingTimes.net, 2006) ketika siswa berlatih dalam lingkungan klinis adalah
Page 38
19
penting bagi mahasiswa keperawatan mengintegrasikan konten teoritis yang
disediakan oleh lembaga pendidikan dengan realitas praktik keperawatan
(Cope et al, 2000; Dunn dan Hansford, 1997; dalam Nusring Times.net,
2006).
c. Reality Shock in Nursing Clinical Practice
Reality shock adalah pengalaman mengejutkan seorang perawat
ditahun pertama ketika menyadari bahwa situasi kerja di rumah sakit yang
mereka sudah persiapkan tidak sesuai dengan ekspektasi dan ideal nya yang
mereka bayangkan (Meleis, 2010).
Ketakutan dan kesuilitan khusus dalam beradaptasi dengan lingkungan
kerja di klinis adalah hal yang umum dialami perawat baru dan menyebut
ketakutan ini sebagai reality shock karena terjadi sebagai akibat konflik
antara ekspektasi lulusan baru terhadap peran keperawatan dan kenyataan
peran yang sesungguhnya (Kramer, 1947 dalam Saragih, 2011). transisi dari
mahasiswa keperawatan yang kemudian menjadi perawat baru yang
bertanggung jawab sepenuhnya diarea klinis merupakan masa dalam
kecemasan dan ketidakpastian bagi mereka ditahun pertamanya (Palmer,
2000).
Schmalenberg & Kramer (1979) dalam Saragih (2011) menyatakan
bahwa ada empat (4) fase transisi peran mahasiswa menjadi staf perawatan
Page 39
20
yakni fase bulan madu, yang diikuti dengan fase syok, fase pemulihan dan
resolusi.
1. Fase bulan madu
terjadi pada minggu pertama perawat baru mulai bekerja. Selama perawat
permula diterima tulus di lingkngan kerjanya, perawat tersebut hanya
sedikit mengalami kesulitan di fase bulan madu. Pada fase ini perawat
akan menikmati suasana yang baru yaitu pertama kali mulai bekerja
setelah peralihan dari dunia pendidikan.
2. Fase shock
Fase shock terjaid kira-kira setelah memamsuki dunia pekerjaan, pada fase
ini terjadi shock terhadap realita, seringkali muncul konflik personil yang
erat karena perwat menemukan banyak nilai di sekolah keperawatan tidak
dihargai ditempat kerja. Konflik bathin terjadi antara harapan di dunia
pendidikan dengan kenyataan dilapanagan kerja.
3. Fase pemulihan dan resolusi
Fase ini adalah fase terakhir yang akan dilalui oleh perawat baru, dimana
mereka akan berusahan menyeimbangkan dunia pendidikan dengan dunia
kerja. Pada fase ini perawat baru telah menemukan jati dirinya sebagai
perawat. Perawat baru akan dapat mengatasi segala permasalahan yang
Page 40
21
dihadapi dalam pekerjaan apabila oraganisasi dan atasannya menciptakan
suasana yang kondusif terutama pada fase pemulihan dan resolusi.
C. Kerangka Teori
Bagan 2.1 Kerangka teori penelitian modifikasi teori Lazarus dan Folkman (1984)
Sumber : Hans, Selye 1981 (dalam Prawitasari 2011); Khater, 2012 ; Kramer, 1979 (dalam Saragih,
2011); Lazarus dan Folkman 1984 (dalam Wade, 2007)
Keterangan :
= Area yang diteliti
= Area yang tidak diteliti
Stresor
Sumber Stres dalam
pendidikan di
Rumah sakit
Reality Shock
Tingkat
Stres
1. Stres Ringan
2. Stres Sedang
3. Stres Berat
Page 41
22
BAB 3
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, dan DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini disusun berdasarkan landasan teori yang
dihubungkan dengan fenomena yang menjadi fokus penelitian. Kerangka konsep
akan menjelaskan tentang variabel-variabel yang dapat diukur dalam penelitian ini.
Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas (Independent variable )
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Praktik Klinik
2. Variabel terkait (dependent variable)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah Stress : Stres ringan, stres sedang,
dan stres berat.
Page 42
23
Skema 3.1
Kerangka konsep penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian “Sumber Stres Praktik Klinik dan Tingkat
Stres pada Mahasiswa Keperawatan Tahun Pertama dan Tahun Kedua Praktik Klinik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”
Pada penelitian Sumber Stres Praktik Klinik dan Tingkat Stres pada Mahasiswa
Keperawatan Tahun Pertama dan Tahun Kedua Praktik Klinik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta akan di identifikasi karakteristik dari responden berupa usia, dan
tahun angkatan Penelitian ini akan melihat sumber-sumber yang menyebabkan stres
selama praktik klinik dan tingkat stres mahasiswa tahun pertama dan kedua praktik
klinik keperawatan UIN Jakarta saat menjalani praktik klinik di area klinis.
Praktik Klinik
Stres
a. Stres ringan
b. Stres sedang
c. Stres berat
Page 43
24
B. Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Data
Demogra
fi
Angkatan
Kelas
Pembagian
kelas untuk
mahasiswa
baru
berdasarkan
tahun pertama
kali menduduki
bangku
perkuliahan
Pengisian
data diri
pada
kuesioner
penelitian
1. Angkatan
2012
2. Angkatan
2013
Nominal
Usia lama waktu
hidup atau ada
(sejak
dilahirkan atau
diadakan)
Pengisian
data diri
pada
kuesioner
penelitian
1. 18 tahun
2. 19 tahun
3. 20 tahun
4. 21 tahun
5. 22 tahun
Nominal
Variabel
Tingkat
Stres
Keadaan stres
dirasakan oleh
individu yang
terbagi dalam 3
rentang yakni
stres ringan,
sedang, berat
Kuesioner
bagian 2
mengenai
Perceived
Stress
Scale
(PSS)
Pengisian
Kuesioner
dengan 29
item
pertanyaa
n dengan
4 poin
likert total
skor 1-
116
1. Stres
ringan
Jika skor
1-39
2. Stres
sedang
Jika skor
40-77
3. Stres berat
Jika skor
78-116
(Sheu,et
al,2002)
Ordinal
Page 44
25
Sumber
Stres
Kondisi atau
hal-hal yang
membuat
individu
merasakan atau
berada dalam
situasi stres.
Terdapat enam
sumber stres
yang
dikembangkan
menjadi 29
pertanyaan
mengenai
sumber stress
antara lain : 1. kemampuan
merawat
pasien
2. pengajar dan
staf kesehatan
lainnya 3. tugas dan
beban kerja 4. teman sebaya
dalam
kehidupan
sehari-hari
5. kurang
pengetahuan
dan skill
6. lingkungan
praktik
(Sheu,
et,al,2002)
Kuesioner
bagian 2
mengenai
Perceived
stress
scale
(PSS)
Pengisian
kuesioner
29 item
pertanyaan
dengan 4
poin skala
likert,skor
mean
tertinggi
pada
masing-
masing
domain
faktor stres
merupakan
sumber stres
yang paling
sering
dirasakan
oleh seorang
mahasiswa .
Berdasarkan
hasil yang
didapat pada
tabel distribusi
frekuensi sumber
stres dalam
SPSS.
Nominal
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau kesimpulan
sementara dari apa yang menjadi permasalahan, kebenarannya akan dibuktikan
Page 45
26
dengan fakta empiris dari hasil penelitian yang dilakukan. hipotesis ini ditarik
dari suatu rangkaian fakta yang diperoleh, sehubungan dengan permasalahan
yang dilakukan penelitian (Imron & Munif. 2010 dalam Siswanto, 2013).
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kerangka
penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut :
“ada perbedaan tingkat stres antara mahasiswa tahun pertama dan tahun kedua
praktik klinik”
Page 46
27
BAB 4
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan desain
analisis deskriptif dengan pendekatan causal-comparative. Pendekatan causal-
comparative bertujuan untuk meneliti hubungan sebab-akibat yang ada dan mencari
kembali faktor-faktor yang mungkin terjadi penyebab dari akibat itu melalu
pengumpulan data tertentu (Danim, 2002). Penelitian yang dimaksudkan untuk
menilai tingkat stres mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat
menjalani praktik klinik yang berkaitan dengan perbedaan semester Metode ini
digunakan untuk mengetahui perbandingan tingkat stres praktik klink mahasiswa
keperawatan angkatan 2012 dan 2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh mahasiswa angkatan 2012 dan angkatan 2013. Data statistik Jurusan
Keperawatan UIN Jakarta (2015) menyatakan bahwa jumlah mahasiswa angkatan
2012 adalah 39 orang dan angkatan 2013 adalah 48 orang.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, yaitu teknik
Page 47
28
penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden
atau sampel (Sugiono, 2005). Sampel yang digunakan adalah seluruh mahasiswa
angkatan 2012 dan 2013.
Pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti dalam menentukan sampel dalam
penelitian ini adalah berdasarkan kriteria inklusi, yaitu :
1. Mahasiswa Keperawatan UIN Jakarta angkatan 2012, dan 2013.
2. Mahasiswa keperawatan yang sudah mengikuti praktik klinik di area klinis pada
tahun pertama dan tahun kedua praktik klinik.
3. Bersedia menjadi responden.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta
(FKIK UIN Jakarta). Peneliti memilih kampus FKIK UIN Jakarta karena sesuai
dengan kriteria inklusi sampel yang akan diambil selain itu jumlah mahasiswanya
memenuhi target yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses penelitian akan dimulai
pada bulan Februari – selesai 2015.
D. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik
(cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2011).
Page 48
29
Penelitian ini menggunakan self report questionaire, yang terdiri dari data
demografi, perceived stress scale (PSS. Data demografi termasuk angkatan
mahasiswa keperawatan UIN Jakarta saat ini.
Perceived stress scale (PSS) yang diadopsi dari Sheu et al (1997) untuk
menilai tingkat stres dan sumber stres praktik klinik yang berisi 29 item pertanyaan
dari 4 point skala likert. 4 kemungkinan respon dengan rentang “Tidak pernah”,
sampai ke “Selalu” dan scoring dari 1-4. Skala item dikelompokan dalam 6 domain
yang berhubungan dengan sumber stres. 6 faktor tersebut termasuk stres dari
merawat pasien (8 item), stres dari pengajar dan staf perawat (6 item), stres dari
tugas dan beban kerja (5 item), stres dari teman sebaya dan kehidupan sehari-hari (4
item), stres dari kurang nya pengetahuan dan skill (3 item) dan stres dari lingkungan
rumah sakit (3 item).
Skoring sumber stres di hitung berdasarkan penjumlahan total pada masing-
masing domain pada kuesioner yang telah di isi dan sesuai dengan apa yang
responden rasakan. Kemudian di hitung rata-rata dari total jumlah pada tiap domain.
Dari rata-rata yang didapatkan Semakin tinggi skor (mean) pada suatu domain maka
domain tersebut merupakan sumber stres utama yang dirasakan oleh responden.
Skoring tingkat stres di hitungan berdasarkan total skor mulai dari 0-116.
Skor terendah (1-39) berarti tingkat stres yang rendah, (40-77) tingkat stres sedang,
dan (78-116) tingkat stres berat. Reliabilitas dari instrumen diuji dengan
menggunakan Alpha Chronbach’s (Chan et al 2009; Sheu et al 2002;, Khater 2014),
Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena
pendidikan. Ada dua bentuk pertanyaan positif untuk mengukur sikap positif, dan
Page 49
30
bentuk pertanyaan negatif untuk mengukur sikap negatif. Pertanyaan positif diberi
skor 4,3,2,dan 1; sedangkan bentuk pertanyaan pertanyaan negatif diberi skor 1,2,3,
dan 4. Bentuk jawaban skala likert ialah sangat setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan
sangat tidak setuju (Djaali&Muljono, 2007)
Nilai -Z tabel
Nilai α = 5% maka nilai Z tabel dicari menggunakan tabel distribusi normal 2 sisi
maka -Ztabel = 1-0.05/2 = 1-0.025 = 0.957 Nilai 0.957. pada tabel distribusi normal
= -1.96
E. Validitas dan Reabilitas Instrumen
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid memiliki validitas yang
tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang
rendah (Arikunto, 2010).
Sheu et, al. (2002) melakukan uji validitas perceived stress scale (PSS) pada
150 mahasiswa keperawatan di dapat konten validitas index nya adalah 0.94 yang
selanjutnya didapat hasil validitas 50.7% dari total keenam variasi faktor tersebut.
dan hasil uji validitas pada instrumen coping behavior inventory (CBI) adalah 38.2
% dari total varian yang dihitung dari keempat faktor tersebut.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan
sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas
yang dimaksud (Arikunto, 2010).
Page 50
31
metode yang peneliti lakukan untuk uji validitas adalah dengan mengukur
korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara keseluruhan.
Tahap-tahap yang harus dilakukan untuk melakukan pengujian validitas menurut
Siswanto (2013) adalah:
1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur jadi untuk
menguji validitas suatu konsep, tahap awal yang harus dilakukan adalah
menjabarkan konsep dalam suatu definisi operasional.
2. Melakukan uji coba pada beberapa responden, uji coba minimal dilakukan terhadap
30 orang mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012
dan 2013.
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
4. Menghitung nilai korelasi antara masing-masing skor butir jawaban dengan skor
total dan butir jawaban. Penghitungan ini dapat dilakukan dengan rumus korelasi
pearson product moment.
r = N. ∑X . Y - ∑X.∑Y
√ –
Keterangan :
r : koefisien korelasi antara variabel x dan y
N : jumlah responden
X: Jumlah skor tiap butir
Y : skor total seluruh butir
Page 51
32
Dengan menggunakan rumus ini untuk uji validitas akan dilakukan dengan
mengkorelasikan nilai masing-masing butir yang diperoleh responden dengan jumlah
total nilai yang diperoleh oleh satu responden.
Pengujian instrumen penelitian dilakukan pada mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester 3 (angkatan 2013) dan
semester 5 (angkatan 2012). Angkatan 2012 yang telah menjalani praktik klinik
pertama kali pada semester 3 dan angkatan 2012 telah menjalani praktik klinik sejak
dari semester 3. Jumlah respondenyang terlibat dalam uji instrumen ini sebanyak 30
orang mahasiswa.
Uji validitas yang telah dilakukan menggunakan aplikasi SPSS, sebanyak 29 item
pertanyaan didapatkan hasil yang menunjukan 100% pertanyaan dinyatakan valid
dengan nilai signifikasi <0.05.
Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius
mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Reliabilitas
menunjukan pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya,
jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2010).
Sheu et, al. (2002) melakukan uji reliabilitas kuesioner perceived stress scale
(PSS) pada 150 mahasiswa keperawatan menggunakan uji alpha cronbach
didapat nilai reliabilitas 0.60 (p<0.01) dan nilai alpha cronbach pada total skala
dimensi adalah 0.89 dengan rentang 0.87-0.89 untuk subskala nya. dan hasil uji
Page 52
33
reliabilitas instrumen coping behavior inventory (CBI) pada keempat faktor
adalah 0.57, 0.57, 0.59, dan 0.55 (p<0.001). nilai alpha cronbach pada total skala
adalah 0.80 dengan rentang dari 0.75-0.84 pada subskala nya.
Dari data didapatkan r alpha (0.937) lebih besar dibandingkan nilai Minimal
r alpha (0.6) maka ke 29 pertanyaan tersebut dinyatakan Reliabel.
F. Langkah-langkah Pengumpulan Data
1. Peneliti telah melakukan uji validitas dan reabilitas instrumen kepada 30
mahasiswa yang aktif kuliah di FKIK setelah seminar proposal dilakukan
untuk mengantisipasi kevalidan dan reliabelnya sebuah instrumen yang
diterjemahkan langsung dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.
2. setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan
permohonan ijin penelitian di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jawaban persetujuan izin penelitian disampaikan oleh kepala bagian tata
usaha bidang akademik
4. Setelah ijin penelitian disetujui, peneliti menyeleksi calon responden yang
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
5. setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, dan disetujui oleh penguji,
jumlah item pertanyaan ketika dilakukan penelitian adalah 48 item.
6. dengan menggunakan teknik total sampling peneliti menentukan responden.
7. setelah mendapat calon responden sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan, peneliti melakukan informed consent terhadap calon responden.
Jika calon responden bersedia menjadi responden, mereka dapat membaca
lembar persetujuan kemudian menandatanganinya.
Page 53
34
8. setelah responden menandatangani lembar persetujuan, responden
selanjutnya diberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner dan
responden dianjurkan bertanya apabila ada pertanyaan ataupun pernyataan
yang kurang jelas.
9. waktu pengisian kuesioner selama kurang lebih 10 menit untuk masing-
masing responden, sednagkan proses pengambilan data dilakukan selama 3
hari.
10. responden diharapkan menjawab seluruh pernyataan didalam kuesioner,
setelah selesai lembar kuesioner dikembalikan kepada peneliti.
11. Peneliti menyeleksi kembali kuesioner yang tidak terisi dengan lengkap, dan
hanya mengambil kuesioner yang lengkap diisi.
12. kuesioner yang telah diisi selanjutnya diolah dan dianalisa oleh peneliti.
G. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan prosesyang sangat penting dalam penelitian, oleh karena
itu, harus dilakukan dengan baik dan benar. Kegiatan dalam proses pengolahan data
adalah : editing, coding, dan tabulating (Budiarto, 2001).
1. Pemeriksaan Data (Editing)
Proses editing adalah memeriksa data yang telahdikumpulkan baik berupa daftar
pertanyaan, kartu, atau buku register. Yang dilakukan pada kegiatan memeriksa
data adalah (1) Menjumlahkan dan (2) melakukan koreksi.
2. Pemberian Kode (Coding)
Untuk mempermudah pengolahan, sebaiknya semua variabel diberi kode
terutama data klasifikasi. Pemberian kode dapat dilakukan sebelum atau sesudah
Page 54
35
pengumpulan data dilaksanakan. Dalam pengolahan selanjutnya kode-kode
tersebut di kembalikan lagi pada variabel aslinya.
3. Penyusunan Data (Tabulasi)
Penyusunan data merupakan penorganisasian data sedemikian rupa agar dengan
mudah dapat dijumlahkan, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.
H. Analisis Data
a. Analisa Univariat
Analisis univariat bertujuan mendeskripsikan karakteristik masing-maisng variabel
yang diteliti. Analisis univariat dalam penelitian ini menggambarkan karakteristik
responden (Angkatan) dan sumber stres sebagai analisan variabel data penellitian.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat untuk mengetahui perbedaan tingkat stres mahasiswa tahun pertama
praktik klinik (Angkatan 2013) dan mahasiswa tahun kedua praktik klinik (Angkatan
2012). dilakukan melalui uji statistik, uji statistik yang digunakan adalah uji mann
whitney U test yang digunakan untuk menguji perbedaan pada dua kelompok yang
independen. karena pada data penelitian berskala ordinal maka uji statistik yang
digunakan adalah mann whitney U test (Siswanto, 2013) Untuk menguji hipotesis
komparatif dua sampel independen jika datanya berbentuk ordinal (Siswanto, 2013).
dan yang akan diuji adalah perbedaan tingkat stres antara mahasiswa keperawatan
tahun pertama (angkatan 2013) dan mahasiswa keperawatan tahun kedua praktik
klinik (angkatan 2012).
I. Etika Penelitian
Prinsip dasar etika penelitian menurut (Flick et al 2004 dalam Siswanto, 2013) yang
perlu diperhatikan oleh peneliti sebagai berikut :
Page 55
36
1. Memperlakukan partisipan secara terhormat
Sebagaimana proses penelitian menyangkut orang dan kehidupannya. Bagi
beberapa orang, menjadi partisipan penelitian suatu yang menyenangkan,
sebaliknya, ada orang yang tidak suka terlibat dalam penelitian, baik sebagai
responden maupun informan. Ada juga yang terlibat karena terpaksa. Apapun
bentuk keterlibatan orang lain, penelitian tidak boleh mengganggu kepentingan
mereka sedikitpun.
2. Menjaga kerahasiaan identitas dan informasi dari partisipan
Peneliti wajib menjaga kerahasiaan partisipan penelitian dan informasi yang
diperoleh.
3. Menentukan apakah penelitian dilakukan secara terbuka (overt research) atau
rahasia (Covert Research). Pada penelitian ini merupakan penelitian overt
research. Overt research yang artinya penelitian yang dilakukan secara terbuka
untuk umum dan semua orang tahu siapa kita dan apa yang kita lakukan.
Page 56
37
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan pengambilan data penelitian tentang “Pengalaman Stres Praktik
Klinik Mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” dilakukan pada 4
Mei 2015 di FKIK UIN Jakarta. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian
kuesioner oleh responden yaitu mahasiswa Keperawatan UIN Jakarta angkatan 2012
dan angkatan 2013 yang telah melaksanakan praktik klinik pada tahun pertama dan
pada tahun kedua. Kuesioner yang berhasil dikumpulkan sebanyak 81 kuesioner dari
85 kuesioner yang tidak lengkap sehingga tidak dapat digunakan.
B. Hasil Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis univariat maupun bivariat, kenormalan data
terlebih dahulu diuji. Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai Kolmogorov Smirnov <0.05 maka data
diasumsikan tidak berdistribusi normal, begitu juga sebaliknya.
Tabel 5.1 berikut ini adalah hasil uji normalitas pada variabel penelitian :
Tabel 5.1 Hasil Uji Normalitas Data
Variabel Kolmogorov Smirnov
(KS)
Distribusi Data
Tingkat Stres 0.000 Tidak Normal
Page 57
38
Dari tabel 5.1 diatas, data dari variabel tingkat stres diasumsikan tidak
berdistribusi normal karena KS<0.005 sehingga analisis selanjutnya menggunakan
uji statistik non parametrik. Pada penelitian ini, variabel yang dibandingkan adalah
variabel tingkat stres pada kedua sampel independen sehingga uji nonparametrik
yang digunakan untuk analisis bivariat adalah uji Mann Whitney U Test.
C. Hasil Analisis Univariat
Hasil analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan variabel-variabel
karakteristik individu secara teliti. Data ini merupakan data primer yang
dikumpulkan melalui pengisian kuesioner yang disebar sebanyak 85 kuesioner,
namun dikarenakan terdapat kuesioner yang tidak lengkap maka analisis penelitian
ini hanya dilakukan pada 81 orang responden. Data univariat ini terdiri dari umur,
angkatan, sumber sebagai pemicu stres, dan frekuensi tingkat stres responden
a. Karakteristik Responden
Pada penelitian ini responden yang berpartisipasi adalah mahasiswa
Keperawatan UIN Jakarta angkatan 2012 dan angkatan 2013 yang telah
melaksanakan praktik klinik pada tahun pertama dan kedua. Karakteristik
responden pada penelitian ini terdiri dari usia dan tahun angkatan. Distribusi
karakteristik responden ditampilkan dalam tabel 5.2
Page 58
39
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Karakteristik usia
pada Mahasiswa Keperawatan UIN Jakarta Angkatan 2012 dan Angkatan 2013
Usia Angkatan 2012 Angkatan 2013
N % N %
18 1 3 2 4.2
19 6 18.2 26 54.2
20 16 48.5 18 37.5
21 9 27.3 2 4.2
22 1 3 - -
Jumlah 33 100 48 100
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi responden rata-rata usia terbanyak pada
angkatan 2012 adalah usia 20 tahun yaitu 48.5% dan rata-rata usia terbanyak pada
angkatan 2013 adalah usia 19 tahun yaitu sebanyak 54.2% .
b. Tingkat Stres
Tabel 5.3 Distribusi tingkat stres mahasiswa keperawatan angkatan 2012 dan 2013
dalam menjalani praktik klinik.
Tingkat
stress
Angkatan 2012 Angkatan 2013 Total
N % N % N %
Ringan - - - - - -
Sedang 33 100 44 91.7 77 95.4
Berat - - 4 8.3 4 4.9
Distribusi frekuensi tingkat stres responden yang disajikan pada gambar 5.2.
didapatkan hasil yang cukup signifikan. Tidak ditemukan mahasiswa mengalami tingkat
stres rendah pada saat menjalani praktik klinik, tetapi didapat sebanyak 77 orang responden
Page 59
40
(95.1 %) berada pada tingkat stres sedang, dan 4 responden lainnya (4.9 %) mengalami stres
berat.
c. Sumber Stres Paling Sering Dirasakan
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi Domain sumber yang dianggap sebagai pemicu stres
mahasiswa keperawatan angkatan 2012 dan 2013 dalam penjalani praktik klinik
Sumber Stres
Tingkat Stres
Rendah Sedang Berat Total
N % N % N % N %
Stres merawat pasien 2 2.5 76 93.8 3 3.7 81 100
Stres dari pengajar dan staf
keperawatan
1 1.2 77 95.1 3 3.7 81 100
Stres dari tugas dan beban
kerja
1 1.2 61 75.3 19 23.5 81 100
Stres dari teman sebaya dan
kehidupan sehari-hari
11 13.6 65 80.2 5 6.2 81 100
Stres karena kurang
pengetahuan dan skil
9 11.1 72 88.9 - - 81 100
Stres karena lingkungan
Rumah Sakit
5 6.2 67 82.7 9 11.1 81 100
Page 60
41
Distribusi frekuensi stresor yang dirasakan oleh mahasiswa PSIK UIN
Jakarta angkatan 2012 dan 2013 saat menjalani praktik klinik disajikan pada tabel
5.2. pada tabel tersebut bisa dilihat hasil bahwa, stresor yang paling banyak dianggap
sebagai sumber stres yaitu stres dari pengajar dan staf keperawatan sebanyak 77
orang mahasiswa (95.1%), kemudian disusul oleh sumber stres dari merawat pasien
sebanyak 76 orang mahasiswa (93.8%), dan sumber stres dari teman sebaya dan
kehidupan sehari-hari sebanyak 65 orang mahasiswa (80.2%).
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sumber Stres yang Paling Banyak dirasakan
oleh mahasiswa tahun kedua berdasarkan peritem pertanyaaan.
No
Pertanya-an
Pertanyaan Angkatan 2012 (tahun
Kedua)
Sering Selalu
P9 merasa bahwa terdapat ketidaksesuaian antara
teori dan praktek 16 48.5 - -
P11 merasa stres saat instruksi dari pengajar
berbeda dari harapannya 12 36.4 3 9.1
P14 merasa staf kesehatan lainnya kurang empati
dan tidak mau membantu mahasiswa
10 30.3 2 6.1
P15 takut mendapat nilai yang buruk 13 39.4 6 18.2
P16 merasa tertekan dengan lingkungan sekitar dan
kualitas praktik klinik yang buruk
12 36,4 3 9.1
P27 merasa stres dengan lingkungan rumah sakit di
tempat saya pratek klinik
12 36.4 3 9.1
Page 61
42
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sumber Stres yang Paling Banyak dirasakan
oleh mahasiswa tahun pertama berdasarkan peritem pertanyaaan.
No
Pertanya-an
Pertanyaan Angkatan 2012 (tahun Kedua)
Sering Selalu
P1 merasa kurang memiliki pengalaman,
kemampuan menyediakan perawatan dan
membuat keputusan
18 37.5 9 18.8
P14 merasa staf kesehatan lainnya kurang empati
dan tidak mau membantu mahasiswa 32 66.7 1 2.1
P13 merasa kurangnya mendapat perhatian dan
bimbingan dari pengajar 26 54.2 1 2.1
P15 takut mendapat nilai yang buruk 20 41.7 5 10.4
P21 merasa tertekan dengan pengajar yang
menilai kinerja mahasiswa dengan cara
membandingkan dengan mahasiswa lainnya
8 16.7 4 8.3
Berdasarkan tabel 5.5 dan tabel 5.6 distribusi frekuensi sumber stres yang dilihat
peritem pertanyaan, didapatkan hasil bahwa sumber stres yang paling banyak
dirasakan oleh mahasiswa tahun kedua praktik klinik (angkatan 2012) adalah
sebagai berikut : kuantitas “sering” pada skala likert yaitu 16 responden
mendapatkan stresor pada item P9, 13 responden mendapatkan stresor pada item
P15, dan 12 responden mendapatkan stresor pada item P11, P16, P27.. Sedangkan
pada kuantitas “selalu” pada skala likert yaitu 6 responden merasakan stresor pada
item P15, 3 responden merasakan stresor pada item P11, P16, dan P27. dan 2
responden merasakan stresor pada item P14.
Sedangkan pada mahasiswa tahun pertama praktik klinik (angkatan 2013) memiliki
sumber stresor yang paling banyak dirasakan pada kuantitas “Sering” menurut skala
likert yaitu pada item-item pertanyaan sebagai berikut : 20 responden merasakan
stresor pada item P15, dan 32 responden merasakan stresor pada item P14, dan 26
Page 62
43
responden merasakan stresor pada item P13. Dan pada kuantitas “Selalu” pada skala
likert yaitu 9 responden merasakan stresor pada item P1, 5 responden merasakan
stresor pada item P15, dan 4 responden merasakan stresor pada item P21.
D. Hasil Analisis Bivariat
Uji Mann Whitney U-Test
Angkatan N Mean Sd
Perbandingan
tingkat stres
2012 33 2.05 0.218
2013 48 1.59 0.494
Terdapat perbedaan statistik yang signifikan antara mahasiswa tahun kedua praktik
klinik dan mahasiswa tahun pertama praktik klinik pada perbandingan tingkat stres,
dimana mahasiswa tahun kedua memiliki mean lebih besar dari mahasiswa tahun
pertama praktik klinik.
Page 63
44
Uji Statistik
Tingkat Stres
Mann-Whitney U 726.000
Wilcoxon W 1287.000
Z -1.690
Asymp. Sig. (2-tailed) .091
a. Grouping Variable: angkatan
Berdasarkan uji statistik Mann Whitney U test dimana uji ini digunakan untuk
menganalisis komparatif pada dua sampel yang independent dengan data berjenis
ordinal. Didapatkan hasil nilai Zhitung (-1.690) dibandingkan dengan -Z tabel (-
1.96), sehingga Zhitung (-1.690) < -Ztabel (-1.96), dengan nilai Signifikansi (0.091)
yang artinya P>0.05 yang berarti Ho diterima, dengan kesimpulan tidak ada
perbedaan rata-rata tingkat stres yang signifikan antara mahasiswa yang menjalani
praktik klinik pada tahun pertama dengan mahasiswa yang mahasiswa yang
menjalani praktik klinik sampai pada tahun kedua.
Page 64
45
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan pembahasan dari hasil penelitian yang telah
diperoleh Pembahasan dalam bab ini adalah analisa dari hasil penelitian yang
disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dari pemabahsan ini akan membandingkan
hasil penelitian peneliti dengan hasil penelitian yang ada atau telah dilakukan
sebelumnya dengan konsep atau teori pada tinjauan pustaka.
A. Karakteristik Responden
1. Usia Responden
Menurut kamus besar bahasa indonesia usia adalah lama waktu hidup atau ada
(sejak dilahirkan atau diadakan). Dari hasil penelitian univariat yang dilakukan
peneliti, pada data demografi berdasarkan karakteristik usia responden, usia
terbanyak responden pada angkatan 2012 adalah usia 20 tahun, dan usia
terbanyak responden pada angkatan 2013 adalah usia 19 tahun. Pada saat mulai
menginjak usia 19 sampai 20-an pada kategori usia produktif ini, semakin
banyak orang yang mengalami stres berat, karena usia tersebut merupakan masa
dimana seseorang sudah mulai memikirkan masa depan, dan yang menjadi
permasalahan utama adalah tekanan pekerjaan, dan kurang nya porsi tidur
(Vemale.com, 2013)
Page 65
46
B. Hasil Analisis Univariat
1. Gambaran Tingkat Stres Pada Mahasiswa Angkatan 2012 dan Angkatan
2013 dalam Menjalani Praktik Klinik di Rumah Sakit
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan
bahwa tingkat stres mahasiswa keperawatan angkatan 2012 dan 2013 dalam
menjalani praktik klinik berada pada tingkat stres sedang. Angkatan 2012 33
orang mahasiswa (100%) berada pada tingkat stres sedang, dan angkatan
2013, 44 orang mahasiswa (91.7%) berada pada tingkat sedang.
Hasil penelitian lain mengatakan berbeda mengenai tingkat stres
antara mahasiswa tahun pertama praktik klinik dengan mahasiswa tahun
kedua praktik klinik, (Kleehammer, Hart & Keck, 1990 dalam Lin, 2006)
mengatakan bahwa mahasiswa tahun pertama memiliki tingkat stres yang
tinggi, dan mahasiswa tahun kedua praktik klinik memiliki tingkat stres
sedang. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan usia, pengalaman, dan
keterpaparan mahasiswa dengan lingkungan rumah sakit,
2. Gambaran Sumber Stres yang Paling Banyak di Rasakan oleh Mahasiswa
Angkatan 2012 dan 2013 dalam Menjalani Praktik Klinik di Rumah Sakit.
Sebanyak 77 orang responden (95.1 %) merasakan stres sedang yang
bersumber dari pengajar dan staf keperawatan yang menjadi peringkat pertama
paling banyak dirasakan oleh mahasiswa selama menjalani praktik klinik dan hal
yang menjadi penyebab utamanya adalah karena mahasiswa merasa kurangnya
mendapat perhatian dan bimbingan dari pengajar, merasa stres saat instruksi dari
pengajar berbeda dari harapannya, dan merasa bahwa terdapat ketidaksesuaian
antara teori dan praktek, serta merasa bahwa staf kesehatan lainnya kurang
Page 66
47
empati dan tidak mau membantu mahasiswa ketika menjalani praktik klinik di
Rumah Sakit.
Peringkat kedua sumber stres yang paling banyak di rasakan sebanyak 76
orang responden (93.8 %) yaitu merasakan stres sedang yang bersumber dari
merawat pasien, hal ini terjadi karena mahasiswa merasa kurang memiliki
pengalaman, serta kurangnya kemampuan dalam menyediakan perawatan dan
membuat keputusan pada suatu tindakan, dan juga hal yang menjadi penyebab
timbulnya stres pada kategori ini adalah ketidakmampuan mahasiswa dalam
memberikan jawaban yang sesuai untuk pertanyaan yang diberikan oleh dokter,
pengajar, dan pasien.
Sebanyak 72 orang responden (88.9 %) merasakan stres sedang karena
kurangnya pengetahuan dan skill ketika menjalani praktik klinik dan menjadi
peringkat ketiga sebagai sumber stres yang paling banyak dirasakan dalam
stresor ini mahasiswa seringkali merasa asing dengan diagnosa pasien dan cara
menanganinya, kemudian alasan lain yang menjadi penyebab stresor ini adalah
mahasiswa merasa asing dengan kemampuan merawat secara professional.
Hasil dari penelitian lain mengatakan berbeda dengan penelitian yang
dilakukan peneliti, penelitian yang dilakukan oleh Khateer, 2014 mengatakan
bahwa sumber stres utama yang menjadi nomer satu adalah sumber stres yang
berasal dari tugas dan beban kerja. Kekhawatiran mahasiswa mendapatkan nilai
yang buruk, terlalu banyak tekanan atau tugas yang diberikan selama praktik
klinik, mahasiswa merasa bahwa penampilan yang ditunjukan tidak sesuai
dengan ekspektasi pengajar, merasa bosan dan tidak fleksibel saat praktik klinik
Page 67
48
berdampak pada hubungan keluarga dan bersosialisasi, dan merasa tidak sanggup
memenuhi tuntutan praktik klinik yang melebihi daya tahan fisik dan emosi.
Sumber stres paling banyak dirasakan pada peringkat kedua berdasarkan
penelitian Khateer, 2014 yaitu stres dengan teman sebaya dan kehidupan sehari-
hari. Dimana mahasiswa keperawatan Universitas Jordania tahun pertama dan
tahun kedua praktik klinik merasa bahwa adanya kompetisi dengan teman sebaya
baik di kampus maupun di lingkungan praktik klinik, merasa tertekan terhadap
evaluasi yang dilakukan oleh pengajar karena membandingkan dengan
mahasiswa lain, tidak mampu bergaul dengan kelompok sebaya saat praktik
klinik, dan merasa bahwa praktik klinik berdampak pada kegiatan diluar mereka.
Sumber stres paling banyak dirasakan peringkat ketiga pada penelitian
Khateer, 2014, yaitu stres disebabkan oleh pengajar dan staf keperawatan ketika
mahasiswa sedang menjalani praktik klinik.
Mahasiswa keperawatan menggambarkan perasaan mereka yang
berhubungan dengan tuntutan tugas-tugas dan beban kerja ketika mereka
menjalani praktik klinik (Chan, So, & Fong, 2009). Sebuah studi yang dilakukan
oleh Nolan & Ryan, (2008) dikemukakan bahwa mahasiswa keperawatan yang
sedang menjalani praktik klinik dengan waktu kerja yang padat dianggap sebagai
sumber stres bagi mahasiswa keperawatan. Mahasiswa merasa kelelahan pada
hari-hari libur mereka dan memiliki kesulitan menemukan waktu untuk
menyelesaikan tugas-tugas mereka. Mahasiswa keperawatan juga telah
melaporkan bahwa mempersiapkan tugas-tugas selama menjalani praktik klinik
adalah sebagai stres (Shipton, 2002).
Page 68
49
Selain itu beban kerja, sedikitnya waktu mahasiswa untuk mengerjakan
tugas-tugas, tuntutan untuk memenuhi harapan profesionalitas sebagai perawat,
dan merasa dibawah kendali staf perawat merupakan stres bagi mahasiswa
keperawatan ketika menjalani praktik klinik di Rumah Sakit (Nolan & Ryan,
2008).
Penelitian menunjukkan bahwa praktek klinis pada dasarnya adalah stres bagi
mahasiswa keperawatan, dan dosen/pengajar tampaknya telah menjadi salah satu
faktor yang berkontribusi terhadap stres mahasiswa (Kleehammer et al,. 1990
dalam Oermann & Gaberson, 1998). Dalam poin ini dibutuhkan pengajar untuk
memperhatikan pengalaman stres selama praktik klinik ini untuk membangun
dan mendukung proses belajar mahasiswa dalam lingkungan praktik klinik di
Rumah Sakit, membangun hubungan kepercayaan dengan mahasiswa, dan
memperhatikan perilaku dan tindakan mahasiswa yang dapat menambah stres
(Oermann & Gaberson, 1998).
C. HASIL ANALISIS BIVARIAT
1. Perbandingan Tingkat Stres Angkatan 2012 dan Angkatan 2013 dalam
Menjalani Praktik Klinik di Rumah Sakit
Berdasarkan hasil tes statistik dengan menggunakan uji Mann Whitney u test,
di dapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat stres yang signifikan antara
mahasiswa tahun pertama (2013) dan tahun kedua praktik klinik (2012) dengan
hasil uji statistik nilai Zhitung (-1.690) dibandingkan dengan -Z tabel (-1.96),
sehingga Zhitung (-1.690) < -Ztabel (-1.96) dan nilai signifikansi P>0.05.
adapun hasil menunjukan mahasiswa tahun kedua mean (2.05) SD (0.218)
memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa tahun pertama
Page 69
50
mean (1.59) SD (0.494). Yang mana hal tersebut disebabkan karena mahasiswa
tahun kedua praktik klinik (angkatan 2012) telah menjalankan praktik klinik
lebih lama maka frekuensi mereka untuk mengalami stres pun akan lebih banyak
daripada mahasiswa tahun pertama praktik klinik (angkatan 2013) yang baru
menjalankan praktik klinik pertama mereka.
Selain itu alasan lain yang memungkinkan mahasiswa tahun kedua memiliki
tingkat stres lebih tinggi adalah kewajiban profesionalitas mahasiswa ketika
menjalani praktik klinik di rumah sakit lebih besar, karena teman sejawat atau
staf keperawatan lainnya beranggapan bahwa mahasiswa yang telah menjalani
praktik klinik sampai pada tahun kedua memiliki pengetahuan dan skil yang
lebih banyak mengenai asuhan keperawatan dan merawat pasien. Terbebaninya
dengan tugas-tugas laporan dan asuhan keperawatan yang semakin banyak untuk
dikerjakan merupakan bagian dari penyebab stres yang lebih tinggi pada
mahasiswa tahun kedua praktik klinik. Selain itu adapula tanggung jawab serta
beban kerja yang besar ketika praktik di Rumah Sakit yang diberikan pada
mahasiswa tahun kedua praktik klinik lebih besar sedangkan mereka merasa
harus mampu mengembani tanggung jawab tersebut.
Dan beberapa studi mengatakan bahwa mahasiswa tahun pertama hanya
menunjukan tingkat kecemasan yang tinggi saja dari pada mahasiswa tahun
kedua praktik klinik yang menunjukan tingkat stres lebih tinggi dari pada
mahasiswa tahun pertama praktik klinik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chiang, Vico (2012) di
Politeknik Ilmu Keperawatan Hongkong, bahwa mahasiswa Keperawatan tahun
kedua praktik klinik lebih memiliki tingkat stres yang tinggi dibandingkan
Page 70
51
dengan mahasiswa tahun pertama praktik klinik dan terdapat perbedaan tingkat
stres yang signifikan yang terjadi antara keduanya dimana mahasiswa tahun
pertama mean (1.86) SD (0.43 ) dan mahasiswa tahun kedua mean (2.26) SD
(0.48) Ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara tahun 1 dan tahun ke
2 distres mahasiswa secara keseluruhan yang dirasakan yang mana tahun kedua
lebih besar dari tahun pertama praktik klinik (P <0,001).
Lain hal nya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nicolas et al,
(2013) di Universitas Murcia dengan judul penelitian nya Stress perception in
Nursing students facing their clinical practices, bahwa tingkat stres pada
mahasiswa tahun pertama lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa tahun
kedua praktik klinik, hal ini dikarenakan kurangnya pengalaman mahasiswa
tahun pertama ketika menjalani pendidikan di rumah sakit, sehingga
menimbulkan kecemasan ketika memberikan asuhan keperawatan kepada pasien,
takut akan membuat kesalahan, kurang memiliki skill yang cukup, serta takut
akan menyakiti pasien dan diri sendiri.
D. KETERBATASAN PENELITIAN
1. Desain penelitian ini adalah menggunakan desain cross sectional yang hanya
mengukur satu kali dalam satu waktu.
2. Penelitian ini hanya mengukur tentang pengalaman stres mahasiswa keperawatan
dalam menjalani praktik klinik di Rumah sakit tanpa mengukur tentang koping
yang dilakukan mahasiswa untuk mengurangi stres mahasiswa ketika menjalani
praktik klinik.
3. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner karena dapat
memperoleh data yang banyak dalam waku singkat, nanmun penggunaan
Page 71
52
kuesioner ini memiliki kelemahan yaitu tidak dapat mengukur secara pasti
tentang stres yang dirasakan oleh mahasiswa keperawatan karena jawaban pada
kuesioner merupakan pendapat yang singkat mahasiswa keperawatan.
Page 72
53
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menyimpulkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dijelaskan di bab sebelumnya, serta saran yang dapat digunakan oleh institusi
program studi ilmu keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan peneliti selanjutnya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisis penelitian, secara umum dapat disimpulkan bahwa
1. Hasil pengukuran tingkat stres mahasiswa praktik klinik tahun pertama dan
kedua sebagai berikut : angkatan 2012 dan 2013 (0%) tingkat stres ringan,
angkatan 2012 sebanyak 33 orang (100%) dan angkatam 2013 sebanyak 44
orang (91.7) tingkat stres sedang. Angkatan 2012 (0%), dan angkatan 2013
sebanyak 4 orang (8.3%) tingkat stres berat.
2. Hasil pengukuran tingkat stres kedua angkatan adalah berada pada tingkat
stres sedang yaitu 77 orang (95.4%).
3. Pengukuran sumber stres yang paling banyak dirasakan oleh mahasiswa
tahun pertama dan tahun kedua praktik klinik adalah : 77 orang (95.1%)
merasakan stres di dapat dari staf pengajar dan staf keperawatan, 76 orang
(93.8%) merasakan stres yang didapat dari merawat pasien, dan 72 orang
(88.9%) merasakan stres karena kurang nya pengetahuan dan skil. Dari ketiga
sumber stres tersebut mahasiswa merasakan nya berada pada level stres
sedang.
Page 73
54
4. Pada penelitian ini tidak ada perbedaan tingkat stres yang signifikan antara
mahasiswa praktik klinik tahun pertama (2013) dan tahun kedua (2012)
dengan nilai Zhitung (-1.690) < -Ztabel (-1.96). dan angkatan 2012 mean
(2.05) SD (0.218) memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan
dengan angkatan 2013 mean (1.59) SD (0.494).
B. Saran
1. Profesi keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk pengembangan
keperawatan.
2. Institusi Program Studi Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk memberikan
masukan kepada program studi ilmu keperawatan UIN Jakarta untuk
memperhatikan pengalaman stres selama praktik klinik untuk membangun
dan mendukung proses belajar mahasiswa dalam lingkungan praktik klinik di
Rumah sakit.
3. Peneliti selanjutnya
Diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk meneliti variabel lain untuk
mengukur cara mahasiswa keperawatan dalam mengurangi stres selama
praktik klinik.
Page 74
55
DAFTAR PUSTAKA
Ardani. (2011). Psikologi Abnormal. Bandung : Lubuk Agung
Brien Sarah. (2012). Literature Review-NURSING (Southampton). York Science Park:
Heslington.
Budiarto. (2001). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
EGC
Chan, C.K.L, So, W.K.W, & Fong, D.Y.T. (2009). Hong Kong baccalaureate nursing
students’ stress and their coping strategies in clinical practice. Journal of
Professional Nursing, 25(5), 307-313.
Chapman Rose. (2000). The Nursing Students' Lived Experience of Clinical Practice.
Jurnal: the Australian Electronic Journal of Nursing Education. Volume 5-No 2.
Davidson, et al. (2006). Psikologi Abnormal. Jakarta : RajaGrafindo Persada.
Djaali & Muljono. (2007). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta : Grasindo
Durand & Barlow. (2006). Essentials of Abnormal Psychology. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Khater, Wejdan A.(2012). Sources of Stress and Coping Behaviours in Clinical Practice
among Baccalaureate Nursing Students. International Journal of Humanities and
Social Science Vol. 4, No. 6 April 2014. Jordan University of Science and
Technology Jordan
Lazarus & Folkman. (1984). Stress, Appraisal, and Coping. New York : Springer
Page 75
56
Lin, Chan. (2006). Perceived Stress and Coping Strategies of Baccalaureate Nursing
Students in Clinical Practice. Thesis Master of Nursing University of Hongkong.
Marilyn H. Oermann, Kathleen B. Gaberson (1998) Evaluation and Testing in Nursing
Education. Springer Publishing Company : NY
Markam & Slamet I.S. (2004). Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta : Universitas
Indonesia (UI-Press)
Meleis, Afaf. (2010). Transition Theory : Middle Range and Situation Specific Theories
in Nursing Research and Practice. New York : Springing Publisher
Nasir, Abdul dan, Abdul, Muhith. 2011. Dasar-dasar Keperawatan jiwa, Pengantar dan
Teori. Jakarta: Salemba Medika. Neil. (2000). Psikologi Kesehatan : Pengantar
untuk perawat & Profesional Kesehatan Lain. Jakarta : EGC
Nicholas Moya. (2013). Stress perception in Nursing students facing their clinical
practice. Jurnal: Envermeria Global.
Nolan,G., & Ryan, D. (2008). Experience of stress in psychiatric nursing students in
Ireland. Nursing Standard, 22(43), 35-43.
Nursalam. (2007). Asuhan Keperawatan pada Pasien HIV/AIDS. Jakarta : Salemba
Medika
Panthee. (2011). Correlation Between Coping Strategies and Quality of Life among
Myocardial Infarction Patien in Nepal. Jurnal : Nurse Media Journal of Nursing.
Volume 1- No 2.
Page 76
57
Prawitasari. (2011). Psikologi Klinis: Pengantar Terapan Mikro dan Mikro. Erlangga:
Jakarta.
Prawitasari. (2011). Psikologi Klinis: Pengantar Terapan Mikro & Makro. Jakarta :
Erlangga
Rahmahidayani. (2012). Gambaran Stres dan Strategi Koping Mahasiswa Program
Reguler 2009 FIK UI saat Melaksanakan Praktik Klinik PKD II. Skripsi S1
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Rasmun. (2004). Stress, koping dan adaptasi teori dan pohon masalah keperawatan.
Jakarta: CV Sagung Seto.
Santrock. (2002). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga
Sheu Sheila, Lin, Hwang. (1997). Perceived Stress and Physio-psych-social Status of
Nursing Students during their initial period of clinical Practice. Journal of Nursing
Studies.
Shipton, S.P. (2002). The process of seeking stress-care: Coping as experienced by
seniorbaccalaureate nursing students in response to appraised clinical stress.
Journal of Nursing Education, 41(6), 243-256.
Siswanto. dkk. (2013). Metodologi Kedokteran dan Kesehatan. Yogyakarta : Bursa
Ilmu.
Stuart, Gail. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Suharsimi, Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta
Page 77
58
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:EGC.
Sundberg. (2007). Clinical Psychology : Evolving Theory, Practice, and Research.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Videbeck. (2008). Psychiatric Mental Health Nursing. Jakarta : EGC
Wade & Tavris. (2007). Psychology. Jakarta : Erlangga
Wijono, 2006. Pengaruh Kepribadian Type A dan Peran terhadap Stres Kerja Perawat
Jurnal Kesehatan Insan Vol 8 No. 3 Desember 2006. Surakarta
Yang Jinhyang. (2012). Korean nursing students’ experiences of their first clinical
practice. Jurnal: Journal of Nursing Education and Practice. Volume 3-No. 3.
Catherine E Houghton. (2013) ‘Newcomer adaptation’: a lens through which to
understand how nursing students fit in with the real world of practice Journal of
Clinical Nursing, 23, 2367–2375
Page 78
59
Lampiran 1
PENJELASAN TENTANG PENELITIAN
PENGALAMAN STRES PRAKTIK KLINIK DAN TINGKAT STRES
PADA MAHASISWA KEPERAWATAN TAHUN PERTAMA DAN
TAHUN KEDUA PRAKTIK KLINIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Responden yang saya hormati, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Inayati Salsabila
Nim : 1111104000022
Adalah mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Negeri Syarif
Hidayatulllah Jakarta, akan melakukan penelitian tentang “Pengalaman Stres Praktik Klinik
dan Tingkat Stres pada Mahasiswa Keperawatan tahun Pertama dan Tahun Kedua praktik
Klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pengalaman stres dan
tingkat stres mahasiswa ketika menjalani praktik klinik di Rumah Sakit. Selain itu penelitian
ini merupakan bagian dari persyaratan untuk Program Pendidikan S1 saya di Program Studi
Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Besar harapan saya agar anda bersedia menjadi responden dalam penelitian saya dan
menjawab pertanyaan terkait penelitian yang akan dilakukan. Informasi yang akan anda
berikan sebagai responden akan dijaga orisinalitas dan kerahasiaanya. Atas ketersediaanya,
saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, April 2015
Peneliti
Lampiran 2
Page 79
60
LEMBAR PERSETUJUAN
Setelah membaca surat permohonan dan mendapat penjelasan tentang penelitian
yang akan dilakukan, saya dapat memahami tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian yang
akan dilakukan. Saya mengerti dan yakin bahwa peneliti akan menghormati hak-hak dan
kerahasiaan saya sebagai responden. Dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak
manapun, saya bersedia menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden pada
penelitian ini.
Ciputat, April 2015
Lampiran 3
Tanda Tangan Responden
Page 80
61
KUESIONER PENELITIAN
SUMBER STRES DAN TINGKAT STRES PRAKTIK KLINIK PADA MAHASISWA
KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
No Kuesioner : (diisi oleh peneliti)
Tanggal pengisian :
Petunjuk pengisian lembar kuesioner
Bacalah pernyataan dengan teliti dan isi dengan jawaban yang sesuai dengan
saudara/i rasakan pada setiap pertanyaan terkait data demografi dan beri tanda
checklist (√) pada salah satu kolom (TP) tidak pernah (K) Kadang-kadang (S) Sering
(SS) Selalu
Apabila jawaban salah dan ingin mengganti pilihan jawaban, maka coret jawaban
yang akan diganti dengan garis mendatar dan pilih awaban lain yang sesuai
Setiap satu pertanyaan hanya boleh diisi oleh satu jawaban
Responden tidak diperkenankan untuk menggunakan pensil dan tipe-x dalam
mengisi lembar kuesioner
Apabila terdapat pertanyaan yang kurang jelas ataupun tidak dipahami responden
dapat menanyakan kepada peneliti untuk menjelaskan maksud dari pernyataan
tersebut.
Segera serahkan kembali kepada peneliti setelah selesai mengisi lembar kuesioner.
Page 81
62
A. Data demografi
1. Usia
15 tahun 19 tahun 23 tahun
16 tahun 20 tahun 24 tahun
17 tahun 21 tahun 25 tahun
18 tahun 22 tahun
B. Kuesioner Stres
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang menunjukan stresor yang mungkin
dihadapi saat menjalani praktik klinik.
Pilihlah kategori jawaban berikut :
No Hal-hal yang menjadi pemicu stress TP K S SS
Stress dalam merawat pasien
1 Saya merasa kurangnya pengalaman, kurangnya
kemampuan dalam menyediakan perawatan dan
membuat keputusan dalam suatu tindakan
2 Saya tidak mengetahui cara membantu pasien dengan
masalah fisio-psiko-sosial
3 Saya merasa tidak mampu untuk mencapai harapan
seseorang
4 Saya tidak mampu untuk memberikan jawaban yang
sesuai untuk pertanyaan yang diberikan oleh dokter,
pengajar, dan pasien
5 Saya takut untuk tidak dipercayai atau diterima oleh
pasien atau keluarga pasien
6 Saya merasa tidak mampu untuk merawat pasien dengan
perawatan yang baik.
TP Tidak pernah K Kadang-kadang S Sering SS Selalu
Angkatan :
Page 82
63
7 Saya tidak tahu cara berkomunikasi dengan pasien
8 Saya kesulitan dalam perubahan peran dari seorang siswa
menjadi perawat
Stress yang didapat dari pengajar dan staf keperawatan
9 Saya merasa bahwa terdapat ketidaksesuaian antara teori
dan praktek
10 Saya tidak tahu cara mendiskusikan keadaan sakitnya
pasien dengan pengajar, dan anggota perawat lainnya.
11 Saya merasa stres saat instruksi dari pengajar berbeda
dari harapannya
12 Saya merasa bahwa pengajar tidak memberikan penilaian
yang adil terhadap mahasiswa nya
13 Saya merasa kurangnya mendapat perhatian dan
bimbingan dari pengajar
14 Saya merasa staf kesehatan lainnya kurang empati dan
tidak mau membantu mahasiswa
Stres karena tugas-tugas dan beban kerja
15 Saya takut mendapat nilai yang buruk
16 Saya merasa tertekan dengan lingkungan sekitar dan
kualitas praktik klinik yang buruk
17 Saya merasa bahwa syarat-syarat untuk praktek melewati
batas ketahanan fisik dan emosi saya
18 Saya merasa bahwa praktek klinik yang membosankan
bisa mempengaruhi kehidupan keluarga dan sosial saya
19 Saya merasa bahwa performa saya tidak sesuai dengan
harapan pengajar
Stres dari rekan sebaya dan kehidupan sehari-hari
20 Saya mengalami kompetisi dengan rekan sebaya di
kampus dan di tempat praktek klinik
21 Saya merasa tertekan dengan pengajar yang menilai
kinerja mahasiswa dengan cara membandingkan dengan
mahasiswa lainnya
22 Saya merasa bahwa praktek klinik mempengaruhi
keterlibatannya dalam aktifitas ekstrakurikuler saya
23 Saya tidak dapat nyaman dengan teman-teman yang lain
dalam suatu kelompok
Stres karena kurangnya kemampuan dan skil
24 Saya merasa asing dengan sejarah dan istilah-istilah
medis
25 Saya merasa asing dengan kemampuan merawat secara
professional
26 Saya merasa asing dengan diagnosa pasien dan cara
menanganinya
Stres karena lingkungan
27 Saya merasa stres dengan lingkungan rumah sakit di
tempat saya pratek klinik
Page 83
64
28 Saya merasa asing dengan fasilitas ruangan rumah sakit
29 Merasa stres karena kondisi pasien berubah dengan cepat
Page 84
65
Lampiran 2
&[PageTitle]
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tingkat Stres
N 81
Normal Parameters a Mean 2.05
Std. Deviation .218
Most Extreme Differences Absolute .540 Positive .540 Negative -.410
Kolmogorov-Smirnov Z 4.862
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Test distribution is Normal.
&[PageTitle]
Reliability
[DataSet3] D:\Inayati Salsabila\SKRIPSI\New folder\Data Mentah Validitas.sav
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 96.8
Excludeda 1 3.2
Total 31 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.937 29
Page 85
66
Frequency Table
stresmerawatpasien
Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid rendah 2 2.5 2.5 2.5 sedang 76 93.8 93.8 96.3 tinggi 3 3.7 3.7 100.0 Total 81 100.0 100.0
Strespengajardanstaf
Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid rendah 1 1.2 1.2 1.2 sedang 77 95.1 95.1 96.3 berat 3 3.7 3.7 100.0 Total 81 100.0 100.0
Kurangpengetahuanskill
Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid rendah 1 1.2 1.2 1.2 sedang 61 75.3 75.3 76.5 berat 19 23.5 23.5 100.0 Total 81 100.0 100.0
Lingkunganklinis
Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid rendah 11 13.6 13.6 13.6 sedang 65 80.2 80.2 93.8 berat 5 6.2 6.2 100.0 Total 81 100.0 100.0
Strestemansebaya
Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid rendah 9 11.1 11.1 11.1 sedang 72 88.9 88.9 100.0 Total 81 100.0 100.0
Stresstafrumahsakit
Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid rendah 5 6.2 6.2 6.2 sedang 67 82.7 82.7 88.9
Page 86
67
stresstafrumahsakit Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid berat 9 11.1 11.1 100.0 Total 81 100.0 100.0
NPar Tests
[DataSet3] D:\Inayati Salsabila\SKRIPSI\New folder\Data Tingkat STres.sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Tingkat Stres 81 2.05 .218 2 3
angkatan 81 1.59 .494 1 2
Mann-Whitney Test
Ranks
an… N Mean Rank Sum of Ranks
Tingkat Stres 2012 33 39.00 1287.00
2013 48 42.38 2034.00
Total 81
Test Statisticsa
Tingkat Stres
Mann-Whitney U 726.000
Wilcoxon W 1287.000
Z -1.690
Asymp. Sig. (2-tailed) .091
a. Grouping Variable: angkatan