Top Banner

of 78

Ilmu Kesehatan Masyrakat_gangguan Paru (2)

Jul 20, 2015

Download

Documents

Dehanz Oktavian
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DENGAN GANGGUAN KAPASITAS VITAL PARU (KVP) PADA PEKERJA BAGIAN PENGAMPLASAN DI INDUSTRI MEUBEL PT. KOTA JATI FURINDO DI DESA SUWAWAL KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh : Wakhdatun Nimatul Khusna 6450404124 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009

1

2

ABSTRAKWakhdatun Nimatul Khusna. 2009. Hubungan Antara Masa Kerja dengan Gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada Pekerja Bagian Pengamplasan di Industri Meubel PT. Kota Jati Furindo di Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo Kabopaten Jepara. Skripsi. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Drs. Herry Koesyanto, MS, II. Dra. ER. Rustiana, M.Si. Kata kunci : Masa Kerja dan Gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP) Pekerja industri meubel kayu mempunyai resiko yang sangat besar untuk penimbunan debu-debu pada saluran pernafasan. Absorbsi dari partikel-partikel debu kayu terjadi hanya lewat paru-paru melalui mekanisme pernafasan. Lingkungan industri meubel yang banyak mengandung debu, dapat menyebabkan penyakit terutama penyakit yang berhubungan dengan paru. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah hubungan antara masa kerja dengan gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada pekerja bagian pengamplasan industri meubel PT. Kota Jati Furindo di desa Suwawal, kecamatan Mlonggo, kabupaten Jepara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan dan seberapa besar hubungan antara masa kerja dengan kapasitas Vital Paru (KVP) pada pekerja bagian pegamplasan industri meubel PT. Kota Jati Furindo di desa Suwawal, kecamatan Mlonggo, kabupaten Jepara. Jenis penelitian ini adalah penelitian expplanatory research dengan menggunakan metode pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja meubel PT. Kota Jati Furindo, khususnya bagian pengamplasan. Teknik pengambilan sampel dengan cara restriksi dan di dapatkan jumlah sampel sebesar 31 responden. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner, spirometer hutchinson, timbangan badan, mikrotoice. Data primer diperoleh dengan cara pengamatan, wawancara, pengukuran kapasitas vital paru. Data sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan PT. Kota Jati Furindo. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji fisher p vulue kurang dari (0.05)). Dari hasil penelitian berdasarkan masa kerja didapatkan bahwa 16.1% responden memiliki masa kerja baru, 48.4% responden memiliki masa kerja sedang, dan 35.5% memiliki masa kerja lama. Hasil penelitian pemeriksaan kapasitas vital paru didapatkan 22.6% responden normal, 25.8% responden mengalami restriksi ringan, 41.9% restriksi mengalami sedang, dan 9.7% responden mengalami restriksi berat. Dan uji statistik didapatkan p value sebesar 0.018. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan gangguan kapasitas vital paru pada pekerja bagian pengamplasan di industri meubel PT. Kota Jati Furindo di desa Suwawal kecamatan Mlonggo kabupaten Jepara. Saran bagi perusahaan hendaknya perusahaan melakukan rolling atau shif tempat kerja pada pekerja yang sudah lama bekerja dibagian pengamplasan ke bagian yang kadar debunya kecil. Dan jika memungkinkan perusahaan melakukan pemeriksaan berkala, untuk mengetahui status kesehatan pekerja sedini mungkin. Bagi pekerja bagian pengamplasan, hendaknya para pekerja menggunakan alat pelindung diri pernafasan dengan benar.

3

ABSTRACTKhusna, Wakhdatun Nimatul. 2009. The Correlation between the Period of Work and the Disturbance of Lunges Vital Capacity (LVC) on the Workers of Scouring Section in the Furniture Industry PT. Kota Jati Furindo in Sumawal Village, Subdistrict of Mlonggo, Jepara Regency. Final Project. Public Health Science Department, Sport Faculty, Semarang State University. First Advisor: Drs. Herry Koesyanto, MS. Second Advisor: Dra. ER. Rustiana, M.Si. Keywords : the Period of Work and Lunges Vital Capacity (LVC) Wooden furniture industrial workers have a big risk for the accumulation of dust on their respirations gutter. Absorption from the wooden dusts particles occurs only through lunges by the way of the respirations mechanism. Furnitures industrial environment which contains a lot of dust can cause many diseases especially which are related to the lunges. The problem that is analyzed in the study is whether any corrleation between the period of work and the disturbance of Lunges Vital Capacity (LVC) on the workers of scouring section in the furniture industry PT. Kota Jati Furindo in Sumawal village, subdistrict of Mlonggo, Jepara regency. The aim of the study is to find out whether any and how much the correlation between the period of work and the disturbance of Lunges Vital Capacity (LVC) on the workers of scouring section in furniture industry PT. Kota Jati Furindo in Sumawal village, subdistrict of Mlonggo, Jepara regency. Kind of this research is an explanatory research by using cross sectional approach. The population in this research is the furnitures workers in PT. Kota Jati Furindo, especially in the scouring section. The technique in collecting the samples was by means of restriction and it got a number of 31 respondents. The instruments in this research were questionnaire, hutchinsons spirometer, weight scales, and microtoice. The primary data were collected by means of observation, interview, and measuring lunges vital capacity. While the secondary data were gained from the companys documents of PT. Kota Jati Furindo. The process of analyzing the data was conducted univariately and bivariately (using fishers test p value was less than (0.05)). From the data analysis, based on the period of work, it was obtained that 16.1% respondents have a new period of work, 48.4% respondents have a medium period of work, and 35,5% have a long period of work. From the result of the research toward the lunges vital capacitys examination, it got 22.6% normal respondents, 25.8 respondents suffer from a low degree restriction, 41.8% suffer from a medium degree restriction, and 9.7% suffer from a high degree restriction. Meanwhile, from the statistical examination, it gained p value amounted to 0.018. From the data analysis and disscussion, it can be concluded that there is a significant correlation between the period of work and the disturbance of lunges vital capacity on the workers of scouring section in furniture industry PT. Kota Jati Furindo in Sumawal village, subdistrict of Mlonggo, Jepara regency. For the company, it is suggested to do rolling or job shift. For those who have worked for a long time in the scouring section to turn into a section whose lower degree of dust. If it is possible, the company should do periodical check up toward the workers to get the information of their physical healths status as early as possible. For the workers of scouring section, they are suggested to use the exhalations protector well.

4

PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Hubungan Antara Masa Kerja dengan Gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada Pekerja Bagian Pengamplasan di Industri Meubel PT. Kota Jati Furindo di Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pada hari Tanggal : Senin : 23 Februari 2009 Panitia Ujian Ketua Panitia, Sekretaris,

Drs. H. Harry Pramono, M. Si NIP. 131 469 638 Dewan Penguji,

dr. Mahalul Azam, M. Kes NIP. 132 297 151

1. Eram Tunggul Pawenang, S.KM, M. Kes. NIP. 132 303 558

(Ketua)

2. Drs. Herry Koesyanto, MS. NIP. 131 571 549

(Anggota)

3. Dra. E.R. Rustiana, M.Si NIP. 131 472 346

(Anggota)

5

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Bersyukur berarti mengintrospeksi, merenung, menimbang, dan menerima dengan lapang dada. Ia akan menjadi energi positif dalam segala hal. Dengan bersyukur, kita telah memberi payung pelindung dari hujan dan terik matahari dalam kehidupan kita untuk memperbaiki dan berbuat lebih baik dari pada sebelumnya (Ida Ari Murti).

PERSEMBAHAN Kupersembahkan skripsi ini untuk : 1. Ayah (A. Baderut Tamam) dan Ibu (Dahrul Susilowati) terimakasih atas kasih sayang, doa, motivasi dan kesabarannya. 2. Adik-adikku, Tita dan Puspa terimakasih atas dukungan dan doanya. 3. Almamaterku UNNES.

6

KATA PENGANTAR Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, karena dengan ijin serta petunjuk-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Hubungan Antara Masa Kerja dengan Gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada Pekerja Bagian Pengamplasan di Industri Meubel PT. Kota Jati Furindo di Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Segala hambatan, tantangan dan kemudahan merupakan nikmat tersendiri yang dianugrahkan kepada peneliti sebagai pengalaman batin yang tak terkira. Dalam penelitian skripsi ini peneliti banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, perkenankanlah peneliti untuk menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada : 1. Drs. Harry Pramono, M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Drs. Moh. Nasution, M.Kes, Atas ijin penelitian yang diberikan 3. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, dr. Mahalul Azam, M.Kes, atas segala arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

7 4. Sekretaris jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Irwan Budiono, S.KM, M.Kes, atas kebijaksanaannya sehingga ujian skripsi dapat terlaksana dengan lancar. 5. Pembimbing I. Drs. Herry Koesyanto, M.S, atas arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Pembimbing II. Dra. ER. Rustiana, M. Si, atas arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Bapak Yusak Setiawan, Ibu Euniqe Leni Silas, Bapak Eko Sulistyo, SH, serta para staff PT. Kota Jati Furindo atas segala bantuan dan dukungannya. 8. Pekerja bagian pengamplasan PT. Kota Jati Furindo yang telah bersedia menjadi responden dan meluangkan waktunya untuk pemeriksaan kapasitas vital paru dan pengisian kuesioner. 9. Bapak dan Ibu dosen IKM yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya selama ini. 10. Ibuku tersayang (Dahrul Susilowati S.Pd), yang selalu memberikan kasih sayang, dorongan, semangat, dan doa-doanya dimalam hari. Terimakasih Ibu, kesabaran dan ketabahanmu akan selalu jadi panutanku. Ayahku yang telah memberi suatu pelajaran berharga buatku dalam menatap masa depan. 11. Adik-adikku Tita dan Puspa, terimakasih atas doa, semangat, kasih sayang dan kesabarannya. Mbak sayang kalian...

8 12. Sahabat-sahabatku Tyas, Ika Siswi, dan Astri, terimakasih atas

kebersamaannya selama ini, maaf aku duluan ya. Dan anak-anak IKM angkatan 04, tetap semangat! 13. Teman-teman kos Kawulo Alit (Nelly, Dina, Nita, Indri, Ida, Atik, Legi, Sami, dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu), berkat kalian semua harihariku menjadi indah. 14. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan pahala sebesar-besarnya dari Tuhan YME. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna, namun harapan peneliti semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Semarang,

Maret 2009

Peneliti

9

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...................................................................................... ABSTRAK ..................................................................................................... PENGESAHAN ............................................................................................. MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. KATA PENGANTAR ................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................. DAFTAR TABEL.......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 1.4 Manfaat Hasil Penelitian .................................................................... 1.5 Keaslian Penelitian............................................................................. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 2.1 Landasan Teori................................................................................... 2.1.1 Kapasitas Vital Paru.................................................................. 2.1.1.1 Pengertian Kapasitas Vital Paru .................................. 2.1.1.2 Kegunaan Pemeriksaan Fungsi Paru............................. 2.1.1.3 Cara Pengukuran Kapasitas Paru.................................. 2.1.2 Sistem Pernafasan Manusia ...................................................... 2.1.2.1 Anatomi Saluran Pernafasan......................................... 2.1.2.2 Fisiologi Saluran Pernafasan ........................................ 2.1.2.3 Pathofisiologi Saluran Pernafasan ................................ 2.1.2.4 Penyakit Parenkim paru ................................................ 2.1.3 Pengertian Debu........................................................................ 2.1.4 Sifat-sifat Debu ......................................................................... 2.1.5 Macam-macam Debu ................................................................ 2.1.6 Efek Debu Terhadap Fungsi Pernafasan................................... 2.1.7 Akibat Partikel Debu Terhadap Paru-paru................................ 2.1.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Vital Paru ......... 2.2 Kerangka Teori ................................................................................. BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................... 3.2 Hipotesis Penelitian............................................................................ 3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran...................................... 3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 3.6 Instrumen Penelitian .......................................................................... 3.7 Teknik Pengambilan Data .................................................................. 3.8 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ................................................ BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... i ii iv v vi ix xii xiii xiv 1 1 4 4 5 6 8 9 9 9 9 11 11 12 12 14 15 16 17 17 19 20 21 21 27 28 28 29 30 30 31 32 33 34 36

10 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 4.1.1 Analisis Univariat ..................................................................... 4.1.2 Analisis Bivariat ....................................................................... BAB V PEMBAHASAN ............................................................................... 5.1 Analisis Univariat .............................................................................. 5.1.1 Masa Kerja................................................................................ 5.1.2 Gangguan Kapasitas Vital Paru................................................ 36 36 43 45 45 45 46

5.2 Analisis Bivariat................................................................................. 48 5.2.1 Hubungan Antara Masa Kerja dengan Gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP)............................................................................... 48 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN............................................................. 6.1 Simpulan ............................................................................................ 6.2 Saran .................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... LAMPIRAN................................................................................................... 50 50 50 52 54

11

Tabel 1.1 Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 3.3 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4

DAFTAR TABEL Keaslian Penelitian ...................................................................... Kriteria Gangguan Fungsi Paru Menurut ATS ............................ Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia ............................ Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel.................. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur .................... Distribusi Frekuensi Responden Bedasarkan Masa Kerja ............ Hasil Pemeriksaan Forced Vital Capacity Paru Responden...... Hubungan Masa Kerja dengan Kapasitas Vital Paru ....................

6 11 25 30 37 40 42 43

12

Gambar 2.2 Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3

DAFTAR GAMBAR Kerangka Teori.............................................................................. Kerangka Konsep ........................................................................... Grafik Frekuensi Responden berdasarkan Umur ........................... Grafik Frekuensi Responden berdasarkan Masa Kerja .................. Grafik Pemeriksaan Kapasitas Vital Paru (KVP) ..........................

27 28 38 41 42

13

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Surat Keputusan Dosen Pembimbing.......................................54 Lampiran 2 : Surat Keputusan Dosen Penguji ...............................................55 Lampiran 3 : Surat Permohanan Ijin Penelitian .............................................56 Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukan penelitian ..........................57 Lampiran 5 : Kuesioner Penjaringan Sampel.................................................58 Lampiran 6 : Formulir Hasil Pengukuran KVP .............................................61 Lampiran 7 : Rekapitulasi Uji Validitas.........................................................62 Lampiran 8 : Hasil Uji Validitas ....................................................................63 Lampiran 9: Identitas Responden .................................................................64 Lampiran 10: Data Mentah Data pekerjaan ...................................................65 Lampiran 12: Data Mentah Pemakaian APD.................................................67 Lampiran 13: Data Mentah Hasil Pemeriksaan KVP ...................................68 Lampiran 14: Hasil Uji Statistik ....................................................................69 Lampiran 15: Sertifikat Kalibrasi Spirometer Hutchinson ............................72 Lampiran 16: Surat Permohonan Ijin Observasi............................................74 Lampiran 17: Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data ..............................75 Lampiran 18: Data Laporan 10 Besar Penyakit Rawat Jalan.........................76 Lampiran 19: Dokumentasi Penelitian...........................................................77

14

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Dalam melakukan pekerjaan apapun, sebenarnya manusia berisiko untuk

mendapat gangguan kesehatan atau penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan tersebut. Era globalisasi menuntut pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di setiap tempat kerja, termasuk sektor informal. Untuk itu perlu dikembangkan dan ditingkatkan upaya promosi dan pencegahan dalam rangka menekan serendah mungkin resiko penyakit yang timbul akibat pekerjaan atau lingkungan kerja. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-sehari pekerja diberbagai sektor akan terpajan dengan resiko penyakit akibat kerja. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat, tergantung dari jenis pekerjaannya (Anies, 2005:01) Produktifitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dan manusia itu sediri. Lingkungan kerja yang manusiawi dan lestari akan menjadi pendorong bagi kegairahan dan efisiensi kerja. Lingkungan kerja yang melebihi toleransi kemampuan manusia tidak saja merugikan produktifitas kerjanya, tetapi juga menjadi sebab terjadinya penyakit atau kecelakaan kerja. Hanya lingkungan kerja yang aman, selamat dan nyaman merupakan prasarat penting untuk terciptanya kondisi bekerja didalamnya atau sekitarnya (Tjandra Yoga, 2002:58).

15 Pembangunan dibidang industri terutama industri kayu semakin

meningkat, hal ini sesuai dengan kondisi alam Indonesia dengan hutan tropisnya yang memiliki keanekaragaman pohon. Salah satu industri kayu adalah pengrajin meubel yang memproduksi meja, kursi, almari, dan lain-lain. Pada proses penyuguhan dan pengamplasan banyak dihasilkan debu dari kayu yang dapat mengganggu lingkungan kerja. Lingkungan industri meubel yang banyak mengandung debu, dapat menyebabkan penyakit terutama penyakit yang berhubungan dengan paru. Penyakit paru yang diderita oleh pekerja salah satu diantaranya dalah pneumokoniosis. Pneumokoniosis adalah segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu dalam paru-paru. Berdasarkan dari hasil survei pendahuluan melalui pengamatan pada tanggal 15 April 2008 terhadap 39 orang, diketahui bahwa masih ada dari para pekerja yang menggunakan alat pelindung diri pernafasan tidak sesuai dengan fungsinya. Saat melakukan komunikasi dengan pekerja lain, masker yang mereka kenakan ditarik ke arah bawah, sehingga masker tidak menutup hidung. Oleh karena itu para pekerja saat menarik nafas, udara yang mengandung debu masuk ke dalam paru-paru. Apa yang terjadi dengan debu itu, sangat tergantung dari pada besarnya ukuran debu. Debu berukuran di antara 5-10 mikron akan ditahan oleh jalan pernafasan bagian atas, sedangkan yang berukuran 3-5 mikron ditahan oleh bagian tengah pernafasan. Partikel-partikel yang besarnya di antara 1 dan 3 mikron akan ditempatkan langsung kepermukaan alveoli paru-paru (Sumamur P.K., 1996: 126).

16 Laporan ILO (International Labour Organization) tahun 1991 tentang penyakit akibat kerja, dan diantara semua penyakit akibat kerja 10-30% adalah penyakit paru. ILO telah mendeteksi sekitar 40.000 kasus pneumokoniosis terjadi diseluruh dunia setiap tahun. Sebagian besar penyakit paru akibat kerja mempunyai akibat yang serius. Lebih dari 3% kematian akibat penyakit paru kronik di New York adalah berhubungan dengan pekerjaan. Dari data tahun 1996, juga ditemukan 3300 kasus baru penyakit paru yang berhubungan dengan pekerjaan. Tetapi di Indonesia belum ada data resmi tentang berapa banyak angka kejadian kasus penyakit paru akibat kerja (Mukhtar Ikhsan, 2002:73) Berdasarkan data yang diperoleh dari pelayanan kesehatan di Puskesmas Mlonggo yang terletak disekitar lingkungan kerja PT. Kota Jati Furindo, dapat diketahui bahwa penyakit yang berhubungan dengan paru merupakan salah satu masalah kesehatan utama. Selain itu berdasarkan dari hasil wawancara pada tanggal 15 April 2008, terhadap 39 orang pekerja bagian pengamplasan dapat diketahui bahwa sebagian besar dari para pekerja yang sakit lebih memilih untuk memanfaatkan layanan kesehatan di Puskesmas Mlonggo. Walaupun hasil wawancara tersebut tidak bisa dijadikan sebagai kesimpulan yang valid, tetapi hal tersebut bisa memberikan gambaran bahwa sebagian besar pekerja yang bekerja di PT. Kota Jati memilih untuk menggunakan layanan kesehatan di Puskesmas Mlonggo. Dan berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Mlonggo pada bulan Januari-Desember 2008, penyakit ISPA (non Pneumonia) menduduki peringkat pertama pada daftar 10 besar penyakit yaitu sebanyak 2058 kasus (Puskesmas Mlonggo, 2009)

17 Para pekerja bagian pengamplasan lebih sering terpapar debu

dibandingkan dengan pekerja dibagian lain, dimana pada proses pengamplasan adalah proses untuk menghaluskan permukaan-permukaan kasar yang tentunya banyak menghasilkan debu. Dimana masa kerja karyawan berkisar antara 1-10 tahun, dengan jam kerja rata-rata 8 jam per hari dari hari Senin sampai Sabtu, sehingga mempunyai potensi pemaparan debu kayu terhadap kapasitas vital paru. Berdasarkan wawancara terhadap 4-5 orang pekerja, dari para pekerja tersebut mengakui adanya keluhan-keluhan yang berhubungan dengan bagian pernapasan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang adanya hubungan antara Masa kerja dengan gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada pekerja bagian pengamplasan industri meubel PT. Kota Jati Furindo di desa Suwawal, kecamatan Mlonggo, kabupaten Jepara. 1.2. Rumusan Masalah Berdasar latar belakang tersebut, maka permasalahan yang diangkat peneliti adalah Adakah hubungan antara masa kerja dengan gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada pekerja bagian pengamplasan di industri meubel PT. Kota Jati Furindo di desa Suwawal Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara? 1.3. Tujuan Penelitian Mengetahui apakah ada hubungan dan seberapa besar hubungan antara masa kerja dengan gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada pekerja bagian pengamplasan di industri meubel PT. Kota Jati Furindo di desa Suwawal, kecamatan Mlonggo, kabupaten jepara.

18

1.4. 1.4.1

Manfaat Hasil Penelitian Bagi Instansi Memberikan masukan untuk meningkatkan kesehatan para pekerja

khususnya pada bagian pengamplasan dan merupakan sumbangan pemikiran, serta memberi kejelasan kepada pekerja khususnya pada bagian bagian pengamplasan mengenai bahaya dan penyakit akibat kerja 1.4.2 Bagi Masyarakat Memberikan informasi mengenai efek debu yang dihasilkan dari pengolahan kayu yang dapat mengganggu kesehatan 1.4.3 Bagi IKM UNNES Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai acuan dan referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.4.4 Bagi Peneliti Merupakan sarana untuk melatih diri bagi penulis mengenai cara dan proses berfikir ilmiah secara praktis dan mengaplikasikan teori yang telah didapat dari bangku kuliah pada keadaan yang sebenarnya dilapangan.

19

1.5.

Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Judul/Peneliti/Lokasi Rancangan Tahun Penelitian penelitian (1) (2) (3) (4) 1. Hubungan Antara 2005 Metode Masa Kerja Dengan Survei Kapasitas Fungsi Analitik Paru pada Pengemudi Bus Perum Damri Unit Kota Semarang Jalur TerboyoMangkang/ Yuli Setiyani Zaenal/ Semarang No

2.

Pengaruh Pemakaian 2005 APD Pernafasan Terhadap Kapasitas Fungsi Paru Petani Sayuran Pengguna Pestisida Semprot/ Lambang Satria Hummawan/ Dusun Duren Desa Duren Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.

Metode Survei Analitik, Dengan Pendekatan Cross Sectional.

Variabel Penelitian (5) Variabel Bebas: Masa Kerja pengemudi bus perum Damri unit kota Semarang jalur TerboyoMangkang. Vasriabel Terikat: Kapasitas fungsi paru pada pengemudi bus perum Damri unit kota Semarang jalur TerboyoMangkang Variabel Bebas: Pemakaian APD Pernafasan. Varibel Terikat: Kapasitas Fungsi Paru.

Hasil Penelitian (6) Masa kerja mempunyai hubungan dengan kapasitas fungsi paru untuk yang FEV1 dan FVC tidak mempunyai hubungan antara masa kerja dengan fungsi paru.

Ada pengaruh antara pemakaian Alat Pelindung Pernafasan dengan kapasitas fungsi paru petani sayuran pengguna pestisida semprot.

20 Judul/Peneliti/Lokasi Rancangan Tahun Penelitian penelitian (1) (2) (3) (4) 3. Hubungan Antara 2009 Pendekatan Masa Kerja dengan Cross Gangguan Kapasitas Sectional Vital Paru (KVP) pada Pekerja Bagian Pengamplasan di Industri Meubel PT. Kota Jati Furindo di Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara/ Wakhdatun Nimatul Khusna/ Jepara No Variabel Penelitian (5) Varabel Bebas: Masa Kerja. Variabel Terikat: Gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP) Hasil Penelitian (6) Ada Hubungan Antara Masa Kerja dengan Gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP)

Penelitian yang dilakukan sebelumnya terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian yang dilakukan sekarang. Perbedaan tersebut terdapat pada variabel, tahun penelitian, rancangan penelitian, dan tempat penelitian. Penelitian Yuli Setiyani Z melakukan penelitian tentang, hubungan masa kerja dengan kapasitas vital paru pada pengemudi bus Perum Damri unit kota Semarang jalur Terboyo-Mangkang, tahun 2005. Dengan rancangan penelitian metode survei analitik, dan tempat penelitian di Semarang. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan Lambang Satria H adalah meneliti tentang, pengaruh pemakaian APD pernafasan terhadap kapasitas fungsi paru petani sayuran pengguna pestisida semprot, tahun 2005. Dengan rancangan penelitian metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional, dan tempat penelitian di Semarang.

21

1.6.

Ruang Lingkup Penelitian

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat Penelitian yang akan dilakukan peneliti bertempat di PT. Kota Jati Furindo di desa Suwawal, kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, khususnya pada bagian pengamplasan 1.6.2 Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dimulai pada awal bulan Mei 2008 sampai selesai 1.6.3 Ruang Lingkup Materi Materi dalam penelitian ini mengenai K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja ), yang mencakup antara masa kerja dan gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP).

22

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kapasitas Vital Paru 2.1.1.1 Pengertian Kapasitas vital Paru Kapasitas vital paru adalah jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru, setelah udara dipenuhi secara maksimal (Jan Tambayong, 2001: 84). Kapasitas paru adalah suatu kombinasi peristiwa-peristiwa sirkulasi paru atau menyatakan dua atau lebih volume paru yaitu volume alun nafas, volume cadangan ekspirasi dan volume residu (Guyton, 1997:604) Dalam penguraian peristiwa-peristiwa sirkulasi paru, kadang-kadang diperlukan untuk menyatukan dua volume atau lebih. Kombinasi seperti itu disebut sebagai kapasitas paru. Kapasitas paru dapat dibedakan menjadi kapasitas total dan kapasitas vital. 1) Kapasitas total yaitu jumlah udara yang dapat mengisi paru pada inspirasi sedalam-dalamnya. Dalam hal ini angka yang didapat tergantung dari beberapa hal yaitu kondisi paru, umur, sikap, dan bentuk seseorang. 2) Kapasitas vital yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi secara maksimal (Syaifuddin, 1997:90). Menurut Guyton (1997:604) kapasitas paru dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: 1) Kapasitas inspirasi

23 Kapasitas sama dengan volume tidak ditambah dengan volume cadangan inspirasi yaitu jumlah udara (kurang lebih 3500 ml) yang dapat dihirup oleh seseorang dimulai tiap ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimal. 2) Kapasitas residu fungsional Yaitu jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal (kurang lebih 2300 ml). 3) Kapasitas paru vital Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi, yaitu jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru setelah terlebih dahuli mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kurang lebih 4600 ml). 4) Kapasitas paru total Kapasitas paru total merupakan volume maksimum pengembangan paru dengan usaha inspirasi sebesar mungkin dengan inspirasi paksa (kurang lebih 5800 ml). Kapasitas vital paru rata-rata pria dewasa kira-kira 4.8 liter dan wanita dewasa 3.1 liter (Jan Tambayong, 2001:86). Kriteria gangguan fungsi paru menurut ATS (American Thoracis Society) adalah sebagai berikut:

24 Tabel 2.1 Kriteria Gangguan Fungsi Paru menurut ATS KVP (%) Kategori 80% Normal 60-79% Retriksi Ringan 51-59% Retriksi Sedang 50% Retriksi Berat (Sumber: Mukhtar Ikhsan, 2002:82) 2.1.1.2 Kegunaan Pemeriksaan Fungsi Paru Pemeriksaan fungsi paru pada pekerja berguna untuk : 1) Mengidentifikasi penyakit paru, gangguan pernafasan sebelum bekerja untuk menentukan penyakit secara dini dan memperbaiki perjalanan penyakit. 2) Menilai bahaya dengan spirometer yang ada di tempat kerja dan mendapat standar bahaya tersebut. 3) Pemeriksaan fungsi paru juga dapat digunakan untuk diagnosis dan menentukan derajat kelainan paru, mengidentifikasi jenis gangguan fungsi pernafasan, dan mengidentifikasi atau menyingkirkan penyakit respiratorius sesak nafas. 2.1.1.3 Cara Pengukuran Kapasitas Paru Dengan menggunakan spirometer Bagian-bagian yang ada pada spirometer : 1) 2) 3) Floating drum yaitu tabung tempat ruang udara Air Drum tempat penampungan air

25 4) 5) Ruang oksigen (udara pernafasan) Tempat mulut untuk menghirup

Cara pengukurannya adalah: 1) 2) 3) 4) 5) Masukkan air pada tabung hutchinson sebatas garis merah Sesuaikan kleb batas dengan suhu air yang terbaca di termometer Lakukan inspirasi maksimal Masukkan udara melalui selang karet, maka tabung akan naik Baca hasilnya pada skala penunjuk (Herry Koesyanto dkk, 2005 : 45)

2.1.2 Sistem Pernafasan Manusia 2.1.2.1 Anatomi Saluran Pernafasan 1. Hidung (Nasal) Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Didalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran-kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung. 2. Tekak (Faring) Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makan. Terdapat didasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Rongga tekak, dibagi dalam tiga bagian: 1) Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut nasofaring. 2) Bagian tengah yang sama tingginya dengan Istmus Faisum disebut Orofaring

26 3) 3. Bagian bawah sekali dinamakan Laringofaring Pangkal tenggorok (Laring) Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak didepan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakhea bawahnya. Laring terdiri dari lima tulang rawan antara lain : 1) Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun (Adams apple) sangat jelas terlihat pada pria. 2) 3) 4) 4. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin. Kartilago epiglolis (1 buah) Batang tenggorok (Trakea) Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai dengan 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C). Panjang trakea 9-11cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos. 5. Cabang tengorok (Bronkus) Merupakan lanjutan dari trakhea ada dua buah yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis ke IV dan ke V. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampuk paru-paru, bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang.

27 6. Paru-paru Paru-paru adalah sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-gelembung (gelembung hawa=alveoli). Gelembung-gelembung

alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan) (Syaifuddin, 1997:87). 2.1.2.2 Fisiologi Saluran Pernafasan Pernafasan paru merupakan pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang terjadi pada paru. Fungsi paru adalah tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida pada pernafasan melalui paru atau pernafasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut, pada waktu bernafas, oksigen masuk melaui trakea dan pipa Bronchial ke alveoli, dan dapat erat berhubungan darah di dalam kapiler pulmonalis. Proses pernafasan dibagi empat peristiwa : 1) Ventilasi pulmonal yaitu masuk keluarnya udara dari atmosfer ke bagian alveoli paru-paru 2) Difusi oksigen dan karbondioksida di udara masuk ke pembuluh darah yang disekitar alveoli 3) 4) Transpor oksigen dan karbondioksida di darah ke sel Pengaturan ventilasi (Guyton, 1995:342)

2.1.2.3 Pathofisiologi saluran pernafasan Penyakit paru yang terjadi pada perusahaan mebel kayu adalah terjadinya efek pathofisiologis dan bersifat fibrosis pada paru sehingga alveoli mengalami

28 kekuatan yang berakibat terjadinya penurunan elastisitas dan pengembangan paru sehingga alveoli mengalami beban kerja pernafasan yang sangat kuat. Sehingga untuk mengatasi daya elastisitas alat pernafasan diperlukan nafas cepat dan dangkal. Pernafasan ini mengakibatkan hipoventuilasi alveolar dan

ketidakmampuan mempertahankan gas dalam normal. Setiap penurunan pengembangan paru akan menyebabkan pengurangan kapasitas vital paru. Kelainan pada saluran pernafasan dapat berupa opstrusi aliran darah pulmonal dan insufisiensi pernafasan. Kelainan saluran secara garis besar terdiri dari tiga bagian, yaitu : 1) 2) 3) Ventilasi yang tidak memadahi alveoli Pengurangan difusi gas melalui membran pernafasan Berkurangnya oksigen jaringan

2.1.2.4 Penyakit parenkim paru 1) Pneumokoniosis Pneumokoniosis adalah segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu-debu dalam paru-paru. Penyakit akibat inhalasi ini sangat terkait erat dengan kesehatan kerja. Jenis debu terinspirasi dapat mempengaruhi paru-paru, beberapa debu jika terhirup dalam paru-paru akan menimbulkan fibrosis, diantaranya silika akan menimbulkan silikosis, besi menimbulkan siderosis, batu bara akan menimbulkan paru-paru hitam, asbes menimbulkan asbestosis dan berilium menimbulkan berrilosis (Sumamur, 1996:126). Gejala-gejala yang muncul antara lain batuk-batuk kering, sesak nafas kelelahan umum, berat badan turun, banyak dahak dan lain-lain. Gambaran

29 rongent paru-paru, baik noduler ataupun lain-lainnya. Pemeriksaan tempat kerja harus menunjukkan adanya debu yang diduga menjadi sebab penyakit pneumokoniosis itu. Diagnosis pneumokoniosis adalah sukar, sebab sesungguhnya tak seorangpun manusia yang tidak menimbun debu-debu dalam paru-parunya. Lebihlebih kehidupan di kota atau di tempat kerja yang berdebu. Makin tua umur berarti makin banyak pula debu yang tertimbun dalam paru-paru sebagai hasil penghirupan debu sehari-hari. Lebih-lebih pneumokoniosis tingkat permulaan sngat sukar dipastikan diagnosanya (Sumamur, 1996:128) 2) Fibrosis Paru Fibrosis paru bukan merupakan penyakit tetapi istilah patologis yang menyatakan adanya jaringan pengikat dalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat proses penyakit paru-paru yang menimbulkan peradangan atau nekrosis. 2.1.3 Pengertian Debu Debu adalah istilah yang digunakan dalam industri untuk menguraikan bagian-bagian padat yang berada diudara yang biasanya besarnya antara 0.1 sampai 25 um (1um: 10-6m ). Debu yang besarnya lebih dari 25 um biasanya tidak cukup lama mengudara dan tidak menjadi suatu masalah penghirupan udara. Debu dengan ukuran yang besarnya kurang dari 5 um disebut debu yang dapat dihirup (respirable dust) (ILO, 1991:71). Debu yaitu partikel-partikel zat padat, yang disebabkan oleh kekuatankekuatan alami atau mekanis seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan,

30 pengepakan yang cepat, peledakan, dan lain-lain dari bahan-bahan baik organik, maupun anorganik. Misalnya batu, butir-butir zat, dan sebagainya (Sumamur, 1996:104). 2.1.4 Sifat-Sifat Debu 1. Sifat pengendapan Adalah sifat debu yang cenderung selalu mengendap karena gaya grafitasi bumi. Namun karena kecilnya ukuran debu, kadang-kadang debu ini relatif tetap berada di udara. Debu yang mengendap dapat mengganggu proporsi partikel yang lebih dari pada yang ada di udara. 2. Sifat permukaan basah Sifat permukaan debu akan cenderung basah, dilapisi oleh lapisan air yang sangat tipis. Sifat ini penting dalam pengendalian dalam tempat kerja. 3. Sifat penggumpalan Oleh karena permukaan debu yang selalu basah, sehingga dapat menempel satu sama lain dan dapat menggumpal. Turbelensi udara meningkatkan pembentukan penggumpalan debu. Kelembaban di dawah saturasi, kecil pengaruhnya terhadap penggumpalan debu. 4. Sifat listrik statis Debu mempunyai sifat listrik statis yang dapat menarik partikel lain yang berlawanan. Dengan demikian, partikel dalam larutan debu mempercepat terjadinya proses penggumpalan. 5. Sifat optis

31 Debu atau partikel basah atau lembab lainnya dapat memancarkan sinar yang dapat terlihat dalam kamar gelap. Pembagian debu yang didasarkan pada efeknya secara garis besar, ada tiga macam debu yaitu sebagai berikut: 1) Debu organik seperti debu kapas, debu daun-daunan tembakau dan sebagainya. 2) Debu mineral yang merupakan senyawa komplek seperti silikon dioksida dan sebagainya. 3) Debu metal, seperti timah hitam, mercury, Cd, aseton, dan lain-lain (Depkes RI, 2003:45). 2.1.5 Macam-Macam Debu Macam-macam debu menurut Harington (2003:154), yaitu: 1) Debu batu bara Terbentuk akibat pembusukan bahan vegetasi sejak zaman prasejarah. 2) Debu silika Merupakan senyawa keras mirip batu, dapat pecah menjadi partikel halus. 3) 4) Debu Asbestos Secara alamiah berupa silika serat serpetin (chrysotile), amfibol (crocidolite, amosite, anthothyllite). 5) Debu mineral buatan manusia dibuat dengan jalan penarikan, peniupan, sentrifugasi, dan penipisan dengan nyala api pada suhu yang sangat tinggi dengan menggunakan berbagai bahan mentah dan menghasilkan berbagai serabut dengan berbagai diameter dan sifat.

32 6) 7) Debu kapas. Debu yang dihasilkan oleh tanaman kapas melalui suatu proses pemisahan biji dan bahan lainnya dari kapas mentah. 8) Debu yang lain

2.1.6 Efek Debu Terhadap Fungsi Pernafasan Proses penimbunan debu terhadap paru-paru dapat terjadi melalui proses inspirasi yang mengandung debu. Penimbunan debu tergantung dari besarnya debu, apabila debu itu berukuran dintara 5-10 mikron akan ditahan oleh jalan pernafasan bagian atas, sedangkan yang berukuran 3-5 mikron ditahan oleh bagian tengah jalan pernafasan. Partikel yang ukurannya diantara 1 dan 3 mikron akan ditempatkan langsung kepermukaan alveoli paru-paru. Dan yang berukuran 0.1-1 mikron tidak begitu gampang hinggap dipermukaan alveoli, karena debu-debu ukuran demikian tidak mengendap. Debu yang partikel-partikelnya berukuran kurang dari 0.1 mikron bermassa terlalu kecil, sehingga tidak hinggap dipermukaan alveoli atau selaput lendir (Sumamur 1996:126). Partikel-partikel ini oleh karena gerakan brown, ada kemungkinan membentur permukaan alveoli dan tertimbun disana. Bila debu masuk di alveoli, maka alveoli akan mengeras (Fibrosis). Bila 10% mengeras akibatnya mengurangi elastisitasnya dalam menampung volume udara, sehingga kemampuan mengikat oksigen menurun. Penyebab hinggap dan tertimbunnya debu dalam paru-paru adalah sifat pengendapan dan sifat permukan basah partikel debu yang bergerak pada saat udara membelok, sehingga partikel berukuran besar menumbuk selaput lendir dan

33 hinggap ditempat tersebut. Proses ini dinamakan sedimentasi yaitu pada bronchioli tekanan udara sangat kurang, kira-kira 1cm/detik oleh karena gerakan grafitasi bumi sehingga partikel-partikel debu tersebut akan mengendap (Sumamur, 1996:127). 2.1.7 Akibat Partikel Debu Terhadap Paru-Paru 1) Fibrosis paru mineral Fibrosis paru dapat berwujud nodulasi dan difus (fibrosis ringan) berapa tidak elastisnya jaringan paru. 2) Fibrosis paru ekstensi Fibrosis paru ekstensif berupa nodulus ekstensif dan fibrosis paru yang jelas. 3) Peradangan dan perlukaan Fibrosis pada paru-paru merangsang terjadinya peradangan atau perlukaan pada saluran pernafasan. 4) Keracunan sistemis Absorbsi aerosol berakibat timbulnya reaksi toksis patologis. 5) Alergi Pembengkakan membran dapat meningkatkan secret (lendir) di hidung, nafas berat, dan kapasitas vital menurun. 6) Reaksi demam Reaksi demam merupakan kompensasi tubuh terhadap proses peradangan. 2.1.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kapasitas Vital Paru Faktor yang mempengaruhi volume dan kapasitas vital paru antara lain :

34 2.1.8.1 Pemakaian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja (A. M. Sugeng Budiono, dkk, 2003:329). Yang dimaksud disini adalah Alat Pelindung Diri (APD) pernafasan yang berguna untuk melindungi pernafasan terhadap gas, uap, debu, atau udara yang terkontaminiasi di tempat kerja yang dapat bersifat racun, korosi ataupun rangsangan. Alat

pelindung diri harus memenuhi persyaratan yaitu, APD haruslah enak dipakai, tidak mengganggu kerja, memberikan perlindungan yang efektif terhadap bahaya (Sumamur, 1996:217). Alat pelindung pernafasan dapat dibedakan menjadi dua (A.M. Sugeng Budiono, 2003: 332), yaitu: 1. Masker Untuk melindungi debu atau partikel-patikel yang lebih besar yang masuk ke dalam pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu. 2. Respirator Berguna untuk melindungi pernafasan dari debu, kabut, uap logam, asap dan gas. Alat ini dapat dibedakan atas: 1) Respirator pemurni udara Membersihkan udara dengan cara menyaring atau menyerap kontaminan dengan toksinitas rendah sebelum memasuki sistem pernafasan. 2) Respirator penyalur udara

35 Memberikan aliran udara yang tidak terkontaminasi secara terus-menerus. Udara dapat dipompakan dari sumber yang jauh (dihubungkan dengan selang tahan tekanan) atau dari persediaan portabel (seperti tabung yang berisi udara bersih atau oksigen). Jenis ini biasa dikenal dengan SCBA (Self Contained Breathing Apparatus) 2.1.8.2 Umur Umur berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya umur, semakin tua usia seseorang maka semakin besar kemungkinan terjadi penurunan fungsi paru (Joko Suyono, 2001:218). Menurut Sugeng Hariadi (2003:45), Usia produktif seseorang yaitu 18-40 tahun. Kebutuhan zat tenaga terus meningkat sampai akhirnya menurun setelah usia 40 tahun berkurangnya kebutuhan tenaga tersebut dikarenakan telah menurunnya kekuatan fisik. Dalam keadaan normal, usia juga mempengaruhi frekuensi pernapasan dan kapasitas paru. Frekuensi pernapasan pada orang dewasa antara 16-18 kali permenit, pada anak-anak sekitar 24 kali permenit. Walaupun pada orang dewasa frekuensi pernapasan lebih kecil dibanding dengan anak dan bayi. Dalam kondisi tertentu hal ini tersebut akan berubah misalnya akibat dari suatu penyakit, pernapasan bisa bertambah cepat dan sebaliknya (Syaifudin, 1997:105). 2.1.8.3 Jenis Kelamin Jenis kelamin mempunyai kapasitas paru yang berbeda. Volume dan kapasitas paru pada wanita kira-kira 20-25% lebih kecil daripada pria (Guyton,1997:605). Dan menurut Jan Tambayong (2001:86) kapasitas vital paru rata-rata pada pria dewasa kira-kira 4.8 liter dan wanita dewasa 3.1 liter.

36 2.1.8.4 Riwayat Penyakit Kapasitas vital paru akan berkurang pada penyakit paru-paru, jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan kelemahan otot paru (Guyton, 1997:608). 2.1.8.5 Status Gizi Gizi kerja adalah nutrisi atau kalori yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya (A.M. Sugeng Budiono, 2003:154). Tenaga kerja memerlukan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk memperbaiki sel-sel dan jaringan, untuk pertumbuhan sampai masa-masa tertentu untuk melakukan kegiatan, termasuk pekerjaan guna mencapai produktifitas kerja yang setinggi-tingginya. Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kapasitas vital paru, orang kurus panjang biasanya kapasitas vital paksanya lebih besar dari orang gemuk pendek (I Dewa Nyoman S, 2001:32). Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakitpenyakit tertentu, juga mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu caranya adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal dan normal (I Dewa Nyoman S, 2002:59) Status gizi diukur menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi. Rumus IMT adalah sebagai berikut:

37BB (kg ) TB 2 (m)

IMT =

Tabel 2.2 Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia Kategori IMT Kurus Normal Gemuk Kelebihan BB tingkat ringan Kelebihan BB tingkat berat (Sumber: I Dewa Nyoman Supriasa, 2001:61) 2.1.8.6 Masa kerja Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja dari pertama mulai masuk hingga sekarang masih bekerja. Masa kerja dapat diartikan sebagai sepenggalan waktu yang agak lama dimana seseorang tenaga kerja masuk dalam satu wilayah tempat usaha sampai batas waktu tertentu (Sumamur, 1995 : 71). Menurut teori dari A.M. Sugeng Budiono, dkk (2003:03), yaitu ketentuan waktu kerja yang wajib dilaksanakan adalah pada 7 jam sehari atau 40 jam seminggu untuk 6 hari kerja dalam seminggu. Sedangkan 8 jam sehari atau 40 jam seminggu untuk 5 hari kerja dalam seminggu. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan tersebut biasanya tidak disertai efisiensi yang tinggi, bahkan biasanya terlihat penurunan produktivitas serta kecenderungan untuk timbulnya kelelahan, penyakit dan kecelakaan. Semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut (Sumamur, 1996 : 193). Kekurangan BB tingkat berat Kekurangan BB tingkat rendah IMT < 17 17.0-18.5 > 18.5 - 25.00 25.00-27.0 >27.0

38 Pengusaha yang mempekerjakan pekerja atau buruh, wajib memberikan istirahat atau cuti . Istirahat mingguan 1 hari untuk 6 hari kerja dalam seminggu atau 2 hari untuk 5 hari kerja dam seminggu, dan untuk waktu lembur paling banyak 3 jam dalam sehari dan 14 jam dalam seminggu (A.M Sugeng Budiono, 2003:04).

39

2.2

Kerangka Teori Faktor Eksternal - Sifat Debu - Ukuran Debu - Macam Macam Debu - Pelayanan Kesehatan - Lingkungan

Gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP)

Faktor Internal - APD Pernafasan - Umur - Jenis Kelamin - Riwayat Penyakit - Status Gizi - Masa Kerja - Perilaku - Genetik

Gambar 2.1. Kerangka Teori Sumber: Hasil smodifikasi dari daftar pustaka Sumamur (1996:71), Guyton (1997:604), Syaifudin (1997:104), A.M Sugeng Budiono (2003:329), Joko Suyono (2001:276), I Dewa Nyoman S (2001:32).

40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Variable Bebas: Masa Kerja Variable Terikat: Gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP) Variabel Perancu: 1. APD Pernafasan 2. Umur 3. Jenis Kelamin 4. Riwayat Penyakit 5. Status Gizi 6. Perilaku 7. Genetik Gambar 3.1 Kerangka Konsep Keterangan: : dikendalikan Cara mengendalikan variabel: 1) Alat Pelindung Diri Pernafasan Pemakaian alat pelindung diri pernafasan dikendalikan dengan cara memilih responden yang memakai alat pelindung diri pernafasan.

41 2) Umur Variabel umur dikendalikan dengan cara memilih responden yang yang berusia produktif, yaitu berumur 18-40 tahun. 3) Jenis Kelamin Variabel jenis kelamin dikendalikan dengan cara memillih responden yang berjenis kelamin wanita. 4) Riwayat Penyakit Variabel penyakit dikendalikan dengan cara memilih responden yang tidak memiliki riwayat penyakit paru. 5) Status Gizi Variabel status gizi dikendalikan dengan memilih responden yang memiliki status gizi normal. 6) Perilaku Variabel perilaku dikendalikan dengan memilih responden yang selalu memeriksakan diri di pelayanan kesehatan waktu mengalami sakit pada gangguan pernafasan. 7) Genetik Variabel genetik dikendalikan dengan memilih responden yang tidak mempunyai riwayat genetik penyakit paru. 3.2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori diatas, hipotesis penelitian sebagai berikut, ada hubungan antara masa kerja dengan gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada

42 pekerja meubel bagian pengamplasan di industri meubel PT. Kota Jati Furindo desa Suwawal, kecamatan Mlonggo, kabupaten Jepara. 3.3 Definisi Operasional dan Skala pengukuran Variabel Definisi operasional Cara Pengukuran Lama pekerja terpapar Kuesioner debu dalam di lingkungan ini kerja yang dimaksud penelitian adalah lamanya pekerja (tahun) bekerja disuatu tempat kerja. 2. Gangguan Kapasitas Vital (KVP) Kapasitas adalah vital paru Spirometer udara Hutchinson Normal 80% Ringan 60-79% Sedang 51-59%s Berat 50% Ordinal Kategori Baru (>6 th) Sedang (6-10 th) Lama (>10 th) Skala Ordinal

No. Variabel 1. Masa Kerja

jumlah

Paru maksimal yang dapat (Rotari dikeluarkan dari paru, Spirometer) setelah udara dipenuhi secara maksimal. Jika hasil test dibawah gangguan standart, berarti pekerja mengalami fungsi paru.

3.4

Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian expplanatory research dengan

menggunakan pendekastan cross sectional. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini menjelaskan hubungan antara masa kerja dengan gangguan kapasitas vital paru

43 pada tenaga kerja dari populasi pada bagian pengamplasan di PT. Kota Jati Furindo pada satu periode. 3.5 3.5.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Soekidjo Notoatmodjo, 2005:79). Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah pekerja meubel PT. Kota Jati Furindo. Populasi dalam penelitian ini di khususkan pada bagian pengamplasan yang berjumlah 39 orang. 3.5.2 Sampel peneitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo Notoatmodjo, 2005:79). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah restriksi. Restriksi adalah penerapan kriteria pembatasan dalam memilih subyek penelitian (Bhisma Murti, 1997:79). Alasan peneliti menggunakan teknik sampel restriksi bertujuan untuk mengontrol variabel perancu. Sampel yang diteliti menggunakan kriteria ini, adalah: 1. Kriteria inklusi meliputi: 1) Pekerja yang menggunakan APD pernafasan 2) Umur pekerja di usia produktif (18-40 tahun) 3) Jenis kelamin perempuan 4) Pekerja yang tidak mempunyai riwayat penyakit 5) Status Gizi pekerja normal 6) Pekerja yang selalu memeriksakan diri di pelayanan kesehatan waktu mengalami sakit gangguan pernafasan. 7) Pekerja yang tidak mempunyai riwayat genetik penyakit paru.

44 2. Kriteria Eksklusi meliputi: 1) Responden menolak untuk dijadikan sample penelitian 2) Responden yang pada saat dilakukan penelitian tidak masuk kerja atau sedang cuti. 3) Responden yang pada saat dilakukan penelitian tidak ada di tempat kerja atau lokasi. Berdasarkan kriteria diatas didapat sebanyak 31 orang yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. 3.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data (Soekidjo Notoadmodjo, 2005:48). Instrumen dalam penelitian ini adalah: 3.6.1 Kuesioner Kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden (dalam hal angket) dan interviewer (dalam hal wawancara) tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Soekidjo Notoadmodjo, 2005:116). Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket langsung tertutup (multiple choice) yang berupa pertanyaan dimana responden harus memilih jawaban yang tersedia. Kuesioner dalam penelitian ini diberi daftar pertanyaan tentang data umum (nama, alamat, jenis kelamin, umur, berat badan, tinggi badan), dan data khusus (masa kerja dan hasil pemeriksaan KVP). Dalam angket ini disediakan dua

45 alternatif jawaban dalam tiap itemnya, dengan maksud untuk menghindari kecenderungan responden memilih jawaban netral. 3.6.2 Spirometer Hutchinson Spirometer dapat digunakan untuk mengetahui adanya gangguan faal pernafasan, evaluasi pengaruh penyakit terhadap faal pernafasan dan menilai kemajuan prognotis faal paru penderita yang dirawat. Dalam penelitian ini digunakan spirometer jenis Hutchinson (Rotari Spirometer). 3.6.3 Formulir Pengukuran KVP Formulir ini digunakan untuk mencatat hasil pengukuran Kapasitas Vital Paru (KVP). 3.6.4 Timbangan Badan Timbangan badan (One Med) digunakan untuk mengukur berat badan pekerja. 3.6.5 Mikrotoice Mikrotoice digunakan untuk mengukur tinggi badan pekerja. 3.7 Teknik Pengambilan Data Pada penelitian ini pengambilan data disesuaikan dengan jenis data sebagai berikut : 3.7.1 Data primer Data primer yaitu bila pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti (Eko Budiarto, 2001:05). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara sebagai berikut:

46 1. Pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. 2. Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face). Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau percakapan. 3. Pengukuran Kapasitas Vital Paru (KVP), dengan menggunakan alat Spirometer Hutchinson 3.7.2 Data Sekunder Diperoleh melalui dokumen-dokumen yang ada pada perusahaan meubel PT. Kota Jati Furindo. Data yang diperoleh adalah data tentang jumlah pekerja bagian pengamplasan dan waktu bekerja. 3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1 Teknik Pengolahan Data yang telah diperoleh kemudian dikumpulkan, diolah sesuai dengan tujuan dan kerangka konsep penelitian. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1. Editing : Memeriksa kelengkapan data yang diperoleh melalui kuesioner 2. Koding : Memberi kode masing-masing jawaban untuk mempermudah

47 pengolahan data 3. Tabulasi : Mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian dimasukkan dalam tabel yang sudah disiapkan 4. Data : Proses pemindahan data kedalam media komputer

3.8.2 Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu: 1. Analisa Univariat Yaitu analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel. 2. Analisa Bivariat Analisis bivariat ini merupakan analisis hasil dari variabel yang diteliti (variabel bebas), yang diduga mempunyai hubungan dengan variabl terikat. Adapun dalam analisis ini digunakan tabulasi silang dari masing-masing data mnggunakan uji chi square dengan tabel 3x4, namun jika persyaratan untuk uji chi square tidak terpenuhi seperti yaitu tidak ada sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel, maka dapat digunakan uji alternatif dengan penggabungan sel untuk tabel selain 2x2 dan 2xK sehingga terbentuk tabel B kali K yang baru. Jika p lebih kecil dari 0.05 maka hipotesis nol (Ho) ditolak, begitu pula sebaliknya jika p lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima.

48

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1

Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Univariat Hasil analisa univariat berupa penggunaan alat pelindung diri masker, karakteristik responden berdasarkan kelompok umur, Jenis Kelamin, Riwayat Penyakit, Status Gizi, Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja, Pemeriksaan Kapasitas Vital Paru. 1. Penggunaan Alat Pelindung Diri Masker Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja (A. M. Sugeng Budiono, dkk, 2003:329). APD tidaklah secara sempurna dapat melindungi tubuh, tetapi dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi. Dalam penelitian ini alat pelindung diri berupa penutup hidung atau masker sangat bermanfaat untuk mereduksi debu yang masuk ke dalam sistem pernafasan. Pemakaian alat pelindung diri masker pada penelitian ini dikendalikan dengan memilih responden yang menggunakan alat pelindung diri masker. Dari 31 responden semuanya (100%) menggunakan alat pelindung diri masker. 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur Umur berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya umur, semakin tua usia seseorang maka semakin besar kemungkinan terjadi penurunan

49 fungsi paru (Joko Suyono, 2001:218). Usia produktif seseorang yaitu 18-40 tahun (Sugeng Hariadi, 2003:45). Kebutuhan zat tenaga terus meningkat sampai akhirnya menurun setelah usia 40 tahun berkurangnya kebutuhan tenaga tersebut dikarenakan telah menurunnya kekuatan fisik. Penelitian mengenai hubungan antara masa kerja dengan gangguan kapasitas vital paru menggunakan 31 responden pada pekerja bagian pengamplasan di industri meubel PT. Kota Jati Furindo, dengan karakteristik responden yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur No 1 2 3 Umur Responden 18-24 25-31 32-40 Total Sumber : Data primer, 2008 Berdasarkan kategori umur diatas, frekuensi terbanyak terdapat pada golongan umur 32-40 tahun yaitu sebanyak 20 responden, dengan persentase 64.5%. Sedangkan pada umur 25-31 tahun yaitu sebanyak 9 responden dengan persentase 29 %, dan pada umur 18-24 tahun yaitu sebanyak 2 responden dengan persentase 6.5%. Dan dapat dilihat dari grafik dibawah ini. Frekuensi 2 9 20 31 Persentase (%) 6.5 29 64.5 100,00

50 Grafik 4.1 Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Sumber : Data primer, 2008 3. Jenis Kelamin Volume dan kapasitas paru pada setiap jenis kelamin berbeda-beda, dimana volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20-25% lebih kecil dari pada pria (Guyton, 1997:605). Sehingga dengan volume dan kapasitas paru yang lebih kecil dari pria, maka wanita lebih rentan terkena gangguan kapasitas vital paru. Jenis kelamin responden pada penelitian ini dikendalikan dengan memilih responden dengan jenis kelamin wanita. Dari 31 responden semuanya (100%) mempunyai jenis kelamin wanita. 4. Riwayat Penyakit Riwayat penyakit mempunyai pengaruh terhadap kesehatan pekerja, apabila seorang pekerja telah memiliki riwayat penyakit maka dia akan lebih mudah terpapar dari efek pekerjaannya. Kapasitas vital paru akan berkurang pada

51 penyakit paru-paru, jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan kelemahan otot paru (Guyton, 1997:608). Riwayat penyakit paru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesak nafas (asma) sebelum bekerja pada bagian pengamplasan. Riwayat penyakit dalam penelitian ini dikendalikan dengan memilih responden yang tidak mempunyai riwayat penyakit paru. Dari 31 responden semuanya (100%) tidak mempunyai riwayat penyakit paru. 5. Status Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kapasitas vital paru, orang kurus panjang biasanya kapasitas vital paksanya lebih dari orang gemuk pendek. Masalah kekurangan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko penyakitpenyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja dan mempunyai risiko terhadap penyakit infeksi (I Dewa Nyoman S, 2002:59). Status gizi dalam penelitian ini dikendalikan dengan memilih responden yang mempunyai status gizi normal. Dari 31 responden semuanya (100%) mempunyai status gizi normal.

52

6.

Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja dari pertama mulai

masuk hingga sekarang masih bekerja, penghitungan masa kerja dilakukan pada semua responden yang bekerja dibagian pengamplasan, dihitung mulai dia bekerja sebagai pengamplas sampai penelitian ini berlangsung. Masa Kerja dikategorikan menjadi tiga yaitu, lama bekerja kategori baru 10 tahun. Berdasarkan penelitian, didapatkan kondisi masa kerja responden seperti terlihat pada tabel 4.2 di bawah ini: Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan masa kerja No 1 2 3 Masa kerja Baru (10 tahun) Total

Sumber : Data primer, 2008 Pada tabel 4.2 diatas dapat terlihat bahwa frekuensi masa kerja responden paling banyak pada masa kerja sedang yaitu sebanyak 15 responden, dengan prosentase 48.4%. Pada masa kerja baru yaitu sebanyak 5 responden, dengan prosentase 16.1%. Sedangkan pada masa kerja lama yaitu sebanyak 11 responden, dengan prosentase 35.5%. Dan dapat dilihat dari grafik di bawah ini

53 Grafik 4.2 Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Sumber : Data primer, 2008 7. Pemeriksaan Kapasitas Vital Paru Tenaga kerja yang bekerja pada tempat yang berdebu beresiko mengalami penurunan fungsi paru, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan kapasitas vital paru. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui jumlah udara terbesar yang dapat dikeluarkan dari paru-paru setelah inspirasi maksimal, pemeriksaan KVP disini menggunakan alat Spirometer Hutchinson. Menurut standart kapasitas dengan gangguan fungsi paru menurut American Thoracis Society (ATS), kategori kapasitas vital paru dibedakan dalam 4 kategori, yaitu 80%, 60-79%, 51-59%, dan 50%. Berdasarkan hasil pengukuran kapasitas vital paru pada pekerja bagian pengamplasan, didapatkan hasil seperti terlihat pada tabel 4.3 di bawah ini:

54

Tabel 4.3 Hasil pemeriksaaan Forced Vital Capacity paru responden No 1 2 3 4 Kriteria Normal ( >80% ) Restriksi ringan ( 60-79% ) Restriksi sedang ( 51-59% ) Restriksi berat ( 10 tahun

3. Sudah berapa lama anda bekerja pada bagian pengamplasan di PT. Kota Jati Furindo? ..... Tahun a. < 6 tahun b. 6-10 tahun c. > 10 tahun

4. Anda sudah bekerja sebagai pengamplas sudah berapa lama? ..... Tahun a. < 6 tahun b. 6-10 tahun c. > 10 tahun

B2. Data Riwayat Paru 1. Apakah anda pernah menderita sesak napas sebelum anda bekerja di bagian pengamplasan? a. Ya b. Tidak

2. Apakah anda pernah mengalami sesak napas setelah anda bekerja di bagian pengamplasan? a. Ya b. Tidak

3. Jika ya, apakah gangguan tersebut hilang ketika anda tidak bekerja (dapat libur) atau anda selesai bekerja? a. Ya b. Tidak

4. Pada saat mengalami sesak napas, apakah anda memeriksakan diri di pelayanan kesehatan? a. Ya b. b. Tidak

68

B3. Pemakaian Alat Pelindung Diri (Masker) 1. Apakah anda selalu menggunakan alat pelindung diri masker, setiap bekerja? a. Ya b. Tidak

2. Apakah anda merasa nyaman saat bekerja dengan menggunakan masker? a. Ya b. Tidak

3. Apakah ada anjuran dari perusahaan untuk menggunakan masker? a. Ya b. Tidak

4. Apakah ada sanksi tertentu dari perusahaan bila anda tidak menggunakan masker? a. Ya b. Tidak

C. Hasil pengukuran dengan Spirometer: .

69

IDENTITAS RESPONDENNo 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Nama Tumirah Riza U Musronatun Sulastri Rochmi Muntiatin Firdausiyah Siti Aminah Turipah Ngatemi Sunarti Sridah Inawati Dewi Yuliati Chomariyah Jamiati Dariyati Kastimah Darikah Yusrotun Marlin Sriyati Senirah Rikah Utami Musfi'ah Asrowiyah Sri Astutik Asmanah Wari Ngatipah Alamat Slagi Suwawal Timur Lebak Kaliaman Mambak Sekuro Slagi jambu Barat Jambu Timur Slagi Suwawal Mororejo Sekuro Jambu Jambu Jambu Tubanan Nglebak Sinanggul Sinanggul Suwawal Timur Mambak Jambu Timur Srobyong Jeruk Wangi Demeling Suwawal Demeling Demeling Suwawal Demeling Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Umur (th) 40 22 30 26 29 35 28 38 29 33 34 34 39 36 40 37 33 40 36 23 40 40 27 32 29 32 35 33 30 30 34 BB (kg) 60 50 52 42 49 60 49 60 60 49 48 45 47 50 52 50 47 47 50 50 55 50 37 50 45 46 50 45 45 58 47 TB (cm) 160 160 162 150 158 160 150 159 160 155 160 155 155 152 157 158 157 159 159 157 155 160 140 160 150 150 160 150 155 160 151 Status Gizi Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal

70

DATA MENTAH HASIL PENELITIANData Pekerjaan No.Resp NAMA Bekerja di tempat lain 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 jika ya, lama kerja 0 0 2 0 1 2 0 1 0 1 0 0 1 1 2 0 2 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 bekerja di PT.KOTA 2 1 3 1 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 masa kerja total 2 1 3 1 1 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 keterangan Sedang Baru Lama Baru Baru Sedang Sedang Lama Sedang Lama Sedang Sedang Lama Lama Lama Sedang Lama Sedang Lama Baru Sedang Lama Sedang Sedang Lama Sedang Sedang Sedang Baru Sedang Lama

R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31

Tumirah Riza U Musronatun Sulastri Rochmi Muntiatin Firdausiyah Siti Aminah Turipah Ngatemi Sunarti Sridah Inawati Dewi Yuliati Chomariyah Jamiati Dariyati Kastimah Darikah Yusrotun Marlin Sriyati Senirah Rikah Utami Musfi'ah Asrowiyah Sri Astutik Asmanah Wari Ngatipah

71

Keterangan: Bekerja di tempat kerja, Score 1 = Tidak 2 = Ya Lama kerja di tempat lain, Score 0 = Loncat (Tidak pernah bekerja di tempat lain) 1 = 10 tahun Bekerja di PT. Kota Jati, Score 1 = 10 tahun Masa Kerja, Score 1 = 10 tahun Jam istirahat, Score 1 = Tidak 2 = ya

72

DATA MENTAH HASIL PENELITIANPemakaian Alat Pelindung Diri (Masker) No.Responden Menggunakan Masker Nyaman menggunakan Masker Anjuran Perusahaan Sanksi keterangan

R-1R-2

R-3R-4

R-5R-6

R-7R-8

R-9 R-10R-11

R-12R-13 R-14

R-15R-16 R-17

R-18R-19

R-20R-21

R-22R-23 R-24

R-25R-26

R-27R-28

R-29R-30

R-31

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M

Keterangan : M = Memakai APD Masker Score : 1 = Tidak 2 = Ya

73

DATA HASIL PEMERIKSAAN KVPPemeriksaan KVP I 2100 2800 1400 1900 2000 1500 2000 1100 3000 1800 1200 1700 1500 1100 1400 1100 1200 1200 1100 2000 1400 1200 1400 1700 1500 1300 1000 2000 1800 1000 1300 Pemeriksaan KVP II 1800 3400 1300 1800 2300 1500 1800 1600 3100 1900 1400 1500 1500 1400 1200 1100 1100 1300 1000 2300 1100 1400 1600 1800 1600 1200 1100 2200 2000 1500 1400 Pemeriksaan KVP III 2400 3400 1400 1900 2200 1500 1900 1700 2900 1800 1500 1800 1400 1300 1600 1400 1100 1300 1100 2500 1600 1500 1200 1900 1500 1500 1100 1900 2200 1400 1400 Nilai maksimum KVP 2400 3400 1400 1900 2300 1500 2000 1700 3100 1900 1500 1800 1500 1400 1600 1400 1200 1300 1100 2500 1600 1500 1600 1900 1600 1500 1100 2200 2200 1500 1400 KVP (%) 95,2 121,4 51,8 68,8 84,8 56,8 73,5 67,4 114,4 71,9 56,8 68,2 59,5 55,5 63,4 55,5 45,4 51,5 43,6 89,6 63,4 59,5 58,3 71,9 59,0 56,8 41,6 83,3 81,4 55,5 51,8

No. R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31

Nama Tumirah Riza Umami Musronatun Sulastri Rochmi Muntiatin Firdausiyah Siti Aminah Turipah Ngatemi Sunarti Sridah Inawati Dewi Yuliati Chomariyah Jamiyati Dariyati Kastimah Darikah Yusrotun Marlin Sriyati Senirah Rikah Utami Musfiah Asrowiyah Sri Astutik Asmanah Wari Ngatipah

Kesimpulan Normal Normal Sedang Ringan Normal Sedang Ringan Ringan Normal Ringan Sedang Ringan Sedang Sedang Ringan Sedang Berat Sedang Berat Normal Ringan Sedang Sedang Ringan Sedang Sedang Berat Normal Normal Sedang Sedang

Keterangan: Normal : Tidak ada gangguan kerja pada fungsi paru Ringan : Diprediksi ada penyumbatan & penyempitan pada saluran nafas (kelainan terjadi di bronkus) pada tingkat ringan Sedang : Diprediksi ada penyumbatan & penyempitan pada saluran nafas (kelainan terjadi di bronkus) pada tingkat sedang Berat : Diprediksi adanya penyumbatan & penyempitan pada saluran nafas serta adanya gangguan pada parenkim paru (misalnya : fibrosis)

74

FrequenciesStatistics Masa Kerja 31 0 Kapasitas Vital Paru 31 0

N

Valid Missing

Frequency TableMasa Kerja Frequency 5 15 11 31 Percent 16.1 48.4 35.5 100.0 Valid Percent 16.1 48.4 35.5 100.0 Cumulative Percent 16.1 64.5 100.0

Valid

Baru Sedang Lama Total

Kapasitas Vital Paru Frequency 7 8 13 3 31 Percent 22.6 25.8 41.9 9.7 100.0 Valid Percent 22.6 25.8 41.9 9.7 100.0 Cumulative Percent 22.6 48.4 90.3 100.0

Valid

Normal Ringan Sedang Berat Total

Umur Responden Frequency Percent 2 6.5 9 29.0 20 64.5 31 100.0 Valid Percent 6.5 29.0 64.5 100.0 Cumulative Percent 6.5 35.5 100.0

Valid

18-24 25-31 32-40 Total

75

Crosstabs 3 X 4Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0%

Valid N Masa Kerja * Kapasitas Vital Paru 31 Percent 100.0%

Total N 31 Percent 100.0%

Masa Kerja * Kapasitas Vital Paru Crosstabulation Kapasitas Vital Paru Ringan Sedang 1 0 1.3 2.1 20.0% .0% 4 7 3.9 6.3 26.7% 46.7% 3 6 2.8 4.6 27.3% 54.5% 8 13 8.0 13.0 25.8% 41.9%

Normal Masa Kerja Baru Count Expected Count % within Masa Kerja Count Expected Count % within Masa Kerja Count Expected Count % within Masa Kerja Count Expected Count % within Masa Kerja 4 1.1 80.0% 3 3.4 20.0% 0 2.5 .0% 7 7.0 22.6%

Berat 0 .5 .0% 1 1.5 6.7% 2 1.1 18.2% 3 3.0 9.7%

Total 5 5.0 100.0% 15 15.0 100.0% 11 11.0 100.0% 31 31.0 100.0%

Sedang

Lama

Total

Chi-Square Tests Value 13.948a 15.904 10.078 31 df 6 6 1 Asymp. Sig. (2-sided) .030 .014 .002

Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

a. 11 cells (91.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .48.

76

Crosstabs 2 X 2 (Setelah Pengabungan sel) CrosstabsCase Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0%

Valid N Masa Kerja * Kapasitas Paru 31 Percent 100.0%

Total N 31 Percent 100.0%

Masa Kerja * Kapasitas Paru Crosstabulation Kapasitas Paru normal sedang 5 0 2.4 2.6 100.0% .0% 10 16 12.6 13.4 38.5% 61.5% 15 16 15.0 16.0 48.4% 51.6%

Total 5 5.0 100.0% 26 26.0 100.0% 31 31.0 100.0%

Masa Kerja

baru

lama

Total

Count Expected Count % within Masa Kerja Count Expected Count % within Masa Kerja Count Expected Count % within Masa Kerja

Chi-Square Tests Value 6.359b 4.134 8.296 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .012 .042 .004 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

.018 6.154 31 1 .013

.018

a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2. 42.

77

DOKUMENTASI PENELITIAN

Peneliti sedang mendampingi responden mengisi kuesioner

Peneliti sedang menimbang beat badan responden

78

Pelaksanaan pengukuran spirometer

Pelaksanaan pengukuran spirometer