1 IMPLEMENTASI BIMBINGAN ANTARA SEKOLAH DAN ORANGTUA PADA SISWA AGRESIF KELAS 2 SD MUHAMMADIYAH 19 KEMLAYAN TAHUN 2016/2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh : ATUN KHASANAH A 510 130 309 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017
13
Embed
IMPLEMENTASI BIMBINGAN ANTARA SEKOLAH DAN …eprints.ums.ac.id/50490/1/ARTIKEL PUBLIKASI.pdf · Tugas utama seorang guru diantarnya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
IMPLEMENTASI BIMBINGAN ANTARA SEKOLAH DAN ORANGTUA
PADA SISWA AGRESIF KELAS 2 SD MUHAMMADIYAH 19 KEMLAYAN
TAHUN 2016/2017
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh :
ATUN KHASANAH
A 510 130 309
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
2
i
3
`
ii
4
iii
5
IMPLEMENTASI BIMBINGAN ANTARA SEKOLAH DAN ORANGTUA
PADA SISWA AGRESIF KELAS 2 SD MUHAMMADIYAH 19 KEMLAYAN
TAHUN 2016/2017
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian diantaranya untuk mendiskripsikan mengenai bentuk
bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswa yang berperilaku agresif, bentuk
bmbingan yang diberikan oleh orang tua keada siswa yang berperilaku agresif, serta
bentuk kerja sama antara orang tua dan guru dalam meemberikan bimbingan. Metode
penelitian yang digunakan merupakan metode penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mendiskripsikan berbagai hal
yang ditemukan di lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti
memperoleh beberapa hal diantaranya mengenai bentuk perilaku agresif yang
dilakukan oleh siswa, pemberian bimbingan dari guru dan orang tua kepada siswa,
serta bentuk kerjasama yang dilakukan oleh orang tua dan guru dalam meemberikan
bimbingan terhadap siswa. Perilaku agresif pada siswa disebabkan karena adanya
pengaruh dari lingkungan, utamanya lingkungan keluarga. Pembrian bimbingan dari
guru dan nenek siswa sering kali disampaikan secara lisan. Bentuk kerja sama yang
dilakukan oleh guru dan nenek siswa dilakukan dengan penyampaian kegiatan yang
dilakukan oleh siswa ketika di rumah kepada guru dan perilaku siswa saat di sekolah
yang disampaikan kepada nenek siswa.
Kata Kunci : Bimbingan, Guru, Orang Tua, Perilaku Agresif
ABSTRACK
The purposes of this research are to describe about guidance form given by teacher
to aggressive student, guidance form given by parents to aggressive student, and
cooperation between teacher and parents in order to give guidance. Method used in
this research is qualitative research. Qualitative research is research done by
describes various case found in field. Techniques of data accumulation such as:
interview, observation and documentation. Based on result of research, so the
researcher gets various case such as about aggressive behavior by student, guidance
from teacher and parents to students, and cooperation by parents and teacher in
order to guidance to student. Aggressive behavior of student caused influence from
environment, especially family. Giving guidance from teacher and student’s
grandmother usually given orally. Form of cooperation by teacher and student’s
grandmother deliver activity given by student when at home to teacher and student
behavior when at school deliver to student’s grandmother.
Key words: Bimbingan, Guru, Orang Tua, Perilaku Agresif
2 1
6
1. PENDAHULUAN
Tugas utama seorang guru diantarnya mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi suatu proses pendidikan.
sehingga tugas guru tidak hanya sebagai penyampai materi di dalam kelas, akan
tetapi juga memberikan bimbingan kepada siswa yang bermasalah ataupun yang
membutuhkan arahan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sutirna (2014:7)
bahwa “bimbingan berarti bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh
seseorang kepada orang lain yang memerlukannya”. Pada sebuah lembaga
pendidikan pastinya tidak lepas dari permasalahan yang dihadapi oleh siwa-
siswinya, mulai dari permasalahan dalam hal kesulitan belajar, perilaku,
penentun bakat, minat, dan sebagainya.
Perilaku siswa di sekolah yang memerlukan bimbingan pada umumnya
perilaku yang menyimpang. Salah satu perilaku siswa yang memerlukan
bimbingan yaitu perilaku agresif. Perilaku agresif menurut Rahman (2014: 197)
“diartikan sebagai perilaku yang dimaksudkan untuk melukai orang lain baik
secara fisik ataupun psikis”. Berdasarkan hal terseebut maka dengan adanya
perilaku agresif yang dapat melukai orang lain maka perlu diberikan bimbingan.
Perilaku agresif muncul karena adanya pengaruh dari lingkungan,
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Nugraheni (2013:340), bahwa
Tingkah laku individu diperoleh dari hasil belajar melalui pengamatan
(observasi) atas tingkah laku yang ditampilkan oleh individu-individu lain
yang menjadi model. Observational atau sosial modeling adalah metode
yang lebih sering menyebabkan agresi. Anak-anak yang melihat model
orang dewasa agresif secara konsisten akan lebih agresif bila dibandingka
dengan anak-anak yang elihat model orang dewasa non agresif.
Pendapat tersebut menjelaskan bahwa perilaku agresif muncul karena adanya
pengaruh dari lingkungan,. Dalam hal ini lingkungan keluarga sangatlah
berpengaruh, karena keluarga merupakan sosok yang dikenal pertama kali oleh
seorang anak. Selain keluarga, ada lingkungan masyarakat yang tentunya
memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak. ketika seorang anak sudah
memasuki dunia pendidikan maka lingkungan sekolah juga akan memberikan
pengaruh bagi perkembangan seorang anak.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan perilaku agresif
yang dilakukan anak, pemberian bimbingan dari guru, pemberian bimbingan dari
2
7
orang tua/ wali siswa. Pada kajian ini juga akan dibahas mengenai bentuk
kerjasama yang dilakukan oleh guru dan orang tua/ wali dalam memberikan
bimbinga kepada anak yang berperilaku agresif. Dengan adanya penelitian ini
diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pembaca dalam memberikan
bimbingan terhadap anak yang bermasalah, serta memberikan pemahaman
bahwa kerjasama dari orangtua dalam memberikan bimbingan sangatlah
diperlukan.
Kajian ini menjadi masalah yang penting karena di dalamnya akan dibahas
mengenai bimbingan yang diberikan oleh sekolah utamanya guru kepada anak
berperilaku agresif, bimbingan dari orang tua/ wali siswa kepada anak agresif,
serta bentuk kerja sama yang dilakukan oleh guru dan orang tua dalam
memberikan bimbingan kepada anak agresif. Sering kali kerja sama antara guru
dan orag tua masih sangat kurang, sehingga dalam memberikan bimbingan
kepada anak yang bermasalah kurang berjalan dengan baik. Tetapi dengan
adanya kerja sama yang terjalin antara orang tua dan guru diharapkan dapat
memperlancar pemberian bimbingan kepada anak yang berperilaku agresif
2. METODE
Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. metode penelitian
menurut ahli yaitu
…metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang
alamiah , (lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti merupakan
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi (Afifuddin, 2009:57).
Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang menjadi objek penelitian merupakan
anak kelas 2 SD Muhammadiyah 19 Kemlayan. Teknik pengumpulan data yang
digunakn yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan triangulasi
yang digunakan sebagai pemeriksa keabsahan data yaitu triangulasi data dan
triangulasi metode. Triangulasi data menggunakan berbagai sumber data, seperti
dokumen, arsip hasil wawancara, hasil observasi atau dengan mewawancarai
beberapa subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.
Triangulasi metode peneliti menggunakan beberapa metode untuk meneliti suatu
hal, yaitu wawancara dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan oleh
3
8
peneliti yaitu teknik analisis data Miles & Huberman. Adapaun aktivitasdalam
teknik analisis data tersebut yaitu data reduction (reduksi data), data display,
dan conclusion Drawing/Verivication
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilaksanakan dengan subjek yaitu seorang siswa kelas 2 SD.
Hasil observasi yang disesuaikan dengan penelitian dalam sebuah jurnal menurut
Nugraheni (2013: 340), menyatakan bahwa, siswa sering berbuat jail dan ingin
menang sendiri. Pada saat ini siswa di asuh oleh neneknya dan siswa merasa
bahwa tidak ada teman untuk bersaing sehingga ketika di kelas menunjukkan
sikap ingin menang sendiri. Perilaku siswa terseebut muncul karena adanya
pengaruh dari lingkungan.
Pembahasan dalam sebuah jurnal dengan temuan dari hasil wawancara dan
observasi oleh peneliti, terdapat adanya kesesuaian pada faktor-faktor penyebab
munculnya perilaku agresif. Singh (2016:94) memberikan penjelasan bahwa, “in
addition to the home, schools and the media also have significant effects on
aggressive behavior. Adolescents children may have direct learning experiences,
during which they themselves are involved in aggressive behavior or vicarious
learning experiences, where they watch aggressive interactions of others The
mass media has had a truly profound effect on these children”. Hasil penelitian
tersebut menjelaskan bahwa, selain rumah, sekolah, dan media juga memiliki
efek yang signifikan terhadap perilaku agresif. Anak usia remaja memiliki
pengalaman belajar secara langsung dimana mereka sendiri terlibat dalam
perilaku agresif atau dalam pengalaman belajar. Media masa memiliki efek yang
mendalam pada anak-anak.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka terdapat kesesuaian dengan hasil
penelitian. Kesesuain tersebut diantaranya pengalaman secara langsung yang
dialami siswa, yaitu sering dimarahi oleh neneknya, ibu siswa bersifat
tempramen, mendengar teman-teman dari ayahnya berkata kotor dan sering
melihat nenek membanting barang-barang. Sedangkan pengaruh media di
antaranya game di HP dan play station.
Munculnya perilaku agresif pada siswa karena kurangnya kasih sayang
dari orang tua, hal tersebut terjadi karena pada saat ini siswa tidak tinggal
4
9
dengan orang tuanya akan tetapi dengan neneknya. Hal tersebut sesuai dengan
penjelasan Fatima (2015:57) “Parents (father and mother) are busy in doing
their jobs, they do not have enough time for their children, and there is nobody
else to compensate. Students with such background do not get proper attention
and love at home”. Hal tersebut memberikan penjelasan bahwa orang tua (ayah
dan ibu) sedang sibuk dalam melakukan pekerjaan mereka, mereka tidak
memiliki cukup waktu untuk anak-anak mereka, dan tidak ada orang lain untuk
menjaga. Siswa dengan latar belakang seperti tidak mendapatkan perhatian yang
layak dan cinta di rumah
Adanya faktor-faktor yang menyebabkan munculnya perilaku agresif maka
berdasarkan penelitian ada beberapa perilaku agresif yang ditunjukkan oleh
siswa. Sesuai dengan teori menurut Rahman (2014:206-207) mengenai macam-
macam perilaku agresifyang pertama, agresi dilatarbelakangi emosi/marah atau
tidak dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a) Emotional aggression,
berdasarkan temuan peneliti di lapangan maka perilaku agresif siswa yang
dilatar belakangi perasaan marah atau emosional, yaitu marah-marah,
mengeluarkan kata-kata kotor., memukul temannya, dan mengancam. (b)
Instrumental aggression, berdasarkan temuan peneliti di lapangan, maka
perilaku agresif yang muncul, yaitu suka menjahili temannya, ingin menang
sendiri, suka mencium teman perempuannya, berteriak-teriak tanpa sebab,
meledek, memukul-mukul meja, berusaha menjegal temannya.
Macam-macam perilaku agresif yang kedua yaitu Agresi sesuai atau tidak
dengan norma sosial dapat dibagi menjadi dua macam, (a) Pro-sosial
aggression, berdasarkan temuan di lapangan, perilaku agresif yang dilakukan
oleh siswa merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial.
Dibuktikan dengan peilaku-perilaku yang dilakukan siswa dapat merugikan diri
sendiri dan orang lain. Misalnya, marah-marah, memukul temannya, berkata
kotor, dsb. (b) Anti-sosial aggression, yaitu agresi yang tidak sesuai dengan
norma sosial yang berlaku. Berdasarkan penjelasan tersebut maka perilaku
agresif siswa merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial. Karena
yang dilakukan siswa dapat melukai orang lain.
5
10
Macam-macam perilaku agresif yang ketiga yaitu berdasarkan pada
perilaku itu dilakukan, yaitu (a) Agresi dilakukan secara langsung yaitu dengan
menjahili temannya, marah, mengeluarkan kata-kata kotor, suka mencium teman
perempuannya, berteriak-teriak tanpa sebab, memukul temannya, mengancam,
meledek, dan merusaha menjegal temannya dan tidak langsung yaitu dengan
menjahili temannya serta memukul-mukul meja. Perilaku jail yang dilakukan
siswa diantaranya dengan membuang alat tulis atau barang milik temannya. (b)
Agresi dilakukan secara aktif yaitu dengan memukul temannya, memukul-mukul
meja, dsb atau pasif menyakiti orang lain dengan tidak melakukan atau
mengatakan sesuatu yaitu kata-kata kotor, ancaman, dan triakan-triakan. (c)
Agresi dilakukan secara verbal, berdasarkan hasil observasi dan wawancara di
lapangan perilaku agresif secara verbal diantaranya dengan mengeluarkan kata-
kata kotor, berteriak-teriak tanpa sebab, mengancam dan sedangkan perilaku
agresif secara fisik yang dilakukan siswa yaitu dengan menyakiti orang lein
melalui tindakan, diantaranya suka menjahili temannya, ingin menang sendiri,