-
22
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan November 2014 –
Maret 2015 di Sentra Industri Marning Jagung Jalan Teluk Bayur,
Malang dan Sentra Industri Keripik Tempe Jalan Sanan, Malang.
Analisis data dilakukan di Laboraturium Manajemen Agroindustri
serta Laboraturium Komputer dan Analisis Sistem di Fakuktas
Teknologi Pertanian Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Universitas Brawijaya.
3.2 Batasan Masalah
Penentuan suatu batasan masalah dilakukan untuk menyederhanakan
ruang lingkup masalah penelitian. Adapun batasan masalahnya
adalah:. A. Penelitian ini menganalisa faktor internal yaitu
kelemahan dan kelebihan yang meliputi: bahan baku, tenaga kerja,
proses produksi, pemasaran, kapasitas produksi pada UMKM di Sentra
industri keripik tempe dan Sentra industri marning jagung.
B. Penelitian ini menganalisa faktor eksternal yaitu ancaman dan
peluang yang meliputi: permodalan, lingkungan sekitar, teknologi,
pesaing, lokasi pada UMKM di Sentra industri keripik tempe dan
Sentra industri marning jagung.
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian pada penelitian ini dimulai dari perumusan
masalah dan penetapan tujuan, melakukan studi literatur dan
penetuan sumber data serta metode pengumpulan data, setelah itu
survey lapang, untuk mengetahui faktor – faktor internal dan
eksternal, melakukan perencanaan sampel dan penyebaran kuesioner,
kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis SWOT,
lalu hasil dari analisis SWOT akan dilakukan analisis pemilihan
strategi dengan metode
-
23
QSPM dan yang terakhir kesimpulan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini:
Mulai
Kesimpulan
Analisis Data
Hasil Penelitian
Perumusan Masalah
Survey Pendahuluan
Penentuan Sumber Data dan Metode
Pengumpulan Data
Penyusunan Kuisioner dan Penyrbaran Kuisioner
Perencanaan Sampel
Faktor EkternalFaktor Internal
Gambar 3.1 Diagram alir prosedur penelitian
-
24
3.3.1 Perumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Industri
makanan ringan di Kota Malang masih terlihat individualisme antar
UMKM, belum ada keselarasan antar UMKM sehingga perlu adanya
pengklasteran antara industri makanan ringan. Pengklasteran
tersebut dapat digunakan sebagai pengembangan strategi industri
makanan ringan agar UMKM di Kota Malang saling bersinergi dalam
menjalankan usahanya. Identifikasi pola klaster industri makanan
ringan dan strategi pengembangan dapat dilakukan dengan Analisis
SWOT dan Metode QSPM.
3.3.2 Survey Pendahuluan Survey pendahuluan dilakukan dengan
mewawancarai staff Disperindag dan staff Dinas Koperasi dan UMKM
Kota Malang untuk meminta data jumlah UMKM dan Jumlah sentra
industri di Kota Malang, serta mendatangi langsung sentra industri
Marning Jagung dan sentra industri Keripik Tempe untuk mengetahui
faktor eksternal dan internal pada sentra industri marning jagung
dan industri keripik tempe. 3.3.3. Penentuan Sumber Data dan Metode
Pengumpulan
Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Data primer
Data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh dari
responden yang mengisi kuesioner b. Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan meliputi data UMKM di Kota Malang yang
di dapat dari Dinas Koperasi Kota Malang, data sentra industri di
Kota Malang yang didapat dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Kota Malang. Data sekunder juga diperoleh dari skripsi, jurnal,
artikel – artikel yang terkait
-
25
dengan pokok bahasan penelitian serta hasil wawancara dengan
pelaku usaha di industri marning jagung dan industri keripik tempe
di Kota Malang. Pengumpulan data ini menggunakan 3 metode
pengumpulan data yaitu: a. Wawancara Wawancara yang dilakukan yaitu
dengan pegawai Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dengan
pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan dengan para pelaku
usaha makanan ringan. b. Dokumentasi Dokumentasi yang dilakukan
yaitu diperoleh dari literatur, kajian pustaka, jurnal artikel
hasil penerbiatan sumber karya ilmiah dan dokumentasi berupa foto
yang diambil pada saat penyebaran kuesioner. c. Kuesioner
Penelitian ini menggunakan dua tahap pengisian kuesioner.
Kuesioner pertama merupakan kuesioner analisis SWOT yang digunakan
untuk merating dan membobotkan faktor internal dan eksternal
terhadap UMKM. Kuesioner kedua merupakan kuesioner metode QSPM yang
digunakan untuk menilai alternatif strategi yang tepat dan terbaik
dalam pengembangan industri makanan ringan. Data yang telah
dikumpulkan diolah dan dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif disajikan dalam uraian pada pembahasan
analisis deskriptif yang akan menghasilkan data pola klaster
makanan ringan dan data kuantitatif akan disajikan dalam bentuk
tabulasi sehingga akan menghasilkan strategi pengembangan makanan
ringan.
3.3.4. Perencanaan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas
obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya dalam penelitian populasi dibedakan
menjadi 2, yaitu (Sukmadinata, 2009):
a. Populasi Target: Masyarakat Kota Malang
-
26
b. Populasi Terjangkau: Pakar yang mengerti produk unggulan Kota
Malang yaitu industri marning jagung dan industri keripik tempe
Penentuan jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
yaitu sampel Purposive Sampling. Teknik Purposive Sampling terjadi
ketika peneliti memilih sampel didasarkan pada beberapa kriteria
sekelompok pakar di bidang ilmu yang sedang diteliti (Cooper dan
Schindler, 2006). Teknik ini melakukan pengambilan sampel dengan
beberapa pertimbangan yang dapat mewakili dalam pengolahan analisis
data.
a. Unit Sampel adalah beberapa pakar ahli. b. Jumlah sampel yang
digunakan 5 responden pakar
yang berkompeten, berpengalaman dan bersedia. Lima responden
pakar tersebut terdiri dari staff Disperindag, kepala Koperasi
Sanan, dan Pelaku Industri
3.3.5. Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner Penelitian ini
menggunakan 2 tahap pengisian kuesioner. 1. Kuesioner pertama yaitu
kuesioner pembobotan dan
rating faktor strategis internal dan eksternal industri makanan
ringan oleh beberapa pakar ahli menggunakan analisis SWOT.
Kuesioner analisis SWOT dapat dilihat pada Lampiran 2.
2. Kuesioner kedua merupakan kuesioner penilaian pembobotan
strategi menggunakan metode QSPM (Quantitative Strategic Planning
Matrix). Kuesioner metode QSPM dapat dilihat pada Lampiran 3.
3.3.6. Analisa Data dan Pengolahan Hasil
Pada penelitian ini analisa data melakukan 5 tahap analisa data
yaitu:
a. Menentukan pola klaster Pola klaster dilakukan dengan cara
deskriptif, bentuk klaster membagi keterkaitan antara industri inti
dan industri pendukung. Sehingga akan terbentuk industri inti dan
industri pendukung pada industri makanan ringan
-
27
b. Analisis Internal – Eksternal Analisa data internal dan
eksternal digunakan untuk mengetahui mengetahui faktor internal dan
ekternal dengan cara penyebaran kuesioner. Faktor internal meliputi
bahan baku, tenaga kerja, proses produksi, pemasaran, kapasitas
produksi dari UMKM, faktor eksternal meliputi permodalan,
lingkungan sekitar, teknologi, pesaing dan lokasi. Analisis
internal akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan. Analisis
eksternal akan menghasilkan peluang dan ancaman. Kuesioner yang
disebarkan pada pelaku usaha dapat dilihat pada Lampiran 1.
c. The Input Stage
Pemberian bobot setiap faktor Bobot menunjukan tingkat
kepentingan relatif suatu faktor terhadap keberhasilan suatu
perusahaan dalam suatu industri. Adapun bobot setiap faktor
menggunakan skala yang akan digunakan untuk pengisian kolom pada
matriks. Skala yang digunakan adalah sebagai berikut: 1 = jika
indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal 2
= jika indikator sama penting dengan indikator vertikal 3 = jika
indikator lebih penting dari pada indikator vertikal 4
Tabel 3.1 Penilaian bobot faktor strategis internal
Faktor strategis internal
A B C D ... TOTAL BOBOT
A
B
C
D
...
TOTAL
Sumber: Kinnear dan Taylor, 2007 dalam Suparman, 2013
-
28
Tabel 3.2 Penilaian bobot faktor strategis eksternal
Sumber: Kinnear dan Taylor, 2007 dalam Suparman, 2013
Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai
setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan
menggunakan rumus: αi = Xi ∑n i-1Xi αi = bobot variabel ke-i xi =
nilai variabel ke- i i = jumlah variabel n = jumlah variabel
Pemberian peringkat (Rating) Penilaian peringkat diberikan dalam
skala dengan nilai sebagai berikut: 1 = sangat lemah ( kelemahan
utama ) 2 = lemah ( kelemahan minor) 3 = kuat ( kekuatan minor ) 4
= sangat kuat ( kekuatan utama)
Perkalian bobot dan peringkat Untuk menentukan nilai tertimbang
setiap faktor yang diperoleh dari perkalian bobot dengan peringkat
(rating) setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian
dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi organisasi
(David, 2009) dalam (Suparman, 2013).
Faktor strategis internal
A B C D ... TOTAL BOBOT
A
B
C
D
...
TOTAL
-
29
Tabel 3.3 Matrik IFE (Internal Factor Evaluation)
Faktor – Faktor Kunci Internal
Bobot (a)
Rating (b)
Nilai tertimbang (c) = (a) x (b)
Kekuatan I... ... ... ... 2... ... ... ... 3... ... ... ...
Kelemahan I... ... ... ... 2... ... ... ... 3... ... ... ... Jumlah
1,0 ... ...
Sumber: David (2009) dalam Suparman (2013)
Tabel 3.4 Matrik EFE (Eksternal Factor Evaluation)
Faktor – Faktor Kunci Internal
Bobot (a)
Rating (b)
Nilai tertimbang (c) = (a) x (b)
Peluang I... ... ... ... 2... ... ... ... 3... ... ... ...
Ancaman I... ... ... ... 2... ... ... ... 3... ... ... ... Jumlah
1,0 ... ...
Sumber: David (2009) dalam Suparman (2013)
Total penialaian tertimbang pada matris IFE dan EFE akan berada
pada kisaran 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi) dengan nilai
rata – rata 2,5. Semakin tinggi total nilai tertimbang perusahaan
pada matrik IFE dan EFE mengindikasikan bahwa perusahaan merespon
faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan ataupun merespon
faktor eksternal berupa peluang atau ancaman dengan sangat baik,
begitu pula sebaliknya.
-
30
d. The Matching Stage (Tahap Pencocokan) Tahap pencocokan adalah
tahapan untuk mencocokan kekuatan dan kelemahan internal dengan
peluang dan ancaman eksternal. Tahap pencocokan bertujuan untuk
mengetahui posisi perusahaan agar dapat menghasilkan alternatif
strategi yang layak bukan untuk memilih strategi yang terbaik. Pada
tahapan pencocokan alat analisis menggunakan IE dan matrik
SWOT.
e. The Decision Stage (Tahap Keputusan) Tahap keputusan
merupakan tahapan terakhir dalam formulasi strategi, yaitu dengan
menetapkan alternatif strategi dimana perusahaan menetapkan
strategi yang baik untuk terlebih dahulu dilaksanakan dengan
menggunakan analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning
Matrix).
3.3.7. Kesimpulan Kesimpulan ini yang akan menjawab tujuan dari
penelitian dengan mempertimbangkan hasil-hasil yang diperoleh dari
hasil penelitian yang telah dilakukan dan teori sesuai literatur
yang mendukung, sehingga akan diperoleh pola klaster makanan ringan
di Kota Malang dan strategi yang tepat untuk potensi pengembangan
klaster makanan ringan Kota Malang.