IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AMTSILATI SEBAGAI METODE PRAKTIS MENDALAMI AL-QUR’AN DAN MEMBACA KITAB KUNING (Analisis Proses Pembelajaran di Pondok Pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal Tahun 2012) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam Disusun Oleh: IDAH MUFIDAH 08420031 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2012
71
Embed
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AMTSILATI …digilib.uin-suka.ac.id/10224/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · (3) Hasil pembelajaran Amtsilati diimplementasikan dalam pengkajian kitab-kitab
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AMTSILATI SEBAGAI METODE
PRAKTIS MENDALAMI AL-QUR’AN DAN MEMBACA KITAB KUNIN G
(Analisis Proses Pembelajaran di Pondok Pesantren Al-fajar
Babakan Lebaksiu Tegal Tahun 2012)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam
Disusun Oleh:
IDAH MUFIDAH
08420031
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
v
MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO
الناسيسروا وال تعسروأ بشروا وال تنفروا وكان يحب التحفيف والـتيسير على
Mudahkanlah dan jangan mempersulit. Rasulullah saw. Mudahkanlah dan jangan mempersulit. Rasulullah saw. Mudahkanlah dan jangan mempersulit. Rasulullah saw. Mudahkanlah dan jangan mempersulit. Rasulullah saw.
suka memberikan keringanan kepada manusia.suka memberikan keringanan kepada manusia.suka memberikan keringanan kepada manusia.suka memberikan keringanan kepada manusia.
metode-pendidikan&catid=29:wisata-rohani&Itemid=120, akses 11 Juni 2011.
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada
Almamater Tercinta
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
vii
ABSTRAK
IDAH MUFIDAH (08420031). Implementasi Pembelajaran Amtsilati Sebagai Metode Praktis Mendalami Al-qur’an Dan Membaca Kitab Kuning (Analisis Proses Pembelajaran di Pondok Pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal Tahun 2012)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur penerapan metode Amtsilati sebagai metode praktis dalam mendalami Al-qur’an dan membaca kitab kuning dan implementasinya dalam pengkajian kitab kuning dan pembelajaran bahasa Arab dan kekurangan serta kelebihan metode tersebut
Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan (field research) yang masuk dalam kategori penelitian kualitatif, dengan mengambil latar pondok pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. data yang penulis peroleh bersumber dari pengasuh pondok pesantren, ustadz-utadz, dan santri-santri di pondok pesantren Al-fajar. Analisis data dilakukan dengan analisis data kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu cara berfikir dalam pembahasan yang konkret selanjutnya ditarik kesimpulan yang bersifat umun. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan verifikasi data dengan membandingkan antara hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang ada.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, penulis mendapatkan beberapa kesimpulan terkait proses pembelajaran Amtsilati yaitu: (1) Proses pembelajaran Amtsilati di dalam kelas dimulai dengan muqaddimah, dilanjutkan dengan penyajian materi yaitu judul materi beserta contoh pertama dan keterangan dibaca oleh guru dan diperhatikan oleh siswa, kemudian siswa meneruskan membaca contoh beserta keterangan yang ada sesuai dengan materi yang sedang dipelajari hinga selesai. Kemudian guru memberikan penjelasan materi secara focus dan tidak bolah melebar. Selanjutnya guru memberikan post tes secara tidak tertulis, tanya jawab, kesimpulan, dan penutup. (2) adapun kegiatan yang mendukung Amtsilati di luar waktu pembelajaran diantaranya adalah hafalan dilaksanakan seminggu sekali dengan menghadap langsung pada guru, hulashoh dibaca setiap sebelum pengajian. (3) Hasil pembelajaran Amtsilati diimplementasikan dalam pengkajian kitab-kitab kuning, dan juga dalam pembelajaran bahasa Arab (4) Hambatan yang dihadapi dalam penerapan metode Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar adalah terbatasnya waktu pembelajaran Amtsilati serta adanya sistem pembelajaran berbasis kelas sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mempelajari Amtsilati. (5) penerapan metode Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar efektif dalam membantu siswa terutama dalam proses belajar membaca kita kuning dan kaidah-kaidah bahasa Arab. Terbukti dengan prestasi Juara I lomba Marhalah Ula Putri Kitab Ta’limu Ta’allim Musabaqoh Fahmi Kutubit thurots Kabupaten Tegal 2011 oleh Eliyatul ‘Izzah santri ponpes Al-fajar kelas VII MTs yang sebelumnya belum pernah mempelajari ilmu alat dan tandingannya adalah seluruh pondok pesantren se-kabupaten Tegal. Kata kunci: Implementasi, Metode Amtsilati, Pondok Pesantren Al-fajar.
1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Bapak Prof. Dr. H. Musa Asy’arie.
2. Bapak Prof. Dr. H. Hamruni, M.Si, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Drs. H. Ahmad Rodli, M.Pd selaku Ketua prodi Pendidikan Bahasa
Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga.
4. Bapak Drs. Dudung Hamdun, M.SI Sekretaris Prodi Pendidikan Bahasa Arab,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
x
5. Bapak Drs. H. Adzfar Ammar, MA. selaku dosen penasehat akademik yang
telah dengan sabar memberikan arahan selama penulis menjalani study di
UIN Sunan kalijaga Yogyakarta.
6. Bapak Drs. H. Syamsuddin Asyrofi, M.M selaku pembimbing skripsi yang
telah dengan penuh kesabaran, ketekunan dan keikhlasan mencurahkan
segenap waktu, pikiran, tenaga untuk memberikan bimbingan, arahan dalam
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
8. Bapak KH. Fatchudin dan Ibu Nyai Hj. Fasichah selaku pengasuh Pondok
Pesantren Al-Fajar yang telah memberikan izin, waktu, tempat, nasihat serta
bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian.
9. Ustadzah Aenul Latifah, Ustadzah Nur Anisah, Ustadz Mukhtarom Asyarofi,
dan seluruh keluarga besar pondok pesantren al-Fajar yang telah memberikan
Informasi, dukungan dan sambutan yang hangat selama penulis
melaksanakan penelitian.
10. Ayahanda Bapak Jamaludin, Ibunda Kholifah, dan Adinda Fajar Ilham,
Terima kasih tiada henti atas segala do’a yang tiada henti, motivasi, dan kasih
sayang yang begitu nyata dan tulus, serta dorongan moral dan materil yang
tak pernah putus.
11. Sahabat terdekatku Izzul rizqy FA, terimaksih telah menunjukan sisi lain dari
lentiknya pelangi dalam ukiran perjalananku.
xi
12. KPMDB Yogyakarta, serta seluru kawan-kawan seperjuangan dari Brebes
(Rina, Didi, Mas Pur, Mas Sugeng, Mas diar, Yu ilah, Abah kasmo, mas ali,
dll) terima kasih atas segala dukungannya sebagai sesama warga asli Brebes.
13. kawan-kawan serta adik-adikq yang centil di Wisma Retansa (Mba Umi,
Indul, Santi, Lely, kanti, lina, dll), terimakasih telah memberi warna lain dari
kehidupanq dengan hari-hari yang penuh canda, tawa, hingga segalanya
terasa ringan.
14. Teman-teman PBA-A dan semua yang belajar dan berproses bersama di UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan semua yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu, terimakasih untuk semua yang telah membuat saya terus maju.
Penulis hanya dapat mendoakan semoga keikhlasan, dukungan, arahan,
bimbingan dan bantuan kepada penulis menjadi amal ibadah yang terus
mengalir menjadi pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Amin.
Yogyakarta, 12 juli 2012
Penulis,
Idah mufidah
NIM. 08420031
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN........................................................... ii SURAT PERNYATAAN BERJILBA ........................................................... iii SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR ................................ iv HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi ABSTRAKSI ................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN .......................................... xvii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat penelitian .................................................... 5 D. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 7 E. Kerangka Teoritik ........................................................................ 9 F. Metode Penelitian ........................................................................ 22 G. Sistematika Pembahasan .............................................................. 31
BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN Al-FAJAR A. Letak Geografis ............................................................................. 33 B. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Al-fajar Babakan 34 C. Visi dan Misi …………………………………………………… 38 D. Struktur Organisasi Pondok Pesantren ......................................... 38 E. Guru dan Karyawan ..................................................................... 41 F. Keadaan Santri ……………………………………………......... 43 G. Kondisi Sarana dan Prasarana …………………………….......... 44 H. Kegiatan di Pondok Pesantren Al-fajar ........................................ 48 I. Kurikulum Pondok Pesantren Al-fajar ......................................... 53 J. Sumber Dana Pondok Pesantren Al-fajar ..................................... 54
BAB III PROSES PEMBELAJARAN AMTSILATI DI PONDOK PESANTREN AL-FAJAR
A. Pembelajaran Amtsilati di Pondok Pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal ............................................................................. 56 1. Perencanaan Pembelajaran .................................................... 57 2. Pelaksanaan metode Amtsilati ………………………...…… 65 3. Penilaian …………………………………………………… 71
B. Implementasi Pembelajaran Amtsilati ………………………….. 73 1. Penerapan Dalam Kegiatan Kajian Rutin Kitab Kuning …… 73 2. Penerapan Kaidah-Kaidah Pada Pembelajaran Bahasa Arab di
Sekolah ……………………………………………………... 73
xiii
C. Analisis Data ……………………………................................... 74 1. Pembelajaran Amtsilati ……………………………………. 74 2. Faktor Pendukung dan penghambat ..................................... 87 3. Kekurangan dan Kelebih ...................................................... 88
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 89 B. Saran-Saran .................................................................................. 91 C. Kata Penutup ................................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITAE
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Susunan Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Al-fajar .... 39 Tabel 2 : Susunan Pengurus Pondok-Pesantren Al-fajar .... 40 Tabel 3 : Daftar Nama Guru Pondok Pesantren Al-fajar .... 42 Tabel 4 : Dafta Karyawan Pondok Pesantren Al-fajar .... 43 Tabel 5 : Data Jumlah Santri Pondok pesantren Al-fajar Tahun2007-2010 43 Tabel 6 : Data Jumlah Santri tahun Ajaran 2011/2012 .... 44 Tabel 7 : Data Gedung di Pondok Pesantren Al-fajar .... 44 Tabel 8 : Jadwal Kegiatan Santri Pondok Pesantren Al-faja .... 49 Tabel 9 : Daftar Prestasi Pondok pesantren Al-fajar .... 52 Tabel 10 : Jadwal Amtsilati Madrasah Diniyah Maslahatul Huda .... 65
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Observasi Proses Pembelajaran Amtsilati .... 71 Gambar 2 : Observasi Kegiatan Setoran Hafalan .... 71 Gambar 3 : Observasi Kegiatan Penilaian Non Tes di dalam Kelas .... 72
Metode tersebut diberi nama ”Amtsilati” yang terinspirasi dari
metode belajar cepat membaca Al-quran, yakni ”Qiro'ati”. Jika dalam
metode Qiro'ati orang bisa belajar membaca Al-qur’an dengan cepat,
maka dengan metode Amtsilati orang juga akan dapat membaca dan
memahami kitab ‘gundul’ kitab tanpa harakat. KH. Taufiqul Hakim
mengatakan:
“Terdorong dari metode Qiro'ati yang mengupas cara membaca yang ada harokatnya, saya ingin menulis yang bisa digunakan untuk membaca yang tidak ada harokatnya. Terbetiklah nama Amtsilati yang berarti beberapa contoh dari saya yang sesuai dengan akhiran "ti" dari Qiro'ati. Mulai tanggal 27 Rajab 2001, saya merenung dan bermujahadah, dimana dalam thoriqoh ada do'a khusus, yang jika orang secara ikhlas melaksanakannya, insya Allah akan diberi jalan keluar dari masalah apapun oleh Allah dalam jangka waktu kurang dari 4 hari. Setiap hari saya lakukan mujahadah terus-terusan sampai tanggal 17 Ramadhan yang bertepatan dengan Nuzulul Qur'an”.8
Metode Amtsilati juga disusun mengingat sulitnya mempelajari
ilmu alat untuk membaca kitab kuning terutama bagi tingkat pemula,
baik anak-anak maupun dewasa. Kitab-kitab qawa’id klasik yang
menjadi rujukan dalam belajar qawa’id kurang terfokus pada materi
pembahasannya. Sebagai contoh pembahasan kalam dan kitab jurmiyyah,
di mana dalam kitab tersebut dijelaskan mengenai pengertian kalam
adalah “Lafaẓ yang tersusun berfaedah dan disengaja”. Dalam
pembahasan tersebut terdapat salah satu poin pembentuk kalam yaitu
lafadz, pembahasan langsung beralih pada pengertian lafadz yang
didefinisikan sebagai “suara yang mengandung huruf hijaiyah”.
8 Pengurus besar NU, “Taufiqul Hakim, Penemu Metode Cepat Belajar Kitab Kuning”,
http://nu.or.id/page/id/dinamic_detil/13/8376/Tokoh/Penemu_Metode_Cepat_Belajar_Kitab_Kuning. html, akses 17 Januari 2012
11
Pembahasan selanjutnya tentang pengetian “suara”. Peralihan
pembahasan atau pembahasan yang tidak terfokus itulah yang menjadi
kendala peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang utuh
mengenai kalam itu sendiri, sehingga keinginan untuk dapat membaca
kitab kuning dapat tercapai karena banyaknya persoalan yang
mengikutinya seperti pepatah jawa yang mengatakan “nguber buceng
kelangan deleg” (mengejar hal-hal kecil kehilangan tujuan yang besar).9
Dalam metode Amtsilati, mengafal dan praktik merupakan kegiatan
mutlak dalam proses pembelajaran. Karena dengan kegiatan tersebut para
santri akan dapat dengan mudah mengingat dan memahami kaidah-
kaidah bahasa Arab yang merupakan inti dari kitab Amtsilati.
2. Tahap-Tahap Pembelajaran
a. Perencanaan Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perencanaan
adalah proses, cara, perbuatan merencanakan. Sementara
pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang
belajar.
Dalam buku yang berjudul Perencanaan Pembelajaran karya
Abdul Majid bahwa perencanaa pembelajaran dibangun dari dua
kata yaitu: Perencanaan berarti menetukan apa yang akan dilakukan,
dan Pembelajaran berarti proses yang diatur dengan langkah-
9 Taufiqul Hakim, Amtsilati Program Pemula Kitab Kuning, (Jepara: Al-Falah Offset,
2004), hlm. 40-41
12
langkan tertentu agar pelaksanaannya mencapai hasil yang
diharapkan.10
Pada Intinya perencanaan pembelajaran adalah kegiatan
memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai
hasil pengajaran yang diinginkan.11
Perencanaan pembelajaran merupakan design dari proses
pembelajaran, evaluasi, hingga nantinya di dapat suatu hasil
pembelajaran. Perencanaan ini ditujukan untuk mengambil langkah
tepat untuk perbaikan jika setelah proses pembelajaran selesai
ditemukan adanya beberapa kelemahan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran tersebut.
Komponen dari perencanaan pembelajaran diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalaah cita-cita atau harapan yang
ingin di capai dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Tujuan
17 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi pengajaran, (Bandung: renadja karya CV,1988), hlm. 3
18 Ibid
15
kurikulum. Evaluasi dilaksanakan setelah selesainya materi tertentu
atau setelah selesainya proses pembelajaran.
3. Kitab Kuning dan Metode Pembelajarannya
a. Pengertian Kitab Kuning
Dalam dunia pesantren istilah kitab kuning bukan merupakan
sesuatu yang asing, tetapi sudah menjadi santapan belajar sehari-hari
bagi para santri dalam mendalami agama islam.
Kitab kuning merupakan kitab-kitab klasik yang ditulis
berabad-abad yang lalu19, yaitu buku-buku berbahasa Arab yang
dipakai dalam lingkungan pesantren20. Kitab-kitab klasik ini disebut
dengan kitab kuning karena kertas buku yang berwarna kuning yang
dibawa dari Timur Tengah pada awal abad kedua puluh.21
Penggunaan nama “kitab kuning” ini lazim digunakan untuk
merujuk pada karya-karya para sarjana islam abad pertengahan. Isi
yang disajikan kitab kuning hampir selalu terdiri dari dua komponen
yaitu komponen matan dan komponen syarah.22
Sehingga secara garis besar kitab kuning adalah kitab
berbahasa Arab yang merupakan kitab-kitab klasik karya para
sarjana Islam abad pertengahan. Kitab ini ditulis berabad-abad yang
19 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam di
Indonesia , (Bandung: Mizan, 1995), hlm. 17 20 Ibid hlm. 131 21 Ibid hlm. 132 22 M. Dawam Raharjo, Pergulatan Dunia Pesantren, (Jakarta: P3M, 1985), hlm. 55
16
lalu, ditulis/dicetak diatas kertas berwarna kuning yang berisi
komponen matan dan komponen syarah.
b. Karakteristik Kitab Kuning
Seperti kita tilik dari pengertiannya, kitab kuning memiliki
ciri has tersendiri yang jarang ditemui dalam buku-buku lain dan hal
ini yang membedakannya dengan kitab-kitab lain. Ciri-ciri tersebut
adalah:
1) Pada umumnya merupakan hasil karya abad pertengahan 2) Struktur kalimatnya banyak dimulai dengan kata kerja 3) Banyak menggunakan kata ganti (ḍamir) 4) Struktur kata yang digunakan dalam bahasanya mengenal
Isytiqaq atau perubahan yang terjadi dalam kata itu sendiri 5) Kitab kuning yang disebut juga kitab gundul pada umumnya
tidak berharakat 6) Ukurannya besar, hurufnya kecil-kecil serta tidak mengenal titik
atau koma 7) Struktur kalimat dalam bahasanya mengenal i’rab atau
perubahan bentuk ahir kata 8) Penyajiannya sederhana dalam sistematika, pergeseran dari sub
topik ke sub topik lain tidak menggunakan alinea baru, tetapi dengan pasal atau kode
9) Pada umumnya disajikan dalam dua komponen matan dan syarah, matan terletak di luar garis segi empat yang mengelilingi syarah.
10) Penjilidan kitab kuning biasanya dengan sistem korasan, di mana lembaran-lembarannya dapat dipisahkan sehingga dapat memudahkan pembaca untuk menelaahnya kembali sambil santai tanpa harus menggotong seluruh tubuh kitab yang kadang-kadang mencapai ratusan halaman.23
Pada masa sekarang, karakteristik-karakteristik tersebut
tidaklah mutlak untuk menggambarkan kitab kuning atau kitab
klasik. Karena sekarang banyak penerbit dan percetakan berskala
23 M. Dawam Raharjo, Pergulatan, ... ... ..., hlm. 55
17
internasional mencetak kitab-kitab kuning dengan format dan
penampilan yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan pada masa
sekarang. Diantaranya yaitu kitab-kitab tersebut sekarang tidak
hanya dicetak dengan kertas berwarna kuning saja, tetapi juga ada
yang dicetak dengan kertas berwarna putih. Selain itu beberapa kitab
juga tidak hanya dicetak dengan sistem korasan tetapi dengan
penjilidan yang semestinya seperti kitab dan buku-buku lain pada
umumnya.
c. Metode Pengajaran/ Penyampaian Kitab Kuning
Secara Etimologi istilah metodologi berasal dari bahasa
Yunani, yakni dari kata metodos yang berarti cara atau jalan, dan
logos yang berarti ilmu. Sedangkan secara semantik, metodologi
berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau
jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang
efektif dan efisien.24
Sebuah metode dikatakan baik apabila sesuai dengan tujuan
yag akan di capai, namun dalam sebuah proses pembelajaran tidak
ada metode yang seutuhnya dikatakan baik ataupun buruk, karena
masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Guru sebagai
pelaksana metode bertugas memilih metode pembelajaran yang
paling tepat dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
24
Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran bahasa Arab, (Bandung: Humaniora, 2011), hlm. 72
18
pembelajaran yang akan di capai serta memberikan variasi dalam
penggunaan metode yang dipilih.
Dalam penyampaian kitab kuning di pondok pesantren, pada
umumnya menggunakan beberapa metode diantaranya adalah
Sorogan, bandongan, Wetonan dan Wetonan.
1) Metode Sorogan
Istilah Sorogan berasal dari bahasa Jawa, yaitu: “Sorog”,
yang berarti sodor. Jadi Sorogan mempunyai arti “sodoran”.
Yang dimaksud di sini adalah para santri diberi materi oleh kyai
atau ustadznya, setelah mempelajarinya santri tersebut
menyampaikan materi kembali kepada kyai atau ustadz untuk
dievaluasi.
Menurut Imam Bawani, Sorogan ialah aktifitas pengajaran
secara individual, di mana santri menghadap secara bergiliran
kepada ustadz atau kyai, untuk membaca, menjelaskan atau
menghafal pelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Bila
santri telah dianggap menguasai, maka ustadz atau kyai akan
menambahnya dengan materi baru, biasanya dengan
membacakan, mengartikan, memberi penjelasan, dll. kemudian
santri meninggalkan tempat tersebut untuk pergi ke tempat lain
guna mengulang atau merenungkan kembali apa yang telah
diberikan kepadanya, sementara telah menghadap santri lainnya
19
kepada ustadz atau kyai untuk melakukan dan mendapat
perlauan yang sama, demikian seterusnya.25
2) Metode bandongan
Metode Bandongan adalah merupakan salah satu metode
penyampaian kitab kuning dimana pelaksanaannya adalah santri
mendengarkan, sedangkan ustadz atau kyai menyampaikan
dengan membaca, menerjemahkan, menerangkan, dan seringkali
mengulas kitab yang diajarkan, sementara para santri
memperhatikan kitab kuningnya masing-masing serta membuat
catatan-catatan tentang kata-kata atau buah pikiran yang
dianggap sulit.26
3) Metode Wetonan
Kata Wetonan berasal dari bahasa jawa “weton”, yang
berarti metu atau keluar. Maksudnya dalam penyampaian atau
penyelenggaraan metode ini hanya pada waktu-waktu tertentu,
tidak setiap hari, bisa jadi mingguan atau bulanan. Dan dalam
pengajian Wetonan ini tidak hanya diikuti oleh santri dalam
saja, akan tetapi juga dapat diikuti oleh santri luar, atau
masyarakat umum yang ingin mengaji pada waktu-waktu
tertentu.27
25 Imam Bawani, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993),
hlm. 105 26 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1994), hlm. 18 27 Marwan Saridjo, dkk, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, (Jakarta: Dharma Bakti,
1987), hlm.1
20
Sedangkan menurut Imam bawani, metode Wetonan ialah
kegiatan pengajaran dimana seorang ustadz atau kyai membaca,
menterjemahkan dan mengupas pengertian kitab tertentu,
sementara para santri dalam jumlah yang terkadang cukup
banyak, mereka bergerombol duduk mengelilingi ustadz atau
kyai selama suara beliau dapat didengar, dan masing-masing
santri membawa kitab yang tengah dikaji, sambil jika perlu
memberi syakal (harokat) dan menulis penjelasannya di sela-
sela kitab tersebut.28
Jadi Wetonan pada dasarnya adalah sistem gabungan dari
metode ceramah dan tanya jawab dengan inti translation dan
gramatikal method.29
4) Metode diskusi atau MuŜakaroh
Diskusi merupakan pertemuan ilmiah untuk bertukar
pikiran mengenai suatu masalah. Metode penyampaian bahan
pelajaran ini berarti di mana seorang guru memberikan
kesempatan kelompok-kelompok peserta didik untuk
mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai
alternatif pemecahan atas segala masalah hususnya masalah
diniyah, seperti: Ibadah, akidah, dan masalah agama pada
umumnya.30
4. Metode Pengajaran Bahasa Arab
Dalam bagian satu telah dijelaskan arti dari metode atau method.
Pengkajian kitab kuning tidak dapat terpisah dari bahasa Arab terutama
pada segi qawa’idnya, karena kitab kuning adalah kitab berbahasa Arab
dan kebanyakan tidak berharokat. Maka langkah pertama dalam
memahaminya adalah kemampuan membaca dengan baik dan benar
sebelum selanjutnya memahami makna dan maksudnya secara tepat yaitu
dengan ilmu qawa’idnya.
Oleh karena itu penulis menilai bahwa metode pengajaran bahasa
Arab yang relevan dengan kegiatan pembelajaran Amtsilati adalah
metode Qawa’id, karena pada dasarnya Amtsilati merupakan kitab yang
berisi materi kaidah-kaidah bahasa Arab yang tersusun secara sistematik
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Qawaid atau Nahwu ṣaraf dalam bahasa arab berarti tata bahasa.
Nahwu merupaka kaidah-kaidah bahasa yang lahir setelah adanya
bahasa. Kaidah-kaidah ini lahir karena adanya kesalahan-kesalahan
dalam penggunaan bahasa. Oleh sebab itu, nahwu itu dipelajari agar
pengguna bahasa mampu menyampaikan ungkapan bahasa dan mampu
memahaminya dengan benar dan baik tulisan (membaca dan menulis
30 Tim Penyususn Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 777
22
dengan benar) maupun dalam bentuk ucapan (bicara dengan benar).
Dapat dikatakan bahwa penguasaan kaidah-kaidah nahwu merupakan
sarana berbahasa akan tetapi bukan tujuan akhir dari pembelajaran
bahasa.
Metode Qawa’id adalah cara menyajikan materi bahasa Arab
dengan menguraikan struktur kalimat, atau fungsi (kedudukan) kata-kata
dalam suatu kalimat.
Dalam pembelajaran kitab kuning, metode ini juga banyak
diterapkan, yaitu ketika guru hendak menerjemahkan teks, terlebih
dahulu menguraikan kedudukan-kedudukan kata yang akan
diterjemahkan agar tidak salah dalam pengambilan arti.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya adalah langkah-langkah operasional
dan ilmiah yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam mencari jawabah atas
rumusan masalah penelitian yang dibuatnya.31
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field reaserch) dan
termasuk dalam kategori penelitian kualitatif, dengan pendekatan
deskriptif analitik, disebut kualitatif karena sumber data utama penelitian
persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
dan daftar lampiran.
Ke-dua, adalah bagian utama skripsi ini terdiri dari empat bab yaitu:
42 Lexi J. Moleong, Metode Penelitian, ... ... ..., hlm. 192-196
32
BAB I berisi Pendahuluan yang merupakan gambaran umum
penelitian yang akan mengantarkan pada pembahasan selanjutnya yang lebih
mendalam. Pendahuluan ini meliputi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori,
metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II menjelaskan tentang gambaran umum Pondok Pesantren Al-
fajar Babakan Lebaksiu Tegal yang meliputi letak dan keadaan Geografis,
Sejarah Berdiri dan perkembangannya, struktur organisasi, keadaan ustadz
dan santri, sarana dan prasarana, kurikulum dan kegiatan Pondok Pesantren
Al-fajar, serta sumber dana Pondok Pesantren Al-fajar.
BAB III menjelaskan hasil penelitian mengenai pelaksanaan
pembelajaran Amtsilati sebagai metode praktis mendalami Al-qur’an dan
membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Al-fajar. Yaitu menguraikan
secara rinci mengenai latar belakang diterapkannya metode Amtsilati dan
langkah-langkah penerapan pembelajaran Amtsilati, hambatan yang dialami
selama proses pembelajaran Amtsilati, serta kekurangan dan kelebihan
Metode Pembelajaran Amtsilati di Podok Pesantren Al-fajar.
BAB IV berisi penutup yang meliputi kesimpulan dari inti
pembahasan, dan saran-saran, serta kata penutup.
Ke-tiga merupakan bagian ahir skripsi yang meliputi daftar pustaka,
riwayat hidup penyusun, serta lampiran-lampiran.
89
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang penulis lakukan
terkait dengan Implementasi Pembelajaran Amtsilati sebagai metode praktis
memahami Al-qur’an dan membaca kitab kuning, penulis mendapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. proses pembelajaran Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
Perencanaan pembelajaran Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar
meliputi: Tujuan pembelajaran, Guru, Siswa, kurikulum, materi, waktu
pembelajaran, metode pembelajaran, dan penilaian.
Proses pembelajaran Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar di
awali dengan Muqaddimah, penyajian materi, penilaian, dan penutup.
Proses pembelajaran Amtsilati sangat memperhatikan pada kemampuan
santri secara individual, oleh karena itu tidak ada tugas yang bersifat
kelompok.
Penilaian dilakukan dengan dua cara yaitu tes dan non-tes.
Penilaian dengan tes dilakukan pada ahir jilid, pada saat MID semester,
dan pada saat ujian Ahir semester. Sedangkan penilaian non-tes dilakukan
dengan setoran hafalan Khulashah Alfiyah Ibnu malik dan rumus-rumus
90
qo’idati, menilai keaktifan siswa di kelas, dan juga respon siswa saat
menjawab pertanyaan dari guru.
Materi-materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran
Amtsilati diimplementasikan melalui praktek-praktek secara langsung
baik pada saat proses pembelajaran maupun dalam kajian kitab-kitab
kuning di pondok pesantren Al-fajar dengan cara santri secara bergiliran
membaca kiab kuning yang akan dikaji, ustadz mengamati, jika ada
bagian yang dibaca salah maka ustadz akan menanyakan alasan dan dasar
bait yang ada di dalam kitab Amtsilati dan Khulashoh ibnu malik.
2. Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan metode Amtsilati di pondok
pesantren Al-fajar adalah Kurikulum berbasis kelas yang diterapkan di
Madrasah Diniyah Maslaatul Huda di nilai kurang cocok untuk mata
pelajaran Amtsilati karena merugikan bagi siswa yang memiliki
kemampuan lebih karena untuk naik pada jilid selanjutnya harus
menunggu Siswa lain yang tidak lulus ujian jilid selanjutnya melakukan
remidi.
Hambatan lain adalah waktu pembelajaran yang sedikit yaitu
hanya 2X45 menit setiap satu minggu membuat waktu pembelajaran
Amtsilati menjadi lebih lama, padahal Amtsilati merupakan metode
praktis mendalamai Al-qur’an dan membaca kitab kuning.
91
B. Saran-saran
1. pengasuh Pondok pesantren
a. Pengasuh pondok pesantren sudah membimbing, mendorong, serta
memotivasi ustadz, akan tetapi hendaknya pengsuh dapat lebih
membimbing serta melakukan pengawasan terhadap kinerja ustadz,
hususnya ustadz yang mengajar Amtsilati.
b. Untuk lebih meningkatkan dan memajukan kualitas santri, hendaknya
pengasuh bekerjasama dengan ustadz untuk menyusun waktu yang
lebih banyak dan lebih kondusif untuk pembelajaran Amtsilati, karena
penurut peneliti waktu untuk pembelajaran Amtsilati di pondok
pesantren Al-fajar sangat kurang sehingga hasilnya pun kurang
maksimal.
c. Pengasuh bekerja sama dengan ustadz yang mengajar Amtsilati untuk
merumuskan kembali kurikulum dan metode pembelajaran Amtsilati
yang lebih tepat agar pembelajaran Amtsilati lebih efektif.
2. ustadz
a. Hendaknya ustadz selalu menciptakan suasana belajar yang lebih
menyenangkan sebagai upaya peningkatan kualitas belajar santri.
b. Hendaaknya ustadz menggunakan metode yang inovatif agar santri
tidak merasa cepat jenuh dalam mempelajari Amtsilati, karena hal
tersebut dapat berpengaruh pada hasil belajar santri.
92
c. Guru Amtsilati berkoordinasi dengan guru Amtsilati yang lain agar
dalam proses pembelajaran maupun standar penilaiannya sama
sehingga akan mempengaruhi output santri yang sama kualitasnya.
3. Santri
a. Hendaknya santri lebih sering berkomunikasi dengan ustadz untuk
membahas mengenai materi-materi Amtsilati agar pemahaman materi
menjadi lebih matang.
b. Hendaknya santri lebih sering mengulang pelajaran dan belajar
mempraktekkan materi yang telah dipelajari dengan banyak membaca
teks-teks berbahasa arab yang tidak berharokat agar pengetahuan yang
telah didapat lebih matang.
A. Kata penutup
Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat,
karunia, hidayah, serta inayah yang telah diberikan lepada penulis sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul: Implementasi
Pembelajaran Amtsilati Sebagai Metode Praktis Mendalami Al-qur’an Dan
Membaca Kitab Kuning (Analisis Proses Pembelajaran di Pondok Pesantren
Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal Tahun 2012) tanpa halangan yang berarti.
Penulis menyadari di dalam pembahasan skripsi ini terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian sebagai bahan
perbaikan skripsi ini.
93
Penulis berharap semoga hasil penulisan skripsi ini bermanfaat
hususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca sekalian. Tak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
skripsi ini bisa diselesaikan, semoga segala amal perbuatan baik kita
membawa ke arah yang lebih baik, Amin ya Rabbal’alamin
94
DAFTAR PUSTAKA
An-Nahlawiy, Abdurrahman, Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan islam, dalam keluarga, di sekolah dan di masyarakat, terj. H.M.D. dahlan dan H.M.I. Soelaeman, Bandung: CV Diponegoro, 1989.
AR, Syamsuddin dan Vismaia s Damayanti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Asifudin, janan, Ahmad, Mengungkit Pilar-Pilar Pendidikan Islam (Tinjauan Filosofis), Yogyakarta: Suka-press, 2009.
Bawani, Imam, Tradisionalisme Dalam Pendidikan Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.
Dawam Raharjo, Muhamad, Pergulatan Dunia Pesantren, Jakarta: P3M, 1985.
Dhofier, Zamahsyari, Tradisi Pesantren, Jakarta: P3ES, 1994.
Fu’ad, Akbar, Pembelajarab Qawa’id Dengan Menggunakan Metode Amtsilati di Pondok Pesantren Cijantung Ciamis, Skripsi Sarjana Pendidikan Bahasa Arab, Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2010.
Fuad Syukron, Enceng, Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Sunni Darussalam Maguwoharjo Sleman Yogyakarta, Skripsi Sarjana Pendidikan Bahasa Arab, Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2010.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Reaserch II, Yogyakarta: Andi Offset, 1989. Hakim, Taufiqul, Amtsilati Program Pemula Kitab Kuning, Jepara: Al-Falah
Offset, 2004.
95
Izzan, Ahmad, Metodologi Pembelajaran bahasa Arab”, Bandung: Humaniora, 2011
J, Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001.
Komarudin,http://komarudintasdik.wordpress.com/2011/10/10/pentingnyaperencanaan-pembelajaran, Akses jum’at 06 Juli 2012.
Kurob, Kasyiful, Metode Pengajaran Amtsilati Metode Praktis Mendalami Al-Qur’an dan Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Falah Sidorejo Bangsri Jepara Jawa Tengah, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, Yogyakarta: Perpustakaan IAIN Sunan Kalijaga, 2004.
Nasution, S, pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1990.
Nawawi, Hadari dan Mimi Martini, Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996.
Pengurus besar NU, “Taufiqul Hakim, Penemu Metode Cepat Belajar Kitab Kuning”,http://nu.or.id/page/id/dinamic_detil/13/8376/Tokoh/Penemu_Metode_Cepat_Belajar_Kitab_Kuning.html, akses 17 Januari 2012.
Purwanto, Ngalim, M, Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi pengajaran, Bandung: Remadja karya CV,1988.
Rosyid, Abdul, KH. Taufiqul Hakim Penemu Metode Cepat Membaca Kitab, http://www.amtsilati.com/, akses 28 Desember 2011.
Saridjo, Marwan, dkk, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, Jakarta: Dharma Bhakti, 1987.
Sevli,TeknikPengumpulanData,http://sevli074.wordpress.com/2009/01/25/teknik-pengumpulan-data/, akses 29 Desember 2011.
96
Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan Pendekatan Kualitatif, R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.
Sumardi, Muliyanto, Pengajaran Bahasa Asing, Jakarta: Sinar Hudaya, 1999.
Sutarto, Efektifitas Metode Pengajaran Kitab Kuning Pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatut Tullab Kesugihan Cilacap, Skripsi Sarjana Pendidikan Bahasa Arab, Yogyakarta: Perpustakaan IAIN sunan Kalijaga, 2003.
Syarief el Baly, Metode Amtsilati, http://www.kontra24.org/2009/10/metode Amtsilati. html. akses 28 Desember 2011.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.
Van Bruinessen, Martin, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat; Tradisi-tradisi Islam di Indonesia, Bandung: Mizan, 1995.
Widodo, Sembodo Ardi, Pedoman Penulisan skripsi Mahasiswa Jurusan PBA Fakultas Tarbiyah, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2006.
PEDOMAN PENGUMPULAN DATA
A. Pedoman Wawancara
1. Pengasuh
a. Bagaimana sejarah berdirinya pondok pesantren Al-fajar?
b. Apa landasan didirikannya pondok pesantren Al-Fajar?
c. Dari mana pondok pesantren mendapatkan dana untuk operasional
pondok pesantren?
d. Apa alasan pondok pihak pondok pesantren memutuskan untuk
menerapkan Amtsilati sebagai metode pembelajaran ilmu alat?
e. Apa tujuan metode Amtsilati di terapkan di pondok pesantren Al-
fajar?
f. Bagaimana pengasuh mengawasi efektifitas metode Amtsilati yang
di terapkan di Pondok pesantren?
g. Apa kurikulum yang di gunakan di Madrasah diniyah Maslahatul
Huda Pondok Pesantren Al-fajar?
h. Menurut Ibu Nyai apakah faktor penghambat penerapan metode
Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar?
i. Apa faktor-faktor pendukung penerapan metode Amtsilati ini?
j. Apa saja kegiatan Ekstakurikuler di pondok pesantren Al-fajar?
k. Apa saja kriteria seseorang untuk dapat mengajarkan amtsilati di
Pondok Pesantren Al-fajar?
l. berapa lama target santri dapat menyelesaikan program Amtsilati di
pondok pesantren Al-fajar?
2. Guru
a. Sudah berapa lama anda mengajar Amtsilati?
b. Apa latar pendidikan anda?
c. Bagaimana pengalaman anda dalam mengajar Amtsilati?
d. Apa tujuan metode Amtsilati di terapkan di pondok pesantren Al-
fajar?
e. Apa saja kriteria calon pengajar Amtsilati?
f. Materi Apa yang paling sulit dipahai oleh santri?
g. Aspek apa saja yang dinilai dalam proses penilaian?
h. bagaimana tindak lanjut hasil penilaiannya?
i. Berapa standar nilai agar siswa dinyatakan lulus?
j. Apa saja kriteria kelulusannya?
k. Strategi apa saja yang anda gunakan dalam menerapkan metode
Amtsilati?
l. bagaimana proses pembelajaran Amtsilati di pondok pesantren ini?
m. Dalam pembelajaran Amtsilati ada berapa kitab yang dipakai dan
kapan saja buku-buku tersebut dapat mulai digunakan oleh santri?
n. Dalam satu tahun rata-rata berapa jilid yang bisa diselesaikan satu
kelas?
o. Bagaimana bentuk dan proses penilaian metode pembelajaran
Amtsilati?
p. Apa saja hambatan anda selama mengajakan Amtsilati di pondok
pesantren Al-fajar?
q. Apa saja faktor pendukung metode Amtsilati di pondok pesantren al-
fajar?
B. Pedoman Observasi
1. Letak dan Keadaan Geografis Pondok Pesantren Al-fajar
2. Keadaan Lingkungan Pondok Pesantren Al-Fajar
3. Proses Pembelajaran Amtsilati di Pondok Pesantren Al-fajar
4. Implementasi Pembelajaran Amtsilati pada pengkajian Kitab Kuning di
Pondok Pesantren Al-fajar.
5. Observasi Daftar Trophy Prestasi Pondok Pesantren Al-Fajar
C. Pedoman Dokumentasi
1. Profil Pondok Pesantren Al-fajar
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-fajar
3. Susunan Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Al-Fajar
4. Susunan Pengurus Pondok-Pesantren Al-Fajar
5. Daftar guru/Ustadz di Pondok pesantren Al-fajar
6. Keadaan Karyawan
7. Data Santri
8. Data gedung.
OBSERVASI
Catatan lapangan :1
Tema : Prose pembelajaran Kitab Amtsilati Jilid 4
Kelas : III Putri
Teman : Observasi proses pembelajaran Amtsilati di kelas III Putri
Waktu : Rabu 18 April 2012 Pikul 18.30-19.15
Tempat : Pondok Pesantren Al-fajar
Observer : Idah Mufidah (08420031)
Selepas waktu maghrib, para santri bersiap menuju kelas masing-masing
di Madrasah Diniyah Maslahatul Huda untuk belajar. Jadwal Amtsilati pada hari
itu adalah kelas III putri. Setelah masuk waktu belajar, prosen pembelajarannya
adalah sebagai berikut:
1. Guru membuka dengan salam dan memimpin do’a
2. Guru memberikan soal di papan tulis berupa teks arab yang tidak berharokat,
kemudian siswa membaca dan menjelaskan kedudukannya.
3. Siswa secara bersama-sama mengulangi hafalan rumus qoidati dan khulashoh
Alfiyah Ibnu Malik menurut materi yang telah diajarkan sebelumnya.
4. Setelah selesai guru membacakan judul dan materi, dan setelah selesai santri
mengulangi dan membaca contoh ayat dari awal sampai selesai, bacaan
pertama lengkap tanpa waqof sesuai dengan nahwu dan bacaan kedua
diwaqofkan sesuai dengan tajwid.
5. Siswa megulangi keterangan yang ada di bawah contoh dan membaca dasar
baitnya dengan melihat pada khulashoh, jika sudah hafal boleh tanpa melihat
khulasoh.
6. Siswa berlatih memberi makna, pada bagian latihan memberi makna, titik-
titik dan ayat yang tidak berharokat jangan diisi dengan tulisan tetapi dengan
lisan.
7. Guru menuliskan ayat Al-qur’an di papan tulis, kemudian secara bergantian
siswa ditanyakan i’rob sesuai dengan rumus qaidah yang telah dipelajari dan
dibacakan dasar baitnya.
8. Guru memberikan PR berupa soal latihan atau menulis materi yang ada
kepada para Siswa untuk menilai kualitas dan meningkatkan pemahaman
Siswa.
9. Guru memberi kesempatan kepada para Siswa untuk mengajukan pertanyaan
untuk materi yang belum jelas.
10. Pada bagian Penutup guru menyampaikan kesimpulan dari materi yang telah
diajarkan dan pesan-pesan kepada para Siswa.
11. Guru menutup dengan bacaan doa dan hamdalah kemudian mengahiri dengan
salam.
OBSERVASI
Catatan lapangan :2
Tema : Proses setoran Hafalan Hulasoh Alfiyah ibnu Malik dan
Rumus-rumus Qo’idati
Kelas : II Putri
Waktu : 24 April 2012, 18.30-20.00
Tempat : Madrasah Diniyah Maslahatul huda Pondok Pesantren Al-
fajar
Observer : Idah Mufidah (08420031)
Pada sesi ini prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Guru membuka dengan salam dan memimpin do’a
2. Siswa mengulang rumus Qo’idati dan Hafalan Khulashoh Al-fiyah Ibnu
Malik
3. Setoran Hafalan dimulai dari siswa yang sudah siap satu per satu
4. Jika ada siswa yang belum hafal atau belum lancar hafalannya, maka siswa
kembali ke tempat duduk dan mengafalnya kembali untuk kemudian
disetorkan kembali pada saat itu jika sudah siap kembali.
5. Jika sudah selesai semua, maka guru menjelaskan sedikit materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
6. Guru menutup dengan do’a dan salam
OBSERVASI
Catatan lapangan :3
Tema : Pembelajaran kitab kuning Mukhtarul Ahadits
Kelas : I Putri
Waktu : 15 april 2012
Tempat : Pondok Pesantren Al-ajar
Observer : Idah Mufidah (08420031)
Pengajian ini dilaksanakan pada mInggu pagi untuk seluruh kelas satu
madrasah Diniyah, sedangkan untuk kelas dua dan seterusnya mengikuti
pengajian kitab ta’limuta’allim di ruangan lain.
Proses pengajiannya adalah sebagai berikut:
1. Guru membacakan kitab kuning dengan metode bandongan.
2. Setelah selesai beberapa baris kemudian guru menunjuk santri secara
bergantian untuk membaca kembali dan menjelaskan kaidah-kaidah dari
kalimat-kalimat yang ditunjuk oleh ustadz kemudian menunjukkan dasar
baitnya.
3. sampai beberapa santri begiliran menjawab.
4. Jika ada santri yang salah dalam menjawab maka di diskusikan bersama di
dalam kelas.
5. guru memberika nasihat-nasihat sebelum pengajian selesai