46 x 2500 = 115.000 MANAJEMEN KUALITAS TOTAL DAN PILIHAN SISTEM GANJARAN DAN INFORMASI Ittner, Christopher D and David F. Larcker. 1995. Total quality management and choice of information and reward system. Journal of Accounting Research volume 33, pp. 1- 34 1. Pendahuluan Paper ini mengkaji asosiasi antara penggunaan praktek manufacturing maju dengan pilihan sistem informasi dan ganjaran, dan menyelidiki dampak tiga pilihan kinerja organisasi. Walaupun praktek manufacturing maju seperti manajemen kualitas total (TQM) telah digunakan secara luas selama beberapa dekade lalu, survey menunjukkan bahwa sebagian besar dari inisiatif ini belum menghasilkan keuntungan ekonomi signifikan (Matthew and Ratel, 1992 and The Economist, 1992). Banyak peneliti akuntansi menyatakan bahwa kinerja buruk dari
56
Embed
Ijj-Total Quality Management and Choice of Information and Reward System
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
46 x 2500 = 115.000
MANAJEMEN KUALITAS TOTAL DAN PILIHAN SISTEM GANJARAN DAN
INFORMASI
Ittner, Christopher D and David F. Larcker. 1995. Total
quality management and choice of information and reward
system. Journal of Accounting Research volume 33, pp. 1-
34
1. Pendahuluan
Paper ini mengkaji asosiasi antara penggunaan
praktek manufacturing maju dengan pilihan sistem
informasi dan ganjaran, dan menyelidiki dampak tiga
pilihan kinerja organisasi. Walaupun praktek
manufacturing maju seperti manajemen kualitas total (TQM)
telah digunakan secara luas selama beberapa dekade lalu,
survey menunjukkan bahwa sebagian besar dari inisiatif
ini belum menghasilkan keuntungan ekonomi signifikan
(Matthew and Ratel, 1992 and The Economist, 1992). Banyak
peneliti akuntansi menyatakan bahwa kinerja buruk dari
banyak inisiatif manufacturing baru sebagian berhubungan
dengan penggunaan secara kontinyu sistem akuntansi
manajemen tradisional yang tidak memberikan data problem
solving yang tepat, ukuran kinerja, dan sistem ganjaran.
Kami melakukan analisis explanatory dari klaim ini dengan
menggunakan database praktek TQM pada empat negara
(Kanada, Jerman, Jepang dan Amerika Serikat) dan dua
industri (otomotif dan komputer). Walaupun manajemen
kualitas total adalah satu dari banyak inisiatif
manufacturing baru, praktek terkait dengan TQM memberikan
sebuah landasan bagi teknik manufacturing maju lainnya
seperti produksi Just In Time, flexible manufacturing,
dan reengineering proses bisnis (Jay, 1988), Davenport
(1993). Konsekuensinya, praktek TQM yang diulas
seharusnya mewakili secara luas perubahan terbaru dalam
teknik manufacturing.
Hasil kami menunjukkan bahwa praktek TQM
berorientasi produksi dasar berhubungan dengan informasi
dan sistem ganjaran yang menekankan terhadap tim dan
kinerja non keuangan, ketentuan informasi kualitas yang
lebih teratur terhadap seluruh level organisasi, dan
penggunaan teknik pengumpulan data bottom up lebih besar
dari proses kontrol statistik. Dalam perusahaan-
perusahaan dengan praktek kualitas lebih maju,
benchmarking produk, proses dan jasa lebih sering,
informasi strategis dikomunikasikan secara luas melalui
organisasi, dan laporan tentang perencanaan kualitas dan
prestasi direview lebih sering oleh dewan direktur,
mencerminkan integrasi program kualitas ke dalam strategi
bisnis organisasi keseluruhan.
Bukti juga menunjukkan bahwa dalam organisasi tanpa
program kualitas formal luas, penggunaan informasi non
tradisional dan sistem ganjaran berhubungan dengan level
kinerja lebih tinggi. Namun demikian kami tidak menemukan
dukungan terhadap proposisi bahwa, dengan membiarkan
determinan kinerja lain konstan, level kinerja tertinggi
seharusnya dicapai oleh organisasi yang menggunakan
praktek TQM sebesar-besarnya dan sistem ganjaran dan
informasi non tradisional. Yang terakhir ini menghasilkan
inkonsistensi dengan preskripsi yang disampaikan oleh
konsultan (Rommel, Kempis and Kaas 1994; Johnson, 1991).
Bagian 2 membahas implikasi TQM terhadap informasi
dan sistem ganjaran dan mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan penelitian. Bagian 3 menjelaskan sampel dan
mereview metodologi penelitian. Statistik deskriptif
untuk sampel disampaikan dalam bagian 4 dan 5 yang
menyelidiki hubungan antara praktek TQM dengan pilihan
informasi dan sistem ganjaran. Analisis konsekuensi
kinerja dari TQM dan informasi non tradisional dan sistem
ganjaran disampaikan dalam bagian 6. Terakhir, sebuah
ringkasan penelitian dan kesimpulan disampaikan dalam
bagian 7.
2. Implikasi manajemen kualitas total terhadap
sistem ganjaran dan informasi
Manajemen kualitas total adalah sebuah filosofi
organisasi luas dan metodologi problem solving yang
berfokus kepada secara sistematis dan kontinyu
memperbaiki kualitas produk, proses dan layanan. Elemen
kunci dari TQM meliputi fokus kinerja kuat, pengembangan
dan partisipasi pegawai luas, sebuah pendekatan yang
didefinisikan dan dilaksanakan dengan baik terhadap
manajemen proses dan penekanan kuat terhadap desain
kualitas (Departemen Perdagangan Amerika Serikat, 1994).
Pendukung perbaikan kualitas menyatakan bahwa
perubahan organisasional yang dibutuhkan untuk TQM
efektif membutuhkan pendekatan baru bagi pengendalian dan
akuntansi manajemen. Secara khusus, tiga rekomendasi
telah disampaikan untuk memperbaiki praktek akuntansi
manajemen dalam lingkungan TQM: (1) menggeser distribusi
informasi antar hirarki organisasi; (2) mengumpulkan tipe
informasi baru, dan (3) sistem ganjaran yang menekankan
pada kualitas dan kinerja berbasis tim.
Berbeda dengan lingkungan manufacturing tradisional,
di mana informasi dikontrol secara ketat oleh manajemen,
teori TQM membutuhkan aliran informasi kontinyu kepada
pegawai yang benar-benar melakukan pekerjaan. Informasi
rekomendasi mempunyai dua bentuk. Pertama adalah
informasi proses untuk mengidentifikasi sumber cacat dan
memantau konsekuensi dari aktivitas-aktivitas perbaikan
(Hayes, and Clark 1998; and Johnson, 1992). Memberikan
informasi proses kepada pekerja tidak saja memfasilitasi
identifikasi dan perbaikan problem, tetapi juga mendorong
komunikasi lebih dekat dan koordinasi antara kelompok
kerja, memungkinkan problem solving cross-functional
lebih cepat, dan aliran produksi lebih lancar ( Aoki,
1986).
Kedua, penelitian tentang prioritas dan perencanaan
strategis harus dikomunikasikan secara luas dalam
organisasi (Corbett and Harrison, 1992; Atkinson, Hamburg
and Ittner, 1994). Dengan mengkomunikasikan tujuan
strategis kepada pekerja, organisasi dapat membantu
memastikan bahwa proyek perbaikan yang dipilih memberikan
kontribusi bagi sasaran bisnis lebih luas. Lagipula,
dengan mendistribusikan strategi kualitas, perencanaan
dan tujuan kepada eksekutif dan anggota dewan dan
memasukkan informasi ini ke dalam proses perencanaan
strategis, peranan TQM dalam mencapai tujuan dapat
disampaikan secara eksplisit.
Kritik praktek akuntansi manajemen tradisional
menyatakan bahwa TQM efektif juga membutuhkan informasi
yang lebih tepat waktu dan tidak terlalu agregat
dibandingkan dengan data keuangan yang disampaikan dalam
laporan akuntansi (Reeve, 1990). Daripada memberi pekerja
informasi top down seperti standar anggaran dan variance,
problem solving membutuhkan informasi detail. Informasi
proses bottom up dapat dikumpulkan oleh pegawai sendiri
dengan menggunakan teknik seperti pengendalian proses
statistik (SPC), analisis Pareto, dan bagan aliran
proses. Ketentuan informasi problem solving yang sering
mempercepat identifikasi dan perbaikan terhadap problem,
dan mendorong pembelajaran dengan memberikan umpan balik
cepat dan hubungan antara kondisi situasional dengan
respon yang tepat (Ilgen, Fisher and Taylor, 1979) dan
Ashford and Cumming, 1983).
Sumber informasi baru untuk situasi target mungkin
juga dibutuhkan (Wruck and Jensen, 1994). Satu teknik
yang direkomendasikan secara luas adalah benchmarking
produk, jasa dan praktek terhadap pesaing atau pimpinan
industri lain. Literatur kualitas menyatakan bahwa
benchmarking memungkinkan organisasi menentukan berapa
level kinerja yang dapat dicapai, menentukan tujuan
menantang tetapi dapat dicapai, dan mengidentifikasi
metode unggul untuk mendesain produk dan proses.
Terakhir, sebagian besar pendukung kualitas
menyatakan bahwa TQM membutuhkan penekanan lebih besar
terhadap ukuran kinerja non keuangan seperti kualitas dan
kepuasan konsumen (Vollman, 1990; Wruck and Jensen,
1994). Dengan menghubungkan ganjaran kepada kinerja
kualitas, teori TQM menyatakan bahwa organisasi dapat
mendorong komitmen manajemen kepada program kualitas,
mengkomunikasikan signifikansi TQM kepada seluruh pegawai
dan memastikan bahwa hasil perbaikan kualitas dianggap
sebagai hasil yang sama pentingnya dengan keuangan.
Dengan cara yang sama, karena tim memberikan landasan
bagi TQM (Ishikawa, 1976, sebagian besar ganjaran
berbasis tim mengurangi disinsentif kerjasama yang
ditimbulkan oleh kinerja ganjaran individual (Gomez-Mejia
and Balkin, 1989; Snell and Dean, 1994).
Pembahasan sebelumnya menyampaikan bahwa praktek TQM
seharusnya dikaitkan dengan sistem ganjaran dan informasi
yang berbeda dari sistem tradisional. Namun demikian
penelitian sebelumnya telah menyampaikan sedikit bukti
tentang kecocokan yang tepat antara informasi rekomendasi
dan sistem ganjaran yang diatributkan dengan praktek TQM
khusus (Daniel and REitsperger, 1991). Penelitian tentang
program TQM menunjukkan bahwa inisiatif kualitas dapat
berkisar dari program berorientasi produksi dasar sampai
pada inisiatif strategis lebih maju yang memasukkan usaha
desain produk, proses bisnis keseluruhan, dan hubungan
supplier/konsumen sebagai tambahan terhadap aktivitas-
aktivitas berorientasi produksi (Rommel, Kempis and Kaas
1994). Dengan demikian pertanyaan penelitian kami adalah
sebagai berikut:
Apakah asosiasi antara praktek TQM individual dengan
atribut sistem ganjaran dan informasi ?
Dengan asumsi praktek dan sistem ganjaran dan
informasi adalah tidak independen, perusahaan-perusahaan
yang menggunakan sistem ganjaran dan informasi non
tradisional diharapkan mencapai level kinerja lebih
tinggi untuk level aktivitas perbaikan kualitas tertentu
dibandingkan dengan mereka yang menggunakan praktek
kualitas serupa, tetapi terus menggunakan sistem
tradisional. Beberapa pendukung kualitas bahkan mengklaim
bahwa kinerja tertinggi seharusnya dicapai oleh
organisasi dengan menggunakan sebaik-baiknya aktivitas-
aktivitas TQM dan sistem ganjaran dan informasi non
tradisional (Johnson, 1992), Rommel, Kempis and Kaas ,
1994). Namun demikian, dukungan empiris untuk klaim ini
hampir tidak ada, dengan Young and Selto (1993) menemukan
sedikit bukti yang menunjukkan informasi waktu siklus dan
biaya terhadap pekerja lini untuk perbaikan kinerja
workgroup. Dengan demikian pertanyaan penelitian kedua
kami adalah sebagai berikut:
Dengan membiarkan level aktivitas TQM konstan,
apakah organisasi yang menggunakan sistem ganjaran
dan informasi non tradisional secara lebih luas
dapat mencapai level kinerja lebih tinggi ?
Kedua pertanyaan penelitian ini membentuk dasar bagi
analisis kami
3. Metodologi penelitian.
3.1 Sampel
Data kami diambil dari survey perusahaan konsultan
tentang praktek manajemen kualitas mencakup industri
komputer dan automobile di Kanada, Jerman, Jepang, dan
se. Dalam industri automotif, seluruh manufaktur mobil
dengan pabrik perakitan di Kanada, Jepang, dan Amerika
Serikat plus sampel acak dari supplier, diajak untuk
berpartisipasi. Seluruh perakit di Jerman Barat juga
dibidik, bersama-sama dengan perusahaan terbesar dalam
deret pertama kelompok supplier.
Di dalam industri komputer, perusahaan-perusahaan
diklasifikasikan menurut Dun and Bradstreet sebagai
manufaktur elektronik dan telekomunikasi. Seluruh
perusahaan-perusahaan Jerman Barat dengan penjualan
tahunan lebih dari DM 100 juta yang diklasifikasikan
sebagai manufaktur komputer dan peripheral, supplier
terhadap industri, dan manufaktur komputer dan
perlengkapan elektronik yang berhubungan dengan produk
lain diajak untuk berpartisipasi. Populasi Jepang terdiri
dari seluruh mainframe assembler dan seleksi ajak dari
supplier suku cadang mereka. Terakhir, studi membidik
sampel acak perusahaan-perusahaan Amerika dari Gartner
Group Top 100 list yang tidak diidentifikasi sebagai
supplier software, jasa, komunikasi data atau CAD/CAM
Perusahaan-perusahaan yang diajak berpartisipasi
dijamin kerahasianannya, dan sebagai imbalan terhadap
partisipasi tersebut, mereka dijanjikan laporan umpan
balik yang membandingkan respon mereka dengan skor rata-
rata untuk industri mereka. Total 249 organisasi setuju
untuk berpartisipasi, di mana menampilkan 85 persen
tingkat respon. Berdasarkan ukuran, mean (median)
organisasi mempunyai 7394 (1800) pegawai. Tabel 1
menunjukkan partisipan menurut industri dan negara.
3.2 Desain survey
Instrumen survey yang digunakan oleh perusahaan
konsultan dikembangkan dan diperbaiki dalam beberapa
tahap. Sebuah kuesioner awal diadakan berdasarkan
literatur yang ada, wawancara dengan ahli internasional
dalam perbaikan kualitas, dan kelompok fokus di empat
negara. kuesioner diuji pilot dan dimodifikasi
berdasarkan kebutuhan. Terjemahan kembali (terjemahan
kuesioner ke bahasa Inggris dan kembali lagi ke bahasa
lain) digunakan untuk menjamin bahwa terjemahan tersebut
tidak mengubah tujuan dari pertanyaan-pertanyaan. Setiap
partisipan dikunjungi oleh perwakilan dari perusahaan
konsultan atau satu dari organisasi sponsor untuk
memberikan bantuan dalam menyelesaikan survey. Secara
rata-rata 4,7 persen manajer berpartisipasi dalam
menjawab kuesioner untuk organisasi. Rata-rata manajer
mempunyai pengalaman industri 19,9 tahun dan 10,8 tahun
pengalaman dengan perusahaan yang merespon.
3.3 Ukuran manajemen kualitas total
Literatur manajemen kualitas telah mengidentifikasi
bermacam-macam praktek organisasi yang mempunyai
karakteristik manajemen kualitas total efektif.
Didasarkan pada review literatur luas, Saraph, Benson and
Schroeder (1989) menyatakan bahwa atribut kunci TQM
meliputi sebagai berikut: (1) partisipasi manajemen
puncak dalam usaha perbaikan kualitas, (2) departemen
kualitas yang melayani peranan koordinasi dan konsultasi,
(3) pelatihan pegawai luas, (4) keterlibatan seluruh
departemen yang terpengaruh dalam mendesain produk, (3)
interdependensi kuat dengan supplier dan konsumen,
termasuk asistensi dalam pengembangan produk dan
kebijakan-kebijakan pembelian yang menekankan kepada
kualitas, (6) teknik perbaikan proses yang berfokus
kepada proses bisnis keseluruhan juga operasi individual,
dan (7) keterlibatan pegawai luas, termasuk penggunaan
lingkaran kualitas dan tim, program saran, pemberdayaan
pegawai, dan inspeksi-diri karyawan,
Kami mengasumsikan bahwa praktek sebelumnya dapat
diaplikasikan antar industri dan antar negara, dan
kumpulan sampel kami. Kami menilai seberapa besar
pengadopsian TQM dengan menggunakan 41 pertanyaan-
pertanyaan survey yang berhubungan dengan atribut kunci
manajemen kualitas efektif yang disampaikan di atas.
Principal component analysis diaplikasikan untuk
mengurangi dimensionalitas dari 41 pertanyaan dan
memungkinkan perhitungan skala multi item untuk masing-
masing construct TQM. Hasil linear gabungan seharusnya
memberikan ukuran construct yang mengurangi error terkait
dengan ukuran item tunggal.
Dua belas faktor dengan Eigenvalue lebih besar dari
satu muncul, dengan solusi faktor sisanya 65 persen dari
total variance dalam data. Setelah rotasi oblique dari
solusi faktor, construct organisasi yang dihasilkan
meliputi sebagai berikut:
TRAIN: rata-rata jumlah pelatihan yang disediakan
kepada manajemen puncak , manajer menengah,
supervisor lini pertama dan personil non
manajer
EMPOW: Seberapa besar pegawai diberdayakan untuk
membuat keputusan-keputusan terkait konsumen
tanpa persetujuan pengawas
TEAM: prosentase pegawai yang terlibat dalam tim
perbaikan departemen dan lintas departemen
PROCESS: sebuah penggunaan teknik perbaikan proses
organisasi seperti proses analisis nilai,
penyederhanaan proses, studi kapabilitas
proses, dan analisis waktu siklus
CDESIGN: seberapa besar konsumen terlibat dalam
tahap desain produk
CPRODS: Pentingnya konsumen dalam identifikasi
produk dan proses baru
SPRODS: Pentingnya supplier dalam identifikasi
produk dan proses baru
QA_DEPT : peranan departemen dalam menjamin kualitas
untuk fasilitasi, pendidikan, dan problem
solving.
INSPECT: pertanggungjawaban utama untuk kepatuhan
dan inspeksi (misalnya departemen jaminan
kualitas atau pekerja produksi)
DESTTEAM: Seberapa besar tim cross functional
digunakan dalam tahap desain produk
SUGGEST: Program saran pegawai
SCHOICE: Pertimbangan faktor-faktor lain selain
harga (misalnya kualitas, reliabilitas,
kapabilitas, pengembangan hubungan strategi
jangka panjang) dalam seleksi supplier
Skor untuk masing-masing construct dihitung dengan
menstandarisasi 41 item-item kuesioner ke dalam zero mean
dan unit variance, dan kemudian menghitung rata-rata
bobot sama dari skor item-item standarisasi terkait
dengan masing-masing 12 construct.
3.4 Ukuran sistem ganjaran dan informasi
Kami menggunakan 33 pertanyaan survey untuk mengukur
pengadopsian sistem ganjaran dan informasi berorientasi
kualitas yang didukung dalam literatur manajemen kualitas
dan akuntansi manajemen. Principal component analysis
menunjukkan bahwa 33 pertanyaan dapat dikarakteristikkan
oleh tujuh faktor signifikan yang mempertahankan 66
persen dari variance dalam data. Rotasi oblique berikut
untuk solusi faktor, dan tujuh construct sistem ganjaran
dan informasi adalah meliputi
BOTTOM: penggunaan teknik pengumpulan data bottom up
seperti SPC, analisis Pareto, flowchart, dan
diagram sebab-akibat.
BENCH: Seberapa besar benchmark produk, jasa dan
proses digunakan oleh organisasi
BDINFO: Seberapa besar dewan direktur mereview
laporan dan perencanaan kualitas, problem dan
prestasi
FREQ: Frekuensi ukuran dan laporan informasi
kualitatif usaha, hasil dan konsekuensi bisnis
NFCOMP: Pentingnya kinerja non keuangan (kualitas,
market share, atau ukuran positional lainnya)
relatif terhadap kinerja keuangan (apresiasi
saham, profitabilitas, atau cash flow) dalam
menentukan kompensasi
TCOMP: Pentingnya kinerja tim relatif terhadap
kinerja individual dalam menentukan kompensasi
STRPLAN seberapa besar manajer menengah, supervisor
lini pertama dan personil non manajemen
memahami perencanaan strategis.
sama seperti construct TQM, ukuran multi item untuk
masing-masing construct sistem ganjaran dan informasi
dihitung dengan standarisasi item-item kuesioner menjadi
nol dan unit variance, dan kemudian menghitung bobot sama
dari skor standarisasi terkait dengan masing-masing
construct
3.5 Analisis Reliabilitas dan validitas
Kami melakukan sejumlah pengujian untuk menilai
reliabilitas dan validitas 12 TQM dan tujuh construct
ukuran sistem ganjaran dan informasi. reliabilitas
construct, seberapa besar kesalahan pengukuran dalam
sebuah ukuran, diestimasi dengan menggunakan koefisien
Cronbach’s Alpha. Koefisien Cronbach’s Alpha untuk
construct berkisar dari 0,51 sampai dengan 0,95, di atas
level minimum yang dapat diterima dari Nunally (196 7)
untuk penelitian tahap awal. Validitas construct didukung
oleh fakta bahwa tidak satupun pertanyaan yang digunakan
pada construct mempunyai ukuran load lebih besar dari
0,45 lebih besar dari sat faktor. Selain itu, korelasi di
antara item-item berbeda di dalam construct sama jauh
lebih besar dibandingkan dengan korelasi antara item-item
yang menjadi bagian berbeda di dalam TQM dan sistem
ganjaran dan informasi. Terakhir, interval kepercayaan
untuk korelasi di antara 12 TQM atau tujuh construct
sistem ganjaran dan informasi tidak memasukkan kesatuan
pada level signifikansi statistik konvensional, di mana
menunjukkan bahwa construct tersebut secara signifikan
berbeda.
3.6. Kinerja organisasional
Kami mengevaluasi kinerja dengan menggunakan return
on asset (ROA) sebelum pajak dan kualitas produk (QUAL).
Construct QUAL didasarkan pada rata-rata standar respon
terhadap empat pertanyaan tentang ranking relatif
organisasi terkait dengan kesesuaian, reliabilitas (da
pertanyaan) dan kualitas keseluruhan. Pertanyaan tentang
kualitas mempunyai load faktor tunggal dengan Cronbach’s
Alpha 0,88. korelasi antara ROA dengan QUAL adalah 0,12
(p=0,16, two tail), di mana menunjukkan bahwa kedua
ukuran menunjukkan dimensi berbeda laporan kinerja
organisasi
3.7. Variabel kontrol
Kami memasukkan variabel indikator negara untuk
mengontrol variasi level kinerja yang mungkin
berhubungan dengan efek negara khusus, seperti perbedaan
pesaing, prinsip-prinsip akuntansi, dan kondisi
makroekonomi. Karena kinerja mungkin juga berbeda-beda
dalam industri dan karakteristik produk, variabel
indikator digunakan untuk mengontrol tipe produk.
Pengelompokan produk di dalam industri automobile
termasuk mobil (CARS), truk ringan (OTHER FEHICLE) dan
komponen-komponen (AUTO COMPOMNENT). Organisasi komputer
dibagi lagi ke dalam manufaktur dan microcomputer
(MICROCOMPUTERS), minicomputers (MINICOMPUTERS), KOMPUTER
MAINFRAME (mainframes), dan peripherals (PERIPHERALS.
Variabel UNION digunakan untuk mengontrol aturan
kerja serikat pekerja yang mungkin mempengaruhi praktek
dan perbedaan kinerja organisasi antar perusahaan
(Cowherd and Levine, 1992). Variabel ini diberi kode nol
jika serikat pekerja aktif atau jika hanya mempengaruhi
beberapa pegawai dalam program kualitas, dan nol jika
sebaliknya. Terakhir, variabel EMPLOYEES (didefinisikan
sebagai logaritma natural dari jumlah pegawai full time)
dimasukkan untuk mengontrol potensial efek ukuran
(Cowherd dan Levine, 1992).
4. Statistik deskriptif
Ringkasan statistik untuk pertanyaan-pertanyaan TQM
individual disajikan dalam tabel 2. Respon menunjukkan
variasi luas pada tingkat keterlibatan pegawai (TEAM and
SUGGEST). Namun demikian banyak dari metode TQM, seperti
teknik perbaikan terfokus proses (PROCESS) , pemberdayaan
pegawai (EMPOW), dan keterlibatan konsumen (CPRIODS) dan
CDESIGN) secara khusus digunakan, setidaknya jarang-
jarang.
Statistik deskriptif tentang informasi partisipan
dan sistem ganjaran ditunjukkan dalam tabel 3. Baik
prosentase pegawai yang terlibat dalam pengumpulan data
bottom up dan popularitas dari teknik problem solving
individual (BOTTOM) berbeda-beda sekali. Metode yang
paling banyak digunakan untuk mengumpulkan informasi
problem solving adalah analisis Pareto. Dan diagram sebab
akibat, flowcharting, dan bagan pengendalian proses
statistik, diagram hubungan, dan diagram pohon digunakan
kurang dari 10 persen pegawai. Sementara benchmarking
untuk penjualan pemasaran, dan sistem distribusi jarang
digunakan, banyak partisipan menggunakan benchmark
produk, jasa dan proses.
Sebagian besar organisasi sampel melaporkan
informasi kualitas setidaknya setiap bulan, dengan
frekuensi lebih besar pada level organisasi lebih rendah
(FREQ). Sebagian besar organisasi yang berpartisipasi jug
menunjukkan bahwa laporan tentang perencanaan kualitas,
problem dan prestasi kadang-kadang atau biasanya direview
oleh dewan direktur (BUDINFO), walaupun informasi
perencanaan strategis pada umumnya diberikan kepada
manajemen puncak pegawai.
Secara rata-rata, ukuran kinerja non keuangan
(kualitas, market share, atau ukuran posisi) dilihat
lebih kecil tentang aspeknya dibandingkan dengan keuangan
(profitabilitas, cash flow, atau apresiasi saham). Dalam
menentukan kompensasi, khususnya pada level manajemen
menengah dan level non manajer (NNCOMP). Pada level
organisasi kinerja individual cenderung melampaui kinerja
tim untuk perusahaan tujuan (TCQOM)
5. Asosiasi antara praktek TQM dengan pilihan sistem
dewan dan informasi
6.2 Metodologi
Pertanyaan penelitian pertama kami membahas hubungan
antara 12 construct TQM dan tujuh ukuran sistem ganjaran
dan informasi. Kami membahas pertanyaan ini dengan
menggunakan analisis korelasi canonical, di mana
memungkinkan kami secara simultan menganalisis korelasi
di dalam dan antar variabel (Hotelling, 1934, 1936; and
Fornel and Larcker 91980). Sasaran dari analisis korelasi
Canonical adalah menemukan kombinasi linear masing-masing
himpunan variabel yang menunjukkan korelasi maksimum
(disebut dengan canonical correlation, Rc). Empat problem
kami, bobot koefisien ditemukan untuk 12 ukuran TQM dan
tujuh ukuran sistem ganjaran menghasilkan gabungan linear
antara dua himpunan variabel yang mempunyai korelasi
secara maksimal. Setelah variasi pertama pasangan dengan
korelasi canonical diperoleh, dilakukan variasi pasangan
selanjutnya, tidak dihubungkan dengan sebelumnya dan
korelasi canonical lebih rendah dihitung. Jika data kira-
kira multivariate normal, signifikansi statistik dari
pasangan canonical variate dapat ditentukan dengan
menggunakan prosedur yang disampaikan oleh Bartlett
(1941). Secara khusus, rasio likelihood terkait dengan
masing-masing pasangan menguji hipotesis bahwa korelasi
canonical dan sub pasangan adalah nol. Jika rasio
likelihood untuk pasangan variate tidak signifikan, maka
pasangan tersebut dan seluruh pasangan selanjutnya tidak
mempunyai asosiasi linear secara statistik signifikan.
Jika satu dari korelasi canonical secara statistik
signifikan, dua vektor variabel selanjutnya dependen
diinterpretasikan sebagai independen. Hasil ini akan
menunjukkan bahwa praktek TQM tidak berhubungan dengan
penggunaan sistem ganjaran dan informasi non tradisional.
Dalam analisis kami diperoleh seluruh pasangan canonical
variate di mana rasio likelihood secara statistik
signifikan pada level 0,05 (two tail).
Untuk memfasilitasi interpretasi kami tentang
pasangan variate canonical secara statistik signifikan,
kami melakukan tiga analisis tambahan. Pertama, daripada
menggunakan bobot canonical untuk tujuan interpretive,
kami menghitung canonical loading (atau korelasi antara
masing-masing variabel individual dan canonical variate
yang berhubungan). Ini dilakukan karena bobot canonical
(di mana serupa dengan koefisien regresi berganda)
menunjukkan variabilitas sampling tinggi dan sulit
diinterpretasikan ketertarikan ada multikolinearitas
substansial. Canonical loading dihitung secara individual
untuk masing-masing variabel dan pasangan variabel, dan
dengan demikian tidak dipengaruhi oleh multicolinearitas.
Kedua, serupa dengan principal component analisis
tradisional, kami menggunakan rotasi orthogonal gabungan
loading untuk pasangan variate secara statistik
signifikan untuk mengubah solusi canonical kepada
struktur yang lebih sederhana dan lebih berguna.
Sebagaimana ditunjukkan oleh Cliff and Krus (1976),
rotasi ini mempertahankan independensi antara pasangan
variate dan meninggalkan sifat optimisasi dari solusi
canonical utuh. Terakhir, perlu menentukan apakah loading
individual secara statistik signifikan. Karena kesalahan
standar teori normal untuk loading ini sulit dihitung
(Bagozzi, Fornell and Larcker (1981) dan Cudeck and
O’Dell (1994), kami menggunakan metode bootstrapping
(Lambert and Wild, dan Durand (1991). Secara khusus kami
menghasilkan 500 sampel acak (masing-masing dengan 249
observasi) dan menggunakan rotasi canonical loading untuk
menghitung bias kepercayaan dengan bias dikoreksi untuk
masing-masing canonical loading (Stine (1989/90).
Signifikansi statistik rotated loading (p<0,05, two tail)
digunakan untuk mengidentifikasi variabel yang
berhubungan dengan masing-masing pasangan canonical.
5.2. Hasil korelasi canonical
Hasil korelasi canonical disajikan dalam tabel 4.
Dua pasangan variate canonical yang secara statistik
signifikan muncul, menunjukkan ada dua dimensi independen
dari variabel TQM yang secara statistik signifikan
berhubungan dengan variabel sistem ganjaran dan
informasi. canonical variate pertama
menunjukkan bahwa pelatihan (TRAIN) kerja tim (TEAM),
program saran (SUGGEST), teknik perbaikan proses
(PROCESS), dan keterlibatan supplier dalam identifikasi
proses dan produk baru (SPRODS) berhubungan dengan
penekanan terhadap tim (TCOMP) dan kinerja non keuangan
(NFCOMP) dalam kompensasi dan generasi (BOTTTOM) dan
pelaporan (FREQ) dari informasi problem solving dan
kualitas.
Pasangan Canonical variate kedua
menunjukkan bahwa kerja tim lintas fungsional (TEAM dan
DSTREAM), keterlibatan departemen kualitas lebih luas
dalam konsultasi dan problem solving (QA_DEPT) dan
kepatuhan (INSPECT), dan pengembangan hubungan supplier
yang didasarkan pada faktor-faktor lain selain harga
(SCHOICE) mempunyai asosiasi dengan penggunaan
benchmarking eksternal (BENCH) dan komunikasi lebih luas
informasi perencanaan strategis (STGRPLAN), dan review
lebih teratur terhadap perencanaan kualitas dan hasil
oleh dewan direktur (BDINFO). Yang mengherankan, tiga
praktek TQM berorientasi konsumen (CDESIGN, CPRODS dan
EMPOW) secara statistik tidak signifikan dalam pasangan
variate, di mana menunjukkan bahwa praktek ini tidak
tergantung kepada informasi dan sistem ganjaran yang
digunakan oleh organisasi dalam sampel kami.
Dengan kemungkinan pengecualian loading secara
statistik signifikan tentang keterlibatan supplier dalam
identifikasi produk baru dan proses, variabel-variabel
TQM dalam pasangan variate pertama menunjukkan aktivitas-
aktivitas yang akan secara khusus diimplementasikan dalam
program kualitas berorientasi produksi dasar (Garvin,
1986). Dengan cara yang sama, loading secara statistik
signifikan untuk tim lintas fungsional dalam desain
produk (DESTEAM), penggunaan departemen kualitas sebagai
konsultan atau fasilitator (QA_DEPT) dan pilihan supplier
didasarkan pada faktor-faktor lain selain harga (SCHOICE)
menunjukkan bahwa variate ini menangkap implementasi dari
praktek kualitas lebih maju.
Dukungan tambahan terhadap interpretasi disampaikan
oleh informasi secara statistik signifikan dan atribut
sistem ganjaran terkait dengan dua pasangan variate.
Program kualitas berorientasi produksi dasar berfokus
kepada penggunaan tim pemberdayaan untuk memecahkan
problem produksi dan memperbaiki efisiensi operasi .
Konsisten dengan hasil Canonical, praktek ini membutuhkan
penggunaan informasi problem solving dan kualitas yang
lebih teratur (BOTTOM and FREQ) dan sistem ganjaran yang
lebih menekankan pada motivasi kerja tim dan perbaikan
kualitas (TCOMP dan NFCOMP). Program kualitas lebih maju
mempunyai fokus strategis lebih komprehensif, seperti
tercermin dalam review dewan perencanaan kualitas dan
hasil (BDINFO), perbaikan komunikasi perencanaan
strategis (STRPLAN) dan benchmarking proses bisnis dan
produk eksternal yang lebih sering (BENCH). Secara
keseluruhan, hasil canonical menunjukkan bahwa program
TQM berhubungan dengan penggunaan sistem ganjaran dan
informasi non tradisional lebih besar, dan asosiasi ini
adalah fungsi dari praktek TQM organisasi khusus.
6. Efek kinerja TQM dan sistem ganjaran dan
informasi non tradisional
6.1 Metodologi
Pertanyaan penelitian kedua kami berfokus kepada
konsekuensi kinerja dari sistem ganjaran dan informasi
non tradisional. Secara khusus, literatur kualitas
menunjukkan bahwa informasi non tradisional dan sistem