Page 1
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TGT BERBANTUAN MEDIA PHYSICS CARD
BERBASIS EDUTAINMENT PADA TEMA OPTIK
SISWA SMP KELAS VIII
Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
oleh
Dias Meilinda Arista
4201411100
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
Page 5
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Build your dreams, or someone else will hire you to build theirs (Farrah Gray).
2. “....Bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya (Muhammad),
niscaya Allah akan memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan
menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan serta
Dia mengampuni kamu.” (QS. Al-Hadid: 29).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Mama, papa, Dek Vinda, Dek Cikha, Mas Kevin, serta
keluarga besarku yang senantiasa mencurahkan doa,
kasih sayang serta dukungan baik moril maupun
materiil kepadaku.
2. Guru-guru dan siswa SMP Negeri 22 Semarang.
3. Keluarga besar kos KB 3.
4. Teman seperjuanganku Jurusan Fisika 2011.
5. Almamater Universitas Negeri Semarang.
Page 6
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa yang telah melimpahkan
rahmat dan kasih sayangNya sehingga tersusunlah skripsi yang berjudul
“Implementasi Pembelajaran Kooperatif TGT Berbantuan Media Physics Card
Berbasis Edutainment pada Tema Optik Siswa SMP Kelas VIII”. Penulisan skripsi
ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik berupa saran, bimbingan maupun
petunjuk dan bantuan dalam bentuk lain sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
dengan tulus hati kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.
3. Ketua Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Semarang.
4. Bapak Prof. Dr. Sarwi, M.Si, dosen pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu di sela kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan,
saran serta masukan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc, dosen pembimbing II yang telah
memberikan pengarahan dan membimbing dengan penuh kesabaran sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si, dosen penguji yang telah memberikan saran
dan masukan yang sangat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Prof. Dr. Susilo, dosen wali yang tak henti memberikan motivasi untuk
selalu belajar.
8. Kepala SMP Negeri 22 Semarang yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melaksanakan penelitiaan di SMP Negeri 22 Semarang.
Page 7
vii
9. Bapak Kusdiono S.Pd, guru IPA kelas VIII SMP Negeri 22 Semarang sekaligus
guru mitra penulis yang tak hentinya memberikan masukan dan meluangkan
baik waktu maupun tenaga sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian ini
dengan baik.
10. Siswa-siswi kelas VIII D, VIII E dan IX C SMP Negeri 22 Semarang yang telah
bekerja sama dalam membantu pelaksanaan penelitian.
11. Mama dan papa tercinta yang tak henti mencurahkan do’a, perhatian, dukungan
serta kasih sayang.
12. Dek Vinda, Dek Cikha, dan Mas Kevin yang senantiasa selalu memberikan
semangat serta motivasi.
13. Sahabat-sahabatku tersayang, Zidni, Dedy, Endah dan Ami yang selalu ada
untukku semenjak masih menjadi mahasiswa baru sampai dengan saat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunann skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dalam kalimat maupun materi yang
disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis
senantiasa menantikan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga hasil
penelitian ini bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan perkembangan
penelitian pada umumnya.
Semarang, 24 Agustus 2015
Penulis
Page 8
viii
ABSTRAK
Arista, D. M. 2015. Implementasi Pembelajaran Kooperatif TGT Berbantuan Media
Physics Card Berbasis Edutainment Pada Tema Optik Siswa SMP Kelas VIII.
Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Prof. Dr. Sarwi, M.Si dan
Pembimbing Pendamping Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc.
Kata Kunci: TGT, Physics Card, Edutainment, Tema Optik
Berdasarkan observasi awal di SMP Negeri 22 Semarang diperoleh fakta bahwa
dalam proses pembelajaran siswa cenderung pasif dan kurang termotivasi. Selain itu,
hasil ulangan harian kebanyakan siswa pada tema optik khususnya pokok bahasan
cahaya masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Oleh sebab itu, penulis
mengimplementasikan pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media physics card
berbasis edutainment pada tema optik sebagai solusi permasalahan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas dan motivasi belajar siswa
yang mendapatkan implementasi pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media
physics card berbasis edutainment pada tema optik serta untuk mengetahui
keefektifan pembelajaran tersebut terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan desain
Non-Equivalent Control Group Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah lembar pretest - posttest, observasi dan angket. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini terdiri dari skor pretest dan posttest yang dianalisis menggunakan uji t
dan uji faktor N-gain, dan skor aktivitas serta motivasi belajar siswa yang dianalisis
secara deskriptif. Berdasarkan hasil analisis, uji t hipotesis menunjukkan bahwa
hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol,
dimana rata-rata hasil belajar kognitif pada kelas kontrol adalah sebesar 69,69
sedangkan pada kelas eksperimen adalah sebesar 80,47. Hasil analisis menunjukkan
peningkatan hasil belajar kognitif siswa dengan faktor N-gain (<g>) pada kelas
kontrol adalah sebesar 0,49 dengan kategori sedang dan pada kelas eksperimen
sebesar 0,68 dengan kategori sedang. Disamping itu, dari hasil uji kesamaan
rata-rata juga diperoleh bahwa pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media
physics card berbasis edutainment efektif terhadap ketuntasan belajar tema optik
siswa. Kemudian, dari hasil observasi aktivitas belajar dan angket motivasi belajar
siswa diperoleh bahwa aktivitas serta motivasi belajar siswa setelah implementasi
pembelajaran pada kelas eksperimen lebih unggul dibanding dengan kelas kontrol,
dimana aktivitas belajar siswa kelas eksperimen menunjukkan nilai 87% dengan
kriteria sangat aktif sedangkan untuk motivasi belajar menunjukkan nilai 81%
dengan kriteria sangat termotivasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media
physics card berbasis edutainment mampu mengembangkan baik aktivitas maupun
motivasi belajar siswa, dan efektif dalam meningkatkan hasil belajar kognitif tema
optik siswa.
Page 9
ix
ABSTRACT
Arista, D. M. 2015. Implementation of TGT Cooperative Learning Assisted by
Edutainment-Based Physics Card Media in Optic Topics of 8th
Grade Students. Final
Project, Physics Department in Mathematics and Science Faculty of Semarang State
University. First Supervisor Prof. Dr. Sarwi, M.Si and Second Supervisor Dra.
Langlang Handayani, M. App.Sc.
Keywords : TGT, Physics Card, Edutainment, Optic Topics
Based on the early observation at SMP Negeri 22 Semarang there is a fact that in
learning proccess students tend to be passive and less in motivated. Beside that, it is
found that students’ daily test result in optic topics especially on subject matter even
below Minimum Mastery Criteria (KKM). Hence, the author applies implementation
of TGT cooperative learning assisted by edutainment-based physics card media in
optic topics as a solution of that problem. The purpose of this research is describing
students’ learning activity and motivation after getting implementation of TGT
cooperative learning assisted by edutainment-based physics card media in optic
topics to find out the effectiveness of that learning towards the increasing of
students’ cognitive learning result. This research is experimental research using
Non-Equivalent Control Group Design. The instrument that used in this research are
pretest-posttest, observation and questionnaires sheet. The data obtained in this
research consists of pretest and posttest scores that analyzed by t-test and N-gain
factor test, then scores of students’ learning activity and motivation is analyzed
descriptively. Based on the result of analysis, t hypothesis testing shows that
students’ cognitive learning average result in experiment class is 80,47 which is
higher than control class which the average result is 69,69. Beside that, the students’
cognitive learning result in control class with N-gain factor (<g>) increases for 0,49
with average category and in the other hand, the result of experiment class increases
for 0,68 with average category. From the average equality test, it is concluded that
implementation of TGT cooperative learning assisted by edutainment-based physics
card media is effective for students’ learning mastery in optic topics. Then, from
observation of students’ learning activity and questionnaire of students’ learning
motivation it is found out that learning activity and motivation of experiment class
after being treated is higher than control class. The learning activity of experiment
class shows value 87% with criteria very active and learning motivation shows value
81% with criteria very motivated. Based on the research result, it is concluded that
implementation of TGT cooperative learning assisted by edutainment-based physics
card media could develop both students’ learning activity and motivation. Beside
that, this implementation of lerning also could increasing cognitive learning in optic
topics effectively.
Page 10
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN ............................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii
PENGESAHAN ............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
PRAKATA ..................................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB 1
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
1.5 Pembatasan Masalah ................................................................................ 6
1.6 Penegasan Istilah ...................................................................................... 7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 9
2.1 Pembelajaran Kooperatif ............................................................................ 9
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif TGT ..................................................... 10
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif TGT ...................... 12
2.4 Media Physics Card Berbasis Edutainment ............................................... 14
Page 11
xi
2.5 Tema Optik ................................................................................................ 19
2.6 Motivasi Belajar ....................................................................................... 20
2.7 Aktivitas Belajar ...................................................................................... 22
2.8 Hasil Belajar Kognitif .............................................................................. 22
2.9 Penelitian yang Relevan ........................................................................... 23
2.10 Kerangka Berpikir .................................................................................. 24
2.11 Hipotesis Tindakan ................................................................................ 26
BAB 3
METODE PENELITIAN ............................................................................ 27
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 27
3.2 Populasi dan Sampel ................................................................................ 27
3.3 Desain Penelitian ...................................................................................... 28
3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 29
3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................ 31
3.6 Analisis Instrumen ................................................................................... 32
3.7 Analisis Data ............................................................................................ 37
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 45
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 45
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 52
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 63
5.1 Simpulan .................................................................................................. 63
5.2 Saran ......................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 65
LAMPIRAN .................................................................................................. 68
Page 12
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data Ketidaktuntasan Hasil Ulangan Harian Pokok Bahasan Cahaya .....
2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tema Optik …………........
3.1 Pola desain penelitian Non-Equivalent Control Group Design .................
3.2 Kriteria Koefisien Korelasi ......................................................................
3.3 Hasil Analisis Uji Validitas Soal Uji Coba ..............................................
3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Soal …………......……………………….....
3.5 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba ..........................................
3.6 Klasifikasi Indeks Taraf Kesukaran ……………...…………………......
3.7 Hasil Analisis Indeks Kesukaran Instrumen Soal Uji Coba ....................
3.8 Klasifikasi Faktor N-gain ........................................................................
3.9 Kriteria Aktivitas Belajar ……………...………………………..……....
3.10 Kriteria Motivasi Belajar …………………..………………..…….......
4.1 Hasil Belajar Kognitif Pra Penerapan Pembelajaran (Pretest) ................
4.2 Hasil Belajar Kognitif Paska Penerapan Pembelajaran (Posttest) ...........
4.3 Data Uji Hipotesis ...................................................................................
4.4 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar (Pretest dan Posttest) .......................
4.5 Hasil Uji Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Siswa ...............
4.6 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ........................................
4.7 Data Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa .............................................
2
20
28
34
34
36
36
37
37
42
43
44
45
45
46
47
48
49
50
Page 13
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Contoh Desain Kartu Permainan Media Physics Card ......................
2.2 Contoh Desain Kartu Soal Media Physics Card ................................
2.3 Contoh Desain Aturan Permainan Media Physics Card ....................
2.4 Skema Kerangka Berpikir ..................................................................
3.1 Skema Alur Penelitian .......................................................................
4.1 Rata-rata Skor Hasil Pretest dan Posttest ..........................................
4.2 Aktivitas Belajar Siswa .....................................................................
4.3 Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa ......................................................
4.4 Motivasi Belajar Siswa ......................................................................
4.5 Rata-rata Motivasi Belajar Siswa ......................................................
18
19
19
25
29
47
50
51
52
52
Page 14
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Silabus dan RPP .......................................................
Lampiran 2 Bahan Ajar ...............................................................
Lampiran 3 Lembar Diskusi Siswa .............................................
Lampiran 4 Lembar Kegiatan Siswa ...........................................
Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba Tema Optik .................
Lampiran 6 Soal Tes Uji Coba Tema Optik ................................
Lampiran 7 Analisis Tes Uji Coba Soal ......................................
Lampiran 8 Analisis Instrumen ...................................................
Lampiran 9 Analisis Realibilitas .................................................
Lampiran 10 Soal Pretest dan Posttest .......................................
Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest ..............
Lampiran 12 Lembar Jawab Soal Pretest dan Posttest ...............
Lampiran 13 Analisis Hasil Pretest .............................................
Lampiran 14 Contoh Lembar Jawab Pretest ...............................
Lampiran 15 Analisis Hasil Posttest ...........................................
Lampiran 16 Contoh Lembar Jawab Posttest .............................
Lampiran 17 Uji Normalitas ........................................................
Lampiran 18 Uji Kesamaan Dua Varians ....................................
Lampiran 19 Uji Hipotesis ..........................................................
Lampiran 20 Uji Faktor N-gain (<g>) ........................................
Lampiran 21 Diagram Hasil belajar Kognitif Siswa ...................
Lampiran 22 Uji Kesamaan Rata-rata .........................................
Lampiran 23 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar .......
Lampiran 24 Lembar Observasi Aktivitas Belajar ......................
Lampiran 25 Hasil Observasi Aktivitas Belajar ..........................
Lampiran 26 Diagram Aktivitas Belajar .....................................
Lampiran 27 Contoh Lembar Observasi Akivitas Belajar ..........
Lampiran 28 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar .........................
Lampiran 29 Lembar Angket Motivasi Belajar ..........................
68
103
112
119
135
138
149
152
159
160
168
169
170
175
176
181
182
187
189
191
192
193
195
199
200
205
206
208
209
Page 15
xv
Lampiran 30 Hasil Angket motivasi Belajar ...............................
Lampiran 31 Diagram Motivasi Belajar ......................................
Lampiran 32 Contoh Lembar Hasil Angket Motivasi Belajar ....
Lampiran 33 Perolehan Skor Turnamen ......................................
Lampiran 34 Surat Usulan Dosen Pembimbing ..........................
Lampiran 35 Surat Penetapan Dosen Pembimbing .....................
Lampiran 36 Surat Ijin Penelitian ................................................
Lampiran 37 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ................
Lampiran 38 Dokumentasi Penelitian .........................................
Lampiran 39 Desain Media Physics Card ...................................
211
215
216
218
219
220
221
222
223
224
Page 16
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran menurut Rusman (2013: 116) merupakan proses yang
mengintegrasikan berbagai komponen dan kegiatan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, dimana siswa belajar untuk memperoleh hasil belajar. Apabila
pembelajaran dilaksanakan dengan baik dan tepat, maka akan membantu
ketercapaian tujuan belajar, dan sebaliknya pembelajaran yang dilaksanakan dengan
kurang tepat akan menjadi kendala untuk mencapai tujuan belajar itu sendiri.
Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan di SMP Negeri 22
Semarang, diketahui bahwa kontribusi siswa dalam mensukseskan kegiatan belajar
di kelas cukup rendah. Pembelajaran yang berlangsung belum sepenuhnya berpusat
pada siswa, sehingga siswa menjadi cenderung pasif. Hal ini terungkap dari hasil
wawancara dengan guru IPA di SMP Negeri 22 Semarang. Berdasarkan hasil ini,
dipandang perlu mencari suatu solusi alternatif untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa. Aktivitas siswa dapat dikembangkan melalui kegiatan kelompok (kerjasama)
baik dengan diskusi maupun praktikum. Salah satu solusi alternatif yang dapat
dilakukan yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
kooperatif dipilih karena menurut Rusman (2013: 399-400) dapat menjadikan siswa
aktif dalam belajar. Selain itu, hasil wawancara juga menunjukkan bahwa hasil
ulangan harian kebanyakan siswa pada tema optik khususnya pokok bahasan cahaya
Page 17
2
kurang memuaskan, bahkan masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Data persentase ketidaktuntasan hasil ulangan harian tema optik pada pokok bahasan
cahaya siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Semarang pada tahun pelajaran 2011/2012
s.d. 2013/2014 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Data Ketidaktuntasan Hasil Ulangan Harian Optik Pokok
Bahasan Cahaya
No. Kelas Persentase Ketidaktuntasan (%)
1 VIII F (2012) 52
2 VIII G (2012) 16
3 VIII H (2012) 65
4 VIII F (2013) 56
5 VIII G (2013) 47
6 VIII H (2013) 39
7 VIII F (2014) 50
8 VIII G (2014) 100
9 VIII H (2014) 44
Rata-rata Persentase
Ketidaktuntasan 52
(Sumber: Daftar Nilai Siswa SMP N 22 Semarang)
Dari data di atas, diperoleh bahwa persentase ketidaktuntasan ulangan harian
pada tema optik pokok bahasan cahaya beberapa kelas VIII SMP Negeri 22
Semarang selama 3 tahun terakhir mencapai lebih dari separuh total jumlah siswa
yaitu sebesar 52%. Tentunya jumlah tersebut merupakan jumlah persentase
ketidaktuntasan yang tergolong tinggi, dan perlu diadakan suatu pembenahan.
Narasumber menjelaskan bahwa nilai ulangan harian yang kurang memuaskan
tersebut terjadi karena siswa mengalami kesulitan untuk memahami konsep
pemantulan cahaya pada cermin dan pembiasan cahaya pada lensa. Oleh karena itu,
Page 18
3
penelitian ini memfokuskan materi pada tema optik khususnya konsep pemantulan
cahaya pada cermin dan pembiasan cahaya pada lensa.
Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan di SMP Negeri 22
Semarang juga didapati bahwa media pembelajaran untuk materi optik yang ada
masih kurang variatif, yaitu masih berupa Kit Optik. Hal tersebut tentunya kurang
dapat memotivasi siswa dalam belajar. Optik merupakan bagian dari materi ilmu
IPA Fisika yang dipelajari peserta didik SMP. Materi optik berisi penguasaan
konsep dan rumus, sehingga diperlukan penguatan yang lebih intensif agar siswa
lebih mudah memahami materi. Fathurrohman & Sobry (2009: 67) menjelaskan
bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan motivasi
dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, maka
dalam penelitian ini dipilih suatu media bantu berbasis edutainment yang bernama
physics card. Physics card adalah media permainan kartu yang didesain semenarik
mungkin berdasarkan kajian seni visual (visual art). Media ini merupakan
modifikasi dari permainan kartu tepuk nyamuk yang banyak digemari oleh
anak-anak, yang nantinya akan digunakan sebagai media game pada sesi tournament
dalam pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT). Upaya tersebut
diharapkan mampu memotivasi siswa untuk belajar dan dapat menunjukkan pada
siswa bahwa ilmu IPA khususnya Fisika itu menyenangkan.
Model pembelajaran merupakan pola perilaku yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan (Akbar, 2013: 49-50). Rusman
(2013: 224) menjelaskan bahwa model pembelajaran TGT adalah salah satu tipe
Page 19
4
pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok
belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan,
jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Hasil penelitian Tyasning (2012: 31)
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran TGT dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini pemilihan
model pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media physics card berbasis
edutainment dimaksudkan agar baik aktivitas maupun hasil belajar kognitif siswa
dapat meningkat melalui pembelajaran yang lebih bermakna. Pembelajaran
bermakna dimaksudkan adalah pembelajaran bermakna menurut Rusman (2013:
252-253) yaitu pembelajaran yang menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga
konsep yang dipelajari akan dipahami baik dan tidak mudah dilupakan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian: Implemetasi
Pembelajaran Kooperatif TGT Berbantuan Media Physics Card Berbasis
Edutainment pada Tema Optik Siswa SMP Kelas VIII.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah implementasi pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media physics
card berbasis edutainment dapat mengembangkan aktivitas belajar siswa?
2. Apakah implementasi pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media physics
card berbasis edutainment dapat mengembangkan motivasi belajar siswa?
Page 20
5
3. Apakah implementasi pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media physics
card berbasis edutainment efektif untuk meningkatan hasil belajar kognitif
siswa?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan aktivitas belajar siswa yang mendapatkan implementasi
pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media physics card berbasis
edutainment.
2. Mendeskripsikan motivasi belajar siswa yang mendapatkan implementasi
pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media physics card berbasis
edutainment.
3. Menentukan keefektifan implementasi pembelajaran kooperatif TGT
berbantuan media physics card berbasis edutainment dalam meningkatkan hasil
belajar kognitif siswa.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan
pembelajaran yang efektif dalam mengembangkan aktivitas dan motivasi belajar
siswa serta meningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran IPA Fisika
tema optik.
1.4.2 Manfaat Praktis
Page 21
6
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi peneliti, siswa, guru
dan lembaga pendidikan, sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh pengalaman langsung dalam mengetahui model dan
media pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga diharapkan dapat bermanfaat ketika kelak menjadi
pendidik.
2. Bagi Siswa
Penelitian ini memberikan pengalaman langsung dalam melakukan
pembelajaran yang rekreatif, aktif dan efektif. Dengan adanya media
pembelajaran yang menarik, diharapkan dapat memotivasi siswa untuk lebih
giat belajar dan dapat membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman dan
penguasaan konsep dari tema Optik.
3. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberi salah satu alternatif pengajaran IPA Fisika
dengan strategi pembelajaran yang dapat berdampak positif terhadap aktivitas
dan motivasi belajar peserta didik. Penelitian ini juga dapat menjadi referensi
yang kemudian dapat dimodifikasi oleh guru agar pembelajaran berlangsung
lebih tepat sasaran (efektif).
4. Bagi Lembaga Pendidikan
Page 22
7
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai alternatif
peningkatan kualitas pendidikan, khususnya kualitas belajar IPA Fisika dan
dunia pendidikan pada umumnya.
1.5 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, batasan permasalahan yang akan diteliti yaitu:
1. Mengevaluasi pengaruh implementasi pembelajaran kooperatif TGT berbantuan
media physics card berbasis edutainment dalam mengembangkan aktivitas dan
motivasi belajar siswa serta kefektifannya meningkatan hasil belajar kognitif
siswa.
2. Materi yang dipelajari dalam penelitian ini hanya pada tema optik SMP kelas
VIII yang mencakup materi pemantulan cahaya pada cermin dan pembiasan
cahaya pada lensa yang meliputi pemahaman konsep dan juga hitungan.
1.6 Penegasan Istilah
Judul dalam penelitian ini adalah “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TGT BERBANTUAN MEDIA PHYSICS CARD BERBASIS
EDUTAINMENT PADA TEMA OPTIK SISWA SMP KELAS VIII.” Istilah yang
perlu ditegaskan untuk menghindari salah penafsiran antara lain sebagai berikut:
1.6.1 Implementasi
Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) diartikan sebagai
pelaksanaan atau penerapan dari sebuah rencana yang telah disusun secara matang
dan terperinci. Pada penelitian ini dilakukan pelaksanaan atau penerapan model
pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media physics card berbasis edutainment,
Page 23
8
dengan harapan penerapan pembelajaran tersebut efektif terhadap aktivitas dan
motivasi belajar serta peningkatan hasil belajar kognitif tema optik siswa.
1.6.2 Pembelajaran Kooperatif TGT
Model pembelajaran kooperatif TGT yang diterapkan dalam penelitian ini,
selain mengusung pembelajaran berkelompok juga menekankan kepada persaingan
akademik dengan bantuan media permainan edukatif yaitu physics card.
1.6.3 Media Physics Card
Media physics card terdiri atas kartu permainan, kartu soal, kartu refresh area
dan kartu jawaban yang memuat materi pemantulan cahaya pada cermin dan
pembiasan cahaya pada lensa yang didesain secara menarik, sehingga mampu
menumbuhkan daya tarik siswa.
1.6.4 Edutainment
Pembelajaran edutainment (education entertainment) adalah pendekatan
pembelajaran yang menghibur dan menyenangkan (Widiyatmoko, 2012: 39). Dalam
penelitian ini pendekatan edutainment dipilih karena physics card merupakan salah
satu bentuk permainan edukatif yang menghibur dan menyenangkan sehingga siswa
menjadi lebih termotivasi dalam belajar.
1.6.5 Tema Optik
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), optik merupakan
salah satu pokok bahasan mata pelajaran Fisika SMP yang dipelajari di kelas VIII
semester dua, yang membahas sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai
bentuk cermin dan lensa, mata sebagai alat optik dan alat indera, serta alat-alat optik
Page 24
9
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Tema optik yang dibahas dalam
penelitian ini dikhususkan pada konsep pemantulan cahaya pada cermin dan
pembiasan cahaya pada lensa.
Page 25
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran kolaboratif dimana siswa
belajar dan bekerja sama dalam kelompok kecil dengan anggota kelompok yang
bersifat heterogen. Ketergantungan positif yang terjalin antar siswa dalam
pembelajaran kooperatif diyakini mampu mengajarkan siswa akan pentingnya suatu
kerjasama dalam mencapai tujuan bersama, dimana dalam pembelajaran ini
kesuksesan kelompok bergantung pada kesuksesan tiap anggotanya (Rusman, 2013:
205). Dengan kata lain, dalam pembelajaran ini siswa memiliki peran sebagai pusat
pembelajaran (student centered) dan dituntut aktif untuk mencapai keberhasilan
kelompoknya.
Pembelajaran kooperatif menurut Akbar (2013: 61) ialah pembelajaran yang:
(1) baik skor serta penghargaan turnamen maupun tugas yang diperoleh oleh setiap
individu adalah milik kelompok, bukan perorangan; (2) antar anggota berkewajiban
untuk saling memotivasi dalam pembelajaran; dan (3) didalamnya guru memberikan
feedback untuk kelompok.
Berdasarkan penelitian yang telah ada, Slavin (2005: 4-5) menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan sarana yang baik dalam mencapai tujuan
belajar. Selain itu, Kupczynski (2012: 82) juga menjelaskan bahwa pendekatan
student
Page 26
10
centered pada pembelajaran kooperatif memberikan dampak positif baik terhadap
partisipasi profesional (kelompok) maupun individu.
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif TGT
STAD merupakan salah satu jenis model pembelajaran kooperatif. STAD
adalah pembelajaran yang membagi siswa menjadi kelompok beranggotakan 4 orang
yang bersifat heterogen. Saat guru menyampaikan materi, setiap siswa di dalam
kelompok saling memastikan agar semua kelompok memahami isi materi tersebut,
dan pada akhir pembelajaran siswa akan melaksanakan kuis perseorangan (Rusman,
2013: 213-214).
Slavin (2005: 13) menjelaskan bahwa TGT merupakan metode pembelajaran
pertama yang diciptakan oleh Johns Hopkins dan kemudian dikembangkan oleh
David DeVries dan Keith Edwards. Proses pembelajaran dalam metode ini hampir
sama dengan STAD. Aspek pembeda antara STAD dan TGT adalah adanya sesi
turnamen pada TGT. Dalam sesi turnamen pembelajaran TGT, siswa memainkan
permainan akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi
timnya.
TGT tersusun atas tiga kata yaitu teams, games dan tournament. Deskripsi
dari komponen-komponen TGT menurut Slavin (2005: 166) adalah sebagai berikut.
1. Teams (Tim)
Tim terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas
dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, suku dan ras. Setelah guru
menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk berdiskusi. Pembelajaran
Page 27
11
melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan
mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat
kesalahan. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim
benar-benar belajar dan lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan
anggotanya dalam turnamen.
2. Games (Permainan)
Games terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan dan
dirancang untuk menguji pengetahuan siswa setelah memperoleh penjelasan materi
dan pelaksanaan kerja tim. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor
pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah
kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada
kartu tersebut.
3. Tournament (Turnamen)
Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Turnamen
berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi
di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok.
TGT menurut Rusman (2013: 224-225) adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil dengan
anggota kelompok yang bersifat heterogen. Guru menyajikan materi, dan siswa
bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru
memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan
bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada anggota kelompok yang
Page 28
12
tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain
bertanggung jawab untuk menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut
kepada guru.
Nopiyanita (2013: 139) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif
TGT merupakan model pembelajaran yang mampu membuat siswa terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dengan mengusung pembelajaran yang menyenangkan.
Wyk (2011: 191) telah membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif TGT mampu memberikan dampak positif terhadap sikap belajar siswa.
Perubahan sikap siswa ke arah yang lebih positif tersebut tentunya berpengaruh pada
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran itu sendiri. Sementara itu, dalam
penelitian Purwani (2013: 57) didapati bahwa model pembelajaran kooperatif TGT
efektif dalam memacu motivasi serta minat siswa dalam belajar dan meningkatkan
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, implementasi pembelajaran kooperatif TGT
dalam penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan aktivitas dan motivasi
belajar siswa serta meningkatkan hasil belajar kognitif mata pelajaran IPA Fisika
tema optik siswa SMP kelas VIII SMP Negeri 22 Semarang.
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif TGT
Suatu model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut
ini adalah ulasan beberapa kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif TGT
berdasarkan penelitian yang telah ada.
Page 29
13
2.3.1 Kelebihan Pembelajaran Kooperatif TGT
Kelebihan pembelajaran kooperatif TGT yang dirangkum berdasarkan ulasan
dalam penelitian Purwani (2013: 55), antara lain: (1) tutor sebaya dalam
pembelajaran kooperatif TGT dikenal lebih efektif dalam membelajarkan untuk
mencapai keberhasilan kelompok; (2) dengan menciptakan pembelajaran yang lebih
interaktif, pembelajaran kooperatif TGT dapat menanamkan betapa pentingnya
kerjasama dalam pencapaian tujuan belajar, baik untuk dirinya maupun seluruh
anggota kelompok, serta (3) adanya turnamen sebagai sarana pembangun motivasi
belajar siswa.
Berdasarkan kelebihan pembelajaran kooperatif TGT yang telah dijelaskan
di atas, ada beberapa hal yang diharapkan dari implementasi pembelajaran tersebut
yaitu siswa dapat saling memotivasi melalui tutor sebaya, siswa dapat lebih
menyadari pentingnya kerjasama dalam pencapaian tujuan belajar, dan dengan
adanya turnamen dalam pembelajaran kooperatif TGT membuat siswa lebih
termotivasi dan aktif untuk berusaha lebih baik bagi diri maupun kelompoknya.
2.3.2 Kelemahan Pembelajaran Kooperatif TGT
Berdasarkan hasil evaluasi dalam penelitian Saputra (2013: 77-78),
terungkap beberapa kelemahan pembelajaran kooperatif TGT, antara lain: (1)
dibutuhkan alokasi waktu pembelajaran yang relatif lebih lama; (2) jika kemampuan
guru dalam mengontrol kegiatan pembelajaran lemah, maka akan membuat proses
pembelajaran menjadi kurang terarah, serta (3) jika media pendukung pembelajaran
Page 30
14
yang digunakan kurang tepat, maka akan membuat siswa menjadi kurang aktif dan
termotivasi dalam pembelajaran.
Dari ketiga kekurangan yang dimiliki oleh kooperatif TGT disimpulkan
bahwa dalam pembelajaran ini seorang guru harus dapat menjadi fasilitator dan
motivator. Jika guru tidak mampu berperan sebagai fasiltator dan motivator, maka
proses pembelajaran kooperatif TGT tidak akan berlangsung seperti yang
diharapkan. Selain itu, apabila guru terkesan monoton akan membuat proses belajar
yang seharusnya menyenangkan akan menjadi membosankan dan membuat siswa
menjadi kurang termotivasi dalam belajar. Pembelajaran kooperatif ini dapat
berlangsung dengan baik apabila ditunjang dengan sarana yang lebih memadai dan
tidak menghabiskan waktu terlalu lama. Oleh karena itu dalam penelitian ini dipilih
media physics card sebagai media bantu yang diharapkan cukup efektif untuk
digunakan dalam proses pembelajaran, mengingat waktu yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan permainan hanya berkisar 30 menit.
2.4 Media Physics Card Berbasis Edutainment
Media, menurut Fathurrohman & Sobry (2009: 65-66), merupakan sarana
bantu yang mengkomunikasikan informasi dalam interaksi yang berlangsung di
antara pelaku pembelajaran yang penggunaannya disesuaikan dengan tujuan dari
pembelajaran itu sendiri. Media pembelajaran memiliki peran penting dalam
ketercapaian keberhasilan proses pembelajaran, seperti yang dijelaskan oleh
Khanifatul (2013: 31-32) bahwa pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat
membuat siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam proses pembelajaran.
Page 31
15
Pembelajaran physics edutainment merupakan pembelajaran dengan
mengusung suasana belajar yang menyenangkan, namun tetap berpedoman kepada
tujuan dari pembelajaran itu sendiri, sehingga dapat menumbuhkan daya tarik siswa
akan pelajaran fisika (Widiyatmoko, 2012: 39). Hasil penelitian Ambarwati (2014:
631) menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis edutainment mampu
membuat siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Disamping itu,
dalam penelitian Pakprod & Wannapiroon (2013: 133) diungkapkan bahwa
pembelajaran edutainment mampu mengembangkan kecerdasan emosional anak.
Jadi, pendekatan edutainment selain mampu menciptakan suatu kondisi
pembelajaran yang lebih menyenangkan juga dapat membuat siswa lebih aktif dan
cerdas secara emosional. Pendekatan edutainment implementsikan dalam penelitian
ini dengan harapan mampu membangun motivasi belajar siswa dengan lebih efektif.
Ditinjau berdasarkan bentuknya, media dibagi menjadi 3 yaitu media audio,
visual, dan audio-visual. Media audio adalah media yang dalam penggunaannya
hanya mengandalkan indra pendengaran, media visual adalah media yang dalam
penggunannya hanya mengandalkan indra penglihatan, dan media audio-visual
adalah media yang dalam penggunaannya mengandalkan indra pendengaran dan
juga indra penglihatan (Khanifatul, 2013: 31). Jika dikelompokan berdasarkan
jenisnya, media physics card ini termasuk jenis media visual, karena hanya
mengandalkan indra penglihatan saja.
Arapaki & Demitris (2010: 799) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa
visual arts merupakan pendekatan bergambar yang mampu membantu
Page 32
16
pemvisualisasian dan pemahaman konseptual fenomena ilmu alam. Dalam
penelitian ini, media physics card dibuat dengan memanfaatkan ilmu visual arts,
media physics card didesain berdasarkan karya seni berwujud atau berbentuk
dengan maksud menumbuhkan motivasi belajar siswa serta meningkatkan
pemahaman konsep siswa yang diukur brdasarkan hasil belajar kognitif setelah
menggunakan media tersebut.
Physics card terdiri dari dua kata yaitu physics dan card. Physics artinya
fisika yang merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
sedangkan card yang berarti kartu. Jadi, physics card merupakan media berbentuk
kartu yang difungsikan sebagai sarana permainan edukatif dalam pembelajaran
Fisika. Physics card memuat tema optik SMP kelas VIII yang dikhususkan pada
materi pemantulan cahaya pada cermin dan pembiasan cahaya pada lensa. Sebelum
permainan physics card tersebut dilakukan, kelompok utama yang telah terbentuk
akan dipecah kembali menjadi kelompok-kelompok kecil untuk berkompetisi dalam
meja turnamen. Tiap meja turnamen terdiri atas 5 sampai 6 pemain yang memiliki
kemampuan akademik homogen berdasarkan nilai UAS IPA semester ganjil pada
tahun 2014/2015. Pemain yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar dalam
permainan physics card akan memperoleh reward dalam bentuk skor. Bobot skor
untuk setiap pertanyaan berbeda-beda sesuai dengan kesukaran dari pertanyaan.
Setelah permainan selesai, semua pemain kembali ke dalam kelompok utama untuk
mengakumulasikan skor yang diperoleh tiap anggota. Berdasarkan total skor tiap
kelompok, guru menentukan juara pertama, juara kedua dan juara ketiga.
Page 33
17
Media Physics card terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
a) Kartu permainan
Kartu permainan physics card merupakan kartu yang dibagikan kepada tiap
pemain. Kartu permainan physics card berjumlah 30 kartu, yang terdiri atas 6 kartu
bernomor 1-6 warna merah, 6 kartu bernomor 1-6 warna biru, 6 kartu bernomor 1-6
warna hijau, 6 kartu bernomor 1-6 warna ungu dan 6 kartu bernomor 1-6 warna
hitam. Desain tampak depan kartu physics card berupa gambar-gambar yang
berhubungan dengan materi optik dan desain tampak belakang berupa gambar
berpola bertuliskan physics card.
b) Kartu Soal
Kartu soal merupakan kartu berisi pertanyaan yang merupakan latihan soal
dari materi optik, yang meliputi konsep pemantulan cahaya pada cermin dan
pembiasan cahaya pada lensa, yang dihubungkan dengan kartu permainan physics
card. Pemain memperoleh soal sesuai dengan angka yang tertera pada kartu
permainan physics card yang dia peroleh.
c) Kartu Jawaban
Kartu jawaban berisi jawaban dari pertanyaan yang ada di kartu soal, kartu
ini digunakan untuk mencocokan jawaban pemain.
d) Refresh Area
Refresh area digunakan ketika pemain mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal yang terdapat pada physics card. Refresh area (clue) ini berisi
ringkasan materi atau rumus yang berhubungan dengan soal. Seperti namanya,
Page 34
18
refresh area berperan untuk menyegarkan ingatan pemain agar dapat menjawab
pertanyaan saat mengalami kesulitan dalam menjawab.
e) Lembar Aturan Permainan Physics Card
Lembar aturan permainan physics card merupakan lembaran yang berisi
aturan permaian dalam memainkan permainan kartu physics card.
Media physics card disusun melalui beberapa tahapan, yaitu: (1)
menganalisis kurikulum (meliputi SK, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran) yang
sesuai dengan KTSP, (2) mengumpulkan materi yang berhubungan dengan tema
optik sub materi pemantulan cahaya pada cermin dan pembiasan cahaya pada lensa
dari berbagai referensi, (3) mengumpulkan gambar yang berkaitan dengan tema
optik melalui penelusuran internet, (4) mendesain kartu menggunakan aplikasi
Coreldraw Graphic Suite X4 Software, dan (5) mencetak desain kartu dengan jenis
kertas ivory. Contoh desain media physics card dapat dilihat pada Gambar 2.1, 2.2
dan 2.3. Desain media physics card selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 39
halaman 224-230.
Gambar 2.1 Contoh Desain Kartu Permainan Media Physics Card (a)
Tampak Depan, (b) Tampak Belakang
(a)
(b)
Page 35
19
(a) (b)
Gambar 2.2 Contoh Desain Kartu Soal Media Physics Card (a)
Tampak Depan, (b) Tampak Belakang
Gambar 2.3 Contoh Desain Aturan Permainan Media Physics Card
2.5 Tema Optik
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), materi optik terdiri dari
konsep cahaya yang memuat materi mengenai macam-macam cermin dan lensa dan
mekanisme pembentukan bayangan, konsep mata sebagai alat optik dan alat indera,
dan juga konsep alat-alat optik. Standar kompetensi dan kompetensi dasar tema
optik berdasarkan KTSP disajikan pada Tabel 2.1.
Tema optik yang dibahas dalam penelitian ini adalah pokok bahasan cahaya,
lebih tepatnya pada KD 6.3 yaitu menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya
dengan berbagai bentuk cermin dan lensa, khususnya pada konsep pemantulan
cahaya pada cermin dan pembiasan cahaya pada lensa.
Page 36
20
Tabel 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tema Optik
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Memahami konsep
dan penerapan
getaran, gelombang
dan optika dalam
produk teknologi
sehari-hari.
KD 6.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan
hubungannya dengan berbagai bentuk cermin
dan lensa
KD 6.4 Mendeskripsikan alat-alat optik dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
2.6 Motivasi Belajar
Khanifatul (2013: 101-102) membagi motivasi belajar menjadi dua
berdasarkan sumbernya, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Pada
dasarnya motivasi intrinsik dan ekstrinsik adalah sama yaitu sama-sama merupakan
faktor yang mempengaruhi kemauan siswa untuk belajar. Aspek pembeda keduanya
ialah dimana motivasi intrinsik berasal dari dalam diri individu itu sendiri,
sedangkan motivasi ekstrinsik berasal dari luar diri individu.
Motivasi intrinsik menurut Sardiman (2007: 89-91) adalah motif-motif yang
dengan sendirinya aktif tanpa adanya rangsangan dari luar, karena setiap individu
sudah memiliki dorongan dalam dirinya untuk melakukan sesuatu yang didasari
kesadaran akan kebutuhan serta kewajibannya. Sementara itu, motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang aktif karena adanya perangsangan atau dorongan dari luar.
Jadi, seseorang tersebut hanya akan belajar apabila dikaitkan dengan sesuatu sebagai
tujuannya. Dalam hal ini, tentu motivasi belajar yang perlu diutamakan untuk
tertanam dalam diri siswa ialah motivasi intrinsik, karena didasari oleh kesadaran
individu, akan tetapi bukan berarti motivasi ekstrinsik tidaklah penting. Motivasi
belajar ekstrinsik tetap penting dalam kegiatan pembelajaran, mengingat keadaan
Page 37
21
siswa itu dinamis, berubah-ubah dan juga masih banyak kemungkinan lain yang
terjadi dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itulah diperlukan adanya motivasi
ekstrinsik.
Motivasi merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motivasi memiliki fungsi antara lain untuk mendorong dan menggerakkan
individu dalam melakukan suatu perbuatan serta memberikan pengarahan dalam
mencapai tujuan (Hamalik, 2009: 161). Dengan kata lain, fungsi motivasi ialah
untuk mempengaruhi usaha siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Disamping
itu, Sardiman (2007: 84-85) juga menyebutkan bahwa keberhasilan suatu
pembelajaran ditentukan dari seberapa besar usaha yang dilakukan oleh siswa. Jadi,
dalam hal ini intensitas motivasi belajar siswa akan sangat menentukan pencapaian
prestasi belajarnya.
Djamarah & Aswan (2009: 73) menjelaskan bahwa penggunaan metode yang
tepat dan bervariasi dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan
pembelajaran. Disamping itu, Fathurrohman & Sobry (2009: 20-21) juga
menyebutkan bahwa selain dengan variasi metode pembelajaran, motivasi juga
dapat dibangkitkan melalui kompetisi, hadiah atau penghargaan bagi siswa
berprestasi, dan juga penggunaan media yang disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran. Maka dari itu, dalam penelitian ini diharapkan model pembelajaran
kooperatif TGT berbantuan media physics card berbasis edutainment dapat menjadi
alat motivasi belajar yang tepat bagi siswa.
Page 38
22
2.7 Aktivitas Belajar
Aktivitas yang tergolong ke dalam aktivitas belajar yaitu mendengarkan,
memandang, meraba, membau dan mencicipi/ mencecap, menulis atau mencatat,
membaca, membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi, mengamati
tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan, menyusun paper atau kertas kerja,
mengingat, berpikir, dan latihan atau praktek. Aktivitas-aktivitas tersebut tidak
secara serta-merta dapat dikatakan sebagai aktivitas belajar. Aktivitas-aktivitas
tersebut dapat dikatakan belajar apabila didorong oleh kebutuhan dan motivasi untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan sikap tertentu untuk memperoleh perubahan
tingkah laku. Motivasi sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa di kelas
(Dalyono, 2009: 219-224).
Dalam penelitian Tyasning (2012: 31) didapati bahwa penerapan
pembelajaran kooperatif TGT efektif terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa.
Dalam penelitian ini, implementasi pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media
physics card berbasis edutainment diharapkan dapat menjadi metode pembelajaran
alternatif untuk mengembangkan aktivitas belajar siswa.
2.8 Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut
Rifa’i & Chatarina (2012: 69), hasil belajar merupakan output yang diperoleh
peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Hasil belajar dipengaruhi oleh
besarnya usaha yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan belajar dan
merupakan indikator dari adanya motivasi.
Page 39
23
Benyamin S. Bloom (dalam Rifa’i & Chatarina, 2012: 70) menjelaskan
bahwa hasil belajar dibagi menjadi tiga taksonomi yang disebut dengan ranah
belajar, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan
dengan hasil berupa pengetahuan pengetahuan, kemampuan dan kemahiran
intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Hasil belajar kognitif ini biasanya
ditentukan melalui pengukuran dan penilaian terhadap siswa yang ditunjukkan
dengan tes hasil belajar setelah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran.
Slavin (2005: 41) menjelaskan bahwa peningkatan prestasi siswa dapat
dicapai melalui tujuan kelompok dan tanggung jawab individual dalam
pembelajaran kooperatif. Dalam penelitian ini, peningkatan prestasi belajar siswa
diukur berdasarkan hasil belajar kognitif dari hasil pretest dan posttest yang diujikan
kepada siswa. Dari hasil pretest dan posttest tersebut akan terlihat bagaimana
keefektifan pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media physics card berbasis
edutainment dalam meningkatan hasil belajar kognitif siswa.
2.9 Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian Purwati (2013) yang berjudul “Implementasi Teams Games
Tournament Berbasis Percobaan Fisika Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan
Hasil Belajar Peserta Didik” membuktikan bahwa model pembelajaran TGT
berbasis percobaan fisika efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif dan pencapaian hasil belajar siswa.
Page 40
24
Hasil Penelitian Soegiartono (2011) yang berjudul “Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament (TGT) Bagi Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Manado”
menunjukkan bahwa model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat
meningkatkan hasil belajar kognitif Fisika siswa kelas X, dimana pada akhir siklus
III peningkatan kemampuan C2 (pemahaman) mencapai 80%, C1 (ingatan)
mencapai 83,33%, dan C3 (aplikasi) mencapai 66,67%.
Hasil penelitian Muldayanti (2013) yang berjudul “Pembelajaran Biologi
Model STAD dan TGT Ditinjau dari Keingintahuan dan Minat Belajar Siswa” juga
menunjukkan bahwa model pembelajaran TGT lebih efektif dalam mengaktifkan
dan memotivasi siswa untuk belajar dibandingkan dengan model pembelajaran
STAD.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang ada di atas, maka dalam
penelitian ini penulis mengimplementasikan pembelajaran kooperatif TGT
berbantuan media physics card berbasis edutainment pada tema optik siswa SMP
kelas VIII. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh implementasi model
pembelajaran tersebut terhadap aktivitas dan motivasi belajar siswa, serta
keefektifanya dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada aspek C1
(pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi) dan C4 (analisis).
2.10 Kerangka Berpikir
Sistem pembelajaran yang tidak berpusat kepada siswa membuat respon
umpan balik siswa dalam pembelajaran menjadi rendah. Selain itu, penjelasan guru
Page 41
25
serta pemusatan perhatian terhadap pelajaran yang kurang, membuat sebagian besar
siswa cenderung pasif pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan
permasalahan tersebut, maka dibutuhkan suatu inovasi pembelajaran.
Gambar 2.4 Skema Kerangka Berpikir
Pada pembelajaran kooperatif dengan tipe TGT, siswa belajar dari sesama
teman, bekerja sama dan saling membantu dalam mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru. Siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar bisa terbantu karena bisa
belajar kepada teman sekelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang
tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota yang lain
Indikator yang ingin dicapai:
1. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran
2. Siswa lebih termotivasi dalam belajar
3. Hasil belajar kognitif siswa meningkat
- Siswa kurang termotivasi dan kurang aktif dalam belajar
- Hasil belajar kognitif siswa kurang memuaskan
- Perlunya inovasi dalam pembelajaran
Masalah dapat diselesaikan
Inovasi pembelajaran apakah yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan aktivitas dan motivasi belajar siswa serta
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa?
didukung
Jika indikator tercapai
Solusi:
Implementasi pembelajaran kooperatif TGT
berbantuan media physics card berbasis edutainment
Landasan Teoritis:
− Kooperatif TGT
− Media Physics Card
− Edutainment
Page 42
26
bertanggungjawab untuk memberikan penjelasan. Proses pembelajaran ini akan
sangat mendukung peningkatan ranah kognitif. Aktivitas belajar dengan permainan
yang dirancang dalam model pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media
physics card berbasis edutainment memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks
dengan suasana kelas yang lebih bermakna dan menyenangkan. Dengan demikian,
melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media physics card berbasis
edutainment, diharapkan dapat mengembangkan baik aktivitas belajar maupun
motivasi belajar siswa, dan juga dapat meningkatkan hasil belajar kognitif tema
optik siswa kelas VIII SMP N 22 Semarang. Skema kerangka berpikir penelitian
dapat dilihat pada Gambar 2.4.
2.11 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
1. Hasil belajar kognitif siswa yang mendapat model pembelajaran kooperatif
TGT berbantuan media physics card berbasis edutainment lebih rendah atau
sama dengan siswa yang mendapat model pembelajaran direct instruction
dilengkapi praktikum.
2. Hasil belajar kognitif siswa yang mendapat model pembelajaran kooperatif
TGT berbantuan media physics card berbasis edutainment lebih tinggi dari
siswa yang mendapat model pembelajaran direct instruction dilengkapi
praktikum.
Page 43
27
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 dan
berlokasi di SMP Negeri 22 Semarang yang terletak di Jl. Raya Gunungpati,
Kecamatan Gunungpati, Semarang.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan penulis untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 22 Semarang tahun pelajaran
2014/2015.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi, sedangkan teknik sampling merupakan
teknik atau cara yang digunakan penulis untuk menentukan sampel (Sugiyono: 2010:
118). Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik pengambilan sampel ini dipilih setelah objek
memperoleh pertimbangan-pertimbangan tertentu dari guru mitra, yaitu siswa
mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang dijadikan sampel
duduk pada kelas yang sama dan homogenitas siswa berasal dari kelas reguler yang
Page 44
28
sama. Oleh karena itu, pada penelitian ini diambil 2 kelas sampel yaitu kelas VIII D
dan VIII E. Kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dikenai model pembelajaran
kooperatif TGT berbantu media physics card berbasis edutainment dilengkapi
praktikum, sedangkan kelas VIII D sebagai kelas kontrol dikenai model pembelajaran
direct instruction dilengkapi praktikum.
3.3 Desain Penelitian
Pada penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah desain
Quasi-Experimental tipe Non-Equivalent Control Group Design. Pola
Quasi-Experimental dipilih karena kesulitan untuk mengontrol sepenuhnya
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Pola desain
penelitian Quasi-Experimental tipe Non-Equivalent Control Group Design disajikan
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Pola desain penelitian Quasi-Experimental tipe Non-Equivalent
Control Group Design
Group Pretest Treatment Posttest
Experiment Group T0 X T
Control Group T0 Y T
Keterangan:
X : pembelajaran kooperatif TGT dilengkapi media physics card berbasis
edutainment dilengkapi praktikum.
Y : pembelajaran direct instruction dilengkapi praktikum.
Skema alur penelitian ini adalah sebagai berikut:
Page 45
29
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Tes
Metode tes dipilih karena dianggap sebagai metode yang paling tepat dalam
mencari pemecahan masalah dalam penelitian yang menjadi dasar penulisan skripsi
Menentukan Populasi
Menentukan Sampel
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Pretest Pretest
Analisis tahap awal Analisis tahap awal
Posttest Angket motivasi
belajar siswa
Observasi aktivitas
belajar siswa
Analisis tahap akhir
Data hasil penelitian
Pembelajaran kooperatif TGT berbantuan
media physics card berbasis Edutainment
dilengkapi praktikum.
Pembelajaran direct instruction
dilengkapi praktikum.
Analisis lembar angket
motivasi belajar siswa
Analisis lembar observasi
aktivitas belajar siswa
Page 46
30
ini, karena menurut Arikunto (2007: 53) metode tes merupakan alat yang dapat
digunakan untuk mengukur sesuatu dengan aturan yang telah ditentukan. Dalam
penelitian ini metode tes digunakan sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar
kognitif siswa. Metode tes dilakukan pada awal pembelajaran (pretest) dan akhir
pembelajaran (posttest) untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa. Jenis tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda yang telah memenuhi syarat
validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Tes pilihan ganda
dipilih karena Arikunto (2007: 61) menjelaskan bahwa jenis tes tersebut dapat
digunakan sebagai solusi untuk menghindari masuknya unsur subjektivitas dalam
penilaian.
3.4.2 Metode Non-Tes
3.4.2.1 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan sebagai bukti pelaksanaan tindakan yaitu
melalui pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik pada saat
proses pembelajaran berlangsung.
3.4.2.2 Metode Observasi
Metode observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengamati aktivitas
belajar siswa. Lembar observasi ini diisi oleh rekan penulis dan penulis sendiri
selama proses pembelajaran. Lembar observasi dibuat berdasarkan teori aktivitas
yang dikemukakan oleh Dalyono yang telah penulis sesuaikan dengan proses
pembelajaran yang berlangsung.
Page 47
31
3.4.2.3 Metode Angket
Angket dalam penelitian ini diberikan baik kepada siswa yang berasal dari
kelas eksperimen maupun kelas kontrol pada akhir pembelajaran, yang bertujuan
untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran.
Lembar angket merupakan angket terbuka dengan 4 indikator yaitu perhatian,
kegunaan, percaya diri, dan kepuasan yang merupakan karya John Keller dan
dikenal sebagai model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction).
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Soal Tes
Instrumen ini digunakan untuk menguji peningkatan hasil belajar kognitif
siswa yang terdiri dari soal pretest (soal tes yang diberikan kepada kelas eksperimen
dan kelas kontrol sebelum model pembelajaran diterapkan) dan soal posttest (soal
tes yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah model
pembelajaran diterapkan). Soal tes berupa soal pilihan ganda yang meliputi 4 aspek
kognitif, yaitu aspek C1 (pengetahuan), aspek C2 (pemahaman), aspek C3 (aplikasi),
dan aspek C4 (analisis). Pemberian skor tes untuk jawaban benar adalah 1 dan
jawaban salah adalah 0.
3.5.2 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Penilaian dilakukan oleh 2 pengamat yaitu rekan
penulis dan penulis sendiri. Aktivitas belajar yang akan diukur dalam penelitian ini
meliputi 8 unsur aktivitas belajar berdasarkan teori Dalyono yang dirangkum
Page 48
32
menjadi 6 unsur aktivitas belajar setelah disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran
yang akan berlangsung di kelas. Unsur-unsur aktivitas belajar tersebut adalah
mendengarkan dan memandang (memperhatikan), menulis atau mencatat, membaca,
mengamati, mengingat dan berpikir, dan latihan atau praktek. Skor penilaian yang
digunakan dalam lembar observasi ini adalah sistem grading score. Marzano (2006:
116) merekomendasikan, dalam penilaian dengan sistem grading score sebaiknya
digunakan 4 tingkatan penilaian untuk setiap topik atau indikator yang akan dinilai.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini ditetapkan 4 tingkatan skor dengan skala 1
sampai dengan 4 untuk penilaian setiap aktivitas belajar dengan 4 kriteria penilaian
yaitu sangat aktif, aktif, cukup aktif, dan kurang aktif.
3.5.3 Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa
Lembar angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa setelah
penerapan model pembelajaran. Angket motivasi belajar siswa dalam penelitian ini
merupakan angket terbuka dan terdiri dari 2 jenis pertanyaan, yaitu pertanyaan
positif dan pertanyaan negatif. Kriteria penilaian motivasi belajar siswa dalam
penelitian ini ditentukan dalam 4 kriteria yaitu sangat termotivasi, termotivasi,
kurang termotivasi, dan tidak termotivasi.
3.6 Analisis Instrumen
Analisis instrumen dilakukan untuk menguji kelayakan instrumen penelitian.
Uji kelayakan instrumen tes meliputi beberapa pengujian yaitu uji validitas,
realibilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran, sedangkan uji kelayakan instrumen
non tes yaitu berupa lembar observasi aktivitas belajar dan lembar angket motivasi
Page 49
33
2222
)()(
))((
yyNxxN
yxxyNrxy
belajar siswa dilakukan oleh dosen pembimbing. Data instrumen tes yang dianalisis
dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari hasil tes uji coba soal. Tes
uji coba soal dilakukan pada kelas IX C SMP Negeri 22 Semarang yang berjumlah
30 siswa.
3.6.1 Validitas
Soal dapat dikatakan valid menurut validitas isi bila soal telah merupakan
representasi dari keseluruhan hal yang hendak diukur. Teknik analisis yang
digunakan adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Arikunto
(2007: 72-75) dengan rumus sebagai berikut:
(3.1)
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi skor item dengan skor total
N : jumlah peserta
x : jumlah skor item
y : jumlah skor total
xy: jumlah perkalian skor item dengan skor total
x2: jumlah kuadrat skor item
y2: jumlah kuadrat skor total.
Setelah diperoleh harga rxy berikutnya di konsultasikan dengan harga korelasi
product moment (rtabel) dengan taraf signifikan 5%. Jika rxy> r tabel maka dikatakan
butir tersebut valid, sebaliknya jika rxy< r tabel maka dikatakan butir tersebut tidak
valid. Kriteria koefisien korelasi disajikan pada Tabel 3.2.
Page 50
34
Tabel 3.2. Kriteria Koefisien Korelasi
Korelasi Kriteria Penilaian
0,00 – 0,20 Sangat rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,60 Cukup
0,61 – 0,80 Tinggi
0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
Berdasarkan hasil analisis uji validitas tes yang telah dilakukan, diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Analisis Uji Validitas Soal Uji Coba
3.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas suatu tes merupakan taraf sampai dimana suatu tes mampu
menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf
ketepatan dan ketelitian hasil. Untuk menguji reliabilitas soal pilihan ganda
digunakan rumus K-R.21 sebagai berikut:
211
)(1
1tnS
MnM
n
nr (3.2)
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
n : banyaknya butir soal
M : skor rata-rata/ mean
St2 : varians total yaitu skor total (Arikunto, 2007: 103).
Kriteria No. Butir Soal Jumlah Soal
Valid 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20,
22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30
23
Tidak Valid 5, 9, 10, 12, 19, 21, 23 7
Jumlah 30
Page 51
35
Setelah hasil 11r diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga r tabel
dengan taraf signifikansi α = 5%. Apabila r11 > rtabel maka dikatakan instrumen
tersebut reliabel. Jika sebaliknya, maka instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas soal uji coba tipe pilihan ganda
yang telah dilakukan dengan menggunakan rumus K-R. 21, diperoleh nilai r11
sebesar 0,847. Kemudian nilai r11 dibandingkan dengan nilai rtabel. Berdasarkan rtabel
pada n=30 dengan taraf signifikansi 5% didapatkan nilai rtabel sebesar 0,361. Dari
hasil perhitungan didapati bahwa nilai r11 > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa
soal pilihan ganda tersebut reliabel.
3.6.3 Daya Pembeda
Seluruh perangkat tes diurutkan menurut besarnya skor total yang diperoleh,
mulai dari skor tertinggi dan dikelompokkan menjadi dua yaitu 50% kelompok atas
(kelompok dengan skor tinggi), dan 50% kelompok bawah (kelompok dengan skor
bawah).
Untuk menghitung daya beda digunakan rumus:
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD
(3.3)
Keterangan:
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BA : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
Page 52
36
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Daya Pembeda Kriteria
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
Soal yang direkomendasikan untuk digunakan adalah soal yang mempunyai
D 0,41 sampai 0,70 atau berkriteria baik (Arikunto, 2007: 211-218). Hasil hasil
analisis data pembeda soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba
Kriteria No.Butir Soal Jumlah Soal
Jelek 1, 10, 12, 19, 21, 23 6
Cukup 1, 2, 5, 6, 9, 14, 22, 27, 29, 30 9
Baik 3, 4, 7, 8, 11, 13, 15, 16, 17, 18, 20, 24, 25, 26,
28
15
Jumlah 30
3.6.4 Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan taraf kesukaran suatu soal diisebut indeks
kesukaran (difficulty index). Indeks ini biasanya dinyatakan dengan proporsi yang
besarnya 0,00 sampai dengan 1,00. Semakin besar tingkat indeks kesukaran, berarti
soal tersebut semakin mudah. Taraf kesukaran menurut Arikunto (2007:208-210)
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
(3.4)
Keterangan:
P : indeks kesukaran
Page 53
37
k
i Ei
EiOix
1
22 )(
B : banyaknya testee yang menjawab soal dengan benar
JS : jumlah seluruh testee.
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Taraf Kesukaran
Indeks P Kriteria
0,00 ≤ P < 0,30 Sukar
0,30 ≤ P < 0,70 Sedang
0,70 ≤ P ≤ 1,00 Mudah
Hasil analisis indeks kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Hasil Analisis Indeks Kesukaran Instrumen Soal Uji Coba
Kriteria Soal No. Butir Soal Jumlah Soal
Mudah 1, 13, 22, 25, 29 5
Sedang 3, 4, 5, 7, 9, 11, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 24, 26, 27, 30 16
Sukar 2, 6, 7, 8, 10, 12, 14, 19, 23, 28 9
Jumlah 30
3.7 Analisis Data
3.7.1 Analisis Tahap Awal
Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui kedua kelompok
mempunyai keadaan awal yang sama atau tidak. Uji yang dilakukan adalah uji
kesamaan dua varian. Sebelum uji kesamaan dua varian dilakukan, terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Data
yang digunakan pada analisis tahap awal adalah skor pretest.
3.7.1.1 Uji Normalitas Data Pretest
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis berdistribusi
normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah rumus Chi Kuadrat.
(3.5)
Page 54
38
kecilvarian ter
besarvarian terF
Keterangan:
χ2 : Chi kuadrat
Ei : frekuensi yang diharapkan
Oi : frekuensi pengamatan.
Komponen penyusun rumus tersebut didapatkan dari hasil transformasi data
distribusi frekuensi yang diuji normalitasnya.
Hipotesis:
Ho: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Ha: data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Jika χ2hitung < χ
2tabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan dk =
k-3, maka Ho diterima. Apabila Ho diterima, maka artinya data berdistribusi normal
(Sudjana, 2005: 273).
3.7.1.2. Uji Kesamaan Dua Varians
Uji kesamaan dua varian bertujuan untuk mengetahui kedua kelompok
mempunyai tingkat homogenitas yang sama atau tidak. Dengan kata lain,
mempunyai awal yang sama atau berbeda. Rumus yang digunakan adalah:
(3.6)
Nilai F yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan F tabel
dengan peluang 1/2α dengan α adalah taraf nyata. Untuk Ho: Error! Reference
source not found. = Error! Reference source not found. dan Ha: Error!
Reference source not found. ≠ Error! Reference source not found. maka Ho
diterima jika Fhitung ≤ Ftabel dan Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel (Sudjana, 2005: 250).
Page 56
40
k
i Ei
EiOix
1
22 )(
3.7.2 Analisis Tahap Akhir
Analisis tahap akhir digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Data
yang digunakan dalam analisis tahap akhir ini adalah data posttest yang diperoleh
setelah perlakuan diberikan kepada kedua kelompok. Tahapan analisis tahap akhir
adalah sebagai berikut:
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis berdistribusi
normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah rumus Chi Kuadrat.
(3.7)
Keterangan:
χ2 : Chi kuadrat
Ei : frekuensi yang diharapkan
Oi : frekuensi pengamatan.
Komponen penyusun rumus tersebut didapatkan dari hasil transformasi data
distribusi frekuensi yang diuji normalitasnya.
Hipotesis:
Ho: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Ha : data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Jika χ2hitung < χ
2tabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan dk =
k-3, maka Ho diterima. Apabila Ho diterima, maka artinya data berdistribusi normal
(Sudjana, 2005: 273).
Page 57
41
n
s
xt o
1
22
nn
xxns
ii
3.7.2.2 Uji Kesamaan Rata-Rata
Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk menguji keefektifan penggunaan
pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media physics card berbasis edutainment
terhadap ketuntasan belajar siswa kelas eksperimen. Uji hipotesis ketuntasan belajar
untuk ketuntasan individual menggunakan uji t pihak kanan (Sugiyono, 2011: 103).
(3.8)
dengan,
(3.9)
Keterangan:
t : nilai t yang dihitung.
x : rata-rata nilai.
o : nilai KKM.
s : simpangan baku.
n : jumlah anggota sampel.
Untuk uji t satu pihak, yaitu uji pihak kanan, hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
Ho : 0
Ha : 0
Nilai ttabel dengan dk = n - 1 dan peluang (1 - α) dengan α = 5%. Kriteria
pengujian yaitu Ho ditolak jika thitung > ttabel. Jika Ho ditolak maka kelas eksperimen
Page 58
42
2
2
1
1
2
2
2
1
2
1
21
2n
s
n
sr
n
s
n
s
xxt
yang memperoleh pembelajaran dengan model kooperatif TGT berbantuan media
physics card berbasis edutainment telah mencapai ketuntasan belajar.
3.7.2.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan uji t yaitu pihak kanan untuk menguji hipotesis
komparatif dua sampel yang saling berkorelasi. Menurut Sugiyono (2011: 122),
rumus uji t yang digunakan adalah:
(3.10)
Keterangan:
1x : nilai rata-rata kelompok eksperimen.
2x : nilai rata-rata kelompok kontrol.
2
1s : varian data pada kelompok eksperimen.
2
2s : varian data pada kelompok kontrol.
s1 : standart deviasi pada kelompok eksperimen.
s2 : standart deviasi pada kelompok kontrol.
1n : banyaknya subyek pada kelompok eksperimen.
2n
: banyaknya subyek pada kelompok kontrol.
r : korelasi antara dua sampel.
Hipotesis:
Ho : 21
Ha : 21
Page 59
43
i
if
S
SSg
% 100
% %
00
Dari thitung kemudian dikonsultasikan dengan dk = n1+n2-2 dan taraf
signifikan 5%. Kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika t hitung > t(1-α)(n1+ n2 -2). Jika H0
ditolak maka artinya rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang mendapat model
pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media physics card berbasis edutainment
lebih tinggi dari siswa yang mendapat model pembelajaran direct instruction
dilengkapi praktikum.
3.7.2.4 Uji peningkatan rata-rata hasil belajar kognitif
Peningkatan hasil belajar kognitif siswa dianalisis dengan rumus indeks gain
ternormalisasi menurut Hake (1998).
(3.11)
Keterangan:
<g> : besarnya faktor N-gain
<Si> : skor rata-rata pretest (%)
<Sf> : skor rata-rata posttest (%).
Tabel 3.8 Klasifikasi Faktor Gain
Besar Faktor Gain Kriteria Penilaian
<g> ≥ 0,7 Rendah
0,3 ≤ <g> < 0,7 Sedang
<g> < 0,3 Tinggi
Dari hasil perhitungan dengan analisis gain ini terlihat manakah peningkatan
hasil belajar kognitif yang lebih besar, kelompok eksperimen ataukah kelompok
kontrol.
Page 60
44
3.7.3 Analisis Lembar Observasi Aktivitas Belajar
Lembar observasi aktivitas belajar siswa dianalisis dengan menggunakan
analisis deskriptif dengan rumusan sebagai berikut:
(3.12)
Skor yang diperoleh disesuaikan dengan kriteria sangat aktif, aktif, kurang
aktif, dan tidak aktif. Menurut Sugiyono (2011: 36-37), kriteria tersebut dapat
ditentukan dengan cara:
1. Menentukan persentase skor ideal (skor maksimal), yaitu: %100%1004
4
2. Menentukan persentase skor terendah (skor minimal), yaitu: %25%1004
1
3. Menetapkan kelas interval, yaitu = 4 (sangat aktif, aktif, kurang aktif, dan tidak
aktif)
4. Menentukan panjang interval, yaitu:
% 75,18
4:% 75
4:%) 25% 100(
interval kelasbanyak :range kelas interval panjang
Berdasarkan rumus tersebut, kriteria yang dipakai dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Kriteria Aktivitas Belajar
Interval Kriteria
81,25 % ≤ x ≤ 100 % Sangat Aktif
62,5 % ≤ x < 81,25 % Aktif
43,7 % ≤ x < 62,5 % Cukup Aktif
25 % ≤ x < 43,7 % Kurang Aktif
Hasil analisis data kedua kelas dibandingkan. Apabila kriteria penilaian
aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dalam mengikuti pembelajaran aktif
%100maksimalskor Jumlah
Skor total belajar aktivitasSkor
Page 61
45
%100maksimalskor Jumlah
Skor total belajar motivasiSkor
atau sangat aktif dan lebih tinggi daripada kelas kontrol, maka artinya aktivitas belajar
siswa yang mendapat model pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media
physics card berbasis edutainment lebih tinggi dari siswa yang mendapat model
pembelajaran direct instruction dilengkapi praktikum.
3.7.4 Analisis Lembar Angket Motivasi Belajar
Data dari lembar angket dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
dengan rumusan sebagai berikut:
(3.13)
Hasil yang diperoleh disesuaikan dengan kriteria sangat termotivasi,
termotivasi, cukup termotivasi, dan kurang termotivasi. Kriteria tersebut ditentukan
dengan menggunakan perumusan yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011: 36-37).
Kriteria motivasi belajar yang diterapkan dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Kriteria Motivasi Belajar
Interval Kriteria
75 % ≤ x ≤ 100 % Sangat Termotivasi
50 % ≤ x < 75 % Termotivasi
25 % ≤ x < 50 % Kurang Termotivasi
0 % ≤ x < 25 % Tidak Termotivasi
Hasil analisis data kedua kelas dibandingkan. Apabila kriteria penilaian
motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dalam mengikuti pembelajaran
termotivasi atau sangat termotivasi dan lebih tinggi daripada kelas kontrol, maka
artinya motivasi belajar siswa yang mendapat model pembelajaran kooperatif TGT
berbantuan media physics card berbasis edutainment lebih tinggi dari siswa yang
mendapat model pembelajaran direct instruction dilengkapi praktikum.
Page 62
63
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dalam penelitian ini
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Implementasi pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media physics card
berbasis edutainment dapat mengembangkan aktivitas belajar tema optik siswa
dengan rata-rata aktivitas belajar sebesar 87% dengan kategori sangat aktif.
2. Implementasi pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media physics card
berbasis edutainment dapat mengembangkan motivasi belajar tema optik siswa
dengan rata-rata motivasi belajar sebesar 81% dengan kategori sangat
termotivasi.
3. Implementasi pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media physics card
berbasis edutainment efektif dalam meningkatkan hasil belajar kognitif tema
optik siswa dengan faktor N-gain (<g>) sebesar 0,68 dalam kategori sedang.
5.2 Saran
Berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi penulis dalam penelitian, maka
saran yang dapat diberikan adalah:
1. Sebaiknya guru menyediakan waktu untuk memperkenalkan media physics card
terlebih dahulu pada awal pembelajaran agar sesi turnamen dapat berlangsung
lebih baik lagi.
Page 63
64
2. Sebaiknya guru perlu memberikan pengertian kepada siswa akan definisi dan
pentingnya tutor sebaya dalam proses diskusi kelompok demi ketercapaian
tujuan kelompok.
Page 64
65
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Rosda.
Ambarwati, N. 2014. Pengembangan CD Interaktif IPA Terpadu Tema Kalor
Berbasis Science Edutainment untuk Siswa SMP. Unnes Science Education
Journal, 3(3): 631-640. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/ [diakses 22
Juni 2015]
Arapaki, X. & Demitris, K. 2010. Popularization and Teaching of the Relationship
Between Visual Arts and Natural Sciences: Historical, Philosophical and
Didactical Dimensions of the Problem. Sci & Educ, 20(7-8): 797-803.
Tersedia di http://link.springer.com/ [diakses 09 Januari 2015]
Arikunto, S. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi VII). Jakarta:
Bumi Aksara.
Dalyono, M. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. & Aswan, Z. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Fathurrohman, P. & Sobry, S. 2009. Strategi Belajar Mengajar (Melalui
Penanaman Konsep Umun & Konsep Islami). Bandung: PT Refika Aditama.
Hake, R. R. 1998. Interactive-engangement VS Traditional Methods: A Six-
Thousand-Student-Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics
Courses. American Journal of Physics, 66(1): 64-74.
Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
KBBI. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif: Strategi Mengelola Kelas Secara Efektif
dan Menyenangkan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Kupczynski, L. 2012. Cooperative Learning In Distance Learning: A Mixed
Methods Study. International Journal of Instruction, 2(5): 81-90. Tersedia di
http://e-iji.net/dosyalar/iji_2012_2_5.pdf [diakses 05 Februari 2015]
Muldayanti, N. D. 2013. Pembelajaran Model STAD dan TGT Ditinjau dari
Keingintahuan dan Minat Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,
Page 65
66
2(1): 12-17. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii [diakses
22 Juni 2015]
Marzano, R. J. 2006. Classroom Assessment & Grading that Work. USA: ASCD
Nopiyanita, T. 2013. Penerapan Model Pembe lajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kimia dan
Kreativitas Siswa pada Materi Reaksi Redoks Kelas X Semester Genap SMA
Negeri 3 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia
(JPK), 2(4): 135-141. Tersedia di http://jurnal.fkip.uns.ac.id/ [diakses 8 Juni
2015]
Pakprod, N. & Wannapiroon, P. 2013. Development of an Edutainment Instructional
Model Using Learning Object for Electronic Book on boardt Computer to
Develop Emotional Quotient. International Journal of e-Education,
e-Business, e-Management and e-Learning, 3(2): 131-134.
Pratama, E. H. 2014. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Menggunakan
Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) disertai Teka – teki
Silang (Crossword Puzzles) pada Siswa Kelas VII (SMP Mitra Jember
Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013). Jurnal Pendidikan Biologi
FKIP UNEJ, 3(2): 93-102. Tersedia di http://jurnal.unej.ac.id/ [diakses 8 Juni
2015]
Purwani, E. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar SKI pada Siswa
Kelas VIII D MTsN Ngawi Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Ilmiah STKIP
PGRI Ngawi, 11(1): 53-58. Tersedia di http://jurnal.stkipngawi.ac.id/ [diakses
8 Juni 2015]
Purwati. 2013. Implementasi Teams Games Tournament Berbasis Percobaan Fisika
Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Peserta Didik.
Unnes Physics Education Journal, 2(1): 45-53. Tersedia di
http://journal.unnes.ac.id/ [diakses 28 Juli 2015]
Rifa’i, A. & Catharina, T. A. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers.
Sardiman. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Page 66
67
Saputra, J. O. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode
Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Mata Pelajaran IPS Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec.
Ambarawa Kab. Semarang tahun 2013. Skripsi. Salatiga: STAIN Salatiga.
Tersedia di http://eprints.iainsalatiga.ac.id/ [diakses 8 Juni 2015]
Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Translated by
Narulita, Y. 2011. Bandung: Nusa Media
Soegiartono, D. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Bagi
Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Manado. Jurnal Penelitian dan Pendidikan,
8(1): 78-86. Tersedia di http://library.unej.ac.id/ [diakses 28 Juli 2015]
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Tyasning, D. M. 2012. Penerapan Model Pembelajaran TGT (Teams Games
Tournaments) Dilengkapi LKS untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Materi Minyak Bumi pada Siswa Kelas X-4 SMA Batik 1 Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia, 1(1): 26-33. Tersedia
di http://digilib.unimed.ac.id/ [diakses 11-02-2015]
Widiyatmoko, A. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Fisika dengan
Pendekatan Physics-Edutainment Berbantuan CD Pembelajaran Interaktif.
Journal of Primary Education, 1(1): 38-44. Tersedia di
http://journal.unnes.ac.id/ [diakses 29 Januari 2015]
Wyk, M. M. V. 2011. The Effects of Teams Games Tournament on Achievement,
Retention and Attitudes of Economics Education Students. J Soc & Sci,
26(3): 183-193. Tersedia di http://krepublishers.com/ [diaskes 05-02-2015]
Page 67
68
SILABUS MATA PELAJARAN IPA (KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah : SMP Negeri 22 Semarang
Kelas : VIII
Mata Pelajaran : IPA
Semester : 2 (DUA)
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
6.3 Menyelidiki
sifat-sifat
cahaya dan
hubungann
ya dengan
berbagai
bentuk
cermin dan
lensa
Cahaya Melakukan
demonstrasi
mengenai
cermin datar.
Melakukan
percobaan
tentang
pemantulan
cahaya pada
Mendeskripsikan
pembentukan dan
sifat-sifat bayangan
pada cermin datar,
cermin cekung dan
cermin cembung
Mendeskripsikan
Penugasan,
dan Tes tulis
Penugasan,
Tes Tulis
LDS,
Tes PG
dan Tes
Uraian
LDS,
Gambar dan
deskripsikan
jalannya
pembentukan
bayangan pada
cermin cekung!
Gambar dan
8x40’ Buku
siswa,
buku
referensi
.
Lembar
kerja
Praktiku
m,
Lam
piran
1
Page 68
69
cermin
cembung dan
cermin
cekung
Melakukan
percobaan
tentang
pemantulan
cahaya pada
lensa
cembung dan
lensa cekung
Menggali
informasi dari
nara sumber
untuk
mengenal
sifat-sifat
bayangan
pada cermin
dan lensa
pembentukan dan
sifat-sifat bayangan
pada cermin cekung
dan cembung
Mengamati proses
pembentukan dan
sifat-sifat bayangan
pada lensa cekung
dan cembung
Mengamati proses
pembentukan dan
sifat-sifat bayangan
pada lensa cekung
dan cembung
Penugasan
Penugasan
Tes PG
dan Tes
Uraian
LKS
LKS
deskripsikan
jalannya
pembentukan
bayangan pada
lensa cekung!
Rancanglah
percobaan untuk
menunjukkan
sifat bayangan
pada cermin
cekung dan
cembung.
Rancanglah
percobaan
untuk
menunjukkan
sifat bayangan
pada cermin
cekung dan
Media
elektroni
k
Media
Physics
card
Page 69
70
melalui
diskusi.
Melakukan
permainan
edukatif
menggunakan
media physics
card yang
mencakup
materi
pemantulan
cahaya pada
cermin dan
pembiasan
cahaya pada
lensa
Menyebutkan
pemanfaatan
pemantulan cahaya
pada cermin dalam
kehidupan
sehari-hari.
Tes Tulis
Tes PG
cembung!
(i) Sebagai
antena
parabola
penerima
signal
(ii) Cermin
berdandan
(iii) Kaca spion
mobil
(iv) Pengumpul
energi
matahari pada
Pembangkit
Listrik Tenaga
Surya
Pernyataan di
atas merupakan
pemanfaatan
dari cermin
cekung dalam
Page 70
71
kehidupan
sehari-hari,
kecuali .....
a. (i) dan (ii)
b. (ii) dan (iii)
c. (i) dan (iv)
d. (iv) saja
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Page 71
72
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS
EKSPERIMEN
A. Indikator Pembelajaran
1. Menggambarkan pembentukan bayangan suatu benda dan sifatnya di depan
berbagai cermin (cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung).
2. Menggambarkan pembentukan bayangan suatu benda dan sifatnya di depan
berbagai lensa (lensa cekung dan cembung).
3. Mengamati proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin
cekung dan cermin cembung.
4. Mengamati proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa
cekung dan lensa cembung.
5. Menyebutkan peristiwa pemantulan dan pembiasan cahaya dalam
kehidupan sehari-hari.
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas/Semester : VIII/ Semester 2
Tahun Pelajaran : 2014/2015
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran,
gelombang dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari
Kompetensi Dasar :6.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan
hubungannya dengan berbagai bentuk cermin
dan lensa
Alokasi Waktu : 4 x 2JP
Waktu Pelaksanaan :
Page 72
73
73
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini diharapkan peserta didik mampu:
1. Menyebutkan macam-macam pemantulan cahaya dan hukum pemantulan
cahaya melalui proses diskusi dan studi pustaka.
2. Menjelaskan proses pembentukan bayangan dan sifat-sifat bayangan pada
cermin datar melalui proses diskusi dan studi pustaka
3. Menyebutkan tiga sinar istimewa pada cermin cekung dan cermin cembung
melalui proses diskusi dan studi pustaka.
4. Menjelaskan proses pembentukan bayangan dan sifat-sifat bayangan pada
cermin cekung dan cembung melalui eksperimen dan permainan Physics
Card.
5. Menyebutkan macam-macam pembiasan cahaya dan hukum pembiasan
cahaya melalui proses diskusi dan studi pustaka.
6. Menyebutkan tiga sinar istimewa pada lensa cekung dan lensa cembung
melalui proses diskusi dan studi pustaka
7. Menjelaskan proses pembentukan bayangan dan sifat-sifat bayangan pada
lensa cekung dan cembung melalui eksperimen dan permainan Physics
Card.
8. Menentukan titik fokus cermin cekung dan cermin cembung melalui proses
eksperimen dan diskusi
9. Menentukan titik fokus lensa cekung dan lensa cembung melalui proses
eksperimen dan diskusi
Page 73
74
74
10. Menentukan perbesaran bayangan pada cermin dan lensa melalui proses
diskusi dan studi pustaka
11. Menyebutkan peristiwa pemantulan dan pembiasan cahaya dalam
kehidupan sehari-hari
C. Materi Pembelajaran
Cahaya
1. Pemantulan cahaya pada cermin
2. Pembiasan cahaya pada lensa
(Materi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 103-111)
D. Metode Pembelajaran
1. Model:
Kooperatif TGT
2. Pendekatan:
Edutainment
3. Metode:
Ceramah
Eksperimen
Tanya jawab
Diskusi
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pertemuan Pertama
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Guru mengajak berdo’a sebelum
memulai pembelajaran, kemudian
mengecek kehadiran siswa.
8 menit Tanya jawab
Page 74
75
75
No. Kegiatan Waktu Metode
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kompetensi dasar
yang akan dipelajari.
Motivasi dan apresepsi
Guru memberikan pertanyaan:
Bagaimanakah cermin datar
memantulkan cahaya senter yang
diarahkan dengan sudut tertentu pada
suatu cermin datar?
Prasyarat pengetahuan
Guru memberikan pertanyaan:
Apakah yang dimaksud dengan
pemantulan cahaya dan pembiasan
cahaya?
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru mengecek kesiapan siswa
dalam mengikuti pelajaran dengan
mengadakan pretest.
Guru menyampaikan materi
mengenai pembentukkan dan sifat
bayangan pada cermin datar, cermin
cekung dan cermin cembung.
Elaborasi
Guru membimbing peserta didik
dalam pembentukan kelompok (1
kelompok terdiri dari 4 orang) untuk
melakukan diskusi. (anggota
kelompok diskusi bersifat heterogen)
Guru membagikan LDS-01 pada tiap
kelompok tentang pemantulan
cahaya pada cermin untuk dkerjakan
di rumah sebagai tugas kelompok
dan dikupulkan pada pertemuan
67 menit Ceramah,
Diskusi
Page 75
76
76
No. Kegiatan Waktu Metode
selanjutnya.
Guru mengingatkan siswa untuk
saling membantu sesama teman
dalam satu kelompok, jika ada yang
mengalami kesulitan dalam
memahami materi (proses tutor
sebaya).
Konfirmasi
Siswa menanyakan hal yang belum
dipahami berkenaan dengan tugas
diskusi kelompok.
Guru memberi jawaban terhadap
pertanyaan siswa.
3. Kegiatan Penutup
Guru bersama peserta didik
berdiskusi untuk menyimpulkan
hasil pembelajaran.
Guru meminta siswa untuk menulis
rangkuman ke dalam buku catatan
berdasarkan kesimpulan dari hasil
pembelajaran.
Guru menugaskan siswa untuk
mempelajari pembiasan cahaya pada
lensa cekung dan lensa cembung
melalui studi pustaka dari berbagai
sumber (buku, internet, atau modul)
5 menit Refleksi,
Penugasan
2. Pertemuan Kedua
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Guru mengajak berdo’a sebelum
memulai pembelajaran, kemudian
mengecek kehadiran siswa.
10 menit Tanya jawab
Page 76
77
77
No. Kegiatan Waktu Metode
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kompetensi dasar
yang akan dipelajari.
Guru merefleksi pembelajaran pada
materi sebelumnya, mengenai
pemantulan cahaya pada cermin.
Guru menagih secara lisan tugas
diskusi kelompok LDS-01 dan studi
pustaka mengenai pembiasan pada
lensa cembung dan lensa cekung
Motivasi dan apresepsi
Guru memberikan pertanyaan:
Bagaimanakah posisi ikan yang
berenang di dlm air ketik diamati
dari atas air dengan sudut tertentu?
Apakah posisi ikan sebenarnya sama
dengan posisi ikan yang terlihat?
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menyampaikan materi
mengenai pembentukkan dan sifat
bayangan pada lensa cekung dan
lensa cembung.
Elaborasi
Guru membimbing peserta didik
berkelompok sesuai kelompok yang
telah terbentuk pada pertemuan
sebelumnya untuk melakukan
diskusi.
Guru membagikan LDS-02 pada tiap
kelompok tentang pembiasan cahaya
pada lensa.
Peserta menganalisis satu demi satu
pertanyaan dalam LDS-02 melalui
65 menit Ceramah,
Diskusi
Page 77
78
78
No. Kegiatan Waktu Metode
proses diskusi dengan teman satu
kelompok materi yang telah
disampaikan oleh guru.
Guru mengingatkan siswa untuk
saling membantu sesama teman satu
kelompok jika ada yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi
(proses tutor sebaya).
Peserta didik menuliskan hasil
diskusinya dalam lembar diskusi
yang telah disediakan
Peserta didik mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya meliputi
LDS-01 dan LDS-02 secara
bergantian.
Konfirmasi
Guru memberi umpan balik positif
dan penguatan.
Guru dan siswa membahas beberapa
latihan soal mengenai pemantulan
cahaya pada cermin dan pembiasan
cahaya pada lensa.
3. Kegiatan Penutup
Guru bersama peserta didik
berdiskusi untuk membuat
kesimpulan dari hasil pembelajaran.
Guru meminta siswa untuk menulis
rangkuman ke dalam buku catatan
berdasarkan kesimpulan dari hasil
pembelajaran.
Guru menugaskan kepada siswa
mempersiapkan diri untuk
melaksanakan praktikum mengenai
pemantulan cahaya pada cermin
5 menit Refleksi,
Penugasan
Page 78
79
79
No. Kegiatan Waktu Metode
cembung dan cekung dan pembiasan
cahaya pada lensa cembung dan
cekung yang dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya.
3. Pertemuan Ketiga
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Guru mengajak berdo’a sebelum
memulai pembelajaran, kemudian
mengecek kehadiran siswa.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kompetensi
dasar yang akan dipelajari.
Motivasi dan apresepsi
Guru mengecek kesiapan siswa
dalam mengikuti pelajaran dengan
pertanyaan : Pernahkah kamu
melihat indahnya bulan purnama
dan bertburannya bintang pada
malam hari yang cerah?
Prasyarat pengetahuan
Guru memberikan pertanyaan:
Mengapa manusia di bumi
seolah-olah melihat bulan
memancarkan cahayanya sendiri?
10 menit Tanya
jawab
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru membimbing peserta didik
berkelompok sesuai kelompok yang
telah terbentuk pada pertemuan
sebelumnya untuk melakukan untuk
melakukan percobaan.
60 menit Eksperimen,
Diskusi
Page 79
80
80
No. Kegiatan Waktu Metode
Elaborasi
Setiap peserta didik memperoleh
Lembar Kerja Siswa (LKS-01/
LKS-02) sesuai dengan percobaan
yang akan kelompoknya lakukan.
Siswa menyampaikan pertanyaan
apabila ada hal yang belum
dimengerti berkenaan dengan LKS
yang telah diperoleh.
Peserta didik secara berkelompok
melakukan percobaan berdasarkan
petunjuk LKS.
2 kelompok melakukan percobaan
mengenai pemantulan cahaya pada
cermin cekung, 2 kelompok
melakukan percobaan mengenai
pemantulan cahaya pada cermin
cembung, 2 kelompok melakukan
percobaan mengenai pembiasan
cahaya pada lensa cekung dan 2
kelompok melakukan percobaan
mengenai pembiasan cahaya pada
lensa cekung cembung.
Guru mengingatkan siswa untuk
saling membantu sesama teman satu
kelompok jika ada yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi
(proses tutor sebaya).
Peserta didik menuliskan data hasil
percobaan pada tabel yang sudah
disediakan.
Peserta didik menganalisis hasil
data percobaan sesuai perintah yang
tertulis pada LKS
Page 80
81
81
No. Kegiatan Waktu Metode
4 kelompok mempresentasikan hasil
percobaannya (1 kelompok
mempresentasikan hasil percobaan
mengenai pemantulan cahaya pada
cermin cembung, 1 kelompok
mempresentasikan hasil percobaan
mengenai pemantulan cahaya pada
cermin cekung, 1 kelompok yang
mempresentasikan pembiasan
cahaya pada lensa cembung dan 1
kelompok yang mempresentasikan
pembiasan cahaya pada lensa
cekung).
Konfirmasi
Guru memberi umpan balik positif
dan penguatan tentang pemantulan
dan pembiasan cahaya.
3. Kegiatan Penutup
Guru bersama peserta didik
berdiskusi untuk membuat
rangkuman berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan.
Guru memberikan latihan-latihan
soal tentang pemantulan dan
pembiasan cahaya.
Guru menugaskan siswa untuk
belajar, mempersiapkan diri untuk
tournament dan tes yang akan
dilakukan pada pertemuan
selanjutnya
10 menit Refleksi,
Penugasan
4. Pertemuan keempat
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Kegiatan Pendahuluan 6 menit Tanya
Page 81
82
82
No. Kegiatan Waktu Metode
Pembukaan
Guru mengajak berdo’a sebelum
memulai pembelajaran, kemudian
mengecek kehadiran siswa.
Motivasi
Guru menanyakan kesiapan siswa
untuk melaksanakan turnamen
jawab
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru membimbing peserta didik
dalam pembentukan meja turnamen
untuk melakukan turnamen dengan
menggunakan media physics card.
Elaborasi
Peserta didik menempatkan diri
pada meja turnamen yang telah
ditentukan.
Setiap meja tournament
memperoleh satu perangkat media
physics card.
Guru membimbing peserta ddik
untuk memahami aturan permainan.
Permainan berlangsung selama
maksimal 30 menit.
Setelah permainan berakhir, peserta
didik kembali pada kelompoknya
untuk mengakumulasikan skor yang
diperoleh.
Konfirmasi
Guru memberikan penghargaan
kepada juara pertama, kedua dan
ketiga.
32 menit Tanya
jawab
3. Kegiatan Penutup
Guru membagikan soal posttest
42 menit Penugasan,
Refleksi
Page 82
83
83
No. Kegiatan Waktu Metode
tentang pemantulan dan pembiasan
cahaya
Peserta didik mengerjakan posttest
ke dalam lembar jawab posttest
Guru dan siswa menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilakukan
F. Sumber/ Alat/ Bahan
1. Sumber:
Bahan referensi
Buku siswa
Lembar Kerja Siswa
2. Alat-Alat:
Kit optik
3. Sarana/Media:
Media Physics card
LKS
LDS
G. Penilaian
Indikator
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
Menggambarkan pembentukan
bayangan suatu benda dan
sifatnya di depan berbagai
cermin (cermin datar, cermin
cekung dan cermin cembung).
Menggambarkan pembentukan
bayangan suatu benda dan
sifatnya di depan berbagai
lensa (lensa cekung dan
Penugasan,
tes tulis
Penugasan
dan tes
tulis
LDS, Tes PG
dan Tes Uraian
LDS, Tes PG
dan Tes Uraian
LDS dan soal
terlampir
LDS dan soal
terlampir
Page 83
84
84
Indikator
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
cembung).
Mengamati proses pembentukan
dan sifat-sifat bayangan pada
cermin cekung dan cermin
cembung.
Mengamati proses pembentukan
dan sifat-sifat bayangan pada
lensa cekung dan lensa cembung.
Menyebutkan peristiwa
pemantulan dan pembiasan
cahaya dalam kehidupan
sehari-hari.
Penugasan
Penugasan
Tes tulis
LKS
LKS
Tes PG
LKS
LKS terlampir
Soal terlampir
Contoh Instrumen Tes Pilihan Ganda
1. Lukisan gambar pembentukan bayangan pada cermin cekung yang benar
adalah….
a.
b.
F M
F M
Page 84
85
85
c.
d.
2. Perhatikan diagram pembiasan cahaya pada berbagai medium berikut ini.
Gambar yang benar adalah….
a. 1, 2, 3, dan 4
b. 1 dan 3
c. 1, 2 dan 3
d. 2 dan 4
3. (i) Sebagai antena parabola penerima signal
(ii) Cermin berdandan
(iii) Kaca spion mobil
(iv) Pengumpul energi matahari pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pernyataan di atas yang merupakan pemanfaatan dari cermin cekung dalam
kehidupan sehari-hari adalah .....
a. (i) dan (ii)
b. (i) dan (iv)
M F
M
F
Page 86
87
SILABUS MATA PELAJARAN IPA (KELAS KONTROL)
Sekolah : SMP Negeri 22 Semarang
Kelas : VIII
Mata Pelajaran : IPA
Semester : 2 (DUA)
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
6.3 Menyelidiki
sifat-sifat
cahaya dan
hubungann
ya dengan
berbagai
bentuk
cermin dan
lensa
Cahaya Melakukan
demonstrasi
mengenai
cermin datar.
Melakukan
percobaan
tentang
pemantulan
Mendeskripsikan
pembentukan
dan sifat-sifat
bayangan pada
cermin datar,
cermin cekung
dan cermin
cembung
Penugasan
dan Tes
tulis
Penugasan,
LDS, Tes
PG dan Tes
Uraian
Gambar dan
deskripsikan
jalannya
pembentukan
bayangan
pada cermin
cekung!
8x40’ Buku
siswa,
buku
referensi
Lembar
kerja
Praktikum
Media
elektronik
Page 87
88
cahaya pada
cermin
cembung
dan cermin
cekung
Melakukan
percobaan
tentang
pemantulan
cahaya pada
lensa
cembung
dan lensa
cekung
Menggali
informasi
dari nara
sumber
untuk
mengenal
sifat-sifat
Mendeskripsikan
pembentukan
dan sifat-sifat
bayangan pada
cermin cekung
dan cembung
Mengamati proses
pembentukan
dan sifat-sifat
bayangan pada
lensa cekung dan
cembung
Mengamati
proses
pembentukan
dan sifat-sifat
bayangan pada
lensa cekung
dan cembung
Tes Tulis
Penugasan
Penugasan
LDS, Tes
PG dan Tes
Uraian
LKS
LKS
Gambar dan
deskripsikan
jalannya
pembentukan
bayangan
pada lensa
cekung!
Rancanglah
percobaan
untuk
menunjukkan
sifat bayangan
pada cermin
cekung dan
cembung.
Rancanglah
percobaan
untuk
menunjukkan
sifat bayangan
pada cermin
Page 88
89
bayangan
pada cermin
dan lensa
melalui
diskusi.
Menyebutkan
pemanfaatan
pemantulan
cahaya pada
cermin dalam
kehidupan
sehari-hari.
Tes Tulis
Tes PG
cekung dan
cembung!
(i) Sebagai
antena
parabola
penerima
signal
(ii) Cermin
berdandan
(iii) Kaca spion
mobil
(iv) Pengumpul
energi
matahari
pada
Pembangkit
Listrik
Tenaga
Surya
Pernyataan di
atas merupakan
Page 89
90
pemanfaatan
dari cermin
cekung dalam
kehidupan
sehari-hari,
kecuali .....
a. (i) dan (ii)
b. (ii) dan (iii)
c. (i) dan (iv)
d. (iv) saja
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Page 90
91
91
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS
KONTROL
A. Indikator Pembelajaran
1. Menggambarkan pembentukan bayangan suatu benda dan sifatnya di depan
berbagai cermin (cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung).
2. Menggambarkan pembentukan bayangan suatu benda dan sifatnya di
depan berbagai lensa (lensa cekung dan cembung).
3. Mengamati proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin
cekung dan cermin cembung.
4. Mengamati proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cekung
dan lensa cembung.
5. Menyebutkan pemanfaatan pemantulan cahaya pada cermin dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini diharapkan peserta didik mampu:
1. Menyebutkan macam-macam pemantulan cahaya dan hukum pemantulan
cahaya melalui proses diskusi dan studi pustaka.
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas/Semester : VIII/ Semester 2
Tahun Pelajaran : 2014/2015
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran,
gelombang dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari
Kompetensi Dasar :6.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan
hubungannya dengan berbagai bentuk cermin
dan lensa
Alokasi Waktu : 4 x 2JP
Waktu Pelaksanaan :
Page 91
92
92
2. Menjelaskan proses pembentukan bayangan dan sifat-sifat bayangan pada
cermin datar melalui proses diskusi dan studi pustaka
3. Menyebutkan tiga sinar istimewa pada cermin cekung dan cermin cembung
melalui proses diskusi dan studi pustaka.
4. Menjelaskan proses pembentukan bayangan dan sifat-sifat bayangan pada
cermin cekung dan cembung melalui eksperimen dan diskusi.
5. Menjelaskan pemanfaatan cermin cekung dan cembung dalam kehidupan
sehari-hari.
6. Menyebutkan macam-macam pembiasan cahaya dan hukum pembiasan
cahaya melalui proses diskusi dan studi pustaka.
7. Menyebutkan tiga sinar istimewa pada lensa cekung dan lensa cembung
melalui proses diskusi dan studi pustaka.
8. Menjelaskan proses pembentukan bayangan dan sifat-sifat bayangan pada
lensa cekung dan cembung melalui eksperimen dan diskusi.
9. Menentukan titik fokus cermin cekung dan cermin cembung melalui proses
eksperimen dan diskusi.
10. Menentukan titik fokus lensa cekung dan lensa cembung melalui proses
eksperimen dan diskusi.
11. Menentukan perbesaran bayangan pada cermin dan lensa melalui proses
diskusi dan studi pustaka
C. Materi Pembelajaran:
Cahaya
1. Pemantulan cahaya pada cermin
2. Pembiasan cahaya pada lensa
(Materi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 103-111)
D. Metode Pembelajaran
1. Model:
Page 92
93
93
Direct Instruction (DI)
Cooperatif learning
2. Metode:
Ceramah
Eksperimen
Tanya Jawab
Diskusi
E. Langkah-langkah Kegiatan:
1. Pertemuan Pertama
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Guru mengajak berdo’a sebelum
memulai pembelajaran, kemudian
mengecek kehadiran siswa.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kompetensi dasar
yang akan dipelajari.
Motivasi dan apresepsi
Guru memberikan pertanyaan:
Bagaimanakah cermin datar
memantulkan cahaya senter yang
diarahkan dengan sudut tertentu pada
suatu cermin datar?
Prasyarat pengetahuan
Guru memberikan pertanyaan:
Apakah yang dimaksud dengan
pemantulan cahaya dan pembiasan
cahaya?
8 menit Tanya jawab
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru mengecek kesiapan siswa
dalam mengikuti pelajaran dengan
67 menit Ceramah,
Diskusi
Page 93
94
94
No. Kegiatan Waktu Metode
mengadakan pretest.
Guru menyampaikan materi
mengenai pembentukkan dan sifat
bayangan pada cermin datar, cermin
cekung dan cermin cembung.
Elaborasi
Guru membimbing peserta didik
dalam pembentukan kelompok (1
kelompok terdiri dari 4 orang) untuk
melakukan diskusi. (anggota
kelompok diskusi bersifat heterogen)
Guru membagikan LDS-01 pada tiap
kelompok tentang pemantulan
cahaya pada cermin untuk dkerjakan
di rumah sebagai tugas kelompok
dan dikupulkan pada pertemuan
selanjutnya.
Konfirmasi
Siswa menanyakan hal yang belum
dipahami berkenaan dengan tugas
diskusi kelompok.
Guru memberi jawaban terhadap
pertanyaan siswa.
3. Kegiatan Penutup
Guru bersama peserta didik
berdiskusi untuk menyimpulkan
hasil pembelajaran.
Guru meminta siswa untuk menulis
rangkuman ke dalam buku catatan
berdasarkan kesimpulan dari hasil
pembelajaran.
Guru menugaskan siswa untuk
mempelajari pembiasan cahaya pada
lensa cekung dan lensa cembung
melalui studi pustaka dari berbagai
sumber (buku, internet, atau modul)
5 menit Refleksi,
Penugasan
Page 94
95
95
2. Pertemuan Kedua
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Guru mengajak berdo’a sebelum
memulai pembelajaran, kemudian
mengecek kehadiran siswa.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kompetensi dasar
yang akan dipelajari.
Guru merefleksi pembelajaran pada
materi sebelumnya, mengenai
pemantulan cahaya pada cermin.
Guru menagih secara lisan tugas
diskusi kelompok LDS-01 dan studi
pustaka mengenai pembiasan pada
lensa cembung dan lensa cekung
Motivasi dan apresepsi
Guru memberikan pertanyaan:
Bagaimanakah posisi ikan yang
berenang di dalam air ketika diamati
dari atas air dengan sudut tertentu?
Apakah posisi ikan sebenarnya sama
dengan posisi ikan yang terlihat?
10 menit Tanya jawab
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menyampaikan materi
mengenai pembentukkan dan sifat
bayangan pada lensa cekung dan
lensa cembung.
Elaborasi
Guru membimbing peserta didik
berkelompok sesuai kelompok yang
telah terbentuk pada pertemuan
sebelumnya untuk melakukan
diskusi.
65 menit Ceramah,
Diskusi
Page 95
96
96
No. Kegiatan Waktu Metode
Guru membagikan LDS-02 pada tiap
kelompok tentang pembiasan cahaya
pada lensa.
Peserta menganalisis satu demi satu
pertanyaan dalam LDS-02 melalui
proses diskusi dengan teman satu
kelompok materi yang telah
disampaikan oleh guru.
Peserta didik menuliskan hasil
diskusinya dalam lembar diskusi
yang telah disediakan
Peserta didik mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya meliputi
LDS-01 dan LDS-02 secara
bergantian.
Konfirmasi
Guru memberi umpan balik positif
dan penguatan.
Guru dan siswa membahas beberapa
latihan soal mengenai pemantulan
cahaya pada cermin dan pembiasan
cahaya pada lensa.
3. Kegiatan Penutup
Guru bersama peserta didik
berdiskusi untuk membuat
kesimpulan dari hasil pembelajaran.
Guru meminta siswa untuk menulis
rangkuman ke dalam buku catatan
berdasarkan kesimpulan dari hasil
pembelajaran.
Guru menugaskan kepada siswa
mempersiapkan diri untuk
melaksanakan praktikum mengenai
pemantulan cahaya pada cermin
cembung dan cekung dan pembiasan
cahaya pada lensa cembung dan
5 menit Refleksi,
Penugasan
Page 96
97
97
No. Kegiatan Waktu Metode
cekung yang dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya.
3. Pertemuan Ketiga
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Guru mengajak berdo’a sebelum
memulai pembelajaran, kemudian
mengecek kehadiran siswa.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kompetensi dasar
yang akan dipelajari.
Motivasi dan apresepsi
Guru mengecek kesiapan siswa
dalam mengikuti pelajaran dengan
pertanyaan : Pernahkah kamu
melihat indahnya bulan purnama
dan bertaburannya bintang pada
malam hari yang cerah?
Prasyarat pengetahuan
Guru memberikan pertanyaan:
Mengapa manusia di bumi
seolah-olah melihat bulan
memancarkan cahayanya sendiri?
10 menit Tanya
jawab
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru membimbing peserta didik
berkelompok sesuai kelompok
yang telah terbentuk pada
pertemuan sebelumnya untuk
melakukan untuk melakukan
percobaan.
Elaborasi
Setiap peserta didik memperoleh
Lembar Kerja Siswa (LKS-01/
LKS-02) sesuai dengan percobaan
yang akan kelompoknya lakukan.
Siswa menyampaikan pertanyaan
apabila ada hal yang belum
dimengerti berkenaan dengan LKS
60 menit Eksperimen,
Diskusi
Page 97
98
98
No. Kegiatan Waktu Metode
yang telah diperoleh.
Peserta didik secara berkelompok
melakukan percobaan berdasarkan
petunjuk LKS.
2 kelompok melakukan percobaan
mengenai pemantulan cahaya
pada cermin cekung, 2 kelompok
melakukan percobaan mengenai
pemantulan cahaya pada cermin
cembung, 2 kelompok melakukan
percobaan mengenai pembiasan
cahaya pada lensa cekung dan 2
kelompok melakukan percobaan
mengenai pembiasan cahaya pada
lensa cekung cembung.
Peserta didik menuliskan data
hasil percobaan pada tabel yang
sudah disediakan.
Peserta didik menganalisis hasil
data percobaan sesuai perintah
yang tertulis pada LKS
4 kelompok mempresentasikan
hasil percobaannya (1 kelompok
mempresentasikan hasil
percobaan mengenai pemantulan
cahaya pada cermin cembung, 1
kelompok mempresentasikan hasil
percobaan mengenai pemantulan
cahaya pada cermin cekung, 1
kelompok yang mempresentasikan
pembiasan cahaya pada lensa
cembung dan 1 kelompok yang
mempresentasikan pembiasan
cahaya pada lensa cekung).
Konfirmasi
Guru memberi umpan balik positif
dan penguatan tentang pemantulan
dan pembiasan cahaya.
3. Kegiatan Penutup
Guru bersama peserta didik
berdiskusi untuk membuat
10 menit Refleksi,
Penugasan
Page 98
99
99
No. Kegiatan Waktu Metode
rangkuman berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan.
Guru memberikan latihan-latihan
soal tentang pemantulan dan
pembiasan cahaya.
Guru menugaskan siswa untuk
belajar, mempersiapkan diri untuk
tournament dan tes yang akan
dilakukan pada pertemuan
selanjutnya
4. Pertemuan keempat
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Kegiatan Pendahuluan
Guru mengajak berdo’a sebelum
memulai pembelajaran, kemudian
mengecek kehadiran siswa.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kompetensi dasar
yang akan dipelajari.
8 menit Tanya
jawab
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru melakukan review mengenai
materi pemantulan dan pembiasan
cahaya.
Elaborasi
Guru membagikan soal posttest
tentang pemantulan dan pembiasan
cahaya kepada peserta didik.
Peserta didik mengerjakan posttest
dalam lembar jawab posttest.
Konfirmasi
Siswa mengumpulkan lembar jawab
posttest setelah selesai mengerjakan.
67 menit Penugasan
3. Kegiatan Penutup
Guru dan siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
5 menit Refleksi
F. Sumber / Alat / Bahan
1. Sumber:
Page 99
100
100
Bahan referensi
Buku siswa
2. Alat-Alat:
Kit optik
3. Sarana/Media:
LKS
LDS
G. Penilaian:
Indikator
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
Menggambarkan pembentukan
bayangan suatu benda dan
sifatnya di depan berbagai
cermin (cermin datar, cermin
cekung dan cermin cembung).
Menggambarkan pembentukan
bayangan suatu benda dan
sifatnya di depan berbagai
lensa (lensa cekung dan
cembung).
Mengamati proses pembentukan
dan sifat-sifat bayangan pada
cermin cekung dan cermin
cembung.
Mengamati proses pembentukan
dan sifat-sifat bayangan pada
lensa cekung dan lensa cembung.
Menyebutkan pemanfaatan
pemantulan cahaya pada cermin
dalam kehidupan sehari-hari
Penugasan,
tes tulis
Penugasan
dan tes
tulis
Penugasan
Penugasan
Tes tulis
LDS, Tes PG
dan Tes Uraian
LDS, Tes PG
dan Tes Uraian
LKS
LKS
Tes PG
LDS dan soal
terlampir
LDS dan soal
terlampir
LKS
LKS terlampir
Soal terlampir
Page 100
101
101
Contoh Instrumen Tes Pilihan Ganda:
1. Lukisan gambar pembentukan bayangan pada cermin cekung yang benar
adalah….
a. c
b. d.
2. Perhatikan diagram pembiasan cahaya pada berbagai medium berikut ini.
Gambar yang benar adalah….
a. 1, 2, 3, dan 4
b. 1 dan 3
c. 1, 2, dan 3
d. 2 dan 4
3. (i) Sebagai antena parabola penerima signal
(ii) Cermin berdandan
(iii) Kaca spion mobil
(iv) Pengumpul energi matahari pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya
M F M F
M
F F M
Page 102
103
103
Lampiran 2
MATERI
1. Pemantulan Cahaya
(a) (b)
Gambar 1. (a) pemantulan teratur dan (b) pemantulan baur
Sifat gelombang cahaya yang paling sering kita temui adalah pemantulan
cahaya. Bayangan orang yang bercermin akan tampak karena cermin memantulkan
cahaya yang mengenainya. Pemantulan cahaya ada dua macam, yaitu pemantulan
teratur dan pemantulan baur. Cermin merupakan alat yang dapat memantulkan
hampir seluruh cahaya yang mengenainya. Cermin ada tiga macam, yaitu cermin
datar, cermin cekung, dan cermin cembung.
1) Pemantulan pada Cermin Datar
Bayangan pada cermin datar bersifat tegak, maya, dan sama besar. Hukum
pemantulan cahaya berbunyi:
a. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul berpotongan pada satu titik dan
terletak pada satu bidang datar.
b. Sudut datang sama dengan sudut pantul.
Gambar 2. Jalannya sinar pada cermin datar
Page 103
104
104
Banyak bayangan yang terbentuk antara dua cermin dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut.
1360
o
n (1)
Keterangan:
n: banyaknya bayangan yang terbentuk
: besarnya sudut yang diapit oleh kedua cermin
2) Pemantulan pada Cermin Cekung
Gambar 3. Bagian-bagian cermin cekung
Cermin cekung mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
a. P: titik pusat kelengkungan cermin
b. F: titik fokus
c. O: titik pusat permukaan cermin
d. OF: jarak fokus, panjangnya 1/2 jari-jari kelengkungan cermin ( f)
e. OP: sumbu utama cermin
f. R1, R2, dan R3: ruang di depan cermin
g. R4: ruang di belakang cermin
Cermin cekung memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Cermin cekung akan memantulkan sinar-sinar sejajar menuju titik fokusnya.
b. Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya atau disebut konvergen.
R4 R1 R2 R3
F O P
Page 104
105
105
Gambar 4. Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung (a) sinar datang
sejajar sumbu utama, (b) sinar datang melalui titik fokus, dan
(c) sinar datang melalui pusat kelengkungan
Tiga sinar istimewa pada cermin cekung adalah sebagai berikut:
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.
b. Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
c. Sinar datang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui jalan
semula.
Sifat bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung tergantung pada letak
benda dan letak bayangan.
a. Benda di R3 dan bayangan di R2 maka sifat bayangannya adalah nyata, terbalik,
dan diperkecil.
b. Benda di R2 dan bayangan di R3 maka sifat bayangannya adalah nyata, terbalik,
dan diperbesar.
c. Benda di titik P dan bayangan di titik P maka sifat bayangannya adalah nyata,
terbalik, dan sama besar.
d. Benda di R1 dan bayangan di R4 maka sifat bayangannya maya, tegak, dan
diperbesar.
e. Benda di titik fokus maka tidak terjadi bayangan.
Sifat bayangan yang terbentuk pada cermin cekung juga dapat ditentukan
dengan cara berikut.
a. Jika jarak bayangan ke cermin (s') bernilai (+) maka bayangan bersifat nyata dan
terbalik, namun jika jarak bayangan ke cermin s' bernilai (-) maka bayangan
bersifat maya dan tegak.
Page 105
106
106
b. Jika perbesaran > 1 (M > 1) maka bayangan diperbesar. Jika perbesaran = 1 (M
= 1) maka bayangan sama besar dengan benda. Jika perbesaran < 1 (M < 1)
maka bayangan diperkecil.
3) Pemantulan pada Cermin Cembung
Gambar 5. Bagian-bagian cermin cembung
Cermin cembung mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
a. P: titik pusat kelengkungan cermin
b. F: titik fokus
c. O: titik pusat permukaan cermin
d. OF: jarak fokus, panjangnya 1/2 jari-jari kelengkungan cermin (f)
e. OP: sumbu utama cermin
f. R1, R2, dan R3: ruang di belakang cermin
g. R4: ruang di depan cermin
Cermin cembung memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Berkas sinar yang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik
fokus.
b. Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya atau disebut divergen.
Ada tiga buah sinar istimewa pada cermin cembung. Ketiga sinar istimewa
tersebut dilukiskan pada gambar berikut.
P O
F
R3 R2 R1 R4
Page 106
107
107
nc
cn
Gambar 6. Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung (a) sinar datang
sejajar sumbu utama, (b) sinar datang menuju titik fokus, dan (c)
sinar datang menuju pusat kelengkungan cermin.
Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung adalah:
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik
fokus.
b. Sinar datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
c. Sinar datang menuju pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui sinar
datang.
Tabel 2.2. Perbedaan bayangan nyata dan bayangan maya pada cermin
Bayangan nyata Bayangan maya
1. Merupakan perpotongan dari
sinar-sinar pantul
2. Dapat ditangkap oleh layar
3. Selalu terbalik
4. Kadang diperbesar (benda
antara F dan C), kadang
diperkecil (benda lebih
jauhdari C)
1. Merupakan perpotongan
dari perpanjangan
sinar-sinar pantul
2. Tidak dapat ditangkap oleh
layar
3. Selalu tegak
2. Pembiasan Cahaya
Ketika suatu berkas sinar melalui dua buah medium yang berbeda
kerapatannya maka sinar tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokkan sinar
tersebut dikenal sebagai pembiasan. Perbandingan laju cahaya yang dibiaskan dalam
ruang vakum dengan laju cahaya dalam medium uji disebut indeks bias.
Indeks bias dirumuskan sebagai berikut.
(2)
Page 107
108
108
Keterangan:
n: indeks bias
c: cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 . 108 m/s)
cn: cepat rambat cahaya dalam medium (m/s)
Pada pembiasan berlaku hukum Snellius tentang pembiasan, yang berbunyi
sebagai berikut.
a. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak dalam satu bidang datar.
b. Perbandingan antara proyeksi sinar datang dan proyeksi sinar bias pada bidang
batas merupakan bilangan tetap yang disebut indeks bias relatif.
Gambar 7. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak dalam
satu bidang datar
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung atau
bidang lengkung dan bidang datar.
1) Pembiasan pada Lensa Cekung
Gambar 8. Bagian-bagian lensa cekung
Page 108
109
109
Lensa cekung atau lensa konkaf merupakan lensa yang bersifat menyebarkan
cahaya sehingga disebut sebagai lensa divergen. Jari-jari kelengkungan lensa cekung
bernilai negatif.
Gambar 9. Macam-macam lensa cekung
Ada beberapa macam lensa cekung, yaitu lensa konveks konkaf, lensa plan
konkaf, dan lensa bikonkaf.
Gambar 10. Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung (a) sinar datang sejajar
sumbu utama, (b) sinar datang melalui pusat optik, dan (c) sinar
datang menuju titik fokus.
Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung adalah:
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik fokus.
b. Sinar datang melalui pusat optik akan diteruskan tanpa dibiaskan.
c. Sinar datang menuju titik fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
2) Pembiasan pada Lenda Cembung
Lensa cembung atau lensa konveks merupakan lensa yang bersifat
mengumpulkan cahaya sehingga disebut sebagai lensa konvergen. Lensa cekung,
jari-jari kelengkungan lensa cembung bernilai positif.
Page 109
110
110
Gambar 11. Bagian-bagian lensa cembung
Gambar 12. Macam-macam lensa cembung
Lensa cembung ada tiga macam, yaitu konkaf konveks, plan konveks, dan
bikonveks.
Gambar 13. Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung (a) sinar datang sejajar
sumbu utama, (b) sinar datang melalui pusat optik, dan (c) sinar
datang melalui fokus depan lensa
Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung adalah:
a. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus.
b. Sinar datang melalui pusat optik akan diteruskan tanpa dibiaskan.
c. Sinar datang melalui fokus depan lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
Kekuatan lensa (P) adalah kemampuan lensa untuk menyebarkan atau
mengumpulkan sinar. Kekuatan lensa suatu lensa dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut:
Page 110
111
111
'
111
ssf
Rf2
1
h
h
s
sM
''
f
1P (3)
Keterangan:
P: kekuatan lensa (Dioptri)
f: panjang fokus lensa (m)
Persamaan pada cermin dan lensa adalah sebagai berikut.
(4)
(5)
(6)
Keterangan:
f: panjang fokus cermin atau lensa (cm atau m)
s: jarak benda ke cermin atau lensa (cm atau m)
s': jarak bayangan ke cermin atau lensa (cm atau m)
R: jari-jari cermin atau lensa (cm atau m)
h': tinggi bayangan (cm atau m)
h: tinggi benda (cm atau m)
M: perbesaran
(Krisno et al., 2008)
Page 111
112
112
Lampiran 3
Lembar Diskusi Siswa
(LDS-01)
“Pemantulan Cahaya pada Cermin”
Kelompok : …………………………
Anggota : 1 .…………………………
2 .…………………………
3 .…………………………
4 .…………………………
Setelah melakukan kegiatan ini, diharapkan kalian dapat:
Mendeskripsikan jalannya sinar pada cermin cembung dan cekung
Menyebutkan dan sinar-sinar istimewa pada cermin cembung dan cekung
Menggambarkan sinar-sinar istimewa pada cermin cembung dan cekung
Petunjuk!
Jalannya sinar pada cermin datar
Sertakan pula
deskripsinya ya
Silahkan gambarkan jalannya sinar
pada cermin yang telah kalian
pelajari!
Page 112
113
113
Jalannya sinar pada cermin cekung
Jalannya sinar pada cermin cembung
Sinar istimewa cermin cekung (1)
Sinar istimewa cermin cekung (2)
Page 113
114
114
Sinar istimewa cermin cembung (1)
Sinar istimewa cermin cekung (3)
Sinar istimewa cermin cembung (3)
Sinar istimewa cermin cembung (2)
Page 114
115
115
Simpulan:
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
..........................................................................................................................
~ Selamat Mengerjakan ~
Page 115
116
116
Lembar Diskusi Siswa
(LDS-02)
“Pembiasan Cahaya pada Lensa”
Kelompok : …………………………
Anggota : 1 .…………………………
2 .…………………………
3 .…………………………
4 .…………………………
Setelah melakukan kegiatan ini, diharapkan kalian dapat:
Mendeskripsikan jalannya sinar pada lensa cembung dan cekung
Menyebutkan dan sinar-sinar istimewa pada lensa cembung dan cekung
Menggambarkan sinar-sinar istimewa pada lensa cembung dan cekung
Petunjuk!
Jalannya sinar pada lensa cekung
Sertakan pula
deskripsinya ya
Silahkan gambarkan jalannya sinar
pada lensa yang telah kalian
pelajari!
Page 116
117
117
Jalannya sinar pada lensa cembung
Sinar istimewa lensa cekung (2)
Sinar istimewa lensa cekung (1)
Sinar istimewa lensa cekung (3)
Page 117
118
118
Simpulan:
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
..........................................................................................................................
~ Selamat Mengerjakan ~
Sinar istimewa lensa cembung (1)
Sinar istimewa lensa cembung (2)
Sinar istimewa lensa cembung (3)
Page 119
120
120
Lampiran 4
Lembar Kegiatan Siswa (LKS-01)
“Pemantulan Cahaya pada Cermin”
Kelompok:
Nama Anggota Kelompok:
1. .......................................................
2. .......................................................
3. .......................................................
4. .......................................................
Tujuan:
Setelah melakukan kegiatan ini, diharapkan kalian dapat:
Merangkai alat dan melakukan percobaan untuk menentukan titik fokus cermin
cekung.
Merangkai alat dan melakukan percobaan untuk menyelidiki sifat-sifat bayangan
pada cermin cekung.
Merangkai alat dan melakukan percobaan untuk menentukan titik fokus cermin
cembung.
Merangkai alat dan melakukan percobaan untuk menyelidiki sifat-sifat bayangan
pada cermin cembung.
Info:
Cermin cekung adalah cermin yang permukaan pantulnya melengkung ke dalam.
Fokus cermin cekung bernilai negatif (+).
Cermin cembung adalah cermin yang permukaan pantulnya melengkung ke luar.
Fokus cermin cembung bernilai negatif (-).
Page 120
121
121
Alat dan bahan:
1. Cermin cekung
2. Cermin cembung
3. Layar penangkap bayangan
4. Kisi sejajar
5. Lilin
Langkah kerja:
Pemantulan pada Cermin Cekung
1. Susunlah alat dan bahan seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 1. Skema Alat Percobaan Cermin Cekung
2. Carilah berkas bayangan cahaya lilin (benda) paling jelas yang dapat ditangkap
oleh layar dengan cara menjauhkan atau mendekatkan cermin dari benda,
sehingga posisi benda:
a) Di ruang 1 (ruang antara cermin dengan titik fokus cermin (F))
b) Tepat pada titik fokus cermin (F).
c) Di ruang 2 (ruang antara titik pusat kelengkungan cermin (P) dengan titik
fokus cermin (F)).
d) Tepat pada titik pusat kelengkungan cermin (P).
Page 121
122
122
e) Di ruang 3 (ruang antara titik pusat kelengkungan cermin (P) sampai jauh
tak terhingga).
3. Ukurlah jarak benda (s), jarak bayangann (s’) dan sifat bayangan yang diperoleh
pada setiap keadaan.
4. Isikan data hasil percobaan kalian pada tabel di bawah ini.
5. Setelah kalian memperoleh data s dan s’, kemudian menghitung hitungf
1 dengan
menggunakan persamaan 'ssfhitung
111 . Lengkapi tabel di bawah ini!
Posisi
benda teorif
1
(1/cm)
'ssfhitung
111
(1/cm)
Keterangan
(isilah titik-titik di bawah ini dengan
tanda “>” atau “=” atau “<”)
Ruang 1
teorif
1 ......
hitungf
1
F2
teorif
1 ......
hitungf
1
Ruang 2
teorif
1 ......
hitungf
1
Posisi
benda
s
(cm)
s’
(cm)
fteori
(cm) teorif
1
(1/cm)
s
1
(1/cm)
's
1
(1/cm)
'
11
ss
(1/cm)
Sifat
bayangan
Ruang 1
F2
Ruang 2
2F2
Ruang 3
Page 122
123
123
Posisi
benda teorif
1
(1/cm)
'ssfhitung
111
(1/cm)
Keterangan
(isilah titik-titik di bawah ini dengan
tanda “>” atau “=” atau “<”)
2F2
teorif
1 ......
hitungf
1
Ruang 3
teorif
1 ......
hitungf
1
6. Setelah anda melengkapi data di atas, bagaimanakah perbandingan besar teorif
1
terhadap hitungf
1? Sama atau berbedakah nilai keduanya? Jika berbeda, apakah
yang menyebabkan perbedaan nilai tersebut menurut kalian?
Pemantulan pada Cermin Cembung
1. Susunlah alat dan bahan seperti pada gambar berikut:
Gambar 1. Skema Alat Percobaan Cermin Cembung
Page 123
124
124
2. Carilah berkas bayangan cahaya lilin (benda) paling jelas yang dapat ditangkap
oleh layar dengan cara menjauhkan atau mendekatkan cermin dari benda,
sehingga posisi benda:
a) 10 cm di depan cermin
b) 15 cm di depan cermin
c) 20 cm di depan cermin
d) 25 cm di depan cermin
e) 30 cm di depan cermin
3. Ukurlah jarak benda (s), jarak bayangann (s’) dan sifat bayangan yang diperoleh
pada setiap keadaan.
4. Isikan data hasil percobaan kalian pada tabel di bawah ini.
Posisi benda s (cm) s’ (cm) Sifat bayangan
10 cm di depan
cermin
15 cm di depan
cermin
20 cm di depan
cermin
25 cm di depan
cermin
30 cm di depan
cermin
5. Gambarkan secara geometri pembentukkan bayangan masing-masing variasi
posisi benda terhadap cermin cembung!
Page 124
125
125
Posisi benda 10 cm di depan cermin cembung
Posisi benda 15 cm di depan cermin cembung
Posisi benda 20 cm di depan cermin cembung
Page 125
126
126
Posisi benda 25 cm di depan cermin cembung
Posisi benda 30 cm di depan cermin cembung
Page 126
127
127
Simpulan:
Berdasarkan percobaan dan diskusi yang telah kalian lakukan, apakah yang
dapat kalian simpulkan?
Pemantulan pada Cermin Cekung
1) Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan (s’) dan jarak fokus
(f) pada cermin cekung adalah:
'
1....
s
1....
f
1
s
2) Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung, untuk posisi benda:
Di ruang 1 yaitu .................., ..................... dan ........................
Tepat pada F yaitu ..............., ................ dan ................
Di ruang 2 yaitu ..................., .......................... dan ......................
Tepat pada P yaitu .............., .............., dan ..............
Di ruang 3 yaitu ..............., ................, dan .................
Pemantulan pada Cermin Cembung
1) Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung, untuk posisi
benda:
5 cm di depan cermin yaitu ................., ............... dan ................
10 cm di depan cermin yaitu ..............., ................ dan .................
15 cm di depan cermin yaitu ................., ................ dan ...............
20 cm di depan cermin yaitu .................., ................., dan ...............
25 cm di depan cermin yaitu ..............., ................, dan ...................
2) Samakah sifat bayangan untuk setiap variasi posisi benda terhadap
cermin cembung? Jika iya, jelaskan apa yang menyebabkan hal
tersebut!
Page 127
128
128
Lembar Kegiatan Siswa (LKS-02)
“Pembiasan Cahaya pada Lensa”
Kelompok:
Nama Anggota Kelompok:
1. .......................................................
2. .......................................................
3. .......................................................
4. .......................................................
Tujuan:
Setelah melakukan kegiatan ini, diharapkan kalian dapat:
Merangkai alat dan melakukan percobaan untuk menentukan titik fokus lensa
cekung.
Merangkai alat dan melakukan percobaan untuk menyelidiki sifat-sifat
bayangan pada lensa cekung.
Merangkai alat dan melakukan percobaan untuk menentukan titik fokus lensa
cembung.
Merangkai alat dan melakukan percobaan untuk menyelidiki sifat-sifat
bayangan pada lensa cembung.
Info:
Lensa cekung memiliki bentuk cekung ditengah dan menebal dibagian
pinggir. Fokus lensa cekung bernilai negatif (-).
Lensa cembung memiliki bentuk mencembung dibagian tengah dan menipis
bagian pinggir. Fokus lensa cembung bernilai positif (-).
Page 128
129
129
Alat dan bahan:
1. Lensa cekung
2. Lensa cembung
3. Layar penangkap bayangan
4. Kisi sejajar
5. Lilin
Langkah kerja:
Pembiasan pada Lensa Cekung
1. Susunlah alat dan bahan seperti pada gambar berikut:
Gambar 1. Skema Alat Percobaan Lensa Cekung
2. Carilah berkas bayangan cahaya lilin (benda) paling jelas yang dapat ditangkap
oleh layar dengan cara menjauhkan atau mendekatkan lensa dari benda, sehingga
posisi benda:
a) Di ruang 1 (ruang antara lensa dengan titik fokus lensa (F2))
b) Tepat pada titik fokus lensa (F2).
c) Di ruang 2 (ruang antara titik pusat kelengkungan lensa (2F2) dengan titik
fokus lensa).
d) Tepat pada titik pusat kelengkungan lensa (2F2).
Page 129
130
130
e) Di ruang 3 (ruang antara titik pusat kelengkungan lensa (2F2) sampai jauh
tak terhingga).
3. Ukurlah jarak benda (s), jarak bayangann (s’) dan sifat bayangan yang diperoleh
pada setiap keadaan.
4. Isikan data hasil percobaan kalian pada tabel di bawah ini.
Posisi benda s (cm) s’ (cm) Sifat bayangan
Ruang 1
F2
Ruang 2
2F2
Ruang 3
5. Gambarkan secara geometri pembentukkan bayangan masing-masing variasi
posisi benda terhadap lensa cekung!
Posisi benda di ruang 1
Page 130
131
131
Posisi benda di F2
Posisi benda di ruang 2
Posisi benda di titik 2F2
Page 131
132
132
Posisi benda di ruang 3
Pembiasan Cahaya pada Lensa Cembung
1. Susunlah alat dan bahan seperti pada gambar berikut:
Gambar 1. Skema Alat Percobaan Lensa Cembung
2. Carilah berkas bayangan cahaya lilin (benda) paling jelas yang dapat ditangkap
oleh layar dengan cara menjauhkan atau mendekatkan lensa dari benda,
sehingga posisi benda:
a) Di ruang 1 (ruang antara lensa dengan titik fokus lensa (F2))
b) Tepat pada titik fokus lensa (F2).
Page 132
133
133
c) Di ruang 2 (ruang antara titik pusat kelengkungan lensa (2F2) dengan titik
fokus lensa).
d) Tepat pada titik pusat kelengkungan lensa (2F2).
e) Di ruang 3 (ruang antara titik pusat kelengkungan lensa (2F2) sampai jauh
tak terhingga).
3. Ukurlah jarak benda (s), jarak bayangann (s’) dan sifat bayangan yang diperoleh
pada setiap keadaan.
4. Isikan data hasil percobaan kalian pada tabel di bawah ini.
Posisi
benda
s
(cm)
s’
(cm)
fteori
(cm) teorif
1
(1/cm)
s
1
(1/cm)
's
1
(1/cm)
'
11
ss
(1/cm)
Sifat
bayangan
Ruang 1
F2
Ruang 2
2F2
Ruang 3
5. Setelah kalian memperoleh data s dan s’, kemudian menghitung hitungf
1
dengan
menggunakan persamaan 'ssfhitung
111
. Lengkapi tabel di bawah ini!
Posisi
benda teorif
1
(1/cm)
'ssfhitung
111
(1/cm)
Keterangan
(isilah titik-titik di bawah ini dengan
tanda “>” atau “=” atau “<”)
Ruang 1
teorif
1 ......
hitungf
1
Page 133
134
134
F2
teorif
1 ......
hitungf
1
Ruang 2
teorif
1 ......
hitungf
1
2F2
teorif
1 ......
hitungf
1
Ruang 3
teorif
1 ......
hitungf
1
6. Setelah anda melengkapi data di atas, bagaimanakah perbandingan besar teorif
1
terhadap hitungf
1
? Sama atau berbedakah nilai keduanya? Jika berbeda, apakah
yang menyebabkan perbedaan nilai tersebut menurut kalian?
Simpulan:
Berdasarkan percobaan dan diskusi yang telah kalian lakukan, apakah yang dapat
kalian simpulkan?
Pembiasan Cahaya pada Lensa Cekung
1) Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung, untuk posisi benda:
Di ruang 1 yaitu .................., .................... dan .....................
Tepat pada F2 yaitu ..............., ................ dan ................
Di ruang 2 yaitu ..................., ......................... dan ......................
Tepat pada 2F2 yaitu .............., .............., dan ..............
Di ruang 3 yaitu ..............., ................, dan .................
Page 134
135
135
2) Samakah sifat bayangan untuk setiap variasi posisi benda terhadap
cermin cembung? Jika iya, jelaskan apa yang menyebabkan hal
tersebut!
Pembiasan Cahaya pada Lensa Cembung
1) Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan (s’) dan jarak fokus
(f) pada cermin cekung adalah:
'
1....
s
1....
f
1
s
2) Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung, untuk posisi benda:
Di ruang 1 yaitu .................., ..................... dan ........................
Tepat pada F2 yaitu ..............., ................ dan ................
Di ruang 2 yaitu ..................., ......................... dan ......................
Tepat pada 2F2 yaitu .............., .............., dan ..............
Di ruang 3 yaitu ..............., ................, dan .................
Page 135
135
KISI-KISI SOAL TES UJI COBA TEMA OPTIK
No Tema Pokok
Bahasan
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator Soal
Nomor
Urut
Soal
Kunci
Jawaban
Tingkatan
C1 C2 C3 C4
1. Optik Cahaya 6. Memahami
konsep dan
penerapan
getaran,
gelombang dan
optika dalam
produk
teknologi
sehari-hari
6.3.Menyelidi
ki sifat-sifat
cahaya dan
hubungann
ya dengan
berbagai
bentuk
cermin dan
lensa.
-Menggambarkan
pembentukan
bayangan suatu
benda dan
sifatnya di
depan berbagai
cermin (datar,
cekung dan
cembung)
1 C V
2 B V
3 B V
4 D V
5 B V
6 B V
7 D V
8 B V
9 C V
10 C V
11 B V
12 D V
13 B V
14 A V
15 C V
Lam
piran
5
Page 136
13
6
2. − Menyebutkan
pemanfaatan
pemantulan
cahaya pada
cermin
16 C V
3. - Menggambarka
n pembentukan
bayangan suatu
benda dan sifatnya
di depan berbagai
lensa (cekung dan
cembung)
17 C V
18 D V
19 C V
20 D V
21 B V
22 A V
23 B V
24 A V
25 C V
26 C V
27 D V
28 B V
29 D V
Page 137
137
30 B V
Jumlah 7 13 7 3
Persentase 23,33% 43,33% 23,33% 10%
Keterangan:
C1 = Pengetahuan C3 = Aplikasi
C2 = Pemahaman C4 = Analisis
Pedoman Penskoran:
Skor benar = 1 Skor salah = 0
Page 138
138
Lampiran 6
SOAL TES UJI COBA TEMA OPTIK
Petunjuk:
1. Kerjakan soal pada lembar jawab yang tersedia.
2. Tulis nama, nomor absen dan kelas pada kolom yang tersedia.
3. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang dianggap
paling benar!
4. Bila jawaban salah dan ingin memperbaikinya, lakukan sebagai berikut:
Pilihan semula : a b c d
Jawaban c salah diganti a
Dibetulkan menjadi : a b c d
5. Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
Bacaan untuk soal no 1-3
Cahaya merupakan salah satu bentuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat
merambat lurus tanpa medium. Oleh karena itu, benda yang tidak tembus cahaya
akan membentuk bayangan apabila terkena cahaya. Selain sifat itu, cahaya juga
memiliki sifat lain yaitu dapat dipantulkan dan dibiaskan.
1. Berikut ini merupakan bunyi hukum Snellius tentang pemantulan cahaya:
1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berpotongan pada satu titik dan
terletak pada satu bidang datar;
Sekolah : SMP Negeri 22 Semarang
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Tema : Optik
Materi Pokok : Cahaya
Alokasi Waktu : 80 menit
Hari/Tanggal :
Page 139
139
2) Sinar datang dan sinar pantul memiliki arah yang sama;
3) Sudut datang sama dengan sudut pantul.
Pernyataan yang benar adalah ....
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 2
c. 1 dan 3
d. 2 dan 3
2. Pada malam hari ketika lampu listrik rumahmu padam, kamu tidak dapat
melihat apapun di sekitarmu. Hal tersebut terjadi karena ....
a. Cahaya diserap oleh benda
b. Tidak ada cahaya yang dipantulkan oleh benda menuju mata
c. Tidak ada cahaya yang keluar dari mata ke benda
d. Semua jawaban benar
3. Diagram di bawah ini menunjukkan suatu berkas cahaya yang dipantulkan oleh
sebuah cermin datar. Dari keempat sudut yang terbentuk, sudut manakah yang
merupakan sudut datang dan sudut pantul adalah ….
Bacaan untuk soal no 4-6
Cikha adalah seorang gadis cantik yang memiliki tinggi badan 160 cm. Hari ini dia
berencana akan pergi ke mall bersama teman-temannya, sehingga dia
mempersiapkan diri terlebih dahulu. Cikha berdiri di depan cermin datar untuk
Sudut datang Sudut Pantul
a. 1 2
b. 2 3
c. 1 4
d. 3 1
1
2 3 4
Page 140
140
merias diri supaya terlihat cantik dan rapi. Ia maju mundur di depan cermin untuk
meyakinkan bahwa penampilannya sudah rapi, tetapi hal itu terhambat karena
cermin yang ada di kamar Cikha tidak dapat memperlihatkan bayangan tubuhnya
secara utuh.
4. Cikha ingin bayangan tubuhnya terlihat secara utuh di cermin, dia ingin
mengganti cermin yang ada di kamarnya. Ukuran tinggi minimal cermin datar
yang diperlukan Cikha adalah….
a. 160 cm
b. 150 cm
c. 140 cm
d. 80 cm
5. Pemantulan yang terjadi pada cermin datar merupakan jenis pemantulan ….
a. Pemantulan baur
b. Pemantulan teratur
c. Pemantulan pada cermin
d. Pemantulan difus
6. Ketika Cikha bercermin, bayangan Cikha yang terbentuk pada cermin datar
tersebut bersifat ….
a. nyata, tegak, sama besar
b. maya, tegak, sama besar
c. nyata, terbalik, sama besar
d. maya, terbalik, sama besar
7. Jika terdapat dua sinar yang
menumbuk suatu cermin datar
seperti pada gambar, diagram yang
paling baik menampilkan sinar-
sinar pantulnya ialah ….
(P dan Q = sinar datang; P’ dan Q’
= sinar pantul)
a. c.
Page 141
141
b. d.
8. Dua buah cermin datar membentuk sudut 120°. Kemudian sebuah benda
diletakkan di depan cermin tersebut. Bayangan yang terbentuk adalah sebanyak
…
a. 3 buah c. 4 buah
b. 2 buah d. 9 buah
Bacaan untuk soal No 9-15
Pada suatu hari Iren pergi berlibur bersama keluarganya menuju puncak. Sebelum
berangkat Iren merias wajahnya di depan cermin cekung. Bayangan wajah Iren pada
cermin tersebut tampak lebih besar. Iren dan keluarganya pergi menggunakan mobil
pribadi. Dalam perjalanan menuju puncak yang jalannya berkelok-kelok, Iren
melihat sebuah cermin besar di pinggir jalan yang tikungannya tajam. Dari cermin
tersebut mobil yang melintas terlihat lebih kecil. Selain itu Iren juga melihat mobil
yang berada di belakang mobilnya terlihat lebih jauh, sehingga ayahnya tahu kalau
ada mobil yang ingin mendahului.
9. Saat berada di depan cermin cekung untuk berhias, Iren melihat bayangannya
lebih besar, hal ini disebabkan ….
a. Cahaya dipantulkan ke segala arah
b. Cahaya yang dipantulkan menyebar
c. Cahaya yang dipantulkan mengumpul
d. Cahaya dipantulkan sebagai garis lurus
10. Agar cermin yang digunakan Iren menghasilkan bayangan yang bersifat maya,
tegak, dan diperbesar maka wajah Iren harus berada di …. cermin cekung.
a. di depan titik pusat kelengkungan cermin
b. di antara titik pusat kelengkungan dan titik fokus cermin
c. di antara titik fokus dan titik pusat bidang datar cermin
d. di belakang cermin
11. Lukisan gambar pembentukan bayangan pada cermin cekung yang benar
adalah….
Page 142
142
a. b.
c. d.
12. Pada cermin cembung yang terdapat di pinggir jalan, bayangan yang terbentuk
terlihat lebih kecil, hal itu terjadi karena ….
a. Cahaya dipantulkan ke segala arah
b. Cahaya dipantulkan sebagai garis lurus
c. Cahaya yang dipantulkan akan mengumpul
d. Cahaya yang dipantulkan akan menyebar
13. Manakah pernyataan berikut yang benar tentang bayangan nyata?
a. tampak di belakang cermin
b. dapat diproyeksikan pada layar
c. berbalik sisi
d. lebih besar daripada benda
14. Jika Iren mendekatkan wajahnya sampai 15 cm di depan cermin, ternyata dia
melihat jerawat di wajahnya menjadi 2 kali lebih besar. Jarak bayangan yang
dibentuk cermin Iren adalah….
a. 30 cm c. 10 cm
b. 60 cm d. 20 cm
15. Jika jarak mobil terletak 30 cm di depan cermin cembung yang ada di pinggir
jalan yang memiliki jari-jari kelengkungan 40 cm. Letak bayangan mobil
tersebut adalah….
F M
A A’
B’
B
A
A’
B’
B F M
A
A’
B’ B F M
A
A’
B’ B F M
Page 143
143
a. 50 cm
b. 40 cm
c. 30 cm
d. 20 cm
16. (i) Sebagai antena parabola penerima signal
(ii) Cermin berdandan
(iii) Kaca spion mobil
(iv) Pengumpul energi matahari pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pernyataan di atas merupakan pemanfaatan dari cermin cekung dalam
kehidupan sehari-hari, kecuali .....
a. (i) dan (ii)
b. (i) dan (iv)
c. (ii) dan (iii)
d. (iv) saja
Bacaan untuk soal No 17-20
Valen dan teman-temannya berencana untuk mencari ikan di sungai. Ketika mereka
berangkat, hari sudah mulai siang dan matahari sangat terik. Mereka berangkat
melewati jalan raya yang sudah diaspal. Valen heran melihat permukaan aspal yang
dilihat dari kejauhan seperti genangan air. Sambil berjalan, dia bertanya-tanya pada
temannya mengapa jalannya bisa demikian, temannya memberi tahu kalau hal
tersebut yang dinamakan fatamorgana. Akhirnya mereka sampai di sungai yang
dituju. Sungai itu sangat jernih, sehingga membuat Valen dan teman-temannya
bersemangat mencari ikan. Di sana mereka menangkap ikan dengan menggunakan
tombak yang tajam.
17. Valen harus mengarahkan tombaknya lebih dalam dari posisi terlihatnya ikan di
sungai untuk dapat mengenai ikan sasarannya. Hal itu karena ….
a. ikan merupakan hewan yang lincah berenang di dalam air
b. air memiliki warna yang jernih, sehingga jika cahaya mengenai
permukaannya akan mengalami pemantulan dan pembiasan.
c. arah berkas cahaya yang datang dari udara tidak sama dengan arah
berkas cahaya di dalam air, sehingga cahaya akan dibelokkan.
d. indek bias udara lebih besar daripada indeks bias air (nair<nudara).
Page 144
144
18. Pada siang hari yang sangat terik, di jalan beraspal seringkali muncul
fatamorgana. Hal itu terjadi karena ….
a. Cahaya matahari dipantulkan oleh jalan aspal
b. Jalan aspal memebiaskan cahaya matahari sehingga muncul bayangan
c. Udara di permukaan aspal memiliki rapat optik lebih besar dari rapat optik
udara atas membuat cahaya dibiaskan
d. Udara di permukaan aspal memiliki rapat optik lebih kecil dari rapat
optik udara atas, membuat cahaya dibiaskan
19. Di bawah ini adalah pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan peristiwa
fatamorgana:
1) Peristiwa fatamorgana terjadi akibat pemantulan sempurna
2) Lapisan udara atas lebih panas daripada lapisan di bawahnya
3) Lapisan udara yang panas, kerapatan optiknya lebih kecil
Sebab-sebab terjadinya peristiwa fatamorgana yang benar dari pernyataan di
atas adalah ….
a. 1, 2 dan 3
b. 1 dan 2
c. 1 dan 3
d. 2 dan 3
20. Perhatikan diagram pembiasan cahaya pada berbagai medium berikut ini.
Gambar yang benar adalah….
d. 1, 2, 3, dan 4
e. 1 dan 3
f. 1, 2 dan 3
g. 2 dan 4
21. (i) Sinar bias, sinar datang, dan garis normal terletak pada satu bidang datar
(ii) Semakin rapat mediumnya, maka semakin lambat perambatan cahaya
(iii) Frekuensi cahaya berubah seiring perubahan cepat rambat cahaya
Page 145
145
(iv) Cahaya yang menuju ke medium lebih rapat akan dibiaskan menjauhi garis
N
Pernyataan di atas yang sesuai tentang pembiasan cahaya ialah ….
a. hanya ii
b. i dan ii
c. ii dan iii
d. i, ii, dan iv
22. Perhatikan tabel berikut:
Pernyataan yang benar dari data di atas ialah ….
a. A saja
b. A dan D
c. B, C, dan D
d. D saja
23. Guru IPA memberikan tugas kepada Kevin untuk melakukan percobaan
sederhana, yaitu membakar daun pisang yang sudah kering dengan
menggunakan sinar Matahari. Sebagai alat bantu, Kevin dierikan beberapa jenis
lensa. Kevin harus memilih salah satu dari beberapa jenis lensa yang diberikan.
Mana di antara lensa-lensa berikut yang harus digunakan oleh Kevin untuk
melakukan percobaan tersebut?
a. Lensa negatif, karena bersifat memusatkan sinar
b. Lensa konvergen, karena bayangan yang dibentuk lebih besar
c. Lensa cembung, karena bersifat menyebarkan sinar
d. Lensa divergen, karena bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung selalu
bersifat maya
24. Ina mendapat tugas menyusun karya ilmiah tentang insecta (binatang yang
termasuk dalam kelompok serangga). Untuk menyelesaikan tugas tersebut, dia
Kode LENSA CEMBUNG LENSA CEKUNG
A Mengumpulkan cahaya Menyebarkan cahaya
B Membentuk bayangan maya
atau nyata Membentuk bayangan nyata
C Fokus aktif terdapat di depan
lensa
Fokus aktif terdapat di belakang
lensa
D Fokus maya Fokus sejati
Page 146
146
mengamati seekor kupu-kupu di “Butterfly Park” dengan menggunakan sebuah
lensa cembung yang memiliki jarak fokus 15 cm. Bagaimana Ina memposisikan
lensa terhadap kupu-kupu, jika dia menginginkan bayangan kupu-kupu yang
diamatinya tegak dan tiga kali lebih besar?
a. Memposisikan lensa sejauh 20 cm di depan kupu-kupu
b. Memposisikan lensa sejauh 25 cm di depan kupu-kupu
c. Memposisikan lensa sejauh 30 cm di depan kupu-kupu
d. Memposisikan lensa sejauh 35 cm di depan kupu-kupu
25. Diagram yang menunjukkan efek dari sebuah lensa cembung untuk seberkas
sinar sejajar adalah….
a. b.
c. d.
26. (1)
(2)
F1 2F1 F2 2F2
+
2F2 F2 2F1 F1
+
Page 147
147
(3)
(4)
Gambar di atas, yang bukan termasuk pembentukan bayangan pada lensa
cembung adalah ....
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
Bacaan untuk soal No 27-30
Hari ini kelas VIII A akan melaksanakan praktikum mengenai pembiasan cahaya
pada lensa. Setiap siswa diwajibkan melakukan percobaan secara bergantian dengan
teman satu kelompok. Saat menunggu gilirannya untuk melakukan percobaan
dengan kit optik, Keisha asyik bermain sebuah lensa cekung yang tersisa dengan
besar fokus 40 cm. Dia mendekatkan dan menjauhkan secara teratur lensa cekung
tersebut ke arah muka tulisan di buku tugasnya, dan mendapati perubahan keadaan
bayangan tulisan di setiap kedudukan lensa cekung saat ia menjauhkan dan
mendekatkan lensa tersebut.
27. Lensa cekung yang dimainkan Keisha memiliki kekuatan lensa sebesar ....
a. 4.0
1 D
b. -0.4 D
2F1 F1 F2 2F2
+
2F1 F1 F2 2F2
+
Page 148
148
c. 2.0
1 D
d. 4.0
1 D
28. Suatu ketika Keisha mendapati besar bayangan tulisan yang terbentuk adalah
setengah kali besar tulisan. Berapakah jarak lensa cekung terhadap tulisan pada
keadaan tersebut?
a. 60 cm di depan lensa
b. 120 cm di depan lensa
c. 30 cm di depan lensa
d. 90 cm di depan lensa
29. Diagram yang menunjukkan efek dari sebuah lensa cekung untuk seberkas sinar
sejajar adalah ….
a. c.
b. d.
30. Bagaimanakah sifat bayangan yang terbentuk apabila Keisha kembali
menggeser lensa cekung tersebut hingga tulisan tepat berada di antara titik fokus
dan titik pusat optik?
a. maya, tegak, dan diperbesar c. maya, terbalik, dan diperkecil
b. maya, tegak, dan diperkecil d. tidak terbentuk bayangan
Page 149
149
Lampiran 7
ANALISIS SOAL TES UJI COBA TEMA OPTIK
No Kode Nomor Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 UC-21 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
2 UC-01 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
3 UC-04 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
4 UC-16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
5 UC-19 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
6 UC-11 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0
7 UC-14 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1
8 UC-09 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0
9 UC-12 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0
10 UC-15 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
11 UC-23 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0
12 UC-06 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
13 UC-25 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0
14 UC-28 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
15 UC-10 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1
16 UC-03 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1
17 UC-08 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0
18 UC-20 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
19 UC-26 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0
20 UC-24 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0
21 UC-29 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
22 UC-02 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 UC-18 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
24 UC-05 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0
25 UC-13 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0
26 UC-07 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
27 UC-17 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
28 UC-27 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
29 UC-22 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
30 UC-30 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 24 7 16 17 18 7 19 8 15 8
No Kode Nomor Butir Soal
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 UC-21 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
2 UC-01 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
3 UC-04 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1
4 UC-16 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0
5 UC-19 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
6 UC-11 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1
7 UC-14 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1
Page 150
150
8 UC-09 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1
9 UC-12 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1
10 UC-15 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1
11 UC-23 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0
12 UC-06 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1
13 UC-25 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1
14 UC-28 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1
15 UC-10 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1
16 UC-03 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1
17 UC-08 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0
18 UC-20 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0
19 UC-26 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
20 UC-24 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0
21 UC-29 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1
22 UC-02 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 UC-18 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1
24 UC-05 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
25 UC-13 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
26 UC-07 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
27 UC-17 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
28 UC-27 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
29 UC-22 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
30 UC-30 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0
Jumlah 16 6 22 6 15 11 18 13 8 17
No Kode Nomor Butir Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 UC-21 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
2 UC-01 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1
3 UC-04 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
4 UC-16 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
5 UC-19 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1
6 UC-11 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
7 UC-14 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
8 UC-09 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
9 UC-12 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
10 UC-15 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
11 UC-23 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
12 UC-06 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1
13 UC-25 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1
14 UC-28 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0
15 UC-10 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0
16 UC-03 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0
17 UC-08 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0
18 UC-20 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
Page 151
151
19 UC-26 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1
20 UC-24 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
21 UC-29 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
22 UC-02 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1
23 UC-18 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
24 UC-05 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
25 UC-13 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
26 UC-07 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1
27 UC-17 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
28 UC-27 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0
29 UC-22 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0
30 UC-30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Jumlah 11 22 2 12 23 10 17 9 22 14
Page 152
15
2
ANALISIS INSTRUMEN TES VALIDITAS, DAYA BEDA SOAL, DAN TINGKAT KESUKARAN SOAL
No. Kode Nomor Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 UC-21 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
2 UC-01 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
3 UC-04 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
4 UC-16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
5 UC-19 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
6 UC-11 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
7 UC-14 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1
8 UC-09 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
9 UC-12 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1
10 UC-15 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1
11 UC-23 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1
12 UC-06 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
13 UC-25 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1
14 UC-28 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
15 UC-10 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1
16 UC-03 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0
17 UC-08 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0
18 UC-20 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0
19 UC-26 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0
20 UC-24 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
21 UC-29 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
22 UC-02 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
Lam
piran
8
Page 153
153
23 UC-18 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1
24 UC-05 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
25 UC-13 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1
26 UC-07 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
27 UC-17 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
28 UC-27 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
29 UC-22 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
30 UC-30 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
Val
idit
as B
uti
r S
oal
SX 24 7 16 17 18 7 19 8 15 8 16 6 22
SX2 24 7 16 17 18 7 19 8 15 8 16 6 22
SXY 277 345 257 122 263 234 290 286 101 121 257 74 100
rxy 0.655 0.456 0.570 0.383 0.347 0.430 0.555 0.616 0.139 0.198 0.593 -0.083 0.361
rtabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Ket Valid Valid Valid Valid Tidak
Valid Valid Valid Valid
Tidak
Valid
Tidak
Valid Valid
Tidak
Valid Valid
TK P 0.80 0.23 0.53 0.57 0.60 0.23 0.63 0.27 0.50 0.27 0.53 0.20 0.73
Ket Mudah Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar Sedang Sukar Sedang Sukar Mudah
Day
a P
embed
a
BA 15 6 13 13 12 4 13 8 10 5 12 2 15
BB 9 1 3 4 6 3 6 0 5 3 4 4 7
JA 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
JB 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
D 0.40 0.33 0.67 0.60 0.40 0.07 0.47 0.53 0.33 0.13 0.53 -0.13 0.53
Ket Cukup Cukup Baik Baik Cukup Jelek Baik Baik Cukup Jelek Baik Jelek Baik
Rel
iabi
lita
s
p 0.80 0.23 0.53 0.57 0.60 0.23 0.63 0.27 0.50 0.27 0.53 0.20 0.73
q 0.20 0.77 0.47 0.43 0.40 0.77 0.37 0.73 0.50 0.73 0.47 0.80 0.27
pq 0.16 0.18 0.25 0.25 0.24 0.18 0.23 0.20 0.25 0.20 0.25 0.16 0.20
Page 154
15
4
6.33
Vt 34.93
r11 0.847 r11 > r tabel = Reliabel
Ket Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai
No. Kode Nomor Butir Soal
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 UC-21 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
2 UC-01 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0
3 UC-04 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1
4 UC-16 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1
5 UC-19 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0
6 UC-11 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1
7 UC-14 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1
8 UC-09 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
9 UC-12 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1
10 UC-15 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0
11 UC-23 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1
12 UC-06 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0
13 UC-25 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0
14 UC-28 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1
15 UC-10 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
16 UC-03 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0
17 UC-08 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0
Page 155
15
5
18 UC-20 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
19 UC-26 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
20 UC-24 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0
21 UC-29 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
22 UC-02 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0
23 UC-18 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
24 UC-05 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
25 UC-13 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
26 UC-07 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
27 UC-17 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0
28 UC-27 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
29 UC-22 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0
30 UC-30 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Val
idit
as B
uti
r S
oal
SX 6 15 11 18 13 8 17 11 22 2 12 23 10
SX2 6 15 11 18 13 8 17 11 22 2 12 23 10
SXY 326 235 196 160 206 85 269 170 317 27 210 180 337
rxy 0.528 0.465 0.635 0.730 0.433 -0.243 0.562 0.326 0.386 0.071 0.672 0.576 0.553
rtabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Ket Valid Valid Valid Valid Valid
Tidak
Valid Valid
Tidak
Valid Valid
Tidak
Valid Valid Valid Valid
TK P 0.20 0.50 0.37 0.60 0.43 0.27 0.57 0.37 0.73 0.07 0.40 0.77 0.33
Ket Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Mudah Sukar Sedang Mudah Sedang
Day
a
Pem
bed
a BA 5 11 9 13 10 2 13 7 14 1 11 15 9
BB 1 4 2 5 3 6 4 4 8 1 1 8 1
JA 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
JB 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Page 156
15
6
D 0.27 0.47 0.47 0.53 0.47 -0.27 0.60 0.20 0.40 0.00 0.67 0.47 0.53
Ket Cukup Baik Baik Baik Baik Jelek Baik Jelek Cukup Jelek Baik Baik Baik
Rel
iabil
itas
p 0.20 0.50 0.37 0.60 0.43 0.27 0.57 0.37 0.73 0.07 0.40 0.77 0.33
q 0.80 0.50 0.63 0.40 0.57 0.73 0.43 0.63 0.27 0.93 0.60 0.23 0.67
pq 0.16 0.25 0.23 0.24 0.25 0.20 0.25 0.23 0.20 0.06 0.24 0.18 0.22
Ket Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai
No. Kode Nomor Butir Soal
Y Y2
27 28 29 30
1 UC-21 1 1 1 0 22 484
2 UC-01 0 0 1 1 21 441
3 UC-04 1 0 1 1 21 441
4 UC-16 1 1 1 0 21 441
5 UC-19 1 1 1 1 21 441
6 UC-11 1 1 1 1 19 361
7 UC-14 0 0 1 1 19 361
8 UC-09 1 1 1 1 18 324
9 UC-12 1 1 1 1 18 324
10 UC-15 1 1 0 1 18 324
11 UC-23 1 0 1 0 18 324
12 UC-06 0 0 1 1 17 289
Page 157
15
7
13 UC-25 1 1 1 1 17 324
14 UC-28 1 0 1 0 14 196
15 UC-10 0 0 1 0 12 144
16 UC-03 1 0 0 0 10 100
17 UC-08 1 0 1 0 9 81
18 UC-20 0 0 1 0 9 81
19 UC-26 0 0 1 1 8 64
20 UC-24 0 0 1 0 8 64
21 UC-29 1 0 0 0 8 64
22 UC-02 1 1 1 1 8 64
23 UC-18 0 0 1 0 8 64
24 UC-05 0 0 1 0 7 49
25 UC-13 0 0 1 0 7 49
26 UC-07 0 0 0 1 7 49
27 UC-17 1 0 0 0 6 36
28 UC-27 1 0 0 0 6 36
29 UC-22 0 0 0 0 6 36
30 UC-30 0 0 0 1 6 36
Val
idit
as B
uti
r S
oal
SX 17 9 22 14 389 6092
SX2 17 9 22 14
SXY 254 157 320 213
rxy 0.389 0.567 0.477 0.419
rtabel 0.361 0.361 0.361 0.361
Ket Valid Valid Valid Valid
TK P 0.57 0.30 0.73 0.47
Page 158
15
8
Ket Sedang Sukar Mudah Sedang
Day
a P
embed
a
BA 11 8 14 10
BB 6 1 8 4
JA 15 15 15 15
JB 15 15 15 15
D 0.33 0.47 0.40 0.40
Ket Cukup Baik Cukup Cukup
Rel
iabil
itas
p 0.57 0.30 0.73 0.47
q 0.43 0.70 0.27 0.53
pq 0.25 0.21 0.20 0.25
Ket Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
Page 159
159
159
Lampiran 9
ANALISIS REALIBILITAS BUTIR SOAL UJI COBA
Rumus
Keterangan:
k : Banyaknya butir soal
∑pq : Jumlah dari pq
s2 : Varians total
Kriteria
Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
∑pq = pq1 + pq2 + pq3 + . . .+ pq30
= 0.1600 + 0.1789 + 0.2489 + . . .+ 0.2489
= 6.3300
S2 = 6092
(389) 2
= 34.9322 30
30
r11 = 30 34.932 - 6.3300
30 - 1 34.9322
= 0.847
Pada a = 5% dengan n = 30 diperoleh r tabel = 0.361
Karena r11 > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel
2
2
11S
pqS
1-k
k r
Page 160
160
160
Lampiran 10
SOAL PRETEST DAN POSTTEST
Petunjuk:
1. Kerjakan soal pada lembar jawab yang tersedia.
2. Tulis nama, nomor absen dan kelas pada kolom yang tersedia.
3. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
dianggap paling benar!
4. Bila jawaban salah dan ingin memperbaikinya, lakukan sebagai berikut:
Pilihan semula : a b c d
Jawaban c salah diganti a
Dibetulkan menjadi : a b c d
5. Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
Bacaan untuk soal no 1-3
Cahaya merupakan salah satu bentuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat
merambat lurus tanpa medium. Oleh karena itu, benda yang tidak tembus cahaya
akan membentuk bayangan apabila terkena cahaya. Selain sifat itu, cahaya juga
memiliki sifat lain yaitu dapat dipantulkan dan dibiaskan.
1. Berikut ini merupakan bunyi hukum Snellius tentang pemantulan cahaya:
1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berpotongan pada satu titik
dan terletak pada satu bidang datar;
2) Sinar datang dan sinar pantul memiliki arah yang sama;
3) Sudut datang sama dengan sudut pantul.
Pernyataan yang benar adalah ....
a. 1, 2, dan 3
Sekolah : SMP Negeri 22 Semarang
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Tema : Optik
Materi Pokok : Cahaya
Alokasi Waktu : 40 menit
Hari/Tanggal :
Page 161
161
161
b. 1 dan 2
c. 1 dan 3
d. 2 dan 3
2. Pada malam hari ketika lampu listrik rumahmu padam, kamu tidak dapat
melihat apapun di sekitarmu. Hal tersebut terjadi karena ....
a. Cahaya diserap oleh benda
b. Tidak ada cahaya yang dipantulkan oleh benda menuju mata
c. Tidak ada cahaya yang keluar dari mata ke benda
d. Semua jawaban benar
3. Diagram di bawah ini menunjukkan suatu berkas cahaya yang dipantulkan
oleh sebuah cermin datar. Dari keempat sudut yang terbentuk, sudut
manakah yang merupakan sudut datang dan sudut pantul adalah ….
Bacaan untuk soal no 4
Cikha adalah seorang gadis cantik yang memiliki tinggi badan 160 cm. Hari ini
dia berencana akan pergi ke mall bersama teman-temannya, sehingga dia
mempersiapkan diri terlebih dahulu. Cikha berdiri di depan cermin datar untuk
merias diri supaya terlihat cantik dan rapi. Ia maju mundur di depan cermin untuk
meyakinkan bahwa penampilannya sudah rapi, tetapi hal itu terhambat karena
Sudut datang Sudut Pantul
a. 1 2
b. 2 3
c. 1 4
d. 3 1
1
2 3 4
Page 162
162
162
cermin yang ada di kamar Cikha tidak dapat memperlihatkan bayangan tubuhnya
secara utuh.
4. Cikha ingin bayangan tubuhnya terlihat secara utuh di cermin, dia ingin
mengganti cermin yang ada di kamarnya. Ukuran tinggi minimal cermin
datar yang diperlukan Cikha adalah….
a. 160 cm
b. 150 cm
c. 140 cm
d. 80 cm
5. Dua buah cermin datar membentuk sudut 120°. Kemudian sebuah benda
diletakkan di depan cermin tersebut. Bayangan yang terbentuk adalah
sebanyak …
a. 3 buah c. 4 buah
b. 2 buah d. 9 buah
Bacaan untuk soal No 6 - 10
Pada suatu hari Iren pergi berlibur bersama keluarganya menuju puncak. Sebelum
berangkat Iren merias wajahnya di depan cermin cekung. Bayangan wajah Iren
pada cermin tersebut tampak lebih besar. Iren dan keluarganya pergi
menggunakan mobil pribadi. Dalam perjalanan menuju puncak yang jalannya
berkelok-kelok, Iren melihat sebuah cermin besar di pinggir jalan yang
tikungannya tajam. Dari cermin tersebut mobil yang melintas terlihat lebih kecil.
Selain itu Iren juga melihat mobil yang berada di belakang mobilnya terlihat lebih
jauh, sehingga ayahnya tahu kalau ada mobil yang ingin mendahului.
6. Lukisan gambar pembentukan bayangan pada cermin cekung Iren yang benar
adalah….
a. c.
F M
A A’
B’
B
A
A’
B’ B F M
Page 163
163
163
b. d.
7. Manakah pernyataan berikut yang benar tentang bayangan nyata?
a. tampak di belakang cermin
b. dapat diproyeksikan pada layar
c. berbalik sisi
d. lebih besar daripada benda
8. Jika Iren mendekatkan wajahnya sampai 15 cm di depan cermin, ternyata dia
melihat jerawat di wajahnya menjadi 2 kali lebih besar. Jarak bayangan yang
dibentuk cermin Iren adalah….
a. 30 cm c. 10 cm
b. 60 cm d. 20 cm
9. Jika jarak mobil terletak 30 cm di depan cermin cembung yang ada di pinggir
jalan yang memiliki jari-jari kelengkungan 40 cm. Letak bayangan mobil
tersebut adalah….
a. 50 cm
b. 40 cm
c. 30 cm
d. 20 cm
10. (i) Sebagai antena parabola penerima signal
(ii) Cermin berdandan
(iii) Kaca spion mobil
(iv) Pengumpul energi matahari pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pernyataan di atas merupakan pemanfaatan dari cermin cekung dalam
kehidupan sehari-hari, kecuali .....
a. (i) dan (ii)
b. (i) dan (iv)
c. (ii) dan (iii)
A
A’
B’
B F M
A
A’
B’ B F M
Page 164
164
164
d. (iv) saja
Bacaan untuk soal No 11-13
Valen dan teman-temannya berencana untuk mencari ikan di sungai. Ketika
mereka berangkat, hari sudah mulai siang dan matahari sangat terik. Mereka
berangkat melewati jalan raya yang sudah diaspal. Valen heran melihat
permukaan aspal yang dilihat dari kejauhan seperti genangan air. Sambil berjalan,
dia bertanya-tanya pada temannya mengapa jalannya bisa demikian, temannya
memberi tahu kalau hal tersebut yang dinamakan fatamorgana. Akhirnya mereka
sampai di sungai yang dituju. Sungai itu sangat jernih, sehingga membuat Valen
dan teman-temannya bersemangat mencari ikan. Di sana mereka menangkap ikan
dengan menggunakan tombak yang tajam.
11. Valen harus mengarahkan tombaknya lebih dalam dari posisi terlihatnya ikan
di sungai untuk dapat mengenai ikan sasarannya. Hal itu karena ….
a. ikan merupakan hewan yang lincah berenang di dalam air
b. air memiliki warna yang jernih, sehingga jika cahaya mengenai
permukaannya akan mengalami pemantulan dan pembiasan.
c. arah berkas cahaya yang datang dari udara tidak akan sama dengan arah
berkas cahaya di dalam air, sehingga cahaya akan dibelokkan
d. indek bias udara lebih besar daripada indeks bias air (nair>nudara).
12. Pada siang hari yang sangat terik, di jalan beraspal seringkali muncul
fatamorgana. Hal itu terjadi karena ….
a. Cahaya matahari dipantulkan oleh jalan aspal
b. Jalan aspal memebiaskan cahaya matahari sehingga muncul bayangan
c. Udara di permukaan aspal memiliki rapat optik lebih besar dari rapat
optik udara atas membuat cahaya dibiaskan
d. Udara di permukaan aspal memiliki rapat optik lebih kecil dari rapat
optik udara atas, membuat cahaya dibiaskan
13. Perhatikan diagram pembiasan cahaya pada berbagai medium berikut ini.
Page 165
165
165
Gambar yang benar adalah….
a. 1, 2, 3, dan 4 c. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3 d. 2 dan 4
14. Perhatikan tabel berikut:
Pernyataan yang benar dari data di atas ialah ….
a. A saja c. B, C, dan D
b. A dan D d. D saja
15. Ina mendapat tugas menyusun karya ilmiah tentang insecta (binatang yang
termasuk dalam kelompok serangga). Untuk menyelesaikan tugas tersebut,
dia mengamati seekor kupu-kupu di “Butterfly Park” dengan menggunakan
sebuah lensa cembung yang memiliki jarak fokus 15 cm. Bagaimana Ina
memposisikan lensa terhadap kupu-kupu, jika dia menginginkan bayangan
kupu-kupu yang diamatinya tegak dan tiga kali lebih besar?
a. Memposisikan lensa sejauh 20 cm di depan kupu-kupu
b. Memposisikan lensa sejauh 25 cm di depan kupu-kupu
c. Memposisikan lensa sejauh 30 cm di depan kupu-kupu
d. Memposisikan lensa sejauh 35 cm di depan kupu-kupu
16. Diagram yang menunjukkan efek dari sebuah lensa cembung untuk seberkas
sinar sejajar adalah….
a. c.
Kode LENSA CEMBUNG LENSA CEKUNG
A Mengumpulkan cahaya Menyebarkan cahaya
B Membentuk bayangan maya
atau nyata Membentuk bayangan nyata
C Fokus aktif terdapat di depan
lensa
Fokus aktif terdapat di belakang
lensa
D Fokus maya Fokus sejati
Page 166
166
166
b. d.
17. (1)
(2)
(3)
(4)
Gambar di atas, yang bukan termasuk pembentukan bayangan pada lensa
cembung adalah ....
a. (1)
A
B
2F1 F1 F2 2F2
+
B
A
B’
A’
2F1 F1 F2 2F2
+
A
B B’
A’
2F2 F2 2F1 F1
+
A
A’
B’ B
F1 2F1 F2 2F2
+
Page 167
167
167
b. (2)
c. (3)
d. (4)
Bacaan untuk soal No 18 - 20
Hari ini kelas VIII A akan melaksanakan praktikum mengenai pembiasan cahaya
pada lensa. Setiap siswa diwajibkan melakukan percobaan secara bergantian
dengan teman satu kelompok. Saat menunggu gilirannya untuk melakukan
percobaan dengan kit optik, Keisha asyik bermain sebuah lensa cekung yang
tersisadengan besar fokus 40 cm. Dia mendekatkan dan menjauhkan secara
teratur lensa cekung tersebut ke arah muka tulisan di buku tugasnya, dan
mendapati perubahan keadaan bayangan tulisan di setiap kedudukan lensa cekung
saat ia menjauhkan dan mendekatkan lensa tersebut.
18. Lensa cekung yang dimainkan Keisha memiliki kekuatan lensa sebesar ....
a. 4.0
1 D
b. -0.4 D
c. 2.0
1 D
d. 4.0
1 D
19. Suatu ketika Keisha mendapati besar bayangan tulisan yang terbentuk adalah
setengah kali besar tulisan. Berapakah jarak lensa cekung terhadap tulisan
pada keadaan tersebut?
a. 60 cm di depan lensa
b. 120 cm di depan lensa
c. 30 cm di depan lensa
d. 90 cm di depan lensa
20. Bagaimanakah sifat bayangan yang terbentuk apabila Keisha kembali
menggeser lensa cekung tersebut hingga tulisan tepat berada di antara titik
fokus dan titik pusat optik?
a. maya, tegak, dan diperbesar c. maya, terbalik, dan diperkecil
b. maya, tegak, dan diperkecil d. tidak terbentuk bayangan
Page 168
168
168
Lampiran 11
KUNCI JAWABAN PRETEST DAN POSTTEST
1. C 11. C
2. B 12. D
3. B 13. D
4. D 14. A
5. B 15. A
6. B 16. C
7. B 17. C
8. A 18. D
9. C 19. B
10. C 20. B
Page 169
169
169
Lampiran 12
LEMBAR JAWAB SOAL PRETEST DAN POSTTEST
1 A B C D
2 A B C D
3 A B C D
4 A B C D
5 A B C D
6 A B C D
7 A B C D
8 A B C D
9 A B C D
10 A B C D
11 A B C D
12 A B C D
13 A B C D
14 A B C D
15 A B C D
16 A B C D
17 A B C D
18 A B C D
19 A B C D
20 A B C D
Nama : ................................
No.Urut : ................................
Page 170
17
0
ANALISIS HASIL PRETEST
Kelas Eksperimen
No Kode No soal
Skor Nilai Ket. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 E-1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 10 50 TT
2 E-2 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 8 40 TT
3 E-3 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 10 50 TT
4 E-4 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 9 45 TT
5 E-5 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 9 45 TT
6 E-6 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 15 TT
7 E-7 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 8 40 TT
8 E-8 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 9 45 TT
9 E-9 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 10 50 TT
10 E-10 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 8 40 TT
11 E-11 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 6 30 TT
12 E-12 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 6 30 TT
13 E-13 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 7 35 TT
Lam
piran
13
Page 171
17
1
14 E-14 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 9 45 TT
15 E-15 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 5 25 TT
16 E-16 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 25 TT
17 E-17 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 9 45 TT
18 E-18 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 6 30 TT
19 E-19 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 10 50 TT
20 E-20 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 7 35 TT
21 E-21 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 11 55 TT
22 E-22 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 7 35 TT
23 E-23 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 9 45 TT
24 E-24 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 8 40 TT
25 E-25 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 9 45 TT
26 E-26 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 8 40 TT
27 E-27 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 10 50 TT
28 E-28 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 10 50 TT
29 E-29 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 7 35 TT
30 E-30 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 6 30 TT
31 E-31 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 5 25 TT
Page 172
17
2
32 E-32 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 9 45 TT
Nilai Rata-rata 39.53 TT
Kelas Kontrol
No Kode No soal
Skor Nilai Ket. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 K-1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 30 TT
2 K-2 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 10 50 TT
3 K-3 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 12 60 TT
4 K-4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 8 40 TT
5 K-5 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 8 40 TT
6 K-6 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 10 50 TT
7 K-7 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 8 40 TT
8 K-8 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 8 40 TT
9 K-9 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 4 20 TT
10 K-10 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 6 30 TT
11 K-11 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 8 40 TT
12 K-12 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 6 30 TT
Page 173
17
3
13 K-13 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 8 40 TT
14 K-14 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 8 40 TT
15 K-15 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 25 TT
16 K-16 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 9 45 TT
17 K-17 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 9 45 TT
18 K-18 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 10 50 TT
19 K-19 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 7 35 TT
20 K-20 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 9 45 TT
21 K-21 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 5 25 TT
22 K-22 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 8 40 TT
23 K-23 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 6 30 TT
24 K-24 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 11 55 TT
25 K-25 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 6 30 TT
26 K-26 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 12 60 TT
27 K-27 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 7 35 TT
28 K-28 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 9 45 TT
29 K-29 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 7 35 TT
30 K-30 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 10 50 TT
Page 174
17
4
31 K-31 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 11 55 TT
32 K-32 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 10 50 TT
Nilai Rata-rata 40.78 TT
Keterangan: TT= Tidak Tuntas; T= Tuntas
Page 175
175
175
Lampiran 14
CONTOH LEMBAR JAWAB PRETEST
Page 176
17
6
ANALISIS HASIL POSTTEST
Kelas Eksperimen
No Kode No soal Skor Nilai Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 E-1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 15 75 T
2 E-2 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 14 70 TT
3 E-3 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 12 60 TT
4 E-4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 16 80 T
5 E-5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 17 85 T
6 E-6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 13 65 TT
7 E-7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 16 80 T
8 E-8 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 85 T
9 E-9 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 15 75 T
10 E-10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 17 85 T
11 E-11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 16 80 T
12 E-12 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 14 70 TT
13 E-13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 16 80 T
Lam
piran
15
Page 177
17
7
14 E-14 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 90 T
15 E-15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 80 T
16 E-16 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 16 80 T
17 E-17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 95 T
18 E-18 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90 T
19 E-19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 95 T
20 E-20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 16 80 T
21 E-21 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 16 80 T
22 E-22 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 15 75 T
23 E-23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 95 T
24 E-24 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 15 75 T
25 E-25 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 85 T
26 E-26 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 14 70 TT
27 E-27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 85 T
28 E-28 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17 85 T
29 E-29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 16 80 T
30 E-30 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 15 75 T
31 E-31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 17 85 T
Page 178
17
8
32 E-32 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 17 85 T
Nilai Rata-rata 80.47 T
Kelas Kontrol
No Kode No soal
Skor Nilai Ket. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 K-1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 14 70 TT
2 K-2 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 15 75 T
3 K-3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 16 80 T
4 K-4 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 15 75 T
5 K-5 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 16 80 T
6 K-6 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 16 80 T
7 K-7 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 12 60 TT
8 K-8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 15 75 T
9 K-9 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 11 55 TT
10 K-10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 15 75 T
11 K-11 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 13 65 TT
12 K-12 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 12 60 TT
Page 179
17
9
13 K-13 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 15 75 T
14 K-14 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 13 65 TT
15 K-15 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 11 55 TT
16 K-16 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 13 65 TT
17 K-17 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 13 65 TT
18 K-18 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 13 65 TT
19 K-19 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 14 70 TT
20 K-20 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 12 60 TT
21 K-21 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 12 60 TT
22 K-22 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 13 65 TT
23 K-23 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 16 80 T
24 K-24 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 14 70 TT
25 K-25 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 12 60 TT
26 K-26 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 14 70 TT
27 K-27 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 85 T
28 K-28 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 85 T
29 K-29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 15 75 T
30 K-30 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 13 65 TT
Page 180
18
0
31 K-31 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 15 75 T
32 K-32 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 14 70 TT
Nilai Rata-rata 69.69 TT
Keterangan: TT= Tidak Tuntas; T= Tuntas
Page 181
181
181
Lampiran 16
CONTOH LEMBAR JAWAB POSTTEST
Page 182
182
182
Lampiran 17
UJI NORMALITAS DATA HASIL BELAJAR KOGNITIF (PRETEST)
KELAS EKSPERIMEN
Hipotesis
Ho: Data berdistribusi normal
Ha: Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ²hitung < χ²tabel
Nilai maksimal = 55 Panjang Kelas = 7
Nilai minimal = 15 Rata-rata ( x ) = 39.53
Rentang = 40 s = 9.53
Banyak kelas = 6 n = 32
Kelas Interval Batas
Kelas
Z untuk batas
kelas
Peluang
untuk Z
Luas Kelas
Untuk Z Ei Oi
(Oi-Ei)²
Ei
15 - 22 14.5 -2.63 0.4957 0.0327 1.0463 1 0.0020
23 - 30 22.5 -1.79 0.4630 0.1347 4.3115 7 1.6765
31 - 38 30.5 -0.95 0.3282 0.2852 9.1256 4 2.8789
39 - 46 38.5 -0.11 0.0431 0.3107 9.9408 13 0.9414
47 - 54 46.5 0.73 0.2676 0.1742 5.5746 6 0.0325
55 - 62 54.5 1.57 0.4418 0.0502 1.6068 1 0.2291
62.5 2.41 0.4920
χ² = 5.760
Untuk a = 5%, dengan dk = 6- 3 = 3 diperoleh χ² tabel = 7.815
Page 183
183
183
5.760 7.815
Karena χ² hitung berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
UJI NORMALITAS DATA HASIL BELAJAR KOGNITIF (PRETEST)
KELAS KONTROL
Hipotesis
Ho: Data berdistribusi normal
Ha: Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ²hitung < χ² tabel
Nilai maksimal = 60 Panjang Kelas = 7
Nilai minimal = 20 Rata-rata ( x ) = 40.78
Rentang = 40 s = 10.25
Banyak kelas = 6 n = 32
Kelas Interval Batas Kelas Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas Kelas
Untuk Z Ei Oi
(Oi-Ei)²
Ei
20 - 27 19.5 -2.08 0.4811 0.0786 2.5142 3 0.0939
Page 184
184
184
28 - 35 27.5 -1.30 0.4025 0.2057 6.5813 8 0.3058
36 - 43 35.5 -0.52 0.1968 0.3015 9.6468 8 0.2811
44 - 51 43.5 0.27 0.1046 0.2476 7.9232 9 0.1463
52 - 59 51.5 1.05 0.3522 0.1139 3.6451 2 0.7425
60 - 67 59.5 1.83 0.4661 0.0293 0.9381 2 1.2022
67.5 2.61 0.4954
χ² = 2.772
Untuk a = 5%, dengan dk = 6- 3 = 3 diperoleh χ² tabel = 7.815
2.772 7.815
Karena χ² hitung berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
UJI NORMALITAS DATA HASIL BELAJAR KOGNITIF (POSTTEST)
KELAS EKSPERIMEN
Hipotesis
Ho: Data berdistribusi normal
Ha: Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ²hitung < χ² tabel
Nilai maksimal = 95 Panjang Kelas = 6
Nilai minimal = 60 Rata-rata ( x ) = 80.47
Page 185
185
185
Rentang = 35 s = 8.27
Banyak kelas = 6 n = 32
Kelas Interval Batas Kelas Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas Kelas
Untuk Z Ei Oi
(Oi-Ei)²
Ei
60 - 66 59.5 -2.54 0.4944 0.0399 1.2776 2 0.4085
67 - 73 66.5 -1.69 0.4545 0.1541 4.9303 3 0.7557
74 - 80 73.5 -0.84 0.3004 0.3019 9.6615 14 1.9483
81 - 87 80.5 0.00 0.0015 0.3010 9.6324 8 0.2766
88 - 94 87.5 0.85 0.3025 0.1527 4.8858 2 1.7045
95 - 101 94.5 1.70 0.4552 0.0393 1.2584 3 2.4103
101.5 2.54 0.4945
χ² = 7.504
Untuk a = 5%, dengan dk = 6- 3 = 3 diperoleh χ² tabel = 7.815
7.504 7.815
Karena χ² hitung berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
UJI NORMALITAS DATA HASIL BELAJAR KOGNITIF (POSTTEST)
KELAS KONTROL
Hipotesis
Ho: Data berdistribusi normal
Ha: Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
Rumus yang digunakan:
Page 186
186
186
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ² hitung < χ² tabel
Nilai maksimal = 85 Panjang Kelas = 6
Nilai minimal = 55 Rata-rata ( x ) = 80.47
Rentang = 30 s = 8.27
Banyak kelas = 6 n = 32
Kelas Interval Batas Kelas Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas Kelas
Untuk Z Ei Oi
(Oi-Ei)²
Ei
60 - 66 59.5 -2.54 0.4944 0.0399 1.2776 2 0.4085
67 - 73 66.5 -1.69 0.4545 0.1541 4.9303 3 0.7557
74 - 80 73.5 -0.84 0.3004 0.3019 9.6615 14 1.9483
81 - 87 80.5 0.00 0.0015 0.3010 9.6324 8 0.2766
88 - 94 87.5 0.85 0.3025 0.1527 4.8858 2 1.7045
95 - 101 94.5 1.70 0.4552 0.0393 1.2584 3 2.4103
101.5 2.54 0.4945
χ² = 7.504
Untuk a = 5%, dengan dk = 6- 3 = 3 diperoleh χ² tabel = 7.815
7.504 7.815
Karena χ² hitung berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
Page 187
187
Lampiran 18
UJI KESAMAAN DUA VARIANS
Hipotesis :
Ho : σ12 = σ2
2
Ha : σ12 ≠ σ2
2
Uji Hipotesis :
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
Kriteria :
Ho diterima jika F hitung ≤ F1/2a(nb-1):(nk-1)
Data yang diperoleh :
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 1265 1305
n 32 32
x 39,53 40,78
Varians ( s2 ) 90,902218 105,015121
Standart deviasi ( s ) 9,534265 10,247689
Berdasarkan rumus, maka diperoleh :
Fhitung =
90,902218 = 0,87
105,015121
Pada α = 5 % dengan dk pembilang = nb-1 = 32 - 1 = 31
dk penyebut = nk - 1 = 32 - 1 = 31
Ftabel = 2,05
Page 188
188
0,87 2,05
Karena Fhitung berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok mempunyai varians yang sama (homogen).
Page 189
189
Lampiran 19
UJI HIPOTESIS
Hipotesis
Ho : μ1 ≤ μ2
Ha : μ1 > μ2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus :
Dimana
Kriteria :
Ha diterima apabila thitung ≥ t (1-α)(n1+ n2 -2)
t(1-α)(n1+ n2 -2)
Pengujian hipotesis
Dari data diperoleh :
Sumber Variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 2575 2230
n 32 32
x 80,47 69,69
Varians ( s2 ) 68,32 69,25
Standar Deviasi (s) 8,27 8,32
Berdasarkan rumus di atas di peroleh :
Page 190
190
s = ( 32 - 1 ) 68,32 + ( 32- 1 ) 69,25
= 8,294 32 + 32 - 2
t = 80,47 - 69,69
= 5,200
8,294 1 +
1
32 32
Pada α = 5 % dengan dk = 32 + 32 - 2 = 62 diperoleh t(0,95)(62) = 1,999
1,999
5,20
0
Karena thitung berada pada daerah penerimaan Ha, maka dapat disimpulkan bahwa
kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol
Page 191
191
Lampiran 20
UJI FAKTOR N-GAIN HASIL BELAJAR KOGNITIF KELAS EKPERIMEN
DAN KONTROL
Uji Gain digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa baik
kelas eksperimen maupun kelas kontrol
keterangan:
<g> : besarnya faktor g
<Si> : skor rata-rata pretest (%)
<Sf> : skor rata-rata posttest (%)
kriteria nilai g:
<g> ≥ 0,7 tinggi
0,3 ≤ <g> < 0,7 sedang
<g> < 0,3 rendah
Kelas
Skor rata-rata(%)
pretest post test
Eksperimen 40% 80%
Kontrol 41% 70%
UJI GAIN KELAS EKPERIMEN
=
80% - 40% = 0,68 = <g> = sedang
100% - 40%
UJI GAIN KELAS KONTROL
=
70% - 41% = 0,49 = <g> = sedang
100% - 41%
g
i
if
S
SSg
% 100
% %
00
g
Page 192
192
Lampiran 21
DIAGRAM PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL
BELAJAR KOGNITIF SISWA
Nilai
Kelas
Eksperimen Kontrol
Pretest 39,53 40,78
Posttest 80,47 69,69
Page 193
193
Lampiran 22
UJI KESAMAAN RATA-RATA HASIL BELAJAR KOGNITIF KELAS
EKSPERIMEN
Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk mengetahui keefektifan penerapan
pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media physics card berbasis edutainment
terhadap ketuntasan belajar siswa kelas eksperimen.
Hipotesis
Ho : μ ≤ μ0
Ha : μ > μ0
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus :
dimana
kriteria:
Ha diterima apabila thitung ≥ t(1-α)(n-1)
t(1-α)(n-1)
Pengujian hipotesis
Sumber Variasi Kelas Eksperimen
Jumlah 2575
n 32
x 80,46875
Varians ( s2 ) 68,32157
Standar Deviasi (s) 8,2657
Page 194
194
Berdasarkan rumus di atas maka diperoleh:
s = ( 32 ) ( 209325 ) - 6630625
= 68,321573 = 8,265686 32 ( 32 - 1 )
743,3
65685,5
26569,8
754688,80
t
Pada α = 5 % dengan dk = 32 - 1 = 31 diperoleh t(0,95)(31) = 2,040
2,0395 3,743
Karena thitung berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media physics card berbasis
edutainment efektif terhadap ketuntasan belajar siswa kelas eksperimen.
Page 195
195
KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR
No Aktivitas belajar Aspek yang diamati Skor
1 Memperhatikan Dengan bersemangat, siswa memperhatikan guru yang
sedang menjelaskan materi. 4
Perhatian siswa tertuju pada guru yang sedang
menjelaskan materi, namun terlihat kurang bersemangat
dalam pembelajaran.
3
Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan,
namun sesekali mengobrol sendiri dengan temannya di
luar materi yang sedang dibahas.
2
Siswa tidak memperhatikan guru yang sedang
menjelaskan materi. 1
2 Menulis atau
mencatat
Siswa menulis rangkuman catatan dan pengerjaan soal
yang telah dibahas ke dalam buku tulis secara lengkap. 4
Siswa menulis rangkuman catatan dan pengerjaan soal
yang telah dibahas ke dalam buku tulis, namun kurang
lengkap
3
Siswa menulis rangkuman catatan atau pengerjaan soal
yang telah dibahas saja ke dalam buku tulis. 2
Siswa tidak menulis rangkuman catatan dan pengerjaan
soal yang telah dibahas ke dalam buku tulis. 1
3 Membaca Siswa membaca petunjuk praktikum secara cermat dan
membaca buku referensi (buku pegangan siswa dan buku
catatan) saat melakukan diskusi praktikum.
4
Lam
piran
23
Page 196
196
Siswa kurang cermat dalam membaca petunjuk praktikum
dan membaca buku referensi (buku pegangan siswa dan
buku catatan) saat melakukan diskusi praktikum.
3
Siswa cermat dalam membaca petunjuk praktikum,
namun membaca buku referensi (buku pegangan siswa
dan buku catatan) saat melakukan diskusi praktikum.
2
Siswa kurang cermat dalam membaca petunjuk praktikum
dan tidak membaca buku referensi (buku pegangan siswa
dan buku catatan) saat melakukan diskusi praktikum.
1
4 Mengamati Siswa mengamati jalannya pembentukkan bayangan pada
cermin atau lensa pada saat melakasanakan praktikum
secara cermat dan teliti.
4
Siswa mengamati jalannya pembentukkan bayangan pada
cermin atau lensa pada saat melakasanakan praktikum
secara cermat, namun kurang teliti.
3
Siswa mengamati jalannya pembentukkan bayangan pada
cermin atau lensa pada saat melakasanakan praktikum,
namun kurang cermat dan kurang teliti.
2
Siswa tidak cermat dan tidak teliti dalam mengamati
jalannya pembentukkan bayangan pada cermin atau lensa
pada saat melakasanakan praktikum.
1
5 Mengingat dan
Berpikir
Siswa berani menjawab pertanyaan dengan benar tanpa
ditunjuk terlebih dahulu oleh guru dan aktif dalam
mengerjakan lembar diskusi kelompok.
4
Siswa berani menjawab pertanyaan tanpa ditunjuk
terlebih dahulu oleh guru atau aktif dalam mengerjakan
lembar diskusi kelompok.
3
Page 197
197
%100pernyataanjumlah
skorjumlah rata-rata persentase
Siswa berani menjawab pertanyaan dengan ditunjuk oleh
guru dan atau aktif dalam mengerjakan lembar diskusi
kelompok.
2
Siswa tidak menjawab pertanyaan walaupun telah
ditunjuk oleh guru dan tidak aktif dalam mengerjakan
lembar diskusi kelompok.
1
6 Latihan atau praktek Siswa melakukan langkah kerja praktikum dengan benar
dan tepat 4
Siswa melakukan langkah kerja praktikum dengan benar,
namun kurang tepat. 3
Siswa melakukan langkah kerja praktikum, namun kurang
benar dan kurang tepat. 2
Siswa tidak melakukan praktikum dan berpangku tangan
pada teman satu kelompoknya. 1
Pedoman Penskoran :
1. Menganalisis hasil observasi kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan analisis deskriptif, dengan rumus:
2. hasil yang diperoleh disesuaikan dengan kriteria sangat termotivasi, termotivasi, cukup termotivasi, tidak termotivasi.
Page 198
198
Tabel 2 Kriteria Aktivitas Belajar
Interval Kriteria
81,25 % ≤ x ≤ 100 % Sangat Aktif
62,5 % ≤ x < 81,25 % Aktif
43,7 % ≤ x < 62,5 % Cukup Aktif
25 % ≤ x < 43,75 % Kurang Aktif
Page 199
199
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
No.
Nama
Siswa
(Kode)
Indikator yang diamati
Jumlah
Skor
Nilai
(%) Ket. Memperha-
tikan
Menulis
atau
mencatat
Membaca Mengamati
Mengingat
dan
Berpikir
Latihan/
praktik
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Jumlah
Rata-rata
Mengetahui Semarang, April 2015
Guru Mata Pelajaran Observer
Kusdiono, S.Pd.
NIP. 19710830 199802 1 003
Lam
piran
24
Page 200
200
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR
Kelas Eksperimen
No Kode
Indikator yang diamati
Skor Nilai (%) Ket. Memperhatikan
Menulis atau
mencatat Membaca Mengamati
Mengingat dan
berpikir Latihan/ praktik
1 E-1 4 2 3 4 4 3 20 83 Sangat Aktif
2 E-2 3 4 4 4 4 4 23 96 Sangat Aktif
3 E-3 4 2 2 4 3 3 18 75 Aktif
4 E-4 4 3 3 4 4 4 22 92 Sangat Aktif
5 E-5 4 3 3 4 4 3 21 88 Sangat Aktif
6 E-6 4 3 3 3 3 4 20 83 Sangat Aktif
7 E-7 4 3 3 4 4 4 22 92 Sangat Aktif
8 E-8 4 3 2 4 3 4 20 83 Sangat Aktif
9 E-9 4 3 3 4 3 3 20 83 Sangat Aktif
10 E-10 4 4 3 4 3 2 20 83 Sangat Aktif
11 E-11 3 2 3 3 3 4 18 75 Aktif
12 E-12 4 4 3 4 4 4 23 96 Sangat Aktif
Lam
piran
25
Page 201
201
13 E-13 4 3 4 4 3 3 21 88 Sangat Aktif
14 E-14 4 3 3 4 3 3 20 83 Sangat Aktif
15 E-15 4 2 4 4 3 2 19 79 Aktif
16 E-16 4 4 4 4 3 2 21 88 Sangat Aktif
17 E-17 3 3 3 2 4 4 19 79 Aktif
18 E-18 4 4 3 4 3 4 22 92 Sangat Aktif
19 E-19 4 4 2 4 4 4 22 92 Sangat Aktif
20 E-20 4 3 3 4 3 3 20 83 Sangat Aktif
21 E-21 4 3 4 4 3 3 21 88 Sangat Aktif
22 E-22 4 3 3 4 3 2 19 79 Aktif
23 E-23 4 4 3 4 4 4 23 96 Sangat Aktif
24 E-24 4 3 2 4 3 4 20 83 Sangat Aktif
25 E-25 4 3 3 4 3 4 21 88 Sangat Aktif
26 E-26 4 4 3 4 4 3 22 92 Sangat Aktif
27 E-27 4 3 4 4 3 3 21 88 Sangat Aktif
28 E-28 4 3 3 4 3 2 19 79 Aktif
29 E-29 4 4 3 4 4 3 22 92 Sangat Aktif
30 E-30 4 4 4 4 4 4 24 100 Sangat Aktif
Page 202
202
31 E-31 4 4 4 4 3 2 21 88 Sangat Aktif
32 E-32 4 4 3 4 3 3 21 88 Sangat Aktif
Jumlah 2771
Rata-rata 87 Sangat Aktif
Kelas Kontrol
No Kode
Indikator yang diamati
Skor Nilai
(%) Ket.
Memperhatikan Menulis atau
mencatat Membaca Mengamati
Mengingat dan
Berpikir
Latihan/
praktik
1 K-1 4 3 3 2 1 1 14 58 Cukup Aktif
2 K-2 4 4 3 3 2 2 18 75 Aktif
3 K-3 4 3 3 4 3 3 20 83 Sangat Aktif
4 K-4 4 3 3 3 1 2 16 67 Aktif
5 K-5 4 3 3 3 2 2 17 71 Aktif
6 K-6 4 3 3 3 2 2 17 71 Aktif
7 K-7 4 3 3 3 2 2 17 71 Aktif
8 K-8 4 3 3 3 2 4 19 79 Aktif
9 K-9 4 3 3 2 3 2 17 71 Aktif
Page 203
203
10 K-10 4 2 3 2 1 2 14 58 Cukup Aktif
11 K-11 4 2 3 2 1 2 14 58 Cukup Aktif
12 K-12 4 4 3 3 2 2 18 75 Aktif
13 K-13 4 3 3 2 2 2 16 67 Aktif
14 K-14 3 3 3 2 2 2 15 63 Cukup Aktif
15 K-15 1 1 2 1 1 2 8 33 Kurang Aktif
16 K-16 4 4 3 2 2 2 17 71 Aktif
17 K-17 4 4 3 2 2 2 17 71 Aktif
18 K-18 4 4 3 3 3 4 21 88 Sangat Aktif
19 K-19 4 3 3 3 2 4 19 79 Aktif
20 K-20 4 3 3 2 2 3 17 71 Aktif
21 K-21 3 4 3 4 1 3 18 75 Aktif
22 K-22 4 3 3 2 2 2 16 67 Aktif
23 K-23 4 3 3 4 2 2 18 75 Aktif
24 K-24 4 4 3 3 1 4 19 79 Aktif
25 K-25 4 4 3 4 1 4 20 83 Sangat Aktif
26 K-26 3 3 3 4 2 3 18 75 Aktif
27 K-27 4 4 3 3 2 3 19 79 Aktif
28 K-28 4 3 3 4 2 2 18 75 Aktif
Page 204
204
29 K-29 4 3 2 3 2 3 17 71 Aktif
30 K-30 4 4 3 3 1 2 17 71 Aktif
31 K-31 4 3 3 3 2 2 17 71 Aktif
32 K-32 4 3 3 2 1 2 15 63 Cukup Aktif
Jumlah 2263
Rata-rata 71 Aktif
Page 205
205
L
ampiran
26
DIAGRAM AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Kelas
Aktivitas Belajar Siswa (%) Aktivitas Belajara
Rata-Rata Siswa (%) Kriteria
UA-1 UA-2 UA-3 UA-4 UA-5 UA-6
Eksperimen 98 81 78 97 84 81 87 Sangat aktif
Kontrol 95 80 73 70 45 62 71 Aktif
Ket.: UA-1: Memperhatikan; UA-2: Menulis/mencatat; UA-3: Membaca; UA-4: Mengamati; UA-5: Mengingat dan berpikir; dan
UA-6: Latihan/praktek
Diagram Aktivitas Belajar Siswa untuk Setiap Indikator Diagram Aktivitas Belajar Rata-rata Siswa
Page 206
206
CONTOH LEMBAR HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR
Lam
piran
27
Page 208
208
208
%100maksimalskor Jumlah
Skor total motivasi Persentase
Lampiran 28
KISI-KISI ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA
No. Indikator Nomor pertanyaan
Positif Negatif
1 Perhatian 1, 5 3
2 Kegunaan 2, 4, 6
3 Percaya diri 8, 9
4 Kepuasan 10, 12 11
Pedoman Penskoran :
1. Pernyataan Positif : Ya = 1 Tidak = 0
2. Pernyataan Negatif: Ya = 0 Tidak = 1
3. Menganalisis hasil angket kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
menggunakan analisis deskriptif, dengan rumus:
4. hasil yang diperoleh disesuaikan dengan kriteria sangat termotivasi,
termotivasi, cukup termotivasi, tidak termotivasi.
Tabel 1 Kriteria Motivasi Belajar
Interval Kriteria
81,25 % ≤ x ≤ 100 % Sangat Termotivasi
62,5 % ≤ x < 81,25 % Termotivasi
43,7 % ≤ x < 62,5 % Cukup Termotivasi
25 % ≤ x < 43,75 % Kurang Termotivasi
Page 209
209
209
Lampiran 29
LEMBAR ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA
Petunjuk Pengisian
a. Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini seksama.
b. Pilihlah salah satu opsi yang tersedia dengan cara memberi tanda check (V)
pada kolom kategori “ya” atau “tidak”
c. Jawaban yang diberikan tidak akan berpengaruh terhadap nilai
akademik Anda.
d. Kejujuran dan keterbukaan kalian dalam menjawab pernyataan akan sangat
membantu penelitian ini.
No. Pertanyaan Opsi
Alasan Ya Tidak
1 Apakah materi optik menarik
bagi anda?
2 Apakah anda dapat
menghubungkan optik dengan
hal-hal yang telah anda lihat,
lakukan, atau pikirkan di dalam
kehidupan sehari-hari setelah
mendapatkan pembelajaran
ini?
3 Apakah cara belajar IPA yang
telah terlaksanakan, membuat
anda bosan?
Nama :
Kelas :
Page 210
210
210
4 Apakah materi optik relevan
dengan kebutuhan anda?
5 Apakah kegiatan pembelajaran
yang telah terlaksanakan,
sesuai dengan minat anda?
6 Apakah isi pembelajaran ini
akan bermanfaat bagi anda?
7 Setelah pembelajaran ini,
apakah anda yakin akan
berhasil dalam tes?
8 Setelah melaksanakan kegiatan
pembelajaran ini, apakah anda
yakin bahwa materi optik tidak
sulit bagi anda?
9 Apakah organisasi yang baik
pada isi materi optik membuat
anda percaya diri untuk dapat
mempelajarinya?
10 Apakah anda senang dengan
cara pembelajaran tema optik
ini, dan ingin mengetahui
pokok bahasan lebih lanjut?
11 Apakah anda tidak memahami
materi pembelajaran ini
sedikitpun?
12 Apakah setelah menyelesaikan
tugas-tugas dalam
pembelajaran ini membuat
anda merasa puas terhadap
hasil yang telah anda capai?
Page 211
21
1
HASIL ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA
Kelas Eksperimen
No Kode Pertanyaan Jumlah
skor Nilai (%) Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 E-1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Sangat Termotivasi
2 E-2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 92 Sangat Termotivasi
3 E-3 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 8 67 Termotivasi
4 E-4 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 67 Termotivasi
5 E-5 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 10 83 Sangat Termotivasi
6 E-6 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 9 75 Sangat Termotivasi
7 E-7 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 8 67 Termotivasi
8 E-8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 10 83 Sangat Termotivasi
9 E-9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Sangat Termotivasi
10 E-10 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 92 Sangat Termotivasi
11 E-11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 10 83 Sangat Termotivasi
12 E-12 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 7 58 Termotivasi
13 E-13 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 10 83 Sangat Termotivasi
14 E-14 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10 83 Sangat Termotivasi
15 E-15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 92 Sangat Termotivasi
Lam
piran
30
Page 212
21
2
16 E-16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 92 Sangat Termotivasi
17 E-17 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 83 Sangat Termotivasi
18 E-18 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 7 58 Termotivasi
19 E-19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Sangat Termotivasi
20 E-20 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 9 75 Sangat Termotivasi
21 E-21 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 9 75 Sangat Termotivasi
22 E-22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 92 Sangat Termotivasi
23 E-23 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 8 67 Termotivasi
24 E-24 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 9 75 Sangat Termotivasi
25 E-25 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 9 75 Sangat Termotivasi
26 E-26 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 9 75 Sangat Termotivasi
27 E-27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 10 83 Sangat Termotivasi
28 E-28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Sangat Termotivasi
29 E-29 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 92 Sangat Termotivasi
30 E-30 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 7 58 Termotivasi
31 E-31 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 9 75 Sangat Termotivasi
32 E-32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Sangat Termotivasi
Jumlah 2600
Rata-rata 81 Sangat Termotivasi
Page 213
21
3
Kelas Kontrol
No Kode Pertanyaan Jumlah
Skor Nilai (%) Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 K-1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 7 58 Termotivasi
2 K-2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 92 Sangat Termotivasi
3 K-3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 83 Sangat Termotivasi
4 K-4 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 9 75 Sangat Termotivasi
5 K-5 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 8 67 Termotivasi
6 K-6 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10 83 Sangat Termotivasi
7 K-7 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 9 75 Sangat Termotivasi
8 K-8 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9 75 Sangat Termotivasi
9 K-9 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 8 67 Termotivasi
10 K-10 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 5 42 Kurang Termotivasi
11 K-11 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6 50 Termotivasi
12 K-12 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 7 58 Termotivasi
13 K-13 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 75 Sangat Termotivasi
14 K-14 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 6 50 Termotivasi
15 K-15 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3 25 Kurang Termotivasi
16 K-16 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 9 75 Sangat Termotivasi
Page 214
21
4
17 K-17 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 9 75 Sangat Termotivasi
18 K-18 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 7 58 Termotivasi
19 K-19 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10 83 Sangat Termotivasi
20 K-20 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 10 83 Sangat Termotivasi
21 K-21 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 9 75 Sangat Termotivasi
22 K-22 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 8 67 Termotivasi
23 K-23 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 9 75 Sangat Termotivasi
24 K-24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Sangat Termotivasi
25 K-25 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 7 58 Termotivasi
26 K-26 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 5 42 Kurang Termotivasi
27 K-27 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10 83 Sangat Termotivasi
28 K-28 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10 83 Sangat Termotivasi
29 K-29 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 9 75 Sangat Termotivasi
30 K-30 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10 83 Sangat Termotivasi
31 K-31 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 9 75 Sangat Termotivasi
32 K-32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Sangat Termotivasi
Jumlah 2267
Rata-rata 71 Termotivasi
Page 215
21
5
DIAGRAM MOTIVASI BELAJAR SISWA
Kelas Motivasi Belajar (%) Motivasi Belajar
Rata-rata (%) Kriteria
Perhatian Kegunaan Percaya diri Kepuasan
Eksperimen 76 91 75 83 81 Sangat termotivasi
Kontrol 70 94 48 72 71 Termotivasi
Diagram Motivasi Belajar Siswa untuk Setiap Indikator Diagram Motivasi Belajar Rata-rata Siswa
Lam
piran
31
Page 216
216
216
Lampiran 32
CONTOH LEMBAR HASIL ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA
Page 218
218
218
Lampiran 33
PEROLEHAN SKOR TURNAMEN
Kelompok I Kelompok II
Kode Skor Kode Skor
E-01 6 E-02 10
E-03 6 E-06 3
E-05 8 E-11 10
E-30 3 E-17 5
Jumlah skor 23 Jumlah skor 28
Kelompok III Kelompok IV
Kode Skor Kode Skor
E-07 5 E-09 3
E-08 10 E-12 9
E-10 4 E-13 5
E-18 6 E-27 7
Jumlah skor 25 Jumlah skor 24
Kelompok V Kelompok VI
Kode Skor Kode Skor
E-04 5 E-19 8
E-15 5 E-20 3
E-21 6 E-28 5
E-32 2 E-30 4
Jumlah skor 18 Jumlah skor 20
Kelompok VII Kelompok VIII
Kode Skor Kode Skor
E-14 15 E-16 7
E-22 10 E-23 11
E-24 8 E-26 12
E-25 9 E-29 3
Jumlah skor 42 Jumlah skor 33
Page 219
219
219
Lampiran 34
SURAT USULAN DOSEN PEMBIMBING
Page 220
220
220
Lampiran 35
SURAT PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING
Page 221
221
221
Lampian 36
SURAT IJIN PENELITIAN
Page 222
222
222
Lampiran 37
SURAT KETERANGAN MELAKUKAN PENELITIAN
Page 223
223
223
Lampiran 38
DOKUMENTASI PENELITIAN
Page 224
224
224
Lampiran 39
DESAIN MEDIA PHYSICS CARD
Aturan permainan media physics card
Page 225
225
Bagian depan kartu permainan
Page 226
22
6
Bagian belakang kartu permainan
Page 227
227
Desain kartu soal physics card
Page 228
228
Desain kartu jawaban physics card
Page 229
229
Desain kartu refresh area physics card
Page 230
230
Desain tampak belakang kartu soal, jawaban dan refresh area physics card