IMPLIKATUR DALAM WACANA KOLOM CARI ANGIN PADA SURAT KABAR TEMPO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Oleh: FELESIA RIZQI TIARA 11210141013 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA AGUSTUS 2015
141
Embed
IMPLIKATUR DALAM WACANA KOLOM CARI ANGIN PADA … · Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu contoh analisis pragmatik dengan menggunakan data wacana melalui
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IMPLIKATUR DALAM WACANA KOLOM CARI ANGIN
PADA SURAT KABAR TEMPO
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar
Sarjana Sastra
Oleh:
FELESIA RIZQI TIARA
11210141013
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
AGUSTUS 2015
ii
iii
iv
v
MOTTO
Percaya bahwa hasil tidak akan menghianati proses, aku berproses maka aku
ada!!
Diri sendiri
Mungkin hidup tidak mudah, tapi hidup yang kita jalani harus terus berlanjut.
Kim Tan
Allah memberikan cobaan sepaket dengan cara penyelesaiannya, percayalah.
Orangtua
Ketakutanmu adalah rasa takut itu sendiri.
Anonim
Tak ada yang tak mungkin, jika Allah telah berkehendak, apapun dapat terjadi,
percayalah.
Anonim
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nya yang tak terkira, aku
persembahkan karya sederhana ini untuk:
Malaikat pelindungku yang saat ini berada dalam pangkuan Allah, Bapak
Wawan Senawan Madrahim (Alm) atas cinta dan kasih serta doa dan
bimbingannya yang tak pernah putus, tanpanya karya ini tak akan pernah
selesai, dan seorang perempuan yang tak pernah mengenal putus asa untuk
keberhasilan anak-anaknya, Ibu Taslimah atas kasih sayang, perhatian, dan
dukungan serta doa yang tak pernah henti kemanapun aku melangkah.
Adik-adikku Mochamad Fernanda, Adinda Framudita, dan Qoryna Aryani yang
tak pernah bosan menemani setiap jengkal proses dalam hidupku.
Keluarga besar di Kuningan, di Jakarta, dan di Wonosobo, Mama Uti uwaku,
Emih nenekku, Pakde Kanan dan saudara-saudaraku semua.
Teman-temanku, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia kelas A 2011, teman
sekaligus motivatorku.
Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
menyampaikan terimakasih kepada Dekan FBS UNY, Ketua Jurusan PBSI, dan Ketua
Program Studi BSI atas kesempatan dan berbagai kemudahan yang diberikan kepada
penulis.
Rasa hormat dan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua pembimbing,
yaitu Prof. Dr. Zamzani, M.Pd. dan Ahmad Wahyudin, M.Hum yang dengan penuh
kesabaran dan kelapangan hati meluangkan waktu untuk membimbing penulis disela-
sela kesibukannya. Ucapan terimakasih yang tulus penulis sampaikan kepada kedua
orang tua penulis Bapak Wawan Senawan Madrahim (Alm) dan Ibu Taslimah yang
selalu memberikan dorongan semangat, dukungan baik moril maupun materil, serta
doa yang tak pernah henti demi kelancaran penyelesaian skripsi ini, dan ketiga adik
penulis atas dukungan dan doanya selama ini. Ucapan terimakasih juga penulis
sampaikan kepada Imron Fatkhudin yang telah memberikan doa, perhatian serta
semangat dalam suka maupun duka. Terimakasih kepada seluruh teman-teman
Sasindo ’11 yang telah memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Terimakasih pula kepada semua kawan-kawan Teater Dhingklik, atas
setiap jengkal proses dan pengalaman tak terlupakan. Terima kasih sedalam-dalamnya
penulis sampaikan Kepada teman-teman terbaik penulis, Ilmita Sari Sasmita Putri,
viii
ix
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii
DAFTAR MATRIKS..................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
ABSTRAK ..................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Fokus Permasalahan...................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
E. Batasan Istilah .............................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI .............................................................................. 6
A. Kajian Pragmatik .......................................................................... 6
B. Implikatur ..................................................................................... 7
Matriks 3: Instrumen Gaya Bahasa dan Indikator ......................................... 33
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Tabel Kemunculan Jenis Implikatur dan Fungsi Implikatur dalam
wacana kolom Cari Angin pada surat kabar Tempo ........................ 39
Tabel 2: Jenis Implikatur dan Fungsi Implikatur dalam wacana kolom
Cari Angin pada surat kabar Tempo................................................... 86
Tabel 3: Gaya Bahasa yang Mendukung Kemunculan Implikatur dalam Wacana
Cari Angin pada surat kabar Tempo................................................... 104
xv
IMPLIKATUR DALAM WACANA CARI ANGINPADA SURAT KABAR TEMPO
Oleh Felesia Rizqi TiaraNIM 11210141013
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan jenis-jenis implikatur dalamwacana kolom Cari Angin pada surat kabar Tempo, (2) mendeskripsikan fungsi penggunaanimplikatur dalam wacana kolom Cari Angin pada surat kabar Tempo, (3) mendeskripsikangaya bahasa yang mendukung kemunculan implikatur dalam wacana kolom Cari Angin padasurat kabar Tempo.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini yaitu wacanayang terdapat dalam kolom Cari Angin pada surat kabar Tempo edisi tahun 2014 yang dipilihsebanyak 24 judul sehingga diperoleh wacana sejumlah 55 wacana. Objek penelitiannya yaitujenis implikatur, fungsi implikatur, dan gaya bahasa yang mendukung kemunculan implikaturdalam wacana kolom Cari Angin. Data diperoleh dengan metode simak dengan teknik bacadan teknik catat. Data dianalisis dengan teknik analisis padan pragmatik. Keabsahan datadiperoleh melalui metode triangulasi yang dilakukan dengan expert judgement oleh seorangredaktur senior dari Surat Kabar Tempo bernama Putu Setia.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, jenis implikatur yang terdapatdalam wacana Cari Angin pada surat kabar Tempo yaitu. 1) implikatur konvensional dan 2)implikatur percakapan. Kedua, fungsi implikatur yang terdapat pada wacana Cari Anginyaitu. 1) menyatakan, 2) menyindir, 3) menyindir dengan bahasa humor, 4) mengkritik, 5)memprotes, 6) melarang, 7) memberikan dukungan, 8) mengapresiasi, 9) mengkritik danmemprotes. Ketiga, gaya bahasa yang ditemukan pada wacana Cari Angin yang mendukungkemunculan implikatur, yaitu. 1) ironi, 2) sinisme, 3) simile, 4) metafora, 5) hiperbola, 6)metonimia, 7) paradoks, dan 8) personifikasi. Kemunculan gaya bahasa pada wacana CariAngin tersebut merupakan salah satu cara yang digunakan redaktur senior dalam menyindir,mengkritik, dan sebagainya agar tanggapan yang disampaikan tidak menohok sasaran.
Kata Kunci: implikatur, Cari Angin, Tempo.
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa sebagai lambang bunyi yang arbitrer dipergunakan oleh masyarakat
untuk berhubungan dan bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri
(Kridalaksana, 2001: 21). Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan yang
penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk
menyampaikan ide, gagasan, keinginan, perasaan, dan pengalamannya kepada orang
lain. Tanpa bahasa manusia akan lumpuh dalam komunikasi dan interaksi baik
antarindividu maupun kelompok. Dengan demikian, manusia tidak dapat terlepas dari
bahasa, karena pentingnya fungsi bahasa dalam kehidupan. Menurut Chaer (2010: 1),
bahasa juga digunakan oleh penutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasi diri.
Fungsi bahasa di atas yang menjelaskan bahwa bahasa sebagai alat
komunikasi, digunakan oleh manusia untuk berinteraksi antarsesama dalam
masyarakat karena manusia hidup dalam masyarakat, sehingga bahasa juga tumbuh
dalam masyarakat. Jadi, bahasa dan masyarakat sangat erat hubungannya. Dalam
berinteraksi antarsesama dalam masyarakat, terkadang informasi yang dituturkan oleh
penutur dan lawan tuturnya memiliki maksud yang tersirat. Oleh karena itu, setiap
manusia harus dapat memahami maksud dan makna tuturan yang disampaikan oleh
lawan tuturnya agar informasi yang diberikan dapat tersampaikan dengan baik. Hal
semacam ini dapat dipelajari dengan ilmu pragmatik yang di dalamnya membahas
2
implikatur. Implikatur menurut Wijana (1996: 38) adalah hubungan antara tuturan
dengan yang disiratkan dan tidak bersifat semantik, tetapi kaitannya hanya didasarkan
pada latar belakang yang mendasari kedua proporsinya. Berdasarkan penjelasan
mengenai implikatur di atas, peneliti akan melakukan penelitian tentang implikatur
yang ada dalam wacana kolom Cari Angin. Kolom Cari Angin merupakan salah satu
kolom yang terdapat pada surat kabar Tempo yang merupakan kolom khas Putu Setia
yang dimuat Tempo khusus penerbitan hari Minggu. Bahasa yang digunakan terkesan
santai, ringan, dan jenaka, namun menyentil berbagai persoalan sosial, politik, budaya,
dan apapun problema yang sedang terjadi dalam masyarakat, tidak bersifat menggurui
namun sebagai acuan sebuah gambaran dalam bahasa Indonesia yang sederhana.
Selain masalah implikatur, di dalam kolom Cari Angin surat kabar Tempo ini
juga terdapat beberapa masalah yang dapat dikaji, yakni: penggunaan gaya bahasa,
fungsi penggunaan implikatur, praanggapan dalam wacana kolom dan inferensi dalam
wacana kolom Cari Angin. Implikatur dalam kolom Cari Angin ini biasanya berupa
tuturan yang menyatakan pernyataan, humor, sindiran, kritikan dan sebagainya.
Tuturan yang muncul pada kolom Cari Angin tersebut berfungsi untuk memperhalus
tuturan, menjaga etika kesopanan, menyindir dengan halus, dan menjaga agar tidak
menyinggung perasaan secara langsung. Tuturan yang disampaikan pada kolom Cari
Angin tersebut menggunakan gaya bahasa yang tujuannya adalah bagaimana
menyindir pihak tertentu, tetapi pihak yang disindir tersebut tidak merasa tersindir dan
sebagainya. Praanggapan juga bisa menjadi masalah untuk meneliti tuturan yang ingin
dimaksudkan dalam wacana kolom Cari Angin ini. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Mulyana (2005: 14) bahwa praanggapan dapat membantu pembicara menentukan
3
bentuk-bentuk bahasa (kalimat) untuk mengungkapkan makna atau pesan yang ingin
dimaksudkan. Untuk mengetahui tuturan yang dimaksud, bukan hanya praanggapan
saja, melainkan diperlukan juga inferensi yang didasari oleh latar belakang
pengetahuan tentang suatu tuturan tersebut.
Untuk dapat memahami implikatur pada kolom Cari Angin ini, konteksnya
perlu diperhatikan. Menurut Sobur (2001: 56) konteks memasukkan semua situasi dan
hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa seperti partisipan
dalam bahasa, situasi di mana teks tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan dan
sebagainya. Arti atau makna sebuah kalimat sebenarnya baru dapat dikatakan benar
jika kita mengetahui siapa pembicaranya, apa yang dibicarakan, bagaimana konteks
tersebut bila diucapakan dan lain-lain. Oleh karena itu, konteks sangat penting untuk
dapat mengetahui maksud yang tersirat dari tanggapan-tanggapan yang terdapat dalam
kolom Cari Angin ini.
B. Fokus Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut. Implikatur dalam wacana
kolom Cari Angin pada surat kabar Tempo, fungsi penggunaan implikatur dalam
wacana kolom Cari Angin pada surat kabar Tempo, gaya bahasa yang mendukung
kemunculan implikatur dalam wacana kolom Cari Angin pada surat kabar Tempo,
praanggapan dalam wacana kolom Cari Angin pada surat kabar Tempo, dan inferensi
dalam wacana kolom Cari Angin pada surat kabar Tempo. Dari identifikasi masalah di
atas, tidak semua masalah akan dibahas dalam penelitian ini. Penelitian hanya
4
difokuskan pada tiga permasalahan, fokus permasalahan tersebut antara lain sebagai
berikut.
1. Jenis-jenis implikatur yang terdapat dalam wacana kolom Cari Angin pada surat
kabar Tempo.
2. Fungsi penggunaan implikatur dalam wacana kolom Cari Angin pada surat kabar
Tempo.
3. Gaya bahasa yang mendukung kemunculan implikatur dalam wacana kolom Cari
Angin pada surat kabar Tempo.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan
sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan jenis-jenis implikatur dalam wacana kolom Cari Angin pada
surat kabar Tempo.
2. Mendeskripsikan fungsi penggunaan implikatur dalam wacana kolom Cari Angin
pada surat kabar Tempo.
3. Mendeskripsikan gaya bahasa yang mendukung kemunculan implikatur dalam
wacana kolom Cari Angin pada surat kabar Tempo.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penelitian dalam
memahami maksud sebuah tuturan dalam kolom Cari Angin pada surat kabar
5
Tempo. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu contoh analisis
pragmatik dengan menggunakan data wacana melalui media surat kabar.
E. Batasan Istilah
Penjelasan istilah diberikan agar antara peneliti dan pembaca terjalin
kesamaan presepsi terhadap judul penelitian. Beberapa istilah yang terkait dengan
penelitian ini adalah, sebagai berikut.
1. Implikatur adalah suatu konsep yang menerangkan tentang tuturan yang
diucapkan berbeda dengan tuturan yang dimaksudkan. Ada makna lain dibalik
tuturan itu.
2. Wacana adalah suatu bahasa yang paling tinggi dan lengkap yang direalisasikan
dalam bentuk karangan/laporan utuh seperti novel, buku artikel, pidato, atau
khotbah.
3. Gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa sedemikian rupa agar dapat
menyampaikan maksud dengan baik. Gaya bahasa digunakan pada konteks
tertentu oleh orang tertentu dan untuk tujuan tertentu.
6
BAB IIKAJIAN TEORI
Untuk mendukung penelitian ini digunakan beberapa teori yang dianggap
relevan, yang diharapkan dapat mendukung temuan di lapangan agar dapat
memperkuat teori dan keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah kajian pragmatik,
implikatur, gaya bahasa, wujud dan fungsi tuturan, hakikat konteks, dan penelitian
yang relevan. Teori implikatur meliputi: 1) hakikat implikatur 2) konsep implikatur,
dan 3) jenis-jenis implikatur. Jenis-jenis implikatur meliputi implikatur percakapan
dan implikatur konvensional.
a. Kajian Pragmatik
Pragmatik menurut Morris (dalam Nababan, 1987: 1) merupakan bagian ilmu
bahasa yang mengkaji hubungan antara unsur-unsur bahasa dengan pemakaian bahasa.
Kridalaksana (2001: 159) mengungkapkan bahwa pragmatik merupakan bagian ilmu
bahasa yang mempelajari isyarat-isyarat bahasa yang mengakibatkan keserasian
pemakaian bahasa dalam komunikasi, aspek-aspek luar bahasa yang berpengaruh
terhadap makna ujaran. Sehubungan dengan hal ini, Nababan (1987: 2) memberikan
batasan bahwa pragmatik merupakan aturan-aturan pemakaian bahasa, yaitu pemilihan
bahasa dan penentuan maknanya sesuai dengan maksud, konteks dan situasi
komunikasi.
Yule (2006: 3-4) menyebutkan empat definisi pragmatik, yaitu (1) studi yang
mengkaji maksud penutur, (2) studi yang mengkaji makna menurut konteksnya, (3)
studi yang melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang
7
dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara dan (4) studi yang mengkaji
bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membantu partisipan yang terlibat dalam
percakapan tertentu.
Atas dasar beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pragmatik
merujuk kepada dua hal, yaitu pragmatik sebagai suatu ilmu dan pragmatik sebagai
suatu keterampilan menggunakan bahasa. Sebagai suatu ilmu, pragmatik merupakan
cabang linguistik yang mempelajari bahasa yang dikaitkan dengan aspek pemakainya,
sedangkan pragmatik sebagai suatu keterampilan, merupakan kemampuan
menggunakan bahasa secara komunikatif.
Mulyana (2005: 21) menyatakan bahwa segala sesuatu yang berhubungan
dengan tuturan, apakah itu berkaitan dengan arti, baik maksud maupun informasinya,
sangat tergantung pada konteks yang melatarbelakangi peristiwa tuturan itu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pragmatik
adalah bagian dari ilmu bahasa yang terkait dengan aspek pemakainya yang
disesuaikan dengan konteks dan situasi berbahasa.
b. Implikatur
1. Hakikat Implikatur
Ditinjau dari segi etimologis, implikatur diturunkan dari implicatum (Echols
via Mulyana, 2005: 11). Istilah ini hampir sama dengan kata implication, yang artinya
maksud, pengertian, keterlibatan. Dalam komunikasi verbal, implikatur biasanya
sudah diketahui oleh para pembicara. Oleh karena itu, tidak perlu diungkapkan secara
eksplisit.
8
Beberapa ahli bahasa mengemukakan definisi tentang implikatur. Wijana
(1996: 38), implikatur adalah hubungan antara tuturan dengan yang disiratkan dan
tidak bersifat semantik, tetapi kaitan keduanya hanya didasarkan pada latar belakang
yang mendasari kedua proposisinya. Nababan (1987: 28) menyatakan bahwa
implikatur berkaitan erat dengan konvensi kebermaknaan yang terjadi di dalam proses
komunikasi. Konsep itu kemudian dipahami untuk menerangkan perbedaan antara hal
"yang diucapkan" dengan hal " yang diimplikasikan". Mulyana (2005: 11)
memberikan penjelasan bahwa dalam ruang lingkup wacana, implikatur berarti sesuatu
yang terlibat atau menjadi bahan pembicaraan.
Secara lebih rinci Zamzani (2007: 28) memberi definisi bahwa implikatur
merupakan segala sesuatu yang tersembunyi di balik penggunaan bahasa secara aktual,
benar dan sesungguhnya. Implikatur merupakan makna tuturan (utterance meaning)
sehingga tidak harus muncul dalam tuturan secara langsung. Tuturan yang digunakan
dalam komunikasi sehari-hari tidak selalu memiliki maksud-maksud yang dapat
langsung ditangkap oleh peserta tutur. Implikatur digunakan untuk mengungkapkan
perbedaan tersebut. Untuk mendapatkan implikatur, lawan tutur menggunakan proses
tersendiri dengan cara mengkombinasikan tuturan dan konteks yang disebut sebagai
inferensi (Cummings, 2007: 105).
Berdasarkan penjelasan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa implikatur
adalah makna yang tersirat dalam sebuah tuturan yang dapat mengimplikasikan
banyak tuturan.
Menurut Wijana (1996: 37), sebuah tuturan dapat menimbulkan banyak
implikatur tergantung implikasi yang ditimbulkan dari tuturan tersebut. Implikatur
9
sebuah tuturan tergantung dari implikasi-implikasi yang hadir dari tuturan tersebut
yang diperkuat dengan konteks yang meliputi tuturan tersebut.
Implikatur adalah ujaran atau pernyataan yang menyiratkan sesuatu yang
berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan atau dengan kata lain tuturan yang
disampaikan itu dicakup dalam dua bagian yaitu apa yang disampaikan (makna dasar)
dan apa yang diimplikasikan. Menurut Grice (Nababan, 1987: 30) konsep implikatur
timbul dari pendapat bahwa ada seperangkat asumsi yang melingkupi dan mengatur
kegiatan percakapan sebagai suatu tindakan berbahasa. Menurut analisisnya, perangkat
asumsi yang memandu tindakan orang dalam percakapan untuk mencapai hasil yang
baik. Panduan itu adalah kerja sama yang diperlukan untuk dapat menggunakan
bahasa secara efektif dan efisien.
2. Kegunaan Konsep Implikatur
Penggunaan implikatur dalam berbahasa bukan berarti sebuah
ketidaksengajaan atau tidak memiliki fungsi tertentu. Penggunaan implikatur dalam
berbahasa mempunyai pertimbangan seperti, untuk memperhalus tuturan, menjaga
etika kesopanan, menyindir dengan halus, dan menjaga agar tidak menyinggung
perasaan secara langsung. Dalam tuturan implikatif, penutur dan lawan tutur
mempunyai konsep yang sama dalam suatu konteks. Jika tidak, maka akan terjadi
suatu kesalahpahaman atas tuturan yang terjadi di antara keduanya.
Dalam hubungan timbal balik dalam konteks budaya Indonesia, penggunaan
implikatur terasa lebih sopan, misalnya untuk tindak tutur menolak, meminta,
memberi nasihat, menegur, dan lain-lain. Tindak tutur yang melibatkan emosi lawan
tutur pada umumnya lebih diterima jika disampaikan dengan implikatur.
Penelitian tentang implikatur dalam wacana Cari Angin ini masih sangat
sederhana dan masih jauh dari sempurna karena hanya membahas jenis implikatur,
fungsi implikatur, dan gaya bahasa yang mendukung kemunculan implikatur dalam
wacana Cari Angin pada surat kabar Tempo. Masih banyak identifikasi masalah yang
80
belum ditemukan jawabannya seperti praanggapan dalam wacana kolom Cari Angin
pada surat kabar Tempo, dan inferensi dalam wacana kolom Cari Angin pada surat
kabar Tempo. Oleh karena itu, peneliti berharap agar peneliti bahasa dalam bidang
implikatur berikutnya dapat melengkapi dengan identifikasi masalah yang telah
ditemukan, seperti praanggapan dan inferensi pada wacana tulis, serta faktor-faktor
yang melatarbelakangi munculnya implikatur dalam wacana Cari Angin pada surat
kabar Tempo, yang dapat dikaji lebih lanjut. Implikatur merupakan kajian pragmatik
yang tidak bisa dilepaskan dengan konteks. Oleh karena itu, peneliti harus dapat
memahami konteks sebuah tuturan agar dapat menangkap maksud yang disampaikan
dengan baik.
81
DAFTAR PUSTAKA
Ainini, Muhajjah Sratini. 2011. “Implikatur Percakapan Bahasa Iklan di Televisi”.Skripsi S1. Yogyakarta: Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FBSUNY.
Alwi, Hasan. dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.
Chaer, Abdul dan Agustina Leonie. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.Jakarta: Rineka Cipta.
Lampiran 2: Tabel Implikatur dan Fungsi Implikatur dalam wacana kolom Cari Angin dalam surat kabar Tempo
No. Kode Data Data Cari Angin JenisImplikatur
Fungsi Implikatur Keterangan
1. 01/02/02/14 Di tahun 2014 ini,kekuatan “kuda hitam”akan muncul.
Implikaturkonvensional
Menyatakan bahwaterdapat dua kandidatcapres dalam pemilu2014 yang salahsatunya menjadi kudahitam.
Situasi atau konteks pada teks tersebut mengenaidua orang kandidat capres Indonesia yangmencalonkan diri pada pemilu 2014, salah satukandidat capres tersebut yaitu Prabowo Subiantolebih diunggulkan karena memiliki pengalamanpolitik yang memadai, sementara kandidat lainyaitu Joko Widodo yang kurang memilikipengalaman dalam dunia politik mendapatkandukungan yang lebih sedikit. Dalam kenyataannyaJokowi justru menjadi kuda hitam danmengungguli lawannya
2. 02/10/02/14 Aku tak peduli hasilpemilu, takpengaruhnya buatkehidupan dikampungku.
Implikaturpercakapan
Menyatakan bahwapemilu tak memilikidampak apapun bagimasyarakat, hanyakonsumsi para elitepolitik semata.
Situasi atau konteks pada teks tersebut tentangpemikiran masyarakat bahwa pemilu hanyadinikmati oleh oknum politik saja, rakyatIndonesia yang ada di daerah tak merasakandampak apapun setelah pelaksanaan pemilu.Masyarakat miskin tetaplah miskin, buruhtetaplah buruh, sedangkan para elite politiksemakin lama kantongnya semakin menebal.
3. 03/27/04/14 Presiden Indonesia,meski tak pernah ditulisdalam konstitusi,tentu”tak biasa” kalaubukan beragama islam.
Implikaturpercakapan
Menyatakan tentangkebiasaan pola pikirmasyarakat Indonesiabahwa presidenIndonesia haruslahberagama islam..
Situasi atau konteks pada teks tersebut situasiyang terjadi di negeri ini, bahwa dalam periode-periode sebelumnya, semanjak Soekarnomenjabat hingga saat ini Jokowi, presidenIndonesia selalu beragama islam dan mayoritasberasal dari Jawa, hanya presiden Habibie yangbukan berasal dari Jawa, itupun karena Habibie
87
adalah presiden terusan yang menggantikan posisiSuharto yang saat itu dilengserkan jabatannyaoleh mahasiswa.
4. 04/11/05/14 Siapa yang tahusejarahnya kenapaanggota DPR disapa“yang terhormat?”
Implikaturpercakapan
Menyatakan panggilan“yang terhormat”merupakan simboluntuk menghormatirakyat.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakanpernyataan tentang asal muasal anggota DPRdiisapa “yang terhormat” karena anggota DPRmewakili rakyat. Jika mereka diberi predikat“terhormat’ maka seluruh rakyat menjadi tidakterhormat. Sampai saat ini sebutan “yangterhormat” selalu muncul dalam forum resmi,meskipun kita sendiri tahu berapa banyak anggotaDPR yang ditahan karena kasus korupsi.
Merupakanpernyataan tersirattentangketidaksetujuankeputusan yang dibuatoleh hakim.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakanketidak setujuan redaktur senior terhadapkeputusan hakim, jika memang alasan yangdigunakan adalah faktor kasihan karena anak dibawah umur tak layak di penjara, itu wajar. Tetapidisini ada faktor yang dapat di salahkan, jika anakdi bawah umur mengendarai motor atau mobil dijalan umum, itu merupakan kesalah orang tua.Dalam hal ini orang tua harus bijak dalammendidik dan memantau perkembangan anak-anaknya, bukan hanya karena mampumemberikan fasilitas, tapi juga mampu untukmemberikan penjelasan yang baik untuk anakdibawah umur yang belum layak berkendara.Orang yang buta hukum pun tahu aturan berlalulintas.
6. 06/20/01/14 Wow, sudah pastibanyak yang menunggu“masuknya barang itu”.
Implikaturpercakapan
Menyatakan secaratidak langsungmengharapkan SutanBhatoegana ditangkap
Situasi atau konteks pada teks tersebutmenyatakan secara tidak langsung bahwa SutanBhatoegana merupakan tersangka korupsi yangdidoakan penunggunya untuk segera ditangkap
88
KPK. KPK.7. 07/16/02/14 Warga punya
pengalaman, Keludbukan sekali inimeletus.
Implikaturpercakapan
Menyatakan bahwamasyarakat tak perluwas-was atas bencanayang terjadi karenawarga di sekitargunung telahmengantisipasi jikaletusan gunung terjadi.
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahpenyataan redaktur senior kepada masyarakatuntuk tidak terlalu membesar-besarkan keadaan,bahwa warga sekitar Kelud sudah paham dengansituasi yang mereka hadapi, mereka mengungsitanpa ada isak tangis karena hal itu sudah merekasadari saat memutuskan untuk tinggal di lerengKelud, mereka percaya meletusnya Keludsebentar lagi akan mereda, kemudian abu sisaletusan akan berubah menjadi pupuk alam yangmenyuburkan lahan.
8. 08/13/04/14 Sulit membayangkanpara kiai mencoblosPKB hanya karenaRhoma Irama, meskidia Raja Dangdut.
Implikaturpercakapan
Menyatakan lonjakansuara yang PKBdapatkan bukankarena Rhoma Iramayang mencalonkandiri.
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahpernyataan tentang Rhoma Irama yang berhasilmendongkrak suara PKB, karena kecenderunganorang desa memilih caleg yang dekat denganlingkungannya, namun suara PKB yang melonjakbukan dikarenakan oleh Rhoma Irama yangmencalonkan diri melainkan warga NU yangkembali ke daerah asalnya dan memilih PKB.
9. 09/11/05/14 Dengan pakaiankebesaran itu, hakimadalah “wakil Tuhan”.
Implikaturpercakapan
Menyatakanpenghormatanterhadap simbolnegara bukan kepadaperorangan.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakanpernyataan bahwa hakim merupakan “wakilTuhan”. Dalam persidangan seorang hakim harusdisapa “yang mulia” karena setiap keputusanhakim selalu menbawa-bawa nama Tuhan, semuaorang harus taat kepada hakim. Dalam hal ini kitamenghormati simbol, bukan orangnya yang kitapanggil yang mulia, melainkan simbol “hakim”lah yang kita hormati.
10. 10/11/05/14 Bendera kebangsaanadalah simbol yangjelas antara
Implikaturpercakapan
Menyatakan bahwatidak semua kainmerah dan putih itu
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakanpernyataan yang jelas bahwa tidak semua kainmerah dan putih yang ‘bersanding’ dianggap
89
perbandingan ukuranpanjang dan lebarmaupun porsi merahdan putihnya.
merupakan benderakebangasaanIndonesia.
sebagai bendera kebangsaan Indonesia, jikasemua kain merah dan putih yang ‘bersanding’dianggap sebagai bendera maka PSSI telahmelakukan pelecehan, tim nasional tak bolehbercelana putih dan berbaju merah, karena“bendera” itu kadang dijatuhkan dan diinjak-injak.
11. 11/11/05/14 Yang dikawal bukanBoediono sebagai orangYogya, tetapi simbolkenegaraan.
Implikaturpercakapan
Menyatakan bahwayang dikawal denganpengawalankenegaraanmerupakan wakilpresiden RepublikIndonesia, bukanBoediono secaraperorangan.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakanpernyataan karena adanya kecaman yangditujukan kepada Boediono yang dikawal pasukanresmi ketika menjadi saksi dalam persidanganTipikor. Dalam hal ini bukan Boediono sebagaiperseorangan, tetapi karena simbol yang dipakaiBoediono sebagai wakil presiden Indonesia yangmemenuhi aturan untuk dikawal secarakenegaraan.
12. 12/10/02/14 Uang kuterima, janjitak pernah kuingat:mana ada calegmemenuhi janjinya?
Implikaturpercakapan
Menyindir para calegyang menggunakanpolitik uang.
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahpernyataan dan sindiran rakyat yang suaranya dibeli dengan sejumlah uang oleh para caleg, demiuntuk kemenangan dalam pemilu. Uang yangdiberikan diterima rakyat dengan senang hati,namun suara yang diberikan tetap berdasarkanhati nurani.
13. 13/23/02/14 Salah dan benar dinegeri ini sekarangditentukan oleh delapanHakim Konstitusi.
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahsindiran redaktur senior kepada pemerintahanyang menggantungkan nasib bangsa ini kepadadelapan orang Hakim Konstitusi. Tak bolehdibantah dan tak boleh di debat, Mantan KetuaMahmud Md pun mengatakan berkali-kali bahwaapapun keputusan MK harus dihormati, diterima,final dan tak dapat didebat.
14. 14/09/03/14 Padahal gaji dan Implikatur Menyindir anggota Situasi atau konteks pada teks tersebut adalah
90
tunjangan enam puluhjuta itu tetap diterimakan? Kalau tidakterpilih, masih jugauntung, ada pensiunseumur hidup. Enakbenar.
percakapan DPR yang seringmembolos dan tetapmenerima gaji sertatunjangan yangdiberikan.
sindiran kepada anggota DPR yang sering absenkerja, tidak pernah mengikuti rapat, namun tetapmenikmati gaji setiap bulannya untuk plesiran keluar negeri dan masih menerima pensiun seumurhidup jika sudah tidak menjabat.
15. 15/23/03/14 Ini kampanye partaiyang sukses. Ukurannyajalanan sampai macet.
Implikaturpercakapan
Menyindir berlebihankesuksesan darikampanye tersebut.
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahsindiran para simpatisan yang berkampanyehingga memenuhi jalan, membuat keributan danmenyebabkan macet. Biasanya para simpatisanakan berkampanye dengan membawa sepedamotor dengan suara bising yang mengganggupejalan lainnya.
16. 16/20/07/14 Mari kita bertanyapada rumput yangbergoyang.
Implikaturpercakapan
Menyindir parapejabat keadilannegeri ini yang mulaimelupakan nilai-nilaikeadilan.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakansindiran dalam bentuk humor, kemana lagi kitaakan bertanya tentang keadilan, jika pengadilannegeri ini sudah tidak dapat adil di negerinyasendiri. Saat ini keadilan merupakan barang yangamat langka, para pejabat yang mengkorupsi uangrakyat milyaran rupiah dapat dengan bebasmelenggang keluar pengadilan, sedangkan 3orang anak yang mencuri kerupuk di Bojonegorodikenai hukuman 2 bulan 7 hari karena melanggarpasal 363 ayat 1 KUHP.
17. 17/02/02/14 Setahu saya kuda itumudah diatur, mungkinkuda yang saya kenaldulu adalah kuda yangbelum “berpolitikpraktis”
Implikaturpercakapan
Menyindir Jokowiyang mudah diatur.
Dalam hal ini redaktur ingin mengatakan jikaJokowi mudah di atur namun penalogian yangdigunakan penulis cenderung kontradiksi,sebaiknya penulis menggunakan kalimat “setahusaya kuda itu susah diatur, mungkin kuda yangsaya kenal dulu adalah kuda yang belum“berpolitik praktis”. Jika kalimat yang digunakan
91
seperti itu maka yang terjadi adalah berpolitikpraktis = mudah diatur.
18. 18/10/02/14 Ah, para caleg itu kanpembohong juga.
Implikaturpercakapan
Menyindir para calonlegislatif yang hanyamemberikan janji.
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahsindiran kepada elite politik yang mencalonkandiri, mereka hanya mengingat rakyat saat belumterpilih dan memberikan janji-janji tanpa realisasi.Setelah jabatan didapatkan, mereka akan lupadengan janji yang mereka katakan kepada rakyat.
19. 19/09/03/14 Herannya, para calegitu tak ada yang marah,bahkan merasatersinggung pun tidak.Mungkin sudah imun.
Implikaturpercakapan
Menyindir anggotaDPR yang dirasaseperti tidak punyahati dalammenanggapi sindirandari luar.
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahmengkritik anggota DPR yang seperti sudah tidakmemiliki rasa malu, seperti seorang pengemisyang menadahkan tangannya memohondukungan. Bahkan disindirpun mereka tenang-tenang saja bahkan dengan ikhlas menerima.
Menyindir para calegyang hanya memberijanji tanpa ada buktiyang sama sajadengan pembohongsehingga jikamembohongi calegsama samamembohongipembohong.
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahsindiran kepada para caleg yang menggunakanpolitik uang demi mendapat dukungan suara,dalam hal ini yang dimaksud adalah memberirestu, mengambil uang yang diberikan tanpamemilih caleg tersebut dalam pemilu.
21. 21/16/03/14 Bahwa grup baru inidibentuk menjelangSBY menjadi mantan,mungkin kebetulan.
Implikaturpercakapan
Kata mungkinkebetulan dalam halini memiliki artimenyindir sikap SBYyang tiba-tibamembentuk gruppengawal baru untukmengawal mantan
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahsindiran kepada SBY yang membentuk grup barupengawal kepresidenan untuk mengawal mantanpresiden. Dalam hal ini dimungkinkan SBYmemang suka berada dalam pengawalan ketatsehingga beliau telah mempersiapkan pengawalanuntuk dirinya sendiri setelah lengser.
Menyindir aparatnegara yang terlalumelebih-lebihkankeaadan.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakankritikan bagi aparatur negara yang melebih-lebihkan keadaan. Hal ini bermula darikeberpihakan satu stasiun televisi yangmenjagokan salah satu kandidat capres.Keberpihakan stasiun televisi sudah melewatibatas, menurut undang-undang siaran televisi danradio harusnya netral, karena siaran membutuhkanfrekuensi publik. Dalam hal ini komisi penyiarantelah melaporkannya kepada Menteri Komunikasinamun entah kenapa pengusutannya selalu macet,mungkin menteri sendiri tidak berani menutuptelevisi tersebut, mungkin juga karena adakeberpihakan.
23. 23/25/05/14 Maka saya punberasumsi, tak akan adacapres dan cawapresyang tidak lolos teskesehatan.
Implikaturpercakapan
Menyatakan sindiranbahwa tes kesehatanmerupakan syaratyang digunakan untukpecalonan sebagaipelengkap semata.
Situasi atau konteks pada teks tersebut tentanghasil tes kesehatan kedua pasangan capres dancawapres yang sepertinya tidak akanmempengaruhi apapun, karena selama ini belumpernah ada riwayat seorang capres gugur karenafaktor kesehatan. Meskipun rekam medis darikedua calon tersebut jelek, itu tidak akanmempengaruhi keputusan KPU. Persyaratan wajibyang ditetapkan KPU hanya jumlah suara partaipendukung, lain dari itu semua mendapatkankelonggaran. Jika ingin menghindari hal sepertiitu, semua persyaratan termasuk hasil teskesehatan harus diteliti dengan cermat, sehinggajika ada capres dan cawapres yang tidakmemenuhi syarat dan dahruskan gugur, koalisipartai bisa mencari calon pengganti.
24. 24/25/05/14 Bagaimana kepolisian Implikatur Menyindir KPU yang Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakan
93
mengeluarkan suratketerangan itu, KPUpasti berkelit: yaurusan polisi.
percakapan hanya berpedomanpada Surat KeteranganBerkelakuan Baik darikepolisian yangkeabsahannya pundiragukan.
sindiran bagi KPU yang hanya berpedoman padaSurat Keterangan berkelakuan baik dari bagi paracapres, dan begitupun kepolisian, bagaimana bisamengeluarkan surat keterangan berkelakuan baikpadahal sudah jelas-jelas salah satu capresmemiliki rekam jejak yang buruk, dari keadaan initerlihat bahwa surat keterangan baik kesehatanmaupun berkelakuan baik hanyalah basa-basisemata.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakansindiran kepada pihak penyelenggara kampanye,yang pada saat kampanye dapat menyediakanmassa begitu banyak untuk dapat digunakan untukpartai apa saja. Bijak yang dimaksud disini ialah,makelar tersebut selalu me-rolling orang-orangyang memegang bendera didekat podium,tujuannya agar tidak akan kentara jika tersorotkamera televisi dan ketahuan kalau merekapeserta bayaran.
26. 26/02/02/14 Yang jelas bukan kudayang sebenarnya,apalagi kuda sehargaRp 3 milyar sepertimilik ketua DewanPembina PartaiGerindra.
Implikaturpercakapan
Menyindir ketuaDewan pembina Partaigerindra yangmemiliki aset yangmencapai 3 milyar.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakansindiran dengan membandingkan kuda kayu dankuda seharga 3 milyar yang digunakan sebagaipembanding tokoh-tokoh politik negeri ini. Dalamhal ini berarti terdapat jarak yang begitu jauhantara jokowi yang sederhana seperti kuda kayudengan si ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.
27. 27/23/02/14 Dan negarawan kokmasih sibukmempertahankanjabatannya.
Situasi atau konteks pada teks tersebut tentangsindiran redaktur senior kepada orang partai yangbernafsu menjadi hakim MK, hakim yang masihmenerima suap dan silau dengan kemewahan.Seperti pada contoh Akil saat menjabat sebagaiKetua MK saat sidang pleno yang dibayang-
94
bayangi suap milyaran, tentu akan membelapartainya.
28. 28/23/02/14 “tapi dua kali dua bisajadi enam kalauMahkamah Konstitusimemutuskan begitu”.
Implikaturpercakapan
Menyindir kepadaMK yang segalakeputusannyadianggap benar dantidak dapat dibantah.
Situasi atau konteks pada teks tersebut tentangsindiran redaktur senior kepada MahkamahKonstitusi yang keputusannya itulah kebenaranyang mutlak dan tak bisa dibantah. Apapun dapatterjadi jika hakim sudah memutuskan.
29. 29/27/04/14 Hermes lebih berhargadaripada anak sendiri.
Implikaturpercakapan
Menyindir para istripejabat yang lebihmencintai barang-barang mewah daripada anaknya sendiri.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakansindiran dari perilaku beragama tapi tak bertuhan.Di dunia materialistis, orang hanya mengejaraksesoris semata. Seorang istri pejabat denganbangga memakai tas Hermes, yang harganyaratusan juta. Karena terlalu mahal, dia tak beranimenitipkan tas itu kepada orang lain, takut hilang.Tapi ia rela menitipkan anaknya kepadapembantu. Inilah yang disebut perilaku beragamatapi tak bertuhan, lebih menyayangi hartaketimbang keturunannya sendiri.
30. 30/03/08/14 Di dunia hewan,salaman usai bertarungmemang tidak ada,tetapi bukankah kitamakhluk bebudaya danpunya martabat?
Implikaturpercakapan
Sindiran bagi manusiayang seringbertingkah sepertihewan yang tidakmemiliki perasaan.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakansindiran bagi manusia yang sering bertingkahlayaknya hewan. Saling berseteru dan bersiteganghingga keluar lapangan marak sekali terjadi. Iayang kalah tidak mau menerima kekalahannyasedangkan yang menang berlaku sewenang-wenang karena merasa dirinya kuat. Dalam hal inisebagai manusia yang diajarkan untuk menerimakekalahan dengan tulus, mempelajari penyebabkekalahan dan memperbaiki kesalahan di masamendatang. Pemenang pun demikian, tidakberlaku sewenang-wenang dan merasa diri palinghebat, jika hal itu dapat diteladani maka keduakubu akan selalu damai dan tidak akan ada
95
pertikaian.31. 31/04/05/14 Masyarakat tenang, tak
ada keributan, seranganfajar berubah menjadiserangan sore yangterbuka di depanumum.
Implikaturpercakapan
Menyindir paraoknum yang denganterang-teranganmelakukan politikuang.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakansindiran politik uang yang dilakukan kepada paracaleg yang sudah tidak ada tedeng aling-alingdalam menjalankan aksinya demi mendapatkanbanyak suara. Dahulu politik uang dilakukansecara sembunyi-sembunyi saat pagi-pagi buta,oleh karena itu dikatakan serangan fajar karenadilakukan saat matahari belum turun, saat inimungkin politik uang sudah dianggap hal yanglumrah sehingga tak perlu lagi dilakukan secarasembunyi-sembunyi.
32. 32/25/05/14 Ini peristiwa seriuskarena menyangkutkesehatan orang yangmemimpin bangsa.
Implikaturpercakapan
Menyindir atasbanyaknya dokteryang dibutuhkan dandana yang digunakanuntuk keperluanpemeriksaan, yanghasilnya tidakmempengaruhiapapun.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakansindiran karena ada 51 dokter spesialis yangmemeriksa semua tubuh capres dan cawapres,dalam waktu 9 jam dan menghabiskan dana yangluar biasa senilai Rp 75 juta per orang, dalam halini apa yang perlu diseriuskan, karena tes tersebuthanya basa-basi semata, tidak mempengaruhiketetapan apapun.
33. 33/29/06/14 Disekitar kita,mendadak pada bulanpuasa ada banyakorang saleh.
Implikaturpercakapan
Menyindir orang-orang yang seolahmencari “muka” padabulan Ramadhan.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakansindiran bagi orang-orang yang pada saat bulanRamadhan berbondong-bondong mencari pahala,dengan mengadakan undangan berbuka bersamadi Restoran ternama, yang datang dalam acaratersebut tidak hanya umat islam, banyak umatnon-muslim yang turut hadir. Hal ini merupakansindiran karena dalam agama apapun puasa adalahuntuk menahan diri, menahan hawa nafsu dantidak untuk dipamer-pamerkan serta membagi hatibagi orang-orang yang nasibnya kurang
96
beruntung. Puasa bukan hanya memindah jammakan siang menjadi maghrib, puasa juga bukanhanya menahan lapar dengan membayangkandapat berbuka dengan menu yang lezat. Jikahanya itu, dari mana kita dapat belajar merasakanbagaimana kaum duafa yang kesulitan makankarena memang tidak ada yang dimakan.
34. 34/20/07/14 Artinya, kalau pun Dulsuatu kali menabraklagi, tak serta mertamasuk penjara.
Implikaturpercakapan
Menyindir kepadaaparat penegak hukumyang di nilai kurangadil atas kasus yangmenjerat Dul.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakansindiran atas situasi yang terjadi baru-baru ini,anak seorang selebritis sebut saja namanya Dulbaru saja bebas dari jerat hukum, atas kasus yangmenimpanya beberapa waktu lalu, Dulmengemudikan sebuah mobil di jalan umum,padahal Dul masih dibawah umur, dan saat itu iamenabrak orang dan korbannya tewas. Dalampersidangan jaksa menuntut hukuman penjara 1tahun penjara dengan masa percobaan 2 tahun,yang artinya Dul tidak akan dipenjara jika iamelakukan kesalahan yang sama karena hakimmemutuskan lebih ringan yang berarti bebas.Merupakan sindiran karena apa yang telahdilakukan Dul merupakan tindakan penghilangannyawa orang, yang meskipun dia melakukannyatanpa sengaja, tapi seorang anak dibawah umuryang mengemudikan mobil dijalan umum apakahdapat di katakan wajar? Mungkin karena dia anakseorang selebritis ternama sehingga hukum takberani menyentuhnya.
35. 35/20/07/14 Eh, itu dulu. Kini adayurisprudensi dari Dul,tak ada seorangpunyang dihukum, baik si
Implikaturpercakapan
Menyindir aparatnegara serta hakimyang membebaskanDul begitu saja.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakansindiran bagi aparat negara yang membiarkan Dulbebas tanpa syarat, dan hanya membayar uangsidang sebesar Rp 2.000, menurut perhitungan
97
anak apalagi si bapak. majelis hakim. Jika memang Dul di bebaskan ituwajar karena Dul masih anak di bawah umur,tetapi apakah orang tua Dul tidak layak di hukum,seharusnya ada hukuman tegas bagi para orangtua yang membiarkan anaknya di bawah umurmenggunakan kendaran bermotor di jalan umum,agar kelak tidak ada lagi Dul-Dul yang lain dankorban-korban lain yang berjatuhan
36. 36/30/03/14 Mandat itu dari rakyatbukan dari partai.
Implikaturpercakapan
Sindiran kepada salahsatu tokoh capres yangmencalonkan dirikarena mendapatkanmandat dari partai.
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahsindiran kepada Prabowo karena mencalonkandiri karena mendapat mandat dari partai.Sesungguhnya para petinggi negara merupakanwakil dari rakyat, rakyat membutuhkan makarakyat memilih, dan apakah pantas jika rakyattidak meminta namun tetap memaksakan diriuntuk dapat mencalonkan diri? Rakyatmembutuhkan pemimpin yang dapat mengayomibukan yang hanya memikirkan kepentingan partaisemata.
37. 37/13/07/14 Tinta itu tiba-tiba jadilambang dukungan.
Implikaturpercakapan
Menyindir masyarakatyang berbondong-bondong meng-uploadfoto jari bertintasebagai bentukdukungan.
Situasi atau konteks pada teks tersebut inimerupakan sindiran atas fenomena yang terjadidalam masyarakat kita, terdapat euforia baru padapemilu presiden sekarang ini, masyarakat yangdulu tidak peduli, kini ramai-ramai mencoblosdan memamerkan jari bertinta dengan meng-upload di media sosial. Seolah-olah jari bertintaitu merupakan bukti nyata dukungan kepada calonpresiden yang dipilih.
38. 38/12/01/14 Para caleg inisebenarnya sudah“gila” sebelum pemiludimulai.
Implikaturpercakapan
Menyindir para calegyang melakukansegala cara untukdapat mencalonkan
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakansindiran untuk para caleg yang telah memikirkanseberapa banyak uang yang akan di dapat dan bisadihamburkan setelah menjabat sebagai anggota
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahsistem pengawalan ketat kepada presiden RI, yangkita ketahui Jokowi sangat suka blusukan namunketika ia telah menjabat sebagai presiden apakahblusukan akan tetap ia lakukan meskipun denganpengawalan ketat, jika memang demikian, apalahartinya, masyarakat dengan mudah mengetahuijika presidennya sedang blusukan dan tentunyahal ini menjadi tidak berguna.
40. 40/09/03/14 Jangankan caleg, setanpun, kalau memangada, saya beri restu.
Implikaturpercakapan
Menyatakan sindirandengan humor yangdigunakan untukmenyindir para calegyang berbondong-bondong memintarestu menggunakanjalan pintas.
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahkritikan terhadap para caleg yang berbondong-bondong meminta doa restu kepada orang yangdituakan cenderung dengan jalan mistik saathendak mencalonkan diri, seolah dengan memintarestu mereka dapat dipastikan menduduki kursidewan.
41. 41/23/02/14 Tapi saya tetap cintaindonesia, meski sebuahnegeri denganmahkamah yang ngeri-ngeri sedap.
Implikaturpercakapan
Mengkritik semuabangsa Indonesia yangmemiliki MahkamahKonstitusi yang bisadisuap. Sebuah tempatdimana seharusnyakeadilan selaluditegakkan dandijunjung tinggi.
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahkritikan pada pemerintahan Indonesia bahwadalam pasal 24C ayat 5 UUD 1945 menyebutkanhakim MK haruslah negarawan. Negarawan yangsemestinya tidak silau dengan kemewahan, tidaktergiur dengan suap dan tidak tergiur denganjabatan, namun realita di negeri ini berbeda.
42. 42/13/04/14 Jokowi itu gesturnyabelum presiden.
Implikaturpercakapan
Mengkritik sikapJokowi yang terkesansantai cenderung tidak
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahkritikan atas sikap Presiden yang dalam menjawabpertanyaan spontan sering tak fokus, suka
99
berwibawa selayaknyaPresiden.
cengengesan, dan wawasannya masih kurang. Halitu terjadi karena selama ini kita memilikiPresiden yang selalu menjaga citra diri danpenampilan, bukan Presiden yang merakyat, yangbisa menaiki bak sampah bahkan menceburkandiri ke gorong-gorong.
43. 43/27/04/14 Tapi kalau kelakuannyaenggak Kristen, copotsaja salibnya.
Implikaturpercakapan
Mengkritik kepadaumat Kristen yangtidak menjalankanajarannya denganbaik.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakankritikan Ahok terhadap umat Kristen yang berlakutidak sejalan dengan ajaran agama. Maksudperkataan Ahok adalah untuk mengosongkankolom agama di KTP jika perilaku tidak sesuaidengan agama, menurutnya selama ini agamalebih sering hanya dipakai sebagai aksesorisbelaka.
44. 44/26/01/14 Saya tak paham duniasariawan, eh,sastrawan. Dunia yangsuka ribut dikalanganmereka sendiri.
Implikaturpercakapan
Mengkritik duniasastra yang orang-orangnyamempermasalahkanmasalah yang ada diluar namun hanyasampai di kalanganmereka saja.
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahsindiran untuk orang-orang sastra dalam hal inisastrawan yang selalu turut mempermasalahkanpermasalahan yang ada di negeri ini, namunhanya sampai pada diskusi dengan sesamasastrawan dalam lingkup mereka sendiri tanpa adaaspirasi yang disampaikan pada wakil rakyat.
45. 45/27/04/14 “kita ini beragama tapitak bertuhan”.
Implikaturpercakapan
Mengkritikmasyarakat Indonesiayang mengakubertuhan namunberkelakuan sepertitidak memiliki Tuhan.
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahsindiran serta kritikan terhadap kelakuankebanyakan manusia Indonesia, baik ia pejabatatau bukan, tidak sesuai dengan tuntunan agama.Sekarang ini banyak orang yang tidak lagimengindahkan ajaran yang diwahyukan Tuhan,tetapi bangga menyebut dirinya beragama.Korupsi merajalela, suap berkeliaran, sertakecurangan terjadi dimana-mana, tetapi labelagama dengan bangga masih dipakai.
100
46. 46/04/05/14 Sekarang caleg itumencari pekerjaanlewat suara rakyat,setelah menjabat kantak pernah datang lagi.
Implikaturpercakapan
Mengkritik sikapcaleg yang terlalu carimuka terhadapmasyarakat.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakankritakan terhadap caleg yang saat mencalonkandiri berbondong-bondong mendatangi rakyat,seolah sangat peduli dengan nasib rakyatnya,memberikan sembako, pembagian uang,pengiriman pulsa bahkan bingkisan baju pundilakukan hanya demi mendapatkan simpatirakyat, namun setelah mendapatkan kursi empukyang didudukinya sekarang, ia lupa kepadapemilihnya.
47. 47/12/01/14 Partai politik bukanhanya tak berhasilmencerdaskanmasyarakat, mencarikader yang“normal”saja sulit.
Implikaturpercakapan
Mengkritik para wakilrakyat yang terpilihbukanlah para ahlipolitik melainkanorang-orang yang gilakekuasaan.
Situasi atau konteks pada teks tersebutmenerangkan tentang bagaimana anggota dewanyang terpilih bukanlah yang berpengetahuanpolitik tinggi, namun orang-orang yang hanyamendapat dukungan partai namun tidak tahu apayang harus dilakukan setelah menjabat di kursiDewan tersebut.
48. 48/22/06/14 Saatnya program e-KTP yang lebih canggihdari KTP online denganmeminimalkan kolom-kolom “KTP primitif”
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakankritikan untuk meniadakan kolom agama, kolomstatus dan kolom pekerjaan. Alasannya agamakerap dipolitisasi dalam berbagai kepentinganjangka pendek, juga untuk menghindari SARAyang terjadi akibat perbedaan agama. Untukkolom status perlunya peniadan karenapembahasruan KTP setiap 5 tahun sekali,sedangkan status seseorang tidak dapat ditentukankapan waktu pergantiannya. Dan untuk kolompekerjaan, karena petugas kecamatan sangatterbatas pengetahuan tentang pekerjaan, yang adadalam KTP hanyalah buruh, petani, PNS, danswasta. Adapun kolom kewarganegaraan jugatidak diperlukan, karena yang memilik KTP sudah
101
dapat dipastikan warga negara Indonesia.49. 49/06/04/14 “kalian menghina”
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahbentuk protes redaktur senior kepada pemilu yangmasih menggunakan sistem ‘primitif’. Metodemencelupkan tinta ke jari merupakan salah bentukbentuk penghinaan terhadap asas kejujuran, untukapa didengungkan asas jurdil jika itu semua hanyasebagai pelengkap pemilu. Mengapamengkhawatirkan seseorang dapat mencoblos lagiditempat lain, bukankah ada surat panggilan yangdiberikan atas nama calon pencoblos. Sistemseperti inilah yang sisebut sistem primitif.
50. 50/30/03/14 Kamu mau jadipresiden? Lumurandarahmu di masa lalumasih berbekas, bukanditubuhmu, tetapi ditubuh rakyat.
Implikaturpercakapan
Memprotes salah satucalon presiden yanghendak mencalonkandiri menjadi presiden.
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahbentuk protes redaktur senior kepada salah satucapres yang telah mencalonkan diri pada pemiluyang lalu namun tetap kalah, sosok yang telahmengecewakan hati banyak rakyat Indonesia. Adaluka yang masih membekas di hati masyarakatIndonesia atas pelanggaran HAM yang ialakukan, wajar saja jika banyak protesberdatangan, banyak nyawa tak berdosa hilangberkat dirinya.
51. 51/26/01/14 Siaran televisi jugabanyak ada pilihan.
Implikaturpercakapan
Memprotes duniapertelevisian yangmenyiarkan beritaseolah menyudutkansalah satu pihak.
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahmemprotes penyiaran televisi yang hanyamenyiarkan tentang banjir Jakarta yang seolahmenyudutkan Jokowi, padahal sumber berita takhanya ada di Jakarta saja, banjir ada di berbagaitempat yang juga butuh untuk disorot.
52. 52/30/03/14 Kalau mau berbuatbaik untuk negeri ini,masih banyakpekerjaan lain, bukan
Implikaturpercakapan
Melarang salah satukandidat Presidenuntuk tetapmencalonkan diri.
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahbentuk pernyataan yang melarang Prabowo untukmenjadi Presiden. Kecaman yang mengatakanbahwa Prabowo tak layak menjadi Presiden.
102
sebagai presiden. Karena menjadi Presiden bukan hanya denganmemiliki banyak kontak di mancanegara, bukanhanya bersalaman dengan rakyat. MenjadiPresiden harus banyak berpikir, mencari solusi,lalu memerintahkan untuk dilaksanakan. RakyatIndonesia membutuhkan Presiden yang banyakberbuat dan bekerja keras.
53. 53/14/09/14 Kekerasan yang jadiwatak Jakartamemerlukan pemimpinyang bergaya preman.
Implikaturpercakapan
Mendukung gayakepemimpinan Ahokyang tegas danberpendirian teguh.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakanpernyataan yang mendukung kepemimpinan Ahoksebagai Gubernur DKI Jakarta, kita semua tahubagaimana tabiat Basuki Tjahaja Purnama selamaini, beliau merupakan orang yang sangat tegas dananti korupsi, jika marah akan menggebrak mejadan tak segan-segan untuk mengajak orang untukberduel dengannya. Hal itu sebenarnya bukanuntuk mengajarkan masyarakat dengan sikap yangtidak baik, namun kota Jakarta yang dikenaldengan kota yang penuh kekerasan memangmembutuhkan seorang pemimpin dengan sifattegas seperti Ahok, iya akan mengatak ‘salah’ jikamemang salah, dan ‘benar’ jika memang dianggapbenar, tidak setengah-setengah dan mencla-mencle.
54. 54/14/09/14 Negeri ini bergerak kearah yang lebih baik.
Implikaturpercakapan
Sebuah bentukapresiasi kepada parapemimpin pilihannegeri ini.
Situasi atau konteks pada teks tersebut merupakansebuah apresiasi dari redaktur senior kepadapemimpin negeri ini, seolah-olah alam turutmenyeleksi pemimpin dan menempatkannya dimana di perlukan. Ridwan Kamil, seorang arsitekmuda yang ditempatkan di Bandung untukmengembalikan kejayan Kota Kembang yangdulu asri. Ketika ada yang mengejek KotaBandung, Ridwan bisa marah dan melaporkan ke
103
polisi, namun tak sampai menantang untukberduel. Di Jawa Tengah ada Ganjar Pranowoyang lemah lembut namun tegas tak kepalangtanggung, lalu ada Sultan HB X untuk D.IYogyakarta yang memilik sorot mata tajam.Surabay dengan walikota perempuan yang taksegan memungut sampah di jalanan Ibu TriRismaharini. Mereka merupakan pemimpin yangsesuai dengan ritme budaya ditempat merekamemimpin.
55. 55/06/04/14 Untungnya pendetaHindu tak sampai duaribu di negeri ini,apalah artinya ke-golput-an mereka.
Implikaturpercakapan
Memprotes danmengkritik paraoknum yang telahmengotori pemiludengan mengharuskansemua pemilik suarauntuk mencelupkanjari ke tinta sebagailambang kejujuran.
Situasi atau konteks pada teks tersebut adalahkritikan atas asas yang selalu didengungkan dalamsetiap pemilu. Namun tidak ada kejujuran didalamnya, dalam hal ini pendeta yang suci tidaklagi berurusan dengan hal keduniawian. Sehinggapendeta tidak perlu mengikuti pemilu, dan soalnama serta kejujuran yang disangsikan denganmencelupkan jari ke tinta. Tinta tersebut bukanbarang suci bagi pendeta karena sudah dipakaibanyak orang.
104
Lampiran 3: Tabel Gaya Bahasa yang mendukung kemunculan Implikatur dalam wacana kolom Cari Angin pada surat kabar Tempo
No. Kode Data Data Cari Angin GayaBahasa
Analisis Kaitan dengan Implikatur
1. 01/02/02/14 Di tahun 2014 ini,kekuatan “kuda hitam”akan muncul.
Metafora Penggunaan gaya bahasametafora dalam wacanakekuatan “kuda hitam” akanmuncul yang artinya akandatang pemimpin baru yang takpernah diperhitungkankeberadaannya.
Gaya bahasa metafora dalam wacana tersebutmenunjukkan bahwa di tahun 2014 akan adapemimpin negeri ini yang dapat membuatIndonesia menjadi lebih baik di masa depanyang keberadaannya tak pernah diperhitungkandalam kancah perpolitikan negeri ini.
2. 02/10/02/14 Aku tak peduli hasilpemilu, tak pengaruhnyabuat kehidupan dikampungku.
Sinisme Penggunaan gaya bahasasinisme dalam wacana tersebutmerupakan pernyataanlangsung mengenai pemiluyang tidak berdampak bagimasyarakat, pemilu hanyaajang pencarian kursi jabatanyang dimanfaatkan oleh paraelite politik saja.
gaya bahasa sinisme dalam konteks tersebutmenunjukkan bentuk kekecewaan rakyat ataspemilu yang hanya dinikmati oleh para elitepolitik saja, karena bagi para rakyat kecilapalagi rakyat yang berasal dari desa,pemungutan suara tak lebih penting darimencari rumput untuk makanan kambingpeliharaan mereka. Bagi mereka pemiluhanyalah permainan uang yang dimainkancaleg.
3. 03/27/04/14 Presiden Indonesia,meski tak pernah ditulisdalam konstitusi,tentu”tak biasa” kalaubukan beragama islam.
Sinisme Penggunaan gaya bahasasinisme dalam wacana tersebutmerupakan sindiran kepadabudaya negara Indonesia yangmengangkat Presiden harusyang beragama islam walaupundalam peraturan/undang-undang tidak pernah dituliskanbahwa presiden haruslahberagama islam.
Gaya bahasa dalam wacana tersebut merupakansindiran terhadap budaya Indonesia yang sedikitmelenceng. Bahwa selama ini masyarakatIndonesia cenderung memilih presiden yangberagama islam, walaupun secara kualitasbelum tentu lebih baik dengan yang bukanberagama islam, hal itu menjadi budaya bangsasejak dulu hingga sekarang, hal yang demikianterjadi karena mayoritas penduduk Indonesiamerupakan pemeluk agama islam, sehinggamenjadi faktor kepercayaan penduduk untuk
105
memilih pemimpin yang beragama islam.4. 04/11/05/14 Siapa yang tahu
Sinisme Penggunaan gaya bahasasinisme dalam wacana tersebutmerupakan pernyataan tentangpanggilan “yang terhormat”merupakan simbol untukmenghormati rakyat.
Gaya bahasa sinisme dalam wacana tersebutmerupakan pernyataan tentang asal muasalanggota DPR diisapa “yang terhormat” karenaanggota DPR mewakili rakyat. Jika mereka takdiberi predikat “terhormat’ maka seluruh rakyatmenjadi tidak terhormat. Sampai saat inisebutan “yang terhormat” selalu muncul dalamforum resmi, meskipun kita sendiri tahu berapabanyak anggota DPR yang ditahan karena kasuskorupsi.
Metafora Penggunaan gaya bahasametafora dalam kata butahukum merupakan pembandingdua hal secara langsung dalambentuk yang singkat yangberfungsi sebagai pernyataantersirat tentang ketidaksetujuankeputusan yang dibuat olehhakim.
Gaya bahasa metafora dalam wacana tersebutmerupakan pernyataan tersirat atas ketidaksetujuan redaktur senior terhadap keputusanhakim, jika memang alasan yang digunakanadalah faktor kasihan karena anak di bawahumur tak layak di penjara, itu wajar. Tetapidisini ada faktor yang dapat di salahkan, jikaanak di bawah umur mengendarai motor ataumobil di jalan umum, itu merupakan kesalahorang tua. Dalam hal ini orang tua harus bijakdalam mendidik dan memantau perkembangananak-anaknya, bukan hanya karena mampumemberikan fasilitas, tapi juga mampu untukmemberikan penjelasan yang baik untuk anakdibawah umur yang belum layak berkendara.Orang yang buta hukum pun tahu aturan dalamberlalu lintas.
6. 06/20/01/14 Wow, sudah pastibanyak yang menunggu“masuknya barang itu”.
Hiperbola Gaya bahasa hiperbola dalamwacana tersebut merupakanpernyataan berlebihanmengharapkan Sutan
Gaya bahasa hiperbola digunakan redaktursenior untuk melebih-lebihkan situasi yangsedang terjadi masalah tentang rumah SutanBhatoegana yang digeledah oleh KPK dengan
106
Bhatoegana ditangkap KPKkarena terbukti korupsi. SutanBhatoegana merupakan tokohkontroversial yang selaluberkoar-koar menyatakandirinya bersih namun ternyatabermasalah. “barang” dalamhal ini diartikan sebagai hartayang dicurigai merupakan hasilkorupsi dari Sutan Bhatoegana.Masuknya barang tersebutberarti harta tersebut diartikansebagai penyitaan oleh KPK.
dugaan korupsi, dalam hal ini banyak orangmenanti ditangkapna Sutan oleh KPK.
7. 07/16/02/14 Warga punyapengalaman, Keludbukan sekali ini meletus.
Ironi Penggunaan gaya bahasa ironipada wacana tersebutmerupakan bentuk sindirankepada pihak-pihak yangberusaha membuat bencana inisemakin tak karuan denganmembesar-besarkan beritayang ada, padahal yangsesungguhnya terjadi adalahwarga di sekitar gunung Keludsudah memahami situasi yangmereka hadapi, meletusnyagunung bagi mereka hanyalahpenyelarasan alam yang tidakakan berlangsung lama.
Gaya bahasa ironi tersebut merupakanpenyataan redaktur senior kepada pihak-pihaktertentu untuk tidak terlalu membesar-besarkankeadaan, bahwa warga sekitar Kelud sudahpaham dengan situasi yang mereka hadapi,mereka mengungsi tanpa ada isak tangis karenahal itu sudah mereka sadari saat memutuskanuntuk tinggal di lereng Kelud, mereka percayameletusnya Kelud sebentar lagi akan mereda,kemudian abu sisa letusan akan berubahmenjadi pupuk alam yang menyuburkan lahan.
8. 08/13/04/14 Sulit membayangkanpara kiai mencoblosPKB hanya karenaRhoma Irama, meski dia
Ironi Penggunaan gaya bahasa ironidalam wacana tersebutmerupakan pernyataan tentangterjadinya lonjakan suara yang
Gaya bahasa dalam wacana tersebut merupakanpernyataan tentang Rhoma Irama yang berhasilmendongkrak suara PKB, karenakecenderungan orang desa memilih caleg yang
107
Raja Dangdut. PKB dapatkan bukan karenaRhoma Irama yangmencalonkan diri. Dengan atautanpa adanya Rhoma IramaPKB akan tetap memiliki suarayang banyak itu dikarenakanpara Kiai yang pulangkampung.
dekat dengan lingkungannya, namun suara PKByang melonjak bukan dikarenakan oleh RhomaIrama yang mencalonkan diri melainkan wargaNU yang “pulang ke rumah”.
9. 09/11/05/14 Dengan pakaiankebesaran itu, hakimadalah “wakil Tuhan”.
Metafora Penggunaan gaya bahasametafora terdapat pada kata“wakil Tuhan” merupakangaya metafora yang digunakanuntuk menyebut seoranghakim.
Gaya bahasa metafora dalam wacana tersebutmerupakan pernyataan bahwa hakimmerupakan “wakil Tuhan”. Dalam persidanganseorang hakim harus disapa “yang mulia”karena setiap keputusan hakim selalumembawa-bawa nama Tuhan, semua orangharus taat kepada hakim. Dalam hal ini kitamenghormati simbol, bukan orangnya yang kitapanggil yang mulia, melainkan simbol “hakim”lah yang kita hormati.
10. 10/11/05/14 Bendera kebangsaanadalah simbol yang jelasantara perbandinganukuran panjang danlebar maupun porsimerah dan putihnya.
Sinisme Penggunaan gaya bahasasinisime dalam wacanatersebut merupakan pernyataanserta kritik bahwa tidak semuakain merah dan putih yangdisandingkan adalah benderakebangasaan Indonesia.
Gaya bahasa sinisme dalam wacana tersebutmerupakan kritikan dan pernyataan yang jelasbahwa tidak semua kain merah dan putih yang‘bersanding’ dianggap sebagai benderakebangsaan Indonesia, jika semua kain merahdan putih yang ‘bersanding’ dianggap sebagaibendera maka PSSI telah melakukan pelecehan,tim nasional tak boleh bercelana putih danberbaju merah, karena “bendera” itu kadangdijatuhkan dan diinjak-injak.
11. 11/11/05/14 Yang dikawal bukanBoediono sebagai orangYogya, tetapi simbol
Paradoks Penggunaan gaya bahasaparadoks dalam wacanatersebut merupakan pernyataan
Gaya bahasa paradoks dalam wacana tersebutmerupakan pernyataan yang timbul karenaadanya kecaman yang ditujukan kepada
108
kenegaraan. bahwa yang dikawal denganpengawalan kenegaraanmerupakan wakil presidenRepublik Indonesia, bukanBoediono secara perseorangan.
Boediono yang dikawal pasukan resmi ketikamenjadi saksi dalam persidangan Tipikor.Dalam hal ini bukan Boediono sebagaiperseorangan, tetapi karena simbol yangdipakai Boediono sebagai wakil presidenIndonesia yang memenuhi aturan untuk dikawalsecara kenegaraan.
12. 12/10/02/14 Uang kuterima, janji takpernah kuingat: manaada caleg memenuhijanjinya?
Paradoks Penggunaan gaya bahasaparadoks pada wacana tersebutmerupakan gaya bahasa yangmenggunakan dua perkataanyang bertentangan. Wacanatersebut merupakanpertentangan yang dilakukanoleh para rakyat sebagai bentuksindiran dan pernyataan untukpara elite polotik yang masihmenggunakan cara-cara tidakjujur.
Gaya bahasa paradoks tersebut merupakanbentuk sindiran dan pernyataan rakyat yangsuaranya di beli dengan sejumlah uang olehpara caleg, demi untuk kemenangan dalampemilu. Uang yang diberikan diterima rakyatdengan senang hati, namun suara yangdiberikan tetap berdasarkan hati nurani.
13. 13/23/02/14 Salah dan benar dinegeri ini sekarangditentukan oleh delapanHakim Konstitusi.
Paradoks Penggunaan gaya bahasaparadoks pada wacna tersebutmerupakan pertentangan yangterjadi akibat adanyapertentangan mengenaikeputusan hakim yang dinilaitidak objektif, karenakeputusan yang mutlak hanyaberasal dari delapan hakimkonstitusi.
Gaya bahasa paradoks tersebut merupakansindiran redaktur senior kepada pemerintahanyang menggantungkan nasib bangsa ini hanyakepada delapan orang Hakim Konstitusi.Keputusan dari Hakim Konstitusi adalah mutlakadanya, tak boleh dibantah dan tak boleh didebat, Mantan Ketua Mahmud Md punmengatakan berkali-kali bahwa apapunkeputusan MK harus dihormati, diterima, finaldan tak dapat didebat.
14. 14/09/03/14 Padahal gaji dantunjangan enam puluhjuta itu tetap diterima
Simile Penggunaan gaya bahasasimile dalam wacana tersebutmerupakan perbandingan yang
Gaya bahasa simile tersebut merupakansindiran kepada anggota DPR yang seringabsen kerja, tidak pernah mengikuti rapat,
109
kan? Kalau tidakterpilih, masih jugauntung, ada pensiunseumur hidup. Enakbenar.
langsung menyatakan dua atausejumlah hal yang sama,bermaksud untuk menyindirpara anggota DPR yangmembolos hingga 2 bulanlamanya namun tetapmenikmati gaji serta tunjanganyang diberikan.
namun tetap menikmati gaji setiap bulannyauntuk plesiran ke luar negeri yang tidak adahubungannya dengan pekerjaan dan masihmenerima pensiun seumur hidup jika sudahtidak menjabat lagi.
15. 15/23/03/14 Ini kampanye partaiyang sukses. Ukurannyajalanan sampai macet.
Hiperbola Penggunaan gaya bahasahiperbola pada wacana tersebutmerupakan sindiran yangmelebih-lebihkan kesuksesandari kampanye partai. Darikalimat tersebut dapat diartikanjika kampanye hanyamenambah macet jalanan, danmengganggu pengguna jalanlain. Dalam hal ini yang terjadijustru sebaliknya.
Gaya bahasa hiperbola dalam wacana tersebutbertujuan untuk melebih-lebihkan keadaan yangsebenarnya terjadi, bahwa kampanye justrumenambah kemacetan jalan dan mengahambatpara pengguna jalan yang lain.
16. 16/20/07/14 Mari kita bertanya padarumput yang bergoyang.
Personifikasi
Penggunaan gaya bahasapersonifikasi dalam wacanaMari kita bertanya padarumput yang bergoyangmerupakan pengandaian bendamati yang berlaku layaknyamanusia, dalam hal inipenggunakan personifikasidigunakan sebagai sindirankepada para pejabat keadilannegeri ini yang dirasa mulaimelupakan nilai-nilai keadilanyang ada.
Gaya bahasa personifikasi dalam wacanatersebut digunakan sebagai sindiran dalambentuk humor, Mari kita bertanya pada rumputyang bergoyang memiliki arti kemana lagi kitaakan bertanya tentang keadilan, jika pengadilannegeri ini sudah tidak dapat adil di negerinyasendiri. Saat ini keadilan merupakan barangyang amat langka, para pejabat yangmengkorupsi uang rakyat milyaran rupiah dapatdengan bebas melenggang keluar pengadilan,sedangkan 3 orang anak yang mencuri kerupukdi Bojonegoro dikenai hukuman 2 bulan 7 harikarena melanggar pasal 363 ayat 1 KUHP.
110
17. 17/02/02/14 Setahu saya kuda itumudah diatur, mungkinkuda yang saya kenaldulu adalah kuda yangbelum “berpolitikpraktis”
Sinisme Penggunaan gaya bahasasinisme dalam wacana kudayang belum “berpolitikpraktis” merupakan sindiranbagi Jokowi yang mudahdiatur.
Dalam hal ini sepertinya redaktur inginmengatakan jika Jokowi mudah di atur namunpenalogian yang digunakan penulis cenderungkontradiksi, jika penulis menggunakan kalimat“setahu saya kuda itu susah diatur, mungkinkuda yang saya kenal dulu adalah kuda yangbelum “berpolitik praktis”. maka yang terjadiadalah berpolitik praktis artinya mudah diatur.
18. 18/10/02/14 Ah, para caleg itu kanpembohong juga.
Sinisme Penggunaan gaya bahasasinisme dalam wacana tersebutmerupakan bentuk sindiranyang ditujukan kepada calonanggota legislatif yangberlagak seperti peduli dengansegala kegelisahan rakyat,namun setelah rakyatmemilihnya dan kursi jabatantelah ia raih, semua janji-janjiyang mereka berikan akandengan mudah dilupakan.
Gaya bahasa sinisme tersebut merupakanbentuk pernyataan yang dapat dikatakan olehrakyat dimana pun berada, sudah bukan rahasialagi jika caleg terjun langsung ke desa-desayang membutuhkan uluran tangan pemerintah,mereka datang baka malaikat tak bersayap yangdengan senang hati menolong masyarakat,mengambil simpati masyarkat dan memohondukungan disertai janji-janji yang akanmemajukan desa. Ketika suara masyarakatmengantarkannya pada kursi jabatan, janji yangia berikan hanyalah janji tanpa realisasi.
19. 19/09/03/14 Herannya, para caleg itutak ada yang marah,bahkan merasatersinggung pun tidak.Mungkin sudah imun.
Sinisme Penggunaan gaya bahasasinisme dalam wacana tersebutmerupakan sindiran yangditujukan bagi anggota DPRyang dirasa seperti tidak punyahati dalam menanggapisindiran dari luar.
Gaya bahasa sinisme tersebut merupakankritikan anggota DPR yang seperti sudah tidakmemiliki rasa malu, seperti seorang pengemisyang menadahkan tangannya memohondukungan. Bahkan disindirpun mereka tenang-tenang saja bahkan dengan ikhlasmenerimanya.
20. 20/09/03/14 Membohongipembohong kan dosanyaimpas.
Sinisme Penggunaan gaya bahasasinisme dalam wacana tersebutmerupakan sindiran bagi paracaleg yang biasanya hanyamemberi janji palsu pada
Gaya bahasa sinisme tersebut merupakansindiran bagi para caleg yang menggunakanpolitik uang demi mendapat dukungan suara,dalam hal ini yang dimaksud adalah memberirestu, mengambil uang yang diberikan tanpa
111
rakyat sehingga panyas jikadisebut sebagai pembohong,dan jika rakyat yang diberiuang oleh para caleg namuntidak memilih caleg tersebutdalam pemilu itu dianggapimpas.
memilih caleg tersebut dalam pemilu.
21. 21/16/03/14 Bahwa grup baru inidibentuk menjelang SBYmenjadi mantan,mungkin kebetulan.
Sinisme Penggunaan gaya bahasasinisme dalam wacana tersebutmerupakan bentuk sindiranbagi SBY, seperti pada katamungkin kebetulan dalam halini memiliki arti menyindirsikap SBY yang tiba-tibamembentuk grup pengawalbaru yang fungsinya untukmengawal mantan presiden.
Gaya bahasa sinisme tersebut merupakansindiran redaktur senior kepada SBY yangmembentuk grup baru pengawal kepresidenanuntuk mengawal mantan presiden. Dalam halini dimungkinkan SBY memang telahmempersiapkan jika sebentar lagi masajabatannya akan habis, dan ia tidak lagimendaptkan pengawalan kenegaraan, olehsebab itu SBY membentuk satu tim pengawalanbaru yang tugasnya untuk mengawal mantanpresiden, sehingga meskipun telah lengser iamasih akan berada dalam pengawalankenegaraan yang ketat.
22. 22/15/06/14 Hal gampang diruwet-ruwetkan, makanyaorang jenuh dengankeriuhan yangdiakibatkan olehpemihakan kebablasanini.
Sinisme Penggunaan gaya bahasasinisme dalam wacana tersebutdigunakan untuk menyindirsikap aparat yang agak terlalumelebih-lebihkan keadaan.
Gaya bahasa sinisme dalam wacana tersebutmerupakan kritikan bagi aparatur negara yangmelebih-lebihkan keadaan. Hal ini bermula darikeberpihakan satu stasiun televisi yangmenjagokan salah satu kandidat capres.Keberpihakan stasiun televisi sudah melewatibatas, menurutt undang-undang siaran televisidan radio harusnya netral, karena siaranmembutuhkan frekuensi publik. Dalam hal inikomisi penyiaran telah melaporkannya kepadaMenteri Komunikasi namun entah kenapadalam pengusutannya selalu terdapat kenadala,
112
mungkin menteri sendiri tidak berani menutuptelevisi tersebut, mungkin juga karena adakeberpihakan.
23. 23/25/05/14 Maka saya punberasumsi, tak akan adacapres dan cawapresyang tidak lolos teskesehatan.
Sinisme Penggunaan gaya bahasasinisme dalam wacana tersebutdigunakan untuk menyatakanserta menyindir bahwa teskesehatan untuk pecalonanPresiden dan wakil Presidenmerupakan syarat yangdigunakan sebagai pelengkapsemata.
Gaya bahasa sinisme dalam wacana tersebutmerupakan pernyataan tentang hasil teskesehatan kedua pasangan capres dan cawapresyang sepertinya tidak akan mempengaruhiapapun, karena selama ini belum pernah adariwayat seorang capres gugur karena faktorkesehatan. Meskipun rekam medis dari keduacalon tersebut jelek, itu tidak akanmempengaruhi keputusan KPU. Persyaratanwajib yang ditetapkan KPU sepertinya hanyajumlah suara partai pendukung, lain dari itusemua mendapatkan kelonggaran. Meskipunriwayat kesehatannya buruk, maupun rekamjejak sang calon tidak diambil pusing olehKPU.
24. 24/25/05/14 Bagaimana kepolisianmengeluarkan suratketerangan itu, KPUpasti berkelit: ya urusanpolisi.
Sinisme Penggunaan gaya bahasasisnisme dalam wacanatersebut digunakan untukmenyindir KPU yang hanyaberpedoman pada SuratKeterangan Berkelakuan Baikdari kepolisian yangkeabsahannya masihdiragukan.
Gaya bahasa sinisme dalam wacana tersebutmerupakan sindiran bagi KPU yang hanyaberpedoman pada Surat Keteranganberkelakuan baik dari bagi para capres, danbegitupun kepolisian, bagaimana bisamengeluarkan surat keterangan berkelakuanbaik padahal sudah jelas-jelas salah satu capresmemiliki rekam jejak yang buruk, dari keadaanini terlihat bahwa surat keterangan, baikkesehatan maupun berkelakuan baik hanyalahbasa-basi semata.
25. 25/23/03/14 Cuma, sang makelarbijak.
Sinisme Penggunaan gaya bahasasinisme pada wacana tersebutmerupakan sindiran yang
Gaya bahasa sinisme dalam wacana tersebutbermaksud menyindir pihak penyelenggarakampanye, yang pada saat kampanye dapat
113
ditujukan bagi pihakpenyelenggara kampanye, yangdalam hal ini main akal-akalanagar aksinya tidak mudahtercium oleh media.
menyediakan massa begitu banyak untuk dapatdigunakan untuk partai apa saja. Bijak yangdimaksud disini ialah, makelar tersebut selalume-rolling orang-orang yang memegangbendera didekat podium, tujuannya agar tidakakan kentara jika tersorot media/ kameratelevisi dan ketahuan kalau mereka pesertabayaran.
26. 26/02/02/14 Yang jelas bukan kudayang sebenarnya, apalagikuda seharga Rp 3milyar seperti milikketua Dewan PembinaParta Gerindra.
Ironi Penggunaan gaya bahasa ironidalam wacana tersebutmerupakan sindiran yangditujukan bagi ketua Dewanpembina Partai gerindra yangmemiliki aset yang mencapai 3milyar.
Gaya bahasa ironi dalam konteks tersebutmerupakan sindiran dengan membandingkankuda kayu dan kuda seharga 3 milyar yangdigunakan sebagai pembanding tokoh-tokohpolitik negeri ini. Dalam hal ini berarti terdapatjarak yang begitu jauh antara jokowi yangsederhana seperti kuda kayu dengan si ketuaDewan Pembina Partai Gerindra.
27. 27/23/02/14 Dan negarawan kokmasih sibukmempertahankanjabatannya.
Ironi Penggunaan gaya bahasa ironipada wacana tersebutmerupakan sindiran bagi paraelite politik yang bercita-citaingin menjadi hakim, padahalmenjadi hakim harus dengansyarat sebagai negarawan, danjika masih gemar bermainpolitik, memperebutkan kursijabatan itu bukanlahnegarawan. Negarawanmerupakan orang yang selalumendahulukan kepentingannegara dan rela melakukan apasaja hanya demi kehormatannegaranya sendiri.
Gaya bahasa ironi tersebut merupakan sindiranredaktur senior kepada orang partai yangbernafsu menjadi hakim MK, hakim yangmasih menerima suap dan silau dengankemewahan. Seperti pada contoh Akil saatmenjabat sebagai Ketua MK saat sidang plenoyang dibayang-bayangi suap milyaran, tentuakan membela partainya. Hakim yang sepertiitu tidak pantas menyebut dirinya negarawan.
114
28. 28/23/02/14 “tapi dua kali dua bisajadi enam kalauMahkamah Konstitusimemutuskan begitu”.
Ironi Penggunaan gaya bahasa ironipada wacana tersebutmerupakan gaya bahasasindiran yang bermaksudmengolok-olok keputusan MKyang selalu dianggap benar dantidak boleh dibantah.
Gaya bahasa ironi tersebut merupakan sindiranredaktur senior kepada Mahkamah Konstitusiyang keputusan yang dibuatnya merupakankebenaran yang mutlak dan tak bisa dibantah.Apapun dapat terjadi jika hakim sudahmemutuskan. Hal yang salah dapat menjadibenar dan yang benar bisa menjadi salah jikahakim sudah berkehendak.
29. 29/27/04/14 Hermes lebih berhargadaripada anak sendiri.
Metonimia Penggunaan gaya bahasametonimia terdapat dalampenggunaan nama merk yaitu“Hermes lebih berhargadaripada anak sendiri” hermesmerupakan merk dagang taswanita yang sedang boomingdikalangan wanita-wanitasosialita dengan harga selangit.
Gaya bahasa metonimia dalam wacana tersebutdigunakan sebagai sindiran dari perilakuberagama tetapi tak bertuhan. Di duniamaterialistis, orang hanya mengejar aksesorissemata. Seorang istri pejabat dengan banggamemakai tas Hermes, yang harganya ratusanjuta. Karena terlalu mahal, dia tak beranimenitipkan tas itu kepada orang lain, takuthilang. Tapi ia rela menitipkan anaknya kepadapembantu. Inilah yang disebut perilakuberagama tapi tak bertuhan, lebih menyayangiharta ketimbang keturunannya sendiri.
30. 30/03/08/14 Di dunia hewan, salamanusai bertarung memangtidak ada, tetapibukankah kita makhlukberbudaya dan punyamartabat?
Paradoks Penggunaan gaya bahasaparadoks dalam wacanatersebut merupakanperbandingan antara manusiadengan hewan, yang memilikimaksud untuk mengingatkankita sebagai manusia dibekalidengan pikiran dan hati nurani,tidak seperti hewan yangbertindak berdasarkan instingsemata, oleh karena ituberlakulah selayaknya manusia
Gaya bahasa paradoks dalam wacana tersebutmerupakan sindiran bagi kita sebagai manusiayang sering bertingkah layaknya hewan. Salingberseteru dan bersitegang hingga keluarlapangan marak sekali terjadi. Ia yang kalahtidak mau menerima kekalahannya sedangkanyang menang berlaku sewenang-wenang karenamerasa dirinya kuat. Dalam hal ini sebagaimanusia yang diajarkan untuk menerimakekalahan dengan tulus, mempelajari penyebabkekalahan dan memperbaiki kesalahan di masamendatang. Pemenang pun demikian, tidak
115
jika tidak ingin disamakandengan hewan.
berlaku sewenang-wenang dan merasa diripaling hebat, jika hal itu dapat diteladani makakedua kubu akan selalu damai dan tidak akanada pertikaian.
31. 31/04/05/14 Masyarakat tenang, takada keributan, seranganfajar berubah menjadiserangan sore yangterbuka di depan umum.
Ironi Penggunaan gaya bahasa ironidalam wacana tersebutdigunakan untuk menyindirpara oknum yang saat ini mulaiberani mempertontonkankecurangannya dalam pemiludengan menggunakan politikuang.
Gaya bahasa ironi dalam wacana tersebutmerupakan sindiran politik uang yangdilakukan kepada para caleg yang sudah tidakada tedeng aling-aling dalam menjalankanaksinya demi mendapatkan banyak suara.Dahulu politik uang dilakukan secarasembunyi-sembunyi saat pagi-pagi buta, olehkarena itu dikatakan serangan fajar karenadilakukan saat matahari belum turun, saat inimungkin politik uang sudah dianggap hal yanglumrah sehingga tak perlu lagi dilakukan secarasembunyi-sembunyi.
32. 32/25/05/14 Ini peristiwa seriuskarena menyangkutkesehatan orang yangmemimpin bangsa.
Ironi Penggunaan gaya bahasa ironidalam wacana tersebut bergunauntuk menyindir atasbanyaknya dokter yangdibutuhkan dan dana yangdigunakan untuk keperluanpemeriksaan calon pemimpinnegara, namun hasilnya tidakmempengaruhi apapun.
Gaya bahasa ironi dalam wacana tersebutmerupakan sindiran karena terdapat 51 dokterspesialis yang memeriksa semua tubuh capresdan cawapres, dalam waktu 9 jam danmenghabiskan dana yang luar biasa senilai Rp75 juta per orang, dalam hal ini apa yang perludiseriuskan, karena tes tersebut hanya basa-basisemata, tidak mempengaruhi ketetapan apapun.Capres dan cawapres akan teta melanjutkanpemilu hingga diputuskan siapa yang layakmenjadi Presiden sesungguhnya.
33. 33/29/06/14 Disekitar kita, mendadakpada bulan puasa adabanyak orang saleh.
Ironi Penggunaan gaya bahasa ironidalam wacana tersebutdigunakan untuk menyindirorang-orang yang seolah“mencari muka” pada bulan
Gaya bahasa ironi dalam wacana tersebutmerupakan sindiran yang ditujukan bagi orang-orang yang pada saat bulan Ramadhanberbondong-bondong mencari pahala, denganmengadakan undangan berbuka bersama di
116
Ramadhan agar dianggapgemar bersedekah.
Restoran ternama, yang datang dalam acaratersebut tidak hanya umat islam, banyak umatnon-muslim yang turut hadir. Hal inimerupakan sindiran karena dalam agamaapapun puasa adalah untuk menahan diri,menahan hawa nafsu dan tidak untuk dipamer-pamerkan serta membagi hati bagi orang-orangyang nasibnya kurang beruntung. Puasa bukanhanya memindah jam makan siang menjadimaghrib, puasa juga bukan hanya menahanlapar dengan membayangkan dapat berbukadengan menu yang lezat. Jika hanya itu, darimana kita dapat belajar merasakan bagaimanakaum duafa yang kesulitan makan karenamemang tidak ada yang dimakan.
34. 34/20/07/14 Artinya, kalau pun Dulsuatu kali menabrak lagi,tak serta merta masukpenjara.
Ironi Penggunaan gaya bahasa ironidalam wacana tersebutdigunakan untuk menyindirpara aparat penegak hukumyang di nilai kurang adil ataskasus yang menjerat Dul.
Gaya bahasa ironi dalam wacana tersebutmerupakan sindiran atas situasi yang terjadibaru-baru ini, anak seorang selebritis sebut sajanamanya Dul baru saja bebas dari jerat hukum,atas kasus yang menimpanya beberapa waktulalu, Dul mengemudikan sebuah mobil di jalanumum, padahal Dul masih dibawah umur, dansaat itu ia menabrak orang dan korbannyatewas. Dalam persidangan jaksa menuntuthukuman penjara 1 tahun penjara dengan masapercobaan 2 tahun, yang artinya Dul tidak akandipenjara jika ia melakukan kesalahan yangsama karena hakim memutuskan lebih ringanyang berarti bebas. Merupakan sindiran karenaapa yang telah dilakukan Dul merupakantindakan penghilangan nyawa orang, yangmeskipun dia melakukannya tanpa sengaja, tapi
117
seorang anak dibawah umur yangmengemudikan mobil dijalan umum apakahdapat di katakan wajar? Mungkin karena diaanak seorang selebritis ternama sehinggahukum tak berani menyentuhnya.
35. 35/20/07/14 Eh, itu dulu. Kini adayurisprudensi dari Dul,tak ada seorangpun yangdihukum, baik si anakapalagi si bapak.
Ironi Penggunaan gaya bahasa ironidalam wacana tersebutdigunakan untuk mengkritikdan menyindir aparat penegakhukum yang membebaskanDul dari jeratan hukum tanpaadanya konsekuensi apapunbaik untuk Dul ataupun untukayahnya.
Gaya bahasa ironi dalam wacana tersebutmerupakan sindiran dan kritikan bagi aparatnegara yang membiarkan Dul bebas tanpasyarat, dan hanya membayar uang sidangsebesar Rp 2.000, menurut perhitungan majelishakim. Jika memang Dul di bebaskan itu wajarkarena Dul masih anak di bawah umur, tetapiapakah orang tua Dul tidak layak di hukum,seharusnya ada hukuman tegas bagi para orangtua yang membiarkan anaknya di bawah umurmenggunakan kendaran bermotor di jalanumum, agar kelak tidak ada lagi Dul-Dul yanglain dan korban-korban lain yang berjatuhan
36. 36/30/03/14 Mandat itu dari rakyatbukan dari partai.
Paradoks Penggunaan gaya bahasaparadoks dalam wacanatersebut merupakan gayabahasa yang mengandungpertentangan yang nyatadengan fakta-fakta yang adaseperti pada kalimat mandat itudari rakyat bukan dari partai.Merupakan sindiran kepadacapres yang mencalonkan diribukan dari kemauan rakyattetapi kemauan partai ditempatdia bernaung.
Gaya bahasa paradoks merupakan bentukpertentangan yang menyindir Prabowo karenamencalonkan diri karena mendapat mandat daripartai. Sesungguhnya para petinggi negaramerupakan wakil dari rakyat, rakyatmembutuhkan maka rakyat memilih, danapakah pantas jika rakyat tidak meminta namuntetap memaksakan diri untuk dapatmencalonkan diri? Rakyat membutuhkanpemimpin yang dapat mengayomi bukan yanghanya memikirkan kepentingan partai semata.
37. 37/13/07/14 Tinta itu tiba-tiba jadi Sinisme Penggunaan gaya bahasa Gaya bahasa sinisme dalam wacana tersebut
118
lambang dukungan. sinisme dalam wacana tersebutdigunakan untuk menyindirmasyarakat yang secara tiba-tiba, berbondong-bondongmemberikan dukungan dengancara meng-upload foto kemedia sosial, yang terjadisebenarnya bukanlah dukunganuntuk capres melainkan sebuahajang pamer karena dapatmenunjukkan bahwa dirinyatelah melaksanakan pemilu.
merupakan sindiran atas fenomena yang terjadidalam masyarakat kita, terdapat euforia barupada pemilu presiden sekarang ini, masyarakatyang dulu tidak peduli, kini beramai-ramaimencoblos dan memamerkan jari bertintadengan meng-upload di media sosial. Seolah-olah jari bertinta itu merupakan bukti nyatadukungan kepada calon presiden yang dipilih.Padahal yang sebenarnya terjadi adalah sebuahajang pamer karena dapat menunjukkan bahwadirinya telah melaksanakan pemilu dan dapatmenyombongkan diri ke media sosial.
38. 38/12/01/14 Para caleg inisebenarnya sudah “gila”sebelum pemilu dimulai.
Sinisme Gaya bahasa sinisme padawacana tersebut merupakansindiran bagi para caleg yangmelakukan segala cara untukdapat mencalonkan diri.Melakukan segala cara untukdapat menduduki kursi jabatan.“gila” dalam hal ini berarti gilakekuasaan, tak tahu apa yangdikerjakan, sementara jikadiartikan dalam arti sebenarnyaadalah, keadaan dimana paracaleg gagal dalam pencalonanyang pada akhirnya membawamereka menjadi pasien RumahSakit Jiwa.
Gaya bahasa sinisme digunakan redaktur senioruntuk menyindir kelakuan para caleg yang telahmemikirkan seberapa banyak uang yang akan didapat jika menjabat sebagai anggota legislatif.khayalan-khayalan tersebutlah yang menjadikanpara caleg itu “gila” karena terlalu berharapuntuk dapat menjabat dan ketika kenyataanbertolak belakang dengan khayalan, mereka taksanggup menahan diri, hingga banyak calegyang bunuh diri atau paling tidak menjadikanmereka pasien RSJ.
39. 39/16/03/14 Orang tahu kalaublusukan dijaga ketat,apalah artinya.
Sinisme Penggunaan gaya bahasasinisme dalam wacana tersebutmerupakan sindiran dankritikan secara tersirat bagi
Gaya bahasa sinisme tersebut merupakankritikan bagi Jokowi yang jika ingin tetapmelakukan aksi blusukkan untuk tidakmembawa para pengawalnya, sesungguhnya
119
Jokowi yang jika setelahmenjabat sebagai presidenakan terus menjalankankebiasaan blusukkannya,seharusnya Jokowi tidakmembawa para pengawalnyaagar blusukkan yang ia lakukanbisa sampai kepada rakyatdengan baik.
blusukkan merupakan proses mengenal rakyatlebih dekat, mengetahui apa yang diperlukanoleh rakyat, namun jika pengawal kenegaraanikut serta, yang terjadi bukanlah kedekatandengan rakyat tetapi pukulan-pukulan sertadorongan yang didapatkan saat rakyat inginmendekati Jokowi. Hal itu bukan memperbaikicitra Jokowi sebagai presiden, tetapi hanyamemperburuku keadaan.
40. 40/09/03/14 Jangankan caleg, setanpun, kalau memang ada,saya beri restu.
Hiperbola Penggunaan gaya bahasahiperbola dalam wacana inimerupakan bentuk humor, atauguyonan yang digunakanredaktur senior sebagai pesanyang ingin disampaikan kepadapara masyarakat untukmenyindir para caleg yangberbondong-bondong memintadoa restu kepada siapapunyang dituakan, bahkan hinggabertapa di sebuah gununghanya untuk mendapatkankursi jabatan.
Gaya bahasa hiperbola tersebut merupakankritikan terhadap para caleg yang menggunakansegala cara untuk dapat memenangkan pemilu,bahkan sampai bertapa ke sebuah gunung danmenempuh jalan mistik pun dilakukan semata-semata untuk pencalonan legislatif, seolahdengan melakukan hal yang seperti itu merekadapat dipastikan menduduki kursi dewan.
41. 41/23/02/14 Tapi saya tetap cintaindonesia, meski sebuahnegeri denganmahkamah yang ngeri-ngeri sedap.
Ironi Penggunaan gaya bahasa ironipada wacana tersebutdimaksudkan untuk menyindirdan mengkritik bangsaIndonesia yang masihmempertahankan MahkamahKonstitusi yang bobrok.Tempat dimana keadilanseharusnya ditegakkan, namun
Gaya bahasa ironi tersebut merupakan kritikanpada pemerintahan Indonesia bahwa dalampasal 24C ayat 5 UUD 1945 menyebutkanhakim MK haruslah negarawan. Negarawanmerupakan orang yang selalu mendahulukankepentingan negara dan rela melakukan apasaja hanya demi kehormatan negaranya sendiri.Negarawan yang semestinya tidak silau dengankemewahan, tidak tergiur dengan suap dan
120
dapat berbelok karenahakimnya dapat disuap.
tidak tergiur dengan jabatan, namun realita dinegeri ini berbeda dengan yang ada di dalamUndang-undang.
42. 42/13/04/14 Jokowi itu gesturnyabelum presiden.
Sinisme Penggunaan gaya bahasasinisme dalam wacana tersebutmerupakan kritikan atas sikapJokowi yang dinilai terlalusantai dan kurang berwibawaseperti layaknya seorangpresiden.
Gaya bahasa dalam wacana tersebut merupakankritikan atas sikap Presiden yang dalammenjawab pertanyaan spontan sering tak fokus,suka cengengesan, dan wawasannya masihkurang. Hal itu terjadi karena selama ini kitamemiliki Presiden yang selalu menjaga citradiri dan penampilan, bukan Presiden yangmerakyat, yang bisa menaiki bak sampahbahkan mencebur ke gorong-gorong.
43. 43/27/04/14 Tapi kalau kelakuannyaenggak Kristen, copotsaja salibnya.
Sinisme Penggunaan gaya bahasasinisme dalam wacana tersebutmerupakan kritikan Ahokkepada masyarakatnya yangberagama Kristen namun tidakmenjalankan ajaran Kristendengan baik.
Gaya bahasa sinisme dalam wacana tersebutmerupakan bentuk kritikan Gubernur DKIJakarta, Basuki Tjahaja Purnama terhadap umatKristen yang berlaku tidak sejalan denganajaran agama. Maksud perkataan Ahok untukmengosongkan kolom agama di KTP, jikaperilaku tidak sesuai dengan agama,menurutnya selama ini agama lebih seringhanya dipakai sebagai aksesoris belaka.
44. 44/26/01/14 Saya tak paham duniasariawan, eh, sastrawan.Dunia yang suka ributdikalangan merekasendiri.
Sinisme Sinisme dalam hal inimerupakan sebuah sindiranterhadap dunia sastra yangorang-orangnya selalumempermasalahkan masalahyang ada di negeri ini namunhanya sampai di kalanganmereka saja. Sejak dulu banyakkritik sastra berbau sosial danpolitik yang lahir darikeprihatinan sastrawan dengan
Sinisme digunakan redaktur senior untukmenyindir orang-orang sastra dalam hal inisastrawan yang selalu turut mempermasalahkanpermasalahan yang ada di negeri ini, namunhanya sampai pada diskusi atau pentas dengansesama sastrawan dalam lingkup mereka sendiritanpa ada aspirasi yang disampaikan pada wakilrakyat. Seharusnya para sastrawan dapat lebihgiat mengadakan acara diskusi atau pentassosial dan politik dengan mendirikan panggungdi depan gedung DPR, agar semua anggota
121
politik di negeri ini, namunkritik-kritik tersebut tidaksecara langsung diungkapkankepada elite politik, bagaimananegeri ini bisa berubah menjadilebih baik, jika kritikannya sajatidak sampai kepada yangbersangkutan.
dewan dapat mendengar aspirasi dari sastrawan,lalu buatlah buku-buku sastra yang berisitentang keprihatinan akan bangsa ini agarsemua orang mengetahuinya.
45. 45/27/04/14 “kita ini beragama tapitak bertuhan”.
Paradoks Penggunaan gaya bahasaparadoks dalam wacanatersebut merupakan kritikanbagi seluruh manusia Indonesiayang memiliki agama tertulisdan tercatat, tetapi secaraperilaku tidak menjalankanketentuan sesuai denganperintah agama.
Gaya bahasa paradoks dalam wacana tersebutmerupakan sindiran serta kritikan terhadapkelakuan kebanyakan manusia Indonesia, baikia pejabat atau bukan, yang berkelakuan tidaksesuai dengan tuntunan agama. Sekarang inibanyak orang yang tidak lagi mengindahkanajaran yang diwahyukan Tuhan, tetapi banggamenyebut dirinya beragama. Korupsimerajalela, suap berkeliaran, serta kecuranganterjadi dimana-mana, tetapi label agama denganbangga masih dipakai.
46. 46/04/05/14 Sekarang caleg itumencari pekerjaan lewatsuara rakyat, setelahmenjabat kan tak pernahdatang lagi.
Paradoks Penggunaan gaya bahasaparadoks dalam wacanatersebut merupakan kritikanterhadap sikap para caleg yangterlalu cari muka kepadamasyarakat, saat barumencalonkan bersikap baiksedangkan setelah menjabatmenjadi orang yang lupa diri..
Gaya bahasa paradoks dalam wacana tersebutmerupakan kritakan terhadap caleg yang saatmencalonkan diri berbondong-bondongmendatangi rakyat, seolah sangat peduli dengannasib rakyatnya, memberikan sembako,pembagian uang, pengiriman pulsa bahkanbingkisan baju pun dilakukan hanya demimendapatkan simpati rakyat, namun setelahmendapatkan kursi empuk yang didudukinyasekarang, ia lupa kepada pemilihnya.
47. 47/12/01/14 Partai politik bukanhanya tak berhasil
Paradoks Gaya bahasa paradoks padawacana tersebut merupakan
Gaya bahasa paradoks digunakan redaktursenior untuk menerangkan tentang bagaimana
122
mencerdaskanmasyarakat, mencarikader yang “normal”sajasulit.
kritikan terhadap wakil rakyatyang terpilih bukanlah paraahli politik melainkan hanyaorang-orang yang gilakekuasaan. Saat ini siapapundapat mencalonkan diri jikaada partai yangmendukungnya, banyak artisyang kapasitasnya diragukandapat menduduki kursi dewan,dalam hal ini bukan boleh atautidak boleh seseorangmencalonkan diri, tetapimampu atau tidak orangtersebut mengemban tanggungjawab sebagai anggota dewan,negeri ini butuh orang-orangyang dapat membangunIndonesia menjadi lebih baik,bukan artis-artis tak laku yangberalih profesi menjadianggota dewan.
anggota dewan yang terpilih bukanlah yangberpengetahuan politik tinggi, namun orang-orang yang hanya mendapat dukungan partainamun tidak tahu apa yang harus dilakukansetelah menjabat di kursi Dewan tersebut.Seharusnya terdapat persyaratan khusus yangharus dipenuhi sebagai caleg, misalnyaberpendidikan minimal sarjana dalam bidangpolitik, jika hal itu diterapkan, orang-orangyang sekedar mencalonkan diri akan mundurteratur dan didapatkan para wakil rakyat yangmemang mumpuni dalam bidang politik.
48. 48/22/06/14 Saatnya program e-KTPyang lebih canggih dariKTP online denganmeminimalkan kolom-kolom “KTP primitif”
Ironi Penggunaan gaya bahasa ironitersebut digunakan untukmengkritik pemerintah agarmenggalakkan pembuatan KTPdengan program yang lebihbaik.
Gaya bahasa ironi dalam wacana tersebutmerupakan kritikan untuk meniadakan kolomagama, kolom status dan kolom pekerjaan.Alasannya agama kerap dipolitisasi dalamberbagai kepentingan jangka pendek, jugauntuk menghindari SARA yang terjadi akibatperbedaan agama. Untuk kolom status perlunyapeniadan karena pembahasruan KTP setiap 5tahun sekali, sedangkan status seseorang tidakdapat ditentukan kapan waktu pergantiannya.
123
Dan untuk kolom pekerjaan, karena petugaskecamatan sangat terbatas pengetahuan tentangpekerjaan, yang ada dalam KTP hanyalahburuh, petani, PNS, dan swasta. Adapun kolomkewarganegaraan juga tidak diperlukan, karenayang memilik KTP sudah dapat dipastikanmerupakan warga negara Indonesia.
Sinisme Penggunaan gaya bahasasinisme dalam wacana tersebutmerupakan bentuk protesredaktu senior atas tetapdigunakannya pemilu yangbersifat primitif. Dalam hal iniyang dimaksud primitif adalahdengan melupakan asaskejujuran yang dijunjung tinggipemilu dan memaksa setiappemilik suara untukmencelupkan jari ke tinta.
Gaya bahasa sinisme dalam hal ini merupakanbentuk protes redaktur senior kepada pemiluyang masih menggunakan sistem ‘primitif’.Metode mencelupkan tinta ke jari merupakansalah bentuk bentuk penghinaan terhadap asaskejujuran, untuk apa didengungkan asas jurdiljika itu semua hanya sebagai pelengkap pemilu.Mengapa mengkhawatirkan seseorang dapatmencoblos lagi ditempat lain, bukankah adasurat panggilan yang diberikan atas nama calonpencoblos. Sistem seperti inilah yang sisebutsistem primitif.
50. 50/30/03/14 Kamu mau jadipresiden? Lumurandarahmu di masa lalumasih berbekas, bukandi tubuhmu, tetapi ditubuh rakyat.
Ironi Penggunaan gaya bahasa ironipada wacana tersebutmerupakan sindiran yangmengandung pertentanganyang terdapat pada bukan ditubuhmu, tetapi di tubuh rakyatdalam hal ini ditujukan untuksalah satu capres yang dulupernah menyakiti perasaanbangsa Indonesia hingga kini.
Gaya bahasa ironi dalam wacana tersebutmerupakan bentuk protes redaktur seniorkepada salah satu capres yang telahmencalonkan diri pada pemilu yang lalu namuntetap kalah, sosok yang pernah memberikanluka kepada di hati masyarakat indonesiahingga kini, atas pelanggaran HAM yangpernah ia lakukan, wajar saja jika banyak protesberdatangan atas pencalonannya, banyak nyawatak berdosa hilang berkat dirinya.
51. 51/26/01/14 Siaran televisi jugabanyak ada pilihan.
Sinisme Sisnisme dalam hal inimerupakan bentuk protesredaktur senior terhadap dunia
Sinisme pada wacana ini bertujuan untukmemprotes penyiaran televisi yang terusmenerus menyiarkan banjir Jakarta yang tak
124
pertelevisian yang menyiarkanberita seolah menyudutkansalah satu pihak saja, jika inginmenyiarkan berita tentangIndonesia, maka beritakanlahsemua kejadian dan fenomenayang terjadi dari sabang sampaimerauke, bukan hanya diJakarta saja yang tujuannyauntuk menyentil Jokowi selainkarena biaya transportnya lebihmurah. Sesungguhnya siarantelevisi seperti ini melanggarkode etik dunia penyiaran,karena siaran televisi yang baikharusnya bersih, bebas dantidak memihak.
ada habisnya, padahal banjir di Indonesia tidakCuma di Jakarta, banjir ada dimana-mana,Pemanukan, Pekalongan, Demak, Pati, Kudusdan masih banyak lagi. Sangat terlihat bahwasiaran tersebut bertujuan untuk menyudutkanJokowi, padahal sumber berita tak hanya ada diJakarta saja, banjir ada di berbagai tempat yangjuga butuh untuk disorot.
52. 52/30/03/14 Kalau mau berbuat baikuntuk negeri ini, masihbanyak pekerjaan lain,bukan sebagai presiden.
Sinisme Penggunaan gaya bahasasinisme dalam wacana inimerupakan bentukketidaksetujuan rakyatterhadap keputusan Prabowoyang ingin mencalonkan dirisebagai Presiden.
Gaya bahasa sinisme merupakan bentukpernyataan yang melarang Prabowo untukmenjadi Presiden. Kecaman yang mengatakanbahwa Prabowo tak layak menjadi Presiden.Karena menjadi Presiden bukan hanya denganmemiliki banyak kontak di mancanegara, bukanhanya bersalaman dengan rakyat seperti yangdilakukan Prabowo. Menjadi Presiden harusbanyak berpikir, mencari solusi, lalumemerintahkan untuk dilaksanakan. RakyatIndonesia membutuhkan Presiden yang banyakberbuat dan bekerja keras untuk negeri ini.
53. 53/14/09/14 Kekerasan yang jadiwatak Jakartamemerlukan pemimpin
Simile Gaya bahasa simile dalamwacana tersebut digunakansebagai wujud dukungan
Gaya bahasa simile dalam wacana tersebutmerupakan pernyataan yang mendukungkepemimpinan Ahok sebagai Gubernur DKI
125
yang bergaya preman. terhadap cara Gubernur DKIJakarta dalam mempimpinIbukota secara tegas danberpendirian teguh.
Jakarta, kita semua tahu bagaimana tabiatBasuki Tjahaja Purnama selama ini, beliaumerupakan orang yang sangat tegas dan antikorupsi, jika marah akan menggebrak meja dantak segan-segan untuk mengajak orang untukberduel dengannya. Hal itu sebenarnya bukanuntuk mengajarkan masyarakat dengan sikapyang tidak baik, namun kota Jakarta yangdikenal dengan kota yang penuh kekerasanmemang membutuhkan seorang pemimpindengan sifat tegas seperti Ahok, iya akanmengatak ‘salah’ jika memang salah, dan‘benar’ jika memang dianggap benar, tidaksetengah-setengah dan tidak mencla-mencle.
54. 54/14/09/14 Negeri ini sepertibergerak ke arah yanglebih baik.
Simile Penggunaan gaya bahasasimile dalam wacana sepertibergerak ke arah yang lebihbaik merupakan persamaantanpa menyebutkan objek yanghendak dibandingkan, haltersebut merupakan wujuddukungan serta apresiasi yangditujukan kepada pemimpinyang telah bekerja dengan baikdan membuat negeri inisemakin maju.
Gaya bahasa simile dalam wacana tersebutmerupakan apresiasi dari redaktur seniorkepada para pemimpin negeri ini, seolah-olahalam turut menyeleksi pemimpin danmenempatkannya dimana dia diperlukan.Ridwan Kamil, seorang arsitek muda yangditempatkan di Bandung untuk mengembalikankejayan Kota Kembang yang dulu asri. Ketikaada yang mengejek Kota Bandung, Ridwan bisamarah dan melaporkan ke polisi, namun taksampai menantang untuk berduel. Di JawaTengah ada Ganjar Pranowo yang lemahlembut namun tegas tak kepalang tanggung,lalu ada Sultan HB X untuk D.I Yogyakartayang memilik sorot mata tajam. Surabaydengan walikota perempuan yang tak seganmemungut sampah di jalanan Ibu TriRismaharini. Mereka merupakan pemimpin
126
yang sesuai dengan ritme budaya dimanamereka memimpin.
55. 55/06/04/14 Untungnya pendetaHindu tak sampai duaribu di negeri ini, apalahartinya ke-golput-anmereka.
Ironi Penggunaan gaya bahasa ironidalam wacana tersebutdigunakan untuk mengkritikpara oknum yang telahmengotori pemilu denganmengharuskan semua pemiliksuara untuk mencelupkan jarike tinta sebagai lambangkejujuran, yang bagi parapendeta tinta tersebut sudahtidak suci karena digunakanoleh banyak orang. Hal itulahyang membuat para pendetalebih memilih untuk golput.
Gaya bahasa ironi dalam hal ini merupakankritikan atas asas yang selalu didengungkandalam setiap pemilu. Namun tidak adakejujuran di dalamnya, dalam hal ini pendetayang suci tidak lagi berurusan dengan halkeduniawian. Sehingga pendeta tidak perlumengikuti pemilu, dan soal nama sertakejujuran yang disangsikan denganmencelupkan jari ke tinta. Tinta tersebut bukanbarang suci bagi pendeta karena sudah dipakaibanyak orang. Sehingga pendeta tak perlu untukmengikuti pemilu.