Page 1
IMPLEMENTASI NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SIKAP KEPEDULIAN
SOSIAL SISWA DI SMP N 2 GUNUNG JATI
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh :
VERREN FITRI QOMARIYAH NIM. 2015.1.18.1.02153
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
IAI BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2019
Page 4
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Implementasi Pendidikan Agama Islam Dalam
Membentuk Karakter Sikap Kepedulian Sosial Di Smp Negeri 2 Gunung
Jati” oleh Verren Fitri Qomariyah NIM: 2015.1.18.1.02153, telah diajukan
dalam sidang Munaqosah Program Studi Pendidikan Agama Islam Institut Agama
Islam Bunga Bangsa Cirebon pada tanggal
Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon.
Cirebon,
Sidang Munaqosah
Ketua
Merangkap Anggota
Dr. H. Oman Fathurohman, M.A
NIDN. 8886160017
Penguji I,
NIDN.
iii
Penguji II,
NIDN.
Sekretaris,
Merangkap Anggota,
Drs. Sulaiman, M.MPd
NIDN. 2118096201
Page 6
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah–Nya serta nikmat, baik nikmat jasmani
maupun rohani, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Implementasi Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Karakter Sikap
Kepedulian Sosial Di Smp Negeri 2 Gunung Jati”. Dalam rangka menyelesaikan
studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon.
Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun telah menerima banyak
bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya.
Jasa baik mereka tentu tidak dapat penyusun lupakan begitu saja, pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Drs. H. A. Basuni, Ketua Yayasan Pendidikan Bunga Bangsa Cirebon.
2. Dr. H. Oman Fathurohman, MA., Rektor IAI Bunga Bangsa Cirebon.
3. Drs. Sulaiman, M.MPd., Dekan Fakultas Tarbiyah IAI Bunga Bangsa
Cirebon.
4. Agus Dian Alirahman, M.Pd.I., Ketua Program Studi PAI IAI Bunga
Bangsa Cirebon.
5. Drs. Ahmad Abd. Khozim, M.A., M.Pd Dosen Pembimbing I.
6. Dr. Iffan Ahmad Gufron, M.Phil Dosen Pembimbing II.
7. Dra. Hj. Asmuri, M.M. Kepala SMP Negeri 2 Gunung Jati yang telah
bersedia memberikan ijin dan fasilitas selama penyusun melakukan
penelitian
8. Kedua orang tua, saudara, teman dan semua pihak yang turut membantu
dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat limpahan balasan
dari Allah SWT. Akhirnya penyusun berharap semoga skripsi ini dapat berguna
dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.
Cirebon,
Penyusun
v
Page 7
ABSTRAK
VERREN FITRI QOMARIYAH. NIM. 2015.1.18.1.02153 IMPLEMENTASI
NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK
KARAKTER SIKAP KEPEDULIAN SOSIAL DI SMP NEGERI 2
GUNUNG JATI
Skripsi ini membahas mengenai implementasi nilai pendidikan agama
Islam dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial siswa di SMP Negeri 2
Gunung Jati. Kajian ini dilatarbelakangi oleh nilai pendidikan agama Islam yang
telah dipelajari oleh siswa yakni mengenai kepedulian sosial akankan karakter
sikap tersebut di terapkan di kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan data mengenai 1) karakter
sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati, 2) implementasi nilai
pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap peduli sosial siswa di
SMP Negeri 2 Gunung Jati, 3) faktor pendukung dan penghambat dalam
implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap
peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menentukan
informan menggunakan pengambilan sampel secara purposive sampling dan
snowball sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, interview dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa nilai dari pendidikan agama Islam masih diterapkan oleh siswa di dalam kehidupan sehari-hari. Karakter sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati itu tinggi,
jika ada sedikit paksaan dan arahan dari para guru dan orang tua, dan dilakukan
melalui pembiasaan yang rutin dilakukan oleh siswa, dimana program yang telah
ditetapkan itu berjalan seuai dengan tujuan untuk menanamkan sikap peduli dari
siswa. Dengan adanya suatu program yang dapat menunjang dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Perencanaan, dengan adanya forum musyawaran dan dipadukan karakter
yang muncul pada setiap mata pelajaran. Pelaksanaan, berjalannya untuk
membentuk karakter sikap peduli sosial siswa disuguhkan dengan berbagai
kegiatan: kegiatan belajar mengajar, kegiatan peringatan hari besar Islam, dan
kegiatan ekstrakulikuler. Dan evaluasi, semua orang ikut terlibat untuk
mengevaluasi setiap perubahan karakter sikap kepedulian siswa.
Kata Kunci: Nilai Pendidikan Agama Islam, Karakter Kepedulian Sosial,
Membentuk Karakter
vi
Page 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah swt. telah banyak memberikan begitu banyak rizki kepada umat
manusia, berupa, harta, kesehatan, panjang umur. Harta yang Allah swt.
berikan bukan hanya dengan kekayaan maupun harta berlimpah, dalam hal ini
anak juga termasuk harta yang sangat berharga bagi orang tua yang diberikan
kepercayaan oleh Allah swt. dengan diberikannya seorang anak. Sebagaimana
firman Allah swt. dalam QS. Al-Kahfi [18] : 46
☺ ⧫❑⧫◆ ➔◆ ❑◆⬧
◆ Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia....”1
Sesuai dengan firman Allah di atas, bahwa anak merupakan harta yang
dimiliki oleh kedua orang tuanya. Anak bukan hanya milik kita seutuhnya,
tetapi di sisi lain anak juga merupakan amanah yang Allah swt. titipkan
kepada kita. Amanah tersebut harus dijaga dengan benar, karena semua yang
diamanahkan kepada kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah swt.
Demikian anak harus memperoleh kasih sayang dan pendidikan yang akan
menghiasi karakter si anak ketika berada dalam sebuah lingkungan
masyarakat dari kedua orang tuanya.
1 Kementrian agama RI, AlQur’an Terjemah (Jakarta: Nur , 2009), h. 299
Page 14
2
Anak merupakan sebuah titipan (amanah) dari Allah swt. sebagaimana
firman Allah swt. surat Al-Anfal ayat 27-28:
⧫ ❑⧫◆ ❑❑➔
⧫❑▪◆ ❑❑➔◆ ⧫ ◆
⧫❑☺◼➔⬧ ❑☺◼◆ ☺
→◆❑ ⬧◆ ◆
◆ ◼ →⧫
Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
menghianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu menghianati
amanat yang telah dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan
ketahuilah bahwa harta-mu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan
dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar. 2
Dengan begini Allah Swt. mewajibkan kedua orangtua untuk menjaga,
merawat dan mendidik anak sesuai dengan kehendak atau perintah si pemberi
amanah, supaya potensi baik yang telah dianugrahkan Allah SWT dapat
dikembangkan seoptimal mungkin.
Semua anak terlahir dalam keadaan fitrah (suci), di sinilah peran orang tua
dan lingkungan sekitar sangatlah penting dalam membimbing dan
memberikan pengarahan pada anak.
2 Ibid., h. 180.
Page 15
3
Anak-anak menjalani proses tumbuh dan berkembang dalam suatu
lingkungan dan hubungan. Pengalaman mereka sepanjang waktu bersama
orang-orang yang mengenal mereka dengan baik, serta berbagai karakteristik
dan kecenderungan yang mulai mereka pahami merupakan hal-hal pokok
yang mempengaruhi perkembangan konsep dan kepribadian sosial mereka.3
Selain mendapatkan bimbingan dan pengarahan, anak juga perlu adanya
pendidikan baik itu pendidikan formal dan non formal. Pendidikan
merupakan hak bagi setiap anak dalam mengembangkan nalar berpikirnya,
menanamkan sikap dan perilaku yang mulia, memiliki keterampilan untuk
kehidupannya dan menjadikannya sebagai manusia yang memiliki
kepribadian baik.
Dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.4 Pendidikan yang sangat utama yakni
pendidikan yang diberikan oleh keluarga dimana penanaman agama dan
membentuk akhlak karimah yang dimiliki anak. Beberapa point yang
diajarkan oleh orang tua tersebut masuk ke dalam pendidikan agama Islam.
Tujuan pendidikan agama Islam harus dikaitkan pula dengan tujuan
pendidikan nasional negara tempat pendidikan islam itu dilaksanakan dan
3 Sri Lestari, Psikologi Keluarga (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 16. 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan
Nasional, 2019, h.3, (http://www.luk.staff.ugm.ac.id).
Page 16
4
harus dikaitkan pula dengan tujuan institusional lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan itu. Tujuan umum itu tidak dicapai kecuali
setelah melalui proses pengajaran, pengalaman, pembiasaan, penghayatan dan
keyakinan akan kebenarannya. Tahapan-tahapan dalam mencapai tujuan itu
pada pendidikan formal (sekolah, madrasah), dirumuskan dalam bentuk
tujuan kurikuler yang selanjutnya dikembangkan dalam tujuan instruksional.5
Pendidikan juga berperan untuk mengembangkan seluruh potensi yang
dimiliki anak. Pendidikan agama bukan hanya diberikan oleh keluarga, tetapi
pemerintah juga memiliki tanggung jawab dalam mendidik agama anak.
Pendidikan agama Islam tidak lagi menjadi mata pelajaran tambahan
melainkan menjadikannya bidang studi wajib yang harus diajarkan disetiap
jenjang pendidikan.
Pendidikan Agama merupakan hak bagi setiap peserta didik hal ini
tertuang dalam Undang–Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 12 yang
menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapat pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan
diajarkan oleh pendidik yang seagama.6 Dalam melaksanakan pendidikan
diharapkan siswa akan mendapatkan hasil dari proses pembelajaran yang
akan mempengaruhi karakter dan kepedulian terhadap lingkungan anak yang
akan ditunjang oleh potensi pada setiap masing individu siswa.
Pendidikan karakter sudah banyak diselenggarakan pada setiap akademisi
pendidikan yang ditetapkan kepada peserta didik tetapi belum mampu
5 Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam (Bumi Aksara), h.30 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, op.cit., h.2.
Page 17
5
memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang sekarang semakin pelik,
dengan kucuran dana yang begitu besar untuk pendidikan, harusnya mampu
menangani permasalahan yang dialami dalam dunia akademisi.
Seiring berbicara pendidikan karakter adanya signifikan dengan
pendidikan agama Islam, dimana di dalam pendidikan Islam juga
mengajarakan seseorang agar memiliki akhlak yang baik dan memiliki
kepedulian sosial dalam kehidupannya. Ketakwaan yang dimiliki oleh
seseorang dilihat dari tingkah laku dan karakter yang dimiliki.
Ki Hajar Dewantara berpendapat mengenai pendidikan karakter telah jauh
berpikir dalam masalah pendidikan karakter. Mengasah kecerdasan budi
sungguh baik karena dapat membangun budi pekerti yang baik dan kokoh,
hingga dapat mewujudkan kepribadian (per- soonlijkhheid) dan karakter
(jiwa yang berasas hukum kebatinan). Jika itu terjadi , orang akan senantiasa
dapat mengalahkan nafsu dan tabiat-tabiatnya yang asli (bengis, murka,
pemarah, kikir, keras, dan lain -lain) (Ki Hadjar Dewantara dalam Majelis
Luhur Persatuan Tamansiswa).
Selanjutnya, Ki Hadjar Dewantara mengatakan, yang dinamakan “budi
pekerti” atau watak atau dalam bahasa asing disebut “ karakter ” yaitu “
bulatnya jiwa manusia ” sebagai jiwa yang “ berasas hukum kebatinan”. Orang
yang memiliki kecerdasan budipekerti itu senantiasa memikirkan dan
merasakan serta selalu memakai ukuran, timbangan, dan dasar-dasar yang
pasti dan tetap. Itulah sebabnya orang dapat kita kenal wataknya dengan
pasti, yaitu karena watak atau budipekerti itu memang bersifat tetap dan
Page 18
6
pasti.7, Allah juga berfirman dalam surat Al-Qalam ayat 4 :
◆ ◼➔⬧ ➔ →⧫
Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung”.8
Dalam surat di atas menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw. sebagai
contoh akhlak uang baik untuk ditiru ole kita, sehingga kita dapat memiliki
karakter yang telah dicontohkan oleh Nabi saw.
Dilansir oleh Kompas.com Rencana pendidikan untuk tahun 2020 tetap
fokus kepada pembangunan karakter sebagai payung dari seluruh visi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di dalamnya mencakup
mendorong motivasi semua perangkat sekolah agar senang meningkatkan
ilmu dan kompetensi, termasuk di dalam skema perekrutan, pelatihan, dan
evaluasi guru.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan hal
itu dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional 2019 di Jakarta,
Kamis (9/5/2019).
”Penguatan Pendidikan Karakter, peningkatan akses dan mutu pendidikan
anak usia dini (PAUD), serta keterkaitan dan kesepadanan (link and match)
dunia pendidikan dengan kebutuhan industri adalah program kerja tahun ini
7 Haryanto, Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara, p.18
(Ippmp.uny.ac/sites/Ippmp.uny.ac.id) 8 kementrian agama RI, op. cit., h. 564
Page 19
7
dan akan datang,” tuturnya.9
Dengan demikian maka sudah jelaslah bahwa pendidikan karakter akan
menjadi sebuah sistim pendidikan yang akan dijalankan di Indonesia untuk
saat ini khususnya dalam membentuk pribadi yang iman taqwa juga memiliki
jiwa sosial yang baik.
Munculnya gagasan program nilai pendidikan karakter dalam dunia
pendidikan di Indonesia, bisa dimaklumi, sebab selama ini dirasakan, proses
pendidikan ternyata belum berhasil membangun manusia Indonesia yang
berkarakter. Bahkan banyak yang menyebut, pendidikan telah gagal
membangun nilai karakter. Banyak lulusan sekolah dan sarjana yang piawai
dalam menjawab soal ujian, berotak cerdas, tetapi mentalnya lemah, penakut,
dan perilaku tidak terpuji.
Selain seseorang harus memiliki karakter yang baik, perlu adanya juga
kepedulian sosial yang harus diterapkan dalam sekitar lingkungan tempat ia
tinggal, dimana dalam proses pembelajaran siswa harus mampu belajar
berintraksi dengan lingkungannnya, seperti belajar bermasyarakat.
Kita sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan orang lain, entah itu
budaya, ekonomi, politik maupun amal yang berkaitan dengan Allah swt.
dengan begitu sepatutnya kita harus saling tolong menolong, peduli, antara
satu dengan yang lain.
Mengenai kepedulian sosial, siswa-siswi SMPN 2 Gunung Jati dapat
menerapkan hal tersebut, berdasarkan hasil fenomena tersebut, penulis
9Laraswati Ariadne Anwar, “Pendidikan Karakter Payung Peningkatan Mutu
Pemelajaran”, Kompas, Jakarta, 10 Mei 2019.
Page 20
8
tertarik mengadakan penelitian “Implementasi Nilai Pendidikan Agama Islam
Dalam Membentuk Karakter Sikap Peduli Sosial Siswa Sekolah Menengah
Pertama Negeri 2 Gunung Jati” Hal ini perlu diketahui secara rinci mengenai
sejauh mana nilai pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap
peduli sosial di smp tersebut, sehingga dapat dimanfaatkan serta dijadikan
contoh bagi sekolah lain yang memerlukan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah
dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Kurangnya karakter sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2
Gunung Jati.
2. Adanya implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam
membentuk karakter sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2
Gunung Jati.
3. Adanya faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi nilai
pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap peduli
sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.
C. Fokus Masalah dan Subfokus
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukkan di atas, fokus
penelitian sebagai berikut:
1. Karakter sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.
Page 21
9
2. Implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter
sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.
3. Faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi nilai pendidikan
agama Islam dalam membentuk karakter sikap peduli sosial siswa di
SMP Negeri 2 Gunung Jati.
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana, dengan demikian dimunculkan pertanyaan
penelitian :
1. Bagaimana karakter sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung
Jati?
2. Bagaimana implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam
membentuk karakter sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung
Jati?
3. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi nilai
pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap peduli sosial
siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh data mengenai karakter sikap peduli sosial siswa di
SMP Negeri 2 Gunung Jati.
Page 22
10
2. Untuk memperoleh data mengenai implementasi nilai pendidikan agama
Islam dalam membentuk karakter sikap peduli sosial siswa di SMP
Negeri 2 Gunung Jati.
3. Untuk memperoleh data mengenai faktor pendukung dan penghambat
dalam implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam membentuk
karakter sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.
F. Kegunaan Penelitian
1. Teori
a. Menambah khazanah keilmuan penulis tentang Karakter Sikap peduli
Sosial Siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.
b. Melengkapi hasil–hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para
peneliti sebelumnya khususnya tentang bagaimana Karakter Sikap
peduli Sosial Siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.
2. Praktis
a. Bagi siswa
Karakter Sikap peduli Sosial dalam nilai pendidikan agama Islam
b. Bagi guru
Untuk memilih metode dan evaluasi apa yang tepat untuk
digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam bagi di
SMP Negeri 2 Gunung Jati.
Page 23
11
c. Bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan mengenai
Implementasi Nilai Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk
Karakter Sikap Peduli Sosial Siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi tentang “Implementasi Nilai Pendidikan Agama Islam
Dalam Pembentukan Karakter Sikap Kepedulian Sosial Siswa di SMP Negeri
2 Gunung jati” secara keseluruhan terdiri dari lima bab, berikut sistematika
pembahasannya:
Bab I tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II tentang landasan teori yang terdiri dari deskripsi teoritik, hasil
penelitian yang relevan, dan kerangka pemikiran/konseptual.
Bab III tentang metodologi penelitian yang terdiri dari setting penelitian/
tempat dan waktu penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data,
teknik pengolahan data dan pemeriksaan keabsahan data.
Bab IV tentang hasil penelitian dana pembahasan yang terdiri dari
deskripsi hasil data penelitian, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan
penelitian.
Bab V tentang simpulan dan saran yang mengenai simpulan dan saran dari
peneliti terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan.
Page 24
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Pengertian Nilai
Mulyana mendefiniskan tentang nilai itu adalah rujukan dan
keyakinan dalam menentukan pilihan. Definisi tersebut dikemukakan
oleh Mulyana yang secara eksplisit menyertakan proses pertimbangan
nilai, tidak hanya sekedar alamat yang dituju oleh sebuah kata „ya‟.10
Pengertian nilai menurut Lorens Bagus dalam bukunya Kamus
Filsafat menjelaskan tentang nilai yaitu Nilai dalam bahasa Inggris value,
bahasa Latin valere (berguna,mampu akan, berdaya, berlaku, kuat). Dan
menurut Mulyana mendefiniskan tentang nilai itu adalah rujukan dan
keyakinan dalam menentukan pilihan. Definisi tersebut dikemukakan oleh
Mulyana yang secara eksplisit menyertakan proses pertimbangan nilai,
tidak hanya sekedar alamat yang dituju oleh sebuah kata „ya‟.11
10 Dudung Rahmat Hidayat dan Mulyadi, Hakikat Dan Makna Nilai, Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Nilai Dalam Pendidiikan Umum, Program Pendidikan Umum Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia, 2006 11 Ibid.
Page 25
13
2. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan terbagi menjadi dua, paedagogiek dan paedagogie,
jika paedagogie artinya pendidikan sedangkan paedagogiek artinya ilmu
pendidikan. Pedagogik atau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik.12
Menurut UUD Tahun 1945 No. 20 Tahun 2003 pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.13
Sesuai dengan UUD di atas, bahwasanya kita menempuh pendidikan
yakni untuk belajar mengembangkan potensi yang dimiliki oleh seseorang,
dengan begini setiap individu akan menjadi manusia yang unggul akan
potensi nya masing-masing.
Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan ialah usaha
kebudayaan yang bermaksud memberi bimbingan dalam hidup tumbuhnya
jiwa raga anak agar dalam kodrat pribadinya serta pengaruh
lingkunganannya, mereka memperoleh kemajuan lahir batin menuju ke
arah adab kemanusiaan.14
12 Fristiana Irina, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Parama Ilmu, 2017), h.1. 13 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, op. cit, h.2
A. 14Haryanto, Pendidikan Karakter Menurut Ki Hadjar Dewantara, p. 18,
(Ippmp.Uny.ac.id)
Page 26
14
a. Teori Yang Meladasi Pendidikan
1) Teori Tabularasa
Teori tabularasa dikemukakan oleh John Locke dan Francis
Bacon. Teori ini mengatakan bahwa anak yang baru dilahirkan itu
dapat diumpakan sebagai kertas putih bersih yang belum ditulisi.
Jadi, sejak lahir anak itu tidak mempunyai bakat dan pembawaan
apa-apa. Anak dapat dibentuk sekehendak pendidiknya. Disi
kekuatanya ada pada pendidik. Pendidik atau lingkungan berkuasa
atas pembentukan anak.
Pendapat John Lock seperti di atas dapat juga empirisme,
yaitu suatu aliran atau paham yang berpendapat bahwa segala
kecakapan dan pengetahuan manusia itu timbul dari pengalaman
(empiri) yang masuk melalui alat indra.
Kaum behavioris juga berpendapat senada dengan teori
tabularasa itu. Behaviorisme tidak mengakui adnya pembawaan dan
keturunan, atau sifat-sifat yang turun-temurun. Semua pendidikan,
menurut behaviorisme, adalah pembentukan kebiasaan-kebiasaan
yang berlaku dalam lingkungan anak.
2) Teori Nativisme (Schopenhauer)
Lawan dari empirisme iala nativisme. Nativus (latin) berarti
karena kelahiran. Aliran nativisme berpendapat bahwa tiap-tiap anak
sejak dilahirkan sudah mempunyai berbagai pembawaan yang akan
berkembang sendiri menurut arahnya masing-masing. Pembawaan
Page 27
15
anak-anak itu ada yang baik dan ada yang buruk. Pendidikan tidak
perlu dan tidak berkuasa apa-apa.
Aliran pendidikan yang menganut paham nativisme ini disebut
aliran pesimisme. Sedangkan yang menganut empirisme dan teori
tabularasa disebut aliran optimisme.
3) Teori konvergensi
Teori konvergensi dikemukakan oleh William Stern ahli ilmu
jiwa bangsa Jerman. Menurut teori konvergensi hasil pendidikan
anak itu ditentukan atau dipengaruhi oleh dua faktor: pembawaan
dan lingkungan.15
b. Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yan beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.16
15 Fristiana Irina, op. cit., h.23.
16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, op. cit., h.4.
Page 28
16
c. Fungsi pendidikan
Peranan pendidikan dalam pengembangan kualitas sumber daya insani
secara mikro, sebagai proses belajar-mengajar: alih pengetahuan (transfer
of knowledge), alih metode (transfer of metidology), dan alih nilai (transfer
of value).
Fungsi pendidikan sebagai sarana alih pengetahuan dapat ditinjau dari
teori human “capital” bahwa pendidikan dipandang sebagai investasi.
Dimana hasil investasi ini berupa tenaga kerja yang mempunyai
kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilannya
dalam proses produksi dan pembangunan pada umumnya. Proses alih
pengetahuan ini berperan pada proses pembudayaan dan pembinaan iman,
takwa, dan akhlak.
Fungsi pendidikan sebagai sarana alih metode berperan pengembangan
kemampuan penerapan teknologi dan profesionalitas seseorang.
Penguasaan teknologi dalam sistem pembelajaran informasi merupakan
sesuatu yang harus dikuasai oleh pendidikan agama. Menguasai peluang
dan menejemen masa depan diharuskan dapat mengetahui dan menguasai
informasi. Menguasai informasi dan teknologi sama artinya dengan
menguasai masa depan.
Fungsi pendidikan sebagai sarana alih nilai. Seacara makro memiliki
tiga sasaran. Pertama, tujuan pendidikan adalah untuk membentuk
manusia yang mempunyai keseimbangan antara kemampuan kognitif dan
psikomotor di satu pihak serta kemampuan afektif. Hal ini juga dapat
Page 29
17
diartikan bahwa pendidikan menghasilkan manusia yang berkepribadian,
tetap menjungjung tinggi nilai-nilai budaya dan luhur, serta mempunyai
wawasan, sikap kebangsaan dan sikap menjaga serta memupuk jati
dirinya. Kedua, dalam sistem ini nilai yang dialihkan juga termasuk nilai-
nilai keagamaan, ketakwaan, dan akhlak mulia, yang senantiasa menjaga
harmonisasi dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam sekitarnya. Ketiga,
dalam alih nilai juga dapat ditransformasikan tata nilai yang mendukung
proses industrialisasi dan penerapan teknologi, seperti penghargaan akan
waktu, disiplin, etos kerja, kemandirian, kewirausahaan.17
3. Pendidikan Agama Islam
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 55 tahun 2007
tentang Pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, Pendidikan Agama
adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap,
kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran
agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata
pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.18
Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran
agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar
nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara
17 Said Agil Husin Al Munawar, Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’ani Dalam Sistem Pendidikan
Islam (Ciputat Press: 2005), h.11 18 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007, Pendidikan Agama Dan
Pendidikan Keagamaan, (Https://Kemenag.go.id).
Page 30
18
menyeluruh, serta menjadikan agama Islam itu sebagai suatu pandangan
hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di
akhirat.
a. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Sebenarnya tujuan pendidikan agama Islam, sama halnya dengan
tujuan pendidikan nasional. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai
tujuan pendidikan Islam. Pertama, Ibnu Khaldun berpendapat tujuan
pendidikan Islam berorientasi ukhrawi dan duniawi. Pendidikan Islam
harus membentuk manusia seorang hamba yang taat kepada Allah dan
membentuk manusia yang mampu menghadapi segala bentuk persoalan
kehidupan dunia. Kedua, al-Ghazali merumuskan tujuan pendidikan Islam
kedalam dua segi, yaitu membentuk insan purna yang bertujuan
mendekatkan diri kepada Allah dan menuju kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat. Menurut al-Ghazali bahwa tujuan pendidikan Islam adalah
kesempurnaan manusia di dunia dan akhirat. Manusia dapat mencapai
kesempurnaan melalui menggunaan ilmu. Dengan keutamaan tersebut,
maka akan memberinya kebahagiaan di dunia serta sebagai jalan untuk
mendekatkan diri kepada Allah untuk kebahagiaan yang hakiki.19
Pendidikan keagamaan bertujuan untuk terbentuknya peserta didik
yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau
menjadi ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif,
B. 19 Miftahur Rohman, dan Hairudin, Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif Nilai-Nilai
Sosial Kultural, vol.3, 2018, p.25, (Ejournal.Radenintan.Ac.Id)
Page 31
19
dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman,
bertakwa, dan berakhlak mulia.20
Tujuan pendidikan Islam juga tertuang dalam Al-Qur’an surat Az-
Zariyat [51]: ayat 56:
⧫◆ →◼ ▪◆ ➔◆
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku”.21
4. Nilai Pendidikan Agama Islam
Secara filosofis, nilai sangat terkait dengan etika. Etika juga sering
disebut sebagai filsafat nilai, yang mengkaji nilai-nilai moral sebagai tolak
ukur tindakan dan perilaku manusia dalam berbagai aspek kehidupannya.
Sumber-sumber etika dan moral bisa merupakan hasil pemikiran, adat istiadat
atau tradisi, ideologi bahkan agama. Dalam konteks etika pendidikan Islam,
maka sumber etika dan nilai-nilai yang kemudian dikembangkan oleh hasil
ijtihad para ulama. Nilai-nilai yang bersumber pada adat-istiadat atau tradisi
dan ediologi sangat rentan dan situasional. Sebab keduanya adalah produk
budaya manusia yang bersifat relatif, kadang-kadang bersifat lokal dan
situasional. Sedangkan nila-nilai Qur’ani, yaitu nilai yang bersumber kepada
al-Qur’an adalah kuat, karena ajaran al-Qur’an bersifat mutlak dan
20 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007, op. cit., 21 Kementrian Agama RI, Nur Qur’an (Jakarta: Nur, 2009), h.523
Page 32
20
universal.22
Nilai pendidikan Islam sesuai dengan isi yang ada pada Al-Qur’an yang
di yang meliputi tiga dimensi yang harus dikembangkan melalui pendidikan.
Pertama, dimensi spritual, yaitu iman, takwa dan akhlak mulia (yang
tercemin dalam ibadah dan muamalah). Dimensi spritual ini tersimpul dalam
satu kata yaitu akhlak. Akhlak merupakan alat kotrol psikis dan sosial bagi
individu dan masyarakat. Tanpa akhlak, manusia akan berada dengan
kumpulan hewan dan binatang yang tidak memiliki tata nilai dalam
kehidupannya. Pendidikan dalam Islam tersimpul dalam prinsip “berpegang
teguh pada kebaikan dan kebajikan serta menjauhi keburukan dan
kemungkaran” berhubungan erat dengan upaya mewujudkan tujuan dasar
pendidikan Islam, yaitu ketakwaan, ketundukan, dan beribadah kepada Allah
swt.
Kedua, dimensi budaya, yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri,
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dimensi ini
menitikberatkan pada pembentukan kepribadian muslim sebagai individu
yang diarahkan pada peningkatan dan pengembangan faktor dasar (bawaan)
dan faktor ajar (lingkungan). Dengan berpedoman kepada nilai-nilai
keIslaman. Faktor dasar dikembangkan dan ditingkatkan kemampuan melalui
bimbingan dan pembiasaan berfikir, bersikap dan bertingkah laku menurut
norma-norma Islam. sedangkan faktor ajar dilakukan dengan cara
mempengaruhi individu melalui proses dan usaha membentuk kondisi yang
22 Said Agil Husin Al Munawar, op. cit., h. 3.
Page 33
21
mencerminkan pola kehidupan yang sejalan dengan norma-norma Islam
seperti teladan, nasehat, ganjaran, pembiasaan, hukuman, dan pembentukan
lingkungan serasi.
Ketiga, dimensi kecerdasan, yang membawa pada kemajuan, yaitu
cerdas, kreatif, terampil, disiplin, etos kerja, profesional, inovatif dan
produktif. Dimensi kecerdasan dalam pandangan psikologi merupakan sebuah
proses yang mencangkup tiga proses yaitu analisis, kreativitas, dan praktis.
Kecerdasan apapun bentuknya, baik IQ-ISQ dan lain-lain saat ini diukur
dengan prestasi di sekolah, dan bukan prestasi dalam kehidupan. Dulu
kecerdasan itu diukur dengan membandingkan usia mental dengan usia
kronologis, tetapi saat ini test IQ membandingkan penampilan individu
dengan rata-rata bagi kelompok dengan usia yang sama. Tegasnya dimensi
kecerdasan ini erimplikasi bagi pemahaman nilai-nilai Al-Qur’an.
5. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Karakter
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark atau menandai
dengan focus mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
tingkah laku.23
23 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter (Bandung: Pustaka
Setia,2017), h. 44.
Page 34
22
Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap
pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau
makhluk hidup lainnya.24
Karakter adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan, mau
berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap
lingkungan) yang terpantri dalam diri dan terwujud dalam perilaku.
Rumusan dari kementrian pendidikan nasional, khususnya direktorat
pendidikan tinggi menjelaskan bahwa secara umum, arti karakter adalah
karakter mendemostrasikan etika atau sistem nilai personal yang ideal (baik
dan penting) untuk eksistensi diri dan berhubungan dengan orang lain.
Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang
mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam
menghadapi kesulitan dan tantangan.25
Selanjutnya, Ki Hadjar Dewantara mengatakan, yang dinamakan “budi-
pekerti” atau watak atau dalam bahasa asing disebut “ karakter ” yaitu “
bulatnya jiwa manusia” sebagai jiwa yang “berasas hukum kebatinan”. Orang
yang memiliki kecerdasan budipekerti itu senantiasa memikir-mikirkan dan
merasa-rasakan serta selalu memakai ukuran, timbangan, dan dasar-dasar
yang pasti dan tetap. Itulah sebabnya orang dapat kita kenal wataknya
dengan pasti, yaitu karena watak atau budipekerti itu memang bersifat tetap
dan pasti. Budipekerti, watak atau karakter, bermakna bersatunya gerak
pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan, yang menimbulkan tenaga.
24 Wikipedia, Karakter, 2019, (Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Karakter) 25 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, op.cit., h.42
Page 35
23
Ketahuilah bahwa “budi” itu berarti pikiran, perasaan dan kemauan,
sedang “pekerti” itu artinya “ tenaga”. Jadi “budipekerti” itu sifatnya jiwa
manusia, mulai angan-angan hingga terjelma sebagai tenaga . Dengan
“budipekerti” itu , tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka
(berpribadi), yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri (mandiri,
zelfbeheersching). Inilah manusia yang beradab dan itulah maksud dan
tujuan pendidikan.26
b. Pengertian Pendidikan Karakter
Karakter tidak akan lepas dari pendidikan, karena karakter terbentuk
melalui pendidikan. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan
nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang
bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan keputusan
baik-buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar kebaikan
dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.27
Adapun pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu
melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling). Dan tindakan
(action). Menurut Thomas Lickona, dengan ketiga aspek tersebut, jika
pendidikan karakter diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan akan
membuat anak menjadi cerdas dalam emosinya. Kecerdasan emosi adalah
bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan karena
26 Haryanto, Pendidikan Karakter Menurut Ki Hadjar Dewantara, (Ippmp.uny.ac.id) h.18 27 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, op.cit., h.44
Page 36
24
seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segal macam
tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
Ruang lingkup pendidikan karakter adalah satuan pendidikan, keluarga,
dan masyarakat.
Pembentukan karakter dengan nilai agama dan norma bangsa sangat
penting dalam Islam, antara akhlak dan karakter merupakan satu kesatuan
yang kukuh seperti pohon dan menjadi inspirasi keteladanan akhlak dan
karakter adalah Nabi Muhammad saw. pilar-pilar pembentukan karakter
Islam bersumber pada hal berikut:
1) Al-Qur’an. Firman Allah swt. merupakan pilar penting dalam Islam.
buah “pohon” Islam yang berakarkan akidah yang benarterhujam dihati
dan teraplikasi dalam kehidupan nyata dan berdaunkan syariah yang
berbudaya dalam ritual ibadah dan sosial bersifat muamalah.
2) Sunnah atau hadits. Seperti sabda Rasulullah saw.
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
manusia” (H.R. Ahmad). Dan hadits: “Mukmin yang paling
sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (H.R.
Tarmizi)
3) Keteladanan Nabi Muhammad saw. Mahatma Gandi pernah
menyatakan:
“Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang
memberikan kebesaran pada Islam pada masanya.tapi, ia
datang dari kesederhanaan, kebersahajaan, kehati-hatian
Muhammad; serta pengabdian luar biasa kepada teman dan
pengikutnya, tekadnya, keberaniannya, serta keyakinannya pada
Tuhan dan tugasnya” (Sukro Muhab).28
28 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, op.cit., h.45
Page 37
25
c. Tujuan pendidikan karakter
Tujuan pendidikan karakter adalah meningkatkan mutu penyelenggaraan
dan hasil pendidikan di sekolah melalui pembentukan karakter peserta didik
secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.
Adapun nilai -nilai yang perlu di hayati dan diamalkan oleh guru saat
mengajarkan mata pelajaran di sekolah adalah: religius, jujur, toleran,
disiplin, kerja keras, kerja cerdas, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin
tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, senang membaca, peduli sosial, peduli
lingkungan, dan tanggung jawab.29
d. Dasar Hukum Pendidikan Karakter
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 3 yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.30
Potensi yang anak miliki perlu dikembangkan dengan adanya pendidikan
yang terus menerus di ajarkan kepada anak. Inilah pendidikan sangat berperan
aktif di lingkungan sekolah, rumah dan lingkungan masyarakat sekitar.
29 Haryanto, op.cit., h. 17. 30 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. loc. cit.
Page 38
26
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan Bab II Pasal 4 menyatakan bahwa:
“Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.”31
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 Tentang
Penguatan Pendidikan Karakter Bab I pasal 1 menyatakan:
“Penguatan pendidikan karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah
gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk
memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah
rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara
satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM)”32
Penguatan pendidikan karakter itu dimulai bukan dengan kekerasan, tetapi
kita menanamkan kepada anak itu dengan kelemah lembutan kita, yang saling
melibatkan anak dalam berbagai kegiatan yang menunjang anak itu memiliki
karakter yang baik buat dirinya dan orang lain.
Dasar religius pendidikan karakter terdapat juga dalam Al-Qur’an surat
Sad [38] : 29, berikut ayatnya:
⧫ ⧫ ⬧ ⧫⧫
◆
31 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Standar Nasional Pendidikan, 2005, p.6
(https://www.unm.ac.id). 32 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017, Penguatan Pendidikan
Karakter, 2017, p. 2 (https://setkab.go.id)
Page 39
27
⧫◆ ⧫⧫◆◆ ❑ ⧫
Artinya: “ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran”.33
6. Kepudulian sosial
Kepedulian sosial yaitu sebuah sikap keterhubungan dengan kemanusiaan
pada umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia.
Menurut Adler Kepedulian sosial adalah kondisi alamiah spesies manusia dan
perangkat yang mengikat masyarakat secara bersama-sama. Oleh karena itu,
kepedulian sosial adalah minat atau ketertarikan kita untuk membantu orang
lain.34
Menurut Tronto dalam Phillips kata peduli memiliki makna yang beragam.
Banyak literatur yang menggolongkannya berdasarkan orang yang peduli,
orang yang dipedulikan dan sebagainya. Oleh karena itu kepedulian
menyangkut tugas, peran, dan hubungan. Kata peduli juga berhubungan
dengan pribadi, emosi dan kebutuhan.35
Peduli sosial yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.36
33 Mushaf Al-Qur’an Terjemah (Jakarta: Nur, 2009), h. 455 34http://dimas-p-a-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-104726 Etika%20dan%20Kepribadian-
Kepedulian%20Sosial.html diakses pada hari senin 11 januari 2016 08:16 WIB 35 repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46282/4/Chapter%20II.pdf Tanggal 27-6-2019
jam 11:53 hal 24 36 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, op.cit.,h. 56
Page 40
28
Kepedulian juga dapat didefenisikan sebagai sesuatu yang memiliki tiga
komponen, yaitu :
1. Pemahaman dan empati kepada perasaan dan pengalaman orang lain
2. Kesadaran kepada orang lain
3. Kemampuan untuk bertindak berdasarkan perasaan tersebut dengan
perhatian dan empati.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepedulian
merupakan cara memelihara hubungan dengan orang lain yang bemula dari
perasaan dan ditunjukkan dengan perbuatan seperti memperhatikan orang
lain, bebelas kasih, dan menolong.
Menurut Addison E. Gradel aspek-Aspek Kepedulian Sosial sebagai
berikut:
a. Motivation (dorongan, berjuang) adalah sebuah dorongan untuk
melakukan sesuatu demi mencapai suatu tujuan. Manusia
dimotivasikanoleh pengaruh sosial dan oleh perjuangan menuju
keunggulan atau keberhasilan.
b. Cognitive (pemahaman, identifikasi) adalah pemahaman seorang
individu dalam mengembangan empatik terhadap orang lain dan
pandangannya mengenai masa depan yang mempengaruhi perilakunya
saat ini.
Page 41
29
c. Emotion (empati, simpati) adalah sebuah sikap positif terhadap orang
lain, sechingga manusia dapat menyadari apa yang sedang dikerjakan
dan alasan dikerjakannya.
d. Behavior (kerjasama, kontribusi terhadap kesejahteraan umum) adalah
cara orang bertindak-laku terhadap orang lain, berkontribusi terhadap
kesejahteraan umat manusia. Manusia dapat bertanggungjawab.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian “Implementasi Nilai Religius Dalam Pendidikan Karakter Bagi
Peserta Didik Di Sekolah Dasar Juara Yogyakarta” Pendidikan karakter
dengan melakukan pembiasaan untuk siswa dengan mengedepankan nilai
religius di SD Juara ini sudah ada sejak sekolah ini berdiri. Pembiasaan yang
dilakukan di SD Juara Yogyakarta masih bersifat dasar dan hanya untuk
mengajarkan serta melatih siswa untuk lebih bertanggung jawab. Pembiasaan
dan penanaman nilai-nilai moral dan agama pada peserta didik harus dimulai
dengan latihan yang konkret, sederhana, praktis dan tidak menimbulkan
perasaan takut, malu ataupun rasa bersalah yang berlebihan. Namun melalui
pembiasaan ini belum sepenuhnya ke-18 nilai karakter diterapkan disekolah
yang mengedepankan nilai religius ini. Nilai karakter yang termasuk kedalam
nilai religius diantaranya: 1) Nilai dasar takwa disinkronkan dengan nilai
dasar Ubudiyah. 2)Tanggung Jawab disinkronkan dengan nilai
moralitas/Akhlakul Karimah. 3) Kedisiplinan disinkronkan dengan nilai Islam
Page 42
30
Nizhamiyah. 4) Kejujuran. 5) Persaudaraan. 6) Peduli Sosial.37
Penelitian yang berjudul Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dalam
Pembelajaran di SLB Negeri 2 Padang. Dari hasil penelitian diperoleh
gambaran bahwa sebagian besar sekolah tidak memiliki kebijakan dan
administrasi mengenai pendidikan karakter, sebagian besar sekolah yang
memiliki lingkungan yang mendukung penyelenggaraan pendidikan karakter,
sebagian besar guru tidak memiliki pengetahuan dan sikap yang baik dalam
pendidikan karakter, sebagian besar guru tidak memiliki kompetensi yang
baik, sebagian besar sekolah telah menggunakan kurikulum dan sebagian
besar guru belum menggunakan penilaian yang cocok bagi pendidikan
karakter dan sebagian besar masyarakat belum mendukung jalannya
pendidikan karakter.38
Dari penelitian pendahulu yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh penyusun, dengan segala persamaan dan perbedaan, penyusun
nyatakan bahwa tidak ada satupun penelitian yang diduplikasi atau diplagiasi
oleh penyusun. Jika ada bagian yang dikutip dari penelitian-penelitian yang
terdahulu, pengutipan dilakukan dengan ketentuan yang berlaku. Dengan
demikian penyusun menyatakan penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan
keasliannya.
37 Listya Rani Aulia, Implementasi Nilai Religius Dalam Pendidikan Karakter Bagi Peserta
Didik Di Sekolah Dasar Juara Yogyakarta, 2016. (journal.student.uny.ac.id)
38 Yulia Citra, Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran di SLB Negeri 2
Padang. 2012 (http://ejournal.unp.ac.id)
Page 43
31
C. Kerangka Pemikiran
Nilai Pendidikan Agama Islam adalah nilai yang bersumber dari Al-
Qur’an dan Sunnah Nabi saw. dimana nilai-nilai tersebut dapat dibentuk di
dalam keluarga, sekolah dan lingkungan.
Dalam pendidikan agama Islam banyak berbagai nilai yang di pelajari
oleh peserta didik salah satunya yakni untuk menanamkan karakter peduli
sosial yang menyangkut hubungan kita terhadap masyarakat (hablum
minannas).
Berbagai macam cara untuk membentuk nilai-nilai tersebut dalam
lingkungan sekolah SMPN 2 Gunung Jati kepada peserta didik nya tetapi
pendidikan agama Islam harus tepat dan benar dalam penanamannya agar
karakter pedulian sosial menghasilkan lulusan yang baik secara intelektual
dan karakternya.
Bagan 2.1
Alur kerangka berpikir pada penelitian ini adalah:
Peserta Didik
Orang Tua
Karakter Kepedulian Sosial
Pendidikan Agama Islam
Lingkungan
Interaksi Sosial
Sekolah
Page 45
32
BAB III
Metodologi Penelitian
A. Desain Penelitian
Dalam meneliti sebuah obyek, tentunya harus menggunakan metode agar hal
yang dicari sesuai dengan tujuan kita. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode penelitian kualitatif karena letak permasalahannya belum jelas, sehinga
perlu adanya penelitian yang secara mendalam juga dapat menjadi peranan
penting, karena metode menjadi arahan yang tepat untuk peneliti. Penelitian
kualitatif tertuju pada field research (penelitian lapangan) serta buku referensi
yang relevan.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, pengambilan sempel sumber data dilakukan secara purposive
dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi. 39
Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian
tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi,
aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan
kualitatif adalah pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan
39 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 15
Page 46
33
untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang
kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan.40
Lima ciri pokok sebagai karakteristik penelitian kualitatif yaitu:41
1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data
2. Memiliki sifat deskriptif analitik
3. Tekanan pada proses bukan hasil
4. Bersifat induktif
5. Mengutamakan makna
Karena pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitif maka penelti
akan mendeskripsikan mengenai yang ada dilapangan yang berkaitan dengan
Implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam pembentukan karakter
kepedulian sosial di SMP Negeri 2 Gunung Jati.
B. Setting Penelitian/ Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Adapun lokasi dilaksanakan penelitian ini adalah di SMP Negeri 2
Gunung Jati yang beralamat di Jl. Raya Sunan Gunung Jati Ds. Grogol 45151
Telp(0231)8227453 Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. Alasan peneliti
memilih lokasi ini karena SMP Negeri 2 Gunung Jati termasuk sekolah yang
terbaik yang ada di kecamatan Gunung Jati, selain dengan prestasi akademik
yang baik dengan ditunjang dengan prestasi non akademik yang dikatakan
40 Pupu Saeful Rahmat, Penelitian Kualitatif, 2012. h. 3 (yusuf.staff.ub.ac.id)
41 DT Kependidikan, Penelitian Pendidikan, 2008. (staff.uny.ac.id)
Page 47
34
baik. Selain itu SMP Negeri 2 Gunung Jati telah mengikuti proses akreditasi
dalam rangka penjaminan mutu pendidikan, dengan ditetapkan sekolah
tersebut yang terakreditasi A (dengan predikat sangat baik) dengan skore 93.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada April 2018 sampai dengan 7 Oktober 2019,
C. Data Dan Sumber Data
Data merupakan sesuatu hasi yang diteliti, dan diperoleh dalam proses
penelitian. Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian sering dilakukan,
oleh karena itu data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya, dapat di
uji melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas. Pada umumnya kalau data itu
reliabilitas dan obyektivitas, maka terdapat kecenderungan data tersebut akan
valid.42
Sumber data dalam penilitian adalah subjek dari mana data itu diperoleh.
Sumber data terbagi menjadi dua, sumber data primer dan sumber data sekunder.
Berikut penjelasanya:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data.43 Dalam hal ini peneliti menentukaan informan
menggunakan pengambilan sampel secara purposive sampling dan snowball
sampling.
42 Sugiyono, op. cit., h. 4. 43 Ibid., h. 308.
Page 48
35
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian
tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah
orang yang ahli politik.44 Purposive sampling ini sebenarnya menjadi kunci
untuk membuka data yang lainnya dengan begini akan dikembangkan dengan
snowball sampling. Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel,
pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini
belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari
orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang
diberikan oleh dua orang sebelumnya, sehingga jumlah sempel semakin
banyak.45 dalam menentukan informan adalah orang yang dianggap kompeten
(dianggap tahu), adapun informan tersebut sebagai berikut:
a. Kepala SMP Negeri 2 Kota Gunung Jati adalah orang yang berpengaruh
dalam perkembangan pendidikan di lembaga yang dipimpinnya.
b. Waka SMP Negeri 2 Gunung Jati
c. Guru-guru PAI SMP Negeri 2 Gunung Jati
d. Siswa-siswi SMP Negeri 2 Gunung Jati
e. Petugas kebersihan SMP Negeri 2 Gunung Jati
44 Ibid., h. 124. 45 Ibid., h. 125
Page 49
36
Dan hal lain yang berkaitan dengan dokumen sekolah yang berkaitan
dengan Implementasi Nilai Pendidikan Agama Islam dalam membentuk
karakter sikap kepedulian sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.
Alasan mengapa ditetapkannya informan tersebut, pertama: mereka terlibat
langsung dalam lingkungan sekolah, kedua: mereka mengetahui mengenai
persoalan yang akan dikaji oleh peneliti, ketiga: mereka mengetahui
permasalah yang ada di sekolah dengan akurat.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen.46
D. Teknik Pengumpulan Data
Berikut adalah bentuk pengumpulan data peneliti yang ditempuh, antara lain:
1. Observasi
Observasi menurut Nasution adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para
ilmuan hanya bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai kenyataan
yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan
bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang
46 Ibid., h. 308.
Page 50
37
sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang
angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.47
a. Observasi Partisipatif
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan macam observasi
partisipatif dengan observasi yang pasif. Observasi partisipasif adalah
observasi yang dilakukan peneliti terlibat dengan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan
oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.dengan observasi
partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, san
sampai mengetahui pada tingkatan makna dari setiap perilaku yang
tampak.48 Maksud observasi disini, peneliti mengadakan pengamatan
secara langsung di sekolah dan ikut serta dalam proses pembelajaran
serta serta kegiatannya untuk memperoleh data penelitiann, yakni
mengenai implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam membentuk
karakter dan sikap kepedulian sosial, serta faktor-faktor pendukung dan
penghambatnya. Peneliti akan melakukan pengamatan di SMP Negeri 2
Gunung Jati meliputi:
1) Kegiatan keagamaan dan ibadah, yakni sholat dhuha berjamaah,
shalat duhur berjamaah, mengaji yasin setiap hari jumat,
sedangkan bentuk peduli sosialnya adalah jumat bersih, dan
masjid.
47 Ibid., h. 310. 48 Ibid.,
Page 51
38
2) Observasi mengenai kegiatan pembelajaran PAI dalam
membentuk karakter religius dan sikap peduli sosial siswa.
3) perilaku keseharian siswa SMP Negeri 2 Gunung Jati.
b. Interview
Interview adalah suatu teknik pengumpulan data menggunakan lisan,
dengan kata lain interview ini dilakukan dengan wawancara tanya jawab
antara peneliti dengan informan. Wawancara mendalam (in-depth
interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai
responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas
pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal.49
Adapun dalam penelitian ini menggunakan interview terstruktur
(structured interview) hal ini karena informan yang telah ditetapkan
termasuk orang yang memiliki kesibukan tertentu di SMP Negeri 2
Gunung Jati. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data dimana dalam wawancara tersebut peneliti telah
menyiapkan intrumen penelitian berupa petanyaan-pertanyaan tertulis
yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
49 Pupu Saeful Rahmat,op.cit., h.12.
Page 52
39
Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan
yang sama, dan peneliti mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini
pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara
sebagai pengumpul data. Supaya setiap pewawancara mempunyai
keterampilan yang sama, maka diperlukan training kepada
pewawancara.50
Beberapa hal lain yang perlu disiapkan yakni pedoman wawancara,
yang menjadi pedoman peneliti saat melakukan interview kepada
informan yang berkaitan dengan implementasi nilai pendidikan agama
Islam dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP N egeri
2 Gunung Jati.
Licoln and Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh
langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam
penelitian kualitatif, yaitu:
1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan
3) Mengawali atau membuka alur wawancara
4) Melangsungkan alur wawancara
5) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
6) Menulis hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
50 Ibid., h. 319.
Page 53
40
7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah
diperoleh.51
Ketujuh langkah wawancara tersebut akan menjadi alur kita dalam
tanya jawab dengan informaa yang telah ditetapkan, antara lain :
1) Kepala SMP Negeri 2 Gunung Jati 2) Waka SMP Negeri 2 Gunung
Jati 3) Guru-guru PAI SMP Negeri 2 Gunung Jati 4) Siswa-siswi SMP
Negeri 2 Gunung Jati 5) Petugas kebersihan SMP Negeri 2 Gunung Jati
yang akan melengkapi data penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang.52 Dokumen yang dirasa penting sangat diperlukan oleh
peneliti yang berkaitan dengan implementasi nilai pendidikan agama
Islam dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri
2 Gunung Jati, adapun hal-hal yang diperluan oleh peneliti:
Tabel 3.1 Dokementasi
No Jenis Dokumen Keterangan
1 Gambaran umum lokasi
penelitian:
a. Sejarah Berdirinya
-Dokumen Sekolah
51 Ibid., h. 322. 52 Ibid., h. 329.
Page 54
41
b. Visi Misi
2 Data Keterangan:
a. Kepala Sekolah
b. Guru
c. Staff
d. Peserta Didik
-Dokumen Sekolah
3. Implementasi nilai pendidikan agama
Islam dalam Membentuk karakter
kepedulian Sosial di SMP Negeri 2
Gunung Jati
-Arsip Sekolah
-Dokumentasi Peneliti
E. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data atau teknik analisis data diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis, karena penelitian ini
termasuk penelitian kualitatif, maka mengolah datanya menggunakan teori
model Miles and Huberman dengan aktivitas dalam analisis data, yaitu data
reduction, data display, dan conclusion srawing/verification.53
53 Ibid., h. 337.
Page 55
42
Bagan 3.1 teknik pengolahan data
Berikut ini adalah penjelasan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh
peneliti yaitu:
1. Reduksi data, tahap ini peneliti akan memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya yang
berkaitan dengan implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam
membentuk karakter peduli sosial siswa SMP Negeri 2 Gunung Jati.
2. Penyajian data/ Display data, pada tahap ini peneliti melakukan penyajian
data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan anar kategori,
flowchart dan sejenisnya .
3. Kesimpulan dan verifikasi, pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan
yang diharapkan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya masih remang-remang menjadi lebih jelas.
Pengumpulan
data
Reduksi data Kesimpulan
dan verifikasi
Penyajian data
Page 56
43
Bagan 3.2 Rancangan teknik analisis data
Keterangan:
S : Situs (SMP Negeri 2 Gunung Jati)
F1 : Fokus Penelitian 1 (bagaimana karakter sikap peduli sosial siswa SMP
Negeri 2 Gunung Jati)
F2 : Fokus Penelitian 2 (implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam
Pembentukan karakter Sikap Peduli Sosial di SMP Negeri 2 Gunung
Jati)
F3 : Fokus Penelitian 3 (faktor pendukung dan penghambat implementasi
S
OWD
OWD OWD
S F1 S F3
F1S
S F2
F2S
F3S
Page 57
44
nilai pendidikan agama Islam dalam Pembentukan karakter Sikap
Peduli Sosial di SMP Negeri 2 Gunung Jati)
OWD :Observasi, Wawancara, Dokumentasi
F. Pemeriksaan Keabsahan Data.
Sesudah data di olah, lalu kemudian data di uji kredibilitasnya
menggunakan Triangulasi dan Bahan Referensi, agar ditemukan data itu valid
atau tidak. Berikut penjelasanya:
1. Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsaha data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada.54
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Triangulasi sumber dan
Triangulasi Teknik. Triangulasi sumber adalah teknik untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Sedangkan Triangulasi Teknik adalah
teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya
data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,
dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian
kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka
peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap
54 Ibid., h. 330.
Page 58
45
benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya
berbeda.55
2. Bahan Referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang
telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu
di dukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi
manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto.
Alat-alat bantu perekam data seperti kamera, handycam, alat rekam suara
sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah
ditemukan oleh peneliti.
55 Ibid., h. 373.
Page 59
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
a. Sejarah Sekolah SMP Negeri 2 Gunung Jati
Sejarah Singkat SMP Negeri 2 Gunung Jati didirikan pada tanggal 23
Agustus 1993 yang terletak pada tanah milik Negara dengan status hak
pakai sesuai dengan Akte Tanah nomor .......................... seluas 9870 M2 ,
terletak di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.
Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Pendidian dan
Kebudayaan Republik Indonesia nomor ................................ telah
ditetapkan struktur Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama ( SMP )
dengan Kepala Sekolah pertama sebagai penanggung jawab adalah Ibu
Enok Suarni yang dibantu oleh guru dan staf tata usaha.
SMP Negeri 2 Gunung jati pada awalnya bernama SMP Negeri 2
Cirebon Utara yang merupakan filial dari SMP Negeri 1 Cirebon Utara.
Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia nomor 034/O/1997 tanggal 27 Maret 1997, sebutan
Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) diganti menjadi Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama ( SLTP) . Oleh karena itu sejak tanggal 27 Maret 1997
sebutan SMPN 2 Gunung Jati diubah menjadi SLTP negeri 2 Gunung Jati
dengan nomor Statisik Sekolah 20102170105.
Page 60
47
Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Bupati Cirebon Nomor
420/Kep.96-Disdik/2007 tanggal 19 Februari 2007 berubah nama menjadi
SMP Negeri 2 Gunung Jati.
Selama kurang lebih 22 tahun usia SMP Negeri 2 Gunung Jati telah
beberapa kali dijabat oleh Kepala Sekolah yang definitif yaitu :
1. Ibu Enok Suarni , menjabat dari 8 April 1993 – 11 Desember 1996
2. Bapak Drs. Aenudin menjabat dari 12 Desember 1996 – 30 Juni 2000
3. Bapak Jaya Supriyadinata,S.Pd. menjabat dari 4 Juli 2000 – 14 Februari
2003
4. Bapak Drs. HR Moh. Sumaputra menjabat dari 15 Februari 2003 – 8
Mei 2006
5. Drs. Moh. Tamani dari 8 desember 2006 – 12 februari 2009
6. HA Budiyanto,S.Pd.M.Pd. dari Desember 2009 – Juni 2010
7. Drs. Abdul Hamid, M.Pd. 2010 - 2011
8. Sudiono,S.Pd. 2011- 2012
9. Darudin,S.Pd.MM 2012 – 2013
10. Dedy Aryadi,S.Pd. dari 8 Februari 2013 – 8 Februari 2017.
11. Heryanto,S.Pd. dari 8 Februari 2017 – 3 Oktober 2018
12. Dra. Hj. Asmuri,M.M. dari 3 Oktober 2018 - sekarang
Page 61
48
b. Visi Misi dan Tujuan
Visi
“Mewujudkan Masyarakat Belajar ( Learning Community ), Generasi
Unggul, Berbudaya Dan Berkarakter”
Indikatornya
1) Terwujudnya lingkungan warga sekolah yang gemar belajar, saling
belajar dan berbagi.
2) Terwujudnya lingkungan warga sekolah yang berkarakter
48ocal4848us, jujur, toleransi, peduli 48ocal48, dan cinta damai.
3) Terwujudnya lingkungan warga sekolah yang menjunjung tinggi nilai-
nilai kebangsaan yaitu demokratis, semangat kebangsaan, cinta tanah
air, bersahabat, dan peduli lingkungan.
4) Terwujudnya lingkungan warga sekolah yang berkarakter professional
yaitu disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, gemar
membaca, tanggung jawab dan menghargai prestasi.
5) Terwujudnya lingkungan warga sekolah yang menjunjung tinggi
budaya 48ocal dan mengapresiasi budaya global.
Misi
1) Mewujudkan generasi yang memiliki motivasi belajar mandiri dan
mental belajar sepanjang hayat.
2) Mewujudkan generasi yang menjalankan nilai – nilai agama
3) Mewujudkan generasi yang memiliki semangat kebangsaan
4) Mewujudkan generasi yang professional
Page 62
49
5) Mewujudkan generasi yang mencintai budaya 49ocal
6) Mewujudkan generasi yang mampu mengapresiasi budaya global
dengan tetap mengedepankan budaya 49ocal.
c. Tujuan
Tujuan yang ingin di capai 5 tahun kedepan yaitu:
1) Memantapkan langkah sekolah dengan 8 standar nasional pendidikan
2) Meningkatkan standar sekolah menjadi bertaraf internasional
3) Membangun kerja sama kemitraan untuk mempercepat peningkatan
kualitas standar sekolah.
4) Menyatukan semua sumber daya yang ada untuk meningkatkan
standar sekolah.
5) Menjadikan sekolah yang memiliki ciri menjunjung tinggi budaya
lokal dan mengapresiasi budaya global.
6) Menjadikan sekolah yang memiliki wawasan budaya lingkungan.
Page 63
50
d. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Upt Smp Negeri 2 Gunungjati
A.
B.
Komite
Sekolah Kepala SEKOLAH
Dra. Hj. Asmuri, MM
Wks Bidang
Kurikulum
Hermawan,M.Pd.
Wks Bidang Hub
Masyarakat
Suhendi,S.Pd.
Wks Bidang Sar-Pras
Hidayat Lanya,S.Pd.
Wks Bidang
Kesiswaan
Turilah ,S.Pd.Ekop
Pelaksanana Administrasi
Kepala Tu : Suprayogi,S.Pd.
Staff
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pengelola Laboratorium
Wasiri, S.Pd.
Guru
Pengelola Perpustakaan
Hj. Riani, S.Pd
Page 64
51
e. Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1) Kepala sekolah
Nama
Jenis
Kela-
min Usia PendAkhir
Masa
Kerja
L P
1. Kepala
Sekolah
HERYANTO,S.Pd. L - 53 S1
2. Wakil
Kepala
Sekolah
Bidang
Kurikulum
Hermawan, M.Pd. L - 47 S2
3. Wakil
Kepala
Sekolah
Bidang
Kesiswaan
Turilah, S.Pd.Ekop - P 49 S1
Page 65
52
4. Wakil
Kepala
Sekolah
Bidang
Humas
Suhendi, S.Pd. L - 50 S1
5. Wakil
Kepala
Sekolah
Bidang
Sarpras
Hidayat Lanya,S.Pd. L - 51 S1
2) Guru
Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
No.
Tingkat
Pendidikan
Jumlah dan Status Guru
Jumlah
GT/PNS GTT/Guru
Bantu
L P L P
1. S3/S2 1 2
Page 66
53
2. S1 10 17 6 11 46
3. D-4 - - - - -
4. D3/Sarmud 3 - - - 3
5. D2 - - - - -
6. D1 - - - - -
7. ≤
SMA/sederajat
- - - - -
Jumlah 14 17 6 11 48
guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan
(keahlian)
No
.
Guru
Jumlah guru dengan latar
belakang pendidikan
sesuai dengan tugas
mengajar
Jumlah guru dengan latar
belakang pendidikan yang
TIDAK sesuai dengan
tugas mengajar
Jumla
h
D1/D
2
D3/
Sarmu
S1/D
4
S2/S
3
D1/D
2
D3/
Sarmu
S1/D
4
S2/S
3
Page 67
54
d d
1. IPA 5 1
2. Matematika 5
3. Bahasa
Indonesia
4
4. Bahasa
Inggris
4
5. Pendidikan
Agama
3
6. IPS 4
7. Penjasorkes 3
8. Seni Budaya - 3
9. PKn 2 1 1
10. TIK/Prakary
a
1 1 1
11. BK - 2
Page 68
55
12. Lainnya:
..............
5
Jumlah 2 32 2 12 48
Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru
No.
Jenis Pengembangan
Kompetensi
Jumlah Guru yang telah mengikuti kegiatan
pengembangan kompetensi/profesionalisme
Laki-laki Jumlah Perempuan Jumlah
1. Penataran
KBK/KTSP/Kurtilas
17 24 41
3. Penataran Metode
Pembelajaran
(termasuk CTL)
14 13 27
4. Penataran PTK 10 13 23
5. Penataran Karya Tulis
Ilmiah
5 3 8
6. Sertifikasi 7 7 14
Page 69
56
Profesi/Kompetensi
7. Penataran PTBK 1 1 2
8.
9.
Penataran lainnya:
(LESSON STUDY)
OSN
17
1
24
3
41
4
10. Pelatihan Kurikulum
2013
17 24 41
3) Tenaga Kependidikan dan Tenaga Pendukung
No.
Tenaga
pendukung
Jumlah tenaga pendukung
dan kualifikasi
pendidikannya
Jumlah tenaga
pendukung
Berdasarkan
Status dan Jenis
Kelamin
Jumlah
≤
SMP
SMA D1 D2 D3 S1 PNS Honorer
L P L P
Page 70
57
1. Tata Usaha 6 1 2 3 2 7
2. Perpustakaan 1 1 1
3. Laboran lab.
IPA
1 1 1
4. Teknisi
lab. Komputer
5. Laboran
lab. Bahasa
6. PTD (Pend Tek.
Dasar)
7. Kantin
8. Penjaga
Sekolah/jaga
mlm
3 2 1 3
9. Tukang Kebun
10. Keamanan 2 2 2
11. Lainnya:
Page 71
58
...................
Jumlah 5 8 1 4 3 3 4 14
f. Jumlah Siswa-Siswi SMP Negeri 2 Gunung jati
Data Siswa 4 (empat tahun terakhir):
Th.
Pelajara
n
Jml
Pendafta
r
(Cln
Siswa
Baru)
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Jumlah
(Kls. VII +
VIII + IX)
Jml
Sisw
a
Jumlah
Rombe
l
Jml
Sisw
a
Jumlah
Rombe
l
Jml
Sisw
a
Jumlah
Rombe
l
Sisw
a
Rombe
l
2006/200
7
412 331 7 296 7 260 7
867
21
2007/200
8
406 302
7
302
7
292
7 896 21
2008/200
9
405 309
7
308
7
295
7 912 21
2009/201 410 318 8 291 7 281 7 891 22
Page 72
59
0
2010 /
2011
376 333
8
318
8
291
7 942 23
2011 /
2012
400 317
8
317
8
292
8 927 24
2012/201
3
620 327
9
300
8
305
8 932 25
2013/201
4
450 313
9
318
9
297
8 928 26
2014/201
5
400 303
9
297
9
299
8 899 26
2015/201
6
425 322
9
289
8
291
8 902 25
2016/201
7
427 320
9
318
8
284
8 922 25
2017/201
8
400 285
9
313
8
308
8 305 25
Page 73
60
g. Fasilitas Sekolah
1) Nama Sekolah : SMP NEGERI 2 GUNUNG JATI
2) No. Statistik Sekolah : 201021701095
3) Tipe Sekolah : A/A1/A2/B/B1/B2/C/C1/C2
4) Alamat Sekolah : Jl. Raya Sunan Gunung Jati Kecamatan
Gunung Jati Kabupaten/Kota Cirebon Provinsi Jawa Barat
5) Telepon/HP/Fax : (0231) 8227453
6) Status Sekolah : Negeri
7) Nilai Akreditasi Sekolah : A
Skor = 93 Tahun : 2014 \
8) Luas Lahan, dan jumlah rombel :
Luas Lahan : 9870 m2
jumlah ruang pada lantai 1 : 38
jumlah ruang pada lantai 2 : .......................
jumlah ruang pada lantai 3 : .......................
Jumlah Rombel : 25.....................
Nilai Akreditasi Sekolah : A
9) Prosentase ruang kelas yang sudah berbasis IT : 10%
10) Apakah sekolah sudah memiliki sister-school : Belum
Lantai = 1
Page 74
61
Apabila sudah : sekolah :
..........................................................................................................
Negara :
..........................................................................................................
Tahun :
..........................................................................................................
Apakah sekolah sudah memiliki sertifikat ISO 9001 : Belum
Apabila sudah : Lembaga sertifikasi :
..........................................................................................................
Versi ISO :
..........................................................................................................
Tahun :
..........................................................................................................
11) Kepemilikan Tanah :
Pemerintah/yayasan/pribadi/menyewa/menumpang*)
Status Tanah : SHM/HGB/Hak Pakai/Akte Jual
Beli/Hibah*)
Luas Lahan/Tanah : 9870 m2
Luas Tanah Terbangun : 2394 m2
Luas Tanah Siap Bangun : 7476 m2
Luas Lantai Atas Siap Bangun : -
…………………………………………........................ m2
Page 75
62
*) Coret yang tidak perlu
Lampirkan rencana tapak (site plan) sekolah skalatis (berskala)
dengan ukuran kertas minimal A4
h. Data Ruang Belajar (Kelas)
Kondisi
Jumlah dan ukuran Jml. ruang
lainnya
yg
digunakan
untuk r.
Kelas
(e)
Jumlah
ruang yg
digunakan u.
R. Kelas
(f)=(d+e)
Ukuran
7x9 m2 (a)
Ukuran
> 63m2
(b)
Ukuran
< 63 m2
(c)
Jumlah (d)
=(a+b+c)
Baik 19 19 .............
ruang, yaitu:
………
26
Rsk
ringan
4 4
Rsk
sedang
- -
Rsk
Berat
3 3
Page 76
63
Rsk
Total
Keterangan kondisi:
Baik Kerusakan < 15%
Rusak ringan 15% - < 30%
Rusak sedang 30% - < 45%
Rusak berat 45% - 65%
Rusak total >65%
i. Data Ruang Belajar Lainnya
Jenis Ruangan Jumlah
(buah)
Ukuran
(pxl)
Kondisi*) Jenis Ruangan Jumlah
(buah)
Ukuran
(pxl)
Kondisi
1.Perpustakaan 1 7x9 Sedang 6. Lab. Bahasa 1 8 X 15 Baik
2. Lab. IPA 1 8x15 Baik 7. Lab.
Komputer
1 7x9 Sedang
Page 77
64
3. Ketrampilan - 7x7 Baik 8. PTD - - -
4. Multimedia 1 8x12 Baik 9.
Serbaguna/aula
- 7 x 18 -
5. Kesenian - - - 10. PSB - 7x9 -
j. Data Ruang Kantor
Jenis Ruangan Jumlah
(buah)
Ukuran
(pxl)
Kondisi*)
1. Kepala Sekolah 1 7 x 3 Baik
2. Wakil Kepala
Sekolah
1 7 x 3 Baik
3. Guru 1 7 x 9 Baik
4. Tata Usaha 1 7 x 9 Baik
5. Tamu 1 7 x 3 Baik
Lainnya:
………………
Page 78
65
k. Data Ruang Penunjang
Jenis
Ruangan
Jumla
h
(buah)
Ukura
n (pxl)
Kondisi*
)
Jenis
Ruangan
Jumla
h
(buah)
Ukura
n (pxl)
Kondis
i
1. Gudang 1 3 x 3 Sedang 10.
Ibadah
1 6 x 9 Baik
2. Dapur 1 3 x 3 Sedang 11. Ganti - - -
3. Reproduksi - - - 12.
Koperasi
1 5 x 7 Baik
4. KM/WC
Guru
3 2 x 2 Sedang 13.
Hall/lobi
1 3 x 7 Baik
5. KM/WC
Siswa
10 2 x 2 Rusak 14.
Kantin
1 4 x 15 Baik
6. BK 1 3 x 4 Baik 15.
Rumah
Pompa/
Menara
Air
- - -
Page 79
66
7. UKS 1 2 x 8 Baik 16.
Bangsal
Kendaraa
n
1 4 x 12 Baik
8.
PMR/Pramuk
a
1 3x4 Sedang 17.
Rumah
Penjaga
- - -
9. OSIS 1 3x4 sedang 18. Pos
Jaga
1 2 x 2 Baik
l. Lapangan Olahraga dan Upacara
Lapangan Jumlah
(buah)
Ukuran
(pxl)
Kondisi Keterangan
1. Lapangan Olahraga
a. basket
b. bola volley
c. badminton
d. loncat jauh
1
1
1
1
18 x 27
8 x 14
6 x 13
2 x 5
Baik
Baik
sedang
sedang
Page 80
67
e.
........................................
2. Lapangan Upacara 1 24 x 50 Baik
m. Perabot (furniture) utama
Perabot ruang kelas (belajar)
N
o.
Ju
ml
ah
rua
ng
kel
as
Perabot
Jumlah dan
kondisi meja
siswa
Jumlah dan
kondisi kursi
siswa
Almari + rak
buku/alat
Papan tulis
Jml
Bai
k
Rsk
.
Rin
gan
R
sk.
Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
.
Rin
gan
R
sk.
Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
.
Rin
gan
R
sk.
Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
.
Rin
gan
R
sk.
Ber
at
2
6
520 420 80 20 1.0
40
832 160 48 - - - - 52 45 5 2
Perabot ruang belajar lainnya
Page 81
68
No. Ruang
Perabot
Meja Kursi
Almari + rak
buku/alat
Lainnya Jm
l
Bai
k
Rsk
.
Rin
gan
R
sk.
Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
.
Rin
gan
R
sk.
Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
.
Rin
gan
R
sk.
Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
.
Rin
gan
R
sk.
Ber
at
1. Perpustak
aan
5 4 1 - 20 15 5 - 4 2 2 - - - - -
2. Lab. IPA 1
1
11 - - 40 40 - - 2 2 - - - - - -
3. Ketrampil
an
- - - - - - - - - - - - 8 8 - -
4. Multimed
ia
- - - - - - - - - - - - - - - -
5. Lab.
Bahasa
- - - - - - - - - - - - - - - -
6. Lab.
komputer
2
0
10 10 - 40 20 20 - - - - - - - - -
7. Serbagun 1 1 - - 54 54 - - - - - - - - - -
Page 82
69
a
8. Kesenian - - - - - - - - - - - - - - - -
9. PTD - - - - - - - - - - - - - - - -
10. Lainnya:
........
- - - - - - - - - - - - - - - -
Perabot Ruang Kantor
No. Ruang
Perabot
Meja Kursi
Almari + rak
buku/alat
Lainnya
Jml
Bai
k
Rsk
.
Rin
gan
R
sk.
Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
.
Rin
gan
R
sk.
Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
.
Rin
gan
R
sk.
Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
.
Rin
gan
R
sk.
Ber
at
1. Kepala
Sekolah
2 2 - - 6 6 - - 1 1 - - - - - -
2. Wk
Kepala
Sekolah
4 4 - - 4 4 - - 4 3 1 - 3 - 3 -
3. Guru 48 48 - - 48 48 - - 8 8 - - - - - -
Page 83
70
4. Tata
Usaha
7 7 - - 10 10 - - 4 4 - - - - - -
5. Tamu 1 1 - - 4 4 - - 1 1 - - - - - -
6. Lainnya:
d. Perabot Ruang Penunjang
No
.
Ruang
Perabot
Meja Kursi
Almari + rak
buku/alat
Lainnya
Jml
Bai
k
Rsk
.
Rin
gan
R
sk.
Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
.
Rin
gan
R
sk.
Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
.
Rin
gan
R
sk.
Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
.
Rin
gan
R
sk.
Ber
at
1. BK 2 2 - - 4 4 - - - - - - - - - -
2. UKS - - - - - - - - - - - - - - - -
3. PMR/P
ramuk
4 4 - - 4 2 2 - - - - - - - - -
4. OSIS 4 4 - - 4 2 2 - - - - - - - - -
5. Gudan - - - - - - - - 4 2 2 - - - - -
Page 84
71
g
6. Ibadah - - - - - -- - - - - - - 1 1 - -
7. Kopera
si
- - - - - - - - 2 2 - - - - - -
8. Hall/lo
bi
1 1 - - 4 4 - - 1 1 - - - - - -
9. Kantin 4 4 - - 10 10 - - - - - - - - -- -
10. Pos
jaga
- - - - 1 1 - - - - - - - - - -
11. Reprod
uksi
- - - - - - - - - - - - - - - -
12. Lainny
a: …..
- - - - - - - - - - - - - - - -
n. Koleksi Buku Perpustakaan
No. Jenis Jumlah Kondisi
Rusak Baik
Page 85
72
1. Buku siswa/pelajaran
(semua mata pelajaran)
6207 207 6000
2. Buku bacaan (misalnya
novel, buku ilmu
pengetahuan dan
teknologi, dsb.)
4018 318 3700
3. Buku referensi (misalnya
kamus, ensiklopedia, dsb.)
150 50 100
5. Jurnal - - -
6. Majalah 50 10 40
7. Surat kabar 600 - 600
8. Lainnya:
.....................................
- - -
Total 11025 585 10440
Page 86
73
19. Fasilitas Penunjang Perpustakaan
No. Jenis Jumlah / Ukuran/ Spesifikasi
1. Komputer 1
2. Ruang baca 4 x 6
4. TV -
5. LCD -
6. VCD/DVD player -
7. Lainnya:
...........................................
-
Page 87
74
o. Alat/Bahan di Laboratorium/Ruang Keterampilan/Ruang Multimedia
No
.
Alat/bahan
Jumlah, kualitas, dan kondisi alat/bahan*)
Jumlah Kualitas Kondisi
Kuran
g dari
25%
dr keb.
25%
-
50%
dr
keb.
50%
-
75%
dr
keb.
75%-
100
% dr
keb.
Kuran
g
Cuku
p
Bai
k
Sanga
t baik
Rusa
k
berat
Rusa
k
ringa
n
Bai
k
Lab. IPA - - - v - - v - - - V
1. Lab.
Bahasa
- - - - - - - - - - -
2. Lab.
Komputer
- v - V - - - v - -
3. Ketrampila
n
v - - - - v - - - v -
4. PTD - - - - - - - - - - -
Page 88
75
5. Kesenian - - - - - - - - - -- -
6. Multimedi
a
- - - v - - v - - - v
*) Lampirkan daftar alat pada laboratorium/ruang dengan spesifikasi
teknisnya.
p. Prestasi Sekolah
1) Prestasi guru
No. Jenis lomba
Perolehan kejuaraan 1 sampai 3 dalam 3
tahun terakhir
Tingkat Jumlah Guru
1. Lomba PTK Nasional -
Provinsi -
Kab/Kota -
2. Lomba Karya tulis Inovasi
Pembelajaran
Nasional -
Provinsi -
Kab/Kota -
Page 89
76
3. Lomba Guru Berprestasi Nasional -
Provinsi -
Kab/Kota -
4. Lomba lainnya: .....(BULU
TANGKIS)
Nasional -
Provinsi -
Kab/Kota 2
4. Nasional -
Provinsi -
Kab/Kota -
2) Prestasi sekolah/siswa dua (2) tahun terakhir
Prestasi Akademik: NUAN
No.
Tahun
Pelajaran
Rata-rata NUAN
Bhs
Indonesia
Matematika
Bahasa
Inggris
IPA
Jumlah
Rata-
rata
tiga
mapel
1. 2007/2008 6,80 8,70 8,00 - 23,50 7,83
Page 90
77
2. 2008/2009 6,95 8,98 8,10 - 24,03 8,01
3. 2009/2010 6,86 6,85 5,70 7,65 27,06 6,77
4. 2010/2011 8,09 9,25 8,64 9,06 35,04 8,76
5 2011/2012 7,83 9,02 7,59 8,11 32,55 8,14
6. 2012/2013
7. 2013/2014
Prestasi Akademik: Peringkat rerata NUAN
No.
Tahun
Pelajaran
Peringkat
Tingkat Kecamatan
(Rayon)
Tingkat Kab/Kota Tingkat Propinsi
Sek.
Negeri
Sek.
Swasta
Sek.
Negeri
dan
Swasta
Sek.
Negeri
Sek.
Swasta
Sek.
Negeri
dan
Swasta
Sek.
Negeri
Sek.
Swasta
Sek.
Negeri
dan
Swasta
1. 2007/2008 1 - 1 9 - 9 - - -
2. 2008/2009 1 - 1 10 - 10 - - -
3. 2009/2010 1 - 1 9 - 9 - - -
Page 91
78
4. 2010/2011 1 - 1 11 - 11 - - -
5. 2011/2012 1 - 1 10 - 10 - - -
6. 2012/2013 1 - 1 15 - 15 - - -
7. 2013/2014 1 - 1 14 - 14 - - -
Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US)
N
o
Mata
Pelajara
n
Rata-rata Nilai US
2007/2
008
2008/2
009
2009/2
010
2010/2
011
2011/2
012
2012/2
013
2013/2
014
1 Pend.
Agama
Islam
7,50 7,70 7,56 8,16 8,08 8,02
2 Pkn 7,55 7,70 7,52 8,65 8,61 8,49
3 IPS 7,58 7,60 7,99 8,50 8,47 8,35
4 TIK 7,50 7,60 7,69 8,36 8,10 8,04
5 Penjask
es
7,50 7,60 7,66 8,16 8,18 8,20
6 Senibud 7,80 7,90 7,13 8,31 8,19 7,86
Page 92
79
aya
7 Bahasa
Sunda
7,80 7,90 7,39 8,79 8,41 7,89
8 Bahasa
Cerbon
7,80 7,90 7,67 8,38 8,85 8,25
9 B.
Indones
ia
- - - 8,65 8,71 8,78
1
0
B.
Inggris
- - - 8,27 8,39 8,47
1
1
Matema
tika
- - - 8,25 8,55 8,49
1
2
IPA - - - 8,27 8,52 8,52
Angka Kelulusan dan Melanjutkan
No.
Tahun
Ajaran
Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan Studi
Jumlah Jumlah % % Lulusan % Lulusan
Page 93
80
Peserta
Ujian
Lulus Kelulusan yang
Melanjutkan
Pendidikan
yang
TIDAK
Melanjutkan
Pendidikan
1. 2007/2008 292 292 100 80 20
2. 2008/2009 295 295 100 80 20
3. 2009/2010 281 280 99,28 85 15
4. 2010/2011 311 311 100 87 13
5. 2011/2012 289 289 100 88 12
6. 2012/2013 301 301 100 91 9
7. 2013/2014 297
Perolehan Kejuaraan/Prestasi Akademik: Lomba-lomba
N
o.
Nama
Lomba
Tahun 2010/2011
Tahun 2011/2012
Juar Juara ke: Juar Juara ke:
Page 94
81
a
ke:
Kab
/
Kot
a
Propin
si
Nasio
nal
a
ke:
Kab
/
Kot
a
Propin
si
Nasiona
l
1. Pidato
Bahasa
Indonesia
1 v
2. OSN - -
3. PASIAD
4. Pidato
Bahasa
Cirebon
(pa)
1 v
3
v
-
5. Pidato
Bahasa
Cirebon (pi)
2 v
6. Pidato
Bahasa
Sunda
1 v - -
7. FLS2N - -
Page 95
82
N
o.
Nama
Lomba
Tahun 2010/2011
Tahun 2011/2012
Juar
a
ke:
Juara ke:
Juar
a
ke:
Juara ke:
Kab
/
Kot
a
Propin
si
Nasio
nal
Kab
/
Kot
a
Propin
si
Nasiona
l
-Cipta puisi 2 v
8.
9.
Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik
PRESTASI SISWA DI TAHUN 2015/2016
JENIS
LOMBA
PESERTA
LOMBA
INSTANSI
PENYELENGGARA
TINGKAT
HASIL
LOMBA
Lomba
Mengarang Nanda SMKN 1 Kota Cirebon
Se - wilayah III
Cirebon Juara 1
Page 96
83
Tentang
Kesehatan (
MTK )
Lomba
Olimpiade
Palang Hasanh Garnita SMKN 1 Kota Cirebon
Se - wilayah III
Cirebon Juara 1
Merah ( OPM )
Lompat Jauh
Putra Gunadi Sanjaya PASI Kab. Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juara 1
Lari Estafet
Putra Gunadi Sanjaya PASI Kab. Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juara 1
Lari Estafet
Putra Moh. Nuryasin PASI Kab. Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juara 1
Page 97
84
Lari Estafet
Putra Aldo Pramono PASI Kab. Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juara 1
Lari Estafet
Putra David Susanto PASI Kab. Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juara 1
Lari 100 m
putra David Susanto PASI Kab. Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juara 2
Lempar
Lembing Putra Aldo Pramono PASI Kab. Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juara 2
Lari Estafet
Putri
Lisa Haryani
PASI Kab. Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juara 2
Lari Estafet
Putri Darlinda PASI Kab. Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juara 2
Page 98
85
Lari Estafet
Putri Zessika PASI Kab. Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juara 2
Lari Estafet
Putri Siti Nurfaujiah PASI Kab. Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juara 2
JENIS
LOMBA
PESERTA
LOMBA
INSTANSI
PENYELENGGARA
TINGKAT
HASIL
LOMBA
Lari 100 m
putrid Darlinda PASI Kab. Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juar 3
Lari 200 m
putrid Siti Nurfaujiah PASI Kab. Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juara 3
Lempar
lembing putri Zessika PASI Kab. Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juara 3
Page 99
86
Lari 60 m putra Gunadi Sanjaya
Disdik Kabupaten
Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juara 1
Lompat Jauh
Putra Gunadi Sanjaya
Disdik Kabupaten
Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juara 1
Karate Putra
nomor Kata Agis Syahfrizal
Disdik Kabupaten
Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juara 1
Sepak Bola
Mini
Tim smpn 2
Gunung Jati
Disdik Kabupaten
Cirebon
Kabupaten
Cirebon Juara 2
Lompat Jauh
Putra Gunadi Sanjaya
PEMDA Tingkat I (
Propinsi Jabar) Propinsi Jabar Juara 1
Lari Estafet
Putra Gunadi Sanjaya
PEMDA Tingkat I (
Propinsi Jabar) Propinsi Jabar Juara 2
Page 100
87
Lari 60 m putra Gunadi Sanjaya
Disdik Propinsi Jawa
Barat Propinsi Jabar Juara 1
Lompat Jauh
putra Gunadi Sanjaya
Disdik Propinsi Jawa
Barat Propinsi Jabar Juara1
2. Data hasil penelitian Implementasi nilai pendidikan agama Islam
dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2
Gunung Jati
1. Karakter Sikap Peduli Sosial Siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati
Setelah melakukan penelitian dengan observasi dan wawancara
kepada beberapa guru dan siswa maka peneliti mendapatkan data tentang
karakter sikap kepedulian sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati
sikap peduli sosial di sana cukup tinggi dengan seiringnya program yang
telah tercantum dan terlaksana, sikap peduli sosial sendiri pasti dimiliki
oleh setiap siswa, walaupun hanya hal kecil, entah itu dari segi bantuan
maupun material. Sikap karakter siswa dari tahun-ketahun itu memiliki
variasi.
Jadi kalau pengalaman ibu setiap angkatan itu beda-beda ya karena
ibu mengajar disini mulai tahun 1995 berarti sudah berapa tahun
ya? 24 tahun karakter anak itu berbeda-beda, ya kalau secara
keseluruhan rata-rata namanya anak sesuai dengan lingkungan
disini kan lingkungan pantura, anak-anak itu anak yang keras tapi
ya tetap pembelajaran sikap sopan santun, keramah tamahan yang 5
s yang sudah kita terapkan tu ya kita tetap perkenalkan ke anak-
Page 101
88
anak, jadi perkenalan itu dimulai dari mereka awal siswa baru,
kelas 7, kelas 8 sampai kelas 9 sampai lulus. Dari pengalaman yang
sudah-sudah ya beragam itu variasinya, ada anak yang berprestasi
apa yang diserap oleh guru yang disekolah itu bisa dicerna, ada
yang untuk mengenal sikap juga langsung bisa dipahami harus
dikasih tau, ada yang dicontohkan, ada yang dicontohkan nya
dengan heeehh... Nih harus dengan cara agak ada semacam ditegur
itu setiap anak beda-beda dan tiap angkatan juga beda-beda. Itu
variasinya karena anak terlahir dari orang tua yang berbeda-beda ya
lingkungan dari pantura ya seperti itu lingkungan nelayan. 56
Karakter siswa yang berbeda-beda menjadikan tantangan sendiri bagi
semua guru yang mengajar di SMP Negeri 2 Gunung Jati. Tetapi dalam
wadah sekolah semua karakter keagamaan di tanamkan selagi itu baik
untuk para siswa. Berikut macam-macam sikap peduli yang ditemukan di
SMP Negeri 2 Gunung Jati:
1) Peduli dengan adanya zakat fitrah dan bakti sosial
Kegiatan zakat fitrah ini suatu kegiatan yang dilakukan selama satu
tahun sekali, dimana siswa melakukan zakat fitrah di sekolah dan
dikumpulkan menjadi satu darn hasilnya dibagikan kepada orang
yang membutuhkan. Hal ini sesuai yang di sampaikan oleh guru PAI
Ibu Erni:
Tapi biasanya ada zakat fitrah, siswa zakat fitrah di rumah dan di
sekolah, ada juga guru-guru yang menyumbang tetapi tidak mau
disebutkan.57
Ini merupakan salah satu kegiatan yang sangat bagus untuk
mengembangkan nilai kepedulian siswa dengan adanya kegiatan
56 Wawancara dengan wakasek kesiswaan Ibu Turilah di ruang wakasek SMP Negeri 2
Gunung Jati, Senin 23 september 2019 11:34:28 57 Wawancara dengan guru PAI Ibu Erni di kelas IX C SMP Negeri 2 Gunung Jati, Senin
23 September 2019 jam 10:32:57
Page 102
89
tersebut. Dimana zakat fitrah ini di dasarkan atas surat Al-Baqarah :
43 yang berbunyi:
❑☺◆ ◼❑◼
❑➔◆◆ ◼❑
❑➔◆ ⧫
⧫✓➔▪
Artinya : “dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah
beserta orang-orang yang ruku”58
Zakat fitrah ini dilakukan dengan adanya bantuan osis dan guru-
guru yang berperan di dalamnya. Untuk zakat fitrah anak diharuskan
membawa beras seberat 2,5 kg. Dan beras tersebut dikumpulkan mulai
dari siswa kelas 7 sampai kelas 9. Dan untuk untuk baksos seperti
yang dituturkan oleh bu erni:
Jadi setiap anak bawa mie dan beras dibagikan kepada orang yang
tidak mampu, dan digerakkan oleh osis saling membantu. Yang
patungan ga hampir 100% ada yang ga patungan juga ada tetapi
kegiatan ini mendukung semua. Jadi dengan baksos pada bulan
puasa.59
2) Peduli dengan adanya kegiatan jum’at bersih
Kebersihan merupakan sebagian dari iman, dimana kebersihan dari
suatu tempat itu mencerminkan seseorang yang memiliki iman.
58 kementrian agama RI, Nur Qur’an (Jakarta: Nur , 2009), h.7 59 Wawancara dengan guru PAI Ibu Erni, di kelas IX C SMP Negeri 2 Gunung Jati, Senin
23 September 2019 jam 10:32:57
Page 103
90
Halaman dan kelas di SMP Negeri 2 Gunung Jati setiap hari
dilakukannya kebersihan dimana sudah terjadwal dengan adanya
jadwal piket pada setiap kelas, ketika siswa yang sudah tercantum
namanya dijadwal piket memnpunyai kewajiban yakni berangkat pagi
dan membersihkan kelas dan halaman kelas. Itu merupakan sikap
peduli yang ditanamkan oleh sekolah agar anak bisa menjaga
lingkungan tempat anak belajar dengan bersih agar pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar itu berjalan lancar dan nyaman.
Anak itu melihat dari contoh kaka kelas, dari teman juga bisa.
Tetapi siswa disini itu tidak semuanya jelek, yang bagus banyak.
Tetapi disini setiap tahunnya menaik. Siswa disini itu kita kan
memberikan pembelajaran, contoh dan semuanya bimbingan nah
itu terus konstan setiap hari setiap bulan waktunya dikelas juga
ada wali kelas dari kepala sekolah nya juga, jadi tingkat
menurunnya harus ada penelitian nya tersendiri. Misal sikap
peduli mereka terhadap sampah. Sikap peduli terhadap sampah itu
kita sudah mengusahakan dengan adanya program kebersihan
melalui lomba K3 nah melalu lomba K3 anak-anak sudah ada
kepedulian walaupun semacam ada keterpaksaan karena adanya
keinginan dapat juara tapi kalau dibandingkan sebelum adanya
lomba anak itu sudah masa bodo banget mau bersih mau engga
kan, kalau dari sekolah ada suatu bentuk kegiatan ada lomba anak
itu semacam semangat guru juga bisa ada alasan, anak-anak juga
aga mending dibandingkan sebelum adanya lomba itu mereka
amburadul kelasnya artinya belum ada kesadaran betul, kalau
sekarang sih nanti guru juga akan menilai itu. Pada saat guru
masuk kelas juga memberikan pembelajaran kebersihan kepada
siswa. Untuk anak peduli pakaian juga mereka merasa bangga
pada saat baju dikeluarkan tetapi kita harus terus memberikan
pembelajaran sikap kepada anak. Jadi selalu intens, dan jangan
pernah bosan.60
60 Wawancara dengan wakasek kesiswaan Ibu Turilah di ruang wakasek SMP Negeri 2
Gunung Jati, Senin 23 september 2019, jam 11:34:28
Page 104
91
Untuk pelaksanaan jum’at bersih ini dilaksanakan setiap hari
jum’at sebelum dilaksanakannya kegiatan belajar-mengajar. Dimulai
dari jam 07:00 sampai 07:30. Semua siswa harus berperan aktif dalam
kegiatan ini, bergotong royong agar terlaksananya jum’at bersih ini.
Dimulai dar menyapu, mengepel lantai, mengelap kaca jendela,
membersikan papa tulis diharapkan dengan kegiatan ini siswa
memiliki kesadaran peduli dengan lingkungan sekitar, agar terciptanya
kelas bersih dan nyaman.
Sikap peduli sosial itu berupa, sikap peduli terhadap lingkungan
sekitar, peduli dengan teman, peduli dengan guru, peduli tentang
masyarakat. Contohnya peduli tentang kebersihan itu kegiatan
jumat bersih, kegiatan piket kelas. Sikap peduli masyarakat itu
misalkan ada kegiatan jadwal sholat berjamaah. Pentingnya yaitu
penting banget, karena kalau kita bersikap bodo amat, kita mau apa
gitu, jadi ga berguna buat kehidupan nya.61
Ungkapan yang disampaikan oleh Nurul tersebut merupakan salah
satu jawaban yang mengemukakan bahwa masih adanya kepedulian
dalam diri siswa.
Tetapi ada juga siswa yang mengemukakan bahwasanya sikap
peduli terhadap lingkungan itu kurang menurut siswa tersebut.
Menurut saya sih kurang kepedulian siswa nya itu kurang, misal
disuruh bersih-bersih itu tidak mau.62
Yang dikemukakan oleh Pasekh menunjukan kurangnya hanya
beberapa kelas saja yang sikap pedulinya kurang terhadap kebersihan.
61 Wawancara dengan siswa kelas IX bernama Nurul di musholah SMP Negeri 2
Gunung Jati Senin, 26 September 2019, jam 9:12:38 62 Wawancara dengan siswa kelas IX bernama Pasekhl di musholah SMP Negeri 2
Gunung Jati Senin, 26 September 2019, jam 9:09:58
Page 105
92
Menyambung dengan masalah sampah, seperti yang dialami oleh
peneliti siswa SMP Negeri 2 Gunung Jati itu banyak, dan pada saat
mereka jajan juga banyak sampah makanan. Ada beberapa siswa
yang buang sampah dengan benar, dan ada juga siswa yang buang
sampah sembarangan.
ya buang anak-anak si buang di tempat sampah, dan jam 4 saya
kumpulkan sampah dimasukan ke blong(tempat sampah) terus
besoknya diangkut, ada petugasnya yang ngangkut. Tetapi ada
saja yang buang sembarangan. Sampah itu banyak ketika
diadakan lomba. Apalagi pada saat pelaksanaan pensi, sampai
banyak sekali, kadang 1 grobak itu tidak muat, kalau hari biasa itu
1 gotrok.63
Itu membuktikan bahwa ketika diadakannya pentas seni semakin
banyak sampah, dan selama kepedulian siswa terhadap sampah serta
kebersihan ditanamkan dengan baik, hal ini akan menjaga lingkungan
sekolah yang bersih dan nyaman.
3) Peduli dengan adanya siswa yang sakit atau meninggal
Membantu siswa yang lain sudah kewajiban dari setiap siswa,
ketika ada siswa yang sakit pada saat kegiatan belajar temannya
berperan untuk membawa teman yang sakit ke dalam UKS (unit
kesehatan siswa) seperti yang disampaikan oleh kepa sekolah.
Ya kalau peduli sosial karena kita juga orang daerah ya jadi masih
memakai adat ketimuran, gotong royong masih ada, kalau ada
temenya yang sakit ya langsung dibantu di bawa keruangan UKS
63Wawancara dengan petugas kebersihan mang Bandi di kantin SMP Negeri 2 Gunung
Jati, Rabu 26 September 2019, jam 09:58:03
Page 106
93
(unit kesehatan siswa) semampunya kita, seadanya kita. Terus
juga ada yang kekurangan keuangan ya kita saling membantu.64
Setelah siswa yang sakit dibawa ke ruang UKS, anak tersebut
dikasih obat sesuai dengan sakitnya itu apa. Dikasih minum air hangat
dan diberikan kenyamanan untuk istirahat. Anak PMR sangat
berperan aktif untuk menolong temannya yang sedang sakit. Dengan
ini siswa membentuk siswa memiliki sikap peduli sosial terhadap
temannya yang sakit. Seperti hadits yang diriwayatkan dari Muslim:
Artinya: Dari Abu Hurairah r a. berkata Bahwa Rasulullah Saw.
bersabda: “Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam
perkara: Apabila engkau berjumpa dengannya, sampaikanlah salam;
apabila ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya; apabila ia
minta nasihat, berilah ia nasihat; apabila ia bersin dan mengucapkan
“al-Hamdulillah”, ‘ maka jawablah dengan “Yarhamukallah”,
64 Wawancara dengan kepala sekolah Ibu Hj. Asmuri di ruang kepala sekolah SMP
Negeri 2 Gunung Jati, Senin 23 september 2019, jam 12:00:25
Page 107
94
apabila ia sakit, maka jenguklah; dan apabila ia mati,
antarkanjenazahnya.” (HR. Muslim)65
Hadits tersebut sejalan dengan kebiasaan yang dilakukan di
sekolah yang telah dilakukan. Kegiatan tersebut juga di ungkapkan
oleh wakasek sekolah SMP Negeri 2 Gunung Jati.
Kalau ada anak yang sakit kita bareng-bareng membaca al-fatihah
itu sudah termasuk kepedulian karakter terhadap teman. Tidak
hanya berdo’a dan mendo’akan kita datang kesana. Kita hayu
bareng-bareng kasih sumbangan kelas, atau ada yang meninggal
kita takziah kita dateng kesan dengan wali kelasnya itu anak ada
kegiatan kepeduliannya.66
4) Peduli dengan adanya kegiatan kurban
Pelaksanaan penyembelihan kurban ini dilaksanakan oleh pihak
sekolah dan para siswa yang ikut memperhatikan. Proses penyembelih
Kepedulian dengan adanya kegiatan kurban ini memberikan contoh
kepada siswa agar kita itu selalu berbagi kepada orang lain.
2. Implementasi Nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk
Karakter Sikap Kepedulian Sosial Di Smp Negeri 2 Gunung Jati
1) Perencanaan implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam
membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2
Gunung Jati
65 Pondok Pesantren Darunnajah, Hadits Tentang Hak Seorang Muslim Atas Muslim
Lainnya diakses hari Senin tanggal 30 September 2019 jam 19:12 (https://darunnajah.com/hak-
seorang-muslim-atas-muslim-lainnya/)
66 Wawancara dengan wakasek kesiswaan Ibu Turilah di ruang wakasek SMP Negeri 2
Gunung Jati, Senin 23 september 2019, jam 11:34:28
Page 108
95
Perencanaan merupakan suatu yang perlu di desain sedemikian rupa
dalam suatu kegiatan, karena perencanaan merupakan awal dari
berjalannya suatu program yang akan diterapkan dengan tujuan yang akan
dicapai.
Untuk menanamkan nilai pendidikan agama Islam merujuk kepada
silabus dan norma tata krama yang berlaku di lingkungan. Dimana setiap
siswa diberikan nasehat-nasehat yang baik untuk dirinya. Di SMP Negeri 2
Gunung Jati juga membentuk program pendidikan agama Islam dan budi
pekerti. Peran guru dalam mengimplementasikan nilai pendidikan agama
Islam dalam pembentukan sikap peduli sosial ini sangat penting khususnya
guru PAI agar siswa bisa menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
Ya kita harus ada keharusan di dalam batin saya sebagai seorang
guru saya sebagai seorang ibu, saya sebagai seorang pendidik itu
harus jelas memberikan contoh dan merupakan suatu kewajiban
tersendiri bagi kita, jadi perasaan nya ya ini adalah suatu kewajiban
yang saya lakukan jadi apapun yang bisa dicontohkan kepada anak
kita lakukan berusaha semaksimal mungkin, sebisa kita ya kita
lakukan yang terbaik. Dari mulai kita bertutur sapa, berperilaku,
bertemu dengan orang, ga boleh judes, ya saya rasa semua guru
disini juga sama.67
Susuai dengan yang disampaikan ibu Turilah bahwa peran dari setiap
guru itu penting menjadi contoh kepada para siswa agar memiliki karakter
yang baik.
Berdasarkan penelitian dilapangan bahwa perencanaan implementasi
nilai pendidikan agama Islam dalam pembentukan karakter sikap
kepedulian sosial adalah sesuai dengan keterangan salah satu guru PAI:
67 Wawancara dengan wakasek kesiswaan Ibu Turilah di ruang wakasek SMP Negeri 2
Gunung Jati, Senin 23 september 2019, jam 11:34:28
Page 109
96
Untuk peningkatan guru saya rasa semua guru itu meningkat,
misalnya kita mengundang narasumber dari luar untuk membina guru-
guru smp setiap ajaran baru, misalnya ada MGMP kumpulnya di dinas
latihan peningkatan mutu.68
Sesuai dengan yang disampaikan ibu Erni selaku guru PAI sebelum
melaksanakan kegiatan dan program terlebih dahulu melakukan forum
koordinasi MGMP bersama para guru PAI di SMP Negeri 2 Gunung Jati
untuk menentukan jenis kegiatan, waktu, dan tempat, kemudian guru PAI
meminta pertimbangan dan persetujuan dari kepala sekolah. Didalam nya
rapat tersebut juga guru-guru diberikan kompetensi baru agar dalam
melaksanakan program tersebut berjalan dengan lancar.
Bagan 4.1 alur perencanaan implementasi nilai pendidikan agama Islam
dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2
Gunung Jati
Dengan ini perencanaan pendidikan agama Islam melalui penyusunan
silabus, sosialisasi silabus dan penyusunan RPP.
Tabel 4.1 perencanaan implementasi pendidikan agama Islam
dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial:
Program Waktu Tujuan
68 Wawancara dengan guru PAI Ibu Erni di kelas IX C SMP Negeri 2 Gunung Jati, Senin
23 September 2019 jam 10:32:57
Forum MGMP Koordinasi Guru PAI Konsultasi Ke Kepala
Sekolah
Sosialisasi Kepada
Seluruh Guru
Pelaksanaan
Kepada Siswa
Page 110
97
Kegiatan belajar
mengajar
Setiap jam
pelajaran
Memberikan pemahaman
karakter sikap kepedulian sosial
PHBI (Kurban,
zakat, baksos)
Kegiatan PHBI Menumbuhkan kepedulian dalam
diri siswa, membangun sikap
untuk saling berbagi kepada
orang yang membutuhkan
Kegiatan
ekstrakulikuler
Dalam 1 minggu
1 kali pertemuan
Penerapan karakter sikap
kepedulian sosial di antara teman
2) Pelaksanaan implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam
membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2
Gunung Jati
a) Kegiatan belajar mengajar
Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar setiap guru pasti
memunculkan karakter yang diperoleh dalam setiap pertemuan
pembelajaran, dimana sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan
oleh semua pihak yakni setelah siswa mempelajari mata pelajaran ada
karakter yang dapat dibentuk dalam setiap mata pelajaran.
Dan dari setiap RPP guru mengajar sudah ada pendidikan karakternya
yang ditanamkan.69
Sesuai dengan yang di tuturkan oleh ibu Turilah bahwasanya setiap
guru akan melaksanakan pembelajaran, guru harus sudah menyiapkan
69 Wawancara dengan wakasek kesiswaan Ibu Turilah di ruang wakasek SMP Negeri 2
Gunung Jati, Senin 23 september 2019, jam 11:34:28
Page 111
98
RPP untuk menunjang tekhnis pembelajarannya. Dimana dari setiap
pelajaran dapat diambil karakternya, terutana karakter kepedulian sosial
yang berhubungan dengan orang lain.
b) Kegiatan PHBI (Kurban, zakat, baksos)
Kegiatan peringatan hari besar Islam juga mengajarkan kita untuk
saling berbagi, salah satunya kurban. Dimana kurban ini diwajibkan
bagi yang mampu. Di SMP Negeri 2 Gunung Jati juga melaksanakan
kurban, tidak dilihat dari berapa kurbannya, tetapi dilihat dari karakter
sikap kepedulian sosial yang bisa ditanamkan kepada siswa ini. Dan
pada saat pelaksanaan baksos dan zakat fitrah juga siswa ikut saling
berzakat dan menyumbangkan beberapa makanan pokok untuk dibawa
ke sekolah dan di sumbangkan kepada orang yang membutuhkan.
Tapi intinya di smpn 2 gunung jati itu ada sikap kepedulian itu
ada, biasanya kurban, amal jumat, baksos, jadi setiap anak bawa
mie dan beras dibagikan kepada orang yang tidak mampu, dan
digerakkan oleh osis saling membantu. Yang patungan ga hampir
100% ada yang ga patungan juga ada tetapi kegiatan ini
mendukung semua. Jadi dengan baksos pada bulan puasa. 70
Kalau melihat dari segi ini yang sudah kita lakukan insya allah,
berkurban itu aga sedikit maksa, paling 80 persen kalau tidak ada
paksaan, tetapi kalau ada paksaan ya sekitar 95% sudah lumayan
dan butuh kerja keras.71
70 Wawancara dengan guru PAI Ibu Erni di kelas IX C SMP Negeri 2 Gunung Jati, Senin
23 September 2019 jam 10:32:57 71 Wawancara dengan guru PAI Ibu Marfu’ah di ruang guru SMP Negeri 2 Gunung Jati,
Rabu, 26 September 2019 jam 7:55:27
Page 112
99
Saat dilakukan patungan untuk membeli kambing kurban untuk
setiap siswa ini ada kesulitan untuk sebagian siswa, tetapi guru-guru
tidak memaksa menagih terus menerus kepada siswa, di takutkan akan
memberatkan bagi siswa yang kurang mampu.
c) Kegiatan Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakulikuler ini adalah kegiatan yang dilakukan di luar
jam pelajaran. Dimana kegiatan ekstrakulikuler ini menujang untuk
pembentukan karakter sikap peduli antar siswa. Seperti salah satu
ekstrakulikuler PMR, dimana kegiatan PMR ini di bentuk untuk eduli
pada orang yang sakit saat upacara, orang yang sakit pada saat kegiatan
belajar mengajar dan itu semua dilakukan berdasarkan sikap peduli yang
ditanamkan oleh eskul tersebut.
Jadi penanaman karakter di SMP Negeri 2 Gunung Jati ini pembentukan
karakter anak kan dimulai dari kegiatan MPLS. MPLS itu dimulai dari
menghormati kaka kelas, menghormati guru yang masuk dikelas kita sudah
menanamkan karakter-karakter itu ada kegiatan cara belajar, ada wawasan
wiyata mandala, ada cara disiplin lalu eskul juga diperkenalkan sampai ia
masuk kelas 7, kelas 8, kelas 9 adapun kalau penanaman karakter agama ya
sesuai dengan kegiatan pembelajaran sudah menerapkan dalam program.
Dan untuk BTQ Kalau prosesnya kita sedemikian awal dari mulai
penerimaan siswa dan ada juga MPLS kita juga sudah mulai seperti halnya
baca tulis quran, misalnya ada siswa yang masih buta huruf al-quran kita
Page 113
100
adakan secara intensif kegiatan nya dan dikembangkan mulai dari kelas 7,
dan mengklasifikasi antara siswa yang bisa dan belum bisa baca tulis quran,
persenan antara siswanya 70% 30% .72
3) Evaluasi implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam
membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2
Gunung Jati
Evaluasi ini dilakukan dan diamati oleh para guru-guru dan orang tua
saling bekerja sama untuk menagamati setiap perubahan karakter yang
dilakukan oleh siswa, dimulai dari kepedulian kepada diri sendiri, orang
lain dan lingkungan sekitar.
3. Faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi nilai
pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap
kepedulian sosial di SMP Negeri 2 Gunung Jati
Berdasarkan hasil temuan peneliti di lapangan bahwa implementasi nilai
pendidikan agama Islam dalam pembentukan karakter sikap kepedulian sosial
berjalan dengan baik, tetapi ada beberapa faktor pendukung dan penghambat
seagai berikut:
1) Faktor pendukung
72 Wawancara dengan guru PAI Pa Ghani di kantin SMP Negeri 2 Gunung Jati, Rabu, 26
September 2019 jam 8:25:41
Page 114
101
a) Musholah, sebagai pusat tempat pelaksanaan ibadah yang dilakukan
oleh para siswa dan guru.
b) Mewadahi hobi para siswa
Untuk mewadahi hobi para siswa, SMP Negeri 2 Gunung Jati
menyediakan beberapa ektrakulikuler yang bagus, dimana ktika ada
siswa yang hobi berkelahi ada ekstrakulikuler pancak silat, siswa suka
dengan mengobati orang sakit dan kesehatan bisa gabung dengan
ekstrakulikuler PMR, siswa yang suka dengan kedisiplinan ada
ekstrakulikuler paskibra, dan siswa yang suka dengan cinta alam, bisa
mengikuti ekstrakulikuler pramuka, dan siswa yang suka dengan
olahragaada voly, futsal, sepakbol dll. Semua ekstrakulikuler tersebut
dapat menunjang dan menyalurkan hobi para siswa.
c) Perpustakaan
Perpustakaan di SMP Negeri 2 Gunung Jati ini juga menyediakan buku
buku Islam yang bisa dibaca dan menjadi rujukan siswa dalam
mengerjakan tugas, menambah khazanah keilmuan khususnya ilmu
agama
d) Kesemangatan guru SMP Negeri 2 Gunung Jati
Semangat dari guru SMP Negeri 2 Gunung Jati sangat menjadi
motivasi bagi para siswa untuk menanamkan karakter sikap peduli
sosial, entah itu antar sesama maupun lingkungan sekitar.
2) Faktor penghambat
Page 115
102
a) Pengawasan siswa di luar sekolah, guru tidak dapat mengawasi para
siswa dalam kegiatan mereka di luar sekolah, karena para guru hanya
bisa mengawasi di sekolah, sedangkan diluar sekolah adalah tanggung
jawab orang tua dan masyarakat
b) Latar belakang siswa dan orang tua yang beragam, dengan
pengetahuan agama yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya
c) Faktor lingkungan luar yang kurang mendukung, karena banyak
sebagian para siswa yang ditinggal orang tuanya pergi ke luar,
sehingga kiurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua kepada
anak tersebut.
d) Faktor IT yang bisa membuat siswa memiliki sikap individual yang
tinggi, tidak memperhatikan seseorang yang butuh bantuan dan lebih
fokus pada gatget masing-masing.
B. Pembahasan
Sebagaimana telah kita lihat pada bab sebelumnya, telah ditemukan data
dari hasil observasi, wawancara maupun dokumentasi tentang Implementasi
nilai pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap kepedulian
sosial di SMP Negeri 2 Gunung Jati, Pada bab ini akan peneliti sajikan uraian
bahasan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Karakter sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati itu
tinggi, jika ada sedikit paksaan dan arahan dari para guru dan orang tua, dan
dilakukan melalui pembiasaan yang rutin dilakukan oleh siswa, dimana
Page 116
103
program yang telah ditetapkan itu berjalan seuai dengan tujuan untuk
menanamkan sikap peduli dari siswa. Sikap peduli sosial para siswa yang
ditanmkan oleh pihak sekolah, antara lain:
1. Siswa peduli dengan adanya zakat fitrah dan bakti sosial
Dengan kegiatan ini diharapkan siswa dapat memiliki karakter peduli
terhadap orang yang kurang mampu,
2. Siswa peduli dengan adanya kegiatan jum’at bersih
Peduli dengan adanya jum’at bersih ini dimaksudkan agar siswa dapat
terbiasa dengan lingkungan yang bersih dan sehat, sehingga tidak dapat
menimbulkan penyakit oleh keadaan lingkungan yang kurang bersih,
dengan begini sampah tidak akan berserakan lagi. Dan berapa bulan
sekali sekolah mengadakan lomba kebersihan, ini juga sebuah dororngan
bagi siswa untuk selalu menjaga lingkungan yang bersih.
3. Siswa peduli dengan adanya siswa yang sakit atau meninggal
Siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati ini antara satu dengan yang lain
bukan hanya seorang teman, tetapi mereka ditanamkan bahwa satu
dengan yang lain itu bersaudara, jadi dimana ada salah satu siswa yang
sakit atau meninggal, mereka merasakan hal itu semua. Jadi persaudaraan
mereka sangat kuat.
4. Siswa peduli dengan adanya kegiatan kurban
Kurban dilaksanakan pada saat hari raya idul adha, semua siswa
pataungan untuk membeli kambing dan banyak juga guru yang ikut
menyumbang, dimaksudkan program begini agar anak mengetahui
Page 117
104
caranya berbagi, mengetahui tata cara penyembelihan yang benar sesuai
dengan syariat Islam.
Implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam pembentukan karakter
sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung jati dimulai dari program
yang telah disusun oleh pihak guru serta tambahan dari setiap mata pelajaran
yang dipelajari itu ada karakter yang di munculkan, dengan begini karakter
sikap peduli sosial itu akan terbentuk untuk peserta didik. Bukan hanya pada
saat kegiatan belajara mengajar sikap itu ditanamkan, tetapi selama anak itu
bertemu dengan seorang guru, guru menanamkan sikap peduli tersebut, entah
itu di luar lingkungan sekolah maupun pada saat di lingkungan sekolah.
Faktor-faktor yang mendukung implementasi nilai pendidikan agama
Islam dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2
Gunung Jati seperti musholah yang selalu dilengkapi dengan fasilitas untuk
beribadah, mewadahi hobi para siswa dengan berbagai kegiatan
ektrakulikuler maupun intrakulikuler, perpustakaan yang berguna untuk
menambah pengetahuan umum, serta semangat dari berbagai pihak guru dan
tenaga pendidik yang selalau mengayomi siswa agar memiliki karakter yang
baik.
Faktor-faktor yang menghambat implementasi nilai pendidikan agama
Islam dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2
Gunung Jati seperti pengawasan siswa di luar sekolah setelah pulang dari
sekolah, latar belakang orang tua yang beragam apalagi anak yang kurang
Page 118
105
perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya karena orang tua yang
berangkat ke luar negeri menjadi TKW (tenaga kerja wanita), faktor
lingkungan yang kurang mendukung, antara tetangganya ada yang tidak baik
pergaulannya jika anak ini tidak kuat maka akan terpengaruh oleh keadaan
yang tidak baik tersebut, dan faktor IT juga menjadi penghambat anak dalam
bersikap peduli sosial kepada orang yang ada di sekitarnya.
C. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian implementasi nilai pendidikan agama Islam
dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial peneliti mengalami
beberapa kesulitan sebagai berikut:
1. Komunikasi, komunikasi sebenarnya berjalan lancar, tetapi beberapa
jawaban yang diberikan oleh narasumber ada yang tidak sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, jadi ketika jawaban yang diberikan
oleh narasumber aga sedikit berbeda dengan jawaban yang dibutuhkan
oleh peneliti, peneliti mencoba mengulang kembali dengan mempertegas
pertanyaan yang ingin diketahui oleh peneliti.
2. Pengamatan, pengamatan dilakukan secara terus menerus, dengan segala
fenomena yang terjadi di sekolah, gerak-gerik dan setiap perilaku
kepedulian siswa dengan yang lain, itu semua di amati.
Itulah beberapa kesulitan yang ditemukan oleh peneliti selama meneliti
dilapangan, untuk lembaga dan pendidik semoga menanamkan terus-menerus
karakter sikap kepedulian sosial kepada siswa, dan untuk penelitian
Page 119
106
selanjutnya, semoga menemukan beberapa teori agar bisa memecahkan
permasalahan yang dihadapi oleh sekolah.
Page 120
107
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan mengenai
implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap
kepedulian sosial di SMP Negeri 2 Gunung Jati, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
4. Karakter Sikap Peduli Sosial Siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati
a. Peduli dengan adanya zakat fitrah dan bakti sosial
b. Peduli dengan adanya kegiatan jum’at bersih
c. Peduli dengan adanya siswa yang sakit atau meninggal
d. Peduli dengan adanya kegiatan kurban
5. Implementasi Nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk
Karakter Sikap Kepedulian Sosial Di Smp Negeri 2 Gunung Jati
4) Perencanaan implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam
membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2
Gunung Jati melalui forum MGMP- koordinasi guru PAI- konsultasi
ke kepala sekolah- sosialsasi kepada seluruh guru-pelaksanaan
kepada siswa
5) Pelaksanaan implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam
membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2
Gunung Jati
Page 121
108
1) Kegiatan belajar mengajar
2) Kegiatan PHBI (Kurban, zakat, baksos)
3) Kegiatan Ekstrakulikuler
6) Evaluasi implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam
membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2
Gunung Jati
6. Faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi nilai
pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap kepedulian
sosial di SMP Negeri 2 Gunung Jati
3) Faktor pendukung
e) Musholah,
f) Mewadahi hobi para siswa
g) Perpustakaan
h) Kesemangatan guru SMP Negeri 2 Gunung Jati
4) Faktor penghambat
e) Pengawasan siswa di luar sekolah,
f) Latar belakang siswa dan orang tua yang beragam
g) Faktor lingkungan luar yang kurang mendukung,
h) Faktor IT yang bisa membuat siswa memiliki sikap individual
yang tinggi, tidak memperhatikan seseorang yang butuh bantuan
dan lebih fokus pada gatget masing-masing.
Page 122
109
B. Saran
Berdasarkan paparan data, hasil penelitian, analisis hasil penelitian
disarankan kepada
1. Kepala Sekolah agar mempertahankan apa yang telah dicapai dan
mengembangkan penerapan karakter kepedulian sosial ini.
2. Kepada para guru agar meningkatkan usaha dan kegiatan yang
mendukung dalam penerapan karakter kepedulian sosial di sekolah.
3. Kepada para siswa-siswi SMP Negeri 2 Gunung Jati agar
memperhatikan dan lebih serius untuk menanamkan sikap kepedulian
sosial sesuai yang diajarkan oleh Islam untuk memiliki jiwa sosial
tinggi.
4. Untuk penelitian selanjutnya:
a. Agar dilakukan penelitian yang mengungkap lebih jauh temtang
implementasi pendidikan agama Islam dalam pembentukan karakter
sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2 Gunung Jati
b. Agar dilakukan penelitian yang sama dengan fokus yang berbeda
seperti konsep, metode, dan pendekatannya.
Page 123
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiah dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Bumi Aksara.
Irina, Fristiana. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Parama Ilmu. 2017.
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Terjemah. Jakarta: Nur. 2009.
Lestari, Sri. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.
Munawar, Said Agil Husin Al. Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’ani Dalam Sistem
Pendidikan Islam. Ciputat Press. 2005.
Salahudin, Anas dan Irwanto Alkrienciehie. Pendidikan Karakter. Bandung:
Pustaka Setia. 2017.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2017.
MAKALAH
Hidayat, Dudung Rahmat dan Mulyadi, Hakikat Dan Makna Nilai, Tugas
Makalah Pendidikan Nilai Dalam Pendidikan Umum, Program Pendidikan
Umum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.2006.
ARTIKEL DAN JURNAL
Anwar, Laraswati Ariadne, Pendidikan Karakter Payung Peningkatan Mutu
Pemelajaran, Kompas, Jakarta, 10 Mei 2019. Diakses pada tanggal 15 Mei
2019 pukul 07:45 WIB (http://www.kompas.com)
Dimas, Etika Dan Kepribadian Kepedulian Sosial. Diakses pada hari senin 11
januari 2016 08:16 WIB (http://dimas-p-a-fib11.web.unair.ac.id)
Haryanto, Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara. Jurnal FIP
Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses pada tanggal 10 Mei 2019 pukul
10:12 WIB (Ippmp.uny.ac/sites/Ippmp.uny.ac.id)
A. Miftahur Rohman, dan Hairudin, Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif
Nilai-Nilai Sosial Kultural. 2018. Jurnal STIT Bustanul ‘Ulum Lampung
Tengah, STEBI Lampung Diakses pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 13:07 WIB
(ejournal.radenintan.ac.id)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007, Pendidikan
Agama Dan Pendidikan Keagamaan. Diakses pada tanggal 18 Mei 2019
pukul 19:41 WIB (https://kemenag.go.id).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Standar Nasional Pendidikan.2005.
Diakses pada tanggal 15 Oktober 2019 pukul 12:46 WIB
(https://www.unm.ac.id).
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017, Penguatan
Pendidikan Karakter. 2017. Diakses pada tanggal 31 Mei 2019 pukul 20:53
WIB (https://setkab.go.id)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan
Nasional. 2019.diakses pada tanggal 6 Maret 2019 pukul 14:25 WIB
(http://www.luk.staff.ugm.ac.id).
Wikipedia, Karakter. 2019. Diakses pada tanggal 13 Juli 2019 pukul 19:45 WIB
(https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Karakter
Page 124
Pedoman Wawancara
Informan : Ibu Erni, S.Ag.
Jabatan/ status : Guru Pendidikan Agama Islam
Tempat : Kelas IX C
Hari dan Tanggal : Senin, 23 September 2019
Pukul : 10:32:57
NO INSTRUMEN
PERTANYAAN
JAWABAN
1. Bagaimana pengalaman
bapak/ibu selama mengajar
mengenai karakter sikap
peduli sosial yang dilakukan
para siswa?
Ya itu sudah kewajiban saya sebagai
pendidik, dimana saya selalu
menanamkan nilai karakter yang baik
kepada siswa.
2. Bagaimana pendapat
bapak/ibu dengan menurunnya
karakter sikap peduli sosial di
lingkungan sekolah?
Sebernernya kita disini sikap peduli
cukup tinggi misal ada siswa yang
membolos para siswa yang lain itu
memberi tahu kepada guru-guru atau wali
kelas, itu menandakan bahwa anak-anak
masih peduli
3. Bagaimana perasaan
bapak/ibu menjadi sosok
Ya memang Itu adalah kewajiban kita
sebagai guru pai, untuk membuat karakter
Page 125
112
panutan karakter sikap peduli
oleh peserta didik?
menjadi lebih baik, harus senang marubah
karakter anak
4. Bagaimana proses penanaman
nilai pendidikan agama Islam
dalam membentuk karakter
sikap peduli sosial? Berapa
persen siswa yang karakter
sikap peduli sosial nya
terbentuk? Dan berapa persen
siswa yang karakter sikap
peduli sosial nya tidak
terbentuk?
Ada iuran dalam melaksanakn kurban,
dan di perlihatkan kepada anak-anak tata
cara penyembelihan nya, dan di perliatkan
kepada anak-anak bahwa ini adalah
kambing dari hasil uang kalian, dipotong
dan dibagikan dengan bantuan osis dan
semua itu di dokumentasikan karena itu
diminta untuk akreditasi dan semua
kegiatan itu ada dokumentasinya.
5. Dilansir oleh Kompas.com
menurut Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Muhadjir
Effendy mengatakan Rencana
pendidikan untuk tahun 2020
tetap fokus kepada
pembangunan karakter
sebagai payung dari seluruh
visi Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. Di dalamnya
mencakup mendorong
Untuk peningkatan guru saya rasa semua
guru itu meningkat, misalnya kita
mengundang narasumber dari luar untuk
membina guru-guru smp setiap ajaran
baru, misalnya ada MGMP kumpulnya di
dinas latihan peningkatan mutu
Page 126
113
motivasi semua perangkat
sekolah agar senang
meningkatkan ilmu dan
kompetensi, termasuk di
dalam skema perekrutan,
pelatihan, dan evaluasi guru.
Hal itu dalam Musyawarah
Rencana Pembangunan
Nasional 2019 di Jakarta,
Kamis (9/5/2019). Bagaimana
tanggapan bapak/ ibu
mengenai hal ini?
6. Menurut bapak/ ibu
bagaimana pendidikan agama
Islam bisa membentuk siswa
memiliki karakter sikap peduli
sosial dalam kehidupannya?
Tapi intinya di smpn 2 gunung jati itu ada
sikap kepedulian itu ada, biasanya
kurban, amal jumat, baksos, jadi setiap
anak bawa mie dan beras dibagikan
kepada orang yang tidak mampu, dan
digerakkan oleh osis saling membantu.
Yang patungan ga hampir 100% ada yang
ga patungan juga ada tetapi kegiatan ini
mendukung semua. Jadi dengan baksos
pada bulan puasa
7. Jika karakter peduli sosial ini Belum, karena disini masih menggunakan
Page 127
114
sudah memudar di lingkungan
siswa, langkah/ cara apa
yang dilakukan bapak/ ibu
untuk menanamkan nilai
pendidikan agama Islam itu
kembali?
program pada tiap tahunnya jadi lebih
meningkat, tapi biasanya ada zakat fitrah,
siswa zakat fitrah di rumah dan di
sekolah, ada juga guru-guru yang
menyumbang tetapi tidak mau disebutkan
8. Apakah bapak/ ibu yakin
kalau karakter sikap peduli
sosial sudah dimiliki oleh
siswa, hal ini dapat
meningkatkan mutu
pendidikan agama Islam yang
sesungguhnya?
Ya pasti yakin lah
9. Menurut bapak/ ibu
Bagaimana faktor pendukung
dalam implementasi nilai
pendidikan agama Islam untuk
membentuk karakter sikap
peduli sosial siswa di SMP
Negeri 2 Gunung Jati?
Ya kita Cuma hanya mewadahi saja,
membuat programnya dan kita serahkan
kepada anak, kemudian anaknya ikut
10. Menurut bapak/ ibu,
Bagaimana mengenai faktor
penghambat dalam
Anak yang ga mau ada pasti lah, karena
kita punya wadah, tetapi ada anak-anak
yang tidak mau menyumbang tetapi
Page 128
115
implementasi nilai pendidikan
agama Islam untuk
membentuk karakter sikap
peduli sosial siswa di SMP
Negeri 2 Gunung Jati?
tertutup oleh patungan temen-temn yang
lain tertutup. Tiap patungan kita tidak
memaksa, takutnya yang dipaksa-paksa
untuk patungan takut tidak mampu,
yasudah. Kita juga sekarang lagi ada
pembangunan musholah itu juga kan dari
uang patungan amal jumat karena itu
masih menyangkut sikap peduli sosial
terhadap sarana tempat ibadah, bukan
hanya orang satu kepada orang lainnya.
Jadi guru hanya memfasilitasi saja. Jadi
intinya karakter sosial di smpn 2 gunung
jati itu tiggi dan bisa dibuktikan dengan
foto-foto.
Page 129
116
Pedoman Wawancara
Informan : Ibu Turilah, S.Pd.Ekop
Jabatan/ status : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Tempat : Ruang Wakil kepala Sekolah
Hari dan Tanggal : Senin, 23 September 2019
Pukul : 11:34:28
NO INSTRUMEN
PERTANYAAN
JAWABAN
1. Bagaimana pengalaman
bapak/ibu selama mengajar
mengenai karakter sikap
peduli sosial yang dilakukan
para siswa?
Jadi kalau pengalaman ibu setiap
angkatan itu beda2 ya karena ibu
mengajar disini mulai tahun 1995 berarti
sudah berapa tahun ya? 24 tahun karakter
anak itu berbeda-beda, ya kalau secara
keseluruhan rata-rata namanya anak
sesuai dengan lingkungan disini kan
lingkungan pantura, anak-anak itu anak
yang keras tapi ya tetap pembelajaran
sikap sopan santun, keramah tamahan
yang 5 s yang sudah kita terapkan tu ya
kita tetap perkenalkan ke anak-anak, jadi
Page 130
117
perkenalan itu dimulai dari mereka awal
siswa baru, kelas 7, kelas 8 sampai kelas
9 sampai lulus. Dari pengalaman yang
sudah-sudah ya beragam itu variasinya,
ada anak yang berprestasi apa yang
diserap oleh guru yang disekolah itu bisa
dicerna, ada yang untuk mengenal sikap
juga langsung bisa dipahami harus
dikasih tau, ada yang dicontohkan, ada
yang dicontohkan nya dengan heeehh...
Nih harus dengan cara agak ada semacam
ditegur itu setiap anak beda-beda dan tiap
angkatan juga beda-beda. Itu variasinya
karena anak terlahir dari orang tua yang
berbeda-beda ya lingkungan dari pantura
ya seperti itu lingkungan nelayan.
2. Bagaimana pendapat
bapak/ibu dengan menurunnya
karakter sikap peduli sosial di
lingkungan sekolah?
Anak itu melihat dari contoh kaka kelas,
dari teman juga bisa. Tetapi siswa disini
itu tidak semuanya jelek, yang bagus
banyak. Tetapi disini setiap tahunnya
menaik. Siswa disini itu kita kan
memberikan pembelajaran, contoh dan
Page 131
118
semuanya bimbingan nah itu terus
konstan setiap hari setiap bulan waktunya
dikelas juga ada wali kelas dari kepala
sekolah nya juga, jadi tingkat
menurunnya harus ada penelitian nya
tersendiri. Misal sikap peduli mereka
terhadap sampah. Sikap peduli terhadap
sampah itu kita sudah mengusahakan
dengan adanya program kebersihan
melalui lomba K3 nah melalu lomba K3
anak-anak sudah ada kepedulian
walaupun semacam ada keterpaksaan
karena adanya keinginan dapat juara tapi
kalau dibandingkan sebelum adanya
lomba anak itu sudah masa bodo banget
mau bersih mau engga kan, kalau dari
sekolah ada suatu bentuk kegiatan ada
lomba anak itu semacam semangat guru
juga bisa ada alasan, anak-anak juga aga
mending dibandingkan sebelum adanya
lomba itu mereka amburadul kelasnya
artinya belum ada kesadaran betul, kalau
sekarang sih nanti guru juga akan menilai
Page 132
119
itu. Pada saat guru masuk kelas juga
memberikan pembelajaran kebersihan
kepada siswa. Untuk anak peduli pakaian
juga mereka merasa bangga pada saat
baju dikeluarkan tetapi kita harus terus
memberikan pembelajaran sikap kepada
anak. Jadi selalu intens, dan jangan
pernah bosan.
3. Bagaimana perasaan
bapak/ibu menjadi sosok
panutan karakter sikap peduli
oleh peserta didik?
Ya kita harus ada keharusan di dalam
batin saya sebagai seorang guru saya
sebagai seorang ibu, saya sebagai seorang
pendidik itu harus jelas memberikan
contoh dan merupakan suatu kewajiban
tersendiri bagi kita, jadi perasaan nya ya
ini adalah suatu kewajiban yang saya
lakukan jadi apapun yang bisa
dicontohkan kepada anak kita lakukan
berusaha semaksimal mungkin, sebisa
kita ya kita lakukan yang terbaik. Dari
mulai kita bertutur sapa, berperilaku,
bertemu dengan orang, ga boleh judes, ya
saya rasa semua guru disini juga sama
4. Bagaimana proses penanaman Kalau begini harus ada penelitian nya
Page 133
120
nilai pendidikan agama Islam
dalam membentuk karakter
sikap peduli sosial? Berapa
persen siswa yang karakter
sikap peduli sosial nya
terbentuk? Dan berapa persen
siswa yang karakter sikap
peduli sosial nya tidak
terbentuk?
sendiri ya, kalau pembentukan karakter
anak kan dimulai dari kegiatan MPLS.
MPLS itu dimulai dari menghormati kaka
kelas, menghormati guru yang masuk
dikelas kita sudah menanamkan karakter-
karakter itu ada kegiatan cara belajar, ada
wawasan wiyata mandala, ada cara
disiplin lalu eskul juga diperkenalkan
sampai ia masuk kelas 7, kelas 8, kelas 9
adapun kalau penanaman karakter agama
ya sesuai dengan kegiatan pembelajaran
kita kan sudah menerapkan dalam
program. Kalau untuk bulan puasa ya ada
pesantren kilat kalau setiap hari juga kita
menanamkan untuk kegiatan juga setiap
hari kamis dan jumat itu kan kita ada
yasinan ngaji bersama anak dikelas ngaji
bareng, terus juga ada sholat duhur
berjamaah, dan guru yang menjadi
imamnya. Dan dari setiap RPP guru
mengajar sudah ada pendidikan
karakternya yang ditanamkan. Secara
garis besar ya bagus lah. Sudah ada
Page 134
121
peningkatan.
5. Dilansir oleh Kompas.com
menurut Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Muhadjir
Effendy mengatakan Rencana
pendidikan untuk tahun 2020
tetap fokus kepada
pembangunan karakter sebagai
payung dari seluruh visi
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Di dalamnya
mencakup mendorong
motivasi semua perangkat
sekolah agar senang
meningkatkan ilmu dan
kompetensi, termasuk di
dalam skema perekrutan,
pelatihan, dan evaluasi guru.
Hal itu dalam Musyawarah
Rencana Pembangunan
Nasional 2019 di Jakarta,
Kamis (9/5/2019). Bagaimana
tanggapan bapak/ ibu
Bagus, ini merupakan suatu upaya agar
karakter anak ini tetap dimiliki oleh setiap
siswa. Sepintar apapun karakter anaknya
tidak baik ilmunya itu digunakan untuk
hal-hal yang tidak baik dasarnya itu.
Kalau karakter anak itu bisa terbentuk
kalu kita melakukan pembisaan dilakukan
setiap hari pada lingkungan rumah,
lingkungan sekolah, lingkungan kelas,
sampai lingkungan luar kelas terus juga di
masyarakat umum. Upaya untuk
pembentukan karakter siswa itu harus.
Disekolah kita di SMP N 2 Gunung Jati
ini visi misi kita juga nyambung. Di eskul
juga untuk sikap peduli ada eskul PMR,
jadi bagus kalau pemerintah menerapkan
hal tersebut.
Page 135
122
mengenai hal ini?
6. Menurut bapak/ ibu
bagaimana pendidikan agama
Islam bisa membentuk siswa
memiliki karakter sikap peduli
sosial dalam kehidupannya?
Ya semuanya berawal dari rumah tangga
dulu khususnya keluarga, di sekolah juga
dilakukan pembiasaan kalau anak sudah
terbiasa nanti di luar pun akan terbiasa,
besar banget pngaruhnya dunia luar atau
lingkungan itu. Walaupun di rumah
ditanamkan, di sekolah ditanamkan anak
ga kuat dengan pendirian nya, maka anak
akan terpengaruh . kita kan juga bekerja
sama dengan beberapa pihak desa, disdik
juga diminta untuk hadir. Penanaman
nilai tersebut juga diberikan pada saat
pembelajaran.
7. Jika karakter peduli sosial ini
sudah memudar di lingkungan
siswa, langkah/ cara apa
yang dilakukan bapak/ ibu
untuk menanamkan nilai
pendidikan agama Islam itu
kembali?
Jelas kita bekerja sama dengan guru
agama, terus kita juga itu dala bulan
ramadhan itu adanya pesantren kilat kita
tanamkan di situ. Dan perilaku anak kalau
pada setiap pembelajaran KBM tetap
karakter agama itu terus jadi semua
terpadu dengan nilai-nilai karakter anak
salah satunya sikap agama, misalnya
salam itu kan termasuk karakter agama,
Page 136
123
kalau ada anak yang sakit kita bareng-
bareng membaca al-fatihah itu sudah
termasuk kepedulian karakter terhadap
teman. Tidak hanya berdo’a dan
mendo’akan kita datang kesana. Kita
hayu bareng-bareng kasih sumbangan
kelas, atau ada yang meninggal kita
takziah kita dateng kesan dengan wali
kelasnya itu anak ada kegiatan
kepeduliannya. Pada saat hari raya idul
adha kita juga melakukan demo
penyembelihan kurban dan tata caranya.
Pada saat mau melaksanakan UN kelas 9
sekolah mengadakan istigosah dengan
dihadiri orang tua siswa itu juga bertujuan
untuk anak itu berpasrah diri, intropeksi
diri yang dipimpin oleh ustad iwan dari
at-taqwa.
8. Apakah bapak/ ibu yakin
kalau karakter sikap peduli
sosial sudah dimiliki oleh
siswa, hal ini dapat
meningkatkan mutu
Pada dasarnya semua siswa itu baik,
orang tua, guru tidak ada yang
menanamkan yang jelek-jelek , mungkin
dapat dipengaruhi oleh lingkungan bisa
dilihat dari ketebalan karakter anak itu
Page 137
124
pendidikan agama Islam yang
sesungguhnya?
pembiasaan karakter dalam kehidupan
sehari-harinya bagaimana itu akan
terlihat. Polesan kita seperti apa, berjalan
selama 3 tahun disekolah smp itu hasilnya
bagaimana, ketika ada siswa yang mogok
sekolah, kita datengin langsung
kerumahnya, karena pengaruh lingkungan
rumah, dengan pendekatan antara guru
dan orang tua dengan melakukan
pendekatan kepada siswa.
9. Menurut bapak/ ibu
Bagaimana faktor pendukung
dalam implementasi nilai
pendidikan agama Islam untuk
membentuk karakter sikap
peduli sosial siswa di SMP
Negeri 2 Gunung Jati?
Faktor pendukung nya ya medianya satu,
yakni bentuk-bentuk kegiatan 1) dalam
pembelajaran sehari-hari 2) kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh smpn 2
gunung jati 3) musholah untuk shalat
10. Menurut bapak/ ibu,
Bagaimana mengenai faktor
penghambat dalam
implementasi nilai pendidikan
agama Islam untuk
membentuk karakter sikap
Faktor penghambat diri siswa sendiri,
faktor lingkungan, di keluarganya ada
perhatian tidak. Di sini juga ada pengaruh
lingkungan teman.
Page 138
125
peduli sosial siswa di SMP
Negeri 2 Gunung Jati?
Page 139
126
Pedoman Wawancara
Informan : Ibu Dra. Hj. Asmuri, MM
Jabatan/ status : Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Gunung Jati
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Hari dan Tanggal : Senin, 23 September 2019
Pukul : 12:00:25
NO INSTRUMEN
PERTANYAAN
JAWABAN
1. Bagaimana pengalaman
bapak/ibu selama mengajar
mengenai karakter sikap
peduli sosial yang dilakukan
para siswa?
Ya kalau peduli sosial karena kita juga
orang daerah ya jadi masih memakai adat
ketimuran, gotong royong masih ada,
kalau ada temenya yang sakit ya langsung
dibantu di bawa keruangan UKS (Unit
kesehatan siswa) semampunya kita,
seadanya kita. Terus juga ada yang
kekurangan keuangan ya kita saling
membantu
2. Bagaimana pendapat
bapak/ibu dengan menurunnya
karakter sikap peduli sosial di
lingkungan sekolah?
Itu biasanya menurun karena adanya
faktor IT, misalnya di rumah anak sudah
disibukan dengan adanya gatget ya jadi
intinya peduli terhadap sesama itu ada
Page 140
127
pengaruhnya juga sudah semakin
berkurang. Kadang anak itu tidak
menengok atau tidak peduli dengan
sekitarnya jika ada yang meminta bantuan
kita. Jadi itu hal yang wajar dan sudah
mendunia, bukan hanya di kami saja dan
intinya kita saling mengingatkan, jadi
kepedulian terhadap sesama kita saling
mengingatkan saja jangan sampai
memudar gara-gara adanya teknologi.
kecanggihan teknologi itu sebenernya
menjadi ajang untuk mencari yang belum
kita ketahui tentang materi pembelajaran,
ilmu, dan bisa di ambil sisi positifnya
3. Bagaimana perasaan
bapak/ibu menjadi sosok
panutan karakter sikap peduli
oleh peserta didik?
Ya intinya si, kita bukan hanya
menasehati begini begitu tapi kita harus
kerja nyata, contohnya kalau peduli
peserta didik adanya ibu asuh, untuk
membantu bantuan kepada peserta didik
yang kurang mampu, sedangkan
pendanaan nya itu disisihkan dari gaji kita
untuk membantu anak-anak yang kurang
mampu
Page 141
128
4. Bagaimana proses penanaman
nilai pendidikan agama Islam
dalam membentuk karakter
sikap peduli sosial? Berapa
persen siswa yang karakter
sikap peduli sosial nya
terbentuk? Dan berapa persen
siswa yang karakter sikap
peduli sosial nya tidak
terbentuk?
Kalau pendidikan agama ya ini lebih dari
70% lah bisa terbentuk, ditiap hari jumat
ada yasinan, ya jadi intinya kita
mengingatkan anak memulai
pembelajaran itu dengan ayat-ayat suci al-
quran.
5. Dilansir oleh Kompas.com
menurut Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Muhadjir
Effendy mengatakan Rencana
pendidikan untuk tahun 2020
tetap fokus kepada
pembangunan karakter
sebagai payung dari seluruh
visi Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. Di dalamnya
mencakup mendorong
motivasi semua perangkat
sekolah agar senang
Ya emang pembangunan karakter ini
perlu bagi anak-anak, kadang kalau kita
menyampaikan ilmu mendefinisikan,
mengartikan tanpa kita mempraktekan,
tanpa kita memberikan contoh-contoh ril
dilapangan, memberikan contoh yang
berkaitang dengan sesama masyarakat
intinya itu tidak akan melekat kita sudah
memberikan contoh yang nyata dalam
kehidupan, pembentukan karakter bagi
anak itu sangat bagus sekali, dapat
dilakukan di setiap hari.
Page 142
129
meningkatkan ilmu dan
kompetensi, termasuk di
dalam skema perekrutan,
pelatihan, dan evaluasi guru.
Hal itu dalam Musyawarah
Rencana Pembangunan
Nasional 2019 di Jakarta,
Kamis (9/5/2019). Bagaimana
tanggapan bapak/ ibu
mengenai hal ini?
6. Menurut bapak/ ibu
bagaimana pendidikan agama
Islam bisa membentuk siswa
memiliki karakter sikap peduli
sosial dalam kehidupannya?
Agama Islam mengarah pada tolong
menolong, bergotong royong, kita harus
pahami dan memaknai itu untuk
membantu sesama yakni hablum
minannas.
7. Jika karakter peduli sosial ini
sudah memudar di lingkungan
siswa, langkah/ cara apa
yang dilakukan bapak/ ibu
untuk menanamkan nilai
pendidikan agama Islam itu
kembali?
Tidak capek-capeknya kita harus saling
mengingatkan pada siswa bahwa
kepedulian sesama harus ditingkatkan,
jangan sibuk dengan individual kita,
karena kita pasti membutuhkan orang
lain.
8. Apakah bapak/ ibu yakin Biasanya anak yang sudah peduli antar
Page 143
130
kalau karakter sikap peduli
sosial sudah dimiliki oleh
siswa, hal ini dapat
meningkatkan mutu
pendidikan agama Islam yang
sesungguhnya?
sesama itu juga dilatarbelakangi dengan
agama yang baik, biasanya anak yang
dilahirkan dari keluarga agamais itu
biasanya akan terbentuk pula kasih
sayang, welas asih, saling menolong, beda
dengan seorang anak yang dilahirkan dari
keluarga yang agamanya dipertanyakan
maksudnya tidak pernah menyuruh shalat,
karena orang tuanya sendiri tidak
melakukannya.
9. Menurut bapak/ ibu
Bagaimana faktor pendukung
dalam implementasi nilai
pendidikan agama Islam untuk
membentuk karakter sikap
peduli sosial siswa di SMP
Negeri 2 Gunung Jati?
Musholah di sekolah, memfasilitasi
prasarana di mushalah diperbaiki
10. Menurut bapak/ ibu,
Bagaimana mengenai faktor
penghambat dalam
implementasi nilai pendidikan
agama Islam untuk
membentuk karakter sikap
IPTEK, anak yang difasilitasi nya dengan
gatget yang smart pada saat tidak di
kontrol oleh orang tua.
Page 144
131
peduli sosial siswa di SMP
Negeri 2 Gunung Jati?
Page 145
132
Pedoman Wawancara
Informan : Ibu Marfu’ah, S.Ag.
Jabatan/ status : Guru Pendidikan Agama Islam
Tempat : Ruang Guru
Hari dan Tanggal : Rabu, 26 September 2019
Pukul : 7:55:27
NO INSTRUMEN
PERTANYAAN
JAWABAN
1. Bagaimana pengalaman
bapak/ibu selama mengajar
mengenai karakter sikap
peduli sosial yang dilakukan
para siswa?
Sikap peduli sosial di siswa harus
ditekankan, jadi kalau kitanya tidak
seperti itu kita juga akan merasa susah
belum bisa,
2. Bagaimana pendapat
bapak/ibu dengan menurunnya
karakter sikap peduli sosial di
lingkungan sekolah?
Kalau secara jujur kita sangat sedih
banget dengan adanya penurunan sikap
karakter anak, ya kita sebagai guru tidak
ada bosen-bosen nya mengingatkan anak
supaya anak memiliki karakter yang baik,
3. Bagaimana perasaan
bapak/ibu menjadi sosok
panutan karakter sikap peduli
oleh peserta didik?
Ya memang kita sebagai seorang manusia
pasti memiliki kekurangan gitu ya, cuman
kita berusaha menutupi kekurangan itu
jangan sampai terlihat oleh siswa kalau
Page 146
133
kita itu memiliki kekurangan ya barang
kali dengan sikap.
4. Bagaimana proses penanaman
nilai pendidikan agama Islam
dalam membentuk karakter
sikap peduli sosial? Berapa
persen siswa yang karakter
sikap peduli sosial nya
terbentuk? Dan berapa persen
siswa yang karakter sikap
peduli sosial nya tidak
terbentuk?
Kalau melihat dari segi ini yang sudah
kita lakukan insya allah, berkurban itu
aga sedikit maksa, paling 80 persen kalau
tidak ada paksaan, tetapi kalau ada
paksaan ya sekitar 95% sudah lumayan
dan butuh kerja keras.
5. Dilansir oleh Kompas.com
menurut Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Muhadjir
Effendy mengatakan Rencana
pendidikan untuk tahun 2020
tetap fokus kepada
pembangunan karakter
sebagai payung dari seluruh
visi Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. Di dalamnya
mencakup mendorong
Ya setuju, karena pendidikan karakter itu
lebih diutamakan yang namanya
pendidikan karakter harus dimulai sedini
mungkin
Page 147
134
motivasi semua perangkat
sekolah agar senang
meningkatkan ilmu dan
kompetensi, termasuk di
dalam skema perekrutan,
pelatihan, dan evaluasi guru.
Hal itu dalam Musyawarah
Rencana Pembangunan
Nasional 2019 di Jakarta,
Kamis (9/5/2019). Bagaimana
tanggapan bapak/ ibu
mengenai hal ini?
6. Menurut bapak/ ibu
bagaimana pendidikan agama
Islam bisa membentuk siswa
memiliki karakter sikap peduli
sosial dalam kehidupannya?
Kalau menurut pendidikan agama Islam
di situ memang adanya pelajaran akhlak
juga, memang harus juga diajarkan dari
situ kita bisa membentuk pribadi karakter
anak dasar pendidikan karakter itu orang
tua di rumah, kalau di sekolah saja itu
kurang masalahnya di sekolah itu hanya
beberapa jam, ya berangkat dari rumah
juga anak akan terbentuk karakter
pribadinya anak itu dan yang akan
merusak itu ya lingkungannya, biasanya
Page 148
135
pergaulan anak-anaknya. Jadi kalau anak
yang tidak patuh kepada orang tua,
pulang sekolah tidak langsung pulang ,
biasanya sudah terbentuk sama orang lain
yakni sama lingkungan.
7. Jika karakter peduli sosial ini
sudah memudar di lingkungan
siswa, langkah/ cara apa
yang dilakukan bapak/ ibu
untuk menanamkan nilai
pendidikan agama Islam itu
kembali?
Sebenarnya kita bukan seperti malaikat
ya, yang mana kita serba bisa kita tetap
bekrja sama kepada orang tua untuk
mengawasi anak-anak itu. Ketika anak
sudah mulai melenceng, sekolah sudah
tidak bisa menangani ya tetap harus orang
tua yang bergerak, bekerja sama dengan
orang tua, berkomunikasi. Kendalanya
disini kadang-kadang siswa ini tidak
punya orang tua di rumah, karena orang
tuanya itu banyak bekerja di luar negeri
kebanyakannya, jadi kami di sini kadang
kesusahan dalam berkomunikasi, jadilah
anak itu dari korban pergaulan. Kita di
sini sudah ketat, baik-baik jadi memang
kembali kepada orang tua, orang tua juga
tidak mengawasi secara intens juga, anak
lebih berkomunikasi dengan lingkungan
Page 149
136
sekitar.
8. Apakah bapak/ ibu yakin
kalau karakter sikap peduli
sosial sudah dimiliki oleh
siswa, hal ini dapat
meningkatkan mutu
pendidikan agama Islam yang
sesungguhnya?
Ya insya allah bisa kalau sudah seperti ini
akhlak nya juga akan menjadi lebih baik.
9. Menurut bapak/ ibu
Bagaimana faktor pendukung
dalam implementasi nilai
pendidikan agama Islam untuk
membentuk karakter sikap
peduli sosial siswa di SMP
Negeri 2 Gunung Jati?
Anak- anak itu harusnya di alihkan pada
keiatan yang positif, entah itu kegiatan
ekstrakulikuler untuk mengantisipasi anak
agar tidak terjerumus kepada kegiatan
yang tidak baik, jadi tu anak minatnya
apa, hobinya ke mana, misal hobi
berkelahi ke pancak silat, dan dapat
dorongan dari keluarga, sekolah dan
lingkungan masyarakat.
10. Menurut bapak/ ibu,
Bagaimana mengenai faktor
penghambat dalam
implementasi nilai pendidikan
agama Islam untuk
Lingkungan yang tidak baik, terutama
lingkungan sekolah, lingkungan
masyrakat, seprti bliyar, tempat warung
internet, kehilangan figur orang tua yang
orang tuanya bekerja ke luar negeri.
Page 150
137
membentuk karakter sikap
peduli sosial siswa di SMP
Negeri 2 Gunung Jati?
Page 151
138
Pedoman Wawancara
Informan : Bapak Abdul ghani, S.Ag.
Jabatan/ status : Guru Pendidikan Agama Islam
Tempat : Kantin
Hari dan Tanggal : 26 September 2019
Pukul : 8:25:41
NO INSTRUMEN
PERTANYAAN
JAWABAN
1. Bagaimana pengalaman
bapak/ibu selama mengajar
mengenai karakter sikap
peduli sosial yang dilakukan
para siswa?
Pengalaman nya sangat relatif bagus ya,
yang merupakan tantangan antara siswa
yang satu dengan siswa yang lain dengan
beda basic nya dan ini merupakan amal
dan ibadah kita karena yang kurang itu
merupakan tambahan kekuatan amal kita
selalu memberikan dorongan atau
menumbuhkan karakter yang diinginkan
oleh kita
2. Bagaimana pendapat
bapak/ibu dengan
menurunnya karakter sikap
peduli sosial di lingkungan
sekolah?
Ya sangat prihatin, dikarenakan bisa
dipengaruhi oleh lingkungan di rumah
sebelum masuk ke sekolah, tetapi tentunya
disekolah itu juga banyak atau sedikit
mempengaruhi siswa agar memiliki
Page 152
139
karakter
3. Bagaimana perasaan
bapak/ibu menjadi sosok
panutan karakter sikap peduli
oleh peserta didik?
Ya bangga, ya memang segala tindak
tanduk kita sebagai pengajar seperti halnya
penilaian masyarakat ke kita sebagai guru
itu memang guru yang selalu digugu dan
ditiru. Ini merupakan kebanggaan kita
sebagai uswah dari bapak atau para
pengajar yang selalu dekat dengan para
siswa
4. Bagaimana proses
penanaman nilai pendidikan
agama Islam dalam
membentuk karakter sikap
peduli sosial? Berapa persen
siswa yang karakter sikap
peduli sosial nya terbentuk?
Dan berapa persen siswa
yang karakter sikap peduli
sosial nya tidak terbentuk?
Kalau prosesnya kita sedemikian awal dari
mulai penerimaan siswa dan ada juga
MPLS kita juga sudah mulai seperti
halnya baca tulis quran, misalnya ada
siswa yang masih buta huruf al-quran kita
adakan secara intensif kegiatan nya dan
dikembangkan mulai dari kelas 7, dan
mengklasifikasi antara siswa yang bisa dan
belum bisa baca tulis quran, persenan
antara siswanya 70% 30%
5. Dilansir oleh Kompas.com
menurut Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Muhadjir
Bagus, kita harus dukung hal yang seperti
ini, jadi hal yang menjadikan kegiatan
yang intinya bisa memotivasi sekolah
Page 153
140
Effendy mengatakan Rencana
pendidikan untuk tahun 2020
tetap fokus kepada
pembangunan karakter
sebagai payung dari seluruh
visi Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. Di
dalamnya mencakup
mendorong motivasi semua
perangkat sekolah agar
senang meningkatkan ilmu
dan kompetensi, termasuk di
dalam skema perekrutan,
pelatihan, dan evaluasi guru.
Hal itu dalam Musyawarah
Rencana Pembangunan
Nasional 2019 di Jakarta,
Kamis (9/5/2019).
Bagaimana tanggapan
bapak/ ibu mengenai hal ini?
dalam rangka peningkatan karakter siswa
kita dukung.
6. Menurut bapak/ ibu
bagaimana pendidikan agama
Islam bisa membentuk siswa
Kalau menurut saya awalnya itu dari PAI
dulu, pembentukan karakter siswa itu
sudah dimulai, dilihat dari basic siswa
Page 154
141
memiliki karakter sikap
peduli sosial dalam
kehidupannya?
kekeluargaannya itu kuat, ya bagus.
7. Jika karakter peduli sosial ini
sudah memudar di
lingkungan siswa, langkah/
cara apa yang dilakukan
bapak/ ibu untuk
menanamkan nilai pendidikan
agama Islam itu kembali?
Alternatifnya yaitu pembiasaan, misalnya
mereka sudah tentukan untuk jadwal
sholat, setidaknya mereka memiliki
tanggung jawab, untuk melaksanakan
sholat berjamaah, melaksanakan puasa
senin kamis yang puasa itu mendapatkan
rewerd dan itu juga berpengaruh oleh
siswa yang lainnya.
8. Apakah bapak/ ibu yakin
kalau karakter sikap peduli
sosial sudah dimiliki oleh
siswa, hal ini dapat
meningkatkan mutu
pendidikan agama Islam yang
sesungguhnya?
Yakin, kan ada take linenya manjadda
wajadda.
9. Menurut bapak/ ibu
Bagaimana faktor pendukung
dalam implementasi nilai
pendidikan agama Islam
untuk membentuk karakter
Kalau secara keseluruhan bisa dibilang
sudah bagus, dukungan secara keseluruhan
Page 155
142
sikap peduli sosial siswa di
SMP Negeri 2 Gunung Jati?
10. Menurut bapak/ ibu,
Bagaimana mengenai faktor
penghambat dalam
implementasi nilai
pendidikan agama Islam
untuk membentuk karakter
sikap peduli sosial siswa di
SMP Negeri 2 Gunung Jati?
Kalau penghambat itu adanya sarana
prasarana. Misalnya sumber daya manusia
dengan basic PAI itu terbatas, dan
penanganan para siswa itu harus intens,
kalu ada lab untuk keagamaan juga belum
ada, supaya kita memiliki lab secara
spesifik untuk PAI
Page 156
143
Pedoman Wawancara
Informan : Gita
Jabatan/ status : Kelas IX A (Mantan ketua Osis)
Tempat : Musholah
Hari dan Tanggal : Senin, 26 September 2019
Pukul : 8:51:35
NO INSTRUMEN
PERTANYAAN
JAWABAN
1. Menurut adik sikap peduli
sosial itu macam-macamnya
apa di dalam kehidupan
sehari-hari? Dan apa sih
pentingnya buat kita?
Salah satunya diadakan bakti sosial, dan
pada hari raya idul adha mengadakan
penyembelihan kurban, dan mengadakan
zakat fitrah lalu membagikan nya kepada
orang yang berhak menerimanya. Kita
memiliki sikappeduli sosial agar memiliki
sikap peduli sosial terhadap sesama
2. Bagaimana pendapat adik
mengenai karakter sikap
peduli sosial yang dilakukan
para siswa SMP Negeri 2
Gunung Jati?
Bahwasanya siswa smpn negeri 2 gunung
jati memiliki peduli sosial yang baik
seperti kegiatan baksos yang
dilaksanakan setiap hari jumat, mereka
sangat berpartisipasi untuk melakukannya
3. Bagaimana pengalaman adik, Dengan belajar agama Islam di sekolah
Page 157
144
setelah belajar pendidikan
agama Islam disekolah
maupun dirumah itu berguna
tidak di kehidupan sehari-
hari?
maupun di rumah saya bisa memahami
bahwa pendidikan agama Islam sangat
berguna sekali untuk kehidupan sehari-
hari contohnya adab kita kepada orang
tua itu harus bagaimana, kita bisa
mengetahui sunnah-sunnah yang di
anjurkan oleh Islam.
Page 158
145
Pedoman Wawancara
Informan : Nurul
Jabatan/ status : Kelas IX I (Siswa)
Tempat : Musholah
Hari dan Tanggal : Senin, 26 September 2019
Pukul : 9:12:38
NO INSTRUMEN
PERTANYAAN
JAWABAN
1. Menurut adik sikap peduli
sosial itu macam-macamnya
apa di dalam kehidupan
sehari-hari? Dan apa sih
pentingnya buat kita?
Sikap peduli sosial itu berupa, sikap
peduli terhadap lingkungan sekitar,
peduli dengan teman, peduli dengan guru,
peduli tentang masyarakat. Contohnya
peduli tentang kebersihan itu kegiatan
jumat bersih, kegiatan piket kelas. Sikap
peduli masyarakat itu misalkan ada
kegiatan jadwal sholat berjamaah.
Pentingnya yaitu penting banget, karena
kalau kita bersikap bodo amat, kita mau
apa gitu, jadi ga berguna buat kehidupan
nya
2. Bagaimana pendapat adik Masih amat sangat kurang karena banyak
Page 159
146
mengenai karakter sikap
peduli sosial yang dilakukan
para siswa SMP Negeri 2
Gunung Jati?
sikap yang acuh tak acuh
3. Bagaimana pengalaman adik,
setelah belajar pendidikan
agama Islam disekolah
maupun dirumah itu berguna
tidak di kehidupan sehari-hari?
Berguna, karena kita bisa mengetahui
pengethuan agama yang sebelumnya
belum kita ketahui menjadi tahu
Page 160
147
Pedoman Wawancara
Informan : Pasekh
Jabatan/ status : Kelas IX I (Siswa)
Tempat : Musholah
Hari dan Tanggal : Senin, 26 September 2019
Pukul : 9:09:58
NO INSTRUMEN
PERTANYAAN
JAWABAN
1. Menurut adik sikap peduli
sosial itu macam-macamnya
apa di dalam kehidupan
sehari-hari? Dan apa sih
pentingnya buat kita?
Peduli sekolah dalam sehari hari seperti
membersikan halaman, membantu guru
yang sedang kesusahan, pentingnya agar
kita bisa menjaga kebersihan lingkungan
2. Bagaimana pendapat adik
mengenai karakter sikap
peduli sosial yang dilakukan
para siswa SMP Negeri 2
Gunung Jati?
Menurut saya sih kurang kepedulian
siswa nya itu kurang, misal disuruh
bersih-bersih itu tidak mau
3. Bagaimana pengalaman adik,
setelah belajar pendidikan
agama Islam disekolah
Berguna, karena kita lebih mengetahui
yang dilarang dan diperbolehkan oleh
Islam.
Page 161
148
maupun dirumah itu berguna
tidak di kehidupan sehari-hari?
Page 162
149
Pedoman Wawancara
Informan : Syalwa
Jabatan/ status : Kelas IX I (Siswa)
Tempat : Musholah
Hari dan Tanggal : Senin, 26 September 2019
Pukul : 9:16:08
NO INSTRUMEN
PERTANYAAN
JAWABAN
1. Menurut adik sikap peduli
sosial itu macam-macamnya
apa di dalam kehidupan
sehari-hari? Dan apa sih
pentingnya buat kita?
Peduli sama sekitarnya misalnya
kebersihan, peduli sama teman itu saling
membantu,. Penting banget saling
menolong antara teman dan guru
2. Bagaimana pendapat adik
mengenai karakter sikap
peduli sosial yang dilakukan
para siswa SMP Negeri 2
Gunung Jati?
Peduli sosialnya masih kurang, cuman
orang tertentu saja yang pedulinya tinggi,
tapi ada juga yang nilai pedulinya kurang
3. Bagaimana pengalaman adik,
setelah belajar pendidikan
agama Islam disekolah
Berguna, setiap senin dan kamis itu ada
kegiatan mengaji, itu juga berguna untuk
memperlancar membaca al-quran .
Page 163
150
maupun dirumah itu berguna
tidak di kehidupan sehari-hari?
Page 164
151
Pedoman Wawancara
Informan : Mang bandi
Jabatan/ status : Petugas kebersihan
Tempat : Kantin
Waktu : 09:58:03
Hari dan Tanggal : Rabu, 26 september 2019
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai
karakter sikap peduli sosial yang dilakukan
para siswa SMP Negeri 2 Gunung Jati
tehadap sampah? dan berapa persen siswa
yang karakter sikap peduli sosial nya
tinggi?
ya buang anak-anak si
buang di tempat sampah,
dan jam 4 saya
kumpulkan sampah
dimasukan ke
blong(tempat sampah)
terus besoknya diangkut,
ada petugasnya yang
ngangkut. Tetapi ada saja
yang buang sembarangan
2. Menurut bapak/ ibu bagaimana perbedaan
nya jika dilakukannya lomba kebersihan
dengan tidak dilakukannya lomba
kebersihan? Apakah sampah itu berserakan
sampah itu banyak ketika
diadakan lomba. Apalagi
pada saat pelaksanaan
pensi, sampai banyak
Page 165
152
atau bagaimana? sekali, kadang 1 grobak
itu tidak muat, kalau hari
biasa itu 1 gotrok
3. Jika karakter peduli sosial mengenai peduli
sampah ini sudah memudar di lingkungan
siswa, langkah/ cara apa yang bapak/ ibu
harapkan agar siswa dapat menjaga
kepedulian sosial nya mengenai sampah ?
Nasehati, kalau buang itu
di tempat sampah kan
sudah disediain
Page 166
153
Wawancara dengan ibu Erni selaku guru PAI di SMP Negeri 2 Gunung Jati
Wawancara dengan ibu Turilah selaku Wakasek kesiswaan di SMP Negeri 2
Gunung Jati
Page 167
154
Wawancara dengan ibu Marfu’ah selaku guru PAI di SMP Negeri 2 Gunung
Jati
Wawancara dengan Ibu Hj. Asmuri selaku Kepala Seokolah di SMP Negeri 2
Gunung Jati
Page 168
155
Wawancara dengan Bapak Ghani selaku guru PAI di SMP Negeri 2 Gunung
Jati
Page 169
156
Wawancara dengan Gita selaku mantan ketua Osis kelas IX di SMP Negeri 2
Gunung Jati
Wawancara dengan Pasekh selaku siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Gunung
Jati
Page 170
157
Wawancara dengan Nurul selaku siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Gunung
Jati
Wawancara dengan Syalwa selaku siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Gunung
Jati
Page 171
158
Wawancara dengan Mang Bandi selaku Petuga kebersihan di SMP Negeri 2
Gunung Jati
Kegiatan Baksos dan zakat fitrah di SMP Negeri 2 Gunung Jati
Page 172
159
Pelaksanaan penanaman nilai peduli dan penyembelihan kurban dan yang
disaksikan oleh siswa SMP Negeri 2 Gunung Jati