Sebenarnya batas-batas antara senyawa ionik dan senyawa kovalen
tidak terdapat garis pemisah yang jelas. Hal ini disebabkan senyawa
ionik dapat mengandung sifat kovalen dan begitupun sebaliknya
senyawa-senyawa kovalen dapat mengandung sifat ionik. Suatu senyawa
di anggap senyawa kovalen, bila sifat kovalennya lebih dominan,
begitu sebaliknya suatu senyawa dianggap senyawa ionik bila sifat
ioniknya lebih dominan.Sifat Senyawa IonBeberapa sifat senyawa ion
yang penting adalah sebagai berikut: larutan atau leburannya dapat
menghantarkan arus listrik, mempunyai titik leleh dan titik didih
yang tinggi, sangat keras dan getas, pada umumnya larut dalam
pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar.Sifat Senyawa
KovalenSifat-sifat senyawa kovalen antara lain kebanyakan
menunjukkan titik leleh rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan
atau gas, larut dalam pelarut non polar dan sedikit larut dalam
air, sedikit menghantarkan listrik, mudah terbakar dan banyak yang
berbau.Titik Didih, Titik Leleh dan Wujud Senyawa ion pada suhu
kamar sebagian besar berbentuk padat, keras tetapi mudah patah
dengan titik didih dan titik leleh relatif tinggi sekitar 800 C.
Sedangkan senyawakovalen pada suhu kamar dapat berupa padat, cair
dan gas dengan titik didih dan titik leleh rendah sekitar 200
C.Namun khusus untuk intan walaupun mememiliki ikatan kavalen namun
ikatan yang dimiliki sangat kuat sehingga titik didihnya sangat
tinggi bahkan lebih tinggi senyawa ionik. Pada senyawa kovalen dan
ionik keduanya memiliki ikatan yang kuat tetapi pada senyawa
kovalen gaya tarik antar molekulnya lemah. Sedangkan pada senyawa
ionik gaya tarik antar molekulnya sangat kuat. Oleh sebab itu pada
senyawa ionik diperlukan energi yang lebih tinggi untuk mengalahkan
gaya tersebut.Akibatnya senyawa ionik memiliki titik leleh dan
titik didih yang lebih tinggi dibanding senyawa senyawa
kovalen.Kelarutan Senyawa ionik dan senyawa kovalen polar cenderung
larut dalam pelarut polar sedangkan senyawa kovalen nonpolar
cenderung larut dalam pelarut nonpolar. Misalnya senyawa ion
cenderung larut dalam air dibanding dalam pelarut-pelarut organik
seperti kloroform, dietil eter dan benzena.DayaHantar Listrik
Senyawa-senyawa ionik dalam bentuk padat merupakan konduktor
listrik dan panas yang buruk tetapi lelehan dan larutannya dalam
pelarut polar merupakan konduktor listrik dan panas yang baik.
Sedangkan pada senyawa kovalen baik dalam bentuk padat maupun
lelehannya merupakan konduktor listrik dan panas yang jelek. Hal
ini disebabkan senyawa ionik pada keadaan padat gaya ikat yang
terbentuk antara ion positif dan ion negatif (kisi kristal) sangat
kuat sehingga tidak memungkinkan terjadinya mobilisasi ion-ion.
Tetapi senyawa ionik dapat menghantarkan arus listrik bila
dileburkan atau dilalarutkan dalam pelarut polar, hal ini
disebabkan ion-ion yang terikat pada kisi kristal telah terlepas
sehingga ion-ion ini dapat bebas bergerak ke segala arah. Sedangkan
untuk senyawa kovalen baik dalam bentuk padat maupun lelehan tidak
dapat menghantarkan arus listrik, karena tidak terdapat ion yang
bergerak bebas. Senyawa kovalen walaupun berupa konduktor listrik
dan panas yang buruk, tetapi senyawa kovalen polar mampu menjadi
konduktor listrik baik apabila dilarutkan dalam pelarut-pelarut
tertentu. Misalnya bila HCl yang dilarutkan dalam pelarut air dan
benzena. HCl yang larut dalam air merupakan konduktor listrik yang
baik,tetapi berupa konduktor listrik yang jelek dalam pelarut
benzena.(Keenan, kleinfelter, wood. 1989. Kimia Universitas. Hal
150-191)
Ikatan kimia adalah daya tarik-menarik antara atom yang
menyebabkan suatu senyawa kimia dapat bersatu. Macam-macam ikatan
kimia yang dibentuk oleh atom tergantung dari struktur elektron
atom. Misalnya, energi ionisasi dan kontrol afinitas elektron
dimana atom menerima atau melepaskan elektron. Ikatan kimia dapat
dibagi menjadi dua kategori besar : ikatan ion dan ikatan kovalen.
Ikatan ion terbentuk jika terjadinya perpindahan elektron di antara
atom untuk membentuk partikel yang bermuatan listrik dan mempunyai
daya tarik-menarik. Daya tarik menarik di antara ion-ion yang
bermuatan berlawanan merupakan suatu ikatan ion. Ikatan kovalen
terbentuk dari terbaginya (sharing) elektron di antara atom-atom.
Dengan perkataan lain, daya tarik-menarik inti atom pada elektron
yang terbagi di antara elektron itu merupakan suatu ikatan
kovalen.
Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dan negatif.Atom
yang melepaskan elektron akan menjadi ion positif, sebaliknya yang
menerima akan menjadi ion negatif. Senyawa ion yang terbentuk dari
ion positif dan negatif tersusun selang seling membentuk molekul
raksasa.Ikatan kovalen adalah sejenisikatan kimiayang
dikarakterisasikan oleh pasangan elektron yang saling terbagi
(kongsi elektron) di antara atom-atom yang berikatan. Singkatnya,
stabilitas tarikan dan tolakan yang terbentuk di antara atom-atom
ketika mereka berbagi elektron dikenal sebagai ikatan
kovalen.Ikatan kovalen merangkumi banyak jenis interaksi,
yaituikatan sigma,ikatan pi, ikatan logam-logam,interaksi agostik,
danikatan tiga pusat dua elektron. Istilah bahasa Inggris untuk
ikatan kovalen, covalent bond, pertama kali muncul pada tahun 1939.
Awalan co- berarti bersama-sama, berasosiasi dalam sebuah aksi,
berkolega, dll.; sehingga "co-valent bond" artinya adalah atom-atom
yang saling berbagi "valensi", seperti yang dibahas olehteori
ikatan valensi. Pada molekul H2, atom hidrogen berbagi dua elektron
via ikatan kovalen. Kovalensi yang sangat kuat terjadi di antara
atom-atom yang memilikielektronegativitasyang mirip. Oleh karena
itu, ikatan kovalen tidak seperlunya adalah ikatan antara dua atom
yang berunsur sama, melainkan hanya pada elektronegativitas mereka.
Oleh karena ikatan kovalen adalah saling berbagi elektron, maka
elektron-elektron tersebut perlu ter-delokalisasi.(Anonim. 2012.
Ikatan Kovalen. http//id.wikipedia.org/wiki/ikatan_kovalen)Lebih
jauh lagi, berbeda dengan interaksi elektrostatik ("ikatan ion"),
kekuatan ikatan. Pada ikatan ionik, terjadi transferelektrondari
satuatomke atom lainnya. ovalen bergantung pada relasi sudut antara
atom-atom pada molekul poliatomik. Oleh karena berpindahnya
elektron, maka ada atom yang kedapatan elektron menjadi bermuatan
negatif, sedangkan atom yang kehilangan elektron akan bermuatan
positif. Jika atom ketambahan elektron, maka atom tersebut
menjadiion negatifatau dikenal dengan istilahanion. Sedangkan jika
atom kehilangan elektron, maka atom tersebut menjadiion
positifataukation. Karena adanya perbedaan muatan antar ion (ion
positif dan ion negatif), maka ion positif dan negatif akan saling
tarik menarik oleh gaya elektrostatik. Kejadian inilah yang
merupakan dasar dari ikatan ionik.(Anonim. 2012. Ikatan Ionik.
http//id.wikipedia.org/wiki/ikatan_ionik)Sebenarnya batas-batas
antara senyawa ionik dan senyawa kovalen tidak terdapat garis
pemisah yang jelas. Hal ini disebabkan senyawa ionik dapat
mengandung sifat kovalen dan begitupun sebaliknya senyawa-senyawa
kovalen dapat mengandung sifat ionik. Suatu senyawa di anggap
senyawa kovalen, bila sifat kovalennya lebih dominan, begitu
sebaliknya suatu senyawa dianggap senyawa ionik bila sifat ioniknya
lebih dominan.Sifat Senyawa IonBeberapa sifat senyawa ion yang
penting adalah sebagai berikut: larutan atau leburannya dapat
menghantarkan arus listrik, mempunyai titik leleh dan titik didih
yang tinggi, sangat keras dan getas, pada umumnya larut dalam
pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar.Sifat Senyawa
KovalenSifat-sifat senyawa kovalen antara lain kebanyakan
menunjukkan titik leleh rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan
atau gas, larut dalam pelarut non polar dan sedikit larut dalam
air, sedikit menghantarkan listrik, mudah terbakar dan banyak yang
berbau.Titik Didih, Titik Leleh dan Wujud Senyawa ion pada suhu
kamar sebagian besar berbentuk padat, keras tetapi mudah patah
dengan titik didih dan titik leleh relatif tinggi sekitar 800 C.
Sedangkan senyawakovalen pada suhu kamar dapat berupa padat, cair
dan gas dengan titik didih dan titik leleh rendah sekitar 200
C.Namun khusus untuk intan walaupun mememiliki ikatan kavalen namun
ikatan yang dimiliki sangat kuat sehingga titik didihnya sangat
tinggi bahkan lebih tinggi senyawa ionik. Pada senyawa kovalen dan
ionik keduanya memiliki ikatan yang kuat tetapi pada senyawa
kovalen gaya tarik antar molekulnya lemah. Sedangkan pada senyawa
ionik gaya tarik antar molekulnya sangat kuat. Oleh sebab itu pada
senyawa ionik diperlukan energi yang lebih tinggi untuk mengalahkan
gaya tersebut.Akibatnya senyawa ionik memiliki titik leleh dan
titik didih yang lebih tinggi dibanding senyawa senyawa
kovalen.Kelarutan Senyawa ionik dan senyawa kovalen polar cenderung
larut dalam pelarut polar sedangkan senyawa kovalen nonpolar
cenderung larut dalam pelarut nonpolar. Misalnya senyawa ion
cenderung larut dalam air dibanding dalam pelarut-pelarut organik
seperti kloroform, dietil eter dan benzena.DayaHantar Listrik
Senyawa-senyawa ionik dalam bentuk padat merupakan konduktor
listrik dan panas yang buruk tetapi lelehan dan larutannya dalam
pelarut polar merupakan konduktor listrik dan panas yang baik.
Sedangkan pada senyawa kovalen baik dalam bentuk padat maupun
lelehannya merupakan konduktor listrik dan panas yang jelek. Hal
ini disebabkan senyawa ionik pada keadaan padat gaya ikat yang
terbentuk antara ion positif dan ion negatif (kisi kristal) sangat
kuat sehingga tidak memungkinkan terjadinya mobilisasi ion-ion.
Tetapi senyawa ionik dapat menghantarkan arus listrik bila
dileburkan atau dilalarutkan dalam pelarut polar, hal ini
disebabkan ion-ion yang terikat pada kisi kristal telah terlepas
sehingga ion-ion ini dapat bebas bergerak ke segala arah. Sedangkan
untuk senyawa kovalen baik dalam bentuk padat maupun lelehan tidak
dapat menghantarkan arus listrik, karena tidak terdapat ion yang
bergerak bebas. Senyawa kovalen walaupun berupa konduktor listrik
dan panas yang buruk, tetapi senyawa kovalen polar mampu menjadi
konduktor listrik baik apabila dilarutkan dalam pelarut-pelarut
tertentu. Misalnya bila HCl yang dilarutkan dalam pelarut air dan
benzena. HCl yang larut dalam air merupakan konduktor listrik yang
baik,tetapi berupa konduktor listrik yang jelek dalam pelarut
benzena.(Keenan, kleinfelter, wood. 1989. Kimia Universitas. Hal
150-191)Hal ini terjadi karena HCl di dalam air mampu membentuk
ion-ion sedangkan pada benzena HCl tidak mampu membentuk ion-ion.
Ion yang terbentuk dalam air merupakan reaksi yang terjadi antara
molekul hidrogen klorida dengan molekul air. Berikut rekasi yang
terjadi: HCl + H2O H3O++ ClPerlu dikatahui bahwa senyawa-senyawa
yang dalam air dapat menghantarkan arus listrik baik senyawa ionik
maupun senyawa kovalen polar,air hanya sebagai medium agar ion-ion
bebas bergerak.Air sendiri merupakan senyawa kovalen polar dan
merupakan konduktor listrik yang jelek. Daya hantar listrik air
hanya dapat dideteksi dengan peralatan yang benar-benar peka.Selain
dari perbedaan di atas, perbedaan senyawa kovalen dan senyawa ionik
lainnya adalah: padatan kovalen dua dimensi sedangkanpadatan ionik
tiga dimensi (ion-ion berikat kuat didalam kisi-kisinya). Senyawa
kovalen mempunyai isomer, sedangkan senyawa ionic tidak mempunyai
isomer tetapi mempunyai isoelektron. Senyawa kovalen memiliki
keelektronegatifan yang kecil dan jari-jari yang panjang sedangkan
senyawa ionic memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar dan
memiliki jari-jari yang pendek. Jari-jari atom diukur
menggunakanjari-jari kovalenuntuk elemen-elemen yang memiliki jenis
ikatan kovalen. Umumnya elemen-elemen ini merupakanelemen-elemen
non-logam. Secara teknis jarak yang diukur adalah setengah dari
jarak internuklir antara dua atom bertetangga terdekat dalam
kisi-kisi kristal.(Riyanto, Nurdin. 2009. Super Genius Olimpiade
Kimia. Hal 57-65)Jari-jari kovalen untuk elemen-elemen yang tidak
dapat berikatan dapat diperkirakan dengan melakukan kombinasi
jari-jari dari elemen-elemen yang dapat berikatan dalam molekul
untuk atom-atom yang berbeda. Senyawa ionic sebagian besar larut
dalam air karena molekul air yang polar membentuk ikatan yang kuat
dengan ion-ion. Bagian negative dari oksigen pada molekul air
berkaitan dengan kation ( M+) dan bagian dari hydrogen berkaitan
dengan anion ( X-). Sejalan dengan bertambahnya ikatan antar
molekul air denga ion, banyak ikatan antar ion dengan ion
tetangganya di dalam struktur kimia semakain lemah, dan akhirnya
ion hidrat terlepas ke dalam larutannya. Senyawa kovalen terlarut
dalam senyawa non polar, tetapi tidak larut dalam air, kecuali
molekulnya membentuk ikatan hydrogen dengan air. Senyawa organic
yang mengandung oksigen dengan 4 atom karbon atau kurang biasanya
larut dengan air karena terbentuk ikatan hydrogen.Unsur karbon
sangat unik karena ada rantainya yang berulang dengan sesamanya
membentuk senyawa berantai lurus atau lingkar yang stabil. N-heksan
dan sikloheksan merupakan contoh dari molekul rantai lurus dan
lingkar beranggotakan 6 atom C.
CH3CH2CH2CH2CH2CH3n-HeksanaRantai-rantai yang lebih panjang
terdapat pada dekana dan minyak mineral (campuran molekul
hidrokarbon C20H42dan yang lebih panjang).
PERBANDINGAN SIFAT SENYAWA ION DAN SENYAWA KOVALEN
1. TUJUAN PERCOBAAN
Melalui percobaan ini diharapkan praktikan dapat mengetahui dan
menjelaskan jenis ikatan suatu senyawa terhadap sifat fisis dan
sifat kimia dari senyawa tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA 0. Ikatan Kimia
Ikatan kimia adalah daya tarik-menarik antara atom yang
menyebabkan suatu senyawa kimia dapat bersatu. Kekuatan daya
tarik-menarik ini menentukan sifat-sifat kimia dari suata zat, dan
cara ikatan kimia berubah jika suatu zat bereaksi digunakan untuk
mengetahui jumlah energi yang dilepas atau diabsorpsi selama
terjadinya reaksi (Brady, 1999).Jenis ikatan yang terbentuk di
antara sepasang atom ditenyukan oleh kemampuan setiap atom untuk
menarik elektron dari atom lainnya. Ion bermuatan positif atau
kation terbentuk jika atom kehilangan satu atau lebih elektronnya
dan ion bermuatan negatif atau disebut anion terbantuk jika atom
mendapat tambahan elektron ( Oxtoby, 2001 ).Ikatan kimia dapat
dibagi menjadi dua kategori besar : ikatan ion dan ikatan kovalen.
Ikatan ion terbentuk jika terjadinya perpindahan elektron di antara
atom untuk membentuk partikel yang bermuatan listrik dan mempunyai
daya tarik-menarik. Daya tarik menarik di antara ion-ion yang
bermuatan berlawanan merupakan suatu ikatan ion. Ikatan kovalen
terbentuk dari terbaginya (sharing) elektron di antara atom-atom.
Dengan perkataan lain, daya tarik-menarik inti atom pada elektron
yang terbagi di antara elektron itu merupakan suatu ikatan kovalen
(Brady, 1999).
Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dan negatif. Atom
yang melepaskan elektron akan menjadi ion positif, sebaliknya yang
menerima akan menjadi ion negatif. Senyawa ion yang terbentuk dari
ion positif dan negatif tersusun selang seling membentuk molekul
raksasa (Syukri, 1999).
0. Sifat Senyawa IonSifat-sifat senyawa ion antara lain adalah
kebanyakan menunjukkan titik leleh tinggi, pada umumnya senyawa ion
larut dalam pelarut polar (seperti air dan amoniak). Senyawa ion
berwujud padat tidak menghantarkan listrik, karena ion positif dan
negatifterikat kuat satu sama lain. Akan tetapi cairan senyawa ion
akan menghantarkan karena ion-ion yang lepas dan bebas. Senyawa ion
juga dapat menghantarkan listrik bila dilarutkan dalam pelarut
polar misalnya air karena terionisasi. Karena kuatnya ikatan antara
ion positif dan negatif, maka senyawa ion berupa padatan dan
berbentuk kristal. Permukaan kristal itu tidak mudah digores atau
digeser. Selain dari sifat-sifat yang disenutkan diatas, senyawa
ion juga memiliki sifat hampir tidak terbakar (Syukri, 1999).Suatu
ikatan yang seratus persen ion ialah gaya tariknya antar dua ion
dengan muatan yang berlawanan itu menyatakan transfer lengkap dari
sebuah atom logam ke sebuah atom non logam. Tak ada senyawa yang
mempunyai ikatan yang seratus persen bersifat ion (Keenan,
1984).
0. Sifat Senyawa Kovalen
Sifat-sifat senyawa kovalen antara lain kebanyakan menunjukkan
titik leleh rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan atau gas,
larut dalam pelarut non polar dan sedikit larut dalam air, sedikit
menghantarkan listrik, mudah terbakar dan banyak yang berbau
(Syukri, 1999).Suatu ikatan yang seratus persen kovalen ialah yang
pasangan elektronnya digunakan bersama-sama antara dua atom bukan
logam. Keadaan ini hanya terjadi jika atom-atom itu sama, seperti
dalam hal molekul diatom unsur. Dipihak lain, ijka kedua atom bukan
logam itu berbeda, maka pasangan elektron itu lebih tertarik ke
salah satu atom (Keenan, 1984). Pasangan elektron semacam ini
membentuk ikatan kovalen polar, suatu ikatan kovalen dimana
terdapat sesuatu gaya tarik elektrostatik antara kedua atom ini.
Gaya tarik elektrostatik ini disebabkan oleh fakta bahwa salah satu
atom negatif sebagian dan atom positif sebagian (Keenan,
1984).Ikatan kovalen paling umum ditemukan dalam senyawa-senyawa
organik, yang banyak mengandung atom karbon. Selain senyawa-senyawa
organik, beberapa contoh snyawa lain yang berikatan melalui ikatan
kovalen adalah H2O; HCI; NH3; dan pada ikatan antar sesama unsur
silikon; fosfor, boron dan sulfur. Ikatan kovalen terbentuk melalui
pemakaian bersama pasangan elektron bebas antara dua atom yang
berbeda, sehingga dapat terjadi melalui tumpang tindih orbital
antar atom tersebut.
III. ALAT DAN BAHAN1. Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung
reaksi, termometer, gelas piala, elektroda karbon, lampu spiritus,
sudip kaca, dan pipet tetes.1. Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah urea,
naftalena, kristal NaCI, KI, MgSO4, dan nisopropil alkohol.
IV.PROSEDUR KERJA
Dalam percobaan ini, dilakukan prosedur yang sama untuk berbagai
jenis senyawa, yaitu penentuan titik leleh, penentuan kelarutan,
dan penentuan daya hantar listrik. Meskipun prosedur yang dilakukan
terhadap senyawa-senyawa tersebut sama, akan tetapi perbedaan jenis
senyawa akan memberikan hasil yang berbeda.
1. Perbandingan Titik Leleh
a. Dimasukkan sejumlah kecil (kurang lebih 1-2 sudip) ke dalam
tabung reaksi, masukkan termometer ke dalam tabung reaksi
tersebut.b. Dipanaskan tabung reaksi dengan menggunakan lampu
spiritus, amati perubahan yang terjadi pada sampel urea di dalam
tabung reaksi.c. Dicatat suhu tepat pada saat seluruh urea meleleh,
dan dicatat suhu pada saat seluruh sampel urea dalam tabung reaksi
meleleh. Kisaran suhu ini merupakan kisaran titik leleh dan sampel
urea.d. Dilakukan percobaan ini sebnayak 3 kali.e. Dilakukan
prosedur yang sama untuk senyawa naftalena.f. Prosedur di atas
tidak dapat dilakukan untuk senyawa NaCI, KI; dan MgSO4. Dicari
data titik leleh dari senyawa-senyawa tersebut berdasarkan buku
referensi.
1. Perbandingan Kelarutan
0. Diisi sebuah tabung reaksi dengan air (Tabung I) dan tabung
reaksi lain dengan karbon tetraklorida (Tabung II).0. Ditambahkan
sedikit urea ke dalam masing-masing tabung, dikocok campuran dalam
setiap tabung.0. Diamati apakah urea larut dalam Tabung I meupun
Tabung II.0. Dilakukan prosedur yang sama untuk naftalena;
isofrofil alkohol; NaCI; KI; dan MgSO4.0. Diamati kelarutan dari
senyawa dalam masing-masing tabung.
1. Perbandingan Daya Hantar
a. Diisi gelas piala dengan sekitar 50 ml akuades.b. Dihubungkan
elektroda karbon dengan arus listrik dan lampu.c. Dimasukkan
elektroda yang telah dihubungkan tersebut ke dalam gelas piala
berisi akuades. d. Diamati perubahan yang terjadi.e. Diulangi
prosedur (a) (b), kali ini dengan menambahkan beberapa tetes
isoprofil alkohol. Diamati perubahan yang terjadi.f. Dilakukan
prosedur yang sama, masing- masing dengan menambahkan urea;
naftalena; NaCI; KI; dan Mg.
1. HASIL DAN PEMBAHASANA.Hasil
I. Perbandingan titik lelehSenyawaKisaran Titik Leleh
Percobaan 1Percobaan 2Percobaan 3
Urea 620C510C590C
naftalena530C440C460C
II. Perbandingan KelarutanSenyawaKelarutan
Dalam airDalam CCl4
UrealarutTidak larut
NaftalenaTidak larutLarut
AlkohollarutLarut
NaClLarutTidak larut
KIlarutTidak larut
MgSO4larutTidak larut
III. Perbandingan Daya HantarSenyawaHasil pengamatan
Akuades totalTidak terdapat gelembung dan lampu tidak
menyala
Isoprofil alkoholTidak terdapat gelembung dan lampu tidak
menyala
UreaTidak terdapat gelembung dan lampu tidak menyala
NaftalenaTerdapat gelembung-gelembung dan lampu menyala
NaClTerdapat gelembung-gelembung dan lampu menyala
KITerdapat gelembung, warna berubah dan lampu tidak menyala
MgSO4terdapat gelembung-gelembung dan lampu tidak menyala
B. Pembahasan1. Perbandingan titik lelehDari hasil percobaan
perbandingan titik leleh senyawa kovalen, dengan memanaskan senyawa
seperti urea dan naftalena, maka didapatkan beberapa perbedaan pada
perbandingan titik leleh, sehingga didapatkan kisaran titik leleh
urea 45oC 100oC. Namun dengan literatur titik lelehnya jauh berbeda
yaitu 132oC -1330C. Adapun untuk naftalena, kisaran titik lelehnya
yaitu 35oC 51o C. Dengan literatur titik lelehnya yaitu 600C -
1100C. Perbedaan perbandingan titik leleh hasil percobaan dengan
literatur titik leleh disebabkan : ketidaktepatan penelitian yang
dilakukan saat percobaan, ketidaktepatan data hasil percobaan, saat
pencucian tabung reaksi yang akan digunakan masih ada zat yang
tersisa (belum benar-benar bersih).Titik leleh senyawa ion jauh
lebih tinggi jika dibandingkan dengan senyawa kovalen, hal ini
disebabkan oleh ikatan antara ion-ion dengan gaya elektrostatis
sangat kuat dengan susunan kristal yang tertentu dan teratur. Data
yang telah didapatkan dari literatur tentang titik leleh senyawa
ion adalah sebagai berikut :- NaCl mencair pada kisaran suhu 801oC
sampai 804oC- KI meleleh pada suhu 681oC- MgSO4 meleleh pada suhu
1124oC
2. Perbandingan Kelarutan Pada percobaan perbandingan kelarutan,
pada senyawa kovalen hanya sedikit dari jenis senyawa ini yang
larut dalam air, contohnya urea. Hal ini dikarenakan umumnya
senyawa kovalen kurang begitu polar sehingga cenderung larut dalam
pelarut CCl4 yang merupakan pelarut nonpolar. Senyawa kovalen tidak
dapat larut dalam pelarut air karena senyawa kovalen tidak dapat
berikatan dengan hidrogen dan oksigen.Sedangkan senyawa ion dapat
larut dalam pelarut polar (air), hal ini dikarenakan sebagian
molekul pelarut menghadapkan kutub negatifnya ke ion positif, dan
sebagian lagi menghadapkan kutub positifnya ke ion negatif dari
senyawa ion. Akhirnya, ion-ion dari senyawa ion terurai satu sama
lain, atau dengan kata lain terionisasi. NaCl, KI, dan MgSO4
merupakan jenis dari senyawa ion. Senyawa ion dapat larut dalam air
karena dapat berikatan dengan hidrogen dan oksigen.
3. Perbandingan Daya Hantar Listrik Pada percobaan perbandingan
daya hantar, disini terlihat jelas prbedaan dari senyawa kovalen
dan senyawa ion. Senyawa-senyawa kovalen seperti urea, naftalena,
dan isopropil alkohol tidak menghantarkan arus listrik. Sedangkan
senyawa-senyawa ion seperti NaCL, KI, dan MgSO4 dapat menghantarkan
arus listrik dengan besar tertentu. Hal ini dikarenakan cairan
senyawa ion atau padatan senyawa ion dilarutkan dalam pelarut polar
(air) yang menyebabkan ion ini terionisasi sehingga ion-ionnya
menjadi lepas dan bebas, dan dapat menghantarkan arus listrik.
Sedangkan senyawa kovalen kurang begitu polar, dan tidak larut
dalam air sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik.
VI. KESIMPULANKesimpulan yang dapat diambil percobaan ini adalah
:0. Pada suhu kamar, senyawa ionis terdapat dalam bentuk kristal
yang disebut kristal ion. Kristal ion tersebut terdiri dari ion-ion
positif dan ion-ion negatif. Sedangkan kovalen pada suhu kamar
berupa cairan atau gas.0. Titik leleh senyawa kovalen cenderung
lebih rendah dari senyawa ion.0. Urea, naftalena dan isopropil
alkohol merupakan senyawa kovalen.0. NaCl, KI, dan MgSO4 merupakan
senyawa ion.0. Senyawa ion dan senyawa kovalen memiliki perbedaan,
yaitu senyawa ion memiliki titik leleh yang lebih dibandingkan
senyawa kovalen hanya sedikit yang larut dalam pelarut polar.0.
Senyawa ion dapat larut dalam pelarut polar (air) dan dapat
menghantarkan aruys listrik, sedangkan senyawa kovalen hanya
sedikit yang larut dalam pelarut polar dan tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa
Aksara. Jakarta.
Keenan, Charles. 1984. Kimia untuk Universitas Jilid I. Erlangga
: Jakarta
Oxtoby, David W., H.P.Gilis, dan Norman H.N. 2001. Prinsip
Prinsip Kimia Modern Jilid I .Erlangga. Jakarta
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. ITB. Bandung.