perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user LAPORAN UMUM IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA SANITASI DI RSUI KUSTATI SURAKARTA Oleh : WURINDHA RIASDIATI ERTYASSARI NIM. R0205045 PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
94
Embed
implementasi keselamatan dan kesehatan kerja serta sanitasi di rsui ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAPORAN UMUM
IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA SANITASI DI RSUI KUSTATI
SURAKARTA
Oleh :
WURINDHA RIASDIATI ERTYASSARI NIM. R0205045
PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN PEMBIMBING
Laporan Umum dengan judul :
Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Sanitasi di RSUI
Kustati Surakarta
disusun oleh :
Wurindha Riasdiati Ertyassari NIM. R0205045
Telah disetujui dan disahkan pada tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Harninto, dr., MS, Sp.Ok Wahyu Indianto, dr NIP. 140353411
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN PERUSAHAAN
Laporan Umum dengan judul :
Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Sanitasi di RSUI
3 Terkena runtuhan Semua unit House keeping yang kurang baik
Perbaikan sistem house keeping
4 Terjebak lift Lift Lift rusak atau listrik mati
Telpon panggilan jika terjebak, pencantum kapasitas, manual, emergency lamp, pengecekan secara rutin setiap bulan dan saat terjadi kerusakan oleh teknisi elektro rumah sakit
5 Terkena tumpahan bahan kimia
Laboratorium, laundry dan ruang gelap
Bekerja kurang hati-hati
Jasmed dan sarung tangan
6 Terkena tumpahan bahan kimia, tersengat arus listrik, tersandung kabel.
Instalasi listrik Bekerja kurang hati-hati
Sarung tangan karet dan sepatu kerja
( Sumber: Observasi lapangan dan wawancara)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
C. Sistem Manajemen K3 RS
1. Dasar pelaksanaan Manajemen K3 di RSUI Kustati
Sejalan dengan visi departemen Kesehatan Indonesia Sehat 2010, maka
salah satu strategi yang dilaksanakan oleh pihak rumah sakit Kustati adalah
dengan menciptakan profesionalisme masyarakat pekerja rumah sakit dalam
meningkatkan mutu pelayanan. Seluruh unsur dari rumah sakit merupakan subyek
yang diharuskan peduli dan tanggap terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit
tersebut. Selain itu adanya faktor dan potensi bahaya akan diatur sedemikian rupa
sehingga dapat mendukung produktivitas tenaga kerja. Selain itu perlindungan
terhadap keseluruhan kesehatan dan keselamatan masyarakat rumah sakit,
khususnya tenaga kerja perlu diperhatikan.
Dasar perundangan diterapkan Sistem Manajemen Lingkungan K3 di
RSUI Kustati adalah:
a. UU RI No. 1 Tahun 1970 tenang Keselamatan Kerja
b. UU RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
c. Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang SMK3
d. .Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
e. SK Direkur RSUI Kustati No. 23/SK/VI/2001 tentang Pembentukan PK3RS.
2. Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
RSUI Kustati mempunyai komitmen terhadap pelaksanaan kesehatan dan
keselamatan kerja. Hal ini dibuktikan dengan adanya kebijakan direktur tentang
penerapan pelayanan keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
seluruh unit kerja rumah sakit. Kebijakan tersebut ditetapkan oleh Direktur RSUI
Kustati dengan SK No. 04/RSIK-KD.01. kebijakan tersebut sudah disosialisasikan
diseluruh unit kerja rumah sakit.
Sebagai tata laksana kerja atau peraturan operasional, maka ditetapkan
protap-protap tentang pelaksanaan K3 di RSUI Kustati. Protap-protap tersebut
mengatur tentang prosedur-prosedur pelaksanaan K3 dimasing-masing unit terkait
Protap tersebut dibuat oleh pihak PK3RS dan ditetapkan oleh Direktur RSUI
Kustati.
3. Fasilitas dan Peralatan
Untuk memperlancar program K3RS, maka disediakan berbagai macam
fasilitas peralatan.
Fasilitas dan peralatan yang telah disediakan adalah:
a. Tersedia sistem komunikasi yang baik, yang menjamin kelancaran hubungan
antara unit didalam maupun dengan instalasi luar rumah sakit. Salah satu
sistem komunikasi yang ada adalah jaringan telepon.
b. Tersedia fasilitas pelayanan medis.
c. Tersedia sarana sanitasi yang lengkap dan memenuhi sarana.
d. Tersedia fasilitas pengelolaan limbah.
e. Tersedia fasilitas gudang-gudang penyimpanan barang-barang berbahaya yang
dilengkapi dengan tanda bahaya.
f. Tersedia peralatan yang berhubungan dengan K3.
g. Tersedia APD bagi tenaga kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
h. Manual tata cara pengunaan alat dengan bahasa yang mudah dimengerti dan
dipasang pada instalasi atau alat terkait.
i. Tersedia alat untuk menangani kebakaran.
j. Peralatan perlengkapan pasien dan rancang bangunan yang selalu disesuaikan
dengan peraturan yang berlaku.
4. Sumber Daya Manusia (SDM)
K3RS di RSUI Kustati dipimpin oleh seorang dokter dan mempunyai dua
orang staf ahli K3. Staf K3 tersebut mempunyai tingkat pendidikan DIII
Kesehatan dan keselamatan Kerja dan seorang ahli Kesehatan Lingkungan. Selain
itu juga telah di bentuk PK3RS.
5. Evaluasi dan Pengendalian Mutu
Untuk mengevaluasi, mengontrol dan menilai keberhasilan dari
pelaksanaan K3, maka diadakan program inspeksi dan audit. Untuk program
investigasi dilaksanakan ketika terjadi kecelakaan kerja yang cukup parah.
a. Inspeksi
Inspeksi di RSUI Kustati diadakan setiap hari. Tujuan dari inspeksi yang
dilaksanakan adalah untuk mengetahui apakah karyawan sudah bekerja sesuai
dengan prosedur K3 atau belum. Jika karyawan diketahui bekerja kurang sesuai
dengan prosedur maka inspektor akan segera menegur karyawan yang
bersangkutan untuk memberi peringatan. Yang bertindak sebagai inspektor dalam
hal ini adalah seorang staf K3RS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Audit
Audit yang dilaksanakan terdiri atas dua macam yaitu audit internal dan
audit eksternal. Audit internal dilaksanakan oleh pihak intern rumah sakit dan
diadakan setiap akhir tahun. Audit eksternal dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan.
Audit ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan akreditasi rumah sakit.
Audit eksternal sudah dilaksanakan pada tahun 1998 dan tahun 2002
dengan hasil yang cukup baik. Untuk audit eksternal selanjutnya akan
dilaksanakan pada tahun 2010.
6. Tata Laksana Kerja
Tata laksana kerja di RSUI Kustati dibagi menjadi 4 bidang. Tata laksana
kerja ini dilaksanakan untuk mempermudah pelaksanaan dari program K3RS.
Bidang I bertanggung jawab terhadap pengamanan peralatan medis dan
penunjang medis. Bidang II bertanggung jawab terhadap pengamanan peralatan
non medis dan bangunan fisik. Bidang III bertanggung jawab terhadap kesehatan,
keselamatan kerja dan pencegahan penyakit akibat kerja dan Bidang IV
bertanggung jawab atas kewaspadaan bencana dan evakuasi.
B. PK3RS
1. Kedudukan
Dalam struktur manajemen RSUI Kustati, PK3RS adalah tim yang berada
dibawah Wadir Non Medis dan bertugas untuk menangani masalah K3 di RSUI
Kustati Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2. Tugas Pokok
Tugas pokok dari PK3RS diantaranya adalah :
a. Mengkoordinasi kegiatan yang berhubungan dengan PK3RS.
b. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan K3RS.
c. Menetapkan dan mengumpulkan data PAK, kejadian kecelakaan kerja dan
bencana.
3. Fungsi
PK3RS berfungsi sebagai badan yang memberikan saran dan
pertimbangan kepada direktur rumah sakit dalam menyusun kebijakan dan
evaluasi K3RS.
4. Tujuan
Tujuan dari dibentuknya PK3RS adalah :
a. Terselenggara dan terlaksananya program kesehatan dan keselamatan kerja.
b. Tercapainya tingkat mutu pelayanan di rumah sakit.
5. Susunan Organisasi
Susunan PK3RS ditetapkan dengan SK Direkur No. 23/RSUIK-SK/VI/01
yang terdiri dari :
a. Penanggung jawab adalah Direktur Rumah Sakit.
b. Pengawas adalah Wadir Non Medis.
c. Ketua dan wakil adalah Dokter, Ketua PK3RS tersebut sudah mendapatkan
sertifikat K3.
d. Sekretaris adalah seorang Staf Ahli K3.
e. Anggota terdiri dari perwakilan setiap unit kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
6. Peningkatan SDM
Untuk meningkatkan SDM PK3RS, maka kegiatan yang diadakan adalah
pendidikan dengan pelatihan K3 baik dilaksanakan rumah sakit ataupun
pengiriman delegasi. Kegiatan tersebut meliputi seminar, workshop dan lain-lain.
Peran atau fungsi PK3RS, untuk saat ini kurang bisa berjalan dengan
optimal. Data pengumpulan PAK tidak sesuai jadwal yang ditetapkan,
penyusunan kebijakan dan rapat evaluasi tidak berjalan dengan baik. Hal ini
disebabkan ketua PK3RS sedang menempuh pendidikan, sehingga kurang bisa
mengkoordinir secara langsung pelaksanaan tugas PK3RS.
C. Pelayanan Kesehatan Kerja
Pelayanan Kesehatan yang ada meliputi pemeriksaan kesehatan dan
poliklinik.
1. Pemeriksaan Kesehatan
a) Pemeriksaan Awal
Yaitu pemeriksaan yang dilaksanakan untuk karyawan yang akan diterima
sebagai karyawan baru. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memastikan
tenaga kerja yang akan diterima tidak mempunyai penyakit menular dan cocok
atau sesuai untuk pekerjaan yang akan dikerjakan, sehinga calon tenaga kerja
yang akan diterima benar-benar dalam keadaan sehat.
Pemeriksaan awal dilaksanakan oleh dokter poliklinik yang telah ditunjuk.
Pemeriksaan awal meliputi pemeriksaan HbSAg, rontgen thorak dan pemeriksaan
fisik calon tenaga kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b) Pemeriksaan Berkala
Yaitu pemeriksaan yang diadakan secara rutin yakni diadakan setiap satu
tahun sekali. Pemeriksaan awal untuk tahun ini diadakan pada bulan Maret sampai
dengan bulan April. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan HbSAg, rontgen
thorak dan program imunisasi hepatitis. Pemeriksaan rontgen thorak diutamakan
kepada para tenaga kerja yang bekerja didaerah kerja yang mempunyai resiko
tinggi terkena penyakit akibat kerja, seperti unit operasi, laboratorium dan
sterilisasi sedangkan imunisasi dan pemeriksaan HbSAg dilaksanakan terhadap
seluruh tenaga kerja rumah sakit. Tujuan dari pemeriksaan berkala dan program
imunisasi ini adalah untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja dan
untuk menilai kemungkinan adanya gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
faktor pekerjaan sedini mungkin.
c) Pemeriksaan Khusus
Yaitu pemeriksaan terhadap setiap karyawan yang dicurigai menderita
penyakit yang disebabkan oleh karena pekerjaan yang dilakukan. Pemeriksaan ini
belum pernah dilaksanakan, karena belum pernah ada tenaga kerja yang
mengalami gangguan kesehatan yang merupakan indikasi penyakit yang
diakibatkan oleh faktor pekerjaan.
2. Poliklinik
Pihak rumah sakit belum menyediakan poliklinik khusus karyawan. Bila
karyawan sakit, maka dapat berobat di poliklinik pasien. Di poliklinik tersebut
tenaga kerja yang sakit akan mendapatkan pemeriksaan dan obat dari dokter jaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
yan sedang bertugas. Karyawan mendapatkan pelayanan berupa pemeriksaan dan
obat secara gratis
3. Pencegahan Infeksi Nosokomial
Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial, maka telah dibentuk
PPIRS (Panitia Pengendalian Infeksi Nosokomial) beserta program kerjanya.
Untuk saat ini peranan dari PPIRS kurang berjalan dengan optimal. Rapat
koordinasi yang seharusnya berjalan 2 bulan sekali, terkadang hanya berjalan 3
bulan sekali. Hal ini dikarenakan ketua PPIRS adalah seorang dokter spesialis
sehingga dimungkinkan sangat sibuk dan kurang bisa mengontrol secara langsung
pelaksanaan program PPIRS.
4. Sarana Olahraga
Untuk menjaga kesehatan para tenaga kerja, maka telah disediakan sarana
olahraga. Sarana olahraga tersebut berupa tempat dan peralatan fitnes. Tempat
tersebut berada di lantai tiga unit selatan. Tenaga kerja rumah sakit dapat
menggunakan sarana tersebut ssecara gratis.
5. JAMSOSTEK
Seluruh karyawan rumah sakit telah diikuti dalam program JAMSOSTEK.
Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan rumah
sakit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
D. Pelayanan Gizi Rumah Sakit
Pelayanan gizi yang ada di RSUI Kustati dibedakan menjadi dua yaitu
pelayanan gizi untuk karyawan rumah sakit. Masing-masing unit dikelola oleh
tenaga, peralatan dan tempat kerja yang berbeda.
1. Pelayanan Gizi Bagi Karyawan
Pelayanan gizi bagi karyawan meliputi :
a) Makan
Makan disediakan bagi semua karyawan seluruh shift. Makanan yang
disajikan bervariasi dan telah diatur oleh bagian catering rumah sakit. Makanan
bagi karyawan didistribusikan secara langsung kepada tenaga kerja disetiap unit
terkait.
b) Ekstra fooding
Ekstra fooding diberikan sebagai makanan tambahan kepada para
karyawan. Karyawan yang mendapat ekstra fooding adalah karyawan radiologi,
laboratorium, IBS dan ICU. Ekstra fooding yang diberikan berupa susu dan telur.
Untuk tenaga kerja unit loundry dan pengelola limbah padat hanya mendapatkan
ekstra fooding berupa susu. Ekstra fooding diberikan setiap hari. Minuman bagi
karyawan berupa air teh dan air putih. Air minum tersebut ditempatkan dalam
wadah yang tertutup rapat dan ditempatkan disetiap unit kerja.
2. Pelayanan Gizi Bagi Pasien
Pelayanan gizi bagi pasien diatur oleh seorang ahli gizi. Makanan yang
disediakan bervariasi dan sudah disesuaikan dengan jenis penyakti yang diderita.
Minuman yan disajikan kepada pasien berupa susu, teh dan air kacang hijau.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Pihak rumah sakit telah mengadakan usaha penyehatan makanan dan
minuman (Higiene Sanitasi Makanan). Usaha ini dimaksudkan untuk mencapai
hasil yang optimal dan menjaga kualitas makanan dan minuman yang disajikan
dalam rangka mendukung penyembuhan pasien.
Adapun usaha yang telah dilaksanakan adalah :
a. Bahan makanan dan minuman siap saji ditempatkan dalam lokasi yang berbeda.
b. Tidak menggunakan bahan makanan tambahan seperti pewarna dan pemanis
buatan.
c. Bahan makanan yang dimasak segera disajikan sehingga tidak ada makanan
yang disimpan atau menginap. Hal ini dilakukan dengan pemasakan
disesuaikan denan jumlah karyawan dan pasien.
d. Penyajian menggunakan troly tertutup. Untuk pasien yang mempunyai penyakit
menular makanan disajikan dengan wadah berwarna khusus dan setelah itu
dicuci dengan desinfektan dan sabun.
e. Penjamah makanan harus mengunakan perlengkapan yang disediakan, yaitu
celemek, penutup rambut, masker.
f. Untuk mengambil makanan harus dengan menggunakan penjepit makanan,
sendok, garpu, sarung tangan plastik dan lain-lain.
E. Ergonomi
1. Jam Kerja (shift kerja)
Shift kerja bagi karyawan dibagi menjadi tiga yaitu shift pagi, siang dan
malam. Shift pagi dimulai pukul 07.00 WIB-14.00 WIB, shift siang mulai pukul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
14.00 WIB-21.00 WIB dan shift malam dimulai pukul 21.00 WIB-07.00 WIB.
Waktu istirahat untuk masing-masing shift adalah 1 jam.
2. Sikap Kerja
Dalam melaksanakan pekerjaanya karyawan mengalami berbagai macam
sikap kerja. Pihak rumah sakit telah mengadakan pengendalian terhadap
terjadinya kelelahan dan kelainan yang diakibatkan oleh sikap kerja yang kurang
ergonomi. Sikap kerja dan pengendalian yang telah dilaksanakan antara lain :
Tabel 5. Sikap kerja karyawan RSUI Kustati
No Sikap kerja Instalansi terkait Pengendalian
1. Berdiri dan jongkok Memasak, memindahkan
pasien, membersihkan
lantai.
Disediakan tempat duduk
dan proap memindahkan
pasien dengan cara yang
benar.
2. Duduk Kantor Disediakan kursi dan alat
kerja yang ergonomis
sesuai dengan ukuran
antropometri tenaga kerja.
3. Berjalan Mendorong ranjang
pasien, rol makanan,
mendorong UV Lamp,
mendorong bad pasien
dijalan ram.
Handel disesuaikan
ukuran antropometris
tenaga kerja yaitu sejajar
dengan siku, untuk rol
gizi dan lebih rendah
untuk bad pasien, proap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
mendorong peralatan dan
kursi roda.
4. Mengangkat Ruang perawatan saat
mengangkat dan
memindah pasien.
Proap mengangkat dan
memindahkan pasien.
(Sumber : Observasi dan Wawancara)
F. Keselamatan kerja
Pihak rumah sakit telah mengadakan upaya untuk melindungi keselamatan
dari tenaga kerja yang bekerja. Sistem keselamatan yang dilaksanakan selain
untuk melindungi tenaga kerja juga untuk menjaga keselamatan masyarakat
rumah sakit yang lain. Adapun usaha yang telah dilaksanakan meliputi :
1. APD (Alat Pelindung Diri)
Untuk melindungi keselamatan kerja dari tenaga kerja yang sedang
bekerja, maka pihak rumah sakit menyediakan APD. APD yang disediakan sudah
disesuaikan dengan jenis pekerjaan masing-masing institusi. Adapun APD yang
disediakan adalah jas med, masker, sepatu boot, baju kerja, baju wearpak, sarung
tangan kulit, hand scoon, ear muff, apron, penutup kepala, clemek dan lain-lain.
APD yang disediakan rata-rata masih dalam keadaan baik dan disediakan
dalam jumlah yang cukup. APD yang disediakan juga disertai dengan petunjuk
teknis penggunaan sehingga karyawan dapat menggunakan dengan benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2. Tangga
Tangga yang disediakan selain berfungsi sebagai jalur naik turun dari
lantai satu menuju lantai yang lain, juga berfungsi sebagai jalur untuk
menyelamatkan diri ketika terjadi keadaan bahaya. Tangga yang ada terdiri dari
dua jenis yaitu tangga trap dan tangga miring (ram). Tangga ram yang ada
berjumlah 6 unit dan tangga trap berjumlah 9 unit. Untuk menjaga keselamatan
pengguna tangga maka dibuat pegangan tangan ditepi tangga tersebut. Selain itu,
untuk tangga miring dibuat dari dua jenis yaitu ubin rata dan ubin bergerigi. Hal
ini bertujuan agar tangga ram tidak licin, sehingga tidak menyebabkan kecelakaan
berupa terpeleset bagi penggunanya.
3. Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Untuk menjaga keselamatan pasien, maka diadakan usaha :
Penerangan yang mencukupi
a) Pemasangan teralis disisi ranjang, terutama bangsal anak
b) Pemasangan pegangan di dinding bangsal dan lorong
c) Pemasangan bel yang mudah dijangkau
d) Pemasangan rambu tanda bahaya
e) Ada tenaga listrik pengganti pada ruang perawatan medis yang penting
f) Pemasokan O2 dalam jumlah yang cukup pada tempat penting seperti IBS, ICU,
IMC dan lain-lain.
g) Adanya pijakan atau tangga turun dari bed (Foot tool).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
G. Emergency Response Prosedure
Rumah sakit telah mengadakan upaya atau prosedur untuk menghadapi
terjadinya keadaan darurat. Upaya tersebut dimaksudkan untuk :
1. Menyelamatkan jiwa pasien, karyawan dan pengunjung.
2. Menyelamatkan sarana prasarana dan peralatan yang ada di RSUI Kustati.
3. Merencanakan tindak lanjut untuk pelayanan pasien.
Adapun yang telah dilaksanakan untuk mengahadapi terjadinya keadaan
bencana adalah :
a) Ditetapkan juklak koordinator penanggung jawab bencana yaitu prosedur
tindakan jika terjadi bencana keadaan darurat.
b) Penyediaan sarana komunikasi yaitu berupa telepon. Jika terjadi keadaan
darurat maka instansi yang bersangkutan dapat segera menghubungi instalansi
yang lain untuk memberitahukan.
c) Ditetapkan alur pelaporan saat terjadi bencana atau keadaan darurat.
d) Disediakan peralatan-peralatan untuk mengatasi keadaan darurat dan
menyelamatkan penghuni rumah sakit, misalnya APAR, tangga, lift dan lain-
lain.
e) Petunjuk arah menuju pintu keluar atau pintu darurat.
H. Limbah Rumah Sakit
Limbah di RSUI Kustati dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu padat,
cair, dan gas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
1. Limbah Cair
Limbah cair berasal dari seluruh rangkaian kegiatan yang ada di rumah
sakit. Adapun unit terkait yang menghasilkan limbah cair antara lain dapur.
Laboratorium, kamar mandi, wastafel, bangsal, gizi, laundry, IBS, radiologi dan
lain-lain.
Untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan maka telah dibangun dan
disediakan sarana dan prasarana pengelolaan limbah cair. Adapun sarana tersebut
meliputi IPAL, diesel penyedot dan saluran limbah. Sistem pengelolaan limbah di
RSUI Kustati menggunakan sistem anaerob. Limbah cair rumah sakit diolah
dengan menggunakan IPAL yang luasnya 34 m2 dan volume bak 102 m3. IPAL
tersebut berlokasi disebelah timur instalasi radiologi selatan.
Pada tahap awal limbah cair yang berasal dari seluruh unit rumah sakit
dialirkan dengan melalui pipa saluran tertutup menuju bak pengontrol. Di bak
pengontrol limbah cair akan mengalir ke bak penampungan akhir. Setelah bak
tersebut penuh maka limbah dialirkan menuju bak pengolahan limbah dengan cara
disedot menggunakan diesel. Hal ini disebabkan karena struktur tanah unit selatan
lebih tinggi dari unit utara. Bak pengolahan limbah berjumlah 4 buah. Limbah
secara berurutan mengalir dan mengalami proses pengendapan (sedimentasi) dan
mengalami proses lumpur aktif di bak sedimentasi tersebut. Pada tahap
selanjutnya air limbah akan mengalir menuju bak pemeriksaan akhir, pada tahap
akhir air dari pengolahan limbah dialirkan menuju selokan yang berada diselatan
rumah sakit yang kemudian mengalir kesungai yang berada ditimur rumah sakit.
Dalam proses pengolahan tidak terdapat zat kimia jenis apapun, pengolahan hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
memanfaatkan proses sedimentasi dan lumpur aktif. Limbah yang berupa tinja
ditampung dalam septi tank. Sampai saat ini septi tank yang ada belum pernah
dikuras karena belum penuh.
Untuk memelihara IPAL yang ada, maka telah diadakan program
pengurasan. Akan tetapi sampai saat ini program tersebut belum dilaksanakan.
Pemeriksaan terhadap hasil akhir pengolahan air limbah diadakan setiap
tahun dua kali yaitu bulan Juni dan Desember. Pemeriksaan terakhir dilaksanakan
pada bulan Desember 2008. Pengambilan sampel dilaksanakan oleh DKK (Dinas
Kesehatan Kota) dan kemudian dikirim ke BTKL Yogyakarta untuk diperiksa.
Tabel 6. Hasil pemeriksaan limbah cair RSUI Kustati oleh BTKL
Yogyakarta.
No Parameter Satuan Hasil Metode pemeriksaan
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Suhu
BOD
COD
TSS
PO4
Detergent
Phenol
Ph
C
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
-
29
13.06
29
36
0.653
1.482
0.526
6.0
Organolepsus
Titrimetri
Titrimetri
Gravimetric
Spektofotometri
Spektofotometri
Spektofotometri
Potensiometri
(Sumber : Dokumen Rumah Sakit)
2. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan di RSUI Kustati berasal dari seluruh
rangkaian kegiatan yang ada di rumah sakit. Limbah padat yang dihasilkan dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu medis dan non medis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Limbah non medis (umum) tidak terlalu membahayakan kesehatan
masyarakat rumah sakit, karena tidak mengandung bibit penyakit dan zat-zat
berbahaya. Limbah ini terdiri dari kertas, karton, plastik sisa makanan, sisi bahan
sayur, buah, kaleng, kardus, kain dan ranting.
Limbah medis dihasilkan atas proses pelayanan medis dan penunjang
medis. Limbah medis dapat dikelompokan menjadi :
a) Limbah Padat Infeksius
Limbah ini terdiri atas eksreta, specimen laboratorium, bekas balutan,
perban bekas pakai, sisa lab atau tissue, kaca bekas medikasi, dressing bedah,
sarung tangan, sortir linen, petri dan gester tube.
b) Limbah Jaringan Tubuh
Limbah ini terdiri atas sisa amputasi, organ tubuh, placenta dan darah.
c) Limbah Citotoksis
RSUI Kustati tidak menghasilkan limbah padat citotoksis karena tidak
terdapat pelayanan kesehatan dengan tindakan terapi citotoksis.
d) Limbah Benda Tajam
Limbah ini terdiri atas jarum suntik, pecahan kaca dan pecahan preparat.
e) Limbah Farmasi
Limbah ini terdiri atas obat kadaluwarsa, obat yang batchnya tidak
memenuhi spesifikasi atau obat yang kemasanya telah terkontaminasi.
f) Limbah Kimia
Limbah ini terdiri atas sisa reagent kimia dan bahan proses sterilisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
g) Limbah Plastik
Limbah ini terdiri atas spuit atau disposable, urine bag dan kantong
muntahan.
Pengelolaan limbah padat di RSUI Kustati dapat dibedakan menjadi
beberapa tahap :
1) Pemisahan
Pada tahap ini limbah padat yang dihasilkan langsung dipisahkan sesuai
dengan jenis limbah yang dihasilkan. Pemisahan ini dilaksanakna oleh personel
ditiap unit terkait. Tujuan dari proses pemisahan ini adalah agar tidak bercampur
antara sampah medis dan non medis sehingga tidak terjadi kontaminasi silang dan
akan mempermudah petugas pengelola sampah.
2) Penampungan
Limbah padat yang telah dipisahkan sesuai dengan jenisnya kemudian
ditampung di tempat sampah yang telah disediakan. Limbah padat medis
ditampung di bak sampah yang telah dilapisi plastik berwarna merah. Untuk
limbah padat non medis yang lebih spesifik sesuai dengan katagorinya belum
dapat dilaksanakan.
Limbah padat yang berupa benda tajam dikelola seperti limbah padat
medis, pada tahap penampungan limbah-limbah padat benda tajam dimasukkan
dalam kantong khusus sebelum dimasukkan dalam bak sampah medis. Tujuan
dari proses pengelolaan ini adalah agar benda tajam yang dihasilkan tidak
mengenai masyarakat rumah sakit, petugas dan masyarakat sekitar rumah sakit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Untuk limbah padat tubuh manusia ditempatkan dalam kantong khusus
selanjutnya dikubur di tempat penguburan terdekat. Limbah potongan tubuh yang
sudah membusuk, didesinfektan terlebih dahulu sebelum dikubur agar tidak
mencemari lingkungan rumah sakit.
3) Pengangkutan
Proses pengangkutan ini terdiri atas dua tahap pengangkutan yaitu tahap
pengangkutan di area rumah sakit dan dari luar area rumah sakit.
Limbah padat dari tempat sampah dipindahkan kedalam kontainer tertutup.
Kontainer tersebut kemudian diangkut dengan menggunakan troly ketika berada
di area rumah sakit dan diangkut dengan gerobak sampah ketika berada diluar
area rumah sakit. Gerobak sampah, kontainer dan troly untuk masing-masing jenis
limbah berbeda.
Untuk sampah medis diambil pada pukul 06.00 WIB dan 11.00 WIB untuk
sampah non medis diambil pada pukul 05.30-07.00 WIB dan 13.30- 15.00 WIB.
Selain waktu tersebut, ketika tempat sampah sudah hampir penuh maka akan
segera diambil oleh petugas pengelola sampah.
4) Pemusnahan (Pengolahan)
Pada tahap ini limbah padat medis dimusnahkan dengan cara dibakar
dengan incenerator pada suhu 10000C. Hasil dari proses ini adalah abu sisa hasil
proses pembakaran. Abu tersebut kemudian dibuang ke TPS Semanggi dengan
menggunakan gerobak sampah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Limbah padat non medis pada tahap ini diangkut dengan menggunakan
gerobak sampah dan langsung dibuang di TPS Semanggi. Pembuangan ini
dilaksanakan oleh petugas pembuang sampah.
3. Limbah Gas
Limbah gas berasal dari proses kegiatan di Instalasi gizi, incenerator dan
gas anestesi diruang operasi.
Untuk mengolah limbah gas yang ada maka dibuat sistem exhause fan dan
pembuatan cerobong asap yang cukup tinggi (10m) pada incenerator. Gas yang
dihasilkan langsung dibuang di udara bebas.
I. Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit
Sebagai upaya penyehatan lingkungan rumah sakit Direktur RSUI Kustati
mengeluarkan kebijakan tentang penyehatan lingkungan rumah sakit. Kebijakan
tersebut memuat Upaya-upaya dalam penyehatan lingkungan rumah sakit.
Adapun upaya yang telah dilaksanakan adalah :
1. Pengendalian Binatang Penggangu
Binatang penggangu yang ada di RSUI Kustati berupa nyamuk, tikus,
kecoa, lalat, semut dan rayap. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diadakan
usaha-usaha :
a. Bekerjasama dengan Pihak Luar
Dalam hal ini, biasanya rumah sakit bekerjasama dengan CV untuk
membasmi serangga yang ada. Teknik yang digunakan adalah dengan cara kimia
yakni dengan penyemprotan bahan kimia tertentu, Dalam teknik pelaksanaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
pihak rumah sakit tinggal menunjukan lokasi yang ditangani dan memantau
pelaksanaannya. Untuk melindungi masyarakat rumah sakit ketika pelaksaan
penyemprotan, maka pihak jasa menggunakan bahan kimia yang tidak berasap
dan saat pelaksanaan penyemprotan ruangan tersebut terlebih dahulu
dikosongkan.
b. Pemakaian Hit Spray dan obat elektrik terutama di kelas utama untuk
menghindari dan menghilangkan nyamuk.
c. Pemasangan ram nyamuk.
d. Menjaga kebersihan ruangan rumah sakit.
e. Pengurasan bak penampung air.
Pengurasan ini dilaksanakan tiga bulan sekali untuk bak besar dan setiap
satu bulan sekali untuk bak kecil atau ketika diperlukan. Adapun indikasi yang
digunakan sebagai tindakan perlu adanya pengurasan adalah adanya pasir di
dalam bak dan dinding bak telah berlumut. Pengurasan ini bertujuan mencegah
timbulnya jentik-jentik nyamuk.
f. Penutupan tempat pembuangan air untuk menghindari adanya kecoa.
g. Binatang penggangu yang berupa rayap, diatasi dengan cara disemprot
mengunakan pernis dan kapur barus.
2. Sterilisasi dan Desinfeksi
Sterilisasi di RSUI Kustati dapat dibedakan menjadi dua macam :
a. Sterilisasi Ruang
Sterilisasi ruang dilaksanakan dengan tujuan untuk membersihkan ruangan
dari bibit penyakit dan mikroorganisme patogen yang berasal dari pasien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Ruangan segera disterilisasikan setelah ditempati oleh pasien yang menderita
penyakit menular seperti hepatitis, HIV (+), HbSAg (+).
Alat yang digunakan untuk sterilisasi ruang adalah UV Lamp. Sterilisasi
ruang dilaksanakan selama dua jam. Untuk mengetahui kebersihan udara ruangan
dari adanya kuman-kuman berbahaya, maka diadakan pengukuran angka kuman
udara. Pengukuran angka kuman udara diprioritaskan pada ruang operasi dan
ruang bayi. Pengukuran dilaksanakan dengan cara kerja sama dengan pihak
laboratorium biologi FK UNS.
Program pengukuran ini dijadwalkan setiap tahun dua kali. Pengukuran
terakhir dilaksanakan pada bulan Maret 2008. Pengukuran belum bisa
dilaksanakan secara rutin karena adanya program prioritas dari pelaksanaan
program kerja K3RS dan karena adanya pertimbangan biaya.
b. Sterilisasi Instrument (Peralatan)
Sterilisasi ini dilaksanakan untuk mensterilisasikan peralatan medis
teruama alat operasi. Proses sterilisasi ini menggunakan autoclave dengan suhu
1200C. Sebelum disterilsasi autoclave peralatan tersebut sudah dibersihkan dari
kotoran-kotoran yang ada.
3. Penyehatan Air Minum dan Air Bersih
Air yang digunakan dalam kegiatan operasional di RSUI Kustati berasal
dari air PDAM dan air artesis. Air PDAM digunakan di unit ICU, IGD, poliklinik
dan IBS Utara. Air artesis digunakan dalam proses kegiatan diinstalasi gizi,
laundry dan instalasi yan lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Selain air artesis dan PDAM juga disediakan air aqua.Air tersebut berasal
dari penyulingan terhadap air PDAM untuk kegiatan medikasi dan untuk
mencukupi kebutuhan air minum.
Unutuk menjaga kualitas air yang digunakan maka diadakan upaya-upaya
sebagai berikut :
a. Pengurasan bak penampung air
b. Program klorinasi pada bak penampung air dan destilasi
c. Pemeriksaan kualitas air
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air bersih dalam
kegiatan rumah sakit. Program pemeriksaan ini, dijadwalkan setiap tahun dua kali.
Pemeriksaan ini bekerjasama dengan pihak laboratorium UNS. Jika dari hasil
pemeriksaan terjadi penurunan kualitas air, maka akan diadakan rekomendasi
ulang dan pembersihan terhadap sarana dan prasarana penyediaan air.
Pemeriksaan air terakhir dilaksanakan pada bulan Februari 2009.
4. Pembersihan Ruang dan Bangunan
Untuk menjaga kebersihan ruangan dan bangunan rumah sakit, maka telah
diadakan program pembersihan terhadap ruang dan bangunan. Program ini terdiri
atas kegiatan penyapuan dan pengepelan dengan desinfektan secara rutin.
Penyapuan dan pengepelan dilaksanakan pada shift pagi (pukul 07.00 WIB dan
12.30 WIB). Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas cleaning servis denga jadwal
waktu dan wilayah kerja yang telah ditentukan oleh pihak K3RS. Pembersihan
juga dilaksanakan terhadap kaca, plafon ruangan, pengurasan WC dan kamar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
mandi. Khusus untuk memenuhi kebutuhan WC dan kamar mandi telah
disediakan WC dan kamar mandi sebanyak 157 buah.
5. Pengelolaan Linen
Linen yang ada berasal dari unit-unit yang ada di rumah sakit. Berdasarkan
unit penghasil linen, maka dapat dibedakan menjadi tiga :
a. IBS
Linen ini berasal dari semua rangkaian proses kegiatan yang berkaitan
dengan tindakan operasi. Linen ini terdiri atas duk lubang besar, duk lubang kecil,
alas meja operasi, perlak, baju tim operasi.
b. Bangsal
Linen ini berasal dari seluruh rangkaian kegiatan yang ada di bangsal
pasien. Linen yang berasal dari ruang pasien ini terdiri atas sarung bantal, sprey,
selimut, korden dan lain-lain.
c. Ruang Bayi
Linen ini terdiri dari seluruh rangkaian kegiatan yang ada di ruang bayi.
Linen ini terdiri atas popok, gurita, baju bayi, selimut dan lain-lain.
Linen yang dihasilkan langsung dipisahkan antara linen infeksius dan non
infeksius oleh masing-masng unit terkait. Untuk linen bangsal yang bersifat
infeksius ditempatkan dalam plastik warna merah. Yang termasuk linen infeksius
ini adalah linen yang terkena darah, urine, tinja, nanah dan cairan berbahaya yang
lain. Untuk menghindari kontaminasi silang antara linen infeksius, non infeksius
dan linen bayi, maka waktu, tempat, peralatan pengelolaan dan tenaga pengelola
masing-masing linen berbeda. Linen bayi dicuci sebelum pencucian linen bangsal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
(di sub unit laundry utara) dan untuk linen dari unit operasi ditempatkan dalam
tempat terpisah (sub unit laundry selatan).
Linen yang berasal dari bangsal, ruang operasi dan ruang bayi dibawa
dengan mengunakan troly. Troly untuk masing-masing linen tersebut berbeda.
Setelah sampai di unit laundry linen tersebut dihitung dan dicatat sesuai dengan
jenis dan unit penghasil linen. Pada tahap awal pencucian linen infeksius dicuci
dengan sabun dan H2O2 untuk menghilangkan darah, setelah itu linen direndam
dengan menggunakan sabun dan kaporit selama 15-30 menit. Khusus untuk linen
infeksius pada tahap ini ditambah dengan rizol. Pada tahap selanjutnya linen
dicuci dan dibilas sebanyak dua kali. Linen kemudian direndam denga pewangi
dan dimasukan kedalam mesin pengering untuk mengurangi kadar air dan
kemudian dijemur. Setelah linen kering, linen tersebut kemudian disetrika dan
dihitung kembali sebelum didistribusikan.Pada tahap pendistribusian, linen
tersebut dimasukan dalam troly khusus linen bersih yang tertutup rapat.
Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja petugas pengelola linen
maka telah disediakan APD. APD tersebut terdiri atas sarung tangan karet, sepatu
boot, apron plastik dan baju kerja khusus. Selain itu, telah disediakan MSDS H2O2
dan pemberian ekstra fooding berupa susu setiap hari.
Unit laundry ditempatkan pada lokasi yang jauh dari lokasi pasien. Lantai
terbuat dari beton yang kuat, rata, kedap air dan agak miring kearah saluran
pembuangan, sehingga sisa air mengalir dengan mudah. Air yang digunakan
adalah air artesis yang mengalir melalui kran. Untuk menyalurkan air sisa
pencucian, maka disediakan saluran air sistem tertutup yang akan mengalirkan air
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
tersebut menuju IPAL untuk diolah. Untuk mengolah kebersihan tempat
pencucian dan peralatan yang ada, maka tempat pencucian dan peralatan yang
dibutuhkan segera dibersihkan setelah digunakan.
J. Konstruksi Bangunan
Kontruksi bangunan di RSUI Kustati adalah :
1. Ruang Operasi
Konstruksi bangunan di ruang operasi adalah :
a). Dinding terbuat dari porselin setinggi langit-langit dan berwarna putih.
b). Langit-langit terbuat dari bahan multiplek yang dipasang dengan rapat.
c). Lantai terbuat dari bahan keramik yang kuat, kedap air dan mudah dibersihkan.
d). Dipasang gelagar lampu bedah dengan profil baja doubel INP.
e). Pintu kamar selalu dalam keadaan tertutup.
f). Untuk menghindari hubungan langsung dengan ruang luar, maka telah dibuat
ruang antara.
g). Hubungan ke ruang steril untuk keperluan cleaning, yaitu untuk mengeluarkan
linen menggunakan loket yang dapat ditutup dan dibuka.
2. Ruang Laboratorium
Konstruksi di ruangan laboratorium adalah :
a). Dinding terbuat dari bahan keramik dengan tinggi 196 cm dari atas lantai dan
sisanya dengan cat warna putih.
b). Tinggi langit-langit adalah 211 cm dari lantai.
c). Lebar pintu adalah 117 cm dan tinggi pintu adalah 211 cm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
d). Ambang bawah jendela berjarak 196 cm dari lantai.
e). Stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian 155 cm dari lantai.
f). Lantai terbuat dari keramik yang berwarna putih dan mudah dibersihkan.
g). Meja beton yang dilapisi dengan keramik dengan tinggi 77 cm dari lantai.
h). Dinding kamar mandi dilapisi dengan porselin setinggi 155 cm dari permukaan
lantai.
3. Ruang Sterilisasi
Konstuksi bangunan di ruang sterilisasi adalah :
a). Dinding dilapisi dengan keramik setinggi 125 cm dari permukaan lantia dan
sisanya dicat dengan warna putih.
b). Lantai terbuat dari bahan keramik yang kuat, mudah dibersihkan dan kedap air.
c). Langit-langit terbuat dari bahan multiplek yang kuat.
d). Lebar pintu adalah 152 cm dengan ketinggian 211 cm.
e). Ambang bawah jendela berjarak 75 cm dari permukaan
f). Meja beton yang dilapisi dengan keramik dengan tinggi 77 cm dari permukaan
lantai.
g). Stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian 152 cm dari permukaan
lantai.
4. Ruang Radiologi dan Ruang Gelap
Konstuksi bangunan di ruang radiologi adalah:
a). Dinding, pintu, kusen dan jendela dilapisi dengan Pb setebal 1,2 mm.
b). Lantai terbuat dari bahan keramik yang kuat, kedap air serta mudah
dibersihkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
c). Stop kontak dipasdang pada ketinggian 155 cm dari permukaan lantai.
d). Jendela yang membatasi ruang X-Ray dengan ruang operator dilapisi dengan
Pb setebal 1,2 cm.
e). Telah dipasang AC di ruang tersebut.
Konstuksi bangunan di ruang gelap adalah:
a). Dinding dicat dengan warna hitam.
b). Bovenlicht ditutup dengan menggunakan kain warna hitam.
c). Lebar pintu adalah 171 cm dengan ketinggian 214 cm.
d). Stop kontak dan saklar dipasang dengan ketinggian 159 cm dari permukaan
lantai.
e). Telah disediakan air bersih dan exhause fan.
5. Ruang Mayat
Konstuksi bangunan di mayat adalah:
a). Dinding dilapisi dengan keramik.
b). Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air dan mudah dibersihkan.
c). Telah dilengkapi dengan sarana pembuangan air limbah.
d). Dilengkapi dengan ruang ganti pakaian petugas
e). Dilengkapi dengan tempat dan bahan-bahan pemulasaran jenazah.
f). Terdapat sarana penyediaan air yang mencukupi yang bersumber dari air
artesis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Faktor dan Potensi Bahaya
1. Faktor Bahaya
Faktor bahaya yang ada di RSUI Kustati terdiri atas :
a. Kebisingan
Tabel 7. Hasil perbandingan kebisingan dengan standar
RUANG STANDART (dBA)
HASIL PENGUKURAN
(dBA)
KET
1 R. Loundry (R. Strika) 45 54 Tidak Sesuai Standar
2 Loundry (Tempat Cuci) -
70 -
3 R. arsip rekam medis 45 62 Tidak Sesuai Standar
4 R. Sterilisasi 45 63 Tidak Sesuai Standar
5 Radiologi (Meja administrasi)
45 64 Tidak Sesuai Standar
6 Radiologi (transit) 45 72 Tidak Sesuai Standar
7 Radiologi (R. Gelap) 45 74 Tidak Sesuai Standar
8 R.Laboratorium 68 62 Sesuai Standar
9 Poliklinik Syaraf 45 64 Tidak Sesuai Standar
10 Bengkel 60 Tidak Sesuai Standar
11 ICU 45 54 Tidak Sesuai Standar
12 Bangsal As Salwa IIIA2 45 55 Tidak Sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
(Sumber : Pengukuran tanggal 21 Februari 2009)
Dari hasil penelitian dan perbandingan dengan standar yang diizinkan,
maka diperoleh bahwa hanya terdapat satu ruangan yang tingkat kebisingannya
sudah sesuai dengan standar yang diizinkan dan ruang selainnya tingkat
kebisingannya melebihi standar yang diizinkan. Adapun ruangan yang sudah
sesuai dengan standar hanyalah ruang laboratorium.
Sumber kebisingan berasal dari suara pengunjung, karyawan, peralatan
rumah sakit dan lalu lintas. Tingkat intensitas kebisingan di RSUI Kustati belum
semuanya sesuai dengan Kepmenkes RI No.1204/MENKES/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
b. Penerangan
Menurut PMP No.7 Tahun 1964 pasal 10 tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan serta Penerangan Di Tempat Kerja dan Undang-undang No.1 Tahun
1970 pasal 3 ayat 1(i) tentang Keselamatan Kerja, bahwasanya di tempat kerja
harus mendapatkan penerangan yang cukup dan sesuai dalam melaksanakan
pekerjaan. Di dalam lingkungan rumah sakit, penerangan harus disesuaikan
dengan Kepmenkes RI No.1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Pencahayaan di Rumah Sakit.
(Buatan) Standar 13 Bangsal Az Zaitun IIIB 45 61 Tidak Sesuai
Standar 14 R. Pemulihan 45 65 Tidak Sesuai
Standar 15 R. Peawatan Bayi 45 50 Tidak Sesuai
Standar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel 8. Hasil pengukuran penerangan dibandingkan dengan standar.
NO
RUANG STANDART (Lux)
HASIL PENGUKURAN
(Lux)
KET
1 Loundry (Meja setrika) (Alami)
Min. 200 161 Tidak Sesuai Standar
2 R. Loundry (R. Strika) (Alami)
Min.200 113 Tidak Sesuai Standar
3 Loundry (Tempat Cuci) (Buatan)
Min. 100 54 Tidak Sesuai Standar
4 Loundry (meja Kabag) (alami)
Min. 100 55 Tidak Sesuai Standar
5 Meja komputer transaksii rekam
medis (alami, buatan)
Min. 100 29 Tidak Sesuai Standar
6 R. arsip rekam medis (alami,
buatan)
Min. 100 27 Tidak Sesuai Standar
7 R. Sterilisasi (Autoclav) (Buatan)
Min. 100 28 Tidak Sesuai Standar
8 R. Sterilisasi (Meja Administrasi)
(buatan)
Min.200 57 Tidak Sesuai Standar
9 Radiologi (Meja administrasi)
(alami)
75-100 56 Tidak Sesuai Standar
10 Gizi (R. Racik-racik) (Alami)
Min. 200 334 Sesuai Standar
11 Gizi (R. Memasak) (Alami)
Min.200 92 Tidak Sesuai Standar
12 Meja unit gizi (alami)
Min. 100 104 Sesuai Standar
13 Laboratorium (R. Penelitian) (Buatan)
300-500 102 Tidak Sesuai Standar
14 Laboratorium ( Kantor
Administrasi) (Alami)
Min.100 24 Tidak Sesuai Standar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
(Sumber : Hasil pengukuran tanggal 22 Februari 2009)
Dari hasil pengukuran penerangan dengan standar, dapat diperoleh bahwa
rata-rata penerangan di RSUI Kustati kurang sesuai standar yang diizinkan. Hal
ini dikarenakan kurang cukupnya alat penerangan yang dipasang, kaca yang
dipasang tersebut dari bahan yang tidak mudah tembus cahaya untuk menjaga
kenyamanan pasien dan pada waku pengukuran, cuaca dalam keadaan mendung
sehingga hasil pengukuran dimungkinkan kurang akurat. Akan tetapi sudah
terdapat beberapa ruangan yang tingkat penerangannya sudah sesuai dengan
standar yaitu pada ruang gizi bagian meja unit gizi dan ruang racik-racik.
Hal tersebut menunjukan, bahwa penerangan di RSUI Kustati belum
semuanya sesuai dengan peraturan tentang penerangan di rumah sakit yang ada.
15 Poliklinik Syaraf (Meja Administrasi)
( alami)
Min. 100 49 Tidak Sesuai Standar
16 Bengkel (alami) Min. 200 34 Tidak Sesuai Standar
17 ICU ( Meja Administrasi)
(Buatan)
Min. 100 25 Tidak Sesuai Standar
18 Bangsal As Salwa IIIA2 (Buatan)
300-500 48 Tidak Sesuai Standar
19 Bangsal Az Zaitun IIIB (Alami,Buatan)
300-500 48 Tidak Sesuai Standar
20 R. Pemulihan (Buatan)
300-500 44 Tidak Sesuai Standar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
c. Suhu dan Kelembaban (Iklim Kerja).
Tabel 9. Hasil pengukuran suhu dan kelembaban dibandingkan dengan standar.
No
RUANG
STANDART HASIL
PENGUKURAN
KET
Suhu
(oC)
Kelembaban
(%)
Suhu
(oC)
Kelembaban
(%)
Suhu
(oC)
Kelem
baban
(%)
1 R. Perawatan
Bayi
- - 30 53 - -
2 R. Pemulihan
bersalin
- - 29 51 - -
3 Loundry
(Tempat Cuci
linen)
- - 30 60 -
4 Meja
komputer
transaksi
rekam medis
- - 28 61 - -
5 R. arsip
rekam medis
- - 29 60 - -
6 R. Sterilisasi 22-27 50-60 27 54 Sesuai
Standar
Sesuai
Standar
7 Radiologi
(Meja
administrasi)
- - 31 60 - -
8 Laboratorium
(R.
Penelitian)
- - 30 50 - -
9 Poliklinik
Syaraf (Meja
- - 26 58 - -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
(Sumber hasil pengukuran tanggal 23 Februari 2009)
Dari hasil pengukuran yang kemudian dibandingkan dengan standar yang
diizinkan maka dapat diperoleh bahwa suhu rata-rata di RSUI Kustati sudah
sesuai dengan standar yang ditetapkan. Di ruang tersebut terdapat suhu ruangan
yang sedikit lebih tinggi dari standar yang diizinkan. Untuk kelembaban ruangan
rata-rata sudah sesuai standar yang diizinkan.
Tingginya suhu disebabkan oleh karena sirkulasi udara yang kurang
lancar. Hal ini dimungkinkan karena sistem ventilasi yang kurang baik. Adapun
usaha yang telah dilaksanakan untuk mempertahankan suhu dan kelembaban agar
dapat memberikan kenyamanan adalah dengan pemasangan AC dan ventilasi yang
memadai.
Administrasi)
( alami)
10 Bengkel
(alami)
- - 32 58 - -
11 ICU ( Meja
Administrasi)
(Buatan)
26-27 40-50 26 49 Sesuai
Standar
Sesuai
Standar
12 Bangsal As
Salwa IIIA2
(Buatan)
24-27 50-60 27 55 Sesuai
Standar
Sesuai
Standar
13 Bangsal Az
Zaitun IIIB
(Alami,Buata
n)
24-27 50-60 28 60 Sesuai
Standar
Sesuai
Standar
14 R. Pemulihan
(Buatan)
- - 28 56 - -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Rata-rata suhu dan kelembaban ruangan di RSUI Kustati, sudah sesuai
dengan peraturan yang berlaku Kepmenkes RI No.1204/MENKES/SK/X/2004
tentang Suhu dan Kelembaban Udara di Rumah Sakit.
d. Radiasi
Di RSUI Kustati sinar radiasi hanya digunakan untuk mendiagnosa
penyakit yang diderita oleh pasien. Adapun usaha yang telah dilaksanakan untuk
melindungi tenaga kerja dari paparan radiasi dan untuk mempertahankan
kesehatan tenaga kerja adalah dengan menetapkan protap penerapan K3 di
instalasi radiologi, sehingga tenaga kerja harus bekerja sesuai dengan peraturan
yang telah ditetapkan. Dalam bekerja tenaga kerja harus menggunakan APD dan
film badge yang telah disediakan. Film badge berfungsi untuk mengetahui kadar
radiasi yang sudah diterima oleh tenaga kerja yang bersangkutan. Alat tersebut
diperiksa oleh pihak rumah sakit secara periodik setiap bulan di BATAN. Selain
itu tenaga kerja akan menjalani pemeriksaan urine dan darah setiap bulan di
laboratorium rumah sakit tersebut.
Struktur ruang dan bangunan sudah diusahakan sesuai dengan peraturan
yang telah ditetapkan dalam Kepmenkes RI No.1204/MENKES/SK/X/2004
tentang persyaratan kesehtan lingkungan RS tentang Konsruksi Bangunan Rumah
Sakit.
e. Debu
Di RSUI Kustati debu dihasilkan dari proses penyapuan lantai, linen,
incenerator, jalan raya dan lingkungan sekitar rumah sakit. Sedangkan asap
bersumber dari instalasi gizi, genset dan cerobong incenerator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Usaha yang telah dilakukan oleh pihak rumah sakit untuk melindungi
tenaga kerja dari bahaya debu dan asap adalah dengan prosedur pengepelan lantai
secara rutin, pemasangan exhause fan dengan pengguanaan APD berupa masker
bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
f. Bahan-Bahan Kimia
Usaha ang telah dilaksanakan oleh pihak rumah sakit untuk melindungi
masyarakat rumah sakit dari bahaya bahan kimia yang ada adalah dengan
menyediakan MSDS (Material Safety Data Sheet), penyediaan APD bagi tenaga
kerja, penyediaan APAR dan adanya penempelan poster tanda bahaya untuk
mengingatkan para karyawan.
Prosedur tersebut sudah sesuai dengan Kepmenaker RI No.Kep
187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia di tempa Kerja, pasal 4 tentang
Penyediaan MSDS dan UU No.1 tahun 1970 pasal 9 ayat 1(c) tentang kewajiban
penyediaan APD bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
2. Potensi Bahaya
Potensi bahaya adalah keadaan berbahaya yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja di rumah sakit dapat dibedakan menjadi dua
jenis:
1. Kecelakaan medis yaitu jika menjadi korban adalah pasien.
2. Kecelakaan kerja yaitu jika yang menjadi korban adalah karyawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Potensi bahaya yang ada di RSUI Kustati adalah :
a. Kebakaran
Upaya yang telah dilakukan untuk mencegah dan menghadapi bahaya
kebakaran di RSUI Kustati adalah dengan penyediaan APAR. APAR dipasang
dengan ketinggian 120 cm dari permukaan lantai dengan jarak antar APAR sesuai
dengan tingkat kebutuhan instalasi terkait. Untuk pemeliharaan APAR yang ada
maka diadakan pemeriksaan APAR secara rutin setiap tahun sebanyak dua kali
pemeriksaan. Selain menyediakan APAR, pihak rumah sakit telah menyediakan
dua buah unit hydrant untuk memadamkan api jika terjadi kebakaran.
Berkaitan dengan penyediaan dan pemeliharaan APAR telah sesuai
dengan Permenakertrans No.Per04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan
dan Pemeliharaan APAR.
Pendidikan dan pelatihan guna menghadapi terjadinya kebakaran juga
telah dilakukan. Pelatihan ini khususnya diadakan bagi tenaga kerja yang bekerja
pada daerah yang rawan kebakaran. Selain itu, upaya yang sudah dilaksanakan
adalah perbaikan sistem house keeping, petunjuk arah keluar, alarm, pemasangan
tanda peringatan berupa gambar api dan larangan merokok.
Upaya tersebut telah sesuai dengan Undang-undang No.1 Tahun 1970
pasal 9 ayat 3 dan ayat 1 (b) tentang Mencegah, Mengurangi dan Memadamkan
Kebakaran.
Salah satu sumber terjadinya panas adalah petir. Petir dapat
mengakibatkan kebakaran jika menyambar bangunan yang ada. Untuk melindungi
bangunan rumah sakit dari kebakaran akibat sambaran petir maka pihak rumah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
sakit telah memasang IPP (Instalasi Penyalur Petir). Instalasi penyalur petir adalah
seluruh susunan sarana penyalur petir yang terdiri atas air terminal, conector,
down conducor dan grounding yang seluruhnya digunakan untuk menagkap petir
dan kemudian menyalurkan kedalam bumi. Prosedur ini telah sesuai dengan
Permenaker No Per 02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
b. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja yang dapat timbul di RSUI Kustati adalah terpeleset,