SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh ARMIN NIM :105270020615 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M IMPLEMENTASI BIMBINGAN ISLAM OLEH DA’I UNTUK MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI DESA DOLONG KECAMATAN WALEA KEPULAUAN KABUPATEN TOJO UNA UNA
54
Embed
implementasi bimbingan islam oleh da'i untuk mengatasi ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
ARMIN NIM :105270020615
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M
IMPLEMENTASI BIMBINGAN ISLAM OLEH DA’I UNTUK MENGATASI KENAKALAN
REMAJA DI DESA DOLONG KECAMATAN WALEA KEPULAUAN KABUPATEN
TOJO UNA UNA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai seorang muslim sudah menjadi keyakinan kita bahwa islam adalah
agama yang diturunkan oleh Allah Swt., kepada Nabi Muhammad Saw., untuk
mengatur hubungan manusia dengan Allah Swt., serta hubungan manusia kepada
sesamanya. Kesempurnaan agama islam telah dijelaskan di berbagai surat di
Hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agama kamu, dan telah Aku
cukupkan untuk kamu nikmatKu, serta Aku ridhai Islam sebagai agama kamu.1
Juga dalam firman AllahSwt.,:
نا ل كل شيء ب تبي لنا عليك ٱلكت .....ونز
Terjemahnya:
Dan kami turunkan kepada kamu kitab ini untuk menerangkan semua perkara.2
Sehingga menjadi kewajiban, bagi orang beriman(mu’min) untuk mendakwakan
islam kepada seluruh manusia dan implementasi bimbingan agama kepada
mereka. Terkhusus para Remaja tentu membutuhkan metode, pendekatan, karena
Remaja merupakan generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa,kader
1Departemen Agama Al-hikmah Al-qur’andan Terjemahnya, (Cet. VII. Diponegoro,2015).h.107 2Departemen Agama Al-hikmah Al-qur’andan Terjemahnya, (Cet. VII. Diponegoro,2015).h.277.
1
2
masyarakat, kader agama dan kader keluarga. Pemuda(Remaja)selalu diidentikan
dengan perubahan betapa tidak, peran pemuda dalam membangun bangsa ini,
peran pemuda dalam menegakkan keadilan, dan peran pemuda sebagai simbol
perjuangan.
Salah satu elemen bangsa yang merupakan sumber kekuatan Negara
adalah generasi muda, sehingga kebesaran suatu bangsa dapat dicirikan oleh
kualitas generasi mudanya. Generasi yang dilahirkan oleh suatu negara dengan
kepribadian unggul dalam konteks memahami keberadaan dirinya sebagai mahluk
ciptaan Allah dengan tugas pokok menjalankan ibadah selama hidupnya tentu
akan menciptakan generasi pemimpin yang luar biasa tangguhnya.
Generasi muda adalah penentu perjalanan bangsa dimasa berikutnya.
Generasi muda, mempunyai kelebihan dalam pemikiran yang ilmiah, selain
semangat muda, sifat kritis, kematangan logikanya. Pemuda (Remaja) adalah
motor penggerak utama perubahan. Pemuda diakui peranNya sebagai kekuatan
pendobrak kebekuan dan kejumudan masyarakat.
Dalam Islam, seorang pemuda memiliki peran yang sangat besar dalam
upaya penyebaran dakwah Islam. Lihatlah bagaimana peran sahabat Nabi dalam
memperjuangkan perkembangan dakwah di masa kenabiaan. Para sahabat
sebagian besar berasal dari kaum muda. Semangat pergerakan dimasa
RasulullahSaw., pun didukung oleh para pemuda yang luar biasa. Di antaranya
Ali bin Abi Thalib, Mush’ab bin Umair, Aisyah dan masih banyak lagi, yang
peranNya tidak sedikit, hingga Islam menemui kejaaanNya kala itu.
3
Pertanyaan pentingnya adalah masih adakah pemuda sekualitas para
Sahabat di masa kini?Apalagi jika kita menyaksikan fakta dan fenomena makin
buruknya potret keseharian remaja. Mulai dari masalah narkoba, tawuran, free
sex, dan lain-lain.
Seorang pemuda (Remaja), diharapkan tidak menjadi sosok apatis yang
enggan memberikan peran terhadap sistem kehidupan sosial. Seorang pemuda
harus berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial, bahkan jika perlu pemudalah
yang menjadi penggerak kebangkitan sebuah generasi. Mereka memiliki idealisme
dan mampu menciptakan ide-ide baru untuk perbaikan sistem kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, karena pemuda yangakan menjadi generasi penerus
di masa yang akan datang.
Tentu tanpa menafikan masalah yang melingkupi para pemuda, yang kian
hari kian kompleks, kita bisa jawab pertanyaan diatas, dengan jawaban masih ada
pemuda sekualitas para Sahabat”. Kenapa kita harus begitu yakin? Sebab,potensi
yang dimiliki pemuda masa lalu, masa kini atau pun masa akan datang adalah
sama.
Pemuda memiliki potensi yang sangat besar dalam melakukan perubahan.
Pemuda adalah sosok yang suka berkreasi, idealis dan memiliki keberanian serta
menjadi inspirator dengan gagasan dan tuntutanNya. Umat Islam saat ini sedang
menantikan siapa yang akan mengembalikan bangunanNya kembali,
mengeluarkan mereka dari kejahiliyaan, dan menyelesaikan problematika umat.
Maka sangat sesuai apabila tugas-tugas besar diamanahkan ke tangan para
4
pemuda. Sejarah telah membuktikan betapa para pemuda telah mampu
mensukseskan berbagai agenda besar serta mampu mewarnai dunia.
Maka kita menyadari bahwa masa depan islam terletak di atas pundak para
pemudanya. Merekalah yang memegang kendali bahtera islam. Kemanapun
mereka mau, maka kesanalah bahtera islam. Kemanapun mereka mau, maka
kesanalah bahtera itu melaju. Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa
kebangkitan islam di masa mendatang dimenifestasikan oleh pemuda, dengan
syarat mereka mempunyai kesadaran dan kecintaan penuh pada agamanya. Jika
prasyarat ini gagal ditanamkan pada jiwa pemuda, niscaya tragedi kebangkitan
islam tidak akan pernah berkumandang lagi.
Generasi yang bagaimana yang memiliki potensi untuk mewujudkan
bangsa yang besar? Apakah generasi yang gaul?Generasi yang berduit, anak
pejabat, yang paling dekat dengan pejabat, yang mendapat fasilitas khusus,
sehingga segala kemauanNya terpenuhi?Apakah generasi yang genius, berotak
brillian?Apakah mereka yang selalu sukses dalam menempuh pendidikan dalam
semua strata atau jenjang?Apakah mereka yang sukses mengembangkan bisnis
atau wirausaha?Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, kita wajib kembali
ke syariat islam.
Agenda besar kita terkait masalah remaja yaitu menyelesaikan
problematika yang sekarang melingkupi remaja dengan solusi yang paradigmatik
(mendasar) serta menyiapkan pemuda untuk siap menerima estafet generasi dan
kepemimpinan. Islam hadir sebagai problem solving, karena islam adalah agama
5
sempurna. KesempurnaanNya sebagai sebuah sistem hidup dan sistem hukum
yang meliputi segala perkara yang dihadapi oleh umat manusia.
Disinilah butuhnya bimbingan agama kepada para remaja agar ia dapat
mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal
degan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-
qur’andan Hadis Rasulullah Saw., ke dalam dirinya sehingga ia dapat hidup
selaras dan sesuai dengan tuntunan Al-qur’andan Hadis. tentu dengan metode
pendekatan atau bimbingan yang baik agar dakwah islam dapat diterima atau
meminimalisir adanya tantangan dan hambatan dalam berdakwah.
Sebab aktifitas dakwah merupakan suatu keniscayaan adanya tantangan
dan hambatan. Karena manusia paling mulia yang pernah ada di muka bumi ini,
sempurna ahlaq dan kebaikanNya yakni Nabi Muhamad Saw. KebaikanNya
dibenarkan baik kawan maupun lawan, namun juga mendapat tantangan dan
hambatan yakni penolakkan dakwah. Oleh karena itu penulis memilih judul ini,
sebagai referensi para pembaca dalam berdakwah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Implementasi bimbingan Agama Oleh Da`i terhadap
ketaatan Remaja di Desa Dolong B Kec. Walea Kep. Tojo Una Una
2. Apakah faktor penyebab kemaksiatan pada Remaja di Desa Dolong B
Kec. Walea Kep. Tojo Una Una
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan yang hendak dicapai
dari penelitian adalah ;
1. Untuk mengetahui implementasi bimbingan agama oleh Da`i terhadap
ketaatan remaja di Desa Dolong B
2. Untuk mengetahui faktor penyebab kemaksiatan pada remaja di Desa
Dolong B
D. Manfaat Penelitian
Adapun dari hasil penelitian ini, diharapkan bermanfaat pada
kajian-kajian berikutnya;
1. Secara teoritis
Penelitianini diharapkan mampu menambah khazanah ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan implementasi bimbingan agama
pada wilayah tertentu dan memperluas cakrawala pengetahuan tentang
sikap Da`i dalam menghadapi masyarakat.
2. Secara praktis
Membantu Da`i mengetahui implementasi bimbingan agama
dengan masalah yang sama dalam suatu masarakat.
7
E. Pengertian Judul Dan Definisi Operasional
1. Bimbingan : Bimbingan adalah memberi petunjuk (pelajaran).3
2. Agama : adalah ajaran sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan)
dan peribadatan kepada tuhan yang maha kuasa.4
3. Da`i : adalah orang yang pekerjaanNya berdakwah.5 Atau pelaku da‘wah
yang senantiasa aktif mengajak orang lain untuk berbuat ma‘ruf dan
mencegah kemungkaran serta menyebarkan ajaran Islam.
4. Ketaatanremaja: Ketaatan adalah kepatuhan, kesetian, kesalehan, tidak
membahayakan atau tidak mengganggu kedamaian keadilan.6
Remaja adalah mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin, bukan kanak-
kanak.7
3Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008), h. 202
4Kamus resmi bahasa Indonesia yang di susun oleh Tim kampus pusat bahasa.(KBBI). bisa
di lihat sumber data: http// pusatbahasa.kemdiknas.id/kbbi
5 Tri Rama Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Mitra Pelajar, h.118
6Kamus resmi bahasa Indonesia yang di susun oleh Tim kampus pusat bahasa.(KBBI). bisa
di lihat sumber data: http// pusatbahasa.kemdiknas.id/kbbi
7Kamus resmi bahasa Indonesia yang di susun oleh Tim kampus pusat bahasa.(KBBI). bisa
di lihat sumber data: http// pusatbahasa.kemdiknas.id/kbbi
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Implementasi Bimbingan Dakwah Dan KaitanNya
Untuk mempermudah pemahaman, serta untuk menentukan arah yang
jelas dalam penyusunan skripsi, maka penulis menguraikan secara detail maksud
dan istilah-istilah yang penulis gunakan dalam judul skripsi.
1. Pengertian Implementasi Bimbingan Agama
a) Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan, penerapan.8Pengertian implementasi
menurut para ahli berikut ini :
1) Menurut Browne dan wildavsky (usman, 2004; 7). Berpendapat bahwa
implementasi adalah perluasan aktivitas menyesuaikan satu sama lain.
2) Menurut Guntur setiawan (setiawan 2004). Dalam bukunya yang berjudul
implementasi dalam pembangunan birokrasi mengungkapkan pendapatnya
mengenai implementasi sebagai berikut:
a). Implementasi adalah proses untuk melaksanakan kebijakan tersebut kedalam
tindakan kebijakan politik dalam pembangunan kebijakan administrasi
dalam rangka meningkatkan program.9
8Kamus resmi bahasa Indonesia yang di susun oleh Tim kampus pusat bahasa.(KBBI). bisa
di lihat sumber data: http// pusatbahasa.kemdiknas.id/kbbi
9Repository.Uin suska.ac.id dan elib.nikom.ac.id.di akses pada 2017-02-08.Jam 09.oo.
8
9
b) Bimbingan
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa
inggris“guidance”.Kata “guidance” adalah kata dalam bentuk masdar(kata
benda) yang berasal dari kata kerja “to guinde” artinya menunjukkan bimbingan,
atau menuntun orang lain ke jalan yang benar.10
Jadi kata “guidance” berarti memberikan petunjuk., pemberian bimbingan
atau tuntunan pada orang lain yang membutuhkan.
Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum dapat diartikan sebagai
bantuan atau tuntutan. Namun, walaupun demikian tidak berarti semua bentuk
bantuan atau tuntutan adalah bimbingan. Jika misalNya, ada seorang mahasiswa
datang kepada dosen wali sebagai pembimbing akademikNya menyampaikan
bahwa setiap terakhir pembayaran uang SPP hari ini, uang kirimanNya belum
datang, kemudian dosen pembimbing akademikNya meminjamkan mahasiswa
tersebut uang untuk membayar SPP, tentu bantuan ini bukan termaksud bentuk
bantuan yang dimaksudkan dengan pengertian bimbingan (guidance).11
Bimbingan adalah memberi petunjuk (pelajaran).12Menunjukkan,
membimbing, atau menuntun orang lain ke jalan yang benar.13
Dalam mendefinisisksn istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan
memberikan pengertian berbeda-beda. Meskipun demikian, pengertian yang
10 H.M. Arifin, pokok-pokok pikiran tentang bimbingan dan penyuluhan agama,( Jakarta:
bulan bintang, 1979), h. 18.
11Samsulmunur Amin,.bimbingan dankonselingislam, (cet.III; Jakarta: Amzah, 2015), h.
3.
12Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008), h. 202.
13 H.M. Arifin, pokok-pokok pikiran tentang Bimbingan dan penyuluhan Agama,( Jakarta:
Bulan bintang,1979), h. 18.
10
mereka sajikan memiliki satau kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu
proses pemberian bantuan. Definisi atau pengertian menurut beberapa ahli sebagai
berikut:
Menurut crow & crow (1960) yang dikutip oleh surya (1988) menyatakan
bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki
maupun perempuan, yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai,
kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan
kegiatan-kegiatanhidupnya sendiri, membuat pilihan sendiri dan memikul beban
sendiri.14.
Sejalan dengan perkembanganNya konsep bimbingan maka tujuan
bimbingan pun mengalami perubahan, dari yang sederhana sampai yang lebih
komprehensif. Adapun perkembangan tujuan itu di antaraNya: menurut Hamrin
dan Clifford, bimbinganan dan konseling bertujuan untuk membantu individu
membuiat pilihan-pilihan, penyesuaian-penyesuaian dan intrepetasi-intrepetasi
dalam hubunganNya dengan situasi-situasi tertentu.15
Dalam Al-qur’ankata bimbingan ini juga digunakan di antaranya Allah
Swt., berfirman :
وأهديك إلى رب ك فتخشىTerjemahnya:
Dan kamu akan kubimbing ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-
Nya.16
14Tohrin,bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah (berbasis integrasi)
(Jakarta: Raja Grafindo persada,2007), h.16-17.
15Priyatno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan konseling, (Jakarta: Rineka Cipta,
1999) h. 112.
16Departemen Agama Al-hikmah Al-qur’andan Terjemahnya, (Cet.
VII.Diponegoro,2015).h.584.
11
B. Agama
Agama adalah ajaran sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan)
dan peribadatan kepada tuhan yang maha kuasa.17
1) Kebutuhan manusia pada agama.
Dengan akalnya, manusia diberi keistimewan oleh Allah Swt.,
yang berbeda dengan hewan, selain spesifikasi yang sama dengan hewan,
seperti kebutuhan jasmani dan naluri. Karena nalurinyalah, manusia
memerlukan pemenuhan. Tidak terkecuali dengan gharizah at-
tadayyun(naluri beragama) yang ada dalam dirinya. Semuanya menuntut
untuk dipenuhi. Dalam hal ini tidak ada bedanya manusia dengan makhluk
lain. Karena yang lain juga mempunyai naluri beragama seperti manusia.
Allah Swt., Berfirman dalam Al-Quran,.;
كن ل تفقهون تسبيحهم ن شيء إل يسب ح بحمدهۦ ول وإن م
Terjemahnya: Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya,
tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.18
juga dalam firmanNya :
ت ف ت وٱلرض وٱلطير ص و يسب ح لهۥ من في ٱلسم ألم تر أن ٱلل
Terjemahnya:
Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa
yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan
sayapnya.19
17Kamus resmi bahasa Indonesia yang di susun oleh Tim kampus pusat bahasa.(KBBI). bisa di
lihat sumber data: http// pusatbahasa.kemdiknas.id/kbbi
18Departemen Agama Al-hikmah Al-qur’andan Terjemahnya, (Cet. VII. Diponegoro,2015).h.286.
19Departemen Agama Al-hikmah Al-qur’andan Terjemahnya, (Cet. VII. Diponegoro,2015).h.355.
12
Semua makhluk diberi spesifikasi yang sama dengan manusia. Mereka
juga melakukan pemenuhan yang dinyatakan oleh Al-Qur’an dengan
bertasbih(memuji)Allah Swt., Bertasbih tersebut merupakan bukti adanya naluri
beragama, dengan keingina untuk mensucikan sesuatu yang diyakini, bahwa dia
sang pencipta.
Pensucian ini kadangkala menampakkan sesuatu yang hakiki, yang
biasanya disebut ibadah.Tetapi kadangkala bentuk pensucian tersebut hanya
merupakan penampakkan minimal, seperti ta’dzim (penghormatan). Karena itu,
semua mahluk pada dasarnya beribadah kepada Allah Swt., meskipun kita tidak
memahami cara peribadataNya. Ini membuktikan,bahwa ibadah merupakan
kebutuhan setiap makhluk,karena ia bagian dari fitrah mereka. Takdis(Pensucian)
baik yang berkaitan dengan ta’abbud (penyembahan), ikhtirom (penghormatan)
,ta’dm(pengagungan), esensinya merupakan manifestasi dari naluri beragama.
Maka, agama merupakan kebutuhan manusia dalam sepanjang sejarah
kehidupan umat manusia. Bahkan belum ada satu zaman pun, ada manusia tanpa
memeluk agama, baik dengan cara menyembah matahari, bintang, api, berhala,
maupun menyembah Allah Swt. Cara penyembahan tersebut ialah bagian dari
agama mereka, artinya penganut sosialisme sendiri yang menolak adanya agama
dan tuhan, hakikatnya bukan tidak mempunyai tuhan tetapi mereka telah
mengganti tuhan dari satu wujud tuhan kepada wujud tuhan lain alias materi, yang
mengubah pengagungan, pensucian, dari tuhan kepada pahlawan atau hal-hal
yang diagungkan.
13
Dengan demikian, agama bagi manusia merupakan kebutuhan yang
diperlukan oleh nalurinya. Jika tidak dipenuhi, kehidupanya akan mengalami
kegelisahan,kegoncangan dan kekacauan. Karena itu, memeluk agama merupakan
fitrah manusia. Masalahnya kemudian adalah siapakah yang berhak menurunkan
agama yang dapat mengatur kebutuhan naluri keberagamaan manusia?Karena
naluri agama memerlukan pemenuhan yang berkaitan dengan zat yang maha
agung. Maka mekanisme pemenuhanya harus berasal dari Allah Swt.,Sebab
dialah yang maha tahu mengenai dirinya dan ciptaanNya. Pada waktu yang sama
hal ini mustahil diserakan kepada manusia. Karena manusia bukan saja gagal
memahami dirinya dan sesamanya, apalagi memahami zat tuhanNya. Karena itu
mustahil aturan agama ini mustahil dibuat oleh manusia.
Perasaan kurang, lemah dan kerdil manusia di hadapan zat yang maha
agung ini kemudian mendorongNya zat maha agung dalam beribadah. Dorongan
seperti ini tidak hanya dimiliki manusia ketika beribadah. Karena hal ini
merupakan fitrah, sementara fitrah dimana dan kapan saja tetap sama, tidak
pernah berubah. Meskipun perasaan yang lahir dari fitrah tersebut bisa dialihkan
kepada yang lain. Karena itu, di luar ibadah pun manusia sebenarnya tetap
memerlukan agama sesuai dengan fitrahnya yang lemah, kurang dan memerlukan
zat yang maha agung. Sehingga kebutuhan manusia pada agama tersebut mustahil
dapat di penuhi dengan agama lain.
14
Kesempurnaan agama islam ini ditegaskan dalam Al-Qur’an:
Hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agama kamu, dan
telah Aku cukupkan untuk kamu nikmatKu, serta Aku ridhai Islam sebagai
agama kamu.20
Juga dalam firmanNya ;
سرين م دينا فلن يقبل منه وهو في ٱلخرة من ٱلخ سل ومن يبتغ غير ٱل
Terjemahnya:
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan Dia di akhirat
Termasuk orang-orang yang rugi.21
Dan firmanNya pula;
م سل ٱل ين عند ٱلل إن ٱلد
Terjemahnya:
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah agama
Islam.22
20Departemen Agama Al-hikmah Al-qur’andan Terjemahnya, (Cet. VII. Diponegoro,2015).h.107.. 21Departemen Agama Al-hikmah Al-qur’andan Terjemahnya, (Cet. VII. Diponegoro,2015).h.61.
22Departemen Agama Al-hikmah Al-qur’andan Terjemahnya, (Cet. VII. Diponegoro,2015).h.52.
15
C. Da`i
Da`i adalah orang yang pekerjaanNya berdakwah.23Setiap Da`i dituntut
untuk berkepribadian yang baik, kepribadian tersebut baik bersifat rohaniah
maupun jasmaniah, diharapkan Da`i telah melaksanakan ajaran islam yang ia
miliki sebelum mereka memerintahkan sesorang (mad’u) untuk melaksanakan
ajaran agama. Mengingat Da`i sebagai agent of change dimana dia sebagai
pelaku utama untuk mempengaruhi perubahan sikap dari komunikasinya.24Siapa
saja yang menyatakan sebagai pengikut Nabi Muhammad Saw., hendaknya
menjadi Da`i, dijalankan sesuai dengan usaha yang nyata dan kokoh.Dengan
demikian wajib baginya untuk mengetahui kandungan dakwah baik dari sisi
akidah, syari’ah maupun akhlak.25
Da`i adalah pelaksana dakwah, baik secara perorangan atau individu
maupun secara kelompok yang terorganisir. Yakni setiap muslim laki-laki dan
wanita yang sudah berakal dan dewasa, baik ulama maupun bukan ulama, karena
kewajiban berdakwah adalah kewajiban yang dibebankan kepada mereka
seluruhnya.26
Da`i adalah sebutan bagi orang yang melaksanakan dan meyampaikan
pesan dakwah yang berisikan akhlak, keimanan, ibadah, dan lainNya kepada
23Tri Rama K., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Mitra Pelajar, h.118
24 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah.( Jakarta: Gaya Media, 1986), h. 91
25Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah,1986, h. 79.
26 Abdul KarimZaidan, Dasar-dasar Ilmu Dakwah jild III (Jakarta: Media Dakwah, 1984), h. 9
16
mad’u (objek dakwah) yang dilaksanakan bisa perorangan ataupun kelompok.27
Secara bahasa Da`i adalah penyeru atau penyampai informasi. Dalam teori
komunikasi Da`i itu adalah komunikator, ia yang selalu menyampaikan kepada
komunikan. Secara istilah Da`i adalah sesorang yang menyampaikan pesan-pesan
tentang ajakan menuju Allah Swt., (Amar ma’ruf dan Nahi Munkar) kepada
Mad’u,sebagaimana firman Allah Swt.,di dalam Al–Quran;
نيرا بإذنهۦ وسراجا م وداعيا إلى ٱلل
Terjemahanya :.
Dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi
cahaya yang menerangi.28
Da`i bisa secara individual, kelompok, organisasi, atau lembaga yang
dipanggil untuk melakukan tindakan dakwah.29 Tuhan adalah yang memanggil
melalui syarat-syaratnya dalam Al-Qur’an, sementara yang dipanggil untuk
berdakwah adalah umat Islam sesuai kemampuan dan kapasitas masing-masing
umat.
Dalam berdakwah setidak-tidaknya terdapat tiga elemen yang harus
berdakwah adalahAl-qur’andan nilai-nilai tambahan lainNya seperti Hadist dan
pendapat para ulama. Tidak semua umat Islam memiliki kapasitas mengakses
makna-makna dalam Al-Qur’an. Cukup logika apabila yang dipanggil adalah
kalangan umat Islam tertentuyang memiliki kecakapan untuk berdakwah.
27Rafi’udin, Maman Abdul Djaliel,
28Departemen Agama Al-hikmah Al-qur’andan Terjemahnya, (Cet. VII. Diponegoro,2015) h.424. 29Syakh Ali Mahfudz, hidayat al- Mursyidinila Thuruq Al-Wa’dzi wa Al-Khitbah (Beiru: Dar Al-
I’tisham, tt), h.17.
17
PersoalanNya adalah bahwa kecakapan setiap umat Islam itu berbeda-beda
untuk memecahkan persoalan ini, dipandang bahwa bagi umat Islam yang
memiliki kecakapan pada unsur penggunaan media misalnya, ia harus mengkaji
islam guna menyempurnakan dakwahnya lewat media, maka ia harus melengkapi
kecakapanNya dalam menguasai media sebagai sarana dakwah. Sikap demikian
ditegaskan Al-qur’anAllah swt.,
كر إن كنتم ل تعلمون وما أرسلنا قبلك إل رجال نوحي إليهم فس ا أهل ٱلذ لو
Terjemahnya :
Dan kami tidak mengutus( rasul-rasul) sebelum engkau (muhamad),
melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, 30tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.
Da`i memiliki posisi sentral dalam dakwah, sehingga Da`i harus memiliki
citra image (Citra) yang baik dalam masyarakat.31imagebisa dipahami sebagai
kesan berkenaan dengan penilaian terhadap seseorang, instansi atau organisasi
yang diciptakan Da`i sebagai hasil langsung dari dakwahnya. Citra yang
berhubungan dengan seorang dai dalam perspektif komunikasi erat kaitanNya
dengan kredibilitas yang dimiliki. Citra terhadap Da`i adalah penilaian mad’u
terhadap Da`i. Apakah Da`i mendapat citra positif atau negatif. Pencitraan
terhadap diri seorang Da`i sangat berpengaruh dalam menentukan apakah mereka
akan menerima informasi dan pesan dakwah atau sebaliknya menolak.
30Departemen Agama Al-hikmah Al-qur’andan Terjemahnya, (Cet. VII.
Diponegoro,2015).h.322.
31Stewart L. Tubb dan sylvia Moss, Humman communication, konteks-konteks
komunikasi, trj. Dedy Mulyana (Bandung:Rosdakarya, 1996), h. 119.
18
Ada empat cara bagaimana seorang Da`i dinilai oleh mad’unya :32
1. Da`i dinilai dari reputasi yang mendahuluiNya. Apa yang sudah
dilakukan oleh Da`i, bagaiman karya-karyanya, apa latar belakang
pendidikanNya, apa jasanya dan bagaimana sikapnya. Apakah
sikapnya seorang Da`i memperindah atau menghacurkan reputasinya.
2. Melalui perkenalan atau informasi tentang diri Da`i. Seorang Da`i
dinilai mad’unya dari informasi yang diterimanya. Bagaimana
informasi tentang Da`i diterima dan bagaimana memperkenalkan
dirinya sangat menentukan kredibilitas seorang Da`i.
3. Melalui apa yang diucapkanNya, “al-lisan mizan al-insan” (lisan
adalah ukuran seorang manusia), begitu ungkapan Ali bin Abi Thalib.
Apakah seorang Da`i mengungkapkan kata-kata kotor, kasar dan
rendah, maka seperti itu pula kualitasnya. Da`i memiliki kredibilitas
apabila ia konstan dalam menjaga ucapanNya yang selaras dengan
perilaku keseharian.
4. Melalui bagaimana cara Da`i menyampaikan pesan dakwahnya.
Penyampaian dakwah yang sistematis dan terorganisir memberi kesan
pada Da`i bahwa ia menguasai persoalan, materi dan metodologi
dakwah.
32Syukriadi Sambas, Matan Wilayah KajianDakwah Islam (Bandung, KP-Hadid, 1995),
h. 24.
19
Seorang Da`i yang kredibel adalah seorang yang memiliki konpetensi
dibidangnya, integritas kepribadian, ketulusan jiwa dan memiliki status yang
cukup. Da`i harus menjadi saksi kebenaran, menjadi teladan umat dan berakhlak
baik yang mencerminkan nilai-nilai islam.Seorang Da`i harus mempunyai
berbagai cara metode atau strategi dalam menyampaikan dakwahnya, agar
dakwah yang disampaikan tersebut tidak sia-sia belaka. Di antara metode dakwah
tersebut, adalah :
a) Dakwah bil Lisan, yaitu dakwah yang dilakukan dengan menggunakan
lisan, antara lain : Qaulan Ma’rufun, Mudzakarah, Nasihatuddin, Majelis
Ta’lim, Pengajian Umum dan Mujadalah.
b) Dakwah bil Kitab, yaitu dakwah dengan menggunakan keterampilan tulis
menulis berupa artikel atau naskah, majalah, brosur, buletin, buku, dan
sebagainya.
c) Dakwah bil Hal, yaitu dakwah yang dilakukan melalui berbagai kegiatan-
kegiatan keagamaan yang lansung menyentuh atau terjun langsung ke
masyarakat.
Adapun Da`i menurut M. Natsir adalah pembawa da‘wah yang
merupakan orang yang memperingatkan atau memanggil supaya
memilih, yaitu memilih jalan yang membawa kepada keuntungan.33Jadi
pelabelan seorang Da`i tidak hanya melekat pada seseorang yang
berpakaian jubah dan sejenisnya.
33M. Natsir, Fiqhud Dakwah, (Jakarta: Capita Selecta, 1996), h. 125
20
Sementara Da`i menurut A. Hasjmy adalah sebagai penasehat, para
pemimpin, dan pemberi peringatan yang memberi nasehat dengan baik
yang mengarah dan berkhutbah, yang memusatkan jiwa dan raganya
dalam wa‘ad atau wa‘id (berita gembira dan berita siksa) dan dalam
membicarakan tentang akhirat untuk melepaskan orang-orang yang
karam dalam gelombang dunia.34
Maka islam menetapkan bahwa setiap muslim adalah Da`i pada
setiap waktu dan tempat, dan aktivitas seorang Da`i dalam berdakwah
mengajak manusia kepada islam merupakan seutama-utamanya ibadah
dan besarnya nilai pahala di sisi Allah Swt., Dan Allah Swt.,Berfirman :
لحا وقال إنني من ٱلمسلمين ومن وعمل ص ن دعا إلى ٱلل م أحسن قول م
Terjemahan :.
Dan siapakah yang lebih baik perkataanNya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
“Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”.35
Yang kemudian Da`i dapat dilihat berdasarkan macamnya di antaranNya adalah
sebagai berikut :
1. Da`i Formal
Da`i (adalah Subjek Da‘wah), kata Da`i berasal dari bahasa Arab
sebagai fi‘lulmadhi (lampau) bentuk mudzaka r(laki-laki) yang berarti
orang yang mengajak kalau dalam bentuk muannats (perempuan) di
34A. Hasjmy, Dustur Dakwah Menurut Al-Qur‘an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), h. 162
3535Departemen Agama Al-hikmah Al-qur’andan Terjemahnya, (Cet. VII.
Diponegoro,2015).h.480.
21
sebut Da`iyah.36Artinya Da`i disini tidak hanya terikat dengan kaum
laki-laki saja tetapi siapa saja yang mampu mengajak, menyeru umat
manusia kejalan Allah maka dia bisa dikatagorikan sebagai Da`i. Da`i
Formal yang penulis maksud ialah seseorang yang telah memperoleh
lebel seorang Da`i seperti K.H. Zainuddin M.Z dan lain sebagainya.
Seperti yang disebutkan oleh Toto Tasmara, Da`i secara umum
adalah setiap seorang muslim atau muslimat yang mukallaf, dimana
kewajiban da‘wah bagi mereka merupakan suatu yang melekat dan tidak
terpisahkan misinya sebagai penganut islam. Secara khusus Da`i ialah
mereka yang mengambil spesialisasi khusus dalam bidang Agama Islam
yang dikenal sebagai ‘ulama.37.
Jadi seorang Da`i harus memiliki kepribadian yang baik untuk
menunjang keberhasilan dakwah, karena formalitas seorang Da`i juga
mempengaruhi pemahaman tentang kriteria Da`i.
2. Da`i Non Formal
Seorang Da`i bukan hanya melekat pada individu yang dilebelkan
sebagai orang‘Alim, Ustadz, Tengku,atau yang memiliki kemampuan khusus
dalam bidang komunikator, orasi. Tetapi Da`i disini lebih kepada tokoh (Da`i
non formal) yang ada dalam wilayah setempat yang mereka juga mengajak,
menyeru, menyampaikan suatu risalah kebaikan kepada umat manusia untuk
36Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 75
37 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pertama, 1997), h. 41-42
22
ta`at kepada Allah Swt. Seorang Da`i dalam posisi ini adalah sebagai pelaku
da‘wah yang senantiasa aktif mengajak orang lain untuk berbuat ma‘ruf dan
mencegah kemungkaran serta menyebarkan ajaran Islam.
Seorang Da`i harus memiliki sifat yang baik dan mulia seperti beriman dan
bertaqwa kepadaAllah Swt., ahli taubat, ahli ibadah, amanah dan siddiq, pandai
bersyukur, tulus ikhlas, tidak mementingkan pribadi, ramah dan penuh pengertian,
rendah hati, sederhana dan jujur, tidak memiliki sifat egois, sabar dan tawakkal,
memiliki jiwa toleran, sifat terbuka, dan tidakmemiliki penyakit hati.38
Islam adalah ajaran Allah Swt., yang sempurna dan diturunkan untuk
mengatur kehidupan individu dan masyarakat. Akan tetapi, kesempurnaan ajaran
islam hanya merupakan ide dan angan-angan saja jika ajaran yang baik itu tidak
disampaikan kepada manusia. Lebih-lebih jika ajaran itu tidak diamalkan dalam
kehidupan manusia. Oleh karena itu, dakwah merupakan suatu aktifitas yang
sangat penting dalam keseluruhan ajaran Islam.
Dengan aktifitas dakwah Islam dapat diketahui, dihayati dan diamalkan oleh
manusia dari generasi ke generasi berikutnya, dengan harapan untuk menciptakan
manusia yang memiliki kualitas aqidah, ibadah serta akhlak yang terpuji. Pesan-
pesan dakwah hendaknya dapat memberikan petunjuk dan pedoman hidup yang
menyejukkan hati.39
38Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 90
42Departemen Agama Al-hikmah Al-qur’andan Terjemahnya, (Cet. VII. Diponegoro,2015)
h.192.
43Kamus resmi bahasa Indonesia yang di susun oleh Tim kampus pusat bahasa.(KBBI).
bisa dilihat sumber data: http// pusatbahasa.kemdiknas.id/kbbi
44Kamus resmi bahasa Indonesia yang di susun oleh Tim kampus pusat bahasa.(KBBI).
bisa di ihat sumber data: http// pusatbahasa.kemdiknas.id/kbbi
25
akhirat, Sehingga Remaja adalah aset yang sangat berharga. remaja memiliki
semangat tinggi serta kemampuan dan kesempatan yang luas untuk berkembang.
Terbukti sejak zaman Rasulullah, remaja memiliki tempat tersendiri dalam
perjuangan berada di garda terdepan.45
Dalam Al-quran disebutkan mengenai para pemuda Allah Swt.,
bererfirman :
هم هدى إنهم فتية ءامنوا برب هم وزدن نحن نقص عليك نبأهم بٱلحق
Terjemahnya:
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar.
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.46
45Syekh Dr. A’idh Al-Qarni,Salagi Masih Muda, (Makasar:5/3/2014), h. 3.
4646Departemen Agama Al-hikmah Al-qur’andan Terjemahnya, (Cet. VII.
Diponegoro,2015)h.294.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
a.Tipe penelitian
Secara umum, metode penelitian ada dua macam, yakni metode kuantitatif
dan metode kualitatif. Dari kedua metode tersebut, penulis memilih metode
kualitatif dalam pelaksanaan metode penelitian. Dan juga menggunakan analisis
deskriptif kualitatif. Adapun maksud dari Deskriptif kualitatif adalah sebuah
penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkap sebuah fakta empiris secara
objektif ilmiah dengan berlandaskan pada logika keilmuan, prosedur dan
didukung oleh metodologi dan teoritis yang kuat sesuai disiplin keilmuan yang
ditekuni.47
b. Objek Penelitian, Dan Sumber Informasi Lokasi Penelitian
Sebuah penelitian yang utuh dan kredibilitas harus memiliki objek
penelitian dan sumber informasi yang konkrit. Peneliti akan mengambil objek
penelitian implementasi bimbingan agama oleh Da`i terhadap ketaatan remaja.,
Dan sumber informasi adalah Da`i itu sendiri, tokoh agama serta tokoh
masyarakat yang masing-masing yang akan dimintai keterangan dalam proses
pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian di P. Dolong., Kec., Walea
Kep., Tojo Una-Una.
47Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd.,Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. (Cet. I Jakarta:
Referensi GP Press Group, 2013), h. 29
26
27
c. Teknik Pengumpulan Data
Syarat sebuah penelitian agar tersusun secara sitematis yakni adanya data
yang terkumpul, melalui beberapa teknik atau cara pengumpulan data. Teknik
pengumpulan data yang penulis terapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut ;
a. Observasi (pengamatan)
Metode Observasi, merupakan proses untuk memperoleh data dari tangan
pertama dengan mengamati orang dan tempat pada saat dilakukan
penelitian. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mendapatkan
pengetahuan dan gambaran tentang objek penelitian. Observasi sering
diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika
fenomena-fenomena yang akan diselidiki.48Pengamatan atau dalam dunia
penelitian lebih dikenal dengan sebutan observasi, adalah kegiatan
pemusatan Perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh
alat indra.49Dengan demikian, dalam pelaksanaanNya, pengamatan atau
observasi selalu melibatkan penglihatan, pendengaran, perabaan,
penciuman, dan pengecapan. Bahkan mungkin pula dengan cara
menerjunkan diri kedalam objeknya, (obsevasi langsung atau participant
observasion), sehingga situasi dan kondisi yang ada pada objek itu bisa
dialami sendiri oleh si peneliti. Selain mengadakan pengamatan langsung
demikian, pengamatan juga bisa dilakukan secara tidak langsung, seperti
48Sutrisno Hadi, Metodologi Research. (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi, 1984), h. 136 49SukarsimiArikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Bina Aksara, 1983), h. 111
28
dengan mengadakan test, kuesioner melalui angket,wawancara, rekaman
gambar (foto), atau rekaman suara.50
b. Interview (Wawancara)
Metode ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenNya sedikit atau
kecil. Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara Tanya Jawab sambil bertatap muka antara si
penanya atau pewawan cara dengan si penjawab dengan menggunakan alat
yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).51
d. Analisis Data
Setelah memperoleh data yang cukup, maka dilakukan proses analisis data
secara kualitatif yaitu maksudnya dengan merangkai dan memahami data-
data yang dikelompokan secara sistematis sehingga diperoleh suatu
gambaran mengenai suatu masalah atau keadaan yang diteliti. Untuk
menarik kesimpualan dipergunakan metode berpikir secara induktif yaitu
pengambilan kesimpulan yang dimulai dari cara berpikir yang berangkat
dari suatu pengetahuan yang sifatnya khusus kemudian ditarik kesimpulan
secara umum.
50Drs. KustadiSuhandang, Ilmu Dakwah Persfektif Komunikasi, (Cet. I; Bandung: PT,
Remaja Rosdakarya, 2013), h. 126 51Moh. Natsir, Metode Penelitian, (Jakarta, Ghalis Indonesia, 1999), h. 234
30
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Dolong B adalah desa yang dimekarkan dari Desa Induk (Dolong A)
pada tahun 1962. Dahulu satu perkampungan yang dibentuk oleh Pemerintah
Belanda pada tahun 1928, sampai Republik Indonesia berdiri. kampung Dolong
merupakan Wilayah dari Distrik Swapraja Una – Una, Kabupaten Poso.
Hingga akhirnya 1965 kampung Dolong menjadi Wilayah dari
Kecamatan Walea KepulauanBerdasarkan Undang – Undang nomor 22 tahun
1999, tentang Pemerintahan Daerah, maka pada tahun 2003 Desa Dolong B,
melaksnakan pemekaran Dusun Olilan menjadi Desa Olilan, sehingga Wilayah
Desa Dolong B hanya memiliki 2 (dua) Dusun yaitu Dusun Suka Maju dan Dusun
Suka Damai.1
Desa Dolong B Sejak beralih status dari kampung Dolong A
menjadi Desa Dolong B, tercatat nama – nama Kepala Kampung
/ Kepala Desa yang memimpin Desa Dolong B yaitu sebagai
berikut.
1.) A. Sahoya (1928 - 1934)
2.) T. Hambali (1934 - 1944)
3.) Isa Laisa (1944 - 1959)
4.) Y. Hambali (1959 - 1964)
5.) L. P Waji (1964 - 1968)
6.) Y. Hambali (1968 - 1973)
1Monografi desa, Peraturan menteri no. 13 tahun 2012, h. 1
31
7.) L. LLatowale (1994 - 2002)
8.) Abd. Rasyid Manopo (2002 - 2007)
9.) Abd. Rasyid Manopo (2007 - 2010)
10.) Abd. Rasyid manopo (2010 - 2014)
11.) Abd. Rasyid manopo (2014 - 2017)
12.) Sabran A DJ. Musa (2018 – S/d sekarang)2
Berdasarkan data yang diperoleh dalam hal pengambilan informan, penulis
memilih objek penelitian di desa dolong B yang mana menurut penulis dapat
mewakili keadaan remaja khususnya implementasi bimbingan agama kepada para
remaja di desa dolong.
1. Kondisi Umum Desa
a) Letak dan Luas Wilayah serta Potensi Sumber Daya Alam (SDA)
Desa Dolong B berdasarkan fakta geografis, merupakan desa yang dikelilingi
pegunungan (gunung) yang cocok hanya untuk pekebunan. Salah satu dari 15
Desa di Wilayah Kecamatan Walea Kepulauan yang terletak disebelah selatan
serta berjarak 5 mil (± 9 km) dari Ibu Kota Kecamatan dengan luas wilayah ± 825
Ha.3
Pada umumnya masyarakat Desa Dolong B yang berprofesi sebagai petani
75 %, menanam cengkeh, 25 % menanam kelapa, coklat dan tanaman palawijaya
lainnya. Perlu diketahui sebagian besar lahan yang ada di Desa Dolong B dikuasai
oleh masyarakat Desa Dolong B dan sebagai pemilik syah dari lahan tersebut.
2Monografi desa, Peraturan menteri no. 13 tahun 2012, h. 1 3Monografi desa, Peraturan menteri no. 13 tahun 2012, h. 3
32
30
Desa Dolong B sebagaimana Desa – Desa lain yang ada di Indonesia yaitu
mempunyai iklim tropis (kemarau dan penghujan).4
Luas Wilayah 825 Ha, terdiri atas :
a. Tanah Perkebunan : 248,00 Ha
- Perkebunan Cingkeh : 230 Ha
- Perkebunan Kelapa : 3,79 Ha
- Perkebunan Coklat : 10 Ha
- Perkebunan Campuran : 5 Ha
b. Perkebunan yang belum diolah : 35,202 Ha
- Hutan belantara : 210,2 Ha
- Hutan Primer : 115 Ha
- Tanah Kritis : 10 Ha
- Tanah Lindung : 17 Ha
c. Tanah Pemukiman : 221,80 Ha
d. Tanah Pekuburan : 1,10 Ha5
Batas Wilayah Desa Dolong B
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Popolii
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tutung
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Olilan
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Dolong A6
4Monografi desa, Peraturan menteri no. 13 tahun 2012, h. 1 5Monografi desa, Peraturan menteri no. 13 tahun 2012, h. 2 6Monografi desa, Peraturan menteri no. 13 tahun 2012, h. 2
33
Orbitasi
- Jarak ke ibu kota Provinsi : 625 mil
- Jarak ke ibu kota Kabupaten : 225 mil
- Jarak ke ibu kota Kecamatan : 5 mil7
Iklim
- Curah hujan : 1500 – 2000 mm/tahun
- Suhu rata – rata : 30 – 32 0C
- Tinggi Wilayah : 1-200 m di atas permukaan
laut
- Benteng Wilayah : Datar – Gunung8
b) Agama
- Islam :99% orang
- Kristen : - orang
- Katholik : - orang
- Hindu : 1%orang9
c) Fasilitas Umum
a. Perkantoran Pemerintah
- Kantor Desa : 305 m2
- Puskesmas : 5.400 m2
- SDN : 1.632 m2
- SMP : 1.720 m2
7Monografi desa, Peraturan menteri no. 13 tahun 2012, h. 2 8Monografi desa, Peraturan menteri no. 13 tahun 2012, h. 2 9Monografi desa, Peraturan menteri no. 13 tahun 2012, h. 3
34
30
- Koprasi Unit Desa : 1.421 m2
- Kantor Polsek : 2.467 m210
d) Potensi Kelembagaan
a. Lembaga Pendidikan
- Jumlah Gedung SLTP : 1 unit
- Jumlah Gedung SD : 1 unit
- Jumlah Gedung TK / PAUD : 3 unit
b. Lembaga Keamanan
- Jumlah Pos Kamling : Ada
- Jumlah Aparat Hansip : 8 orang11
e) Potensi Sumber Daya Manusia
- Jumlah penduduk : 1.141 jiwa, 283 KK
- Jumlah Laki - Laki : 592 jiwa
- Jumlah Perempuan : 549 jiwa
- Jumlah Kepala Keluarga : 283 KK
- Jumlah Penduduk Miskin : 259 jiwa, 54 KK12
10Monografi desa, Peraturan menteri no. 13 tahun 2012 11Monografi desa, Peraturan menteri no. 13 tahun 2012 12Monografi desa, Peraturan menteri no. 13 tahun 2012
35
a. Implementasi Bimbingan islam Oleh Da’i untuk mengatasi kenakalan
Remaja di Desa Dolong B, Kec. Walea Kepulauan Kab. Tojo Una-una
Prov. Sulawesi tengah.
Adapun implementasi dakwah yang dilakukan Ustadz Abdulah selaku
Da’i Desa Dolong B, sebagai berikut;
1. Melalui Khutbah Jum’at
Khutbah jumat pada umumnya merupakan suatu bentuk penyajian
materi dengan cara berpidato. Materi yang disajikan adalah materi yang populer
dan terjangkau oleh pendengarnya. Dakwah melalui khutbah jum’at juga
merupakan bagian dari sarana efektif dalam menyampaikan dakwah karena
setiap kepala keluarga yang muslim menghadirinya.
2. Melalui Ta’lim
Ta’lim rutin satu kali dalam sepekan yang dilakukan di rumah warga
merupakan sarana efektif dalam menyampaikan dakwah karena nilai sosialnya
lebih, kemudian sesudah memberi ceramah disediakanlah waktu tanya jawab
dengan kata lain masyarakat lebih terbuka dan tidak segan dalam menyampaikan
pertanyaan seputar akidah islam.
36
30
3. Melalui Kunjungan Rumah
Di antara upaya Dakwah yang dapat digunakan dalam menyampaikan
dakwah selain dari yang bersifat pembahasan dan ilmiah, diperlukan adanya
pendekatan yang lebih pribadi berdampak sosial. Metode ini juga disebut metode
silatuirrahmi. Biasanya ada masyarakat atau remaja khususnya, yang ketahuan
melakukan kenakalan-kenakalan dan pelanggaran syariat tertentu, maka aparat
Desa dan tokoh-tokoh di masyarakat langsung mendatangi rumahnya untuk
memberikan nasehat kepada yang bersangkutan. Pendekatan ini akan
menimbulkan kesan keakraban dan persaudaraan serta lebih mengenal pribadi
masing-masing sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang menyangkut
pribadi dan juga dialog-dialaog baik dengan yang bersangkutan maupun
keluarganya.13
Lanjut beliau menyampaikan setelah sebelumnya mewawancarai kepala keluarga
dan tokoh-tokoh masyarakat dalam rangka mengatasi kenakalan remaja.
Hasil dari wawancara tersebut Beliau mengatakan bahwa :
“Di antara usaha maksimal dalam pembinaan remaja selain bimbingan di sekolah-
sekolah harus mengusulkan kepada pemerintah atau pihak swasta untuk
mengadakan anggaran pembangunan pondok pesantren, dalam artian betapa
pentingnya lembaga pendidikan agar dapat memberikan bimbingan islam yang
memadai dan lingkungan yang islami. Kemudian pembinaan juga diadakan
dimasjid dan ta’lim pekanan di rumah-rumah warga setempat. 14
Namun di zaman yang semakin dekat dengan hari akhir ini, kita
menyaksikan fenomena yang memprihatinkan yang menimpa kaum muslim,
13 Ust Abdullah, wawancara pribadi, da’i Desa Dolong B,17 maret 2018
14 Ust Abdullah, wawancara pribadi, da’i Desa Dolong B,17 maret 2018
37
yaitu sebuah kenyataan bahwa tingkah laku keseharian mereka sangatlah jauh
dari nilai-nilai islam khususnya di Desa Dolong B,. Di antara bentuk riil kondisi
sebagian kaum muslimin di Desa Dolong B, adalah meremehkan dan menyia-
nyiakan shalat, bahkan tidak sedikit dari mereka yang berani meninggalkanya
dengan sengaja dan terang-terangan.
Hasilnya, kebanyakan para remaja mengikuti arus keadaan, hal ini
tercermin dari kian maraknya dan masifnya konsumsi narkoba, minuman
keras, perjudian, perampokkan dan praktek sex bebas dan lainnya.
Kemudian
beliau melanjutkan di antara jenis-jenis kenakalan remaja adalah
sebagai berikut :
1. JENIS KENAKALAN RINGAN
a.) Berbohong
Berbohong atau menipu adalah upaya untuk memperdaya orang
lain. Sifat bohong itu merugikan orang lain dan hal itu merupakan
pelanggaran norma susila yang berlaku dalam masyarakat dan
keluarga. Bohong ini adalah bentuk khusus ditimbulkan dalam
proses kehidupan, dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya dan
bentuk-bentuk pendidikan yang diterima ketika masih kanak-
kanak. Misalnya anak meminta uang kepada orang tua untuk bayar
suatu kegiatan OSIS, tetapi uangnya untuk beli rokok.
38
30
b.) Mencontek
Mengerjakan semua dengan kecurangan dan tidak jujur.
Mencontek biasanya dilakukan pada waktu mengikuti tes ataupun
ujian.
c.) Membolos
Membolos berasal dari kata “bolos” yang artinya tidak masuk
sekolah atau kerja. Membolos adalah pergi meninggalkan sekolah
tanpa sepengetahuan pihak sekolah.
2. JENIS KENAKALAN SEDANG
a.) Bersikap tidak sopan kepada guru dan teman-temannya
Bersikap tidak sopan adalah perilaku yang tidak sesuai dengan
etika dalam bersosialisasi. Misanya berbicara kasar kepada guru
dan teman di sekolah. Hal lain yang mencerminkan perilaku tidak
sopan memakai pakaian seragam sekolah tidak sesuai dengan yang
ditentukan.
b.) Merokok
Merokok adalah suatu kebiasaan yang sudah dilakukan oleh
banyak orang akibat dari kecanduan. Tetapi disini merokok tidak
bisa dilakukan oleh remaja dilingkungan manapun ia berada demi
menjaga kesehatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang
lain.
39
c.) Ramai pada jam pelajaran berlansung
Hal ini sering terjadi pada waktu proses belajar maengajar. Saat
guru sedang menerangkan akan tetapi para siswa asyik ngobrol
sendiri dengan temannya tanpa menghiraukan gurunya.
3. JENIS KENAKALAN BERAT
a.) Mencuri
Mencuri adalah mengambil sesuatu yang bukan hakmya dengan
cara sembunyi-sembunyi. Misalnya siswa mengambil oang tua atau
teman tanpa diketahui pemiliknya.
b.) Perkelahian antar siswa, kelompok dan antar sekolah. Perkelahian
yang biasa dilakukan adu kekuatan fisik. Mengigat siswa
merupakan masa yang penuh dengan tantangan yang banyak
bercorak negatif. Hal tersebut terjadi karena pada umumnya
mereka belum bisa mengendalikan diri, sehingga permasalahan
yang mereka hadapi kadang-kadang diselesaikan dengan cara
kekerasan.
c.) Menentang orang orang tua
Sebagai orang tua sering dikejutkan dengan berbagai perubahan
tingkah laku yang terjadi pada anak remajanya. Di mana ada siswa
yang tadinya sopan, taat, tetapi belakangan tiba-tiba berubah berani
membantah orang tua.
40
30
d.) Hubungan lain jenis antar siswa
Saat ini sudah banyak ditemukan berbagai kasus yang berhubungan
dengan kenakalan siswa dalam bergaul dengan lawan jenisnya.
Misanya pacaran sampai akhirnya terjadi perzinahan.15
4. Faktor Penyebab Kenakalan Remaja di Desa Dolong B, Kec.
Walea kepulauan Kab. Tojo Una-una Prov. Sulawesi Tengah
Kenakalan remaja merupakan produk konstitusi mental serta emosi yang
sangat labil dan defektif. Sebagai akibat pengondisian lingkungan buruk terhadap
pribadi anak. sebagaimana yang disampaikan oleh tokoh agama atas nama
Hutman hamzah beliau menyampaikan bahwa;
“ Bagaimana bisa masyarakat taat kalau pemerintah saja tidak melihat kondisi
ketaatan remaja, apakah masyarakatnya taat atau tidak? Pemerintah desa pun yang
seharusnya menjadi pengawas dalam lingkup desa, tidak menjadikan ketaatan
masyarakat khususnya remaja sebagai fokus utama. Bahkan bisa saja tidak
dianggap sebagai masalah dalam masyarakat atau remaja, padahal apabila remaja
umumnya masyarakat menjadi taat maka saya yakin tingkat kejahatan menurun
dan kesejateraan akan dinikmati bersama”.16
Hal lain yang menjadi penyebab kenakalan remaja antara lain:
a.) Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dengan tingkah laku yang tidak dapat diterima, akan tersesat pada
perilaku “ nakal”.
Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah
laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah
laku sesuai dengan pengetahuannya.17
15 Ust Abdullah, wawancara pribadi, da’i Desa Dolong B,17 maret 2018
16Hutman Hamzah, Wawancara pribadi,tokoh agama Desa Dolong B 3 maret 2018 17 Ust Abdullah, wawancara pribadi, Da’i Desa Dolong B,17 maret 2018
41
b.) Kurangnya ilmu agama berhubungan dasar-dasar keimanan dalam diri
remaja
Masalah ilmu agama belum menjadi upaya sungguh-sungguh dari orang
tua dan guru terhadap diri remaja. Padahal ilmu agama adalah benteng diri
remaja dalam menghadapi berbagai cobaan yang datang padanya sekarang dan
dimasa yang akan datang.18
c.) Faktor lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terdekat untuk membesarkan,
mendewasakan dan di dalamnya anak mendapat pendidikan yang pertama kali.
Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil, akan tetapi lingkungan
paling kuat dalam membesarkan anak dan terutama bagi anak yang belum
sekolah.
Pendidikan keluarga salah bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan
remaja, seperti terlalu memanjakan anak, kurangnya didikan agama.19
d.) Faktor lingkungan sekolah
Sekolah merupakan tempat pendidikan kedua setelah rumah tangga.
Karena itu ia cukup berperan dalam membina anak untuk menjadi orang dewasa
yang bertanggung jawab.
Anak remaja yang sudah duduk di bangku SMP dan SMA umumnya
menghabiskan waktu 7 jam sehari di sekolahnya, hal ini menunjukkan bahwa
sebagian waktu remaja dihabiskan di sekolah, tidak mengherankan kalau
pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besar.20
18 Ust Abdullah, wawancara pribadi,da’i Desa Dolong B,17 maret 2018 19 Abdul Rasyid manopo, wawancara pribadi, toko agama Desa Dolong B,selasa 24 april
2018. 20 Ust Abdullah, wawancara pribadi,da’i Desa Dolong B,17 maret 2018
42
30
e.) Faktor keadaan masyarakat
Masyarakat sebagai lingkungan ketiga adalah lingkungan terluas bagi
remaja dan sekaligus paling banyak menawarkan pilihan. Maka dari itu keadaan
masyarakat sekitarnya lansung maupun tidak lansung akan memberikan
pengaruh terhadap kehidupan remaja. Uatazd abdullah mengatakan bahwa :
Faktor kondisi lingkungan masyarakat yang tidak sehat atau rawan, menjadi
faktor kondusif bagi remaja untuk berprilaku menyimpang. Apapun yang terjadi,
mau tidak mau yang namanya remaja pasti terjun di masyarakat. Karena itu
lingkungan sosial sewajarnya menjadi perhatian kita semua agar bisa menjadi
lingkungan yang baik yang bisa meredam dorongan-dorongan negatif pada
remaja.21
21 Ust Abdullah, wawancara pribadi,da’i Desa Dolong B,17 maret 2018
43
A. Analisis Bimbingan Islam Oleh Da’i Untuk Mengatasi Kenakalan
Remaja di Desa Dolong B, Kec. Walea Kepulauan Kab. Tojo Una-una
Prov. Sulawesi Tengah
Berdasarkan hasil wawancara dari Da’i dan Tokoh-tokoh yang ada di
masyarakat Maka penulis akan menuliskan poin-poin yang berhubungan
dengan pembinaan remaja untuk mengatasi kenakalan remaja di desa
dolong B, sebagai berikut :
1) pembinaan remaja melalui masjid
pembinaan remaja dalam islam bertujuan agar remaja menjadi anak yang
shalih dengan arti anak yang baik, beriman, berilmu, berketerampilan dan
berahlak mulia serta memiliki fikrah islam yang komprehensif. Untuk membina
remaja bisa dilakukan dengan berbagai cara dan sarana, salah satuNya melalui
masjid atau pembentukan remaja masjid.
Remaja masjid Yaitu suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja
muslim yang menggunakan masjid sebagai pusat akativitasnya dan telah
terealisasi di masjid-masjid perkotaan. Terbukti salah satu alternatif pembinaan
remaja terbaik. Melalui organisasi ini, mereka memperoleh lingkungan islami.
Remaja masjid membina para anggotanya agar beriman, berilmu dan
beramal shalih dalam rangka mengabdi kepada allah swt untuk mencapairidhonya.
Pembinaan dilakukan dengan menyusun aneka program yang selanjutnya
berkelanjutan dengan berbagai aktivitas. Remaja masjid yang telah mapan
biasanya mampu berkerja secara terstruktur. Mereka menyusun kerja priodik dan
42
42
44
30
melakukan berbagai aktivitas yang berorientasi Pada keislaman, kemasjidan,
keremajaan, keterampilan dan keilmuan.
Perjuangan yang dilakukan remaja masjid adalah dalam kerangka dakwah
islamiyah, yaitu perjuangan untuk menyeru umat manusia kepada ketaatan kepada
Allah dan rasulnya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kebenaran, insya Allah
akan mampu mengalahkan kebatilan. Namun perlu diketahui, saat ini kebatilan
yang terorganisir juga memiliki peluang untuk dapat mengalahkan kebenaran
yang tidak terorganisir.
Karena itu, dalam perjuangan melawan kebatilan perlu persiapan yang
sungguh-sungguh dan tertata dengan rapi, seperti bunyanun marshush. Untuk
membentuk bangunan strategi yang tersusun kokoh (bunyanun marshush)
diperlukan organisasidan manajemen yang tangguh serta didukung sumber daya
manusia (SDM) yang mencukupi dan berkualitas.
Abdul rasyid manopo selaku toko masyarakat menyatakan Remaja masjid
memegang peran dalam penyebaran budaya islam.
“Melalui remaja mesjid secara bertahap kita dapat menanamkan nilai-nilai dasar
keimanan, dengan pengadaan ta’lim dan diskusi, sehingga dapat membentengi
generasi islam dalam pergaulannya, mereka mengenal jati diri tidak mudah
terombang ambing dalam menentukan jalan hidup sebagai seorang muslim”.22
Saat ini seakan tidak ada batas pergaulan para pemuda, karena itu dengan
remaja masjid inilah kita bisa mengontrol dan mencegah pergaulan bebas yang
setiap saat mengintai generasi islam. Kemudian menggali potensi diri mereka
22Abdul Rasyid manopo, wawancara pribadi, toko agama Desa Dolong B,selasa 24 april 2018.
45
serta memotivasi untuk mengadakan kegiatan-kegiatan dengan kretifitas dalam
menampilkan nilai-nilai keislaman.
2) Pembinaan remaja melalui lembaga pendidikan
Pendidikan merupakan sebuah keharusan bagi bangsa yang ingin eksis di
tengah perubahan dunia. Bangsa –bangsa yang unggul adalah mereka yang
mencurahkan segenap perhatiannya kepada pendidikan. Jepang yang terkenal
dengan kecanggihan teknologinya, berhasil karena pemerintahannya sangat
menomor satukan pendidikan.
Salah satunya bisa kita lihat dari ungkapan kaisar jepang hirohito setelah
serangan bom atom tentara sekutu di dua kota besar, hiroshima dan nagasaki, dia
mengatakan“berapa guru yang kita masih miliki?”.Bangsa indonesia juga tidak
kalah dengan jepang, pendidikan menjadi salah satu target dalam perencanaan
pembangunan pemerintah, sejak orde baru sudah menggulirkan program WAJAR
(wajib belajar).
Niat baik pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia indonesia
melalui pendidikan tampak dari restra (rencana strategis), dalam restra tersebut
pemerintah mencanangkan penerapan pendidikan karakter untuk seluruh jenjang
pendidikan di indonesia mulai tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
sampai Perguruan Tinggi (PT). Dengan adanya kebijakan pemerintah tersebut,
seorang Da’i harusnya memberikan apresiasi dan mendukung secara moril ijtihad
baik pemerintah., disertai dengan usaha terjun ke sekolah-sekolah dalam rangka
46
30
memberikan pengajaran, bimbingan, praktek pelaksanaan syariat kepada anak
didik, khususnya di Desa Dolong B.
Ust abdullah selaku da’i desa Dolong b, menyatakan hal penting yang harus
diusahakan bersama :
“di antara usaha maksimal dalam pembinaan remaja selainbimbingan di sekolah-
sekolah harus mengusulkan kepada pemerintah atau pihak swasta untuk
mengadakan anggaran pembangunan pondok pesantren”23
Dalam hal ini bahwa begitu pentingnya pondok pesanren sebagai tempat
pembinaan yang terus mengotrol pergaulan para remaja sehingga dengan
pendidikan tersebut akan membentuk karakter remaja di manapun mereka berada
baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan di berbagai kesempatan lainnya
ahlak para remaja tetap pada nilai keislaman.
3) Pembinaan remaja melalui pendidikan keluarga
Keluarga adalah bagian dari tiga institusi pendidikan selain sekolah dan
masyarakat. Di dalam keluarga anak belajar banyak tentang norma dan nilai. Jika
dibandingkan sekolah atau masyarakat, kedudukan keluarga lebih ensesial. Hal
ini didasari oleh keberadaan keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama yang
mempengaruhi anak.
Mendidik itu ibarat memasak, bahan apa pun akan menjadi hidangan yang
lezat di tangan koki terbaik. Tetapi sebaliknya bahan yang enak dan mahal pun
menjadi biasa saja di tangan koki amatir. Perbedaan antara koki professional dan
amatir terletak pada penguasaan metode. Koki profesional menguasai banyak
Ust Abdullah, wawancara pribadi, toko agama Desa Dolong B,17 maret 2018
47
teknik memasak, dia bisa menggunakan cara masak yang beragam terhadap satu
bahan makanan. Sedangkan koki yang amatir tidak menguasai teknik memasak,
bagi dia memasak adalah mengubah bahan mentah menjadi matang.
Begitu pula dalam suatu keluarga orang-orang dewasa menjadi guru bagi
anak-anak, Ayah, ibu, kakak, bahkan pembantu rumah tangga adalah guru-guru
yang mempengaruhi keadaan anak baik secara psikologis ataupun intelektual.
Maka keluarga yang mengiginkan kebahagiaan dunia dan akhirat berupa anak
shalih/shalihah, hendaknya mereka mempersiapakan sebaik mungkin sejak dini
Karena pendidikan yang salah bisa menjadi penyebab terjadinya
kenakalan remaja, keluarga sangat menentukan bentuk karakter dan
perkembangan karakteristik kepribadian anak.
B. Analisis Faktor Penyebab Kenakalan Remaja di Desa Dolong B, Kec.
Walea Kep. Kab. Tojo Una-Una Provinsi Sulawesi Tengah.
1. Faktor Pemerintah
Selain pengaturan yang tidak berbasiskan pada kebutuhan masyarakat,
menurut penulis faktor pemerintah tidak kalah andil yang menjadi sebab
kemaksiatan pada remaja. Adanya pembiaran kerap dilontarkan masyarakat,
sebagaimana yang disampaikan oleh tokoh agama atas nama Hutman hamzah
beliau menyampaikan bahwa;
“ Bagaimana bisa masyarakat taat kalau pemerintah saja tidak melihat kondisi
ketaatan remaja, apakah masyarakatnya taat atau tidak? Pemerintah desa pun yang
seharusnya menjadi pengawas dalam lingkup desa, tidak menjadikan ketaatan
masyarakat khususnya remaja sebagai fokus utama. Bahkan bisa saja tidak
dianggap sebagai masalah dalam masyarakat atau remaja, padahal apabila remaja
48
30
umumnya masyarakat menjadi taat maka saya yakin tingkat kejahatan menurun
dan kesejateraan akan dinikmati bersama”.24
Bukti lain adanya pembiaran pihak pemerintah khususnya pemerintah
Desa adalah adanya panggung-panggung hiburan yang jauh dari tuntunan islam
dan ketidak jelasan pemerintah apakah menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh
MUI (majelis ulama indonesia) ataukah tanggung jawab pemerintah desa dan
kecamatan. semua pihak tersebut mengakui mereka bertanggung jawab tetapi
belum ada kebijakan di desa dalam bentuk larangan kepada kemaksiatan yang
akan dikenakan sangsi hukum bagi pelangar hukum.
2. Fator Masyarakat
Keadaan dalam suatu masyarakat akan menentukan sikap dan pola
hidup remajanya. Apabila lingkungan masyarakatnya baik maka remaja pun akan
baik bahkan masyarakat yang menjadi objek untuk disejahterakan pemerintah
melalui alat perundang-undangan kerap kali tidak berjalan dengan baik
disebabkan faktor yang bersumber dari masyarakat itu sendiri.
Terlepas dari segala ketimpangan pada aturan pemerintah, Masyarakat juga
berkontribusi lebih terhadap tidak tercapainya tujuan yang diinginkan bersama
yakni masa depan yang baik para remaja dalam ketaatan kepada Allah dan
rasulNya. Kemudian Hal lain penyebab kenakalan pada remaja adalah banyaknya
kepala keluarga yang belum paham syariat islam atau boleh jadi paham tapi tidak
ada pelaksanaan dalam kehidupannya sehingga keadaan dalam lingkungan
masyarakat jauh dari nilai-nilai keislaman.
24Hutman Hamzah, Wawancara pribadi,tokoh agama Desa Dolong B 3 maret 2018
49
BAB V
PENUTUP
A .Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis, maka penulis dapat menyimpulkan ke
dalam beberapa poin berikut
a. Implementasi bimbingan islam oleh da’i untuk mengatasi kenakalan
remaja di Desa Dolong B, dapat dilakukan dengan beberapa pembinaan,
yakni pembinaan melalalui masjid, pembinaan melalui lembaga
pendidikan dan pembinaan melalui pendidikan keluarga.
b. Penyebab kemaksiatan yang sering terjadi pada remaja dapat dilihat dari 2
(dua) faktor, Yakni: Faktor pemerintah yang tidak menjalankan fungsi atau
kewajiban dengan baik dan faktor yang bersumber dari masyarakat itu
sendiri.
B . SARAN
Sebagai langkah konkret yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan yang berhubungan dengan bimbingan remaja sehingga target
dakwah dapat tercapai maka dapat di tuangkan kedalam bentuk poin berikut :
1. Pemerintah
Pemerintah sebagai pelaksana sekaligus pengawas pelaksanaan aturan
hendaknya saling berkerjasama, baik antara MUI maupun instansi terdekat
dengan masyarakat yakni pemerintahan Kecamatan/Desa untuk
menyajikan aturan islam dalam ruang lingkup masyarakat berupa perintah
49
49
50
30
dan larang serta sangsi-sangsi bagi yang melanggar. Selain itu,
pelaksanaan fungsi lain dengan mengadakan kegiatan-kegiatan keislaman
sehingga masyarakat juga tidak buta akan aturan islam yang menjadi
kewajiban bersama sebagai seorang mislim.
2. Masyarakat
Masyarakat sebagai subjek pelaksana aturan maka seyogyanya tingkat
kesadaran masyarakat lebih ditingkatkan. Kebutuhan akan agama lebih
ditekankan pada hal-hal yang bersifat kebutuhan mendasar kemudian
orang tua dapat mendidik anak dan menyekolakan anak-anaknya pada
pendidikan islam secara memadai.
51
DAFTAR PUSTAKA
Arifin H.M., pokok-pokok pikiran tentang Biambingan dan penyuluhan
Agama,Jakarta: Bulan bintang,1979,
Amin, Samsul munur.,bimbingan dan konseling islam, cet.III; Jakarta: Amzah,
2015.
Arifin H.M., pokok-pokok pikiran tentang bimbingan dan penyuluhan agama,