i IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP PEMBIAYAAN MURABAHAH DALAM MENENTUKAN PEMBERIAN PEMBIAYAAN ( STUDI PADA BPRS BANGUN DRAJAT WARGA YOGYAKARTA) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 disusun oleh : Muslim Amirudin NIM 11240089 Pembimbing : Drs. M. Rosyid Ridla, M.Si NIP. 19670104 199303 1 003 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015
65
Embed
IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP PEMBIAYAAN ...digilib.uin-suka.ac.id/19597/1/11240089_BAB-I_IV-atau-V...2015 v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan untuk : 1. Almamater Fakultas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP PEMBIAYAAN MURABAHAH
DALAM MENENTUKAN PEMBERIAN PEMBIAYAAN
( STUDI PADA BPRS BANGUN DRAJAT WARGA YOGYAKARTA)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagai Syarat-syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
disusun oleh :
Muslim Amirudin
NIM 11240089
Pembimbing :
Drs. M. Rosyid Ridla, M.Si
NIP. 19670104 199303 1 003
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Almamater Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Program Studi Manajemen
Dakwah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Kedua Orang tuaku yang tidak pernah kenal lelah dalam mendidik serta
membesarkanku hingga sampai saat ini.
vi
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu makan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu”
(QS. An-Nisa : 29).
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puja dan puji syukurku atas kehadirat Allah SWT yang
pertama kali penulis sampaikan, karena telah memberikan kekuatan serta
kelancaran sampai penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW berserta keluarga, sahabat, tabi’in, dan umat islam.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan
terselesaikan tanpa adanya kemauan, dorongan motivasi, bimbingan, serta bantuan
baik itu bersifat moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penyusun ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Ibu Dr. Nurjanah, M.Si, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Aris Risdiana, S. Sos. I, MM, selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu memberikan arahan dan motivasi kepada peneliti.
3. Bapak Drs. M. Rosyid Ridla, M.Si, selaku Kepala Jurusan Manajemen
Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta serta pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan
pengarahan, dorongan motivasi, serta nasehat mulai dari awal hingga akhir dari
penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen, Staff, dan Karyawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
5. Keluargaku Ayahanda H. Sudjono, Ibunda Sartiningsih, Kaka Solikhati
Yuningtyastuti, Kaka Dimas Adriawan, tercinta yang telah berjuang untuk
viii
membiayai, mendorong, memotivasi, dan terus berdo’a demi kesuksesan
penyusun di Perguruan Tinggi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk meraih
gelar S1.
6. Bapak Mardiyana S.pd, selaku direktur dari BPRS Bangun Drajat Warga
Yogyakarta yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk saya selama
melakukan penelitian ini.
7. Bapak Margiyanto, Sugiarto, Wakhid Hasyim serta mas Dani yang telah
memberikan bantuan guna kelengkapan data dalam penelitian ini
8. Seluruh sahabat-sahabat di Jurusan Manajemen Dakwah yang telah
memberikan dukungan dan motivasi.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan-kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis dan menggantikan keikhlasan mereka dengan derajat yang
setimpal di hadapan-Nya.
Peneliti menyadari, bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan masukan dari
berbagai pihak agar penelitian selanjutnya dapat tersusun dengan lebih baik.
Yogyakarta, 21 September 2015
Yang menyerahkan
Muslim Amirudin
NIM 11240089
ix
ABSTRAK
Muslim Amirudin. “Implementasi Prinsip-Prinsip Pembiayaan Murabahah DalamMenentukan
Pemberian Pembiayaan ( Studi Pada BPRS Bangun Drajat Warga Yogyakarta) ”.
Program Strata 1 Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2015.
Pembiayaan merupakan sebuah unsur yang sangat penting dalam
keberlangsungan hidup dari suatu bank. Dalam proses pemberian pembiayaan
kepada nasabah, pihak bank tentunya memerlukan adanya suatu pertimbangan-
pertimbangan yang sangat matang sebelum memutuskan untuk memberikan
pembiayaan kepada calon nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan
kepada bank agar kepercayaan yang merupakan sebuah unsur utama dalam
pembiayaan dapat benar-benar terwujud sehingga pembiayaan yang diberikan
mampu mengenai sasaran serta terjaminnya pengembalian dana pembiayaan
tersebut tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara
kedua belak pihak.
Adapun metode penelitian yang penyusun lakukan, yaitu menggunakan
metode penelitian kualitatif, hal ini melihat banyaknya sumber yang harus diteliti
di lapangan, dan memungkinkan oleh penyusun agar lebih menambah wawasan,
serta pengalaman pada dunia perbankan, khususnya di BPRS Bangun Drajat Warga
Yogyakarta. Selain itu, penelitian ini mengacu pada konsep dan aplikasi sebuah
perusahaan, di mana pada akhirnya akan menjadi rekomendasi BPRS Bangun
Drajat Warga Yogyakarta dalam merealisasikannya menjadi sebuah perbankan
syariah yang lebih maju dan berkembang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi prinsip-prinsip
pembiayaan pada BPRS Bangun Drajat Warga Yogyakarta. Metode pengumpulan data yaitu
dengan wawancara, observasi, serta dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada direktur, staff
marketing BPRS Bangun Drajat Warga, serta nasabahnya. Observasi yang dilakukan adalah
dengan observasi partisipan guna memperoleh gambaran di lapangan tentang penerapan prinsip-
prinsip pembiayaan. Dan dokumentasi diperoleh dari buku, foto, catatan dan lain sebagainya yang
mendukung penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian secara garis besar, bahwa BPRS Bangun Drajat
Warga Yogyakarta dalam proses menentukan layak atau tidaknya calon nasabah
yang mengajukan pembiayaan ke BPRS Bangun Drajat Warga dalam
implementasinya lebih menitik beratkan pada aspek character, capacity, collateral.
*Kata Kunci: 5C, Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economy.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................. ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................. v
MOTTO .......................................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ vii
ABSTRAK ...................................................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... xiv
BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Penegasan Judul .................................................................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ................................................................................................ 6
D. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 7
E. Kegunaan Penelitian ............................................................................................. 7
F. Telaah Pustaka ....................................................................................................... 8
G. Kerangka Teori ...................................................................................................... 9
H. Metode Penelitian ................................................................................................. 31
I. Sistematika Pembahasan ..................................................................................... 39
seorang fiqih mazhab Hanafi membenarkan keabsahan murabahah
berdasarkan kondisi penting bagi validitas penjualan di dalamnya.
Demikian pula Nawawi dari mazhab Syafi‟i, secara sederhana
mengemukakan bahwa penjualan murabahah sah menurut hukum
tanpa bantahan.28
8. Syarat dan Rukun Murabahah
Al-Kasani menyatakan bahwa akad bai‟ murabahah akan dika-
takan sah, jika memenuhi beberapa syarat berikut ini :29
a. Mengetahui harga pokok (harga beli), disyaratkan bahwa harga
beli harus diketahui oleh pembeli kedua, karena hal itu meru-
pakan syarat mutlak bagi keabsahan bai‟ murabahah.
b. Adanya kejelasan margin (keuntungan) yang diinginkan
penjual kedua, keuntungan harus dijelaskan nominalnya kepada
pembeli kedua atau dengan menyebutkan persentasi dari harga
beli.
c. Modal yang digunakan untuk membeli objek transaksi harus
merupakan barang mitsli, dalam arti terdapat padanya di pasar-
an, dan lebih baik jika menggunakan uang.
d. Objek transaksi dan alat pembayaran yang digunakan tidak
boleh berupa barang ribawi.
e. Akad jual beli pertama harus sah adanya.
28 Ibid., hlm. 120.
29 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: Celebsn Timur UH
III, 2008), hlm. 108-109.
23
f. Informasi yang wajib dan tidak diberitahukan dalam bai‟
murabahah.
Sedangkan rukun dari murabahah antara lain :30
a. Penjual (Bai’)
Penjual merupakan seseorang yang menyediakan alat komo-
ditas atau barang yang akan dijual belikan, kepada konsumen
atau nasabah.
b. Pembeli (Musytari)
Pembeli merupakan, seseorang yang membutuhkan barang
untuk digunakan, dan bisa didapat ketika melakukan transaksi
dengan penjual.
c. Objek jual beli (Mabi’)
Adanya barang yang akan diperjual belikan merupakan salah
satu unsur terpenting demi suksesnya transaksi. Contoh : alat
komoditas transportasi, alat kebutuhan rumah tangga dan lain
lain.
d. Harga (Tsaman)
Harga merupakan unsur terpenting dalam jual beli karena
merupakan suatu nilai tukar dari barang yang akan atau sudah
dijual.
30 Muhammad, Model-model Akad Pembiayaan di Bank Syari‟ah (Panduan Teknis
Pembuatan Akad/Perjanjian Pembiayaan Pada Bank Syari‟ah), Sistem dan Prosedur Operasional
Bank Syariah, (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 58
24
e. Ijab qobul
Para ulama fiqih sepakat menyatakan bahwa unsur utama dari
jual beli adalah kerelaan kedua belah pihak, kedua belah pihak
dapat dilihat dari ijab qobul yang dilangsungkan. Menurut
mereka ijab dan qabul perlu diungkapkan secara jelas dan
transaksi yang bersifat mengikat kedua belah pihak, seperti
akad jual beli, akad sewa, dan akad nikah.
9. Ketentuan Murabahah
Ketentuan murabahah diatur dalam Fatwa DSN-MUI No.04/
DSNMUI/IV/2000. Dalam fatwa tersebut diatur ketentuan sebagai
berikut :31
1. Ketentuan Umum Murabahah dalam Bank Syari'ah
a. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang
bebas riba.
b. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari'ah
Islam.
c. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang
yang telah disepakati kualifikasinya.
d. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank
sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.
e. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.
31 Wirdyaningsih, (ed.), Bank Dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005),
hlm. 106.
25
f. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah
(pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntung-
annya. Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur
harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang
diperlukan.
g. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut
pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
h. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan
akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus
dengan nasabah.
i. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli
barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dila-
kukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank.
2. Ketentuan Murabahah kepada Nasabah
a. Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian
suatu barang atau aset kepada bank.
b. Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli
terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan
pedagang.
c. Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan
nasabah harusmenerima (membeli)nya sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakatinya, karena secara hukum perjanjian
26
tersebut mengikat, kemudian kedua belah pihak harus membuat
kontrak jual beli.
d. Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk
membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal
pemesanan.
e. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut,
biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut.
f. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditang-
gung oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya
kepada nasabah.
3. Jaminan dalam Murabahah
a. Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius
dengan pesanannya.
b. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang
dapat dipegang.
4. Hutang dalam Murabahah
a. Secara prinsip, penyelesaian hutang nasabah dalam transaksi
murabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang
dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas barang tersebut.
Jika nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keun-
tungan atau kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyele-
saikan hutangnya kepada bank.
27
b. Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran
berakhir, ia tidak wajib segera melunasi seluruh angsurannya.
c. Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah
tetap harus menyelesaikan hutangnya sesuai kesepakatan awal.
Ia tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau
meminta kerugian itu diperhitungkan.
5. Penundaan Pembayaran dalam Murabahah
a. Nasabah yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda
penyelesaian hutangnya.
b. Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja, atau
jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya, maka
penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah
setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
28
10. Mekanisme Pembiayaan Murabahah
Secara umum, aplikasi perbankan dari pembiayaan murabahah
dapat digambarkan dalam skema berikut ini :32
Gambar 1.1
Skema Pembiayaan Murabahah
11. Prinsip–Prinsip Pembiayaan
Penilaian dalam prinsip–prinsip pembiayaan adalah dengan
prinsip 5C, adapun penilaian tersebut adalah sebagai berikut :33
a. Character
Character adalah karakter nasabah pengambil pinjaman,
yang mendasari suatu kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari
pihak bank bahwa si peminjam mempunyai moral, watak ataupun
32 M. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah : Dari Teori Ke Praktik...................., hlm. 107. 33 Teguh Pudjo Mulyono, Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil (Yogyakarta :
BPFE, 1996), hlm. 17.
NASABAH
SUPLIER
PENJUAL
1) Negosiasi & Persyaratan
2) Akad Jual Beli
(6) Bayar
BANK
5) Terima
Barang
(4) Kirim
(3) Beli Barang
29
sifat-sifat pribadi yang positif, kooperatif dan juga mempunyai rasa
tanggung jawab baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia,
kehidupannya sebagai anggota masyarakat ataupun dalam menja-
lankan kegiatan usahanya.
Penilaian akan jauh lebih mudah dilakukan jika telah
terjalin hubungan antara pihak bank dengan calon debitur atau
dapat juga dicarikan dari informasi yang mendukung, baik itu dari
kalangan perbankan maupun dari kalangan bisnis.34
b. Capacity
Capacity adalah kemampuan nasabah untuk menjalankan
usaha dan mengembalikan pinjaman yang diambil. Jadi jelas
maksud dari penilaian terhadap capacity ini untuk menilai sampai
hasil usaha yang akan diperolehnya tersebut, akan mampu untuk
melunasi tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati.
c. Capital
Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki
oleh calon debitur. Hal ini kelihatan kontradiktif dengan tujuan
kredit yang berfungsi sebagai penyedia dana, dalam bisnis murni
semakin kaya seseorang semakin dipercaya untuk memperoleh
kredit. Kemampuan modal sendiri akan menjadi benteng yang kuat
agar tidak mudah terkena goncangan dari luar.
34 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, edisi ke-2 (Bogor : Ghalia Indonesia,
2005), hlm. 89.
30
d. Collateral
Collateral adalah jaminan yang telah dimiliki yang
diberikan kepada bank. Manfaat collateral yaitu sebagai alat
pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal
atau sebab – sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi
kreditnya dari usahanya yang normal. Jaminan juga dapat sebagai
alat pengaman dalam menghadapi kemungkinan adanya ketidak-
pastian pada kurun waktu yang akan datang pada saat kredit terse-
but harus dilunasi.
e. Condition
Condition adalah keadaan usaha atau nasabah prospek atau
tidak. Adapun maksud condition of economy dimaksudkan pula
untuk mengetahui sampai sejauh mana kondisi-kondisi yang mem-
pengaruhi perekonomian suatu negara/suatu daerah akan membe-
rikan dampak yang bersifat positif maupun dampak yang bersifat
negatif terhadap perusahaan yang memperoleh kredit tersebut.35
H. Metode Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian survey lapangan (field
research). Penyusun menggunakan jenis ini dengan bertujuan untuk
mendapatkan beberapa informasi yang akurat sehingga dapat memper-
mudah proses pengumpulan data terhadap fenomena tertentu.
35 Teguh Pudjo Mulyono, Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil.............., hlm. 17.
31
1. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif dengan pertimbangan yang bertujuan
mendapatkan gambaran yang memperjelas tentang analisis pembia-
yaan di BPR Syariah Bangun Drajat Warga.36 Data yang dikumpulkan
berupa gambar dan kata-kata. Dengan demikian laporan penelitian
akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian
laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, cacatan
lapangan, dokumen, dan lainnya.37
2. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian adalah sumber data yang diperoleh atau
informan yang dapat memberikan keterangan kepada penelitian. Ada-
pun subyek dalam penelitian ini adalah pimpinan, karyawan, serta
nasabah BPR Syariah Bangun Drajat Warga Yogyakarta.
Sedangkan obyek penelitian merupakan titik perhatian fokus
penelitian.38 Adapun yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah
implementasi prinsip-prinsip pembiayaan di BPR Syariah Bangun
Drajat Warga Yogyakrta.
36 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, cet. ke-8, (Jakarta: PT.
Gramedia, 2002), hlm. 16.
37 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja