38 BAB III IK IN HOE DALAM NARASI LISAN MASYARAKAT AMARASI BARAT Dalam bab ini, penulis memaparkan atau menyanyijakan hasil penelitian sebagai fakta yang terkait dengan topik yang penulis sedang kaji. Dalam bab ini, data yang dipaparkan oleh penulis di buat secara tematik guna memudahkan pembaca untuk melihat setiap observasi atau wawancara yang penulis lakukan. Berdasarkan latar belakang dan teori mengenai memori kolektif dan perilaku sosial masyarakat Amarasi Barat, maka pada bab ini penulis akan menjelaskan secara mendetail: pertama; gambaran umum masyarakat Amarasi Barat dan kedua; berbagai varian narasi Ikan Foti. 3.1. Gambaran Umum Masyarakat Amarasi Barat 3.1.1. Sejarah Amarasi Sebelum mengurai sejarah Amarasi sebaiknya kita memperhatikan gagasan penting dari peneliti Kerajaan yang ada di Timor. Menurut Greogor Neon Basu, sistem kerajaan yang ada di Timor sangat terkenal dengan Politiknya. Hal ini dilihat dari tiga Liurai yaitu Liurai Weheli, Liurai Sonbai dan Liurai Likusaen, tetapi Liurai Sonbailah yang paling dikenal oleh Belanda, karena politiknya pada tahun 1888 yang dimuat sebagai lampiran G. Pada Memorie J.J Spijker tahun 1949. 1 Basu menjelaskan tentang artinya Sonbai. Orang Belanda sering menulis Sonnebait, Sonnabai, dan Sonbai. Menurut ucapanya dia harus ditulis Sonba‟i. Hanya untuk memudahkan dan menyederhankan cara tulis (bagi mereka yang menulis panjang) maka nama ini biasanya ditulis Sobai. Ada banyak yang mengatakan Sonait itu berasal dari sonaf (istana) dan ba‟i (palungan). Menurutnya Sonbai yang berasal dari orang Melayu di Semenanjung Malaka, 1 A.D.M.Parera, Sejarah Pemerintahan Raja-raja Timor, (Jakarta: Sinar Harapan, 1994),267.
26
Embed
IK IN HOE DALAM NARASI LISAN MASYARAKAT AMARASI BARAT€¦ · wawancara yang penulis lakukan. Berdasarkan latar belakang dan teori mengenai . memori kolektif dan perilaku sosial .
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
38
BAB III
IK IN HOE DALAM NARASI LISAN MASYARAKAT AMARASI BARAT
Dalam bab ini, penulis memaparkan atau menyanyijakan hasil penelitian sebagai fakta
yang terkait dengan topik yang penulis sedang kaji. Dalam bab ini, data yang dipaparkan oleh
penulis di buat secara tematik guna memudahkan pembaca untuk melihat setiap observasi atau
wawancara yang penulis lakukan.
Berdasarkan latar belakang dan teori mengenai memori kolektif dan perilaku sosial
masyarakat Amarasi Barat, maka pada bab ini penulis akan menjelaskan secara mendetail:
pertama; gambaran umum masyarakat Amarasi Barat dan kedua; berbagai varian narasi Ikan
Foti.
3.1. Gambaran Umum Masyarakat Amarasi Barat
3.1.1. Sejarah Amarasi
Sebelum mengurai sejarah Amarasi sebaiknya kita memperhatikan gagasan penting dari
peneliti Kerajaan yang ada di Timor. Menurut Greogor Neon Basu, sistem kerajaan yang ada di
Timor sangat terkenal dengan Politiknya. Hal ini dilihat dari tiga Liurai yaitu Liurai Weheli,
Liurai Sonbai dan Liurai Likusaen, tetapi Liurai Sonbailah yang paling dikenal oleh Belanda,
karena politiknya pada tahun 1888 yang dimuat sebagai lampiran G. Pada Memorie J.J Spijker
tahun 1949.1 Basu menjelaskan tentang artinya Sonbai. Orang Belanda sering menulis Sonnebait,
Sonnabai, dan Sonbai. Menurut ucapanya dia harus ditulis Sonba‟i. Hanya untuk memudahkan
dan menyederhankan cara tulis (bagi mereka yang menulis panjang) maka nama ini biasanya
ditulis Sobai. Ada banyak yang mengatakan Sonait itu berasal dari sonaf (istana) dan ba‟i
(palungan). Menurutnya Sonbai yang berasal dari orang Melayu di Semenanjung Malaka,
1 A.D.M.Parera, Sejarah Pemerintahan Raja-raja Timor, (Jakarta: Sinar Harapan, 1994),267.
39
mendirikan sonafnya menurut model rumah-rumah di Padang dan Minangkabau. Oleh karena
atap rumah itu digelar sonaf-ba‟i atau istana palungan yang kemudian berubah jadi Sonbai.2
Menurut cerita rakyat di Mollo, Liurai yang pertama datang dari Wehali bernama Nai
Laban. Dari nama inilah muncul Dawan sebutan orang Tetun terhadap rakyat Nai Laban sampai
sekarang. Sementara Nai Laba belum bergelar Sonbai. Liurai kedua adalah Nai Niti. Pada jaman
Nai Niti ini datanglah dua orang pembantu dari Belu yakni Fai Belek dan Iuf Belek yang
kemudian mendapat nama baru Konoematan. Nai Niti juga belum bergelar Sonbai. Liurai ketiga
adalah Faluk. Dialah yang menikah dengan dengan puteri bungsu Kune Uf yang bernama Nili
Kune, belum bergelar Sonbai. Liurai keempat adalah Hailele yang barangkali memperkenalkan
jagung kepada masyarakat luas dan belum bergelar Sonbai, Liurai kelima adalah Nai Tuklua
yang telah mendirikan rumah 8 tiang di Fetin Leolfui.3
Menurut salah seorang ahli adat bernama Gabriel Asa dari Laktutus (Belu) bahwa Liurai
Sonbai pertama melakukan pembagian Pulau Timor untuk 3 orang anaknya dari Maromak Oan
yang kemudian bergelar Liurai, ialah :4
1. Sulung, Suri Liurai, menetap di Wehali.
2. Anak Kedua, Tabe‟I, berangkat kesebelah barat yang menjadi leluhur dari Sonbai.
3. Bungsu, Taek Liurai, berangkat ke sebelah timur yang merupakan leluhur dari Liurai
LikusaEn.
Pada awalnya ujung Timur pulau Timor tepatnya daerah Belu sudah didiami oleh suku
Melus yaitu penduduk asli Belu. Para pedagang dari Cina dan Gujarat India yang pertama kali
memasuki wilayah ini, kemudian menyusul para pedang dari Malaka. Seiring berjalannya waktu
suku Melus penduduk asli Belu mulai punah. Tidak ada dokumen yang menjelaskan hal ini,
2.Parera, Sejarah Pemerintahan Raja-raja Timor, 268.
3 Parera, Sejarah Pemerintahan Raja-raja Timor, 268.
4.Parera, Sejarah Pemerintahan Raja-raja Timor, 268-269.
40
tetapi beberapa kemungkinan yang dapat menjelaskan hal ini yaitu, wabah penyakit, perang atau
bencana alam.5
Sejarah asal usul kerajaan Amarasi dari Belu khususnya kerajaan Wehali. Kerajaan ini
terletak di daerah Belu Selatan dan didirikan oleh para pendatang yang berasal dari Malaka,
dengan nama yang diberikan Wehali. Wewiku/Wesei berarti air pancuran yang mengalir dari
atas sedangkan Wehali artinya kerajaan yang mengelilingi kerajaan sekitarnya.6Para pendatang
dari Malaka melalui Larantuka ini berjumlah tiga orang bersaudara yang semuanya bergelar Raja
atau Loro dan memiliki wilayah kekuasaan yang jelas dengan persekutuan yang akrab dengan
masyarakatnya. Kedatangan mereka ke tanah Belu hanya untuk menjalin hubungan dagang antar
daerah di bidang kayu cendana dan hubungan etnis keagamaan.7
Kerajaan ini mulai berkembang pesat ketika kedatangan Sina Muti Malaka, Sina Muti yang
berarti Cina Putih adalah sebutan untuk para pedagang Cina. Sina Muti Malaka merupakan asal
usul orang Malaka yang datang melewati pulau yang bernama Ninibo Raihenek (sekarang
Makassar) dan singgah di Prasso (sekarang Dilli ibu kota Timor Leste).8
Konon ketiga kerajaan yang sudah disebutkan adalah tiga orang bersaudara sebagai raja
yang pertama kali datang ke Belu dengan tujuan untuk berdagang dan tujuan religi. Tetapi
karena Belu adalah salah satu tempat strategis yang penting bagi para migran dari Malaka dan
merupakan salah satu daerah penghasil cendana terbesar di pulau Timor sekaligus pintu masuk
para pedagang sehingga akhirnya orang Malaka mendirikan kerajaan Wehali tepatnya di Belu
selatan.9
5 Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.
6 Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.
7 Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.
8 Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.
9 Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.
41
Kerajaan ini berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan perdagangan tetapi
pada akhirnya harus runtuh masa kejayaannya akibat perang saudara di kerajaan Wehali karena
memperebutkan seorang putera karena putera kerajaan ini melakukan kesalahan yaitu perusakan
benda pusaka kerajaan sebagaimana penuturan para tetua adat Belu.10
Perebutan ini terjadi
karena salah satu pihak dalam istana mempertahankan sang pangeran untuk tinggal di istana, di
pihak lain menghendaki pengusiran sang pangeran agar meninggalkan istana kerajaan Wehali
sebagai konsekwensi kesalahannya.11
Akan tetapi keputusan terakhir ada di tangan “Maromak
Oan” orang tua mereka yaitu pemimpin hirarki tertinggi di atas raja atau Liurai Nain. Bahkan
menurut para peneliti asing Maromak Oan kekuasaaannya juga merambah sampai sebahagian
daerah Dawan (Insana dan Biboki).12
Para penutur dari Belu juga mengungkapkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya di Belu,
Maromak Oan memiliki perpanjangan tangan yaitu Wehali yakni dua kerajaan yg bertetangga
karena kedua kerajaan ini raja-rajanya adalah kakak beradik dan kerajaan Haitimuk Nain yaitu
salah satu saudara mereka yg lain. Selain itu juga ada Fatuaruin, Sonabi dan Suai Kamanasa serta
Loro Lakekun, Dirma, Fialaran, maubara, Biboki dan Insana yang merupakan kerajaan yang
bertetangga yang ada dibawah Maromak Oan. Maromak Oan sendiri menetap di Laran sebagai
pusat kerajaan Wehali. Oleh karena itu, keluarnya sang putra Raja dari istana tentu tidak terlepas
dari keputusan Maromak Oan sehingga salah satu solusinya adalah Biboki sebagi tempat
pengungsian pangeran dan rombongan.13
Persoalan besar di kerajaan Wehali yaitu perang saudara, maka kemudian terjadi
pengungsian besar-besaran menuju arah barat bagian Utara Pulau Timor yaitu Insana, tepatnya
10
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA. 11
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA. 12
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.. 13
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.
42
daerah Biboki yang ternyata sebuah kerajaan juga pada waktu itu. Peristiwa ini sangat
mendukung cerita para leluhur Amarasi tentang konflik keluarga dalam istana Kerajaan Wehali
yang menyebabkan rusaknya barang-barang pusaka milik kerajaan yang berbuntut pengusiran
putra kerajaan Wehali keluar dari Istana. Peristiwa ini sangat sinkron dengan peristiwa perebutan
putera Raja yang telah disebutkan sebelumnya.14
Putera Raja Wehali meninggalkan istana ternyata tidak sendirian tetapi membawa para
pengikut (Para hulubalang kerajaan/para Meo) yang setia dan membela Sang Pangeran.
Pengusiran ini sebagai konsekwensi dari perusakan benda pusaka kerajaan oleh putera Raja. Dan
peristiwa ini didukung oleh keputusan Maromak Oan sebagai pemegang hirarki tertinggi raja-
raja di wilayah Belu pada saat itu yang memutuskan demikian.15
Peristiwa pengungsian ini terjadi jauh sebelum kekuasaan Wehali dihancurkan oleh
serangan Portugis pada tahun 1642 dan 1665 karena rombongan ini hidup tenang dan damai di
Biboki hingga beberapa lamanya sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke Amarasi.16
Perjalanan menuju arah barat bukan hal yang gampang tetapi bukan juga sesuatu yang tidak
mungkin karena faktanya moyang rombongan ini adalah petualang sejati. Beberapa penutur
mengisahkan bahwa beberapa rombongan melewati pantai selatan menyusuri pantai hingga tiba
di Amarasi. Cerita ini juga mengatakan bahwa ada rombongan yang dapat juga disebut
pasukan/panglima perang yang melewati pantai selatan yang pada akhirnya kemudian memberi
kabar kepada rombongan raja di Biboki untuk menuju Amarasi. Perjalanan rombongan ini
menuju Amarasi tidak ada konflik, maka ini membuktikan bahwa rombongan ini memiliki tim
negosiator yang baik. Fakta yang memungkinkan adalah tutur Natoni sebagai budaya yang
dibawa ke manapun leluhur ini berada sebagai etika budaya yang merupakan budaya permisi
14
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.. 15
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA. 16
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.
43
lewat tutur kata kesopanan pada masa itu hingga sekarang terpelihara dengan baik.17
Akhir dari
waktu yang panjang pada akhirnya putra raja dan rombongan sampailah di wilayah Timor Barat
Daya yaitu bagian selatan Kota Kupang saat ini yaitu Teunraen (Baun) Amarasi. 18
Margreini dan para Mafefa Amarasi sempat menyebutkan bahwa nama putera raja Wehali
ini adalah Nafi Rasi. Sebutan Nafi Rasi baru disebut ketika ada di wilayah barat pulau Timor
sedangkan sebutan Nai Rasi sebenarnya sudah dikenal dan menjadi nama semata sejak keluar
dari istana Wehali sampai berada di Biboki, jika kita selidiki kisah keluarnya Nai Rasi dari
kerajaan Wehali. Dan sebutan Rasi yang disematkan pada belakang nama Nai Rasi sesuai
penuturan para tua adat Amarasi bahwa dia yang dipungut dari bawah Hau Rasi (Nama sejenis
pohon). Sebutan sakral (keramat) Nai Rasi yang pada usia tuanya nama tersebut disematkan
dengan sebutan Amarasi. Nai Rasi inilah yang dikemudian disebut sebagai Nai Rasi Uf yaitu
Turunan dari putera raja Wehali yang terusir dari Belu - Atambua, sedangkan para pengikutnya
disebut To Nai Rasi dan tempat kediaman mereka Hari ini disebut Pah Nai Rasi yaitu wilayah
Amarasi yang dapat kita saksikan dan diami hari ini.19
Swaparaja ini mempunyai 3 kefetoran : Baun, Oekabiti dan Buraen. Pada jaman Sonbai,
Amarasi merupakan satu Amaf-Naek tersendiri dan berhubungan feto-mone dengan Sonabi
(menurut adat), tetapi dalam tirai kerja sama atau struktur pemerintahan adat Amarasi adalah
salah satu dari 4 Liurai-mone (wilayah luar). Raja pertamanya adalah Usif Maubesi dari Belu
yang tidak mempunyai anak. Suatu hari ia memungut seorang bayi yang sedang menangis di
bawah pohon Rasi, lalu dijadikan anak dan dinamakan Nai Rassi serta kerajaannya dinamai
Amarasi. Wilayah Amarasi dahulu kala berbatasan dengan Oesapa sampai laut, antara Oesapa-
Nunkurus. Contoroleur H.G. Schulte-Nordholt dalam memorienya menuliskan bahwa Amarasi
17
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA. 18
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.. 19
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA..
44
dan Amanatun agaknya mempunyai kedudukan yang tidak terlalu terikat pada Sonbai dan ini
dapat dijelaskan dengan posisi perikatan adat antara para Amaf Naek dengan Liurainya.20
Inilah kronologi pengurutan nama bahwa Nafi Rasi adalah turunan dari Nai Rasi Uf dan
Nai Rasi Uf itu adalah Nai Rasi. Dan Nai Rasi inilah yang keluar dari kerajaan Wehali dan Nafi
Rasi adalah anak dari Nai Rasi yang kemudian disebut-sebut sebagai raja pertama Amarasi,
maka inilah fakta karena Nafi Rasi yang kemudian merupakan penerus dan dapat
mempersatukan seluruh suku-suku yang ada terlebih dahulu di Amarasi.21
Gambar 1 Gambar 2
Gambar Rumah Kerajaan Amarasi Barat Gambar Raja-Raja Amarasi Barat
3.1.2. Letak Geografis dan Topografi
Secara geografis, wilayah administrasi kecamatan Amarasi Barat termasuk dalam
bagian dari Kabupaten Kupang dengan luas wilayah adalah 205,12 KM2 dan jumlah
penduduk sebanyak 15.999 dengan laki-laki 8.010 dan perempuan 7.989. Dengan memiliki
batas-batas wilayah kecamatan Amarasi Barat sebagai berikut 22
:
20
Parera, Sejarah Pemerintahan Raja-raja Timor, 274. 21
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA. 22
Laporan Proses dan Hasil Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM- Des), Desa Teunbaun, Kec.Amarasi
Barat, Kab. Kupang, Periode 2011-2016, 7.
45
Sebelah Utara : Kec.Kupang Tengah dan Kec.Taebenu
Sebelah Selatan : Laut Timor
Sebelah Barat : Kec.Nekamese
Sebelah Timur : Kec. Amarasi dan Kec.Amarasi Selatan
Kondisi topografis Kecamatan Amarasi Barat terletak pada ketinggian 0-500 m dari
permukaan laut. Luas kecamatan Amarasi Barat pada lahan pertanian adalah 16.005 ha,
lahan non pertanian 4.352 ha, dan lahan sawah tadah hujan 105 ha (Niukbaun 3ha, Merbaun
10ha, Soba 5ha, Tunbaun 77ha). Sebagaimana di daerah Kabupaten Kupang yang memiliki
iklim tropis, kondisi iklim di Amarasi Barat sangat dipengaruhi oleh 2 musim besar yakni
musim timur atau musim hujan dan musim barat atau musim panas.
3.1.3. Keadaan Sosial Masyarakat Amarasi Barat
Pada umumnya masyarakat Amarasi Barat masih tergolong sebagai masyarakat
pedesaan yang hidup sederhana di mana rasa persaudaraan serta kekeluargaan tetap
terpelihara dari dahulu kala hingga sekarang. Hal itu nampak dalam sikap saling menghargai
dan menghormati dalam komunitas mereka. Sikap solidaritas masyarakat masih sangat
tinggi, ketika membuka ladang baru adalah kesempatan untuk bergotong royong
menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama. Ketika kaum kerabat mengalami duka maka
tetangga dekatlah yang bertanggungjawab untuk urusan “dapur” dan persiapan penguburan
hingga tuntas, hal ini terlihat jelas dari apa yang dikatakan oleh tokoh adat Isak Amnifu
sebagaimana terkutip di bawah ini:
“Kami di sini (Amarasi Barat) sudah mengaturnya secara adat sehingga
masyarakat mengetahui tanggungjawab dalam kehidupan bersama, jadi
tidak perlu tunggu ada komando (dibaca=perintah) lagi untuk membantu
orang lain yang sementara mengalami duka”.23
23
Wawancara, Isakh Amnifu . (Tokoh Masyarakat), 18 April 2017. Desa Nekbaun, Pukul 17.00 WITA.
46
Peran tokoh adat masih sangat tinggi untuk mengatur dan menata kehidupan sosial
masyarakat. Nampak dalam kehidupan bersama mereka saling membantu dan menghindari
sikap individualis.
Dalam hal bercocok tanam mereka masih menggunakan pola perladangan tradisional
yaitu sistem berpindah-pindah. Namun tanggungjawab terhadap alam dan lingkungan tetap
ada. Daerah-daerah tertentu seperti di sekitar mata air atau daerah rawan longsor dikenakan
larangan adat agar tidak boleh diolah tanpa ijin dari tokoh masyarakat. Apabila membuka
hutan baru juga ada aturan penebangan pohon sebagai upaya pelestarian pohon sehingga
tidak punah, kata Daniel Naisanu:
“Kalau mau olah hutan baru tidak boleh tebang semua pohon, harus ada
pohon yang dibiarkan sebagai pelindung di kala panas terik. Sebenarnya
terkandung maksud supaya ketika musim hujan tiba pohon itu akan terus
tumbuh dan berbuah. Buahnya kembali jatuh ke tanah untuk tumbuh
menggantikan pohon-pohon yang telah ditebang”. 24
Aturan dan hukum adat diatur bersama untuk menjaga keharmonisan masyarakat dan alam
demi kelangsungan hidup secara utuh. Menurut Daniel Naisanu, manusia dan alam tidak
dapat dipisahkan karena keduanya saling melengkapi sehingga perlu ditata sedemikian agar
tidak punah tapi kelangsungannya terjaga turun-temurun.
Kebutuhan masyarakat Amarasi Barat terpenuhi dengan usaha pertanian berupa
tanaman jagung, kacang-kacangan, bawang, jeruk, berbagai jenis pisang dan sayur-sayuran.
Selain usaha pertanian, juga perternakan berupa sapi, babi, kambing dan ayam sehingga
mereka cocok disebut petani-peternak. Karena itu masyarakat menyiapkan lokasi khusus
untuk daerah peternakan hewan peliharaan yaitu di belakang rumah.25
24
Wawancara, Daniel Naisanu (Tokoh Masyarakat), 24 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 10.30 WITA. 25
Wawancara, Seprianus Tinenti (Camat Amarasi Barat), 25 April 2017. Kelurahan Teunbaun, Pukul 10.15
WITA.
47
Dalam bidang pendidikan, masyarakat Amarasi cukup memadai baik dalam fasilitas
maupun semangat. Hal ini terbukti dengan ketersediaan fasilitas pendidikan yang terdiri
dari tujuh buah Sekolah Dasar (GMIT ). Sedangkan untuk SLTP atau SLTA mereka harus
menempuh jarak belasan KM sampai ke Kecamatan Amarasi Barat. Ada juga yang memilih
untuk melanjutkan pendidikannya ke kota Kabupaten- Kupang atau keluar kampung, namun
hanya bagi orang tua yang mampu dalam bidang ekonomi dan memiliki pemahaman yang
mendalam tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan anak. Hal inilah yang menyulut
semangat masyarakat untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dari
data kecamatan tahun 2017 tingkat pendidikan masyarakat Amarasi Barat adalah : Tamat