15 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Teori-Teori 2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Simon Kuznet menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari suatu negara untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya yang ditentukan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan), dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada (Todaro, 2003). Sementara Robinson Tarigan menekankan pertumbuhan ekonomi dalam sisi kewilayahan dimana pertumbuhan ekonomi wilayah merupakan pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di suatu wilayah, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (value added) yang terjadi di wilayah tersebut. Menurut pandangan kaum historis, diantaranya Friedrich List dan Rostow, pertumbuhan ekonomi merupakan tahapan proses tumbuhnya perekonomian mulai dari perekonomian bersifat tradisional yang bergerak di sektor pertanian dimana produksi bersifat subsisten, hingga akhirnya menuju perekonomian modern yang didominasi oleh sektor industri manufaktur. Menurut pandangan ekonom klasik seperti Adam Smith, David Ricardo, Thomas Robert Malthus dan John Stuart Mill, maupun ekonom neo klasik, Robert Solow dan Trevor Swan, empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu (1) jumlah penduduk, (2) jumlah stok barang modal, (3) luas tanah dan kekayaan alam, dan (4) tingkat teknologi yang digunakan. Jumlah penduduk sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi dimana penduduk sebagai penggerak perekonomian. Semakin banyak jumlah penduduk suatu daerah tidak berarti pembangunan di daerah tersebut menjadi lebih baik. Jumlah penduduk yang berlebihan justru akan menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Jumlah stok barang modal menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan produksi barang dan jasa yang selanjutnya akan diperjualbelikan. Sementaraluas tanah dan kekayaan merupakan pendukung kegiatan-kegiatan perekonomian. Tingkat teknologi tidak bisa
31
Embed
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 … · 2.1 Tinjauan Teori-Teori 2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi ... Menurut pandangan kaum historis, diantaranya Friedrich List dan Rostow,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
15
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Teori-Teori
2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi
Simon Kuznet menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan
kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari suatu negara untuk menyediakan
berbagai barang ekonomi kepada penduduknya yang ditentukan oleh adanya
kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan),
dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada (Todaro, 2003).
Sementara Robinson Tarigan menekankan pertumbuhan ekonomi dalam sisi
kewilayahan dimana pertumbuhan ekonomi wilayah merupakan pertambahan
pendapatan masyarakat yang terjadi di suatu wilayah, yaitu kenaikan seluruh nilai
tambah (value added) yang terjadi di wilayah tersebut.
Menurut pandangan kaum historis, diantaranya Friedrich List dan Rostow,
pertumbuhan ekonomi merupakan tahapan proses tumbuhnya perekonomian
mulai dari perekonomian bersifat tradisional yang bergerak di sektor pertanian
dimana produksi bersifat subsisten, hingga akhirnya menuju perekonomian
modern yang didominasi oleh sektor industri manufaktur. Menurut pandangan
ekonom klasik seperti Adam Smith, David Ricardo, Thomas Robert Malthus dan
John Stuart Mill, maupun ekonom neo klasik, Robert Solow dan Trevor Swan,
empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu (1) jumlah
penduduk, (2) jumlah stok barang modal, (3) luas tanah dan kekayaan alam, dan
(4) tingkat teknologi yang digunakan. Jumlah penduduk sangat erat kaitannya
dengan pertumbuhan ekonomi dimana penduduk sebagai penggerak
perekonomian. Semakin banyak jumlah penduduk suatu daerah tidak berarti
pembangunan di daerah tersebut menjadi lebih baik. Jumlah penduduk yang
berlebihan justru akan menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah. Jumlah stok barang modal menjadi faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan produksi barang dan jasa yang
selanjutnya akan diperjualbelikan. Sementaraluas tanah dan kekayaan merupakan
pendukung kegiatan-kegiatan perekonomian. Tingkat teknologi tidak bisa
16
dilepaskan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dikarenakan teknologi dapat
menentukan efektivitas dan efisiensi kegiatan ekonomi.
Keempat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tersebut dapat
menentukan perkembangan kegiatan perekonomian. Menurut Kuncoro, 2003
suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau berkembang apabila
tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi dari pada apa yang dicapai pada masa
sebelumnya. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi menitik beratkan pada
capaiaan yang lebih baik dari sebelumnya berkenaan dengan kualitas dan
kuantitas kegiatan perekonomian suatu wilayah.
Schumpeter menyatakan bahwa faktor utama yang menyebabkan
perkembangan ekonomi adalah proses inovasi, dan pelakunya adalah inovator
atau wiraswasta (entrepreneur). Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa
diterapkan dengan adanya inovasi oleh para entrepreneur. Inovasi yang
diperlukan dalam perkembangan ekonomi adalah inovasi yang memberikan
perbaikan dalam poses produksi sehingga tercipta efisiensi dan efektivitas
kegiatan-kegiatan ekonomi.
Menurut Todaro (2003: hal 92-98), ada tiga faktor utama dalam
pertumbuhan ekonomi, yaitu :
1. Akumulasi modal “termasuk semua investasi baru yang berwujud
tanah/(lahan), peralatan fiskal, dan sumber daya manusia (human
resources). Akumulasi modal akan terjadi jika ada sebagian dari
pendapatan sekarang di tabung yang kemudian diinvestasikan kembali
dengan tujuan untuk memperbesar output di masa-masa mendatang.
Investasi juga harus disertai dengan investasi infrastruktur, yakni berupa
jalan, listrik, air bersih, fasilitas sanitasi, fasilitas komunikasi, demi
menunjang aktivitas ekonomi produktif. Investasi dalam pembinaan
sumber daya manusia bermuara pada peningkatan kualitas modal
manusia, yang pada akhirnya dapat berdampak positif terhadap angka
produksi.”
2. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. “Pertumbuhan penduduk
dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angka kerja
(labor force) secara tradisional telah dianggap sebagai faktor yang positif
17
dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Artinya, semakin banyak
angkatan kerja semakin produktif tenaga kerja, sedangkan semakin
banyak penduduk akan meningkatkan potensi pasar domestiknya.”
3. Kemajuan Teknologi. “Kemajuan teknologi disebabkan oleh teknologi
cara-cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki dalam melakukan
pekerjaan-pekerjaan tradisional. Ada 3 klasifikasi kemajuan teknologi,
yakni :
a. Kemajuan teknologi yang bersifat netral, terjadi jika tingkat output
yang dicapai lebih tinggi pada kuantitas dan kombinasi-kombinasi
input yang sama.
b. Kemajuan teknologi yang bersifat hemat tenaga kerja (labor
saving) atau hemat modal (capital saving), yaitu tingkat output
yang lebih tinggi bisa dicapai dengan jumlah tenaga kerja atau
input modal yang sama
c. Kemajuan teknologi yang meningkatkan modal, terjadi jika
penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan
barang modal yang ada secara lebih produktif.”
2.1.2 Modal Manusia dalam Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
Manusia merupakan aset berharga dalam pembangunan dan juga merupakan
subjek dari pembangunan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan oleh
Todaro dan Smith (2003) dimana pembangunan memiliki tiga nilai inti yaitu
tercapainya kemampuan hidup (life sustenance), kemandirian (self esteem) dan
kemerdekaan atau kebebasan (freedom). Kemampuan hidup diartikan
kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar. Kemandirian berarti
mempunyai harga diri, bermartabat atau berkepribadian. Adapun kemerdekaan
berarti memiliki kesanggupan untuk melakukan pilihan-pilihan dalam hidup.
Menurut UNDP (1995), paradigma pembangunan manusia terdiri dari 4
(empat) komponen utama, yaitu : (1) Produktifitas, masyarakat harus dapat
meningkatkan produktifitas mereka dan berpartisipasi secara penuh dalam proses
memperoleh penghasilan dan pekerjaan berupah. Oleh karena itu, pertumbuhan
ekonomi adalah salah satu bagian dari jenis pembangunan manusia, (2) Ekuitas,
18
masyarakat harus punya akses untuk memperoleh kesempatan yang adil. Semua
hambatan terhadap peluang ekonomi dan politik harus dihapus agar masyarakat
dapat berpartisipasi di dalam dan memperoleh manfaat dari kesempatan-
kesempatan ini, (3) Kesinambungan, akses untuk memperoleh kesempatan harus
dipastikan tidak hanya untuk generasi sekarang tapi juga generasi yang akan
datang. Segala bentuk permodalan fisik, manusia, lingkungan hidup, harus
dilengkapi, (4) Pemberdayaan, pembangunan harus dilakukan oleh masyarakat
dan bukan hanya untuk mereka. Masyarakat harus berpartisipasi penuh dalam
mengambil keputusan dan proses-proses yang mempengaruhi kehidupan
mereka.Dengan peningkatan kemampuan, kreatifitas dan produktifitas manusia
akan meningkat sehingga mereka menjadi agen pertumbuhan yang efektif.
Pertumbuhan ekonomi harus dikombinasikan dengan pemerataan hasil-hasilnya.
Pemerataan kesempatan harus tersedia baik, semua orang, perempuan maupun
laki-laki harus diberdayakan untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan
pelaksanaan keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi kehidupan
mereka. Pembangunan manusia merupakan paradigma pembangunan yang
menempatkan manusia (penduduk) sebagai fokus dan sasaran akhir dari seluruh
kegiatan pembangunan, yaitu tercapainya penguasaan atas sumber daya
(pendapatan untuk mencapai hidup layak), peningkatan derajat kesehatan (usia
hidup panjang dan sehat) dan meningkatkan pendidikan (kemampuan baca tulis
dan keterampilan untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat dan kegiatan
ekonomi).
UNDP membahas pembangunan manusia dengan menghubungannyadengan
model sosial dan reproduksi sosial. Pembangunan manusia merupakan model
sosial, LSM, dan organisasi kemasyarakatan yang dapat mengembangkan
kemampuan pekerja, petani dan pengusaha sehingga dapat menghasilkan produk
yang berkualitas dengan teknologi dan penelitian serta pengembangan produk.
Produk ini kemudian menjadi komposisi output yang berkualitas yang dapat
diekspor.
Kekuatan timbal balik antar pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan
manusia tidak terlepas dari kebijakan institusi dan pemerintah. Kebijakan ini yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan menentukan distribusi sumberdaya
19
swasta dan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi disusun oleh tiga faktor penting
yaitu tabungan luar negeri, modal fisik, dan tabungan dalam negeri. Makin baik
tiga faktor ini akan menentukan pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga dapat
menguatkan kredibelitas institusi dan pemerintah.
Komitmen pemerintah dalam pendistribusian sumber daya dilakukan
melalui dua saluran, yakni dari kebijakan pengeluaran pemerintah yang ditujukan
pada prioritas sosial seperti pembangunan infrastruktur dan melalui kegiatan
pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan individu rumah tangga seperti
pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Keduanya bermuara di
tempat sama yakni model sosial yang selanjutnya dapat membangun manusia
yang berkualitas. Pertumbuhan ekonomi dengan sasaran pengeluaran rumah
tangga menggunakan pendekatan ketenagakerjaan yaitu dengan penyediaan
lapangan pekerjaan yang merupakan jembatan antar pengeluaran pemerintah dan
pengeluaran rumah tangga (Gambar 2.1). Model UNDP ini telah banyak
digunakan dalam berbagai penelitian.
Teori-teori bahwa pembangunan ditentukan oleh modal manusia banyak
disebut-sebut oleh pakar-pakar ekonomi. Adam Smith tak hanya mengangkat
tentang kebijakan laissez-faire, tetapi juga sangat memperhatikan tentang
pembangunan. Smith pun berpendapat bahwa faktor penentu pembangunan adalah
perkembangan penduduk. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan
perluasan pasar akan meninggikan tingkat spesialisasi dalam perekonomian
tersebut. Sebagai akibat dari spesialisasi yang terjadi, maka tingkat kegiatan
ekonomi akan bertambah tinggi.
20
Pembangunan Manusia
Model Sosial, LSM, dan Organisasi kemasyarakatan
Reproduksi Sosial
Kemampuan Pekerjadan petani
pengusaha Manajer
Pengeluaranprioritas sosial
Pengeluaranrumah tangga
untuk kebutuhandasar
Produk R&D danTeknologi
Kebijaksanaan danpengeluaran pemerintah
Kegiatan danpengeluaran
rumah tangga
Komposisi outputdan ekspor
Ketenagakerjaan
Distribusi sumber daya swasta dan masyarakat
Tabungan Luarnegeri Modal Fisik
Tabungandalam negeri
Institusi dan pemerintah
Pertumbuhan Ekonomi
Gambar 2.1 Hubungan Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan EkonomiSumber: UNDP (1996)
21
2.1.3 Pendidikan
Menurut Schweke (2004), pendidikan bukan saja akan melahirkan sumber
daya manusia (SDM) berkualitas, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
menguasai teknologi, tetapi juga dapat menumbuhkan iklim bisnis yang sehat dan
kondusif bagi pertumbuhan ekonomi. Karena itu, investasi di bidang pendidikan
tidak saja berguna bagi perorangan, tetapi juga bagi komunitas bisnis dan
masyarakat umum. Pencapaian pendidikan pada semua level niscaya akan
meningkatkan pendapatan dan produktivitas masyarakat. Pendidikan merupakan
jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan ekonomi.
Sedangkan kegagalan membangun pendidikan akan melahirkan berbagai problem
krusial: pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, dan welfare
dependency yang menjadi beban sosial politik bagi pemerintah.
Dalam upaya mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan
(sustainable development), sektor pendidikan memainkan peranan yang sangat
strategis khususnya dalam mendorong akumulasi modal yang dapat mendukung
proses produksi dan aktivitas ekonomi lainnya. Secara definisi,World Commision
on Environmental and Development, 1997 dalam McKeown (Satria, 2008), bahwa
sustainable development adalah: “Sustainable development is development that
meets the needs of thepresent without comprimising the ability of future
generations to meet their ownneeds.” Dalam konteks ini, pendidikan dianggap
sebagai alat untuk mencapai target yang berkelanjutan, karena dengan pendidikan
aktivitas pembangunan dapat tercapai, sehingga peluang untuk meningkatkan
kualitas hidup di masa depan akan lebih baik. Di sisi lain, dengan pendidikan,
usaha pembangunan yang lebih hijau (greener development) dengan
memperhatikan aspek-aspek lingkungan juga mudah tercapai.
Analisis atas investasi dalam bidang pendidikan menyatu dalam pendekatan
modal manusia. Modal manusia (human capital) adalah istilah yang sering
digunakan oleh para ekonom untuk pendidikan, kesehatan, dan kapasitas manusia
yang lain yang dapat meningkatkan produktivitas jika hal-hal tersebut
ditingkatkan. Pendidikan memainkan kunci dalam membentuk kemampuan
sebuah negara untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan
22
kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan
(Todaro, 2003).
Memasuki abad ke-21, paradigma pembangunan yang merujuk knowledge-
based economymenjadi semakin dominan. Paradigma ini menegaskan tiga
hal:Pertama, kemajuan ekonomi dalam banyak hal bertumpu pada basis dukungan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua, hubungan kausalitas antara pendidikan
dan kemajuan ekonomi menjadi kian kuat dan solid. Ketiga, pendidikan menjadi
penggerak utama dinamika perkembangan ekonomi, yang mendorong proses
transformasi struktural berjangka panjang.1
2.1.4 Kesehatan
Laporan Komisi Makroekonomi dan Kesehatan tahun 2001 dalam
Atmawikarta(2002) menekankan pentingnya pembangunan manusia sebagai
sentral pembangunan. Pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan
keluarga, kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk
belajar di sekolah. Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih
enerjik dan kuat, lebih produktif, dan mendapatkan penghasilan yang tinggi.
Keadaan ini terutama terjadi di negara-negara sedang berkembang, dimana
proporsi terbesar dari angkatan kerja masih bekerja secara manual. Pada tingkat
makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan masukan (input)
penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan
ekonomi jangka panjang. Beberapa pengalaman sejarah besar membuktikan
berhasilnya tinggal landas ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi yang cepat
didukung oleh terobosan penting di bidang kesehatan masyarakat, pemberantasan
penyakit dan peningkatan gizi.
Dengan demikian menurut Atmawikarta (2002), terdapat korelasi yang kuat
antara tingkat kesehatan yang baik dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Secara statistik diperkirakan bahwa setiap peningkatan 10 persen dari angka
harapan hidup (AHH) waktu lahir akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
minimal 0,3–0,4 persen pertahun, jika faktor-faktor pertumbuhan lainnya tetap.
Dengan demikian, perbedaan tingkat pertumbuhan tahunan antara negara-negara
1(Amich Alhumami- Kompas, 6/8/2004)
23
maju yang mempunyai AHH tinggi (77 tahun) dengan negara-negara sedang
berkembang dengan AHH rendah (49 tahun) adalah sekitar 1,6 persen, dan
pengaruh ini akan terakumulasi terus menerus.
Peningkatan kesejahteraan ekonomi sebagai akibat dari bertambah
panjangnya usia sangatlah penting. Dalam membandingkan tingkat kesejahteraan
antar kelompok masyarakat, dapat merujuk pada angka harapan hidup. Di negara-
negara yang tingkat kesehatannya lebih baik, setiap individu memiliki rata-rata
hidup lebih lama, dengan demikian secara ekonomis mempunyai peluang untuk
memperoleh pendapatan lebih tinggi. Keluarga yang usia harapan hidupnya lebih
panjang, cenderung untuk menginvestasikan pendapatannya di bidang pendidikan
dan menabung. Dengan demikian, tabungan nasional dan investasi akan
meningkat, dan pada selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
2.1.5 Pendapatan Per Kapita
Pembangunan manusia dapat diartikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan pendapatan per kapita suatu masyarakat terus-menerus bertambah
dalam jangka panjang. Menurut Sukirno (2006), pendapatan perkapita dapat
digunakan untuk tiga tujuan berikut: (i) menentukan tingkat kesejahteraan yang
dicapai suatu negara pada suatu tahun tertentu; (ii) menggambarkan tingkat
kelajuan atau kecepatan pembangunan ekonomi dunia dan di berbagai negara;
dan (iii) menunjukkan jurang pembangunan di antara berbagai negara.
Merujuk pada penggunaan pendapatan perkapita tersebut, maka pendapatan
per kapita dapat digunakan dalam mengukur daya beli masyarakat yang kemudian
berkaitan dengan kesejahteraan yang dicapai dalam suatu negara. Pendapatan
perkapita didefinisikan sebagai besarnya pendapatan rata–rata penduduk di suatu
negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan
nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan
perkapita juga merefleksikan Produk Domestik Bruto (PDB) perkapita.
Produk domestik bruto per kapita atau produk domestik regional bruto per
kapita pada skala daerah dapat digunakan sebagai pengukur pertumbuhan
ekonomi yang lebih baik karena lebih tepat mencerminkan kesejahteraan
penduduk suatu negara daripada nilai PDB atau PDRB saja. Produk domestik
24
bruto per kapita baik di tingkat nasional maupun di daerah adalah jumlah PDB
nasional atau PRDB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk di negara
maupun di daerah yang bersangkutan, atau dapat disebut juga sebagai PDB atau
PDRB rata-rata (Prastyo, 2010).
Bank Dunia menggunakan Produk Nasional Bruto (PNB), bukan PDB
sebagai alat ukur perkembangan ekonomi suatu negara, yaitu dengan
memperhitungkan pendapatan bersih dan faktor produksi milik orang asing.
Walaupun PDB atau PNB per kapita merupakan alat pengukur yang lebih baik,
namun tetap belum mencerminkan kesejahteraan penduduk secara tepat, karena
PDB rata-rata tidak mencerminkan kesejahteraan ekonomi yang sesungguhnya
dirasakan oleh setiap orang di suatu negara. Dapat saja angka-angka rata-rata
tersebut tinggi, namun sesungguhnya ada penduduk atau sekolompok penduduk
yang tidak menerima pendapatan sama sekali. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan
unsur distribusi pendapatan di antara penduduksuatunegara. Dengan
memperhatikan unsur distribusi pendapatan itu, maka PDB atau PNB per kapita
yang tinggi disertai distribusi pendapatan yang lebih merata akan mencerminkan
kesejahteraan ekonomi yang lebih baik daripada bila pendapatan per kapitanya
tinggi namun ada distribusi pendapatan yang tidak merata. Meskipun demikian,
demi sederhananya pengukuran, pendapatan per kapita tetap merupakan alat
pengukur yang unggul dibanding dengan alat-alat pengukur yang lain (Prastyo,
2010).
2.1.6 Indeks Pembangunan Manusia
Perkembangan manusia secara berkelanjutan merupakan hal penting yang
perlu diukur dengan pengukuran indikator komposit yang cukup representatif.
Ukuran pembangunan manusia yang populer adalah Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) yang diperkenalkan oleh UNDP dalam laporannya pada Human
development Report tahun 1997. UNDP berupaya menggantikan ukuran
kemiskinan “pendapatan” Bank Dunia dengan ukuran kemiskinan “manusia”.
Satuan inilah yang kemudian dinamakan Indeks Kemiskinan Manusia (Human
Poverty Indeks-HPI atau populer juga dengan Indeks Pembangunan Manusia.
Menurut UNDP, kemiskinan manusia harus diukur dalam satuan hilangnya tiga
25
hal utama, yaitu kehidupan yang diukur dari harapan hidup penduduknya. Di
negara-negara miskin lebih dari 30 persen penduduknya cenderung memiliki
harapan hidup tidak lebih dari 40 tahun. Kemiskinan juga dihitung dari
pendidikan dasar yang diukur melalui persentase penduduk dewasa yang buta
huruf dan keseluruhan ketetapan ekonomi yang diukur oleh persentase penduduk
yang tidak memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan dan air bersih ditambah
persentase anak dibawah 5 tahun yang kekurangan berat badan. Angka HPI yang
rendah berarti menunjukkan hal yang bagus (yakni, sedikitnya persentase
penduduk yang mengalami kehilangan 3 hal tersebut). Sementara HPI yang lebih
tinggi menunjukkan kehilangan yang lebih besar.
Dengan kata lain Indeks pembangunan mencakup tiga komponen yang
dianggap mendasar bagimanusia dan secara operasional mudah dihitung untuk
menghasilkan suatu ukuranyang merefleksikan upaya pembangunan manusia.
Ketiga aspek tersebut berkaitandengan peluang hidup (longevity), pengetahuan
(knowledge), dan hidup layak(decent living). Peluang hidup dihitung berdasarkan
angka harapan hidup ketika lahir; pengetahuan diukur berdasarkan rata-rata lama
sekolah angka melek hurufpenduduk usia 15 tahun keatas; dan hidup layak diukur
dengan pengeluaran perkapita yang didasarkan pada Purchasing Power Parity
(paritas daya beli dalamrupiah).Usia hidup diukur dengan angka harapan hidup
atau e0 yang dihitungmenggunakan metode tidak langsung (metode Brass, varian
Trussel) berdasarkan variabel rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anak yang
masih hidup. Komponen pengetahuan diukur dengan angka melek huruf dan rata-
rata lama sekolah yang dihitung berdasarkan data Suseda. Sebagai catatan, UNDP
dalam publikasi tahunan Human Development Report (HDR). Indikator angka
melek huruf diperoleh dari variabel kemampuan membaca dan menulis,
sedangkan indikator rata-rata lama sekolah dihitung dengan menggunakan dua
variabel secara simultan; yaitu tingkat/kelas yang sedang/pernah dijalani dan
jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Komponen standar hidup layak
diukur dengan indikator rata-rata konsumsi riil yang telah disesuaikan. Sebagai
catatan, UNDP menggunakan indikator Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita
riil yang telah disesuaikan (adjusted real GDP percapita) sebagai ukuran
komponen tersebut karena tidak tersedia indikator lain yang lebih baik untuk
26
keperluan perbandingan antar negara. Secara singkat konsep IPM dapat
digambarkan sebagai berikut:
IPM Dimensi UmurPanjang danHidup Sehat
Pengetahuan StandarKehidupanLayak
Indikator HarapanHidup saatlahir
TingkatMelekHurufDewasa(Lit)
Rata-ratalamanyabersekolah(MYS)
Pengeluaranriil perkapita(PPP rupiah)
Dimension Indeks IndeksHarapanHidup
IndeksPendapatan
Indeks Pendidikan
Indeks Pembangunan ManusiaGambar 2.2Alur Konsep IPM
Sumber: BPS, 2010
BPS memberikan ilustrasi penghitungan IPM sebagai berikut:
1. Penduduk miskin berpengaruh signifikannegatif terhadap IPM
2. Anggaran pembangunan sosial sebagaiindikator pembiayaan pembangunanmanusia dan persentase rumah tangga yangmempunyai akses air bersih sebagaiindikator kesehatan yang juga digunakansebagai proksi distribusi pendapatanberpengaruh signifikan secara positifterhadap IPM dan bersifat inelastis.
3. Pengeluran rumah tangga, PDRB, investasi,sarana pendidikan, sarana kesehatanberpengaruh signifikan secara positifterhadap IPM dan bersifat elastis.
2 Alam,Jauharul
2006 KabupatenBekasi
IPM= f (PDRB per kapita, jumlahgedung SD/MI, rasio guru terhadapmurid SD/MI, jumlah saranakesehatan, rasio tenaga medis, rumahtangga yang dapat mengakses airbersih, kepadatan penduduk)
1. PDRB, rasio guru terhadap murid SD,kepadatan penduduk, dan rumah tanggayang memiliki akses terhadap air bersihsignifikan mempengaruhi IPM di kabupatenBekasi
2. Disparitas pendapatan yang tinggi diKabupaten Bekasi tidak serta mertamenyebabkan tingginya disparitas IPM
1. FDI berpengaruh signifikan terhadapHDI dimana kenaikan HDI menyebabkankesempatan kerja meningkat danmenaikkan standar hidup.
43
2. (Ex-IM) atau balance of tradeberpengaruh signifikan terhadap HDIdimana standar hidup meningkatdikarenakan banyaknya ekspor.
3. GDP riil tidak signifikan terhadap HDI.Peningkatan GDP riil justru menyebakanmakin tingginya kesenjangan sosialkarena pergerakan sumber daya yangtidak efektif dan kegagalan pemerintahterhadap kebijakan fiskal.
4 Yanuarta,Hendra
2009 Lampung Barat IPMt = β0 + β1Pendidikant-1 +β2Kesehatant-1 + β3Ekonomit-1+εt
1. Belanja pembangunan, belanjapendidikan, dan belanja kesehatanmempunyai pengaruh signifikan terhadappeningkatan IPM.
2. Prioritas utama pembangunan sektorpendidikan adalah program sekolahgratis, rehabilitasi sekolah, pemerataanguru, peningkatan kompetisi guru,pengadaan sarana pendidikan,pembentukan PKBM, pembangunansekolah, peningkatan insentif guru, danpendidikan D2 bagi guru SD. Prioritaspembangunan dalam bidang kesehatanadalah pengobatan gratis, revitalisasiposyandu, pengadaan dokter dan bidan.Sementara prioritas utama bidangperekonomian adalah diklat angkatankerja.
44
2.3 Kerangka Pemikiran
Indeks pembangunan mencakup tiga komponen yang dianggap mendasar
bagimanusia dan secara operasional mudah dihitung untuk menghasilkan suatu
ukuranyang merefleksikan upaya pembangunan manusia. Ketiga aspek tersebut
berkaitandengan peluang hidup (longevity), pengetahuan (knowledge), dan hidup
layak(decent living).
Dalam mencapai indeks pembangunan yang berkualitas terdapat faktor-
faktor penghambat dan faktor pendukung. Faktor penghambat diantaranya adalah
tingkat kemiskinan, sementara faktor pendukung adalah sarana infrastruktur.
Dengan demikian kebijakan yang efektif sangat menentukan peningkatan IPM
sehingga faktor penghambat tidak mempengaruhi laju IPM di suatu daerah.
Kebijakan pemerintah terdiri dari pro growth dan pro poor, dimana tiap-tiap
kebijakan tersebut mempunyai fokus yang berbeda. Kebijakan pro growth salah
satunya adalah dengan melakukan perbaikan-perbaikan infrastruktur. Perbaikan
infrastruktur ini akan meningkatkan investasi sehingga akan membuka lapangan
pekerjaan yang selanjutnya akan meningkatkan pendapatan perkapita bagi
masyarakat. Pendapatan perkapita ini akan memudahkan masyarakat mengakses
pendidikan dan kesehatan yang selanjutnya meningkatkan indeks pembangunan
manusia.
Kebijakan pro poor terdiri dari jaminan sosial dan pelayanan sosial.
Pelayanan sosial dilakukan dengan membangun sarana dan prasarana kesehatan
dan pendidikan. Sementara Jaminan sosial lebih menekankan pada peningkatan
pendapatan per kapita masyarakat. Dengan demikian jaminan sosial dan
pelayanan sosial ini dapat meningkatkan pembangunan manusia.
Pembangunan manusia menyatukan antara aspek produksi dan distribusi
komoditas, serta peningkatan dan pemanfaatan kemampuan manusia.
Pembangunan manusia melihat secara bersamaan semua isu dalam masyarakat;
pertumbuhan ekonomi, perdagangan, ketenagakerjaan, kebebasan politik ataupun
nilai-nilai kultural dari sudut pandang manusia. Dengan demikian, pembangunan
manusia tidak hanya memperhatikan sektor sosial, tetapi merupakan pendekatan