perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL DI SMP NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : DIANA NIM : X7406065 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
115
Embed
IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF ...eprints.uns.ac.id/3026/1/178122511201104041.pdf · sekolah bertaraf internasional yaitu (a) Mengajukan proposal kepada pemerintah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH
BERTARAF INTERNASIONAL DI SMP NEGERI 1
SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Oleh :
DIANA
NIM : X7406065
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
Diana, Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional diSMP Negeri 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi, Surakarta:Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, November2010.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) mengetahui dan mengkaji ImplementasiProgram Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMP Negeri 1Sukoharjo (2) mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi SMP Negeri 1Sukoharjo dalam mengarahkan sekolahnya menuju bertaraf Internasional (SBI)(3) mendeskripsikan usaha-usaha apa saja yang dilakukan SMP Negeri 1Sukoharjo untuk mengatasi kendala tersebut.
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif denganstrategi tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan adalah informan,dokumen dan arsip, serta tempat/peristiwa. Teknik sampling yang digunakandalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dan Snowball Sampling. Teknikpengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, analisis dokumendan arsip, serta observasi. Validitas data yang digunakan adalah trianggulasi datadan trianggulasi metode. Sedangkan Teknik analisis data menggunakan modelinteraktif mengalir.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) ImplementasiProgram Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 1 SukoharjoTahun Ajaran 2009/2010 tertuang dalam delapan komponen yaitu, (a) Standarkompetensi lulusan berupa input siswa dengan nilai 75, nilai KKM sedangberjalan menuju KKM ideal yaitu 75, mencapai nilai Ujian Nasional 75 setiapmata pelajaran untuk kelas RSBI, memenuhi SNP dan diperkaya keunggulanmutu lulusan dengan keunggulan tertentu yang berasal dari negara OECD ataunegara maju lainnya (b) Standar isi (kurikulum) menggunakan KTSP Plus , (c)Standar proses (proses pembelajaran) berupa pembelajaran yang menumbuhkandan mengembangkan daya kreasi, inovasi nalar, dan eksperimen untukmenemukan kemungkinan-kemungkinan baru, pembelajaran PAKEM,pembelajaran bilingual dan pembelajaran TI, (d) Standar pendidik dankependidikan yaitu guru dan karyawan sebagian besar sudah memiliki nilaiTOEFL yang berstandar internasional dan Kepala sekolah juga sudah mencapainilai yang sesuai dengan standar tersebut. Kepala sekolah sudah memenuhi syaratuntuk menjadi kepala sekolah RSBI yaitu berpendidikan S2 dari perguruan tinggiyang terakreditasi A, telah mengikuti pelatihan kepala sekolah yang diakuipemerintah, dapat berbahasa inggris secara aktif dan memiliki visi internasional,mampu membangun jejaringan internasional, memiliki kompetensi manajerialserta jiwa kepemimpinan dan entreprenual (kewirausahaan) yang kuat, (e) Standarsarana dan prasarana yaitu rata-rata rasio jumlah siswa 1:28, perpustakaan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
memiliki buku cetak untuk setiap mata pelajaran, laboratorium komputer memilikijumlah komputer yang sesuai dengan jumlah siswa, memiliki buku referensi bagiguru, namun belum memiliki sistem penjaminan keselamatan kerja dalam unitkesehatan, (f) Standar pembiayaan diperoleh dari pemerintah pusat, pemerintahdaerah, pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi dan Direktur JendralPendidikan Dasar dan Menengah, (g) Standar pengelolaan (manajemen)menggunakan manajemen mutu ISO versi 9001:2008, (h) Standar penilaianberbasis TIK, melaksanakan ujian sekolah dengan bahasa pengantar bahasainggris serta melakukan sertifikasi yang diadakan oleh Dirjen Dikdasmen; (2)Kendala-kendala yang dihadapi SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam mengarahkansekolahnya menuju bertaraf Internasional (SBI) yaitu (a) Kekurangan dana, (b)Kualitas SDM belum memenuhi standar dalam sekolah RSBI, (c) Kurikulumsekolah (RSBI) yang belum memenuhi standar; (3) Usaha-usaha yang dilakukanSMP Negeri 1 Sukoharjo untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan rintisansekolah bertaraf internasional yaitu (a) Mengajukan proposal kepada pemerintahuntuk mendapatkan dana pengembangan sekolah, (b) Memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik, (c) Pengembangan prosesdan isi dari referensi-referensi sekolah bertaraf internasional untukmengembangkan kurikulum yang diterapkan pada proses pembelajaran.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
Diana, Implementation Program of International Standard SchoolPioneering in SMP Negeri 1 Sukoharjo in Academic Year 2009/2010. Essay,Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, University of SebelasMaret, November 2010.
The purpose of this study are: (1) to understand and study theimplementation program of standard international school (RSBI) in SMP Negeri 1Sukoharjo (2) to describe the constraints faced by SMP Negeri 1 Sukoharjo indirecting the school towards an International (SBI) (3) to describe any efforts bySMP Negeri 1 Sukoharjo to overcome these obstacles.
This study used a qualitative descriptive research with a single fixedstrategy. Sources of data used informants, documents and archives, as soon as aplace / event. The sampling technique used in this study was purposive samplingand Snowball Sampling. Techniques of data collection techniques used wereinterviews, document analysis and archival, as soon as observation. The validityof the data used is the triangulation of data and triangulation of methods. Whilethe analysis using an interactive model of flow.
Based on the results of this study concluded that: (1) Implementationstandard international school Pioneering in SMP Negeri 1 Sukoharjo in AcademicYear 2009/2010 set out in the eight components, namely, (a) the standard ofcompetence in the form of graduate student input with a value of 75, KKM valuewas walking toward KKM ideal value of 75, reaching values NationalExamination 75 each subject to RSBI class, meet the SNP and excellence enrichedquality of graduates with certain advantages that come from OECD countries orother developed countries (b) Standard content (curriculum) using KTSP Plus, (c )standard process (learning process) in the form of learning that fosters anddevelops creativity, innovation reasoning, and experimentation to discover newpossibilities, PAKEM learning, bilingual teaching and learning IT, (d) educatorsand educational standards of teachers and employees of most of the already have aTOEFL score of international standard and headmaster, has reached the value inaccordance with these standards. The school principal is eligible to becomeprincipals are educated RSBI S2 (magister) from an college that is accridated of“A”, has been training school principals recognized by the government, can speakenglish actively and have international vision, able to build an international,managerial competence and leadership skills and entreprenual (entrepreneurship)is strong, (e) The standard of facilities and infrastructure that is the average ratioof student numbers 1:28, the library has a print book for each subject, a computerlab has a number of computers in accordance with the number of students, has areference book for teachers , but do not have a safety assurance system in healthunits, (f) Standard of financing obtained from the central government, local
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
government, district government, the provincial government and the DirectorGeneral of Primary and Secondary Education, (g) Standard of management usingISO quality management 9001:2008 version, (h) Standard of ICT-basedassessments, conducting school examinations by introduction english and conductcertification held by the Director General Dikdasmen, (2) The constraints faced bySMP Negeri 1 Sukoharjo in directing the school towards an International (SBI ),is (a) Lack of funds, (b) Quality human resources do not meet the standards inschool RSBI, (c) The curriculum of schools (RSBI) which do not meet standards,(3) Efforts that do SMP Negeri 1 Sukoharjo to overcome obstacles in theimplementation pioneering international school namely (a) To submit proposals tothe government to get funds for school development, (b) Provide training toimprove the quality of teachers, (c) Development of process and content ofreferences to international schools to develop curriculum that applied to thelearning process.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
Menurut Stella Maris (www.stellamarisserpong.wordpress.com), bahwa
Sekolah Bertaraf Internasional itu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yangdikembangkan dari standart isi, standart kompetensi kelulusan dan kompetensidasar yang diperkaya dengan muatan Internasional.
2. Menerapkan proses pembelajaran dalam Bahasa Inggris, minimal untuk matapelajaran MIPA dan Bahasa Inggris.
3. Mengadopsi buku teks yang dipakai Sekolah Bertaraf Internasional (negaramaju).
4. Menerapkan standar kelulusan yang lebih tinggi dari standar kompetensilulusan yang ada di dalam Standar Nasional Pendidikan
5. Pendidik dan tenaga kependidikan memenuhi standart kompetensi yangditentukan dalam Standar Nasional Pendidikan.
6. Sarana/prasarana memenuhi Standar Nasional Pendidikan.7. Penilaian memenuhi standar nasional dan Internasional.
d. Profil Sekolah Bertaraf Internasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengeluarkan
rumusan tentang profil Sekolah Bertaraf Internasional yang mencakup komponen-
komponen utama di sekolah. Sekolah bertaraf internasional terdiri dari delapan
komponen utama yang meliputi : standar kompetensi lulusan, standar isi, standar
proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pembiayaan, standar pengelolaan, dan standar penilaian (Depdiknas,
2007:3).
1) Standar Kompetensi Lulusan
Sebagaimana dikemukakan dalam peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa
“Standar Kompetensi Lulusan adalah kualitifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan”. Standar Kompetensi lulusan
tersebut berfungsi sebagai kriteria dalam menentukan kelulusan peserta didik pada
setiap satuan pendidikan, rujukan untuk penyusunan standar – standar pendidikan
lain dan merupakan arah peningkatan kualitas pendidikan secara mendasar pada
jenjang pendidikan dasar serta merupakan pedoman penilaian dalam penentuan
kelulusan peserta didik yang meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran
serta mencakup aspek sikap , pengetahuan dan keterampilan.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sekolah bertaraf internasional
berdasarkan Permendiknas (2009: 78) :
1. Mendapat Input Siswa dengan nilai 75;2. Mencapai nilai KKM 75;3. Mencapai nilai UN 75;4. Memenuhi SNP dan diperkaya keunggulan mutu lulusan dengan keunggulan
tertentu yang berasal dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya5. Berdaya saing komparatif tinggi yang dibuktikan dengan kemampuan
menampilkan keunggulan lokal ditingkat internasional;6. Mampu bersaing dalam berbagai lomba internasional yang dibuktikan dengan
perolehan medali emas, perak, perunggu7. Memperoleh penghargaan internasional lainnya;8. Berperan aktif secara internasional dalam menjaga kelangsungan hidup dan
perkembangan dunia dari perspektif ekonomi, sosio-kultural, dan lingkunganhidup;
9. Menggunakan dan mengembangkan teknologi komunikasi dan informasisecara professional.
Penelitian ini menggunakan standar kopetensi lulusan yang mengacu
pada:
a. Mendapat Input Siswa dengan nilai 75;
b. Mencapai nilai KKM 75;
c. Mencapai nilai UN 75;
d. Memenuhi SNP dan diperkaya keunggulan mutu lulusan dengan keunggulan
tertentu yang berasal dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya
2) Standar Isi (Kurikulum)
Menurut S. Nasution (2008:5), kurikulum merupakan suatu rencana yang
disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan
tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.
Berdasarkan UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 ayat 19, “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.”
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional membutuhkan biaya yang
tidak sedikit. Pada umumnya sekolah di Indonesia belum memenuhi standar
internasional. Dana Sekolah Bertaraf Internasional dapat bersumber dari
pemerintah pusat, daerah, komite sekolah, sponsor dunia usaha dan industri, dan
unit produksi sekolah.
7) Standar Pengelolaan (Manajemen)
Manajemen adalah serangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakan, mengembangkan segala upaya dalam mengatur
dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai
tujuan organisasi yang ditetapkan secara efisien dan efektif.
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah serta
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, bahwa dalam pengelolaan
(manajemen) Sekolah bertaraf internasional, antara lain :
a. Memenuhi standar pengelolaan yang diperkaya dengan standar pengelolaansekolah di negara anggota OECD atau negara maju lainnya;
b. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 dan ISO 14000 versi terakhir;c. Mempersiapkan peserta didik yang diharapkan mampu meraih prestasi tingkat
nasional dan/atau internasional pada aspek ilmu pengetahuan, teknologidan/atau seni; dan
d. Menerapkan sistem administrasi sekolah berbasis teknologi informasi dankomunikasi pada 8 (delapan) standar nasional pendidikan.
e. Mengembangkan lingkungan sekolah yang bersih, tertib, indah, rindang, aman,dan sehat,
f. Mengembangkan lingkungan sekolah bebas asap rokok dan narkoba,g. Mengembangkan lingkungan sekolah bebas budaya kekerasan, dan berbudaya
akhlak muliah. Memiliki lingkungan belajar yang kondusif, penekanan pada pembelajaran,
profesionalisme, harapan tinggi, keunggulan, respek terhadap setiap individudan komunitas sosial warga sekolah
i. Melaksanakan seleksi penerimaan siswa baru SBI pada sekolah berdasarkanpersyaratan
j. Membangun kultur yang mengarah pada peningkatan kemampuan di bidangbahasa Inggris dan/atau bahasa asing lainnya, teknologi informasi dankomunikasi, dan budaya lintas bangsa;
k. Menjalin kemitraan dengan sekolah unggul di dalam negeri dan/atau di negaramaju, meliputi :1) Penyelenggaraan program sekolah kembaran (sister school);2) Penyelenggaraan program kegiatan perolehan kredit;
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
3) Penyelenggaraan program transfer kredit;4) Pertukaran peserta didik;5) Pertukaran pendidik dan/atau tenaga kependidikan;6) Pemanfaatan bersama berbagai sumberdaya;7) Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler;8) Penyelenggaraan pertemuan ilmiah;9) Penyelenggaraan program penelitian; dan/atau10) Penyelenggaraan seminar bersama.
l. Bekerja sama bidang akademik dan non-akademik yang dengan satuanpendidikan setara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan asing yangterakreditasi atau yang diakui di negaranya, meliputi :1) Penyelenggaraan program sekolah kembaran (sister school);2) Penyelenggaraan program kegiatan perolehan kredit;3) Penyelenggaraan program transfer kredit;4) Pertukaran peserta didik;5) Pertukaran pendidik dan/atau tenaga kependidikan;6) Pemanfaatan bersama berbagai sumberdaya;7) Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler;8) Penyelenggaraan pertemuan ilmiah;9) Penyelenggaraan program penelitian; dan/atau10) Penyelenggaraan seminar bersama.
Dalam penelitian ini menggunakan Standar Pengelolaan (Manajemen)
yang mengacu pada :
1. Memenuhi standar pengelolaan yang diperkaya dengan standar
pengelolaan sekolah di negara anggota OECD atau negara maju lainnya;
2. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 dan ISO 14000 versi
terakhir;
3. Mempersiapkan peserta didik yang diharapkan mampu meraih prestasi
tingkat nasional dan/atau internasional pada aspek ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau seni.
8) Standar Penilaian
Standar penilaian pendidikan adalah SNP yang berkaitan dengan
prosedur, mekanisme, dan instrumen penilaian hasil belajar siswa. Hal ini sesuai
dengan PP No 19 Th 2005 dan Permendiknas No 20 Tahun 2007. Penilaian
merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara
berkesinambungan untuk pengambilan keputusan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian
adalah: bertujuan mengukur pencapaian kompetensi, menggunakan acuan kriteria
yaitu membandingkan antara hasil yang dicapai dengan standar yang telah
ditentukan/ditetapkan, dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutan, hasil
penilaian dipergunakan sebagai tindak lanjut berupa perbaikan (remidial),
pengayaan, dan percepatan pencapaian kompetensi siswa, serta penilaian
disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam pembelajaran.
Penilaian juga dapat dipergunakan untuk perbaikan dan peningkatan program
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
penilaian harus dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penyajian hasil,
sampai dengan pemanfaatan atau tindak lanjut penilaian.
Standar penilaian sekolah bertaraf internasional berdasarkan
Permendiknas (2009: 78) meliputi:
a. Menerapkan standar penilaian yang diperkaya dengan sistem penilaianpendidikan sekolah unggul di negara anggota OECD atau negara majulainnya.
b. Menerapkan model penilaian otentik dan mengembangkan model penilaianberbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
c. Melaksanakan ujian nasional.d. Dapat melaksanakan ujian sekolah yang mengacu pada kurikulum satuan
pendidikan yang bersangkutan dalam bahasa Inggris atau bahasa asinglainnya.
e. Memfasilitasi peserta didik untuk mengakses sertifikasi yang diakui secarainternasional dan/atau mengikuti ujian akhir sekolah yang sederajat darinegara anggota OECD atau negara maju lainnya.
Dalam penelitian ini menggunakan Standar penilaian yang mengacu
pada:
1) Menerapkan model penilaian otentik dan mengembangkan model penilaianberbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
2) Melaksanakan ujian nasional.3) Dapat melaksanakan ujian sekolah yang mengacu pada kurikulum satuan
pendidikan yang bersangkutan dalam bahasa Inggris atau bahasa asinglainnya.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
4) Memfasilitasi peserta didik untuk mengakses sertifikasi yang diakui secarainternasional dan/atau mengikuti ujian akhir sekolah yang sederajat darinegara anggota OECD atau negara maju lainnya.
e. Kendala-Kendala dalam Pelaksanaan Program RSBI
Pelaksanaan Sekolah Bertaraf Internasional di tingkat sekolah dasar dan
menengah masih terdapat kekurangan yang berdampak terhadap mutu pendidikan
maupun bagi kemajuan pendidikan. Menurut Kir Haryana (2007:40), hal tersebut
terjadi karena terdapat beberapa kendala dalam implementasi RSBI antara lain :
1. Kurikulum Sekolah RSBI pada umumnya belum mampu secara maksimalmengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum dari negara-negara OECD.
2. Penguasaan kemampuan TIK dan bahasa inggris SDM yang meliputi guru danstaf masih tergolong rendah.
3. Kualifikasi akademik guru S-2 dan tenaga Administrasi (minimal SMA) masihbelum semua memenuhi sesuai ketentuan dan masih terkait denganketerbatasan dalam pendanaan.
4. Dukungan dana untuk memenuhi kebutuhan sarana/prasarana yang berstandarinternasional baik dari pemerintah kabupaten maupun dari komite sekolahmasih belum sesuai yang diharapkan.
Dengan adanya kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan Sekolah
Berstandar Internasional tersebut maka diperlukan suatu perhatian yang lebih bagi
sekolah untuk mengatasinya. Menurut Kir Haryana (2007:41) untuk mengatasi
kendala-kendala dalam pengimplementasian RSBI, sekolah dapat melakukan
cara-cara sebagai berikut:
1. Sikap dan SDM: kerja keras, kursus, IHT, workshop.2. Kurikulum dan pembelajaran: mengadopsi dan mengadaptasi kurikulum
Cambridge dengan kurikulum nasional, perangkat pembelajaran, PBM, danalat evaluasi bilingual dan berbasis IT.
3. Anggaran dan sarana/prasarana: moving class, penjadualan, kerjasama denganpihak ketiga.
4. Fasilitator kurang aktif untuk dapat sharing dengan fasilitator yang aktif.5. Mengubah pola pikir: memperbaiki PBM, Kepala Sekolah bersikap informatif
dan terbuka.6. Perubahan kebijakan sekolah berupa komitmen yang tinggi dari tim RSBI
sekolah.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
Menurut HB. Sutopo (2002: 70-74) ada empat macam triangulasi yaitu:
a. Trianggulasi data atau trianggulasi sumber, adalah penelitian denganmenggunakan berbagai sumber data yang berbeda untukmengumpulkan data sejenis.
b. Trianggulasi penulis, adalah cara yang mana hasil penelitian baik dataataupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhan diujikevaliditasnya dari berbagai penulis.
c. Trianggulasi metodologi, yaitu penelitian yang dilakukan denganmenggunakan data yang sejenis tetapi dengan menggunakan teknikpengumpulan data yang berbeda.
d. Trianggulasi teori, yaitu melakukan penelitian tentang topik yang samadan datanya dianalisis dengan menggunakan perspektif lebih dari suatuteori.
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi
data, yaitu peneliti menggunakan beberapa narasumber yang berbeda untuk
mengumpulkan data atau informasi yang sejenis sehingga informasi yang
diperoleh dari narasumber satu dapat dibandingkan dengan informasi yang
diperoleh dari narasumber lain. Di samping itu peneliti juga menggunakan
trianggulasi metode yaitu menyimpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan
teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Dalam metode ini yang
menjadi titik tekan adalah penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda.
Karena data yang diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data yang
berbeda tersebut, hasilnya akan dapat dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan
sehingga lebih kuat validitasnya.
G. Analisis Data
Analisis penelitian kualitatif dilakukan dengan proses pengumpulan data
atau dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data atau dilakukan di
lapangan. Menurut Bondan & Biken yang dikutip oleh Lexy J. Moleong
(2004:248) mengatakan “Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintetiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain”. Teknik analisis data dalam penelitian ini
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
menggunakan model teknik analisis interaktif yang dimulai dari tahap
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data , penarikan
kesimpulan, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses
pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.
HB. Sutopo (2002:95) berpendapat bahwa, ”Dalam bentuk ini penelitibergerak diantara tiga komponen analisis dengan proses pengumpulandata selama kegiatan pengumpulan data berlangsung. Sesudahmengumpulkan data berakhir, peneliti bergerak diantara tiga komponenanalisisnya dengan menggunakan waktu yang masih tersisa bagipenelitiannya, proses analisis ini disebut sebagai model analisisinteraktif”.
Untuk lebih jelasnya model tiga komponen analisis dapat digambarkan
dalam skema model analisis interaktif sebagai berikut:
(Sumber: H.B. Sutopo, 2002:96)
Gambar. 1 Skema Analisis Data Model Interaktif
Keterangan:
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses menyeleksi, menfokuskan data yang telah
diperoleh dari laporan penelitian. Reduksi data dilakukan sebelum peneliti
memutuskan kerangka konsepsual wilayah penelitian, permasalahan penelitian
dan pengumpulan data yang mana akan dipilih dan tahap ini berlangsung terus
sampai laporan akhir lengkap tersusun. Sebagai bagian dari analisis, maka
proses menajamkan, menggolongkan, mengarahkan membuang yang tidak
PengumpulanData
SajianData
Penarikansimpulan/Verifikasi
ReduksiData
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
e. Pengembangan lomba-lomba kebersihan, kesehatan, dll
3. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Sukoharjo
Sekolah sebagai sebuah institusi memerlukan pengorganisasian yang baik
dengan penerapan struktur organisasi yang tepat. Oleh karena itu, diperlukan
suatu pembagian fungsi dan tugas yang jelas antara bagian yang satu dengan
bagian yang lainnya. Berikut ini merupakan jabatan-jabatan yang terdapat di SMP
Negeri 1 Sukoharjo.
Tabel 2 : Jabatan-Jabatan yang terdapat di SMP Negeri 1 Sukoharjo
No Nama Jabatan1 Bambang Maryadi, S.Pd,M.Pd Kepala sekolah2 Sunardi, S.Pd, M.Pd Waka 13 Dra. Indiah Dewi Murni, M.Pd Waka 24 Ramto, S.Pd Wakil Manajemen Mutu (WMM/QMR)5 Dra. Laili Hidayati Ka TU6 Lasimin, A.Md.Pd Bagian Kurikulum7 Sugeng Widodo, S.Pd Bagian Humas8 Drs. Darno Bagian Sarana Prasarana9 Suyanti, S.Pd, M.Pd Bagian Kesiswaan
Fungsi dan tugas pengelola sekolah:
a. Kepala Sekolah :1) Kepala sekolah sebagai Edukator
Bertugas melakukan proses belajar mengajar atau bimbingan dan
konseling
2) Kepala sekolah selaku Manajer bertugas :
a) Menyusun perencanaan
b) Pengorganisasian kegiatan
c) Mengarahkan kegiatan
d) Mengkoordinasikan kegiatan
e) Melaksanakan pengawasan
f) Melakukan evaluasi kegiatan
g) Menentukan kebijakan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010. Sesuai
dengan rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya, maka berikut ini
dijelaskan deskripsi masalah tentang Implementasi Program Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional (RSBI) di SMP Negeri 1 Sukoharjo, kendala-kendala yang
dihadapi SMP Negeri 1 Surakarta dalam mengarahkan sekolahnya menuju
bertaraf Internasional (SBI) dan usaha-usaha yang dilakukan sekolah untuk
mengatasi kendala tersebut.
1. Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di
SMP Negeri 1 Sukoharjo
Penerapan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 1
Sukoharjo dimulai sejak tahun ajaran 2007/2008. Seperti yang diungkapkan oleh
informan 1 (wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010) sebagai berikut :
”Ya perlu diketahui sebelumnya bahwa kami SMP Negeri 1 Sukoharjopada saat itu tidak mencalonkan sebagai sekolah yang ingin menujubertaraf internasional (RSBI), tetapi kita dipilih sendiri oleh DirektoratJenderal Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai wakil KabupatenSukoharjo untuk tingkat SMP yang ber-title Rintisan Sekolah BertarafInternasional (RSBI). SMP Negeri 1 Sukoharjo dipilih sebagai RSBI olehDirektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah karena prestasisekolah yang baik selama 3 tahun berturut-turut. Pada saat itu jugapemerintah mencanangkan program RSBI untuk tingkat SMP adalahsebanyak 200 sekolah se-Indonesia dan 20 sekolah se-Propinsi JawaTengah sehingga sekolah ini terpilih menjadi salah satunya dandikeluarkan SK-nya oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar danMenengah pada Tahun Ajaran 2007/2008. Sejak dikeluarkan SK sebagaisekolah RSBI tersebut, Alhamdulillah SMP Negeri 1 Sukoharjo sekarangmenjadi sekolah RSBI dan paling favorit di kabupatennya.”
Hal senada juga diungkapkan oleh informan 2 (wawancara pada tanggal
19 Agustus 2010) sebagai berikut :
”Sebagai satuan pendidikan (SMP), kami saling bekerjasamamewujudkan tekad bulat kami untuk menjadikan sekolah ini bertarafinternasional (SBI). Terpilihnya sekolah ini menjadi RSBI pada tahunajaran 2007/2008 adalah modal awal yang baik untuk kami teruskanperjuangan kami untuk menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI).Kami disini yakin bahwa dengan adanya kerja keras yang ulet danprofesionalitas serta kualitas dari tenaga-tenaga kami baik dari tenagapendidik maupun tenaga kependidikan yang kami miliki dan mampu
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
Penerapan Komponen utama yang menjadi bahan penilaian suatu satuan
pendidikan (sekolah) dalam menuju Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dapat
dilihat dalam pelaksanaan delapan komponen, yaitu meliputi standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, standar pengelolaan, dan
standar penilaian. Adapun penjabaran dari komponen-komponen pemberdayaan
sekolah yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
1) Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan sekolah yang bertaraf internasional adalah
mengacu pada:
a. Mendapat Input Siswa dengan nilai 75
Hal ini berkaitan dengan pelaksanaan penerimaan siswa baru (PSB).
Untuk sekolah (SMP) RSBI, harus mendapat input peserta didik SD yang
memiliki nilai rata-rata 75. Seperti yang diungkapkan oleh informan 5
(wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010) sebagai berikut : ”Memang ada syarat
untuk menjadi siswa SMP Negeri 1 Sukoharjo yaitu bagi siswa SD yang ingin
mendaftar di SMP ini harus memiliki rata-rata nilai rapor 75 untuk semua mata
pelajaran mulai dari kelas 3, 4, 5, dan kelas 6 semester 1.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 (wawancara pada tanggal
23 Agusturs 2010) sebagai berikut :
”Nilai rata-rata rapor kelas 3 sampai 6 semester 1 minimal harus 75 bagicalon pendaftar dan setelah itu mereka juga harus melewati beberapa tesyang kami berikan, meliputi tes tertulis, tes komputer, psikotes, tes IQ,dan wawancara. Dan apabila lolos maka tinggal menunggu hasil ujianUAN dari anak tersebut, jika lolos ujian UAN maka siswa tersebutditerima menjadi siswa SMP Negeri 1 Sukoharjo.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo
sudah melakukan penyaringan peserta didik baru yang sesuai dengan standar
sekolah RSBI. Penyaringan peserta didik baru dengan syarat sebagai berikut :
1. Nilai rata-rata rapor Sekolah Dasar (SD) minimal harus 75 untuk kelas
3,4,5 dan 6 semester 1.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
menuju KKM idial yaitu 75. Sehingga untuk KKM setiap pelajaran masih ada
yang belum mencapai KKM 75 seperti IPA,IPS dan Matematika KKM nya masih
71. Nilai KKM itu meliputi nilai tugas, ulangan, ujian mid semester dan ujian
semesteran. Apabila ada peserta didik yang belum mencapai nilai rata-rata KKM
tersebut maka kami adakan remedial agar nilai minimal KKM tersebut tercapai.”
c. Mencapai nilai Ujian Nasional (UN) 75
Sesuai dengan standar sebagai sekolah RSBI, nilai ujian nasional untuk
setiap mata pelajaran yang diujikan minimal harus mencapai 75. Seperti yang
diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010) sebagai
berikut : Sudah tercapai untuk UN sudah minimal 75 untuk kelas RSBI. Hal yang
sama diungkapkan oleh informan 8 (wawancara pada tanggal 23 Agustus 2010)
sebagai berikut :
”Alhamdulillah selama ini untuk kelas RSBI kami bisa mencapai nilaiUN dengan nilai rata-rata UN 75, bahkan rata-rata peserta didik kamikemarin bisa lebih dari 75 untuk setiap mata pelajaran yang diujikandalam UN. Termasuk mata pelajaran yang diujikan oleh DirjenDikdasmen yang meliputi IPA, matematika, bahasa inggris dan TIK yangpengantarnya dengan menggunakan bahasa inggris.”
Berdasarkan data lapangan di atas menunjukkan bahwa rata-rata peserta
didik RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo dapat melebihi nilai UN 75 untuk setiap
mata pelajaran yang diujikan termasuk ujian yang diberikan oleh Dirjen
Dikdasmen.
d. Memenuhi SNP dan diperkaya keunggulan mutu lulusan dengan keunggulan
tertentu yang berasal dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 4 (wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010) sebagai berikut :
” Untuk kelulusannya sudah sesuai dengan standar SNP, Kamimenggunakan kurikulum yang berlaku di indonesia sekarang yaituKTSP, juga ada muatan lokal berupa bahasa jawa. Namun disamping itu,untuk kelas RSBI ada tambahan kompetensi-kompetensi lain yang harusdiberikan pada anak didik kami yang standarnya internasional. Misalnyasaja ada Englishday yang wajib dilakukan setiap warga sekolah setiaphari selasa. Pembelajaran yang tidak hanya dari buku saja namun jugamemanfaatkan ICT misalkan dengan menggunakan internet. Selain itujuga ada penambahan jam mata pelajaran tertentu berupa pengayaan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
untuk mata pelajaran IPA, matematika, bahasa inggris dan TIK dalampembelajaran bilingual .”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 3 (wawancara pada tanggal
20 Agustus 2010) sebagai berikut :
“Sudah kami lakukan mengenai hal ini namun baru sedikit yang barukami lakukan seperti Englishday, pembelajaran menggunakan ICT danlaboratorium, pembelajaran bilingual untuk mata pelajaran IPA,matematika, bahasa inggris dan TIK. Selain itu model pembalarannyalebih dituntut yang mampu menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif,Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa di SMP Negeri 1
Sukoharjo sudah memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu
menggunakan kurikulum KTSP dan terdapat muatan lokal berupa bahasa jawa.
Disamping itu, SMP Negeri 1 Sukoharjo juga sudah diperkaya keunggulan mutu
lulusan yang standarnya internasional misalnya dengan adanya Englishday,
pembelajaran menggunakan ICT dan laboratorium, pembelajaran bilingual untuk
mata pelajaran IPA, matematika, bahasa inggris dan TIK. Selain itu model
pembalarannya mampu menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAKEM).
2) Standar Isi (Kurikulum)
Sekolah bertaraf internasional menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Penidikan (KTSP) yang diperkaya agar memenuhi standar nasional pendidikan
plus kurikulum internasional yang digali (adopsi dan adaptasi) dari berbagai
sekolah mitra baik dalam maupun luar negeri, yang memiliki reputasi
internasional. Namun untuk SMP Negeri 1 Sukoharjo belum mengadopsi dan
mengadaptasi kurikulum tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh informan 1
(wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010) sebagai berikut :
”Untuk acuan penyelenggaraan kegiatan dalam pembelajaran di SMPNegeri 1 Sukoharjo itu menggunakan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP). Hanya saja untuk memenuhi syarat sebagai sekolahSBI itu harus Standar Nasional Produk (SNP) + X. Namun untuk SMPNegeri 1 Sukoharjo belum sampai pada unsur X karena belum dapatmengadopsi dan mengadaptasi kurikulum dari negara OECD hanya
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
melakukan penekanan pada pengembangan proses dan isi materi darimembaca referensi-referensi saja untuk mengembangkan kurikulum danditerapkan pada saat proses pembelajaran Maka disini kami Sebutkurikulum tersebut dengan KTSP plus .”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 4 (wawancara pada tanggal
20 Agusturs 2010) sebagai berikut :
“Untuk masalah kurikulum kita memakai KTSP Plus yang manakurikulum tersebut memenuhi standar-standar nasional dan diperkayalagi dengan adanya unsur Plus tersebut, yang mana unsur Plus tersebutartinya bahwa kita menekankan dalam hal proses pembelajaran yaitu :a. Pertama, pembelajaran bilingual (Bahasa Inggris) di beberapa mata
pelajaran terutama mata pelajaran sains (IPA), matematika, TIK(Teknik Informasi dan Komunikasi) serta khusus pada Hari Selasaseluruh warga sekolah wajib memakai Bahasa Inggris.
b. Kedua, pembelajaran berbasis IT (Teknologi Informasi) yangdiwujudkan dengan penyediaan LCD disetiap kelas untukpembelajaran dan ruang laboratorium yang memenuhi standar untuk 1anak 1 alat.
c. Ketiga, ada tambahan muatan lokal bahasa Jawa dan setiap hari kamisseluruh warga sekolah wajib memakai bahasa jawa.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa di SMP Negeri 1
Sukoharjo menggunakan KTSP Plus yang mana di dalam kurikulum tersebut
terdapat penekanan dalam hal proses pembelajaran yang meliputi :
1. Pertama, pembelajaran bilingual (Bahasa Inggris) di beberapa mata
pelajaran terutama mata pelajaran sains (IPA), matematika, TIK
(Teknik Informasi dan Komunikasi) serta khusus pada Hari Selasa
seluruh warga sekolah wajib memakai Bahasa Inggris.
2. Kedua, pembelajaran berbasis IT (Teknologi Informasi) yang
diwujudkan dengan penyediaan LCD disetiap kelas untuk
pembelajaran dan ruang laboratorium yang memenuhi standar untuk 1
anak 1 alat.
3. Ketiga, memasukkan muatan lokal berupa bahasa Jawa dan setiap hari
kamis seluruh warga sekolah wajib memakai bahasa jawa.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
Standar proses pembelajaran Sekolah Bertaraf Internasional hendaknya
memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Pro-perubahan yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan
mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi untuk
menemukan kemungkinan-kemungkinan baru.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal 21
Agustus 2010) sebagai berikut : “Tersedianya ruang lab. dan media pembelajaran
yang lengkap membuat anak-anak senang pada saat KBM, dan tentunya
membantu sekali bagi kami dalam menyampaikan materi. Dengan begitu pula
peserta didik mampu mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan
eksperimentasi dalam model pembelajaran baru seperti di RSBI ini.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 (wawancara pada tanggal
23 Agustus 2010) sebagai berikut :
“Daya kreasi, inovasi dan ekperimentasi anak didik bisa kami rangsangmelalui pembelajaran di laboratorium. Misalkan saja mempraktekkanbagaimana terjadinya gerhana matahari dengan menggunakan alatperaga, eksperimen anatomi tubuh hewan dengan bantuan alatmikroskop, menggambar melalui corel draw pada saat pelajarankomputer, dan lain lain. Kemudian untuk nalar bisa kami rangsang padaanak, misalkan saja pada saat melakukan tanya jawab presentasi dandiskusi kelompok.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran
kelas RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah dapat merangsang peserta didik
untuk mampu berinovasi, berkreasi, dan bereksperimen pada saat pembelajaran di
laboratorium. Untuk merangsang daya nalar peserta didik, dapat diwujudkan
misalnya pada saat tanya jawab presentasi dan diskusi kelompok. Dan semua itu
tidak lepas dari faktor tenaga pendidik yang mampu mengarahkan serta
merangsang peserta didik agar dapat berinovasi, berkreasi, berdaya nalar dan
dapat bereksperimen.
b. Menerapkan model pembelajaran aktif (cooperative learning), kreatif
(quantum learning), efektif (learning revolution) dan menyenangkan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
(contextual learning), yang kesemuanya itu telah memiliki standar
internasional.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal 21
Agustus 2010) sebagai berikut :
“Rata-rata guru di sini sistem mengajarnya sudah modern, maksudnyasudah tidak seperti jaman dahulu yang hanya bercerita, kemudian pesertadidik diperintah untuk mengerjakan soal dan begitu terus berulang-ulangmembosankan. Tetapi sekarang sudah ada model diskusi kelompok danpresentasi untuk melatih peserta didik untuk berani dan berapresiasi didepan kelas serta menggunakan internet sebagai sumber belajar tidakhanya dengan buku. Kemudian rutin memberikan tugas dan ulangan baikyang sifatnya lisan, tertulis atau praktek.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 (wawancara pada tanggal
23 Agustus 2010) sebagai berikut : “Dalam proses pembelajaran, sering kami
adakan diskusi kelompok, presentasi, dan bahkan kami melakukan e-learning atau
pembelajaran dengan menggunakan media internet. Semua itu kami upayakan
agar dapat merangsang terciptanya pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAKEM).”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran
kelas RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo juga berusaha untuk menciptakan
PAKEM dengan cara seperti sering mengadakan presentasi, diskusi kelompok,
dan E-learning atau pembelajaran dengan menggunakan media internet.
c. Menerapkan proses pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
komunikasi.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal 21
Agustus 2010) sebagai berikut : “Dalam proses pembelajaran bagi kami,
sekolah yang berstandar internasional itu harus berbasis teknologi informasi
(IT). Jadi untuk sekolah ini kami wujudkan dalam pembelajaran E-learning.
Selain itu, setiap kelas RSBI itu tersedia LCD dan 1 unit Laptop untuk
membantu guru dalam menyampaikan materi.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 (wawancara pada tanggal
23 Agustus 2010) sebagai berikut :
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
“Kami sediakan lab. komputer yang bagus sesuai dengan standarinternasional dan sudah 1 alat untuk 1 anak didik. Untuk kelas juga sudahdilengkapi LCD untuk kegiatan belajar mengajar di kelas sehinggawhiteboard semakin jarang digunakan oleh guru. Tapi meskipun begitutetap kami sediakan whiteboard juga disetiap kelas RSBI. Namun untukperpustakaan belum bisa kami wujudkan digital library karena terbenturdengan dana yang minim dan tidak adanya tenaga yang bisamengoperasikannya. Namun ke depan akan kami wujudkan.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran
kelas RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah memenuhi standar internasional
dalam hal penggunaan IT dalam proses pembelajaran berupa penyediaan LCD dan
1 unit laptop disetiap kelas kemudian pembelajaran E-learning serta laboratorium
yang sesuai dengan standar internasional. Namun ada beberapa yang belum bisa
dikembangkan oleh sekolah, yaitu digital library pada perpustakaan sekolah
karena terbentur oleh dana dan belum tersedianya tenaga yang dapat
mengoperasikannya.
d. Proses pembelajaran menggunakan Bahasa Inggris khususnya mata pelajaran
sains, matematika, dan teknologi.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal 21
Agustus 2010) sebagai berikut : “Pembelajarannya menggunakan pengantar
Bahasa Inggris yaitu untuk mata pelajaran matematika, sains (IPA) dan TIK, serta
buku panduan belajarnya.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 (wawancara pada tanggal
23 Agustus 2010) sebagai berikut : ”Pada hari selasa baik saat proses
pembelajaran maupun pada saat istirahat sekolah, peserta didik wajib
menggunakan bahasa inggris yang kita sebut hari itu sebagai Englishday. Untuk
beberapa mata pelajaran juga di wajibkan dengan pengantar bahasa inggris yaitu
mata pelajaran Sains, matematika dan TIK.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran
kelas RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah memenuhi standar internasional
dalam hal penggunaan bahasa inggris. Hal tersebut diwujudkan ketika hari selasa
adalah Englishday, penggunaan bahasa inggris pada mata pelajaran tertentu
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
seperti pelajaran matematika, sains (IPA) dan TIK serta didukung dengan buku
materi yang menggunakan pengantar bahasa inggris.
4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Untuk standar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan mencakup kualifikasi dan tingkat penguasaan
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan serta memiliki sertifikat
kompetensi. Selain itu, persyaratan lainnya bagi sekolah yang berstandar
internasional (SBI) terutama bagi karyawan, tenaga pendidik, dan kepala sekolah
harus mampu berbahasa inggris dengan standar minimal yang telah ditetapkan
sebagai berikut :
a. Karyawan harus memiliki TOEFL minimal 400
b. Tenaga Pendidik harus memiliki TOEFL minimal 450
c. Kepala Sekolah harus memiliki TOEFL minimal 500
Seperti yang diungkapkan oleh informan 7 (wawancara pada tanggal 23
Agustus 2010) sebagai berikut :
“Guru-guru di SMP Negeri 1 Sukoharjo,sebagian besar telah memilikisertifikat TOEFL dengan capaian nilai 450. Namun juga masih adabeberapa guru yang belum meiliki sertifikat tersebut. Ada juga yangmasih kurang nilainya sehingga harus mengulang lagi. Untuk pegawaiadministrasi masih ada beberapa yang belum memiliki sertifikat TOEFLdengan capaian nilai minimal 400. Dan ada beberapa juga dari merekayang ikut kursus bahasa inggris untuk lebih memperdalamkemampuannya dan untuk kepala sekolah sudah memcapai nilai 500untuk TOEFL”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal
21 Agustus 2010) sebagai berikut : ”Di SMP sini, sebagian besar karyawan dan
guru-guru sudah memiliki sertifikat TOEFL dengan nilai minimal 450 bagi guru
dan 400 bagi tenaga administrasi.. Kemudian untuk kepala sekolah tentunya juga
otomatis memiliki sertifikat TOEFL tetapi nilainya lebih tinggi dari kami.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dalam standar tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan di SMP Negeri 1 Sukoharjo sebagian besar
tenaga administrasi dan tenaga pendidik sudah memiliki sertifikat TOEFL dan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
kepala sekolah dan melakukan studi banding di Singapura.”. Hal yang sama
diungkapkan oleh informan 1 (wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010) sebagai
berikut : “Kepala sekolah telah mengikuti kepelatihan di turki dan singapura yang
gunanya untuk meningkatkan manajemen dan pengelolaan sekolah.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa Kepala Sekolah SMP
Negeri 1 Sukoharjo telah menempuh pelatihan kepala sekolah yang tarafnya
internasional di turki dan di singapura. Kepelatihan tersebut berbentuk studi
banding yang berguna untuk meningkatkan manajemen dan pengelolaan sekolah.
3. Kepala sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 1 (wawancara pada tanggal 18
Agustus 2010) sebagai berikut : “Beliau juga dapat berbahasa Inggris dengan baik
dan lancar. Saya pernah berdialog menggunakan bahasa Inggris dengan Beliau”.
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 4 (wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010) sebagai berikut : “Beliau mampu berbahasa Inggris dan memiliki
nilai TOEFL yang telah sesuai dengan standar untuk sekolah RSBI.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa Kepala Sekolah SMP
Negeri 1 Sukoharjo mampu berbahasa Inggris aktif dan telah memiliki sertifikat
TOEFL yang nilainya sudah sesuai dengan standar untuk menjadi kepala sekolah
RSBI.
4. Kepala sekolah memiliki visi internasional, mampu membangun jejaring
internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemimpinan dan
enterprenual yang kuat.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 1 (wawancara pada tanggal 18
Agustus 2010) sebagai berikut :
“Kepala sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo memiliki visi internasionalyang cemerlang sehingga mampu mengantarkan SMP Negeri 1Sukoharjo menjadi SMP RSBI, memiliki jiwa kepemimpinan dankewirausahaan baik serta mampu memanajerial sekolah yang inginberkembang ini untuk memenuhi syarat SBI meskipun sekolah tidakmemiliki cukup dana untuk melakukan itu”.
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 4 (wawancara pada tanggal
20 Agustus 2010) sebagai berikut :
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
“Beliau mampu memanfaatkan dan memanajerial sumber daya yang adadi sekolah ini sehingga menjadi lebih baik dan selalu berperan aktifdalam memajukan sekolah ini untuk menjadi SMP unggulan yangbertaraf internasional, selain itu juga mengajarkan kemampuanmanajerialnya kepada peserta didik, misalnya peserta didik dilatih untukwajib menabung dan mempunyai rekening di bank agar suatu saatapabila peserta didik itu membutuhkan keperluan sekolah baik itusifatnya mendadak ataupun tidak, mereka tidak membebani para orangtua mereka. Selain itu beliau juga mampu menumbuhkan jiwakewirausahaan kepada peserta didik yang diwujudkan ketika kelasmeeting, siswa kami didik untuk berwirausaha kecil-kecilan berjualanmakanan dengan modal sendiri-sendiri dari setiap kelas dan kami jadikanajang lomba untuk mengisi kelas meeting.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa Kepala Sekolah SMP
Negeri 1 Sukoharjo sudah memiliki syarat-syarat sebagai kepala sekolah yang
berstandar internasional. Ide-ide dan usahanya dapat mengantarkan sekolah
tersebut menjadi sekolah bertaraf internasional (RSBI). Kepala Sekolah SMP
Negeri 1 Sukoharjo memiliki visi internasional, jiwa kepemimpinan dan
kewirausahaan yang baik serta mampu memanajerial sekolah untuk diarahkan
menuju sekolah bertaraf internasional (SBI).
5) Standar Sarana dan Prasarana
Semua sarana dan prasarana pendidikan bagi sekolah bertaraf
internasional harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Rasio jumlah siswa 1:24 dan minimum satu kelas untuk tiap- tiap tingkat
memiliki satu sel perangkat ICT.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 6 (wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010) sebagai berikut : “Rata-rata rasio perbandingan jumlah siswa
RSBI kita adalah 1:28 anak dan dapat dikatakan masih belum bisa menyesuaikan
dengan standar SBI yang 1 kelasnya 1:24 anak. Kemudian untuk kelas RSBI
sudah dilengkapi 1 unit LCD dan 1 unit Laptop untuk membantu tenaga pendidik
dalam proses pembelajaran.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal
20 Agustus 2010) sebagai berikut : “Di SMP 1 Sukoharjo per kelas untuk kelas
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
masih kurang baik. Untuk pegawai PNS mendapatkan asuransi kesehatan hanya
berupa Askes yang diberikan dari pemerintah sedangkan Guru tidak tetap (GTT)
dan pegawai tidak tetap (PTT) tidak mendapatkan asuransi kesehatan, namun
hanya sebatas solidaritas dan rasa kekeluargaan saja apabila ada diantara mereka
yang sakit.
6) Standar Pembiayaan
Dana Sekolah Bertaraf Internasional dapat bersumber dari pemerintah
pusat, daerah, komite sekolah, sponsor dunia usaha dan industri, dan unit produksi
sekolah. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan 1 (wawancara
pada tanggal 19 Agustus 2010) sebagai berikut :”SMP Negeri 1 Sukoharjo adalah
salah satu sekolah yang bertaraf internasional (RSBI) yang mendapat bantuan
dana dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah kabupaten, pemerintah
propinsi, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada
tanggal 21 Agustus 2010) sebagai berikut : “Untuk pengembangan sekolah, SMP
Negeri 1 Surakarta ini mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat berupa BOS,
APBN, dan pemerintah daerah dan kabupaten”. Hal senada juga diungkapkan oleh
informan 6 (wawancara Tanggal 21 Agustus 2010) sebagai berikut :
”Dalam memperoleh bantuan dana pengembangan sekolah ini di perolehdari pemerintah pusat lewat Bantuan Operasional Sekolah (BOS),pemerintah daerah, pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi,(Anggaran Pendapatan Belanja Negara) APBN, Direktorat JenderalPendidikan Dasar dan Menengah. Alokasinya untuk KBM, Pembelianbuku wajib, pembelian buku perpus, alat tulis kantor, materipembelajaran, manajemen/ rapat, pajak telepon, listrik dan air, perawatandan pemeliharaan, honor guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap(PTT), Gaji guru dan karyawan.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar pembiayaan,
SMP Negeri 1 Sukoharjo memperoleh bantuan dana dari pemerintah pusat.
Bantuan tersebut berupa Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan bantuan-
bantuan lain dari pemerintah daerah, pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi,
(Anggaran Pendapatan Belanja Negara) APBN, dan dari Direktorat Jenderal
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
Pendidikan Dasar dan Menengah. Alokasinya untuk KBM, pembelian buku wajib,
pembelian buku perpustakaan, alat tulis kantor, materi pembelajaran,
manajemen/rapat, pajak telepon, listrik dan air, perawatan dan pemeliharaan,
honor guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT), Gaji guru dan
karyawan.
7) Standar Pengelolaan (Manajemen)
Untuk memenuhi standar pengelolaan (manajemen), satuan pendidikan
(sekolah) yang berstandar internasional harus memenuhi syarat, antara lain :
a. Memenuhi standar pengelolaan yang diperkaya dengan standar pengelolaan
sekolah di negara anggota OECD atau negara maju lainnya.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 3 (wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010) sebagai berikut : “Untuk sistem manajemennya, kami telah
berupaya untuk memakai sistem manajemen yang sama dengan sistem manajemen
di negara OECD. Hanya saja pelaksanaannya mungkin kurang maksimal bila
dibandingkan negara OECD”. Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 4
(wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010) sebagai berikut :
“Sebenarnya kita sudah memakai sama dengan sistem manajemennyasana, namanya sistem manajemen mutu ISO. Kayaknya SDM kami yangmungkin perlu beradaptasi dan lebih disiplin dalam menjalankan sistemmanajemen tersebut. Apabila SDM kami mampu beradaptasi dan lebihdisiplin, bukan hanya sistem manajemennya saja yang sama tetapihasilnya juga akan sama.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar manajemen
yang dipakai di SMP Negeri 1 Sukoharjo ini sebenarnya sudah memakai sistem
manajemen yang dipakai di negara OECD yaitu sistem manajemen mutu ISO.
Namun demikian, tetap saja dalam pelaksanaannya masih kurang maksimal bila
dibandingkan negara OECD tersebut. Hal itu terjadi karena SDM di SMP Negeri
1 Sukoharjo kurang dapat beradaptasi dan kurang disiplin sehingga hasil yang
diperoleh berbeda dengan yang dilakukan oleh negara-negara OECD.
b. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 dan ISO 14000 versi terakhir.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
Seperti yang diungkapkan oleh informan 3 (wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010) sebagai berikut :
“Sistem manajemen yang kita pakai adalah SMM ISO 9001:2008. Didalam kegiatan manajemennya itu ada yang bertindak sebagai pengawasmutu manajemennya yaitu QMR (Quality Management Representatif).Jadi selalu ada kontrol dalam melakukan aktivitas manajemen dan selaluberpegang teguh pada klausul-klausul/syarat-syarat yang terdapat dalamISO 9001:2008. Segala syarat-syaratnya telah ditulis dalam dokumenISO 9001:2008, dan klausul-klausul/syarat-syarat tersebut harus dipenuhidengan apa yang telah ditetapkan dalam dokumen ISO. Apabila tidakdapat dipenuhi maka akan terjadi suatu kesalahan prosedur yangberakibat negatif pada saat kegiatan evaluasi baik internal (dari pihaksekolah) maupun evaluasi eksternal (dari pihak luar sekolah).”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 1 (wawancara pada
tanggal 19 Agustus 2010) sebagai berikut : “Sekolah kami memakai SMM ISO
9001:2008 dan telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 pada tahun ajaran
2008/2009.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo
sudah memakai Sistem Manajemen Mutu ISO versi 9001:2008 sejak tahun ajaran
2008/2009. Di dalamnya terdapat klausul-klausul/syarat-syarat yang harus
dipenuhi. Karena apabila klausul-klausul tersebut ada yang tidak terpenuhi, maka
akan terjadi kesalahan prosedur yang berakibat negatif pada saat kegiatan evaluasi
baik internal (dari pihak sekolah) maupun evaluasi eksternal (dari pihak luar
sekolah). Dan yang menjadi tim pengawas mutu di SMP Negeri 1 Sukoharjo
adalah QMR (Quality Management Representatif).
c. Mempersiapkan peserta didik yang diharapkan mampu meraih prestasi tingkat
nasional dan/atau internasional pada aspek ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau seni.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 3 (wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010) sebagai berikut : “Kaitannya untuk mempersiapkan peserta didik
yang berprestasi, bisa kami ambil langkah misalnya pada saat Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB), disitu kita bisa memperoleh informasi tentang prestasi anak
tersebut sejak SD. Setelah kita mempunyai bibit-bibit baru, langkah selanjutnya
kita lakukan pengembangan diri melalui ekstrakurikuler.”
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
Seperti yang diungkapkan oleh informan 2 (wawancara pada tanggal 19
Agustus 2010) sebagai berikut : ”Peserta didik belum dapat melakukan akses
sertifikasi yang diakui secara internasional dikarenakan belum adanya hubungan
tindak lanjut dengan negara mitra yang berada di luar negeri sehingga tidak
mungkin hal tersebut terjadi.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada
tanggal 21 Agustus 2010) sebagai berikut : “Belum dilakukan dan hanya
sertifikasi internasional yang diakui dari Dirjen Dikdasmen.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa peserta didik di SMP
Negeri 1 Sukoharjo belum dapat melakukan akses sertifikasi dengan sekolah mitra
yang ada di luar negeri. Hal tersebut dikarenakan belum adanya tindak lanjut dari
MoU yang dilakukan oleh SMP Negeri 1 Sukoharjo dengan sekolah mitra yang
berada di luar negeri. Peserta didik SMP Negeri 1 Sukoharjo sementara hanya
mendapat sertifikasi internasional yang diakui dari Dirjen Dikdasmen.
2. Kendal-kendala yang Dihadapi SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam
Mengarahkan Sekolahnya Menuju Bertaraf Internasional (SBI)
Kendala-kendala dalam pelaksanaan Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo antara lain:
a. Kekurangan Dana
Dukungan dana untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana serta
pengembangan sekolah lainnya yang berstandar internasional baik dari
pemerintah pusat melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS), APBN,
pemerintah daerah, pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah masih belum sesuai dengan harapan
sehingga mengakibatkan pelaksanaan program RSBI kurang lancar. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh informan 4 (wawancara tanggal 20 Agustus 2010)
sebagai berikut :
“Memang kami agak kesulitan dalam pengembangan sekolah sepertiyang diharapkan dalam sekolah RSBI, karena kami hanya mendapatkanbantuan dana dari pemerintah pusat melalui APBN, Bantuan OperasionalSekolah (BOS), dan dari pemerintah propinsi, serta pemerintah
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
kabupaten. Hal tersebut semakin dipersulit dengan adanya programsekolah gratis sehingga kita hanya punya sedikit kas untukpengembangan sekolah.”
Hal senada juga diungkapkan oleh informan 1 (wawancara pada tanggal
19 Agustus 2010) sebagai berikut :
“Bahwa dalam mengadopsi dan mengadaptasi kurikulum Negara-negaraOECD itu membutuhkan dana yang besar. Dengan mengadopsi danberadaptasi dengan kurikulum dari Negara OECD pastinya perludidukung dana untuk pengembangan sekolah seperti sarana prasarana,kemudian dana untuk menjalin kerjasama dengan negara mitra SMPNegeri 1 Sukoharjo dan dana untuk peningkatan kualitas SDM dll.Sedangkan sumber dana kami hanya dari pemerintah pusat yang manauntuk pencairannya bertahap, sehingga kami harus bersabar untukmenuju SBI.”
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas,
menunjukan bahwa di SMP Negeri 1 Sukoharjo mengalami kekurangan dana
untuk pengembangan sekolah seperti pengadaan sarana prasarana, kemudian dana
untuk menjalin kerjasama dengan negara mitra SMP Negeri 1 Sukoharjo dan dana
untuk peningkatan kualitas SDM, dll. Sedangkan besarnya dana sekolah yang
berasal dari pemerintah belum mencukupi untuk pengembangan sekolah tersebut.
b. Kualitas SDM yang Masih Rendah dalam Sekolah (RSBI)
Rendahnya kualitas SDM yang dimiliki suatu satuan pendidikan
(Sekolah) RSBI, maka akan menghambat jalannya suatu program yang ingin
dikembangkan di sekolah (RSBI) tersebut. Hal tersebut dapat ditunjukkan seperti
masih terdapatnya tenaga pendidik dan staf administrasi yang belum memiliki
kemampuan TIK dan penguasaan dalam berbahasa inggris. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan oleh informan 6 (wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010)
sebagai berikut :
“Guru SMP disini ada beberapa yang belum mampu berbahasa Inggrisdengan baik terutama bagi guru-guru yang sudah berusia setengah bayaatau tua dan sudah hampir pensiun. Alasannya ketika saya tanya danmereka menjawabnya juga seperti itu karena faktor usia. Jadi susah kalaudimasuki ilmu yang baru lagi apalagi seperti bahasa inggris. Selain itu,tenaga administrasi di SMP Negeri 1 Sukoharjo belum semuanyamemenuhi syarat, ada beberapa yang belum begitu mahir dalammengoperasikan komputer, selain itu juga belum memiliki kemampuan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
bahasa inggris yang baik seperti yang diharapkan standar sekolah yangbertaraf internasional (SBI).”Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan 7
(wawancara pada tanggal 23 Agustus 2010) sebagai berikut :
“Ya kalau untuk berbahasa inggris ketika KBM di kelas, saya lumayanbisa mbak namun saya kadang mengalami kesulitan juga ketika sayamenemui kata-kata baru yang tidak bisa saya artikan atau ketika maungomong begitu tapi kadang lupa bahasa inggrisnya apa. Kemudiandalam melakukan pembelajaran IT, Alhamdullillah sekarang saya tidakmengalami kesulitan lagi karena sudah terbiasa.”
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas,
menunjukan bahwa tenaga pendidik dan staf administrasi di SMP Negeri 1
Sukoharjo masih dikatakan kurang untuk memenuhi standar sebagai sekolah RSBI
karena dibuktikan dengan hasil wawancara yaitu masih terdapatnya beberapa
tenaga pendidik yang belum mampu berbahasa inggris dengan baik terutama
bagi Tenaga Pendidik yang sudah berusia setengah baya atau tua dan sudah
hampir pensiun. Selain itu, tenaga administrasi di SMP Negeri 1 Sukoharjo belum
semuanya memenuhi syarat, ada beberapa yang belum begitu mahir dalam
mengoperasikan komputer, selain itu juga belum memiliki kemampuan bahasa
inggris yang baik seperti yang diharapkan standar sekolah yang bertaraf
internasional (SBI).
c. Kurikulum Sekolah (RSBI) yang Belum Memenuhi Standar
Sebagai sekolah yang bertaraf internasional (RSBI) hendaknya mampu
mengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum negara-negara OECD, namun
SMP Negeri 1 Sukoharjo belum mengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum
negara-negara OECD tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh
informan 1 (wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010) sebagai berikut :
“KTSP Plus yang kami pakai memang belum mengadopsi danberadaptasi dengan negara OECD, namun baru mengupayakan prosesnyabelum pada tahap adopsi dan adaptasi karena hal tersebut membutuhkandana yang besar dan kami terbentur dengan hal anggaran tersebut. Jadiselama ini kita hanya pengembangan proses dan isi materi darimaembaca referensi-referensi saja untuk mengembangkan kurikulum danditerapkan pada saat proses pembelajaran. Belum sampai melihat bentukkurikulum dan proses pembelajaran di sekolah-sekolah negara mitra
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
sehingga belum dapat dikatakan sudah adopsi dan adaptasi dengankurikulum negara mitra. Karena untuk mengadopsi dan beradaptasidengan kurikulum dengan negara mitra dibutuhkan kerjasama MoU.Sebenarnya kami sudah melakukan MoU dengan negara mitra tetapiuntuk tindak lanjutnya belum kita lakukan karena hal itu membutuhkanbiaya yang tidak sedikit dan kami sekali lagi jelaskan bahwa kami kitabelum bisa melakukan itu karena terbentur dengan dana.”
Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan 2
(wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010) sebagai berikut :
“Kami memang belum mampu untuk pada taraf mengadopsi danmengadaptasi kurikulum di negara-negara OECD dengan kondisi sekolahyang hanya bergantung pada bantuan pemerintah saja dan ditambahpelaksanaan program sekolah gratis. Jadi kalau dengan waktu secepat itusaya kira tidak akan mampu karena butuh biaya yang besar untukmengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum negara-negara OECDtersebut, namun kami semua optimis dan yakin bahwa itu mampu kamiwujudkan dengan perlahan namun pasti.”
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas,
menunjukan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo belum dapat mengadopsi dan
beradaptasi dengan kurikulum di negara-negara OECD namun hanya melakukan
penekanan pada pengembangan proses dan isi materi dari membaca referensi-
referensi saja untuk mengembangkan kurikulum dan diterapkan pada saat proses
pembelajaran sehingga kurikulum tersebut dinamakan KTSP plus.
3. Usaha-Usaha yang Dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk Mengatasi
Kendala dalam Pelaksanaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
Usaha-usaha yang dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk mengatasi
kendala dalam pelaksanaan rintisan Sekolah Bertaraf Internasional antara lain:
a. Kekurangan Dana
Tidak banyak usaha yang dapat dilakukan yang dapat dilakukan sekolah
untuk mengatasi kekurangan dana bagi sekolah RSBI yang sumber dananya dari
pemerintah saja melainkan hanya dapat menunggu dana tersebut dengan batas
waktu yang tidak menentu. Keadaan seperti itu membuat sekolah RSBI tersebut
terhambat untuk melakukan pengembangan sekolah sedangkan dana yang
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
dibutuhkan untuk pengembangan sekolah RSBI itu tidak sedikit. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh informan1 (wawancara pada tanggal 19 Agustus
2010) sebagai berikut : ”Terus rajin mengajukan permohonan bantuan berbentuk
proposal baik kepada pemerintah pusat, pemerintah kabupaten, dan pemerintah
propinsi agar dapat mengembangkan sekolah kita menjadi sekolah yang bertaraf
internasional (SBI)”. Dan hal senada juga diungkapkan oleh informan 6
(wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010) sebagai berikut : “Sekolah tidak
dapat berbuat banyak untuk mengatasi kekurangan dana, sekolah hanya bisa
berupaya untuk mengajukan proposal untuk pengembangan sekolah dan
meningkatkan prestasi peserta didik agar pemerintah tidak segan-segan untuk
memberikan bantuan kepada sekolah ini”.
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas,
menunjukan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo tidak dapat berbuat banyak untuk
mengatasi kekurangan dana melainkan hanya dapat mengajukan proposal kepada
pemerintah dan hanya dapat menunggu dana tersebut diberikan. Tetapi sekolah
juga berupaya untuk meningkatkan prestasi peserta didik agar pemerintah tidak
segan-segan dalam memberikan bantuan dana untuk pengembangan SMP Negeri
1 Sukoharjo.
b. Kualitas SDM yang Masih Rendah dalam Sekolah (RSBI)
Usaha yang dapat dilakukan sekolah untuk mengatasi kendala kurangnya
kualitas SDM agar memenuhi persyaratan tenaga pendidik RSBI, maka yang
dapat dilakukan sekolah untuk peningkatan kualitas tenaga pendidik yaitu dengan
cara memberikan pelatihan-pelatihan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
oleh informan 3 (wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010) sebagai berikut :
”Untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru usaha sekolah antara lainada pelatihan-pelatihan seperti diklat, penataran, mengikuti MGMP yangtingkat kabupaten dan tingkat propinsi serta antar RSBI, kemudiankursus-kursus berupa kursus komputer dan kursus bahasa inggris yangbekerja sama dengan ELTI, English First (EF) dan ALFABANK dankursus ini diperuntukkan bagi staf administrasi dan guru”.
Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan 5
(wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010) sebagai berikut : “Untuk kepelatihan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
guru ada diklat, penataran, MGMP sedangkang untuk staf administrasi ada kursus
computer dan bahasa inggris.” Dan senada juga seperti yang diungkapkan oleh
informan 6 (wawancara tanggal 21 Agustus 2010) sebagai berikut : “Saat ini
sekolah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru melalui
berbagai cara diantaranya seminar (workshop), diklat, penataran, MGMP antar
RSBI, Lokakarya (ICT, kursus bahasa inggris, pembuatan model-model
pembelajaran, dll)”.
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas,
menunjukan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo juga berupaya untuk meningkatkan
kualitas tenaga pendidik misalnya dengan diklat, penataran, seminar (workshop),
MGMP antar RSBI, Lokakarya (ICT, kursus bahasa inggris, pembuatan model-
model pembelajaran, dll). Sedangkan untuk staf administrasi biasanya diberikan
kursus komputer dan bahasa inggris yang bekerja sama dengan lembaga
pendidikan seperti ELTI, English First (EF) dan ALFABANK.
c. Kurikulum Sekolah (RSBI) yang Belum Memenuhi Standar
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kurikulum yang
berupa adopsi dan adaptasi terhadap kurikulum negara-negara OECD pada
dasarnya sekolah RSBI tersebut harus memiliki cukup dana untuk melakukan
kerja sama dengan sekolah mitra yang berada di luar negeri (kerja sama MoU),
kerja sama tersebut diantaranya menyelenggarakan program sekolah kembaran
(sister school), pertukaran tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta
didik, penyelenggaraan seminar bersama, menyelenggarakan program penelitian
bersama, dll. Dilihat dari kegiatan-kegiatan tersebut tentunya banyak
membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan apabila sekolah RSBI tersebut
kekurangan dana maka akan kesulitan mewujudkannya. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan oleh informan 1 (wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010)
sebagai berikut :
”SMP Negeri 1 Sukoharjo sebagai sekolah RSBI memang belummelakukan adopsi dan adaptasi dengan kurikulum negara mitra yangberada di luar negeri. SMP Negeri 1 Sukoharjo hanya sebatas padamemiliki negara mitra yang berada diluar negeri namun kelanjutan darihubungan kerja sama tersebut belum ada tindak lanjutnya dikarenakankurangnya dana yang dialami sekolah dan hanya mengandalkan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
datangnya bantuan dana dari pemerintah sehingga untuk melakukantersebut jadi terhambat”.
Hal senada juga diungkapkan oleh informan 5 (wawancara tanggal 21
Agustus 2010) sebagai berikut : “Kami hanya bisa menunggu sampai cukup dana,
baru bisa kami tindaklanjuti mengenai masalah kurikulum kami yang belum
standar sebagai sekolah yang bertaraf internasional (SBI)”. Kemudian hal senada
juga diungkapkan oleh informan 2 (wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010)
sebagai berikut :
“Selain lambannya bantuan dari pemerintah, sekolah kami jugamenerapkan program sekolah gratis seperti apa yang diamanatkanpemerintah Kabupaten Sukoharjo. Dengan kondisi itu maka sekolah kamisemakin kekurangan dana untuk pengembangan sekolah sehingga dalammewujudkan kerja sama dengan sekolah mitra kami yang berada di luarnegeri kaitannya dengan adopsi dan adaptasi kurikulum masih tertundasampai saat ini dan sekolah kami sejauh ini hanya sekedarpengembangan proses dan isi materi dari referensi-referensi saja untukmengembangkan kurikulum dan diterapkan pada saat prosespembelajaran”.
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas,
menunjukan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk mengatasi masalah kurikulum
yang belum pada tahap mengadopsi dan mengadaptasi dengan kurikulum negara
mitra yang berada di luar negeri adalah pada pengembangan proses dan isi materi
dari referensi-referensi saja untuk mengembangkan kurikulum dan diterapkan
pada saat proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan lambannya bantuan dana
dari pemerintah dan sekolah juga melaksanakan program sekolah gratis seperti
apa yang diamanatkan pemerintah Kabupaten Sukoharjo. SMP Negeri 1
Sukoharjo juga berupaya untuk mendapatkan bantuan dana dari pemerintah
sehingga untuk ke depannya sekolah dapat menindaklanjuti kerja sama dengan
sekolah mitra yang berada di luar negeri dalam hal adaptasi dan adopsi kurikulum
tanpa adanya hambatan dana.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version