1 IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT UNTUK DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM PADA SEKSI PENGAMATAN PENYAKIT IMUNISASI DAN KESEHATAN MATRA DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni, MMkes NIP. 197110102006 04 2037 NDH : 02 BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN XV BANJARBARU 2016
46
Embed
IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN
PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS INSPEKSI VISUAL ASAM
ASETAT UNTUK DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM PADA SEKSI
PENGAMATAN PENYAKIT IMUNISASI DAN KESEHATAN MATRA
DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
OLEH
Dr. Hj. Sri Wahyuni, MMkes
NIP. 197110102006 04 2037
NDH : 02
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN XV
BANJARBARU 2016
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar I
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
Dasar Hukum dan Fungsi SKPD 5
Tugas dan Fungsi Eselon IV 10
Uraian Kesenjangan 12
Solusi 14
B. Area Proyek Perubahan 14
Visi dan Misi 15
Tupoksi 22
Judul 22
Kerangka Berpikir 25
BAB II Deskripsi Proyek Perubahan
Deskripsi 29
OutputKey 31
Road Map 32
Milestone 34
Stakeholder 36
Strategi Komunikasi 37
BAB III Pelaksanaan Proyek Perubahan
Pencapaian 39
Kendala 40
Strategi 41
BAB IV
Kesimpulan 43
Rekomendasi 43
3
BAB I
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Kanker Leher rahim merupakan masalah kesehatan yang penting
pada perempuan di seluruh dunia. Kanker ini adalah jenis kanker no 2 pada
perempuan kurang lebih 1.4 juta perempuan di seluruh dunia dari 460.000
kasus ada 231.000 meninggal karena kanker.
Di Indonesia , berdasarkan data riset (Riskesdas) tahun 2013,
prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1.4 per 1000 penduduk.
Prevalensi kanker tertinggi terdapat di jogjakarta 4,1%, jawa tenggah 2,1%
dan bali 2%, Bengkulu dan DKI Jakarta masing-masing 1,9 per mil
Kanker tertinggi di Indonesia adalah kanker leher rahim pada
perempuan, Sedangkan pada laki-laki adalah kanker Paru dan kanker kolon
rectal. Indonesia kanker leher rahim 17 per 100.000 dan kanker kolonrectal
10/100.000 perempuan.
Pembiayaan pananganan kanker di Indonesia cukup
tinggi.pembiayaan kanker pada jamkesmas tahun 2012, pengobatan kanker
menempati urutan ke 2 setelah haemodialisa yaitu sebanyak Rp.144,7
Milyar. Pembiayaan ini makin meningkat tahun 2014 menjadi 905 milyar
rupiah
Biaya penatalaksanaan kanker relatif mahal/tinggi mulai dari diagnosis
hingga pengobatan. Untuk pengobatan pasien kanker harus menyediakan
4
dana yang cukup besar untuk tindakan kemotherapi,radiotherapi dan
lainnya.
Meskipun kanker merupakan penyakit yang tidak diketahui
penyebabnya secara pasti, namun dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
A. Tahap Persiapan 1. Konsultasi dengan mentor,Kepala Bidang dan Kepala Dinas 2. Rapat koordinasi pada Seluruh Staff Seksi PP Imunisasi & Kesma 3. Rapat koordinasi Lintas Program dalam SKPD
B. Pelaksanaan 1. Rapat Koordinasi seluruh Lintas Program di SKPD pembentukan TIM atau POKJA Proyek Perubahan untuk pembagian tugas dan pembuatan SK TIM Proyek Perubahan 2. Mengumpulkan bahan pedoman teknis dari kemenkes tentang pelaksanaan IVA 3. Mengumpulkan dan menghimpun ceklist persiapan dan pelaksanaan dan monitoring evaluasi pelaksanaan IVA (Inspeksi Asam Asetat
4. Membuat Leaflet
5. Membuat Spanduk
6. Membuat Standing Banner 7. Menyiapkan bahan-bahan pelaksanaan IVA di Puskesmas
34
8. Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi stackholder internal maupun eksternal 9. Melaksanakan petunjuk teknis IVA di Puskesmas Teluk Tiram di Banjarmasin 10. Melakukan Sosialisasi dan Koordinasi IVA di Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru
11. Pembuatan SOP IVA 12. Membuat Petunjuk teknis IVA
13. Melaksanakan Petunjuk Teknis IVA di Kabupaten Tabalong 14. Memasukkan kegiatan IVA ke dalam Website Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
C. Tahap Evaluasi
1. Pembuatan Laporan Akhir 2. Monitoring Evaluasi Kegiatan IVA di HSU
35
2. Milestone Proyek Perubahan
A. Persiapan
1. Konsultasi dengan mentor,Kepala Bidang dan Kepala Dinas, Tanggal
29 Agustus s.d 3 September 2016
2. Rapat koordinasi pada Seluruh Staff Seksi PP Imunisasi & Kesma
3. Rapat koordinasi Lintas Program dalam SKPD
B. Pelaksanaan
1. Rapat Koordinasi seluruh Lintas Program di SKPD pembentukan TIM
atau POKJA
Proyek Perubahan untuk pembagian tugas dan pembuatan SK TIM
Proyek Perubahan, pada tanggal 5 – 10 September 2016
2. Mengumpulkan bahan pedoman teknis dari kemenkes tentang
pelaksanaan IVA pada tanggal 5 – 10 September 2016
3. Mengumpulkan dan menghimpun ceklist persiapan dan pelaksanaan
dan monitoring evaluasi pelaksanaan IVA (Inspeksi Asam Asetat) pada
tanggal 5 – 10 September 2016
4. Membuat Leaflet pada tanggal 5 – 10 September 2016
5. Membuat Spanduk pada tanggal 5 – 10 September 2016
6. Membuat Standing Banner pada tanggal 5 – 10 September 2016
7. Menyiapkan bahan-bahan pelaksanaan IVA di Puskesmas pada
tanggal 13– 24 September 2016
8. Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi stackholder internal maupun
eksternal pada tanggal 5-17 September 2016
36
9. Melaksanakan petunjuk teknis IVA di Puskesmas di Banjarmasin , pada
tanggal 13 – 24 September 2016
10. Melakukan Sosialisasi dan Koordinasi IVA di Kabupaten pada tanggal
13 – 24 September 2016
11. Pembuatan SOP IVA pada tanggal 19 – 24 September 2016
12. Membuat Petunjuk teknis IVA pada tanggal 5 – 30 September 2016
13. Melaksanakan Petunjuk Teknis IVA di Kabupaten Tabalong pada
tanggal 26 – 30 September 2016
14. Memasukkan kegiatan IVA ke dalam Website Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 26 – 30 September 2016
C. Tahap Evaluasi
1. Pembuatan Laporan Akhir pada tanggal 10 – 22 Oktober 2016
2. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan IVA di Kabupaten Hulu Sungai
Utara , 15 Oktober 2016
37
C. STAKEHOLDER PROYEK PERUBAHAN
Stakeholder Internal:
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan berperan Sebagai
Atasan Projek Leader yang membantu Kelancaran perencanaan dan
Pelaksanaan Proyek Perubahan
2. Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan berperan sebagai Mentor untuk
mendukung proyek perubahan, bertindak sebagai pembimbing dan
pengawas secara profisional serta berperan sebagai inspirator
3. Memberikan dukungan dalam memetakan agenda proyek yang
dilaksanakan
4. Membantu dalam menyelesaikan tugas dab fasilitasi menyelesaikan
masalah yang timbul selama proyek perubahan
5. Kepala Seksi Pengamatan penyakit Imunisasi dan kesehatan Matra Dinas
kesehatan provinsi Kalimantan Selatan sebagai Leader proyek Perubahan
6. Seluruh staf Seksi Pengamatan penyakit Imunisasi dan Kesehatan Matra
berperan sebagai pendukung dan membenatu proyek perubahan dalam
penyusunan petunjuk teknis IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) deteksi dini
kanker leher rahim wanita usia produktif (30-50Th)
38
Stakeholder Eksternal:
1. Seluruh Dinas Kesehatan 13 Kabupaten kotaberpotensi mendukung proyek
perubahan
2. IBI ( Ikatan Bidan Indonesia ) mendukung proyek perubahan proyek
perubahan
3. POGI mendukung terhadap proyek perubahan ini
4. PKK Sangat Mendukung terhadap proyek perubahan ini
5. BPJS (Badan Pelaksana jaminan Sosial) Sangat Mendukung Proyek
Perubahan ini
6. BKKBN
7. Yayasan kanker Indonesia (YKI) kalimantan Selatan
D. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Meningkatkan peran aktif masyarakat pentingnya pemeriksaan deteksi
dini kanker leher rahim dengan cara IVA yaitu meningkatkan sosialisasi
dan koordinasi pada masyarakat
2. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan terutama bidan di
puskesmas untuk melaksanakan deteksi dini kanker leher rahim dengan
IVA
3. Membuat Petunjuk teknis pelaksanaan IVA dalam rangka deteksi dini
39
kanker leher rahim
4. Meningkatkan Koordinasi dan Advokasi antara Lintas Program (KIA,
Promkes, Gizi, Yandasru) dan Lintas Sektor (Yayasan Kanker, BKKBN,
POGI, IDI, IBI, BPJS)
5. Meningkatkan Sosialisasi Kepada Masyarakat melalui Spanduk, Leaflet,
Brosure, Radio dan Televisi tentang Pentingnya Deteksi Dini Kanker
Leher Rahim
40
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. Pencapaian Proyek Perubahan
- Tersusunnya Pedoman Teknis IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
Deteksi dini Kanker Leher Rahim Pada Wanita Usia Produktif (30-50Tn)
- Bagi Tenaga Kesehatan bidan di Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan
- Mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan IVA deteksi dini kanker
leher rahim, pencatatan dan pelaporan serta evaluasi.
- Terarahnya dan terkoordinir Alur Deteksi Dini Kanker leher rahim dengan
cara IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) pada wanita usia produktif
3. Meningkatkan angka cakupan IVA (Inspeksi Visual Asam
Asetat) deteksi dini kanker leher rahim Wanita usia produktif(30-
50Th) di seluruh puskesmas Provinsi Kalimantan Selatan
4. Dapat Monitoring, Evaluasi dan sosialisasi Petunjuk Teknis IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat yang mengunakan anggaran
APBD dan APBN sehingga mengahsilkan laporan tiap bulan
5. Dengan IVA (Infeksi Visual Asam Asetat), dapat menskrining
seluruh wanita usia produktif (30 – 50 Tahun) kanker leher rahim
sehingga dapat mengendalikan kanker leher rahim tersebut
dengan pelayanan berkualitas ,berkesinambungan dan
memberikan kepuasan kepada masyarakat oleh tenaga
kesehatan (bidan) di puskesmas yang terlatih.
41
6. Menurunkan angka kesakitan bahkan kematian akibat kanker
leher rahim
7. Menurunkan biaya kesehatan akibat kanker leher rahim
B. Kendala
1. Internal dan Eksternal
1. Kurang responnya dukungan stakeholder interna dan team Work
2. Kurangnya kerjasama antara lintas program kesehatan ibu dan
anak dan promosi kesehatan
3. Kurangnya sarana dan Prasarana dalam sosialisasi dan
koordinasi petunjuk teknis pelaksanaan iva ke daerah yang
sulit terjangkau
4. Pelaksanaan Petunnjuk teknis IVA deteksi dini kanker leher
rahim kurang pengawasan mengakibatkan tidak maksimal
pelaksanaan IVA
5. Belum semua petugas di Puskesmas mendapat pelatihan
pelaksanaan petunjuk teknis IVA deteksi dini kanker Leher
rahim
6. Kurangnya komitmen dari stakeholder eksternal dalam
pelaksanaanPetunjuk Teknis dengan ceklis dengan cara
IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) karena anggaran
membeli alat dan bahan IVA kid belum semua kabupaten
kota ada
42
7. Karena Kurangnya Pengetahuan masyarakat kita yang
masih rendah dan tidak mengetahui persis pentingnya
pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dengan IVA
8. Karena Prilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat kita
masih rendah
9. Masih kurangnya penyuluhan kepada masyarakat betapa
pentingnya pemeriksaan IVA deteksi dini kanker Leher
Rahim
10. Masih banyak masyarakat kita menganggap tabu membuka
alat reproduksi untuk memeriksa IVA deteksi dini kanker
lintas sektor pentingnya IVA deteksi dini kanker leher rahim
11. Belum jelasnya sistem pembayaran dari BPJS pada
pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim dengan cara
IVA
C. Strategi Menghadapi Masalah
1. Menurunnya angka kesakitan bahkan kematian karena penyakit
kanker leher rahim pada wanita usia produktif
2. Meningkatnya pengetahuan,keterampilan dan keahlian Tenaga
Kesehatan bidan di Puskesmas dalam pelaksanaan IVA deteksi dini
kanker Leher Rahim
3. Meningkatnya Angka Cakupan Deteksi dini kanker leher rahim pada
wanita usia produktif 30-50 tahun setiap bulannya, sehingga
43
tercapainya target angka cakupan setiap tahunnya naik 10 % dan
sampai tahun 2020 angka cakupan naik menjadi 50%
4. Melaksanakan petunjuk teknis IVA Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
5. Meningkatkan angka cakupan deteksi dini kanker leher rahim dengan
meningkatnya Skrinning pada wanita usia 30-50 tahun
6. Meningkatkan pengetahuan masyarakat deteksi dini kanker leher
rahim dengan IVA yaitu Sosialisasi dan koordinasi baik Stekholder
internal maupun eksternal
7. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan khusus bidan di
puskesmas dalam pelaksanaan IVA sehingga meningkatkan Skill
keahlian tenaga kesehatan , bidan memberikan pelayanan prima dan
berkualitas
44
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dukungan, komitmen dan pembinaan dari pimpinan.
2. Dukungan dan komitmen stakeholder internal dan eksternal.
3. Dukungan dan komitmen staf/pelaksana pada Seksi Pengamatan
Penyakit imunisasi dan kesma dinas kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan
4. Dukungan dan partisipasi aktif masyarakat terhadapkelancaran
pelaksanaan proyek perubahan.
5. Dukungan komunikasi yang efektif antara stakeholder.
6. Adanya sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya proyek
perubahan
7. Membuat jadwal khusus untuk fokus mengerjakan Proyek perubahan
di luar jam kerja sesuai dengan milestone
8. Harus saling koordinasi dengan coach dan mentor
B. Rekomendasi
1. Pelaksanaan petunjuk teknis IVA harus dilaksanakan oleh semua
tenaga kesehatan sesuai dengan SOP (Standart Operasional
Prosedur)
2. Meningkatkan manajemen kegiatan IVA (Inspeksi Asam Asetat) dari
tingkat Provinsi, Kab/Kota dan Puskesmas dengan sasaran wanita
45
umur 30-50 th dan melakukan pencatatan pelaporan serta monitoring
evaluasi kegiatan.
3. Seluruh Kab/Kota Se Kalimantan Selatan harus menghitung jumlah
sasaran wanita usia 30-50 tahun yang harus di skrinning IVA
4. Meningkatkan frekuensi sosialisasi dan koordinasi pada seluruh
lapisan masyarakat tentang IVA (Inspeksi Asam Asetat).
5. Mengevaluasi indikator input yang meliputi logistik (ketersediaan alat-
alat yang diperlukan dalam pemeriksaan IVA di setiap
Kab/Kota),sarana dan prasarana serta dana operasional dan SDM
(Sumber Daya Manusia)
6. Mengevaluasi indikator proses yang meliputi pelaksanaan IVA
(Inspeksi Asam Asetat) dengan ketetapan sasaran,pelaporan dan
pencatatan serta umpat balik hasi IVA test.
7. Mengevaluasi indikator output yaitu, dapat mendeteksi dini kanker
leher rahim sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat kanker leher rahim
8. Perlu adanya peranan lintas sektor dan lintas program dalam
mendukung pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim dengan cara