Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 0
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 1
Kata Pengantar
Karunia Allah yang terbesar bagi kelangsungan hidup manusia adalah
diberikannya fasilitas akal, hati, naps, sebagai fasilitas supercanggih yang
berfungsi untuk menyerap, merespon, mengelolah, pesan yang dideteksi
oleh panca indra. Media inilah yang digunakan dalam mengolah standar
kebenaran secara universal. Temuan penelitian ini yang berjudul
‚Pergerakan Dakwah Imam Rijali di Maluku (Mencari Metode dakwah
Imam Rijali Sebagai Brandmark IAIN Ambon)‛Imam Rijali (1646-1825)
dalam menjelajahi keilmuannya menemukan bahwa sistem operasional akal
bisa maksimal ketika ia didukung oleh fasilitas akal, jiwa, Naps, dan Ruh.
Ketika empat potensi ini bekerja secara terpadu dalam mengkonstruksi
ilmu pengetahuan maka kecenderungan ilmu pengetahuan itu lebih bersifat
universal dan lebih berkiblat pada kemaslahatan umat manusia dan
kelangsungan hidup alam semesta.
Berbeda cara kerja akal yang digunakan oleh bangsa Eropa misalnya
Rene Descartes maju memaksimalkan fungsi akal tapi akhirya melahirkan
individualisme dan sektarianisme. David Hume (1711-1776) lahir dengan
sikap keilmuan skeptisnya membuat pencerahan di Eropa sehingga semua
yang bersifat metafisika mebutuhkan akal fuad sebagai penunjang akal.
Begitupulan Muhammad Iqbal menemukan cara menggunakan akal yang
lebih terintegrasi sistem kerja akal sebagai media untuk menyerap
informasi yang sifatnya empiris dan perlu dibantu dengan potensi
intuisi(rasa) sebagai pelengkap dari fasilitas akal untuk lebih sempurnah
dalam sistem operasional kerja akal.
Penelitian ini berjudul ‚Pergerakan Dakwah Imam Rijali di Maluku
(Mencari Metode Dakwah Imam Rijali Sebagai Brandmark IAIN Ambon)‛
penelitian ini tidak bisa berhasil tanpa ada bantuan dari Sultan Ternater,
Sultan Jailolo, Sultan Bacan, dan Sultan Tidore. Selain itu trima kasih
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 2
pada perpustakaan Daerah Maluku Utara di Ternate, Rektor IAIN Ternate,
dan Perpustakaan Daerah Provinsi Maluku. Selain itu perpustakaan
Rompius yang sudah banyak memberikan kontribusi berupa referensi
terhadap penelitian ini. Penelitian awal dari perspektif Ilmu Dakwah
tentang Imam Rijali IAIN Ambon. Pergerakan Dakwah Imam Rijali
sebagai bentuk formasi sosial melawan imprealisme budaya global
melahirkan dialektika keilmuan sehingga pada tahun 1650 mampu
mengkanter pemikiran Sejarawan Bangsa Belanda Geer Hard yang menulis
Historiografi Jaziratul Muluk dengan Tulisan. Imam Rijali dalam sejarah
Peradaban di Indonesia dalam soal tulis menulis adalah orang yang pertama
di Indonesia dalam soal kajian tentang literasi.
Disadari penuh bahwa karya yang ada dihadapan anda ini adalah
karya yang masih perlu disempurnakan dengan data dan referensi baru
sehingga masukan untuk perbaikan dengan referensi dan penelitian terbaru
sangat diharapkan untuk meningkatkan kualitas penelitian ini. Berikut
petikan dari pesan Imam Rijali
Cerdas Faud melahirkan aqidah yang sejati,
Cerdas jiwa melahirkan tutur kata yang indah,
Cerdas tutur kata melahirkan budi pekerti, Cerdas budi pekerti melahirkan kreativitas dan inovasi menuju
Maluku Emas.
Wassalam
Syarifudin, Zein Nuhuyanan,
Ibnujarir.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................................. i
Abstrak ......................................................................................................................... ii
Daftar Isi ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latarbelakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ............................................................. 7
C. Signifikansi Penelitian .......................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8
E. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 9
F. Kerangka Konseptual .......................................................................... 10
G. Metode Penelitian ............................................................................... 12
BAB II PARADIGMA PERGERAKAN SOSIAL ................................................ 13
A. Paradigma Pergerakan Sosial .............................................................. 13
1) Paradigma Keilmuan Bangsa Timur Tengah ................................ 17
2) Paradigma Keilmuan Bangsa Eropa .............................................. 27
3) Paradigma Keilmuan Bangsa Indonesia ........................................ 34
B. Motif Pergerakan Sosial ..................................................................... 44
1. Motif Ekonomi .............................................................................. 44
2. Motif (Politik) Kekuasaan ............................................................ 46
3. Motif Agama ................................................................................. 47
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 51
A. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 54
B. Metode Wawancara ............................................................................. 55
C. Teknik Analisis Data........................................................................... 55
D. Kerangka konseptual ........................................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................... 60
A. Profil Jazirahtul Muluk. ...................................................................... 60
B. Pergerakan Dakwah Imam Rijali ....................................................... 66
C. Naskah Dakwah Imam Rijali .............................................................. 75
D. Warisan Dakwah Kultural Imam Rijali .............................................. 77
E. Konsep Dakwah Imam Rijali ............................................................. 85
F. Metode Dakwah Imam Rijali .............................................................. 86
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 124
A. Kesimpulan ........................................................................................ 124
B. Rekomendasi ..................................................................................... 125
C. Pustaka .............................................................................................. 125
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 4
PERGERAKAN DAKWAH IMAM RIJALI DI MALUKU
(Mencari Paradigma Keilmuan Imam Rijali Sebagai Brandmark Pengembangan Ilmu Dakwah IAIN Ambon)
Oleh: Syarifudin
Dosen Fakultas Dakwah dan Ushuluddin IAIN Ambon [email protected]
ABSTRAK Penelitian ini berkaitan dengan Tokoh dan ulama Maluku yang menyebarkan Islam pada tahun 1539. Penelitian ini bercorak kualitatif, Fokus kajian ini berkaitan dengan perspektif source credibility Pergerakan Dakwah Imam Rijali di Maluku, apa corak Pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku dengan merumuskan tema penelitian tentang ‚Pergerakan Dakwah Imam Rijali di Maluku (Mencari Metode Imam Rijali Sebagai Brandmark IAIN Ambon). Perspektif yang digunakan dalam menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini adalah pemikiran Mohammad Abed Al-Jaberi dengan menggunakan Paradigma integrasi burhani, bayani, dan irfani dalam menelaah corak pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku. Teknik pengumpulan data menggunakan model penelitian Densin melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data yang didapatkan menggunakan analisis konten Van Dijk yang menorah topik, sintaksis, semantik, hiperbolik, dan restoris. Hal penelitian ini menyimpulkan bahwa pergerakan dakwah Imam Rijali dapat dijadikan sebagai brand mark untuk menggerakkan perubahan sosial di Maluku menggunakan lima kecerdasan Aqidah, Syari’ah, Intelektual, Sosial, Entrepreneurship, dan Teknologi Informasi Dakwah. Kelima spirit ini menjadi kekuatan Dakwah Imam Rijali dalam melakukan pergerakan sosial di Maluku. Implikasi penelitian ini akan menjadi tolak ukur paradigma IAIN Ambon dalam membangun visi dan misi dan menentukan standar alumni sesuai kompetensi
AISYATEK (Kecerdasan Aqidah, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Syari’ah, Kecerdasan Akhlaq, Kecerdasan Teknologi dan Kecerdasan
Entrepreneurship. Selain itu sebagai kontribusi bagi Pemda Provinsi Maluku dalam membangun dan meningkatkan visi dan misi Pemda Maluku yang berkaitan dengan peningkatan standar Sumber Daya Manusia yang dapat menggerakkan Provinnsi Maluku ditengah percaturan politik global.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa yang besar adalah bangsa yang tumbuh dari perjalan sejarah
panjang dan cemerlang di masa lampau, dan mampu melestarikan nilai-nilai
perjuangan para toko melalui karya budaya dan warisan intelektual,
teknologi yang dikonstruksi lewat peradaban. Lewat peradaban warisan
tulisan dan warisan lisan (tutur) itulah kekayaan intelektual dengan
berbagai model dan pilihan dialektika, keilmuan, kepercayaan, adat-
istiadat, serta paradigma. Semuanya ini menjadi kekayaan suatu bangsa
yang majemuk dan maju dengan kontribusi bagi masa depan kehidupan
umat manusia.1 Warisan peradaban adalah modal dan pintu masuk bagi
generasi selanjutnya menuju peradaban yang lebih maju.
Ketika Provinsi Maluku dipotret dari aspek warisan naskah kuno
tentang seting sosial masa lalu maka Provinsi Maluku termasuk Daerah
yang paling terbelakang dari aspek peradaban tulis. Pendapat ini dilihat
dari jumlah katalog naskah kuno sebanyak 4049 buah naskah, yang telah
diinventarisir di Perpustakaan Daerah Makassar.
Selain itu hasil temuan penelitian yang dihasilkan oleh Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar kaitannya dengan
pergumulan sosial umat Islam masa lalu di Provinsi Maluku.2 Hal ini juga
terjadi pada tokoh Imam Rijali yang kurang diangkat kepermukaan naskah-
naskahnya. Dugaan inilah sehingga kajian Imam Rijali sangat signifikan
untuk dicermati sebagai tokoh dan pejuang di Maluku.
Berkaitan dengan tokoh, ulama, cendikiawan, dan pejuang Maluku
yang kurang diungkap oleh penelitia lokal, nasional dan internasional
sehingga membutuhkan kajian eksploratif terhadap Imam Rijali sebagai
tokoh yang mencerahkan masyarakat Maluku di masa hidupnya di Maluku.
1Fadhal AR Bafadhal, Naskah Klasik Keagamaan Nusantara (Jakarta: Balitbang dan
keagama Kementerian Agama RI 2005), h. 37.
2Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar oleh: Idhan dkk, Mozaik
Lektur Khazanah Nusantara (Cet. I; Makassar, Kreatif lenggara, 2012), h. 111.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 6
Walaupun tidak dapat dipungkiri sentilan sejarah miring yang
menyangsikan sosok Imam Rijali apakah ia pahlawan, cendikiawan, atau
ulama. Selain itu pergerkan dakwah, idiologi perjuangnnya serta metode
dakwahnya belum didapatkan rumusan yang jelas untuk dijadikan sebagai
rujukan akademik dalam bidang ilmu dakwah di IAIN Ambon. Karena
asumsi bahwa Imam Rijali tidak termasuk dalam pahlawan nasional.
Semua stigma dan presepsi ini menjadi penting untuk ditelaah secara
akademik siapa sebenarnya Imam Rijali.
Menurut Brent D Ruben bahwa cerminan masyarakat dewasa ini
merupakan gambaran tokoh ilmuan masa lalu.3 Pemikiran ini relevan
dengan tokoh yang akan dikaji dalam penelitian ini apa saja rekaman jejak
intelektual dan perjuangannya dakwah Imam Rijali. Determinasi
perjuangan Imam Rijali menurut Hamadi B Husain sebagai tokoh dan
penggagas IAIN Ambon mengungkapkan bahwa Imam Rijali adalah tokoh
fenomenal dari Maluku yang patut untuk dikaji corak pemikiran
dakwahnya di Maluku.4 Pandangan ini memberikan gambaran bahwa
sangat penting mengungkap pergerakan dakwah Imam Rijali yang pernah
berjuang dan membuat kerajaan di Tanah Hitu sebagai basis dakwah.5
Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa Kerajaan Tanah
Hitu adalah sebuah kerajaan Islam yang terletak di pulau Ambon Maluku.
Masa kerajaan Hitu sejak tahun 1470-1682.6
Kerajaan ini didirikan oleh
Upu Hata (Empat Perdana). Kerajaan Tanah Hitu pernah menjadi pusat
perdagangan rempah-rempah dan memainkan peran yang sangat penting di
Maluku, disamping melahirkan intelektual dan para pahlawan pada
zamannya. Beberapa di antara mereka misalnya adalah Imam Ridjali dan
Tulukabessy dan lainnya yang tidak tertulis di dalam Sejarah Maluku
3Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, Communication Human Behavior (Fitth
Edition) ditejemahkan oleh; Ibnu Hamad dengan Judul: Komunikasi Dan Prilaku Manusia
(Cet. I; Jakarta: Rajagrapindo Persada, 2013), h. 151.
4Hamadi B Husain (71 Tahun) Pendiri IAIN Ambon Wawancara di Kampus IAIN
Ambon 3 Mei 2014
5Taufiq Andan Amal, Kepulauan Rempah-Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku
Utara 1250-1950 (CEt. IV; Jakarta: Gramedia, 2001), h. 22.
6Gel Hard, Moluccas (Nederland, Publishing, 1912), h. 322.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 7
sekarang, yang beribu Kota Negeri Hitu. Kerajaan ini berdiri sebelum
kedatangan imprialisme barat ke wilayah Nusantara.7
Penelitian ini menggunakan pendekatan dakwah dan komunikasi
sebagai paradigma untuk menelaah, memahami, dan menjelaskan
pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku. Yang akan ditelusuri dari
perjuangan Imam Rijali dalam karya ini adalah pemikirannya tentang tiang
ilmu alif, alifuru, dan filosofi kemaritiman yang selama ini belum
dijelaskan secara komprehensip.8
Selain itu pemikirannya tentang beberapa
nilai dasar aqidah keilmuan antara lain adalah skil aqidah, skil syari’ah, skil
entrepreneurship, dan skil teknologi informasi dakwah dan komunikasi
sebagai brandmark perjuangan dakwah Imam Rijali. Sebagai tokoh Maluku
hemat penulis Imam Rijali penting dan patut untuk diteliti pergerakan
dakwahnya di Maluku.
Kajian akademik ini memiliki signifikansi karena permasalahan
krusial yang perlu dijawab secara akademik apa saja gagasan pemikiran
dakwah Imam Rijali yang pantas dijadikan brand mark di IAIN Ambon
sebagai karakter civitas akademika dan output alumni IAIN Ambon yang
dijadikan spirit perjuangan dakwah dalam membangun Maluku emas bagi
masyarakat multikulral di Maluku.
Penelitian ini berguna bagi ilmuan dan praktisi dakwah dan
komunikasi bagaimana mengetahui idiologi perjuangan dan pergerakan
dakwah Imam Rijali dalam perspektif ilmu dakwah dan komunikasi
kaitannya dalam pengembangan akademik di Maluku. Nama Imam Rijali
yang telah disepakati dalam simposium nasional ini telah menjadi sebuah
nama di lembaga Perguruan Tinggi Islam di Maluku yakni IAIN Imam
Rijali, sehingga karakter dan watak perjuangan dakwah dan pemikiran
Imam Rijali patut untuk diketahui setiap alumni IAIN Ambon. Penelitian
ini akan mengeksplorasi pergerakan dakwah Imam Rijali yang akan
menjadi brandmark output alumni sarjana Islam Maluku di Indonesia.
7Rahman Launuru, Kerajaan Tanah Hitu Artikel Ilmiah dipresentasikan dalam
blogger 2001.
8Nur Tawainellah (67 Tahun) Budayawan dan Sosiolog IAIN AMbon Ambon
Wawancara Saat Simposium IAIN Ambon di Kampus 3 Mei 2014
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 8
Dalam mengeksplorasi pergerakan dakwah Imam Rijali perlu
dideskripsikan histografi dari Imam Rijali berdasarkan data yang telah
ditulis baik dalam bentuk artikel, skripsi, tesis, dan disertasi dan diupload
di media online. Hal ini bertujuan untuk menjelaskan idiologi perjuangan
dan pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku. Hal ini sangat penting
civitas akademika IAIN Ambon untuk mendapatkan mata air keilmuan
dakwah Imam Rijali sebagai spirit keilmuan Dakwah dan komunikasi
dengan mengkolaborasikan pemikiran Hamadi B Husain sebagai tokoh
penggerak pendidikan dan penggerak keilmuan di Maluku.
Histografi pergerakan, pertumbuhan, dan perkembangan dakwah
Imam Rijali di Maluku ketika di mulai dari abad ke-14 dan 16 Masehi.
Beliau adalah tokoh dan cendikiawan muslim yang paling terkenal
dimasanya, ia menulis hikayat tanah hitu sebagai karya monumental, tokoh
tersebut bernama Imam Rijali.9
Karena tokoh ini dianggap memiliki peran
penting strategis dalam menggerakkan dakwah di Maluku sehingga pilihan
beberapa nama ulama Maluku ketika Perguruan Tinggi Islam di Maluku
disepakati nama IAIN Iman Rijali sementara nama ulama lain seperti
perdana Jamilu, Sitania, dan Pattikawa tidak menjadi pilihan forum saat
itu. Penelitian ini tidak bermaksud untuk menggugat kesepakatan senat
IAIN Ambon tetapi penulis akan mengeksplorasi apa ide dan gagasan
Imam Rijali di untuk dijadikan spirit perjuangan di Maluku.
Pilihan Imam Rilaji sebagai nama sebuah Perguruan Tinggi apalagi
perguruan tinggi Islam membutuhkan kajian komprehensip apa dan
bagaimana visi dan misi serta metode dakwah Imam Rijali di Maluku
sehingga umat Islam tetap eksis dan bertahan di Maluku dan meyakini
Islam sebagai agama yang dianggap paling benar. Hal ini menunjukkan
bahwa metode dan strategi dakwah memiliki doktrin yang cukup kuat
sehingga umat Islam memiliki pemahaman yang sangat kental sampai saat
ini.
Tokoh ini menurut pemahaman ulama lokal seperti Usman Thalib,
Hamadi B Husain dan Nur Tawainellah bahwa ia salah satu turunan dari
9Alifuruamboness.wordpress.com, Kerajaan Tanah Hitu”,http://alifuruamboness.
wordpress.com /2011/10/05/kerajaan-tanah-hitu/> (diakses 2012).
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 9
perdana Jamilu.10
Walaupun tidak dipungkiri ada tokoh lain seperti perdana
Pattikawa, Pattituri, dan Nyai Mas adalah anak dari Muhammad Taha Bin
Baina Mala, bin Baina Urati Bin Saidina Zainal Abidin Baina Yasirullah
Bin Muhammad Anaqib, yang nasabnya dari Ali bin Abi Thalib, dan
Fatimah binti Rasulullah.
Kondisi ini dalam realitas sosial tampak komunitas Islam dan Kristen
masing-masing menganggap dirinya yang paling benar sehingga dengan
mengucapkan dua kalimat syahadat dan tidak makan babi telah cukup
menjadi orang Islam. Keadaan ini tampak dalam formasi sosial masyarakat
Maluku dapat dikenal dengan cepat cukup dengan mengetahui tempat
tinggalnya dan famnya saja orang sudah bisa memastikan ia dari mana asal-
usulnya.
Komunitas masyarakat Maluku ketika dipetakan terdapat tiga
komunitas besar yakni; Komunitas Lease, jazirah Leihitu, Jazirah Salahutu,
Lease, Tual, dan Seram. Komunitas yang paling menonjol dalam panggung
politik adalah komunitas dari Lease. Misalnya Lestaluhu dipastikan berasal
dari Tulehu, Latuconsina, Marasabessy, di pastikan dari Lease (Ori), dan
Saparua.
Kurangnya referensi metode dakwah di Maluku sehingga
membutuhkan kajian akademik terhadap naskah-naskah klasik metode
dakwah Imam Rijali yang banyak memengaruhi pemahaman umat Islam di
Maluku. Tulisan Iman Rijali yang berjudul Hikayat Tanah Hitu
memberikan banyak informasi tentang formasi sosial gerakan dakwahnya.
Tetapi sedikit yang menelaah metode dakwah dan idiologi perjuangan
Imam Rijali.
Ketika saya mewawancari mantan kepala litbang Makassar Abdul
Kadir Masoweang mengungkapkan bahwa sangat sedikit sekali kajian di
Maluku terkait dengan perkembangan dakwah Imam Rijali sehingga
membuuthkan kajian untuk mengungkap idiologi perjuangan dakwahnya.11
10Usman Thalib (56 Tahun) Sejarawan Maluku dari Universitas Pattimura Termasuk
tenaga engajar di pascasarjana IAIN Ambon, wawacara di kampus 23 Pebruari 2014.
11Abdul Kadir Masoweang (65 Tahun) Wawancara oleh penulis di Kantor Litbang
Makassar 20 Januari 2014.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 10
Nama Imam Rijali sebagai Ulama Maluku saat IAIN Ambon
melakukan simposium nasional yang dilakukan oleh IAIN Ambon dengan
mengundang sejarawan Nusantara Azyumardi Azra mengungkapkan
banyak naskah klasik yang belum dikemas menjadi kajian akademik
tentang ulama lokal perlu diangkat kepermukaan melalui riset yang
mendalam. Hal ini sesuai pandangan Usman Thalib (sejarawan lokal
Maluku) mengungkapkan bahwa sejarah perkembangan dakwah Imam
Rijali juga belum pernah ditelaah secara cermat sehingga kajian tentangnya
sangat signifikan sebagai penambahan khazanah intelektual di Maluku.12
Ada hipotesis penulisa mendasari penelitian ini bahwa kenapa
Maluku menjadi pusat Islam dan memiliki kekayaan seni budaya tetapi
sedikit yang tampak dalam literatur sejarah. Seni qasidah yang
perkembangnya cukup signifikan dalam menggerakkan seni budaya di
Maluku khususnya lagu Arab, tarian nyiru gila, bambu gila, syawat, rawi,
dan hadrat yang sering dipentaskan ketika perayaan maulid Nabi
Muhammad saw.13
Dari seni budaya ini melahirkan asumsi bahwa apakah
imam Rijali berdakwah seperti yang dilakukan oleh para Walisongo yang
ada di Pulau Jawa atau ia memiliki karakteristik seni yang tersendiri dalam
berdakwah.
Penelitian ini akan memahami, menjelaskan, dan memberikan kode
bahasa sehingga mendapatkan satu gran model peran Imam Rijali dalam
menggerakkan dakwah di Maluku. Penelitian ini akan menelaah secara
sistematis semua tulisan yang berkaitan dengan metode dakwah Imam
Rijali sebagai ulama dan intelektual masyarakat Maluku di masa itu.
Kerajaan Tanah Hitu adalah sebuah kerajaan Islam yang terletak di
Pulau Ambon, Maluku. Kerajaan ini memiliki masa kejayaan antara 1470-
1682 dengan raja pertama yang bergelar Upu Latu Sitania (raja tanya)
karena Kerajaan ini didirikan oleh Empat Perdana yang ingin mencari tahu
faedah baik dan tidak adanya Raja. Kerajaan Tanah Hitu pernah menjadi
12Zacharias Jozef Manusama, Hikayat tanah hitu : historie en sociale structuur van
de Ambonse eilanden in het algemeen en van Uli Hitu in het bijzonder tot het midden der
zeventiende eeuvw, 1977
13Josep Manusama and Ch F van Fraassen, Historie En Sociale Structuur Van Hitu
Tot Het Midden Der Zeventiende Eeuw
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 11
pusat perdagangan rempah-rempah dan memainkan peran yang sangat
penting di Maluku, di samping melahirkan intelektual dan para pahlawan
pada zamannya. Beberapa di antara mereka misalnya adalah Imam Ridjali,
Talukabessy, Kakiali dan lainnya yang tidak tertulis di dalam Sejarah
Maluku sekarang, yang beribu Kota Negeri Hitu.
Kerajaan ini berdiri sebelum kedatangan imprialisme barat ke
wilayah Nusantara.14
Penelitian ini memberikan paradigma baru bagi ilmu
dakwah dan komunikasi khususnya dalam proses mencerahkan masyarakat
melalui pergerakan dakwah Imam Rijali sebagai intelektual, ulama, dan
cendikiawan di kawasan timur Indonesia.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Dari gambaran pergerakan Imam Rijali di Maluku sesuai data yang
didaptkan melalui penelusuran karya-karya yang telah ditulis sebelumnya
maka dapat dirumuskan untuk lebih fokus menelaah metode dakwah Imam
Rijali di Maluku. Rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian
ini adalah ‚Bagaimana Pergerakan dakwahnya Imam Rijali di Maluku‛.
Dari rumusan ini dibatasi dalam ruanglingkupnya yang dideskripsikan
dalam pembatasan masalah penelitian. Berdasarkan deskripsi latarbelakang
tersebut penelitian ini akan berupaya menelaah secara sistematis
pergerakan dakwah Imam Rijali dan mencari relevansi dakwah di era
kontemporer di Maluku dan Indonesia. Adapun rumusan masalah yang
akan dijawab adalah; Bagaimana Pergerakan Dakwah Imam Rijali di
Maluku, Bagaimana metode dakwah Imam Rijali dan sumbangsinya
terhadap pergerakan dakwah multikultural di Maluku.
C. Signifikansi Penelitian
1. Mengungkap pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku mulai
abad ke 16 khususnya masa pergerakan dakwah Imam Rijali sesuai
referensi yang ada dan realitas sosial yang ada di Maluku. Untuk
mendapatkan epistemologi masuknya Islam di maluku yang
14Hashim bin Musa, (2007) A Brief Commentary On Pantheistic Schoolof Mysticism
As Described Inmemahami Karya-Karya Nuruddin Ar-Raniri. Jurnal Filologi Melayu, 15 .
pp. 35-43. ISSN 0128-6048
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 12
diajarkan oleh Imam Rijali sebagai ulama Maluku yang menulis
hikayat tanah hitu.
2. Untuk mengungkap metode dakwah Imam Rijali, yang sangat
berpengaruh terhadap konstruksi pemahaman agama pada
masyarakat di Maluku. Mendapatkan gambaran metode dakwah
Imam Rijali yang sesuai dengan Islam Maluku. Untuk
mengungkap fakta pergerakan dakwah Imam Rijali yang masih
menyangsikan sosok Imam Rijali apakah ia pahlawan,
cendikiawan atau ulama. Selain itu apakah ia sekedar tokoh biasa
yang tidak memiliki peran apa-apa di Maluku karena beliau tidak
termasuk dalam pahlawan nasional. Predikat lain bahwa Imam
Rijali kurang memberikan warna dalam sejarah peradaban Islam di
Nusantara termasuk di Maluku. Selain itu rekaman jejak
intelektual dan perjuangannya sangat minim kecuali tulisannya
tentang hikayat tanah Hitu.
D. Manfaat Penelitian.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi;
1. Ilmu pengetahuan secara umum dan memperkaya khzanah ilmu
dakwah dan komunikasi di IAIN Ambon khususnya metode kajian
tokoh dakwah. Penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi
terhadap pengembangan ilmu dakwah dan komunikasi dari aspek
dakwah su’ubiyyah (multikultural) di Maluku dengan merujuk pada
hasil penelitian Imam Rijali sebagai spirit perjuangan dan
Pengembangan IAIN Ambon di Masa yang akan datang lewat
dielektika keilmuan dakwah dan komunikasi.
2. Meningkatkan Patriotisme civitas akademika IAIN Ambon dengan
mengetahui lebih dekat sosok Imam Rijali sebagai ulama dan
cendikiawan di Maluku dengan karya monumentalnya adalah
Hikayat Tanah Hitu yang banyak diteliti oleh ilmuan Bangsa yang
bernama Eropa Josep Manusama. Mengangkat citra masyarakat
Maluku yang selama ini diduga kuat tidak memiliki ulama,
cendikiawan, dan pejuang
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 13
E. Penelitian Terdahulu
Menjelaskan hasil penelitian dan referensi yang pernah mengkaji
Imam Rijali sehingga penting mendeskripsikan tulisan, hasil penelitian, dan
buku yang pernah mengkaji tentang Imam Rijali kaitannya dengan Tema
gerakan dakwah Imam Rijali di Maluku. Berikut ini penelitian yang
mengungkit Imam rijali tetapi tidak mengangkat tema gerakan dakwah
Imam Rijali.
1. Penelitian tahun 1987 Karya Monumental Hj. Maryam lestauhu yang
mengkaji sejarah masuknya Islam di Maluku tulisan ini juga menulis
secara umum sehingga kajian tentang Imam Rijali sangat kurang dan
bahkan tidak mengkaji gerakan Dakwah Imam Rijali sebagai ualam
Indonesia Timur yang kurang diungkap secara ilmiah.
2. Penelitian pada tahun 1997 oleh Drs. Saleh Putuhena mantan Rektor
UIN Alauddin makassar dengan judul penelitian Sejarah masuknya
Islam di Maluku, masalah yang diteliti mencakup semua informasi
tentang sejarah masuknya Islam di maluku, penelitian ini tidak fokus
pada pergerakan dakwah Imam Rijali sehingga menurut hemat
penulis penelitian tentang gerakan dakwah Imam Rijali di
Maluku masih sangat penting untuk diketahui oleh praktisi mubalig
dan akademisi sejarah dakwah di Maluku.
3. Hasil penelitian Syarifudin pada tahun 2011 sebagai syarat mencapai
gelar Doktor meneliti topik/tema Teknologi Informasi Dakwah
Muhammadiyah juga tidak menyinggung gerakan dakwah Imam
Rijali tetapi lebih menekankan pada pergerakan dakwah
Muhammadiyah di Maluku.
4. Data di internet yang dengan alamat berikut ini Alifuruamboness.
wordpress.com, Kerajaan Tanah Hitu‛,
ttp://alifuruamboness.wordpress. com/2011/10/05/kerajaan-tanah-
hitu/> [diakses 2012], Melayuonline.com, ‚Kerajaan Hitu‛, http://
melayuonline. com/ind/history/dig/372/kerajaan-tanah-hitu> [diakses
2012] Rahman Lauhur. ‚Kerajaan Ama Hitu‛, 26 Juni
2012, http://rahman-launuru.blogspot.com /2012/06/ kerajaan-ama
hitu. html [diakses 2012. Semua tulisan ini tidak menggambarkan
dakwah Imam Rijali sehingga tidak mendapatkan gambaran tentang
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 14
idiologi dan peran dakwah Imam Rijali dalam menggerakkan formasi
sosial dakwah di Maluku.
5. Terjemahan Hikayat Tanah Hitu yang ada di Wikipedia juga tidak
menjelaskan gerekan dakwah Imam Rijali, ia sekedar menjelaskan
secara umum tentang Imam Rijali.
Dari berbagai referensi dan jorunal yang penulis telah telusuri maka
kajian tentangnya dianggap baru dan akan memberikan kontribusi besar
terhadap pergerakan dakwah di Maluku sejak abat ke 17 sampai sekarang
ini tentang peran Dakwah Imam Rijali menanamkan agama pada
masyarakat di Maluku.
F. Kerangka Konseptual
Sebagai pengantar untuk menjelaskan pergerakan dakwah Imam
Rijali di Maluku penulis menggunakan teori gerak sosial dari aspek
dakwah. Secara bahasa teori adalah pendapat yang didasarkan pada
penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi.
penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan
ilmu pasti, logika, metodologi, dan argumentasi.15
Dalam wikipedia secara
umum teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan
fakta yang lain dalam sekumpulan fakta-fakta. Selain itu, berbeda dengan
teorema, pernyataan teori umumnya hanya diterima secara "sementara" dan
bukan merupakan pernyataan akhir yang konklusif. Hal ini
mengindikasikan bahwa teori berasal dari penarikan kesimpulan yang
memiliki potensi kesalahan, berbeda dengan penarikan kesimpulan pada
pembuktian matematika.
Dalam menjelaskan tema dan topik masalah yang diangkat dalam
kajian ini penulis menggunakan teori dakwah dan komunikasi khususnya
yang berkaitan dengan pergerakan dakwah Imam Rijali. Untuk
menjelaksan konsep Dakwah Imam Rijali penulis menggunakan teori Mula
Sadra bahwa pergerakan dinamika dakwah ketika ada keterpaduan antara
15Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. II;
Jakarta: Balai Bahasa Indonesia, 2010), h.1684
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 15
source credibility dari aspek burhani, bayani, dan irfani.16
Teori ini relevan
dengan teori fenomenologi eksistensial Kierkegaard bahwa pesan dakwah
dapat menggerakkan manusia pada jalan ruhani.17 Kajian ini akan meleaah
toko lokal Maluku yang bernama Imam Rijali sebagai ulama, intelektual,
dan cendikiawan di Maluku.
Menjelaskan suatu masalah dengan menggunakan teori gerakan
dakwah Imam Rijali yang direkam dalam naskah, simbol, dan arkeolog
serta referensi tutur di Maluku. Untuk menelaah artefak pergerakan dakwah
Imam Rijali sangat relevan dengan teori Josep D Vito yang
mengungkapkan bahwa ekspresi pola komunikasi seseorang sangat
tergantung input informasi yang diterima.18
Dalam menjelaskan gerakan dakwah Imam Rijali di Maluku dalam
perspektif teori klasik Mula Sadra yang memahami realitas dengan
berlandaskan pada aspek burhani, bayani, dan irfani. Paradigma ini akan
menjelaskan proses penyebaran pergerakan dakwah Imam Rijali. Menurut
Mula Sadra bahwa pergerakan dakwah memiliki dinamika ketika aspek
Burhani, bayani, dan irfani berjalan sama dalam mendeskripsikan realitas
sosial keagamaan.19
Perspektif ini relevan dengan pemikiran Hamadi B.
Husain salah satu ilmuan dan penggagas IAIN Ambon mengungkapkan
bahwa dalam memahmi realitas. Peran kecerdasan spiritual dapat menjadi
gerakan sosial. Misalnya semua Nabi, pejuang, pahlawan, adalah
penggerkan sebuah perubahan sosial. Aspek yang sangat menentukan
perubahan sosial keagamaan adalah jiwa, hati, lub, dan fuad.
Kerangka konsep dari teori diatas penulis menggambarkan skema
pergerakan dakwah Imam Rijali dalam gambar berikut ini.
16Muhammad Reza Irsyadi Nia, Antara Filsafat dan Penafsiran Teks-Teks Agama
(Cet. I; Jakarta: Sadra Press, 2012), h. 83.
17Alex Sobur, Filsafat Komunikasi: Tradisi dan Metode Fenomenologi (Cet. I;
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 167.
18Joseph De Vito, Interpersonal Communication (Cet. II; New York: Sage
publishing, 2012), h. 54
19Muhammad Reza Irsyadi Nia, Antara Filsafat dan Penafsiran Teks-Teks Agama
(Cet. I; Jakarta: Sadra Press, 2013), h. 87.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 16
BAB II
PARADIGMA PERGERAKAN
SOSIAL
Pergerakan dakwah sebagai formasi perubahan sosial memiliki
berbagai macam motif sesuai tingkat keilmuan suatu bangsa dan
masyarakat. Dalam BAB II ini paradigma pergerakan sosial yang akan
dijadikan dalam menjelaskan pergerakan dakwah Imam Rijali sebagai
bentuk formasi pergerakan dakwah di Maluku. Atas dasar inilah sehingga
membutuhkan teori-teori ilmu sosial yang telah memberikan sumbangan
keilmuan sebagai konstruksi keilmuan yang akan dijadikan sebagai pijakan
untuk memotret pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku.
Dalam bab II ini akan membahasa paradigma keilmuan pergerakan
sosial berdasarkan referensi didapatkan beberapa model paradigma sebagai
kekayaan peradaban ilmu pengetahuan yang didapatkan dari Timur
Tengah, paradigma keilmuan bangsa Eropa, dan paradigma keilmuan
bangsa Indonesia sendiri yang memadukan khazanah keilmuan Timur
Tengah dan Eropa sebagai Corak dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan.
Pengaruh ini melahirkan motif pergerakan sosial, motif ekonomi, motif
(Politik), kekuasaan dan motif Agama.
C. Paradigma Pergerakan Sosial
Pengertian paradigma dalam KBBI adalah model dan teori ilmu
pengetahuan atau kerangka berpikir.20 Sedangkan pengertian dari gerakan
sosial menurut pendapat ahli sosial diantaranya Charles Tilly dan Sidney
Tarrow mengungkapkan bahwa bahwa gerakan sosial adalah
tindakan/performance yang berkelanjutan secara bertahap, melalui
kampanye yang dilakukan oleh orang-orang tertentu dan membuat
tuntutan secara kolektif terhadap kondisi realitas terhadap yang lain.21
20Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet.
XI; Jakarta: Balai bahasa, 2010), h. 1123.
21Michael Useem, Conscription, protest, and social conflict: the life and death of a draft Resistance Movement. (Cet. I; New York: Sage Publishing, 1999), h. 221.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 17
Karena banyak pengertian tentang paradigma sehingga perlu memilih
salah satu pengertian yang sesuai rumusan penelitian ini. Definisi
paradigma yang dimaksudkan dalam kajian ini adalah model dalam teori
ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menafsirkan sebuah realitas,22
atau motif konseptual dan kerangka berpikir yang terjadi dari pengalaman
manusia dalam melakukan gerak sosial.
Setiap produksi akal manusia selain menghasilkan karya kemajuan
yang berpotensi psistif dan negatif. Ketika kecenderungan materialism
yang lebih dominan maka dapat melahirkan peradaban yang maju secara
teknologi tetapi mundur dalam aspek spiritual. Mata air dari prilaku sosial
bersumber dari potensi akal, hati, dan jiwa. Potensi akal memproduksi
teknologi, hati merasakan teknologi, dan jiwa yang menentukan nilai dari
teknologi itu.23 Para ilmuan Timur Tengah berpandangan bahwa potensi
inilah yang menjadi penggerak terjadinya pergerakan dialektika sosial.
Aspek diealektika keilmuan dituntut cerdas memecahkan persoala-
persoalan secara sistematis yang diproduksi oleh akal, hati dan jiwa dalam
mencapai kebenaran universal. Apalagi pendidik yang kedudukannya
sebagai pengambil keputusan, yang dihadapkan dengan cara bagaimana
persoalan dalam mengambil keputusan tentang merencanakan pengajaran,
membimbing, kebijakan untuk mengelola, mengkoordinasikan,
mengorganisasi serta menata dan mengevaluasi konflik-konflik internal dan
eksternal akibat ketidak seimbangan kebutuhan jiwa dan raga manusia.
Paradigma keseimbangan ini masih jarang digunakan dalam
menyelesaikan problematika penelitian karena orang cendrung
menggunakan salah satu paradigma yang digunakan sebagai salah satu
perspektif, sehingga kajian ini mencoba menggunakan teori keseimbangan
paradigm sebagai metode memecahkan rumusan permasalahan dalam
penelitian ini.
22Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indoensia (Cet.
IV; Jakarta: Balai bahasa, 2010), h. 1123.
23Syekh Yahya ibn Hamzah Al-Yamani, Tashifiyat Al-Qulub min Daran al awzar wa al Dzunah, diterjemahkan Maman Abdurrahman Assegaf dengan judul: Pelatihan
Lengkap Tazkiyatun Naps (Cet. I; Jakarta: I; Zaman, 2012), h. 24.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 18
Tingkat kesulitan dalam memecahkan rumusan masalah sangat
tergantung kedalaman dan batasan paradigma pengetahuan dari aspek
ontology, epistemology, dan aksiologi. Model pemecahan masalah sangat
tergantung corak paradigma penelitian yang akan digunakan dalam
menyuguhkan fakta-fakta yang berhubungan dengan rumusan masalah yang
potret.
Ada beberapa cara untuk memecahkan suatu masalah sebagai sumber
pengetahuan yang digunakan dalam proses berfikir serta pendekatan.
Kajian ini memilih pendekatan dakwah dan komunikasi sebagai alat untuk
memecahkan rumusan masalah tentang bagaimana pergerakan dakwah
Imam Rijali di Maluku.
Terminologi inilah yang akan dijadikan perspektif dalam mencermati,
mendeskripsikan secara kualitatif penggunaan kata paradigma dalam
penelitian ini khusunya yang berkaitan dengan kajian Tokoh Imam Rijali
dalam melakukan pergerakkan sosial di tengah masyarakat Maluku.
Sementara pengertian pergerakan sosial yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah dinamika perkembangan masyarakat yang berkaitan
dengan gerakan dakwah.
Gerakan dakwah yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
berupaya mendeskripsikan secara kualitatif spirit dari pergerakan sosial
dengan cara berpikir Islami sebagai motif dalam melakukan pergerakan
sosial. Tokoh yang akan ditelaah gerakan dakwahnya adalah Imam Rijali
dalam satu komunitas menuju perbaikan sosial berdasarkan Al-Quran dan
Sunnah. Berdasarkan spirit keilmuan yang ada dalam Al-Quran dan Sunnah
inilah yang akan menjiwai spirit pergerakan sosial sebagai paradigma
keilmuan. Penelitian ini akan menafsirkan dinamika pergerakan dakwah
Imam Rijali di Maluku yang akan dieksplorasi pada bab IV nanti.
Karena penelitian ini adalah penelitian tokoh dakwah maka ilmu yang
digunakan untuk menjelaskannya adalah ilmu dakwah. Disadari
sepenuhnya bahwa semua ilmu saling mengokohkan sehingga perlu penulis
mendeskripsikan model paradigma yang telah ditemukan oleh para ilmuan
dakwah baik yang ada di Timur tengah maupun yang ada di Eropa. Hal ini
penting diuraikan lebih awal untuk memperkayah cara pandang tentang apa
itu paradigma dan bagaimana menerapkannya dalam menafsirkan realitas
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 19
kaitannya dengan pergerakan dakwah Imam Rijali pada abad ke 17 di
Maluku.
Spirit penelitian ini menyadari bahwa semua ilmu pengetahuan yang
ditemukan di Eropa, Timur Tengah, dan Asia Tenggara adalah karunia
terbesar Allah swt karena berkat akal, hati, jiwa, dan naps yang telah
diberikan kepada manusia sehingga ia mampu menggunakan fasilitas
(karunia) tersebut dalam melahirkan ilmu pengetahuan.24 Karena itu pada
bab II ini akan dijelaskan berbagai macam paradigma sebagai landasan
konseptual untuk menafsirkan rumusan masalah dalam penelitian ini
khususnya kajian tentang pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku.
Pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku sebagai sebuah realitas
berkaitan dengan rumpun ilmu-ilmu sosial maka akan dikemukakan lebih
awal model-model paradigma dalam ilmu dakwah, ilmu sosial, dan ilmu
komunikasi sebagai pijakan dalam menjelaskan motif konseptual kerangka
berpikir yang telah ditemukan oleh para ilmuan dakwah, komunikasi, dan
ilmuan sosial. Penelitian ini tidak semua tokoh dikemukakan paradigma
konseptualnya lebih memilih yang erat kaitannya dengan paradigma ilmu
dakwah, komunikasi, dan ilmu sosiologi sesuai rumusan masalah yang
diangkat yakni pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku.
Dari pengertian ini menakjukkan bahwa pada intinya paradigma
pergerakan sosial adalah model kerangka konseptual yang dikonstruksi oleh
seseorang ilmuan dalam mentafsirkan kondisi realitas yang digerakkan
karena tuntutan kebutuhan ekonomi, politik/kekuasaan, dan agama yang
dilakukan oleh setiap manusia di Timur Tengah, Eropa, dan Indonesia.
Dengan merujuk pada terminologi di atas akan diuraikan temuan-
temuan para ilmuan dakwah dan komunikasi sebagai bahan perbandingan
cara pandang dengan konsep pergerakan sosial Imam Rijali di Indonesia
khususnya bidang ilmu dakwah. Corak paradigma keilmuan yang akan
dijelaskan antara lain corak paradigma keilmuan di Timur Tengah, Eropa,
dan Indonesia.
4) Paradigma Pergerakan Sosial Ilmuan Timur Tengah.
24Syekh Yahya ibn Hamzah Al-Yamani, Pelatihan Lengkap Tazkiyatun Naps (Cet.
I; Jakarta: I; Zaman, 2012), h. 25.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 20
Motif kerangka konseptual pergerakan sosial di Timur Tengah telah
memberikan sumbangan besar dalam pilar-pilar paradigma keilmuan di
dunia Islam. Pergerakan sosial melali teks hadis sebagai bukti sejarah
literasi yang cukup memberikan kontribusi peradaban kelimuan di timur
tengah dalam melakukan pergerakan sosial. Tak dapat dipungkiri bahwa
pergerakan sosial di Timur Tengah dengan menjadikan alam pikiran
burhani, nayani, dan irfani sebagai model berpikir memberikan khazanah
keilmuan dalam pergerkan sosial.25
Sesuai kondisi alam pikiran dan tradisi budaya yang setempat. Corak
pemikirannya sangat kental dengan nuansa keagamaan sehingga alam
pikirannya dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan berdasarkan agama.26
Misalnya pergerakan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim, Ismail, Nabi Musa,
dan Nabi Isa dan Nabi Muhammad saw. Selain para Nabi juga dilanjutkan
oleh para Sahabat, dan tabi’in sebagai pewaris dari corak keilmuan yang
bernuansa agama. Warisan ini yang diwariskan dalam sejarah peradaban
dunia Islam dalam pergerakan sosial.
Islam adalah agama dinamis yang terus bergerak dengan jalan
dakwah dan tablig baik secara fardiyah maupun secara jama’ah. Pergerakan
sosial ini sebagai bentuk dakwah sebagai model gerakan sosial yaitu
agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarluaskan dan menyiarkan
Islam kepada seluruh umat, hal ini berlangsung sepanjang zaman,
kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun. Sebagai agama dakwah, Islam
disebar luaskan dan diperkenalkan kepada manusia melalui aktifitas
dakwah, tidak melalui kekerasan, pemaksaan, terhadap umatnya, agar mau
memeluk agama (Amin, 1989:5).27 Jadi Islam menginginkan setiap orang
memeluk agama Islam dengan sukarela, ikhlas dan damai tanpa paksaan,
karena pada dasarnya esensi dakwah adalah ajakan bukan paksaan.
25 Hassan hanafi, Dirasatul Islamiyyah Bab III dan IV diterjemahkan oleh LKiS
dengan judul Islamologi 2 dari Rasionalisme ke Empirisme (Cet. II; Yogyakarta: LKiS,
2007), h. 44.
26Hassan Hanafi, Dira>sa>t Islamiyyah, Bab III dan IV diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh LKiS dengan Judul; Islamologi 2 (Cet. II; Yogyakarta: LKiS, 2007), h. 234.
27Peter Wagner, A History and Theory of the Social Sciences: Not All That Is Solid Melts into Air (Published in association with Theory, Culture & Society)2001
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 21
Pergerakan ini termasuk pergerakan sosial yang terjadi dalam pengalaman
ritual sosial.
Dakwah Islamiyah adalah menyampaikan seruan Islam, mengajak dan
memanggil umat manusia agar menerima dan mempercayai keyakinan dan
pandangan hidup Islam, di dalam pembicaraan tentang dakwah akan
ditemukan beberapa istilah yang dimaksud pengertiannya sama dengan
dakwah atau berhubungan dengan dakwah, diantaranya nahi munkar28
Gerakan Sosial dalam Al-Quran yang ditafsirkan oleh para ahli Al-
Quran seperti Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir At-thabari, Al-Qurthubidalam Al-
Quran Surah Al-Imran ayat 104 dan 110. Surat Ali Imran ayat 104
Terjemahnya: ‚Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.‛29
Firman Allah ‚wal takum minkum ummah‛ yakni hendaknya ada
segolongan manusia yang bangkit untuk menjalankan perintah Allah yakni
berjuang di jalan da’wah kepada kebaikan dan menyuruh mengerjakan
perbuatan yang ma’ruf dan mencegah dari pada yang mungkar.30 Berkata
Abu Ja’far berkata: (mengomentari ayat) waltakum minkum: ayat itu
berarti ‚wahai orang-orang beriman‛, ‚Ummah‛ berarti ‚jama’ah‛31
kemudian ila al-khair: kepada Islam dan syari’atnya‛.32 Berkata Duhhak:
‚mereka adalah khusus untuk para sahabat dan para periwayat, yaitu
28 Mustafa Ya’qub, Dakwah Sebagai Perubahan Sosial (Cet. I; Zaman, 1973), h.11.
29 Terjemahan kementerian agama
30Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, QS Ali Imran [3]: 104. Lihat juga: Imam
Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, QS Ali Imran [3]: 104; Imam Suyuthi, Tafsir Jalâlayn, dan
kitab-kitab tafsir lainnya.
31Imam Ali ash-Shabuni, Shafwat at-Tafâsiî, 1/221.
32Lihat Ibn Hisyam, As-Sîrah an-Nabawiyyah. Bandingkan pula dengan Syaikh
Taqiyuddin an-Nabhani, Ad-Dawlah al-Islâmiyyah, hlm. 13-14.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 22
mujahidin dan para Ulama.33 Penerapan konsep Al-Quran surah al-Imran
ayat 104 dibagi menjadi beberapa konsep pergerakan sosial secara jamaah
dan konsep pergerakan sosial dalam bentuk imamah.
Sementara kata منكم di dalam tafsir al-Qurthubi dalam ‚Al-Jami’ al-
Ahkam al-Qur’an‛ perintah untuk melakukan pekerjaan ini diperuntukan
kepada orang-orang yang berilmu, dan manusia tidak semuanya berilmu
Sabda Rasulullah:
‚Apa kamu melihat kemungkaran hendaklah merubahnya dengan
tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika
tidak mampu maka rubahlah dengan hatinya (yakni tidak menyukai
perbuatan tersebut).‛
Hadis ini mengandung spirit pergerakan sosial dalam sistem
masyarakat, menurut Imam Al-Gazali yang dikutip oleh Harun nasution
mengungkapkan bahwa setiap manusia memiliki peran-peran yang berbeda
sehingga dinamika sosial laksana mesin yang saling membutuhkan dan
saling bekerjasama dalam mengalami sunnah-sunnah Allah swt yang telah
ditetapkan dalam alam semesta ini. Misalnya terjadi hujan, gempa, dan
banjir. Pengaruh alam ini dapat merubah respon manusia dalam menyikapi
alam dan lingkungan dimana saja ia berada untuk menjaga keselamatannya
di dunia.
Pergerakan sosial bagi ilmuan Timur tengah cenderung dipengaruhi
oleh alam berpikir Al-Quran dan Sunnah sebagai argumentasi dalam
melakukan interaksi dan pergerakan sosial melalui dakwah seabgai media
publikasi pergerakan sosialnya yang dilakukan melaui ritual-ritual dalam
shalat lima waktu. Misalnya ayat yang mendorong terjadinya perubahan
sosial adalah adanya motif sukses di dunia dan sukses diakhirat. Menurut
pemikiran Sayyid Qutub dalam kitab tafsirnya fi zilalil Qur’an surat al-
Imran 104 mengungkapkan bahwa sesungguhnya orang-orang yang
melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar ini adalah orang-orang yang
selamat.
33Geoffrey Benjamin; Cynthia ChouTribal communities in the Malay world: historical, cultural, and social perspectivesv 2002
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 23
a) Spirit Pergerakan Sosial Dalam Al-Quran.
Terjemahnya: ‚Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.‛ 34
Firman Allah ‚kuntum khaira ummah‛, Imam Bukhari berkata: dari
Muhammd Bin Yusuf, darri Sufyan Ibn Maysarah, dari Abi Haazim dari
Abi Hurairah Ra, (kuntum khaira ummah ukhrijat linnas) berkata: ‚sebaik-
baik manusia untuk manusia yang lain yaitu datang kepada mereka dengan
terbelenggu leher-leher mereka sampai mereka masuk ke dalam Islam, dan
seperti ini yang dikatakan oleh Abu Hurairah, Mujahid dan ‘Ithiyah al-‘Ufi.
Dapat berarti pula sebaik-baik manusia yang bermanfaat bagi manusia yang
lainnya‛.
Terjemahnya
125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.35
34 Terjemahan kementerian agama
35 Terjemahan kementerian agama
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 24
Tafsiran Hikmah dalam ayat tersebut menurut kementerian agama
ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat memberikan inovasi,
inspirasi serta dapat membedakan antara hak dengan yang bathil.
Prinsipnya adalah semua bentuk pergerakan sosial memiliki tiga aspek
yakni; tertib dalam mengewali gerakan sosial, tertib dalam proses
pergerakan sosial, dan memberikan dampak positif dalam pergerakan
sosial. Inilah paradigma yang dapat dipetik dalam tafsiran ayat tersebut.
Paradigma ini memberikan tawaran konsep bahwa pergerakan sosial
itu dapat dilakukan dengan cara lembaga/organisasi sebagai media untuk
menggerakkan sosial dengan melakukan dakwah. Pergerakan dakwah
model ini dilakukan oleh para mujahidin sangat bervariasi yang melakukan
pergerakan sosial secara persuasif dan ada yang melakukan pergerakan
sosial dalam bentuk kekerasan psikologis, dan sosiologis.
Rasulullah bersabda: ‚Sebaik-baik manusia yang pandai diantara
mereka dan paling bertakwa diantara mereka, dan menyuruh mengerjakan
yang ma’ruf, dan mencegah mereka dari perbuatan yang munkar,
menyambung tali silaturahim‛. (diriwayatkan Imam Ahmad dalam
musnadnya). Model pergerakan sosial dalam bentuk silaturrhami ini adalah
bentuk paradigma pergerakan sosial yang cukup persuasif. Hal ini sesuai
dengan konsep pergerakan sosial Ibnu katsir bahwa sebaik-baik model
pergerakan sosial adalah tokoh di masa Rasulu dan para shahabat yang
membersama Rasulullah, kemudian seterusnya dan seterusnya.36 Mereka
yang berhijrah bersama Rasulullah, dari Mekkah ke Madinah, dapat pula
berarti generasi awal Islam kemudian yang meneruskan dakwah Rasulullah
Saw yang diperintahkan Allah kepada kaum Muslimin untuk ditaati
mereka.
Khairu Ummah yaitu orang-orang yang menyuruh mengerjakan
yang ma’ruf dan menjauhi dari pada yang munkar, dan beriman kepada
Allah. dan termasuk dari pada mereka pula adalah para Muhahid dan para
Syuhada’. Pergerakan sosial dalam bentuk sebagian kelompok yang
dimaksudkan bahwa tokoh pergerakan sosial adalah orang yang memiliki
36Imam ath-Thabari, Tafsîr ath-Thabari, QS Ali Imran: 3/104.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 25
skil komunikasi yang dapat mencerahkan masyarakat untuk melakukan
pergerakan sosial untuk menciptakan kondisi sosiologis masyarakat yang
sehat secara jiwa dan raga.
Kemudian firman Allah ‚walau a>mana ah}lul kitab‛: seandainya
orang-orang ahli taurat dan injil dari golongan Yahudi dan Nashara
membenarkan ke Rasulullah Nabi Muhammad Saw., yang demikian itu
tidak lain datangnya dari Allah (petunjuk dari Allah).37 Lakana
kharallahun yakni yang demikian itu lebih baik bagi mereka baik di dunia
maupun di akhirat. Minhumul mu’minun: yakni ahli kitab dari golongan
orang nasrani dan Yahudi yang mereka membenarkan Rasulullah Saw., dan
masuk Islam.
Tokoh penting dalam pergerakan sosial ini adalah Tsa’labah dan
saudaranya, dan pemuda-pemuda yang beriman kepda Allah dan
membernarkan kerasulan Nabi Muhammad Saw., dan mengikuti apa-apa
yang diturunkan kepada mereka dari Allah, kemudian firman Allah dalam
kalimat ‚wa aktsaruhumul fasiqun‛, yakni mereka kembali kepada agama
mereka yakni mereka beriman kepada Allah kemudian beriman kepada apa-
apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad Saw.38 Gerakan ilmu dan
keimanan ini membuat peta sosial dalam struktur masyarakat Arab melalui
dakwah fardiyah(personal) dan jama’ah(lembaga/massa).
Terminologi gerakan sosial dalam ilmu sosiologi diangkat para para
sosiolog sebagai perwakilan dari teori gerakan sosial gerakan sosial adalah
aktivitas yang dilakukan sekelompok individu yang terorganisir untuk
merubah (propergerakan) ataupun mempertahankan (konservatif) unsur
tertentu dari masyarakat yang lebih luas.39 Gerakan sosial (politik) adalah
perilaku kolektif yang ditandai kepentingan bersama dan tujuan jangka
panjang, yaitu untuk mengubah ataupun mempertahankan masyarakat atau
37Nasaruddin Baidan, Metode Penafsiran Al-Quran (Cet. II; Yogyakarta; Pustaka
Pelajar, 2011), h. 40.
38M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan
Umat (Cet. III; Bandung: Mizan, 2007), h. 421
39Bruce J. Cohen, Introduccion a La Sociologia Published by: José Raúl Vergara Retamoza on (Cet. I; Sage Publshing Copyright:Attribution Non-commercial, 2013), h.
433.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 26
institusi yang ada di dalamnya.40 Gerakan inilah yang konstruksi oleh
Imam Rijali sebagai abak Negeri Maluku untuk melakukan perlawanan
sehingga timbullah gerakan-gerkan sosial di Maluku.
Gerakan sosial diartikan sebagai kelompok yang terorganisir secara
tidak ketat dalam rangka tujuansosial, terutama dengan agenda merubah
strukturmaupun nilai sosial. Dalam pandangan Robert Misel Gerakan sosial
sebagai seperangkat keyakinan dantindakan yang tak terlembaga dilakukan
oleh sekelompok orang untuk memajukan dan menghalangi pergerakan
dalam masyarakat.41 Menurut Jurgen Habermas gerakan sosial adalah
hubungan defensive individu-individu untuk melindungi ruang publik dan
private mereka dalam melawan serbuan dari sistem negara dan pasar.
Gerakan sosial dari aspek politik adalah suatu upaya yang kurang
lebih keras dan terorganisir yang dilakukan oleh orangorang yang relative
besar jumlahnya, entah untuk menimbulkan pergerakan, enath untuk
menentangnya (mempertahankan status-quo).42 Gerakan sosial (politik)
adalah kegiatan atau usaha kolektif yang berusaha untuk mengadakan orde
kehidupan yang baru.43 Dari pengertian secara bahasa dan istilah tersebut
konsep gerakan sosial dalam penelitian ini memberikan pengertian bahwa
Konsep gerakan sosial yang dimaksudkan adalah Aksi seorang tokoh
(Imam Rijali) yang dilakukan secara idiologis, matang dan terencana serta
kolektif untuk menegakkan amar ma’ruf nahimungkar.
Gerakan sosial lahir dari situasi dalam masyarakat karena adanya
ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap masyarakat. Dengan
kata lain, gerakan sosial lahir dari raksi terhadap sesuatu yang tidak
diinginkan rakyat atau menginginkan pergerakan kebijakan karena dinilai
tidak adil. Gerakan secara merupakan gerakan yang lahir dari prakarsa
40Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi: Sebuah Bunga Rampai (Cet. III; Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2012), h. 22.
41Margaret. M. Poloma, Sosiologi Kontemporer (Cet. II; Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1994). h. 113-120
42James W. Vander Zanden, Human Development Custom Edition (Cet.IV; New
York: Published by McGraw-Hill Higher Education, 2001), h. 211.
43G. Kreimers dan J.B. Kartasapoetra, Sosiologi Umum, (Cet. II; Yogyakarta: Bina
Aksara, 2011), h. 47.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 27
masyarakat dalam menuntut pergerakan dalam institusi,kebijakan atau
struktur pemerintahan.44
Disini terlihat tuntutan pergerakan itu lahir karena melihat kebijakan
yang ada tidak sesuai dengan konteks masyarakat yang ada maupun
bertentangan dengan kepentingan masyarakat secara umum. Gerakan inilah
yang konstruksi oleh Imam Rijali sebagai abak Negeri Maluku untuk
melakukan perlawanan sehingga timbullah gerakan-gerkan sosial di
Maluku. Sebelum mengeksplorasi gerakan Dakwah Imam Rijali di Maluku
penulis akan mengemukakan pergerakan sosial yang pernah ditulis oleh
para ilmuan untuk memberikan gambaran konseptual arah pergerakan yang
akan dibahas dalam kajian ini khususnya pergerakan dakwah Imam Rijali di
Maluku.
Motif keilmuan di Timur Tengah yang dikonstruksi lewat karya-
karya para Muhaddisin, mufasisirin, dan para Islam kontemporer seperti
Jalaluddin Al-Afgani, Rasyid Ridha, sampai dengan Sayyid Husn Nasr
menjadi bukti dalam sejarah peradaban Islam di Timur Tengah. Semua
peradaban keilmuan ini digunakan dalam menggerakkan ilmu dakwah.
Menurut perspektif Mohammad Abed Al-Jaberi yang dikutip oleh Irwan
Masduqi bahwa Moammad Al-Jaberi membagi tiga motif sistem
operasional cara kerja akal antara lain; motif burhani, bayani, dan irfani.45
a) Motif pergerakan sosial dengan paradigma burhani; Corak kekuataan
cara berpikir burh}a>ni adalah menggunakan argumentasi tektual sebagai
pijakan pergerakan sosial. Melalui pesan-pesan tekstual oriented dalam
menafsirkan pergerakan sosial. Semua model pergerakan sosial
menggunakan hadis, piqhi, dan Al-Quran secara tekstual. Ilmuan ini
ditemukan karya-karyanya seperti Pemikiran Ibnu Taimiyyah,
44Lewis Coser, The Function of Social Conflict (Cet. I. New York: Free Press,
1956.), h.151-210
45Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran: Teologi Kerukunan Umat Bergama
(Cet. I; Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2011), h. 57.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 28
Muhammad bin Abdul Wahhab yang tampak dalam karya-karyanya.
Ulama klasik sebagai standar membangun paradigma keilmuan.46
b) Motif pergerakan sosial dengan paradigma Bayani; Corak kekutaan
cara berpikir Baya>ni adalah; menggunakan argumentasi gerakan sosial
pesan-pesan rasional oriented dalam menafsirkan pergerakan sosial.
Semua model pergerakan sosial menggunakan akal rasional dalam
menafsirkan hadis, piqhi, dan Al-Quran serta karya-karya ulama klasik
sebagai standar membangun paradigma keilmuan. Model berpikir ini
dikembangkan oleh Institut For Islamic Culture and Thounght (IICT)
yang berdiri pada 1372 hijirah atau tahun 1994 masehi. Konstruksi
pergerakan sosial yang dikembangkan oleh ilmuan Institut For Islamic
Culture and Thounght (IICT) sebagai pemikir kontemporer semua
model pergerakan sosial berbasis akal dan rasional.47 Paradigma
pemikiran pembaruan meletakkan perspektif Islam sebagai sudut
pandangnya dengan berupaya mentafsirkan realitas dengan sistem
pergerakan sosial dalam berbagai aspek, seperti aspek budaya, hukum,
ekonomi, politik, dan sosial.
c) Motif pergerakan sosial dengan paradigma Irfani; Corak kekutaan cara
berpikir Irfa>ni adalah; menggunakan argumentasi gerakan sosial pesan-
pesan rasa(intuisi) oriented dalam menafsirkan pergerakan sosial.
Semua model pergerakan sosial menggunakan hadis, piqhi, dan Al-
Quran serta karya-karya ulama klasik sebagai standar membangun
paradigma keilmuan. Model ini menggunakan cinta sebagai puncak
sistem kerja akal, hati, dan jiwa dalam melakukan pergerakan sosial.48
Model berpikir ini dikembangkan oleh Institut For Islamic Culture and
46Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran: Teologi Kerukunan Umat Bergama h.
58.
47Sayyid Yahya Yatsribi, Agama dan Irfan: Wahdat Al-Wujud dalam Ontologi dan Antropologi, Serta Bahasa Agama diterjemahkan oleh Muhammad Syamsul Arif (Cet. I;
Iran: Institut For Islamic Culture and Thounght (IICT), 2012), h.xiv.
48Hassan Hanafi, Dira>sa>t Islamiyyah, Bab III dan IV diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh LKiS dengan Judul; Islamologi 2 (Cet. II; Yogyakarta: LKiS, 2007), h. 234.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 29
Thounght (IICT) yang berdiri pada 1372 hijirah atau tahun 1994
masehi.
Sistem operasional akal ilmuan Timur Tengah selalu menjadikan
wahyu sebagai sumber mata air keilmuan. Hal ini sangat berpengaruh pada
ilmuan sesudahnya. Misalnya salah satu contoh pemikiran dakwah Murtada
Husaini melahirkan kode etik tidak terlepas dari kontribusi wahyu sebagai
pijakan keilmuan. Ia berpandangan bahwa semua ilmuan membutuhkan
dalam memproses sebuah ilmu kiblatnya pada kemaslahatan umat manusia
sehingga kecerdasan memahami wahyu, menjelaskan wahyu, dan
membahasakan wahyu perlu disesuaikan dengan daya nalar Manusia.49
Pergerakan dakwah secara akademik dikemukakan oleh Hasan Al-
Banna pada tahun 1712 di Mesir resmi menjadi ilmu pengetahuan. Tokoh
ini terkenal dengan bukunya ikhwanul muslimin (persaudaran Islami).
Tokoh dakwah ini banyak terinpirasi dari pemikiran dakwah Rasyid Ridha,
Hasan Al-Banna dan Sayyid Qutub dalam melakukan pergerakan dakwah
di Mesir.
Pergerakan dakwah secara akademik dikemukakan oleh Syekh Ali
Mahfuz pada tahun 1912 di Mesir resmi menajdi ilmu pengetahuan. Tokoh
ini terkenal dengan Mukunya t}saqa>fatu da’wah (seni menyampaikan
pesan). Tokoh dakwah ini banyak terinpirasi dari pemikiran dakwah Rasyid
Ridha, Hasan Al-Banna dan Sayyid Qutub dalam melakukan pergerakan
dakwah di Mesir.
Dari motif paradigma berpikir sebagai model sistem operasional
keilmuan dan menyikapi motif pergerakan sosial di Timur Tengah dan
Eropa dalam membangun konseptual pergerakan sosial. Karunia Tuhan
dalam bentuk cara berpikir inilah yang perlu dijelaskan sesuai dengan
model yang berkembang di Timur Tengah. Corak berpikir seperti ini
berdampak dalam membangun paradigma keilmuan serta pergerakan sistem
sosial. Ibnu Khaldun: Masyarakat Badui versus Masyarakat Kota.
49Murthada Husaini, Akhlaq Tablig Dar Sirah Nabawiyah diterjemahkan oleh;
Salman Fadhullah dengan Judul; Kode Etik Mubalig: Tuntunan Dakwah Secara Islami (Cet. II; Jakarta: Citra, 2011), h. 3.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 30
5) Paradigma Keilmuan Bangsa Eropa
Paradigma pergerakan sosial seperti ini disebut August Comte yang
dikutip Burhan Bungin sebagai social dinamic dan social statis. Comte
berpendapat bahwa sistem kehidupan manusia memiliki dua spirit yang
berbeda, tetapi keduanya tidak bisa dilepas-pisahkan.50 Kedua potensi ini
sebagai spirit yang kuat memengaruhi prilaku manusia dalam melakukan
pergerkan sosial khususnya dalam aspek pemenuhan kebutuhan dasar,
kebutuhan agama, dan kebutuhan kebudyaan.
Kehidupan suatu kelompok sosial masyarakat sangat dipengaruhi
oleh kebutuhan naluri jiwa dan raga dalam menentukan gerak sosialnya
sesuai perkembangan alam pikiran dan temuan teknologi. Naluri ini yang
mendorongnya untuk menyatukan hidupnya sesuai kecenderungan alam
bawa sadarnya. Menurut J. Devito bahwa struktur sosial itu sangat
ditentukan oleh pola-pola komunikasi yang di input dalam memorinya,
semakin tinggi input informasi positif semakin tinggi pula potensi interaksi
dan pergerakan sosial yang positif begitupula sebaliknya.51 Kecenderungan
gerak sosial ini juga dijelaskan oleh murid Sigmud Preud yang bernama
Carl Gustav Young ahli psikoanalisa bahwa prilaku sesorang sangat
ditentukan oleh alam bawa sadarnya semakin tinggi input data spiritual
dalam otaknya semakin tinggi pergerakan sosial sesuai input data yang
direkam oleh otak manusia.52 Pergerakan sosial terdiri dari tiga model
yakni gerakan sosial secara individu, kelompok, dan massa.
Sejarah dari Gerakan Sosial, Istilah social movements telah
diperkenalkan pada tahun 1850 oleh ahli sosiologi Jerman yang bernama
Lorenz Von Stein dalam bukunya yang berjudul‛ Sejarah Gerakan Sosial
Perancis dari tahun 1789-1850. (History of the French Social Movement
from 1789 to the Present (1850). Charles Tilly Mengklaim bawa gerakan
sosial belum ada sebelum akhir tahun abad ke-18 walaupun tiap element
50H.M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi:Teori, Paradigma, dan Discoursus
(Cet. II; Jakarta: Prenada Media Group, 2009), h. 44
51Josep De Vito, The Hand Book Human Communication (Cet. III; Jakarta: PT.
Gramedia Press, 2001), h. 992.
52Maulana Kurnia Putra, Agama Dan Perubahan Sosial, Sebuah TanggapanPudarnya Kauman (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 22.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 31
seperti kampanye, koalisi gerakan sosial dan WUNC dipertunjukan dalam
sejarah yang panjang, pada akhirnya mereka telah dapat gabungkan
bersama dalam istilah yang disebut social movement.
Gerakan sosial secara akademik dalam ilmu pengetahuan Eropa
pertama kali di England dan North Amerika pada awal abad ke-19
sehingga menjadi terkenal sampai hari ini. Pergerakan sosial dikenal
dengan renaisance. Selain itu pergerkan sosial di perancis, Jerman, dan Iran
sebagai bentuk pergerakan dari social dinamic. Dari sejarah pergerakan
sosial tersebut dapat dipetakan menjadi tiga model yakni gerakan sosial
secara individu, kelompok, dan massa. Tokoh pergerakan sosial di Eropa
yang menggerakkan ilmu pengethuan adalah sebagai berikut;
1. August Comte: Hukum Tiga Tahap
2. Karl Marx: Menuju Masyarakat Komunis
3. Herbert Spencer: Menuju Masyarakat Heterogen
4. Emile Durkheim: Pembagian Kerja dan Solidaritas Sosial
5. Ferdinand Tonnies: Gemeinschaft dan Gesellschaft
6. Max Weber: Perkembangan Rasionalitas Manusia
7. Talcott Parson: AGIL
8. Joseph DeVito dengan teori ekspresinya.
Gerakan tokoh sosial ini sosial mempunyai sumbangan dalam
pengembangan khazanah keilmuan dalam ilmu-ilmu sosial. Karena
banyaknya karya-karya pergerkan sosial dalam penelitian ini mengambil
dua pendapat ahli yang dipillih berdasarkan rumusan masalah yang
diangkat dalam penelitian ini. Karena penelitian ini adalah pegerakan
dakwah yang sangat erat kaitannya dengan pergerakan sosial maka tokoh
kerangka konseptual yang diangkat adalah teori Charles Tilly, Sidney
Tarrow.53 Di kutip oleh syarifudin Charles mengungkapkan bahwa
gerakan sosial itu selalu di motivasi oleh dua kepentingan besar yaitu
faktor kekuasaan dan pemenuhan kebutuhan Dasar.
53Syarifudin, Manajemen Sistem Informasi Dakwah, Tesis yang dipresentasikan
untuk mencapai gelar Magister dalam Ilmu Dakwah dan Komunikasi.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 32
Menurut Charles Tilly, menyatakan bahwa gerakan sosial sangat
dipengaruhi oleh idiologi pemikiran realitas dan kecenderungan beragama.
Pemikiran ini sangat relevan dengan Teori Ekspresi Josep De Vito tokoh
komunikasi Barat yang mengungkapkan bahwa pergerakan informasi
sangat ditentukan tingginya peradaban informasi suatu bangsa.54 Ekspresi
informasi manusia akan dituangkan dalam sebuah tindakan/performance
yang berkelanjutan secara bertahap, pertunjukan/displays dan kampanye
yang dilakukan oleh orang-orang biasa dan mereka membuat tuntutan
secara kolektif terhadap yang lain.
Dalam bulan yang pertama dari tahun 1905 salaj jumlah kaum
pemogok naik lebih sepuluh kali dari jumlah rata-rata saban tahun selama
10 tahun yang lalu (1895-1904), dan dari Januari sampai Oktober 1905
pemogokan-pemogokan terus meluas dan mencapai kebesarannya yang
hebat sekali.
Di bawah pengaruh beberapa keadaan sejarah yang samasekali
khusus, Rusia yang terbelakang adalah yang pertama yang menunjukkan
kepada dunia tidak hanya pertumbuhan, secara melompat-lompat,55 dari
aktivitas yang bebas dari massa yang tertindas di mana revolusi (hal ini
telah terjadi dalam semua revolusi yang besar), tetapi juga makna
proletariat yang secara tidak terbatas sudah melebihi perbandingan jumlah
dengan seluruh penduduk, suatu kombinasi dari pemogokan ekonomi
dengan pemogokan politik, berubahnya pemogokan politik menjadi
pemberontakan bersenjata, lahirnya bentuk baru dalam perjuangan massal
dan organisasi massal klas-klas yang ditindas oleh kapitalisme, yaitu
Sovyet-Sovyet.
Revolusi-revolusi Pebruari dan Oktober 1917 mengakibatkan
perkembangan Sovyet-Sovyet yang menyeluruh dalam rangka nasional, dan
kemudian kemenangannya dalam revolusi proletar, revolusi Sosialis. Dan
sesudah kurang dari dua tahun menjadi nampak sifat internsional dari
54Syarifudin, Manajemen Sistem Informasi Dakwah, Tesis yang dipresentasikan
untuk mencapai gelar Magister dalam Ilmu Dakwah dan Komunikasi.
55Gavin W Jones, Maznah Mohamad, Muslim-Non-Muslim Marriage: Political and Cultural Contestations in Southeast Asia (Cet. III; New York: Sage publishing, 2011), h.
102.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 33
Sovyet-Sovyet, meluasnya bentuk perjuangan dan organisasi ini sampai
pada gerakan klas buruh dunia, dan misi bersejarah Sovyet-Sovyet sebagai
penggali liang kubur, ahli-waris dan pengganti parlemen terisme burjuis,
dan demokrasi burjuis pada umumnya.56
Gerakan sosial berakar dari pendekatan psikologisosial (Stryker,
Owens and White 2000, 1-3; McAdam, McCarthy and Zald 1988,695-97),
dalam bahasan mengenai perilaku kolektif. Pendekatan ini termasuk tipe-
tipe tindakan massa di mana gerakan sosial. Topik-topik gerakan sosial
mengenai hysteria, ketidak-sadaran kolektif, dan orang-orang
yangbertindak irasional, dapat ditemukan dalam karya French Revolution
oleh LeBon, yang mendasarkan pada keterasingan individu, manipulasi
yang dilakukan oleh pemimpin karismatik, dan kehilangan diri dapat
menyebabkan pergerakan sosial kaum tertindas atau kelompok marjinal.57
Crossley dalam hasil penelitiannya pada tahun 2002 menganggap
bahwa tindakan yang harus dilakukan adalah berdasarkan peraturan sosial
yang disertakan ke dalam dunia simbolik, yang diputuskan secara rasional
di antara beberapa pilihan. Menurut Jasper seorang ilmuan komunikasi
mengungkapkan hasil penelitiannya pada tahun 1997 menjelaskan bahwa
gerakan sosial perlu ada suatu sikap yang sederhana walaupun ada
kekacauan yang hanya memberikan sedikit petunjuk untuk membuat
pilihan gerakan sosial yang rasional. Gagasan ini cukup memerikan nuansa
pergerakan sosial di Eropa.
Pada masyarakat Eropa dikenal sebuah teori Gerakan Sosial Baru
(New Social Movement /NSM). NSM merevisi perilaku kolektif yang
berfokus pada individu, seperti menerima bahwa tidak semua pergerakan
dimulai dari keluhan, ketidakteraturan sosial, atau pelaku irasional.
Teoritikus NSM menolak pandangan tradisional Marxist yang menyatakan
bahwa gerakan sosial merupakanrevolusi kelas sosial. Teori NSM (New
Social Movement /NSM) menyatakan bahwa pergerakan dapat
melibatkannorma-norma baru dan identitas kolektif..
56Joseph Chinyong Liow, Islam, Education and Reform in Southern Thailand:
Tradition and Transformation (Cet. III; New York, Sage Publishing, 2011), h. 133
57Joseph Chinyong Liow, Islam, Education and Reform in Southern Thailand:
Tradition and Transformation. h. 133
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 34
Lebih dari itu hasil penelitian Cohen and Arato pada tahun 1994
menjelaskan bahwa pergerakan sosial buruh sekarang menunjukkan bahwa
ruang-ruang sayap kiri akan bertambah besar ketika ruang ekspresinya
dipersempit.58 Hal terjadi di Jerman, Inggeris, Italia, Amerika (setidak-
tidaknya, golongan tertentu dari ‚Kaum Buruh Industri Sedunia‛.59
Semua pergerakan sosial yang terjadi di Eropa ini mewarnai konsturksi
ilmuan Eropa.
Perkembangan paradigma keilmuan bangsa Eropa, misalnya gerakan
sosial menurut Pandangan Coser seorang ahli sosiologi Jerman mengutip
pandangan Ralf Dahrendorf bahwa teori kelas dan konflik kelasnya ke
dalam bahasa inggris yang sebelumnya berbahasa Jerman agar lebih mudah
difahami oleh sosiolog Amerika yang tidak faham bahasa Jerman saat
kunjungan singkatnya ke Amerika Serikat (1957- 1958).
Dahrendorf tidak menggunakan teori Simmel melainkan membangun
teorinya dengan separuh penerimaan, separuh penolakan, serta
memodifikasi teori sosiologi Karl Marx.60 Seperti halnya Coser, Ralf
Dahrendorf mula- mula melihat teori konflik sebagai teori parsial,
mengenggap teori tersebut merupakan perspektif yang dapat dipakai untuk
menganalisis fenomena sosial.61 Ralf Dahrendorf menganggap masyarakat
bersisi ganda, memiliki sisi konflik dan sisi kerja sama. Teori konflik
muncul sebagai reaksi dari munculnya teori struktural fungsional.62
Pemikiran yang paling berpengaruh atau menjadi dasar dari teori konflik ini
adalah pemikiran Karl Marx.63 Pada tahun 1950-an dan 1960-an, teori
58Cohen and Arato, the interpersonal change society (Cet. VI; New York, Sage
Publishing, 2011), h. 233
59Cohen and Arato, the interpersonal change society (Cet. VI; New York, Sage
Publishing, 2011), h. 233
60Kamanto Sunarto, Pokok-pokok Pemikiran Durkheim (Cet.II; Jakarta: Pusat
Antar-Universitas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia, 1989. 99.
61William C. Cummings, Manasse Maloko, diterjemahkan oleh: Kamanto Sunarto,
dengan judul: Bangsa Maluku.
62Lewis Coser, Continuities in the Study of Social Conflict. New York: Free Press,
1967. page. 32-70
63Overcoming Conflict (Volume 2): Peace and Development Analysis in Nusa
Tenggara Timur. Jakarta: Kementerian PPN/BAPPENAS-UNDP-LabSosio, 2005.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 35
konflik mulai merebak. Teori konflik menyediakan alternatif terhadap teori
struktural fungsional.64
Pada saat itu Marx mengajukan konsepsi mendasar tentang
masyarakat kelas dan perjuangannya. Marx tidak mendefinisikan kelas
secara panjang lebar tetapi ia menunjukkan bahwa dalam masyarakat, pada
abad ke-19 di Eropa di mana dia hidup, terdiri dari kelas pemilik modal
(borjuis) dan kelas pekerja miskin sebagai kelas proletar. Kedua kelas ini
berada dalam suatu struktur sosial hirarkis, kaum borjuis melakukan
eksploitasi terhadap kaum proletar dalam proses produksi. Eksploitasi ini
akan terus berjalan selama kesadaran semu eksis (false consiousness) dalam
diri proletar, yaitu berupa rasa menyerah diri, menerima keadaan apa
adanya tetap terjaga.
Ketegangan hubungan antara kaum proletar dan kaum borjuis
mendorong terbentuknya gerakan sosial besar, yaitu revolusi. Ketegangan
tersebut terjadi jika kaum proletar telah sadar akan eksploitasi kaum
borjuis terhadap mereka.65 Realitas inilah yang mendorong terjadinya
gerakan-gerakan sosial yang dilakukan oleh lembaga-lembaga sosial.
Selain itu menurut Lofland dua aspek empiris gelombang yang perlu
diperhatikan adalah Pertama aliran tersebut cenderung berumur pendek
antara lima sampai delapan tahun. Jika telah melewati umur itu gerakan
akan melemah dan meskipun masih ada akan tetapi gerakan telah
mengalami proses ‘cooled down’. Kedua, banyak organisasi gerakan atau
protes yang berubah menjadi gerakan sosial atau setidaknya bagian dari
gerakan-gerakan tersebut diatas.
6) Paradigma Keilmuan Bangsa Indonesia
Perkembangan sejarah Indonesia hingga kini ditandai dengan gerakan
sosial. Gerakan tersebut dilakukan secara kolektif oleh masyarakat
pinggiran (ordinary people) yang sepanjang sejarah tidak mendapat
64Kamanto Sunarto, ‚Sosiologi,‛ dalam Manasse Malo (ed.), Pengembangan Ilmu-
Ilmu Sosial di Inonesia sampai Dekade 80-an. Jakarta PAU-IS-UI dan Rajawali Press,
1989.
65Gerard A. Postiglione dan Grace C.L. Mak (eds.), Asian Higher Education: Asian. International Handbook and Reference Guide. (Cet. II; Westport, Conn. London:
Greenwood Press, 1997.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 36
kedudukan sosial, ekonomi dan politik. Para pendukung gerakan ini tidak
berambisi untuk memperoleh kedudukan politik sebagai tujuan akhir
melainkan hanya ingin mengekspresikan perlawanan mereka terhadap
kelompok yang selama ini mengeksloitasinya.
Dalam sejarah Indonesia dicatat bahwa penjajah Belanda dianggap
sebagai kelompok yang mengeksploitasi penduduk pribumi yang mayoritas
adalah kaum petani. Ketika penjajah Belanda bekerjasama dengan golongan
bangsawan atau elit pribumi untuk mengeksploitasi sumber daya alam
maka gerakan sosial juga dilakukan untuk melawan penjajah dan golongan
elit pribumi yang berkuasa. Ketika pemerintah yang berkuasa bekerjasama
atau lebih banyak berpihak pada para pengusaha/kapitalists maka gerakan
sosial juga dilakukan untuk melawan mereka yang memiliki kedudukan
politik dan ekonomi.
Di Indonesia sejarah sosial pertama kali ditulis dalam historiografi
Indonesia oleh sartono kartodirdjo ‚peasant revolt of banten in 1888‛
telah menggunakan pendekatan-pendekatan yang memanfaatkan teori dan
konsep ilmu-ilmu sosial. maka Sejarah Sosial adalah sejarah yang
mengambil fakta sosial/masyarakat sebagai bahan kajian. Tema seperti;
kemiskinan, Perbanditan, Kekerasan, Kriminalitas, yang dapat menjadi
sebuah sejarah.
Organisasi-organisasi ini cenderung selalu berupaya menciptakan
gerakan sosial atau jika organisasinya berbeda maka mereka akan dengan
sabar menunggu pergeseran struktur makro yang akan terjadi (misalnya
krisis kapitalis) atau pertarungan yang akan terjadi antara yang baik dan
yang jahat, atau kedua hal tersebut. Serta menunggu kegagalan fungsi
lembaga sentral, kala itulah gerakan itu bisa dikenali sebagai gerakan
pinggiran, gerakan awal dan embrio gerakan.
Menurut Dewi Wulansari bahwa gerakan sosial bisa terjadi ketika sub
sistem tidak diberi ruang untuk berekspresi.66 Misalnya terjadi pergerakan
atas ketimpangan sosial, ada kesempatan politik antara kaum marginal dan
kaum penguasa, ada Campur tangan negara terhadap kehidupan warga yang
66Dewi Wulansari, Sosiologi dan Konsep dan Teori (Cet. I; Bandung: PT. Refika
Aditama, 2009), h. 126.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 37
terlalu dominan, adanya perkembangan ekonomi yang melahirkan
kemakmuran yang menimbulkan deprivasi ekonomi.67 Dari paradigma
sosiologis tersebut ketika dipotret dari aspek dakwah dan komunikasi
pergerakan nasionalisme dan organisasi agama di Indonesia muncul
bersamaan dengan kebangkitan nasionalisme dan agama di Asia yang
dianggap sebagai reaksi terhadap imperialisme Barat di Indonesia.
Pemikiran ini menggambarkan bahwa pergerakan sosial itu terjadi
dilatarbelakangi oleh beberapa faktor antara lain faktor internal katannya
dengan struktur masyarakat Indonesia atas prilaku imprealisme dan Faktor
eksternal pergerakan keilmuan dunia yang secara langsung maupun tidak
langsung memiliki kontribusi terhadap pergerakan yang melahirkan
perubahan sosial dalam satu wilayah. Pergerakan sosial di Indonesia secara
sistematis dilakukan oleh Budi Utomo dan dua ulama besar yakni KH.
Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asya’ri yang menggerakkan bangsa
Indonesia bangkit di tengah imprealisme di Indonesia.68
Gerakan nasional yang berlangsung di kawasan Asia lainnya
menginspirasi kaum nasionalis Indonesia. Semangat nasionalisme
Indonesia organisasi keagaman seperti NU, PERSIS dan Muhammadiyah
mulai bangkit dan memperlihatkan kekuatan terhadap penjajahan Belanda
pada permulaan abad ke-20. Semangat nasionalisme itu timbul sebagai
reaksi bangsa Indonesia terhadap penjajahan akibat penindasan,
ketidakadilan dan pelanggaran terhadap hak asasi rakyat serta sikap
diskriminasi yang ditunjukkan pemerintah Belanda terhadap rakyat
Indonesia.
Salah satu cara yang dilakukan bangsa Indonesia menghadapi
pemerintah kolonial adalah mendirikan organisasi. Melalui organisasi
dilakukan perjuangan baik berupa tuntutan kepada pemerintah maupun di
kalangan bangsa sendiri. Ada organisasi yang secara tegas menyatakan diri
sebagai organisasi politik seperti Budi Utomo (1908), Sarekat Islam (1912)
67Dewi Wulansari, Sosiologi dan Konsep dan Teori (Cet. I; Bandung: PT. Refika
Aditama, 2009), h. 126.
68Dewi Wulansari, Sosiologi dan Konsep dan Teori (Cet. I; Bandung: PT. Refika
Aditama, 2009), h. 126.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 38
dan Indische Partij (1912).69 Ada organisasi pula yang lebih
menitikberatkan kegiatannya di bidang agama seperti Muhammadiyah
(1912), Al-Irsyad dan Partai Arab Indonesia (1914), Perhimpunan Katolik
Jawi (1925) dan Nahdlatul Ulama (1926), atau di bidang pendidikan seperti
Taman Siswa (1922).70
Pada Tahun 70-an-80-an gerakan-gerakan Islam di Indonesia mulai
mengalami pergerakan yang tidak hanya didominasi oleh gerakan-getakan
pada tahun 20an-30an yang sebelum mengalami kemerdekaan. Gerakan
pada tahun yang dimulai dari tahun 70-an sering disebut dengan gerakan
kontemporer, yaitu gerakan yang muncul dalam suatu setting kehidupan
masyarakat Indonesia yang sedang mengalami proses intensifikasi
modernisasi. Dalam konsep teoritis menurut Shiddiqi konsep barat dan
Islam mengalami perbedaan yaitu dimana Islam tidak semata-mata
mengandung rumusan hubungan probadi antara manusia dengan tuhannya,
melainkna juga rumusan tentang tatanan social kemasyarakatan, politik
dan masih banyak hal lainnya.71
Menurut Deliar Noer, terdapat dua paradigma yaitu Islam tradisional
dan Islam modern yang dilihat dari tiga aspek, diantaranya: Semangat
pemurnian ajaran, Sikap terhadap tradisi berrmazhab, Sikap terhadap
pergerakan dan rasionalitas. Masyarakat Islam Indonesia mulai menyadari
perlunya pergerakan dalam kemajuan Islam. Kemunculan beberapa
gerakan-gerakan di Indonesia untuk merubah konsep gerakan Islam masa
lalau dengan gerakan yang memiliki kompetisi lebih baik untuk dapat
bersaing, Beberapa gerakan yang lahiir di Indonrsia yaitu: Serikat Islam,
Muhammadaiyah, Nahdatul Ulama dan gerakan lainnya yang dapat
memajukan Islam. Dalam setiap gerakan memiliki perbedaan cirri-ciri dan
konsep sendiri.
69 Mitsuo Nakamura, Islamic Higher Education and Indonesia: Higer Education
Polici vol. 6. N0.2 1993.
70Nor Huda, Islam Nusantara: Sejarah Sosial Intelektual Islam Indonesia (Cet. I;
Yogyakarta: Arrus- Media, 2013), h. 142.
71 Mitsuo Nakamura, Islamic Higher Education and Indonesia: Higer Education
Polici vol. 6. N0.2 1993.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 39
a) Gerakan Serikat Islam ( SI)
Sebelum menggunakan nama Sarekat Islam, organisasi ini bernama
Saarekat Dagang Islam (SDI), yang didirikan oleh Wirjodikoro yang
setelah menunaikan ibadah haji bernama Haji Samanhudi di Solo pada
akhir 1911. Sebenarnya ada pula sebagian pendapat yang mengatkan bahwa
SDI telah berdiri pada tahun 1905. Tujuan SDI adalah memajukan
perdagangan, melawan monopoli Toinghoa dan memanjukan Agama Islam.
Karena itulah, SDI disebut gerakan nasionalistis-religius-ekonomis.
Perkembangan sarikat Islam dibagi menjadi 4 periode, yaitu;
1) Periode 1911-1916; Serikat Islam yang didirikan di Solo pada tanggal
11 November 1911 ini tumbuh dari organisasi yang dahulunya
bernama Serikat Daganag Islam( SDI).. Terdapat 2 sebab didirikan
organisasi ini, pertama , terjadinya kompetisi yang meningkat dakam
bidang perdagangan batikt erutama dengan golongan Cina dan sikap
superioritas orang-orang Cina terhadap orang Indonesia dengan
sehubungnya keberhasilan revolusi Cina(1911). SI di Solo dengan
tujuan menjadikan benteng bagi orang-orang Indonesia yang
umumnya pedangang batik. Periode pertama ini ditandai
permasalahan-permasalahan organisasi termasuk mencari pemimpin,
penyusun anggaran dasar dan hubungan antar organisasi pusat dengan
organisasi daerah. Hal itu berhasil dilakukan sehingga jalan itu
berhasil samapi mencapai tahun 1916-1921., Si banyak didirikan
disetiap daerah-daerah yang ada di Indonesia.
2) Periode 1916-1921; Organisasi periode ini mengalami sedikit
kestabilan sebab Si banyak memperhatikan masalah-masalah yang
terjadi, pertemuan-pertemuan yang dilakukan saat itu disebut kongres
saja dan kongres nasional. Menjelaskan pemakaian kata ‚nasional‛,
Tjokroaminoto berkata bahwa ia merupakan suatu usaha untuk
‚meningkatkan‛ seseorang pada tingkat natie (bangsa) usaha pertama
untuk berjuamg menunt pemerintah sendiri atau sekurang-kurangnya
agar orang-orang Indonesia diberikan hak untuk mengemukakan
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 40
suaranya dalam masalah-masalah politiknya.72 Sifat pollitik dari Si
ini dirumuskan dalam‛ Keterangan Pokok‛(Asas) dan Program kerja.
Pokok ini mengemukakan kepercayaan Central SI bahwa ‚agama
Islam itu membuka rasa pikiran prihal persamaan derajat manusia
sambil menjunjung tinggi kepada kuasa negri‛ dan bahwasanya Islam
sebaik-baiknya agama buat mendidik budi pekertinya rakyat. Dalam
mencapai maksud dan tujuan ini Central SI mencari kerjasama dan
saling membantu dengan pihak-pihak yang menyetujuinya
3) Periode 1921-1927; Merupakan suatu pergerakan SI didalam
perkembangannya: pertama, dijumpai pergerakan pada Keterangan
Asas dari partai. Kedua dicatat suatu perpecahan dengan kalangan
PKI. Ketiga ialah penahanan terhadap Tjokroaminoto oleh
pemerintah yang menyebabkan alas an utama untuk mengambil
‛polotik hijrah‛ pada tahun berikutnya.73 Penahanan ini merupakn
kejadian yang sangat berpengaruh bagi perkembanganya partai
4) Periode 1027- 1942; Dalam tahun 1927 periode transisi untuk
mendirikan Partai Sarekat Islam dan menghapuskan striktur lama
selesai. Ini tidak berarti bahwa dalam periode trakir ini masalah-
masalah stuktur tidak lagi dipersoalkan. Tetapi perhatian lebih
banyak ditujukan kapada persoalan –persoalan teori dan falsafah
seperyi yang tercermin oleh Tafsir Asas dan Politik Hijrah,
dibandingkan dengan periode sebelumnya. Suatu penyebab lain yang
menyebabkan pecahnya SI adalah keputusannya pada tahun 1927
untuk mengeluarkan semua anggota-anggota Muhammadiyah dari
lingkungannya. Pembentukan PNI oleh Sukarno menantang
kedudukan SI ataupun kepemimpinan Islam umumnya dalam rangka
pergerakan perjuangan kemerdekaan. Posisi yang penting sari
pemimpin-pemimpin PNI di dalam pergerakan kemerdekaan
menyebabkan terjadinya dua sayap di dalm lingkungan gerakan itu,
72Nor Huda, Islam Nusantara: Sejarah Sosial Intelektual Islam Indonesia (Cet. I;
Yogyakarta: Arrus- Media, 2013), h. 141
73Mitsuo Nakamura, Islamic Higher Education and Indonesia: Higer Education
Polici vol. 6. N0.2 1993.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 41
yaitu nasionalis Islam disatu pihak, dan nasionalis yang netral agama
dipihak lain.
b) Gerakan Sosial Sarekat Islam
Berpangkal pada keyakinan bahwa agama Islam adalah agama Allah,
perumusan asas mengingatkan pada ketuhanan dan kesucian Quran, dan
bahwa dengan ini, bila umat berpegangan kepadanya, persatuan akan dapat
terwujud.
Pemerintah yang dicita-citakn oleh partai ini ialah pemerintah ‚yang
kekuasaannya bersandar pada kemauan rakyat, yang menyatakan
sepenuhnya suaranya dalam suatu Majelis Syura, berupa Majelis
Permusyawaratn Rakyat, majelis Parlemen atau lain-lainnya serupa itu,
yang susunannya harus bersandar atas dasar asas-asas demokrasi yang
seluas-luasnya. Dalam Islam Negara berada ‚ didalam genggaman sekalian
orang rakyat (umat) yang semuanya bertakluk dan menurut Satu Hukum
yaitu Qur’an dan Hadist.
Pada umumnya PSI memikirkan pemecahan persoalan ekonomi dan
social dengan menghubungkannya dengan pedoman-pedoman yang bersifat
etis dan juga menolak perbedaan deraj manusia dalam pergaulan hidup
bersama dan dalm hokum, mengakui persamaan harga antara laki-laki dan
perempuan, dan antara suami-istri. Pendidikan hendaklah bersandarkan
asas kebangsaan berdasrkan Islam.74
Dalam bidang agama, pertai berusaha untuk tidak membesar-
besarkanperselesihan khilafahnya serta perkat furu, karena perselisihan ini
menyebabkan tumbuhnya perpecahan serta lemahnya umat. Ia menolak
campur tangannya pihak bukan Islam dalam soal ibadat, dan menuntut
hapusnya semua peraturan yang menghambat perkembangan Islam.
c) Gerakan Sosial Muhammadiyah
Gerakan Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi social Islam
di Indonesia sebelum PD II . Muhammadiyah merupakan lembaga
pendidikan bersifat permanan yang didirikan 18 November 1912 oleh Kyai
74Mukti Ali, Modernisme Politik Keagamaan (Cet. I; Jakarta: Prenada Media
Group, 2011), h. 212.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 42
Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta yang merupakan saran dari murit-
muritnya dan anggaota Budi Utomo .Organisasi ini dari tahun-tahun
pertama tidak mengadakan pembagaian uelas antar anggota dalam
kegiatannya, hal ini disebabkan oleh ruang gerak yang masih sangat
terbatas( sekurang-kurangnya 1917) di daerah Kauman, Yogyakarta saja.
Ahmad Dahlan aktif dalam bertabliq, mengajar di sekolah Muhammadiyah,
memberikan bimbingan pada masyarakat agar melakukan kegiatan seperti
shalat dan memberikan bantuan pada fakir miskin dengan mengumpulkan
dana dan pakaian untuk mereka. Sifat social pendidikan dari
Muhammadiyah memang sudah diletakkan saat ini.75
Daerah operasi organisasi Muhammadiyah mulai diluaskan setelah
tahun 1917, saat itu Budi Utomo melakukan kongres di Yogyakarta dan
Ahmad Dahlan member keindahan kogres itu dengan melalui tabliq yang
dilakukannya sehingga pengurus Muhammadiyah menerima permintaan
dari berbagai tempat di Jawa untuk mendirikan cabang-cabang. Anggaran
dasar organisasi ini yang membatasi diri dari pada kegiatan-kegiatan di
Yogyakarta saja haruslah diubah. Hal itu dilakukan tahun 1920 saat bidang
kegiatan Muhammadiyah diluaskan ke seluruh pulau Jawa dan tahun
berikutnya (1921) ke seluruh Indonesia.
Perluasannya dipermudah dengan adanya beberapa faktor. Ahmad
Dahlan melakukan dengan cara mberpropoganda dengan mmperlihatkan
toleransi dan pengertian kepada pendengarnya yang memberikan sambutan
yang memuaskan. Masyarakat yang mengenal pembaharuan I Mesir
melihat juga pada Muhammadiyah sebagai jalan untuk menyebarkan
pemikiran-pemikiran pembaharuan di Indonesia. Pembaharuan yang
mulanya dilakukan oleh Ahmad Dahlan yaitu : tentang praktek-pratek
lahiriyah seperti kib;lat dan kebersihan, kebudian dirangsang oleh
oemikiran dari pembaharu Mesir dan diperluaskan secara lambat laun pada
masalah-masalh fundamental dari masyarakat dan umat Islam, selanjutnya
tentang persoalan apakah ijthad telah tertutup atau masih terbuka.
75Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Tmur Tengah dan Modernisme Politik Keagamaan (Cet. II; Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h. 12.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 43
Adapun langkah pembaruan yang bersifat ‛reformasi‛ ialah dalam
merintis pendidikan ‛modern‛ yang memadukan pelajaran agama dan
umum. Menurut Kuntowijoyo, gagasan pendidikan yang dipelopori Kyai
Dahlan, merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek
‛iman‛ dan ‛kemajuan‛, sehingga dihasilkan sosok generasi muslim
terpelajar yang mampu hidup di zaman modern tanpa terpecah
kepribadiannya (Kuntowijoyo, 1985: 36). Lembaga pendidikan Islam
‛modern‛ bahkan menjadi ciri utama kelahiran dan perkembangan
Muhammadiyah, yang membedakannya dari lembaga pondok pesantren
kala itu. Pendidikan Islam ‚modern‛ itulah yang di belakang hari diadopsi
dan menjadi lembaga pendidikan umat Islam secara umum.76
Kepeloporan pembaruan Ahmad Dahlan yang menjadi tonggak
berdirinya Muhammadiyah juga ditunjukkan dengan merintis gerakan
perempuan ‘Aisyiyah’ tahun 1917, yang ide dasarnya dari pandangannya
agar perempuan muslim tidak hanya berada di dalam rumah, tetapi harus
giat di masyarakat dan secara khusus menanamkan ajaran Islam serta
memajukan kehidupan kaum perempuan. Langkah pembaruan ini yang
membedakan Ahmad Dahlan dari pembaru Islam lain, yang tidak dilakukan
oleh Afghani, Abduh, Ahmad Khan, dan lain-lain (mukti Ali, 2000: 349-
353). Perintisan ini menunjukkan sikap dan visi Islam yang luas dari
Ahmad.77 Dahlan mengenai posisi dan peran perempuan, yang lahir dari
pemahamannya yang cerdas dan bersemangat tajdid, padahal dari Kauman
ini tidak bersentuhan dengan ide atau gerakan ‛feminisme‛ seperti
berkembang sekarang ini. Artinya, betapa majunya pemikiran Kyai Dahlan
yang kemudian melahirkan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam murni
yang berkemajuan.
Kelahiran Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan cerdas dan
pembaruan dari pendirinya, Ahmad Dahlan, didorong oleh dan atas
pergumulannya dalam menghadapi kenyataan hidup umat Islam dan
masyarakat Indonesia kala itu, yang juga menjadi tantangan untuk dihadapi
76Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Global dan Islam Lokal Nusantara, (Cet. II;
Bandung: Mizan, 2002), h. 23.
77Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Global dan Islam Lokal Nusantara, (Cet. II;
Bandung: Mizan, 2002), h. 26.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 44
dan dipecahkan. Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya
Muhammadiyah ialah antara lain:
Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah
Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat,
yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat
dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar
kemurniannya lagi
Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari
tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang
kuat; Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam
memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi
tuntutan zaman.
Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit,
bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme,
formalisme, dan tradisionalisme; keinsyafan akan bahaya yang mengancam
kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan
misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan
pengaruhnya di kalangan rakyat Gerakan Nahdatul Ulama.
d) Gerakan Sosial Nahdlatul Ulama
Protes luar biasa pun muncul di Indonesia, ketika bulan Januari 1926
ulama-ulama Ahlussunnah wal Jammah di Indonesia berkumpul di
Surabaya untuk membahas pergerakan ajaran di dua kota suci itu. Dari
pertemuan tersebut lahirlah panita Komite Hijaz yang diberi mandat untuk
mengahadap raja Ibnu Sa’ud guna menyampaikan masukan dari ulama-
ulama Ahlussunah wal Jamaah di Indonesia. Akan tetapi karena belum ada
organisasi induk yang menaungi delegasi Komite Hijaz, maka pada tanggal
31 Januari 1926, ulama-ulama Ahlussunnah wal Jamaah Indonesia kembali
berkumpul dan membentuk organisasi Induk yang diberi nama Nahdlatul
Ulama dengan Rois Akbar KH. Hasyim Asy’ari.78
78Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942. (Cet. I; Jakarta :
PT Djaya Pirusa, 2001), h.55.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 45
Setelah terbentuk, komite Hijaz mengirimkan delegasi sebagai utusan
NU menghadap Raja Saudi. Delegasi yang dipimpin oleh KH. Wahab
Hasbullah ini mengajukan protes atas langkah kerajaan Saudi yang
meminggirkan madzhab empat, menggusur petilasan sejarah Islam,
melarang tawassul, melarang ziarah kubur dan lain-lainnya dengan alas an
anti syirik dan bid’ah.
Kelahiran NU merupakan muara perjalanan panjang sejumlah ulama’
pondok pesantren di awal abad 20 yang berusaha mengorganisir diri dan
berjuang melestarikan ajaran Islam Ahlussunnah Waljamaah, sekaligus
mengobarkan semangat nasionalisme melawan colonial Belanda. Sesuai
visinya, diharapkan NU menjadi wadah tatanan masyarakat yang
sejahtera,berkeadilan dan demokratis bagi jutaan anggotanya. Hal ini
diwujudkan dengan mengupayakan system kebijakan yang menjamin
terwujudnya masyarakat sejahtera, melakukan pemberdayaan dan advokasi
masyarakat serta menciptakan Ahlaqul Karimah.
D. Motif Pergerakan Sosial
Pergerakan sosial terdiri dari motif ekonomi, motif (Politik)
kekuasaan, dan Motif Agama. Gerakan sosial ini dapat terjadi secara
individu, organisasi, dan kelompok yang dilakukan secara massal. Gerakan
sosial ini dapat ditemukan di tengah masyarakat ketika terjadi kontal sosial
antar lembaga, dan sosial. Kontak sosial itu bisa berupa kontak pemikiran,
budaya, nilai, dan agama. Gerakan sosial kelompok ini secara sosiologis
dilakukan oleh partai politik, ormas-ormas, LSM, dan para ilmuan di
perguruan tinggi yang memiliki keilmuan tinggi sehingga ia menjadi
central pergerakan sosial di tengah masyarakat.
Pembatasan ruanglingkup kajian tentang perubahan sosial dapat
dilihat dari aspek definisi misalnya Perubahan sosial menurut Kingsley
Davis dan Selo Soemarjan adalah; perpindahan keyakinan, nilai, pola
Kuntowijoyo, Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar Offset Penyunting, 1994).
Abdul Aziz, Imam Thoikhah, Sutarman Gerakan Islam Kotemporer Di Indonesia.
Jakarta : Diva Pustaka Jakarta (2004)
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 46
hidup, pemikiran, ideologi, fungsi, cara hidup, suatu struktur dan lembaga
sosial masyarakat.79 tindakan atau agitasi terencana yang dilakukan oleh
seorang tokoh dan sekelompok masyarakat disertai program terencana
untuk melestarikan suatu ajaran, pemikiran, sosial, budaya dan agama.80
Dari pengertian secara etimologi dan terminologi tersebut dapat
definiskan bahwa pergerakan dakwah adalah upaya sistematis dan
terencana dengan dorongan kebutuhan dasar, keyakinan, ideologi,
pemahaman yang dikonstruksi secara interen dan eksteren untuk tujuan
tertentu yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas dapat digambarkan
bahwa perubahan sosial dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain adanya perubahan struktur sosial, perubahan secara ekologi, dan
perubahan akibat imprealisme budaya global yang memiliki kekuatan
dalam merubah cara pandang manusia akibat perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi.
Dengan demikian perlu dijelaskan apa sebab penyebab terjadinya
perubahan sosial sebagai landasan teori perubahan sosial. Dari teori inilah
dapat diketahui faktor pendorong terjadinya perubahan sosial, faktor
penghambat terjadinya perubahan sosial, proses perubahan sosial, bentuk
perubahan sosial, dan apa perlunya perubahan sosial. Berikut ini pandangan
para ahli sosiolog penyebab terjadinya perubahan sosial.
Penyebab terjadinya perubahan sosial menurut para ahli. Perubahan
sosial menurut Raymond Firth pada tahun 1960 disebutkan bahwa
perubahan sosial terjadi ketika ada seseorang hendak memiliki wilayah,
memperoleh kebutuhan dasarnya serta terjadinya perubahan iklim akibat
bencana alam. Pandangan ini relevan dengan hasil penelitian Alvin L.
Betrand pada tahun 1980 bahwa perubahan sosial terjadi ketika terjadi
79Kingsley Davis, Human Society, (Cet. III; New York: The Mc Company Sage
Publishing, 2006), h. 221.
80Kamanto Sunarto, Sosiologi Kelompok, (Cet. I; Jakarta: Pusat Antar-Universitas
Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia, 1992), h. 98.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 47
kontak sosial, adanya perubahan ide/gagasan atau keyakinan baik secara
fisik dan nonfisik.81
Pemikiran ini juga sesuai dengan hasil temuan dari Robert Sutheland
yang dikutip oleh Astrid Susanto pada tahun 1985 mengungkapkan bahwa
perubahan sosial itu ketika ada temuan teknologi baru yang diadopsi dalam
sistem pekerjaan seperti alat komputer sebagai fasilitas sosial untuk
melakukan interaksi sosial.82 Dari pandangan para ahli ini dapat
digambarkan bahwa perubahan sosial dapat terjadi ketika ada
negara/bangsa/suku yang lebih dominan dari aspek ilmu pengetahuan
science dan teknologi.
Dengan demikian dapat asumsikan bahwa sebab-sebab terjadinya
perubahan sosial karena adanya pengaruh dari faktor interen terjadi
kesenjangan sosial dan faktor eksternal yang memiliki peradaban tinggi
sehingga melakukan eksvansi ke negara lain sebagaimana para imprealisme
global datang ke Indonesia. Para imprealisme global yang memberikan
perubahan sosial di Indonesia adalah bangsa Portugis, Belanda, Jepang,
Cina, Arab, Inggris, dan Spanyol.
Pendorong terjadinya perubahan sosial di Indonesia disebabkan motif
ekonomi, motif (Politik) kekuasaan, motif agama oleh para imprealisme
global yang memberikan perubahan sosial di Indonesia. Bangsa Portugis,
Belanda, Jepang, Cina, Arab, Inggris, dan Spanyol. Selain itu beberapa
pendorong terjadinya perubahan sosial antara lain;
a. Adanya kontak sosial dengan kebudayaan lain; Pendorong terjadinya
perubahan sosial adanya difusi(diffusion) sehingga terjadi penyebaran
unsur-unsur kebudayaan secara personal dari masyarakat tradisional
ke masyarakat moderen. Faktor difusi ini akan melahirkan gerakan
sosial sebagai bentuk peradaban baru yang dipublikasikan kepada
masyarakat secara luas khususnya yang berkaitan dengan
penggunakan teknologi baru dalam berbagai aspek kehidupan
manusia.
81Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Global dan Islam Lokal Nusantara, (Cet. II;
Bandung: Mizan, 2002), h. 23.
82Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Global dan Islam Lokal Nusantara, (Cet. II;
Bandung: Mizan, 2002), h. 23.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 48
b. Adanya sistem pendidikan formal yang maju; Faktor Pendorong
terjadinya perubahan sosial ketika suatu masyarakat melahirkan
sistem pendidikan yang maju dalam aspek science teknologi. Selain
itu adanya sistem pendidikan dengan konsep kurikulum baru sehingga
melahirkan daya kritis sosial terhadap pergerakan sosial yang tidak
sesuai dengan sistem pendidikan yang diberlakukan untuk
meningkatkan sistem kerja baru dalam dunia pendidikan formal.
c. Adanya sikap menghargai hasil karya orang lain; Pendorong
terjadinya perubahan sosial ketika adanya budaya yang lahir di
tengah masyarakat memberikan penghargaan kepada masyarakat
yang berpretasi sehingga dapat memengaruhi orang lain memiliki
daya dorong untuk melakukan perubahan sosial.
d. Toleransi dengan perbuatan-perbuatan yang menyimpang; Adanya
komposisi penduduk yang heterogen dan ketidak puasan masyarakat
terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
e. Adanya ketidak puasan masyarakat terhadap sikap pemerintah dan
migran dan aliran transnaional. Adanya pengaruh eksternal dari aspek
food, fashion, dan fan;
1) Kemanusian mempunyai kemampuan untuk kembali memajukan
sebuah kebenaran masyarakat dunia, satu diantaranya adalah
sebuah refleksi pada nilai-nilai sosial universal dan nilai-nilai
lingkungan hidup melalui penghormatan terhadap perbedaan. Hari
ini,pengumpulan kekayaan kita dan kemampuan secara teknologi
dapat mengatasi kejahatan kemiskinan,perangdan perusakan
lingkungan hidup. Pilihan kita buat sekarang dan keputusan
kritikal nanti.
2) Sebagai individu,kita semua anggota dari masyarakat dunia seperti
berpartisipasi dalam persekutuan olah raga, kelompok gereja,
kelompok-kelompok buku atau aktivitas organisasi apa saja
dengan tetangga kita. Warga dunia termasuk tindakan komunitas
oleh individu-individu, asosiasi-asosiasi/perkumpulan, yayassan,
kelompok kepercayaan,organisasi non profit yang sudah aktif pada
level global (diawali dalam bentuk sejak kerjanya para
mesionaris).
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 49
3) Alasan untuk meningkatkan anggaran adalah rumit,tetapi beberapa
faktor penting seperti: Permintaan publik membayar kegagalan
dari institusi lain yang dialamatkan pada masalah-masalah
kemasyarakatan dan sebuah penolakan dalam kebenaran publik
dari pemerintah dan corporasinya. Pertumbuhan ekonomi dan
tumbuhnya komitmen kelas menegah pada pengembangan
ekonomi dan Kebanggan oleh negara formal untuk terhadap
peranan sivil society,dalam artian untuk memperkuat kepercayaan
bahwa sebuah sistem pasar kesehatan adalah berhubungan dengan
fungsi-fungsi demokrasi dan sebaliknya,tergantung pada kekuatan
civil society.83
4) Secara psikologi orang merespon pada pengurangan isolasi dunia
dari beberapa campuran ketakutan dan harapan Ketika ketakutan
mendominasi, ini mengarah pada chauvinisme,rasisme,gerak
kembali kedalam perlindungan kantong-katong dan rencana solusi
secara militer. Ita dapat juga untuk gerakan fundamentalis
minyak/solar bahwa menyerahkan dukungan kembali dan jawaban
yang sederhana adalah untuk meningkatkan kebingungan dunia.
Ketika harapan lebih kuat, aspirasi orang-orang sangat kuat untuk
mendorong mereka untuk mendukung/mempertahankan
pertanggungjawaban moral pada mereka yang mengikuti kemanusia dan
pada kehidupan komunitas yang besar.Secara terbatas pengembangan
budaya baru memanifestasikan pertumbuhan kesadaran bahwa satu
kepentingan pribadi yang sempit adalah tergantung pada kepentingan
ekological dan sosial secara umum.
Secara akademik sejarah pergerakan sosial diawal abad ke-19 ada
kampanye yang diorganisir oleh kaisar romawi yang mewakili lembaga
keagamaan untuk mengakhiri perdagangan perbudakan, dan peran ilmuan
yang menemukan bukti atau fakta-fakta baru tentang ilmu bumi. Selain itu
pergerakan sosial yang dilakukan oleh para ilmuan dengan hasil
83 Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Global dan Islam Lokal Nusantara, (Cet. II;
Bandung: Mizan, 2002), h. 23.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 50
penelitiannya memberikan gerakan sosial secara organisasi dan merupakan
kekuatan pertama oleh organisasi civil society menggunakan pengaruh
pada kebijakan global.84
Gerakan sosial termasuk istilah baru dalam kamus ilmu-ilmu sosial.
Awal dari diskusi kelompok ini kami memulainya dengan definisi dari
gerakan social. Disini kami mengambil dua pendapat ahli yang kami pillih
berdasarkan pada yang kami temukan yaitu: Charles Tilly, Sidney Tarrow.
Menurut Charles Tilly, menyatakan bahwa gerakan sosial adalah sebagai
sebuah tindakan yang berkelanjutan secara bertahap, pertunjukan/ displays
dan kampanye yang dilakukan oleh orang-orang biasa dan mereka membuat
tuntutan secara kolektif terhadap yang lain. Pada intinya dapat dikatakan
bahwa gerakan social adalah sebuah kendaraan besar untuk orang-orang
biasa untuk berpartisipasi dalam public politik.
Sedangkan menurut Sidney Tarrow,menyatakan bahwa gerakan
social sebagai tantangan kolektif/bersama(kepada elit, otoritas, kelompok
lain atau peraturan budaya) oleh orang-orang yang mempunyai tujuan yang
umum dan solidaritas dalam interaksi yang berkesinambungan dengan elit,
oposisi dan otoritas.Tarrow membedakan secara khusus gerakan social dari
partai politik dan kelompok kepentingan.85 Arti dari Gerakan sosial:
a) Adalah jenis dari kelompok action. Mereka sebagian besar adalah
dari kelompok informal yang terdiri dari individu dan/atau
organisasi berfokus khusus pada politik atau isyu-isyu sosial.
Dengan kata lain mereka menghendaki perubahan.
b) Gerakan sosial moderen menjadi mungkin pendidikan(bacaan/buku,
peningkatan mobilitas gerakan buruh pada erah
industralisasi.Terkadang orang berargumentasi bahwa karena
adanya kebebasan berpendapat, ketergantungan ekonomi.
84Ceramah Umum Azyumardi Azra Tentang Jaringan Ulama Global dan Islam
Lokal Nusantara, (Cet. II; Bandung: Mizan, 2002), h. 23.
85 Ceramah Umum Azyumardi Azra Tentang Jaringan Ulama Global dan Islam
Lokal Nusantara, (Cet. II; Bandung: Mizan, 2002), h. 23.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 51
Ilmu politik dan sosiologi telah mengembangkan berbagai jenis teori
dan penelitian impiris pada gerakan sosial, sebagai contoh ada beberapa
penelitian dalam ilmu politik menggaris bawahi hubungan antara gerakan
popular movement dengan formulasi partai politik baru, demikian juga
seperti diskusi mengenai fungsi dan gerakan sosial berhubungan dengan
agenda setting dan pengaruh politik. Sekelompok orang dengan ideology
yang umum, mereka mencoba bersatu untuk mencapai tujuan umum yang
pasti.
Kajian ini memberikan batasan ‚Unsur-Unsur Dakwah dan
Komuniaksi‛ sebagai perspektif dengan melakukan pemetaan pergerakan
sosial berdasarkan konstruksi keilmuan yang berkembang yang
dideskripkan dalam tabel berikut ini;
Dakwah/
Komuniaksi
Ilmuan Timur
Tengah
Ilmuan Eropa Ilmuan Indonesia
Kredibilitas
Informan/Dai
Paham Al-Quran
dan Sunnah
Kredibilitas dan
Paham Etika/Moral
Kredibilitas dan paham
Al-Quran dan Sunnah
Materi/ Maddah Tekstual,
Kontekstual
Kebutuhan hidupa
Manusia
Kolaborasi Agama dan
Ilmu Pengetahuan
Metode/Manhaj Konstruksi sosial
lewat pergerakan
dakwah
Pemikiran,
Konstruksi sosial
lewat Teknologi
Informasi dan
Komunikasi
Organisasi/Lembaga
sosial keagamaan
Dampak/Atsar Akhalaq Al-
Karimah
Materialsime dan
Kapitalisme,
Hedonisme
Islam keindonesia yang
tertuang dalam pancasila
E. Kerangka Teoritis
1. Pengertian Teori
Kedudukan Teori Dalam Penelitian dalam perspektif Jonathan Turner
teori dalam ilmu sosial adalah suatu penjelasan sistematis tentang hukum-
hukum dan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati, yang berkaitan
dengan aspek khusus dari kehidupan manusia.86 Neuman (1997): teori
dalam ilmu sosial adalah suatu sistem gagasan dan abstraksi yang
memadatkan dan mengorganisir berbagai pengetahuan manusia tentang
86Jonathan Turner, the Handbook Theory Dalam Babbie (New York: Sage
Publishing,1992), h. 86.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 52
dunia sosial sehingga mempermudah pemahaman manusia tentang dunia
sosial.87
Pengertian teori dalam penelitian ini adalah sistem sebuah proses yang
saling berhubungan secara sistematis tentang suatu fenomena kontak sosial
secara alamiyah alamiah. Teori Teknologi Informasi Dakwah adalah; Ilmu
yang menjelaskan strategi transformasi pesan yang bersumber dari Al-Quran
dan Sunnah dengan pendekatan Iman, Islam, dan Ihsan dalam mengungkap,
menjelaskan dan mendeskripsikan fakta sosial. Fungsi dari teori dalam
penelitian antara lain;
a) Menyederhanakan penjelasan tentang gejala sosial
b) Prediksi dan berkaitan dengan penelitian, teori memberikan
kerangka dalam melihat dan memahami permasalahan penelitian.
c) Teori menyediakan konsep-konsep yang relevan, asumsi-asumsi
dasar yang bisa digunakan, membantu dalam mengarahkan
pertanyaan penelitian yang dapat diajukan dan membimbing kita
dalam memaknai data.
Realitas sosial sebagai objek lahirnya teori diproduksi melalui
pengamatan dan penelitian spirit Ketuhanan, kemanusiaan, dan alam
semesta melalui produksi, simbol dan definisi, paradigma ini berbeda
dengan paradigma yang dikembangkan oleh para ilmuan sebelumnya.
Misalnya kebanyakan di dalam ilmu sosial konsep ini lebih diekspresikan
dengan kata-kata tidak melalui simbol-simbol. Menurut Neuman kata-kata
juga merupakan simbol karena bahasa itu sendiri adalah simbol.88
Paradigma Neuman ini juga relevan dengan paradigma dari Jurgen
Habermas yang berhubungan dengan proposisi, karena proposisi
membentuk teori.89 Teori terdiri dari konsep dan hubungan dan tujuan-
tujuan berikut ini.
a) Memberikan pola interpretasi data.
87Neuman, Method Research the Handbook Theory (New York: Sage Publishing,
1997), h. 516.
88W Laurence Neuman, Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approaches.
4th edition (Cet. I; Needham Heights, 2000), h. 22.
89Jurgen Habermas, The Theory of Communicative Action Volume 2: Lifeworld and System:
A Critique of Functionalist Reason (Cet. I; Sage Publishng, 2007), h. 92.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 53
b) Menghubungkan satu kajian dengan kajian lain
c) Menawarkan kerangka kerja sehingga konsep dan variabel
mendapatkan signifikansi yang khusus
d) Memandu menginterpretasi makna yang lebih luas dari temuan
bagi diri dan lainnya.90
Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran
“pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan”
bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat
saling berhubungan.91 Paradigma ini menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan
itu adalah seprangkat metode yang dilakukan secara kuwantitatif dan
kualitatif untuk menjelaskan sebuah fenomena yang dilakukan melalui
proses ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Dari paradigama para ahli komunikasi tersebut dapat disimpulkan
bahwa tujuan ilmu pengetahuan itu adalah tiga yakni penjelas,
mempermudah, dan berguna bagi kehidupan manusia. Ini cara para ilmuan
Eropa tetapi cara pandang dalam teori ilmu teknologi informasi dakwah
bertujuan menjelaskan, mentransformasikan, membahasakan,
mengkomunikasikan pesan-pesan Al-Quran dan Sunnah melalui teknologi
untuk memudahkan daya nalar manusia dalam mempermudah menata hidup
dan masa depannya di dunia dan akhirat.
Sangat disadari bahwa tujuan dari ilmu pengetahuan itu adalah
mendidik manusia menjadi mandiri dalam menata kehidupannya di dunia
dan akhirat. Untuk menjelaskan persoalan yang abstrak membutuhkan ilmu
pengetahuan dalam mencapai kesejahteraan umat dari aspek jiwa dan raga.
2. Kerangka Konseptual
Ilmu Teknologi Informasi Dakwah lahir dari hasil penelitian disertasi
Syarifudin yang dipresentasikan pada tanggal 29 Agustus 2012 di
Universitas Alauddin Makassar. Ilmu Teknologi Informasi Dakwah (TID)
pada prinsipnya terinpirasi dari ilmu Teknologi Informasi, tetapi secara
90Jurgen Habermas, The Theory of Communicative Action, Volume 1: Reason and the
Rationalization of Society (Cet. I; Random House Inc Publish Date: Mar 1985), h. 291.
91Robert Hagedorn end Labovitz, Introduction to Ssocial Research (Cet. II; Sanford
Labovitz, Sanford lihat dalam John W Creswell, Research Design: Qualitative & Quantitative
Approach, (London: Sage Publishing, 1993), h. 120
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 54
genetik keilmuan ilmu Teknologi Informasi Dakwah (TID) yang melahirkan
teori baru yakni teori AISYATEK ini pengembangan atau lahir ilmu
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam telah
lama tetapi kurang mampu menyelesaikan semua persoalan dakwah
sehingga diperlukan ilmu yang secara spesifik bergelut dengan media
teknologi komunikasi.
Secara historis keilmuan para Ilmu komunikasi penyiaran Islam lebih
banyak digunakan dalam penyebaran dakwah bi al-Lisan, bi al-Qalam, dan
bi al-Hal dalam mengkomunikasikan dan membahasakan pesan-pesan al-
quran dan Sunnah. Ketiga model dakwah ini membutuhkan kompetensi
AISYATEK sebagai sumber daya manusia yang kontekstualisasi dan
dikomunikasikan pesoalan umat berdasarkan perspektif Al-Quran dan
Sunnah untuk memberikan penjelasan serta solusi terhadap pelbagai
persoalan umat ditengah imprealisme budaya global.
Teori ini lahir dari respon para ahli dakwah di Indonesia diantaranya
adalah; Aep Kusnawan, H. Asep S. Muhtadi, H. Agus Ahmad Safe’I, H.
Syukriadi Sambas, dan Enjang menggambarkan dimensi ilmu dakwah di
tinjau dari aspek ontologis, epistemologis, Aksiologis dan paradigma
pengembangan profesionalisme. Peluang pengembangan ilmu dakwah ini
sangat relevan dengan kondisi informasi saat ini karena dewasa ini manusia
diperhadapkan oleh berbagai macam teks informasi yang dikenal dengan
istilah hiperteks(lumbung informasi), di tengah lumbung informasi inilah
manusia dalam kondisi ambigu sehingga membutuhkan ilmu baru untuk
memberikan pencerahan, motivasi, dan aqidah melalui kompetensi
AISYATEK dalam mengkomunikasikan dan membahasakan secara
persuasif, komunikatif, dan partisipatori cara menerima informasi, cara
mengolah informasi, dan cara menyebarkan informasi di tengah masyarakat
multikultural di era globalisasi ini.
Teori AISYATEK inilah yang akan digunakan untuk menorah
pergerakan dakwah Imam Rijali sebagai perspektif untuk memberikan
wawasan baru dalam menelaah, memahami, mengolah, menyebarkan
informasi Al-Quran dan Sunnah di tengah masayrakat Maluku. Spirit teori
AISYATEK ini merujuk pada pesan Al-Quran dalam surah al-Hujurat ayat
6. Yang menekakan pentingnya fatabayyanu (daya kritis informasi). Karena
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 55
saat ini dunia telah memasuki era global yang oleh Alvin Tofler sebagai
gelombang informasi atau diistilakan oleh Faisal Bhakti era hiperteks maka
dunia membutuhkan kecerdasan AISYATEK dalam merumuskan potensi
dasar manusia yaitu potensi taqwaha dan fujuraha yang dijelaskan dalam
surah al-syams ayat 9-10.
Kedua ayat ini sebagai spirit lahirnya teori AISYATEK yang akan
menjelaskan bagaimana manusia menggunakan ilmu pengetahuan khusunya
ilmu dakwah dan komunikasi sebagai fasilitas manusia dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya dan kebutuhan materi dan spiritualnya seimbang dalam
mempertahankan kehidupannya di permukaan bumi ini.
a) Konsep Teori Syarifudin
Paradigma teori AISYATEK ini dikenal dalam ilmu komunikasi
dengan teori source credibility yang berasumsi bahwa pergerakan sosial
sangat ditentukan oleh Sumber Daya Manusia. Setelah ditemukan teori ini
maka Negara Eropa dengan peningkatan sumber daya manusia sehingga
terjadi perubahan sosial secara signifikan yang dikenal dengan golden age
(masa keemasan) dengan melahirkan ilmuan-ilmuan dari berbagai bidang
keilmuan seperti ekonomi, politik, sosial budaya, kedokteran, dan teknologi
informasi. Kamajuan bangsa Eropa dengan segala macam keilmuannya
sampai saat ini belum mampu memberikan kontribusi besar dalam
menyelesaikan persoalan umat manusia sehingga membutuhkan ilmu baru
yang berkaitan penentuan standar Sumber Daya Manusia yang relevan
dengan naluri dan kebutuhan jiwa dan raga sehingga corak keilmuan dapat
merawat alam serta mengabdi pada Tuhan sebagai tujuan dasar manusia
diciptakan di permukaan bumi ini.
Kondisi melahirkan kerisauan akademik sehingga hasil penelitian
sumber daya manusia bidang dakwah Syarifudin menemukan teori baru
yang dikembangkan dari nilai-nilai dasar komptensi profetik Nabi
Muhammad yang dikenal oleh kompetensi SATF (Siddieqi, Amanah,
Tablik, dan Fathanah). Dari sifat-sifat kenabian inilah sehingga lahirnya
teori AISYATEK sebagai paradigma baru dalam menggerakkan dakwah di
era global.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 56
Dari wawasan inilah sehingga penulis berupaya mencari ilmu baru
dari kajian ilmu dakwah dengan mendapatkan teori AISYATEK sebagai
penjelas dan cara kerja ilmu Teknologi Informasi Dakwah. Sistematika
lahirnya ilmu Teknologi Informasi Dakwah (TID) akan digambarkan dalam
gambar berikut ini;
Teori mengandung beberapa elemen yang berfungsi untuk
mempersatukan variabel-variabel yang terdapat di dalam teori tersebut.
Elemen pertama yaitu konsep. Konsep adalah sebuah ide yang diekspresikan
dengan dalam bentuk bi al-Hal, bi al-Qalam, dan bi al-Lisan. Konsep
dibagi tiga yaitu, Spirit, simbol dan definisi. Perbedaan mendasar dari
paradigma teori AISYATEK dengan teori-teori sebelumnya adalah dalam
aspek penggunaan spirit dalam diri manusia dalam memahami sebuah
realitas. Teknologi Informasi Dakwah (TID) spirit keilmuannya sangat
didominasi oleh capital Iman, Islam, dan Ihsan. Prinsi-prinsip inilah yang
digunakan dalam merespon realitas sosial.
Dalam paradigma keilmuan teknologi informasi dakwah perlu ada
keseimbangan antara potensi dasar manusia yakni taqwaha dan fujuraha.
Karena kedua potensi inilah sebagai mata air dari semua nilai, kebutuhan,
pemikiran, sifat, prilaku, keyakinan, dan idiologi.
b) Paradigma Teori “ASISYATEK” Syarifudin
Dalam rumpun ilmu dakwah khusunya ilmu Teknologi Informasi
Dakwah berorientasi pada pembangunan jiwa, raga, alam, dan teknologi
yang dilandasi oleh modal AISYATEK (Kecerdasan Aqidah, Intelektual,
Syari’ah, Akhlaq, Entrepreneurship, dan Teknologi). Sebagai kekutan untuk
memahami dan menjelaskan sebuah realitas. Teori ini dapat digunakan
untuk mengukur kredibilitas seseorang, dan mengukur standar kompetensi
jurnalis, pemimpin, dan karyawan yang akan dijadikan sebagai mitra kerja.
Teori AISYATEK yang ditemukan Syarifudin ini pengembangan dari
sifat profetik kenabian yang dikutlis oleh Yusuf Qardawi untuk mengukur
komptensi Mubalig. Teori ini mengandung enam kompetensi dasar yang
dikur jika ingin mengungkap kompetensi seseorang untuk dijadikan
pemimpin serta karyawan untuk mengolah kekayaan alam semesta
khususnya dari aspek fotografi dakwah dan komunikasi sebagai fasilitas
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 57
manusia melakukan hubungan sosial. Cara menggunakan teori AISYATEK
untuk mengukur jurnalis fotografi dan mubalig.
c) Cara Mengukur kompetensi dan Profesionalisme Jurnalis
Setiap orang pasti mendambakan sumber daya manusia yang handal
dan profesional untuk meningkatkan produksi kerja, dalam standar
Pebangunan UNDP sejak tahun 1990 menggunakan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI)
untuk mengukur keberhasilan atau kinerja (performence) suatu negara
atau daerah dalam bidang pembangunan manusia. Pada tahun 2010
UNDP merubah metodologi dan direvisi pada tahun 2011.
Konsep pembangunan dari aspek kompetensi di atas jauh lebih
luas pengertiannya dibandingkan konsep pembangunan ekonomi yang
menekankan pada pertumbuhan (economic growth), kebutuhan dasar
(basic needs), kesejahteraan masyarakat (social welfare), atau
pembangunan sumber daya manusia (human resource development).
Karena konsep pembangunan UNDP mengandung empat unsur, yaitu :
produktivitas (productivity), pemerataan (equity), kesinambungan
(sustainability), dan pemberdayaan (empowerment).
Dari kerangka pemikiran tersebut sangat relevan dengan teori
AISYATEK Syarifudin dalam menguji materi seorang jurnalis, mubalig,
dan jurnalis fotografi sebagai mubalig bidang rekaman jejak melalui karya
foto. Untuk menguji kompetensi seorang fotografer profesional ketika ia
memiliki teori AISYATEK sebagai indikator jurnalis fotografi
profesional:
1. A=Kecerdasan Aqidah, Seorang fotografer perlu meyakini
adanya Tuhan yang Maha Esa sebagai pencipta dan pemberi cahaya
sehingga fotografer sebelum mengambil gambar perlu berdoa untuk
mensyukuri nikmat dari cahaya tersebut
2. I= Kecerdasan Intelektual= Modal intelektual seorang fotografer
perlu memiliki kecerdasan intelektual sebagai modal dalam proses
pengambilan gambar sehingga setiap gambar yang di ambil
dipastikan sesuai standar ilmu pengetahuan.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 58
3. SYA= Kecerdasan Syari’ah= Seorang jurnalis fotografer perlu
disiplin terhadap penggunaan waktu karena pekerjaanya
berhubungan dengan profesionalisme. Ciri pekerja profesional dapat
menghayati surah al-ashr (yang menceritakan pentingnya disiplin
terhadap waktu).
4. T=Keerdasan Teknologi=Jurnalis Fotografer Perlu memiliki
keterampilan teknologi sebagai media penungjang dalam
menghasilkan karya yang baik, menarik, dan mengndung nilai
pencerahan untuk perbaikan kemanusiaan.
5. Ek= Kecerdasan Entrepreneurship=Jurnalis fotografi juga
membutuhkan kemampuan menata keuangan dengan
Teori ini juga dapat digunakan untuk mengukur seorang pergerakan
dakwah Imam Rijali di Maluku. Selain itu teori AISYATEK dapat
digunakan untuk menjelaskan pertumbuhan kompetensi penggerak
pembangunan di masa Imam Rijali sesuai pesan teks dan tradisi lisan di
Maluku.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab IV ini mendeskripsikan secara kualitatif berdasarkan
kerangka konseptual yang ada dalam bab II sebagai paradigma. Dalam bab
IV ini menelaah pergerakan dakwah Imam Rijali dari aspek dakwah bi al-
Qalam dan Dakwah bi al-Lisan. Dakwah bi al-Lisan yang dimaksudkan
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 59
adalah warisan sejarah dalam bentuk lisan yang di konstruksi oleh Imam
Rijali dalam pergerakan dakwahnya di Maluku sehingga corak Islam
maluku yang ada saat ini tidak terlepas dari pergerakan dakwah Imam
Rijali. Penelitian ini sebatas mendeskripsikan secara analitis pergerakan
dakwah Imam Rijali dalam aspek pergerakan dakwah Imam Rijali di
Maluku. Karena prinsipnya penelitian adalah ‚cerminan umat Islam di
Maluku saat ini adalah cerminan pergerakan dakwah masa lalu‛
A. Profil Jazirahtul Muluk.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Autralian National
University yang dikemukakan oleh Mattaew dalam tulisannya rencent
advances in our of Mouccas Earliest History mengunkapkan bahwa Maluku
telah dihuni sejak manusia zaman Es sejak tahun 30.000 tahun yang lalu.92
Menurut kutipan Adnan Amal dalam buku Mattew tersebut bahwa Maluku
adalah kawasan kritis dan penghubung kasawan fasifik dan Asia Tenggara.
Maluku adalah daerah lintas khatulistiwa yang sangat strategis bagi
penduduk Asia bertebaran di benua-benua Eropa, dan benua Africa.93 Dari
aspek geografis salah satu fakta empiris membuktikan bahwa Pulau Ambon
memiliki dua waktu adalah Negeri Larike terdiri dari waktu Indonesia barat
dan waktu Indonesia bagian Timur. Batas khatulistiwa ini tepatnya di
Masjid Negeri Larike.
Maluku memiliki posisi strategis karena ia berada di tengah peta
Indonesia. Menurut tafsiran sejarah Pahmi Basya Maluku berasal dari kata
Al-Mulk yang berubah menjadi Maluku. Profil Imam Rijali di Maluku
secara literasi sangat kurang tetapi fakta-fakta lisan yang diwariskan secara
turun-temurun cukup signifikan dan membutuhkan metodologi keilmuan
untuk mengungkap pergerakan dakwahnya yang lebih luas di Maluku.94
92M. Adnan Amal, Kepulauan Rempah-Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku Utara
1250-1950 (Cet. I; Jakarta: PT. Gramedia, KPG Press, 2010), h. 1. Lihat juga di
http/artolpa.anu.au/web/arc/ resource. pacific-maluku utara.
93M. Adnan Amal, Kepulauan Rempah-Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku Utara
1250-1950 (Cet. I; Jakarta: KPG(Kepustakaan Populer Gramedia), 2010), h. 3.
94Ahmad Abubakar Pelu, Kimelaha Hitu Lama, wawancara dirumahnya 23
Agustud 2014.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 60
Biografi Imam Rijali
Imam Rilai lahir pada tahun 1512 dan meninggal
dunia 1589 ia besar dan belajar di Kaitetu oleh ayahnya
bernama perdana Jamil. Perdana Jamil ini dari kesultanan
Jailolo yang berekspansi sekitar Tahun 1312. Imam Rijali
dibesarnya dari kelaurga Raja atau gelaran Imam atau
turunan Imam. Tempat belajar Imam Rijali dari Tuban,
Gowa, Bone, Arab Saudi, Yaman, Ternate, dan Eropa. Ia dibesarkan
dengan pelajaran agama, science, dan teknologi dari berbagai Guru baik
timur tengah maupun dari Eropa.95
Metode dakwah Imam Rijali dilakukan dengan cara Dakwah fardiyah,
Jamaah, dan su’biyyah. Imam Rijali sangat faham pemetaan sosial sehingga
ia dapat diterima oleh masyarakat Islam di Maluku. Pergerakan keilmuan
Imam Rijali juga menggunakan media masjid sebagai instrumen konstruksi
informasi agama. Pergerakan ini di lakukan saat Imam Rijali menjadi Imam
Tetap di Masjid Rijali yang saat ini diganti menjdi Masjid Tua Wapauwe.
Dalam mendeskripsikan profil pergerakan dakwah Imam Rijali dalam
penelitian ini menggunakan tiga sumber utama yaitu sumber lisan, tulisan,
dan dari internet yang diupload oleh simpatisan Imam Rijali di Maluku.
Referensi lokal lebih banyak referensi lisannya yang didapatkan lewat
wawancara mendalam dengan tokoh-tokoh adat di Tanah Hitu. Sumber
kekayaan intelektual Imam Rijali di bukuman oleh Manusama sejarawan
bangsa Belanda. Karya menumentalnya berjudul ‚Hikayat Tanah Hitu‛
yang ditulis di Gowa atas perintah Pattingaloang Raja Gowa. Bukunya
menceritakan bahwa sebelum masuknya Islam di Pulau Ambon, ada empat
perdana (raja) yang pernah mengendalikan pemerintahan Hitu.
Istilah ‚perdana‛ itu sendiri berasal dari kata dari bahasa sansekerta
artinya pertama. Empat Perdana Hitu adalah empat kelompok keluarga
besar atau empat soa yang pertama datang di Tanah Hitu, pemimpin dari
95Ahmad Abubakar Pelu, Kimelaha Hitu Lama, wawancara dirumahnya 23
Agustud 2014.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 61
empat kelompok dalam bahasa Hitu, juga disebut Hitu Upu Hata (sebutan
kehormatan) atau empat perdana Hitu.96 Keempat perdana ini memiliki
ilmu yang tinggi sehingga masyarakat sangat hormat padanya baik dari
aspek ritual maupun kultural dalam melakukan hubungan interaksi sosial di
Maluku.97
Kedatangan empat Perdana merupakan awal datangnya manusia di
Tanah Hitu sebagai penduduk asli Pulau Ambon. Empat Perdana Hitu juga
merupakan bagian dari penyiar Islam yang berasal dari Ternate, Tidore dan
Jailolo. Kedatangan empat Perdana merupakan bukti sejarah syiar Islam di
Maluku yang di tulis oleh penulis sejarah pribumi yang memiliki tingkat
akademis yang memuskan di masa itu. Kecerdasan secara Intelektual
tersebut dibuktikan dalam perdebatan akademik saat bangsa Belanda
menulis sejarah Maluku Imam Rijali bantah dengan tulisan pada yang 1650
mengkritisi tulisan bangsa Belanda yang menulis sejarah Maluku tidak
akurat dari aspek keilmuan baik secara metodologis maupun secara
filosofis.98 Kondisi ini menunjukkan bahwa Imam Rijali memiliki
wawasan yang sangat komprehensip tentang metodologi penulisan sejarah.
Warisan pemikiran dakwah Imam Rijali diteruskan oleh empat
perdana yang memiliki corak keilmuan yang berbeda. Menurut kimelaha
Ternate ilmu yang datang di Maluku bercorak Abu Bakar, Umar, Utsman
dan corak ilmu dari Saidina Ali. Keempat corak ini sangat berkembang di
tengah masyarakat. Ilmu yang rahasia lebih banyak diterima dari Saidina
Ali. Pengaruh ini tampak di di tengah masyarakat Maluku semua ilmu yang
berkaitan dengan ilmu transendental diterima berdasarkan tutur tidak
berupa tulisan sehingga ilmu tersebut tersimpan dalam bentuk lisan bukan
tulisan. Keadaan inilah sehingga Islam di Maluku sangat kurang warisan
naskah peradabannya.
96Jeck Turner, Sejarah Rempah-Rempah: Dari Erotisme dan Empirisme (Cet. I;
Jakarta: Komunitas Bambu, 2011), h. 59.
97Ahmad Abubakar Pelu, Kimelaha Leihitu Lama, wawancara dirumahnya 23
Agustud 2014.
98Ahmad Abubakar Pelu, Kimelaha Leihitu Lama, wawancara dirumahnya 23
Agustud 2014.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 62
Secara pasti ilmu alif yang berkembang di Maluku asal usulnya belum
ditemukan secara pasti tetapi peradaban alif ini sangat berkembang di
daratan kepulauan Maluku. Tradisi tiang alif ini lahir dari cara memahami
ilmu usuluddin. Ilmu ushuluddin difahami masyarakat Maluku sebagai ilmu
usul diri yang menjelaskan inti dari ilmu dari dua unsur yakni unsur Nur
Muhammad dan Allah swt.99 Ilmu ini cukup berkembang di tengah
masyarakat Maluku dan dikokohkan oleh empat perdana yang membawa
Islam di Maluku.
Kedatangan empat Perdana yang datang dari haramain hadralmaut
merupakan awal mula perjumpaan antara orang alifuru dan orang Melayu
(Islam) di Pulau Ambon. Tetapi sebelum penyiar Islam datang sudah ada
tradisi Islam Maluku yang berfaham ‚ilmu alif. Sampai saat ini tafsiran
tentang alif masih simpang siur. Terminilogi ilmu alif ini kadang tereduksi
oleh penafsirnya sehingga kerap kali ia ditafsirkan sebagai orang-orang
yang yang terbelakang. Menurut data lisan dari orang adat bahwa ilmu alif
ini adalah bagian dari ajaran Imam Rijali yang diwariskan saat menjadi
Imam di masjid Wapaue.100
Dari hasil penelurusan naskah kuno dan wawancara mendalam
dengan petua adat makna alif ini memiliki tiga pengertian; pertama ilmu
alif itu adalah ilmu diri manusia, ilmu alif itu gambaran orang Maluku,
dan alifuru itu adalah orang primitif atau pedalaman yang belum tersentuh
oleh peradaban moderen. Penulis tidak bermaksud untuk mereduksi
kembali makna alif ini tetapi penulis akan melihatnya dari perspektif
kemistrian dari huruf alif kaitannya dengan pemahaman Islam Maluku
tentang tradisi ‚alif‛ dan ‚tiang alif‛ yang sangat kultural dalam aspek
ritual dan aspek sosiologis.
Pengertian tiang alif bagi Islam Maluku adalah bagian sakral dari
bangunan masjid karena ia intisai dari perjumpaan hamba dengan Tuhan-
Nya. Tradisi inilah yang merefleksikan ajaran kultural ketika pemancangan
99Ahmad Abubakar Pelu, Kimelaha Leihitu Lama, wawancara dirumahnya 23
Agustud 2014
100Abdul Rasyid, Kimelaha Penjaga Masjid Wapauwe kaitetu, wawancara
dirumahnya 23 Agustud 2014.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 63
tiang alif semua masyarakat Islam dan kristen bergotong royong di Maluku
ketika pemancangan tiang alif masjid adat mereka sangat antusais dengan
menggelar acara besar. Tradisi ini sangat mirif dengan Islam Ternate,
Jailolo akan tradisi kepercayaan tentang tiang alif.
Perjumpaan pemahaman antara pendatang pertama dengan pendatang
kedua, tentang kepercayaan ‚tiang alif‛ penyebarannya ke pulau-pulau lain
di Maluku seperti seram, timur bagian pesisir. Sejak kedantangan Islam
dari Ternate, Tidore, Halmahera, Seram, Buru dan sebagainya. Pendatang
pertama dan pendatang kedua terpaut dalam satu budaya Maluku yang
masih primitif (orang pertama) dan Islam pendatang kedua adalah orang-
orang moderen yang disebut (Islam Politik) pada jamannya, Pembauran
budaya antar kedua kasta ini menjadi orang asli Suku Bangsa Maluku.
Berkaitan dengan ilmu alif dalam perspektif Imam Rijali bahwa orang
alifuru adalah sebutan untuk sub ras melanesia yang pertama mendiami
Pulau Seram dan Pulau-Pulau lain di Maluku, adapun Alifuru berasal dari
dua kata alif dan kata uru, kata alif adalah abjad Arab yang pertama
sedangkan kata uru’ adalah bahasa Hitu Kuno yang artinya datang secara
perlahan, maka alifuru artinya Pertama datang atau kasta pertama datang di
Maluku.101 Dari terminologi ini juga bahwa ilmu alif itu adalah ilmu
tentang asal-usul diri manusia atau ilmu usul diri. Hal ini tampak juga dari
huruf hijaiyya yang berjumlah 29 Islam Maluku meyakini bahwa huruf alif
itu adalah inti dari semua huruf. Keyakinan inilah sehingga di tengah
peradaban ilmu pengetahuan moderen sebagian Islam Maluku masih
menggunakan tongkat sebagai ‚tiang alif‛ yang dipakai saat khutbah
jumat.102
Kehidupan orang Alifuru sangat primitif agama mereka sebelum
Islam adalah agama animisme.103 Pada prinsipnya dari hasil konstruksi
101Naskah Imam Rijali yang dikutip oleh sejawan Belanda yang bernama
Manusama lihat Hikayat Tanah Hitu, h. 86
102 Ahmad Abubakar Pelu, Kimelaha Leihitu Lama, wawancara dirumahnya 23
Agustud 2014
103Frank L. Cooley, Altar and Thron, in Central Moloccan Society, Alih Bahasa
Tim Satya Karya, Mimbar dan Tahta, Hubungan Lembaga-Lembaga Keagamaan dan
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 64
pemaknaan tentang makna alifuru sampai saat ini berbagai macam tafsiran
sesuai daya nalar penafsir tersebut. Tetapi pada prinsipnya simbol alif dan
simbol alifuru bagi orang Maluku adalah pusat segala kehidupan manusia ia
menjadi spirit dari semua kehidupan dan asal usul diri manusia. persepktif
ilmu alif inilah yang menjadi sumber lahirnya ilmu pengetahuan manusia.
Epistemologi keilmuan ini menajdi spirit dari pergerakan Islam Maluku.
Hal itu sangat tampak ketika adanya ritual pemancangan tiang alif sebagai
acara ritual sebagai bentuk pergerakan dakwah Imam Rijali yang
diwariskan kepada generasi Islam Maluku saat ini.
B. Pergerakan Dakwah Imam Rijali
Gambaran profil Imam Rijali dalam kurang mendalam menelaah
sejarahnya karena lebih ditekankan pada aspek Kredibilitas Mubalig
(Siddieq, Tablig, Amanah, Fathanah), materi dakwah, dan metode dakwah
Imam Rijali. Tak dapat dipungkiri sosok Imam Rijali adalah Tokoh
Dakwah di Maluku yang dianggap memiliki kredibilitas yang tinggi. Ia
adalah mubalig yang memiliki kontribusi besar terhadap pergerakan
dakwah di Maluku sehingga cerminan Islam yang diwariskan dapat
dirasakan sampai saat ini.
Salah satu ajaran munumentalnya adalah ajaran tentang ilmu alif.
Menurut Imam Rijali Ilmu ini adalah pusatnya segala ilmu tentang diri
manusia. Perspektif ini ketika mencermati naskah Al-Quran naqlinya
dijelaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 186;
Pemerintahan di Maluku Tengah, selanjutnya disebut Mimbar dan Tahta. Cet. I, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 1987, h. 4
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 65
Terjemahnya:
186. dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran. 104
Kaitannya dengan ilmu alif dengan ayat ini adalah pada pengenalan
diri manusia semakin tinggi manusia mengenal dirinya semakin tinggi pula
ia kenal Tuhan-Nya. Ayat ini jika dilihat dari perspektif asbabun-nuzul
ayat memberikan informasi bahwa ketika ada orang badui datang kepada
Nabi Muhammad saw bertanya, Ya Rasul Tuhan ada di mana, kemudian
turunlah ayat ini kepada Rasul dan Rasul menjawab kepada orang badui itu
bahwa Allah swt itu sangat dekat dengan kamu sedekat urat lehermu. 105
Materi dan pedekatan dakwah Imam Rijali dilakukan dalam beberapa
model antara lain adalah:
1. Pendekatan dakwah personal dilakukan ketika ilmu yang diajarkan
kepada masyarakat yang memiliki pemahaman rendah dan yang
sangat tinggi untuk menghindari slaah tafsir dari ajaran agama.
2. Pendekatan Jama’ah juga dilakukan ketika usai shalat ia berdiri
kemudian menyampaikan ajran agama. Salah satu inti dari ajaran
agama adalah ilmu alif; pengertian ini diterjemahkan menjadi tiga
pilar utama yaitu Iman, Islam dan Ihsan, dari tiga pilar ini
diwujudkan dalam rukun Islam
dan Rukun Iman. Paradigma
Dakwah Imam Rijali ini dapat
digambarkan dalam grafik
berikut ini.
104Syamila Al-Quran, Kementerian Agama Republik Indonesia lihat Al-Quran
Surah Al-Baqarah ayat 186.
105Syamila Al-Quran, Kementerian Agama Republik Indonesia lihat Al-Quran
Surah Al-Baqarah ayat 186.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 66
3. Epistemologi ilmu pengetahuan Imam Rijali sebagai paradigma
keilmuan. epistemologi keilmuan Imam Rijali ini diterjemahkan dari
sistem operasional kerja akal fujuraha dan akal wataqwaha dengan
analogi bahrul ‘ulum.
Penerapan dari epistemologi tersebut dipetakan dalam sistem
implementasi dakwah di tengah masyarakat di Maluku digambarkan dalam
skema berikut ini.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 67
Peta pergerakan dakwah Imam Rijali ini adalah bentuk dari
tafsirannya dari Al-Quran Surah An-Nahl ayat 125 yang mengajarkan
metode dakwah kepada masyarakat Maluku dengan menggunakan metode
komunikasi persuasif sehingga pergerakan dakwahnya menjadi inspirasi
bagi masyarakat Islam Maluku saat ini yang dikenal dengan ajaran ilmu
alif atau ilmu yang mempelajari seluk-beluk diri manusia baik di dunia
maupun di akhirat.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 68
Untuk menjelaksan pemikiran dakwah Imam Rijali ini jika
deskripsikan dalam perspektif ilmu teknologi informasi dakwah maka dapat
digambarkan dalam skema dan sistematika sebagai berikut;
Jejak sejarah pergerakan dakwah Imam Rijali dikemukakan secara
deskriptif untuk mengetahui sejarah pergerakan dakwah Imam Rijali di
Maluku. Disadari bahwa naskah tentang Imam Rijali masih sangat
membutuhkan penjelajahan referensi dan penelitian selanjutnya yang
spesifik tentang perjalanan sejarah.106 Imam Rijali menggunakan metode
dakwah Interpersonal untuk mengajarkan ilmu tasawuf kepada sahabatnya
yang terdekat, Imam Rijali beranggapan bahwa tidak mungkin
mengalungkan mutiara di leher anjing.
Pergerakan dakwah Imam Rijali di tengah masyarakat Jazirah Leihitu
dan Sahulutu lebih banyak menggunakan metode dakwah jama’ah
(kelompok). Model dakwah ini tampak adanya lembaga-lembaga yang
bertugas mengurus pemerintah, mengurus agama, dan lembaga yang
106 Ahmad Abubakar Pelu, Kimelaha Leihitu Lama, wawancara dirumahnya 23
Agustud 2014
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 69
mengurus sumber daya alam sebagai model pergerakan dakwah Imam
Rijali. Model dakwah kelompok ini mengajarkan model tahlil, wirid di
masjid yang turun-temurung di ajarkan melalui pendekatan dakwah bi al-
Lisan. Pergerakan dakwah ini sehingga ajaran-ajarannya melalui penulisan
Al-Quran yang dilakukan oleh Nur Cahya adalah warisan yang diajarkan
oleh Imam Rijali sebagai pahlawan, cencikiawan, dan ulama di masanya.
Sejak tahun 1414 majid Wapauwe awalnya berada di Desa Wawane
dan pada saat itu bernama masjid Jamilu pembawa Islam dari Jailolo pada
tahun 1350m sebelum kedatangan Bangsa Belanda. Pergerakan ini di
bawah pimpinan Sultan Arif mereka melakukan perjanjian Moti di lari ke
Maluku Tengah.
Sejak kedatangnnya di Seram, Buru, dan Hitu beliau di kenal dengan
perdana Jamilu oleh Jan Pieter Choon. Pada tahun 1412.107 Waktu
penyebar Islam dari Jailolo ke Ambon karena terjadi kontak perang antara
Sultan Tidore akibat perluasan wilayah kekuasaan, sehingga berekspansi ke
Maluku Tengah, Seram Timur dan pulau Ambon. masehi membangun
masjid yang bernama Masjid Jamilu, kemudian pada tahun 1512 beruba
menjadi masjid Imam Rijali.
Masa hidup Imam Rijali sekitar 1512-1589 ia keturunan ke empat
dari perdana Jamilu yang dikenal Sultan Khairun Jamil di Jailolo.
Pergerakan dakwah Imam Rijali di Tanah Hitu mengajarkan ilmu tasawu
sebagaimana ilmu yang berkembang di Jailolo kemudian berakulturasi
dengan ilmu alifuru di Ambon sehingga Imam Rijali digelar Imam atau
pemimpin agama dan Negara. Gelaran Imam menurut orang Ambon di
masa itu adalah Penghulu Agama. Orang-orang yang memiliki kecerdasan
spiritual yang tinggi dan tempat minta nasehat spiritual para Raja-raja.
Menurut hasil penelitian Abdul Bagir Zein warisan pergerakan
dakwah Imam Rijali dalam masjid Wapauwe adalah mushaf Al-Qurang
yang merupakan salah satu mushaf tertua di Indonesia. Mushaf ini awalnya
ditulis oleh Imam Rijali tetapi tidak selesai kemudian dilanjutkan ditulis
oleh anaknya oleh anaknya sehingga bernama mushaf Al-Quran Imam
107Muhammad Abu Bakar Kimelaha Sultan Jailolo, wawancara oleh penulis
tanggal 10 Juli 2014 di Rumahnya di Jailolo.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 70
Muhammad Arikulapessy. Mushaf Al-Quran ini selesai ditulis tangan di
atas kerta Eropa pada tahun 1550.
Selain mushaf Al-Quran Imam Muhammad Arikulapessy generasi
pelanjut dari Imam Rijali ini buyut Imam Rijali dari Anak Imam
Muhammad Arikulapessy bernama Imam Nur Cahya. Imam Nurcahya juga
menulis kitab barzanji yang berisi puji-pujian pada Rasulullah saw.
Warisan dakwah Imam Rijali pada generasi selanjutnya dilanjutkan oleh
Imam Muhammad Arikulapessy ini adalah Imam pertama sejak masjid
dipindahkan dari Desa Wawane. Sejak perang Wawane pada tahun 1589
masjid dipindahkan di dekat Mangga Wapa, sehingga masjid tersebut
disebut masjid wapauwe, Artinya masjid yang dekat dengan mangga kuini
abu-abu).
Pergerakan dakwah Imam Rijali melindungi rakyatnya dari
penjajahan imprealisme budaya bangsa Eropa cukup krusial karena
peradaban bangsa yang maju melawan peradaban bangsa yang belum maju
adalah persoalan yang sangat sulit. Awal mula pergerakan dakwah Imam
Rijali melingdungi pola hidup materialisme, hedonisme menghadapi
tantangan yang cukup berat.108
Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis, dimanfaatkan
Belanda untuk menjejakkan kakinya di Maluku. Pada tahun 1605,
Belanda berhasil memaksa Portugis untuk menyerahkan pertahanannya di
Ambon kepada Steven Van der Hagen dan di Tidore kepada
Cornelisz Sebastiansz. Demikian pula benteng Inggris di Kambelo,
Pulau Seram, dihancurkan oleh Belanda. Sejak saat itu belanda berhasil
menguasai sebagian besar wilayah Maluku.109
Keempat Perdana itu adalah Kelompok yang pertama melakukan
pembaharuan dari sistem kehidupan yang primitif ke suatu kehidupan yang
beradab dan bermartabat. Empat Perdana itu diantaranya:
108Ahmad Abubakar Pelu, Kimelaha Leihitu Lama, wawancara dirumahnya 23
Agustud 2014
109Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Gowa,http://irwan-
cahyadi.blogspot.com
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 71
Pendatang pertama adalah Pattisilang Binaur dari Gunung Binaya
(Seram Barat) kemudian ke Nunusaku dari Nunusaku ke Tanah Hitu, tiba
di Tanah Hitu pada waktu siang hari dalam bahasa Hitu Kuno di sebut
Malakone artinya; biru laut sesuai warna langit pada waktu siang hari,
tahun kedatangannya tidak tertulis. Mereka mendiami suatu tempat yang
bernama Bukit Paunusa, kemudian mendirikan negerinya bernama Soupele.
Patisilang Binaur disebut juga Perdana Totohatu atau Perdana Jaman
Jadi.110
Pendatang Kedua adalah Kiyai Daud dan Kiyai Turi disebut juga
Pattikawa dan Patituri dengan saudara perempuannya bernama Nyai Mas.
Menurut silsilah Turunan Raja Hitu Lama bahwa Pattikawa, Pattituri dan
Nyai Mas adalah anak dari: Muhamad Taha Bin Baina Mala bin Urati Bin
Saidina Zainal Abidin Bin Yasirullah BinMuhammad An Naqib yang
nasabnya dari Ali Bin Abithalib dan Fattimah Binti Rasullah.
Sedangkan Ibu mereka adalah keluarga Raja Mataram Islam yang
tinggal di Kerajaan Tuban dan mereka di besarkan disana (menurut Imam
Lamhitu salah satu pencatat kedatangan Empat perdana Hitu dengan
aksara Arab Melayu 1689), Imam Rijali (1646) dalam Hikayat Tanah Hitu
menyebutkan mereka orang Jawa, yang datang bersama kelengkapan dan
hulubalangnya yang bernama Tubanbesi, artinya orang kuat atau orang
perkasa dari Tuban.
Adapun kedatangan mereka ke Tanah Hitu hendak mencari tempat
tinggal leluhurnya yang jauh sebelum ke tiga perdana itu datang. Beliau ke
Tanah Hitu yaitu pada Abad ke X masehi, dengan nama Saidina Zainal
Abidin Bin Yasirullah (Yasirullah Artinya Rahasia Allah swt). 111
Menurut cerita turun temurun Raja Hitu bahwa beliau ini tinggal di Mekah,
dan melakukan perjalan rahasia mencari tempat tinggal untuk anak
cucunya kelak kemudian hari, maka dengan kehendak Allah swt beliau
110Draf Mohammad Galna Ohorellah Ilmuan Maluku yang mengadikan
keilmuannya di universitas hasanuddin. Ia pernah mengusulkan Imam Rijali sebagai
pahlawan Nasional di Maluku tetapi belum diakomodir sampai saat ini, usulan ini pernah
dimuat di Koran Suara Maluku pada tahun 1995.
111Muhammad Rasyid(45 Tahun petugas masjid Tua) Wawancara oleh penulis di
Masjid Imam Rijali (Wapauwe) 27 Agustus 2014.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 72
singgah di suatu tempat yang sekarang bernama Negeri Hitu tepatnya di
Haita Huseka’a (Labuhan Huseka’a). Disana mereka temukan Keramat
atau Kuburan beliau, tempatnya diatas batu karang.112 Tempat itu
bernama Hatu Kursi atau Batu Kadera (Kira-Kira 1 Km dari Negeri Hitu).
Peristiwa kedatangan beliau tidak ada yang mencatat, hanya berdasarkan
cerita turun-temurun.113
Perdana Tanah Hitu Tiba di Tanah Hitu yaitu di Haita Huseka’a
(Labuhan Huseka’a) pada tahun 1440 pada malam hari, dalam bahasa Hitu
Kuno disebut Hasamete artinya hitam gelap gulita sesuai warna alam pada
malam hari. Mereka tinggal disuatu tempat yang diberinama sama dengan
asal Ibu mereka yaitu Tuban/Ama Tupan (Negeri Tuban) yakni Dusun Ama
Tupan Sekarang Kira-kira lima ratus meter di belakang Negeri Hitu,
kemudian mendirikan negerinya di Pesisir Pantai yang bernama Wapaliti di
Muara Sungai Wai Paliti. Perdana Pattikawa disebut juga Perdana Tanah
Hitu atau Perdana Mulai artinya orang yang pertama mendirikan negerinya
di Pesisir pantai, nama negeri tersebut menjadi nama soa atau Ruma Tau
yaitu Wapaliti dengan marganya Pelu.114
Kemudian datang lagi Jamilu dari Jailolo Maluku Utara. Tiba di
Tanah Hitu pada Tahun 1465 pada waktu magrib dalam bahasa Hitu Kuno
disebut Kasumba Muda atau warna merah (warna bunga) sesuai dengan
corak warna waktu magrib. Mendirikan negerinya bernama Laten,
kemudian nama negeri tersebut menjadi nama marganya yaitu Lating.
Jamilu disebut juga Perdana Jamilu atau Perdana Nustapi, Nustapi artinya
Pendamai, karena dia dapat mendamaikan permusuhan antara Perdana
112Kora-kora adalah perahu tradisioanal orang-orang Tanahitu (pulau Ambon) yang
biasa dipakai oleh Belanda untuk perjalanan Hongi. Setiap pelayaran Hongi terdiri atas 30
sampai 40 buah kora-kora yang mampu memuat sampai 3000 orang dengan tugas selain
mengayuh kora-kora juga dipakai untuk menebang pohon-pohon cengkeh.
113 Ziwar Effendi, Hukum Adat, op. cit., h. 14.
114Manusama, Disertasi, op. cit, h. 18. Photo copy transkrip Hikayat Tanahitu kini
tersimpan pada orang kaya Tanahitumessing, Raja Abdullah Pelu.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 73
Tanah Hitu dengan Perdana Totohatu, kata Nustapi asal kata dari Nusatau
(orang beradab).115
Sebagai Pendatang terakhir adalah Kie Patti dari Gorom (P. Seram
bagian Timur) tiba di Tanah Hitu pada tahun 1468 yaitu pada waktu asar
(Waktu Shalat) sore hari dalam bahasa Hitu kuno disebut halo pau artinya
kuning sesuai corak warna pada waktu Ashar (waktu sholat). Mendirikan
negerinya bernama olong, nama negeri tersebut menjadi marganya yaitu
marga Olong.
Kie Patti disebut juga Perdana Patti Tuban, kerena beliau pernah
diutus ke Tuban untuk memastikan sistem pemerintahan disana yang akan
menjadi dasar pemerintahan di Kerajaan Tanah Hitu. Patti Tuban ini
sambil mencari ilmu pengetahuan ke Tuban bertemu dengan pedagang-
pegadang dari Arab, Persia, Jawa, Melayu dan Cina yang ingin mencari
berdagang serta mencari rempah-rempah di Tanah Hitu. dan banyaknya
pendatang-pendatang dari Ternate, Jalilolo, Obi, Makian dan Seram ingin
berdomisili di Tanah Hitu, maka atas gagasan Pedana Tanah Hitu, ke
Empat Perdana itu bergabung untuk membentuk suatu organisasi politik
yang kuat yaitu satu Kerajaan.116
C. Naskah Dakwah Imam Rijali (Dakwah bi al-Qalam)
Imam Rijali menggunakan metode dakwah bi al-Qalam karena ia
memiliki tradisi tulis yang sangat tinggi di masanya. Pada masa
pemerintahan raja bone ke VII Imam Rijali digelar tumacca makukirie
(Jurnalis Profesional) karena ia mampu membantah secara akademik
tulisan-tuisan sejarawan belanda dengan tulisan.117 Kompetensi yang di
miliki Imam Rijali ini sehingga Raja Gowa sering menggunakan jasanya
115J. Keuning, Ambonezzen Portugezen Ennederlanndes, Ambon’s Geschdenis tot
het einde Van de Zeventiende eeuw, ahli bahasa S. Gunawan, Sejarah Ambon sampai Pada
Akhir Abad ke 17, selanjutnya disebut Sejarah Ambon, Jakarta: Bhratara, 1973, h. 9.
116Lihat Imam Rijali dalam Manusama, op.cit, h. 156.
117M.G. Ohorellah, Imam Rijali Dalam Sebagai Pahlawan Maluku Artikel ini
ditulis untuk menjadikan Imam Rijali sebagai Fahlawan Nasional di Maluku.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 74
membuat syair-syair (kapata-kapata). Karena Imam Rijali dianggap
profesional dalam menulis ilmu syair.
Imam Rijali termasuk ulama, cendikiawan dan intelektual kawakan
dizamannya karena ia termasuk mubalig yang dianggap pandai menulis
sehingga Raja Bone ke-7 yang sejaman dengan Imam Rijali menggelarnya
sebagai Tumaccae mengukiri (orang yang pintar menulis). Selain itu Imam
Rijali digelar oleh Raja Pattingaloang (Syekh Yusuf Al-Makassari) tau
ngukirie sehingga kepiawaiannya menulis sehingga ia disuruh menulis
Hikayat Tanah Hitu.118
Pernyataan ini memberikan gambaran bahwa Imam Rijali dalam
aspek Dakwah bi al-Qalam diakui sebagai pemikir yang suka menulis.
Imam Rijali menyebarkan gagasan-gagasannya lewat tulisan. Hal ini
dibuktikan dalam bukunya hikayat tanah Hitu. Berikut deskripsi tulisan
Imam Rijali yang di kuti dalam bukunya Manusama sebagai berikut;
Terjemahnya Naskah Dakwah
118Abdul kadir Masaweang, Mozaik Lektur Khazanah Nusantara (Balai penelitian
dan Pengembangan Agama Makassar, 2012), h. 31.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 75
Empunya tanah, karena ia dari mulanya datang, itulah kesudahan bangsa Ambon. Al-kisah peri mengatakan bangsya Jawa. Makadiceritakan yang empunya ceritera taka kala raja Tuban dinaikkan kerajaan, maka tiada ia bersettia dan muafakat dengan kaum gulawarganya. Maka suatu kaum dua bersaudara, seorang kiayai tuli namanya dan seorang kiyai Dau namanya, dan seorang saudaranya perempuan, nyai mas namanya, ia naik serta kelengkapannya. Hatta dengan kehendak Tuhan yang maha tinggi dibawah oleh angin dan arus datang ketanah Hitu. Ia masuk dalam labua Husekaak namanya. Maka tiada melihat negeri dan tiada manusyia, lalu turun daripada kelengkapannya. naik kedarat membuat negeri akan kedudukannya. Hatta demikian itu keluar seekor anjing, maka orang itu dikatakan ada anjing ada lagi manusyia; jikalau ada manusia, ada juga negeri lalu ditangkap anjing itu digantungkan suatu bungkusan diatas leher anjing itu. Adapun dalam bungkusan serba sedikit dari pada alamat negerinya. Lalu dilepaskan anjing itu pulang ke negeri kepada Tuannya. Maka apalah dilihat tuannya bungkusan itu, maka ia melihat alamat serba sedikit itu, maka ia berkata kepada orang sekalian; ada juga manusia dipantai itu. Maka ia mengambil buah-buahan akan tanda alamat negerinya, lalu digantung pada leher angjin itu. Dilepaskan pula di pantai. Maka dilihat oleh orang itu, maka kata orang itu mari kita pergi periksyai kepada negeri itu lalu ia berjalan hata ia datang ke tengah jalan maka bertemu seorang, lalu dipangil serta dengan dia berjalan menuju kepada negeri dan orang dalam negeri itupun keluar semuanya berjalan ke pantai. Maka ia bertemu dengan penghulu.
D. Warisan Dakwah Kultural Imam Rijali.
Imam Rijali digelar juga dengan gelaran Upu Latu Sitani yang
diwariskan oleh Empat Perdana yang mendirikan kerajaan di tanah Hitu
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 76
sebagai pusat pergerakan dakwah.119 Medan dakwah itu letaknya kira-kira
satu kilo meter dari Negeri Hitu (sekarang menjadi dusun Ama Hitu)
disitulah awal berdirinya kerajaan Tanah Hitu, bekasnya sampai sekarang
adalah Pondasi Masjid. Masjid tersebut adalah masjid pertama di Tanah
Hitu, masjid itu bernama masjid pangkat tujuh karena struktur pondasinya
tujuh lapis. Realitas sosial ini jika menggunakan teori medan dakwah dari S
Pemahaman masjid yang dikonstruksi oleh umat Islam di Hitu cukup
unik karena mereka mengganggap bahwa saat khatib naik mimbar khatib
harus mengcapkan salam kiri dan ke kanan saat memegang tongkat untuk
memberi salam kepada Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad. Setelah
sampai di atas mimbar lalu ditutup dengan kain hijab (istilah Ambon kain
horden), sampai khatib tidak kelihatan.120 Pola komunikasi di balik tabir
ini dipahami bahwa manusia itu tidak luput dari kesalahan sementara ia
menjalankan visi dan misi Rasulullah saw sehingga perkataannya yang baik
lebih diutaman ketimbang sosoknyanya sebagai khatib.
Mencermati realitas tersebut ketika menggunakan pendekatan
komunikasi dibalik tabir khususnya saat khutbah jumat membutuhkan
penjelajahan riset lebih mendalam untuk mengungkap kronologis terjadinya
pemahaan tersebut. Salah satu ajaran dakwah Imam Rijali yang diwariskan
di tanah Hitu adalah Dakwah di balik Tabir. Mengkomunikasikan pesan
agama di balik tabir menjadi tradisi pada Islam Maluku. Warisan ini juga
belum mampu dijelaskan lebih mendalam apakah ini warisan pergerakan
dakwah Imam Rijali atau ini sebuah konstruksi budaya keagamaan lokal
saat berakulturasi dengan budaya setempat. Perkembangan Islam di
Maluku sangat unik karena relasinya dengan budaya lokal sangat harmoni
dalam satu kesatuan sistem sosial yang membentuk formasi bangunan ke
Islaman yang memiliki corak tersendiri. Ornamen keislaman seperti ini
sangat berbeda dengan Islam di Jawa, Makassar, Kalimantan, Ace, Islam
timur Tengah, dan Islam di Eropa. Relasi Islam denga budaya lokal terpaut
119Ceramah Umum Azyumardi Azra Tentang Jaringan Ulama Global dan Islam
Lokal Nusantara, (Cet. II; Bandung: Mizan, 2002), h. 23.
120Ceramah Umum Azyumardi Azra Tentang Jaringan Ulama Global dan Islam
Lokal Nusantara, (Cet. II; Bandung: Mizan, 2002), h. 23.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 77
dalam satu kesatuan nilai yang dikenal dengan Islam Maluku. Selain itu
gelan orang pintar, gelaran Raja, gelaran adat dan gelaran tuang Guru
dikosntruksi berbeda dengan corak Islam yang bernuansa kemalukuan.
Gelaran Imam Rijali juga belum ditemukan apakah ia dari sistem
Syi’ah seperti yang terjadi di Iran atau ia sekedar Imam biasa yang
memimpin shalat. Semuanya sistem sosial keagaman ini belum ditemukan
secara rinci sehingga kajian selanjutnya masih sangat penting untuk
dieksplorasi lebih dalam lagi.
Istilah perdana juga sampai saat belum ditemukan pengaruh dari
budaya mana ia dikonstruksi oleh Islam Maluku setelah itu empat perdana
mengadakan pertemuan yang di sebut tatalo tuang guru artinya kedudukan
adat atas petunjuk upukata’ala/Allah Ta’ala, mereka bermusyawara untuk
mengangkat pemimpin mereka, maka dipililah salah seorang anak muda
yang cerdas dari keturunan empat Perdana menyampaikan misi Rasulullah
saw kepada warga Hitu.
Pergerakan dakwah Imam Rijali sangat dipengaruhi oleh warisan
pemikiran Pattituri adik kandung Perdana Patikawa atau perdana tanah
Hitu yang bernama Zainal Abidin dengan gelaran Abubakar Na Sidiq
sebagai Raja di kerajaan Tanah Hitu yang pertama beliau digelar Upu Latu
Sitania pada tahun 1470.121 Gelaran Upu Latu Sitani gelaran dari Syekh
Yusuf Al-Makassari yang artinya Raja yang suka bertanya.122 Raja Bone
ketuju menyebutnya tumaccae mangukiri pole riambon (Seorang Jurnalis
dari Ambon).123
Latu Sitania terdiri dari dua kata yaitu Latu dan Sitania, dalam
bahasa Hitu Kuno Latu artinya Raja dan Sitania adalah pembendaharaan
dari kata Ile Isainyia artinya dia sendiri, maka Latu Sitania artinya Dia
sendiri seorang Raja di Tanah Hitu yang perkasa, memiliki keilmuan tinggi,
pintar dan memiliki paras yang Indah, dalam bahasa Indonesia moderen
121 Tomasoa, Sejarah dan Perkembangan Sastra Indonesia di Maluku (Cet. I;
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h. 17.
122Mustari Mustafa, Dakwah Sufisme Syekh Yusuf Al-Makassary (Cet. I; Makassar:
Pustaka Refleksi, 2011), h. 77
123Sejarah Raja-Raja di Bone
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 78
artinya Raja Penguasa Tunggal. Sistem pemerintahan Kerajaan Tanah Hitu
Raja Sebagai pemegang pemerintahan tertinggi dan eksistensi empat
Perdana adalah menjalankan pemerintah di bawa perintah Raja.124
Dari konstruksi budaya seperti ini jika menggunakan teori Syarifudin
yang dikenal dengan teori Capital AISYATEK (menunjukkan bahwa
seorang Raja, Pemimpin perlu memiliki kecerdasan A=aqidah,
I=intelektual, Sya=syari’ah atau disiplin tinggi, T=teknologi untuk
memudahkan pergerakan dakwah bisa berjalan efektif. Dan kecerdasan
entrepreneurship sebagai modal dasar penggerak dakwah melakukan
rekayasa sosial di tengah masyarakat sesuai dengan standar prosedur Al-
Quran dan Sunnah sebagai prinsip idiologi perjuangan.
Sesudah terbentuk Kerajaan Tanah Hitu kemudian datanglah tiga
clan Alifuru untuk bergabung dengan Karajaan Hitu, diantarannya Tomu,
Hunut dan Masapal. Kerajaan Tanah Hitu yang mulanya hanya merupakan
gabungan empat negeri, kini menjadi tujuh negeri. Ketujuh negeri ini
terhimpun dalam satu tatanan adat atau satu Uli (Persekutuan) yang
disebut Uli Halawan (Persekutuan Emas), dimana Uli Halawan merupakan
tingkatan Uli yang Paling tinggi dari keenam Uli Hitu (Persekutuan Hitu).
Pemimpin Ketujuh negeri dalam Uli Halawan disebut tujuh (7)
Panggawa atau Upu Yitu (sebutan kehormatan). Gabungan Tujuh Negeri di
dalam Kerajaan Tanah Hitu diantaranya: Negeri Soupele, Negeri Wapaliti,
Negeri Laten, Negeri Olong, Negeri Tomu, Negeri Hunut, negeri masapal
lane atau kapatah (Sastra bertutur) dari klen Hunut dalam bahasa Hitu yang
masih hidup sampai sekarang yang menyatakan dibawah perintah Latu
Hitu (Raja Hitu):
Bahasa Hitu Terjemahnya
‚yami he’i lete, hei lete hunut – o
‚yami he’i lete, hei lete hunut – o
aman-e hahu’e, aman-e hahu’e,-o
aman-e hahu’e, aman-e hahu’e,-o
Kami dari Hunut, Kami dari Hunut
Kami dari Hunut, Kami dari Hunut
Negeri kami sudah kosong, Negeri kami
sudah kosong,
Negeri kami sudah kosong, Negeri kami
sudah kosong,
124 Tomasoa, Sejarah dan Perkembangan Sastra Indonesia di Maluku (Cet. I;
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h. 77.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 79
yami le di bawah pelu-a tanah hitu-o
yami le di bawah pelu-a tanah hitu-o
waai-ya na silawa lete huni mua-o
waai-ya na silawa lete huni mua-o
suli na silai salane kutika-o
suli na silai salane kutika-o
awal le e jadi lete elia paunusa-o‛
awal le e jadi lete elia paunusa-o‛
Kami dibawah Perintah Pengganti Kami (
Raja) Tanah Hitu
Kami dibawah Perintah Pengganti Kami (
Raja) Tanah Hitu
Orang Waai sudah Lari Pergi Ke Hunimua
Orang Waai sudah Lari Pergi Ke Hunimua
Orang Suli Sampai Sekarang Belum datang
bergabung
Orang Suli Sampai Sekarang Belum datang
bergabung
Kejadian ini terjadi pertama di gunung Elia
Paunussa
Kejadian ini terjadi pertama di gunung Elia
Paunussa
Kekuasaan Kerajaan Tanah Hitu meliputi seluruh Jazirah Lehitu.
Pada Pemerintahan Raja Mateuna’ Kerajaan Tanah Hitu di Pindahkan ke
Kepesisir Pantai tahun 1512 masehi pada masa Portugis kini masa Imam
Rijali menggerakkan Dakwahnya di Hitu, negeri Hitu sekarang, Raja
Mateuna’ adalah Raja Kerajaan Tanah Hitu yang ke lima meninggal dunia
pada 29 Juni 1634.125 Pada masa Raja Mateuna’ terjadi kontak pertama
antara Portugis dengan Hitu, perlawanan fisik pada Perang Hitu- I dipimpin
oleh Imam Rijali pada tahun 1520-1605 di Pimpin oleh Tubanbesi-I, yaitu
Kapitan Sepamole, dan akhirnya Portugis angkat kaki dari Tanah Hitu dan
kemudian mendirikan Benteng Kota Laha di Teluk Ambon (Jazirah Lei
timur) pada tahun 1575 dan mulai mengkristenkan Jazirah Lei Timur.126
Raja Mateuna meninggalkan dua Putra yaitu Silimual dan Hunilamu,
istrinya berasal dari Halong dan Ibunya berasal dari Soya Jazirah Leitimur
(Hitu Selatan), beliau digantikan oleh Putranya yang ke dua yaitu
Hunilamu mejadi Latu Sitania yang ke Enam (1637–1682). Sedangkan
Putranya pertamanya Silimual ke Kerajaan Houamual (Seram Barat)
berdomisili disana dan menjadi Kapitan Huamual, memimpin Perang
melawan Belanda pada tahun 1625-1656 dikenal dengan Perang Hoamual
125 Tomasoa, Sejarah dan Perkembangan Sastra Indonesia di Maluku (Cet. I;
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h. 77.
126 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 80
dan seluruh keturunannya berdomisili disana sampai sekarang menjadi
orang asli Negeri Luhu (Seram Barat) bermarga Silehu.127
Sesudah perginya Portugis Belanda makin mengembangkan
pengaruhnya dan mendirikan Benteng pertahanan di Hitu bagian barat di
pesisir pantai kaki gunung wawane, maka Raja Hunilamu memerintahkan
ketiga Perdananya mendirikan negeri baru untuk berdampingan dengan
Belanda (Benteng Amsterdam), agar bisa membendung pengaruh Belanda
di Tanah Hitu, Negeri itu dalam bahasa Hitu bernama Hitu Helo artinya
Hitu Baru, karena makin berkembangnya pangaruh dialek bahasa, akhirnya
kata helo menjadi Hila yaitu Negeri Hila sekarang dan negeri asal mereka
Negeri Hitu berganti nama menjadi Negeri Hitu yang Lama.128
Belanda tiba di Tanah Hitu pada tahun 1599 dan kemudian
mendirikan kongsi dagang bernama V.O.C pada tahun 1602 sejak itulah
terjadi perlawanan antara Belanda dengan Hitu, akibat monopoli dagang
tersebut, puncaknya terjadi Perang Hitu – II atau Perang Wawane yang
dipimpin oleh Kapitan Patiwane anaknya Perdana Jamilu dan Tubanbesi-2,
yaitu Kapitan Tahalele tahun 1634 -1643 dan Kemudian perlawanan
Terakhir yaitu perang Kapahaha 1643 - 1646 yang dipimpin oleh Kapitan
Talukabesi (Muhamad Uwen) dan Rijali setelah Kapitan Tahalele
menghilang, berakhirnya Perang Kapahaha ini Belanda dapat menguasi
Jazirah Lei Hitu.
Belanda melakukan perubahan besar-besaran dalam struktur
pemerintahan Kerajaan Tanah Hitu yaitu mengangkat Orang Kaya
(Pemipin Uli) menjadi raja dari setiap Uli sebagai Raja tandingan dari
Kerajaan Tanah Hitu. Hitu yang lama sebagai pusat kegiatan pemerintahan
Kerajaan Tanah Hitu di bagi menjadi dua administrasi yaitu Hitulama
dengan Hitumessing dengan politik pecah belah inilah (devide et impera)
Belanda benar-benar menghancurkan pemerintah Kerajaan Tanah Hitu
127 H.M. Saleh Putuhena, “Penyebaran Agama Islam di Maluku”, Laporan Hasil
Penelitian, selanjutnya disebut laporan, Ujungpandang, BPPM IAIN Alauddin, 1985, h. 11.
128Bernard Vlekke, Nusantara A History of Indonesia, dalam H.M. Saleh Putuhena,
“Penyebaran Agama Islam di Maluku”, Laporan Hasil Penelitian, selanjutnya disebut
laporan, Ujungpandang, BPPM IAIN Alauddin, 1985, h. 71.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 81
sampai akar-akarnya dan berhasil mengkristenkan Maluku Tengah pada
umumnya.
Ketiga Perdana yang diperintahkan mendirikan Negeri Hila adalah
Perdana Totohatu, Nustapi dan Patituban, sedangkan Perdana
Tanahitumessing tetap menetap di Negeri Hitu yang Lama. Perdana
Tanahitumessing adalah Perdana Tanah Hitu yang menggatikan Perdana
Pattikawa sebagai Perdana Tanah Hitu yang pertama, karena Perdana
Pattikawa tidak mempunyai keturunan, maka diangkatlah seorang dari
keluarga Wapaliti yaitu Sopamole atau Tuban Besi sebagai pengganti
beliau dengan gelar Perdana Tana Hitumessing artinya Perdana Tanah Hitu
yang baru (menurut Rumphius).129
Pada masa pemerintahan Raja Hunilamu terjadi perubahan sistem
pemerintahan, gelar Perdana digantikan dengan Orang Kaya, artinya
Struktur Pemerintahan Kerajaan Tanah Hitu awalnya Pemerintahan
dilaksanakan oleh Empat Perdana dibawah Perintah Raja Hitu/Upu Latu
Sitania, di ganti dengan sebutan Orang Kaya. Nustapi, menjadi Orang Kaya
Raja Hitulama yang Pertama (kini negeri Hitu) tetapi tidak lama dalam
masa jabatannya, beliaupun meninggal dunia sebagai penggantinya, maka
Raja Hunilamu mengakat Jambin Hurasan Orang Kaya Ternate, karena
Ibunya orang Ternate dan dibesarkan disana, menjadi Orang Kaya Raja
Hitulama dalam pengangkatan Jambin Hurasan ini di saksikan oleh seluruh
utusan dari Uli Hitu (Persekutuan Hitu) yang dikenal dengan Perjanjian
Hitu Barat naskahnya Perjanjiannya masih ada sampai sekarang yang
ditulis dalam Arab Melayu. 130
Karena berasal dari satu masyarakat maka Hitu yang Lama (kini
Negeri Hitu) dan Hila mempunyai satu Uli yakni Uli Halawan. Negeri-
negeri di dalam kekuasaan Kerajaan Tanah Hitu mempunyai suatu
129Sumber-sumber tradisi lisan menuturkan, kata Alifuru berasal dari kata Arab ال
yang berarti keluarga dan فروع yang berarti cabang. Secara implikatif kata ini bermakna
kelompok masyarakat yang memisahkan diri dan menyendiri. Alifuru awalnya terbagi dua
kelompok, yaituAlune yang berdiam di Desa Riring dan Wemale yang berdiam di Desa
Hunitetu. Kedua desa ini terletak di pulau Seram bagian Barat.
130 Bernard Vlekke, Nusantara A History of Indonesia, dalam H.M. Saleh
Putuhena, “Penyebaran Agama Islam di Maluku”, Laporan Hasil Penelitian, selanjutnya
disebut laporan, Ujungpandang, BPPM IAIN Alauddin, 1985, h. 71.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 82
persekutuan yang di sebut persekutuan Hitu (Uli Hitu). Dalam Struktur
Pemerintahan Kerajaan Tanah Hitu (Raja Hunilamu), ketujuh Uli itu di
perintah langsung oleh Orang Kaya.
Persekutuan Hitu (uli Hitu) terdiri tujuh Uli. Negeri-Negeri di Jazirah
Lei Hitu yang tidak termasuk di dalam uli Hitu berarti negeri-negeri
tersebut adalah negeri-negeri baru atau negeri-negeri yang belum ada pada
Jaman Kekuasaan Kerajaan Tanah Hitu (1470-1682), setelah berakhirnya
masa kepemimpinan Imam Rijali berkembang menjadi negeri-negeri
boneka kecil bentukan Belanda. Negeri-negeri yang termasuk di dalam
tujuh Uli Hitu (Persekutuan Hitu) diantaranya:
1. Uli Halawan terdiri dari dua negeri yaitu; a. Negeri Hitu, b. Negeri
Hila Central Ulinya di Negeri Hitu,
2. Uli Solemata terdiri dari tiga negeri yaitu :a. Negeri Tial, b. Negeri
Suli
c. Negeri Tulehu Central Ulinya di Negeri Tulehu
3. Uli Sailesi terdiri dari empat negeri yaitu: a. Negeri Mamala, b.
Negeri Morela, c. Negeri Liang, d. Negeri Waai Central Ulinya di
Negeri Mamala
4. Uli Hatu Nuku terdiri dari satu negeri yaitu: Negeri Kaitetu Central
Ulinya di Kaitetu.
5. Uli Lisawane terdiri dari satu negeri yaitu :Negeri Wakal Central
Ulinya di Wakal
6. Uli Yala terdiri dari tiga negeri yaitu: a. Negeri Seith, b. Negeri
Ureng, c. Negeri Allang Central Ulinya di Seith131
7. Uli lau Hena Helu terdiri dari satu negeri yaitu: a. Negeri Lima
Central Ulinya di Negeri Lima.132
Sejarah lahirnya ke-tujuh Negeri ini tidak terlepas dari desain sosial
Snoug Hurgronje ahli sosiologi dari Universitas Nederland. Ketujuh negeri-
131 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014
132Ziwar Effendi, Hukum Adat Ambon-Lease, selanjutnya disebut Hukum Adat. Cet
I, Jakarta: Pradnya Paramita, 1087, h. 11. (Sumber Data:
http://www.bangsalatu.blogspot.com, Friday, March 16, 2007)
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 83
negeri ini di bentuk oleh Bangsa Belanda untuk ditugaskan sebagai tokoh-
tokoh yang bertugas mengumpulkan cengkeh dan pala untuk memudahkan
bangsa Belanda melancarkan bisnisnya di Kepulauan rempah-rempah.
Peradaban segregasi sosial di tanamkan setiap raja dengan melakukan
politik devide ad impere (politik adudomba) yang bertujuan untuk memacu
produksi cengkeh dan pala yang akan dibawa ke Belanda.
Selain itu raja-raja ini dikonstruksi pikirannya oleh sejarawan belanda
yang bernama Geer Hart yang dibawa oleh Jan Pieter Coon bahwa Semua
negeri-negeri dikacaukan sejarahnya untuk menjaga kestabilan politik
ekonomi bansga Belanda di Maluku. Setiap raja di udang dan dipanggil
kemudian dikonstruksi pikirannya untuk semua negeri-negeri di Maluku
kemudian dikonstruksi pikirannya bahwa kalianlah negeri yang paling
awal. Hal ini terbukti semua perkampungan di negeri-negeri Maluku
merasa paling duluan sehingga inilah biang atau penyebab dari semua
pertikaian yang terjadi di Maluku. Salah satu contoh antara Mamala
dengan Morella, antara Wakal dan negeri lima semua negeri-negeri ini
memiliki sejarah dan bukti-bukti sejarah yang dikonstruksi lewat tradisi
lisan sehingga setiap negeri klain sejarah sesuai pikiran yang di wariskan
oleh Bangsa Belanda.
Mencermati realitas sosial Islam Maluku seperti ini maka pergeraka
dakwah di Maluku membutuhkan kajian mendalam untuk mendapatkan
resep dakwah yang relevan dengan kondisi sosiologis, psikologis Islam
Maluku yang dirusak pikirannya oleh bangsa belanda tentang cara
memahami Al-Quran dan hadis, cara memahami agama, dan cara
memaknai hidup ini perlu disesuaikan dengan prinsi-prinsip Al-Quran dan
Sunnah sehingga peradaban Islam Maluku dapat berkembang sesuai ajaran
yang dapat memberikan kesuksesan di dunia dan akhirat sebagai idiologi
perjuangan dalam kehidupan di dunia ini.
E. Konsep Dakwah Imam Rijali di Maluku.
Sebelum menggambarkan konsep dakwah Imam Rijali di Maluku
sangat penting disuguhkan kepada pembaca konsep dan objek dakwah
Imam Rijali di maluku. Hal ini penting dikemukakan lebih awal untuk
mendapatkan gambaran bagaimana Imam Rijali menjalankan konsep
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 84
dakwahnya dalam menghadapi pergumulan masyarakat Maluku dengan
Imprealisme yang memiliki konsep yang berbeda dalam melakukan
pergerakan sosial.
Pemikiran dakwah Imam Rijali sangat dipengaruhi oleh faham Islam
dalam melakukan pergerakan sosial sementara pergerakan Imprealisme
Eropa lebih banyak dipengaruhi oleh idiologi kapitalisme dengan berupaya
melakukan penguasaan materialisme(rempah-rempah) dalam melakukan
pergerakan sosial di Maluku. Keadaan ini bertentangan dengan idiologi
perjuangan Imam Rijali yang beruaya melindungi masyarakat Hitu dari
pola hidup kapitalis.
Kedua model pergerakan sosial inilah sehingga terjadi dinamika
sosial yang menarik dicermati di Maluku. Karena penelitian ini adalah
penelitian ilmu dakwah dan Komunikasi maka kajian ini menggunakan
paradigma ilmu dakwah dan Komunikasi dalam memotret pergumulan
sosial tersebut. Hal dari penelitian untuk mendapatkan cara pandang baru
dalam memberikan sumbangsi brand mark IAIN Ambon dalam pendalaman
ilmu-ilmu dakwah khas Islam Maluku menuju Maluku Emas.
Harapan yang akan didapatkan dalam cita-cita besar IAIN Ambon
menuju Maluku emas adalah adanya kesadaran tinggi dalam melakukan
pergerakan sosial yang dikemas oleh Imam, Islam, dan Ihsan dalam
melakukan pembangunan di Provinsi Maluku. Dengan semikian perlu
digambarkan profil Jaziratul Muluk untuk mendapatkan gamaran objek
pergerakan dakwah Imam Rijali dalam melakukan perubahan sosial di
Maluku.
F. Metode Dakwah Imam Rijali
Sebelum menelaah lebih mendalam metode dakwah Imam Rijali perlu
diketahui bahwa corak pemikiran dakwah Imam Rijali sangat dipengaruhi
oleh tiga tradisi berpikir yakni tradisi berpikir. Inilah yang disebut oleh
Muhammad Al-Jaberi cara berpikir burhani, cara berpikir bayani, dan cara
berpikir irfani.133
133 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 85
Metode dakwah Imam Rijali menggunakan beberapa pendekatan
yakni metode Fardiyah, metode dakwah Jama’ah dan metode dakwah
su’ubiyyah (Multikultural). Hal ini terbukti adanya tradisi salam-sarasi di
Maluku adalah corak dari metode berpikir para leluhur di Maluku dalam
menjaga keseimbangan sosial di Maluku.
Dakwah fardiyah adalah dakwah yang dilakukan secara personal.
Metode dakwah fardiyah Imam Rijali tamapak dalam penjelasan oleh
Manusama dalam bukunya Imam Rijali Hikayat Tanah Hitu. Imam rijali
menceritas fakta bersarkan cara tefsirannya terhadap realitas peristiwa.134
Secara personal Imam Rijali sangat diwarnai oleh ketika corak
berpikir dari peradaban Timur Tengah dan Eropa. Kompetensi secara
personal itu dalam hasil wawancara dengan tokoh adat Hitu Abu Bakar
Pelu menjelaskan bahwa Imam Rijali saat menjadi Imam di Masjid Jamilu
yang berlokasi di Desa Wawane Imam Rijali menggunakan pendekatan
dakwah fardiyah dalam mencerahkan umat Islam yang datang shalat
berjamah di masjid Jamilu.
Setelah perdana jamilu meninggal dunia maka masjid itu berganti
nama atas inisiatif warga wawane di sebut Masjid Imam Rijali karena
turunan Imam. Setelah terjadi perang wawane masjid Rijali rubah menjadi
masjid Wapauwe, karena ia berada didekat pohon magga wapa (jenis
mangga bacan abu-abu). Corak dakwah Imam Rijali yang dilakukan secara
fardiyah lebih banyak mengajarkan tradisi irfani dalam menjalankan
dakwah fardiyah.
Pesan dakwah Imam Rijali yang wariskan dalam bentuk lisan
kepada murid-muridnya adalah;
Sebaik-baik amal adalah amal yang dihasilkan dari ahwal (keadaan
batin) dan sebaik-baik ahwal adalah ahwal yang dihasilkan dari
kemapanan maqam-maqam yang diraih.135
Inovasi materi dakwah Imam Rijali ini memberikan inspirasi dan
inovasi bawha dalam melakukan amal, ilmu dihasilkan dari kondisi
134 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014
135 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 86
kebatinan yang salim (qalbun salim) dan sebaik-baik qalbun salim adalah
qalbun yang telah melalui proses pembelajaran secara kontinyu dan
berjenjang. Pelajaran besar yang didaptkan dalam pendekatan dakwah
Imam Rijali ini bahwa tingkat keilmuan perlu di asah oleh potensi spiritual
yang tinggi ketika aktivitas keilmuan sedang dilakoni.
Ilmu yang bermanfaat bagi orang adalah ilmu yang didapatakan
secara berjenjang dan memenuhi rukun-rukun keilmuan, mislanya ada
akhlak akhlaq mencari Ilmu, ada akhlaq mendapatkan ilmu, dan ada akhlaq
untuk menyebarkan ilmu pengetahuan. Pemikiran Imam Rijali ini
menggambarkan bahwa dalam melakukan dakwah fardiyah ilmunya dalam
proses implementasi pendekatannya terpadu dan integratif.
G. Pergerakan Dakwah Imam Rijali
Pergerakan dakwah Imam rijali dibagi menjadi tiga model dakwah
antara lain model dakwah bi al-lisan, dakwah bi al-Qalam, dan Dakwah bi
al-Hal. Pergerakan dakwah bi al-Qalam dapat dilihat dari karyanya yang
ditulis oleh J.Z. Manusama yang meneliti naskah Imam Rijali yang berjudul
Hikayat Tanah Hitu. Selain itu beliau juga pernah membanta karya-karya
Bangsa Belandan tentang tata cara penulisan sejarah pada tahun 1589 buku
sejarah yang di tulis bangsa Belanda beliau ktitisi dari aspek cara
memahami realitas data, cara menulis data dan metode penulisan sejarah.
Imam Rijali menduga kuat bahwa setiap penulis menulis sejarah sesuai
kepntingan politik bukan kepentingan pemikiran akademik yang humanis
yang memberikan kontribusi universal pada generasi selanjutnya lebih baik.
Lompatan energi pemikiran dakwah Imam Rijali dalam aspek dakwah
bi al-Qalam ini sebagai kontribusi besar bahwa perlu ada fatabayyun
(keteliatian menerima pesan) ssebagai kultur dalam menelaah sebuah
informasi sejarah yang dikonstruksi oleh seorang sejarawan bangsa
Belanda. Pergerakan dakwah Imam Rijali ini menunjukkan bahwa gerakan
dakwah bi al-Qalam sangat penting menjunjung kredibilitas data karena ia
dikonstruksi untuk kepentingan generasi yang akan datang. Imam Rijali
beranggapan bahwa tradisi kritik sejarah untuk mencapai masa depan yang
lebih baik perlu berkiblat pada wahyu sebagai kekuatan metode hidup yang
lebih humanis.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 87
Imam Rijali dalam merespon kondisi sosial yang dipraktekkan bangsa
Belanda yang digagas oleh Max Weber seorang ahli hukum yang cakap
berasal dari keluarga pedang tekstil di Jerman Bagian Barat berupaya
mengangkat status pedagang kecil menjadi posisi yang sama dalam
mendapat ruang ekonomi sama seperti kaum berjuis.136 Karena pergerakan
renaissance yang lahir di Eropa saat itu memberikan cara pandang
materialisme berlebihan semua kehidupan ini diukur dengan Materi
sehingga pergerakan ini menjadi resiko sosial yang sangat tinggi. Ilmuan
Eropa saat itu juga memberi peringatan pada idiologi kapitalis materialis
yang hidupnya sangat hedonis sebagai cerminan bahwa produksi keilmuan
seperti itu memberika dampak yang sangat negatif dalam membangun
struktur sosial yang sehat.
Pergerakan dakwah Imam Rijali menggunakan tiga model yakni
pergerakan dakwah fardiyah, dakwah jama’ah dan dakwah massa. Ketiga
model dakwah ini diimplementasikan dalam bentuk dakwah bi al-Lisan,
dakwah bi al-Qalam, dan Dakwah bi al-Hal.
Imam Rijali adalah Tokoh dan Ulama Ambon yang banyak
berdakwah di tanah hitu (pulau Ambon). Ia hidup antara tahun 1512 - 1589
dalam tulisannya berjudul Hikayat Tana Hitu, menguraikan kedatangan
kelompok awal masyarakat Ambon dalam beberapa kisah, seperti pada
Alkisah II beliau menguraikan:
Alkisah peri mengatakan bangsa Jawa, maka diceritrakan oleh yang
empunya cerita tatkala raja Tuban diberikan kerajaan, maka tiada bersetia
dan mufakat dengan kaum keluarganya, maka suatu kaum dua bersaudara
seorang Kiyai Tuli namanya dan seorang Kiyai Dau dan seorang
saudaranya perempuan, Nyai Mas namanya, ia naik serta kelengkapannya
membawa dirinya mencari tempat kedudukannya. Hatta dengan kehendak
Tuhan yang Maha Tinggi dibawa oleh angin dan arus datang ke
Tanahitu.137
136Max Weber, Essays Sosiology (Oxford University Press, 1984) diterjemahkan
oleh: Nurkholis dengan Judul Sosiologi (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), h.v.
137Berbagai Julukan diberikan kepadanya, mulai dari pa hlawan, pengarang,
sastrawan, maupun sejarawan. Lihat M.G. Ohorella Hukum Adat Menganai Tanah dan Air
di Pulau Ambon dan Sumbangannya terhadap Pembangunan Hukum Agraria Nasional
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 88
Dari penjelasan Imam Rijali di atas dapat dipahami bahwa telah
terjadi perang mahkota di kerajaan Tuban yang menyebabkan beberapa
orang anggota keluarga kerajaan harus keluar dari Tuban, dan menjadikan
pulau Ambon (tanah hitu) sebagai tempat tinggal baru. 138
Selain orang Jawa, Imam Rijali dalam kisah-kisah selanjunya
menjelaskan pula tiga kelompok imigran lain yang datang dari berbagai
wilayah dan mendiami daerah bagian Utara pulau Ambon, membuat koloni
baru dan bahkan membentuk persekutuan besar yang dalam lintasan
sejarah tercatat sangat berperan melawan ekspansi orang-orang Eropa,
seperti Portugis dan Belanda, selama kurang lebih tiga abad.139
Keuning menyebutkan bahwa pemimpin-pemimpin imigran ini
dipandang sebagai nenek moyang bagi masyarakat Ambon dan mereka
diberi gelar Totohatu untuk pemimpin imigran pertama yang datang dari
Selang Binaur, pesisir Tenggara pulau Seram, Tanahitumesseng untuk
pemimpin imigran yang datang dari Jawa (Tuban), Nusatapi untuk
pemimpin imigran yang datang dari Jailolo dan Ki Pati bagi pemimpin
imigran yang datang dari Gorom, daerah Seram bagian Timur.140
Kehadiran orang-orang Eropa pertama dan kemudian menjadi
penduduk Ambon tidak dapat dipisahkankan dari kehadiran orang-orang
Portugis dan Belanda pada abad ke 16. Hasrat untuk membangun benteng
Victoria atau masyarakat setempat menyebutnya dengan Kotalaha bagi
(UUPA), Disertasi, Ujungpandang: Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, 1993, h.
61-63.
138Dalam hikayat Tanahitu dirinya disebut dengan nama Rijali, Sifarijali dan Safa
al-Rijali. Ia terkenal sebagai seorang penulis Islam Ambon (Maluku), dalam abad ke 17.
Dilahirkan di Latin, sebuah hena atau aman yang terletak dibelakang negeri (desa)
Hitulama sekarang ini.Tanggal lahirnya tidak diketahui pasti.
139 Hikayat ini menguraikan peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu kurang lebih
dua abad, yaitu kira-kira tahun 1450-1646 M dan ditulis di Makassar (Kerajaan Gowa)
antara tahun 1646-1657 M dan terbagi dalam tiga kurun waktu: Pertama : Tahun 1450-
1512 M mulai dengan kedatangan para imigran ke Tanahitu kemudian menetap dan
mengembangkan keturunan dan masyarakatnya sampai tibanya bangsa Portugis di tahun
1215 M.
140Tahun 1605-1646 M. Periode belanda, yang dimulai dengan pengambilalihan
pulau ambon oleh Van der Hagen pada tanggal 22 Februari 1605 M., hingga runtuhnya
benteng Kapahaha yang merupakan benteng pertahanan terakhir orang-orang Tanahitu ke
tangan Belanda pada tanggal 25 Juli 1646 yang sekaligus menandai berakhirnya kekuasaan
pemerintahan “Empat Perdana (Upu Hata) di Tanahitu.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 89
pertahanan kekuasaan portugis di Kota Ambon menyebabkan mereka
mendatangkan bekas budak-budak mereka yang disebut orang Mardika
(Merdeka ?). Negeri asal adalah India bagian Selatan atau Keling yang
berkulit lebih hitam dari masyarakat Asia Tenggara yang berkulit sawo
matang.
Ketika Belanda menguasai Ambon maka Belanda mengambil alih
orang-orang Mardika dan menjuluki mereka sebagai de growne geuzen
yang berarti perintis atau penunjuk jalan dengaan membawa panji berwarna
hijau, Gelar ini diberikan oleh persekutuan dagang Belanda VOC, karena
pada setiap pelayaran hongi, kora-kora orang-orang Mardika berada paling
depan dengan panji-panji berwarna hijau, dengan tugas sebagai perintis
atau penunjuk jalan. Sampai saat ini kampung yang mereka tempati secara
turun-temurun masih disebut kampung Mardika.141
Orang-orang Buton juga merupakan pendatang yang telah lama
mendiami setiap pelosok kota atau pulau Ambon. Kebanyakan dari mereka
berasal dari pulau Binongko, salah satu pulau dari pulau-pulau Tukangbesi
di selatan pulau Buton dan karena itu mereka dikenal atau disebut dengan
orang Binongko.142
Pendatang lain yang sudah lama berada dan menjadi penduduk
Ambon adalah orang-orang Bugis Makassar. Bahkan pada abad ke 17
mereka telah berada di pulau Ambon khususnya di Tanahitu, bagian Utara
pulau Ambon dalam kaitannya dengan ekspedisi militer di bawah pimpinan
Karaeng Jipang untuk membantu masyarakat muslim Tanahitu melawan
penjajah Belanda.
Orang-orang dari Minangkabau atau Sumatera Barat yang oleh orang
Ambon lebih populer dengan nama ‛orang Padang‛ juga menjadi bagian
dari penduduk Ambon. Umumnya mereka adalah pedagang atau pengusaha
rumah makan yang terkenal dengan nama ‛Rumah makan Padang‛. Ziwar
141Banyak pahlawan dan orang-orang terkenal di Ambon, Makassar dan Batavia
yang dikenalnya secara baik begitu pula pejabat-pejabat VOC yang berkantor di Ambon an
Batavia. Ketika benteng Kapahaha di Tanahitu jatuh ketangan Belanda beliau dan beberapa
pejuang Hitu berhasil lolos daro benteng tersebut.
142Periode ini sangat pendek dan tidak lebih dari 6 kisah namun uriannya panjang
karena termuat dalam 68 halaman.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 90
Effendi menyebutkan bahwa kebanyakan mereka berasal dari kampung di
sekitar Bukit Tinggi di lereng Gunung Merapi dan Singgalang, dikenal
dengan nama Sungai Puar dan Banuhampu.143[15]
Penduduk lain Kota Ambon yang jumlahnya tidak terlalu banyak
adalah golongan bangsa Arab dan Cina. Golongan pertama boleh jadi
datang ke Ambon dan Maluku umumnya sangat terkait dengan
perdagangan dan penyiaran agama Islam, sedangkan golongan kedua dapat
dipastikan erat kaitannya dengan perdagangan yang sampai sangat ini
masih digelutinya.
Orang-orang yang merupakan penduduk asli sekitar pulau Ambon,
seperti pulau-pulau Lease, Seram, Buru, Manipa, dan lain-lain kemudian
dengan alasan masing-masing memasuki pulau dan Kota Ambon sehingga
menjadi penduduk Kota Ambon, yang selanjutnya disebut pula sebagai
orang Ambon.144 Para imigran yang memasuki pulau Ambon sejak abad
XV sampai saat ini, mengindikasikan betapa hetrogennya masyarakat
Ambon, yang ternyata memiliki adat-istiadat tertentu yang terkadang
tidak dapat diikuti oleh kelompok pendatang lain, menyebabkan tumbuh
suburnya beraneka ragam suku dan budaya (termasuk agama) yang
terkadang mudah menimbulkan pertentangan bahkan permusuhan.
Berdasarkan hasil wawacara dengan tulilamo di jailolo dan ternate
bahwa Islam yang masuk di Maluku terdiri dari dua corak yakni Islam
Politik dan Islam Sufistik. Kedua corak Islam ini berbeda cara masuknya.
Islam sufistik masuk pada abad ke-7 dan Islam politik masuk pada abad ke-
13.145 Kedua corak Islam inilah yang sangat mempengaruhi Islam
nusantara di Maluku. Pergerakan Islam yang menguasai alam pikiran
masyarakat Maluku adalah pemikiran Islam sufistik. Ajaran inilah yang
143Bahkan Rijali berhasil menyeberang ke Makassar dan tinggal dengan Karaeng
Patingaloan sampai belia menulis buku Hikayat Tanahitu atas saran dan pasilitas dari
Karaeng Patingaloan.
144W.A. Saleky beliau hidup antara tahun 1585 – 1599, sedangkan menurut H.J. De
Graaf menyatakan antara tahun 1590 – 1653. Menurut silsilah , Beliau adalah kemenakan
Tepil, kapitan Hitu yang terkenal dari keturunan Perdana Jamilu. Beliau pernah menempuh
pendidikan sebagai imam di Jepara.
145Muhammad Gonrong, Tulilamo Jailolo (Sekretaris Sultan), Wawancara di
Rumahnya pada tanggal 19 Juli 2014
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 91
menggerakkan Islam keseluruh pelosok nusantara termasuk di Maluku dan
Maluku Utara.
Islam Nusantara merupakan rangkaian sejarah panjang pergerakan
Islam di Indonesia khususnya di Maluku. Sejak tahun 1317 Eskpansi
pergerakan Islam kepulauan di jailolo dan menjadi Islam bahari sebagai
kerajaan tertua di Indonesia. Islam Masuk di Pulau Ambon menurut catatan
sejarah dari kesultanan Jailolo pada tahun 1317 Kolano Jamilu (Perdana
Jamilu) sebagai tokoh Islam masa itu yang menyebarkan Islam di Provinsi
Maluku. Pada tahun 1414 turunan dari kolano (sultan) Jamilu membangun
masjid yang bernama masjid Jamilu, kemudian pada tahun 1519 diganti
oleh putranya bernama Imam Rijali sebagai pelanjut pergerakan dakwah
Islam bahari di Maluku. Membagi kekayaan alam menajdi tiga bagian
yakni pemukiman penduduk, pemukikan pertanian, dan pemeliharaan mata
air sebgai sumber kehidupan rakyat Maluku.146
Berbagai artefak sejarah seperti Masjid tua, warisan pemahaman
keislaman yang tersimpan dalam bentuk lisan dan literasi adalah bentuk
pergerakan sosial Islam sampai saat ini. Benteng roterdam di Jazirah
Leihitu sebagai monument hidup yang menjadi saksi dinamika pergerakan
Islam bahari di Maluku sangat signifikan mempertahankan ajaran
Rasulullah saw sebagai agama yang diyakininya dapat menyelamatkan
dunia akhirat.
Pergerakan Islam yang ada di Maluku tidak terlepas dari pergumulan
rempah-rempah yang menyebabkan pergerakan sosial di Maluku dan
Maluku Utara. Pergerakan sosial dengan motif pencarian rempah-rempah
disebut Adnan Amal sebagai perjumpaan budaya kepulauan rempah-
rempah memiliki keunikan dan perjalanan saterialisme dan sufisme.
Perjumpaan berbagai macam budaya Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara
dengan corak keagamaan yang berbeda sesuai keunikannya masing-masing
146 Wawancara Nur tawainellah (Budayawan Maluku) wawancara di IAIN Ambon
2014
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 92
yang berjumpa dikepulauan rempah-rempah. Pertemuan antar budaya ini
menjadi cerminan wajah Islam dewasa ini.147
Warisan budaya dan ajaran Islam sebagai spirit perjuangan ketika
berjumpa dengan budaya baru di Maluku yang disebut Islam bahari ini
karena mereka lebih banyak tergantung pada sumber daya laut sebagai
suber pemenuhan hidup. Karena kepiawaian mengarungi samudra sehingga
mereka memiliki angkatan peran yang disebut dengan laskar kora-kora
bahari.
Pergerakan Islam bahari ini awalnya menggunakan metode dakwah
fardiyah tetapi setelah penyebaran Islam mulai berkembang pesat mulai
membuat institut yang disebut Raja-Raja yang berfungsi menggerakkan
dan memanfaatkan kekayaan laut, air, dan tanah sebagai pusat kebutuhan
hidup mereka dalam mengajarkan misi Rasulullah saw. Pergerakan dakwah
Imam Rijali dilakukan dengan pendekatan seni budaya barzanji, tahlil, dan
dakwah bi al-Qalam. Salah satu bukti dakwah bi al-Qalam yakni karya
monumentalnya yang berjudul hikayat tanah Hitu.
Pergerakan dakwah Imam Rijali ini terdiri dari dakwah fardiyah,
jamaah (organisasi) dan metode tasawuf di baca setiap malam jumat untuk
mengokohkan semangat keislaman orang Maluku dengan cara tahlil dari
Syekh Abdul Qadir Jailani. Pergerakan dakwah Imam Rijali ini lewat
tradisi ritual tahlil ini menjadi bukti sejarah kerena ia menjadi realitas
aktivitas ritual masyarakat Maluku dewasa ini.
H. Sumbangan Pemikiran Dakwah Imam Rijali Menuju Maluku Emas
a) Dakwah Kapata (Tradisi Lisan)
Pergerakan dakwah yang dikembangkan Imam Rijali adalah kapata,
pengertian kapata menurut orang Maluku adalah nyanyian yang
menggunakan bahasa daerah/adat atau bahasa tanah. Terminologi Kapata
dari aspek bahasa Maluku kapata terdiri dari tiga kata yang sambung yakni
147 Periode ini tertulis di dalam 11 kisah termasuk (halaman pertama yang
hilang/rusak) termuat dalam 181/2 halaman. Kedua:Tahun 1512-1605 M. Periode Portugis,
dimulai dengan kedatangan pertama orang-orang portugis berbagai peperangan antara
orang Tanahitu dan orang-orang portugis hingga mereka meninggalkan Ambon pada tahun
1605 M. Peiode ini dilukiskan dalam sepuluh kisah yang termuat dalam 201/2.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 93
kapa, pata, dan tita. Kapa artinya puncak gunung yang berbentuk lancip,
seperti jari telunjuk kelangit. Pata artinya diputuskan (secara definitif tidak
dapat dirubah) sedangkan Titah artinya sabda (perkataan yang tegas).
Dari pengertian ini kapata adalah; perkatan yang berat yang memiliki
tingkat kebenaran wahyu yang suci yang memiliki kekuatan yang
dirahasikan.148 Dugaan kuat penulis bahwa dakwah kultural Imam Rijali
ini sangat dipengaruhi oleh ayat suci Al-Quran surah Muzammil ayat 5
sebagai berikut;
Terjemahnya
Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu Perkataan yang
berat.
Tafsiran secara awwam ayat ini bahwa ketika manusia sampai pada
titik tekan aksentuasi dalam menyampaikan pesan Dakwah maka respon
jama’ah sangat tinggi saat mendengarkan proses komunikasi agama yang
dapat menyentuh emosi jama’ah. Tafsiran kata tsaqila dalam ayat tersebut
menurut Quraish Shihab bahwa seorang Mubalig perlu memiliki skil dalam
menyampaikan pesan. Skil yang dimaksudkan disini adalah kemampuan
kefashihan berkomunikasi, sistematika pesan, dan intonasi suara yang
sesuai dengan kecerdasan emosional dan spiritual serta sesuai dengan daya
nalar publik sebagai objek dakwah.
Dari pesan ayat tersebut inilah yang dibaca Imam Rijali saat
menyampaikan pesan-pesan agama yang dianggap berat untuk merubah
cara pandang dengan kapata-kapata atau syair sebagai nilai, etika, dan
estetika berkomunikasi di depan publik. Karena mata air keilmuan muncul
dari Timur Tengah yang kaya dengan paradigma syair sehingga trdisi ini
juga tertanam dalam sistem komunikasi pada masyarakat Maluku yang
dikonstruksi oleh Imam Rijali sebagai penggerak Dakwah.
148Taman Budaya 2004; 15.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 94
Tradisi bangsa Arab yang datang di Maluku yang senang dengan
syair. Budaya syair ini berakulturasi dengan budaya lokal di Maluku
sehingga ia beruba menjadi kapata (nyanyian berat).149 Bahasa ini
diwariskan kepada orang-orang yang memiliki kredibilitas yang tinggi
bahasa tanah ini memiliki kekuatan supranatural. Pada tahun tahun 1645
Imam Rijali mengajarkan kapata-kapata ini kepada kapitan-kapitan yang
dianggap memiliki keimanan yang tinggi sehingga warisan imu usul diri
hanya diwarikan kepada orang tertentu saja.150 Dakwah lewat kapata ini
dilakukan saat melakukan buka ewang (lahan pertanian baru), selain itu
ketika ada acara pernikahan, dan acara ritual yang kaitannya mengajak
kepada Allah swt sebagai pemberi hidup.
Warisan dakwah kultural Imam Rijali melalui kapata adalah tradisi
tutur terhadap peristiwa masa lampau dibawakan secara resiatif (setengah
bernyanyi dan setengah berbicara).151 Dakwah model kapata ini sampai
saat ini sering digunakan oleh warga Maluku dalam acara ritual adat seperti
dalam mengangkat raja, dan imam, pukul sapu, dan dilakukan dalam
permainan bambu gila. Semua ini menajdi kekayaan dalam
mentransformasikan pesan-pesan Allah kepada masyarakat Maluku sesuai
daya nalar dan kebutuhan spiritualnnya.
Selain itu tradisi warisannya adalah pantong dan jigulu-jigulu sebagai
metode untuk menguji cara berpikir orang Maluku dalam menebak suatu
masalah. Hal ini juga menjadi tradisi dialektika bagi masyarakat untuk
memberikan memberikan inovasi, dan inspirasi untuk pergerakan dakwah
di Maluku. Pola komunikasi jigulu-jigulu ini tidak ditemukan alurnya
secara sistematik siapa yang menggagas pergerakan komunikasi melalui
pendekatan jigulu-jigulu sebagai media pendeteksi daya nalar sebuah lawan
komunikasi. Dalam naskah Imam Rijali model komunikasi seperti ini tidak
diurakan secara tekstual sehingga dalam kajian kurang dieksplorasi.
149Usman Thalib Dosen Universitas Pattimurah dalam makalahnya memberikan
penjelaskan bahwa kapat itu adalah bahasa tanah bagi masyarakat Maluku.
150Abu Muslim, Jurnal Al-Qalam Balai Penelitian Agama Makassar Volume 19
Nomor 2 Nopember 2013) h.234
151Cristian J. Tamaela 1995 h. 14.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 95
Naskah dakwah Imam Rijali dalam bentuk sastra dan kebudayaan
adalah dua hal yang tidak dapat dilepaspisahkan. Sastra merupakan
aktivitas manusia yang diwujudkan dalam media tertentu dan memiliki ciri
estetika yang tertentu pula metode dakwah sastra ini memiliki daya
pengaruh tertentu karena lebih menonjolkan karya seninya. Sedangkan
kebudayaan adalah keseluruhan aktivitas manusia, termasuk pengetahuan,
sejarah, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-
kebiasaan lain.152 Senada dengan itu, Von Savigny menyatakan bahwa
energi pemikiran suatu masyarakat terus berkembang sesuai respon sosial
yang dihadapi, 153 betapapun sederhananya pikiran yang diwariskan pada
masa lalu terus tercermin dalam jiwa masyarakat dalam alam pikirannya
dimana tradisi pemikiran itu hidup.
Dengan demikian, seperti juga hukum, sastra adalah produk
kebudayaan manusia, dan kebudayaan merupakan sumber utama cipta
sastra. Karenanya, sastra lisan maupun tulisan selalu mencerminkan, dan
menceritakan tentang kehidupan masyarakat, termasuk menjadi saluran
dakwah dan saluran untuk meneguhkan nilai-nilai yang dianggap norma,
nilai-nilai dalam masyarakat. Hal ini yang digunakan Imam Rijali untuk
mempertahankan kesucian esensi dari pesan dari sebuah teks.
Warisan pergerakan dakwah Imam Rijali Dalam kehidupan suatu
masyarakat adat, seperti sebagian besar wilayah di Maluku, sastra lisan
(selanjutnya disebut folklor lisan) ia memiliki fungsi yang amat vital dalam
membahasakan dan mengkomunikasikan serta mengdakwahkan pesan-
pesan spiritual sesuai kondisi kebatinannya dengan cerita-cerita amstal
(perumpamaan).
Tradisi komunikasi folklor yang digagas oleh Imam Rijali sampai
saat ini dikembangkan oleh generasi selanjutnya yang disesuaikan dengan
respon sosial masyarakat. Intensitas penggunaan folklor lisan dalam
kehidupan masyarakat Maluku itulah yang sering dijadikan ukuran untuk
152 Taylor dalam Ratna, 2005
153Von Savigny, diterjemahkan oleh Syarifudin menggunakan google tranlate
dengan Perkembangan Pemikiran Manusia (Cet. II; Sage Publishing Press, 2013), h. 334.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 96
menentukan tinggi atau rendahnya nilai kebudayaan suatu masyarakat serta
daya hidup atau vitalitasnya dalam masyarakat.154
Dalam berbagai prosesi adat di Maluku, mulai dari cuci negri,
masominta, pamoi, panas pela dan panas gandong, maupun berbagai
prosesi lainnya, folklor lisan selalu digunakan dalam bentuk-bentuk dan
tujuan yang berbeda. Meskipun demikian, kenyataan yang terjadi dalam
masyarakat saat ini menunjukkan bahwa folklor lisan tak lagi menunjukkan
kekuatannya sebagai penjaga norma dan pengesahan pranata adat dan
budaya.155
Hal itu terbuktidengan proses transformasi yang mengalami
kemandekan sehinggamengakibatkan generasi muda tidak lagi peduli dan
tidak menyadari keberadaan folklor lisan sebagai kekayaan budaya yang
mesti dijaga, dipelihara, dan dilestarikan. Serbuan teknologi modern dalam
era yang semakin mengglobal dengan industri media infokom yang seakan
tak lagi mengenal batas ruang dan waktu memunculkan kecenderungan
tercerabutnya akar-akar budaya yang mengandung nilai-nilai positif
sebagai akibat dari krisis identitas diri dan rasa memiliki (sense of
belonging ).
Akibat yang dirasakan secara langsung adalah munculnya berbagai
jenis penyimpangan terhadap nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh
generasi terdahulu. Budaya kekerasan yang sering terjadi di negara kita,
bahkan di Provinsi Maluku hingga saat ini bukan tidak mungkin
diakibatkan oleh kekurang tahuan dan kekurang mampu untuk memaknai
nilai humanis medalam sejarah masyarakat Maluku sebagai satu gandong,
satu pancaran dan orang basudara. 156
Dalam kaitan dengan sejarah masyarakat Maluku, folklor lisan dapat
menjadi penutur taklangsung serta mampu menjadi sumber rujukan yang
validdalam penulisan sejarah maupun media pengantar nilai-nilai positif
154Nur Tawainella(Sejarawan dan Budayawan Maluku) wawancara di Balai Diklat
kementerian agama Provinsi Maluku 2 Juli 2014.
155 Nur Tawainella(Sejarawan dan Budayawan Maluku) wawancara di Balai Diklat
kementerian agama Provinsi Maluku 2 Juli 2014.
156 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 97
dari sejarahmasa lalu untuk diimplementasikan bagi generasi masa kini.
Salah satu jenis folklor lisan Maluku yang menarik untuk dikaji adalah
kapata. Kapata dalamkategori folklor lisan versi Danandjaya dapat
dikelompokkan sebagai nyanyian rakyat, sekaligus sebagai puisi rakyat
(Danandjaja, 2002 :46) Hal itu disebabkan,ada kapata yang dinyanyikan,
artinya memiliki nada atau melodi, dan ada pulayang dilafalkan tanpa nada,
seperti melafalkan sajak.157
Imam Rijali dalam mengkomunikasikan Dakwahnya dengan cara
nyanyian rakyat ini dapat dilihat dari cara penyampaiannya yang
dituturkan atau disampaikan secara lisan, dari generasi ke generasi, dan
dapat menyebar secara luas. Rusyana(1980) mendeskripsikan tuturan
sebagai tuturan yang telah dituturkan kembali diantara orang-orang yang
berada dalam beberapa generasi. Di Maluku, banyak kapata dapat dijadikan
sebagai sumber penulisansejarah, karena bercerita tentang kehidupan
masyarakat Maluku di masa lampau, tentu saja beserta nilai-nilai positif
humanis yang dianut.
Pesa dakwah Imam Rijali lewat kapata-kapata ini umumnya hanya
dikuasai oleh golongan tua saja, yakni mereka yang telah berusia lanjut dan
menduduki peran-peran vital sebagai pemangku atau tua-tuaadat dalam
masyarakat. Kenyataan ini dapat menjadi ancaman bagi proses
transformasi atau pewarisan kapata di kalangan generasi muda. Sejalan
dengan itu, pendekatan hermeneutik amatlah relevan untuk diterapkan
dalam kaitan dengan upaya untuk membongkar dan memaknai teks sastra
yang berasal dari pengalihan bentuk atau transkripsi.
Pergerakan dakwah Imam Rijali melalui seni sastra saat ini masih
relevan dengan masyarakat di Maluku, akrena dakwah yang dikemas
dengan seni dapat dirasakan sangat penting untuk mengembalikan
menumbuhkan kembali kecintaandan rasa pada ajaran-aajran Imam Rijali
yang memiliki kekuatan spiritual yang tinggi. Ia memiliki khazanah adat
157Nur Tawainella(Sejarawan dan Budayawan Maluku) wawancara di Balai Diklat
kementerian agama Provinsi Maluku 2 Juli 2014.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 98
dan budaya orang Maluku yang perlu dikembangkan terutama di kalangan
generasi muda. 158
Dampak dakwah Ima Rijali melalui kapata Siwalima dan proses
pewarisan atau transformasinya di kalangan masyarakat pemiliknya, baik
masyarakat Soahuku secara khusus, maupun masyarakat Maluku secara
umum. Kajian ini bertujuan untuk mendiskripsikan serta menguraikan
simbol-simbol secara hermeneutika dalam Kapata Siwalima dari Negeri
Soahuku, Kabupaten Maluku Tengah dalam upaya untuk menunjukkan dan
memantapkan fungsi kapata sebagai sumber atau penutur sejarah
masyarakat Maluku. Akhir dari kajian ini diharapkan akan mengubah cara
pandangmasyarakat dalam memaknai fungsi dan peranan folklor lisan
dalam kehidupannya, demi menumbuhkan kembali kecintaan akan budaya
Maluku yang amat kaya.
Pola komunikasi dakwah dengan tradisi kultural Imam Rijali
membuat folklor sebagai dalam bentuk kapata Ite Tani Pauna Rua (Kedua
Matanya Menangis) merupakan nyanyian rakyat Maluku. Salah satu sastra
lisan yang dikenal masyarakat adat di Maluku dan memiliki fungsi penting
dalam ritual adat seperti panas pela atau reuni antara negeri yang terikat
hubungan pela gandong. Pengajar mata kuliah hukum adat di Universitas
Pattimura, Fricean Tutuarima, yang mengkaji kapata menuturkan, kapata
bisa menjadi media penutur sejarah masyarakat Maluku dan penjaga nilai
dan norma demi merajut kembali hubungan orang basudara di Maluku
pascakonflik. Menurut Fricean, Kapata Ite Tani Pauna Rua berkisah
tentang perpisahan yang terjadi di antara lima bersaudara, leluhur dari lima
negeri yang terletak di pesisir barat hingga utara Pulau Haruku, Kabupaten
Maluku Tengah.159
Persekutuan adat kelima negeri itu dikenal dengan nama Amarima
Hatuhaha yang terdiri atas Pelau, Kailolo, Kabauw, Rohomoni, dan
Hulaliu. Kapata Tani Te Pauna Rua merupakan nyanyian rakyat liris yang
isinya bercerita soal perpisahan Pikai Laisina dengan empat saudaranya.
Pikai dilukiskan menangis karena harus berpisah dengan empat
158Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014
159 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 99
saudaranya.160 Dia menangis mengingat tifa (beduk) di Masjid Nambuasa,
yang sejatinya merupakan masjid milik Pikai dan keluarganya. Fricean
mengungkapkan, pilihan memeluk agama Kristen tidak serta-merta
menyebabkan Pikai Laisina dan keturunannya diasingkan oleh keempat
saudaranya. Fungsi, peranan, dan kedudukan negeri Hulaliu dalam tatanan
adat Hatuhaha Amarima tidak mengalami perubahan.161
Peninggalan Pikai Laisina tetap utuh dan terpelihara hingga saat ini.
Benda-benda peninggalan yang antara lain berupa masjid dan Al Quran
tetap terjaga. Bahkan, warga Hulaliu tetap diberi akses untuk memelihara
peninggalan leluhur mereka sebagai penanda hubungan persaudaraan atau
gandong. Sebagai tradisi lisan, kapata, seperti Kapata Tani Te Puana Rua,
berfungsi sebagai penghargaan terhadap sejarah dan relasi sosial tradisional
antarmasyarakat yang berbeda agama dan wilayah. Harmonisasi
masyarakat dibangun lewat kesadaran akan sejarah yang terkandung dalam
kapata.162
Keluaran: 3:15 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa:
"Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek
moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus
aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-
Ku turun-temurun.163
Budaya dan adat istiadat selamanya berasal dari para leluhur dan
disampaikan secara lisan kepada anak cucu dari masa ke masa. Adat
istiadat serta aturan-aturan inilah yang menyebabkan kedekatan bathin
antara manusia dimasa kini dan para leluhur yang telah meninggal bahkan
diyakini bahwa roh atau arwah leluhur masih tetap ada.
160 Nur Tawainella(Sejarawan dan Budayawan Maluku) wawancara di Balai Diklat
kementerian agama Provinsi Maluku 2 Juli 2014.
161 Nur Tawainella(Sejarawan dan Budayawan Maluku) wawancara di Balai Diklat
kementerian agama Provinsi Maluku 2 Juli 2014.
162 Nur Tawainella(Sejarawan dan Budayawan Maluku) wawancara di Balai Diklat
kementerian agama Provinsi Maluku 2 Juli 2014.
163Agusno Sahureka, Pertama Tuhan, Kedua Leluhur diakses dari internet 3
Agustue 2014.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 100
Nenek moyang bukanlah bagian yang terpisahkan dari kehidupan kita
di saat ini, tanpa nenek moyang kita tidaklah mungkin ada, karena manusia
saat ini dan nenek moyangnya adalah satu dalam garis keturunan yang
nyata. Sehingga sudah sepantasnya kita sadar akan keberdaan dan
keberadaan kita saat ini.
Sebagian besar orang menghargai para leluhur mereka, karena adat-
adat yang diturunkan dinilai baik dan berguna dimasa sekarang misalnya
sasi. Bagi masyarakat Hulaliu mereka secara jelas mempercayai leluhur-
nenek moyang mereka, percaya dalam arti meyakini akan keberadaan
leluhur, bukan percaya dalam arti mengimani atau menyembah. Hal ini
didasarkan pada pengalaman kehidupan yang dialami dari waktu-waktu
secara nyata.
Dari sepenggal penjelasan diatas maka jelas bahwa leluhur atau nenek
moyang bukanlah kaum yang tidak memiliki norma walaupun mereka
atheis, tapi mereka adalah manusia yang sama-sama mengajarkan nilai-
nilai baik bahkan sebelum mengenal Kekristenan.
Penghargaan kepada nenek moyang patutlah dimaklumi. Bukankah
nenek moyang leluhurlah yang pertama-tama menerima Injil..? Bukanlah
banyak tradisi dan adat yang sedangkan kita lanjutkan adalah bagian dari
pergumulan panjang nenek moyang kita. Lihat saja pelaksanaan Pela
Gandong yang relevan di masa sekarang.
Jika kita berbalik pada dasar kekristenan kita yakni Alkitab,.. maka
jelaslah Allah pun menghargai nenek moyang bangsa Israel sehingga
menyebut diriNya Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub yang
menandakan peranan nenek moyang dalam karya penyelamatan Allah.164
.Pengelolaan dusun oleh masyarakat di Maluku telah berlangsung
lama dan turun temurun sejak zamn nenek moyang. Begitu pula dengan
aturan dan kaidah yang dibuat secara lisan maupun tertulis yang mengatur
masyarakat dalam pengelolaan hutan untuk tetap menjaga kelestarian hasil
maupun ekosistem walaupun telah mengalami berbagai perubahan seiring
164Ulangan 8:1. "Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini,
haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu
memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek
moyangmu.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 101
kemajuan zaman. Aturan tersebut yakni pelaksanaan sasi (larangan) untuk
mengambil hasil dusun sebelum waktu yang telah disesuaikan dan
ditentukan.165
Sasi merupakan budaya turun temurun sehingga dengan menjalankan
sasi, jelaslah melestarikan budaya nenek moyang disamping fungsi utama
melestarikan alam ciptaan Tuhan.
Pelaksanaan sasi ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan kuantitas
produksi secara menyeluruh, pelaksanaan sasi memungkinkan agar sumber
daya alam didarat dapat berkembang dan terjaga kualitas selama tutup sasi
hingga waktu yang ditentukan untuk buka sasi.
Pelaksanaan sasi yang dilakukan dan didasari dengan doa di gereja
menandakan betapa besar peran gereja guna mengingatkan umat agar
memahami dan menyadari akan kasih Allah kepada manusia melalui alam
yang telah tersedia. Sasi mengingatkan manusia bahwa manusia harus turut
serta dalam pemeliharaan demi untuk kelangsungan hidup yang lebih baik
dan lebih berkualitas.
Imam Rijali dalam menjaga alam ia menggunakan metode
syari’ah(sasi) sebagai instrumen memelihara alam sebagai kebutuhan hidup
manusia. Dengan demikian pelaksanaan sasi memberikan manfaat bagi
terjaminnya kualitas sumber daya maupun ekosistem agar tetap lestari dan
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kelangsungan hidup manusia
yang didalamnya terkandung fungsi pemanfaatan, pengelolaan,
pengawasan, pemeliharaan, dan pengendalian sumber daya alam.
1) Dakwah Lewat Musik
Berdasarkan data lisan yang di konstruksi lewat data lisan
menunjukkan bahwa Imam Rijali kerap kali menyampaikan pesan-pesan
dakwah lewat musik sebagai instrumen dakwah. Alat musik yang terkenal
sering digunakan adalah tifa (sejenis gendang) dan Totobuang.166 Dakwah
lewat musik dilakukan saat maulid Nabi Muhammad saw. Peradaban seni
bduaya Islam yang tersebar di kepulauan Maluku seperti tari nyiru gila,
165 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014
166 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 102
sawat, hadrat,167 dan seni buka puang di Banda sebagai bukti pergerakan
dakwah Imam Rijali lewat seni sangat mewarnai pergerakan sosial
masyarakat Maluku dalam melakukan kontak sosial dalam
mengekspresikan ide dan gagasannya.
Masing-masing alat musik dari ‚tifa totobuang‛ memiliki fungsi yang
bereda-beda dan saling mendukung satu sama lain hingga melahirkan warna
musik yang sangat khas. Instrumen musik ini dikembangkan oleh generasi
sebelumnya yang terdiri dari Tifa yaitu, Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong,
Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas,168 ditambah sebuah Gong berukuran besar
dan Toto Buang yang merupakan serangkaian gong-gong kecil yang di
taruh pada sebuah meja dengan beberapa lubang sebagai penyanggah.
Adapula alat musik tiup yaitu Kulit Bia (Kulit Kerang).169 Instrumen
dakwah sebagai bentuk perubahan sosial ini menurut Imam Rijali adalah
media menyampaikan kebesaran Allah swt, karena ia adalah alat untuk
menyampaikan wahyu Allah swt. Ide ini Imam Rijali terinspirasi oleh
proses turunnya wahyu diantar oleh kekuatan seni tingkat tinggi.
Perjalanan dakwah lewat musik ini terus berkembang dan
berkolaborasi dengan jenis musik yang datang dari Eropa sehingga alat
musik orang Maluku berkembang dengan alat yang dikembangkan di
Eropa. Alat musik ini tampak dalam kebudayaan Maluku, terdapat pula alat
musik petik yaitu Ukulele dan Hawaiian seperti halnya terdapat dalam
kebudayaan Hawaii di Amerika Serikat.170
Hal ini dapat dilihat ketika musik-musik Maluku dari dulu hingga
sekarang masih memiliki ciri khas dimana terdapat penggunaan alat musik
Hawaiian baik pada lagu-lagu pop maupun dalam mengiringi tarian
tradisional seperti Katreji. Alat ini sebagian masyarakat Maluku itu musik
orang Kristen karena alat musik ini sering digunakan oleh penyebar agama
167Hamza Silawane (Seniman Maluku) wawancara di Masohi saat pelaksaan
LASQI Provinsi Maluku 23 Oktober 2014.
168 Hamza Silawane (Seniman Maluku) wawancara di Masohi saat pelaksaan
LASQI Provinsi Maluku 23 Oktober 2014.
169Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014
170 Hamza Silawane (Seniman Maluku) wawancara di Masohi saat pelaksaan
LASQI Provinsi Maluku 23 Oktober 2014.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 103
kriten di Maluku sehingga Islam maluku menyebutnya sebagai alat musik
orang Kristen. Sementara jenis Musik yang digunakan dalam berdakwah
adalah jenis musik hadarat, sawat, dan tifa.171
Dari aspek sejarahnya sawat adalah perpaduan dari budaya Maluku
dan budaya Timur Tengah. Pada beberapa abad ke 13 bangsa Arab datang
menyebarkan agama Islam di Maluku, kemudian terjadilah campuran
budaya termasuk dalam hal musik. Terbukti pada beberapa alat musik
Sawat, seperti rebana dan seruling yang mencirikan alat musik gurun pasir.
Pendekatan dakwah lewat musik ini cukup efektif bagi komunitas
Islam Maluku karena musik memiliki daya tarik sehingga pencerahan
agama lewat musik dapat menarik simpati orang untuk datang
mendengarkan dakwah. Metode dakwah ini juga terjadi di Pulau jawa
dengan tradisi wayangnnya yang dikembangkan oleh Wali Songo (wali
sembilan). Begitupulan di Sulawesi Selatan dengan kecapi yang dibawa
oleh empat Datuk yaki Datuk Tiro, Datuk Ribandang, Datuk Patimang, dan
Sawere Gading dan wali-wali lainnya termasuk walipitue yang
menyebarkan Islam di Sulawesi Selatan.172
Berbicara tentang pergerakan dakwah Imam Rijali sangat erat
kaitannya dengan empat negeri di Indonesia yang memiliki jaringan.
Jaringan para ulama dari Makassar, Ambon, Sumatra, dan Jawa telah
terpaut dalam menggerakkan dakwah di Indonesia. Menurut Faisal bakti
dalam bukunya the nasional bilding mengungkapkan bahwa peran Ulama di
Indonesia menggerakkan dakwah sangat intens. Faisal Bhakti menduga
kuat bahwa yang mempersatukan Nusantara ini adalah ulama sekaligus
seniman. Dan tokoh-tokoh yang membantu Imam Rijali menggerakkan
dakwah di kawasan timur Indonesia adalah; Zainal Abidin Al-Idrus, Zainal
Abidin Al-Idrus, Syekh Abdurrahman Assagaf Maulana Di Tanah Papua,
dan Syekh Yusuf Al-Makassari yang banyak mewarnai corak Islam di
Makassar.173
171Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014
172 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014
173 Faisal Bhakti, National Bilding : Studi Pergerakan Dakwah Para Ulama di
Nusantara (Cet. II; Jakarta: 2009), h. 73.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 104
2) Dakwah Lewat Tarian
Tari yang terkenal adalah tari Cakalele yang menggambarkan Tari
perang. Tari ini biasanya diperagakan oleh para pria dewasa sambil
memegang Parang dan Salawaku (Perisai). Ada pula Tarian lain seperti
Saureka-Reka yang menggunakan pelepah pohon sagu. Tarian yang
dilakukan oleh enam orang gadis ini sangat membutuhkan ketepatan dan
kecepatan sambil diiringi irama musik yang sangat menarik.174
Tarian yang merupakan penggambaran pergaulan anak muda adalah
Katreji. Tari Katreji dimainkan secara berpasangan antara wanita dan pria
dengan gerakan bervariasi yang enerjik dan menarik. Tari ini hampir sama
dengan tari-tarian Eropa pada umumnya karena Katreji juga merupakan
suatu akulturasi dari budaya Eropa (Portugis dan Belanda) dengan budaya
Maluku.
Hal ini lebih nampak pada setiap aba-aba dalam pergerakan pola
lantai dan gerak yang masih menggunakan bahasa Portugis dan Belanda
sebagai suatu proses biligualisme. Tarian ini diiringi alat musik biola,
suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa dan bas gitar, dengan pola rithm
musik barat (Eropa) yang lebih menonjol.175 Tarian ini masih tetap hidup
dan digemari oleh masyarakat Maluku sampai sekarang.
Selain Katreji, pengaruh Eropa yang terkenal adalah Polonaise yang
biasanya dilakukan orang Maluku pada saat kawinan oleh setiap anggota
pesta tersebut dengan berpasangan, membentuk formasi lingkaran serta
melakukan gerakan-gerakan ringan yang dapat diikuti setiap orang baik tua
maupun muda.
Kesimpulannya adalah keberagaman di Maluku merupakan sebagian
kecil dari keberagaman budaya yang ada di Indonesia, benarlah jadinya
kalau samudera yang hilang itu adalah Indonesia. Dengan keberagaman
174T. Tomasoa, Sejarah dan Perkembangan Sastra Indonesia di Maluku (Cet. I;
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2000), h. 77.
175Falantino Eryk Latupapua, Perkembangan Sastra di maluku: Sebuah
Penelusuran Awal Dosen pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Pattimura, Ambon.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 105
yang di miliki oleh negeri ini membuat kebhinekaan tunggal ika harus di
wujudkan agar negeri ini menjadi negeri yang sejahtera dengan
keberagaram tersebut dan tidak mudah terpecah belah oleh karena itu
diperlukan suatu sistem yang membawahi semua itu.176
Konsep Dakwah Imam Rijali melalui hubungan dengan masyarakat
dan hubungan dengan kesultanan Indonesia Timur adalah bentuk formasi
sosial dalam menggerakkan perjuangan dakwah di Maluku. Pergerakan
Dakwah Imam Rijali Hubungan dengan Masyarakat, Hubungan dengan
Kesultanan Indonesia Timur Formasi sosial perjuangan Dakwah.
Konsep dan metode dakwah Imam Rijali dapat diterima di maluku
karena ia memiliki kredibilitas di tengah masyarakat, dan metode
mendesain materi dakwah sebagai manhaj dakwah Imam Rijali memiliki
tingkat efektifitas yang cukup tinggi sehingga dapat di maknai bahwa
pergerkan dakwah Imam Rijali di Maluku sangat penting dijadikan salah
satu paradigma dakwah kultural, ritual, dan musik sebagai pendekatan
dakwah yang relevan dengan kondisi sosiologis masyarakat Maluku yang
berada di kawasan kepulauan. 177
Tidak ada catatan tertulis ataupun kapata yang menyebutkan perihal
kedatangan orang pertama di negeri Louhata Amalatu Siri Sori Islam,
tetapi dalam cerita-cerita lama banyak mengisahkan tentang orang-orang
yang mula-mula mendiami desa Siri Sori Islam adalah orang-orang sakti,
dalam pengertian karena mereka adalah orang-orang yang memegang teguh
ajaran Islam baik dalam hal ibadah maupun penerapannya dalam kehidupan
bermasyarakat sehari-hari, dan memiliki Karamah yang dianugrahi oleh
Allah SWT.
Mereka diantaranya adalah; Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana
Berasal dari Bagdad Iraq, beliau meninggalkan negeri asalnya bersama
Syeh Abdul Aziz Assagaf ( Maulana Malik Ibrahim ) sekitar abad ke 12 M
176Latupapua, F. E. 2008. “Sastra di Maluku; Marjinal atau Termarjinalkan?”
Artikel lepas dalam Harian Marinyo Edisi 29 Agustus 2008. Ambon: Marinyo
177Falantino Eryk Latupapua, Perkembangan Sastra di Maluku - Suatu
Penelusuran Awal
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 106
dengan tujuan menyiarkan Agama Islam Keseluruh penjuru dunia.178
Sekitar tahun 1212 M, mereka tiba disamudra Pasai Aceh. Syeh Abdul
Aziz Assagaf menetap di Aceh, sedangkan Syeh Abdurrahman Assagaf
Maulana melanjutkan perjalanan menuju wilayah Timur dan tinggal
didaerah Buton Sulawesi Tenggara ( 1213 M) dan mendapat gelar Ode
Bunga (Ode Funa).179
Semiman Maluku masa awal di bawah dari ulama Bagdat Irak dengan
corak Persia yang sangat kental dalam aransemen dan warna musik. Mereka
memperkenalkan musik gambus di Maluku, dan sinrili di Makassar. Para
ulama ini menyampaikan pesan agama dengan seni budaya Islami.
Pergerakan dakwah Imam Rijali tidak terlepas dari bantuan kerabanya
yakni Zainal Abidin Al-Idrus, Zainal Abidin Al-Idrus, Syekh Abdurrahman
Assagaf Maulana Di Tanah Papua, dan Syekh Yusuf Al-Makassari yang
banyak mewarnai corak Islam di Makassar.180
a. Zainal Abidin Al-Idrus
Pergerakan dakwah Imam Rijali tidak terlepas dari peran-peran
temannya yang berasal dari Bagdad Irak, tiba disemenanjung Malaysia
pada tahun 1212 M, kemudian menuju ke pulau Sulawesi dan sampai
didaerah Selayar sekitar tahun 1214 M dengan misi yang sama yaitu
menyiarkan Agama Islam. Akibat perang antara kerajaan Goa di Makassar
dan Kerajaan Buton di Sulawesi Tenggara, maka Zainal Abidin Al Idrus
bertemulah dengan Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana, keduanya
kemudian sepakat untuk meninggalkan pulau Sulawesi dan menuju Maluku
(Almuluqun).181 Untuk melanjutkan misi yang sama yaitu menyebarkan
Islam secara lebih luas lagi.
178T. Tomasoa, Sejarah dan Perkembangan Sastra Indonesia di Maluku (Cet. I;
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2000), h. 77.
179Diakses di media online blogger Rence Tamaela pada tanggal 12 Juli 2014
180 Faisal Bhakti, National Bilding : Studi Pergerakan Dakwah Para Ulama di
Nusantara (Cet. II; Jakarta: 2009), h. 73.
181Tomasoa, Sejarah dan Perkembangan Sastra Indonesia di Maluku (Cet. I;
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h. 77.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 107
Sampai dikepulauan Maluku keduanya singgah di Nusa Ina (Pulau
Saparua) tepatnya di negeri Louhata Amalatu digunung Elhau yang pada
waktu itu belum mempunyai nama. Digunung inilah Syeh Abdurrahman
Assagaf Maulana mendirikan kerajaan Ama Iha, dengan gelar Sayyidna
Baraba. Selama memimpin kerajaan Ama Iha beliau menikah dengan Nyai
Mara Uta adik dari raja Pati kaihatu dari negeri Oma Pulau Haruku.182
Dari perkawinan ini beliau memperoleh 5 orang anak terdiri dari 4 putra
dan satu putri yaitu :
a) Nunu Mahu, yang kelak dikemudian hari menurunkan marga
Wattihelu (cikal bakal marga Wattiheluw).Tabdede (Tablele) kelak
dikemudian hari menurunkan marga Latuconsina dinegeri Pellau
pulau Haruku.
b) Haris Hamza mendapat gelar Kapitan Juma’ate dinegeri Laimu
Pulau Seram.
c) Musa Hari Mullah (Kapitan Kawal) yang kemudian menurunkan
marga Wattihelu, Sopacoa, Sopacoaperu dan talawa (dikisahkan
kapitan Kawal tidak pernah menetap disuatu tempat) beliau selalu
bepergian untuk menjelajahi seluruh wilayah Nusantara dan disetiap
daerah dimana beliau singgah dan menetap selalu meggunakan
nama yang berbeda.
d) Mananeuna (anak perempuan satu-satunya)menikah dengan kapitan
Raiyapu yang menurunkan marga Toisuta.183
a) Zainal Abidin Al-Idrus
Di kerajaan Ama Iha bergelar ‚Somallo‚ Beliau menikah dengan
Nyai Wasolo (putri Paku Alam dari Kraton Solo). Mereka dikaruniai
seorang putra bernama Bahrun. Dan dari Bahrun ini yang kemudian
menurunkan marga Holle di Siri Sori Islam. Akibat perang antara Uli Lima
dan Uli siwa, maka Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana dan Zainal Abidin
Al-Idrus meninggalkan kerajaan Ama Ina.
182Taufiq Adnan Amal, Sejarah dan Kepualan Rempah-Rempah di Maluku (Cet. I;
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2000), h. 119.
183Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 108
Secara Syariat Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana meninggalkan
kerajaan Ama Ina, Tapi secara Hakekat beliau mengangkat dan berangkat
bersama kerajaan Ama Ina menuju tanah Papua daerah Rumbati.(dikelak
kemudian hari anak cucu dari rumbati ini akan mencari tanah asal
leluhurnya di Ama Iha Pulau saparua, dengan cara mencocokkan tanah
yang diabawahnya dari Rumbati, yang ternyata adalah tanah dari Rumbati
itu adalah tanah Ama Iha juga yag dahulu dibawah oleh Syeh Abdurrahman
Assagaf Maulana Saniki yarimullah dari Ama Ina menuju Rumbati).184
Sedangkan Zainal Abidin Al-Idrus menuju pulau seram bagian
selatan tepatnya di negeri Sepa. Disini beliau mendapat gelar Kapitan
Tihuruwa (kapitan dari saparua).
c. Syekh Abdurrahman Assagaf Maulana Di Tanah Papua
Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana Secara hakekat membawa istri
dan kerajaan Ama Iha menuju tanah Papua (Tanah Rumbati Yoni Epapua)
sekarang masuk wilayah Fak-Fak. Beliau menginjak kaki kirinya ditanah
Geser dan kaki kanannya langsung ditanah Rumbati. Sedangkan ke lima
orang anaknya tetap tinggal ditanah kerajaan Ama Ina( negeri Louhata
Ama Latu Desa SSI ).185
Dirumbati beliau menyiarka Agama Islam Sekaligus mendirikan
kerajaan Woni Epapua dan bergelar ‚ Koneng Papua ‚(putra dari
Khayangan). Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana (dikenal juga dengan
nama Maulana Saniki Yarimullah) selama berada di Rumbati bersama Nyai
Marauta memperoleh Sepuluh Orang anak (tujuh laki-laki dan tiga orang
anak Perempuan).
yaitu :
1. Masbait Pusan alias Masapait /Aliwanta Marga Patty di SSI
2. Hahosan alias Abu Hasan Alias Abuasa : bermarga saimima di Ssi
3. Mera Lau : Kapitan Nua Uruwo ( Alifuru ) dipulau Seram
4. Raja ampat Kerajaan Misol ( kepulawan Raja Ampat)
5. Raja Anggaluli : Marga Saimima di Anggaluli Fak-Fak
184 Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014
185Diakses di media online pada tanggal 12 Juli 2014
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 109
6. Raja Patiran : Di rumbati Fak-Fak
7. Poi Masa : Marga Maspait Islam,Marga Maspaitela nasrani didesa
Key
8. Poi Waru : Raja Fak-Fak ( Marga patagars )
9. Poi sina Raja Kokas (marga Pattimura) dikokas Fak-Fak.186
Kasihanilale (Sultan Banda): yang kemudian menurunkan marga
Patty di Alang pulau Ambon, marga Latu dipulau Seram, dan marga patty
di timor-timor).Pada Akhirnya, Masapait, Aliwanta, Hahosan(Abuwasa),
Mera Lau dan Poi Masa pergi meninggalkan Rumbati untuk mencari
saudara-saudara mereka yang masih bermukim di dikerajaan Ama Ina
(negeri Siri sori Islam).
Berdasarkan data tersebut penelitian ini masih sangat kurang data
sehingga masih perlu kajian secara mendalam untuk mengungkap kekayaan
intelektual Imam Rijali di Maluku untuk menggerakkan peradaban Islam
Maluku menuju Maluku Emas. Pergerakan Dakwah Imam Rijali di Maluku
secara umum dipetakan menajdi tiga bagian yaitu; pertama; motif
pergerakan dakwah imam rijali terdiri dari motif ekonomi, politik dan
benturan imprealisme budaya Eropa saat datang di maluku pada tahun 1532
di Ambon.
Untuk melawan dan melindungi rakyat Maluku maka ia
menggunakan tiga metode dakwah yakni metode dakwah fardiyah,
jama’ah, dan su’ubiyyah. Sumbangsinya terhadap pergerakan dakwah
multikultural di Maluku ia mewariskan ilmu alif sebagai paradigma
keilmuan dalam menjelaskan asal-usul manusia. Selain itu Imam Rijali
menggunakan pendekatan dakwah sastra melalui jigulu-cigulu, kapata, dan
keindahan prosa bahasa sebagai brandmark Imam Rijali dalam
menyampaikan pesan-pesan Al-Quran dan Sunnah di tengah masyarkaat di
Maluku.
186Tomasoa, Sejarah dan Perkembangan Sastra Indonesia di Maluku (Cet. I;
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h. 77.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 110
BAB V
PENUTUP
D. KESIMPULAN
Berdasarkan data tersebut penelitian ini masih sangat kurang data
sehingga masih perlu kajian lebih mendalam khususnya referensi-referensu
baru untuk mengungkap kekayaan intelektual Imam Rijali di Maluku
sebagai branmark IAIN Ambon.
1. Pergerakan Dakwah Imam Rijali di Maluku secara umum
dipetakan menajdi tiga bagian yaitu; pertama; motif pergerakan
dakwah imam rijali terdiri dari motif ekonomi, politik dan
benturan imprealisme budaya Eropa saat datang di maluku pada
tahun 1532 di Ambon.
2. Imam Rijali menggunakan tiga metode dakwah yakni metode
dakwah fardiyah, jama’ah, dan su’ubiyyah. Sumbangsinya
terhadap pergerakan dakwah multikultural di Maluku ia
mewariskan ilmu alif sebagai paradigma keilmuan dalam
menjelaskan asal-usul manusia. Selain itu Imam Rijali
menggunakan pendekatan dakwah sastra melalui jigulu-cigulu,
kapata, dan keindahan prosa bahasa sebagai brandmark Imam
Rijali dalam menyampaikan pesan-pesan Al-Quran dan Sunnah di
tengah masyarkaat di Maluku.
Pergerakan Dakwah Imam Rijali di Maluku, Motif Pergerakan
dakwah Imam Rijali di Maluku terdiri dari lima konsep dasar sebagai spirit
dari pergerakan dakwah Imam Rijali. Unsur-unsur pergerakan dakwah
Imam Rijali dalam menggerakkan perubahan sosial yakni kecerdasan
Aqidah, Intelektual, Sosial, Entrepreneurship, dan Teknologi Informasi
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 111
Dakwah. Kelima spirit ini menjadi kekuatan Dakwah Imam Rijali dalam
melakukan pergerakan sosial di Maluku.
E. Rekomendasi
1. IAIN Ambon sebagai lembaga dan institusi perlu menajdikan
pemikiran Dakwah Imam Rijali sebagai spirit perjuangan sebagai
brand mark civitas akademika dan ciri khas alumni IAIN Ambon.
2. Pemerintah Provinsi Maluku dalam meningkatkan pariwisata spiritual
perlu menggunakan pemikiran dan pergerakan dakwah Imam Rijali
sebagai bentuk formasi perubahan sosial.
3. Setiap pergerakn sosial perlu memiliki unsur-unsur dan nilai-nilai
Aqidah, Intelektual, Sosial, Entrepreneurship, dan Teknologi
Informasi Dakwah. Semua unsur ini menjadi spirit bangunan ilmu
pengetahuan untuk menggerakkan formasi sosial di Maluku menuju
Maluku Emas.
4. Perkembangan Dakwah Imam Rijali dapat mencapai golden age
ketika pilar keilmuan diberi lima spirit sebagai modal dan kekuatan
dalam berdakwah.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 112
F. Pustaka
Ahmad Arifinmaheram Zamri, Kajian Laras Bahasa Dalam Manuskrip idah Al-Albab Li Murid Al-Nikah Bi Al-Sawab. Jurnal Filologi Melayu, Cet. I; Jakartal: 2007.
Abdul Aziz, Imam Thoikhah, Sutarman Gerakan Islam Kotemporer Di Indonesia. Jakarta : Diva Pustaka Jakarta (2004)
Azyumardi Azrah, Jaringan Ulama Nusantara Cet. II; Jakarta: 2008.
Abdul Kadir Masoweang (65 Tahun) Wawancara oleh penulis di Kantor Litbang Makassar 20 Januari 2014.
Alex Sobur, Filsafat Komunikasi: Tradisi dan Metode Fenomenologi (Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, Communication Human Behavior (Fitth Edition) ditejemahkan oleh; Ibnu Hamad dengan Judul: Komunikasi Dan Prilaku Manusia (Cet. I; Jakarta: Rajagrapindo Persada, 2013.
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942. Cet. I; Jakarta : PT Djaya Pirusa, 2001.
Kuntowijoyo, Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset Penyunting, 1994.
Bruce J. Cohen, Introduccion a La Sociologia Published by: José Raúl Vergara Retamoza on (Cet. I; Sage Publshing Copyright:Attribution Non-commercial, 2013.
Burhan Bungin, Metode Penelitian Komunikasi Cet. II; Prenada Media Group, 2013.
Hassan Hanafi, Dira>sa>t Islamiyyah, Bab III dan IV diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh LKiS dengan Judul; Islamologi 2 (Cet. II; Yogyakarta: LKiS, 2007.
Hamadi B Husain (71 Tahun) Pendiri IAIN Ambon Wawancara di Kampus IAIN Ambon 3 Mei 2014
Taufiq Andan Amal, Kepulauan Rempah-Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950 (CEt. IV; Jakarta: Gramedia, 2001.
Gel Hard, Moluccas (Nederland, Publishing, 1912.
Rahman Launuru, Kerajaan Tanah Hitu (diakses 2014 22 Juli 2014 Artikel Ilmiah dipresentasikan dalam blogger 2001.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 113
Nur Tawainellah (67 Tahun) Budayawan dan Sosiolog IAIN AMbon Ambon Wawancara Saat Simposium IAIN Ambon di Kampus 3 Mei 2014
Alifuruamboness.wordpress.com, Kerajaan Tanah Hitu‛,http://alifuruamboness. wordpress.com /2011/10/05/kerajaan-tanah-hitu/> (diakses 2012).
Usman Thalib (56 Tahun) Sejarawan Maluku dari Universitas Pattimura Termasuk tenaga engajar di pascasarjana IAIN Ambon, wawacara di kampus 23 Pebruari 2014.
Zacharias Jozef Manusama, Hikayat tanah hitu : historie en sociale structuur van de Ambonse eilanden in het algemeen en van Uli Hitu in het bijzonder tot het midden der zeventiende eeuvw, 1977
Josep Manusama and Ch F van Fraassen, Historie En Sociale Structuur Van Hitu Tot Het Midden Der Zeventiende Eeuw
Hashim bin Musa, (2007) A Brief Commentary On Pantheistic Schoolof Mysticism As Described Inmemahami Karya-Karya Nuruddin Ar-Raniri. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 35-43. ISSN 0128-6048
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. II; Jakarta: Balai Bahasa Indonesia, 2010), h.1684
Muhammad Reza Irsyadi Nia, Antara Filsafat dan Penafsiran Teks-Teks Agama (Cet. I; Jakarta: Sadra Press, 2012.
Joseph De Vito, Interpersonal Communication (Cet. II; New York: Sage publishing, 2012.
Muhammad Reza Irsyadi Nia, Antara Filsafat dan Penafsiran Teks-Teks Agama (Cet. I; Jakarta: Sadra Press, 2013.
Rachmad Kriantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktek Riset Komunikasi Cet. VI; Jakarta: Prenada Media Group, 2012.
Wardi Bahctiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah. Cet. III; Jakarta: Logos, 2012.
Jalaluddin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik. Cet VIII; Bandung: Rosda Karya, 2013.
Alifuruamboness.wordpress.com, Kerajaan Tanah Hitu”,http:// alifuruamboness. wordpress.com /2011/10/05/kerajaan-tanah-hitu/> [diakses 2012]
Melayuonline.com, “Kerajaan Hitu”, http://melayuonline.com/ ind/history/dig/372 /kerajaan-tanah-hitu> [diakses 2012]
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 114
Rahman Lauhur. “Kerajaan Ama Hitu”, 26 Juni 2012, <http://rahman-launuru.blogspot. com/2012/06/kerajaan-ama-hitu.html> [diakses 2014]
Zacharias Jozef Manusama, Hikayat tanah hitu : historie en sociale structuur van de Ambonse eilanden in het algemeen en van Uli Hitu in het bijzonder tot het midden der zeventiende eeuvw, 1977
Josep Manusama and Ch F van Fraassen, Historie en sociale structuur van Hitu tot het midden der zeventiende eeuw
Hashim bin Musa, (2007) A Brief Commentary On Pantheistic Schoolof Mysticism As Described Inmemahami Karya-Karya Nuruddin Ar-Raniri. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 35-43. ISSN 0128-6048
Jelani Harun, Kajian Naskhah undang-Undang Perhambaan zaman Kesultanan Melayu. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 17-33. ISSN 0128-6048 2014
Mohd Taufik Arridzo Bin Mohd Balwi, Kaedah Ruwah: Memperkasa Displin filologi Melayu. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 45-68. ISSN 0128-6048 2013.
Mu'jizah, Duka Cita Sultan Kaimuddin, Buton,Kepada Raja Bone. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 89-99. ISSN 0128-6048 2007.
R., Francis Bradley, Sheikh Daud Bin Abdullah Al-Fatani'swritings Contained In The Nationallibrary Of Malaysia. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 121-141. ISSN 0128-6048 2014
Jan Der Van Putten, Hikayat Tanah Hitu: Wasiat Imam Ridjali. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 1-16. ISSN 0128-6048 2007.
Zamri Arifinmaheram Ahmad, Kajian Laras Bahasa Dalam Manuskrip idah Al-Albab Li Murid Al-Nikah Bi Al-Sawab. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 109-120. ISSN 0128-6048 2007.
Muhammad Reza Irsyadi Nia, Antara Filsafat dan Penafsiran Teks-Teks Agama Cet. I; Jakarta: Sadra Press, 2012.
Alex Sobur, Filsafat Komunikasi: Tradisi dan Metode Fenomenologi Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
Joseph De Vito, Interpersonal Communication Cet. II; New York: Sage publishing, 2012.
Muhammad Reza Irsyadi Nia, Antara Filsafat dan Penafsiran Teks-Teks Agama Cet. I; Jakarta: Sadra Press, 2013.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 115
Rachmad Kriantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktek Riset Komunikasi Cet. VI; Jakarta: Prenada Media Group, 2012.
Wardi Bahctiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah Cet. III; Jakarta: Logos, 2012.
Jalaluddin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik Cet VIII; Bandung: Rosda Karya, 2013.
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indoensia Cet. IV; Jakarta: Balai bahasa, 2010.
Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran: Teologi Kerukunan Umat Bergama Cet. I; Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2011.
H.M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi:Teori, Paradigma, dan Discoursus Cet. II; Jakarta: Prenada Media Group, 2009.
Josep De Vito, The Hand Book Human Communication Cet. III; Jakarta: PT. Gramedia Press, 2001.
Maulana Kurnia Putra, Agama Dan Perubahan Sosial, Sebuah TanggapanPudarnya Kauman (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Gavin W Jones, Maznah Mohamad, Muslim-Non-Muslim Marriage: Political and Cultural Contestations in Southeast Asia (Cet. III; New York: Sage publishing, 2011.
Komaruddin dan Yooke Tjuparmah, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiyah, Cet. III; Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
John M. Enchols dan Hassan Shadily, An English-Indonesian Dictionary Cet. XXIII; Jakarta: Gramedia Jakarta: 1996.
M. Quraish Shihab, Tafsir Tematik dan Pelbagai Aspek Cet. II; Bandung: Lentera Hati, 2009.
Kementerian Agama, Al-Quran dan Terjemahnya Cet. I. Jakarta: PT. Tiga Serangkai Pustaka mandiri, 2009.
http://hizbut-tahrir.or.id/2009/05/14/jalan-sejati-menuju-masyarakat-islam.
Peter Wagner, A History and Theory of the Social Sciences: Not All That Is Solid Melts into Air (Published in association with Theory, Culture & Society)2001
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 116
Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, QS Ali Imran [3]: 104. Lihat juga: Imam Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, QS Ali Imran [3]: 104; Imam Suyuthi, Tafsir Jalâlayn, dan kitab-kitab tafsir lainnya.
Imam Ali ash-Shabuni, Shafwat at-Tafâsiî, 1/221.
Lihat Ibn Hisyam, As-Sîrah an-Nabawiyyah. Bandingkan pula dengan Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, Ad-Dawlah al-Islâmiyyah, h. 13-14.
Geoffrey Benjamin; Cynthia ChouTribal communities in the Malay world: historical, cultural, and social perspectivesv 2002
Joseph Chinyong Liow, Islam, Education and Reform in Southern Thailand: Tradition and Transformation.
Imam ath-Thabari, Tafsîr ath-Thabari, QS Ali Imran [3]: 104.
Nasaruddin Baidan, Metode Penafsiran Al-Quran Cet. II; Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2011.
M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat Cet. III; Bandung: Mizan, 2007.
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi: Sebuah Bunga Rampai Cet. III; Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2012.
Margaret. M. Poloma, Sosiologi Kontemporer Cet. II; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994.
James W. Vander Zanden, Human Development Custom Edition (Cet.IV; New York: Published by McGraw-Hill Higher Education, 2001.
G. Kreimers dan J.B. Kartasapoetra, Sosiologi Umum, Cet. II; Yogyakarta: Bina Aksara, 2011.
Lewis Coser, The Function of Social Conflict Cet. I. New York: Free Press, 1956.
Kamanto Sunarto: ‚Bunuh diri: kajian Emile Durkheim dan tinjauan beberapa ahli terhadapnya.‛ Dalam Kamanto Sunarto (editor):
Kamanto Sunarto, Pokok-pokok Pemikiran Durkheim (Cet.II; Jakarta: Pusat Antar-Universitas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia, 1989.
William C. Cummings, Manasse Maloko, diterjemahkan oleh: Kamanto Sunarto, dengan judul: Bangsa Maluku.
Lewis Coser, Continuities in the Study of Social Conflict. New York: Free Press, 1967
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 117
Overcoming Conflict (Volume 2): Peace and Development Analysis in Nusa Tenggara Timur. Jakarta: Kementerian PPN/BAPPENAS-UNDP-LabSosio, 2005.
Kamanto Sunarto, ‚Sosiologi,‛ dalam Manasse Malo (ed.), Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial di Inonesia sampai Dekade 80-an. (Cet. I; Jakarta PAU-IS-UI dan Rajawali Press, 1989.
Gerard A. Postiglione dan Grace C.L. Mak (eds.), Asian Higher Education: Asian. International Handbook and Reference Guide. Cet. II; Westport, Conn. London: Greenwood Press, 1997.
Kingsley Davis, Human Society, Cet. III; New York: The Mc Company Sage Publishing, 2006.
Kamanto Sunarto, Sosiologi Kelompok, Cet. I; Jakarta: Pusat Antar-Universitas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia, 1992.
Kementerian Agama Republik Indonesia: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar (Jurnal Al-Qalam Volume 19 Nomor 2 November 2013),
Muhammad As’ad dan Muh. Idham dkk, Buah Pena Sang Ulama (Cet. I; Jakarta: Orbit Publishing Jakarta: 2011), h. 242.
H. Rustam E. Tamburaka, Ilmu Sejarah, Teori Sejarah, Filsafat, dan IPTEK Cet. II; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.
H. Faisal Bakti, Nation Bilding: Kontribusi Komunikasi Lintas Budaya Terhadap Kebangkitan Bangsa Indonesia Cet. I; Jakarta: Curia Press, 2006.
1Samiang Katu, Pasang Ri Kajang : Kajian tentang Akomodasi Islam dengan Budaya Lokas di Sulawesi Selatan, Makassar: PPIM, 2000.
Talcott Parson, Sistem Interactional Civil Society New York: Sage publishing, 2003.
Philip K. Hitti, Sejarah Ringkas Dunia Arab. Terj. Usuluddin Hutagalung dan O.D.P. Sihombing Yogyakarta : Pustaka Iqra, 2001.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h. 20
Simuh, Islam dan Pergumulan Budaya Jawa, Jakarta : Teraju, 2003.
Selo Soemarjan dan Soelaiman Soemardi (ed.) Setangkai Bunga Sosiologi, (Jakarta: Fakultas ekonomi UI, 2008.
Pergerakan Dakwah Multikulutral Imam Rijali di Maluku, 2014 118
M.C.Ricklefs, Sejarah Indonesia Moedern, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1991.
SKI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, Yogyakarta : Pustaka, 2006.
Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta: Paramadina, 1992.
Karya Imam Rijali