Top Banner
1 PENELITIAN MANDIRI IMPLEMENTASI PENGAKUAN HAK ASASI MANUSI DALAM KEGIATAN BERWISATA DI INDONESIA W. Citra JuwitaSari SH.,M.Par 1986071720130122001 PROGRAM STUDI INDUSTRI PERJALAN WISATA FAKULTAS PARIWISATA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016
21

IMPLEMENTASI PENGAKUAN HAK ASASI MANUSI DALAM …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5765/1/5782b018045969cd3c9bd... · 2020. 7. 21. · Dasar-dasar hak asasi manusia tertuang dalam deklarasi

Feb 03, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1

    PENELITIAN MANDIRI

    IMPLEMENTASI PENGAKUAN HAK ASASI MANUSI

    DALAM KEGIATAN BERWISATA DI INDONESIA

    W. Citra JuwitaSari SH.,M.Par 1986071720130122001

    PROGRAM STUDI INDUSTRI PERJALAN WISATA

    FAKULTAS PARIWISATA

    UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR

    2016

  • 2

    Abstrak

    Pariwisata adalah sumber devisa utama Di Indonesia serta dapat memberikan

    dampak Positif juga membawa dampak negatif. Hak asasi manusia adalah seperangkat

    hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang

    Maha Kuasa.

    Tanpa mengesampingkan tantangan yang ada, pengakuan hak asasi manusia

    dalam kegiatan berwisata merupakan representasi pengakuan terhadap hak-hak ekonomi

    dan sosial masyarakat dari pemerintah sejalan dengan The International Covenant on

    Economic, Social and Cultural Rights (ICESCR). Pada gilirannya, kondisi ini diharapkan

    menggeliatkan kembali industri pariwisata yang sempat terpuruk dengan berbagai

    kejadian yang menimpa Indonesia terutama Bali, mengingat tumbuhnya kegairahan

    masyarakat baik masyarakat domestik maupun internasional untuk melakukan perjalanan

    wisata.

    Semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat sebagai pelaku pariwisata

    harus menyadari dan menghormati hak warga asing untuk berwisata dan menikmati

    keindahan alam tanpa pelu mendapat gangguan sehingga menimbulkan

    ketidaknyamanan. Akhirnya, industri pariwisata di Indonesia akan tetap survive

    menghadapi gelombang persaingan yang semakin luas sebagai imbas adanya liberalisasi

    pariwisata.

    Kata Kunci : Implementasi,Hak Berwisata, Pariwisata

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Perbincangan Hak asasi manusia (HAM), pada dasarnya tidak hanya sebatas pada wacana

    untuk memperjuangkan kembali kebebasan manusia dalam berbagai bidang dan sektor. Lebih

    dari itu, kita perlu memikirkan secara matang untuk mendapatkan implementasi yang

    memuaskan dalam rangka menegakkan hak asasi manusi secara total bagi kehidupan manusia.

    Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan dan

    berlaku secara universal. Dasar-dasar hak asasi manusia tertuang dalam deklarasi kemerdekaan

    Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945

    Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan

    pasal 31 ayat 1. Contoh hak asasi manusia (HAM ):

    1. Hak untuk hidup.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Hakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Declaration_of_Independence_of_USA&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/UUD%2745http://id.wikipedia.org/wiki/Teks_UUD_1945#BAB_X_-_WARGA_NEGARAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Teks_UUD_1945#BAB_X_-_WARGA_NEGARAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Teks_UUD_1945#BAB_XI_-_AGAMAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Teks_UUD_1945#BAB_XII_-_PERTAHANAN_NEGARAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Teks_UUD_1945#BAB_XIII_-_PENDIDIKAN

  • 3

    2. Hak untuk memperoleh pendidikan.

    3. Hak untuk hidup bersama-sama seperti orang lain.

    4. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama.

    5. untuk mendapatkan pekerjaan

    Demikian halnya dengan wisatawan baik wisatawan asing maupun domestik. Setiap

    wisatawan memiliki hak untuk melakukaan perjalanan wisata di mana saja dan berhak

    menikmati perjalanan tersebut tanpa mendapat gangguan tindakan kekerasan di tempat yang

    dikunjungi.

    Seperti disebutkan dalam Deklarasi hak asasi manusia pasal 24 bahwa Setiap orang

    berhak untuk beristirahat dan menikmati waktu senggang, termasuk pembatasan jam kerja yang

    wajar serta liburan berkala yang disertai upah, dan kode etik pariwisata dunia pasal 8 yang

    mengatakan bahwa , para wisatawan dan pengunjung harus memperoleh keuntungan dari

    pemenuhan, undang-undang internasional dan peraturan nasional, kebebasan bergerak di dalam

    negeri dan dari satu negara ke negara yang lain. Sesuai dengan pasal 13 Deklarasi Universal hak-

    hak Azasi Manusia, Mereka harus diperkenankan masuk ke wilayah wilayah transit dan tinggal,

    demikian pula ke tempat-tempat wisata dan budaya tanpa formalitas yang berlebihan dan tanpa

    diskriminasi, maka perlindungan terhadap wisatawan asing menjadi hak asasi dari wisatawan itu

    sendiri yang harus di hormati dan ditegakkan.

    Pariwisata merupakan suatu gejala yang kompleks di dalam masyarakat. Di suatu daerah

    terdapat keterkaitan kuat antara daerah objek wisata yang memiliki daya tarik masyarakat atau

    penduduk setempat dan wisatawan itu sendiri. Sebenarnya sejak dahulu kegiatan pariwisata

    sudah banyak dilakukan oleh masyarakat, hanya saja belum menjadi kalimat yang populer di

    telinga masyarakat. Di Indonesia kata pariwisata mulai di kenal oleh masyarakat sejak tahun

  • 4

    1958 setelah dimulainya Musyawarah Nasional Tourisme II di Tretes (Jawa Timur) pada

    tanggal 12 sampai dengan 14 Juni 1958.

    Sebagai negara berkembang, Indonesia sejatinya menyimpan potensi alam dan budaya

    yang luar biasa dan dapat dijadikan modal dasar sekaligus keunggulan komparatif untuk

    mengembangkan sektor pariwisata. Potensi yang dimiliki dapat dikonversi menjadi sesuatu yang

    bernilai ekonomi dengan daya saing yang tinggi. Selain itu, kita mengetahui bahwa bahan baku

    usaha pariwisata sesungguhnya tidak akan pernah habis-habis, sedangkan bahan baku usaha-

    usaha lainnya sangatlah terbatas. (James J Spillane, 1991 : 46). Karena banyaknya potensi yang

    dimiliki Indonesia membuat Indonesia banyak dilirik Wisatawan Mancanegara sebagai salah satu

    tempat tujuan favoritnya.

    Menilik dari sisi devisa yang dihasilkan, pariwisata memiliki andil yang kontributif

    dalam menopang dan menggalakkan roda perekonomian nasional. Kondisi ini terungkap dalam

    Peraturan Presiden No 7 Tahun 2005 tentang Rencana Jangka Panjang Menengah (RPJM).

    Peraturan presiden ini menyebutkan bahwa pada tahun 2002, pariwisata merupakan penyumbang

    devisa kedua terbesar setelah ekspor migas. Tetapi untuk membangun industri pariwisata yang

    kuat diperlukan kebijakan dari pemerintah untuk melindungi pariwisata itu sendiri serta

    masyarakat sebagai salah satu pelakunya untuk peduli pada pariwisata agar tak tergerus

    globalisasai.

    Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang terkenal bagi wisatawan asing sekaligus

    primadona untuk menikmati wisata yang mengagumkan. Hampir setiap tahun jutaan orang baik

    asing maupun domestik yang memilih menghabiskan waktu liburannya di Bali. Tetapi seindah-

    indahnya sebuah tempat terkadang timbul masalah yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman

    bagi wisatawan salah satunya masalah keamanan dan kenyamanan. Seperti kasus yang terjadi

  • 5

    pada wisatawan asing sebagaimana diberitakan bahwa Aparat Kepolisian Sektor Denpasar

    Selatan menangkap, seorang tukang ojek yang diduga melakukan aksi pencurian dengan

    kekerasan serta percobaan pemerkosaan terhadap dua orang wisatawan asing. Tersangka

    merupakan tukang ojek liar yang sehari-hari melayani wisatawan asing di kawasan objek wisata

    Pantai Kuta. Dalam aksinya, dia khusus menyasar wisatawan asing. Dua wisatawan asing yang

    menjadi korban pelaku, yakni seorang perempuan warga negara Australia, Brooke Hall (24) dan

    seorang perempuan Warga Negara Singapura yang sehari-hari menetap di Australia, Beatrice

    Victoria Hendricks McGuinness (27) tahun Keduanya menjadi korban kejahatan pria itu dalam

    waktu berbeda, namun dengan modus yang sama.

    Pariwisata seperti pisau bermata dua. Disatu sisi memberikan keuntungan bagi orang-

    orang yang terlibat di dalamnya sedangkan sisi yang lain dapat berdampak negatif. Sering kita

    sadari atu tidak masalah keamanan merupakan masalah yang tidak dapat dianggap sepele.

    Teringat peristiwa Bom bali I dan II, ataupun masalah travel warning dari Australia maupun dari

    Amerika agar warganya tidak berkunjung ke Indonesia karena masalah keamanan. Pariwisata

    Indonesia khususnya bali sedik menghadapi keterpurukan karena masalah itu. Apalagi sekarang

    ini ditambah dengan adanya kasus pencurian yang dilakukan terhadap orang asing itu akan

    menimbulkan rasa tidak aman bagi wisatawan yang datang ke Bali dan akan menimbulkan

    tercorengnya pariwisata bali di mata International. Berdasarkan latar belakang di atas maka

    upaya perlindungan hukum terhadap wisatawan asing perlu dilakukan dan di tegakkan sehingga

    hukum menjadi sarana untuk menegakkan hak asasi manusia agar setiap orang dapat memiliki

    hak untuk hidup dengan tenang, aman, bahagia, sentosa, makmur, dan sejahtera.

    1.2 Rumusan Masalah

  • 6

    Berkenaan dengan permasalahan diatas, bagaimanakah implementasi pengakuan hak

    asasi manusia bagi kegiatan berwisata dengan melihat prospek dan juga tantangannya bagi

    industri pariwisata di Indonesia ?

    1.3 Tujuan Penulisan

    1. untuk mengetahui perkembangan hukum serta Pengakuan hak asasi manusia terutama

    berwisata di Indonesia

    2. Untuk mengetahui implementasi pengakuan hak asasi manusia bagi kegiatan berwisata

    dengan melihat prospek dan juga tantangannya bagi industri pariwisata di Indonesia.

    1.4 Manfaat Penulisan

    1.4.1 Manfaat Praktis

    - Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah agar dapat menambah

    wawasan tentang penegakan hak asasi manusia dan sanksi hukum di Indonesia.

    1.4.2 Manfaat teoritis

    - Manfaat yang ingin diperoleh yaitu dapat menambah pengetahuan tentang peraturan

    hukum yang diterapkan dalam bidang hak asasi manusia.

    2.1 Konsep Implementasi

    Konsep Implementasi menurut Grindle (1980) menyatakan bahwa Implementasi

    Kebijakan sesungguhnya bukanlah sekedar bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran

    keputusan-keputusan politik kedalam prosedur-prosedur rutin lewat saluran birokrasi, melainkan

  • 7

    lebih dari itu, ia menyangkut konflik, keputusan dan siapa yang memperoleh apa dari suatu

    kebijakan.

    Implementasi adalah salah satu bagian dari tahap-tahap pembuatan kebijakan, secara

    keseluruhan tahapan tersebut berupa ; penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi

    kebijakan, implementasi kebijakan dan penilaian kebijakan. (William N. Dunn, 1999 :hal. 24).

    Dari kelima tahapan pembuatan kebijakan di atas, implementasi memegang peran yang sangat

    penting. Bahkan Udoji dengan tegas menyatakan bahwa :

    " the execution of policies is as important if not more important than policy making.

    Policies will remain dreams or blue prints file jackets unless they are implemented"

    artinya pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan mungkin jauh lebih

    penting daripada sekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam

    arsip kalau tidak diimplementasikan (Solichin A. Wahab, 1997: hal.59).

    Edward II (1980 : 1) menyatakan bahwa

    " without effective implementation the decisions of policymakers will not be carried out

    successfully".

    Pendapat-pendapat tersebut, bukan berarti meremehkan posisi yang lain dari keseluruhun

    tahapan kebijakan itu sendiri, akan tetapi harus disadari bahwa walaupun perumusan kebijakan

    atau formulasi telah dilakukan dengan begitu baik dan kemudian akan bermuara pada

    dikeluarkannya satu kebijakan, tanpa diimplementasikan dalam suatu program atau kegiatan,

    kebijakan tersebut tidak berarti apa-apa. Sama halnya disket di dalam kotak, bila tidak digunakan

    untuk menyimpan data maka disket tersebut hanyalah sebuah benda tak berarti.

    Berdasarkan pengertian di atas, maka implementasi merupakan suatu proses

    melaksanakan kebijakan (baik di tingkatan nasional maupun tingkatan lokal) melalui satu atau

    serangkaian program atau proyek dengan implikasi pengaturan dan pengalokasian risorsis

    tertentu serta serta konsekuensi pengaruh atau dampak yang ditimbulkannya.

  • 8

    Dalam konteks yang sama Sofian Effendi (2000) menyatakan bahwa "implementasi kebijakan

    adalah proses pelaksanaan kebijakan atau menerapkan kebijakan setelah kebijakan itu disahkan

    untuk menghasilkan outcome yang diinginkan". Berarti tidak hanya mengandung maksud

    terjadinya suatu proses tunggal atau berdiri sendiri, tapi ada proses lain yang dilakukan dalam

    upaya persiapan implementasi dan proses "yang sebenarnya" dari implementasi kebijakan itu

    sendiri.

    2.2 Konsep Pengertian Hak Asasi Manusia

    Hak Asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai anugerah

    Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat diganggu gugat keberadaannya. Hak-hak tersebut telah

    dibawa sejak lahir dan melekat pada diri manusia sebagai makhluk Tuhan. Setiap manusia

    memiliki derajat dan martabat yang sama . Pada masa lampau, manusia tidak mengakui akan

    adanya derajat manusia yang lain sehingga mengakibatkan terjadinya penindasan antara manusia

    yang satu dengan yang lainnya. Sehingga banyak terjadi penjajahan yang dilakukan salah

    satunya terjadi di Indonesia yang dijajah dengan sangat tidak berperikemanusiaan oleh kaum

    kolonialisme dengan menindas, dan menyengsarakan bangsa ini. Sehingga, dilakukan perjuangan

    terus menerus untuk tetap mempertahankan hak asasi manusia yang dimilikinya.

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,

    dinyatakan bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

    keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya

    yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan, dan

    setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Hak asasi

    manusia yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, adalah:

    1. Hak untuk hidup,

  • 9

    2. Hak untuk berkeluarga,

    3. Hak mengembangkan diri,

    4. Hak keadilan,

    5. Hak kemerdekaan,

    6. Hak berkomunikasi,

    7. Hak keamanan,

    8. Hak kesejahteraan, dan

    9. Hak perlindungan

    Hak asasi manusia atau biasa disingkat HAM merupakan sebuah hal yang menjadi

    keharusan dari sebuah negara untuk menjaminnya dalam konstitusinya. Melalui Deklarasi

    Universal HAM 10 desember 1948 merupakan tonggak bersejarah berlakunya penjaminan hak

    mengenai manusia sebagai manusia. Naskah tersebut menyuarakan pernyataan sedunia tentang

    hak-hak asasi manusia, sehingga tanggal 10 Desmber sering diperingati sebagai hari hak asasi

    manusia. Isi pokok deklarasi tersebut tertuang pada Pasal 1 yang menyatakan bahwa

    “Sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama.

    Mereka dikaruniai akal dan budi, hendaknya bergaul satu sama lain dalam

    persaudaraan”.

    Hak- hak yang diatur menurut Piagam PBB tentang deklarasi Universal Human Rights

    1948 itu adalah:

    1. Hak berpikir dan mengeluarkan pendapat,

    2. Hak memiliki sesuatu,

    3. Hak mendapatkan aliran kepercayaan atau agama

    4. Hak untuk hidup,

    5. Hak untuk kemerdekaan hidup,

  • 10

    6. Hak untuk memperoleh nama baik,

    7. Hak untuk memperoleh pekerjaan,

    8. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum.

    3. Hasil Dan Pembahasan

    Aktivitas yang awal mulanya hanya bisa di nikmati oleh segelintir orang yang relatif

    kaya pada awal era ke-20, saat ini sudah jadi sisi dari hak azazi manusia. Hal semacam ini

    berlangsung bukan sekedar di negara maju namun mulai dirasakan juga di negara berkembang

    terhitung juga Indonesia. Pariwisata mulai menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari

    kehidupan manusia terlebih menyangkut aktivitas sosial dan ekonomi seperti yang telah di akui

    oleh berbagai organisasi internasional diantaranya PBB, Bank Dunia serta World Tourism

    Organization.

    Potensi pariwisata di Indonesia amatlah besar terbentang luas mulai dari Provinsi

    Nangroe Aceh Darussalam hingga Provinsi Papua dengan semua keaneka ragaman objek

    pariwisata, seni budaya yang menawan serta tersedianya fasilitas serta prasara pendukung

    pariwisata, yang kesemuanya itu diinginkan dapat menarik semakin banyak lagi devisa negara,

    terbaik dari wisatawan luar negeri ataupun domestik.

    Namun badai krisis ekonomi yang menempa Indonesia dari akhir tahun 1997, merupakan

    sebuah tantangan dan juga pengalaman yang benar-benar bernilai untuk orang-orang pariwisata

    Indonesia untuk lakukan re-positioning sekalian re-vitalization aktivitas pariwisata Indonesia

    serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional serta memulihkan citra Indonesia didunia

    internasional. Dengan perkembangan pariwisata di Indonesia khususnya di bali terutama di

    sector peningkatan fasilitas serta prasarana serta pemberdayaan orang-orang lewat

    http://www.totalserve.biz/2014/05/potensi-pariwisata-di-indonesia.html

  • 11

    pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan atau community-based tourism development

    semakin meningkatkan kunjungan wisatawan ke indonesia.

    Dalam bahasa Perancis hak asasi manusia (HAM) berasal dari kata Droits L’Homme

    yang berarti hak-hak manusia. Sedangkan istilah Menselijke Rechten dalam bahasa Belanda.

    Dalam bahasa Inggris hak asasi manusia diistilahkan dengan Human Rights Secara etimologi, ia

    merupakan hak dasar yang dibawa manusia sejak ia lahir sebagai karunia alami dari Sang

    Pencipta. Dengan kata lain, ia bukanlah pemberian manusia, hukum positif, terlebih aparatur

    suatu negara. Pada kerangka relasi tersebut, hak asasi manusia berarti melekat (inherent) pada

    manusia sejalan dengan kodrat dan martabatnya sebagai manusia. ( Maurice Cranston. 1973 : 70)

    Sementara itu dalam preamble Universal Declaration of Human Rights (1948) dikatakan bahwa:

    ”Whereas recognition of the inherent dignity and of the equal and inalienable rights off

    all member of the human family is the foundation of freedom, justice, and peace in the

    world” yang kurang lebihnya dapat diartikan bahwa pengakuan terhadap sifat agung

    bawaan dan hak-hak sama serta tak dapat diganggu gugat semua anggota keluarga

    adalah landasan bagi kebebasan, keadilan, dan perdamaian di dunia.

    Sedangkan dalam pasal 1 angka 1 Undang-undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak asasi

    manusia dan Undang-undang No.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak asasi manusia, Hak

    asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia

    sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,

    dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi

    kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

    Di Indonesia, proses pemaksaan Hak asasi manusia telah melahirkan perdebatan atas ide,

    konsep, pemikiran, dan tindakan dari pemerhati Hak asasi manusia mengenai masalah

    penghormatan dan perlindungan (respect and protect) terhadap hak-hak sipil dan politik individu

    ditambah tuntutan pemenuhan (fulfill) akan hak-hak lain seperti ekonomi, sosial, dan budaya

  • 12

    Sebagai penjabaran dari politik hukum pemerintah, dua Kovenan Hak asasi manusia

    internasional yang menyangkut hak-hak sipil, politik dan hak-hak ekonomi sosial, budaya telah

    dirafikasi dalam bentuk Undang-undang 11 tahun 2005 dan Undang-undang 12 tahun 2005. Dua

    Kovenan Internasional ini terkait pula dengan mekanisme Komisi Hak asasi manusia PBB, dan

    disahkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 16 Desember 1966, dengan resolusi 2200a

    (XXI).

    Kegiatan berwisata merupakan salah satu hal mendasar yang telah mendapatkan

    pengakuan sebagai Hak asasi manusia. Secara implisit pengakuan ini bertitik tolak pada rumusan

    Artikel 24 Universal Declaration of Human Rights yang menyatakan bahwa

    “ Everyone has the right to rest and leisure, including reasonable limitation of working

    hours and periodic holidays with pay”.

    Dalam Undang-undang No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan pun telah dicantumkan

    pengakuan kegiatan berwisata sebagai Hak asasi manusia.

    Pengakuan kegiatan berwisata sebagai hak asasi manusia terdapat dalam UUD 1945 pasal

    28 C ayat 1 yang menyebutkan bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui

    pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari

    ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan

    demi kesejahteraan umat manusia.

    Pengakuan yang lebih tegas terdapat dalam menimbang point b Undang-undang No.10

    tahun 2009 tentang Kepariwisataan (UUK), disebutkan bahwa kebebasan melakukan perjalanan

    dan memanfaatkan waktu luang dalam wujud berwisata merupakan bagian dari hak asasi

    manusia. Pasal 5 point b UUK kemudian menjabarkan ketentuan ini dengan menyatakan

    pemyelenggaraan kepariwisataan berdasarkan pada prinsip menjunjung tinggi hak asasi manusia,

  • 13

    keragaman budaya dan kearifan lokal. Selanjutnya, pasal 19 ayat 1 point a UUK lalu meyebutkan

    bahwa setiap orang berhak memperoleh kesempatan memenuhi kebutuhan wisata.

    Pariwisata tanpa kita sadari kini telah menjadi kebutuhan dasar yang menjadi bagian dari

    hak asasi manusia dan harus dihormati, dilindungi dan dipenuhi. Secara tersirat maupun tersurat,

    pemerintah selaku pemangku kepentingan serta masyarakat memiliki kewajiban untuk dapat

    mendukung, mempromosikan dan memenuhi hak berwisata bagi para wisatawan asing maupun

    domestik sehingga pada gilirannya mendukung tercapainya peningkatan harkat dan martabat

    manusia, peningkatan kesejahteraan, serta persahabatan antarbangsa dalam koridor perdamaian

    di dunia.

    Pariwisata dan hak berwisata adalah dua hal yang saling berkaitan dan seringkali

    menimbulkan pergesekan. Salah satu faktor yang menjadi kendala suatu daerah atau Negara

    menjadi jarang dikunjungi oleh wisatawan adalah faktor Keamanan. Seperti kasus yang terjadi

    pada dua wisatawan yang berkunjung ke Bali, dimana seharusnya mereka bersenang-sennag di

    Bali malah mereka dirampok dan Hak asasi manusiapir diperkosa. Ini merupakan tindakan

    pelanggar terhadap hak asasi manusia (sesuai kode etik kepariwisataan Dunia poin 8 Hak dasar

    atau asasi berwisata serta Poin 9 atau asasi berwisata.Kebebasan bergerak bagi para wisatawan).

    Adapun kode etik yang di maksud adalah Kode Etik Kepariwisataan Dunia atau Global

    Code of Ethics for Tourism yang ditetapkan oleh United Nation World Tourism Organization

    (UNWT), telah menyerap nilai-nilai pengakuan kegiatan berwisata sebagai hak asasi manusia,

    perlindungan hak anak, dan kelestarian lingkungan hidup. Sepuluh butir kode etik ini meliputi:

    1. Kepariwisataan untuk membangun saling pengertian dan menghormati antar penduduk

    dan masyarakat.

    2. Kepariwisataan sebagai media untuk memenuhi kebutuhan “kualitas hidup”.

  • 14

    3. Kepariwisataan sebagai faktor pembangunan berkelanjutan.

    4. Kepariwisataan sebagai pemakai dan penyumbang pelestarian warisan budaya.

    5. Kepariwisataan adalah kegiatan yang menguntungkan bagi negara dan masyarakat

    penerima wisatawan.

    6. para pemangku kepentingan kepariwisataan.

    7. Hak dasar atau asasi berwisata.

    8. Kebebasan bergerak bagi para wisatawan.

    9. Hak para pekerja dan pengusaha dalam industri pariwisata.

    10. Implementasi kode etik.

    Menjadi sebuah hak, ketika seorang mengadakan perjalanan dari satu tempat menuju

    tempat lain dan bertempat tinggal di dalam negeri tersebut dengan alasan apapun untuk

    mendapat perlindungan hukum. Namun dalam prosedur dan proses penerimaan warga asing,

    setiap negara mempunyai aturan yang berbeda-beda. Pada tatanan teorinya, ada empat pendapat

    mengenai hak izin masuk (admission) warga asing :

    1. berpendapat bahwa izin masuk merupakan hak yang harus diberikan oleh Negara kepada

    semua orang asing tanpa terkecuali.

    2. negara berkewajiban memberikan hak izin masuk, tetapi juga mempunyai hak untuk

    melarang masuk beberapa kategori orang tertentu seperti pecandu obat bius, orang yang

    mempunyai penyakit tertentu dan orang-orang yang 'tidak dikehendaki' lainnya.

    3. Negara terikat untuk memberikan izin masuk kepada setiap warga asing, namun juga

    dapat menetapkan syarat-syarat tertentu mengenai prosedur masuk teritorial negara

    tersebut. Bisa saja negara memberikan kebebasan admisi kepada kelompok orang tertentu

    untuk alasan tertentu, seperti pelajar dan pelancong.

  • 15

    4. Negara mempunyai hak penuh untuk melarang seluruh warga asing untuk masuk ke

    dalam wilayahnya.

    Salah satu masalah perlindungan warga asing menyangkut kedudukannya di dalam

    teritorial negara adalah tentang yuridiksi. Yuridiksi adalah berlakunya sebuah undang-undang

    yang berdasarkan hukum di dalam kawasan tertentu. Namun Hukum Indonesia juga dapat

    mengatur perilaku individu yang berdomisili di luar Indonesia dalam beberapa hal. Karena itu

    jika warga asing mendapat perlakuan tidak nyaman selama dia melakukan wisata di suatu

    Negara, Negara tersebut wajib memberikan perlindungan tanpa membeda-bedakan perlakuannya

    dengan warga negaranya.

    Dalam memberikan perlakuan kepada warga asing, Negara bisa berbeda-beda

    metodenya. Namun ada standar minimum dalam perlakuan tersebut. Maksudnya, negara tidak

    dapat memberikan perlakuan kepada warga asing di bawah standar minimum yang telah diatur

    oleh perangkat Hukum Internasional. Namun dalam beberapa hal, Negara tentu diperbolehkan

    untuk memberikan perlakuan melebihi batas minimum. Misalkan pada pasal 23 ayat 2 Deklarasi

    Universal Hak asasi manusia yang menyebutkan;

    “… setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak atas pengupahan yang sama untuk pekeraan

    yang sama…”

    Perangkat Hukum Internasional Yang Melindungi Hak Individu,Terdapat beberapa

    peragkat Hukum Internasional dalam rangka melindungi hak-hak manusia secara umum dan

    termasuk di dalamnya hak warga asing ketika berdomisili di negara tertentu, perangkat-

    perangkat tersebut adalah;

    1. Universal Decralation of Human Rights

    2. Covenant On Civil and Political Rights

  • 16

    3. Optional Protocol to the Covenant on civil and Political Rights

    4. Covenant on Economic, Social and Cultural Rights

    5. Covenant Against Torture

    6. Convention Against Genocide

    7. The Geneva Conventions

    8. Convention on the Rights of the Child

    9. Convention on Elimination of Discrimination Againts Women

    10. Charter of the United Nations

    Dalam Universal Declaration of Human Rights yang diumumkan pada 10 Desember

    1948, mencakup segala hak yang harus dipenuhi oleh setiap individu di manapun dia berada dan

    kapanpun tanpa membedakan apakah dia warga asing atau bukan, di dalam tanah airnya atau di

    luar negeri:

    “Pasal 2 menyatakan Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan

    yang tercantum dalam pernyataan ini (aturan ala deklarasi Hak asasi manusia) tanpa

    perkecualian apapun… asal muasal kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik

    kelahiran ataupun kedudukan lain…”

    Kemudian menyebutkan juga bahwa manusia mempunyai kedudukan yang sama di

    hadapan hukum. Dan tentumya mempunyai perlindungan hukum yang sama tanpa membeda-

    bedakan antara warga asing atau bukan:

    “Pasal 7 menyatakan Semua orang sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan

    hukum yang sama tanpa diskriminasi…”

    “Pasal 10 menyatakan bahwa Setiap orang, dalam persamaan yang penuh, berhak atas

    pengadilan yang adil dan terbuka oleh pengadilan yang bebas dan tidak memihak…”

    “Pasal 11: Setiap orang yang dituntut kerena disangka melakukan suatu pelanggaran

    hukum dianggap tidak bersalah, sampai dibuktikan kesalahannya menurut hukum dalam

    suatu peradilan yang terbuka…”

  • 17

    Terlepas dari sederet prospek yang didapat, terdapat sejumlah tantangan harus dihadapi

    seluruh pemangku kepentingan pariwisata. Persoalan pertama yang mengemuka justru terkait

    dengan keefektivan pemberian pengakuan hak asasi manusia bagi kegiatan berwisata itu sendiri.

    Sejauh ini, belum terdapat mekanisme penegakan hukum yang jelas dan tegas terkait pemberian

    pengakuan hak asasi manusia bagi kegiatan berwisata. Perdebatan pemberian pengakuan hak

    asasi manusia bagi kegiatan berwisata juga terfokus pada ada tidaknya isu harkat manusia

    (human dignity) yang diperjuangkan oleh pengakuan hak asasi manusia tersebut.

    Sebagian kalangan beranggapan kegiatan berwisata kurang memiliki relevansi dengan isu

    harkat manusia sehingga belum dipandang perlu untuk mendapatkan pengakuan hak asasi

    manusia. Disamping itu, proses penelurusan relevansi pengakuan kegiatan berwisata sebagai hak

    asasi manusia terhadap peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung di suatu area destinasi

    wisata yang berujung pada peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata . Karena itu perlu

    dilakukan peningkatan kualitas serta kepedulian semua pihak agar kegiatan berwisata serta

    kenyamanan berwisata dapat diperoleh agar citra Indonesia tidak rusak di mata Dunia

    4. Simpulan dan Saran

    4.1 Simpulan

    Pariwisata merupakan sumber Devisa utama Di Indonesia, Pariwisata selain juga

    memberikan dampak Positif juga membawa dampak negatif. Hak asasi manusia adalah

    seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk

    Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung

    tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan

  • 18

    serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Tanpa mengesampingkan tantangan

    yang ada, pengakuan hak asasi manusia dalam kegiatan berwisata merupakan

    representasi pengakuan terhadap hak-hak ekonomi dan sosial masyarakat dari

    pemerintah sejalan dengan The International Covenant on Economic, Social and Cultural

    Rights (ICESCR). Pada gilirannya, kondisi ini diharapkan menggeliatkan kembali industri

    pariwisata yang sempat terpuruk dengan berbagai kejadian yang menimpa Indonesia

    terutama Bali, mengingat tumbuhnya kegairahan masyarakat baik masyarakat domestik

    maupun internasional untuk melakukan perjalanan wisata. Semua pihak baik pemerintah

    maupun masyarakat sebagai pelaku pariwisata harus menyadari dan menghormati hak

    warga asing untuk berwisata dan menikmati keindahan alam tanpa pelu mendapat

    gannguan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Akhirnya, industri pariwisata di

    Indonesia akan tetap survive menghadapi gelombang persaingan yang semakin luas

    sebagai imbas adanya liberalisasi pariwisata.

    4.2 Saran

    Masing-masing pihak baik itu Pemerintah sebagai pemangku Kepentingan, masyarakat

    selaku pelaku wisata, maupun wisatawan sebagai penikmat wisata harus menyadari

    kepentingan dan hak masing-masing. Terutama pemerintah harus memaHak asasi

    manusiai Kedudukan diantara tiga generasi hak asasi manusia adalah seimbang atau

    sederajat tanpa mengutamakan atau memprioritaskan salah satu hak asasi manusia

    tertentu. Dalam perspektif kewajiban negara, maka negara wajib menghargai (respect),

    melindungi (protect), dan memenuhi (fulfill) seluruh hak-hak yang telah mendapatkan

    pengakuan sebagai hak asasi manusia secara non-diskriminasi.

  • 19

    DAFTAR PUSTAKA

    James J Spillane.1991.Ekonomi Pariwisata. Yogyakarta:Kanisius, h.46

    Maurice Cranston. 1973. What are Human Rights? New York: Taplinger,h. 70

    Universal Declaration of Human Rights dalam Sandy Gandhi.2010. International Human Rights

    Documents 7th Edition. New York:Oxford University Press,h.10

    Anom, Putu,dkk. 2010. Pariwisata Berkelanjutan dalam Pusaran Krisis Global. Denpasar:

    Udayana University Press.

    Direktorat Jenderal Pariwisata.1990.Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta.

    Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.2005.Rencana Strategik 2005-2009. Jakarta.

    Koentjaraningrat.2000. Bunga Rampai Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta:

    Gramedia

    Pendit, Nyoman S.2003.Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya

    Paramitha.

    Pitana, I Gde dan Gayatri, Putu G.2005.Sosiologi Pariwisata.Yogyakarta: Penerbit Andi.

    Sumadi,Ketut.2009.Kepariwisataan Indonesia Sebuah Pengantar. Denpasar: Sari Kahyangan.

    Spillane, James J.1991.Ekonomi Pariwisata. Yogyakarta:Kanisius.

  • 20

    Wyasa Putra, Ida Bagus dkk.2003. Hukum Bisnis Pariwisata. Bandung:Refika Aditama.

    Widiatedja, IGN Parikesit .2010. Liberalisasi Jasa dan Masa Depan Pariwisata Kita. Denpasar:

    Udayana University Press.

    Undang –Undang

    UUD 1945

    Undang-undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak asasi manusia

    Undang-undang No.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak asasi manusia

    Undang-undang No.10 tahun 2009

  • 21