IMPLEMENTASI METODE HIWAR TERHADAP MATERI AL-A’MAL AL-YAUMIYYAH PADA MATA KULIAH MAHARAH AL-KALAM MAHASISWA ANGKATAN 2018 PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE Oleh MARDAWYAH NIM: 14.1200.013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE 2020
110
Embed
IMPLEMENTASI METODE HIWAR TERHADAP MATERI AL-A ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IMPLEMENTASI METODE HIWAR TERHADAP MATERI AL-A’MAL
AL-YAUMIYYAH PADA MATA KULIAH MAHARAH
AL-KALAM MAHASISWA ANGKATAN 2018
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PAREPARE
Oleh
MARDAWYAH
NIM: 14.1200.013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PAREPARE
2020
ii
IMPLEMENTASI METODE HIWAR TERHADAP MATERI AL-A’MAL
AL-YAUMIYYAH PADA MATA KULIAH MAHARAH
AL-KALAM MAHASISWA ANGKATAN 2018
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PAREPARE
Oleh
MARDAWYAH
NIM: 14.1200.013
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Parepare
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PAREPARE
2020
iii
IMPLEMENTASI METODE HIWAR TERHADAP MATERI AL-A’MAL
AL-YAUMIYYAH PADA MATA KULIAH MAHARAH
AL-KALAM MAHASISWA ANGKATAN 2018
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PAREPARE
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi
Pendidikan Bahasa Arab
Disusun dan diajukan oleh
MARDAWYAH
NIM. 14.1200.013
Kepada
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PAREPARE
2020
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحن الرحيم ى لح عح م لح الس وح ة لح الص . وح ن ي الد ا وح يح ن الد ر و م ى أ لح عح ي ع تح س نح ه ب وح يح م الح عح ال ب رح لل د م الح
.د ع ا ب ح م أح ،يح ع جح أح ه ب ح صح وح ه ي آل لح عح وح يح ل سح ر م ال وح اء يح ب ن الح ف رح ش أح Segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan segala kenikmatan,
kesempatan dan rahmat-Nya yang tiada terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Sholawat disertai salam terus tercurahkan kepada nabi Muhammad saw.
yaitu nabi rahmatan lil’alamin yang telah memperjuangkan Islam dan teladan yang
dirindukan umatnya.
Penulis ucapkan terima kasih terutama kepada kedua orang tua tercinta
ayahanda Kamu’ dan ibunda Husna yang selama ini mendukung penulis dalam
melaksanakan pendidikan dan telah memberikan kasih sayang yang tiada henti serta
terus mendoakan penulis sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam
menyelesaikan tugas akademik tepat pada waktunya. Serta Suamiku tercinta Yusuf
yang selalu memberikan semangat kepada penulis dan Saudara/saudariku tersayang
Bakri, Rusdiana, Muhammad, Kamaruddin, Husain dan Mustafa Penulis telah menerima banyak bimbingan dan bantuan dari Bapak H.Dr.
Abd. Halim K, M.A. dan Bapak Kaharuddin, S.Ag.M.Pd.I. Selaku Pembimbing I dan
Pembimbing II. Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan dan telah
meluangkan waktu selama penulis menyusun skripsi ini, penulis ucapkan banyak
terima kasih.
Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis ucapkan pula terima kasih kepada
berbagai pihak, terutama kepada:
viii
1. Bapak Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si. selaku Rektor IAIN Parepare, yang
telah bekerja keras mengelola pendidikan di IAIN Parepare..
2. Bapak Dr. H. Saepudin, S.Ag., M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah,
beserta seluruh staf atas pengabdiannya telah menciptakan suasana positif
terhadap kegiatan akademik, khususnya kegiatan perkuliahan.
3. Bapak Kaharuddin, S.Ag., M.Pd.I. selaku penanggung Jawab program studi
Pendidikan Bahasa Arab dan dosen yang telah banyak membantu peneliti
selama melaksanakan proses perkuliahan penyelesaian skripsi peneliti.
4. Seluruh dosen pada Program studi Pendidikan Bahasa Arab yang telah
memberikan sumbangsih ilmunya kepada penulis selama menempuh
pendidikan di IAIN Parepare.
5. Kepada teman-teman seperjuangan pada prodi PBA khususnya angkatan
2014 dan senior-senior yang tidak sempat dituliskan namanya atas segala
bentuk bantuannya serta pengalaman yang tak terlupakan selama ini.
Semoga Allah swt. berkenan menilai segala kebajikan sehingga bernilai
ibadah di sisi-Nya. Akhirnya, penulis menyampaikan kepada pembaca kiranya
berkenan memberikan saran konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini.
Parepare, 25 Jumadil ‘Ula 1440 H 10 Juni 2020 M
Penulis,
ix
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mardawyah
Tempat/Tgl. Lahir : Pangesorang, 10 Januari 1996
Program Studi : Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas : Tarbiyah
Judul Skripsi : Implementasi metode hiwar terhadap materi al-a’mal
al-yaumiyyah pada mata kuliah maharah al-kalam
mahasiswa angkatan 2018 prodi pendidikan bahasa
Arab IAIN Parepare.
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar merupakan hasil karya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa dalam
penulisan ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain,
sebagian atau seluruhnya, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal
demi hukum.
Parepare, 25 Jumadil ‘Ula 1440 H 10 Juni 2020 M
Penulis,
x
ABSTRAK
Mardawyah, Implementasi Metode hiwar terhadap Materi Al-A’mal Al-
Yaumiyyah Pada Mata Kuliah Maharah Al-Kalam Mahasiswa Angkatan 2018 Prodi
Pendidikan Bahasa Aran IAIN Parepare (dibimbing oleh, Halim. K dan
Kaharuddin).
Metode hiwar adalah suatu metode yang menekankan pada keterampilan
berbicara mahasiswa, dalam pembelajaran maharah al-kalam menggunakan metode
hiwar dapat melatih keterampilan mahasiswa dalam berbicara bahasa Arab.
Tercapainya tujuan dalam pembelajaran ini karena dosen menggunakan metode dan
materi hiwar yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mahasiswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi
metode hiwar terhadap materi al-a’mal al-yaumiyyah pada mata kuliah maharah al-
kalam mahasiswa prodi pendidikan bahasa Arab.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field Research) dengan
menggunakan jenis pendekatan kualitatif dan mengambil objek di prodi pendidikan
bahasa Arab IAIN Parepare. Adapun alat pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah
dosen mata kuliah maharah al-kalam dan mahasiswa prodi pendidikan bahasa Arab.
Analisis data dilakukan dengan cara induktif yaitu penganalisaan data yang bertitik
tolak pada fakta-fakta yang bersifat umum kemudian disimpulkan secara khusus. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Pada pembelajaran maharah al-kalam
dituangkan kedalam RPP yang didalamnya terdiri dari: Perencanaan pembelajaran, Kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir, 2) Proses implementasi metode hiwar materi al-a’mal al-yaumiyyah pada mata kuliah maharah al-kalam yakni pertama, Dosen memberikan topik hiwar kedua, Meminta mahasiswa untuk mengungkapan al-a’mal al-yaumiyyah dalam bahasa Arab, ketiga,Meminta mahasiswa untuk mengulangi pembicaran mahasiswa yang lain, keempat, meminta mahasiswa untuk melakukan proses tanya jawab kelima, Memberikan koreksi terhadap kesalahan uslub dan pola kalimat yang diucapkan, 3) Kekurangan metode hiwar terhadap materi al-a’mal al-yaumiyyah yakni metode hiwar tidak cocok dipergunakan bagi mahasiswa yang tidak mempunyai mufradat dan tidak mempunyai kemauan dan keberanian dalam berbicara. Adapun kelebihannya yakni adanya praktek langsung, metode hiwar dapat mengikis kekakuan bahasa Arab mahasiswa, mahasiswa lebih aktif dalam berbicara.
Kata Kunci: Implementasi Metode Hiwar, Maharah al-kalam, Mahasiswa,
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING................................... v
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI............................................ vi
KATA PENGANTAR........................................................................................ vii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................................. ix
ABSTRAK.......................................................................................................... x
DAFTAR ISI....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................... 1
1 Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya (Cet. 1;
Yogyakarta: Penerbit Teras, 2009), h. 13.
2 Abdul Hamid dkk. Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: UIN Malang Press, 2008),
h.161.
2
2
al-istiqbaliyyah), sedang keterampilan berbicara dan menulis dikategorikan kedalam
keterampilan produktif (al-maharah al-intajiyyah).3Untuk meningkatkan
keterampilan-keterampilan tersebut, maka pendidik bahasa Arab dituntut memiliki
kemampuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik agar tujuan
pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Realitasnya sekarang adalah keempat
keterampilan tersebut, yang dominan hanya keterampilan pasif (membaca dan
menulis) dari pada keterampilan aktif (mendengarkan dan berbic ara). Namun
keempat keterampilan tersebut, yang menjadi permasalahan utama ialah lemahnya
peserta didik terhadap keterampilan berbicara (maharah al-kalam). Banyak peserta
didik yang mengalami kesulitan berbicara baik dalam situasi nonformal maupun
formal. Saat berbicara di depan kelas misalnya, peserta didik terlihat gugup, tidak
ada kontak mata dengan audiens, lafal tidak jelas, intonasi monoton, bahasa kurang
komunikatif, dan lain sebagainya. Hal-hal seperti ini itulah yang menjadikan
rendahnya keterampilan berbicara peserta didik.4
Maharah al-kalam merupakan suatu keterampilan menyampaikan pesan
secara lisan kepada rang lain. Maharah al-kalam merupakan suatu keterampilan yang
paling penting dalam berbahasa, sebab berbicara adalah bagian dari keterampilan
yang dipelajari oleh pengajar, sehingga keterampilan berbicara dianggap sebagai
bagian yang sangat mendasar dalam mempelajari bahasa Asing. Dalam memulai
latihan berbicara, terlebih dahulu harus didasari oleh kemampuan mendengarkan,
3Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Cet. IV; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), h.129.
4 Surti Ariati, “Pengaruh Metode Tanya Jawab dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara
pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Tarbiyah dan Adab Sekolah Tinggi
Agama Islam Parepare” (Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah dan Adab: Parepare,2016), h.2-4.
3
kemampuan penguasaan kosakata dan keberanian mengungkapkan apa yang ada
dalam pikirannya.5
Kemampuan muhadatsah merupakan bagian yang sangat penting dalam
pembelajaran maharah al-kalam. Pembelajaran muhadatsah merupakan bagian dari
pembelajaran bahasa yang bertujuan agar peserta didik mampu berbicara
menggunakan bahasa Arab. Pembelajaran muhadatsah merupakan sarana utama
untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal balik dengan menggunakan
bahasa sebagai medianya.6 Dengan adanya pembelajaran muhadatsah maka peserta
didik mampu mengawali percakapan, menumbuhkan dan mengembangkan
pembendaharaan kebahasaan, mendayagunakan pengetahuan kebahasaannya, serta
mampu bercakap dengan penuh percaya diri, bersikap kreatif dan inovatif.
Keterampilan muhadatsah peserta didik diharapkan mampu mengungkapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran mereka berupa
ide, pendapat, keinginan atau perasaan kepada mitra bicara. Secara umum peserta
didik diharapkan mampu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa
Arab. Secara baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada orang
lain dalam cara yang secara sosial dapat diterima.7 Dengan demikian, untuk
mewujudkan semua itu dalam pembelajaran bahasa Arab khususnya Pembelajaran
muhadatsah perlu adanya metode yang sesuai, agar dalam belajar bahasa termasuk
bahasa Arab tidak terlalu membutuhkan waktu yang lama dan bisa dikuasai dalam
waktu yang relatif singkat.
5Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Yang Invatif (Malang: UIN Maliki
Press, 2017), h.135-136
6 Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2009),
h.139.
7Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h.135-136.
4
Proses pembelajaran yang efektif diperlukan adanya lembaga yang telah
disediakan dan motivasi dari pendidik terhadap peserta didik agar dapat belajar
dengan semangat sehingga pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efisien.
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran pendidik sangat diharapkan dapat
memilih metode yang tepat yang dapat mengaktifkan peserta didik sehingga terjadi
perubahan-perubahan sikap dan keterampilan pada diri peserta didik itu sendiri.
Karena walaupun seorang pendidik memiliki kemampuan yang tinggi terhadap
penguasaan bahan pelajaran tanpa dilengkapi dengan metode yang tepat, maka lebih
besar kemungkinannya memperoleh kegagalan. Metode mengajar pendidik yang
kurang baik akan mempengaruhi belajar peserta didik yang kurang baik pula.8
Metode diakui memegang peranan penting dalam upaya mencapai tujuan kegiatan belajar dan mengajar. Prof. Mahmud yunus pernah menulis sebuah ungkapan yang tidak asing lagi bagi pakar pendidikan khususnya di bidang pendidikan bahasa Arab yakni:
د ةاريقةاه ممنالمالط
“Metode lebih penting dari substansi”9
Pembelajaran maharah al-kalam terdapat banyak sekali metode inovatif yang
dapat digunakan diantaranya adalah metode ceramah, metode alami, metode
tarjamah, metode audio visual, metode langsung (mubasyarah), metode drill, metode
hiwar, metode diskusi dan metode kelompok serta masih banyak lagi lainnya. Dan
8Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Teori dan Aplikasi (Cet. I; Yogyakarta:
Teras, 2011), h.25-26.
9Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya Beberapa Pokok Pikiran (Cet. III;
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 66.
5
dari beberapa metode pembelajaran diatas, dalam penelitian ini akan diungkapkan
penerapan metode hiwar.
Metode hiwar di dalam Islam sebenarnya sudah dikenalkan oleh Nabi
Muhammad SAW dalam mengajarkan agama kepada umatnya. Beliau sering
berdialog / bertanya jawab untuk memberikan pemahaman kepada mereka. Bahkan
dalam Al-Qur’an hanya terdapat tiga ayat saja yang secara langsung menggunakan
kata muhawarah / hiwar salah satunya dalam QS. Al-Kahfi ayat 37:
2
Terjemahnya:
“kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya sedang dia bercakap-
cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (tuhan) yang menciptakan kamu
dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang
laki-laki yang sempurna”.10
Ayat ini menjelaskan tentang pemberian nasihat seorang yang mempunyai
sedikit harta dan anak kepada temannya yang mempunyai dua kebun agar tidak kufur
kepada Allah, dengan cara berbicara dan berdialog langsung kepadanya.
Berdasarkan hal di atas, maka dapat kita pahami metode hiwar merupakan
metode yang sudah lama dan merupakan ciri khas pendidikan Islam akan tetapi
seiring zaman metode ini mengalami perkembangan. Berdialog/ hiwar sangatlah
penting dan dalam kehidupan sehari-hari dan harus selalu diterapkan oleh peserta
didik dalam rangka melatih serta mengembangkan kemampuan berbahasa Asing.
10
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra,
2002), h.407.
6
Metode hiwar (percakapan) merupakan salah satu metode pembelajaran yang
menekankan pada keterampilan berbicara pada peserta didik. Pada pembelajaran
keterampilan berbicara yang baik meliputi artikulasi, penekanan kata, susunan
kalimat, volume suara dan logat bahasa. Komunikasi mudah dipahami jika bahasa
yang diucapkan tersusun kalimat yang benar sesuai kaidah bahasa Arab. Namun
tidak sedikit peserta didik yang kesulitan untuk dapat berkomunikasi dengan bahasa
Arab karena peserta didik tidak menguasai dan tidak paham materi bahasa Arab.
Sebagai alat komunikasi bahasa Arab perlu adanya latihan berulang-ulang.11
Metode hiwar dapat dilaksanakan antara pendidik dengan seluruh peserta
didik, antara pendidik dengan sekelompok peserta didik, atau antara peserta didik
dengan peserta didik lainnya dalam satu kelas. Metode hiwar adalah cara mengajar
dengan saling bertanya dan menjawab yang berhubungan dengan suatu tema tertentu.
Adapun tema hiwar (dialog) yang akan diangkat penulis yaitu tentang al-amal al-
yaumiyyah atau aktivitas sehari-hari, di mana peserta didik Metode ini merangsang
motivasi peserta didik agar pemikirannya lebih terbuka untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan yang akan diajukan kepadanya.
Pembelajaran muhadatsah prodi pendidikan bahasa Arab pendidik melatih
peserta didik bermuhadatsah dengan mengajak peserta didik untuk selalu berbicara
menggunakan bahasa Arab di dalam maupun di luar pembelajaran dan dalam proses
pembelajaran pendidik memberikan sebuah topik percakapan sebelum tiba
11 Fitriyah. 2017. Efektifitas Metode Hiwar dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicaraa
pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di SMA Islam Sultan Agung
pertemuan berikutnya supaya peserta didik mempersiapkan diri dan membuat konsep
dari materi tersebut yang nantinya akan dipercakapkan.
Metode hiwar adalah suatu cara atau jalan untuk melatih keterampilan peserta
didik dalam berkomunikasi atau berbicara dengan sesamanya, di mana komunikasi
itu berfungsi untuk mengungkapkan ide, perasaan, dan buah pikiranya secara baik.
Dalam pengimplentasiannya metode hiwar ini diterapkan dengan melibatkan seluruh
peserta didik tanpa terkecuali dalam berdialog atau bertanya jawab mengenai topik
hiwar al-a’mal al-yaumiyyah. Oleh sebab itulah peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang metode hiwar dalam pada mata kuliah maharah al-kalam dengan
mengangkat judul “Implementasi Metode Hiwar terhadap materi al-a’mal al-
yaumiyyah pada Mata Kuliah Maharah al-kalam Mahasiswa Angkatan 2018 Prodi
Pendidikan Bahasa Arab IAIN Parepare”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana proses pembelajaran maharah al-kalam pada mahasiswa angkatan
2018 prodi pendidikan bahasa Arab?
1.2.2 Bagaimana implementasi metode hiwar terhadap materi al-a’mal al-
yaumiyyah pada mata kuliah Maharah al-kalam mahasiswa angkatan 2018
prodi pendidikan bahasa Arab IAIN Parepare?
1.2.3 Apa kekurangan dan kelebihan dari metode hiwar tentang al-a’mal al-
yaumiyyah dalam pembelajaran mata kuliah maharah al-kalam mahasiswa
angkatan 2018 prodi pendidikan bahasa Arab IAIN Parepare?
1.3 Tujuan Penelitian
8
Pada dasarnya segala sesuatu yang dilakukan diharapkan dapat mencapai
tujuan yang diinginkan sebelumnya. Tujuan diartikan sebagai sesuatu yang
diharapkan tercapai setelah selesainya suatu kegiatan atau usaha. Demikian pula
halnya dengan kegiatan penelitian ini, yang merupakan suatu kegiatan yang
mempunyai tujuan yang hendak dicapai.
Adapun tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui proses pembelajaran maharah al-kalam pada mahasiswa
angkatan 2018 prodi pendidikan bahasa Arab IAIN Parepare.
1.3.2 Mengetahui implementasi metode hiwar terhadap materi al-a’mal al-
yaumiyyah pada mata kuliah maharah al-kalam mahasiswa angkatan 2018
prodi pendidikan bahasa Arab IAIN Parepare.
1.3.3 Mengetahui Kekurangan dan kelebihan dari metode hiwar terhadap materi al-
a’mal al-yaumiyyah pada mata kuliah maharah al-kalam mahasiswa
angkatan 2018 prodi pendidikan bahasa Arab IAIN Parepare..
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari beberapa tujuan diatas, diharapkan kegiatan penelitian ini
memiliki kegunaan sebagaiman yang diharapkan oleh peneliti, yakni sebagai berikut:
1.4.1 Secara umum
1.4.1.1 Menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi peneliti pendidikan.
1.4.1.2 Kemungkinan bisa dijadikan bahan peneliti lanjutan atau dikembangkan oleh
pihak yang berkepentingan.
1.4.2 Secara Khusus
1.4.2.1 Pengembangan pembelajaran bahasa Arab pada umumnya.
9
1.4.2.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan menambah karya-karya ilmiah yang dapat dijadikan sebagai
literature atau sumber acuan dalam penelitian yang relevan.
1.4.2.3 Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang bermanfaat
bagi mereka yang ingin memperoleh informasi tentang metode hiwar dalam
pembelajaran mata kuliah maharah al-kalam.
1.4.3 Sebagai motivasi terutama bagi siswa agar senantiasa selalu berbicara/
berdialog dengan menggunakan bahasa Arab untuk melatih lidah kita supaya
dapat berkomunikasi lancar menggunakan bahasa Arab yang baik dan benar.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian ini yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Masdina tahun 2014 dengan judul penelitian
“Penerapan Teknik Dialog dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Arab
Peserta Didik Kelas XI IPA 1 Madrasah Aliyah Darul Da’wah Wal-Irsyad (MA
DDI) Kanang ”. Adapun hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Penerapan
Teknik Dialog dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Arab Peserta Didik
Kelas XI IPA 1 Madrrasah Aliyah Darul Da’wah Wal-Irsyad (MA DDI) Kanang
Kabupaten Polman ini berjalan dengan baik dan efektif dalam meningkatkan
kemampuan bahasa Arab peserta didik kelas XI IPA 1.
Penelitian skripsi Muh. Aidil, dalam penelitiannya dengan judul skripsi
“Penerapan Teknik Attahaddus Anil A’mal Al-yaumiyyah dalam meningkatkan
kemampuan berbicara dalam Bahasa Arab Peserta Didik Kelas XI Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren Al-Urwatul Wutsqaa Benteng Kec. Baranti Kab. Sidrap”. Hasil
Penelitiannya menunjukkan bahwa : 1) Kemampuan berbicara bahasa Arab peserta
didik siklus 1 berada pada kategori cukup dengan skor rata-rata 50,2 dari skor ideal
100. 2) Kemampuan belajar pada siklus II berada pada kategori baik dengan skor
rata-rata 65 dari skor ideal 100. Teknik attahaddus anil a’mal al yaumiyah dapat
meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Arab.
Perbedaan yang mendasar dalam penelitian Masdina dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis adalah jenis penelitian yang digunakan yakni kuantitatif, hasil
penelitian di atas ingin melihat tingkat kemampuan berbicara bahasa Arab peserta
11
didik secara umum, dan tidak berfokus pada satu materi dialog tapi secara umum
sedangkan penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif, teknik hiwar ini
diterapkan hanya untuk melihat bagaimana penerapan metode hiwar dalam
pembelajaran maharah al-kalam. Dan dalam teknik hiwar penulis menentukan satu
materi hiwar yakni materi al-a’mal al-yaumiyyah Persamaanya yaitu sama-sama
menggunakan teknik yang sama dalam pembelajaran. Adapun perbedaan yang
mendasar dalam penelitian Muh. Aidil dengan penelitian yang di lakukan oleh
penulis yaitu jenis penelitian yang digunakan yakni kuantitatif, hasil penelitian di
atas ingin melihat tingkat kemampuan berbicara bahasa Arab peserta didik secara
umum sedangkan penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dan teknik hiwar
ini diterapkan hanya untuk melihat bagaimana penerapan metode hiwar dalam
pembelajaran maharah al-kalam. Persamaannya terletak pada materi
pembelajarannya yaitu sama-sama menerapkan materi al-a’mal al-yaumiyyah.
2.2 Tinjauan Tentang Implementasi Metode Hiwar
2.2.1 Pembelajaran Maharah al-Kalam
2.2.1.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata
dasar ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Kata
pembelajaran yang semula diambil dari kata “ajar” ditambah awalan “pe” dan
akhiran “an” menjadi kata pembelajaran yang diartikan sebagai proses, perbuatan,
cara mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.12
12
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Cet. IV; Jakarta:
Prenamedia Group, 2013), h.18.
12
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen
yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Komponen itu meliputi tujuan,
metode dan evaluasi.13
Menurut Oemar Hamalik:
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari audiovisual. Prosedur ini meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya.
14
Berdasarkan Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan interaksi pada suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur untuk
mencapai suatu tujuan.
Sedangkan menurut Acep Hermawan di dalam bukunya:
Pembelajaran dalam substansinya adalah kegiatan mengajar yang dilakukan secara maksimal oleh seorang guru agar anak didik yang ia ajari materi tertentu melakukan kegiatan belajar dengan baik. Dengan kata lain pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru dalam menciptakan belajar materi tertentu yang kondisif untuk mencapai tujuan.
15
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antar guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk
mencapai tujuan yang dirumuskan sebelum pembelajaran dilakukan. Guru dengan
sadar merencanakan kegiatan pembelajarannya secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pembelajaran.16
13
Rusman, Model-model Pembelajaran Pengembangan Profesionalisme Guru (Cet. II ;
Jakarta: Rajawali Pres, 2011), h.1
14Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.57.
15Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Cet. II, Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya, 2011) h.32.
16Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Cet. I ;Jakarta:
Rineka Cipta, 2010) .h.1.
13
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pendidik untuk membantu peserta didik
agar dapat belajar guna mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam suatu proses
pembelajaran.
2.2.1.2 Pengertian Maharah al-kalam
Maharah al-kalam terdiri dari dua kata yaitu مهارة dan كالم. Kata مهارة
merupakan isim masdar dari kata مهراومهواومهاراومهارامهارة-يمهر -مهر yang artinya
kepandaian dalam ilmu mahir, pandai, cakap, pintar dan dalam membuatnya itu
dibutuhkan pengetahuan yang tinggi.
Sedangkan kalam secara bahasa yaitu penjelas dan penerangan bagi segala
sesuatu yang terkait dengan manusia baik itu terkait dengan pemikirannya,
ungkapannya yang bertujuan agar mereka dapat saling memahami satu sama lain.
Adapun secara istilah kalam yaitu segala sesuatu yang bersumber dari manusia yaitu
berupa suara agar orang mendengar dapat menerimanya atau dapat dipahami oleh
yang berbicara. Dan kalam juga merupakan suatu seni memindahkan tanda-tanda,
syair, pengumuman, berita, pemikiran, pendapat dari seseorang kepada orang lain.
Suatu transfer bahasa yang membuat orang yang mendengar atau lawan bicara
mampu menerima dan memahami, merealisasikan, dan menganalisa pembicaraan
orang lain.
Pada hakikatnya maharah al-kalam merupakan kemahiran yang
menggunakan bahasa yang paling rumit, yang dimaksud dengan kemahiran berbicara
adalah kemahiran mengutarakan buah pikiran dan perasaan dengan kata-kata dan
kalimat yang benar ditinjau dari sistem gramatikal, tata bunyi, di samping aspek
maharah berbahasa lainnya yaitu menyimak, membaca, dan menulis. Kemampuan
berbicara (maharah al-kalam) didasari oleh: kemampuan mendengarkan,
14
kemampuan mengucap, pengetahuan kosa kata dan pola kalimat yang
memungkinkan siswa dapat mengomunikasikan maksud dan pikirannya,17
Maharah al-kalam sebagaimana yang di jelaskan di atas bahwa sasaran
teknik ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan bahasa
Arab pada situasi yang alami dengan sikap spontanitas kreatif, disamping
penguasaan tata bahasa. Lebih fokusnya adalah menyampaikan makna atau maksud
yang tepat sesuai dengan tuntunan dan fungsi komunikasi pada waktu tertentu
2.2.1.2.1 Pentingnya maharah al-kalam
Kalam bukanlah suatu cabang dari sebuah bahasa akan tetapi kalam
merupakan batasan-batasan dari suatu cabang ilmu bahasa yang paling tingi. Adapun
pentingnya maharah al-kalam sebagai berikut:
2.2.1.2.1.1 Sebagai wasilah untuk memahami terlebih dahulu tulisan yang ada ,
karena pada dasarnya manusia berbicara sebelum menulis.
2.2.1.2.1.2 Sebagai latihan untuk mengucapkan apa yang ingin diungkapkan oleh
manusia.
2.2.1.2.1.3 Kehidupan modern yang di dalamnya terdapat kebebasan untuk berbicara
dan mengemukakan pendapat. semua itu tidak ada jalan kecuali latihan yang banyak
untuk berbicara.
2.2.1.2.1.4 Kalam bukanlah sarana hanya untuk meyakinkan orang, akan tetapi
untuk meyakinkan keluarganya, karena putusnya hubungan merupakan awal mula
kehancuran, orang musafir ketika dia berbicra kepada kelaurganya melalui telepon
itu akan membuat mereka tenang., dan berbicara dengan teman-teman akan menbuat
semakin dekat dan tenang.
17
Ahmad Fuad Ilyan, Al-maharat al-Lughawiyah MahihiyatuhaTharai’q Tadrisiha (Riradh:
Dar al-Muslim Li an-Nasyr wa al-Tauzi, 1992), h.92.
15
2.2.1.2.1.5 Kalam merupakan kata tunjuk yang paling benar untuk mencap baik
buruknya orang yang berbicara. Mengetahui kebudayaan seseorang dan profesinya,
hobinya atau kesibukkannya. Karena orang yang berbicara itu juga berbeda-beda
jenisnya. Karena setiap orang menggunakan istilah-istilah bahasa yang istilah itu
muncul berdasarkan keseharian mereka. Dari hal itu dapat disimpulkan bahwa
ucapanmu adalah dirimu. Oleh karena itu banyak ulama yang mengatakan bahwa "
sesungguhnya manusia adalah hewan yang berbicara.
2.2.1.2.1.6 Kalam merupakan sarana untuk mencapai apa yang diinginkannya karena
setiap ungkapan yang diungkapkan oleh seseorang menjadi kepuasan bagi dirinya
sendiri sekaligus ungkapan itu bertujuan untuk membatasi segala kemungkinan yang
ada.
2.2.1.2.1.7 Kalam merupakan sarana pokok dalam proses pembelajaran pada
tingkatan yang berbeda-beda, tidak mungkin seorang pengajar tidak membutuhkan
judul mana yang akan dijelaskan dalam suatu pembelajaran.
2.2.1.2.1.8 Kalam merupakan aktivitas yang bisa dilakukan manusia dari yang kecil
atau besar, bagi pelajar atau awam, laki-laki atau perempuan, selama seseorang
mempunyai kesempatan beraktivitas dalam kehidupannya dan waktu yang banyak
dalam mengungkapkan apa yang ia inginkan.18
Maharah al-kalam merupakan keterampilan yang sangat penting dan harus
dikuasai oleh setiap orang sebab keterampilan berbicara ini merupakan sarana agar
seseorang dapat menyampaikan maksud dan pikirannya kepada orang lain dan
membuat seseorang dapat berinteraksi dengan baik.
18
Ahmad Fuad Ilyan, al-Maharat al-Lughawiyah Mahihiyatuha Tharai’q Tadrisiha, h.77-78.
16
2.2.1.2.2 Tujuan pembelajaran maharah al-kalam
Tujuan dari pembelajaran maharah al-kalam mencakup beberapa hal antara
lain sebagai berikut:
2.2.1.2.2.1 Kemudahan berbicara
Peserta didik harus mendapat kesempatan yang besar untuk berlatih berbicara
sampai mereka mampu mengembangkan keterampilan ini secara wajar, lancar, dan
menyenangkan, baik di dalam kelompok kecil maupun dihadapan pendengar umum
yang lebih besar jumlahnya. Peserta didik perlu mengembangkan kepercayaan yang
tumbuh melalui latihan.
2.2.1.2.2.2 Kejelasan
Dalam hal ini peserta didik berbicara dengan tepat dan jelas, baik artikulasi
maupun diksi kalimat-kalimatnya. Gagasan yang diucapkan harus tersusun dengan
baik.
2.2.1.2.2.3 Bertanggung jawab
Latihan berbicara yang bagus yang menekankan pembicara untuk
bertanggung jawab agar berbicara secara tepat, dan dipikirkan dengan sungguh-
sungguh mengenai apa yang menjadi topik pembicaraan, siapa yang diajak berbicara,
dan bagaimana situasi pembicaraan serta momentumnya pada saat itu.
2.2.1.2.2.4 Membentuk pendengaran yang kritis
Latihan berbicara yang baik sekaligus mengembangkan keterampilan
menyimak secara tepat dan kritis juga menjadi tujuan utama program pembelajaran
ini.
17
2.2.1.2.2.5 Membentuk kebiasaan
Kebiasaan berbicara bahasa Arab tidak dapat dicapai tanpa ada niat yang
sungguh-sungguh dari peserta didik itu sendiri. Kebiasaan ini diwujudkan melalui
interaksi dua orang atau lebih yang telah disepakati sebelumnya, tidak harus dalam
konteks yang besar.19
Pembelajaran maharah al-kalam terdapat berbagai fokus pembelajaran yang
diajarkan kepada peserta didik sebagai sarana pengembangan keterampilan serta
kecakapan berbahasa Arab salah satunya adalah muhadatsah (percakapan).
2.2.1.2.1 Muhadatsah (Maharah al-kalam)
Muhadatsah adalah bagian dari kemahiran bahasa dari maharah al-kalam.
Istilah muhadatsah merupakan isim masdar mimie berasal dari kata haadatsa-
yuhaditsu dengan wazan faa’ala yufaa’ilu dengan arti percakapan. Muhadatsah
merupakan sebuah keterampilan tersendiri yang menuntut konsistensi dari orang
yang mempelajari sebuah kemampuan artikulasi kata, secara benar, detail, dan tetap
dari aturan-aturan bahasa, jumlah serta kalimat agar dapat membantunya pada
analogi seperti yang diinginkan oleh sipembicara dalam intonasi komunikasinya.20
Muhadatsah dapat diartikan “percakapan atau pembicaraan”.21
Muhadatsah
dalam arti percakapan, secara bahasa mengandung arti interaksi bahasa antara dua
pembicara atau lebih.22
19
Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif (Malang: UIN Maliki Press,
2017), h. 136-137
20Terjemah, Ahmad Abdullah Basyir, Mudzakarotu Ta’lim al-kalam (al-muhadatsah), Saudi
Menurut Nana Sudjana berpendapat metode tanya jawab (hiwar) adalah:
metode yang mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.
32
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah metode dialog (hiwar) adalah:
cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
33
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode hiwar adalah penyajian
pembelajaran dengan cara percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih
melalui tanya jawab baik itu antara guru dan siswa ataupun antara siswa dengan
siswa mengenai suatu topik tertentu.
Metode hiwar mempunyai dampak dalam bagi pembicara juga bagi
pendengar pembicaraan. Itu disebabkan beberapa hal, yaitu:
Pertama. Dialog itu berlangsung secara dinamis karena kedua pihak terlibat
langsung dalam pembicaraan, tidak membosankan. Kedua pihak saling
memperhatikan, jika tidak memperhatikan tentu tidak dapat mengikuti jalan pikiran
pihak lain. Kebenaran atau kesalahan masing-masing dapat diketahui dan direspon
saat itu juga. Topik-topik baru sering kali ditemukan dalam pembicaraan seperti itu.
Cara kerja metode ini seperti diskusi bebas, tetapi pendidik tetap menggiring
pembicaraan kearah tujuan tertentu.
32 Nana Sudjana, Dasar Proses Belajar Mengajar (Cet.11; Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2010), h.78.
33Syaiful Bachri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rikena Cipta,
2010), h. 94.
23
Kedua. Pendengar tertarik untuk mengikuti terus pembicaraan itu, karena ia
ingin tahu kesimpulannya. Diikuti dengan penuh perhatian, tidak bosan dan penuh
semangat.
Ketiga. Metode ini dapat membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan
dalam jiwa, yang membantu mengarahkan seseorang menemukan sendiri
kesimpulannya.
Keempat. Bila hiwar dilakukan dengan baik, memenuhi akhlak tuntunan
Islam, maka cara berdialog, sikap orang yang terlibat, akan mempengaruhi peserta,
sehingga meninggalkan pengaruh berupa pendidikan akhlak, sikap dalam berbicara,
menghargai pendapat orang lain, dan sebagainya.34
2.2.2.1 Langkah-langkah metode hiwar
Adapun langkah metode hiwar yakni antara lain:
2.2.2.1.1 Mempersiapkan materi hiwar dengan matang dan menetapkan topik yang
akan disajikan. Dimana pendidik disini sebelum memasuki proses
pembelajaran telah mempersipkan dengan matang topik yang nantinya
akan dihiwarkan oleh peserta didiknya.
2.2.2.1.2 Materi hiwar hendaknya disesuaikan dengan taraf perkembangan dan
kemampuan anak didik. Pendidik memberikan materi hiwar yang sesuai
dengan kesanggupan dari peserta didiknya yang dapat mengasah
komunikasi bahasa mereka.
2.2.2.1.3 Menggunakan alat peraga sebagai alat bantu hiwar. Sebab dengan alat
peraga dapat menjelaskan persepsi anak tentang arti dan maksud yang
34Dedeng Rosidin, Ayat tentang hiwar, https://www.google.co.id/search?q=
ayat+hiwar&client=ucweb-mini-b&channel=Ib(24 Maret 2019).
24
terkandung dalam hiwar. Selain itu dapat menarik perhatian peserta didik
dan tidak menjenuhkan.
2.2.2.1.4 Guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu arti dari hiwar . setelah
murid mengerti, guru menyuruh murid untuk mempraktikkan didepan
kelas dan teman lainnya menyimak dan memperhatikan sebelum ia
mendapat giliran berikutnya.
2.2.2.1.5 Pada hiwar tingkat lebih tinggi, anak didiklah yang lebih banyak berperan
sedangkan guru hanya menentukan topik yang akan hiwar. Dan setelah
acara dimulai guru hanya sebagai pengatur jalannya hiwar, agar jalannya
hiwar seperti dan berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
2.2.2.1.6 Setelah hiwar selesai dilakukan, pendidik kemudian membukan forum
Tanya jawab dan hal-hal yang perlu didiskusikan mengenai hiwar yang
baru saja selesai.
2.2.2.1.7 Penguasaan bahasa secara aktif, itulah yang baik dan berhasil, bukan
hanya penguasaan yang pasif .
2.2.2.1.8 Didalam kelas guru harus berbicara bahasa Arab.
2.2.2.1.9 Mengakhiri pertemuan pelajaran dengan memberikan motivasi dan
semangat pada siswa agar lebih giat dalam belajar.35
Semua langkah-langkah pembelajaran metode hiwar di atas dapat menjadi
pedoman/ sumber acuan bagi pendidik yang menggunakan metode hiwar dalam
pembelajaran. Disamping untuk melihat bagaimana jika langkah-langkah di atas
35
Amarodin, Penerapan Metode Hiwar dalam Pembelajaran Untuk Meningkatkan
KeberhasilanBelajar Bahasa Arab Materi Istima’ Tentang Fil Baiti Siswa Kelas V MI Nasriyah
Sumberjo Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2014/2015 (Skripsi Sarjana ;Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan: Semarang, 2015), h.24-25.
25
diterapkan apakah peserta didik aktif berbicara bahasa Arab pendidik dapat
mengevaluasi langkah-langkah di atas jika ada yang perlu dievaluasi.
2.2.2.2 Kelebihan Metode Hiwar
Adapun kelebihan dari metode hiwar menurut Nana Sudjana yaitu:
1. Dapat mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran telah dikuasai dan dipahami oleh siswa.
2. Mendorong dan merangsang siswa untuk berfikir 3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan
yang belum dipahami36
Sedangkan menurut Mani bin Abd al-Aziz al-Mani mengemukakan bahwa
kelebihan-kelebihan metode hiwar diantaranya:
1. Materi disajikan secara dinamis, sebab kedua belah pihak terlibat langsung dalam kondisi dialog secara timbal balik, sehingga akan mampu menghidupkan suasana didalam kelas dan meredam rasa bosan.
2. Mampu membangkitkan perhatian yang khusus dan terpusat, sebab uslub istifham ada didalamnya.
3. Mampu menjaga kestabilan perhatian dan konsentrasi, sebab kedua belah pihak akan terus tertarik dan ingin mengikuti jalannya dialog sampai mendapat kesimpulan.
4. Bagi pengajar dapat mengetahui sejauh mana perhatian siswa terhadap materi pelajaran.
37
Metode hiwar memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan dengan metode
sebab metode ini melibatkan secara langsung orang yang berbicara sehingga pesan
dapat tersampaikan dengan baik dan perlu diketahui bahwa metode ini sering dipakai
oleh Rasulullah SAW dalam memberikan pedoman Islam sehingga menjadikan
metode ini sebagai metode yang mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan metode
lainnya.
36
Nana Sudjana, Dasar Proses Belajar Mengajar, h.78.
37Mani bin Abd al-Aziz al-Mani, Mudzakarah al-Daurath al-Tarbawiyyah al-Qashirah,
Ma’had al-ulum al-Islamiyyah wa al-Arabiyyah fi Indonesia, 1912 H.
26
2.2.2.3 Kekurangan Metode Hiwar
kekurangan metode hiwar antara lain :
2.2.2.3.1 Penggunaan metode hiwar kadang memakan waktu yang sangat lama,
sedang materi yang tersampaikan sangat terbatas/ sedikit dibanding waktu
yang digunakan.
2.2.2.3.2 Menciptakan kondisi yang baik untuk memberi kebebasan berfikir,
menekan sikap fanatik dan emosional, dan utnuk melibatkan siswa,
memerlukan keterampilan dan persiapan yang yang matang dan baik dari
guru dan menuntut siswa kreatif dan penuh perhatian.
2.2.2.3.3 Hiwar yang berkepanjangan dan kurang terarah, kadang-kadang berakhir
tanpa sampai kepada kesimpulan atau sasaran belajar yang telah
direncanakan.38
2.3 Pembelajaran tentang al-a’mal al-yaumiyyah
Dalam pembelajaran bahasa Arab khususnya mata kuliah maharah al-Kalam
ada beberapa strategi yang sering digunakan dosen dalam proses pembelajaran
maharah al-kalam seperti:
2.3.1 Cerita berantai yaitu sebuah strategi yang digunakan dalam pembelajaran
maharah al-kalam . Penerapan strategi ini mahasiswa diminta untuk bercerita
kemudian yang lain mendengarkan dan ditunjuk satu persatu untuk
menyambung cerita dari orang lain tersebut.
2.3.2 Menjelaskan gambar yaitu suatu strategi yang sering digunakan dalam
pembelajaran maharah al-kalam. Penerapan strategi ini dosen menugaskan
mahasiswa untuk mencari gambar baik gambar kemudian mahasiswa
menjelaskan gambar tersebut dihadapan teman-temannya.
38
Syaiful Bachri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 96.
27
2.3.3 Mendengarkan kisah yaitu suatu strategi yang sering digunakan dalam
pembelajaran maharah al-kalam. Penerapan strategi ini dosen
memperdengarkan sebuah cerita dari radio atau laptop atau mahasiswa yang
diminta untuk bercerita, kemudian mahasiswa yang lain diminta untuk
mengulangi kisah yang telah didengarnya.
Telah di uraikan beberapa strategi yang sering digunakan dosen dalam proses
pembelajaran maharah al-kalam, namun dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan
penelitian pada strategi pembelajaran pekerjaan sehari-hari, dimana dalam strategi ini
mahasiswa diminta untuk menceritakan kegiatan mereka mulai dari bangun tidur
hingga tidur kembali, kemudian mahasiswa yang lain menyimak dan mengajukan
pertanyaan tentang apa yang mereka dengarkan ataupun mengulang cerita yang telah
didengarkan,. Peneliti memfokuskan pada strategi pembelajaran aktivitas sehari-hari
dikarena strategi lebih mudah dan praktis terutama bagi pemula yang baru belajar
menyusun kalimat dalam bahasa Arab.
Strategi pembelajaran al-a’mal al-yaumiyyah hampir sama dengan kegiatan
storytelling, dimana mahasiswa dapat menjelaskan sebuah cerita atau dongeng secara
singkat yang telah didengar dari seseorang atau mereka akan membuat cerita sendiri
yang disampaikan kepada temannya. Bercerita dapat membantu mahasiswa untuk
mengekspresikan ide-ide mereka dalam memulai, mengembangkan, dan mengakhiri
cerita termasuk karakter serta situasi dan tempat dalam cerita. Mahasiswa juga dapat
melakukan lelucon-lelucon dalam cerita tersebut sehingga akan menarik perhatian
mahasiswa lainnya.39
Jadi materi al-a’mal al-yaumiyyah merupakan materi pada
pembelajaran maharah al-kalam dimana mahasiswa menjelaskna aktivitas
39
Saepuddin, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab Teori dan Aplikasi (Cet. 1,
Yogyakarta: Trust Media Publishing, 2012), h.68-69.
28
keseharian mereka guna melatih mahasiswa untuk lebih aktif berbicara dan melatih
istima’ mahasiswa dengan mendengarkan mahasiswa lainnya menceritakan aktivitas
keseharian mereka.
2.4 Tinjauan Konseptual
Judul penelitian yakni” Implementasi Metode Hiwar terhadap materi al-
A’mal al-Yaumiyyah pada mata kuliah Maharah al-kalam Mahasiswa angkatan 2018
Prodi Pendidikan bahasa Arab IAIN Parepare”. Untuk memahami yang dimaksud
oleh peneliti, maka peneliti menguraikan defenisi operasional agar dalam
pemahamannya lebih terarah dan mengetahui lebih jelas konsep dasar penulisan
kemungkinan dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda, serta dimaksudkan agar
tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pembahasan selanjutnya. Untuk lebih jelasnya,
maka peneliti akan mendefenisikan masing-masing kata dalam judul tersebut, yakni:
2.4.1 Pembelajaran muhadatsah dalam maharah al-kalam adalah kegiatan
berbahasa yang aktif pada mata kuliah maharah al-kalam, yang berfokus
apada kemampuan alat komunikasi, menyampaikan gagasan, pikiran serta ide
kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar dari
seorang pemakai bahasa menuntut penguasaan terhadap beberapa aspek yaitu
kaidah penggunaan bahasa. Oleh karena itu peneliti memilih mata kuliah
maharah al-kalam agar dapat membantu dalam penelitian ini, karena dalam
pembelajaran maharah al-kalam dapat peneliti terapkan metode hiwar
dengan menggunakan bahasa Arab.
2.4.2 Metode hiwar adalah salah satu metode yang akan diterapkan dalam
pembelajaran mata kuliah maharah al-kalam. Metode ini diterapkan untuk
melihat bagaimana Penerapan metode ini dalam pembelajaran muhadatsah
serta untuk melihat apa kekurangan serta kelebihan metode ini.
29
2.4.3 al-A’mal al-yaumiyah adalah sebuah tema dari materi hiwar yang nantinya
akan akan diterapkan dalam pembelajaran maharah al-kalam.
2.4.4 Mahasiswa, yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah mahasiswa
program studi pendidikan bahasa Arab angkatan tahun 2018, yang sekarang
sedang menempuh jenjang semester tiga yang sekaligus menjadi responden
peneliti.
Berdasarkan defenisi variabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian Implementasi Metode Hiwar terhadap materi al-a’mal al-yaumiyyah pada
mata kuliah Maharah al-kalam adalah penelitian bersifat kualitatif dimana penelitian
ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana implementasi metode hiwar pada mata
kuliah maharah al-kalam dengan tema hiwar al-a’mal al-yaumiyyah (aktifitas sehari-
hari).
2.5 Bagan Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan gambaran tentang pola hubungan antara konsep
atau variabel secara koheren yang merupakan gambaran yang utuh terhadap focus
penelitian. Kerangka piker biasanya dikemukakan dalam bentuk skema atau bagan.40
Dalam Penelitian ini, Penulis menggambarkan kerangka pikir dalam bentuk
skema tentang Implementasi Metode Hiwar terhadap Materi al-A’mal al-Yaumiyyah
pada mata kuliah Maharah al-kalam Mahasiswa angkatan 2018 Prodi Pendidikan
bahasa Arab IAIN Parepare. Hal ini disusun untuk memudahkan dalam memahami
penelitian ini. Sebagai gambaran umum mengenai arah dan tata fikir penulis dalam
sebuah skripsi ini, terdapat beberapa hal mendasar sekaligus menjadi motivasi dalam
melakukan penelitian ini. Dalam penerapannya gambaran pola hubungan antara
40
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(Parepare: 2013) h. 40.
30
variabel –variabel yang akan peneliti gunakan untuk menjelaskan masalah yang akan
diteliti berdasarkan penerapan teknik berpengaruh atau tidaknya hasil yang akan di
peroleh agar mudah dipahami maka sebagaimana dituangkan dalam bagan sebagai
berikut:
Berdasarkan dari bagan diatas dapat diketahui bahwa penelitian ini
dilaksanakan di Institut Agama Islam Negeri Parepare terkhusus pada jurusan
Tarbiyah, yang menjadi subjek penelitian yakni mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa
Arab. Dari situ diteliti mengenai implementasi metode hiwar dengan tema al-a’mal
al-yaumiyyah dalam pembelajaran Mata kuliah maharah al-kalam.
MAHASISWA DOSEN
METODE HIWAR TENTANG
AL-A’MAL AL-YAUMIYYAH
PEMBELAJARAN MATA
KULIAH MAHARAH AL-
KALAM
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang dilakukan untuk
mengumpulkan data dengan tujuan tertentu, diantaranya untuk menguji kebenaran
suatu penelitian.41
Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti, maka penelitian ini termasuk
dalam jenis penelitian lapangan (field research) dan berdasarkan sifat
permasalahannya, maka jenis penelitian adalah deskriktif kualitatif (descriptive
research) yaitu suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau
dimana penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-
variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.42
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditunjukkan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena misalnya: peristiwa, aktivitas sosial,
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan informasi lengkap tentang
Implementasi metode hiwar terhadap materi al-a’mal al-yaumiyyah pada mata kuliah
maharah al-kalam angkatan 2018 prodi pendidikan bahasa Arab.
41Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D
(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 3.
42Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Cet: 4 PT. Remaja
Rosdakarya, 2008) h. 54
32
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang dipilih oleh peneliti sebagai tempat penelitian adalah di Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, khususnya di jurusan Tarbiyah dan Adab
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, sedangkan waktu pelaksanaan peneliti an
selama kurang lebih 2 bulan lamanya.
3.3 Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah Implementasi metode hiwar terhadap materi al-
a’mal al-yaumiyyah pada mata kuliah maharah al-kalam Mahasiswa Angkatan 2018
Prodi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Parepare.
3.4 Jenis dan Sumber Data yang digunakan
Sumber data adalah semua keterangan yang diperoleh dari responden maupun
yang berasal dari dokumen-dokumen, baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk
lainnya guna keperluan penelitian tersebut.43
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer (primary
data) dan data sekunder (secondary data).
3.4.1 Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan
diteliti44
. Data primer diperoleh langsung dari sumbernya, baik melalui wawancara,
observasi maupun laporan dalam dokumen tidak resmi yang kemudian diolah
peneliti.45
Responden adalah orang yang dikategorikan sebagai sampel dalam
penelitian yang merespon pertanyaan-pertanyaan peneliti46
. Pada penelitian ini yang
43
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Prektek (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004), h.87.
44Bagong Suyanton dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial (Ed.I, Cet. III; Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2007), h. 55.
45Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 175.
46Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), h. 34.
33
menjadi data primer adalah dosen mata kuliah maharah al-kalam dan mahasiswa
prodi PBA angkatan 2018 IAIN Parepare.
3.4.2 Data sekunder
Data sekunder adalah data pelengkap yang dapat di korelasikan dengan data
primer, data tersebut adalah sebagai bahan tambahan yang berasal dari sumber
tertulis yang dapat terdiri atas sumber buku, skripsi, jurnal dan internet. 47
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, dibutuhkan teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan dengan masalah yang diteliti,
maka penulis menggunakan beberapa pendekatan dalam mengumpulkan data, di
mana teknik dan prosedur yang satu dengan yang lainnya saling menguatkan agar
data yang diperoleh dari lapangan benar-benar valid dan otentik.
Adapun teknik dan prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
3.5.1 Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan
dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga
observasi berada bersama objek yang di selidiki.48
Adapun teknik observasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
observasi non partisipan, artinya penulis tidak ambil bagian atau tidak terlibat
langsung dalam kegiatan orang-orang yang diobservasi. Metode ini penulis gunakan
47
Lexi J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT. Rosda Karya) h. 159.
48Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Cet : 4 PT. Rineka Cipta, 2004) h.
158
34
untuk bertanya mengamati dan mencatat langsung bagaimana implementasi Metode
Hiwar terhadap materi al-a’mal al-yaumiyyah pada mata kuliah Maharah al-kalam
mahasiswa PBA.
3.5.2 Wawancara (interview)
Wawancara adalah metode pengambilan data yang dilakukan dengan cara
menanyakan kepada responden secara langsung dan bertatap muka tentang beberapa
hal yang diperlukan dari suatu fokus penelitian.49
Teknik wawancara yang digunakan oleh penulis adalah wawancara bebas
terpimpin dimana pewancara menyajikan daftar pertanyaan, akan tetapi cara
bagaimana pewancara menyajikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lokasi
penelitian. Dalam hal ini, peneliti akan mewawancarai dosen mata kuliah maharah
al-kalam dan mahasiswa prodi PBA IAIN Parepare untuk memperoleh informasi.
3.5.3 Dokumentasi
Dokumentasi yaitu salah satu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan
data melalui pencatatan langsung secara sistematis terhadap apa yang sudah
tersimpan di kantor.50
Dokumentasi merupakan instrument pengumpulan data melalui
dokumen-dokumen (bahan tertulis) di suatu instansi mengenai informasi tentang
keadaan yang yang di perlukan dalam penelitian. Adapun dokumen itu berupa silabi
mata kuliah maharah al-kalam.
49
Abd. Rahman A.Ghani, Metode penelitian Tindakan Sekolah, (Jakarta; Cet;2 :PT Raja
Grafindo Persada, 2014). h.176
50Mulyadi, Evaluasi Pendidikan (Cet.1; Malang: UIN-Maliki Press, 2010), h.63
35
3.6 Tehnik Analisis Data
3.6.1 Analisis Data
Pada dasarnya analisis data adalah sebuah proses mengatur urutan data dan
mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan dan rumusan kerja seperti yang disarankan oleh data
pekerja analisi data dalam hal mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi
kode, dan mengkategorikan data yang terkumpul baik dari catatan lapangan, gambar,
foto, atau dokumen berupa laporan.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka analisis data yang digunakan
adalah kualitatif. Analisis tersebut menggunakan analisis data model Miles dan
Huberman.51
Pengumpulan data adalah kegiatan menguraikan atau menghimpun seluruh
data yang telah didapatkan dari lapangan baik berupa hasil observasi, wawancara
serta data-data yang berbentuk dokumen tertentu tanpa terkecuali. Penyajian data,
upaya menyajikan data untuk melihatan gambaran dari keseluruhan atau bagian
tertentu dari penelitian ini. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul
dari catatan tertulis di lapangan. Kesimpulan dan verifikasi yaitu upaya untuk
mencari makna terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari pola, hubungan,
persamaan dari hal-hal yang sering timbul.
Untuk lebih jelasnya dalam proses analisis data kualitatif ini, maka perlu
ditekankan beberapa tahapan dan langkah-langkah sebagai berikut:
51
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, h 247.
36
3.6.1.1 Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam penelitian. Data yang
dikumpulkan adalah data yang terkait dengan penelitian untuk menjawab
permasalahan-permasalahan yang diajukan dalam rumusan masalah.
3.6.1.2 Reduksi data
Miles dan Huberman dalam Sugiono mengatakan bahwa reduksi data adalah diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Mereduksi data bisa berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
52
Adapun tahapan-tahapan dalam reduksi data meliputi: membuat ringkasan,
mengkode, serta menelusuri tema dan menyusun laporan secara lengkap dan terinci.
Tahapan reduksi dilakukan untuk menelaah secara keseluruhan data yang
dihimpun dari lapangan, yaitu mengenai implementasi metode hiwar terhadap materi
al-a’mal al-yaumiyyah pada mata kuliah maharah al-kalam angkatan 2018 prodi
pendidikan bahasa Arab IAIN Parepare.
Kegiatan yang dilakukan dalam reduksi data ini antara lain: 1)
mengumpulkan data dan informasi dari catatan hasil wawancara dan hasil observasi;
2) serta mencari hal-hal yang dianggap penting dari setiap aspek temuan penelitian.
3.6.1.3 Penyajian data
Miles dan Huberman dalam suprayono dan Tobroni mengatakan bahwa yang di maksud penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun dan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
53
52Imam Suprayono dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 194
53IIman Suprayono dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama, h. 194
37
Penyajian data dalam hal ini adalah penyampaian informasi berdasarkan data
yang diperoleh. Kegiatan pada tahap ini antara lain: 1) membuat rangkuman secara
deskriktif dan sistematis, sehingga tema sentral dapat diketahui dengan mudah; 2)
Memberi makna setiap rangkuman tersebut dengan memperhatikan kesesuaian
dengan fokus penelitian. Jika dianggap belum memadai maka perlu dilakukan
penelitian kembali ke lapangan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan
sesuai dengan alur penelitian.
3.6.1.4 Penarikan kesimpulan atau Verifikasi
Miles dan Huberman dam Rasyid mengungkapkan bahwa verifikasi data dan
penarikan kesimpulan adalah upaya untuk mengartikan data yang ditampilkan
dengan melibatkan pemahaman peneliti.54
Kesimpulan yang dikemukakan pada
tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan merupakan kesimpulan yang
kredibel55
Pada tahap ini dilakukan pengkajian tentang kesimpulan yang telah diambil
dengan data pembanding teori tertentu; melakukan proses member check atau
melakukan proses pengecekan ulang, mulai dari pelaksanaan pra survey (orientasi),
wawancara, observasi dan dokementasi, dan membuat kesimpulan umum untuk
dilaporkan sebagai hasil dari penelitian yang telah dilakukan.
3.7 pengujian Keabsahan Data
Pengujian keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini menggunakan:
54
Harun Rasyid, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan Agama, h . 71
Perpanjangan pengamatan yang dimaksud adalah peneliti memperoleh data,
akan tetapi data yang diperoleh belum lengkap dan belum mendalam maka peneliti
kembali kelapangan dengan melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber
data yang pernah ditemui maupun sumber data yang baru. Melalui perpanjangan
pengamatan diharapkan sumber data lebih terbuka, sehingga informasi tanpa ada
yang dirahasiakan. Hal tersebut peneliti lakukan sebagai bentuk pengecekan kembali
data yang telah diperoleh sebelumnya pada sumber data bahwa informasi yang
diperoleh benar dan tidak berubah.
Berapa lama perpanjangan pengamatan ini dilakukan, akan sangat tergantung
pada kedalaman, keluasan dan kepastian data. Kedalaman artinya apakah peneliti
ingin menggali data sampai pada tingkat makna, makna berarti data di balik yang
Nampak. Keluasan berarti, banyak sedikitnya informasi yang diperoleh. Dalam hal
ini setelah peneliti memperpanjang pengamatan, apakah akan menambah fokus
penelitian, sehingga memerlukan tambahan informasi yang baru lagi. Kepastian data
adalah yang valid yang sesuai dengan apa yang terjadi.
3.7.2 Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat
dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut kepastian data dan urutan peristiwa
akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan itu,
maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah
ditemukan salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka
peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistemetis tentang apa
yang diamati. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan
cara membaca berbagai referensi yang berkaitan dengan temuan yang diteliti.
39
3.7.3 Triangulasi
Triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
data, menggunakan berbagai cara (seperti wawancara, observasi, dokumentasi), dan
melalui berbagai waktu yaitu:
3.7.3.1 Triangulasi sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan
cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Sumber data yang
memberikan informasi tidak dapat dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif,
tetapi dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda dan
mana spesifik dari sumber data yang dimaksud. Data yang telah dianalisis oleh
peneliti yang menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan
(member chek) dengan sumber data. Member chek adalaah proses pengecekan data
yang diperoleh peneliti kepada pemberi data, tujuannya adalah agar informasi yang
diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang
dimaksud sumber data atau informan.56
3.7.3.2 Trianggulasi Teknik
Trianggulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda. Misalnya data
diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumntasi, atau
kuesioner. Bila dengan dua teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan
data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada
sumber data atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandang yang berbeda-
beda.57
Kedua trianggulasi di atas yakni trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik
56
Sugiyono, Memahami penelitian, h. 127-129
57 Sugiyono, Memahami penelitian, h.274.
40
peneliti gunakan dalam melakukan uji kredibilitas data yang telah didapatkan oleh
peneliti.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Proses Pembelajaran Maharah al-Kalam pada Mahasiswa Angkatan 2018
Prodi Pendidikan Bahasa Arab
4.1.1 Rencaran pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan salah satu faktor yang
dapat menjadikan proses pembelajaran berhasil sesuai dengan diharapkan oleh setiap
pendidik/dosen bahasa Arab, dengan adanya rencana pelaksanaan pembelajaran
tujuan dari pembelajaran akan tercapai dengan baik, karena di dalamnya terdapat
kompetensi dasar yang ingin dicapai.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, kurikulum yang
diterapkan pada kampus IAIN Parepare yaitu kurikulum 2013, sebagaimana yang
telah diungkapkan oleh Kaharuddin bahwa:
Pembelajaran mata kuliah muhadatsah dan diganti menjadi mata kuliah maharah al-kalam pada kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini telah diterapkan di kampus IAIN Parepare semenjak 3 tahun lalu.
58
Berdasarkan pernyataan tersebut diatas, jelas bahwa pada pembelajaran
maharah al-kalam telah melaksanakan kurikulum 2013 sehingga semua perangkat
terkait dengan pembelajaran itu disesuaikan dengan kehendak kurikulum 2013,
setiap pendidik harus menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum
memulai pembelajaran. Karena di dalamnya telah dicantumkan tujuan yang akan
dicapai, materi yang akan diajarkan, metode yang akan diterapkan, media yang
digunakan dan lain sebagainya. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan
yang sinergi yaitu dosen yang mengajar dan mahasiswa yang belajar, dosen
mengajarkan bagaimana seharusnya melalui berbagai pengalaman belajar hingga
terjadi perubahan pada mahasiswa yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
4.1.2 Kegiatan pendahuluan yang di lakukan oleh dosen
Mata kuliah maharah al-kalam pada mahasiswa semerter III yang diajarkan
oleh Kaharuddin ramli, S.Ag., M.Pd.I. yang berlangsung pada setiap hari selasa pada
pukul 13.00-14.30 dan rabu pada pukul 16.30-18.00 dengan jumlah pertemuaan
keseluruhannya adalah 16 kali pertemuan.
Berdasarkan hasil observasi penulis tentang pelaksanaan pembelajaran pada
mata kuliah maharah al-kalam pada mahasiswa angkatan 2018 prodi pedidikan
bahasa Arab yaitu dosen mata kuliah maharah al-kalam mengawali pembelajaran
dengan mengucapkan salam kepada mahasiswa dilanjut dengan membaca do’a
sebelum memulai pembelajaran dan memberikan pencerahan berupa motivasi kepada
mahasiswa. Kaharuddin mengungkapkan bahwa:
sebelum memulai pembelajaran saya selalu memberikan motivasi kepada semua mahasiswa bersungguh-sungguh dalam mempelajari bahasa Arab, Karena mereka telah memilih prodi pendidikan bahasa Arab maka mempelajari bahasa Arab adalah kewajiban mereka sebagai resiko telah memilih prodi ini. Dan juga saya selalu menekankan kepada mahasiswa yang notabennya bukan dari pesantren agar mereka selalu senantiasa belajar dan berusaha agar mereka bisa sama dengan yang mereka dari pesantren.
59
Hasil pengamatan penulis juga memperoleh keterangan yang menunjukkan
bahwa setiap pertemuan dosen selalu memberikan motivasi kepada mahasiswa
diawal pembelajaran. Bahkan kadang kala dosen juga memberikan motivasi pada
saat pembelajaran berlangsung ataupun ketika mengakhiri pembelajaran.
Setelah itu mengingatkan kembali kepada mahasiswa terkait materi-materi
sebelumnya menanyakan kabar mahasiswa kemudian mengabsen mahasiswa sembari
memeriksa tugas hafalan mereka. Setelah itu masuk kepada materi inti.
4.1.3 Kegiatan inti
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, bahwa dosen mata
kuliah maharah al-kalam dalam proses pembelajaran sudah menggunakan dua
bahasa seperti apa yang telah diungkapkan oleh kaharuddin bahwa:
dalam proses pembelajaran maharah al-kalam sudah menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Arab dan bahasa Indonesia akan tetapi bahasa Arab diusahakan lebih didominasikan ini bertujuan agar mahasiswa terbiasa mendengar maupun berbicara dalam bahasa Arab.
60
sebelum sampai pada meteri inti yakni materi al-a’mal al-yaumiyyah dalam
pembelajaran maharah al-kalam ada beberapa hal yang harus benar-benar diketahui
dan dipahami oleh mahasiswa yakni: mufradat, qawaid (nahwu dan shorof) dan
Rumus pola kalimat dasar.
4.1.3.1 Mufradat
Mufradat merupakan istilah yang digunakan untuk kosakata
(pembendaharaan kata) yang ada dalam bahasa Arab. Kata sendiri di sebut kalimah
dan kata dalam bahasa Arab dibagi menjadi 3 yaitu: (1) Isim (kata benda) (2) ,( كلمة)
Fi’il (3) huruf.
4.1.3.1.1 Isim adalah kata yang menunjukkan pada suatu zat (benda) dan tidak
memiliki hubungan dengan waktu. Kata benda itu mencakup diantaranya, kata yang
menunjukkan nama sesuatu, kata benda yang konkret (dapat dilihat), kata benda yang
abstrak (yang tidak dapat dilihat) dan kata benda yang menunjukkan sifat dari
sesuatu.
4.1.3.1.2 Fi’il
Menurut bahasa فعل (fi’il) berarti “perbuatan atau pekerjaan” seperti dalam
ungkapan فعلك yang berarti “pekerjaanmu atau perbuatanmu”. Bentuk jamaknya
ialah yang berarti “ perbuatan-perbuatan atau pekerjaan-pekerjaan”. Sedangkan
menurut istilah fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang
terjadi pada masa atau waktu tertentu. Fi’il dibagi menjadi 3 yaitu: fi’il madhi, fi’il
mudjhari dan fi’il amar. (1) fi’il madhi ialah secara harfiah berarti kata kerja yang
lampau. Secara istilah fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang
telah dikerjakan pada masa lampau, apad masa yang telah berlalu, seperti kata كتب
(telah menulis), فتح (telah membuka), (2) Fi’il mudhari secara harfiah berarti kata
kerja yang seimbang. Secara istilah ialah kata kerja yang menunjukkan pekerjaan
yang sedang dikerjakan pada masa sekarang, masa kini dan masa yang akan datang,
seperti kataيكتب (sedang menulis), يفتح (sedang membuka), (3) Fi’il amar secara
harfiah bereti kata kerja perintah. Secara istilah fi’il amar ialah kata kerja yang
menunjukkan perintah untuk dikerjakan pada masa yang akan datang seperti kata
أكتب (tulislah), إفتح (bukalah).
4.1.3.1.3 Huruf
Menurut pengertian bahasa, حرف berarti “huruf”, bentuk jamaknya أحرف
yang berarti “huruf-huruf”. Menurut pengertian istilah nahwu حرف berarti “kata
depan”. Jamaknya أحرف yang berart “kata-kata depan”. Jadi huruf ialah kata depan
yang diletakkan sebelum kata benda atau kata kerja. Kaharuddin mengungkapkan
bahwa:
45
Dalam pembelajaran mata kuliah maharah al-kalam saya mewajibkan kepada mahasiswa untuk menghafal mufradat karena mufradat sangatlah penting agar mahasiswa dapat berbicara dengan menggunakan bahasa Arab, jika di ibaratkan sebagai sebuah bangunan maka mufradat disini memiliki posisi sebagai material dari bangunan tesebut, jadi bangunan tersebut tidak akan dapat menjadi sebuah bangunan dan berdiri kokoh tanpa adanya material berupa semen, pasir, dan kerikil begitu pulalah posisi mufradat dalam pembelajaran muhadatsah.
61
Berdasarkan hal di atas, maka mufradat merupakan suatu alat agar mahasiswa
dapat berbicara dengan menggunakan bahasa Arab tanpa adanya mufradat
bagaimana bisa mahasiswa berkomunikasi dengan orang lain, serta mengerti
pembicaraan orang lain dan mengungkapkan sesuatu sesuai pikiran mereka tanpa
adanya mufradat.
Sesuai dengan pengamatan penulis selama proses pembelajaran maharah al-
kalam berlangsung, pada setiap pertemuan dosen mewajibkan kepada mahasiswa
untuk menghafal mufradat dan menulis mufradat yang mereka hafal dalam sebuah
buku kecil ini bertujuan agar mahasiswa terbiasa menulis bahasa Arab dan dengan
menggunakan buku kecil ini bertujuan untuk memudahkan mahasiswa untuk
menghafal mufradat yang akan dihafal serta mengulangi mufradat yang telah mereka
hafal kapan dan dimanapun berada karena bentuknya yang fleksibel. Nasra Suardi
mengugkapkan bahwa
Dalam pembelajaran maharah al-Kalam, dosen senantiasa memotivasi kami untuk menghafal mufradat dengan memberikan kami tugas untuk menghafal mufradat baik itu dari isim maupun fi’il, dengan adanya tugas dari dosen sehingga kami terdorong untuk menghafal mufradat.
62
Ungkapan dari salah satu mahasiswa di atas menunjukkan bahwa dosen di
sini harus terlibat aktif dalam mendorong mahasiswanya agar bisa bermuhadatsah.
61 Kaharuddin, Rumah dosen , Dosen Mata Kuliah Maharah al-Kalam, Wawancara, Tanggal
22 November 2019.
62Nasra Suardi, Kampus IAIN Parepare, Wawancara, Tanggal 05 November 2019.
46
Dengan tugasnya sebagai pemimipin dalam proses pemmbelajaran sehingga
memudahkan dosen untuk mengatur dan memerintah mahasiswa untuk mencapai
tujuan dari pembelajaran sehingga mahasiswa merasa bahwa setiap tugas yang di
berikan oleh dosen adalah kewajiban mereka dan mau tidak mau mereka harus
melaksanakan tugas yang di berikan oleh dosen termasuk menghafal mufradat
walaupun sebenarnya tanpa dosen memberikan tugas, mereka akan menghafal
mufradat dengan sendirinya. Tanpa adanya tugas menghafal mufradat yang
diberikan oleh dosen maka mahasiswa akan berbuat sesuka hati mereka untuk tidak
menghafal maupun menghafal mufradat. Kaharuddin mengungkapkan bahwa:
Dalam proses pembelajaran, saya selalu meminta kepada mahasiswa untuk memanfaatkan mufradat yang telah mereka ketahui dan uslub-uslub atau pola kalimat dalam percakapan sehari-hari, agar mereka terbiasa dan tidak kaku ketika berbicara dengan menggunakan bahasa Arab.
63
4.1.3.2 Qawa’id (nahwu dan shorof)
Gramatika dalam bahasa Arab di kenal dengan istilah qawa’id di dalamnya
terdapat dua unsur yang saling terkait satu sama lain yakni ilmu nahwu dan shorof.
Ilmu nahwu merupakan salah satu satu cabang ilmu bahasa Arab yang biasa
digunakan sebagai sarana untuk membaca tulisan bahasa Arab. Sedangkan ilmu
shorof digunakan untuk mengubah bentuk-bentuk kata menjadi kata lain yang
memiliki makna bermacam-macam. Tashrif ini bertujuan agar mahasiswa dapat
menyesuaikan antara fi’il dan dhamir ketika bermuhadatsah. Dengan demikian ilmu
nahwu dan shorof mutlak diajarkan kepada mahasiswa agar memiliki kemampuan
berbahasa Arab dengan baik dan benar, karena suatu bahasa tanpa adanya tata bahasa
akan sulit dipahami. Kaharuddin mengungkapkan bahwa:
63
Kaharuddin, Rumah dosen, Dosen Mata Kuliah Maharah al-kalan, Wawancara, 29
November 2019.
47
Berkaitan dengan qawa’id (nahwu dan shorof) melihat kondisi mahasiswa untuk saat ini masih sangat minim secara keseluruhan meskipun ada beberapa orang yang sudah paham akan tetapi untuk secara keseluruhan masih banyak yang belum paham. Sehingga dosen harus bekerja keras untuk memberikan penguatan dan murojaah berkaitan dengan materi-materi nahwu dan shorof.
64
Berdasarkan pengamatan peneliti secara langsung pada saat dilapangan pada
saat proses pembelajaran berlangsung sebagian mahasiswa terutama yang berasal
dari pesantren dan Madrasah Aliyah rata-rata sudah paham berkaitan dengan nahwu
dan shorof karena mereka sudah memiliki bekal dan mempelajari qawa’id
sebelumnya, akan tetapi mereka yang berasal dari SMA maupun SMK yang
sebelumnya mereka belum pernah mempelajarai nahwu dan shorof maka akan butuh
banyak waktu, untuk itulah Kaharuddin selaku dosen mata kuliah maharah al-kalam
selalu meminta kepada mahasiswa agar ikut pembelajaran di luar perkuliahan dengan
mengikuti kursus bahasa Arab ataupun belajar kepada senior ataupun teman sekelas
mereka yang sudah memilki pengetahuan yang cukup memadai mengenai nahwu dan
shorof. Nurhapipa Sudirman mengatakan bahwa:
Tingkat pemahaman saya terhadap nahwu dan shorof sebenarnya masih kurang akan tetapi saya terus berusaha dan belajar kepada senior maupun alumni dari pendidikan bahasa Arab.
65
Berdasarkan hasil wawancara di atas dengan salah seorang mahasiswa
sebagian dari mereka telah ikut dalam kelompok belajar yang diadakan oleh
alumni dari prodi pendidikan bahasa Arab, karena menurut mereka hanya dengan
mengikuti pembelajaran dalam perkuliahan saja tidak cukup untuk memahami
bahasa Arab terlebih nahwu dan shorof membutuhkan banyak waktu untuk
mempelajarinya.
64Kaharuddin, Kampus IAIN Parepare, Dosen Mata Kuliah Maharah al-kalam, Wawancara
29 November 2019.
65 Nurhapipa Sudirman, Kampus IAIN Parepare, Wawancara, Tanggal 04 November 2019.
48
4.1.3.3 Rumus pola kalimat dasar
Berdasarkan hasil observasi penulis, bahwa dosen dalam mengajarkan
rumus pola kalimat di atas memakan waktu 3 kali pertemuan. Rumus pola kalimat
kalimat diatas benar-benar di usaha dipermantap guna menunjang untuk pertemuan
selanjutnya pada materi a’mal yaumiyyah.
4.1.3.3.1 Pertemuan pertama:
Pada pertemuan pertama dosen menjelaskan pola kalimat tentang:
رعيستطيع+أن+فعلالمضا–تطاعإس
يريد+أن+فعلالمضارع-أراد
Dari rumus pola kalimat di atas dosen menjelaskan bahwa kata kerja تطاعإس
يستطيع– dan يريد–أراد harus disandingkan dengan أن karena fi’il tidak boleh
bertemu langsung dengan fi’il jadi harus diperantarai oleh huruf أن. Boleh saja tidak
memakai huruf أن akan tetapi fi’ilnya harus dimasdarkan. Setelah itu dosen
memberikan contoh seperti:
يستطيعأنيرجعإلىبيته
Dia bisa pulang ke rumahnya
أريدأنأذهبإلىالمدرسة
Saya ingin pergi ke sekolah
Setelah dosen memberikan contoh dosen memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk membuat contoh sesuai rumus pola kalimat di atas kemudian
menunjuk masing-masing mahasiswa untuk mengungkapkan contoh yang telah
mereka buat.
49
4.1.3.3.2 Pertemuan kedua:
Pada pertemuan kedua dosen menjelaskan pola kalimat sebelum dan setelah.
Kata قبل harus disandingkan dengan أن dan kemudian fi’il mudhari begitupun
dengan kata بعد harus disandingkan dengan أن dan kemudian fi’il madhi. Kemudian
dosen memberikan contoh kepada mahasiswa:
قبل+أن+فعلالمضار
بعد+أن+فعلالماضى
Contoh:
أدرسأنااأكلأن قبل
Sebelum saya belajar saya makan
بعدماصليتأناأقرأالقرآن
Setelah saya shalat saya membaca Al-Qur’an
Kemudian setelah dosen memberikan contoh dosen memerintahkan
mahasiswa membuat contoh dan latihan dengan teman mereka dengan bertanya
jawab sesuai rumus pola kalimat di atas. Setelah itu dosen menjelaskan rumus pola
kalimat (fi’il) yang berpasangan dengan huruf jar dan membutuhkan fi’il.
يجب+على+أن+فعلالمضارع
أن+فعلالمضارعيجوز+ل+
50
عليني/ليأناعليك/لكأنتعليه/لهوه
علينا/لنانحنعليكما/لكما أنتماعليهما/لهماهما
عليكم/لكمأنتمعليهم/لهمهم
لكعليك/أنتعليها/لهاهي
عليكما/لكماأنتماعليهما/لهماهما
/لهنهن عليكن/لكن أنتن عليهن
Setelah dosen menjelaskan perubahan dhamir ketika dimasuki huruf jar dosen
memberikan contoh:
يوم يحبعليكأنتدرسكل
Wajib bagi kamu belajar setiap hari
اآلنيجوزلكأنتذهب
Kamu boleh pergi sekarang
Mahasiswa harus benar-benar memahami perubahan dhamir ketika masuk
kepada huruf jar (ل dan على) karena ini sangat membantu ketika mahasiswa ingin
ingin mengungkapkan sesuatu berdasarkan rumus pola kalimat di atas.
4.1.3.3.3 Pertemuan ketiga:
Pada pertemuan ketiga, pendidik mengajarkan ungkapan salam dan
penghormatan.
51
Ungkapan penghormatan kepada undangan yang hadir dalam pertemuan:
Ungkapan Untuk
Raja صاحبالجاللة
Presiden dan wakil presiden الفخامةصاحب
الد ولةصاحب Ketua DPR
الس مو صاحب Gubernur, bupati
المعالى/الفضيلةصاحب Menteri/ rektor perguruan
tinggi
الس عادةصاحب Dekan fakultas, pimpinan,
guru besar
Ulama, dosen, pembicara فضيلةالش يخ
ين حضراتالض يوفالمدعو
الكريمHadirin dan hadirat
الكرامأيهاالض يوف Hadirin dan hadirat
Hadirin dan hadirat سي داتيوسادتي
.Mahasiswa, pelajar, dll إخوانيالكرام
Salam penghormatan pada saat bertemu:
Jawaban Ungkapan
أهالبك أهالوسهالومرحبا
Selamat datang
بخيروالحمدهللحالتيغيرجيدة
Alhamdulillah, baik-baik/
seperti biasa saya kurang sehat
الككيفخ
Apa kabar
ونحنكذلك
Kami juga begitu
نحنفىشوقإليك
Kami rindu kepadamu
52
شرفهللامقدارك
Allah memuliakan
penghargaan anda
فتناحضوركلقدشر
Kami merasa terhormat
dengan kehadiran anda
وأناكذلك
Saya juga begitu
قاءأناسعيدبهاذالل
Saya bahagia dengan
pertemuan ini
Salam penghormatan saat berpisah:
Jawaban Ungkapan
إلىالل قاء
Sampai jumpa juga
إلىالل قاء
Sampai jumpa
وأنتكذلك
Begitu juga anda
نترككفيرعايةهللا
Sampai jumpa kami
meninggalkanmu dalam lindungan
Allah
هللايحفظك
Allah menjaga anda
فيحفظهللا
Sampai jumpa semoga dalam
lindungan Allah
وداعاياإبنيإلىلقاءعلىخير
Selamat jalan wahai anakku
dan sampai bertemu dalam kebaikan
وداعاياوالدي
Selamat tinggal bapakku
مكهللايسل
Allah menyelamatkanmu
معالسالمة
Selamat jalan keselamatan
bersamamu
عنإذنكياأخي المةمعالس
53
Selamat jalan (keselamatan
bersamamu)
Saya pamit dulu wahai
sahabatku
سأبلغسالمكإلى
Saya akan sampaikan
salamnya ke…
بلغسالميإلى
Sampaikan salamku ke…
المس لعليكوعليها
Keselamatan bagimu dan
baginya
Pada akhir pembelajaran dosen mengingatkan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya dan memberikan tugas hafalan mufradat kepada
mahasiswa.
4.2 Implementasi Metode Hiwar terhadap materi al-A’mal al-Yaumiyyah
pada Mata Kuliah Maharah al-Kalam Mahasiswa Angkatan 2018 Prodi
Pendidikan Bahasa Arab.
Pada dasarnya metode merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara untuk
melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari dosen
dan mahasiswa untuk saling berinteraksi melakukan suatu kegiatan sehingga proses
pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh dosen. Agar
bisa mencapai tujuan dari dari pembelajaran itu sendiri. Dengan menggunakan
metode pembelajaran yang tepat maka terciptalah proses belajar mengajar semakin
efektif dan efisien, sehingga mahasiswa pun bisa belajar dengan baik. Dengan
menggunakan metode pembelajaran dapat disusun penyampaian materi yang bagus
dan juga menarik. Hal ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan
pembelajaran yang telah diterapkan. Keberhasilan dari implementasi strategi
54
pembelajaran sangat bergantung pada pendidik menggunakan metode dalam
pembelajaran. Kaharuddin mengungkapkan:
berkaitan dengan metode bahwa setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan dan kita tidak boleh menginggulkan suatu metode dengan metode lain karena metode itu berfungsi sesuai kapan dan dimana metode itu digunakan.
66
Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan dosen mata kuliah di
atas bahwa dosen haruslah mempunyai metode ini dikarenakan metode merupakan
cara untuk mencapai tujuan yang harus ditempuh dalam proses pembelajaran/
Pemilihan dan penggunaan metode yang tepat menjadi penentu tercapainya tujuan
pembelajaran dan suksesnya seorang guru dalam mentransfer ilmunya. Sebab pada
prinsipnya metode yang baik bukanlah metode yang paling sering digunakan akan
tetapi metode baik adalah yang cocok dengan materi yang diajarkan dan sesuai
dengan situasi dan kondisi. Kaharuddin mengungkapkan bahwa:
Berkaitan dengan penggunaan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran maharah al-kalam metode hiwar merupakan sesuatu hal mutlak yang harus digunakan oleh dosen karena metode hiwar ini sangat efektif dan cocok dalam meningkatkan muhadatsah mahasiswa.
67
Berdasarkan ungkapan dosen diatas maka metode hiwar ini jika
diimplementasikan pada pembelajaran maharah al-kalam maka kita akan
mendapatkan perubahan yang terjadi pada muhadatsah mahasiswa karena mtode
hiwar ini merupakan metode yang menuntut mahasiswa untuk aktif berbicara baik itu
terhadap teman sendiri maupun terhadap dosen. Amir Abbas mengungkapkan
Metode hiwar yang diterapkan oleh dosen dalam mengajarkan mata kuliah maharah al-kalam sesuai dengan kebutuhan kami dan sangat membantu kami untuk aktif dalam bermuhadatsah sedikit demi sedikit.
68
Berdasarkan pernyataan salah satu mahasiswa di atas mengenai penerapan
metode hiwar dalam pembelajaran maharah al-kalam, memberikan kesan tersendiri
terhadap mahasiswa, ada hasil yang nyata yang didapatkan mahasiswa dari
penerapan metode hiwar. Mahasiswa dapat bermuhadatsah sedikit demi sedikit
walaupun belum terlalu sempurna, ketidaksesuaian pola-pola kalimat maupun
ketidaksesuain fi’il dengan dhamir yang seharusnya.
4.2.1 Proses penerapan metode hiwar terhadap materi al-a’mal al-yaumiyyah pada
Mata kuliah maharah al-Kalam mahasiswa angkatan 2018 prodi pendidikan bahasa
Arab
Pembelajaran maharah al-kalam sebelumnya dosen telah menyampaikan
materi-materi yang akan dipelajari dalam pembelajaran, salah satunya adalah materi
al-a’mal al-yaumiyyah agar mahasiswa mempersiapkan diri untuk materi tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dari awal proses pembelajaran
sampai kepada materi al-a’mal al-yaumiyyah dosen menjelaskan kalimat-kalimat
yang penting dalam kegiatan muhadatsah, menjelaskan pola-pola kalimat dasar,
membiasakan mahasiswa untuk berbahasa Arab, dan menerjemahkan pola kalimat
dalam bahasa Indonesia kedalam bahasa Arab sampai pada akhirnya dosen
memberikan tugas untuk berhiwar mengenai al-a’mal al-yaumiyyah.
Proses dosen dalam mengajarkan materi al-a’mal al-yaumiyyah adalah
sebagai berikut:
4.2.1.1 Pertama, dosen memberikan topik hiwar jauh hari sebelumnya dan
memerintahkan mahasiswa untuk mempersiapkan diri, apakah dengan mengkonsep
68
Amir Abbas, Kampus IAIN Parepare, Wawancara, Tanggal 04 November 2019.
56
topik hiwar tersebut, kemudian latihan berbicara, baik itu sendiri maupun bersama
dengan teman yang lain, atau mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang nantinya
akan ditanyakan kepada teman mereka yang persentasi.
4.2.1.2 Kedua, Meminta mahasiswa untuk mengungkapan aktifitasnya sehari-hari
(al-a’mal al-yaumiyyah) dalam bahasa Arab. pada saat materi al-a’mal al-yaumiyyah
diterapkan dosen menunjuk satu persatu dari mahasiswa untuk mempresentasikan al-
a’mal al-yaumiyyah mereka mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Seperti
apa yang dipersentasikan oleh salah satu dari mahasiswa mulai dari bangun tidur
Berdasarkan pengamatan penulis bahwa hasil persentasi dari salah seorang
mahasiswa di atas sudah memenuhi standar karena susunan pola kalimat yang
digunakan sudah sesuai dan antara fi’il dan dhamir pun sudah sesuai. Namun tidak
semua mahasiswa mempersentasikan al-a’mal al-yaumiyyah mereka seperti salah
seorang mahasiswa di atas, Banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan
menyesuaikan antara fi’il dan dhamir pada saat berhiwar materi al-a’mal al-
yaumiyyah. Seperti:
57
إلىالجامعةتذهبكمالساعةانت -
- Jam berapa kamu perempuan ingin pergi ke kampus
اماىالجامعةفىالساعةالسابعةتمإلذهبتهي -
- Dia perempuan pergi ke kampus pada jam 07.00
قبلأنتذهبيإلىالجامعةتأكلينماذا -
- Apa yang kamu (lk) makan sebelum pergi ke kampus
معأصدقاءفيالفصلأناجلست -
- Saya duduk di kelas bersama dengan teman-teman
الصبحأناقرأالقرآنصليتبعدما -
- Setelah saya shalat subuh saya langsung membaca Al-Qur’an
Contoh di atas merupakan beberapa hal dari kesalahan-kesalahan yang
sebagian besar mahasiswa alami, banyaknya perubahan kata pada setiap fi’il yang
membuat mahasiswa bingung dan terkeco terlebih dalam tashrif lughowi
perbedaannya hanya sedikit sekali. Salmiah mengungkapkan bahwa:
Sebenarnya kami telah menghafal tashrif lughowi jauh hari sejak awal pembelajaran maharah al-kalam akan tetapi kadang kala ketika kami mempresentasikan materi al-a’mal al-yaumiyyah dan berhiwar masih ada ketidaksesuai antara fi’il dan dhamir yang dimaksud
69
Dalam mengimplementasi shorof dalam percakapan memang tidaklah mudah
tidak semudah membalikkan telapak tangan akan tetapi dibutuhkan ketekunan dan
latihan dan pembiasaan, menggunakan mufradat dan shorof dalam kegiatan
berbahasa sehari-hari minimal selama proses perkuliahan. Untuk menguasai bahasa
asing terutama bahasa Arab, mahasiswa dituntut untuk tidak segan dan malu dan
69
Salmiah, Kampus IAIN Parepare, Wawancara, Tanggal 04 November 2019.
58
membiasakan diri untuk memakainya setiap hari. Pembiasaan merupakan kunci
utama dalam menguasai keterampilan, terutama keterampilan berbicara.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bahwa sebagian mahasiswa
masih minim dalam berbahasa ini dikarenakan mahasiswa tidak terbiasa mahasiswa
hanya berinteraksi menggunakan bahasa Arab pada saat di kampus saja selebihnya
ketika berada di luar kampus mereka berinteraksi menggunakan bahasa Indonesia.
4.2.1.3 Ketiga, Meminta mahasiswa untuk mengulangi pembicaran mahasiswa yang
lain. Ini juga bertujuan untuk melatih istima’ mahasiswa Fitriani mengungkapkan
bahwa:
Ketika mempresentasikan materi al-a’mal al-yaumiyyah di depan dosen dan teman-teman sekelas, saya merasa gugup tapi karena saya telah membuat konsep dan latihan presentasi materi al-a’mal al-yaumiyyah maka saya dapat mempresentasikan materi al-a’mal al-yaumiyyah sesuai harapan saya.
70
Mahasiswa di anjurkan untuk membuat konsep hiwar terhadap materi al-
a’mal al-yaumiyyah ini bertujuan agar mahasiswa. ketika persentasi al-a’mal al-
yaumiyyah.
Materi al-a’mal al-yaumiyyah merupakan materi awal dan materi wajib pada
mata kuliah maharah al-kalam ini di karenakan materi al-a’mal al-yaumiyyah
sangat cocok bagi pemula yang ingin belajar bermuhadatsah terutama bagi
mahasiswa yang bukan berasal dari pesantren. Jika mahasiswa tidak berhasil dalam
menghiwarkan materi al-a’mal al-yaumiyyah yang sudah jelas sangat mudah dan
praktis maka, bagaimana dengan materi-materi selanjutnya yang mungkin lebih
tinggi. Jadi materi al-a’mal al-yaumiyyah menjadi penentu bagi mahasiswa untuk
Fitriani, Kampus IAIN Parepare, Wawancara, Tanggal 04 November 2019.
59
Materi dialog tentang al-a’mal al-yaumiyyah benar-benar mengajarkan mahasiswa berbahasa Arab dari awal secara pelan-pelan sampai pada akhir bisa berbahasa Arab.
71
Materi al-a’mal al-yaumiyyah merupakan materi yang sangat mudah untuk dipraktekkan dalam kegiatan berbahasa karena menggunakan mufradat yang mudah dan sering kita dengar dalam keseharian kita. Mahasiswa diajarkan dari awal untuk berbahasa Arab. Muh. Rasyid Ridho mengungkapkan bahwa:
Materi al-a’mal al-yaumiyyah merupakan materi kesukaan saya karena materi ini merupakan materi yang pertama kali mengajarkan saya berbahasa Arab. Yang sebelumnya saya tidak pernah berbahasa Arab dengan teman-teman saya dalam proses pembelajaran apalagi persentasi sampai pada proses dialog dengan menggunakan bahasa Arab akan tetapi setelah materi ini saya dapat berbahasa Arab walaupun hanya seputar kegiatan sehari-hari, tetapi minimal ini menjadi bekal saya untuk menghadapi materi-materi hiwar selanjutnya.
72
4.2.1.4 keempat, meminta mahasiswa untuk melakukan proses tanya jawab terkait
72Muh. Rasyid Ridho, Kampus IAIN Parepare, Wawancara, 04 November 2019.
60
memberikan koreksi terhadap kesalahan uslub dan pola kalimat yang diucapkan oleh
mahasiswa.
4.3 kekurangan dan kelebihan dari metode hiwar terhadap materi al-a’mal al-
yaumiyyah pada mata kuliah maharah al-kalam mahasiswa angkatan 2018 prodi
pendidikan bahasa Arab.
Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri, tapi metode
tersebut akan efektif jika di pergunakan sesuai situasi dan kondisi dalam
pembelajaran dan begitu pula sebaliknya jika metode tersebut di pergunakan tidak
sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik dalam pembelajaran maka otomatis
metode tersebut gagal. Jadi pemilihan metode dalam pembelajaran merupakan hal
yang utama untuk menunjang keberhasilan pembelajaran.
Untuk mengetahui apakah kekurangan dan kelebihan dari metode hiwar maka
penulis mengutip jawaban dosen maharah al-kalam dan sebagian mahasiswa yang
ikut dalam pembelajaran maharah al-kalam:
4.3.1 Kekurangan metode hiwar terhadap materi al-a’mal al-yaumiyyah pada mata
kuliah maharah al-kalam mahasiswa angkatan 2018 prodi pendidikan bahasa Arab.
4.3.1.1 Metode hiwar tidak cocok di pergunakan bagi mahasiswa yang tidak
mempunyai mufradat.
Mufradat merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh
mahasiswa untuk memperoleh kemahiran berkomunikasi dengan bahas tersebut.
Dalam bahasa manapun perihal kosa kata mempunyai peranan yang sangat penting
untuk di pelajari tidak terkecuali dalam bahasa Arab, manusia melakukan kegiatan
sehari-hari dengan menggunakan kata, dan mufradat-mufradat tersebut tersusun
dalam bentuk kalimat. Untuk itu penguasaan mufradat merupakan hal yang utama
untuk dipelajari sebagai syarat bagi mereka yang mahir dalam berbahasa seseorang
61
untuk apat mengungkapkan maksud hatinya, perasaan, dan pikiran mereka. Tanpa
kata-kata yang tersusun menjadi kalimat, maka keinginan tersebut tidak dapat
tersampaikan. Misrawati mengungkapkan bahwa:
Dalam proses hiwar mengenai materi al-a’mal al-yaumiyyah setelah mempersentasikan materi tersebut dan berlangsung proses tanya jawab kadang kala memakan waktu yang banyak, terutama apabila kami tidak mengerti apa yang dikatakan oleh teman kami sendiri saat bertanya sehingga kami tidak dapat menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh teman kami.
73
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti di atas bahwa
mufradat mempunyai posisi yang sangat penting dalam kegiatan berbahasa dengan
mufradat maka mahasiswa akan dapat mempresentasikan materi al-a’mal al-
yaumiyyah dan materi-materi selanjutnya pada pembelajaran maharah al-kalam dan
mahasiswa dapat memahami apa yang diungkapkan oleh temannya dan menjawab
pertanyaan sesuai apa yang ada dalam pikiran mereka.
4.3.1.2 Metode hiwar tidak cocok dipergunakan bagi mahasiswa yang tidak
mempunyai keberanian dan kemauan dalam berbicara.
Menerapkan metode hiwar dikalangan mahasiswa yang tidak mempunyai
keberanian serta percaya diri yang tinggi maka akan dipastikan tujuan yang ingin kita
capai dalam metode hiwar tidak akan tercapai. Karena pada realitasnya metode
hiwar menuntut agar mahasiswa aktif dalam berbicara dan berdialog.
4.3.2 Kelebihan metode hiwar tentang al-a’mal al-yaumiyyah dalam pembelajaran
mata kuliah maharah al-kalam mahasiswa angkatan 2018 prodi pendidikan bahasa
Arab.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada dosen mata
kuliah maharah al-kalam mengatakan bahwa pada dasarnya tidak ada metode yang
lebih unggul dengan metode yang lain akan tetapi jika metode di pergunakan sesuai
73
Misrawati, Kampus IAIN Parepare, Wawancara, Tanggal 04 November 2019.
62
dengan situasi dan kondisi mahasiswa, maka itulah yang menjadi kelebihan dari
metode tersebut.
63
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.1.1 Proses pembelajaran maharah al-kalam dalam kelas dosen tuangkan kedalam
RPP yang didalamnya terdiri dari: Perencanaan pembelajaran, Kegiatan pendahuluan
yang dilakukan oleh dosen, kegiatan inti yang dilakukan dosen, dan kegiatan akhir
yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa
5.1.2 Proses implementasi metode hiwar terhadap materi al-a’mal al-yaumiyyah
pada mata kuliah maharah al-kalam yakni pertama, Dosen memberikan topik hiwar
kepada mahasiswa, kedua, Meminta mahasiswa untuk mengungkapan aktifitasnya
sehari-hari (al-a’mal al-yaumiyyah) dalam bahasa Arab, ketiga, , Meminta
mahasiswa untuk mengulangi pembicaran mahasiswa yang lain, keempat, meminta
mahasiswa untuk melakukan proses tanya jawab terkait materi al-a’mal al-
yaumiyyah, kelima, Memberikan koreksi terhadap kesalahan uslub dan pola kalimat
yang diucapkan.
5.1.3 Kelebihan dan kekurangan metode hiwar terhadap materi al-a’mal al-
yaumiyyah pada mata kuliah maharah al-kalam mahasiswa angkatan 2018 prodi
pendidikan bahasa Arab.
5.1.3.1 Kelebihannya yaitu:
5.1.3.1.1 Praktek langsung, adanya keterlibatan langsung antara dua pihak atau lebih
pada saat berbicara baik antara mahasiswa dengan mahasiswa yang lain maupun
antara dosen dengan mahasiswa.
5.1.3.1.2 Metode hiwar dapat mengikis kekakuan mahasiswa dalam mengucapkan
bahasa Arab.
5.1.3.1.3 Mendorong mahasiswa untuk lebih aktif berbicara.
64
5.1.3.2 Kekurangannya yaitu:
5.1.3.2.1 Metode hiwar tidak cocok dipergunakan bagi mahasiswa yang tidak
mempunyai mufradat.
5.1.3.2.2 Metode hiwar tidak cocok dipergunakan bagi mahasiswa yang tidak
mempunyai keberanian dan kemauan dalam berbicara.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi dosen mata kuliah maharah al-kalam.
Berdasarkan hasil yang didapatkan dalam penelitin ini, maka hendaknya
dosen mata kuliah maharah al-kalam mewajibkan kepada semua mahasiswa untuk
mengikuti kursus atau bimbingan belajar baik yang diadakan oleh senior mereka atau
alumni dari prodi pendidikan bahasa Arab dan memberikan sanksi kepada
mahasiswa yang tidak mengikuti kursusan atau bimbingan belajar, supaya
mahasiswa terdorong dan merasa itu kewajiban sehingga mahasiswa mau tidak mau
harus mengikuti pembelajaran diluar perkuliahan.
5.2.2 Bagi peserta didik/ mahasiswa prodi pendidikan bahasa Arab
Hendaknya mahasiswa bersungguh dalam mempelajari bahasa, karena telah
memilih prodi prodi pendidikan bahasa Arab maka untuk mendalami segala hal yang
berkaitan dengan bahasa arab adalah kewajiban mahasiswa. Begitupun dalam mata
kuliah maharah al-kalam, maka untuk dapat menguasai kecakapan dalam
bermuhadatsah mahasiswa harus menguasai segala hal yang dapat menunjang agar
dapat bermuhadatsah seperti menghafal mufradat, mempelajari qawa’id (nahwu/
shorof), mempelajari uslub-uslub pola kalimat, dan tidak kalah penting yakni sering
berlatih dalm bermuhadatsah dan sering-sering mempergunakan mufradat dalam
Anshor, Ahmad Muhtadi. 2009. Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya, Cet. 1; Yogyakarta: Penerbit Teras.
Arsyad, Azhar. 2010. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya Beberapa Pokok Pikiran, Cet. III; Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ariati, Surti. 2016. “Pengaruh Metode Tanya Jawab dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Tarbiyah dan Adab Sekolah Tinggi Agama Islam Parepare”. Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah dan Adab: Parepare.
Amarodin, 2015. Penerapan Metode Hiwar dalam Pembelajaran Untuk Meningkatkan KeberhasilanBelajar Bahasa Arab Materi Istima’ Tentang Fil Baiti Siswa Kelas V MI Nasriyah Sumberjo Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi Sarjana ;Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan: Semarang.
Basyir, Ahmad Abdullah. 1971. Terjemah Mudzakarotu Ta’lim al-Kalam (al-Muhadatsah), Saudi Arabiyah Li-Daurat aat-Tadribiyat al-Maksyafah/
Departemen Pendidikan Nasional. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Cet.7; Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Cet. I
;Jakarta: Rineka Cipta.
Fitriyah. 2017. Efektifitas Metode Hiwar dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicaraa pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di SMA Islam Sultan Agung Semarang.https://www.google.co.id/search?q=efektifitas+metode+hiwar&client=ucweb-mini-b&channel=Ib. (Diakses 18 Maret 2019).
Fuad Effendy, Ahmad. 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Ghani, Abd Rahman. 2014. Metode Penelitian Tindakan Sekolah. Cet II; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara/
Hermawan, Acep. 2014. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Cet IV; Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
66
Hamid, Abdul dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: UIN Malang Press.
Mani bin Abd al-Aziz al-Mani, Mudzakarah al-Daurath al-Tarbawiyyah al-Qashirah, Ma’had al-ulum al-Islamiyyah wa al-Arabiyyah fi Indonesia, 1912 H.
Muna, Wa. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Teori dan Aplikasi, Cet. I; Yogyakarta: Teras.
2 mahasiswa minat terhadap pembelajaran maharah al-
kalam √
3 mahasiswa termotivasi dengan motivasi yang di berikan
oleh dosen √
4 mahasiswa menyukai gaya mengajar dosen √
5 mahasiswa menyukai desain dan suasana ruang belajar √
6 mahasiswa memahami bahasa Arab yang digunakan oleh
dosen selama pembelajaran berlangsung √
7 mahasiswa menjalankan intruksi yang di sampaikan oleh
dosen pada pertemuan sebelumnya √
8 mahasiswa menghafal mufradat yang di berikan oleh
dosen √
9 mahasiswa mampu mengimplementasikan hafalan
mufradat yang di hafal dalam bermuhadatsah √
10 mahasiswa mengetahui qawaid (nahwu/shorof) dalam
bahasa Arab √
11 mahasiswa mampu mengimplementasikan qawaid √
(nahwu/shorof) dalam bermuhadatsa
12 mahasiswa senang metode hiwar yang di terapkan oleh
dosen dalam mata kuliah maharah al-kalam √
13 Mahasiswa semangat mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode hiwar √
14
mahasiswa menyukai materi al-a’mal al-yaumiyyah
sebagai salah satu materi pada mata kuliah maharah al-
kalam
√
15
mahasiswa termotivasi menggunakan bahasa Arab dalam
kehidupan sehari-hari setelah di terapkannya materi al-
a’mal al-yaumiyyah
√
16
mahasiswa persentasi materi al-a’mal al-yaumiyyah
dengan menggunakan bahasa Arab dengan baik sesuai
dengan qawaid (nahwu/ shorof)
√
17 mahasiswa menggunakan bahasa Arab selama proses
pembelajaran berlangsung √
18
Seluruh mahasiswa aktif saling bertanya jawab terhadap
materi al-a’mal al-yaumiyyah saat proses pembelajaran
berlangsung
√
19
mahasiswa mampu berkolaborasi dan berpartisipasi
dalam kegiatan pembelajaran dengan materi al-a’mal al-
yaumiyyah
√
20 mahasiswa memberikan respon dari stimulus yang di
berikan dosen √
21 mahasiswa mampu menggunakan bahasa Arab sebagai
bahasa komunikasi √
PEDOMAN WAWANCARA
1. Dosen Mata Kuliah Maharah al-Kalam
No
Pertanyaan
1 Bagaimana bapak dalam memulai proses pembelajaran pada mata kuliah
maharah al-kalam
2 Apakah bapak mengenali latar belakang semua mahasiswa yang bapak ajar
dalam kelas ini?
3 Bagaimana bapak mengkondisikan diri dalam menghadapi mahasiswa yang
memilki latar belakang pendidikan yang berbeda?
4 Apakah bapak memberikan motivasi belajar kepada mahasiswa di awal atau di
akhir pembelajaran dan motivasi bagaimana yang bapak berikan?
5 Bahasa apa yang bapak gunakan selama proses pembelajaran berlangsung?
6 Apakah bapak berkomunikasi dengan mahasiswa menggunakan bahasa Arab di
dalam dan di luar kelas?
7
8
Selama mengajarkan mata kuliah maharah al-kalam apakah bapak mengalami
kesulitan?
8 Upaya apa yang bapak lakukan dalam mengatasi kesulitan bermuhadatsah
mahasiswa?
9 Bagaimana bapak mendorong mahasiswa k agar memiliki pembendaharaan
kosa kata yang lebih banyak?
10 Bagaimana cara bapak agar kosa kata/mufradat yang telah mahasiswa ketahui
dapat di gunakan dalam kegiatan berbahasa?
11 Bagaimana minat mahasiswa terhadap pembelajaran maharah al-kalam?
12 Apakah seluruh mahasiswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung ?dan
bagaimana cara bapak membuat mahasiswa yang tidak aktif menjadi aktif?
13 Menurut bapak bagaiman tingkat pemahaman mahasiswa dalam memahami
(nahwu/shorof) dalam bahasa Arab?
14 Menurut bapak apakah mahasiswa mampu mengimplementasikan qawai
(nahwu/shorof) mereka dalam bermuhadatsah?
15 Bagaimana pendapat bapak mengenai metode hiwar?
16 Bagaimana cara bapak mengimlementasikan metode hiwar terhadap materi al-
a’mal al-yaumiyyah dalam pembelajaran?
17 Apakah mahasiswa tertarik terhadap metode hiwar yang bapak terapkan?
18
Apakah bapak mengalami kesulitan ketika menerapkan metode hiwar dalam
pembelajaran muhadatsah?, dan bagaimana solusi bapak mengatasi kesulitan
itu?
19 Apa keunggulan dari metode hiwar di bandingkan dengan metode-metode yang
lain?
20 Menurut bapak apa kelemahan dari metode hiwar ini?
21 Bagaimana cara bapak mengajarkan materi al-a’mal al-yaumiyyah agar
mahasiswa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran?
22 Mengapa bapak memilih materi al-a’mal al-yaumiyyah sebagai salah satu
materi dalam mata kuliah maharah al-kalam
23 Apakah bapak menjadikan materi al-a’mal al-yaumiyyah sebagai materi utama
dalam mata kuliah maharah al-kalam?
24 Bagaimana respon mahasiswa mengenai materi al-a’mal alyaumiyyah pada
mata kuliah maharah al-kalam?
25 Apakah seluruh mahasiswa mendapatkan giliran dalam mempresentasikan
materi al-a’mal al-yaumiyyah dalam pembelajaran?
26 Menurut bapak apakah pada saat presentasi materi al-a’mal al-yaumiyyah
Qawaid (nahwu/shorof) mahasiswa sudah sesuai?
27 Apakah seluruh mahasiswa aktif bertanya jawab / berhiwar materi al-a’mal al-
yaumiyyah ini selama proses pembelajaran berlangsung?
28 Upaya apa yang bapak lakukan agar mahasiswa yang tidak aktif berbicara
tmengenai al-a’mal al-yaumiyyah menjadi aktif berbicara?
29 Menurut bapak apakah materi al-a’mal yaumiyyah sudah tepat untuk
meningkatkan muhadatsah mahasiswa?
30 Menurut bapak apakah ada perbedaan suasana pembelajaran antara materi al-
a’mal al-yaumiyyah dengan materi maharah al-kalam yang lain?
31 Ketika peserta didik presentasi materi a’mal yaumiyyah meliputi apa saja?
32 Menurut bapak apa keistimewaan materi al-a’mal al-yaumiyyah dengan materi-
materi maharah al-kalam lainnya?
33 Menurut bapak apa kekurangan dari materi al-a’mal al-yaumiyyah ini
34 Berapa persen target bapak yang tercapai dari materi al-a’mal al-yaumiyyah?
2. Mahasiswa pendidikan bahasa Arab IAIN Parepare
No
Pertanyaan
1 Bagaimana pendapat anda tentang pembelajaran maharah al-kalam?
2 Apakah anda tertarik dengan pembelajaran maharah al-kalam?
3 Apakah ada motivasi yang di sampaikan oleh dosen sebelum atau sesudah
proses pembelajaran berlangsung?
4 Apakah anda menyukasi gaya mengajar dosen ketika mengajar?
5 Menurut anda apakah kondisi ruangan saat pembelajaran sudah kondusif?
6 Apakah anda termotivasi dengan motivasi yang di berikan oleh dosen kepada
anda?
7 Apakah anda memahami bahasa yang digunakan oleh dosen selama proses
pembelajaran?
8 Apakah anda mampu berinteraksi dengan dosen maupun dengan mahasiswa
lainnya dengan menggunakan bahasa Arab?
9 Apa anda memiliki pembendaharaan kosa kata yang banyak tentang bahasa
Arab?
10 Berapa kosa kata yang telah anda hafalkan?
11 Apakah anda menggunakan kosa kata / mufradat yang telah anda hafal dalam
muhadatsah di dalam kelas maupun di kelas?
12
Bagaimana pandangan anda tentang kaidah dalam bahasa Arab?, dan sampai
di mana pengetahuan anda tentang qawaid (nahwu/shorof) dalam
pembelajaran bahasa Arab?
13 Apakah anda menggunakan nahwu dan shorof yang anda ketahui dalam
kegiatan berbahasa?
14 Kesulitan apa yang anda dapati ketika menggunakan nahwu dan shorof dalam
bermuhadatsah?
15
Usaha apa yang anda lakukan agar dalam bermuhadatsah anda bias
mengaplikasikan nahwu dan shorof anda dengan baik?
16
Menurut anda manakah yang lebih mudah di implementasikan dalam
muhadatsah antara nahwu / shorof ?
17 Bagaiman pendapat anda tentang metode hiwar?
18
Apakah anda tertarik mengikuti pembelajaran maharah al-kalam dengan
menggunakan metode ini?
19
Menurut anda apa kelebihan dan kekurangan metode hiwar setelah diterapkan
dalam pembelajaran?
20 Bagaimana pendapat anda mengenai materi al-a’mal al-yaumiyyah?
21
Apakah anda menyukai cara dosen dalam mengajarkan materi al-a’mal al-
yaumiyyah ?
22
Menurut anda apa keistimewaan materi al-a’mal al-yaumiyyah di bandingkan
dengan materi yang lain?
23
Apakah setelah materi al-a’mal al-yaumiyyah ini di terapkan oleh dosen anda
merasakan perubahahan muhadatsah pada diri anda?
24
Apakah anda mampu mempresentasikan materi hiwar sesuai dengan qawaid
(nahwu/shorof?
25
Apa yang anda rasakan ketika mempresentasikan al-a’mal al-yaumiyyah anda
di di depan teman-teman anda dan bagaimana cara anda agar a’mal
yaumiyyah yang telah kalian konsep di rumah dapat berjalan baik saat
bercerita di depan teman-teman anda?
26
Apakah anda mengalami kesulitan ketika bermuhadatsah dengan materi al-
a’mal al-yaumiyyah?
27
Upaya apa yang anda lakukan dalam kesulitan bermuhadatsah mengenai al-
a’mal al-yaumiyyah?
28
Ketika teman anda presentasi materi al-a’mal al-yaumiyyah pertanyaan apa
yang paling pertama muncul dalam pikiran anda?
29
Apakah dalam presentasi materi al-a’mal al-yaumiyyah anda menggunakan
kosakata yang sama dengan teman anda? Dan bagaimana cara anda agar
presentasi materi al-a’mal al-yaumiyyah kalian berbeda dengan yang lain dari
segi penggunaan kosakata?
30
Apakah menurut anda materi al-a’mal al-yaumiyyah cukup signifikan
mempengaruhi muhadatsah anda?
31
Apakah anda mengetahui arti seluruh arti dari perkataan dari teman anda saat
berhiwat materi al-a’mal al-yaumiyyah?
32
Pertanyaan seperti apa yang biasanya sering muncul dalam pikiran anda
ketika teman anda persentasi materi al-a’mal al-yaumiyyah?
33
Apa yang anda lakukan ketika anda tidak mampu menjawab pertanyaan dari
teman anda mengenai materi al-a’mal al-yaumiyyah?
34
Saat anda persentasi materi al-a’mal al-yaumiyyah seputar apa saja yang anda
bahas?
35
Apakah anda termotivasi menggunakan bahasa Arab dalam keseharian anda
setelah di terapkannya materi al-a’mal al-yaumiyyah?
Setelah mencermati instrumen dalam penelitian penyusunan skripsi
mahasiswa sesuai dengan judul tersebut maka pada dasarnya dipandang telah
memenuhi kelayakan untuk digunakan dalam penelitian yang bersangkutan.
Parepare, 07 Agustus 2019
Dosen Pembimbing
Utama Pendamping
H. Abd. Halim K.Dr.M.A Kaharuddin, S.Ag.,M.Pd
19600505 199102 1 001 19730325 200801 1 024
SILABI MATA KULIAH
Mata kuliah ; Maharah al- Kalam 1
Program studi ; PBA
Fakultas : Tarbiyah
Semster : III
Bobot : 2 SKS
Elemen Kompetensi : Mata Kuliah Khusus
Jenis Kompetensi : Pendukung
Standar Kompetensi : Menguasai, memahami dan memiliki kemampuan percakpa bahasa Arab) Agar mahasiswa mampu menambah perbendaharaan
mufradat, pola kalimat dan mempergunakannya dalam bercakapan sehari-hari dengan bahasa Arab standar.
No.
Kompetensi Dasar
Materi Pokok Strategi Pembelajaran
Indikator Alokasi Waktu
Evaluasi
Sumber bahan
1.
Mahasiswa mampu memahami materi2 awal dalam muhadatsah
1. Penguasaan kosakata dasar
2. Penguasaan tasrif 3. Penguasaan kata
tanya
1. Meminta peserta didik untuk menghafal/mengulangi tasrif
2. Meminta peserta didik untuk menghafal/mengulangi kata tanya beserta dengan contohnya
3. Meminta peserta didik untuk menghafal kosakata pada pertemuan berikutnya.
4. Memberikan nasehat-nasehat agama di akhir perkuliahan
Mahasiswa dapat : 1.Mengatahui mufradat yang
diproritaskan untuk dikuasai
2. Menghafal dan mengetahui penggunaaan tasrif dan memahami perubahan damir
3. Menghafal dan mengetahui penggunaan kata tanya
100 Menit
(1x pert.)
Hafalan
Tes lisan
1. Dasar-Dasar Penguasaan Bahasa Arab (Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, MA)
2. Cara cepat menguasai bahasa Arab: Sistem 24 kali pertemuan.
3. Mahir Berbahasa Arab: melalui Uslub dan Ta;bir Bahasa Arab (Kaharuddin, S. Sag., M. Pd. I)
4. Buku penunjang lainya.
2.
Mahasiswa mampu memahami
Uslub dan
1. Menjelaskan beberapa uslub dasar dalam muhadatsah
2. Menjelaskan rumus dari
Mahasiswa dapat : 1. Mengetahui uslub dan pola
100 Menit
(1x
Hafalan
T
Sda
Uslub-uslub dasar dalam bahasa Arab
pola kalimat beserta
dengan rumusnya
uslub tersebut 3. Meminta peserta didik
untuk membuat contoh dari uslub tersebut
4. Meminta peserta didik untuk menghafal fiil yang dipergunakan pada percakapan sehari-hari.
5. Memberikan nasehat-nasehat agama di akhir perkuliahan
kalimat dasar dalam muhadatsah
2.Membuat contoh berdasarkan dengan pola dan uslub tersebut.
pert.)
es lisan
3.
Mahasiswa mampu memahami ungkapan dan ucapan selamat dalam percakapan sehari-hari
Ungkapan dan
ucapan selamat
1. Menjelaskan penggunaan beberapa ungkapan dan ucapan selamat dalam percakapan sehari-hari
2. Meminta peserta didik untuk mempraktekkan
3. Meminta peserta didik untuk menghafal ungkapan dan ucapan selamat di rumah
4. Meminta peserta didik untuk menghafal kosakata yang berkiatan dengan
6. Memberikan nasehat-nasehat agama di akhir perkuliahan
Mahasiswa dapat : 1. Mengetahui uslub dan
ucapan selamat dalam percakapan sehari-hari
2. Mahasiswa dapat mempraktekkan ungkapan dan ucapan selamat berdasarkan dengan konteksnya.
100 Menit
(1x pert.)
Tes
Sda
4.
Mahasiswa mampu memperkenalkan diri dalam bahasa Arab dan memperkenalkan temannya
Taaruf
1. Meminta peserta didik untuk memperkenalkan dirinya dalam bahasa Arabi
2. Meminta Pesera didik unutk memperhatikan temannya ketika memperkenalkan dir
3. meminta peserta didik unutk mengulangi kembali
Mahasiswa dapat : 1. Memperkenalkan diri dalam
bahasa Arab 2.Mahasisiwa dapat memahami
dan megulangi kembali taaruf yang dilakukan oleh temannya (memperkenalkan orang lain kepada yang lain)
100 Menit
(3x pert.)
Tes
Sda
apa yang disampaikan oleh temannya.
4. Memberikan koreksi terhadap kesalahan uslub dan pola kalimat yang diucapkan
4. Meminta peserta didk
untruk menghafal mufradat
5. Memberikan nasehat-nasehat agama di akhir perkuliahan
5.
Mahasisiwa mampu mengungkapkan aktifitasnya sehari-hari dalam bahasa Arab
Hiwar tentang
akrifitas sehari-hari
1. Meminta peserta didik untuk mengungkapan aktifitasnya sehari-hari dalam bahasa Arab
2. Meminta peserta didik untuk mengulangi pembicaran peserta didik yang lain.
3. Memberikan koreksi terhadap kesalahan uslub dan pola kalimat yang diucapkan
4. Meminta peserta didik untruk menghafal mufradat
5. Memberikan nasehat-nasehat agama di akhir perkuliahan
Mahasiswa dapat : 1. Mengungkapkan aktifitasnya
sehari-hari dalam bahasa Arab
2. Mengungkapkan aktifitas sehari-hari peserta didik yang lain
100 Menit
(3x pert.)
Tes
Sda
6.
Mahasiswa mampu berbicara tentang kegiatan di rumah
Hiwar tentang di rumah
1. Meminta peserta didik untuk berbicara tentang kegiatan yang berkaitan dengan rumah
2. Meminta peserta didik untuk menyimak temannya
Mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan apa dan
kegiatan di rumah 2. Memahami pembicaraan
tentang rumah
100 Menit
(1x pert.)
Tes
Sda
yang lain untuk mengulangi kembali
3. Memberikan koreksi terhadap kesalahan uslub dan pola kalimat yang diucapkan
4. Meminta peserta didik untruk menghafal mufaradat
6. Memberikan nasehat-nasehat agama di akhir perkuliahan
7.
Mahasiswa mampu berbicara tentang kegiatan di kampus
Hiwar tentang kampus/kelas
1. Meminta peserta didik untuk berbicara tentang kegiatan yang berkaitan di kampus
2. Meminta peserta didik untuk menyimak temannya yang lain untuk mengulangi kembali
3. Memberikan koreksi terhadap kesalahan uslub dan pola kalimat yang diucapkan
4. Meminta peserta didik untuk menghafal mufradat
5. Memberikan nasehat-nasehat agama di akhir perkuliahan
Mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan kegiatan di
kampus 2. Memahami pembicaraan
tentang kampus
100 Menit
(1x pert.)
Tes
Sda
8.
Mahasiswa mampu berbicara tentang kegiatan di perpustakaan
Hiwar tentang perpustakaan
1. Meminta peserta didik untuk berbicara tentang kegiatan di perpustakaan
2. Meminta peserta didik untuk menyimak temannya yang lain untuk mengulangi kembali
Mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan kegiatan di
perpustakaan 2. Memahami pembicaraan
tentang perpustakaan
100 Menit
(1x pert.)
Tes
Sda
3. Memberikan koreksi terhadap kesalahan uslub dan pola kalimat yang diucapkan
4. Meminta peserta didik untruk menghafal mufaradat
5. Memberikan nasehat-nasehat agama di akhir perkuliahan
9 Mahasiswa mampu berbicara tentang masjid
Hiwar tentang masjid
1. Meminta peserta didik untuk berbicara tentang kegiatan di masjid
2. Meminta peserta didik untuk menyimak temannya yang lain untuk mengulangi kembali
3. Memberikan koreksi terhadap kesalahan uslub dan pola kalimat yang diucapkan
4. Meminta peserta didik untuk menghafal mufradat
7. Memberikan nasehat-nasehat agama di akhir perkuliahan
Mahasiswa dapat : 1. menjelaskan kegiatan di
masjid 2. Memahami pembicaraan
tentang masjid
180 Menit
(1x pert.)
Tes
Sda
10
Mahasiswa mampu berbicara tentang bulan Ramadhan
Hiwar tentang bulan Ramadhan
1. Meminta peserta didik untuk berbicara tentang kegiatan pada bulan Ramadhan
2. Meminta peserta didik untuk menyimak temannya yang lain untuk mengulangi kembali
3. Memberikan koreksi terhadap kesalahan uslub
Mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan kegiatan pada
bulan Ramadhan 2. Memahami pembicaraan
tentang bulan Ramadhan
100 Menit
(1x pert.)
Tes
Al- Arabiyah li al- Nasyiin (Dr. Mahmud Ismail Siniy, Dkk)
dan pola kalimat yang diucapkan
4. Meminta peserta didk untruk menghafal mufaradat
8. Memberikan nasehat-nasehat agama di akhir perkuliahan
11
Mahasiswa mampu berbicara tentang kampung
Hiwar tentang pulang kampung
1. Meminta peserta didik untuk berbicara tentang kegiatan pada saat pulang kampuing
2. Meminta peserta didik untuk menyimak temannya yang lain untuk mengulangi kembali
3.Memberikan koreksi terhadap kesalahan uslub dan pola kalimat yang diucapkan
4. Meminta peserta didik untruk menghafal mufradat
9. Memberikan nasehat-nasehat agama di akhir perkuliahan
Mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan kegiatan di
kampus 2. Memahami pembicaraan
tentang kampung
100 Menit
(1x pert.)
Tes
Sda
12.
Mahasiswa mampu berdialog dengan peserta didik yang lain dalam perjalanan
Rihlah
1. Meminta peserta didik untuk melakukan rihlah ket tempar2 tertentu
2. memasangkan perserta didik untuk saling berbicara dalam perjalanan
4. Meminta peserta didik untuk mengungkapkan kembali pembicaraan dalam perjalanannya.
Mahasiswa dapat : 1. Melakukan hiwar pada saat
perjalanan 2.Mengungkapkan pengalaman
dan apa yang ditemui dalam perjalanan
100 Menit
(1x pert.)
Tes
Sda
4. Memberikan koreksi terhadap kesalahan uslub dan pola kalimat yang diucapkan
6. Memberikan nasehat-nasehat agama di akhir perkuliahan
Parepare, September 2019
Dosen Yang Bersangkutan
Kaharuddin, S, Ag., M. Pd. I
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PAREPARE
OUT LINE RENCANA PERKULIAHAN DAN KONTRAK
PERKULIAHAN
A. Nama Mata Kuliah : Maharah al- Kalam I B. Kode Mata Kuliah : 39TA1231 C. Fakultas dan Prodi : TARBIYAH/PBA
D. Semester : III E. Bobot SKS : 2 (SKS) F. Nama Dosen : KAHARUDDIN, S.Ag., M. Pd. I.
G. Jadwal : Selasa, 13.00-14.40
Rabu, 16.30-18.10 H. Konsultasi : Kamis dan Jumat
I. Pesan/Konsultasi : Melalui perjanjian
J. Deskripsi Mata Kuliah : Maharah al- Kalam I adalah salah satu
mata kuliah kekhususan dan keprodian
yang diajarkan pada Prodi PBA. Mata
kuliah ini berisi tentang pemahaman
tentang maharah al- Kalam dan hal-hal
yang berkaitan dengannya. Mata kuliah
ini juga berisi tentang dasar-dasar
percakapan dalam bahasa Arab,
penggunaan mufradat dasar dan
penyusunan mufradat ke dalam kalimat
Arab sederhana berdasarkan dengan
pola kalimat dalam bahasa Indonesia,
sehingga pada akhrinya mahasiswa
dapat bercakap dan berdialog tentang
topik-topik sederhana yang berkaitan
dengan lingkungan sekitar.
K. Kompetensi :
1. Capaian Pembelajaran Lulusan
Agar mahasiswa dapat
memahami dasar-dasar percakapan
melalui penguasaan kosakata dan pola
kalimat dasar
2. Kemampuan akhir tahapan
memenuhi capaian Pembelajaran
lulusan
a. Menguraikan cara penggunaan
masing-masing tema/pokok
bahasan dalam hiwar
b. Menguraikan rumus pola kalimat
dan cara penempatan mufradat
tersebut dalam pola kalimat
c. Memperaktikkan mufradat dan
pola kalimat sederahana dalam
dialog tertentu.
L. Arti Penting Mata Kuliah
Mata kuliah maharah al- Kalam I merupakan mata kuliah yang mengembangkan capaian pembelajaran khusus kepada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah IAIN Parepare. Mata kuliah ini adalah kelas praktikum, karena mata kuliah ini lebih menekankan pada praktik-parktik penggunaan bahasa Arab secara langsung, yaitu penggunaan kosakata populer yang dipergunakan dalam hiwar2 tertentu dan aktifitas sehari=hari.
M. Desain Konten
N. Evaluasi Proses dan Produk Belajar
No.
Kegiatan Bobot Due Time
1.
Kehadiran dan Akhlak 10 % Satu semester
2.
Keaktifan dalam kelas 10 % Setiap pertemuan
3.
Kelancaran hafalan 10 % Setiap pertemuan
4.
UTS 30 % Satu semester
5.
UAS 40 % Satu semester
Jumlah 100 %
O. Maraji
1. Kaharuddin Ramli, S. Ag., M. Pd. I, Cara Cepat Menguasai Bahasa
Arab: Sistem 24 kali Pertemuan, 2013.
2. Kaharuddin Ramli, S. Ag., M. Pd. I., Mahir Berbahasa Arab, 2015.
3. Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, MA, Dasar-Dasar Penguasaan Bahasa
Arab, Yogyakarta, 2009
4. Prof. Dr. Azhar Arsyad, MA. Menguasai Kata Kerja Populer dan
Preposisi Bahasa Arab, 2003
5. Dr. H. Mustafa M. Nuri, LAS, Al- Arabiyyah al- Muyassarah,
Makassar, 1992
1. Buku-buku muhadatsah lainnya.
P. P. Alokasi Waktu Rencana Pembelajaran
PERTE
MUAN POKOK
BAHASAN SUB
PEMBAHASAN METODE
I 1. Orientasi mata kuliah
2. Pre test
- -
II Pemahanaman tentang
maharah al-kalam
- Pengertian maharah al-
Kalam - Pembagian
maharah al-Kalam
- Metode ceramah
-Metode Mubasyarah
- Metode Ta’sisiyah
III Materi-materi
dasar/perangkat
awal dalam
maharah al-kalam
- Jenis mufradat
yang dibutuhkan - Tasrif lugawiy
Sda
IV Pola kalimat
Arab dasar
- uslub dan ucapan selamat dalam
percakapan
sehari-hari - Mempraktekkan
ungkapan dan ucapan selamat
berdasarkan
dengan konteksnya.
Sda
V Pola
kalimat dasar
(lanjutan)
-Rumus-rumus pola kalimat dasar
-Kata tanya dalam bahasa Arab
Sda
VI Dialog
tentang aktifitas
sehari-hari
(Penerapan
bahasa)
- -Menjelaskan
aktifitas sehari-hari dengan
mempergunakan bahasa Arab
- Menyimak dan memahami
penjelasan tentang aktifitas
sehari-hari 1. Bertanya
tentang aktifitas
sehari-hari
Sda
2. Menjawab pertanyaan tentang aktifitas
sehari-hari
VII Sda
Sda Sda
VIII Mid
IX Dialog
tentang aktifitas
sehari-hari
1. Sda
- Sda
X Sda
Sda Sda
XI Taaruf
-Memperkenalkan diri dengan mempergunakan bahasa Arab
-Memperkenalkan oran lain dengan mempergunakan bahasa Arab
-Bertanya dan menjawab tentang diri dengan mempergunakan bahasa Arab
Sda
XII Taaruf (Bag. II) Sda Sda
XIII Dialog tentang kampung
- Menjelaskan tentang
kampung masing-
masing dengan memperguna
kan bahasa Arab
- Bertanya dan menjawab
seputar kampung
dengan memperguna
kan bahasa Arab
Sda
XIV Dialog Sda Sda
tentang kampung (bag. II)
XV Dialog tentang kampung
(bag. III)
Sda Sda
XVI Final Semester
Q. Deskripsi Tugas-Tugas
1. Keaktifan di kelas: keaktifan memberikan konstribusi pemikiran,
berupa pertanyaan maupun komentar dalam suasana bebas
resiko.
2. Hafalan Mufradat, yaitu hafalan mufradat tertentu berdasarkan
topik yang dipelajari setiap pertemuan atau kosakata yang
dibutuhkan, dengan menulis kembali kosakata tersebut dalam
buku kecil, kemudian menghadapkan hafalan tersebut kepada
kakak seniornya yang dibuktikan dengan lembaran kontrol
hafalan yang sudah ditandatangani oleh kakak senior beserta nilai
dari hafalannya.
3. Melakukan tutorial terkait materi-materi dasar dalam kaedah ilmu
nahwu dan saraf.
R. Strategi Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan materi yang sedang dipelajari
2. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
menjelaskan materi dalam bahasa Arab
3. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengajukan pertanyaan
4. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
menanggapi pertanyaan mahasiswa yang lain
5. Dosen menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang muncul
6. Dosen menugaskan masing-masing mahasiswa untuk membuat
contoh kalimat terhadap materi yang dipelajari
7. Dosen meminta mahasiswa untuk menerapkan setiap materi yang
dipelajari, dalam bentuk lisan dan tulisan
8. Dosen mempergunakan strategi pembelajaran yang inovatif dan
komunikatif
9. Setiap akhir pertemuan, dosen memberikan nasehat-nasehat
keagamaan.
S. Panduan Penghafalan Mufradat
1. Menghafal mufradat antara 30- 50 setiap pekan
2. Menulis mufradat tersebut dalam buku kecil, untuk melatih diri
dalam menulis Arab dan memudahkan untuk mengulangi kembali
hafalannya
3. Menghadapkan hafalan mufradat tersebut kepada kakak senior
yang dibuktikan dengan lembaran kontrol mufradat yang sudah
dinilai.
T. Standar dan kriteria Hafalan
No.
Nilai Unsur dan Kriteria
1.
Mumtaz (80-100) Kualitas hafalan yang lancar, yang tidak terputus
2.
Jayyid Jiddan (79-70 Kualitas hafalan yang kurang lancar, yang tidak terputus
3.
Jayyid (69-50) Kualitas hafalan yang tidak lancar.
U. Regulasi
1. Mahasiswa berhak mengikuti proses perkuliahan apapun
alasannya, kecuali jika ada hal-hal yang tidak bisa dihindari dan
di luar dari kemampuan manusia.
2. Mahasiswa berhak mengikuti proses perkuliahan setiap jadwal
yang telah ditentukan, termasuk ketika mahasiswa terlambat dan
tetap dianggap hadir, selama keterlambatannya bisa
dipertanggungjawabkan (tidak disengaja)
3. Mahasiswa wajib melaksanakan dan menegakkan kode etik
mahasiswa
V. Jenis tugas:
1. Mengadakan remedial/penyegaran hafalan mufradat pada materi
perkuliahan
2. Memiliki 4 buku bahasa Arab sebelum ujian Mid/Swiping Buku
3. Mengulangi hafalan dari pertemuan II sampai pertemuan VII sebagai
pasword untuk mengikuti MID Semester
4. Memiliki kamus Bahasa Arab (anjuran)
5. Mengulangi hafalan dari pertemuan II sampai pertemuan XIV/XV
sebagai password dalam mengikuti UAS
6. Penyelesaian nilai tunda mengacu kepada kebijakan pimpinan,
melalui Fakultas.
W. Saran-saran
Parepare, 1 Oktober 2019
Disepakati bersama
Dosen yang bersangkutan Ketua Rombel
Kaharuddin, S. Ag., M. Pd. I
.
Mengetahui Ketua Prodi PBA
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis bernama Mardawyah, lahir pada tanggal 10 Januari
1996 di Pangesorang Kab. Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat,
Penulis merupakan anak ke 4 dari 7 bersaudara dan lahir dari
keluarga yang bahagia bapak Kamu’ dan Ibu Husna.
Penulis memulai pendidikan di SDN. 038 Inpres Pangesorang
tahun 2003 dan selesai pada tahun 2008. Setelah itu, penulis
melanjutkan pendidikan tingkat menengah di SMPN 2 Campalagian tahun 2008 dan selesai
tahun 2011. Kemudian melanjutkan sekolah pada jenjang Aliyah di MAN Polman tahun 2011
dan selesai pada tahun 2014. Selanjutnya melanjutkan pendidikan S1 di IAIN Parepare pada
tahun 2014, mengambil jurusan/fakultas Tarbiyah pada program studi Pendidikan Bahasa
Arab.
Saat ini penulis sedang dalam tahap penyelesaian gelar S1 tahun 2019 dan sementara
menyusun skripsi dengan judul “Implementasi Metode Hiwar terhadap Materi al-A’mal al-
Yaumiyyah pada Mata Kuliah Maharah al-Kalam Mahasiswa Angkatan 2018 Prodi