IMPLEMENTASI METODE TILAWATI DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DI MADRASAH (Penelitian Deskriptif di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh EEN HUJAEMAH NIM 1112011000088 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
106
Embed
IMPLEMENTASI METODE TILAWATI DALAM PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33880/1/Een... · keseluruh sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IMPLEMENTASI METODE TILAWATI DALAM
PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DI MADRASAH
(Penelitian Deskriptif di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
EEN HUJAEMAH
NIM 1112011000088
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
ABSTRAK
Een Hujaemah (NIM: 1112011000088). Implementasi Metode Tilawati dalam
Pembelajaran Al-Qur’an di Madrasah.
Kata Kunci: Implementasi Metode Pembelajaran Al-Qur’an, Madrasah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi metode pembelajaran al-
Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan.
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
analisis dengan latar penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan, subyek
penelitiannya adalah siswa kelas 2 Tilawati jilid 2 yang setiap kelompoknya
berjumla 15 siswa. Peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas guru meliputi
pelaksanaan kegiatan pembuka, pelaksanaan kegiatan inti, pendekatan
pembelajaran oleh guru, penataan kelas pembelajaran dan pelaksanaan evaluasi,
selain observasi aktivitas guru, peneliti juga mengamati aktivitas siswa dalam
pembelajarn meliputi kelancaran membaca al-Qur’an siswa, kemampuan
membaca siswa sesuai dengan tajwid, dan kemampuan siswa dalam melafalkan
huruf sesuai dengan makhrajnya.
Penerapan metode Tilawati di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan secara
keseluruh sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh lembaga
Tilawati, namun terdapat beberapa hal yang disesuaikan dan dikombinasikan
dengan keadaan dan program di Madrasah, seperti pada saat pembelajaran belum
diberikannya materi menulis dan materi penunjang hafalan doa-doa, pada kelas
khusus diterapkan metode tambahan yaitu metode privat. Meskipun demikian,
penerapan metode Tilawati pada pembelajaran al-Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah
pembangunan tetap sesuai dengan ketentuan dan prinsip dasar Tilawati.
ABSTRACT
Een Hujaemah (NIM: 1112011000088). Implementation Tilawati Methods in
Learning Qur'an in Madrasah.
Keywords: Implementation Method of Learning the Qur’an, Madrasah.
This study aims to determine the implementation methods of learning the Qur’an
at Government Elementary School Building.
In this study, the research method used is descriptive analysis with research
background in Government Elementary School Building, subjects of the study
were students of class 2 Tilawati vol 2 totaling 15 students in each group.
Researchers observe the teacher's activities include the implementation of the
opener, the implementation of the core activities, learning approaches by teachers,
classroom arrangement of learning and evaluation, in addition to teacher activity
observation, researchers also observed activity of students in learning process
include fluency reading the Qur’an students, ability according to the students'
reading tajwid, and abilities of students in pronouncing the letter in accordance
with makhraj.
Application of the method Tilawati in Islamic elementary schools throughout
the development in accordance with the provisions set by Tilawati institutions, but
there are some things adjusted and combined with state and in Madrasah program,
such as when the learning has not given written material and supporting material
rote prayers prayer, the special class applied additional methods that private
methods. However, the application method Tilawati on learning the Qur’an in
Islamic elementary schools construction remains in accordance with the
provisions and basic principles Tilawati.
ii
KATA PENGANTAR
Assalaamualaikum wr.wb
Bissmillaahirrohmaanirrohiim, dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pengasih tanpa pilih kasih dan Maha Penyayang kepada makhluknya. Puji dan
syukur tak henti-hentinya kami panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, karena berkat
Rahmat, hidayat serta kasih sayang-Nya skripsi yang berjudul “Implementasi
Metode Tilawati dalam Pembelajaran Al-Qur’an di Madrasah” ini dapat
selesai pada waktunya. Tak lupa shalawat beserta salam kami haturkan kepada
baginda Nabi Besar Muhammad Saw. yang telah membimbing umatnya dari
zaman yang gelap gulita menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Adapun tujuan dari penelitian ini diajukan untuk menunaikan tugas akhir
akademik sebagai mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd). Alhamdulillah, selesainya skripsi ini tidak luput dari
bantuan, bimbingan, do’a dan dorongan dari banyak pihak, maka dari itu penulis
ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan
2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, selaku Ketua Jurusan PAI atas
arahan dan bimbingannya kepada penulis dalam penelitian ini.
3. Ibu Siti Khadijah, MA dan Bapak M. Soleh Hasan, Lc. MA, selaku dosen
pembimbing, atas bimbingan, arahan dan motivasinya yang diberikan kepada
penulis selama penulisan skripsi ini.
4. Bapak Dr.Muhammad Dahlan, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik
5. Abah dan Umi tercinta serta kakak-kakak tersayang dan keluarga yang sudah
mencurahkan kasih sayang, do’a, motivasi dan dukungannya baik berupa
materi maupun moral kepada penulis.
iii
6. Bapak Drs. H. Yon Sugiono selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan, telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
7. Segenap guru dan staff di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan, atas waktu,
kesempatan bantuan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
8. Teman-teman PAI angkatan 2012, kancawan kancawati PAI C 2012 atas do’a,
motivasi, dukungan dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.
9. Sahabat-sahabatku tersayang Rini, Syifa, Fuji, Ranty, Mala dan Zairina,
terimakasih atas do’a, dukungan, bantuan dan motivasi yang telah diberikan
kepada penulis selama ini dan kebersamaan kita yang akan menjadi kenangan
manis yang akan selalu dikenang.
10. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu yang telah membantu
penulis selama ini.
Semoga Allah membalas kebaikan yang berlipat ganda dan mempermudah
segala urusan pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini. Penulis pun menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna, maka dari itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila terdapat kesalahan baik dari segi penulisan ataupun yang lainnya. Dan
mudah-mudahan penelitian ini memberikan manfaat kepada kita semua.
Wassalaamualaikum Wr.Wb
Bogor, 24 Desember 2016
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………...…………………………………...i
KATA PENGANTAR..……………………...…………………………………...ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.…..……………………...…………………………………...vi
DAFTAR GAMBAR….……………………...………………………………....vii
DAFTAR LAMPIRAN ..…………………...………………………………….viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Al-Qur’an ............................................................................ 8
1. Belajar Membaca Al-Qur’an ................................................................. 8
2. Ruang Lingkup Pengajaran Al-Qur’an ................................................. 9
3. Metode Pembelajaran Al-Qur’an ......................................................... 10
a. Metode Baghdadiyah .................................................................... 11
b. Metode An-Nahdiyah .................................................................... 12
c. Metode Jibril ................................................................................. 12
d. Metode Al-Barqy .......................................................................... 13
e. Metode Iqro’ .................................................................................. 15
f. Metode Qiroati .............................................................................. 18
v
g. Metode Tilawati ............................................................................ 23
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................. 29
C. Kerangka Berfikir .................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 32
B. Metode Penelitian ..................................................................................... 32
C. Unit Analisis ............................................................................................. 33
D. Intrumen Penelitian ................................................................................... 33
E. Tekhnik Analisis Data .............................................................................. 34
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan ............................ 36
B. Temuan Penelitian ..................................................................................... 45
C. Pembahasan Terhadap Hasil Temuan Penelitian ..................................... 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 67
B. Implikasi .................................................................................................... 68
C. Saran .......................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Guru Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta
Tahun Ajaran 2016-2017
Tabel 4.2 Data Siswa Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta
Tahun Ajaran 2016-2017
Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana di Madarasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta
Tabel 4.4 Proses Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati
Tabel 4.5 Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa dalam Hal Kelancaran
Membaca
Table 4.6 Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa dalam Hal Makharijul
Huruf
Table 4.7 Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa dalam Hal Tajwid
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Buku Materi Qiroati Jilid 1
Gambar 2.2 Buku Materi Qiroati Jilid 3
Gambar 2.3 Buku Materi Qiroati Jilid 4
Gambar 2.4 Buku Materi Qiroati Jilid 5
Gambar 2.5 Buku Materi Tilawati Jilid 2
Gambar 2.6 Buku Materi Tilawati Jilid 3
Gambar 2.7 Buku Materi Tilawati Jilid 4
Gambar 2.8 Buku Materi Tilawati Jilid 5
Gambar 2.9 Buku Materi Tilawati Jilid 6
Gambar 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Inti dengan Tekhnik Klasikal
Menggunakan Peraga
Gambar 4.2 Pelaksanaan Kegiatan Inti Membaca Individual dengan
Tekhnik Baca Simak
Gambar 4.3 Pelaksanaan Kegiatan Penutup dan Evaluasi Harian
Gambar 4.4 Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur’an Kelas Khusus
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi Pembelajaran
Lampiran 2 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
Lampiran 3 Hasil Wawancara dengan Kepala Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan
Lampiran 4 Hasil Wawancara dengan Guru dan Direktur Bidang Tilawati
Lampiran 5 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 6 Surat Mohon Izin Penelitian ke Madrasah Pembangunan
Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian dari Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan
Lampiran 9 Struktur Organisasi Madrasah Pembangunan
Lampiran 10 Uji Referensi
Lampiran 11 Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peluang di era globalisasi adalah semakin mudahnya berkomunikasi dan
informasi akan semakin mempermudah hubungan antar sesama manusia,
sehingga dengan demikian transformasi ilmu dan peradaban manusia
menjadi sangat mudah pula.1
Para ahli sosial menggambarkan corak atau ciri-ciri perubahan
masyarakat yang akan berkembang masa sekarang dan masa yang akan
datang adalah terjadinya modernisasi diberbagai aspek kehidupan sebagai
akibat adanya kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Masyarakat yang telah mengalami modernisasi diberbagai aspek
kehidupannya ditandai dengan adanya perubahan nilai, yaitu makin
dominannya pertimbangan efisiensi dan produktifitas. Kecenderungan
perilaku masyarakat yang semakin fungsional. Sesuai dengan ciri
masyarakat tersebut, maka pilihan terhadap pendidikan sudah barang tentu
cenderung bergeser pada lembaga pendidikan yang dapat mengembangkan
kualitas dirinya sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat.2
Era global menuntut manusia untuk memiliki kualitas global pula,
manusia yang mendunia. Karena itu, pendidikan Islam harus diarahkan
kepada hal tersebut. Sekolah-sekolah, madrasah dan pesantren serta
perguruan tinggi Islam harus diarahkan kepada terciptanya manusia yang
dapat hidup mendunia tersebut.3
Sejalan dengan perkembangan zaman, perkembangan masyarakat,
serta kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dunia pendidikan sudah
menginjakkan kakinya ke dalam dunia inovasi yaitu dunia dimana ide-ide
1 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Lintasan Sejarah, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2013), h.198. 2 Said Agil Husin Al-Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani Dalam Sistem Pendidikan
Islam, (Ciputat: Ciputat Press, 2005) cet. 2, h. 46-47.
3 Haidar Putra Daulay, op. cit., h.199.
2
baru tercipta, dunia yang penuh dengan penemuan-penemuan baru di
berbagai bidang. Inovasi dapat berjalan dan mencapai sasarannya. Jika
program pendidikan tersebut direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan zaman. Sebagai implikasinya, kesadaran tentang peran seorang
guru meningkat. Oleh karena itu hendaknya guru dapat menggunakan
metode dan media pembelajaran yang tepat agar tujuan pengajaran dapat
tercapai. Guru adalah creator proses belajar mengajar.4
Bila pendidikan diartikan sebagai latihan mental, moral, fisik yang bisa
menghasilkan manusia berbudaya tinggi maka pendidikan berarti
menumbuhkan personalitas (kepribadian) serta menanamkan rasa
tanggung jawab. Tujuan dan sasaran pendidikan berbeda-beda menurut
pandangan hidup masing-masing pendidik atau lembaga pendidikan. Oleh
karenanya perlu dirumuskan pandangan hidup Islam yang mengarahkan
tujuan dan sasaran pendidikan Islam. Oleh karena itu, bila manusia yang
berpredikat muslim, benar-benar akan menjadi penganut agama yang baik,
mena’ati ajaran Islam dan menjaga agar rahmat Allah tetap berada pada
dirinya, ia harus mampu memahami, menghayati dan mengamalkan
ajarannya sesuai dengan iman dan akidah Islamiah. Untuk tujuan itulah,
manusia harus dididik melalui proses pendidikan Islam.5
Salah satu masalah yang sering dikemukakan para pengamat
pendidikan Islam adalah adanya kekurangan jam pelajaran untuk
pengajaran agama Islam yang disediakan di sekolah-sekolah umum seperti
sekolah dasar, sekolah menengah umum dan lain sebagainya. Masalah
inilah yang dianggap sebagai penyebab utama timbulnya kekurangan para
pelajar dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama.
Sebagai akibat dari kekurangan ini para pelajar tidak memiliki bekal yang
memadai untuk membentengi dirinya dari berbagai pengaruh negatif
akibat globalisasi yang menerpa kehidupan.6
4 Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2000), h. 74.
5 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), cet. 5, h. 7.
6 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Group 2012), cet. 5, h.
20.
3
Dalam konteks etika pendidikan dalam Islam, maka sumber etika dan
nilai-nilai yang paling shahih adalah al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw.
yang kemudian dikembangkan oleh hasil ijtihad para ulama. Nilai-nilai
yang bersumber kepada adat istiadat atau tradisi dan idiologi sangat rentan
dan situsional. Sebab keduanya adalah produk budaya manusia yang
bersifat relatif, terkadang bersifat lokal dan situsional. Sedangkan nilai-
nilai qur’ani, yaitu nilai yang bersumber kepada al-Qur’an adalah kuat,
karena ajaran al-Qur’an bersifat mutlak dan universal.7Setiap muslim dan
muslimah mempunyai kewajiban terhadap al-Qur’an yaitu mengimani Al-
Qur’an, mempelajari al-Qur’an, mengamalkan al-Qur’an dan
menyebarluaskan al-Qur’an.8
Materi pembelajaran al-Qur’an adalah materi yang paling agung
diantara sekian materi pembelajaran, karena seluruh mata pelajaran
menginduk dan merujuk pada al-Qur’an. Semua materi pengajaran baik
materi agama maupun materi umum lainnya seperti sains dan tekhnologi
bersumber dari al-Qur’an. Betapa agungnya manusia yang mau
mempelajari dan mengajarkan al-Qur’an.
Materi pembelajaran al-Qur’an meliputi pengajian membaca al-Qur’an
dengan tajiwid sifat dan makhraj nya serta terjemahan dan tafsirnya.
Pengajaran al-Qur’an juga memasukkan ilmu-ilmu yang dikaji dari al-
Qur’an baik umum maupun agama. Guru pengajar al-Qur’an adalah
sebaik-baik guru dan santri yang mempelajari al-Qur’an adalah sebaik-
baik santri di jagat raya ini. Para pakar pendidikan sepakat bahwa al-
Qur’an adalah materi pokok dalam pendidikan Islam yang harus diajarkan
kepada anak didik.9
Dikarenakan al-Qur’an adalah sumber hukum yang paling shahih bagi
kehidupan manusia di dunia, kita sebagai muslim pun wajib untuk
7 Said Agil Husin Al-Munawar, op. cit., h. 3.
8 Miftah Faridlk dan Agus Syihabuddin, Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang Pertama,
(Bandung:Pustaka, 1989), h. 100. 9 Abdul Majid Khon, Hadits Tarbawi, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2012), cet. 2,
h.13.
4
mempelajari dan membaca al-Qur’an. Seorang muslim yang mampu
membaca al-Qur’an adalah lebih utama dibandingkan muslim lainnya.
Perintah membaca al-Qur’an juga telah tertera dalam al-Qur’an surat
al-‘Alaq ayat 1-5
“Bacalah, dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Mahamulia. Yang mengajar dengan kalam (pena). Dia mengajar
manusia sesuatu yang tidak diketahui.” (Q.S Al-‘Alaq: 1-5).
Sabda Nabi Muhammad Saw.
“Sebaik-baik diantaramu yaitu yang belajar al-Qur’an dan
mengajarkannya.” (HR. Bukhari)10
Pembelajaran Al-Qur’an tentu bukan hanya untuk tujuan
tercapainya kurikulum pendidikan. Karena tujuan pendidikan bukanlah
untuk menyampaikan mata pelajaran atau bidang pengetahuan yang
tersusun, melainkan pembentukkan pribadi anak dan belajar cara hidup di
dalam masyarakat.11
Sebagai seorang muslim pembelajaran al-Qur’an
tentu harus dilakukan sejak dini, dengan harapan mendorong peserta didik
untuk ta’at menjalankan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari dan
menjadikan agama sebagai landasan etika dan moral dalam kehidupan
pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai
dengan pasal 5 ayat 3 Peraturan Pemerintah RI No 55 Tahun 2007 tentang
10 Hussein Bahreisj, Hadits Shahih Al-Jamius Shahih, (Surabaya: Karya Utama), h. 200.
11
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2011), h. 5.
5
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.12
Pembelajaran al-Qur’an
dan hadits adalah bagian dari upaya untuk mempersiapkan sejak dini agar
siswa memahami, terampil melaksanakan dan mengamalkan isi kandungan
al-Qur’an dan hadist melalui kegiatan pendidikan.13
Kemampuan membaca al-Qur’an di kalangan umat Islam secara
kuantitas semakin menurun terutama para remajanya. Kondisi tersebut
diduga terjadi dikarenakan beberapa faktor yaitu:
1. Modernisasi yang banyak mempengaruhi arah pemikiran manusia
zaman sekarang. Kemajuan tekhnologi yang memudahkan kehidupan
manusia yang telah mengalihkan perhatian untuk hidup lebih erat
dengan alam kebendaan. Hal ini yang mendorong manusia untuk
menuntut ilmu yang diperkirakan dapat membantu kearah pemikiran
pengetahuan praktis.
2. Kesempatan dan tenaga juga menjadi salahsatu faktor menurunnya
kemampuan membaca al-Qur’an pada remaja. Waktu yang disediakan
untuk belajar al-Qur’an sangat sedikit jika dibandingkan dengan waktu
yang disediakan untuk menuntut pengetahuan lain.
3. Perkembangan tekhnologi ikut mengalihkan kecenderungan
masyarakat untuk menuntut pengetahuan secara lebih mudah dan lebih
cepat. Untuk menampung minat ini dalam berbagai disiplin ilmu, para
ahli telah memanfaatkan kemajuan tekhnologi untuk menciptakan
media pembelajaran baik media audio-visual, visual maupun komputer
dengan cara yang tepat guna.
4. Selain itu kitab suci al-Qur’an yang ditulis dengan aksara dan bahasa
Arab. Bagi mereka yang berpendidikan non-Pesantren atau madrasah
12 Abd. Rozak, Faozan, dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang
Pendidikan, (Jakarta: FITK Press Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,
2010), cet. 1, h. 146.
13 Achmad Lutfi, Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia), h. 60.
6
hal ini sedikit sulit. Akibatnya pelajar yang berpendidikan umum
sebagain besar buta aksara terhadap al-Qur’an.14
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa,
tidak terkecuali dalam mempelajari al-Qur’an, diantaranya adalah
pendekatan, strategi dan metode. Menurut penulis pemilihan metode juga
sangat mempengaruhi anak dalam belajar membaca al-Qur’an, diperlukan
suatu metode yang tepat dalam belajar membaca al-Qur’an agar selama
pembelajaran al-Qur’an tercipta suasana belajar yang kondusif dan efisien.
Berangkat dari latar belakang tersebut di atas, penulis tergugah untuk
meneliti beberapa sekolah atau madrasah untuk mengetahui upaya yang
dilakukan sekolah agar siswa-siswinya dapat membaca al-Qur’an dengan
baik dan benar. Lalu bagaimana penerapan metode dalam pembelajaran
membaca al-Quran dan membandingkan diantara metode tersebut.
Dengan berkembangnya zaman metode pembelajaran al-Qur’anpun
semakin berkembang guna meningkatkan mutu pendidikan khususnya
dalam hal membaca al-Qur’an. Oleh karena itu, penulis termotivasi untuk
melakukan penelitian yang berjudul “IMPLEMENTASI METODE
TILAWATI DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DI
MADRASAH”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, maka
penulis perlu mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Banyaknya remaja yang belum bisa membaca al-Qur’an
2. Kurang maksimalnya pembelajaran al-Qur’an di sekolah.
3. Kurangnya pengetahuan guru terhadap metode membaca al-Qur’an.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasai
masalah yang akan di teliti dan dibahas yaitu :
Implementasi Metode Tilawati di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan.
14 Jalaluddin, Metode Tunjuk Silang, (Jakarta: Kalam Mulia, 1998), cet. 5, h. 6-7.
7
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat penulis rumuskan
permasalahannya sebagai berikut:
Bagaimanakah implementasi metode Tilawati di Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk:
Mengetahui implementasi dari metode Tilawati di Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan.
2. Manfaat penelitian
a. Untuk menambahkan khazanah keilmuan umunya bagi pembaca
dan khususnya bagi penulis.
b. Bagi lembaga pendidikan diharapkan mampu menjadi acuan
dalam hal memilih metode pembelajaran al-Qur’an.
c. Bagi masyarakat diharapkan dapat termotivasi untuk belajar dan
mempelajari al-Qur’an. Karena mempelajari al-Qur’an sesuai
dengan kaidahnya itu mudah.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Al-Qur’an
1. Belajar Membaca Al-Qur’an
Al-Qur‟an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. untuk
disampaikan kepada umat manusia memiliki sekian banyak fungsi, baik
bagi Nabi Muhammad sendiri maupun bagi kehidupan manusia secara
keseluruhan.1Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
Saw. di Gua Hira adalah surat yang di dalamnya berisi perintah membaca
atau mencari ilmu.
Perintah itu terdapat di dalam surat al-„Alaq ayat 1-5 yang berbunyi
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Mahamulia. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. Al-„Alaq : 1 - 5 )
Ayat di atas dapat difahami bahwa belajar merupakan kewajiban manusia.
Salahsatu materi pelajaran yang utama adalah belajar membaca.2
Membaca al-Qur‟an merupakan pekerjaan yang utama, yang
mempunyai berbagai keistimewaan dan kelebihan dibandingkan dengan
membaca bacaan yang lain. Sesuai dengan arti al-Qur‟an secara etimologi
adalah bacaan karena al-Qur‟an diturunkan memang untuk dibaca. Banyak
1 Hasan Basri, Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2010), cet. 1, h. 43.
2 Ibid., h.71 – 72.
9
sekali keistimewaan bagi orang yang ingin menyibukkan dirinya untuk
membaca al-Qur‟an.3
Membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan
mental. Aktifitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerakan mata
dan ketajaman penglihatan. Aktifitas mental mencakup ingatan dan
pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika mampu melihat
huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara lincah,
mengingat simbol-simbol bahasa dengan tepat, dan memiliki penalaran
yang cukup untuk memahami bacaan.4
Membaca al-Qur‟an tidak sama dengan membaca buku atau membaca
kitab suci lainnya. Membaca al-Qur‟an adalah suatu ilmu yang
mengandung seni, seni membaca al-Qur‟an. Setiap orang Islam berlomba
untuk dapat membaca al-Qur‟an dengan baik. Perlombaan membaca al-
Qur‟an dengan baik itu sudah terlihat membudaya di kalangan umat Islam,
terutama di Indonesia ini. Pengajian al-Qur‟an bagi anak-anak pun sudah
lama membudaya dalam masyarakat Islam. Hanya saja sistem dan caranya
perlu dikembangakan sesuai dengan perkembangan metode mengajarkan
berbagai macam mata pelajaran. Metode pengajaran al-Qur‟an ini perlu
diperbarui dan dikembangkan karena dibutuhkan oleh masyarakat Islam.
Mereka ingin dapat membaca al-Qur‟an dengan baik dalam waktu yang
tidak lama.5
2. Ruang Lingkup Pengajaran Al-Qur’an
Ruang lingkup pengajaran al-Qur‟an ini lebih banyak berisi
pengajaran keterampilan khusus yang memerlukan banyak latihan dan
pembiasaan. Pengajaran al-Qur‟an tidak dapat disamakan dengan
pengajaran membaca menulis di sekolah dasar, karena dalam pengajaran
al-Qur‟an, anak-anak belajar huruf-huruf dan kata-kata yang tidak mereka
3 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at (Jakarta: Amzah 2013), cet. 2, h. 55.
4 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak yang Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta 2003), cet. 2, h. 200.
5 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara
2001), cet. 2, hal. 90.
10
fahami artinya. Apalagi umumnya anak-anak hanya belajar membaca,
tidak menuliskannya.
Isi pengajaran al-Qur‟an itu meliputi
a. Pengenalan huruf hijaiyah, yaitu huruf Arab dari Alif sampai dengan
Ya
b. Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyah dan sifat-sifat huruf
itu, ini dibicarakan dalam ilmu Makhraj.
c. Bentuk dan fungsi tanda baca, seperti syakkal, syaddah tanda panjang
(maad), tanwin dan sebagainya.
d. Cara membaca, melagukan dengan bermacam-macam irama dan
bermacam-macam qiraat yang dimuat dalam Ilmu Qiraat dan Ilmu
Nagham.
e. Adapun tilawah, yang berisi tata cara dan etika membaca al-Qur‟an
sesuai dengan fungsi bacaan itu sebagai ibadah.
Tetapi belajar membaca al-Qur‟an tidak sama dengan belajar bahasa
Arab. Belajar bahasa Arab harus mengerti wujud arti simbol kata,
sedangkan belajar al-Qur‟an, cukup dapat membunyikan symbol huruf
atau katanya saja. Walaupun wujud artinya tidak dapat difahami.
Pengajaran al-Qur‟an pada tingkat pertama berisi pengenalan huruf
hijaiyah dan kalimah (kata) selanjutnya diteruskan dengan
memperkenalkan tanda-tanda baca. Sebaiknya tentu kata yang terdapat
dalam al-Qur‟an itu sendiri yang digunakan sebagai bahan.6
3. Metode Pembelajaran Al-Qur’an
Metode dapat diartikan sebagai cara-cara atau langkah-langkah yang
digunakan dalam menyampaikan sesuatu gagasan, pemikiran atau
wawasan yang disusun secara sistematik dan terencana serta didasarkan
pada teori, konsep dan prinsip tertentu yang terdapat dalam berbagai
disiplin ilmu terkait.7 Sedangkan istilah pembelajaran adalah usaha
6 Ibid., h. 92-93.
7 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media
Group 2014), cet. 4, h. 176.
11
membimbing peserta didik dan menciptakan lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar untuk belajar.8
Dengan berkembanganya zaman terjadilah kemajuan dalam berbagai
bidang tidak terkecuali dalam bidang pembelajaran al-Qur‟an. Pada zaman
sekarang banyak sekali metode pembelajaran al-Qur‟an bermunculan
beberapa metode pembelajaran al-Qur‟an itu diantaranya adalah:
a. Metode Baghdadiyah
Metode ini disebut juga dengan metode “Eja“, berasal dari
Baghdad pada masa pemerintahan khalifah Bani Abbasiyah. Tidak
diketahui dengan pasti siapa penyusunnya. Telah seabad lebih
berkembang secara merata di tanah air. Materi-materinya diurutkan
dari yang konkret ke abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, dan dari
yang umum sifatnya kepada materi yang terinci (khusus). Secara garis
besar, Qaidah Baghdadiyah memerlukan 17 langkah. 30 huruf
hijaiyyah selalu ditampilkan secara utuh dalam tiap langkah. Seolah-
olah sejumlah tersebut menjadi tema sentral dengan berbagai variasi.
Variasi dari tiap langkah menimbulkan rasa estetika bagi siswa (enak
didengar) karena bunyinya bersajak berirama. Indah dilihat karena
penulisan huruf yang sama. Metode ini diajarkan secara klasikal
maupun privat
Beberapa kelebihan Qaidah Baghdadiyah antara lain :
1) Bahan/materi pelajaran disusun secara sekuensif.
2) 30 huruf abjad hampir selalu ditampilkan pada setiap langkah
secara utuh sebagai tema sentral.
3) Pola bunyi dan susunan huruf (wazan) disusun secara rapi.
4) Keterampilan mengeja yang dikembangkan merupakan daya tarik
tersendiri.
5) Materi tajwid secara mendasar terintegrasi dalam setiap langkah.
Beberapa kekurangan Qaidah Baghdadiyah antara lain :
8 Ibid., h. 87.
12
1) Qaidah Baghdadiyah yang asli sulit diketahui, karena sudah
mengalami beberapa modifikasi kecil.
2) Penyajian materi terkesan menjemukan.
3) Penampilan beberapa huruf yang mirip dapat menyulitkan
pengalaman siswa.
4) Memerlukan waktu lama untuk mampu membaca al-Qur‟an.9
b. Metode An-Nahdhiyah
Metode an-Nahdhiyah adalah pengembangan dari metode
Baghdadiyyah yang disusun oleh sebuah lembaga pendidikan di
Tulungangung, Jawa Timur. Metode ini lebih menekankan pada
kesesuaian dan keteraturan dengan ketukan. Ketukan di sini
merupakan jarak pelafalan satu huruf dengan huruf lainnya, sehingga
dengan ketukan bacaan santri akan sesuai baik panjang dan pendeknya
dari sebuah bacaan al-Qur‟an. Dalam pelaksanaan metode ini, santri
harus menyelesaikan dua program, yaitu:
1) Program buku paket, adalah program awal berupa pengenalan dan
pemahaman serta mempraktekkan baca al-Qur‟an.
2) Program sorogan, adalah program lanjutan aplikasi praktis untuk
mengantarkan santri mampu membaca al-Qur‟an sampai khatam.
Pada program ini santri akan diperkenalkan beberapa sistem
bacaan yaitu, tartil, tahqiq, dan taghanni. Untuk bisa mengajar
pada metode an-Nahdhiyah, calon pengajar harus sudah mengikuti
penataran calon guru Metode An-Nahdhiyah.10
c. Metode Jibril
Metode Jibril ini dicetuskan oleh KH. M. Bashori Alwi, seorang
ahli al-Qur‟an di Malang Jawa Timur. Untuk menyelesaikan metode
ini harus menyelesaikan dua tahap pembelajaran, yaitu tahqiq dan
tartil. Metode Jibril mempunyai persamaan dengan metode an-
9 Ida Vera Sophya, Saiful Mujab, Metode Baca Al-Qur‟an, Elementary, Vol.2, No.2, 2014, h.
338.
10 ibid., h. 339.
13
Nahdhiyah yaitu sama-sama menggunakan penekanan pada metode
“ketukan”, namun berbeda pada program praktisnya.
Metode yang di latar belakangi oleh sistem pengajaran Malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad pada proses penyampaian wahyu al-Qur‟an
ini, mempunyai sistem yang sama yaitu berupa musyafahah atau
sistem tatap muka. Sehingga teknik dasar pada metode ini adalah
dengan membaca satu ayat atau lebih kemudian ditirukan oleh seluruh
peserta didik sampai sesuai dengan bacaan gurunya.11
d. Metode Al-Barqy
Metode al-Barqy dapat dikatakan sebagai metode cepat membaca
al-Qur‟an yang paling awal. Metode ini ditemukan oleh seorang dosen
Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya yang bernama Muhadjir
Sulthon pada tahun 1965. Pada awalnya metode al-Barqy
diperuntukkan bagi siswa sekolah dasar Islam at-Tarbiyah, Surabaya.
Muhadjir Sulthon lalu membukukan metodenya pada tahun 1978,
dengan judul “Cara Cepat Mempelajari Bacaan al-Qur‟an al-Barqy”.
Terdapat lembaga yang bernama Muhadjir Sulthon Manajemen
(MSM) yaitu sebuah lembaga yang didirikan untuk membantu
program pemerintah dalam hal pemberantasan buta baca tulis al
Qur‟an dan membaca huruf latin. Lembaga ini berpusat di Surabaya,
dan telah mempunyai cabang di beberapa kota besar di Indonesia dan
luar negeri seperti Singapura dan Malaysia.
Metode ini disebut metode anti lupa karena mempunyai struktur
yang khas, pada saat siswa lupa dengan huruf-huruf/suku kata yang
telah dipelajari, maka ia akan dengan mudah dapat mengingat kembali
tanpa bantuan guru. Penyebutan anti lupa itu sendiri adalah dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Departemen Agama RI. Metode ini
diperuntukkan bagi siapa saja yang ingin mempelajari al-Qur‟an mulai
anak-anak hingga orang dewasa.
Keuntungan yang di dapat dengan menggunakan metode ini adalah:
11 Ibid., h. 340.
14
1) Bagi guru (guru mempunyai keahlian tambahan sehingga dapat
mengajar dengan lebih baik)
2) Bagi murid akan merasa cepat belajar sehingga tidak merasa bosan
dan waktu untuk belajar membaca al-Qur‟an menjadi semakin
singkat sehingga menambah kepercayaan dirinya karena sudah bisa
belajar dan menguasainya dalam waktu singkat.12
Buku al-Barqy memiliki beberapa kelebihan antara lain:
1) Menggunakan sistem 8 Jam, artinya hanya dengan waktu 8 jam
murid dapat membaca dan menulis huruf al-Qur‟an.
2) Praktis untuk semua umur.
3) Menggunakan metode yang aktual yaitu SAS (Struktur Analitik
Sintetik) yang memudahkan murid belajar al-Qur‟an.
4) Memperhatikan pendekatan, sistematika dan teknik dalam
pembelajaran.
5) Cepat dapat membaca huruf sambung.
6) Bukunya dilengkapi teknik imla’ yang praktis dan teknik menulis
khat, serta dilengkapi dengan buku latihan menulis al Barqy
(LKS),
7) Tidak membosankan karena ada teknik-teknik yang akurat dan
menarik seperti: menyanyi, permainan dan lain-lain.
8) Sangat cepat jika dipakai klasikal, bahkan massal.
Langkah-langkah penerapan metode Al Barqy yang dapat dilakukan
adalah, sebagai berikut:
1) Langkah pertama: guru meminta siswa untuk menghafalkan
terlebih dahulu beberapa kata kunci dalam metode Al-Barqy. Kata
kunci tersebut merupakan struktur yang terdiri dari huruf-huruf
hijaiyah. Contohnya: Ada Raja – Maha Kaya – Kata Wana –
Sama Laba. Guru membacakan kata-kata kunci tersebut dengan
12 Ibid., h. 342.
15
cara menyanyikannnya kemudian diikuti oleh peserta didik.
Sehingga peserta didik merasa belajar al-Qur‟an sangat
menyenangkan dengan cara bermain, bernyayi sambil belajar.
2) Langkah kedua: setelah peserta didik sudah mampu menghafalkan
kata-kata kunci tersebut, kemudian guru menuliskannya di papan
tulis. Contohnya : . Selanjutnya
guru meminta siswa untuk membacakan huruf-huruf tersebut,
karena sebelumnya peserta didik sudah menghafalkan kata kunci,
maka huruf-huruf hijaiyyah yang dituliskan guru mampu dibaca
peserta didik dengan sangat lancar sambil menyayikannya.
3) Langkah ketiga : guru meminta siswa untuk menuliskan kata-kata
kunci tersebut dengan huruf hijaiyah. Sebagai permulaan guru
meminta siswa mengikuti contoh tulisan huruf tersebut, selanjutnya
guru meminta siswa menutup buku Al-Barqy dan membuka
lembaran baru yang kosong kemudian guru menyebutkan salah
satu huruf dengan acak dan siswa menuliskannya di lembaran
kosong dengan cara guru mendikte dan siswa menulis sambil
menyebutkan huruf yang ditulisnya berulang kali sampai hafal.
4) Langkah keempat : guru meminta siswa satu persatu untuk
membaca huruf-huruf tersebut dengan cara guru menunjukan
huruf-huruf tersebut dengan tidak teratur.13
e. Metode Iqro’
Metode Iqro‟ disusun oleh KH. As‟ad Humam dari Kota Gede
Yogyakarta dan dikembangkan oleh AMM (Angkatan Muda Masjid
dan Musholla) Yogyakarta, dengan membuka TK Al-Qur‟an dan TP
Al-Qur‟an. Metode Iqro‟ semakin berkembang dan menyebar merata
di Indonesia setelah munas DPP BKPMI di Surabaya yang menjadikan
TK Al-Qur‟an dan metode Iqro‟ sebagai program utama