BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Meningkatnya pertumbuhan penduduk yang semakin tahun semakin meningkat menyebabkan masalah kependudukan, salah satunya adalah semakin sempitnya lahan kosong untuk membuat rumah. Kebutuhan tempat tinggal yang cukup banyak di masyarakat membuat semakin sempitnya lahan kosong dan harga tempat tinggal yang semakin merangkak naik.daerah perkotaan merupakan daerah yang berpenduduk padat dan lahan kosong yang tersedia terbatas. Untuk itu perlu solusi untuk mengatasi masalah tentang tempat tinggal yang layak, serasi dan seimbang. Pembangunan rumah susun merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah kebutuhan pemukiman terutama di daerah perkotaan yang jumlah penduduknya terus meningkat tiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya dan yang paling banyak disebabkan oleh banyaknya penduduk yang mengadu nasib untuk mencari pekerjaan dikota. Pembangunan rumah susun diharapkan mampu mengurangi penggunaan tanah, membuat ruang-ruang terbuka kota yang lebih luas dan dapat digunakan sebagai suatu cara untuk memperindah kota terutama bagi daerah yang kumuh. 1
80
Embed
Web viewMemiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu kesehatan, ... Paving. 2 √ 2 Tanah tidak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Meningkatnya pertumbuhan penduduk yang semakin tahun
semakin meningkat menyebabkan masalah kependudukan, salah satunya
adalah semakin sempitnya lahan kosong untuk membuat rumah. Kebutuhan
tempat tinggal yang cukup banyak di masyarakat membuat semakin
sempitnya lahan kosong dan harga tempat tinggal yang semakin merangkak
naik.daerah perkotaan merupakan daerah yang berpenduduk padat dan
lahan kosong yang tersedia terbatas. Untuk itu perlu solusi untuk mengatasi
masalah tentang tempat tinggal yang layak, serasi dan seimbang.
Pembangunan rumah susun merupakan salah satu alternatif pemecahan
masalah kebutuhan pemukiman terutama di daerah perkotaan yang jumlah
penduduknya terus meningkat tiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk ini
disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya dan yang paling banyak
disebabkan oleh banyaknya penduduk yang mengadu nasib untuk mencari
pekerjaan dikota. Pembangunan rumah susun diharapkan mampu
mengurangi penggunaan tanah, membuat ruang-ruang terbuka kota yang
lebih luas dan dapat digunakan sebagai suatu cara untuk memperindah kota
terutama bagi daerah yang kumuh. Misalnya lahan kosong yang tersedia
dibangun taman kota atau ruang terbuka hijau.
Konsep pembangunan dari rumah susun yaitu merupakan bangunan
bertingkat, yang dapat dihuni bersama, dimana satuan-satuan dari unit
dalam bangunan dimaksud dapat dimiliki secara terpisah yang dibangun
baik secara horizontal maupun secara vertikal. Walaupun ukurannya sempit
tetapi sudah ada fasilitas seperti rumah, misalnya dalam satu unit ada kamar
mandi, dapur dan kamar tidur.pembangunan perumahan yang demikian itu
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kondisi fisik bangunan dan sistem sanitasi di rumah susun sering
diabaikan oleh penghuninya sehingga mengakibatkan penurunan kualitas
pelayanan sistem sanitasi.untuk itu perlu dilakukan penilaian untuk menilai
1
dan mengevaluasi sistem sanitasi rumah susun ditinjau dari teknis,
pembiayaan, kelembagaan dan peran serta masyarakat agar dihasilkan
pengelolaan operasional sistem sanitasi yang ideal.
1.2 Rumusan Masalah
a. Mengidentifikasi sanitasi Rusunawa Wonorejo 2.
b. Mengidentifikasi kelengkapan sarana prasarana yang terdapat di
Rusunawa Wonorejo 2.
c. Mengidentifikasi fasilitas yang ada di Rusunawa Wonorejo 2.
d. Mengidentifikasi pemenuhan syarat keselamatan di Rusunawa
Wonorejo 2.
1.3 Manfaat
a. Mengaplikasikan ilmu tentang penilaian sanitasi terhadap rumah susun.
b. Mengetahui keadaan bangunan dan sanitasi Rusunawa Wonorejo 2
yang sebenarnya.
c. Menambah pengetahuan bagi mahasiswa mengenai kesehatan sanitasi
rumah susun.
d. Memberi masukan kepada Rusunawa Wonorejo 2 terhadap perbaikan
kondisi sanitasi apabila tidak sesuai dengan persyaratan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Rumah Susun
Menurut UU nomor 20 tahun 2011 pasal 1, rumah susun adalah
bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang
terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik
dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang
masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama
untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda
bersama, dan tanah bersama.
2.2 Jenis Rumah Susun Berdasarkan Kepemilikan Menurut Kibagus
(2011)
a. Rumah susun sederhana milik (rumah susunamik)
Rumah susun sederhana milik yaitu bangunan bertingkat yang
dibangun dalam satu lingkungan tempat hunian yang memiliki WC
dan dapur baik menyatu dengan unit maupun bersifat publik dan
diperoleh melalui kredit kepemilikan rumah dengan subsidi maupun
tanpa subsidi.
b. Rumah susun sederhana sewa (rumah susunawa)
Rumah susun sederhana sewa adalah bangunan gedung bertingkat
yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-
bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal
maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing
dapat dimanfaatkan dengan tata laksana sewa dan digunakan secara
terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan
bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama, yang dibangun
dengan menggunakan bahan bangunan dan konstruksi sederhana akan
tetapi masih memenuhi standard kebutuhan minimal dari aspek
kesehatan, keamanan, dan kenyamanan, dengan mempertimbangkan
dan memanfaatkan potensi lokal meliputi potensi fisik seperti bahan
3
bangunan, geologis, dan iklim setempat serta potensi sosial budaya
seperti arsitektur lokal dan cara hidup.
2.3 Sanitasi Rumah Susun
Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur,
komponen, dan penggunaan bahan bangunan yang memenuhi persyaratan
konstruksi sesuai dengan standar yang berlaku. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 4 tahun 1988, rumah susun harus dilengkapi dengan:
a. Jaringan air bersih yang memenuhi persyaratan mengenai persiapan
dan perlengkapannya termasuk meter air, pengatur tekanan air, dan
tangki air dalam bangunan;
b. Jaringan listrik yang memenuhi persyaratan mengenai kabel dan
perlengkapannya, termasuk meter listrik dan pembatas arus, serta
pengamanan terhadap kemungkinan timbulnya hal-hal yng
membahayakan;
c. Jaringan gas yang memenuhi persyaratan beserta perlengkapannya
termasuk meter gas, pengatur arus, serta pengamanan terhadap
kemungkinan timbulnya hal-hal yang membahayakan;
d. Saluran pembuangan air hujan yang memenuhi persyaratan kualitas,
kuantitas, dan pemasangan;
e. Saluran pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan kualitas,
kuantitas, pemasangan.
f. Saluran dan/atau tempat pembuangan sampah yang memenuhi
persyaratan terhadap kebersihan, kesehatan, dan kemudahan;
g. Tempat untuk kemungkinan pemasangan jaringan telepon dan alat
komunikasi lainnya;
h. Alat transportasi yang berupa tangga, lift atau eskalator sesuai dengan
tingkat keperluan dan persyaratan yang berlaku;
i. Pintu dan tangga darurat kebakaran;
j. Tempat jemuran;
k. Alat pemadam kebakaran,
l. Penangkal petir;
m. Alat/sistem alarm
4
n. Pintu kedap asap pada jarak-jarak tertentu;
o. Generator listrik disediakan untuk rumah susun yang menggunakan
lift.
Dalam rumah susun dan lingkungannya harus disediakan ruangan-
ruangan dan/atau bangunan untuk tempat berkumpul, melakukan kegiatan
masyarakat, tempat bermain bagi anak-anak, dan kontak sosial lainnya,
sesuai dengan standar yang berlaku.
Rumah susun harus dibangun di lokasi yang sesuai dengan peruntukan
dan keserasian lingkungan dengan memperhatikan rencana tata ruang dan
tata guna tanah yang ada. Rumah susun harus dibangun pada lokasi yang
memungkinkan berfungsinya dengan baik saluran-saluran pembuangan
dalam lingkungan ke sistem jaringan pembuangan air hujan dan jaringan
air limbah kota. Lokasi rumah susun harus mudah dicapai angkutan yang
diperlukan baik langsung maupun tidak langsung pada waktu
pembangunan maupun penghunian serta perkembangan dimasa
mendatang, dengan memperhatikan keamanan, ketertiban, dan gangguan
pada lokasi sekitarnya. Lokasi rumah susun harus dijangkau oleh
pelayanan jaringan air bersih dan listrik.
Dalam hal lokasi rumah susun belum dapat dijangkau oleh pelayanan
jaringan air bersih dan listrik, penyelenggara pembangunan wajib
menyediakan secara tersendiri sarana air bersih dan listrik sesuai dengan
tingkat keperluannya, dan dikelola berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Menurut Kepmenkes No.829/Menkes/SK/7/1999, persyaratan
kesehatan rumah tinggal adalah sbb :
1. Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran
sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah
gempa dan sebagainya.
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (tpa)
sampah atau bekas tambang.
5
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran
seperti jalur pendaratan penerbangan.
2. Bahan bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat
membahayakan kesehatan
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen
3. Komponen dan penataan ruangan
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b. Dinding rumah memiliki ventilasi, dikamar mandi dan kamar cuci
kedap air dan mudah dibersihkan
c. Langit – langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaan
d. Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir
e. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya
f. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap
4. Pencahayaan alam dan atau buatan langsung maupun tidak langsung
dapat menerangi ruanagan dengan intensitas minimal 60 lux dan tidak
menyilaukan mata.
5. Kebisingan dan getaran
a. Kebisingan dianjurkan 45 db.a maksimum 55 db.a
b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik
6. Kualitas udara
a. Suhu udara nyaman antara 18 – 30oc
b. Kelembapan udara 40 – 70%
c. Gas so2 kurang dari 0.10 ppm/24 jam
d. Pertukaran udara 5 kaki3/menit/penghuni
e. Gas co kurang dari 100 ppm/8 jam
f. Gas formaldehide kurang dari 120 mg/m3
7. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman
a. Kandungan timah hitam (pb) maksimum 300 mg/kg
b. Kandungan arsenik (as) total maksimum 100 mg/kg
6
c. Kandungan cadmium (cd) maksimum 20 mg/kg
d. Kandungan benzoa(a)pyrene maksimum 1 mg/kg
8. Prasarana dan sarana lingkungan
a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga
dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan.
b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan
vektor penyakit.
c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi
jalan tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak
membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus
memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak
menyilaukan mata.
d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air
yang memenuhi persyaratan kesehatan.
e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus
memenuhi persyaratan kesehatan.
f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan.
g. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi,
tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dsb.
h. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan
penghuninya.
i. Tempat pengelolaan makanan (tpm) harus menjamin tidak terjadi
kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
9. Vektor penyakit
a. Indeks lalat harus memenuhi syarat
b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%
Menurut Kepmenkes No 829/Menkes/SK/7/1999 Persyaratan Kesehatan
Rumah Tinggal adalah sebagai berikut:
1. Bahan bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat
membahayakan kesehatan.
7
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruangan
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b. Dinding rumah memiliki ventilasi, dikamar mandi dan kamar cuci
kedap air dan mudah dibersihkan
c. Langit – langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaan
d. Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir
e. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya
f. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap
3. Pencahayaan alam dan atau buatan langsung maupun tidak langsung
dapat menerangi ruanagan dengan intensitas minimal 60 lux dan tidak
menyilaukan mata.
4. Kualitas udara
a. Suhu udara nyaman antara 18 – 30oc
b. Kelembapan udara 40 – 70%
c. Gas so2 kurang dari 0.10 ppm/24 jam
d. Pertukaran udara 5 kaki3/menit/penghuni
e. Gas co kurang dari 100 ppm/8 jam
f. Gas formaldehide kurang dari 120 mg/m3
5. Ventilasi
luas lubang ventilasi alamiah yang permanen 10% luas lantai
6. Vektor penyakit
tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus dalam rumah
7. Penyediaan air
a. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60
liter/orang/hari
b. Kualitas air memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air
minum menurut permenkes 416 tahun 1990 dan kepmenkes tahun
907 tahun 2002
8
8. Sarana penyimpanan makanan
tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman
9. Pembuangan limbah
a. Limbah cair yang bersal dari rumah tangga tidak mencemari
sumber air, tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari
permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan
bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.
10. Kepadatan penduduk
luas kamar tidur minimal 8m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2
orang tidur.
Persyaratan tersebut diatas berlaku juga kondominium, rumah
susun, ruko, rukan (rumah kantor) dan zona pemukiman. Pelaksanaan
ketentuan mengenai persyaratan, kesehatan, perumahan, dan lingkungan
pemukiman menjadi tanggungjawab pengembang atau penyelenggara
pembangunan perumahan dan pemilik atau penghuni rumah tinggal untuk
rumah.
9
BAB III
METODE OBSERVASI DAN PENILAIAN
3.1 Lokasi dan waktu pelaksanaan
Kegiatan observasi dilakukan di rusunawa wonorejo 2, jalan wonorejo
tambak - surabaya pada tanggal 12 november 2012 dimulai pukul 15.00 wib.
3.2 Sampel observasi
Jumlah sampel yang diambil sebanyak 28 unit hunian/kk dengan rincian
tujuh unit hunian (lima unit hunian pada lantai 1 dan lima unit hunian pada
lantai 1) di blok we dan wf, tujuh unit hunian (empat unit hunian pada lantai 2
dan lima unit hunian pada lantai 3) di blok wf, tujuh unit hunian (empat unit
hunian pada lantai 2 dan lima unit hunian pada lantai 3) di blok we.
Penentuan blok dipilih secara acak/random.
3.3 Metode penilaian
Metode penilaian yang digunakan adalah observatif analitik karena hanya
melakukan pengamatan dan menganalisis hasil pengamatan tanpa memberi
perlakuan apapun.
3.4 Teknik pengumpulan data
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan tabel penilaian observasi
yang telah disusun sebelumnya. Observasi dilakukan terhadap keadaan
bangunan Rusunawa Wonorejo 2 serta fasilitas yang ada di Rusunawa
Wonorejo 2, dimana di dalamnya mencakup sanitasi Rusunawa Wonorejo
2 tersebut.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan secara tidak mendalam dan terstrukur dengan
menggunakan lembar kuesioner yang telah disusun sebelumnya. Pihak
yang diwawancarai adalah penghuni yang rumah/unit huniannya
diobservasi dan dinilai oleh kelompok kami, selain itu wawancara juga
dilakukan terhadap 2 orang pengurus/pengelola Rusunawa Wonorejo 2,
10
3.5 Instrumen observasi
Alat :
1. Alat tulis
2. Meteran
3. Kamera digital / hp kamera
4. Luxmeter
5. Thermo-hygrometer
Bahan:
1. Form penilaian
a. Meliputi; penilaian kelompok komponen rumah dan kelompok sarana
sanitasi.
b. Instrumen yang digunakan adalah tabel penilaian observasi sanitasi
rumah susun dan kuesioner.
3.6 Prosedur Observasi Dan Penilaian
Langkah-langkah yang kami lakukan dalam observasi di rusunawa wonorejo
2 adalah sebagai berikut :
a. Membuat tabel penilaian observasi dengan mengacu pada peraturan
menteri yang berkaitan dengan persyaratan rumah susun serta membuat
kuesioner.
b. Melakukan observasi lapangan pada target yang telah ditentukan dengan
metode sampling.
c. Melakukan penilaian sesuai dengan keadaan yang ada di rusunawa
wonorejo 2.
d. Melakukan wawancara sesuai dengan lembar kuesioner yang telah dibuat
kepada para penghuni rumah susun yang telah ditentukan sebelumnya.
e. Pada lembar kuesioner kami tidak melakukan perhitungan secara
matematis. Penggunaan lembar kuesioner lebih ditujukan untuk
mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan rumah susun namun tidak
dapat diobservasi, sepeti aspek sosial, aspek geografi maupun aspek
kesehatan yang berhubungan dengan penghuni maupun rumah susun.
f. Menghitung hasil penilaian pada lembar instrumen (tabel penilaian
observasi) dengan rumus
11
skor (yang diperoleh) x 100%
skor maks.
skor maks = 214,7
g. Menyimpulkan hasil penilaian berdasarkan kriteria sebagai berikut.
< 60 % = kurang memenuhi syarat
60 % - 69,9 % = cukup memenuhi syarat
≥ 70% = memenuhi syarat
3.7 Pembagian Tugas Dalam Kelompok
Dalam melakukan observasi di Rusunawa Wonorejo 2, pembagian tugas
kerja kami lakukan agar mempemudah dalam melakukan observasi. Rincian
dari pembagian job description dapat dilihat di bawah ini:
a. Pengobservasi dan : Fenty dan Nisa: lantai 3 dan 4 (WE)
Pewawancara Arum dan Uut : lantai 3 dan 4 (WF)
Seno dan Wika : lantai 2 (WE) dan lantai 2
(WF)
Dokumentasi dan pewawancara pengelola Rusunawa Wonorejo 2 : Ruri
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Rusunawa Wonorejo 2
Rusunawa Wonorejo 2 terletak di jalan Wonorejo Tambak -
Surabaya. Berdasarkan kepemilikannya, Rusunawa Wonorejo 2 berjenis
rumah susun sederhana sewa. Rusunawa Wonorejo 2 mulai dihuni pada
tahun 2009 . Rusunawa Wonorejo 2 tersebut dihuni oleh 192 kk, dengan
48 kk pada tiap blok.
Rusunawa Wonorejo 2 terdiri dari 4 gedung dan tiap gedung terdiri
dari satu blok (blok WC, WD, WE dan WF). Masing-masing blok terdiri
dari 4 lantai. Setiap lantai berisi 12 unit hunian, dengan luas per unit
hunian 3m x 7m. Masing – masing lantai terdapat satu tempat
perkumpulan.
Lantai paling bawah dari setiap blok Rusunawa Wonorejo 2
digunakan sebagai tempat parkir. Selain itu pada lantai tersebut terdapat
ruang pertemuan bersama serta gudang. Pada lantai paling bawah blok d
terdapat kantor manajemen/pengurus, dan pada lantai paling bawah blok e
terdapat ruang baca.
Di setiap dua blok terdapat penampungan air pdam untuk
kebutuhan air bersih penghuni yang dikuras setiap 2 (dua) bulan sekali
secara swadaya. Setiap dua blok terdapat septic tank, TPA pada setiap
blok dan terdapat unit pelayanan kesehatan berupa posyandu di kompleks
Rusunawa Wonorejo 2. Di halaman depan Rusunawa Wonorejo 2 terdapat
tempat bermain, lapangan bola, dan papan nama. Di sekitar halaman depan
Rusunawa Wonorejo 2 terdapat pepohonan pada titik-titik wilayah tertentu
dan dijadikan sebagai ruang terbuka hijau (RTH).
13
4.2. Hasil penilaian rumah susun wonorejo
Tabel 1. Tabel Hasil Penilaian Skor rata-rata per Variabel untuk 28
Responden
Berdasarkan tabel di atas total skor yang diperoleh berdasarkan hasil
observasi adalah 142 selanjutnya total skor tersebut dihitung dengan
menggunakan rumus:
∑ Skor
∑ Skor maksimalX 100 %
keterangan:
skor maks = 214,7
< 60 % = kurang memenuhi syarat
60 % - 69,9 % = cukup memenuhi syarat
≥ 70% = memenuhi syarat
Hasil penilaian = ∑ skor
∑ Skor maksimalX 100 %
= 151,62214,7
x100 %
14
No.Variabel
Penilaian
Bobot
Total
presenta
se tiap
variabel
Total
Skor
1. Bangunan gedung 15 % 77,5 % 31
2. Fasilitas rumah susun 15 % 60,3 % 25,1
3. Rumah hunian 30 % 74,0 % 49,02
4. Syarat keselamatan 10 % 92,3 % 12
5. Sanitasi rumah susun 30 % 63,8 % 34,5
Total 100 % 151,62
= 70,62 %
dari presentase sebesar 70,62 % di atas dapat diketahui bahwa kondisi
rusunawa wonorejo 2 ini termasuk “memenuhi syarat’’
4.3. Pembahasan Komponen Rumah Susun Wonorejo
4.3.1. Bangunan gedung
Hasil penilaian bangunan fisik gedung (blok we dan wf) rumah
susun wonorejo adalah 77,5 %. Hal ini menunjukkan bahwa
bangunan fisik gedung (blok we dan wf) pada rusunawa wonorejo
tergolong sudah memenuhi syarat. Adapun komponen yang dilihat
adalah sebagai berikut.
a. Atap
Atap pada rumah susun wonorejo terbuat dari bahan
genteng asbes/seng yang cukup kuat tetapi lebih panas
dibandingkan genteng tanah liat. Pada blok we dan wf yang
kami amati, dijumpai adanya kebocoran pada atap, hal ini
terlihat dari adanya bekas rembesan air pada langit-langitnya.
b. Dinding
Dinding pada rumah susun wonorejo dalam keadaan yang
rata dan tidak terdapat retakan. Bahan yang digunakan sebagai
dinding adalah batako (beton pra cetak), batako ini adalah
bahan yang kuat untuk dipergunakan sebagai bahan dinding.
Dinding pada bangunan fisik gedung, secara keseluruhan masih
dalam keadaan yang terjaga kebersihannya, meliputi tidak
terdapat debu berlebih, sarang laba-laba atau pun coretan dan
lumut.
Tetapi pada dinding terdapat rembesan air yang disebabkan
karena atap yang bocor. Warna yang digunakan pada dinding
adalah warna asli batako yaitu abu-abu, sehingga memberikan
warna gelap pada rumah karena dinding tidak dicat. Dinding
dengan warna gelap kurang dapat memantulkan cahaya dengan
baik sehingga dapat menyebabkan ruangan menjadi lembab.
c. Pagar
15
Pagar untuk pembatas bangunan gedung pada rumah susun
wonorejo terbuat dari besi. Besi merupakan bahan yang kokoh
dan cocok digunakan sebagai pagar pada bangunan gedung
rumah susun karena sifatnya yang kuat dan tahan lama.
Keadaan pagar di rumah susun wonorejo cukup baik (tidak
berkarat, keropos, dan rusak). Tiap dua bangunan gedung (2
blok) dibatasi oleh pagar pembatas.
d. Tangga
Tangga yang digunakan pada rumah susun wonorejo
terbuat dari batu bata yang diplester (tanpa keramik). Struktur
lantai anak tangga cukup rata dan tidak bergelombang atau
retak sehingga tangga di rumah susun wonorejo cukup aman
untuk digunakan. Bentuk tangga dirancang dengan model u
(berbalik arah). Keamanan tangga cukup landai serta ada
pegangannya sehingga aman jika dilalui anak-anak dan lansia.
Tinggi antar anak tangga sudah memenuhi syarat keamanan
yaitu 20 cm. Lebar anak tangga juga sudah cukup memenuhi
syarat yaitu 120 cm. Tangga di rumah susun wonorejo juga
cukup bersih, tidak ada sampah dan debu yang berserakan.
4.3.2. Fasilitas rusunawa
a. RTH (ruang terbuka hijau)/taman
Rusunawa wonorejo 2 memiliki rth sebanyak <30%
dari total luas rumah susun. Hal itu kurang dari persyaratan,
yakni 30% dari luas lahan. Di dalam rth terdapat tanaman toga
dan tanaman hias yang merupakan sumbangan dari warga.
Selain sebagai penyejuk udara dan dimanfaatkan sebagai obat,
tanaman tersebut juga dapat memperindah pemandangan.
16
Gambar 1. Ruang Terbuka Hijaun/taman
b. Tempat parkir
tempat parkir rusunawa wonorejo 2 tersedia pada lantai
paling bawah pada setiap blok, sehingga kendaraan terlindung
dari sinar matahari dan air hujan. Kepadatan tempat parkir
yaitu satu lot parkir kendaraan untuk >5 unit hunian yang
dibangun. Tempat parkir pada tiap blok tersebut rata-rata
berada dalam keadaan yang cukup bersih dan tersedia tempat
sampah pada beberapa sisinya, meskipun ada beberapa tempat
parkir yang masih terdapat sampah berserakan. Selain itu,
menuurut pernyataan responden bahwa tempat parkir aman,
karena tidak pernah dijumpai kehilangan motor maupun
kendaraan lain selama mereka tinggal.
Gambar 2. Tempat Parkir
17
c. Jalan menuju rusun
Jalan raya menuju rusun dapat dikatan cukup baik, karena
telah beraspal dan jalan masuk dekat rumah susun berpaving.
d. Mushola
Rusunawa wonorejo 2 memiliki 2 mushola, yang masing-
masing untuk 2 blok. Kebersihan mushola cukup baik, namun
ada debu yang masih menempel. Kerapiannya juga cukup baik,
yakni alat shalat (mukena, sajadah, dan sarung) diletakkan pada
lemari. Mushola menggunakan ventilasi alami, yaitu berupa
pintu, jendela dan kisi-kisi di atas pintu dan ventilasi mekanik
yang berupa kipas angin.
Gambar 3. Mushola
e. Perpustakaan
Hanya terdapat satu perpustakaan, yaitu pada blok wc dan
wd. Ventilasi cukup baik, yaitu terdapat pintu, jendela dan kisi-
kisi di atas pintu. Selain itu juga terdapat ventilasi mekanik
yang berupa kipas angin. Kebersihannya cukup baik, tidak ada
sampah berserakan dan rodent dan hanya ada debu yang
menempel. Buku yang ada diletakkan pada tempatnya dengan
cukup rapi.
f. Tempat pertemuan warga
Rumah susun tidak memiliki tempat pertemuan warga.
Pertemuan warga dilakukan di halaman rumah susun.
4.3.4. Rumah hunian
18
A. Luas
Luas rumah hunian rusuawa wonorejo sekitar ≥ 30 m2, hal ini termasuk
memenhi syarat, namun luas kamar tidur tidak memenuhi syarat karena
semua rumah hunian tidak terdapat kamar tidur, sehingga penghuni
menyediakan sekat sendiri untuk kamar tidur.
B. Kepadatan
Kepadatan rumah hunian wonorejo tidak memenuhi persyaratan tempat
tinggal yang baik. Hal ini karena dalam satu unit rumah hunian rata-rata
ditinggali oleh 4 hingga 5 orang. Dalam satu tempat tidur untuk lebih dari
2 orang, karena rusun tidak memiliki kamar tidur, sehingga penghuni
menyediakan sendiri sekat untuk tempat tidur.
C. Lantai unit hunian
Lantai rumah hunian rusunawa wonorejo terbuat dari plester yang tidak
dilapisi keramik. Kondisinya cukup baik dengan tidak adanya plesteran
yang retak atau rusak, rata dan tidak terlalu licin sehingga tidak
membahayakan terutama untuk anak-anak. Namun kebersihannya kurang
diperhatikan, yakni dalam instrument, indicator ini mendapat nilai 0
karena masih banyak kotoran dan debu.
D. Dinding pembatas
Dinding penbatas antar rumah hunian terbuat dari beton ringan. Hal ini
termasuk baik karena telah memenuhi persyaratan untuk bengunan
bertingkat tinggi.
E. Ventilasi
Ventilasi penghuni rusun yang kami amati terditi dan ventilasi alami
dan mekanik. Ventilasi alami terdiri dari jendela, pintu, dan kisi kisi.
Ventilasi buatan yang digunakan adalah kipas angin. Kondisi yang
kami temui, yaitu tinggi jendela sekitar < 1,95 m dari permukaan lantai
dan luas <10% dari luas lantai. Hal tetrsebut tidak memenuhi syarat
karena kondisi yang ideal yaitu tinggi jendela >,95 m dari permukaan
lantai dan lebar jendela >10% dari luas lantai. Suhu ruangan dalam
rumah hunian rata-rata > 20oc, suhu udara yang ideal untuk rumah
hunia adalah antatra 18 hingga 20o c.
19
F. Pencahayaan
System pencahayaaan yang digunakan oleh penghuni rumah hunian
adalah pencahayaan alami (cahaya matahari) dan pencahayaan buatan
(lampu). Tingkat pencahayaan sekitar 60 lux yang termasuk memenuhi
syarat pencahayaan ideal rumah hunin.
G. Langit-langit
Keadaan langit-langit rumah tidak memenhi syarat, yaitu < 2,7 m dari
lantai, sedangkan tinggi langit-langit rumah yang ideal yaitu ≥ 2,7 m
dari lantai. Selain itu kondisi langit-langit rumah kurang baik, karena
sebagian besar rumah hunian ada yang retak dan seringkali terjadi
kebocoran bada saat hujan.
H. Pintu
Semua pintu rumah hunian yang terdapat pada rusun wonorejo terbuat
dari bahan triplek dengan ukuran tinggi < 200cm dan lebar < 90cm.
Kondisi pintu rumah yang baik yaitu terbuat dari kayu, karena lebih
kokoh dan dengan ukuran tinggi ≥ 200cm lebar ≥ 90cm.
I. Tempat sampah
Dari semua sampel yang kami amati, penggunaan tempat sampah
bervariasi. Terdapat warga yang menggunakan tempat sampah plastic
yang berpenutup, tempat sampah terbuka, dan ada yang hanya
dibungkus kantong plastic. Secara kesuluruhan dari sampel yang kami
amati lebih banyak tempat sampah yang tertutup dan kedap air untuk
mengumpulkan sampah di dalam rumah. Dari responden yang kami
amati, terdapat beberapa yang telah melakukan tindakan pemisahan
sampah antara kering dan basah, meskipun tidak banyak. Sampah
kering (plastic dan kertas) yang mereka kumpulkan akan dijual lagi,
sedangkan pada sampah basah tidak dilakukan pengolahan lebih lanjut.
Namun, mayoritas belum melakukan pemisahan sampah tersebut.
Jumlah tempat sampah yang ada pada tiap lantai bervariasi, ada yang
tersedia di depan setiap unit hunian, namun ada pula yang hanya
diletakkan di dekat tangga. Selain itu, tempat sampah juga tersedia di
tempat parkir.
20
J. Rak sandal/sepatu
Pada sampel yang kami amati, sebagian besar penghuni memiliki rek
sandal/sepatu yang terletak di dalam rumah dengan kondisi berdebu,
kotor dan tidak rapi, hal ini menunjukkan tingkat kerapihan dan
kebersihan yang dimiliki penghuni buruk.
K. Tempat cuci baju
Tempat mencuci pakaian yang mereka gunakan adalah kamar mandi,
karena tidak terdapat tempat khusus untuk mencuci.
Gambar 4. Kamar Mandi
L. Tempat jemuran
Tempat jemuran pada rumah susun wonorejo terdapat pada bagian
belakang area rumah hunian, yaitu dekat dengan dapur dan kamar
mandi. Menjemur dilakukan dengan cara menggantungkan pakaian
pada teralis besi jendela. Hal ini mempunyai keuntungan yaitu dapat
mengurangi kelembaban, namun keadaan tempat jemuran yang terlihat
dari luar dapat mengurangi keindahan rumah susun wonorejo.
21
Gambar 5. Tempat Jemuran
M. Dapur
Dapur terdapat di bagian belakang rumah hunian, di depan kamar
mandi. Fasilitas yang ada di dapur yaitu bak tempat cuci piring dan
meja yang terbuat dari bata dilpisi semen. Dinding dapur terbuat dari
dinding batu bata. Kondisi dapur pada sebagian terlihat kurang rapi,
dengan diletakannya peralatan makan dan alat dapur yang tidak pada
tempatya dan tidak terorganisir dengan baik, namun sebagian besar
responden yang kami amati kerapihan dan kebersihanya sudah cukup
baik. Fasilitas dapur antara lain: meja dapur, bak cuci piring dan kran
air berfungsi dengan baik.
Gambar 6. Dapur (Bagian Bawah) Gambar 7. Meja Dapur
N. Kamar mandi
Keadaan kamar mandi rumah hunian yang kami amati telah memenuhi
syarat, yaitu pintu terbuat dari plastik yang cukup kokoh dan tahan dari
kelapukan oleh jamur, luas sekitar lebih dari 4 m2 serta keadaan lantai
tidak berlumut dan tidak tergenang air.
O. Penyediaan air
Tempat penyimpanan air pada rumah susunawa wonorejo terdiri dari 1
tempat peyimpanan air per 2 bloknya, dan perawatannya tidak rutin
dilakukan. Kebersihan tandon merupakan sepenuhnya tanggung jawab
warga. Kualitas air bersih pada rumah susun wonorejo secara
keseluruhan belum dikatakan baik. Air bersih berasal dari pdam,
dengan kualitas tidak berbau, berrasa, jernih, tidak terdapat jentik
22
nyamuk, namun ada tandon yang masih terlihat terdapat kotor pada
dasar air. Sedangkan untuk air minum, sebagian besar mereka
menggunakan air minum dalam kemasan.
Gambar 8. Tempat Penampungan Air
4.3.5 Syarat Keselamatan
Hasil penilaian syarat keselamatan rusunawa wonorejo 2
adalah 92,3%. Artinya syarat keselamtan yang ada di rusunawa
wonorejo 2 masuk dalam kategori memenuhi persyaratan.
Adapun komponen yang dilihat adalah sebagai berikut.
a. Ketersediaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Di rusunawa wonorejo 2 terdapat apar di setiap lantai blok.
Keberadaan APAR mudah dijangkau oleh semua penghuni
blok karena terletak di dekat tangga tempat biasanya penghuni
naik turun lantai. Sayangnya, meskipun penghuni pernah
mendapat sosialisasi mengenai penggunaan APAR, mereka
belum bisa memanfaatkan APAR sebagaimana mestinya
karena disaat keadaan darurat mereka harus turun mengambil
kunci untuk membuka APAR di kantor yang terletak di lantai
dasar. Pernah terjadi suatu kebakaran di salah satu kamar
penghuni, dan mereka memadamkannya menggunkan air.
b. Deteksi Kebakaran/Alarm Kebakaran
Di Rusunawa Wonorejo 2 terdapat alarm kebakaran
yang berfungsi untuk mendeteksi kebakaran dan asap.
23
Letaknya ada di setiap lantai rusunawa. Alarm ini dilengkapi
sensor untuk merasakan asap dan tanduk elektronik sangat
keras untuk membangunkan orang.
c. Penangkal Petir
Di Rusunawa Wonorejo 2 tersedia penangkal petir di
masing-masing gedung yang berfungsi dengan baik.
Keberadaan penangkal petir cukup penting untuk keselamatan
penghuni jika cuaca buruk saat musim hujan.
4.3.6 Sanitasi Rumah Susun
Hasil penilaian sanitasi rusunawa wonorejo 2 adalah
63,8%. Artinya sanitasi rusun yang ada di rusunawa wonorejo 2
masuk dalam kategori cukup memenuhi syarat. Adapun komponen
yang dilihat adalah sebagai berikut.
a. Penyediaan air bersih
Sumber penyediaan air bersih di rusunawa wonorejo 2
adalah pdam. Air ditampung di sebuah tandon yang berada di
bawah tanah. Meskipun air ini jernih namun masih tercium bau
kaporit. Keadaan pipa penyalurnya cukup baik karena tidak
terdapat tetesan air (bocor) dan tidak berkarat. Sedangkan
keadaaan penampung airnya bersih namun terdapat kotoran
berupa daun dan endapan
b. SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah)
Jenis spal di rusunawa wonorejo 2 untuk limbah grey water
modelnya terbuka dengan terbuat dari bahan yang kedap air
(terbuat dari bata yang dilapisi semen). Spal untuk limbah
black water di tempatkan pada tempat khusus yang tertutup
yaitu septic tank yang jaraknya dengan penampungan air bersih
lebih dari 10 m. Sayangnya tidak terdapat alat perangkap bau.
c. Penampungan sampah
Letak penampungan sampah di rusunawa wonorejo 2
terdapat di setiap lantai. Yaitu berupa cerobong yang
menghubungkan dari lantai atas sampai lantai dasar. Penghuni
24
membuang sampah melalui cerobong tersebut kemudian
sampah akan terkumpul di bawah. Selanjutnya sampah akan
diangkut oleh petugas kebersihan setiap hari untuk dibawa ke
tpa. Sayangnya tidak ada pemisahan sntara sampah organic dan
anorganik, sampah basah dan kering dan juga tidak ada
pengolahan sampah secara composting.
4.4 Pembahasan Hasil Kuesioner
Kuesioner yang kami buat dibagikan pada 28 penghuni/KK, 2 KK
per 2 lantai per blok WE, dan WF. Dari hasil kuisioner tersebut kami
memperoleh informasi sebagai berikut.
4.4.1 Bidang Sosial Dan Geografis
Rusunawa wonorejo 2 mulai dihuni tahun 2009 terdiri dari 1
gedung terdiri dari 2 blok. Terdapat 3 gedung yaitu gedung 1 (blok
wa dan wb) gedung 2 (blok WC, WD) dan gedung 3 (blok WE dan
WF). Masing-masing gedung/blok terdiri dari 4 lantai. Setiap lantai
berisi 16 unit hunian, dengan luas per unit hunian kurang lebih 30
m2. Rumah susunawa wonorejo yang kami observasi yaitu gedung iii
(blok WE, WF) dihuni oleh 192 kk, dengan 48 kk pada tiap blok.
Rata-rata setiap rumah dihuni oleh 3-5 orang.
Berdasarkan hasil kuesioner hubungan antar penghuni sebagian
besar sangat baik dan saling mengenal sehingga jarang terjadi
perselisihan yang mengganggu. Kegiatan kerja bakti sering
dilakukan biasanya setiap 2 minggu sekali atau 3 minggu sekali.
Bagi penghuni yang tidak mengikuti kegiatan kerja bakti akan
dikenakan denda sebesar Rp5000,00.
4.4.2 Bidang Kesehatan
Masalah kesehatan yang sering terjadi di rusunawa wonorejo 2
bermacam-macam, mulai dari demam, pilek, batuk, sesak nafas,
sakit kepala dan gatal-gatal. Pernah terjadi klb akibat serangan
tomcat. Penghuni menderita gatal-gatal seperti terbakar. Hal ini
dikarenakan letak geografis rusun yang dekat dengan sawah.
25
Penghuni yang tinggal di kamar yang berhadapan dengan sawah
rentan terhadap serangan tomcat.
Perilaku penghuni dalam menjaga kebersihan rumah masing-
masing sudah sangat baik. Selain itu, penghuni juga sudah
menggunakan air yang dimasak, air minum dalam kemasan (amdk)
atau air isi ulang untuk keperluan minum dan memasak ada pula
yang memakai teknologi Pure It. Sehingga penyakit lain, misalnya
diare jarang terjadi.
Untuk menangani masalah kesehatan yang muncul tersebut,
penghuni biasanya memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada,
seperti puskesmas yang tidak jauh dari rumah susun tersebut.
Selain itu di dalam Rusunawa Wonorejo 2 juga terdapat posyandu
untuk kesehatan ibu dan anak. Keberadaan posyandu ini sangat
mendukung kesehatan mereka.
26
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
a. Secara keseluruhan pada penilaian lokasi bangunan rumah susun
mendapatkan hasil 100%, berarti lokasinya sangat memenuhi
persyaratan.
b. Bangunan gedung mendapatkan hasil 77,5%, hal ini menunjukkan
bahwa bangunan gedung Rusunawa Wonorejo 2 sudah dalam
kategori memenuhi persyaratan.
c. Fasilitas kelengkapan rusunawa wonorejo 2 memperoleh hasil
60,3% yang berarti cukup memenuhi syarat.
d. Rumah hunian mendapatkan hasil 74% yang berarti memenuhi
syarat.
e. Fasilitas keselamatan secara keseluruhan memperoleh hasil 92,3%,
dari hasil yang diperoleh tersebut telah dapat dilihat bahwa rumah
susun Wonorejo 2 memiliki fasilitas keselamatan yang cukup
lengkap dan sudah memenuhi syarat.
f. Sarana sanitrasi rumah susun memperoleh hasil 63,8% yang berarti
cukup memenuhi syarat.
g. Hasil rata-rata penilaian seluruh komponen rusunawa wonorejo 2
adalah sebesar 70,62%, hal ini berarti kondisi rusunawa wonorejo 2
termasuk dalam kategori “memenuhi syarat”.
h. Masalah kesehatan yang secara umum dialami oleh penghuni
rusunawa wonorejo 2 yang diperoleh dari hasil kuesioner rumah
susun adalah demam, pilek, batuk, sesak nafas, sakit kepala dan
gatal-gatal.
5.2. Saran
27
a. Perlunya dilakukan pengontrolan dan pengawasan ketersediaan dan
fungsi dari sarana dan prasarana rusun, misalnya mengontrol aliran
air limbah di SPAL lancar/tidak, kemudian menindaklanjuti bila ada
masalah dengan cara melapor dan berkoordinasi dengan pihak yang
bertanggungjawab atau pemerintah.
b. Para penghuni rusunawa wonorejo 2 sebaiknya melakukan
koordinasi dengan penghuni rusunawa wonorejo 2 lainnya untuk
mengatur sistem piket untuk pembersihan fasilitas bersama per
lantai/per blok atau mengadakan kerja bakti bersama membersihkan
sampah di halaman rusun agar kebersihan rumah susun senantiasa
terjaga.
28
DAFTAR PUSTAKA
Chibuan, Khairil Ardhi. 2011. Persyaratan Kesehatan Perumahan Dan
Lingkungan Pemukiman. Diambil dari
http://ardhikesehatanlingkungan.blogspot.com
Depkes RI. 1999. Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999. Persyaratan
Kesehatan Perumahan.
Kibagus. 2011. Perbedaan Rumah susun, Rumah susunami, dan Rumah