IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA PT. BANK SULSELBAR KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI OLEH ISMAWATI 105730421913 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021
IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(GCG) PADA PT. BANK SULSELBAR
KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
OLEH
ISMAWATI 105730421913
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
HALAMAN JUDUL
IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(GCG) PADA PT. BANK SULSELBAR
KABUPATEN ENREKANG
ISMAWATI
105730421913
Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Pada Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
HALAMAN PERSEMBAHAN
Pertama-tama puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt.
Atas terselesaikannya skripsi ini dengan baik. Dan Skripsi ini
saya persembahhan untuk :
Bapak dan Mama yang telah memberikan kasih sayang hingga
aku dewasa, selalu mendoakan n mendukung setiap langkahku.
Buat kedua almarhum kakak laki-lakiku yang telah terlebih
dahulu meninggalkan dunia ini dan belum sempat melihat
adiknya menyandang gelar sarjana. Kedua kakak perempuanku
dan adikku yang tersayang, dosen-dosenku yang telah menjadi
orang tua keduaku serta orang orang yang selalu memberikan
dukungan tanpa henti.
Motto
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Al Insyirah:6)
”never give up, dibalik kegagalan selalu ada kata coba lagi”
vi
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Penelitian : IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(GCG) PADA PT. BANK SULSELBAR KABUPATEN
ENREKANG
Nama Mahasiswa : ISMAWATI
No. Stambuk/ NIM : 105730421913
Program Studi : AKUNTANSI
Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Telah diuji serta dipertahankan dihadapan Penguji pada ujian skripsi yang
dilakasanakan tanggal 27 Februari 2021 di Ruangan IQ 7.1 gedung iqra Fakultas
Ekonomi dan Bisnis,Universitas Muhammadiyah Makassar
Makassar, 27 Februari 2021
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Ansyarif Khalid.,SE,M.si.Ak.CA Ramly, SE., M.Si NIDN. 0916099601 NIDN. 0924048703
Mengetahui Ketua Program Studi Akuntansi
Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP NBM. 1 073428
vii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi atas Nama ISMAWATI, Nim 105730421913, diterima dan
disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan surat Keputusan Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 004/SK-Y/62201/091004/2021M,
pada Tanggal 27 Februari 2021M/15 Rajab 1442H, sebagai salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Prorgam Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
15 Rajab 1442 H Makassar,
27 Februari 2021
PANITIA UJIAN
1. Pengawas umum : Prof.Dr.H.Ambo Asse,M.Ag, (……………..) (Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong,SE.,MM. (……………..) (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR,SE.,MM (……………..) (WD 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
4. Penguji : 1. Dr. Agus Salim HR,SE.,MM. (……………...)
2. Linda Arisanty Razak,SE,M.Si.,Ak (……………...)
3. Ramly,SE,M.Si (……………...)
4. Wahyuni,SE.,M.Ak (……………...)
viii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ismawati
Nim : 105730421913
Ptogram Studi : Akuntansi
Judul Skripsi :“Implementasi Good Corporate Governance Pada
PT. Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang”
Dengan Ini menyatakan bahwa:
Skripsi ini saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya
sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapa pun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 27 Februari 2021 Yang Membuat Pernyataan,
ISMAWATI 105730421913
Diketahui Oleh:
Dekan Fakultas Ekonomi dan BIsnis Ketua Program Studi Akuntansi
Ismail Rasulong,SE.,MM. Ismail Badollahi,SE.,M.Si.Ak.CA.CSP NBM: 903978 NBM: 107342
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya yang telah
dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
dengan judul“Implementasi Good Corporate Governance (GCG) Pada Bank
Sulselbar Kabupaten Enrekang”. Salam dan shalawat tidak lupa penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi yang menuntun ummatnya dari
alam yang gelap gulita ke alam yang terang-benderang dengan segala ilmu dan
sunnahnya.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar
Sarjana akuntansi (S.Ak) pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammammadiyah Makassar
Teristimewa penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada
kedua orangtua Ayahanda Dudang dan ibunda Nursina atas segala
pengorbanan, perlindungan, kesabaran, Do’a dan kasih sayangnya untuk
membesarkan dan mendidik penulis tanpa pernah mengeluh dan tanpa rasa
bosan serta selalu memberikan dukungan dan bantuannya baik secara moril
maupun materil yang tiada henti. Dan kakak-kakak dan adik (Alm.Agus, Masna,
Darna, Alm.Sulaiman dan Muh. Sabri) serta keluarga beras yang senantiasa
memberikan motifasi dan dukungan kepada penulis.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis diberi bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak baik secara materi maupun moril. Oleh karena itu penulis
meyampaikan rasa hormat dan sebesar-besarnya kepada:
x
1. Prof. Dr. H. Ambo Asse,M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar
2. Ismail Rasulong, SE.,MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Dr. Ismail Badollahi,SE.,M.Si.,Ak.CA.CSP selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Dr. H. Ansyarif Khalid,SE,M.Si.Ak.CA selaku penasehat akademi dan
pambimbing I yang senantiasa meluangkan waktu memberikan
bimbingan kepada penulis
5. Ramly,SE,M.Si selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu
selama penyusuna skripsi
6. Bapak /Ibu dan asisten dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammdiyah Makassar yang tak kenal lelah menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah
7. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar
8. Pihak lain yang tidak disebutkan namanya namun telah menyumbangkan
pendapat, saran, baik secara langsung maupun tidak langsung secara
khusus penulis mengucapkan terima kasih.
Akhir kata penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para
pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
xi
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada almamater kampus biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul khairat, waassalamu’alaikum Wr. Wb
Makassar, Februari 2021
ISMAWATI
xii
ABSTRAK
(Ismawati,2021), Implementasi Good Corporate Governance pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dibimbing oleh Pembimbing I H. Ansyarif Khalid dan Pembimbing II Ramly.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Good Corporate Governance pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang. Populasi penelitian ini adalah seluruh jajaran Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang. Tehnik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Sampel terdiri dari 30 orang, yang akan memastikan implementasi Good Corporate Governance pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang telah mengimplementasikan Good Corporate Governance dengan sangat baik. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji implementasi struktur Good Corporate Governance dengan menggunakan pengumpulan data secara observasi.
Kata Kunci: Good Corporate Governance,Bank Sulselbar
xiii
ABSTRACT
Ismawati (2021), Implementation of Good Corporate Governance at the Bank of South Sulawesi, Enrekang Regency. Thesis of Accounting Study Program Faculty of Economics and Business Makassar Muhammadiyah University is guided by Supervisor I H. Ansyarif Khalid and Supervisor II Ramly.
This study aims to determine the implementation of Good Corporate Governance at the Bank of South Sulawesi Enrekang Regency. The population of this research is all of the Sulselbar Bank of Enrekang Regency. The sampling technique is done by purposive sampling. The sample consists of 30 people, who will ensure the implementation of Good Corporate Governance in the South Sulawesi District of Enrekang. The analytical method used is descriptive analysis method with a percentage.
The results of this study indicate that the Bank of South Sulawesi Enrekang Regency has implemented Good Corporate Governance very well. The next researcher is expected to be able to study the implementation of the structure of Good Corporate Governance by using observational data collection.
Keywords: Good Corporate Governance,Bank Sulselbar
xiv
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I . PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTRAKA .................................................................... 7
A. Pengetian Good Corporate Governance ........................................ 7
B. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance ................................. 8
C. Pedoman Good Corporate Governance......................................... 11
D. Kekhususan Good Corporate Governance Pada Bank .................. 16
xv
E. Implementasi Good Corporate Governance ................................... 18
F. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 23
G. Kerangka Pikir ............................................................................... 30
H. Hipotesis ........................................................................................ 31
BAB III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 32
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 32
C. Definisi Oprasional ........................................................................ 33
D. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 34
E. Populasi dan Sampel ..................................................................... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 35
G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 35
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 37
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ............................................. 37
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 40
C. Pembahasan ................................................................................ 68
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 71
A. Kesimpulan ................................................................................... 71
B. Saran ............................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Bentuk Mapping .............................................
Tabel 3.1 Oprasional variable ......................................................................... 33
Tabel 4.1 Deskripsi Pembagian dan Pengembalian kuisioner ......................... 40
Tabel4.2Rekapitulasi Jawaban Respondenatas Implementasi Prinsip
Keterbukaan (transparency) pada Bank Sulsebar Kabpaten
Enrekang ........................................................................................ 59
Tabel4.3Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi Prinsip
Akuntabilitas (accountability) pada Bank Sulselbar Kabupaten
Enrekang ........................................................................................ 61
Tabel4.4Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi Prinsip
pertanggungjawaban (responsibility) pada Bank Sulselbar Kabupaten
Enrekang .......................................................................................... 62
Tabel4.5Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi Prinsip
Independensi (independency) pada Bank Sulselbar Kabupaten
Enrekang ....................................................................................... 63
Tabel4.6Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi Prinsip Kewajaran
(fairness) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ....................... 64
xvii
DAFTAR GAMABAR
Ganbar 2.1 kerangka pemikiran ...................................................................... 30
Gambar 4.1Pernyataan 1 untuk Implementasi Prinsip Keterbukaan(transparency)
pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang .................................. 41
Gambar 4.2Pernyataan 2 untuk Implementasi Prinsip Keterbukaan(transparency)
pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang .................................. 42
Gamba 4.3Pernyataan 3 untuk Implementasi Prinsip Keterbukaan (transparency)
pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang .................................. 43
Gambar4.4Pernyataan 4 untuk Implementasi Prinsip Keterbukaan (transparency)
pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang .................................. 44
Gambar4.5Pernyataan 5 untuk Implementasi Prinsip Keterbukaan (transparency)
pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang .................................. 45
Gambar4.6Pernyataan 1 untuk Implementasi Prinsip akuntabilitas (accountability)
pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang .................................. 46
Gamba4.7Pernyataan 2 untuk Implementasi Prinsip akuntabilitas (accauntability)
pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang .................................. 47
Gambar4.8Pernyataan 3 untuk Implementasi Prinsip akuntabilitas (akuntability)
pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang .................................. 48
Gambar4.9Pernyataan 4 untuk Implementasi Prinsip akuntabilitas (accontability)
pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang .................................. 49
Gambar4.10Pernyataan 1 untuk Implementasi Prinsip Pertanggungjawaban
(responsibility) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ........ 50
Gambar4.11Pernyataan 2 untuk Implementasi Prinsip Pertanggungjawaban
(responsibility) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ........ 51
xviii
Gambar4.12Pernyataan 3 untuk Implementasi Prinsip Pertanggungjawaban
(responsibility) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ........ 52
Gambar4.13Pernyataan 1 untuk Implementasi Prinsip Independensi
(independency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ....... 53
Gambar4.14Pernyataan 2 untuk Implementasi Prinsip Independensi
(independency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ....... 54
Gambar4.15Pernyataan 3 untuk Implementasi Prinsip Independensi
(independency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ....... 55
Gambar4.16Pernyataan 1 untuk Implementasi Prinsip kewajaran (fairness)
pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ................................ 56
Gambar4.17Pernyataan 2 untuk Implementasi Prinsip kewajaran (fairness)
pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ................................ 57
Gambar4.18Pernyataan 1 untuk Implementasi Prinsip kewajaran (fairness)
pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ................................ 58
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Kuesioner
Tabulasi Data Hasil Kuesioner
Rekapitulasi Jawaban Responden
Uji statistik
Uji Validitas
Uji reliabilitas
Turnit
Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isu mengenai good corporate governance mulai berkembang di
Indonesia pada tahun 1998 pada saat terjadi krisis ekonomi. Beberapa pihak
berpendapat bahwa proses pemulihan krisis tersebut memakan waktu lama
karena masih lemahnya praktik good corporate governance pada
perusahaan di Indonesia termasuk di dalamnya perusahaan yang bergerak
di sektor perbankan. Banyak perusahaan yang mengambil kebijakan dengan
mengutamakan kepentingan internal perusahaan namun mengabaikan
kepentingan investor.
Perkembangan perspektif corporate governance berawal dari teori
keagenan (agency theory) yang menyatakan bahwa adanya pemisahanan
tara kepemilikan dan pengelolaan berpotensi menimbulkan masalah
keagenan (agency problem) dan cara untuk mengatasi masalah keagenan
tersebut dilakukan melalui implementasi tata kelola perusahaan yang baik
(good corporate governance).
Sangat sulit untuk dipungkiri, selama kurang lebih sepuluh tahun terakhir
istilah Good Corporate Governance (GCG) telah terpopuler. Tidak hanya
popular namun GCG ditempatkan pada posisi yang tertinggi atau
terhormat.Terutama GCG adalah salah satu kunci dalam sebuah
kesuksesan bank untuk tumbuh berkembang dan menguntungkan dalam
jangka panjang,namun juga untuk memenangkan perasingan bisnis global.
Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu kunci
sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka
1
2
panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global. Selain itu krisis
ekonomi di kawasan Asia dan Amerika Latin yang diyakini muncul karena
kegagalan penerapan GCG (Daniri, 2005). Survey dari Booz-Allen di Asia
Timur pada tahun 1998 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki indeks
corporate governance paling rendah dengan skor 2,88 jauh di bawah
Singapura (8,93), Malaysia (7,72) dan Thailand (4,89). Rendahnya kualitas
GCG korporasi- korporasi di Indonesia ditengarai menjadike jatuhan
perusahaan-perusahaan tersebut (Kaihatu, 2006).
Upaya untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya Good Corporate
Governance dan penerapannya di Indonesia telah dilakukan, baik oleh pemerintah
maupun swasta. Upaya-upaya tersebut antara lain pembentukan Komisi Nasional
GCG oleh kantor Menko Perekonomian dan disusunnya National Code of Good
Corporate Governance atau Pedoman Nasional GCG. Lembaga pemeringkat
Corporate Governance seperti Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI)
dan Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) juga turut mendorong
pelaksanaan GCG oleh perusahaan-perusahaanpublik di Indonesia.
Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk menjaga kelangsungan
hidup perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan. Di
Indonesia, penerapanGood Corporate Governance telah diterbitkan pedomannya
oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) melalui bukunya yang dirilis
tahun 2006 yang berjudul “PedomanUmum Good Corporate Governance
Indonesia”.Berbagai upaya untuk mendorong pelaksanaan GCG tersebut belumlah
mencapai hasil seperti yang diharapkan.Hal ini ditemukan oleh Bank
3
Indonesia.Evaluasi Bank Indonesia terhadap 101 bank pada periode September
2007, menemukan bahwa 69,3% bank yang beroperasi di Indonesia belum
mematuhi ketentuan GCG (Muchammad Ghufron, 2008). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa belum ada perubahan yang berarti atas pelaksanaan GCG oleh
perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk dibidang perbankan.
Good Corporate Governance (GCG) merupakan serangkaian mekanisme yang
merefleksikan suatu struktur pengelolaan perusahaan yang menetapkan distribusi
hak tanggungjawab diantara berbagai partisipan di dalam perusahaan, termasuk
para Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Manajer, Karyawan
danpihak-pihak berkepentingan (stakeholders) lainnya. Good Corporate Governance
juga menegaskan filosofi bahwa pengelolaan perusahaan merupakan amanah dari
berdirinya perusahaan dan oleh karenanya semua pihak yang terlibat harus
berpikiran bertindak untuk kepentingan terbaik perusahaan. Pada titik inilah
pertanyaan reflektif tentang integritas, tanggungjawab dan independensi patut
ditujukan kepada semua pimpinan perusahaan di Indonesia, termasuk sector
perbankan yang sejak semula memang bertopang kepada kepercayaan dan amanah
masyarakat.
Bisnis perbankan memiliki kekhasan dalam pengelolaannya. Alasan utamanya
adalah karena adanya unsur 3K yang harus dipatuhi yakni Kepercayaan,
Keterbukaan, dan Keberhatian.Fokus utama bank adalah menjaga kepercayaan dan
mencegah risiko yang mungkin terjadi. Masyarakat menyimpan dananya di bank
semata-mata berdasarkan kepercayaan bahwa dananya akan kembali ditambah
sejumlah keuntungan yang berasal daribunga. Selanjutnya dana tersebut akan
4
diputar menjadi bentuk berbagai investasi seperti pemberian kredit dan pembelian
surat berharga.
Tata kelola perbankan nasional memerlukan sistem manajemen perbankan
nasional dalam memberikan acuan dan motivasi kepada bankir dalam mengelola
usaha perbankan. Untuk itu diperlukan pula pengaturan dan pengawasan bank
untuk memastikan bahwa bank dijalankan dengan hati-hati, penuh integritas serta
terhindar dari moral hazard para pengurusnya. Dengan demikian dunia perbankan
dapat tumbuh secara mandiri dan dapat memberikan kontribusi yang berarti dan
secara sinergis mampu mencapai kinerja yang optimal dalam mengemban visi dan
misi perbankan nasional dalam mendukung sektor ekonomi nasional dan daerah.
Seiring dengan tuntutan penerapan GCG pada sector perbankan, telah
dikeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum yang kembali
disempurnakan melalui PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang
PerubahanAtas PBI No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate
GovernanceBagi Bank Umum.Peraturan tersebut menegaskan bahwa pelaksanaan
GCG pada industry perbankan harus senantiasa berlandaskan pada lima prinsip
dasar yakni keterbukaan(transparency),akuntabilitas(accountability),
pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dankewajaran
(fairness).
BUMD sebagai salah satu organisasi yang dimilki pemerintah daerah dan
dituntut untuk menjadi mesin uang pemerintah daerah harus mampu dalam
menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Demikian halnya dengan Bank
5
Sulsebar yang ada di Kabupaten Enrekang dituntut harus menerapkanGood
Corporate Governance (GCG) dalam pengelolaannya.
Pedoman Penerapan Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap aspek
dunia usaha termasuk di dalamnya BUMD yang dalam hal ini salah satunya adalah
Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang tercantum dalam Pedoman Umum Good
Corporate Governance di Indonesia yang dibuat oleh KNKG pada tahun 2006 dan
khusus untuk dunia perbankan telah ada pedomannya yaitu Peraturan Bank
Indonesia NO. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi
Bank Umum.
Menurut Krisna (2016) Penerapan Good Corporate Governance pada
BUMN.Hasil penelitiannya menujukaan Bahwa Good Corporate govenance telah
dilakasakan oleh perusahaan,Sedangkan menurut Tadikapury (2011).Hasil
penelitiannya memperlihatkan bahwa Good Corporate Governance telah terwujud
dengan baik.Fakta ini belumlah dapat memberikan keyakinan bahwa Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang telah melaksanakan GCG secara komprehensif. Hal ini barulah
memenuhi struktur pelaksanaan PBI No.8/14/PBI/2006 tentang Perubahan PBI
No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank
Umum.Dengan alas an ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian serupa
dengan judul “Implementasi Good Corporate Governancepada PT Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang?”.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah Bagaimana Implementasi Good Corporate Governance pada PT Bank
Sulselbar Kabupaten Enrekang?”.
C. TujuanPenelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Implementasi
Good Corporate Governancepada PT Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang.
D. ManfaatPenelitian
Manfaat penelitian dibagi menjadi dua yaitu:
1. Manfaat praktis
a. Sebagai bahan kajian pengembangan ilmu mengenai implementasi prinsip-
prinsip GCG pada BUMD sebagai salah satu entitas nasional secara umum
dan daerah pada khususnya.
b. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi PT Bank
Sulselbar Kabupaten Enrekang dalam mengimplementasikan prinsip- prinsip
Good Corporate Governance.
2. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini somoga dapat dijadikan bahan masukan bagi
kalangan yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang
berhubungan dengan penelitian ini.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PengertianGood Corporate Governance
Corporate Governance adalah rangkaian terstruktur yang digunakan untuk
mengelolah serta mengarahkan atau memimpin bisnis dan usaha-usaha
korporasidengan tujuan untuk meningkatkan nilai-nilai perusahaan serta
kontinuitas usaha. Terdapat beberapa pengalaman tertang penertian Corporate
Governance yang dikeluarkan beberapa pihakbaik dalam perspektif yang sempit
(stakeholder) dan perspekti luas (stakholder), namun pada umumnya menuju suatu
maksud dan pengertian yang sama
Corporate Governance menurut Sutedi (2011) adalah:
“suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan(pemegang
saham/pemilik modal, komisaris, dewan pengawas dan direksi) untuk
meningngkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna
mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakholder lainnya, berlandaskan peraturan
perundang-undangan dan nilai-nilai etika.”
Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 mengemukakan bahwa Good
Corporate Governance adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan prinsip-
prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),
pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran
(firness).
7
8
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) dalam Hery (2010)
mendefinisikan bahwa:
“Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,
pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para
pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnyayang berkaitan dengan hak-
hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan
perusahaan. Tujuan Corporate Governance ialah menciptakan nilai tambah bagi
semua pihak yang berkepentingan (stakeholder)”.
Berdasarkan uraian mengenai corporate governance tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance adalah suatu sistem
pengelolaan perusahaan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja
perusahaan, melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undang ansertan ilai-nilai etika
yang berlaku secara umum.
B. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Prinsip-prinsip mengenai corporate governance memiliki banyak versi, namun
pada dasarnya mempunyai banyak kesamaan. Untuk penelitian iniprinsip-prinsip
Good Corporate Governance yang digunakan adalah prinsip-prinsip yang
dikenalsebagai “TARIF” (transparency, accountability, responsibility, independency,
fairness).
Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 bagian penjelasan umum
memberikan defines prinsip-prinsip GCG sebagai berikut:
“Pertama transparansi (transparency) diartikan sebagai keterbukaan
9
dalam mengemukakan informasi yang materil dan relevan serta
keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.
Kedua, akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan
pertangungjawaban bank sehingga pengelolaannya berjalan
efektif.Ketiga, pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian
pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan prinsip pengelolaan bank yang sehat. Keempat, independensi
(independency) yaitupengelolaan bank secara professional tanpa
pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Kelima, kewajaran (fairness) yaitu
keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang
timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku”.
Menurut Sutedi (2011), ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan
dalam Corporate Governance :
1. Keterbukaan (Transparency)
Penyediaan informasi yang memadai, akurat, dan tepat waktu kepada
stakeholders harus dilakukan oleh perusahaan agar dapat dikatakan transparan.
Pengungkapan yang memadai sangat diperlukan oleh investor dalam
kemampuannya untuk membuat keputusan terhadap risiko dan keuntungan dari
investasinya. Kurangnya pernyataan keuangan yang menyeluruh menyulitkan
pihak luar untuk menentukan apakah perusahaan tersebut memiliki uang yang
menumpuk dalam tingkat yang mengkhawatirkan. Kurangnya informasi akan
membatasi kemampuan investor untuk memperkirakan nilai dan risiko serta
pertambahan dari perubahan modal
2. Accountability (Dapat Dipertanggungjawabkan)
10
Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif. Pengelolaan perusahaan harus didasarkan pada
pembagian kekuasaan diantara manajer perusahaan, yang bertanggung jawab
pada pengoperasian setiap harinya, dan pemegang sahamnya yang diwakili oleh
dewan direksi. Dewan direksi diharapkan untuk menetapkan kesalahan
(oversight) dan pengawasan
3. Fairness (Kesetaraan)
Secara sederhana kesetaraan didefinisikan sebagai perlakuan yang adil
dan setara dalam memenuhi hak-hak stakeholder. Dalam pengelolaan
perusahaan perlu ditekankan pada kesetaraan, terutama untuk pemegang
saham minoritas. Investor harus memiliki hak-hak yang jelas tentang
kepemilikan dan sistem dari aturan dan hukum yang dijalankan untuk
melindungi hak-haknya.
4. Sustainability (Kelangsungan)
Kelangsungan adalah bagaimana perusahaan dapat terus beroperasi dan
menghasilkan keuntungan. Ketika perusahaan negara (corporation) exist dan
menghasilkan keuntungan dalam jangka mereka juga harus menemukan cara
untuk memuaskan pegawai dan komunitasnya agar tetap bisa bertahan dan
berhasil. Mereka harus tanggap terhadap lingkungan, memperhatikan hukum,
memperlakukan pekerja secara adil, dan menjadi karyawan yang baik. Dengan
demikian, akan menghasilkan keuntungan yang lama bagi stakeholder-nya.
Menurut Herdinata (2008), prinsip-prinsip GCG memegang peranan
penting, antara lain:
11
1. Pemenuhan informasi penting yang berkaitan dengan kinerja suatu perusahaan
sebagai bahan pertimbangan bagi para pemegang saham atau calon investor
untuk menanamkan modalnya;
2. Perlindungan terhadap kedudukan pemegang saham dari penyalahgunaan
wewenang dan penipuan yang dapat dilakukan oleh direksi atau komisaris
perusahaan;
3. Perwujudan tanggung jawab perusahaan untuk mematuhi dan menjalankan
setiap aturan yang ditentukan oleh peraturan perundang- undangan di negara
asalnya atau tempatnya berdomisili secara konsisten, termasuk peraturan
dibidang lingkungan hidup, persaingan usaha, ketenagakerjaan, perpajakan,
perlindungan konsumen, dan sebagainya.
Good Corporate Governance akan memberikan empat manfaat besar ( Arafat,
2008:10), yaitu:
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan
keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta
lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
2. Meningkatkan corporate value.
3. Meningkatkan kepercayaan investor.
4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan shareholder’s value dan dividen.
C. PedomanGood Corporate Governance
Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), GCG diperlukan untuk
mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan
peraturan perundang-undangan. Penerapan GCG perlu didukung oleh tiga
12
pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai
regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai
pengguna produk dan jasa dunia usaha. Prinsip dasar yang harus
dilaksanakan oleh masing-masing pilar adalah:
1. Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang-undangan yang
menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan, melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan penegakan hokum secara konsisten
(consistent law enforcement).
2. Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman dasar
pelaksanaan usaha.
3. Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak yang
terkena dampak dari keberadaan perusahaan, menunjukkan kepedulian dan
melakukan kontrolsosial (social control) secara obyektif dan bertanggungjawab.
Susilo dan Simarmata (2007:15) melihat bahwa corporate governance mempunyai
dua aspek:
1. Aspek pertama berkaitan dengan pola hubungan dan perilaku actor dalam
perseroan. Perilaku manajemen dengan karyawan; perilaku perseroan dengan
pemasok, dengan kreditor, dan lain-lain. Indikator yang digunakan untuk melihat
bagaimana perilaku ini memberikan manfaat adalah bagaimanakah tingkat
efisiensi perusahaan, bagaimanakah kinerja perusahaan, pertumbuhan,
perlakuan kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan, dan lain-lain.
Aspek ini disebut aspek perilaku korporasi dan sasarannya adalah peningkatan
kinerja (performance).
2. Aspek kedua berkaitan dengan seperangkat peraturan dan norma yang
13
membentuk perilaku di atas. Hal ini meliputi hokum perusahaan, peraturan
perundang-undangan lainnya, standar dan norma, seperti kode etik profesi,
pedoman etika korporasi, dan lain-lain. Semua ini disebut aspek normative dari
corporate governance dan sasarannya adalah kepatuhan (comformance).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka diperlukan adanya perangkat
hokum atau pedoman dalam mengimplementasikan Good Corporate
Governance. Di Indonesia, pemerintah melalui Keputusan Menteri
Koordinator Ekonomi, Keuangan dan Industri No.Kep/31/M.EKUIN/08/1999,
telah membentuk suatu badan yang diberi nama Komite Nasional Kebijakan
Corporate Governance (KNKCG)). Komite Nasional ini bertugas untuk
merumuskan dan merekomendasikan kebijakan nasional mengenai
pengelolaan perusahaan. Komite Nasional ini telah merumuskan suatu
Kerangka Kerja Good Corporate Governance atau Pedoman Good
Corporate Governance.
Pedoman Good Corporate Governance yang dikeluarkan KNKCG telah
beberapa kali disempurnakan, yakni pada tahun 2001 dan 2006.
Berdasarkan pemikiran bahwa suatu sektor ekonomi tertentu cenderung
memiliki karakteristik yang tidak sama, maka pada awal tahun 2004
dikeluarkan Pedoman GCG Perbankan Indonesia.
Industri perbankan Indonesia saat ini terdapat tiga dokumen yang dapat
dijadikan acuan penerapan GCG pada bank umum. (Susilo dan Simarmata,
2007:76). Sesuai dengan tahun terbitnya, ketiga dokumen tersebut adalah:
1. “Enhanching Corporate Governance for Banking Organization” yang diterbitkan
pertama kali tahun 1999 oleh Basel Committee on Banking Supervisoion, Bank
for International Settlement, dan direvisi pada bulan Februari 2006;
14
2. “PedomanGood Corporate GovernancePerbankan Indonesia” yang diterbitkan
oleh Komite Nasional KebijakanCorporate Governance (KNKCG) pada
bulanJanuari 2004;
3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tentangperubahan PBI No.
8/4/PBI/2006 tentangPelaksanaanGood Corporate Governancebagi Bank Umum,
yang dikeluarkan pada tanggal 30 Januari dan 5 Oktober 2006.
Pedomandari Basel Committeeeber sifat imperative secara moral,
karena anggota Bank for International Settlement (BIS) adalah bank-
bank sentral dari berbagai negara, termasuk Bank Indonesia. Pedomandari
KNKCG bersifat sukarela dan tidak mempunyai sifat mengikat maupun
imperative bagi bank umum serta berfungsi sebagai acuan saja. Sedangkan
pedoman penerapan GCG yang diterbitkan Bank Indonesia selaku otoritas
pengawas bank di Indonesia mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.
Sebagaiamana Peraturan Bank Indonesia yang dikeluarkan mewajibkan
Bank Umum melaksanakan GCG. Apabila tidak dipatuhi akan dikenakan
sanksi. Namun, sekiranya pedoman tersebut bukan dianggap sebagai
tempelan saja, sekedar untuk memenuhi persyaratan seperti yang
diunggapkan oleh Arafat (2008:37) bahwa perbankan masih memandang
GCG sebatas beban yang merepotkan alias regulation as barrier, sama
sekali tidak menyambut GCG sebagai sebuah keniscayaan. Padahal GCG
bukansekedar proses dan prosedur control ataupun peraturan „mati‟ an sich.
Lebih dari semua itu pelaksanaan GCG sejati adalah merupakan sebuah
produk budaya perusahaan.
Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah penyelarasan dari
prinsip-prinsip yang dituangkan dalam pedoman-pedoman GCG di atas
15
dengan kebijakan manajemen (management policy) dan pedoman
operasional (standard operatingprocedures) lain (Susilo dan Simarmata,
2007:24). Selain itu, perusahaan dapat membuat Code of Corporate and
Business Conduct sebagai pedoman bagi seluruh karyawan dan pimpinan
perusahaan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari (Effendi, 2005).
Wujudnya berupa kodifikasi kebijakan perusahaan, peraturan pegawai, dan
kesepakatan yang telah dibuat bersama antara perusahaan dengan pegawai
yang harus dijadikan pedoman sewaktu menjalankan aktivitas perusahaan
sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. (Arafat, 2008:36)
Susilo dan Simarmata (2007:136) mengemukakan bahwa terdapat tiga
kelompok pelaku kegiatan dalam pelaksanaan GCG pada bank umum.
Kelompok pertama terdiri dari organ perseroan dan organ pendukung, atau
secara sederhana disebut boards. Kelompok ini terdiri dari RUPS,
Direksi, Komisaris, Komite Audit, Komite Nominasi dan Renumerasi, Komite
Pemantau Risiko, komite lainnya dari komisaris, bila ada dan Satuan Kerja
Audit Intern atau Satuan Pengawas Intern. Sedangkan kelompok kedua
merupakan seluruh jajaran karyawan atau disebut sebagai enterprise-wide,
yang menjadi sarana Direksi untuk melaksanakan tugas pengelolaan
perusahaan. Kelompok ketiga adalah pihak luar atau stakeholders, yaitu
regulator, nasabah, dan lain sebagainya yang berinteraksi dengan baik.
Ketiga kelompok pelaku di atas terlibat dalam berbagai aktivitas
pelaksanaan GCG untuk memastikan:
1. Kepatuhan (Compliance) terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Setiap kebijakan corporate governance atau kebijakan perusahaan
harus mengacu dan tunduk pada berbagai peraturan perundang-undangan yang
16
berlaku (regulatory driven).
2. (Comformance) antara berbagai kebijakan corporate governance termasuk
pedoman etika usaha dan etika kerja dengan kebijakan manajemen dan
berbagai prosedur kerja yang diberlakukan dalam rangka menggerakkan proses
bisnis perusahaan. Dalam proses ini, terjadi internalisasi prinsip-prinsip GCG
dan nilai-nilai etika kedalam proses bisnis maupun sikap kerja sehari-hari yang
pada gilirannya akan muncul suatu budaya GCG dalam perusahaan (ethics
driven).
3. Pencapaian kinerja (Performance), baik itu kinerja perusahaan, unit bisnis,
departemen, seksi dan seluruh jajaran baik secara kolektif maupun perorangan
mulai dari level Komisaris, Direksi, sampai kepada karyawan level paling
terendah (market driven).
D. KekhususanGood Corporate Governance pada Bank
Secara sepintas nampaknya penerapan GCG di bank umum tidak
berbeda dengan perusahaan lainnya, akan tetapi tidaklah demikian
halnya.Good Corporate Governance pada lembaga keuangan, khususnya
bank memiliki keunikan bila dibandingkan governace pada lembaga
keuangan non bank. Dalam banyak perilaku manajer dan pemilik bank
merupakan factor utama yang memerlukan perhatian dalam penerapan
GCG. Dalam banyak hal konsep teorike agenan (agency theory) yang sering
digunakan dalam penerapan GCG tidak sepenuhnya dapat digunakan dalam
industry perbankan.
Susilo dan Simarmata (2007:63) menyatakan bahwa bank pada
dasarnya mempunyai dua cirri khas yang tidak terdapat pada jenis industry
lainnya yaitu:
17
1. Informasi Asimetri dalam Industri Perbankan
Informasi yang asimetri pada industry perbankan mempunyai dimensi dan
kompleksitas yang lebih tinggi dari industry lainnya. Asimetri initer jadi
diantara deposan, manajer bank, pengurus bank, debitor,
pemilik/pemegang saham, bank dan regulator. Semakin besar informasi
asimetri antara pihak luar bank dan pihak dalam bank, maka akan
semakin sulit bagi pihak luar untuk memonitor kinerja governance bank.
Hal ini menjadi semakin sulit karena deposan dan debitor yang sangat
banyak jumlahnya dan tersebar (diffuse). Bila jumlah pemegang saham
juga banyak dan tersebar, maka kompleksitasnya akan semakin
bertambah. Bila terdapat pemegang saham pengendali yang dominan,
pengendalian manajemen akan lebih mudah, akan tetapi juga terdapat
bahaya adanya misconduct, fraud atau penyalahgunaan bank dan dana
masyarakat untuk kepentingan pribadi atau kelompok usahanya.
Informasi keuangan yang asimetri ini adalah sumber risiko yang tinggi,
baik risiko kredit, risiko operasional maupun risiko hokum serta menjadi
salah satu sumber utama terjadinya kejahatan perbankan.
2. Peran Regulasi dalam Corporate Governance Perbankan
Peran regulator dalam industri perbankan adalah melakukan kebijakan
pengaturan dan pengawasan untuk mewujudkan stabilitas ekonomi
nasional yang berkelanjutan melalui sistem kelembagaan perbankan yang
lebih kuat, efisien dan bermanfaat. Aturan corporate governance dalam
industri umumnya bersifat sukarela (voluntary) dan tidak mencampuri
urusan proses governance perusahaan tersebut. Dalam industri
perbankan regulasi yang ada mempengaruhi proses governance bank
18
secara langsung dan merupakan hal yang harus dipatuhi, karena
dinyatakan dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Pelanggaran
terhadap regulasi tersebut merupakan pelanggaran kepatuhan dan
mempunyai ancaman sanksi hukum.
Penerapan GCG perbankan dianggap unik karena memiliki
karakteristik yang berbeda dengan perusahaan keuangan jenis lain maupun
perusahaan non keuangan. Keunikan perbankan terutama dilihat dari neraca
yaitu aset perbankan rata-rata adalah kredit yang sebagian besar bersifat
jangka panjang, sedangkan sisi liabilities adalah tabungan dan deposito
yang memiliki sifat jangka pendek. Pengelolaan yang tidak hati-hati akan
menyebabkan terjadinya mismatch antara aktiva dan pasiva. Terjadinya
mismatch dapat menyebabkan pembukuan negatif bagi bank. Penyaluran
kredit kepada pihak terkait dapat bersifat positif jika keterkaitan itu
meminimkan risiko dan sebaliknya akan bersifat negatif jika justru
menambah risiko gagal bayar akibat terjadinya moral hazard.
Bagaimanapun, GCG menjadi kental ketika ada persinggungan kepentingan
antara pemilik dan manajemen. (Rofikoh Rokhim, 2006)
E. Implementasi Good Corporate Governance
Pelaksanaan GCG di perbankan adalah penting bagi perbankan
untuk melakukan pentahapan yang cermat berdasarkan analisis atas situasi
dan kondisi bank, dan tingkat kesiapannya, sehingga penerapan GCG dapat
berjalan lancar dan mendapatkan dukungan dari seluruh unsur di dalam
bank.
Pedoman GCG Perbankan Indonesia menguraikan bahwa
pengaturan dan implementasi GCG memerlukan komitmen dari top
19
management dan seluruh jajaran organisasi. Pelaksanaannya dimulai dari
penetapan kebijakan dasar (strategic policy) dan kode etik yang harus
dipatuhi oleh semua pihak dalam perusahaan. Bagi perbankan Indonesia,
kepatuhan terhadap kode etik yang diwujudkan dalam satunya kata dan
perbuatan, merupakan faktor penting sebagai landasan penerapan GCG.
Adapun pedoman yang terdapat dalam Pedoman GCG Perbankan
Indonesia, adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan GCG dapat dilakukan melalui lima tindakan, yaitu:
a. Penetapanvisi, misi dan corporate values
b. Penyusunancorporate governance structure
c. Pembentukancorporate culture
d. Penetapansaranapublic disclousures
e. Penyempurnaan berbagai kebijakan bank sehingga memenuhi prinsip GCG
2. Penetapanvisi, misi dan corporate values merupakan langkah awal yang harus
dilaksanakan dalam penerapan GCG oleh suatu bank.
3. Corporate governance structure dapat diterapkan secara bertahap dan terdiri
dari sekurang-kurangnya:
a. Kebijakan corporate governance yang selain memuat visi dan misi bank, juga
memuat tekad untuk melaksanakan GCG dan pedoman- pedoman pokok
penerapan prinsip GCG yaitu Transparency, Accountability, Responsibility,
Independency dan Fairness.
b. Code of Conduct yang memuat pedoman perilaku wajar dan dapat dipercaya
dari pimpinan dan karyawan bank.
c. Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Tata TertibKerjaDireksi yang
20
memuathak dan kewajiban serta akuntabilitas dari Dewan Komisaris dan
Direksi maupun para anggotanya masing-masing.
d. Organisasi yang di dalamnya tercermin adanya risk management, internal
control dan compliance.
e. Kebijakanrisk management, audit dan compliance.
f. Human resourse policy yang jelas dan transparan.
g. Corporate plan yang menggambarkanarahjangkapanjang yang jelas.
4. Pembentukan corporate culture untuk memperlancar pencapaian visi dan misi
serta implementasi corporate governance structure. Corporate culture
terbentuk melalui penetapan prinsip dasar (guilding principles), nilai-nilai
(values) dan norma-norma (norms) yang disepakati serta dilaksanakan secara
konsisten dengan contoh konkrit dari pimpinan bank. Corporate culture perlu
didiskusikan secara berkesinambungan dan ditunjang oleh social
communication.
5. Pembentukan pola dan sasaran disclousure sangat diperlukan sebagai bagian
dari akuntabilitas bank kepada stakeholders. Sarana disclousure dapat melalui
laporan tahunan (annual report), situs internet (website), review pelaksanaan
GCG dan sarana lainnya.
Tahapan implementasi GCG yang diungkapkan oleh Arafat
(2008:172) meliputi 5 langkah strategis yang dapat ditempuh untuk meretas
dan meniti “The GCG Ways” sebagaiberikut:
1) Membangun Awareness
Membangun awareness dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan
21
(inhouse training) agar segenap jajaran dan jenjang organisasi di suatu
perusahaan mendapat pemahaman dan pengetahuan utuh berkenaan
dengan segala sesuatu tentang GCG. Efektivitas implementasi GCG tidak
akan dapat tercapai dengan baik jika hal ini tidak terpenuhi.
2) Membangun Manual
Bekal pengetahuan dan pemahaman yang utuhserta – yang terpenting –
sangat menyadari keniscayaan implementasi GCG yang diperoleh dari
pelatihan maka suatu perusahaan dapat melakukan workshop dengan
focus untuk membangun manual GCG. Manual GCG tersebut minimal
telah mengakomodir semua ketentuan yang telah ditetapkan oleh
lembaga otoritas yang mengatur industri yang bersangkutan. Tersedianya
manual GCG bagi suatu perusahaan sangat diperlukan sebagai pedoman
dasar ketika melaksanakan GCG di lapangan bagi semua tingkatan dan
jenjang organisasi.
3) Benchmarking
Agar lebih meyakinkan bahwa Manual GCG yang telah dibuat suatu
perusahaan telah sesuai dengan best practice maka harus dilakukan
proses benchmarking. Tujuan benchmarking tersebut adalah untuk
memahami dan mengevaluasi posisi dari bisnis yang dilakukan oleh suatu
organisasi yang berhubungan dengan best practice dan untuk
mengidentifikasi area-area yang dibutuhkan sehingga dapat dipahami
dengan baik dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi tersebut.
4) Pengembangan Software
Sangat sulit, rumit dan peliknya manajemen dan person yang menjadi
coordinator implementasi GCG di suatu perusahaan ketika melakukan
22
koordinasi, evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan GCG tanpa
bantuan sebuah tools, berupa software. Oleh karena itu,
mengembangkan software untuk mendukung efektifitas implementasi
GCG sangat dibutuhkan.
Keempat langkah di atas merupakan cara strategis untuk membangun
sistem kontrol yang dapat ditempuh oleh suatu perusahaan di dalam
mengimplementasikan GCG.
5) Transformasi Budaya Kerja
Membangun sistem control saja belum cukup untuk dapat
mengimplementasikan GCG dengan baik. Oleh karena itu, harus
dibumikan budaya kerja GCG. Singkat kata, harus dilakukan proses
transformasi budaya kerja atau membumikan budaya kerja yang
mengado psiprinsip-prinsip GCG dengan cara berikut ini:
a. Melakukan paradigm shift dengan melaksanakan Sembilan langkah
transformasi budaya kerja perbankan, yang meliputi:
a) Terapi budaya kerja
b) Inventaris & kodifikasi nilai budaya kerja
c) Evaluasi dan analisis
d) Rumuskan nilai budaya kerja kunci
e) Tentukan “gap” budayakerja
f) Uji sampelrepresentatif
g) Tanamkannilaibudayakerjabaru
h) Lakukanpengendalian
b. Membangun atau menetapkan Corporate Code of Conduct. Hal ini harus
23
dilakukan karena kebutuhan implementasi harus membumi dan terukur.
Salah satu caranya adalah melalui penyempurnaan dan implementasi
Corporate Code of Conduct baik bagi board (komisaris dan direksi) maupun
pegawai. Tujuan penyempurnaan dan implementasi Corporate Code of
Conduct adalah membangun komitmen segenap jajaran perusahaan untuk
mengaplikasikan GCG dalam mencapai keuntungan jangka panjang bagi
perusahaan. Dengan ungkapan lain dapat dikatakan bahwa untuk
mewujudkan apa yang dipahami sebagai GCG kedalam bentuk kongkret,
suatu perusahaan perlu merumuskan dan menerapkan nilai-nilai etika
berusaha sesuai dengan prinsip-prinsip GCG dan budaya perusahaan yang
dimilikinya kedalam panduan etia alias Corporate Code of Conduct.
F. PenelitianTerdahulu
Sulvianti dan Kurnia (2013) melakukan penelitian mengenai
Implemetasi PrinsipGood Corporate Governance (GCG) Pada PT. Pelita
Jaya Prima di Tarakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-
langkah yang sedang dan akan dilakukan PT. Pelita Jaya Prima serta
memberikan konsep hukum agar melaksanakan asas Good Corporate
Governance dengan baik dan unutuk mengidentifikasi peranan asas Good
Corporate Governance di PT Pelita Jaya Prima di Tarakan berikutkendala
yang di hadapi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Deskriptif-Kualitatif yang artinya menganalisis dan memberikan gambaran
apa yang diperoleh penulis dalam lapanagan yang diambil dari metode
pengumpulan data-data di lapangan kemudian dianalisis dan diberi
gambaran sesuai dengan data hasil kajian pustakaserta data-data dari hasil
wawanca. Hasil penelitian PT. Pelita Jaya Prima belum melaksanakan
24
prinsip-prinsip Good Corporate Governance dengan sempurna pada
perusahaannya, karenadireksi (direkturutama) masih melanggar beberapa
prinsip-prinsip tersebut yaitu; prinsip transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, yang juga telah melanggar pasal 97 undang-undangNomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Tadikapury (2011) meneliti mengenai penerapan Good Corporate
Governance Pada PT. Bank X TBK Kanwil X, dalam penelitian ini analisis
yang digunakan adalah analisis deskriptik. Hasil penelitian menunjukan
adanya peranan penting antara prinsip-prinsip GCG yang ada dalam
perusahaan dimana dengan penerapan prinsip GCG maka diyakini akan
menolong perusahaan secara umum dan perekonomian secara khusus.
Gunawan, dkk(2013) meneliti Implementasi Prinsip-Prinsip Goood
Corporate Governance Pada Perusahaan Keluaraga. Dalam penelitian
metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan melakukan
pengumpulan dta menggunakan metode wawancara dan keabsahan data
menggunakan trianggulasi sumber. Dari hasil penelitian ini penerapan
prinsip-prinsip good corporate governance di PT. Gapura Fiberglass sudah
baik. Saran untuk perusahaan lebih mengoptimakan prinsip accountability
dan responsibility untuk kesuksesan perusahaan di masa mendatang.
Furqani dan Andini (2011) melakukan penelitian mengenai
iImplementasi Good Corporate Governance (GCG) Pada BUMD Kabupaten
Sumenep (Studi Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti
Sumekar Sumenep). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
Implementasi Good Corporate Governance (GCG) Bank BPRS Bhakti
Sumekar sebagai salah satu BUS. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
25
dengan pendekatan deskriptif. Dalam studi kasus ini menggambarkan
Implementasi Good Corporate Governance (GCG) di PT. BPRS Bhakti
Sumekar. Peneliti dalam pengumpulan data menggunakan teknik
pengumpulan data, wawancara, dan dokumentasi. PT. BPRS Bhakti
Sumekar belum sepenuhnya melakukan prinsip-prinsipGood Corporate
Governance (GCG) denganbaik. Lima prinsip tata kelola yang
baikyaituTransparency (keterbukaaninformasi), accountability (akuntabilitas),
Responsibility (pertanggungjawaban), independency (kemandirian), dan
fairness (keadilan), khususnya yang perlu diperbaiki dalam akuntabilitas
pelanggaran di titik Kode Etik.
Wagner (2016) melakukan penelitian mengenai Corporate Governance
and CEO Turnover Decisions. Penelitian ini memberikan analisis lintas
negara untuk menentukan apakah pergantian CEO adalah perangkat
pendisiplinan kredibel untuk manajer, apakah itu efektif dalam memberikan
peningkatan kinerja, dan apakah pemerintahan yang lebih baik
meningkatkan kredibilitas dan efektivitas omset CEO. Analisis ini didasarkan
pada panel rinci 5.300 CEO tahun dan mencakup dua sistem-keuangan jelas
berbeda dengan U.K. dan Jerman-selama periode 1995-2005. Kami
menemukan bahwa CEO menghadapi ancaman yang kredibel yang dihapus
karena kinerja yang kurang dan yang mempekerjakan CEO baru efektif
dalam mewujudkan perbaikan profitabilitas besar di tahun-tahun berikutnya.
Kami juga menemukan kedua relasi menjadi hampir identik di kedua negara,
meskipun ada perbedaan tata struktural besar. Selanjutnya, kami
mempertimbangkan sejumlah besar mekanisme governance spesifik
perusahaan yang sebelumnya diusulkan sebagai indikator pemerintahan
26
yang lebih baik dan tidak menemukan bukti bahwa salah satu dari mereka
meningkatkan hubungan yang diamati antara kinerja perusahaan dan omset
CEO. Secara bersama-sama, hasil kami menunjukkan bahwa mengganti
CEO merupakan komponen penting dari perputaran sukses di perusahaan
berkinerja dan bahwa mekanisme ekonomi ini muncul untuk bekerja cara
dalam hampir identik di pasar keuangan yang sangat berbeda, dan di
seluruh perusahaan dengan kualitas yang sangat berbeda dari
pemerintahan.
Susanto (2015) melakukan penelitian mengenai Influence The Quality
Of Accounting Information On The Implementation Good Study Program
Governance. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kualitas informasi akuntansi pada pelaksanaan good governance program
studi. Unit analisis dalam penelitian ini adalah kepala program studi,
sekretaris program studi, staf akuntansi, dosen dan mahasiswa pendidikan
tinggi di Bandung-Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas
informasi akuntansi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan
tata kelola program studi yang baik. Selain itu ditemukan bahwa kualitas
informasi akuntansi memiliki implikasi untuk tata kelola program studi yang
baik.
Krisna (2016), melakukan penelitian mengenai Implementasi Good
Corporate Governance Pada Perusahaan BUMN (Studi Kasus Pada PT.
PLN Persero). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Implementasi GCG
pada perusahaan BUMN (Studi Kasus PT. PLN Persero), metode analisis
yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian membuktikan
bahwa Implementasi Good Corporate Governance yang dilaksanakan oleh
27
perusahaan BUMN (Studi Kasus PT. PLN Persero) telah sesuai dengan
standar yang dilaksanakn di Indonesia
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Bentuk Mapping
No Nama Peneliti JudulPenelitian Hasil Penelitian
1. Sulvianti dan
Kurnia (2013)
Implemetasi Prinsip
Good Corporate
Governance (GCG)
Pada PT. Pelita Jaya
Prima di Tarakan.
Hasil penelitiannya menyatakan
bahwa PT. Pelita Jaya Prima
belum melaksanakan prinsip-
prinsip Good Corporate
Governance dengan sempurna
pada perusahaannya,
2 Tadikapury
(2011)
Implementasi Good
Corporate
Governance Pada
PT. Bank X TBK
Kanwil X
Hasil Penelitian menunjukan
adanya peranan penting antara
prinsip-prinsip GCG yang ada
pada Perusahaan dimana
dengan penerapan prinsip GCG
maka diyakini akan menolong
perusahaan secara umum dan
perekonomian secara khusus.
3 Gunawan, dkk
(2013)
Implementasi Prinsip-
Prinsip Good
Corporate
Governance Pada
Perusahaan
Keluarga
Hasil penelitianini, penerapan
prinsip-prinsip Good Corporate
Governance di PT. Gapura
Fiberglass sudah baik.
28
4 Furqani dan
Andini (2009)
Implementasi Good
Corporate
Governance (GCG)
Pada BUMD
Kabupaten Sumenep
(Studi Pada PT. Bank
Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)
Bhakti Sumekar
Sumenep).
PT. BPRS Bhakti Sumekar belum
sepenuhnya melakukan prinsip-
prinsip Good Corporate
Governance (GCG) dengan baik.
5 Krisna (2016) Implementasi Good
Corporate
Governance Pada
Perusahaan
BUMN(Studi Kasus
PT. PLN Persero)
Hasil Penelitian membuktikan
bahwa Implementasi Good
Corporate Governance yang
dilaksanakan oleh perusahaan
BUMN (Studi Kasus PT. PLN
Persero) telah sesuai dengan
dengan standar GCG yang
dilaksanakan di Indonesia
6 Wagner (2016) Corporate
Governance and CEO
Turnover Decisions.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa mengganti CEO
merupakan komponen penting
dari perputaran sukses di
perusahaan berkinerja dan
bahwa mekanisme ekonomi ini
29
muncul untuk bekerja cara dalam
hampir identik di pasar keuangan
yang sangat berbeda, dan di
seluruh perusahaan dengan
kualitas yang sangat berbeda dari
pemerintahan.
7. Susanto (2015) Influence The Quality
Of Accounting
Information On The
Implementation Good
Study Program
Governance.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kualitas informasi
akuntansi memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap
pelaksanaan tata kelola program
studi yang baik. Selain itu
ditemukan bahwa kualitas
informasi akuntansi memiliki
implikasi untuk tata kelola
program studi yang baik.
G. Kerangka Konseptual
penelitian ini untuk menganalisis implementasi Good Corporate
Governance Pada PT. Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang variabel dalam
penelitian ini adalah GCG. Keterkaitan variabel dalam penelitian ini akan
dinyatakan :
30
Hasil Penelitian
Metode Analisis
Good Corporate Governance (GCG)
1. Keterbukaan
2. Akuntabilitas
3. Pertanggungjawaban
4. Independensi
5. Kewajaran
Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 adalah hasil visualisasi logika hubungan anatara variabel-
variabel penelitian ini. Terdapat sebuah variabel yaitu Good Corporate
Governanace yang mengrah pada pengelolaan sempurna untuk
perusahaan. Dari hasil kerngka konseptual dapat disimpulkan bagaimana
Implementasi Good Corporate Govrnance Pada PT. Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang
H. Hipotesis
“diduga bahwa Good Corporate Governance (GCG) telah
diimplementasikan pada dengan baik pada Bank Sulselbar Kabupaten
Enrekang”
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis,dan terencana hingga pembuatan desaian
penelitiannya. Menurut (Sugiyono 2013:13) metode penelitian luantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivism,
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Adapun pengertian deskriptif
menurut (Sugiyono 2013:29) metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang
telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku umum.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
penelitian ini dilakukan pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang yang
beralamat di Jalan Sultan Hasanuddin No. 5 Enrekang, dan waktu penelitian di
rencanakan selama kurang lebih 2 bulan antara bulan November sampai Januari.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
31
32
1. Good Corporate Governance adalah suatu system pengelolaan bank yang
dirancang untuk meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan
stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan serta nilai-nilai etika yang berlaku secara umum.
2. Keterbukaan (transparency) adalah system pengelolaan bank yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip keterbukaan dalam pengungkapan informasi yang materil
dan relevan mengenai Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang,
3. Akuntabilitas (accountability) adalah system pengelolaan bank yang menetapkan
fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organ Bank Sulselbar Kabupaten
Enrekang sehingga pengelolaan bank terlaksana secara efektif
4. Pertanggungjawaban (responsibility) adalah system pengelolaan Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang berdasarkan peraturan perundang- undangan dan prinsip-
prinsip perbankan yang sehat,
5. Independensi (independency) adalah system pengelolaan Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang secara professional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip perbankan yang sehat,
6. Kewajaran (fairness) adalah system pengelolaan Bank Sulsebar Kabupaten
Enrekang berdasarkan asas keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan-peraturan yang
berlaku serta prinsip-prinsip perbankan yang sehat
33
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
Pengukuran
Good
Corporate
Governance
Suatu sistem pengelolaan
bank yang dirancang untuk
meningkatkan kinerja bank,
melindungi kepentingan
stakeholders dan
meningkatkan kepatuhan
terhadap peraturan
perundang-undangan serta
nilai-nilai etika yang
berlaku secara umum.
Keterbukaan
(transparency)
Akuntabilitas
(accountability)
Pertanggung-
jawaban
(responsibility)
Independensi
(independency)
Kewajaran
(fairness)
Ordinal
D. Jenis dan Sumber Data
Secara garis besar data yang di gunakan dalam penelitian ini berupa data
Primer, yaitu data-data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian
berupa jawaban kuisioner dari responden.
E. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jajaran Bank Sulselbar Kabupaten
Enrekang.Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan
tujuan untuk medapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Adapun kriteria sampel yang dimaksud:
1. Responden berasal dari jajaran bank pada kantor Bank Sulselbar Kabupaten
Enrekang
2. Responden merupakan pihak- pihak memastikan implementasi prinsip-prinsip
34
𝑃 = 𝐾 × 100% 𝑁
GCG pada Bank SulselbarKabupaten Enrekang
Berdasarkan kriteria tersebut dan kondisi yang ada pada Sulselbar Kabupaten
Enrekang, maka responden dalam penelitian ini meliputi Dewan Komisaris, Komite-
komite, Dewan Direksi, Divisi-divisi yang terkait dengan pelaksanaan GCG pada
Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang (Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan,
Satuan Kerja Audit Intern, dan Biro Direksi), yang seluruhnya berjumlah 30 orang.
F. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini mengguanakan
Kuisioner yaitu suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk mengehui tanggapan responden terhadap masalah penelitian
yang dikaji.
G. Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Deskriptif
dengan cara memberikan penjelasan mengenai implementasi GCG pada Sulselbar
Kabupaten Enrekang berdasarkan persentase jawaban responden pada masing-
masing pernyataan dalam kuisioner yang dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
P = Persentase yang diharapkan
N = jumlah skor GCG yang diharapkan
35
K = jumlah skor GCG yang diperoleh
Selanjutnya untuk mengukur tingkat implementasi GCG, yakni dengan skala interval
sebagai berikut:
81 – 100 (sangatkuat)
61 – 80 (kuat)
41 – 60 (cukup)
21 - 40 (lemah)
0 - 20 (sangat lemah)
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Singkat
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan didirikan di Makassar pada
tanggal 13 Januari 1961 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi
Selatan Tenggara sesuai dengan Akta Notaris Raden Kadiman di Jakarta No. 95
tanggal 23 Januari 1961. Kemudian berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No. 67
tanggal 13 Juli 1961 nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara
diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara.
Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No. 002
tahun 1964 tanggal 12 Februari 1964, nama Bank Pembangunan Daerah Sulawesi
Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan Tenggara dengan modal dasar Rp250.000.000. Dengan pemisahan antara
Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Propinsi Tingkat I Sulawesi
Tenggara, maka pada akhirnya Bank berganti nama menjadi Bank Pembangunan
Daerah Sulawesi Selatan.
Dengan lahirnya Peraturan Daerah No. 01 tahun 1993 dan penetapan modal
dasar menjadi Rp25 milyar, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan
sebutan Bank BPD Sulsel dan berstatus Perusahaan Daerah (PD). Selanjutnya dalam
rangka perubahan status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas
(PT) diatur dalam Peraturan Daerah No. 13 tahun 2003 tentang Perubahan Status
36
37
Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari PD menjadi
PT dengan Modal Dasar Rp. 650 milyar.
Akta Pendirian PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia RI berdasarkan Surat Keputusan No. C-31541.HT.01.01 tanggal 29
Desember 2004 tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat Bank Sulsel, dan telah diumumkan
pada Berita Negara Republik Indonesia No. 13 tanggal 15 Februari 2005, Tambahan
No. 1655/2005.
Pada tanggal 10 Februari 2011, telah dilakukan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa (RUPS LB) yang dilakukan secara circular resolution dan Keputusan
RUPS LB tersebut telah disetujui secara bulat oleh para pemegang saham.
Keputusan RUPS LB tersebut telah dibuatkan aktanya oleh Notaris Rakhmawati Laica
Marzuki, SH dengan Akta Pernyataan Tentang Keputusan Para Pemegang Saham
sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT. Bank
Sulsel, Nomor 16 Tanggal 10 Februari 2011. Dimana dalam Akta tersebut para
pemegang saham memutuskan untuk merubah nama PT. Bank Pembangunan
Daerah Sulawesi Selatan disingkat PT. Bank Sulsel menjadi PT. Bank Pembangunan
Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat disingkat PT. Bank Sulselbar.
Perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia dengan nomor AHU-11765.AH.01.02. Tahun 2011 Tentang
Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Disamping itu, perubahan nama
ini juga telah memperoleh Persetujuan Bank Indonesia berdasarkan kepada
Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor: 13/32/KEP. GBI/2011 Tentang
38
Perubahan Penggunaan Izin Usaha Atas nama PT. Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Selatan Disingkat PT. Bank Sulsel Menjadi Izin Usaha Atas Nama PT. Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Disingkat PT. Bank
Sulselbar
2. Visi dan Misi Bank SulselBar
a. Visi
Menjadi Bank Kebanggaan dan Pilihan Utama Membangun Kawasan
Timur Indonesia.
b. Misi
1. Memberikan Pelayanan Prima yang berkualitas dan terpercaya
2. Mitra Strategis PEMDA dalam menggerakkan sektor riil
3. Memberikan nilai tambah optimum bagi stakeholder
B. Hasil Penelitian
Data penelitian ini diperoleh dari hasil jawaban atas kuisioner yang dibagikan
kepada 30 orang responden pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang. Deskripsi
mengenai pembagian dan pengembalian kuisioner penelitian ditunjukkan dalam
Tabel 4.1 berikut ini:
39
Tabel 4.1
Deskripsi Pembagian dan Pengembalian Kuisioner
No. Uraian Jumlah (rangkap)
Persentase (%)
1. Kuisioner yang dibagi 30 100
2. Kuisioner yang tidak kembali 12 40
3. Kuisioner yang kembali 18 60
4. Kuisioner yang dapat dianalisis 17 56,67
5. Kuisioner yang tidak dapat dianalisis 1 3,33
Sumber: data primer,diolah
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kuisioner
yang kembali (responden rate) pada responden cukup tinggi yaitu sebesar 60%.
Selanjutnya tanggapan responden pada masing-masing pernyataan dalam kuisioner
akan diuraikan sebagai berikut:
1. Keterbukaan (Transparency)
Berdasarkan hasil kuisioner yang mendapatkan tanggapan dari
responden, maka dapat diperoleh data mengenai masing-masing item
pernyataan sebagai berikut:
1. Bank mengungkapkan informasi keuangan dan non-keuangan kepada
publik melalui homepage bank dan media secara tepat waktu, memadai,
jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pihak-
pihak berkepentingan (stakeholders) sesuai dengan haknya.
40
Gambar 4.1
Pernyataan 1 untuk Implementasi
Prinsip Keterbukaan (transparency) pada Bank Sulselbar Kabupaten
Enrekang
Sumber: Digram pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan di atas,
maka diperoleh hasil dalam bentuk persentase yakni ada 11 orang
responden atau 65% yang menyatakan sangat setuju, dan ada 6 orang
responden atau 35% yang menyatakan setuju. Sedangkan untuk pilihan
jawaban kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada yang
memilih. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat setuju
dalam pengelolaan bank dalam mengungkapkan informasi keuangan dan
non-keuangan kepada publik melalui homepage bank dan media secara
tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan. Dengan
demikian pihak-pihak berkepentingan (stakeholders) mudah mengakses
informasi sesuai dengan haknya.
2. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurangi kewajiban
untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
65%35%
Sangat Setuju
Setuju
41
Gambar 4.2
Pernyataan 2 untuk Implementasi
Prinsip Keterbukaan (transparency) pada Bank Sulselbar Kabupaten
Enrekang
Sumber: Diagram Pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan di atas,
maka diperoleh hasil dalam bentuk persentase yakni ada 8 orang
responden atau 47% yang menyatakan sangat setuju. Untuk jawaban setuju
ada 9 orang responden atau 53%. Sedangkan yang menyatakan kurang
setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada yang memilih. Hasil ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju mengenai pengelolaan
bank dalam hal kesesuian prinsip keterbukaan yang dianut bank dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan hak-hak
pribadi, tanpa mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia
bank.
3. Kebijakan bank telah tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang
berkepentingan (stakeholders) dan yang berhak memperoleh informasi
tentang kebijakan tersebut.
47%53%
Sangat Setuju
Setuju
42
Gambar 4.3
Diagram Pie, Pernyataan 3 untuk Implementasi
Prinsip Keterbukaan (transparency) pada Bank Sulselbar Kabupaten
Enrekang
Sumber:Diagram Pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan di atas,
maka diperoleh hasil dalam bentuk persentase yakni ada 9 orang
responden atau 53% yang menyatakan sangat setuju, dan ada 8 orang
responden atau 47% yang menyatakan setuju. Sedangkan untuk pilihan
jawaban kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada yang
memilih. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat setuju
mengenai kebijakan bank yang telah didokumentasikan dan
dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan (stakeholders) dan
yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.
4. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) telah disajikan
secara lengkap, akurat, kini, dan telah disampaikan tepat waktu kepada
shareholder (pemegang saham) dan pihak-pihak berkepentingan
(stakeholders) sesuai ketentuan yang berlaku.
53%47%
Sangat Setuju
Setuju
43
Gambar 4.4
Pernyataan 4 untuk Implementasi
Prinsip Keterbukaan (transparency) pada Bank Sulselbar Kabupaten
Enrekang
Sumber:Diagram Pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan di atas,
maka diperoleh hasil dalam bentuk persentase yakni ada 10 orang
responden atau 59% yang menyatakan sangat setuju dan ada 7 orang
responden atau 41% yang menyatakan setuju. Sedangkan reponden yang
menyatakan kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada
yang memberikan tanggapannya. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas
responden sangat setuju mengenai Laporan Pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG) yang telah disajikan secara lengkap, akurat, kini, dan
telah disampaikan tepat waktu kepada shareholder (pemegang saham) dan
kepada pihak-pihak berkepentingan (stakeholders) sesuai ketentuan yang
berlaku.
5. Bank menyampaikan informasi produk dan jasa, menerapkan pengelolaan
pengaduan nasabah dengan efektif serta memelihara data dan informasi
pribadi nasabah secara memadai.
59%
41%
Sangat Setuju
Setuju
44
Gambar 4.5
Diagram Pie, Pernyataan 5 untuk Implementasi
Prinsip Keterbukaan (transparency) pada Bank Sulselbar Kabupaten
Enrekang
Sumber: Diagram Pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan di atas,
maka diperoleh hasil dalam bentuk persentase yakni ada 9 orang
responden atau 53% yang menyatakan sangat setuju dan ada orang 8
responden atau 47% yang menyatakan setuju. Sedangkan pilihan jawaban
kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada responden
yang memilih. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas reponden sangat
setuju mengenai penyampaian informasi produk dan jasa bank serta
keefektifan penerapan pengaduan nasabah. Selain itu, bank telah berupaya
memelihara data dan informasi pribadi nasabah secara memadai.
2. Akuntabilitas (accountability)
Berdasarkan hasil kuisioner yang mendapatkan tanggapan dari
responden, maka dapat diperoleh data mengenai masing-masing item
pertanyaan sebagai berikut:
53%47% Sangat Setuju
Setuju
45
1. Bank telah menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing
jajaran yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi bank.
Gambar 4.6
Pernyataan 1 untuk Implementasi
Prinsip Akuntabilitas (accountability) pada Bank sulsebar Kabupaten
Enrekang
Sumber: Diagram Pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan di atas,
maka diperoleh persentase yang berbeda dari tiap pilihan jawaban yang
telah ditentukan yakni ada 10 orang responden atau 59% yang menyatakan
sangat setuju. Untuk yang menyatakan setuju ada 6 orang responden atau
35%. sedangkan yang menyatakan kurang setuju hanya ada 1 orang
responden atau 6%. Namun, untuk pilihan jawaban tidak setuju dan sangat
tidak setuju tidak ada responden yang memilih. Hasil ini menunjukkan
bahwa mayoritas responden sangat setuju mengenai kejelasan tanggung
jawab dari masing-masing jajaran yang selaras dengan visi, misi, sasaran
usaha dan strategi bank.
59%
35%
6%
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
46
2. Seluruh jajaran bank mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung
jawabnya dan memahami perannya dalam pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG).
Gambar 4.7
Pernyataan 2 untuk Implementasi
Prinsip Akuntabilitas (accountability) pada Bank Sulselbar Kupaten Enrekang
Sumber: Diagram Pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan di atas,
maka diperoleh hasil dalam bentuk persentase yakni ada 7 orang
responden atau 41% yang menyatakan sangat setuju dan ada 10 orang
responden atau 59% yang menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan
kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada responden
yang memilih. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju
atas kesesuaian kompetensi jajaran bank dengan tanggung jawabnya
sehingga dapat membantu mereka dalam melaksanakan perannya sesuai
dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
3. Bank memiliki ukuran kinerja dari seluruh jajaran bank berdasarkan ukuran-
ukuran yang disepakati konsisten dengan nilai perusahaan (corporate
41%59%
Sangat Setuju
Setuju
47
values), sasaran usaha dan strategi bank serta memiliki sistem pemberian
penghargaan dan sanksi (reward and punishment system).
Gambar 4.8
Pernyataan 3 untuk Implementasi
Prinsip Akuntabilitas (accountability) pada Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang
Sumber: Diagram Pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan di atas,
maka diperoleh persentase yang berbeda dari pilihan jawaban yang telah
ditentukan yakni ada 7 orang responden atau 41% yang menyatakan sangat
setuju dan ada 9 orang responden atau 53% yang menyatakan setuju.
Untuk jawaban kurang setuju hanya ada 1 orang responden atau 6%.
Sedangkan jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada
responden yang memberikan tanggapan. Hasil ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden setuju atas kesesuaian ukuran kinerja bagi jajaran
bank dengan nilai-nilai perusahaan (corporate values), sasaran usaha dan
strategi bank. Dengan demikian bank dapat memberlakukan sistem
pemberian penghargaan dan sanksi (reward and punishment system) bagi
jajarannya.
41%
53%
6%
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
48
4. Seluruh jajaran bank menjalankan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) dalam setiap kegiatan usaha bank.
Gambar 4.9
Diagram Pie, Pernyataan 4 untuk Implementasi
Prinsip Akuntabilitas (accountability) pada Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang
Sumber: Diagram Pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan di atas,
maka diperoleh persentase yang berbeda dari pilihan jawaban yang telah
ditentukan yakni ada 8 orang responden atau 47% yang menyatakan sangat
setuju. Begitu pula dengan jawaban setuju, ada 8 orang responden atau
47%. Selanjutnya yang menyatakan kurang setuju hanya ada 1 orang
responden atau 6%. Sedangkan jawaban tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak ada responden yang memberikan tanggapan. Hasil ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai seluruh jajaran bank
telah menjalankan prinsip-prinsip GCG dalam segala aktivitasnya sehari-
hari.
47%
47%
6%
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
49
3. Pertanggungjawaban (responsibility)
Berdasarkan hasil kuisioner yang mendapatkan tanggapan dari
responden, maka dapat diperoleh data mengenai masing-masing item
pertanyaan sebagai berikut:
1. Untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank berpegang pada prinsip
kehati-hatian (prudential banking practices) dan menjamin dilaksanakannya
ketentuan yang berlaku.
Gambar 4.10
Pernyataan 1 untuk Implementasi
Prinsip Pertanggungjawaban (responsibility) pada Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang
Sumber: Diagram Pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan
di atas, maka diperoleh hasil dalam bentuk persentase yakni ada 10 orang
responden atau 59% yang menyatakan sangat setuju dan ada 7 orang
responden atau 41% yang menyatakan setuju. Sedangkan jawaban kurang
setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada yang memilih. Hasil ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat setuju atas pengelolaan
59%
41%
Sangat Setuju
Setuju
50
bank yang senantiasa berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential
banking practice) yang menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku.
2. Bank memiliki Pedoman, Sistem, dan Prosedur Kerja seluruh tingkatan atau
jenjang organisasi bank yang tersedia secara lengkap, kini, dan sesuai
dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
Gambar 4.11
Pernyataan 2 untuk Implementasi Prinsip
Pertanggungjawaban (responsibility) pada Bank Sulseba
Kabupaten Enrekang
Sumber: Diagram Pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan
di atas, maka diperoleh hasil dalam bentuk persentase yakni ada 12 orang
responden atau 71% yang menyatakan sangat setuju dan ada 5 orang
responden atau 29% yang menyatakan setuju. Sedangkan jawaban kurang
setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada yang memilih. Hasil ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat setuju mengenai
Pedoman, Sistem, dan Prosedur Kerja bagi jajaran bank yang telah tersedia
secara lengkap, kini, dan sesuai dengan ketentuan dan perundang-
71%
29%
Sangat Setuju
Setuju
51
undangan yang berlaku. Dengan adanya pedoman ini, maka jajaran bank
dapat mempertanggung jawabkan tugasnya dengan mudah.
3. Bank telah bertindak sebagai warga perusahaan yang baik (Good Corporate
Citizen/GCC) termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan
tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility/CSR)
Gambar 4.12
Pernyataan 3 untuk Implementasi
Prinsip Pertanggungjawaban (responsibility) pada Bank SulselbarKabupaten Enrekang
Sumber: Diagram Pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan di atas,
maka diperoleh hasil dalam bentuk persentase dari pilihan jawaban yang
telah ditentukan yakni ada 14 orang responden atau 82% yang menyatakan
sangat setuju dan ada 3 orang responden atau 18% yang menyatakan
setuju. Sedangkan pilihan jawaban kurang setuju, tidak setuju dan sangat
tidak setuju tidak ada responden yang memilih. Hasil ini menunjukkan
bahwa mayoritas responden sangat setuju atas perilaku jajaran bank yang
telah bertindak sebagai warga perusahaan yang baik (Good Corporate
82%
18%
Sangat Setuju
Setuju
52
Citizen/GCC) dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan serta
melaksanakan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility/CSR).
4. Independensi (independency)
Berdasarkan hasil kuisioner yang mendapatkan tanggapan dari
responden, maka dapat diperoleh data mengenai masing-masing item
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bank memiliki kebijakan, sistem, dan prosedur penyelesaian mengenai
benturan kepentingan yang mengikat seluruh jajaran bank.
Gambar 4.13
Pernyataan 1 untuk Implementasi
Prinsip Independensi (independency) pada Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang
Sumber: Diagram Pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan di atas,
maka diperoleh hasil dalam bentuk persentase dari pilihan jawaban yang
telah ditentukan yakni ada 11 orang responden atau 65% yang menyatakan
sangat setuju dan ada 6 orang responden atau 35% yang menyatakan
setuju. Sedangkan jawaban kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak ada responden yang memilih. Hasil ini menunjukkan bahwa
65%
35%Sangat Setuju
Setuju
53
mayoritas responden sangat setuju atas adanya kebijakan, sistem, dan
prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang mengikat
seluruh jajaran bank.
2. Seluruh jajaran bank dapat mengambil keputusan secara objektif dan bebas
dari segala tekanan dari pihak manapun
Gambar 4.14
Pernyataan 2 untuk Implementasi
Prinsip Independensi (independency) pada Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang
Sumber: Diagram Pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan di atas,
maka diperoleh hasil dalam bentuk persentase dari pilihan jawaban yang
telah ditentukan yakni ada 11 orang responden atau 65% yang menyatakan
sangat setuju dan ada 6 orang responden atau 35% yang menyatakan
setuju. Sedangkan jawaban kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak ada responden yang memilih. Hasil ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden sangat setuju bahwa keputusan jajaran bank diambil
secara objektif dan bebas dari tekanan pihak manapun.
65%
35%Sangat Setuju
Setuju
54
3. Bank mengungkapkan benturan kepentingan dalam setiap keputusan,
dilengkapi dengan risalah rapat, telah diadministrasi dan didokumentasi
dengan baik.
Gambar 4.15
Pernyataan 3 untuk Implementasi
Prinsip Independensi (independency) pada Bank Sulslbar
Kabupten Enrekang
Sumber: Diagram Pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan di atas,
maka diperoleh hasil dalam bentuk persentase dari pilihan jawaban yang
telah ditentukan yakni ada 14 orang responden atau 82% yang menyatakan
sangat setuju dan ada 3 orang responden atau 18% yang menyatakan
setuju. Sedangkan pilihan jawaban kurang setuju, tidak setuju dan sangat
tidak setuju tidak ada responden yang memilih. Hasil ini menunjukkan
bahwa mayoritas responden sangat setuju atas pengungkapan benturan
kepentingan dalam setiap keputusan, telah dilengkapi dengan risalah rapat,
telah diadministrasi dan didokumentasi dengan baik.
82%
18%
Sangat Setuju
Setuju
55
5. Kewajaran (fairness)
Berdasarkan hasil kuisioner yang mendapatkan tanggapan dari
responden, maka dapat diperoleh data mengenai masing-masing item
pertanyaan sebagai berikut:
a. Bank senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran
(equal treatment).
Gambar 4.16
Pernyataan 1 untuk Implementasi
Prinsip Kewajaran (fairness) pada Bank Sulselbar Kabuptean
Enrekang
Sumber:Diagram Pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan di atas,
maka diperoleh hasil dalam bentuk persentase yakni ada 9 orang
responden atau 53% yang menyatakan sangat setuju, dan ada 8 orang
responden atau 47% yang menyatakan setuju. Sedangkan untuk pilihan
jawaban kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada yang
memilih. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat setuju
53%47%
Sangat Setuju
Setuju
56
atas kepedulian bank dalam memperhatikan kepentingan stakeholders
sesuai dengan asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment). Hal ini
akan memberikan citra yang baik bagi bank dalam menjaga hubungan yang
baik dengan stakeholders.
b. Bank memberikan kesempatan kepada seluruh pihak-pihak berkepentingan
(stakeholders) untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat
bagi kepentingan bank serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai
dengan prinsip keterbukaan.
Gambar 4.17
Pernyataan 2 untuk Implementasi
Prinsip Kewajaran (fairness) pada Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang
Sumber:Diagram Pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan di atas,
maka diperoleh hasil dalam bentuk persentase yakni ada 9 orang
responden atau 53% yang menyatakan sangat setuju, dan ada 8 orang
responden atau 47% yang menyatakan setuju. Sedangkan untuk pilihan
jawaban kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada yang
53%47%
Sangat Setuju
Setuju
57
memilih. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat setuju
atas pengelolaan bank dalam memberikan kesempatan yang sama kepada
stakeholders dalam memberikan masukan dan menyampaikan pendapat
bagi kepentingan bank.
c. Etika Kerja/Etika Bisnis telah dibuat dan disebarluaskan serta dilakukan
evaluasi terhadap penerapannya untuk menjaga hubungan dengan pihak
lain baik dengan pemegang saham, kreditor, nasabah maupun dengan
pihak berkepentingan lainnya (stakeholders).
Gambar 4.18
Pernyataan 3 untuk Implementasi
Prinsip Kewajaran (fairness) pada Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang
Sumber: Diagram Pie, Rekapitulasi jawaban responden
Berdasarkan jawaban responden dari kuisioner sesuai pertanyaan di atas,
maka diperoleh hasil dalam bentuk persentase yakni ada 8 orang
responden atau 47% yang menyatakan sangat setuju. Untuk jawaban setuju
ada 9 orang responden atau 53%. Sedangkan yang menyatakan kurang
47%53%
Sangat Setuju
Setuju
58
setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada yang memilih. Hasil ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju atas Etika Kerja/Etika
Bisnis yang telah dibuat bank. Dengan adanya pedoman Etika ini diharapkan
akan membantu mereduksi potensi konflik antara bank dengan pemegang
saham, kreditor, nasabah maupun dengan pihak berkepentingan lainnya
(stakeholders).
Berdasarkan uraian mengenai jawaban responden di atas, maka dapat
dibuat rekapitulasi mengenai jawaban responden atas item-item pernyataan pada
masing-masing indikator implementasi prinsip-prinsip GCG pada Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang.
59
Tabel 4.2
Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi
Prinsip Keterbukaan (transparency) pada Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang
Item Pertanyaan Jawaban responden Frekuensi (orang)
Persentase
(%)
1. Bank mengungkapkan informasi keuangan dan non-keuangan kepada publik melalui homepage bank dan media secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pihak-pihak berkepentingan (stakeholders) sesuai dengan haknya.
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
11
6
0
0
0
65
35
0
0
0
2. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
8
9
0
0
0
47
53
0
0
0
3. Kebijakan bank telah
tertulis dan
dikomunikasikan kepada
pihak yang berkepentingan
(stakeholders) dan yang
berhak memperoleh
informasi tentang kebijakan
tersebut.
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
9
8
0
0
0
53
47
0
0
0
4. Laporan Pelaksanaan Good
Corporate Governance
(GCG) telah disajikan secara
lengkap, akurat, kini, dan
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
10
7
0
59
41
0
60
telah disampaikan tepat
waktu kepada shareholder
(pemegang saham) dan
pihak-pihak berkepentingan
(stakeholders) sesuai
ketentuan yang berlaku.
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
0
0
0
0
5. Bank menyampaikan
informasi produk dan jasa,
menerapkan pengelolaan
pengaduan nasabah
dengan efektif serta
memelihara data dan
informasi pribadi nasabah
secara memadai.
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
9
8
0
0
0
53
47
0
0
0
61
Tabel 4.3
Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi
Prinsip Akuntabilitas (accountability) pada Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang
Item Pertanyaan Jawaban responden Frekuensi (orang)
Persentase
(%)
1. Bank telah menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing jajaran yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi bank.
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
10
6
1
0
0
59
35
6
0
0
2. Seluruh jajaran bank mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG).
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
7
10
0
0
0
41
59
0
0
0
3. Bank memiliki ukuran kinerja dari seluruh jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang disepakati konsisten dengan nilai perusahaan (corporate values), sasaran usaha dan strategi bank serta memiliki sistem pemberian penghargaan dan sanksi (reward and punishment system).
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
7
9
1
0
0
41
53
6
0
0
4. Seluruh jajaran bank menjalankan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap kegiatan
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
8
8
1
47
47
6
62
usaha bank. Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
0
0
0
0
Tabel 4.4
Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi
Prinsip Pertanggungjawaban (responsibility) pada Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang
Item Pertanyaan Jawaban responden Frekuensi (orang)
Persentase
(%)
1. Untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku.
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
10
7
0
0
0
59
41
0
0
0
2. Bank memiliki Pedoman, Sistem, dan Prosedur Kerja seluruh tingkatan atau jenjang organisasi bank yang tersedia secara lengkap dan sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
12
5
0
0
0
71
29
0
0
0
3. Bank telah bertindak sebagai warga perusahaan yang baik (Good Corporate Citizen/GCC) termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility)
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
14
3
0
0
0
82
18
0
0
0
63
Tabel 4.5
Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi
Prinsip Independensi (independency) pada Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang
Item Pertanyaan Jawaban responden Frekuensi (orang)
Persentase
(%)
1. Bank memiliki kebijakan, sistem, dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang mengikat seluruh jajaran bank.
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
11
6
0
0
0
65
35
0
0
0
2. Seluruh jajaran bank dapat mengambil keputusan secara objektif dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun.
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
11
6
0
0
0
65
35
0
0
0
3. Bank mengungkapkan benturan kepentingan dalam setiap keputusan, dilengkapi dengan risalah rapat, telah diadministrasi dan didokumentasi dengan baik.
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
14
3
0
0
0
82
18
0
0
0
64
Tabel 4.6
Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi
Prinsip Kewajaran (fairness) pada Bank sulselbar Kabupaten Enrekang
Item Pertanyaan Jawaban responden Frekuensi (orang)
Persentase
(%)
1.Bank senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh pihak-pihak berkepentingan (stakeholders) berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
9
8
0
0
0
53
47
0
0
0
2. Bank memberikan kesempatan kepada seluruh pihak-pihak berkepentingan (stakeholders) untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan bank serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
9
8
0
0
0
53
47
0
0
0
3. Etika Kerja /Etika Bisnis telah dibuat dan disebarluaskan serta dilakukan evaluasi terhadap penerapannya untuk menjaga hubungan dengan pihak lain baik dengan pemegang saham, kreditor, nasabah maupun dengan stakeholders lainnya.
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
8
9
0
0
0
47
53
0
0
0
65
Berdasarkan data-data yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner
kepada responden, maka diperoleh pernyataan responden mengenai implementasi
prinsip-prinsip GCG sehingga dapat dijawab permasalahan yang diajukan mengenai
bagaimanakah implementasi GCG pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang.
Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan seperti yang termuat dalam
Lampiran 3, maka tingkat implementasi GCG pada Bank Sulsebar Kabupaten
Enrekang dapat dihitung sebagai berikut:
1398 1398
P = ────── × 100% = ──── × 100% = 91,37%
17×5×18 1530
Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa tingkat implementasi
GCG pada Bank Sulselbar Kabpaten Enrekang sebesar 91,37%. Tingkat persentase
ini menurut ukuran Likert dapat dikategorikan sangat baik, karena berada pada
skala interval 81%-100%. Selanjutnya perhitungan untuk masing-masing
implementasi prinsip-prinsip GCG dapat dilakukan perhitungan yang sama sebagai
berikut:
a. Keterbukaan (transparency)
Berdasarkan tabulasi data kuisioner mengenai prinsip keterbukaan
(transparency) yang terdiri atas 5 item pernyataan kepada 17 orang responden
(Lampiran 3), maka besarnya tingkat implementasi prinsip keterbukaan
(transparency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang dapat dihitung sebagai
berikut:
66
387 387
P = ───── × 100% = ─── × 100% = 91,06%
17×5×5 425
Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa tingkat implementasi
prinsip keterbukaan (transparency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang
adalah sebesar 91,06%. Tingkat persentase ini menurut aturan Likert dapat
dikategorikan sangat baik karena berada pada skala interval 81% - 100%.
b. Akuntabilitas (accountability)
Berdasarkan tabulasi data kuisioner mengenai prinsip akuntabilitas
(accountability) yang terdiri atas 4 item pernyataan kepada 17 orang responden
(Lampiran 3), maka besarnya tingkat implementasi prinsip akuntabilitas
(accountability) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang dapat dihitung sebagai
berikut:
301 301
P = ───── × 100% = ─── × 100% = 88,53%
17×5×4 340
Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa tingkat implementasi
prinsip akuntabilitas (accountability) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang
sebesar 88,53%. Tingkat persentase ini menurut aturan Likert dapat dikategorikan
sangat baik karena berada pada skala interval 81% - 100%.
c. Pertanggungjawaban (responsibility)
Berdasarkan tabulasi data kuisioner mengenai prinsip pertanggungjawaban
(responsibility) yang terdiri atas 3 item pernyataan kepada 17 orang responden
(Lampiran 3), maka besarnya tingkat implementasi prinsip pertanggungjawaban
67
(responsibility) pada Bank sulselbar Kabupaten Enrekang dapat dihitung sebagai
berikut:
240 240
P = ───── × 100% = ─── × 100% = 94,12%
17×5×3 255
Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa tingkat implementasi
prinsip pertanggungjawaban (responsibility) pada Bank Slselbar Kabupaten
Enrekang sebesar 94,12%. Tingkat persentase ini menurut aturan Likert dapat
dikategorikan sangat baik karena berada pada skala interval 81% - 100%.
d. Independensi (independency)
Berdasarkan tabulasi data kuisioner mengenai prinsip independensi
(independency) yang terdiri atas 3 item pernyataan kepada 17 orang responden
(Lampiran 3), maka besarnya tingkat implementasi prinsip independensi
(independency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang dapat dihitung sebagai
berikut:
240 240
P = ───── × 100% = ─── × 100% = 94,12%
17×5×3 255
Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa tingkat implementasi
prinsip independensi (independency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang
sebesar 94,12%. Tingkat persentase ini menurut aturan Likert dapat dikategorikan
sangat baik karena berada pada skala interval 81% - 100%.
68
e. Kewajaran (fairness)
Berdasarkan tabulasi data kuisioner mengenai prinsip kewajaran (fairness)
yang terdiri atas 3 item pernyataan kepada 17 orang responden (Lampiran 3), maka
besarnya tingkat implementasi prinsip kewajaran (fairness) pada Bank Sulselbar
Kabupaten Enrekang dapat dihitung sebagai berikut:
230 230
P = ───── × 100% = ─── × 100% = 90,2%
17×5×3 255
Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa tingkat implementasi
prinsip kewajaran (fairness) pada Bank Sulselbar Kabpaten Enrekang sebesar 90,2%.
Tingkat persentase ini menurut aturan Likert dapat dikategorikan sangat baik
karena berada pada skala interval 81% - 100%.
C. Pembahasan
Dalam upaya mencapai kinerja yang optimal, Bank Sulselbar Kabupaten
Enrekang telah mengimplementasikan Good Corporate Governance dengan sangat
baik, sehingga spirit dari prinsip-prinsip GCG memang tercermin dalam aktivitas
jajarannya sehari-hari. Hal ini meliputi keterbukaan dalam mengemukakan
informasi yang materil dan relevan mengenai bank. Praktek keterbukaan ini telah
dilakukan secara optimal dalam publikasi informasi mengenai bank baik melalui
homepage bank maupun melalui media. Informasi ini meliputi informasi keuangan
dan non keuangan (termasuk Laporan Pelaksanaan GCG yang disyaratkan dalam PBI
No. 8/14/PBI/2006 tentang Perubahan Atas PBI No. 8/4/PBI/2006, informasi produk
dan jasa serta pengelolaan pengaduan nasabah). Dengan adanya keterbukaan ini
69
pemegang saham, kreditor, nasabah dan pihak berkepentingan lainnya
(stakeholders) dapat menimbang manfaat dan risiko dalam berhubungan dengan
bank.
Adanya kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ bank
mengindikasikan terlaksananya prinsip akuntabilitas dengan baik. Good Corporate
Governance berjalan dengan baik karena segenap jajaran bank telah memahami
perannya dengan baik dalam pelaksanaan GCG. Prinsip akuntabilitas ini merupakan
ekspresi dari prinsip pertanggungjawaban. Apabila suatu fungsi dan tugas
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip
perbankan yang sehat, hasil kerja tersebut dengan mudah dipertanggungjawabkan
hasilnya. Prinsip pertanggungjawaban ini tercermin dalam pengelolaan bank yang
senantiasa berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip perbankan yang sehat. Prinsip ini diwujudkan melalui tanggung jawab
sosial, menghindai penyalahgunaan kekuasaan dan memelihara lingkungan bisnis
yang sehat.
Pengelolaan bank secara profesional tanpa benturan kepentingan (conflik
of interest) dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun mengindikasikan
terlaksananya prinsip independensi dengan baik. Prinsip ini diwujudkan dalam
menjalankan tugas dimana jajaran bank dituntut untuk mendahulukan kepentingan
dan usaha bank di atas kepentingan pribadi. Selain itu, bank senantiasa
memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan asas kesetaraan dan
kewajaran (equal treatment). Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat
pedoman etika usaha/etika kerja, yang merupakan norma-norma untuk mengatur
70
hubungan antara bank dengan stakeholders. Dengan adanya pedoman ini
diharapkan akan membantu mereduksi potensi konflik antara bank dengan
stakeholders dan antar karyawan.
Implementasi GCG tersebut telah mencerminkan pengelolaan bank yang
baik sesuai dengan prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas
(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi
(independency), dan kewajaran (fairness). Dengan demikian, GCG mampu
menjadikan segenap jajaran organisasi bank sebagai warga korporasi negara yang
baik (good corporate citizen) dengan menjadikannya sebagai bank yang kuat,
mampu bersaing dan mampu menerapkan kebiasaan bisnis yang sehat dengan
tujuan meningkatkan kinerja (performance) dan nilai perusahaan (corporate value)
dalam jangka panjang. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Krisna (2016) yang
menunjukan bahwa Penerapan Good Corporate Governance pada perusahaan
BUMN telah dilaksanakan oleh perusahaan, dan penelitian Tadikapury (2011) yang
memperlihakan bahwa Implementasi Good Corporate Governance telah terwujud
dengan baik.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implentasi Good Corporate
Governance pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang , maka penulis dapat menari
kesimpulan sebai berikut:
Dari data yang diperoleh dan telah diolah maka penilian responden
terhadap implementasi Good Corporate Governance pada bank Sulselbar Kabupaten
Enrekang berada pada tingkat implentasi 91,37% yaitu pada tingkatan kategori
sangat baik karena berada pada interval 81-100%. Selain dari hasil tersebut penulis
juga telah mendapatkan kesimpulan bahwa prinsip Transparency dan Fairness telah
menjalankan prinsip keterbukaan serta kewajaran dalam pemberian informasi
secara adil dan baik didalam melaksanakan tata kelola perusahaan serta
Accountability dan Responsibility pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang telah
memberikan kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ di
dalam perusahaan, dan kemandirian secara professional didalam perusahaan telah
sesuai tanpa adanya benturan kepentingan dan pengaruh dari pihak manajemen
yang tidak sesaui.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan hasil kesimpulan di atas, maka penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut:
71
72
1. Diharapkan kepada segenap jajaran Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang agar
tetap mengimplementasikan GCG dalam menjalankan aktivitasnya sehari-
hari.Selanjutnya terus mengadakan evaluasi terhadap implementasi yang telah
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-perundangan sehingga dimasa-
masa yang akan datang GCG dapat menjadi budaya perusahaan.
2. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar mengkaji lebih dalam lagi
mengenai implementasi GCG dilihat dari kelengkapan dan kesesuaian struktur
pelaksanaan GCG dengan peraturan-peraturan yang ada dengan menggunakan
pengumpulan data secara observasi, sehingga dapat diperoleh mengenai
gambaran sesungguhnya dari implementasi GCG.
73
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Asti Furqani dan Isnanaini Yuli. 2011. Implementasi Good Corporate Governance (GCG) Pada BUMD Kabupaten Sumenep (studi pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar Sumenep). (online), (diakses tanggal 20 Februari 2017).
Arafat, Wilson. 2008. How to Implement GCG Effectively. Jakarta: Skyrocketing Publisher.
Bank Indonesia. 2006. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum
Bank Indonesia. 2006. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 Perubahan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.(online), (www.bi.go.id), diaksespada12 Februari 2017).
Darmawati,Deni. 2006. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Faktor Regulasi terhadap Kualitas Implementasi Corporate Governance. Makalah disajikan pada Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang 23-26 Agustus 2006.
Gunawan, H., Mustamu, R. H., Bisnis, P. M. 2013. Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Keluarga PT. Gapura Fiberglass. ( online) (diakses tanggal 20 Februari 2017)
Herdinata,Christian. 2008. Good Corporate Governance Vs Bad Corporate Governance: Pemenuhan Kepentingan antara Para Pemegang Saham Mayoritas dan Pemegang Saham Minoritas.
Komisi Pemberantasan Korupsi. Pelaksanaan Good Corporate Governance. (Online), (http://www.kpk.go.id), diakses pada tanggal 7 Februari 2017)
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2004. Pedoman Good Corporate Governance Perbankan Indonesia. (Online), (http://www.governance-indonesia.com/component/option.com, diakses pada tanggal12 Februari 2017).
74
Krisna, Indra Dwi. 2016. Implementasi Good Corporate Governance Pada Perusahaan BUMN (Studi Kasus PT. PLN Persero). Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Kurnia, vivi sulvianti dan mahendra putra. (2013) Implementasi Good Corporate Governace (GCG) Pada PT. Pelita Jaya Prima Tarakan, 2.
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No : Per-01/Mbu/2011 TentangPenerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) PadaBadan Usaha Milik Negara Pasal 1 No. 1
Permatasari, I. (2006). Pengaruh Implementasi Good Corporate Governance terhadap Permodalan dan Kinerja Perbankan di Indonesia : Manajemen Risiko Sebagai Variabel Intervening The Effect of Good Corporate Governance Implemetation on Bank Capital and Performance in Indonesia : Risk Management as an Intervening Variable.
Rokhim,Rofikoh. 2006. Mengapa GCG bagi Bank BegituPenting? (Online), (diakses pada tanggal 7 Februari 2017)
Simarmata, leo j. susilo dan karlen.2007. Good Corporate Governance pada Bank: TanggungJawab Direksi dan Komisaris dalam Melaksanakannya. Jakarta: PT HikayatDunia.
Sulistyanto,S. dan Wibisono, H. 2003. Good Corporate Governance: Berhasilkah Diterapkan di Indonesia? (Online),diakses pada tanggal 7 Februari 2017)
Susanto, A. (2015). Influence The Quality Of Accounting Information On The Implementation Good Study Program Governance, 4(12).
75
Syakkroza, Akhmad (2008), Corporate Governance, Sejarahdan Perkembangan, Teori, Model danSistem Governance Serta Aplikaasinya dan Pada Perusahaan BUMN. Jakarta: LembagaPenerbitan FEUI.
Tadikapury, Violetta Jingga (2011). Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Bank X Tbk Kanwil X. Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Hasanuddin.
Wanger, hannes f. ( 2016) Corporate Governance and Ceo Turnover Decisions
www.banksulselbar.co.id
76
Implementasi Good Corporate Governance
Pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang
I. Identitas Responden
Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk melengkapi daftar isian yang tertera di bawah ini:
a. Jabatan : ................................................ b. Masa Kerja dalam Jabatan Sekarang : ................................................ c. Masa Kerja di Bank Sulsebar Enrekang : ................................................ d. Latar Belakang Pendidikan : ................................................
II. Petunjuk pengisian kuisioner
Berilah tanda checklist ( √ ) pada kolom jawaban yang menurut Bapak/Ibu sesuai atau paling tepat sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No. Uraian Pertanyaan SS S KS TS STS
A. Keterbukaan (transparency)
1. Bank mengungkapkan informasi keuangan dan non-keuangan kepada publik melalui homepage bank dan media secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta
RESPONDEN YANG TERHORMAT,
Dalam segala kesibukan Bapak/Ibu pada saat ini, perkenankanlah saya memohon
kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu sejenak untuk menjawab semua pertanyaan dalam kuisioner ini. Saya berharap Bapak/Ibu menjawab dengan jujur dan terbuka sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu. Sesuai dengan kode etik penelitian, saya menjamin kerahasiaan semua data. Kesediaan Bapak/Ibu mengisi kuisioner ini adalah bantuan yang begitu berharga bagi saya. Atas kesediaan Bapak/Ibu, saya mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
77
mudah diakses oleh pihak-pihak berkepentingan (stakeholders) sesuai dengan haknya.
2. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
3. Kebijakan bank telah tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan (stakeholders) dan yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.
4. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) telah disajikan secara lengkap, akurat, kini, dan telah disampaikan tepat waktu kepada shareholder (pemegang saham) dan pihak-pihak berkepentingan (stakeholders) sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Bank menyampaikan informasi produk dan jasa, menerapkan pengelolaan pengaduan nasabah dengan efektif serta memelihara data dan informasi pribadi nasabah secara memadai.
No. Uraian Pertanyaan SS S KS TS STS
B. Akuntabilitas (Accountability)
1. Bank telah menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing jajaran yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi bank.
2. Seluruh jajaran bank mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)
3. Bank memiliki ukuran kinerja dari seluruh jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang disepakati konsisten dengan nilai perusahaan (corporate values), sasaran usaha dan strategi bank serta memiliki sistem pemberian penghargaan dan sanksi (reward and punishment system).
4. Seluruh jajaran bank menjalankan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap kegiatan usaha bank.
C. Pertanggungjawaban (Responsibility)
1. Untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku.
2. Bank memiliki Pedoman, Sistem, dan Prosedur Kerja seluruh tingkatan atau jenjang organisasi bank yang tersedia secara lengkap, kini, dan sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
3. Bank telah bertindak sebagai warga perusahaan yang baik (Good Corporate Citizen/GCC) termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility/CSR)
D. Independensi (Independency)
1. Bank memiliki kebijakan, sistem, dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang mengikat seluruh jajaran bank.
2. Seluruh jajaran bank dapat mengambil keputusan secara objektif dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun.
3. Bank mengungkapkan benturan kepentingan dalam setiap keputusan, dilengkapi dengan risalah rapat, telah diadministrasi dan didokumentasi dengan baik.
78
E. Kewajaran (Fairness)
1. Bank senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh pihak-pihak berkepentingan (stakeholders) berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment)
2. Bank memberikan kesempatan kepada seluruh pihak-pihak berkepentingan (stakeholders) untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan bank serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.
3. Etika Kerja/Etika Bisnis telah dibuat dan disebarluaskan serta dilakukan evaluasi terhadap penerapannya untuk menjaga hubungan dengan pihak lain baik dengan pemegang saham, kreditor, nasabah maupun dengan pihak berkepentingan lainnya (stakeholders)
79
Lampiran 2 Tabulasi Data Hasil Kuisioner
No. Responden
Keterbukaan (transparency)
Akuntabilitas (accountability)
Pertanggungjawaban (responsibility)
Independensi (independency)
Kewajaran (fairness)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1. 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2. 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4
3. 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4
4. 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4
5. 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5
6. 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4
7. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5
8. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
9. 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10. 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
11. 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4
12. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5
13. 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
14. 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4
15. 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4
16. 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5
17. 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5
80
Lampiran 3 Rekapitulasi Jawaban Responden
Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi Prinsip Keterbukaan (transparency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang
Item Pertanyaan Jawaban
responden Frekuensi
(orang) Persentase
(%)
1. Bank mengungkapkan informasi keuangan dan non-keuangan kepada publik melalui homepage bank dan media secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pihak-pihak berkepentingan (stakeholders) sesuai dengan haknya.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
11 6 0 0 0
65 35 0 0 0
2. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
8 9 0 0 0
47 53 0 0 0
6. Kebijakan bank telah tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan (stakeholders) dan yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
9 8 0 0 0
53 47 0 0 0
7. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) telah disajikan secara lengkap, akurat, kini, dan telah disampaikan tepat waktu kepada shareholder (pemegang saham) dan pihak-pihak berkepentingan (stakeholders) sesuai ketentuan yang berlaku.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
10 7 0 0 0
59 41 0 0 0
8. Bank menyampaikan informasi produk dan jasa, menerapkan pengelolaan pengaduan nasabah dengan efektif serta memelihara data dan informasi pribadi nasabah secara memadai.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
9 8 0 0 0
53 47 0 0 0
81
Lanjutan Lampiran 3
Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi Prinsip Akuntabilitas (accountability) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang
Item Pertanyaan Jawaban
responden Frekuensi
(orang) Persentase
(%)
1. Bank telah menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing jajaran yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi bank.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
10 6 1 0 0
59 35 6 0 0
2. Seluruh jajaran bank mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG).
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
7 10 0 0 0
41 59 0 0 0
3. Bank memiliki ukuran kinerja dari seluruh jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang disepakati konsisten dengan nilai perusahaan (corporate values), sasaran usaha dan strategi bank serta memiliki sistem pemberian penghargaan dan sanksi (reward and punishment system).
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
7 9 1 0 0
41 53 6 0 0
4. Seluruh jajaran bank menjalankan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap kegiatan usaha bank.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
8 8 1 0 0
47 47 6 0 0
82
Lanjutan Lampiran 3
Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi Prinsip Pertanggungjawaban (responsibility) pada Bank Sulselbar Kabupaten
Enrekang
Item Pertanyaan Jawaban
responden
Frekuensi (orang)
Persentase
(%)
4. Untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
10 7 0 0 0
59 41 0 0 0
5. Bank memiliki Pedoman, Sistem, dan Prosedur Kerja seluruh tingkatan atau jenjang organisasi bank yang tersedia secara lengkap dan sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
12 5 0 0 0
71 29 0 0 0
3. Bank telah bertindak sebagai warga perusahaan yang baik (Good Corporate Citizen/GCC) termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility)
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
14 3 0 0 0
82 18 0 0 0
Lanjutan Lampiran 3
Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi Prinsip Independensi (independency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang
Item Pertanyaan Jawaban responden
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
2. Bank memiliki kebijakan, sistem, dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang mengikat seluruh jajaran bank.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
11 6 0 0 0
65 35 0 0 0
2. Seluruh jajaran bank dapat mengambil keputusan secara objektif dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
11 6 0 0
65 35 0 0
83
Sangat tidak setuju 0 0
6. Bank mengungkapkan benturan kepentingan dalam setiap keputusan, dilengkapi dengan risalah rapat, telah diadministrasi dan didokumentasi dengan baik.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
14 3 0 0 0
82 18 0 0 0
Lanjutan Lampiran 3
Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi Prinsip Kewajaran (fairness) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang
Item Pertanyaan Jawaban
responden Frekuensi
(orang) Persentase
(%)
1. Bank senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh pihak-pihak berkepentingan (stakeholders) berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
9 8 0 0 0
53 47 0 0 0
2. Bank memberikan kesempatan kepada seluruh pihak-pihak berkepentingan (stakeholders) untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan bank serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
9 8 0 0 0
53 47 0 0 0
3. Etika Kerja /Etika Bisnis telah dibuat dan disebarluaskan serta dilakukan evaluasi terhadap penerapannya untuk menjaga hubungan dengan pihak lain baik dengan pemegang saham, kreditor, nasabah maupun dengan stakeholders lainnya.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
8 9 0 0 0
47 53 0 0 0
Lampiran 4. AnalisisKorelasi
Correlations
keterbuk
aan
akunta
bilitas
pertanggujawaba
n
independ
ensi
kewajar
an
Spearm
an's rho
Keterbuk
aan
Correlation
Coefficient 1.000 .522* .345 .457 .303
Sig. (2-tailed) . .032 .175 .065 .237
N 17 17 17 17 17
Akuntabi
litas
Correlation
Coefficient .522* 1.000 .053 .546* .280
Sig. (2-tailed) .032 . .839 .023 .276
N 17 17 17 17 17
pertangg
ujawaba
n
Correlation
Coefficient .345 .053 1.000 .249 .400
Sig. (2-tailed) .175 .839 . .335 .112
N 17 17 17 17 17
Indepen
densi
Correlation
Coefficient .457 .546* .249 1.000 .138
Sig. (2-tailed) .065 .023 .335 . .597
N 17 17 17 17 17
Kewajar
an
Correlation
Coefficient .303 .280 .400 .138 1.000
Sig. (2-tailed) .237 .276 .112 .597 .
N 17 17 17 17 17
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
UJI VALIDITAS
Instrumen pernyataan bernilai valid jika nilai r-hitung lebih besar dari r-tabel dan nilai signifikansi kurang dari 0,05
r-tabel untuk 17 responden adalah sebesar 0,4821
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5
Keterbukaan
(Transperancy)
P1 Pearson Correlation 1 ,450 ,537* ,633** ,537* ,861**
Sig. (2-tailed) ,070 ,026 ,006 ,026 ,000
N 17 17 17 17 17 17
P2 Pearson Correlation ,450 1 ,653** ,310 ,181 ,713**
Sig. (2-tailed) ,070 ,005 ,226 ,488 ,001
N 17 17 17 17 17 17
P3 Pearson Correlation ,537* ,653** 1 ,408 ,292 ,794**
Sig. (2-tailed) ,026 ,005 ,104 ,256 ,000
N 17 17 17 17 17 17
P4 Pearson Correlation ,633** ,310 ,408 1 ,169 ,688**
Sig. (2-tailed) ,006 ,226 ,104 ,517 ,002
N 17 17 17 17 17 17
P5 Pearson Correlation ,537* ,181 ,292 ,169 1 ,597*
Sig. (2-tailed) ,026 ,488 ,256 ,517 ,011
N 17 17 17 17 17 17
Keterbukaan
(Transperancy)
Pearson Correlation ,861** ,713** ,794** ,688** ,597* 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,002 ,011
N 17 17 17 17 17 17
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
P6 P7 P8 P9
Akuntabilitas
(accountability)
P6 Pearson Correlation 1 ,650** ,301 ,371 ,777**
Sig. (2-tailed) ,005 ,240 ,142 ,000
N 17 17 17 17 17
P7 Pearson Correlation ,650** 1 ,514* ,223 ,774**
Sig. (2-tailed) ,005 ,035 ,390 ,000
N 17 17 17 17 17
P8 Pearson Correlation ,301 ,514* 1 ,422 ,748**
Sig. (2-tailed) ,240 ,035 ,092 ,001
N 17 17 17 17 17
P9 Pearson Correlation ,371 ,223 ,422 1 ,693**
Sig. (2-tailed) ,142 ,390 ,092 ,002
N 17 17 17 17 17
Akuntabilitas
(accountability)
Pearson Correlation ,777** ,774** ,748** ,693** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,002
N 17 17 17 17 17
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
P10 P11 P12
Pertanggungja
waban
(responsibility)
P10 Pearson Correlation 1 ,772** ,553* ,932**
Sig. (2-tailed) ,000 ,021 ,000
N 17 17 17 17
P11 Pearson Correlation ,772** 1 ,378 ,866**
Sig. (2-tailed) ,000 ,134 ,000
N 17 17 17 17
P12 Pearson Correlation ,553* ,378 1 ,730**
Sig. (2-tailed) ,021 ,134 ,001
N 17 17 17 17
Pertanggungjawaban
(responsibility)
Pearson Correlation ,932** ,866** ,730** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001
N 17 17 17 17
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
P13 P14 P15
Independensi
(independency
)
P13 Pearson Correlation 1 ,227 ,304 ,687**
Sig. (2-tailed) ,380 ,236 ,002
N 17 17 17 17
P14 Pearson Correlation ,227 1 ,627** ,807**
Sig. (2-tailed) ,380 ,007 ,000
N 17 17 17 17
P15 Pearson Correlation ,304 ,627** 1 ,808**
Sig. (2-tailed) ,236 ,007 ,000
N 17 17 17 17
Independensi
(independency)
Pearson Correlation ,687** ,807** ,808** 1
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000
N 17 17 17 17
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
UJI REALIBILTAS Pernyataan variabel bernilai reliable jika nilai Cronbach’s Alpha bernilailebihbesar0,600
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,780 5
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,732 4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,803 3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,636 3
RIWAYAT HIDUP
Ismawati,105730421913 lahir di Lingkungan Bisang,
Kelurahan Lewaja, Kabupaten Enrekang 5 Oktober
1995. Merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara buah
cinta dari pasangan Dudang dan Nursina.
Penulis melalui jenjang pendidikan formal pada SDN 40
Lewaja Kabupaten Enrekang Pada Tahun 2001. Setamat dari Sekolah
Dasar kemudian melanjutakn pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Enrekang dan tamat pada tahun 2010.
Dan pada tahun yang sama melanjutkan ke jenjang Sekolah menengah
Atas SMK PGRI Enrekang mengambil jurusan Akuntansi dan tamat pada
tahun 2013.
Pada tahun 2013 setelah menyelesaikan studi di SMK penulis
melanjutkan ke perguruan tinggi dan diterima sebagai mahasiswa
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.