Top Banner
IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS (AKSELERASI) DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009 Oleh : Darwanti K7404057 PENDIDIKAN TATA NIAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
83

IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

Mar 02, 2019

Download

Documents

phamque
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS

(AKSELERASI) DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2008/2009

Oleh :

Darwanti

K7404057

PENDIDIKAN TATA NIAGA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

ii

IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2008/2009

Oleh: DARWANTI

K7404057

Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2009

Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

iii

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

(Dra. Kristiani M.Si) ( M. Sabandi,S.E, M.Si)

NIP. 1962 04 28 1989 03.2.002 NIP. 1972 09 13 2005 01.1.001

Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

iv

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Selasa

Tanggal : 20 Oktober 2009

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Aniek Hindrayani, SE, M.Si 1...................

Sekretaris : Feri Setyo, SE, M.M 2.....................

Anggota I : Dra.Kristiani, M.Si 3..................

Anggota II : Muhammad Sabandi, SE, M.Si 4....................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 1960.07.27.1987.02.1.001

Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

v

ABSTRAK

Darwanti. IMPLEMENTASI PROGRAM AKSELERASI DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, September 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas

akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi dalam

penyelenggaraan program akselerasi. (3) Upaya-upaya yang telah dilakukan

SMA Negeri 3 dalam mengatasi kendala-kendala dalam penyelenggaraan kelas

akselerasi.

Penelitian berbentuk deskriptif kualitatif dengan menggunakan strategi

tunggal terpancang, dalam artian penelitian terarah pada sasaran dengan satu

karakteristik. Sumber data penelitian meliputi: informan, tempat dan peristiwa

serta arsip dan dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive

sampling, yaitu untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi

dari masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya menjadi sumber yang

mantap dan di dukung juga dengan snowball sampling. Teknik pengumpulan data

berupa wawancara, observasi dan analisis dokumen. Keabsahan data diperoleh

melalui trianggulasi sumber dan trianggulasi metode dengan menggunakan

analisis interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan (1) Penyelenggaraan program akselerasi

meliputi: (a) persiapan penyelenggraan akselerasi, meliputi seleksi siswa,

perekrutan guru, persiapan kurikulum, persiapan sarana prasarana, sosialisasi. (b)

proses penyelenggaraan akselerasi. (c) evaluasi penyelenggaraan program

akselerasi. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui apa saja yang masih perlu di

perbaiki. Hal-hal yang perlu di evaluasi antara lain sasaran pembelajaran, input

atau siswa, kurikulum, sarana prasarana, tenaga kependidikan, biaya, evaluasi.

(2) Kendala-kendala dalam pelaksanaan program akselerasi meliputi beban belajar

yang berat bagi siswa, keterbatasan biaya. (3) Upaya yang dilakukan untuk

mengatasi kendala yaitu dengan memberikan metode pembelajaran yang lebih

bervariasi, fasilitas yang lebih bagus dibanding dengan kelas regular, bekerjasama

Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

vi

dengan lembaga psikologi An Naffa. Mengajukan block grant-block grant ke

pemerintah, mengadakan subsidi silang.

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

vii

ABSTRACT Darwanti. THE IMPLEMENTATION OF ACCELERATION PROGRAM AT SMA NEGERI 3 SURAKARTA, THE ACADEMIC YEAR OF 2008/2009. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Educational Faculty Sebelas Maret University Surakarta, September 2009.

This research was aimed for knowing: (1) The implementation of

acceleration program at SMA Negeri 3 Surakarta. (2) The obstructions which

were faced in the implementation of acceleration program. (3) The efforts which

were done by SMA Negeri 3 Surakarta to overcome the obstructions in the

implementation of acceleration program.

The research was in form of descriptive qualitative by using embedded

single strategy, in which the research was directed toward the target within one

characteristic. The research data resources were including: informant, place and

event, and archive and document. Sampling technique which was used is

purposive sampling, which purpose is to choose the informant which was

sentenced knew the information of the case deeply and could be trusted to become

a stable source and also supported with snow ball sampling. Data collecting

techniques were interview, observation, and document analysis. Data justification

was gotten toward resource triangulation and method triangulation by using

interactive analysis.

The result of the research showed: (1) Implementation of the acceleration

program was included: (a) The preparation of the acceleration implementation,

included students selection, teachers recruitment, curriculum preparation,

instrument preparation, socialization, (b) The acceleration implementation

process, (c) The evaluation of the acceleration implementation program.

Evaluation was done to know every single cases which was needed to be repaired.

The cases which were needed to be evaluated were teaching equipment, input or

students, curriculum, instruments, education workers, cost, evaluation. (2)

Obstructions in the acceleration program implementation were included heavy

learning burden for students, limitation of the cost. (3) The efforts which were

done to overcome the obstructions were by giving varied teaching methods, better

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

viii

facilities than the regular class had, had relationship with psychology institution of

An Naffa. Presented block grants to the government, held the cross subsidy

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

ix

MOTTO

“Dan mintalah tolong kepada Alloh dengan Sabar dan Sholat, sesungguhnya

yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”

(Qs Al Baqoroh : 45)

“Karena barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh, pasti orang lain akan segan

padanya, dan barang siapa yang mencari keridho’an Alloh, niscaya Alloh akan

mencukupkannya dari orang lain dan akan menjadikan orang lain ridho’

kepadanya “

(Al-Hikmah)

“ Ilmu itu ibarat binatang buruan, sedangkan pena adalah pengikatnya, maka

ikatlah buruan mu dengan ikatan yang kuat”

(Al Imam Asy Syafi’i Rohimalloh)

“Carilah hatimu di tiga tempat, saat mendengar al qur’an, saat di majelis dzikir,

dan saat engkau sendiri, dan jika engkau tidak mendapati nya di tiga tempat itu

maka mohonlah kepada Alloh agar engkau dikaruniai hati karena sesungguhnya

engkau sudah tidak punya hati”

(Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziah)

“Barang siapa yang dikehendaki menjadi baik, niscaya Alloh akan

memahamkannya terhadap ilmu Din/Agama”

(Al Hadits)

“Keep the fighting spirit not the spirit for fighting and just be strong!!!”

(Penulis)

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

x

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah teriring rasa syukur, penulis

persembahkan skripsi ini kepada:

Alloh Ta’Ala, semoga setiap air mata yang pernah

tertetes selama mengerjakan skripsi ini menjadi salah

bentuk ibadah hamba kepada MU

Ibu, Ibu, Ibu, .. Semoga Alloh selalu menguatkan kita

semua, dan kau lah yang selalu membuat aku kuat dan

bertahan menghadapi semua cobaan hidup, semoga aku

bisa menepati janjiku padamu.

Bapak,.. rinduku selalu ada untukmu, walaupun

kebersamaan kita sangat singkat, tapi aku bersyukur

pernah melihatmu

Kakak-kakak ku tersayang (Puryeni, Sarini),.. maafkan

aku karena aku belum bisa meringankan beban kalian,

semoga aku tidak mengecewakan kalian.

Ponakan-ponakan ku ika, cahyo, bagus,kituk, bintang.

Calon mas iparku.

Ummu aisyah abdillah

All akhwat,.

Teman-teman PTN 04,

ALMAMATER

Dan semua orang yang telah menemani dan

memberikan warna dalam hidup ku, love u all…

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya kepada Alloh Ta’Ala atas limpahan ni’mat, rizki dan

limpahan kasih sayang yang berlebih sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi

ini. Sholawat serta salam semoga terlimpahan kepada rasul yang mulia

Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat mendapat gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Tata

Niaga Pendidikan Ilmu Sosial Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini banyak

mengalami hambatan, akan tetapi hambatan tersebut dapat teratasi atas bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas Sebelas

Maret Surakarta, atas ijin yang beliau berikan dalam pengerjaan dan

penelitian skripsi

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS

Surakarta, atas ijin yang beliau berikan dalam pengerjaan skripsi dan

penelitian skripsi

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan P.IPS FKIP UNS

Surakarta, atas ijin yang beliau berikan dalam pengerjaan dan

penelitian skripsi

4. Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga Program Studi Pendidikan

Ekonomi Jurusan P.IPS FKIP UNS Surakarta, atas ijin yang beliau

berikan dalam pengerjaan dan penelitian skripsi

5. Dra. Kristiani M.Si selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan nasehat kepada penulis selama proses

penyelesaian skripsi

6. Muhammad Sabandi SE, M.Si selaku pembimbing II sekaligus

pengampu akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan

nasehat selama proses penyelesaian skripsi dan selama penulis

menjadi mahasiswa.

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xii

7. Bapak/Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK PTN

FKIP UNS Surakarta

8. Drs. H. Ngadiyo, M.Pd selaku kepala SMA N 3 Surakarta yang telah

memberi ijin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang beliau

pimpin.

9. Bapak Koesmanto, S.Pd, M.Pd selaku Manajer Program Akselerasi,

yang telah memberikan berbagai informasi yang penulis butuhkan.

10. Bapak/ibu Guru, karyawan, dan seluruh Siswa SMA N 3 Surakarta

yang telah membantu selama proses penelitian berlangsung.

11. Murid-murid kelas aksel SMA N 3 Surakarta yang telah memberikan

banyak informasi yang penting dalam pengerjaan skripsi ini.

12. Berbagai pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan

masih jauh dari memuaskan. Semua itu tak luput dari keterbatasan penulis, tidak

permintaan kepada Anda sekalian yang budiman kecuali masukan, kritik, dan

saran. Akhirnya, penulis berharap semoga karya yang sederhana ini mampu

memberikan manfaat bagi semua.

Surakarta, Oktober 2009

Penulis

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN.................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iv

HALAMAN ABSTRAK......................................................................... v

HALAMAN MOTTO............................................................................. ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. x

KATA PENGANTAR ............................................................................ xi

DAFTAR ISI........................................................................................... xii

DAFTAR TABEL................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Kemampuan dan Kecerdasan ........................... 8

2. Kurikulum Berdiferensiasi Untuk Anak Berbakat...... .. 16

3. Penyelenggaraan Program Akselerasi ........................... 22

4. Tinjauan Tentang Kepuasan Siswa ............................... 31

B. KERANGKA BERPIKIR.................................................... 33

C. PENELITIAN TERDAHULU............................................. 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN............................ 36

1. Tempat Penelitian........................................................ 36

2. Waktu Penelitian ......................................................... 36

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xiv

B. BENTUK DAN STRATEGI PENELITIAN ....................... 36

1. Bentuk penelitian......................................................... 36

2. Strategi Penelitian ....................................................... 37

C. SUMBER DATA ................................................................. 37

1. Informan ..................................................................... 37

2. Tempat dan peristiwa .................................................. 38

3. Dokumen dan Arsip..................................................... 38

D. TEKNIK SAMPLING ......................................................... 38

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ................................... 39

1. Observasi ..................................................................... 39

2. Wawancara ................................................................. 39

3. Mengkaji Dokumen Dan Arsip ................................... 40

F. VALIDITAS DATA ............................................................ 40

G. ANALISIS DATA ............................................................... 41

H. PROSEDUR PENELITIAN ................................................ 42

1. Tahap Pra Lapangan .................................................... 42

2. Tahap Kegiatan Lapangan .......................................... 42

3. Tahap Analisis Data ................................................... 42

4. Tahap Penulisan Laporan ............................................ 42

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi lokasi penelitian .................................................. 44

B. Deskripsi permasalahan penelitian....................................... 46

C. Temuan studi yang dikaitkan dengan kajian teori ............... 61

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................... 67

B. Implikasi............................................................................. 68

C. Saran .................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 70

LAMPIRAN............................................................................................ 73

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Daftar Nilai Siswa Akselerasi....................................................... 4

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambar kerangka berfikir .................................................................. 33

Gambar 2. Gambar model analisis interaktif ..................................................... 33

Gambar 3. Gambar prosedur penelitian................................................................ 43

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara...................................................................... 73

Lampiran 2 : Daftar Informan................................................................................. 78

Lampiran 3 : Jadwal Penyusunan Skripsi............................................................ 79

Lampiran 4 : Catatan Lapangan 1............................................................... ......... 80

Lampiran 5 : Catatan Lapangan 2......................................................................... 89

Lampiran 6 : Catatan Lapangan 3........................................................................ 95

Lampiran 7 : Catatan Lapangan 4 .................................................................... 98

Lampiran 8 : Catatan Lapangan 5 .................................................................... 104

Lampiran 9 : Contoh Silabus Kelas Akselerasi................................................ 109

Lampiran 10 : Nilai pelajaran ekonomi kelas akselerasi tahun ajaran 2008/2009 114

Lampiran 11 : Daftar Nama Siswa kelas akselerasi tahun ajaran 2008/2009.... 118

Lampiran 12 : Hasil Lulusan Program Akselerasi Angkatan 1......................... 120

Lampiran 13 : Hasil Lulusan Program Akselerasi Angkatan 2......................... 122

Lampiran 14 : Hasil Lulusan Program Akselerasi Angkatan 3......................... 123

Lampiran 15 : Hasil Lulusan Program Akselerasi Angkatan 4......................... 125

Lampiran 16 : Daftar Staff Pengajar Program Akselerasi................................. 127

Lampiran 17 : Pembagian Tugas Dalam Bk Program Akselerasi..................... 130

Lampiran 18 : Struktur Organisasi Sma Negeri 3 Surakarta............................. 132

Lampiran 19 : Foto-Foto dokumentasi penelitian............................................. 133

Lampiran 20 : Trianggulasi............................................................................... 140

Lampiran 21 : Perijinan..................................................................................... 146

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xviii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia dalam era globalisasi mengalami persaingan yang luar

biasa di berbagai bidang, antara lain bidang perniagaan, industri, ilmu pendidikan

dan berbagai dimensi lain, baik pembangunan fisik maupun spiritual. Untuk

menjawab tantangan ini perkembangan sumber daya diprioritaskan.

Perkembangan sumber daya yang diprioritaskan adalah perkembangan sumber

daya manusia. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

dapat melalui pendidikan. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa. Dalam rangka itu, pemerintah telah berupaya membangun

sektor pendidikan secara berencana, terarah, dan bertahap serta terpadu dengan

keseluruhan pembangunan kehidupan bangsa, baik ekonomi, IPTEK, sosial

maupun budaya.

Sejalan dengan dinamika pembangunan bangsa diberbagai sektor, tuntutan

terhadap pembangunan sektor pendidikan menjadi semakin luas, yakni disatu

pihak setiap terpenuhinya kesempatan memperoleh pendidikan bagi anak usia

sekolah yang jumlahnya semakin bertambah dan dipihak lain terpercapainya

efisensi, relenvansi, dan peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu

pendidikan merupakan hal yang sangat strategis dalam menigkatkan kualitas

sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang

berorientasi pada peningkatan penguasaan IPTEK, kemampuan profesional, dan

produktivitas kerja sesuai dengan kebutuhan pembangunan bangsa. Peningkatan

kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan perubahan pada strategi

penyelenggaraan pendidikan.

Strategi penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia

selama ini lebih banyak bersifat klasikal-massal, memberikan perlakuan yang

standard (rata-rata) kepada semua siswa, padahal setiap siswa memiliki kebutuhan

yang berbeda. Akibatnya siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasaan di

bawah rata-rata, karena memiliki kecepatan belajar di bawah kecepatan belajar

siswa pada umumnya, akan selalu tertinggal dalam mengikuti kegiatan belajar

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xix

mengajar. Sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan belajar di

atas kecepatan belajar siswa lainya, akan merasa jenuh, sehingga sering

berprestasi di bawah prestasinya (underachiever).

Pada hakikatnya, ditinjau dari aspek kemampuan dan kecerdasan, siswa

dapat dikelompokkan kedalam tiga strata, yaitu: yang memiliki kemampuan dan

kecerdasan di bawah rata-rata, rata-rata, dan di atas rata-rata. Siswa yang berada

di bawah rata-rata, memiliki kecepatan belajar di bawah kecepatan belajar siswa-

siswa pada umumnya. Sedangkan siswa yang berada di atas rata-rata, memiliki

kecepatan belajar di atas kecepatan belajar siswa-siswa lainnya. Bagi siswa yang

memiliki kemampuan dan kecerdasan rata-rata, selama ini diberikan pelayanan

pendidikan dengan mengacu pada kurikulum yang berlaku secara nasional, karena

memang kurikulum tersebut disusun terutama diperuntukkan bagi anak anak yang

memiliki kemampuan dan kecerdasan rata-rata. Sementara itu, bagi siswa yang

memiliki kemampuan dan kecerdasan di bawah rata-rata, karena memiliki

kecepatan belajar di bawah siswa-siswa lainnya, diberikan pelayanan pendidikan

berupa pengajaran remidi (remedial teaching), sehingga untuk menyelesaikan

materi kurikulum membutuhkan waktu yang lebih panjang dari siswa-siswa

lainnya. Sedangkan bagi siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan di atas

rata-rata, meskipun memiliki kecepatan belajar di atas kecepatan belajar siswa-

siswa lainnya, belum mendapat pelayanan pendidikan sebagaimana mestinya.

Differences individual yang positif ini memerlukan layanan yang produktif dalam

pembelajaran yang spesifik serta disesuaikan dengan karakteristik belajarnya.

Kelebihan kemampuan belajar pada siswa yang memiliki kemampuan dan

kecerdasanluar biasa tidak perlu harus terhambat dan dipaksa menyesuaikan

dengan siswa normal apabila pengajar mengetahui sejak dini serta tahu bagaimana

memperlakukannya.

Menurut Colangelo dalam Reni Akbar-Hawadi (2004: 5) bahwa

“akselerasi menunjuk pada pelayanan yang diberikan (service delivery), dan

kurikulum yang disampaikan (curriculum delivery)”. Sebagai model pelayanan,

pengertian akselerasi termasuk juga taman kanak-kanak atau perguruan tinggi

pada usia muda, meloncat kelas, dan mengikuti pelajaran tertentu pada kelas di

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xx

atasnya. Sementara itu sebagai model kurikulum, akselerasi memiliki pengertian

percepatanbahan ajar dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa saat itu. Akselerasi

memiliki pengertian percepatan sehingga dengan program ini siswa yang memang

memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa dapat belajar lebih cepat sesuai

dengan potensinya.

Bagi siswa sekolah dasar yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar

biasa, diberi peluang dapat menyelesaikan studinya kurang dari 6 tahun, misalnya

5 tahun atau bahkan 4 tahun. Demikian pula untuk SMP dan SMA, bagi yang

mempunyai kemampuan dan kecerdasan luar biasa diberi peluang untuk dapat

menyelesaikan studinya kurang dari 3 tahun, misalnya 2 tahun.

Penyelenggaraan program akselerasi ini perlu dilakukan sebagai pemikiran

dan alternatif yang berwawasan masa depan untuk menyiapkan anak bangsa

sedini mungkin sebagai calon pemimpin berkualitas namun tetap bermoral dengan

menjunjung budaya dan adat istiadat ketimuran dalam menghadapi globalisasi

teknologi yang penuh kompetisi. Identifikasi siswa yang mempunyai kemampuan

dan kecerdasan luar biasa akan sangat penting sebab terlambatnya penanganan

terhadap siswa yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan luar biasa akan

merugikan masyarakat sendiri karena akan kehilangan asset human capital yang

tiada terkira harganya.

Program akselerasi memiliki keuntungan yang besar sebab dengan proses

yang cepat akan menghasilkan sejumlah lulusan yang memadai dan segera dapat

dimanfaatkan produk sekolah tersebut dalam masyarakat tanpa mengorbankan

potensi siswa. Bagi siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa

proses yang dipercepat beban bahkan justru irama cepat itulah yang sesuai dengan

irama yang dimiliki.

Program akselerasi adalah program yang akhir-akhir ini digalakkan oleh

pemerintah dengan tujuan untuk memperoleh sumber daya manusia yang unggul

dan berkualitas. Program penyelenggaraan akselerasi hanya dilaksanakan oleh

sekolah-sekolah yang telah siap, baik dari segi kurikulum, tenaga kependidikan,

sarana dan prasarana, dana, manajemen, dan lingkungan. SMA N 3 Surakarta

merupakan sekolah yang pertama kali yang telah siap menyelenggarakan program

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxi

akselerasi untuk tingkat Sekolah Menengah Atas atau sederajat yang ada di kota

Surakarta.

Di SMA N 3 Surakarta penyelenggaraan akselerasi mulai dilaksanakan

pada tahun ajaran 2003/2004 dengan model kelas khusus, hingga saat ini telah

menghasilkan lulusan yang berkualitas baik, yang bisa dilihat dari nilai semester

nya. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1

Nilai Semester 2 Mata Pelajaran Ekonomi Tahun Ajaran 2008/2009

Nilai No Nama Siswa

HR MID SMT NR NA

1 Aisha Alfiani Mahardika 89 94 82 88,43 88

2 Ardiana Hanatan 93 98 76 89,03 89

3 Astri Kusumawati 86 91 72 83,15 83

4 Brian Evan Cristiano 83 87 84 84,55 85

5 Dewi Masithoh 92 97 90 93,05 93

6 Dhimas Prasetyo 85 89 82 85,15 85

7 Dresta Pratita 93 98 82 91,03 91

8 Dyah Ayu P 90 95 82 89,09 89

9 Faris Edi 92 97 72 87,05 87

10 Ginanjar Udiarea 75 77 74 75,49 75

11 Intan Jayanti 88 93 86 89,12 89

12 Irene Listyanti 88 93 80 87,12 87

13 Johan Ardianto 89 94 76 86,43 86

14 Kartika Sari 89 94 80 87,77 88

15 Lufti Mawaryuningtiyas 74 76 82 77,49 77

16 Nourma Wahyu 74 75 80 76,17 76

17 Patricia Anna Bell 89 94 90 91,1 91

18 Qorina Nur Hidayah 92 97 84 91,05 91

19 Tara Ken Wk 80 82 74 78,79 79

20 Tyas Putri 80 82 84 82,12 82

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxii

21 Valentina Lakhsmi P 88 93 88 89,78 90

Nilai Rata-Rata 85,86 86

Nilai Tertinggi 93,05 93

Nilai Terendah 75,49 75

Sumber : Tata Usaha SMA N 3 Surakarta, 2009

SMA N 3 Surakarta sebagai salah satu sekolah unggulan di surakarta

melakukan ujicoba pelayanan pendidikan bagi anak yang memiliki potensi

kecerdasan dan bakat istimewa dalam bentuk program percepatan belajar

(akselerasi). Untuk dapat meluluskan siswa lebih cepat dengan kualitas yang baik,

maka kualitas pelayanan program akselerasi perlu diperhatikan, karena kualitas

pelayanan yang diberikan berpengaruh dengan tingkat kepuasan atau harapan

yang diinginkan siswa. Kualitas pelayanan dimulai dari kebutuhan pelanggan

yaitu kebutuhan siswa dan berakhir pada persepsi siswa itu sendiri karena

siswalah yang mengkonsumsi dan menikmati jasa pendidikan yang diberikan oleh

program akselerasi SMA N 3 Surakarta sehingga siswa bisa menilai kualitas

pelayanan yang diberikan, yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi siswa.

Bedasarkan uraian diatas, maka penelitian ini untuk dituangkan dalam

bentuk penelitian skipsi dengan judul “IMPLEMENTASI PROGRAM

PERCEPATAN KELAS (AKSELERASI) DI SMA NEGERI 3

SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diungkap diatas, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berkut :

1. Bagaimana penyelenggaraan program percepatan kelas/akselerasi di SMA

Negeri 3 Surakarta?

2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan program

percepatan kelas/akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta?

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxiii

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk

memperoleh gambaran yang jelas mengenai:

1. Penyelenggaraan program percepatan kelas/akselerasi di SMA Negeri 3

Surakarta.

2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan program

percepatan kelas/Akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini penulis golongkan menjadi dua, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan pendidikan

khususnya mengenai penyelenggaraan program percepatan

kelas/akselerasi.

b. Menjadi salah satu referensi bagi peneliti lain yang akan mengadakan

penelitian sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk

menentukan kebijakan selanjutnya dalam usaha meningkatkan mutu

pendidikan melalui penyelenggaraan program percepatan kelas/akselerasi.

b. Bagi penulis, dapat menambah wacana mengenai konsep penyelenggaraan

program percepatan kelas/akselerasi.

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxiv

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Kemampuan Dan Kecerdasan

a. Batasan Kemampuan Dan Kecerdasan

Utami Munandar (1992: 17) berpendapat bahwa “kemampuan adalah

daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan”.

Menurut Conny Semiawan (1997:11) bahwa “kemampuan biasanya dikaitkan

dengan intelegensi atau kecerdasan”. Berdasarkan pengertian di atas maka

kemampuan merupakan daya yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan

suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan maupun latihan yang dilakukan

orang tersebut yang berhubungan dengan kecerdasan”.

Menurut Clark dalam Conny Semiawan (1997: 11) bahwa “kecerdasan

atau intelegensi adalah kombinasi sifat-sifat yang mencakup kemampuan untuk

pemahaman terhadap hubungan yang kompleks, semua proses yang terlibat

dalam berpikir abstrak; kemampuan penyesuaian dalam pemecahan masalah dan

kemampuan untuk memperoleh kemampuan baru”. Sedangkan menurut David

Wechaler dalam Suratinah Tirtonegoro (2001: 20) bahwa “intelegensi adalah

suatu kumpulan atau keseluruhan kapasitas seseorang untuk bertindak secara

sengaja berpikir rasional dan bertindak secara efektif terhadap lingkukngannya.”

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

intelegensi atau kecerdasan adalah :

1. Merupakan kecakapan untuk berpikir abstrak.

2. merupakan kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

3. kemampuan auntuk memecahkan kesulitan dalm situasi tertentu dengan cara

yang cepat dan tepat.

4. kemampuan individu untuk berpikir scara rasional dan bertindak secara

efektif.

Kemampuan dan kecerdasan luar biasa tidak hanya terbatas pada kemampuan

intelektual, hal ini diungkap Moengiadi yang dikutip oleh Herry Widyastono

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxv

(2001) bahwa ”kecerdasan berhubungan dengan kemampuan intelektual,

sedangkan kemampuan luar biasa tidak hanya terbatas pada kemampuan

intelektual”. Jenis-jenis kemampuan dan kecerdasan luar biasa yang dimaksud

dalam batasan ini meliputi: (1) intelektual umum dan akademik khusus, (2)

berpikir kreatif-produktif, (3) psikososial atau kepemimpinan, (4) seni atau

kinestetik, dan (5) psikomotor. Bidang-bidang tersebut biasanya terdapat pada

anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa.

(http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/08/31/0142.html)

Pada umumnya kecerdasan dapat diukur dengan tes intelegensi yang

menghasilkan IQ yang dapat menentukan keberbakatan seseorang. IQ masih tepat

jika digunakan untuk mengukur bakat intelektual seseorang tetapi belum tentu

untuk bakat seni, bakat kreatif-produktif dan bakat kepemimpinan. Dahulu para

ahli cenderung mengidentifikasikan bakat intlektual berdasarkan tes intelegensi

semata-mata tetapi akhir-akhir ini para ahli menyadari bahwa keberbakatan

merupakan sesuatu yang majemuk artinya meliputi berbagai macam aspek-aspek

lainnya yaitu kreatifitas,kepemimpinan, seni maupun psikomotor.

Kemampuan dan kecerdasan luar biasa sebenarrnya sejalan dengan konsep

gifted dan talented. Artinya anak yang gifted dan talented memliki kemampuan

dan kecerdasan di atas kemampuan anak-anak normal. Menurut Renzuli dalam

Utami Munandar (1992: 20) bahwa ”ciri-ciri yang dapat menentukan kemampuan

dan kecerdasan adalah : (1) kemampuan/intelegensi, (2) kretifitas, (3) tanggung

jawab atau pengikatan diri terhadap tugas (task commitment) di atas rata-rata.”

Seseorang yang berbakat adalah yang memiliki ketiga ciri tersebut. Masing-

masing ciri tersebut mempunyai peran yang sama-sama menentukan, seseorang

dapat dikatakan mempunyai bakat intelektual apabila mempunyai intelegensi yang

tinggi atau kemampuan di atas rata-rata dalam bidang intelektual, akan tetapi

kecerdasan yang cukup tinggi belum menjamin keberbakatan seseorang.

Kretivitas juga penting karena merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu

yang baru, gagasan baru dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, demikian

pula kreativitas tanpa pengikatan diri terhadap tugas belum menjamin prestasi

unggul.

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxvi

b. Pengertian Anak Berbakat

Menurut Fledhusen dalam M. Sholeh Y. A Ichrom (1988: 9) bahwa

”istilah lain untuk menyebut anak berbakat atau anak yang memiliki kemampuan

dan kecerdasan luar biasa adalah gifted, genius, precoclous”. Genius sebagai

individu yang menunjukkan kemampuan yang tinggi dalam berbagai pekerjaan

yang mempunyai nilai maslahat yang besar, anak yang genius akan memberikan

kontribusi yang besar bagi masyarakatnya, mereka mempunyai kemampuan yang

lebih dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dibandingkan dengan anak-anak

normal laninya. Gifted adalah anak yang menunjukkan tanda-tanda atas

kemampuan unggul, sedangkan precocious adalah anak atau remaja yang

memiliki kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan yang seharusnya merupakan

pekerjaan orang yang berusia di atasnya.

Menurut Depdiknas dalam Reni Akbar Hawadi (2004: 34) bahwa ”anak

berbakat adalah mereka yang mempunyai taraf intelegensi 140”. Dari beberapa

definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa anak berbakat adalah anak yang

memiliki kemampuan unggul luar atau biasa sehingga dapat mencapai prestasi

yang tinggi. Anak-anak tersebut memiliki kebutuhan khusus karena keunggulan

nya sehingga diperlukan program pendidikan yang dirancang khusus sesuai

dengan kebutuhan belajar mereka agar dapat mencapai prestasi yang tinggi. Anak-

anak tersebut memiliki kebutuhan khusus karena keunggulannya sehingga

diperlukan program pendidikan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan belajar

mereka agar dapat mencapai perkembangan yang optimal.

c. Identifikasi anak berbakat.

Menurut Utami Munandar (1992: 9) bahwa ”identifikasi terhadap anak

berbakat dapat dibedakan menjadi dua yaitu identifikasi melalui pengetesan dan

identifikasi melalui studi kasus”. Identifikasi tersebut dapat diberikan penjelasan

sebagai berikut:

1) Identifikasi melalui pengetesan (psikometrik maupun prestasi belajar)

identifikasi ini meliputi dua tahap.

2) Identifikasi melalui studi kasus

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxvii

Yaitu identifikasi yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi

sebanyak mungkin tentang anak tentang anak yang diperkirakan

berbakat dari sumber-sumber yang berbeda, misalkan: dari guru, orang

tua, teman sebaya atau anak itu sendiri. Identifikasi melalui studi kasus

dapat dimulai dengan menyusun daftar pertanyaan atau kuisioner atau

cheecklist untuk diisi masing-masing sumber.

d. Karakteristik Anak Berbakat

Sebenarnya ciri-ciri anak berbakat tidak berbeda dengan anak biasa, hanya

saja anak berbakat memiliki ciri-ciri yang melebihi dari anak-anak normal

lainnya. Menurut Martinson dalam utami munandar (1992: 30) bahwa ”ciri-ciri

anak berbakat antara lain membaca pada usia lebih muda, membaca lebih cepat

dan lebih banyak, memiliki perbendaharaan kata yang luas, mempunyai rasa ingin

tahu yang tinggi, mempunyai minat yang luas, berpikir inisiatif, tidak cepat puas

dengan prestasinya, mempunyai banyak kegemaran, senang mencoba hal-hal yang

baru”.

Keberbakatan itu dapat meliputi bermacam-macam bidang namun

biasanya seseorang mempunyai bakat istimewa dalam satu bidang saja. Hal ini

kadang-kadang dilupakan oleh seorang pendidik, mereka menganggap bahwa

seseorang yang telah diidentifikasikan sebagai seorang yang berbakat harus

menonjol dalam semua bidang. Tidak semua anak berbakat memiliki semua ciri-

ciri tersebut dan tidak benar kalau anak berbakat hanya memiliki ciri-ciri yang

positif saja. Setiap orang termasuk anak berbakat mempunyai kekuatan dan

kelemahan. Anak berbakat dapat menunjukkan ciri-ciri positif apabila mereka

berada dalam lingkungan yang baik, tetapi dalam lingkungan yang kurang

menguntungkan dapat berkembang ciri-ciri yang negatif.

Ada beberapa karakteristik yang menunjukkan bahwa ciri-ciri tertentu dari

siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa dapat atau mungkin

mengakibatkan timbulnya masalaha-masalah. Menurut Martinson dalam Utami

Munandar (1992: 32) bahwa ”ciri-ciri tersebut antara lain mudah tersinggung atau

peka terhadap kritik, cepat bosan terhadapa tugas-tugas rutin, menjurus ke

keinginan memaksakan atau mempertahankan pendapatnya, acuh tak acuh dan

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxviii

cepat malas karena pengajaran yang diberikan kurang mengandung tantangan bagi

mereka”.

Anak-anak berbakat mudah tersinggung karena mereka mempunyai

kepekaan yang tinggi, mereka merasa tersisih jika pendapat mereka tidak diakui.

Anak berbakat mudah bosan dalam menghadapi tugas-tugas rutin karena mereka

memiliki kemampuan kreatif dan minat untuk melakukan hal-hal yang baru.

Keinginan anak berbakat untuk mandiri dalam belajar, bekerja serta kebutuhannya

akan kebebasan akan dapat menimbulkan konflik sehingga mereka tidak mudah

nmenyesuaikan diri dengan lingkungan nya. Mereka juga merasa ditolak atau

kurang dimengerti oleh lingkungannya. Anak-anak berbakat memiliki semangat

yang tinggi sehingga mereka cenderung kurang sabar atau kurang tenggang rasa

jika ada kegiatan atau jika kurang nampak kemajuan dalam kegiatan yang sedang

berlangsung.

Masalah-masalah di atas dapat terjadi karena belum dapat pelayanan

pendidikan yang memadai. Untuk menghindari sifat-sifat yang kurang baik perlu

diupayakan untuk memberi kepuasan rohani yang bermanfaat, yaitu melalui

pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan kecerdasannya agar

mereka dapat memanifestasikan potensinya yang masih laten. Berdasarkan

berbagai penelitian, potensi unggul peserta didik yang memiliki kemampuan dan

kecerdasan luar biasa tidak akan begitu saja muncul tanpa stimulasi yang sesuai.

Menurut Herry (2001) bahwa ”salah satu stimulasi yang sesuai untuk anak yang

memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa adalah dengan memberikan

pelayanan pendidikan yang berdeferensiasi pemberian pengalaman pendidikan

yang sesuai dengan kemampuan dan kecerdasan siswa, dengan menggunakan

kurikulum yang berdiversifikasi yaitu kurikulum standar yang diimprovisasi

alokasi waktunya sehingga sesuai dengan kecepatan belajar dan motivasi belajar

siswa.” (www.bbawor.blogspot.com/)

Page 29: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxix

e. Program Pendidikan Bagi Anak Berbakat

Menurut Clark dalam Herry (2001), ”program pendidikan bagi anak berbakat

antara lain: (1) program pengayaan, (2) program percepatan, (3) pengelompokkan

khusus” (http://hamline.edu/apakabar.basisdata/2001/08/31/0142.html)

Penjelasan dari tiga bentuk program pendidikan tersebut adalah sebagai

berikut:

a. program pengayaan yaitu pembinaan siswa yang memiliki

kemampuan dan kecerdasan luar biasa dengan penyediaan

kesempatan dan fasilitas belajar bertambah yang bersifat

pendalaman,setelah yang bersangkutan menyelesaikan tugas-tugas

yang diprogramkan untukanak-anak lainnya.

b. Program percepatan atau akselerasi yaitu pembinaan siswa yang

memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa dengan

memperbolehkan yang bersangkutan naik kelas secara meloncat

atau menyelesaikan program dalam jangka waktu yang lebih

singkat.

c. Pengelompokkan khusus yaitu pembinaan siswa yang

berkemampuan dan kecerdasan luar biasa dengan cara yang

bersangkutan dikumpulkan dan diberi kesempatan secara khusus

sesuai dengan potensinya.

Pemilihan bentuk program pendidikan bagi siswa yang memiliki kemampuan

dan kecerdasan luar biasa atau anak yang berbakat tidak hanya tergantung pada

individu-individu yang terlibat, melainkan juga pada situasi dan kondisi

lingkungan tempat program dilaksanakan. Di samping itu, pemilihan bentuk

program pendidikan bagi anak berbakat atau anak memiliki kemampuan dan

kecerdasan luar biasa tidak bisa lepas dari pertimbangan segi ekonomis, yaitu

mudah dan murah dalam pelaksanaannya.

Berdasarkan bentuk-bentuk program pendidikan tersebut berbagai pihak baik

pengambil keputusan di lingkungan Depdiknas maupun pelaksanaan di lapangan

(yayasan/sekolah) lebih cenderung untuk menerapkan program akselerasi. Hal ini

telah dilakukan sekolah dasar dan menengah di Indonesia yang diberi kepercayaan

Page 30: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxx

untuk menyelenggarakan program akselerasi. Penyelenggaraan sekolah unggulan

termasuk di dalamnya program percepatan kelas (akselerasi) didasari filosofi yang

berkenaan dengan hakekat manusia, hakekat pembangunan nasional, tujuan

pendidikan nasional, tujuan pendidikan dan usaha mencapai tujuan pendidikan

tersebut.

Dalam penyelenggaraan program akselerasi selain bersifat filosofi-filosofi di

atas juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi output.

Menurut Herry (2001), ”faktor-faktor tersebut meliputi: (1) masukan atau input,

(2) kurikulum, (3) tenaga kependidikan, (4) sarana prasarana, (5) dana, (6)

manajemen, (7) lingkungan, (8) proses belajar mengajar”.

(http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/08/31/0142)

Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Masukan atau input

Siswa sebagai masukan atau input diseleksi secara ketat sehingga seleksi

tidak hanya menyangkut prestasi akademik yang direpresentasikan dengan nilai

UAN yang tinggi, tetapi juga menyangkut tes psikologi dengan indikator IQ

minimal 130, kreatif dan tanggung jawab terhadap tugas, sehat jasmani dan

rohani.

b. Kurikulum

Kurikulum sengaja dikhususkan dengan memberi penambahan

nkedalaman dan keleluasaan materi serta tantangan penyelesaian yang lebih berat.

Khusus untuk kurikulum bagi anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan

luar biasa atau anak berbakat memiliki format yang berlainan dengan kurikulum

anak normal lainnya, yaitu dengan pernambahan unsur-unsur substansial.

c. Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan diupayakan memenuhi kriteria pengajar yang baik

dan profesional. Pengetahuan guru yang luas serta apresiatif dalam mengajar

harus menjadi standar bagi guru yang melayani pembelajaran akselerasi.

Kekayaan metode mengajar yang mengarah pada inquiry, discovery, serta

eksperimental menjadi menu utama dalam proses pembelajaran di program

akselerasi.

Page 31: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxxi

d. Sarana Prasarana

Sarana prasarana harus disesuaikan dengan sifat khas siswa yang memang

tingkat kecerdasannya tinggi, sehingga tersedianya sumber pembelajaran yang

mampu menjangkau seluruh tipe pembelajaran siswa. Tersedianya sunber audio

visual seolah menjadi keharusan dalam mendukung program akselerasi.

e. Dana

Mengingat perluasan kegiatan serta dukungan personal, materi sangat vital

dalam program akselerasi dengan sendirinya ketersediaan dana yang memadai

lebih dari sekedar pelaksanaan program reguler harus terpenuhi. Tidak mungkin

tenaga pengajar yang ekstra kerjanya tidak diberikan insentif lebih, demikian pula

untuk pemenuhan alat pendukung lainnya pada sekolah yang telah menerapkan

program akslerasi tidak bisa dihindari adanya SPP yang lebih tinggi dari sekolah

biasa.

f. Manajemen

Manajemen yang berhubungan dengan pengaturan waktu, mobilisasi

tenaga kependidikan, keterkaitan dengan orang tua, maupun kerjasama dengan

instansi luar sekolah harus diselenggarakan sedemikian rupa sehingga program

akselerasi dapat berjalan lancar disekolah yang juga menyelenggarakan kelas

reguler. Manajemen tidak terbatas pada pengaturan aspek fisik dan material

personal namun juga sekaligus aspek motivasi psikologik. Bagaimana

mengusahakan tumbuhnya komitmen yang tinggi, persepsi yang homogen dalam

langkah dan gerk yang mendukung program sekolah memerlukan manajemen

yang fleksibel, relistik dan prospektif.

g. Lingkungan

Lingkungan yaitu tersedianya keberlanjutan lingkungan sekolah, keluarga,

dan masyarakat sebagai lingkungan belajar yang tanpa putus. Penciptaan

lingkungan yang saling komplementar tidak mudah sebab selama ini seringkali

keluarga sudah apriori dengan apa yang dikerjakan di sekolah sehingga

sinkronisasi sekolah dengan keluarga untuk membentuk lingkungan belajar yang

kondusif tidak pernah terjadi. Keputusan korelasi antar lingkungan ini pada

akhirnya kurang menguntungkan siswa yang membutuhkan pengayaan materi

Page 32: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxxii

kurikulum terutama dalam implementasi materi dalam suasana realistis

menjadikan lingkungan keluarga sebagai lingkungan yang kompak dengan

sekolah perlu diiptakan oleh semua pihak.

h. Proses Belajar Mengajar

Proses ini sangat esensial karena titik tolak dalam penyelenggaraan

program akselerasi berkisar pada proses ini, oleh karena itu kualitas serta orientasi

proses belajar mengajar yang mengarah pada akselerasi harus diciptakan. Proses

belajar mengajar yang akselerasif ditandai dengan adanya proses yang kreatif,

diikuti dengan pengayaan serta mengundang tantangan bagi siswa.

Kreatif mempunyai makna bahwa proses belajar mengajar sangat

membuka bagi kemungkinan siswa mampu mengaplikasi teori yang diperolah

sehingga retensi yang terbentuk menjadi sangat kuat. Pengayaan bermaksud

bahwa materi yang diformulasikan dalam kurikulum tidak dibatasi sekedar sampai

penyerapan paket kurikulum itu sendiri, namun sampai pada perluasan dan

pendalaman dengan membandingkan, mengoleksikannya dengan sumber lain.

Mengundang tantangan siswa artinya materi pembelajaran tidak terbatas pada

proses transfer pengetahuan yang beku namun membuka siswa untuk menyelidiki

lebih mendalam suasana yang independen.

2. Kurikulum Berdiferensiasi Untuk Anak Berbakat

Menurut Oemar Hamalik (2001:16) bahwa ”tafsiran tentang kurikulum

ada tiga yaitu: kurikulum memuat isi dan materi pelajaran, kurikulum sebagai

rencana pembelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar”. Dari ketiga

tafsiran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran

Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan

dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata pelajaran

dianggap sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai di masa lampau

yang telah disusun secara sistematis dan logis.

Page 33: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxxiii

b. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran

Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang disediakan untuk

berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah

laku siswa, sesuai dengan tujuan. Peranan sekolah disini adalah menyediakan

lingkungan bagi siswa dan memberi kesempatan bagi mereka untuk belajar.

c. Kurikulum sebagai pengalaman belajar.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi

dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum merupakan susunan

dan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggraan satuan

pendidikan yang bersangkutan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

maksimal.

Program akselerasi sebagai sarana pelayanan pembelajaran khusus

terhadap siswa yang berbakat atau siswa yang memiliki kemampuan dan

kecerdasan luar biasa, maka di dalamnya dituntut tersedianya kurikulum

berspesifikasi khas. Kurikulum tersebut diformatkan untu melayani pembelajaran

bagi siswa berbakat agar ada kesesuaian antara keungguan siswa dengan volume

materi pembelajaran yang padat dan akseleratif. Dengan demikian ditinjau dari

formatnya, kurikulum berdiferensiasi memiliki dimensi yang berbeda demikian

juga aspek komponen pembentuknya.

Ada beberapa asumsi yang digunakan sebagai landasan mengapa harus

didesign sebuah kurikulum yang khusus (terdiferensiasi) terhadap anak yang

berbakat yang disusun oleh beberapa ahli. Menurut Eko Supriyanto (2003: 108)

asumsi tersebut adalah:

a. Bahwa siswa yang memang memiliki karakteristik belajar yang unggul selayaknya diformulasikan kurikulum yang mampu menghantarkan kepada perkembangan yang optimal dan tidak mungkin terhambat hanya karena tidak terlayani dan tidak tersedianya perangkat terdiferensiasi.

b. Perkembangan siswa yang berbakat atau siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa dapat optimal hasilnya apabila secara hati-hati direncanakan kurikulumnya dengan baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, psikomotorik maupun implementasinya dalam kerangka pengembangan pengalaman siswa.

Page 34: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxxiv

Siswa yang dikategorikan berbakat atau siswa yang memiliki kemampuan

dan kecerdasan luar biasa mempunyai cara belajar dan beraktivitas yang berbeda

dengan anak normal lainnya akibat dari kematangan mereka. Oleh karena itu,

disediakan kurikulum yang diadaptasi dan dirancang untuk memenuhi perbedaan

yang ada. Anak berbakat memerlukan kurikulum yang berbeda bekerja untuk

mengkondisikan karakter pembelajaran yang mengembangkan konsentrasi

ketrampilan berpikir tingkat tinggi serta independen. Sesungguhnya kurikulum

untuk anak berbakat merupakan proses yang berkelanjutan yang menggunakan

evaluasi sebagai alat pokok untuk merencanakan dan merevisi dokumen yang

akan datang.

Pengertian kurikulum diferensiasi memberikan pemaknaan bahwa kurikulum

yang dirancang tidak berlaku untuk siswa normal pada umumnya. Diferensiasi

menunjukkan makna berbeda yakni berbeda dengan formulasi kurikulum reguler

karena sifat kepadatannya maupun komponen di dalamnya. Diferensiasi dalam

pengertian bahwa kurikulum yang dirancang akan diterapkan untuk melayani

kebutuhan pembelajaran bagi bakat tertentu.

Menurut Davies dalam Eko Supriyanto (2003: 109) bahwa ”kurikulum

diferensiasi adalah kurikulum yang isi pembelajarannya menuntut pada siswa

untuk menggunakan kemampuan baik dalam konsep maupun proses kognitif

tingkat tinggi, strategi instruksional yang akomodatif dengan corak karakteristik

belajar siswa unggul dan rencana yang memfasilitasi kinerja siswa”. Kurikulum

diferensiasi selalu berhubungan dengan akselerasi dan pengayaan sebab kedua

istilah tersebut selalu menyertai format kurikulum diferensisi. Akselerasi

menunjukkan bahwa kurikulum diferensiasi mendorong bagi percepatan belajar

sehingga dengan akselerasi melalui instrumen kurikulum diferensisasi akan

diringkas waktu belajarnya, lebih cepat dibandingkan dengan waktu belajar secara

normal (reguler) sedangkan pengayaan merupakan bagian dari penugasaan dari

kurkulum diferensiasi. Pengayaan berbentuk penugasan memperdalam materi

kurikulum yang dilakukan di luar jam sekolah.

Menurut Utami Munandar (2004:139) ”kurikulum berdiferensiasi yang

diperuntukkan bagi anak berbakat meliputi: konsep dan pokok-pokok kurikulum

Page 35: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxxv

diferensiasi serta modifikasi kurkulum untuk anak berbakat”. Hal ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Konsep dan pokok-pokok kurikulum berdifferensiasi

Beberapa unsur pokok yang perlu diperhatikan adalah sebagi berikut:

1) Materi yang dipercepat atau yang lebih maju

2) Pemahaman yang lebih majemuk dari generalisasi, asas, teori, dan struktur

bidang materi.

3) Bekerja dengan konsep dan proses pemikiran yang abstrak.

4) Tingkat dan jenis sumbernyang digunakan untuk memperoleh informasi dan

ketrampilan

5) Waktu belajar untuk tugas rutin dapat dipercepat dan waktu untuk

mendalami suatu topik atau bidang dapat lebih lama.

6) Menciptakan informasi dan atau produk baru

7) Memindahkan pembelajaran ke bidang-bidang yang lebih menantang

8) Pengembangan dari pertumbuhan pribadi dalam sikap, perasaan, dan

apresiasi

9) Kemandirian dalam berpikir dan belajar.

Asas-asas kurikulum berdifferensiasi menurut Sisk dalam Utami Munadar

(2004: 139) adalah sebagai berikut:

1) Menyampaikan materi yang berhubungan dengan isu, tema atau masalah yang luas,

2) Memadukan banyak disiplin ilmu dalam bidang studi, 3) Memberikan pengalaman yang komprehensif, berkaitan, dan saling

memperkuat dalam suatu bidang studi, 4) Memberi kesempatan untuk mendalami topik yang dipilih sendiri

dalam suatu bidang studi 5) Mengembangkan ketramipilan belajar yang mandiri atau diarahkan

pada diri sendiri 6) Mengembangkan ketrampilan yang berpikir yang lebih tinggi, yang

produktif, komplek, dan abstrak, 7) Memusatkan pada tugas yang berakhir terbuka, 8) Mengembangkan ketrampilan dan metode penelitian, 9) Memadukan ketrampilan dasar dan ketrampilan berpikir lebih tinggi

dalam kurikulum, 10) Mendorong siswa untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru, 11) Mendorong siswa untuk mengembangkan produk yang menggunakan

teknik, bahan, dan bentuk baru,

Page 36: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxxvi

12) Mendorong siswa untuk mengembangkan pemahanan diri, misalnya untuk mengenal dan menggunakan kemampuan mereka, mengarahkan dan menghargai kesamaan dan perbedaan antara mereka dengan orang lain.

13) Menilai prestasi siswa dengan menggunakan kriteria yang sesuai dan spesifk melalui penilaian diri maupun melalui alat baku.

b. Modifikasi Kurikulum Anak Berbakat

Modifikasi Kurikulum Untuk Anak Berbakat Meliputi:

1) Modifikasi materi kurikulum

Karena anak berbakat memiliki kemampuan untuk belajar ketrampilan

dan konsep yang lebih maju, maka diperlukan modifikasi kurikulum. Dalam

modifikasi materi kurikulum guru dapat merencanakan dan menyiapkan

bahan yang lebih canggih, dan memberi penempatan alternatif bagi siswa.

2) Modifikasi proses atau metode pembelajaran

Program ini menuntut guru untuk menyelenggarakan pengendalian

dalam kurikulum dan kegiatan siswa dan guru harus juga dapat membuka

pintu perlibatan siswa dengan lingkungan yang berpusat pada siswa sehingga

dapat membuat mereka dapat lebih bertanggung jawab dalam belajarnya.

3) Modifikasi Produk Belajar

Dalam hal ini siswa dapat menggunakan kemampuannya untuk

mendalami topik dan menunjukkan kreativitas dan komitmen dalam

merancang produk-produk baru berdasarkan pengalaman belajarnya. Guru

akan menghadapi tantangan menemukan saluran untuk produk-produk siswa

sebab selama tahun pelajaran siswa diharapkan menghasilkan karya yang

dinilai sesuai dengan kehidupan nyata.

4) Memilih Modifikasi yang Sesuai

Dalam melakukan modifikasi dengan materi, proses dan produk di

dalam kelas menuntut persiapan yang matang agar dapat berhasil. Guru yang

bijak akan memulainya dengan skala yang konservatif dan menanjak ke

perubahan-perubahan setelah siswa dan guru menjadi biasa dengan prosedur

baru. Menurut Parke dalam Utami Munandar (2004: 144) pedoman untuk

Page 37: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxxvii

memudahkan transisi dari cara-cara pembelajaran yang lama ke yang baru,

yaitu:

a. Pembatasan pada satu bidang studi atau salah satu kelompok siswa yang minat dan kemampuan nya setara.

b. Membuat bagan untuk mendaftar program yang hendak diselenggarakan dan modifikasi kurikuler yang dapat digunakan untuk masing-masing program

c. Dalam melakukan modifikasi hendaklah dipilih yang paling dikuasai oleh siswa sehingga rasa percaya diri mereka bangkit, barulah kemudian diperluas dengan bidang-bidang yang lain.

d. Pertimbangan sumber-sumber yang tersedia, bahan yang sudah ada di dalam kelas, orang-orang yang membantu, baik di sekolah, keluarga maupun masyarakat.

e. Setiap program alternatif yang dimulai harus diberi kesempatan untuk berkembang

5) Modifikasi Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar amat menentukan keberhasilan seseorang dalam

belajar, siswa akan lebih banyak mengajukan pertanyaan dalam lingkungan

yang aman. Agar program siswa berbakat berhasil, diperlukan lingkungan

yang berpusat pada siswa. Menurut Parke dalam untami munandar (2004:

146) ciri-ciri lingkungan yang berpusat pada siswa, yaitu:

a) Siswa menjadi mitra dalam membuat keputusan tentang kurikulum b) Pola duduk yang memudahkan belajar c) Kegiatan dan kesibukan di dalam kelas d) Rencana belajar yang diindividualkan e) Keputusan dibuat bersama oleh guru dan siswa jika mungkin

6) Rencana Kurikuler

Rencana kurikuler yang ada memungkinkan siswa memperoleh

pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan kebutuhannya.

Materi dapat dipercepat, dipadatkan, diperkaya, dan diperluas. Proses dapat

terbuka, berdasarkan penemuan, berpusat pada guru, atau berpusat pada

siswa, produk dapat yang konvesional, tidak konvesional, dari kehidupan

nyata, sederhana atau majemuk.

Page 38: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxxviii

3. Penyelenggaraan Program Akselerasi

a. Pengertian Akselerasi

Secara konseptual, menurut Pressey yang dikutip oleh Reni Akbar

(2004: 31) “acceleration sebagai suatu kemajuan yang diperoleh dalam

program pengajaran, pada waktu yang lebih cepat atau usia yang lebih muda

daripada yang konvensional”. Sedangkan menurut Waras Kamdi (Kompas, 9

Agustus 2004), “Percepatan belajar (accelerated learning) sebagai suatu

metode atau strategi pembelajaran pada dasarnya mengakui bahwa setiap

manusia memiliki cara belajar yang dapat mengantarkan dirinya menjadi yang

terbaik”. Definisi di atas menunjukkan bahwa akselerasi meliputi persyaratan

untuk menghindari hambatan pemenuhan permintaan dalam pengajaran dan

juga mengusulkan proses-proses yang memungkinkan siswa melalui

pembelajaran materi yang lebih cepat dibanding dengan kemajuan rata-rata

siswa.

Oleh karena itu, ada 3 catatan dari definisi di atas. Pertama, perlu

adanya kemantapan eksistensi dari satu kumpulan materi, tugas, keterampilan,

dan persyaratan pengetahuan dari setiap jenjang pengajaran. Kedua,

mempersyaratkan adanya kecepatan dari kemajuan yang diinginkan dan

spesifik, melalui kurikulum yang cocok untuk semua siswa. Ketiga, adanya

dugaan bila dibandingkan dengan usia teman sebaya, siswa yang cerdas akan

mampu lebih cepat melaju melalui suatu program pengajaran yang standar.

Dengan demikian ada dua kriteria kemajuan, yaitu prestasi yang ada dan

kemampuan untuk melangkah lebih cepat dari biasanya.

Menurut Colangelo dalam Reni Akbar (2004: 5) menyebutkan bahwa,

“istilah akselerasi menunjuk pada pelayanan yang diberikan (service delivery),

dan kurikulum yang disampaikan (curriculum delivery) sebagai model

pelayanan, pengertian akselerasi termasuk juga taman kanak-kanak atau

perguruan tinggi pada usia muda, meloncat kelas di atasnya”. Jadi anak

memperoleh layanan seperti ini biasanya lebih muda dari teman sekelas.

Sementara itu, sebagai model kurikulum, akselerasi berarti mempercepat

bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai siswa saat itu. Dalam hal ini,

Page 39: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xxxix

akselerasi dapat dilakukan dalam kelas reguler, ruang sumber ataupun kelas

khusus dan bentuk akselerasi dapat diambil bisa telescoping dan siswa dapat

menyelesaikan dua tahun atau lebih kegiatan belajarnya menjadi satu tahun

atau dengan cara self-placed studies, yaitu siswa mengatur kecepatan

belajarnya sendiri.

Istilah akselerasi dalam program ini menunjukkan pada pengertian

akselerasi dalam cakupan kurikulum dan program, yang berarti meningkatkan

kecepatan waktu dalam menguasai materi yang dipelajarinya yang dilakukan

dalam kelas khusus. Dengan sistem peloncatan akan memungkinkan anak-

anak yang demikian unggul potensinya berkembang dalam bidang akademis

dan memungkinkan mereka mengekspresikan bakat mereka sepenuhnya.

Akselerasi diberikan untuk memelihara minat siswa terhadap sekolah,

mendorong siswa agar mencapai prestasi akademis yang baik, dan untuk

menyelesaikan pendidikan dalam tingkat yang lebih tinggi bagi keuntungan

dirinya ataupun masyarakat.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah

akselerasi adalah merupakan cara dimana dalam pelaksanaan kurikulum biasa

dimungkinkan anak-anak cakap dapat maju sesuai dengan kecepatan mereka

sehingga sangat dimungkinkan mereka akan dapat menyelesaikan program itu

dalam batas waktu yang lebih pendek dari yang seharusnya (program reguler).

b. Dasar Hukum Penyelenggaraan Program Akselerasi di Indonesia

Landasan hukum penyelenggaraan program akselerasi adalah:

1) Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang “sistem pendidikan

nasional”, yang menyatakan sebagai berikut:

a) Pasal 5 ayat (4) , “ warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”.

b) Pasal 12, “setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak: (1) Mendapat pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat

dan kemampuannya (2) Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan

belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditentukan

Page 40: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xl

c) Pasal 32 ayat (1), “pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental, social, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.”

2) Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 0489/U/1992:

Pasal 16 ayat (1), ”Siswa yang memiliki bakat yang istimewa dan

kecedasan luar biasa dapat menyelesaikan program belajar lebih awala

dari waktu yang ditentukan, dengan ketentuan telah mengikuti

pendidikan SMU sekurang-kurangnya dua tahun”. (Reni Akbar-Hawadi,

2004: 20)

c. Tujuan Program Akselerasi

Secara umum, tujuan penyelenggaraan program percepatan belajar

menurut Reni Akbar (2004) adalah:

1) Memberikan pelayanan terhadap peserta didik yang memiliki

karakteristik khusus dari aspek kognitif dan efektifnya;

2) Memenuhi hak asasinya selaku peserta didik sesuai dengan kebutuhan

pendidikan dirinya;

3) Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan peserta didik;

4) Menyiapkan peserta didik menjadi pemimpin masa depan.

5) Memenuhi kebutuhan aktualisasi diri peserta didik.

6) Menimbang peran peserta didik sebagai aset masyarakat dan

kebutuhan masyarakat untuk pengisian peran.

Sementara itu, program percepatan belajar memiliki tujuan khusus, yaitu :

1) Menghargai peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan

luar biasa untuk dapat menyelesaikan pendidikan lebih cepat;

2) Memacu kualitas atau mutu siswa dalam meningkatkan kecerdasan

spiritual, intelektual, dan emosional secara berimbang;

3) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran peserta

didik.

Page 41: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xli

4) Memberikan layanan pendidikan kepada anak berbakat akademik

untuk mewujudkan bakat dan kemampuanya secara optimal;

5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan program

pendidikan di SLTP/SMU lebih cepat, yaitu dalam waktu dua tahun;

6) Mengembangkan kemampuan berfikir dan bernalar siswa secara lebih

komprehensif dan optimal;

7) Mengembangkan kreativitas siswa secara optimal.

d. Manfaat Akselerasi

Manfaat dari pelaksanaan akselerasi bagi siswa berbakat menurut

Southern dan jones dalam Reni Akbar (2004: 7) adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan efisiensi

Siswa yang telah siap dengan bahan-bahan pengajaran dan

menguasai kurikulum pada tingkat sebelumnya akan belajar lebih

baik dan lebih efisien.

2) Meningkatkan efektifitas

Siswa yang terikat belajarnya pada tingkat kelas yang

dipersiapkan dan menguasai ketrampilan-ketrampilan sebelumnya

merupakan siswa yang paling efektif.

3) Penghargaan

Siswa yang telah mampu mencapai tingkat tertentu sepantasnya

memperoleh penghargaan atas prestasi yang dicapainya.

4) Meningkatkan waktu untuk karier

Adanya pengurangan waktu belajar akan meningkatkan

produktivitas siswa, penghasilan, dan kehidupan pribadinya pada

waktu yang lain.

5) Membuka siswa pada kelompok barunya

Dengan program akselerasi, siswa dimungkinkan untuk bergabung

dengan siswa lain yang memiliki kemampuan intelektual dan

akademis yang sama.

Page 42: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xlii

6) Ekonomis

Keuntungan bagi sekolah ialah tidak perlu mengeluarkan banyak

biaya untuk mendidik guru khusus anak berbakat.

e. Kelemahan Program Akselerasi

Empat hal yang berpotensi negatif terhadap proses akselerasi bagi anak

berbakat menurut Shouthern dan Jones yang dikutip oleh Reni akbar (2004:

39-41) yaitu:

1) Bidang akademis

(a) Bahan ajar yang diberikan mungkin saja terlalu jauh bagi siswa

sehingga ia tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang

baru, dan akhirnya menjadi seorang siswa dalam kategori sedang-

sedang saja bahkan gagal.

(b) Prestasi yang ditampilkan siswa pada waktu proses identifikasi bisa

jadi merupakan fenomena sesaat saja.

(c) Siswa akselerasi kurang matang secara sosial, fisik, dan juga

emosional untuk berada dalam tingkat kelas yang tinggi meskipun

memenuhi kualifikasi secara akademis.

(d) Siswa akselerasi terikat pada keputusan karier lebih dini, yang bisa

jadi karier tersebut tidak sesuai baginya.

(e) Siswa akseleran mungkin mengembangkan kedewasaan yang luar

biasa tanpa adanya pengalaman yang dimiliki sebelumnya.

(f) Pengalaman yang sesuai untuk anak seusianya tidak dialami oleh

siswa akselerasi karena tidak merupakan bagian dari kurikulum

sekolah.

(g) Tuntutan sebagai siswa sebagian besar pada produk akademik

keuangan sehingga siswa akseleran akan kehilangan kesempatan

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan divergen.

Page 43: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xliii

2) Penyesuaian Sosial

Siswa akselerasi didorong untuk berprestasi baik secara

akademis. Hal ini akan mengurangi waktunya untuk melakukan

aktivitas lain.

(a) Siswa akselerasi akan kehilangan aktivitas dalam masa-masa

hubungan sosial yang penting pada usianya.

(b) Kemungkinan, siswa akselerasi akan ditolak oleh kakak kelasnya,

sedangkan untuk teman sebayanya kesempatan untuk bermainpun

sedikit sekali.

(c) Siswa sekelas yang lebih tua tidak mungkin setuju memberikan

perhatian dan respek pada teman sekelasnya yang lebih muda

usianya. Hal ini akan menyebabkan siswa akan kehilangan

kesempatan dalam keterampilan kepemimpinan yang

dibutuhkannya dalam pengembangan karier dan sosialnya di masa

depan.

3) Aktivitas Ekstra kurikuler

(a) Aktivitas ekstrakurikuler berkaitan dengan usia sehingga siswa

akselerasi akan memiliki kesempatan yang kurang untuk

berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas yang penting di luar

kurikulum yang normal. Hal ini juga akan menurunkan jumlah

waktu untuk memperkenalkan masalah karier pada mereka.

(b) Partisipasi dalam berbagai kegiatan atletik penting untuk setiap

siswa. Kegiatan dalam program akselerasi mustahil dapat

menyaingi mereka yang mengikuti program sekolah secara normal

dalam hal lebih kuat dan lebih terampil.

4) Penyesuaian Emosional

(a) Siswa akselerasi mungkin saja akan merasa frustasi dengan adanya

tekanan dan tuntutan yang ada. Pada akhirnya, mereka akan merasa

lelah sekali sehingga menurunkan tingkat apresiasinya dan bisa

menjadi siswa underachiever atau drop out.

Page 44: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xliv

(b) Siswa akselerasi akan memiliki kesempatan sedikit sekali dalam

masa kanak-kanak dan masa remajanya akan merasa terisolasi atau

bersifat agresif terhadap orang lain. Mereka mungkin saja menjadi

antisosial karena tidak mampu memiliki hubungan sebagaimana

layaknya orang dewasa lainnya untuk berkencan, menikah, dan

membina kehidupan rumah tangga.

(c) Mereka akan kurang mampu menyesuaikan diri dalam kariernya

karena menempati karier yang tidak tepat, tidak memiliki

kesempatan untuk menyesuaikan diri terhadap tekanan yang ada

sepanjang hidup, atau tidak mampu bekerja secara efektif dengan

orang lain.

(d) Tekanan terbentuk sejak kecil, kurangnya kesempatan untuk

mengembangkan hal-hal yang cocok dalam bentuk kreativitas atau

hobi, dan adanya potensi dikucilkan dari orang lain, akan

mengakibatkan kesulitan dalam hidup perkawinannya kelak atau

bahkan bunuh diri.

f. Manajemen Penyelenggaraan Program Akselerasi

Menurut Reni Akbar-Hawadi (2004: 122) bahwa “manajemen

penyelenggaraan program akselerasi antara lain adalah rekruitmen siswa dan

kegiatan pembelajaran”, manajeman penyelenggaraan program akselerasi dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Rekruitmen Siswa

Siswa yang diterima untuk mengikuti program akselerasi adalah

mereka yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Proses

rekruitmen untuk melakukan penjaringan terhadap siswa yang berbakat

tersebut dilakukan dalam dua tahap:

a) Tahap I

Melalui seleksi data penerimaan siswa baru. Berdasarkan kriteria

tertentu yang berdasarkan pada skor:

Page 45: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xlv

(1) nilai UAN

(2) skor tes seleksi akademik atau tes potensi anak

(3) skor tes psikologis, yaitu melalui pemeriksaan psikologis yang

diperoleh melalui 3 jenis keberbakatan, diantaranya kecerdasan,

kreativitas, dan keterikatan pada tugas serta bebas dari gangguan

emosional.

b) Tahap II

Melalui proses penyaringan yang dilakukan dengan dua strategi,

yaitu:

(1) Strategi informasi data subjektif, yaitu nominasi dan rekomendasi yang

diperoleh dari diri sendiri (calon akseleran), teman sebaya, orang tua

dan guru sebagai hasil dari pengamaan.

(2) Strategi informasi data objektif, diperoleh melalui alat-alat tes yang

lebih beragam, seperti Tes Intelejensi Kolektif Indonesia (TIKI).

2) kegiatan pembelajaran

a) Guru

Dalam hal ini guru yang mengajar program akselerasi biasanya juga

yang mengajar di program reguler, hanya saja mereka telah dipersiapkan

sebelumnya melalui lokakarya dan workshop sehingga mereka memiliki

pemahaman tentang layanan pendidikan bagi anak berbakat. Guru

diupayakan memenuhi kriteria pengajar yang baik dan profesional.

Pengetahuan guru yang luas serta apresiatif dalam mengajar harus menjadi

standar bagi guru yang melayani pembelajaran alternatif.

b) Kurikulum

Perbedaan kurikulum antara akselerasi dan reguler tidak jauh berbeda.

Perbedaannya hanya terletak pada penyususnan program dam alokasi waktu

yang lebih singkat untuk program akslerasi. Pada tahun pertama siswa akan

mempelajari seluruh materi kelas satu di tambah dengan materi kelas dua. Di

tahun kedua, mereka akan mempelajari materi kelas dua yang tersisa dan

seluruh materi kelas tiga.

Page 46: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xlvi

c) Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran untuk siswa berbakat intelektual berbeda dengan

siswa lain (reguler). Pembelajaran untuk program akselerasi harus diwarnai

kecepatan dan tingkat kompleksitas yang sesuai dengan tingkat kemampuan

yang lebih tinggi daripada siswa kelas reguler, serta menekankan

perkembangan kreatif dan proses berpikir tinggi.

d) Evaluasi belajar dan laporan hasil belajar

Perbedaan evaluasi belajar antara program akselerasi dengan reguler

terletak pada jadwal tes karena siswa program akselerasi mengacu pada

kalender yang dibuat khusus untuk mereka. Program ini memungkinkan guru

untuk memodifikasi proses tanpa mengganggu kelancaran pembelajaran di

dalam kelas. Antara lain adalah program yang menggunakan teknik

pertanyaan tngkat tinggi, stimulasi, membuat kontrak belajar, menggunakan

tentor.

g. Bentuk Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar

Ada tiga bentuk yang dapat di kembangkan dalam penyelenggaraan

program akselerasi belajar yaitu:

1) kecerdasan dan bakat istimewa tetap berada bersama-sama dengan siswa

lainnya di kelas reguler (model inklusif); Bentuk penyelengaraan pada

kelas reguler dapat dilakukan dengan model sebagai berikut :

a) Kelas reguler dengan kelompok (cluster)

Siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar

bersama siswa lain (normal) di kelas reguler dalam kelompok khusus.

b) Kelas reguler dengan pull out

Siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar

bersama siswa lain (normal) di kelas reguler namun dalam waktu-

waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang sumber (ruang

khusus) untuk belajar mandiri, belajar kelompok, dan/atau belajar

dengan guru pembimbing khusus.

Page 47: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xlvii

c) Kelas reguler dengan cluster dan pull out

Siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar

bersama siswa lain (normal) di kelas reguler dalam kelompok khusus,

dan dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang

sumber (ruang khusus) untuk belajar mandiri, belajar kelompok,

dan/atau belajar dengan guru pembimbing khusus.

2) Kelas khusus, di mana siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa belajar dalam kelas khusus; dan

3) Sekolah khusus, di mana semua siswa yang belajar di sekolah ini adalah

siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

B. Kerangka Pemikiran

Dalam proses belajar mengajar terdapat komponen-komponen yang sangat

diperlukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Komponen-komponen

tersebut antara lain kurikulum, tenaga kependidikan, sarana prasarana, dana,

manajemen, dan lingkungan. Tanpa adaya komponen-komponen tersebut proses

belajar mengajar tindakan berjalan dengan baik. Komponen tersebut sangat cocok

diterapkan dalam program pendidikan akselerasi, yang mana program ini

diperuntukkan bagi anak-anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar

biasa.

Pengembangan potensi peserta didik memerlukan strategi yang sistematis

dan terarah. Selama ini strategi pendidikan yang ditetapkan, termasuk kurikulum

yang ada memberikan layanan yang standar kepada semua peserta didik yang

sebenarnya memiliki tingkat kemampuan dan kecerdasan yang berbeda. Strategi

ini memang relevan untuk konteks pemerataan namun kurang mampu menunjang

usaha mengoptimalkan perkembangan potensi peserta didik, karena kemampuan

dan kecerdasan tiap individu berbeda-beda. Perlunya perhatian khusus kepada

peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa adalah selaras

dengan fungsi utama pendidikan yaitu mengembangkan potensi peserta didik

seoptimal mungkin.

Page 48: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xlviii

Potensi unggul peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan

luar biasa tidak akan begitu saja muncul begitu saja tanpa stimulasi yang sesuai.

Salah satu stimulasi yang sesuai adalah memberikan pelayanan pendidikan yang

berdiferensiasi, yaitu pemberian pengalaman pendidikan yang sesuai dengan

kemampuan dan kecerdasan siswa, dengan menggunakan kurikulum yang

berdiversifikasi yaitu kurikulum standar yang diimprovisasi alokasi waktunya

sehingga sesuai dengan kecepatan belajar dan motivasi belajar siswa.

Pelayanan pendidikan yang berdiferensiasi dengan menggunakan

kurikulum yang berdiversifikasi dapat diimplementasikan melalui

penyelenggaraan program akselerasi. Dengan adanya layanan pendidikan yang

sesuai dengan siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa,

maka dirinya merasa diperhatikan dan diakui keberadaannya.

Dalam penyeleggaraan program akselerasi pasti ada kendala-kendala,

maka untuk meminimalisir kendala-kendala tersebut kedua pihak harus

melakukan kerjasama untuk mencari solusinya.

Dari uraian tersebut maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Hasil pelaksa-

naan

Komponen- komponen penyelenggaraan program akselerasi: 1. Input/murid 2. Kurikulum 3. Tenaga

kependidikan 4. Sarana dan

prasarana 5. Dana 6. Manajemen 7. Lingkungan 8. Proses Belajar

Mengajar

Penyelengga-raan Program

Akselerasi

Tidak ada kendala

Ada kendala

Solusi Internal

Page 49: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

xlix

C. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang terdahulu yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan

adalah penelitian dari Retno sunarsih, Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Program Studi Akuntansi, dengan judul Efektivitas Penyelenggaraan

Program Akselerasi Tahun Ajaran 2007/2008 (Studi Kasus Di SMA Negeri 1

Karanganyar). Penelitian tersebut menitikberatkan pada keefektivan terhadap

pelaksanaan program akselerasi yang diselenggarakan di SMA N 1 Karanganyar.

penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif.

Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah penyelenggaraan

program akselerasi di SMA N 1 Karanganyar terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap

persiapan, tahap proses, dan tahap evaluasi. Tahap persiapan meliputi seleksi

siswa, seleksi guru, penyusunan kurikulum, dan penyediaan sarana dan prasarana.

Tahap proses penyelenggaraan akselerasi, model penyelenggaraan akselerasi

dibedakan menjadi 3 yaitu model kelas reguler, model kelas khusus, model

sekolah khusus. SMA N 1 Karanganyar menggunakan model penyelenggaraan

kelas khusus, untuk kelas akselerasi nya berjumlah satu kelas pada tiap tahun

ajaran baru. Tahap evaluasi, kompenen-komponen yang dievaluasi yaitu: sasaran

belajar, prosedur identifikasi, kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik/guru,

biaya, evaluasi.

Efektivitas penyelenggaraan akselerasi. Kriteria yang diperlukan untuk

mengukur dan mengetahui efektivitas penyelenggaraan program akselerasi di

SMA N 1 Karanganyar adalah kemampuan untuk mencapai tujuan program,

kemampuan memelihara kegiatan operasional sehari-hari, kemampuan

menyesuaikan terhadap perubahan.

Page 50: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

l

BAB III

METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Surakarta. Alasan pemilihan

SMAN 3 Surakarta sebagai tempat penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. SMA Negeri 3 Surakarta merupakan SMA yang menyelenggarakan kelas

akselerasi di daerah Surakarta.

b. SMA Negeri 3 Surakarta mempunyai data atau informasi yang memadai untuk

kepentingan penelitian.

c. SMA Negeri 3 Surakarta belum pernah dijadikan obyek penelitian mengenai

penyelenggaraan kelas akselerasi sehingga diharapkan hasil penelitian ini akan

memberikan manfaat pada sekolah tersebut.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan lamanya penelitian ini berlangsung, mulai

dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan penelitian.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Menurut Bodgen dan Tailor yang dikutip Lexy J. Moleong (2002: 3)

menyatakan bahwa “Metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati”.

Hadari Nawawi (1998: 63) menyatakan bahwa :

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Pada penelitian ini, peneliti berusaha memecahkan masalah yang

diselidiki mengenai penyelenggaraan kelas akselerasi dengan cara

Page 51: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

li

menggambarkan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

yang ditemui sebagaimana adanya baik berupa kata-kata tertulis, lisan dari orang-

orang maupun perilaku yang dapat diamati.

2. Strategi Penelitian

Penelitian ini menggunakan strategi tunggal terpancang. Tunggal dalam

artian ”penelitian terarah pada sasaran dengan satu karakteristik. Artinya

penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi, atau satu

subyek)”. (H.B.Sutopo, 2006: 140). Terpancang dalam artian “sudah terarah pada

batasan atau fokus tertentu yang dijadikan sasaran dalam penelitian”. (H.B.

Sutopo, 2006: 139). Jadi penelitian ini terarah pada satu lokasi yaitu SMA Negeri

3 Surakarta dengan batasan penelitian tentang penyelenggaraan kelas akselerasi.

C. Sumber Data

Pemahaman mengenai sumber data merupakan bagian yang sangat

penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data

akan menentukan ketepatan dan kekayaan data informasi yang diperoleh. (H.B.

Sutopo, 2006: 56).

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil data atau informasi yang

berhubungan dengan masalah penelitian melalui informan, tempat dan waktu

penelitian, dokumen dan arsip.

1. Informan

Dalam penelitian pada umumnya, jenis sumber data yang berupa manusia

dikenal sebagai responden (respondent). Istilah ini digunakan karena peneliti

dianggap memiliki posisi yang lebih penting dibandingkan dengan responden

yang hanya sekedar memberikan tanggapan (respon) terhadap apa yang

diinginkan oleh penelitii. “Di dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut

dengan informan daripada responden” (H. B. Sutopo, 2006: 58), karena posisi

peneliti dan informan dipandang memiliki kedudukan yang sama pentingnya.

2. Tempat dan Peristiwa

Page 52: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lii

Tempat yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah SMA Negeri 3

Surakarta. Dari lokasi tersebut akan muncul beragam fenomena yang merupakan

peristiwa yang dapat digunakan sebagai data yang berhubungan dengan masalah

yang sedang diteliti, yaitu tentang penyelenggaraan kelas akselerasi.

3. Dokumen dan Arsip

Sekolah merupakan lembaga formal. Oleh karena itu kerapian dalam

administrasi menjadi bagian yang penting sehingga dokumen atau arsip yang telah

tertata dapat dijadikan sebagai sumber data apabila terdapat hubungan dengan

masalah yang sedang diteliti. H.B. Sutopo (2006: 61) mengemukakan bahwa

“Dokumen dan arsip biasanya merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan

suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Bila ia merupakan catatan rekaman yang

bersifat formal dan terencana dalam organisasi sebagai bagian dari mekanisme

kegiatannya, ia cenderung disebut arsip”.

D. Teknik Sampling

Teknik cuplikan (sampling) merupakan suatu bentuk khusus atau proses

bagi pemusatan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi (H.B.Sutopo, 2006:

63). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling /sampel bertujuan merupakan sampel yang diambil tidak ditekankan

pada jumlah tetapi ditekankan pada kualitas pemahamannya kepada masalah yang

diteliti. Jumlah sampel akan berkembang (snow ball) yaitu dari satu informan ke

informan yang lain sampai informasi yang dibutuhkan mencukupi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu observasi,

wawancara dan mengkaji dokumen atau arsip.

1. Observasi

Page 53: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

liii

Menurut H.B. Sutopo (2006: 75), “Teknik observasi digunakan untuk

menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan

benda serta rekaman gambar”.

Terdapat empat jenis observasi (H.B. Sutopo, 2006: 75) antara lain :

a. Observasi Tak Berperan. Kehadiran peneliti dalam observasi sama sekali tidak diketahui oleh subyek yang diamati.

b. Observasi Berperan Pasif. Kehadiran peneliti dalam di lokasi menunjukkan peran yang paling pasif, sebab kehadirannya sebagai orang asing diketahui oleh subyek yang diamati dan hal itu membawa pengaruh pada yang diamati.

c. Observasi berperan aktif. Observasi berperan aktif merupakan cara khusus dan peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi memainkan berbagai peran yang dimungkinkan dalam suatu situasi yang berkaitan dengan penelitiannya. Peran tersebut hanya bersifat sementara.

d. Observasi berperan penuh. Peneliti memang memiliki peran dalam lokasi studinya sehingga benar-benar terlibat dalam suatu kegiatan yang ditelitinya.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil teknik observasi berperan pasif

untuk mengamati perilaku yang muncul di lokasi penelitian. Dalam observasi ini

peneliti hanya mendatangi lokasi penelitian, tetapi sama sekali tidak berperan

sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif.

2. Wawancara

Burhan Bungin (2003: 108) mengemukakan bahwa :

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan dan sebaginya, yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai (interviewee).

Peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam (in-depth

interviewing) untuk memperoleh berbagai data yang berkaitan dengan masalah

penelitian. Namun demikian, pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara disusun

dulu sebagai pedoman dalam pelaksanaannya.

Page 54: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

liv

3. Mengkaji Dokumen dan Arsip

Yin dalam H.B. Sutopo (2006: 81), “Mencatat dokumen disebut sebagai

content analysis, dan yang dimaksudkan bahwa peneliti bukan sekedar mencatat

isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga tentang maknanya

yang tersirat”. Teknik mengkaji dokumen dan arsip dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk mencatat apa yang tertulis dalam dokumen atau arsip yang

berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti, kemudian berusaha untuk

memahami maknanya.

F. Validitas Data

Ketepatan dan kemantapan data tergantung dari ketepatan memilih

sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik pengembangan validitas data.

Teknik pengembangan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

trianggulasi. Patton dalam H.B. Sutopo (2006: 92) menyatakan, “Ada empat

teknik trianggulasi, yaitu trianggulasi data (data triangulation), trianggulasi

peneliti (investigator triangulation), trianggulasi metodologis (methodological

triangulation) dan trianggulasi teoretis (theoritical triangulation)”.

Peneliti cenderung menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi

metode. Trianggulasi data disebut juga trianggulasi sumber. Jenis trianggulasi ini

dilakukan dengan dua cara. Pertama, data yang sejenis dikumpulkan dengan

berbagai sumber data yang tersedia dengan teknik pengambilan data sama. Kedua,

data yang sejenis dikumpulkan dari sumber data yang berbeda dengan teknik

pengumpulan data yang berbeda. Sedangkan trianggulasi metode dilakukan

dengan cara mengumpulkan data sejenis dari sumber data yang sama tapi dengan

teknik pengumpulan data berbeda. Dari sini akan diketahui keabsahan data-data

tersebut.

G. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif, dimana aktivitas

dalam tiga komponen analisis yang terdiri dari reduksi data, sajian data dan

penarikan simpulan/verifikasi, dilakukan dengan cara interaktif dari tiga

komponen tersebut.

Page 55: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lv

Dalam model analisis interaktif ketiga komponen analisis berjalan

bersama pada waktu kegiatan pengumpulan data. Begitu peneliti menyusun

catatan lapangan lengkap, reduksi data segera dibuat, dan diteruskan dengan

pengembangan bentuk susunan sajian data.

Dari membaca sajian data dengan kelengkapan ragam pendukungnya,

peneliti mengusahakan pikiran yang mengarah pada simpulan yang bersifat

sementara karena pengumpulan data masih berlangsung. Apabila peneliti

menemukan data baru dengan pemahaman baru, kemungkinan besar simpulan

sementara tadi perlu dirubah secara tepat. Apabila data baru lebih memperkuat

simpulannya sementara yang telah dikembangkan akan menjadi semakin mantap.

Demikian seterusnya hingga pengumpulan data dirasa telah lengkap.

Berikut ini gambar model analisis intreraktif :

Gambar 2. Model Analisis Interaktif (Sumber : H. B. Sutopo, 2006: 120)

H. Prosedur Penelitian

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap pra lapangan dilakukan mulai dari pembuatan usulan penelitian,

menyusun rancangan penelitian, memilih obyek penelitian, sampai dengan

pencarian berkas perizinan lapangan.

(2) Sajian data

(1) Reduksi

(3)

Penarikan simpulan/verifikasi data

Pengumpulan

data

Page 56: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lvi

2. Tahap Kegiatan Lapangan

Tahap kegiatan lapangan dilakukan untuk menggali data yang relevan

dengan tujuan penelitian. Dalam tahap ini peneliti sudah terjun ke tempat

penelitian untuk memahami latar penelitian dan persiapan diri memasuki lapangan

serta sambil mangumpulkan data.

3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data dilakukan setelah penggalian data dianggap cukup

untuk memenuhi maksud dan tujuan penelitian. Setelah data yang dianggap

relevan dengan masalah yang diteliti, data kemudian dianalisis kembali secara

lebih mendalam kemudian ditarik sebuah kesimpulan dari analisis tersebut.

4. Tahap Penulisan Laporan

Tahap penulisan laporan terinci sebagai berikut :

a. Menyusun konsep laporan

b. Review konsep laporan atas dasar saran perbaikan dari tim penguji

c. Perbaikan konsep dan penyusunan laporan akhir

d. Penggandaan laporan, legalisasi dan pelaporan kepada yang terkait.

Bagan berikut disajikan agar memberikan kemudahan untuk

menggambarkan langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam melakukan

penelitian :

Proposal

Persiapan pelaksanaan

Pengumpulan data dan analisis awal

Analisis akhir

Penarikan kesimpulan

Penulisan laporan

Perbanyakan laporan

Page 57: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lvii

Gambar 3. Prosedur Penelitian

Page 58: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lviii

D. BAB IV

E. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 3 Surakarta

Awal berdirinya Sekolah Lanjutan Atas Negeri pertama dimulai bulan

Agustus 1943, yang diresmikan pada tanggal 3 Nopember 1943, dan diberi nama Sekolah Menengah Tinggi Negeri (SMT Negeri) bertempat di gedung yang

sekarang dipakai Sekolah SMP Negeri 1 Surakarta

Pada bulan Juni 1950 diadakan ujian penghabisan yang pertama, di

gedung Margoyudan. Nopember 1950 para pelajar bekas pejuang mendesak dan

memohon untuk dibukanya 6(enam) kelas baru tambahan malam hari. Sebutan

“Enam Kelas Baru” akhirnya dibuka dan digabungkan dengan SMA Negeri A/B

II. Pada tanggal 17 Agustus 1951 dibuka secara resmi SMA A/B Malam dengan

nama SMA Negeri I Bagian malam yang terdiri dari 6 kelas. Maka sejak itu di

luar Sala terdapat 3 SMA Negeri A/B II. SMA Negeri A/B di bawah satu

pimpinan, yaitu:

1. SMA Negeri A/B, yang sekarang dikenal dengan nama SMA Negeri 1 Sala.

2. SMA Negeri A/B II, yang dikenal dengan nama SMA Negeri 2 Sala.

3. SMA Negeri A/B I bagian malam, atau sekarang SMA Negeri 3 Sala.

Tanggal 1 Agustus 1958 secara resmi di pecah ketiga sekolah inti dan diganti namanya:

1. SMA Negeri A/B I menjadi SMA Negeri IB di pimpin oleh Bp. Soepandam.

2. SMA Negeri A/B II menjadi SMA Negeri IIA di pimpin oleh Bp. Pajatmo.

3. SMA Negeri A/B I bagian malam menjadi SMA Negeri IIIB dipimpin oleh Bp. Rospandji Atmowirogo.

Tanggal 1 agustus 1958 juga diresmikan sebagai hari lahirnya SMA

Negeri III Surakarta. Tahun 1963 SMA Negeri III B diubah menjadi SMA Negeri

III, mempunyai empat jurusan yaitu: Jurusan Ilmu Pasti, Alam, sosial, dan

Page 59: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lix

Budaya. Tanggal 30 Januari 1967 terjadi boyongan dari Jl. Margoyudan 56 solo

pindah ke Jl. Warung Miri 90 (sekarang Jl. RE Martadinata 143) dimana gedung yang ditempati adalah bekas gedung SD SINTJUNG.

Pada tahun 1975 oleh Pemerintah Kotamadia Surakarta dalam rangka

pengembangan sekolah diberikanlah sebuah tanah bekas makam Belanda/Kerkoff di Prof W.Z. Yohanes untuk bangunan Laboratorium Kimia dan Fisika. Tanggal

29 Januari 1980 jabatan Kepala Sekolah diserahterimakan kepada Bapak Soeyono

sampai pada tanggal 22 Desember 1986. kemudian beliau digantikan oleh bapak

Drs. Sri Waloejo Mangoendikoro. Pembangunan gedung sekolah Warung Miri menjadi 2 lantai dilokal utara.

Tanggal 1 Mei 1995 kembali Jabatan Kepala Sekolah diserah terimakan

kepada bapak Soekiman. Pembangunan fisik yang dilaksanakan diantaranya membangun gedung kerkop menjadi 2 lantai dibagian depan dan per tanggal 31

Oktober 1998 dinyatakan pensiun dan sebagai gantinya ditunjuk Bapak Drs.

Kuswanto, MM. Pada masa Warung Miri atas bantuan Alumni SMA Negeri 3

Sala Bapak Laksamana Widodo A.S. Pada tanggal 26 Mei 2001 diangkat Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Surakarta sebagai penggantinya yakni Bapak Drs.

Kuswanto, MM, Akhirnya jabatan Kepala Sekolah diserahterimakan kepada

Bapak Drs. H. Soenarso, MM pada tanggal 13 Juni 2004. Gerbong pembangunan

kembali dilanjutkan dengan membangun 6 kelas di lantai 2 gedung sekolah Kerkop sampai sekarang, kemudian pada bulan Mei 2008 jabatan Kepala Sekolah

diserahkan kepada bapak Drs.H.Ngadiyo, M.Pd sampai sekarang.

2. Motto, Visi, Misi SMA Negeri 3 Surakarta

a. Motto Sekolah

Widya Karma Jaya

Yang artinya adalah ungul dalam ilmu dan perbuatan/budi pekerti.

b. Visi Sekolah

Terwujudnya akhlak mulia dan semangat berprestasi dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Seni Buaya menuju sekolah unggul yang

berwawasan Internasional.

c. Misi Sekolah

Page 60: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lx

1. Mengembangkan tata nilai dan akhlak mulia berdasarkan keimanan dan

ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mewujudkan sinergi dan profesionalisme warga sekolah

3. Menciptakan kondisi sekolah yang kondusif untuk mewujudkan semangat

berprestasi dan berkembangnya wawasan keilmuan, teknologi serta seni budaya.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

1. Penyelenggaraan Program Akselerasi

a. Penyelenggaraan Program Akselerasi

Penyelenggaraan akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta meliputi tiga

tahap, adapun tahap-tahap dalam penyelenggaraan program akselerasi yaitu:

persiapan, proses, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan program akslerasi.

1) Tahap Persiapan

Penerapan suatu program baru membutuhkan berbagai persiapan.

Persiapan merupakan tahap awal sebelum program akselerasi ini

dilaksanakan. Persiapan-persiapan yang dilakukan di SMA Negeri 3

Surakarta meliputi, seleksi siswa, seleksi guru, penyediaan sarana

prasarana, dan sosialisasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang

disampaikan oleh informan 1 yang menyatakan bahwa persiapan yang

dilakukan pihak sekolah dalam penyelenggaraan program akselerasi

diawali dengan identifikasi siswa, perekrutan guru, melengkapi sarana

prasarana, sosialisasi.

Hal tersebut juga diperkuat informan 2 yang mengatakan bahwa

”pertama-tama kita mengidentifikasi jumlah siswa yang mempunyai bakat

dan cerdas istimewa itu, rekruitmen guru, menyediakan fasilitas, dan

media pembelajaran, sosialisasi ke sekolah-sekolah,.. .”(wawancara,7 april

2009).

Berdasarkan beberapa informasi tersebut di atas maka bisa

disimpulkan bahwa persiapan yang dilakukan pihak sekolah dalam

melaksanakan program akselerasi meliputi identifikasi siswa, perekrutan

guru, melengkapi sarana prasarana, dan sosialisasi. Persiapan-persiapan

Page 61: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxi

tersebut dilakukan agar pelaksanaan program akselerasi dapat berjalan

dengan lancar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

a. Identifikasi/Seleksi Siswa

Penyeleksian siswa dilakukan untuk mengidentifikasi anak yang berbakat,

karena yang dapat masuk ke program akselerasi ini adalah mereka yang

memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Identifikasi anak berbakat

dapat dilakukan melalui tahap pengetesan maupun tahap studi kasus, tahap

pengetesan dapat berupa tes IQ di mana mereka yang dapat masuk di kelas

akselerasi ini adalah mereka yang ber IQ 130 ke atas, sedangkan studi kasus

dapat berupa wawancara untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin

tentang siswa yang diperkirakan berbakat dari sumber yang berbeda, misalnya

dari orang tua, teman atau dari calon siswa itu sendiri.

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh informan 1 yang

menyatakan bahwa :

Sekarang seleksinya mengikuti aturan main dari Direktorat PSLB. Itu dengan kriteria, nilai akademik. Itu terdiri dari 3 komponen, yaitu rata-rata rapor, tes akademik, kemudian nilai ujian nasional. Itu tadi menjadi 1 komponen akademik, kemudian yang ke dua tes psikologi, tes psicologi nya itu ada tiga, kita mengacu pada sistem task comitment, kemudian IQ, CQ. Jadi intelejensi, kreativitas, task comitment, yaitu keterikatan pada komitmen. Nah persyaratan akademik itu harus rata-rata delapan, batas minimal. Kemudian intelejensi awal dari buku petunjuknya itu 120, sekarang sudah 130. Jadi 120,125,130. dan tampak nya sekarang anak-anak dengan intelejensi sekian itu sudah tidak masalah, karena mungkin anak-anak gizinya juga lebih bagus.(Wawancara, tanggal 6 April 2009)

Seleksi administrasi meliputi hasil ujian nasional dan sekolah sebelumnya

dengan nilai rata-rata minimal delapan, dan tes kemampuan akademik, dengan

nilai rata-rata minimal delapan. Dalam tahap tes psikologi dapat berupa tes IQ

dimana mereka yang dapat masuk di kelas akselerasi ini adalah mereka yang

mempunyai IQ 130 ke atas, tes kreativitas, digunakan tes kreativitas figural

dan tes kreativitas figural, keterikatan dengan Tugas (Task Commitment),

selain itu juga ada tes yang berupa wawancara untuk memperoleh informasi

sebanyak mungkin tentang siswa yang diperkirakan berbakat dari sumber yang

berbeda, misalnya dari orang tua, teman, atau dari siswa itu sendiri. Hal

Page 62: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxii

senada juga diungkapkan oleh informan 4 bahwa ”hari pertama itu itu tes IQ

itu dua hari, tes psikologi, trus tes akademik, trus yang terakhir itu wawancara

pakai bahasa inggris,.. itu yang bikin pusing itu mbak”.(wawancara, 7 April

2009)

Prosedur identifikasi diawali dengan mengadakan pendaftaran pada bulan

maret. Siswa diseleksi berdasarkan nilai rapornya, kemudian siswa yang

nilainya memenuhi syarat bisa mengikuti tes selanjutnya. Setelah seleksi

melalui nilai rapor, maka prosedur identifikasi selanjutnya adalah melalui tes

selama lima hari, hari pertama tes kemampuan akademik yaitu tes

Matematika, IPA, Bahasa Inggris, hari kedua dan ketiga proses seleksi

dilanjutkan dengan tes psikologi, hari keempat tes minat dan kepribadian, dan

hari terakhir atau hari kelima adalah tes wawancara dengan bahasa inggris.

(Leaflet pengumuman pendafaran siswa baru program Akselerasi, Maret

2009)

Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas

dapat disimpulkan bahwa identifikasi siswa yang dapat masuk pada program

akselerasi adalah yang memiliki IQ 130 ke atas, nilai rapor dari SMP rata-rata

minimal 8,0 tes akademik minimal 8, dan wawancara dengan calon siswa

dengan Bahasa Inggris juga dipertimbangkan.

b. Perekrutan atau Seleksi Guru

Guru merupakan salah satu pihak yang sangat menentukan keberhasilan

dalam proses belajar mengajar. Dalam program akselerasi di mana siswa

memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa serta memiliki ciri yang khas,

maka guru yang digunakan dalam program akselerasi adalah guru yang benar-

benar memiliki kompetensi keguruan. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan oleh informan 2 bahwa ”ya anak aksel itu kan kecerdasannya

diatas rata-rata, jadi kita harus carikan guru yang bisa mengimbangi

kemampuan mereka, kalau ndak ya nantinya bisa menghambat proses

pembelajaran... .”.(Wawancara, tanggal 7 April 2009)

Senada dengan hal di atas, informan 1 menyatakan bahwa ”Kalau syarat

khususnya tidak ada, intinya ya mbak, task commitment nya harus ada, tingkat

Page 63: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxiii

kemampuan akademiknya cukup baik, lulusan S1, kemudian rata-rata

pengalaman mengajar 5 tahun”.

Senada dengan hal di atas informan 2 juga menambahkan bahwa:

rekruitment untuk tenaga guru dipilih guru-guru SMA 3 yang baik, punya kompetensi tinggi, harus bisa mengajar dengan cepat tapi jelas, masalahnya waktu kan tinggal 2/3. jadi harus bisa menyajikan materi secara jelas, cepat, dengan prinsip Pakemin (pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan, inovatif). (Wawancara, tanggal 7 April 2009)

Hal tersebut juga sesuai dengan informasi hasil wawancara dengan

informan 3. Salah satu informasi dari informan 3 menyataka bahwa ”yang

jelas harus punya komitmen tinggi, harus lebih keras dari yang lainya kan?,

dan harus punya kompetensi yang cukup.”.(Wawancara, tanggal 7 April

2009)

Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas

maka dapat disimpulkan bahwa guru yang mengajar di kelas akselerasi adalah

mereka yang mempunyai task commitment, bertanggung jawab, mempunyai

kemampuan akademik yang baik, pendidikan minimal S1, pengalaman

mengajar minimal 5 tahun, yang bisa mengajar dengan cepat tapi jelas, dan

yang mengajar dengan prinsip PAKEMIN.

c. Persiapan Kurikulum

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi

dan bahan pelajaran serta tata cara yang digunakan sebagai penyelenggaraan

kegiatan belajar mengajar dalam suatu program pendidikan untuk mencapai

tujuan pada satuan pendidikan dalam rangka mencapai pendidikan nasional.

Kurikulum antara program akselerasi dan reguler tidak jauh berbeda,

perbedaannya hanya terletak pada alokasi waktu yang lebih singkat untuk

program akselerasi.

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari informan 1 yang menyatakan bahwa

”sama, kurikulumnya itu begini mbak, sebetulnya kurikulumnya itu biasa,

hanya saja standar isinya dinaikkan apa itu namanya eskalasi.”. (Wawancara,

tanggal 6 April 2009)

Page 64: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxiv

Guru mempunyai kewajiban untuk membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dalam setiap kompetensi dasar dimana guru harus dapat

menyesuaikan materi pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia dengan

sebaik mungkin untuk dapat menyesuiakan materi pelajaran yang ada.

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh informan 2 bahwa ”sama, sama

dengan yang reguler, hanya saja waktunya lebih singkat, kalau yang regular

tiga tahun, ini cuma dua tahun, kalau yang reguler satu tahun dua semester,

yang ini satu tahun tiga semester.”. (Wawancara, tanggal 7 April 2009).

Kurikulum yang digunakan untuk kelas akselerasi untuk tahun ajaran

2008/2009 sama dengan yang digunakan untuk kelas reguler yaitu KTSP,

yang alokasi waktunya dipersingkat dan standar isinya dinaikkan. Hal tersebut

juga diperkuat oleh pernyataan dari informan 5 yang mengatakan bahwa

kurikulum yang digunakan pada program akselerasi adalah kurikulum KTSP

yang alokasi waktu nya dipercepat dan juga di tambah dengan pendalaman

materi (pengayaan).

Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas

dapat disimpulkan bahwa kurikulum yang digunakan di kelas akselerasi

adalah KTSP sama seperti kurikulum kelas reguler, hanya saja guru yang

mengajar di kelas akselerasi harus membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dalam setipa kompentensi dasar yang disesuaikan dengan

alokasi waktunya.

d. Persiapan Sarana Prasarana

Sarana prasarana sangat mendukung dalam mencapai keberhasilan dalam

suatu pendidikan. Sarana prasarana dalam suatu sekolah dapat dibagi menjadi

dua bagian yaitu sarana prasarana edukatif dan sarana prasarana non edukatif.

Seperti yang diungkapkan oleh informan 3 bahwa ”sarana dan prasarana yang

disediakan untuk anak akelerasi lebih bagus dibanding dengan kelas reguler

karena mereka kan berlajar nya lebih keras dibanding dengan yang reguler”.

(wawancara,7 April 2009)

Sarana prasarana dalam suatu sekolah dapat dibagi menjadi dua yaitu

sarana prasarana edukatif yang merupakan segala sesuatu yang bersifat fisik

Page 65: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxv

yang diperlukan untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar, misalnya

ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang BP, papan tulis,

spidol, dan lain-lain, dan sarana prasarana non edukatif merupakan segala

sesuatu yang menunjang pelaksanaan kegiatan di sekolah, misalnya kantin

sekolah, ruang koperasi, mushola.

Sarana prasarana untuk kelas akselerasi seharusnya dibedakan dengan

kelas reguler, karena sarana prasarana siswa harus disesuaikan dengan sifat

khas siswa yang memang tingkat kecerdasannya tinggi. Di SMA Negeri 3

Surakarta, siswa kelas akselerasi berada di tempat yang terpisah dengan siswa

kelas reguler. Kelas akselerasi berada di warung miri, sedangkan siswa kelas

reguler berada di Kerkop.

Perhatian sekolah dalam penyediaan ruang kelas cukup baik, seperti yang

diungkapkan oleh informan 1 ”oo ya sudah ada. Jadi tiap-tiap kelas itu sudah

ada LCD, komputer,TV, VCD, AC, ada tape nya, jadi nanti kalau mau

listening itu sudah ada tape nya di tiap-tiap kelas.”(Wawancara, 6April 2009)

Di setiap ruang kelas terdapat sarana prasarana belajar yang sangat

memadai. Di setiap kelas telah dilengkapi dengan whiteboard, spidol, AC,

LCD, VCD/DVD Player, komputer, printer, dispenser, tape. Hal tersebut

sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh informan 3 bahwa ”Trus mestinya

kita menyediakan fasilitas, media pembelajaran, komputernya nyambung

internet, trus sumber bacaan, buku, internet, video”. (Wawancara, 7April

2009)

Berdasarkan pendapat yang telah disampaikan oleh beberapa informan

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sarana prasarana yang tersedia untuk

siswa akselerasi sudah memadai, dan lebih baik dibandingkan dengan siswa

kelas reguler.

e. Sosialisasi

Setiap program pendidikan hendaknya disosialisakan kepada stake holder

pendidikan, dalam artian diberitahukan kepada pihak internal maupun pihak

eksternal sekolah agar diketahui keberadaannya. Informan 2 mengungkapkan

bahwa selama ini kegiatan sosialisasi dilakukan dengan pengiriman leaflet

Page 66: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxvi

atau surat khusus yang ditujukan kepada SMP se-Surakarta dan sekitarnya

kepada siswa kelas IX sebagai sasarannya.

Hal tersebut juga diperkuat oleh informan 1 yang mengungkapkan bahwa:

biasanya itu, yang angkatan pertama itu, dulu kita undang, ya anak-anak SMP itu kita undang, kita beri penjelasan tentang aksel, nah itu tadi yang angkatan pertama, kemudian setelah itu mulai angkatan 2, 3 dan seterusnya mereka sudah tahu dengan sendirinya. Jadi alumni-alumni anak-anak SMP mereka itu saya suruh kembali ke sekolah-sekolah mereka untuk memberikan sosialisasi ke adik-adik kelas, karena yang tahu persis keadaan disini kan mereka. Jadi misalkan saya sosialisasi, kan saya mesti ngomong nya nggak relistis, saya mesti memberikan yang manis-manis, jadi yang pernah duduk di sini yang merasakan jadi saya suruh kembali katakanlah untuk memberi penjelasan.(Wawancara, 7April 2009)

Informan 1 memambahkan bahwa sosialisasi juga lakukan dengan

mengadakan iklan di media elektronik yaitu melalui radio PTPN FM. Selain

itu Informan 2 menambahkan bahwa, ”jadi pakai brosur, leaflet, ngirim surat

dulu ke SMP yang mau dituju, kalau boleh ya sosialisasi, kalau ndak ya

tempel leaflet, brosur aja, sehingga smua tau bahwa aksel itu butuhnya anak

yang nilainya brapa.”.(Wawancara, 7April 2009). Informan 2 juga

memambahkan bahwa dulunya sosialisasi juga dilakukan melalui media cetak

yaitu koran Solopos.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sosialisasi

program akselerasi memiliki sasaran khusus yaitu siswa kelas IX di Surakarta

dan sekitarnya. Banyak cara yang ditempuh untuk sosialisasi tersebut baik

melalui media cetak seperti koran (Solopos), maupun media elektronik yaitu

radio (PTPN FM), pembuatan leafleat, brosur untuk dikirim ke sekolah-

sekolah dan juga presentasi di sekolah-sekolah di Surakarta dan sekitarnya.

2) Tahap proses penyelenggaraan program akslerasi.

Tahap ini berhubungan dengan pelaksanaan program akselerasi. Bentuk

penyelenggaraan program akselerasi dapat dibedakan menjadi 3 model, yaitu,

Pelayanan khusus, model kelas khusus, dan model sekolah khusus. Siswa

yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar dalam kelas

khusus, sedangkan pada model sekolah khusus semua siswa yang belajar di

Page 67: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxvii

sekolah ini adalah siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa. Sedangkan penyelenggaraan program akselerasi yang ada di SMA

Negeri 3 menurut informan 1 bahwa, ”kita pakai nya yang kelas khusus, saat

ini masih kelas khusus, nanti suatu saat bisa juga jadi sekolah khusus”.

(wawancara, 6 April 2009).

Hal ini juga didasarkan pada kebutuhan belajar siswa tersebut, mereka

memiliki kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa sehingga mereka harus

mendapat layanan khusus dalam memenuhi kebutuhan belajarnya. Apabila

mereka tidak diberi layanan khusus misalnya dicampur dengan siswa reguler,

mereka cenderung akan mengalami underachiever. Jadi penyelenggaraan

program akselerasi di SMA Negeri 3 menggunakan model kelas khusus, yang

mana setiap tahun ajaran nya terdiri dari dua kelas, dan tiap kelasnya terdiri

dari 20 siswa.

Pemilihan bentuk model kelas khusus didasarkan pada kebutuhan belajar

dari siswa tersebut, mereka memiliki kemampuan dan kecerdasan istimewa

sehingga mereka harus mendapat pelayanan khusus dalam memenuhi

kebutuhan belajarnya. Apabila mereka tidak diberikan layanan khusus

misalnya dicampur dengan siswa kelas reguler, maka cenderung akan

underachiever yaitu berprestasi jauh dibawah kemampuan aslinya.

Dalam proses penyelenggaraan program akselerasi ini salah satunya

adalah kegiatan belajar mengajar di kelas. Proses belajar mengajar merupakan

kegiatan terencana untuk mencapai tujuan instruksional. Proses tersebut akan

berdaya guna dan berhasil guna bila dilaksanakan secara seksama, berencana,

dan sistematik. Dengan seksama artinya dilaksanakan dengan penuh

pertimbangan dan perhatian, berencana mengandung makna ada tujuan yang

jelas dan disertai langkah-langkah dan teknik yang jelas untuk mencapai

tujuan tersebut, sedangkan sistematik berarti komponen-komponen dalam

proses belajar-mengajar (tujuan, materi, metode, media, guru, siswa, sarana

prasarana, dan evaluasi) tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan satu

kesatuan yang terpadu. Hal ini dimaksud agar tujuan program akselerasi yaitu

untuk memberikan pelayanan khusus bagi siswa yang mempunyai

Page 68: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxviii

kemampuan dan kecerdasan luar biasa agar mereka mendapat kesempatan

untuk menyelesaikan belajarnya lebih singkat daripada siswa normal lainnya.

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari kegiatan evaluasi hasil

belajar. Di sini guru wajib melaksanakan evaluasi setiap akan mengakhiri

proses belajar mengajar. Secara periodik evaluasi dilakukan berdasarkan

program tertentu, misalnya ulangan harian, caturwulan, dan semesteran. Pada

program akselersi, siswa SMA yang seharusnya menyelesaikan belajar selama

3 tahun dapat menyelesaikan belajarnya hanya dalam waktu 2 tahun. Hal ini

seperti yang diungkapkan oleh informan 1 bahwa:

bedanya kita dengan kelas reguler itu ya pada waktu yang lebih cepat mbak, sistem evaluasi yang kita lakukan juga sama saja koq, kita juga mengadakan ulangan harian, mid semester, ujian semester, cuma waktunya saja yang beda, di aksel itu satu semester itu cuma 4 bulan, mid nya tiap 2 bulan sekali, tiap 8 bulan sekali kenaikan kelas. (Wawancara, 7April 2009)

Waktu 2 tahun ini digunakan untuk 3 tingkatan, sehingga setiap tingkatan

nya hanya membutuhkan waktu 8 bulan. Untuk itu guru harus dapat

merencanakan, membuat alat tes dan melaksanakan evaluasi sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai. Sebagaimana yang disamapaikan oleh informan 2

bahwa guru harus bisa mengajar dengan jelas dan cepat agar materi pelajaran

yang seharusnya diselesaikan dalam waktu 3 tahun bisa diselesaikan dalam

waktu 2 tahun. Mereka juga diwajibkan untuk mengadakan evaluasi setelah

satu kompetensi dasar dalam suatu bidang studi. Sehingga mereka bisa

menilai apakah siswa tersebut telah menguasai materi yang diajarkan atau

belum. Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dari informan 1 dan

informan 4 mengatakan bahwa setiap semester hanya membutuhkan waktu 4

bulan, kenaikan kelas dilakukan setiap 8 bulan sekali. Sistem evaluasi yang

dilakukan di kelas akselerasi sama dengan sistem evaluasi yang dilakukan di

kelas reguler, yaitu ulangan harian, mid semester setiap 2 bulan sekali, ujian

semester setiap 4 bulan sekali dan kenaikan kelas setiap 8 bulan sekali.

Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa pendapat di atas

dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan akselerasi di SMA Negeri 3

Page 69: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxix

Surakarta adalah model kelas khusus, dimana siswa dikelompokkan dalam

satu kelas khusus. Tujuan dari penyelenggaraan program akselerasi adalah

memberi layanan khusus bagi siswa yang mempunyai kemampuan dan

kecerdasan luar biasa agar dapat menyelesaikan belajarnya lebih awal, tujuan

tersebut tidak akan bisa tercapai jika tidaka didukung oleh komponen-

komponen dalam proses belajar mengajar. Evaluasi belajar yang dilakukan di

kelas akselerasi tidak jauh berbeda dengan kelas reguler, bedanya hanya

terletak pada waktu pelaksanaan dan target yang harus dicapai.

3) Tahap Evaluasi

Salah satu komponen dalam penyelenggaraan pendidikan anak berbakat

adalah evaluasi program. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana

program yang telah dijalankan berdayaguna dan berhasilguna. Untuk itu,

evaluasi dilakukan secara berkesinambungan baik bagi siswa maupun bagi

program itu sendiri. Komponen-komponen yang perlu dievaluasi yaitu:

sasaran belajar, prosedur identifikasi, kurikulum, sarana prasarana, tenaga

pendidikan/ guru, biaya, evaluasi.

Penyelenggaraan program akselerasi merupakan layanan yang diberikan

kepada siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan istimewa. Sasaran

program belajar harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam

penyelenggaraan program akselerasi untuk bisa memperoleh input atau

masukan berupa siswa yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan luar

biasa, maka dilakukan prosedur identifikasi bagi siswa yang akan masuk di

kelas akselersi. Hal ini seperti yang disampaikan oleh informan 1:

nah persyaratannya akademik itu harus rata-rata 8, batas minimalnya, kemudian intelejensi awal itu dari buku petunjuknya 120, sekarang sudah 130, dan nampaknya sekarang anak-anak dengan itelejensi sekian itu sudah tidak masalah, karena mungkin anak-anak sekarang gizinya juga lebih bagus. (Wawancara, 7April 2009)

Jadi dapat disimpulkan bahwa identifikasi siswa yang masuk pada kelas

akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta telah sesuai dengan standar yang di

tetapkan, yaitu IQ nya minimal 130.

Page 70: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxx

Penggunaan kurikulum di SMA Negeri 3 Surakarta, sudah sesuai dengan

kebutuhan siswa akselerasi, karena kurikulum yang digunakan merupakan

kurikulum yang sama dengan kurikulum kelas reguler (KTSP) namun standar

isi nya dinaikkan (eskalasi) selain itu siswa juga mendapat pengayaan

(enrichment).

Pemberian fasilitas atau sarana prasarana untuk kelas akselerasi SMA

Negeri 3, sudah cukup memadai. SMA Negeri 3 Surakarta ini sarana dan

prasarana yang disediakan telah sesuai dengan kebutuhan belajar siswa,

sebagaiamana yang disampaikan oleh informan 1:

fasilitas yang diberikan untuk anak aksel itu banyak sekali, pembelajaran, perpustakaan, ruang audio visual, bahkan dulu saya buatkan ruang khusus yang disitu isinya 10 komputer yang disitu mereka bisa eksplor,dia bisa mengembangkan apa saja, kalau ada tugas dia bisa nyari referensi dari internet, bahkan buat refreshing, nge-game. (Wawancara, 6April 2009)

Tenaga pendidikan yaitu guru yang mengajar di kelas akselerasi sudah

cukup baik dalam melaksanakan tugas mereka. Mereka mempunyai

tanggungjawab, komitmen, pengalaman mengajar, dan kemampuan akademik

yang lebih dibandingkan dengan guru lain, hal ini sesuai dengan syarat-syarat

guru yang dapat mengajar di kelas akselerasi. Mereka sangat bersemangat

untuk mengajar, karena mereka melihat semangat yang tinggi pada diri peserta

didiknya.

Penyelenggaraan program akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta, untuk

masalah biaya, mereka menyatakan tidak terlalu menghadapi kesulitan. Biaya

untuk program akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta memang diperoleh dari

orang tua siswa dan juga dari pemerintah (block grant). Sebagaimana yang

disampaikan oleh informan 3, ”untuk masalah dana saya pikir ndak ada, kalau

untuk program akselerasi dan SBI itukan kita diperbolehkan untuk mengambil

dana dari masyarakat, dari orang tua murid, kalau reguler kan ndak boleh”.

(Wawancara, 7April 2009),

Evaluasi belajar di kelas akselerasi baik itu jadwal pelaksanaan evaluasi

maupun hasil belajar siswa sudah cukup baik, hal ini senada dengan yang

diungkapkan oleh informan 3 bahwa evaluasi sudah baik karena dalam

Page 71: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxxi

pelaksanaannya guru berpedoman pada jadwal yang sudah ada. Evaluasi

belajar dilaksanakan secara sistematis, teratur, dan berkelanjutan, baik itu

mulai dari ulangan harian, mid semester, dan semesteran. Evaluasi

dilaksanakan guna mengetahui kemampuan siswa. Hal tersebut juga diperkuat

pernyataan informan 4 yang menyatakan bahwa ”kalau SMA biasa itu satu

tahun untuk 2 semester, kalau aksel 3 semester, jadi kita tiap 8 bulan kenaikan

kelas, jadi dipercepat mbak ” (wawancara, 7 April 2009)

Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas

dapat ditarik kesimpulan bahwa komponen-komponen penyelenggaraan

akselerasi yang perlu di evaluasi yaitu sasaran belajar, prosedur identifikasi

siswa, kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik/guru, dana, dan evaluasi

pembelajaran.

2. Kendala-Kendala yang dihadapi Dalam Penyelenggaraan Program

Akselerasi di SMAN 3 Surakarta dan Solusinya

Dalam penyelenggaraan suatu program, biasanya tak pernah lepas dari

kesulitan-kesulitan yang menjadi kendala Sebagaimana diketahui bahwa

program akselerasi diterapkan di SMAN 3 Surakarta mulai dari tahun

pelajaran 2003/2004, tahun pelajaran 2008/2009 adalah tahun keenam.

Beberapa kendala dalam penyelenggaraan program akselerasi adalah sebagai

berikut:

a. Kendala-Kendala Yang Dihadapi

1) Beban belajar yang lebih berat bagi siswa.

Perbedaan yang mendasar antara kelas akselerasi adalah waktu

yang digunakan untuk menyelesaikan studi. Bila kelas reguler

menyelesaikan sekolah dalam waktu 3 tahun, maka kelas akselerasi

menyelesaikan sekolahnya dalam waktu 2 tahun. Jadi beban belajar

mereka lebih dibandingkan siswa reguler. Hal itu juga diperkuat

dengan pernyataan dari informan 1 yang mengatakan bahwa ”ada

mbak, umum kalau ada satu atau dua anak yang seperti itu (terlihat

jenuh di kelas) kita beri dia arahan, bimbingan, semangat, secara terus

Page 72: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxxii

menerus kita ajak sharing, outbond ke Tawangmangu, dan hasilnya

alhamdulillah bagus”. (wawancara, 6 april 2009). Hal senada juga

dikuatkan oleh 2 yang mengatakan bahwa untuk program akselerasi

sekolah memberikan fasilitas yang lebih bagus, karena siswa akselerasi

harus belajar lebih keras dibanding dengan siswa reguer.

Berdasarkan pernyataan dari beberapa informan di atas, maka bisa

disimpulkan bahwa salah satu kendala yang dihadapi dalam

penyelenggaraan program akselerasi adalah beban belajar yang lebih

berat bagi siswa.

2) Biaya yang cukup besar

Penyelenggaraan program akselerasi tidak lepas dari masalah

biaya, biaya tersebut digunakan untuk membiayai segala macam program

kegiatan dalam program ini. Sedangkan dana dari pemerintah masih sangat

terbatas, sehingga biaya dibebankan kepada orang tua siswa. Hal ini sesuai

dengan yang disampaikan oleh informan 1 bahwa biaya dari pemerintah

untuk program akselerasi sangat sedikit. Dan selama ini dana yang

digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan di program akselerasi

sebagian besar adalah dari orang tua siswa/ komite sekolah. Hal tersebut

juga diperkuat dengan pernyataan dari informan 2 yang mengatakan

bahwa ”pendanaan nya ya selama ini kita mengambil dari orang tua

murid”.(wawancara, 7 April 2009).

Dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa biaya yang

diperlukan untuk penyelenggaraan program akselerasi cukup besar, dan

sebagian besar biaya tersebut diperoleh dari orang tua siswa/ komite

sekolah.

b. Usaha Yang dilakukan SMAN 3 Surakarta untuk Menanggulangi

Kendala yang Ada Dalam Penyelenggaraan Program Akselerasi.

Dari beberapa hambatan atau kendala yang timbul dalam

penyelenggaraan program akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta, maka

perlu usaha-usaha untuk menanggulangi kendala-kendala yang ada.

Page 73: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxxiii

1) Beban belajar yang lebih berat bagi siswa

Menurut informan 1 pihak sekolah telah melakukan tindakan-

tindakan untuk menanggulangi masalah tersebut dengan berbagai

usaha, ”ya kalau ada yang terlihat jenuh kita ajak dia sharing, kita

ajak ke Tawangmangu, kita ajak outbond, selain itu kita juga

kerjasama dengan lembaga psikilogi”. (Wawancara, 6 April 2009)

Informan 2 juga menguatkan pernyataan dari informan 1 dengan

mengatakan bahwa, ” kalau ada anak yang bermasalah ya kita minta

psikolog untuk bisa membantu. (Wawancara, 7 April 2009)

Pernyataan tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dari

informan 5 yang mengatakan bahwa, ”kita kan kerjasama dengan

lembaga psikologi mbak, jadi tiap kali siswa mengalami masalah ya

kita minta bantuan dari psikolog nya”. (wawancara, 8 April 2009).

Selain itu informan 4 juga menjelaskan bahwa Selain itu

memberikan fasilitas belajar yang lebih baik untuk siswa akselerasi

dibanding dengan siswa reguler, seperti ruang kelas yang ber AC,

dilengkapi dengan TV, Komputer yang tersambung dengan internet,

Hot spot area, tape, DVD/VCD Player, dll.

2) Masalah biaya yang cukup besar

Penyelenggaraan program akselerasi membutuhkan biaya yang

cukup besar, biaya yang digunakan untuk memenuhi berbagai

kebutuhan penyelenggaraan kelas akselerasi dipenuhi dari sumbangan

orang tua siswa/komite sekolah.

Sesuai dengan penjelasan dari informan 1 bahwa penyelenggaraan

program akselerasi merupakan program pembelajaran yang sarat

dengan program dan kegiatan. Sekolah mendapatkan bantuan dari

pemerintah yang berupa block grant, namun menurut informan 1

bantuan tersebut tidak cukup untuk membiayai semua kegiatan yang

diadakan dalam penyelenggaraan program akselerasi. Seperti yang

diungkap oleh informan 1 yang mengatakan bahwa ”pendanaan nya

Page 74: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxxiv

itu dari orang tua siswa, yang paling banyak memang dari orang tua

siswa, kita itu juga dapat block grant- block grant itu. Tapi masih

terbatas... .”.(wawancara, 6 April 2009). Hal senada juga

diungkapkan oleh informan 5 bahwa ”jadi biaya itu lebih banyak dari

anak, block-grant block-grant itu kalau kita minta, dan itu belum

tentu dikabulkan.”.(Wawancara, 8 April 2009)

Pihak sekolah mengambil kebijakan dengan menarik sumbangan

dari orang tua siswa/komite sekolah untuk menutup biaya yang besar

dalam penyelenggaraan kelas akselerasi. Jadi orang tua siswa ikut

menanggung biaya untuk memenuhi kebutuhan kelas akselerasi.

Sesuai dengan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah

menanggulangi masalah keterbatasan biaya dengan mengambil dana

dari orang tua siswa, dan juga bantuan dari pemerintah/block grant.

c. Temuan Studi Yang Dikaitkan Dengan Kajian Teori

Data yang berhasil dikumpulkan pada sub bab ini dianalisis dengan

mendasarkan pada variabel-variabel yang dikaji sesuai dengan rumusan

masalah yang selanjutnya dikaitkan dengan teori yang ada. Proses analisis

data ditujukkan untuk menemukan suatu hasil atau hal apa saja yang

terdapat dilokasi penelitian, sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan

dari penelitian tersebut yang pada akhirnya peneliti dapat memberikan

masukan pada pihak-pihak yang terkait di dalamnya.

1. Penyelenggaraan Program Akselerasi

Penyelenggaraan program akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta

meliputi tiga tahap, yaitu: tahap persiapan, proses, dan evaluasi terhadap

penyelenggaraan program akselerasi.

a) Tahap Persiapan

Penyelenggaraan program PDCI/BI, perlu dilakukan berbagai

macam persiapan antara lain:

Page 75: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxxv

1. Mengadakan konsultasi dan komunikasi intensif dengan sekolah-

sekolah yang sudah menyelenggarakan lebih dulu program

tersebut, untuk mendapatkan berbagai informasi dan masukan.

2. Membentuk tim kecil pendidikan khusus PDCI/BI yang terdiri dari

kepala sekolah, wakil sekolah, dan guru-guru senior yang

memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa.

3. Memberikan pembekalan dan wawasan tentang pendidikan khusus

bagi PDCI/BI dengan mengundang nara sumber atau sekolah yang

sudah menyelenggarakan program tersebut, yang dihadiri semua

unsur tenaga kependidikan di sekolah yang akan terlibat dalam

penyelenggaraan program percepatan belajar.

Selain itu pendirian program pendidikan khusus PDCI/BI di

sekolah reguler maupun dalam sekolah khusus dapat dilakukan oleh

pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau masyarakat, artinya secara

kelembagaan program/sekolah pendidikan khusus bagi PDCI/BI dapat

didirikan sekolah sekolah negeri maupun swasta. Pendirian program

tersebut harus didasarkan atas kebutuhan masyarakat yang tergambar

dari hasil identifikasi tentang keberadaan peserta didik yang memiliki

potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa. Dengan demikian

penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi PDCI/BI benar-

benar didasarkan oleh kebutuhan peserta didik yang ada di lingkungan

suatu sekolah, dan bukan semata-mata didasarkan oleh kebijakan

pemerintah. (Depdiknas, 2007: 75)

b) Tahap proses penyelenggaraan program akselerasi

Tahap ini berhubungan dengan pelaksanaan program akselerasi,

dalam tahap ini dapat dilihat proses belajar-mengajar di dalam kelas.

Proses belajar mengajar di kelas akselerasi lebih mengarah kepada

bagaimana memberikan tantangan kepada siswa untuk dapat berpikir

dan memecahkan masalah sendiri, guru juga menggunakan metode

mengajar yang agak berbeda dengan kelas reguler yaitu metode

diskusi, presentasi dan metode pembelajaran yang lebih bersifat

Page 76: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxxvi

eksplorasi. Selain itu juga ada outbond keluar sekolah dengan tujuan

mengakrabkan siswa satu dengan yang lainnya.

Hal ini sudah sesuai dengan yang seharusnya dilakukan dalam

proses belajar mengajar dikelas yaitu proses belajar mengajar yang

akseleratif, yang ditandai dengan adanya proses kreatif yang diikuti

dengan pengayaan dengan tujuan agar siswa lebih bisa mandalami

materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

c) Tahap evaluasi terhadap penyelenggaraan program akselerasi

Salah satu komponen dalam penyelenggaraan pendidikan anak

berbakat adalah evaluasi program. Evaluasi merupakan terjemahan

dari kata bahasa Inggris “evaluation” yang artinya suatu upaya untuk

menentukan nilai atau jumlah. Menurut Suchman dalam Suharsimi

Arikunto (2004: 1) memandang evaluasi sebagai sebuah proses

menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang

direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program yang

telah dilakukan berdaya guna dan berhasil guna. Menurut Reni Akbar-

Hawadi (2001:23), Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam evaluasi

program yaitu: (1) melihat kemajuan yang dicapai oleh siswa dalam

berbagai aspek, (2) mengamati perkembangan naik turunnya unjuk

prestasi siswa, (3) mencari faktor-faktor yang menghambat dan

mendukung optimasi prestasi siswa, (4) melakukan prediksi terhadap

prestasi siswa selanjutnya. Pada Second ASEAN Workshop On

Special Education yang diselenggarakan di Jakarta, menentukan ada 7

komponen yang perlu dievaluasi yaitu:

1. Sasaran Belajar

2. Prosedur Identifikasi

3. Kurikulum

4. Pelayanan dan Sarana Prasarana

5. Tenaga/Staf

6. Biaya

Page 77: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxxvii

7. Evaluasi

Dalam penerapannya, sasaran belajar sudah sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional. Prosedur identifikasi bagi siswa yang akan masuk

di kelas akselerasi dapat katakan bahwa identifikasi siswa yang masuk

pada kelas akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta telah sesuai dengan

standar yang di tetapkan, yaitu IQ nya minimal 130.

Penggunaan kurikulum di SMA Negeri 3 Surakarta , sudah sesuai

dengan kebutuhan siswa akselerasi, karena kurikulum yang digunakan

standar isi nya dinaikkan (eskalasi) selain itu siswa juga mendapat

pengayaan (enrichment).

Pemberian fasilitas atau sarana prasarana untuk kelas akselerasi

SMA Negeri 3, sudah cukup memadai. SMA Negeri 3 Surakarta ini

sarana dan prasarana yang disediakan telah sesuai dengan kebutuhan

belajar siswa, dalam hal tenaga pendidikan yaitu guru yang mengajar

di kelas akselerasi sudah cukup baik dalam melaksanakan tugas

mereka. Mereka mempunyai tanggungjawab, komitmen, pengalaman

mengajar, dan kemampuan akademik yang lebih dibandingkan dengan

guru lain, hal ini sesuai dengan syarat-syarat guru yang dapat mengajar

di kelas akselerasi. Untuk guru, mereka sangat bersemangat untuk

mengajar, karena mereka melihat semangat yang tinggi pada diri

peserta didiknya.

Penyelenggaraan program akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta,

untuk masalah biaya, mereka menyatakan tidak menghadapi kesulitan,

karena untuk penyelenggaraan program akselerasi dan RSBI sekolah

diperbolehkan mengambil dana dari masyarakat, berbeda dengan kelas

reguler yang mana sekolah tidak diperbolehkan mengambil dana dari

masyarakat. Biaya untuk program akselerasi di SMA Negeri 3

Surakarta diperoleh dari orang tua siswa dan juga dari pemerintah. Dan

selama ini dana bisa diperoleh dari komite sekolah dan juga dari

pemerintah (block grant).

Page 78: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxxviii

2. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Penyelenggaraan Program

Akselerasi Dan Solusinya

Berkaitan dengan kendala-kendala dalam penyelenggaraan program

akselerasi, SMAN 3 Surakarta segera melakukan usaha-usaha untuk

mengatasinya.

a. Untuk mengatasi kendala yang berkenaan dengan adanya beban

belajar yang lebih berat bagi siswa, pihak sekolah menanggulangi

dengan:

1) Memberikan fasilitas belajar yang lebih baik untuk siswa akselerasi

dibanding dengan siswa reguler, seperti ruang kelas yang ber AC,

dilengkapi dengan TV, Komputer yang tersambung dengan internet, Hot

spot area (24 jam), tape, DVD/VCD Player,dll.

2) Bekerja sama dengan lembaga Psikologi An-Nafa, untuk memberikan

layanan konsultasi bagi siswa ketika mereka mengalami stress atau

mempunyai masalah, baik masalah yang bersifat pribadi maupun masalah

yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah.

3) Guru menggunakan metode pembelajaran yang lebih bervariasi, seperti

diskusi, presentasi, dan pembelajaran yang sifatnya lebih ke eksplorasi.

4) Mengadakan program outbond setiap kenaikan kelas.

5) Mengadakan Sharing Program pada tiap kenaikan kelas.

b. Untuk mengatasi masalah kebutuhan dana yang cukup besar,

sekolah mengatasinya dengan cara:

1) Mengajukan block grant-block grant ke pemerintah pusat.

2) Mengambil dana dari komite sekolah.

3) Menerapkan subsidi silang untuk siswa yang kurang mampu.

Page 79: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxxix

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian tentang

penyelenggaraan program akselerasi di SMAN 3 Surakarta, maka dapat

dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:

1. Untuk menyelenggarakan progran akselerasi maka sekolah harus

mengajukan ijin ke Direktorat Pendidikan Sekolah Luar Biasa (PSLB)

yang berpusat di Jakarta.

2. Untuk menyelenggarakan program akselerasi maka sekolah harus

mempersiapkan beberapa hal yaitu: Kurikulum, Tenaga Kependidikan,

Sarana Prasarana, Dana, Manajemen, dan Lingkungan.

3. Siswa yang diterima untuk mengikuti program akselerasi adalah mereka

yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Proses rekruitmen

untuk melakukan penjaringan terhadap siswa yang berbakat tersebut

dilakukan dengan : nilai UAN untuk mata pelajaran matematika, IPA,

Bahasa Inggris minimal 8,0, skor tes seleksi akademik atau tes potensi

anak, skor tes psikologis, yaitu melalui pemeriksaan psikologis yang

diperoleh melalui 3 jenis keberbakatan, diantaranya kecerdasan(IQ

minimal 130), kreativitas, dan keterikatan pada tugas serta bebas dari

gangguan emosional.

4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program akselerasi di

SMAN 3 Surakarta selama ini sudah cukup bagus, hal ini bisa dilihat dari

prestasi belajar yang dicapai oleh akseleran (murid akselerasi) yang sangat

bagus (tuntas, mencapai batas Kriteria Kelulusan Minimal) dan hasil

kelulusan nya (alumni) yang diterima di berbagai perguruan tinggi negeri

favorit baik di dalam maupun di luar negeri.

5. Kendala-kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan program

akselerasi di SMAN 3 Surakarta antara lain:

a. Beban belajar yang lebih berat bagi siswa, karena perbedaan mendasar

antara program akselerasi dengan program reguler terletak pada

Page 80: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxxx

alokasi waktu, maka beban belajar yang diterima oleh para siswa

menjadi lebih berat, sehingga kadang ditemui siswa kelas akselerasi

yang mengalami stress dan terlihat jenuh dengan kegiatan

pembelajaran yang ada.

b. Biaya yang cukup besar dalam penyelenggaraan program akselerasi.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka implikasi

hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Implikasi Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat juga dijadikan pertimbangan dan

masukan bagi pihak sekolah khususnya untuk masalah biaya pendidikan untuk

program akselerasi, hal ini perlu mendapat perhatian secara penuh agar biaya

yang dibebankan kepada siswa tidak terlalu tinggi.

2. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi sekolah

yang akan dan sedang melaksanakan program akselerasi agar dapat

memperhatikan secara penuh dalam hal penyeleksian siswa, penyeleksian

tenaga pendidik, penggunaan kurikulum, dan metode mengajar yang digunakan

serta penyediaan sarana prasarana, hal ini dilakukan agar penyelenggaraan

program akselerasi berhasil dengan baik.

C. Saran

Dari analisis yang dilakukan, kesimpulan, dan implikasi yang telah

diambil, maka peneliti dapat memberikan masukan sebagai berikut:

1. Selama proses pembelajaran dalam program akselerasi, ditemukan beberapa

siswa yang mengalami stress. Oleh kerena itu, sebaiknya sekolah memberikan

layanan konsultasi dengan psikolog secara rutin minimal sebulan sekali agar

siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat terpantau dengan baik.

Page 81: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxxxi

2. Mengingat banyak siswa yang mengalami stress karena beban belajar yang

berat selama mengikuti program akselerasi maka sekolah diharapkan lebih

memperketat penyeleksian siswa yang akan masuk program akselerasi. Dengan

demikian, tidak ditemukan lebih banyak lagi siswa yang mengalami stress saat

mengikuti program akselerasi.

3. Penyelenggaraan program akselerasi membutuhkan biaya yang banyak, selama

ini beban biaya ditanggung oleh orang tua siswa yang mengikuti program

akselerasi dan bantuan dari pemerintah. Oleh karena itu, untuk mengurangi

bean biaya yang ditanggung oleh orang tua siswa, sebaiknya pihak sekolah

menjalin kerjasama dengan komite sekolah.

Page 82: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxxxii

DAFTAR PUSTAKA

Burhan Bungin. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo

Persada Conny Semiawan. 1997. Persfektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan

Dasar dan Menengah. 2007. Pendidikan Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Berkecerdasan Istimewa. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Hadari Nawawi. 1998. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada University press H.B. Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas

Sebelas Maret Press. Herry Widyastono. 2008. Sistem Percepatan Kelas (Akselerasi) Bagi Siswa Yang

Memiliki Kemampuan Dan Kecerdasan Luar Biasa. http://bbawor.blogspot.com./2008/03/sistem-percepatan-kelas-akselerasi bagi.html.

http://www.sampoernafoundation.org/content/view/205/105/lang,id/ http://www.smun3slo.sch.id/index.php?option=com_content&task=view&id=13&

Itemid=29&limit=1&limitstart=1

http://www.ditplb.or.id/2006/index.php?menu=profile&pro=50

Ilman Soleh, SS. 2007. Quovadis Akselerasi di Tingkat Pendidikan Dasar. http://re-searchengines.com/0107ilman.html

Lexy J. Moleong, M. A. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Mandar Maju.

Reni Akbar-Hawari. 2001. Panduan Penyelenggaraan Program Percepatan

Belajar. Jakarta: Grasindo.

.2001. Keberbakatan Intelektual. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

. 2002. Identifikasi Keberbakatan Intelektual Melalui Metode

Non Tes. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Page 83: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN KELAS …...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi

lxxxiii

. 2004. Akselerasi A-Z Informasi Program Percepatan Belajar

Dan Anak Berbakat Intelektual. Jakarta : Gramedia. Republika. Sekitar 20 persen siswa SD dan SLTP di beberapa provinsi memiliki

kemampuan dan kecerdasan luar biasa namun berisiko tinggal kelas. Mengapa demikian?.

S. Nasution, M.A. 2003. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara. Soedomo Hadi, SU, dkk, 2000. Pengantar Pendidikan. Surakarta : Universitas

Sebelas Maret Press. Suharsimi Arikunto. 2004. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Bagi

Praktisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Suratinah Tirtonegoro. 2001. Anak Supernormal Dan Program Pendidikannya.

Jakarta : PT Bumi Aksara. SW Widodo. 2006. Optimalisasi Akselerasi Pendidikan.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0602/13/opi3.htm Utami Munandar. 1982. Pemanduan Anak Berbakat suatu studi penjajakan.

Jakarta : CV. Rajawali . 1992. Mengembangkan Anak Berbakat Dan Kreatifitas Anak

Sekolah. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia. .1993. Bunga Rampai: Anak-Anak Berbakat Pembinaan Dan

Pendidikannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

. 2004. Pengembangan Bakat Dan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta