63 III. KERANGKA TEORI 3.1. Mobilitas Modal Dalam perekonomian terbuka, pengeluaran suatu negara selama satu tahun tertentu tidak perlu sama dengan yang dihasilkan dari memproduksi barang dan jasa. Suatu negara dapat melakukan pengeluaran lebih banyak ketimbang produksinya dengan meminjam dari luar negeri, atau bisa melakukan pengeluaran lebih kecil dari produksinya dan memberi pinjaman pada negara lain. Berdasarkan identitas perhitungan pendapatan nasional: NX G I C Y + + + = ................................................................................. (3.1) dimana: = Y output = C konsumsi barang dan jasa = I investasi dalam barang dan jasa = G pembelian pemerintah atas barang dan jasa = NX ekspor neto (ekspor barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa) dengan mempertimbangkan bahwa G C Y - - adalah tabungan nasional S , jumlah tabungan perseorangan, C T Y - - , dan tabungan masyarakat G T - , maka NX I S = - ...................................................................................................(3.2) dimana: = - I S arus modal keluar neto = NX neraca perdagangan Dalam perekonomian terbuka terdapat hubungan antara tingkat bunga dengan aliran modal ke mancanegara. Aliran modal keluar neto adalah jumlah dana yang dipinjamkan investor domestik ke luar negeri dikurangi jumlah dana yang dipinjamkan investor asing ke domestik. Ketika tingkat bunga domestik turun,
28
Embed
III. KERANGKA TEORI 3.1. Mobilitas Modal - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/55393/BAB III... · Perekonomian Terbuka Kecil dengan Mobilitas Modal Sempurna
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
63
III. KERANGKA TEORI
3.1. Mobilitas Modal
Dalam perekonomian terbuka, pengeluaran suatu negara selama satu tahun
tertentu tidak perlu sama dengan yang dihasilkan dari memproduksi barang dan jasa.
Suatu negara dapat melakukan pengeluaran lebih banyak ketimbang produksinya
dengan meminjam dari luar negeri, atau bisa melakukan pengeluaran lebih kecil dari
produksinya dan memberi pinjaman pada negara lain. Berdasarkan identitas
Harga sahampun juga akan mempengaruhi pengeluaran konsumen akan
barang konsumsi, sebagaimana dijelaskan melalui pendekatan efek likuiditas. Pada
saat aset keuangan (misalnya saham, obligasi dan deposito), yang dimiliki seseorang
meningkat nilainya, maka bila aset tersebut dijual akan memberikan uang kas dalam
jumlah yang mencukupi untuk dibelanjakan dalam bentuk barang konsumsi ataupun
perumahan, sebagaimana dijelaskan:
M naik � Ps naik � nilai aset keuangan naik � kemungkinan masalah
keuangan turun � pengeluaran barang konsumsi naik � Y naik, atau
85
M naik � Ps naik � nilai aset keuangan naik � kemungkinan masalah
keuangan turun � pengeluaran untuk perumahan naik � Y naik
Ketiga pendekatan mekanisme transmisi moneter menunjukkan bahwa pengaruh
kebijakan moneter terhadap posisi kekayaan konsumen memiliki dampak yang besar
terhadap permintaan agregat.
3.5.2.3. Perdagangan Internasional
Pengaruh pertumbuhan internasionalisasi perekonomian serta aplikasi nilai
tukar mengambang (fleksibel) dalam suatu perekonomian negara akan mempengaruhi
ekspor bersih melalui efek nilai tukar, adalah:
M naik � i turun � E turun � NX naik � Y naik
Keterkaitan diantara kebijakan moneter berupa uang beredar dengan ketiga
pendekatan tersebut di atas dalam mekanisme transmisi dan pengaruhnya terhadap
komponen belanja dan pendapatan nasional (GDP, Gross Domestic Product) disajikan
pada Gambar 11.
Selain pendekatan tersebut di atas, telah dikembangkan jalur mekanisme
transmisi dalam dua bagian besar yaitu mekanisme transmisi yang berorientasi pada
harga aset dan mekanisme transmisi yang berorientasi pada kredit.
Mekanisme transmisi moneter yang berorientasi pada harga aset melihat
mekanisme transmisi dari sudut pengaruh nilai tukar terhadap ekspor bersih, teori Q-
Tobin, dan efek kekayaan, sedangkan mekanisme transmisi moneter yang berorientasi
kredit melihat mekanisme transmisi dari sudut jalur pinjaman bank, jalur neraca, jalur
arus kas, jalur tingkat harga yang tidak diantisipasi dan efek likuiditas rumah tangga.
86
Efek tingkat Sukubunga
tradisional
Efek Nilai Tukar pd Ekspor Bersih
Teori Tobin’s
q
Efek
Kesejahteraan Jalur
Pinjaman
Bank
Jalur Arus
Kas
Efek Likuiditas
Rumah Tangga
Kebijakan Moneter
Sukubunga Nominal
Arus Kas
Aktivitas meminjam
kan
Jalur Tingkat Harga yg tidak
diantisipasi
Investasi Perumahan Pengeluaran Konsumen
Ekspor Bersih
Investasi
Konsumsi
Investasi
Perumahan Investasi Investasi Perumahan
Pengeluaran Konsumen
Produk Domestik Bruto
Kebijakan Moneter
Sukubunga
riil
Nilai Tukar
Efek Harga Aset Aspek Kredit
Jalur Neraca
Investasi
Perumahan
Kebijakan Moneter
Harga Saham
Kesejahteraan Keuangan
Probabilitas Tekanan
Keuangan
Kebijakan Moneter
Tingkat Harga yg tdk
diantisipasi
Moral Hazard
Aktivitas
meminjamkan
Kebijakan Moneter
Simpanan Perbankan
Pinjaman Bank
Kebijakan Moneter
Harga Saham
Moral Hazard
Aktivitas meminjamkan
Kebijakan Moneter
Harga Saham
Kesejahteraan
Keuangan
Kebijakan Moneter
Harga Saham
Tobin’s q
Kebijakan Moneter
Sukubunga riil
Mek
anis
me
Tra
nsm
isi
Kom
pone
n
Pen
gel
uar
an
Kebijakan Moneter (Penawaran Uang)
Sumber: Mishkin, 2007
Gambar 11: Mekanisme Transmisi Moneter dan Pengaruhnya terhadap Komponen Pengeluaran dan Gross Domestic Product
87
3.6. Perkembangan Sektor Keuangan dan Mekanisme Transmisi Moneter
Beberapa studi tentang dampak perkembangan dan inovasi keuangan terhadap
kebijakan moneter masih menunjukkan hasil yang berbeda. Kebijakan moneter akan
efektif melalui pengaruhnya terhadap nilai aset yang mendorong dampak langsung
terhadap agregat permintaan melalui jalur sukubunga dan kekayaan. Akan tetapi,
kebijakan moneter akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berpengaruh
terhadap perekonomian, seperti halnya efek kekayaan. Pada saat yang sama, inovasi
keuangan yang mengembangkan pasar kredit melalui peningkatan likuiditas pasar
akan menghasilkan pasar yang tidak terlalu sensitif terhadap dampak perubahan
kebijakan moneter melalui jalur kredit. Rangkuman hubungan antara inovasi
keuangan dengan mekanisme transmisi moneter disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Inovasi Keuangan dan Mekanisme Transmisi Moneter Saluran / Jalur Dampak Inovasi Keuangan
Jalur Sukubunga
Keseluruhan dampak adalah marginal. Inovasi keuangan tidak memperlemah jalur sukubunga
Efek Substitusi
Peningkatan sukubunga � agen akan mensubstitusi tabungan ke pinjaman dan menurunkan Investasi
Efek Pendapatan
Kenaikan sukubunga � meningkatkan sukubunga yang sensitif terhadap pembayaran dan penerimaan � menurunkan belanja Dampak terhadap efek pendapatan ambigu
Efek Kekayaan Derivatif memperbolehkan lindung nilai (hedging) terhadap saham dan properti.
Jalur Kredit
Seluruh dampak signifikan, artinya jalur kredit akan melemah dengan adanya inovasi keuangan
Efek peminjaman bank (jalur)
Dampaknya besar, dimana saluran peminjaman bank melemah akibat inovasi, seperti derivatif dan sekuritisasi
Efek Neraca (jalur)
Dampaknya besar, dimana saluran neraca melemah akibat adanya inovasi
Jalur Nilai Tukar
Dampak keseluruhan adalah membuat jalur nilai tukar lebih berpotensi
Efek Net Ekspor
Kenaikan sukubunga akan meningkatkan aliran masuk sehingga meningkatkan nilai tukar nominal dan menurunkan ekspor net
Efek Paritas Sukubunga
Peningkatan aktivitas arbitrase akan meningkatkan aliran dana internasional sesuai dengan perubahaan sukubunga dan meningkatkan nilai tukar sehingga meningkatan kecepatan perubahan harga riil ekspor dan impor � mengubah ekonomi riil
Sumber: Singh, et.al.,.2008
88
Rangkuman studi terdahulu (Singh, et.al. 2008) pengaruh dari perkembangan
pasar keuangan (bursa dan perbankan) terhadap sistem keuangan, mekanisme
transmisi moneter dan aliran sukubunga pada Tabel 9.
Tabel 9. Pengaruh Perkembangan Pasar Keuangan Terhadap Jalur Mekanisme Transmisi Moneter
Perkembangan Pasar Keuangan
Konsekuensi terhadap Sistem Keuangan
Dampak terhadap Mekanisme Transmisi
Moneter
Dampak terhadap Aliran Sukubunga
Liberalisasi Keuangan Deregulasi Sukubunga Liberalisasi capital Account
Mendorong persaingan yang lebih ketat Mengarah pada penetapan suku bunga lebih fleksibel dan berorientasi pasar Mengarah pada integrasi pasar keuangan
Jalur Sukubunga meningkat Jalur Pinjaman Bank menurun Sukubunga luarnegeri lebih penting terkait dengan aliran dana
Lebih cepat Dapat mengakibatkan kebijakan moneter domestik kurang efektif
Sumber: Singh, et al., 2008
3.7. Kerangka Pemikiran Penelitian
Berdasarkan uraian tinjauan pustaka dan kerangka teori pada bab terdahulu,
disusun kerangka pemikiran untuk mencapai tujuan penelitian berdasarkan variabel
yang relevan. Kerangka pemikiran tersebut dikelompokkan sedemikian rupa untuk
mempermudah permodelan dalam mencapai masing-masing tujuan dari penelitian.
Bagan alur pemikiran dalam diagram keterkaitan, disajikan pada Gambar 12.
Sesuai dengan tujuan penelitian pertama adalah untuk melihat pengaruh
liberalisasi keuangan (liberalisasi capital account dan pasar saham) dari aspek makro
dan mikro terhadap nilai Q-Tobin, maka variabel yang diteliti antara lain adalah aliran
modal asing baik yang diinvestasikan secara langsung dalam bisnis (Investasi Asing
Langsung, FDI) maupun dalam aset keuangan (portofolio), dan pinjaman komersial.
Dari ketiga variabel tersebut akan diperiksa pengaruhnya terhadap nilai Q-Tobin
perusahaan di setiap sektor.
89
Mekanisme Transmisi Moneter
Kebijakan Moneter Suku Bunga Instrumen
Kebijakan dan Base Money
Uang Beredar
Suku Bunga Pasar
Harga Saham Aliran Kapital
Cadangan Devisa
Nilai Tukar
Suku Bunga Pinjaman
Biaya Modal Nilai Aset Keuangan
Investasi Ekspor Bersih Konsumsi
Liberalisasi Keuangan Keterbukaan
Capital Account dan Pasar Modal
Rasio q Tobin
Belanja Pemerintah
Kebijakan Fiskal
Pasar Kredit
Permintaan Agregat
Gambar 12. Kerangka Alur Pemikiran Penelitian
90
Pada tahapan ini, liberalisasi pasar saham sudah termasuk di dalam liberalisasi capital
account, yaitu pengurangan restriksi bagi investor asing untuk melalukan penanaman
dana di bursa saham Indonesia.
Perubahan dari dua variabel makroekonomi, yaitu sukubunga dan pasar saham
diperkirakan akan mempengaruhi keputusan investasi dari perusahaan yang dihitung
melalui rasio Tobin Q. Peningkatan rasio Tobin Q mengindikasikan peningkatan
investasi dalam barang kapital bersih (setelah dikurangi depresiasi).
Tujuan kedua dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
liberalisasi keuangan dari aspek makro dan mikro dengan adanya kebijakan moneter
(melalui kebijakan uang beredar), terhadap beberapa variabel makroekonomi seperti
cadangan devisa, nilai tukar, sukubunga dan indeks saham, melalui mekanisme
transmisi moneter, khususnya jalur sukubunga dan pasar saham. Seperti halnya pada
model pertama, maka akan dianalisis pengaruh kebijakan moneter terhadap nilai rasio
Q-Tobin dan keputusan investasi. Sampai pada tahapan ini, kedua model (tujuan
penelitian pertama dan kedua) akan dianalisis dengan menggunakan model estimasi
data panel FEM atau REM.
Tujuan ketiga dari penelitian adalah untuk melihat pengaruh liberalisasi
keuangan dan kebijakan moneter melalui nilai rasio Q-Tobin terhadap tingkat
investasi sektoral. Analisis sektoral (sektor pertanian, industri dasar dan kimia serta
perbankan) dilakukan pada tahapan ini, dengan mengkaji indeks saham sektoral, rasio
Tobin Q dan tingkat investasi dari sektor tersebut.