1 | MODUL KIMIA KELAS X MIA IKATAN KIMIA KOMPETENSI DASAR: Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. INDIKATOR: 1. Menganalisis pembentukan senyawa berdasarkan pembentukan ikatan (berhubungan dengan kecenderungan atom untuk mencapai kestabilan). 2. Membandingkan proses terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen. 3. Menganalisis penyebab perbedaan titik leleh antara senyawa ion dan kovalen. 4. Menganalisis beberapa contoh pembentukan senyawa kovalen dan senyawa ion. 5. Menganalisis beberapa contoh senyawa kovalen tunggal, kovalen rangkap dua, kovalen rangkap tiga dan kovalen koordinasi. 6. Menganalisis sifat logam dengan proses pembentukan ikatan logam. 7. Menganalisis hubungan antara keelektronegatifan unsur dengan kecenderungan interaksi antar molekulnya 8. Menganalisis pengaruh interaksi antarmolekul terhadap sifat fisis materi. Unsur-unsur biasanya ditemukan di alam dalam keadaan tidak stabil dan unsur-unsur tersebut cenderung untuk membentuk senyawa yang lebih stabil. Pembentukan senyawa ini terjadi melalui ikatan kimia. Ikatan kimia yang terdapat dalam senyawa dapat berupa ikatan ion atau ikatan kovalen. A. Teori Kestabilan Atom Selain gas mulia, hampir semua unsur yang ada di alam terdapat sebagai senyawa (gabungan dua unsur atau lebih yang terikat secara ikatan kimia). Semua ini menunjukkan bahwa di alam unsur-unsur tidak stabil dalam keadaan unsur bebas. Ketidakstabilan unsur-unsur ini ada hubungannya dengan konfigurasi elektron yang dimilikinya. Konsep ikatan kimia pertama kali dikemukakan oleh Gilbert Newton Lewis dan Langmuir dari Amerika Serikat, serta Albrecht Kossel dari Jerman pada tahun 1916. Adapun konsep tersebut sebagai berikut: Kenyataan bahwa gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk senyawa (sekarang telah dapat dibuat senyawa dari gas mulia Kr, Xe, dan Rn), merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memilki susunan elektron yang stabil. Setiap atom memiliki kecenderungan untuk mempunyai susunan elektron yang stabil seperti gas mulia, dengan cara melepaskan elektron, menerima elektron, atau menggunakan pasangan elektron secara bersama-sama. Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron pada kulit terluar dari dua atom yang berikatan akan berubah sedemikian rupa sehingga konfigurasi elektron kedua atom tadi sama dengan konfigurasi elektron gas mulia yaitu mempunyai 8 elektron pada kulit terluarnya. Oleh karena itu pernyataan Kossel-Lewis ini disebut aturan oktet. Aturan oktet ini tidak berlaku untuk hidrogen sebab atom H akan membentuk konfigurasi elektron seperti He yaitu mempunyai 2 elektron pada kulit terluarnya pada saat membentuk ikatan yang disebut aturan duplet. Tabel 3.1 Konfigurasi elektron unsur – unsur gas mulia Unsur Nomor Atom Konfigurasi Elektron He 2 2 Ne 10 2 8 Ar 18 2 8 8 Kr 36 2 8 18 8 Xe 54 2 8 18 18 8 Rn 86 2 8 18 32 18 8 BAB 3 Gambar 3.1 G. N. Lewis (1875 - 1946)
16
Embed
IKATAN KIMIA - nurulihsan.com · Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara bersama-sama oleh dua atom. Ikatan kovalen terbentuk di antara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
IKATAN KIMIA
KOMPETENSI DASAR:
Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
INDIKATOR:
1. Menganalisis pembentukan senyawa berdasarkan pembentukan ikatan (berhubungan dengan kecenderungan atom untuk mencapai kestabilan).
2. Membandingkan proses terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen.
3. Menganalisis penyebab perbedaan titik leleh antara senyawa ion dan kovalen.
4. Menganalisis beberapa contoh pembentukan senyawa kovalen dan senyawa ion.
5. Menganalisis beberapa contoh senyawa kovalen tunggal, kovalen rangkap dua, kovalen rangkap tiga dan kovalen koordinasi.
6. Menganalisis sifat logam dengan proses pembentukan ikatan logam.
7. Menganalisis hubungan antara keelektronegatifan unsur dengan kecenderungan interaksi antar molekulnya
8. Menganalisis pengaruh interaksi antarmolekul terhadap sifat fisis materi.
Unsur-unsur biasanya ditemukan di alam dalam keadaan tidak stabil dan unsur-unsur tersebut cenderung untuk
membentuk senyawa yang lebih stabil. Pembentukan senyawa ini terjadi melalui ikatan kimia. Ikatan kimia yang terdapat
dalam senyawa dapat berupa ikatan ion atau ikatan kovalen.
A. Teori Kestabilan Atom
Selain gas mulia, hampir semua unsur yang ada di alam terdapat sebagai senyawa (gabungan dua unsur atau lebih
yang terikat secara ikatan kimia). Semua ini menunjukkan bahwa di alam unsur-unsur tidak stabil dalam keadaan unsur
bebas. Ketidakstabilan unsur-unsur ini ada hubungannya dengan konfigurasi elektron yang dimilikinya.
Konsep ikatan kimia pertama kali dikemukakan oleh Gilbert Newton Lewis dan Langmuir dari Amerika Serikat, serta
Albrecht Kossel dari Jerman pada tahun 1916.
Adapun konsep tersebut sebagai berikut:
Kenyataan bahwa gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk senyawa (sekarang telah dapat dibuat
senyawa dari gas mulia Kr, Xe, dan Rn), merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memilki susunan elektron yang stabil.
Setiap atom memiliki kecenderungan untuk mempunyai susunan elektron yang stabil seperti gas mulia, dengan cara
melepaskan elektron, menerima elektron, atau menggunakan pasangan elektron secara bersama-sama.
Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron pada kulit terluar dari dua atom yang berikatan akan berubah
sedemikian rupa sehingga konfigurasi elektron kedua atom tadi sama dengan konfigurasi elektron gas mulia yaitu
mempunyai 8 elektron pada kulit terluarnya. Oleh karena itu pernyataan
Kossel-Lewis ini disebut aturan oktet.
Aturan oktet ini tidak berlaku untuk hidrogen sebab atom H akan membentuk konfigurasi elektron seperti He yaitu
mempunyai 2 elektron pada kulit terluarnya pada saat membentuk ikatan yang disebut aturan duplet.
Tabel 3.1 Konfigurasi elektron unsur – unsur gas mulia
Unsur Nomor
Atom
Konfigurasi Elektron
He 2 2
Ne 10 2 8
Ar 18 2 8 8
Kr 36 2 8 18 8
Xe 54 2 8 18 18 8
Rn 86 2 8 18 32 18 8
BAB 3
Gambar 3.1 G. N. Lewis
(1875 - 1946)
2 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
B. Struktur Lewis
Pada saat atom-atom membentuk ikatan, hanya elektron-elektron pada kulit terluar yang berperan yaitu elektron
valensi. Struktur yang menggambarkan elektron pada kulit terluar suatu atom disebut struktur Lewis.
Tabel 3.2 Struktur Lewis unsur – unsur periode 2 dan 3
Struktur Lewis berguna untuk memahami penggunaan elektron bersama pada ikatan kovalen.
C. Ikatan Ion
Ikatan ion (elektrovalen) adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik – menarik elektrostatik antara ion positif
dan ion negatif, ini terjadi karena kedua ion tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar. Ikatan ion
terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan atom yang menerima elektron (non logam). Atom yang
melepas elektron berubah menjadi ion positif, sedangkan atom yang menerima elektron menjadi ion negatif. Antara ion-
ion yang berlawanan muatan tersebut, terjadi tarik-menarik (gaya elektrostatik) yang disebut ikatan ion.
Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua
senyawa ion berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu. Perhatikan beberapa contoh pembentukan senyawa ion
beikut:
1. Pembentukan NaCl
Garam dapur (NaCl) merupakan senyawa ionik yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Petani garam memperoleh
kristal NaCl secara tradisional yaitu dengan cara menguapkan air laut dengan bantuan sinar matahari.
Gambar 3.2 Bentuk kristal NaCl
Natrium mempunyai kecenderungan untuk melepaskan elektron terluar
daripada klor karena energi ionisasinya lebih rendah dibandingkan dengan klor. Untuk mencapai konfigurasi elektron
stabil, natrium melepaskan satu elektron terluarnya sedangkan klor menerima elektron. Pada pembentukan NaCl, satu
elektron dari Na akan diterima oleh Cl.
Na → Na
+ + e
Cl + e → Cl
-
Setelah terjadi perpindahan elektron, atom-atom tidak lagi bersifat netral tapi menjadi ion yang bermuatan. Atom Na
melepaskan satu elektron menjadi ion Na+, sedangkan klor menerima satu elektron menjadi ion Cl
–. Ion Na
+ dan Cl
– akan
tarik-menarik dengan gaya elektrostatik sehingga berikatan.
Na → Na+
+ e
3 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
Cl + e → Cl-
Na+ + Cl
- → NaCl
2. Pembentukan MgCl2
Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron untuk mencapai konfigurasi elektron stabil)
Cl : 2, 8, 7 (menangkap 1 elektron untuk mencapai konfigurasi elektron stabil)
Mg → Mg+2
+ 2e
Cl + e → Cl- x 2
Mg+2
+ 2Cl- → MgCl2
3. Pembentukan MgO
Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron)
O : 2, 6 (menangkap 2 elektron)
Mg → Mg
+2 + 2e
O2-
+ 2e → O2-
Mg+2
+ O-2
→ MgO
1. Mengapa unsur-unsur golongan VIIIA (gas mulia) bersifat stabil?
2. Bagaimana cara unsur-unsur selain golongan VIIIA mencapai kestabilan atau mencapai hukum oktet?
3. Apa yang dimaksud dengan ikatan ion?
4. Apakah syarat terjadinya ikatan ion?
5. Tuliskan rumus senyawa ion yang terbentuk dari ikatan antara atom – atom di bawah ini! Tentukan juga proses
pembentukan ikatan ion yang terjadi!
a. 20Ca dengan 8O
b. 13Al dengan 17Cl
c. 19K dengan 16S
d. 38Sr dengan 53I
e. 13Al dengan 8O
f. 19K dengan 53I
D. Ikatan Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara bersama-sama oleh dua atom.
Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom non logam). Cara
atom-atom saling mengikat dalam suatu molekul dinyatakan oleh rumus bangun atau rumus struktur. Rumus struktur
diperoleh dari rumus Lewis dengan mengganti setiap pasangan elektron ikatan dengan sepotong garis.
Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama sepasang elektron (setiap atom
memberikan satu elektron untuk digunakan bersama). Pemakaian bersama pasangan elektron pada ikatan kovalen dapat
digambarkan melalui struktur Lewis.
Perhatikan contoh berikut:
Soal Latihan!
1
4 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
1. Ikatan kovalen tunggal pada molekul CH4
Atom C memiliki konfigurasi elektron 2 4 , sehingga elektron valensinya 4. Adapun konfigurasi elektron atom H
adalah 1 sehingga elektron valensinya
adalah 1. Jadi, dapat digambarkan struktur Lewis berikut:
Untuk mencapai kestabilannya, atom C cenderung menerima 4 elektron,
sedangkan atom H cenderung menerima 1 elektron. Atom C dapat berikatan
dengan atom H dengan cara pemakaian elektron bersama sehingga 1 atom.
Dan struktur ikatan kovalen tunggal yang terbentuk dapat dituliskan sebagai berikut:
2. Ikatan kovalen tunggal pada molekul H2
Atom H memiliki konfigurasi elektron 1 sehingga elektron valensinya 1. Untuk mencapai kestabilannya, atom H
cenderung menerima 1 elektron. Jika 2 atom H saling berikatan, setiap atom H menyumbangkan 1 elektron untuk
digunakan bersama sehingga elektron yang digunakan bersama jumlahnya 2.
3. Ikatan kovalen tunggal pada molekul HCl
E. Ikatan kovalen rangkap
Dalam mencapai konfigurasi stabil gas mulia, dua atom tidak saja dapat memiliki ikatan melalui sepasang elektron
tetapi juga dapat 2 atau 3 pasang.
Ikatan dengan dua pasang elektron milik bersama disebut ikatan rangkap dua (dilambangkan dengan dua garis). Ikatan
dengan tiga pasang elektron milik bersama disebut ikatan rangkap tiga (dilambangkan dengan tiga garis).
Perhatikan contoh berikut:
1. Ikatan kovalen rangkap dua pada molekul O2
Atom O memiliki konfigurasi elektron 2 6 sehingga elektron valensinya 6. Untuk mencapai kestabilannya, atom O
cenderung menerima 2 elektron. Jika 2 atom O saling berikatan, setiap atom O harus menyumbangkan 2 elektron untuk
digunakan bersama sehingga elektron yang digunakan bersama jumlahnya 4.
2. Ikatan kovalen rangkap dua pada molekul CO2
3. Ikatan kovalen rangkap tiga pada molekul N2
Atom N memiliki konfigurasi elektron 2 5 sehingga elektron valensinya 5. Untuk mencapai kestabilannya, atom N
cenderung menerima 3 elektron. Jika 2 atom N saling berikatan, setiap atom N harus menyumbangkan 3 elektron untuk
digunakan bersama sehingga elektron yang digunakan bersama berjumlah 6.
5 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
F. Ikatan Kovalen Koordinat
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dari pemakaian pasangan elektron bersama yang berasal dari
salah satu atom yang memiliki
pasangan elektron bebas. Contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen koordinasi adalah HNO3, NH4Cl, SO3, dan
H2SO4.
Ciri dari ikatan kovalen koordinasi adalah pasangan elektron bebas dari salah satu atom yang dipakai secara bersama-
sama, seperti pada contoh senyawa HNO3 berikut ini. Tanda panah ( → ) menunjukkan pemakaian elektron dari atom N
yang digunakan secara bersama oleh atom N dan O.
G. Penyimpangan Aturan Oktet
Ikatan kovalen terbentuk antara atom nonlogam dan atom nonlogam lainnya dengan cara pemakaian elektron bersama
sehingga setiap atom yang
terlibat memenuhi kaidah oktet/duplet. Akan tetapi, aturan itu ternyata banyak dilanggar dan gagal dalam meramalkan
rumus kimia senyawa dari unsur-unsur transisi dan postransisi.
Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut:
1. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.
Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk dalam kelompok ini. Hal ini
menyebabkan setelah semua elektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai oktet. Contohnya adalah BeCl2,
BCl3, dan AlBr3.
2. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil.
Contohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17.
3. Senyawa yang melampaui aturan oktet.
Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya
(ingat, kulit M dapat menampung hingga 18 elektron). Beberapa contoh adalah PCl5, SF6, ClF3, IF7, dan
SbCl5.
H. Ikatan Kovalen Polar dan Nonpolar
Kepolaran atau pengkutuban dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan yang disebabkan distribusi (penyebaran)
elektron tidak merata atau elektron lebih cenderung tertarik pada salah satu atom. Kepolaran erat kaitannya dengan
keelektronegatifan dan bentuk molekul.
6 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
1) Ikatan Kovalen Polar
Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan. Dengan demikian,
pada senyawa yang berikatan kovalen terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen tersebut dinamakan ikatan kovalen
polar. Pada ikatan kovalen polar, distribusi elektron pada dua atom yang berikatan tidak merata. Artinya, salah satu atom
lebih kuat menarik elektron ke arahnya (atom yang lebih elektronegatif), sehingga pada atom itu terkumpul elektron dan
terbentuk kutub negatif, sedangkan atom yang elektronnya tertarik membentuk kutub positif, serta bentuk molekulnya
asimetris atau tidak simetris.
Contoh: Dalam pembentukan molekul HF, kedua elektron dalam ikatan kovalen digunakan tidak seimbang oleh inti
atom H dan inti atom F sehingga terjadi pengutuban atau polarisasi muatan.
Perbedaan keelektronegatifan atom H dan atom F cukup besar yaitu sekitar 1,9. Senyawa-senyawa lain yang bersifat
kovalen polar dan memiliki perbedaan keelektronegatifan seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.3 Perbedaan keelektronegatifan senyawa
Senyawa Perbedaan keelektronegatifan
HF 1,9
HCl 0,9
HBr 0,7
HI 0,4
2) Ikatan Kovalen Nonpolar
Pada ikatan kovalen nonpolar, distribusi elektron pada kedua atom yang saling berikatan merata. Artinya, tarikan
elektron dari tiap – tiap atom sama besar (harga keelektronegatifan sama), sehingga tidak membentuk polarisasi muatan
serta bentuk molekul akan menjadi simetris.
Contoh: Dalam pembentukan molekul I2, kedua elektron dalam ikatan kovalen digunakan secara seimbang oleh kedua
inti atom iodin tersebut. Oleh karena itu, tidak akan terbentuk muatan (tidak terjadi pengutuban atau polarisasi muatan).
1. Jelaskan pengertian ikatan kovalen tunggal, rangakap dua, rangkap tiga dan koordinasi!
2. Jelaskan perbedaan ikatan kovalen polar dan nonpolar!
3. Gambarkan struktur Lewis dan tentukan jenis ikatan kovalen yang terbentuk pada senyawa – senyawa berikut:
a. H2S
b. CS2
c. SiO2
d. C2H6
e. C2H4
f. C2H2
g. PCl3
h. NH3
i. C2H5OH
j. H2CO3
4. Buktikan melalui struktur Lewis bahwa senyawa di bawah ini memiliki ikatan kovalen koordinasi:
a. SO2 b. SO3 c. HNO2 d. O3 e. H2SO4
5. Urutkan tingkat kepolaran dari molekul-molekul berikut:
a. HBr b. FBr c. N2 d. HF
I. Ikatan Logam
Soal Latihan!
2
7 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
Gambar 3.3 Struktur kisi logam
Ikatan logam merupakan ikatan kimia antara atom-atom logam, bukan merupakan ikatan ion maupun ikatan kovalen.
Dalam suatu logam terdapat atom-atom sesamanya yang berikatan satu sama lain sehingga suatu logam akan bersifat kuat,
keras, dan dapat ditempa.
Elektron-elektron valensi dari atom-atom logam bergerak dengan cepat (membentuk lautan elektron) mengelilingi inti
atom (neutron dan proton). Ikatan yang terbentuk sangat kuat sehingga menyebabkan ikatan antaratom logam sukar
dilepaskan. Unsur-unsur logam pada umumnya merupakan zat padat pada suhu kamar dan kebanyakan logam adalah
penghantar listrik yang baik.
J. Perbedaan Sifat Fisika Senyawa Ion dan Kovalen
Berikut merupakan tabel perbedaan senyawa ion dan senyawa kovalen.
Tabel 3.4 Sifat – sifat fisika senyawa ion dan kovalen
No Sifat – sifat Fisika Senyawa Ion Senyawa Kovalen
1 Titik didih dan titik
leleh
Tinggi Rendah
2 Konduktivitas listrik Konduktor dalam
bentuk lelehan dan
larutan
Konduktor hanya dalam
bentuk larutan
3 Kelarutan dalam air Umumnya larut Polar umumnya larut
4 Kelarutan dalam
pelarut nonpolar
Tidak larut Nonpolar umumnya
larut
1. Unsur-unsur gas mulia bersifat stabil disebabkan oleh . . . .
a. energi ionisasinya rendah
b. afinitas elektronnya tinggi
c. elektron valensinya maksimal
d. wujudnya berupa gas monoatom
e. jari-jari atomnya kecil
2. Suatu unsur dikatakan stabil jika . . . .
a. di alam berwujud gas
b. dapat bersenyawa dengan unsur lain
c. memiliki energi paling rendah
d. dapat menyumbangkan elektron valensinya
e. memiliki kemampuan untuk bereaksi
3. Susunan elektron valensi gas mulia di bawah ini adalah oktet, kecuali . . .
a. Xe b. Ne c. Kr d. He e. Ar
4. Di antara ion-ion berikut, yang tidak mirip dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat adalah . . . .
a. N3–
b. Al3+
c. F– d. Mg
2+ e. S
2–
5. Ion berikut yang tidak memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan ion O2–
adalah . . . .
a N3–
b Al3+
c F– d Mg
2+ e S
2–
6. Pasangan ion berikut yang memiliki jumlah elektron valensi tidak sama adalah . . . .
a. Mg2+
dan Na+
b. O2–
dan Mg2+
c. Ne+ dan O
–
d. N– dan F
+
e. O– dan Na
+
7. Senyawa yang terbentuk akibat ikatan ion adalah . . . .
a. H2O dan NaCl
b. KCl dan CH4
c. MgCl2 dan KF
d. NaBr dan SO2
e. CaF2 dan HCl
8. Jika unsur 19X bereaksi dengan 17Y akan terbentuk . . . .
a. senyawa kovalen dengan rumus XY
b. senyawa kovalen dengan rumus XY2
c. senyawa ion dengan rumus XY
d. senyawa ion dengan rumus XY2
e. senyawa ion dengan rumus X2Y
9. Pasangan senyawa yang mempunyai ikatan kovalen adalah . . . .
a. CH4 dan H2O
b. CH4 dan NaCl
c. NH3 dan KI
d. KCl dan CCl4
e. H2O dan NaCl
Uji Kompetensi Bab 3
8 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
10. Berikut ini adalah diagram elektron valensi pada molekul YZ2. Unsur Y dan Z adalah . . . .
11. Ikatan rangkap dapat terjadi pada senyawa kovalen berikut kecuali pada . .
a. O2 b. CO2 c. C2H2 d. CH4 e. N2
12. Senyawa yang mengandung ikatan kovalen polar adalah . . . .
a. BCl3 b. CH4 c. H2O d. CCl4 e. CO2
13. Hidrogen dapat membentuk senyawa kovalen polar dengan unsur golongan halogen. Berikut ini yang paling polar
adalah . . . .
a. HF b. HCl c. HBr d. HI e. HAt
14. Atom X memiliki nomor atom 20 dan atom Y memiliki nomor atom 9, senyawa yang terbentuk antara X dan Y adalah
. . . .
a. X2Y b. XY2 c. X2Y3 d. XY e. X2Y2
15. Unsur A terdapat dalam golongan nitrogen dan unsur B memiliki nomor atom 12 maka senyawa yang akan terbentuk
dari kedua unsur tersebut adalah . . . .
a. AB b. A2B c. A2B3 d. A3B2 e. A3B
16. Suatu atom X memiliki konfigurasi elektron 2 8 8 3. ika unsur X berikatan maka senyawa yang mungkin terbentuk
adalah . . . .
a. X2(SO4)3 b. BaX c. X3Br d. HX3 e. HX4
17. Atom 6C dapat berikatan dengan atom 17Cl menurut aturan Lewis. Senyawa tersebut adalah . . . .
a. CCl3 b. CCl2 c. CCl4 d. C2Cl3 e. C3Cl5
18. Suatu unsur dengan nomor atom 35 paling mudah membentuk ikatan ionik dengan unsur yang memiliki nomor atom .
. . .
a. 19 b. 16 c. 17 d. 20 e. 28
19. Pasangan berikut ini merupakan senyawa kovalen adalah . . . .
a. NaBr dan MgBr2
b. NaCl dan HF
c. HCl dan H2O
d. CaCl2 dan MgO
e. P2O5 dan Al2O3
20. Gas karbon dioksida yang dibutuhkan tumbuhan hijau untuk berfotosintesis terdiri atas satu atom karbon dan 2 atom
oksigen. Keduanya berikatan secara . . . .
a. ionik
b. kovalen tunggal
c. kovalen rangkap
d. kovalen koordinasi
e. hidrogen
21. Jika keelektronegatifan Br, H, dan F masing-masing adalah 2,8; 2,1; dan 4,0. Manakah deret senyawa di bawah ini
yang tersusun dengan urutan kepolaran semakin besar . . . .
a. BrF, HBr, HF
b. HBr, BrF, HF
c. HF, BrF, HBr
d. HBr, HF, BrF
e. HF, HBr, BrF
22. Unsur A (nonlogam) memiliki keelektronegatifan tinggi dan unsur B (nonlogam) memiliki satu elektron di kulit
terluar. Ikatan antara A dan B adalah ikatan . . . .
a. ionik
b. kovalen nonpolar
c. kovalen rangkap dua
d. kovalen rangkap tiga
e. kovalen polar
23. Unsur dengan konfigurasi elektron: 2, 8, 8, 2, jika akan mengikat unsur lain untuk membentuk senyawa, maka langkah
terbaik dengan . . . .
a. pelepasan 1 elektron, sehingga bermuatan 1+
b. pelepasan 2 elektron, sehingga bermuatan 2+
c. penangkapan 1 elektron, sehingga bermuatan 1–
d. penangkapan 2 elektron, sehingga bermuatan 2–
e. memasangkan 2 elektron dengan 2 elektron lainnya
24. Suatu unsur dengan konfigurasi elektron: 2, 6. Kecenderungan unsur tersebut bila akan berikatan dengan unsur lain
adalah . . . .
a. pelepasan 2 elektron, sehingga bermuatan 2+
b. pelepasan 4 elektron, sehingga bermuatan 4+
c. penyerapan 2 elektron, sehingga bermuatan 2–
d. penyerapan 4 elektron, sehingga bermuatan 4–
e. memasangkan 6 elektron
a. argon dan krypton
b. kalsium dan klor
c. belerang dan klor
d. oksigen dan hidrogen
e. karbon dan oksigen
9 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
25. Unsur-unsur berikut membentuk ion positif, kecuali . . . .
a. 11Na b. 19K c. 20Ca d. 35Br e. 37Rb
26. Diketahui data suatu senyawa adalah:
(i) berikatan ion
(ii) rumus ikatan XY2
(iii) jika dilarutkan dalam air menghantarkan listrik
Dari data tersebut, X adalah unsur golongan . . . .
a. IA b. VIA c. IIA d. VIIA e. IIIA
27. Di antara unsur-unsur golongan IVA yang memiliki sifat istimewa karena dapat membentuk rantai ikatan adalah unsur
. . . .
a. silikon b. antimon c. arsen d. bismuth e. karbon
28. Kecenderungan atom bermuatan positif adalah . . . .
a. afinitas elektronnya besar
b. energi ionisasinya kecil
c. keelektronegatifannya besar
d. energi ionisasinya besar
e. keelektronegatifannya sedang
29. Unsur berikut ini yang cenderung menangkap elektron adalah . . . .
a. 11Na b. 16S c. 12Mg d. 18Ar e. 13Al
30. Unsur 19X bereaksi dengan 16Y membentuk senyawa dengan ikatan … dan rumus kimia . . . .
a. ion; XY
b. ion; XY2
c. ion; X2Y
d. kovalen; XY
e. kovalen; X2Y
31. Unsur X dengan konfigurasi: 2, 8, 8, 2, akan berikatan dengan unsur Y dengan konfigurasi: 2, 8, 18, 7. Rumus kimia
dan jenis ikatan yang terjadi adalah . . . .
a. XY, ion
b. XY, kovalen
c. XY2, ion
d. XY2, kovalen
e. X2Y, ion
32. Diketahui beberapa unsur dengan nomor atom sebagai berikut. 9X, 11Y, 16Z, 19A, dan 20B. Pasangan unsur yang dapat
membentuk ikatan ion adalah . . .
a. A dan X
b. X dan Z
c. A dan Y
d. B dan Y
e. A dan B
33. Kelompok senyawa berikut ini yang seluruhnya berikatan ion adalah . . . .
a. CaCl2, CaO, H2O, dan N2O
b. KCl, NaCl, SrCl2, dan PCl5
c. MgCl2, SrO, NO2, dan SO2
d. BaCl2, CaCl2, CaO, dan SF6
e. KCl, CaO, NaCl, dan MgCl2
34. 17. Pasangan senyawa berikut ini mempunyai ikatan kovalen, kecuali . . . .
a. H2SO4 dan NH3
b. HNO3 dan CO2
c. H2O dan HCl
d. SO3 dan PCl5
e. CH4 dan KCl
35. Diketahui unsur-unsur: 8A, 12B, 13C, 16D, dan 17E. Pasangan berikut yang mempunyai ikatan kovalen adalah . . . .
a. A dan D
b. C dan D
c. B dan C
d. C dan E
e. B dan D
36. Kelompok senyawa di bawah ini yang semuanya berikatan kovalen adalah
a. Cl2O7, CO2, HCl, dan NaCl
b. H2O, HCl, SF6, dan CCl4
c. SO2, SO3, CH4, dan CaCl2
d. NH3, NO2, CO, dan MgO
e. Ag2O, N2O3, C2H2, dan CO2
37. Molekul unsur berikut yang mempunyai ikatan kovalen rangkap dua adalah . . . .
a. H2 (nomor atom H = 1)
b. F2 (nomor atom F = 9)
c. O2 (nomor atom O = 8)
d. Cl2 (nomor atom Cl = 17)
e. N2 (nomor atom N = 7)
38. Molekul unsur berikut yang mempunyai ikatan kovalen rangkap tiga adalah . . . .