II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS Bagian kedua akan membahas mengenai tujuan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, anggapan dasar hipotesis, dan hipotesis. Sebelum melakukan analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, penelitian dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis. A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu makin pesat dan arus globalisasi semakin hebat.
36
Embed
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESISdigilib.unila.ac.id/4183/13/BAB II.pdf · Bagian kedua akan membahas mengenai tujuan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
Bagian kedua akan membahas mengenai tujuan pustaka, hasil penelitian yang
relevan, kerangka pikir, anggapan dasar hipotesis, dan hipotesis. Sebelum
melakukan analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian
yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, penelitian dapat melakukan
kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel
yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan
untuk merumuskan hipotesis.
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses
pembelajaran di sekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dari waktu ke waktu makin pesat dan arus globalisasi semakin hebat.
15
Untuk menghadapi tantangan tersebut, dibutuhkan sumber daya yang
berkualitas. Sumber daya yang berkualitas tidak lepas dari belajar dan
pembelajaran.
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.
Belajar juga merupakan proses melihat,mengamati,dan memahami sesuatu
(Sudjana dalam Rusman, 2011: 1).
Menurut Pitowes (2010 : 109) belajar merupakan suatu proses perubahan
dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas
dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan,
daya pikir, sikap, kebiasaan, dan lain-lain. Menurut Hamalik (2004: 29)
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses. Belajar bukan satu
tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Proses
mencapai tujuan inilah yang sangat penting dilewati oleh setiap orang.
Sardiman (2007: 21) mengatakan belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa
raga,psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia
seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Prinsip-prinsip belajar menurut
Sardiman (2007: 24) adalah sebagai berikut.
a. kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam
rangka menentukan isi pelajaran
16
b. perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi
kemampuan belajar yang bersangkutan
c. belajar melalui praktek atau mengalami secara langsung akan lebih
efektif membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis dan lain-
lain, bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja
d. belajar sedapat mungkin diubah kedalam bentuk aneka ragam
tugas, sehingga anak-anak melakukan dialog dalam dirinya atau
mengalaminya sendiri
Sedangkan prinsip belajar menurut Slameto (2003: 27-28) adalah sebagai
berikut:
a. dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi
aktif,meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
intruksional
b. belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif
c. belajar perlu ada interaksi dengan lingkungannya
d. belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat
belajar dengan tenang
Slameto (2003:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dalam lingkungannya. Melalui belajar orang akan memperoleh berbagai
keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai yang diperoleh dari interaksi
antara guru, siswa, dan sumber belajar dalam pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, maka belajar
adalah proses suatu pembelajaran yang dilakukan oleh seseorang dalam
membentuk perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu yang disertai
dengan peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti kecakapan,
daya pikir, sikap, kebiasaan, dan lain-lain.
17
2. Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar, istilah hasil
dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan.
Hasil belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan
dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan
yang telah diajarkan. Gagne dalam Pitowes (2010: 110) menyatakan untuk
terjadi belajar pada diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik internal
maupun eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatan (arising)
memori siswa sebagai hasil belajar terdahulu. Sedangkan kondisi eksternal
meliputi aspek atau benda yang dirancang atau ditata dalam suatu
pembelajaran.
Kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang
telah diajarkan dapat diketahui berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh
guru.salah satu upaya mengukur hasil belajar siswa dilihat dari hasil
belajar siswa itu sendiri. Bukti dari usaha yang dilakukan dalam proses
belajar adalah hasil belajar yang diukur melalui tes. Hasil belajar menurut
Mudjiono (2008: 117) setelah belajar siswa memiliki ketrampilan,
pengetahuan, sikap, dan nilai. Menurut Arikunto dalam Mudijono
(2008:117) hasil belajar itu merupakan sesuatu yang diperoleh siswa
dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan oleh adanya perubahan
tingkah laku dalam bentuk pengalaman dan latihan.
18
Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (2006:3) menyatakan hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan
puncak proses belajar.
Soeparsono dalam Sardiman (2007: 38) menyatakan bahwa hasil belajar
dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan
lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah
diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses
interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto
(2003) sebagai berikut :
a. faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia (intern)
faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor biologis
dan faktor psikologis. Faktor biologis antara lain usia, kematangan
dan kesehatan, sedangkan faktor psikologis adalah kelelahan,
suasana hati,motivasi, minat dan kebiasaan belajar.
b. faktor yang bersumber dari luar manusia (ekstern)
faktor ini diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia dan
faktor non manusia seperti alam, benda, hewan, dan lingkungan
fisik.
Sardiman (2007: 49) mengemukakan bahwa hasil pengajaran itu dapat
dikatakan baik,apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh
siswa.
b. hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil
proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan
bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat
mempengaruhi pandangan dan cara mendekati suatu permasalahan.
Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya.
19
Menurut Slameto (2003: 16), “Hasil belajar merupakan hal yang dapat
dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru”. Dari sisi siswa,
hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental
tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui
tiga katagori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek
yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
penilaian.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai
Agar hasil belajar dapat tercapai secara optimal maka proses pembelajaran
harus dilakukan dengan sadar dan terorganisir. Sardiman (2007: 19)
mengungkapkan bahwa agar memperoleh hasil belajar yang optimal, maka
proses belajar dan pembelajaran harus dilakukan dengan sadar dan sengaja
serta terorganisir secara baik.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, maka hasil
belajar adalah hasil dari suatu proses pembelajaran yang di peroleh siswa
setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai
peranan penting dalam proses pembelajaran.
3. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan istilah
umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk
mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antar siswa. Tujuan
pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya memiliki tiga tujuan
20
pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman,dan pengembangan keterampilan sosial. Pembelajaran
kooperatif merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan
suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAIKEM).
pembelajaran yang menarikdan variatif akan berimplikasi pada minat
maupun motivasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar
dikelas.
Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori
konstruktivisme. Konstrukvisme berisi pengajaran yang menekankan pada
proses (Sushkin dalam Jurnal Penelitian Kependidikan tahun 17 No.1,
2007: 33). Menurut Slavin dalam Rusman (2011: 201) pembelajaran
kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam
kelompok.
Menurut Sanjaya dalam Rusman (2011: 203) cooperatif learning
merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara
berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Nurulhayati
dalam Rusman (2011: 203) pembelajaran kooperatif adalah strategi
pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil
untuk saling berinteraksi.
21
Ibrahim dalam Rusman (2011: 208) pembelajaran kooperatif adalah suatu
aktivitas pembelajaran yang menggunakan pola belajar siswa berkelompok
untuk menjalin kerja sama dan saling ketergantungan dalam struktur
tugas,tujuan, dan hadiah. Slavin dalam Rusman (2011:201) menyatakan
pembelajaran kooperaktif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif
dan positif dalam kelompok.
Menurut Rusman (2011: 203-204) terdapat empat hal penting dalam
strategi pembelajaran kooperatif, yakni: (1) adanya peserta didik dalam
kelompok, (2) adanya aturan main (role) dalam kelompok, (3) adanya
upaya belajar dalam kelompok, (4) adanya kompetensi yang harus dicapai
oleh kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin dalam Rusman
(2011: 205-206) dinyatakan bahwa:
1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain
2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam
berpikir kritis, memecahkan masalah dan mengintegrasikan
pengetahuan dengan pengalaman
Pembelajaran kooperatif akan efektif digunakan apabila:
a. guru menekankan pentingnya usaha bersama di samping usaha
secara individual
b. guru menghendaki pemerataan perolehan hasil dalam belajar
c. guru ingin menanamkan tutor sebaya atau belajar melalui teman
sendiri
d. guru menghendaki adanya pemerataan partisipasi aktif siswa
e. guru menghendaki kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai
permasalahan. (Sanjaya dalam Rusman, 2011: 206)
22
Rusman (2001: 207) mengatakan bahwa karakteristik atau ciri-ciri dalam
pembelajaran kooperatif yaitu; pembelajaran secara tim,didasarkan pada
manajemen kooperatif, kemauan untuk bekerja sama, dan ketrampilan
bekerja sama.
Menurut Roger dan Johnson dalam Rusman (2011: 212) ada lima unsur
dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut.