Top Banner
1 Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik. Oleh Riki Nasrullah 1 Abstrak Makalah ini berjudul Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dan data yang digunakan adalah dialog percakapan antara guru dan siswa di Madrasah Diniyah Tahfiz Wuran Ibnu Sina. Penyusunan makalah ini ditujukan untuk mendeskripsikan implikatur dalam percakapan antara guru dan siswa, mendeskripsikan dampak yang terjadi pelaku percakapan, dan mendeskripsikan dampak terhadap mekanisme percakapan yang sedang berlangsung. Kata Kunci : Implikatur, Guru dan Siswa, MDTA. 1 Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Semester V, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran.
27

Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

Mar 18, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

1

Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina

Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

Oleh Riki Nasrullah1

Abstrak

Makalah ini berjudul Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz

Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dan data yang digunakan

adalah dialog percakapan antara guru dan siswa di Madrasah Diniyah Tahfiz

Wuran Ibnu Sina. Penyusunan makalah ini ditujukan untuk mendeskripsikan

implikatur dalam percakapan antara guru dan siswa, mendeskripsikan dampak

yang terjadi pelaku percakapan, dan mendeskripsikan dampak terhadap

mekanisme percakapan yang sedang berlangsung.

Kata Kunci : Implikatur, Guru dan Siswa, MDTA.

1 Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Semester V, Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Padjadjaran.

Page 2: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keberadaan bahasa dalam kehidupan sosio-kultural sangat mendapatkan

tempat yang amat vital bagi keberlangsungan transfer informasi dan

pengetahuan di kalangan masyarakat penutur bahasa itu sendiri. Bahasa yang

juga merupakan alat yang sistematis untuk menyampaikan gagasan atau

perasaan penutur dengan menggunakan tanda, bunyi, dan gesture yang

berkaitan dengan mimik atau tanda-tanda yang disepakati dan mengandung

makna.

Sudah seharusnya bahasa mempunyai peranan penting dalam setiap

tindak tutur si penutur bahasa. Bahasa yang juga berhakikat sebagai suatu tanda

yang bersifat produktif, dalam perkembangannya bahasa sering

menumbuhkembangkan system bahasa yang ada dan penggunaannya yang

bersifat produktif. Maksudnya adalah bahwa bahasa mempunyai sifat terus

berkembang dari satu subsistem bahasa, yaitu kata, menjadi subsustem bahasa

lainnya, bisa berupa frasa, klausa, kalimat, atau bahkan wacana. Penggunaan

bahasa yang sifatnya produktif sangat tidak terbatas jumlahnya. Karena

bagaimanapun juga, sang penutur bahasa akan terus mencoba

menumbuhkembangkan satu bahasa menjadi beberapa varian bahasa itu

sendiri. Sesuai dengan teori ini, maka akan mudah kita dapati perkembangan

Page 3: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

3

suatu bahasa di tengah-tengah penutur bahasanya begitu cepat dan tidak

terhindari.

Bahasa yang merupakan salah satu alat untuk berkomunikasi antar

manusia, dalam keberadaannya mempunyai variasi atau ragam bahasa. karena

bahasa yang menjadi objek kajian bidang linguistik akan sangat memungkinkan

berkembang, dan perkembangannya itu akan mudah diamati karena linguistik

adalah salah satu ilmu empiris, yang penelitiaannya berdasar pada kenyataan-

kenyataan yang dapat diamati di dalam kehidupan berbahasa sehari-hari.

Ilmu bahasa dalam perkembangannya sering melakukan kajian yang

hanya berkutat pada tataran internal saja. Sehingga kondisi bahasa dengan

beragam relevansi dan hubungannya dengan sosio-kultural agak sedikit

teralihkan. Padahal ketika kaji lebih mendalam, bahasa dan hubungannya

dengan dunia luar/konteks sosial sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam.

Bahasa di dalam penggunaannya berfungsi sebagai sarana pikir, ekspresi,

dan sarana komunikasi. Sebagai sarana pikir, bahasa akan menuntun

penggunanya untuk berlaku santun dalam setiap tindak tuturnya. Sebagai

sarana ekspresi, bahasa membawa penggunanya kepada tarap suasana kreatif.

Hal ini bisa terlihat dari fungsi bahasa sebagai sarana untuk mengungkapkan

pemikiran tentang ilmu, teknologi, dan seni. Sebagai sarana komunikasi, bahasa

akan menciptakan suatu kultur kehidupan yang akrab. Bahasa juga akan

membawa penggunanya pada suatu kondisi yang menitikberatkan

Page 4: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

4

kebersamaan, kekeluargaan, dan kesetiakawanan dalam konteks sosio-kultural.

Salah satu cabang ilmu yang mengkaji bagaimana bahasa dimanifestasikan ke

dalam dunia komunikasi dengan mengaitkannya dengan ko-teks dan konteks

adalah pragmatik.

Pengkajian bahasa yang berkutat pada tataran structural adakalanya

tidak menghasilkan suatu hasil yang maksimal. Karena pada pelaksanaannya,

banyak penutur bahasa menggunakan bahasa yang justru sangat bertentangan

dengan kaidah structural bahasa itu sendiri. kadang kita banyak menemukan

adanya suatu penggunaan bahasa yang “keluar” dari kaidah bahasa yang ada.

namun demikian, penggunaan bahasa yang menyalahi struktur pun pada

faktanya tidak menyalahi kaidah komunikasi yang efektif dan efisien. Kondisi

inilah yang mendorong adanya kajian bahasa yang tidak hanya berkutat pada

tataran struktur/formal saja, melainkan suatu kajian bahasa yang lebih besar

dari itu, yakni kajian bahasa yang berhubungan dengan penggunaannya sesuai

kondisi dan konteks kebahasaan yang ada. inilah yang dinamakan kajian

pragmatik.

Salah satu kajian bahasa yang dapat mengakomodir penggunaan bahasa

yang “keluar” dari kaidah structural bahasanya, dan mengedepankan konteks

penggunaannya, adalah kajian pragmatik dan analaisis wacana. Dalam

kajiannya, kedua bidang kajian ini mengedepankan aspek kebahasaann yang

berkaitan dengan aspek luar dari bahasa itu sendiri. hal itu bisa berupa kondisi

Page 5: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

5

sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya yang berpengaruh terhadap

penggunaan bahasa itu sendiri. Inilah yang dinamakan konteks bahasa. Kajian

ini sangat lumrah kita temukan pada praktik-praktik komunikasi sehari-hari

atau percakapan antara penutur dan petutur.

Percakapan bisa kita pahami sebagai suatu praktik komunikasi antara

dua orang partisipan atau lebih. Biasanya percakapan hadir dalam bentuk

komunikasi lisan yang mengedepankan aspek oral. Percakapan biasnya

dilakukan seiring dengan suasana komunikasi yang santai. Meskipun demikian,

tidak sedikit juga sebuah proses percakapan terjadi pada suatu kondisi formal.

Levinson (dalam Rahardi : 2008) mendefinisikan bahwa pragmatik

adalah studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya.

Konteks tersebut mampu tergramatisasi dan terkodifikasi sehingga tidak dapat

dilepaskan dari struktur bahasanya. Kemudian Parker (dalam Rahardi : 2008)

memberikan definisi pragmatik sebagai suatu studi atau suatu cabang ilmu

bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal. Dari definisi yang

dikemukakan ini, kita bisa memahami bahwa pragmatik adalah suatu cabang

ilmu bahasa yang mengkaji bahasa dan penggunaannya dengan mengaitkan

pada konteks kebahasaan.

Salah satu kajian pragmatik adalah implikatur percakapan. Kita pahami

bahwa di setiap praktik percakapan akan senantiasa hadir sebuah maksud dari

percakapan si penutur dan petutur. Maksud-maksud yang ditampilkan dalam

Page 6: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

6

percakapan tersebut sangat berbeda dengan struktur bahasa yang digunakan.

Dalam kondisi tersebut, suatu maksud penggunaan bahasa sering kali

menyimpan suatu maksud tersembunyi di balik penggunaan bahasa secara

structural. Pada kondisi inilah kajian pragmatik implikatur percakapan sangat

tepat untuk digunakan.

Sebagai sebauh lembaga pendidikan, Madrasah Diniyah Tahfiz Quran

Ibnu Sina Universitas Padjadjaran (selanjutnya disebut MDTA Ibnu Sina), pada

praktiknya senantiasa menjaga agar anak didiknya membiasakan diri untuk

berucap, berperilaku, dan bertindak sesuai dengan etika dan norma Islam. Oleh

sebab itu, peran seorang guru sangat menentukan dalam proses pembentukan

karakter siswa. Sehingga, menjadi penting bagi seorang guru untuk memberikan

contoh kepada siswanya dalam hal perilaku, tindakan, dan ucapan. Kondisi

formal ini telah membuat suatu praktik komunikasi antara guru dengan sisiwa

terjalin secara hati-hati dan terjaga. Sehingga menjadi menarik untuk diteliti

bagaimana suatu tindak tutur antara guru dan siswa di MDTA Ibnu Sina.

Di MDTA Ibnu Sina seringkali terjadi suatu tuturan yang mengandung

maksud yang diimplikasikan. Seperti kalimat tanya, yang diungkapkan oleh

seirang guru kepada siswa yang dari segi maksud sebetulnya tidak untuk

bertanya, melainkan ada tujuan lain yang diinginkan oleh guru berupa tindakan

untuk dilakukan oleh muridnya. Penulis mengangkat judul Implikatur

Page 7: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

7

Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran

; Suatu Kajian Pragmatik.

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah dan

mempermudah penulis dalam menentukan data yang diperlukan. Ruang lingkup

penelitian ini penulis fokuskan pada tuturan yang mengandung implikatur pada

proses komunikasi antara guru dan siswa di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran

Ibnu Sina. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah

satuan pragmatis dan implikasi pragmatis pada praktik komunikasi guru dan

siswa di MDTA Ibnu Sina Universitas Padjadjaran.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, penelitian ini mengajukan

dua permasalahan utama, yaitu :

a. Bagaimana bentuk satuan pragmatis yang ada pada praktik komunikasi

guru dan siswa di MDTA Ibnu Sina?.

b. Bagaimana bentuk implikasi pragmatis yang ada pada praktik

komunikasi guru dan siswa di MDTA Ibnu Sina?.

Page 8: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

8

1.4 Tujuan Penelitian

Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas, sehingga hasil

penelitiannya dapat diketahui. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai

adalah :

a. Mendeskripsikan bagaimana bentuk praktik komunikasi antara guru dan

siswa di MDTA Ibnu Sina dilihat dari sudut satuan pragmatiknya.

b. Mendeskripsikan bagaimana bentuk praktik komunikasi antara guru dan

siswa di MDTA Ibnu Sina dilihat dari sudut implikasi pragmatiknya.

1.5 Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian haruslah memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis merupakan manfaat yang berkenaan dengan

pengembangan ilmu pengetahuan, dalam hal ini ilmu linguistik atau bahasa.

hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai tuturan yang mengandung implikatur tuturan. Implikatur ini

dilihat dari satuan pragmatis dan implikasi pragmatisnya.

b. Manfaat Praktis

Page 9: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

9

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi

yang berarti dalam pemahaman mengenai konsep wajah dalam ilmu

pragmatik. Selain itu, penelitian ini bermanfaat juga untuk menambah

pengetahuan bagi pembaca mengenai implikatur pada kajian pragmatik.

Page 10: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi Pragmatik

Pragmatik dalam perkembangannya, khususnya di dua dekade terakhir,

telah menajdi cabang ilmu linguistik yang semakin menarik untuk diteliti.

Perhatian para linguis terhadap pragmatik kian hari kian bertambah. Hal ini

terbukti dari semakin meningkatnya kuantitas pelaksanaan even-even yang

bertajuk internasional pragmatic. Kondisi ini disinyalir akan terus bertambah

seiring dengan meningkatnya perhatian para ahli bahasa terhadap cabang ilmu

pragmatik ini. ketertarikan para linguis terhadap cabang ilmu ini ditunjukkan

pula dengan meningkatnya kualitas dan kuantitas publikasi jurnal internasional

yang membahas gejala kebahasaan dengan sudut padang pragmatik.

Jacob (dalam Rahardi : 2008) menunjukkan perkembangan pesat cabang

ilmu pragmatik dalam konstelasi kelimuan di bidang kebahasaan. Ia

mengungkapkan fakta-fakta menarik tentang perkembangan pragmatik dalam

dunia keilmuan, salah satunya dengan meningkatnya jumlah publikasi jurnal

internasional dengan menempatkan pragmatik sebagai puncak pembahasannya.

Definisi pragmatik telah banyak dikemukakan oleh para linguis yang

menggeluti bidang ini. berikut akan kami paparkan kembali definisi yang telah

Page 11: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

11

dikemukakan para ahli tentang pragmatik. Definisi-definisi ini kami ambil

sebagai contoh karena memang definisi-definisi ini kami anggap yang paling

relefan dengan pembahasa kali ini. Definisi-definisi ini diharapkan akan mampu

menggambarkan dengan jelas pengertian dan batasan pragmatik.

Levinson (dalam Rahardi : 2008) mendefinikan pragmatik sebagi studi

bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Konteks yang

dimaksud tergramatisasi dan terkodifikasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari

struktur bahasanya. Kemudian Parker (dalam Rahardi : 2008) mengungkapkan

bahwa pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa

secara eksternal. Adapun yang dimaksud dengan hal itu adalah bagaimana

satuan lingual tertentu digunakan dalam komunikasi yang sebenarnya. Parker

telah membedakan studi pragmatik dengan studi tata bahasa internal, seperti

fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Di dalam pragmatik, kita akan

mengenal beberapa istilah seperti prinsip kesopanan, prinsip kerja sama,

konsep wajah, dan sebagainya.

Sebagai bidang baru dalam kajian kebahasaan, khususnya bahasa dalam

penggunaan (language in use), kesantunan (politeness) dalam berbahasa

seyogiyanya mendapatkan perhatian, baik oleh pakar atau linguis, maupun para

pembelajar bahasa. Selain itu, penting juga bagi setiap orang untuk memahami

kesantunan berbahasa ini, karena manusia yang kodratnya adalah “makhluk

Page 12: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

12

berbahasa” senantiasa melakukan komunikasi verbal yang sudah sepatutnya

beretika.

2.1.2 Implikatur

Implikatur merupakan salah satu bagian dari kajian pragmatik. Secara

etimologis, implikatur berasal dari kata kerja bahasa Inggris, yakni implicate

yang maknanya berarti “mengemukakan sesuatu dengan bentuk yang lain”.

Berkaitan dengan pengertian implikatur, berikut akan saya paparkan beberapa

pengertian implikatur yang dikemukakan oleh beberapa ahli bahasa. Menurut

Ruston (dalam Amira, 2010 : 3) implikatur atau implikatur percakapan adalah

implikasi pragmatis yang terdapat dalam percakapan yang timbul sebagai akibat

terjadinya pelanggaran prinsip percakapan. Kridalaksana (dalam Amira, 2010 :

3) mengemukakan makna implikatur yang intinya, implikatur adalah makna

yang tersirat melalui ujaran sebuah kalimat dalam suatu konteks, meskipun

makna itu bukan merupakan suatu bagian atau pemenuhan dari apa yang

dituturkan.

Menurut Brown and Yule (dalam Nugroho, 2012 : 2) istilah implikatur

dipakai untuk menerangkan apa yang mungkin diartikan, disarankan, atau

dimaksudkan oleh penutur yang berbeda dengan apa yang sebenarnya yang

dikatakan oleh penutur. Senada dengan pendapat itu, Grice H.P. menunjukkan

bahwa sebuah implikatur merupakan sebuah proposisi yang diimplikasikan

Page 13: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

13

melalui ujaran dari sebuah kalimat dalam suatu konteks, sekalipun proposisi itu

sendiri bukan merupakan bagian dari hal yang dinyatakan sebelumnya.

Dari beberapa definisi yang dinyatakan oleh para ahli bahasa di atas,

dapat disimpulkan bahwa implikatur percakapan adalah salah satu bagian dari

kajian pragmatik yang membahas kajian pada suatu makna yang implisit dari

suatu percakapan yang berbeda dengan makna harfiah dari suatu percakapan.

2.1.3 Macam-Macam Implikatur

Berikut akan saya jelaskan macam-macam dari implikatur. Secara

keseluruhan, ada 3 macam implikatu, yaitu :

a. Implikatur Konvensional

Yaitu implikatur yang diperoleh langsung dari makna kata, dan bukan dari

prinsip percakapan.

b. Implikatur nonkonvensional

Implikatur nonkonvensional atau implikatur percakapan adalah implikasi

pragmatis yang tersirat di dalam suatu percakapan.

c. Praanggapan

Praanggapan berupa andaian penutur bahwa mitra tutur dapat mengenal

pasti orang atau benda yang diperkatakan.

Page 14: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

14

2.1.4 Konteks

Konteks menurut Preston (dalam Amira, 2010 : 5) adalah segenap

informasi yang berada di sekitar penggunaan bahasa yang ada di sekitarnya

(yang mendahuluinya ataupun sesudahnya). Keberadaan konteks dalam kajian

pragmatic begitu penting. Konteks memegang peranan vital dalam menafsirkan

makna tuturan karena makna tuturan dapat berbeda-beda dalam konteks yang

berbeda. Atau dengan kata lain, suatu tuturan dapat bermakna lain tatkala

konteks yang ada pada tuturan tersebut berlainan. Meskipun kalimat yang

diungkapkannya mempunyai struktur yang sama, namun ketika kita masukkan

konteks di dalamnya, maka tuturan tersebut akan bermakna lain. inilah yang

saya katkan bahwa konteks memegang peranan penting dalam kajian pragmatic

karena konteks akan berpengaruh pada penafsiran suatu tuturan dan tindak

tutur.

Ciri-ciri konteks yang sangat relevan dengan kajian ini adalah yang

dikemukakan oleh Hymes. Menurutnya konteks itu ada penutur dan pendengar,

topik pembicaraan, latar peristiwa, penghubung atau saluran, kode, bentuk

pesan, dan peristiwa tutur.

Page 15: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

15

2.2 Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran

Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina adalah salah satu grup Belajar

yang dibentuk oleh DKM Unpad pada tahun 2012. Grup Belajar ini melibatkan

orang tua siswa sebagai subjek sekunder dari pelaksana pembelajarannya. Pada

mulanya, MDTA ini didirikan hanya sebatas sarana untuk memfasilitasi orangtua

siswa yang mempunyai kendala dalam menyekolahkan anak-anaknya. Grup

Belajar ini bisa dikatakan sebagai proses pembelajaran yang setingkat SD.

Pembentukan kelompok Belajar ini diinisiasi oleh lembaga DKM Unpad

dengan harapan besar dapat menampung anak-anak berprestasi yang bukan

hanya sukses di bidang akademik, melainkan juga ahli dalam menghafal Alquran.

Inilah sebabnya mengapa lembaga ini dinamakan MDTA Ibnu Sina. Pada

mulanya, MDTA ini hanya membuka dua kelas saja. Yaitu kelas besar yang

menampung siswa dengan kisaran usia antara 6-7 tahu. Dan juga kelas kecil

yang menampung siswa yang berusia kisaran 5-6 tahun. Pada mula

pendiriannya, siswa yang ikut Belajar di lembaga ini hanya 10 orang siswa saja.

Seiring perkembangan waktu, siswa baru yang mendaftar ke lembaga ini

setiap tahunnya senantiasa bertambah. Saat ini siswa yang ikut Belajar di

yayasan ini berjumlah sekitar 35 orang siswa. Karena jumlah siswanya yang

semakin bertambah, telah memaksa lembaga ini untuk menambah SDM pengajar

untuk mengakomodirnya. Sehingga pada tahun 2013, tim pengajar MDTA ini

bertambah dari jumlah awal hanya 2 orang menjadi 4 orang. Mengingat

perhatian terhadap siswa mesti ekstra perhatian.

Page 16: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

16

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dibahas beberapa data yang saya temukan dalam

praktik komunikasi antara guru dan siswa yang terjadi di MDTA Ibnu Sina

selama kurun waktu dua tahun. Kajian ini saya fokuskan pada implikatur

percakapan pada bidang kajian pragmatik. Karena saya beranggapan bahwa di

MDTA Ibnu Sina ini lumrah ditemukan data percakapan yang mempunyai

implikasi tuturan yang tersembunyi dan terselubung oleh guru kepada

siswanya. Penelitian ini menemukan data percakapan yang dibagi ke dalam dua

bagian implikatur, yaitu satuan pragmatis dan implikasi pragmatis dalam

praktik percakapan antara guru dan sisiwa yang ada di MDTA Ibnu Sina

Universitas Padjadjaran.

3.1 Satuan Pragmatis Implikatur Percakapan

Satuan pragmatis adalah unit perpaduan antara ilokusi dan proposisi

yang disajikan secara eksplisit dengan bentuk lingual oleh penutur

danmerupakan unsur terkecul dalam tindak komunikasi bahasa. (Husnah, 2010 :

580). Dalam analisis implikatur percakapan, satuan pragmatis merupakan isi

dari komunikasi yang disajikan dan diekspresikan oleh penutur melalui bentuk

satuan lingual. Sehingga kita bisa memahami bahwa satuan pragmatis itu

Page 17: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

17

merupakanbentuk konkret dari ekspresi bahasa yang ditampilkan oleh penutur

dan lawan turur. Untuk mencapai suatu komunikasi yang efektif antara penutur

dan lawan tutur, maka si penutur akan senantiasa mengungkapkan ekspresi

bahasa untuk ditujukan kepada lawan tuturnya. Tentunya ekspresi bahasa itu

mempunyai tujuan tertentu. Tujuan percakapan yang tercantum secara eksplisit

inilah yang dinamakan satuan pragmatis dalam implikatur percakapan.

Dari data yang ada dari bentuk lingual implikatur pada praktik

komunikasi guru dan siswa di MDTA Ibnu Sina, ditemukan jenis satuan

pragmatis yang meliputi : satuan pragmatis bertanya, mengingatkan, meminta,

menyuruh, mengajak, dan melarang. Satuan pragmatis beserta contoh-

contohnya akan saya jelaskan berikut ini :

1. Satuan Pragmatis Bertanya

Satuan Pragmatis bertanya adalah satuan pragmatikyang digunakan penutur

untuk bertanya atau menanyakan sesuatu kepada lawan tutur. Bisa jadi

dengan menggunakan satuan pragmatis ini si penutur ingin mendapatkan

informasi yang lebih dari lawan tuturnya. Dalam konteks pembelajaran di

MDTA Ibnu SIna, satuan pragmatic ini bisa juga digunakan oleh guru sebagai

bentuk tuturan untuk mengetes atau menguji anak didiknya agar terrlihat

sejauh mana pemahaman peserta didiknya tentang materi yang disampaikan.

Berikut, saya temukan beberapa percakapan guru dengan siswa yang terjadi

di MDTA Ibnu Sina dengan menggunakan satuan pragmatis menanya.

Page 18: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

18

Dialog 1

Rizki (Siswa 1) : “Ustaz, hari ini Jawat gak bawa makan.”

Ustaz : “Apakah betul, Jawat?”

Jawat (siswa 2) : “ Iya, betul, Ustaz.”

Ustaz : “Kenapa Jawat gk bawa makan?. Nanti perutnya sakit

loh..”

Jawat (siswa 2) : “Hari ini Jawat lagi saum, Ustaz”.

Satuan pragmatis bertanya pada dialog (1) di atas, mengandung pengertian

bahwa Ustaz ingin meyakinkan informasi yang disampaikan oleh Rizki bahwa

Jawat hari itu tidak membawa makanan. Padahal di MDTA Ibnu Sina, semua

siswa harus membawa makanan untuk makan siang. Satuan pragmatis

bertanya juga digunakan oleh Ustaz untuk mencari informasi dari Jawat

tentang laporan dari Rizki.

Pertanyaan “Apakah betul, jawat?” dan “Kenapa Jawat gak baw makan?”

adalah bentuk satuan pragmatis bertanya untuk mendapatkan informasi dan

juga untuk meyakinkan apakah informasi yang didapatkan itu benar atau

tidak.

Dialog (2)

Ustaz :” Anak-anak, hari ini kita akan Belajar tahsin lagi ya…”

Siswa :” Iya Ustaz..”

Page 19: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

19

Ustaz :” kalo yang ini huruf apa??”

Siswa :”Alif,..”

Penjelasan :

Satuan pragmatis bertanya yang digunakan oleh Ustaz ditujukan untuk

mengetes dan meyakinkan apakah siswa-siswanya memahami pelajaran yang

sudah dipelajari ataukah tidak.

2. Satuan Pragmatis Mengingatkan

Satuan pragmatis bentuk bilingual yang ada pada implikatur percakapan yang

ada pada praktik percakapan antara guru dan siswa di MDTA Ibnu Sina juga

ada yang berbentuk satuan pragmatis mengingatkan. Satuan pragmatis ini

digunakan penutur untuk mengingatkan petutur akan sesuatu, sehingga

petutur menjadi ingat akan sesuatu yang bisa jadi dilupakan olehnya saat itu.

Pada penyajiannya, SP ini disajikan dengan mengeksplisitkan suatu bentuk

ujaran dengan kalimat berita.

Berikut, saya temukan beberapa percakapan guru dengan siswa yang terjadi

di MDTA Ibnu Sina dengan menggunakan satuan pragmatis mengingatkan.

Dialog (3)

Siswa :”Ustaz, hari ini kita Belajar apa?”

Ustaz :”Kita akan Belajar adab, anak-anak. Oh iya, hari ini Hari Kamis loh.

Page 20: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

20

Siswa :”Emangnya kenapa, Ustaz?”

Ustaz :”Hari Kami situ hari dimana kita disunnahkan untuk berpuasa.”

Penjelasan :

Satuan pragmatis mengingatkan pada dialog di atas digunakan oleh ustaz

untuk mengingatkan kepada siswanya bahwa hari itu adalah hari Sabtu.

MDTA Ibnu Sina senantiasa mengajarkan kepada siswanya untuk berpuasa

sunah setiap Senin dan Kamis. Hari itu, ustaz mengingatkan kepada siswa-

siswanya bahwa hari itu adalah Hari Kamis, hari dimana kita disunahkan

untuk berpuasa.

Dialog (4)

Siswa :” Ustaz, sekarang udah jam 09.20. Saatnya Belajar tahsin”

Ustaz :”Oh, iya. Ustaz lupa…”

Penjelasan :

SP mengingatkan pada dialog (4) di atas diutarakan oleh salah seorang siswa

kepada gurunya. Ia mengingatkan gurunya bahwa saat itu waktu sudah

menunjukkan pukul 09.20. dan saatnya Belajar tahsin bersama ustaz.

3. Satuan Pragmatis Meminta

Page 21: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

21

Satuan pragmatis dalam praktik percakapan antara guru dan siswa di MDTA

Ibnu SIna juga ada yang berbentuk satuan pragmatis meminta. Satuan

pragmatis meminta yaitu satuan pragmatis yang digunakan oleh penutur

untuk meminta sesuatu kepada lawan tutur. Dalam tindak komunikasi verbal

satuan pragmatis ini disajikan dalam bentuk lingual kalimat berita.

Berikut, saya temukan beberapa percakapan guru dengan siswa yang terjadi

di MDTA Ibnu Sina dengan menggunakan satuan pragmatis meminta.

Dialog (5)

Ustaz : “Anak-anak, ambilin spidol dan penghapus di kantor!!”

Siswa :”sama aku aja ngambilnya, Ustaz”

Penjelasan :

Pada dialog (5) di atas, ustaz meminta kepada murid-muridnya untuk

mengambilkan penghapus dan spidol karena pada saat itu pelajaran segera

dimulai sedangkan perlengkapan Belajar masih belum ada. satuan pragmatis

meminta digunakan oleh ustaz untuk meminta kepada siswanya

mengambilkan spidol dan penghapus untuk perlengkapan Belajar.

4. Satuan Pragmatis Menyuruh

Satuan pragmatis dalam praktik percakapan antara guru dan siswa di MDTA

Ibnu SIna juga ada yang berbentuk satuan pragmatis menyuruh. Satuan

pragmatis menyuruh atau memerintah yaitu satuan pragmatis yang

Page 22: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

22

digunakan oleh penutur untuk menyuruh dan memerintah lawan tutur untuk

melakukan sesuatu baik untuk kepentingan si penutur maupun untuk

kepentingan orang lain. Dalam tindak komunikasi verbal satuan pragmatis ini

disajikan dalam bentuk lingual kalimat perintah.

Berikut, saya temukan beberapa percakapan guru dengan siswa yang terjadi

di MDTA Ibnu Sina dengan menggunakan satuan pragmatis menyuruh atau

memerintah.

Dialog (6)

Siswa :”Ustaz, sekarang aku bagian baca apa?”

Ustaz :”tolong baca doa yang kemaren ustaz ajarin ya”

Penjelasan :

Satuan pragmatis menyuruh atau memerintah pada dialog di atas terlihat

pada ucapan ustaz yang menyuruh kepada siswanya untuk membaca salah

satu doa yang sudah ia ajarkan pad ahari sebelumnya.

5. Satuan Pragmatis Mengajak

Satuan pragmatis dalam praktik percakapan antara guru dan siswa di MDTA

Ibnu SIna juga ada yang berbentuk satuan pragmatis mengajak. Satuan

pragmatis mengajaka adalah satuan pragmatis yang digunakan oleh penutur

untuk mengajak atau meminta petutur agar bersama-sama mereka

melakukan sesuatu untuk kepentingan bersama. Satuan pragmatis mengajak

didukung oleh bentuk lingual yang berupa kalimat perintah

Page 23: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

23

Berikut, saya temukan beberapa percakapan guru dengan siswa yang terjadi

di MDTA Ibnu Sina dengan menggunakan satuan pragmatis mangajak.

Dialog (7)

Siswa : “teman-teman, kelihatannya ruangan ini masih kotor ya.”

Ustaz :” Ayo semuanya, kita bereskan ruangan kelas ini supaya

belajarnya nyaman.”

Siswa :”Ayo, ayo, ayo”

Penjelasan :

Satuan pragmatis mengajak pada dialog (7) di atas dapat kita lihat dari

ungkapan ustaz yang mengajak siswa-siswanya untuk membereskan ruangan

kelas. Ungkapan ini muncul sesaat setelah ada obrolan antarsiswa di ruangan

itu yang menyadari bahwa ruangannya masih kotor. Sehingga ustaz berujar

untuk mengajak semuanya untuk melakukan aktivitas yang sama, yakni

membereskan ruangan kelas.

Di dalam praktik percakapan, kita pun akan bisa menemukan yang

namanya implikasi pragmatis dalam implikatur percakapan. Implikasi pragmatis

ini bisa kita pahami sebagai sebuah ungkapan implikatur yang implisit dalam

tuturan. Sebagai contoh, satuan pragmatis menyuruh yang pada praktinya

biasanya ditampilkan dengan jenis kalimat perintah/imperative. Akan tetapi

Page 24: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

24

kalau kita berbicara tentang implikasi pragmatis, satuan pragmatis lingual

perintah tidak hanya ditampilkan dengan kalimat perintah/imperatif tetapi juga

bisa berupa kalimat deklaratif, kalimat Tanya, dan jenis kalimat lainnya.

Implikasi pragmatis biasanya berkaitan erat dengan prinsip kesantunan.

Semakin tidak langsung suatu ujaran diujarkan, maka ujaran tersebut semakin

sopan. Begitupun sebaliknya, semakin langsung ujaran itu diujarkan maka

semakin tidak santun ujaran tersebut. Itu artinya, implikasi pragmatis juga

berkaitan erat dengan tingkat kesantunan suatu ujaran.

Karena di dalam kelas pembelajaran di MDTA yang menjadi pelakunya

adalah siswa dengan usia 4-7 tahun, ini menjadi pertimbangan oleh guru untuk

memilih ujaran yang langsung supaya si siswa tidak salah persepsi. Artinya, guru

akan memilih ujaran yang langsung untuk menghindari salah persepsi dari

siswanya. Oleh sebab itu, implikasi pragmatis dalam implikatur percakapan

antara guru dan siswa sangat sedikit ditemukan.

Page 25: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

25

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Sehubungan dengan perumusan dan pembahasan masalah yang telah

disajikan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa simpulan. Berikut ini

beberapa yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini :

a. Pemanfaatan satuan pragmatis pada implikatur percakapan antara guru dan

siswa di MDTA Ibnu Sina Unpad terdapat beberapa jenis, yaitu : satuan

pragmatis bertanya, mengingatkan, meminta, menyuruh, mengajak, dan

melarang.

b. Implikasi pragmatis pada implikatur percakapan antara guru dan siswa di

MDTA Ibnu Sina Unpad sangat sedikti ditemukan karena seorang guru akan

senantiasa memilih ungkapan langsung kepada siswanya untuk

menghindari kesalahan persepsi.

4.2 Saran

Penelitian ini telah berusahan menyajikan tentang adanya satuan

pragmatis dan implikasi pragmatis pada implikatur percakapan antara guru dan

siswa di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas padjadjaran.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih banyak kekurangan. Oleh karenanya,

Page 26: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

26

penulis mengharapkan adanya saran dan masukan untuk perbaikan ke

depannya. Kami pun menyadari bahwa kajian pragmatik yang kami sajikan

dalam tulisan ini masih belum tergali secara mendalam. Sehingga perlu adanya

penelitian lanjutan yang lebih mendalam implikatur pada setiap percakapan.

Karena hal ini dirasa menarik untuk terus dilakukan penelitian-penelitian

lanjutan. Sekian dan terima kasih.

Page 27: Implikatur Percakapan di Madrasah Diniyah Tahfiz Quran Ibnu Sina Universitas Padjadjaran ; Suatu Kajian Pragmatik.

27

DAFTAR PUSTAKA

Husnah. 2010. Implikatur Percakapan dalam Novel ‘Pesona Izmir’ karya Putri

Indri Astuti. Jakarta : Universitas Indonesia.

Rahardi, Kunjana. 2008. Pragmatik ; Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.

Jakarta : Penerbit Erlangga

Rahardi, Kunjana. 2008. Pragmatik ; Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.

Jakarta : Penerbit Erlangga

Suganda, Dadang. 2007. “Pemanfaatan Konsep ‘Muka’ (Face) dalam Wacana

Wayang Golek : Analisis Pragmatik. Dalam Metalingua 5 : 15-32

Zainurrahman. 2013. “Kesantunan dalam Berbahasa : Telaah Pragmatik atas

Konsep Wajah dalam Kesantunan Berbahasa”. Disampaikan dalam

seminar bahasa di Jogjakarta, 05 Mei 2013.