Top Banner
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 0
125

Imam Rijali

Mar 07, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 0

Page 2: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 1

Kata Pengantar

Karunia Allah yang terbesar bagi kelangsungan hidup manusia adalah

diberikannya fasilitas akal, hati, naps, sebagai fasilitas supercanggih yang

berfungsi untuk menyerap, merespon, mengelolah, pesan yang dideteksi

oleh panca indra. Media inilah yang digunakan dalam mengolah standar

kebenaran secara universal. Temuan penelitian ini yang berjudul

‚Pergerakan Dakwah Imam Rijali di Maluku (Mencari Metode dakwah

Imam Rijali Sebagai Brandmark IAIN Ambon)‛Imam Rijali (1646-1825)

dalam menjelajahi keilmuannya menemukan bahwa sistem operasional akal

bisa maksimal ketika ia didukung oleh fasilitas akal, jiwa, Naps, dan Ruh.

Ketika empat potensi ini bekerja secara terpadu dalam mengkonstruksi

ilmu pengetahuan maka kecenderungan ilmu pengetahuan itu lebih bersifat

universal dan lebih berkiblat pada kemaslahatan umat manusia dan

kelangsungan hidup alam semesta.

Berbeda cara kerja akal yang digunakan oleh bangsa Eropa misalnya

Rene Descartes maju memaksimalkan fungsi akal tapi akhirya melahirkan

individualisme dan sektarianisme. David Hume (1711-1776) lahir dengan

sikap keilmuan skeptisnya membuat pencerahan di Eropa sehingga semua

yang bersifat metafisika mebutuhkan akal fuad sebagai penunjang akal.

Begitupulan Muhammad Iqbal menemukan cara menggunakan akal yang

lebih terintegrasi sistem kerja akal sebagai media untuk menyerap

informasi yang sifatnya empiris dan perlu dibantu dengan potensi

intuisi(rasa) sebagai pelengkap dari fasilitas akal untuk lebih sempurnah

dalam sistem operasional kerja akal.

Penelitian ini berjudul ‚Pergerakan Dakwah Imam Rijali di Maluku

(Mencari Metode Dakwah Imam Rijali Sebagai Brandmark IAIN Ambon)‛

penelitian ini tidak bisa berhasil tanpa ada bantuan dari Sultan Ternater,

Sultan Jailolo, Sultan Bacan, dan Sultan Tidore. Selain itu trima kasih

Page 3: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 2

pada perpustakaan Daerah Maluku Utara di Ternate, Rektor IAIN Ternate,

dan Perpustakaan Daerah Provinsi Maluku. Selain itu perpustakaan

Rompius yang sudah banyak memberikan kontribusi berupa referensi

terhadap penelitian ini. Penelitian awal dari perspektif Ilmu Dakwah

tentang Imam Rijali IAIN Ambon. Pergerakan Dakwah Imam Rijali

sebagai bentuk formasi sosial melawan imprealisme budaya global

melahirkan dialektika keilmuan sehingga pada tahun 1650 mampu

mengkanter pemikiran Sejarawan Bangsa Belanda Geer Hard yang menulis

Historiografi Jaziratul Muluk dengan Tulisan. Imam Rijali dalam sejarah

Peradaban di Indonesia dalam soal tulis menulis adalah orang yang pertama

di Indonesia dalam soal kajian tentang literasi.

Disadari penuh bahwa karya yang ada dihadapan anda ini adalah

karya yang masih perlu disempurnakan dengan data dan referensi baru

sehingga masukan untuk perbaikan dengan referensi dan penelitian terbaru

sangat diharapkan untuk meningkatkan kualitas penelitian ini. Berikut

petikan dari pesan Imam Rijali

Cerdas Faud melahirkan aqidah yang sejati,

Cerdas jiwa melahirkan tutur kata yang indah,

Cerdas tutur kata melahirkan budi pekerti, Cerdas budi pekerti melahirkan kreativitas dan inovasi menuju

Maluku Emas.

Wassalam

Syarifudin, Zein Nuhuyanan,

Ibnujarir.

Page 4: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................. i

Abstrak ......................................................................................................................... ii

Daftar Isi ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latarbelakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ............................................................. 7

C. Signifikansi Penelitian .......................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8

E. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 9

F. Kerangka Konseptual .......................................................................... 10

G. Metode Penelitian ............................................................................... 12

BAB II PARADIGMA PERGERAKAN SOSIAL ................................................ 13

A. Paradigma Pergerakan Sosial .............................................................. 13

1) Paradigma Keilmuan Bangsa Timur Tengah ................................ 17

2) Paradigma Keilmuan Bangsa Eropa .............................................. 27

3) Paradigma Keilmuan Bangsa Indonesia ........................................ 34

B. Motif Pergerakan Sosial ..................................................................... 44

1. Motif Ekonomi .............................................................................. 44

2. Motif (Politik) Kekuasaan ............................................................ 46

3. Motif Agama ................................................................................. 47

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 51

A. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 54

B. Metode Wawancara ............................................................................. 55

C. Teknik Analisis Data........................................................................... 55

D. Kerangka konseptual ........................................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................... 60

A. Profil Jazirahtul Muluk. ...................................................................... 60

B. Pergerakan Dakwah Imam Rijali ....................................................... 66

C. Naskah Dakwah Imam Rijali .............................................................. 75

D. Warisan Dakwah Kultural Imam Rijali .............................................. 77

E. Konsep Dakwah Imam Rijali ............................................................. 85

F. Metode Dakwah Imam Rijali .............................................................. 86

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 124

A. Kesimpulan ........................................................................................ 124

B. Rekomendasi ..................................................................................... 125

C. Pustaka .............................................................................................. 125

Page 5: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 4

PERGERAKAN DAKWAH IMAM RIJALI DI MALUKU

(Mencari Paradigma Keilmuan Imam Rijali Sebagai Brandmark Pengembangan Ilmu Dakwah IAIN Ambon)

Oleh: Syarifudin

Dosen Fakultas Dakwah dan Ushuluddin IAIN Ambon [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini berkaitan dengan Tokoh dan ulama Maluku yang menyebarkan Islam pada tahun 1539. Penelitian ini bercorak kualitatif, Fokus kajian ini berkaitan dengan perspektif source credibility Pergerakan Dakwah Imam Rijali di Maluku, apa corak Pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku dengan merumuskan tema penelitian tentang ‚Pergerakan Dakwah Imam Rijali di Maluku (Mencari Metode Imam Rijali Sebagai Brandmark IAIN Ambon). Perspektif yang digunakan dalam menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini adalah pemikiran Mohammad Abed Al-Jaberi dengan menggunakan Paradigma integrasi burhani, bayani, dan irfani dalam menelaah corak pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku. Teknik pengumpulan data menggunakan model penelitian Densin melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data yang didapatkan menggunakan analisis konten Van Dijk yang menorah topik, sintaksis, semantik, hiperbolik, dan restoris. Hal penelitian ini menyimpulkan bahwa pergerakan dakwah Imam Rijali dapat dijadikan sebagai brand mark untuk menggerakkan perubahan sosial di Maluku menggunakan lima kecerdasan Aqidah, Syari’ah, Intelektual, Sosial, Entrepreneurship, dan Teknologi Informasi Dakwah. Kelima spirit ini menjadi kekuatan Dakwah Imam Rijali dalam melakukan pergerakan sosial di Maluku. Implikasi penelitian ini akan menjadi tolak ukur paradigma IAIN Ambon dalam membangun visi dan misi dan menentukan standar alumni sesuai kompetensi

AISYATEK (Kecerdasan Aqidah, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan

Syari’ah, Kecerdasan Akhlaq, Kecerdasan Teknologi dan Kecerdasan

Entrepreneurship. Selain itu sebagai kontribusi bagi Pemda Provinsi Maluku dalam membangun dan meningkatkan visi dan misi Pemda Maluku yang berkaitan dengan peningkatan standar Sumber Daya Manusia yang dapat menggerakkan Provinnsi Maluku ditengah percaturan politik global.

Page 6: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa yang besar adalah bangsa yang tumbuh dari perjalan sejarah

panjang dan cemerlang di masa lampau, dan mampu melestarikan nilai-nilai

perjuangan para toko melalui karya budaya dan warisan intelektual,

teknologi yang dikonstruksi lewat peradaban. Lewat peradaban warisan

tulisan dan warisan lisan (tutur) itulah kekayaan intelektual dengan

berbagai model dan pilihan dialektika, keilmuan, kepercayaan, adat-

istiadat, serta paradigma. Semuanya ini menjadi kekayaan suatu bangsa

yang majemuk dan maju dengan kontribusi bagi masa depan kehidupan

umat manusia.1 Warisan peradaban adalah modal dan pintu masuk bagi

generasi selanjutnya menuju peradaban yang lebih maju.

Ketika Provinsi Maluku dipotret dari aspek warisan naskah kuno

tentang seting sosial masa lalu maka Provinsi Maluku termasuk Daerah

yang paling terbelakang dari aspek peradaban tulis. Pendapat ini dilihat

dari jumlah katalog naskah kuno sebanyak 4049 buah naskah, yang telah

diinventarisir di Perpustakaan Daerah Makassar.

Selain itu hasil temuan penelitian yang dihasilkan oleh Balai

Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar kaitannya dengan

pergumulan sosial umat Islam masa lalu di Provinsi Maluku.2 Hal ini juga

terjadi pada tokoh Imam Rijali yang kurang diangkat kepermukaan naskah-

naskahnya. Dugaan inilah sehingga kajian Imam Rijali sangat signifikan

untuk dicermati sebagai tokoh dan pejuang di Maluku.

Berkaitan dengan tokoh, ulama, cendikiawan, dan pejuang Maluku

yang kurang diungkap oleh penelitia lokal, nasional dan internasional

sehingga membutuhkan kajian eksploratif terhadap Imam Rijali sebagai

tokoh yang mencerahkan masyarakat Maluku di masa hidupnya di Maluku.

1Fadhal AR Bafadhal, Naskah Klasik Keagamaan Nusantara (Jakarta: Balitbang dan

keagama Kementerian Agama RI 2005), h. 37.

2Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar oleh: Idhan dkk, Mozaik

Lektur Khazanah Nusantara (Cet. I; Makassar, Kreatif lenggara, 2012), h. 111.

Page 7: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 6

Walaupun tidak dapat dipungkiri sentilan sejarah miring yang

menyangsikan sosok Imam Rijali apakah ia pahlawan, cendikiawan, atau

ulama. Selain itu pergerkan dakwah, idiologi perjuangnnya serta metode

dakwahnya belum didapatkan rumusan yang jelas untuk dijadikan sebagai

rujukan akademik dalam bidang ilmu dakwah di IAIN Ambon. Karena

asumsi bahwa Imam Rijali tidak termasuk dalam pahlawan nasional.

Semua stigma dan presepsi ini menjadi penting untuk ditelaah secara

akademik siapa sebenarnya Imam Rijali.

Menurut Brent D Ruben bahwa cerminan masyarakat dewasa ini

merupakan gambaran tokoh ilmuan masa lalu.3 Pemikiran ini relevan

dengan tokoh yang akan dikaji dalam penelitian ini apa saja rekaman jejak

intelektual dan perjuangannya dakwah Imam Rijali. Determinasi

perjuangan Imam Rijali menurut Hamadi B Husain sebagai tokoh dan

penggagas IAIN Ambon mengungkapkan bahwa Imam Rijali adalah tokoh

fenomenal dari Maluku yang patut untuk dikaji corak pemikiran

dakwahnya di Maluku.4 Pandangan ini memberikan gambaran bahwa

sangat penting mengungkap pergerakan dakwah Imam Rijali yang pernah

berjuang dan membuat kerajaan di Tanah Hitu sebagai basis dakwah.5

Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa Kerajaan Tanah

Hitu adalah sebuah kerajaan Islam yang terletak di pulau Ambon Maluku.

Masa kerajaan Hitu sejak tahun 1470-1682.6

Kerajaan ini didirikan oleh

Upu Hata (Empat Perdana). Kerajaan Tanah Hitu pernah menjadi pusat

perdagangan rempah-rempah dan memainkan peran yang sangat penting di

Maluku, disamping melahirkan intelektual dan para pahlawan pada

zamannya. Beberapa di antara mereka misalnya adalah Imam Ridjali dan

Tulukabessy dan lainnya yang tidak tertulis di dalam Sejarah Maluku

3Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, Communication Human Behavior (Fitth

Edition) ditejemahkan oleh; Ibnu Hamad dengan Judul: Komunikasi Dan Prilaku Manusia

(Cet. I; Jakarta: Rajagrapindo Persada, 2013), h. 151.

4Hamadi B Husain (71 Tahun) Pendiri IAIN Ambon Wawancara di Kampus IAIN

Ambon 3 Mei 2014

5Taufiq Andan Amal, Kepulauan Rempah-Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku

Utara 1250-1950 (CEt. IV; Jakarta: Gramedia, 2001), h. 22.

6Gel Hard, Moluccas (Nederland, Publishing, 1912), h. 322.

Page 8: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 7

sekarang, yang beribu Kota Negeri Hitu. Kerajaan ini berdiri sebelum

kedatangan imprialisme barat ke wilayah Nusantara.7

Penelitian ini menggunakan pendekatan dakwah dan komunikasi

sebagai paradigma untuk menelaah, memahami, dan menjelaskan

pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku. Yang akan ditelusuri dari

perjuangan Imam Rijali dalam karya ini adalah pemikirannya tentang tiang

ilmu alif, alifuru, dan filosofi kemaritiman yang selama ini belum

dijelaskan secara komprehensip.8

Selain itu pemikirannya tentang beberapa

nilai dasar aqidah keilmuan antara lain adalah skil aqidah, skil syari’ah, skil

entrepreneurship, dan skil teknologi informasi dakwah dan komunikasi

sebagai brandmark perjuangan dakwah Imam Rijali. Sebagai tokoh Maluku

hemat penulis Imam Rijali penting dan patut untuk diteliti pergerakan

dakwahnya di Maluku.

Kajian akademik ini memiliki signifikansi karena permasalahan

krusial yang perlu dijawab secara akademik apa saja gagasan pemikiran

dakwah Imam Rijali yang pantas dijadikan brand mark di IAIN Ambon

sebagai karakter civitas akademika dan output alumni IAIN Ambon yang

dijadikan spirit perjuangan dakwah dalam membangun Maluku emas bagi

masyarakat multikulral di Maluku.

Penelitian ini berguna bagi ilmuan dan praktisi dakwah dan

komunikasi bagaimana mengetahui idiologi perjuangan dan pergerakan

dakwah Imam Rijali dalam perspektif ilmu dakwah dan komunikasi

kaitannya dalam pengembangan akademik di Maluku. Nama Imam Rijali

yang telah disepakati dalam simposium nasional ini telah menjadi sebuah

nama di lembaga Perguruan Tinggi Islam di Maluku yakni IAIN Imam

Rijali, sehingga karakter dan watak perjuangan dakwah dan pemikiran

Imam Rijali patut untuk diketahui setiap alumni IAIN Ambon. Penelitian

ini akan mengeksplorasi pergerakan dakwah Imam Rijali yang akan

menjadi brandmark output alumni sarjana Islam Maluku di Indonesia.

7Rahman Launuru, Kerajaan Tanah Hitu Artikel Ilmiah dipresentasikan dalam

blogger 2001.

8Nur Tawainellah (67 Tahun) Budayawan dan Sosiolog IAIN AMbon Ambon

Wawancara Saat Simposium IAIN Ambon di Kampus 3 Mei 2014

Page 9: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 8

Dalam mengeksplorasi pergerakan dakwah Imam Rijali perlu

dideskripsikan histografi dari Imam Rijali berdasarkan data yang telah

ditulis baik dalam bentuk artikel, skripsi, tesis, dan disertasi dan diupload

di media online. Hal ini bertujuan untuk menjelaskan idiologi perjuangan

dan pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku. Hal ini sangat penting

civitas akademika IAIN Ambon untuk mendapatkan mata air keilmuan

dakwah Imam Rijali sebagai spirit keilmuan Dakwah dan komunikasi

dengan mengkolaborasikan pemikiran Hamadi B Husain sebagai tokoh

penggerak pendidikan dan penggerak keilmuan di Maluku.

Histografi pergerakan, pertumbuhan, dan perkembangan dakwah

Imam Rijali di Maluku ketika di mulai dari abad ke-14 dan 16 Masehi.

Beliau adalah tokoh dan cendikiawan muslim yang paling terkenal

dimasanya, ia menulis hikayat tanah hitu sebagai karya monumental, tokoh

tersebut bernama Imam Rijali.9

Karena tokoh ini dianggap memiliki peran

penting strategis dalam menggerakkan dakwah di Maluku sehingga pilihan

beberapa nama ulama Maluku ketika Perguruan Tinggi Islam di Maluku

disepakati nama IAIN Iman Rijali sementara nama ulama lain seperti

perdana Jamilu, Sitania, dan Pattikawa tidak menjadi pilihan forum saat

itu. Penelitian ini tidak bermaksud untuk menggugat kesepakatan senat

IAIN Ambon tetapi penulis akan mengeksplorasi apa ide dan gagasan

Imam Rijali di untuk dijadikan spirit perjuangan di Maluku.

Pilihan Imam Rilaji sebagai nama sebuah Perguruan Tinggi apalagi

perguruan tinggi Islam membutuhkan kajian komprehensip apa dan

bagaimana visi dan misi serta metode dakwah Imam Rijali di Maluku

sehingga umat Islam tetap eksis dan bertahan di Maluku dan meyakini

Islam sebagai agama yang dianggap paling benar. Hal ini menunjukkan

bahwa metode dan strategi dakwah memiliki doktrin yang cukup kuat

sehingga umat Islam memiliki pemahaman yang sangat kental sampai saat

ini.

Tokoh ini menurut pemahaman ulama lokal seperti Usman Thalib,

Hamadi B Husain dan Nur Tawainellah bahwa ia salah satu turunan dari

9Alifuruamboness.wordpress.com, Kerajaan Tanah Hitu”,http://alifuruamboness.

wordpress.com /2011/10/05/kerajaan-tanah-hitu/> (diakses 2012).

Page 10: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 9

perdana Jamilu.10

Walaupun tidak dipungkiri ada tokoh lain seperti perdana

Pattikawa, Pattituri, dan Nyai Mas adalah anak dari Muhammad Taha Bin

Baina Mala, bin Baina Urati Bin Saidina Zainal Abidin Baina Yasirullah

Bin Muhammad Anaqib, yang nasabnya dari Ali bin Abi Thalib, dan

Fatimah binti Rasulullah.

Kondisi ini dalam realitas sosial tampak komunitas Islam dan Kristen

masing-masing menganggap dirinya yang paling benar sehingga dengan

mengucapkan dua kalimat syahadat dan tidak makan babi telah cukup

menjadi orang Islam. Keadaan ini tampak dalam formasi sosial masyarakat

Maluku dapat dikenal dengan cepat cukup dengan mengetahui tempat

tinggalnya dan famnya saja orang sudah bisa memastikan ia dari mana asal-

usulnya.

Komunitas masyarakat Maluku ketika dipetakan terdapat tiga

komunitas besar yakni; Komunitas Lease, jazirah Leihitu, Jazirah Salahutu,

Lease, Tual, dan Seram. Komunitas yang paling menonjol dalam panggung

politik adalah komunitas dari Lease. Misalnya Lestaluhu dipastikan berasal

dari Tulehu, Latuconsina, Marasabessy, di pastikan dari Lease (Ori), dan

Saparua.

Kurangnya referensi metode dakwah di Maluku sehingga

membutuhkan kajian akademik terhadap naskah-naskah klasik metode

dakwah Imam Rijali yang banyak memengaruhi pemahaman umat Islam di

Maluku. Tulisan Iman Rijali yang berjudul Hikayat Tanah Hitu

memberikan banyak informasi tentang formasi sosial gerakan dakwahnya.

Tetapi sedikit yang menelaah metode dakwah dan idiologi perjuangan

Imam Rijali.

Ketika saya mewawancari mantan kepala litbang Makassar Abdul

Kadir Masoweang mengungkapkan bahwa sangat sedikit sekali kajian di

Maluku terkait dengan perkembangan dakwah Imam Rijali sehingga

membuuthkan kajian untuk mengungkap idiologi perjuangan dakwahnya.11

10Usman Thalib (56 Tahun) Sejarawan Maluku dari Universitas Pattimura Termasuk

tenaga engajar di pascasarjana IAIN Ambon, wawacara di kampus 23 Pebruari 2014.

11Abdul Kadir Masoweang (65 Tahun) Wawancara oleh penulis di Kantor Litbang

Makassar 20 Januari 2014.

Page 11: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 10

Nama Imam Rijali sebagai Ulama Maluku saat IAIN Ambon

melakukan simposium nasional yang dilakukan oleh IAIN Ambon dengan

mengundang sejarawan Nusantara Azyumardi Azra mengungkapkan

banyak naskah klasik yang belum dikemas menjadi kajian akademik

tentang ulama lokal perlu diangkat kepermukaan melalui riset yang

mendalam. Hal ini sesuai pandangan Usman Thalib (sejarawan lokal

Maluku) mengungkapkan bahwa sejarah perkembangan dakwah Imam

Rijali juga belum pernah ditelaah secara cermat sehingga kajian tentangnya

sangat signifikan sebagai penambahan khazanah intelektual di Maluku.12

Ada hipotesis penulisa mendasari penelitian ini bahwa kenapa

Maluku menjadi pusat Islam dan memiliki kekayaan seni budaya tetapi

sedikit yang tampak dalam literatur sejarah. Seni qasidah yang

perkembangnya cukup signifikan dalam menggerakkan seni budaya di

Maluku khususnya lagu Arab, tarian nyiru gila, bambu gila, syawat, rawi,

dan hadrat yang sering dipentaskan ketika perayaan maulid Nabi

Muhammad saw.13

Dari seni budaya ini melahirkan asumsi bahwa apakah

imam Rijali berdakwah seperti yang dilakukan oleh para Walisongo yang

ada di Pulau Jawa atau ia memiliki karakteristik seni yang tersendiri dalam

berdakwah.

Penelitian ini akan memahami, menjelaskan, dan memberikan kode

bahasa sehingga mendapatkan satu gran model peran Imam Rijali dalam

menggerakkan dakwah di Maluku. Penelitian ini akan menelaah secara

sistematis semua tulisan yang berkaitan dengan metode dakwah Imam

Rijali sebagai ulama dan intelektual masyarakat Maluku di masa itu.

Kerajaan Tanah Hitu adalah sebuah kerajaan Islam yang terletak di

Pulau Ambon, Maluku. Kerajaan ini memiliki masa kejayaan antara 1470-

1682 dengan raja pertama yang bergelar Upu Latu Sitania (raja tanya)

karena Kerajaan ini didirikan oleh Empat Perdana yang ingin mencari tahu

faedah baik dan tidak adanya Raja. Kerajaan Tanah Hitu pernah menjadi

12Zacharias Jozef Manusama, Hikayat tanah hitu : historie en sociale structuur van

de Ambonse eilanden in het algemeen en van Uli Hitu in het bijzonder tot het midden der

zeventiende eeuvw, 1977

13Josep Manusama and Ch F van Fraassen, Historie En Sociale Structuur Van Hitu

Tot Het Midden Der Zeventiende Eeuw

Page 12: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 11

pusat perdagangan rempah-rempah dan memainkan peran yang sangat

penting di Maluku, di samping melahirkan intelektual dan para pahlawan

pada zamannya. Beberapa di antara mereka misalnya adalah Imam Ridjali,

Talukabessy, Kakiali dan lainnya yang tidak tertulis di dalam Sejarah

Maluku sekarang, yang beribu Kota Negeri Hitu.

Kerajaan ini berdiri sebelum kedatangan imprialisme barat ke

wilayah Nusantara.14

Penelitian ini memberikan paradigma baru bagi ilmu

dakwah dan komunikasi khususnya dalam proses mencerahkan masyarakat

melalui pergerakan dakwah Imam Rijali sebagai intelektual, ulama, dan

cendikiawan di kawasan timur Indonesia.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Dari gambaran pergerakan Imam Rijali di Maluku sesuai data yang

didaptkan melalui penelusuran karya-karya yang telah ditulis sebelumnya

maka dapat dirumuskan untuk lebih fokus menelaah metode dakwah Imam

Rijali di Maluku. Rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian

ini adalah ‚Bagaimana Pergerakan dakwahnya Imam Rijali di Maluku‛.

Dari rumusan ini dibatasi dalam ruanglingkupnya yang dideskripsikan

dalam pembatasan masalah penelitian. Berdasarkan deskripsi latarbelakang

tersebut penelitian ini akan berupaya menelaah secara sistematis

pergerakan dakwah Imam Rijali dan mencari relevansi dakwah di era

kontemporer di Maluku dan Indonesia. Adapun rumusan masalah yang

akan dijawab adalah; Bagaimana Pergerakan Dakwah Imam Rijali di

Maluku, Bagaimana metode dakwah Imam Rijali dan sumbangsinya

terhadap pergerakan dakwah multikultural di Maluku.

C. Signifikansi Penelitian

1. Mengungkap pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku mulai

abad ke 16 khususnya masa pergerakan dakwah Imam Rijali sesuai

referensi yang ada dan realitas sosial yang ada di Maluku. Untuk

mendapatkan epistemologi masuknya Islam di maluku yang

14Hashim bin Musa, (2007) A Brief Commentary On Pantheistic Schoolof Mysticism

As Described Inmemahami Karya-Karya Nuruddin Ar-Raniri. Jurnal Filologi Melayu, 15 .

pp. 35-43. ISSN 0128-6048

Page 13: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 12

diajarkan oleh Imam Rijali sebagai ulama Maluku yang menulis

hikayat tanah hitu.

2. Untuk mengungkap metode dakwah Imam Rijali, yang sangat

berpengaruh terhadap konstruksi pemahaman agama pada

masyarakat di Maluku. Mendapatkan gambaran metode dakwah

Imam Rijali yang sesuai dengan Islam Maluku. Untuk

mengungkap fakta pergerakan dakwah Imam Rijali yang masih

menyangsikan sosok Imam Rijali apakah ia pahlawan,

cendikiawan atau ulama. Selain itu apakah ia sekedar tokoh biasa

yang tidak memiliki peran apa-apa di Maluku karena beliau tidak

termasuk dalam pahlawan nasional. Predikat lain bahwa Imam

Rijali kurang memberikan warna dalam sejarah peradaban Islam di

Nusantara termasuk di Maluku. Selain itu rekaman jejak

intelektual dan perjuangannya sangat minim kecuali tulisannya

tentang hikayat tanah Hitu.

D. Manfaat Penelitian.

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi;

1. Ilmu pengetahuan secara umum dan memperkaya khzanah ilmu

dakwah dan komunikasi di IAIN Ambon khususnya metode kajian

tokoh dakwah. Penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi

terhadap pengembangan ilmu dakwah dan komunikasi dari aspek

dakwah su’ubiyyah (multikultural) di Maluku dengan merujuk pada

hasil penelitian Imam Rijali sebagai spirit perjuangan dan

Pengembangan IAIN Ambon di Masa yang akan datang lewat

dielektika keilmuan dakwah dan komunikasi.

2. Meningkatkan Patriotisme civitas akademika IAIN Ambon dengan

mengetahui lebih dekat sosok Imam Rijali sebagai ulama dan

cendikiawan di Maluku dengan karya monumentalnya adalah

Hikayat Tanah Hitu yang banyak diteliti oleh ilmuan Bangsa yang

bernama Eropa Josep Manusama. Mengangkat citra masyarakat

Maluku yang selama ini diduga kuat tidak memiliki ulama,

cendikiawan, dan pejuang

Page 14: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 13

E. Penelitian Terdahulu

Menjelaskan hasil penelitian dan referensi yang pernah mengkaji

Imam Rijali sehingga penting mendeskripsikan tulisan, hasil penelitian, dan

buku yang pernah mengkaji tentang Imam Rijali kaitannya dengan Tema

gerakan dakwah Imam Rijali di Maluku. Berikut ini penelitian yang

mengungkit Imam rijali tetapi tidak mengangkat tema gerakan dakwah

Imam Rijali.

1. Penelitian tahun 1987 Karya Monumental Hj. Maryam lestauhu yang

mengkaji sejarah masuknya Islam di Maluku tulisan ini juga menulis

secara umum sehingga kajian tentang Imam Rijali sangat kurang dan

bahkan tidak mengkaji gerakan Dakwah Imam Rijali sebagai ualam

Indonesia Timur yang kurang diungkap secara ilmiah.

2. Penelitian pada tahun 1997 oleh Drs. Saleh Putuhena mantan Rektor

UIN Alauddin makassar dengan judul penelitian Sejarah masuknya

Islam di Maluku, masalah yang diteliti mencakup semua informasi

tentang sejarah masuknya Islam di maluku, penelitian ini tidak fokus

pada pergerakan dakwah Imam Rijali sehingga menurut hemat

penulis penelitian tentang gerakan dakwah Imam Rijali di

Maluku masih sangat penting untuk diketahui oleh praktisi mubalig

dan akademisi sejarah dakwah di Maluku.

3. Hasil penelitian Syarifudin pada tahun 2011 sebagai syarat mencapai

gelar Doktor meneliti topik/tema Teknologi Informasi Dakwah

Muhammadiyah juga tidak menyinggung gerakan dakwah Imam

Rijali tetapi lebih menekankan pada pergerakan dakwah

Muhammadiyah di Maluku.

4. Data di internet yang dengan alamat berikut ini Alifuruamboness.

wordpress.com, Kerajaan Tanah Hitu‛,

ttp://alifuruamboness.wordpress. com/2011/10/05/kerajaan-tanah-

hitu/> [diakses 2012], Melayuonline.com, ‚Kerajaan Hitu‛, http://

melayuonline. com/ind/history/dig/372/kerajaan-tanah-hitu> [diakses

2012] Rahman Lauhur. ‚Kerajaan Ama Hitu‛, 26 Juni

2012, http://rahman-launuru.blogspot.com /2012/06/ kerajaan-ama

hitu. html [diakses 2012. Semua tulisan ini tidak menggambarkan

dakwah Imam Rijali sehingga tidak mendapatkan gambaran tentang

Page 15: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 14

idiologi dan peran dakwah Imam Rijali dalam menggerakkan formasi

sosial dakwah di Maluku.

5. Terjemahan Hikayat Tanah Hitu yang ada di Wikipedia juga tidak

menjelaskan gerekan dakwah Imam Rijali, ia sekedar menjelaskan

secara umum tentang Imam Rijali.

Dari berbagai referensi dan jorunal yang penulis telah telusuri maka

kajian tentangnya dianggap baru dan akan memberikan kontribusi besar

terhadap pergerakan dakwah di Maluku sejak abat ke 17 sampai sekarang

ini tentang peran Dakwah Imam Rijali menanamkan agama pada

masyarakat di Maluku.

F. Kerangka Konseptual

Sebagai pengantar untuk menjelaskan pergerakan dakwah Imam

Rijali di Maluku penulis menggunakan teori gerak sosial dari aspek

dakwah. Secara bahasa teori adalah pendapat yang didasarkan pada

penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi.

penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan

ilmu pasti, logika, metodologi, dan argumentasi.15

Dalam wikipedia secara

umum teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan

fakta yang lain dalam sekumpulan fakta-fakta. Selain itu, berbeda dengan

teorema, pernyataan teori umumnya hanya diterima secara "sementara" dan

bukan merupakan pernyataan akhir yang konklusif. Hal ini

mengindikasikan bahwa teori berasal dari penarikan kesimpulan yang

memiliki potensi kesalahan, berbeda dengan penarikan kesimpulan pada

pembuktian matematika.

Dalam menjelaskan tema dan topik masalah yang diangkat dalam

kajian ini penulis menggunakan teori dakwah dan komunikasi khususnya

yang berkaitan dengan pergerakan dakwah Imam Rijali. Untuk

menjelaksan konsep Dakwah Imam Rijali penulis menggunakan teori Mula

Sadra bahwa pergerakan dinamika dakwah ketika ada keterpaduan antara

15Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. II;

Jakarta: Balai Bahasa Indonesia, 2010), h.1684

Page 16: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 15

source credibility dari aspek burhani, bayani, dan irfani.16

Teori ini relevan

dengan teori fenomenologi eksistensial Kierkegaard bahwa pesan dakwah

dapat menggerakkan manusia pada jalan ruhani.17 Kajian ini akan meleaah

toko lokal Maluku yang bernama Imam Rijali sebagai ulama, intelektual,

dan cendikiawan di Maluku.

Menjelaskan suatu masalah dengan menggunakan teori gerakan

dakwah Imam Rijali yang direkam dalam naskah, simbol, dan arkeolog

serta referensi tutur di Maluku. Untuk menelaah artefak pergerakan dakwah

Imam Rijali sangat relevan dengan teori Josep D Vito yang

mengungkapkan bahwa ekspresi pola komunikasi seseorang sangat

tergantung input informasi yang diterima.18

Dalam menjelaskan gerakan dakwah Imam Rijali di Maluku dalam

perspektif teori klasik Mula Sadra yang memahami realitas dengan

berlandaskan pada aspek burhani, bayani, dan irfani. Paradigma ini akan

menjelaskan proses penyebaran pergerakan dakwah Imam Rijali. Menurut

Mula Sadra bahwa pergerakan dakwah memiliki dinamika ketika aspek

Burhani, bayani, dan irfani berjalan sama dalam mendeskripsikan realitas

sosial keagamaan.19

Perspektif ini relevan dengan pemikiran Hamadi B.

Husain salah satu ilmuan dan penggagas IAIN Ambon mengungkapkan

bahwa dalam memahmi realitas. Peran kecerdasan spiritual dapat menjadi

gerakan sosial. Misalnya semua Nabi, pejuang, pahlawan, adalah

penggerkan sebuah perubahan sosial. Aspek yang sangat menentukan

perubahan sosial keagamaan adalah jiwa, hati, lub, dan fuad.

Kerangka konsep dari teori diatas penulis menggambarkan skema

pergerakan dakwah Imam Rijali dalam gambar berikut ini.

16Muhammad Reza Irsyadi Nia, Antara Filsafat dan Penafsiran Teks-Teks Agama

(Cet. I; Jakarta: Sadra Press, 2012), h. 83.

17Alex Sobur, Filsafat Komunikasi: Tradisi dan Metode Fenomenologi (Cet. I;

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 167.

18Joseph De Vito, Interpersonal Communication (Cet. II; New York: Sage

publishing, 2012), h. 54

19Muhammad Reza Irsyadi Nia, Antara Filsafat dan Penafsiran Teks-Teks Agama

(Cet. I; Jakarta: Sadra Press, 2013), h. 87.

Page 17: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 16

BAB II

PARADIGMA PERGERAKAN

SOSIAL

Pergerakan dakwah sebagai formasi perubahan sosial memiliki

berbagai macam motif sesuai tingkat keilmuan suatu bangsa dan

masyarakat. Dalam BAB II ini paradigma pergerakan sosial yang akan

dijadikan dalam menjelaskan pergerakan dakwah Imam Rijali sebagai

bentuk formasi pergerakan dakwah di Maluku. Atas dasar inilah sehingga

membutuhkan teori-teori ilmu sosial yang telah memberikan sumbangan

keilmuan sebagai konstruksi keilmuan yang akan dijadikan sebagai pijakan

untuk memotret pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku.

Dalam bab II ini akan membahasa paradigma keilmuan pergerakan

sosial berdasarkan referensi didapatkan beberapa model paradigma sebagai

kekayaan peradaban ilmu pengetahuan yang didapatkan dari Timur

Tengah, paradigma keilmuan bangsa Eropa, dan paradigma keilmuan

bangsa Indonesia sendiri yang memadukan khazanah keilmuan Timur

Tengah dan Eropa sebagai Corak dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan.

Pengaruh ini melahirkan motif pergerakan sosial, motif ekonomi, motif

(Politik), kekuasaan dan motif Agama.

C. Paradigma Pergerakan Sosial

Pengertian paradigma dalam KBBI adalah model dan teori ilmu

pengetahuan atau kerangka berpikir.20 Sedangkan pengertian dari gerakan

sosial menurut pendapat ahli sosial diantaranya Charles Tilly dan Sidney

Tarrow mengungkapkan bahwa bahwa gerakan sosial adalah

tindakan/performance yang berkelanjutan secara bertahap, melalui

kampanye yang dilakukan oleh orang-orang tertentu dan membuat

tuntutan secara kolektif terhadap kondisi realitas terhadap yang lain.21

20Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet.

XI; Jakarta: Balai bahasa, 2010), h. 1123.

21Michael Useem, Conscription, protest, and social conflict: the life and death of a draft Resistance Movement. (Cet. I; New York: Sage Publishing, 1999), h. 221.

Page 18: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 17

Karena banyak pengertian tentang paradigma sehingga perlu memilih

salah satu pengertian yang sesuai rumusan penelitian ini. Definisi

paradigma yang dimaksudkan dalam kajian ini adalah model dalam teori

ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menafsirkan sebuah realitas,22

atau motif konseptual dan kerangka berpikir yang terjadi dari pengalaman

manusia dalam melakukan gerak sosial.

Setiap produksi akal manusia selain menghasilkan karya kemajuan

yang berpotensi psistif dan negatif. Ketika kecenderungan materialism

yang lebih dominan maka dapat melahirkan peradaban yang maju secara

teknologi tetapi mundur dalam aspek spiritual. Mata air dari prilaku sosial

bersumber dari potensi akal, hati, dan jiwa. Potensi akal memproduksi

teknologi, hati merasakan teknologi, dan jiwa yang menentukan nilai dari

teknologi itu.23 Para ilmuan Timur Tengah berpandangan bahwa potensi

inilah yang menjadi penggerak terjadinya pergerakan dialektika sosial.

Aspek diealektika keilmuan dituntut cerdas memecahkan persoala-

persoalan secara sistematis yang diproduksi oleh akal, hati dan jiwa dalam

mencapai kebenaran universal. Apalagi pendidik yang kedudukannya

sebagai pengambil keputusan, yang dihadapkan dengan cara bagaimana

persoalan dalam mengambil keputusan tentang merencanakan pengajaran,

membimbing, kebijakan untuk mengelola, mengkoordinasikan,

mengorganisasi serta menata dan mengevaluasi konflik-konflik internal dan

eksternal akibat ketidak seimbangan kebutuhan jiwa dan raga manusia.

Paradigma keseimbangan ini masih jarang digunakan dalam

menyelesaikan problematika penelitian karena orang cendrung

menggunakan salah satu paradigma yang digunakan sebagai salah satu

perspektif, sehingga kajian ini mencoba menggunakan teori keseimbangan

paradigm sebagai metode memecahkan rumusan permasalahan dalam

penelitian ini.

22Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indoensia (Cet.

IV; Jakarta: Balai bahasa, 2010), h. 1123.

23Syekh Yahya ibn Hamzah Al-Yamani, Tashifiyat Al-Qulub min Daran al awzar wa al Dzunah, diterjemahkan Maman Abdurrahman Assegaf dengan judul: Pelatihan

Lengkap Tazkiyatun Naps (Cet. I; Jakarta: I; Zaman, 2012), h. 24.

Page 19: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 18

Tingkat kesulitan dalam memecahkan rumusan masalah sangat

tergantung kedalaman dan batasan paradigma pengetahuan dari aspek

ontology, epistemology, dan aksiologi. Model pemecahan masalah sangat

tergantung corak paradigma penelitian yang akan digunakan dalam

menyuguhkan fakta-fakta yang berhubungan dengan rumusan masalah yang

potret.

Ada beberapa cara untuk memecahkan suatu masalah sebagai sumber

pengetahuan yang digunakan dalam proses berfikir serta pendekatan.

Kajian ini memilih pendekatan dakwah dan komunikasi sebagai alat untuk

memecahkan rumusan masalah tentang bagaimana pergerakan dakwah

Imam Rijali di Maluku.

Terminologi inilah yang akan dijadikan perspektif dalam mencermati,

mendeskripsikan secara kualitatif penggunaan kata paradigma dalam

penelitian ini khusunya yang berkaitan dengan kajian Tokoh Imam Rijali

dalam melakukan pergerakkan sosial di tengah masyarakat Maluku.

Sementara pengertian pergerakan sosial yang dimaksudkan dalam

penelitian ini adalah dinamika perkembangan masyarakat yang berkaitan

dengan gerakan dakwah.

Gerakan dakwah yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

berupaya mendeskripsikan secara kualitatif spirit dari pergerakan sosial

dengan cara berpikir Islami sebagai motif dalam melakukan pergerakan

sosial. Tokoh yang akan ditelaah gerakan dakwahnya adalah Imam Rijali

dalam satu komunitas menuju perbaikan sosial berdasarkan Al-Quran dan

Sunnah. Berdasarkan spirit keilmuan yang ada dalam Al-Quran dan Sunnah

inilah yang akan menjiwai spirit pergerakan sosial sebagai paradigma

keilmuan. Penelitian ini akan menafsirkan dinamika pergerakan dakwah

Imam Rijali di Maluku yang akan dieksplorasi pada bab IV nanti.

Karena penelitian ini adalah penelitian tokoh dakwah maka ilmu yang

digunakan untuk menjelaskannya adalah ilmu dakwah. Disadari

sepenuhnya bahwa semua ilmu saling mengokohkan sehingga perlu penulis

mendeskripsikan model paradigma yang telah ditemukan oleh para ilmuan

dakwah baik yang ada di Timur tengah maupun yang ada di Eropa. Hal ini

penting diuraikan lebih awal untuk memperkayah cara pandang tentang apa

itu paradigma dan bagaimana menerapkannya dalam menafsirkan realitas

Page 20: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 19

kaitannya dengan pergerakan dakwah Imam Rijali pada abad ke 17 di

Maluku.

Spirit penelitian ini menyadari bahwa semua ilmu pengetahuan yang

ditemukan di Eropa, Timur Tengah, dan Asia Tenggara adalah karunia

terbesar Allah swt karena berkat akal, hati, jiwa, dan naps yang telah

diberikan kepada manusia sehingga ia mampu menggunakan fasilitas

(karunia) tersebut dalam melahirkan ilmu pengetahuan.24 Karena itu pada

bab II ini akan dijelaskan berbagai macam paradigma sebagai landasan

konseptual untuk menafsirkan rumusan masalah dalam penelitian ini

khususnya kajian tentang pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku.

Pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku sebagai sebuah realitas

berkaitan dengan rumpun ilmu-ilmu sosial maka akan dikemukakan lebih

awal model-model paradigma dalam ilmu dakwah, ilmu sosial, dan ilmu

komunikasi sebagai pijakan dalam menjelaskan motif konseptual kerangka

berpikir yang telah ditemukan oleh para ilmuan dakwah, komunikasi, dan

ilmuan sosial. Penelitian ini tidak semua tokoh dikemukakan paradigma

konseptualnya lebih memilih yang erat kaitannya dengan paradigma ilmu

dakwah, komunikasi, dan ilmu sosiologi sesuai rumusan masalah yang

diangkat yakni pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku.

Dari pengertian ini menakjukkan bahwa pada intinya paradigma

pergerakan sosial adalah model kerangka konseptual yang dikonstruksi oleh

seseorang ilmuan dalam mentafsirkan kondisi realitas yang digerakkan

karena tuntutan kebutuhan ekonomi, politik/kekuasaan, dan agama yang

dilakukan oleh setiap manusia di Timur Tengah, Eropa, dan Indonesia.

Dengan merujuk pada terminologi di atas akan diuraikan temuan-

temuan para ilmuan dakwah dan komunikasi sebagai bahan perbandingan

cara pandang dengan konsep pergerakan sosial Imam Rijali di Indonesia

khususnya bidang ilmu dakwah. Corak paradigma keilmuan yang akan

dijelaskan antara lain corak paradigma keilmuan di Timur Tengah, Eropa,

dan Indonesia.

4) Paradigma Pergerakan Sosial Ilmuan Timur Tengah.

24Syekh Yahya ibn Hamzah Al-Yamani, Pelatihan Lengkap Tazkiyatun Naps (Cet.

I; Jakarta: I; Zaman, 2012), h. 25.

Page 21: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 20

Motif kerangka konseptual pergerakan sosial di Timur Tengah telah

memberikan sumbangan besar dalam pilar-pilar paradigma keilmuan di

dunia Islam. Pergerakan sosial melali teks hadis sebagai bukti sejarah

literasi yang cukup memberikan kontribusi peradaban kelimuan di timur

tengah dalam melakukan pergerakan sosial. Tak dapat dipungkiri bahwa

pergerakan sosial di Timur Tengah dengan menjadikan alam pikiran

burhani, nayani, dan irfani sebagai model berpikir memberikan khazanah

keilmuan dalam pergerkan sosial.25

Sesuai kondisi alam pikiran dan tradisi budaya yang setempat. Corak

pemikirannya sangat kental dengan nuansa keagamaan sehingga alam

pikirannya dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan berdasarkan agama.26

Misalnya pergerakan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim, Ismail, Nabi Musa,

dan Nabi Isa dan Nabi Muhammad saw. Selain para Nabi juga dilanjutkan

oleh para Sahabat, dan tabi’in sebagai pewaris dari corak keilmuan yang

bernuansa agama. Warisan ini yang diwariskan dalam sejarah peradaban

dunia Islam dalam pergerakan sosial.

Islam adalah agama dinamis yang terus bergerak dengan jalan

dakwah dan tablig baik secara fardiyah maupun secara jama’ah. Pergerakan

sosial ini sebagai bentuk dakwah sebagai model gerakan sosial yaitu

agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarluaskan dan menyiarkan

Islam kepada seluruh umat, hal ini berlangsung sepanjang zaman,

kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun. Sebagai agama dakwah, Islam

disebar luaskan dan diperkenalkan kepada manusia melalui aktifitas

dakwah, tidak melalui kekerasan, pemaksaan, terhadap umatnya, agar mau

memeluk agama (Amin, 1989:5).27 Jadi Islam menginginkan setiap orang

memeluk agama Islam dengan sukarela, ikhlas dan damai tanpa paksaan,

karena pada dasarnya esensi dakwah adalah ajakan bukan paksaan.

25 Hassan hanafi, Dirasatul Islamiyyah Bab III dan IV diterjemahkan oleh LKiS

dengan judul Islamologi 2 dari Rasionalisme ke Empirisme (Cet. II; Yogyakarta: LKiS,

2007), h. 44.

26Hassan Hanafi, Dira>sa>t Islamiyyah, Bab III dan IV diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh LKiS dengan Judul; Islamologi 2 (Cet. II; Yogyakarta: LKiS, 2007), h. 234.

27Peter Wagner, A History and Theory of the Social Sciences: Not All That Is Solid Melts into Air (Published in association with Theory, Culture & Society)2001

Page 22: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 21

Pergerakan ini termasuk pergerakan sosial yang terjadi dalam pengalaman

ritual sosial.

Dakwah Islamiyah adalah menyampaikan seruan Islam, mengajak dan

memanggil umat manusia agar menerima dan mempercayai keyakinan dan

pandangan hidup Islam, di dalam pembicaraan tentang dakwah akan

ditemukan beberapa istilah yang dimaksud pengertiannya sama dengan

dakwah atau berhubungan dengan dakwah, diantaranya nahi munkar28

Gerakan Sosial dalam Al-Quran yang ditafsirkan oleh para ahli Al-

Quran seperti Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir At-thabari, Al-Qurthubidalam Al-

Quran Surah Al-Imran ayat 104 dan 110. Surat Ali Imran ayat 104

Terjemahnya: ‚Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.‛29

Firman Allah ‚wal takum minkum ummah‛ yakni hendaknya ada

segolongan manusia yang bangkit untuk menjalankan perintah Allah yakni

berjuang di jalan da’wah kepada kebaikan dan menyuruh mengerjakan

perbuatan yang ma’ruf dan mencegah dari pada yang mungkar.30 Berkata

Abu Ja’far berkata: (mengomentari ayat) waltakum minkum: ayat itu

berarti ‚wahai orang-orang beriman‛, ‚Ummah‛ berarti ‚jama’ah‛31

kemudian ila al-khair: kepada Islam dan syari’atnya‛.32 Berkata Duhhak:

‚mereka adalah khusus untuk para sahabat dan para periwayat, yaitu

28 Mustafa Ya’qub, Dakwah Sebagai Perubahan Sosial (Cet. I; Zaman, 1973), h.11.

29 Terjemahan kementerian agama

30Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, QS Ali Imran [3]: 104. Lihat juga: Imam

Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, QS Ali Imran [3]: 104; Imam Suyuthi, Tafsir Jalâlayn, dan

kitab-kitab tafsir lainnya.

31Imam Ali ash-Shabuni, Shafwat at-Tafâsiî, 1/221.

32Lihat Ibn Hisyam, As-Sîrah an-Nabawiyyah. Bandingkan pula dengan Syaikh

Taqiyuddin an-Nabhani, Ad-Dawlah al-Islâmiyyah, hlm. 13-14.

Page 23: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 22

mujahidin dan para Ulama.33 Penerapan konsep Al-Quran surah al-Imran

ayat 104 dibagi menjadi beberapa konsep pergerakan sosial secara jamaah

dan konsep pergerakan sosial dalam bentuk imamah.

Sementara kata منكم di dalam tafsir al-Qurthubi dalam ‚Al-Jami’ al-

Ahkam al-Qur’an‛ perintah untuk melakukan pekerjaan ini diperuntukan

kepada orang-orang yang berilmu, dan manusia tidak semuanya berilmu

Sabda Rasulullah:

‚Apa kamu melihat kemungkaran hendaklah merubahnya dengan

tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika

tidak mampu maka rubahlah dengan hatinya (yakni tidak menyukai

perbuatan tersebut).‛

Hadis ini mengandung spirit pergerakan sosial dalam sistem

masyarakat, menurut Imam Al-Gazali yang dikutip oleh Harun nasution

mengungkapkan bahwa setiap manusia memiliki peran-peran yang berbeda

sehingga dinamika sosial laksana mesin yang saling membutuhkan dan

saling bekerjasama dalam mengalami sunnah-sunnah Allah swt yang telah

ditetapkan dalam alam semesta ini. Misalnya terjadi hujan, gempa, dan

banjir. Pengaruh alam ini dapat merubah respon manusia dalam menyikapi

alam dan lingkungan dimana saja ia berada untuk menjaga keselamatannya

di dunia.

Pergerakan sosial bagi ilmuan Timur tengah cenderung dipengaruhi

oleh alam berpikir Al-Quran dan Sunnah sebagai argumentasi dalam

melakukan interaksi dan pergerakan sosial melalui dakwah seabgai media

publikasi pergerakan sosialnya yang dilakukan melaui ritual-ritual dalam

shalat lima waktu. Misalnya ayat yang mendorong terjadinya perubahan

sosial adalah adanya motif sukses di dunia dan sukses diakhirat. Menurut

pemikiran Sayyid Qutub dalam kitab tafsirnya fi zilalil Qur’an surat al-

Imran 104 mengungkapkan bahwa sesungguhnya orang-orang yang

melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar ini adalah orang-orang yang

selamat.

33Geoffrey Benjamin; Cynthia ChouTribal communities in the Malay world: historical, cultural, and social perspectivesv 2002

Page 24: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 23

a) Spirit Pergerakan Sosial Dalam Al-Quran.

Terjemahnya: ‚Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.‛ 34

Firman Allah ‚kuntum khaira ummah‛, Imam Bukhari berkata: dari

Muhammd Bin Yusuf, darri Sufyan Ibn Maysarah, dari Abi Haazim dari

Abi Hurairah Ra, (kuntum khaira ummah ukhrijat linnas) berkata: ‚sebaik-

baik manusia untuk manusia yang lain yaitu datang kepada mereka dengan

terbelenggu leher-leher mereka sampai mereka masuk ke dalam Islam, dan

seperti ini yang dikatakan oleh Abu Hurairah, Mujahid dan ‘Ithiyah al-‘Ufi.

Dapat berarti pula sebaik-baik manusia yang bermanfaat bagi manusia yang

lainnya‛.

Terjemahnya

125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.35

34 Terjemahan kementerian agama

35 Terjemahan kementerian agama

Page 25: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 24

Tafsiran Hikmah dalam ayat tersebut menurut kementerian agama

ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat memberikan inovasi,

inspirasi serta dapat membedakan antara hak dengan yang bathil.

Prinsipnya adalah semua bentuk pergerakan sosial memiliki tiga aspek

yakni; tertib dalam mengewali gerakan sosial, tertib dalam proses

pergerakan sosial, dan memberikan dampak positif dalam pergerakan

sosial. Inilah paradigma yang dapat dipetik dalam tafsiran ayat tersebut.

Paradigma ini memberikan tawaran konsep bahwa pergerakan sosial

itu dapat dilakukan dengan cara lembaga/organisasi sebagai media untuk

menggerakkan sosial dengan melakukan dakwah. Pergerakan dakwah

model ini dilakukan oleh para mujahidin sangat bervariasi yang melakukan

pergerakan sosial secara persuasif dan ada yang melakukan pergerakan

sosial dalam bentuk kekerasan psikologis, dan sosiologis.

Rasulullah bersabda: ‚Sebaik-baik manusia yang pandai diantara

mereka dan paling bertakwa diantara mereka, dan menyuruh mengerjakan

yang ma’ruf, dan mencegah mereka dari perbuatan yang munkar,

menyambung tali silaturahim‛. (diriwayatkan Imam Ahmad dalam

musnadnya). Model pergerakan sosial dalam bentuk silaturrhami ini adalah

bentuk paradigma pergerakan sosial yang cukup persuasif. Hal ini sesuai

dengan konsep pergerakan sosial Ibnu katsir bahwa sebaik-baik model

pergerakan sosial adalah tokoh di masa Rasulu dan para shahabat yang

membersama Rasulullah, kemudian seterusnya dan seterusnya.36 Mereka

yang berhijrah bersama Rasulullah, dari Mekkah ke Madinah, dapat pula

berarti generasi awal Islam kemudian yang meneruskan dakwah Rasulullah

Saw yang diperintahkan Allah kepada kaum Muslimin untuk ditaati

mereka.

Khairu Ummah yaitu orang-orang yang menyuruh mengerjakan

yang ma’ruf dan menjauhi dari pada yang munkar, dan beriman kepada

Allah. dan termasuk dari pada mereka pula adalah para Muhahid dan para

Syuhada’. Pergerakan sosial dalam bentuk sebagian kelompok yang

dimaksudkan bahwa tokoh pergerakan sosial adalah orang yang memiliki

36Imam ath-Thabari, Tafsîr ath-Thabari, QS Ali Imran: 3/104.

Page 26: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 25

skil komunikasi yang dapat mencerahkan masyarakat untuk melakukan

pergerakan sosial untuk menciptakan kondisi sosiologis masyarakat yang

sehat secara jiwa dan raga.

Kemudian firman Allah ‚walau a>mana ah}lul kitab‛: seandainya

orang-orang ahli taurat dan injil dari golongan Yahudi dan Nashara

membenarkan ke Rasulullah Nabi Muhammad Saw., yang demikian itu

tidak lain datangnya dari Allah (petunjuk dari Allah).37 Lakana

kharallahun yakni yang demikian itu lebih baik bagi mereka baik di dunia

maupun di akhirat. Minhumul mu’minun: yakni ahli kitab dari golongan

orang nasrani dan Yahudi yang mereka membenarkan Rasulullah Saw., dan

masuk Islam.

Tokoh penting dalam pergerakan sosial ini adalah Tsa’labah dan

saudaranya, dan pemuda-pemuda yang beriman kepda Allah dan

membernarkan kerasulan Nabi Muhammad Saw., dan mengikuti apa-apa

yang diturunkan kepada mereka dari Allah, kemudian firman Allah dalam

kalimat ‚wa aktsaruhumul fasiqun‛, yakni mereka kembali kepada agama

mereka yakni mereka beriman kepada Allah kemudian beriman kepada apa-

apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad Saw.38 Gerakan ilmu dan

keimanan ini membuat peta sosial dalam struktur masyarakat Arab melalui

dakwah fardiyah(personal) dan jama’ah(lembaga/massa).

Terminologi gerakan sosial dalam ilmu sosiologi diangkat para para

sosiolog sebagai perwakilan dari teori gerakan sosial gerakan sosial adalah

aktivitas yang dilakukan sekelompok individu yang terorganisir untuk

merubah (propergerakan) ataupun mempertahankan (konservatif) unsur

tertentu dari masyarakat yang lebih luas.39 Gerakan sosial (politik) adalah

perilaku kolektif yang ditandai kepentingan bersama dan tujuan jangka

panjang, yaitu untuk mengubah ataupun mempertahankan masyarakat atau

37Nasaruddin Baidan, Metode Penafsiran Al-Quran (Cet. II; Yogyakarta; Pustaka

Pelajar, 2011), h. 40.

38M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan

Umat (Cet. III; Bandung: Mizan, 2007), h. 421

39Bruce J. Cohen, Introduccion a La Sociologia Published by: José Raúl Vergara Retamoza on (Cet. I; Sage Publshing Copyright:Attribution Non-commercial, 2013), h.

433.

Page 27: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 26

institusi yang ada di dalamnya.40 Gerakan inilah yang konstruksi oleh

Imam Rijali sebagai abak Negeri Maluku untuk melakukan perlawanan

sehingga timbullah gerakan-gerkan sosial di Maluku.

Gerakan sosial diartikan sebagai kelompok yang terorganisir secara

tidak ketat dalam rangka tujuansosial, terutama dengan agenda merubah

strukturmaupun nilai sosial. Dalam pandangan Robert Misel Gerakan sosial

sebagai seperangkat keyakinan dantindakan yang tak terlembaga dilakukan

oleh sekelompok orang untuk memajukan dan menghalangi pergerakan

dalam masyarakat.41 Menurut Jurgen Habermas gerakan sosial adalah

hubungan defensive individu-individu untuk melindungi ruang publik dan

private mereka dalam melawan serbuan dari sistem negara dan pasar.

Gerakan sosial dari aspek politik adalah suatu upaya yang kurang

lebih keras dan terorganisir yang dilakukan oleh orangorang yang relative

besar jumlahnya, entah untuk menimbulkan pergerakan, enath untuk

menentangnya (mempertahankan status-quo).42 Gerakan sosial (politik)

adalah kegiatan atau usaha kolektif yang berusaha untuk mengadakan orde

kehidupan yang baru.43 Dari pengertian secara bahasa dan istilah tersebut

konsep gerakan sosial dalam penelitian ini memberikan pengertian bahwa

Konsep gerakan sosial yang dimaksudkan adalah Aksi seorang tokoh

(Imam Rijali) yang dilakukan secara idiologis, matang dan terencana serta

kolektif untuk menegakkan amar ma’ruf nahimungkar.

Gerakan sosial lahir dari situasi dalam masyarakat karena adanya

ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap masyarakat. Dengan

kata lain, gerakan sosial lahir dari raksi terhadap sesuatu yang tidak

diinginkan rakyat atau menginginkan pergerakan kebijakan karena dinilai

tidak adil. Gerakan secara merupakan gerakan yang lahir dari prakarsa

40Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi: Sebuah Bunga Rampai (Cet. III; Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2012), h. 22.

41Margaret. M. Poloma, Sosiologi Kontemporer (Cet. II; Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1994). h. 113-120

42James W. Vander Zanden, Human Development Custom Edition (Cet.IV; New

York: Published by McGraw-Hill Higher Education, 2001), h. 211.

43G. Kreimers dan J.B. Kartasapoetra, Sosiologi Umum, (Cet. II; Yogyakarta: Bina

Aksara, 2011), h. 47.

Page 28: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 27

masyarakat dalam menuntut pergerakan dalam institusi,kebijakan atau

struktur pemerintahan.44

Disini terlihat tuntutan pergerakan itu lahir karena melihat kebijakan

yang ada tidak sesuai dengan konteks masyarakat yang ada maupun

bertentangan dengan kepentingan masyarakat secara umum. Gerakan inilah

yang konstruksi oleh Imam Rijali sebagai abak Negeri Maluku untuk

melakukan perlawanan sehingga timbullah gerakan-gerkan sosial di

Maluku. Sebelum mengeksplorasi gerakan Dakwah Imam Rijali di Maluku

penulis akan mengemukakan pergerakan sosial yang pernah ditulis oleh

para ilmuan untuk memberikan gambaran konseptual arah pergerakan yang

akan dibahas dalam kajian ini khususnya pergerakan dakwah Imam Rijali di

Maluku.

Motif keilmuan di Timur Tengah yang dikonstruksi lewat karya-

karya para Muhaddisin, mufasisirin, dan para Islam kontemporer seperti

Jalaluddin Al-Afgani, Rasyid Ridha, sampai dengan Sayyid Husn Nasr

menjadi bukti dalam sejarah peradaban Islam di Timur Tengah. Semua

peradaban keilmuan ini digunakan dalam menggerakkan ilmu dakwah.

Menurut perspektif Mohammad Abed Al-Jaberi yang dikutip oleh Irwan

Masduqi bahwa Moammad Al-Jaberi membagi tiga motif sistem

operasional cara kerja akal antara lain; motif burhani, bayani, dan irfani.45

a) Motif pergerakan sosial dengan paradigma burhani; Corak kekuataan

cara berpikir burh}a>ni adalah menggunakan argumentasi tektual sebagai

pijakan pergerakan sosial. Melalui pesan-pesan tekstual oriented dalam

menafsirkan pergerakan sosial. Semua model pergerakan sosial

menggunakan hadis, piqhi, dan Al-Quran secara tekstual. Ilmuan ini

ditemukan karya-karyanya seperti Pemikiran Ibnu Taimiyyah,

44Lewis Coser, The Function of Social Conflict (Cet. I. New York: Free Press,

1956.), h.151-210

45Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran: Teologi Kerukunan Umat Bergama

(Cet. I; Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2011), h. 57.

Page 29: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 28

Muhammad bin Abdul Wahhab yang tampak dalam karya-karyanya.

Ulama klasik sebagai standar membangun paradigma keilmuan.46

b) Motif pergerakan sosial dengan paradigma Bayani; Corak kekutaan

cara berpikir Baya>ni adalah; menggunakan argumentasi gerakan sosial

pesan-pesan rasional oriented dalam menafsirkan pergerakan sosial.

Semua model pergerakan sosial menggunakan akal rasional dalam

menafsirkan hadis, piqhi, dan Al-Quran serta karya-karya ulama klasik

sebagai standar membangun paradigma keilmuan. Model berpikir ini

dikembangkan oleh Institut For Islamic Culture and Thounght (IICT)

yang berdiri pada 1372 hijirah atau tahun 1994 masehi. Konstruksi

pergerakan sosial yang dikembangkan oleh ilmuan Institut For Islamic

Culture and Thounght (IICT) sebagai pemikir kontemporer semua

model pergerakan sosial berbasis akal dan rasional.47 Paradigma

pemikiran pembaruan meletakkan perspektif Islam sebagai sudut

pandangnya dengan berupaya mentafsirkan realitas dengan sistem

pergerakan sosial dalam berbagai aspek, seperti aspek budaya, hukum,

ekonomi, politik, dan sosial.

c) Motif pergerakan sosial dengan paradigma Irfani; Corak kekutaan cara

berpikir Irfa>ni adalah; menggunakan argumentasi gerakan sosial pesan-

pesan rasa(intuisi) oriented dalam menafsirkan pergerakan sosial.

Semua model pergerakan sosial menggunakan hadis, piqhi, dan Al-

Quran serta karya-karya ulama klasik sebagai standar membangun

paradigma keilmuan. Model ini menggunakan cinta sebagai puncak

sistem kerja akal, hati, dan jiwa dalam melakukan pergerakan sosial.48

Model berpikir ini dikembangkan oleh Institut For Islamic Culture and

46Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran: Teologi Kerukunan Umat Bergama h.

58.

47Sayyid Yahya Yatsribi, Agama dan Irfan: Wahdat Al-Wujud dalam Ontologi dan Antropologi, Serta Bahasa Agama diterjemahkan oleh Muhammad Syamsul Arif (Cet. I;

Iran: Institut For Islamic Culture and Thounght (IICT), 2012), h.xiv.

48Hassan Hanafi, Dira>sa>t Islamiyyah, Bab III dan IV diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh LKiS dengan Judul; Islamologi 2 (Cet. II; Yogyakarta: LKiS, 2007), h. 234.

Page 30: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 29

Thounght (IICT) yang berdiri pada 1372 hijirah atau tahun 1994

masehi.

Sistem operasional akal ilmuan Timur Tengah selalu menjadikan

wahyu sebagai sumber mata air keilmuan. Hal ini sangat berpengaruh pada

ilmuan sesudahnya. Misalnya salah satu contoh pemikiran dakwah Murtada

Husaini melahirkan kode etik tidak terlepas dari kontribusi wahyu sebagai

pijakan keilmuan. Ia berpandangan bahwa semua ilmuan membutuhkan

dalam memproses sebuah ilmu kiblatnya pada kemaslahatan umat manusia

sehingga kecerdasan memahami wahyu, menjelaskan wahyu, dan

membahasakan wahyu perlu disesuaikan dengan daya nalar Manusia.49

Pergerakan dakwah secara akademik dikemukakan oleh Hasan Al-

Banna pada tahun 1712 di Mesir resmi menjadi ilmu pengetahuan. Tokoh

ini terkenal dengan bukunya ikhwanul muslimin (persaudaran Islami).

Tokoh dakwah ini banyak terinpirasi dari pemikiran dakwah Rasyid Ridha,

Hasan Al-Banna dan Sayyid Qutub dalam melakukan pergerakan dakwah

di Mesir.

Pergerakan dakwah secara akademik dikemukakan oleh Syekh Ali

Mahfuz pada tahun 1912 di Mesir resmi menajdi ilmu pengetahuan. Tokoh

ini terkenal dengan Mukunya t}saqa>fatu da’wah (seni menyampaikan

pesan). Tokoh dakwah ini banyak terinpirasi dari pemikiran dakwah Rasyid

Ridha, Hasan Al-Banna dan Sayyid Qutub dalam melakukan pergerakan

dakwah di Mesir.

Dari motif paradigma berpikir sebagai model sistem operasional

keilmuan dan menyikapi motif pergerakan sosial di Timur Tengah dan

Eropa dalam membangun konseptual pergerakan sosial. Karunia Tuhan

dalam bentuk cara berpikir inilah yang perlu dijelaskan sesuai dengan

model yang berkembang di Timur Tengah. Corak berpikir seperti ini

berdampak dalam membangun paradigma keilmuan serta pergerakan sistem

sosial. Ibnu Khaldun: Masyarakat Badui versus Masyarakat Kota.

49Murthada Husaini, Akhlaq Tablig Dar Sirah Nabawiyah diterjemahkan oleh;

Salman Fadhullah dengan Judul; Kode Etik Mubalig: Tuntunan Dakwah Secara Islami (Cet. II; Jakarta: Citra, 2011), h. 3.

Page 31: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 30

5) Paradigma Keilmuan Bangsa Eropa

Paradigma pergerakan sosial seperti ini disebut August Comte yang

dikutip Burhan Bungin sebagai social dinamic dan social statis. Comte

berpendapat bahwa sistem kehidupan manusia memiliki dua spirit yang

berbeda, tetapi keduanya tidak bisa dilepas-pisahkan.50 Kedua potensi ini

sebagai spirit yang kuat memengaruhi prilaku manusia dalam melakukan

pergerkan sosial khususnya dalam aspek pemenuhan kebutuhan dasar,

kebutuhan agama, dan kebutuhan kebudyaan.

Kehidupan suatu kelompok sosial masyarakat sangat dipengaruhi

oleh kebutuhan naluri jiwa dan raga dalam menentukan gerak sosialnya

sesuai perkembangan alam pikiran dan temuan teknologi. Naluri ini yang

mendorongnya untuk menyatukan hidupnya sesuai kecenderungan alam

bawa sadarnya. Menurut J. Devito bahwa struktur sosial itu sangat

ditentukan oleh pola-pola komunikasi yang di input dalam memorinya,

semakin tinggi input informasi positif semakin tinggi pula potensi interaksi

dan pergerakan sosial yang positif begitupula sebaliknya.51 Kecenderungan

gerak sosial ini juga dijelaskan oleh murid Sigmud Preud yang bernama

Carl Gustav Young ahli psikoanalisa bahwa prilaku sesorang sangat

ditentukan oleh alam bawa sadarnya semakin tinggi input data spiritual

dalam otaknya semakin tinggi pergerakan sosial sesuai input data yang

direkam oleh otak manusia.52 Pergerakan sosial terdiri dari tiga model

yakni gerakan sosial secara individu, kelompok, dan massa.

Sejarah dari Gerakan Sosial, Istilah social movements telah

diperkenalkan pada tahun 1850 oleh ahli sosiologi Jerman yang bernama

Lorenz Von Stein dalam bukunya yang berjudul‛ Sejarah Gerakan Sosial

Perancis dari tahun 1789-1850. (History of the French Social Movement

from 1789 to the Present (1850). Charles Tilly Mengklaim bawa gerakan

sosial belum ada sebelum akhir tahun abad ke-18 walaupun tiap element

50H.M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi:Teori, Paradigma, dan Discoursus

(Cet. II; Jakarta: Prenada Media Group, 2009), h. 44

51Josep De Vito, The Hand Book Human Communication (Cet. III; Jakarta: PT.

Gramedia Press, 2001), h. 992.

52Maulana Kurnia Putra, Agama Dan Perubahan Sosial, Sebuah TanggapanPudarnya Kauman (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 22.

Page 32: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 31

seperti kampanye, koalisi gerakan sosial dan WUNC dipertunjukan dalam

sejarah yang panjang, pada akhirnya mereka telah dapat gabungkan

bersama dalam istilah yang disebut social movement.

Gerakan sosial secara akademik dalam ilmu pengetahuan Eropa

pertama kali di England dan North Amerika pada awal abad ke-19

sehingga menjadi terkenal sampai hari ini. Pergerakan sosial dikenal

dengan renaisance. Selain itu pergerkan sosial di perancis, Jerman, dan Iran

sebagai bentuk pergerakan dari social dinamic. Dari sejarah pergerakan

sosial tersebut dapat dipetakan menjadi tiga model yakni gerakan sosial

secara individu, kelompok, dan massa. Tokoh pergerakan sosial di Eropa

yang menggerakkan ilmu pengethuan adalah sebagai berikut;

1. August Comte: Hukum Tiga Tahap

2. Karl Marx: Menuju Masyarakat Komunis

3. Herbert Spencer: Menuju Masyarakat Heterogen

4. Emile Durkheim: Pembagian Kerja dan Solidaritas Sosial

5. Ferdinand Tonnies: Gemeinschaft dan Gesellschaft

6. Max Weber: Perkembangan Rasionalitas Manusia

7. Talcott Parson: AGIL

8. Joseph DeVito dengan teori ekspresinya.

Gerakan tokoh sosial ini sosial mempunyai sumbangan dalam

pengembangan khazanah keilmuan dalam ilmu-ilmu sosial. Karena

banyaknya karya-karya pergerkan sosial dalam penelitian ini mengambil

dua pendapat ahli yang dipillih berdasarkan rumusan masalah yang

diangkat dalam penelitian ini. Karena penelitian ini adalah pegerakan

dakwah yang sangat erat kaitannya dengan pergerakan sosial maka tokoh

kerangka konseptual yang diangkat adalah teori Charles Tilly, Sidney

Tarrow.53 Di kutip oleh syarifudin Charles mengungkapkan bahwa

gerakan sosial itu selalu di motivasi oleh dua kepentingan besar yaitu

faktor kekuasaan dan pemenuhan kebutuhan Dasar.

53Syarifudin, Manajemen Sistem Informasi Dakwah, Tesis yang dipresentasikan

untuk mencapai gelar Magister dalam Ilmu Dakwah dan Komunikasi.

Page 33: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 32

Menurut Charles Tilly, menyatakan bahwa gerakan sosial sangat

dipengaruhi oleh idiologi pemikiran realitas dan kecenderungan beragama.

Pemikiran ini sangat relevan dengan Teori Ekspresi Josep De Vito tokoh

komunikasi Barat yang mengungkapkan bahwa pergerakan informasi

sangat ditentukan tingginya peradaban informasi suatu bangsa.54 Ekspresi

informasi manusia akan dituangkan dalam sebuah tindakan/performance

yang berkelanjutan secara bertahap, pertunjukan/displays dan kampanye

yang dilakukan oleh orang-orang biasa dan mereka membuat tuntutan

secara kolektif terhadap yang lain.

Dalam bulan yang pertama dari tahun 1905 salaj jumlah kaum

pemogok naik lebih sepuluh kali dari jumlah rata-rata saban tahun selama

10 tahun yang lalu (1895-1904), dan dari Januari sampai Oktober 1905

pemogokan-pemogokan terus meluas dan mencapai kebesarannya yang

hebat sekali.

Di bawah pengaruh beberapa keadaan sejarah yang samasekali

khusus, Rusia yang terbelakang adalah yang pertama yang menunjukkan

kepada dunia tidak hanya pertumbuhan, secara melompat-lompat,55 dari

aktivitas yang bebas dari massa yang tertindas di mana revolusi (hal ini

telah terjadi dalam semua revolusi yang besar), tetapi juga makna

proletariat yang secara tidak terbatas sudah melebihi perbandingan jumlah

dengan seluruh penduduk, suatu kombinasi dari pemogokan ekonomi

dengan pemogokan politik, berubahnya pemogokan politik menjadi

pemberontakan bersenjata, lahirnya bentuk baru dalam perjuangan massal

dan organisasi massal klas-klas yang ditindas oleh kapitalisme, yaitu

Sovyet-Sovyet.

Revolusi-revolusi Pebruari dan Oktober 1917 mengakibatkan

perkembangan Sovyet-Sovyet yang menyeluruh dalam rangka nasional, dan

kemudian kemenangannya dalam revolusi proletar, revolusi Sosialis. Dan

sesudah kurang dari dua tahun menjadi nampak sifat internsional dari

54Syarifudin, Manajemen Sistem Informasi Dakwah, Tesis yang dipresentasikan

untuk mencapai gelar Magister dalam Ilmu Dakwah dan Komunikasi.

55Gavin W Jones, Maznah Mohamad, Muslim-Non-Muslim Marriage: Political and Cultural Contestations in Southeast Asia (Cet. III; New York: Sage publishing, 2011), h.

102.

Page 34: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 33

Sovyet-Sovyet, meluasnya bentuk perjuangan dan organisasi ini sampai

pada gerakan klas buruh dunia, dan misi bersejarah Sovyet-Sovyet sebagai

penggali liang kubur, ahli-waris dan pengganti parlemen terisme burjuis,

dan demokrasi burjuis pada umumnya.56

Gerakan sosial berakar dari pendekatan psikologisosial (Stryker,

Owens and White 2000, 1-3; McAdam, McCarthy and Zald 1988,695-97),

dalam bahasan mengenai perilaku kolektif. Pendekatan ini termasuk tipe-

tipe tindakan massa di mana gerakan sosial. Topik-topik gerakan sosial

mengenai hysteria, ketidak-sadaran kolektif, dan orang-orang

yangbertindak irasional, dapat ditemukan dalam karya French Revolution

oleh LeBon, yang mendasarkan pada keterasingan individu, manipulasi

yang dilakukan oleh pemimpin karismatik, dan kehilangan diri dapat

menyebabkan pergerakan sosial kaum tertindas atau kelompok marjinal.57

Crossley dalam hasil penelitiannya pada tahun 2002 menganggap

bahwa tindakan yang harus dilakukan adalah berdasarkan peraturan sosial

yang disertakan ke dalam dunia simbolik, yang diputuskan secara rasional

di antara beberapa pilihan. Menurut Jasper seorang ilmuan komunikasi

mengungkapkan hasil penelitiannya pada tahun 1997 menjelaskan bahwa

gerakan sosial perlu ada suatu sikap yang sederhana walaupun ada

kekacauan yang hanya memberikan sedikit petunjuk untuk membuat

pilihan gerakan sosial yang rasional. Gagasan ini cukup memerikan nuansa

pergerakan sosial di Eropa.

Pada masyarakat Eropa dikenal sebuah teori Gerakan Sosial Baru

(New Social Movement /NSM). NSM merevisi perilaku kolektif yang

berfokus pada individu, seperti menerima bahwa tidak semua pergerakan

dimulai dari keluhan, ketidakteraturan sosial, atau pelaku irasional.

Teoritikus NSM menolak pandangan tradisional Marxist yang menyatakan

bahwa gerakan sosial merupakanrevolusi kelas sosial. Teori NSM (New

Social Movement /NSM) menyatakan bahwa pergerakan dapat

melibatkannorma-norma baru dan identitas kolektif..

56Joseph Chinyong Liow, Islam, Education and Reform in Southern Thailand:

Tradition and Transformation (Cet. III; New York, Sage Publishing, 2011), h. 133

57Joseph Chinyong Liow, Islam, Education and Reform in Southern Thailand:

Tradition and Transformation. h. 133

Page 35: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 34

Lebih dari itu hasil penelitian Cohen and Arato pada tahun 1994

menjelaskan bahwa pergerakan sosial buruh sekarang menunjukkan bahwa

ruang-ruang sayap kiri akan bertambah besar ketika ruang ekspresinya

dipersempit.58 Hal terjadi di Jerman, Inggeris, Italia, Amerika (setidak-

tidaknya, golongan tertentu dari ‚Kaum Buruh Industri Sedunia‛.59

Semua pergerakan sosial yang terjadi di Eropa ini mewarnai konsturksi

ilmuan Eropa.

Perkembangan paradigma keilmuan bangsa Eropa, misalnya gerakan

sosial menurut Pandangan Coser seorang ahli sosiologi Jerman mengutip

pandangan Ralf Dahrendorf bahwa teori kelas dan konflik kelasnya ke

dalam bahasa inggris yang sebelumnya berbahasa Jerman agar lebih mudah

difahami oleh sosiolog Amerika yang tidak faham bahasa Jerman saat

kunjungan singkatnya ke Amerika Serikat (1957- 1958).

Dahrendorf tidak menggunakan teori Simmel melainkan membangun

teorinya dengan separuh penerimaan, separuh penolakan, serta

memodifikasi teori sosiologi Karl Marx.60 Seperti halnya Coser, Ralf

Dahrendorf mula- mula melihat teori konflik sebagai teori parsial,

mengenggap teori tersebut merupakan perspektif yang dapat dipakai untuk

menganalisis fenomena sosial.61 Ralf Dahrendorf menganggap masyarakat

bersisi ganda, memiliki sisi konflik dan sisi kerja sama. Teori konflik

muncul sebagai reaksi dari munculnya teori struktural fungsional.62

Pemikiran yang paling berpengaruh atau menjadi dasar dari teori konflik ini

adalah pemikiran Karl Marx.63 Pada tahun 1950-an dan 1960-an, teori

58Cohen and Arato, the interpersonal change society (Cet. VI; New York, Sage

Publishing, 2011), h. 233

59Cohen and Arato, the interpersonal change society (Cet. VI; New York, Sage

Publishing, 2011), h. 233

60Kamanto Sunarto, Pokok-pokok Pemikiran Durkheim (Cet.II; Jakarta: Pusat

Antar-Universitas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia, 1989. 99.

61William C. Cummings, Manasse Maloko, diterjemahkan oleh: Kamanto Sunarto,

dengan judul: Bangsa Maluku.

62Lewis Coser, Continuities in the Study of Social Conflict. New York: Free Press,

1967. page. 32-70

63Overcoming Conflict (Volume 2): Peace and Development Analysis in Nusa

Tenggara Timur. Jakarta: Kementerian PPN/BAPPENAS-UNDP-LabSosio, 2005.

Page 36: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 35

konflik mulai merebak. Teori konflik menyediakan alternatif terhadap teori

struktural fungsional.64

Pada saat itu Marx mengajukan konsepsi mendasar tentang

masyarakat kelas dan perjuangannya. Marx tidak mendefinisikan kelas

secara panjang lebar tetapi ia menunjukkan bahwa dalam masyarakat, pada

abad ke-19 di Eropa di mana dia hidup, terdiri dari kelas pemilik modal

(borjuis) dan kelas pekerja miskin sebagai kelas proletar. Kedua kelas ini

berada dalam suatu struktur sosial hirarkis, kaum borjuis melakukan

eksploitasi terhadap kaum proletar dalam proses produksi. Eksploitasi ini

akan terus berjalan selama kesadaran semu eksis (false consiousness) dalam

diri proletar, yaitu berupa rasa menyerah diri, menerima keadaan apa

adanya tetap terjaga.

Ketegangan hubungan antara kaum proletar dan kaum borjuis

mendorong terbentuknya gerakan sosial besar, yaitu revolusi. Ketegangan

tersebut terjadi jika kaum proletar telah sadar akan eksploitasi kaum

borjuis terhadap mereka.65 Realitas inilah yang mendorong terjadinya

gerakan-gerakan sosial yang dilakukan oleh lembaga-lembaga sosial.

Selain itu menurut Lofland dua aspek empiris gelombang yang perlu

diperhatikan adalah Pertama aliran tersebut cenderung berumur pendek

antara lima sampai delapan tahun. Jika telah melewati umur itu gerakan

akan melemah dan meskipun masih ada akan tetapi gerakan telah

mengalami proses ‘cooled down’. Kedua, banyak organisasi gerakan atau

protes yang berubah menjadi gerakan sosial atau setidaknya bagian dari

gerakan-gerakan tersebut diatas.

6) Paradigma Keilmuan Bangsa Indonesia

Perkembangan sejarah Indonesia hingga kini ditandai dengan gerakan

sosial. Gerakan tersebut dilakukan secara kolektif oleh masyarakat

pinggiran (ordinary people) yang sepanjang sejarah tidak mendapat

64Kamanto Sunarto, ‚Sosiologi,‛ dalam Manasse Malo (ed.), Pengembangan Ilmu-

Ilmu Sosial di Inonesia sampai Dekade 80-an. Jakarta PAU-IS-UI dan Rajawali Press,

1989.

65Gerard A. Postiglione dan Grace C.L. Mak (eds.), Asian Higher Education: Asian. International Handbook and Reference Guide. (Cet. II; Westport, Conn. London:

Greenwood Press, 1997.

Page 37: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 36

kedudukan sosial, ekonomi dan politik. Para pendukung gerakan ini tidak

berambisi untuk memperoleh kedudukan politik sebagai tujuan akhir

melainkan hanya ingin mengekspresikan perlawanan mereka terhadap

kelompok yang selama ini mengeksloitasinya.

Dalam sejarah Indonesia dicatat bahwa penjajah Belanda dianggap

sebagai kelompok yang mengeksploitasi penduduk pribumi yang mayoritas

adalah kaum petani. Ketika penjajah Belanda bekerjasama dengan golongan

bangsawan atau elit pribumi untuk mengeksploitasi sumber daya alam

maka gerakan sosial juga dilakukan untuk melawan penjajah dan golongan

elit pribumi yang berkuasa. Ketika pemerintah yang berkuasa bekerjasama

atau lebih banyak berpihak pada para pengusaha/kapitalists maka gerakan

sosial juga dilakukan untuk melawan mereka yang memiliki kedudukan

politik dan ekonomi.

Di Indonesia sejarah sosial pertama kali ditulis dalam historiografi

Indonesia oleh sartono kartodirdjo ‚peasant revolt of banten in 1888‛

telah menggunakan pendekatan-pendekatan yang memanfaatkan teori dan

konsep ilmu-ilmu sosial. maka Sejarah Sosial adalah sejarah yang

mengambil fakta sosial/masyarakat sebagai bahan kajian. Tema seperti;

kemiskinan, Perbanditan, Kekerasan, Kriminalitas, yang dapat menjadi

sebuah sejarah.

Organisasi-organisasi ini cenderung selalu berupaya menciptakan

gerakan sosial atau jika organisasinya berbeda maka mereka akan dengan

sabar menunggu pergeseran struktur makro yang akan terjadi (misalnya

krisis kapitalis) atau pertarungan yang akan terjadi antara yang baik dan

yang jahat, atau kedua hal tersebut. Serta menunggu kegagalan fungsi

lembaga sentral, kala itulah gerakan itu bisa dikenali sebagai gerakan

pinggiran, gerakan awal dan embrio gerakan.

Menurut Dewi Wulansari bahwa gerakan sosial bisa terjadi ketika sub

sistem tidak diberi ruang untuk berekspresi.66 Misalnya terjadi pergerakan

atas ketimpangan sosial, ada kesempatan politik antara kaum marginal dan

kaum penguasa, ada Campur tangan negara terhadap kehidupan warga yang

66Dewi Wulansari, Sosiologi dan Konsep dan Teori (Cet. I; Bandung: PT. Refika

Aditama, 2009), h. 126.

Page 38: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 37

terlalu dominan, adanya perkembangan ekonomi yang melahirkan

kemakmuran yang menimbulkan deprivasi ekonomi.67 Dari paradigma

sosiologis tersebut ketika dipotret dari aspek dakwah dan komunikasi

pergerakan nasionalisme dan organisasi agama di Indonesia muncul

bersamaan dengan kebangkitan nasionalisme dan agama di Asia yang

dianggap sebagai reaksi terhadap imperialisme Barat di Indonesia.

Pemikiran ini menggambarkan bahwa pergerakan sosial itu terjadi

dilatarbelakangi oleh beberapa faktor antara lain faktor internal katannya

dengan struktur masyarakat Indonesia atas prilaku imprealisme dan Faktor

eksternal pergerakan keilmuan dunia yang secara langsung maupun tidak

langsung memiliki kontribusi terhadap pergerakan yang melahirkan

perubahan sosial dalam satu wilayah. Pergerakan sosial di Indonesia secara

sistematis dilakukan oleh Budi Utomo dan dua ulama besar yakni KH.

Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asya’ri yang menggerakkan bangsa

Indonesia bangkit di tengah imprealisme di Indonesia.68

Gerakan nasional yang berlangsung di kawasan Asia lainnya

menginspirasi kaum nasionalis Indonesia. Semangat nasionalisme

Indonesia organisasi keagaman seperti NU, PERSIS dan Muhammadiyah

mulai bangkit dan memperlihatkan kekuatan terhadap penjajahan Belanda

pada permulaan abad ke-20. Semangat nasionalisme itu timbul sebagai

reaksi bangsa Indonesia terhadap penjajahan akibat penindasan,

ketidakadilan dan pelanggaran terhadap hak asasi rakyat serta sikap

diskriminasi yang ditunjukkan pemerintah Belanda terhadap rakyat

Indonesia.

Salah satu cara yang dilakukan bangsa Indonesia menghadapi

pemerintah kolonial adalah mendirikan organisasi. Melalui organisasi

dilakukan perjuangan baik berupa tuntutan kepada pemerintah maupun di

kalangan bangsa sendiri. Ada organisasi yang secara tegas menyatakan diri

sebagai organisasi politik seperti Budi Utomo (1908), Sarekat Islam (1912)

67Dewi Wulansari, Sosiologi dan Konsep dan Teori (Cet. I; Bandung: PT. Refika

Aditama, 2009), h. 126.

68Dewi Wulansari, Sosiologi dan Konsep dan Teori (Cet. I; Bandung: PT. Refika

Aditama, 2009), h. 126.

Page 39: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 38

dan Indische Partij (1912).69 Ada organisasi pula yang lebih

menitikberatkan kegiatannya di bidang agama seperti Muhammadiyah

(1912), Al-Irsyad dan Partai Arab Indonesia (1914), Perhimpunan Katolik

Jawi (1925) dan Nahdlatul Ulama (1926), atau di bidang pendidikan seperti

Taman Siswa (1922).70

Pada Tahun 70-an-80-an gerakan-gerakan Islam di Indonesia mulai

mengalami pergerakan yang tidak hanya didominasi oleh gerakan-getakan

pada tahun 20an-30an yang sebelum mengalami kemerdekaan. Gerakan

pada tahun yang dimulai dari tahun 70-an sering disebut dengan gerakan

kontemporer, yaitu gerakan yang muncul dalam suatu setting kehidupan

masyarakat Indonesia yang sedang mengalami proses intensifikasi

modernisasi. Dalam konsep teoritis menurut Shiddiqi konsep barat dan

Islam mengalami perbedaan yaitu dimana Islam tidak semata-mata

mengandung rumusan hubungan probadi antara manusia dengan tuhannya,

melainkna juga rumusan tentang tatanan social kemasyarakatan, politik

dan masih banyak hal lainnya.71

Menurut Deliar Noer, terdapat dua paradigma yaitu Islam tradisional

dan Islam modern yang dilihat dari tiga aspek, diantaranya: Semangat

pemurnian ajaran, Sikap terhadap tradisi berrmazhab, Sikap terhadap

pergerakan dan rasionalitas. Masyarakat Islam Indonesia mulai menyadari

perlunya pergerakan dalam kemajuan Islam. Kemunculan beberapa

gerakan-gerakan di Indonesia untuk merubah konsep gerakan Islam masa

lalau dengan gerakan yang memiliki kompetisi lebih baik untuk dapat

bersaing, Beberapa gerakan yang lahiir di Indonrsia yaitu: Serikat Islam,

Muhammadaiyah, Nahdatul Ulama dan gerakan lainnya yang dapat

memajukan Islam. Dalam setiap gerakan memiliki perbedaan cirri-ciri dan

konsep sendiri.

69 Mitsuo Nakamura, Islamic Higher Education and Indonesia: Higer Education

Polici vol. 6. N0.2 1993.

70Nor Huda, Islam Nusantara: Sejarah Sosial Intelektual Islam Indonesia (Cet. I;

Yogyakarta: Arrus- Media, 2013), h. 142.

71 Mitsuo Nakamura, Islamic Higher Education and Indonesia: Higer Education

Polici vol. 6. N0.2 1993.

Page 40: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 39

a) Gerakan Serikat Islam ( SI)

Sebelum menggunakan nama Sarekat Islam, organisasi ini bernama

Saarekat Dagang Islam (SDI), yang didirikan oleh Wirjodikoro yang

setelah menunaikan ibadah haji bernama Haji Samanhudi di Solo pada

akhir 1911. Sebenarnya ada pula sebagian pendapat yang mengatkan bahwa

SDI telah berdiri pada tahun 1905. Tujuan SDI adalah memajukan

perdagangan, melawan monopoli Toinghoa dan memanjukan Agama Islam.

Karena itulah, SDI disebut gerakan nasionalistis-religius-ekonomis.

Perkembangan sarikat Islam dibagi menjadi 4 periode, yaitu;

1) Periode 1911-1916; Serikat Islam yang didirikan di Solo pada tanggal

11 November 1911 ini tumbuh dari organisasi yang dahulunya

bernama Serikat Daganag Islam( SDI).. Terdapat 2 sebab didirikan

organisasi ini, pertama , terjadinya kompetisi yang meningkat dakam

bidang perdagangan batikt erutama dengan golongan Cina dan sikap

superioritas orang-orang Cina terhadap orang Indonesia dengan

sehubungnya keberhasilan revolusi Cina(1911). SI di Solo dengan

tujuan menjadikan benteng bagi orang-orang Indonesia yang

umumnya pedangang batik. Periode pertama ini ditandai

permasalahan-permasalahan organisasi termasuk mencari pemimpin,

penyusun anggaran dasar dan hubungan antar organisasi pusat dengan

organisasi daerah. Hal itu berhasil dilakukan sehingga jalan itu

berhasil samapi mencapai tahun 1916-1921., Si banyak didirikan

disetiap daerah-daerah yang ada di Indonesia.

2) Periode 1916-1921; Organisasi periode ini mengalami sedikit

kestabilan sebab Si banyak memperhatikan masalah-masalah yang

terjadi, pertemuan-pertemuan yang dilakukan saat itu disebut kongres

saja dan kongres nasional. Menjelaskan pemakaian kata ‚nasional‛,

Tjokroaminoto berkata bahwa ia merupakan suatu usaha untuk

‚meningkatkan‛ seseorang pada tingkat natie (bangsa) usaha pertama

untuk berjuamg menunt pemerintah sendiri atau sekurang-kurangnya

agar orang-orang Indonesia diberikan hak untuk mengemukakan

Page 41: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 40

suaranya dalam masalah-masalah politiknya.72 Sifat pollitik dari Si

ini dirumuskan dalam‛ Keterangan Pokok‛(Asas) dan Program kerja.

Pokok ini mengemukakan kepercayaan Central SI bahwa ‚agama

Islam itu membuka rasa pikiran prihal persamaan derajat manusia

sambil menjunjung tinggi kepada kuasa negri‛ dan bahwasanya Islam

sebaik-baiknya agama buat mendidik budi pekertinya rakyat. Dalam

mencapai maksud dan tujuan ini Central SI mencari kerjasama dan

saling membantu dengan pihak-pihak yang menyetujuinya

3) Periode 1921-1927; Merupakan suatu pergerakan SI didalam

perkembangannya: pertama, dijumpai pergerakan pada Keterangan

Asas dari partai. Kedua dicatat suatu perpecahan dengan kalangan

PKI. Ketiga ialah penahanan terhadap Tjokroaminoto oleh

pemerintah yang menyebabkan alas an utama untuk mengambil

‛polotik hijrah‛ pada tahun berikutnya.73 Penahanan ini merupakn

kejadian yang sangat berpengaruh bagi perkembanganya partai

4) Periode 1027- 1942; Dalam tahun 1927 periode transisi untuk

mendirikan Partai Sarekat Islam dan menghapuskan striktur lama

selesai. Ini tidak berarti bahwa dalam periode trakir ini masalah-

masalah stuktur tidak lagi dipersoalkan. Tetapi perhatian lebih

banyak ditujukan kapada persoalan –persoalan teori dan falsafah

seperyi yang tercermin oleh Tafsir Asas dan Politik Hijrah,

dibandingkan dengan periode sebelumnya. Suatu penyebab lain yang

menyebabkan pecahnya SI adalah keputusannya pada tahun 1927

untuk mengeluarkan semua anggota-anggota Muhammadiyah dari

lingkungannya. Pembentukan PNI oleh Sukarno menantang

kedudukan SI ataupun kepemimpinan Islam umumnya dalam rangka

pergerakan perjuangan kemerdekaan. Posisi yang penting sari

pemimpin-pemimpin PNI di dalam pergerakan kemerdekaan

menyebabkan terjadinya dua sayap di dalm lingkungan gerakan itu,

72Nor Huda, Islam Nusantara: Sejarah Sosial Intelektual Islam Indonesia (Cet. I;

Yogyakarta: Arrus- Media, 2013), h. 141

73Mitsuo Nakamura, Islamic Higher Education and Indonesia: Higer Education

Polici vol. 6. N0.2 1993.

Page 42: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 41

yaitu nasionalis Islam disatu pihak, dan nasionalis yang netral agama

dipihak lain.

b) Gerakan Sosial Sarekat Islam

Berpangkal pada keyakinan bahwa agama Islam adalah agama Allah,

perumusan asas mengingatkan pada ketuhanan dan kesucian Quran, dan

bahwa dengan ini, bila umat berpegangan kepadanya, persatuan akan dapat

terwujud.

Pemerintah yang dicita-citakn oleh partai ini ialah pemerintah ‚yang

kekuasaannya bersandar pada kemauan rakyat, yang menyatakan

sepenuhnya suaranya dalam suatu Majelis Syura, berupa Majelis

Permusyawaratn Rakyat, majelis Parlemen atau lain-lainnya serupa itu,

yang susunannya harus bersandar atas dasar asas-asas demokrasi yang

seluas-luasnya. Dalam Islam Negara berada ‚ didalam genggaman sekalian

orang rakyat (umat) yang semuanya bertakluk dan menurut Satu Hukum

yaitu Qur’an dan Hadist.

Pada umumnya PSI memikirkan pemecahan persoalan ekonomi dan

social dengan menghubungkannya dengan pedoman-pedoman yang bersifat

etis dan juga menolak perbedaan deraj manusia dalam pergaulan hidup

bersama dan dalm hokum, mengakui persamaan harga antara laki-laki dan

perempuan, dan antara suami-istri. Pendidikan hendaklah bersandarkan

asas kebangsaan berdasrkan Islam.74

Dalam bidang agama, pertai berusaha untuk tidak membesar-

besarkanperselesihan khilafahnya serta perkat furu, karena perselisihan ini

menyebabkan tumbuhnya perpecahan serta lemahnya umat. Ia menolak

campur tangannya pihak bukan Islam dalam soal ibadat, dan menuntut

hapusnya semua peraturan yang menghambat perkembangan Islam.

c) Gerakan Sosial Muhammadiyah

Gerakan Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi social Islam

di Indonesia sebelum PD II . Muhammadiyah merupakan lembaga

pendidikan bersifat permanan yang didirikan 18 November 1912 oleh Kyai

74Mukti Ali, Modernisme Politik Keagamaan (Cet. I; Jakarta: Prenada Media

Group, 2011), h. 212.

Page 43: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 42

Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta yang merupakan saran dari murit-

muritnya dan anggaota Budi Utomo .Organisasi ini dari tahun-tahun

pertama tidak mengadakan pembagaian uelas antar anggota dalam

kegiatannya, hal ini disebabkan oleh ruang gerak yang masih sangat

terbatas( sekurang-kurangnya 1917) di daerah Kauman, Yogyakarta saja.

Ahmad Dahlan aktif dalam bertabliq, mengajar di sekolah Muhammadiyah,

memberikan bimbingan pada masyarakat agar melakukan kegiatan seperti

shalat dan memberikan bantuan pada fakir miskin dengan mengumpulkan

dana dan pakaian untuk mereka. Sifat social pendidikan dari

Muhammadiyah memang sudah diletakkan saat ini.75

Daerah operasi organisasi Muhammadiyah mulai diluaskan setelah

tahun 1917, saat itu Budi Utomo melakukan kongres di Yogyakarta dan

Ahmad Dahlan member keindahan kogres itu dengan melalui tabliq yang

dilakukannya sehingga pengurus Muhammadiyah menerima permintaan

dari berbagai tempat di Jawa untuk mendirikan cabang-cabang. Anggaran

dasar organisasi ini yang membatasi diri dari pada kegiatan-kegiatan di

Yogyakarta saja haruslah diubah. Hal itu dilakukan tahun 1920 saat bidang

kegiatan Muhammadiyah diluaskan ke seluruh pulau Jawa dan tahun

berikutnya (1921) ke seluruh Indonesia.

Perluasannya dipermudah dengan adanya beberapa faktor. Ahmad

Dahlan melakukan dengan cara mberpropoganda dengan mmperlihatkan

toleransi dan pengertian kepada pendengarnya yang memberikan sambutan

yang memuaskan. Masyarakat yang mengenal pembaharuan I Mesir

melihat juga pada Muhammadiyah sebagai jalan untuk menyebarkan

pemikiran-pemikiran pembaharuan di Indonesia. Pembaharuan yang

mulanya dilakukan oleh Ahmad Dahlan yaitu : tentang praktek-pratek

lahiriyah seperti kib;lat dan kebersihan, kebudian dirangsang oleh

oemikiran dari pembaharu Mesir dan diperluaskan secara lambat laun pada

masalah-masalh fundamental dari masyarakat dan umat Islam, selanjutnya

tentang persoalan apakah ijthad telah tertutup atau masih terbuka.

75Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Tmur Tengah dan Modernisme Politik Keagamaan (Cet. II; Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h. 12.

Page 44: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 43

Adapun langkah pembaruan yang bersifat ‛reformasi‛ ialah dalam

merintis pendidikan ‛modern‛ yang memadukan pelajaran agama dan

umum. Menurut Kuntowijoyo, gagasan pendidikan yang dipelopori Kyai

Dahlan, merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek

‛iman‛ dan ‛kemajuan‛, sehingga dihasilkan sosok generasi muslim

terpelajar yang mampu hidup di zaman modern tanpa terpecah

kepribadiannya (Kuntowijoyo, 1985: 36). Lembaga pendidikan Islam

‛modern‛ bahkan menjadi ciri utama kelahiran dan perkembangan

Muhammadiyah, yang membedakannya dari lembaga pondok pesantren

kala itu. Pendidikan Islam ‚modern‛ itulah yang di belakang hari diadopsi

dan menjadi lembaga pendidikan umat Islam secara umum.76

Kepeloporan pembaruan Ahmad Dahlan yang menjadi tonggak

berdirinya Muhammadiyah juga ditunjukkan dengan merintis gerakan

perempuan ‘Aisyiyah’ tahun 1917, yang ide dasarnya dari pandangannya

agar perempuan muslim tidak hanya berada di dalam rumah, tetapi harus

giat di masyarakat dan secara khusus menanamkan ajaran Islam serta

memajukan kehidupan kaum perempuan. Langkah pembaruan ini yang

membedakan Ahmad Dahlan dari pembaru Islam lain, yang tidak dilakukan

oleh Afghani, Abduh, Ahmad Khan, dan lain-lain (mukti Ali, 2000: 349-

353). Perintisan ini menunjukkan sikap dan visi Islam yang luas dari

Ahmad.77 Dahlan mengenai posisi dan peran perempuan, yang lahir dari

pemahamannya yang cerdas dan bersemangat tajdid, padahal dari Kauman

ini tidak bersentuhan dengan ide atau gerakan ‛feminisme‛ seperti

berkembang sekarang ini. Artinya, betapa majunya pemikiran Kyai Dahlan

yang kemudian melahirkan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam murni

yang berkemajuan.

Kelahiran Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan cerdas dan

pembaruan dari pendirinya, Ahmad Dahlan, didorong oleh dan atas

pergumulannya dalam menghadapi kenyataan hidup umat Islam dan

masyarakat Indonesia kala itu, yang juga menjadi tantangan untuk dihadapi

76Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Global dan Islam Lokal Nusantara, (Cet. II;

Bandung: Mizan, 2002), h. 23.

77Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Global dan Islam Lokal Nusantara, (Cet. II;

Bandung: Mizan, 2002), h. 26.

Page 45: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 44

dan dipecahkan. Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya

Muhammadiyah ialah antara lain:

Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah

Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat,

yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat

dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar

kemurniannya lagi

Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari

tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang

kuat; Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam

memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi

tuntutan zaman.

Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit,

bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme,

formalisme, dan tradisionalisme; keinsyafan akan bahaya yang mengancam

kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan

misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan

pengaruhnya di kalangan rakyat Gerakan Nahdatul Ulama.

d) Gerakan Sosial Nahdlatul Ulama

Protes luar biasa pun muncul di Indonesia, ketika bulan Januari 1926

ulama-ulama Ahlussunnah wal Jammah di Indonesia berkumpul di

Surabaya untuk membahas pergerakan ajaran di dua kota suci itu. Dari

pertemuan tersebut lahirlah panita Komite Hijaz yang diberi mandat untuk

mengahadap raja Ibnu Sa’ud guna menyampaikan masukan dari ulama-

ulama Ahlussunah wal Jamaah di Indonesia. Akan tetapi karena belum ada

organisasi induk yang menaungi delegasi Komite Hijaz, maka pada tanggal

31 Januari 1926, ulama-ulama Ahlussunnah wal Jamaah Indonesia kembali

berkumpul dan membentuk organisasi Induk yang diberi nama Nahdlatul

Ulama dengan Rois Akbar KH. Hasyim Asy’ari.78

78Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942. (Cet. I; Jakarta :

PT Djaya Pirusa, 2001), h.55.

Page 46: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 45

Setelah terbentuk, komite Hijaz mengirimkan delegasi sebagai utusan

NU menghadap Raja Saudi. Delegasi yang dipimpin oleh KH. Wahab

Hasbullah ini mengajukan protes atas langkah kerajaan Saudi yang

meminggirkan madzhab empat, menggusur petilasan sejarah Islam,

melarang tawassul, melarang ziarah kubur dan lain-lainnya dengan alas an

anti syirik dan bid’ah.

Kelahiran NU merupakan muara perjalanan panjang sejumlah ulama’

pondok pesantren di awal abad 20 yang berusaha mengorganisir diri dan

berjuang melestarikan ajaran Islam Ahlussunnah Waljamaah, sekaligus

mengobarkan semangat nasionalisme melawan colonial Belanda. Sesuai

visinya, diharapkan NU menjadi wadah tatanan masyarakat yang

sejahtera,berkeadilan dan demokratis bagi jutaan anggotanya. Hal ini

diwujudkan dengan mengupayakan system kebijakan yang menjamin

terwujudnya masyarakat sejahtera, melakukan pemberdayaan dan advokasi

masyarakat serta menciptakan Ahlaqul Karimah.

D. Motif Pergerakan Sosial

Pergerakan sosial terdiri dari motif ekonomi, motif (Politik)

kekuasaan, dan Motif Agama. Gerakan sosial ini dapat terjadi secara

individu, organisasi, dan kelompok yang dilakukan secara massal. Gerakan

sosial ini dapat ditemukan di tengah masyarakat ketika terjadi kontal sosial

antar lembaga, dan sosial. Kontak sosial itu bisa berupa kontak pemikiran,

budaya, nilai, dan agama. Gerakan sosial kelompok ini secara sosiologis

dilakukan oleh partai politik, ormas-ormas, LSM, dan para ilmuan di

perguruan tinggi yang memiliki keilmuan tinggi sehingga ia menjadi

central pergerakan sosial di tengah masyarakat.

Pembatasan ruanglingkup kajian tentang perubahan sosial dapat

dilihat dari aspek definisi misalnya Perubahan sosial menurut Kingsley

Davis dan Selo Soemarjan adalah; perpindahan keyakinan, nilai, pola

Kuntowijoyo, Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar Offset Penyunting, 1994).

Abdul Aziz, Imam Thoikhah, Sutarman Gerakan Islam Kotemporer Di Indonesia.

Jakarta : Diva Pustaka Jakarta (2004)

Page 47: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 46

hidup, pemikiran, ideologi, fungsi, cara hidup, suatu struktur dan lembaga

sosial masyarakat.79 tindakan atau agitasi terencana yang dilakukan oleh

seorang tokoh dan sekelompok masyarakat disertai program terencana

untuk melestarikan suatu ajaran, pemikiran, sosial, budaya dan agama.80

Dari pengertian secara etimologi dan terminologi tersebut dapat

definiskan bahwa pergerakan dakwah adalah upaya sistematis dan

terencana dengan dorongan kebutuhan dasar, keyakinan, ideologi,

pemahaman yang dikonstruksi secara interen dan eksteren untuk tujuan

tertentu yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas dapat digambarkan

bahwa perubahan sosial dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor

antara lain adanya perubahan struktur sosial, perubahan secara ekologi, dan

perubahan akibat imprealisme budaya global yang memiliki kekuatan

dalam merubah cara pandang manusia akibat perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi.

Dengan demikian perlu dijelaskan apa sebab penyebab terjadinya

perubahan sosial sebagai landasan teori perubahan sosial. Dari teori inilah

dapat diketahui faktor pendorong terjadinya perubahan sosial, faktor

penghambat terjadinya perubahan sosial, proses perubahan sosial, bentuk

perubahan sosial, dan apa perlunya perubahan sosial. Berikut ini pandangan

para ahli sosiolog penyebab terjadinya perubahan sosial.

Penyebab terjadinya perubahan sosial menurut para ahli. Perubahan

sosial menurut Raymond Firth pada tahun 1960 disebutkan bahwa

perubahan sosial terjadi ketika ada seseorang hendak memiliki wilayah,

memperoleh kebutuhan dasarnya serta terjadinya perubahan iklim akibat

bencana alam. Pandangan ini relevan dengan hasil penelitian Alvin L.

Betrand pada tahun 1980 bahwa perubahan sosial terjadi ketika terjadi

79Kingsley Davis, Human Society, (Cet. III; New York: The Mc Company Sage

Publishing, 2006), h. 221.

80Kamanto Sunarto, Sosiologi Kelompok, (Cet. I; Jakarta: Pusat Antar-Universitas

Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia, 1992), h. 98.

Page 48: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 47

kontak sosial, adanya perubahan ide/gagasan atau keyakinan baik secara

fisik dan nonfisik.81

Pemikiran ini juga sesuai dengan hasil temuan dari Robert Sutheland

yang dikutip oleh Astrid Susanto pada tahun 1985 mengungkapkan bahwa

perubahan sosial itu ketika ada temuan teknologi baru yang diadopsi dalam

sistem pekerjaan seperti alat komputer sebagai fasilitas sosial untuk

melakukan interaksi sosial.82 Dari pandangan para ahli ini dapat

digambarkan bahwa perubahan sosial dapat terjadi ketika ada

negara/bangsa/suku yang lebih dominan dari aspek ilmu pengetahuan

science dan teknologi.

Dengan demikian dapat asumsikan bahwa sebab-sebab terjadinya

perubahan sosial karena adanya pengaruh dari faktor interen terjadi

kesenjangan sosial dan faktor eksternal yang memiliki peradaban tinggi

sehingga melakukan eksvansi ke negara lain sebagaimana para imprealisme

global datang ke Indonesia. Para imprealisme global yang memberikan

perubahan sosial di Indonesia adalah bangsa Portugis, Belanda, Jepang,

Cina, Arab, Inggris, dan Spanyol.

Pendorong terjadinya perubahan sosial di Indonesia disebabkan motif

ekonomi, motif (Politik) kekuasaan, motif agama oleh para imprealisme

global yang memberikan perubahan sosial di Indonesia. Bangsa Portugis,

Belanda, Jepang, Cina, Arab, Inggris, dan Spanyol. Selain itu beberapa

pendorong terjadinya perubahan sosial antara lain;

a. Adanya kontak sosial dengan kebudayaan lain; Pendorong terjadinya

perubahan sosial adanya difusi(diffusion) sehingga terjadi penyebaran

unsur-unsur kebudayaan secara personal dari masyarakat tradisional

ke masyarakat moderen. Faktor difusi ini akan melahirkan gerakan

sosial sebagai bentuk peradaban baru yang dipublikasikan kepada

masyarakat secara luas khususnya yang berkaitan dengan

penggunakan teknologi baru dalam berbagai aspek kehidupan

manusia.

81Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Global dan Islam Lokal Nusantara, (Cet. II;

Bandung: Mizan, 2002), h. 23.

82Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Global dan Islam Lokal Nusantara, (Cet. II;

Bandung: Mizan, 2002), h. 23.

Page 49: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 48

b. Adanya sistem pendidikan formal yang maju; Faktor Pendorong

terjadinya perubahan sosial ketika suatu masyarakat melahirkan

sistem pendidikan yang maju dalam aspek science teknologi. Selain

itu adanya sistem pendidikan dengan konsep kurikulum baru sehingga

melahirkan daya kritis sosial terhadap pergerakan sosial yang tidak

sesuai dengan sistem pendidikan yang diberlakukan untuk

meningkatkan sistem kerja baru dalam dunia pendidikan formal.

c. Adanya sikap menghargai hasil karya orang lain; Pendorong

terjadinya perubahan sosial ketika adanya budaya yang lahir di

tengah masyarakat memberikan penghargaan kepada masyarakat

yang berpretasi sehingga dapat memengaruhi orang lain memiliki

daya dorong untuk melakukan perubahan sosial.

d. Toleransi dengan perbuatan-perbuatan yang menyimpang; Adanya

komposisi penduduk yang heterogen dan ketidak puasan masyarakat

terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.

e. Adanya ketidak puasan masyarakat terhadap sikap pemerintah dan

migran dan aliran transnaional. Adanya pengaruh eksternal dari aspek

food, fashion, dan fan;

1) Kemanusian mempunyai kemampuan untuk kembali memajukan

sebuah kebenaran masyarakat dunia, satu diantaranya adalah

sebuah refleksi pada nilai-nilai sosial universal dan nilai-nilai

lingkungan hidup melalui penghormatan terhadap perbedaan. Hari

ini,pengumpulan kekayaan kita dan kemampuan secara teknologi

dapat mengatasi kejahatan kemiskinan,perangdan perusakan

lingkungan hidup. Pilihan kita buat sekarang dan keputusan

kritikal nanti.

2) Sebagai individu,kita semua anggota dari masyarakat dunia seperti

berpartisipasi dalam persekutuan olah raga, kelompok gereja,

kelompok-kelompok buku atau aktivitas organisasi apa saja

dengan tetangga kita. Warga dunia termasuk tindakan komunitas

oleh individu-individu, asosiasi-asosiasi/perkumpulan, yayassan,

kelompok kepercayaan,organisasi non profit yang sudah aktif pada

level global (diawali dalam bentuk sejak kerjanya para

mesionaris).

Page 50: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 49

3) Alasan untuk meningkatkan anggaran adalah rumit,tetapi beberapa

faktor penting seperti: Permintaan publik membayar kegagalan

dari institusi lain yang dialamatkan pada masalah-masalah

kemasyarakatan dan sebuah penolakan dalam kebenaran publik

dari pemerintah dan corporasinya. Pertumbuhan ekonomi dan

tumbuhnya komitmen kelas menegah pada pengembangan

ekonomi dan Kebanggan oleh negara formal untuk terhadap

peranan sivil society,dalam artian untuk memperkuat kepercayaan

bahwa sebuah sistem pasar kesehatan adalah berhubungan dengan

fungsi-fungsi demokrasi dan sebaliknya,tergantung pada kekuatan

civil society.83

4) Secara psikologi orang merespon pada pengurangan isolasi dunia

dari beberapa campuran ketakutan dan harapan Ketika ketakutan

mendominasi, ini mengarah pada chauvinisme,rasisme,gerak

kembali kedalam perlindungan kantong-katong dan rencana solusi

secara militer. Ita dapat juga untuk gerakan fundamentalis

minyak/solar bahwa menyerahkan dukungan kembali dan jawaban

yang sederhana adalah untuk meningkatkan kebingungan dunia.

Ketika harapan lebih kuat, aspirasi orang-orang sangat kuat untuk

mendorong mereka untuk mendukung/mempertahankan

pertanggungjawaban moral pada mereka yang mengikuti kemanusia dan

pada kehidupan komunitas yang besar.Secara terbatas pengembangan

budaya baru memanifestasikan pertumbuhan kesadaran bahwa satu

kepentingan pribadi yang sempit adalah tergantung pada kepentingan

ekological dan sosial secara umum.

Secara akademik sejarah pergerakan sosial diawal abad ke-19 ada

kampanye yang diorganisir oleh kaisar romawi yang mewakili lembaga

keagamaan untuk mengakhiri perdagangan perbudakan, dan peran ilmuan

yang menemukan bukti atau fakta-fakta baru tentang ilmu bumi. Selain itu

pergerakan sosial yang dilakukan oleh para ilmuan dengan hasil

83 Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Global dan Islam Lokal Nusantara, (Cet. II;

Bandung: Mizan, 2002), h. 23.

Page 51: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 50

penelitiannya memberikan gerakan sosial secara organisasi dan merupakan

kekuatan pertama oleh organisasi civil society menggunakan pengaruh

pada kebijakan global.84

Gerakan sosial termasuk istilah baru dalam kamus ilmu-ilmu sosial.

Awal dari diskusi kelompok ini kami memulainya dengan definisi dari

gerakan social. Disini kami mengambil dua pendapat ahli yang kami pillih

berdasarkan pada yang kami temukan yaitu: Charles Tilly, Sidney Tarrow.

Menurut Charles Tilly, menyatakan bahwa gerakan sosial adalah sebagai

sebuah tindakan yang berkelanjutan secara bertahap, pertunjukan/ displays

dan kampanye yang dilakukan oleh orang-orang biasa dan mereka membuat

tuntutan secara kolektif terhadap yang lain. Pada intinya dapat dikatakan

bahwa gerakan social adalah sebuah kendaraan besar untuk orang-orang

biasa untuk berpartisipasi dalam public politik.

Sedangkan menurut Sidney Tarrow,menyatakan bahwa gerakan

social sebagai tantangan kolektif/bersama(kepada elit, otoritas, kelompok

lain atau peraturan budaya) oleh orang-orang yang mempunyai tujuan yang

umum dan solidaritas dalam interaksi yang berkesinambungan dengan elit,

oposisi dan otoritas.Tarrow membedakan secara khusus gerakan social dari

partai politik dan kelompok kepentingan.85 Arti dari Gerakan sosial:

a) Adalah jenis dari kelompok action. Mereka sebagian besar adalah

dari kelompok informal yang terdiri dari individu dan/atau

organisasi berfokus khusus pada politik atau isyu-isyu sosial.

Dengan kata lain mereka menghendaki perubahan.

b) Gerakan sosial moderen menjadi mungkin pendidikan(bacaan/buku,

peningkatan mobilitas gerakan buruh pada erah

industralisasi.Terkadang orang berargumentasi bahwa karena

adanya kebebasan berpendapat, ketergantungan ekonomi.

84Ceramah Umum Azyumardi Azra Tentang Jaringan Ulama Global dan Islam

Lokal Nusantara, (Cet. II; Bandung: Mizan, 2002), h. 23.

85 Ceramah Umum Azyumardi Azra Tentang Jaringan Ulama Global dan Islam

Lokal Nusantara, (Cet. II; Bandung: Mizan, 2002), h. 23.

Page 52: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 51

Ilmu politik dan sosiologi telah mengembangkan berbagai jenis teori

dan penelitian impiris pada gerakan sosial, sebagai contoh ada beberapa

penelitian dalam ilmu politik menggaris bawahi hubungan antara gerakan

popular movement dengan formulasi partai politik baru, demikian juga

seperti diskusi mengenai fungsi dan gerakan sosial berhubungan dengan

agenda setting dan pengaruh politik. Sekelompok orang dengan ideology

yang umum, mereka mencoba bersatu untuk mencapai tujuan umum yang

pasti.

Kajian ini memberikan batasan ‚Unsur-Unsur Dakwah dan

Komuniaksi‛ sebagai perspektif dengan melakukan pemetaan pergerakan

sosial berdasarkan konstruksi keilmuan yang berkembang yang

dideskripkan dalam tabel berikut ini;

Dakwah/

Komuniaksi

Ilmuan Timur

Tengah

Ilmuan Eropa Ilmuan Indonesia

Kredibilitas

Informan/Dai

Paham Al-Quran

dan Sunnah

Kredibilitas dan

Paham Etika/Moral

Kredibilitas dan paham

Al-Quran dan Sunnah

Materi/ Maddah Tekstual,

Kontekstual

Kebutuhan hidupa

Manusia

Kolaborasi Agama dan

Ilmu Pengetahuan

Metode/Manhaj Konstruksi sosial

lewat pergerakan

dakwah

Pemikiran,

Konstruksi sosial

lewat Teknologi

Informasi dan

Komunikasi

Organisasi/Lembaga

sosial keagamaan

Dampak/Atsar Akhalaq Al-

Karimah

Materialsime dan

Kapitalisme,

Hedonisme

Islam keindonesia yang

tertuang dalam pancasila

E. Kerangka Teoritis

1. Pengertian Teori

Kedudukan Teori Dalam Penelitian dalam perspektif Jonathan Turner

teori dalam ilmu sosial adalah suatu penjelasan sistematis tentang hukum-

hukum dan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati, yang berkaitan

dengan aspek khusus dari kehidupan manusia.86 Neuman (1997): teori

dalam ilmu sosial adalah suatu sistem gagasan dan abstraksi yang

memadatkan dan mengorganisir berbagai pengetahuan manusia tentang

86Jonathan Turner, the Handbook Theory Dalam Babbie (New York: Sage

Publishing,1992), h. 86.

Page 53: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 52

dunia sosial sehingga mempermudah pemahaman manusia tentang dunia

sosial.87

Pengertian teori dalam penelitian ini adalah sistem sebuah proses yang

saling berhubungan secara sistematis tentang suatu fenomena kontak sosial

secara alamiyah alamiah. Teori Teknologi Informasi Dakwah adalah; Ilmu

yang menjelaskan strategi transformasi pesan yang bersumber dari Al-Quran

dan Sunnah dengan pendekatan Iman, Islam, dan Ihsan dalam mengungkap,

menjelaskan dan mendeskripsikan fakta sosial. Fungsi dari teori dalam

penelitian antara lain;

a) Menyederhanakan penjelasan tentang gejala sosial

b) Prediksi dan berkaitan dengan penelitian, teori memberikan

kerangka dalam melihat dan memahami permasalahan penelitian.

c) Teori menyediakan konsep-konsep yang relevan, asumsi-asumsi

dasar yang bisa digunakan, membantu dalam mengarahkan

pertanyaan penelitian yang dapat diajukan dan membimbing kita

dalam memaknai data.

Realitas sosial sebagai objek lahirnya teori diproduksi melalui

pengamatan dan penelitian spirit Ketuhanan, kemanusiaan, dan alam

semesta melalui produksi, simbol dan definisi, paradigma ini berbeda

dengan paradigma yang dikembangkan oleh para ilmuan sebelumnya.

Misalnya kebanyakan di dalam ilmu sosial konsep ini lebih diekspresikan

dengan kata-kata tidak melalui simbol-simbol. Menurut Neuman kata-kata

juga merupakan simbol karena bahasa itu sendiri adalah simbol.88

Paradigma Neuman ini juga relevan dengan paradigma dari Jurgen

Habermas yang berhubungan dengan proposisi, karena proposisi

membentuk teori.89 Teori terdiri dari konsep dan hubungan dan tujuan-

tujuan berikut ini.

a) Memberikan pola interpretasi data.

87Neuman, Method Research the Handbook Theory (New York: Sage Publishing,

1997), h. 516.

88W Laurence Neuman, Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approaches.

4th edition (Cet. I; Needham Heights, 2000), h. 22.

89Jurgen Habermas, The Theory of Communicative Action Volume 2: Lifeworld and System:

A Critique of Functionalist Reason (Cet. I; Sage Publishng, 2007), h. 92.

Page 54: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 53

b) Menghubungkan satu kajian dengan kajian lain

c) Menawarkan kerangka kerja sehingga konsep dan variabel

mendapatkan signifikansi yang khusus

d) Memandu menginterpretasi makna yang lebih luas dari temuan

bagi diri dan lainnya.90

Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran

“pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan”

bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat

saling berhubungan.91 Paradigma ini menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan

itu adalah seprangkat metode yang dilakukan secara kuwantitatif dan

kualitatif untuk menjelaskan sebuah fenomena yang dilakukan melalui

proses ontologi, epistemologi dan aksiologi.

Dari paradigama para ahli komunikasi tersebut dapat disimpulkan

bahwa tujuan ilmu pengetahuan itu adalah tiga yakni penjelas,

mempermudah, dan berguna bagi kehidupan manusia. Ini cara para ilmuan

Eropa tetapi cara pandang dalam teori ilmu teknologi informasi dakwah

bertujuan menjelaskan, mentransformasikan, membahasakan,

mengkomunikasikan pesan-pesan Al-Quran dan Sunnah melalui teknologi

untuk memudahkan daya nalar manusia dalam mempermudah menata hidup

dan masa depannya di dunia dan akhirat.

Sangat disadari bahwa tujuan dari ilmu pengetahuan itu adalah

mendidik manusia menjadi mandiri dalam menata kehidupannya di dunia

dan akhirat. Untuk menjelaskan persoalan yang abstrak membutuhkan ilmu

pengetahuan dalam mencapai kesejahteraan umat dari aspek jiwa dan raga.

2. Kerangka Konseptual

Ilmu Teknologi Informasi Dakwah lahir dari hasil penelitian disertasi

Syarifudin yang dipresentasikan pada tanggal 29 Agustus 2012 di

Universitas Alauddin Makassar. Ilmu Teknologi Informasi Dakwah (TID)

pada prinsipnya terinpirasi dari ilmu Teknologi Informasi, tetapi secara

90Jurgen Habermas, The Theory of Communicative Action, Volume 1: Reason and the

Rationalization of Society (Cet. I; Random House Inc Publish Date: Mar 1985), h. 291.

91Robert Hagedorn end Labovitz, Introduction to Ssocial Research (Cet. II; Sanford

Labovitz, Sanford lihat dalam John W Creswell, Research Design: Qualitative & Quantitative

Approach, (London: Sage Publishing, 1993), h. 120

Page 55: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 54

genetik keilmuan ilmu Teknologi Informasi Dakwah (TID) yang melahirkan

teori baru yakni teori AISYATEK ini pengembangan atau lahir ilmu

Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam telah

lama tetapi kurang mampu menyelesaikan semua persoalan dakwah

sehingga diperlukan ilmu yang secara spesifik bergelut dengan media

teknologi komunikasi.

Secara historis keilmuan para Ilmu komunikasi penyiaran Islam lebih

banyak digunakan dalam penyebaran dakwah bi al-Lisan, bi al-Qalam, dan

bi al-Hal dalam mengkomunikasikan dan membahasakan pesan-pesan al-

quran dan Sunnah. Ketiga model dakwah ini membutuhkan kompetensi

AISYATEK sebagai sumber daya manusia yang kontekstualisasi dan

dikomunikasikan pesoalan umat berdasarkan perspektif Al-Quran dan

Sunnah untuk memberikan penjelasan serta solusi terhadap pelbagai

persoalan umat ditengah imprealisme budaya global.

Teori ini lahir dari respon para ahli dakwah di Indonesia diantaranya

adalah; Aep Kusnawan, H. Asep S. Muhtadi, H. Agus Ahmad Safe’I, H.

Syukriadi Sambas, dan Enjang menggambarkan dimensi ilmu dakwah di

tinjau dari aspek ontologis, epistemologis, Aksiologis dan paradigma

pengembangan profesionalisme. Peluang pengembangan ilmu dakwah ini

sangat relevan dengan kondisi informasi saat ini karena dewasa ini manusia

diperhadapkan oleh berbagai macam teks informasi yang dikenal dengan

istilah hiperteks(lumbung informasi), di tengah lumbung informasi inilah

manusia dalam kondisi ambigu sehingga membutuhkan ilmu baru untuk

memberikan pencerahan, motivasi, dan aqidah melalui kompetensi

AISYATEK dalam mengkomunikasikan dan membahasakan secara

persuasif, komunikatif, dan partisipatori cara menerima informasi, cara

mengolah informasi, dan cara menyebarkan informasi di tengah masyarakat

multikultural di era globalisasi ini.

Teori AISYATEK inilah yang akan digunakan untuk menorah

pergerakan dakwah Imam Rijali sebagai perspektif untuk memberikan

wawasan baru dalam menelaah, memahami, mengolah, menyebarkan

informasi Al-Quran dan Sunnah di tengah masayrakat Maluku. Spirit teori

AISYATEK ini merujuk pada pesan Al-Quran dalam surah al-Hujurat ayat

6. Yang menekakan pentingnya fatabayyanu (daya kritis informasi). Karena

Page 56: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 55

saat ini dunia telah memasuki era global yang oleh Alvin Tofler sebagai

gelombang informasi atau diistilakan oleh Faisal Bhakti era hiperteks maka

dunia membutuhkan kecerdasan AISYATEK dalam merumuskan potensi

dasar manusia yaitu potensi taqwaha dan fujuraha yang dijelaskan dalam

surah al-syams ayat 9-10.

Kedua ayat ini sebagai spirit lahirnya teori AISYATEK yang akan

menjelaskan bagaimana manusia menggunakan ilmu pengetahuan khusunya

ilmu dakwah dan komunikasi sebagai fasilitas manusia dalam memenuhi

kebutuhan dasarnya dan kebutuhan materi dan spiritualnya seimbang dalam

mempertahankan kehidupannya di permukaan bumi ini.

a) Konsep Teori Syarifudin

Paradigma teori AISYATEK ini dikenal dalam ilmu komunikasi

dengan teori source credibility yang berasumsi bahwa pergerakan sosial

sangat ditentukan oleh Sumber Daya Manusia. Setelah ditemukan teori ini

maka Negara Eropa dengan peningkatan sumber daya manusia sehingga

terjadi perubahan sosial secara signifikan yang dikenal dengan golden age

(masa keemasan) dengan melahirkan ilmuan-ilmuan dari berbagai bidang

keilmuan seperti ekonomi, politik, sosial budaya, kedokteran, dan teknologi

informasi. Kamajuan bangsa Eropa dengan segala macam keilmuannya

sampai saat ini belum mampu memberikan kontribusi besar dalam

menyelesaikan persoalan umat manusia sehingga membutuhkan ilmu baru

yang berkaitan penentuan standar Sumber Daya Manusia yang relevan

dengan naluri dan kebutuhan jiwa dan raga sehingga corak keilmuan dapat

merawat alam serta mengabdi pada Tuhan sebagai tujuan dasar manusia

diciptakan di permukaan bumi ini.

Kondisi melahirkan kerisauan akademik sehingga hasil penelitian

sumber daya manusia bidang dakwah Syarifudin menemukan teori baru

yang dikembangkan dari nilai-nilai dasar komptensi profetik Nabi

Muhammad yang dikenal oleh kompetensi SATF (Siddieqi, Amanah,

Tablik, dan Fathanah). Dari sifat-sifat kenabian inilah sehingga lahirnya

teori AISYATEK sebagai paradigma baru dalam menggerakkan dakwah di

era global.

Page 57: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 56

Dari wawasan inilah sehingga penulis berupaya mencari ilmu baru

dari kajian ilmu dakwah dengan mendapatkan teori AISYATEK sebagai

penjelas dan cara kerja ilmu Teknologi Informasi Dakwah. Sistematika

lahirnya ilmu Teknologi Informasi Dakwah (TID) akan digambarkan dalam

gambar berikut ini;

Teori mengandung beberapa elemen yang berfungsi untuk

mempersatukan variabel-variabel yang terdapat di dalam teori tersebut.

Elemen pertama yaitu konsep. Konsep adalah sebuah ide yang diekspresikan

dengan dalam bentuk bi al-Hal, bi al-Qalam, dan bi al-Lisan. Konsep

dibagi tiga yaitu, Spirit, simbol dan definisi. Perbedaan mendasar dari

paradigma teori AISYATEK dengan teori-teori sebelumnya adalah dalam

aspek penggunaan spirit dalam diri manusia dalam memahami sebuah

realitas. Teknologi Informasi Dakwah (TID) spirit keilmuannya sangat

didominasi oleh capital Iman, Islam, dan Ihsan. Prinsi-prinsip inilah yang

digunakan dalam merespon realitas sosial.

Dalam paradigma keilmuan teknologi informasi dakwah perlu ada

keseimbangan antara potensi dasar manusia yakni taqwaha dan fujuraha.

Karena kedua potensi inilah sebagai mata air dari semua nilai, kebutuhan,

pemikiran, sifat, prilaku, keyakinan, dan idiologi.

b) Paradigma Teori “ASISYATEK” Syarifudin

Dalam rumpun ilmu dakwah khusunya ilmu Teknologi Informasi

Dakwah berorientasi pada pembangunan jiwa, raga, alam, dan teknologi

yang dilandasi oleh modal AISYATEK (Kecerdasan Aqidah, Intelektual,

Syari’ah, Akhlaq, Entrepreneurship, dan Teknologi). Sebagai kekutan untuk

memahami dan menjelaskan sebuah realitas. Teori ini dapat digunakan

untuk mengukur kredibilitas seseorang, dan mengukur standar kompetensi

jurnalis, pemimpin, dan karyawan yang akan dijadikan sebagai mitra kerja.

Teori AISYATEK yang ditemukan Syarifudin ini pengembangan dari

sifat profetik kenabian yang dikutlis oleh Yusuf Qardawi untuk mengukur

komptensi Mubalig. Teori ini mengandung enam kompetensi dasar yang

dikur jika ingin mengungkap kompetensi seseorang untuk dijadikan

pemimpin serta karyawan untuk mengolah kekayaan alam semesta

khususnya dari aspek fotografi dakwah dan komunikasi sebagai fasilitas

Page 58: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 57

manusia melakukan hubungan sosial. Cara menggunakan teori AISYATEK

untuk mengukur jurnalis fotografi dan mubalig.

c) Cara Mengukur kompetensi dan Profesionalisme Jurnalis

Setiap orang pasti mendambakan sumber daya manusia yang handal

dan profesional untuk meningkatkan produksi kerja, dalam standar

Pebangunan UNDP sejak tahun 1990 menggunakan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI)

untuk mengukur keberhasilan atau kinerja (performence) suatu negara

atau daerah dalam bidang pembangunan manusia. Pada tahun 2010

UNDP merubah metodologi dan direvisi pada tahun 2011.

Konsep pembangunan dari aspek kompetensi di atas jauh lebih

luas pengertiannya dibandingkan konsep pembangunan ekonomi yang

menekankan pada pertumbuhan (economic growth), kebutuhan dasar

(basic needs), kesejahteraan masyarakat (social welfare), atau

pembangunan sumber daya manusia (human resource development).

Karena konsep pembangunan UNDP mengandung empat unsur, yaitu :

produktivitas (productivity), pemerataan (equity), kesinambungan

(sustainability), dan pemberdayaan (empowerment).

Dari kerangka pemikiran tersebut sangat relevan dengan teori

AISYATEK Syarifudin dalam menguji materi seorang jurnalis, mubalig,

dan jurnalis fotografi sebagai mubalig bidang rekaman jejak melalui karya

foto. Untuk menguji kompetensi seorang fotografer profesional ketika ia

memiliki teori AISYATEK sebagai indikator jurnalis fotografi

profesional:

1. A=Kecerdasan Aqidah, Seorang fotografer perlu meyakini

adanya Tuhan yang Maha Esa sebagai pencipta dan pemberi cahaya

sehingga fotografer sebelum mengambil gambar perlu berdoa untuk

mensyukuri nikmat dari cahaya tersebut

2. I= Kecerdasan Intelektual= Modal intelektual seorang fotografer

perlu memiliki kecerdasan intelektual sebagai modal dalam proses

pengambilan gambar sehingga setiap gambar yang di ambil

dipastikan sesuai standar ilmu pengetahuan.

Page 59: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 58

3. SYA= Kecerdasan Syari’ah= Seorang jurnalis fotografer perlu

disiplin terhadap penggunaan waktu karena pekerjaanya

berhubungan dengan profesionalisme. Ciri pekerja profesional dapat

menghayati surah al-ashr (yang menceritakan pentingnya disiplin

terhadap waktu).

4. T=Keerdasan Teknologi=Jurnalis Fotografer Perlu memiliki

keterampilan teknologi sebagai media penungjang dalam

menghasilkan karya yang baik, menarik, dan mengndung nilai

pencerahan untuk perbaikan kemanusiaan.

5. Ek= Kecerdasan Entrepreneurship=Jurnalis fotografi juga

membutuhkan kemampuan menata keuangan dengan

Teori ini juga dapat digunakan untuk mengukur seorang pergerakan

dakwah Imam Rijali di Maluku. Selain itu teori AISYATEK dapat

digunakan untuk menjelaskan pertumbuhan kompetensi penggerak

pembangunan di masa Imam Rijali sesuai pesan teks dan tradisi lisan di

Maluku.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab IV ini mendeskripsikan secara kualitatif berdasarkan

kerangka konseptual yang ada dalam bab II sebagai paradigma. Dalam bab

IV ini menelaah pergerakan dakwah Imam Rijali dari aspek dakwah bi al-

Qalam dan Dakwah bi al-Lisan. Dakwah bi al-Lisan yang dimaksudkan

Page 60: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 59

adalah warisan sejarah dalam bentuk lisan yang di konstruksi oleh Imam

Rijali dalam pergerakan dakwahnya di Maluku sehingga corak Islam

maluku yang ada saat ini tidak terlepas dari pergerakan dakwah Imam

Rijali. Penelitian ini sebatas mendeskripsikan secara analitis pergerakan

dakwah Imam Rijali dalam aspek pergerakan dakwah Imam Rijali di

Maluku. Karena prinsipnya penelitian adalah ‚cerminan umat Islam di

Maluku saat ini adalah cerminan pergerakan dakwah masa lalu‛

A. Profil Jazirahtul Muluk.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Autralian National

University yang dikemukakan oleh Mattaew dalam tulisannya rencent

advances in our of Mouccas Earliest History mengunkapkan bahwa Maluku

telah dihuni sejak manusia zaman Es sejak tahun 30.000 tahun yang lalu.92

Menurut kutipan Adnan Amal dalam buku Mattew tersebut bahwa Maluku

adalah kawasan kritis dan penghubung kasawan fasifik dan Asia Tenggara.

Maluku adalah daerah lintas khatulistiwa yang sangat strategis bagi

penduduk Asia bertebaran di benua-benua Eropa, dan benua Africa.93 Dari

aspek geografis salah satu fakta empiris membuktikan bahwa Pulau Ambon

memiliki dua waktu adalah Negeri Larike terdiri dari waktu Indonesia barat

dan waktu Indonesia bagian Timur. Batas khatulistiwa ini tepatnya di

Masjid Negeri Larike.

Maluku memiliki posisi strategis karena ia berada di tengah peta

Indonesia. Menurut tafsiran sejarah Pahmi Basya Maluku berasal dari kata

Al-Mulk yang berubah menjadi Maluku. Profil Imam Rijali di Maluku

secara literasi sangat kurang tetapi fakta-fakta lisan yang diwariskan secara

turun-temurun cukup signifikan dan membutuhkan metodologi keilmuan

untuk mengungkap pergerakan dakwahnya yang lebih luas di Maluku.94

92M. Adnan Amal, Kepulauan Rempah-Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku Utara

1250-1950 (Cet. I; Jakarta: PT. Gramedia, KPG Press, 2010), h. 1. Lihat juga di

http/artolpa.anu.au/web/arc/ resource. pacific-maluku utara.

93M. Adnan Amal, Kepulauan Rempah-Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku Utara

1250-1950 (Cet. I; Jakarta: KPG(Kepustakaan Populer Gramedia), 2010), h. 3.

94Ahmad Abubakar Pelu, Kimelaha Hitu Lama, wawancara dirumahnya 23

Agustud 2014.

Page 61: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 60

Biografi Imam Rijali

Imam Rilai lahir pada tahun 1512 dan meninggal

dunia 1589 ia besar dan belajar di Kaitetu oleh ayahnya

bernama perdana Jamil. Perdana Jamil ini dari kesultanan

Jailolo yang berekspansi sekitar Tahun 1312. Imam Rijali

dibesarnya dari kelaurga Raja atau gelaran Imam atau

turunan Imam. Tempat belajar Imam Rijali dari Tuban,

Gowa, Bone, Arab Saudi, Yaman, Ternate, dan Eropa. Ia dibesarkan

dengan pelajaran agama, science, dan teknologi dari berbagai Guru baik

timur tengah maupun dari Eropa.95

Metode dakwah Imam Rijali dilakukan dengan cara Dakwah fardiyah,

Jamaah, dan su’biyyah. Imam Rijali sangat faham pemetaan sosial sehingga

ia dapat diterima oleh masyarakat Islam di Maluku. Pergerakan keilmuan

Imam Rijali juga menggunakan media masjid sebagai instrumen konstruksi

informasi agama. Pergerakan ini di lakukan saat Imam Rijali menjadi Imam

Tetap di Masjid Rijali yang saat ini diganti menjdi Masjid Tua Wapauwe.

Dalam mendeskripsikan profil pergerakan dakwah Imam Rijali dalam

penelitian ini menggunakan tiga sumber utama yaitu sumber lisan, tulisan,

dan dari internet yang diupload oleh simpatisan Imam Rijali di Maluku.

Referensi lokal lebih banyak referensi lisannya yang didapatkan lewat

wawancara mendalam dengan tokoh-tokoh adat di Tanah Hitu. Sumber

kekayaan intelektual Imam Rijali di bukuman oleh Manusama sejarawan

bangsa Belanda. Karya menumentalnya berjudul ‚Hikayat Tanah Hitu‛

yang ditulis di Gowa atas perintah Pattingaloang Raja Gowa. Bukunya

menceritakan bahwa sebelum masuknya Islam di Pulau Ambon, ada empat

perdana (raja) yang pernah mengendalikan pemerintahan Hitu.

Istilah ‚perdana‛ itu sendiri berasal dari kata dari bahasa sansekerta

artinya pertama. Empat Perdana Hitu adalah empat kelompok keluarga

besar atau empat soa yang pertama datang di Tanah Hitu, pemimpin dari

95Ahmad Abubakar Pelu, Kimelaha Hitu Lama, wawancara dirumahnya 23

Agustud 2014.

Page 62: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 61

empat kelompok dalam bahasa Hitu, juga disebut Hitu Upu Hata (sebutan

kehormatan) atau empat perdana Hitu.96 Keempat perdana ini memiliki

ilmu yang tinggi sehingga masyarakat sangat hormat padanya baik dari

aspek ritual maupun kultural dalam melakukan hubungan interaksi sosial di

Maluku.97

Kedatangan empat Perdana merupakan awal datangnya manusia di

Tanah Hitu sebagai penduduk asli Pulau Ambon. Empat Perdana Hitu juga

merupakan bagian dari penyiar Islam yang berasal dari Ternate, Tidore dan

Jailolo. Kedatangan empat Perdana merupakan bukti sejarah syiar Islam di

Maluku yang di tulis oleh penulis sejarah pribumi yang memiliki tingkat

akademis yang memuskan di masa itu. Kecerdasan secara Intelektual

tersebut dibuktikan dalam perdebatan akademik saat bangsa Belanda

menulis sejarah Maluku Imam Rijali bantah dengan tulisan pada yang 1650

mengkritisi tulisan bangsa Belanda yang menulis sejarah Maluku tidak

akurat dari aspek keilmuan baik secara metodologis maupun secara

filosofis.98 Kondisi ini menunjukkan bahwa Imam Rijali memiliki

wawasan yang sangat komprehensip tentang metodologi penulisan sejarah.

Warisan pemikiran dakwah Imam Rijali diteruskan oleh empat

perdana yang memiliki corak keilmuan yang berbeda. Menurut kimelaha

Ternate ilmu yang datang di Maluku bercorak Abu Bakar, Umar, Utsman

dan corak ilmu dari Saidina Ali. Keempat corak ini sangat berkembang di

tengah masyarakat. Ilmu yang rahasia lebih banyak diterima dari Saidina

Ali. Pengaruh ini tampak di di tengah masyarakat Maluku semua ilmu yang

berkaitan dengan ilmu transendental diterima berdasarkan tutur tidak

berupa tulisan sehingga ilmu tersebut tersimpan dalam bentuk lisan bukan

tulisan. Keadaan inilah sehingga Islam di Maluku sangat kurang warisan

naskah peradabannya.

96Jeck Turner, Sejarah Rempah-Rempah: Dari Erotisme dan Empirisme (Cet. I;

Jakarta: Komunitas Bambu, 2011), h. 59.

97Ahmad Abubakar Pelu, Kimelaha Leihitu Lama, wawancara dirumahnya 23

Agustud 2014.

98Ahmad Abubakar Pelu, Kimelaha Leihitu Lama, wawancara dirumahnya 23

Agustud 2014.

Page 63: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 62

Secara pasti ilmu alif yang berkembang di Maluku asal usulnya belum

ditemukan secara pasti tetapi peradaban alif ini sangat berkembang di

daratan kepulauan Maluku. Tradisi tiang alif ini lahir dari cara memahami

ilmu usuluddin. Ilmu ushuluddin difahami masyarakat Maluku sebagai ilmu

usul diri yang menjelaskan inti dari ilmu dari dua unsur yakni unsur Nur

Muhammad dan Allah swt.99 Ilmu ini cukup berkembang di tengah

masyarakat Maluku dan dikokohkan oleh empat perdana yang membawa

Islam di Maluku.

Kedatangan empat Perdana yang datang dari haramain hadralmaut

merupakan awal mula perjumpaan antara orang alifuru dan orang Melayu

(Islam) di Pulau Ambon. Tetapi sebelum penyiar Islam datang sudah ada

tradisi Islam Maluku yang berfaham ‚ilmu alif. Sampai saat ini tafsiran

tentang alif masih simpang siur. Terminilogi ilmu alif ini kadang tereduksi

oleh penafsirnya sehingga kerap kali ia ditafsirkan sebagai orang-orang

yang yang terbelakang. Menurut data lisan dari orang adat bahwa ilmu alif

ini adalah bagian dari ajaran Imam Rijali yang diwariskan saat menjadi

Imam di masjid Wapaue.100

Dari hasil penelurusan naskah kuno dan wawancara mendalam

dengan petua adat makna alif ini memiliki tiga pengertian; pertama ilmu

alif itu adalah ilmu diri manusia, ilmu alif itu gambaran orang Maluku,

dan alifuru itu adalah orang primitif atau pedalaman yang belum tersentuh

oleh peradaban moderen. Penulis tidak bermaksud untuk mereduksi

kembali makna alif ini tetapi penulis akan melihatnya dari perspektif

kemistrian dari huruf alif kaitannya dengan pemahaman Islam Maluku

tentang tradisi ‚alif‛ dan ‚tiang alif‛ yang sangat kultural dalam aspek

ritual dan aspek sosiologis.

Pengertian tiang alif bagi Islam Maluku adalah bagian sakral dari

bangunan masjid karena ia intisai dari perjumpaan hamba dengan Tuhan-

Nya. Tradisi inilah yang merefleksikan ajaran kultural ketika pemancangan

99Ahmad Abubakar Pelu, Kimelaha Leihitu Lama, wawancara dirumahnya 23

Agustud 2014

100Abdul Rasyid, Kimelaha Penjaga Masjid Wapauwe kaitetu, wawancara

dirumahnya 23 Agustud 2014.

Page 64: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 63

tiang alif semua masyarakat Islam dan kristen bergotong royong di Maluku

ketika pemancangan tiang alif masjid adat mereka sangat antusais dengan

menggelar acara besar. Tradisi ini sangat mirif dengan Islam Ternate,

Jailolo akan tradisi kepercayaan tentang tiang alif.

Perjumpaan pemahaman antara pendatang pertama dengan pendatang

kedua, tentang kepercayaan ‚tiang alif‛ penyebarannya ke pulau-pulau lain

di Maluku seperti seram, timur bagian pesisir. Sejak kedantangan Islam

dari Ternate, Tidore, Halmahera, Seram, Buru dan sebagainya. Pendatang

pertama dan pendatang kedua terpaut dalam satu budaya Maluku yang

masih primitif (orang pertama) dan Islam pendatang kedua adalah orang-

orang moderen yang disebut (Islam Politik) pada jamannya, Pembauran

budaya antar kedua kasta ini menjadi orang asli Suku Bangsa Maluku.

Berkaitan dengan ilmu alif dalam perspektif Imam Rijali bahwa orang

alifuru adalah sebutan untuk sub ras melanesia yang pertama mendiami

Pulau Seram dan Pulau-Pulau lain di Maluku, adapun Alifuru berasal dari

dua kata alif dan kata uru, kata alif adalah abjad Arab yang pertama

sedangkan kata uru’ adalah bahasa Hitu Kuno yang artinya datang secara

perlahan, maka alifuru artinya Pertama datang atau kasta pertama datang di

Maluku.101 Dari terminologi ini juga bahwa ilmu alif itu adalah ilmu

tentang asal-usul diri manusia atau ilmu usul diri. Hal ini tampak juga dari

huruf hijaiyya yang berjumlah 29 Islam Maluku meyakini bahwa huruf alif

itu adalah inti dari semua huruf. Keyakinan inilah sehingga di tengah

peradaban ilmu pengetahuan moderen sebagian Islam Maluku masih

menggunakan tongkat sebagai ‚tiang alif‛ yang dipakai saat khutbah

jumat.102

Kehidupan orang Alifuru sangat primitif agama mereka sebelum

Islam adalah agama animisme.103 Pada prinsipnya dari hasil konstruksi

101Naskah Imam Rijali yang dikutip oleh sejawan Belanda yang bernama

Manusama lihat Hikayat Tanah Hitu, h. 86

102 Ahmad Abubakar Pelu, Kimelaha Leihitu Lama, wawancara dirumahnya 23

Agustud 2014

103Frank L. Cooley, Altar and Thron, in Central Moloccan Society, Alih Bahasa

Tim Satya Karya, Mimbar dan Tahta, Hubungan Lembaga-Lembaga Keagamaan dan

Page 65: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 64

pemaknaan tentang makna alifuru sampai saat ini berbagai macam tafsiran

sesuai daya nalar penafsir tersebut. Tetapi pada prinsipnya simbol alif dan

simbol alifuru bagi orang Maluku adalah pusat segala kehidupan manusia ia

menjadi spirit dari semua kehidupan dan asal usul diri manusia. persepktif

ilmu alif inilah yang menjadi sumber lahirnya ilmu pengetahuan manusia.

Epistemologi keilmuan ini menajdi spirit dari pergerakan Islam Maluku.

Hal itu sangat tampak ketika adanya ritual pemancangan tiang alif sebagai

acara ritual sebagai bentuk pergerakan dakwah Imam Rijali yang

diwariskan kepada generasi Islam Maluku saat ini.

B. Pergerakan Dakwah Imam Rijali

Gambaran profil Imam Rijali dalam kurang mendalam menelaah

sejarahnya karena lebih ditekankan pada aspek Kredibilitas Mubalig

(Siddieq, Tablig, Amanah, Fathanah), materi dakwah, dan metode dakwah

Imam Rijali. Tak dapat dipungkiri sosok Imam Rijali adalah Tokoh

Dakwah di Maluku yang dianggap memiliki kredibilitas yang tinggi. Ia

adalah mubalig yang memiliki kontribusi besar terhadap pergerakan

dakwah di Maluku sehingga cerminan Islam yang diwariskan dapat

dirasakan sampai saat ini.

Salah satu ajaran munumentalnya adalah ajaran tentang ilmu alif.

Menurut Imam Rijali Ilmu ini adalah pusatnya segala ilmu tentang diri

manusia. Perspektif ini ketika mencermati naskah Al-Quran naqlinya

dijelaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 186;

Pemerintahan di Maluku Tengah, selanjutnya disebut Mimbar dan Tahta. Cet. I, Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 1987, h. 4

Page 66: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 65

Terjemahnya:

186. dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,

Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan

permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka

hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah

mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam

kebenaran. 104

Kaitannya dengan ilmu alif dengan ayat ini adalah pada pengenalan

diri manusia semakin tinggi manusia mengenal dirinya semakin tinggi pula

ia kenal Tuhan-Nya. Ayat ini jika dilihat dari perspektif asbabun-nuzul

ayat memberikan informasi bahwa ketika ada orang badui datang kepada

Nabi Muhammad saw bertanya, Ya Rasul Tuhan ada di mana, kemudian

turunlah ayat ini kepada Rasul dan Rasul menjawab kepada orang badui itu

bahwa Allah swt itu sangat dekat dengan kamu sedekat urat lehermu. 105

Materi dan pedekatan dakwah Imam Rijali dilakukan dalam beberapa

model antara lain adalah:

1. Pendekatan dakwah personal dilakukan ketika ilmu yang diajarkan

kepada masyarakat yang memiliki pemahaman rendah dan yang

sangat tinggi untuk menghindari slaah tafsir dari ajaran agama.

2. Pendekatan Jama’ah juga dilakukan ketika usai shalat ia berdiri

kemudian menyampaikan ajran agama. Salah satu inti dari ajaran

agama adalah ilmu alif; pengertian ini diterjemahkan menjadi tiga

pilar utama yaitu Iman, Islam dan Ihsan, dari tiga pilar ini

diwujudkan dalam rukun Islam

dan Rukun Iman. Paradigma

Dakwah Imam Rijali ini dapat

digambarkan dalam grafik

berikut ini.

104Syamila Al-Quran, Kementerian Agama Republik Indonesia lihat Al-Quran

Surah Al-Baqarah ayat 186.

105Syamila Al-Quran, Kementerian Agama Republik Indonesia lihat Al-Quran

Surah Al-Baqarah ayat 186.

Page 67: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 66

3. Epistemologi ilmu pengetahuan Imam Rijali sebagai paradigma

keilmuan. epistemologi keilmuan Imam Rijali ini diterjemahkan dari

sistem operasional kerja akal fujuraha dan akal wataqwaha dengan

analogi bahrul ‘ulum.

Penerapan dari epistemologi tersebut dipetakan dalam sistem

implementasi dakwah di tengah masyarakat di Maluku digambarkan dalam

skema berikut ini.

Page 68: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 67

Peta pergerakan dakwah Imam Rijali ini adalah bentuk dari

tafsirannya dari Al-Quran Surah An-Nahl ayat 125 yang mengajarkan

metode dakwah kepada masyarakat Maluku dengan menggunakan metode

komunikasi persuasif sehingga pergerakan dakwahnya menjadi inspirasi

bagi masyarakat Islam Maluku saat ini yang dikenal dengan ajaran ilmu

alif atau ilmu yang mempelajari seluk-beluk diri manusia baik di dunia

maupun di akhirat.

Page 69: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 68

Untuk menjelaksan pemikiran dakwah Imam Rijali ini jika

deskripsikan dalam perspektif ilmu teknologi informasi dakwah maka dapat

digambarkan dalam skema dan sistematika sebagai berikut;

Jejak sejarah pergerakan dakwah Imam Rijali dikemukakan secara

deskriptif untuk mengetahui sejarah pergerakan dakwah Imam Rijali di

Maluku. Disadari bahwa naskah tentang Imam Rijali masih sangat

membutuhkan penjelajahan referensi dan penelitian selanjutnya yang

spesifik tentang perjalanan sejarah.106 Imam Rijali menggunakan metode

dakwah Interpersonal untuk mengajarkan ilmu tasawuf kepada sahabatnya

yang terdekat, Imam Rijali beranggapan bahwa tidak mungkin

mengalungkan mutiara di leher anjing.

Pergerakan dakwah Imam Rijali di tengah masyarakat Jazirah Leihitu

dan Sahulutu lebih banyak menggunakan metode dakwah jama’ah

(kelompok). Model dakwah ini tampak adanya lembaga-lembaga yang

bertugas mengurus pemerintah, mengurus agama, dan lembaga yang

106 Ahmad Abubakar Pelu, Kimelaha Leihitu Lama, wawancara dirumahnya 23

Agustud 2014

Page 70: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 69

mengurus sumber daya alam sebagai model pergerakan dakwah Imam

Rijali. Model dakwah kelompok ini mengajarkan model tahlil, wirid di

masjid yang turun-temurung di ajarkan melalui pendekatan dakwah bi al-

Lisan. Pergerakan dakwah ini sehingga ajaran-ajarannya melalui penulisan

Al-Quran yang dilakukan oleh Nur Cahya adalah warisan yang diajarkan

oleh Imam Rijali sebagai pahlawan, cencikiawan, dan ulama di masanya.

Sejak tahun 1414 majid Wapauwe awalnya berada di Desa Wawane

dan pada saat itu bernama masjid Jamilu pembawa Islam dari Jailolo pada

tahun 1350m sebelum kedatangan Bangsa Belanda. Pergerakan ini di

bawah pimpinan Sultan Arif mereka melakukan perjanjian Moti di lari ke

Maluku Tengah.

Sejak kedatangnnya di Seram, Buru, dan Hitu beliau di kenal dengan

perdana Jamilu oleh Jan Pieter Choon. Pada tahun 1412.107 Waktu

penyebar Islam dari Jailolo ke Ambon karena terjadi kontak perang antara

Sultan Tidore akibat perluasan wilayah kekuasaan, sehingga berekspansi ke

Maluku Tengah, Seram Timur dan pulau Ambon. masehi membangun

masjid yang bernama Masjid Jamilu, kemudian pada tahun 1512 beruba

menjadi masjid Imam Rijali.

Masa hidup Imam Rijali sekitar 1512-1589 ia keturunan ke empat

dari perdana Jamilu yang dikenal Sultan Khairun Jamil di Jailolo.

Pergerakan dakwah Imam Rijali di Tanah Hitu mengajarkan ilmu tasawu

sebagaimana ilmu yang berkembang di Jailolo kemudian berakulturasi

dengan ilmu alifuru di Ambon sehingga Imam Rijali digelar Imam atau

pemimpin agama dan Negara. Gelaran Imam menurut orang Ambon di

masa itu adalah Penghulu Agama. Orang-orang yang memiliki kecerdasan

spiritual yang tinggi dan tempat minta nasehat spiritual para Raja-raja.

Menurut hasil penelitian Abdul Bagir Zein warisan pergerakan

dakwah Imam Rijali dalam masjid Wapauwe adalah mushaf Al-Qurang

yang merupakan salah satu mushaf tertua di Indonesia. Mushaf ini awalnya

ditulis oleh Imam Rijali tetapi tidak selesai kemudian dilanjutkan ditulis

oleh anaknya oleh anaknya sehingga bernama mushaf Al-Quran Imam

107Muhammad Abu Bakar Kimelaha Sultan Jailolo, wawancara oleh penulis

tanggal 10 Juli 2014 di Rumahnya di Jailolo.

Page 71: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 70

Muhammad Arikulapessy. Mushaf Al-Quran ini selesai ditulis tangan di

atas kerta Eropa pada tahun 1550.

Selain mushaf Al-Quran Imam Muhammad Arikulapessy generasi

pelanjut dari Imam Rijali ini buyut Imam Rijali dari Anak Imam

Muhammad Arikulapessy bernama Imam Nur Cahya. Imam Nurcahya juga

menulis kitab barzanji yang berisi puji-pujian pada Rasulullah saw.

Warisan dakwah Imam Rijali pada generasi selanjutnya dilanjutkan oleh

Imam Muhammad Arikulapessy ini adalah Imam pertama sejak masjid

dipindahkan dari Desa Wawane. Sejak perang Wawane pada tahun 1589

masjid dipindahkan di dekat Mangga Wapa, sehingga masjid tersebut

disebut masjid wapauwe, Artinya masjid yang dekat dengan mangga kuini

abu-abu).

Pergerakan dakwah Imam Rijali melindungi rakyatnya dari

penjajahan imprealisme budaya bangsa Eropa cukup krusial karena

peradaban bangsa yang maju melawan peradaban bangsa yang belum maju

adalah persoalan yang sangat sulit. Awal mula pergerakan dakwah Imam

Rijali melingdungi pola hidup materialisme, hedonisme menghadapi

tantangan yang cukup berat.108

Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis, dimanfaatkan

Belanda untuk menjejakkan kakinya di Maluku. Pada tahun 1605,

Belanda berhasil memaksa Portugis untuk menyerahkan pertahanannya di

Ambon kepada Steven Van der Hagen dan di Tidore kepada

Cornelisz Sebastiansz. Demikian pula benteng Inggris di Kambelo,

Pulau Seram, dihancurkan oleh Belanda. Sejak saat itu belanda berhasil

menguasai sebagian besar wilayah Maluku.109

Keempat Perdana itu adalah Kelompok yang pertama melakukan

pembaharuan dari sistem kehidupan yang primitif ke suatu kehidupan yang

beradab dan bermartabat. Empat Perdana itu diantaranya:

108Ahmad Abubakar Pelu, Kimelaha Leihitu Lama, wawancara dirumahnya 23

Agustud 2014

109Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Gowa,http://irwan-

cahyadi.blogspot.com

Page 72: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 71

Pendatang pertama adalah Pattisilang Binaur dari Gunung Binaya

(Seram Barat) kemudian ke Nunusaku dari Nunusaku ke Tanah Hitu, tiba

di Tanah Hitu pada waktu siang hari dalam bahasa Hitu Kuno di sebut

Malakone artinya; biru laut sesuai warna langit pada waktu siang hari,

tahun kedatangannya tidak tertulis. Mereka mendiami suatu tempat yang

bernama Bukit Paunusa, kemudian mendirikan negerinya bernama Soupele.

Patisilang Binaur disebut juga Perdana Totohatu atau Perdana Jaman

Jadi.110

Pendatang Kedua adalah Kiyai Daud dan Kiyai Turi disebut juga

Pattikawa dan Patituri dengan saudara perempuannya bernama Nyai Mas.

Menurut silsilah Turunan Raja Hitu Lama bahwa Pattikawa, Pattituri dan

Nyai Mas adalah anak dari: Muhamad Taha Bin Baina Mala bin Urati Bin

Saidina Zainal Abidin Bin Yasirullah BinMuhammad An Naqib yang

nasabnya dari Ali Bin Abithalib dan Fattimah Binti Rasullah.

Sedangkan Ibu mereka adalah keluarga Raja Mataram Islam yang

tinggal di Kerajaan Tuban dan mereka di besarkan disana (menurut Imam

Lamhitu salah satu pencatat kedatangan Empat perdana Hitu dengan

aksara Arab Melayu 1689), Imam Rijali (1646) dalam Hikayat Tanah Hitu

menyebutkan mereka orang Jawa, yang datang bersama kelengkapan dan

hulubalangnya yang bernama Tubanbesi, artinya orang kuat atau orang

perkasa dari Tuban.

Adapun kedatangan mereka ke Tanah Hitu hendak mencari tempat

tinggal leluhurnya yang jauh sebelum ke tiga perdana itu datang. Beliau ke

Tanah Hitu yaitu pada Abad ke X masehi, dengan nama Saidina Zainal

Abidin Bin Yasirullah (Yasirullah Artinya Rahasia Allah swt). 111

Menurut cerita turun temurun Raja Hitu bahwa beliau ini tinggal di Mekah,

dan melakukan perjalan rahasia mencari tempat tinggal untuk anak

cucunya kelak kemudian hari, maka dengan kehendak Allah swt beliau

110Draf Mohammad Galna Ohorellah Ilmuan Maluku yang mengadikan

keilmuannya di universitas hasanuddin. Ia pernah mengusulkan Imam Rijali sebagai

pahlawan Nasional di Maluku tetapi belum diakomodir sampai saat ini, usulan ini pernah

dimuat di Koran Suara Maluku pada tahun 1995.

111Muhammad Rasyid(45 Tahun petugas masjid Tua) Wawancara oleh penulis di

Masjid Imam Rijali (Wapauwe) 27 Agustus 2014.

Page 73: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 72

singgah di suatu tempat yang sekarang bernama Negeri Hitu tepatnya di

Haita Huseka’a (Labuhan Huseka’a). Disana mereka temukan Keramat

atau Kuburan beliau, tempatnya diatas batu karang.112 Tempat itu

bernama Hatu Kursi atau Batu Kadera (Kira-Kira 1 Km dari Negeri Hitu).

Peristiwa kedatangan beliau tidak ada yang mencatat, hanya berdasarkan

cerita turun-temurun.113

Perdana Tanah Hitu Tiba di Tanah Hitu yaitu di Haita Huseka’a

(Labuhan Huseka’a) pada tahun 1440 pada malam hari, dalam bahasa Hitu

Kuno disebut Hasamete artinya hitam gelap gulita sesuai warna alam pada

malam hari. Mereka tinggal disuatu tempat yang diberinama sama dengan

asal Ibu mereka yaitu Tuban/Ama Tupan (Negeri Tuban) yakni Dusun Ama

Tupan Sekarang Kira-kira lima ratus meter di belakang Negeri Hitu,

kemudian mendirikan negerinya di Pesisir Pantai yang bernama Wapaliti di

Muara Sungai Wai Paliti. Perdana Pattikawa disebut juga Perdana Tanah

Hitu atau Perdana Mulai artinya orang yang pertama mendirikan negerinya

di Pesisir pantai, nama negeri tersebut menjadi nama soa atau Ruma Tau

yaitu Wapaliti dengan marganya Pelu.114

Kemudian datang lagi Jamilu dari Jailolo Maluku Utara. Tiba di

Tanah Hitu pada Tahun 1465 pada waktu magrib dalam bahasa Hitu Kuno

disebut Kasumba Muda atau warna merah (warna bunga) sesuai dengan

corak warna waktu magrib. Mendirikan negerinya bernama Laten,

kemudian nama negeri tersebut menjadi nama marganya yaitu Lating.

Jamilu disebut juga Perdana Jamilu atau Perdana Nustapi, Nustapi artinya

Pendamai, karena dia dapat mendamaikan permusuhan antara Perdana

112Kora-kora adalah perahu tradisioanal orang-orang Tanahitu (pulau Ambon) yang

biasa dipakai oleh Belanda untuk perjalanan Hongi. Setiap pelayaran Hongi terdiri atas 30

sampai 40 buah kora-kora yang mampu memuat sampai 3000 orang dengan tugas selain

mengayuh kora-kora juga dipakai untuk menebang pohon-pohon cengkeh.

113 Ziwar Effendi, Hukum Adat, op. cit., h. 14.

114Manusama, Disertasi, op. cit, h. 18. Photo copy transkrip Hikayat Tanahitu kini

tersimpan pada orang kaya Tanahitumessing, Raja Abdullah Pelu.

Page 74: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 73

Tanah Hitu dengan Perdana Totohatu, kata Nustapi asal kata dari Nusatau

(orang beradab).115

Sebagai Pendatang terakhir adalah Kie Patti dari Gorom (P. Seram

bagian Timur) tiba di Tanah Hitu pada tahun 1468 yaitu pada waktu asar

(Waktu Shalat) sore hari dalam bahasa Hitu kuno disebut halo pau artinya

kuning sesuai corak warna pada waktu Ashar (waktu sholat). Mendirikan

negerinya bernama olong, nama negeri tersebut menjadi marganya yaitu

marga Olong.

Kie Patti disebut juga Perdana Patti Tuban, kerena beliau pernah

diutus ke Tuban untuk memastikan sistem pemerintahan disana yang akan

menjadi dasar pemerintahan di Kerajaan Tanah Hitu. Patti Tuban ini

sambil mencari ilmu pengetahuan ke Tuban bertemu dengan pedagang-

pegadang dari Arab, Persia, Jawa, Melayu dan Cina yang ingin mencari

berdagang serta mencari rempah-rempah di Tanah Hitu. dan banyaknya

pendatang-pendatang dari Ternate, Jalilolo, Obi, Makian dan Seram ingin

berdomisili di Tanah Hitu, maka atas gagasan Pedana Tanah Hitu, ke

Empat Perdana itu bergabung untuk membentuk suatu organisasi politik

yang kuat yaitu satu Kerajaan.116

C. Naskah Dakwah Imam Rijali (Dakwah bi al-Qalam)

Imam Rijali menggunakan metode dakwah bi al-Qalam karena ia

memiliki tradisi tulis yang sangat tinggi di masanya. Pada masa

pemerintahan raja bone ke VII Imam Rijali digelar tumacca makukirie

(Jurnalis Profesional) karena ia mampu membantah secara akademik

tulisan-tuisan sejarawan belanda dengan tulisan.117 Kompetensi yang di

miliki Imam Rijali ini sehingga Raja Gowa sering menggunakan jasanya

115J. Keuning, Ambonezzen Portugezen Ennederlanndes, Ambon’s Geschdenis tot

het einde Van de Zeventiende eeuw, ahli bahasa S. Gunawan, Sejarah Ambon sampai Pada

Akhir Abad ke 17, selanjutnya disebut Sejarah Ambon, Jakarta: Bhratara, 1973, h. 9.

116Lihat Imam Rijali dalam Manusama, op.cit, h. 156.

117M.G. Ohorellah, Imam Rijali Dalam Sebagai Pahlawan Maluku Artikel ini

ditulis untuk menjadikan Imam Rijali sebagai Fahlawan Nasional di Maluku.

Page 75: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 74

membuat syair-syair (kapata-kapata). Karena Imam Rijali dianggap

profesional dalam menulis ilmu syair.

Imam Rijali termasuk ulama, cendikiawan dan intelektual kawakan

dizamannya karena ia termasuk mubalig yang dianggap pandai menulis

sehingga Raja Bone ke-7 yang sejaman dengan Imam Rijali menggelarnya

sebagai Tumaccae mengukiri (orang yang pintar menulis). Selain itu Imam

Rijali digelar oleh Raja Pattingaloang (Syekh Yusuf Al-Makassari) tau

ngukirie sehingga kepiawaiannya menulis sehingga ia disuruh menulis

Hikayat Tanah Hitu.118

Pernyataan ini memberikan gambaran bahwa Imam Rijali dalam

aspek Dakwah bi al-Qalam diakui sebagai pemikir yang suka menulis.

Imam Rijali menyebarkan gagasan-gagasannya lewat tulisan. Hal ini

dibuktikan dalam bukunya hikayat tanah Hitu. Berikut deskripsi tulisan

Imam Rijali yang di kuti dalam bukunya Manusama sebagai berikut;

Terjemahnya Naskah Dakwah

118Abdul kadir Masaweang, Mozaik Lektur Khazanah Nusantara (Balai penelitian

dan Pengembangan Agama Makassar, 2012), h. 31.

Page 76: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 75

Empunya tanah, karena ia dari mulanya datang, itulah kesudahan bangsa Ambon. Al-kisah peri mengatakan bangsya Jawa. Makadiceritakan yang empunya ceritera taka kala raja Tuban dinaikkan kerajaan, maka tiada ia bersettia dan muafakat dengan kaum gulawarganya. Maka suatu kaum dua bersaudara, seorang kiayai tuli namanya dan seorang kiyai Dau namanya, dan seorang saudaranya perempuan, nyai mas namanya, ia naik serta kelengkapannya. Hatta dengan kehendak Tuhan yang maha tinggi dibawah oleh angin dan arus datang ketanah Hitu. Ia masuk dalam labua Husekaak namanya. Maka tiada melihat negeri dan tiada manusyia, lalu turun daripada kelengkapannya. naik kedarat membuat negeri akan kedudukannya. Hatta demikian itu keluar seekor anjing, maka orang itu dikatakan ada anjing ada lagi manusyia; jikalau ada manusia, ada juga negeri lalu ditangkap anjing itu digantungkan suatu bungkusan diatas leher anjing itu. Adapun dalam bungkusan serba sedikit dari pada alamat negerinya. Lalu dilepaskan anjing itu pulang ke negeri kepada Tuannya. Maka apalah dilihat tuannya bungkusan itu, maka ia melihat alamat serba sedikit itu, maka ia berkata kepada orang sekalian; ada juga manusia dipantai itu. Maka ia mengambil buah-buahan akan tanda alamat negerinya, lalu digantung pada leher angjin itu. Dilepaskan pula di pantai. Maka dilihat oleh orang itu, maka kata orang itu mari kita pergi periksyai kepada negeri itu lalu ia berjalan hata ia datang ke tengah jalan maka bertemu seorang, lalu dipangil serta dengan dia berjalan menuju kepada negeri dan orang dalam negeri itupun keluar semuanya berjalan ke pantai. Maka ia bertemu dengan penghulu.

D. Warisan Dakwah Kultural Imam Rijali.

Imam Rijali digelar juga dengan gelaran Upu Latu Sitani yang

diwariskan oleh Empat Perdana yang mendirikan kerajaan di tanah Hitu

Page 77: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 76

sebagai pusat pergerakan dakwah.119 Medan dakwah itu letaknya kira-kira

satu kilo meter dari Negeri Hitu (sekarang menjadi dusun Ama Hitu)

disitulah awal berdirinya kerajaan Tanah Hitu, bekasnya sampai sekarang

adalah Pondasi Masjid. Masjid tersebut adalah masjid pertama di Tanah

Hitu, masjid itu bernama masjid pangkat tujuh karena struktur pondasinya

tujuh lapis. Realitas sosial ini jika menggunakan teori medan dakwah dari S

Pemahaman masjid yang dikonstruksi oleh umat Islam di Hitu cukup

unik karena mereka mengganggap bahwa saat khatib naik mimbar khatib

harus mengcapkan salam kiri dan ke kanan saat memegang tongkat untuk

memberi salam kepada Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad. Setelah

sampai di atas mimbar lalu ditutup dengan kain hijab (istilah Ambon kain

horden), sampai khatib tidak kelihatan.120 Pola komunikasi di balik tabir

ini dipahami bahwa manusia itu tidak luput dari kesalahan sementara ia

menjalankan visi dan misi Rasulullah saw sehingga perkataannya yang baik

lebih diutaman ketimbang sosoknyanya sebagai khatib.

Mencermati realitas tersebut ketika menggunakan pendekatan

komunikasi dibalik tabir khususnya saat khutbah jumat membutuhkan

penjelajahan riset lebih mendalam untuk mengungkap kronologis terjadinya

pemahaan tersebut. Salah satu ajaran dakwah Imam Rijali yang diwariskan

di tanah Hitu adalah Dakwah di balik Tabir. Mengkomunikasikan pesan

agama di balik tabir menjadi tradisi pada Islam Maluku. Warisan ini juga

belum mampu dijelaskan lebih mendalam apakah ini warisan pergerakan

dakwah Imam Rijali atau ini sebuah konstruksi budaya keagamaan lokal

saat berakulturasi dengan budaya setempat. Perkembangan Islam di

Maluku sangat unik karena relasinya dengan budaya lokal sangat harmoni

dalam satu kesatuan sistem sosial yang membentuk formasi bangunan ke

Islaman yang memiliki corak tersendiri. Ornamen keislaman seperti ini

sangat berbeda dengan Islam di Jawa, Makassar, Kalimantan, Ace, Islam

timur Tengah, dan Islam di Eropa. Relasi Islam denga budaya lokal terpaut

119Ceramah Umum Azyumardi Azra Tentang Jaringan Ulama Global dan Islam

Lokal Nusantara, (Cet. II; Bandung: Mizan, 2002), h. 23.

120Ceramah Umum Azyumardi Azra Tentang Jaringan Ulama Global dan Islam

Lokal Nusantara, (Cet. II; Bandung: Mizan, 2002), h. 23.

Page 78: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 77

dalam satu kesatuan nilai yang dikenal dengan Islam Maluku. Selain itu

gelan orang pintar, gelaran Raja, gelaran adat dan gelaran tuang Guru

dikosntruksi berbeda dengan corak Islam yang bernuansa kemalukuan.

Gelaran Imam Rijali juga belum ditemukan apakah ia dari sistem

Syi’ah seperti yang terjadi di Iran atau ia sekedar Imam biasa yang

memimpin shalat. Semuanya sistem sosial keagaman ini belum ditemukan

secara rinci sehingga kajian selanjutnya masih sangat penting untuk

dieksplorasi lebih dalam lagi.

Istilah perdana juga sampai saat belum ditemukan pengaruh dari

budaya mana ia dikonstruksi oleh Islam Maluku setelah itu empat perdana

mengadakan pertemuan yang di sebut tatalo tuang guru artinya kedudukan

adat atas petunjuk upukata’ala/Allah Ta’ala, mereka bermusyawara untuk

mengangkat pemimpin mereka, maka dipililah salah seorang anak muda

yang cerdas dari keturunan empat Perdana menyampaikan misi Rasulullah

saw kepada warga Hitu.

Pergerakan dakwah Imam Rijali sangat dipengaruhi oleh warisan

pemikiran Pattituri adik kandung Perdana Patikawa atau perdana tanah

Hitu yang bernama Zainal Abidin dengan gelaran Abubakar Na Sidiq

sebagai Raja di kerajaan Tanah Hitu yang pertama beliau digelar Upu Latu

Sitania pada tahun 1470.121 Gelaran Upu Latu Sitani gelaran dari Syekh

Yusuf Al-Makassari yang artinya Raja yang suka bertanya.122 Raja Bone

ketuju menyebutnya tumaccae mangukiri pole riambon (Seorang Jurnalis

dari Ambon).123

Latu Sitania terdiri dari dua kata yaitu Latu dan Sitania, dalam

bahasa Hitu Kuno Latu artinya Raja dan Sitania adalah pembendaharaan

dari kata Ile Isainyia artinya dia sendiri, maka Latu Sitania artinya Dia

sendiri seorang Raja di Tanah Hitu yang perkasa, memiliki keilmuan tinggi,

pintar dan memiliki paras yang Indah, dalam bahasa Indonesia moderen

121 Tomasoa, Sejarah dan Perkembangan Sastra Indonesia di Maluku (Cet. I;

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h. 17.

122Mustari Mustafa, Dakwah Sufisme Syekh Yusuf Al-Makassary (Cet. I; Makassar:

Pustaka Refleksi, 2011), h. 77

123Sejarah Raja-Raja di Bone

Page 79: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 78

artinya Raja Penguasa Tunggal. Sistem pemerintahan Kerajaan Tanah Hitu

Raja Sebagai pemegang pemerintahan tertinggi dan eksistensi empat

Perdana adalah menjalankan pemerintah di bawa perintah Raja.124

Dari konstruksi budaya seperti ini jika menggunakan teori Syarifudin

yang dikenal dengan teori Capital AISYATEK (menunjukkan bahwa

seorang Raja, Pemimpin perlu memiliki kecerdasan A=aqidah,

I=intelektual, Sya=syari’ah atau disiplin tinggi, T=teknologi untuk

memudahkan pergerakan dakwah bisa berjalan efektif. Dan kecerdasan

entrepreneurship sebagai modal dasar penggerak dakwah melakukan

rekayasa sosial di tengah masyarakat sesuai dengan standar prosedur Al-

Quran dan Sunnah sebagai prinsip idiologi perjuangan.

Sesudah terbentuk Kerajaan Tanah Hitu kemudian datanglah tiga

clan Alifuru untuk bergabung dengan Karajaan Hitu, diantarannya Tomu,

Hunut dan Masapal. Kerajaan Tanah Hitu yang mulanya hanya merupakan

gabungan empat negeri, kini menjadi tujuh negeri. Ketujuh negeri ini

terhimpun dalam satu tatanan adat atau satu Uli (Persekutuan) yang

disebut Uli Halawan (Persekutuan Emas), dimana Uli Halawan merupakan

tingkatan Uli yang Paling tinggi dari keenam Uli Hitu (Persekutuan Hitu).

Pemimpin Ketujuh negeri dalam Uli Halawan disebut tujuh (7)

Panggawa atau Upu Yitu (sebutan kehormatan). Gabungan Tujuh Negeri di

dalam Kerajaan Tanah Hitu diantaranya: Negeri Soupele, Negeri Wapaliti,

Negeri Laten, Negeri Olong, Negeri Tomu, Negeri Hunut, negeri masapal

lane atau kapatah (Sastra bertutur) dari klen Hunut dalam bahasa Hitu yang

masih hidup sampai sekarang yang menyatakan dibawah perintah Latu

Hitu (Raja Hitu):

Bahasa Hitu Terjemahnya

‚yami he’i lete, hei lete hunut – o

‚yami he’i lete, hei lete hunut – o

aman-e hahu’e, aman-e hahu’e,-o

aman-e hahu’e, aman-e hahu’e,-o

Kami dari Hunut, Kami dari Hunut

Kami dari Hunut, Kami dari Hunut

Negeri kami sudah kosong, Negeri kami

sudah kosong,

Negeri kami sudah kosong, Negeri kami

sudah kosong,

124 Tomasoa, Sejarah dan Perkembangan Sastra Indonesia di Maluku (Cet. I;

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h. 77.

Page 80: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 79

yami le di bawah pelu-a tanah hitu-o

yami le di bawah pelu-a tanah hitu-o

waai-ya na silawa lete huni mua-o

waai-ya na silawa lete huni mua-o

suli na silai salane kutika-o

suli na silai salane kutika-o

awal le e jadi lete elia paunusa-o‛

awal le e jadi lete elia paunusa-o‛

Kami dibawah Perintah Pengganti Kami (

Raja) Tanah Hitu

Kami dibawah Perintah Pengganti Kami (

Raja) Tanah Hitu

Orang Waai sudah Lari Pergi Ke Hunimua

Orang Waai sudah Lari Pergi Ke Hunimua

Orang Suli Sampai Sekarang Belum datang

bergabung

Orang Suli Sampai Sekarang Belum datang

bergabung

Kejadian ini terjadi pertama di gunung Elia

Paunussa

Kejadian ini terjadi pertama di gunung Elia

Paunussa

Kekuasaan Kerajaan Tanah Hitu meliputi seluruh Jazirah Lehitu.

Pada Pemerintahan Raja Mateuna’ Kerajaan Tanah Hitu di Pindahkan ke

Kepesisir Pantai tahun 1512 masehi pada masa Portugis kini masa Imam

Rijali menggerakkan Dakwahnya di Hitu, negeri Hitu sekarang, Raja

Mateuna’ adalah Raja Kerajaan Tanah Hitu yang ke lima meninggal dunia

pada 29 Juni 1634.125 Pada masa Raja Mateuna’ terjadi kontak pertama

antara Portugis dengan Hitu, perlawanan fisik pada Perang Hitu- I dipimpin

oleh Imam Rijali pada tahun 1520-1605 di Pimpin oleh Tubanbesi-I, yaitu

Kapitan Sepamole, dan akhirnya Portugis angkat kaki dari Tanah Hitu dan

kemudian mendirikan Benteng Kota Laha di Teluk Ambon (Jazirah Lei

timur) pada tahun 1575 dan mulai mengkristenkan Jazirah Lei Timur.126

Raja Mateuna meninggalkan dua Putra yaitu Silimual dan Hunilamu,

istrinya berasal dari Halong dan Ibunya berasal dari Soya Jazirah Leitimur

(Hitu Selatan), beliau digantikan oleh Putranya yang ke dua yaitu

Hunilamu mejadi Latu Sitania yang ke Enam (1637–1682). Sedangkan

Putranya pertamanya Silimual ke Kerajaan Houamual (Seram Barat)

berdomisili disana dan menjadi Kapitan Huamual, memimpin Perang

melawan Belanda pada tahun 1625-1656 dikenal dengan Perang Hoamual

125 Tomasoa, Sejarah dan Perkembangan Sastra Indonesia di Maluku (Cet. I;

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h. 77.

126 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014

Page 81: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 80

dan seluruh keturunannya berdomisili disana sampai sekarang menjadi

orang asli Negeri Luhu (Seram Barat) bermarga Silehu.127

Sesudah perginya Portugis Belanda makin mengembangkan

pengaruhnya dan mendirikan Benteng pertahanan di Hitu bagian barat di

pesisir pantai kaki gunung wawane, maka Raja Hunilamu memerintahkan

ketiga Perdananya mendirikan negeri baru untuk berdampingan dengan

Belanda (Benteng Amsterdam), agar bisa membendung pengaruh Belanda

di Tanah Hitu, Negeri itu dalam bahasa Hitu bernama Hitu Helo artinya

Hitu Baru, karena makin berkembangnya pangaruh dialek bahasa, akhirnya

kata helo menjadi Hila yaitu Negeri Hila sekarang dan negeri asal mereka

Negeri Hitu berganti nama menjadi Negeri Hitu yang Lama.128

Belanda tiba di Tanah Hitu pada tahun 1599 dan kemudian

mendirikan kongsi dagang bernama V.O.C pada tahun 1602 sejak itulah

terjadi perlawanan antara Belanda dengan Hitu, akibat monopoli dagang

tersebut, puncaknya terjadi Perang Hitu – II atau Perang Wawane yang

dipimpin oleh Kapitan Patiwane anaknya Perdana Jamilu dan Tubanbesi-2,

yaitu Kapitan Tahalele tahun 1634 -1643 dan Kemudian perlawanan

Terakhir yaitu perang Kapahaha 1643 - 1646 yang dipimpin oleh Kapitan

Talukabesi (Muhamad Uwen) dan Rijali setelah Kapitan Tahalele

menghilang, berakhirnya Perang Kapahaha ini Belanda dapat menguasi

Jazirah Lei Hitu.

Belanda melakukan perubahan besar-besaran dalam struktur

pemerintahan Kerajaan Tanah Hitu yaitu mengangkat Orang Kaya

(Pemipin Uli) menjadi raja dari setiap Uli sebagai Raja tandingan dari

Kerajaan Tanah Hitu. Hitu yang lama sebagai pusat kegiatan pemerintahan

Kerajaan Tanah Hitu di bagi menjadi dua administrasi yaitu Hitulama

dengan Hitumessing dengan politik pecah belah inilah (devide et impera)

Belanda benar-benar menghancurkan pemerintah Kerajaan Tanah Hitu

127 H.M. Saleh Putuhena, “Penyebaran Agama Islam di Maluku”, Laporan Hasil

Penelitian, selanjutnya disebut laporan, Ujungpandang, BPPM IAIN Alauddin, 1985, h. 11.

128Bernard Vlekke, Nusantara A History of Indonesia, dalam H.M. Saleh Putuhena,

“Penyebaran Agama Islam di Maluku”, Laporan Hasil Penelitian, selanjutnya disebut

laporan, Ujungpandang, BPPM IAIN Alauddin, 1985, h. 71.

Page 82: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 81

sampai akar-akarnya dan berhasil mengkristenkan Maluku Tengah pada

umumnya.

Ketiga Perdana yang diperintahkan mendirikan Negeri Hila adalah

Perdana Totohatu, Nustapi dan Patituban, sedangkan Perdana

Tanahitumessing tetap menetap di Negeri Hitu yang Lama. Perdana

Tanahitumessing adalah Perdana Tanah Hitu yang menggatikan Perdana

Pattikawa sebagai Perdana Tanah Hitu yang pertama, karena Perdana

Pattikawa tidak mempunyai keturunan, maka diangkatlah seorang dari

keluarga Wapaliti yaitu Sopamole atau Tuban Besi sebagai pengganti

beliau dengan gelar Perdana Tana Hitumessing artinya Perdana Tanah Hitu

yang baru (menurut Rumphius).129

Pada masa pemerintahan Raja Hunilamu terjadi perubahan sistem

pemerintahan, gelar Perdana digantikan dengan Orang Kaya, artinya

Struktur Pemerintahan Kerajaan Tanah Hitu awalnya Pemerintahan

dilaksanakan oleh Empat Perdana dibawah Perintah Raja Hitu/Upu Latu

Sitania, di ganti dengan sebutan Orang Kaya. Nustapi, menjadi Orang Kaya

Raja Hitulama yang Pertama (kini negeri Hitu) tetapi tidak lama dalam

masa jabatannya, beliaupun meninggal dunia sebagai penggantinya, maka

Raja Hunilamu mengakat Jambin Hurasan Orang Kaya Ternate, karena

Ibunya orang Ternate dan dibesarkan disana, menjadi Orang Kaya Raja

Hitulama dalam pengangkatan Jambin Hurasan ini di saksikan oleh seluruh

utusan dari Uli Hitu (Persekutuan Hitu) yang dikenal dengan Perjanjian

Hitu Barat naskahnya Perjanjiannya masih ada sampai sekarang yang

ditulis dalam Arab Melayu. 130

Karena berasal dari satu masyarakat maka Hitu yang Lama (kini

Negeri Hitu) dan Hila mempunyai satu Uli yakni Uli Halawan. Negeri-

negeri di dalam kekuasaan Kerajaan Tanah Hitu mempunyai suatu

129Sumber-sumber tradisi lisan menuturkan, kata Alifuru berasal dari kata Arab ال

yang berarti keluarga dan فروع yang berarti cabang. Secara implikatif kata ini bermakna

kelompok masyarakat yang memisahkan diri dan menyendiri. Alifuru awalnya terbagi dua

kelompok, yaituAlune yang berdiam di Desa Riring dan Wemale yang berdiam di Desa

Hunitetu. Kedua desa ini terletak di pulau Seram bagian Barat.

130 Bernard Vlekke, Nusantara A History of Indonesia, dalam H.M. Saleh

Putuhena, “Penyebaran Agama Islam di Maluku”, Laporan Hasil Penelitian, selanjutnya

disebut laporan, Ujungpandang, BPPM IAIN Alauddin, 1985, h. 71.

Page 83: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 82

persekutuan yang di sebut persekutuan Hitu (Uli Hitu). Dalam Struktur

Pemerintahan Kerajaan Tanah Hitu (Raja Hunilamu), ketujuh Uli itu di

perintah langsung oleh Orang Kaya.

Persekutuan Hitu (uli Hitu) terdiri tujuh Uli. Negeri-Negeri di Jazirah

Lei Hitu yang tidak termasuk di dalam uli Hitu berarti negeri-negeri

tersebut adalah negeri-negeri baru atau negeri-negeri yang belum ada pada

Jaman Kekuasaan Kerajaan Tanah Hitu (1470-1682), setelah berakhirnya

masa kepemimpinan Imam Rijali berkembang menjadi negeri-negeri

boneka kecil bentukan Belanda. Negeri-negeri yang termasuk di dalam

tujuh Uli Hitu (Persekutuan Hitu) diantaranya:

1. Uli Halawan terdiri dari dua negeri yaitu; a. Negeri Hitu, b. Negeri

Hila Central Ulinya di Negeri Hitu,

2. Uli Solemata terdiri dari tiga negeri yaitu :a. Negeri Tial, b. Negeri

Suli

c. Negeri Tulehu Central Ulinya di Negeri Tulehu

3. Uli Sailesi terdiri dari empat negeri yaitu: a. Negeri Mamala, b.

Negeri Morela, c. Negeri Liang, d. Negeri Waai Central Ulinya di

Negeri Mamala

4. Uli Hatu Nuku terdiri dari satu negeri yaitu: Negeri Kaitetu Central

Ulinya di Kaitetu.

5. Uli Lisawane terdiri dari satu negeri yaitu :Negeri Wakal Central

Ulinya di Wakal

6. Uli Yala terdiri dari tiga negeri yaitu: a. Negeri Seith, b. Negeri

Ureng, c. Negeri Allang Central Ulinya di Seith131

7. Uli lau Hena Helu terdiri dari satu negeri yaitu: a. Negeri Lima

Central Ulinya di Negeri Lima.132

Sejarah lahirnya ke-tujuh Negeri ini tidak terlepas dari desain sosial

Snoug Hurgronje ahli sosiologi dari Universitas Nederland. Ketujuh negeri-

131 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014

132Ziwar Effendi, Hukum Adat Ambon-Lease, selanjutnya disebut Hukum Adat. Cet

I, Jakarta: Pradnya Paramita, 1087, h. 11. (Sumber Data:

http://www.bangsalatu.blogspot.com, Friday, March 16, 2007)

Page 84: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 83

negeri ini di bentuk oleh Bangsa Belanda untuk ditugaskan sebagai tokoh-

tokoh yang bertugas mengumpulkan cengkeh dan pala untuk memudahkan

bangsa Belanda melancarkan bisnisnya di Kepulauan rempah-rempah.

Peradaban segregasi sosial di tanamkan setiap raja dengan melakukan

politik devide ad impere (politik adudomba) yang bertujuan untuk memacu

produksi cengkeh dan pala yang akan dibawa ke Belanda.

Selain itu raja-raja ini dikonstruksi pikirannya oleh sejarawan belanda

yang bernama Geer Hart yang dibawa oleh Jan Pieter Coon bahwa Semua

negeri-negeri dikacaukan sejarahnya untuk menjaga kestabilan politik

ekonomi bansga Belanda di Maluku. Setiap raja di udang dan dipanggil

kemudian dikonstruksi pikirannya untuk semua negeri-negeri di Maluku

kemudian dikonstruksi pikirannya bahwa kalianlah negeri yang paling

awal. Hal ini terbukti semua perkampungan di negeri-negeri Maluku

merasa paling duluan sehingga inilah biang atau penyebab dari semua

pertikaian yang terjadi di Maluku. Salah satu contoh antara Mamala

dengan Morella, antara Wakal dan negeri lima semua negeri-negeri ini

memiliki sejarah dan bukti-bukti sejarah yang dikonstruksi lewat tradisi

lisan sehingga setiap negeri klain sejarah sesuai pikiran yang di wariskan

oleh Bangsa Belanda.

Mencermati realitas sosial Islam Maluku seperti ini maka pergeraka

dakwah di Maluku membutuhkan kajian mendalam untuk mendapatkan

resep dakwah yang relevan dengan kondisi sosiologis, psikologis Islam

Maluku yang dirusak pikirannya oleh bangsa belanda tentang cara

memahami Al-Quran dan hadis, cara memahami agama, dan cara

memaknai hidup ini perlu disesuaikan dengan prinsi-prinsip Al-Quran dan

Sunnah sehingga peradaban Islam Maluku dapat berkembang sesuai ajaran

yang dapat memberikan kesuksesan di dunia dan akhirat sebagai idiologi

perjuangan dalam kehidupan di dunia ini.

E. Konsep Dakwah Imam Rijali di Maluku.

Sebelum menggambarkan konsep dakwah Imam Rijali di Maluku

sangat penting disuguhkan kepada pembaca konsep dan objek dakwah

Imam Rijali di maluku. Hal ini penting dikemukakan lebih awal untuk

mendapatkan gambaran bagaimana Imam Rijali menjalankan konsep

Page 85: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 84

dakwahnya dalam menghadapi pergumulan masyarakat Maluku dengan

Imprealisme yang memiliki konsep yang berbeda dalam melakukan

pergerakan sosial.

Pemikiran dakwah Imam Rijali sangat dipengaruhi oleh faham Islam

dalam melakukan pergerakan sosial sementara pergerakan Imprealisme

Eropa lebih banyak dipengaruhi oleh idiologi kapitalisme dengan berupaya

melakukan penguasaan materialisme(rempah-rempah) dalam melakukan

pergerakan sosial di Maluku. Keadaan ini bertentangan dengan idiologi

perjuangan Imam Rijali yang beruaya melindungi masyarakat Hitu dari

pola hidup kapitalis.

Kedua model pergerakan sosial inilah sehingga terjadi dinamika

sosial yang menarik dicermati di Maluku. Karena penelitian ini adalah

penelitian ilmu dakwah dan Komunikasi maka kajian ini menggunakan

paradigma ilmu dakwah dan Komunikasi dalam memotret pergumulan

sosial tersebut. Hal dari penelitian untuk mendapatkan cara pandang baru

dalam memberikan sumbangsi brand mark IAIN Ambon dalam pendalaman

ilmu-ilmu dakwah khas Islam Maluku menuju Maluku Emas.

Harapan yang akan didapatkan dalam cita-cita besar IAIN Ambon

menuju Maluku emas adalah adanya kesadaran tinggi dalam melakukan

pergerakan sosial yang dikemas oleh Imam, Islam, dan Ihsan dalam

melakukan pembangunan di Provinsi Maluku. Dengan semikian perlu

digambarkan profil Jaziratul Muluk untuk mendapatkan gamaran objek

pergerakan dakwah Imam Rijali dalam melakukan perubahan sosial di

Maluku.

F. Metode Dakwah Imam Rijali

Sebelum menelaah lebih mendalam metode dakwah Imam Rijali perlu

diketahui bahwa corak pemikiran dakwah Imam Rijali sangat dipengaruhi

oleh tiga tradisi berpikir yakni tradisi berpikir. Inilah yang disebut oleh

Muhammad Al-Jaberi cara berpikir burhani, cara berpikir bayani, dan cara

berpikir irfani.133

133 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014

Page 86: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 85

Metode dakwah Imam Rijali menggunakan beberapa pendekatan

yakni metode Fardiyah, metode dakwah Jama’ah dan metode dakwah

su’ubiyyah (Multikultural). Hal ini terbukti adanya tradisi salam-sarasi di

Maluku adalah corak dari metode berpikir para leluhur di Maluku dalam

menjaga keseimbangan sosial di Maluku.

Dakwah fardiyah adalah dakwah yang dilakukan secara personal.

Metode dakwah fardiyah Imam Rijali tamapak dalam penjelasan oleh

Manusama dalam bukunya Imam Rijali Hikayat Tanah Hitu. Imam rijali

menceritas fakta bersarkan cara tefsirannya terhadap realitas peristiwa.134

Secara personal Imam Rijali sangat diwarnai oleh ketika corak

berpikir dari peradaban Timur Tengah dan Eropa. Kompetensi secara

personal itu dalam hasil wawancara dengan tokoh adat Hitu Abu Bakar

Pelu menjelaskan bahwa Imam Rijali saat menjadi Imam di Masjid Jamilu

yang berlokasi di Desa Wawane Imam Rijali menggunakan pendekatan

dakwah fardiyah dalam mencerahkan umat Islam yang datang shalat

berjamah di masjid Jamilu.

Setelah perdana jamilu meninggal dunia maka masjid itu berganti

nama atas inisiatif warga wawane di sebut Masjid Imam Rijali karena

turunan Imam. Setelah terjadi perang wawane masjid Rijali rubah menjadi

masjid Wapauwe, karena ia berada didekat pohon magga wapa (jenis

mangga bacan abu-abu). Corak dakwah Imam Rijali yang dilakukan secara

fardiyah lebih banyak mengajarkan tradisi irfani dalam menjalankan

dakwah fardiyah.

Pesan dakwah Imam Rijali yang wariskan dalam bentuk lisan

kepada murid-muridnya adalah;

Sebaik-baik amal adalah amal yang dihasilkan dari ahwal (keadaan

batin) dan sebaik-baik ahwal adalah ahwal yang dihasilkan dari

kemapanan maqam-maqam yang diraih.135

Inovasi materi dakwah Imam Rijali ini memberikan inspirasi dan

inovasi bawha dalam melakukan amal, ilmu dihasilkan dari kondisi

134 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014

135 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014

Page 87: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 86

kebatinan yang salim (qalbun salim) dan sebaik-baik qalbun salim adalah

qalbun yang telah melalui proses pembelajaran secara kontinyu dan

berjenjang. Pelajaran besar yang didaptkan dalam pendekatan dakwah

Imam Rijali ini bahwa tingkat keilmuan perlu di asah oleh potensi spiritual

yang tinggi ketika aktivitas keilmuan sedang dilakoni.

Ilmu yang bermanfaat bagi orang adalah ilmu yang didapatakan

secara berjenjang dan memenuhi rukun-rukun keilmuan, mislanya ada

akhlak akhlaq mencari Ilmu, ada akhlaq mendapatkan ilmu, dan ada akhlaq

untuk menyebarkan ilmu pengetahuan. Pemikiran Imam Rijali ini

menggambarkan bahwa dalam melakukan dakwah fardiyah ilmunya dalam

proses implementasi pendekatannya terpadu dan integratif.

G. Pergerakan Dakwah Imam Rijali

Pergerakan dakwah Imam rijali dibagi menjadi tiga model dakwah

antara lain model dakwah bi al-lisan, dakwah bi al-Qalam, dan Dakwah bi

al-Hal. Pergerakan dakwah bi al-Qalam dapat dilihat dari karyanya yang

ditulis oleh J.Z. Manusama yang meneliti naskah Imam Rijali yang berjudul

Hikayat Tanah Hitu. Selain itu beliau juga pernah membanta karya-karya

Bangsa Belandan tentang tata cara penulisan sejarah pada tahun 1589 buku

sejarah yang di tulis bangsa Belanda beliau ktitisi dari aspek cara

memahami realitas data, cara menulis data dan metode penulisan sejarah.

Imam Rijali menduga kuat bahwa setiap penulis menulis sejarah sesuai

kepntingan politik bukan kepentingan pemikiran akademik yang humanis

yang memberikan kontribusi universal pada generasi selanjutnya lebih baik.

Lompatan energi pemikiran dakwah Imam Rijali dalam aspek dakwah

bi al-Qalam ini sebagai kontribusi besar bahwa perlu ada fatabayyun

(keteliatian menerima pesan) ssebagai kultur dalam menelaah sebuah

informasi sejarah yang dikonstruksi oleh seorang sejarawan bangsa

Belanda. Pergerakan dakwah Imam Rijali ini menunjukkan bahwa gerakan

dakwah bi al-Qalam sangat penting menjunjung kredibilitas data karena ia

dikonstruksi untuk kepentingan generasi yang akan datang. Imam Rijali

beranggapan bahwa tradisi kritik sejarah untuk mencapai masa depan yang

lebih baik perlu berkiblat pada wahyu sebagai kekuatan metode hidup yang

lebih humanis.

Page 88: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 87

Imam Rijali dalam merespon kondisi sosial yang dipraktekkan bangsa

Belanda yang digagas oleh Max Weber seorang ahli hukum yang cakap

berasal dari keluarga pedang tekstil di Jerman Bagian Barat berupaya

mengangkat status pedagang kecil menjadi posisi yang sama dalam

mendapat ruang ekonomi sama seperti kaum berjuis.136 Karena pergerakan

renaissance yang lahir di Eropa saat itu memberikan cara pandang

materialisme berlebihan semua kehidupan ini diukur dengan Materi

sehingga pergerakan ini menjadi resiko sosial yang sangat tinggi. Ilmuan

Eropa saat itu juga memberi peringatan pada idiologi kapitalis materialis

yang hidupnya sangat hedonis sebagai cerminan bahwa produksi keilmuan

seperti itu memberika dampak yang sangat negatif dalam membangun

struktur sosial yang sehat.

Pergerakan dakwah Imam Rijali menggunakan tiga model yakni

pergerakan dakwah fardiyah, dakwah jama’ah dan dakwah massa. Ketiga

model dakwah ini diimplementasikan dalam bentuk dakwah bi al-Lisan,

dakwah bi al-Qalam, dan Dakwah bi al-Hal.

Imam Rijali adalah Tokoh dan Ulama Ambon yang banyak

berdakwah di tanah hitu (pulau Ambon). Ia hidup antara tahun 1512 - 1589

dalam tulisannya berjudul Hikayat Tana Hitu, menguraikan kedatangan

kelompok awal masyarakat Ambon dalam beberapa kisah, seperti pada

Alkisah II beliau menguraikan:

Alkisah peri mengatakan bangsa Jawa, maka diceritrakan oleh yang

empunya cerita tatkala raja Tuban diberikan kerajaan, maka tiada bersetia

dan mufakat dengan kaum keluarganya, maka suatu kaum dua bersaudara

seorang Kiyai Tuli namanya dan seorang Kiyai Dau dan seorang

saudaranya perempuan, Nyai Mas namanya, ia naik serta kelengkapannya

membawa dirinya mencari tempat kedudukannya. Hatta dengan kehendak

Tuhan yang Maha Tinggi dibawa oleh angin dan arus datang ke

Tanahitu.137

136Max Weber, Essays Sosiology (Oxford University Press, 1984) diterjemahkan

oleh: Nurkholis dengan Judul Sosiologi (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), h.v.

137Berbagai Julukan diberikan kepadanya, mulai dari pa hlawan, pengarang,

sastrawan, maupun sejarawan. Lihat M.G. Ohorella Hukum Adat Menganai Tanah dan Air

di Pulau Ambon dan Sumbangannya terhadap Pembangunan Hukum Agraria Nasional

Page 89: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 88

Dari penjelasan Imam Rijali di atas dapat dipahami bahwa telah

terjadi perang mahkota di kerajaan Tuban yang menyebabkan beberapa

orang anggota keluarga kerajaan harus keluar dari Tuban, dan menjadikan

pulau Ambon (tanah hitu) sebagai tempat tinggal baru. 138

Selain orang Jawa, Imam Rijali dalam kisah-kisah selanjunya

menjelaskan pula tiga kelompok imigran lain yang datang dari berbagai

wilayah dan mendiami daerah bagian Utara pulau Ambon, membuat koloni

baru dan bahkan membentuk persekutuan besar yang dalam lintasan

sejarah tercatat sangat berperan melawan ekspansi orang-orang Eropa,

seperti Portugis dan Belanda, selama kurang lebih tiga abad.139

Keuning menyebutkan bahwa pemimpin-pemimpin imigran ini

dipandang sebagai nenek moyang bagi masyarakat Ambon dan mereka

diberi gelar Totohatu untuk pemimpin imigran pertama yang datang dari

Selang Binaur, pesisir Tenggara pulau Seram, Tanahitumesseng untuk

pemimpin imigran yang datang dari Jawa (Tuban), Nusatapi untuk

pemimpin imigran yang datang dari Jailolo dan Ki Pati bagi pemimpin

imigran yang datang dari Gorom, daerah Seram bagian Timur.140

Kehadiran orang-orang Eropa pertama dan kemudian menjadi

penduduk Ambon tidak dapat dipisahkankan dari kehadiran orang-orang

Portugis dan Belanda pada abad ke 16. Hasrat untuk membangun benteng

Victoria atau masyarakat setempat menyebutnya dengan Kotalaha bagi

(UUPA), Disertasi, Ujungpandang: Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, 1993, h.

61-63.

138Dalam hikayat Tanahitu dirinya disebut dengan nama Rijali, Sifarijali dan Safa

al-Rijali. Ia terkenal sebagai seorang penulis Islam Ambon (Maluku), dalam abad ke 17.

Dilahirkan di Latin, sebuah hena atau aman yang terletak dibelakang negeri (desa)

Hitulama sekarang ini.Tanggal lahirnya tidak diketahui pasti.

139 Hikayat ini menguraikan peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu kurang lebih

dua abad, yaitu kira-kira tahun 1450-1646 M dan ditulis di Makassar (Kerajaan Gowa)

antara tahun 1646-1657 M dan terbagi dalam tiga kurun waktu: Pertama : Tahun 1450-

1512 M mulai dengan kedatangan para imigran ke Tanahitu kemudian menetap dan

mengembangkan keturunan dan masyarakatnya sampai tibanya bangsa Portugis di tahun

1215 M.

140Tahun 1605-1646 M. Periode belanda, yang dimulai dengan pengambilalihan

pulau ambon oleh Van der Hagen pada tanggal 22 Februari 1605 M., hingga runtuhnya

benteng Kapahaha yang merupakan benteng pertahanan terakhir orang-orang Tanahitu ke

tangan Belanda pada tanggal 25 Juli 1646 yang sekaligus menandai berakhirnya kekuasaan

pemerintahan “Empat Perdana (Upu Hata) di Tanahitu.

Page 90: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 89

pertahanan kekuasaan portugis di Kota Ambon menyebabkan mereka

mendatangkan bekas budak-budak mereka yang disebut orang Mardika

(Merdeka ?). Negeri asal adalah India bagian Selatan atau Keling yang

berkulit lebih hitam dari masyarakat Asia Tenggara yang berkulit sawo

matang.

Ketika Belanda menguasai Ambon maka Belanda mengambil alih

orang-orang Mardika dan menjuluki mereka sebagai de growne geuzen

yang berarti perintis atau penunjuk jalan dengaan membawa panji berwarna

hijau, Gelar ini diberikan oleh persekutuan dagang Belanda VOC, karena

pada setiap pelayaran hongi, kora-kora orang-orang Mardika berada paling

depan dengan panji-panji berwarna hijau, dengan tugas sebagai perintis

atau penunjuk jalan. Sampai saat ini kampung yang mereka tempati secara

turun-temurun masih disebut kampung Mardika.141

Orang-orang Buton juga merupakan pendatang yang telah lama

mendiami setiap pelosok kota atau pulau Ambon. Kebanyakan dari mereka

berasal dari pulau Binongko, salah satu pulau dari pulau-pulau Tukangbesi

di selatan pulau Buton dan karena itu mereka dikenal atau disebut dengan

orang Binongko.142

Pendatang lain yang sudah lama berada dan menjadi penduduk

Ambon adalah orang-orang Bugis Makassar. Bahkan pada abad ke 17

mereka telah berada di pulau Ambon khususnya di Tanahitu, bagian Utara

pulau Ambon dalam kaitannya dengan ekspedisi militer di bawah pimpinan

Karaeng Jipang untuk membantu masyarakat muslim Tanahitu melawan

penjajah Belanda.

Orang-orang dari Minangkabau atau Sumatera Barat yang oleh orang

Ambon lebih populer dengan nama ‛orang Padang‛ juga menjadi bagian

dari penduduk Ambon. Umumnya mereka adalah pedagang atau pengusaha

rumah makan yang terkenal dengan nama ‛Rumah makan Padang‛. Ziwar

141Banyak pahlawan dan orang-orang terkenal di Ambon, Makassar dan Batavia

yang dikenalnya secara baik begitu pula pejabat-pejabat VOC yang berkantor di Ambon an

Batavia. Ketika benteng Kapahaha di Tanahitu jatuh ketangan Belanda beliau dan beberapa

pejuang Hitu berhasil lolos daro benteng tersebut.

142Periode ini sangat pendek dan tidak lebih dari 6 kisah namun uriannya panjang

karena termuat dalam 68 halaman.

Page 91: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 90

Effendi menyebutkan bahwa kebanyakan mereka berasal dari kampung di

sekitar Bukit Tinggi di lereng Gunung Merapi dan Singgalang, dikenal

dengan nama Sungai Puar dan Banuhampu.143[15]

Penduduk lain Kota Ambon yang jumlahnya tidak terlalu banyak

adalah golongan bangsa Arab dan Cina. Golongan pertama boleh jadi

datang ke Ambon dan Maluku umumnya sangat terkait dengan

perdagangan dan penyiaran agama Islam, sedangkan golongan kedua dapat

dipastikan erat kaitannya dengan perdagangan yang sampai sangat ini

masih digelutinya.

Orang-orang yang merupakan penduduk asli sekitar pulau Ambon,

seperti pulau-pulau Lease, Seram, Buru, Manipa, dan lain-lain kemudian

dengan alasan masing-masing memasuki pulau dan Kota Ambon sehingga

menjadi penduduk Kota Ambon, yang selanjutnya disebut pula sebagai

orang Ambon.144 Para imigran yang memasuki pulau Ambon sejak abad

XV sampai saat ini, mengindikasikan betapa hetrogennya masyarakat

Ambon, yang ternyata memiliki adat-istiadat tertentu yang terkadang

tidak dapat diikuti oleh kelompok pendatang lain, menyebabkan tumbuh

suburnya beraneka ragam suku dan budaya (termasuk agama) yang

terkadang mudah menimbulkan pertentangan bahkan permusuhan.

Berdasarkan hasil wawacara dengan tulilamo di jailolo dan ternate

bahwa Islam yang masuk di Maluku terdiri dari dua corak yakni Islam

Politik dan Islam Sufistik. Kedua corak Islam ini berbeda cara masuknya.

Islam sufistik masuk pada abad ke-7 dan Islam politik masuk pada abad ke-

13.145 Kedua corak Islam inilah yang sangat mempengaruhi Islam

nusantara di Maluku. Pergerakan Islam yang menguasai alam pikiran

masyarakat Maluku adalah pemikiran Islam sufistik. Ajaran inilah yang

143Bahkan Rijali berhasil menyeberang ke Makassar dan tinggal dengan Karaeng

Patingaloan sampai belia menulis buku Hikayat Tanahitu atas saran dan pasilitas dari

Karaeng Patingaloan.

144W.A. Saleky beliau hidup antara tahun 1585 – 1599, sedangkan menurut H.J. De

Graaf menyatakan antara tahun 1590 – 1653. Menurut silsilah , Beliau adalah kemenakan

Tepil, kapitan Hitu yang terkenal dari keturunan Perdana Jamilu. Beliau pernah menempuh

pendidikan sebagai imam di Jepara.

145Muhammad Gonrong, Tulilamo Jailolo (Sekretaris Sultan), Wawancara di

Rumahnya pada tanggal 19 Juli 2014

Page 92: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 91

menggerakkan Islam keseluruh pelosok nusantara termasuk di Maluku dan

Maluku Utara.

Islam Nusantara merupakan rangkaian sejarah panjang pergerakan

Islam di Indonesia khususnya di Maluku. Sejak tahun 1317 Eskpansi

pergerakan Islam kepulauan di jailolo dan menjadi Islam bahari sebagai

kerajaan tertua di Indonesia. Islam Masuk di Pulau Ambon menurut catatan

sejarah dari kesultanan Jailolo pada tahun 1317 Kolano Jamilu (Perdana

Jamilu) sebagai tokoh Islam masa itu yang menyebarkan Islam di Provinsi

Maluku. Pada tahun 1414 turunan dari kolano (sultan) Jamilu membangun

masjid yang bernama masjid Jamilu, kemudian pada tahun 1519 diganti

oleh putranya bernama Imam Rijali sebagai pelanjut pergerakan dakwah

Islam bahari di Maluku. Membagi kekayaan alam menajdi tiga bagian

yakni pemukiman penduduk, pemukikan pertanian, dan pemeliharaan mata

air sebgai sumber kehidupan rakyat Maluku.146

Berbagai artefak sejarah seperti Masjid tua, warisan pemahaman

keislaman yang tersimpan dalam bentuk lisan dan literasi adalah bentuk

pergerakan sosial Islam sampai saat ini. Benteng roterdam di Jazirah

Leihitu sebagai monument hidup yang menjadi saksi dinamika pergerakan

Islam bahari di Maluku sangat signifikan mempertahankan ajaran

Rasulullah saw sebagai agama yang diyakininya dapat menyelamatkan

dunia akhirat.

Pergerakan Islam yang ada di Maluku tidak terlepas dari pergumulan

rempah-rempah yang menyebabkan pergerakan sosial di Maluku dan

Maluku Utara. Pergerakan sosial dengan motif pencarian rempah-rempah

disebut Adnan Amal sebagai perjumpaan budaya kepulauan rempah-

rempah memiliki keunikan dan perjalanan saterialisme dan sufisme.

Perjumpaan berbagai macam budaya Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara

dengan corak keagamaan yang berbeda sesuai keunikannya masing-masing

146 Wawancara Nur tawainellah (Budayawan Maluku) wawancara di IAIN Ambon

2014

Page 93: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 92

yang berjumpa dikepulauan rempah-rempah. Pertemuan antar budaya ini

menjadi cerminan wajah Islam dewasa ini.147

Warisan budaya dan ajaran Islam sebagai spirit perjuangan ketika

berjumpa dengan budaya baru di Maluku yang disebut Islam bahari ini

karena mereka lebih banyak tergantung pada sumber daya laut sebagai

suber pemenuhan hidup. Karena kepiawaian mengarungi samudra sehingga

mereka memiliki angkatan peran yang disebut dengan laskar kora-kora

bahari.

Pergerakan Islam bahari ini awalnya menggunakan metode dakwah

fardiyah tetapi setelah penyebaran Islam mulai berkembang pesat mulai

membuat institut yang disebut Raja-Raja yang berfungsi menggerakkan

dan memanfaatkan kekayaan laut, air, dan tanah sebagai pusat kebutuhan

hidup mereka dalam mengajarkan misi Rasulullah saw. Pergerakan dakwah

Imam Rijali dilakukan dengan pendekatan seni budaya barzanji, tahlil, dan

dakwah bi al-Qalam. Salah satu bukti dakwah bi al-Qalam yakni karya

monumentalnya yang berjudul hikayat tanah Hitu.

Pergerakan dakwah Imam Rijali ini terdiri dari dakwah fardiyah,

jamaah (organisasi) dan metode tasawuf di baca setiap malam jumat untuk

mengokohkan semangat keislaman orang Maluku dengan cara tahlil dari

Syekh Abdul Qadir Jailani. Pergerakan dakwah Imam Rijali ini lewat

tradisi ritual tahlil ini menjadi bukti sejarah kerena ia menjadi realitas

aktivitas ritual masyarakat Maluku dewasa ini.

H. Sumbangan Pemikiran Dakwah Imam Rijali Menuju Maluku Emas

a) Dakwah Kapata (Tradisi Lisan)

Pergerakan dakwah yang dikembangkan Imam Rijali adalah kapata,

pengertian kapata menurut orang Maluku adalah nyanyian yang

menggunakan bahasa daerah/adat atau bahasa tanah. Terminologi Kapata

dari aspek bahasa Maluku kapata terdiri dari tiga kata yang sambung yakni

147 Periode ini tertulis di dalam 11 kisah termasuk (halaman pertama yang

hilang/rusak) termuat dalam 181/2 halaman. Kedua:Tahun 1512-1605 M. Periode Portugis,

dimulai dengan kedatangan pertama orang-orang portugis berbagai peperangan antara

orang Tanahitu dan orang-orang portugis hingga mereka meninggalkan Ambon pada tahun

1605 M. Peiode ini dilukiskan dalam sepuluh kisah yang termuat dalam 201/2.

Page 94: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 93

kapa, pata, dan tita. Kapa artinya puncak gunung yang berbentuk lancip,

seperti jari telunjuk kelangit. Pata artinya diputuskan (secara definitif tidak

dapat dirubah) sedangkan Titah artinya sabda (perkataan yang tegas).

Dari pengertian ini kapata adalah; perkatan yang berat yang memiliki

tingkat kebenaran wahyu yang suci yang memiliki kekuatan yang

dirahasikan.148 Dugaan kuat penulis bahwa dakwah kultural Imam Rijali

ini sangat dipengaruhi oleh ayat suci Al-Quran surah Muzammil ayat 5

sebagai berikut;

Terjemahnya

Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu Perkataan yang

berat.

Tafsiran secara awwam ayat ini bahwa ketika manusia sampai pada

titik tekan aksentuasi dalam menyampaikan pesan Dakwah maka respon

jama’ah sangat tinggi saat mendengarkan proses komunikasi agama yang

dapat menyentuh emosi jama’ah. Tafsiran kata tsaqila dalam ayat tersebut

menurut Quraish Shihab bahwa seorang Mubalig perlu memiliki skil dalam

menyampaikan pesan. Skil yang dimaksudkan disini adalah kemampuan

kefashihan berkomunikasi, sistematika pesan, dan intonasi suara yang

sesuai dengan kecerdasan emosional dan spiritual serta sesuai dengan daya

nalar publik sebagai objek dakwah.

Dari pesan ayat tersebut inilah yang dibaca Imam Rijali saat

menyampaikan pesan-pesan agama yang dianggap berat untuk merubah

cara pandang dengan kapata-kapata atau syair sebagai nilai, etika, dan

estetika berkomunikasi di depan publik. Karena mata air keilmuan muncul

dari Timur Tengah yang kaya dengan paradigma syair sehingga trdisi ini

juga tertanam dalam sistem komunikasi pada masyarakat Maluku yang

dikonstruksi oleh Imam Rijali sebagai penggerak Dakwah.

148Taman Budaya 2004; 15.

Page 95: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 94

Tradisi bangsa Arab yang datang di Maluku yang senang dengan

syair. Budaya syair ini berakulturasi dengan budaya lokal di Maluku

sehingga ia beruba menjadi kapata (nyanyian berat).149 Bahasa ini

diwariskan kepada orang-orang yang memiliki kredibilitas yang tinggi

bahasa tanah ini memiliki kekuatan supranatural. Pada tahun tahun 1645

Imam Rijali mengajarkan kapata-kapata ini kepada kapitan-kapitan yang

dianggap memiliki keimanan yang tinggi sehingga warisan imu usul diri

hanya diwarikan kepada orang tertentu saja.150 Dakwah lewat kapata ini

dilakukan saat melakukan buka ewang (lahan pertanian baru), selain itu

ketika ada acara pernikahan, dan acara ritual yang kaitannya mengajak

kepada Allah swt sebagai pemberi hidup.

Warisan dakwah kultural Imam Rijali melalui kapata adalah tradisi

tutur terhadap peristiwa masa lampau dibawakan secara resiatif (setengah

bernyanyi dan setengah berbicara).151 Dakwah model kapata ini sampai

saat ini sering digunakan oleh warga Maluku dalam acara ritual adat seperti

dalam mengangkat raja, dan imam, pukul sapu, dan dilakukan dalam

permainan bambu gila. Semua ini menajdi kekayaan dalam

mentransformasikan pesan-pesan Allah kepada masyarakat Maluku sesuai

daya nalar dan kebutuhan spiritualnnya.

Selain itu tradisi warisannya adalah pantong dan jigulu-jigulu sebagai

metode untuk menguji cara berpikir orang Maluku dalam menebak suatu

masalah. Hal ini juga menjadi tradisi dialektika bagi masyarakat untuk

memberikan memberikan inovasi, dan inspirasi untuk pergerakan dakwah

di Maluku. Pola komunikasi jigulu-jigulu ini tidak ditemukan alurnya

secara sistematik siapa yang menggagas pergerakan komunikasi melalui

pendekatan jigulu-jigulu sebagai media pendeteksi daya nalar sebuah lawan

komunikasi. Dalam naskah Imam Rijali model komunikasi seperti ini tidak

diurakan secara tekstual sehingga dalam kajian kurang dieksplorasi.

149Usman Thalib Dosen Universitas Pattimurah dalam makalahnya memberikan

penjelaskan bahwa kapat itu adalah bahasa tanah bagi masyarakat Maluku.

150Abu Muslim, Jurnal Al-Qalam Balai Penelitian Agama Makassar Volume 19

Nomor 2 Nopember 2013) h.234

151Cristian J. Tamaela 1995 h. 14.

Page 96: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 95

Naskah dakwah Imam Rijali dalam bentuk sastra dan kebudayaan

adalah dua hal yang tidak dapat dilepaspisahkan. Sastra merupakan

aktivitas manusia yang diwujudkan dalam media tertentu dan memiliki ciri

estetika yang tertentu pula metode dakwah sastra ini memiliki daya

pengaruh tertentu karena lebih menonjolkan karya seninya. Sedangkan

kebudayaan adalah keseluruhan aktivitas manusia, termasuk pengetahuan,

sejarah, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-

kebiasaan lain.152 Senada dengan itu, Von Savigny menyatakan bahwa

energi pemikiran suatu masyarakat terus berkembang sesuai respon sosial

yang dihadapi, 153 betapapun sederhananya pikiran yang diwariskan pada

masa lalu terus tercermin dalam jiwa masyarakat dalam alam pikirannya

dimana tradisi pemikiran itu hidup.

Dengan demikian, seperti juga hukum, sastra adalah produk

kebudayaan manusia, dan kebudayaan merupakan sumber utama cipta

sastra. Karenanya, sastra lisan maupun tulisan selalu mencerminkan, dan

menceritakan tentang kehidupan masyarakat, termasuk menjadi saluran

dakwah dan saluran untuk meneguhkan nilai-nilai yang dianggap norma,

nilai-nilai dalam masyarakat. Hal ini yang digunakan Imam Rijali untuk

mempertahankan kesucian esensi dari pesan dari sebuah teks.

Warisan pergerakan dakwah Imam Rijali Dalam kehidupan suatu

masyarakat adat, seperti sebagian besar wilayah di Maluku, sastra lisan

(selanjutnya disebut folklor lisan) ia memiliki fungsi yang amat vital dalam

membahasakan dan mengkomunikasikan serta mengdakwahkan pesan-

pesan spiritual sesuai kondisi kebatinannya dengan cerita-cerita amstal

(perumpamaan).

Tradisi komunikasi folklor yang digagas oleh Imam Rijali sampai

saat ini dikembangkan oleh generasi selanjutnya yang disesuaikan dengan

respon sosial masyarakat. Intensitas penggunaan folklor lisan dalam

kehidupan masyarakat Maluku itulah yang sering dijadikan ukuran untuk

152 Taylor dalam Ratna, 2005

153Von Savigny, diterjemahkan oleh Syarifudin menggunakan google tranlate

dengan Perkembangan Pemikiran Manusia (Cet. II; Sage Publishing Press, 2013), h. 334.

Page 97: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 96

menentukan tinggi atau rendahnya nilai kebudayaan suatu masyarakat serta

daya hidup atau vitalitasnya dalam masyarakat.154

Dalam berbagai prosesi adat di Maluku, mulai dari cuci negri,

masominta, pamoi, panas pela dan panas gandong, maupun berbagai

prosesi lainnya, folklor lisan selalu digunakan dalam bentuk-bentuk dan

tujuan yang berbeda. Meskipun demikian, kenyataan yang terjadi dalam

masyarakat saat ini menunjukkan bahwa folklor lisan tak lagi menunjukkan

kekuatannya sebagai penjaga norma dan pengesahan pranata adat dan

budaya.155

Hal itu terbuktidengan proses transformasi yang mengalami

kemandekan sehinggamengakibatkan generasi muda tidak lagi peduli dan

tidak menyadari keberadaan folklor lisan sebagai kekayaan budaya yang

mesti dijaga, dipelihara, dan dilestarikan. Serbuan teknologi modern dalam

era yang semakin mengglobal dengan industri media infokom yang seakan

tak lagi mengenal batas ruang dan waktu memunculkan kecenderungan

tercerabutnya akar-akar budaya yang mengandung nilai-nilai positif

sebagai akibat dari krisis identitas diri dan rasa memiliki (sense of

belonging ).

Akibat yang dirasakan secara langsung adalah munculnya berbagai

jenis penyimpangan terhadap nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh

generasi terdahulu. Budaya kekerasan yang sering terjadi di negara kita,

bahkan di Provinsi Maluku hingga saat ini bukan tidak mungkin

diakibatkan oleh kekurang tahuan dan kekurang mampu untuk memaknai

nilai humanis medalam sejarah masyarakat Maluku sebagai satu gandong,

satu pancaran dan orang basudara. 156

Dalam kaitan dengan sejarah masyarakat Maluku, folklor lisan dapat

menjadi penutur taklangsung serta mampu menjadi sumber rujukan yang

validdalam penulisan sejarah maupun media pengantar nilai-nilai positif

154Nur Tawainella(Sejarawan dan Budayawan Maluku) wawancara di Balai Diklat

kementerian agama Provinsi Maluku 2 Juli 2014.

155 Nur Tawainella(Sejarawan dan Budayawan Maluku) wawancara di Balai Diklat

kementerian agama Provinsi Maluku 2 Juli 2014.

156 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014

Page 98: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 97

dari sejarahmasa lalu untuk diimplementasikan bagi generasi masa kini.

Salah satu jenis folklor lisan Maluku yang menarik untuk dikaji adalah

kapata. Kapata dalamkategori folklor lisan versi Danandjaya dapat

dikelompokkan sebagai nyanyian rakyat, sekaligus sebagai puisi rakyat

(Danandjaja, 2002 :46) Hal itu disebabkan,ada kapata yang dinyanyikan,

artinya memiliki nada atau melodi, dan ada pulayang dilafalkan tanpa nada,

seperti melafalkan sajak.157

Imam Rijali dalam mengkomunikasikan Dakwahnya dengan cara

nyanyian rakyat ini dapat dilihat dari cara penyampaiannya yang

dituturkan atau disampaikan secara lisan, dari generasi ke generasi, dan

dapat menyebar secara luas. Rusyana(1980) mendeskripsikan tuturan

sebagai tuturan yang telah dituturkan kembali diantara orang-orang yang

berada dalam beberapa generasi. Di Maluku, banyak kapata dapat dijadikan

sebagai sumber penulisansejarah, karena bercerita tentang kehidupan

masyarakat Maluku di masa lampau, tentu saja beserta nilai-nilai positif

humanis yang dianut.

Pesa dakwah Imam Rijali lewat kapata-kapata ini umumnya hanya

dikuasai oleh golongan tua saja, yakni mereka yang telah berusia lanjut dan

menduduki peran-peran vital sebagai pemangku atau tua-tuaadat dalam

masyarakat. Kenyataan ini dapat menjadi ancaman bagi proses

transformasi atau pewarisan kapata di kalangan generasi muda. Sejalan

dengan itu, pendekatan hermeneutik amatlah relevan untuk diterapkan

dalam kaitan dengan upaya untuk membongkar dan memaknai teks sastra

yang berasal dari pengalihan bentuk atau transkripsi.

Pergerakan dakwah Imam Rijali melalui seni sastra saat ini masih

relevan dengan masyarakat di Maluku, akrena dakwah yang dikemas

dengan seni dapat dirasakan sangat penting untuk mengembalikan

menumbuhkan kembali kecintaandan rasa pada ajaran-aajran Imam Rijali

yang memiliki kekuatan spiritual yang tinggi. Ia memiliki khazanah adat

157Nur Tawainella(Sejarawan dan Budayawan Maluku) wawancara di Balai Diklat

kementerian agama Provinsi Maluku 2 Juli 2014.

Page 99: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 98

dan budaya orang Maluku yang perlu dikembangkan terutama di kalangan

generasi muda. 158

Dampak dakwah Ima Rijali melalui kapata Siwalima dan proses

pewarisan atau transformasinya di kalangan masyarakat pemiliknya, baik

masyarakat Soahuku secara khusus, maupun masyarakat Maluku secara

umum. Kajian ini bertujuan untuk mendiskripsikan serta menguraikan

simbol-simbol secara hermeneutika dalam Kapata Siwalima dari Negeri

Soahuku, Kabupaten Maluku Tengah dalam upaya untuk menunjukkan dan

memantapkan fungsi kapata sebagai sumber atau penutur sejarah

masyarakat Maluku. Akhir dari kajian ini diharapkan akan mengubah cara

pandangmasyarakat dalam memaknai fungsi dan peranan folklor lisan

dalam kehidupannya, demi menumbuhkan kembali kecintaan akan budaya

Maluku yang amat kaya.

Pola komunikasi dakwah dengan tradisi kultural Imam Rijali

membuat folklor sebagai dalam bentuk kapata Ite Tani Pauna Rua (Kedua

Matanya Menangis) merupakan nyanyian rakyat Maluku. Salah satu sastra

lisan yang dikenal masyarakat adat di Maluku dan memiliki fungsi penting

dalam ritual adat seperti panas pela atau reuni antara negeri yang terikat

hubungan pela gandong. Pengajar mata kuliah hukum adat di Universitas

Pattimura, Fricean Tutuarima, yang mengkaji kapata menuturkan, kapata

bisa menjadi media penutur sejarah masyarakat Maluku dan penjaga nilai

dan norma demi merajut kembali hubungan orang basudara di Maluku

pascakonflik. Menurut Fricean, Kapata Ite Tani Pauna Rua berkisah

tentang perpisahan yang terjadi di antara lima bersaudara, leluhur dari lima

negeri yang terletak di pesisir barat hingga utara Pulau Haruku, Kabupaten

Maluku Tengah.159

Persekutuan adat kelima negeri itu dikenal dengan nama Amarima

Hatuhaha yang terdiri atas Pelau, Kailolo, Kabauw, Rohomoni, dan

Hulaliu. Kapata Tani Te Pauna Rua merupakan nyanyian rakyat liris yang

isinya bercerita soal perpisahan Pikai Laisina dengan empat saudaranya.

Pikai dilukiskan menangis karena harus berpisah dengan empat

158Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014

159 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014

Page 100: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 99

saudaranya.160 Dia menangis mengingat tifa (beduk) di Masjid Nambuasa,

yang sejatinya merupakan masjid milik Pikai dan keluarganya. Fricean

mengungkapkan, pilihan memeluk agama Kristen tidak serta-merta

menyebabkan Pikai Laisina dan keturunannya diasingkan oleh keempat

saudaranya. Fungsi, peranan, dan kedudukan negeri Hulaliu dalam tatanan

adat Hatuhaha Amarima tidak mengalami perubahan.161

Peninggalan Pikai Laisina tetap utuh dan terpelihara hingga saat ini.

Benda-benda peninggalan yang antara lain berupa masjid dan Al Quran

tetap terjaga. Bahkan, warga Hulaliu tetap diberi akses untuk memelihara

peninggalan leluhur mereka sebagai penanda hubungan persaudaraan atau

gandong. Sebagai tradisi lisan, kapata, seperti Kapata Tani Te Puana Rua,

berfungsi sebagai penghargaan terhadap sejarah dan relasi sosial tradisional

antarmasyarakat yang berbeda agama dan wilayah. Harmonisasi

masyarakat dibangun lewat kesadaran akan sejarah yang terkandung dalam

kapata.162

Keluaran: 3:15 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa:

"Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek

moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus

aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-

Ku turun-temurun.163

Budaya dan adat istiadat selamanya berasal dari para leluhur dan

disampaikan secara lisan kepada anak cucu dari masa ke masa. Adat

istiadat serta aturan-aturan inilah yang menyebabkan kedekatan bathin

antara manusia dimasa kini dan para leluhur yang telah meninggal bahkan

diyakini bahwa roh atau arwah leluhur masih tetap ada.

160 Nur Tawainella(Sejarawan dan Budayawan Maluku) wawancara di Balai Diklat

kementerian agama Provinsi Maluku 2 Juli 2014.

161 Nur Tawainella(Sejarawan dan Budayawan Maluku) wawancara di Balai Diklat

kementerian agama Provinsi Maluku 2 Juli 2014.

162 Nur Tawainella(Sejarawan dan Budayawan Maluku) wawancara di Balai Diklat

kementerian agama Provinsi Maluku 2 Juli 2014.

163Agusno Sahureka, Pertama Tuhan, Kedua Leluhur diakses dari internet 3

Agustue 2014.

Page 101: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 100

Nenek moyang bukanlah bagian yang terpisahkan dari kehidupan kita

di saat ini, tanpa nenek moyang kita tidaklah mungkin ada, karena manusia

saat ini dan nenek moyangnya adalah satu dalam garis keturunan yang

nyata. Sehingga sudah sepantasnya kita sadar akan keberdaan dan

keberadaan kita saat ini.

Sebagian besar orang menghargai para leluhur mereka, karena adat-

adat yang diturunkan dinilai baik dan berguna dimasa sekarang misalnya

sasi. Bagi masyarakat Hulaliu mereka secara jelas mempercayai leluhur-

nenek moyang mereka, percaya dalam arti meyakini akan keberadaan

leluhur, bukan percaya dalam arti mengimani atau menyembah. Hal ini

didasarkan pada pengalaman kehidupan yang dialami dari waktu-waktu

secara nyata.

Dari sepenggal penjelasan diatas maka jelas bahwa leluhur atau nenek

moyang bukanlah kaum yang tidak memiliki norma walaupun mereka

atheis, tapi mereka adalah manusia yang sama-sama mengajarkan nilai-

nilai baik bahkan sebelum mengenal Kekristenan.

Penghargaan kepada nenek moyang patutlah dimaklumi. Bukankah

nenek moyang leluhurlah yang pertama-tama menerima Injil..? Bukanlah

banyak tradisi dan adat yang sedangkan kita lanjutkan adalah bagian dari

pergumulan panjang nenek moyang kita. Lihat saja pelaksanaan Pela

Gandong yang relevan di masa sekarang.

Jika kita berbalik pada dasar kekristenan kita yakni Alkitab,.. maka

jelaslah Allah pun menghargai nenek moyang bangsa Israel sehingga

menyebut diriNya Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub yang

menandakan peranan nenek moyang dalam karya penyelamatan Allah.164

.Pengelolaan dusun oleh masyarakat di Maluku telah berlangsung

lama dan turun temurun sejak zamn nenek moyang. Begitu pula dengan

aturan dan kaidah yang dibuat secara lisan maupun tertulis yang mengatur

masyarakat dalam pengelolaan hutan untuk tetap menjaga kelestarian hasil

maupun ekosistem walaupun telah mengalami berbagai perubahan seiring

164Ulangan 8:1. "Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini,

haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu

memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek

moyangmu.

Page 102: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 101

kemajuan zaman. Aturan tersebut yakni pelaksanaan sasi (larangan) untuk

mengambil hasil dusun sebelum waktu yang telah disesuaikan dan

ditentukan.165

Sasi merupakan budaya turun temurun sehingga dengan menjalankan

sasi, jelaslah melestarikan budaya nenek moyang disamping fungsi utama

melestarikan alam ciptaan Tuhan.

Pelaksanaan sasi ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan kuantitas

produksi secara menyeluruh, pelaksanaan sasi memungkinkan agar sumber

daya alam didarat dapat berkembang dan terjaga kualitas selama tutup sasi

hingga waktu yang ditentukan untuk buka sasi.

Pelaksanaan sasi yang dilakukan dan didasari dengan doa di gereja

menandakan betapa besar peran gereja guna mengingatkan umat agar

memahami dan menyadari akan kasih Allah kepada manusia melalui alam

yang telah tersedia. Sasi mengingatkan manusia bahwa manusia harus turut

serta dalam pemeliharaan demi untuk kelangsungan hidup yang lebih baik

dan lebih berkualitas.

Imam Rijali dalam menjaga alam ia menggunakan metode

syari’ah(sasi) sebagai instrumen memelihara alam sebagai kebutuhan hidup

manusia. Dengan demikian pelaksanaan sasi memberikan manfaat bagi

terjaminnya kualitas sumber daya maupun ekosistem agar tetap lestari dan

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kelangsungan hidup manusia

yang didalamnya terkandung fungsi pemanfaatan, pengelolaan,

pengawasan, pemeliharaan, dan pengendalian sumber daya alam.

1) Dakwah Lewat Musik

Berdasarkan data lisan yang di konstruksi lewat data lisan

menunjukkan bahwa Imam Rijali kerap kali menyampaikan pesan-pesan

dakwah lewat musik sebagai instrumen dakwah. Alat musik yang terkenal

sering digunakan adalah tifa (sejenis gendang) dan Totobuang.166 Dakwah

lewat musik dilakukan saat maulid Nabi Muhammad saw. Peradaban seni

bduaya Islam yang tersebar di kepulauan Maluku seperti tari nyiru gila,

165 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014

166 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014

Page 103: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 102

sawat, hadrat,167 dan seni buka puang di Banda sebagai bukti pergerakan

dakwah Imam Rijali lewat seni sangat mewarnai pergerakan sosial

masyarakat Maluku dalam melakukan kontak sosial dalam

mengekspresikan ide dan gagasannya.

Masing-masing alat musik dari ‚tifa totobuang‛ memiliki fungsi yang

bereda-beda dan saling mendukung satu sama lain hingga melahirkan warna

musik yang sangat khas. Instrumen musik ini dikembangkan oleh generasi

sebelumnya yang terdiri dari Tifa yaitu, Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong,

Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas,168 ditambah sebuah Gong berukuran besar

dan Toto Buang yang merupakan serangkaian gong-gong kecil yang di

taruh pada sebuah meja dengan beberapa lubang sebagai penyanggah.

Adapula alat musik tiup yaitu Kulit Bia (Kulit Kerang).169 Instrumen

dakwah sebagai bentuk perubahan sosial ini menurut Imam Rijali adalah

media menyampaikan kebesaran Allah swt, karena ia adalah alat untuk

menyampaikan wahyu Allah swt. Ide ini Imam Rijali terinspirasi oleh

proses turunnya wahyu diantar oleh kekuatan seni tingkat tinggi.

Perjalanan dakwah lewat musik ini terus berkembang dan

berkolaborasi dengan jenis musik yang datang dari Eropa sehingga alat

musik orang Maluku berkembang dengan alat yang dikembangkan di

Eropa. Alat musik ini tampak dalam kebudayaan Maluku, terdapat pula alat

musik petik yaitu Ukulele dan Hawaiian seperti halnya terdapat dalam

kebudayaan Hawaii di Amerika Serikat.170

Hal ini dapat dilihat ketika musik-musik Maluku dari dulu hingga

sekarang masih memiliki ciri khas dimana terdapat penggunaan alat musik

Hawaiian baik pada lagu-lagu pop maupun dalam mengiringi tarian

tradisional seperti Katreji. Alat ini sebagian masyarakat Maluku itu musik

orang Kristen karena alat musik ini sering digunakan oleh penyebar agama

167Hamza Silawane (Seniman Maluku) wawancara di Masohi saat pelaksaan

LASQI Provinsi Maluku 23 Oktober 2014.

168 Hamza Silawane (Seniman Maluku) wawancara di Masohi saat pelaksaan

LASQI Provinsi Maluku 23 Oktober 2014.

169Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014

170 Hamza Silawane (Seniman Maluku) wawancara di Masohi saat pelaksaan

LASQI Provinsi Maluku 23 Oktober 2014.

Page 104: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 103

kriten di Maluku sehingga Islam maluku menyebutnya sebagai alat musik

orang Kristen. Sementara jenis Musik yang digunakan dalam berdakwah

adalah jenis musik hadarat, sawat, dan tifa.171

Dari aspek sejarahnya sawat adalah perpaduan dari budaya Maluku

dan budaya Timur Tengah. Pada beberapa abad ke 13 bangsa Arab datang

menyebarkan agama Islam di Maluku, kemudian terjadilah campuran

budaya termasuk dalam hal musik. Terbukti pada beberapa alat musik

Sawat, seperti rebana dan seruling yang mencirikan alat musik gurun pasir.

Pendekatan dakwah lewat musik ini cukup efektif bagi komunitas

Islam Maluku karena musik memiliki daya tarik sehingga pencerahan

agama lewat musik dapat menarik simpati orang untuk datang

mendengarkan dakwah. Metode dakwah ini juga terjadi di Pulau jawa

dengan tradisi wayangnnya yang dikembangkan oleh Wali Songo (wali

sembilan). Begitupulan di Sulawesi Selatan dengan kecapi yang dibawa

oleh empat Datuk yaki Datuk Tiro, Datuk Ribandang, Datuk Patimang, dan

Sawere Gading dan wali-wali lainnya termasuk walipitue yang

menyebarkan Islam di Sulawesi Selatan.172

Berbicara tentang pergerakan dakwah Imam Rijali sangat erat

kaitannya dengan empat negeri di Indonesia yang memiliki jaringan.

Jaringan para ulama dari Makassar, Ambon, Sumatra, dan Jawa telah

terpaut dalam menggerakkan dakwah di Indonesia. Menurut Faisal bakti

dalam bukunya the nasional bilding mengungkapkan bahwa peran Ulama di

Indonesia menggerakkan dakwah sangat intens. Faisal Bhakti menduga

kuat bahwa yang mempersatukan Nusantara ini adalah ulama sekaligus

seniman. Dan tokoh-tokoh yang membantu Imam Rijali menggerakkan

dakwah di kawasan timur Indonesia adalah; Zainal Abidin Al-Idrus, Zainal

Abidin Al-Idrus, Syekh Abdurrahman Assagaf Maulana Di Tanah Papua,

dan Syekh Yusuf Al-Makassari yang banyak mewarnai corak Islam di

Makassar.173

171Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014

172 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014

173 Faisal Bhakti, National Bilding : Studi Pergerakan Dakwah Para Ulama di

Nusantara (Cet. II; Jakarta: 2009), h. 73.

Page 105: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 104

2) Dakwah Lewat Tarian

Tari yang terkenal adalah tari Cakalele yang menggambarkan Tari

perang. Tari ini biasanya diperagakan oleh para pria dewasa sambil

memegang Parang dan Salawaku (Perisai). Ada pula Tarian lain seperti

Saureka-Reka yang menggunakan pelepah pohon sagu. Tarian yang

dilakukan oleh enam orang gadis ini sangat membutuhkan ketepatan dan

kecepatan sambil diiringi irama musik yang sangat menarik.174

Tarian yang merupakan penggambaran pergaulan anak muda adalah

Katreji. Tari Katreji dimainkan secara berpasangan antara wanita dan pria

dengan gerakan bervariasi yang enerjik dan menarik. Tari ini hampir sama

dengan tari-tarian Eropa pada umumnya karena Katreji juga merupakan

suatu akulturasi dari budaya Eropa (Portugis dan Belanda) dengan budaya

Maluku.

Hal ini lebih nampak pada setiap aba-aba dalam pergerakan pola

lantai dan gerak yang masih menggunakan bahasa Portugis dan Belanda

sebagai suatu proses biligualisme. Tarian ini diiringi alat musik biola,

suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa dan bas gitar, dengan pola rithm

musik barat (Eropa) yang lebih menonjol.175 Tarian ini masih tetap hidup

dan digemari oleh masyarakat Maluku sampai sekarang.

Selain Katreji, pengaruh Eropa yang terkenal adalah Polonaise yang

biasanya dilakukan orang Maluku pada saat kawinan oleh setiap anggota

pesta tersebut dengan berpasangan, membentuk formasi lingkaran serta

melakukan gerakan-gerakan ringan yang dapat diikuti setiap orang baik tua

maupun muda.

Kesimpulannya adalah keberagaman di Maluku merupakan sebagian

kecil dari keberagaman budaya yang ada di Indonesia, benarlah jadinya

kalau samudera yang hilang itu adalah Indonesia. Dengan keberagaman

174T. Tomasoa, Sejarah dan Perkembangan Sastra Indonesia di Maluku (Cet. I;

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2000), h. 77.

175Falantino Eryk Latupapua, Perkembangan Sastra di maluku: Sebuah

Penelusuran Awal Dosen pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Pattimura, Ambon.

Page 106: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 105

yang di miliki oleh negeri ini membuat kebhinekaan tunggal ika harus di

wujudkan agar negeri ini menjadi negeri yang sejahtera dengan

keberagaram tersebut dan tidak mudah terpecah belah oleh karena itu

diperlukan suatu sistem yang membawahi semua itu.176

Konsep Dakwah Imam Rijali melalui hubungan dengan masyarakat

dan hubungan dengan kesultanan Indonesia Timur adalah bentuk formasi

sosial dalam menggerakkan perjuangan dakwah di Maluku. Pergerakan

Dakwah Imam Rijali Hubungan dengan Masyarakat, Hubungan dengan

Kesultanan Indonesia Timur Formasi sosial perjuangan Dakwah.

Konsep dan metode dakwah Imam Rijali dapat diterima di maluku

karena ia memiliki kredibilitas di tengah masyarakat, dan metode

mendesain materi dakwah sebagai manhaj dakwah Imam Rijali memiliki

tingkat efektifitas yang cukup tinggi sehingga dapat di maknai bahwa

pergerkan dakwah Imam Rijali di Maluku sangat penting dijadikan salah

satu paradigma dakwah kultural, ritual, dan musik sebagai pendekatan

dakwah yang relevan dengan kondisi sosiologis masyarakat Maluku yang

berada di kawasan kepulauan. 177

Tidak ada catatan tertulis ataupun kapata yang menyebutkan perihal

kedatangan orang pertama di negeri Louhata Amalatu Siri Sori Islam,

tetapi dalam cerita-cerita lama banyak mengisahkan tentang orang-orang

yang mula-mula mendiami desa Siri Sori Islam adalah orang-orang sakti,

dalam pengertian karena mereka adalah orang-orang yang memegang teguh

ajaran Islam baik dalam hal ibadah maupun penerapannya dalam kehidupan

bermasyarakat sehari-hari, dan memiliki Karamah yang dianugrahi oleh

Allah SWT.

Mereka diantaranya adalah; Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana

Berasal dari Bagdad Iraq, beliau meninggalkan negeri asalnya bersama

Syeh Abdul Aziz Assagaf ( Maulana Malik Ibrahim ) sekitar abad ke 12 M

176Latupapua, F. E. 2008. “Sastra di Maluku; Marjinal atau Termarjinalkan?”

Artikel lepas dalam Harian Marinyo Edisi 29 Agustus 2008. Ambon: Marinyo

177Falantino Eryk Latupapua, Perkembangan Sastra di Maluku - Suatu

Penelusuran Awal

Page 107: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 106

dengan tujuan menyiarkan Agama Islam Keseluruh penjuru dunia.178

Sekitar tahun 1212 M, mereka tiba disamudra Pasai Aceh. Syeh Abdul

Aziz Assagaf menetap di Aceh, sedangkan Syeh Abdurrahman Assagaf

Maulana melanjutkan perjalanan menuju wilayah Timur dan tinggal

didaerah Buton Sulawesi Tenggara ( 1213 M) dan mendapat gelar Ode

Bunga (Ode Funa).179

Semiman Maluku masa awal di bawah dari ulama Bagdat Irak dengan

corak Persia yang sangat kental dalam aransemen dan warna musik. Mereka

memperkenalkan musik gambus di Maluku, dan sinrili di Makassar. Para

ulama ini menyampaikan pesan agama dengan seni budaya Islami.

Pergerakan dakwah Imam Rijali tidak terlepas dari bantuan kerabanya

yakni Zainal Abidin Al-Idrus, Zainal Abidin Al-Idrus, Syekh Abdurrahman

Assagaf Maulana Di Tanah Papua, dan Syekh Yusuf Al-Makassari yang

banyak mewarnai corak Islam di Makassar.180

a. Zainal Abidin Al-Idrus

Pergerakan dakwah Imam Rijali tidak terlepas dari peran-peran

temannya yang berasal dari Bagdad Irak, tiba disemenanjung Malaysia

pada tahun 1212 M, kemudian menuju ke pulau Sulawesi dan sampai

didaerah Selayar sekitar tahun 1214 M dengan misi yang sama yaitu

menyiarkan Agama Islam. Akibat perang antara kerajaan Goa di Makassar

dan Kerajaan Buton di Sulawesi Tenggara, maka Zainal Abidin Al Idrus

bertemulah dengan Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana, keduanya

kemudian sepakat untuk meninggalkan pulau Sulawesi dan menuju Maluku

(Almuluqun).181 Untuk melanjutkan misi yang sama yaitu menyebarkan

Islam secara lebih luas lagi.

178T. Tomasoa, Sejarah dan Perkembangan Sastra Indonesia di Maluku (Cet. I;

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2000), h. 77.

179Diakses di media online blogger Rence Tamaela pada tanggal 12 Juli 2014

180 Faisal Bhakti, National Bilding : Studi Pergerakan Dakwah Para Ulama di

Nusantara (Cet. II; Jakarta: 2009), h. 73.

181Tomasoa, Sejarah dan Perkembangan Sastra Indonesia di Maluku (Cet. I;

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h. 77.

Page 108: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 107

Sampai dikepulauan Maluku keduanya singgah di Nusa Ina (Pulau

Saparua) tepatnya di negeri Louhata Amalatu digunung Elhau yang pada

waktu itu belum mempunyai nama. Digunung inilah Syeh Abdurrahman

Assagaf Maulana mendirikan kerajaan Ama Iha, dengan gelar Sayyidna

Baraba. Selama memimpin kerajaan Ama Iha beliau menikah dengan Nyai

Mara Uta adik dari raja Pati kaihatu dari negeri Oma Pulau Haruku.182

Dari perkawinan ini beliau memperoleh 5 orang anak terdiri dari 4 putra

dan satu putri yaitu :

a) Nunu Mahu, yang kelak dikemudian hari menurunkan marga

Wattihelu (cikal bakal marga Wattiheluw).Tabdede (Tablele) kelak

dikemudian hari menurunkan marga Latuconsina dinegeri Pellau

pulau Haruku.

b) Haris Hamza mendapat gelar Kapitan Juma’ate dinegeri Laimu

Pulau Seram.

c) Musa Hari Mullah (Kapitan Kawal) yang kemudian menurunkan

marga Wattihelu, Sopacoa, Sopacoaperu dan talawa (dikisahkan

kapitan Kawal tidak pernah menetap disuatu tempat) beliau selalu

bepergian untuk menjelajahi seluruh wilayah Nusantara dan disetiap

daerah dimana beliau singgah dan menetap selalu meggunakan

nama yang berbeda.

d) Mananeuna (anak perempuan satu-satunya)menikah dengan kapitan

Raiyapu yang menurunkan marga Toisuta.183

a) Zainal Abidin Al-Idrus

Di kerajaan Ama Iha bergelar ‚Somallo‚ Beliau menikah dengan

Nyai Wasolo (putri Paku Alam dari Kraton Solo). Mereka dikaruniai

seorang putra bernama Bahrun. Dan dari Bahrun ini yang kemudian

menurunkan marga Holle di Siri Sori Islam. Akibat perang antara Uli Lima

dan Uli siwa, maka Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana dan Zainal Abidin

Al-Idrus meninggalkan kerajaan Ama Ina.

182Taufiq Adnan Amal, Sejarah dan Kepualan Rempah-Rempah di Maluku (Cet. I;

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2000), h. 119.

183Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014

Page 109: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 108

Secara Syariat Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana meninggalkan

kerajaan Ama Ina, Tapi secara Hakekat beliau mengangkat dan berangkat

bersama kerajaan Ama Ina menuju tanah Papua daerah Rumbati.(dikelak

kemudian hari anak cucu dari rumbati ini akan mencari tanah asal

leluhurnya di Ama Iha Pulau saparua, dengan cara mencocokkan tanah

yang diabawahnya dari Rumbati, yang ternyata adalah tanah dari Rumbati

itu adalah tanah Ama Iha juga yag dahulu dibawah oleh Syeh Abdurrahman

Assagaf Maulana Saniki yarimullah dari Ama Ina menuju Rumbati).184

Sedangkan Zainal Abidin Al-Idrus menuju pulau seram bagian

selatan tepatnya di negeri Sepa. Disini beliau mendapat gelar Kapitan

Tihuruwa (kapitan dari saparua).

c. Syekh Abdurrahman Assagaf Maulana Di Tanah Papua

Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana Secara hakekat membawa istri

dan kerajaan Ama Iha menuju tanah Papua (Tanah Rumbati Yoni Epapua)

sekarang masuk wilayah Fak-Fak. Beliau menginjak kaki kirinya ditanah

Geser dan kaki kanannya langsung ditanah Rumbati. Sedangkan ke lima

orang anaknya tetap tinggal ditanah kerajaan Ama Ina( negeri Louhata

Ama Latu Desa SSI ).185

Dirumbati beliau menyiarka Agama Islam Sekaligus mendirikan

kerajaan Woni Epapua dan bergelar ‚ Koneng Papua ‚(putra dari

Khayangan). Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana (dikenal juga dengan

nama Maulana Saniki Yarimullah) selama berada di Rumbati bersama Nyai

Marauta memperoleh Sepuluh Orang anak (tujuh laki-laki dan tiga orang

anak Perempuan).

yaitu :

1. Masbait Pusan alias Masapait /Aliwanta Marga Patty di SSI

2. Hahosan alias Abu Hasan Alias Abuasa : bermarga saimima di Ssi

3. Mera Lau : Kapitan Nua Uruwo ( Alifuru ) dipulau Seram

4. Raja ampat Kerajaan Misol ( kepulawan Raja Ampat)

5. Raja Anggaluli : Marga Saimima di Anggaluli Fak-Fak

184 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014

185Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014

Page 110: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 109

6. Raja Patiran : Di rumbati Fak-Fak

7. Poi Masa : Marga Maspait Islam,Marga Maspaitela nasrani didesa

Key

8. Poi Waru : Raja Fak-Fak ( Marga patagars )

9. Poi sina Raja Kokas (marga Pattimura) dikokas Fak-Fak.186

Kasihanilale (Sultan Banda): yang kemudian menurunkan marga

Patty di Alang pulau Ambon, marga Latu dipulau Seram, dan marga patty

di timor-timor).Pada Akhirnya, Masapait, Aliwanta, Hahosan(Abuwasa),

Mera Lau dan Poi Masa pergi meninggalkan Rumbati untuk mencari

saudara-saudara mereka yang masih bermukim di dikerajaan Ama Ina

(negeri Siri sori Islam).

Berdasarkan data tersebut penelitian ini masih sangat kurang data

sehingga masih perlu kajian secara mendalam untuk mengungkap kekayaan

intelektual Imam Rijali di Maluku untuk menggerakkan peradaban Islam

Maluku menuju Maluku Emas. Pergerakan Dakwah Imam Rijali di Maluku

secara umum dipetakan menajdi tiga bagian yaitu; pertama; motif

pergerakan dakwah imam rijali terdiri dari motif ekonomi, politik dan

benturan imprealisme budaya Eropa saat datang di maluku pada tahun 1532

di Ambon.

Untuk melawan dan melindungi rakyat Maluku maka ia

menggunakan tiga metode dakwah yakni metode dakwah fardiyah,

jama’ah, dan su’ubiyyah. Sumbangsinya terhadap pergerakan dakwah

multikultural di Maluku ia mewariskan ilmu alif sebagai paradigma

keilmuan dalam menjelaskan asal-usul manusia. Selain itu Imam Rijali

menggunakan pendekatan dakwah sastra melalui jigulu-cigulu, kapata, dan

keindahan prosa bahasa sebagai brandmark Imam Rijali dalam

menyampaikan pesan-pesan Al-Quran dan Sunnah di tengah masyarkaat di

Maluku.

186Tomasoa, Sejarah dan Perkembangan Sastra Indonesia di Maluku (Cet. I;

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h. 77.

Page 111: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 110

BAB V

PENUTUP

D. KESIMPULAN

Berdasarkan data tersebut penelitian ini masih sangat kurang data

sehingga masih perlu kajian lebih mendalam khususnya referensi-referensu

baru untuk mengungkap kekayaan intelektual Imam Rijali di Maluku

sebagai branmark IAIN Ambon.

1. Pergerakan Dakwah Imam Rijali di Maluku secara umum

dipetakan menajdi tiga bagian yaitu; pertama; motif pergerakan

dakwah imam rijali terdiri dari motif ekonomi, politik dan

benturan imprealisme budaya Eropa saat datang di maluku pada

tahun 1532 di Ambon.

2. Imam Rijali menggunakan tiga metode dakwah yakni metode

dakwah fardiyah, jama’ah, dan su’ubiyyah. Sumbangsinya

terhadap pergerakan dakwah multikultural di Maluku ia

mewariskan ilmu alif sebagai paradigma keilmuan dalam

menjelaskan asal-usul manusia. Selain itu Imam Rijali

menggunakan pendekatan dakwah sastra melalui jigulu-cigulu,

kapata, dan keindahan prosa bahasa sebagai brandmark Imam

Rijali dalam menyampaikan pesan-pesan Al-Quran dan Sunnah di

tengah masyarkaat di Maluku.

Pergerakan Dakwah Imam Rijali di Maluku, Motif Pergerakan

dakwah Imam Rijali di Maluku terdiri dari lima konsep dasar sebagai spirit

dari pergerakan dakwah Imam Rijali. Unsur-unsur pergerakan dakwah

Imam Rijali dalam menggerakkan perubahan sosial yakni kecerdasan

Aqidah, Intelektual, Sosial, Entrepreneurship, dan Teknologi Informasi

Page 112: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 111

Dakwah. Kelima spirit ini menjadi kekuatan Dakwah Imam Rijali dalam

melakukan pergerakan sosial di Maluku.

E. Rekomendasi

1. IAIN Ambon sebagai lembaga dan institusi perlu menajdikan

pemikiran Dakwah Imam Rijali sebagai spirit perjuangan sebagai

brand mark civitas akademika dan ciri khas alumni IAIN Ambon.

2. Pemerintah Provinsi Maluku dalam meningkatkan pariwisata spiritual

perlu menggunakan pemikiran dan pergerakan dakwah Imam Rijali

sebagai bentuk formasi perubahan sosial.

3. Setiap pergerakn sosial perlu memiliki unsur-unsur dan nilai-nilai

Aqidah, Intelektual, Sosial, Entrepreneurship, dan Teknologi

Informasi Dakwah. Semua unsur ini menjadi spirit bangunan ilmu

pengetahuan untuk menggerakkan formasi sosial di Maluku menuju

Maluku Emas.

4. Perkembangan Dakwah Imam Rijali dapat mencapai golden age

ketika pilar keilmuan diberi lima spirit sebagai modal dan kekuatan

dalam berdakwah.

Page 113: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 112

F. Pustaka

Ahmad Arifinmaheram Zamri, Kajian Laras Bahasa Dalam Manuskrip idah Al-Albab Li Murid Al-Nikah Bi Al-Sawab. Jurnal Filologi Melayu, Cet. I; Jakartal: 2007.

Abdul Aziz, Imam Thoikhah, Sutarman Gerakan Islam Kotemporer Di Indonesia. Jakarta : Diva Pustaka Jakarta (2004)

Azyumardi Azrah, Jaringan Ulama Nusantara Cet. II; Jakarta: 2008.

Abdul Kadir Masoweang (65 Tahun) Wawancara oleh penulis di Kantor Litbang Makassar 20 Januari 2014.

Alex Sobur, Filsafat Komunikasi: Tradisi dan Metode Fenomenologi (Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.

Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, Communication Human Behavior (Fitth Edition) ditejemahkan oleh; Ibnu Hamad dengan Judul: Komunikasi Dan Prilaku Manusia (Cet. I; Jakarta: Rajagrapindo Persada, 2013.

Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942. Cet. I; Jakarta : PT Djaya Pirusa, 2001.

Kuntowijoyo, Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset Penyunting, 1994.

Bruce J. Cohen, Introduccion a La Sociologia Published by: José Raúl Vergara Retamoza on (Cet. I; Sage Publshing Copyright:Attribution Non-commercial, 2013.

Burhan Bungin, Metode Penelitian Komunikasi Cet. II; Prenada Media Group, 2013.

Hassan Hanafi, Dira>sa>t Islamiyyah, Bab III dan IV diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh LKiS dengan Judul; Islamologi 2 (Cet. II; Yogyakarta: LKiS, 2007.

Hamadi B Husain (71 Tahun) Pendiri IAIN Ambon Wawancara di Kampus IAIN Ambon 3 Mei 2014

Taufiq Andan Amal, Kepulauan Rempah-Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950 (CEt. IV; Jakarta: Gramedia, 2001.

Gel Hard, Moluccas (Nederland, Publishing, 1912.

Rahman Launuru, Kerajaan Tanah Hitu (diakses 2014 22 Juli 2014 Artikel Ilmiah dipresentasikan dalam blogger 2001.

Page 114: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 113

Nur Tawainellah (67 Tahun) Budayawan dan Sosiolog IAIN AMbon Ambon Wawancara Saat Simposium IAIN Ambon di Kampus 3 Mei 2014

Alifuruamboness.wordpress.com, Kerajaan Tanah Hitu‛,http://alifuruamboness. wordpress.com /2011/10/05/kerajaan-tanah-hitu/> (diakses 2012).

Usman Thalib (56 Tahun) Sejarawan Maluku dari Universitas Pattimura Termasuk tenaga engajar di pascasarjana IAIN Ambon, wawacara di kampus 23 Pebruari 2014.

Zacharias Jozef Manusama, Hikayat tanah hitu : historie en sociale structuur van de Ambonse eilanden in het algemeen en van Uli Hitu in het bijzonder tot het midden der zeventiende eeuvw, 1977

Josep Manusama and Ch F van Fraassen, Historie En Sociale Structuur Van Hitu Tot Het Midden Der Zeventiende Eeuw

Hashim bin Musa, (2007) A Brief Commentary On Pantheistic Schoolof Mysticism As Described Inmemahami Karya-Karya Nuruddin Ar-Raniri. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 35-43. ISSN 0128-6048

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. II; Jakarta: Balai Bahasa Indonesia, 2010), h.1684

Muhammad Reza Irsyadi Nia, Antara Filsafat dan Penafsiran Teks-Teks Agama (Cet. I; Jakarta: Sadra Press, 2012.

Joseph De Vito, Interpersonal Communication (Cet. II; New York: Sage publishing, 2012.

Muhammad Reza Irsyadi Nia, Antara Filsafat dan Penafsiran Teks-Teks Agama (Cet. I; Jakarta: Sadra Press, 2013.

Rachmad Kriantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktek Riset Komunikasi Cet. VI; Jakarta: Prenada Media Group, 2012.

Wardi Bahctiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah. Cet. III; Jakarta: Logos, 2012.

Jalaluddin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik. Cet VIII; Bandung: Rosda Karya, 2013.

Alifuruamboness.wordpress.com, Kerajaan Tanah Hitu”,http:// alifuruamboness. wordpress.com /2011/10/05/kerajaan-tanah-hitu/> [diakses 2012]

Melayuonline.com, “Kerajaan Hitu”, http://melayuonline.com/ ind/history/dig/372 /kerajaan-tanah-hitu> [diakses 2012]

Page 115: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 114

Rahman Lauhur. “Kerajaan Ama Hitu”, 26 Juni 2012, <http://rahman-launuru.blogspot. com/2012/06/kerajaan-ama-hitu.html> [diakses 2014]

Zacharias Jozef Manusama, Hikayat tanah hitu : historie en sociale structuur van de Ambonse eilanden in het algemeen en van Uli Hitu in het bijzonder tot het midden der zeventiende eeuvw, 1977

Josep Manusama and Ch F van Fraassen, Historie en sociale structuur van Hitu tot het midden der zeventiende eeuw

Hashim bin Musa, (2007) A Brief Commentary On Pantheistic Schoolof Mysticism As Described Inmemahami Karya-Karya Nuruddin Ar-Raniri. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 35-43. ISSN 0128-6048

Jelani Harun, Kajian Naskhah undang-Undang Perhambaan zaman Kesultanan Melayu. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 17-33. ISSN 0128-6048 2014

Mohd Taufik Arridzo Bin Mohd Balwi, Kaedah Ruwah: Memperkasa Displin filologi Melayu. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 45-68. ISSN 0128-6048 2013.

Mu'jizah, Duka Cita Sultan Kaimuddin, Buton,Kepada Raja Bone. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 89-99. ISSN 0128-6048 2007.

R., Francis Bradley, Sheikh Daud Bin Abdullah Al-Fatani'swritings Contained In The Nationallibrary Of Malaysia. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 121-141. ISSN 0128-6048 2014

Jan Der Van Putten, Hikayat Tanah Hitu: Wasiat Imam Ridjali. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 1-16. ISSN 0128-6048 2007.

Zamri Arifinmaheram Ahmad, Kajian Laras Bahasa Dalam Manuskrip idah Al-Albab Li Murid Al-Nikah Bi Al-Sawab. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 109-120. ISSN 0128-6048 2007.

Muhammad Reza Irsyadi Nia, Antara Filsafat dan Penafsiran Teks-Teks Agama Cet. I; Jakarta: Sadra Press, 2012.

Alex Sobur, Filsafat Komunikasi: Tradisi dan Metode Fenomenologi Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.

Joseph De Vito, Interpersonal Communication Cet. II; New York: Sage publishing, 2012.

Muhammad Reza Irsyadi Nia, Antara Filsafat dan Penafsiran Teks-Teks Agama Cet. I; Jakarta: Sadra Press, 2013.

Page 116: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 115

Rachmad Kriantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktek Riset Komunikasi Cet. VI; Jakarta: Prenada Media Group, 2012.

Wardi Bahctiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah Cet. III; Jakarta: Logos, 2012.

Jalaluddin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik Cet VIII; Bandung: Rosda Karya, 2013.

Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indoensia Cet. IV; Jakarta: Balai bahasa, 2010.

Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran: Teologi Kerukunan Umat Bergama Cet. I; Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2011.

H.M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi:Teori, Paradigma, dan Discoursus Cet. II; Jakarta: Prenada Media Group, 2009.

Josep De Vito, The Hand Book Human Communication Cet. III; Jakarta: PT. Gramedia Press, 2001.

Maulana Kurnia Putra, Agama Dan Perubahan Sosial, Sebuah TanggapanPudarnya Kauman (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Gavin W Jones, Maznah Mohamad, Muslim-Non-Muslim Marriage: Political and Cultural Contestations in Southeast Asia (Cet. III; New York: Sage publishing, 2011.

Komaruddin dan Yooke Tjuparmah, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiyah, Cet. III; Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

John M. Enchols dan Hassan Shadily, An English-Indonesian Dictionary Cet. XXIII; Jakarta: Gramedia Jakarta: 1996.

M. Quraish Shihab, Tafsir Tematik dan Pelbagai Aspek Cet. II; Bandung: Lentera Hati, 2009.

Kementerian Agama, Al-Quran dan Terjemahnya Cet. I. Jakarta: PT. Tiga Serangkai Pustaka mandiri, 2009.

http://hizbut-tahrir.or.id/2009/05/14/jalan-sejati-menuju-masyarakat-islam.

Peter Wagner, A History and Theory of the Social Sciences: Not All That Is Solid Melts into Air (Published in association with Theory, Culture & Society)2001

Page 117: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 116

Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, QS Ali Imran [3]: 104. Lihat juga: Imam Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, QS Ali Imran [3]: 104; Imam Suyuthi, Tafsir Jalâlayn, dan kitab-kitab tafsir lainnya.

Imam Ali ash-Shabuni, Shafwat at-Tafâsiî, 1/221.

Lihat Ibn Hisyam, As-Sîrah an-Nabawiyyah. Bandingkan pula dengan Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, Ad-Dawlah al-Islâmiyyah, h. 13-14.

Geoffrey Benjamin; Cynthia ChouTribal communities in the Malay world: historical, cultural, and social perspectivesv 2002

Joseph Chinyong Liow, Islam, Education and Reform in Southern Thailand: Tradition and Transformation.

Imam ath-Thabari, Tafsîr ath-Thabari, QS Ali Imran [3]: 104.

Nasaruddin Baidan, Metode Penafsiran Al-Quran Cet. II; Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2011.

M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat Cet. III; Bandung: Mizan, 2007.

Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi: Sebuah Bunga Rampai Cet. III; Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2012.

Margaret. M. Poloma, Sosiologi Kontemporer Cet. II; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994.

James W. Vander Zanden, Human Development Custom Edition (Cet.IV; New York: Published by McGraw-Hill Higher Education, 2001.

G. Kreimers dan J.B. Kartasapoetra, Sosiologi Umum, Cet. II; Yogyakarta: Bina Aksara, 2011.

Lewis Coser, The Function of Social Conflict Cet. I. New York: Free Press, 1956.

Kamanto Sunarto: ‚Bunuh diri: kajian Emile Durkheim dan tinjauan beberapa ahli terhadapnya.‛ Dalam Kamanto Sunarto (editor):

Kamanto Sunarto, Pokok-pokok Pemikiran Durkheim (Cet.II; Jakarta: Pusat Antar-Universitas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia, 1989.

William C. Cummings, Manasse Maloko, diterjemahkan oleh: Kamanto Sunarto, dengan judul: Bangsa Maluku.

Lewis Coser, Continuities in the Study of Social Conflict. New York: Free Press, 1967

Page 118: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 117

Overcoming Conflict (Volume 2): Peace and Development Analysis in Nusa Tenggara Timur. Jakarta: Kementerian PPN/BAPPENAS-UNDP-LabSosio, 2005.

Kamanto Sunarto, ‚Sosiologi,‛ dalam Manasse Malo (ed.), Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial di Inonesia sampai Dekade 80-an. (Cet. I; Jakarta PAU-IS-UI dan Rajawali Press, 1989.

Gerard A. Postiglione dan Grace C.L. Mak (eds.), Asian Higher Education: Asian. International Handbook and Reference Guide. Cet. II; Westport, Conn. London: Greenwood Press, 1997.

Kingsley Davis, Human Society, Cet. III; New York: The Mc Company Sage Publishing, 2006.

Kamanto Sunarto, Sosiologi Kelompok, Cet. I; Jakarta: Pusat Antar-Universitas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia, 1992.

Kementerian Agama Republik Indonesia: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar (Jurnal Al-Qalam Volume 19 Nomor 2 November 2013),

Muhammad As’ad dan Muh. Idham dkk, Buah Pena Sang Ulama (Cet. I; Jakarta: Orbit Publishing Jakarta: 2011), h. 242.

H. Rustam E. Tamburaka, Ilmu Sejarah, Teori Sejarah, Filsafat, dan IPTEK Cet. II; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.

H. Faisal Bakti, Nation Bilding: Kontribusi Komunikasi Lintas Budaya Terhadap Kebangkitan Bangsa Indonesia Cet. I; Jakarta: Curia Press, 2006.

1Samiang Katu, Pasang Ri Kajang : Kajian tentang Akomodasi Islam dengan Budaya Lokas di Sulawesi Selatan, Makassar: PPIM, 2000.

Talcott Parson, Sistem Interactional Civil Society New York: Sage publishing, 2003.

Philip K. Hitti, Sejarah Ringkas Dunia Arab. Terj. Usuluddin Hutagalung dan O.D.P. Sihombing Yogyakarta : Pustaka Iqra, 2001.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h. 20

Simuh, Islam dan Pergumulan Budaya Jawa, Jakarta : Teraju, 2003.

Selo Soemarjan dan Soelaiman Soemardi (ed.) Setangkai Bunga Sosiologi, (Jakarta: Fakultas ekonomi UI, 2008.

Page 119: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 118

M.C.Ricklefs, Sejarah Indonesia Moedern, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1991.

SKI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, Yogyakarta : Pustaka, 2006.

Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta: Paramadina, 1992.

Karya Imam Rijali

Page 120: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 119

Page 121: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 120

Page 122: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 121

Page 123: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 122

Page 124: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 123

Page 125: Imam Rijali

Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 124